i
MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN
(Studi Deskriftif Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Tahun 2016/2017)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
Martinus Agung Priyanto
NIM : 121114004
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,
sebab Ia yang memelihara kamu.
( Petrus 5:7)
Bermimpilah seolah-olah anda hidup selamanya.
Hiduplah seakan-akan inilah hari terakhir anda.
(James Dean)
Jalan terbaik untuk bebas dari masalah
adalah dengan memecahkannya
(Alan Saporta)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan bagi....
Tuhan Yesus Kristus.
Para Dosen dan Staf Prodi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma
Semua orang terkasih yang telah memberikan seluruh
kasih sayang yang tulus, perhatian, dan cintanya dalam
mendampingi dan memotivasi hingga sekarang.
Orang tua tercinta,
Bapak Anastasius Suripto dan Ibu Elisabeth Anik
Kakak dan Adik tersayang
Florentina S Erna S. S.Pd dan Sisilia Putri D
Pacar,
Katharina Ariezsa Eka Yudharini S.Psi
Seluruh Kepeter’s,
Serta teman dekat dan sahabat yang tetap mendukung
sampai sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN
(Studi Deskriftif Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Tahun 2016/2017)
Martinus Agung Priyanto
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang manajemen
konflik dalam berpacaran (studi deskriftif mahasiswa program studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma tahun 2016/2017) dan membuat usulan
topik-topik bimbingan.
Jenis penelitian ini adalah deskriftif kuantitatif. Pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan metode kuesioner. Kuesioner yang disusun terdiri dari
42 item berdasarkan klasifikasi manajemen konflik. Subyek penelitian berjumlah
60 mahasiswa, serta reliabilitas instrumen 0,926. Analisis data penelitian
menggunakan program SPSS 16.0 dan teknik pengkategorisasian manajemen
konflik dalam berpacaran (studi deskriftif mahasiswa program studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma tahun 2016/2017).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 6 mahasiswa (10%) yang memiliki
manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang
memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa
(35%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang kurang baik.
Analisis capaian skor item-item kuesioner terindifikasi bahwa 4 item (9,52%)
mencapai skor baik, 30 item ( 71,43%) mencapai skor cukup, 8 item (19,05%)
mencapai skor kurang baik. Peneliti mengusulkan topik-topik bimbingan untuk
meningkatkan manajemen konflik dalam berpacaran mahasiswa program studi
bimbingan dan konseling tahun ajaran 2016/2017 Topik-topik bimbingan, yaitu:
mengelola emosi, mandiri dalam mengambil keputusan, mengelola pikiran dan
perasaan, kesadaran diri, mampu berempati, berfikir positif, manajemen waktu,
konsep diri.
Kata Kunci: Manajemen konflik dalam berpacaran, Mahasiswa Bimbingan dan
Konseling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
CONFLICT MANAGEMENT WITHIN DATING
(Descriptive Study of Guidance and Counseling Study Program Student of Sanata
Dharma University 2016/2017)
Martinus Agung Priyanto
ABSTRACT
This research aimed to get the illustration of conflict management within dating
(descriptive study of Guidance and Counseling Study Program student of Sanata Dharma
University 2016/2017) and made suggestions of guidance topics.
This research was a quantitative descriptive research. In collecting the data, this
research used questionnaire method. The questionnaires were consisted of 42 items
according to the conflict management clarification. There were 60 university students as
the subject of this research. The reliability of the instrument was 0.926. In analyzing the
data, this research used SPSS program 16.0 and used descriptive technique.
The research findings revealed that 6 university students (10%) had good conflict
management in dating, 33 university students (55%) had enough conflict management in
dating, and 21 university students (35%) had bad conflict management in dating. The
analysis of score achievements of the questionnaire items was indicated that 4 items
(9.52%) reached high score, 30 items (71,43%) reached medium score, 8 items (19,05%)
reached low score. The researcher suggested the guidance topics to increase the conflict
management within dating to the students of Guidance and Counseling study program in
academic year 2016/2017. Guidance topics were: managing the emotion, being
independent in making decisions, managing thought and feeling, being aware, being able
to empathy, positive thinking, time management, and self-concept.
Keywords: Conflict management within dating, Guidance and Counseling Students.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat-Nya sehingga, penelitian tugas akhir dengan judul “Manajemen Konflik
dalam Berpacaran (Studi Deskriftif, Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Tahun 2016/2017)” dapat terselesaikan
dengan baik dan lancar. Selama penelitian tugas akhir ini, peneliti menyadari
bahwa banyak pihak yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan
mendukung setiap proses yang peneliti jalani. Oleh karenanya, peneliti ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
3. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd, M.A selaku dosen pembimbing skripsi
yang selalu mendampingi dengan penuh kesabaran, telaten, selalu
memberikan saran, motivasi, petunjuk kepada peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas
bimbingan dan pendampingan selama peneliti menempuh studi.
5. Mas Moko atas pelayanan yang diberikan dengan ramah dan sabar selama
peneliti menempuh studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................Error! Bookmark not defined.
HALAMAN MOTTO .........................................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................................... v
HALAMAN KEASLIAN KARYA ....................................................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................................ viii
ABSTRACT .......................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xvii
BAB I .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ................................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 7
G. Batasan Istilah ......................................................................................................... 8
BAB II ................................................................................................................................. 9
A. Hakikat Manajemen Konflik ................................................................................... 9
1. Pengertian manajemen konflik ............................................................................ 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen konflik .................................... 10
3. Klasifikasi Manajemen Konflik ........................................................................ 11
B. Hakikat Berpacaran ............................................................................................... 14
1. Pengertian berpacaran ....................................................................................... 14
2. Karakteristik Berpacaran................................................................................... 15
3. Dampak Pacaran ............................................................................................... 19
C. Hakikat Masa Dewasa Awal ................................................................................. 20
1. Definisi Dewasa Awal ...................................................................................... 20
2. Karakteristik Dewasa Awal .............................................................................. 22
D. Hakikat Manajemen Konflik dalam Berpacaran pada Dewasa Awal ................... 24
BAB III ............................................................................................................................. 26
A. Jenis Penelitian ...................................................................................................... 26
B. Subyek Penelitian .................................................................................................. 27
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 28
D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ..................................................................... 31
1. Validitas Kuesioner ........................................................................................... 31
2. Reliabilitas Kuesioner ....................................................................................... 34
E. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 36
BAB IV ............................................................................................................................. 40
A. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 40
1. Manajemen Konflik dalam Berpacaran Mahasiswa Program Studi Bimbingan
dan Konseling ........................................................................................................... 40
2. Hasil Analisis Capaian Skor Item Manajemen Konflik dalam Berpacaran
Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling .............................................. 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................ 47
1. Deskripsi Manajemen konflik dalam berpacaran mahasiswa program studi
bimbingan dan konseling .......................................................................................... 47
2. Berdasarkan analisis butir kemampuan manajemen konflik yang teridentifikasi
rendah ........................................................................................................................ 50
3. Usulan Topik-topik Bimbingan Manajemen Konflik Dalam Berpacaran ............ 53
BAB V .............................................................................................................................. 56
A. Simpulan ............................................................................................................... 56
B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 57
C. Saran ..................................................................................................................... 57
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 55
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 57
KUESIONER .................................................................................................................... 72
Surat Penelitian ................................................................................................................. 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Jumlah Subyek Penelitian ................................................................................ 27
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrumen Manajemen Konflik dalam Berpacaran ........................... 29
Tabel 3. 3 Norma Skoring Inventori Manajemen Konflik dalam Berpacaran .................. 30
Tabel 3. 4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Kuesioner Manajemen Konflik dalam
Berpacaran ........................................................................................................................ 33
Tabel 3. 5 Realibitas ......................................................................................................... 35
Tabel 3. 6 Kriteria Guilford .............................................................................................. 35
Tabel 3. 7 Norma Kategorisasi ......................................................................................... 38
Tabel 4. 1 Kategorisasi Manajemen Konflik dalam Berpacaran Mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling ................................................................................................. 41
Tabel 4. 3 Hasil Analisis Skor Manajemen Konflik dalam Berpacaran Mahasiswa
Program Studi Bimbingan dan Konseling ........................................................................ 43
Tabel 4. 4 Item-item Kuesioner yang Tergolong dalam Kategori Rendah ....................... 46
Tabel 4. 5 Usulan Topik Manajemen Konflik dalam Berpacaran..................................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Kategorisasi Manajemen Konflik dalam Berpacaran Mahasiswa Program
Studi Bimbingan dan Konseling ....................................................................................... 42
Gambar 4. 2 Hasil Analisis Skor Manajemen Konflik dalam Berpacaran Mahasiswa
Program Studi Bimbingan dan Konseling ........................................................................ 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1Kisi-kisi Instrumen Manajemen Konflik dalam Berpacaran .......................... 58
Lampiran 2 2Kisi-kisi Instrumen Manajemen Konflik Valid dan Gugur ......................... 59
Lampiran 3 Analisi Data dari SPSS .................................................................................. 60
Lampiran 4 ........................................................................................................................ 72
Lampiran 5 Tabulasi Data dan Kategorisasi ..................................................................... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi operasional variabel penelitian.
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang
lain dan tidak dapat hidup sendiri (kebutuhan afiliasi). Kebutuhan
berafiliasi dapat menimbulkan ketertarikan dan membawa suatu
hubungan yang lebih serius, yaitu pacaran. Berpacaran adalah suatu
hubungan intim yang dijalani oleh dua orang yang saling bertemu dan
melakukan aktivitas bersama, sehingga dapat saling mengenal satu
sama lain. Keintiman adalah elemen emosi, yang di dalamnya terdapat
kehangatan, kepercayaan (trust) dan keinginan untuk membina
hubungan (DeGenova & Rice dalam Hakim, 2015).
Conolly & Mc. Isaac (Santrock, 2002), mengatakan terdapat tiga
tahapan perkembangan yang mencirikan perkembangan relasi
romantis di masa dewasa awal yaitu: (a) Mulai memasuki afiliasi dan
atraksi romantis, pada tahap ini dewasa awal tertarik dengan
keromantisan, (b) Mengeksplorasi relasi romantis; pada tahap ini
dewasa awal mengalami terlibatan dalam pacaran biasa (terjadi antara
individu yang saling tertarik dan biasanya berjangka pendek) atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
keterlibatan dalam pacaran secara berkelompok, (c)
Mengkonsolidasi keterikatan romantis dyadic; pada tahap ini relasi
romantis pada masa dewasa awal semakin serius yang dicirikan
dengan ikatan emos yang kuat serta stabil dan juga lebih tahan lama
dibandingkan dengan ikatan sebelumnya.
Rasa memiliki yang ada pada individu dan seringnya bertemu
akan menimbulkan keterikatan emosional. Hal ini bertujuan untuk
saling mengenal dan melihat kesesuaian satu sama lain dalam
menjalin relasi berpacaran. Akan tetapi, hal ini juga menyebabkan
timbulnya suatu konflik yang ada pada relasi tersebut. Konflik dapat
timbul akibat sering terjadinya ketidakcocokan dalam penyampaian
sebuah pendapat ataupun komunikasi yang terjalin dalam berpacaran
kurang begitu baik, maka dari itu konflik akan lebih cepat muncul.
Sebuah konflik yang terjadi dimanapun memiliki unsur-unsur
yang sama. Unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah konflik, antara
lain: adanya ketegangan yang diekspresikan, adanya sasaran/tujuan
atau pemenuhan yang berbeda atau bertentangan, tidak terpenuhinya
kebutuhan, terhambatnya pencapaian tujuan oleh pihak lain, adanya
ketergantungan. Konflik dapat terjadi jika unsur-unsur tersebut terjadi
dalam sebuah relasi, baik dalam berpacaran, keluarga, dan lain-lainnya
(Chandra dalam Hendry, 2015).
Fenomena yang banyak terjadi di dalam lingkungan dewasa
awal adalah konflik dalam suatu hubungan berpacaran. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
melakukan wawancara singkat untuk mengetahui konflik apa
saja yang terjadi dalam relasi yang dijalani olehnya. Berdasarkan
wawancara singkat yang dilakukan peneliti dengan tiga mahasiswa
terdiri dari mahasiswa angkatan 2014, 2015 dan 2016 Program Studi
Bimbingan dan Konseling pada tanggal 21 dan 22 Oktober 2015 di
lorong Farmasi dan di kelas, memperkuat dugaan bahwa dalam relasi
berpacaran pada dewasa awal terdapat konflik yang muncul.
Mahasiswa pertama mengatakan sering mengalami konflik dalam
hubungan yang sedang dijalaninya. Konflik yang terjadi tersebut
disebabkan oleh kurang baiknya komunikasi di dalam hubungan dan
juga kurangnya waktu bertemu dikarenakan kesibukan masing-
masing.
Mahasiswa kedua mengatakan bahwa konflik yang sering
dialami dalam relasi berpacarannya adalah kurangnya keterbukaan
dari pasangannya. Hal ini mengakibatkan subyek menjadi
kebingungan akan pengambilan keputusan berupa sikap terhadap
pasangannya. Sedangkan, mahasiswa ketiga mengatakan bahwa
konflik yang sering dialami olehnya dikarenakan tidak terpenuhinya
kebutuhan akan perhatian dari pasangan. Hal ini disebabkan
banyaknya kesibukkan yang dimiliki oleh pasangannya. Oleh sebab
itu, subyek merasa tidak dicintai dan juga marah.
Hasil wawancara tersebut didukung dengan hasil analisa
berdasarkan lingkungan sekitar yang mengenal para subyek (bertanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pada teman-temannya) yang dilakukan peneliti. Hasil analisa
menunjukkan bahwa ketiga pasangan memiliki waktu bertemu yang
kurang, yaitu seminggu sekali. Masing-masing pasangan memiliki
kegiatan yang berbeda-beda, sehingga waktu bertemu diantara mereka
semakin berkurang. Hal ini menyebabkan masing-masing individu
kurang mampu berkomunikasi dengan baik secara langsung mengenai
keadaan diri mereka dan tidak memiliki kualitas waktu bersama yang
baik dikarenakan sibuk dengan urusan masing-masing. Teori yang
mendukung hasil wawancara dan hasil pengamatan adalah milik
Chandra (dalam Hendry, 2015), yang mengatakan bahwa sumber
konflik dapat berasal dari komunikasi yang kurang baik dan juga tidak
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dalam diri individu.
Pemilihan manajemen konflik yang tepat akan membantu
individu dalam memecahkan konflik yang terjadi dalam hubungan
berpacaran. Manajemen konflik dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain: pemecahan masalah (problem solving), tujuan tingkat
tinggi (libsardinate goal), perluasan sumber (expansion of resources),
menghindari konflik (avoidance), melicinkan konflik (smoothing),
kompromi (compromise), perintah dari wewenang (authoritative
commands), mengubah variabel manusia (altering the human
variables), mengubah variabel struktural (altering the structural
variables), dan mengidentifikasi musuh bersama (identifying a
common enemy) (Mangkunegara dalam Hakim, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Anoraga (2006) mengatakan bahwa konflik dapat diselesaikan
dengan cara kerjasama, mengenali secara pasti sumber-sumber
konflik. Hal ini dapat membantu individu untuk mengetahui masalah
masing-masing, serta melakukan mediasi dengan membawa kedua
belah pihak yang mengalami konflik berhadapan satu sama lain untuk
mengeluarkan pendapat dan pandangannya dan juga perasaannya
masing-masing tanpa mempersoalkan siapa yang benar dan mana
yang salah.
Konflik yang terjadi juga dapat diungkapkan dalam sebuah
komunikasi. Komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan cara lisan,
tertulis ataupun dengan gerakan. Selain komunikasi, konflik dapat
diselesaikan dengan membuat kerangka pemahaman mengenai
kebutuhan masing-masing individu (Chandra dalam Hendry, 2015).
Berdasarkan menajemen konflik dalam berpacaran yang telah
dipaparkan, maka penelitian ini ingin mengetahui manajemen konflik
yang dipakai para dewasa awal dalam menangani konflik yang datang
dalam relasi berpacaran mereka, khususnya pada mahasiswa program
bidang studi Bimbingan dan Konseling di Universitas Sanata Dharma.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang timbul, yaitu
sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1. Konflik timbul akibat sering terjadinya ketidakcocokan
dalam penyampaian sebuah pendapat dan komunikasi yang
kurang begitu baik dalam berpacaran.
2. Konflik yang terjadi disebabkan oleh kurangnya
komunikasi dan waktu bertemu.
3. Tidak adanya suatu keterbukaan hubungan dalam
berpacaran akan menimbulkan suatu konflik yang
menyebabkan kebingungan sikap dalam menghadapi
pasangan masing-masing.
C. Pembatasan Masalah
Masalah yang akan diteliti adalah mengenai sikap mahasiswa
dalam manajemen konflik dalam hubungan berpacaran, khususnya
pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang
ingin diteliti adalah:
1. Seberapa baik manajemen konflik dalam berpacaran pada
mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling?
2. Topik-topik program pribadi apa sajakah yang sesuai untuk
membantu meningkatkan manajemen konflik dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
berpacaran mahasiswa program studi bimbingan dan
konseling, berdasarkan butir-butir yang teridentifikasi
rendah?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mengetahui manajemen konflik dalam berpacaran
mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling.
2. Merumuskan topik-topik program yang sesuai untuk
membantu meningkatkan manajemen konflik dalam
berpacaran mahasiswa program studi bimbingan dan
konseling.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas
pengetahuan tentang manajemen konflik dalam berpacaran
pada Bimbingan dan Konseling.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi dosen pendamping akademik dapat memperoleh
manfaat atau pengetahuan mengenai manajemen
konflik pada mahasiswa yang berpacaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
b) Bagi mahasiswa, dapat memahami pentingnya
manajemen konflik dalam berpacaran.
G. Batasan Istilah
1. Manajemen konflik dalam berpacaran adalah kecenderungan
seseorang dalam menata atau mengatur suatu konflik yang
bersifat menghambat atau mempersulit seserang dalam sikap dan
perilaku.
2. Mahasiswa adalah individu yang sedang menempuh pendidikan di
sebuah perguruan tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dipaparkan hakikat manajemen konflik, faktor-faktor yang
mempengaruhi manajemen konflik, aspek-aspek sikap, hakikat berpacaran,
karakteristik pacaran.
A. Hakikat Manajemen Konflik
1. Pengertian manajemen konflik
Manajemen konflik atau lazim disebut mengelola konflik
adalah kecenderungan seseorang dalam menata atau mengatur
pertentangan dalam sikap dan perilaku. Masalah yang lahir dari
pertentangan merupakan sesuatu yang menghambat, merintangi,
atau mempersulit seseorang mencapai maksud tertentu (Moore
dalam Trifiani & Margaretha, 2012). Pendapat Deutch yang
dikutip oleh Pernt dan Ladd (dalam Trifiani & Margaretha,
2012) menyatakan bahwa proses untuk mendapatkan kesesuaian
pada individu yang mengalami konflik disebut dengan
pengelolaan konflik atau bisa disebut dengan manajemen
konflik.
Chandra (dalam Hendry, 2015) mengatakan bahwa
manajemen konflik dapat dilakukan dengan cara pengungkapan
konflik dalam sebuah komunikasi. Komunikasi tersebut dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dilakukan dengan cara lisan, tertulis ataupun dengan
gerakan. Selain komunikasi, konflik dapat diselesaikan dengan
membuat kerangka pemahaman mengenai kebutuhan masing-
masing individu.
Selain itu Menurut Collins & Laursen (dalam Hakim,
2015), kemampuan manajemen konflik banyak didukung oleh
karakteristik-karakteristik seperti keterbukaan akan pendapat,
hubungan yang hangat, serta kebiasaan untuk tidak
menyelesaikan masalah sepihak.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa manajemen konflik adalah cara seseorang dalam
menyelesaikan sebuah konflik yang terjadi dengan komunikasi
atau kerangka pemahaman kebutuhan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen konflik
Pengambilan sikap dalam menghadapi sebuah konflik
dapat dipengaruhi oleh keadaan dalam diri individu (internal)
dan kondisi eksternal. Selain itu kepentingan dari tujuan-tujuan
pribadi dan hubungan dengan pihak lain menjadi salah satu
pertimbangan dalam penyelesaian masalah.
Menurut Boardman dan Horowitz (dalam Mardianto,
2000), karakteristik kepribadian berpengaruh pada gaya
manajemen konflik individu. Karakteristik yang berpengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
adalah kecenderungan agresif, kebutuhan untuk mengontrol dan
menguasai, orientasi kooperatif atau kompetitif, kemampuan
berempati dan kemampuan menemukan alternatif penyelesaian
konflik. Ia juga mengatakan bahwa faktor jenis kelamin dan
sikap etnosentrik sangat berpengaruh pada proses penyelesaian
dan akhir konflik. Sikap etnosentrik adalah cara pandang yang
menggunakan norma kelompok sebagai tolak ukur dalam
memandang segala sesuatu serta mengukur atau menilai orang
lain.
3. Klasifikasi Manajemen Konflik
Menurut Gottman dan Korkoff (Mardianto, 2000) dengan
pertimbangan bahwa klasifikasi dari kedua ahli tersebut
mewakili berbagai macam manajemen konflik yang ada dan
sesuai dengan permasalahan yang diteliti :
A. Manajemen konflik destruktif adalah bentuk
penanganan konflik dengan menggunakan acaman,
paksaan, atau kekerasan.
a. Conflict engagement (menyerang dan lepas
control).
Manajemen konflik ini lebih sering
mengontrol dan tidak menyerang lawan dalam
proses penyelesaian konflik teteapi lebih-lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dengan cara yang bersifat perdamaian tanpa
menyerang lawan yang berkonflik.
b. Withdrawal (menarik diri).
Pada manajemen konflik ini penyelesaian
konflik, pihak yang berkonflik tidak menarik
diri, tetapi lebih berusaha menampilkan diri
untuk terus mempertahankan diri, guna
menyelesaikan konflik yang terjadi.
c. Compliance (menyerah dan tidak membela
diri).
Manajemen konflik ini penyelesaian konflik
lebih bersifat tidak menyerah dan berusaha
terus dalam penyelesaian konflik yang terjadi.
B. Manajemen konflik konstruktif adalah upaya untuk
menyelesaikan konflik tersebut kelangsungan
hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik masih
terjaga dan masih memungkinkan individu-
individunya untuk berinteraksi secara harmonis.
Manajemen Konflik konstruktif yaitu positive
problem solving yang terdiri dari kompromi dan
negosiasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
a. Kompromi
Merupakan suatu bentuk akomodasi dimana
pihak-pihak yang terlibat mengurangi
tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian
terhadap perselisihan yang ada. Sikap dasar
untuk melaksanakan kompromi adalah bahwa
salah satu pihak bersedia untuk merasakan dan
memahami keadaan pihak lainnya
b. Negosiasi
Merupakan suatu cara untuk menetapkan
keputusan yang dapat disepakati dan diterima
oleh dua pihak dan menyetujui apa dan
bagaimana tindakan yang akan dilakukan di
masa mendatang.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disumpulkan
bahwa terdapat 2 klasifikasi manajemen konflik, yaitu
manajemen konflik destruktif dan manajemen konflik
konstruktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
B. Hakikat Berpacaran
1. Pengertian berpacaran
Pada masa pertengahan (mid-adolescence), remaja
mengalami transisi dari interaksi antara kelompok lawan
jenis menjadi interaksi antar lawan jenis. Selanjutnya pada
masa akhir remaja (late adolescence), hubungan intim dalam
remaja memiliki karakteristik yang relatif bertahan lama, serius
dan berkomitmen. Keintiman adalah elemen emosi, yang di
dalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (trust) dan
keinginan untuk membina hubungan.
Teori kelekatan romatis dewasa dikembangkan oleh
Hazan dan Shaver (dalam Trifiani & Margaretha, 2012)
berdasarkan kelekatan anak dan orang tua. Ia mendefinisikan
kelekatan sebagai sebuah proses natural yang terbentuk antara
seseorang dengan figur lekat yang bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan. Fraleydan Shaver (dalam Trifiani
& Margaretha, 2012) mendefinisikan gaya kelekatan romantis
sebagai pola dari harapan, kebutuhan, emosi dan perilaku sosial
sebagai hasil dari pengalaman kelekatan masalalu (dalam
konteks ini, figur kelekatannya adalah pacar).
Pacaran adalah suatu hubungan yang dijalankan dan telah
direncanakan oleh dua orang kaum muda yang belum menikah
dalam melakukan aktivitas bersama sebagai sarana saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
mengenal satu sama lain yang bertujuan untuk mengambil
keputusan pantas atau tidaknya menjadi pasangan hidup dalam
konteks sosial (DeGenova & Rice dalam Hakim, 2015). Meier
& Allen (dalam Hakim, 2015) menambahkan definisi pacaran
adalah hubungan antara dua orang yang berlawanan jenis dan
memiliki keterikatan emosi, konflik dan keintiman seksual.
Papalia, Olds & Feldman (2009) mengemukakan bahwa proses
membentuk dan membangun hubungan personal dengan lawan
jenis dapat berlangsung melalui apa yang biasa disebut sebagai
hubungan pacaran.
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pacaran adalah hubungan erat yang didalamnya terdapat elemen
emosi antara lain kehangatan, kepercayaan (trust) dan keinginan
untuk mengenal satu sama lain.
2. Karakteristik Berpacaran
Dalam buku Life Span, Conolly & Mc. Isaac (Santrock,
2002) mengemukakan bahwa terdapat 3 tahapan perkembangan
yang mencirikan perkembangan relasi romantis di masa remaja
menurut, yaitu :
a. Mulai memasuki afiliasi dan atraksi romantik
Terjadi pada usia 11 hingga 13 tahun. Pada tahap ini
remaja menjadi sangat tertarik pada keromantisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dan hal ini mendominasi percakapan dengan kawan
sesama gender. Remaja muda mungkin atau
mungkin tidak berinteraksi dengan individu yang
disukainya, namun ketika kencan biasanya
berlangsung dalam setting kelompok.
b. Mengeksplorasi relasi romantis
Terjadi pada usia sekitar 14-16 tahun. Pada tahap ini
terjadi dua jenis keterlibatan romantis pada remaja.
Pertama, pacaran biasa (casual dating). Pacaran ini
terjadi antara individu yang saling tertarik dan
biasanya pengalaman pacarannya berjangka pendek.
Kedua, pacaran secara berkelompok (dating in
groups). Biasa terjadi dan mencerminkan keterkaitan
dengan kawan sebaya.
c. Mengkonsolidasi keterikatan romantis dyadic
Terjadi pada usia sekitar 17 hingga 19 tahun.
Biasanya terbentuk relasi romantis yang semakin
serius. Relasi ini dicirikan dengan ikatan emosi yang
kuat seperti pada relasi romantis orang dewasa dan
biasanya ikatan emosi ini lebih stabil dan tahan lama
dibanding ikatan sebelumnya dan biasanya bertahan
satu tahun atau lebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Konsep intim dalam penelitian tentang masa remaja di sini
tidak berkaitan dengan hubungan seks, melainkan pada ikatan
emosional antara dua orang yang saling perhatian, keinginan
untuk dekat secara pribadi dan keinginan untuk berbagi
kesenangan dan kegiatan. Murstein (dalam Watson, 2004)
mengatakan bahwa saat individu menjalin hubungan dalam
pacaran, individu akan menunjukkan beberapa tingkah laku
seperti memikirkan pasangannya dan ingin lebih banyak
menghabiskan waktu dengan pasangan. Bowman & Spanier
(1978) berpendapat bahwa dalam hubungan pacaran individu
terkadang memiliki banyak harapan dan pikiran-pikiran ideal
tentang diri pasangannya di dalam sebuah pernikahan.
Selain itu, pacaran memiliki komponen penting
didalamnya. Menurut Karsner (2001) ada empat komponen
penting dalam menjalin hubungan pacaran. Kehadiran
komponen-komponen tesebut dalam hubungan akan
mempengaruhi kualitas dan kelanggengan hubungan pacaran
yang dijalani. Adapun komponen-komponen pacaran tersebut,
antara lain:
a. Saling Percaya (Trust each other)
Kepercayaan dalam suatu hubungan akan menentukan
apakah suatu hubungan akan berlanjut atau akan
dihentikan. Kepercayaan ini meliputi pemikiran-pemikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
kognitif individu tentang apa yang sedang dilakukan oleh
pasangannya.
b. Komunikasi (Communicate your self)
Komunikasi merupakan dasar dari terbinanya suatu
hubungan yang baik (Johnson dalam Supraktik, 1995).
Feldman (1996) menyatakan bahwa komunikasi
merupakan situasi dimana seseorang bertukar informasi
tentang dirinya terhadap rang lain.
c. Keintiman (Keep the romance alive)
Keintiman merupakan perasaan dekat terhadap pasangan
(Stenberg dalam Shumway, 2004). Keintiman tidak hanya
terbatas pada kedekatan fisik saja. Adanya kedekatan
secara emosional dan rasa kepemilikan terhadap pasangan
juga merupakan bagian dari keintiman. Oleh karena itu,
pacaran jarak jauh juga tetap memiliki keintiman, yakni
dengan adanya kedekatan emosional melalui kata-kata
mesra dan perhatian yang diberikan melalui sms, surat
atau email.
d. Meningkatkan komitmen (Increase Commitment)
Menurut Kelly (dalam Stenberg, 1988) komitmen lebih
merupakan tahapan dimana seseorang menjadi terikat
dengan sesuatu atau seseorang dan terus bersamanya
hingga hubungannya berakhir. Individu yang sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pacaran, tidak dapat melakukan hubungan spesial dengan
pria atau wanita lain selama ia masih terikat hubungan
pacaran dengan seseorang.
3. Dampak Pacaran
Selama masa peralihan dari masa remaja, dewasa awal
mengalami emosi yang kuat secara kognitif (Wulfert, Block,
Santa Ana, Rodriguez, & Colsman dalam Chien-Wen Lai,
2010). Dalam hal ini, Dewasa awal adalah masa peralihan dari
masa remaja. Berbagai masalah juga muncul dengan
bertambahnya umur pada masa dewasa awal. Dewasa awal
adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri, baik
dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan
pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis.
Disisi lain, Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono,
2001) mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam
usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat
dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual.
Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa
yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain,
kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).
Berdasarkan pernyataan tersebut, dewasa awal mengalami
perkembangan pada aspek kognitifnya, seperti perubahan pada
pemikiran, belum tercapainya kestabilan emosional yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Hal ini menyebabkan dewasa awal membutuhkan kestabilan
emosi yang baik.
C. Hakikat Masa Dewasa Awal
1. Definisi Dewasa Awal
Menurut definisi sosiologis, seseorang dapat dikatakan
dewasa apabila ia sudah mandiri atau telah memiliki karirnya
sendiri, telah menikah atau membangun hubungan romantis
yang signifikan atau telah membentuk sebuah keluarga.
Sedangkan dari segi kematangan fisiologis, seseorang dapat
dikatakan dewasa apabila ia sudah mencapai berbagai hal,
seperti menemukan identitas diri, menjadi mandiri dari orang
tua, mengembangkan suatu system nilai, dan membangun
hubungan.
Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001)
mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia
dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan
komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila
gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa
yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain,
kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).
Menurut Santrock (2002), orang dewasa awal termasuk
masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi
peran sosial (social role trantition).
Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan
egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan
relasi sangat memegang peranan penting. Menurut Havighurst
(dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan
dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga,
mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak,
memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat
hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan
melakukan suatu pekerjaan.
Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana
seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan
jenisnya. Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan
beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya
dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa
penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan
kebebasan yang diperolehnya.
Hurlock (1993) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai
pada umur 18 tahun samapi kira-kira umur 40 tahun, saat
perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif. Secara umum, individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
yang tergolong dewasa awal ialah individu yang berusia 20
tahun sampai dengan 40 tahun (Santrock, 2002).
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan
masa dewasa awal adalah masa individu memulai menjalin
hubungan yang lebih intim dengan lawan jenisnya dan masa
dewasa awal berada pada usia antara 20 tahun hingga 40 tahun.
2. Karakteristik Dewasa Awal
Pada hakikatnya, masa dewasa awal ditandai dengan
perkembangan fisik dan kognitif, serta psikososial seseorang.
Pada kondisi fisik, seseorang yang dalam tahap dewasa awal
berada dalam kondisi prima. Kebanyakan orang dewasa awal
berada di puncak kesehatan, kekuatan, energy, daya tahan, dan
fungsi motorik mereka (Papalia, Olds & Feldman, 2009).
Pada masa dewasa awal, individu menggunakan
kemampuan kognitif mereka dengan cara-cara khusus pada
tahap-tahap kehidupan mereka. Salah satu poin teori dan
penelititan noe-Piagetian berhubungan dengan penalaran tingkat
tinggi atau disebut berpikir reflektif. Berpikir reflektif
merupakan suatu pemikiran mengenai pertimbangan yang aktif,
terus-menerus, dan cermat terhadap informasi atau keyakinan
dengan mempertimbangkan bukti-bukti yang mendukung serta
keputusan yang dituntun oleh bukti-bukti tersebut. Poin lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
adalah pemikiran pascaformal. Pemikiran pascaformal
merupakan suatu pemikiran yang membantu seseorang dalam
menyelesaikan masalah dengan menggunakan intuisi, emosi dan
juga logika, juga menerapkan berbagai hasil pengalaman yang ia
miliki (Papalia, Olds & Feldman, 2009).
Individu dalam masa dewasa awal juga mengalami
perkembangan psikososial, termasuk didalamnya yaitu
perkembangan kepribadian yang berujung pada kebutuhan akan
keintiman. Menurut Erickson, tahap keenam perkembangan
psikososial dalam teorinya yaitu intimacy versus isolation.
Apabila dewasa awal tidak dapat menjalin komitmen pribadi
dengan orang lain, maka akan beresiko menjadi terpaku pada
diri sendiri (self-ansorbed) (Papalia, Olds & Feldman, 2009).
Hubungan yang intim dianggap sebagai tugas penting
dalam masa dewasa awal. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan
untuk membentuk hubungan yang kuat, stabil, dekat dan penuh
perhatian sebagai motivator penting dalam tingkah laku
manusia. Unsur penting dalam keintiman ini adalah
pengungkapan diri, yaitu membuka informasi terhadap diri
sendiri kepada orang lain (Collins & Miller dalam Papalia, Olds
& Feldman, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
D. Hakikat Manajemen Konflik dalam Berpacaran pada Dewasa
Awal
Hubungan intim atau berpacaran dalam masa dewasa awal
menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi inidividu. Akan tetapi,
apabila individu tidak dapat untuk berkomitmen secara pribadi dengan
orang lain, maka individu akan terisolasi dan terpaku hanya pada diri
sendiri. Hal ini, membutuhkan keterampilan yang seharusnya sudah
ada ketika individu menjalani hubungan berpacaran bersama orang
lain, seperti kepekaan, empati, kemampuan mengkomunikasikan
emosi, serta menyelesaikan konflik yang terjadi dalam hubungan
berpacaran tersebut. Oleh karena itu, manajemen konflik dalam
hubungan berpacaran sangat memiliki peran penting, sehingga
individu dapat menentukan atau memutuskan arah dari hubungan yang
mereka jalani.
Adanya Manajemen konflik dalam berpacaran menjadi berguna
untuk mengelola konflik yang terjadi pada suatu hubungan
berpacaran, khususnya pada dewasa awal. Contohnya: pada zaman
sekarang, banyak mahasiswa dewasa awal yang menjalani suatu
hubungan berpacaran. Konflik yang sering timbul dalam hubungan
berpacaran biasanya seperti: perbedaan pendapat antar pasangan,
ketidakstabilan emosional yang mengakibatkan pengambilan
keputusan yang terlalu terburu-buru, serta kurangnya kepekaan akan
kebutuhan masing-masing pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Konflik yang terjadi tersebut terkadang memicu suatu tekanan
dalam suatu hubungan yang pada akhirnya tidak terselesaikan dengan
baik, dikarenakan salah satu menghindar akan konflik yang sedang
terjadi. Maka dari itu, manajemen konflik sangat dibutuhkan dalam
suatu hubungan berpacaran. Hal ini berguna untuk mencegah hal-hal
yang tidak diinginkan, misalnya saja melarikan diri dari suatu
masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan jenis penelitian, subyek penelitian, metode
pengumpulan data, validitas dan reliabilitas kuesioner, dan teknik analisis
prosedur pengumpulan data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskripsi
kuantitatif yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti populasi dan sampel tertentu. Penelitian
deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu
gejala pada saat penelitian itu dilakukan. Penelitian deskriptif
dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu
fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan
sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang
diteliti. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh
informasi mengenai manajemen konflik dalam berpacaran mahasiswa
program Studi Bimbingan dan Konseling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014,
2015, dan 2016 yang berpacaran. Jumlah subyek penelitian terdapat
dalam Tabel 3.1
Tabel 3. 1 Jumlah Subyek Penelitian
Subyek Jumlah
Mahasiswa 60
Peneliti menggunakan subyek sebanyak 60 orang dikarenakan
keterbatasan subyek yang berpacaran pada mahasiswa angkatan 2014,
2015, dan 2016 prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma. Peneliti mengambil subyek penelitian menggunakan metode
sampling purposive. Sampling purposive adalah metode pengambilan
sampel dengan cara melakukan pertimbangan yang dilakukan oleh
peneliti saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki ada
dalam subyek sampel yang diambil (Nasution, 2003). Mahasiswa yang
menjadi subyek penelitian adalah mahasiswa yang memiliki pacar
atau sedang dalam hubungan berpacaran. Oleh karena itu, peneliti
hanya mengambil atau memakai subyek yang memiliki kriteria yang
sesuai dengan kebutuhan penelitian, yaitu memiliki hubungan
berpacaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Metode penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010). Kuesioner sering
disebut sebagai angket dimana dalam kuesioner tersebut terdapat
beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah
penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke
responden untuk memperoleh informasi di lapangan. Pada penyusunan
angket, peneliti membuat kisi-kisi yang dapat dilihat pada tabel 3.2,
dan item dari instrumen terdapat pada lampiran 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrumen Manajemen Konflik dalam Berpacaran
Aspek Indikator No Item Jumla
h Positif Negatif
Menyerang dan
Lepas Kontrol
1. Agresif 1,15 25,35 4
2. Memaksakan Kehendak 45,27 50,37 4
3. Melawan 47,7 17,20 4
Menarik Diri 1. Menghindari Konflik 2,22 12,32 4
2. Menampilkan diri untuk
mempertahankan diri
42,38 48,28 4
Menyerah dan
Tidak Membela
Diri
1. Menyerahkan masalah
pada orang lain 8,3 18,13 4
2. Putus asa 23,43,21 33,11,41 6
Kompromi
1. Mengurangi tuntutan 5,30 10,40 4
2. Merasakan dan
memahami keadaan pihak
lainnya.
49,19,4 39,29,14 6
Negosiasi
1. Keputusan yang
disepakati 6,46 16,31 4
2. Tindakan yang akan
dilakukan dimasa
mendatang
26,44,24 9,36,34, 6
Jumlah 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Instrumen yang disusun dimasukkan dalam empat alternatif
jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS),
Sangat Tidak Sesuai (STS). Menurut Hadi (dalam Sumanto, 1990)
modifikasi lima alternatif jawaban pada skala Likert menjadi empat
alternatif jawaban dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan
yang dikandung oleh skala lima tingkat. Skala lima tingkat
mengandung kategori netral yang memiliki arti ganda. Arti netral bisa
berarti belum dapat memutuskan atau ragu-ragu. Terjadinya jawaban
tengah juga menimbulkan kecenderungan jawaban netral (central
tendency effect) terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas
kecenderungan jawaban. Subyek diminta memilih satu dari empat
alternatif jawaban yang disediakan pada setiap pernyataan, dengan
memberikan tanda centang (√) pada kolom altermatif jawaban. Norma
skoring inventori manajemen konflik dalam berpacaran terdapat
dalam tabel 3.3.
Tabel 3. 3 Norma Skoring Inventori Manajemen Konflik dalam
Berpacaran
Alternatif Jawaban Skor Favourable Skor Unfavourable
Sangat Sesuai 4 1
Sesuai 3 2
Tidak Sesuai 2 3
Sangat Tidak Sesuai 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
1. Validitas Kuesioner
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya di ukur (Sugiyono, 2010). Gay (dalam Sukardi,
2003) mengungkapkan bahwa suatu instrumen dikatakan valid
jika instrument yang digunakan dapat mengukur apa yang
hendak diukur.
Pengujian validitas ini menggunakan pengujian validitas
isi (content validity). Validitas ini tidak dapat dinyatakan dengan
angka, namun pengesahannya perlu melalui tahap pengujian
terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan penilaian yang
kompeten (expert judgement) (Azwar, 2009). Instrumen yang
berbentuk teks, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan
yang telah ditetapkan. Teknis pengujian validitas isi dibantu
dengan menggunakan teknik pearson product moment.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Keterangan:
r xy = Koefisien korelasi antara x dan y
N = Jumlah
X = Skor item tertentu yang diuji validitasnya
Y = Skor total sub aspek yang memuat item yang diuji
validitasnya
Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah
jika r = 0,30. Bila korelasi di bawah 0,30 maka dapat
disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid,
sehingga harus diperbaiki atau dibuang (Arikunto, 2010).
Teknis pengujian validitas isi dibantu dengan
menggunakan kisi-kisi instrumen atau matriks pengembangan
instrumen. Pada kisi-kisi itu terdapat veriabel yang diteliti,
indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pernyataan
yang telah dijabar dari indikator. Berpedoman pada kisi-kisi
instrumen itu maka pengujian validitas rasional by expert
judgement dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. Uji
validitas terdapat dalam tabel 3.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel 3. 4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Kuesioner Manajemen Konflik dalam
Berpacaran
Aspek Indikator No Item
Positif Negatif
Menyerang dan
Lepas Kontrol
1. Agresif 1, 15 25, 35*
1. Memaksakan Kehendak 45, 27 50*, 37
2. Melawan 47, 7 17, 20
Menarik Diri
1. Menghindari Konflik 2, 22 12, 32
2.Menampilkan diri untuk
mempertahankan diri 42, 38*
48, 28
Menyerah dan
Tidak Membela
Diri
1. Menyerahkan masalah pada
orang lain 8,3 18,13
2. Putus asa 23, 43*, 21 33, 11, 41
Kompromi
1.Mengurangi tuntutan 5, 30 10, 40
2. Merasakan dan memahami
keadaan pihak lainnya. 49, 19, 4 39*, 29, 14*
Negosiasi
1. Keputusan yang disepakati 6, 46 16, 31
2. Tindakan yang akan
dilakukan dimasa
mendatang
26, 44, 24 9, 36*, 34*
Jumlah 25 25
Jumlah Item Valid 42
Jumlah Item Gugur 8
Jumlah Item 50
( * merupakan item yang gugur )
Berdasarkan tabel, dikatakan bahwa item yang valid
berjumlah 42 dan item yang tidak valid berjumlah 8. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
perhitungan dapat dilihat pada lampiran 2 dan hasil uji validitas
dapat dilihat pada lampiran 3.
2. Reliabilitas Kuesioner
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan
menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010). Penelitian ini
menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach (α) menguji
reliabilitas. Perhitungan koefisien Alpha Cronbach dilakukan
dengan menggunakan program SPSS for windows versi 16.0.
Rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) adalah sebagai
berikut:
α = 2[1- 2S
2S + 2S
x
ix
]
Keterangan rumus :
S12 dan S2
2 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
Sx2 : varians skor skala
Hasil pengumpulan data yang telah dilakukan dan dihitung
dengan menggunakan program SPSS for windows versi 16.0.
Koefisien reliabilitas seluruh instrumen dengan perhitungan
Alpha Cronbach (α) terdapat dalam tabel 3.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 3. 5 Realibitas
Cronbach's Alpha N of Items
.926 42
Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan
dengan kriteria Guilford (Masidjo, 1995) terdapat dalam tabel
3.6.
Tabel 3. 6 Kriteria Guilford
No Koefisien Korelasi Kualifikasi
1 0,91 – 1,00 Sangat tinggi
2 0,71 – 0,90 Tinggi
3 0,41 – 0,70 Cukup
4 0,21 – 0,40 Rendah
5 Negatif – 0,20 Sangat Rendah
Hasil analisis data kuesioner manajemen konflik dalam
berpacaran pada tanggal 29 November 2016 dengan jumlah
subyek (N) mahasiswa, diperoleh perhitungan koefisien
realibilitas Alpha Cronbach sebesar 0.926. Berdasarkan
peninjauan terhadap hasil perhitungan koefisien realibilitas pada
kriteria Guilford hasil analisis data uji coba termasuk dalam
kategori sangat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
E. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2011) mengatakan bahwa analisis data merupakan
kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Berikut langkah-
langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini:
1. Penentuan skoring item kuesioner
Penentuan dilakukan dengan cara memberikan skor
dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang
berlaku dengan melihat sifat pernyataan favorable atau
unfavorable. Selanjutnya memasukkannya ke dalam
tabulasi data dan menghitung total jumlah skor serta
jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis
validitas dan reliabilitas data secara statistik menggunakan
program aplikasi SPSS.
2. Menentukan Kategorisasi
Membuat kategorisasi manajemen konflik dalam
berpacaran subyek penelitian secara umum berdasarkan
distribusi normal skor manajemen konflik dalam
berpacaran yang mengelompokkan tingkat manajemen
konflik dalam berpacaran mahasiswa bimbingan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
konseling dalam lima kategori, yakni rendah, kurang,
sedang, cukup dan tinggi. Kategorisasi ini menurut Stoltz
(2000), dimana penggunaan kategorisasi ini berdasarkan
50 item inti yang dianalisis.
Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan
individu kedalam kelompok-kelompok yang terpisah
secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan
atribut yang diukur (Azwar, 2009). Kontinum jenjang
pada penelitian ini adalah dari sangat rendah sampai
dengan sangat tinggi.
Norma kategorisasi disusun berdasar pada norma
kategorisasi yang disusun oleh Azwar (2009). Manajemen
konflik dalam berpacaran terdiri atas lima kategori: sangat
rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi dengan
norma kategorisasi yang disajikan dalam tabel 3.7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 3. 7 Norma Kategorisasi
Norma/Kriteria Skor Kategori
+ 1,5 X Sangat tinggi
+ 0,5 X + 1,5 Tinggi
- 0,5 X + 0,5 Sedang
- 1,5 X - 0,5 Rendah
X - 1,5 Sangat Rendah
Keterangan:
Skor maksimum teoritik :
Skor tertinggi yang diperoleh subyek penelitian berdasarkan
perhitungan skala.
Skor minimum teoritik :
Skor tertinggi yang diperoleh subyek penelitian berdasarkan
perhitungan skala.
Standar deviasi (/sd) :
Luas jarak rentangan yang dibagi dalam satuan deviasi sebaran.
(mean teoritik) :
Rata-rata teoritis skor maksimum dan minimum.
Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam
pengelompokan baik tidaknya manajemen konflik dalam berpacaran
mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Capaian skor subyek dengan jumlah item 42 diperoleh
perhitungan sebagai berikut:
Skor maksimum teoritik : 4 x 42 = 168
Skor minimum teoritik : 1 x 42 = 42
Luas jarak : 168-42 = 126
Standar deviasi (/sd) : 126:6 = 21
(mean teoritik) : (168+42):2 = 105
Berdasarkan norma yang ditetapkan pengelompokan baik
tidaknya Manajemen konflik dalam Berpacaran Mahasiswa Program
Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dengan
jumlah subyek 60 mahasiswa, diperoleh unsur perhitungan sebagai
berikut:
Skor maksimum teoritik : 4 x 60 = 240
Skor minimum teoritik : 1 x 60 = 60
Luas jarak : 240-60 = 180
Standar deviasi (/sd) : 180:6 = 30
(mean teoritik) : (240+60):2 = 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini bersisi uraian hasil penelitian mengenai Manajemen Konflik dalam
Berpacaran Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling.
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh 60
mahasiswa disetiap angkatan program studi bimbingan dan konseling.
Berikut paparan deskripsi hasil kuesioner terhadap manajemen konflik dalam
berpacaran :
1. Manajemen Konflik dalam Berpacaran Mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling
Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan melalui
kuesioner manajemen konflik dalam berpacaran, dan dianalisis dengan
teknik deskriptif, gambaran manajemen konflik dalam berpacaran
mahasiswa program studi bimbingan dan konseling dipaparkan pada
tabel 4.1 dan grafik 4.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 4. 1 Kategorisasi Manajemen Konflik dalam Berpacaran Mahasiswa
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Norma/Kriteria Skor Rentang
Skor Kategori f
persentas
e
+ 1,5 X 136,5 Sangat tinggi 0 0
+ 0,5 X + 1,5 116,5-
136,5
Tinggi 6 10%
- 0,5 X + 0,5 95,5-115,5 Sedang 33 55 %
- 1,5 X - 0,5 74,5-94,5 Rendah 21 35 %
X - 1,5 73,5 Sangat
Rendah 0 0 %
Komposisi dan sebaran subjek berdasarkan Manajemen Konflik
dalam Berpacaran Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
ditampilkan pada grafik berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Grafik 4.2
Gambar 4. 1 Kategorisasi Manajemen Konflik dalam Berpacaran Mahasiswa
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan:
a. Terdapat 0 mahasiswa (%), yang memiliki manajemen konflik dalam
berpacaran sangat baik.
b. Terdapat 6 mahasiswa (10%), yang memiliki manajemen konflik dalam
berpacaran yang baik.
c. Terdapat 33 mahasiswa (55%), yang memiliki manajemen konflik
dalam berpacaran yang cukup baik.
d. Terdapat 21 mahasiswa (35%), yang memiliki manajemen konflik
dalam berpacaran kurang baik.
e. Terdapat 0 mahasiswa (0%), yang memiliki manajemen konflik dalam
berpacaran yang sangat kurang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Jadi, mahasiswa yang memiliki manajemen konflik dalam
berpacaran dalam kategori sangat baik 0%, kategori baik 10%, kategori
cukup baik 55%, kategori kurang baik 35%, dan kategori sangat kurang
baik 0%.
2. Hasil Analisis Capaian Skor Item Manajemen Konflik dalam
Berpacaran Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Berdasarkan hasil perhitungan dengan penghapusan item yang gugur
atau tidak valid maka, analisis skor item manajemen konflik dalam
berpacaran diperoleh hasil yang disajikan dalam tabel 4.3 dan grafik 4.4.
Tabel 4. 2 Hasil Analisis Skor Manajemen Konflik dalam Berpacaran Mahasiswa
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Norma/Kriteria Skor Rentang
Skor Kategori F Prosentase
+ 1,5 X 196 Sangat Tinggi 0 0%
+ 0,5 X + 1,5 166-195 Tinggi 4 9,52%
- 0,5 X + 0,5 136-165 Sedang 30 71,43%
- 1,5 X - 0,5 106- 135 Rendah 8 19,05%
X - 1,5 105 Sangat
Rendah 0 0 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Kategorisasi item manajemen konflik dalam berpacaran mahasiswa
program studi bimbingan dan konseling ditampilkan pada grafik berikut
ini:
Grafik 4.4
Gambar 4. 2 Hasil Analisis Skor Manajemen Konflik dalam Berpacaran
Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan:
a. Terdapat 0 item (0%), yang memiliki manajemen konflik dalam
berpacaran yang sangat baik.
b. Terdapat 4 item (9,52%), yang memiliki manajemen konflik dalam
berpacaran yang baik.
c. Terdapat 30 item (71,43%), yang memiliki manajemen konflik dalam
berpacaran yang cukup baik.
d. Terdapat 8 item (19,05%), yang memiliki manajemen konflik dalam
berpacaran kurang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
e. Terdapat 0 item (0%), yang memiliki manajemen konflik dalam
berpacaran sangat kurang baik.
Berdasarkan pemaparan di atas sebagian mahasiswa Bimbingan
dan Konseling, Sanata Dharma memiliki manajemen konflik dalam
berpacaran dalam kategori sangat baik 0%, kategori baik 9,52%, kategori
cukup baik 71,43%, kategori kurang baik 19,05%, dan kategori sangat
kurang baik 0%.
Item yang teridentifikasi dalam kategori sangat kurang baik,
digunakan menjadi dasar untuk merumuskan upaya meningkatkan
manajemen konflik dalam berpacaran pada mahasiswa. Alasannya, agar
manajemen konflik dalam berpacaran pada mahasiswa memperoleh hasil
seoptimal mungkin. Item-item yang dikategorikan sangat kurang baik
dipaparkan pada tabel 4.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 4. 3 Item-item Kuesioner yang Tergolong dalam Kategori Rendah
No Aspek Indikator Pernyataan
1. Menyerang
dan Lepas
Kontrol
Agresif Saya mencoba memeluk
pacar, agar dapat meredam
emosinya.
Memaksakan
Kehendak
Saya lebih baik diam saja
ketika saya dan pacar sedang
bertengkar
2. Menarik diri Menampilkan diri
untuk
mempertahankan
diri
Saya membiarkan pacar
memaki dan meyalakan saya
ketika kami bertengkar
3. Menyerah dan
tidak
membela diri
Putus asa Saya menyalahkan diri saya
ketika kita bertengkar.
4. Kompromi
Merasakan dan
memahami keadaan
pihak lainya
Saya tidak suka
menghabiskan banyak waktu
dengan pacar.
Saya mampu untuk
menyelesaikan masalah tanpa
harus dengan pacar.
5. Negosiasi
Tindakan yang
dilakukan dimasa
mendatang
Saya mampu membagi waktu
antara pacar dengan teman.
Saya acuh mengenai
pembicaraan orang lain
mengenai pacar saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Deskripsi Manajemen konflik dalam berpacaran mahasiswa
program studi bimbingan dan konseling
Berdasarkan paparan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
manajemen konflik dalam berpacaran pada mahasiswa prodi BK sudah
baik, hal tersebut sebenarnya sudah dapat dilihat dari komunikasi dan
waktu bertemu yang dilakukan oleh pasangan yang berada di sekitaran
lingkungan kampus. Melihat hal tersebut mengindikasikan bahwa
pasangan sudah mampu atau memiliki manajemen konflik dalam
berpacaran yang sudah baik.
Menjalin sebuah hubungan, harus memiliki sebuah manajemen
yang baik antar pasangan agar tidak terjadi sebuah konflik dalam sebuah
hubungan. Hal utama dalam menjalin hubungan berpacaran dalam
mengatasi sebuah konflik berpacaran harus ada manajemen berpacaran
yang baik dari pasangannya, manajemen yang baik meliputi keterbukaan,
komunikasi langsung atau tidak langsung. Oleh sebab itu, diharapkan
manajemen konflik dalam berpacaran khususnya mahasiswa program
studi bimbingan dan konseling sudah menuju ke tingkat yang lebih baik
lagi.
Menurut Chandra (dalam Hendry, 2015) bahwa manajemen konflik
dapat dilakukan dengan cara pengungkapan konflik dalam sebuah
komunikasi. Komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan cara lisan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
tertulis ataupun dengan gerakan. Selain komunikasi, konflik dapat
diselesaikan dengan membuat kerangka pemahaman mengenai
kebutuhan masing-masing individu.
Memiliki sebuah manajemen konflik yang baik dalam menjalin
sebuah hubungan, maka dibutuhkan sebuah komunikasi yang baik juga
antar pasangan. Pasangan diharapkan mampu memanajemen konflik
berpacaran lebih optimal lagi (dewasa) dalam menyikapi sebuah
permasalahan yang di alaminya dalam sebuah hubungan.
Menurut Karsner (2001) ada empat komponen penting dalam
menjalin hubungan pacaran. Kehadiran komponen-komponen tesebut
dalam hubungan akan mempengaruhi kualitas dan kelanggengan
hubungan pacaran yang dijalani. Adapun komponen-komponen pacaran
tersebut, antara lain:
e. Saling Percaya (Trust each other)
Kepercayaan dalam suatu hubungan akan menentukan apakah
suatu hubungan akan berlanjut atau akan dihentikan.
Kepercayaan ini meliputi pemikiran-pemikiran kognitif
individu tentang apa yang sedang dilakukan oleh pasangannya.
f. Komunikasi (Communicate your self)
Komunikasi merupakan dasar dari terbinanya suatu hubungan
yang baik (Supraktik dalam Hakim, 2015). Feldman (dalam
Hakim, 2015) menyatakan bahwa komunikasi merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
situasi dimana seseorang bertukar informasi tentang dirinya
terhadap rang lain.
g. Keintiman (Keep the romance alive)
Keintiman merupakan perasaan dekat terhadap pasangan
(Feldman dalam Hakim, 2015). Keintiman tidak hanya terbatas
pada kedekatan fisik saja. Adanya kedekatan secara emosional
dan rasa kepemilikan terhadap pasangan juga merupakan
bagian dari keintiman. Oleh karena itu, pacaran jarak jauh juga
tetap memiliki keintiman, yakni dengan adanya kedekatan
emosional melalui kata-kata mesra dan perhatian yang
diberikan melalui sms, surat atau email.
h. Meningkatkan komitmen (Increase Commitment)
Menurut Kelly (dalam Stenberg, 1988) komitmen lebih
merupakan tahapan dimana seseorang menjadi terikat dengan
sesuatu atau seseorang dan terus bersamanya hingga
hubungannya berakhir. Individu yang sedang pacaran, tidak
dapat melakukan hubungan spesial dengan pria atau wanita lain
selama ia masih terikat hubungan pacaran dengan seseorang.
Berdasarkan teori Menurut Karsner (2001), dapat dikatakan bahwa
penelitian ini kurang baik. Hal ini dikarenakan keempat komponen yang
telah dipaparkan oleh Karsner (2001) belum terlaksana dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2. Berdasarkan analisis butir kemampuan manajemen konflik yang
teridentifikasi rendah
Tugas perkembangan seseorang pasti memiliki kepribadian atau
karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga tidak menutup kemungkinan
bahwa seseorang satu dengan yang lainnya memiliki sebuah pemikiran
yang berbeda-beda. Hal ini juga berpengaruh terhadap permasalahan
dalam sebuah hubungan dengan orang lain khususnya dalam manajemen
konflik dalam berpacaran. Pada penelitian ini, pasangan yang memiliki
kategori kurang baik adalah yang memiliki ego yang tinggi antara
pasangan satu dengan yang lainnya, agresif, memaksakan kehendak, tidak
terbuka dengan pasangannya, tidak memiliki sebuah komunikasi yang
baik dengan pasangannya. Hal ini menyebabkan pasangan tersebut tidak
dapat memiliki manajemen yang baik dalam memahami sebuah konflik
yang terjadi dalam sebuah hubungan (berpacaran).
Dari hasil penelitian di atas terdapat 8 item (19,05%) yang
memiliki manajemen konflik dalam berpacaran rendah. Usulan topik
manajemen konflik dalam berpacaran yang baik antara lain, yang pertama
saya mencoba memeluk pacar, agar dapat meredam emosinya. Pertanyaan
tersebut agar pasangan dapat memiliki manajemen yang baik dalam hal
mengelola emosi. Kedua dalam hal mandiri dalam mengambil sebuah
keputusan. Pernyataan tersebut setiap pasangan harus dapat menyikapi
sebuah permasalahan dengan lebih dewasa lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Ketiga, mengelola pikiran dan perasaan. Pasangan diharapkan
mampu menggunakan akal dan perasaan dalam menyelesaikan sebuah
permasalahan yang terjadi. Keempat, kesadaran diri. Pasangan agar
memiliki manajemen yang baik baik harus mampu mengakui sebuah
kesalahan yang diperbuat dan mau meminta maaf. Kelima, mampu
berempati. Pasangan diharapkan bisa merasakan dan memahami keadaan
pihak lainnya. Keenam, berfikir positif, pasangan diharapkan memiliki
kepercayaan yang tinggi terhadap pasangannya. Ketujuh, manajemen
waktu. pasangan diharapkan mampu membagi waktu dengan kegiatan
yang lainnya.
Kedelapan adalah konsep diri. Pasangan diharapkan memiliki
sebuah tujuan yang jelas dalam hubungannya. Hal ini dikarenakan dalam
menjalin sebuah hubungan yang paling utama adalah seorang pasangan
harus memiliki sebuah komitmen awal (manajemen) yang baik. Hal
tersebut bertujuan agar sebuah hubungan berjalan dengan baik. Dengan
demikian, pasangan yang memiliki sebuah manajemen yang kurang baik
tidak akan optimal dalam menjalin sebuah hubngan dengan baik.
Hasil penelitian yang menunjukkan kategorisasi sedang terdapat 30
item (71,43%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang
cukup baik. Dari hasil penelitian diatas manajemen konflik dalam
berpacaran sudah cukup baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil
diatas setiap pasangan sudah mampu memanejemen sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
hubungannya. Dengan demikian, pasangan tersebut sudah mampu untuk
mengatasi masalah yang akan terjadi di dalam sebuah hubungan.
Hasil Manajemen konflik dalam berpacaran yang baik pada
pasangan prodi BK terdapat 4 item (9,52%). Hal tersebut menunjukkan
bahwa pasangan tersebut sudah memiliki manajemen yang baik dalam
hubungannya. Dengan demikian, pasangan satu dengan yang lain sudah
memiliki sebuah komitmen yang mengarah kesebuah hubungan yang
lebih matang lagi. Hal ini mengartikan bahwa pasangan tersebut sudah
mampu mereda konflik yang bakalan terjadi di dalam sebuah hubungan
yang sedang di jalani.
Hasil penelitian ini didukung dengan teori yang mengatakan bahwa
pada masa dewasa awal, individu mengalami emosi yang kuat secara
kognitif (Wulfert, Block, Santa Ana, Rodriguez, & Colsman dalam
Chien-Wen Lai, 2010). Akibatnya, dewasa awal akan cenderung untuk
melakukan hal secara sembarangan dan melakukan segala tindakan
berdasarkan dengan respon emosional yang dimilikinya (Wulfert, Block,
Santa Ana, Rodriguez, & Colsman dalam Chien-Wen Lai, 2010; Gunarsa,
2003).
Pernyataan tersebut sesuai dengan teori di atas bahwa, setiap orang
memiliki sebuah emosi yang berbeda-beda. Dengan demikian, apabila
pasangan tidak bisa menyikapi dengan baik maka manajemen konflik
dalam berpacaran juga tidak optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3. Usulan Topik-topik Bimbingan Manajemen Konflik Dalam Berpacaran
Berdasarkan perhitungan uji item, maka item-item yang termasuk
dalam kategori kurang baik dijadikan landasan dalam membuat usulan
program bimbingan pada Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma. Usulan program bimbingan, tertuang dalam
konsep program bimbingan yang dapat dilihat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 4. 4 Usulan Topik Manajemen Konflik dalam Berpacaran
No Aspek Indikator Pernyataan Topik Metode
1. Menyerang dan
Lepas Kontrol
Agresif Saya mencoba
memeluk pacar, agar
dapat meredam
emosinya.
Mengelola
Emosi
Weekend dengan dosen pendamping
akademik,
Memaksakan
Kehendak
Saya lebih baik diam
saja ketika saya dan
pacar sedang
bertengkar
Mandiri dalam
Mengambil
Keputusan
Dinamika kelompok dengan
menggunakan game
2. Menarik diri Menampilkan diri
untuk
mempertahankan
diri
Saya membiarkan
pacar memaki dan
meyalakan saya
ketika kami
bertengkar
Mengelola
Pikiran dan
Perasaan
Dialog prodi dengan dosen
pendamping
3. Menyerah dan tidak
membela diri
Putus asa Saya menyalahkan
diri saya ketika kita
bertengkar.
Kesadaran Diri Dinamika kelompok, dengan membuat
simbol diri sendiri kemudian
menceritakannya
4. Kompromi
Merasakan dan
memahami
keadaan pihak
lainya
Saya tidak suka
menghabiskan
banyak waktu dengan
pacar.
Mampu
Berempati
Sunday Morning dengan dosen
pendamping (kegiatan diluar kampus)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Saya mampu untuk
menyelesaikan
masalah tanpa harus
dengan pacar.
Berfikir positif Dinamika kelompok, menggunakan
game banana/ gedang
5. Negosiasi
Tindakan yang
dilakukan dimasa
mendatang
Saya mampu
membagi waktu
antara pacar dengan
teman.
Manajemen
Waktu
Weekend dengan dosen pendamping
Saya acuh mengenai
pembicaraan orang
lain mengenai pacar
saya.
Konsep diri Dinamika kelompok dengan
menggunakan buah-buahan yang
diartikan sebagai dirnya
Berdasarkan paparan tersebut ada berbagai macam topik bimbingan yang dapat di gunakan memberikan bimbingan
baik bimbingan kelompok maupun bimbingan klasikal. Adapun topik bimbingan tersebut antara lain mengelola emosi,
mandiri dalam mengambil keputusan, kelebihan dan kekurangan, kesadaran diri, mampu berempati, dan manajemen waktu.
Jadi dengan demikian banyak topik-topik bimbingan yang dapat diterapkan sebagai acuan dalam menyelesaikan konflik yang
ada pada hubungan pacaran pada umumnya, serta pacaran yang sehat khususnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini bersisi uraian kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan memuat
proses dan hasil penelitian, sedangkan bagian saran diberikan sesuai dengan
hasil penelitian yang ditunjukan dengan pihak terkait.
A. Simpulan
Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian
adalah:
1. Hasil penelitian yaitu, secara deskriptif Manajemen Konflik dalam Berpacaran
Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling sudah baik. Hal ini
tampak dari hasil perolehan kategori yang menunjukkan bahwa mahasiswa
yang mempunyai manajemen konflik dengan kategori sedang sudah baik,
namun ada beberapa mahasiswa yang manajemen konfliknya rendah.
2. Hasil analisis butir instrumen manajemen konflik dalam berpacaran diperoleh
delapan item dengan skor berada pada kategori rendah. Delapan item tersebut
digunakan sebagai dasar penyusunan topik. Adapun topik tersebut adalah
sebagai berikut Mengelola emosi Mandiri dalam mengambil keputusan,
Mengelola pikiran dan perasaan, Kelebihan dan Kekurangan Kesadaran Diri,
Mampu Berempati, Manajemen Waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Item yang diperoleh berdasarkan kategori yang rendah tersebut akan
dijadikan topil bimbingan untuk mahasiswa supaya dapat membantu dalam
meningkatkan manajemen konflik dalam berpacaran.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang kiranya dapat menjadi
masukan bagi penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Item pada skala yang digunakan belum cukup untuk mewakili
seluruh indikator dalam penelitian ini
2. Pada variabel manajemen konflik, item kurang baik dan kurang
maksimal, sehingga terdapat beberapa item yang gugur.
C. Saran
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini, adalah:
1. Bagi program studi Bimbingan dan Konseling, diharapkan program studi
mampu menjadi wadah mendapatkan ilmu mengenai manajemen konflik yang
baik dan juga memberikan pengarahan yang tepat bagi mahasiswa, sehingga
para mahasiswa memiliki dasar managemen konflik yang baik, yang mampu
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
2. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan agar lebih memperhatikan item pada
penelitian, sehingga mampu untuk mewakili setiap indikator yang dipakai
dalam penelitian ini dan juga tidak menyebabkan banyak item yang gugur,
diharapkan pula agar penyebaran skala dapat diperluas, sehingga lebih
mendapatkan hasil yang diharapkan dan mewakili permasalahan yang dicari
dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3. Bagi mahasiswa, diharapkan dengan penelitian ini memberikan pengetahuan
mengenai manajemen konflik dalam berpacaran, sehingga mahasiswa mampu
untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Daftar Pustaka
Alwi, Hasan. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Anoraga, P. (2006) Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta :
Rineka Cipta
Azwar. (2000). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bowman, H.A & Spanier, G.B.(1978). Modern Marriage (8th ed). New York: McGraw Hill Co.
DeGenova, M. K. & Rice, F. P. (2005). Intimate Relationship, Marriages, and Families. New
York: McGraw-Hill.
Feldman, L. H. (1996). Jew and Gentile in the ancient world: attitudes and interactions from
Alexander to Justinian. Princeton University Press.
Gunarsa, Singgih, D. (2003). Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.
Hakim, N.S. (2015) Komunikasi yang Berkualitas Orangtua pada Anak dalam Mengajarkan
Pengelolaan Konflik. Journal of Management Communication Conflict
Hendry. B. (2015). Jurnal Magister Ilmu Politik Universitas Hassanudin. 1
Http://www.psychoshare.com/file-119/psikologi-dewasa/perkembangan-dewasa-awal.html
Hurlock,E.B. (1993). Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan
(edisi kelima). Jakarta: Erlangga.
Karsner. (2001). Belief about partners personal qualities that facilitate intimacy. Journal of
marriage & the family. 7, 35-36.
Lai, C. W. (2010). How financial attitudes and practices influence the impulsive buying behavior
of college and university students. Social Behavior and Personality: an international
journal, 38(3), 373-380. Lai, C. W. (2010). How financial attitudes and practices
influence the impulsive buying behavior of college and university students. Social
Behavior and Personality: an international journal, 38(3), 373-380.
Machali, R. (2000). Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Mardianto, A. dkk. (2000). Penggunaan Manajemen Konflik Ditinjau Dari Status
Keikutsertaan Dalam Mengikuti Kegiatan Pencinta Alam Di Universitas Gajah
Mada. Jurnal Psikologi. 2
Masidjo. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar siswa di Sekolah. Yogyakarta : Kanisius.
Monks, F. J. Knoers, dan Haditono, SR (2001). Psikologi Perkembangan.
Muspai. M. (2004). Jurnal Manajemen Konflik. Upaya Penyelesaian konflik dalam Organisasi.
41-46.
Nasution. (2003). Metode Research, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Pappalia. (2008). Human Development Eds 10. Jakarta : Salemba Humanika.
Papalia, Olds & Feldman. (2009). Human Development. Jakarta: Salemba Humanika.
Santrock. (2002). Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Santrock. (2012). Life-span Development. 13 th Edition. University of Texas, Dallas : Mc Graw-
Hill
Shumway, B. (2004). The effect of distance on intimacy,passion dan commitment in romantic
relationship in college students. Saint anselm college.
Spanier, G. B., & Bowman, H. A. (1978). Modern marriage.
Sternberg, R. J. & Barnes, M. L. (1988). The psychology of love. New Haven & London: Yale
University Press.
Stoltz. (2000). Adversity Quotient Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Grasindo: Jakarta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Sumanto, M.A. (1995). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset.
Supratiknya, A. (1995). Tinjauan Psikologi Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Kanisius
(Anggota IKAPI).
Thontowi. N. S. (2015). Manajemen Konflik. Journal Of Management Conflict. 34-38
Trifiani. R.N & Margaretha. (2012). Pengaruh Gaya Kelekatan Romantis Dewasa (Adult
Romantic Attack Style) terhadap Kecenderungan untuk Melakukan Kekerasan dalam
Bepacaran. 74-83.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Utami, A.F dan Sumaryono. (2008). Pembelian Impulsif Ditinjau dari Kontrol Diri dan Jenis
Kelamin pada Remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi. 1 (3), 46-57
Watson,M.E.(2004). Effect of Communication on College student satisfaction in long distance
and proximal relationship. Dapartement of Psychology Loyola University
Winardi. (1994). Manajemen Konflik (Konflik Perubahan Dan Pengembangan). Bandung.
Penerbit: CV. Mandarmaju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 1Kisi-kisi Instrumen Manajemen Konflik dalam Berpacaran
Aspek Indikator No Item
Jumlah Positif Negatif
Menyerang
dan Lepas
Kontrol
4. Agresif 1,15 25 3
5. Memaksakan Kehendak 45,27 50,37 4
6. Melawan 47,7 17,20 4
Menarik Diri 3. Menghindari Konflik 2,22 12,32 4
2. Menampilkan diri untuk
mempertahankan diri 42 48,28 3
Menyerah dan
Tidak
Membela Diri
1. Menyerahkan masalah pada
orang lain 8,3 18,13 4
4. Putus asa
23,21 33,11,41 5
Kompromi
3. Mengurangi tuntutan 5,30 10,40 4
4. Merasakan dan memahami
keadaan pihak lainnya. 49,19,4 29 4
Negosiasi
3. Keputusan yang disepakati 6,46 16,31 4
4. Tindakan yang akan dilakukan
dimasa mendatang 26,44,24 9 4
Jumlah 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Lampiran 2 1Kisi-kisi Instrumen Manajemen Konflik Valid dan Gugur
Aspek Indikator No Item
Positif Negatif
Menyerang dan Lepas
Kontrol 1. Agresif 1, 15 25, 35*
3. Memaksakan Kehendak 45, 27 50*, 37
4. Melawan 47, 7 17, 20
Menarik Diri 1. Menghindari Konflik 2, 22 12, 32
2.Menampilkan diri untuk
mempertahankan diri 42, 38*
48, 28
Menyerah dan Tidak
Membela Diri
1. Menyerahkan masalah pada
orang lain 8,3 18,13
2. Putus asa 23, 43*, 21 33, 11, 41
Kompromi
1.Mengurangi tuntutan 5, 30 10, 40
2. Merasakan dan memahami
keadaan pihak lainnya. 49, 19, 4 39*, 29, 14*
Negosiasi
1. Keputusan yang disepakati 6, 46 16, 31
2. Tindakan yang akan dilakukan
dimasa mendatang 26, 44, 24 9, 36*, 34*
Jumlah 25 25
Jumlah Item Valid 42
Jumlah Item Gugur 8
Jumlah Item 50
( * merupakan item yang gugur )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lampiran 3 Analisi Data dari SPSS
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 1 2 2 1 3 2 2 2 3 2 3
2 1 3 3 1 1 3 3 3 2 2 2 4
3 1 3 3 1 1 3 3 3 1 1 2 3
4 1 3 3 2 2 3 3 3 2 1 3 3
5 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3
6 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3
7 2 3 3 1 2 3 3 3 2 2 2 3
8 1 3 3 3 2 3 3 3 1 1 2 3
9 3 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2
10 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3
11 3 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3
12 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3
13 2 3 3 2 2 3 3 3 2 1 2 3
14 2 3 3 1 1 3 3 3 2 2 3 3
15 1 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 4
16 3 2 2 1 1 2 2 2 4 2 1 1
17 3 1 1 2 1 3 1 2 1 1 1 1
18 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 3 2
19 2 3 3 1 1 3 3 3 4 1 2 4
20 2 3 3 2 2 3 3 3 3 1 3 3
21 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3
22 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 4 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
23 2 3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 3
24 1 1 2 2 2 1 1 3 1 1 3 2
25 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 1
26 1 2 2 1 1 2 2 2 3 1 4 2
27 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 1
28 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 4 3
29 3 4 4 1 1 4 4 4 2 2 4 4
30 3 2 2 1 2 2 2 2 1 1 3 3
31 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2
32 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 2 2
33 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
34 2 2 2 4 1 2 2 2 2 4 3 2
35 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
36 2 3 3 3 4 3 3 3 1 4 3 2
37 2 2 2 3 2 2 2 2 3 4 1 1
38 2 2 2 2 4 2 2 2 3 1 3 2
39 4 2 2 2 2 2 2 2 4 1 4 2
40 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
41 4 2 2 4 4 2 2 2 3 2 4 3
42 2 4 4 1 4 4 4 4 3 2 1 1
43 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 1
44 1 3 3 2 4 3 3 3 2 4 3 2
45 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 2
46 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 4 2
47 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
48 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 3 2
49 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 4
50 1 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 4
51 2 1 1 3 4 1 1 1 1 2 4 2
52 2 2 2 3 2 2 2 2 4 4 3 4
53 4 1 1 3 4 1 1 1 2 2 4 2
54 4 2 2 3 3 2 2 2 4 4 2 2
55 2 2 2 3 3 2 2 2 4 2 4 1
56 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1
57 4 2 2 3 2 2 2 2 2 4 3 1
58 4 2 2 3 1 2 2 2 1 4 4 2
59 1 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3
60 1 2 2 1 4 2 2 2 2 2 4 2
136 141 144 123 124 145 142 145 139 130 167 143
S S S R R S S S S R T S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
13 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3
3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
3 1 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2
3 1 1 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2
2 1 1 2 4 3 3 2 2 3 1 3 4
2 1 2 1 2 2 3 2 2 3 1 1 2
3 2 2 1 3 3 2 2 3 3 2 1 3
3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 1 4 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2
2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 1 3 2
2 3 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2
3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2
3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3
2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3
2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2
1 1 3 1 2 1 1 4 1 1 1 1 3
2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 2 4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3
3 1 1 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2
2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2
3 1 3 4 3 3 2 4 3 3 1 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 1 2 3
4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2
3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3
2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 2 2
2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 4 2 2
3 4 2 4 4 4 2 4 4 1 4 2 4
4 4 3 1 4 1 1 4 1 1 3 2 1
2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 2 1
2 2 3 4 2 4 2 2 2 2 3 2 2
2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 1 3
2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2 2
2 3 2 4 4 1 3 2 1 1 1 2 1
2 1 1 4 3 3 2 2 3 3 2 2 3
3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2
2 3 2 3 1 1 2 2 3 1 1 1 4
2 3 3 1 1 1 2 2 3 1 2 3 1
2 2 2 1 1 1 2 3 3 1 2 2 4
2 1 4 2 2 2 2 3 3 2 1 2 4
2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 4 2 4
4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 4
3 3 4 3 1 1 4 3 1 3 1 1 4
3 3 2 4 2 2 2 3 2 2 1 1 4
4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 2 4
4 4 3 3 1 4 1 2 3 3 4 1 4
2 4 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 2
3 3 4 1 2 2 2 4 3 3 2 2 2
3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 4 2 2
1 4 4 3 2 2 4 2 3 3 4 4 2
2 4 2 1 1 4 2 3 1 3 4 3 1
1 3 4 3 3 4 1 2 1 1 4 1 1
2 3 2 2 3 3 1 4 3 3 3 2 3
2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2
3 3 2 3 2 2 4 2 2 4 4 2 3
2 1 3 2 2 2 3 3 2 4 4 3 2
2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3
2 4 4 1 1 1 1 1 1 2 1 4 2
148 139 153 137 139 141 140 155 140 140 139 122 152
S S S S S S S S S S S R S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
27 28 29 30 31 32 33 37 40 41
3 2 2 2 2 2 3 2 3 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 1 3 3 1 2 2 1 2 2
2 2 2 3 2 2 2 2 1 2
2 1 2 2 1 2 2 2 1 2
1 1 3 3 2 1 2 1 1 2
2 2 3 2 2 3 3 2 3 2
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 1 3 1 1 1 3 1 1 1
2 1 2 2 1 2 2 2 1 1
2 2 2 2 1 1 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 1 3 2 2
2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
2 2 3 2 2 2 3 1 2 2
3 2 2 3 2 3 3 1 3 2
2 2 2 2 1 1 2 2 1 1
4 1 1 1 1 4 1 1 1 4
1 1 2 1 1 1 2 2 1 2
2 2 3 3 1 1 1 2 1 2
2 3 2 3 2 3 1 1 1 2
2 2 2 3 2 3 1 2 3 3
4 3 3 3 1 2 3 2 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
2 2 3 3 2 2 1 3 2 2
1 2 2 2 3 2 1 2 2 2
2 3 3 2 2 3 1 2 2 2
1 2 2 2 1 1 2 2 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 2 4 3 1 2 3 3 4 1
1 2 1 2 3 1 1 3 4 2
1 1 1 2 1 2 1 3 1 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 3 2 4 2 4 2 3
2 4 1 2 2 3 1 2 2 3
2 2 3 2 2 3 3 3 2 3
4 2 2 2 4 4 1 3 2 3
4 3 4 4 4 4 3 3 1 3
4 3 4 4 4 1 3 2 3 3
2 3 4 2 4 3 1 2 3 3
2 2 2 2 2 1 2 1 3 3
1 4 2 2 4 2 2 2 3 3
2 4 3 4 1 3 3 1 3 3
2 3 1 3 2 3 3 4 3 3
3 2 1 3 4 3 2 4 2 3
3 2 1 2 3 3 3 4 3 3
3 3 1 4 2 1 4 4 3 1
4 3 3 2 4 4 3 2 1 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
2 2 1 2 4 3 2 1 3 2
4 1 1 4 4 2 2 4 1 2
4 3 1 2 4 3 2 2 2 2
4 3 2 2 4 4 2 4 1 2
4 4 1 4 4 3 3 4 2 2
4 4 1 1 1 3 3 4 1 1
4 3 3 2 4 3 3 3 3 2
1 2 1 2 4 3 2 1 3 2
2 4 2 2 4 2 2 4 4 2
2 2 1 2 4 2 1 4 4 2
2 3 1 2 2 2 3 4 4 2
2 2 3 2 2 2 3 2 3 2
1 1 2 1 1 1 2 1 4 1
142 135 126 140 139 138 126 141 131 128
S S R S S S R S R R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
42 44 45 46 47 48 49 Jumlah 3 3 3 2 3 2 2 96 S
3 2 2 3 2 2 2 92 R
3 1 2 3 2 2 1 83 R
3 2 2 2 2 2 2 90 R
4 2 1 2 3 2 2 89 R
1 2 1 2 3 1 2 74 R
4 2 3 4 2 2 2 102 S
2 2 2 2 3 2 2 90 R
4 1 2 2 3 2 2 76 R
1 2 1 4 4 4 1 80 R
2 2 3 4 2 1 3 85 R
2 2 2 2 3 2 2 96 S
4 2 2 2 3 2 2 93 R
4 2 2 2 2 2 2 101 S
3 1 3 1 4 2 2 101 S
1 1 2 2 3 2 2 79 R
4 4 4 2 4 4 4 84 R
4 1 4 4 4 2 4 84 R
4 2 2 2 4 1 1 99 S
3 2 3 2 3 2 2 94 S
3 2 3 2 3 2 2 98 S
4 2 3 1 4 1 1 108 S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2 2 2 4 2 2 2 103 S
2 2 2 4 2 2 2 84 R
3 2 2 2 4 2 2 109 S
4 4 4 4 1 4 4 88 R
4 2 3 3 2 2 2 95 R
4 1 4 4 3 2 2 121 T
2 2 3 4 3 3 1 105 S
4 4 1 1 1 1 1 93 R
2 2 2 3 3 3 4 97 S
3 2 2 3 3 2 2 92 R
2 2 2 3 3 2 3 98 S
2 2 4 2 2 3 2 94 R
2 2 2 4 3 2 2 99 S
2 2 4 4 3 3 2 112 S
4 1 1 4 4 3 1 103 S
4 3 3 2 2 3 2 102 S
2 3 3 4 4 2 2 102 S
2 4 2 2 2 1 1 91 R
1 3 3 3 2 2 3 110 S
3 4 2 2 3 1 2 119 T
3 2 3 2 3 1 2 107 S
2 2 2 2 3 2 2 106 S
3 2 2 4 4 2 3 128 T
1 3 2 4 4 4 4 102 S
2 2 2 4 3 4 4 108 S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
2 1 2 4 3 4 4 95 S
4 3 4 4 2 4 4 118 T
2 2 2 3 2 4 4 109 S
1 4 3 2 3 4 4 110 S
2 3 3 4 4 4 4 118 T
4 3 1 4 2 2 4 98 S
4 4 3 3 2 2 3 117 T
4 3 4 4 2 1 3 100 S
4 2 4 2 2 4 3 118 S
4 3 4 4 2 2 1 106 S
4 2 2 2 3 2 2 109 S
3 2 2 3 2 4 1 106 S
2 4 1 4 4 1 1 83 R
171 138 149 173 168 140 140 5949 T S S T T S S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 4
KUESIONER
MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN
Di susun oleh:
Martinus A P
121114004
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
KUESIONER
A. Identitas
a. Jenis Kelamin : L / P
b. Keterangan Hubungan : Mempunyai Pacar / Single ( Jomblo )
c. Angkatan : 2014 / 2015 / 2016
B. Pengantar
Teman-teman yang terkasih, pada kesempatan ini saya meminta kerelaan
dan kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini tidak
berkaitan dengan nilai kuliah. Saya sangat mengharapkan anda mengisi
kuesioner ini dengan teliti dan jujur, tidak ada jawaban benar atau salah
jawaban yang tepat adalah jawaban yang berasal dari kejujuran anda. Atas
ketersediaan dan kejujuran anda, saya mengucapkan terimakasih.
C. Petunjuk pengisian:
SS : Sangat Sesuai TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai STS : Sangat Tidak Sesuai
Berilah tanda ( ) sesuai dengan Jawaban yang kalian anggap sesuai !
No PERNYATAAN SS S TS STS
1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
NO PERNYATAAN SS S TS STS
1
Saya tidak segan-segan memukul pacar ketika dia berbuat
salah
2
Saya tidak melakukan suatu kegiatan apapun (melamun)
ketika saya dan pacar mengalami masalah
3
Saya meminta pacar saya untuk menyelesaikan masalah yang
terjadi
4
Saya dan pacar saya bekerja sama untuk menyelesaikan
masalah
5 Saya mampu untuk menerima masukan dari pacar
6
Saya dan pacar menerima masukan yang diberikan teman atau
saudara.
7
Saya tidak akan ragu-ragu memarahi balik pacar saya ketika ia
berusaha untuk memarahi saya
8 Saya lebih suka menyerahkan keputusan pada pacar saya
dalam hal makan.
9 Saya tidak terbiasa untuk berdiskusi dengan pacar saya
10 Saya tidak peduli dengan pacar ketika kita mengalami masalah
11
Saya berusaha untuk mengeluarkan kata-kata manis agar pacar
tidak marah (’ngambek’) lagi
12
Saya memberikan bunga atau barang agar pacar saya tidak
marah lagi kepada saya
13 Saya memperdulikan hubungan ketika kami sedang bertengkar
14 Saya mendorong pacar ketika bertengkar
15 Saya mengambil keputusan sendiri dalam pacaran
16
Saya mendengarkan pendapat pacar, walaupun kami berbeda
pendapat.
17
Saya mencoba mencari solusi untuk permasalahan yang saya
dan pacar hadapi
18
Pacar saya berusaha memberikan masukan ketika terjadi
masalah
19 Saya lebih suka untuk mendengar pendapat pacar saya
20
Saya terbiasa untuk tidak mengajak pacar saya bicara ketika
kami bertengkar
21
Saya berusaha menghindari pacar ketika kami mengalami
suatu masalah
22
Saya langsung meminta putus tanpa berpikir panjang, setiap
kali saya dan pacar mengalami suatu masalah
23 Saya dan pacar saling memberikan motivasi dalam segala hal
24
Saya berusaha untuk meyakinkan pacar dengan cara
memegang tangannya ketika mengalami masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
TERIMA KASIH
NO PERNYATAAN SS S TS STS
25
Saya dan pacar saya mempertimbangkan segala sesuatunya
sebelum kami mengambil keputusan yang baik bagi kami
berdua
27 Saya membentak pacar ketika kami beradu pendapat
26
Ketika ada masalah saya selalu membicarakannya baik-baik
dengan pacar saya
27
Saya lebih baik untuk tidak berbicara dengan pacar ketika
kami sedang bertengkar
28
Saya lebih suka untuk menenangkan pacar saya terlebih
dahulu ketika kami sedang mengalami pertengkaran
29 Saya tidak menghargai pendapat pacar saya
30
Saya meminta maaf setiap kali saya dan pacar mengalami
masalah
31
Saya menyelesaikan masalah secara baik-baik ketika ada
masalah.
32 Saya dan pacar menyisihkan waktu untuk berkomunikasi
33
Saya membiarkan pacar memaki dan menyalahkan saya ketika
kami sedang bertengkar
34
Saya tidak mau mendengar alasan apapun dari pacar saya
ketika kami sedang bertengkar
35 Saya menghargai pendapat pacar saya
36
Saya lebih suka untuk menyalahkan pacar saya ketika kami
sedang mengalami pertengkaran
37 Saya dan pacar saya terbiasa bertukar pendapat.
38 Saya terbiasa menyalahkan pacar ketika bertengkar
39 Kita berdiskusi ketika memiliki pendapat yang berbeda
40
Saya membantah, ketika pacar menanyakan pertanyaan yang
menyudutkankan saya.
41 Saya meminta maaf ketika saya melakukan kesalahan
42 Saya terbiasa untuk mendengar keluh kesah pacar saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 5 Tabulasi Data dan Kategorisasi
Aspek Parameter Hasil Akhir Keterangan
Item 1
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.36715721284144026
0.003905644904938115
60
VALID
Item 2
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.6680414532016401
5.500584874940512E-
9
60
VALID
Item 3
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.7241780088973916
6.184251287542703E-
11
60
VALID
Item 4
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.3143461405320841
0.014443165801080207
60
VALID
Item 5
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.30110431752264366
0.019396544532974604
60
VALID
Item 6
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.6427276894906192
3.0828793226807486E-
8
60
VALID
Item 7
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.7022966840845046
4.0218839755998117E-
10
60
VALID
Item 8
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.6888983762619523
1.1672983759462839E-
9
60
VALID
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Item 9
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.32117401687889297
0.012344268393836299
60
VALID
Item 10
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.4519703657216695
2.887997065585671E-
4
60
VALID
Item 11
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.3714495925854537
0.03590719852617305
60 VALID
Item 12
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.42386780266337976
7.386317746513239E-
4
60
VALID
Item 13
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.5560084115525612
3.986186142088712E-
6
60
VALID
Item 14
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.22923589437073633
0.07809548697426684
60
GUGUR
Item 15
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.3909402886358084
0.02411855199573849
60
VALID
Item 16
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.38840595874607803
0.0021645843082914204
60
VALID
Item 17
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.38347305470756626
0.0024910832338408133
60
VALID
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Item 18
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.6709203867745653
4.47387000442317E-
9
60
VALID
Item 19
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.6961395526483761
6.609988482878863E-
10
60
VALID
Item 20
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.3374110706198511
0.00837912892207713
60
VALID
Item 21
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.3569439366371486
0.005116916236896001
60
VALID
Item 22
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.7312803835076227
3.239783073443419E-
11
60
VALID
Item 23
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.6169649026634155
1.52488748910315E-
7
60
VALID
Item 24
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.4651514218631615
1.806599407561451E-
4
60
VALID
Item 25
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.29541285595413835
0.02193303144701793
60
VALID
Item 26
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.6175943129115332
1.4689883789410692E-
7
60
VALID
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Item 27
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.36854815493489185
0.003762055748647226
60
VALID
Item 28
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.33892905307887694
0.008072734537600284
60
VALID
Item 29
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.598379977261005
4.431904284071411E-
7
60
VALID
Item 30
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.354431723
0.005461311795697605
60
VALID
Item 31
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.44795319063041517
3.3194638292315793E-
4
60
VALID
Item 32
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.43373975800090747
5.359770622251316E-
4
60
VALID
Item 33
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.7044277072233991
3.376555684751911E-
10
60
VALID
Item 34
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-
0.16476587398235823
0.20837655104848102
60
GUGUR
Item 35
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.26405639294196315
0.04148145221338856
60
GUGUR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Item 36
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-
0.16582311364642954
0.20543153627377955
60
GUGUR
Item 37
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.3390304438463711
0.008052622024763888
60
VALID
Item 38
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-
0.14030285808545645
0.28497087880582883
60
GUGUR
Item 39
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.2593866136711478
0.04535664476308333
60
GUGUR
Item 40
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.5361684163604202
1.008786967255712E-
5
60
VALID
Item 41
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.636682784418082
4.54611651431195E-
8
60
VALID
Item 42
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.7017387949496185
4.209248730117099E-
10
60
VALID
Item 43
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.12040528462977744
0.3594698286510676
60
GUGUR
Item 44
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.33310182818922796
0.00930475107774039
60
VALID
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
Item 45
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.6382838682278705
4.105064223665574E-
8
60
VALID
Item 46
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.3940022657082694
0.022603437223720456
60
VALID
Item 47
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.6203610032915047
1.2453696675978962E-
7
60
VALID
Item 48
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.424018026733836
7.350889564695367E-
4
60
VALID
Item 49
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.4201653290219917
8.30977398510805E-
4
60
VALID
Item 50
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
0.24268757985567743
0.06171426276765439
60
GUGUR
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.926 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI