Download - Menentukan jenis kelamin dari kerangka
MENENTUKAN JENIS
KELAMIN DARI KERANGKA
PENDAHULUAN
Antropologi
Fisik
Paleoantropologi
Osteologi
Primatologi
Paleopatologi
Antropologi Forensik
Budaya
Idris Mun’im.1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Jakarta : Binarupa Aksara.
Jason Payne, James. 2005. Encyclopedia of Forensic and legal medicine. 1st ed. Massachussets : academic press
Antropologi fisik adalah studi antropologi tentang 2 aspek dasar biologis
manusia, yaitu : evolusi manusia dan variasi manusia
Antropologi forensik adalah penerapan teknik antropologi fisik dalam bidang
hukum.
Pada akhir abad ke-19, seorang kriminolog Perancis, Alphonse Bertillon pertama
kali merancang sistem klasifikasi dan identifikasi untuk mengidentifikasi penjahat
berdasarkan antropometri.
Idris Mun’im.1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Jakarta : Binarupa Aksara.
PEMBAHASAN
Identifikasi adalah metode membedakan individu dengan
individu lainnya berdasarkan ciri-ciri karakteristiknya untuk
dibedakan dengan individu lain. Obyek Identifikasi
Orang hidup
Jenazah/ mayat
Metode Identifikasi
Primer
Sekunder
Jason Payne, James. 2005. Encyclopedia of Forensic and legal medicine. 1st ed. Massachussets : academic press
Jason Payne James, Jones R, Karch SB. 2011. Simpson’s forensic medicine. 13th ed. London: Hodder arnold
Identifikasi Primer merupakan identifikasi yang dapat berdiri
sendiri tanpa perlu dibantu oleh kriteria identifikasi lain.
Pemeriksaan dengan menggunakan data identifikasi sekunder tidak
dapat berdiri sendiri dan perlu didukung kriteria identifikasi yang lain.
Identitas seseorang dapat dipastikan bila paling sedikit dua metode
yang digunakan memberikan hasil positif (tidak meragukan).
Jason Payne, James. 2005. Encyclopedia of Forensic and legal medicine. 1st ed. Massachussets : academic press
Jason Payne James, Jones R, Karch SB. 2011. Simpson’s forensic medicine. 13th ed. London: Hodder arnold
METODE IDENTIFIKASIPrimer
Pemeriksaan DNA
Pemeriksaan Sidik Jari
Pemeriksaan gigi geligi
Sekunder
Pemeriksaan visual
Pemeriksaan dokumen identitas
Pemeriksaan properti (pakaian atau perhiasan
Pemeriksaan serologis (Gol. Darah)
Identifikasi kerangka
Jason Payne, James. 2005. Encyclopedia of Forensic and legal medicine. 1st ed. Massachussets : academic press
Jason Payne James, Jones R, Karch SB. 2011. Simpson’s forensic medicine. 13th ed. London: Hodder arnold
IDENTIFIKASI KERANGKAApakah yang ditemukan betul-betul tulang?
Apakah merupakan bagian dari kerangka manusia?
Apakah satu orang atau lebih?
Apa jenis kelamin dari kerangka?
Berapa usia orang tersebut?
Berapa tinggi badan orang tersebut?
Apa jenis ras atau etnik dari penampakan kerangka yang diamati?
Dapatkan identitas personalnya terungkap?
Jason Payne, James. 2005. Encyclopedia of Forensic and legal medicine. 1st ed. Massachussets : academic press
Jason Payne James, Jones R, Karch SB. 2011. Simpson’s forensic medicine. 13th ed. London: Hodder arnold
MENENTUKAN JENIS
KELAMIN DARI KERANGKA
Metode identifikasi jenis kelamin dari kerangka secara umum dibagi atas non
metrik dan metrik.
1. Non Metrik
Penentuan jenis kelamin didasarkan pada ciri yang mudah dikenali pada tulang-
tulang seperti tulang panggul, tulang panjang dan tengkorak. Yang mempunyai nilai
tinggi adalah tulang pangul dan baru kemudian tulang tengkorak.
Jason Payne, James. 2005. Encyclopedia of Forensic and legal medicine. 1st ed. Massachussets : academic press
Jason Payne James, Jones R, Karch SB. 2011. Simpson’s forensic medicine. 13th ed. London: Hodder arnold
IDENTIFIKASI JENIS
KELAMIN DARI TULANG
PANGGUL
Ciri-ciri Pria Wanita
Pelvis Keseluruhan Berat, kasar, bekas otot jelas Tidak berat, bekas otot tidak
prominent, halus
Bentuk tepi Jantung Circular
True pelvis Relatif kecil Luas, dangkal
Ilium Tinggi tegak Rendah, divergen ke lateral
Sendi Sacroiliaca Besar Kecil,oblique
Sulcus preauricular Tidak sering Sering
Greater sciatic notch Kecil, dalam Besar, lebar
Acetabulum Besar Kecil
Ichiopubic rami Bagian atas convex Bagian atas concave
Foramen obturator Besar, oval Kecil, triangular
Os. Pubis corpus Trianguler Quadrangular
Symphisis Tinggi Rendah
Sudut sub pubic Sempit, Vshape Lebar, u shape
Sacrum Panjang, sempit, dapat terdiri ≥5 segmean Pendek,lebar, S1,S2,S3 dan S5 melengkung, 5
segmen
Promontorium Lebih menonjol Kurang menonjol
Pelvic outlet Tidak dapat dilewati kepalan tangan Dapat dilewati kepalan tangan
Ciri Bobot
W
Hiperfeminim -2 Feminim
-1
Netral
0
Maskulin
+1
Hipermaskulin
+2
Sulcus preauricularis 3 Dalam, batas jelas Dangkal, tapi jelas Hanya bekas Hampir tak
kentara
Tidak ada
Incisura ischiadica mayor 3 Sangat terbuka, bentuk V Terbuka, bentuk v Bentuk peralihan Bentuk U Sempit, jelas berbentuk U
Angulus subpubicus 2 >100 90-100 60-90 45-60 < 45
Os coxae 2 Rendah lebar, sayap luas, relief
otot kurang jelas
Ciri feminism, kurang
jelas
Bentuk peralihan Cirri maskulin
kurang jelas
Tinggi sempit relief otot sangat
kentara
Arc compose 2 Dua lengkung Dua lengkung Satu lengkung Satu lengkung
Foramen obturator 2 Segitiga sudut runcing Segitiga Tidak jelas Oval Oval dengan sudut bulat
Corpus ossis ischia 2 Sempit, tuber ischiadicum
kurang jelas
Sempit Sedang Lebar Sangat lebar dengan tuber
ischiadicum sangat kuat
Crista iliaca 1 Bentuk s nya sangat dangkal Bentuk s nya dangkal Sedang Jelas, berbentuk
s
Sangat jelas berbentuk S
Fossa iliaca 1 Sangat rendah, lebar Rendah, lebar Tinggi, lebarnya
sedang
Tinggi, sempit Sangat tinggi
Pelvis mayor 1 Sangat lebar Lebar Sedang Sempit Sangat sempit
Pelvis minor 1 Sangat lebar, oval Lebar, oval Lebarnya
sedang, bulat
Sempit, Sangat sempit berbentuk harten
Keterangan : nilai bobot dikalikan dengan nilai dimorfis (-2 s/d +2
) ; hasil perkalian ditambah, kemudian dibagi dengan jumlah cirri yang
dipergunakan. Jika hasilnya > 0, maka panggul dianggap maskulin,
jika < 0 maka panggul bercorak feminism.
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Sriwijaya. 2013. Identifikasi Kerangka.
IDENTIFIKASI JENIS
KELAMIN DARI TULANG
TENGKORAK
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Sriwijaya. 2013. Identifikasi Kerangka.
No Tanda Pria Wanita
1 Ukuran, volume endokranial Besar Kecil
2 Arsitektur Kasar Halus
3 Tonjolan supraorbital Sedang-besar Kecil-sedang
4 Prosesus mastoideus Sedang-besar Kecil-sedang
5 Daerah oksipital, linea muskulares
dan protuberensia
Tidak jelas Jelas/menonjol
6 Eminensia frontalis Kecil Besar
7 Eminensia partetalis Kecil Besar
8 Orbita Persegi, rendah relatif kecil tepi tumpul Bundar, tinggi relatif besar tepi tajam
9 Dahi Curam kurang membundar Membundar, penuh, infantil
10 Tulang pipi Berat, arkus lebih ke lateral Ringan, lebih memusat
11 Mandibula Besar, simfisisnya tinggi, ramus asendingnya
lebar
Kecil, dengan ukuran korpus dan ramus lebih kecil
12 Palatum Besar dan lebar, cenderung seperti huruf U Kecil, cenderung seperti parabola
13 Kondilus oksipitalis Besar Kecil
14 Gigi geligi Besar, M1 bawah sering 5 kuspid Kecil, molar biasanya 4 kuspid
No Yang membedakan Laki – laki Perempuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Ukuran
Sudut anatomis
Dagu
Bentuk tulang
Mental tubercle
Myelohyoid line
Tinggi pada simphisis mentii
Ramus ascending
Condylar facet
Berat dan permukaan
Gigi
Lebih besar
Everted
Berbentuk persegi empat
Berbentuk seperti huruf “V”
Besar dan menonjol
Menonjol dan dalam
Lebih
Lebih lebar
Lebih besar
Lebih berat,permukaannya kasar dengan tempat
perlengketan otot yang menonjol
Lebih besar
Lebih kecil
Inverted
Agak bulat
Berbentuk seperti huruf “U”
Tidak signifikan
Kurang menonjol dan dangkal
Kurang
Lebih sempit
Lebih kecil
Lebih ringan dengan permukaan yang halus
Lebih kecil
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Sriwijaya. 2013. Identifikasi Kerangka.
I D E N T I F I K A S I J E N I S K E L A M I N D A R I T U L A N G
F E M U RNo Yang membedakan Laki – laki Perempuan
1
2
3
4
5
6
7
8
Caput
Collum dan corpus
Kecenderungan corpus bagian bawah
ke arah dalam
Diameter vertikal caput
Panjang oblik trochanter
Garis popliteal
Lebar bicondylar
Ciri – ciri umum
Permukaan persendian Lebih dari 2/3 dari bulatan
Membentuk sudut lancip
Kurang
Sekitar 4 – 5 cm
Sekitar 45 cm
Sekitar 14 cm
Sekitar 7 – 5 cm
Berat,permukaan kasar dengan tempat perlekatan otot
yang nonjol
Permukaan persendian kurang dari 2/3 dari
bulatan
Membentuk sudut tumpul
Lebih
Sekitar 4.15 cm
Sekitar39 cm
Sekitar 10 cm
Sekitar 7 cm
Ringan dengan permukaan yang halus
Ciri-ciri Pria Wanita
Panjang Lebih panjang Lebih pendek
Tempat perlekatan otot Prominen Kurang prominen
Diameter caput femur Lebih lebar Lebih kecil
Diameter caput humerus Lebih lebar Lebih kecil
Condylus humerus Lebih lebar Lebih kecil
2. Metrik
- Os Pubis
Perbandingan panjang tulang pubis terhadap tulang panjang, tulang ischium dengan mengukur
titik titik pertemuan tulang tulang tersebut di asetabulum. Perbandingan ini disebut Ischia Pubic
Index(IP) dengan rumus :
IP = panjang tulang ischium (mm) x 100
Panjang tulang pubis (mm)
Keterangan: Index IP Pria 72-94 dan wanita 91- 115
Apabila ditarik garis sejajar dengan ramus superior dan inferior, maka sudut yang dibentuk dari
perpotongan dua garis tersebut pada pria lebih besar.
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Sriwijaya. 2013. Identifikasi Kerangka.
- Os Sacrum
Pasa pria relatif lebih sempit yang bila dibandingkan antara lebar dan panjang didapatkan
nilai indeks pada pria kurang dari 112 pada wanita lebih dari 116.
- Os Ileum
Bentuk arcus compose pada pria, lengkung dari pinggir cranial ventral- facies auricularis
dapat dilanjutkan pada pinggir cranial dari ventral ischiadica mayor, sedangkan pada wanita
terdapat dua lengkungan yang terpisah.
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Sriwijaya. 2013. Identifikasi Kerangka.
Identifikasi jenis kelamin dari kriteria morfologis bergantung pada ketahanan baik
tengkorak maupun panggul dan diasumsikan bahwa morfologinya belum dipengaruhi
oleh kejadian patologis apapun.
Namun, sisa kerangka seringnya tidak lengkap atau ambigu antara juvenile atau janin.
Analisa DNA memberikan suatu metode yang akurat dan dapat dipercaya untuk
penentuan jenis kelamin dari sisa kerangka manusia.
Investigasi molekuler ini berdasarkan penggandaan PCR dari sekuensi DNA repetitive
dari kromosom X dan Y
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Sriwijaya. 2013. Identifikasi Kerangka.
T E K N I K T E R B A R U D A L A M M E N E N T U K A N J E N I S K E L A M I N
1. Menentukan jenis kelamin dari jaringan pulpa gigi
(Veeraraghavan G, Lingappa A, Shankara SP, Mamatha GP, Sebastian BT, Mujib A;
Meenakshi Ammal Dental College and Hospital, Chennai, India ; 10/5/2010)
2. Cara baru menentukan jenis kelamin berdasarkan deteksi region Y yang
menentukan jenis kelamin, steroid sulfatase dan region gen amelogenin
dengan penggandaan simultan dari sekuensi homolog dengan reaksi rantai
polymerase multipleks.
(Morikawa T, Yamamoto Y, Miyaishi S ; Acta Medical Okayama, Japan 2011;65:113-22)
Alkass K, Buchholz BA, Ohtani S, Yamamoto T, Druid H, Spalding KL. 2013. Journal review : Forensic Dental Science.
TERIMA KASIH