pro$eding Full Paper 2087-8672
ISSN:
;oft skilland
UI DING
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
PROSEDING ABSTRAK
SEMINAR NASIONALSOFT SKILL AND CHARACTER BUILDING2011
Tema:
PENELUSURAN NILAI-NILAI DAYA SAINGDAN KESATUAN BANGSA DI PASAR BEBAS:KOMPETENSI INTERDISIPLIN
19 Januari 2011Auditorium Gedung A It. 4Universitas Muhammadiyah Surabaya
PROSEDING ABSTRAKSEMINAR NASIONALSOFT SKILL AND CHARACfERBUILDING2011
Editor: Tim Semnas
Copyright @ 2011UMSurabaya Press
ii
NATIONAL SEMINARSOFT SKILL AND CHARACTER BUILDING
2011
Honorary Committee
PROF. DR. ZAINUDDIN MALIKI, M.SI.
PROF. DR. IMAM ROBANDI, MT.
General ChairmanDR. SYAMSUL SODIQ, M.PD.
Technical Program CommitteePROF. SYAFIQ A. MUGHNI, MA. PH.D., PROF. DR. A. SYAIFUL ANAM, MA.
PROF. AHMAD JAINURI, PH.D., DR. ABDUL HADI, M.AG.
PROF. DR. FASICHUL LISAN, Avr., PROF. DR. ZAIDUN, M.SI.
PROF. DR. MUCHLAS SAMANI, M.PD., PROF. DR. WARSONO, M.S.
PROF. DR. MUSLIMIN IBRAHIM, M. PD., PROF. DR. IR. ACHMAD JAZIDIE, M. ENG.
DANIEL M. ROSYID, PH.D., DR. AGUS PURWANTO.
DR. FATMAH, M.M., DR. AINURRAHIM, M. PD.
DR. M. RIDLWAN, M. PD., DR. M. TAUFIQ, DEA
Organizing CommitteeDR. AHMAD IDRIS ASMARADHANI, M.PD., DRA. MAS 'ULAH, MA.
DRS. ALI NUKE AFFANDI, M.SI., AZIZ ALIMUL HIDAYAT, S.KEP. Ns., M.KEs.DRS. ASROR, CH., MOHAMMAD ROKIB, S.SI
WIRDHATUL MUSLIHATIN, S.SI., M.SI., FEBRIANA KRISTANTI, S.SI., M.SI.WAHYUNI SURYANINGTYAS, S.SI., M.SI. AHMAD LABIB, SH.
GHIYATS SYAFIQ ABRIYANSYAH, S.E., S.KOM, UMAR SHOLAHUDIN, S.H., M.HBASUKI ROSYIDI, S.KOM., INDAH KURNIAWATI, ST., MT.
SULTON DEDI WIJAYA, S.PD
Secretariat StaffMA'RUF SYA'BAN, M. AK., SHOFFAN SHOFFA, S. PD.
MALA HAYATI, S. TP., SUGENG MASHUDI, S. KEP. NS.FITROTIN AZIZAH, A. MAK., IVA WIDYATI, S. Sr.
RAHMAT ARIES, M.PD. I.
Supporting StaffR. PANJI HERMOYO, S.Sos., DRS. WIJA+ÅBY, G. PD
SUPATMI, S.KEP. Ns., SUDARTO, S. H.
ISA ANSHORI, M. AG., DAHRUJI, M. E.I.QURROTUL A'YUN NAILUFARH, S.E., M. E.I., DR. AINURRAHIM, M.PD.DRA. DWIJANI RATNA DEWI, M. PD., DRS. ZAINAL MUITAQIN, M. PD.I.
MURIDAH ISNAWATI, M. H., IIN FARIDAH, SE., EVI RAHMAWATI, SE.RANI DIYAH ANGGRAENI, SE. MARSONO, S. E.
KHUSAINI, SE, SUNARKO
M. NASIR, S.T. CHAIRUNNISAK
NUR KOMARIAH, SE.
SELAMAT DATANGSEMINAR NASIONAL
SOFT SKILL AND CHARACTER BUILDING2011
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Selamat datang para peserta SEMNAS on SOFT SKILL and CARACTER BUILDING. Semoga dalam satuhari ini Anda dapat menikmati suasana nyaman dalam seminar dan dapat menikmati kenyaman kampusUMSurabaya.
Seminar ini dilaksanakan untuk menggairahkan suasana akademis dan sekaligus untuk merefleksikan"keteraturan" ayat-ayat Kauniyah Allah swt. Sebagai ajang komunitas para peneliti dan pengkaji bidangiptek, agama, sosial, dan seni, seminar yang mengambil tema "Penelusuran Nilai-nilai dan Daya Saing danKesatuan Bangsa: Kompetensi Interdispliner t' mempertemukan tujuh bidang: agama, pendidikan, teknik,ekonomi, psikologi, hukum, dan ilmu kesehatan. Bersyukur pada SEMNAS ini berhasil menyeleksi 138 callfor paper: agama terseleksi 5 call for paper, pendidikan 109 call for paper, teknik 8 call for paper, ekonomi3 call for paper, psikologi 5 call for paper, hukum 5 call for paper, dan ilmu kesehatan 3 call for paper.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Rektor UMSurabaya, Bapak Prof. Dr.Zainuddin Maliki, M.Si yang memberi semangat dan fasilitas dalam penyelenggaraan SEMNAS ini. KepadaDirektur Propgram Pascasarjana UMSurabaya dan keluarga besar PPS yang sangat mensupport acara ini,dan kepada seluruh civitas akademika UMSurabaya. Kepada para sponsorship yang ikut berpartisipasidalam menyukseskan acara ini kami menyampaikan rasa terima kasih, semoga kerja sama ini dapat terjalindengan lebih hangat lagi di waktu yang akan datang. Kepada rekan-rekan panitia, Dr. Ahmad IdrisAsmaradhani, M.Pd., Dra. Mas'ulah, MA., Drs. Ali Nuke Affandi, M.Si., Aziz Alimul Hidayat, S.Kep. Ns.,M.Kes., Drs. Asror, Ch., Mohammad Rokib, S.Si., Wirdhatul Muslihatin, S.Si., M.Si., Febriana Kristanti,S.Si., M.Si., Wahyuni Suryaningtyas, S.Si., M.Si. Ahmad Labib, SH., Ghiyats Syafiq Abriyansyah, S.E.,S.Kom, Umar Sholahudin, s.H., M.H, Basuki Rosyidi, S.Kom., Indah Kumiawati, ST., MT., Suiton DediWijaya, S.Pd., Ma'ruf Sya'ban, M. Ak., Shoffan Shoffa, S. Pd., Mala Hayati, S. TP., Sugeng Mashudi, S.Kep. NS., Fitrotin Azizah, A. MAK„ Iva Widyati, S. Si., Rahmat Aries, M.Pd. 1., R. Panji Hermoyo, S.Sos.,Drs. Wijayadi, M. Pd., Supatmi, S.Kep. Ns., Sudarto, S. H., Isa Anshori, M. Ag., Dahruji, M. E.I., QurrotulA'yun Nailufarh, S.E., M. E.I., Dr. Ainurrahim, M.Pd., Dra. Dwijani Ratna Dewi, M. Pd., Drs. ZainalMuttaqin, M. Pd.l., Muridah Isnawati, M. H., Iin Faridah, SE., Evi Rahmawati, SE., Rani Diyah Anggraeni,SE. Marsono, S. E., Khusaini, SE, Sunarko,. M. Nasir, S.T., Chairunnisak., Nur Komariah, SE. dan yang lainyang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah bekerja dengan semangat luar biasa dengan penuhkeceriaan dan loyalitas. Kepada para profesqr yang berada di technical program committee, Prof. Syafiq A.Mughni, MA. Ph.D., Prof. Dr. A. Syaiful Anam, MA, Prof. Ahmad Jainuri, Ph.D., Dr. Abdul Hadi, M.Ag.,Prof. Dr. Fasichul Lisan, Apt., Prof. Dr. Zaidun, M.Si., Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd., Prof. Dr. Warsono,M.S., Prof. Dr. Muslimin Ibrahim, M. Pd., Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M. Eng., Daniel M. Rosyid, Ph.D.,Dr. Agus Purwanto., Dr. Fatmah, M.M., Dr. Ainurrahim, M. Pd., Dr. M. Ridlwan, M. Pd., Dr. M. Taufiq,DEA., kami menyampaikan rasa terima kasih yang sangat tinggi dengan kesediaan beliau meluangkan waktuuntuk SEMNAS. Terima kasih kepada Tim Tari pimpinan Pak Solihin Fanani (SDM 4 Pucang, Surabaya)dan Tim Vocal pimpinan Bu Suharti (SDM 22 Surabaya) telah menyumbangkan karya kreativitasnya,semoga dapat menjadi titik tonggak awal kebangkitan kreativitas seni yang melembutkan dan mencerahkan.Terima kasih secara khusus kami sampaikan kepada Professor dr. Fasli Jalal, Ph.D., Wakil MenteriPendidikan Nasional Republik Indonesia, dan Dr. Soekarwo, Gubernur Jawa Timur, sebagai KeynoteSpeaker pada even ini dan selamat datang di UMSurabaya kampus manis yang bermoto lead you to becompetent.
Mohon maaf dengan segala kekurangan dan selamat membedah ayat-yat Kauniyah di kampus UMSurabaya.
Assalamu 'alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh
General Chair of SEMNAS 2011,
Dr. SYAMSUL SODIQ, M.Pd
SAMBUTAN REKTOR
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Alhamdulillah, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
sekalian. Saya mengucapkan selamat datang untuk peserta National Seminar on Soft Skill and
Caracter Building: Penelusuran Nilai-nilai Daya Saing dan Kesatuan Bangsa di Pasar Bebas
dalani Kompetensi Interdispliner yang telah datang dari berbagai kota di Indonesia, bahkan dari
beberapa kota di luar Pulau Jawa. Seminar ini merupakan forum komunikasi ilmiah dalåtfi rangka
sharing ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Sebagai komponen bangsa, Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) yang bernaung
di bawah Persyarikatan Muhammadiyah ikut menyelesaikan permasalahan bangsa yang
menyangkut krisis sosial yang bersumber dari belum kuat mengakarnya soft skill dan karakter
bangsa yang merupakan topik SEMNAS kali ini. Pembahasan topik besar ini disejajarkan dengan 7
fokus kajian di UMSurabaya, yaitu Agama, Pendidikan, Ekonomi, Hukum, Teknik, Psikologi, dan
Ilmu Kesehatan.
Soft skill dan pendidikan karakter merupakan pilar utama dalam pembangunan kesejahteraan
bangsa Indonesia. Krisis soft skill dan krisis karakter berimplikasi signifikan pada penurunan
kesatuan dan daya saing bangsa di pasar bebas. Untuk membentuk karakter yang baik panduan
yang didasarkan pada hasil penelitian Tom Lickona, Ed.D., et all, dalam Principles of Effective
Character Education menyatakan bahwa berbagi secara luas, pilar utama, nilai-nilai etika
inti—seperti peduli, jujur, adil, tanggungjawab, dan hormat pada orang lain dan diri-
sendiri—dibarengi dengan nilai-nilai kinerja penunjang—seperti rajin, tekun, etika-budi luhur yang
kuat, dan kegigihan—akan membentuk basis karakter yang baik
Oleh karena itu melalui SEMNAS ini UMSurabaya menggagas kesinergian yang
berkesinambungan antara berbagai bidang dalam pmengembangkan soft skill dan karakter bangsa
mulai dari mencandra, memetakan, hingga merumuskan solusi implementatif yang konkret. Pilar-
pilar pendidikan karakter ini diurai mendalam dan komprehensif. Bentuk sumbangsih ini akan
dipresentasikan dalam bentuk diskusi ilmiah yang merangkai berbagai disiplin ilmu di seminar ini.
Akhirya, dalam kesempatan ini UMSurabaya berterima kasih kepada semua pihak, panitia
SEMNAS, peserta seminar, sponsor, dan semua pihak yang mendukung acara ini. Akhir kata,
kami mengucapkan selamat berseminar, Allah swt. meridlai aktivitas ini.
Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Surabaya, 19 Januari 2011
Rektor UMSurabaya,
Prof. Dr. Zainuddin maliki, M.Si
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
KEPADA
KETUA
BADAN PELAKSANAAN HARIAN
REKTOR UMSURABAYA
SD MUHAMMADIYAH 4 SURABAYA
SD MUHAMMADIYAH 22 SURABAYA
BANK JATIM
BANK JATIM7aÉeecacžw
CABANG DR. SOETOMO SURABAYA
JI. Prof. Mustopo 6-8 Surabaya
SUSUNAN ACARASEMINAR NASIONAL SOFT SKILL AND
CHARACTER BUILDING
08.00-08.50 REGISTRASI
08.50 - 09.00 TARI KREASI BARU
Oleh: SDM 4 Pucang Surabaya
09.00 - 09.10 PEMBUKAAN
Oleh: MC09.10 - 09.15 MENYANYIKAN LAGU:
INDONESIA RAYAOleh: Mahasiswa UMSurabaya
09.15-09.20 MARS MUHAMMADIYAHOleh: Ajeng Nanda Restu (SDM 22 Surabaya)
09.20 - 09.45 SAMBUTAN PEMBUKAAN
Oleh: Prof. Dr. Zainuddin Maliki, M.Si. (Rektor UMSurabaya)09.45 - 10.45 KEYNOTE SPEAKER 1
Oleh: Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D. (WAMENDIKNAS)10.45 - 11.45 KEYNOTE SPEAKER 2
Oleh: Dr. Soekarwo (Gubernur Prov. Jatim)11.45 - 12.45 ISHOMA
13.00 - 16.00 SEMINAR PARALEL
16.00 - 16.10 PENUTUPAN
Oleh: Dr. Syamsul Sodiq, M.Pd (General Chairman)
Jadwal
Seminar
paralel
Ruang
A.
106
A.
108
A.
109
F.
001
F.002
Waktu
13.0913.1213.12
ー
13.24
13.2
+
13.36
13.36
・13.8
13.48
・14.00
46P】4.】2
.24-
】0.00
.・】0.0015.00
ー
15.12
15.12
・15.24
】5445.36
G.
201
[IEK-I]〔AGー5〕
【エKMー5〕
[PEND
ー8一
[PEND—20][PEND—32
〕
[PEND・ま一
[PEND,〕
[PEND
、9上
[PEND-
一0
G.
203
一冨Kー2一
[PSI—I][KES—IJ
[PEND—9
〕
[PEND—21][PEND—33][PENDし
完「ND・新一
[PEND
・95〕
完END-IO
鬯
G.
204
【冨Kー3】
[PSI-2][KES—2]
[PEND—
10一
[PEND—221[PEND¯34]一「ND、
】
[PEND
・一
[PEND
・96一
[PEND・】0
G.
205
「冨Kーと
完s一ーと
[KES—3]
G.
206
一冨Kー4〕
完s一ーと
[KES-41
[PEND—
11】[[PEND—121
一
PEND—231
[PEND—24]
一
PEND¯35J
[PEND¯36]
一「Dし
一「END・一
[PEND
・当
[PEND
・00一
[PEND
・匿
[PEND
・9色G.
305
〔冨Kーと完s一ー5〕
【PEND
ーこ
[PEND
ー13〕
[PEND
ー25〕
[PEND¯371[PEND
・0一一G.
307
[TEK-6]LEK—I]PEND—2]
[PEND—14][PEND¯261[PEND¯38][PEND・0〕一
[PEND
・当[PEND
・
Sholat
Ashar
[PEND
・90一〔PEND
・一旦
[PEND-112]
「冨Kーご
[EK-2][PEND—3
一
[PEND
ー15〕
[PEND—27J〔PEND
ー39一
[PEND・0
[PEND・き〕
[PEND
・】0ニ
[PEND
・113ー
[AG—
こ
[HKM-I][PEND—4J
[PEND
ー1三
〔PEND
ー2三
[PEND
・40〕
[PEND・0上
[PEND・00〕
[PEND
こ0
[PEND-1141
一AGーと
[HKM-2]【PEND
ーと
[PEND
ー1鬯
[PEND¯29J[PEND
・4こ
[PEND・0と
[PEND
・0一一
[PEND
ニ0
(PEND-115
一
一AG-
3一
をKMー3〕
【PEND
ー6一
「PEND
ー18一
[PEND
ー30〕
[PEND・4と
[PEND・0三
[PEND・0
〔pEND
・一04一
[PEND-11
三
[AG-4
〕
三KMー4〕
【PEND
ー鬯
一PEND
ー19〕
【PEND
ー3こ
[PEND
・43〕
[PEND,0鬯
[PEND-
93一
[PEND
・一05〕
Gedung
GLt.2【
ーG.
201
ーG.
203
[PEND
・】09〕
[PEND-Il
三
Gedung
GLt.3
ーG.
305
ーG.
307
[PEND
・11こGedung
ALt.1
ーA.
106
ーA.
108
Gedung
FLt.1
ーF.
001
ーF.002
ーG.
204
ーG.
205
ーG.
206
ーA.
109
IX
RuanG. 201G.203G.204G.205G.206G. 305G.306A. 106
A. 108
A. 109
F.OOI
F.002
MODERATOR
NamaDian Berkah MHI
Yuni Ga atri M.Pd
Drs. S eb
Indah Kurniawati M.T.
Umar Sholahudin S.H. M.H
Sulton Dedi Wi•a a S. Pd
Peni Suharti M.Kes
Drs. Ali Nuke Affandi M.Si.Dra. Dwi•ani Ratna Dewi M. Pd.
Isa Anshori M. A
Dra. lis Holisin M.Pd.Dra. Lina Listiana M.Kes.
Aturan Presentasi Seminar:
1. Waktu presentasi adalah 12 menit/judul termasuk diskusi.2. Bel pertama pada menit ke 7, bel kedua pada menit ke 9, sisanya
untuk berdiskusi sampai bel ke 3 di menit ke 123. Presenter dimohon untuk efisiensi dalam menggunakan waktu.4. Time keeper dimohon sangat ketat dalam menjaga waktu.
ix
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
Ucapan Terima Kasih
Susunan Acara
Daftar Isi
TEKNIK : Percepatan Teknologi untuk Daya Saing Bangsa[TEK-I] Multifungsional Estetis dan Ekonomis Konsep An-Nahl sebagai SolusiPembangunan Jalan Layang di Kota SurabayaGUNAWAN DAN Ms. ARIFIN
( TEK -2 ]Studi Penurunan Fluks pada Ultrafiltrasi Merkuri dengan MenggunakanKitosanEKO PRASETYO KUNCORO, JEAN ROUSSY, DAN ERIC GUIBAL
[ 3 rr Role In Education : Social Networking As A Media To Support E-Learning Process For Senior High School Students Case Study : St. Hendrikus SeniorHigh School SurabayaANIONIUS MAL-EM BARUS
[ TEK— 4 ]Evaluasi Model Propagasi Gelombang Radio pada Daerah PedesaanBerdasarkan Pengukuran di NigeriaINDAH KURMAWATI
[TEK —5 ] Rancang Bangun Pengendalian Mesin Dry Ice Berbasis Plc (ProgrammableLogic Controller) di Pt. Petrokimia GresikFADLI AMA
[ TEK — 6 | Fenomenologi Cahaya pada MesjidRADIAH
[ TEK — 7 ] Pengoptimalan Penerangan dan Pencahayaan Alami pada Rumah DeretZURAIDA
AGAMA : Agama, Globalisasi dan Isu Moralitas[ AG — 1 ] Globalisasi dan Peran Agama dalam Membentuk Moral BangsaSYUEB
[ AG — 2 ] Maqasid Al-Syari'ah sebagai Landasan Etika GlobalISA ANSHARI
[ AG—31 Internalisasi Konsep Ta'dib dalam Pengembangan Nilai dan Karakter PesertaDidik Reneksi Pemildran Syed Muhammad Naquib Al-AttasM. ARFAN MU'AMMAR
[ AG — 4 ] Teologi Lingkungan Hidup dalam Perspektif IslamMUHAMMAD WAHID NUR TUALEKA
[ AG— 5 ] Konsep Sabilillah dalam Zakat: Alternatif Insentif Bagi Guru HonorerDIAN BERKAH
PSIKOLOGI : Psikologi Transformatif[ PSI — I ] Membangun Karakter Anak dengan CintaIDA RAKHMAWATI
[ PSI — 2 ] Strategi dan Implementasi Matakuliah Pengembangan Kepribadian (Mpk)
sebagai Pendidikan KarakterG. EDWI NUGROHADI
xi
iii
ivxi
1
10
16
21
26
32
37
40
44
51
54
61
65
69
[PSI — 3 J Soft Skill Education and Character Building Through Contextual Teachingand LearningSITI ATIYYATUL FAHIROH
[PSI — 4 ] Membangun Karakter Bangsa dari Lingkungan KeluargaSUROSO
[PSI — 5 J Psikologi Pendidikan pada Anak Usia DiniWIWIK SUGIANTI
EKONOMI : Krisis Global dan Penguatan Pasar Lokal[ EK— 1 ] Globalisasi dan Penguatan Pasar Lokal sebagai Konsekuensi dan RealitasSistem Perekonomian Terbuka; Kasus IndonesiaDIDIN FATIHUDIN
[ EK — 2 ] Strategi Pengembangan Ekonomi Daerah Menggunakan BudayaEntrepreneurialP.Jvuvs F. NAGEL
HUKUM : Problematika Penegakan Hukum di Indonesia[ HKM — 1 ] Penegakan Hukum dalam Pelaksanaan Hak Berserikat BuruhASR! WIJAYANTI,.
(1--1KM — 2 ] Hak Uji Materiil sebagai Sarana Perlindungan Hak-Hak Warga NegaraSAN', SH.MH.
[I-IKM — 3 ] ACFTA dan Revitalisasi Peran Negara di Era Pasar BebasUMAR SHOI.AHVDIN
[HKM — 4 J Karakteristik Pengetahuan Tradisional di BidangObat-Obatan Tradisional Versus Hak Kekayaan Intelektual (Perspektif PerlindunganHukum Pengetahuan Tradisional)TRI RUSTI MAYDRAWATI
[HKM — 5 J Tinjauan Historis Tentang Politik Hukum Agraria Sebelum dan sesudahUUPAAHMAD LABIB, SH., MH
ILMU KESEHATAN : Perkembangan 11mu Kesehatan dan Praktik Medis diIndonesia[ KES -1 J study Was To Identify The Level Of Wastewater Pollution in The VillageKnew Kesambi LamonganPIPIT FESTY, FAFSHOL FAHMI
[ KES — 2] Potensi Gizi Palem Putri (Veitchia Merilll) sebagai Makanan Alternatif danCara PengolahannyaWIRDHAIVL MUSLIHATIN,
[KES — 3 ] Pelangi Duniaku dalam Konsep Diri dan Kepuasan Perkawinan padaPasangan Suami/lstri Odha (Hiv/Aids) Melalui Pendekatan Appreciative InquiryYOHANES ANDY Rms
[KES — 4 ] Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Alat Peraga FlifChart terhadapPengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Post Partum dalam Merawat Tali PusatNeonatusdi BPSHJ. FARIDA HAJRI., AMD KEB., UMI MA'RIFAH, FAWANDI EKA PUTRI A.C.S
PENDIDIKAN : Pengembangan Nilai dan Karakter dalam Pendidikan
xii
74
78
82
87
92
99
104
109
115
120
130
136
139
143
[ PEND — 1] Pembelqjaran Karakter pada Pendidikan Agama Islam dalam PembinaanMentalFIPSI ENDRAWAN
[ PEND — 2] Pengaplikasian Multimedia dalam Pembelajaran Biologi BermuatanKarakterSUSIE RACHMATATY
[PEND — 3 ] Menggabungkan Taksonomi Bloom dan Taksonomi Solo sebagai AlternatifMenentukan Tujuan Pembelajaran Matematika yang Dapat Membangun KarakterBerpilårASEP SAEPUL HAMDANI
[ PEND — 4] Membangun Karakter dalam Pembelajaran IPA dengan PendekatanKontekstualLINA LISTIANA
[ PEND — 5]Membentuk Karakter Siswa Melalui Puisi Karya Emha Ainun NadjibMVSADAD
[ PEND — 6]Taktik dan Strategi dalam Mengembalikan Esensi Pendidikan NasionalREZA ALEXANDER ANTONIUS WATI'IMENA
[ PEND — 7]Implementasi Pendidikan Nilai dan Karakter Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan dalam Membentuk Manusia Indonesia yang BertaqwaBADRUM MARTATI
[ PEND — 8]Membangun Karakter Siswa pada Pembelajaran Matematika Melalui
Model PembelRjaran Kooperatif Tipe JigsawIIS HOLISIN
[ PEND — 9]Implementasi Pendidikan Karakter dalam Al Quran di Tingkat Sekolah
Dasar (Studi Kasus di MI Muhammadiyah 1 Pare)NORMALIA
[ PEND - IO]Wh0 and What Builds/Breaks The Young Generation?
SINIX)WAII SOETAMro
[ PEND — 11]Mengimplementasikan Tembang Jawa dalam Membentuk Karakter
Peserta DidikINSANI
[ PEND — 12]Mengembangkan Pendidikan Karakter Melalui Pendekatan Kinestetik
Fokus pada Nilai KejujuranMUHAMMAD MUHYI
[ PEND — 13JPendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Sm ROCHAIYAH
[ PEND— 14JMetakognisi dalam Pemecahan Masalah Matematika Hubungannya
dengan Pembentukan KarakterMUHAMMAD SVDIA
[ PEND — 15]PembelAjaran Bahasa Indonesia di Luar Kelas: Sebuah Gagasan
SLAMET
[ PEND — 16]Kontribusi Muhammadiyah dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia
MURYATI
[ PEND — 17]Homeschooling, Suatu Pilihan untuk Pendidikan Anak Indonesia
DIAN SURYAHANDAYANI
[ PEND — 18]Strategi Pengembangan Sekolah dalam Usaha Membangun Keunggulan
Siswa di Otoda
xiii
150
156
161
168
173
177
181
185
190
199
203
208
216
219
225
231
235
239
MOHAMAD SADIK
[ PEND — 19JPenerapan Pendidikan Berbasis Karakter dalam Dunia Pendidikan diIndonesia.YUNI ANDRIATI
[ PEND — 20]Cooperative Learning Method For A Young Learner (English As AForeign Or Second Language — A Jigsaw Method)MAS DARUL IHSAN
[ PEND — 21]Pendampingan Guru SMK untuk Menuju Sekolah BilingualAHMAD IDRIS ADH.
[ PEND — 22]Penggunaan Metode Inkuiri dalam Meningkatkan Hasil Belajar BahasaIndonesia Siswa Kelas I Sekolah DasarSRI MENUK
[ PEND — 23]Memaksimalkan Karakter Anak Melalui PendidikanANWARIYAH
[ PEND — 24]Menggagas Guru Profesional yang BerkarakterARIK ULFA RAHMAWATI
[ PEND — 25]Pertumbuhan dan Perkembangan Bahasa Indonesia pada Era Globalisasidan KeterbukaanSm ROFIAIVL KHOMISAH
[ PEND — 26]Pendidikan Karakter Sebuah Solusi dan TantanganKARIM
[ PEND — 27]Peran dan Fungsi Guru Terhadap Ketuntasan PembelajaranDYAH WINARNI LUCIA MARIA
[ PEND — 28]Pendidikan Budaya dan Karakter BangsaSUHARYATI NUSAMANSIH
[ PEND — 29]Pendidikan Karakter dalam Pendidikan InklusiNANIK SULIAMI'I
[ PEND — 30]Media Gambar Peristiwa Salah Satu Alternatif untuk MenciptakanPembelajaran Menulis Narasi FiksiUMI BUDI SULASTRI
[ PEND — 31]Promosi sebagai Media Pemberdayaan Perpustakaan SekolahFEBRIANTO
[ PEND — 32]Peran Guru Matematika yang Kreatif dan Menyenangkan dalam
Pembelajaran Pendidikan KarakterMUSLIMIN
[ PEND — 33]Peranan Guru dalam Pendidikan Karakter, Budaya dan MoralEl-FINA SHOFIA
[ PEND — 34]Peranan Guru dalam Pengembangan Nilai dan Karakter Anak di SekolahTm-y YUUTA KADAYATI
[ PEND — 35]Pilar Proses Pendidikan Karakter: Peran Keluarga, Masyarakat, danSekolahAGUS SALIMI
[ PEND — 36]Pendidikan Karakter Bangsa Membangun Generasi yang Cerdas,Tangguh dan PeduliSITTI SAHARI BUNGA
[ PEND — 37]Belajar Bahasa Sambil BermainACHIRIATI
xiv
246
251
255
262
267
273
279
284
290
295
300
304
308
313
319
324
329
334
338
[ PEND — 38] Karakteristik dan Kebutuhan Anak Sekolah DasarTUTIK INDAHWATI
[ PEND — 39] Merosotnya Pendidikan KarakterSVHARMAN,
[PEND - 40 ] Pendidikan Karakter Anak Sekolah Berwawasan LingkunganM. TRI DJOKO.
[PEND - 41] Mencetak Generasi Berkarakter Melalui Pembelajaran Berbasis BudayaLokal (Kemaduraan)IMAM SUHAIRI
[PEND - 42 ] Pentingnya Pendidikan Karakter dalam KehidupanJAMAD,
[PEND - 43 ] Peran Serta Home-Schooling dalam Membangun Karakter BangsaAKIIMAD BUSRI
[PEND - 44] Penerapan Pendidikan Karakter Melalui PembiasaanSUTIKSAN
[PEND - 45] Memanusiakan Manusia Melalui Pendidikan KarakterADI MUNIF
[PEND - 46 ] Deskripsi Penggunaan Kata Jancok dalam Bebagai KonteksGVNIK YULAIKA.
[PEND - 47 ] Pentingnya Komunikasi dalam KeluargaRETNANINGTYAS
[PEND - 48 ] Sastra dan Pendidikan KarakterDHENY PVRWANTO
[PEND - 49 ] Penerapan Pendidikan Karakter pada Tingkat SMPSYAMZAH AYU NINGRUM
[PEND - 50 ] Teknik Pengajaran Berbicara sebagai Bagian dari Pembelajaran BahasaIndonesia di Kelas I SDN Kesamben 02 Kecamatan NgajumIDA ROSIDA
[PEND - 51 J Korelasi Pendidikan Karakter dan Sistem Pendidikan di JepangMOHAMMAD SYAH RIZAL
[PEND - 52] Pendidikan Karakter sebagai Modal Membentuk SDMGUNASIR
[PEND - 53] Pengembangan Model Pembelajaran Kecerdasan Kinestetik untukPendidikan DasarBASUKI
[PEND - 54 J Pendidikan sebagai Modal Utama Membangun Karakter BangsaDEKA CANDRA NAING FALA
[PEND - 55 J Budaya Masyarakat yang BerkarakterMUSIMAN
[PEND - 56 J Nilai Agama sebagai Acuan Membangun Karakter BangsaSUGITO
[PEND - 57] Manfaat Pendidikan Pancasila di Sekolah DasarSUNARSO HADY PRAYITNO
[PEND — 58] Wanita dan Pendidikan KarakterKHAIRUN MSA,
[PEND - 59] Pentingnya Pendidikan Berkarakter dalam Proses PembelajaranPUSRI'AH
[PEND - 60] Meningkatkan Ketaatan Terhadap Tata Tertib Sekolah Melalui
344
348
351
355
361
366
371
376
382
389
392
398
402
405
411
417
422
426
429
433
439
443
447
Pendidikan Moral pada Kelas dan 6 SDLB A Negeri BanyuwangiKATENI
[PEND - 61] Penggunaan Media LKS Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar BidangStudi Matematika Anak Tuna Grahita Kelas VI di SDLB ABCD PGRI KalipuroJATMI ISWATJ
[PEND - 62] Nilai Moral dalam Novel Sang PemimpiSRİ PURWANDRIANI
[PEND - 63] Pilar Pendidikan Agama İslam sebagai Penopang Pembangunan KarakterBangsaROCHAYATI HANDAYANI
[PEND - 64] Mengajarkan Bayi Membaca Al-Qur'an Sejak dalam KandunganSAMSUDIN
[PEND - 65] Pendidikan Akademik dan Pendidikan Karakter: Dekat dan MelekatESTİ NUGRAHENI
[PEND - 66] Pengaruh dan Keterkaitan Bahasa Terhadap Pendidikan KarakterPHENI CAHYA KARTIKA
[PEND - 67] Menggairahkan Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) Melalui
Pembelajaran SastraSRIATI
[PEND - 68] Pendidikan Karakter dan KenyataanSUYATI.
[PEND - 69] Penerapan Dasar Pendidikan Karakter
MUSLİNİ TRİONO
[PEND - 70] Pengaruh Keberadaan Perpustakaan Sekolah Terhadap Mutu Pendidikan
KUSWATI
[PEND - 71] Pengaruh Bias Gender dalanı Dongeng untuk Anak îerhadap Pendidikan
Karakter SiswaDEWJ PURWANTI
[PEND - 72] Pendidikan dan Internalisasi Nilai
ABD. KADIR
[PEND - 75] Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Takwa Melalui Pemaknaan
Model dalam Pembelajaran BiologiPEM SUHARTI
[PEND - 76] Mengembangkan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Biologi
Berbasis Kerja ilmiahYUM GAYATRI
[PEND - 77] Penerapan Pendidikan Berkarakter dalam Metode Lesson Stüdy
M. DJI AN S
[PEND - 78] Pembelajaran Folklor di Sekolah Sebagai Alternatif Pembentuk
Pendidikan KarakterANAS AHMADI,
[PEND - 79] Manfaat Pendidikan Pancasila dalam Membangun Karakter Bangsa
MASRUR ABADI
[PEND - 80] Bahasa; Pintu Gerbang Pemerolehan Bahasa
SUWARDI
[PEND - 81] Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skili) Bagi Siswa Madrasah
xvi
451
457
462
467
473
477
481
491
496
499
502
507
514
521
526
530
535
543
548
Tsanawiyah (Mts) Melalui Implementasi Pendidikan Berbasis KarakterM. RIDLWAN
[PEND - 82] Analisis Faktor pada Web Personal Dosen ITS Surabaya dengan ProgramPaket Statistik spss, Minitab, R dan SASWAHYUNI SURYANINGTYAS, DESI YUNIARTI , NAILY KAMALIAH
[PEND - 83] Berbahasa Indonesia untuk Menembus Dimensi KarakterINSILOWATI
[PEND - 84] Kendala dan Tantangan Guru dalam Mengimplementasikan PendidikanBerkarakterSUGIARTO
[PEND - 85] Membangun Pendidikan Berkarakter Melalui Penguatan BudayaERHAM
[PEND - 86] Membangun Pendidikan Berkarakter Melalui Nilai-Nilai KemandirianBangsaISTI DEWI MINDARTI
[PEND - 87] Membangun Karakter dan Watak Bangsa Melalui PendidikanSUBANDI
[PEND - 88] Anak Harapan Orang Tua dan BangsaHARTINING PURWANI
[PEND - 89] Kurikulum Berbasis MasyarakatANIS MUDAWAMAH
[PEND - 90] Menumbuhkan Moralitas Melalui Pendidikan BerkarakterISWAHYUDI
[PEND - 91] Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa dalam Kontek PendidikanNasionalMARSIDIK
[PEND - 92] Peran Guru dalam PendidikanSADAR HADI MAHYONO
[PEND - 93] Komunikasi Interpersonal Orang Tua dengan Anak dalamMeningkatkan Prestasi BelajarENDANG PURNAWATI
[PEND - 94] Pendekatan Kontekstual dan ImplemantasinyaSUNARSIH
[PEND - 951 Membangun Karakter Bangsa Melalui PendidikanWORO SULISTYO Y.P.
[PEND - 96] Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolaht-JMI SAROFAH
[PEND - 97] Pendidikan Karakter: Guru Berkarakter dan Ranah Karakter di Ruang-Ruang KelasDWI SUPARTI
[PEND - 98] Karakter Profetik sebagai Acuan Membangun Karakter BangsaWIWIK SUDARTI
[PEND - 99] Teknik-Teknik Memahami Perkembangan AnakWINARTO
[PEND - 100] Penanaman Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa pada AnakSekolah DasarSUMARDI
[PEND - 101] Penerapan Pembelajaran KooperatifTipe Think Pair Share untukMengatasi Kesulitan dalam Proses PembelajaranCHUSNAL Amy
xvii
554
561
565
569
573
577
581
585
589
594
599
603
609
613
616
620
624
628
633
639
IPENI) - 1031 Peran Guru dalam Membangun Pendidikan Berkarakter
I PEND - 1041 Pentingnya Pendidikan Karakter dan Hambatannya
IPENIV 1051 Perbandingan Kinerja Diagram Kontrol Multivariat untuk Variabilitas
Berdasarkan Matriks Kovariansi dan Matriks Korelasi
Dwi Yuli Rakhmawati
IPENI)- 1001 Peningkatan Keterampilan Penulisan Artikel Melalui Kegiatan
asunting dalam Melatihkan Perilaku Berkarakter Mahasiswa Pendidikan Sains
Angkatan 2008Hasan Subekti
IPEND- 1071 Pengaruh Pembellkiaran Tematik Terhadap Prestasi BelAjar Di Tirujau Dar
Motisasi Bel,xiar Asuhan Kebidanan Ibu Satu (Pada Mahasiswa Kebidanan Universita.•Muhammadiyah Surabaya Tahun 2010)Lusi wahvuni.IPEND - IOSI Pengembangan Materi Pendidikan Kecakapan Hidup pada Buku
Pelikiaran Bahasa Indonesia dengan Model Pembell\iaran LiterasiSV .XMSV'V SOOIO
(PEND - 1091 Menumbuhkan Minat BelAiar Berhitung Anak Usia Dini dengan Gerakdan Lagu
I PEND-1101 Analisis Rasio Aktivitas Terhadap Rentabilitas Lembaga KeswadayaanMasyarakatMA'RUF SYA'BAN
I PENIVI I II Wakaf Tunai Solusi Alternatif dalam Rangka Memberdayakan Ekonomi
FATMAH
IPEND-1121 Metoda untuk Mempercepat Waktu Pemampatan Konsolidasipada Tanah Lempung Pemodelan di LaboratoriumISN.XNIATI
IPEND-1131 Hubungan Kepatuhan Diet Rendah Garam dan TerjadinyaKekambuhan pada Pasien Hipertensi di Wilayah Puskesmas PasongsonganKabupaten Sumenep MaduraFAHRVN NUR ROSYID
I PEND-1141 Metode PembelAiaran Gotong Rotong Untuk Meningkatkan
Ketrampilan Berbahasa Inggris Siswa Sekolah Dasar
YU'I.I CHRISIIANA Y0FD0
I PEND-1151 Tanggung Jawab Kebudayaan Guru IPA dalam Menumbuhkan
Karakter SuperRAHMA YULIA ISNAINI
IPEND-1161 Kontruksi Identitas Kebangsaan dalam Pendidikan
Kes' arganegaraan pada Siswa SI) Kelas Asval
W. DYAH LXKSMI
xviii
645
650
657
667
671
676
680
684
697
705
713
720
727
730
Seminar Nasional Soft Skill and Character Building,
Surabaya, 19 Jan. 2011, ISSN 2087-8672
Metode Pembelajaran Gotong Rotong untuk Meningkatkan Ketrampilan
Berbahasa Inggris Siswa Sekolah Dasar
YULI CHRISTIANA YOEDO
Dosen Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas Kristen Petra Surabaya
Abstrak: Salah satu ciri khas bangsa Indonesia dan yang sebetulnya merupakan kekuatan yaitu adanya
budaya gotong royong. Melestarikan budaya gotong royong perlu dilakukan Ierus menerus dari sejak dini
agar bangsa ini menjadi bangsa yang siap menghadapi tantangan globalisasi di depan mata. Salah satu usaha
yang dapat dilakukan adalah melalui pendidikan dasar dan melalui mata pelajaran bahasa Inggris yang
mengasah ketrampilan berbahasa Inggris. Mengapa kctrampilan berbahasa Inggris? Karena dengan
menguasai kctrampilan berbahasa tcrsebut, siswa akan lebih siap menghadapi globalisasi. Ada satu metode
pembelajaran yang scsuai dengan kondisi bangsa kita terscbut, yaitu metode pembelajaran gotong royong
yang menekankan pada kerjasama. Menariknya, siswa bukan hanya dapat berkembang dalam aspek kognitif
saja tetapi juga dalam aspck afektif. Sclain itu, metode ini perlu untuk diterapkan karena dapat mencegah
tumbuhnya keterasingan dalam sistem individu dan keagresifan dalam sistem kompetisi tanpa mengorbankan
aspek kognitif [Lie, 1999: 961. Dengan demikian dapat mempcrsiapkan siswa untuk menghadapi globalisasi
dengan cara yang tepat. Ada dua pertanyaan yang muncul. Pertama, bagaimana cara menerapkan metode
pembelajaran gotong royong ini sehingga dapat meningkatkan ketrampilan berbahasa Inggris siswa sekolah
dasar. Kedua, kegiatan belajar apa sajakah yang dapat dilakukan. Selain menjabarkan bagaimana cara
memakai metode ini, penulis juga mendisain beberapa kegiatan belajar yang sesuai. Meskipun kegiatan
tersebut belum pernah dilakukan, penulis berharap contoh kegiatan tersebut dapat mengilhami para rekan
pengajar di sekolah dasar mendapatkan solusi untuk memecahkan persoalan yang berkaitan dengan
keengganan siswa untuk berbahasa Inggris yang selama ini banyak dikeluhkan.
Kata kunci: metode, gotong royong, ketrampilan, berbicara, sekolah dasar
PendahuluanSalah stu ciri khas bangsa Indonesia dan yang menjadi kekuatan yaitu budaya gotong royong. Baik
di desa maupun di kota, kebiasaan masyarakat suka bergotong royong ini mudah ditemui. Budaya ini
seharusnyalah dilestarikan sehingga dapat tetap menjadi harta abadi bangsa Indonesia yang sangat berharga di
masa kini dan masa yang akan datang. Seperti yang telah disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono bahwa dengan melestarikan budaya suka bergotong royong tersebut, bangsa Indonesia akan dapat
mengantisipasi derasnya arus globalisasi yang dapat mengancam eksistensi bangsa Indonesia [Sujono, 2008:
34-5].
Usaha untuk melestarikan budaya tersebut dapat dilakukan sejak anak usia sekolah dasar. Salah
satu pihak yang bertanggungiawab untuk melakukannya adalah para pengajar yang mempunyai banyakkesempatan untuk berinteraksi dengan siswa. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan
menerapkan Metode Pembelajaran Gotong Royong dalam mata pelajaran Bahasa Inggris di tingkat sekolahdasar. Lebih spesifik lagi, ketika siswa belajar bagaimana berbicara dalam Bahasa Inggris. Ciri khas darimetode ini adalah menekankan kerjasama dan menghargai keberagaman yang sesuai benar dengan kondisibangsa Indonesia sehingga dapat membantu siswa mengalami proses pendewasaan dan pengembanganpribadi. Menariknya, siswa bukan hanya dapat berkembang dalam aspek kognitif saja tetapi juga dalam aspekafektif. Selain itu, metode ini perlu untuk diterapkan karena dapat mencegah tumbuhnya keterasingan dalam
sistem individu dan keagresifan dalam sistem kompetisi tanpa mengorbankan aspek kognitif [Lie, 1999: 961.Dengan demikian dapat mempersiapkan siswa untuk menghadapi globalisasi dengan cara yang tepat. Selainitu, diharapkan metode ini menjadi salah satu solusi memecahkan persoalan yang berkaitan dengankeengganan siswa sekolah dasar untuk berbicara bahasa Inggris yang selama ini banyak dikeluhkan. Ada duapertanyaan yang muncul. Pertama, bagaimana cara menerapkan metode pembelajaran gotong royong inisehingga dapat meningkatkan ketrampilan berbahasa Inggris siswa sekolah dasar. Kedua, kegiatan belajar apasajakah yang dapat dilakukan. Selain menjabarkan bagaimana cara memakai metode ini, penulis jugamendisain beberapa kegiatan belajar yang sesuai.
720
Seminar Nasional Soft Skili and Character Building,
Surabaya, 19 Jan. 2011, ISSN 2087-8672
Tiqjauan Pustaka : Metode Pembelqjaran Gotong Royong
Menurut Anita Lie model pembelajaran gotong royong dalam pendidikan didasari oleh falsafah
homo homini socio yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia perlu bekerjasama
dengan manusia lainnya. Jadi model pembelajaran gotong royong ini menekankan adanya sistem kerjasama.
Karena itu, hal pertama yang perlu dilakukan oleh pengajar adalah berusaha agar para siswa mempunyai niat
unluk bekerja sama dengan orang lain. Di dalam menerapkan model ini, pengajar membagi siswa dalam
kelompok lalü memberi tugas unluk menyelesaikan sesuatu. Pengajar juga memberikan pedoman mengenai
pembagian tugas untuk menghindari pembagian kerja yang tidak adil. [Lic, 1999:28-9, 391.
Informasi atau pengetahuan tidak harus şelalu dari pengajar kepada siswa melainkan dapat dari
siswa kepada siswa lainnya juga. Pengajaran oleh rekan sebaya ini terbukti lebih efektif karena adanya
kemiripan skemata. Siswa yang pandai mempunyai cara memberikan informasi yang lebih dapat dipahami
oleh rekannya sedangkan siswa yang kurang pandai tidak akan takut membuat kesalahan. Dengan metode
pembelajaran ini, ketergantungan siswa kepada pengajar berkurang [Lie, 1999:32].
Agar dapat dicapai hasil yang maksimal, ada lima unsur model pembelajaran yang harus
diterapkan. Unsur-unsur tersebut adalah: kesaling-tergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap
muka, komunikasi antar anggota, evaluasi proses kelompok [Lie, 1999: 32]. Masing-masing unsur akan
dijelaskan sebagai berikut.
Yang dimaksud dengan kesaling-tergantungan positif dişini adalah bahwa masing-masing anggota
bekerja untuk mencapai satu tujuan yang sama. Masing-masing bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan
oleh pengajar. Setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya agar anggota yang lain dapat
menyelesaikan tugasnya. Jika ada satu anggota yang malas, anggota lainnya tidak akan dapat mencapai
tujuan mereka. Berarti ada ketergantungan satu sama lainnya [Lie, 1999: 33]
Masing-masing anggota mendapat nilainya sendiri atau nilai perseorangan dan nilai kelompok.
Nilai kelompok merupakan kontribusi dari masing-masing anggota. Setiap anggota memberikan poin di atas
nilai rata-rata mereka. Contohnya, nilai rata-rata si A adalah 62 dan saat İni dia mendapat 70 maka diamenyumbangkan 8 poin unluk nilai kelompok. Nilai rata-rata si B adalah 90 dan saat ini dia mendapat nilai80 maka dia tidak dapat menyumbangkan apa-apa unluk nilai kelompok. Si A meskipun mendapat nilai lebih
rendah dari si B, tidak merasa minder karena dia dapat menyumbangkan poin untuk nilai kelompok.Sementara itu, walaupun si B mendapat nilai lebih bagus dari si A, dia akan merasa malu karena tidak dapatmenyumbangkan poin unluk nilai kelompok. Karena malu, si B akan terpacu unluk belajar lebih giat. Sİ Btentü juga tidak akan merendahkan temannya yang mendapat nilai lebih rendah dari dirinya [Lie, 1999:33,95-6]
Karena berada dalam satu kelompok dan ingin mendapatkan nilai kelompok bagus, siswa yangberkemampuan akademis tinggi akan turun tangan membantu temannya yang belum mengerti unlukmencapai hasil maksimal. Selain itu, siswa yang berkemampuan akademis tinggi tidak merasa dirugikan.Dengan demikian, masing-masing anggota akan termotivasi unluk berusaha lebih keras lagi agar nilai merekameningkat. Secara psikologis, keberhasilan semacam ini dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa. Jadi,bukan hanya aspek kognitif yang meningkat, aspek afektif juga ikut meningkat [Lie, 1999:96].
Unsur kedua dari model pembelajaran gotong royong yang harus diterapkan adalah tanggungjawab
perseorangan yang merupakan akibat langsung dari unsur kesaling tergantungan positif. Karena siswa dinilai
secara perseorangan juga, setiap siswa akan berusaha mengeluarkan semua potensi yang ada. Agar siswadapat bekerja dengan maksimal, pengajar dituntut unluk membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian
rupa sehingga setiap anggota kelompok dapat melaksanakan tanggungjawabnya sendiri dengan baik. [Lie,1999:341.
Unsur ketiga adalah tatap muka. Setiap kelompok membutuhkan waktu untuk bertemu muka
beberapa kali untuk berdiskusi supaya dapat terbentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Dengan
demikian, hasil yang dicapai akan lebih baik daripada kerja perorangan. Manfaat lainnya adalah setiap
anggota terlatih untuk menghargai perbedaan dan belajar dari kelebihan anggota lainnya mengingat setiap
anggota mempunyai latar belakang, pengalaman, keluarga dan sosial ekonomi yang berlainan [Lie, 1999:34-
51.
Unsur berikutnya adalah komunikasi antar anggota. Sebelum bekerja dalam kelompok, pengajarakan membekali siswa dengan cara berkomunikasi. Sebagai contoh, bagaimana cara mendengarkan, caraberbicara dengan efektif, cara menyanggah pendapat orang lain tanpa menyinggung perasan. Hal ini perlu
721
Seminar Nasional Soft Skill and Character Building,
Surabaya, 19 Jan. 2011, ISSN 2087-8672
dilakukan karena tidak semua mahasiswa mengetahui bagaimana cara berkomunikasi yang baik padahal
keberhasilan suatukelompok bergantung pada bagaimana masing-masing anggota dapat saling mendengarkan
dan menyampaikan pendapat [Lie, 1999:35].
Unsur yang terakhir adalah evaluasi proses kelompok. Setiap kelompok dijadwalkan untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka dengan tujuan agar dapat bekerja sama
dengan lebih baik di kemudian hari. Kegiatan evaluasi ini dilakukan setelah beberapa kali siswa terlibat
dalam kerja kelompok. Format evalusi proses kelompok dapat berbentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
I. Apakah kami saling membantu?
2. Apakah kami memperhatikan giliran berbicara?
3. Apakah kami sudah saling mendengarkan dengan baik?
Evaluasi ini mudah dilakukan karena siswa hanya perlu menjawab ya atau tidak [Lie, 1999:361.
Untuk meningkatkan kinerja kelompok di kemudian hari, pengajar dapat mengajak para siswa
untuk membahas lebih lanjut dengan menganalisis penyebabnya jika jawaban yang diberikan 'tidak'. Jika
jawaban yang diperoleh 'ya', pengajar dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan kinerjanya.
Selanjutnya, ada tiga hal penting yang tidak boleh diabaikan dalam pengelolaan kelas model gotong
royong, yaitu pengelompokan, semangat gotong royong dan penataan ruang kelas. Di dalam
mengelompokkan siswa harus dihindarkan pengelompokan homogen karena selain memberi manfaat,
ternyata pengelompokan ini juga memberikan banyak dampak negatif. Sebagai contoh, pengelompokan
homogen berdasarkan hasil prestasi memang memberikan manfaat seperti memudahkan pengajaran, sangat
praktis dan mudah dilakukan secara administratif. Perlu disadari juga bahwa pengelompokan homogen
berdasarkan kemampuan ini memberikan dampak negatif. Siswa mendapat label yang akhirnya menjadi vonis
yang diberikan terlalu dini padahal penilaian guru pada saat membuat keputusan dalam pengelompokan bisa
saja salah dan tidak mungkin bisa mencerminkan kemampuan siswa yang sesungguhnya dan meyeluruh.
Pihak yang sangat dirugikan adalah siswa yang dimasukkan dalam kelompok berkemampuan akademis
rendah. Karena dimasukkan dalam kelompok tersebut, seorang siswa bisa merasa bodoh, frustasi dan
kemudian tidak mau berusaha lagi. Pelabelan seperti ini tentu saja bertentangan dengan misi pendidikan [Lie,
1999:3941].
Pengelompokan homogen juga perlu dihindari karena menurut John Dewey, sekolah seharusnya
menjadi miniatur masyarakat. Dengan demikian, sekolah atau ruang kelas perlu diusahakan agar dapat
mencerminkan keanekaragaman dalam masyarakat. Seperti kita sadari bahwa dalam masyarakat berbagai
manusia dengan tingkat kemampuan yang berbeda saling berinteraksi, berkompetisi dan bekerja sama.
Dengan demikian, jika berada pada kondisi kelas yang beragam,. siswa dapat lebih siap untuk menghadapi
kenyataan dalam masyarakat Keuntungan lainnya adalah siswa akan mempunyai kesempatan untukmemperluas wawasan, mengasah proses berpikir, meningkatkan ketrampilan bernegosiasi dan berargumentasi
[Lie, 1999:41-2].
Dari penjelasan di atas jelas bahwa dalam metode pembelajaran gotong royong, pengelompokanheterogenlah yang akan dipakai. Kelompok heterogen bisa dibentuk dengan memperhatikan keaneka-ragaman gender, latar belakang sosio-ekonomi dan etnik, serta kemampuan akademis. Kelompok ini dapatterdiri dari satu siswa berkemampuan akademis tinggi, dua siswa dengan kemampuan sedang, dan satu siswadengan kemampuan akademis kurang [Lie, 1999:42]. Masing-masing kelompok sebaiknya juga mempunyaisiswa perempuan dan siswa laki-laki. Keberadaan siswa perempuan sangat penting karena merekamempunyai potensi untuk menciptakan harmoni sosial [Brizendine, 2006:44-5].
Ada beberapa kelebihan dari pengelompokan secara heterogen. Pertama, kelompok heterogenmemberikan kesempatan bagi siswa untuk saling mengajar dan saling mendukung. Kedua, kelompok inimeningkatkan relasi dan interaksi antar ras, etnik, dan gender. Ketiga, dengan adanya satu siswa yangberkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga siswa. Keempat, karenamendapat tugas untuk mengajar siswa lainnya yang berkemampuan kurang, siswa yang berkemampuan tinggiakan lebih dapat menguasai atau menginternalisasi pengetahuan dan ketrampilan barunya. Kelima, siswaberkemampuan tinggi dapat melatih diri untuk bisa bekerja sama dan berbagi dengan siswa yangberkemampuan kurang [Lie, 1999:44].
Di dalam mengelompokan siswa ini pengajar juga perlu memperhatikan kepribadian dari masing-masing siswanya. Apakah mereka berkepribadian dominan koleris, sanguinis, melankolis atau phlegmatis.Berikut ini akan dijabarkan sedikit ciri-ciri dari empat kepribadian tersebut.
722
Seminar Nasional Soft Skill and Character Building,
Surabaya, 19 Jan. 2011, ISSN 2087-8672
Siswa berkepribadian dominan koleris diantaranya mempunyai kekuatan sebagai berikut: berbakatsebagai pemimpin, berkemauan kuat, tegas, berorientasi target, mau bekerja untuk mencapai target, tidakmudah putus asa, bisa menjalankan apa saja, bergerak cepat untuk bertindak dan unggul dalam keadaandarurat [Littauer, 1996: 26]. Sedangkan kelemahan siswa berkepriadian dominan koleris adalah: sulitmengaku salah, sulit mengalah, sulit meminta maaf, sulit menerima kelemahan orang lain, tidak sabar,menyukai kontroversi dan pertengkaran [Littauer, 1996: 212, 216, 224].
Siswa berkepribadian dominan sanguinis mempunyai kekuatan diantaranya: suka berbicara,antusias, optimis, menghidupkan suasana, bukan pendendam, cepat minta maaf, inovatif, mudah diubah,mudah berteman dan mengubah bencana menjadi humor [Littauer, 1996: 22-3]. Kelemahan merekadiantaranya adalah jarang mengambil tindak lanjut pada suatu rencana, terlalu banyak bicara, terpusat padakepentingan diri sendiri dan sulit mendengarkan [Littauer, 1996: 143, 145, 153-4].
Siswa berkepribadian dominan melankolis mempunyai kekuatan diantaranya: serius, tekun, kreatif,suka berpikir secara mendalam, artistik, suka berkorban, teratur, rapi, gigih, cermat, perfeksionis, berorientasijadwal, bertanggung jawab untuk menyelesaikan apa yang dimulai, bisa memecahkan masalah dan bisaberempati [Littauer, 1996:24]. Sementara itu, kelemahan siswa melankolis, diantaranya adalah pesimis, barubisa memulai sesuatu setelah mempunyai perlengkapan yang tepat dan yakin bahwa dia dapat menyelesaikanproyek tersebut dengan sempurna, mudah tertekan, mudah sakit hati dan mengajukan tuntutan yang tidakrealistis kepada orang lain [Littauer, 1996: 178, 185, 194, 2371.
Siswa dengan kepribadian dominan phlegmatis mempunyai kekuatan diantaranya: rendah hati,sabar, baik di bawah tekanan, menghindari konflik, menjadi penengah masalah, punya kemampuanadministrasi, mudah sepakat dan menjadi pendengar yang baik [Littauer, 1996: 271. Seperti kepribadianlainnya, phlegmatis mempunyai kelemahan, diantaranya sebagai berikut: tidak antusias, sulit membuatkeputusan, kurang motivasi untuk menyelesaikan proyek dan enggan mengkomunikasikan pendapat atauperasaan jika mempunyai potensi menimbulkan konflik [Littauer, 1996: 229, 237, 243].
Setelah mengetahui kelebihan dan kelemahan masing-masing kepribadian, pengajar seharusnyatidak akan menempatkan siswa dengan kepribadian dominan yang sama dalam satu kelompok. Supaya dapatbekerja dengan baik, masing-masing kelompok seharusnya mempunyai anggota dengan kepribadian yangberbeda supaya dapat saling melengkapi. Selain itu, karena berada bersama dengan siswa yang mempunyaikepribadian berbeda, ketrampilan siswa dalam berhubungan dengan orang Iain akan meningkat.
Sebagai contoh, jika sebuah kelompok memiliki semua siswa berkepribadian dominan koleris,kelompok tersebut akan mempunyai peluang untuk berkonflik dan sulit untuk mencapai kata sepakat karena
masing-masing ingin idenya yang diakui. Jika semuanya dominan sanguinis, kelompok tersebut akan
cenderung banyak berbicara dan tidak menyelesaikan tugasnya. Jika semuanya dominan melankolis,
kelompok tersebut cenderung tidak dapat mengumpulkan tugas pada waktunya karena mereka masih
beranggapan bahwa pekerjaan mereka belum sempurna. Jika semuanya dominan phlegmatis, kelompok
tersebut cenderung tidak akan aktif berdiskusi karena mereka enggan mengkomunikasikan pendapat dan lebih
suka menjadi pendengar yang baik.
Jika anggota kelompok mempunyai kepribadian dominan yang berbeda, ada kemungkinan besar
bahwa tugas dapat diselesaikan tepat waktu. Sang koleris akan memimpin teman-temannya untuk bekerja
sehingga dapat menyelesaikan target yang harus diselesaikan. Dia akan membagi tugas secara merata kepada
teman-temannya. Ketika kelompoknya bingung harus melakukan apa, dia akan tampil dengan percaya diri
memutuskan apa yang akan dilakukan. Ketegasannya akan membuat kelompoknya berjalan di jalur yang
benar. Sang sanguin akan membuat diskusi menjadi kegiatan yang menyenangkan karena dia pandai
menghidupkan suasana dengan humor-humornya. Kegiatan diskusi berjalan dengan serius tetapi tidak
membosankan. Dia akan memberi semangat ketika teman-temannya mulai menjadi lesu. Selain itu, dia akan
aktif memunculkan ide-ide baru yang belum terpikirkan oleh orang lain. Sementara itu, sang melankolis akan
mengajak anggota Iain untuk berpikir secara mendalam, serius dan runtun. Keberadaannya akan membuat
hasil kerja kelompok tidak hanya selesai tepat waktu tetapi juga memuaskan. Sang phlegmatis dengan senang
akan bekerjasama dengan teman-temannya. Dia dengan rendah hati akan menerima ide teman-temannya.
Ketika terjadi konflik, dia akan tampil sebagai penengah.
Agar anggota kelompok bisa bekerja maksimal, mereka juga harus mempunyai semangat gotong
royong. Semangat ini bisa tumbuh jika masing-masing anggota saling mengenal satu sama lain. Karena
merasa dikenal dan diterima meskipun, mereka dengan suka rela akan bekerjasama [Lie, 1999:49-50].
723
Seminar Nasional Soft Skili and Character Building,
Surabaya, 19 Jan. 2011, ISSN 2087-8672
Perlu diingat bahwa peran pengajar dalam metode ini adalah lebih sebagai fasilitator. Yang
dimaksudkan di sini adalah bahwa sumber informasi bukan hanya dari pengajar saja tetapi juga dari siswa
Iainnya. Karena itu, untuk menunjang pelaksanaan metode pembelajaran gotong royong ini, ruang kelas perlu
diatur sedemikian rupa sehingga selain semua siswa bisa melihat guru/papan tulis dengan jelas, Siswa dapat
dengan leluasa berinteraksi dengan anggota kelompoknya secara merata. Anggota kelompok bisa dekat satu
sama Iain tapi tidak mengganggu kelompok Yang Iain. [Lie, 1999: 53-4]. Selain itu fungsi pengajar sebagai
fasilitator adalah membantu Siswa yang mengalami kesulitan ketika bekerja sama dalam kelompok [Lewis,
2004: 59]. Jelas di sini bahwa ketika Siswa bekerja dalam kelompok, pengajar seharusnya betul-betul
memantau proses belajar sehingga dapat segera turun tangan ketika terjadi masalah yang tidak dapat
diselesaikan Oleh kelompok tersebut.
Pembahasan :Kegiatan Belmjar Mengacu pada Metode Pembelqjaran Gotong Royong
Ada beberapa kegiatan belajar, mengacu pada metode pembelajaran gotong royong, yang dapat
dilakukan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
Siswa dibagi dalam kelompok berempat. Masing-masing kelompok ditugaskan untuk mencari
informasi tentang seorang pengajar, seorang siswa, seorang staf administrasi dan seorang satpam/petugas
kebersihan. Tugas dibagi sendiri diantara anggota kelompok. Setelah mendapatkan informasi tersebut mereka
diminta untuk bertukar informasi dengan anggota kelompoknya menggunakan bahasa Inggris. Setelah itu
mereka menyampaikan informasi tersebut kepada kelompok Iainnya. dengan menambahkan apa yang mereka
pelajari dari kehidupan orang-orang yang mereka wawancarai tersebut. Kegiatan ini bertujuan agar Siswa
lebih mengenal orang-orang Yang ada di sekeliling mereka dan belajar dari kehidupan mereka sehingga dapat
lebih menghargai orang Iain dan bersyukur atas apa Yang dimiliki.
Sekolah dapat bekerjasama dengan Kedutaan Besar Amerika di Surabaya agar staf kedutaan dapat
mengunjungi Siswa sebagai narasumber dan memberikan informasi tentang gaya hidup anak Amerika,
misalnya. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari empat orang. Masing-masing kelompok
diberi tugas untuk membuat pertanyaan dengan topik yang berbeda. Siswa dapat mengusulkan topik apa saja
yang perlu ditanyakan. Seperti misalnya, Kelompok pertama dapat bertanya tentang permainan apa saja yang
disukai anak Amerika, Sementara kelompok Iainnya dapat bertanya tentang cara belajar anak Amerika.
Kelompok Iainnya dapat bertanya tentang hal Iainnya sepanjang berkaitan dengan gaya hidup anak Amerika.
Masing-masing anggota menyerahkan dua pertanyaan kepada pengajar sebelum pertemuan dengan staf
kedutaan berlangsung supaya dapat diseleksi pertanyaan mana Yang pantas ditanyakan. Pertanyaan yang tidak
sesuai akan dikembalikan dan kelompok diminta untuk memberikan pertanyaan yang baru. Tujuan dari
kegiatan ini adalah memberi kesempatan Siswa untuk belajar langsung dari penutur asli.
Siswa dibagi dalam kelompok berempat. Masing-masing kelompok diberi bacaan singkat tentang
satu negara. Setiap anggota kelompok mendapat sepenggal informasi kecuali satu orang. Angota-anggota
yang mendapat informasi harus memberitahu secara lisan temannya yang tidak mendapatkan penggalan
informasi. Anggota Yang tidak mendapat penggalan informasi harus menyatukan informasi tersebut dan
kemudian menyampaikan keseluruhan informasi kepada pengajar secara lisan agar dapat diukur
pemahamannya. Selanjutnya, masing-masing anggota pergi ke kelompok Iain dan menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan negara tersebut. Jawaban yang diperoleh harus dicatat. Setiap kelompok harus mengetahui
informasi yang lengkap tentang negara tersebut berdasarkan jawaban dari kelompok pertama tadi. Pengajar
akan meminta satu anggota dari kelompok Iain untuk membagikan informasi yang diperolehnya. Kegiatan
dapat berlanjut dengan membahas negara Iainnya. Siswa berkemampuan akademis tinggi dalam masing-
masing kelompok mendapat tugas untuk membantu temannya menjelaskan bagian-bagian yang belum
dimengerti, mempersiapkan presentasi atau membuat kalimat pertanyaan dengan benar. Pengetahuan akan
negara Iain akan memperluas wawasan Siswa dalam rangka mempersiapkan diri menyambut globalisasi.
Siswa dibagi dalam kelompok berempat. Pengajar memberikan sebuah lagu berbahasa Inggris
kepada setiap kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan lagu yang berlainan. Masing-masing
anggota kelompok mendapat bagian yang berbeda. Masing-masing mencoba memahami bagian isi lagu
yang diterimanya di luar kelas. Di dalam kelas setiap anggota memberitahu anggota Iainnya bagian lagu Yang
diterimanya. Kemudian semua anggota berdiskusi untuk mencari pesan dari penulis lagu tersebut. Setelah
itu kelompok ini bercerita tentang lagu dan pesan dari penulis lagu tersebut kepada kelompok Iainnya.
724
Seminar Nasional Soft Skill and Character Building,
Surabaya, 19 Jan. 2011, ISSN 2087-8672
Masing-masing kelompok lainnya diminta untuk memberikan paling sedikit 2 pertanyaan. Variasi materi
belajar akan membuat siswa bergairah untuk belajar.
Siswa dibagi dalam kelompok berempat. Pengajar memberi tugas kepada masing-masing anggota
untuk mencari lima kata baru dari bacaan yang sama dan menuliskannya di lima kartu kecil. Setiap kelompok
mendapatkan bacaan yang berlainan. Semua kartu diletakkan di tengah meja dan masing-masing anggota
mendapat giliran untuk mengambil kartu lalu membuat kalimat apa saja dalam bentuk Present Tense.
Anggota yang dapat membuat kalimat dengan benar akan mendapatkan bonus. Begitu juga anggota yang
dapat mengkoreksi kesalahan anggota. Tuuan dari kegiatan ini adalah agar siswa dapat membuat kalimat
dalam Simple Present Tense dengan benar.
Siswa dibagi dalam kelompok berempat. Pengajar memberi satu kalimat dalam bahasa Inggris
kepada satu kelompok. Kelompok yang lain mendapat kalimat yang berbeda. Kelompok harus memutuskan
bersama tentang pendapat mereka apakah mereka setuju atau tidak. Masing-masing anggota memberikan
dua argumentasi yang mendukung pendapat mereka. Kemudian masing-masing anggota menyampaikan
argumentasi mereka dan kelompok lainnya diwajibkan untuk bertanya. Anggota kelompok yang ditanya
harus mencoba untuk menjawab. Kalau jawaban yang diberikan salah, anggota-anggota lainnya boleh
membantu tetapi tetap anggota yang ditanyalah yang harus menjawab. Kegiatan inidapat melatih siswa untuk
belajar berargumentasi.
Siswa dipasangkan. Pengajar memberikan bacaan yang berupa cerita kepada siswa pertama. Siswa
kedua harus menebak isi cerita dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa pertama. Siswa pertama
harus menjawab dan mengarahkan tetapi tidak memberitahukan isi ceritanya. Siswa pertama akan berusaha
keras mengarahkan siswa kedua agar dapat menebak isi cerita. Bonus akan diberikan kepada mereka berdua
bila siswa kedua dapat menebak paling cepat dibandingkan pasangan lainnya. Pada kesempatan ini siswa
sedang mempraktekkan bagaimana menggunakan "Wh Question"
Siswa dibagi dalam kelompok berempat. Pengajar memberi tugas kepada masing-masing kelompok
untuk mencari informasi tentang suatu hal yang merupakan ciri khas Indonesia. Sebagai contoh, satu
kelompok mendapat tugas untuk mencari informasi tentang "batik". Siswa pertama ditugaskan untuk
mencari data tentang sejarah batik. Siswa kedua mencari data tentang motif batik. Siswa ketiga mencari data
tentang prosedur pembuatan batik. Siswa keempat membuat materi untuk presentasi yang menarik. Mereka
berempat kemudian diminta untuk melakukan presentasi. Kelompok lainnya akan memutuskan siapa anggota
kelompok yang akan melakukan presentasi. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar siswa dapat menghargai
kekayaan Indonesia.
Siswa dibagi dalam kelompok berempat. Pengajar menuliskan 10 kata di papan tulis. Setiap
kelompok diminta untuk membuat sebuah cerita dengan memakai kata- kata tersebut. Siswa pertama
membuat bagian pendahulunya. Siswa kedua harus membuat badan ceritanya. Siswa ketiga melanjutkan
badan ceritanya. Siswa keempat wajib membuat bagian penutupnya. Kemudian mereka diminta untuk
membagikan ceritanya di depan kelompok lain. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan daya
imajinasi siswa.
KesimpulanMelestarikan kekayaan Indonesia merupakan tugas semua warganegara Indonesia, termasuk para
pengajar sekolah dasar. Kekayaan tersebut merupakan aset yang tidak ternilai dalam menyambut masa depan
yang lebih baik di era globalisasi. Salah satu kekayaan tersebut adalah budaya gotong royong yang banyak
dijumpai baik di desam maupun di kota. Usaha melestarikan budaya tersebut adalah dengan menggunakan
metode pembelajaran gotong royong untuk meningkatkan ketrampilan berbahasa Inggris siswa sekolah dasar.
Metode pembelajaran gotong royong ini dapat diaplikasikan melalui beberapa kegiatan pembelajaran yang
menarik. Penulis percaya bahwa dengan kerjasama, bantuan dari teman membuat siswa tidak akan takut
untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Selain itu, Dua macam penilaian yang digunakan, yaitu individu dan
kelompok akan menyeimbangkan semangat berkompetisi dan semangat bekerjasama diantara siswa. Terbiasa
kerjasama dengan teman yang beragam, siswa akan dapat menghargai keberagaman yang juga merupakan
kekayaan bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka
Brizendine, Louann. 2007. The Female Brain (diterjemahkan oleh Meda Satrio). Jakarta: Ufuk Press.
725
Seminar Nasional Soft Skil and Character Building,Surabaya, 19 Jan. 2011, IS N 2087-8672
Lewis, Barbara A. 2004. Character Building untuk Anak-anak (diterjemahkan oleh Arvin Saputra). Batam:
Karisma Publishing Group.
Lie, Anita. 1999. Metode Pembelajaran Gotong Royong. Surabaya: CV. Citra Media.
Littauer, Florence, M.D. 1996. Personality Plus (diterjemahkan oleh Anton Adiwiyoto). Jakarta: Binarupa
Aksara.
Sujono, Haridadi. 2008. Globalisasi. Jakarta: Lembaga Humaniora.
726
MUHO,
Universitas Muhammadiyah Suraba aJI. Sutorejo 59, Surabaya 60113Telp. 031-3811966 Fax. 031-3813096http://www.um-surabaya.ac.id
9 72087 867005