Penentuan Harga Jual dalam Perspektif Al-Tawazun
(Studi pada RM Ayam Bakar Wong Solo)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
pada Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Alauddin Makassar
Oleh:
Safirah Meutia
90400116140
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2020
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiiswa yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Safirah Meutia
Nim : 90400116140
Tempat/ Tanggal Lahir : Pambusuang, 25 Juli 1998
Jur/Prodi/Konsentrasi : Akuntansi
Fakultas/ Program : Ekonomi dan Bisnis Islam
Alamat : Samata
Judul : Penentuan Harga Jual dalam Perspektif Al-
Tawazun (Studi pada RM Ayam Bakar Wong
Solo)
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini
merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Samata-Gowa, 14 Februari 2021
Penyusun,
Safirah Meutia
90400116140
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, zat yang menurut Al-
Qur’an kepada yang tidak diragukan sedikitpun ajaran yang dikandungnya, yang
senantiasa mencurahkan dan melimpahkan kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya
dan dengan hidayah-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Salawat dan Salam kepada rasulullah Muhammad SAW. yang merupakan rahmatan
Lil Alamin yang mengeluarkan manusia dari lumpur jahiliyah, menuju kepada
peradaban yang Islami. Semoga jalan yang dirintis beliau tetap menjadi obor bagi
perjalanan hidup manusia, sehingga ia selamat dunia akhirat.
Skripsi dengan judul “Penentuan Harga Jual dalam Perspektif Al-
Tawazun” penulis hadirkan sebagai salah satu prasyarat untuk menyelesaikan studi
S1 dan memperoleh gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.
Sejak awal terlintas dalam pikiran penulis akan adanya hambatan dan
rintangan, namun dengan adanya bantuan moril maupun materil dari segenap pihak
yang telah membantu memudahkan langkah penulis. Menyadari hal tersebut, maka
penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak
yang telah membantu penyelesaian skipsi ini.
Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih kepada kedua orang tua
tercinta Ibunda Haeriah Waris dan Ayahanda Pudael yang telah melahirkan,
iv
mengasuh, membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil dengan sepenuh hati
dalam buaian kasih sayang kepada penulis.
Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak,
diantaranya :
1. Bapak Prof. H. Hamdan Juhanis, MA., Ph.D selaku Rektor beserta Wakil
Rektor I, II, III dan IV UIN Alauddin Makassar.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M.Ag selaku Dekan beserta Wakil Dekan
I, II, dan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar.
3. Bapak Memen Suwandi, SE,. M.Si selaku Ketua Jurusan dan Ibu Dr. Lince
Bulutoding SE., M.Si.Ak, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi UIN Alauddin
Makassar.
4. Bapak Mustakim Muchlis, S.E., M. Si., Akt selaku Penasihat Akademik yang
selalu memberikan nasihat kepada penulis.
5. Bapak Saiful, SE,. M.SA., Ak selaku pembimbing I dan Bapak Mustafa Umar,
S.Ag., M.Ag selaku pembimbing II yang dengan keikhlasannya telah bersedia
meluangkan waktu ditengah kesibukannya dan memberikan bimbingan serta
petunjuk kepada penulis sampai selesainya skripsi ini. Penulis secara pribadi
memohon maaf atas segala kekurangan serta kekhilafan jikalau sempat
membuat kecewa selama proses bimbingan skripsi ini, semoga doa dan
dukungan Bapak menjadi berkah untuk penulis kedepannya.
6. Bapak Dr. Muh. Wahyuddin Abdullah, SE., M.Si., Ak., dan Dr. Lince
Bulutoding, SE., M.SA., Ak selaku dosen penguji, terima kasih telah
v
meluangkan waktunya dalam ujian seminar, terima kasih telah memberikan
petunjuk, saran dan masukan kepada penulis.
7. Bapak Dr. Syaharuddin, SE., M.Si., Bapak Memen Suwandi, SE., M.Si., dan
Bapak Andi Wawo, SE., M.Sc., Akt selaku penguji komprehensif yang telah
meluangkan waktunya selama proses ujian komprehensif ini hingga penulis
dapat melanjutkan ke proses selanjutnya yaitu seminar hasil.
8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar
yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat. Penulis
ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh dosen atas
kesalahan dan tingkah laku yang penulis lakukan selama ini, baik sewaktu
kuliah dan selama penyusunan skripsi ini.
9. Seluruh staf akademik, staf tata usaha, serta staf jurusan Akuntansi UIN
Alauddin Makassar.
10. Kepada pihak RM Ayam Bakar Wong Solo yang telah memberi izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian.
11. Sepupu-sepupu terima kasih karena selama kuliah selalu siap dan ada kalau
penulis membutuhkan kalian. Terkhusus Hj. Ijlal Hatta, Andi Maryam,
Abdillah Alimuddin, dan Nurhafidza Ilham yang dari MABA telah banyak
membantu dan selalu memberi kasih sayangnya sampai akhir semester ini.
Penulis sadar bahwa selama kuliah penulis sangat merepotkan.
12. Sahabat seperjuangan Liana Safitri, Andi Naimah Syakir, Kartini Syamsul, dan
Nurasia Asis. Terima kasih atas cerita yang kita rangkai dari awal kuliah
sampai dititik ini, dan terima kasih sudah banyak membantu mengerjakan tugas
vi
kuliah sampai tugas penyelesaian skripsi. Saudariku Ellha Elvira Bahrun
terima kasih selalu menyemangati dan membnatu penulis diakhir semester ini.
13. Kawan-kawanku Saidiman, Didi Permadi Sukur, dan Nur Azhari Amir. Terima
kasih sudah banyak berpartisipasi kepada penulis selama kuliah meskipun
menyusahkannya lebih banyak. Untuk Iclashul Amal, terima kasih selalu
membantu penulis dalam mengerjakan tugas dan membantu dalam segala hal
apapun itu selama kuliah.
14. Teman jalanku Mutaammidan dan Mawaddah Warahmah, terima kasih sudah
jadi teman senang maupun susah dan selalu membantu penulis selama ini.
15. Teman-teman kost belakang Dakwah sekaligus teman kampung Rabiahtul
Adawiah, Mawaddah dan Fitriah, atas segala cerita suka maupun duka penulis
mengucapkan banyak terima kasih. Terima kasih juga karena sudah memberi
tempat istirahat, perhatian dan kasih sayangnya selama penulis berkuliah.
Untuk sahabat Bahar Baso terima kasih selalu membantu jikalau penulis butuh
bantuan.
16. Kepada kakak-kakak terima kasih sudah banyak bersabar, membantu,
mengajar, dan memberi semangat kepada penulis dalam mengerjakan skripsi.
17. Rekan-rekan seperjuanganku Angkatan 2016 (COASTER), terkhusus Kelas D
terima kasih atas segala motivasi dan bantuannya selama penyelesaian skripsi
ini serta telah menjadi teman yang hebat bagi penulis.
18. Seluruh mahasiswa jurusan akuntansi UIN Alauddin Makassar, Kakak-kakak
maupun adik-adik tercinta, terimakasih atas persaudaraannya.
vii
19. Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi dan Senat Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, organisasi dimana tempat penulis belajar banyak
hal dan membangun kebersamaan dan pengalaman yang luar biasa.
20. Teman-teman KKN posko 8 Desa Tombolo Kabupaten Jeneponto, terima kasih
untuk kalian yang selalu memberikan dukungan dan selalu menyemangati
penulis sampai diakhir penulisan skripsi ini.
21. Semua keluarga, teman-teman, dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan
satu per satu yang telah membantu penulis dengan ikhlas dalam banyak hal
yang berhubungan dengan penyelesaian studi penulis.
22. Terima kasih kepada Mcdonald Indonesia, Burger King Indonesia, dan Warkop
Jaynet karena telah menyediakan wi-fi, makan dan minuman yang enak.
Akhirnya dengan segala keterbukaan dan ketulusan, skripsi ini penulis
persembahkan sebagai upaya maksimal dan memenuhi salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada UIN Alauddin Makassar dan semoga
skripsi yang penulis persembahkan ini dapat bermanfaat. Aamiin. Kesempurnaan
hanyalah milik Allah dan kekurangan tentu datangnya dari penulis. Kiranya dengan
semakin bertambahnya wawasan dan pengetahuan, kita semakin menyadari bahwa
Allah adalah sumber segala sumber ilmu pengetahuan sehingga dapat menjadi
manusia yang bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Penulis,
SAFIRAH MEUTIA
NIM. 90400116140
viii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................................... i
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................. Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xi
ABSTRAK ...................................................................................................................... xii
BAB I ................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 7
C. Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian ................................................................. 8
D. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 9
E. Novelty.................................................................................................................. 10
F. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 11
G. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 11
BAB II ............................................................................................................................. 13
KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................................... 13
A. Al-tawazun ........................................................................................................... 13
B. Stewardship Theory ............................................................................................. 15
C. Harga Jual ........................................................................................................... 17
D. Biaya Produksi ..................................................................................................... 22
E. Margin Keuntungan ............................................................................................ 27
F. Penentuan Harga Jual berdasarkan Konsep Al-tawazun ................................... 28
G. Rerangka Pikir ..................................................................................................... 30
BAB III ........................................................................................................................... 32
METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................... 32
A. Jenis dan Lokasi Penelitian ................................................................................. 32
B. Pendekatan Penelitian ......................................................................................... 33
ix
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................................ 33
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................................. 34
E. Instrumen Penelitian ........................................................................................... 37
F. Metode Analisis Data ........................................................................................... 37
G. Al-Tawazun sebagai Alat Analisis Data .............................................................. 41
H. Uji Keabsahan Data ............................................................................................. 42
BAB IV ............................................................................................................................ 46
HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 46
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................... 46
1. Sejarah RM Ayam Bakar Wong Solo Cabang Makassar ........................... 46
2. Letak dan Lokasi ............................................................................................ 47
3. Visi dan Misi ................................................................................................... 48
4. Struktur Organisasi ....................................................................................... 49
5. Letak Geografis RM Ayam Bakar Wong Solo ............................................. 51
6. Status Pegawai ................................................................................................ 51
7. Jam Kerja Karyawan ..................................................................................... 52
8. Fasilitas Perusahaan....................................................................................... 52
9. Kegiatan Perusahaan ..................................................................................... 53
B. Hasil dan Pembahasan ........................................................................................ 54
1. Penentuan Harga Jual pada Ayam Bakar di RM Ayam Bakar Wong Solo
......................................................................................................................... 54
2. Peran konsep Al-Tawazun dalam Penentuan harga jual RM Ayam Bakar
Wongsolo ........................................................................................................ 59
3. Konsep Al-Tawazun dalam Mewujudkan Keseimbangan Harga Jual RM
Ayam Bakar Wong Solo ................................................................................ 63
BAB V ............................................................................................................................. 70
PENUTUP ...................................................................................................................... 70
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 70
B. Keterbatasan penelitian ....................................................................................... 70
C. Saran Penelitian .................................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 72
LAMPIRAN ................................................................................................................... 77
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Rerangka Pikir ................................................................................. 30
Gambar 3.1 Model Analisis Data ........................................................................ 38
Gambar 3.2 Arah Analisis Data ........................................................................ 43
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Fokus & Deskripsi Fokus Penelitian ..................................................... 8
Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 9
Tabel 4.1 Struktur Organisasi ............................................................................ 49
Tabel 4.2 Penentuan Harga Jual di RM Ayam Bakar Wong Solo ..................... 59
Tabel 4.3 Peran Al-Tawazun dalam Mewujudkan Keseimbangan Harga Jual RM
Ayam Bakar Wong Solo ..................................................................... 62
Tabel 4.4 Perwujudan Keseimbangan Harga dalam Konsep Al-Tawazun ............ 69
xii
ABSTRAK
NAMA : SAFIRAH MEUTIA
NIM : 90400116140
JUDUL : PENENTUAN HARGA JUAL DALAM PERSPEKTIF AL-
TAWAZUN (STUDI PADA RM AYAM BAKAR WONG
SOLO)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penentuan harga jual
produk pada RM Ayam Bakar Wong Solo, bagaimana peran konsep al-tawazun
dalam penentuan harga jual produk pada RM Ayam Bakar Wong Solo, dan
bagaimana konsep al-tawazun mewujudkan keseimbangan harga jual pada RM
Ayam Bakar Wong Solo.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
interpretif. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara yang kemudian
direduksi dan dibuat kesimpulan akhir untuk keabsahan data sendiri digunakan
triangulasi sumber data.
Hasil penelitian ini menunjukkan penentuan harga jual produk di RM Ayam
Bakar Wong Solo dilakukan dengan menggunakan metode penetapan harga biaya-
plus yang memperhitungkan harga bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead sebelum dijumlahkan dengan margin keuntungan. Penentuan harga jual
produk di RM Ayam Bakar Wong Solo secara umum sudah sesuai degan konsep
al-tawazun meskipun mereka menyatakan bahwa konsep ini tidak relevan untuk
digunakan pada usaha mereka. Konsep al-tawazun secara spesifik dapat membuat
penetapan harga jual di RM Ayam Bakar Wong Solo dilakukan secara efektif guna
mengahdirkan harga jual produk yang seimbang.
Kata kunci: Al-tawazun, Harga Jual, RM Ayam Bakar Wong Solo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan merupakan organisasi dimana sumber daya (input), seperti
bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang dan jasa (output)
bagi pelanggan. Tujuan dari perusahaan secara umum ialah menghasilkan
laba/keuntungan (Soei dkk., 2014). Persaingan di era globalisasi saat ini sudah
semakin kompetitif di antara para pelaku usaha yang ada, maka dari itu pihak
manajemen pertanggung-jawaban mempunyai peran yang sangat penting dalam
pencapaian tujuan, Manajemen berkemampuan untuk melihat kemungkinan dan
kesempatan di masa yang akan datang. Manajemen perusahaan adalah merupakan
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh para anggota organisasi dalam upaya
mencapai sasaran organisasi. Manajemen memiliki peran penting dalam hal
penentuan harga jual dimana efektifitas penentuan harga jual dinilai atas
kemampuan pusat biaya dalam mencapai volume produksi yang diharapkan pada
tingkat kualitas tertentu (Massie dkk., 2018). Harga merupakan elemen penting
dalam strategi pemasaran dan harus senantiasa dilihat dalam hubungannya dan
strategi pemasaran.
Harga jual merupakan hal yang sangat penting dalam setiap bisnis dalam
industri manapun yang akan digeluti oleh setiap pelaku bisnis. Harga jual akan
menunjukkan seberapa besar manfaat dan nilai yang akan diberikan kepada
konsumen dengan memperhatikan sejumlah pengorbanan (cost) yang mereka
keluarkan. Harga jual harus mendapat perhatian khusus, karena akan menentukan
2
harga produk dipasaran nantinya. Namun, penentuan harga jual ini masih
mengalami banyak kendala dan tantangan, utamanya menyoal bagaimana
menghadirkan distribusi biaya yang seimbang diantara semua komponen
pembentuk harga jual produk. Sari (2019) mengungkapkan bahwa untuk
memberikan keputusan mengenai penetapan harga produk merupakan hal yang
sangatlah penting dan tidaklah mudah untuk dilakukan. Penetapan harga harus
ditetapkan secara tepat, cermat, dan akurat. Hal ini dilakukan agar suatu pabrik
dapat bersaing dengan pabrik-pabrik lain yang memproduksi produk sejenis dalam
kurun waktu yang relatif lama.
Manein dkk, (2020) mengungkapkan bahwa sekarang ini industri
manufaktur, perusahaan dagang, maupun perusahaan jasa, sudah sangat banyak,
baik dalam skala makro maupun mikro, maka masing-masing perusahaan
melakukan pembenahan terutama mengenai kualitas produksi, agar terhindar dari
permasalahan yang rumit seperti adanya persaingan ketat dibidang perekonomian
serta usaha-usaha yang dilakukan untuk mendapatkan laba dan menguasai pangsa
pasar. Disisi lain perusahaan harus berusaha untuk meningkatkan kuantitas dan juga
kualitas agar dapat bersaing dengan perusahaan yang lain. Setiap pelaku usaha kecil
dan menengah dituntut lebih efektif dan efisien dalam menjalankan usahanya
sehingga memiliki daya saing dengan para kompetitornya.
Menurut Hornorgen dkk. (2012) dalam menentukan harga ,jual pelaku
bisnis harus memperhatikan aspek jangka pendek dan aspek jangka panjang. Untuk
aspek jangka pendek, pelaku bisnis harus bisa mendapatkan laba sehingga kegiatan
produksi di periode berikutnya dapat berjalan dengan baik, sedangkan aspek dalam
3
jangka panjang pelaku bisnis juga perlu memperhatikan aspek hubungan baik
jangka panjang dengan konsumen dan prospek pengembangan bisnis. Sejalan
dengan penelitian Toar dkk. (2017) yang mengatakan bahwa dalam menentukan
harga jual, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya
yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan yang diantaranya
adalah persaingan, permintaan dan penawaran, biaya, keadaan ekonomi dan lain-
lain. Moray dkk. (2014) mengatakan dalam penelitiannya bahwa dalam penentuan
harga tidak didasarkan pada perkiraa saja, tetapi dengan perhitungan yang akurat
dan teliti. Harga jual harus dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan dan harus
dapat menghasilkan laba yang diinginkan.
Hal yang bisa dilakukan adalah dengan menentukan harga jual yang tentu
saja harus dengan harga yang wajar, tidak terlalu rendah dan juga tidak terlalu tinggi.
Dampak yang terjadi bila salah menentukan harga jual adalah, apabila harga jual
produk terlalu tinggi akan berdampak terhadap lemahnya daya saing perusahaan.
Begitu pula sebaliknya, jika penentuan harga jual terlalu rendah maka dapat
dipastikan laba yang didapat tidak akan maksimal (Lestari dkk., 2019). Sejalan
dengan penelitian Rantung dkk. (2015) yang mengatakan bahwa penetapan harga
suatu barang harus dapat menutup semua ongkos atau bahkan lebih dari itu agar
dapat menghasilkan laba. Apabila terjadi kesalahan dalam perhitungan harga pokok
produksi dapat mengakibatkan penentuan harga yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah. Jika penentuan harga terlalu tinggi akan berakibat kurang menguntungkan.
Karena pembeli akan berkurang, volume penjualan akan berkurang dan sebaliknya,
jika terlalu rendah akan mengakibatkan laba yang diperoleh perusahaan rendah dan
4
semua biaya semakin tidak dapat ditutup dan akhirnya perusahaan bisa menderita
lagi.
Penentuan harga jual produk harus mampu menutup semua biaya perusahaan.
Tondo dkk. (2019) mengungkap bahwa penentuan harga jual yang tepat membuat
manajemen perusahaan dapat menentukan harga jual barang atau produk yang tepat
pula, maka keinginan masyarakat untuk memperoleh produk dengan harga rendah
dapat terealisasi dan perusahaan tetap memperoleh laba dari kegiatan produksi
perusahaan. Macpah (1945) mengungkapkan untuk menentukan harga jual yang
tepat perusahaan harus terlebih dahulu mengetahui harga jual dari produk yang akan
dijual. Sejalan dengan penelitian Komara dan Sudarma (2016) yang mengatakan
bahwa penentuan harga jual produk memerlukan berbagai pertimbangan yang
terintegrasi, mulai dari biaya produksi, biaya operasional, target laba yang
diinginkanoleh perusahaan, daya beli masyarakat, harga jual pesaing, kondisi
perekonomian. Penentuan harga jual produk perusahaan haruslah merupakan
kebijakan yang harus benar-benar dipertimbangkan secara matang dan terintegrasi.
Menurut Rudianto (2013) penetapan harga jual produk memerlukan
berbagai pertimbangan produksi, biaya operasi, dan target laba yang diinginkan
perusahaan, daya beli masyarakat, harga jual pesaing, kondisi perekonomian secara
umum, elastisitas harga produk dan sebagainya. Penentuan harga jual merupakan
salah satu keputusan manajemen. Tujuan dari penentuan harga jual yaitu
mendapatkan profit (maksimalisasi keuntungan), untuk mencapai keuntungan yang
maksimal. Kedua, penentuan harga jual untuk merebut pangsa pasar. Ketiga,
penetapan laba pendapatan maksimal (Utomo dan Utomo, 2014). Penentuan harga
5
jual berfungsi untuk membandingkan harga jual yang sebenarnya dengan standar
harga jual yang ditetapkan, dengan adanya perbandingan tersebut dapat dievaluasi
apakah telah terjadi penyimpangan, baik penyimpangan yang merugikan dan
penyimpangan yang menguntungkan.
Marlina dan Efrianti (2015) mengatakan bahwa penentuan harga jual dapat
diartikan sebagai usaha untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dengan cara
membandingkan harga jual yang akan dipatok dengan harga jual yang ada dipasaran.
Hal ini tentu memerlukan diperlukan upaya-upaya efektif dan efisien. Efektifitas
dan efisiensi dapat tercipta jika manajemen dapat mengolah secara maksimal
seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan berupa: sumber daya manusia,
sumber daya modal, sumber daya mesin dan sumber daya lainnya. Bagaimana agar
produk-produk itu menarik, tentu perusahaan berupaya meningkatkan mutu produk,
menawarkan harga yang wajar, dan meningkatkan pelayanannya. Hal ini dapat
dicapai melalui perencanaan dan penentuan harga jual sehingga diperoleh kegiatan
bisnis yang efektif (Saebani dan Taufik, 2017). Dalam penentuan harga jual harus
seimbang (al-tawazun) antara biaya yang dikeluarkan dengan harga barang yang
diperjualkan.
Keterkaitan antara penentuan harga jual dengan konsep al-tawazun yaitu
untuk menentukan harga jual secara tepat dalam perusahaan agar memiliki margin
keuntungan yang seimbang dan tidak berlebihan. Maryamah (2017)
mengemukakan bahwa sikap Al-tawazun sangat diperlukan oleh seseorang sebagai
insan yang muslim, tujuannya agar kita tidak melakukan sesuatu hal yang
berlebihan. Al-tawazun menurut bahasa berarti keseimbangan, sedangkan menurut
6
istilah merupakan suatu sikap seseorang untuk memilih titik yang seimbang atau
sesuai dalam menghadapi setiap persoalan. Seimbang yang dimaksudkan disini
adalah antara manusia, alam dan islam, dalam artian manusia dimaksudkan untuk
menjaga dan mengelola alam harus seimbang dan jangan sampai berlebih-lebihan.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT. dalam QS. Al-Baqarah ayat143;
ة وسطا ل تكونوا شهداء على سول عليكم شهيدا اس و الن وكذلك جعلناكم أم يكون الر
Artinya:
"Dan demikianlah kami jadikan kamu sekalian (umat Islam) umat
pertengahan (adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi (ukuran penilaian)
atas (sikap dan perbuatan) manusia umumnya dan supaya Allah SWT
menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) kamu sekalian.
(QS al-Baqarah: 143)."
Ayat diatas sesuai dengan saduran tafsir jalalayn dan tafsir Quraish Shihab
dalam kitab Al-Misbah menjelaskan bahwa umat Islam dijadikan umat pertengahan,
yakni umat yang adil dan pilihan, karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan
orang yang menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat dan akan
bersaksi di akhirat bahwa para rasul telah menyampaikan risalah kepada kaumnya,
sebagaimana Nabi kita Rasulullah SAW akan menjadi saksi terhadap umatnya,
bahwa Beliau telah menyampaikan riasalahnya. Mengetahui di sini karena terkait
dengan pahala dan siksa, yakni agar jelas asalannya mengapa orang ini berhak
diberi pahala dan mengapa orang itu berhak disiksa, meskipun Allah SWT. sudah
mengetahui segala perkara sebelum terwujudnya. Hal ini menunjukkan keadilan-
Nya dan penegakkan hujjah terhadap hamba-hamba-Nya.
Apa yang menjadi ushul fiqh surah Al-Baqarah ayat 143 tersebut
memberikan keyakinan kepada peneliti bahwa segala sesuatu yang dilakukan di
7
dunia ini harus berdasarkan kepada asas keadilan yang kemudian bermuara pada
konsep keseimbangan (at-tawaazun), termasuk dalam penentuan harga jual.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian akan menganalisis penerapan metode
Harga Jual pada RM Ayam Bakar Wong Solo. RM Ayam Bakar Wong Solo dipilih
sebagai objek penelitian sebab merupakan salah satu usaha manufaktur atau secara
spesifik bisnis RM yang sudah sangat dikenal dan memiliki cabang diberbagai kota.
B. Rumusan Masalah
Persaingan perusahaan di era globalisasi saat ini menuntut manajemen
untuk mengelola perusahaan dengan sebaik-baiknya. Setiap perusahaan baik dari
jasa, dagang, maupun manufaktur membutuhkan berbagai metode agar
kelangsungan hidup perusahaan tersebut dapat terjaga dengan mengacu kepada
syariat islam. oleh karena itu, terkhusus pada perusahaan manufaktur, hal yang
menjadi perhatian pertama ialah proses produksi, terutama dalam penentuan Harga
Jual agar tidak terjadi harga jual yang terlalu mahal nantinya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan permasalahan dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana penentuan harga jual produk pada RM Ayam Bakar Wong Solo?
2. Bagaimana peran konsep Al-tawazun dalam penentuan harga jual produk
pada RM Ayam Bakar Wong Solo?
3. Bagaimana konsep Al-tawazun mewujudkan keseimbangan harga pada RM.
Ayam Bakar Wong Solo?
8
C. Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian
Penelitian ini merupakan studi terhadap akuntansi biaya yang berfokus pada
penentuan harga jual dengan menggunakan konsep al-tawazun. Penilitian ini di
khususkan untuk memberikan Harga Jual agar kiranya tidak terjadi harga jual yang
sangat tinggi. Hal ini menjadi penting untuk menghindari harga penjualan yang
berlebihan yang mengharuskan perusahaan bekerja lebih keras dalam memasarkan
produksinya.
Penelitian ini mengintegrasikan konsep al-tawazun yang sangat berguna
dalam penentuan keseimbangan biaya produk dan margin keuntungan. Konsep ini
ditawarkan agar kiranya nilai-nilai keberkahan tidak hilang dari rangkaian proses
produksi yang dilakukan oleh RM Ayam Bakar Wong Solo.
Tabel 1.1
Fokus & Deskripsi Fokus Penelitian
No. Item Bahasan Sub- Bahasan
1 Harga Jual - Modal produk (Harga Pokok Produksi)
- Margin keuntungan
2 Al-tawazun - Proporsional
- Kewajaran
- Keterjangkauan
3
Keseimbangan Harga - Keuntungan yang wajar
- Harga yang terjangkau oleh semua kalangan
9
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai penentuan harga jual merupakan salah satu bentuk
topik yang selalu diangkat dalam penelitian pada bidang akuntansi. Dalam hal
ini menyangkut bagaimana perusahaan dalam menggunakan harga jual dengan
sebaik-baiknya.
Tabel 1.2
Penelitian terdahulu
No. Peneliti Metode
penelitian Hasil penelitian
1. Novela Irene Karly
Massie, David P.E
Saerang, dan Victorina
Z. Tirayoh (2018)
Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perusahaan harus mempertahankan
penentuan Harga Jual sehingga
perusahaan dapat mempertahankan
keberlangsungan bisnis perusahaan di
masa yang akan datang.
2. Rukmi Juwita dan
Muhammad Rizal
Satria (2017)
Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan metode target costing
membuat perusahaan lebih efisien
dalam menghitung harga jual. Selain
itu, harga jual pun akan lebih
terkendalikan oleh metode tersebut.
3. Akhmad Saebani, dan
Eindye Taufik (2017)
Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa
suatu usaha mikro kecil dan menengah
membutuhkan sebuah penentuan harga
jual. Hal ini dikarenakan adanya
penentuan harga jual maka overcost
pada sebuah produk dapat
diminimalisir.
4. Turmudi, M. (2017) Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sikap Al-tawazun sangat diperlukan
oleh seseorang sebagai insan yang
muslim dalam menentukan harga jual,
tujuannya agar dalam menentukan
harga jual tidak melakukan hal yang
berlebihan. Islam memotivasi untuk
memanfaatkan kebutuhan untuk tidak
10
berlebih-lebihan dalam mendekatkan
diri kepada Allah SWT. Karena Allah
menyandingkan seseorang yang
berperilaku berlebih-lebihan dengan
setan sebagai saudaranya.
E. Novelty
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian
sebelumnya terkait penentuan harga jual. Penelitian-penelitian sebelumnya
difokuskan kepada bagaimana penentuan harga jual dengan berbagai metode yang
telah ada sebelumnya, sedangkan dalam penelitian ini berfokus untuk melihat
apakah penentuan harga jual pada objek penelitian yang dituju sudah sesuai dengan
konsep al-tawazun. Al-tawazun merupakan konsep keseimbangan dalam islam
yang integrasinya diharapkan mampu menghadirkan penentuan harga jual sesuai
dengan margin keuntungan yang diperbolehkan dalam ajaran agama islam.
Secara spesifik penelitian ini ingin mengkaji bagaimana penentuan harga
jual produk pada RM Ayam Bakar Wong Solo dan melihat apakah penentuan harga
tersebut sudah diseimbangkan dengan margin keuntungan dan keterjangkauan
harga. Guna mencapai hal tersebut, konsep al-tawazun kemudian diintegrasikan
sebagai alat analisis sejauh mana penerapan konsep keseimbangan yang digunakan
oleh RM Ayam Bakar Wong Solo dalam penentuan harga produknya.
11
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disajikan
sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana metode penentuan harga jual produk pada
RM Ayam Bakar Wong Solo.
2. Untuk mengetahui bagaimana kesesuaian penentuan harga jual produk pada
RM Ayam Bakar Wong Solo dengan konsep Al-tawazun.
3. Untuk mengetahui bagaimana konsep Al-tawazun mewujudkan
keseimbangan harga pada RM Ayam Bakar Wong Solo.
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoritis yang diharapkan adalah agar dapat memberikan
keluaran berupa penentuan harga jual yang seimbang. Demi mewujudkan
hal tersebut, konsep al-tawazun kemudian diintegrasikan guna mewujudkan
keseimbangan antara profit dan benefit yang diharapkan dari suatu produk.
Hal ini dimaksudkan agar penentuan harga jual disesuaikan dengan kondisi
masyarakat atau dengan kata lain dapat dijangkau oleh seluruh elemen
masyarakat. Selain itu, hal yang ingin dicapai adalah agar margin
keuntungan tidak terlalu tinggi atau berlebihan. Pengembangan yang
dilakukan adalah dengan menggunakan kombinasi antara metode penentuan
harga jual yang telah ada dengan konsep at-tawaazun yang merupakan
konsep keseimbangan dalam islam.
12
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dimaksudkan agar penentuan harga jual suatu produk
pada sebuah perusahaan dapat disesuaikan dengan margin keuntungan
wajar, agar penjualan dapat ditingkatkan dan pelanggan tetap loyal dalam
bingkai keberkahan yang ada dalam konsep al-tawazun yang
mengedepankan efesiensi dan ketepatan harga jual. Manfaat praktis yang
diharapkan adalah agar penentuan harga jual dapat di efisiensi sebagaimana
yang telah dijelaskan dalam konsep at-tawaazun. Praktik ini dimaksudkan
guna menekan pemborosan biaya yang mengakibatkan tingginya harga jual
produk.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Al-tawazun
Ajaran Islam yang rahmatan lil’alamin tentunya akan melahirkan sistem
perekonomian yang rahmatan lil’alamin pula, oleh karenanya karakteristik
ekonomi islam mencakup aspek normatif-idealis-deduktif, serta historis-empiris-
induktif (Fauzia dan Riyadi, 2015). Karakteristik ekonomi islam t ersebut
diantaranya adalah Al- Tawazun (keseimbangan antara materi dan spiritual) dimana
islam memotivasi manusia untuk mencari rezeki serta memanfaatkannya sesuai
dengan kebutuhan dan tidak berlebih-lebihan dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Karena Allah menyandingkan seseorang yang berperilaku
berlebih-lebihan (mubadzir) dengan setan sebagai saudaranya (Turmudi, 2017). Hal
ini sebagaimana telah disebutkan Allah dalam firman-Nya;
ا اخوان الشيطي رين كانو ب ه كفوران وكان الشيطن لر ان المبذ
Artinya:
"Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan
setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS. Al-Isra':17:27)
Berdasarkan tafsir jalalayn dan tafsir Quraish Shihab dalam kitab Al-
Misbah, ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang menghambur-hamburkan
harta secara berlebihan (boros) adalah saudara- saudara setan. Mereka menerima
godaan manakala setan-setan memperdaya mereka agar terjerumus dalam
kerusakan dan membelanjakan
14
harta secara tidak benar. Kebiasaan setan adalah selalu kufur terhadap
nikmat Tuhan. Demikian pula kawannya, akan sama seperti sifat setan. Jika ushul
fiqh ini kemudian dikaitkan dengan harga jual, makan sangat jelas bahwa biaya
yang dikeluarkan harus ditakar sedemikan rupa agar tidak terjadi pemborosan
sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat di atas. Di sinilah kemudian konsep al-
tawazun diharapkan bisa diintegrasikan ke dalam penentuan harga jual.
Sikap Al-tawazun sangat diperlukan oleh seseorang sebagai insan yang
muslim, tujuannya agar kita tidak melakukan sesuatu hal yang berlebihan. Al-
tawazun menurut bahasa berarti keseimbangan, sedangkan menurut istilah
merupakan suatu sikap seseorang untuk memilih titik yang seimbang atau sesuai
dalam menghadapi setiap persoalan. Seimbang yang dimaksudkan disini adalah
antara manusia, alam dan islam, dalam artian manusia dimaksudkan untuk menjaga
dan mengelola alam harus seimbang dan jangan sampai berlebih-lebihan dalam
mengelola sumber daya yang ada agar tidak membuat kerusakan terhadap
ekspoitasi alam yang berlebihan.
Allah telah mengisyaratkan dalam banyak ayat-ayat al-Quran, agar kita
hidup dengan keseimbangan, karena dengan hidup seimbang manusia akan
mendapatkan kebahagiaan tanpa harus melalaikan dan meninggalkan yang lain.
Sebagaimana Allah telah menjadikan alam beserta isinya berada dalam sebuah
keseimbangan. Seperti penjelasan surat ar-rahman ayat 7:
15
وٱلسماء رفعها ووضع ٱلميزان
Artinya:
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca
(keadilan) ”(QS. Ar-Rahman:7).
Mizan yang disebutkan pada ayat di atas bukan hanya neraca (mizan) yang
kita ketahui, akan tetapi yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah seperti yang
dikemukakan, termasuk di dalamnya mizan tersebut, juga alat untuk menakar
barang, alat-alat untuk mengetahui segala sesuatu yang belum diketahui, serta
hakikat kebenaran yang dengannya diputuskan perkara makhluk dan ditegakkan
keadilan di antara mereka. Oleh sebab itu Allah berfirman, “Supaya kamu jangan
melampaui batas tentang neraca itu,” yakni Allah meletakkan neraca (keadilan)
agar mereka tidak melampaui batas di dalam timbangan, karena apabila perkara ini
dikembalikan kepada akal dan pemikiran kalian, niscaya akan terjadi kekacauan
yang Allah Mahatahu akan hal itu, dan akan rusaklah langit dan bumi serta apa yang
ada pada keduanya. Ayat di atas dapat dimaknai bahwa Allah menyebutkan telah
meletakkan neraca (keadilan) ditengah-tengah manusia sebagai sebuah patokan
dalam bertindak dan bersikap secara seimbang, dengan memperhatikan seluruh
aspek mulai dari lingkungan hingga sosial.
B. Stewardship Theory
Teori stewardship adalah teori yang dicetuskan oleh Donaldson dan Davis
tahun 1989. Teori Stewardship menjelaskan situasi dimana manajer sebagai
steward tidaklah termotivasi oleh tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan
untuk kepentingan principal atau kepentingan bersama. Teori ini juga memiliki
16
asumsi bahwa kepentingan personal antara steward dan principal dapat
diselaraskan melalui pencapaian tujuan bersama, ketika kepentingan steward dan
principal tidak sama, steward akan menjunjung tinggi nilai kebersamaan sehingga
tujuan bersama dapat dicapai (Raharjo, 2007). Teori ini mempunyai dasar psikologi
dan sosiologi yang telah tersusun, dimana para eksekutif sebagai steward
termotivasi untuk bertindak sesuai keinginan prinsipals, selain itu perilaku steward
termotivasi untuk bertindak sesuai keingan prinsipals, selain itu perilaku steward
tidak akan meninggalkan organisasinya sebab steward berusaha mencapai sasaran
organisasinya.
Stewardship menurut Hernandez (2012) ialah stewardship sebagi sikap dan
perilaku yang menempatkan kepentingan jangka panjang kelompok di atas yujuan
pribadi yang melayani kepentingan pribadi sesorang. Teori stewardship didesain
bagi para peneliti untuk menguji situasi dimana para eksekutif dalam perusahaan
sebagai pelayan (stewardess) dapat termotivasi untuk bertindak dengan cara terbaik
bagi principal-nya (Donaldson dan Davis, 1989, 1991). Sejalan dengan penilitian
Davis dkk, (1997) yang mengatakan bahwa seorang pelayan menjaga dan
memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui kinerja perusahaan.
Chinn (2000) Stewardship theory dibangun di atas asumsi filosofis
mengenai sifat manusia yaitu bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya,
mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran
terhadap pihak lain. Filosofi mengenai teori stewardship dibangun berdasarkan
manusia yaitu bisa berlaku jujur untuk pihak lainnya dan dapat dipercaya, serta
memiliki integritas. Sejalan dengan penelitian Zubaedah dkk. (2018) yang
17
mengatakan bahwa steward yang sukses dapat meningkatkan kinerja perusahaan
dan mampu memuaskan shareholder. Pada teori stewardship, pelaku steward
adalah kolektif sebab steward berpedoman dengan perilaku tersebut tujuan
organisasi dapat dicapai, misalnya peningkatan penjualan atau profibilitas.
Masalah keseimbangan dalam teori stewardship ini adalah bagian penting
dari mengambil tanggung jawab pribadi; dalam bekerja menuju kesejahteraan
masyarakat, pelaku organisasi bertujuan untuk menyeimbangkan antara
kepentingan perusahaan dan kepentingan masyarakat (Jefri, 2018). Teori
stewardship ini mengasumsikan hubungan antara kesuksesan organisasi dengan
kepuasan pemilik. Jadi, steward disini akan melindungi dan memaksimalkan
kekayaan organisasi dengan kinerja perusahaan, sehingga dengan demikian fungsi
utilitas akan maksimal.
C. Harga Jual
Perusahaan pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan laba yang optimal.
Pihak manajemen diharuskan mampu dalam mengelola perusahaan secara baik agar
dapat mencapai laba yang optimal. Harga jual merupakan hal yang sangat penting
dalam setiap bisnis dalam industri manapun yang akan digeluti oleh setiap pelaku
bisnis. Sejalan dengan peneitian Sujarweni (2015) yang mengatakan bahwa harga
jual adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu barang atau jasa, atau jumlah
dari nilai tukar atas atas manfaat, karena memiliki atau menggunakan produk atau
jasa tersebut. Harga jual meliputi biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan
distribusi, ditambah dengan jumlah laba yang diinginkan.
18
Menurut Slamet dan Sumarli (2010) harga jual merupakan nilai tukar dari
produk yang ditentukan dengan uang. Harga jual adalah harga pada waktu
mennjual. Harga jual ini juga harga yang diperoleh dari penjumlahan biaya
produksi total ditambah dengan mark up yang digunakan untuk menutup biaya
overhead pabrik perusahaan. Toar dkk. (2017) mengungkapkan dalam
penelitiannya bahwa harga jual merupakan jumlah uang (ditambah beberapa produk
kalau mungkin) menndapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya.
Perusahaan biasanya berupaya menentukan harga yang akan
memaksimalisasi nilai perusahaan (Jannah dan Rivandi, 2018). Menurut Rudianto
(2013) penetapan harga jual produk memerlukan berbagai pertimbangan produksi,
biaya operasi, dan target laba yang diinginkan perusahaan, daya beli masyarakat,
harga jual pesaing, kondisi perekonomian secara umum, elastisitas harga produk
dan sebagainya. Penentuan harga jual merupakan salah satu keputusan manajemen.
Hidup matinya perusahaan dalam jangka panjang bergantung pada keputusuan
pricing ini (Sodikin, 2015)
Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa tujuan penentuan harga jual,
yaitu:
1. Kelangsungan hidup
Perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan utamanya,
jika mengalami kapasitas lebih, persaingan ketat, atau perubahan keinginan
konsumen. Untuk menjaga agar pabrik tetap beroperasi dan persediaan dapat terus
berputar, mereka sering melakukan penurunan harga. Laba kurang penting
19
dibandingkan kelangsungan hidup. Selama harga dapat menutup biaya variabel dan
sebagian biaya tetap, perusahaan dapat terus berjalan. Tetapi kelangsungan hidup
hanyalah tujun jangak pendek. Dalam jangka panjang perusahaan harus dapat
meningkatkan lainnya.
2. Laba sekarang maksimum
Banyak perusahaan menentukan harga yang memaksimalkan labanya
sekarang. Mereka memperkirakan bahwa permintaan dan biaya sehubungan
sebagai alternatif harga dan memilih harga yang akan menghasilkan laba, arus kas,
atau pengembalian investasi yang maksimum.
3. Pendapatan sekarang maksimum
Beberapa perusahaan menetapkan harga yang akan memaksimalkan
pendapatan dari penjualan. Maksimalisasi pendapatan hanya membutuhkan
perkiraan fungsi permintaan. Banyak manajer percaya bahwa maksimalisasi
pendapatan akan menghasilkan maksimalisasi laba jangka panjang dan
pertumbuhan pangsa pasar.
4. Pertumbuhan penjualan maksimum
Perusahaan lainnya ingin memaksimalkan unit penjualan. Mereka percaya
bahwa volume penjualan lebih tinggi akan menghasilkan biaya per unit lebih rendah
dan laba jangka panjang yang lebih tinggi. Mereka menetapkan harga terendah
dengan mengasumsikan bahwa pasar sensitif terhadap harga. Ini disebut penetpan
harga penetrasi pasar.
Harga jual menunjukkan seberapa besar manfaat dan nilai yang akan
diberikan kepada konsumen dengan memperhatikan sejumlah manfaat dan nilai
20
yang akan diberikan kepada konsumen dengan memperhatikan sejumlah
pengorbanan (cost) yang mereka keluarkan. Menurut Hornorgen dkk. (2012) dalam
menentukan harga jual maka pelaku bisnis harus memperhatikan aspek jangka
pendek dan aspek jangka panjang. Untuk aspek jangka pendek, pelaku bisnis harus
bisa mendapatkan laba sehingga sehingga kegiatan produksi di periode berikutnya
dapat berjalan dengan baik, sedangkan aspek dalam jangka panjang pelaku bisnis
juga perlu memperhatikan aspek hubungan baik jangka panjang dengan konsumen
dan prospek pengembangan bisnis.
Fondasi yang kokoh akan membuat suatu usaha tidak mudah goyah
meskipun berada di tengah persaingan yang ketat, baik bersaing dalam hal harga
jual maupun kualitas, segmentasi pasar dan lain sebagainya. Tingkat persaingan
yang tinggi mengakibatkan perubahan harga produk akan memberikan dampak
signifikan terhadap total penjualan. Oleh sebab itu, harga jual produk merupakan
faktor terpenting dan harus terus diperhatikan. Namun permasalahan yang sering
terjadi akibat tingginya tingkat persaingan adalah pelaku usaha cenderung memilih
untuk menetapkan harga jual yang sama dengan pesaingnya (Diantry, 2020).
Sandra dan Asnedra (2019) mengungkapkan bahwa harga jual lebih banyak
ditentukan oleh kekuatan antara permintaan dan penawaran produk atau jasa
tersebut di pasaran. Biasanya perusahaan yang secara langsung dapat
mempengaruhi harga jual suatu produk atau jasa akan dihadapkan pada masalah
bagaimana menentukan harga jual produk atau jasa yang dihasilkannya.
Diantry (2020) mengatakan bahwa harga jual produk sendiri seharusnya
tidak terlalu rendah untuk dapat menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan selama
21
proses produksi dan mampu memberikan keuntungan yang diinginkan, akan tetapi
juga tidak terlalu tinggi supaya konsumen tidak beralih pada pesaingnya. Harga jual
produk akan dapat ditentukan dengan tepat apabila Harga Pokok Produksi (HPP)
dihitung dengan tepat pula. Masrunik dkk. (2019) mengatakan keputusan dalam
penentuan harga jual sangatlah penting sifatnya, karena selain mempengaruhi
laba yang ingin dicapai, penentuan harga jual juga akan mempengaruhi
kelangsungan hidup suatu usaha. Selain itu penentuan harga jual juga akan
mempengaruhi citra suatu produk di mata konsumen. Oleh karena itu dalam
menentukan harga jual produk haruslah dilakukan dengan menggunakan strategi
dan perhitungan yang tepat agar tidak menimbulkan kerugian dalam
kegiatan usaha.
Di dalam ilmu ekonomi terdapat beberapa metode yang dapat digunakan
untuk menghitung ataupun menentukan harga jual, Menurut Badri dkk. (2012)
terdapat empat metode dalam penetapan harga jual, yaitu:
1) Metode Penetapan Harga Biaya-Plus
Merupakan metode penentuan harga jual perunit dengan menghitung
seluruh biaya yang terjadi untuk setiap unit barang atau jasa ditambah dengan
laba yang di harapkan, adapun rumusnya: Harga jual= Biaya Total + Marjin.
2) Metode Penetapan Harga Mark-Up
Adalah variasi lain dari metode cost plus. Metode ini diterapkan untuk
pembelian barang yang langsung di jual kembali tanpa memerlukan proses
produksi. Metode mark up ini banyak dipakai oleh pedagang perantara. Adapun
rumus perhitungannya sebagai berikut: Harga Jual = Harga Beli + Mark Up.
22
3) Metode Target Pricing
Pada metode ini harga ditetapkan berdasarkan tingkat pengembalian
investasi (ROI) yang diinginkan, Rumusnya yaitu: Harga Sasaran = (Biaya
per Unit+Tingkat Pengembalian yang Diinginkan+Modal yang Diinvestasikan) :
(Unit Penjualan)
4) Metode Pasar atau Pesaing
Harga jual produk ditetapkan berdasarkan harga produk pesaing. Tidak
berdasarkan unsur biaya, hargalah yang menentukan biaya produk. Dengan
metode ini, harga jual produk dapat ditetapkan berdasarkan tiga alternatif yaitu:
1) Sama dengan harga produk pesaing, atau 2) Lebih rendah daripada harga produk
pesaing, atau 3) Lebih tinggi daripada harga produk pesaing.
D. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi hasil kegiatan produksi hasil kegiatan produksi sehingga
memerlukan perhatian yang lebih baik, baik dalam perencanaan maupun
pengendaliannya. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai biaya
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Sedangkan biaya
non produksi adalah biaya yang berkaitan selain selain fungsi produksi yaitu,
pengembangan, distribusi, layanan pelanggan dan adminstrasi umum. Dalam dunia
yang semakin berkembang ini, untuk mendapatkan keuntungan yang optimal
diperlukan pengendalian terhadap biaya produksi (Pratiwi, 2013). Faktor biaya
merupakan faktor utama dalam menentukan harga jual, karena biaya
23
menggambarkan batas minimum yang harus dipenuhi perusahaan agar tidak
mengalami kerugian (Moray dkk., 2014).
Menurut Dunia dan Abdullah (2012) biaya produksi (manufacturing cost)
merupakan biaya yang terjadi sehubungan dengan kegiatan manufaktur atau
memproduksi suatu barang terdiri atas bahan langsung dan tenaga kerja langsung.
Sedangkan menurut Irfan (2008) biaya produksi adalah biaya yang dibebankan
dalam proses produksi selama suatu periode. Biaya ini terdiri dari persediaan
barang dalam proses awal ditambah biaya pabrikasi (manufacturing cost) kemudian
dikurangi dengan persediaan barang dalam proses akhir.
Bagi perusahaan dengan tujuan mencapai laba optimum, harga jual dan
realisasi biaya biaya produksi berpengaruh sangat besar terhadap ukuran
keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan yang bersangkutan dan memenangkan
persaingan yang semakin tajam dengan perusahaan lain yang sejenis. Salah satu
faktor yang sangat penting untuk mencapai hal tersebut adalah dengan
mengefisienkan biaya produksi serendah-rendahnya sehingga akan memperbesar
laba (David dkk., 2014). Walaupun terdapat beberapa aspek yang menjadi
pertimbangan perusahaan dalam menentukan harga jual produk, seringkali faktor
biaya di jadikan titik tolak dalam penentuan harga jual produk. Kebijakan harga jual
produk dan biaya akan selalu berubah-ubah sesuai dengan perubahan biaya produk
dan kondisi pasar.
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah
produk di dalam suatu periode akan di jadikan dasar untuk menetapkan harga jual
produk. Besarnya margin yang diinginkan suatu perusahaan adalah pasti akan selalu
24
berada di atas semua total biaya-biaya yang di keluarkan perusahaan memerlukan
suatu keahlian khusus dengan pertimbangan dari berbagai aspek sebagaimana di
sebutkan diatas. Dengan mengetahui biaya produksi, maka perusahaan akan dapat
menentukan harga jual produknya untuk menghasilkan laba (Komara dan Sudarma,
2016).
Apabila biaya produksi tidak dikendalikan dengan baik maka akan
berdampak pada harga jual yang akan semakin tinggi dan volume penjualan
(Fitriyah, 2020). Menurut Jannah (2018) biaya produksi merupakan biaya-biaya
yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk
dijual. Biaya ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik (Muliyadi, 2012).
1. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah nilai atau besarnya upah yang terkandung dalam
bahan yang digunakan untuk proses produksi. Bahan baku adalah bahan mentah
yang digunakan untuk memproduksi barang jadi, yang secara fisik dapat
diidentifikasikan pada barang jadi.
Menurut Mulyadi (2010) mengatakan bahwa bahan baku merupakan bahan
yang membentuk bagian menyeluruh produk. Jadi, bahan baku yang diolah dalam
perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembeli lokal, impor, atau dari
pengolahan sendiri. Di dalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya
mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan
biiaya-biaya pembelian, pergudangan, dan biaya-biaya perolehan lain.
25
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara fisik langsung
terlibat dengan pembuatan produk. Biaya yang timbul karenanya merupakan biaya
tenaga kerja utama yang dapat ditelusuri melekatnya pada produk.
Menurut Mursyidi (2010) mengatakan bahwa biaya tenaga kerja dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu biaya tenaga kerja langsung (direct labor), dan
biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor). Biaya tenaga kerja langsung
merupakan biaya tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan proses produksi,
misalnya tukang dan pekerja pabrik. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung
berhubungan dengan produksi, misalnya gaji direktur produksi, pengawas, dan
administrasi produksi.
Sedangkan menurut Bustami dan Nurlela (2010) biaya tenaga kerja
langsung adalah tenaga kerja yang digunkan dalam merubah atau mengkonversi
bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada
produk selesai.
3. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya yang timbul dalam proses produksi
selain yang termasuk dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Yang termasuk dalam biaya overhead pabrik adalah : biaya pemakaian supplies
pabrik, biaya pemakaian minyak pelumas, biaya penyusutan bagian produksi, biaya
pemeliharaan atau perawatan bagian produksi, biaya listrik bagian produksi, biaya
asuransi bagian produksi, biaya pengawasan, dan sebagainya.
26
Biaya overhead pabrik menurut Mulyadi (2012) merupakan biaya produksi
selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang dikelompokkan
menjadi beberapa golongan sebagai berikut:
a. Biaya bahan penolong
b. Biaya reparasi dan pemeliharaan
c. Biaya tenaga kerja tidak langsung
d. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
e. Biaya overhead lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang.
Menurut Mursyidi (2010) biaya overhead pabrik (factory overhead cost)
disebut factory burden, manufacturing overhead, manufacturing expense, factory
expense, dan indirect manufacturing cost, merupakan biaya yang terjadi atau
dibebankan dalam suatu proses produksi selain bahan baku dan tenaga kerja
langsung
Perusahaan perlu memperhatikan mengenai penentuan harga yang
didasarkan pada anggaran bahwa produk telah selesai dibuat, telah dihitung harga
pokok biayanya dan siap untuk dipasarkan, namun hal itu tidak selalu berlaku,
banyak perusahaan besar yang menerapkan urutan sebaliknya, artinya perusahaan-
perusahaan tersebut telah mengetahui berapa harga jual untuk produknya, sehingga
persoalan pokok yang dihadapi oleh perusahaan tersebut adalah bagaimana cara
membuta produk dengan harga jual yang sudah pasti namun tetap menghasilkan
margin keuntungan yang memadai tanpa mengorbankan kualitas dan nilai yang
akan diserahkan kepada pelanggan (Gerungan, 2013).
27
E. Margin Keuntungan
Margin keuntungan adalah persentase yang ditetapkan secara fleksibel bisa
di tentukan secara persentase yang ditetapkan secara fleksibel bisa ditentukan
secara tahunan, harian, maupun bulanan. Berdasarkan definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa margin merupakan presentase tingkat selisih yang mengalami
peningkatan nilai dari biaya perolehan/biaya produksi dan harga jual (Rabbani dan
Nawirah, 2018). Hidayat (2016) mengatakan dalam penelitiannya bahwa margin
keuntungan merupakan selisih antara total pengeluaran dengan pendapatan yang
dinyatakan dalam keuntungan bersih yang diterima pelaku usaha. Keuntungan
dihasilkan ketika pendapatan lebih besar dari pengeluaran, dimana secara
matematis dinyatakan total pendapatan dikurang total pengeluaran.
Margin keuntungan merupakan keuntungan yang diperoleh dari hasil
alokasi pembiayaan dalam bentuk jual beli dengan kesepakatan antara penjual dan
pembeli (Aziza dan Mulazid, 2017). Menurut Karim (2010) margin keuntungan
adalah persentase tertentu yang ditetapkan pertahun, perhitungan margin
keuntungan secara harian, maka jumlah hari dalam setahun ditetapkan 360 hari,
perhitungan margin keuntungan secara bulanan, maka setahun ditetapkan 12 bulan.
Achnas dkk. (2015) mengatakan untuk menghasilkan margin keuntungan
yang sesuai dengan harapan perusahaan perlu memperhatikan penentuan harga jual,
maka dari itu harus dibuat suatu sistem yang dapat menghitung secara akurat agar
tidak terjadi kesalahan dalam melakukan perhitungan. Mergin keuntungan
merupakan perbandingan antara net operating income dengan not sales. Dengan
kata lain dapatlah dikatakan bahwa rasio profit margin adalah selisih antara net sales
28
dengan operating expenses (harga pokok penjualan + biaya adminstrasi tambah
biaya umum), selisih mana dinyatakan dalam persentase dari net sales. Perhitungan
margin keuntungan dipakai sebagai dasar penentuan keuntungan yang diperoleh
dari setiap jenis bunga potong.
F. Penentuan Harga Jual berdasarkan Konsep Al-tawazun
Sari (2019) mengungkapkan bahwa perusahaan manufaktur yang kegiatan
produksinya dilakukan secara terus menerus membuat perusahaan harus mampu
menyederhanakan atau meminimalisir biaya-biaya yang dikeluarkan. Hal ini
memiliki urgensi yang tinggi sebab akan muncul banyak masalah jika diabaikan.
Masalah-masalah tersebut antara lain model produk yang terlalu tinggi, harga jual
yang terlalu mahal, dan turunnya intensitas penjualan yang disebabkan oleh kedua
hal sebelumnya (Lestari dkk., 2019). Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan
dituntut untuk menerapkan metode penentuan harga jual yang tepat. Kesalahan
dalam penetapan harga dapat menimbulkan berbagai konsekuensi dan dampaknya
berjangkauan jauh. Tindakan penetapan harga yang melanggar etika dapat
menyebabkan para pelaku usaha tidak disukai oleh para pembeli, bahkan para
pembeli dapat melakukan suatu reaksi yang dapat menjatuhkan nama baik pelaku
usaha. Apabila kewenangan harga tidak berada para pelaku usaha melainkan berada
pada kebijakan pemerintah, maka penetapan harga yang tidak diinginkan oleh para
pembeli bisa mengakibatkan suatu reaksi penolakan oleh banyak kalangan. Reaksi
penolakan itu bisa diekspresikan dalam berbagai tindakan yang kadang-kadang
mengarah kepada tindakan-tindakan anarkis atau kekerasan yang melanggar norma
hukum (Muslimin dkk., 2020).
29
Masalah harga atau lebih tepatnya harga keseimbangan sangat
menentukan keseimbangan perekonomian, sehingga hal inipun telah dibahas
dalam ekonomi islam. Dalam konsep ekonomi islam, harga ditentukan oleh
keseimbangan permintaan dan penawaran. Keseimbangan ini terjadi bila antara
penjual dan pembeli bersikap saling merelakan. Kerelaan ini ditentukan oleh
penjual dan pembeli dalam mempertahankan kepentingannya atas barang
tersebut. Jadi, harga ditentukan oleh kemampuan penjual untuk menyediakan
barang yang ditawarkan kepada pembeli, dan kemampuan pembeli untuk
mendapatkan harga tersebut dari penjual (Fauziah dan Nurwahidah, 2019). Konsep
al-tawazun yang ditawarkan dalam penilitian ini diharapkan memainkan peranan
penting dalam meminimalisir biaya-biaya yang menjadi komponen penyusun harga
jual.
Penerapan metode penentuan harga jual berbasis konsep al-tawazun
merupakan metode yang fleksibel yang dapat digunakan secara universal untuk
produk yang dibeli maupun yang di produksi sendiri oleh perusahaan, meskipun
harus tetap memperhatikan asumsi yang dipakai. Islam merupakan ajaran universal
yang tidak hanya berbicara mengenai ibadah personal kepada Allah SWT. Secara
vertikal, melainkan juga berbicara mengenai seluruh aspek kehidupan termasuk
ekonomi (Hetika dan Sari 2019). System ekonomi islam yang berorientasi
kemaslahatan harus ditanamkan dalam setiap lini perekonomian, demi tercapainya
tujuan ekonomi islam sesuai dengan tuntunan al-quran dan as-sunnah.
30
G. Rerangka Pikir
Gambar 2.1
Rerangka Pikir
Sumber: Olahan Data Peneliti (2020)
Penentuan Harga Jual
Proporsional
Al-Tawazun
Keterjangkauan
Harga Jual Produk
Biaya Produksi
Keseimbangan Harga
Theory Stewardship
Margin Keuntungan
Kewajaran
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif yang berdasarkan pada pendekatan interpretif. Pendekatan interpretif
berasal dari filsafat Jerman, yang menitikberatkan pada peranan Bahasa,
interpretasi, dan pemahaman didalam ilmu sosial (Chairi, 2009). Pendekatan ini
memfokuskan pada sifat subjektif dari social world dan berusaha memahaminya
dari rerangka piker objek yang sedang dipelajarinya. Jadi fokusnya pada arti
individu dan persepsi manusia pada realitas bukan pada realitas independen yang
berada diluar mereka (Chairi, 2009). Latuconsina (2016) menjelaskan bahwa
paradigma interpretif meliputi cakupan yang luas atas gagasan filosofis dan
sosiologi yang memberikan karakteristik umum untuk mencoba memahami dan
menjelaskan dunia sosial dengan tujuan utama untuk melihat pelaku yang secara
langsung terlibat dalam proses sosial. Latuconsina (2016), pendekatan interpretif
menjelaskan bagaimana keberadaan manusia dalam mengintrepretasi dan
merasakan realitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan interpretif karena
peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaplikasian konsep al-tawazun.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RM Ayam Bakar Wong Solo cabang Makassar.
RM Ayam Bakar Wong Solo adalah salah satu RM yang berada di Kawasan
Indonesia Timur yang menempati lokasi area produksi makanan di Kelurahan
33
Mangasa, Kecamatan Tamalete Kota Makassar. Dalam Menjalankan usahanya RM
ini berkantor cabang di Jalan Sultan Alauddin No. 226, Sulawesi Selatan.
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Pendekatan ini
mendiskripsikan tentang pengalaman hidup beberapa orang tentang sebuah konsep
atau fenomena (Laily, 2013). Kasali (2008) mengatakan bahwa fenomonelogi
adalah gagasan mengenai dunia kehidupan, pemahaman bahwa realitas masing-
masing individu itu berbeda, dan bahwa tindakan masing-masing individu hanya
dapat dipahami melalui pemahaman terhadap kehidupan individu, sekaligus
melalui perspektif mereka bersama, dalam pendek atan fenomenologi, pemaknaan-
pemaknaan itu berlangsung dalam kesadaran individu sehingga mereka yang lebih
sering mengalami dalam keseharian akan memberi pemahaman yang lebih banyak.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber
data penelitian dan tidak melalui perantara (Rahmawati dan Usman 2014). Data
primer yakni data yang diterima atau diperoleh langsung dari subjek (narasumber)
secara aktif. Penelitian ini istilah yang digunakan untuk subjek penelitian adalah
informan. Penelitian ini memandang representasi infoman terwakili oleh informan
bukan jumlah informan yang dilibatkan dalam penelitian ini. Informan penelitian
diatas tersebut dipandang cukup cakap dan layak untuk memberikan informasi yang
diperlukan dalam penelitian ini. Adapun informan dalam penelitian ini adalah:
34
1. Pimpinan
2. Staff Accounting
3. Manajer penjualan
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data tidak langsung yang diperoleh dari
sumber data penilitian. Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh
lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data
(Kuncoro, 2013).
2. Sumber Data
a. Data Lapangan
Data lapangan merupakan data langsung dari informan yang telah
diberitahu sebelumnya yang diperoleh secara langsung dari sumber tanpa melalui
perantara. Data ini diperoleh dari hasil wawancara sesuai dengan petunjuk
wawancara yang telah disiapkan sebelumnya.
b. Data Literatur
Data literatur merupakan data suatu objek yang diperoleh dari pihak lain.
Data yang dimaksud dalam penilitian ini jurnal-jurnal yang menjadi bahan rujukan
atau bukti pendukung atas temuan yang ada pada data lapangan.
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk menganalisis dan menginterpretasikan suatu data dengan baik,
diperlukan data yang akurat dan sistematis agar hasil yang didapatkan dapat
mendeskripsikan kondisi suatu objek yang sedang diteliti dengan benar. Berangkat
35
dari hal tersebut, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara, dokumentasi, dan juga studi pustaka. Studi pustaka adalah
segala upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang akan
dijadikan sebagai pedoman analisis data. Pengumpulan data ini dapat berupa jurnal-
jurnal, buku, data-data internet, atau referensi lainnya yang sesuai dengan topik
penelitian.
1. Observasi
Sugiyono (2014:78), observasi atau yang disebut pengamatan meliputi
kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dan lebih banyak
menggunakan salah satu dari pancaindra yaitu indra penglihatan. Observasi
akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau
fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami.
2. Wawancara
Dokumentasi Sugiyono (2014:231) Wawancara digunakan sebagai
tehnik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau self – report atau setidak-tidaknya pada
pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Metode wawancara yang
digunakan adalah indepth interview sehingga peneliti menggunakan
daftar wawancara yang telah dibuat.
36
3. Dokumentasi
Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa pada teknik ini, peneliti
dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber
tertulis atau dokumen yang ada pada responen atau tempat. Proses
mendokumentasikan data-data penelitian merupakan sebuah langkah
untuk memback-up informasi yang telah didapatkan. Dokumentasi ini
dapat berbentuk file foto, video, atau file rekaman wawancara yang
dapat diakses dari server atau database yang dibuat sendiri atau
terpublikasi di situs-situs yang kredibel. Selain itu, catatan-catatan kecil
saat wawancara yang dibuat oleh peneliti juga dapat dikategorisasikan
sebagai bentuk dokumentasi.
4. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan sebuah proses di mana peneliti menghimpun
informasi-informasi penunjang dari berbagai sumber kredibel.
Informasi-informasi ini dapat diperoleh dari jurnal-jurnal penelitian,
literatur singkat, buku-buku, ataupun sumber-sumber lain yang
dianggap relevan dengan penelitian.
5. Internet Searching
Merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan berbagai
tambahan referensi yang bersumber dari internet guna melengkapi
referensi penulis serta digunakan untuk menemukan fakta atau teori
berkaitan masalah yang diteliti.
37
E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti mencari
informasi yang relevan dengan penelitian dari berbagai sumber seperti jurnal-jurnal
penelitian, artikel, buku, data dari internet, dan sumber referensi lainnya. Informasi
yang telah didapatkan kemudian diolah menjadi data penelitian. Selain itu peneliti
juga menyediakan perlengkapan seperti alat tulis, recorder, dan hal-hal yang
lainnya sesuai dengan kebutuhan penulis.
F. Metode Analisis Data
Analisis data adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memproses dan
menganalisis data yang telah dikumpulkan. Tujuan utama analisis data adalah
menyediakan infromasi untuk pemecahan masalah (Kuncoro, 2013: 197). Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif.
Peneliti akan membangun kesimpulan penelitian dengan mengabstraksikan data-
data empiris yang dikumpulkan dari lapangan dan mencari pola-pola yang terdapat
dalam data-data tersebut. Analisis data dilakukan secara paralel selama penelitian
(tanpa menunggu penelitian selesai seluruhnya). Analisis data dianggap selesai
dilaksanakan apabila peneliti merasa telah mencapai titik jenuh profil data dan
menemukan pola aturan yang dicari. Terkait data yang akan dianalisis, penelitian
ini akan menganalisis bagaimana penentuan harga jual yang dilakukan oleh RM
Ayam Bakar Wong Solo dengan menggunakan konsep at-tawaazun yang
merupakan konsep keseimbangan dalam Islam. Untuk menunjang tercapainya
tujuan dari analisis data yang dilakukan, ada beberapa langkah yang harus
dilakukan sebagai berikut:
38
Pertama, menetapkan (mencari-temukan) sumber data/informasi; Langkah
ini dilakukan dengan memilih secara tepat informan yang dianggap mampu
memberikan informasi yang akurat dan relevan dengan tujuan penelitian, yakni
terkait dengan Harga Jual di RM Ayam Bakar Wong Solo.
Kedua, mengumpulkan data yang sudah tersedia; Data-data dan informasi
terkait penentuan harga jual yang telah didapatkan kemudian dikumpulkan dan
disatukan sebagai temuan penelitian yang kemudian akan dipilah-pilah nantinya
berdasarkan kebutuhan.
Ketiga, kategorisasi Data; Bagian ini merupakan satu rangkaian dengan
proses reduksi data, yaitu memilih data dan informasi mana yang benar-benar
dibutuhkan dalam penelitian.
Terakhir, Analisis Data; Langkah ini adalah langkah terakhir, yaitu
bagaimana kemudian temuan yang ada dicermati secara menyeluruh. Terkait
analisis tersebut, peneliti akan menganalisis apakah metode penentuan harga jual
yang dilakukan oleh RM Ayam Bakar Wong Solo sudah sesuai dengan konsep at-
tawaazun atau tidak. Setelah itu, dilakukan perampungan bahasan untuk menarik
kesimpulan akhir dan memberikan saran-saran terkait dengan metode penentuan
harga jual yang telah dianalisis.
39
Gambar 3.1 Model Analisis Data
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-
kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi, dengan "reduksi data"
peneliti tidak perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat
disederhanakan dan transformasikan dalam aneka macam cara, yakni: melalui
seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya
dalam satu pola yang lebih luas. Kadangkala dapat juga mengubah data ke
dalam angka-angka atau peringkat-peringkat, tetapi tindakan ini tidak selalu
bijaksana.
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan
40
2. Penyajian Data
Penyajian data perlu dilakukan dalam sebuah penelitian sebab, biasanya
informasi-informasi yang didapatkan peneliti bersifat naratif, sehingga
dibutuhkan penyederhanaan namun tanpa mengurangi isi dari data yang
didapatkan. Penyajian data dilakukan guna memungkinkan terjadinya
penarikan kesimpulan. Pada penelitian ini peneliti akan melakukan penyajian
data penerapan sikap Al-tawazun dengan penyajian disederhanakan atau dengan
penyajian informasi-informasi yang sederhana, namun tidak mengurangi isi dari
informasi-informasi yang didapatkan, maksudnya adalah tujuan atau makna
yang ada pada informasi tersebut tidak hilang ataupun dikurangi.
3. Penarikan Kesimpulan
Pengumpulan data dan analisa yang telah dilakukan, peneliti mencari makna
dari setiap gejala yang diperolehnya dalam proses penelitian, mencatat
keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini, dan implikasi positif yang
diharapkan bisa diperoleh dari penelitian ini. Penentuan sampel dipilih secara
purposive-sampling, yaitu dengan menentukan salah satu usaha yang bergerak
dalam bidang makanan yang melakukan pembayaran pajak yang dimana usaha
tersebut memiliki dampak baik positif maupun negatif terhadap masyarakat
sekitar. Tujuan dari menganalisa data adalah untuk mengungkapkan data apa
yang perlu dicari, metode apa yang harus digunakan untuk mendapatkan
informasi baru,serta kesalahan apa yang perlu diperbaiki. Selain itu, analisa data
bertujuan untuk mendeskripsikan data sehingga karakteristik data dapat
41
dipahami. Serta membuat suatu kesimpulan yang diperoleh berdasarkan
pendugaanatau estimasi.
Adapun prosedur dari analisis data adalah sebagai berikut:
a) Tahap pengumpulan data melalui instrumen dari pengumpulan data.
b) Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian
instrumen pengumpulan data.
c) Tahap pengkodean, proses identifikasi dan klasifikasi dari tiap
pertanyaan yang terdapat didalam instrumen pengumpulan data.
d) Tahap pengujian data, yaitu menguji validitas dan reabilitas
instrumen pengumpulan data.
e) Tahap penyajian data, dengan merangkai dan menjadikan satu
kesatuan agar dapat dirumuskan kesimpulan dengan melakukan
tinjauan ulang kelapangan untuk mendapatkan hasil yang valid.
G. Al-Tawazun sebagai Alat Analisis Data
Sikap Al-tawazun sangat diperlukan oleh seseorang sebagai insan yang
muslim, tujuannya agar kita tidak melakukan sesuatu hal yang berlebihan. Al-
tawazun menurut bahasa berarti keseimbangan, sedangkan menurut istilah
merupakan suatu sikap seseorang untuk memilih titik yang seimbang atau sesuai
dalam menghadapi setiap persoalan. Seimbang yang dimaksudkan disini adalah
antara manusia, alam dan islam, dalam artian manusia dimaksudkan untuk menjaga
dan mengelola alam harus seimbang dan jangan sampai berlebih-lebihan dalam
mengelola sumber daya yang ada agar tidak membuat kerusakan terhadap
eksploitasi alam yang berlebihan. Konsep keseimbangan ini juga sesuai dengan
42
kodrat umat Islam yang ditakdirkan sebagai umat pertengahan dengan berdasar
kepada nilai-nilai keadilan. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda yang artinya;
”Tengah-tengah itu adalah adil. Kami jadikan kamu satu umat
yang tengah-tengah (terbaik)”. (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
Gambar 3.2 Arah Analisis Data
H. Uji Keabsahan Data
Kualitas data dan ketepatan metode yang digunakan dalam penelitian sangat
penting. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pendekatan filosofis dan
metodologis terhadap penelitian sosial. Keabsahan data penelitian kualitatif
dilakukan melalui empat uji, yaitu credibility (validitas internal), transferbility
Alat Analisis Data
Penelitian ini menggunakan nilai kecerdasan emosional sebagai
instrumen analisis.
Hal-Hal yang Dianalisis
Penelitian ingin menganalisis bagaimana penentuan harga jual
pada RM Ayam Bakar Wong Solo dengan menggunakan
Konsep Al-tawazun.
Tujuan Analisis
Penelitian ini bertujuan untuk menawarkan sebuah konsep
efisiensi harga jual yang terintegrasi dengan konsep Islam
kepada RM Ayam Bakar Wong Solo. Konsep baru ini
merupakan pengembangan metode penentuan harga jual
dengan integrasi konsep Al-tawazun yang bertujuan untuk
menyeimbangkan Harga Jual guna menghindari harga jual yang
terlalu tinggi.
43
(validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confiRMability (objektivitas).
Adapun penelitian ini hanya menggunakan dua uji yang paling sesuai, yaitu
credibility dan dependability. Alasan digunakannya empat uji ini adalah untuk
menjamin kualitas data yang ditemukan di lapangan.
1. Uji Kredibilitas
Uji kredibilitas disebut juga dengan uji validitas internal pada penelitian
kuantitatif, dimana kredibilitas ini dapat dicapai dengan kemampuan peneliti untuk
berbaur dengan responden dalam waktu lama dengan terus melakuakn konfirmasi-
konfirmasi (Afiyanti, 2008). Data yang valid dapat Triangulasi Ini merupakan
teknik yang mencari pertemuan pada satu titik tengah informasi dari data yang
terkumpul guna pengecekan dan pembanding terhadap data yang telah ada.
a) Triangulasi Sumber data, yaitu menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber. Data yang diperoleh kemudian dideskripsikan dan
dikategorisasikan sesuai dengan apa yang diperoleh dari berbagai
sumber tersebut. Peneliti akan melakukan pemilahan data yangsama
dan data yang berbeda untuk dianalisis lebih lanjut.
b) Triangulasi metode, yaitu menggali kebenaran informasi tertentu
melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya,
selain melalui sumber data utama yaitu annual report, peneliti bisa
menggunakan sumber data
c) pendukung lainnya seperti berita-berita terkait aktivitas Pelaporan
Keuangan di berbagai media. Tentu masing-masing cara itu akan
44
menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan
memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai
fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan
keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal.
2. Uji Dependabilitas
Uji realibilitas penelitian kualitatif dikenal dengan uji dependabilitas. Uji
ini merupakan ujian atau pertimbangan keilmiahan suatu penelitian kualitatif.
Pertanyaan mendasar berdasarkan isu realibilitas adalah terkait konsistensi hasil
temuan ketika dilakukan oleh peneliti yang berbeda dan dalam kurun waktu yang
berbeda pula, tetapi dilakukan dengan metode dan interview script yang sama
(Afiyanti, 2008). Dependabilitas yang tinggi dapat dicapai dengan melakukan
tindakan terstruktur yang memungkinkan peneliti lain menemukan hasil yang sama
terhadap penelitian serupa. Adapun uji dependabilitas yang digunakan adalah uji
konsistensi, yang dapat diukur dengan melihat apakah interview scripts yang
digunakan peneliti dapat menghasilkan jawaban/hasil yang sesuai dengan topik atau
pertanyaan yang diberikan.
46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah RM Ayam Bakar Wong Solo Cabang Makassar
RM Ayam Bakar Wong Solo cabang Makassar merupakan salah bisnis
yang bergerak dalam bidang kuliner. Peresmian RM Ayam Bakar Wong Solo pada
tanggal 25 April 2004 yang mendapat apresiasi kehormatan oleh bapak Gubernur
Sulawesi Selatan H. M Amin Syam sekaligus yang meresmikan RM tersebut.
Beliau dibantu oleh Bapak H. Puspo Wardoyo sebagai pendiri RM Ayam Bakar
Wong Solo yang sangat berhasil mengembangkan cabang-cabang di Indonesia yang
bekerja sama dengan bapak H. Masrur Lantanro selaku pemilik dari hak fracise
makassar.
Awal dibentuknya RM Ayam Bakar Wong Solo oleh Bapak Puspo
Wardoyo yang dulunya hanya membuka warung kaki lima pada tahun 1991 yang
beralamat di jalan SMA 2 Pandang Golf Polonia Medan. Beliau merupakan seorang
mantan guru SMA perguruan Wahidin Bagan Si Api-Api yang saat ini beralih
menjadi seorang wirausaha dengan dilandasi keimanan dan ketaqwaan. Pada tahun
2005 yang hingga kini telah memiliki cabang lebih dari 34 yang telah tersebar
diseluruh indonesia. RM Ayam Bakar Wong Solo kini telah go international karena
telah memiliki cabang di Negara Malaysia dan Singapura.
Total servis RM Ayam Bakar Wong Solo memiliki standarisasi bumbu,
sehingga kesamaan rasa antara outlet tetap terjaga. RM Ayam Bakar Wong Solo
bisa dimiliki oleh setiap orang dengan sistem waralaba (frachise) dengan beberapa
47
syarat yang telah ditetapkan oleh sistem manajemen dari RM Ayam Bakar Wong
Solo, dan merupakan salah satu RM tradisional besar yang memiliki motto Halalan
Thayyiban yang artinya halal dari segi makanan dan baik dari segi aspek pelayanan
serta pengelolaan sedangkan Thayyiban atau baik yang artinya menu-menu yang
disajikan oleh RM Ayam Bakar Wong Solo berasal dari bahan-bahan yang
memiliki nilai gizi yang tinggi dan tentunya bahannya juga sehat. Bukan hanya itu
RM ini tidak terlepas dari Zakat yang dikeluarkan yaitu 10% dari hasil usaha
tersebut yang digunakan untuk hal-hal kemasyarakatan.
Kunci sukses tersebut tidak lepas dari hukum-hukum Allah SWT serta
memahami bahwa hal yang paling penting dalam menyelamatkan roda pelanggan
yaitu bagaimna suatu pekerjaan tersebut mampu menyelamatkan diri dari api
neraka. Sehingga insan RM Ayam Bakar Wong Solo memandang bahwa bekerja
adalah suatu ibadah, karena setiap outlet tersedia tempat peribadatan berupa
Mushollah dan mewajibkan pendalam agam bagi setia staf dan karyawan secara
terus menerus. Jadi tujuan sukses insani RM Ayam Bakar Wong Solo dari azabyang
pedih dan dapat bermanfaat bagi keluarga, masyarakat serta dapat sukses dunia dan
diakhirat.
2. Letak dan Lokasi
RM Ayam Bakar Wong Solo berlokasi di Jl Sultan Alauddin No 226
Makassar, lokasi tersebut sangat mudah dijangkau oleh pengunjung serta parkiran
kendaraannya terbilang cukup luas, kapasitas pengunjung yang dapat ditampung
kurang lebih 200 orang. RM Ayam Bakar Wong Solo memiliki fasilitas ruangan
VIP, Pendopo, dan lesehan, Mushollah.
48
3. Visi dan Misi
RM Ayam Bakar Wong Solo menyadari bahwa elemen kunci sebuah
keberhasilan perusahaan adalah sumber daya manusia, melalui penciptaan produk
dan perilaku pelayanan yang dilakukan. Maka dari itu penciptaan Sumber Daya
Manusia yang ungul dengan adanya pemberdayaan karyawan sangat penting
dilakukan sehingga dapat mecapai tujuan perusahaan tersebut. Semua itu dapat
dicapai a[abila perusahaan dan karyawan memiliki komitmen yang terikat untuk
menjalankan visi, misi dan tujuan perusahaan secara bersama-sama. Adapun visi,
misi dan tujuan RM Ayam Bakar Wong Solo sebagai berikut:
a. Visi
Untuk menjadi Bisnis Frances makanan yang islami, profesional, dang
canggih dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dimana outlet
Wong Solo berada.
b. Misi
RM Ayam Bakar Wong Solo adalah memenuhi kebutuhan pelanggan akan
konsumsi yang bergizi tinggi, higienis, aman bagi kesehatan pelanggan dan halal.
• Untuk melayani makanan halal untuk kualitas hidup lebih berbahagia.
• Untuk membawa pelayanan manajemen islam yang profesional,
memuaskan, ramah dan sopan dengan total pelayanan.
• Untuk terus mengembangkan bisnis kearah yang lebih baik melalaui
inovasi dan teknologi.
• Untuk meningkatkan efektivitas operasional dengan kualitias organisasi
dan manajemen yang baik.
49
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada RM Ayam Bakar Wong Solo dipimpin oleh
seorang Manajer Cabang dan beberapa kepala bagian yang tebagi menjadi 4 bagian
dengan total karyawan sebanyak 30 orang karyawan laki-laki dan 11 orang
karyawan perempuan diantaranya sebagai berikut:
Tabel 4.1
Strukur Organisasi
Kepala Bagian Fungsi
Kepala Bagian Keuangan Bertugas mencatat semua laporan
keuangan baik pemasukan maupu
pengeluaran.
Kepala Bagian Produksi Bertugas memonitoring kualitas
bahan makanan dan juga seluruh hasil
produksi sesuai dengan standar yang
dimiliki Wong Solo.
Kepala Bagian Operasional Bertugas mengkoordinasikan setiap
bagian dan memberikan arahan
kepada setiap bagian untuk bekerja
sesuai dengan arahan yang baik.
Kepala Bagian Operasional Bertugas untuk mendata semua
administrasi perusahaan secara
internal seperti data karyawan dan
juga eksternal seperti perizinan
perusahaan.
Berdasarkan struktur organisasi di RM Ayam Bakar Wong Solo, berikut
disajikan mengenaik deskripsi kerja berdasarkan tugas dan tanggung jawab mereka
dari setiap bagian yang ada di RM Ayam Bakar Wong Solo Cabang Makassar:
50
a. Pimpinan Cabang
• Bertaanggungjawab langsung kepada pemilik RM ini.
• Mengkordinasikan langsung seluruh kegiatan operasional perusahaan
• Bertanggung jawab menjaga dan memelihara agar operasi RM selalu
sesuai.
• Membawahi langsung kepala keuangan, operasional, produksi dan
personaliaan.
b. Bagian Keuangan
• Bertanggungjawab langsung kepada manajer
• Membawahi langsung bagian bendahara dan kasir.
• Membuat laporan keuangan yang akan dilaporkan ke Wong Solo
pusat.
• Mengkoordinasikan pekerjaan akuntansi dengan keuangan perusahaan
c. Bagian Personalia
• Bertanggungjawab langsung kepada manajer
• Mengurus perijinan perusahaan demi kelancaran operasi perusahaan
• Menyelenggarakan urusan administrasi perusahaan
• Melakukan pembinaan karyawan
d. Bagian Operasional
• Bertanggungjawab langsung kepada manajer.
• Bertugas mengkoordinasikan kegiatan operasional RM.
51
• Membawahi langsung bagian belanja, gudang, kapten area,
maintanance, dan jaga malam.
e. Bendahara
• Bertanggungjawab langsung kepada kepala keuangan
• Melakukan perencanaan kebutuhan keuangan perusahaan dan menjaga
arus kas perusahaan
f. Kasir
• Bertanggungjawab kepada kepala keuangan
• Menerima pembayaran dari tamu
• Melakukan transaksi kasir dengan benar
• Mencatat barang-barang belanja pada pagi hari dengan benar
• Ramah dan senyum
5. Letak Geografis RM Ayam Bakar Wong Solo
RM Ayam Bakar Wong Solo letaknya sangat strategis yang terletak
diperbatasan kota Makassar dengan Kota Gowa yang beralamat di Jalan Sultan
Alauddin No.226 Makassar yang merupakan jalur menuju pusat kota makassar.
Kawasan Alauddin yang merupakan kawasan perkantoran dan juga kawasan
kampus merupakan nilai lebih dari lokasi RM Ayam Bakar Wong Solo. Disamping
dari itu RM Ayam Bakar Wong Solo terletak kurang lebih dari 6 Km dari pusat kota
Makassar.
6. Status Pegawai
Semua pegawai yang ada di RM Ayam Bakar Wong Solo berstatus kontrak
dan pegawai tetap, dalam sistem penilaian yang kami oergunakan ada beberapa
52
tahap seleksi yang harus dilewati oleh karyawan. Awalnya semua karyawan yang
yang baru masuk harus mengikuti training terlebih dulu selama dua bulan di RM
Ayam Bakar Wong Solo kemudian melakukan penilian kepada karyawan dengan
malalui kerajinan, ketepatan, kecekatan dan kebersihan. Setelah melalui penilaian
dan mematuhi peratuaran selama satu tahun karyawan tersebut akan kami jadikan
sebagai karyawan tetap.
7. Jam Kerja Karyawan
Hari kerja daam satu tahun minggu adalah antara hari senin sampai dengan
hari minggu. Jam kerja pegawai dibagi berdasrkan posisi pegawai dalam RM Ayam
Bakar Wong Solo Makassar, untuk karyawan kantorjam kerja tersebut dimulai
pukul 08.00 WITA sampai dengan jam 17.00 WITA, sedangakan untuk karyawan
kantor bagia produksi jam kerja berdasarka ketentuan shift di RM Ayam Bakar
Wong Solo. Jam kerja karyawan bagian produksi menyesuaiakan dengan jadwal
shift, diantaranya sebaga berikut:
a. Shift 1= 08.00 – 15.00 WITA
b. Shift 2= 15.00 – 22.00 WITA
8. Fasilitas Perusahaan
RM Ayam Bakar Wong Solo Cabang Makassar yang berlokasi di jalan
Sultan Alauddin No.226 Makassar mejadikan RM tersebut midah dijangkau baik
oleh pengguna kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Dengan ditunjang
kapasitas pengunjung kurang lebih 200 orang. Terdapat sasaran sarana dan
prasarana pendukung yang ada di RM Ayam Bakar Wong Solo yaitu tempat parkir
53
yang luas, Mushollah, toilet pria dan wanita, ruangan VIP, Pandopo dan lesehana
serta berbagai ruangan untuk rapat dengan kapasitas 80 orang (full AC).
9. Kegiatan Perusahaan
RM Ayam Bakar Wong Solo cabang makassar masih tetap menfokuskan
usahanya tersebut dalam bidang kuliner, belum ada niat untuk memverifikasi
kedalam usaha lain. Pelanggan dapat membuat variasi menu sendiri, baik lauk pauk,
sayuran maupun minuman yang ada. Variasi tersebut antara lain Ayam
Bakar/goreng, aneka ikan bakar/goreng, sate udang/cumi/ayam/kambing, berbagai
aneka sayur, balado bahkan chinese food seperti saos tauco, saos tomat, dan saos
tiram. RM Ayam Bakar Wong Solo juga memiliki standarisasi bumbu, hingga
kesamaan rasa anatara outlet tetap terjaga.
Nilai lebih dari RM Ayam Bakar Wong Solo adalah Halalan Thayyiban,
halal artinya produksi dari RM Ayam Bakar Wong Solo adalah diperhatikan
berbagai aspek kehalalan, sedangkan thayyiban artinya menu yang disajikan berasal
dari bahan-bahan yang segar (fresh) dan memiliki nilai gizi yang tinggi, disamping
itu RM Ayam Bakar Wong Solo mengeluarkan zakat sebesar 10% dari hasil
digunakan untuk hal-hal kemasyarakatan.
Manajemen yang ada di RM Ayam Bakar Wong Solo Cabang Makassar
memiliki keunikan dengan kekhasan yang berbeda dengan manajemen RM pada
umumnya. Keunikan dan kekhasan tersebut manajemen RM tersebit teletak pada
pengelolaan usahanya dengan melahirkan nuansa islamiyah. Semua karyawati yang
ada di RM Ayam Bakar Wong Solo mewajibkan karyawati memakai jilbab dan
mewajibkan pendalaman agama bagi seluruh pegawai secara rutin.
54
B. Hasil dan Pembahasan
1. Penentuan Harga Jual pada Ayam Bakar di RM Ayam Bakar Wong
Solo
Harga jual merupakan sesuatu yang vital bagi entitas bisnis yang akan
menentukan kelangsungan hidup perusahaan dari segi kuantitas penjualan dan
kuantitas pelanggan yang didapat diraih secara masif. Berbicara mengenai harga
jual, khususnya pada perusahaan manufaktur hal ini menjadi sangat penting sebab
segala komponen biaya harus diperhatikan secara keseluruhan. Namun dalam
perkembangannya proses penentuan harga jual saat ini masih jauh dari kata
seimbang fenomena inilah yang menggerakkan peneliti untuk mengkaji terkait
dengan penentuan harga jual di RM ayam bakar wongsolo. Pak Didi selaku
informan, kemudian menyampaikan pandangannya terkait dengan apa yang
dimaksud dengan harga jual produk itu sendiri;
“Harga jual itu harga yang dipasarkan untuk produk kita, Kalau di
perusahaan ini ada harga pokok penjualan jadi harga pokok penjualan itu
termasuk bahan baku apa saja yang digunakan didalamnya ada komponen-
komponen mulai dari tenaga kerja, komponen biaya operasional, supplies
itu digunakan semua. Bedanya rumah makan dengan distributor kalau
distributor kan enak barangnya sudah tentu dan sebagainya tapi kalau
dirumah makan susah menentukan itu semua karena kitakan harus hitung
gas, biaya sumber daya manusia, bumbu-bumbu yang lain, penunjang dan
sebagainya termasuk kayak tissue, kotak dan sebagainya itukan harus
dihitung komponennya.” (Hasil Wawancara, 16 agustus 2020)
Padangan pak Didi ini secara umum sesuai dengan definisi umum yang
diungkap pada pembahasan awal terkait haraga jual. Apa yang disampaikan oleh
pak Didi tersebut menggambarkan posisi harga jual yang ada di RM Ayam Bakar
Wong Solo berikut dengan metode penentuan harga jual yang digunakan.
55
Ibu Sarah dalam pandangannya menyatakan sebagai berikut:
“Jadi harga jual itu adalah harga yang dipasarkan kepada pelanggan kita,
kalau di perusahaan ini ada harga pokok penjualan jadi harga pokok
penjualan itu termasuk komponen bahan baku apa saja yang digunakan
didalamnya.” (Hasil Wawancara, 18 Agustus 2020)
Secara umum komponen-komponen penentuan harga jual yang dijelaskan
tersebut terdiri atas 3 komponen utama yakni biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,
dan juga biaya overhead. Setelah menghitung semua komponen tersebut, barulah
kemudian margin keuntungan di kalkulasi guna mengetahui berapa harga jual
produk yang akan ditentukan. Terkait dengan penentuan harga jual tersebut metode
penetapannya disebut dengan metode penetapan harga biaya-plus yang merupakan
metode penentuan harga jual perproduk dengan mengkalkulasikan seluruh biaya
yang terjadi untuk setiap produk dijumlahkan dengan tingkat laba yang diharapkan
sebagai hasil akhir dari harga jual.
Penentuan harga jual meskipun telah menggunakan metode tertentu namun
harus tetap melakukan penyesuaian-penyesuaian, dalam hal ini inovasi dan strategi
bisnis guna menciptakan harga jual yang bersaing dipasaran. Hal ini guna menjaga
stabilitas harga dan juga volume penjualan yang sudah ada.
Dalam penentuan harga jual menurut syariat hukum islam harus dengan
adanya keridhoan dan prinsip suka sama suka, karena prinsip ini bertujuan untuk
menghargai hak kepemilikan umatnya. Allah mengharamkan kepada umatnya
56
untuk mengambil hak saudara sesama muslim dengan cara yang bathil,
sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 29:
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu
sendiri, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS. An-Nisa
(4): 29)
Dalam kesempatan terpisah, peneliti juga menghimpun hasil wawancara
dari Pak Bambang terkait dengan penentuan harga jual. Penentuan harga jual dalam
pernyataannya mengungkapkan.
“Kita liat pasarnya, kalau pasarnya volumenya besar kita untung-untung
tipis tidak masalah. Jadi harga jual murah, karena kan memang persaingan
rumah makan di Makassar sangat ketat semakin ada yang baru mereka
tawarkan harga yang lebih murah. Tapi kita kan perusahaan-perusahaan
yang sudah besar harus memperhitungkan juga biaya-biaya sumber daya
manusia dan sebagainya. kita kan terkait dengan aturan pemerintah dan
sebagainya, kayak UMK dan sebagainya kita harus penuhi semua. Jadi, kita
seminimal mungkin mengejar volume yang tinggi dengan keuntungan yang
sedikit.” (Hasil Wawancara, 16 Agustus 2020)
Berdasarkan penuturan pak Bambang tersebut dapat diketahui bahwasanya
harga jual produk juga harus berada dalam lingkup konservatisme atau kehati-
hatian. Harga jual produk seharusnya tidak terlalu rendah untuk dapat menutupi
seluruh biaya yang diakumulasikan selama proses produksi dan juga tidak boleh
terlalu tinggi untuk tetap bersaing dengan kompetitor lainnya.
Terkait dengan inovasi dan strategi terkait dengan harga jual produk di RM
Ayam Bakar Wongsolo ada beberapa pertimbangan yang senantiasa diperhatikan
sebagaimana yang disampaikan oleh pak Didi;
57
“Kita sudah pertimbangkan itu, tapi hasil dalam laba ruginya itu biasanya
meleset-meleset sedikit itu biasa. Karena kan memang secara persentasi
bahan baku itu persentasinya 50% sedangkan biaya SDM 15% dan supplies
sekitar 10%, ya keuntungannya kalau sudah 10% itu sudah baguslah, tapi
terkadang meleset. Karena kita kayak regulasi pemerintah yang bahannya
harus dipenuhi biaya cek lingkungan hidup, itukan diluar kendali kita biasa
kayak kita harus uji udara, uji kadar air dan sebagainya kayak begitu.
(Hasil Wawancara, 16 Agustus 2020)”
Pertimbangan-pertimbangan yang disampaikan oleh pimpinan RM Ayam
Bakar Wong Solo tersebut adalah sebuah sikap konservatisme yang berfungsi
sebagai pembanding terhadap apa yang telah dilakukan sebelumnya terkait harga
jual. Penentuan harga jual itu sendiri berfungsi sebagai pembanding harga jual yang
sebenarnya dengan standar yang ditetapkan. Adanya perbandingan ini akan
mengahadirkan evaluasi terkait dengan proses produksi, guna mendeteksi adanya
penyimpangan atau kendala-kendala yang seringkali ditemui mengenai kendala ini
sendiri pak didi kemudian menyampaikan kendala utama yang sudah pasti ditemui
dalam setiap proses produksi di RM Ayam Bakar Wongsolo;
“Kendalanya itu biasanya bahan baku dipasaran yang harganya biasa naik
turun, itu yang biasa kita tidak bisa prediksi sama sekali apalagi bulan-
bulan kayak begini konsumen berkurang bahan bakunya harganya semakin
tinggi. (Hasil Wawancara, 16 Agustus 2020)”
Berdasarkan pemaparan tersebut kita dapat mengetahui bahwa harga bahan
baku yang jadi kendala paling utama yang menentukan harga jual karena sifatnya
yang fluktuatif atau naik turun. Pada dasarnya ketidakcermatan dalam memprediksi
harga bahan baku dipasaran akan menimbulkan kerugian tersendiri bagi perusahaan
tersebut dimana akan menghadirkan distribusi biaya yang tidak seimbang dan
margin keuntungan yang tidak relevan. Kerugian ini pernah dialami oleh RM Ayam
Bakar Wongsolo sebagaimana dijelaskan oleh pak Didi;
58
“Pernah. Setiap perusahaan itu pernah mengalami itu, kita ditahun 2006
pernah rugi tahun ini juga mengalami kerugian karena covid. Tingginya
pembayaran SDM, gajinya lebih tinggi daripada pemasukan dan
sebagainya sampai minus berapa juta. (Hasil Wawancara, 16 Agustus
2020)”
Merujuk pada apa yang disampaikan tersebut, sebenarnya kita tidk bisa
berkesimpulan bahwa RM Ayam Bakar Wong Solo tidak memperhatikan aspek-
aspek yang telah dijelaskan terkait dengan produksi dan penjualan dikarenakan
covid-19 adalah wabah pandemic yang sifatnya tiba-tiba dan merusak berbagai
tatanan ekonomi setengah tahun terakhir di 2020 ini. pada dasarnya, RM Ayam
Bakar Wong Solo adalah usaha rumah makan yang mengedepankan konsep syariah
didalam operasionalnya dengan memperhatikan keseimbangan antara margin
keuntungan, harga pasar, serta keterjangkauan konsumen. Hal ini dipertegas oleh
pernyataan pak Didi;
“Kalau rumah makan konsep itu tdak bisa digunakan.karena dia kan
seumpama ritkel kan sudah jelas barang masuk dikali keuntungannya itu
sudah jelas. Tapi kalau barang masuk di restoran banyak sekali komponen
yang diperhitungkan mungkin kalau ayam missal harga pokoknya 7rb
berate kita jual 22rb karena diakan banyak penunjangnya kayak sambel,
bungkusnya, cara masaknya, airnya itu diperhitungkan. (Hasil Wawancara,
16 Agustus 2020)”
Hal ini dipertegas kembali oleh pak Didi melalui closing statementnya
terkait dengan penentuan harga jual produk di RM Ayam Bakar Wong Solo;
“Kalau direstoran kita fleksibel karena keuntungannya itu tidak terlalu
banyak untuk saat ini jadi kalau kita menentukan itu biasanya liat pasarnya
dulu pasar yang mana kita mau masuki kalau dikita kan menengah keatas
yang kita masuki harga jualnya agak tinggi dengan konsumennya sedikit
tapi sudah untung tapi kalau kita masuki menengah kebawah untungnya
sedikit tapi volumenya harus tinggi kayak begitu konsep restoran. (Hasil
Wawancara, 16 Agustus 2020)”
59
Tabel 4.2
Penentuan Harga Jual di RM Ayam Bakar Wong Solo
Harga Jual Produk
RM Ayam Bakar
Wong Solo
Metode Penentuan Harga Jual Produk RM Ayam
Bakar Wong Solo
1. Menghitung seluruh komponen biaya yang
digunakan dalam suatu produk yang dihasilkan
2. Mengkalkulasi dan mempertimbangkan margin
keuntungan yang ingin didapatkan dari
penilaian produk
3. Menentukan dan mengumumkan harga jual ke
pasar
2. Peran konsep Al-Tawazun dalam Penentuan harga jual RM Ayam
Bakar Wongsolo
Sebagai restoran yang mengaplikasikan konsep syariah dalam usahanya,
sudah selayaknya RM Ayam Bakar Wong Solo menerapkan prinsip syariah dalam
setiap keputusan yang diambil termasuk dalam penentuan harga jual. Salah satu
konsep atau prinsip syariah yang harusnya terterapkan dalam penentuan harga jual
adalah konsep al-tawazun atau keseimbangan dimana margin keuntungan harus
relevan dengan biaya yang dikeluarkan serta keterjangkauan harga oleh konsumen.
Namun dengan segmen ini peneliti kemudian mencoba mengkaji lebih dalam
terkait Tawazun pada rm makan wong solo. Mengenai hal tersebut Pak Bambang
kemudian menyatakan pandangannya sebagai berikut;
“Jadi sebenarnya begini, tujuan perusahaan kan mencari keuntungan.
Akan tetapi melihat situasi sekarang ini yang masih dilanda virus corona
60
(covid-19) maka konsep tawazun bisa diterapkan, karena tawazun itukan
suatu sikap yang harus dimiliki setiap individu atau dalam hal perusaahn
rm wong solo agar tidak melakukan hal-hal secara berlebihan artiya
memberikan harga jual yang bisa dijangkau.(Hasil Wawancara, 16 Agustus
2020)”
Jika dianalisa, apa yang disampaikan oleh Pak Bambang sebagai manajer
bahwa memang sangat sesuai dengan apa yang telah dikonsepkan pada awal
bahasan ini. Pak Bambang menyampaikan pendapatnya dengan melihat kondisi
hari ini dimana dampak dari covid-19 ini mengganggu kondisi berbagai sektor
terutama pada sektor restaurant atau rumah makan. Dengan kata lain, stewardship
theory memandang manajemen dapat dipercaya dalam bertindak dengan sebaik-
baiknya demi kepentingan publik, pemilik dan stakeholder (Anto, 2010)..
Selanjutnya Ibu Sarah juga mengungkapkan alasan mengapa iya
berpandangan konsep tersebut tidak relevan digunakan di RM Ayam Bakar
Wongsolo;
“Tapi kalau barang masuk di restoran banyak sekali komponen yang
diperhitungkan mungkin kalau ayam misal harga pokoknya 7rb berarti kita
jual 22rb karena diakan banyak penunjangnya kayak sambel, bungkusnya,
cara masaknya, airnya itu diperhitungkan. Jadi konseptawazun ini tidak
relevan untuk digunakan. (Hasil Wawancara, 18 Agustus 2020)”
Berdasarkan penjelasan tersebut, Ibu Sarah selaku accounting RM Ayam
Bakar Wong Solo berpandangan bahwasanya konsep al-tawazun ini tidak relevan
untuk diterapkan mengingat dalam satu bahan pokok ada beberapa biaya yang
terlibat. Akan tetapi secara tidak sadar RM Ayam Bakar Wong Solo telah
menerapkan prinsip tersebut sebagaimana disiratkan oleh pak Didi sendiri;
“Kalau direstoran kita fleksibel karena keuntungannya itu tidak terlalu
banyak untuk saat ini jadi kalau kita menentukan itu biasanya liat pasarnya
dulu pasar yang mana kita mau masuki kalau dikita kan menengah keatas
61
yang kita masuki harga jualnya agak tinggi dengan konsumennya sedikit tapi
sudah untung tapi kalau kita masuki menengah kebawah untungnya sedikit
tapi volumenya harus tinggi kayak begitu konsep restoran. (Hasil
Wawancara, 16 Agustus 2020)”
Apa yang disampaikan pak Didi tersebut sejatinya sudah sesuai dengan
konsep al-tawazun. Konsep al-tawazun dalam islam sendiri dikenal dengan konsep
keseimbangan yang mengedepankan nilai-nilai keadilan dalam penentuan suatu hal
yang dalam hal ini diproksikan kepada penentuan harga jual produk yang ada di
RM Ayam Bakar Wong Solo. Jika diselaraskan dengan teori, pandagan ini sejalan
dengan stewardship theory. Teori Stewardship manajer akan berperilaku sesuai
kepentingan bersama. Menurutnya kepentingan bersama dan berperilaku sesuai
keinginan pemilik adalah suatu hal yang rasional sebab steward lebih
mengendepankan usaha untuk mencapai kepentingan organisasi (Zoelisty dan
Adityawarman, 2014).
Masalah harga atau lebih tepatnya harga keseimbangan sangat
menentukan keseimbangan perekonomian, sehingga hal inipun telah dibahas
dalam ekonomi islam. Dalam konsep ekonomi islam, harga ditentukan oleh
keseimbangan permintaan dan penawaran. Keseimbangan ini terjadi bila antara
penjual dan pembeli bersikap saling merelakan. Kerelaan ini ditentukan oleh
penjual dan pembeli dalam mempertahankan kepentingannya atas barang
tersebut. Jadi, harga ditentukan oleh kemampuan penjual untuk menyediakan
barang yang ditawarkan kepada pembeli, dan kemampuan pembeli untuk
mendapatkan harga tersebut dari penjual. Konsep at-tawazun yang ditawarkan
dalam penilitian ini diharapkan memainkan peranan penting dalam meminimalisir
biaya-biaya yang menjadi komponen penyusun harga jual.
62
Penerapan penentuan harga jual berbasis konsep at-tawazun merupakan
metode yang fleksibel yang dapat digunakan secara universal untuk produk yang
dibeli maupun yang diproduksi sendiri oleh perusahaan, meskipun harus tetap
memperhatikan asumsi yang dipakai. Islam merupakan ajaran universal yang tidak
hanya berbicara mengenai ibadah personal kepada Allah SWT. Secara vertikal,
melainkan juga berbicara mengenai seluruh aspek kehidupan termasuk ekonomi.
Sistem ekonomi yang berorientasi kemaslahatan harus ditanamkan dalam setiap lini
perekonomian, demi tercapainya tujuan ekonomi sesuai dengan tuntunan al-quran
dan as-sunnah.
Tabel 4.3
Peran Al-Tawazun dalam Penentuan Harga Jual Produk di RM Ayam
Bakar Wong Solo
No. Konsep Al-
Tawazun
Peran konsep Al-Tawazun dalam Penentuan Harga
Harga Jual Produk RM Ayam Bakar Wong Solo
1. Proporsional Menghitung biaya yang digunakan untuk membuat
suatu produk dengan tetap mempertimbangkan sisi
profit dan benefit
2. Kewajaran Menentukan margin keuntungan secara wajar
berdasarkan biaya yang dikeluarkan
3. Keterjangkauan Memastikan bahwa harga jual yang telah
ditentukan sebelumnya terjangkau oleh semua
kalangan
63
3. Konsep Al-Tawazun dalam Mewujudkan Keseimbangan Harga Jual
RM Ayam Bakar Wong Solo
Konsep Al-Tawazun yang memiliki arti keseimbangan, yang dimaksud
keseimbangan dalam mewujudkan harga jual yaitu dimana Wong Solo sebagai
rumah makan dapat memberikan harga yang jual yang seimbang kepada
pelanggannya dengan harga jual yang ditawarkan tidak terlalu mahal atau bisa
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, apalagi ditengah kondisi covid-19
dimana seluruh sektor terkena dampaknya.
RM Ayam Bakar Wong Solo sebagai usaha manunfaktur yang kegiatan
produksinya dilakukan secara terus menerus membuat perusahaan harus mampu
menyederhanakan atau meminimalisir biaya-biaya yang dikeluarkan. Hal ini
memiliki urgensi yang tinggi sebab akan muncul banyak masalah jika diabaikan.
Masalah-masalah tersebut antara lain model produk yang terlalu tinggi, harga jual
yang terlalu mahal, dan turunnya intensitas penjualan yang disebabkan oleh kedua
hal sebelumnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan dituntut dalam
penentuan harga jual dengan tepat. Sebab kesalahan dalam penetapan harga dapat
menimbulkan berbagai konsekuensi dan dampaknya berjangkauan jauh.
Tindakan penetapan harga yang melanggar etika dapat menyebabkan para
pelaku usaha tidak disukai oleh para pembeli, bahkan para pembeli dapat
melakukan suatu reaksi yang dapat menjatuhkan nama baik pelaku usaha. Apabila
kewenangan harga tidak berada para pelaku usaha melainkan berada pada kebijakan
pemerintah, maka penetapan harga yang tidak diinginkan oleh para pembeli bisa
mengakibatkan suatu reaksi penolakan oleh banyak kalangan. Reaksi penolakan itu
64
bisa diekspresikan dalam berbagai tindakan yang kadang-kadang mengarah kepada
tindakan-tindakan anarkis atau kekerasan yang melanggar norma hukum.
Terkait dengan hal tersebut pemahaman harga jual serta penentuannya harus
bisa dikuasai oleh manajemen perusahaan itu sendiri urgensi tersebut guna
menghindari bias harga yang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah kali relevan
dengan disampaikan oleh Pak Bambang selaku bagian manajer RM Ayam Bakar
Wong Solo;
“Harga jual itu harga yang dipasarkan untuk produk kita, Kalau di
perusahaan ini ada harga pokok penjualan jadi harga pokok penjualan itu
termasuk bahan baku apa saja yang digunakan didalamnya ada komponen-
komponen mulai dari tenaga kerja, komponen biaya operasional, supplies itu
digunakan semua. Jadi ketika kita sudah hitungberapa total biaya-biaya yang
terlibat maka kami menyeimbangkan harga jual yang akan kami tawarkan
agar tidak terlalu tinggi dan juga tidak melewati modal yang terpakai.”
(Hasil Wawancara, 16 Agustus 2020)
Apa yang disampaikan tersebut menunujukkan bahwasanya penentuan
harga jual tidak semudah yang diperkirakan oleh peneliti ada banyak komponen
biaya yang secara detail harus benar-benar diperhatikan seperti biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, biaya operasional, biaya marketing, dan biaya-biaya lainnya
yang tidak bisa disebutkan satu persatu selain itu faktor lain yang harus juga
diperhatikan adalah pangsa pasar produk itu sendiri. Hal ini dipertegas dalam teori
stewardship (stewardship theory) yang memandang manajer, dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya, termotivasi untuk melayani kebutuhan organisasi dan
mengabdikan dirinya untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi tersebut.
Melihat kondisi pasar RM Ayam Bakar Wongsolo dalam hal ini harus
memiliki proyeksi dan target harga yang akan dipasarkan. Hal ini sebagaimana
diungkapkan oleh Ibu Sarah Selaku bagian keuangan RM Ayam Bakar Wongsolo.
65
“Kita liat pasarnya, kalau pasarnya volumenya besar kita untung-untung
tipis tidak masalah. Jadi harga jual murah, karena kan memang persaingan
rumah makan di Makassar sangat ketat semakin ada yang baru mereka
tawarkan harga yang lebih murah. Tapi kita kan perusahaan-perusahaan
yang sudah besar harus memperhitungkan juga biaya-biaya sumber daya
manusia dan sebagainya. kita kan terkait dengan aturan pemerintah dan
sebagainya, kayak UMK dan sebagainya kita harus penuhi semua. Jadi, kita
seminimal mungkin mengejar volume yang tinggi dengan keuntungan yang
sedikit. (Hasil Wawancara, 18 Agustus 2020)”
Penjelasan tersebut memberikan gambaran persaingan usaha rumah makan,
hal ini sejalan dengan teori stewardship yang mengasumsikan hubungan yang kiat
untuk kesuksesan perusahaan atau organisasi dengan tetap memberikan kepuasan
kepada pelanggan, pemilik dan stakeholder. Dalam hal ini, Makassar sebagai kota
metropolitan tentunya memiliki pangsa pasar yang baik, namun disisi lain juga
memiliki persaingan yang sengit yang mengakibatkan penentuan harga menjadi
sedikit rumit. Hal ini belum lagi ditambah dengan kendala-kendala lainnya seperti
yang disampaikan Pak Bambang sebagai berikut:
“Kendalanya itu biasanya bahan baku dipasaran yang harganya biasa naik
turun, itu yang biasa kita tida k bisa prediksi sama sekali apalagi bulan-
bulan kayak begini konsumen berkurang sedangkan bahan baku harganya
semakin tinggi. (Hasil Wawancara, 16 Agustus 2020)”
Penjelasan tersebut mengindikasikan bahwasanya upaya membentuk
fondasi yang kokoh akan membuat suatu usaha tidak mudah goyah meskipun
berada di tengah persaingan yang ketat, baik bersaing dalam hal harga jual maupun
kualitas, segmentasi pasar dan lain sebagainya guna menghindari harga yang
unpredictable. Tingkat persaingan yang tinggi mengakibatkan perubahan harga
produk akan memberikan dampak signifikan terhadap total penjualan. Oleh sebab
itu, harga jual produk merupakan faktor terpenting dan harus terus diperhatikan.
Namun permasalahan yang sering terjadi akibat tingginya tingkat persaingan adalah
66
pelaku usaha cenderung memilih untuk menetapkan harga jual yang sama dengan
pesaingnya. Harga jual lebih banyak ditentukan oleh kekuatan antara permintaan
dan penawaran produk atau jasa tersebut di pasaran. Biasanya perusahaan yang
secara langsung dapat mempengaruhi harga jual suatu produk atau jasa akan
dihadapkan pada masalah bagaimana menentukan harga jual produk atau jasa yang
dihasilkannya.
Setiap bisnis tentunya pernah mengalami pasang surut yang diakibatkan
ketidakmampuan memprediksi harga jual produknya sendiri. Lebih lanjut beliau
juga menjelaskan bahwasanya faktor-faktor yang memungkinkan kerugian tersebut
telah dipertimbangkan namun saja kadang terjadi kerugian yang tidak bisa di
prediksi seperti yang dikatakan oleh pak Bambang;
“Kita sudah pertimbangkan itu, tapi hasil dalam laba ruginya itu biasanya
meleset-meleset sedikit itu biasa. Karena kan memang secara persentasi
bahan baku itu persentasinya 50% sedangkan biaya SDM 15% dan supplies
sekitar 10%, ya keuntungannya kalau sudah 10% itu sudah baguslah, tapi
terkadang meleset. Karena kita kayak regulasi pemerintah yang bahannya
harus dipenuhi biaya cek lingkungan hidup, itukan diluar kendali kita biasa
kayak kita harus uji udara, uji kadar air dan sebagainya kayak begitu. (Hasil
Wawancara, 16 Agustus 2020)”
Hal ini sejalan dengan stewardship theory, sebab teori ini berdasar pada
pertimbangan-pertimbangan yang terkait dengan motivasi manajer. Seorang
eksekutif manajer dalam teori ini dianggap bukan sebagai pihak yang opportunistic,
yang mana secara esensi mereka hanya melakukan pekerjaan dengan baik untuk
menjadi pengurus yang baik bagi seluruh aset yang dimiliki perusahaan.
Keterangan tersebut memberikan gambaran bahwasanya penentuan harga
jual memang sangat rumit meskipun sudah diperhitungkan dengan matang secara
berkali-kali. Harga jual produk sendiri seharusnya tidak terlalu rendah untuk dapat
67
menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dan mampu
memberikan keuntungan yang diinginkan, akan tetapi juga tidak terlalu tinggi
supaya konsumen tidak beralih pada pesaingnya. Harga jual produk akan dapat
ditentukan dengan tepat apabila Harga Pokok Produksi (HPP) dihitung dengan tepat
pula. Keputusan dalam penentuan harga jual sangatlah penting sifatnya, karena
selain mempengaruhi laba yang ingin dicapai, penentuan harga jual juga akan
mempengaruhi kelangsungan hidup suatu usaha. Selain itu penentuan harga
jual juga akan mempengaruhi citra suatu produk di mata konsumen. Oleh
karena itu dalam menentukan harga jual produk haruslah dilakukan dengan
menggunakan strategi dan perhitungan yang tepat agar tidak menimbulkan
kerugian dalam kegiatan usaha.
Guna mengantisipasi kerugian tersebut diperlukan adanya konsep
keseimbangan seperti konsep al-tawazun yang ditawarkan dalam penelitian ini.
Konsep al-tawazun selama ini dikenal sebagai konsep keseimbangan dunia dan
akhirat yang secara umum dilekatkan kepada perilaku manusia namun dalam hal
ini hal tersebut juga dikorelasikan dengan penentuan harga jual demi mendapatkan
konsep harga yang seimbang meskipun pada praktiknya jarang yang mengetahui
konsep al-tawazun ini, seperti halnya RM Ayam Bakar Wongsolo namun secara
tidak langsung konsep tersebut telah terterapkan secara efektif hal ini dapat
diketahui dari pernyataan Pak Bambang sebagi berikut:
“Kalau rumah makan konsep itu tdak bisa digunakan.karena dia kan
seumpama ritkel kan sudah jelas barang masuk dikali keuntungannya itu
sudah jelas. Tapi kalau barang masuk di restoran banyak sekali komponen
yang diperhitungkan mungkin kalau ayam missal harga pokoknya 7rb berate
kita jual 22rb karena diakan banyak penunjangnya kayak sambel,
68
bungkusnya, cara masaknya, airnya itu diperhitungkan. Jadi konsep ini tidak
relevan untuk digunakan. (Hasil Wawancara, 16 Agustus 2020)”
Meskipun secara tegas menyatakan bahwasanya penerapan konsep ini tidak
mungkin dilakukan, namun pernyataannya telah menyiratkan bahwa konsep al-
tawaazun telah terterapkan dengan baik terlebih lagi RM Ayam Bakar Wong Solo
menerpakan prinsip syariah dengan baik (lihat kemasan kotak makan RM Ayam
Bakar Wong Solo dengan tagline “10% disisihkan untuk sedekah). Masalah harga
atau lebih tepatnya harga keseimbangan sangat menentukan keseimbangan
perekonomian, sehingga hal inipun telah dibahas dalam islam. Dalam konsep
islam, harga ditentukan oleh keseimbangan permintaan dan penawaran.
Keseimbangan ini terjadi bila antara penjual dan pembeli bersikap saling
merelakan. Kerelaan ini ditentukan oleh penjual dan pembeli dalam
mempertahankan kepentingannya atas barang tersebut. Jadi, harga ditentukan
oleh kemampuan penjual untuk menyediakan barang yang ditawarkan kepada
pembeli, dan kemampuan pembeli untuk mendapatkan harga tersebut dari penjual
Konsep al-tawazun yang ditawarkan dalam penilitian ini diharapkan memainkan
peranan penting dalam meminimalisir biaya-biaya yang menjadi komponen
penyusun harga jual khususnya pada RM Ayam Bakar Wong Solo.
69
Tabel 4.4
Perwujudan Keseimbangan Harga dalam Konsep Al-Tawazun
No. Al-Tawazun Perwujudan Harga Keseimbangan
1. Proporsional Harga jual harus proporsional sesuai dengan
penentuan dan penawaran pasar
2. Kewajaran Keuntungan dari harga jual harus berada dalam
kondisi wajar atau tidak berlebihan
3. Keterjangkauan Harga jual produk yang ditentukan harus bisa
dijangkau oleh berbagai kalangan agar dapat
memaksimalkan profit yang dugunakan
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan peneliti disusun
sebagai berikut:
1. Penentuan harga jual produk di RM Ayam Bakar Wong Solo dilakukan
dengan menggunakan metode peneteapan harga biaya-plus yang
memperhitungkan harga bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead
sebelum dijumlahkan dengan margin keuntungan .
2. Penentuan harga jual produk di RM Ayam Bakar Wong Solo telah
memenuhi prinsip al-tawazun (keseimbangan harga) meskipun mereka
menyatakan bahwa konsep ini tidak relevan untuk digunakan pada usaha
mereka.
3. Konsep al-tawazun secara spesifik dapat membuat penetapan
keseimbangan harga jual di RM Ayam Bakar Wong Solo dilakukan secara
efektif guna mengahdirkan harga jual produk yang seimbang .
B. Keterbatasan penelitian
Setiap penelitian tentunya memiliki hambatan yang kemudian
memunculkan keterbatasan. Keterbatasan penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan pada saat situasi dan kondisi dalam pandemik
covid-19. Dimana kondisi ini membuat pemerintah menerapkan social
distancing yang membatasi ruang gerak peneliti dalam upaya penyelesaian
tugas akhir.
71
2. Kurangnya informasi yang diberikan informan terkait pertanyaan yang
diberikan sehingga mengurangi kualitas jawaban yang diterima. Hal ini
ditengarai oleh kesibukan informan itu sendiri.
3. Kurangnya waktu yang diberikan kepada peneliti pada saat proses
wawancara.
4. Kurangnya penelitian yang membahas tentang konsep al-tawazun sehingga
dalam penelitian ini penulis kesulitan dalam mencari referensi.
5. Kurangnya pemahaman informan mengenai konsep al-tawazun.
C. Saran Penelitian
Merujuk pada keterbatasan penelitian yang telah diuraikan adapun saran yan
diberikan oleh peneliti sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu memaksimalkan jumlah
informan yang diproyeksikan agar kiranya informasi yang didapatkan lebih
pariatif dan meyakinkan.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan pada kondisi informan yang
tidak sedang dalam keaibukan guna mendapatkan kualitas informasi yang
lebih baik lagi kedepannya.
72
DAFTAR PUSTAKA
Achnas, A. H., I. Cholissodin, dan W. F. Mahmudy. 2015. Optimasi Fuzzy
Inference System Sugeno dengan Algoritma Hill Climbing untuk Penentuan
Harga Jual Rumah. Journal of Enviromenta Engineering daan Sustainable
Technology, 2(1): 31-36.
Afiyanti, Y. 2008. Validitas dan Realibilitas dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 12(2): 137-141.
Anugerah, E. G., I. Mas'ud, dan N. I. Wahyuni. 2017. Penerapan Target Costing
dalam Pengelolaan Harga Jual untuk Optimalisasi Laba. e-Journal Ekonomi
Bisnis dan Akuntansi, 2017, Volume IV (1) : 19-23.
Arifin, S., dan A. Zaini. 2014. Dakwah Transformatif melalui Konseling: Potret
Kualitas Kepribadian Konselor Perspektif Konseling al-tawazun. Jurnal
Dakwah, 15(1): 1-7.
Atmadja, A. T. 2013. Pergulatan Metodologi dan Penelitian Kualitatif dalam Ranah
Ilmu Akuntansi. Jurnal Akuntansi Profesi, 3(2): 122-141.
Aumora, N. S., D. Bakce, dan N. Dewi. 2016. Analisis Efisiensi Produksi Usaha
tani Kelapa di Kecamatan Pulau Burung Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal
SOROT, 11(1): 47-59.
Ayuningtyas, D. 2013. Evaluasi Penerapan Biaya Standar Sebagai Alat
Perencanaan dan Penentuan Harga Jual Pada Harian Tribun Manado. Jurnal
EMBA, 1(4): 1911-1921.
Aziza, R. V. S., dan A. S. Mulazid. 2017. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing, Capital Adequacy Ratio, Modal Sendiri dan Marjin Keuntungan terhadap Pembiayaan Murabahah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 1(2): 1-15.
Azmi, Z., Abdillah Arif N. dan Wardayani. 2018. Memahami Penelitian Kualitatif
dalam Akuntansi. Akuntabilitas: Jurnal Ilmu Akuntansi, 11(1): 159-168.
Badri, Muhammad Arifin, dkk. 2012, Majalah Pengusaha Muslim: Jangan
Menyuap. Penerbit: Yayasan Bina Pengusaha Muslim.
Bahri, R., dan Rahmawaty. 2019. Analisis Penentuan Harga JualDalam
Menentukan Harga Jual Produk (Studi Empiris Pada Umkm Dendeng Sapi
Di Banda Aceh). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi (JIMEKA), 4(2): 344-
358.
Bungin, B. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif-Aktualisasi Metodologis ke
Arah Ragam Varian Kontemporer. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.
73
Cahya, M. L., dan A. Nathanael. 2020. Edukasi Penentuan Harga Jual dan
Pembukuan Usaha di Kampung Lontong Banyu Urip Kelurahan Kupang
Krajan, Surabaya. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1): 1-5.
Casmadi, Y., dan I. Azis. 2019. Pengaruh Biaya Produksi & Biaya Operasional
Terhadap Laba Bersih Pada Pt. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company,
Tbk.Jurnal Akuntansi, 11(1): 1-12.
Cendrawasih, R. R., N. Tinaprilia, dan A. K. Adhi. 2018. Efisiensi Teknis Usaha
Tani Padi pada Sistem Tanam Jajar Legowo Di Kabupaten Lamongan,
Provinsi Jawa Timur. Jurnal Agro Ekonomi, 36(2): 149-162.
Darmayanti, N. P., I. A. aviantara, dan I. P. Gunadnya. 2017. Optimalisasi
Perencanaan Diversifikasi Usaha Bunga Potong. Jurnal BETA, 5(1): 1-14.
Davis, J. H., Schoorman, F. Davi., dan Donaldson, Lex. 1997. Towards a
Stewardship Ttheory of Management. Academy of Management Review,
221:20-47.
Diantry, H. 2020. Penerapan Logika Fuzzy Mamdani Untuk Menentukan Harga
Jual Batik Mengunakan Matlab. Jurnal Ilmu Komputer, 8(2): 1-4.
Dunia, F. A, mdan Abdullah, W. 2012. Akuntansi Biaya (E. S. Suharsi, Ed) (3rd ed).
Jakarta Selatan: Salemba Empat.
Fauzia, I. Y. dan A. K. Riyadi. 2015. Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif
Maqashid Al-Shariah. Kencana Prenada Islam, 5: 61-77.
Fauziah dan Nurwahida. 2019. Strategi Penetapan Harga Jual dan Penawaran
Dalam Perspektif Syariah Toko Sinar Rahmat Kecamatan Sinjai Utara. Jurnal
Lembaga Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Islam, 1(1): 12-27.
Fitriyah, D. N. Priminingtyas, dan D. Retnoningsih. 2020. Penerapan Target
Costing dalam Upaya Efesiensi Biaya Produksi Keripik Apel di UD
Ramayana Agro Mandiri Kota Batu berdasarkan Sistem Penjualan Online dan
Ofline. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA), 4(1): 97-110.
Goni, Y. M. F dan D, Afandi. 2016. Analisis perhitungan Harga Jual di PT Bangun
Wenang Beverages Company Manado. J. Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
dan Akuntansi, 4 (1) : 624-633.
Hapsari, S. D., B. W. Saputra, dan B. Rismadi. 2013. Evaluasi Efektivitas
Penentuan Harga Jual dan Efisiensi Harga Jual (Studi Kasus Di PT. XYZ).
Journal of Management Studies, 2(1): 38-60.
Hernandez, M. 2012. Toward an Understanding of The Psychologi of Stewardship.
Academy of Management Review, (37)2:172-193.
Hetika dan Y. P. Sari. 2019. Analisis Penentuan Harga Jual untuk Menentukan
Harga Jual pada UMKM di Kota Tegal. Jurnal MONEX, 8(1): 303-314..
74
Hidayat, Y. R. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Harga Beras
di Kabupaten Indramayu. Jurnal LOGIKA, 16(1): 1-11.
Irfan, A. (2008). Akuntansi Industri. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Jannah, M. 2018. Analisis Pengaruh Biaya Produksi dan Tingkat Penjualan
terhadap Laba Kotor. Jurnal BanqueSyar’i, 4(1): 87-112.
Juwita, R. dan M. R. Satria. 2017. Penerapan Target Costing Dalam Upaya Efisiensi
Harga Jual Untuk Peningkatan Laba Produk. Jurnal Kajian Akuntansi,1(2):
184-193.
Karim, Adiwarman A. 2010. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Kuncoro, Mudrajad. 2013. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana
Meneliti dan Menulis Tesis?. Edisi 4. Jakarta: Erlangga.
Lestari, A., S. I. Rosita dan T. Marlina. 2019. Analisis Penerapan Metode Full
Costing dalam Perhitungan Harga Jual Untuk Penetapan Harga Jual. Jurnal
Ilmiah Akuntansi, 7(1): 173-178.
Macpal., J. Morasa dan V. Tirayoh. 2014. Analisis Perhitungan Harga Pokok
Penjualan Barang Produksi pada Jepara Meubel di Kota Bitung. Jurnal
EMBA, 2(3): 1495-1503.
Manein, J. O., D. P. E. Saerang dan T. Runtu. 2020. Penentuan Harga Jual dengan
menggunakan metode full costing pada pembuatan rumah kayu (Studi kasus
pada CV. Rajawali Tunggal Perkasa - Woloan 1 Utara). Indonesia Accounting
Journal, 2(1): 37-43.
Marlina, N, dan D. Efrianti. 2015. Peranan Anggaran Harga Jual sebagai Alat
Penentuan Harga Jual pada CV Azka Syahrani. Accounting Symposium,
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan: 1-13.
Maryamah, I. 2017. Dakwah Pondok Pesantren Al-tawazun dalam Mengatasi
Problematika Santri. Anida (Aktualisasi Nuansa Ilmu Dakwah). 17 (2): 147-
164.
Masrunik, E., B. Septiawan dan A. D. Hendriawan. 2019. Strategi Lirang dalam
Penentuan Harga Jual Pisang di Pasar Tradisional Blitar. Akuntabilitas:
Jurnal Ilmu-Ilmu Ekonomi, 12(2): 97-105.
Massie, N. I. K., D. P. E. Saerang, dan Z. Tirayoh. 2018. Analisis Penentuan Harga
Jual untuk Menilai Efisiensi dan Efektivitas Harga pokok produksi. Jurnal
Riset Akuntansi Going Concern, 13(3): 355-364.
Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Mursyidi. 2010. Akuntansi Biaya. Bandung: PT. Refika Aditama.
75
Muslimin, S., Zainab, dan W. Jafar. 2020. Konsep Penetapan Harga Dalam
Perspektif Islam. Journals of Islamic Economics, 2(1): 1-11.
Nugroho, A.S., S. I. Santoso dan B. M. Setiawan. 2019. Analisis Efisiensi
Penentuan Harga Jual melalui Metode Full Costing dan Target Costing pada
Komoditas Ribbed Smoked Sheet di PT Perkebunan Nusantara Ix, Kabupaten
Semarang. Jurnal Sungkai, 7(2): 13-24.
Nurul, Farida R. 2016. Menggunakan Metode Etnogtafi dalam Penelitian Sosial.
Dimensi, 9(2): 87-92.
Prasetyo, D. 2016. Implementasi Prinsip Al-tawazun Perspektif Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah An Nahdiyah Dalam Pengembangan Nilai Pendidikan Karakter
Siswa di Madrasah Aliyah Al Azhar Banjarwati Paciran Lamongan. Jurnal
AKADEMIKA, 10(2): 187-203.
Pratiwi, J. 2013. Penerapan Biaya Standar dalam Pengendalian Biaya Produksi pada
PT. Pertani (Persero) Cabang Sulawesi Utara. Jurnal EMBA, 1(4): 1617-1626.
Raharjo, Eko. 2007. Teori Agensi dan Teori Stewardship dalam Perspektif
Akuntansi. Jurnal Fokus Ekonomi, 2(1): 37-46.
Rahmawati, R., E. S. Rahayu, dan S. W. Ani. 2017. Analisis Penerapan Economic
Order Quantity (EOQ) di Pabrik Gula Madukismo Bantul. Journal of
Sustainable Agriculture. 32(2): 126-131.
Saebani, A. dan E. Taufik. 2017. Analisis Penentuan Harga Jual yang Efektif pada
Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Prosiding SNa, 7(3): 595-603.
Sandra, V. dan Aznedra. 2019. Analisis Penetapan Harga Jual Jasa Perbaikan
Propeller dengan Menggunakan Metode Time and Material Pricing di
Departemen Bsp Division (Studi Kasus Pada Pt. Mencast Offshore And
Marine). Measurement, 13(1): 44-54.
Sari, T. 2019.Analisis Penentuan Harga Jual pada Pabrik Tahu Kurma di Kabupaten
Bondowoso. International Journal of Social Science and Business, 3(3): 264-
271.
Slamet, A. dan Sumarli. 2010. Pengaruh Perkiraan Biaya Produksi dan Laba yang
Diinginkan terhadap Harga Jual pada Industri Kecil Genteng Pres. Jurnal
Ekonomi dan Manajemen, Dinamika, 11(2): 51.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-
21. Bandung: Alfabeta
Supriatna, N. 2014. Analisis Kontribusi Efisiensi Harga Jual terhadap
Kemampulabaan pada PT Perkebunan Nusantara VIII Jawa Barat. JURNAL
Riset Akuntansi Dan Keuangan, 2 (3): 498-507.
76
Tondo, M., V. Ilat, dan D. Affandi. 2019. Perhitungan Harga Jual Pada Cv. Jonanli
Sejahtera di Manado. Jurnal EMBA, 7(3): 4
Turmudi, M. 2014. Penentuan Margin Ba’I Al-Murabahah pada Program
Pembiayaan Perbankan Syari’ah di Indonesia. Jurnal Al’Adl, 7(1): 1-15.
Turmudi, M. 2017. Production in Islamic Economic Perspektif. Islamadina, Jurnal
Pemikiran Islam, 18(1): 37-56.
Yunina, F., dan Jumiati. 2020. Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan
Anggaran Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Aceh Tengah. Jurnal Akuntansi Muhammadiyah, 9(1): 1-12.
Zubaedah, A., B. Sudiyanto., dan E. Puspitasari. 2018. Pengaruh Kinerja
Perusahaan dan Struktur modal terhadap Return Saham (Studi Empirik pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2013-2016). Prosiding SENDI.
77
LAMPIRAN 1
MANUSKRIP
78
MANUSKRIP WAWANCARA
Informan 1
Pak Didi (Pimpinan RM Ayam Bakar Wong Solo)
Berbicara mengenai harga jual, khususnya pada perusahaan manufaktur hal
ini menjadi sangat penting sebab segala komponen biaya harus diperhatikan secara
keseluruhan. Namun dalam perkembangannya proses penentuan harga jual saat ini
masih jauh dari kata seimbang.
1. Apa yang bapak ketahui terkait harga jual?
= Harga jual itu harga yang dipasarkan untuk produk kita, Kalau di perusahaan
ini ada harga pokok penjualan jadi harga pokok penjualan itu termasuk bahan
baku apa saja yang digunakan didalamnya ada komponen-komponen mulai dari
tenaga kerja, komponen biaya operasional, supplies itu digunakan semua.
Bedanya rumah makan dengan distributor kalau distributor kan enak barangnya
sudah tentu dan sebagainya tapi kalau dirumah makan susah menentukan itu
semua karena kitakan harus hitung gas, biaya sumber daya manusia, bumbu-
79
bumbu yang lain, penunjang dan sebagainya termasuk kayak tissue, kotak dan
sebagainya itukan harus dihitung komponennya.
2. Apakah perusahaan ini pernah mengalami kerugian dari penentuan harga jual?
= Pernah. Setiap perusahaan itu pernah mengalami itu, kita ditahun 2006 pernah
rugi tahun ini juga mengalami kerugian karena covid. Tingginya pembayaran
SDM, gajinya lebih tinggi daripada pemasukan dan sebagainya sampai minus
berapa juta
Dalam islam ataupun agama-agama lainnya, kita dituntut untuk senantiasa
mengedepankan konsep keseimbangan dalam setiap hal, tidak terkecuali dal hal
penentuan harga jual, salah satu konsep keseimbangan ditawarkan dalam islam
yaitu konsep al-tawazun. Konsep ini coba ditawarkan untuk diintegrasikan
kedalam penentuan harga jual.
3. Apakah menurut bapak proses penentuan harga jual di perusahaan ini sudah
sesuai dengan konsep al-tawazun atau keseimbangan dalam perspektif islam?
= Kalau rumah makan konsep itu tdak bisa digunakan.karena dia kan
seumpama ritkel kan sudah jelas barang masuk dikali keuntungannya itu sudah
jelas. Tapi kalau barang masuk di restoran banyak sekali komponen yang
diperhitungkan mungkin kalau ayam missal harga pokoknya 7rb berarti kita jual
22rb karena diakan banyak penunjangnya kayak sambel, bungkusnya, cara
masaknya, airnya itu diperhitungkan
4. Apakah dalam penentuan harga jual produk di perusahaan ini telah
memperhatikan aspek-aspek keseimbangan antara margin keuntungan dan
harga pasar serta keterjangkauan konsumen?
80
= Kalau direstoran kita fleksibel karena keuntungannya itu tidak terlalu banyak
untuk saat ini jadi kalau kita menentukan itu biasanya liat pasarnya dulu pasar
yang mana kita mau masuki kalau dikita kan menengah keatas yang kita masuki
harga jualnya agak tinggi dengan konsumennya sedikit tapi sudah untung tapi
kalau kita masuki menengah kebawah untungnya sedikit tapi volumenya harus
tinggi kayak begitu konsep restoran.
Informan 2
Pak Bambang (Manajer RM Ayam Bakar Wong Solo)
Penentuan harga jual meskipun telah menggunakan metode tertentu namun
harus tetap melakukan penyesuaian-penyesuaian, dalam hal ini inovasi dan strategi
bisnis guna menciptakan harga jual yang bersaing dipasaran. Hal ini guna menjaga
stabilitas harga dan juga volume penjualan yang sudah ada.
1. Menurut bapak bagaimana perusahaan melakukan inovasi dan strategi bisnis
guna menciptakan harga jual yang bersaing?
= Kita liat pasarnya, kalau pasarnya volumenya besar kita untung-untung tipis
tidak masalah. Jadi harga jual murah, karena kan memang persaingan rumah
makan di Makassar sangat ketat semakin ada yang baru mereka tawarkan harga
yang lebih murah. Tapi kita kan perusahaan-perusahaan yang sudah besar harus
memperhitungkan juga biaya-biaya sumber daya manusia dan sebagainya. kita
kan terkait dengan aturan pemerintah dan sebagainya, kayak UMK dan
sebagainya kita harus penuhi semua. Jadi, kita seminimal mungkin mengejar
volume yang tinggi dengan keuntungan yang sedikit.
81
2. Bagaimana perusahaan ini dalam penentuan harga jual, apakah ada
pertimbangan sebelum menentukan harga jual?
= Kita sudah pertimbangkan itu, tapi hasil dalam laba ruginya itu biasanya
meleset-meleset sedikit itu biasa. Karena kan memang secara persentasi bahan
baku itu persentasinya 50% sedangkan biaya SDM 15% dan supplies sekitar
10%, ya keuntungannya kalau sudah 10% itu sudah baguslah, tapi terkadang
meleset. Karena kita kayak regulasi pemerintah yang bahannya harus dipenuhi
biaya cek lingkungan hidup, itukan diluar kendali kita biasa kayak kita harus uji
udara, uji kadar air dan sebagainya kayak begitu.
3. Dalam penentuan harga jual di perusahaan ini apakah pernah mengalami
kendala? kalau iya, kendala-kendala apa saja yang biasa dialami?
= Kendalanya itu biasanya bahan baku dipasaran yang harganya biasa naik
turun, itu yang biasa kita tidak bisa prediksi sama sekali apalagi bulan-bulan
kayak begini konsumen berkurang bahan bakunya harganya semakin tinggi.
Dalam islam ataupun agama-agama lainnya, kita dituntut untuk senantiasa
mengedepankan konsep keseimbangan dalam setiap hal, tidak terkecuali dal hal
penentuan harga jual, salah satu konsep keseimbangan ditawarkan dalam islam
yaitu konsep al-tawazun. Konsep ini coba ditawarkan untuk diintegrasikan kedalam
penentuan harga jual.
4. Apakah menurut bapak proses penentuan harga jual di perusahaan ini sudah
sesuai dengan konsep al-tawazun atau keseimbangan dalam perspektif islam?
= Jadi sebenarnya begini, tujuan perusahaan kan mencari keuntungan. Akan
tetapi melihat situasi sekarang ini yang masih dilanda virus corona (covid-19)
82
maka konsep tawazun bisa diterapkan, karena tawazun itukan suatu sikap yang
harus dimiliki setiap individu atau dalam hal perusaahn rm wong solo agar tidak
melakukan hal-hal secara berlebihan artinya memberikan harga jual yang bisa
dijangkau.
Informan 3
Ibu Sarah (Bagian Keuangan RM Ayam Bakar Wong Solo)
Berbicara mengenai harga jual, khususnya pada perusahaan manufaktur hal
ini menjadi sangat penting sebab segala komponen biaya harus diperhatikan secara
keseluruhan. Namun dalam perkembangannya proses penentuan harga jual saat ini
masih jauh dari kata seimbang.
4. Apa yang kakak ketahui tentang harga jual?
= Jadi harga jual itu adalah harga yang dipasarkan kepada pelanggan kita, kalau
di perusahaan ini ada harga pokok penjualan jadi harga pokok penjualan itu
termasuk komponen bahan baku apa saja yang digunakan didalamnya.
Dalam islam ataupun agama-agama lainnya, kita dituntut untuk senantiasa
mengedepankan konsep keseimbangan dalam setiap hal, tidak terkecuali dal hal
penentuan harga jual, salah satu konsep keseimbangan ditawarkan dalam islam
yaitu konsep al-tawazun. Konsep ini coba ditawarkan untuk diintegrasikan kedalam
penentuan harga jual.
83
5. Apakah menurut bapak proses penentuan harga jual di perusahaan ini sudah
sesuai dengan konsep al-tawazun atau keseimbangan dalam perspektif islam?
= Tapi kalau barang masuk di restoran banyak sekali komponen yang
diperhitungkan mungkin kalau ayam misal harga pokoknya 7rb berarti kita jual
22rb karena diakan banyak penunjangnya kayak sambel, bungkusnya, cara
masaknya, airnya itu diperhitungkan. Jadi konsep tawazun ini tidak relevan
untuk digunakan
6. Apakah menurut kakak konsep ini relevan untuk diterapkan?
= Kalau direstoran kita fleksibel karena keuntungannya itu tidak terlalu banyak
untuk saat ini jadi kalau kita menentukan itu biasanya liat pasarnya dulu pasar
yang mana kita mau masuki kalau dikita kan menengah keatas yang kita masuki
harga jualnya agak tinggi dengan konsumennya sedikit tapi sudah untung tapi
kalau kita masuki menengah kebawah untungnya sedikit tapi volumenya harus
tinggi kayak begitu konsep restoran.
84
LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI
85
Dokumentasi Wawancara
86
Kondisi RM Ayam Bakar Wong Solo
87
LAMPIRAN 3
SURAT-SURAT
88
89
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Safirah Meutia, dilahirkan di Pambusuang, Kabupaten
Polewali Mandar, Sulawesi Barat tanggal 25 Juli 1998.
Penulis merupakan putri tunggal buah hati dari pasangan
Depisi Radi dan Haeriah Waris. Penulis memulai pendidikan
pada tahun 2002 hingga tahun 2003 di TK Attahiriyah
Pambusuang, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali
Mandar. Kemudian penulis melanjut pendidikannya ke
jenjang sekolah dasar pada tahun 2004 hingga tahun 2010 di
SDN INP. 032 Pambusuang, Lalu melanjutkan pendidikan pada tahun 2010 hingga
2013 di MTsN Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar. Kemudian melanjutkan
pendidikan pada tahun 2013 hingga tahun 2016 di SMKN 08 Makassar. Dan hingga
akhirnya penulis melanjutkan pendidikan pada tahun 2016 ke jenjang yang lebih
tinggi di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Kota Makassar yaitu
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan Akuntansi. Pada tahun 2018 penulis menjadi pengurus di Himpunan
Mahasiswa Jurusan Akuntansi. Pada tahun 2019 penulis menjadi pengurus Senat
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar, kemudian
pada tahun 2020 penulis menjadi Sekertaris Umum Senat Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam. Dan pada tahun 2020 penulis menjadi pengurus di
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Gowa Raya. Penulis menyelesaikan studi S1
pada tahun 2020.