Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 1
BAB
I PENDAHULUAN
1.1. Umum
Pertama kali pengumpulan data usaha konstruksi rumahtangga/perorangan
dilaksanakan secara lengkap melalui Sensus Konstruksi 1977. Kemudian secara lengkap pula
terintegrasi pada Sensus Ekonomi 1986, Sensus Ekonomi 1996, dan Sensus Ekonomi 2006.
Seiring dengan makin diperlukannya informasi mengenai kegiatan usaha konstruksi
rumahtangga/perorangan, maka secara tersendiri pada tahun 2012 Badan Pusat Statistik
melaksanakan survei usaha konstruksi rumahtangga/perorangan untuk pertama kali, yang
disebutSurvei Usaha Konstruksi Tidak Berbadan Hukum (VTBH12 Konstruksi). Pada tahun
2013ini dengan sampel yang sama seperti VTBH12 Konstruksi, Badan Pusat Statistik
kembali akan melaksanakan pengumpulan data usaha konstruksi rumahtangga/perorangan
yang kedua melaluiSurvei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 pada beberapa kabupaten/kota
di seluruh Indonesia.Perubahan nama dan identitas ini mengacu pada tingkatan kualifikasi
yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum yang tertuang dalam Undang Undang
No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Tingkatan kualifikasi ini terdiri dari grade 6 dan
grade 7 disebut dengan kualifikasi Besar, grade 5 disebut dengan kualifikasi Menengah,
grade 2; 3; dan 4 disebut dengan kualifiakasi Kecil sedangkan grade 1 disebut dengan
kualifiaksi Perorangan.Sementara VTBH diganti menjadi SKP yang merupakan akronim dari
Survei Usaha Konstruksi Perorangan.
Survei Usaha Konstruksi Perorangan Tahun 2013 yang selanjutnya disebut SKP13
diselenggarakan untuk mengetahui profil, keberadaan, penyebaran, aktivitas, dan
karakteristik kegiatan usaha konstruksi perorangan yang menyebar pada beberapa
kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Sedang untuk pencacahan sampel SKP13 dilakukan
melalui pendekatan usaha.
Buku ini dibuat sebagai pedoman teknis untuk Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS
Kabupaten/Kota, pedoman pendataan bagi pencacah, dan pedoman pengawasan/pemeriksaan
bagi pengawas agar mempunyai persepsi dan pemahaman yang sama berkaitan dengan
pelaksanaan SKP13.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 2
1.2. Landasan Hukum
Landasan hukum pelaksanaan SKP13:
a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.
b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Statistik.
c. Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja BPS.
d. Keputusan Presiden RI No. 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik.
1.3. Tujuan
Secara umum Survei Usaha Konstruksi Perorangan(SKP13) bertujuan untuk
mengetahui profil usaha konstruksi perorangan di Indonesia yang dapat digunakan sebagai
bahan perencanaan kegiatan ekonomi secara makro. SKP13 akan mengumpulkan dan
menyajikan data tentang kegiatan usaha konstruksi perorangan pada tingkat nasional.
Secara khusus tujuan SKP13 adalah mendapatkan informasi dasar tentang berbagai
informasi mengenai kegiatan, seperti:
a. Banyaknya usaha
b. Banyaknya tenaga kerja
c. Pengeluaran untuk tenaga kerja
d. Struktur input dan output
e. Permodalan
f. Kendala dan prospek usaha
g. Keterangan lain yang berkaitan dengan usaha konstruksi perorangan
1.4. Ruang Lingkup
Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 (SKP13) dilaksanakan di beberapa
kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Banyaknya kabupaten/kota yang menjadi lokasi survei
adalah 160 kabupaten/kota yang tersebar di 33 Provinsi.
Sampel SKP13sebanyak 12.000 usaha konstruksi perorangan yang berusaha di sektor
konstruksi dengan sistem borongan baik borongan bahan dan tenaga kerja maupun borongan
tenaga kerja saja dan aktif selama setahun lalu yangtersebar di 1.200 desa/kelurahan.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 3
1.5. Data dan Keterangan yang Dikumpulkan
Adapun data dan keterangan yang dikumpulkan dalam SKP13:
a. Daftar SKP13-P terdiri dari 6 (enam) blok, yaitu:
Blok I : Keterangan Tempat
Blok II : Ringkasan
Blok III : Keterangan Petugas dan Pengesahan
Blok IV : Catatan
Blok V : Daftar Rumahtangga/Usaha Konstruksi
Blok VI : Keterangan Penarikan Sampel
b. Daftar SKP13-S terdiri dari 11 (sebelas) blok, yaitu:
Blok I : Keterangan Tempat
Blok II : Keterangan Usaha
Blok III : Keterangan Umum dan Bimbingan/Pelatihan
Blok IV : Pekerja, Hari Kerja, Balas Jasa, dan Upah
Blok V : Biaya/Pengeluaran Selama Setahun yang Lalu
Blok VI : Pendapatan Selama Setahun yang Lalu
Blok VII : Ringkasan
Blok VIII : Permodalan
Blok IX : Kendala dan Prospek Usaha
Blok X : Keterangan Responden dan Petugas
Blok XI : Catatan
1.6. Jadwal Kegiatan dan Pelaksanaan SKP13
Adapun jadwal kegiatan dan pelaksanaan SKP13yang dilaksanakan pada tahun 2013
seperti tabel di bawah ini:
No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan
(1) (2) (4)
1. Penyusunan Metodologi, Kuesioner dan Buku Pedoman Januari 2013
2. Pencetakan Kuesioner dan Buku Pedoman Pebruari 2013
3. Pengiriman Dokumen ke BPS Provinsi/Kabupaten/Kota Maret 2013
4. Listing dan Pengambilan Sampel Mei 2013
5. Pencacahan Sampel (Daftar S) Juni 2013
6. Pemeriksaan di BPS Kabupaten/Kota Juni – Juli 2013
7. Pengiriman dokumen hasil pencacahan ke BPS Provinsi Juli 2013
8. Pemeriksaan di BPS Provinsi Juli –Agustus 2013
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 4
9. Pengiriman dokumen hasil pencacahana ke BPS Agustus 2013
10. Pengolahan (Data Entri & Pasca Konputer) di BPS RI Agust –Sept 2013
11. Finalisasi Tabulasi Hasil di BPS RI 1 – 15 Oktober 2013
12. Penulisan Naskah Publikasi di BPS RI 16 – 30 Oktober 2013
13. Pencetakan Publikasi di BPS RI 1 – 14 Nopember 2013
14. Penyebaran/Diseminasi Publikasi 15 – 31Nopember 2013
1.7. Jenis Dokumen dan Buku yang Digunakan
1) Peta SP2010-WA
Satuan pengamatan SKP13 adalah desa/kelurahan. Oleh karena itu, salinan peta
desa/kelurahan (SP2010-WA) sangat dibutuhkan oleh pencacah sebagai panduan dalam
mengenali wilayah tugasnya agar tidak terjadi lewat cacah maupun cacah ganda. Hal ini
sekaligus untuk memberikan keyakinan bahwa pencacahan yang dilakukan tidak akan
melewati batas wilayah kerjanya.
Dokumen SP2010-WA berisi informasi batas wilayah desa/kelurahan dan
muatannya. Sebelah kiri atas berisi tulisan SP2010-WA, sebelah kanan atas berisi kode
wilayah. Bagian sebelah kanan adalah kotak keterangan legenda yang antara lain berisi
informasi nama wilayah mulai desa/kelurahan hingga pulau, arti garis dan arti simbol-
simbol lain yang tertera pada gambar sketsa peta.
Dalam Gambar 1, Sketsa SP2010-WA berisi informasi di Desa Limboro dengan
kode wilayah 7204082005.Desa ini terdiri dari 6 blok sensus dan 8 rukun tetangga, BS
berkode 001B dan 005B berasosiasi masing-masing dengan RT 7 dan RT 8. Kode BS
002B berasosiasi dengan gabungan RT 6 dan RT 5, kode BS 003B berasosiasi dengan
gabungan RT 3 dan RT 4, dan kode BS 004B berasosiasi dengan gabungan RT 1 dan RT
2. Simbol tempat kedudukan kantor camat, kantor desa/kelurahan, masjid, sekolah, dan
lain-lain tergambar di dalam sketsa peta akan memudahkan proses pencarian respon
kegiatan SKP13.
Beberapa hal yang harus disiapkan berkaitan dengan peta SP2010-WA adalah
sebagai berikut:
BPS Kabupaten/Kota menyediakan peta Desa/Kelurahansampel SP2010-WA terpilih.
Apabila ada peta yang tidak lengkap, maka BPS Kabupaten/Kota mencetak (print)
file image peta SP2010-WA pada kertas ukuran A3 menggunakan tinta berwarna.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 5
Bila pendataan dalam 1 (satu) desa/kelurahanharus diselesaikan oleh 2 (dua) orang
pencacah, maka SP2010-WA harus di print dalam ukuran A3 menggunakan tinta
warna untuk petugas kedua.
Pembagian tugas kerja di lapangan harus jelas dengan memperhatikan batas SLS dan
BS dalam peta SP2010-WA.
Sketsa peta SP2010-WA dipinjamkan kepada pencacah pada saat pelatihan untuk
digunakan dalam pendataan.
Gambar 1. Contoh peta Desa/Kelurahan SP2010-WA
2) Daftar SKP13-P
Daftar SKP13-P digunakan untuk pemutakhiran pengusaha/usaha konstruksi
perorangan. Daftar ini dicetak (print) pada kertas ukuran A4 bolak-balik di BPS
Kabupaten/Kota.
Untuk 1 (satu) desa/kelurahanyang menggunakan 2 (dua) orang pencacah, maka
Daftar SKP13-P Konstruksi harus diprint rangkap 2 (dua).
Pada lembar SKP13-P ini disediakan baris kosong untuk diisi berdasarkan hasil
snowballing.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 6
3) Daftar SKP13-RD
Daftar SKP13-RD diisi oleh pengawas dan digunakan untuk merekap jumlah usaha
konstruksi perorangan per desa/kelurahan.
Daftar SKP13-RD sebagai dasar BPS kabupaten/kota mengalokasikan target sampel
usaha konstruksi peroranganper Desa/Kelurahan per bidang pekerjaan utama.
4) Daftar SKP13-DS
Daftar SKP13-DS adalah daftar nama dan alamat sampel usaha konstruksi
perorangan terpilih per desa/kelurahan.
5) Daftar SKP13-S
Daftar SKP13-S digunakan pada saat melakukan pendataan karakteristik pada usaha
konstruksi perorangan terpilih.
6) Lembar Pembantu
Lembar Pembantu digunakan untuk mencatat semua informasi dari narasumber
tentang keberadaan calon responden hasil snowballing.
7) Buku Pedoman
Buku ini dibuat sebagai pedoman teknis untuk Pimpinan BPS Propinsi dan Pimpinan
BPS Kabupaten/Kota, untuk Pencacah dan Pengawas dalam melakukan pencacahan
maupun petunjuk bagi para Pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan.
Alur pendistribusian dokumen Survei Usaha Konstruksi Perorangan2013(SKP13)
seperti pada gambar di bawah ini:
1.8. Arus Dokumen Pelaksanaan SKP13
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 7
BAB
II METODOLOGI
2.1. Cakupan Wilayah
Survei Usaha Konstruksi Perorangandilaksanakan di 1.200 Desa/Kelurahan pada 160
Kabupaten/Kotayang tersebar di 33 Provinsi Indonesia.
2.2. Pembentukan Kerangka Sampel
Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari 2 jenis, yaitu kerangka sampel untuk
pemilihan desa/kelurahan dan kerangka sampel untuk pemilihan usaha.
Kerangka sampel pemilihan desa/kelurahanadalah daftar nama desa/kelurahankondisi
Juli 2011yang dilengkapi dengan informasi banyaknya usaha konstruksi hasil Sensus
Ekonomi (SE2006).
Kerangka sampel pemilihan usaha konstruksi adalah daftar usaha konstruksi hasil
pencacahan SE2006 dengan Daftar SE2006-L2,yaitu isian pada Daftar SE2006-L2
Rincian 11 yang berkode 9 (usaha) dan Rincian 14.dberkategori NK (Non
kualifikasi).Kerangka sampel ini dimutakhirkan dengan Daftar VTBH12-P pada tahun
lalu dan dilengkapi dengan daftar usaha hasil pemutakhiran berdasarkan Daftar SKP13-
P.
2.3. Metode Pemilihan Sampel
Survei dirancang menggunakan desain sampel 2 (dua) tahap (two-stage sampling
design), dengan prosedur pemilihan sampel sebagai berikut:
Tahap pertama, pada setiap kabupaten/kota dipilih desa/kelurahansecara probality
proportional to size (PPS) dengan size jumlah usaha konstruksi perorangan hasil
SE2006.
Tahap kedua, dari setiap desa/kelurahan terpilih, dipilih sejumlah usaha konstruksi
perorangan dari hasil pendaftaran usaha konstruksi perorangan didesa/kelurahan
terpilih secara linear systematic sampling.
Pemilihan sampel desa dilakukan di BPS RI, sedangkan pemilihan sampel usaha
dilakukan di BPS Kabupaten/Kota.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 8
Jumlah sampeldesa/kelurahan dan usaha
Banyaknya sampel desa/kelurahanSKP13 adalah 1.200 desa/kelurahan, dan 12.000
usaha konstruksi perorangan. Alokasi jumlah sampel desa/kelurahan per kabupaten/kota
dilakukan secara proporsional berdasarkan banyaknya desa/kelurahan yang terdapat usaha
konstruksi perorangan per kabupaten/kota terhadap total usaha konstruksi perorangan di
kabupaten/kota terpilih.
2.4. Metode Identifikasi Responden
Identifikasi responden dilakukan dengan Daftar SKP13-P. Identifikasi ini dilakukan
untuk memperoleh data populasi usaha konstruksi perorangan di setiap desa terpilih yang
selanjutnya digunakan sebagai kerangka sampel untuk pemilihan sampel usaha. Petugas
harus melakukan identifikasi adanya usaha konstruksi perorangan di setiap desa secara
optimal.
Pengumpulan data pada pelaksanaan SKP13 dilakukan dengan kunjungan dan
wawancara langsung dengan responden. Sedang penentuan responden melalui proses
identifikasi rumahtangga/usaha konstruksi SE2006 (Daftar SKP13-P) dan snowballing.
Metode identifikasi responden SKP13 dilakukan dengan cara snowballing. Pendataan
dengan snowballing atau getok tular adalah pendataan usaha konstruksi perorangan
berdasarkan informasi dari berbagai narasumber termasuk pengusaha yang dikunjungi oleh
pencacah. Metode ini dilakukan dalam suatu wilayah desa/kelurahan usaha konstruksi
perorangan. Pengidentifikasian dimulai dengan mengkonfirmasi keberadaan pengusaha
konstruksi yang tercantum pada Daftar SKP13-P kepada Ketua atau pengurusSatuan
Lingkungan Setempat (SLS), seperti Ketua Rukun Tetangga/Dusun/Lingkungan/Jorong,
maupun tokoh masyarakat setempat. Hasil konfirmasi dari narasumber ini adalah identifikasi
pengusaha konstruksi perorangan, yang selanjutnya harus dikunjungi oleh pencacah. Apapun
hasil kunjungan pada pengusaha tersebut, pencacah harus melakukan proses snowballing,
yaitu dengan menanyakan kepada pengusaha konstruksi tersebut apakah ada pengusaha
konstruksi yang lain yang berada dalam desa/kelurahan tersebut.Informasi yang diperoleh
dari narasumber tersebut dicantumkan pada Daftar SKP13-P .
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 9
2.5. Alokasi Sampel Usaha
1. Alokasi sampel usaha per bidang pekerjaan utama
Dari populasi usaha menurut bidang pekerjaan utama, seluruh usaha konstruksi sipil
dan khusus dipilih sebagai sampel (take all), sedangkan sampel usaha konstruksi
gedungdiperoleh dari pengurangan target sampel usaha dengan sampel usaha sipil dan
khusus. Penghitungan alokasi sampel usaha menurut bidang pekerjaan utama untuk setiap
kabupaten/kota dilakukan di BPS Kabupaten/Kota.
3,2;
1;3
2
jN
jnnn
ij
j
ijiij
dengan:
nij : Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan di kabupateni, bidang pekerjaan
utama j (1 = gedung, 2 = sipil, 3 = khusus),
ni : Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan di kabupaten i,
Nij : Populasi usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, bidang pekerjaan utamaj.
Contoh:
Dari rekapitulasi usaha konstruksi perorangan menurut bidang pekerjaan utama hasil
pemutakhiran denga Daftar SKP13-P di suatu kabupaten, diperoleh 449 usaha yang bidang
pekerjaan utamanya gedung, 3usaha konstruksi sipil, dan 35 usaha konstruksi khusus.
Diketahui target sampel usaha untuk kabupaten tersebut diketahui sebanyak 80 usaha.
Alokasikan menurut bidang pekerjaan utamadilakukan sebagai berikut:
Bidang pekerjaan utama Jumlah
Gedung Sipil khusus
(1) (2) (3) (4) (5)
Populasi 449 3 35 487
Sampel 42 3 35 80
2. Alokasi sampel usaha per desa
Penghitungan alokasi sampel usaha pada masing-masing bidang pekerjaan utama untuk
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 10
setiap desa dilakukan oleh BPS Kabupaten/Kota setelah pemutakhiran seluruh usaha
konstruksi perorangan selesai dilakukan dalam satu kabupaten. Jumlah sampel usaha
konstruksi perorangan per bidang kegiatan utama pada setiap desa terpilih dihitung dengan
rumus power allocation dengan α = 0,5 , yaitu:
ijK
k
ijk
ijk
ijK
k
ijk
ijkijk n
N
Nn
N
Nn
11
,
dengan:
nijk : Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, bidang kegiatan
utama j, desa k,
nij : Target sampel usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, bidang kegiatan
utama j,
Nijk : Jumlahpopulasi usaha konstruksi perorangan hasil pemutakhiran di kabupaten i,
bidang kegiatan utama j, desa k.
Contoh:
Dari hasil pemutakhiran usaha konstruksi pada desa terpilih di suatu kabupaten diperoleh
populasi usaha konstruksi perorangan dengan bidang pekerjaan utama konstruksi gedung
seperti pada tabel berikut pada Kolom (2). Bila target sampel usaha bidang pekerjaan utama
konstruksi gedung sebesar 42, maka alokasi jumlah sampel untuk setiap desa dapat dihitung
sebagai berikut:
Tabel. Rekap populasi usaha konstruksi bidang pekerjaan utama gedung per desa
Provinsi: …
Kabupaten/Kota: …
Desa
Populasi usaha konstruksi
perorangan bidang kegiatan
utama konstruksi
gedung(Hasilpemutakhiran)
Jumlah sampel
(1) (2) (3)
1 103 10
2 78 9
3 95 10
4 173 13
Jumlah 449 42
7. Pengisian Daftar SKP13-DS
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 11
2.6.Penarikan Sampel Usaha
Penarikan atau pengambilan sampel usaha dilakukan setelah pemutakhiran usaha
dalam satu desa/kelurahan selesai dilakukan dan target sampel per BPU sudah diperoleh dari
BPS Kabupaten/Kota.Tugas penarikan atau pengambilan sampel usaha konstruksi
perorangan dalam satu desa/kelurahan dilakukan oleh pengawas. Keterangan pengambilan
sampel usaha terdapat pada Daftar SKP13-P Blok VI.Tahapan pengambilan sampel usaha
dijelaskan sebagai berikut:
- Periksa apakah pemberian tanda cek () pada Kolom (11) s.d.Kolom (13) sudah benar
yaitu terisi hanya jika isian Kolom (8) berkode 1. Cek pula apakah benar setiap baris
yang sesuai hanya ada satu tanda cek.
- Periksa apakah pemberian nomor urut disamping kanan tanda cek pada Kolom (11)
s.d.Kolom (13) sudah benar, yaitu berurutan mulai nomor 1 pada Kolom (11) halaman
pertama Blok V yang terisi sampai halaman terakhir, kemudian dilanjutkan ke Kolom
(12) halaman pertama Blok V yang terisi sampai halaman terakhir, dan nomor halaman
pertama pada Kolom (13) sampai halaman terakhir yang terisi. Jika ditemui ada
kesalahan, perbaiki kesalahannya lebih dahulu sebelum melakukan pemilihan sampel.
- Contoh : Untuk Kolom (11) halaman pertama hingga halaman terakhir, pemberian
nomor dimulai dari : 1, 2, 3, 4, ....27. Kemudian lanjutkan pemberian nomor pada
Kolom (12) halaman pertama hingga halaman terakhir dimulai dengan nomor 1, 2,
3, .... 11. Selanjutnya pemberian nomor untuk Kolom (13) halaman pertama hingga
halaman terakhir dengan nomor 1, 2, 3, ....7. Contoh pemberian nomor urut Daftar
SKP13-P Blok V Kolom (11) s.d. Kolom (13) halaman 1 s.d. terakhir:
Halaman 1 dari 5 halaman
1 2 3
(11) (12) (13)
1
1
1
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 12
2
Halaman 2 dari 5 halaman
1 2 3
(11) (12) (13)
3
2
2
.
.
.
.
Halaman 5 dari 5 halaman
1 2 3
(11) (12) (13)
27
11
7
- Hitung interval penarikan sampel per desa/kelurahanj per BPU k (Ijk) untuk pemilihan
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 13
usaha dengan cara:
gedung BPU ahandesa/kelur per sampelBanyaknya
gedung BPU ahandesa/kelur per usaha BanyaknyaIj
j
jj
n
mI
Interval sampel dihitung sampai dua angka dibelakang koma.
- Gunakan angka random (AR) yang tertera pada Daftar SKP13-P Blok I Rincian 6, untuk
mendapatkan nomor urut sampel rumahtangga/usaha pertama (R1) BPU gedungdengan
rumus berikut:
jIARR 1
- Angka random yang tercantum pada Daftar SKP13-P Blok I Rincian 6 adalah angka
yang dibangkitkandengan program sedemikian sehingga mengikuti distribusi Uniform
dengan nilai antara 0 sampai dengan 1.
- Catatan: apabila R1<1, maka R1nya adalah 1
- Selanjutnya gunakan interval sampel per desa/kelurahan BPU gedung (Ij) untuk
menentukan angka random pemilihan sampel rumahtangga/usaha berikutnya, yaitu R2,
R3, ......., Rnj sebagai berikut:
R2 = R1 + Ij
R3 = R2 + Ij
.
.
.
Rnj = R(nj-1) + Ij
- Nomor urut rumahtangga/usaha terpilih adalah yang memiliki nomor urut tanda cek yang
sesuai dengan R1, …, Rnjdengan membulatkan hasil perhitungan sampai 0 angka
dibelakang koma.
- Lingkari nomor urut pada salah satu tanda cek () Kolom (11) s.d. Kolom(13) yang
sesuai dengan R1, …, Rnj.
- Lingkari pula nomor urut rumahtangga/usaha Kolom (1) dan nomor urut usaha Kolom
(9) yang berada sebaris dengan nomor urut pada salah satu Kolom (11) s.d. Kolom (13)
yang dilingkari.
- Salin seluruh sampel rumahtangga/usaha tersebut ke Daftar SKP13-DS.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 14
2.7.Pengisian Daftar SKP13-DS
Pengisian Daftar SKP13-DS dilakukan setelah selesainya seluruh tahapan pemilihan
sampel usaha. Tahapan pemindahan informasi usaha dari Daftar SKP13-P ke Daftar SKP13-
DS dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Salin nomor urut usaha yang diberi lingkaran pada Daftar SKP13-P Blok V Kolom(9)
ke Daftar SKP13-DSBlok V Kolom (2) mulai dari nomor urut terkecil.
b. Salin nama usaha atau pengusaha/pemilik pada Daftar SKP13-P Blok V Kolom (2)
kedalam Daftar SKP13-DSBlok V Kolom(3), yang nomor urut usaha tanda cek ()
nya diberi lingkaran.
c. Salin alamat lengkap dan BPU pada SKP13-P Blok V Kolom(3) dan Kolom(11)
s.d.Kolom(13) yang nomor urut tanda cek () nya diberi lingkaran, ke Daftar SKP13-
DSBlok V Kolom(4) dan Kolom (5).
2.8. Contoh Penarikan Sampel
a. Hasil pemuktahiran Daftar SKP13-P Kelurahan Baros, Kecamatan Baros, Kota
Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut:
Jumlahusaha konstruksi perorangan sebanyak 22 usaha [penjumlahan nomor
urut terakhir pada Daftar SKP13-P Blok V Kolom (11) s.d.Kolom (13) = 22].
Jumlah usaha konstruksi perorangankode BPU gedung (usaha konstruksi
dengan bidang pekerjaan utama gedung) sebanyak 12.
b. Hasil penghitungan alokasi sampel, dan interval sebagai berikut:
Target sampel usaha konstruksi perorangan pada kelurahan ini adalah 14.
Target sampel usaha konstruksi perorangan BPU gedungadalah 4.
Interval untuk usaha konstruksi perorangan BPU gedung adalah 12/4 = 3,00.
c. Menghitung R1, …, Rnuntuk BPU gedung sebagai berikut:
Angka random satu (AR) yang tercantum pada Daftar SKP13-P Blok I Rincian
6 adalah 0,35, maka R1 = AR1 x I = 0,35 x 3,00 = 1,05 ≈ 1. Karena 1 < Interval
(3,00), maka R1= 1
Setelah didapat R1 selanjutnya menghitung R2s.d. R4 dengan cara:
R1 = 1,05 ≈ 1
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 15
R2 = R1 + I = 1,05 + 3,00= 4,05≈ 4
R3 = R2 + I = 4,05 + 3,00 = 7,05 ≈ 7
R4 = R3 + I = 7,05 + 3,00=10,05≈ 10
d. Pemilihan Sampel Usaha
Berikan lingkaran di kolom BPU gedung, yaitu Kolom (11) pada nomor-nomor
tanda cek yang sesuai dengan angka random terpilih. Kemudian lingkari pula
pada nomor urut rumahtangga/usaha Kolom (1), dan nomor urut usaha Kolom
(9).
Untuk BPU 2 dan 3 dilakukan take all (populasi diambil semua).
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 17
BAB
III ORGANISASI LAPANGAN
3.1. Organisasi Lapangan
Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan kegiatan SKP13, struktur organisasi
lapangan telah ditetapkan sebagai berikut:
3.2. Penanggung Jawab Pelaksanaan SKP13 di Daerah
Seperti survei-survei lainnya yang dilakukan oleh BPS, penanggung jawab
pelaksanaan SKP13 di daerah baik teknis maupun administrasi adalah Kepala BPS Provinsi
dibantu oleh Kepala BPS Kabupaten/Kota. Dengan demikian BPS Provinsi dan BPS
Kabupaten/Kota mengatur segala hal mulai dari rekruitmen petugas sampai dengan
terkumpulnya seluruh dokumen hasil survei.
Tugas masing-masing unsur, yaitu BPS Provinsi, BPS Kabupaten/Kota, Pengawas
(PML), dan pencacah (PCL) adalah sebagai berikut:
a. BPS Provinsi
1. Mengkoordinasikan semua kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan
persiapan pelaksanaan seperti: alokasi petugas, alokasi dokumen, dan alokasi
BPS
Provinsi
BPS
Kabupaten/Kota
PML
Staf BPS
PCL
KSK/Staf BPS
Bidang Statistik
Produksi
Seksi Statistik
Produksi
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 18
sampel per kabupaten/kota.
2. Membuat petunjuk rinci tentang pengerahan petugas sesuai dengan aturan yang
telah ditentukan.
3. Mengatur pengiriman dokumen ke dan dari setiap BPS Kabupaten/Kota sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
4. Mengatur pengiriman dokumen hasil pencacahan ke BPSRI sesuai jadwal yang
ditentukan setelah terlebih dahulu diperiksa.
5. Mengkoordinasikan tugas BPS Kabupaten/Kota sesuai dengan beban tugas baik
yang menyangkut bidang teknis maupun administrasi.
6. Membuat laporan secara lengkap pelaksanaan kegiatan SKP13, mengenai bidang
teknis dan ditujukan ke BPS (Direktur Statistik Industri).
7. BPS Provinsi secara berkala mengadakan pertemuan dengan aparat pelaksana
wilayahnya dalam rangka koordinasi untuk mengevaluasi perkembangan kegiatan
dan pemecahan permasalahan yang timbul.
8. Membuat Early Warning System (Sistem Peringatan Dini) untuk memantau
pelaksanaan kegiatan SKP13, baik kualitas data dan jumlah kuesioner yang telah
didaftar oleh petugas maupun ketepatan waktu penyampaian dokumen.
b. BPS Kabupaten/Kota
1. Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan dikoordinir oleh kepala
BPS Kabupaten/Kota.
2. Menyediakan surat tugas para petugas lapang (pencacah/pengawas) untuk
pelaksanaan dilapangan.
3. Merekrut calon petugas PML/PCL SKP13 yang berasal dari staf BPS
Kabupaten/Kota dan KSK.
4. Menyediakan peta desa/kelurahan (SP2010-WA) terpilih untuk diserahkan ke PCL
sesuai dengan wilayah kerja yang dimiliki.
5. Melakukan pengawasan lapangan secara langsung pada waktu petugas melakukan
pencacahan usaha, dan memeriksa secara sampel hasil pencacahan usaha tersebut.
6. Penghitungan alokasi sampel per desa/kelurahandilakukan di setiap BPS
Kabupaten/Kota dikoordinir oleh kepala seksi statistik produksi atau yang
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 19
berwenang.
7. Pertemuan secara berkala dengan para pelaksana survei harus dilakukan untuk
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan pemecahan masalah lapangan.
8. Pelaksanaan administrasi dan pengolahan keuangan di BPS Kabupaten/Kota harus
sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
9. Pembuatan laporan akuntabilitas tentang penyelengaraan survei harus dibuat oleh
setiap BPS Kabupaten/Kota dan dikirim ke BPS Provinsi.
10. Pengiriman dokumen hasil pencacahan yang telah diperiksa harus sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan.
c. Tugas Pengawas
1. Menyiapkan peta desa/kelurahan (Peta SP2010-WA), Daftar SKP13-P , SKP13-S
Konstruksi untuk diteruskan kepada pencacah yang menjadi tanggung jawabnya,
serta Daftar SKP13-DS Desa, SKP13-DS, SKP13-RD.
2. Bersama-sama pencacah yang menjadi tanggung jawabnya, melakukan pengamatan
dan penelitian lapangan terhadap ketepatan sasaran wilayah pencacahan dan
mengenali batas-batas desa/kelurahan yang menjadi tanggungjawab setiap
pencacah, dengan berpedoman Peta SP2010-WA.
3. Mendampingi dan membimbing pencacah pada awal pencacahan, sehingga
pencacah mampu melaksanakan pencacahan dengan benar.
4. Memantau aktivitas pencacah di lapangan, untuk menjamin pekerjaan pencacah
dapat selesai tepat waktu dan membantu memecahkan masalah jika pencacah
menghadapi kesulitan di lapangan.
5. Melakukan pertemuan dengan pencacah yang menjadi tanggungjawabnya secara
periodik, untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin dijumpai di
lapangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut.
6. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan konsistensi isian
Daftar SKP13-P , dan menanyakan kepada pencacah apabila ditemui isian yang
meragukan untuk dilakukan pembetulan dan pendaftaran ulang ke lapangan, kalau
perlu bersama-sama dengan pencacah.
7. Apabila setiap pencacah telah selesai melakukan pendataan rumahtangga/usaha,
maka pengawas harus segera memeriksa tanda cek (√) Daftar SKP13-P Blok V
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 20
untuk usaha konstruksi peroranganpadasalah satu Kolom (11) s.d.Kolom (13)
sesuai jenis pekerjaan utama pada Kolom (10).
8. Selanjutnya pengawas memeriksa Daftar SKP13-P Blok V banyaknya usaha ke
dalam baris jumlah dari halaman 1 s.d. halaman terakhir.
9. Mengisi rekapitulasi jumlah usaha konstruksi peroranganper desa/kelurahan
(SKP13-RD) dari SKP13-P Blok II Rincian 1 populasi usaha konstruksi
perorangandan mengisi Blok II Rincian 2 jumlah sampel per bidang pekerjaan
utama setelah mendapat target sampel dari BPS Kabupaten/Kota.
10. Berdasarkan target sampel usaha dari BPS Kabupaten/Kota, selanjutnya pengawas
bertugas untuk melakukan pemilihan sampel dengan menggunakan Daftar SKP13-
P Blok VI Keterangan Penarikan Sampel menurut bidang pekerjaan utama.
11. Pengawas harus segera menyalin sampel usaha dari hasil pemutakhiran ke dalam
Daftar SKP13-DS di setiap desa/kelurahan terpilih.
12. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan konsistensi isian
Daftar SKP13-S.
d. Tugas Pencacah
1. Mengamati wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan dengan acuan Peta
SP2010-WA terpilih. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi lewat cacah atau ganda
cacah.
2. Memberitahukan dan minta pengesahan aparat desa/lurah atau yang setara sebelum
dan sesudah melakukan pencacahan pada wilayah tersebut.
3. Melakukan pemuktahiran dan pendataan dengan Daftar SKP13-P
4. Melakukan pencacahan usaha terpilih dengan Daftar SKP13-S yang berpedoman
pada Daftar SKP13-DS (Daftar Sampel).
5. Mengikuti pertemuan dengan pengawas untuk membahas berbagai temuan/masalah
yang ditemukan di lapangan, dan cara mengatasinya.
6. Melakukan pencacahan ulang responden yang bermasalah dengan disertai
pengawas.
7. Menyerahkan dokumen yang telah selesai kepada pengawas.
8. Menepati jadwal pelaksanaan lapangan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 21
BAB
IV TATA CARA PENYUSUNAN &
PENGIRIMAN DOKUMEN
Untuk memudahkan pelaksanaan pelatihan petugas dan pelaksanaan pencacahan di
BPS Provinsi/Kabupaten/Kota, maka perlu diatur mekanisme pengiriman dokumen baik dari
BPS RI ke BPS Provinsi, BPS Provinsi ke BPS Kab/Kota. Begitu sebaliknya BPS Kab/Kota
ke BPS Provinsikemudian dari BPS Provinsi ke BPS RI. Adapun mekanismenya adalah
sebagai berikut:
4.1. Pengiriman Dokumen dari BPSRI ke BPS Provinsi
a. Seluruh dokumen Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 (SKP13) akan dikirim
melalui ekspedisi.
b. Surat pengantar dilampiri daftar isi dari setiap box/koli yang dikirim secara rinci.
c. Surat pengantar pengiriman dokumen dikirim pada box/koli pertama pada setiap
pengiriman.
d. Pada salah satu sisi box/koli dibagian kanan atas dicantumkan nomor box/koli dan
banyaknya box/koli, contoh:Bila pengiriman ada sebanyak 3 (tiga) box/koli
dokumen yang dikirimkan ke daerah, maka cara penomoran untuk masing-masing
box/koli adalah:
Box pertama : [1] [3]
Box kedua : [2] [3]
Boxketiga : [3] [3]
4.2. Pengiriman Dokumen dari BPS Provinsi
a. Seluruh dokumen Survei Usaha Konstruksi Perorangandikirim ke BPS
Kabupaten/Kota terpilih melalui ekspedisi.
b. Seluruh dokumen hasil Survei Usaha Konstruksi Perorangandikirim ke BPSRI
melalui ekspedisi.
c. Surat pengantar dilampiri daftar isi dari setiap box/koli yang dikirim secara rinci.
d. Surat pengantar pengiriman dokumen dikirim pada box/koli pertama pada setiap
pengiriman.
e. Pada salah satu sisi box/koli dan banyaknya box/koli dibagian kanan atas
dicantumkan nomor box/koli dan banyaknya box/koli. Contoh: Bila pengiriman 3
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 22
(tiga) box/koli dokumen yang dikirimkan ke BPSRI, maka cara penomoran untuk
masing-masing box/koli adalah:
Box pertama : [1] [3]
Box kedua : [2] [3]
Boxketiga : [3] [3]
f. Pengiriman dokumen hasil pencacahan ke BPS RI ditujukan ke alamat berikut:
dan diinformasikan melalui alamat email: [email protected]
4.3. Pengiriman Dokumen dari BPS Kab/Kota ke BPS Provinsi
Adapun tata cara pengiriman dokumen dari BPS Kab/Kota ke BPS Provinsi,
sebagai berikut:
a. Pengemasan dokumen SKP13tidak boleh dicampur dengan dokumen lain.
b. Pengiriman dokumen tidak perlu menunggu seluruh pencacahan selesai. Pengiriman
minimal satu desa/kelurahanselesai.
c. Susunan dokumen harus diurut berdasarkan nomor urut sampel dalam satu
desa/kelurahandan dibendel menjadi satu. Kemudian urutkan masing-masing
desa/kelurahan di setiap kecamatan. Dokumen yang akan dikirim ke BPS Provinsi
harus diurutkan berdasarkan kecamatan.
d. Surat pengantar harus dilampiri daftar isi setiap box/koli yang dikirim rinci.
Subdirektorat Statistik Konstruksi
Direktorat Statistik Industri
Badan Pusat Statistik (BPS)
Jl. Dr. Sutomo No. 6-8
Jakarta Pusat 10010
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 23
BAB
V TATA CARA
PELAKSANAANPENDATAAN
5.1. Umum
Bab ini dimaksudkan untuk memudahkan petugas dalam memahami berbagai konsep,
definisi, tata tertib penulisan daftar, dan mekanisme pendataan survei usaha konstruksi
perorangan2013 (SKP13).
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa SKP13 menggunakan 6 (enam) jenis
daftar yaitu Daftar SKP13-DSDesa, Daftar SKP13-P, Lembar Pembantu, SKP13-RD,
SKP13-DS, dan SKP13-S.
Mengingat banyaknya daftar yang digunakan dalam SKP13, maka setiap petugas
harus memahami jenis dan kegunaan masing-masing daftar, dan berbagai informasi serta tata
cara pengisian.
5.2. Tata Tertib Pengisian Daftar
Berikut tata tertib pengisian daftar:
a. Semua pengisian daftar harus menggunakan pensil hitam.
b. Semua isian harus ditulis dengan jelas agar mudah dibaca. Penulisan kata-kata harus
menggunakan huruf kapital (balok) dan tidak boleh disingkat, kecuali kata-kata yang
terlalu panjang.Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi).
Contoh:Daftar SKP13-Phasil snowballing
Rincian Penulisan salah Penulisan benar
Blok V Kolom (2):
Calon Responden
(NamaUsaha/Pengusaha/Pemilik)
1.Rudi
2.Inggar
1.RUDI
2. INGGAR
c. Cara pengisian daftar dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1. Mengisikan keterangan/jawaban pada tempat yang tersedia dan tuliskan pada kotak
yang tersedia.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 24
Contoh: Daftar SKP13-S Blok III Rincian 3 :
Umur: 41 tahun 4 1
2. Melingkari salah satu kode jawaban yang sesuai, kemudian pindahkan kode
jawabannya ke dalam kotak yang tersedia.
Contoh: Daftar SKP13-S
Rincian Penulisan salah Penulisan benar
Blok III Rincian 2 :
Jenis kelamin
Laki-laki - 1
Perempuan - 2
Laki-laki -
Perempuan - 2
3. Memindahkan isian ke kotak mengikuti kaidah penuh tepi kanan (right justified)
Contoh: Daftar SKP13-S
Rincian Penulisan salah Penulisan benar
Blok III Rincian 5 :
b. Penyelenggara bimbingan/ pelatihan/
penyuluhan di bidang konstruksi adalah:
Instansi Pemerintah
Perusahaan Swasta
Yayasan/LSM
Lainnya(tuliskan …………………)
1
2
4
8
3
0 3
4. Bila keterangan/jawaban responden tidak terdapat pada pilihan jawaban yang tersedia,
tuliskan jawaban di lainnya.
Contoh: Daftar SKP13-S
Rincian Penulisan salah Penulisan benar
Blok III Rincian 5 :
b. Penyelenggara bimbingan/
pelatihan/penyuluhan di bidang
konstruksi adalah:
Instansi Pemerintah
Perusahaan Swasta
Yayasan/LSM
Lainnya(tuliskan………………)
1
2
4
Lainnya(tuliskan ……..)
Lainnya(.Luar Negeri)
5. Referensi waktu survei:
a. Bulan April 2013 .
1
1 1
1
2
8
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 25
b. Selama setahun yang lalu (12 bulan terakhir) yaitu: Mei 2012- April 2013.
5.3. Konsep dan Definisi
Konstruksi adalahsuatukegiatanyang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang
menyatu dengan lahan tempat kedudukannya. Kegiatan konstruksi mencakup
pekerjaan baru, perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian prafabrikasi
bangunan atau struktur di lokasi proyek, konstruksi yang bersifat sementara , dan juga
pembongkaran bangunan. Hasil kegiatan antara lain: gedung, jalan, jembatan, rel dan
jembatan kereta api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi,
bandara, jaringan listrik dan telekomunikasi, dan lain-lain.
Usahaadalah suatu badan yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan
barang/jasa, terletak di suatu bangunan fisik pada lokasi tertentu, dan mempunyai
catatan administrasi tersendiri.
Usahakonstruksi perorangan adalah usaha rumahtangga dibidang konstruksi yang
modal usahanyatidak dipersyaratkan dan batas nilai satu pekerjaan hingga Rp. 50 juta.
Bidang Pekerjaan adalah pengelompokan kegiatan konstruksi berdasarkan golongan
pokok2 digit KBLI 2009, yaitu: Konstruksi Gedung (41), Konstruksi Sipil (42), dan
Konstruksi Khusus (43).
Bouwheer adalah pemilik/investor pemberi perintah untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi.
Pemborong Umumadalah usaha yang bergerak di bidang pembangunan,
perubahan/perombakan, perbaikandan pembongkaran yang pekerjaannya berdasarkan
atas dasar borongan langsung dengan pemilik(bouwheer/investor). Jenis-jenis
pekerjaannya meliputi: gedung, jalan, jembatan, rel KA dan jembatan kereta api,
terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, bandara.
Pemborong Khususadalah perusahaan yang khusus mengerjakan sebagian dari satu
pekerjaan proyek pembangunan. Jenis-jenis pekerjaannya meliputi: pemasangan alat
pendingin (AC); alat pemanas ruangan (heater); pemasangan batu hias, ubin, batu
marmer, pintu, jendela, atap; pengerjaan lantai; dekorasi instalasi listrik; fasilitas
sanitasi; pondasi; pembongkaran; perbaikan dan pemeliharaan rumah/gedung dsb.
Borongan adalah perjanjian antara pemilik pekerjaan (bouwheer) dengan pemborong
umum yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan seluruh kegiatan proyek
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 26
pembangunan.
Sub-boronganadalah perjanjian antara pemborong dengan pemborong lain atau
pemilik yang biasanya mengerjakan sebagian dari suatu proyek pembangunan.
Nilai Boronganadalahnilai nominal pekerjaan yang disepakati antara pemborong
dengan pemilik atau pemborong lain.
Nilai Pekerjaanadalah nilai fisik proyekyang telah diselesaikan oleh pihak pemborong
menurut realisasi proyek yang telah diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, ber-
dasarkan nilai borongan antara pemilik dengan pemborong.
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku
statistik mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia. KBLI hanya
mengelompokkan unit produksi menurut kegiatan ekonomi, tidak membedakan unit
produksi menurut kepemilikan, jenis badan hukum, formal atau informal.KBLI 2009
menggunakan kode angka 5 digit yang menunjukkan struktur klasifikasi. KBLI untuk
sektor konstruksi ada pada bagian Lampiran.
5.4. Penyiapan Dokumen Pendataan
Satuan pengamatan dalam SKP13 adalah desa/kelurahan. Oleh karena itu, peta
desa/kelurahan dijadikan pemandu kerja petugas untuk mencapai tempat kerja, agar tidak
terjadi lewat cacah dan ganda cacah. Hal ini sekaligus akan memberikan keyakinan bahwa
pencacahan tidak akan melewati batas wilayah kerja.
Sebelum melakukan pendataan, beberapa dokumen tertentu yang perlu disiapkan
adalah:
a. Salinan Sketsa Peta Desa SP2010-WA di BPS Kabupaten/Kota
1) BPS Kabupaten/Kota menyiapkanSketsa Peta Desa/kelurahan SP2010-WA.
2) Bila pendataan dalam 1 (satu) desa/kelurahan harus diselesaikan oleh 2 (dua) PCL,
maka SP2010-WA harus di print dalam ukuran A3 menggunakan tinta warna untuk
petugas kedua. Pembagian tugas kerja dilapangan harus jelas dengan memperhatikan
batas SLS dan BS dalam peta SP2010-WA.
3) Sketsa peta SP2010-WA dipinjamkan kepada PCL pada saat pelatihan untuk
digunakan dalam pendataan.
Peta SP2010-WA berisi informasi batas wilayah desa/kelurahan dan
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 27
muatannya. Sebelah kiri atas berisi tulisan SP2010-WA, sebelah kanan atas berisi
kode wilayah. Bagian sebelah kanan adalah kotak keterangan legenda yang antara
lain berisi informasi nama wilayah mulai desa/kelurahan hingga pulau, arti garis dan
arti simbol-simbol lain yang tertera pada gambar sketsa peta. Informasi batas wilayah
terdiri dari batas wilayah desa dan satuan lingkungan setempat (SLS) tingkat 1 ditulis
dengan warna merah, sedangkan batas blok sensus (BS) ditulis dengan warna hijau.
SLS ini dapat berupa Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Jorong, Korong,
Lingkungan, Dusun, atau nama lain yang berlaku di wilayah setempat.
b. Daftar SKP13-P
1) Daftar SKP13-P di print pada kertas ukuran A4 bolak-balik di BPS
Kabupaten/Kota.Untuk keperluan penyalinan hasil snowballingdari Lembar
Pembantu ke daftar SKP13-PBlok V,tambahkan (print) satu lembar kosongBlok V
bolak-balik.
2) Untuk 1 (satu) desa/kelurahan yang menggunakan 2 (dua) PCL, maka Daftar SKP13-
P harus di print rangkap 2 (dua).
c. Lembar Pembantu
1) Lembar Pembantu di cetak di BPS Kabupaten/Kota.
2) Setiap informasi narasumber tentang keberadaan calon responden hasil
snowballingsebelum disalin ke daftar SKP13-Pwajib ditulis di Lembar Pembantu.
d. Daftar SKP13-S
1) Daftar SKP13-S di cetak di BPS RI.
2) Daftar SKP13-S digunakan pada saat melakukan pendataan karakteristik pada usaha
konstruksi perorangan terpilih.
5.5. Mekanisme Pendataan
Adapun tahapan/proses pendataan SKP13 oleh PCL sebagai berikut:
1) Setiap petugas dibekali dengan instrumen yang diperlukan, yaitu peta desa (SP2010-
WA), Daftar SKP13-P (pre-printed), Lembar Pembantu, Daftar SKP13-DS, dan
SKP13-S.
2) Kunjungi Kepala Desa/Lurah untuk mendapatkan izin bertugas di wilayah ini dengan
membawa surat tugas dari BPS kabupaten/kota.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 28
Gambar 2. Contoh peta kunjungan SP2010-WA
3) Identifikasi keberadaan pengusaha konstruksi dimulaidari SLS pertama yang
tercantum pada Daftar SKP13-P Blok V Kolom (3) yang merupakan bagian dari
Alamat Lengkap.
4) Lakukan identifikasi keberadaan pengusaha konstruksi dan identifikasi pengusaha
konstruksi yang tercantum pada Daftar SKP13-P untuk setiap SLS dengan
menanyakan kepada narasumber (prioritas utama adalah ketua/pengurus SLS
setempat).
5) Apabila diperoleh informasi keberadaan pengusaha konstruksi, selanjutnya pencacah
melakukan kunjungan ke alamat pengusaha tersebut dan melakukan pendataan
dengan Daftar SKP13-P. Jika pengusaha yang dikunjungi termasuk usaha konstruksi
perorangan, maka katakan pada respondendilain waktu kemungkinan pendataan akan
dilanjutkan dengan pertanyaan yang lebih rinci.
6) Setelah selesai melakukan pendataan pada responden tersebut, tanyakan tentang
keberadaan usaha konstruksi perorangan lainnya yang berada di SLS tersebut atau
SLS lainnya dalam desa/kelurahan tersebut.Catat nama responden sebagai
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 29
narasumber dan semua informasi keberadaan calon responden lainnya menggunakan
Lembar Pembantu.
7) Cek informasi yang telah di catat di Lembar Pembantu dengan daftar nama
pengusaha konstruksi yang tercantum pada Daftar SKP13-PBlok V. Jika tidak ada,
tuliskan nama pengusaha konstruksi tersebut pada Daftar SKP13-PBlok Vdi baris
kosong setelah baris terakhir yang tercetakatau di baris lembar kosong Blok V setelah
baris terakhir yang terisi.
8) Selanjutnya kunjungi pengusaha konstruksi yang baru diperoleh informasinya
tersebut, dan lengkapi pula dengan informasi lainnya yang diperlukan pada Daftar
SKP13-PBlok V.
9) Lakukan lagi proses identifikasi seperti pada butir 5) hingga 8) sampai pendataan
selesai dalam satu desa/kelurahan yang menjadi wilayah tugasnya.
Ilustrasi metode snowballing dapat dilihat seperti pada Gambar 3.
Gambar 3. Identifikasi responden dengan metode snowballing
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 31
BAB
VI TATA CARA
PENGISIAN DAFTAR
6.1. Tata Cara Pengisian Daftar SKP13-P
Daftar SKP13-P digunakan untuk memutakhirkan dan mendata semua usaha
konstruksi perorangan yang berada di desa/kelurahan terpilih.
1). Struktur Daftar SKP13-P
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT, berisi kode dan nama wilayah administrasi
(Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi
Desa/Kelurahan)sertaAngka Random (AR).
BLOK II. RINGKASAN, berisi hasil rekapitulasi jumlah pengusaha dan jumlah
sampel.
BLOK III. KETERANGAN PETUGAS DAN PENGESAHAN, berisi identitas
petugas, waktu pelaksanaan dan pengesahan oleh Kepala Desa/Lurah atau yang setara.
BLOK IV. CATATAN, berisi keterangan hal-hal yang perlu disampaikan dalam
pelaksanaan lapangan.
BLOK V. DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI, berisi atas 12
kolom dengan uraian masing-masing kolom adalah sebagai berikut:
Kolom (1) : No Urut
Nomor yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut rumahtangga
dalam desa/kelurahan.
Kolom (2): Calon Responden
Nama-nama yang tercetak tercantum pada kolom ini adalah nama
pengusaha yang pada saat pencacahan lengkap SE06 teridentifikasi
sebagai pengusaha di sektor konstruksi.
Kolom (3): Alamat Lengkap
Alamat yang tercetak tercantum pada kolom ini adalah alamat tempat
tinggal pengusaha pada saat pencacahanlengkap SE06.
Kolom (4): Identifikasi keberadaan calon responden, Ada bila berkode „1‟, Tidak ada
bila berkode „0‟.
Ada, adalah kondisi dimana nama pengusaha konstruksi dan alamat pada
saat pendataan sama dengan nama kepala rumahtangga dan alamat pada
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 32
saat pencacahan SE06. Termasuk dalam kondisi ini adalah bila nama
pengusaha konstruksi berbeda yang diakibatkan karena nama yang
tercantum adalah nama panggilan atau alias dan kesalahan dalam
penulisan dalam pencacahan SE06, dan perbedaan alamat akibat
kesalahan penulisan pada saat pencacahan SE06. Termasuk pengusaha
konstruksi yang pindah tetapi masih dalam satu desa/kelurahan, dan
pengusaha/usaha konstruksi yang baru (yaitu pada saat pencacahan SE06
bukan sebagai pengusaha/usaha konstruksi, tapi pada saat pendataan
SKP13merupakan usaha konstruksi).
Tidak ada, adalah kondisi dimana pengusaha/usaha konstruksi pada saat
pendataan tidak dapat ditemukan dan setelah dikonfirmasikan dengan
tetangga disekitarnya memang tidak ada yang mengenalnya. Termasuk
pengusaha/usaha konstruksi yang pindah keluardesa/kelurahan, dan
tidak usaha lagi.
Kolom (5): Ditanyakan kepada calon responden apabila menurut narasumber usaha
ini keberadaannya Adaatau Kolom (4) berkode „1‟. Apakahberusaha di
sektor konstruksi selama setahun yang lalu, Ya bila isian berkode „1‟, dan
kode „0‟ bila Tidak.
Ya, apabila selama setahun yang lalu (Mei 2012 s.d. April 2013) usaha
ini masih merupakan usaha konstruksi meskipun saat ini tidak
aktif/berubah sektor usahanya.
Tidak, apabila selama setahun yang lalu usaha ini telah Tutup atau
berubah sektor usahanya.
Kolom (6): Ditanyakan kepada calon responden apabila usaha ini di sektor
konstruksiatau Kolom (5) berkode „1‟. Apakah alamat kantor usaha ada
di desa ini, Ya bila berkode „1‟, Tidak bila berkode „0‟.
Ya, adalah kondisi dimana alamat kantor usaha sama persis di alamat
lengkap rumahtangga/usaha, atau apabila alamat kantor usaha masih
dalam satu desa/kelurahan meskipun berbeda SLS nya dengan alamat
lengkap rumahtangga/usaha.
Tidak, adalah kondisi dimana alamat kantor usaha tidak berada di
desa/kelurahan alamat lengkap rumahtangga/usaha tersebut.
Kolom (7): Ditanyakan kepada calon responden: Apakah berusaha dengan sistem
borongan dan aktif selama setahun yang lalu, isian bila Ya kode „1‟, kode
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 33
„0‟ bila Tidak.
Ya, apabila selama setahun yang lalu (Mei 2012 s.d. April 2013) berusaha
dengan sistem borongan meskipun saat ini tidak aktif/berubah sektor
usahanya.
Tidak, apabila usaha konstruksi ini selama setahun yang lalu order
pekerjaannya tidak ada yang menggunakan sistem borongan.
Kolom (8): Apakah usaha konstruksi iniPerorangan, Ya bila berkode „1‟, Tidak bila
berkode „0‟
Kolom (9) – Kolom (13): ada isian bila Kolom (8) berkode „1‟
Kolom (9): Nomor Urut Usaha
Kolom (10): Jenis pekerjaan utama
Kolom (11) – (13): Kode bidang pekerjaan utama
Kode bidang pekerjaan utama terbagi menjadi 3 jenis:
1. Konstruksi Gedung; mencakup rumah tempat tinggal, gedung
perkantoran, gedung kesehatan, gedung pendidikan, gedung hiburan,
dan gedung lainnya.
2. Konstruksi Sipil; mencakup jalan, jembatan, rel KA, landasan,
pengairan, dermaga, lapangan olahraga, lapangan parkir, bangunan
pengolah, penyaluran dan penyimpan air limbah, minyak dll.
3. Konstruksi Khusus; mencakup konstruksi bangunan elektrikal dan
komunikasi, instalasi gedung dan bangunan sipil, penyelesaian
konstruksi gedung, penyewaan alat berat konstruksi dll.
Tabel 1. Ringkasan tugas pengisian Daftar SKP13-P
Uraian Pre printed Diisi oleh
Pencacah Pengawas
Blok I
Blok II
Blok III Rincian 1 & 3 Rincian 2
Blok IV
Blok V
Kolom (1) s.d.
(3), Identitas
Nomor halaman,
Kolom (4) s.d.
(13), Jumlah a,b,c
Memberi lingkaran Kolom(1),
Kolom(9) dan nomor di
samping tanda cek salah satu
Kolom(11) s.d.Kolom(13) yg
terpilih sampel
Blok VI
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 34
2). Pengisian Daftar SKP13-P
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT
Blok ini isiannya telah tercetak (pre-printed) mulai dari nama Provinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan, dan Angka
Random (AR).
BLOK II. RINGKASAN
Tujuan pengisian Blok II adalah untuk mengetahui rekapitulasi hasil identifikasi
calon responden pendataan pengusaha konstruksi peroranganpada satu desa/kelurahan.
Blok ini diisi setelah kegiatan pendataan selesai dalam satu desa/kelurahan. Isian Blok II
disalin dari halaman terakhir Blok V yang terisi. Sebelum mengisi Blok II, petugas
pendataan harus memastikan bahwa isian Blok V telah diperiksa dengan cermat
kebenaran isian.
Rincian 1: Populasi usaha konstruksi perorangan
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincianc :“Jumlah kumulatif hingga halaman
ini” dengan ketentuan sebagai berikut
Blok II Rincian 1 Kolom (2) disalin dari Blok V Rincian c Kolom (11) pada
halaman terakhir.
Blok II Rincian 1 Kolom (3) disalin dari Blok V Rincian c Kolom (12) pada
halaman terakhir.
Blok II Rincian 1 Kolom (4) disalin dari Blok V Rincian c Kolom (13) pada
halaman terakhir.
Rincian 2: Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan
Isiannya merupakan hasil dari penarikan sampel usaha yaitu banyaknya Ri yang
terisi [Blok VIKolom(1) s.d.Kolom (3)].
BLOK III. KETERANGAN PETUGAS DAN PENGESAHAN
Tujuannya adalah untuk mengetahui siapa yang bertanggungjawab melakukan
pendaftaran dan pemeriksaan Daftar SKP13-P, serta keterangan waktu pelaksanaan
pendataan dan pemeriksaan, serta pengesahan oleh Kepala Desa/Lurah atau yang setara.
1. Nama Petugas
Tuliskan nama pencacah dan pemeriksa pada kolom yang tersedia.
2. Tanggal Pengawasan/Pemeriksaan
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 35
Tuliskan tanggal pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan pada kolom yang
tersedia
3. Tanda Tangan
Sebelum membubuhkan tanda tangannya pencacah dan pemeriksa diharuskan
memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar SKP13-P. Bubuhkan tanda
tangan pada tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggungjawab pendataan dan
pengawasan/pemeriksaan. Penandatanganan adalah orang yang benar-benar telah
melakukan tugasnya.
4. Pengesahaan oleh Kepala Desa/Lurahatau yang setara tempat dimana pendataan
dilaksanakan dengan membubuhkan tanggal, nama, tanda tangan, dan cap/stempel.
BLOK IV. CATATAN
Gunakan Blok IV untuk menuliskan hal-hal yang perlu diinformasikan dan belum
tercakup dalam Daftar SKP13-Pdi desa/kelurahan tersebut.
BLOK V. DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI
Blok ini digunakan untuk melakukan pemutakhiran seluruh pengusaha
konstruksipada satu desa/kelurahan. Padasudut kanan atas setiap lembar Blok V tertera
“Halaman ….dari ..halaman”, yang pengisiannya dilakukan setelah pendataan
bangunan dan rumahtangga dalam satu desa/kelurahan selesai. Sedang sudut kanan
bawahnya setiap lembar Blok V tertera identitas desa/kelurahan yang tercetak.
Contoh pengisian “Halaman…dari...halaman” pada Blok VDaftar SKP13-Padalah
sebagai berikut:Jika jumlah halaman Blok V yang terpakai ada 5halaman, maka
pengisiannya adalah pada halaman pertama Blok V diisi “Halaman 1 dari 5 halaman”,
dan halaman terakhir diisi “Halaman 5 dari 5 halaman”.
Kolom (1)-(3) (No. urut, Calon Responden, Alamat)
Kolom (1) hingga kolom (3) Blok V telah tercetak (pre-printed). Bila dari
hasil kunjungan ada perubahan informasi, dapat diperbaiki disampingnya
dengan cara mencoret kemudian menuliskan informasi yang benar
disebelahnya.
Misalnya kesalahan penulisan alamat, dapat diperbaiki seperti pada contoh
berikut:
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 36
No.
Urut Calon Responden Alamat Lengkap
(1) (2) (3)
001 PEMBORONG BANGUNAN „AGUS‟ KP JAMBU RT 10 /RW 05 RT 11
Pengisian Kolom (1)-(3) untuk responden hasil snowballing
Kolom (1): Isikan nomor urut calon responden hasil snowballingdi baris kosong
setelah baris yang terisi. Penulisan nomor urut, usaha hasil
snowballingmeneruskan nomor urut baris terakhir yang terisi
menggunakan angka biasa.
Kolom (2): Isikan nama lengkap calon responden dengan menggunakan huruf kapital
Contoh: 1. ADITA UTAMA (penulisan yang mempunyai nama usaha).
2. PEMBORONG AC „RUDI‟ (penulisan pemborong AC yang
tidak mempunyai nama usaha).
3. PEMBORONG BANGUNAN „SUGI‟ (penulisan
pemborong bangunan yang tidak mempunyai nama usaha).
4. KONSTRUKSI BANGUNAN „BAMBANG‟ (penulisan
nama usaha yang pekerjaannya tidak selalu borongan dan
tidak mempunyai nama usaha).
Kolom (3): Isikan alamat lengkap calon responden nama jalan, blok, nomor, SLS,
RT/RW.
Pengisian Kolom (4)-(13) untuk responden pre-printeddan hasil snowballing
Kolom (4): Identifikasi keberadaan calon responden pada narasumber isikan kode „1‟
bila ada, dan kode ‟0‟ bila tidak ada.
Kolom (5): Bila Kolom (4) berkode „1‟, Ditanyakan kepada calon responden, Apakah
berusaha di sektor konstruksi selama setahun yang lalu.Isikan kode 1 bila
menjawab „Ya”, kode „0‟ bila „Tidak‟.
Kolom (6): Bila Kolom (5) berkode „1‟, Ditanyakan kepada calon responden, Apakah
alamat kantor usaha di desa ini.Isikan kode 1 bila menjawab „Ya”, kode
„0‟ bila „Tidak‟. Perbaiki Kolom (3) bila ada perbedaan alamat lengkap
rumahtangga/usaha.
Kolom (7): Isikan kode „1‟ untuk calon responden yang berusaha dengan sistem
borongan dan aktif selama setahun yang lalu (lanjutkan ke pertanyaan
kolom selanjutnya), dan kode „0‟jika tidak (STOP pendataan pada
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 37
responden ini).
Kolom (8): Isikan apakah usaha konstruksi iniperorangan. Bila „Ya‟ beri kode „1‟
dan bila „Tidak‟ beri kode „0‟.
Kolom (9): Isikan nomor urut usaha pada baris-baris yang termasuk usaha konstruksi
perorangan.
Kolom (10): Tuliskan sejelas-sejelasnya jenis pekerjaan utama:
Contoh :
Pembangunan tempat tinggal,
Pemasangan pagar besi kantor,
Pembuatan sumur bor,
Pembuatan saluran irigasi untuk pertanian,
Instalasi listrik untuk perumahan,
Pemeliharaan jalan,
Pengecatan kantor, dsb.
Kolom (11)-(13): Isikan tanda cek(√) pada salah satu Kolom (11) atau Kolom (12) atau
Kolom (13) sesuai uraian Kolom (10).
Misal dari contoh diatas Kolom (10) isiannya „Pembuatan sumur bor‟,
maka beri tanda cek(√) Kolom (12) karena isiannya termasuk kategori
pekerjaan/konstruksi sipil.
6.2. Penggunaan dan Tata Cara Pengisian Lembar Pembantu
Lembar pembantu digunakan untuk mencatat semua informasi calon responden dari
narasumber hasil snowballing. Penulisan lembar pembantu wajib dilakukan, selain sebagai
legalitas pemberi informasi juga diperlukan untuk mempermudah pengisian Daftar SKP13-P
hasil snowballing.
Tata cara pengisian Lembar Pembantu yaitu:
Kolom (1): Isikan nama Narasumber (Ketua SLS, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat,
Responden dll).
Kolom (2): Isikan Nama calon responden hasil rekomendasi dari Narasumber.
Kolom (3): Isikan Alamat Lengkap (Nama jalan, blok, nomor, SLS, RT/RW).
Penyalinan isian Lembar Pembantu ke Daftar SKP13-PBlok V
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 38
Salin isian Lembar Pembantu ke Daftar SKP13-P Blok V, yaitu Lembar Pembantu
Kolom (2) ke Daftar SKP13-P Blok V Kolom (2) dan Lembar Pembantu Kolom (3) ke
Daftar SKP13-P Blok V Kolom (3) di baris kosong setelah baris yang terisi. Sedangkan
untuk penulisan nomor urut Kolom (1) Daftar SKP13-P Blok V menggunakan angka
biasa dengan meneruskan nomor urut baris terakhir yang terisi.
6.3. Tata Cara Pengisian Daftar SKP13-DS
Daftar sampel survei usaha konstruksi perorangan (SKP13-DS) adalah daftar yang
memuat sejumlah sampel usaha konstruksi perorangan dalam 1 (satu) desa/kelurahan. Daftar
SKP13-DS digunakan oleh PCL sebagai pedoman untuk mendata dengan Daftar SKP13-S.
1). Struktur Daftar SKP13-DS
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT, berisi kode dan nama wilayah administrasi
(Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan).
BLOK II. REKAPITULASI PENCACAHAN, berisi hasil rekapitulasi jumlah
pendataan.
BLOK III. KETERANGAN PETUGAS, berisi identitas petugas, waktu pelaksanaan
dan tanda tangan.
BLOK IV. CATATAN, berisi keterangan hal-hal yang perlu disampaikan dalam
pelaksanaan lapangan.
BLOK V. KETERANGAN USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN, terdiri atas 7
kolom, dengan uraian pada masing-masing kolom adalah sebagai berikut:
Kolom (1): Nomor Urut Sampel
Berisi nomor 1 sampai dengan terakhir
Kolom (2): Nomor Urut Usaha
Berisi nomor urut usaha yang terpilih sampel
Kolom (3): Nama Usaha/Pengusaha/Pemilik
Berisi nama usaha atau pengusaha atau pemilik usaha
Kolom (4): Alamat Lengkap
Berisi alamat lengkap usaha konstruksi perorangan
Kolom (5): Bidang Pekerjaan Utama
Berisi kode bidang pekerjaan utama, kode „1‟ atau „2‟atau „3‟
Kolom (6): Keterangan berhasil dicacah
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 39
Berisi kode „1‟ berhasil dicacah, kode „0‟ tidak
Kolom (7): Keterangan alasan tidak dapat dicacah
Berisi kode „1‟ atau „2‟ atau „3‟ atau „4‟
Tabel 2. Ringkasan tugas pengisian daftar SKP13-DS
Uraian Diisi oleh
Pencacah Pengawas
Blok I
Blok II Rincian 2 dan 3 Rincian 1
Blok III
Blok IV
Blok V Kolom (6) s.d. (7) Kolom (1) s.d. (5)
2). Pengisian Daftar SKP13-DS
BLOK I.KETERANGAN TEMPAT
Blok ini berisi keterangan lokasi dari desa/kelurahan terpilih, yaitu nama dan kode
provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi desa/kelurahan. Isian blok
ini disalin dari SKP13-P Blok I Rincian 1 s.d. 5.
BLOK II. REKAPITULASI PENCACAHAN
Blok II Rincian 2 dan 3 diisi oleh pencacah setelah selesai melakukan pencacahan
pada 1 (satu) desa/kelurahan.
Blok II terdiri dari 3 (tiga) rincian, yaitu:
Rincian 1 : Jumlah target pencacahan
Adalah jumlah sampel usaha konstruksi perorangan
Rincian 2 : Jumlah realisasi pencacahan
Adalah jumlah usaha konstruksi perorangan yang berhasil dicacah
dengan Daftar SKP13-S.
Rincian 3.a : Bukan usaha konstruksi
Isikan jumlah bukan usaha konstruksibila ternyata responden yang
dicacah adalah bukan usaha konstruksi perorangan. Keterangan ini
merupakan banyaknya kode „1‟ pada Daftar SKP13-DS Blok V
Kolom (7).
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 40
Rincian 3.b : Pindah keluar desa
Isikan jumlah usaha konstruksi peroranganyang tidak dapat dicacah
karena alasan ‟pindah keluar desa/kelurahan‟. Keterangan ini
merupakan banyaknya kode „2‟ pada Daftar SKP13-DS Blok V
Kolom (7).
Rincian 3.c : Tidak ditemukan
Isikan jumlah usaha konstruksi perorangan yang tidak dapat dicacah
karena alasan ‟tidak ditemukan‟. Keterangan ini merupakan
banyaknya kode „3‟ pada Daftar SKP13-DS Blok V Kolom (7).
Rincian 3.d
:
Lainnya
Isikan jumlah usaha konstruksi perorangan yang tidak dapat dicacah
karena alasan ‟lainnya‟. Keterangan ini merupakan banyaknya kode
„4‟ pada Daftar SKP13-DS Blok V Kolom (7).
BLOK III.KETERANGAN PETUGAS
Blok III berisi keterangan nama, tanggal pencacahan/pemeriksaan dan tanda
tangan dari petugas pencacah serta pengawas.
Rincian 1 s.d. 4 : Tuliskan nama, tanggal pelaksanaan dan tanda tangan pencacah serta
pengawas.
BLOK IV. CATATAN
Isikan keterangan dan penjelasan yang berkaitan dengan Daftar SKP13-DS.
BLOK V. KETERANGAN USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN TERPILIH
Terdiri dari 7 (tujuh) kolom yang berisi keterangan nomor urut sampel (NUS),
nomor urut usaha (NUU), nama usaha/pengusaha/pemilik, alamat lengkap, serta kode bidang
pekerjaan utama. Kolom (1) s.d.Kolom (5) telah diisi oleh pengawas/pemeriksa yang
bersumber dari Daftar SKP13-P. Sedangkan Kolom (6) dan (7) diisi oleh petugas pencacah.
Kolom (1) : Nomor urut sampel (NUS)
Isikan nomor urut dimulai dari 1 sampai dengan terakhir usaha
konstruksi perorangan.
Kolom (2) : Nomor urut perusahaan (NUU)
Salin nomor urut usaha dari Daftar SKP13-P Blok V Kolom (8)
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 41
yang dilingkari.
Kolom (3) : Nama usaha atau pengusaha/pemilik
Salin nama usaha/pengusaha/pemilik dari Daftar SKP13-PBlok V
Kolom (2) yang Kolom (1) danKolom (9) dilingkari.
Kolom (4) : Alamat lengkap
Salin alamat lengkap dari Daftar SKP13-PBlok V Kolom (3) yang
Kolom (1) dan Kolom (9) dilingkari.
Kolom (5) : Kode bidang pekerjaan utama (BPU)
Salin kode bidang pekerjaan utama dari Daftar SKP13-PBlok
VKolom (11) atau Kolom (12) atau Kolom (13) yang nomor tanda
cek(√)nya dilingkari.
Kode bidang pekerjaan utama (BPU) meliputi:
Kode „1‟ : Konstruksi Gedung
Kode „2‟ : Konstruksi Sipil
Kode „3‟ : Konstruksi Khusus
Kolom (6) : Berhasil dicacah? Ya = ‘1’, Tidak = ‘0’
Isikan kode „1‟ jika usaha konstruksi peroranganberhasil dicacah,
dan isikan kode „0‟ jika tidak. Pencacah wajib melaporkan jumlah
kolom (6) yang berkode =‟0‟ pada pengawas.
Kolom (7) : Jika Kolom (6) berkode ‘0’, alasan tidak dapat dicacah
(kode)
Isikan kode alasan tidak dapat dicacah, yaitu:
Kode „1‟:
Kode „2‟:
Bukan usaha konstruksi
Pindah keluar desa/kelurahan
Kode „3‟: Tidak ditemukan
Kode „4‟: Lainnya
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 42
Penjelasan:
1. Bukan usaha konstruksi (kode ‘1’)
Bukan usaha konstruksi, jika responden yang terpilih sebagai
sampel ini ternyata bukan usaha konstruksi perorangan.
2. Pindah keluar desa (kode ‘2’)
Pindah keluar desa, jika keberadaan usaha konstruksi
perorangan sudah tidak lagi di desa/kelurahan tersebut.
3. Tidak ditemukan (kode ‘3’)
Jika usaha konstruksi perorangan tersebut tidak ditemukan di
lapangan.
4.Lainnya (kode ‘4’)
Jika sampai dengan batas waktu pencacahan yang
telahditentukanternyatacontact person/pemilik/pengusaha/
penanggung jawab tidak dapat diwawancarai.
6.4. Tata Cara Pengisian Daftar SKP13-S
Daftar Isian Sampel Survei Usaha Perorangan 2013 (SKP13-S) adalah daftar yang
memuat keterangan karakteristik usaha konstruksi perorangan terpilih.
1). Struktur Daftar SKP13-S
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT, Rincian 1 s.d. 4 berisi kode dan nama wilayah
administrasi (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan)disalin dari daftar
SKP13-DS Blok I sedangkan Rincian 5 dan 6 dari daftar SKP13-DS Blok V Kolom (2)
dan Kolom (1).
BLOK II. KETERANGAN USAHA, berisi nama usaha, alamat, bidang pekerjaan,
kegiatan utama usaha dan persentase biaya penggunaan bahan/material dan upah pekerja
harian.
BLOK III. KETERANGAN UMUM, BIMBINGAN/PELATIHAN/
PENYULUHAN DAN SUMBER MODAL USAHA, berisi identitas pengusaha,
bimbingan/pelatihan/penyuluhan, dan sumber modal usaha.
BLOK IV. PEKERJA, HARI KERJA, BALAS JASA DAN UPAH, berisi keterangan
pekerja, hari kerja, balas jasa, dan upah.
BLOK V. BIAYA/PENGELUARAN SELAMA SETAHUN YANG LALU, berisi
seluruh biaya/pengeluaran usaha selama setahun yang lalu.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 43
BLOK VI. PENDAPATAN SELAMA SETAHUN YANG LALU, berisi pendapatan
usaha konstruksi dan pendapatan dari kegiatan lainnya selama setahun yang lalu.
BLOK VII. RINGKASAN, berisi rekapitulasi pendapatan dan biaya/pengeluaran yang
diisi oleh pengawas.
BLOK VIII. PERMODALAN, berisi modal usaha konstruksi pada 30 April 2013.
BLOK IX. KENDALA DAN PROSPEK USAHA, berisi permasalahan, kondisi, dan
prospek usaha konstruksi.
BLOK X. KETERANGAN RESPONDEN DAN PETUGAS, berisi identitas pemberi
jawaban, petugas, pemeriksa dengan keterangan no. telp/HP, tanggal pelaksanaan dan
tanda tangan.
BLOK XI. CATATAN, berisi keterangan hal-hal yang perlu disampaikan dalam
pelaksanaan lapangan.
2). Pengisian Daftar SKP13-S
BLOK I : KETERANGAN TEMPAT
Blok ini digunakan untuk mencatat identitas usaha konstruksi, diisi sebelum
melakukan wawancara terhadap responden disalin dari Daftar SKP13-DS.
Rincian 1 s.d. 4 : Pengisian keterangan dan kode disalin dari Daftar SKP13-DS rincian
yang sama.
Rincian 2 dan 4 Pada rincian 2 dan 4 coret salah satu keterangan wilayah sesuai
dengan tempat tugasnya, seperti Kabupaten/Kotaatau
Desa/Kelurahan.
Rincian 5 : Nomor Urut Usaha
Pengisian keterangan dan kode disalin dari Daftar SKP13-DS Blok V
Kolom (2).
Rincian 6 : Nomor Urut Sampel
Pengisian keterangan dan kode disalin dari Daftar SKP13-DS Blok V
Kolom (1).
BLOK II : KETERANGAN USAHA
Tujuan blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan usaha seperti: nama, alamat,
bidang pekerjaan usaha konstruksi, dan kegiatan utama yang dilakukan setahun yang lalu
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 44
besertapersentase nilai penggunaan bahan/material dan persentase upah pekerja harian
terhadap nilai kegiatan utama tersebut.
Rincian 1 : Nama Usaha
Tuliskan nama usaha konstruksi tersebut dengan lengkap. Jika tidak
ada nama usahanya, isikan nama pengusahanya. Cek nama usaha
dengan daftar SKP13-DS Blok V Kolom (3). Jika nama usaha yang
tercantum dalam daftar tidak sesuai dengan nama yang ada di
lapangan maka nama tersebut harus disesuaikan.
Rincian 2 : Alamat Usaha
Alamat usaha adalah alamat dimana usaha tersebut berada. Tuliskan
alamat usaha konstruksi dengan lengkap, seperti nama jalan, gang,
lorong, nomor bangunan, kavling, nama gedung, lantai, nomor
ruangan (room). Apabila alamat yang tercantum di daftar SKP13-DS
tidak sesuai dengan keadaan di lapangan, termasuk disini perubahan
nama jalan maka sesuaikan, misalnya Jl. R. Hartonomenjadi Jl.
Jenderal Suprapto (keberadaan perusahaan tetap).
Rincian 3 : Bidang pekerjaan usaha konstruksi
Pilihlah salah satu bidang pekerjaan usaha konstruksi.
1. Konstruksi gedung mencakup kegiatan pembangunan gedung
baru, perbaikan gedung, penambahan dan renovasi gedung,
pendirian bangunan atau struktur prafabrikasi pada lokasi dan
konstruksi yang bersifat sementara. Seperti: bangunan tempat
tinggal, pabrik industri, bangunan kantor, sekolah, rumah sakit,
hotel, mall, tempat ibadah, restoran, fasilitas olahraga di dalam
ruangan, garasi parkir, dan lain-lain.
2. Konstruksi sipil mencakup kegiatan konstruksi fasilitas industri,
proyek infrastruktur dan sarana umum, sistem pembuangan dan
irigasi, saluran pipa dan jaringan listrik, fasilitas olahraga
ditempat terbuka, dan lain-lain. Seperti: jalan raya, jalan
kendaraan bermotor, jembatan terowongan, rel kereta api,
lapangan udara, pelabuhan dan bangunan air lainnya, sistem
irigasi, sistem limbah, dan lain-lain.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 45
3. Konstruksi khusus mencakup kegiatan konstruksi yang
berhubungan dengan keahlian khusus, biasanya khusus pada satu
aspek umum untuk struktur yang berbeda, yang membutuhkan
peralatan atau ketrampilan khusus dan lebih banyak dilakukan
berdasarkan subkontrak. Konstruksi khusus juga mencakup
kegiatan pembongkaran dan penyiapan lahan, penyelesaian
gedung, instalasi berbagai macam keperluan yang membuat
bangunan berfungsi seperti pipa-pipa ledeng, pemanas, pendingin
ruangan (AC), system alarm dan pekerjaan listrik lain, system
penyiraman, lift dan tangga berjalan, penerangan jalan raya,
penyewaan alat berat konstruksi beserta operator, dan lain-lain.
Rincian 4 : Kegiatan utama yang dilakukan usaha selama setahun yang lalu
Jenis kegiatan konstruksi ini harus ditulis secara lengkap dan jelas.
Jika usaha ini memiliki pekerjaan/proyek lebih dari satu, maka yang
diisikan adalah pekerjaan/proyek yang utama, berdasarkan;
4. 1. Kegiatan yang memiliki nilai konstruksi/omset/pendapatan terbesar
5. 2. Jika butir 1 sama besar, maka penentuannya berdasarkan volumepekerjaan
terbesar
6. 3. Jika butir 1 dan 2 sama, maka penentuannya berdasarkan waktu terlama
7. 4. Jika butir 1, 2, dan 3 sama, maka penentuannya oleh responden
Contoh :
Ngadino seorang pemborong konstruksi selama setahun yang lalu
mengerjakan 3 proyek sebagai berikut :
1. Pembangunanan rumah tinggal dengan luas 200 m2 selesai
dalam 5 bulan dengan nilai konstruksi Rp. 300 juta
2. Pembangunan gedung sekolah dengan luas 200 m2 selesai
dalam 6 bulan dengan nilai konstruksi Rp. 300 juta
3. Pembangunanan rumah tinggal yang belum diselesaikan
dengan nilai konstruksi Rp. 50 juta
Maka pengisian pekerjaan utama usaha Ngadino ini adalah
pembangunan gedung sekolah.
Rincian 4.a : Persentase penggunaan bahan/material terhadap nilai kegiatan
utama, adalahpersentase penggunaan bahan/material terhadap nilai
konstruksi pada kegiatan utama usaha konstruksi.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 46
Rincian 4.b : Persentase upah pekerja harian terhadap nilai kegiatan utama,
adalah persentase upah pekerja harian terhadap nilai konstruksi pada
kegiatan utama usaha konstruksi.
BLOK III : KETERANGAN UMUM, BIMBINGAN/PELATIHAN/PENYULUHAN
DAN SUMBER MODAL USAHA
Tujuan blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan secara umum mengenai
pengusaha, bimbingan/pelatihan/penyuluhan yang diperoleh baik oleh pengusaha maupun
pekerja, dan sumber modal usaha yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan/proyek.
Rincian 1 : Nama pengusaha
Tuliskan nama pemilik atau yang bertanggung jawab pada usaha
konstruksi ini. Misalnya: Pemborong Bangunan H. Rudi
Rincian 2 : Jenis Kelamin
Cukup Jelas
Rincian 3
Rincian 4
:
:
U m u r
Umur dituliskan dalam tahun dengan pembulatan ke bawah,
berdasarkan ulang tahun yang terakhir. Perhitungan umur didasarkan
pada kalender masehi. Untuk yang berumur 99 tahun ke atas maka
isikan 98. Misalnya: Bapak Inggar seorang pengusaha konstruksi
perseorangan lahir di Jakarta, 17 Agustus 1960. Pencacahan SKP13
pada bulan Mei 2013. Karena pada waktu pencacahan Bapak Inggar
belum berulang tahun, maka umur Bapak Inggar adalah 52 Tahun.
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan
Lingkari salah satu kode pendidikan tertinggi yang telah ditamatkan,
kemudian tuliskan kode tersebut pada kotak yang tersedia.
Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan adalah: Jenjang pendidikan
tertinggi terakhir yang diselesaikan (ditamatkan).
1. Seseorang yang bersekolah pada jenjang tertentu dan tidak
mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi akan tetapi lulus ujian
akhir, orang itu dianggap tamat pada jenjang tersebut.
2. Seseorang yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu dan
tidak tamat, maka jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 47
adalah jenjang pendidikan sebelumnya.
Contoh :Pengusaha pernah kuliah D3 Manajemen Pemasaran tetapi
hanya 2 tahun dan tidak dapat menyelesaikan
pendidikannya, maka pendidikan tertinggi pengusaha
tersebut adalah SMA & Sederajat.
Jenjang pendidikan:
Tidak tamat SD: Mereka yang tidak sekolah/belum pernah sekolah
atau mereka yang pernah sekolah/tidak tamat di sekolah dasar 5/6/7
tahun, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Madrasah Ibtidaiyah,
Sekolah Dasar Pamong (Pendidikan anak oleh Masyarakat Orang Tua
dan Guru), Sekolah Dasar Kecil, Paket A1 - A100. Mereka yang tamat
Sekolah Dasar 3 tahun atau sederajat dianggap belum tamat.
SD & sederajat: Mereka yang tamat sekolah dasar 5/6/7 tahun,
Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah
Dasar Pamong (Pendidikan anak oleh Masyarakat Orang Tua dan
Guru), Sekolah Dasar Kecil, Paket A1 - A100.
SLTP & sederajat: Mereka yang tamat SMP, MULO, HBS 3 tahun,
SLB Menengah Tingkat Pertama, Madrasah Tsanawiyah, Sekolah
Kepandaian Putri, SMEP, ST, Sekolah Kesejahteraan Keluarga
Pertama, Sekolah Ketrampilan Kejuruan 4 tahun, Sekolah Usaha Tani,
Sekolah Pertanian Menengah Pertama, Sekolah Guru Bantu,
Pendidikan Guru Agama 4 tahun, Kursus Pegawai Administrasi,
Kursus Karyawan Perusahaan, dan Pendidikan Pegawai Urusan
Peradilan Agama.
SLTA & sederajat: Mereka yang tamat dari Sekolah Menengah Atas,
HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Kejuruan,
Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial, Sekolah Menengah Industri
Kerajinan, Sekolah Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah
Karawitan Indonesia, Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi
Menengah Pembangunan, Sekolah Menengah Ekonomi Atas, Sekolah
Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian,
Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah
Teknologi Pertambangan, dan Sekolah Menengah Teknologi Grafika.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 48
DI/DII: Mereka yang tamat Sekolah Guru Olah Raga, Sekolah Guru
Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama,
Pendidikan Guru Agama 6 tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak,
Kursus Pendidikan Guru, Sekolah Analisis Menengah Kimia Atas,
Sekolah Asisten Apoteker, Sekolah Bidan, Sekolah Pengatur Rontgen,
dan Kursus Pegawai Administrasi Atas, Diploma I atau Diploma II
pada suatu pendidikan yang khusus diberikan untuk program diploma.
Program Akta I dan Akta II termasuk dalam jenjang pendidikan
program Diploma I atau Diploma II.
Sarjana Muda/DIII: Mereka yang tamat Akademi/Diploma III/Akta
III atau yang telah mendapatkan gelar sarjana muda pada suatu
fakultas. Jenjang sekolah ini pada umumnya dilakukan oleh suatu
Akademi/Universitas/Institut/Sekolah Tinggi.
Sarjana/S1/DIV : Mereka yang tamat program pendidikan Sarjana
(Strata-1) atau yang telah mendapatkan gelar sarjana (menyelesaikan
sejumlah SKS tertentu) pada suatu fakultas. Jenjang sekolah ini pada
umumnya dilakukan oleh suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi.
S2/S3 : Mereka yang tamat program pendidikan program pasca
sarjana, Magister (Strata-2), atau Doktor (Strata-3) yang telah
mendapatkan gelar master/doktor pada suatu program studi di sebuah
fakultas. Jenjang sekolah ini pada umumnya dilakukan oleh
Universitas/Institut/Sekolah Tinggi.
Rincian 5. : a. Apakah pekerja pada usaha ini pernah mengikuti
bimbingan/pelatihan/penyuluhan dibidang konstruksi?
Lingkari salah satu kode 1 jika ya dan kode 2 jika tidak, kemudian
tuliskan kode tersebut pada kotak yang tersedia.
Bimbingan/pelatihan/penyuluhan adalah kegiatan
bimbingan/pelatihan/penyuluhan di bidang konstruksi yang pernah
diikuti oleh pengusaha atau pekerja. Misalnya:
Bimbingan/pelatihan/penyuluhan Manajerial yaitu jenis
bimbingan/pelatihan/penyuluhan di bidang konstruksi untuk
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 49
meningkatkan ketrampilan dan pengelolaan usaha konstruksi.
Bimbingan/pelatihan/penyuluhan Ketrampilan/teknik yaitu jenis
bimbingan/pelatihan/penyuluhan untuk meningkatkan
kemampuan/ketrampilan dalam bidang konstruksi.
Bimbingan/pelatihan/penyuluhan Pemasaran yaitu jenis
bimbingan/pelatihan/penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan
tentang pemasaran konstruksi, seperti: cara mempelajari kebutuhan
dan keinginan konsumen, cara melakukan promosi dan penawaran
pekerjaan/proyek.
Dan bimbingan/pelatihan/penyuluhan lainnya yang masih ada
hubungannya dengan bidang konstruksi.
b. Penyelenggara bimbingan/pelatihan/penyuluhan di bidang
konstruksi adalah :
Lingkari kode penyelenggara mana saja yang pernah diikuti. Jika
jawaban kode yang dilingkari lebih dari satu maka jumlahkan,
kemudian tuliskan kode tersebut pada kotak yang tersedia.
Penyelenggara bimbingan/pelatihan/penyuluhan dapat juga
diselenggarakan oleh usaha konstruksi tersebut.
Instansi Pemerintah, misal Dinas PU, Kementrian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Kementrian Pendidikan, dan sebagainya.
Perusahaan Swasta, misal Grup Bakri, Sampoerna Grup, dan
sebagainya.
Yayasan/LSM : misalnya Balai Latihan Kerja yang dikelola oleh
yayasan.
Lainnya ( tuliskan…………), misal pengusaha bahan bangunan,
pihak luar negeri, usaha konstruksi sendiri, dan sebagainya
Rincian 6. Sumber modal usaha konstruksi berasal dari:
Lingkari kode sumber modal usaha mana saja yang digunakan. Jika
jawaban kode yang dilingkari lebih dari satu maka jumlahkan,
kemudian tuliskan kode tersebut pada kotak yang tersedia.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 50
Sumber modal usaha: modal yang digunakan oleh usaha konstruksi
seperti: untuk kantor, peralatan konstruksi, modal awal untuk
mengerjakan pekerjaan/proyek, dan sebagainya.
Milik sendiri: modal usaha yang dimiliki oleh usaha konstruksi,
termasuk hibah/transfer.
Pinjaman bank: pinjaman yang berasal dari Bank, baik berasal dari
Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat.
Pinjaman koperasi: pinjaman yang berasal dari koperasi. Contoh:
Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Unit Desa.
Lainnya (tuliskan …): diisi nama pemberi sumber modal bila pilihan
sumber modal tidak terdapat pada pilihan di atas.
Modal usaha yang diperoleh dari menggadaikan mobil atau barang lain
dikategorikan sebagai modal pinjaman.
Jika modal usaha didapatkan dengan sistem kredit, maka pilihan milik
sendiri jika sudah lunas. Jika belum lunas maka pilihan milik sendiri
dan pinjaman.
BLOK IV : PEKERJA, HARI KERJA, BALAS JASA DAN UPAH
Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan pekerja, hari kerja, balas jasa dan
upah.
Rincian 1 : Pekerja tetap, jumlah pekerja harian,dan hari kerja setiap bulan
kegiatan
Pekerja: semua orang yang terlibat secara langsung dalam
pekerjaan/kegiatan di usaha ini pada bulan tertentu.
Pekerja tetap: tenaga kerja yang secara administrasi tercatat sebagai
pekerja tetap dan biasanya memperoleh gaji bulanan secara tetap dari
usahasepanjang tahun.
Pekerja harian: pekerja pada proyek konstruksi yang dikerjakan, dan
hanya bekerja selama proyek tersebut masih berjalan. Pekerja ini
biasanya dibayar atas dasar upah harian. Contoh: mandor (kepala
tukang), tukang batu, tukang kayu, kenek bangunan, dan sebagainya.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 51
Hari kerja : Hari usaha melakukan kegiatan dan ada seorang atau
lebih yang bekerja secara terus menerus paling sedikit satu jam dalam
sehari.
Bulan kegiatan : Bulan usaha melakukan kegiatan minimal satu hari
dalam sebulan.
Rincian 1.a : Pekerja tetap
Isikan banyaknya pekerja tetap per bulan kerja dari bulan Mei 2012
s.d.April 2013 menurut jenis kelamin. Perlu diperhatikan pekerja tetap
ini yang jumlahnya cenderung tetap setiap bulannya, jadi jika ada
perubahan jumlah pekerja tetap yang cukup besar pastikan
kebenarannya dan beri catatan di Blok XI Catatan.
Rincian 1.b :
Jumlah pekerja harian
Isikan banyaknya pekerja harian dari bulan Mei 2012 s.d.April 2013
menurut jenis kelamin.
Rincian 1.c
:
Banyaknya hari kerja pekerja harian
Isikan banyaknya hari kerja per bulan kerja dari bulan Mei 2012 s.d.
bulan April 2013.
Apabila usaha sedang tidak ada kegiatan (seperti: tidak ada proyek
yang dikerjakan), maka pada bulan-bulan tersebut tidak ada kegiatan.
Sehingga banyaknya hari kerja isiannya kosong.
Contoh: pekerja tetap, pekerja harian, dan hari kerja
Pak Amir seorang pemborong pekerjaan konstruksi yang dibantu oleh
Ane adik iparnya. Selama bulan Mei s.d. Juni 2012 usahanya belum
mendapat pekerjaan borongan. Pada bulan Juli 2012 Pak Amir
mendapat proyek pembangunan rumah Pak Inggar yang diperkirakan
selesai bulan Juli 2013. Untuk proyek ini Pak Amir mempekerjakan
10 orang per hari. Pekerja hanya libur pada hari Minggu dan hari-hari
besar. Pada bulan Januari 2013 Pak Amir mendapat proyek lagi yaitu
pemasangan keramik lantai di PT. Sukamaju yang diselesaikan
selama satu bulan tanpa libur dengan pekerja 14 orang per hari.
Bagaimana pengisian pekerja tetap, pekerja harian, dan hari kerja?
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 52
Uraian 2012 2013
Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
a. Pekerja tetap L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
b. Jumlah pekerja L - - 10 10 10 10 10 10 24 10 10 10
harian P - - - - - - - - - - - -
c. Hari kerja pekerja harian - - 25 25 20 27 25 24 30 25 26 24
Rincian 2
:
Balas jasa dan upah selama setahun yang lalu
Balas jasa pekerja dirinci antara pekerja tetap dan pekerja harian.
Balas jasa pekerja terdiri dari gaji dan lainnya (upah lembur, hadiah,
bonus, tunjangan dll).
Upah/gaji: Balas jasa usaha untuk pekerja, sebelum dikurangi pajak
baik dalam bentuk uang maupun barang. Perkiraan sewa rumah dinas,
fasilitas kendaraan dan sejenisnya dimasukkan dalam upah/gaji
walaupun tidak tertulis dalam neraca (catatan) usaha.
Lainnya termasuk tunjangan, upah lembur, hadiah, bonus, dan
sebagainya.
Tunjangan: Pengeluaran usaha berupa uang dan atau barang yang
dibayarkan kepada instansi/yayasan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan pekerja.
Contoh : tunjangan kesehatan, tunjangan kecelakaan, dll.
Upah lembur: Rata-rata upah yang diberikan/dibayarkan kepada
pekerja yang bekerja di luar jam kerja biasa.
Hadiah : Rata-rata pengeluaran usaha berupa uang dan atau barang
yang diberikan kepada pekerja. Pengeluaran ini sifatnya hanya
sewaktu-waktu saja. Pengeluaran selama sebulan diperoleh dengan
menjumlahkan pengeluaran selama setahun dibagi banyaknya bulan
kegiatan.
Bonus : Rata-rata pemberian usaha kepada pekerja dalam bentuk
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 53
uang atau barang karena usaha mengalami kemajuan/peningkatan
keuntungan, yang biasanya dibayarkan minimal sekali dalam periode
setahun, oleh karenanya untuk mengetahui besarnya bonus dalam
sebulan terlebih dulu dibagi banyaknya bulan kegiatan.
Beberapa komponen yang juga termasuk dalam balas jasa pekerja, antara
lain:
1. Bila usaha memberikan barang kepada pekerjanya dengan harga di
bawah harga jual, maka selisih antara harga tersebut dimasukkan
sebagai balas jasa pekerja.
2. Bila usaha menyediakan fasilitas perumahan dan kendaraan yang
diserahkan pemakaiannya tanpa bayar kepada pekerja, maka
penilaiannya dapat dilakukan dengan taksiran nilai sewa/nilai
penyusutan selama referensi waktu survei.
3. Pengeluaran untuk pakaian seragam pegawai yang diberikan secara
cuma-cuma kepada pekerja dan dapat dipakai di luar jam kerja seperti
untuk pesta atau rekreasi.
4. Bila usaha menyediakan dana untuk biaya penggantian obat-obatan,
perawatan, hiburan seperti pemberian tiket bioskop yang biasanya sudah
diatur dalam peraturan kesejahteraan pekerja.
Komponen yang tidak termasuk balas jasa karena berkaitan dengan
operasional produksi antara lain:
1. Pengeluaran makanan dan atau minuman khusus selain makanan rutin
yang biasanya disebut extra fooding untuk meningkatkan produktivitas
pekerja.
2. Pengeluaran untuk pakaian kerja (wearpack) yang diberikan secara
cuma-cuma kepada pekerja untuk digunakan hanya pada waktu bekerja.
Balas jasa yang belum dibayarkan (terhutang) kepada pekerja harus
dihitung sebagai pengeluaran upah/gaji usaha.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 54
BLOK V : BIAYA/PENGELUARANSELAMA SETAHUN YANG LALU
Tujuan blok ini untuk mengetahui jenis biaya/pengeluaran yang berkaitan langsung
dengan kegiatan usaha selama setahun yang lalu.
Rincian 1 : Bahan bakar dan pelumas
Bahan bakar: Segala bahan, baik cair maupun padat yang digunakan
sebagai pembakar untuk menjalankan mesin, memasak dan lainnya
yang dipakai untuk usaha, seperti: bensin, solar, minyak diesel, gas,
dan pelumas.
Besarnya nilai pengeluaran untuk bensin/solar tidak mencakup untuk
kendaraan pribadi, maupun keperluan angkutan.
Pelumas: Zat cair yang mempunyai kekentalan tertentu dipakai untuk
melancarkan jalannya mesin agar dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, seperti SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE 50, dan sebagainya.
Termasuk juga biaya bahan bakar dan pelumas untuk mesin
pembangkit listrik (diesel) yang digunakan perusahaan.
Rincian 2 : Air bersih
Biaya pemakaian air bersih: Biaya pembelian air bersih dari
perusahaan air minum/badan pengelola air minum ataupun dari pihak
lain untuk keperluan usaha.
Rincian 3 : Listrik
Biaya listrik : Biaya seluruh pemakaian listrik untuk keperluan usaha,
seperti untuk penerangan dan menjalankan mesin.
Rincian 4 : Alat tulis kantor
Semua alat tulis dan keperluan kantor yang habis dipakai seperti:
kertas, spidol, pensil, tinta printer, karbon, pita mesin tik, map, kapur
tulis, dan sejenisnya. Termasuk komputer supplies dan barang cetakan.
Yang diisikan disini adalah nilai bahan-bahan yang telah habis
digunakan, tidak termasuk sisa (stok) yang belum digunakan.
Rincian 5 : Pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modal
Biaya pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modaladalah
pengeluaran rutin untuk memelihara atau memperbaiki barang modal
agar tetap berfungsi seperti biasanya tanpa menambah kapasitas,
Perhatian:
Pada Rincian 5 kolom (2) isikan banyaknya bahan
yang telah digunakan dalam kegiatan proyek.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 55
mengubah bentuk atau menambah umur barang modal tersebut, seperti
biaya penggantian suku cadang, pemeliharaan mesin-mesin dan
perbaikan bangunan tempat usaha yang sifatnya tidak memperluas.
Termasuk: mesin, bangunan, kendaraan, dan alat-alat konstruksi yang
disewakan.
Rincian 6 : Angkutan, pengiriman, pos dan telekomunikasi
Biaya angkutan, pengiriman, pos dan telekomunikasi: seluruh biaya
pengangkutan, pengiriman, pos dan telekomunikasi yang digunakan
untuk kelancaran usaha.Termasuk: biaya pulsa, biaya yang dibayarkan
kepada provider (ISP), dan pengeluaran bahan bakar untuk kendaraan
pribadi maupun keperluan angkutan.
Contoh:
Biaya untuk membayar telepon, ongkos angkutan pembelian bahan
baku, dll.
Rincian 7 : Bunga atas pinjaman
Adalahpengeluaran usaha untuk pembayaran bunga atas pinjaman
modal kepada pihak lain, misalnya: bunga yang dibayarkan ke Bank,
Pegadaian, dsb. Bunga yang dibayarkan tidak harus terhadap pinjaman
pada tahun 2011, tetapi termasuk bunga atas pinjaman tahun
sebelumnya.
Rincian 8 : Nilai pekerjaan yang disubkontrakkan
Nilai pekerjaan dari satu proyek yang sebagian
dikerjakan/disubkontrakkan ke pihak lain.
Contoh:
Suatu usaha konstruksi yang memiliki proyek pembangunan gedung
mensubkontrakkan pemasangan jaringan listrik kepada usahakonstruksi
lain.
Rincian 9 : Jasa Lainnya
Termasuk jasa konsultan konstruksi, promosi usaha, dan lain-lain.
Rincian 10 : Lainnya
Biaya selain yang tercantum pada Rincian 1 s.d. Rincian 9 tersebut di
atas yang dikeluarkan oleh usaha untuk kelancaran dan menunjang
kegiatan usaha, seperti: jasa asuransi.
Rincian 11 : Jumlah rincian (1 s.d. 10)
Cukup jelas
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 56
BLOK VI : PENDAPATAN SELAMA SETAHUN YANG LALU
Blok ini bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai nilai pekerjaan
konstruksi dan pendapatan dari kegiatan lainnya yang masih berkaitan dengan kegiatan
usaha tersebut.
Rincian 1 : Nilai pekerjaan konstruksi
Nilai pekerjaan konstruksi: adalah nilai proyek dikurangi nilai
pekerjaan yang disubkontrakkan dikalikan realisasi fisik pekerjaan
yang diselesaikan.
NK = (NP – NS) x %NR
NK = Nilai pekerjaan konstruksi
NP = Nilai proyek
NS = Nilai pekerjaan yang disubkontrakkan
% NR = persentase realisasi fisik pekerjaan yang diselesaikan
%NR didapat dari persentase pekerjaan yang diselesaikan akhir
periode survey dikurangi persentase pekerjaan diawal periode survey.
Contoh:
Usaha konstruksi Pak Inggar Sejahtera di Provinsi DKI Jakarta
mengerjakan proyek jalan di Kali Malang sebesar Rp. 50.000.000,00
yang dimulai tahun 2012 sudah dikerjakan 40% sampai dengan akhir
Mei 2013. Proyek tersebut selesai akhir tahun 2013dengan sebagian
proyek disubkontrakkan sebesar Rp. 10.000.000,00 untuk
pengaspalannya. Jadi nilai pekerjaan Pak Inggar Sejahtera untuk
pembuatan jalan di Kali Malang sebesar (50.000.000 – 10.000.000) x
(100 – 40)/100 = 24.000.000,00
Rincian 1K4 : Bahan/material yang digunakan
Bahan/material yang digunakan dalam setiap proyek baik bidang
pekerjaan gedung, sipil, dan khusus.
Contoh: semen pada bidang pekerjaan gedung dan sipil, kabel pada
bidang pekerjaan konstruksi khusus.
Rincian 2 : Pendapatan dari kegiatan lainnya
Nilai pendapatan dari kegiatan lainnya adalah pendapatan yang
diperoleh selain dari pendapatan utama usaha konstruksi, seperti: jasa
desain gambar, konsultan, penggunaan modal jasa konstruksi, sewa
tanah, sewa gedung, sewa peratalan konstruksi, sewa alat berat
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 57
konstruksi, dari bunga, deviden, hak cipta, dan kegiatan lainnya.
Rincian 2.a : Keuntungan/kerugian penjualan barang dalam bentuk yang sama
Adalahselisih nilai dari barang-barang yang dijual dengan nilai
belinya dalam bentuk yang sama (tanpa mengalami perubahan bentuk
atau tanpa diproses).
Contoh: Awal bulan Juni 2012, Pak Sugi membeli 1.000 zak semen
dengan harga @ 40.000/zak untuk pembangunan gedung SD.
Kebutuhan pembangunan ternyata hanya 800 zak semen. Untuk
menghindari semen yang menjadi keras, Pak Sugi menjual sisa semen
yang tidak terpakai dengan harga @ 45.000/zak. Keuntungan dari
penjualan semen tersebut adalah: (1000 – 800) x (45.000 – 40.000) =
Rp. 1.000.000,00
Rincian 2.b : Bunga atas simpanan, deviden, royalti/hak cipta, dan sejenisnya
Yang termasuk pendapatan lainnya adalah pendapatan dari bunga atas
simpanan di pihak lain atau meminjamkan ke pihak lain, deviden,
royalti/hak cipta, dan sejenisnya yang diterima.
Rincian 2.c : Sumbangan, hadiah, dan sejenisnya
Yang termasuk rincian ini adalah transfer dari pihak lain (sumbangan,
hadiah dan sejenisnya).
Rincian 2.d : Lainnya
Tuliskan dengan lengkap pendapatan lainnya yang terkait dengan
usaha berikut nilainya.
Termasuk pendapatan dari kegiatan lain, seperti: menyewakan
barang modal milik usaha, penjualan barang sisa potongan/sampah
hasil usaha.
Contoh:
a. Pendapatan dari sewa alat/mesin/bangunan milik usaha.
b.Pendapatan dari penjualan sisa potongan besi dan kayu,
hasilbongkaran, dan sebagainya.
Rincian 3 : Jumlah (Rincian 1 + 2)
Cukup jelas
BLOK VII : RINGKASAN
Kolom (1) : Pendapatan
Disalin dari Blok VI Rincian 3
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 58
Kolom (2) : Biaya/Pengeluaran
Penjumlahan [Blok IV Rincian 2.c Kolom (2) + Blok V Rincian 11
Kolom (2) + Blok VI Rincian 1f Kolom (4) – Blok V Rincian 8
Kolom (2)]
Kolom (3) : Selisih
Pendapatan - Biaya/Pengeluaran didapat dari Pengurangan Kolom (1)
– Kolom (2)
BLOK VII: PERMODALAN
Blok ini bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai nilai harta dari usaha
konstruksi yang digunakan untuk kegiatan usahatersebut pada keadaan 30 April 2013.
Kolom(1)dan
Kolom(2)
: Harta lancar
Harta: Kekayaan yang berasal dari milik sendiri dan digunakan
dalam suatu usaha ekonomi.
Harta lancar meliputi seluruh uang tunai, piutang usaha, dan
bahan/material yang tersedia.
Kolom(1) : Uang tunai (termasuk piutang usaha)
Isikan pada Kolom (1) uang tunai yang dimiliki seperti dalam bentuk:
kas, tabungan, deposito, dan piutang usaha dalam rupiah pada
keadaan 30 April 2013.
Kolom(2) : Persedian barang-barang untuk kegiatan usaha
Isikan pada Kolom (2) persediaan barang-barang dalam rupiah pada
keadaan 30 April 2013. Pada umumnya mempunyai umur pemakaian
kurang dari setahun
Kolom(3) s.d.
kolom(7)
: Harta tetap
Harta tetap: Peralatan dan perlengkapan usaha yang digunakan
sebagai sarana/alat usaha yang umumnya mempunyai umur
pemakaian lebih dari setahun meliputi:
a. Tanah
b. Bangunan/gedung
c. Mesin dan peralatan (seperti: Molen, Compactor, dan
Jika isian Kolom (3) hasilnya minus (-),
harap diteliti kembali isian
Blok IV Rincian 2.c kolom (2), Blok V, dan Blok VI.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 59
sebagainya)
d. Kendaraan
e. Barang modal lainnya (seperti : hak cipta, hak paten)
Suatu peralatan dan perlengkapan usaha sebagai milik usaha apabila:
1.Peralatan dan perlengkapan tersebut betul-betul dimiliki (termasuk yang berasal dari
hibah).
2. Peralatan dan perlengkapan tersebut masih dalam proses kredit.
3. Semua peralatan dan perlengkapan milik usaha yang berada di pihak lain.
Catatan:
Kendaraanmiliksendiri yang digunakanuntukkeperluanusaha dan
rumahtanggadimasukkansebagai harta tetap.
Harta tetapdinilaiberdasarkan atas harga pasar yang berlaku pada 30 April 2013.
Bangunan usaha sendiri yang digunakanuntukkegiatanusahadinilaimenurutharga pasar yang
berlaku pada 30 April 2013.
Barang-
barangmasihdalamproseskreditmakanilaibarangtersebutsesuaidengannilaipokokkredit yang
telahdikeluarkan/dibayarkan.
Contohhargatetap
Pengusaha Konstruksi ”Bambang” sampaiakhirbulan April 2013
memilikitabungansebesarRp 100.000.000,-. Tabungantersebutmerupakankeuntunganusaha
yang telahdijalankanselamaini. Pada bulan Mei 2013 sebagianuangnyadipinjamtetangganya
yang juga pengusaha konstruksi sebesarRp 50.000.000,-. Pada awal bulan Mei 2013
Bambang meminjamke Bank sebesarRp 200.000.000,-. Apabila
uangtersebuttidakdigunakanuntukusahanya, makaisianuangtunaiBlok VIII Kolom (1)
sebesarRp 100.000.000,-
BLOK IX: KENDALA DAN PROSPEK USAHA
Blok ini bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai permasalahan yang
dihadapi perusahaan yang sifatnya kualitatif dan prospek usaha. Berikan tanda cek (√)
sesuai dengan tingkat masalahnya.
Rincian 1 : Permasalahan yang dialami:
Untuk usaha yang mengalami permasalahan pada Rincian 1.a s.d. 1.j
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 60
beri tanda cek (√) pada salah satu tingkat permasalahan yang
dihadapi.
Rincian 2 : Kondisi dan prospek usaha konstruksi
Berilah tanda cek (√) pada salah satu kolom naik, tetap atau turun
pada kondisi usaha periode pencacahan dibandingkan tahun
sebelumnya dan prospek usaha pada tahun pencacahan dibandingkan
tahun yang akan datang menurut setiap rincian.
BLOK X: KETERANGAN RESPONDEN DAN PETUGAS
Blok keterangan responden dan petugas merupakan blok pernyataan bahwa jawaban
yang diberikan dalam daftar diberikan oleh yang bertanggungjawab pada perusahaan
tersebut. Sertakan informasi nama, jabatan, nomor telepon/HP, tanggal pengesahan, dan
tanda tangan responden (yang memberi jawaban). Informasi tersebut sangat berguna apabila
dibutuhkan adanya kunjungan ulang. Disamping itu sebagai pertanggungjawaban petugas,
baik yang melakukan pencacahan maupun pengawasan/pemeriksaan isikan nama, jabatan,
nomor telepon/HP, tanggal pelaksanaan, dan tanda tangan.
Rincian 1 - 3 : Tuliskan nama, no.Telp/HP, tanggal mulai dan selesainya kegiatan
dan tanda tangan.
BLOK IX: CATATAN
Catat informasi dari responden, pencacah dan pengawas/pemeriksa untuk
memperjelas masalah yang berkaitan dengan daftar isian dan bermanfaat dalam pengolahan.
Catatan: ditulis dengan singkat dan jelas.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 61
BAB
VII PENGAWASAN DAN
PEMERIKSAAN
7.1. Latar Belakang
Keberhasilan suatu kegiatan survei tidak terlepas dari tanggung jawab, fungsi dan
peran seluruh jajaran petugas yang ada dalam struktur organisasi survei dari tingkat pusat
sampai dengan tingkat daerah.
Agar pencacahan Survei Usaha Konstruksi Perorangan menghasilkan data yang akurat
perlu dilakukan pengawasan atas jalannya pencacahan dan pemeriksaan Daftar isian Survei
Usaha Konstruksi Perorangan Tahun 2013 (SKP13). Hal ini dilakukan selain untuk
menghindari kesalahan dalam penentuan sampel usaha terpilih, pengisian Daftar SKP13-Pdan
SKP13-Sjuga pemberian kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI).
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, agar pelaksanaan survei usaha konstruksi
perorangan2013 dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan buku pedoman
untuk pemeriksaan isian Daftar SKP13-P dan SKP13-S.
Bab ini menjelaskan secara rinci tentang konsistensi isian Daftar SKP13-P dan
SKP13-S baik konsistensi isian dalam blok maupun konsistensi isian antar blok, juga
menjelaskan tata cara penarikan sampel. Diharapkan dengan adanya pedoman ini dapat
diperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
7.2. Fungsi Pengawasan dan Pemeriksaan
Pengawasan dan pemeriksaan mempunyai fungsi yang strategis dalam upaya
menghasilkan data yang berkualitas. Oleh sebab itu, kegiatan pengawasan pelaksanaan
lapangan dan pemeriksaan hasil pencacahan oleh pengawas harus dilaksanakan secara
optimal. Kegiatan tersebut perlu dilakukan mengingat pengawas merupakan saringan
terdepan dari organisasi pengumpulan data. Jika hal ini dapat dilaksanakan dengan baik,
maka kesalahan atau isian yang meragukan dapat diketahui secara lebih dini.
Pengawas mempunyai peran ganda, yaitu petugas yang berperan tidak hanya
berkaitan dengan aspek lapangan tetapi juga berkaitan dengan aspek kualitas data.
Aspek lapangan: memberikan arti bahwa pengawas mempunyai tanggung jawab dalam hal
ketepatan waktu dan sasaran serta kelancaran aktivitas pelaksanaan tugas
pencacah di lapangan.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 62
Aspek kualitas: lebih ditekankan kepada bagaimana seorang pengawas dapat melakukan
pemeriksaan kualitas isian sesuai dengan rambu-rambu yang telah
ditetapkan dari instrumen yang digunakan, sehingga dapat menghasilkan
data yang berkualitas.
7.3. Pengawasan
Pengawas atau Pemeriksa(PML) bertugas membimbing pencacah (PCL) yang
dibawahinya. Pada hari pertama dilakukan pencacahan SKP13, PML mendampingi PCL
melakukan pencacahan di wilayah tugas PCL bersangkutan. Kemudian PML memeriksa
secara langsung isian Daftar SKP13-P dan SKP13-S hasil pencacahan, PML memberitahu
apabila ada kekeliruan/kesalahan dan memberi petunjuk cara mengatasinya. Selain itu, PML
juga memberikan saran-saran dan pengarahan kepada PCL tentang cara berwawancara atau
memberikan penjelasan kepada responden.
Pada tahap pengawasan dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Periksa apakah lokasi dan batas-batas desa/kelurahan yang dikerjakan PCL sudah
sesuai dengan beban tugasnya.
b. Yakinkan bahwa tidak satupun sampel usaha terlewat cacah atau cacah ganda yang
dilakukan PCL satu dengan PCL lainnya.
c. Ikut terjun ke lapangan pada tahap awal pencacahan untuk mengawasi dan melakukan
pemeriksaan isian Daftar SKP13-P dan SKP13-S. Hal ini dilakukan jika terjadi
kekeliruan atau kesalahan, dapat diketahui lebih dini dan dapat segera diberitahukan
kepada PCL, untuk menghindari kesalahan yang sama pada pencacahan berikutnya.
d. Lakukan pengecekan di lapangan untuk melihat apakah PCL benar-benar
melaksanakan tugasnya dengan baik.
e. Melakukan pertemuan dengan pencacah yang menjadi tanggung jawabnya secara
periodik, untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin dijumpai di
lapangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut
f. Ingatkan PCL agar melakukan pencacahan dengan Daftar SKP13-P sesuai dengan
desa/kelurahan terpilih dan SKP13-Ssesuai dengan Daftar Sampel SKP13-DS.
g. Ingatkan PCL agar menepati jadwal pencacahan yang telah ditetapkan, karena
keterlambatan pencacahan akan mengganggu jadwal kegiatan selanjutnya.
7.4. Pemeriksaan
Lain halnya dengan pengawasan, pemeriksaan lebih menitik-beratkan pada aspek
kualitas data atau isiannya. Oleh sebab itu PML harus melakukan pemeriksaan terhadap isian
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 63
Daftar SKP13-P dan SKP13-Shasil pencacahan PCL secara seksama. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk setiap rincian maupun keterkaitannya dengan rincian lain yang saling
berhubungan. Perhatikan kebenaran dan kewajaran isian disesuaikan dengan jenis
kegiatannya, terutama yang berupa nilai.
Pada tahap pemeriksaan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Dalam melakukan pemeriksaan terhadap Daftar SKP13-P dan SKP13-Sharus
berpedoman kepada Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa SKP13. Jika dijumpai
ketidak-lengkapan isian, kesalahan ataupun isian meragukan, beritahukan kesalahan
tersebut kepada PCL dan beritahu pula bagaimana seharusnya. Bila perlu, untuk
perbaikan tersebut dilakukan dengan kunjungan ulang bersama-sama PCL ke
lapangan.
b. Usahakan pemeriksaan dilakukan secara bertahap, artinya pemeriksaan dilakukan
sesegera mungkin setelah sejumlah Daftar SKP13-P dan SKP13-Sditerima dari PCL,
tanpa harus menunggu seluruh dokumen diterima.
c. Tepati jadwal pengiriman daftar SKP13-P dan SKP13-Sserta dokumen-dokumen
lainnya ke BPS Kabupaten/Kota.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 65
BAB
VIII PEMERIKSAAN ISIAN
DAFTAR SKP13-P
8.1. Pemeriksaan Blok I: Pengenalan Tempat
Periksa apakah penulisan dan isian pada kotak Rincian 1 s.d.5 sudah sesuai dengan
daftar desa/kelurahan yang terdapat dalam Daftar SKP13-DSDesa. Sedangkan isian kotak
Rincian 6 merupakan angka random yang dibangkitkan dari distribusi Uniform.
8.2. Pemeriksaan Blok II: Ringkasan
Salin semua rincian berdasarkan petunjuk yang ada pada Daftar Isian SKP13-P,
setelah melakukan pemeriksaan untuk Blok V. Daftar Rumah tangga/Usaha Konstruksi.
8.3.Pemeriksaan Blok III: Keterangan Petugas dan Pengesahan
Periksa apakah pencacah dan pengawas telah menuliskan nama, tanggal pelaksanaan
kegiatan dan telah membubuhkan tanda tangannya. Serta periksa pula apakah sudah ada
pengesahan oleh kepala desa/lurah dengan menuliskan tanggal, nama, tanda tangan,dan
cap/stempel desa/kelurahan yang menjadi tempat tugasnya. Kalau belum, harus menuliskan
dan mencantumkannya, sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
8.4.Pemeriksaan Blok IV: Catatan
Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, dapat dituliskan pada blok ini.
Selain informasi dari responden, pencacah dan pengawas dapat menambahkan catatan untuk
memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian Daftar SKP13-P.
8.5. Pemeriksaan Blok V: DaftarRumahtangga/Usaha
8.5.1. Pojok Kanan Atas ‘Halaman .. dari .. halaman’dan Pojok Kanan Bawah
‘Identitas’
Sebelum melakukan pemeriksaan terhadap konsistensi isian antar kolom
yang saling berkaitan {Kolom (1) s.d. (12)}, periksa apakah seluruh lembar atau
halaman dari satu set Daftar SKP13-Pjumlahnya sudah lengkap dan mempunyai
nomor identitastercetakyang tertulis dipojok kanan bawahdi seluruh lembar sudah
sama. Perhatikan juga apakah penulisannya sudah mengikuti aturan seperti yang
tertuang pada Buku Pedoman Pencacah (Buku 2). Untuk melihat kelengkapan
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 66
halaman/lembar dari satu set Daftar SKP13-P, agar dilihat apakah yang tertulis pada
‘Halaman …. dari …. halaman’ khususnya angka di bagian depan dari lembar
pertama sampai dengan lembar terakhir sudah berurutan dari nomor 1 s.d. nomor
terakhir, dan pada lembar terakhir angka di bagian depan harus sama dengan angka
di bagian belakang.
Contoh:Lembar pertama Blok V tertulis „Halaman 1 dari 5 halaman‟, dan lembar
terakhir tertulis „Halaman 5 dari 5 halaman‟.
Jika terjadi hal-hal berikut:
i. Angka di bagian depan dari lembar pertama hingga lembar terakhir
tidak berurutan.
ii Angka di bagian depan tidak sama dengan angka di bagian
belakang pada halaman terakhir,
maka pengawas menanyakan kepada pencacah apakah terjadi kesalahan dalam
penulisan atau ada lembar yang tercecer/hilang. Apabila ternyata ada lembar yang
tercecer/hilang,maka pencacah diminta untuk melakukan pencacahan ulang
terhadap usaha dari lembar yang tercecer/hilang tersebut.
8.5.2. Konsistensi Isian Antar Kolom pada Blok V
1. Periksa Kolom (1) terisi nomor urut rumah tangga/usaha,Kolom (2) Calon
Responden, dan Kolom (3) Alamat Lengkap. Apakah masing-masing kolom
yang tercetaktelah dimutakhirkan sesuai keadaan lapangan.
2. Periksa Kolom (4) apakah terisi kode ‟1‟ atau kode ‟0‟.Bila terisi kode ‟1‟
maka Kolom (5) terisi, bila tidak perbaiki.
3. Periksa Kolom (5) apakah terisi kode „1‟ atau kode „0‟. Bila terisi kode „1‟
maka Kolom (6) terisi, bila tidak perbaiki.
4. Periksa Kolom (6) apakah terisi kode „1‟atau kode „0‟, Bila terisi kode „1‟
maka Kolom (7) terisi, bila tidak perbaiki.
5. Periksa Kolom (7) apakah terisi kode „1‟ataukode „0‟, bila tidak perbaiki.
6. Periksa Kolom (8), Kolom (9) dan salah satu Kolom (10) s.d. Kolom (12)
jika terisi maka Kolom (7) harus terisi kode „1‟.
7. Periksa salah satu isian Kolom (10) s.d.Kolom (12) harus ada tanda cek (√)
dan sudah sesuai dengan deskripsi Kolom (9).
8. Periksa apakah ada usaha konstruksi hasil snowballing. Jika ada maka
tertulis di baris kosong setelah baris terakhir yang terisi.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 67
9. Periksa apakah Kolom (1) nomor urut hasil snowballing terisi angka biasa
meneruskan nomor urut baris terakhir yang terisi, jika tidak perbaiki.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 69
BAB
IX PEMERIKSAAN ISIAN
DAFTAR SKP13-S
9.1. Pemeriksaan Secara Umum
a. Periksa banyaknya dokumen, harus sesuai dengan banyaknya usaha yang menjadi
tanggungjawab masing-masing pencacah.
b. Periksa untuk setiap perubahan/ganti, pindah alamat, tutup, dan lain-lain, harus sudah
diberi penjelasan pada Daftar Sampel SKP13-DS.
c. Semua penulisan harus sudah menggunakan huruf kapital, jika belum harus
dikoreksi. Perhatikan pula tingkat kewajaran dan konsistensi isian yang saling terkait.
d. Periksa untuk seluruh satuan yang dituliskan oleh petugas, harus sudah menggunakan
satuan standar. Apabila masih menggunakan satuan setempat agar diusahakan untuk
memberikan catatan konversi dari satuan setempat yang digunakan ke satuan standar.
e. Periksa semua nilai harus dalam satuan rupiah.
f. Periksa isian keterangan/jawaban dan atau kode yang dilingkari harus sesuai dengan
kotak yang tersedia.
g. Semua isian keterangan/jawaban pada pilihan jawaban ’Lainnya (tuliskan: ...........)’
harus ada isian. Apabila masih kosong agar dikonfirmasikan kepada petugas untuk
dicek ke lapangan.
h. Jika terdapat rincian yang seharusnya isi tetapi kosong, ada hal-hal yang meragukan,
kurang jelas, dan sebagainya lihat Blok XI: Catatan. Apabila masih belum jelas,
konfirmasikan kepada petugas pencacah agar dapat dilakukan perbaikan.
i. Jika terdapat ketidaksesuaian antara kode yang dilingkari dengan isian dalam kotak
maka ganti isian kotak sesuai dengan kode yang dilingkari.
9.2. Pemeriksaan Blok I.: Keterangan Tempat
a. Periksa isian identitas pada Blok I Rincian 1 s.d. 4, harus sudah sesuai dengan
identitas pada Daftar SKP13-DS.
b. Rincian 2 dan 4: Kabupaten/Kota harus sudah dicoret untuk keterangan yang tidak
diperlukan (Kabupaten/Kota atau Kabupaten/ Kota). Hal yang sama juga untuk
Rincian 4 Desa/Kelurahan, harus sudah dicoret untuk yang tidak sesuai.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 70
c. Rincian 5 (nomor urutusaha) dan Rincian 6(nomor urut sampel) harus sama dengan
nomor urut pada Daftar SKP13-DS Blok V Kolom (2) dan (1).
9.3.Pemeriksaan Blok II: Keterangan Usaha
a. Rincian 1 (Nama Usaha) danRincian 2 (Alamat Usaha) harussamadengannama dan
alamat usaha pada Daftar SKP13-DS Blok V Kolom (3) dan (4). Jika tidak sesuai
perbaiki sesuai keadaan sebenarnya.
b. Rincian 3:Periksa jawaban yang dilingkari harus sesuai dengan yang diisikan dalam
kotak.
c. Rincian 4: Penulisan kegiatan utama usaha harus sejelas-jelasnya.
Cek kegiatan utama (Rincian 4) dengan bidang pekerjaan usaha (Rincian 3).
Pada isian KBLI apakah sudah sesuai dengan isian kegiatan utama usaha.Jika ragu,
konfirmasikan kembali ke pencacah untuk memastikan jenis kegiatan utamanya.
d. Rincian 4.a:Periksa apakah isian sudah sesuai dengan persentase penggunaan
bahan/material terhadap nilai kegiatan utama dan pilihan yang dilingkari sudah sesuai
dengan yang diisikan di kotak.
e. Rincian 4.b:Periksa apakah isian persentase upah pekerja harian lepas terhadap nilai
kegiatan utama sudah benar dan pilihan yang dilingkari sudah sesuai dengan yang
diisikan di kotak.
9.4.Pemeriksaan Blok III :KeteranganUmum , Bimbingan/Pelatihan/
Penyuluhan dan Sumber Modal Usaha
a. Rincian 1: Periksa apakah penulisannama pengusaha sudah lengkap dengan
penulisan gelar dibelakang nama. Misalkan: Sujariyah, SH., Raden Inggar Prasetya,
Daeng Alex, Tubagus Sugiarto, dan sebagainya.
b. Rincian 2:Periksa jawaban yang dilingkari harus sesuai dengan yang diisikan dalam
kotak. Perhatikan kewajaran isian, jika ada keraguan jawaban yang dilingkari dengan
isian Rincian 1 (nama pengusaha). Misalnya: isian Rincian 1 Nani Kurniani,
sedangkan isian Rincian 2 yang dilingkari 1 (laki-laki). Tanyakan ke petugas, apakah
sudah sesuai.
c. Rincian 3: Perhatikan kewajaran isian. Sekalipun kita tidak mempunyai batasan
tingkat kewajaran umur seorang pengusaha, sebaiknya tetap diperhatikan berapa
kewajaran umur seorang pengusaha, isian maksimum 98.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 71
d. Rincian 4: Perhatikan konsistensi antara pendidikan tertinggi yang ditamatkan
dengan umur pada isian Rincian 3, jika terdapat keraguan tanyakan kepada pencacah
e. Rincian 5a: Periksa apabila kode 1 terisi maka rincian 5b terisi dan apabila terisi kode
2 langsung kerincian 6.
f. Rincian 5b: Periksa apakah wajar isian rincian ini. Isian merupakan penjumlahan dari
kode yang dilingkari (minimal 1 dan maksimal 15).
g. Rincian 6: Periksa kewajaran isian rincian ini. Isian merupakan penjumlahan dari kode
yang dilingkari (minimal 1 dan maksimal 15).
9.5.Pemeriksaan Blok IV : Pekerja, Hari Kerja, Balas Jasa dan Upah
Rincian 1.Pekerja tetap, jumlah pekerja harian, dan hari kerjasetiap bulan
kegiatan.
Perhatikan isian banyaknya pekerja tetap untuk setiap bulan kegiatan pada
Rincian1a. Isian banyaknya pekerja tetap minimum 1 orang.
Perhatikan isian jenis kelamin pekerja tetap dan rata-rata pekerja tetap per bulan.
Perhatikan isian jumlah pekerja harian menurut jenis kelamin untuk setiap bulan
kegiatan pada Rincian 1.b. Isian jumlah pekerja harian boleh kosong jika usaha
konstruksi tidak mempunyai proyek, tetapi bila usaha konstruksi mempunyai
proyek tanyakan kewajaran isiannya.
Perhatikan pula isian banyaknya hari kerja pekerja harian pada Rincian 1.c untuk
setiap bulan kegiatan mulai bulan Mei – Desember 2012 dan Januari–April
2013.Isian maksimum sama dengan jumlah hari pada bulan bersangkutan.
Bulan kegiatan tidak boleh kosong semua, paling tidak ada satu bulan
yangterisi.
Rincian 2. Balas jasa dan upah pekerja selama setahun yang lalu.
Cermati apakah rincian ini telah diisi dalam satuan rupiah dengan benar dan sudah
wajar, kemudian lakukan langkah berikut ini:
Isian Rincian 2.a Kolom (2) = Rincian 2.a.1 Kolom (2) + Rincian 2.a.2 Kolom (2)
Isian Rincian 2.c Kolom (2) = Rincian 2.a Kolom (2) + Rincian 2.b Kolom (2)
Perhatikan kewajaran isian balas jasa dan upah (Rincian 2) dengan pekerja tetap dan
jumlah pekerja harian (Rincian 1).Jika Rincian 1.a terisi maka Rincian 2.a juga harus
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 72
terisi, jika Rincian 1.b terisi maka Rincian 2.b juga harus terisi.
9.6.Pemeriksaan Blok V : Biaya/Pengeluaran selama setahun yang lalu
a. Periksa apakah semua biaya/pengeluaran yang ada pada Rincian 1 s.d.Rincian
10Kolom (2) sudah benar dalam satuan rupiah. Jika terdapat keraguan
konfirmasikan pada pencacah untuk mengetahui apakah perlu dilakukan perbaikan
dan kunjungan ulang.
b. Pada Rincian 1 s.d. Rincian 10 Kolom (2), perhatikan kesesuaian dan kewajaran
jenis biaya/pengeluaran setahun yang lalu dengan biaya/pengeluaran sebulan.
c. Hitung kembali isian pada Rincian 11 Kolom (2) apakah sudah merupakan hasil
penjumlahan dari Rincian 1 s.d. Rincian 10 Kolom (2).
d. Perhatikan Rincian 5, jikausahamemilikikegiatan/proyek pada Blok VI Rincian 1,
makapengeluaranbahan/material harusadaisiannya.
9.7.Pemeriksaan Blok VI : Pendapatan Selama Setahun yang Lalu
Rincian 1. Pendapatan dari kegiatan konstruksi
Rincian 1a Kolom (1) adalah uraian berupa jenis konstruksiyang dikerjakandan
isiannya harus sesuai dengan KBLI dari kegiatan utama yang dihasilkan usaha
(Blok II Rincian 4).
Periksa penulisan uraian jenis konstruksi yang dihasilkan, provinsi lokasi
pekerjaan, bahan bangunan yang digunakan, dan nilai pekerjaan yang diselesaikan
pada Rincian 1.a s.d. 1.d Kolom (1) telah dituliskan secara berurutan dan
dimulai dari nilai konstruksi terbesar ke nilai konstruksi yang terkecil. Bila salah
lakukan perbaikan.
Periksa kewajaran pengeluaran bahan/material yang digunakan Blok VI Kolom
(4) dengan nilai pekerjaan Blok VI Kolom (5) setiap baris. Periksa pula total
jumlah pengeluaran bahan/material yang digunakan Blok VI Rincian 1.f Kolom
(4) danupahpekerjaharian(Blok IVRincian 2.b) dengan nilai pekerjaan Blok
VIRincian 1.fKolom (5).
Periksa penjumlahan nilai pada Rincian 1.f Kolom (4) dan Rincian 1.f Kolom (5)
yang merupakan penjumlahan dari Rincian 1.a s.d. 1.d Kolom (4) dan Kolom (5).
Rincian 2. Pendapatan dari kegiatan lainnya
Jika Blok VI Rincian 1 Kolom 4 tidak ada isian, maka Rincian 2 harus diisi.
Jika Blok VI Rincian 1 ada isian, maka Rincian 2 bisa ada isian.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 73
Rincian 2.d Kolom (4) merupakan pendapatandarikegiatan lain yang
berhubungandenganusahakonstruksi,
jikaadaisianperiksadarimanapendapatantersebut.
Rincian 3. Jumlah (Rincian 1 dan 2)
Periksa penjumlahan Rincian 1 dan 2 Kolom (4).
9.8.Pemeriksaan Blok VII: Ringkasan
a. Periksa isian pendapatan di Kolom (1), apakah sudah sesuai dengan isian Blok VI
Rincian 3 Kolom (5).
b. Periksa isian biaya/pengeluaran di Kolom (2), apakah sudah sesuai dengan
penjumlahan Blok IV Rincian 2.c Kolom (2) ditambah Blok V Rincian 11 Kolom
(2) ditambah Blok VI Rincian 1.f Kolom (4) dikurang Blok V Rincian 8 Kolom (2).
c. Periksa isian selisih di Kolom (3), apakah sudah benar. Jika hasilnya minus (-), harap
diteliti kembali isian Blok IV Rincian 2, Blok V, dan Blok VI. Jika ternyata masih
minus (-), maka tanyakan kepada Pencacah dan tuliskan alasan di blok catatan.
9.9.Pemeriksaan Blok VIII: Permodalan
Periksa apakah isian nilai Kolom (1) s.d. Kolom (7) sudah dalam rupiah.
a. Kolom (1) dan (2): Harta lancar
Periksa kebenaran isian Kolom (1) dan Kolom (2).
b. Kolom (3) s.d. Kolom (7): Harta tetap
Periksa kebenaran isian Kolom (3) s.d.Kolom (7).
c. Jumlah Kol.(1) + Kol.(2) dan Jumlah {Kol.(3) s.d Kol.(7)}
Periksa kebenaran jumlah isiannya.
9.10. Pemeriksaan Blok IX: Kendala dan Prospek Usaha
a. Rincian 1. Permasalahan yang dialami
Periksa Rincian 1.a s.d.1.j harus ada satu isian tanda cek (√) untuk 5 kategori
permasalahan. Jika isian kosong atau meragukan tanyakan ke pencacah.
b. Rincian 2. Kondisi dan prospek usaha konstruksi
Periksa Rincian 2.a s.d. 2.g harus ada satu isian tanda cek (√) pada kolom
kondisi periode tahun pencacahan dan satu isian tanda cek (√) pada kolom
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 74
prospek periode yang akan datang, jika kosong tanyakan ke pencacah
9.11. Pemeriksaan BlokX : Keterangan Responden dan Petugas
a. Periksa nama pemberi jawabandi Kolom (2), nomor telepon/HPdi Kolom (3),
tanggal pelaksanaan di Kolom (4), dan tanda tangan di Kolom (5) apakah sudah diisi
secara lengkap.
b. Periksa apakah pencacah telah menuliskan di Kolom (2) nama, nomor telepon/HP di
Kolom (3), tanggal pelaksanaan kegiatan di Kolom (4),dan membubuhkan tanda
tangannya di Kolom (5). Apabila masih kosong, pencacah harus mengisi sebagai
tanda pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
c. Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh isian dan telah melakukan
perbaikan/pembetulan jika diperlukan, pengawas menulis di Kolom (2) nama, nomor
telepon/HPdi Kolom (3), tanggal pelaksanaan di Kolom (4), dan tanda tangan di
Kolom (5), sebagai bukti daftar isian telah diperiksa.
9.12. Pemeriksaan Blok XI : Catatan
Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, bisa dituliskan pada Blok ini.
Selain informasi dari responden, pencacah dan pengawas juga bisa menambahkan catatan
untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian Daftar SKP13-S.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 75
LAMPIRAN 1
KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA
BIDANG KONSTRUKSI (KBLI TAHUN 2009)
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 77
KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA
BIDANG KONSTRUKSI (KBLI TAHUN 2009)
F KONSTRUKSI
Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang konstruksi, yaitu
kegiatan konstruksi umum dan konstruksi khusus pekerjaan bangunan gedung dan bangunan
sipil.Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan dan perubahan,
pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di lokasi proyek dan juga konstruksi yang
bersifat sementara.
Kegiatan konstruksi umum berupa konstruksi bangunan tempat tinggal, bangunan
kantor, pertokoan, dan bangunan lainnya. Sedangkan konstruksi bangunan sipil seperti jalan
kendaraan bermotor, jalan raya, jembatan, terowongan, rel kereta api, lapangan udara,
pelabuhan dan bangunan air lainnya, sistem irigasi, sistem limbah, fasilitas industri, jaringan
pipa dan jaringan listrik, fasilistas olahraga, dan lain-lain.
Kegiatan konstruksi khusus, seperti penyiapan lahan, instalasi gedung dan penyelesaian
gedung dan lain-lain.
Pekerjaan konstruksi dapat dilakukan atas nama sendiri atau atas dasar balas
jasa/kontrak. Sebagian pekerjaan dan dimungkinkan keseluruhan pekerjaan konstruksi dapat
disubkontrakan.Unit yang melakukan subkontrak kegiatan konstruksi diklasifikasikan di sini.
Kategori ini mencakup juga kegiatan perbaikan bangunan gedung dan bangunan sipil.
Kategori ini dibedakan menjadi konstruksi lengkap bangunan gedung (Golongan
Pokok 41), konstruksi lengkap bangunan sipil (Golongan Pokok 42), dan juga kegiatan
konstruksi khusus, jika hanya melakukan sebagian proses konstruksi (Golongan Pokok 43).
Persewaan peralatan konstruksi dengan operatornya diklasifikasikan sesuai kegiatan
konstruksi tertentu yang dilakukan dengan peralatan tersebut.
Kategori ini juga mencakup pengembangan proyek konstruksi untuk bangunan gedung atau
bangunan sipil dengan menggabungkan semua unsur keuangan, teknik dan fisik untuk
mewujudkan proyek konstruksi dengan untuk dijual.Jika proyek konstruksi dari kegiatan
tersebut dilakukan tidak untuk dijual, tetapi untuk dioperasikan (yaitu ruangan dalam
bangunan tersebut disewakan, kegiatan industri pengolahan dalam pabrik), maka
diklasifikasikan sesuaidengan kegiatan operasionalnya, yaitu real estat atau industri
pengolahan.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 78
41 KONSTRUKSI GEDUNG
Golongan pokok ini mencakup kegiatan konstruksi umum berbagai macam
gedung/bangunan, termasuk pembangunan gedung baru, perbaikan gedung, penambahan dan
renovasi bangunan, pendirian bangunan atau struktur prefabrikasi pada lokasi dan konstruksi
yang bersifat sementara. Golongan pokok ini mencakup konstruksi bangunan tempat tinggal,
gedung perkantoran, pertokoan, sarana dan prasarana umum lainnya, termasuk bangunan
pertanian dan lain-lain.Kegiatan konstruksi bangunan dimungkinkan untuk disubkontrakkan
sebagian atau keseluruhan.
410 KONSTRUKSI GEDUNG
Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi bangunan baik untuk tempat tinggal atau bukan
tempat tinggal, dengan biaya sendiri untuk dijual atau atas dasar balas jasa/kontrak.Kegiatan
konstruksi bangunan dimungkinkan untuk disubkontrakkan sebagian atau keseluruhan. Jika
hanya bagian khusus saja dari proses konstruksi yang dilakukan, maka kegiatan tersebut
diklasifikasikan pada Golongan Pokok 43. Golongan ini mencakup konstruksi semua jenis
bangunan tempat tinggal dan bukan bangunan tempat tinggal, seperti rumah, gedung tempat
tinggal, gedung yang digunakan untuk keperluan komersial dan industri, bangunan tempat
ibadah, pemasangan dan pendirian bangunan/struktur prafabrikasi pada lokasi
proyek.Termasuk kegiatan perubahan model dan renovasi bangunan/struktur yang sudah ada.
4101 KONSTRUKSI GEDUNG
Subgolongan ini mencakup kegiatan konstruksi bangunan tempat tinggal atau bukan tempat
tinggal dengan biaya sendiri untuk dijual atau atas dasar balas jasa/kontrak.Kegiatan
konstruksi bangunan dimungkinkan untuk disubkontrakkan sebagian atau keseluruhan. Jika
hanya melakukan sebagian proses konstruksi saja, maka kegiatan tersebut diklasifikasikan
dalamGolongan Pokok 43.
Subgolongan ini mencakup :
- Konstruksi semua jenis bangunan tempat tinggal, seperti rumah keluarga tunggal
dan bangunan untuk banyak keluarga, termasuk bangunan bertingkat
- Konstruksi semua jenis bangunan bukan tempat tinggal, seperti bangunan untuk
perindustrian, contohnya pabrik industri, bengkel kerja, pabrik perakitan; rumah
sakit, sekolah, bangunan kantor; hotel, toko, mall, restoran; bangunan bandara;
fasilitas olahraga di dalam ruangan; garasi parkir, termasuk parkir bawah tanah;
gudang; bangunan tempat ibadah
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 79
- Perubahan model atau renovasi struktur bangunan yang sudah ada
Subgolongan ini tidak mencakup :
- Pemasangan konstruksi prafabrikasi secara keseluruhan dari bagian-bagian bukan
beton yang dapat dirakit sendiri, lihat Golongan Pokok 16 dan 25
- Konstruksi fasilitas industri kecuali bangunan, lihat 4291
- Kegiatan arsitektur dan keteknikan, lihat 7110
- Kegiatan manajemen proyek yang berhubungan dengan konstruksi, lihat 7110
41011 KONSTRUKSI GEDUNG TEMPAT TINGGAL
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk tempat
tinggal, seperti rumah tempat tinggal, apartemen dan kondominium.Termasuk pembangunan
gedung untuk tempat tinggal yang dikerjakan oleh perusahaan real estat dengan tujuan untuk
dijual.Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung tempat tinggal.
41012 KONSTRUKSI GEDUNG PERKANTORAN
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk
perkantoran, seperti kantor dan rumah kantor (rukan). Termasuk pembangunan gedung untuk
perkantoran yang dikerjakan oleh perusahaan real estat dengan tujuan untuk dijual.Termasuk
kegiatan perubahan dan renovasi gedung perkantoran.
41013 KONSTRUKSI GEDUNG INDUSTRI
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk industri,
seperti pabrik dan bengkel kerja.Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung industri.
41014 KONSTRUKSI GEDUNG PERBELANJAAN
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk
perbelanjaan, seperti mall, toserba, toko, rumah toko (ruko) dan warung.Termasuk
pembangunan ruko yang dikerjakan oleh perusahaan real estat dengan tujuan untuk
dijual.Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung perbelanjaan.
41015 KONSTRUKSI GEDUNG KESEHATAN
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk sarana
kesehatan, seperti rumah sakit, poliklinik, puskesmas dan balai pengobatan.Termasuk
kegiatan perubahan dan renovasi gedung kesehatan.
41016 KONSTRUKSI GEDUNG PENDIDIKAN
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 80
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk sarana
pendidikan, seperti sekolah, tempat kursus, laboratorium dan bangunan penunjang
pendidikan lainnya.Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung pendidikan.
41017 KONSTRUKSI GEDUNG PENGINAPAN
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk
penginapan, seperti hotel, hostel dan losmen.Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi
gedung penginapan.
41018 KONSTRUKSI GEDUNG TEMPAT HIBURAN
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk tempat
hiburan, seperti bioskop, gedung kesenian dan gelanggang olahraga. Termasuk
pembangunan gedung untuk tempat hiburan yang dikerjakan oleh perusahaan real estat
dengan tujuan untuk dijual.Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung tempat
hiburan.
41019 KONSTRUKSI GEDUNG LAINNYA
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk
penggunaan selain dalam Kelompok 41011 s.d. 41018, seperti tempat ibadah,
terminal/stasiun, bangunan monumental, bangunan bandara, gudang dan lainnya.Termasuk
kegiatan perubahan dan renovasi gedung lainnya.
4102 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUK
KONSTRUKSI GEDUNG
Subgolongan ini mencakup :
- Kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi yang utamanya
dari beton untuk konstruksi gedung sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup
dalam konstruksi gedung dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak
41020 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUK
KONSTRUKSI GEDUNG
Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi
prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi gedung sebagai bagian dari
pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung dan biasanya dikerjakan atas dasar
subkontrak.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 81
42 KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL
Golongan pokok ini mencakup kegiatan konstruksi umum bangunan sipil, baik
bangunan baru, perbaikan bangunan, penambahan bangunan dan perubahanbangunan,
pendirian bangunan/struktur prafabrikasi pada lokasi proyek dan konstruksi yang bersifat
sementara.Golongan pokok ini juga mencakup kegiatan konstruksi berat seperti fasilitas
industri, proyek infrastruktur dan sarana umum, sistem pembuangan dan irigasi, saluran pipa
dan jaringan listrik, fasilitas olahraga di tempat terbuka dan lain-lain.Sebagian atau
keseluruhan pengerjaan dapat dilakukan atas biaya sendiri, berdasarkan balas jasa/kontrak.
421 KONSTRUKSI JALAN DAN REL KERETA API
Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi dan pekerjaan permukaan jalan
kendaraan bermotor dan kendaraan lain dan jalan untuk pejalan kaki serta pekerjaan
sejenisnya. Golongan ini juga mencakup konstruksi jembatan jalan layang bebas hambatan,
terowongan, rel kereta apibaik di permukaan atau bawah tanah, dan landasan pacu lapangan
udara. Termasuk pemasanganbangunan konstruksi prafabrikasi pada lokasi proyek.
4211 KONSTRUKSI JALAN DAN REL KERETA API
Subgolongan ini mencakup :
- Konstruksi jalan tol, jalan raya, gang, jalan pejalan kaki dan kendaran lainnya
- Pengerjaan permukaan jalan, gang, jalan layang, jembatan atau terowongan,
seperti pengaspalan jalan, pengecatan jalan untuk tanda atau rambu lalu lintas dan
pemasangan palang kereta api, rambu lalu lintas dan sejenisnya
- Konstruksi jembatan, mencakup jalan raya yang ditinggikan (jalan layang)
- Konstruksi terowongan
- Konstruksi rel kereta api dan rel subway
- Konstruksi landasan pacu pesawat terbang
- Subgolongan ini tidak mencakup :
- Pemasangan penerang jalan dan rambu-rambu lalu lintas yang menggunakan
listrik, lihat 4321
- Kegiatan arsitektur dan keteknikan, lihat 7110
- Kegiatan manajemen proyek yang berkaitan dengan pekerjaan teknik sipil, lihat
7110
42111 KONSTRUKSI JALAN RAYA
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 82
perbaikan jalan, jalan raya dan jalan tol.Termasuk juga kegiatan pembangunan, peningkatan,
pemeliharaan penunjang, pelengkap dan perlengkapan jalan, seperti pagar/tembok penahan,
drainase jalan, marka jalandan rambu-rambu.
42112 KONSTRUKSI JEMBATAN DAN JALAN LAYANG
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan
perbaikan jembatan dan jalan layang.Termasuk juga kegiatan pembangunan, peningkatan,
pemeliharaan penunjang, pelengkap dan perlengkapan jembatan dan jalan layang, seperti
pagar/tembok penahan, drainase jalan, marka jalan, dan rambu-rambu.
42113 KONSTRUKSI LANDASAN PACU PESAWAT TERBANG
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan
perbaikan landasan pacu pesawat terbang.Termasuk juga kegiatan pembangunan,
peningkatan, pemeliharaan penunjang, pelengkap dan perlengkapan landasan pacu, seperti
pagar/tembok penahan, drainase landasan pacu, marka landasan pacu dan rambu-rambu.
42114 KONSTRUKSI JALAN KERETA API DAN JEMBATAN KERETA API
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan jalan dan
jembatan kereta api.
42115 KONSTRUKSI TEROWONGAN
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan
terowongan di bawah permukaan air, di bukit atau pegunungan dan di bawah permukaan
tanah.
4212 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUK
KONSTRUKSI JALAN DAN REL KERETA API
Subgolongan ini mencakup :
- Kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi yang utamanya
dari beton untuk konstruksi jalan dan rel kereta api sebagai bagian dari pekerjaan
yang tercakup dalam konstruksi bangunan sipil dan biasanya dikerjakan atas
dasar subkontrak
42120 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUK
KONSTRUKSI JALAN DAN REL KERETA API
Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 83
prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi jalan dan rel kereta api sebagai
bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi bangunan sipil dan biasanya
dikerjakan atas dasar subkontrak.
422 KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN UNTUK IRIGASI, KOMUNIKASI
DANLIMBAH
Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi jaringan distribusi dan bagian
yangmenyatu dan berkaitan dengan sistem irigasi, komunikasi dan pembangunan limbah.
Golongan ini juga mencakup konstruksi saluran pipa jarak jauh, jaringan komunikasi dan
energi baik di perkotaan maupun perdesaan; bangunan perkotaan tambahan, konstruksi
jaringan dan saluran air, sistem irigasi/kanal, waduk, konstruksi sistem pembuangan
limbah/kotoran, termasuk perbaikannya, bangunan pembuangan limbah/kotoran, stasiun
pompa, bangunan pembangkit energi, termasuk pengeboran sumur air. Termasuk
pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi pada lokasi.
4221 KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN UNTUK IRIGASI, KOMUNIKASI
DANLIMBAH
Subgolongan ini mencakup konstruksi bangunan dan struktur yang terkait dan
merupakan bagian yang terintegrasi dari sistem ini.
Subgolongan ini mencakup :
- Konstruksi bangunan sipil untuk jaringan saluran pipa jarak jauh, jaringan listrik
dan komunikasi
- Konstruksi bangunan sipil untuk jaringan saluran pipa dalam kota, jaringan
komunikasi dan sumber tenaga
- Konstruksi bangunan sipil untuk jaringan saluran air
- Konstruksi bangunan sipil untuk sistem jaringan saluran irigasi (kanal)
- Konstruksi bangunan sipil untuk reservoir (waduk)
- Konstruksi sistem saluran air kotor atau saluran pembuangan, termasuk
perbaikannya
- Konstruksi pipa atau bangunan pembuangan limbah
- Konstruksi stasiun pemompa
- Konstruksi pembangkit tenaga listrik
- Konstruksi pengeboran sumur
- Subgolongan ini tidak mencakup :
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 84
- Kegiatan manajemen proyek yang berhubungan dengan pekerjaan teknik sipil,
lihat 7110
42211 KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN IRIGASI
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan
perbaikan konstruksi jaringan saluran air, sistem irigasi (kanal), reservoir (waduk) dan sipon
dan drainase irigasi.
42212 KONSTRUKSI BANGUNAN PENGOLAHAN, PENYALURAN DAN
PENAMPUNGAN AIR MINUM, AIR LIMBAH DAN DRAINASE
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikanbangunan
penyadap dan penyalur air baku, bangunan pengolahan air baku, bangunan menara air dan
reservoir air, jaringan penyalur dan distribusi serta tangki air minum, bangunan saluran air
limbah dalam kota (jaringan pengumpul air limbah domestik/manusia dan air limbah
industri) dan bangunan pengolahan air limbah, jaringan drainase pemukiman, retention
basin, bangunan pompa dan konstruksi bangunan sejenisnya.
42213 KONSTRUKSI BANGUNAN ELEKTRIKAL
Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan
bangunan elekrikal, seperti pembangkit dan transmisi tenaga listrik, serta saluran pipa listrik
lokal dan jarak jauh. Termasuk juga pembangunan gardu induk dan pemasangan tiang listrik
yang dimanfaatkan untuk bangunan gedung (perumahan/pemukiman) maupun sarana
transportasi kereta api.
42214 KONSTRUKSI TELEKOMUNIKASI SARANA BANTU NAVIGASI LAUT
DAN RAMBU SUNGAI
Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan
konstruksi telekomunikasi sarana bantu navigasi laut, dan rambu sungai, seperti bangunan
menara suar, rambu suar, pelampung suar, lampu sinyal pelabuhan, dan bagian rambu suar
lainnya.
42215 KONSTRUKSI TELEKOMUNIKASI NAVIGASI UDARA
Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan
konstruksi bangunan telekomunikasi navigasi udara, termasuk bangunan pemancar/penerima
radar, bangunan antena dan bangunan sejenisnya.
42216 KONSTRUKSI SINYAL DAN TELEKOMUNIKASI KERETA API
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 85
Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan
konstruksi bangunan sinyal dan telekomunikasi kereta api.
42217 KONSTRUKSI SENTRAL TELEKOMUNIKASI
Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan
konstruksi bangunan sentral telekomunikasi beserta perlengkapannya, seperti bangunan
sentral telepon, telegraf, bangunan menara pemancar, penerima radar gelombang mikro,
bangunan stasiun bumi kecil dan stasiun satelit termasuk saluran pipa komunikasi lokal dan
jarak jauh.
42218 PEMBUATAN/PENGEBORAN SUMUR AIR TANAH
Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pembuatan/pengeboran untuk mendapatkan
air tanah, baik skala kecil, skala sedang, maupun skala besar dan tekanan tinggi sebagai
bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung, dan biasanya dikerjakan atas
dasar subkontrak.
42219 KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN ELEKTRIKAL DAN
TELEKOMUNIKASI LAINNYA
Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan
perbaikankonstruksi jaringan saluran elekrikal dan telekomunikasi lainnya yang belum
tercakup dalam kelompok 42211 s.d. 42218.Termasuk konstruksi jaringan saluran pipa untuk
minyak dan gas.
4222 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUK
KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN IRIGASI, KOMUNIKASI DAN LIMBAH
Subgolongan ini mencakup :
- Kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi yang utamanya dari
beton untuk konstruksi jaringan saluran untuk irigasi, komunikasi dan limbah sebagai
bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi bangunan sipil dan biasanya
dikerjakan atas dasar subkontrak
42220 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUK
KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN IRIGASI, KOMUNIKASI DAN LIMBAH
Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi
prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi jaringan saluran irigasi, komunikasi
dan limbah sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi bangunan sipil dan
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 86
biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak.
429 KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA
Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi fasilitas industri kecuali bangunannya,
seperti kilang minyak, pabrik kimia dan konstruksi sungai/kanal, bendungan dan pelabuhan,
termasuk kegiatan pengerukan sungai/ kanal.
Golongan ini juga mencakup pekerjaan konstruksi selain bangunan, seperti fasilitas
olahraga di tempat terbuka dan juga pembagian lahan dengan pengembangan (misalnya
penambahan jalan, prasarana umum dan lain-lain).
Termasuk pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi pada lokasi proyek.
4291 KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA
Subgolongan ini mencakup :
- Konstruksi fasilitas industri, kecuali bangunan atau pabrik, seperti kilang minyak
dan mesin industri kimia
- Konstruksi dari jalan air atau terusan, pelabuhan dan sarana jalur sungai, dok
(pangkalan), pintu air dan lain-lain, bendungan dan tanggul
- Pengerukan untuk pembuatan jalur transportasi air
- Konstruksi selain bangunan, seperti fasilitas olahraga di luar ruangan
- Pembagian tanah dengan pengembangan (misalnya penambahan jalan, prasarana
umum dan lain-lain)
Subgolongan ini tidak mencakup :
- Kegiatan manajemen proyek yang berkaitan dengan teknik sipil, lihat 7110
42911 KONSTRUKSI BANGUNAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan
perbaikan konstruksi bangunan prasarana sumber daya air seperti bendungan (dam), bendung
(weir), embung, pintu air, talang, chek dam, tanggul pengendali
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan dermaga,
sarana pelabuhan, penahan gelombang dan sejenisnya. Termasuk konstruksi jalan air atau
terusan, pelabuhan dan sarana jalur sungai, dok (pangkalan), lock (panama canal lock,
Hoover Dam) dan lain-lain.
42913 KONSTRUKSI BANGUNAN PENGOLAHAN DAN PENAMPUNGAN
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 87
BARANG MINYAK DAN GAS
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan
pengolahan minyak dan gas, termasuk bangunan dan saluran penyadap minyak/gas,
bangunan pengolahan (refinery), bangunan penampungan minyak/gas, dan tangki
minyak/gas.
42914 PENGERUKAN
Kelompok ini mencakup usaha pengerukan dan pemeliharaan sungai, pelabuhan,
rawa, danau, alur pelayaran, kolam dan kanal, baik dengan sifat pekerjaan ringan, sedang,
maupun berat.Termasuk pengerukan untuk pembuatan jalur transportasi air.
42919 KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA YTDL
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan
sipil lainnya yang belum tercakup dalam kelompok 42911 s.d. 42914, seperti pembangunan
lapangan olahraga dan fasilitas olahraga di luar ruangan, lapangan parkir dan sarana
lingkungan pemukiman (di luar gedung) lainnya.
Termasuk pembagian tanah dengan pengembangan (misalnya penambahan jalan,
prasarana umum dan lain-lain).
4292 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUK
KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA
Subgolongan ini mencakup :
- Kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi yang utamanya
dari beton untuk konstruksi bangunan sipil lainnya sebagai bagiandari pekerjaan
yang tercakup dalam konstruksi sipil dan biasanya dikerjakan atas dasar
subkontrak
42920 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUK
KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA
Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi
prafababrika-si yang utamanya dari beton untuk konstruksi bangunan sipil lainnya sebagai
bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi sipil dan biasanya dikerjakan atas
dasar subkontrak.
43 KONSTRUKSI KHUSUS
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 88
Golongan pokok ini mencakup kegiatan konstruksi khusus (yang berhubungan
dengan keahlian khusus), biasanya khusus pada satu aspek umum untuk struktur yang
berbeda, yang membutuhkan peralatan atau keterampilan khusus dan lebih banyak dilakukan
berdasarkan subkontrak.Golongan pokok ini juga mencakup kegiatan penyelesaian gedung,
instalasi berbagai macam keperluan yang membuat bangunan berfungsi seperti pipa-pipa
ledeng, pemanas, pendingin ruangan (AC), sistem alarm dan pekerjaan listrik lain, sistem
penyiraman, lift dan tangga berjalan dan lain-lain. Termasuk juga kegiatan instalasi dan
perbaikan sistem penerangan dan pemberian tanda isyarat untuk jalan raya, rel kereta api,
bandar udara, pelabuhan, dan lain-lain. Kegiatan penyelesaian bangunan dan perbaikan
meliputi kegiatan yang memberikan kontribusi untuk penyelesaian akhir suatu konstruksi.
431 PEMBONGKARAN DAN PENYIAPAN LAHAN
Golongan ini mencakup kegiatan penyiapan lahan yang dilanjutkan dengan kegiatan
konstruksi, termasuk pemindahan bangunan sebelumnya yang ada dengan cara penghancuran
atau pengangkatan bangunan dan struktur lainnya.
Golongan ini juga mencakup pengangkutan tanah, pengambilan sampel inti kegiatan
konstruksi yang berhubungan dengan geofisika dan geologi serta keperluan yang sejenisnya
dan pengeringan lokasi bangunan.
4311 PEMBONGKARAN
Subgolongan ini mencakup :
- Pembongkaran atau perataan bangunan dan struktur lainnya
43110 PEMBONGKARAN
Kelompok ini mencakup usaha pembongkaran dan penghancuran atau perataan
gedung atau bangunan lainnya serta pembersihannya.Tidak termasuk penyiapan lahan untuk
pertambangan minyak dan gas.
4312 PENYIAPAN LAHAN
Subgolongan ini mencakup penyiapan lahan untuk kegiatan konstruksi yang
berikutnya.
Subgolongan ini mencakup :
- Pembersihan tempat yang digunakan untuk bangunan
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 89
- Pembukaan lahan, seperti penggalian, pengurukan (landfill), perataan lahan
konstruksi, penggalian parit, pemindahan, penghancuran atau peledakan batu dan
sebagainya
- Penggalian, pengeboran dan pengambilan contoh untuk keperluan konstruksi,
geofisika, geologi atau keperluan sejenis
- Persiapan lahan untuk penambangan, seperti pemindahan timbunan dan
pengembangan serta persiapan lahan dan properti mineral, kecuali minyak dan
gas
- Pembangunan lahan drainase
- Pengeringan lahan pertanian atau kehutanan
- Subgolongan ini tidak mencakup :
- Pengeboran minyak atau pengeboran sumur, lihat 0610, 0620
- Pengeboran percobaan dan pengeboran sumur percobaan untuk pengoperasian
pertambangan (selain ekstrasi minyak bumi dan gas), lihat 0990
- Dekontaminasi tanah, lihat 3900
- Pengeboran sumur air, lihat 4221
- Shaft sinking, lihat 4390
- Survei dan eksplorasi ladang minyak dan gas, geofisika, geologi dan seismik,
lihat 7110
43120 PENYIAPAN LAHAN
Kelompok ini mencakup usaha penyiapan lahan untuk kegiatan konstruksi yang
berikutnya, seperti jalan raya, pekerjaan gedung, pekerjaan sipil pertanian, perhubungan dan
penyiapan lahan lainnya, seperti peledakan bukit, tes pengeboran, pengurukan, perataan,
pemindahan tanah dan reklamasi pantai, pembuatan saluran drainase. Kegiatan yang
termasuk pada kelompok ini antara lain, seperti pembersihan tempat yang digunakan untuk
bangunan, pembukaan lahan (penggalian, pengurukan, perataan lahan konstruksi, penggalian
parit, pemindahan, penghancuran atau peledakan batu dan sebagainya), penggalian,
pengeboran dan pengambilan contoh untuk keperluan konstruksi, geofisika, geologi atau
keperluan sejenis, persiapan lahan untuk penambangan meliputi pemindahan timbunan dan
pengembangan serta persiapan lahan dan properti mineral, tidak termasuk penyiapan lahan
untuk pertambangan minyak dan gas. Termasuk pembangunan lahan drainase dan
pengeringan lahan pertanian atau kehutanan.
432 INSTALASI SISTEM KELISTRIKAN, AIR (PIPA) DAN INSTALASI
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 90
KONSTRUKSI LAINNYA
Golongan ini mencakup kegiatan instalasi yang mendukung fungsi dari gedung,
seperti instalasi sistem kelistrikan, pipa ledeng, sistem pendingin ruangan (AC) dan pemanas,
air, gas dan pembuangan limbah, lift dan lain-lain termasuk penambahan, perubahan,
perawatan dan perbaikan.
4321 INSTALASI SISTEM KELISTRIKAN
Subgolongan ini mencakup instalasi sistem kelistrikan pada semua jenis bangunan
dan struktur teknik sipil.
Subgolongan ini mencakup :
- Instalasi kabel listrik dan fiting
- Instalasi kabel telekomunikasi
- Instalasi jaringan komputer dan pemasangan kabel televisi, termasuk serat optik
- Instalasi satelit
- Instalasi sistem penerangan
- Instalasi alarm kebakaran
- Instalasi sistem alarm pencuri
- Instalasi penerangan jalan dan sinyal atau rambu-rambu elektris
- Instalasi penerangan landasan pesawat terbang di bandara
- Instalasi penyambungan peralatan listrik dan perlengkapan rumah tangga,
termasuk papan alas pemanas
- Subgolongan ini tidak mencakup :
- Konstruksi jaringan transmisi komunikasi dan tenaga, lihat 4221
- Pengawasan dan pengawasan jarak jauh sistem alarm keamanan elektronik,
seperti alarm kebakaran dan pencurian, termasuk pemeliharaannya, lihat 8020
43211 INSTALASI LISTRIK
Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi listrik pada bangunan gedung
baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, seperti pemasangan instalasi
jaringan listrik tegangan rendah. Termasuk kegiatan pemasangan dan pemeliharaan instalasi
listrik bangunan sipil, seperti jalan raya, jalan kereta api dan lapangan udara. Pemasangan
tiang listrik dimasukkan dalam kelompok 42213.
43212 INSTALASI TELEKOMUNIKASI
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 91
Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi telekomunikasi pada
bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, seperti
pemasangan antena.Kelompok ini juga mencakup kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan
perbaikan instalasi telekomunikasi pada sentral telepon/telegrap, stasiun pemancar radar
gelombang mikro, stasiun bumi kecil/stasiun satelit dan sejenisnya.Termasuk
kegiatan pemasangan transmisi dan jaringan telekomunikasi.
43213 INSTALASI NAVIGASI LAUT DAN SUNGAI
Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan dan pemeliharaan navigasi laut dan
sungai, termasuk instalasi pada menara suar, rambu suar, pelampung suar, lampu pelabuhan
dan bagian rambu suar lainnya.
43214 INSTALASI NAVIGASI UDARA
Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi udara, seperti instalasi pada
bangunan telekomunikasi navigasi udara dan pemancar/penerima radar, vasi approach light,
penerangan landasan pacu, DVOR, ILS, NDB dan sejenisnya.
43215 INSTALASI SINYAL DAN TELEKOMUNIKASI KERETA API
Kelompok ini mencakup pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi sinyal
dan telekomunikasi kereta api.
43216 INSTALASI SINYAL DAN RAMBU-RAMBU JALAN RAYA
Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi
sinyal dan rambu-rambu jalan raya.
43217 INSTALASI ELEKTRONIKA
Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi elektronika pada bangunan
gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, seperti pemasangan sistem
alarm, close circuit TV dan sound system.
4322 INSTALASI AIR (PIPA), PEMANAS DAN PENDINGIN
Subgolongan ini mencakup instalasi dalam bangunan atau proyek konstruksi lainnya,
seperti instalasi pipa, sistem pemanas dan pendingin.Termasuk penambahan, alterasi,
reparasi dan perawatan.
Subgolongan ini mencakup :
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 92
- Instalasi sistem pemanas (listrik, gas dan minyak)
- Instalasi tungku, menara pendingin
- Instalasi pengumpul/kolektor energi matahari non elektris
- Instalasi perlengkapan dan saluran ventilasi, pendinginan atau pendingin ruangan
- Instalasi pipa gas
- Instalasi pipa uap
- Instalasi sistem penyemprot api untuk kebakaran
- Instalasi sistem penyemprot taman
- Instalasi duck work
Subgolongan ini tidak mencakup :
- Instalasi papan pemanas bertenaga listrik, lihat 4321
43221 INSTALASI AIR (PIPA)
Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi air bersih, air limbah dan
saluran drainase pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat
tinggal.Termasuk kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi jaringan pipa
air.
43222 INSTALASI PEMANAS DAN GEOTERMAL
Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan dan pemeliharaan instalasi
pemanas dan geotermal pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan
tempat tinggal.
43223 INSTALASI MINYAK DAN GAS
Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi minyak dan gas pada
bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal.Termasuk
kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi jaringan pipa minyak dan gas.
43224 INSTALASI PENDINGIN DAN VENTILASI UDARA
Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan dan pemeliharaan sarana
pendingin udara (Air Conditioner/AC) pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal
maupun bukan tempat tinggal.
4329 INSTALASI KONSTRUKSI LAINNYA
Subgolongan ini mencakup instalasi dalam bangunan atau proyek konstruksi lainnya, seperti
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 93
instalasi perlengkapan selain sistem kelistrikan, pipa air, pemanas dan pendingin ruangan
atau mesin industri dalam bangunan dan struktur teknik sipil, termasuk reparasi dan
perawatannya.
Subgolongan ini mencakup :
- Instalasi elevator (lift), eskalator (tangga berjalan)
- Instalasi pintu putar dan pintu otomatis
- Instalasi konduktor cahaya
- Instalasi sistem penghisap debu
- Instalasi penyekatan (insulasi) panas atau termal, tenaga atau vibrasi (getaran)
Subgolongan ini tidak mencakup :
- Instalasi mesin industri, lihat 3320
43291 INSTALASI MEKANIKAL
Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan dan pemeliharaan instalasi mekanikal
pada bangunan gedung, seperti lift, tangga berjalan (eskalator), ban berjalan (conveyor),
gondola dan pintu otomatis.
43292 INSTALASI METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi meteorologi, klimatologi dan
geofisika ukuran kecil, sedang atau besar.
43299 INSTALASI KONSTRUKSI LAINNYA YTDL
Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi gedung lainnya dan kegiatan
pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi bangunan sipil lainnya ytdl.
433PENYELESAIAN KONSTRUKSI BANGUNAN
Golongan ini mencakup kegiatan penyelesaian interior dan eksterior bangunan,
termasuk pemasangan pintu, jendela, tangga, peralatan lain dan sejenisnya, langit-langit,
lantai, dinding dan pembatas ruangan yang dapat dipindah-pindah dan pekerjaan
penyelesaian bangunan lain yang tidak di klasifikasikan di tempat lain. Golongan ini juga
mencakup kegiatan instalasi interior toko, rumah bergerak, kapal dan lain-lain.
4330 PENYELESAIAN KONSTRUKSI BANGUNAN
Subgolongan ini mencakup :
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 94
- Pelapisan interior dan eksterior bangunan atau proyek konstruksi lainnya dengan
plester, termasuk bahan-bahan lathing yang berkaitan
- Instalasi atau pemasangan pintu (kecuali pintu otomatis dan pintu putar), jendela,
rangka pintu dan jendela dari kayu atau bahan lainnya
- Instalasi dapur (kitchen set), tangga dan sejenisnya
- Instalasi furnitur
- Penyelesaian interior seperti langit-langit, pelapisan dinding dengan kayu,
partisi/sekat yang dapat dibongkar pasang dan sebagainya
- Pengubinan, penggantungan atau pemasangan dalam bangunan atau proyek
konstruksi lainnya dari keramik, dinding beton atau ubin lantai; parket (lantai dari
papan yang bergambar) dan pelapisan lantai dengan kayu; pelapisan lantai
linoleum dan karpet, termasuk karet atau plastik; teraso, marmer, granit atau
pelapisan lantai atau dinding; wallpaper (kertas dinding)
- Pengecatan interior dan exterior bangunan
- Pengecatan bangunan sipil
- Pemasangan kaca, cermin dan lain-lain
- Pembersihan atau perapihan gedung baru setelah pembangunan
- Instalasi interior untuk toko, rumah mobil, perahu dan lain-lain
- Pengerjaan penyelesaian bangunan lainnya ytdl
Subgolongan ini tidak mencakup :
- Pengecatan jalan, lihat 4211
- Instalasi pintu otomatis dan pintu putar, lihat 4329
- Pembersihan umum interior gedung dan sejenisnya, lihat 8121
- Pembersihan khusus interior dan eksterior bangunan, lihat 8129
- Kegiatan perancang dekorasi interior, lihat 7410
- Perakitan furnitur self-standing (yang dipasang sendiri), lihat 9524
43301 PENGERJAAN PEMASANGAN KACA DAN ALUMUNIUM
Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan kaca dan alumunium dalam rangka
penyelesaian bangunan gedung tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal.Termasuk
instalasi atau pemasangan pintu (kecuali pintu otomatis dan pintu putar), jendela, rangka
pintu dan jendela dari kayu atau bahan lainnya.
43302 PENGERJAAN LANTAI, DINDING, PERALATAN SANITER DAN PLAFON
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 95
Kelompok ini mencakup kegiatan pengerjaan lantai, dinding, peralatan saniter dan
plafon dalam rangka penyelesaian bangunan gedung tempat tinggal maupun bukan tempat
tinggal. Termasuk aplikasi bangunan atau proyek konstruksi lainnya dari plester (pelapisan)
interior dan eksterior, termasuk bahan-bahan lathing yang berkaitan, penyelesaian interior
seperti langit-langit, pelapisan dinding dengan kayu, partisi/sekat yang dapat dibongkar
pasang dan sebagainya, pengubinan, penggantungan atau pemasangan dalam bangunan atau
proyek konstruksi lainnya dari keramik, dinding beton atau ubin lantai, parket (lantai dari
papan yang bergambar) dan pelapisan lantai dengan kayu, pelapisan lantai linoleum dan
karpet, termasuk karet atau plastik, teraso, marmer, granit atau pelapisan lantai atau dinding
dan wallpaper (kertas dinding).
43303 PENGECATAN
Kelompok ini mencakup kegiatan pengecatan interior dan eksterior bangunan dalam
rangka penyelesaian bangunan gedung tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal.
Termasuk pengecatan bangunan sipil.
43304 DEKORASI INTERIOR
Kelompok ini mencakup kegiatan pengerjaan dekorasi interior dalam rangka
penyelesaian bangunan gedung tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal. Kegiatan
pengerjaan dekorasi interior mencakup aplikasi bangunan atau proyek konstruksi lainnya
dari plester (pelapisan) interior, termasuk bahan-bahan lathing yang berkaitan, instalasi atau
pemasangan pintu (kecuali pintu otomatis dan pintu putar), jendela, rangka pintu dan jendela
dari kayu atau bahan lainnya, instalasi dapur (kitchen set), tangga dan sejenisnya, instalasi
furnitur,penyelesaian interior seperti langit-langit, pelapisan dinding dengan kayu,
partisi/sekat yang dapat dibongkar pasang dan sebagainya, pengubinan atau pemasangan
dalam bangunan atau proyek konstruksi lainnya dari keramik, dinding beton atau ubin lantai,
parket (lantai dari papan yang bergambar) dan pelapisan lantai dengan kayu, pelapisan lantai
linoleum dan karpet, termasuk karet atau plastik, teraso, marmer, granit atau pelapisan lantai
atau dinding dan wallpaper (kertas dinding). Termasuk pengecatan, pemasangan kaca,
cermin dan lain-lain.
43305 DEKORASI EKSTERIOR
Kelompok ini mencakup kegiatan pengerjaan dekorasi eksterior pada bangunan
gedung tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, seperti konstruksi taman. Kegiatan
pengerjaan dekorasi eksterior mencakup pelapisan eksterior bangunan atau proyek
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 96
konstruksi lainnya dari plester, termasuk bahan-bahan lathing yang berkaitan, pelapisan
eksterior dinding dengan keramik, teraso, marmer dan granit.
43309 PENYELESAIAN KONSTRUKSI BANGUNAN LAINNYA
Kelompok ini mencakup kegiatan pembersihan atau perapihan gedung baru setelah
pembangunan, instalasi interior untuk toko, rumah bergerak, perahu dan lain-lain dan
pengerjaan penyelesaian konstruksi bangunan lainnya ytdl.
439 KONSTRUKSI KHUSUS LAINNYA
Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi khusus pada satu aspek umum untuk
struktur yang berbeda, yang membutuhkan peralatan atau ketrampilan khusus seperti
konstruksi pondasi, misalnya pemancangan tiang ke dalam tanah, pemancangan tangga-
tangga perancah, pemasangan dan pembongkaran bangunan panggung/podium, pekerjaan
dengan jalan masuk khusus yang syaratnya membutuhkan ketrampilan memanjat dan
penggunaan alat yang berkaitan, pekerjaan di bawah permukaan tanah dan kegiatan sejenis
untuk eksterior bangunan dan lain-lain.
4390 KONSTRUKSI KHUSUS LAINNYA
Subgolongan ini mencakup kegiatan konstruksi yang dikhususkan pada satu aspek
dari berbagai macam struktur bangunan yang memerlukan keahlian atau perlengkapan
khusus.
Subgolongan ini mencakup :
- Kegiatan konstruksi pondasi, termasuk pemasangan tiang pancang ke dalam tanah
- Kegiatan pengerjaan penahan lembab dan air
- Kegiatan dehumidifikasi (pelembaban) bangunan
- Kegiatan penggalian (shaft sinking)
- Kegiatan pendirian kerangka baja yang tidak dirakit sendiri
- Kegiatan pembengkokan baja
- Kegiatan pemasangan batu dan batu bata
- Kegiatan pemasangan atap rumah
- Kegiatan pemasangan dan pembongkaran tangga (scaffold dan platform), kecuali
penyewaannya
- Kegiatan pemasangan cerobong asap dan oven (pemanggangan) untuk keperluan
industri
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 97
- Kegiatan pekerjaan yang memerlukan keahlian memanjat dan penggunaan
perlengkapan yang berkaitan, misalnya bekerja pada gedung-gedung yang tinggi
- Pekerjaan di bawah permukaan tanah
- Konstruksi kolam renang di luar ruangan
- Pembersihan dengan uap, penyemburan pasir dan kegiatan sejenisnya untuk
membersihkan tembok untuk eksterior bangunan
- Penyewaan derek dengan operatornya
Subgolongan ini tidak mencakup :
- Penyewaan mesin konstruksi dan perlengkapannya tanpa operator, lihat 7730
43901 PEMASANGAN PONDASI DAN PILAR
Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan berbagai pondasi dan pilar
untuk gedung, jalan/jembatan, bangunan pengairan, dermaga dan sejenisnya sebagai bagian
dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung dan konstruksi bangunan sipil dan
biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak.
43902 PEMASANGAN PERANCAH (STEIGER)
Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan perancah/steiger pada
bangunan gedung, jalan/jembatan, bangunan pengairan, dermaga dan sejenisnya dan
biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak.
43903 PEMASANGAN ATAP/ROOF COVERING
Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan atap bangunan gedung baik
untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal sebagai bagian dari pekerjaan yang
tercakup dalam konstruksi gedung dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak.
43904 PEMASANGAN KERANGKA BAJA
Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan kerangka baja sebagai bagian
dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung dan biasanya dikerjakan atas dasar
subkontrak.
43905 PENYEWAAN ALAT KONSTRUKSI DENGAN OPERATOR
Kelompok ini mencakup usaha penyewaan alat atau mesin konstruksi dan
perlengkapannya dengan operator.Penyewaan mesin konstruksi dan perlengkapannya tanpa
operator, lihat 7730.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 98
43909 KONSTRUKSI KHUSUS LAINNYA YTDL
Kelompok ini mencakup kegiatan konstruksi khusus lainnya yang belum
diklasifikasikan dalam kelompok 43901 s.d. 43905 yang memerlukan keahlian atau
perlengkapan khusus, seperti kegiatan pengerjaan penahan lembab dan air, dehumidifikasi
(pelembaban) bangunan, pelubangan (shaft sinking), pembuatan elemen baja, pembengkokan
baja, pemasangan batu dan batu bata, pemasangan dan pembongkaran tangga (scaffold dan
platform), kecuali penyewaannya, pemasangan cerobong asap dan oven untuk keperluan
industri dan pekerjaan yang memerlukan keahlian memanjat dan penggunaan perlengkapan
yang berkaitan, misalnya bekerja pada gedung-gedung yang tinggi. Termasuk pekerjaan di
bawah permukaan tanah, konstruksi kolam renang di luar ruangan, pembersihan dengan uap,
penyemburan pasir untuk membersihkan tembok dan kegiatan sejenisnya untuk eksterior
bangunan dan penyewaan derek dengan menggunakan operator.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 100
Lampiran 3
Kab/Kota Desa Usaha Buku
PedomanSKP13-P SKP13-DS SKP13-RD
Lembar
PembantuSKP13-S
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Aceh 3 51 510 22 54 54 54 54 534
2 Sumatera Utara 9 50 500 22 52 52 52 52 525
3 Sumatera Barat 8 37 370 16 39 39 39 39 388
4 Riau 4 30 300 13 32 32 32 32 315
5 Jambi 5 41 410 18 43 43 43 43 430
6 Sumatera Selatan 6 52 520 22 55 55 55 55 546
7 Bengkulu 4 29 290 13 30 30 30 30 304
8 Lampung 5 50 500 22 52 52 52 52 525
9 Kep. Bangka Belitung 4 16 160 7 17 17 17 17 168
10 Kepulauan Riau 5 15 150 7 16 16 16 16 158
11 DKI Jakarta 5 28 280 12 29 29 29 29 294
12 Jawa Barat 6 55 550 24 58 58 58 58 578
13 Jawa Tengah 9 53 530 24 56 56 56 56 556
14 DI. Yogyakarta 3 26 260 12 27 27 27 27 273
15 Jawa Timur 7 78 780 34 82 82 82 82 819
16 Banten 4 36 360 16 38 38 38 38 378
17 Bali 4 34 340 14 36 36 36 36 357
18 Nusa Tenggara Barat 3 70 700 30 74 74 74 74 735
19 Nusa Tenggara Timur 5 36 360 16 38 38 38 38 378
20 Kalimantan Barat 5 36 360 16 38 38 38 38 378
21 Kalimantan Tengah 5 46 460 20 48 48 48 48 483
22 Kalimantan Selatan 6 50 500 22 52 52 52 52 525
23 Kalimantan Timur 5 24 240 10 25 25 25 25 252
24 Sulawesi Utara 5 47 470 21 49 49 49 49 494
25 Sulawesi Tengah 3 34 340 14 36 36 36 36 357
26 Sulawesi Selatan 8 54 540 24 57 57 57 57 567
27 Sulawesi Tenggara 3 34 340 14 36 36 36 36 357
28 Gorontalo 3 18 180 8 19 19 19 19 189
29 Sulawesi Barat 3 16 160 7 17 17 17 17 168
30 Maluku 4 17 170 8 18 18 18 18 178
31 Maluku Utara 6 17 170 8 18 18 18 18 178
32 Papua Barat 2 10 100 4 10 10 10 10 105
33 Papua 3 10 100 4 10 10 10 10 105
160 1 200 12 000 524 1 258 1 258 1 258 1 258 12 597
(1)
Indonesia
ALOKASI SAMPEL DAN DOKUMEN SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN
2013
Sampel Terpilih Dokumen
Banyaknya
Provinsi
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 103
R A H A S I A SKP13-P
1. Provinsi : JAWA BARAT 3 2
2. Kabupaten/Kota *) : SUKABUMI 7 2 1 2 3
3. Kecamatan : BAROS 0 1 0 (1) (2) (3) (4) (5)
4. Desa/Kelurahan *) : BAROS 0 0 9 (Jumlah kumulatif hingga halaman terakhir 12 4 6 22
5. Klasifikasi Desa/Kelurahan *) : PERKOTAAN -1 PERDESAAN -2 1
6. Angka Random Gedung (AR) (Diambil dari SKP13-WRD)
1. Pencacah INGGAR PRASETYA 7 - 22/05/2013
2. Pengawas/Pemeriksa RUDI HARTONO 7 - 22 /05/2013
BADAN PUSAT STATISTIKSubdirektorat Statistik Konstruksi, BPS
Jl. Dr. Sutomo No. 6 - 8 Jakarta 10710, Telp. (021) 3841195,
3842508, 3810291-4 ext. 5340 - 5343, e-mail: [email protected]
U r a i a n Nama Lengkap Tanggal Pelaksanaan Tanda Tangan
*) Coret yang tidak perlu
: 0,35
BLOK III. KETERANGAN PETUGAS DAN PENGESAHAN
14
BLOK IV. CATATAN
(1) (2) (3) (4)
3. Pengesahan oleh Lurah/Kepala Desa atau yang setara, pada tanggal: ……10…..../...…05…./ 2013.
(Nama, tanda tangan, dan cap/stempel)
1. Populasi Usaha Konstruksi Perorangan
blok V kol(11) sd kol(13))
4 4 6
2. Jumlah Sampel Usaha Konstruksi Perorangan
(Khusus)
REPUBLIK INDONESIA
Jumlah Bidang
Jumlah
BLOK II. RINGKASAN
Pekerjaan Utama
(Gedung) (Sipil)
SURVEI USAHA KONSTRUKSI
PERORANGAN 2013
DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT
U r a i a n
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 104
Ditanyakankepada Bila
narasumber kol(7)='1'Apakah Bila Bila kol(6)='1'
Nomor Calon Responden Alamat Lengkap Identif ikasi ber- kol(5)='1' Apakah Apakah Nomor Jenis Pekerjaan Utamaurut (Nama usaha/pengusaha/pemilik) (Nama jalan, blok, nomor,SLS, RT/RW) keberadaan usaha Apakah berusaha usaha urut (Tuliskan sejelas-jelasnya)
(5 digit) calon di sektor alamat dgn sistem kons- usaharesponden kons- kantor borongan truksi ini 1 2 3
truksi usaha dan aktif per-selama ada selama orangansetahun di desa setahunyang lalu ini yang lalu
Ada -1 Ya -1 Ya -1 Ya -1 Ya -1
Tidak ada -0 Tidak - 0 Tidak - 0 Tidak -0 Tidak - 0
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 PEMBORONG BANGUNAN 'ADE' NANGGELA RT 01 RW 06 1 1 1 0
2 PEMBORONG 'ATANG' NANGGELA RT 01 RW 06 1 1 1 0
3 ADITA UTAMA JL. BAROS NANGGELA 1 1 1 1 0
4 PEMBORONG BANGUNAN 'GANDA' NANGGELA RT 01 RW 07 RT 03 1 1 1 1 1 1 PEMBUATAN RUMAH TOKO
√ 1
5 PEMBORONG BANGUNAN 'ANDI' KP CIWALEN RT 03 RW 08 1 1 1 1 1 2 PEMBUATAN RUMAH TOKO
√ 2
6 PEMBORONG BANGUNAN 'ROHMAN' KP SUKABUMI RT 03 RW 09 1 1 1 1 1 3 PEMBUATAN RUMAH TINGGAL
√ 3
7 PEMBORONG CAT 'OCEH JARKASIH' KP SALAGOMBONG RT 01 RW 08 1 1 1 1 1 4 PENGECATAN KANTOR√ 1
8 PEMBORONG BANGUNAN 'ARIFIN' KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08 1 1 1 1 1 5 PEMBUATAN PAGAR KANTOR√ 2
9 PEMBORONG 'HENDRA' CIPEUJEUH NO. 3 RT 1 RW 3 1 1 1 0
10 PEMBORONG BANGUNAN 'ANENG' CIPEUJEUH RT 1 RW 3 1 1 1 1 1 6 PEMBUATAN RUMAH TINGGAL√ 4
11 PEMBORONG BANGUNAN 'SULAEMI' CIPEUJEUH RT 1 RW 3 1 1 1 1 1 7 PEMBUATAN RUMAH TINGGAL√ 5
12 PEMBORONG BANGUNAN 'SAEPUDIN' CIPEUJEUH RT 2 RW 3 1 1 1 1 1 8 PEMBUATAN RUMAH TINGGAL√ 6
13 PEMBORONG BANGUNAN 'TEDI' CIPEUJEUH RT 2 RW 3 1 1 1 0
14 PEMBORONG BANGUNAN 'ENDIN' CIPEUJEUH RT 2 RW 3 1 1 1 1 1 9 PEMBUATAN TOKO√ 7
15 PEMBORONG BANGUNAN 'ABAS' CIPEUJEUH RT 2 RW 3 1 1 1 1 1 10 PEMASANGAN PLAFON KANTOR√ 3
16 PEMBORONG BANGUNAN 'ALEX' NANGGELA RT 01 RW 06 1 1 1 1 1 11 PEMBUATAN RUMAH TINGGAL√ 8
a. Jumlah halaman ini 11 8 0 3
b. Jumlah kumulatif halaman sebelumnya 0 0 0 0
c. Jumlah kumulatif hingga halaman ini 11 8 0 3
B idang P ekerjaan Utama Ko l (11) sd. Ko l (13):
1. Konstruksi Gedung Identitas:
2. Konstruksi Sipil
3. Konstruksi Khusus
Halaman .........1.......... dari........2.......halaman
Bila kolom (8) kode 1
(Sip
il)
(Kh
usu
s)
BLOK V. DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI
Beri tanda cek (√)
Pekerjaan Utamapada Bidang
Bila kol(4)='1'Ditanyakan
kepada calon responden
(Ged
un
g)
: mencakup rumah tempat tinggal, gedung perkantoran, gedung kesehatan, gedung pendidikan, gedung hiburan, dan gedung lainnya. 32.72.010.009
: mencakup jalan, jembatan, rel KA, landasan, pengairan, dermaga, lapangan o lahraga, lapangan parkir, bangunan pengolahan, penyaluran dan penyimpanan air limbah, minyak dll.
: mencakup konstruksi bangunan elektrikal dan komunikasi, instalasi gedung dan bangunan sipil, penyelesaian konstruksi gedung, penyewaan alat berat konstruksi dan lain-lain.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 105
Ditanyakankepada Bila
narasumber kol(7)='1'Apakah Bila Bila kol(6)='1'
Nomor Calon Responden Alamat Lengkap Identif ikasi ber- kol(5)='1' Apakah Apakah Nomor Jenis Pekerjaan Utamaurut (Nama usaha/pengusaha/pemilik) (Nama jalan, blok, nomor,SLS, RT/RW) keberadaan usaha Apakah berusaha usaha urut (Tuliskan sejelas-jelasnya)
(5 digit) calon di sektor alamat dgn sistem kons- usaharesponden kons- kantor borongan truksi ini 1 2 3
truksi usaha dan aktif per-selama ada selama orangansetahun di desa setahunyang lalu ini yang lalu
Ada -1 Ya -1 Ya -1 Ya -1 Ya -1
Tidak ada -0 Tidak - 0 Tidak - 0 Tidak -0 Tidak - 0
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
17 PEMBUAT SUMUR BOR 'BAMBANG' NANGGELA RT 01 RW 06 1 1 1 1 1 12 PEMBUATAN SUMUR BOR
√ 1
INSTALASI LISTRIK
RUMAH TINGGAL
19 PEMBORONG BANGUNAN 'YANI' NANGGELA RT 01 RW 07 1 1 1 1 1 14 PEMBUATAN RUMAH TINGGAL√ 9
20 PEMBORONG BANGUNAN 'SUBUR' NANGGELA RT 02 RW 07 1 1 1 1 1 15 PEMBUATAN RUMAH TINGGAL√ 10
21 PEMBORONG BANGUNAN 'SATRIO' NANGGELA RT 02 RW 07 1 1 1 0
22 PEMBORONG BANGUNAN 'MAULANA' KP CIWALEN RT 03 RW 08 1 1 1 1 1 16 PEMASANGAN KERAMIK√ 5
23 PEMBUAT SUMUR BOR 'AMIR' KP SUKABUMI RT 03 RW 09 1 1 1 1 1 17 PEMBUATAN SUMUR BOR
√ 2
24 PEMBORONG BANGUNAN 'PAIMIN' KP SUKABUMI RT 03 RW 09 0 1
25 PEMBORONG AC 'EDI JUNAEDI' KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08 1 1 1 1 1 18 PEMASANGAN AC
√ 6
26 PEMBUAT SUMUR BOR 'BONI' KP SALAGOBONG RT 04 RW 08 1 1 1 1 1 19 PEMASANGAN SUMUR BOR
√ 3
PEMBUATAN SALURAN
PENGAIRAN
28 PEMBORONG BANGUNAN 'JOKO' NANGGELA RT 01 RW 05 1 1 1 1 1 21 PEMBUATAN RUMAH TINGGAL√ 11
29 PEMBORONG BANGUNAN 'DARWIN' NANGGELA RT 02 RW 05 1 1 1 1 1 22 PEMBUATAN RUMAH TINGGAL√ 12
a. Jumlah halaman ini 11 4 4 3
b. Jumlah kumulatif halaman sebelumnya 11 8 0 3
c. Jumlah kumulatif hingga halaman ini 22 12 4 6
B idang P ekerjaan Utama Ko l (11) sd. Ko l (13):
1. Konstruksi Gedung Identitas:
2. Konstruksi Sipil
3. Konstruksi Khusus
1
32.72.010.009: mencakup rumah tempat tinggal, gedung perkantoran, gedung kesehatan, gedung pendidikan, gedung hiburan, dan gedung lainnya.
: mencakup jalan, jembatan, rel KA, landasan, pengairan, dermaga, lapangan o lahraga, lapangan parkir, bangunan pengolahan, penyaluran dan penyimpanan air limbah, minyak dll.
: mencakup konstruksi bangunan elektrikal dan komunikasi, instalasi gedung dan bangunan sipil, penyelesaian konstruksi gedung, penyewaan alat berat konstruksi dan lain-lain.
Halaman .........2.......... dari.......2.........halaman
BLOK V. DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI
Pekerjaan Utama
Beri tanda cek (√)
20
(Ged
un
g)
(Sip
il)
√ 4
pada Bidang
1
Bila kol(4)='1'Ditanyakan
kepada calon responden
(Kh
usu
s)
1 1 1
Bila kolom (8) kode 1
1 13
1 1
√ 4
1 1
18 INSTALASI LISTRIK 'YUSUF' NANGGELA RT 01 RW 07
27 PEMBORONG 'SAPTA' KP SALAGOMBONG RT 2 RW 3
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 106
Ditanyakankepada Bila
narasumber kol(7)='1'Apakah Bila Bila kol(6)='1'
Nomor Calon Responden Alamat Lengkap Identif ikasi ber- kol(5)='1' Apakah Apakah Nomor Jenis Pekerjaan Utamaurut (Nama usaha/pengusaha/pemilik) (Nama jalan, blok, nomor,SLS, RT/RW) keberadaan usaha Apakah berusaha usaha urut (Tuliskan sejelas-jelasnya)
(5 digit) calon di sektor alamat dgn sistem kons- usaharesponden kons- kantor borongan truksi ini 1 2 3
truksi usaha dan aktif per-selama ada selama orangansetahun di desa setahunyang lalu ini yang lalu
Ada -1 Ya -1 Ya -1 Ya -1 Ya -1
Tidak ada -0 Tidak - 0 Tidak - 0 Tidak -0 Tidak - 0
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
a. Jumlah halaman ini
b. Jumlah kumulatif halaman sebelumnya
c. Jumlah kumulatif hingga halaman iniB idang P ekerjaan Utama Ko l (11) sd. Ko l (13):
1. Konstruksi Gedung Identitas:
2. Konstruksi Sipil
3. Konstruksi Khusus
Bila kol(4)='1'Ditanyakan
kepada calon responden
Halaman .................... dari.................halaman
BLOK V. DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSIBila kolom (8) kode 1
Beri tanda cek (√)
: mencakup jalan, jembatan, rel KA, landasan, pengairan, dermaga, lapangan o lahraga, lapangan parkir, bangunan pengolahan, penyaluran dan penyimpanan air limbah, minyak dll.
: mencakup konstruksi bangunan elektrikal dan komunikasi, instalasi gedung dan bangunan sipil, penyelesaian konstruksi gedung, penyewaan alat berat konstruksi dan lain-lain.
: mencakup rumah tempat tinggal, gedung perkantoran, gedung kesehatan, gedung pendidikan, gedung hiburan, dan gedung lainnya. 32.72.010.009
pada BidangPekerjaan Utama
(Ged
un
g)
(Sip
il)
(Kh
usu
s)
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 107
m =12 AR = 0,35
n = 4 R1 =
I =m / n = 0,35 x 3,00
= 12 /4 = 1,05
= 3,00
R1 ≤ I
R1 = 1 R11 = R21 = R31 = R41 = R51 =
R2 = 4 R12 = R22 = R32 = R42 = R52 =
R3 = 7 R13 = R23 = R33 = R43 = R53 =
R4 = 10 R14 = R24 = R34 = R44 = R54 =
R5 = R15 = R25 = R35 = R45 = R55 =
R6 = R16 = R26 = R36 = R46 = R56 =
R7 = R17 = R27 = R37 = R47 = R57 =
R8 = R18 = R28 = R38 = R48 = R58 =
R9 = R19 = R29 = R39 = R49 = R59 =
R10 = R20 = R30 = R40 = R50 = R60 =
m : Jumlah usaha konstruksi perorangan Gedung dalam satu desa, diambil dari isian blok II rincian 1 kolom (2)
n : Sampel usaha konstruksi perorangan Gedung dalam satu desa, diambil dari isian blok II rincian 2 kolom (2)
I : Interval Sampel
AR : Angka Random Gedung, diambil dari isian blok I rincian 6
Ri : Nomor urut usaha konstruksi gedung terpilih, diambil dari isian blok V kolom (11)
Identitas Desa: 32.72.010.009
BLOK VI. KETERANGAN PENARIKAN SAMPEL GEDUNG
AR x I
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 109
Narasumber(Ketua SLS, Tokoh Calon Responden Alamat Lengkap
Agama, Tokoh (Nama usaha/pengusaha/pemilik) (Nama jalan, blok, nomor, SLS, RT/RW)Masyarakat,
Responden, dll)
(1) (2) (3)
ADE PEMBORONG BANGUNAN 'ALEX' NANGGELA RT 01 RW 06
PEMBUAT SUMUR BOR 'BAMBANG' NANGGELA RT 01 RW 06
GANDA INSTALASI LISTRIK 'YUSUF' NANGGELA RT 01 RW 07
PEMBORONG BANGUNAN 'YANI' NANGGELA RT 01 RW 07
PEMBORONG BANGUNAN 'SUBUR' NANGGELA RT 02 RW 07
SUBUR PEMBORONG BANGUNAN 'SATRIO' NANGGELA RT 02 RW 07
ANDI PEMBORONG BANGUNAN 'MAULANA' KP CIWALEN RT 03 RW 08
ROHMAN PEMBUAT SUMUR BOR 'AMIR' KP SUKABUMI RT 03 RW 09
PEMBORONG BANGUNAN 'PAIMIN' KP SUKABUMI RT 03 RW 09
OCEH JARKASIH PEMBORONG AC 'EDI JUNAEDI' KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08
PEMBUAT SUMUR BOR 'BONI' KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08
ABAS PEMBORONG 'SAPTA' CIPEUJEUH RT 2 RW 3
TATANG PEMBORONG BANGUNAN 'JOKO' NANGGELA RT 01 RW 05
PEMBORONG BANGUNAN 'DARWIN' NANGGELA RT 02 RW 05
LEMBAR PEMBANTU : DAFTAR CALON RESPONDEN (SNOW BALLING)
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 110
Lanjutan
Narasumber(Ketua SLS, Tokoh Calon Responden Alamat Lengkap
Agama, Tokoh (Nama usaha/pengusaha/pemilik) (Nama jalan, blok, nomor, SLS, RT/RW)Masyarakat,
Responden, dll)
(1) (2) (3)
LEMBAR PEMBANTU : DAFTAR CALON RESPONDEN (SNOW BALLING)
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 112
Lanjutan
Kode Kode
Kecamatan Desa 1 2 3 Jumlah
(Gedung) (Sipil) (Khusus)(1) (2) (3) (4) (5) (6)
REKAPITULASI JUMLAH USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN
Jumlah Usaha Per Desa
Jumlah
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 113
R A H A S I A
1. Provinsi : 3 2
2. Kabupaten/Kota *) : 7 2
3. Kecamatan : 0 1 0
4. Desa/Kelurahan *) : 0 0 9
5. Klasifikasi Desa/Kelurahan *) : PERKOTAAN -1 1
1. Jumlah Target Pencacahan (Blok V nomor terakhir kol (1) ) 14
2. Jumlah Realisasi Pencacahan (Blok V jumlah kolom (6) ber kode 1) 13
3. Tidak Berhasil Dicacah (Blok V jumlah Rincian 3.a sd 3.d) 1
a. Bukan Usaha Konstruksi (Blok V jumlah kolom (7) berkode 1) 1
b. Pindah Keluar Desa (Blok V jumlah kolom (7) berkode 2)
c. Tidak Ditemukan (Blok V jumlah kolom (7) berkode 3)
d. Lainnya (Blok V jumlah kolom (7) berkode 4)
1. Nama Petugas
4. Tanda Tangan
*) Coret yang tidak perlu
BADAN PUSAT STATISTIKSubdirektorat Statistik Konstruksi, BPS
Jl. Dr. Sutomo No. 6 - 8 Jakarta 10710, Telp. (021) 3841195,
3842508, 3810291-4 ext. 5340 - 5343, e-mail: [email protected]
RUDI HARTONO
2. N I P
Pencacah
INGGAR PRASETYA
19860515 200902 1002 19700624 199312 1001
(1) (2) (3)
U r a i a n Pengawas
BLOK IV. CATATAN
3. Tanggal 28 MEI - 15 JULI 201328 MEI - 15 JULI 2013
BLOK III. KETERANGAN PETUGAS
(1) (2)
JumlahU r a i a n
SKP13-DS
BAROS
REPUBLIK INDONESIA
SURVEI USAHA KONSTRUKSI
PERORANGAN 2013
BAROS
BLOK II. REKAPITULASI PENCACAHAN
SUKABUMI
DAFTAR SAMPEL
JAWA BARAT
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT
PERDESAAN -2
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 114
Nomor Nomor Bidang Berhasil Jika Kol (6)
Urut Urut Nama Usaha/Pengusaha/Pemilik Alamat Lengkap Pekerjaan dicacah? = 0, alasan
Sampel Usaha (Nama Jalan, blok, nomor, SLS, RT/RW) Utama Ya -1 tidak dapat
(NUS) (NUU) Tidak -0 dicacah
(Kode) (Kode)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 1 PEMBORONG BANGUNAN 'GANDA' NANGGELA RT 03 RW 07 1 1
2 4 PEMBORONG CAT 'OCEH JARKASIH' KP SALAGOMBONG RT 01 RW 08 3 1
3 5 PEMBORONG BANGUNAN 'ARIFIN' KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08 3 1
4 6 PEMBORONG BANGUNAN 'ANENG' CIPEUJEUH RT 1 RW 3 1 1
5 9 PEMBORONG BANGUNAN 'ENDIN' NANGGELA RT 2 RW 3 1 0 1
6 10 PEMBORONG BANGUNAN 'ABAS' CIPEUJEUH RT 2 RW 3 3 1
7 12 PEMBUAT SUMUR BOR 'BAMBANG' NANGGELA RT 01 RW 06 2 1
8 13 INSTALASI LISTRIK 'YUSUF' NANGGELA RT 01 RW 07 3 1
9 15 PEMBORONG BANGUNAN 'SUBUR' NANGGELA RT 01 RW 07 1 1
10 16 PEMBORONG BANGUNAN 'MAULANA' KP CIWALEN RT 03 RW 08 3 1
11 17 PEMBUAT SUMUR BOR 'AMIR' KP SUKABUMI RT 03 RW 09 2 1
12 18 PEMBORONG AC 'EDI JUNAEDI' KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08 3 1
13 19 PEMBUAT SUMUR BOR 'BONI' KP SALAGOBONG RT 04 RW 08 2 1
14 20 PEMBORONG 'SAPTA' KP SALAGOMBONG RT 2 RW 3 2 1
15 11 PEMBORONG BANGUNAN 'ALEX' NANGGELA RT 01 RW 06 1 1
14 1
Kode Kol (5) Kode Kol (7)
Kode 1 = Konstruksi Gedung Kode 1 = Bukan usaha konstruksi
Kode 2 = Konstruksi Sipil Kode 2 = Pindah ke luar desa
Kode 3 = Konstruksi Khusus Kode 3 = Tidak ditemukan
Kode 4 = Lainnya
Keterangan
BLOK V. KETERANGAN USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN
Jumlah
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 116
1. Nama pengusaha : ANENG
2. Jenis kelamin : laki-laki 1 perempuan 2
3. Umur : 41 tahun (dibulatkan ke bawah)
4. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan:
Tidak tamat SD 1 SMA & sederajat 4 D IV / S1 7
SD & sederajat 2 Diploma I/II 5 S2 / S3 8
SMP & sederajat 3 Sarjana Muda/D III 6
5.
b. Penyelenggara bimbingan/pelatihan/penyuluhan di bidang konstruksi adalah:
Instansi Pemerintah 1 Yayasan/LSM 4
Perusahaan Swasta 2 Lainnya (tuliskan ………………….) 8
6. Sumber modal usaha konstruksi berasal dari:
Milik sendiri 1 Pinjaman Koperasi 4
Pinjaman Bank 2 Lainnya (tuliskan ………………) 8
1. Pekerja tetap, jumlah pekerja harian, dan hari kerja setiap bulan kegiatan
a. Pekerja tetap
b. Jumlah pekerja
harian
c. Hari kerja pekerja harian
2.
a. Balas jasa pekerja tetap:
1) Gaji
2) Lainnya (hadiah, bonus, lembur, dll)
b. Upah pekerja harian
c. Jumlah rincian (2.a + 2.b)
Nilai (Rupiah)
(2)
28 30 25 26
- - -
Uraian
(1)
-
50.820.000
20.820.000
6.000.000
25
1 1
Balas jasa dan upah pekerja selama setahun yang lalu
P
25 27 25
Rata-rata upah pekerja
harian per orang-hari
25 28 -
- -
-
(7)
2012
1
2 2 2 1
1
(5) (6)
1 1 1
2013
BLOK IV: PEKERJA, HARI KERJA, BALAS JASA DAN UPAH
1
Apr
4
111111
(13)
10
MarSep
1
(8)
0 5
1a. Apakah pekerja pada usaha ini pernah mengikuti bimbingan/pelatihan/penyuluhan
L
BLOK III: KETERANGAN UMUM DAN ALAT BERAT KONSTRUKSI
UraianMei Jun Jul
- -
30.000.000
(10) (11) (12)
Feb
L
(3) (4) (9)(1) (2)
14
di bidang konstruksi? Ya 1 Tidak 2 ---> langsung ke Rincian 6
2
Okt Nov Des Jan
60.000
P - - - -
-
24.000.000
Ags
1 1
-
1 1
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 117
1. Bahan bakar dan pelumas: Volume
a. Bensin liter
b. Solar ……… liter
c. Minyak diesel ……… liter
d. Gas ……… kg
e. Pelumas liter
2. Air bersih
3. Listrik
4. Alat tulis kantor
5. Pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modal
6. Angkutan, pengiriman, pos dan telekomunikasi
7. Bunga atas pinjaman
8. Nilai pekerjaan yang disubkontrakkan
9. Jasa lainnya (Termasuk: jasa konsultan konstruksi, promosi usaha, dan lain-lain)
10. Lainnya
11. Jumlah rincian (1 s.d. 10)
1. Pendapatan dari kegiatan konstruksi yang telah diselesaikan(diurutkan dari nilai konstruksi terbesar yang diselesaikan)
a. RUMAH TINGGAL 4 1 JABAR 3 2
b. REHAB SMK 4 1 DKI 3 1
c. ……………………… …………………… ……...…………….
d. ……………………… …………………… ……...…………….
e. Lainnya (Tuliskan …….………………...……………….…) …………………… ……...…………….
f. Jumlah rincian (1a s.d. 1e)
2. Pendapatan dari kegiatan lainnya
a.
b.
c. Sumbangan, hadiah, dan sejenisnya
d. Lainnya (Tuliskan MENYEWAKAN ALAT BERAT MOLEN )
3. Jumlah rincian (1 + 2)
Diisi dari: Diisi dari:
*) Bila isian kolom (3) negatif (-), harap diteliti kembali isian terkait
2.500.000
14.551.000
225.000
150.000
2.440.000
5.000.000
120.000
203.500
400.000
100.000
1.612.500
3
111.250.000 100.141.000
Biaya/Pengeluaran
11.109.000
Selisih *)
[B IV r.2.c kol (2) + B V r.11 kol (2) + B VI r.1f
kol (4) - B V r.8 kol (2)] Blok VI R.3 kol (5) [ kol (1) - kol (2) ]
………………………
………………………
BLOK V: BIAYA/PENGELUARAN USAHA SELAMA SETAHUN YANG LALU
Uraian Nilai (Rupiah)
(1) (2)
39.770.000 84.250.000
BLOK VI: PENDAPATAN SELAMA SETAHUN YANG LALU
1.920.000
(1) (2)
Pendapatan
(3)
400
4
1.800.000
………………………
BLOK VII: RINGKASAN (diisi oleh Pengawas)
Bunga atas simpanan, deviden, royalti/hak cipta, dan sejenisnya
Keuntungan/kerugian penjualan barang dalam bentuk yang sama
………………
Nilai Pekerjaan
(1) (2) (3) (4) (5)
yang Digunakan yang DiselesaikanLokasi PekerjaanKBLI 2 digitUraian
22.170.000
17.600.000
Provinsi Bahan Bangunan
44.250.000
27.000.000
5.000.000
10.000.000
111.250.000
12.000.000
40.000.000
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 118
1. Permasalahan yang dialami: (Beri tanda cek ( √ ) pada salah satu kol (2) s.d. kol (6) )
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
2. Kondisi dan Prospek usaha konstruksi (Berilah tanda cek (√) pada salah satu kol (2) s.d. kol (4) dan kol (5) s.d. kol (7))
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
1. Pemberi Jawaban ANENG
2. Pencacah SUJARIAH
3. Pengawas/Pemeriksa
(2) (3) (4) (5)
No.Telp/HP
(7)(6)(5)
√
(4)(3)
BLOK XI: CATATAN
Tanggal Pelaksanaan Tanda TanganNama Lengkap
(1)
085215553331
√
Bangunan
Jumlah (kol (3) s.d. kol (7)) 535.000.000
5. Sangat
bermasalah
(2) (3)
√
√
√
BLOK IX: KENDALA DAN PROSPEK USAHA
√
Uraian
155.250.000
100.000.000 250.000.000
√
Jumlah kol(1) + kol(2)
10.000.000
Uang tunai
(termasuk
piutang usaha)
Persediaan barang-
barang untuk kegiatan
usaha
Harta lancar
(6)
Tanah
Harta tetap
(3) (4)
Nilai 100.000.000 55.250.000
Jumlah pekerja harian
√
√
Upah pekerja harian per orang-hari
(4) (5)
BLOK VIII: PERMODALAN (Berdasarkan nilai harta pada 30 April 2013)
Barang
modal
lainnya(7)(5)
Mesin dan
peralatan Kendaraan
75.000.000
√
(1) (2)
√
Permasalahan3. Cukup
bermasalah
2. Sedikit
bermasalah
1. Tidak
bermasalah
Sumber daya manusia yang terampil
100.000.000
(6)
4. Ber-
masalah
(1)
(1) (2)
Uraian
Penurunan permintaan jasa konstruksi
secara umum
Kenaikan harga bahan/material dan
komponen lainnya
Akses ke kredit
Suku bunga pinjaman/kredit
Persaingan usaha
Gaji pekerja tetap
Pesanan bahan/material (semen, pasir, besi baja, dll)
dan komponen lainnya (Kabel, AC, dll)
Rincian
√
Harga bahan/material (semen, pasir, besi baja, dll) dan
komponen lainnya (Kabel, AC, dll)
Jumlah pekerja tetap
Kesulitan pasokan bahan/material dan
komponen lainnya
√
2.Tetap 3.Turun1.Naik
Lainnya (Tuliskan: CUACA……..…….)
Politik dan keamanan
Birokrasi administrasi
Pendapatan usaha (nilai konstruksi dan pendapatan
lainnya)
1.Naik 2.Tetap 3.Turun
Kondisi Prospek
08788811122
√
√
√
√
√
√
(periode tahun 2013
dibandingkan tahun 2012)
BLOK X: KETERANGAN RESPONDEN DAN PETUGAS
(periode tahun 2014
dibandingkan tahun 2013)
SUHANDA
√
√
√
087888100001
15 MEI 2013
12 MEI 2013
12 MEI 2013
√
√