Download - PBL Blok 26 Imunisasi(1)
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
1/48
1
P2M Dan IMUNISASI
Yudia mahardika 102009028
Meidalena A. B 102010056
M. Aditya. M. D. B 102010070
Eka putri maulani 102010148
Ratna tri permata 102010256
Friedi kristian carlos 102010317
Norlida binti mohd jamil 102010369
Mega melita 102010398
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Jl. Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat
No. Telp : (021)56942061
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
2/48
2
Pendahuluan
Imunisasi merupakan bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam
menurunkan angka kematian bayi dan balita. Dengan imunisasi, berbagai penyakit seperti
TBC, Difteri, Pertusis, Hepatitis B, Poliomielitis, dan campak dapat dicegah. Pentingnya
pemberian imunisasi dapat dilihat dari banyaknya balita yang meninggal akibat penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi. Hal itu sebenarnya tidak perlu terjadi karena penyakit-
penyakit tersebut bisa dicegah dengan imunisasi. Oleh karena itulah, untuk mencegah balita
menderita beberapa penyakit yang berbahaya, imunisasi pada bayi dan balita harus lengkap
serta diberikan sesuai jadwal.
Balita yang termasuk golongan rentan dalam masalah gizi ini juga harus diperhatikan
asupan makan dan pola makan sehari-harinya agar sesuai dengan program dari Posyandu
(Pos Pelayanan Terpadu) yang memberi perhatian pada masalah Gizi dengan menggunakan
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk menjadi parameter gizi bagi Balita. Maka dari itu dalam
makalah ini, akan membahas mengenai Peran Puskesmas dan Posyandu dalam
mempromosikan pencegahan penyakit pada Balita melalui program imunisasi dan juga
membahas mengenai status Gizi Balita sesuai dengan program Posyandu.
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
3/48
3
SKENARIO
Seorang ibu muda usia 23 tahun datang ke puskesmas membawa anaknya yang baru
berumur 28 bulan dan KMS anaknya. Di KMS tertera pada umur 27 bulan berat badannya 8,5
kg, riwayat imunisaasi BCG umur 1 bulan, DPT umur 3-5-8 bulan, hepatitis (-) dan campak
belum karena anak sering sakit. Ibunya sedang hamil 5 bulan. Suaminya kerja sebagai tukang
es buah keliling. Rumah kontrakan 5x6 m. ibu ini takut anaknya terkena campak karena
sedang musim campak di daerah tersebut. Dokter puskesmas mendapatkan data kalau
cakupan imunisasi campak sudah cukup tinggi sekitar 82 persen.
RUMUSAN MASALAH
Anak usia 28 bulan dengan Gizi kurang berdasarkan hasil KMS bulan lalu.
Imunisasi Hepatitis dan campak belum karena sering sakit.
Sedang musim campak di daerahnya, ibu takut anaknya terkena.
Cakupan Imunisasi 82 persen.
Ibu usia 23 tahun sedang hamil 5 bulan.
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
4/48
4
MIND MAP
HIPOTESIS
KLB campak pada kasus dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu mengenai
pentingnya imunisasi pada balita.
Imunisasi
dan
Penyakit
Menular
(Campak)
Promosi
Kesehatan
Puskesmas
Posyandu
5 High
Level
Prevention
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
5/48
5
Isi Materi
Kartu Menuju Sehat (KMS)
KMS untuk anak berumur 0-5 tahun merupakan salah satu alat untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan seperti apakah gizi anak ini cukup ?, apakah anak ini telah
diimunisasi ?, penyakit-penyakit apa saja yang pernah diderita anak ini ?. Namun KMS
belum dapat menjawab pertanyaan bagaimana status/tingkat perkembangan psikomotor anak
ini ?, bagaimananakah cara memberi stimulasi untuk perkembangan.psikomotor tersebut
?.1
Early Stimulation Program (ESP) atau program stimulasi mental dini mulai mendapat
perhatian dan digalakkan sebagai upaya pelengkap pada pelayanan kesehatan terhadap anak
balita agar perkembangan psikomotor anak terjamin dan persiapan anak balita untuk
pendidikan formal selanjutnya menjadi lebih baik.
Desain ESP, tahap-tahap peerkembangan psikomotor dan KMS dapat dilihat pada
lampiran kalender bayi dan kalender balita. Pemilihan judul kalender mempunyai
maksud untuk jadwal kontak antara balita dengan pekerja kesehatan pada tanggal-tanggal
lahirnya atau 2 hari sebelumnya atau 2 hari sesudahnya, tiap bulan untuk bayi dan tiap 3
bulan untuk anak berumur 1-5 tahun. Pada setiap kontak diharapkan akan dilakukan
pemeriksaan atau pemberian pengobatan atau penilaian atau penyuluh tentang :1,2
1.
Panjang atau tinggi badan, pertambahan panjang atau tinggi badan persatu bulan atau
pertiga bulan, status pertumbuhan.
2. Perkembangan psikomotor, status perkembangan psikomotor.
3.
Pola makanan, berat badan, pertambahan berat badan setiap bulan atau setiap 3 bulan,
status gizi.
4. Imunisasi, atasu status imunisasi.
5. Kesehatan jasmani, sebab-sebab morbiditas, antara lain penyakit, cacat, cidera,
gangguan emosi, kelainan tingkah laku.\
6. Penggunaan kontrasepsi dan keluarga berencana.
7. Kesehatan perorangan dan lingkungan.
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
6/48
6
Kurve panjang atau tinggi badan
Panjang atau tinggi badan merupakan salah satu indicator pertumbuhan. Kurve atas
adalah P97 NCHS laki-laki dan kurve bawah adalah -3 SD NCHS perempuan. Perkiraan
pertambahan panjang persatu bukan juga dituliskan pada kalender bayi.1
Perkembangan psikomotor
Pada kalender bayi digambarkan kepandaian motorik kasar menurut DDST (Denver
Developmental Screening Test). Pada kalender balita tidak digambarkan kepandaian. Hal ini
dapat dilihat pada leafletperkembangan yang terpisah (skala Milmi).1
Kurve berat badan dan makanan
Berat badan merupakan slah satu indicator yang sensitif untuk pertumbuhan jasmani
balita. Kurve atas adalah P 97 NCHS laki-laki dan kurve bawah adalah 1-3 SD NCHS
perempuan. Untuk menilai status gizi dipergunakan standar berat terhadap panjang atau
tinggi. Pola makananan digambarkan pada kalender balita.1
Imunisasi
Jenis dan kapan pemberian imunisasi dicantumkan pada kolom-kolom yang sesuai.
Jadwal imunisasi tersebut disusun menurut penyakit-penyakit yang dicegah melalui PPI
(Pengembangan Program Imunisasi) dan juga untuk pencegahan demam tifoid.
KMS adalah kartu untuk mencatat dan memaantau tumbuh-kembang balita. Dengan
melihat garus pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS, orangtua dapat
mengetahui status pertumbuhan anaknya. Dengan melihat KMS, orangtua dapat mengetahui
kemampuan anak, sesuai dengan perkembangannya. Orangtua selalu membawa KMS pada
setiap kali menimbang anaknya dalam kegiatan kesehatan.1
Salah satu cara untuk menilai keadaan gizi anak-anak secara tepat dan mudah ialah
dengan pengukuran berat badan secara teratur. Keadaan gizi anak-anak di bawah 5 tahun
merupakan indicator keadaan gizi masyarakat. Penilaian tersebut dilakukan d\dengan
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS).2,3
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
7/48
7
a. KMS adalah kartu untuk mencatat berat badan anak yang ditimbang setiap bulan yang
berguna untuk mengamati pertumbuhan anak sampai berumur 5 tahun.
b.
KMS ini diisi oleh petugas penimbangan dan diberikan kepada setiap balita yang
masuk program penimbangan balita di Posyandu.
c. Setiap bulan, pada waktu diadakan penimbangan, KMS dibawa oleh ibu balita yang
bersangkutan dan diserahkan kepada petugas pencatatan di posyandu.
d. Guna KMS
Kegunaan utama KMS adalah memantau pertumbuhan anak. Untuk memantau
pertumbuhan tersebut diperlukan data berat badan anak balita setiap bulan. Semakin
lengkap data penimbangan setiap bulan yang dicatat pada KMS tersebut, semakin
mudah untuk memantau pertumbuhan anak. Berat badan anaka pada bulan ini akan
dibandingkan dengan berat pada bulan-bulan yang lalu. Pada KMS yang penting
bukanlah berat badan anak pada bulan tertentu saja, tetapi adalah pertambahan berat
badan anak dari bulan ke bulan.
Pada KMS terdapat beberapa pita berwarna. Mulai dari yang teratas adalah pita warna
hijau tua, hiaju muda, sampai dengan kuning. Di tengah pita kuning terdapat garis titik-titik
dan di bawah pita warna kuning terdapat garis merah. Pertumbuhan anak yang baik akan
selalu mengikuti salah satu pita atau berpindah ke pita warna yang lebih tua. Apabila anaktidak bertambah berat badannya, atau sedikit bertambah tetapi berpindah ke warna yang lebih
muda (pita warna yang dibawahnya), berarti anak ini kurang sehat. Anak ini harus lebih
banyak diberi makan. Anak-anak yang berat badannya berada di bawah garis merah berarti
anak ini perlu mendapat perhatian segera dari ibu, dan memerlukan penanganan lebih lanjut
dengan merujuknya ke Puskesmas. Hal ini juga berlaku bagi anak-anak yang 3 bulan
berturut-turut tidak naik berat badannya.3,4
Gambar 1. Kartu Menuju Sehat (KMS)
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
8/48
8
http://medivita.wordpress.com/category/pengetahuan/page/2/
Program Gizi
Gizi Buruk
1. Kurang Energi Protein (KEP)
Adalah penyakit gizi akibat defisiensi energi dalam jangka waktu yang cukup
lama.Prevalensi tinggi terjadi pada balita, ibu hamil (bumil) dan ibu menyusui/meneteki
(buteki). Pada derajat ringan pertumbuhan kurang, tetapi kelainan biokimiawi dan gejala
klinis (marginal malnutrition). Derajat berat adalah tipe kwashiorkor dan tipe marasmusatau tiap marasmik-kwashiorkor. Terdapat gangguan pertumbuhan, muncul gejala klinis
dan kelainan biokimiawi yang khas.1,5
Penyebab :
Masukan makanan atau kuantitas dan kualitas rendah
Gangguan sistem pencernaan atau penyerapan makanan
Pengetahuan yang kurang tentang gizi
Konsep klasik diet cukup energi tetapi kurang pprotein menyebabkan kwashiorkor
Diet kurang energi walaupun zat gizi esensial seimbang menyebabkan marasmus
Kwashiorkor terjadi pada hygiene yang buruk , yang terjadi pada penduduk desa yang
mempunyai kebiasaan memberikan makanan tambahan tepung dan tidak cukup
mendapatkan ASI
Terjadi karena kemiskinan sehingga timul malnutrisi dan infeksi
Gejala kli nis KEP ringan :1,5
Pertumbuhan mengurang atau berhenti
BB berkurang, terhenti bahkan turun
Ukuran lingkar lengan menurun
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
9/48
9
Maturasi tulang terlambat
Rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun
Tebal lipat kulit normal atau menurun
Aktivitas dan perhatian kurang
Kelainan kulit dan rambut jarang ditemukan
Penanganan secara khusus KEP berat :1,5
Rujukan pelayanan gizi di posyandu
Peningkatan gerakan sadar pangan dan gizi
ASI eksklusif
2. Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu atau
beberapa bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit. Keadaan dimana kadar
hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht) dan eritrosit lebih rendah dari nilai normal, akibat
defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan yang esensial yang dapat
mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut.
Anemia defisiensi besi adalah anemia karena kekurangan zat besi atau sintesa
hemoglobin. Prevalensi tertinggi terjadi didaerah miskin, gizi buruk dan penderita
infeksi. Hasil studi menunjukan bahwa anemia pada masa bayi mungkin menjadi
salah satu penyebab terjadinya disfungsi otak permanen. Defisiensi zat besi
menurunkan jumlah oksigen untuk jaringan, otot kerangka, menurunnya kemampuan
berfikir serta perubahan tingkah laku.5,6
Tanda dan gejala :
Pucat (konjungtiva, telapak tangan, palpebra)
Lemah
Lesu
Hb rendah
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
10/48
10
Sering berdebar
Papil lidah atrofi
Takikardi
Sakit kepala
Jantung membesar
Penyebab :
Sebab langsung
-
Kurang asupan makanan yang mengandung zat besi
- Mengkonsumsi makanan penghambat penyerapan zat besi
- Infeksi penyakit
Sebab tidak langsung
- Distribusi makanan yang tidak merata ke seluruh daerah
Sebab mendasar
- Pendidikan wanita rendah
- Ekonomi rendah
- Lokasi geografis (daerah endemis malaria)
Penanganan :1,5
Pemberian Komunikasi,informasi dan edukasi (KIE) serta suplemen tambahan pada
ibu hamil maupun menyusui
Pembekalan KIE kepada kader dan orang tua serta pemberian suplemen dalam bentuk
multivitamin kepada balita
Pembekalan KIE kepada guru dan kepala sekolah agar lebih memperhatikan keadaan
anak usia sekolah serta pemeberian suplemen tambahan kepada anak sekolah
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
11/48
11
Pembekalan KIE pada perusahaan dan tenaga kerja serta pemberian suplemen kepada
tenaga kerja wanita
Pemberian KIE dan suplemen dalam bentuk pil KB kepada wanita usia subur (WUS)
Gambar 2. Gizi Buruk
http://news.okezone.com/topic/read/2268/21
3. Defisiensi Vitamin A
Vitamin A merupakan nutrient esensial, yang hanya dapat dipenuhi dari luar tubuh,
dimana jika asupannya berlebihan bisa menyebabkan keracunan karena tidak larut
dalam air. Gangguan asupan vitamin A bisa menyebabkan morbili, diare yang bisa
berujung pada morbiditas dan mortalitas, dan pneumonia. Prevalensi tertinggi terjadi
pada balita5,6
Penyebab :
Intake makanan yang mengandung vitamin A kurang atau rendah
Rendahnya konsumsi vitamin A dan pro vitamin A pada bumil sampai
melahirkan akan memberikan kadar vitamin A yang rendah pada ASI
MP-ASI yang kurang mencukupi kebutuhan vitamin A
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
12/48
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
13/48
13
food. Sedangkan penghambat penyerapan yodium (goitrogenik) seperti kol, sawi, ubi
kayu, ubi jalar, rebung, buncis, makanan yang panas, pedas dan rempah-rempah.5,6
Dampak :
Pembesaran kelenjar gondok
Hipotiroid
Kretinisme
Kegagalan reproduksi
Kematian
Defisiensi pada anak :
Puncak kejadian pada masa remaja
Prevalensi wanita lebih tinggi dari laki-laki
Terjadi gangguan kinerja belajar dan nilai kecerdasan
Dosis dan kelompok sasaran pemberian kapsul yodium :6
Bayi < 1tahun : 100 mg
Balita 1-5 tahun : 200 mg
Wanita 6-35 tahun : 400 mg
Ibu hamil (bumil) : 200 mg
Ibu meneteki (buteki) : 200 mg
Pria 6-20 tahun : 400 mg
GAKY tidak berhubungan dengan tingkat sosial-ekonomi melainkan dengan geografis.
Pencegahan/penanggulangan :
Fortifikasi : garam
Suplementasi : tablet, injeksi lipiodol, kapsul minyak beryodium
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
14/48
14
Imunisasi
Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya
menurunkan angka kematian bayi dan balita. Dasar utama pelayanan kesehatan, bidang
preventif merupakan prioritas. Penurunan insidens penyakit menular telah terjadi berpuluh-
puluh tahun yang lampau di negara-negara maju yang telah melakukan imunisasi dengan
teratur dengan cakupan luas. Demikian juga di Indonesia, dinyatakan bebas penyakit cacar
tahun 1972 dan penurunan insidens beberapa penyakit menular secara mencolok terjadi sejak
tahun 1985, terutama untuk penyakit difteria, tetanus, pertusis, campak, dan polio. Untuk
dapat melakukan pelayanan imunisasi yang baik dan benar diperlukan pengetahuan dan
keterampilan tentang vaksin (vaksinologi), ilmu kekebalan (imunologi) dan cara atau
prosedur pemberian vaksin.7
Dengan melakukan imunisasi terhadap seorang anak, tidak hanya memberikan
perlindungan pada anak tersebut tetapi juga berdampak kepada anak lainnya karena terjadi
tingkat imunitas umum yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi. Dengan
revitalisasi posyandu dan program KB diharapkan situasi kesehatan masyarakat dan
pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan kembali. Berkurangnya fungsi Posyandu,
pemantauan anak kurang mendapatkan perhatian yang tercermin dengan menurunnya
kesehatan anak pada umumnya, khususnya adanya gizi kurang dan infeksi yang beberapa
tahun yang lalu sudah reda menyerang anak-anak kembali seperti poliomiolitis, demam
tifoid, difteri, campak, demam dengue, dan lainnya.
Hasil penelitian di dunia mengatakan bahwa angka kelahiran dan usia harapan hidup di
suatu negara berkaitan, yaitu makin rendah angka kelahiran makin tinggi usia harapan hidup.
Untuk itu pencegahan terhadap infeksi maupun upaya yang menentukan situasi yang
kondusif untuk itu mutlak harus dilakukan pada anak dalam tumbuh kembangnya sedini
mungkin guna dapat mempertahankan kualitas hidup yang prima menuju dewasa. Secara
konvensional, upaya pencegahan penyakit dan keadaan apa saja yang akan menghambat
tumbuh kembang anak, dapat terlaksana dalam tiga kategori yaitu :3,7
1. Pencegahan primer adalah semua upaya untuk menghindari terjadinya sakitatau
kejadian yang mengakibatkan seorang sakit atau menderita cedera dan cacat.
Memperhatikan gizi dengan sanitasi lingkungan yang baik, pengamanan terhadap
segala macam cedera dan keracunanan serta vaksinasi atau imunisasi terhadappenyakit adalah rangkaian upaya pencegahan primer.
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
15/48
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
16/48
16
Gambar 3. Jadwal Imunisasi
http://medicastore.com/artikel/327/Jadwal_Imunisasi_Anak.html
Imunitas secara pasif dapat diperoleh dari pemberian dua macam bentuk, yaitu
immunoglobulin yang non-spesifik atau gamaglobulin dan immunoglobulin yang spesifik
yang berasal dari plasma donor yang sudah sembuh dari penyakit tertentu atau baru saja
mendapatkan vaksinasi penyakit tertentu. Vaksinasi, merupakan suatu tindakan yang
dengan sengaja memberikan paparan dengan antigen yang berasal dari mikroorganisme
pathogen. Antigen yang diberikan telah dibuat demikian rupa sehingga tidak menimbulkan
sakit namun mampu mengaktivasi limfosit menghasilkan antibodi dan sel memori. Demikian
pula, vaksinasi mempunyai berbagai keuntungan :7
Pertahanan tubuh yang terbentuk akan dibawa seumur hidupnya
Vaksinasi adalah cost-effectivekarena murah dan efektif
Vaksinasi tidak berbahaya. Reaksi yang serius sangat jarang terjadi, jauh lebih
jarang dari pada komplikasi yang timbul apabila terserang penyakit tersebut secara
alami.
Jenis-jenis imunisasi yang wajib dilaksanakan, adalah sebagai berikut :4
1. Hepatitis B Mencegah hepatitis B (kerusakan hati)
2. BCG Mencegah TB/Tuberkulosis (sakit paru-paru)
3. Polio Mencegah polio (lumpuh pada tungkai-lengan)
4. DPT Difteri, Batuk rejan, Tetanus
5.
Campak Mencegah campak
Jadwal Imunisasi :4
0-7 hari HB 0
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
17/48
17
1 Bulan BCG, Polio 1
2 Bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 Bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 Bulan DPT/HB 3, Polio 4
9 Bulan Campak
Berdasarkan dari pembahasan di atas, maka imunisasi termasuk hal yang sangat penting
bahkan wajib dilakukan pada seorang anak semenjak lahir sampai usia 11 bulan. Adapun
manfaat imunisasi yaitu untuk melindungi bayi dan balita dari beberapa penyakit infeksi yang
berbahaya. Seorang anak yang perlu mendapat imunisasi yaitu dimulai sejak usia 0 bulan
sampai dengan 11 bulan. Untuk mendapatkan imunisasi seorang ibu dapat membawa anaknya
ke Posyandu, Puskesmas, Puskesmas pembantu, Puskesmas, keliling, Rumah sakit/rumah
bersalin, dokter/bidan praktek swasta.
Morbili (Campak, Measles, Rubeola)
Morbili ialah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu :
stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi.8
Etiologi
Penyebabnya ialah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah selama
masa prodromal sampai 24 jam timbul bercak-bercak. Cara penularan dengan droplet dan
kontak.8
Gambar 4. Penyakit Campak Pada Anak
http://obatcampak.com/
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
18/48
18
Epidemiologi
Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur
hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat
kekebalan secara pasif (melalui plasenta)sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur itu
kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili.8
Gejala Kl in is
Masa tunas 10-20 hari. Penyakit ini dibagi dalam 3 stadium, yaitu :8
1. Stadium kataral (prodromal)
Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai panas, malaise, batuk,
fotofobia, konjungtivitis dan koriza. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam
sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik yang patpgnomonik bagi morbili,
tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung
jarum dan dikelilingi oleh eritema. Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan
leucopenia. Secara klinis, gambaran penyakit menyerupai influenza dan sering
didiagnosis sebagai influenza. Diagnosis perkiraan yang besar dapat dibuat bila ada
bercak koplik dan penderita pernah kontak dengan penderita morbili dalam waktu 2
minggu terakhir.
2. Stadium erupsi
Koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema atau titik merah di palatum
durum dan palatum mole. Kadang-kadang terlihat pula bercak koplik. Terjadinya
eritema yang berbentuk macula-papula disertai menaiknya suhu badan. Rasa gatal,
muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah pada hari ketiga dan akan menghilang
dengan urutan seperti terjadinya. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut
mandibula dan di daerah leher belakang. Terdapat pula sedikit splenomegali. Tidak
jarang diare dan muntah.
3. Stadium konvalesensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi)
yang lama-kelamaan akan hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia
sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
19/48
19
patognomonik untuk morbili. Suhu menurun sampai normal kecuali jika ada
komplikasi.
Pengobatan
Simptomatik yaitu antipiretika bila suhu tunggi, sedativum, obat batuk dan memperbaiki
keadaan umum. Tindakan lain ialah pengobatan segera terhadap komplikasi yang timbul.8
Pencegahan
1.
Imunisasi aktif
Ini dilakukan dengan pemberian Live attenuated measles vaccine. Vaksin tersebut
diberikan secara subkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama. Pada
penyelidikan serologis ternyata bahwa imunitas tersebut mulai mengurang 8-10 tahun
setelah vaksinasi. Dianjurkan untuk memberikan vaksin morbili tersebut apad anak
berumur 15 bulan yaitu karena sebelum umur 15 bulan diperkirakan anak tidak dapat
membentuk antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Tetapi dianjurkan
pula agar anak yang tinggal di daerah endemis morbili dan terdapat banyak
tuberkulosis diberikan vaksinasi pada umur 6 bulan dan revaksinasi dilakukan pada
umur 15 bulan.8
2. Imunisasi pasif
Baik diketahui bahwa morbili yang perjalanan penyakitnya diperingan dengan
pemberian globulin-gama dapat mengakibatkan ensefalitis dan penyebaran proses
tuberkulosis.8
Cakupan Program Imunisasi
Program Imunisasi berhasil menekan morbiditas dan mortalitas tujuh penyakit di
Indonesia, yaitu : Tuberkulosis, Polio, Difteri, Tetanus, Pertusis, Campak, dan Hepatitis B.
Program Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956 dan pada tahun 1990, kita telah
mencapai status Universal Child Immunization (UCI), yang merupakan suatu tahap dimana
cakupan imunisasi di suatu tingkat administrasi telah mencapai 80% atau lebih. Tetapi kita
masih memiliki tantangan mewujudkan 100% UCI Desa/Kelurahan pada tahun 2014, yang
berarti cakupan imunisasi di seluruh desa dan kelurahan di Indonesia telah mencapai 80%
atau lebih.
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
20/48
20
Indikator keberhasilan GAIN UCI mengacu pada RPJMN Tahun 2010-2014 dengan
target tahun 2010 mencapai UCI desa/kelurahan 80% dan 80% bayi usia 0-11 bulan
mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Tahun 2011 mencapai UCI 85%, dan 82% bayi
mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Tahun 2012 mencapai UCI 90% dan 85% bayi
mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Tahun 2013 mencapai UCI 95% dan 88% bayi
mendapatkan imunisasi dasar lengkap.Tahun 2014 mencapai UCI 100% dan 90% bayi
mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Target pada tahun 2014 seluruh desa/ kelurahan
mencapai 100% UCI (Universal Child Immunization) atau 90% dari seluruh bayi di desa/
kelurahan tersebut memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG, Hepatitis B,
DPT-HB, Polio dan campak.7
Epidemiologi gizi buruk & imunisasi belum lengkap
Masalah gizi adalah gangguan pada berbagai segi kesejahteraan perorangan yang
disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan.
Balita adalah salah satu golongan atau kelompok penduduk yang rawan terhadap kekurangan
gizi, masalah gizi masih didominasi oleh keadaan kurang gizi seperti anemia besi, gangguan
akibat kurang yodium, kurang vitamin A dan kurang energy protein (KEP).
Gambaran keadaan gizi balita diawali dengan cukup banyaknya bayi dengan berat lahir
rendah (BBLR). Setiap tahun, diperkirakan ada 350 000 bayi dengan berat lahir rendah di
bawah 2500 gram, sebagai salah satu penyebab utama tingginya kurang gizi pada dan
kematian balita. Tahun 2003 prevalensi gizi kurang pada balita sebesar 27,5%, kondisi ini
jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun 1989 yaitu sebesar 37,5%, atau terjadi penurunan
sebesar 10 %.9
Meskipun secara prevalensi kelihatan menurun namun jika memperhatikan terhadap
jumlah penduduk dan proporsi balita pada tahun yang sama terlihat beban masalah yang
dihadapi cukup besar. Jika dilihat berdasarkan sebaran di propinsi (Susenas 2003), prevalensi
yang terendah masalah gizi buruk dan gizi kurang adalah propinsi Bali (16,18%) dan yang
tertinggi di propinsi Gorontalo (46,11%). Terdapat 14 propinsi dengan prevalensi gizi kurang
dan gizi buruk masih di atas rata-rata nasional dan 15 propinsi di bawah rata-rata nasional.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), campak merupakan penyebab utamakematian yang bisa dicegah dengan vaksin pada anak-anak. Namun berkat upaya global
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
21/48
21
untuk memvaksinasi anak-anak terhadap campak, WHO memperkirakan bahwa lebih dari 13
juta jiwa telah diselamatkan. Rubella atau biasa disebut campak Jerman, ditandai dengan
ruam merah merah muda yang dimulai pada wajah, demam ringan, dan pembengkakan
kelenjar getah bening. Jika seorang wanita menderita rubella selama kehamilan, dapat
menyebabkan cacat keguguran atau lahir di bayinya, termasuk tuli, masalah mata, kelainan
jantung, dan keterbelakangan mental. Waktu pemberian vaksin MMR lebih baik pada usia 15
bulan dan bisa dilakukan kembali saat anak berusia 6 tahun.9
Masalah gizi dihubungkan dengan:
1. Faktor dan penyebab masalah gizi (agent)
2. Faktor yang ada pada pejamu (host)
3. Faktor yang ada di lingkungan pejamu (environment)
Menguraikan penyebab dari masalah gizi dan menentukan hubungan sebab akibat:
Masalah gizi :kekurangan gizi
Agent: asupan makanan dan penyakit yang dapat mempengaruhi status gizi serta faktor-
faktor yang berkaitan
Host: karakteristik individu yang ada kaitannya dengan masalah gizi (umur, jenis kelamin,
suku bangsa, dll)
Environment: lingkungan (rumah, pekerjaan, pergaulan) berkaitan dengan masalah gizi
Surveilans Gizi
Kegiatan surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan data, penyajian
serta diseminasi informasi bagi pemangku kepentingan. Informasi ini dimanfaatkan oleh para
pemangku kepentingan untuk melakukan tindakan segera maupun untuk perencanaan
program jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang serta untuk perumusan
kebijakan.9
1.
Pengumpulan data
a. Kegiatan rutin yaitu penimbangan bulanan, pemantauan dan pelaporan kasus gizi
buruk, pendistribusian tablet Fe ibu hamil, pendistribusian kapsul vitamin A
balita, dan pemberian ASI Eksklusif.
b. Kegiatan survey khusus yang dilakukan berdasarkan kebutuhan seperti konsumsi
garam beriodium, pendistribusian MP-ASI dan PMT, pemantauan status gizi anak
dan ibu hamil serta wanita usia subur risiko KEK, atau studi yang berkaitandengan masalah gizi lainnya.
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
22/48
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
23/48
23
- Tersedianya informasi balita yang ditimbang berat badannya (D/S)
- Tersedianya informasi bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif
- Tersedianya informasi rumah tangga yang menonsumsi garam beriodium
- Tersedianya informasi balita 6-59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A
- Tersedianya informasi ibu hamil mendapat 90 tablet Fe
- Tersedianya informasi kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi
- Tersedianya informasi penyediaan bufferstock MP-ASI untuk daerah bencana
Tersedianya informasi data terkait lainnya (sesuai kondisi dan situasi daerah).
Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar
untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. UKBM adalah wahana
pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh,
dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektordan lembaga terkait lainnya.
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang besifat non instruktif, guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi
masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya
dengan memanfaatkan potensi setempat. Pelayanan kesehatan dasar adalah pelayanan
kesehatan yang mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak, yang sekurang-
kurangnya mencakup 5 (lima) kegiatan, yakni KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan
diare. Adapun tujuan dari posyandi dibagi sebagai berikut :2,3,4
Tujuan Umum: Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan
masyarakat.
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
24/48
24
Tujuan Khusus :
1.
Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
2.
Meningkatnya peran lintas sector dalam penyelenggaran Posyandu, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
3. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang
berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
Gambar 5. Kegiatan Posyandu
http://pkk.madiunkota.go.id/?p=313
Sasaran dari Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya yaitu bayi, anak balita, ibu
hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui, Pasangan Usia Subur (PUS). Selain itu,
Posyandu memiliki fungsi tersendiri diantaranya adalah :
a) Sebagai wasah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari
petugas kepada masyarakat dan antar sesame masyarakat dalam rangka mempercepat
penurunan AKI dan AKB.
b) Sebagai wadah untuk mendekatakan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan
dengan penurunan AKI dan AKB.
Pemaparan berikut ini akan menerangkan mengenai manfaat dari Posyandu pada beberapa
bagian, diantaranya yaitu :3
1.
Bagi masyarakat
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
25/48
25
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
b.
Memperoleh bantuan secara professional dalam pemecahan masalah kesehatan
terutama terkait kesehatan ibu dan anak.
c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan dan sektor lain
terkait.
2. Bagi kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat
a. Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait
dengan penurunan AKI dan AKB.
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat
menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI dan AKB.
3. Bagi Puskesmas
a.
Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan
kesehatan strata pertama.
b.
Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
kesehatan sesuai kondisi setempat.
c. Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui pemberian pelayanan
secara terpadu.
4.
Bagi sektor lain
a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sektor
terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB sesuai
kondisi setempat.
b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai
dengan tupoksi masing-masing sektor.
Posyandu berlokasi di setiap desa/kelurahan/nagari. Bila diperlukan dan memiliki
kemampuan, dimungkinkan untuk didirikan di RW, dusun, atau sebutan lainnya yang sesuai.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang bertanggung
jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di Kecamatan. Kedudukan Posyandu terhadap
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
26/48
26
Puskesmas adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara
teknis medis dibina oleh Puskesmas.
Pengelola Posyandu dipilihdari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan
Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua, seorang
sekretaris dan seorang bendahara. Kriteria pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut :2
1. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat.
2.
Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi
masyarakat.
3. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.
Kader Posyandu dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota masyarakat yang bersedia,
mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan posyandu. Kader Posyandu
menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela. Kriteria kader Posyandu antara lain
sebagai berikut :
1. Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat.
2. Dapat membaca dan menulis huruf latin.
3.
Mempunyai jiwa pelopor, pembaharu dan penggerak masyarakat.
4.
Bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemampuan dan waktu luang.
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegaiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Secara
rinci kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut :1
1.
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup :
1.
Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh
kader kesehatan. Jika ada petugas Puskesmas ditambah dengan
pengukuran tekanan darah dan pemberian imunisasi Tetanus Toksoid. Bila
teersedia ruang pemeriksaan, ditambah dengan pemeriksaan tinggi
fundus/usia kehamilan. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke
Puskesmas.
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
27/48
27
2. Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan
kelompok ibu hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain
sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan kelompok ibu hamil antara lain
sebagai berikut :
a) Penyuluhan : tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan,
persiapan menyusui, KB, dan gizi.
b) Perawatan payudara dan pemberian ASI.
c) Peragaan pola makan ibu hamil.
d) Peragaan perawatan bayi baru lahir.
e) Senam ibu hamil.
b. Ibu Nifas dan Menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup :
1) Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan
kebersihan jalan lahir (vagina).
2) Pemberian vitamin A dan tablet besi.
3) Perawatan payudara.
4)
Senam ibu nifas.
5)
Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan, dilakukan
pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan
tinggi fundus dan pemeriksaan lochia. Apabila ditemukan kelainan,
segera dirijuk ke Puskesmas.
c. Bayi dan Anak Balita
Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara meyenangkan dan
memacu kreativitas tumbuh kembang anak. Jika ruang pelayanan memadai,
pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita sebaiknya tidak
digendomg melainkan dilepas bermain sesama balita dengan pengawasan
orangtua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan sarana
permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun jenis pelayanan yang
diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3)
Penyuluhan
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
28/48
28
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
2. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader adalah pemberian
kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan
suntikan KB, dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang
menunjang dilakukan pemasangan IUD.
Gambar 6. Jenis Kontrasepsi
http://herbal-obat.blogspot.com/2012/06/mengenal-alat-kontrasepsi.html
3. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada petugas Puskesmas.
Jenis imunisasi yang diberika disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi dan
balita maupun terhadap ibu hamil.
4. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi, balita, ibu
hamil dan Wanita Usia Subur (WUS). Jenis pelayanan yang diberikan meliputi
penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi,
pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe. Khusus untuk ibu
hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul Yodium
untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik. Apabila setelah 2 kali
penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke Puskesmas.
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
29/48
29
5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara
lain penyuluhan, pemberian larutan gul garam yang dapat dibuat sendiri oleh
masyarakat atau pemberian oralit yang disediakan.
Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan kegiatan
baru, di samping 5 kegiatan utam yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya
perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan berbagai program
pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan Posyandu
Plus. Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama telah
dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta tersedia sumber daya
yang mendukung.3
Penyelenggaraan Posyandu pada hakekatnya dilaksanakan dalam 1 (satu) bulan kegiatan,
baik pada hari buka Posyandu maupun diluar hari buka Posyandu. Hari buka Posyandu
sekurang-kurangnya satu hari dalam sebulan. Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu
sebaiknya berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
UPGK
UPGK merupakan usaha keluarga untuk memperbaiki gizi seluruh anggota keluarga,
dilaksanakan oleh keluarga dan masyarakat dengan kader sebagai penggerak masyarakat,
merupakan bagian dari kehidupan keluarga sehari-hari dan secara operasional adalah
rangkaian kegiatan yang saling mendukung untuk melaksanakan alih teknologi sederhana
kepada keluarga/masyarakat.
Tujuan umum dari UPGK adalah untuk meningkatkan dan membina keadaan gizi anggota
masyarakat, melalui pembinaan keluarga agar peningkatan gizi menjadi bagian dari pola
kehidupan sehari-hari. Secara operasional tujuan ini diperinci menjadi tujuan khusus, yaitu
partisipasi dan pemerataan kegiatan, perubahan sikap dan perilaku yang mendukung
tercapainya perbaikan gizi, serta perbaikan gizi anak balita. Keluarga dibina menjadi
Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi).2
Di Posyandu diperkenalkan berbagai inovasi yang berkenaan dengan pemeliharaan
kesehatan dan keadaan gizi balita, ibu hamil dan menyusui. Adapun kegiatannya adalah
penimbangan anak balita, pemberian paket pertolongan gizi (yang berisi Vitamin A dosis
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
30/48
30
tinggi, pil zat besi dan oralit), pemberian makanan tambahan, imunisasi, pemeriksaan ibu
hamil, pelayanan KB dan penyuluhan gizi.
Perhitungan SKDN
Pemantauan status gizi dilakukan dengan memanfaatkan data hasil penimbangan bulanan
posyandu yang didasarkan pada indikator SKDN tersebut. Indikator yang dipakai adalah N/D
(jumlah anak yang berat badannya naik dibandingkan dengan jumlah anak yang ditimbang
dalam %). Peramalan dilakukan dengan mengamati kecenderungan N/D dan D/S setiap bulan
pada wilayah masing-masing wilayah kecamatan. Pematauan status gizi dilaporkan setiap
bulan dengan mempergunakan format laporan yang telah ada.
SKDN adalah data untuk memantau pertumbuhan balita SKDN sendiri mempunyai
singkatan yaitu sebagai berikut:7
S= adalah jumlah balita yang ada diwilayah Posyandu
K =jumlah balita yang terdaftar dan yang memiliki KMS
D= jumlah balita yang datang ditimbang bulan ini
N= jumlah balita yang naik berat badannyaPencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat kiinerja output disini meliputi cakupan
hasil program gizi di Posyandu yang dapat dilihat dalam bentuk persentase cakupan yang
berhasil dicapai oleh suatu Posyandu, yaitu cakupan kegiatan penimbangan (K/S),
kesinambungan kegiatan penimbangan posyandu (D/K), tingkat partisipasi masyarakat dalam
kegiatan (D/S), kecenderungan status gizi (N/D), efektifitas kegiatan (N/S).
1. Balita yang datang dan ditimbang (D/S)
Definisi Operasional
Balita yang datang dan ditimbang (D) adalah semua balita yang datang dan ditimbang
berat badannya (D) di posyandu maupun di luar posyandu satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
2. Balita yang naik berat badannya (N/D)
Definisi Operasional
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
31/48
31
Balita yang naik berat badannya (N) adalah balita yang ditimbang (D) di posyandu
maupun di luar posyandu yang berat badannya naik dan mengikuti garis pertumbuhan
pada KMS di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Adapun cakupan hasil program gizi di Posyandu tersebut adalah sebagai berikut :3
1. Cakupan Program (K/S)
Cakupan program (K/S) adalah Jumlah Balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat
(KMS) dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah Posyandu kemudian dikali
100%. Persentase K/S disini, menggambarkan berapa jumlah balita diwilayah tersebut
yang telah memiliki KMS atau berapa besar cakupan program di daerah tersebut telah
tercapai.
2. Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S)
Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) adalah Jumlah Balita yang ditimbang di
Posyandu dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja Posyandu kemudian
dikali 100 %. Persentase D/S disini, menggambarkan berapa besar jumlah partisipasi
masyarakat di dareah tersebut yang telah tercapai.
3. Cakupan Kelangsungan Penimbangan (D/K)
Cakupan kelangsungan penimbangan (D/K) adalah Jumlah Balita yang ditimbang di
Posyandu dalam dibagi dengan jumlah balita yang telah memiliki KMS kemudian
dikali 100%. Persentase D/K disini, menggambarkan berapa besar kelangsungan
penimbangan di daerah tersebut yang telah tercapai.
4. Cakupan Hasil Penimbangan (N/D)
Cakupan Hasil Penimbangan (N/D) adalah : Rata rata jumlah Balita yang naik berat
badan (BB) nya dibagi dengan jumlah balita yang ditimbang di Posyandu kemudian
dikali 100%. Persentase N/D disini, menggambarkan berapa besar hasil penimbangan
didaerah tersebut yang telah tercapai.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Makanan tambahan adalah makan yang diberikan kepada seseorang untuk membantu
mencukupi kebutuhannya akan gizi agar dapat memenuhi fungsinya. Makanan tambahan
harus mengandung zat gizi yang perlu diberikan dan bermutu baik (Depkes,1998/1999).Tujuan pemberian makanan tambahan ini adalah sebagai komplemen terhadap ASI akan
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
32/48
32
memperoleh cukup energi ,protein, dan zat-zat gizi lain (vitamin dan mineral) untuk tumbuh
dan berkembang secara normal.
Ada dua jenis PMT, yaitu:1
1. PMT pemulihan
Ciri-cirinya:
- Sebagai sarana pemulihan (kuratif dan rehabilitative), merupakan suatu bentuk
kegiatan pemberian zat gizi berupa makanan dari luar keluarga.
- Sebagai sarana pemulihan bertujuan memperbaiki keadaan gizi golongan rawan gizi
yang menderita kekurangan gizi.
- Sebagai sarana pemulihan dilaksanakan bersamaan dengan motivasi kearah
peningkatan keadaan gizi secara swadaya oleh masyarakat dan keluarga.
- Sebagai sarana pemulihan hendaknya benar-benar sebagai penambahan dan tidak
mengurangi jumlah makanan yang dimakan setiap hari dirumah.
2. PMT penyuluhan
Ciri-cirinya:
- Sebagai sarana penyuluhan, merupakan salah satu cara penyuluhan gizi khususnya
meningkatkan gizi anak balita,ibu hamil,dan ibu menyusui.
- Sebagai sarana penyuluhan , bertujuan memberikan penyuluhan dan menumbuhkan
kesadaran masyarakat kearah perbaikan cara pemberiannya.
Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah salah satu cara sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Adapun yang dimaksudkan dengan
PUSKESMAS ialah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal
dalam suatu wilayah tertentu.10
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
33/48
33
Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor
kepadatan penduduk, luas daerah. Keadaan geografikdan keadaan infrastruktur lainnya
merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas
merupakan perangkat pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja
Puskesmas ditetapkan oleh bupati KDH, dengan saran teknis dari kepala kantor Departemen
Kesehatan Kabupaten/Kodya yang telah disetujui oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen
Kesehatan Propinsi. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000
penduduk setiap Puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka
Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang
disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling.
Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja
Puskesmas bisa meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah
penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai
pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi. Pelayanan
kesehatan yang diberikan di Puskesmas ialah pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan
:10,11
Kuratif (pengobatan)
Preventif (upaya pencegahan)
Promotif (peningkatan kesehatan)
Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan
umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia, pengelolaan program
kerja Puskesmas berpedoman pada empat asas pokok, yakni :10,11
1. Asas pertanggung jawaban wilayah
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus melaksanakan asas
pertanggung jawaban wilayah. Artinya, Puskesmas harus bertanggung jawab atas
semua masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerjanya. Karena adanya asas yang
seperti ini, maka program kerja Puskesmas tidak dilaksanakan secara pasif saja, dalam
arti hanya sekedar menanti kunjungan masyarakat ke Puskesmas, melainkan harus
secara aktif yakni memberikan pelayanan kesehatan sedekat mungkin dengan
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
34/48
34
masyarakat. Lebih dari pada itu, karena Puskesmas harus bertanggung jawab atas
semua masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerjanya, maka banyak dilakukan
berbagai program pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit yang merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Asas peran serta masyarakat
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus melaksanakan asas
peran serta masyarakat. Artinya, berupaya melibatkan masyarakat dalam rangka
menyelenggarakan program kerja tersebut. Bentuk peran serta masyarakat dalam
pelayanan kesehatan banyak macamnya. Di Indonesia dikenal dengan nama Pos
Pelayanan Terpadu (POSYANDU).
3. Asas keterpaduan
Dalam menyelenggrakan program kerjanya, Puskesmas harus melaksanakan asas
keterpaduan. Artinya, berupaya memadukan kegiatan tersebut bukan saja dengan
program kesehatan lain (lintas program), tetapi juga dengan program dari sektor lain
(lintas sektoral). Dengan dilaksanakannya atas keterpaduan ini, berbagai manfaat akan
dapat diperoleh. Bagi Puskesmas dapat menghemat sumberdaya, sedangkan bagi
masyarakat, lebih mudah memperoleh pelayanan kesehatan.
4. Asas rujukan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus melaksanakan asas
rujukan. Artinya, jika tidak mampu menangani suatu masalah kesehatan harus
merujuknya ke sarana kesehatan yang lebih mampu. Untuk pelayanan kedokteran
jalur rujukannya adalah berbagai kantor kesehatan.
Jika ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan kedudukan
Puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Ini
disebabkan karena peranan dan kedudukan Puskesmas di Indonesia adalah amat unik.
Sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia, maka Puskesmas kecuali
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat, juga
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran. Adapun fungsi
Puskesmas adalah sebagai berikut :11
1)
Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
35/48
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
36/48
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
37/48
37
a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka
menolong dirinya sendiri
b.
Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan
sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun
rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak
menimbulkan ketergantungan
d. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e. Bekerjasama dengan sektor sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program
puskesmas
Kedudukan puskesmas
1.
Kedudukan secara administratif :
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II dan bertanggung jawab
langsung baik teknis maupun administratif kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.
2.
Kedudukan dalam hirarkhi pelayanan kesehatan :
Dalam urutan hirarkhi pelayanan kesehatan, sesuai SKN maka puskesmas berkedudukan
pada Tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pertama.
Upaya Kesehatan Pokok Puskesmas1
1. Upaya Kesehatan Wajib
Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komite nasional, regional, dan global serta
yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatanm derajad kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan wajib ini harus diselelnggarakan oleh tiap puskesmas yang ada di wilayah
Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
Upaya Promosi kesehatan
Upaya Kesehatan Lingkungan
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
Kesehatan Ibu dan Anak,adalah salah satu upaya kesehatan wajib puskesmas
yang memberi pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, ibu melahirkan, ibu
menyusui dan bayi serta anak balita. Hal ini disebakan kesehatan ibu dan anak
merupakan salah satu indikator dalam menetapkan derajat kesehatan suatu
wilayah atau negara.
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
38/48
38
Sementara KB suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan
jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga serta menurunkan angka kematian ibu dan
anak.
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
UPGK adalah suatu paket kegiatan yang terpadu guna menanggulangi masalah
gizi, terutama Kurang Kalori Protein (KKP). Kegiatan-kegiatannya bertolak dari
usaha-usaha swadaya masyarakat dan sepenuhnya dilakukan oleh tenaga sukarela
desa yang telah mendapat latihan dan di bawah pengawasan puskesmas.
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Upaya Pengobatan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan
di masyarakat serta yang sesuai dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan
pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni :
Upaya Kesehatan Sekolah
Upaya Kesehatan Olah Raga
Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
Upaya Kesehatan Kerja
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Upaya Kesehatan Jiwa
Upaya Kesehatan Mata
Upaya Kesehatan Lanjut Usia
Upaya pembinaan Pengobatan Tradisional.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama
dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya
kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah
terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah
tercapai. Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan
kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib menyelenggarakannya.
Semua kegiatan program pokok yang dilaksanakan di Puskesmas dikembangkan
berdasarkan program pokok pelayanan kesehatan dasar (basic health care services) seperti
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
39/48
39
yang dianjurkan oleh badan kesehatan dunia (WHO). Yang dikenal denagn basic seven
WHO. Basic seven tersebut terdiri dari MCHC (Maternal and Child Health Care), MC
(Medical Care), ES (Environment Sanitation), HE (Health Education) untuk kelompok-
kelompok masyarakat, Simple Laboratory(Lab. Sederhana), CDC(Communicable Disease
Control), dan simple statistic(recording/reporting atau pencatatan dan pelaporan).
Konsep umum yang dapat digunakan untuk mengkaji program pokok Puskesmas meliputi
tujuan program/kegiatan, target, sasaran dan ruang lingkup kegiatan program Puskesmas,
sumber daya (staf, logistic, waktu, keuangan, metode dan sebagainya), dan
pencatatan/pelaporan program. Tujuan umum program pokok Puskesmas ditetapkan oleh
Depkes. Tujuan umum setiap program harus dijabarkan lagi oleh Puskesmas agar menjadi
tujuan operasional masing-masing program sesuai dengan perkembangan masalah kesehatan
dan faktor-faktor risiko yang berkembang di wilayah kerjanya.
Pengawas Wilayah Setempat (PWS)
Batasan pengawasan banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang sering dipergunakan
ialah :12
1.
Pengawasan ialah melakukan penilaian dan sekaligus koreksi terhadap setiap
penampilan karyawan untuk mencapai tujuan seperti yang telah ditetapkan dalam
rencana.
2. Pengawasan ialah suatu proses untuk mengukur penampilan suatu program yang
kemudian dilanjutkan dengan mengarahkannya sedemikian rupa sehingga tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai.
Dari batasan yang seperti ini segera terlihat bahwa untuk dapat melakukan pekerjaan
pengawasan dengan baik ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Ketiga hal yang dimaksud
ialah :
1. Objek pengawasan
Yang dimaksud objek pengawasan disini ialah hal-hal yang harus diawasi dari
pelaksanaan suatu rencana kerja.
2. Metoda pengawasan
Yang dimaksud dengan metoda pengawasan disini ialah teknik ata cara melakukan
pengawasan terhadap objek pengawasan yang telah ditetapkan.3. Proses pengawasan
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
40/48
40
Yang dimaksud dengan proses disini ialah langkah-langkah yang harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga pengwasan tersebut dapat dilakukan.
Jika pengawasan dapat dilakukan dengan cermat, akan diperoleh beberapa manfaat. Manfaat
yang dimaksud antara lain :13
1. Pengawasan harus bersifat khas
Syarat pertama yang harus dipenuhi pada pengawasan ialah pengawasan teersebut
harus bersifat khas (specific), artinya jelas sasaran dan tujuan yang ingin dicapai serta
ditujukan hanya untuk hal-hal yang bersifat pokok saja. Syarat yang seperti ini
dikenal dengan prinsip strategic point control. Hal yang bersifat pokok tersebut
banyak macamnya, termasuk misalnya hanya mengawasi penyimpangan-
penyimpangan saja (exception).
2. Pengawasan harus mampu melaporkan setiap penyimpangan
Syarat kedua yang harus dipenuhi ialah pengawasan harus mampu melaporkan setiap
penyimpangan yang terjadi secara tepat, cepat dan benar. Dengan demikian dalam
pengawasan harus ada umpan balik (feed back) yang dapat dimanfaatkan dengan
segera.
3. Pengawasan harus fleksibel dan beror ientasi pada masa depan
Syarat ketiga yang harus dipenuhi pada pengawasan ialah pengawasan tersebut harus
fleksibel serta berorientasi pada kepentingan masa depan. Yang dimaksud dengan
fleksibel disini ialah harus tanggap terhadap segala perubahan yang terjadi.
Pengawasan yang terlalu kaku tidak akan memberikan hasil yang optimal.
4. Pengawasan harus mencerminkan keadaan organisasi
Syarat keempat yang harus dipenuhi ialah pengawasan tersebut harus mencerminkan
keadaan organisasi (organizational suitability).
Pengawasan, evaluasi dan bimbingan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota biasanya
dilakukan dalam bentuk sebagai berikut :11
1. Kunjungan Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten/kota untuk melakukan supervisi atau
bimbingan tehnis program gizi pada setiap tahunnya.
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
41/48
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
42/48
42
Pasangan infertilitas dan rencana interval kehamilan
i.
Metode sederhana :
-kondom
-spermiside
-koitus interuptus
-pantang berkala
ii. Metode efektif :
-hormonal pil kb,suntikan kb
-mekanis alat kontrasepsi dalam rahim (akdr)
Gambar 8. Alat Pencegah Kehamilan
http://ghofur122.blogspot.com/
Menghentikan kehamilan
Dilakukan dengan kontap(kontrasepsi mantap), untuk pria dengan vasektomi dan wanita
dengan tubektomi.
i.
Mencapai tuba melalui sayatan dinding perut dan sayatan liang
senggama
ii.
Metode menutup saluran indung telur
iii. Teknik tanpa operasimemakai quinacrine pallet
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
43/48
43
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang
mempunyai dua sisi, yaitu sisi ilmu dan sisi seni. Dalam hal organisasi kesehatan dunia WHO
telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai promosi kesehatan :15
Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and improve,
their health. To reach a state of complete physical, mental dan social, well-being, an
individual or group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to
change or cope with environment ( Ottawa Charter,1986).
Ruang lingkup promosi kesehatan menurut Prof.Dr.Soekidjo Notoadmodho, ruang lingkup
promosi kesehatan dapat dilihat dari 2 dimensi yaitu :
a) Dimensi aspek pelayanan kesehatan
b) Dimensi tatanan (setting)/tempat pelaksanaan
Upaya Kesehatan Promotif
Adalah upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya dari, oleh,
untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat secara optimal menolong dirinya sendiri
(mencegah timbulnya masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatannya, dan mampu berperilaku mengatasi apabila masalah kesehatan tersebut
sudah terlanjur datang), serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat
sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan.15
Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok yaitu : promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative.
Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi hanya dua aspek saja, yakni:
a) Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat
b) Aspek preventif dan kuratif dengan sasaran kelompok orang yang mempunyai resiko
tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit.
Dilihat dari dimensi tingkat pelayanan kesehatan, dapat dilakukan berdasarkan lima tingkatencegahan dari Leavel dan Clark, sebagai berikut : 15
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
44/48
44
1. Pencegahan Primerpada individu belum sakit
~ promosi keseharan yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
masalah kesehatan.
~ perlindungan khusus untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.
2. Pencegahan Sekunderindividu mulai sakit
~ diagnose dini dan pengobatan segera bertujuan mencegah penyebaran,
menyembuhkan dan mencegah komplikasi.
~ pembatasan cacat, mencegah menjadi lebih buruk.
~ Penerapan pencegahan sekunder pada program kesehatan masyarakat di Puskesmas
dapat dikaji melalui program gizi melalui penimbangan anak balita, program kesehatan
ibu dan anak melalui deteksi dini faktor risiko gangguan dan kelinan kehamilan.
3. Pencegahan Tersier- individu sembuh
~ rehabilitative, agar cacat yang diderita tidak menjadi hambatan sehingga individu
dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan social.
Upaya Kesehatan Preventif
Adalah suatu upaya untuk mengendalikan risiko kesehatan; mencegah komplikasi penyakit;
dan meningkatkan seoptimal mungkin mutu hidup .
Program pencegahan gizi buruk dilaksanakan beberapa langkah strategis yaitu melakukan
pemetaan keluarga mandiri sadar gizi bertujuan mengidentifikasi keluarga yang belum
melaksanakan perilaku gizi yang baik dan benar. Asuhan dan konseling gizi bagi keluarga
yang belum menerapkan perilaku gizi yang baik dan benar, bertujuan untuk meningkatkan
kemandirian anggoata keluarga dalam pelayanan gizi. Kampenya keluarga mandiri sadar gizi.
Bertujuan meningkatkan kepedulian keluarga untuk selalu menerapkan perilaku gizi yang
baik dan benar.
Lima tingkatan (tahapan) pencegahan itu adalah: 15,16
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
45/48
45
1. Promosi Kesehatan (Health Promotion), penyusunan Standar Kebutuhan Gizi yang di
Anjurkan, atau pedoman penerapan gizi seimbangyang dulu lebih dikenal dengan 4
sehat 5 sempurna merupakan bagian dari promosi kesehatan.
2.
Perlindungan Khusus (specific Protektion) , pemberian zat gizi tertentu misalnya saja
Pemberian vitamin A pada anak balita dua kali dalam setahun untuk melindungi anak
dari kebutahan, merupakan salah satu upaya dalam tahapan perlindungan khusus
ini. Tahap pertama dan Kedua tingkatan pencegahan ini berada pada periode
prepatogenesis.
3. Diagnosa Dini dan Pengobatan yang tepat (Early Diagnosis and Prompt Treatment),
sekrening survei berat badan dibawah garis merah pada KMS balita untuk penentukan
anak balita yang benar-benar menderita gizi kurang dan anak balita yang benar-benar
tidak menderita gizi kurang adalah salah satu contoh dari tahapan ini.
4. Mengurangi Kelemahan (Disability Limitation). Pemberian diet sebagai bagian dari
proses penyembuhan penyakit merupakan bagian dari tahapan ini.
5. Rehabilitasi, Pemberian makanan yang disesuaikan dengan keadaan pasien
merupakan bagian dari tahapan ini.
Rujukan
Disini seorang penyelenggara pelayanan kesehatan merujuk kasus yang ditangani ke
seorang penyelenggara pelayanan kesehatan lainnya. Berbeda dengan konsultasi, pada
rujukan penanganan selanjutnya kasus tidak berada di tangan penyelenggara pelayanan
kesehatan tempat rujukan. Rujukan kasus dapat dilakukan melalui surat pengantar atau
ditemani oleh dokter yang merujuk.
Jalur rujukan medik dapat berlangsung sebagai berikut :16
1. Intern antara petugas Puskesmas.
2.
Antara Puskesmas pembantu dengan Puskesmas.
3. Antara masyarakat dengan Puskesmas.
4. Antara satu Puskesmas dengan Puskesmas yang lain.
5.
Antara Puskesmas dengan Rumah Sakit, Laboratorium, atau fasilitas kesehatan
lainnya.
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
46/48
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
47/48
47
pelayanan kesehatan masyarakat (public health service). Rujukan kesehatan
dibedakan atas tiga macam yakni rujukan teknologi, sarana dan operasional.
2. Rujukan Medik
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit serta pemulihan
kesehatan. Dengan demikian rujukan medik pada dasarnya berlaku untuk pelayanan
kedokteran (medical services).sama halnya dengan rujukan kesehatan, rujukan medik
ini dibedakan atas tiga macam yakni rujukan penderita, pengetahuan dan bahan-bahan
pemeriksaan.
Apabila sistem rujukan ini dapat terlaksana, dapat diharapkan terciptanya pelayanan
kesehatan yang menyeluruh dan terpadu.
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
imunisasi maupun gizi pada seorang anak sangat penting, hal ini berkaitan dengan kondisi ibu
saat sedang mengandung. Gizi pada saat hamil perlu diperhatikan agar bayi yang lahir sehat
dan tidak kurang gizi. Imunisasi dan gizi merupakan dua hal yang penting diperhatikan pada
golongan anak-anak dan ibu hamil. Oleh sebab itu, hal ini menjadi tanggung jawab bersama
terutama Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan masyarakat. Termasuk Posyandu yang juga
dapat membantu Puskesmas dalam menjangkau kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.
-
8/10/2019 PBL Blok 26 Imunisasi(1)
48/48
Daftar Pustaka
1. Pedoman kerja puskesmas. Jilid II. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 1990/1991. h.
E1-17, E32-3.
2.
Pedoman umum pengelolaan posyandu. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2006. h.
35-7.
3. Buku kader posyandu dalam usaha perbaikan gizi keluarga. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI; 2006. h. 4-5, 11, 48, 120-1.
4. Buku kesehatan ibu dan anak. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2009. h. 27-30.
5. Santoso S, Ranti AL. Kesehatan dan gizi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta; 2002. h. 72-
81.
6.
Adisasmito W. Sistem kesehatan. Jakarta: Rajagrafindo Persada; 2007. h. 167-86,
191-2, 271-78.
7. Ranuh IGN et all. Pedoman imunisasi di Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Badan Penerbit
Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2008. h. 1-9.
8. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan anak. Ilmu kesehatan anak. Jilid II. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia;1985. h. 624-6.
9. Notoatmodjo S. Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta; 2003. h. 13-24,
195-207.
10. Azwar A. Pengantar adminitrasi kesehatan. Tangerang: Binarupa Aksara; 2010. h.
49-51, 125-7.
11.Pedoman pengelolaan promosi kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2008.
h. 9, 11-7, 19-19-21.
12.Ewles L, Simnett I. Promosi kesehatan. Jogjakarta: Fakultas kedokteran Universitas
Gadjah Mada; 2005. h. 5-13, 29.
13.
Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007. h.15-22, 120-1.
14.Muninjaya AAG. Manajemen kesehatan. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004. h.144-50.
15.Pedoman Kerja Puskesmas. Jilid 1. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 1997/1998. h.
B1-7.
16.
Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2006.
h. 21-4.