Download - Observasi Perkembangan Sosial Remaja.doc
Observasi Perkembangan Sosial RemajaDisusun untuk memenuhi salah satu Tugas mata Kuliah Psikologi Perkembangan II
Disusun Oleh :
Anandya Ikhwan Muttaqin
Ridlo Subagia
Trimur Triyono
Azmy Imaduddin
Fakultas PsikologiUniversitas Islam Bandung
2009
Observasi Perkembangan Sosial Remaja
Pendahuluan.
Perkembangan adalah suatu proses perubahan menuju taraf kematangan dan
merupakan proses yang progresif dan teratur, dalam arti mencapai kemajuan dan
berhubungan antara setiap fase. Perkembangan selalu ditandai dengan adanya suatu
perubahan baik secara kualitatif dan kuantitatif. Pada manusia dalam perkembangan
masa hidupnya mengalami berbagai periode perkembangan, dimulai dari dalam
kandungan hingga diluar kandungan, dari bayi kemudian menjadi manusia dewasa.
Salah satu periode dalam perkembangan merupakan periode Remaja, Remaja
merupakan masa transisi seseorang dari anak-anak menuju dewasa. Pada
perkembangan Remaja seseorang mengalami berbagai perubahan yang sangat besar
dan drastis pada dirinya. Perubahan ini berkaitan dengan perubahan fisik yang sangat
besar pada dirinya, yang nantinya juga berpengaruh secara sosial dan emisional. Pada
perkembangan remaja terdapat beberapa aspek perkembangan yang mesti dijalani,
salah satu aspek tersebut adalah aspek sosial pada perkembangan remaja. Dimana
pada perkembangan Sosial seorang remaja memiliki berbagai macam tugas
perkembangan yang harus dilewatinya karena akan berpengaruh terhadap
perkembangan selanjutnya.
Gambaran Periode Remaja
Periode Remaja terbagi kedalam 2 tahap yakni Remaja Awal (11-14 Th) dan
Remaja Akhir (15-20 Th). Pada Perkembangan Remaja Seseorang mengalami
perkembangan fisik yang cepat seperti bertumbuhnya jakun pada laki-laki, dan
membesarnya payudara pada wanita. Serta ditandai dengan kematangan pada organ-
organ sex pada laki-laki dan perempuan. Pada masa ini terjadi perubahan hormon
yang sangat besar di dalam tubuh. Perubahan perubahan yang cepat inilah yang juga
sangat berpengaruh besar terhadap emosional remaja yang nantinya sangat berperang
terhadap perkembangan sosialnya. Perkembangan Remaja merupakan periode yang
sangat penting bagi kehidupan seseorang, dimana pada masa ini merupakan masa
transisi dari anak-anak menuju kedewasaan. Pada masa ini merupakan masa usia yang
penuh dengan masalah, dimana seseorang mulai mencai identitas dirinya, dimana
pada masa ini peran orang tua mulai berkurang. Peran ini kemudian digantikan oleh
teman sebayanya. Pada perkembangan ini pula menjadi masa yang penuh dengan
ketakutan, ketakutan-ketakutan inilah yang dapat mempengaruhi perkembangannya,
ketakutan-ketakutan seperti ini meliputi masa depannya, hubungan dia dengan orang
lain,dll.
Pada masa Remaja memiliki berbagai macam tugas-tugas perkembang yang harus
dilewati, tugas - tugas itu antara lain
1. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman dari kedua jenis
kelamin
2. Mencapai peran sosial yang matang sesuai jenis kelamin
3. Menerima keadaan fisik dan memanfaatkannya secara efektif
4. Mencapai kemandirian secara emosional terhadap orang tua dan orang dewasa lain
5. Mempersiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga
6. Mempersiapkan karir ekonomi
7. Mengembangkan sistem nilai dan etika sebagai pedoman bertingkah laku,
mengembangkan ideologi
8. Mempunyai kemampuan dan kemauan bertingkah laku sosial dan bertanggung
jawab.
Tugas –tugas perkembangan itulah yang harus dilewati para remaja dengan baik,
karena keberhasilan remaja menempuh tugas-tugasnya itulah yang akan berpengaruh
terhadap perkembangan selanjutnya. Ketidakberhasilan menempuh tugas-tugas
perkembangan inilah yang akan mengakibatkan hambatan pada perkembangan
selanjutnya seperti krisis identitas, kekurangan percaya diri, dll.
Remaja mencapai tugas perkembangan dalam tiga tahap; pertama Early
Adolescence yang terjadi pada awal SMP sampai dengan awal SMA yang memiliki
ciri khas Pertumbuhan cepat (fisik, intelektual, karakteristik sexual). Tahap yang
kedua Middle Adolescence yang terjadi pada masa SMA, pada tahap ini memiliki ciri
Mencapai perubahan fisik dan otonomi secara psikologis dari orang tua, Mencapai
relasi dengan peer sebagai pacar, belajar mengatasi masalah dalam relasi heterosex,
dating, Fokus pada kemandirian dari orang tua dan relasi matang dengan peer. Tahap
yang ketiga adalah Late Adolescence yang terjadi pada tahun terakhir SMA dan
berlanjut sampai dengan mencapai identitas personal, peran sosial, sistem nilai dan
tujuan hidup, pada tahap yang ketiga ini Remaja dihadapkan pada masa untuk
mempersiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga, Mempersiapkan karir ekonomi,
Mengembangkan sistem nilai dan etika sebagai pedoman bertingkah laku,
mengembangkan ideologi, Mempunyai kemampuan dan kemauan bertingkah laku
sosial dan bertanggung jawab.
CONTOH KASUS (FIKTIF)
I. IDENTITAS
Nama : D R
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal lahir : Los Angeles, 2 Desember 1991
Usia : 17 Tahun 6 Bulan
Anak : 1 dari 2 bersaudara
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : Siswa kelas XII
Alamat : JL. M, B
Nama Ayah : D T
Usia Ayah : 42 Th
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : JL. M, B
Nama Ibu : N S
Usia Ibu : 39 Th
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Alamat : JL. M, B
Status Praesens
Subjek yang merupakan seorang remaja perempuan berumur 17 tahun yang
sedang menempuh di jenjang pendidikan SMA Negeri di Bandung dengan
perawakan tinggi sekitar 158 cm dengan berat badan sekitar 51 kg, secara keseluruhan
subjek tampak gempal, menurut tipologi sheldon subjek termasuk tipologi
mesomorphi. Subjek memiliki kulit berwarna sawo matang, berambut lurus dengan
warna hitam dengan panjang sebahu , dan memilki wajah yang berbentuk oval.
Subjek Secara kseseluruhan terlihat memiliki wajah yang cantik.
Keluhan
Berdasarkan hasil wawancara dengan teman sekolah Subjek mengenai keluhan,
ada beberapa keluhan diantaranya:
1. Subjek sering merokok dilingkungan sekolah
2. Subjek sering ganti-ganti pacar.
3. Subjek sering berteman dengan teman-temannya yang nakal
4. Subjek Sering Dugem dengan teman-temannya.
5. Sering keluar- masuk BK
6. Pulang sekolah tidak langsung pulang tetapi suka nongkrong dulu disekitar
sekolahnya.
II. Observasi
Observasi umum
Observasi dilakukan selama 3 hari pada tanggal 31 april dan 7 Mei 2009.
disekolah Subjek. Selama dilakukan Observasi yang paling menonjol dari subjek ialah
dari cara berpakaiannya, subjek ketika sekolah selalu mengenakan pakaian ketat
seperti baju yang ngepas dibadan, dan rok yang yang diatas lutut. Dalam hal
penyesuaian sosial Subjek termasuk anak yang pandai bergaul, hal ini terlihat dari
ketika disekolah Subjek memiliki teman-teman yang banyak baik itu perempuan
maupun laki-laki, bahkan ketika subjek bermain bersama teman-temannya Subjek
termasuk orang yang paling dominan dalam berbicara, Subjek juga temasuk orang
uang memiliki kepercayaan diri yang tinggi hal ini terlihat Subjek ketika
mempersentasikan materi pelajaran di kelas subjek terlihat tidak canggung. Hal
lainnya yang menonjol adalah semua teman perempuan yang dekat dengan subjek
terlihat memiliki tampilan yang mirip dengan subjek yakni sama-sama berpakaian
Seksi. Selama dilakukukan Observasi disekolah ada beberapa perilaku Sosialnya yang
menonjol seperti ketika berbicara Subjek terlihat sering berbicara dengan bahasa yang
tidak pantas, seperti ( Anjing, Goblok, Bego,dll). Beberapa perilaku subjek lainnya
yang menonjol diantaranya ketika waktu istirahat subjek bersama teman-teman
perempuannya di kantin sekolah terlihat merokok dengan teman-temannya.
Observasi Khusus
Selasa, Tanggal 31 Maret 2009, ketika itu pada awalnya Observer
mengobservasi Subjek pada saat jam istirahat sekolah, pada awal-awal jam istirahat
subjek terlihat nongkrong di depan kelas dengan empat orang teman-temannya.
Subjek telihat asyik mengobrol dengan teman-temannya, pada saat berbicara dengan
temannya terlihat Subek lebih banyak berbicara dibandingkan dengan teman-
temannya, hanya saja pada saat ngobrol terdengar subjek mengatakan beberapa kata
yang tidak selayaknya di ucapkan, seperti (Anjing, bego lu) yang diselingi dengan
canda tawa. Beberapa saat kemudian Subjek terlihat berjalan ke kantin diikuti oleh
teman-temannya. Pada saat dikantin Subjek terlihat membeli makanan dan minuman,
kemudian Subjek makan makanan tersebut dibangku paling pojok di kantin.
Ketika subjek menyantap makanan subjek terlihat makan sambil mengobrol
dengan temannya yang diselingi dengan canda tawa yang membuat subjek tertawa
terbahak-bahak sambil menepuk-nepuk pundak temannya yang duduk disebelah kiri
subjek, bahkan ketika tertawa Subjek terlihat sempat tersedak hingga ia terbatuk-
batuk. Setelah selesai menyantap makanan Subjek terlihat mengeluarkan bungkusan
rokok dan mengambilnya satu batang, serta menawarkannya kebeberapa temannya,
tetapi hanya ada satu temannya saja yang mengambil rokok yang ditawarkan Subjek
kemudian subjek pun menyalakan rokoknya tersebut dan mulai menghisapnya. Subjek
terlihat mengobrol di kantin sambil menghisap rokoknya sampai dengan bel masuk.
Setelah waktunya masuk kelas Subjek terlihat segera mematikan rokoknya yang
belum habis, kemudian beranjak dari tempat duduknya dan berjalan kearah kelas
subjek.
Setelah didepan kelas subjek tidak langsung masuk ke kelas tetapi diam didepan
kelas sambil smsan, hingga akhirnya gurunya datang dan subjekpun masuk kekelas.
Ketika Subjek dikelas tingkahlakunya tidak dapat teramati karena pintu kelas subjek
yang ditutup serta kondisi yang tidak memungkinkan.
Selasa, 7 Mei 2009, Pada Saat itu Subjek terlihat masih belajar didalam kelas,
subjek Ketika itu terlihat lagi membaca buku pelajaran, tidak lama kemudian
namanya dipanggil oleh Gurunya yang mengajar, pada saat dipanggil terlihat ekspresi
Subjek kaget. Kemudian Subjek kedepan dan menuliskan sesuatu dipapan tulis,
setelah menulis subjek kemudian menjelaskan apa yang ia tulis dipapan tulis. Pada
saat menjelaskan Subjek terlihat luwes menjelaskannya dengan suara yang keras dan
disertai dengan gerakkan-gerakkan tangannya yang mendukung penjelasannya,
terlihat sesekali para siswa yang lainnya tertawa ketika Subjek menjelaskan pelajaran
yang ia presentasikan, Subjek pun hanya tersenyum.
Pada saat waktu istirahat Subjek terlihat masih di kelas ia terlihat sedang menyisir
rambutnya sambil bercermin. Kemudian Subjek terlihat berjalan keluar ia berjalan
menuju kelas yang terletak disebelah kelas subjek, ia menghampiri teman-temannya
yang berada dalam kelas tersebut, ia berjalan menghampiri temannya tersebut sambil
setengah berteriak “budeee, kengeeen.. kmana aja loo?”. Ketika berbicara sama
teman-temannya subjek terlihat berbicara blak-blakkan, dengan diselingi ketawa
bahkan terbahak-bahak. Subjek ketika itu juga terdengar memamnggil salah seorang
teman laki-lakinya dengan sebutan “Botak”. Subjek berbicara didalam kelas hingga
waktu istirahat selessai.
Kemudian Observer kembali mengamati Subjek pada saat jam pulang sekolah,
pada saat pulang sekolah subjek terliht tidak langsung pulang sekolah malainkan
Nongkrong dulu di dekat sebuah toko di dekat sekolahnya, pada saat nongkrong
dengan beberapa teman perempuan dan teman laki-lakinya Subjek Subjek terlihat
merokok bersama teman-temannya. Ada satu hal yang menarik disini ketika Subjek
berkumpul bersama teman-temannya, Subjek ketika berbicara kepada teman
perempuan atau laki-lakinya subjek terdengar berbicara blak-blakkan dengan
menggunakan kata- kata yang kasar, seperti (Anjing, Goblok, dll), bahkan beberapa
kali Subjek mengucapkan kata-kata yang menjurus ke arah Sexualitas.
Anamesa
Ketika melakukan Observasi, Observer juga melakukan wawancara dengan salah
seorang teman Subjek. Menurut temannya sehari-harinya Subjek termasuk siswa
yang baik kepada teman-temannya, ia pandai bergaul kepada siapapun baik
perempuan maupun laki-laki bahkan menurut temannya subjek memiliki banyak
sekali teman diluar sekolahnya. Menurut temannya subjek juga termasuk yang aktif di
dalam kegiatan ekskul teater disekolahnya. Hanya saja menurut temannya subjek
memiliki perilaku-perilaku yang menyimpang dalam bergaul, seperti sering sekali
berbicara yang kotor dan jorok. Bahkan menurut temannya karena kecantikan yang
dimiliki Subjek, subjek sering ganti-ganti pacar. Subjek juga menurut temannya
memiliki kebiasaan hobi merokok. Selama bersekolah subjek sering keluar masuk BK
karena beberapa kasus pelanggaran seperti bolos sekolah, memakai pakaian yang
terlampau ketat, hingga subjek juga pernah masuk BK gara-gara berantem dengan
salah seorang siswi adik kelasnya. Pergaulan Subjek diuar sekolah menurut temannya,
subjek sering sekali pergi ketempat hiburan malam bersama teman-temnannya.
Menurut teman Subjek perilaku Subjek seperti itu terjadi akibat pergaulannya
dengan teman-temannya yang sekarang. Padahal subjek ketika petama masuk SMA
Subjek termasuk siswa yang pendiam dan sopan dalam berpakaian dan bertutur kata.
Hanya saja lama-kelamaan subjek menurut temannya subjek mulai berubah ketika
mulai bergaul dengan teman-temannya. Gaya berpakaian yang cenderung ikut-iutan
teman-temannya dengan berpakaian sekolah yang ketat, serta jadi suka merokok
karena diajak teman-temannya.
III. Teori Pendukung
Teori Sosial Allbert Bandura
Menurut Bandura , Kebanyakan belajar terjadi tanpa reinforsemen yang nyata.Dalam
penelitiannya, ternyata orang dapat mempelajari respon baru dengan melihat respons
orang lain.bahkan belajar dapat terjadi tanpa mengikuti hal yang dipelajari itu, dan
model yang diamatinya juga tidak mendapa reinforsemen dari tingkah lakunya.
Belajar melalui observasi jauh lebih efisien dibandingkan belajar melalui tingkah laku
langsung. Melalui observasi orang dapat memperoleh respon myang tidak terhigga
banyaknya, yang mungkin diikuti dengan hubungan atau penguatan.
Peniruan ( Modelling )
Inti dari belajar melalui observasi adalah Modelling.
Modelling tingkah laku baru
Melalui modelling, orang dapat memperoleh tingkah laku baru. Ini dimungkinkan
karena adanya kemampuan kognitif.
Modelling mengubah tingkah laku lama
Disamping dampak mempelajari tingkah laku baru, modelling mempunyai dua
macam dampak terhadap tingkah laku lama. Pertama, tingkah lakuj model yang
diterima secara sosial dapat memperkuat respon yang sudah dimiliki pengamat.
Kedua, Tingkah laku model yang dapat diterima secara sosial, dapat memperkuat atau
memperlemah pengamat untuk melakukan tingkah laku yang tidak diterima secara
sosial, tergantung apakah tingkah laku itu dihukum ataukah di beri hadiah.
Modeling Simbolik
Dewasa ini sebagian besar modeling tingkah laku berbentuk simbolik film dan
televisi menyajikan contoh tingkah laku yang terhitung yang mungkin mempengaruhi
tingkah laku.
Modelling kondisioning.
Modeling dapat digabung dengan kondisioning kelasik vikarius ( Vicarious classical
Conditioning), Modelling semacam ini banyak dipakai untuk mempelajari respon
Emosional
Faktor-Faktor Penting Dalam belajar melalui observasi ;
Menurut Bandura, ada empat proses yang penting agar belajar melalui observasi dapat
terjadi ;
1.Perhatian ( Attention process ) : Sebelum meniru orang lain, perhatian harus
dicurhkan keorang itu.Perhatian ini dipengaruhi oleh asosiasi pengamat dengan
modelnya, Sifat model yang atraktif dan arti penting tingkah laku yang diamati oleh
sipengamat.
2. Representasi ( Representasi Proses ) : Tingkah laku yang akan ditiru , harus
disimbolisasaikan kedalam ingatan, baik dalam bentuk ingatan maupun dalam bentuk
gambaran/Imajinasi.
3.Peniruan tingkah laku Model ( Behavior production proses ) : Sesudah mengamati
dengan penuh perhatian , dan memasukannya kedalam ingatan, orang lalu bertingkah
laku, mengubah dari gambaran pikiran menjadi tingkah laku menimbulkan evaluasi, ”
Bagaimana Melakukannya?” Apa yang hrus dikerjakan?” ”Apakah sudah benar ?”
4.Motivasi dan penguatan ( Motivation and Reinforcement process) : Belajar melalui
pengamatan menjadi efektif kalau pembelajar memiliki motivasi tinggi untuk dapat
melakukan tingkahlaku modelnya.
IV. Analisis
Berdasarkan hasil dari Observasi dan anamesa yang dilakukan dan
mengakaitkannya dengan teori Sosial dari Bandura. Kami menganalisis bahwa.
Tingkahlaku subjek seperti berbicara dengan bahasa kasar dan jorok, merokok,
berpakaian ketat. Ini semua terjadi akibat hasil dari peniruan dia terhadap teman-
teman dekatnya. Hanya saja model yang ia tiru itu merupakan siswi yang semestinya
tidak ia tiru. Perilaku ini menguat karena ketika ia berhasil meniru perilaku modelnya
ia mendapatkan semacam Reward yakni ia diterima di kelompok temannya tersebut,
maka peniruan ini pun terus berlanjut pada tingkah laku model lainnya seperti
merokok dan sering pergi ke tempat hiburan malam. Aspek lainnya yang positif ia
berhasil dalam melakukan penyesuaian sosial yang baik, hal ini terlihat dari
keluwasannya bergaul dengan siapa saja, dan memiliki sifat yang percaya dirinya
tinggi hal ini terlihat karena ia ketika prensentasi di kelas dan ia tercatat sebagai salah
seorang anggota ekstrakulikuler Teater. Hanya saja subjek dalam menilai seleksi
teman persahabatannya yang akan dijadikan modelnya menyimpang, karena Subjek
cenderung memilih teman yang nakal.
V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan Analisis yang dilakukan kepada
subjek kami menimpulkan bahwa subjek termasuk orang yang berhasil dalam
penyesuaian sosialnya karena ia dapat dengan mudah bergaul dengan orang lain,
selain itu subjek juga termasuk orang yang memiliki percaya diri yang tinggi. Hanya
saja disini kami memiliki kesimpulan dalam bergaul Subjek mengalami
penyimpangan dalam memilih model teman yang sesuai dengan dirinya, subjek
cenderung memilih teman yang nakal, yang kemudian ia tiru tingkha laku yang
semestinya tidak ia tiru.