TEKNOLOGI PEMBUATAN KAIN
Oleh : Moekarto MoelionoIndartoMahfud
JENIS KAIN
Kain Tenun (Woven Fabric) :
Dibentuk oleh anyaman-anyaman benang
Kain Rajut (Knitting Fabric)
Dibentuk oleh Jeratan-jeratan benang
Kain Kempa (Non Woven)
Dibentuk oleh lapisan-lapisan serat
Jenis Kain
Kain Tenun
Kain Rajut Kain Kempa
(Non Woven)
TEKNOLOGI PEMBUATAN KAIN TENUN
KAIN TENUN
Kain Tenun terdiri dari benang-benang sejajar dan searah dengan pinggir kain dan benag-benang yang melintang.
Benang-benang yang sejajar pinggir kain disebut benang lusi.
Benang-benang yang melintang disebut benang pakan.
Penyilangan antara benang lusi dan benang pakan dihasilkan kain tenun
TEKNOLOGI PERTENUNAN (WEAVING)
Definisi :
Pertenunan (Weaving) adalah metode pembuatan kain melalui proses silangan antara benang lusi dan benang pakan.
Prinsip Pertenunan :
1. Pembukaan mulut lusi, yaitu proses menaikan atau menurunkan sebagian benang lusi.
2. Pemasukan benang pakan, yaitu proses memasukkan benang pakan ke dalam mulut lusi.
3. Pengetekan benang pakan, yaitu proses merapatkan benang pakan.
LINGKUP DIAGNOSISTEKNOLOGI KIMIA DAN TEKSTIL TEKSTIL
TEKNOLOGI KIMIA TEKSTIL• PENYEDIAAN BAHAN BAKU
UTAMA & BAHAN BAKU PEMBANTU YANG BAIK
• PROSES DESIZING, SCOURING, BLEACHING
TEKNOLOGI TEKNIK TEKSTIL• PENYEDIAAN BAHAN BAKU• TEKNIK PROSES DAN PRODUKSI
TEKSTIL (PERTENUNAN)• PEMELIHARAAN ALAT
(MAINTENANCE)• TEKNIK PERENCANAAN DESAIN• APLIKASI DESAIN (PRAKTEK DI
MESIN)• PERHITUNGAN REPEAT ANYAMAN• KOMBINASI DESAIN• QUALITY CONTROL• INSPECTING
DESAIN
DESAIN PERMUKAAN
(SURFACE DESIGN)
DESAIN STRUKTUR
(STRUCTURAL DESIGN)
WARNA ANYAMAN
KOMBINASI
TULIS PRINTING
KOMBINASI
PROGRAM PENDAMPINGAN TEKNOLOGI PERTENUNAN
PROSESPRODUKSI
TEKNIK ANYAMAN
PEWARNAANPENGETAHUAN
BAHAN BAKU
Perubahan Alat
Teknik Menenun
PROSES PRODUKSI
PERTENUNAN
1. Persiapan Pertenunan (Weaving Preparation)
2. Pertenunan (Weaving Process)
PERSIAPAN PERTENUNAN
Tujuan :
1. Memperbaiki sejauh mungkin kualitas benang, sehingga dalam proses pertenunan tidak mengalami kesulitan.
2. Membuat gulungan benang yang sesuai dengan persyaratan proses selanjutnya, baik dalam bentuk maupun volumenya.
Persiapan Pertenunan
Pada umumnya proses persiapan pertenunan meliputi :
1. Proses Pengelosan (Winding)2. Proses Perangkapan (Doubling)3. Proses Penggintiran (Twisting)4. Proses Penghanian (Warping)5. Proses Pencucukan (Drawing-in)6. Proses Pemaletan (Pirn Rewinding)
Contoh
Urutan Proses Pertenunan
Bahan Baku
Pengelosan Pengelosan
Perangkapan Pemaletan
Penggintiran
Penghanian
Pencucukan
Pertenunan
Benang Lusi Benang Pakan
BAHAN BAKU (BENANG)
Macam Benang :
1. Benang dari serat alam, seperti kapas, wool, sutera, rami, dll.
2. Benang semi-synthetic, seperti rayon viskosa, rayon acetat, dll.
3. Benang Synthetic, seperti nylon, poliester, acrilyc, polyprophhelene, dll.
Bahan Baku (Benang)
Mutu Benang : Keseragaman Nomor Benang Keseragaman Twist Benang Kekuatan Tarik Grade Kerataan
Bahan Baku (Benang)
Penomoran Benang Penomoran Benang Tidak Langsung
(Makin besar diameter benang/makin kasar, makin kecil nomornya)
Macamnya : Ne1 dan Nm
Ne1 20 artinya benang tersebut tiap pound panjangnya 20 hanks.
Nm 10 artinya benang tersebut 1 gram
panjangnya 20 meter
Ne1 = Panjang Benang (hanks)/Berat Benang (pound)
Nm = Panjang Benang (meter)/Berat Benang (gram)
Bahan Baku (Benang)
Penomoran Benang Penomoran Benang Langsung
(Makin kecil diameter benang/makin halus, makin kecil nomornya)Macamnya : Tex dan Td (D)
100 Tex artinya benang tersebut tiap 1000 meter, beratnya 100 gram.
150 D artinya benang tersebut tiap 9000 meter, beratnya 150 gram.
Tex = 1000 x Berat (gram)/Panjang (meter)
Td = 9000 x Berat (gram)/Panjang (meter)
PROSES PENGELOSAN
Tujuan :
1. Penggulungan Benang dalam bentuk kelosan.
2. Memperbaiki mutu benang yang akan diproses, yang meliputi : kekuatan, kerataan, kebersihan dan sambungan-sambungan yang kurang baik.
3. Memperbaiki gulungan benang.
4. Meningkatkan efesiensi produksi.
Mesin Kelos (Winding Mc.)
Tujuan :
1. Merangkap benang sesuai dengan kebutuhan proses selanjutnya
2. Mempersiapkan benang yang akan diproses gintir (twisting)
Pada dasarnya dalam proses perangkapan, baik mesin yang digunakan maupun prosesnya sama dengan proses pengelosan. Hanya pada proses perangkapan benang yang disuapkan lebih dari satu helai.
PROSES PERANGKAPAN
PROSES PENGGINTIRAN Proses penggintiran adalah merangkap beberapa helai
benang yang kemudian diberi puntiran (twist) yang tertentu untuk setiap panjang tertentu.TPI : Twist per InchiTPM : Twist per meter
Tujuan dari proses penggintiran adalah untuk meningkatkan mutu dan kenampakan (oerformance) dari benang maupun kain yang ditenun dari benang tersebut, yang meliputi :- Keseimbangan puntiran- Kekuatan tarik- Tahan gosok- Efek hias- Kilau kain- Efek garis keper (pada hasil desain tenun)
Macam Proses Penggintiran :
1. Penggintiran Turun (Down Twisting)
2. Penggintiran Naik (Up Twisting)
Proses Penggintiran
Penggintiran Turun (Down Twisting)
Keterangan :1. Rak kelos2. Bar Penahan3. Rol Penyuap4. Lapet5. Bobbin6. Spindel7. Tin Rol8. Pita Spindel9. Ring Rail10. Traveler
Penggintiran Naik (Up Twisting)
Keterangan :1. Tin Rol2. Pita Spindel3. Spindel4. Bobbin Cakra5. Lapet6. Traverse7. Penggulung Benang
Arah Puntiran pada Benang
S ZPutaran arah S Putaran arah Z
Puntiran benang ada dua macam yaitu : Puntiran arah S dan puntiran arah Z
Skematis Benang Gintir
Z
S
Z S SSS S
Z
Tujuan :
Menggulung benang ke dalam boom lusi/tenun, yaitu boom yang dipasang pada mesin tenun, dengan gulungan yang sejajar.
PROSES PENGHANIAN
Hasil Penghanian yang Baik :1. Benang yang digulung harus sama panjang2. Letak benang-benang yang digulung harus
sejajar.3. Benang yang digulung pada boom tenun
tidak boleh terlalu penuh.4. Lebar benang pada boom tenun harus lebih
lebar dari lebar sisir.5. Panjang benang harus lebih panjang dari
panjang kain yang akan ditenun.6. Permukaan benang pada boom tenun harus
rata.7. Cakra Boom tidak boleh miring.
Proses Penghanian
Macam Alat Penghanian
1. Alat Hani Tangan
2. Mesin Hani Seksional
3. Mesin Hani Lebar
Proses Penghanian
1
2
3
5678
9
4
Proses Penghanian Skema Mesin Hani Seksional
Keterangan :
1. Rak Kelosan benang 6. Rol Pengantar
2. Rol Pengantar 7. Tambur
3. Sisir Silangan 8. Rol Pengatur Tegangan
4. Sisir Hani 9. Boom tenun
5. Pengukur Panjang Hanian
Benang dalam boom tenun sebelum ditenun diperlukan proses pencucukan.
Yang termasuk proses pencucukan, antara lain :- Memasukkan benang lusi pada gun-gun.- Memasukkan benang lusi pada sisir tenun.- Memasukkan benang lusi pada dropper
(alat penjaga lusi putus).
PROSES PENCUCUKAN
Proses Pencucukan
Pencucukan pada Mata Gun dengan tangan
Pencucukan dengan Mesin
Proses Pencucukan
Tujuan :
Menggulung kembali benang-benang dari bentuk untaian, bentuk bobin kerucut atau silinder lainnya, menjadi bentuk bobin pakan atau palet (pirn).
PROSES PEMALETAN
Hal yang perlu diperhatikan :
1. Makin panjang benang yang dapat digulung pada palet dalam ukuran tertentu, makin baik karena meningkatkan efesiensi.
2. Harus dapat memilih macam palet yang sesuai dengan macam teropong yang dipakai
Proses Pemaletan
Posisi Penggulungan
Proses Pemaletan
KONSEP PERTENUNAN
Gerakan Primer
&
Gerakan Sekunder
Gerakan Primer
Pembukaan Mulut Lusi
(Shedding Motion) Peluncuran Benang Pakan
(Picking Motion) Pengetekan
(Beating Motion)
Gerakan Sekunder
Penguluran Lusi
(Let - off Motion)
Penggulungan Kain
(Take - up Motion)
ALAT TENUN BUKAN MESIN
Bagian-bagian Mesin Tenun Shuttle (Teropong) dan Terjadinya Tenunan
Keterangan :1. Boom Lusi2. Boom Kain3. Poros Utama4. Rangka Gun5. Rol kerekan6. Injakan7. Lade8. Poros Lade9. Benang Lusi10.Kain Tenunan11. Teropong
1
5
4
3
2
6
7
8
910
11
Kontruksi & Anyaman
1. Nomor benang
2. Tetal benang Jumlah benang per satuan panjang
– Tetal lusi– Tetal pakan
Kontruksi Kain Tenun
3. Anyaman3. Anyaman
- Anyaman Polos - Anyaman Polos
- Anyaman Keper - Anyaman Keper
- Anyaman Satin- Anyaman Satin
Anyaman Dasar Kain Tenun
• Anyaman Polos (Plain)
• Anyaman Keper (Twill)
• Anyaman Satin
BESAR PRODUKSI
• TERUTAMA KECEPATAN MOTOR MESIN (RPM)
• TETAL LUSI ATAU PAKAN
• NOMOR BENANG
• JENIS ANYAMAN
PRODUKSI MESIN TENUN (PER 8 JAM EFEKTIF)
• PRODUKSI ATBM (2 - 5 KG)
• ATM shuttle (5 - 10 KG )
• MESIN MODERN (Shuttleless) (DIATAS 10 KG)
Pengujian kain rajut:• TETAL LUSI• TETAL PAKAN• PANJANG BENANG• PANJANG BENANG DAN KAIN• BERAT KAIN• Kekuatan kain• Tebal KAIN• Perubahan ukuran karena pencucian