Download - Natalina 2009.pdf
PERAN PETUGAS KESEHATAN, GURU DAN ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN UKGS DENGAN TINDAKAN
PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN
TAHUN 2009
TESIS
Oleh
NATALINA HUTABARAT 077012016/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
THE ROLES OF HEALTH STAFFS, TEACHERS AND STUDENTS’ PARENTS IN PERFORMING SDHP WITH ORAL
AND DENTAL HEALTH CARE OF THE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS IN MEDAN CITY YEAR 2009
THESIS
BY
NATALINA HUTABARAT 077012016/AKK
POSTSCHOLAR SCHOOL UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA
MEDAN 2009
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
PERAN PETUGAS KESEHATAN, GURU DAN ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN UKGS DENGAN TINDAKAN
PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN
TAHUN 2009
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
NATALINA HUTABARAT 077012016/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2009
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Judul Tesis : PERAN PETUGAS KESEHATAN, GURU DAN ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN UKGS DENGAN TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SD DI KOTA MEDAN TAHUN 2009
Nama Mahasiswa : Natalina Hutabarat Nomor Pokok : 077012016 Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Lina Natamihardja, drg., SKM) (Drs. Tukiman, MKM) Ketua Anggota Ketua Program Studi, Direktur,
(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof. Dr. Ir. T.Chairun Nisa B,MSc) Tanggal lulus : 6 Juli 2009
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Telah diuji pada Tanggal 6 Juli 2009
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Lina Natamihardja, drg, SKM
Anggota : 1. Drs. Tukiman, MKM
2. Prof. Haslinda Z. Tamin, drg., MKes, Sp.Pros(K)
3. Drs. Amru Nasution, MKes
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
PERNYATAAN
PERAN PETUGAS KESEHATAN, GURU DAN ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN UKGS DENGAN TINDAKAN
PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN
TAHUN 2009
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juni 2009 (Natalina Hutabarat)
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
ABSTRAK
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dengan sasaran anak sekolah adalah pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan gigi yang mencakup pelayanan promotif, preventif, dan kuratif atas dasar permintaan dan kebutuhan. Pelaksanaan upaya ini secara langsung menggabungkan potensi orang tua murid, guru dan tenaga kesehatan gigi puskesmas maupun dari dinas kesehatan setempat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan peran petugas kesehatan, guru dan orang tua dalam pelaksanaan UKGS dengan perilaku menyikat gigi dan status kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar di Kota Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan desain potong lintang (cross-sectional). Populasi terdiri dari petugas kesehatan, guru olah raga kesehatan (orkes), orang tua dan murid sekolah dasar (SD). Sampel petugas kesehatan 8 orang, guru orkes 8 orang, orang tua 320 orang dan murid SD 320 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling yang dianalisa dengan memakai uji Chi Square dan uji ANOVA.
Hasil penelitian menunjukkan perilaku murid dalam hal waktu menyikat gigi dan penggunaan pasta gigi dengan fluor masih kurang. Pengetahuan anak tentang sumber informasi pemeliharaan kesehatan gigi, penyebab karang gigi dan perawatan gigi berlubang masih rendah. Status kesehatan gigi dan mulut murid: rata-rata DMFT 1,43 termasuk kategori rendah menurut WHO. Rata-rata sekstan sehat 3,32; sekstan gingivitis 0,88 dan sekstan kalkulus 1,70 sesuai target WHO 2010. Rata-rata OHI 1,71 termasuk kategori sedang. Dalam pelaksanaan UKGS, peran petugas kesehatan dalam melakukan monitoring kegiatan UKGS dan sosialisasi program UKGS masih rendah. Peran guru orkes dalam memimpin sikat gigi massal dan melaksanakan kumur-kumur dengan fluor masih rendah. Peran orang tua di dalam pengawasan menyikat gigi dan membawa anak memeriksakan gigi ke dokter gigi masih rendah. Peran petugas kesehatan dan guru orkes tidak ada hubungannya dengan perilaku menyikat gigi murid. Peran orang tua ada hubungannya dengan perilaku menyikat gigi murid. Peran petugas kesehatan ada hubungannya dengan status pengalaman karies gigi dan oral hygiene murid. Peran petugas kesehatan tidak ada hubungan dengan status periodontal murid. Peran guru orkes ada hubungan dengan status pengalaman karies gigi dan oral hygiene murid. Peran guru orkes tidak ada hubungan dengan status periodontal. Peran orang tua ada hubungannya dengan status pengalaman karies gigi, status periodontal dan oral hygiene murid
Petugas kesehatan perlu meningkatkan perawatan komprehensif dengan penambalan gigi dan scaling, kumur-kumur dengan fluor, sikat gigi massal agar status kesehatan gigi murid meningkat. Disamping itu perlu pengajuan penambahan peralatan dan bahan tambalan ke kepala Puskesmas serta meningkatkan evaluasi laporan UKGS dari Puskesmas dan menindaklanjutinya. Kata Kunci : UKGS, Peran, Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
ABSTRACT School Dental Health Program (SDHP) with the elementary school students
target is the implementation of the dental health services including promotive, preventive and curative services based on need and demand. The implementation of this program directly combines the potentials of students’ parents, teachers, dental health staffs in the public health center or in local health departement.
The purpose of this study is to analyze the relationship between the roles of health staffs, teachers, and students’ parents in the implementation of School Dental Health Program (SDHP) and in tooth filling and oral brushing behaviour and dental health status of the elementary school students in Medan. This is a survey study with cross sectional design and analytical descriptive approach. Population consisted of teachers, health staffs and elementary school students. Physical exercise teacher and health staff samples were 8 respectively, whereas parents and elementary school students were 320 respectively. Samples were taken randomisely were analyzed by using chi square test and ANOVA test.
The result of study showed that the student tooth brushing habit and the use of fluor tooth paste is still low. Children knowledge about dental health care information source, calculus teeth causes and decay teeth care is still low. The oral and dental health status of student: the DMFT average 1,43 include in lower category of WHO. The average of health sextant 3,32; gingivitis sextant 0,88 and calculus sextant 1,70 according to 2010 WHO target. The average of OHI 1,71 include moderate category. In performing School Dental Health Program (SDHP), the role of health staff in monitoring SDHP activity and socialitation of SDHP program is still low. The role of physical exercise teachers in leading tooth brush campaign and gargling with fluor is still low. The role of parents in controlling tooth brushing and bring their children to check up their teeth to dentist is still low. The roles of health staff and physical exercise teacher didn’t related with the student tooth brushing habit. The role of parent related to student tooth brushing habit. The role of health staff related with the dental caries status and student’s oral hygiene. Health staffs have less role in periodontal status. The role of physical exercise teachers related with caries experience and oral hygiene of the student. Physical exercise teachers have less role in periodontal status. The role of parents related with the dental caries status, periodontal status and student’s oral hygiene.
The health staffs are necessary to improve comprehensive care with tooth filling and scaling, tooth brushing campaign so that dental health status of students will increase. Besides it is necessary to suggest to facilitating additional instruments and filling materials to the head of the public health center and to increase the evaluation of the report of dental health program and to follow up. Key words: SDHP, Role, Oral and Dental Health Care.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
tesis ini dengan judul “Peran Petugas Kesehatan, Guru dan Orang tua dalam
Pelaksanaan UKGS dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Murid
Sekolah Dasar di Kota Medan Tahun 2009”.
Proses Penulisan tesis ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan dan
bantuan dari beberapa pihak, dalam kesempatan ini izinkanlah penulis untuk
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
(SPs) Universitas Sumatera Utara (USU), Medan.
2. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Ketua Program Studi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan, Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Sumatera Utara
(USU), Medan.
3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Administrasi
dan Kebijakan Kesehatan, Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Sumatera
Utara (USU), Medan.
4. Prof. Lina Natamihardja, drg., SKM selaku ketua komisi pembimbing dalam
penulisan tesis ini dan Drs. Tukiman, MKM sebagai anggota komisi pembimbing
yang telah meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh perhatian dan kesabaran
dalam memberikan bimbingan sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
5. Prof. Haslinda Z. Tamin, drg., M.Kes, Sp.Pros(K) dan Drs. Amru Nasution,
M.Kes sebagai komisi penguji tesis.
6. Para dosen di lingkungan SPs Universitas Sumatera Utara (USU), Medan,
khususnya pada Sekolah Pascasarjana Program Studi Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.
7. Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Propinsi Sumatera Utara.
8. Kepala Puskesmas PB Selayang II, Helvetia, Glugur Darat, Petisah, Desa Lalang,
Rantang, Polonia, Padang Bulan dan Tuntungan.
9. Kepala Sekolah SD MIN, SDN 060870, SDN 060848, SDN 064023, SDN
064985, SDN 064018, SDN 060880, dan SDN 060885.
10. Para teman sejawat dan rekan-rekan mahasiswa di lingkungan SPs Universitas
Sumatera Utara (USU) Medan, khususnya pada Program Studi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan angkatan tahun 2007.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan moril dan materil kepada penulis.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
Ibunda, suami dan ananda tercinta serta seluruh keluarga. Secara khusus penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Gubernur
Sumatera Utara, Bapak H. Syamsul Arifin, SE yang telah memberi dorongan dan
.........
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
dukungan baik moril maupun materil yang tak terbatas kepada penulis selama
mengikuti pendidikan di Universitas Sumatera Utara.
Medan, Juni 2009
Penulis
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
RIWAYAT HIDUP
Nama : Natalina Hutabarat
Tempat/Tanggal Lahir : Silau Dunia/26 Desember 1963
Alamat : Jl. K.H. Wahid Hasyim No. 40/41 Medan
Riwayat Pendidikan : - SD Negeri 01264 selesai tahun 1976
- SMP Immanuel Medan selesai tahun 1979
- SMA Immanuel Medan selesai tahun 1982
- Fakultas Kedokteran Gigi USU selesai tahun 1990
Riwayat Pekerjaan : - Dokter Gigi di Puskesmas Denpasar Barat II Denpasar
Bali, Tahun 1992-1993.
- Dokter Gigi di Puskesmas Ngesrep Semarang, Jawa
Tengah, Tahun 1994-2002.
- Dokter Gigi di Puskesmas Banyumanik Semarang,
Jawa Tengah, Tahun 2002-2006.
- Dokter Gigi di Puskesmas PB. Selayang II Medan,
Sumatera Utara, Tahun 2006 s/d sekarang.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK..................................................................................................... i
ABSTRACT.................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2. Permasalahan ............................................................................. 6 1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6 1.4. Hipotesis .................................................................................... 6 1.5. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 8
2.1. Karies Gigi ................................................................................ 8 2.2. Penyakit Periodontal................................................................... 12 2.3. Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut .................... 14
2.3.1. Perilaku Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut ................. 14 2.3.2. Pendekatan Komunikasi terhadap Pemeliharaan
Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Sekolah ........................ 19 2.4. Penyelenggaraan UKGS di Puskesmas........................................ 20
2.4.1. Strategi Pentahapan UKGS ............................................. 21 2.4.2. Sasaran Pelaksanaan UKGS ............................................ 23
2.5. Peranan Tenaga Pelaksana dalam Pelaksanaan UKGS ................ 24 2.5.1. Peran Tenaga Kesehatan Gigi dalam UKGS.................... 24 2.5.2. Peran Guru Olah Raga Kesehatan (Orkes) dalam
Pelaksanaan UKGS ......................................................... 25 2.5.3. Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS ................... 26
2.6. Landasan Teori .......................................................................... 28 2.7. Kerangka Konsep ....................................................................... 31
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................. 33
3.1. Jenis Penelitian .......................................................................... 33 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 33
3.2.1. Lokasi Penelitian............................................................. 33 3.2.2. Waktu Penelitian............................................................. 33
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 34 3.3.1 Populasi Penelitian.......................................................... 34 3.3.2. Cara Sampling dan Besar Sampel.................................... 34
3.4. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 36 3.5. Variabel dan Definisi Operasional .............................................. 37
3.5.1. Variabel Bebas................................................................ 37 3.5.2. Variabel Terikat .............................................................. 38 3.5.3. Definisi Operasional........................................................ 39
3.6. Metode Pengukuran .................................................................... 45 3.7. Metode Analisis Data ................................................................. 46
BAB 4 HASIL PENELITIAN....................................................................... 48
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................ 48 4.2. Karakteristik Responden............................................................. 48 4.3. Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan ...................... 49 4.4. Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ....... 52 4.5. Peran Petugas Kesehatan, Guru dan Orang Tua dalam
Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan ............................ 53 4.6. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS
dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan .......... 57 4.7. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS
dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ........................................................................................ 58
4.8. Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan .......... 60
4.9. Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ........................................................................................ 61
4.10. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan ...................... 63
4.11. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ....... 64
BAB 5 PEMBAHASAN ................................................................................ 67
5.1. Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ......................................................... 67
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
5.2. Peran Petugas Kesehatan, Guru Orkes dan Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan .......................... 69
5.3. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ............................................... 71
5.4. Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ............................................... 74
5.5. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ......................................................... 77
5.6. Keterbatasan Penelitian............................................................. 79 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 80
6.1. Kesimpulan ............................................................................... 80 6.2. Saran .......................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 84
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
2.1 Klasifikasi Angka Klasifikasi Karies Gigi Menurut WHO ............... 11
3.1 Penilaian (skor) untuk Tingkat Kondisi Jaringan Periodontal........... 43 3.2 Nama Variabel, Cara dan Alat Ukur, Hasil Ukur, Skala Ukur, dan
Kategori Hasil Ukur ........................................................................ 45 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Guru Orkes............................... 48 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Murid (N = 320)......................... 49 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Tua Murid .......................... 49 4.4 Distribusi Frekuensi Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota
Medan (N = 320)............................................................................. 50 4.5 Kategori Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan............. 50 4.6 Distribusi Frekuensi Pemahaman Pengetahuan Anak tentang
Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan (N = 320)....... 52 4.7 Rata-rata DMFT Murid SD di Kota Medan (N = 320) ..................... 52 4.8 Rata-rata Status Periodontal Murid SD di Kota Medan (N = 320) .... 53 4.9 Rata-rata OHIS Murid SD di Kota Medan (N = 320) ....................... 53 4.10 Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan
UKGS Murid SD di Kota Medan..................................................... 54 4.11 Kategori Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS
Murid SD di Kota Medan ................................................................ 55 4.12 Distribusi Frekuensi Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS
Murid SD di Kota Medan ................................................................ 55
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
4.13 Kategori Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan................................................................................. 56
4.14 Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan ................................................................ 56
4.15 Kategori Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di
Kota Medan..................................................................................... 57 4.16 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS
dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan ............... 57 4.17 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS
dengan Pengalaman Karies Gigi (DMFT) Murid SD di Kota Medan 58 4.18 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS
dengan Status Periodontal (CPITN) Murid SD di Kota Medan......... 59 4.19 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS
dengan Indeks Oral Hygiene (OHI) Murid SD di Kota Medan......... 60 4.20 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan
Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan ........................... 61 4.21 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan
Pengalaman Karies Gigi (DMFT) Murid SD di Kota Medan............ 61 4.22 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan
Status Periodontal (CPITN) Murid SD di Kota Medan..................... 62 4.23 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan
Indeks Oral Hygiene (OHI) Murid SD di Kota Medan..................... 63 4.24 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan
Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan ........................... 64 4.25 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan
Pengalaman Karies Gigi (DMFT) Murid SD di Kota Medan............ 64 4.26 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan
Status Periodontal (CPITN) Murid SD di Kota Medan..................... 65 4.27 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan
Indeks Oral Hygiene (OHI) Murid SD di Kota Medan..................... 66
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman 2.1. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................... 32
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR BAGAN
Nomor Halaman 2.1. Interaksi Terjadinya Karies Gigi Antara Host (Tuan Rumah), Agent
(Agen Mikroorganisme), Substrate (Lingkungan) dan Time (Waktu) ........................................................................................... 9
2.6. Empat Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan Gigi dan
Mulut .............................................................................................. 30
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman 1. Kuesioner ............................................................................................ 88
2. Kartu Pemeriksaan Status Kesehatan Gigi dan Mulut .......................... 97
3. Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas ........................................ 99
4. Output SPSS ....................................................................................... 106
5. Surat Izin Melakukan Penelitian .......................................................... 125
6. Surat Keterangan dari Lokasi Penelitian .............................................. 127
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini, tujuan pembangunan kesehatan dititikberatkan pada upaya
peningkatan kesehatan termasuk kesehatan gigi dan mulut namun penyakit gigi dan
mulut merupakan penyakit yang banyak dikeluhkan masyarakat. Di Indonesia,
masalah kesehatan gigi yang mempunyai prevalensi cukup tinggi adalah penyakit
kelainan jaringan penyangga gigi (periodontal disease) dan karies gigi (dental caries)
(DepKes RI, 2000). Kedua penyakit tersebut dapat menimbulkan gangguan fungsi
pengunyahan yang dapat menyebabkan terganggunya penyerapan dan pencernaan
makanan. Selain itu, dapat mempengaruhi kesehatan secara umum misalnya
menyebabkan beberapa penyakit seperti diabetes. Hal ini terjadi karena gigi
berlubang yang tidak dirawat akan menjadi gangren (busuk) dan menjadi sumber
infeksi (fokal infeksi) yang dapat menimbulkan penyakit pada organ tubuh lainnya
(Axellson, 1999; Harris & Christen, 1995).
Data nasional Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004
menginformasikan prevalensi karies 90,05%, sedangkan prevalensi penyakit
periodontal sampai mencapai 96,58%. Selain itu, 63% penduduk Indonesia menderita
karies gigi aktif, namun untuk beberapa provinsi angka tersebut lebih tinggi dari
angka nasional seperti di Provinsi Sumatera Utara (DepKes RI, 2000).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Kota Medan sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara menunjukkan
prevalensi penyakit gigi dan mulut yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari Profil
Data Dinas Kesehatan Kota Medan (2007), tentang penelitian di beberapa Puskesmas
Lingkar Dalam dan Puskemas Lingkar Luar Kota Medan yang menunjukkan
prevalensi karies gigi pada anak usia sekolah di kota Medan sebanyak 74,69%. Untuk
program UKGS sebanyak 9655 murid (15,12%) telah diperiksa dan dari 2383 murid
SD/MI yang terdeteksi memerlukan perawatan, hanya 578 (24,26%) yang mendapat
perawatan. Survei pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas PB Selayang II dan
Puskesmas Padang Bulan Kota Medan (2008) pada siswa SD, diperoleh prevalensi
karies gigi yang tinggi sebesar 80,21%.
Status kesehatan gigi dan mulut pada anak kelompok usia 12 tahun
merupakan indikator utama dalam kriteria pengukuran pengalaman karies gigi yang
dinyatakan dengan indeks DMFT (Decay Missing Filling Tooth). Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO, 2001) menetapkan Oral Health Global Indicators for year
2015, bahwa skor DMFT pada kelompok usia 12 tahun tidak lebih dari 3.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa staf gigi di puskesmas dan
Dinas kesehatan Kota Medan (2008), diketahui bahwa penyebab non klinis penyakit
gigi pada siswa sekolah dasar (SD) adalah rendahnya tingkat pemeliharaan gigi oleh
siswa. Pemeliharaan gigi siswa sekolah secara umum terkait dengan peran
stakeholders atau orang-orang atau yang relatif dekat dengan siswa yang terkait
dengan masalah kesehatan gigi seperti: (1) keluarga siswa terutama orang tua, (2)
guru khususnya melalui kegiatan UKS/UKGS dan pelajaran atau pendidikan
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
kesehatan, dan (3) tenaga kesehatan gigi di puskesmas, melalui pelayanan di
puskesmas dan UKGS.
Tingginya prevalensi dan derajat keparahan karies serta rendahnya motivasi
anak untuk merawat gigi disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: faktor
pengetahuan, sikap, dan perilaku atau tindakan dalam memelihara kesehatan gigi
yang masih rendah. Hasil SKRT (2001) menunjukkan hanya 9,3% penduduk yang
menyikat gigi sangat sesuai anjuran program (menyikat gigi setelah makan pagi dan
sebelum tidur malam) dan 12,6% penduduk menyikat gigi sesuai anjuran program
(menyikat gigi setelah makan pagi atau sebelum tidur malam). Secara keseluruhan
(52%) penduduk Indonesia dilaporkan mengeluh sakit selama satu bulan terakhir.
Walaupun demikian, hanya 5,5% dari penduduk yang memeriksakan giginya ke
dokter gigi atau perawat gigi dalam 6 tahun terakhir dan di antara yang datang hanya
18,6% yang bertujuan memeriksakan giginya (check up). Sebagian besar (61,8%)
bertujuan untuk berobat karena sakit gigi, 10% di antaranya bertujuan menambal gigi,
5,8% memasang gigi palsu dan 24,8% karena alasan lainnya. Keadaan ini
menunjukkan masih rendahnya kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk berobat
ke sarana pelayanan yang tepat (DepKes RI, 2004). Salah satu kebijakan yang
diambil oleh Dinas Kesehatan Kota Medan untuk tahun 2007-2010 adalah
peningkatan partisipasi seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kesadaran, kemampuan dan membentuk perilaku hidup sehat serta ikut dalam upaya
pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan (Profil Dinas Kesehatan Kota
Medan, 2008). Hal ini sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan menuju visi
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Indonesia Sehat 2010 yaitu terciptanya masyarakat Indonesia yang hidup dalam
lingkungan dengan perilaku hidup sehat (DepKes RI, 2004).
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dengan sasaran anak sekolah adalah
pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan gigi dari tingkat pelayanan promotif,
preventif, dan kuratif atas dasar permintaan dan kebutuhan. Pelaksanaan upaya ini
secara langsung menggabungkan potensi orang tua murid, guru dan tenaga kesehatan
gigi puskesmas maupun dari dinas kesehatan setempat. Peran orang tua murid dan
guru dalam pemeliharaan kesehatan gigi anak sekolah, berada dalam 2 jalur, yaitu:
(1) jalur sekolah, potensi orang tua murid dan guru diarahkan untuk membantu
pelaksanaan UKGS; dan (2) jalur primary health care, orang tua dan guru yang juga
orang tua di rumah mendorong anak-anak mereka dalam melaksanakan kebiasaan
memelihara kesehatan, termasuk kesehatan gigi dan mulut. Unsur tenaga kesehatan
adalah dalam pelaksanaan tugas pokok pelayanan kesehatan gigi dan mulut
mencakup membina UKGS (Direktorat Kes. Gigi Depkes RI, 2000).
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa di samping petugas
kesehatan gigi, maka keluarga/orang tua dan sekolah melalui para guru mempunyai
peranan terhadap pemeliharaan kesehatan gigi anak sekolah. Orang tua dan guru
sekolah adalah orang yang berkepentingan dalam memelihara kesehatan gigi anak
sekolah, baik karena kepentingan pribadi maupun kepentingan tugas.
Menurut Green (2005), orang tua dan guru mempunyai peran terhadap
perilaku anak dalam memelihara kesehatannya, termasuk memelihara kesehatan gigi.
Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam perawatan gigi anak-
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
anaknya; dengan peran yang dilakukan oleh orang tua meliputi memberi contoh
perawatan gigi, memotivasi merawat gigi, mengawasi perawatan gigi, dan membawa
anak ke pelayanan kesehatan gigi jika anak sakit gigi, baik melalui jalur rumah
maupun sekolah atau UKGS (DepKes RI, 2004).
Di samping orang tua, guru memegang peranan penting dalam proses belajar
seorang anak, seperti belajar tentang perawatan gigi. Menurut Astoeti (2006), guru
adalah orang yang membantu orang lain belajar; dengan melatih, menerangkan,
memberi ceramah, mengatur disiplin, menciptakan pengalaman, dan mengevaluasi
kemampuan siswa. Guru dapat berperan sebagai konselor, pemberi instruksi,
motivator, manajer, dan model dalam menunjukkan sesuatu yang baik misalnya
dalam perawatan gigi.
Peran orang tua dan guru sekolah dalam perawatan gigi anak secara teoritis
relatif teridentifikasi. Namun tingginya angka kesakitan gigi adalah fakta riil.
Fenomena ini menunjukkan kecenderungan adanya hubungan sebab akibat yang
belum maksimal. Dengan demikian, fenomena ini sangat penting dianalisis yang
hasilnya diharapkan dapat menjadi masukan dalam menurunkan angka kesakitan gigi
di kalangan anak usia sekolah, melalui peran orang tua, guru dan petugas kesehatan.
Mereka merupakan panutan perilaku termasuk perilaku kesehatan. Oleh sebab itu,
mereka juga harus mempunyai sikap dan perilaku positif dan merupakan pendorong
atau penguat perilaku sehat anak sekolah.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
1.2. Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan peran petugas
kesehatan, guru dan orang tua dalam pelaksanaan UKGS dengan perilaku menyikat
gigi dan status kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar di Kota Medan?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan peran petugas kesehatan,
guru dan orang tua dalam pelaksanaan UKGS dengan perilaku menyikat gigi dan
status kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar di Kota Medan.
1.4. Hipotesis
Berdasarkan tujuan penelitian, dapat dirumuskan hipótesis penelitian yaitu ada
hubungan antara peran petugas kesehatan, guru dan orang tua dalam pelaksanaan
UKGS dengan perilaku menyikat gigi dan status kesehatan gigi dan mulut pada anak
sekolah dasar di Kota Medan.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah
1. Sebagai input bagi Dinas Kesehatan, puskesmas, dan sekolah dasar dalam
pelaksanaan program UKGS.
2. Sebagai input bagi pengelola program untuk melakukan upaya peningkatan
kesehatan sehingga dapat menurunkan insidens dan prevalens karies.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
3. Pengembangan konsep Administrasi dan Kebijakan Kesehatan khususnya
konsep manajemen program peningkatan pemeliharaan kesehatan gigi
siswa sekolah dasar.
4. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan
penelitian ini.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang dapat menyerang manusia
dari semua golongan umur yang mempunyai sifat progresif bila tidak dirawat akan
makin parah. Walaupun demikian, karena proses terjadinya penyakit ini lambat dan
realitanya bahwa penyakit ini jarang menyebabkan kematian maka sering penderita
tidak memberikan perhatian khusus (DepKes RI, 2004). Kesehatan gigi dan mulut
masyarakat Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan.
Di Indonesia, umumnya masalah kesehatan gigi yang dijumpai di masyarakat
adalah penyakit kelainan pada jaringan penyangga gigi (periodontal disease) dan
karies gigi (dental caries). Kedua penyakit tersebut dapat menimbulkan gangguan
fungsi pengunyahan yang akan menyebabkan terganggunya penyerapan dan
pencernaan makanan (Axellson, 1999; Depkes RI, 2007, Pintauli & Hamada, 2008).
Status kesehatan gigi dan mulut masyarakat dapat dilihat dari derajat keparahan
penyakit karies dan penyakit periodontal.
2.1. Karies Gigi
Karies gigi merupakan proses infeksi yang memiliki keterkaitan dengan
kesehatan dan status gizi serta dapat bertindak sebagai fokal infeksi yang dapat
menimbulkan penyakit di organ tubuh lainnya. Infeksi oral berpengaruh pada
kesehatan sistemik (Axellson, 1999; WHO report 2003).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Karies gigi memiliki faktor penyebab multifaktorial, yaitu adanya 3 faktor
utama yang saling mempengaruhi. Ketiga faktor tersebut adalah (Panjaitan, 1997;
Harris & Christen, 1995):
a. tuan rumah (host): gigi dan saliva,
b. agen (agent): mikroorganisme
c. substrat: lingkungan
Selain ketiga faktor ini juga terdapat faktor waktu yang mempengaruhi
terjadinya karies. Agar karies dapat terjadi, maka kondisi dari setiap faktor harus
saling mendukung yaitu adanya tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang
kareiogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama.
Rangkaian faktor-faktor yang berhubungan dengan status karies gigi dapat
dilihat melalui Bagan 2.1 berikut ini :
Bagan 2.1. Interaksi Terjadinya Karies Gigi Antara Host (Tuan Rumah), Agent
(Agen Mikroorganisme), Substrate (Lingkungan) dan Time (Waktu)
Agen (Mikroorganisme)
Tidak Karies
Tidak Karies
Tidak Karies
Tidak Karies
Tidak Karies
Tidak Karies
Substrate Lingkungan
Host (Tuan Rumah)
Time (Waktu)
KARIES
Sumber : Harris, N.O., Christen, A.G., 1995.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Plak gigi memegang peranan penting dalam proses kerusakan jaringan keras
gigi. Efek merusak ini terutama disebabkan karena kegiatan metabolisme
mikroorganisme di dalam plak gigi. Plak tampak sebagai massa globular berwarna
putih, keabu-abuan atau kuning. Plak gigi mulai terbentuk sebagai kolonisasi mikro
organisme pada permukaan enamel dan mencapai ketebalan pada hari ketiga puluh
(Panjaitan, 1997). Penelitian-penelitian membuktikan bahwa penambahan karbohidrat
pada makanan hanya menyebabkan akumulasi plak yang sangat tebal. Penumpukan
plak sudah dapat terlihat dalam waktu 1-2 hari setelah seseorang tidak melakukan
prosedur kebersihan mulut (Antasari, 2005;Axelsson, 1999), sedangkan waktu yang
dibutuhkan suatu karies berkembang menjadi suatu lubang pada gigi cukup
bervariasi, diperkirakan antara 6-48 bulan (Panjaitan, 1997).
Mengingat bahwa terjadinya gigi membutuhkan waktu dan proses yang
panjang, maka upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegahnya dapat dimulai sejak
dini, yaitu pada usia sekolah dasar.
Keadaan klinis dan keparahan penyakit karies gigi dapat ditunjukkan melalui
indeks karies gigi, indeks yang biasa dipakai adalah indeks DMF-T, dari WHO
dengan rumus :
∑ DMF-T = D + M + F
DMF-T rata-rata = ∑ DMF-T / N
D = Decayed (gigi berlubang)
M = Missing (gigi telah dicabut karena karies)
F = Filling (gigi dengan tumpatan baik)
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
T = Tooth (gigi tetap)
Di bawah ini tabel klasifikasi angka keparahan gigi menurut WHO (Tabel
2.1).
Tabel 2.1 Klasifikasi Angka Klasifikasi Karies Gigi Menurut WHO
Tingkat Keparahan DMF-T Sangat rendah 0,8 – 1,1 Rendah 1,2 – 2,6 Sedang 2,7 – 4,4 Tinggi 4,5 – 6,5 Sangat Tinggi 6,6 keatas
Sumber : Departemen Kesehatan RI, 2004.
Pengukuran lain yang dibutuhkan dalam survei karies gigi adalah
1) prevalensi karies, yaitu persentase dari orang-orang dengan kerusakan gigi (DMF)
akibat karies, 2) PTI (Performance Treatment Indeks), yaitu persentase yang
melakukan penambalan (F) dari orang-orang dengan pengalaman karies (DMF).
diperlukan untuk mengukur motivasi seseorang didalam mempertahankan gigi
tetapnya (DepKes RI, 2000).
Mengacu pada Indikator Oral Health Global Goal dari WHO 2015, data
status kesehatan gigi dan mulut penduduk Indonesia (SKRT, 2001) menunjukkan
bahwa sebanyak 52% penduduk usia >10 tahun menderita karies aktif dan prevalensi
karies aktif meningkat dengan bertambahnya umur. Anak usia >10 tahun yang
mengalami karies sebesar 44%, pada usia 18 tahun meningkat sebesar 51% dan
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
meningkat tajam pada usia 35-44 tahun sebesar 80% dan pada usia >65 tahun sebesar
97%.
Masalah mendasar penyakit gigi adalah tingginya prevalensi karies gigi dan
penyakit periodontal yang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
perilaku masyarakat. Di Indonesia, data Community Dental Oral Epidemiology
(1995) menyatakan bahwa persentase yang terkena karies pada usia 12 tahun
sebanyak 76,92% dengan DMFT rata-rata 2,21 (Maulani & Enterprise, 2005). Hasil
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004) yang dilakukan Departemen
Kesehatan menyatakan prevalensi karies gigi di Indonesia sebanyak 90,05%.
2.2. Penyakit Periodontal
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas
dalam kehidupan masyarakat, sehingga mereka menganggap penyakit ini sebagai
suatu yang tidak terhindari. Seperti karies gigi, perkembangan penyakit periodontal
juga lambat namun apabila tidak dirawat akan menyebabkan kehilangan gigi
(Axellson, 2005). Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004) yang
dilakukan Departemen Kesehatan menyatakan prevalensi penyakit periodontal di
Indonesia sampai mencapai 96,58%.
Penyakit periodontal adalah penyakit jaringan pendukung gigi yang terdiri
atas jaringan periodontal, sementum, tulang alveolar dan gusi (Depkes RI, 1990).
Sama seperti karies, plak gigi juga memegang peranan penting dalam proses
inflamasi jaringan lunak sekitar gigi (Panjaitan, 1999). Studi epidemiologi
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
menunjukkan bahwa penyakit ini dapat dicegah dengan kontrol plak, sikat gigi yang
teratur dan penyingkiran kalkulus bila ada. Penyakit yang paling sering mengenai
jaringan periodontal adalah gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah reaksi
peradangan jaringan gingiva yang terjadi akibat akumulasi plak bakteri gigi,
sedangkan periodontitis adalah adanya kehilangan perlekatan jaringan ikat ke gigi
pada keadaan gingiva yang terinflamasi (Axellson, 2005; Harris & Christen, 1995).
Ada dua faktor predisposing yang menyebabkan penyakit periodontal
(Panjaitan M, 1997), yaitu :
1. Faktor lokal yang terdiri atas lokal primer, yaitu plak gigi beserta bakteri dan
produksinya, faktor lokal sekunder antara lain : trauma oklusi, kalkulus, gigi
tiruan yang tidak sempurna, gigi hilang yang tidak diganti, titik kontak gigi yang
tidak normal, maloklusi gigi dan faktor lokal lain yang juga menyebabkan iritasi
mekanis terhadap jaringan periodontal yaitu kebiasaan buruk, antara lain bernafas
dengan mulut, mengunyah pada waktu tidur, trauma sikat gigi, dan menggigit-
gigit bibir atau kuku.
2. Faktor sistemik, yaitu keadaan sistemik antara lain faktor hormonal, nutrisi yang
tidak seimbang, yang secara tidak langsung dapat menunjukkan manifestasi pada
mukosa mulut. Beberapa penyakit sistemik menunjukkan manifestasi berupa
kelainan dalam rongga mulut, antara lain penyakit hati kronis, TBC, sipilis,
leukimia akut, gangguan emosi, kelainan hormonal, dan penyakit AIDS.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
2.3. Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut
2.3.1. Perilaku Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut
Menurut konsep kesehatan Blum dalam Notoatmodjo (2003), status kesehatan
gigi dan mulut dipengaruhi oleh empat faktor yaitu keturunan, lingkungan (fisik
maupun sosial budaya), perilaku dan pelayanan kesehatan. Dari keempat faktor
tersebut, perilaku memegang peranan penting dalam mempengaruhi status kesehatan
gigi dan mulut seseorang maupun masyarakat. Sehubungan dengan itu, perilaku
menyikat gigi, diet, merawat gigi dan kunjungan berkala ke dokter gigi akan
mempengaruhi baik buruknya kesehatan gigi dan mulut, yang akan mempengaruhi
skor karies (DepKes RI, 2005).
Peran perilaku masyarakat sangat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut.
Perilaku kesehatan yang dikembangkan sejak usia dini sangat efektif dalam
menurunkan karies (Situmorang, 2005). Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku
manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab
itu perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang luas, mencakup berjalan,
berbicara, beraksi, berpakaian, dan sebagainya. Perilaku juga merupakan totalitas
penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama antara berbagai
faktor, baik faktor internal (karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given
atau bawaan misalnya kecerdasan, tingkat emosional), maupun eksternal
(lingkungan) yang perkembangannya dimodifikasi untuk pengukuran pengetahuan
dan sikap di mana pengetahuan merupakan stimulus yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan (Situmorang, 2005; Notoatmodjo, 2003).
Kwick (cit. Notoatmodjo), mengatakan bahwa perilaku adalah suatu tindakan
atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.
Sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu
objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi
atau tidak menyenangi objek tersebut. Sikap merupakan respon yang masih tertutup
dari seseorang terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2003).
Pemicu perilaku adalah isyarat/stimulus dari lingkungan yang menyebabkan
seseorang berperilaku tertentu, misalnya, perilaku menyikat gigi sering dikaitkan
dengan mandi, yaitu setelah mencuci muka biasanya orang menyikat gigi. Pemicu
perilaku bergantung pada dampak perilaku tersebut. Bila seseorang melakukan suatu
tindakan dan pengaruhnya dirasa menguntungkan, orang tersebut pasti akan
mengulangi tindakan tadi. Sebaliknya, bila pengaruhnya tidak menyenangkan,
perilaku tersebut tidak akan diulangi (Green, 2005; Notoatmodjo, 2003; Situmorang,
2005).
Menurut Green & Kreuler (2005), perilaku manusia dipengaruhi oleh tiga
faktor utama yaitu:
1. Faktor predisposing (individu si anak) yaitu umur, pengetahuan, sikap dan status
ekonomi.
2. Faktor enabling (pemungkin) yang mendorong terwujudnya perilaku kesehatan.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
3. Faktor reinforcing (penguat) yang meliputi komunikasi, sikap dan perilaku orang
tua dan guru.
Skinner seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan
respons atau reaksi seseorang terhadap suatu stimulus atau rangsangan dari luar. Dari
pengertian tersebut, perilaku kesehatan diartikan sebagai respons seseorang terhadap
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan (Notoatmodjo, 2003).
Buruknya gambaran perilaku kesehatan gigi penduduk dilihat dari tingginya
persentase penduduk yang meyakini semua orang akan mengalami karies gigi,
tanggalnya gigi pada usia lanjut, kesembuhan gigi tanpa perawatan dokter, dan
pernyakit gigi tidak berbahaya atau perawatan gigi dapat menimbulkan rasa sakit.
Keyakinan ini akan berpengaruh buruk pada tindakan pemeliharaan dan pencegahan
gigi. Demikian juga dalam hal kebiasaan menyikat gigi, persentase penduduk yang
menyikat gigi pada waktu yang tepat yaitu sesudah makan sangat rendah (27,50%)
(Situmorang, 2005).
Ciri-ciri perubahan perilaku yang teridentifikasi dari belajar antara lain
(Herijulianti dkk, 2002):
a. Bersifat intensional, yaitu pengalaman atau latihan dilakukan dengan sengaja dan
disadari, bukan secara kebetulan.
b. Perubahan itu positif, dalam arti sesuai seperti yang diharapkan atau berhasil baik
dipandang dari segi siswa maupun guru.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
c. Bahwa perubahan itu efektif, artinya membawa pengaruh dan makna tertentu
bagi siswa.
d. Bahwa perubahan itu mempunyai tujuan atau arah sehingga perubahan tingkah
laku yang terjadi karena adanya tujuan yang ingin dicapai.
e. Bahwa perubahan dalam belajar mencakup seluruh aspek tingkah laku yaitu
perubahan pengetahuan, sikap maupun keterampilan.
Sebagai contoh, seorang siswa yang belajar tentang menyikat gigi maka
perubahan yang tampak adalah ia akan melakukan penyikatan gigi dengan baik dan
benar sesuai dengan yang diajarkan oleh guru mereka.
Kesehatan gigi dan mulut harus dipelihara sejak dini terutama pada masa gigi
bercampur yaitu anak usia sekolah dasar usia 6-12 tahun (Maulani & Enterprise,
2005). Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (2001), 60% penduduk Indonesia
menderita penyakit gigi dan mulut yang salah satunya adalah penyakit periodontal,
padahal hanya 9,3% penduduk yang menyikat gigi paling sesuai dengan anjuran
program sedangkan 12,6% penduduk menyikat gigi sesuai anjuran program. Sebagian
besar penduduk (61,5%) menyikat gigi kurang sesuai anjuran program menyikat gigi,
bahkan 16,6% tidak menyikat gigi. Keadaan ini menunjukkan pentingnya pencegahan
dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut melalui kebiasaan pelihara diri yang
meliputi (DepKes RI, 2004) :
1. Menyikat gigi
Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi merupakan bentuk
penyingkiran plak secara mekanis. Sebagaimana diketahui, plak adalah faktor
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
penyebab karies maupun penyakit periodontal. Tujuan menyikat gigi adalah untuk
memlihara kebersihan dan kesehatan mulut terutama gigi dan jaringan sekitarnya,
menimbulkan rasa segar dengan penambahan pasta gigi sehingga karies dapat
dicegah (Harris & Christen, 1995; Pintauli & Hamada, 2008).
Faktor yang perlu diperhatikan pada waktu menyikat gigi adalah (Panjaitan,
1997; Pintauli & Hamada, 2008):
a. Frekuensi menyikat gigi yang dianjurkan minimal 2 kali sehari.
b. Waktu menyikat gigi yang dianjurkan setelah sarapan pagi dan sebelum tidur
malam.
c. Durasi menyikat gigi yang dianjurkan minimal 5 menit, namun pada umumnya
orang-orang hanya menyikat gigi sekitar 1-3 menit.
d. Gerakan yang digunakan dalam menyikat gigi adalah metode Bass yaitu sikat
diletakkan 45º terhadap sumbu panjang gigi dengan ujung serat sikat pada tepi
gusi. Sikat digerakkan dengan gerakan pendek-pendek secara horisontal dengan
getaran kecil ke depan dan ke belakang selama kurang lebih 10 kali.
2. Menggunakan pembersih interdental
Program pemeliharaan kesehatan gigi harus juga ditujukan pada daerah
interdental dan proksimal. Pembersih interdental mencakup benang gigi, tusuk gigi,
brus interdental, sikat gigi berumpun tunggal, dan alat pembersih mekanis atau
elektrik lainnya.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
3. Menggunakan obat kumur
Secara umum, obat kumur digunakan untuk memberikan nafas yang segar.
Kebanyakan obat kumur mengandung campuran amonium, asam benzoat dan fenol.
Sama seperti pasta gigi, pemasaran obat kumur berhubungan dengan rasa, warna, bau
dan sensasi yang diberikan obat kumur tersebut.
2.3.2. Pendekatan Komunikasi terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Sekolah
Salah satu komunikasi antar personal adalah komunikasi orang tua dengan
anaknya (Liliweri, 2007). Komunikasi orang tua terhadap anaknya, tentang
pengalaman perawatan gigi yang baik cenderung dapat menciptakan perilaku
perawatan gigi anak yang benar. Guru sekolah memiliki pengaruh yang cenderung
relatif sama dengan orang tua namun relatif dominan pada kegiatan UKGS
dibandingkan sebagian besar orang tua murid (Astoeti, 2006; Herijulianti dkk, 2002).
Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa komunikasi orang tua dan guru
mempunyai pengaruh terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah.
Green & Kreuler (2005) juga menyatakan bahwa komunikasi yang dilakukan
oleh orang tua dan guru cenderung mempunyai pengaruh terhadap perilaku anak dan
pemeliharaan kesehatannya, termasuk memelihara kesehatan gigi dan mulut. Dengan
kata lain, tidak hanya tenaga kesehatan saja yang berperan dalam perubahan perilaku
anak tetapi juga perlunya keterlibatan orang tua dan guru sekolah.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
2.4. Penyelenggaraan UKGS di Puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
kegiatan pokok puskesmas yang bersifat menyeluruh, terpadu dan meliputi upaya
peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan penyakit gigi dan mulut.
Pelayanan kesehatan gigi puskesmas juga dilakukan dengan mengembangkan
program pelayanan luar puskesmas, yaitu dengan program Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah atau UKGS. Program UKGS menjadikan Sekolah Dasar (SD) sebagai pusat
pelayanan kesehatan gigi dalam skala terbatas (Depkes RI, 2000; DepKes RI, 2005).
UKGS adalah suatu komponen dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang
merupakan suatu paket pelayanan asuhan sistematik yang ditujukan bagi anak usia
sekolah di lingkungan sekolah dalam bentuk pelayanan promotif, promotif-preventif
hingga pelayanan paripurna.
Tujuan UKGS adalah:
a. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah dengan jalan mengadakan usaha
preventif dan promotif.
b. Mengusahakan timbulnya kesadaran dan keyakinan bahwa untuk meningkatkan
taraf kesehatan gigi perlu pemeliharaan kebersihan mulut (oral hygiene).
c. Mengusahakan agar anak-anak sekolah dasar mau memelihara kebersihan
mulutnya di rumah (habit formation).
d. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah dasar dengan menjalankan usaha
kuratif apabila usaha preventif gagal melalui sistem selektif (selective approach).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
e. Meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan gigi dengan suatu sistem
pembayaran yang bersifat pra-upaya (pre-payment system).
2.4.1. Strategi Pentahapan UKGS
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas dan pemerataan jangkauan dan
adanya target kesehatan gigi dan mulut tahun 2010 yang harus dicapai, maka
kegiatan UKGS diterapkan berdasarkan strategi pentahapan yang disesuaikan dengan
paket-paket UKS yang meliputi:
1. UKGS Tahap I
Pada tahap ini, usaha kesehatan gigi dan mulut belum terjangkau oleh
fasilitas tenaga kesehatan gigi sehingga dilakukan oleh tim pelaksana UKS di SD/MI
dan guru sekolah. Kegiatannya berupa:
a. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut oleh guru dengan materi sesuai
kurikulum olahraga dan kesehatan.
b. Upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut berupa kebiasaan pelihara diri dan
sikat gigi masal satu kali sebulan minimal untuk kelas I, II dan III dibimbing oleh
guru dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor.
c. Rujukan kesehatan gigi dan mulut bagi anak didik yang memerlukan.
2. UKGS Tahap II
Pada tahap ini, sudah ada tenaga kesehatan walaupun masih terbatas. Kegiatan
berupa:
a. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut oleh guru.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
b. Upaya pencegahan berupa sikat gigi masal dengan pasta gigi mengandung fluor
satu kali sebulan untuk kelas I, II dan III, pembersihan karang gigi dan kumur-
kumur dengan larutan fluor.
c. Upaya penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I.
d. Upaya perawatan medik dasar bagi anak didik yang memerlukan misalnya
pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal.
e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit (oleh guru).
f. Rujukan bagi yang memerlukan.
3. UKGS Tahap III
Pada tahap ini sudah ada tenaga kesehatan gigi yang lengkap. Kegiatannya
berupa:
a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan tentang pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut secara terintegrasi.
b. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut oleh guru.
c. Upaya pencegahan berupa sikat gigi masal kelas I-VI dengan menggunakan pasta
gigi mengandung fluor minimal 1 kali sebulan, pembersihan karang gigi dan
aplikasi fluor.
d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk murid kelas I diikuti dengan
pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal.
e. Upaya perawatan medik gigi dasar berupa pengobatan atas permintaan pada
murid kelas I-VI (care on demand).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
f. Upaya perawatan medik gigi dasar pada kelas terpilih sesuai kebutuhan untuk
kelas I, III, V dan VI (treatment need).
g. Rujukan bagi yang memerlukan.
2.4.2. Sasaran Pelaksanaan UKGS
Sasaran pelaksanaan dan pembinaan UKGS meliputi sasaran primer, sekunder
dan tersier. Sasaran primer adalah peserta didik atau murid sekolah. Pada awalnya
UKGS ditujukan pada anak SD dan SMP (6-14 tahun), yang kemudian meluas
sampai anak SMA. Yang menjadi sasaran sekunder adalah guru, petugas kesehatan,
pengelola pendidikan dan orang tua murid sedangkan sasaran tersier meliputi
(DepKes RI, 2004):
1. Lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra-sekolah sampai pada sekolah
lanjutan tingkat atas, termasuk perguruan agama serta pondok pesantren beserta
lingkungannya.
2. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
3. Lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Untuk mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut anak sekolah yang optimal,
UKGS harus diutamakan pada upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di
sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya
kuratif bagi individu yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
2.5. Peranan Tenaga Pelaksana dalam Pelaksanaan UKGS
Berdasarkan peranannya, ada beberapa tenaga yang dilibatkan dalam
pelaksanaan UKGS. Untuk tenaga pelaksana di puskesmas, maka petugasnya adalah
dokter gigi dan perawat gigi. Guru adalah pelaksana di sekolah, dan orang tua adalah
pelaksana di rumah. Dokter gigi biasanya bersama perawat gigi akan menyusun
rencana kegiatan menentukan target tahunan serta jadwal kegiatan bulanan,
monitoring program dan evaluasi. Selain itu melaporkan dan mengkoordinasikan
kepada pihak terkait puskemas yaitu Kepala Puskemas dan petugas UKS. Jika
diperlukan, mensosialisasikan program UKGS kepada orang tua murid kelas I pada
setiap tahun anggaran baru berkoordinasi dengan kepala sekolah. Perawat gigi
bersama dokter gigi menyusun rencana UKGS dan pemantauan SD. Perawat gigi juga
melakukan pembersihan karang gigi, pelayanan medik gigi dasar, monitoring
pelaksanaan UKGS, melaksanakan pencatatan dan pelaporan serta evaluasi.
2.5.1. Peran Tenaga Kesehatan Gigi dalam UKGS
Dalam hal ini tenaga kesehatan (dokter gigi dan perawat gigi) berperan dalam
peningkatan kesehatan gigi, juga untuk merubah perilaku masyarakat dari perilaku
yang tidak sehat ke arah perilaku sehat. Dalam menjalankan perannya, tenaga
kesehatan harus mampu menyadarkan masyarakat termasuk anak-anak tentang
permasalahan yang terjadi dan memberi penjelasan mengenai sebab-sebab timbulnya
masalah dan cara mengatasinya. Oleh karena itu, tenaga kesehatan diharapkan dapat
melaksanakan kegiatan pencegahan yang meliputi (DepKes RI, 2000):
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
1. memberikan pendidikan kesehatan gigi di sekolah.
2. mengajar anak-anak bagaimana cara menyikat gigi yang baik.
3. melaksanakan kegiatan sikat gigi masal.
4. melakukan penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I.
5. melakukan pencabutan gigi susu yang sudah waktunya tanggal.
6. melakukan perawatan/penambalan gigi.
7. melakukan scaling (pembersihan karang gigi).
2.5.2. Peran Guru Olah Raga Kesehatan (Orkes) dalam Pelaksanaan UKGS
Sekolah adalah lembaga formal yang di dalamnya terdapat kurikulum,
guru, siswa, metode belajar, media belajar dan fasilitas yang diperlukan dalam
melakukan kegiatan belajar. Di masyarakat sekolah, selain kepala sekolah maka
tenaga pengajar atau guru yang dilibatkan dalam pendidikan kesehatan gigi dan
melakukan pemecahan masalah khususnya kesehatan gigi dan mulut melalui
pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan yang dilakukan guru adalah
(Astoeti, 2006):
1. Memimpin sikat gigi masal dengan pasta gigi berfluor.
2. Melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor.
3. Memberikan pendidikan kesehatan gigi yang berkesinambungan dalam mata
pelajaran olahraga dan kesehatan.
4. Menjaring murid kelas 1 SD.
5. Merujuk murid ke Puskesmas.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Sebagai contoh, seorang siswa yang belajar tentang menyikat gigi maka
perubahan yang tampak adalah ia akan melakukan penyikatan gigi dengan baik dan
benar sesuai yang diajarkan dengan guru mereka.
Dokter kecil juga dapat membantu guru dalam memberi dorongan/motivasi
agar murid berani untuk memeriksakan gigi. Selain itu, memberi penyuluhan dengan
mendampingi para murid sehingga bertambah pengetahuannya tentang kesehatan gigi
2.5.3. Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS
Sikap orang tua mempengaruhi cara mereka memperlakukan anak, dan
perlakuan mereka terhadap anak sebaliknya mempengaruhi sikap anak terhadap
mereka dan perilaku mereka (Hurlock, 1998; Pinkham et al., 2005). Dalam
hubungannya dengan perilaku kesehatan, maka anak-anak mempunyai hubungan
yang dekat dengan orang tua terutama ibunya. Kaum ibu sangat berperan dalam
mewujudkan dan mengembangkan kesehatan secara umum dan khususnya dalam hal
memelihara kesehatan gigi dalam keluarga (Maulani & Enterprise, 2005; Pintauli dan
Melur, 2004). Apabila perilaku ibu mengenai kesehatan gigi baik, dapat diramalkan
bahwa status kesehatan gigi dan gusi anaknya juga baik. Beberapa peran yang perlu
dilakukan ibu dalam upaya pencegahan karies gigi meliputi:
1. Mengawasi anak menyikat gigi dan membantu membersihkan gigi terutama bila
ibu mempunyai anak balita;
2. Mengajari anak dan mengontrol waktu menyikat gigi anak. Kebiasaan baik yang
ditanamkan oleh ibu kepada anaknya dalam keluarga seperti menggosok gigi
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
setelah sarapan dan sebelum tidur malam merupakan contoh yang dilakukan
dalam lingkungan keluarga dan kebiasaan ini akan menjadi perilaku yang sifatnya
menetap pada si anak;
3. Menyediakan sikat gigi dan pasta gigi;
4. Membawa anak ke dokter gigi;
5. Mengawasi jajanan anak;
6. Membawa anak ke Puskesmas, rumah sakit, ke praktek dokter gigi secara rutin
untuk pemeriksaan dan perawatan;
7. Memeriksa gigi anaknya untuk menemukan adanya lubang pada gigi ataupun
karang gigi.
Orang tua adalah tokoh panutan anak, oleh karena itu diharapkan orang tua
dapat ditiru sehingga anak yang belum bersekolahpun sudah mau dan mampu
menyikat gigi dengan baik dan teratur melalui model yang ditiru dari orang tua atau
ibunya (Maulani & Enterprise, 2005).
Menurut Herijulianti (2002), keluarga sebagai lembaga pendidikan
mempunyai peran membangun atau mempengaruhi anak dalam belajar. Pendidikan
dalam keluarga adalah pendidikan tertua, bersifat informal dan kodrati, yang pertama
dan utama dialami oleh anak. Orang tua sebagai orang yang sangat dekat dengan
anak, akan sangat menentukan cara belajar anak tentang sesuatu, seperti dalam hal
pemeliharaan kesehatan gigi. Menurut Hurlock dalam Tjandrasa dan Green (2005)
sikap dan tindakan orang tua sangat mempengaruhi pembentukan sikap dan perilaku
anak. Kebanyakan orang yang berhasil setelah menjadi dewasa berasal dari keluarga
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
dengan orang tua yang bersikap positif dan hubungan antara mereka dengan orang tua
adalah “sehat”. Bimbingan orang tua kepada anaknya, tentang pengalaman perawatan
gigi yang baik dapat menciptakan perilaku perawatan gigi anak yang benar.
Menurut para ahli (Astoeti, 2006; Herijulianti, 2002), peran orang tua dalam
pendidikan kesehatan gigi adalah melaksanakan pendidikan kesehatan yang bersifat
informal, bersifat terus-menerus, lebih banyak memberikan contoh langsung, dan
memberikan pengetahuan dan dorongan yang bersifat positif secara tepat, sederhana
dan menyenangkan sehingga dapat diikuti dan dilaksanakan oleh anak dengan tanpa
paksaan dan selanjutnya anak dapat menetapkan perawatan gigi sebagai bagian dari
sikap dan tingkah lakunya.
2.6. Landasan Teori
Anak merupakan bagian dari keluarga yang perlu mendapat perhatian
terutama dalam perkembangannya. Mengubah perilaku anak pada dasarnya
memerlukan keterampilan khusus. Perubahan itu sendiri dapat terjadi secara alamiah
atau secara terencana dan sistematis yang dikenal sebagai lingkungan didik.
Lingkungan didik yang merupakan komponen pendidikan memiliki pengaruh besar
terhadap peningkatan kesehatan yaitu dibedakan atas 3 bagian: keluarga (ibu),
sekolah (guru), dan tenaga kesehatan sendiri.
Menurut Green (2005) dan Hurlock (1978), orang tua dan guru mempunyai
peran terhadap perubahan perilaku anak dalam memelihara kesehatannya, termasuk
memelihara kesehatan gigi. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
perawatan gigi anak-anaknya misalnya memberi contoh perawatan gigi, memotivasi
merawat gigi, mengawasi perawatan gigi, dan membawa anak ke dokter gigi jika
anak sakit gigi. Menurut Hurlock, perkembangan seorang anak ditentukan oleh sifat
hubungan antara anak dengan anggota keluarga terutama ibu. Ibu rumah tangga
merupakan tokoh kunci dalam keluarga karena berperan penting dalam perilaku
kesehatan keluarga (Pintauli dan Melur, 2004).
Di samping orang tua, guru memegang peranan penting dalam proses belajar
seorang anak, seperti belajar tentang perawatan gigi. Menurut Astoeti (2006), guru
adalah orang yang membantu orang lain belajar dengan melatih, menerangkan,
memberi ceramah, atau mengevaluasi kemampuan siswa. Guru dapat berperan
sebagai konselor, pemberi instruksi, motivator, dan manajer dalam menunjukkan
sesuatu yang baik misalnya dalam perawatan gigi. Guru sekolah memiliki pengaruh
yang cenderung relatif sama dengan orang tua namun relatif dominan pada kegiatan
UKGS dibandingkan sebagian besar orang tua murid.
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dengan sasaran anak sekolah adalah
pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan gigi dari tingkat pelayanan promotif,
preventif, dan kuratif atas dasar permintaan dan kebutuhan. Pelaksanaan upaya ini
secara langsung menggabungkan potensi ketiga lingkungan didik yaitu orang tua
murid, guru dan tenaga kesehatan gigi puskesmas. Unsur tenaga kesehatan adalah
dalam pelaksanaan tugas pokok pelayanan kesehatan gigi dan mulut mencakup
pembinaan UKGS. Salah satu kegiatan UKGS diarahkan kepada menanamkan
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
kebiasaan pelihara diri yang akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan gigi anak
di kemudian hari.
Sumber penyakit gigi dan mulut pada anak-anak (karies dan penyakit
periodontal) adalah terabaikannya kebersihan gigi dan mulut sehingga terjadilah
akumulasi plak. Sehubungan dengan pendapat di atas, maka frekuensi membersihkan
gigi dan mulut sebagai bentuk perilaku akan mempengaruhi baik atau buruknya
kebersihan gigi dan mulut, yang juga akan mempengaruhi prevalensi karies dan
jaringan periodontal.
Menurut Hendrik L. Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status kesehatan
termasuk status kesehatan gigi dan mulut seseorang. Faktor-faktor tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
Sumber: Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Notoatmodjo 2003
Bagan 2.6. Empat Faktor yang Mempengaruhi Status Kesehatan Gigi dan Mulut
LINGKUNGAN STATUS KESEHATAN
PELAYANAN KESEHATAN
PERILAKU
KETURUNAN
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Dari gambar di atas jelas terlihat betapa besar peran perilaku hidup sehat
dalam mempengaruhi status kesehatan. Perilaku merupakan faktor kedua terbesar
setelah faktor lingkungan yang akan mempengaruhi kesehatan seseorang.
2.7. Kerangka Konsep
Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak-anak sekolah dasar di 2
Puskesmas Kota Medan sebagai variabel yang dipengaruhi oleh peran faktor orang
tua, tenaga kesehatan dan guru sebagai variabel yang mempengaruhi variabel utama.
Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori di atas maka dibuat kerangka konsep
penelitian sebagai berikut:
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Peran Petugas Kesehatan (Dokter gigi/perawat gigi):
- Menentukan target tahunan - Merencanakan jadwal kegiatan - Melakukan monitoring - Melakukan evaluasi - Membuat laporan pelaksanaan
UKGS kepada kepala Puskesmas
- Mensosialisasikan program UKGS kepada orang tua
- Melaksanakan pendidikan kesehatan gigi
- Melaksanakan sikat gigi masal - Mengajar cara menyikat gigi
yang baik - Melakukan pemeriksaan
kebersihan gigi dan mulut - Melaksanakan penjaringan - Melakukan perawatan gigi
sederhana
Peran Orang Tua - Mengawasi anak menyikat gigi - Menyediakan sikat gigi - Menyediakan pasta gigi - Memeriksa keadaan gigi anak - Mengawasi jajanan anak - Membawa anak ke dokter gigi
atau puskesmas - Mengajari anak menyikat gigi
Peran Unit Sekolah (kepala sekolah dan guru Orkes)
- Memimpin sikat gigi masal - Melaksanakan kumur-kumur
dengan larutan fluor - Memberikan pendidikan
kesehatan gigi - Menjaring anak (screening) - Merujuk anak ke puskesmas - Membuat laporan pelaksanaan
UKGS, kumur-kumur dan pendidikan kesehatan gigi
Tindakan pemeliharaan kes gigi pada anak: a.perilaku menyikat gigi
waktu menyikat gigi, frekuensi menyikat gigi waktu penggantian sikat
gigi penggunaan pasta gigi
b.status kesehatan gigi
DMFT status periodontal OHIS UKGS
Pemahaman pengetahuan anak: - waktu menyikat gigi - jenis jajanan yang baik - sumber informasi
pemeliharaan kesehatan gigi
- penyebab gigi berlubang - penyebab karang gigi - perawatan gigi
berlubang
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan desain potong lintang
(cross-sectional) yaitu penelitian non-eksperimental dalam rangka mempelajari
korelasi antara variabel bebas dan terikat melalui pengujian hipotesa, yang bertujuan
untuk menjelaskan keterkaitan peran tenaga kesehatan, guru dan orang tua dengan
tindakan anak sekolah dasar dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut khususnya
di Kota Medan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan karena kota Medan merupakan
ibukota provinsi Sumatera Utara sehingga menjadikannya sebagai pusat
pemerintahan dan informasi, selain itu juga asumsi dari tingginya prevalensi karies
gigi pada anak sekolah dasar yang dapat dilihat dari survei pendahuluan dan data
kunjungan pasien ke poliklinik gigi puskesmas, serta belum pernah dilakukan
penelitian yang serupa.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini diperkirakan selama 6 bulan mulai bulan Januari 2009 sampai
dengan bulan Juni 2009.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi pertama adalah tenaga kesehatan gigi (dokter gigi dan perawat gigi)
yang terlibat dalam pelaksanaan UKGS pada puskesmas terpilih. Populasi kedua
adalah guru olah raga kesehatan pada SD terpilih. Populasi ketiga adalah murid SD
yang berjumlah 264.332 orang (data berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Kota
Medan, 2008) sedangkan populasi keempat adalah orang tua murid SD.
3.3.2. Cara Sampling dan Besar Sampel
Kota Medan terdiri atas 39 Puskesmas. Secara Random diambil 8 buah
puskesmas (Helvetia, Glugur Darat, Petisah, Desa Lalang, Rantang, Polonia, Padang
Bulan dan Tuntungan). Pengambilan sampel SD dilakukan secara random pada
puskesmas terpilih yaitu SD MIN, SDN 060870, SDN 060848, SDN 064023, SDN
064985, SDN 064018, SDN 060880, dan SDN 060885. Sampel petugas kesehatan
gigi adalah dokter gigi dan perawat gigi pada puskesmas terpilih. Sampel guru Orkes
berjumlah 8 orang dari SD terpilih. Sampel murid adalah murid kelas V SD. Alasan
peneliti mengambil sampel kelas V SD adalah keterbatasan waktu di mana penelitian
akan dilaksanakan pada bulan April yang mana kelas VI SD menghadapi ujian akhir
oleh karena itu, untuk mendukung kelancaran penelitian, sampel murid dialihkan
kepada murid kelas V. Disamping itu, gigi permanen murid kelas V SD diasumsikan
sudah banyak yang tumbuh. Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus
perhitungan besar sampel dari Soedigdo (2002) sebagai berikut:
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
pxq Np-n√
n n Np-1 SE2 = 0,746 x 0,254 x 264332 - n n 264331 (0,025)2= 0,189 x 264332 – n n 264331 0,000625 = 49958,75-0,189 n 264331 n 165,21 n = 49958,75-0,189 n 165,21 n + 0,189 n = 49958,75 165,339 n = 49958,75 n = 49958,75 = 302,16 165,339 di mana: n = besar sampel yang digunakan dalam penelitian Np = jumlah murid SD yaitu 264.332 orang Cl = Tingkat kepercayaan (Confidence level) yang diinginkan adalah 95%
Zc = 1,96 p = prevalensi karies yaitu 74,69% (data Dinas Kesehatan Kota Medan) d = penyimpangan dari populasi 5% Dari perhitungan besar sampel diperoleh besar sampel minimum 302 orang,
dalam penelitian ini diambil sampel murid sebanyak 320 orang untuk 8 SD yang
terpilih sehingga jumlah murid yang diperiksa untuk masing-masing sekolah adalah
40 orang. Jumlah Sampel petugas kesehatan dan guru orkes masing-masing 8 orang.
Jumlah sampel orang tua disesuaikan dengan jumlah sampel murid yaitu sebanyak
320 orang.
p x q Np-n
SE= √ n
x√ Np-1
SE = d/zc = 0,05/1,96 = 0,025
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
dikumpulkan secara wawancara langsung menggunakan kuesioner mengenai peran
tenaga kesehatan gigi, guru dan guru olah raga sedangkan khusus untuk orang tua
digunakan angket. Data status kesehatan gigi (DMFT, status periodontal dan OHI)
diperoleh dengan melakukan pemeriksaan langsung di rongga mulut. Data sekunder
yang terdiri atas jumlah puskesmas dan lokasi puskesmas diperoleh melalui studi
dokumentasi dari Dinas Kesehatan Kota Medan dan Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara sedangkan jumlah murid diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota
Medan. Khusus untuk daftar pertanyaan penelitian, agar dapat menjadi instrumen
penelitian yang valid dan reliabel sebagai alat pengumpul data dilakukan uji validitas
dan reliabilitas.
Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel penelitian
sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut.
Pengujian hipotesis penelitian tidak akan mengenai sasarannya bila mana data yang
dipakai tidak reliabel dan tidak menggambarkan secara tepat konsep yang diukur.
Oleh karena itu perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Untuk melihat
validitas, maka nilai yang dilihat adalah nilai yang ada dalam kolom corrected item
total correlation kemudian dibandingkan dengan r tabel. Sedangkan untuk melihat
reliabilitas adalah dengan melihat nilai cronbach’s alpha if item deleted (Situmorang,
2008). Menurut Ghozali (2005) dan Kuncoro (2003) suatu variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner menggunakan responden 10 orang
petugas kesehatan dan guru serta 30 orang murid SD dan orang tua. Hasil analisis
menunjukkan semua butir pertanyaan dapat digunakan karena r-hitung lebih besar
dari r-tabel yaitu 0,361 untuk 30 responden dan 0,632 untuk 10 responden sehingga
dapat dikatakan memenuhi syarat validitas dan nilai Alpha lebih besar dari 0,60
memenuhi syarat reliabilitas (Hasil output dapat dilihat pada lampiran).
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel Bebas
Peran Petugas Kesehatan Gigi (Dokter Gigi/Perawat Gigi)
Kegiatan UKGS yang meliputi:
1. Menentukan target tahunan
2. Merencanakan jadwal kegiatan
3. Melakukan monitoring pelaksanaan UKGS
4. Melakukan evaluasi program UKGS
5. Membuat laporan kepada kepala Puskesmas
6. Mensosialisasikan program UKGS kepada orang tua murid kelas 1 SD.
7. Memberikan pendidikan kesehatan gigi di sekolah
8. Melaksanakan sikat gigi massal
9. Melakukan perawatan gigi sederhana
10. Mengajar cara menyikat gigi yang baik dan benar
11. Melakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
12. Melaksanakan penjaringan
Peran Guru Olah Raga Kesehatan
1. Memimpin sikat gigi massal
2. Melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor
3. Memberikan pendidikan kesehatan gigi di sekolah
4. Melakukan penjaringan (screening) anak
5. Merujuk anak ke puskesmas
6. Membuat laporan pelaksanaan UKGS
Peran Orang Tua
1. Mengawasi anak menyikat gigi
2. Menyediakan sikat gigi
3. Menyediakan pasta gigi
4. Memeriksa keadaan gigi anak
5. Membawa anak ke dokter gigi
6. Mengawasi jajanan anak
7. Mengajari anak menyikat gigi 3.5.2. Variabel Terikat
Tindakan pemeliharaan kesehatan gigi pada anak:
a. Perilaku menyikat gigi yang meliputi waktu penyikatan gigi, frekuensi menyikat
gigi, waktu penggantian sikat gigi dan pasta gigi.
b. Status kesehatan gigi dan mulut (DMFT, CPITN dan OHI).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
3.5.3. Definisi Operasional
Variabel Bebas:
1. Peran Petugas Kesehatan Gigi (Dokter gigi/Perawat Gigi) yaitu:
a. Membuat target tahunan UKGS seperti menentukan jumlah SD yang akan
menjadi sasaran selama 1 tahun, frekuensi kegiatan sikat gigi massal dan loka
karya mini untuk guru SD.
b. Membuat jadwal kegiatan pelaksanaan UKGS yaitu menyusun jadwal
pelaksanan kegiatan UKGS bulanan (setiap bulan).
c. Membuat laporan bulanan yaitu mempersiapkan laporan bulanan dan
melaporkannya kepada Kepala Puskesmas.
d. Memonitoring program UKGS yaitu melakukan monitoring pelaksanaan
kegiatan UKGS.
e. Melakukan evaluasi adalah menganalisis cakupan program, pencapaian target
untuk menjadi dasar rencana kegiatan tahun berikutnya.
f. Melakukan sosialisasi program yaitu mensosialisasikan program UKGS
kepada orang tua murid kelas 1 pada setiap tahun ajaran baru dengan
berkoordinasi dengan kepala sekolah.
g. Melakukan pemeriksaan kebersihan mulut siswa adalah melihat apakah siswa
sudah mempunyai oral hygiene yang baik.
h. Melaksanakan Pendidikan Kesehatan Gigi yaitu penyuluhan tentang
kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan minimal 7 kali dalam setahun pada
semua kelas.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
i. Mengajar cara menyikat gigi yang baik dan benar yaitu memberi pengetahuan
tentang cara menyikat gigi dan mempraktekkannya dengan alat peraga.
j. Sikat gigi massal yaitu kegiatan menyikat gigi secara massal yang dilakukan
minimal 12 kali setahun secara bersama-sama dan serentak oleh semua murid.
k. Penjaringan adalah pemeriksaan seluruh murid kelas I yang dilakukan secara
berkala 1 kali dalam setahun setiap awal masuk sekolah.
l. Perawatan gigi sederhana adalah tindakan penambalan dan pembersihan
karang gigi serta pencabutan gigi yang sudah waktunya tanggal.
2. Peran Guru Olahraga dan Kesehatan
a. Memimpin sikat gigi massal yaitu kegiatan memimpin sikat gigi secara
bersama-sama dan serentak oleh murid.
b. Memimpin kumur-kumur dengan larutan fluor adalah menyiapkan bahan
kumur, membagikannya dan memberi aba-aba berkumur-kumur pada waktu
mulai dan berhenti.
c. Memberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut adalah penyuluhan tentang
kesehatan gigi dan mulut pada waktu pelajaran Orkes.
d. Melaksanakan penjaringan adalah pemeriksaan seluruh murid kelas I secara
berkala yang dilakukan sekali dalam setahun dan memberikan surat rujukan
bila diperlukan.
e. Merujuk anak ke puskesmas adalah membawa anak ke poli gigi puskesmas
untuk dilakukan perawatan baik dengan keluhan atau tidak.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
f. Membuat laporan pelaksanaan UKGS (kumur-kumur, pendidikan kesehatan
gigi) minimal 6 bulan sekali.
3. Peran Orang Tua
a. Mengawasi anak menyikat gigi adalah kegiatan sikat gigi anak yang baik dan
benar di rumah dalam hal waktu menyikat gigi, memeriksa apakah sudah
bersih atau tidak dan apakah seluruh permukaan gigi sudah disikat atau tidak.
b. Menyiapkan sikat gigi dan pasta gigi adalah menyediakan sikat gigi baru jika
sikat gigi yang lama sudah rusak dan menyediakan pasta gigi yang
mengandung fluor.
c. Memeriksa keadaan gigi anak adalah melihat apakah ada gigi yang berlobang,
gigi goyang/berlapis, atau karang gigi di rongga mulut anak.
d. Mengawasi jajanan anak adalah melarang anak untuk mengosunsumsi jenis
makanan yang merusak gigi, membatasi makanan dan minuman ringan yang
manis dan memberitahu jenis makanan yang sehat untuk kesehatan gigi.
e. Membawa anak ke dokter gigi adalah kegiatan membawa anak ke dokter gigi
bila ada atau tidak keluhan, minimal dilakukan 2 kali dalam setahun untuk
pemeriksaan dan perawatan gigi bila diperlukan.
f. Membawa anak puskesmas adalah kegiatan membawa anak ke poli gigi
puskesmas dengan membawa surat rujukan.
Variabel Terikat:
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
4. Menyikat gigi meliputi
a. kegiatan menyikat gigi yang dilakukan dengan baik dan benar
b. dengan frekuensi minimal 2 kali sehari yaitu pada pagi hari setelah makan
pagi dan malam hari sebelum tidur malam
c. waktu penggantian sikat gigi
d. menggunakan pasta gigi atau tidak
5. Status kesehatan gigi adalah kondisi derajat kesehatan gigi dan mulut yang
meliputi pemeriksaan pengalaman karies (DMFT), status periodontal dan oral
hygiene (OHI).
a. Pengalaman karies (DMFT) adalah jumlah gigi yang mengalami decay (D),
missing (M) dan filling (F). Pengukuran DMFT dilakukan dengan
menggunakan sonde dan kaca mulut. Indeks yang digunakan adalah indeks
DMFT (WHO).
b. Status periodontal adalah kondisi derajat kesehatan gigi dan mulut yang
diukur berdasarkan indikator jumlah sekstan gigi sehat dengan Community
Periodontal Index and Treatment Need (CPITN) dari WHO. Pengukuran
status periodontal dilakukan dengan menggunakan sonde khusus yang disebut
WHO Periodontal Examining Probe, yaitu suatu alat untuk mengetahui
kondisi jaringan periodontal yang mana ujung sondenya merupakan sebuah
bola kecil berdiameter 0,5 mm. Prinsip kerja CPITN adalah:
1) Terdapat sekstan yang meliputi 6 buah sekstan, yaitu :
Sekstan 1 : gigi 4,5,6,7, kanan rahang atas
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Sekstan 2 : gigi 1,2,3 kanan rahang atas dan gigi 1,2,3 kiri rahang atas
Sekstan 3 : gigi 4,5,6,7 kiri rahang atas
Sekstan 4 : gigi 4,5,6,7 kanan rahang bawah
Sekstan 5 : gigi 1,2,3 kanan rahang bawah dan kiri rahang bawah
Sekstan 6 : gigi 4,5,6,7 kiri rahang bawah
2) Terdapat gigi indeks, tidak semua gigi diperiksa melainkan hanya
beberapa gigi yang disebut gigi indeks. Untuk usia 19 tahun ke bawah,
gigi indeks :
6 1 6 6 1 6
3) Terdapat nilai (skor) untuk berbagai tingkatan kondisi jaringan
periodontal
Tabel 3.1 Penilaian (skor) untuk Tingkat Kondisi Jaringan Periodontal
Nilai / Skor Kondisi Jaringan Periodontal Keterangan
0 Sehat Periodontal sehat tidak ada perdarahan karang gigi dan poket.
1 Perdarahan Perdarahan tampak secara langsung atau dengan kaca mulut setelah selesai perabaan dengan sonde
2 Ada karang gigi Perabaan dengan sonde terasa kasar, adanya karang gigi
Rata-rata sekstan sehat : Jumlah sekstan sehat Jumlah anak
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
c. Oral hygiene adalah suatu keadaan kebersihan gigi dan mulut yang diukur
dari skor debris dan kalkulus menggunakan Oral Hygiene Index Simplified
dari Green and Vermillion. OHI-S diperoleh dengan cara menjumlahkan
indeks debris dan indeks kalkulus.
Indeks Debris:
Skor Kriteria 0 Tidak ada debris atau stein/pewarnaan ekstrinsik
1
Ada debris lunak yang menutupi permukaan gigi seluas 1/3 permukaan atau kurang dari 1/3 permukaan Tidak ada debris lunak tetapi ada pewarnaan ekstrinsik yang menutupi permukaan gigi sebagian atau seluruhnya
2 Ada debris lunak yang menutupi permukaan gigi seluas lebih 1/3 permukaan atau kurang dari 2/3 permukaan
3 Ada debris lunak yang menutupi 2/3 permukaan atau seluruh permukaan gigi
Indeks Debris = Jumlah skor debris
Jumlah gigi yang diperiksa (6) Indeks kalkulus:
Skor Kriteria 0 Tidak ada kalkulus
1 Ada kalkulus supragingiva yang menutupi kurang dari 2/3 permukaan gigi
2 Ada kalkulus supragingiva yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi Di bagian servikal terdapat sedikit kalkulus subgingiva
3
Ada kalkulus supragingiva yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi atau seluruh permukaan gigi Ada kalkulus subgingiva yang menutupi dan melingkari seluruh servikal
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Indeks Kalkulus = Jumlah skor Jumlah gigi yang diperiksa (6)
Indeks OHI = Indeks debris + Indeks kalkulus Indeks oral hygiene rata-rata = Jumlah OHI Jumlah anak yang diperiksa
3.6. Metode Pengukuran
Untuk memperjelas variabel penelitian seperti pada kerangka konsep di atas,
maka diberikan metode pengukuran seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.2. Nama Variabel, Cara dan Alat Ukur, Hasil Ukur, Skala Ukur, dan Kategori Hasil Ukur
No Nama
Variabel Cara dan Alat Ukur
Hasil Pengukuran
Kategori
Skala Ukur
1 2 3 4 5 Variabel bebas
1. Peran tenaga kesehatan
Menghitung skor peran tenaga kesehatan (skor max=12)
skor 9-12 skor 7-8 skor ≤6
Baik Cukup Kurang
Ordinal
2. Peran orang tua
Menghitung skor peran orang tua (skor max = 7
skor 5-7 skor 3-4 skor ≤2
Baik Cukup Kurang
Ordinal
3. Peran guru Orkes
Menghitung skor peran guru Orkes (skor max= 6)
skor 5-6 skor 3-4 skor ≤2
Baik Cukup Kurang
Ordinal
4. Pengetahuan anak
Mengukur pengetahuan anak (skor max= 4)
skor 4 skor 2-3 skor 1
Baik Cukup Kurang
Ordinal
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Lanjutan Tabel 3.2. No Nama
Variabel Cara dan Alat Ukur
Hasil Pengukuran
Kategori
Skala Ukur
1 2 3 4 5 Variabel terikat
1. 2
Perilaku menyikat gigi DMFT
Menghitung skor perilaku menyikat gigi (skor max=4) Menghitung rata-rata DMFT
skor 4 skor 2-3 skor 1 -
Baik Cukup Kurang -
Ordinal
3
Status peridontal
Menghitung rata-rata sextan sehat
-
-
4
OHI
Menghitung OH rata-rata
-
-
3.7. Metode Analisis Data
Data primer dan data sekunder yang telah diperoleh dianalisis melalui proses
pengolahan data yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Editing, penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau
kemungkinan adanya kuesioner yang belum terisi.
b. Coding, pemberian kode dan skoring pada tiap jawaban untuk memudahkan
proses entri data.
c. Entry data, setelah proses koding dilakukan pemasukan data ke komputer dengan
menggunakan program komputer (SPSS v. 10)
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
d. Cleaning, sebelum analisis data dilakukan pengecekan dan perbaikan terhadap
data yang sudah masuk.
Analisis data dilakukan dengan uji statistik memakai bantuan program
komputer. Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Analisis data Univariat
Analisis ini bertujuan untuk memperoleh distribusi frekuensi dari masing-
masing variabel peran tenaga kesehatan, guru dan orang tua dan tindakan
pemeliharan kesehatan gigi pada anak yang mencakup menjaga kebersihan gigi dan
mulut serta status kesehatan gigi.
2. Analisis data Bivariat
Untuk menganalisis hubungan yang bermakna antara variabel peran tenaga
kesehatan, guru, dan orang tua dengan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut anak. Uji statistik yang dipakai adalah uji chi square sedangkan untuk
menganalisis hubungan yang bermakna antara variabel peran tenaga kesehatan, guru,
dan orangtua dengan status kesehatan gigi anak digunakan uji ANOVA.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan yang memiliki 21 kecamatan dan 39
Puskesmas. Jumlah SD/MI di Kota Medan sebanyak 859. Jumlah murid SD di Kota
Medan adalah 264.332 orang (data Dinas Pendidikan Sumatera Utara 2008).
4.2. Karakteristik Responden
Responden petugas kesehatan seluruhnya adalah wanita yaitu 100%.
Responden guru orkes lebih banyak pria yaitu 62,5% dibandingkan responden wanita
(Tabel 4.1).
Kelompok umur murid terbanyak adalah 11 tahun yaitu 38,8% dan 10 tahun
32,2%. Jenis kelamin wanita lebih banyak dari pria yaitu 51,9% (Tabel 4.2).
Pendidikan orang tua murid yang terbanyak adalah tamat SLTA/D1/D2 yaitu
sebesar 45,6% (Tabel 4.3).
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Guru Orkes
Jenis kelamin N % Pria 5 62,5
Wanita 3 37,5 Total 8 100
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Murid (N = 320)
Karakteristik Murid N %
Umur (tahun) 9 8 2,5 10 103 32,2 11 124 38,8 12 65 20,3 13 17 5,3 14 3 9
Jenis kelamin Pria 154 48,1
Wanita 166 51,9
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Tua Murid
Pendidikan Ibu N % Tidak tamat SD/Tidak sekolah 34 10,6 Tamat SD/SLTP 117 36,6 Tamat SLTA/D1/D2 146 45,6 Tamat D3/S1/S2 23 7,2
Total 320 100 4.3. Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan
Waktu menyikat gigi yang baik dan benar dilakukan oleh murid SD 38,1%
yaitu pada pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, tetapi lebih banyak murid
SD melakukannya pada waktu yang salah yaitu pada pagi dan sore hari sewaktu
mandi sebanyak 46,6% (Tabel 4.4).
Dalam hal waktu mengganti sikat gigi, sebanyak 48,4% melakukannya
dengan benar yaitu setiap 2-3 bulan sekali. Penggunaan pasta gigi dengan fluor
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
dilakukan 63,4% murid SD. Hampir semua murid SD memiliki sikat gigi sendiri
yaitu 88,1% (Tabel 4.4).
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan (N = 320)
Perilaku Menyikat Gigi N % Waktu menyikat gigi
Pagi dan sore hari sewaktu mandi Pagi setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur Pagi hari sewaktu mandi Malam sebelum tidur Tidak tentu Pagi setelah sarapan pagi
149 122 31 8 8 2
46,6 38,1 9,7 2,5 2,5 0,6
Waktu mengganti sikat gigi Setiap 2-3 bulan Jika bulu sikat gigi sudah melebar/rusak Lainnya : 1 bulan Tidak pernah diganti
155 120 44 1
48,4 37,5 13,8 0,3
Penggunaan pasta gigi dengan fluor Ya Tidak tahu Tidak
203 112
5
63,4 35,0 1,6
Kepemilikan sikat gigi Milik sendiri Milik bersama Lainnya : pinjam
282 37 1
88,1 11,6 0,3
Perilaku menyikat gigi murid SD yang baik sebanyak 27,5%, cukup 43,4%
dan yang kurang 29,1% (Tabel 4.5).
Tabel 4.5 Kategori Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan
Perilaku Menyikat Gigi N % Baik 88 27,5
Cukup 139 43,4 Kurang 93 29,1 Total 320 100
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Sebagian besar murid mengetahui tentang waktu menyikat gigi yang benar
yaitu pada pagi hari sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur sebanyak 83,1%.
Jenis jajanan yang baik hampir semua murid memilih pecal, keripik, kacang, buah-
buahan yaitu sebanyak 96,6%. Dalam hal sumber informasi pemeliharaan kesehatan
gigi, hampir semua murid memperolehnya dari dokter gigi atau perawat gigi yaitu
sebanyak 85,6%. Pengetahuan tentang penyebab gigi berlubang, hampir semuanya
mengetahui yaitu karena tidak sikat gigi dan makan yang manis-manis sebesar 89,4%.
Untuk penyebab karang gigi, sebagian murid mengetahui karena tidak sikat gigi,
yaitu 57,8%. Sedangkan untuk perawatan gigi berlubang, sebagian besar mengatakan
tambal gigi yaitu 53,4% (Tabel 4.6).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pemahaman Pengetahuan Anak tentang Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan (N = 320)
Pemahaman pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut N %
Waktu menyikat gigi yang benar Pagi hari sesudah sarapan pagi dan malam hari sebelum tidur Pagi dan sore hari sewaktu mandi
266 54
83,1 16,9
Jenis jajanan yang baik Pecal, keripik, kacang, buah-buahan Kue, es krim, coklat, permen
309 11
96,6 3,4
Sumber informasi pemeliharaan kesehatan gigi Dokter gigi atau perawat gigi TV, surat kabar, majalah, buku Orang tua Guru
274 21 16 9
85,6 6,6 5,0 2,6
Penyebab gigi berlubang Tidak sikat gigi, makan yang manis-manis Dimakan ulat
286 34
89,4 10,6
Penyebab karang gigi Tidak sikat gigi Makan yang manis-manis, kue-kue
185 135
57,8 42,2
Perawatan gigi berlubang Tambal gigi Pencabutan gigi Dibiarkan
171 146 3
53,4 45,6 0,9
4.4. Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan
Rata-rata DMFT adalah 1,43 dengan nilai rata-rata Decay 1,14, Missing 0,23
dan Filling 0,06 (Tabel 4.7).
Tabel 4.7 Rata-rata DMFT Murid SD di Kota Medan (N = 320)
Decay Missing Filling DMFT Mean SD Mean SD Mean SD Mean SD 1,14 1,367 0,23 0,676 0,06 0,267 1,43 1,857
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Rata-rata status periodontal yaitu sekstan sehat sebesar 3,32, sekstan gingivitis
0,88 dan sekstan kalkulus 1,70 (Tabel 4.8).
Tabel 4.8 Rata-rata Status Periodontal Murid SD di Kota Medan (N = 320)
Sekstan Sehat Sekstan Gingivitis Sekstan Kalkulus Mean SD Mean SD Mean SD 3,32 2,250 0,88 1,189 1,70 1,440
Rata-rata OHIS dari 320 murid SD di Kota Medan adalah 1,71 dengan nilai
rata-rata indeks plak 1,13 dan indeks kalkulus 0,60 (Tabel 4.9).
Tabel 4.9 Rata-rata OHIS Murid SD di Kota Medan (N = 320)
Rata-rata OHI Plak Kalkulus OHI
Mean SD Mean SD Mean SD 1,13 0,57158 0,58 0,59719 1,71 1,03776
4.5. Peran Petugas Kesehatan, Guru dan Orang Tua dalam Pelaksanaan
UKGS Murid SD di Kota Medan
Semua petugas kesehatan telah melakukan kegiatan merencanakan jadwal
kegiatan UKGS, membuat laporan bulanan UKGS ke puskesmas, mengajar cara
menyikat gigi yang baik dan benar kepada murid, mempraktekkan dengan alat
peraga, melaksanakan penjaringan pada murid-murid kelas 1, melaksanakan sikat gigi
massal, dan melakukan perawatan gigi sederhana di puskesmas yaitu 100%. Petugas
kesehatan yang melakukan pendidikan kesehatan gigi di sekolah sebesar 87,5%.
Petugas kesehatan yang melakukan evaluasi pelaksanaan UKGS dan melakukan
pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut kepada murid sebesar 75%. Sebanyak 62,5%
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
petugas kesehatan telah membuat target tahunan UKGS, 50% telah melakukan
monitoring kegiatan UKGS dan sebanyak 25% telah melakukan sosialisasi program
UKGS (Tabel 4.10).
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di kota Medan
Ya Tidak Pelaksanaan UKGS
N % N % Total
Merencanakan jadwal kegiatan UKGS 8 100 0 0 8 Membuat laporan bulanan UKGS ke Puskesmas 8 100 0 0 8 Mengajar cara menyikat gigi yang baik dan benar kepada murid 8 100 0 0 8
Mempraktekkan dengan alat peraga 8 100 0 0 8 Melakukan penjaringan pada murid-murid kelas 1 8 100 0 0 8 Melaksanakan sikat gigi massal 8 100 0 0 8 Melakukan perawatan gigi sederhana di puskesmas 8 100 0 0 8 Melakukan pendidikan kesehatan gigi sekolah 7 87,5 1 12,5 8 Melakukan evaluasi pelaksanaan UKGS 6 75 2 25 8 Melakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut kpd murid 6 75 2 25 8
Membuat target tahunan UKGS 5 62,5 3 37,5 8 Melakukan monitoring kegiatan UKGS 4 50 4 50 8 Melakukan sosialisasi program UKGS 2 25 6 75 8
Petugas kesehatan yang memiliki peran yang baik dan kurang dalam
pelaksanaan UKGS masing-masing 25%, sedangkan petugas yang memiliki peran
yang cukup 50% (Tabel 4.11).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.11 Kategori Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan
Peran Pelaksanaan UKGS N %
Baik 2 25 Cukup 4 50 Kurang 2 25
Total 8 100 Guru orkes yang telah melakukan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dan
penjaringan kepada murid SD kelas 1 sebanyak 87,5%. Guru orkes yang telah
melakukan rujukan kepada dokter gigi, puskesmas atau rumah sakit sebanyak 62,5%.
Sedangkan guru orkes yang pernah memimpin sikat gigi massal sebesar 37,5% dan
yang telah melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor pada murid SD 12,5%
(Tabel 4.12).
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan
Ya Tidak Pelaksanaan UKGS
N % N % Total
Melakukan pendidikan kesehatan gigi dan mulut 7 87,5 1 12,5 8 Melakukan penjaringan kepada murid SD kelas 1 7 87,5 1 12,5 8 Melakukan rujukan kepada dokter gigi, puskesmas atau rumah sakit 5 62,5 3 37,5 8
Pernah memimpin sikat gigi massal 3 37,5 5 62,5 8 Melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor pada murid SD 1 12,5 7 87,5 8
Tindakan guru orkes yang berperan cukup dan kurang dalam pelaksanaan
UKGS murid SD masing-masing sebesar 50% (Tabel 4.13).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.13 Kategori Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan
Peran Pelaksanaan UKGS N %
Baik 0 0 Cukup 4 50 Kurang 4 50 Total 8 100
Dari 320 responden, orang tua yang menyediakan pasta gigi sebanyak 96,9%,
memeriksa gigi anaknya 88,4% dan orang tua yang rutin mengganti sikat gigi anak
76,9%. Orang tua yang mengawasi jajanan anaknya sebanyak 60,3%, yang
melakukan pengawasan terhadap menyikat gigi anaknya 59,1%. Sedangkan orang tua
yang pernah membawa anaknya memeriksa gigi ke dokter hanya 53,8% (Tabel 4.14).
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan
Ya Tidak Pelaksanaan UKGS
N % N % Total
Menyediakan pasta gigi baru 310 96,9 10 3,1 320 Memeriksa gigi anak 283 88,4 37 11,6 320 Rutin mengganti sikat gigi 246 76,9 74 23,1 320 Mengawasi jajanan anak 193 60,3 127 39,7 320 Pengawasan menyikat gigi 189 59,1 131 40,9 320 Membawa anak memeriksa gigi ke dokter 172 53,8 148 46,2 320
Peran orang tua dalam pelaksanaan UKGS yang baik dan kurang masing-
masing sebanyak 31,6%, sedangkan yang cukup 36,9% (Tabel 4.15).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.15 Kategori Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan
Peran Pelaksanaan UKGS N %
Baik 101 31,6 Cukup 118 36,9 Kurang 101 31,6 Total 320 100
4.6. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan
Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan
Peran petugas kesehatan baik, cukup, dan kurang persentase perilaku
menyikat gigi murid SD yang terbesar kategori cukup, dimana lebih banyak dari
kategori perilaku menyikat gigi murid SD yang baik dan kurang yaitu 43,4%. Hasil
analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara peran
petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS dengan perilaku menyikat gigi murid
(p = 0,638) (Tabel 4.16).
Tabel 4.16 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan
Perilaku menyikat gigi
Baik Cukup Kurang
Peran Petugas
Kesehatan N % N % N %
Jumlah Hasil Analisis Statistik
Baik 24 30,0 33 41,3 23 28,8 80 Cukup 40 25,0 76 47,5 44 27,5 160 Kurang 24 30,0 30 37,5 26 32,5 80 Jumlah 88 27,5 139 43,4 93 29,1 320
χ 2 = 2,535 df = 4
p = 0,638
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
4.7. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan
Rata-rata pengalaman karies (DMFT) murid SD pada puskesmas yang
memiliki peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS yang baik yaitu
puskesmas Polonia dan Padang Bulan adalah 1,38 ± 2,313. Puskesmas dengan peran
petugas kesehatan pelaksanaan UKGS cukup yaitu puskesmas Helvetia, Rantang,
Glugur Darat dan Tuntungan rata-rata DMFT muridnya lebih rendah yaitu
1,18 ± 1,418. Sedangkan puskesmas dengan peran petugas kesehatan dalam
pelaksanaan UKGS yang kurang yaitu puskesmas Desa Lalang dan Petisah rata-rata
DMFT muridnya lebih tinggi yaitu 1,96 ± 2,028. Hasil uji statistik menunjukkan ada
hubungan antara pengalaman karies gigi (DMFT) dengan peran petugas kesehatan
dalam pelaksanaan UKGS (p = 0,008) (Tabel 4.17).
Tabel 4.17 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Pengalaman Karies Gigi (DMFT) Murid SD di Kota Medan
DMFT Peran Petugas
Kesehatan N X SD
Hasil Analisis Statistik
Baik 80 1,38 2,313 Cukup 160 1,18 1,418 Kurang 80 1,96 2,028
F = 4,873 df = 2
p = 0,008 Puskesmas yang memiliki peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS
yang baik nilai sekstan sehat rata-rata murid sebesar 3,63 ± 2,160, peran petugas
kesehatan cukup memiliki nilai sekstan sehat rata-rata lebih rendah yaitu
3,41 ± 2,299, peran petugas kesehatan kurang nilai sekstan sehat rata-rata murid
paling rendah yaitu 2,84 ± 2,190. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
antara sekstan sehat dengan peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS
(p = 0,067).
Puskesmas yang memiliki peran petugas kesehatan yang baik nilai sekstan
gingivitis rata-ratanya 0,64 ± 0,984, yang cukup nilai sekstan gingivitis rata-ratanya
0,96 ± 1,295 dan yang kurang nilai sekstan gingivitis rata-ratanya 0,95 ± 1,135. Hasil
uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara sekstan gingivitis dengan peran
petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS (p = 0,119).
Puskesmas yang memiliki peran petugas kesehatan yang baik nilai sekstan
kalkulus rata-ratanya 1,74 ± 1,516, yang cukup nilai sekstan kalkulus rata-rata
1,61 ± 1,392 dan yang kurang nilai sekstan kalkulus adalah 1,84 ± 1,462. Hasil uji
statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara rata-rata sekstan kalkulus dengan
peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS (p = 0,504) (Tabel 4.18).
Tabel 4.18 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Periodontal (CPITN) Murid SD di Kota Medan
Sekstan Sehat Sekstan Gingivitis
Sekstan Kalkulus Peran Petugas
Kesehatan N
X SD X SD X SD Baik 80 3,63 2,160 0,64 0,984 1,74 1,516
Cukup 160 3,41 2,299 0,96 1,295 1,61 1,392 Kurang 80 2,84 2,190 0,95 1,135 1,84 1,462
Hasil Analisis Statistik F = 2,720
df = 2 p = 0,067
F = 2,144 df = 2
p = 0,119
F = 0,686 df = 2
p = 0,504 Puskesmas yang memiliki peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS
yang baik nilai indeks oral hygiene rata-rata murid 1,39 ± 0,845, peran petugas
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
kesehatan dalam pelaksanaan UKGS yang cukup nilai indeks oral hygiene rata-rata
murid 1,82 ± 1,054, dan peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS kurang
nilai indeks oral hygiene rata-rata 1,82 ± 1,121. Hasil uji statistik menunjukkan ada
hubungan antara indeks oral hygiene dengan peran petugas kesehatan dalam
pelaksanaan UKGS (p = 0,005) (Tabel 4.19).
Tabel 4.19 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Indeks Oral Hygiene (OHI) Murid SD di Kota Medan
Indeks Oral Hygiene Peran Petugas
Kesehatan N X SD
Hasil Analisis Statistik
Baik 80 1,39 0,845 Cukup 160 1,82 1,054 Kurang 80 1,82 1,121
F = 5,377 df = 2
p = 0,005 4.8. Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan
Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan
Peran guru orkes terhadap perilaku menyikat gigi murid SD tidak ada yang
baik. Peran guru orkes yang cukup dan kurang ternyata persentase perilaku menyikat
gigi cukup persentasenya paling banyak dibandingkan yang baik dan kurang. Hasil
analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara peran
guru orkes dengan perilaku menyikat gigi murid SD di kota Medan (p = 0,453)
(Tabel 4.20).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.20 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan
Perilaku menyikat gigi
Baik Cukup Kurang Peran Guru Orkes N % N % N %
Jumlah Hasil
Analisis Statistik
Cukup 39 24,4 73 45,6 48 30,0 160 Kurang 49 30,6 66 41,3 45 28,1 160 Jumlah 88 27,5 139 43,4 93 29,1 320
χ 2 = 1,586 df = 2
p = 0,453
4.9. Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan
Sekolah yang memiliki peran guru orkes yang cukup adalah SD MIN, SDN
060870, SDN 060848, dan SDN 064023 rata-rata pengalaman karies (DMFT)
muridnya 1,21 ± 1,389. Sekolah yang memiliki peran guru orkes yang kurang adalah
SDN 064985, SDN 064018, SDN 060880, dan SDN 060885 dengan rata-rata DMFT
muridnya 1,64 ± 2,213. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara
pengalaman karies gigi (DMFT) dengan peran guru orkes (p = 0,040) (Tabel 4.21).
Tabel 4.21 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Pengalaman Karies Gigi (DMFT) Murid SD di Kota Medan
DMFT Peran Guru
Orkes N X SD
Hasil Analisis Statistik
Cukup 160 1,21 1,389
Kurang 160 1,64 2,213
F = 4,232 df = 1
p = 0,040
Sekolah yang memiliki peran guru orkes yang cukup nilai sekstan sehat rata-
rata 3,29 ± 2,343 dan peran guru orkes yang kurang nilai sekstan sehat rata-rata murid
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
3,35 ± 2,161. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara sekstan sehat
dengan peran guru orkes (p = 0,804).
Sekolah yang memiliki peran guru orkes yang cukup nilai rata-rata sekstan
gingivitis 0,98 ± 1,238 dan peran guru orkes yang kurang nilai sekstan gingivitis rata-
ratanya 0,78 ± 1,081. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara
sekstan gingivitis dengan peran guru orkes (p = 0,133).
Sekolah yang memiliki peran guru orkes yang cukup nilai sekstan kalkulus
murid 1,64 ± 1,407dan peran guru orkes yang kurang nilai sekstan kalkulus rata-rata
1,76 ± 1,473. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara sekstan
kalkulus dengan peran guru orkes (p = 0,438) (Tabel 4.22).
Tabel 4.22 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Periodontal (CPITN) Murid SD di Kota Medan
Sekstan Sehat Sekstan Gingivitis
Sekstan Kalkulus Peran Guru
Orkes N X SD X SD X SD
Cukup 160 3,29 2,343 0,98 1,238 1,64 1,407 Kurang 160 3,35 2,161 0,78 1,081 1,76 1,473
Hasil Analisis Statistik F = 0,062
df = 1 p = 0,804
F = 2,272 df = 1
p = 0,133
F = 0,602 df = 1
p = 0,438 Sekolah yang memiliki peran guru orkes yang cukup nilai indeks oral hygiene
rata-rata murid 1,85 ± 1,079 dan peran guru orkes yang kurang nilai indeks oral
hygiene murid rata-rata 1,57 ± 0,978. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan
antara indeks oral hygiene dengan peran guru orkes (p = 0,016) (Tabel 4.23).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.23 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Indeks Oral Hygiene (OHI) Murid SD di Kota Medan
Indeks Oral Hygiene Peran Guru Orkes N
X SD Hasil Analisis
Statistik Cukup 160 1,85 1,079
Kurang 160 1,57 0,978
F = 5,822 df = 1
p = 0,016
4.10. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan
Peran orang tua yang baik 38,6% murid memiliki perilaku menyikat gigi yang
baik, 39,6% perilaku menyikat gigi yang cukup, dan 21,8% perilaku menyikat gigi
yang kurang.
Peran orang tua yang cukup 22% murid memiliki perilaku menyikat gigi yang
baik, 52,5% perilaku menyikat gigi yang cukup, dan 25,4% perilaku menyikat gigi
yang kurang.
Peran orang tua yang kurang 22,8% murid memiliki perilaku menyikat gigi
yang baik, 36,6% perilaku menyikat gigi yang cukup dan 40,6% perilaku menyikat
gigi yang kurang. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang
signifikan antara peran orang tua dengan perilaku menyikat gigi anak (p = 0,002)
(Tabel 4.24).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.24 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan
Perilaku Menyikat Gigi
Baik Cukup Kurang Peran Orang Tua
N % N % N % Jumlah
Hasil Analisis Statistik
Baik 39 38,6 40 39,6 22 21,8 101 Cukup 26 22,0 62 52,5 30 25,4 118 Kurang 23 22,8 37 36,6 41 40,6 101 Jumlah 88 27,5 139 43,4 93 29,1 320
χ 2 = 17,310 df = 4
p = 0,002
4.11. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan
Rata-rata pengalaman karies gigi (DMFT) murid SD dengan peran orang tua
yang baik adalah 1,05 ± 1,558, peran orang tua yang cukup rata-rata DMFT lebih
tinggi yaitu 1,50 ± 2,054, dan peran orang tua yang kurang rata-rata DMFT paling
tinggi yaitu 1,71 ± 1,846. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara
pengalaman karies gigi (DMFT) dengan peran orang tua (p = 0,034) (Tabel 4.25).
Tabel 4.25 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Pengalaman Karies Gigi (DMFT) Murid SD di Kota Medan
DMFT Peran Orang Tua N
X SD Hasil Analisis Statistik
Baik 101 1,05 1,558 Cukup 118 1,50 2,054 Kurang 101 1,71 1,846
F = 3,425 df = 2
p = 0,034
Peran orang tua yang baik nilai rata-rata sekstan sehat murid 3,73 ± 2,383,
untuk peran orang tua yang cukup nilai rata-rata sekstan sehat lebih rendah yaitu
3,31 ± 2,216, dan peran orang tua yang kurang nilai sekstan sehat paling rendah yaitu
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
2,92 ± 2,203. Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan antara status
peridontal pada sekstan sehat dengan peran orang tua (p= 0,037).
Peran orang tua yang baik nilai rata-rata sekstan gingivitis murid 0,74 ± 1,155,
peran orang tua yang cukup nilai sekstan gingivitis murid 0,82 ± 1,075, dan peran
orang tua yang kurang nilai sekstan gingivitis murid 1,07 ± 1,329. Hasil analisis
statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara status periodontal pada sekstan
gingivitis dengan peran orang tua (p = 0,123).
Peran orang tua yang baik rata-rata sekstan kalkulus murid adalah
1,29 ± 1,458, peran orang tua yang cukup 1,77 ± 1,386, peran orang tua yang kurang
rata-rata sekstan kalkulusnya 2,03 ± 1,396. Hasil analisis statistik menunjukkan ada
hubungan antara status periodontal pada sekstan kalkulus dengan peran orang tua
(p = 0,001) (Tabel 4.26).
Tabel 4.26 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Periodontal (CPITN) Murid SD di Kota Medan
Sekstan Sehat Sekstan Gingivitis Sekstan Kalkulus Peran Orang
Tua N X1 SD N X2 SD N X3 SD Baik 101 3,73 2,383 101 0,74 1,155 101 1,29 1,458 Cukup 118 3,31 2,216 118 0,82 1,075 118 1,77 1,386 Kurang 101 2,92 2,203 101 1,07 1,329 101 2,03 1,396
Hasil Analisis Statistik
F = 3,338 df = 2
p = 0,037
F = 2,107 df = 2
p = 0,123
F = 7,217 df = 2
p = 0,001
Rata-rata Indeks Oral Hygiene (OHI) murid SD di kota Medan dengan peran
orang tua yang baik adalah 1,43 ± 1,038, lebih rendah dibandingkan dengan peran
orang tua yang cukup adalah 1,62 ± 0,893 dan peran orang tua yang kurang
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
2,12 ± 1,081. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara indeks oral
hygiene (OHI) dengan peran orang tua (p = 0,000) (Tabel 4.27).
Tabel 4.27 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Indeks Oral Hygiene (OHI) Murid SD di Kota Medan
Indeks Oral Hygiene Peran Orang Tua N X SD
Hasil Analisis Statistik
Baik 101 1,43 1,038 Cukup 118 1,61 0,893 Kurang 101 2,12 1,081
F = 12,833 df = 2
p = 0,000
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1. Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan
Buruknya gambaran perilaku kesehatan gigi penduduk dilihat dari tingginya
persentase penduduk yang meyakini semua orang akan mengalami karies gigi,
tanggalnya gigi pada usia lanjut, kesembuhan gigi tanpa perawatan dokter, dan
pernyakit gigi tidak berbahaya atau perawatan gigi dapat menimbulkan rasa sakit.
Keyakinan ini akan berpengaruh buruk pada tindakan pemeliharaan dan pencegahan
gigi. Demikian juga dalam hal kebiasaan menyikat gigi, persentase penduduk yang
menyikat gigi pada waktu yang tepat yaitu sesudah makan sangat rendah (27,50%)
(Situmorang, 2005).
Dari hasil penelitian diketahui bahwa perilaku menyikat gigi murid SD yang
baik sebanyak 27,5%, cukup 43,4% dan yang kurang 29,1% (Tabel 4.5). Dapat
dikatakan bahwa perilaku menyikat gigi murid SD belum dapat dikatakan baik. Hal
ini didukung pula dengan hampir sebagian murid menyikat gigi pada waktu yang
salah yaitu sebanyak 46,6% dan 37,5% murid mengganti sikat gigi jika bulu sikat gigi
sudah melebar atau rusak. Keadaan ini bertolak belakang dengan perilaku murid
dalam penggunaan pasta gigi berfluor dan kepemilikan sikat gigi. Sebanyak 63,4%
menggunakan pasta gigi berfluor dan 88,1% murid memiliki sikat gigi sendiri
(Tabel 4.4).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Disamping itu, dapat dilihat bahwa perilaku menyikat gigi murid ini sangat
kontras dengan pengetahuan murid tentang kesehatan gigi dan mulut. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa hampir semua murid mengetahui waktu menyikat gigi
yang benar yaitu 83,1%, pengetahuan jenis jajanan yang baik untuk kesehatan gigi
dan mulut juga cukup baik yaitu 96,6%, mereka juga mengetahui dengan benar
penyebab gigi berlubang (89,4%) dan jika gigi berlubang mereka memilih untuk
menambal atau mencabutnya (Tabel 4.6).
Dapat dikatakan bahwa murid-murid ini telah mengetahui mana yang baik
untuk kesehatan gigi dan mulutnya, tetapi dalam mewujudkannya dalam perilaku
masih juga buruk. Jika perilaku penggantian sikat gigi dan waktu menyikat gigi
murid bisa berubah lebih baik tentu saja perilaku menyikat gigi murid akan baik pula
dan secara perlahan-lahan buruknya gambaran perilaku kesehatan gigi penduduk akan
memudar.
Status kesehatan gigi dan mulut pada anak kelompok usia 12 tahun
merupakan indikator utama dalam kriteria pengukuran pengalaman karies gigi yang
dinyatakan dengan indeks DMFT (Decay Missing Filling Tooth). Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO, 2001) menetapkan Oral Health Global Indicators for year
2015, bahwa skor DMFT pada kelompok usia 12 tahun tidak lebih dari 3.
Dari hasil penelitian didapat status karies gigi (DMFT) rata-rata murid SD
adalah 1,43 dengan decay rata-rata 1,14, missing 0,23 dan filling 0,06 (Tabel 4.7).
Rata-rata DMFT ini termasuk kategori rendah menurut WHO (rendah : 1,2-2,6) dan
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
tidak lebih dari 3 sesuai skor DMFT pada kelompok usia 12 tahun pada Oral Health
Global Indicators for year 2015 yang ditetapkan oleh WHO.
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas
dalam kehidupan masyarakat, sehingga mereka menganggap penyakit ini sebagai
suatu yang tidak terhindari. Seperti karies gigi, perkembangan penyakit periodontal
juga lambat namun apabila tidak dirawat akan menyebabkan kehilangan gigi
(Axellson, 2005). Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004) yang
dilakukan Departemen Kesehatan menyatakan prevalensi penyakit periodontal di
Indonesia sampai mencapai 96,58%. Dari hasil penelitian diperoleh sekstan sehat
rata-rata adalah 3,32, sesuai dengan target WHO 2010 (sekstan sehat ≥ 3), sekstan
gingivitis 0,88 sesuai dengan target WHO 2010 yaitu 0,3-0,9 dan sekstan kalkulus
1,70 sesuai dengan target WHO 2010 yaitu 1,3-3,0 (Tabel 4.8).
Dari hasil penelitian didapat juga rata-rata indeks oral hygiene murid yaitu
1,71 dengan rata-rata indeks plak 1,13 dan dan indeks kalkulus 0,60 (Tabel 4.9).
Rata-rata OHIS murid SD ini tergolong sedang (WHO, sedang : 1,3-3,0).
5.2. Peran Petugas Kesehatan, Guru Orkes dan Orang tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan
Dalam hal ini tenaga kesehatan (dokter gigi dan perawat gigi) berperan dalam
peningkatan kesehatan gigi, juga untuk merubah perilaku masyarakat dari perilaku
yang tidak sehat ke arah perilaku sehat. Dalam menjalankan perannya, tenaga
kesehatan harus mampu menyadarkan masyarakat termasuk anak-anak tentang
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
permasalahan yang terjadi dan memberi penjelasan mengenai sebab-sebab timbulnya
masalah dan cara mengatasinya.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa petugas kesehatan yang memiliki peran
yang baik dan kurang dalam pelaksanaan UKGS masing-masing 25%, sedangkan
petugas yang memiliki peran yang cukup 50% (Tabel 4.11). Hal ini didukung dengan
semua petugas kesehatan telah melakukan kegiatan merencanakan jadwal kegiatan
UKGS, membuat laporan bulanan UKGS ke puskesmas, mengajar cara menyikat gigi
yang baik dan benar kepada murid, mempraktekkan dengan alat peraga,
melaksanakan penjaringan pada murid-murid kelas 1, melaksanakan sikat gigi
massal, dan melakukan perawatan gigi sederhana di puskesmas. Selain itu, 87,5%
petugas kesehatan telah melakukan pendidikan kesehatan gigi di sekolah, 75%
petugas kesehatan telah melakukan evaluasi pelaksanaan UKGS dan melakukan
pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut kepada murid. Sebanyak 62,5% petugas
kesehatan telah membuat target tahunan UKGS, 50% telah melakukan monitoring
kegiatan UKGS dan sebanyak 25% telah melakukan sosialisasi program UKGS
(Tabel 4.10).
Guru dapat berperan sebagai konselor, pemberi instruksi, motivator, dan
manajer dalam meenunjukkan sesuatu yang baik misalnya dalam perawatan gigi.
Guru sekolah memiliki pengaruh yang cenderung relatif sama dengan orang tua
namun relatif dominan pada kegiatan UKGS dibandingkan sebagian besar orang tua
murid. Dari hasil penelitian diketahui bahwa peran guru orkes yang berperan cukup
dan kurang dalam pelaksanaan UKGS murid SD masing-masing sebesar 50%
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
(Tabel 4.13) dan ternyata tidak ada yang berperan baik. Hal ini dapat dilihat karena
tidak ada satu program UKGS yang dilakukan oleh seluruh guru orkes, yaitu
sebanyak 87,5% guru orkes yang telah melakukan pendidikan kesehatan gigi dan
mulut dan penjaringan kepada murid SD kelas 1. 62,5% guru orkes yang telah
melakukan rujukan kepada dokter gigi, puskesmas atau rumah sakit. Sedangkan guru
orkes yang pernah memimpin sikat gigi massal sebesar 37,5% dan yang telah
melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor pada murid SD 12,5% (Tabel 4.12).
Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam perawatan gigi anak-
anaknya misalnya memberi contoh perawatan gigi, memotivasi merawat gigi,
mengawasi perawatan gigi, dan membawa anak ke dokter gigi jika anak sakit gigi.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa peran orang tua dalam pelaksanaan UKGS yang
baik dan kurang masing-masing sebanyak 31,6%, sedangkan yang cukup 36,9%
(Tabel 4.15). Dari 320 responden, orang tua yang menyediakan pasta gigi sebanyak
96,9%, memeriksa gigi anaknya 88,4% dan orang tua yang rutin mengganti sikat gigi
anak 76,9%. Orang tua yang mengawasi jajanan anaknya sebanyak 60,3%, yang
melakukan pengawasan terhadap menyikat gigi anaknya 59,1%. Sedangkan orang tua
yang pernah membawa anaknya memeriksa gigi ke dokter hanya 53,8% (Tabel 4.14).
5.3. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan
Hasil penelitian menunjukkan, persentase perilaku menyikat gigi murid SD
kategori cukup lebih banyak dibandingkan kategori baik dan kurang, dihubungkan
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
dengan peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS ternyata peran petugas
baik, cukup dan kurang persentase perilaku menyikat gigi murid pada ketiga kategori
peran petugas kesehatan persentase cukup adalah yang terbanyak. Hal ini
menunjukkan perilaku menyikat gigi murid tidak banyak dipengaruhi oleh peran
petugas kesehatan dan secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara
peran petugas kesehatan dengan perilaku menyikat gigi dengan p = 0,638
(Tabel 4.16).
Sumber informasi mengenai pemeliharaan kesehatan gigi kebanyakan
diperoleh dari dokter gigi atau perawat gigi. Peran petugas dalam melakukan
monitoring kegiatan UKGS dan sosialisasi program UKGS masih kurang yaitu 50%
dan 25% (Tabel 4.10). Untuk meningkatkan peran petugas kesehatan terhadap
perilaku menyikat gigi murid SD perlu adanya peningkatan pelaksanaan monitoring
dan sosialisasi program kegiatan UKGS tersebut.
Peran petugas kesehatan baik nilai DMFT rata-rata murid SD 1,38 lebih
rendah dari peran petugas kurang yaitu 1,96 namun lebih tinggi sedikit dari peran
petugas kesehatan cukup yaitu 1,18, dan ada hubungan antara peran petugas
kesehatan dengan DMFT dengan p = 0,008 (Tabel 4.17). Rata-rata decay masih
tinggi yaitu 1,14 dibandingkan dengan rata-rata filling yaitu 0,06 dan missing 0,23
(Tabel 4.7). Hal ini menunjukkan bahwa peran petugas kesehatan dalam hal
melakukan penambalan gigi masih kurang yang seharusnya dilakukan pada murid
kelas 5 dan 6. Gambaran decay rata-rata yang tinggi menunjukkan rendahnya tingkat
pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dalam menambal gigi, dan DMFT rata-rata
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
akan meningkat dengan bertambahnya umur setelah murid-murid meninggalkan
bangku SD, maka karies gigi akan bertambah bila murid berada di SMP/SMA,
dengan demikian perawatan komprehensif murid kelas 5 dan 6 perlu dilakukan agar
gigi yang decay tidak menjadi missing. Di samping itu, program kumur-kumur
dengan larutan fluor juga perlu ditingkatkan karena masih rendah yaitu 12,5%
(Tabel 4.12). Bila dilihat perilaku menyikat gigi hampir separuhnya tidak menyikat
gigi pada malam hari sebelum tidur, hal ini dapat merupakan penyebab penambahan
jumlah DMFT. Didukung dengan masih kurangnya perilaku murid dalam waktu
mengganti sikat gigi yang masih 48,4% saja yang menggantinya setiap 2-3 bulan
sekali, bahkan 37,5% menggantinya jika bulu sikat gigi telah rusak dan melebar
(Tabel 4.6).
Dalam hal perawatan gigi berlubang, 53,4% murid memilih melakukan
tambal gigi sedangkan 45,6% lainnya memilih mencabut gigi (Tabel 4.6). Jika
persentase pencabutan gigi terus meningkat maka pada usia dewasa dapat diprediksi
persentase penduduk dengan minimum 20 gigi berfungsi sebesar 90% akan sulit
tercapai.
Peran petugas kesehatan yang baik, rata-rata nilai sekstan sehat murid paling
tinggi diantara peran petugas kesehatan yang cukup dan kurang yaitu 3,63. Petugas
kesehatan yang berperan baik nilai rata-rata sekstan gingivitis murid 0,64, lebih
rendah dibandingkan peran cukup yaitu 0,96 dan kurang yaitu 0,95. Peran petugas
kesehatan yang baik nilai rata-rata sekstan kalkulus murid yaitu 1,74, lebih rendah
dibandingkan peran petugas kesehatan kurang yaitu 1,84 dan lebih tinggi dari peran
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
cukup 1,61. Hal ini menunjukkan adanya peran petugas kesehatan, meskipun secara
statistik tidak terdapat hubungan antara peran petugas kesehatan dengan sekstan
sehat, sekstan gingivitis dan sekstan kalkulus (Tabel 4.18).
Petugas kesehatan yang berperan baik nilai OHIS rata-rata murid paling
rendah yaitu 1,39 dibandingkan dengan peran cukup dan kurang yaitu masing-masing
1,82. Secara statistik OHIS murid SD dipengaruhi oleh peran petugas kesehatan
p = 0,005 (Tabel 4.19). Rata-rata OHIS murid SD termasuk dalam kategori sedang
yaitu 1,71. Hal ini menunjukkan bahwa peran petugas kesehatan dalam hal
kebersihan mulut murid sudah ada.
Persentase perilaku menyikat gigi anak menunjukkan 27,5% baik, 43,4%
cukup, dan 29,1% kurang. Keadaan ini menunjukkan perlu ditingkatkan program
yang dapat memperbaiki perilaku menyikat gigi pada murid SD, seperti program
UKGS sikat gigi massal yang masih rendah persentasenya yaitu 37,5% (Tabel 4.12),
karena perilaku merupakan kebiasaan yang akan lebih terbentuk bila dilakukan pada
usia dini.
5.4. Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan
Persentase perilaku menyikat gigi murid SD kategori cukup lebih banyak
dibandingkan kategori baik dan kurang, dihubungkan dengan peran guru orkes
ternyata peran guru orkes cukup dan kurang persentase perilaku menyikat gigi cukup
adalah terbanyak dan secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara peran
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
guru orkes dengan perilaku menyikat gigi dengan p = 0,453 (Tabel 4.20). Keadaan ini
didukung waktu menyikat gigi murid belum tepat karena sebanyak 46,6%
melakukannya pada waktu yang salah yaitu pagi dan sore hari sewaktu mandi,
padahal hampir sebagian besar (83,1%) murid telah tahu waktu menyikat gigi yang
benar yaitu pada pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Dengan
demikian pada waktu penyuluhan kesehatan gigi pada murid perlu di tekankan waktu
menyikat gigi yang tepat.
Sumber informasi mengenai pemeliharaan kesehatan gigi kebanyakan
diperoleh dari dokter gigi atau perawat gigi. Sumber informasi media televisi dan
cetak cukup rendah yaitu 6,6%. Hal ini menunjukkan peran media cetak dan televisi
untuk memberikan informasi tentang kesehatan gigi perlu ditingkatkan.
Peran guru orkes yang cukup rata-rata nilai DMFT murid 1,21 lebih rendah
dibandingkan peran kurang yaitu 1,64. Hal ini didukung hasil uji statistik yaitu ada
hubungan antara peran guru orkes terhadap DMFT (karies gigi) murid SD dengan
p = 0,040 (Tabel 4.21). Nilai rata-rata DMFT murid ini tergolong rendah (WHO,
DMFT rendah = 1,2-2,6), ini dimungkinkan karena kejadian karies gigi pada murid
SD masih relatif kecil jumlahnya yang disebabkan banyak gigi tetap yang baru
tumbuh.
Penelitian membuktikan adanya hubungan karies gigi dengan gangguan
kualitas hidup seperti rasa sakit, sulit mengunyah, terganggu tidur, tingkat ketidak
hadiran, dan gangguan lainnya (Situmorang, 2004). Dapat diperkirakan kesulitan
yang dialami murid SD apabila menderita karies gigi, antara lain tidak dapat
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
mengikuti proses belajar dengan baik pada gilirannya akan mempengaruhi prestasi di
sekolah. Peran guru orkes dibutuhkan seperti melakukan penjaringan dan rujukan
kepada petugas kesehatan jika ditemuinya kejadian karies gigi pada murid SD.
Peran guru orkes yang cukup nilai rata-rata sekstan sehat murid 3,29 lebih
rendah dibandingkan peran kurang yaitu 3,35, seharusnya peran cukup rata-rata
sekstan sehat lebih tinggi. Peran guru orkes cukup ternyata nilai rata-rata sekstan
gingivitis 0,98 lebih tinggi dari peran guru kurang yaitu 0,78 dan seharusnya peran
cukup rata-rata sekstan gingivitis lebih rendah dari peran yang kurang. Peran guru
orkes cukup nilai rata-rata sekstan kalkulusnya 1,64 lebih rendah dibandingkan
dengan peran kurang yaitu 1,76. Hal ini sesuai dengan hasil statistik yaitu tidak
terdapat hubungan antara peran guru orkes dengan sekstan sehat, sekstan gingivitis
dan sekstan kalkulus (Tabel 4.22). Jika dilihat pengetahuan murid dalam penyebab
gigi berlubang sudah sebagian besar mengetahuinya yaitu 89,4%. Hal ini bertolak
belakang dengan pengetahuan murid mengenai penyebab karang gigi yaitu masih
adanya murid yang menyebutkan penyebab karang gigi adalah karena makan yang
manis-manis dan kue-kue yaitu 42,2% (Tabel 4.6).
Guru orkes yang berperan cukup nilai OHIS rata-ratanya 1,85 lebih tinggi
dibandingkan peran kurang yaitu 1,57. Nilai rata-rata OHIS murid termasuk kategori
sedang (WHO sedang : OHIS = 1,3-3,0) (Tabel 4.23). Untuk mendapatkan OHIS
murid yang baik, maka peran guru orkes harus lebih ditingkatkan dalam penyuluhan
tentang kesehatan gigi dan mulut, agar murid-murid sewaktu ke sekolah sudah
menyikat giginya setelah sarapan.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Untuk mencapai status kesehatan gigi lebih baik yaitu DMFT < 1 maka perlu
ditingkatkan program kampanye sikat gigi pada murid SD melalui program UKGS
yang dilakukan oleh guru orkes diantaranya adalah meningkatkan pelaksanaan
kumur-kumur dengan fluor, pelaksanaan sikat gigi massal dan melakukan rujukan
kepada dokter gigi, puskesmas dan rumah sakit serta perlunya evaluasi terhadap
program UKGS oleh kepala Puskesmas.
5.5. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan
Hasil penelitian menunjukkan perilaku menyikat gigi murid SD cukup lebih
banyak dibandingkan dengan baik dan kurang. Dihubungkan dengan peran orang tua
ternyata persentase perilaku menyikat gigi murid cukup tetap yang terbanyak baik
pada peran orang tua baik, cukup maupun kurang. Hasil analisis menunjukkan
terdapat hubungan yang signifikan antara peran orang tua dengan perilaku menyikat
gigi p = 0,002 (Tabel 4.24).
Menurut Green (2005) dan Hurlock (1978), orangtua dan guru mempunyai
peran terhadap perubahan perilaku anak dalam memelihara kesehatannya, termasuk
memelihara kesehatan gigi. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam
perawatan gigi anak-anaknya misalnya memberi contoh perawatan gigi, memotivasi
merawat gigi, mengawasi perawatan gigi, dan membawa anak ke dokter gigi jika
anak sakit gigi. Menurut Hurlock, perkembangan seorang anak ditentukan oleh sifat
hubungan antara anak dengan anggota keluarga terutama ibu. Ibu rumah tangga
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
merupakan tokoh kunci dalam keluarga karena berperan penting dalam perilaku
kesehatan keluarga (Pintauli dan Melur, 2004). Peran ini sangat penting terutama
dalam hal waktu menyikat gigi belum tepat, sebanyak 46,6% melakukannya pada
waktu yang salah yaitu pagi dan sore hari sewaktu mandi.
Orang tua yang berperan baik, nilai DMFT rata-rata murid 1,05 paling rendah
dibandingkan peran cukup 1,50 dan kurang yaitu 1,71. Hal ini menunjukkan orang
tua berpengaruh besar terhadap DMFT (karies gigi) murid dan secara statistik
terdapat hubungan antara peran orang tua terhadap DMFT (karies gigi) dengan
p = 0,034 (Tabel 4.25). Dalam hal jenis jajanan yang baik hampir sebagian besar
murid telah mengetahuinya yaitu 96,6%, tetapi peran orang tua dalam mengawasi
jajanan anaknya tetap harus ditingkatkan.
Peran orang tua yang baik nilai rata-rata sekstan sehat murid 3,37 paling
tinggi dibandingkan peran cukup yaitu 3,31 dan kurang yaitu 2,95 (p = 0,037). Peran
orang tua baik nilai sekstan gingivitis rata-rata murid 0,74 paling rendah diantara
peran cukup 0,82 dan kurang yaitu 1,07 (p = 0,123). Peran orang tua yang baik rata-
rata sekstan kalkulus murid adalah 1,29 paling rendah dibandingkan peran cukup 1,77
dan kurang yaitu 2,03 (p = 0,001). Secara statistik ada hubungan antara peran orang
tua dengan sekstan sehat dan sekstan kalkulus (Tabel 4.26). Orang tua yang berperan
baik nilai OHIS rata-rata murid yaitu 1,43 paling rendah dibandingkan peran cukup
1,62 dan kurang 2,12. Secara statistik OHIS murid SD dipengaruhi oleh peran orang
tua dengan p = 0,000 (Tabel 4.27).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Sumber penyakit gigi dan mulut pada anak-anak (karies dan penyakit
periodontal) adalah terabaikannya kebersihan gigi dan mulut sehingga terjadilah
akumulasi plak. Sehubungan dengan pendapat tersebut, maka frekuensi
membersihkan gigi dan mulut sebagai bentuk perilaku akan mempengaruhi baik atau
buruknya kebersihan gigi dan mulut, yang juga akan mempengaruhi prevalensi karies
dan jaringan periodontal, maka orang tua masih perlu meningkatkan perannya dalam
memperhatikan waktu menyikat gigi anaknya yang tepat, penggantian sikat gigi,
pemakaian pasta gigi berfluor, mengawasi jajanan anaknya, dan membawa anaknya
ke dokter gigi.
5.6. Keterbatasan Penelitian
Disamping peneliti sendiri, pada penelitian ini juga digunakan 4 dokter gigi
sebagai tenaga pemeriksa status kesehatan gigi dan mulut murid SD. Untuk
memeriksa status periodontal diperlukan ketelitian dalam penggunaan periodontal
probe. Ada kemungkinan tenaga pemeriksa tersebut kurang terlatih dalam pemakaian
periodontal probe untuk mengukur status periodontal yaitu sekstan sehat dan sekstan
gingivitis, sehingga hasil penelitian sekstan sehat dan sekstan gingivitis tidak
konsisten (Tabel 4.22). Untuk mengukur status periodontal disarankan bila
dibutuhkan tenaga pemeriksa yang banyak sebaiknya dilatih terlebih dahulu sehingga
data yang dihasilkan lebih akurat.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Perilaku menyikat gigi murid:
a. Perilaku murid dalam hal waktu menyikat gigi masih sebagian besar belum
melakukannya dengan tepat dan penggunaan pasta gigi dengan fluor masih
kurang.
b. Pengetahuan anak tentang sumber informasi pemeliharaan kesehatan gigi
melalui media cetak dan elektronik serta penyebab karang gigi dan
perawatan gigi berlubang masih rendah.
2. Status kesehatan gigi dan mulut murid :
a. Rata-rata DMFT 1,43 dengan D rata-rata 1,14, M 0,23 dan F 0,06 yang
termasuk kategori WHO rendah.
b. Rata-rata sekstan sehat murid 3,32, sekstan gingivitis 0,88 dan sekstan
kalkulus 1,70, sesuai target WHO 2010 yaitu sekstan sehat ≥ 3, gingivitis
0,3-0,9 dan kalkulus 1,3-3,0.
c. Rata-rata OHI 1,71 termasuk kategori sedang.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
3. Peran petugas kesehatan, guru orkes dan orang tua dalam pelaksanaan UKGS :
a. Peran petugas kesehatan dalam melakukan monitoring kegiatan UKGS dan
sosialisasi program UKGS masih rendah.
b. Peran guru orkes dalam memimpin sikat gigi massal dan melaksanakan
kumur-kumur dengan fluor masih rendah.
c. Peran orang tua di dalam pengawasan menyikat gigi dan membawa anak
memeriksakan gigi ke dokter gigi masih rendah.
4. Hubungan peran petugas kesehatan, guru orkes dan orang tua dalam pelaksanaan
UKGS dengan perilaku menyikat gigi dan status kesehatan gigi dan mulut :
a. Peran petugas kesehatan dan guru orkes tidak ada hubungannya dengan
perilaku menyikat gigi murid. Peran orang tua dalam pelaksanaan UKGS
ada hubungannya dengan perilaku menyikat gigi murid.
b. Peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS ada hubungannya
dengan status pengalaman karies gigi dan oral hygiene murid. Peran
petugas kesehatan tidak ada hubungan dengan status periodontal murid.
c. Peran guru orkes dalam pelaksanaan UKGS ada hubungan dengan status
pengalaman karies gigi dan oral hygiene murid. Peran guru orkes tidak
memiliki hubungan dengan status periodontal.
d. Peran orang tua dalam pelaksanaan UKGS ada hubungannya dengan status
pengalaman karies gigi, status periodontal dan oral hygiene murid.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
6.2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran dan rekomendasi
sebagai berikut :
1. Untuk Dinas Kesehatan Kota Medan
a. Meningkatkan evaluasi laporan UKGS dari Puskesmas dan
menindaklanjutinya.
b. Advokasi kepada Kepala Puskesmas pada setiap pelaksanaan mini
lokakarya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan melalui POA, dan
Pemerintah Kota Medan melalui musrembang.
2. Untuk Kepala Puskesmas
Peran petugas kesehatan gigi dalam pelaksanaan UKGS masih termasuk
kategori kurang. Dalam hal ini perlu ditingkatkan monitoring dan
evaluasi, laporan pelaksanaan UKGS, rencana target tahunan UKGS,
monitoring kegiatan dan sosialisasi program UKGS yang dibuat oleh
dokter gigi.
3. Untuk Petugas Kesehatan Gigi
a. Decay rata-rata masih lebih tinggi dari filling rata-rata dan dijumpai
sekstan kalkulus masih lebih tinggi. Perawatan komprehensif dengan
penambalan gigi dan scaling perlu ditingkatkan agar status kesehatan
gigi murid meningkat.
b. Perlu pengajuan penambahan peralatan dan bahan tambalan ke
kepala Puskesmas.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
4. Untuk Guru Orkes
a. Meningkatkan program kumur-kumur dengan fluor dan sikat gigi
massal terhadap murid sekolah dasar.
b. Pelatihan secara rutin 1x/tahun kepada guru orkes mengenai sikat
gigi massal, kumur-kumur dengan larutan fluor, meningkatkan
pengetahuan tentang waktu menyikat gigi, dan perawatan gigi
berlubang.
5. Untuk Orang Tua
Orang tua masih perlu meningkatkan perannya dalam memperhatikan
waktu menyikat gigi anaknya yang tepat, penggantian sikat gigi,
pemakaian pasta gigi berfluor, mengawasi jajanan anaknya, dan
membawa anaknya ke dokter gigi.
6. Untuk Peneliti Lain
Jika peneliti lain ingin melakukan penelitian dengan topik status
kesehatan gigi dan mulut terutama tentang status periodontal dan
menggunakan tenaga pemeriksa yang banyak sebaiknya dilatih terlebih
dahulu sebelum melakukan pemeriksaan.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Axelsson, P., 1999. An introduction to risk prediction and preventive dentistry.
Illinois: Quintessence Publishing Co.,10-11. Axelsson, P., 2005. An introduction to risk prediction and preventive dentistry.
Illinois: Quintessence Publishing Co.,113-114. Astoeti, TE., 2006. Total Quality Management dalam Pendidikan Kesehatan Gigi di
sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 20-30. BPPSDMK., 2007. Program model pendayagunaan dokter gigi dan perawat gigi di
sekolah. http://www.bppsdmk.depkes.go.id/?show=beritautama (16 Oktober 2008).
Budiarto, E., 2001. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta:
EGC: 212-49. Budiharto., 1998. Kontribusi umur, pendidikan, jumlah anak, status ekonomi
keluarga, pemanfaatan fasilitas kesehatan gigi dan pendidikan kesehatan gigi terhadap perilaku ibu, JKGUI; 5(2): 92-108.
Debnath, T., 2002. Ashok’S Public Health and Preventive Dentistry. 2nd ed., India:
AITBS Publishers & Distributors (Regd.): 1-45. Departemen Kesehatan RI., 2000. Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut,
Indonesia Sehat 2010. Jakarta. Departemen Kesehatan RI., 2005. Survei Kesehatan Nasional. Survei Kesehatan
Rumah Tanggal (SKRT) 2004. Vol. 3. Jakarta: Badan Litbangkes: 18-20. Departemen Kesehatan RI., 1996. Pedoman Pelaksanaan Kesehatan Gigi Sekolah.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Departemen Kesehatan RI., 2004. Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah. Jakarta. Dinas Kesehatan Kota Medan., 2008. Profil Kesehatan tahun 2007. Medan: 1-15.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Dinas Pendidikan Kota Medan ., 2007/2008. Data-data keadaan siswa SD/MI/SLB. Glanz, K., Rimer, BK., Jewis, FM., Eds., 2002. Health behavior and health education.
3rd ed., St Fransisco: John Wiley & Sons: 121-36. Green, L.W., Kreuler, M.W., 2005. Health and program planning: An educational and
ecological approach. 4th ed., New York: Mc Graw Hill. Harris, N.O., Christen, A.G., 1995. Primary Preventive Dentistry. 4th ed.,
Connecticut: Appleton & Lange. 1-37. Herijulianti, E., Indriani, TS., dan Sri Artini., 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Hurlock, E.B., Perkembangan anak. Jilid 2. Alih Bahasa. Tjandrasa, M., Child
development. 6th ed.,:198-216. Jakarta: Erlangga: 202-7. Liliweri, A., 2007. Dasar-dasar komunikasi kesehatan. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.
2-22; 221-50. Maulani, S., Enterprise, J., 2005. Kiat merawat gigi anak. Jakarta: PT Alex Media
Komputindo. Murphy, E.M,, 2004. Promoting Healthy Behaviour. Health Bulletin. Population
Refrences Bureau. Naito, M., dkk, 2006. Oral health status and health-related quality of life: a systematic
review. J Oral Science; 48, 1-7. Nurlaila, A.M., Djuharnas, A., Darwita, R.R., 2003. Hubungan antara status gizi
dengan karies gigi pada murid-murid di sekolah dasar Kecamatan Karangantu. JKGUI; 12(1): 5-9.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta: 163-177.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Octiara, E., Roesnawati, Y., 2001. Karies gigi, oral higiene, dan kebiasaan membersihkan gigi pada anak-anak Panti Karya Pungai di Binjai. J Kedokteran Gigi UI; 6(1): 18-23.
Panjaitan, M., 1997. Etiologi karies gigi dan penyakit periodontal. Ed ke-1. Medan:
USU Press. Panjaitan, M., 1999. Ilmu pencegahan karies gigi. Ed ke-1. Medan: USU Press. Pinkham, J.R., Casamassimo, P.S., fields, H.W., McTigue, D.J., Nowak, A.J., 2005.
Pediatric Dentistry. 4th ed., St Louis; Mosby: 157-62. Pintauli, S., dan Melur, T., 2004. Hubungan tingkat pendidikan dan skor DMFT pada
ibu-ibu rumah tangga berusia 20-45 tahun di Kecamatan Medan Tuntungan. Dentika Dental Journal; 9(2): 78-83.
Pintauli, S., Hamada, T., 2007. Menuju gigi dan mulut sehat. Pencegahan dan
Pemeliharaan. Medan: USU Press. Sabri, L., dan Hastono, S.P., 2006. Statistik kesehatan. Jakarta: PT Raja Grasindo
Persada: 133-7. Singarimbun, Masri., dan Effendi, Sofian., 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Situmorang, N., 2001. Penyakit gigi dan mulut serta pengaruhnya terhadap kualitas
hidup. Dentika Dental Journal; 6(1): 184-8. Situmorang, N., 2004. Perilaku pencarian pengobatan dan pemeliharaan kesehatan
gigi pengunjung poliklinik gigi puskesmas di dua kecamatan kota Medan. Dentika Dental Journal; 10(1).
Soetiarto, F., 2001. Penelitian, pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap
kesehatan gigi dan mulutnya. Vredenbregt, J., 1984. Metode dan teknik penelitian masyarakat. Jakarta: PT
Gramedia. 99 – 110.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
World Health Organization., 1997. Oral Health Survey Basic Methods. 4th ed., Geneva.
World Health Organization., 2003. The World Oral Health Report. Geneva: 1-33. _______________., Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. <http://www.ykgi/usaha
kesehatan sekolah/index.html> (17 November, 2008). Wright, G., 1997. Non-pharmacologic management of children behaviours. Dalam:
Mc Donald et al., Dentistry for the Child and Adolescent. 8th ed., St. Louis: Mosby.
Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia, 2007. Program pelayanan UKGS.
http://www.ykgi.or.id/program.html (17 November 2007).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Lampiran: 1 PERAN PETUGAS KESEHATAN GURU, ORANG TUA TERHADAP TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN TAHUN 2009 PEDOMAN WAWANCARA
Nama : No kartu:
Tanggal Lahir :
Nama Puskesmas :
Tenaga Kesehatan Gigi :
1. Lokasi puskesmas:
a. Lingkar Dalam b. Lingkar Luar 1
2. Jenis kelamin:
a. Pria b. Wanita 2
3. Apakah Saudara ada membuat target tahunan UKGS (jumlah SD yang
akan menjadi sasaran selama 1 tahun, frekuensi kegiatan sikat gigi masal,
lokakarya mini puskesmas, dll)?
a. Ya b. Tidak 3
4. Apakah Saudara selalu merencanakan jadwal kegiatan pelaksanaan UKGS?
a. Ya b. Tidak 4
5. Apakah Saudara ada membuat laporan bulanan kegiatan UKGS kepada
Kepala puskesmas? 5
a. Ya b. Tidak
6. Apakah Saudara melakukan monitoring kegiatan UKGS?
a. Ya b. Tidak 6
7. Apakah Saudara melakukan evaluasi pelaksanaan UKGS?
a. Ya b. Tidak 7
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
8. Apakah Saudara pernah melakukan sosialisasi program UKGS kepada
orang tua murid kelas 1 SD? 8
a. Pernah b. Tidak pernah
9. Apakah Saudara pernah melakukan pendidikan kesehatan gigi di sekolah?
a. Ya b. Tidak 9
9a. Jika Saudara menjawab ya, maka berapa kali saudara melakukannya?
a. <7x/tahun b. >7x/tahun 9a
9b. Pernahkah Saudara mengajar cara menyikat gigi yang baik dan benar kepada
murid sekolah?
a. Ya b. Tidak 9b
9c. Jika Saudara menjawab ya, maka berapa kali Saudara mengajar cara
menyikat gigi yang baik dan benar?
a. 1x b. 2x c. 3x d.>3x 9c
9d. Apakah Saudara mempraktekkannya dengan alat peraga?
a. Ya b. Tidak 9d
10. Apakah Saudara pernah melakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut
kepada semua murid?
a.Ya b. Tidak 10
11. Apakah Saudara melakukan penjaringan pada murid-murid kelas 1 SD?
a. Ya b. Tidak 11
12. Apakah Saudara pernah melaksanakan sikat gigi masal pada
murid-murid SD di sekolah?
a. Ya b. Tidak 12
Jika Saudara menjawab ya, maka berapa kali saudara melaksanakan
sikat gigi masal? ................... kali
13. Apakah Saudara melakukan perawatan gigi sederhana di puskesmas?
a. Ya b. Tidak 13
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
13a. Jika jawabannya ya, maka perawatan apa saja yang Saudara lakukan?
a. penambalan gigi tetap 13a
b. pencabutan gigi sulung
c. pencabutan gigi tetap
d. pembersihan karang gigi
14. Kategori a. Baik, skor 9-12
(3)
b.Cukup, skor 7-8 14
(2)
c. Kurang, skor ≤ 6
(1)
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
PERAN PETUGAS KESEHATAN GURU, ORANG TUA TERHADAP TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN TAHUN 2009 PEDOMAN WAWANCARA
Nama orangtua (ibu): No kartu:
Tanggal Lahir :
Pendidikan Ibu :
a. Tidak tamat SD/Tidak Sekolah
b. Tamat Sd/SLTP
c. Tamat SLTA/D1
d. Tamat D3/S1/S2
Orang Tua
1. Apakah Ibu mengawasi anak menyikat gigi di rumah?
a. Ya b. Tidak 1
2. Jika jawaban no. 1 ya, maka kapan Ibu mengawasi anak
menyikat gigi di rumah? 2
a. Pagi hari b. Malam hari c. Pagi dan Malam hari
3. Apakah Ibu secara rutin mengganti sikat gigi yang telah rusak?
a. Ya b. Tidak 3
3a. Jika jawaban Ibu ya, maka setiap berapa bulan Ibu menggantinya?
a. 1 bulan b. 2 bulan c. 3 bulan d.>3bulan 3a
4. Apakah ibu ada menyediakan pasta gigi baru untuk mengganti pasta gigi yang
telah habis?
a. Ya b. Tidak 4
5. Pernahkah Ibu memeriksa keadaan gigi anak Ibu?
a. Pernah b. Tidak 5
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
5a. Jika jawaban no. 5 ya, maka pada saat kapan Ibu memeriksa
keadaan gigi anak? 5a
a. 1x sebulan b. 3-6 bulan sekali c. >6bulan sekali d. Tidak Tentu
6. Apakah Ibu selalu mengawasi jajanan anak yang dapat merusak
gigi atau menyehatkan gigi?
a. Ya b. Tidak 6
6a. Jika jawaban Ibu ya, maka makanan apa saja yang merusak
kesehatan gigi yang saudara ketahui? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Permen
b. Coklat 6a
c. Ice cream
d. Kue yang lengket dan manis
e. Buah-buahan
f. Sayur-sayuran
g. Lain-lain, sebutkan
7.Apakah Ibu pernah membawa anak memeriksakan gigi ke dokter
gigi, puskesmas atau rumah sakit? 7
a. Ya b. Tidak
7a.Jika jawaban Ibu ya, untuk keperluan apa Ibu membawa anak ke
dokter gigi? 7a
a.. memeriksakan gigi
b. menambal gigi
c. mencabut gigi
d. lain-lain (Sebutkan .........................................)
8. Kategori a. Baik, skor 5-7 (3)
b.Cukup, skor 3-4 8 (2) c. Kurang, skor ≤ 2 (1)
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
PERAN PETUGAS KESEHATAN GURU, ORANG TUA TERHADAP
TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN TAHUN 2009
PEDOMAN WAWANCARA
No kartu:
Nama :
Nama SD :
Guru Orkes
1. Jenis kelamin:
a. Pria b. Wanita 1
2. Apakah saudara pernah memimpin sikat gigi masal
pada murid-murid SD?
a. Ya b. Tidak 2
2a.Jika jawaban no. 2 ya, maka berapa kali dalam 1 tahun
memimpin sikat gigi masal?
a. <7x/tahun b. >7x/tahun 2a
3.Apakah saudara melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor
pada murid-murid SD?
a. Ya b. Tidak 3
3.a.Jika jawaban saudara no. 3 ya, maka tuliskan frekuensi kumur-kumur
dalam setahun?........................................kali per tahun
4.Apakah Saudara melakukan pendidikan kesehatan gigi dan mulut?
a. Ya b. Tidak 4
4a.Jika jawaban saudara no. 5 ya, maka berapa kali Saudara melakukan
pendidikan kesehatan dalam setahun?
a. 1x b. 2x c. 3x d.>3x e. Sewaktu-waktu 4a
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
5. Apakah Saudara melakukan penjaringan pada murid-murid kelas 1 SD?
a. Ya b. Tidak 5
6. Apakah Saudara melakukan rujukan kesehatan gigi dan mulut kepada
dokter gigi, puskesmas atau rumah sakit?
a. Ya b. Tidak 7
6a.Jika jawaban Saudara no. 7 tidak, apa alasan saudara?
Tuliskan: .............................................................................
8. Kategori a. Baik, skor 5-6 (3)
b.Cukup, skor 3-4 8 (2) c. Kurang, skor ≤ 2
(1)
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Daftar Pertanyaan (Kuesioner) Pengetahuan Kesehatan Gigi Murid SD di Kota Medan
Nama SD : Nama Murid : Jenis Kelamin : Nama Ibu : Petunjuk : Lingkari jawaban yang menurut anda benar
1. Waktu menyikat gigi yang benar adalah :
a. Pagi dan sore hari sewaktu mandi
b. Pagi hari sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur
2. Jenis jajanan yang baik adalah :
a. Kue, es krim, coklat, permen
b. Pecal, keripik, kacang, buah-buahan
3. Sumber informasi tentang kesehatan gigi :
a. TV, surat kabar, majalah, buku
b. Guru
c. Dokter gigi atau perawat gigi
d. Orang tua
4. Penyebab gigi berlubang :
a. Dimakan ulat
b. Tidak sikat gigi, makan yang manis-manis
5. Penyebab karang gigi :
a. Tidak sikat gigi
b. Makan manis-manis, kue-kue
6. Bila gigi berlubang sebaiknya dilakukan apa :
a. Pencabutan gigi
b. Tambal gigi
c. Dibiarkan
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
PERAN PETUGAS KESEHATAN GURU, ORANG TUA TERHADAP TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN TAHUN 2009 PEDOMAN WAWANCARA
No kartu:
Anak/Murid sekolah
1.Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin: a. Pria b. Wanita 3 4. Dalam sehari, kapan saja adik menyikat gigi?
a. Pagi dan sore hari sewaktu mandi b. Pagi setelah sarapan pagi c. Malam sebelum tidur 4 d. Pagi setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur e. Tidak tentu
5. Kapan waktu adik mengganti sikat gigi? a. Setiap 2-3 bulan b. Jika bulu sikat gigi sudah melebar/rusak 5 c. Tidak pernah diganti d. Lainnya, sebutkan ..........................................
6.Apakah adik menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor? a. Ya b. Tidak c. Tidak Tahu 6
7.Bagaimana kepemilikan sikat gigi adik? a. Milik sendiri b. Milik bersama 7 c. Lainnya, sebutkan ...................................
8. Kategori a. Baik, skor 4
(3) b.Cukup, skor 2-3 8
(2) c. Kurang, skor 1
(1)
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Lampiran : 2 Kartu Pemeriksaan Status Kesehatan Gigi dan Mulut
a. Pemeriksaan DMFT (Oral Health Surveys Basic Method, 1987)
7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7
Keterangan
Kode Diagnosa
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gigi sehat Lubang (decayed) Tambalan dengan lubang Tambalan tanpa lubang Hilang karena karies Hilang karena sebab lain Sealant, varnish Gigi pegangan jembatan atau mahkota Tidak tumbuh Gigi tidak diperhitungkan, tidak dapat diperiksa
1. D= 2. M= 3. F= 4. Total DMFT=
B. Pemeriksaan Status Periodontal
16 11 26
46 31 36
Keterangan:
Skor Kondisi periodontal 0 1 2
Sehat Perdarahan Terdapat karang gigi
Periodontal sehat, tidak ada perdarahan, karang gigi maupun poket Perdarahan tampak secara langsung atau dengan kaca mulut setelah selesai perabaan dengan sonde Waktu diraba dengan sonde terasa adanya karang gigi
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Perhitungan CPITN: 6. Jumlah sextan kode 1 =
5.Jumlah sextan kode 0 = 7. Jumlah sextan kode 2 =
C. Pemeriksaan OHIS
a. Pemeriksaan Plak b. Pemeriksaan Kalkulus
Indeks plak = jumlah plak 8
Jumlah gigi yang diperiksa
Indeks kalkulus = jumlah skor kalkulus = …..…… = 9
Jumlah gigi yang diperiksa
Indeks oral higiene = indeks plak + indeks kalkulus = 10
16 21 24 44 41 36
16 21 24 44 41 36
0=Tidak ada plak 1=Adanya plak pada daerah interproksimal atau pada tepi gingival yang menutupi <1/3 separuh gingival permukaan vestibular dan oral gigi 2=Adanya plak yang menutupi lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 separuh gingiva permukaan vestibular dan oral gigi 3=Adanya plak menutupi 2/3 atau lebih separuh gingival permukaan vestibular atau oral gigi
A
0=Tidak ada kalkulus 1= Adanya kalkulus supragingiva yang menutupi <1/3 separuh gingival 2= Adanya supragingiva yang menutupi lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 separuh gingival dan subgingiva atau kalkulus subgingiva yang belum mengingkari gigi 3= Adanya penumpukan kalkulus supragingiva yang menutupi 2/3 atau lebih separuh gingival dan subgingiva yang sudah melingkari gigi.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Lampiran :3 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas
Variabel r-tabel r-hitung Alpha Keterangan Perilaku 1 0,361 0,4232 0,8086 Valid dan Reliabel Perilaku 2 0,361 0,6007 0,7087 Valid dan Reliabel Perilaku 3 0,361 0,7259 0,6514 Valid dan Reliabel Perilaku 4 0,361 0,6007 0,7087 Valid dan Reliabel Pemahaman 1 0,361 0,5989 0,6579 Valid dan Reliabel Pemahaman 2 0,361 0,4169 0,7178 Valid dan Reliabel Pemahaman 3 0,361 0,4574 0,7051 Valid dan Reliabel Pemahaman 4 0,361 0,4574 0,7051 Valid dan Reliabel Pemahaman 5 0,361 0,3961 0,7398 Valid dan Reliabel Pemahaman 6 0,361 0,6082 0,6616 Valid dan Reliabel D 0,361 0,7561 0,7025 Valid dan Reliabel M 0,361 0,8338 0,7542 Valid dan Reliabel F 0,361 0,5543 0,8443 Valid dan Reliabel DMFT 0,361 1,0000 0,6545 Valid dan Reliabel Sekstan 0 0,361 0,6615 0,8195 Valid dan Reliabel Sekstan 1 0,361 0,8643 0,6376 Valid dan Reliabel Sekstan 2 0,361 0,6202 0,8761 Valid dan Reliabel Indeks plak 0,361 0,7263 0,9105 Valid dan Reliabel Indeks kalkulus 0,361 0,8172 0,7893 Valid dan Reliabel Indeks oral hygiene 0,361 1,0000 0,6707 Valid dan Reliabel Petugas 2 0,632 0,6874 0,9243 Valid dan Reliabel Petugas 3 0,632 0,7262 0,9226 Valid dan Reliabel Petugas 4 0,632 0,6618 0,9254 Valid dan Reliabel Petugas 5 0,632 0,8669 0,9160 Valid dan Reliabel Petugas 6 0,632 0,6679 0,9252 Valid dan Reliabel Petugas 7 0,632 0,6874 0,9243 Valid dan Reliabel Petugas 8 0,632 0,7290 0,9224 Valid dan Reliabel Petugas 9 0,632 0,6679 0,9252 Valid dan Reliabel Petugas 10 0,632 0,6618 0,9254 Valid dan Reliabel Petugas 11 0,632 0,7290 0,9224 Valid dan Reliabel Petugas 12 0,632 0,7290 0,9224 Valid dan Reliabel Guru 2 0,632 0,7906 0,8667 Valid dan Reliabel Guru 3 0,632 0,7883 0,8675 Valid dan Reliabel Guru 4 0,632 0,6889 0,8889 Valid dan Reliabel Guru 5 0,632 0,6889 0,8889 Valid dan Reliabel Guru 6 0,632 0,7883 0,8675 Valid dan Reliabel Orang tua 1 0,361 0,6842 0,7561 Valid dan Reliabel Orang tua 2 0,361 0,6842 0,7561 Valid dan Reliabel
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Orang tua 3 0,361 0,4239 0,8127 Valid dan Reliabel Orang tua 4 0,361 0,4239 0,8127 Valid dan Reliabel Orang tua 5 0,361 0,8803 0,6970 Valid dan Reliabel Orang tua 6 0,361 0,3909 0,8184 Valid dan Reliabel
Perilaku menyikat gigi murid Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. QPRLK1 .4000 .4983 30.0 2. QPRLK2 .7333 .4498 30.0 3. QPRLK3 .8000 .4068 30.0 4. QPRLK4 .7333 .4498 30.0 N of Cases = 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 2.6667 1.9540 1.3979 4 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .6667 .4000 .8000 .4000 2.0000 .0326 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted QPRLK1 2.2667 1.2368 .4232 .1844 .8086 QPRLK2 1.9333 1.1678 .6007 .4263 .7087 QPRLK3 1.8667 1.1540 .7259 .5677 .6514 QPRLK4 1.9333 1.1678 .6007 .4263 .7087 Reliability Coefficients 4 items Alpha = .7749 Standardized item alpha = .7841 Pemahaman pengetahuan murid Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. QPHM1 .7333 .4498 30.0 2. QPHM2 .9333 .2537 30.0 3. QPHM3 .9000 .3051 30.0 4. QPHM4 .9000 .3051 30.0 5. QPHM5 .6333 .4901 30.0 6. QPHM6 .8667 .3457 30.0
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
N of Cases = 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 4.9667 2.1023 1.4499 6 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .8278 .6333 .9333 .3000 1.4737 .0140 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted QPHM1 4.2333 1.2885 .5989 .4574 .6579 QPHM2 4.0333 1.7575 .4169 .2782 .7178 QPHM3 4.0667 1.6506 .4574 .3428 .7051 QPHM4 4.0667 1.6506 .4574 .3350 .7051 QPHM5 4.3333 1.4023 .3961 .3058 .7398 QPHM6 4.1000 1.4724 .6082 .4917 .6616 Reliability Coefficients 6 items Alpha = .7361 Standardized item alpha = .7519 Status kesehatan gigi dan mulut murid SD Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. D .9000 1.1847 30.0 2. M .3000 .6513 30.0 3. F .1667 .4611 30.0 4. DMFT 1.3667 1.9025 30.0 * * * Warning * * * Determinant of matrix is zero Statistics based on inverse matrix for scale ALPHA are meaningless and printed as . N of Cases = 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 2.7333 14.4782 3.8050 4 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .6833 .1667 1.3667 1.2000 8.2000 .3093
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted D 1.8333 8.0057 .7561 . .7025 M 2.4333 10.5299 .8338 . .7542 F 2.5667 12.4609 .5543 . .8443 DMFT 1.3667 3.6195 1.0000 . .6545 Reliability Coefficients 4 items Alpha = .8121 Standardized item alpha = .8840 Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. SEKST0 1.7667 .5683 30.0 2. SEKST1 1.8333 .5307 30.0 3. SEKST2 2.0000 .6433 30.0 N of Cases = 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 5.6000 2.3172 1.5222 3 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance 1.8667 1.7667 2.0000 .2333 1.1321 .0144 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted SEKST0 3.8333 1.1782 .6615 .6235 .8195 SEKST1 3.7667 1.0816 .8643 .7579 .6376 SEKST2 3.6000 1.0759 .6202 .5168 .8761 Reliability Coefficients 3 items Alpha = .8408 Standardized item alpha = .8497
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. IP 1.1947 .4406 30.0 2. IK .6423 .5961 30.0 3. IOH 1.8370 .9093 30.0 * * * Warning * * * Determinant of matrix is zero Statistics based on inverse matrix for scale ALPHA are meaningless and printed as . N of Cases = 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 3.6740 3.3072 1.8186 3 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance 1.2247 .6423 1.8370 1.1947 2.8599 .3575 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted IP 2.4793 2.1702 .7263 . .9105 IK 3.0317 1.6865 .8172 . .7893 IOH 1.8370 .8268 1.0000 . .6707 Reliability Coefficients 3 items Alpha = .8758 Standardized item alpha = .9032 Peran petugas kesehatan Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. QUKGS2 .3000 .4830 10.0 2. QUKGS3 .7000 .4830 10.0 3. QUKGS4 .7000 .4830 10.0 4. QUKGS5 .4000 .5164 10.0 5. QUKGS6 .6000 .5164 10.0 6. QUKGS7 .3000 .4830 10.0 7. QUKGS8 .6000 .5164 10.0 8. QUKGS9 .6000 .5164 10.0 9. QUKGS10 .7000 .4830 10.0 10. QUKGS11 .6000 .5164 10.0 11. QUKGS12 .6000 .5164 10.0
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
* * * Warning * * * Determinant of matrix is zero Statistics based on inverse matrix for scale ALPHA are meaningless and printed as . N of Cases = 10.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 6.1000 17.8778 4.2282 11 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .5545 .3000 .7000 .4000 2.3333 .0227 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted QUKGS2 5.8000 15.0667 .6874 . .9243 QUKGS3 5.4000 14.9333 .7262 . .9226 QUKGS4 5.4000 15.1556 .6618 . .9254 QUKGS5 5.7000 14.2333 .8669 . .9160 QUKGS6 5.5000 14.9444 .6679 . .9252 QUKGS7 5.8000 15.0667 .6874 . .9243 QUKGS8 5.5000 14.7222 .7290 . .9224 QUKGS9 5.5000 14.9444 .6679 . .9252 QUKGS10 5.4000 15.1556 .6618 . .9254 QUKGS11 5.5000 14.7222 .7290 . .9224 QUKGS12 5.5000 14.7222 .7290 . .9224 Reliability Coefficients 11 items Alpha = .9298 Standardized item alpha = .9297 Peran guru orkes Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. QGURU2 .4000 .5164 10.0 2. QGURU3 .3000 .4830 10.0 3. QGURU4 .7000 .4830 10.0 4. QGURU5 .7000 .4830 10.0 5. QGURU6 .3000 .4830 10.0 N of Cases = 10.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 2.4000 4.2667 2.0656 5 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .4800 .3000 .7000 .4000 2.3333 .0420
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted QGURU2 2.0000 2.6667 .7906 . .8667 QGURU3 2.1000 2.7667 .7883 . .8675 QGURU4 1.7000 2.9000 .6889 . .8889 QGURU5 1.7000 2.9000 .6889 . .8889 QGURU6 2.1000 2.7667 .7883 . .8675 Reliability Coefficients 5 items Alpha = .8984 Standardized item alpha = .8984 Peran orang tua Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. PENGAWAS .7333 .4498 30.0 2. GANTISIK .7333 .4498 30.0 3. PASTAGIG .9333 .2537 30.0 4. MEMERIKS .9333 .2537 30.0 5. JAJANANA .6333 .4901 30.0 6. PERIKSAD .8667 .3457 30.0 N of Cases = 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 4.8333 2.7644 1.6626 6 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .8056 .6333 .9333 .3000 1.4737 .0153 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted PENGAWAS 4.1000 1.7483 .6842 .9847 .7561 GANTISIK 4.1000 1.7483 .6842 .9148 .7561 PASTAGIG 3.9000 2.3690 .4239 .8308 .8127 MEMERIKS 3.9000 2.3690 .4239 .7321 .8127 JAJANANA 4.2000 1.4759 .8803 .9716 .6970 PERIKSAD 3.9667 2.2402 .3909 .9639 .8184 Reliability Coefficients 6 items Alpha = .8123 Standardized item alpha = .8055
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Lampiran : 4 OUTPUT SPSS
Analisis Univariat Frequency Table
umur anak
8 2.5 2.5 2.5103 32.2 32.2 34.7124 38.8 38.8 73.465 20.3 20.3 93.817 5.3 5.3 99.13 .9 .9 100.0
320 100.0 100.0
91011121314Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Asal SD
40 12.5 12.5 12.540 12.5 12.5 25.040 12.5 12.5 37.540 12.5 12.5 50.040 12.5 12.5 62.540 12.5 12.5 75.040 12.5 12.5 87.540 12.5 12.5 100.0
320 100.0 100.0
SDN 064985SDN 064018SD MINSDN 060870SDN 060848SDN 060880SDN 064023SDN 060885Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Jenis kelamin anak
154 48.1 48.1 48.1166 51.9 51.9 100.0320 100.0 100.0
priawanitaTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Waktu menyikat gigi yang benar
54 16.9 16.9 16.9
266 83.1 83.1 100.0
320 100.0 100.0
pagi dan sore harisewaktu mandipagi hari sesudahsarapan dan malamhari sebelum tidurTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Jenis jajanan yang baik
11 3.4 3.4 3.4
309 96.6 96.6 100.0
320 100.0 100.0
kue, es krim, coklat,permenpecal, keripik, kacang,buah-buahanTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Sumber informasi tentang kesehatan gigi
21 6.6 6.6 6.6
9 2.8 2.8 9.4
274 85.6 85.6 95.0
16 5.0 5.0 100.0320 100.0 100.0
TV, surat kabar,majalah, bukugurudokter gigi atauperawat gigiorang tuaTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Penyebab gigi berlubang
34 10.6 10.6 10.6
286 89.4 89.4 100.0
320 100.0 100.0
dimakan ulattidak sikat gigi, makanyang manis-manisTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Penyebab karang gigi
185 57.8 57.8 57.8
135 42.2 42.2 100.0
320 100.0 100.0
tidak sikat gigimakan manis-manis,kue-kueTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Yang sebaiknya dilakukan bila gigi berlubang
146 45.6 45.6 45.6171 53.4 53.4 99.1
3 .9 .9 100.0320 100.0 100.0
pencabutan gigitambal gigidibiarkanTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
waktu menyikat gigi
31 9.7 9.7 9.7
149 46.6 46.6 56.3
2 .6 .6 56.9
8 2.5 2.5 59.4
122 38.1 38.1 97.5
8 2.5 2.5 100.0320 100.0 100.0
pagi hari sewaktu mandipagi dan sore harisewaktu mandipagi setelah sarapanpagimalam sebelum tidurpagi setelah sarapanpagi dan malamsebelum tidurtidak tentuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Waktu penggantian sikat gigi
155 48.4 48.4 48.4
120 37.5 37.5 85.9
1 .3 .3 86.344 13.8 13.8 100.0
320 100.0 100.0
setiap 2-3 bulanjika bulu sikat gigisudah melebar/rusaktidak pernah digantilainnyaTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Penggunaan pasta gigi dengan fluor
202 63.1 63.1 63.15 1.6 1.6 64.7
113 35.3 35.3 100.0320 100.0 100.0
yatidaktidak tahuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Kepemilikan sikat gigi
282 88.1 88.1 88.137 11.6 11.6 99.71 .3 .3 100.0
320 100.0 100.0
milik sendirimilik bersamalainnyaTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Perilaku menyikat gigi
88 27.5 27.5 27.5139 43.4 43.4 70.993 29.1 29.1 100.0
320 100.0 100.0
baikcukupkurangTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pendidikan ibu
34 10.6 10.6 10.6
117 36.6 36.6 47.2146 45.6 45.6 92.823 7.2 7.2 100.0
320 100.0 100.0
Tidak tamatSD/Tidak sekolahTamat SD/SLTPTamat SLTA/D1/D2Tamat D3/S1/S2Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
pengawasan menyikat gigi
189 59.1 59.1 59.1131 40.9 40.9 100.0320 100.0 100.0
YaTidakTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
rutin mengganti sikat gigi
246 76.9 76.9 76.974 23.1 23.1 100.0
320 100.0 100.0
YaTidakTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
menyediakan pasta gigi baru
310 96.9 96.9 96.910 3.1 3.1 100.0
320 100.0 100.0
YaTidakTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
memeriksa gigi anak
283 88.4 88.4 88.437 11.6 11.6 100.0
320 100.0 100.0
PernahtidakTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
mengawasi jajanan anak
193 60.3 60.3 60.3127 39.7 39.7 100.0320 100.0 100.0
YaTidakTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
membawa anak memeriksa gigi kedokter
172 53.8 53.8 53.8148 46.3 46.3 100.0320 100.0 100.0
YaTidakTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
peran orang tua
101 31.6 31.6 31.6118 36.9 36.9 68.4101 31.6 31.6 100.0320 100.0 100.0
BaikCukupKurangTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Jenis kelamin guru orkes
5 62.5 62.5 62.53 37.5 37.5 100.08 100.0 100.0
PriaWanitaTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
pernah memimpin sikat gigi masal
3 37.5 37.5 37.55 62.5 62.5 100.08 100.0 100.0
Ya TidakTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
melaksanakan kumur-kumur dgn larutan flour pd murid SD
1 12.5 12.5 12.57 87.5 87.5 100.08 100.0 100.0
YaTidakTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
melakukan kesehatan gigi dan mulut
7 87.5 87.5 87.51 12.5 12.5 100.08 100.0 100.0
YaTidakTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
melakukan penjaringan pd murid kelas 1 SD
7 87.5 87.5 87.51 12.5 12.5 100.08 100.0 100.0
YaTidakTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
melakukan rujukan kes. gigi dan mulut
4 50.0 50.0 50.04 50.0 50.0 100.08 100.0 100.0
YaTidakTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Peran guru orkes
4 50.0 50.0 50.04 50.0 50.0 100.08 100.0 100.0
CukupKurangTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Jenis Kelamin Tenaga UKGS
8 100.0 100.0 100.0WanitaValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Membuat target tahunan
3 37.5 37.5 37.55 62.5 62.5 100.08 100.0 100.0
YaTidakTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
merencanakan jadwal kegiatan ukgs
8 100.0 100.0 100.0YaValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
membuat laporan bulanan UKGS
8 100.0 100.0 100.0YaValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
monitoring kegiatan UKGS
4 50.0 50.0 50.04 50.0 50.0 100.08 100.0 100.0
YaTidakTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
melakukan evaluasi UKGS
6 75.0 75.0 75.02 25.0 25.0 100.08 100.0 100.0
YaTidakTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Sosialisasi program UKGS
2 25.0 25.0 25.06 75.0 75.0 100.08 100.0 100.0
PernahTidak pernahTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Melakukan pnddkan keshatan gigi
6 75.0 75.0 75.02 25.0 25.0 100.08 100.0 100.0
YaTidakTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
mengajar cara menyikat gigi
8 100.0 100.0 100.0YaValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
praktek dengan alat peraga
8 100.0 100.0 100.0YaValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
pemeriksaan kbrsihan gigi dan mulut
5 62.5 62.5 62.53 37.5 37.5 100.08 100.0 100.0
YaTidakTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
penjaringan kepada murid kelas 1 SD
8 100.0 100.0 100.0YaValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
melaksanakan sikat gigi masal
8 100.0 100.0 100.0YaValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
perawatan gigi sederhana di puskesmas
8 100.0 100.0 100.0YaValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Peran tenaga pelaksana UKGS
2 25.0 25.0 25.04 50.0 50.0 75.02 25.0 25.0 100.08 100.0 100.0
BaikCukupKurangTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Statistics
320 320 320 320 320 320 320 320 320 3200 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1.14 .23 .06 1.43 3.32 .88 1.70 1.1276 .5857 1.71331.367 .676 .267 1.857 2.250 1.189 1.440 .57158 .59719 1.03776
ValidMissing
N
MeanStd. Deviation
Decay Missing Filling Total DMFsekstankode 0
sekstankode 1
sekstankode 2 Indeks Plak
IndeksKalkulus
Indeks Oralhigiene
Analisis Bivariat Crosstabs
Case Processing Summary
320 100.0% 0 .0% 320 100.0%
320 100.0% 0 .0% 320 100.0%
320 100.0% 0 .0% 320 100.0%
peran orang tua *Perilaku menyikat gigiPeran guru orkes *Perilaku menyikat gigiPeran tenagapelaksana UKGS *Perilaku menyikat gigi
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Peran tenaga pelaksana UKGS * Perilaku menyikat gigi
Crosstab
24 33 23 8022.0 34.8 23.3 80.0
30.0% 41.3% 28.8% 100.0%
27.3% 23.7% 24.7% 25.0%
7.5% 10.3% 7.2% 25.0%40 76 44 160
44.0 69.5 46.5 160.0
25.0% 47.5% 27.5% 100.0%
45.5% 54.7% 47.3% 50.0%
12.5% 23.8% 13.8% 50.0%24 30 26 80
22.0 34.8 23.3 80.0
30.0% 37.5% 32.5% 100.0%
27.3% 21.6% 28.0% 25.0%
7.5% 9.4% 8.1% 25.0%88 139 93 320
88.0 139.0 93.0 320.0
27.5% 43.4% 29.1% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
27.5% 43.4% 29.1% 100.0%
CountExpected Count% within Peran tenagapelaksana UKGS% within Perilakumenyikat gigi% of TotalCountExpected Count% within Peran tenagapelaksana UKGS% within Perilakumenyikat gigi% of TotalCountExpected Count% within Peran tenagapelaksana UKGS% within Perilakumenyikat gigi% of TotalCountExpected Count% within Peran tenagapelaksana UKGS% within Perilakumenyikat gigi% of Total
Baik
Cukup
Kurang
Peran tenagapelaksanaUKGS
Total
baik cukup kurangPerilaku menyikat gigi
Total
Chi-Square Tests
2.535a 4 .6382.542 4 .637
.099 1 .753
320
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
0 cells (.0%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 22.00.
a.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Oneway Descriptives
80 1.01 1.595 .178 .66 1.37 0 8160 1.06 1.232 .097 .87 1.25 0 480 1.41 1.357 .152 1.11 1.71 0 6
320 1.14 1.367 .076 .99 1.29 0 880 .29 .845 .094 .10 .48 0 6
160 .08 .388 .031 .02 .14 0 380 .45 .855 .096 .26 .64 0 3
320 .23 .676 .038 .15 .30 0 680 .08 .348 .039 .00 .15 0 2
160 .04 .191 .015 .01 .07 0 180 .10 .302 .034 .03 .17 0 1
320 .06 .267 .015 .03 .09 0 280 1.38 2.313 .259 .86 1.89 0 15
160 1.18 1.418 .112 .96 1.40 0 580 1.96 2.028 .227 1.51 2.41 0 8
320 1.43 1.857 .104 1.22 1.63 0 1580 3.63 2.160 .242 3.14 4.11 0 6
160 3.41 2.299 .182 3.05 3.77 0 680 2.84 2.190 .245 2.35 3.32 0 6
320 3.32 2.250 .126 3.07 3.57 0 680 .64 .984 .110 .42 .86 0 3
160 .96 1.295 .102 .75 1.16 0 480 .95 1.135 .127 .70 1.20 0 4
320 .88 1.189 .066 .74 1.01 0 480 1.74 1.516 .169 1.40 2.07 0 5
160 1.61 1.392 .110 1.40 1.83 0 580 1.84 1.462 .163 1.51 2.16 0 5
320 1.70 1.440 .080 1.54 1.86 0 580 .8741 .49496 .05534 .7640 .9843 .00 2.00
160 1.2355 .56362 .04456 1.1475 1.3235 .00 3.0080 1.1654 .58719 .06565 1.0347 1.2960 .00 2.00
320 1.1276 .57158 .03195 1.0648 1.1905 .00 3.0080 .5141 .50519 .05648 .4017 .6265 .00 2.00
160 .5883 .61906 .04894 .4917 .6850 .00 2.5080 .6520 .63555 .07106 .5106 .7934 .00 2.33
320 .5857 .59719 .03338 .5200 .6514 .00 2.5080 1.3882 .84472 .09444 1.2003 1.5762 .00 3.32
160 1.8238 1.05416 .08334 1.6592 1.9884 .00 5.5080 1.8174 1.12066 .12529 1.5680 2.0668 .00 4.00
320 1.7133 1.03776 .05801 1.5992 1.8274 .00 5.50
BaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotal
Decay
Missing
Filling
Total DMF
sekstan kode 0
sekstan kode 1
sekstan kode 2
Indeks Plak
Indeks Kalkulus
Indeks Oral higiene
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
ANOVA
8.200 2 4.100 2.211 .111587.750 317 1.854595.950 319
7.669 2 3.834 8.800 .000138.131 317 .436145.800 319
.225 2 .113 1.583 .20722.525 317 .07122.750 31932.819 2 16.409 4.873 .008
1067.381 317 3.3671100.200 319
27.256 2 13.628 2.720 .0671588.231 317 5.0101615.487 319
6.019 2 3.009 2.144 .119444.981 317 1.404451.000 319
2.850 2 1.425 .686 .504658.350 317 2.077661.200 319
7.117 2 3.558 11.617 .00097.102 317 .306
104.219 319.763 2 .381 1.070 .344
113.006 317 .356113.768 31911.273 2 5.637 5.377 .005
332.276 317 1.048343.549 319
Between GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotal
Decay
Missing
Filling
Total DMF
sekstan kode 0
sekstan kode 1
sekstan kode 2
Indeks Plak
Indeks Kalkulus
Indeks Oral higiene
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Peran guru orkes * Perilaku menyikat gigi
Crosstab
39 73 48 16044.0 69.5 46.5 160.0
24.4% 45.6% 30.0% 100.0%
44.3% 52.5% 51.6% 50.0%
12.2% 22.8% 15.0% 50.0%49 66 45 160
44.0 69.5 46.5 160.0
30.6% 41.3% 28.1% 100.0%
55.7% 47.5% 48.4% 50.0%
15.3% 20.6% 14.1% 50.0%88 139 93 320
88.0 139.0 93.0 320.0
27.5% 43.4% 29.1% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
27.5% 43.4% 29.1% 100.0%
CountExpected Count% within Peranguru orkes% within Perilakumenyikat gigi% of TotalCountExpected Count% within Peranguru orkes% within Perilakumenyikat gigi% of TotalCountExpected Count% within Peranguru orkes% within Perilakumenyikat gigi% of Total
Cukup
kurang
Peran guruorkes
Total
baik cukup kurangPerilaku menyikat gigi
Total
Chi-Square Tests
1.586a 2 .4531.588 2 .452
.931 1 .335
320
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
0 cells (.0%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 44.00.
a.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Oneway
Descriptives
160 1.10 1.219 .096 .91 1.29 0 4160 1.18 1.503 .119 .94 1.41 0 8320 1.14 1.367 .076 .99 1.29 0 8160 .09 .361 .029 .03 .14 0 3160 .36 .865 .068 .23 .50 0 6320 .23 .676 .038 .15 .30 0 6160 .03 .157 .012 .00 .05 0 1160 .10 .340 .027 .05 .15 0 2320 .06 .267 .015 .03 .09 0 2160 1.21 1.389 .110 1.00 1.43 0 5160 1.64 2.213 .175 1.29 1.98 0 15320 1.43 1.857 .104 1.22 1.63 0 15160 3.29 2.343 .185 2.92 3.65 0 6160 3.35 2.161 .171 3.01 3.69 0 6320 3.32 2.250 .126 3.07 3.57 0 6160 .98 1.283 .101 .77 1.18 0 4160 .78 1.081 .085 .61 .94 0 4320 .88 1.189 .066 .74 1.01 0 4160 1.64 1.407 .111 1.42 1.86 0 5160 1.76 1.473 .116 1.53 1.99 0 5320 1.70 1.440 .080 1.54 1.86 0 5160 1.2501 .58293 .04609 1.1591 1.3411 .00 3.00160 1.0051 .53428 .04224 .9217 1.0885 .00 2.00320 1.1276 .57158 .03195 1.0648 1.1905 .00 3.00160 .6021 .61694 .04877 .5058 .6985 .00 2.50160 .5692 .57824 .04571 .4790 .6595 .00 2.33320 .5857 .59719 .03338 .5200 .6514 .00 2.50160 1.8523 1.07982 .08537 1.6836 2.0209 .00 5.50160 1.5744 .97766 .07729 1.4217 1.7270 .00 4.00320 1.7133 1.03776 .05801 1.5992 1.8274 .00 5.50
CukupkurangTotalCukupkurangTotalCukupkurangTotalCukupkurangTotalCukupkurangTotalCukupkurangTotalCukupkurangTotalCukupkurangTotalCukupkurangTotalCukupkurangTotal
Decay
Missing
Filling
Total DMF
sekstan kode 0
sekstan kode 1
sekstan kode 2
Indeks Plak
Indeks Kalkulus
Indeks Oral higiene
N Mean Std. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
ANOVA
.450 1 .450 .240 .624595.500 318 1.873595.950 319
6.050 1 6.050 13.767 .000139.750 318 .439145.800 319
.450 1 .450 6.417 .01222.300 318 .07022.750 31914.450 1 14.450 4.232 .040
1085.750 318 3.4141100.200 319
.313 1 .313 .062 .8041615.175 318 5.0791615.488 319
3.200 1 3.200 2.272 .133447.800 318 1.408451.000 319
1.250 1 1.250 .602 .438659.950 318 2.075661.200 319
4.802 1 4.802 15.360 .00099.417 318 .313
104.219 319.086 1 .086 .242 .623
113.682 318 .357113.768 319
6.177 1 6.177 5.822 .016337.372 318 1.061343.549 319
Between GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotal
Decay
Missing
Filling
Total DMF
sekstan kode 0
sekstan kode 1
sekstan kode 2
Indeks Plak
Indeks Kalkulus
Indeks Oral higiene
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
peran orang tua * Perilaku menyikat gigi
Crosstab
39 40 22 10127.8 43.9 29.4 101.0
38.6% 39.6% 21.8% 100.0%
44.3% 28.8% 23.7% 31.6%
12.2% 12.5% 6.9% 31.6%26 62 30 118
32.5 51.3 34.3 118.022.0% 52.5% 25.4% 100.0%
29.5% 44.6% 32.3% 36.9%
8.1% 19.4% 9.4% 36.9%23 37 41 101
27.8 43.9 29.4 101.022.8% 36.6% 40.6% 100.0%
26.1% 26.6% 44.1% 31.6%
7.2% 11.6% 12.8% 31.6%88 139 93 320
88.0 139.0 93.0 320.027.5% 43.4% 29.1% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
27.5% 43.4% 29.1% 100.0%
CountExpected Count% within peran orang tua% within Perilakumenyikat gigi% of TotalCountExpected Count% within peran orang tua% within Perilakumenyikat gigi% of TotalCountExpected Count% within peran orang tua% within Perilakumenyikat gigi% of TotalCountExpected Count% within peran orang tua% within Perilakumenyikat gigi% of Total
Baik
Cukup
Kurang
peranorangtua
Total
baik cukup kurangPerilaku menyikat gigi
Total
Chi-Square Tests
17.310a 4 .00216.562 4 .002
10.693 1 .001
320
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
0 cells (.0%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 27.78.
a.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Oneway Descriptives
101 .88 1.243 .124 .64 1.13 0 5118 1.17 1.386 .128 .92 1.42 0 8101 1.36 1.432 .143 1.07 1.64 0 6320 1.14 1.367 .076 .99 1.29 0 8101 .14 .470 .047 .05 .23 0 3118 .28 .866 .080 .12 .44 0 6101 .25 .590 .059 .13 .36 0 3320 .23 .676 .038 .15 .30 0 6101 .03 .222 .022 -.01 .07 0 2118 .05 .256 .024 .00 .10 0 2101 .11 .313 .031 .05 .17 0 1320 .06 .267 .015 .03 .09 0 2101 1.05 1.558 .155 .74 1.36 0 7118 1.50 2.054 .189 1.13 1.87 0 15101 1.71 1.846 .184 1.35 2.08 0 8320 1.43 1.857 .104 1.22 1.63 0 15101 3.73 2.383 .237 3.26 4.20 0 6118 3.31 2.126 .196 2.92 3.69 0 6101 2.92 2.203 .219 2.49 3.36 0 6320 3.32 2.250 .126 3.07 3.57 0 6101 .74 1.155 .115 .51 .97 0 4118 .82 1.075 .099 .63 1.02 0 4101 1.07 1.329 .132 .81 1.33 0 4320 .88 1.189 .066 .74 1.01 0 4101 1.29 1.458 .145 1.00 1.58 0 5118 1.77 1.386 .128 1.52 2.02 0 5101 2.03 1.396 .139 1.75 2.31 0 5320 1.70 1.440 .080 1.54 1.86 0 5101 .9973 .60763 .06046 .8774 1.1173 .00 2.00118 1.0904 .53436 .04919 .9930 1.1878 .00 2.16101 1.3014 .53816 .05355 1.1951 1.4076 .00 3.00320 1.1276 .57158 .03195 1.0648 1.1905 .00 3.00101 .4294 .55770 .05549 .3193 .5395 .00 2.33118 .5244 .51691 .04759 .4302 .6186 .00 2.00101 .8136 .65764 .06544 .6837 .9434 .00 2.50320 .5857 .59719 .03338 .5200 .6514 .00 2.50101 1.4267 1.03764 .10325 1.2219 1.6316 .00 3.99118 1.6148 .89281 .08219 1.4521 1.7776 .00 3.52101 2.1150 1.08113 .10758 1.9015 2.3284 .00 5.50320 1.7133 1.03776 .05801 1.5992 1.8274 .00 5.50
BaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotal
Decay
Missing
Filling
Total DMF
sekstan kode 0
sekstan kode 1
sekstan kode 2
Indeks Plak
Indeks Kalkulus
Indeks Oral higiene
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
ANOVA
11.597 2 5.799 3.146 .044584.353 317 1.843595.950 319
1.158 2 .579 1.268 .283144.642 317 .456145.800 319
.342 2 .171 2.421 .09122.408 317 .07122.750 31923.274 2 11.637 3.425 .034
1076.926 317 3.3971100.200 319
33.322 2 16.661 3.338 .0371582.165 317 4.9911615.488 319
5.916 2 2.958 2.107 .123445.084 317 1.404451.000 31928.794 2 14.397 7.217 .001
632.406 317 1.995661.200 319
4.928 2 2.464 7.866 .00099.291 317 .313
104.219 3198.155 2 4.077 12.238 .000
105.614 317 .333113.768 31925.732 2 12.866 12.833 .000
317.817 317 1.003343.549 319
Between GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotal
Decay
Missing
Filling
Total DMF
sekstan kode 0
sekstan kode 1
sekstan kode 2
Indeks Plak
Indeks Kalkulus
Indeks Oral higiene
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.