Download - Making A Convenience Airport
Laporan Tahunan 2008 Annual Report
Making A Convenience Airport
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Daftar Isi2 Visi & Misi Vision & Mission
3 Strategi Perusahaan Company Strategy
4 Sekilas Perusahaan Company in Brief
5 Wilayah Kerja Working Area
7 Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
8 Peristiwa Penting 2008 2008 Important Events
10 Laporan Dewan Komisaris Report from the Board of Commissioners
18 Laporan Direksi Report from the Board of Directors
28 Jasa Aeronautika Aeronautical Services
32 Jasa Non-Aeronautika Non-Aeronautical Services
40 Pengembangan Usaha Business Development
44 Pengembangan Bandara Airport Development
46 Sumber Daya Manusia Human Resources
54 Struktur Organisasi Organization Structure
56 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
62 Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
92 Manajemen Risiko Risk Management
100 Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
113 Informasi Perusahaan Corporate Information
114 Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan Responsibility for Financial Reporting
115 Laporan Keuangan Financial Statements
Table of Contents
Angkasa Pura II Annual Report 2008 1
Melalui upaya-upaya berkesinambungan
dalam perluasan kapasitas serta peningkatan
fasilitas di bandara-bandara yang dikelola,
termasuk pencanangan program ‘Road to
Clean Airport’ di 2008, Angkasa Pura II terus
berfokus menampilkan citra bandara yang
aman, nyaman dan efisien, dengan kualitas
layanan yang sesuai dengan kebutuhan serta
ekspektasi para pengguna jasa bandara.
Making A Convenience Airport
Through consistent and sustained efforts in capacity expansion and facility
improvements in airports under its management, including through the launch
of the ‘Road to Clean Airport’ program in 2008, Angkasa Pura II focuses on
building an image of safe, comfortable and efficient airport, offering a level of
service quality that can fulfill the needs and expectations of the various airport
service users.
2 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Visi
Misi
Vision
Mission
Menjadi pengelola bandar udara bertaraf internasional yang mampu bersaing di kawasan regional.
Mengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan, dalam upaya memberikan manfaat optimal kepada pemegang saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat dan lingkungan dengan memegang teguh etika bisnis.
To be an international-class airport management company with high competitiveness regionally.
Managing airport services and air traffic services with a priority to flight safety and customer satisfaction, in the effort of creating optimum benefit for shareholders, business partners, employees, the community, and the environment, by firmly holding to business ethics.
Visi & Misi Vision & Mission
2 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Angkasa Pura II Annual Report 2008 3
Strategi yang ditetapkan untuk pengembangan
perusahaan adalah strategi pertumbuhan adaptif
(adaptive growth strategy) antara lain:
Strategi Pertumbuhan Gradual yaitu pengembangan
bisnis inti dengan strategi pertumbuhan secara bertahap,
antara lain penataan Terminal Penumpang Bandara
Soekarno-Hatta, Polonia, Supadio, Sultan Syarif Kasim II
dan Sultan Iskandar Muda.
Strategi Diversifikasi Konsentrik, yaitu diversifikasi
pengembangan usaha yang terkait (related) dan jasa
penunjang lainnya antara lain pembangunan hanggar,
terminal kargo, airport railway, airport shopping mall,
real estate dan lain lain, yang diterapkan di bandara
cabang sesuai kondisi masing-masing bandara dengan
memanfaatkan pasar, teknologi dan sumber daya
perusahaan.
STRATEGI UTAMA
Strategi Utama dalam mengelola perusahaan adalah
sebagai berikut:
1. Restrukturisasi Bisnis, yaitu dengan strategi
pengelolaan:
• Bisnisinti(core business) dilakukan sendiri.
• Bisnisyangterkaitdenganbisnisinti(related
business) dengan cara sharing kepemilikan melalui
saham atau anak perusahaan.
• Bisnispendukung(supporting business) dengan
cara KSO/BOT (Kerja Sama Operasi/Build Operate
Transfer).
2. Restrukturisasi Keuangan yaitu sumber dana
pengembangan usaha melalui dana internal,
eksternal (loan, obligasi, saham) atau kerja sama
dengan pihak investor.
3. Restrukturisasi Organisasi yaitu perubahan struktur
organisasi dari berbasis fungsional menjadi organisasi
berbasis unit usaha (SBU/Strategic Business Unit).
4. Restrukturisasi Organisasi dan SDM yaitu
mewujudkan organisasi dengan jumlah SDM yang
ramping, kompeten dan fokus.
5. Restrukturisasi Operasional yaitu pelayanan jasa
ATS yaitu enroute/overflying dengan pengelolaan
mengarah kepada cost recovery, pelayanan jasa
aeronautika non-ATS dengan pengelolaan semi
komersial dan jasa non-aeronautika dengan
pengelolaan komersial penuh.
The company has established an adaptive growth strategy
with respect to business development, consisting of:
Gradual Growth Strategy, to grow its core business
gradually in several stages, among others, the
reorganization of the passenger terminals in Soekarno-
Hatta, Polonia, Supadio, Sultan Syarif Kasim II, and Sultan
Iskandar Muda airports.
Concentric Diversification Strategy, to diversify into the
development of related businesses and other support
services, such as construction of hangar, cargo terminal,
airport railway, airport shopping mall, real estate, and
others, according to the specific conditions at each
airport, by utilizing market, technology and company
resources.
GRAND STRATEGY
1. Business Restructuring, involving:
• Corebusinessthroughownresources.
• Relatedbusinessesthroughsharedownershipin
equity participation or subsidiaries.
• SupportingbusinessesthroughOperational
Cooperation/Built-Operate-Transfer scheme.
2. Financial Restructuring, to finance business
development using internal cash flows, external
funding (loan, bonds, or equity issuance), or
cooperation with strategic investors.
3. Organizational Restructuring, to transform from
a functional-based organizational structure into a
Strategic Business Unit (SBU)-based organization.
4. Organizational and Human Resources restructuring,
to create a lean organization with a smaller number
of more competent and focused human resources.
5. Operational Restructuring, comprising Air Traffic
Services (ATS) with emphasis on cost recovery,
non-ATS aeronautical services with semi-commercial
management, and non-aeronautical services with full
commercial management.
Company StrategyStrategi Perusahaan
Angkasa Pura II Annual Report 2008 3
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
4 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Angkasa Pura II adalah perusahaan milik negara yang mengelola jasa
kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara. Aktivitasnya meliputi
pelayanan jasa penerbangan dan jasa penunjang bandara di kawasan
Barat Indonesia sejak tahun 1984.
Pada awal berdirinya, 13 Agustus 1984, Angkasa Pura II bernama Perum
Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang bertugas mengelola dan
mengusahakan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (kini bernama
Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta) dan Bandara Halim
Perdanakusuma. Tanggal 19 Mei 1986 berubah menjadi Perum Angkasa
Pura II dan selanjutnya tanggal 2 Januari 1993, menjadi Persero sesuai
Akta Notaris Muhani Salim, SH No. 3 tahun 1993 menjadi PT (Persero)
Angkasa Pura II. Tanggal 18 November 2008, menjadi PT Angkasa Pura II
(Persero) sesuai Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN No. 38 Tahun
2008.
Saat ini Angkasa Pura II mengelola dua belas bandara utama di kawasan
Barat Indonesia, yaitu Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma
(Jakarta), Polonia (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Ketaping)
dahulu Tabing, Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif
Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandar
Muda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang) dahulu Kijang,
Sultan Thaha (Jambi) dan Depati Amir (Pangkal Pinang) , serta melayani
jasa penerbangan untuk wilayah udara (Flight Information Region/FIR)
Jakarta.
Seiring dengan pertumbuhan industri angkutan udara Indonesia yang
meningkat pesat, Angkasa Pura II selalu mengedepankan pelayanan yang
terbaik bagi pengguna jasa bandara. Bandara yang dikelola Angkasa
Pura II selalu memperoleh penghargaan Prima Pratama dari Departemen
Perhubungan RI untuk kategori Terminal Penumpang Bandara.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang handal, selama tiga tahun
berturut-turut Angkasa Pura II telah memperoleh penghargaan The Best
BUMN in Logistic Sector dari Kementerian Negara BUMN RI (2004-2006),
The Best I in Good Corporate Governance (2006), Juara I Annual Report
Award 2007 kategori BUMN Non-Keuangan Non-Listed, dan BUMN
Terbaik dan Terpercaya dalam bidang Good Corporate Governance dalam
Corporate Governance Perception Index 2007 Award.
Angkasa Pura II selalu melaksanakan kewajibannya memberikan
dividen kepada negara sebagai pemegang saham dan turut membantu
meningkatkan kesejahteraan dan kepedulian terhadap karyawan dan
keluarganya serta masyarakat umum dan lingkungan sekitar bandara
melalui program Corporate Social Responsibility.
PT Angkasa Pura II (Persero) is a state-owned enterprise that provides airport and air traffic services. Since 1984, it has provided flight and airport management services in the western region of Indonesia.
At the time of its establishment on 13 August 1984, Angkasa Pura II was called Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng, entrusted with the management and operations of Jakarta Cengkareng Airport (the present Jakarta Soekarno-Hatta International Airport) and the Halim Perdanakusuma Airport. On 19 May 1986, its name was changed to Perum Angkasa Pura II, and subsequently on 2 January 1993, its status was changed to a ‘Persero’ (state-owned limited liability company) with the name of PT (Persero) Angkasa Pura II as covered by Notary Deed No. 3 Year 1993 of Notary Muhani Salim, SH. Lastly, on 18 November 2008, the name was changed to PT Angkasa Pura II (Persero) as covered in Notary Deed No. 38 Year 2008 of Notary Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN.
At present, Angkasa Pura II operates twelve major airports in the western region of Indonesia. These are the Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Polonia (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Ketaping) formerly Tabing, Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandar Muda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang) formerly Kijang, Sultan Thaha (Jambi) and Depati Amir (Pangkal Pinang). Angkasa Pura II also provides flight management services for the Jakarta Flight Information Region (Jakarta FIR).
Angkasa Pura II strives at all times to provide the best services to airport users, in line with the fast growth of the air transportation industry in Indonesia. The airports under its management regularly receive the Prima Pratama Award in the Airport Passenger Terminal category from the Ministry of Transportation of the Republic of Indonesia.
As a well-known State-Owned Enterprise (SOE), Angkasa Pura II had been recognized as the Best SOE in Logistics Sector by the State Ministry of SOE for three consecutive years (2004-2006), the Best I in Good Corporate Governance (2006), the 1st Rank in the Annual Report Award 2007 in the category of Non-Financial Non-Listed SOE, and as Best and Trusted SOE in Good Corporate Governance in the Corporate Governance Perception Index 2007 Award.
Angkasa Pura II has always fulfilled its responsibility with regards to dividend contribution to the State as shareholder, and has actively participated in the efforts to improve the welfare of its employees and their families, as well as communities and the environment around its airports through its Corporate Social Responsibility programs.
Profil PerusahaanSekilas Perusahaan
4 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Angkasa Pura II Annual Report 2008 5
Wilayah Kerja Working Area
Angkasa Pura II Annual Report 2008 5
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
Pengendalian lalu lintas udara yang saat ini mencapai 1.400 per hari
dengan sistem otomasi yang dikembangkan oleh PT Angkasa Pura II
(Persero) lebih dikenal dengan JAATS (Jakarta Automated Air Traffic
Control System) mampu menjangkau keseluruh wilayah udara yang
menjadi tanggung jawabnya.
To date, the flight traffic control has reach 1,400 per day, with the
automated system developed by PT Angkasa Pura II (Persero), better
known as, JAATS (Jakarta Automated Air Traffic Control System),
is able to cover all the airspace of its responsibility.
6 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 20086 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Wilayah Kerja Working Area
Sejak tanggal 12 Mei 2005, Flight Information Region
(FIR) di Indonesia yang sebelumnya terdiri dari 4 wilayah
(Jakarta FIR, Bali FIR, Ujung Pandang FIR dan Biak FIR)
telah dikelompokkan kembali menjadi 2 wilayah, yaitu
Jakarta FIR dan Ujung Pandang FIR. Pengelolaan jasa
penerbangan (aeronautika) di Jakarta FIR dilakukan oleh
Angkasa Pura II.
Since 12 May 2005, the Flight Information Region in
Indonesia that previously consisted of 4 regions (Jakarta
FIR, Bali FIR, Ujung Pandang FIR and Biak FIR) have
been re-organized into 2 regions, namely the Jakarta
FIR and Ujung Pandang FIR. The provision of air traffic
(aeronautical) services for the Jakarta FIR is assigned to
Angkasa Pura II.
Jakarta FIR Ujung Pandang FIR
Husein Sastranegara Airport Halim Perdanakusuma Airport Sultan Thaha Airport Depati Amir Airport Sultan Iskandar Muda Airport Raja Haji Fisabilillah Airport
Soekarno-Hatta Airport Polonia Airport Sultan Syarif Kasim II Airport Supadio Airport SM Badaruddin II Airport Minangkabau Airport
Angkasa Pura II Annual Report 2008 7
Financial HighlightsIkhtisar Keuangan
Perbandingan Selama Lima Tahun Terakhir 2004-2008Comparative In The Last Five Years 2004-2008
(Dalam Miliar Rupiah - In Billion Rupiah)Angka-angka pada seluruh tabel dan grafik menggunakan notasi Indonesia
Numerical notations in all tables and graphics are in Indonesian
2004 2005 2006 2007 2008NERACA BALANCE SHEETSAKTIVA ASSETSAktiva Lancar 1.017.156 1.220.269 1.497.878 2.480.214 2.782.195 Current AssetsAktiva Pajak Tangguhan 26.825 19.014 16.638,00 - - Deferred Tax AssetsInvestasi Jangka Panjang 291.286 280.859 284.676 326.547 333.586 Long Term InvestmentsAktiva Tetap 1.670.547 1.734.968 3.279.468 3.224.943 3.787.792 Fixed AssetsAktiva Tetap lain-lain 330.360 298.037 312.727 308.528 422.893 Fixed Other AssetsJUMLAH AKTIVA 3.336.174 3.553.147 5.391.387 6.340.232 7.326.466 TOTAL ASSETSPASSIVA LIABILITIESKewajiban Jangka Pendek 220.081 219.731 290.754 350.951 363.968 Current LiabilitiesKewajiban Tangguhan - - - 33.144 8.047 Deferred Liabilities Kewajiban Jangka Panjang 19.334 10.260 7.232 10.248 55.077 Long-Term DebtsDana Titipan THT 47.554 33.777 40.588 56.916 68.370 Retiree Welfare Program FundBantuan Pemerintah yang
Belum ditentukan Statusnya 71.038 71.038 1.599.101 1.672.715 2.052.068 Unstipulated Government’s
ContributionEkuitas 2.978.167 3.218.341 3.453.712 4.216.258 4.778.936 EquityJUMLAH PASSIVA 3.336.174 3.553.147 5.391.387 6.340.232 7.326.466 TOTAL PASSIVA
LAPORAN LABA/RUGI STATEMENTS OF INCOMEPENDAPATAN USAHA OPERATING REVENUEPendapatan Aeronautika 1.219.717 1.361.391 1.466.829 1.572.988 1.714.366 Aeronautical Revenue Pendapatan Non-Aeronautika 286.611 348.988 402.935 464.655 524.907 Non-Aeronautical Revenue Pendapatan Kargo 20.124 37.250 Cargo RevenueJUMLAH PENDAPATAN 1.506.328 1.710.379 1.869.764 2.057.767 2.276.523 TOTAL REVENUEBEBAN USAHA OPERATING EXPENSESBeban Pegawai 460.610 460.864 551.493 610.475 636.542 Employee ExpensesBeban Pemeliharaan dan Persediaan 101.055 110.918 117.717 130.651 148.926 Maintenance and Inventory ExpensesBeban Sewa 125.612 145.245 182.469 188.275 190.372 Rent ExpensesBeban Umum dan Aktiva Dibiayakan 141.897 165.737 179.646 264.605 254.897 General Expenses and Asset ExpendedBeban Piutang Ragu-ragu 20.052 28.661 24.283 27.040 57.457 Bad Debts ExpensesBeban Penyusutan dan Amortisasi 117.486 157.202 219.825 214.608 211.032 Depreciation and Amortization ExpensesJUMLAH BEBAN USAHA 966.712 1.068.627 1.275.433 1.435.654 1.499.226 TOTAL OPERATING EXPENSESLABA USAHA 539.616 641.752 594.331 622.113 777.297 OPERATING INCOMEPENDAPATAN (BEBAN) DILUAR USAHA NON-OPERATING INCOME (EXPENSES)Pendapatan Diluar Usaha 116.445 129.591 144.764 167.248 285.229 Non-Operating IncomeBeban Diluar Usaha 40.458 37.502 97.151 44.338 91.543 Non-Operating ExpensesJUMLAH PENDAPATAN (BEBAN) DILUAR USAHA 75.987 92.089 47.613 122.910 193.686 TOTAL NON OPERATING INCOME (EXPENSES) LABA (RUGI) SEBELUM POS LUAR BIASA 615.603 733.841 641.944 745.023 970.983 PROFIT (LOSS) BEFORE EXTRAORDINARY ITEMSPos Luar Biasa 8.705 99.449 1.409 8.926 - Extraordinary ItemsLABA (RUGI) SEBELUM PAJAK 606.898 634.392 640.535 736.097 970.983 Profit Before TaxPENGHASILAN/BEBAN PAJAK TAX EXPENSESPajak Kini (179.675) (214.202) (194.814) (210.971) (261.995) Current Income TaxPajak Tangguhan (7.811) (2.364) (10.573) (26.538) (16.594) Deferred Income TaxLABA (RUGI) SETELAH PAJAK 419.412 417.826 435.148 498.588 692.394 NET PROFIT AFTER TAX
Biaya Expenses (Dalam Miliar Rupiah - In Billion Rupiah)
1.499
91
Usaha Operating
Di Luar Usaha Non-Operating
Pendapatan Revenues (Dalam Miliar Rupiah - In Billion Rupiah)
1.714
525
285
Aeronautika Aeronautical
Non-Aeronautika Non-Aeronautical
Di Luar Usaha Non-Operating
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
8 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Peristiwa Penting 2008
01
10
02
11
03
12
04
13
Penyambutan dan pengalungan bunga kepada Wisatawan Mancanegara Pertama yang datang ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta, oleh Direktur Utama didampingi Direktur Keuangan dan Direktur Personalia dan Umum, dalam rangka program Visit Indonesia 2008.
Special welcoming ceremony as part of the Visit Indonesia 2008 program, in which the President Director of Angkasa Pura II, along with the Director of Finance and Director of Personnel & General Affairs, greet the first foreign tourist to arrive in Indonesia via the Soekarno-Hatta Airport.
Pencanangan Program Bersih Bandara “Clean Airport Action” dan Peresmian Fasilitas Umum Di Bandara Soekarno-Hatta oleh Menteri Perhubungan, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dan Gubernur Banten, dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik bagi pengguna jasa bandara.
Official opening by the Minister of Transportation, the Minister of Cultural Affairs and Tourism, and the Governor of Banten Province, of the “Clean Airport Action” program and inauguration of newly-renovated public facilities at the Soekarno-Hatta Airport towards improving the service level to airport users.
Workshop Program Konsultasi Publik dan Peningkatan Mutu Pelayanan Jasa Bandar Udara, kerjasama Angkasa Pura II dengan YKLI diselenggarakan di Bandara Soekarno-Hatta, Polonia dan Minangkabau.
In cooperation with YKLI, Angkasa Pura II conducted a workshop in Public Consultation and Airport Service Quality Improvement Program at the Soekarno-Hatta, Polonia and Minangkabau airports.
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Direktur Utama Angkasa Pura II, Edie Haryoto dan Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Rinaldi Firmansyah tentang Penyediaan Layanan Total Solusi Fasilitas Telekomunikasi pada Bandar Udara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II (Persero).
Signing of an MoU by Edie Haryoto, President Director of Angkasa Pura II, and Rinaldi Firmansyah, President Director of PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, concerning the provision of total solutions in telecommunications facilities at airports under the management of Angkasa Pura II.
Kunjungan kerja Wakil Presiden Republik Indonesia ke Angkasa Pura II Bandara Soekarno-Hatta, didampingi Menteri Perhubungan, Menteri Negara BUMN dan Menteri Hukum dan HAM.
Official visit by the Vice President of the Republic of Indonesia, along with the Minister of Transportation, the State Minister of SOE, and the Minister of Justice and Human Rights, to the Soekarno-Hatta Airport.
Angkasa Pura II turut serta dalam penanaman pohon dalam rangka Bulan Menanam Pohon Indonesia yang diikuti oleh 20 BUMN Jawa Barat dan Banten, di Tol Cipularang, Jawa Barat.
Angkasa Pura II participated in a tree-planting program involving 20 State-Owned Enterprises (SOE) in West Java and Banten at the Cipularang Toll Road, West Java, as part of the Indonesia Tree Planting Month program.
Rapat Kerja Perusahaan Tahun 2008, dengan tema “Creative & Proactive to Build a Better Future” dan penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama antara Angkasa Pura II dengan Sekarpura II disaksikan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, di Hotel Grand Preanger – Bandung.
Company Meeting for 2008 with the theme “Creative & Proactive to Build a Better Future”, and the signing of the Collective Labour Agreement between Angkasa Pura II and Sekarpura II as witnessed by the Minister for Labour and Transmigration, at Grand Preanger Hotel, Bandung.
Angkasa Pura II sebagai BUMN Terbaik dan Terpercaya dalam bidang Good Corporate Governance dalam acara Corporate Governance Perception Index 2007 Award yang diselenggarakan The Indonesian Institute for Corporate Governance yang bekerjasama dengan Majalah SWA, di Hotel Borobudur, Jakarta.
Angkasa Pura II received the award as Best and Trusted SOE in Good Corporate Governance at the Corporate Governance Perception Index 2007 Award conducted by the Indonesian Institute for Corporate Governance in cooperation with SWA Magazine, at Hotel Borobudur, Jakarta.
1 Januari
23 September
8 Januari
22 Oktober
18 Januari
18 Desember
18-20 Februari
18 Desember
Angkasa Pura II Annual Report 2008 9
05 06 07 08 09
Penghargaan
2008 Important Events
Awards
Temu kenal Direksi baru Angkasa Pura II dengan karyawan dan mitra kerja Angkasa Pura II di Kantor Pusat Angkasa Pura II, Tangerang.
Introduction of the new Directors of Angkasa Pura II with employees and business partners of the Company at Angkasa Pura Head Office, Tangerang.
Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Direktur Utama Angkasa Pura II, Edie Haryoto dengan Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Firmansyah Rahim tentang Peningkatan Mutu Pelayanan di Bandar Udara melalui Kegiatan Penyuluhan di Gedung Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Jakarta.
The signing at the Building of the Ministry of Cultural Affairs and Tourism, of an agreement by Edie Haryoto, President Director of Angkasa Pura II, and Firmansyah Rahim, the Director General for Tourism Destination Development at the Ministry of Cultural Affairs and Tourism, concerning Airport Service Quality Improvement through Mentoring Activities.
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Direktur Utama Angkasa Pura II, Edie Haryoto dengan Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Eko Maulana dan Bupati Bangka Tengah, Abu Hanifah tentang Persiapan Rencana Kerjasama Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Bandar Udara Depati Amir, di Belitung.
Signing of an MoU by Edie Haryoto, President Director of Angkasa Pura II, Eko Maulana, Governor of Bangka Belitung Province, and Abu Hanifah, Regent of Central Bangka Regency, concerning the Preparations for Cooperation in the Construction and Development of Depati Amir Airport at Belitung.
Acara Airlines Gathering dengan tema “Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta A New Beginning” di Kantor Pusat Angkasa Pura II, Tangerang.
Airlines Gathering with the theme “Terminal 3 Soekarno-Hatta Airport - A New Beginning”, held at Angkasa Pura II Head Office building, Tangerang.
Angkasa Pura II sebagai pemenang pertama 2007 Annual Report Awards kategori BUMN Non Keuangan Non Listed yang diselenggarakan BAPEPAM-LK di Hotel Borobudur, Jakarta.
Angkasa Pura II received first rank award for the SOE Non-Financial Non-Listed company category in the 2007 Annual Report Awards organized by Bapepam-LK, at Hotel Borobudur, Jakarta.
12 Agustus 23 April 22 Mei 6 Juni 9 Juni
2007 Annual Report AwardsPeringkat I Kategori Perusahaan BUMN Non Keuangan - Non Listed
Sertifikat 2007 Annual Report AwardsPeringkat I Kategori Perusahaan BUMN Non Keuangan - Non Listed
Corporate Governance Perception Index 2007Perusahaan Terpercaya dan BUMN Terbaik
Sertifikat Corporate Governance Perception Index 2007Perusahaan Terpercaya dan BUMN Terbaik
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
10 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Laporan Dewan Komisaris
Sutanto Komisaris Utama President Commissioner
Angkasa Pura II Annual Report 2008 11
Report from the Board of Commissioners
Pemegang Saham dan Stakeholder yang terhormat,
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas rahmat dan bimbinganNya, kami
berbesar hati dapat melaporkan kepada pemegang
saham dan para stakeholder bahwa pada tahun 2008
Angkasa Pura II kembali berhasil membukukan kinerja
yang baik, dengan pencapaian laba bersih sebesar
Rp 692,395 miliar pada tahun 2008, naik 40%
dibandingkan tahun 2007 sebesar Rp 493,519 miliar.
Dewan Komisaris juga merasa bangga dengan berbagai
pengakuan terhadap perusahaan atas kinerja yang
baik dari tahun ke tahun, termasuk penghargaan dari
2007 Annual Report Awards sebagai Juara I kategori
BUMN Non-Keuangan Non-Listed dan penghargaan dari
Corporate Governance Perception Index 2007 Award
sebagai BUMN Terbaik dan Terpercaya dalam bidang
Good Corporate Governance. Sungguh hal ini merupakan
suatu prestasi yang membanggakan bagi kita semua yang
kami yakini akan terus meningkat di tahun yang akan
datang.
Esteemed Shareholders and Stakeholders,
Giving praise to the Lord God for His Blessings and
Guidance to us all, we have the pleasure of reporting to
the shareholders and our stakeholders of another year
of excellence performance by Angkasa Pura II in 2008. In
that year, Angkasa Pura II booked a net income of
Rp 692.395 billion, which represented a significant
increase of 40% over net income in 2007 of Rp 493.519
billion.
The Board of Commissioners also takes pride in the
various recognitions that Angkasa Pura II continued to
receive over the years, including in the 2007 Annual
Report Awards as the 1st place winner in the Non-
Finance Non-Listed State-Owned Enterprise category,
and the recognition as The Best and Trusted SOE in
Good Corporate Governance in the 2007 Corporate
Governance Perception Index. Angkasa Pura II is justifiably
proud of these achievements, and we are convinced that
we can continue to do better in the years to come.
Dewan Komisaris melakukan upaya-upaya secara maksimal dalam menjaga terselenggaranya praktik dan kualitas Tata Kelola Perusahaan yang Baik. The Board of Commissioners has made every efforts to ensure the continuation
and quality of Good Corporate Governance practices.
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
12 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Laporan Dewan Komisaris Report from the Board of Commissioners
Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang
baik (Good Corporate Governance) adalah suatu
keharusan. Untuk mencapai itu, sepanjang tahun 2008,
secara konsisten dan dengan komitmen yang tinggi,
Dewan Komisaris telah menjalankan fungsi pengawasan
dan pengarahan terhadap pelaksanaan strategi dan
kebijakan yang diambil oleh pihak Manajemen Angkasa
Pura II. Hal ini tercermin melalui totalitas pelaksanaan
program kerja Dewan Komisaris semisal kunjungan kerja
langsung ke kantor-kantor cabang untuk melihat sendiri
kondisi akhir di lapangan, melihat proses kerja yang
berjalan, kesesuaian prosedur yang diterapkan guna
menjaga integritas, keterbukaan serta profesionalisme
Perusahaan, rapat internal rutin Dewan Komisaris, rapat
Dewan Komisaris dengan Direksi, rapat Komite-Komite
dan rapat-rapat lainnya.
Kami juga mengucapkan selamat bergabung kepada
Bapak Rinaldo J. Aziz yang telah dipercaya sebagai
Wakil Direktur Utama Angkasa Pura II dan juga sebagai
Komisaris anak perusahaan PT Angkasa Pura Schiphol,
serta kepada Bapak Robert D. Waloni yang telah
dipercaya sebagai Direktur Komersial dan Pengembangan
Usaha Angkasa Pura II. Tantangan yang dihadapi
Perusahaan dari waktu ke waktu semakin meningkat.
Kami optimis kehadiran dua orang direktur baru akan
memberikan sumbangan positif bagi pengembangan dan
kemajuan Angkasa Pura II di masa datang.
The implementation of Good Corporate Governance
principles have become a necessity. Accordingly,
throughout the year 2008, the Board of Commissioners
has consistently carried out its supervisory and advisory
functions over the implementation of strategies and
policies by the Management of Angkasa Pura II. In
performing these functions, the Board of Commissioners
engaged in a variety of work programs including
official visits to branch offices for direct observations
of operational conditions in the field, existing work
processes, and effectiveness of the various procedures
that are implemented to maintain the integrity,
transparency and professional conduct of Angkasa
Pura II. The Board of Commissioners also conducted
internal board meetings, joint meetings with the Board
of Directors, as well as participated in various Committee
meetings and other meetings.
We would like to welcome Rinaldo J. Aziz to his post
as Deputy President Director of Angkasa Pura II and
concurrently as Commissioner in PT Angkasa Pura
Schiphol, our subsidiary. A warm welcome also to
Robert D. Waloni that has been entrusted as Director
of Commercial and Business Development at Angkasa
Pura II. Currently, we are facing increasing challenges
in our business, and the addition of these two new
personnel at the Board of Directors should serve to
contribute positively to further development and progress
for Angkasa Pura II in the future.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 13
Laporan Dewan Komisaris Report from the Board of Commissioners
Tantangan bagi kemajuan Angkasa Pura II ke depan
tidaklah ringan. Dengan pesatnya peningkatan jumlah
pengguna jasa penerbangan dari tahun ke tahun,
kapasitas terminal di beberapa bandara harus menjadi
perhatian khusus agar tidak menyebabkan berkurangnya
kualitas pelayanan, keamanan dan kenyamanan
pengguna jasa bandara. Program pengembangan
infrastruktur di bandara dengan demikian merupakan
langkah antisipasi yang menjadi salah satu prioritas
Manajemen Angkasa Pura II saat ini.
Pembangunan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta
yang akan selesai di awal tahun 2009 diharapkan dapat
mengurangi kepadatan di Terminal 1 dan Terminal 2 saat
ini, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan
dan kenyamanan bagi pengguna jasa dan masyarakat.
Demikian juga dengan proyek-proyek pembangunan
infrastruktur di bandara lain seperti pembangunan
terminal baru di Bandara Sultan Iskandar Muda – Banda
Aceh dan Bandara Kuala Namu – Medan, perluasan
terminal di Bandara Sultan Syarif Kasim II – Pekanbaru
dan Bandara Raja Haji Fisabilillah – Tanjung Pinang, serta
penambahan dan penggantian fasilitas dan peralatan
penunjang keselamatan penerbangan di hampir seluruh
bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II. Proyek-
proyek pengembangan ini memiliki peran cukup vital
dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada
pengguna jasa bandara.
Angkasa Pura II faces considerable challenges for its
future progress. With the rapid increase each year in the
numbers of airport service user, the carrying capacity
of passenger terminals at a number of airports requires
special attention in order to prevent a decline in service
quality level, security and comfort provided to airport
service users. Hence, in anticipation, airport infrastructure
development programs have become one of the priorities
of the Management of Angkasa Pura II at present.
The construction of Terminal 3 at Soekarno-Hatta Airport
that is expected to be completed in early 2009 is expected
to reduce the present congestion in Terminal 1 and
Terminal 2, and thus improving both the service quality
level and comfort for airport service users and the public.
Likewise with the infrastructure development projects at
other airports such as the construction of new passenger
terminals at Sultan Iskandar Muda Airport – Banda Aceh
and Kuala Namu Airport – Medan, terminal expansion at
Sultan Syarif Kasim II Airport – Pekanbaru and Raja Haji
Fisabilillah Airport – Tanjung Pinang, and the replacement
and addition to flight safety support equipment and
facilities at almost all of the airports under Angkasa
Pura II. These infrastructure development projects play a
vital role towards the ability to deliver the best services to
airport service users. In
tro
du
ctio
nO
ur
Serv
ices
Op
erat
ion
al R
evie
wG
ove
rnan
ce R
epo
rtM
D&
A
14 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Tirta Hidayat Komisaris
Commissioner
Sutanto Komisaris Utama
President Commissioner
Suratto Siswodihardjo Komisaris
Commissioner
M. Iksan Tatang Komisaris
Commissioner
Suyatno Harun Komisaris
Commissioner
Akhir kata, perkenankan kami, Dewan Komisaris
menyampaikan ucapan terimakasih kepada Pemegang
Saham atas kepercayaan yang diberikan kepada kami
untuk menjalankan fungsi pengawasan dan pengarahan
terhadap pengelolaan Perusahaan. Melihat kinerja dan
hasil yang telah dicapai di tahun 2008, Insya Allah kami
optimis Angkasa Pura II akan mampu meningkatkan
kinerja dan mencapai percepatan pertumbuhan usaha
yang maksimal pada tahun-tahun mendatang.
Kami juga mengucapkan terimakasih dan apresiasi
yang tinggi kepada jajaran Direksi yang telah berjuang
keras untuk memajukan Perusahaan ini. Semoga Allah
SWT senantiasa melimpahkan taufik dan hidayah-Nya
serta memberikan kemudahan atas pekerjaan yang
diamanahkan kepada kita semua. Amin.
In closing, the Board of Commissioners would like to
extend a heartfelt thanks to the Shareholders for the vote
of confidence in entrusting the supervision and direction
of the management of Angkasa Pura II to the Board.
Judging from the performance and achievements in
2008, the Board is optimistic that, God willing, Angkasa
Pura II will be able to improve its performance and further
accelerate its business growth optimally in the years to
come.
The Board of Commissioners would also like to convey its
gratitude and appreciation to the Board of Directors that
have been working hard for the good of the Company.
May the Lord God grants us His Blessings so that we can
perform the duties that have been entrusted to us to the
best of our ability.
Laporan Dewan Komisaris Report from the Board of Commissioners
Angkasa Pura II Annual Report 2008 15
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Tirta Hidayat Komisaris Commissioner
dari kiri ke kanan: from left to right:
Suratto Siswodihardjo Komisaris Commissioner
Sutanto Komisaris Utama President Commissioner
Suyatno Harun Komisaris Commissioner
M. Iksan Tatang Komisaris Commissioner
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
16 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Sutanto
Komisaris Utama
Lahir pada tahun 1950 di Pemalang, Jawa Tengah. Lulus
Akabri Kepolisian tahun 1973, mengawali karir sebagai
Pamapta Konwiko 74 Jakarta Selatan hingga tahun
1975, diangkat menjadi Kapolsek Metro Kebayoran Lama
tahun 1978, menjadi Kapolsek Kebayoran Baru tahun
1980, melanjutkan pendidikan di PTIK dan lulus tahun
1983. Selanjutnya diangkat sebagai Kepala Detasemen
Provost di Polda Jawa Timur tahun 1990, tidak berapa
lama kemudian, tahun 1991 diangkat menjadi Kapolres
Sumenep, Jawa Timur. Karirnya terus berlanjut menjadi
Kapolres Sidoarjo tahun 1992 hingga tahun 1994,
kemudian tahun 1994 hingga 1995 ditempatkan
menjadi Paban Asrena Polri, hingga tahun 1995 diangkat
menjadi ajudan Presiden Soeharto. Tahun 1998 hingga
tahun 2000 dipercaya sebagai Waka Polda Metro Jaya,
dan mengikuti kursus Lemhanas tahun 2000, selesai
mengikuti Lemhanas, diangkat menjadi Kapolda Sumut
hingga Oktober 2000, selanjutnya menjadi Kapolda Jawa
Timur hingga Oktober tahun 2002. Selanjutnya menjadi
Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri tahun
2002 hingga tahun 2005. Kemudian diangkat menjadi
Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional pada
bulan Februari 2005 hingga Juli 2005 diangkat menjadi
Kepala Kepolisian Republik Indonesia hingga 2008, dan
selanjutnya menjadi Komisaris Utama di Angkasa Pura II.
Suratto Siswodihardjo
Komisaris
Lahir pada tahun 1946 di Solo, Jawa Tengah. Lulus Akabri
Bagian Udara tahun 1969 dan menerima gelar Sarjana
Sosial dari Universitas Jakarta pada tahun 1992. Pernah
menjabat sebagai Kasi Sospol Mabes AU (1990-1992),
Anggota DPRD-DKI Fraksi ABRI sebagai Wakil Ketua
Komisi D, dan Ketua Umum INKOPAU Jakarta (1998-
2001). Pernah menjabat sebagai Komisaris PT Sweet Indo
Lampung dan Komisaris PT Indo Lampung Perkasa (1998-
2000), Dewan Audit Bank BUKOPIN (2001), Komisaris
PT Prosys Engineers International (2005), dan Komisaris
Bank BUKOPIN (2001-2002). Menjabat sebagai Komisaris
Angkasa Pura II sejak tahun 2006.
Tirta Hidayat
Komisaris
Lahir di Banda Aceh tahun 1959. Menyelesaikan
Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia tahun 1985.
Memperoleh gelar Master of Science in Economics Cornell
University, New York (1987), gelar Doctor of Philosophy
in Economic Cornell University, New York (1991).
Pernah menjabat sebagai Kepala Biro Perencanaan dan
President Commissioner
Born in 1950 in Pemalang, Central Java. Graduated from
the National Police Academy in 1973 and began his career
as Pamapta at Konwiko 74 South Jakarta until 1975.
Appointed as Kapolsek of Metro Kebayoran Lama in 1978,
and as Kapolsek of Kebayoran Baru in 1980. Pursued
further study in the PTIK and graduated in 1983. Next, he
served as Head of Detasemen Provost at East Java Polda
in 1990 and not long afterwards in 1991 appointed as
Kapolres of Sumenep, East Java. His career continued with
an appointment as Kapolres of Sidoarjo in 1992 to 1994,
and then from 1994 to 1995 served as Paban Asrena
Polri, and in 1995 appointed as adjutant to Soeharto, the
President of the Republic of Indonesia. Between 1998 and
2000 he served as Waka Polda Metro Jaya. Attended the
Lemhanas course in 2000 and upon graduation, appointed
as Kapolda of North Sumatera until October 2000, then
as Kapolda of East Java until October 2002. Next, he
served as Head of the Training and Education Institution of
the National Police from 2002 until 2005. Following this
assignment, he was appointed as Head of Pelaksana Harian
at the National Narcotics Bureau in February 2005. In July
2005, he was appointed as Chief of the National Police
of the Republic of Indonesia until 2008, and subsequently
appointed as President Commissioner of Angkasa Pura II.
Commissioner
Born in 1946 in Solo, Central Java. Graduated from the
Military Academy for the Air Force in 1969 and obtained a
Bachelor degree in Social Studies from Universitas Jakarta
in 1992. Previously served as Kasi Sospol at the Air Force
Headquarters (1990-1992), member of DPRD-DKI from
the Armed Forces faction serving as Deputy Chairman of
Commission D, and Chairman of INKOPAU Jakarta (1998-
2001).Served as Commissioner of PT Sweet Indo Lampung
and PT Indo Lampung Perkasa (1998-2000), the Audit
Council of Bank BUKOPIN (2001), Commissioner of
PT Prosys Engineers International (2005), and
Commissioner of Bank BUKOPIN (2001-2002). Serves as
Commissioner of Angkasa Pura II since 2006.
Commissioner
Born in 1959 in Banda Aceh. Obtained a bachelor degree
in Economics from Universitas Indonesia in 1985, a MSc.
degree in Economics from Cornell University, New York,
USA, in 1987, and a Phd. degree in Economics from
the same institution in 1991. Previously served as Head
of Biro Perencanaan dan Pengkajian Ekonomi Makro at
Profil Dewan Komisaris
Angkasa Pura II Annual Report 2008 17
Pengkajian Ekonomi Makro Bappenas (1993-1998),
Kepala Biro Ketenagakerjaan dan Penciptaan Lapangan
Kerja (1998-2000), Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Tenaga Kerja (2000-2002),
Staf Pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Komisaris di Bank Permata, Komisaris PT Pelabuhan
Indonesia III – Tanjung Perak Surabaya, dan menjabat
sebagai Deputi Seswapres Bidang Ekonomi (2007-
Sekarang). Diangkat sebagai Komisaris Angkasa Pura II
pada bulan November 2007.
M. Iksan Tatang
Komisaris
Lahir di Bandung, Jawa Barat tahun 1952, menyelesaikan
pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Teknik/Insinyur
tahun 1977. Pernah menjabat sebagai Kasi Landasan
Kanwil Ditjen Perhubungan Udara tahun (1984-1986),
Kasi Konstruksi Ditjen Perhubungan Udara (1986-1987),
Kepala Bandar Udara Tabing Padang (1989-1990),
Kepala Bidang Perhubungan Kanwil XIV Departemen
Perhubungan Bali (1990-1994), Kepala Bandara Hang
Nadim Batam (1994-1998), Direktur Keselamatan
Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
(1998-2002), Direktur Teknik Bandara Udara Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara (2002-2005), Direktur
Jenderal Perhubungan Udara (2005-2007) dan menjabat
sebagai Inspektur Jenderal Departemen Perhubungan
(2007-sekarang). Diangkat sebagai Komisaris Angkasa
Pura II pada bulan November 2007.
Suyatno Harun
Komisaris
Lahir tahun 1957 di Jakarta. Menyelesaikan Diploma IV di
STAN jurusan Akuntansi tahun 1986, dan menyelesaikan
Pasca Sarjana jurusan Professional Accounting di
University of Hartford, Connecticut, USA tahun 1991.
Pernah menjabat posisi penting di Pusdiklatwas BPKP
sebagai Kepala Subbid Sarana Bidang Pembinaan
Diklat (1992-1995), Kepala Subbid Penyelenggaraan
Diklat Pusdiklatwas BPKP (1995-1997), Kepala Bidang
Pengawasan BUMN/BUMD I BPKP Perwakilan Bali (1997-
2000), Kepala Bidang Pengawasan BUMN/BUMD I BPKP
Perwakilan Sumatera Selatan (2000-2001), Kepala Bagian
Tata Usaha Biro Umum BPKP (2001-2002), Kepala Bagian
Tata Laksana Biro Kepegawaian dan Organisasi BPKP
(2002-2003), Auditor Ahli Madya BPKP (2003), Kepala
Perwakilan BPKP Luar Negeri di Berlin/Atase Keuangan
pada KBRI Berlin (2003-2005), dan menjabat sebagai
Direktur BUMN II di Departemen Keuangan (2005 -
sekarang). Diangkat sebagai Komisaris Angkasa Pura II
pada bulan November 2007.
Bappenas (1993-1998), Head of Biro Ketenagakerjaan
dan Penciptaan Lapangan Kerja at the Ministry of Labour
(1998-2000) Head of R&D Bureau at the Ministry of
labour (2000-2002), lecturer at the Faculty of Economics,
Universitas Indonesia, Commissioner of Bank Permata,
Commissioner of PT Pelabuhan Indonesia III – Tanjung
Perak, Surabaya, and Deputy Seswapres for Economics
(2007-present). Appointed as Commissioner of Angkasa
Pura II in November 2007.
Commissioner
Born in 1952 in Bandung, West Java. Completed his
education in 1977 with a Bachelor degree in Engineering.
Previously served as Kasi Landasan (1984-1986) and Kasi
Konstruksi (1986-1987) at the Directorate General of Air
Transportation, Head of Tabing Airport, Padang (1989-
1990), Head of Transportation Section at Kanwil XIV, Bali,
the Ministry of Transportation (1990-1994), Head of Hang
Nadim Airport, Batam (1994-1998), the Director for Flight
Safety at the Directorate General of Air Transportation
(1998-2002), Director of Airport Engineering at the
Directorate General of Air Transportation (2002-2005), as
the Director General of Air Transportation (2005-2007),
and as Inspector General at the ministry of Transportation
(2007-present). Appointed as Commissioner of Angkasa
Pura II in November 2007.
Commissioner
Born in 1957 in Jakarta. Completed his Diploma IV study at
STAN in Accounting in 1986, and his post-graduate study
in Professional Accounting at the University of Hartford,
Connecticut, USA, in 1991. Previously served as Head of
Subbid Sarana Bidang Pembinaan Diklat at Pusdiklatwas
BPKP (1992-1995), Head of Subbid Penyelenggaraan
Diklat at Pusdiklatwas BPKP (1995-1997), Head of Bidang
Pengawasan BUMN/BUMD I at BPKP Bali Representative
Office (1997-2000), Head of Bidang Pengawasan BUMN/
BUMD I at BPKP South Sumatera Representative Office
(2000-2001), Head of Bagian Tata Usaha Biro Umum at
BPKP (2001-2002), Head of Bagian Tata Laksana Biro
Kepegawaian dan Organisasi at BPKP (2002-2003), Auditor
Ahli Madya at BPKP (2003), Head of Berlin Representative
Office of BPKP and Financial Attache at Indonesian
Embassy in Berlin (2003-2005), and as Director of BUMN
II at the Ministry of Finance (2005-present). Appointed as
Commissioner of Angkasa Pura II in November 2007.
Board of Commissioners Profiles
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
18 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Laporan Direksi
Edie Haryoto Direktur Utama President Director
Angkasa Pura II Annual Report 2008 19
Pemegang saham yang terhormat,
Tahun 2008 dapat dikatakan merupakan tahun tantangan
bagi Angkasa Pura II. Bukan saja karena adanya beberapa
perkembangan kondisi perekonomian yang berdampak
pada kinerja sektor penerbangan nasional secara umum,
namun juga terutama karena adanya sejumlah program
strategis Angkasa Pura II yang ditargetkan dalam Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2008 yang
bersifat cukup vital dalam menunjang kelangsungan
pertumbuhan usaha Angkasa Pura II ke depan.
Di antara beberapa program strategis tersebut yang
terkait dengan pengembangan bandara maupun fasilitas
bandara adalah pembangunan gedung Terminal 3 di
Bandara Soekarno-Hatta. Sampai dengan akhir tahun
2008, pembangunan proyek tersebut telah memasuki
tahap penyelesaian dengan pekerjaan konstruksi
bangunan induk mencapai 99%, dengan investasi
sekitar Rp 300 miliar yang berasal dari dana Angkasa
Pura II dan dikerjakan sepenuhnya oleh tenaga lokal.
Terminal 3 pier 1 ini diharapkan selesai medio April 2009.
Program strategis lainnya yang dilaksanakan sepanjang
tahun 2008 adalah pengembangan kapasitas dengan
pembangunan baru Bandara Sultan Iskandar Muda -
Banda Aceh yang ditargetkan selesai pada bulan Mei
2009, serta pembangunan bandara baru di Kuala Namu -
Medan yang nantinya akan menggantikan fungsi Bandara
Polonia yang ada saat ini.
Esteemed shareholders,
The year 2008 was a year of challenges for Angkasa
Pura II. Not only because of unfortunate developments
in the economic condition that impacted on the overall
performance of the domestic air transportation sector, but
also more importantly due to the pressing needs for the
completion of a number of strategic projects set out in
the 2008 Work Plan and Budget of the Company, which
represented a vital element to sustain further business
growth for Angkasa Pura II going forward.
Among several strategic programs related to airport
developments and improvement to airport facilities was
the construction of Terminal 3 building at Soekarno-
Hatta Airport. At year-end 2008, the project has entered
its completion phase with construction works on the
main building progressing at 99% completion, with an
investment of approximately Rp 300 billion from internal
funding by Angkasa Pura II, and using local workforces.
The facilities at Pier 1 Terminal 3 are projected to be
completed by mid-April 2009. Other strategic projects
in progress throughout 2008 were the capacity upgrade
through new constructions at the Sultan Iskandar Muda
Airport – Banda Aceh that is expected to be completed
in May 2009, and construction works at the new Medan
airport at Kuala Namu, which is slated to replace the
function of the present Polonia Airport.
Report from the Board of Directors
Secara keseluruhan, Angkasa Pura II berhasil mencapai target-target operasional dan keuangan yang ditetapkan dalam RKAP 2008.Overall, Angkasa Pura II has successfully achieved the operating and financial
targets as set in the Company’s 2008 Work Plan and Budget.
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
20 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Angkasa Pura II juga terus menambah dan
menyempurnakan berbagai fasilitas yang ada di
bandara-bandara yang dikelolanya demi meningkatkan
kualitas pelayanan di bandara. Salah satunya adalah
melalui pencanangan program ‘Road to Clean
Airport’ pada bulan September 2008 dengan dana
sebesar Rp 538.750.000 sebagai suatu upaya yang
bersungguh-sungguh dalam memberikan kemudahan
dan kenyamanan yang lebih baik bagi pengguna jasa
bandara. Tantangan lainnya bagi Angkasa Pura II adalah
faktor keselamatan dan keamanan dalam pengelolaan
bandara, termasuk perhatian pada aspek kepatuhan
terhadap berbagai peraturan yang ada serta peningkatan
kemampuan manajemen risiko.
Jumlah pergerakan pesawat udara dan penumpang
selama tahun 2008 terus meningkat, sekalipun
pertumbuhannya tidak sebesar beberapa tahun
sebelumnya, yang merupakan dampak dari antara
lain tingginya harga bahan bakar dan krisis ekonomi
global di penghujung tahun. Hal ini memberikan
tantangan tersendiri bagi Angkasa Pura II untuk dapat
mempertahankan kinerjanya.
Namun demikian, berkat upaya-upaya efisiensi biaya
dan peningkatan produktivitas kerja, Angkasa Pura II
mampu mencapai kinerja keuangan yang memuaskan
dengan pencapaian di atas target yang ditetapkan
di awal tahun. Realisasi pendapatan aeronautika
pada tahun 2008 mencapai 103% dari target dan
9% di atas pencapaian pada tahun 2007, sementara
pendapatan non-aeronautika juga berhasil melampaui
target yang dianggarkan sebesar 4%. Sementara itu,
pendapatan dari kargo memperlihatkan peningkatan
yang menggembirakan sebesar 85% di atas realisasi
pendapatan kargo di tahun 2007. Di akhir tahun 2008,
laba bersih tercatat sebesar Rp 692,4 miliar, meningkat
sekitar 40% dari pencapaian laba bersih di tahun 2007
dan 37% di atas target anggaran.
Angkasa Pura II also continued to add and improve
various existing facilities at the airports under its
management in order to enhance service quality at those
airports. Included in these efforts was the inauguration
of the so-called ‘Road to Clean Airport’ program in
September 2008, which involved some Rp 538,750,000
of expenses, representing our commitment to continually
provide a higher level of comfort and convenience for
the benefit of airport service users. Another challenge
for Angkasa Pura II was the improvement to airport
safety and security, including the emphasis on aspect
of compliance with applicable regulations as well as
enhancement to risk management capabilities in our
operations.
Aircraft and passenger movements continued to grow
throughout 2008, albeit at a significantly slower rate
compared to growth in the previous couple of years, due
among other things to the high fuel prices as well as the
onset of the global economic crisis nearing the end of
the year. These factors represented another challenge for
Angkasa Pura II in its efforts to maintain performance.
However, with concerted efforts at cost efficiency and
work productivity improvement, Angkasa Pura II was
able to achieve a satisfactory financial performance,
with results exceeding the target set at the beginning
of the year. Realized revenues from aeronautical services
in 2008 reached 103% of target and 9% above the
amount achieved in 2007, while revenues from non-
aeronautical services also exceeded the target by some
4%. Meanwhile, revenues from cargo services showed
an encouraging growth of 85% over the realized amount
of cargo revenues in 2007. By the end of 2008, Angkasa
Pura II booked a net income of Rp 692.4 billion. This
amount represented an increase of some 40% over net
income recorded in 2007, and exceeded the 2008 net
income budget by some 37%.
Laporan Direksi Report from the Board of Directors
Angkasa Pura II Annual Report 2008 21
Dengan kinerja keuangan yang baik tersebut, Angkasa
Pura II kembali memperoleh peringkat ‘AA’ sesuai kriteria
penilaian kesehatan keuangan untuk BUMN, dan juga
sesuai dengan kontrak manajemen yang telah disetujui
antara Direksi, Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham
untuk tahun 2008. Pemberlakuan kontrak manajemen itu
sendiri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kualitas penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik
di lingkungan Angkasa Pura II. Kemajuan dalam aspek
ini juga terlihat dari membaiknya hasil penilaian pada
tahun 2008 dari lembaga independen terhadap praktik
Tata Kelola Perusahaan untuk periode tahun 2007,
dimana Angkasa Pura II memperoleh predikat ‘Baik’,
dibandingkan dengan hasil penilaian sebelumnya untuk
periode 2005 dengan predikat ‘Cukup’.
Sepanjang tahun 2008, Angkasa Pura II juga terus
memberikan perhatian kepada pengembangan dan
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang
ada, mengingat perannya yang sangat penting dalam
menunjang keberhasilan dan pertumbuhan usaha
lebih lanjut ke depan di tengah lingkungan usaha yang
semakin kompleks dan progresif.
Setelah disain dan sebagainya diselesaikan pada
tahun 2008, maka pada tahun 2009 Angkasa Pura II
akan melakukan pembangunan bandara yaitu
Bandara Raja Fisabilillah - Tanjung Pinang, Bandara
Sultan Thaha - Jambi, Bandara Sultan Syarif Kasim
II - Pekanbaru dan Bandara Supadio - Pontianak. Hal
ini merupakan tantangan bagi Angkasa Pura II dalam
mengemban program pemerintah khususnya di bidang
penyelenggaraan bandara di wilayah Barat Indonesia.
With the excellent financial performance, Angkasa Pura II
was again given the ‘AA’ rating according to the financial
health evaluation criteria for State-Owned Enterprise, as
well as fulfilling the management contract signed by the
Board of Directors, the Board of Commissioners, and the
Shareholders for 2008. Such management contract also
represented an effort to improve the quality of Good
Corporate Governance practices within the organization
of Angkasa Pura II. Good progress in this aspect was
also evident from the improvement in the assessment
conducted in 2008 by an independent institution
regarding Good Corporate Governance practices in the
2007 period, in which Angkasa Pura II received a rating
of ‘Good’, compared to the rating of ‘Adequate’ in the
previous assessment for the 2005 period.
Throughout 2008, Angkasa Pura II also continued with
its priorities on the development and improvement of
the capabilities of its human resources, with a view to
its vital contribution in supporting further successes and
business growth in the future, in the face of a business
environment that become increasingly complex and
progressive.
Following the completion of design and preliminary
works in 2008, Angkasa Pura II in 2009 will continue with
further development projects at Raja Fisabilillah Airport
- Tanjung Pinang, Sultan Thaha Airport - Jambi, Sultan
Syarif Kasim II Airport - Pekanbaru, and Supadio Airport
- Pontianak. These are the challenges for Angkasa Pura II
as it strives to support the Government’s development
programs especially with regards to the provision of
airport services in the western Indonesia region.
Laporan Direksi Report from the Board of Directors
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
22 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Menutup sambutan ini, Direksi mengucapkan terima
kasih kepada Dewan Komisaris, seluruh karyawan,
pemegang saham, dan stakeholder lainnya dari Angkasa
Pura II, dan berbagai pihak lain yang telah mendukung
dan menciptakan tahun 2008 sebagai tahun tantangan
dan keberhasilan bagi Angkasa Pura II. Kami yakin bahwa
perkembangan sektor perhubungan udara pada masa
yang akan datang akan berpengaruh terhadap kinerja
Angkasa Pura II, sehingga dapat memberikan nilai tambah
terhadap pemegang saham dan stakeholder, termasuk
masyarakat pada umumnya.
In closing, the Board of Directors would like to extend its
gratitude to the Board of Commissioners, the employees,
shareholders and other stakeholders of Angkasa Pura II,
as well as all other parties that have given their support
and contribute to make 2008 into a year of challenges
and achievements for Angkasa Pura II. We are confident
that continuing growth of the air transportation sector in
the years to come will be of benefit to Angkasa Pura II,
enabling us to continue creating and add value for
shareholder and our stakeholders, including the public.
Laporan Direksi Report from the Board of Directors
Edie Haryoto Direktur Utama
President Director
Rinaldo J. Aziz Wakil Direktur Utama
Deputy President Director
Robert D. Waloni Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha EVP of Commercial and Business Development
S. Tulus Pranowo Direktur Operasi dan Teknik
EVP of Operations and Engineering
Tommy Soetomo Direktur Keuangan
EVP of Finance
Endang Dwi Suryani Direktur Personalia & Umum
EVP of Personnel & General Affairs
Angkasa Pura II Annual Report 2008 23
Direksi Board of Directors
Robert D. Waloni Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha EVP of Commercial and Business Development
dari kiri ke kanan: from left to right:
Tommy Soetomo Direktur Keuangan EVP of Finance
Edie Haryoto Direktur Utama President Director
S. Tulus Pranowo Direktur Operasi dan Teknik EVP of Operations and Engineering
Endang Dwi Suryani Direktur Personalia & Umum EVP of Personnel & General Affairs
Rinaldo J. Aziz Wakil Direktur Utama Deputy President Director
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
24 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Profil Direksi
Edie Haryoto
Direktur Utama
Lahir pada tahun 1952 di Yogyakarta - Jawa Tengah.
Lulus S1 Akuntansi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
(1978) dan S2 Magister Manajemen Institut Teknologi
Bandung (2000). Mengikuti pelatihan Indonesia Executive
Program Strategic Management Cause General Electric,
Cottonville, USA (1995), Sespa dan Lemhanas Angkatan
XXXIII. Pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan
PERUMKA (1988) dan Direktur Utama PT KAI (1999).
Mulai bergabung dengan Angkasa Pura II sejak tahun
2002 sebagai Direktur Utama dan diangkat kembali tahun
2004 hingga sekarang.
Rinaldo J. Aziz
Wakil Direktur Utama
Lahir pada tahun 1954 di Batusangkar – Sumatera Barat.
Lulus S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1982)
dan S2 Golden Gate University, San Franscisco (1987).
Pernah menduduki posisi penting pada beberapa bank di
Indonesia sebelum menjabat sebagai Direktur Keuangan
(1998) dan Direktur Utama (2001) PT Aerowisata. Mulai
bergabung dengan Angkasa Pura II pada tahun 2008
hingga sekarang.
Tommy Soetomo
Direktur Keuangan
Lahir pada tahun 1960 di Cimahi – Jawa Barat. Lulus
S1 Akuntansi Universitas Padjadjaran, Bandung
(1986). Pernah menjabat di beberapa posisi penting
pada beberapa bank di Indonesia serta mendapatkan
penghargaan Superior Performance pada Advance Bank
Management Program Asian Institute of Management
Manila (1989). Menjabat sebagai Staf Khusus Menteri
pada Kementrian Negara BUMN (2005) dan sebagai
Direktur Keuangan Angkasa Pura II pada tahun 2006
hingga sekarang.
President Director
Born in 1952 in Yogyakarta, Central Java. Obtained a
Bachelor degree in Accounting from Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta (1978) and a Master degree in Magister
Management from Institut Teknologi Bandung (2000).
Attended the Indonesia Executive Program, Strategic
Management Cause at General Electric in Cottonville,
USA (1995), courses in Sespa and Lemhanas Batch XXXIII.
Previously served as Director of Finance at PERUMKA
(1988) and President Director of PT KAI (1999). Joined
Angkasa Pura II as President Director in 2002 and was re-
appointed in 2004 up to the present.
Deputy President Director
Born in 1954 in Batusangkar, West Sumatera. Graduated
with Bachelor degree in Economics from Universitas
Indonesia (1982) and a Master degree from Golden Gate
University, San Francisco (1987). Previously held important
positions at several banks before appointed as Director of
Finance (1988) and as President Director (2001) at
PT Aerowisata. Joined Angkasa Pura II in 2008 up to the
present.
EVP of Finance
Born in 1960 in Cimahi, West Java. Graduated with a
degree in Accountancy from Universitas Padjadjaran,
Bandung (1986). Previously held important posts at several
banks in Indonesia, and got the Superior Performance
award at the Advanced Bank Management Program, Asian
Institute of Management, Manila (1989). Served as Special
Ministerial Staff at the State Ministry for State-Owned
Enterprise (2005), and appointed as EVP Finance, of
Angkasa Pura II in 2006 up to the present.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 25
Board of Directors Profiles
Endang Dwi Suryani
Direktur Personalia dan Umum
Lahir pada tahun 1957 di Batang – Jawa Tengah.
Memulai karir di Angkasa Pura II sebagai Petugas
Informasi di Bandara Halim Perdanakusuma (1978). Lulus
Fakultas Hukum Universitas Muhamadiyah, Jakarta (1986)
dan Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta (2005). Pernah menjabat sebagai Kepala Sub
Direktorat Pengembangan SDM (1999) selama 4 tahun
sebelum diangkat sebagai Direktur Personalia dan Umum
Angkasa Pura II pada tahun 2004 hingga sekarang.
S. Tulus Pranowo
Direktur Operasi dan Teknik
Lahir pada tahun 1956 di Temanggung - Jawa Tengah.
Mulai berkarir di Angkasa Pura II sebagai Teknisi Radio
Penerbangan di Bandara Kemayoran setamat dari
Pendidikan Dasar Teknik Radio di PLP Curug, Tangerang
(1976). Lulus Manajemen Informatika STMIK Gunadarma,
Depok (1994) dan Magister Manajemen Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta (2005). Lulus pelatihan
Managemen Eksekutif Bandara Angkatan I (2000). Pernah
beberapa kali menjabat di posisi penting sebelum menjadi
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT Angkasa
Pura II (Persero) (2004-2008) dan sebagai Direktur Operasi
dan Teknik pada tahun 2008 hingga sekarang.
Robert D. Waloni
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha
Lahir pada tahun 1954 di Manado – Sulawesi Utara. Lulus
Bachelor of Science in Management, Universitas Sam
Ratulangi (1980). Mengikuti Airlines Alliances di London
(1997). Pernah menjabat beberapa posisi penting di
PT Garuda Indonesia dan PT Gapura Angkasa sebelum
menjadi Executive Vice President Operations & Marketing
(2004) dan President & CEO PT Gapura Angkasa (2007).
Mulai bergabung dengan Angkasa Pura II pada tahun
2008 hingga sekarang.
EVP of Personnel and General Affairs
Born in 1957 in Batang, Central Java. Started her career
at Angkasa Pura II as Information Officer at Halim
Perdanakusuma Airport (1978). Graduated with a degree
in Law from Universitas Muhammadiyah, Jakarta (1986)
and a degree in Magister Management from Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta (2005). Previously served as
Head of Sub-Directorate HR Development (1999) for four
years, before appointed as EVP Personnel and General
Affairs at Angkasa Pura II in 2004 up to the present.
EVP of Operations and Engineering
Born in 1956 in Temanggung, Central Java. Started his
career at Angkasa Pura II as flight radio technician at
Kemayoran Airport after finishing Basic Training in Radio
Engineering at PLP Curug, Tangerang (1976). Obtained
a degree in Informatics Management from STMIK
Gunadarma, Depok (1994) and a Magister Management
degree from Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (2005).
Attended the Airport Executive Management training
batch I (2000). Served in various important positions before
appointed as EVP Commercial and Business Development
(2004-2008) and as EVP Operations and Engineering at
Angkasa Pura II in 2008 up to the present.
EVP of Commercial and Business Development
Born in 1954 in Manado, North Sulawesi. Obtained
a Bachelor of Science degree in Management from
Universitas Sam Ratulangi (1980). Attended the Airlines
Alliances in London (1997). Previously held several
important positions at PT Garuda Indonesia and PT Gapura
Angkasa, before appointed as EVP Operations & Marketing
(2004) and President & CEO of PT Gapura Angkasa (2007).
Joined Angkasa Pura II in 2008 up to the present.
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
OUR SERVICES
Jasa AeronautikaJasa Non-AeronautikaAeronautical ServicesNon-Aeronautical Services
28 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Jasa Aeronautika
Pelayanan Lalu Lintas Udara (Air Traffic Services) adalah
salah satu aktivitas bisnis utama Angkasa Pura II.
Dalam melakukan aktivitasnya tersebut Angkasa Pura II
senantiasa meningkatkan kualitas pelayanannya dari
aspek fasilitas, prosedur kerja maupun kemampuan
personil, sehingga mampu melaksanakan misinya
untuk mengelola jasa pelayanan lalu lintas udara yang
mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan
pelanggan.
The provision of Air Traffic Services is one of the core
business of Angkasa Pura II. In doing these activities,
Angkasa Pura II constantly strives to improve its service
quality in aspects of available facilities, work procedures,
and also personnel capability, and thus ensuring the
success of its mission to deliver Air Traffic Services with a
priority on flight safety and the satisfaction of its service
users.
Penyediaan jasa aeronautika bertumpu
pada terselenggaranya aspek
keselamatan penerbangan.The provision of aeronautical services rests on
the all-important aspect of flight safety.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 29
Pasca Restrukturisasi FIR (Flight Information Region),
Angkasa Pura II telah menyelesaikan restrukturisasi ruang
udara lapis bawah (lower airspace), yang dilaksanakan
dalam tiga tahapan. Restrukturisasi tersebut dilakukan
untuk meningkatan pelayanan dan keselamatan
penerbangan, harmonisasi flow of traffic, harmonisasi
koordinasi, serta untuk mengurangi ruang udara Class F
(uncontrolled airspace) dengan mengoptimalkan fasilitas
yang tersedia.
Tahapan dalam restrukturisasi lower airspace adalah
sebagai berikut :
1. Tahap I : Lower airspace Medan, Banda Aceh,
Padang dan Pekanbaru
2. Tahap II : Lower airspace Palembang, Jambi, Pangkal
Pinang dan Pontianak
3. Tahap III : Lower airspace Jakarta, Bandung,
Semarang dan Yogyakarta.
Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam restrukturisasi,
adalah:
• Trend & Air Traffic Flow Management.
• Evaluasifasilitaskomunikasidansurveillance yang
tersedia.
• Harmonisasidenganrestrukturisasiupper airspace.
• Kondisigeografiswilayahudaraterkait.
• Peraturandanproseduryangberlaku.
Following the restructuring of the FIR (Flight Information
Region), Angkasa Pura II has also completed the
restructuring of the lower airspace that was undertaken
in three phases. The restructuring of the lower airspace
serves to improve the level of flight service and flight
safety, the flow of air traffic, flight coordination, and
also reduce the Class F (uncontrolled) airspace while
optimizing the utilization of available facilities.
The restructuring of the Lower Airspace was undertaken
in three phases as follows:
1. Phase I : Lower airspace at Medan, Banda Aceh,
Padang and Pekanbaru
2. Phase II : Lower airspace at Palembang, Jambi,
Pangkal Pinang and Pontianak
3. Phase III : Lower airspace at Jakarta, Bandung,
Semarang and Yogyakarta.
Several factors were considered in the restructuring,
including:
• Trendandairtrafficflowmanagement
• Evaluationofexistingcommunicationandsurveillance
facilities.
• Alignmentwiththeupperairspacerestructurization
• Therelatedgeographicalconditions.
• Applicableregulationsandprocedures.
Aeronautical Services
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
Pendapatan Aeronautika berhasil mencapai 103% dari target tahun 2008.
Aeronautical revenues amounted to 103% of the targeted amount for 2008.
30 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Jasa Aeronautika Aeronautical Services
Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas
maka dibuat dan disepakati disain dan struktur ruang
udara lapis bawah yang baru yang mencakup sebagian
besar wilayah udara yang menjadi tanggung jawab
Angkasa Pura II. Struktur yang baru tersebut lebih
sederhana dan efisien serta dapat memanfaatkan fasilitas
yang tersedia secara optimal, di mana seluruh wilayah
ruang udara lapis bawah yang menjadi kewenangan
Angkasa Pura II hasil restrukturisasi berada dalam
jangkauan fasilitas komunikasi dan surveillance yang
tersedia.
Untuk harmonisasi dengan pemberlakuan prosedur-
prosedur baru di wilayah Asia Pacific seperti FLAS (Flight
Level Allocation Scheme) di South China Sea dan LOA
(Letter of Operational Agreements), target implementasi
struktur ruang udara lapis bawah yang disepakati berlaku
pukul 21.00 UTC tanggal 2 Juli 2008.
Terkait dengan implementasi struktur ruang udara
lapis bawah yang baru tersebut, telah juga disetujui
17 LOA domestik dan satu LOA internasional, serta
penyempurnaan pada empat Standard Operating
Procedures (SOP).
Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan
layanan pengendalian lalu lintas udara, Angkasa Pura II
telah mengembangkan sistem dan peralatan pendukung,
seperti Facility Design Aeronautical Mapping (FDAM),
Flight Procedure Design and Airspace Management
(FPDAM), dan Terminal Airspace Simulation Model
(SIMMOD).
With due consideration of those factors, a new Lower
Airspace structure was designed and agreed on,
encompassing most of the airspaces that come under the
responsibility of Angkasa Pura II. The resulting new lower
airspace structure is both simpler and more efficient. The
structure also allows optimum utilization of available
facilities, whereby the entire lower airspace regions
for which Angkasa Pura II is responsible for are within
coverage of the existing communication and surveillance
facilities available.
In alignment with new procedures being implemented
in the Asia-Pacific region such as the FLAS (Flight
Level Allocation Scheme) over the South China Sea,
as well as the various LOAs (Letter of Agreement), the
implementation of the new Lower Airspace structure was
agreed on to commence at 21.00 UTC on 2 July 2008.
As part of the implementation of the new lower airspace
structure, 17 Domestic LOAs and one International LOA
have been agreed on, as well as improvement to four
Standard Operating Procedure (SOP).
To improve the quality of the provision of Air Traffic
Control services, Angkasa Pura II has also developed
various support systems and equipment, such as the
Facility Design Aeronautical Mapping (FDAM), Flight
Procedure Design and Airspace Management (FPDAM),
and the Terminal Airspace Simulation Model (SIMMOD).
Angkasa Pura II Annual Report 2008 31
Jasa Aeronautika Aeronautical Services
Perangkat FDAM berguna untuk membuat peta seperti
Instrument Approach Chart, Minimum Vectoring
Altitude, dan manajemen tata ruang udara (FIR) Jakarta.
FPDAM digunakan untuk fungsi pembuatan prosedur
penerbangan baru (precision & non-precision), analisis
obstacle clearance terhadap gedung/bangunan di sekitar
bandara, pembuatan ATS route alternatif temporer,
manajemen ruang udara dalam hal terjadi larangan
terbang di wilayah udara tertentu (akibat adanya operasi
militer, gunung meletus, dan lain-lain), serta kajian
Instrument Flight Procedures terhadap struktur tata ruang
udara.
Sedangkan SIMMOD berguna memberikan data
pendukung untuk keperluan manajemen lalu lintas
udara dan pengembangan bandara karena mempunyai
informasi yang tepat tentang kapasitas sebuah ruang
udara dalam menampung pergerakan pesawat udara
dalam cuaca baik maupun cuaca buruk.
The FDAM is useful in making a variety of charts such as
the Instrument Approach and Minimum Vectoring Altitude
charts, as well as in the management of airspaces in the
Flight Information Region (FIR) Jakarta. The FPDAM is
used in making new flight procedures (both precision and
non-precision), in obstacle clearance analysis for buildings
around an airport, to make a temporary alternative ATS
route, in airspace management in the event of a flight ban
over a certain airspace (due to military operations, volcanic
eruptions, and others), and in Instrument Flight Procedure
reviews on existing airspace structure.
Meanwhile, SIMMOD is used to provide supporting
data for purposes of air traffic services and airport
development, by giving accurate information on the
capacity of a certain airspace to handle flight traffic in
good weather as well as in adverse weather condition.
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
Bandara Soekarno-Hatta melayani lebih dari 250.000 pergerakan pesawat penerbangan domestik maupun internasional.
Soekarno-Hatta Airport served more than 250,000 aircraft movements for domestic and international flights.
32 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Jasa Non-Aeronautika
Sebagai penyelenggara bandara, Angkasa Pura II juga
bertanggung jawab atas penyediaan jasa penunjang
kegiatan bandara, yang lebih diarahkan kepada
pemenuhan kebutuhan pengguna jasa bandara, termasuk
aspek keamanan bandara, penanganan kecelakaan
pesawat udara di bandara, serta layanan kargo udara.
Pelaksanaan usaha kegiatan penunjang bandara tersebut
dapat dilimpahkan kepada pihak ketiga melalui pola kerja
sama dengan mitra usaha yang memenuhi persyaratan
sesuai bidang usahanya dan telah memiliki pengalaman
serta reputasi dalam melakukan kegiatan tersebut.
As an airport operator, Angkasa Pura II is also responsible
for the provision of airport support services mainly
towards fulfilling the various needs of airport serve users,
which include aspects of airport security, the handling
of aircraft accidents in airports, and air cargo services.
The provision of airport support services may also be
conducted by third-part service providers, through the
establishment of business cooperation with eligible
business partners possessing the required qualifications
and track record in the respective business or activity.
Jasa non-aeronautika lebih berhubungan
dengan kepuasan pengguna jasa bandara.Non-Aeronautical services have more to do with
the satisfaction level of airport service users.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 33
Pelayanan Jasa Penumpang
Selama tahun 2008, ada beberapa perusahaan
penerbangan yang mulai berdiri dan melayani
penerbangannya, tapi ada juga yang menghentikan
operasinya karena berbagai alasan. Selain itu, di tahun
2008 juga terjadi kenaikan harga BBM yang cukup
tinggi dan memaksa seluruh maskapai penerbangan
menyesuaikan harga tiketnya yang pada akhirnya
dirasakan oleh para konsumen menjadi sangat mahal.
Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi jumlah
orang yang bepergian dengan pesawat udara, baik
domestik maupun internasional. Dibandingkan dengan
tahun 2007, jumlah pergerakan pesawat udara dan
penumpang di seluruh bandara yang dikelola oleh
Angkasa Pura II menurun masing-masing sebesar 0,22%
dan 0,93%.
Selama tahun 2008, Angkasa Pura II melakukan
perbaikan dan peningkatan fasilitas bandara seperti
penggantian kursi ruang tunggu (boarding lounge),
penambahan dan perbaikan toilet, trolley, check-in
counter dan lain-lain.
Khusus di Bandara Soekarno-Hatta, telah dilakukan
perubahan posisi konter pelayanan imigrasi dan
pembayaran fiskal. Jika selama ini konter-konter
tersebut terdapat di setiap Sub Terminal, maka sejak
tahun 2008 telah dilakukan sentralisasi pelayanan yang
dipusatkan di Sub Terminal 2 E. Perubahan layanan ini
memberikan tambahan ruangan di terminal, sehingga
kapasitas terminal menjadi bertambah sekaligus dapat
memperlancar arus penumpang.
Passenger Service
In 2008, there were a number of new airlines that have
started commercial flight operations, while on the other
hand, several others have stopped their operations due
to a variety of reasons. In addition, as a result of the
significant fuel price hike in 2008, many commercial
airlines have been forced to adjust the price of flight
tickets, and this eventually put a burden on the consumer.
These factors in turn affected the number of people
who chose to travel by air, both in domestic as well as
in international flights. Compared to the year 2007,
aircraft movements and number of passengers handled
by the airports under the management of Angkasa Pura II
showed a decline of 0.22% and 0.93%, respectively.
Throughout 2008, Angkasa Pura II engaged in routine
maintenance as well as improvement of airport facilities,
including the replacement of chairs in boarding lounges
and additional toilets, luggage trolleys, check-in counters,
and others.
Also in 2008, there was a re-arrangement of the counters
for immigration and fiscal tax payment services at the
Soekarno-Hatta Airport. Whereas previously these
counters were available at each Sub-Terminal, beginning
in 2008 they have been centralized at Sub-Terminal 2E.
The re-arrangement has resulted in greater room capacity
at the terminals and has also contributed to a more
efficient passenger flow through the airport.
Non-Aeronautical Services
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
Pendapatan non-aeronautika meningkat 13% mencapai Rp 524,9 miliar pada tahun 2008.
Non-Aeronautical revenues increased by 13% to Rp 524.9 billion in 2008.
34 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Jasa Non-Aeronautika Non-Aeronautical Services
Dalam rangka memenuhi dan merespon ekspektasi
pengguna jasa bandara, khususnya yang menyangkut
kebersihan dan kenyamanan, Angkasa Pura II
meluncurkan program Bersih Bandara yaitu “Road to
Clean Airport” yang diterapkan di 12 bandara yang
dikelola Angkasa Pura II dengan Bandara Soekarno-
Hatta sebagai pilot project. Road to Clean Airport yang
dicanangkan pada 23 September 2008 di Terminal 1
Bandara Soekarno-Hatta oleh Menteri Perhubungan,
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata serta Gubernur
Banten diharapkan mampu menciptakan lingkungan
bandara yang nyaman, bersih dan indah bagi pengguna
jasa.
Road to Clean Airport di Bandara Soekarno-Hatta
berfokus pada pembenahan dan perbaikan seluruh
fasilitas umum dan kondisi terminal, antara lain dengan
merenovasi toilet dan musholla di seluruh terminal
serta membangun toilet dan musholla (ber-AC) baru
di area parkir Terminal 1 A,B,C. Selain itu bagi para
penumpang yang ingin melanjutkan perjalanannya
dengan menggunakan transportasi darat telah disediakan
beberapa tambahan pilihan jasa angkutan pemadu moda
dan juga telah dibangun beberapa shelter bis (ber-AC)
di area parkir kendaraan setiap gedung terminal berikut
dengan toilet, kantin dan fasilitas lainnya.
Pelayanan Penerbangan Haji
Seperti halnya pada tahun 2007, Angkasa Pura II pada
tahun 2008 melaksanakan pelayanan pemberangkatan
dan pemulangan jemaah haji melalui lima bandara
embarkasi, yaitu Bandara Soekarno-Hatta, Polonia, Sultan
Iskandar Muda, Minangkabau dan Sultan Mahmud
Badaruddin II. Jumlah jemaah haji yang diberangkatkan
dari seluruh bandara tersebut adalah sebanyak 86.066
orang dalam 221 kelompok terbang (kloter). Jumlah ini
meningkat 1,87% jika dibandingkan dengan penerbangan
haji tahun lalu. Secara umum pelayanan angkutan haji
pada tahun 2008 relatif lebih baik jika dibandingkan tahun
Responding to the expectation of airport service
users, and in particular in aspects of cleanliness and
comfortability, Angkasa Pura II has introduced the ‘Road
to Clean Airport’ program to be implemented in the
12 airports under its management, with the Soekarno-
Hatta Airport chosen as a pilot project. The Road to
Clean Airport program was officially launched by the
Minister of Transportation, the Minister of Cultural Affairs
and Tourism, and the Governor of Banten Province
in a ceremony held at Terminal 1 building, Soekarno-
Hatta Airport on 23 September 2008, and is expected
to promote the creation of a clean and comfortable
environment at airports.
At the Soekarno-Hatta Airport, the Road to Clean
Airport program focused on the improvement of public
facilities and the general condition of passenger terminal
buildings, including through the renovation of toilets
and prayer rooms, and construction of additional toilets
and air conditioned prayer-rooms at the car park area of
Terminal 1 A, B, and C. More inter-mode transportation
alternatives have also been provided for the convenience
of passengers wishing to continue their journey by land,
as well as airconditioned bus shelters at the car park areas
equipped with toilets, canteen and other facilities.
Hajj Pilgrimage Flights
As in 2007, Angkasa Pura II in 2008 engaged in the
provision hajj pilgrimage embarcation and debarcation
flights at five airports, namely the Soekarno-Hatta,
Polonia, Sultan Iskandar Muda, Minangkabau, and the
Sultan Mahmud Badaruddin II airport. A total of 86,066
hajj pilgrims were embarked through the five airports
in 221 flights. This number represented an increase of
1.87% compared to hajj pilgrimage flights in the previous
year. Overall, service quality in the 2008 hajj pilgrimage
flights was relatively improved over the level of service in
2007, as was evident from the decline in the number of
Lebih dari 46 juta penumpang penerbangan domestik dan internasional dilayani melalui 12 bandara yang dikelola Angkasa Pura II.
More than 46 million domestic and international flight passengers were handled by the 12 airports under Angkasa Pura II.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 35
Jasa Non-Aeronautika Non-Aeronautical Services
2007. Ini terlihat dari menurunnya jumlah keterlambatan
pemberangkatan, baik yang diakibatkan oleh faktor teknis
(kerusakan pesawat udara yang digunakan) maupun
operasional pesawat udara di bandara.
Pelayanan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Sebagian besar Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja
di luar negeri datang dan pergi melalui Bandara Soekarno-
Hatta. Untuk meningkatkan pelayanan kepada para TKI
tersebut, Angkasa Pura II telah menyediakan lahan untuk
gedung pendataan TKI yang baru menggantikan gedung
pendataan TKI lama yang selama ini dikenal sebagai
Terminal 3 TKI. Gedung baru yang dibangun Pemerintah/
Depnakertrans tersebut masih berlokasi di area bandara,
dengan fasilitas yang lebih baik, lebih luas dan lebih nyaman.
Seluruh kegiatan yang berkaitan dengan keberangkatan dan
kedatangan TKI melalui Bandara Soekarno-Hatta dipusatkan
di gedung baru ini dengan pengaturan dan pengelolaan dari
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI).
Pelayanan Pengamanan Bandara
Sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap aspek
keamanan dan keselamatan penerbangan, Angkasa Pura II
secara konsisten dan berkesinambungan mengupayakan
peningkatan pengamanan di bandara, sehingga
keamanan, keselamatan dan kelancaran kegiatan
pelayanan operasional penerbangan dapat terjamin.
Dalam melaksanakan kegiatan pengamanan bandara,
diperlukan personil dan peralatan pengamanan yang
memadai, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya.
Untuk melengkapi peralatan pengamanan yang sudah
ada, telah dilakukan penambahan dan penggantian
berbagai peralatan dan fasilitas keamanan di bandara, di
antaranya adalah mesin X-Ray baik untuk bagasi maupun
kargo, Walk Through Metal Detector, Handheld Metal
Detector, CCTV, pagar perimeter, dan lain-lain.
Dalam melaksanakan pelayanan pengamanan bandara,
Angkasa Pura II menjalin kerja sama dengan TNI dan
Polri serta instansi pengamanan lainnya yang terkait.
Selain kerjasama tersebut, selama tahun 2008 Angkasa
Pura II telah merekrut anggota TNI yang masih aktif
sebagai pegawai organik guna melengkapi kebutuhan
yang ada. Untuk mengantisipasi setiap bentuk ancaman
dan gangguan keamanan di bandara, peningkatan
kualitas personil pengamanan selalu dilakukan secara
terus menerus, termasuk juga sistem dan prosedur yang
digunakan yang secara berkala juga selalu disempurnakan.
delayed flights due to technical factors (problems with
the aircraft used) as well as due to aircraft handling and
operations at the airports.
Indonesian Migrant Workers
The Soekarno-Hatta Airport serves most of the Indonesian
migrant workers (TKI) incoming and outgoing traffic. To
improve the level of services to these TKIs, Angkasa
Pura II has set aside a plot of land to build a new separate
building for TKI handling facility replacing the previous
facility known as Terminal 3 TKI. The new building,
build by the Government/the Ministry for Labour and
Transmigration, is located within the airport grounds, and
is better equipped as well as larger and more comfortable
for TKIs compared to the previous facility. At present, all
activities related to the embarcation and debarcation of
TKIs through the Soekarno-Hatta Airport are centralized
at the new TKI building in accordance with regulations of
the National Agency for the Placement and Protection of
Migrant Workers (BNP2TKI).
Airport Security Services
Being responsible for the aspects of flight security and
safety, Angkasa Pura II continuously and consistently
strives to improve airport security conditions in order to
ensure the provision of secure, safe and smooth flight
operation services.
The provision of airport security services requires adequate
resources of security personnel and equipment, both
in terms of number as well as quality. Angkasa Pura II
continues to invest in additional airport safety equipment
and facilities as well as the replacement of existing ones,
including X-ray machines for passenger baggage and
cargo, Walk Through Metal Detectors, Handheld Metal
Detectors, Closed-Circuit TV, perimeter fence, and others.
In the provision of airport security services, Angkasa
Pura II cooperates with the Armed Forces and the
National Police, as well as with other related security
agencies. In addition, Angkasa Pura II in 2008 has also
recruited members of the Armed Forces in active duty as
organic employees to meet the current need for security
personnel. To ensure the ability to anticipate any threats
to airport security, the quality of security personnel is
continuously being enhanced, while security systems and
procedures are also reviewed and improved as necessary
from time to time.
Intr
od
uct
ion
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
36 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Jasa Non-Aeronautika Non-Aeronautical Services
Pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan -
Pemadam Kebakaran (PKP-PK)
Dalam rangka meningkatkan kesiapan bandara dalam
mengantisipasi adanya kecelakaan pesawat udara, pada
tahun 2008 Angkasa Pura II telah melakukan peremajaan
dan penggantian kendaraan operasional PKP-PK, yaitu di
antaranya foam tender dan rescue intervention vehicle,
terutama untuk memenuhi ketentuan kelengkapan sesuai
airport category masing-masing bandara. Kelengkapan
fasilitas, personil dan prosedur operasi yang digunakan
dalam pelayanan PKP-PK secara bertahap selalu
ditingkatkan guna menjamin terpenuhinya response time
yang telah ditentukan dalam operasi penanggulangan
kecelakaan pesawat udara.
Pelayanan Penanggulangan Gawat Darurat
Kecelakaan pesawat udara dapat saja terjadi setiap saat,
sehingga Angkasa Pura II harus selalu siap mengantisipasi
dan memberikan pertolongan guna menyelamatkan
para penumpang dan menghindari kerugian yang lebih
besar sebagai dampak dari suatu kecelakaan. Selama
tahun 2008, Angkasa Pura II telah mengadakan latihan
Penanggulangan Gawat Darurat (PGD) dengan skala
besar sebanyak empat kali yaitu di Bandara Minangkabau
Padang, Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang,
Husein Sastranegara Bandung dan Polonia Medan.
Selain untuk memenuhi ketentuan, penyelenggaraan
latihan PGD tersebut juga dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat kesiapan bandara, khususnya
Airport Emergency Committee, dalam menanggulangi
kecelakaan pesawat udara di masing-masing bandara.
Skenario latihan selalu berubah disesuaikan dengan
kebutuhan, namun pada umumnya terdapat unsur
ledakan dari kecelakaan pesawat udara yang terbakar
sehingga memerlukan pelayanan PKP-PK, medis dan
lain-lain untuk pertolongan dan penanggulangannya.
Hasil evaluasi atas latihan PGD tersebut akan digunakan
sebagai acuan untuk meningkatkan kemampuan bandara
dalam mengantisipasi dan memberikan pertolongan
dalam operasi penanggulangan kecelakaan pesawat
udara di masing-masing bandara, serta perbaikan tingkat
koordinasi dari seluruh unsur yang tergabung dalam
Airport Emergency Committee.
Flight Accident - Fire Fighting (PKP-PK) Services
To improve the emergency handling capability of airports
in anticipation of accidents involving aircrafts, Angkasa
Pura II in 2008 has strengthened and rejuvenated its Flight
Accident and Fire Fighting (PKP-PK) operational fleet,
including additional foam tender and rescue intervention
vehicles, mainly towards fulfilling the respective airport
category mandatory requirement of each of the airports
under its management. The equipment, personnel and
operational procedures of the PKP-PK service are being
gradually and continuously upgraded and improved, so
as to be capable of fulfilling the established standard
response time in emergency airport flight accident
operations.
Airport Emergency Services
Accidents involving a flight or aircraft can happen at any
time, and thus Angkasa Pura II must always be ready
to perform airport emergency and rescue operations to
help save the life of aircraft’s passengers and prevent
further loss or damage as a result of the accident. In
2008, Angkasa Pura II conducted a total of four large-
scale airport emergency (PGD) exercises, namely at
the Minangkabau Airport – Padang, Sultan Mahmud
Badaruddin II Airport – Palembang, Husein Sastranegara
Airport – Bandung, and the Polonia Airport – Medan.
Aside from the fulfillment of regulatory requirement,
these airport emergency exercises are also useful to
measure the state of readiness of the respective airports,
and especially of the concerned Airport Emergency
Committee, in the handling of an aircraft accident. The
scenarios used in these exercises change according to
needs, but usually involves explosions from a burning
aircraft, which necessitates the use of PKP-PK services,
medical services, and other rescue and aid operations.
The evaluation results of a PGD exercise are then used
as a reference to improve the capability of the respective
airport in anticipating and providing emergency rescue
services in an aircraft accident operation, as well as to
enhance the degree of cooperation among all the related
elements in an Airport Emergency Committee.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 37
Jasa Non-Aeronautika Non-Aeronautical Services
Pelayanan Kargo
Pelayanan kargo merupakan salah satu jenis pelayanan
jasa penunjang kegiatan penerbangan. Untuk
meningkatkan aspek keselamatan penerbangan, sejak
tahun 2007 Angkasa Pura II telah melaksanakan kegiatan
pemeriksaan barang dan pelayanan operasional kargo di
seluruh terminal kargo pada bandara yang dikelola oleh
Angkasa Pura II. Sejak saat itu, jumlah keluhan dari para
pengguna jasa terminal kargo menjadi jauh berkurang
dan terlihat adanya peningkatan volume arus barang
yang diangkut melalui bandara yang dikelola Angkasa
Pura II. Pada tahun 2008, jumlah kargo yang melewati 12
bandara Angkasa Pura II meningkat menjadi 579.766 ton,
atau naik sebesar 5,1% jika dibandingkan tahun 2007.
Sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah angkutan
kargo, saat ini kapasitas pergudangan di terminal kargo
di Bandara Sultan Syarif Kasim II - Pekanbaru, Sultan
Iskandar Muda - Banda Aceh dan Supadio - Pontianak
sedang ditingkatkan.
Angkasa Pura II juga telah melengkapi seluruh
gudang kargo dengan mesin X-Ray serta personil
yang bersertifikat dan terlatih di bidang pengamanan
penerbangan, sehingga keamanan dan keselamatan
penerbangan dapat lebih ditingkatkan, khususnya dari
aspek penanganan barang yang diangkut.
Cargo Services
The provision of cargo services represent part of the
support function for flight activities. In the interest of
improved flight safety, Angkasa Pura II since 2007 has
taken over the operations of cargo inspection and cargo
movement in all aircraft cargo terminals at the airports
under its management. Since that time, there was a
marked reduction in the number of complaint cases by
the users of airport cargo services, while the volume
of cargoes transiting through the airports under the
management of Angkasa Pura II continued to increase.
Throughout 2008, the volume of cargoes handled by the
12 airports under Angkasa Pura II has grown to 579,766
tons, an increase of 5.1% over those in 2007. At present,
cargo warehousing capacities in the cargo terminals at
Sultan Syarif Kasim II Airport - Pekanbaru, Sultan Iskandar
Muda Airport - Banda Aceh, and Supadio Airport -
Pontianak, were undergoing expansion in order to cope
with increasing volume of cargoes moving through these
airports.
Angkasa Pura II has also installed all its cargo warehouses
with X-Ray equipment as well as trained personnel
with formal certification in flight safety, so as to ensure
improved security and safety of flight operations,
especially from the aspect of cargo handling.
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
OPERATIONAL REVIEW
Pengembangan UsahaSumber Daya ManusiaTanggung Jawab Sosial PerusahaanBusiness DevelopmentHuman ResourcesCorporate Social Responsibility
40 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Pengembangan Usaha
Mengacu kepada Anggaran Dasar Angkasa Pura II,
kegiatan usaha utama BUMN ini adalah “melakukan
usaha di bidang jasa kebandarudaraan, pelayanan lalu
lintas penerbangan, serta optimalisasi pemanfaatan
sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk
menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi
dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar
keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas”.
Berdasarkan Anggaran Dasar tersebut, maka dalam
melakukan optimalisasi pemanfaatan sumber daya
perusahaan, Angkasa Pura II melakukan kerjasama bisnis
dengan pihak kedua, berlandaskan kepada prinsip-prinsip
berikut :
a. Penciptaan nilai tambah bagi semua pihak terkait,
terutama pengguna jasa;
b. Konsep yang mutakhir dalam pengelolaan dan
pelayanan;
In accordance with its Articles of Association, the core
business of Angkasa Pura II as an SOE is “to engage in
business activities in the provision of airport services, air
traffic services, and to strive for optimum utilization of
company resources in order to provide high quality and
highly competitive products and/or services for profits,
in the interest of creating higher value for the company
through the implementation of Limited Liability Company
principles”.
In line with stipulations in its Articles of Association,
Angkasa Pura II strives to optimize the utilization of
company resources through a variety of business
cooperation with other parties, based on the following
principles:
a. The creation of added value for all related parties and
especially for the consumer;
b. The use of the latest concept in management and
services;
Angkasa Pura II melakukan diversifikasi melalui pengembangan usaha yang terkait maupun jasa penunjang lainnya.Angkasa Pura II engages in diversification into related businesses as well as
other support services.
Pergerakan kargo di Bandara Soekarno-Hatta mencapai lebih dari 470.000 ton pada tahun 2008.
Cargo movements through the Soekarno-Hatta Airport reached more than 470,000 tons in 2008.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 41
c. Pembentukan citra dan reputasi yang baik bagi
Angkasa Pura II; dan
d. Penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan
Yang Baik (Good Corporate Governance).
Pada tahun 2008, Angkasa Pura II melakukan beberapa
kerjasama bisnis dengan BUMN maupun dengan pihak
swasta yakni:
a. Kerjasama dengan BUMN/BUMD :
1. PT Telkom, Tbk: penyediaan solusi layanan
infokom untuk Terminal 3 Pier 1 Bandara
Soekarno-Hatta;
2. PT Hutama Karya: optimalisasi lahan Angkasa
Pura II di Jl. Kramat Raya, Jakarta;
3. PT Pertamina: pembangunan fasilitas pengisian
bahan bakar pesawat udara di bandara baru
Medan di Kuala Namu;
4. PT Garuda Indonesia: optimalisasi lahan Angkasa
Pura II di Bandara Soekarno-Hatta;
5. PT Adhi Karya: pembangunan Terminal 3 Pier 1
Bandara Soekarno-Hatta;
6. PT Bank Mandiri: penyediaan fasilitas pinjaman
untuk pembangunan private sector bandara baru
Medan di Kuala Namu;
7. PT Waskita Karya: pembangunan private sector
bandara baru Medan di Kuala Namu;
8. PDAM Tirtanadi – Sumatera Utara: penyediaan air
bersih di bandara baru Medan di Kuala Namu.
b. Kerjasama dengan pihak swasta:
1. PT Adicitra Bestari: optimalisasi lahan Angkasa
Pura II di Jl. Kramat Raya, Jakarta;
2. PT King Perdana Sakti: optimalisasi lahan
Angkasa Pura II di Bandara Soekarno-Hatta;
Business Development
c. The creation of a good image and reputation for
Angkasa Pura II; and
d. The implementation of principles of Good Corporate
Governance.
In 2008, Angkasa Pura II engaged in a variety of business
cooperations with other State-Owned Enterprises as well
as private corporations:
a. Cooperation with State or Regional-owned
Enterprises:
1. PT Telkom Tbk, in the provision of information-
communication services solution at Terminal 3
Pier 1 Soekarno-Hatta Airport;
2. PT Hutama Karya, in the use of a land lot at
Jl. Kramat Raya, Jakarta, belonging to Angkasa
Pura II;
3. PT Pertamina, in the development of aircraft
refueling facility at Kuala Namu Airport, Medan;
4. PT Garuda Indonesia, in the use of lands at
Soekarno-Hatta Airport belonging to Angkasa
Pura II;
5. PT Adhi Karya, in the construction of Terminal 3
Pier 1 at Soekarno-Hatta Airport;
6. PT Bank Mandiri, in the provision of loan facility
for the construction of the private sector facilities
at Kuala Namu Airport, Medan;
7. PT Waskita Karya, in the construction of private
sector facilities at Kuala Namu Airport, Medan;
8. PDAM Tirtanadi, in the provision of clean water
supply at Kuala Namu Airport, Medan.
b. Cooperation with the private sector:
1. PT Adicitra Bestari, in the use of landlot at
Jl. Kramat Raya, Jakarta, belonging to Angkasa
Pura II;
2. PT King Perdana Sakti, in the use of lands
belonging to Angkasa Pura II at Soekarno-Hatta
Airport;
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
42 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Dalam rangka mengoptimalkan penerimaan pendapatan,
Angkasa Pura II terus berupaya mempersingkat proses
bisnis dan membuat terobosan-terobosan dalam
pengembangan bisnis. Salah satu program terobosan
adalah menerapkan sistem aplikasi pemantauan
ruangan yang terintegrasi, atau disebut SMART (Sistem
Manajemen Ruangan Terpadu).
Selain itu, Angkasa Pura II juga akan menerapkan sistem
Cash Register On-Line (CROL) di Terminal D dan Terminal
3 Pier 1 Bandara Soekarno-Hatta guna tata kelola kerja
sama yang lebih baik.
Sementara itu, rencana pengembangan bisnis di
masa depan mengacu kepada Anggaran Dasar serta
kompetensi perusahaan, dan ditempuh melalui
pembentukan Unit Bisnis Strategis (SBU), perusahaan
patungan, ataupun pendirian anak perusahaan.
Beberapa rencana pengembangan bisnis Angkasa Pura II
adalah sebagai berikut :
1. Pembangunan kawasan Cargo Center di Bandara
Soekarno-Hatta melalui anak perusahaan;
2. Pembentukan SBU Pengelola Iklan dan Parkir di
Bandara Soekarno-Hatta;
3. Pembentukan SBU Kargo di Bandara Depati Amir,
Sultan Thaha, dan Sultan Iskandar Muda.
Perusahaan Patungan
Angkasa Pura II selalu berupaya meningkatkan kinerja
keuangan dan pelayanan melalui berbagai rencana bisnis
yang disesuaikan dengan spesifikasi bisnis bandara.
Untuk meningkatkan standar pelayanan dan memperluas
jaringan bisnis yang saling menguntungkan, Angkasa
Pura II telah membentuk beberapa perusahaan patungan
melalui aliansi dan kerjasama dengan mitra strategis.
Angkasa Pura II continues with efforts to optimize
its revenue streams by improving the efficiency of
business processes as well as innovating breakthroughs
in business development. One of this breakthrough is
the implementation of an integrated room monitoring
system called the SMART (Integrated Room Management
System).
In addition, Angkasa Pura II also has plans to implement
a Cash Register On-Line (CROL) system at Terminal D and
at Terminal 3 Pier 1, Soekarno-Hatta Airport, in order to
improve the quality of cooperation with its commercial
business partners.
Meanwhile, future business development plans are
undertaken in accordance with the Articles of Association
and core competencies, through the establishment of
Strategic Business Unit (SBU), joint ventures, or subsidiary
companies.
Angkasa Pura II has plans for the following business
development undertakings:
1. Development of a Cargo Center facility at the
Soekarno-Hatta Airport through a subsidiary;
2. Establishment of an SBU to manage commercial
advertising and parking services at Soekarno-Hatta
Airport;
3. Establishment of an SBU to handle cargo business at
Depati Amir, Sultan Thaha, and Sultan Iskandar Muda
airports.
Joint Ventures
Angkasa Pura II strives at all times to improve its financial
performance and services by developing a variety of
business undertakings suited to the characteristics of
airport business. To enhance the level of services provided
and to widen its mutually beneficial business networks,
Angkasa Pura II has established several joint ventures
through alliances and cooperation with various strategic
partners.
Pengembangan Usaha Business Development
Angkasa Pura II Annual Report 2008 43
PT Gapura Angkasa berdiri pada 26 Januari 1998,
bergerak dalam bidang usaha penyediaan jasa ground
handling dan cargo handling pesawat udara serta
pergudangan. Pemegang sahamnya terdiri dari Angkasa
Pura II dan Angkasa Pura I masing-masing sebesar
31,25% serta Garuda Indonesia sebesar 37,60%.
PT Angkasa Pura Schiphol berdiri pada 26 November
1996, bergerak dalam bidang usaha penyediaan jasa
manajemen komersial, teknik, IT dan konsultasi bandar
udara, dengan komposisi pemegang saham yaitu
Angkasa Pura II sebesar 50% dan Schiphol Airport
Netherland sebesar 50%.
PT Purantara Mitra Angkasa Dua berdiri pada 26 April
2000, bergerak dalam bidang usaha penyediaan jasa
catering pesawat udara dengan komposisi pemegang
saham; Angkasa Pura II sebesar 5,38%,
PT Purantara Mitra Angkasa sebesar 38,21% dan
PT Cardig Internasional sebesar 56,40%.
PT Railink berdiri pada 28 September 2006, sebagai
perusahaan induk (holding company) yang didirikan
khusus untuk membangun dan mengoperasikan Kereta
Api (KA) Bandara, dengan komposisi pemegang saham
yaitu Angkasa Pura II sebesar 40% dan PT Kereta Api
Indonesia sebesar 60%.
PT Garuda Indonesia berdiri pada 4 Maret 1975,
merupakan BUMN yang bergerak dalam bidang
pengelolaan maskapai penerbangan, dengan komposisi
pemegang saham; Angkasa Pura II sebesar 2,82%,
Angkasa Pura I sebesar 1,74% dan PT Garuda Indonesia
sebesar 95,44%.
PT Gapura Angkasa was established on 26 January
1998 to provide aircraft ground handling, cargo handling,
and warehouse services. Angkasa Pura II and Angkasa
Pura I each owns 31.25% shares in the company, with
Garuda Indonesia holding 37.60% share ownership.
PT Angkasa Pura Schiphol was established on 26
November 1996 and is engaged in the provision of
commercial management services, engineering, IT, and
airport consultancy services, with 50% shareholding each
by Angkasa Pura II and the Schiphol Airport, Netherland.
PT Purantara Mitra Angkasa Dua was established
on 26 April 2000 to provide in-flight catering services.
Shareholding in the company is 5.38% by Angkasa Pura II,
38.21% by PT Purantara Mitra Angkasa, and 56.40% by
PT Cardig Internasional.
PT Railink was established on 28 September 2006 as a
holding company for the purpose of the development
and operation of the Airport Railway. Angkasa Pura II
owns 40% shares of the company while PT Kereta Api
Indonesia owns 60% shareholding.
PT Garuda Indonesia was established on 4 March
1975 as a State-Owned Enterprise engaged in airline
management services. The company is owned by Angkasa
Pura II (2.82%), Angkasa Pura I (1.74%), and PT Garuda
Indonesia (95.44%).
Pengembangan Usaha Business Development
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
44 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Pengembangan Bandara
Untuk mengakomodasi terus meningkatnya jumlah
penumpang pesawat udara maupun dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna
jasa bandara, Angkasa Pura II melakukan upaya
pengembangan bandara melalui perluasan kapasitas
bandara yang telah ada maupun pembangunan bandara
di lokasi yang baru. Selain proyek-proyek pengembangan
yang berskala besar tersebut, Angkasa Pura II juga terus
meningkatkan berbagai fasilitas bandara yang telah ada
melalui program perawatan, perbaikan, dan peremajaan
yang bersifat rutin. Pada tahun 2008, proyek-proyek
pengembangan bandara yang dilakukan Angkasa Pura II
sebagian besar masih merupakan kelanjutan dari proyek-
proyek yang telah dimulai pada tahun-tahun sebelumnya.
1. Pembangunan Terminal 3 Pier 1 Bandara Soekarno-Hatta
Pembangunan Terminal 3 Pier 1 Bandara Soekarno-
Hatta telah memasuki tahap penyelesaian pada
akhir tahun 2008, dan direncanakan akan dapat
dioperasikan pada awal tahun 2009. Pembangunan
Pier 1 merupakan tahap awal dari pembangunan
Terminal 3 yang keseluruhannya akan terdiri dari 5
pier dengan kapasitas masing-masing pier adalah 4
juta penumpang per tahun.
2. Pembangunan Bandara Baru Medan
Pembangunan bandara baru di Medan dimaksudkan
untuk menggantikan fungsi Bandara Polonia, Medan,
saat ini yang dianggap sudah tidak lagi memadai dari
segi kapasitas, kondisi fasilitas, dan lokasinya yang
berada di tengah kota. Pembangunan bandara baru
Kuala Namu, Medan, yang berlokasi di Kabupaten
Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, sudah dimulai
sejak tahun 2007 dan masih berlangsung di tahun
2008. Pembangunan bandara baru tersebut bekerja
sama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Departemen Perhubungan.
3. Pengembangan Bandara Sultan Iskandar Muda
Bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Nanggroe
Aceh Darussalam dan Badan Rekonstruksi dan
Rehabilitasi Aceh (BRR), Angkasa Pura II melakukan
pengembangan Bandara Sultan Iskandar Muda,
Banda Aceh, untuk meningkatkan kapasitas maupun
pelayanan bandara. Program pengembangan tersebut
berupa pemindahan lokasi terminal penumpang dan
fasilitas penunjang operasional bandara, perpanjangan
runway, dan perluasan apron, yang dilakukan dalam
tiga tahap sejak tahun 2005. Pada tahun 2008,
pengembangan Bandara Sultan Iskandar Muda telah
memasuki tahap penyelesaian dan direncanakan akan
selesai seluruhnya pada tahun 2009.
To accommodate the increasing number of airline
passengers, as well as to improve the quality of services to
airport service users, Angkasa Pura II engaged in airport
development through capacity expansion of existing
airports and the construction of airports at new locations.
Aside from these large-scale development projects,
Angkasa Pura II also continued to improve existing facilities
at all its airports through a variety of routine repair,
maintenance, and renovation programs. Throughout
2008, airport development undertakings by Angkasa
Pura II were for the most part a continuation of those
projects that have been initiated in the previous years.
1. Construction of Terminal 3 Pier 1 at Soekarno-Hatta
Airport
The construction of Terminal 3 Pier 1 at the Soekarno-
Hatta Airport has entered the final stage at the end
of 2008, for a projected operational use early in
2009. The construction of Pier 1 itself represents the
early phase of the construction of Terminal 3 building,
which eventually will consists of 5 Piers in total,
each with a capacity to handle 4 million passenger
movements a year.
2. Construction of New Medan Airport
The construction of a new airport in Medan is to
replace the function of the current Polonia Airport,
which is deemed no longer adequate in terms of
capacity, the condition of its facilities, nor its location
right in the middle of the city of Medan. Construction
works of the new Kuala Namu Airport, located
in Deli Serdang Regency, the province of North
Sumatera, started in 2007 and is still in progress in
2008. The work to develop the Kuala Namu Airport
is undertaken by Angkasa Pura II in cooperation with
the Directorate General of Air Transportation of the
Ministry of Transportation.
3. Construction of Sultan Iskandar Muda Airport
In cooperation with the Regional Government
of Nanggroe Aceh Darussalam and the Aceh
Reconstruction & Rehabilitation Agency (BRR),
Angkasa Pura II undertook development works at
the Sultan Iskandar Muda Airport at Banda Aceh
to improve the airport’s capacity as well service
capability. The development project started in 2005 in
three stages involving the relocation of the passenger
terminal building and airport support facilities, the
lengthening of its runways, and the expansion of its
apron. In 2008, development works at the Sultan
Iskandar Muda Airport have entered the final stage
for a projected completion date in 2009.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 45
4. Pembangunan Terminal Bandara Minangkabau
Pembangunan terminal Bandara Minangkabau tahap
II masih dalam proses pelaksanaan dan masih akan
berlanjut pada tahun 2009.
Rencana Pengembangan Bandara Tahun 2009
Angkasa Pura II telah mempersiapkan beberapa rencana
pengembangan fasilitas bandara agar tetap dapat
memberikan pelayanan yang optimal seiring dengan terus
meningkatnya jumlah pengguna jasa bandara.
1. Pengembangan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta
Setelah menyelesaikan pembangunan Pier 1 di Terminal 3
Bandara Soekarno-Hatta yang ditargetkan beroperasi pada
tahun 2009, Angkasa Pura II akan segera melanjutkan
pengembangan Terminal 3 dengan pembangunan apron
di area Terminal 3 Pier 1 untuk menambah kapasitas
parkir pesawat, pembangunan Pier 2 Terminal 3, serta
pembangunan sebuah linking gallery yang menghubungkan
Terminal 3 dengan Terminal 2.
2. Pembangunan Terminal Bandara Sultan Syarif Kasim II
Pembangunan tahap III terminal penumpang baru di
Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, akan dilanjutkan
di tahun 2009, menyusul tahap-tahap pembangunan yang
telah dilakukan tahun-tahun sebelumnya.
3. Peremajaan Bandara Sultan Thaha dan
Bandara Depati Amir
Bandara Sultan Thaha di Jambi dan Bandara Depati
Amir di Pangkal Pinang telah berada di bawah
pengelolaan Angkasa Pura II sejak tahun 2007, masih
membutuhkan peremajaan baik dari sisi udara maupun
sisi darat. Pengembangan di sisi udara dilakukan dengan
perpanjangan runway dan perluasan apron, sementara
di sisi darat dilakukan dengan pembangunan terminal
penumpang yang baru.
4. Pembangunan Terminal Penumpang di Bandara Raja Haji
Fisabilillah
Pergerakan penumpang di Bandara Raja Haji Fisabilillah
– Tanjung Pinang memperlihatkan pertumbuhan
yang sangat pesat sebesar tiga kali lipat dari 43.421
penumpang di 2007 menjadi 130.943 penumpang
di 2008. Kondisi ini menyebabkan kebutuhan yang
mendesak bagi pengembangan fasilitas pelayanan yang
ada, agar kualitas layanan dapat dipertahankan. Pada
tahun 2008, Angkasa Pura II telah menyelesaikan disain
terminal penumpang yang baru seluas ±4.500 m2, yang
pembangunannya akan dimulai tahun 2009 dengan
target pengoperasian pada tahun 2010.
Airport Development
4. Construction of Terminal Building at Minangkabau Airport
The second phase in the construction of the passenger
terminal building at Minangkabau Airport is still in
progress throughout 2008, and is expected to continue
into 2009.
Airport Development Plans in 2009
Angkasa Pura II has prepared plans for several airport
development projects to ensure its ability to continually
provide optimum services to the growing number airport
service users at its airports.
1. Construction of Terminal 3 at Soekarno-Hatta Airport
Following the completion of Pier 1 of the Terminal 3
building scheduled for operations in 2009, Angkasa
Pura II will continue with the development of the
Terminal 3 building with the construction of an aircraft
apron at the Terminal 3 Pier 1 area to boost the aircraft
parking area, the construction of Terminal 3 Pier 2, and
the construction of a gallery linking the Terminal 3 and
Terminal 2 buildings.
2. Construction of Terminal Building at Sultan Syarif Kasim II
Airport
The third phase in the construction of a new passenger
terminal building at Sultan Syarif kasim II Airport
at Pekanbaru will continue in 2009, following the
completion of the previous phases in recent years.
3. Renovation of Sultan Thaha Airport and Depati Amir Airport
The Sultan Thaha Airport at Jambi that, along with the
Depati Amir Airport at Pangkal Pinang, have been placed
under the management of Angkasa Pura II in 2007, are
still in need of renovation works involving flight and
land facilities. Development of flight facilities include
the lengthening of runways and the expansion of apron
area, while land facilities include the building of a new
passenger terminal.
4. Construction of Passenger Terminal at Raja Haji Fisabilillah
Airport
Passenger movements at Raja Haji Fisabilillah Airport –
Tanjung Pinang experienced a sharp three-fold increase
from 43,421 passengers in 2007 to 130,943 passengers
in 2008. This condition necessitated an urgent need for
the expansion of existing facilities in order to maintain the
level of service quality to airport service users. In 2008,
Angkasa Pura II has completed the design work for a new
passenger terminal building of ±4,500 m2 at the airport.
Construction of the terminal building will commence in
2009 with a targeted operating date in 2010.
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
46 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Sumber Daya Manusia
Salah satu aspek yang menjadi fokus Angkasa
Pura II dalam upayanya untuk memenuhi tuntutan
pengguna jasa yang terus meningkat serta memastikan
kelangsungan pertumbuhan ke depan adalah melalui
tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang tepat, baik
dalam jumlah maupun kualitas.
Berdasarkan tingkat organisasi, karyawan Angkasa
Pura II terdiri dari dua kelompok besar yaitu kelompok
manajerial/setara (kelas Jabatan 1 sampai 9) dan
kelompok pelaksana (kelas jabatan 10 sampai dengan
16). Kelompok manajerial dibagi menjadi 3 tingkatan,
yaitu tingkatan Senior Manager (General Manager/
Kepala Cabang, Vice President, dan lain-lain) dengan
kelas jabatan 1 sampai dengan 4; tingkatan Manager
(Manager di Kantor Pusat dan di Kantor Cabang) dengan
kelas jabatan 5 sampai dengan 7; dan tingkatan Assistant
Manager dan Junior Manager (Assistant Manager di
Kantor Pusat, Junior Manager di Kantor Cabang) dengan
kelas jabatan 8 dan 9. Khusus untuk personil fungsi Air
In striving to meet the ever higher expectations of airport
service users as well as in ensuring the continuity of
business growth into the future, Angkasa Pura II focuses
on, among others, the availability of Human Resources
(HR) both in terms of the needed numbers as well as the
required quality.
Based on organizational function, employees of Angkasa
Pura II comprise of two major groups, namely the
managerial/equivalent functions (Grade 1 to Grade 9) and
the staff functions (Grade 10 to Grade 16). Personnel in
the managerial functions comprise of three levels, namely
the Senior Manager level (General Manager/Branch
Head, Vice President, and others) with Grade 1 to Grade
4, Manager level (Manager at Head Office and Branch
Offices) with Grade 5 to Grade 7, and Assistant Manager
and Junior Manager level (Assistant Manager at Head
Office, Junior Manager at Branch Office) with Grade 8
and Grade 9. Personnel in the Air Traffic Controller (ATC)
function can reach Grade 6 level. As personnel in the
Sebagai perusahaan penyedia jasa, Angkasa Pura II sangat bergantung pada kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki.As a service provider, Angkasa Pura II depends a lot on the quality of its
human capital base.
Pada akhir tahun 2008, jumlah karyawan Angkasa Pura II tercatat sebanyak 4.701 orang, dibandingkan 4.821 orang setahun sebelumnya.
At year-end 2008, Angkasa Pura II has a total headcount of 4,701 employees, compared with 4,821 employees a year earlier.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 47
Traffic Controller (ATC), tingkat jabatan ditetapkan sampai
pada kelas jabatan 6. Karyawan tingkat manajerial/
setara yang memasuki Masa Persiapan Pensiun (MPP)
dibebaskan dari jabatannya, namun masih diberikan
penghasilan sesuai dengan kelas jabatan terakhir yang
didudukinya.
Jumlah karyawan secara umum menurun karena
pensiun, kecuali untuk karyawan dengan status Pegawai
Negeri Sipil (PNS) Diperbantukan dan Penugasan. PNS
Diperbantukan seluruhnya adalah teknisi penerbangan
sementara karyawan dengan status Penugasan adalah
karyawan Bandara Sultan Thaha dan Depati Amir,
merupakan status karyawan sementara sambil menunggu
penetapan status dari pemerintah dalam kaitannya
dengan Penyertaan Modal Negara. Peningkatan jumlah
PNS Diperbantukan adalah dalam rangka memenuhi
kebutuhan teknisi penerbangan, khususnya untuk
tenaga-tenaga Air Traffic Controller.
Bila dibandingkan data antara tahun 2007 dan 2008,
selisih jumlah karyawan masing-masing tingkat jabatan
bervariasi. Peningkatan jumlah terjadi pada kelompok
pelaksana pada kelas jabatan 12 dan 15. Hal tersebut
disebabkan antara lain oleh :
• Banyaknyajumlahkaryawanyangmendapatkan
promosi pada kelas jabatan 12;
• Rekrutmendifungsi-fungsioperasionaldimana
penempatan awalnya sesuai ketentuan sebagian besar
ditempatkan pada kelas jabatan 15.
managerial/equivalent functions enter their pre-retirement
year, they are dismissed from their positions, although
they continue to receive an income corresponding to the
last Grade level in active position.
Overall, the number of employees has declined due to
retirement, except in the case of employees with the
status of PNS Diperbantukan and PNS Penugasan. PNS
Diperbantukan consists entirely of flight technicians, and
the number is increasing to keep pace with the need for
flight technicians and especially for Air Traffic Controller
personnel. Meanwhile, PNS Penugasan are employees at
Sultan Thaha and Depati Amir airports with a temporary
employee status pending the granting of their permanent
status by the Government in relation with the State Equity
Participation program.
Comparing the employee data in 2007 and 2008, there
were variations between the numbers of employee in
each grade level between the respective years, with
increases mainly in grade level 12 and 15. This is due
among others to:
• Employeesthatwerepromotedtogradelevel12
• Newrecruitmentforoperationalfunctions,whichwere
started at grade level 15 in accordance with company
regulations.
Human Resources
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
48 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Dilihat dari aspek pendidikan, secara umum terdapat
peningkatan kualitas pendidikan karyawan pada tahun
2008 dibandingkan dengan tahun 2007. Peningkatan
tersebut antara lain karena :
• Rekrutmenkaryawanbarudengantingkatpendidikan
lebih tinggi dibandingkan karyawan yang pensiun;
• Programpengembangankompetensikaryawandalam
bentuk pendidikan formal tingkat Diploma II sampai
dengan Diploma IV.
Kebijakan Pengembangan SDM
Sebagai perusahaan pengelola jasa kebandaraudaraan
dan pelayanan lalu lintas udara, Angkasa Pura II terikat
dengan berbagai ketentuan internasional maupun
nasional yang harus dipatuhi terkait dengan aspek
kompetensi personil, khususnya pada fungsi-fungsi
yang berkaitan dengan keamanan dan keselamatan
penerbangan (mandatory).
In terms of employee educational background, there
was an overall improvement in employee educational
background in 2008, compared with the year 2007. This
improvement was due to:
• Newrecruitmentofpersonnelwithhighereducational
background compared to those who entered
retirement;
• Employeecompetencedevelopmentprogramsin
formal education of Diploma degree II up to IV.
HR Development Policy
As a provider of airport management services and air
traffic services, Angkasa Pura II is required to comply
with a variety of mandatory international and domestic
regulations related to aspects of personnel competences,
and especially for functions that are related to flight
safety and security (mandatory functions).
Sumber Daya Manusia Human Resources
Jumlah Karyawan Berdasarkan Kelas JabatanNumber of Employees Based on Position
1 2 3 4 5
1.200
20082007
1.000
800
600
400
200
06 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 DPB
3 2 5 5
31 37 13 13 7 9
99 113
62 63
270
267
260
270
262
260
546
510
848
853
886
841
984
913
444
452
82 76
19 17
Jumlah Karyawan Berdasarkan PendidikanNumber of Employees Based on Education
SD SLTP SLTA D2 D3
3.000
20082007
2.500
2.000
1.500
1.000
500
0S1 S2
100
89 197
174
2.71
42.
609
475
496
780
808
480
448
75 77
Angkasa Pura II Annual Report 2008 49
Dalam kaitan itu, maka fokus kebijakan Angkasa Pura II
dalam bidang SDM adalah terpenuhinya kebutuhan
dan kompetensi SDM pada fungsi-fungsi yang bersifat
mandatory. Sementara untuk fungsi-fungsi pendukung
(supporting) ditempuh kebijakan negative growth secara
selektif, dimana jumlah rekrutmen karyawan lebih sedikit,
namun dengan kualifikasi yang lebih tinggi, dibandingkan
jumlah karyawan yang pensiun. Di samping itu, Angkasa
Pura II juga berupaya menyiapkan kader-kader pemimpin
masa depan dari antara para karyawannya.
Accordingly, Angkasa Pura II focuses its HR development
policies on fulfilling the need for personnel and
competences on mandatory functions. Meanwhile, for
supporting functions, Angkasa Pura II undertook a policy
of selective negative growth, by recruiting a smaller
number of new personnel with a higher qualifications
compared to the number and qualification of retired
personnel. In addition, Angkasa Pura II also strives to
prepare a cadre of future leaders from among the ranks
of its personnel.
Sumber Daya Manusia Human Resources
Jumlah Karyawan Berdasarkan StatusNumber of Employees Based on Status
AP I ke AP II
DTG PENUGASAN PNS PP
4.500
20082007
2.500
2.000
1.500
1.000
500
0PP ke AP I PP ke APS PP ke DP
AP IIPP ke
Gapura
5 5
299
276
269
253 45
445
3
3.77
33.
695
3 2 3 3 3 6 10 8
3.000
3.500
4.000
Teknik Technical
Operasi Operations
21%
64%
Rekrutmen Tahun 2008 Recruitment in 2008
15%
Teknik Technical
Operasi Operations
48%
30%
Komposisi Pensiun 2008 Retirement Composition in 2008
21%
Administrasi Komersial Commercial Administrative
Administrasi Komersial Commercial Administrative
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
50 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Pendidikan dan Latihan
Angkasa Pura II menyelenggarakan program-program
pendidikan dan pelatihan yang komprehensif dan
berkesinambungan dalam rangka peningkatan
kompetensi karyawan, sesuai dengan fokus dan arah
pengembangan SDM seperti diuraikan di atas.
Bagi karyawan yang bertugas pada fungsi-fungsi
mandatory (operasi dan teknik), Angkasa Pura II
menyelenggarakan berbagai program pendidikan dan
pelatihan teknis, mengikutsertakan karyawan dalam
pendidikan formal tingkat diploma, serta kursus dan
pelatihan yang bersifat penyegaran, dengan fokus
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan Sertifikat
Kecakapan Personil (SKP). Sedangkan untuk kaderisasi
calon pimpinan, Angkasa Pura II mengikutsertakan
karyawan tingkat manajerial pada berbagai program
pendidikan dan pelatihan manajerial yang berjenjang dan
mensponsori karyawan yang melanjutkan pendidikan
formal ke tingkat S2.
Training and Education
Angkasa Pura II conducts continuing and comprehensive
training and education programs in order to improve the
competences of its human resources, in line with the
focus of HR development policies as outlined above.
For personnel in mandatory functions (operations and
engineering), Angkasa Pura II provides a variety of
technical training and educational programs, sends its
personnel to attend formal Diploma degree education
courses, and also conducts refresher courses and
training sessions, with a focus towards the attainment of
Personnel Competence Certification (SKP). Meanwhile,
to form a cadre of future leadership, Angkasa Pura II
sends its manager-level personnel to attend a number
of managerial courses and training sessions, as well as
sponsoring employees to pursue a Strata 2 degree formal
education.
Sumber Daya Manusia Human Resources
D3 S2
D2 D4
69%
26%
Diklat Formal Formal Training
2%
3%
Substantif Luar Negeri Substantive Overseas
Substantif Dalam Negeri Substantive Domestic
7%
93%
Diklat Substantif Substantive Training
Manajemen Bandara Airport Management
Eksekutif Manajemen Bandara Airport Management Executive
Pembekalan Ass. Man/Kadin Mentoring Ass. Man/Kadin
20%
80%
Diklat Manajerial Managerial Training
0%
Reorientasi Reorientation
Orientasi Orientation
46%
54%
Diklat Orientasi dan Reorientasi Orientation/Re-Orientation Training
Teknik Technical
Administrasi Komersial Commercial Administrative
Operasi Operations
16%
70%
Diklat Teknis Technical Training
14%
Angkasa Pura II Annual Report 2008 51
Selain itu, diklat-diklat yang bersifat rutin juga tetap
dilaksanakan yaitu diklat orientasi bagi calon karyawan,
diklat reorientasi bagi karyawan yang akan memasuki
masa pensiun, dan diklat substantif berupa seminar,
lokakarya, pembentukan karakter melalui diklat spiritual
(ESQ dan team building) bagi seluruh karyawan serta
simposium baik di dalam maupun luar negeri.
Sepanjang tahun 2008 tercatat sejumlah 2.273 orang
karyawan telah diikutsertakan pada berbagai program
pendidikan dan pelatihan, baik yang diselenggarakan
oleh Angkasa Pura II maupun institusi lain di dalam dan
luar negeri.
Kesejahteraan Karyawan
Angkasa Pura II senantiasa berupaya memelihara dan
meningkatkan kesejahteraan bagi para karyawannya,
antara lain sebagai salah satu cara untuk menjaga kualitas
serta produktivitas kerja karyawan.
Kesejahteraan karyawan yang diberikan Angkasa Pura II
adalah sebagai berikut:
• Materiil,meliputipenghasilanbulanan(gajidasar,
insentif prestasi dan tunjangan transportasi); tunjangan
kesejahteraan keluarga untuk membantu pendidikan
putra/putri karyawan; Tunjangan Hari Raya (THR) untuk
membantu kesejahteraan karyawan pada saat hari raya
keagamaan; tunjangan cuti untuk membantu karyawan
menikmati cuti mereka; dan bantuan uang duka bila
karyawan dan keluarganya mengalami musibah;
• Immateriil,meliputipenyelenggaraankursus-kursus
penyegaran, acara Open House, siraman rohani dan
acara-acara silaturahmi lainnya.
In addition, Angkasa Pura also continues to conduct
routine training and education sessions such as
orientation sessions for new recruits and re-orientation
sessions for employees about to enter retirement.
Employees also attend other essential courses, seminar,
workshops or symposiums, including in ESQ and team
building, conducted in the country as well as overseas.
Throughout 2008, a total of 2,273 personnel have
attended various forms of training and education
programs conducted internally by Angkasa Pura II and
externally by domestic or overseas learning institutions.
Employee Welfare
Angkasa Pura II strives to maintain and promote better
employee welfare, among other things in the interest of
maintaining work quality and employee productivity.
Employee welfare provided by Angkasa Pura II covers:
• Materialaspect,whichincludemonthlyincome(basic
salary, work incentive and transportation benefit);
family welfare benefit to help the education of children
of employees; religious festivity benefit (THR) for
additional income in celebrating religious holidays;
leave allowance to help employees enjoy their work
leaves; and condolence money to help in the event of
the passing away of an employee or family member.
• Non-materialaspect,whichincludetheprovisionof
refresher courses, open house, religious events, and
other employee social events and gatherings.
Sumber Daya Manusia Human Resources
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
52 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Sumber Daya Manusia Human Resources
Hubungan Industrial
Aspek hubungan industrial memiliki peranan yang cukup
strategis untuk menjaga kelancaran dan kualitas kinerja
operasional Angkasa Pura II dalam memberikan pelayanan
kepada pengguna jasa penerbangan dan bandara, serta
terpenuhinya kepentingan berbagai pihak yang terkait
terutama karyawan dan perusahaan sendiri. Pelaksanaan
hubungan industrial yang baik di lingkungan Angkasa
Pura II dilakukan terutama melalui keberadaan serikat
karyawan, Perjanjian Kerja Bersama, dan forum-forum
lembaga tripartit.
Serikat Karyawan Angkasa Pura II (Sekarpura II)
merupakan serikat pekerja yang beranggotakan sebagian
besar dari para karyawan Angkasa Pura II. Dengan motto
“Maju dan Sejahtera Bersama Perusahaan”, Sekarpura
II merupakan mitra kerja dalam suatu hubungan yang
harmonis dengan pihak Manajemen Angkasa Pura II.
Pada tahun 2008, Angkasa Pura II dan Sekarpura II telah
menandatangani Perjanjian Kerja Bersama (PKB) untuk
periode 2008-2009, ditandatangani Ketua Sekarpura
II dan Direktur Utama Angkasa Pura II disaksikan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Erman Suparno
yang disyahkan melalui Keputusan Direktur Jenderal
Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan No. KEP.22/PHIJSK/PKKAD/2008 tanggal
11 Maret 2008. PKB tersebut merupakan yang ketiga
sampai dengan saat ini.
Industrial Relation
Aspects of industrial relation have a strategic role in
allowing Angkasa Pura II to maintain the quality of
operational performance in the provision of airport
and flight services, as well as in fulfilling the interests
of various stakeholders, especially the employees and
the company itself. Industrial relation engagements at
Angkasa Pura II are mainly served through employee
union, Collective Labour Agreement, and various tri-party
dialogue forums.
The Angkasa Pura II Worker Union (Sekarpura II) has
a membership comprising most of the employees of
Angkasa Pura II. With its motto of “Progressing and
Prospering with the Company”, Sekarpura II functions
as a working partner in a harmonious relationship with
the Management of Angkasa Pura II. In 2008, Angkasa
Pura II and Sekarpura II have signed the Collective Labour
Agreement (PKB) for the 2008-2009 period, signed by
Chairman of Sekarpura II and the President Director
of Angkasa Pura II in witness by Erman Suparno, the
Minister for Labour and Transmigration, which was
ratified through Decree of the Director General of
Industrial Relation and Worker Social Welfare No. KEP.22/
PHIJSK/PKKAD/2008 dated 11 March 2008. The PKB is
the third such agreement to date.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 53
Sumber Daya Manusia Human Resources
Program Pensiun
Angkasa Pura II mengikutsertakan para karyawannya
dalam program-program jaminan hari tua, baik yang
dikelola oleh unit Dana Pensiun Angkasa Pura II
(Dapenda) maupun dalam program Jamsostek dari
Pemerintah. Pada saat pensiun, karyawan akan menerima
pembayaran sekaligus (lump sum) dari program Jaminan
Hari Tua (JHT) dan Tunjangan Hari Tua (THT) Jamsostek,
serta pembayaran manfaat pensiun berkala/bulanan dari
Dapenda.
Selain itu, para pensiunan juga memperoleh asuransi
kesehatan untuk pensiunan dengan isteri/suami,
Tunjangan Perumahan Akhir Masa Tugas (TPAMT)
sebesar minimal Rp 30 juta dan maksimal Rp 40 juta,
serta Bantuan Kembali Ke Tempat Menjalani Pensiun
bagi pensiunan yang ingin pensiun di tempat tertentu,
sepanjang masih dalam wilayah RI.
Pension Program
Employees of Angkasa Pura II are entered in old-age
welfare programs managed by Angkasa Pura II Pension
Fund (Dapenda) as well as the Government-sponsored
Jamsostek (workers social welfare) program. At the time
of retirement, an employee would receive a lump sum
payment from the Jamsostek JHT and THT programs, as
well as regular monthly pension benefit payment by the
Dapenda.
In addition, retired employees also receive medical
insurance coverage for retirees and their spouses, cash
End of Employment Housing Benefit (TPAMT) of Rp 30
million minimum and Rp 40 million maximum, as well as
a Retirement Relocation Assistance program for retired
employees wishing to spend retirement in any specific
location within the territory of the Republic of Indonesia.
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
54 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Struktur Organisasi
BOC Secretary
R.P. Hari Cahyono
EVPCommercial &
BusinessDevelopment
Robert D. Waloni
EVPOperations &Engineering
S. Tulus Pranowo
President Director
Edie HaryotoDeputy President Director
Rinaldo J. Aziz
Board of Commissioners
Branches
Operations &Engineering Directorate
Commercial &Business
Development Directorate
Chief Of Auction
Luthfi Edrus
Chief Of Corporate Safety & Risk
Abner Siahaan
Chief Of SME - CD
Evita Surya
VicePresidentOf AirportServices
Daryanto
VicePresident
Of Air TrafficServices
Ahdi Agustian
VicePresident
Of Electronic & Electrical Mech
Engineering
Wulang A.W.
VicePresidentOf Civil
Engineering
Nazmi T.
VicePresident
Of Aviation Business
Resmi Wandi
VicePresidentOf Airport Business
Gimono Ias
VicePresident
Of Property & Subsidiary Business Dev.
Yon Sugiono
54 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Angkasa Pura II Annual Report 2008 55
Organization Structure
Audit Committee
Board of Directors
Finance Directorate
Personnel & General Affairs
Directorate
EVPFinance
Tommy Soetomo
EVPPersonnel &
General Affairs
Endang D.S.
Head Of Internal Auditors
Djoko Santoso
Corporate Secretary
Sudaryanto
Head Of Research, Dev. Planning & IT
Cik Dien Hasan
Head Of Legal Affairs
Yanuar Hani
VicePresident
Of Budgeting
Kartun W.
VicePresident
Of Accounting
Sugito
VicePresident
Of Treasury
Mardohar T.
VicePresident
Of HumanResource
Development
Indah S.
VicePresident
Of HumanResource
Administration
Saryono
VicePresident
Of General Affairs
Teguh S.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 55
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
56 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Komunitas masyarakat dan lingkungan sekitar wilayah
kerja adalah hal penting yang tak terpisahkan bagi
Angkasa Pura II. Antara keduanya harus terjalin
hubungan yang harmonis, agar tercipta iklim kehidupan
bermasyarakat yang baik.
Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
Angkasa Pura II telah melaksanakan tugasnya sesuai
program Pemerintah untuk berpartisipasi langsung
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
menyisihkan sebagian keuntungan setiap tahun. Program
Pemerintah ini dilaksanakan melalui Program Kemitraan
dan Program Bina Lingkungan (PKBL) sesuai dengan
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER.05/
MBU/2007 tanggal 27 April 2007.
Tugas mulia ini diimplementasikan melalui program SME-
CD (Small Medium Enterprise Community Development).
Pada tahun 2008, program unit khusus di bawah Direksi
Angkasa Pura II ini telah menyalurkan dana sejumlah
Rp 12,39 miliar melalui Program Kemitraan dalam rangka
meningkatkan kemampuan usaha kecil dan menengah
serta koperasi di Indonesia agar menjadi tangguh dan
mandiri.
The communities and environment around the location of
its airports represent an important part of the existence
of Angkasa Pura II. There should be a harmonious
relationship between the two, leading to a good
community life.
As a State-Owned Enterprise (SOE), Angkasa Pura II is also
directly involved in support of the Government’s programs
to improve the welfare of communities by setting aside
a certain amount from its profits each year towards
the implementation of the Partnership and Community
Development Program (PKBL), in line with Decree of the
State Minister of SOE No. PER.05/MBU/2007 dated 27
April 2007.
This noble cause is implemented through the SME-CD
(Small Medium Enterprise – Community Development)
program. In 2008, this special unit program under the
Board of Directors of Angkasa Pura II has allocated a total
of Rp 12.39 billion of funds for the Partnership program,
to help improve the capability of small and medium
scale businesses and cooperatives in Indonesia towards
resilience and self-sufficiency.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Sebagai entitas bisnis, Angkasa Pura II memiliki tanggung jawab untuk berbagi hasil dari sukses bisnis dengan komunitas dan lingkungan. As a business entity, Angkasa Pura II has a responsibility to share the fruits of
success with the communities and environment.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 57
Dana Program Kemitraan tersebut disalurkan kepada
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sejumlah 704 Mitra
Binaan (MB) yang terdiri dari 102 MB dalam sektor
industri, 435 MB perdagangan, 132 MB jasa, 6 MB
pertanian, 9 MB peternakan dan sektor lainnya 14 MB.
Dana tersebut diberikan dalam bentuk pinjaman modal
kerja untuk membantu pengembangan usaha para mitra
binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang tersebar
di 10 provinsi di Indonesia, antara lain Nanggroe Aceh
Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau,
Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat,
DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Selain memberikan dalam bentuk pinjaman Program
Kemitraan, Angkasa Pura II juga memberikan bantuan
hibah kepada para mitra binaan melalui pembinaan
dalam bentuk pelatihan dan keikutsertaan dalam
berbagai pameran di dalam maupun di luar negeri.
Pembinaan melalui program pelatihan dimaksudkan
untuk meningkatkan kemampuan para mitra binaan
dalam menjalankan usahanya, program ini dilaksanakan
bekerja sama dengan lembaga profesi serta perguruan
tinggi. Program keikutsertaan dalam berbagai pameran
bertujuan membantu para mitra binaan untuk
mempromosikan dan memasarkan produknya.
Realisasi bantuan hibah yang dilaksanakan melalui
program pelatihan dan pameran-pameran pada tahun
2008 sebesar Rp 956.890.790 dengan perincian untuk
pelatihan sebesar Rp 232.650.650 dan untuk pameran-
pameran sebesar Rp 724.240.140.
Dari penyaluran Program Kemitraan tahun 2008 tersebut,
mutasi angsuran pinjaman pada tahun 2008 sebesar
Rp 11.817.321.485 atau tingkat kolektibilitasnya sebesar
85%, sedangkan hasil penagihan terhadap piutang
bermasalah melalui pengiriman surat dan kegiatan
monitoring diperoleh angsuran sebesar Rp 838.243.425.
The funds in the Partnership program were disbursed
to some 704 Partner SMEs (Small and Medium-scale
Enterprise), comprising 102 Partners in the manufacturing
sector, 435 in the trading sector, 132 in the services
sector, 6 in the agriculture sector, 9 in the animal
husbandry sector, and 14 Partners in other sectors. The
funds were disbursed as working capital loans to these
SME Partners located in 10 provinces in Indonesia,
including Nanggroe Aceh Darussalam, North Sumatera,
Riau, Riau Islands, West Sumatera, South Sumatera, West
Kalimantan, DKI Jakarta, West Java, and Banten.
Aside from working capital loans, Angkasa Pura II
through the Partnership program also disburses grants
to its Partners in the form of the provision of training
sessions or sponsorships to attend domestic or overseas
trade exhibitions. The training sessions are conducted
by enlisting the cooperation of various professional
institutions and universities in order to improve the
business capabilities of Partner SMEs. Meanwhile,
sponsorships to attend various trade and industry
exhibitions are intended to help these Partner SMEs to
promote their products and enlarge their markets.
Grants for conducting training and for participation at
various expos throughout 2008 amounted to a total of
Rp 956,890,790. Of these funds, Rp 232,650,650 was
used to conduct training sessions, while Rp 724,240,140
was used for participation at various expos.
Of the funds disbursed as working capital loans in
the Partnership program in 2008, the loan repayment
amounted to Rp 11,817,321,485 or a loan collectability
level of 85%. Meanwhile, repayment of non-performing
loans through collection notice and loan monitoring
amounted to Rp 838,243,425.
Corporate Social Responsibility
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
Melalui Program Kemitraan, Angkasa Pura II berupaya membangun sektor UKM yang tangguh dan mandiri.
Through the Partnership Program, Angkasa Pura II strives to build a resilient and self-sufficient Small and Medium Enterprise (SME) sector.
58 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Selain Program Kemitraan, tanggung jawab sosial
Angkasa Pura II juga dilaksanakan melalui Program Bina
Lingkungan. Tujuan program ini adalah untuk membantu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar
wilayah operasional Angkasa Pura II dengan memberikan
perhatian yang lebih besar pada aspek lingkungan.
Realisasi bantuan Bina Lingkungan pada tahun 2008
sejumlah Rp 9,8 miliar, meliputi bantuan untuk bencana
alam sebesar Rp 42.843.500, pendidikan dan pelatihan
Rp 784.660.075, peningkatan kesehatan masyarakat
Rp 1.308.535.431, pengembangan sarana dan prasarana
umum Rp 416.546.500, pengembangan sarana ibadah
Rp 832.823.000, pelestarian alam atau penghijauan
Rp 122.621.549, dan melalui Program BUMN Peduli
sebesar Rp 6.340.000.000.
Untuk program penghijauan, Angkasa Pura II telah
melakukan penanaman 1.139 pohon di sekitar wilayah
operasional Bandara Soekarno-Hatta yaitu di Kecamatan
Benda dan Kecamatan Neglasari Tangerang, Banten.
Selain itu Angkasa Pura II juga turut berpartisipasi dalam
kegiatan penghijauan di sepanjang Tol Cipularang yang
dilaksanakan beberapa BUMN pada bulan Desember
2008. Program penghijauan ini akan terus dilaksanakan
secara berkesinambungan di seluruh wilayah sekitar
bandara yang dikelola Angkasa Pura II.
Tanggung jawab sosial Angkasa Pura II tidak terbatas
hanya pada masyarakat sekitar lingkungan bandara
saja, melainkan di seluruh Indonesia. Pada tahun 2008
bersama-sama dengan PT Krakatau Steel dan
PT Jasaraharja membantu merenovasi Madrasah di Serang
dengan bantuan masing-masing sebesar Rp 126 juta.
Dari waktu ke waktu, Angkasa Pura II terus meningkatkan
kinerjanya dalam hal pemberdayaan masyarakat dalam
rangka menyukseskan terciptanya negara yang makmur
dan sejahtera.
Pengelolaan Lingkungan Bandara
Dalam melaksanakan kegiatan operasional bandara,
Angkasa Pura II selalu mengedepankan aspek kelestarian
lingkungan baik lingkungan secara fisik maupun kondisi
sosial, ekonomi, dan budaya dari masyarakat sekitar.
Hal tersebut dilaksanakan dengan menyusun dokumen
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan),
RKL-RPL (Rencana Pengelolaan Lingkungan – Rencana
Pemantauan Lingkungan), dan dokumen lingkungan
lain yang diwajibkan sebelum mulai melaksanakan
pembangunan bandara. Setelah pembangunan selesai
In addition to the Partnership program, Angkasa Pura II
also carried out its corporate social responsibility activities
through the Community Development program to
help improve the welfare of communities around its
operational locations, with an emphasis on environmental
aspects.
Funds allocated for Community Development activities in
2008 amounted to Rp 9.8 billion, comprising
Rp 42,843,500 for natural disaster aid programs,
Rp 784,660,075 for community training sessions,
Rp 1,308,535,431 for community healthcare services,
Rp 416,546,500 for public infrastructure and facilities,
Rp 832,823,000 for renovation of places of worship,
Rp 122,621,549 for re-planting programs, and
Rp 6,340,000,000 for participation in the BUMN Peduli
program.
In regards of environmental aspects, Angkasa Pura II
has engaged in the planting of 1,139 trees around the
grounds of the Soekarno-Hatta Airport in the Benda and
Neglasari Tangerang regencies in Banten. In addition,
Angkasa Pura II also participated in the re-planting
program alongside the Cipularang Toll road conducted
by several SOEs in December 2008. The tree-planting
program will be conducted in a continuous manner in
other areas around the airports under the management of
Angkasa Pura II.
Angkasa Pura II does not limit its corporate social
responsibility engagements to communities around
its airports, but also elsewhere in Indonesia. In 2008,
Angkasa Pura II participated in a joint undertaking with
PT Krakatau Steel and PT Jasaraharja in a renovation
project of an Islamic School in Serang, with each company
contributing Rp 126 million.
Angkasa Pura II continues to improve its contributions
in community empowerment in order to support the
creation of a more prosperous nation.
Management of Airport Environment
In conducting airport operational activities, Angkasa
Pura II has always put an emphasis on environmental
preservation, in terms of the physical environment as
well as the social, economic and cultural aspects of the
surrounding communities. Prior to any construction
project in an airport, Angkasa Pura II submitted
the documents for AMDAL (Environmental Impact
Analysis) and RKL-RPL (Environmental Management
and Monitoring Program) as well as other required
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Angkasa Pura II Annual Report 2008 59
dan kegiatan operasional bandara dilaksanakan, Angkasa
Pura II melakukan monitoring dan evaluasi dari rencana
pengelolaan dan pemantauan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Monitoring dan evaluasi tersebut dilakukan
tiap semester dan dilaporkan kepada Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara dan Kementerian Lingkungan Hidup.
Standar yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan
di bandara adalah standar yang ditetapkan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup RI.
Pada tahun 2007, Angkasa Pura II telah mencanangkan
Eco Airport, sebuah konsep pengelolaan bandara
yang berwawasan lingkungan sebagai upaya menjaga
kelestarian lingkungan hidup di sekitar bandara.
Sampai saat ini, konsep Eco Airport telah diterapkan di
Bandara Soekarno-Hatta dan secara bertahap juga mulai
diterapkan di bandara lainnya. Dalam rangka pengelolaan
lingkungan di bandara, Angkasa Pura II bersama
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sebagai regulator
melakukan pemantauan secara periodik 6 (enam)
bulan sekali dan penelitian laboratorium setahun sekali
untuk menjamin pelaksanaan pengelolaan lingkungan
secara baik dan benar. Beberapa faktor dan parameter
lingkungan dalam penerapan konsep Eco Airport dapat
dilihat pada tabel berikut:
documents. After construction has been completed and
airport operational activities have begun, Angkasa
Pura II engaged in monitoring and evaluating the
previously established environmental management and
monitoring program. Monitoring and evaluation were
conducted each semester, and reported to the Directorate
General of Air Transportation as well as the Ministry
for the Environment. The standards used in airport
environmental management are those established by the
Ministry for the Environment.
In 2007, Angkasa Pura II has introduced the Eco Airport
as a concept of environment-friendly airport management
towards the preservation of the natural environment
around its airports. To date, the Eco Airport concept
has been implemented at the Soekarno-Hatta Airport,
and will be implemented in stages at the other airports
as well. As part of airport environmental management,
Angkasa Pura II and the Directorate general of Air
Transportation as the regulatory body conduct regular
monitoring once in every 6 (six) months, as well as an
annual laboratory inspection in order to ensure the
proper implementation of environmental management
procedures. Some of the environmental parameters
within the Eco Airport concept are presented in the
following table:
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
FaktorFactor
ImplementasiImplementation
ATMOSFIR
ATMOSPHERE
• Perawatanrutingeneratordanincinerator• PenggunaanGPU(GeneralPowerUnit)• Routinemaintenanceofgeneratorsandincinerators• UtilizationofGPU(GeneralPowerUnit)
ENERGI
ENERGY
Menjalin kerja sama dengan regulator, airline, dan stakeholder lain dalam pemanfaatan energi secara efektif dan efisienCooperation with regulators, airlines and other stakeholders in efficient and effective utilization of energy
KEBISINGAN & GETARAN
NOISE & VIBRATION
Pembangunan noise barrier installation untuk mengurangi kebisingan dan getaran dari jet blast engine pesawatInstallation of noise barrier to reduce the noise and vibration from jet engine blast
AIRWATER
Pengelolaan WTP (Water Treatment Plant) dan sistem drainase yang terpelihara Water Treatment Plant and well-maintained drainage system
TANAHSOIL
Pemeliharaan kelestarian dan kebersihan tanahMaintaining cleanliness at all ground areas
SAMPAHWASTE
Penerapan STP (Sewerage Treatment Plant)Utilization of a Sewerage Treatment Plant
LINGKUNGAN ALAMIAH
NATURAL ENVIRONMENT
Pelaksanaan penghijauan Bandara pada Desember 2007 dengan penanaman 13.000 pohon di Bandar Soekarno-Hatta Greenery program on December 2007 through the planting of 13,000 trees at Soekarno-Hatta Airport
LAIN-LAINOTHERS
Program pengembangan masyarakatCommunity development program
GOVERNANCE REPORT
Tata Kelola PerusahaanManajemen RisikoGood Corporate GovernanceRisk Management
62 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance (GCG) merupakan acuan
standar yang wajib diterapkan oleh Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) sebagai landasan operasional kegiatan
usaha perusahaan sebagaimana ditetapkan dalam
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor
Kep–117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang
penerapan paktik GCG pada BUMN.
Tujuan penerapan GCG pada dasarnya untuk
meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas
perusahaan, guna mewujudkan nilai pemegang saham
dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan
peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika.
Beberapa hal yang mendorong perlunya penerapan
praktik-praktik GCG pada BUMN adalah:
1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang
BUMN mensyaratkan bahwa pengelolaan BUMN
hendaknya dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip
profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran
(Pasal 5, ayat 3).
Good Corporate Governance (GCG) represents a set of
mandatory standards to be implemented by a State-
Owned Enterprise (SOE) as the guidelines for operational
activities of the company, as regulated in the Decree of
the State Minister of SOE No. Kep-117/M-MBU/2002
dated 1 August 2002 concerning the Implementation of
GCG Practices in SOEs.
Basically, the purpose of GCG implementation is to
improve the business performance and the accountability
of a business entity in order to create long-term value for
the shareholders, with due consideration of the interests
of all the other stakeholders of the company according to
ethical standards and applicable laws and regulations.
The following are some of the basic consideration for the
implementation of GCG practices in SOEs:
1. Law No. 19 Year 2003 on State-Owned Enterprise,
which stipulates that SOEs should be managed
based on the principles of professionalism, efficiency,
transparency, independency, accountability,
responsibility, and fairness (Article 5 sub-article 3).
Terselenggaranya praktik Tata Kelola Perusahaan yang baik merupakan landasan bagi kesinambungan keberadaan Angkasa Pura II ke depan.The implementation of Good Corporate Governance practices represents a
basic foundation to sustain the future existence of Angkasa Pura II.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 63
Good Corporate Governance
2. Adanya perkembangan pemikiran dan tuntutan
dari masyarakat, bahwa perusahaan harus ikut
memperhatikan pemenuhan kepentingan stakeholders
dengan segala aspeknya, yang meliputi aspek-aspek
sosial, lingkungan, dan kesehatan serta keselamatan
kerja sehingga dapat memberikan nilai tambah
tidak hanya bagi pemegang saham, tetapi juga bagi
pelanggan, pekerja, pemasok, dan masyarakat sekitar.
3. Kecenderungan para investor untuk memperhatikan
efektivitas pelaksanaan GCG pada suatu perusahaan
sebelum menanamkan modalnya pada perusahaan
yang bersangkutan.
Hal-hal di atas telah meneguhkan pemikiran dan keyakinan,
bahwa Angkasa Pura II mutlak memiliki suatu perspektif
atau tujuan jangka panjang untuk membawa kemakmuran
bagi stakeholders-nya. Hal tersebut tercakup dalam visi, misi,
tujuan, dan strategi perusahaan serta pelaksanaannya berada
dalam kerangka tata kelola perusahaan yang baik atau GCG.
Dalam konteks ini, upaya-upaya yang diarahkan pada
pencapaian tujuan tersebut, berupa penumbuhan
kepedulian menjalankan praktik-praktik GCG, pemahaman
akan esensinya, penjabarannya dalam operasi perusahaan
sehari-hari, monitoring dan evaluasi atas penerapannya,
serta pengembangannya secara berkelanjutan, menjadi
sangat relevan untuk memastikan bahwa standar praktik-
praktik terbaik (best practices) penerapan GCG telah dicapai.
Keberhasilan untuk menjalankan praktik-praktik GCG
bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemegang Saham,
Dewan Komisaris, Direksi dan jajaran manajemen, tetapi
juga diperlukan dukungan dan kerja sama dari pemasok,
pelanggan maupun stakeholders lainnya.
Dalam penerapan praktik-praktik GCG diperlukan upaya-
upaya yang mendasar dalam perbaikan infrastruktur
corporate governance, yang mencakup komitmen untuk
menjalankan praktik-praktik GCG, struktur, dan proses
governance.
2. The growing concern and demand within the society
that a business entity should be responsible for the
fulfillment of various aspects in the interest of its
stakeholders, including social, environment, and work
health and safety, in order to be able to create and
add value not only for its shareholders but also for
the consumer, employees, vendors/suppliers, and the
surrounding communities.
3. The trend among investors who are increasingly
concerned about the effectiveness of GCG
implementation in a business entity as a consideration
prior to making an investment in the respective company.
The above considerations led to a conviction that it
is imperative for Angkasa Pura II to have a long-term
perspective or purpose to bring greater welfare for all
stakeholders. This has been incorporated in the Company’s
vision and mission statements as well as its business
objectives and strategies and their implementation, that are
undertaken within the framework of GCG.
In this context, efforts that are directed towards the
achievement of this purpose include instilling an awareness
to implement GCG practices, an appreciation about the
essentials of GCG, the actual practice of GCG in daily
operational activities, the monitoring and evaluation of its
implementation, and its sustainable improvement. These
efforts are vitally important to ensure the achievement of
best practice standards in the implementation of GCG.
Successful implementation of GCG practices is not only the
responsibility of Shareholders, the Board of Commissioners,
the Board of Directors and the Management of the
Company, but also requires the cooperation and support
from suppliers, customers and other stakeholders.
The implementation of GCG practices require essential
efforts in improving the corporate governance
infrastructure, which include a commitment towards GCG
practices, structure and governance processes.
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
64 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
GCG implementation has a direct relation to the
performance of a company, with the ultimate value
of GCG implementation being the achievement of
high performance and a good corporate image. In this
context, the effectiveness of GCG implementation at
Angkasa Pura II is regularly assessed by an independent
and competent institution, namely the Financial and
Development Audit Board (BPKP). In its assessment
in 2008 covering the period of 2007, Angkasa Pura II
achieved a score of 77.7 from a maximum score of 100,
with a predicate of Excellent. This score represents an
improvement from the score achieved at the previous
assessment for the period of 2005 at 65, with a predicate
of Fair.
Based on the results of the assessment, Angkasa Pura II
has followed-up and implemented the recommendations
of the BPKP, including the creation of a clear working
mechanism concerning the function and responsibility
related to duties assigned by top management to the
lower executive layers, the creation of a conducive
corporate culture that can support the optimum and
proper implementation of duties of all personnel
within Angkasa Pura II, and several other things, which
are directed towards improving the quality of Good
Corporate Governance practices.
In addition to the GCG assessment by BPKP, Angkasa
Pura II also measured its performance in terms of GCG
implementation through its participation in the 2007
Annual Report Award (ARA) conducted by Bapepam-LK,
in which Angkasa Pura II was designated as 1st place
winner in ARA 2007 for the Non-Financial No-Listed
SOE category, with the award presented on 12 August
2008. Next, on 18 December 2008, Angkasa Pura II
received another award in the implementation of GCG,
when it was recognized as “Best and Trusted SOE in
Good Corporate Governance” in the 2007 Corporate
Governance Perception Index conducted by the
Indonesian Institute for Corporate Governance.
These awards represent an objective and transparent
opinion of assessment by external parties for public
knowledge. The results from these assessment by
independent institutions serve as positive input for
Angkasa Pura II to improve its performance in the future.
Thus, these assessments by external parties should serve
to motivate Angkasa Pura II in striving towards improved
performance, providing a wealth of experience and also
serves as reference points with which to address and
improve the deficiencies found within the organization.
The recommendations from the respective external
Penerapan GCG mempunyai relevansi terhadap kinerja suatu
perusahaan karena nilai akhir (ultimate value) penerapan
GCG adalah meningkatnya kinerja (high performance) serta
citra perusahaan yang baik (good corporate image). Dalam
konteks tersebut, untuk mengetahui upaya penerapan GCG
pada Angkasa Pura II telah dilakukan assessment oleh pihak
independen yang kompeten dalam hal ini adalah Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk periode
tahun 2007 yang dilakukan pada tahun 2008 dengan tingkat
capaian 77,7 dari nilai maksimum 100 dengan predikat BAIK. Nilai
capain tersebut mengalami peningkatan dari hasil assessment
sebelumnya yaitu untuk periode tahun 2005 yaitu sebesar 65
dengan predikat CUKUP.
Dari hasil assessment tersebut, maka Angkasa Pura II telah
menindaklanjuti dan mengimplementasikan rekomendasi
dari BPKP, antara lain menciptakan mekanisme kerja yang
jelas antara fungsi dan tanggung jawab terhadap tugas
yang dibebankan dari Manajemen puncak ke tingkat di
bawahnya, menciptakan budaya perusahaan yang kondusif,
sehingga jajaran di lingkungan Angkasa Pura II secara konkrit
mengimplementasikan yang menjadi tugasnya secara baik
dan optimal, dan lain-lain untuk meningkatan penerapan tata
kelola perusahaan yang baik.
Untuk performansi kinerja perusahaan sesuai dengan prinsip GCG
selain dilakukan assessment oleh BPKP, pada tahun 2008 Angkasa
Pura II juga mengikuti 2007 Annual Report Awards (ARA) yang
diselenggarakan oleh Bapepam-LK dengan memperoleh predikat
“Juara I Annual Report Award 2007 kategori BUMN Non-
Keuangan Non-Listed” yang penganugerahannya dilaksanakan
pada tanggal 12 Agustus 2008. Pada tanggal 18 Desember
2008, Angkasa Pura II kembali memperoleh penghargaan di
bidang GCG yaitu dari The Indonesian Institute for Corporate
Governance dalam acara Corporate Governance Perception
Index 2007 Award sebagai “BUMN Terbaik dan Terpercaya dalam
bidang Good Corporate Governance”.
Hal ini merupakan ajang penilaian yang dilakukan dari
pihak eksternal dalam memberikan opini yang obyektif
dan transparan untuk diketahui masyarakat. Input yang
diperoleh dari penilaian dari lembaga independen tersebut,
menjadi masukan yang positif bagi Angkasa Pura II untuk
melakukan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Dengan demikian, penilaian-penilaian yang diberikan dari
pihak eksternal kepada Angkasa Pura II sebagai pemacu
dalam meningkatkan kinerja perusahaan dan memperkaya
pengalaman dan menjadikan penilaian tersebut sebagai
referensi dalam memperbaiki kendala-kendala yang timbul
di perusahaan. Rekomendasi dari lembaga eksternal tersebut
akan dijadikan sebagai barometer dalam keberhasilan
penerapan GCG di Angkasa Pura II.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Angkasa Pura II Annual Report 2008 65
Usaha keras oleh Dewan Komisaris dan Direksi telah
membantu terciptanya apresiasi seluruh jajaran di lingkungan
Angkasa Pura II untuk mendukung, mewujudkan serta
mengimplementasikan penerapan praktik GCG di Angkasa
Pura II dengan hasil yang membanggakan.
Keseriusan dari Manajemen Angkasa Pura II dalam
mengawal penerapan GCG di lingkungan Angkasa Pura II
agar tetap konsisten, maka Manajemen telah melakukan
hal-hal sebagai berikut:
a. Kontrak Manajemen antara Pemegang Saham,
Dewan Komisaris dan Direksi.
b. Kontrak Manajemen antara Direktur Utama dengan
Para Direktur.
c. Kontrak Manajemen antara Direktur dengan Vice
President dan General Manager.
d. Penandatanganan code of conduct seluruh jajaran
Angkasa Pura II.
e. Pembentukan Komite Audit.
f. Peningkatan peran SPI (Coso Based Audit).
Sebagai perusahaan yang mengelola fasilitas pendukung
keperluan publik dan bisnis, tuntutan untuk tata kelola
perusahaan yang baik sangat kuat bagi perusahaan.
Code of Conduct perusahaan dan implementasinya juga
mendukung untuk penerapan GCG di Angkasa Pura II.
Upaya pencegahan korupsi sudah dalam kondisi yang
relatif memadai dalam membangun GCG perusahaan.
Kekuatan penerapan GCG terletak pada penerapan
prinsip-prinsip fairness di Angkasa Pura II. Praktik
fairness di Angkasa Pura II berlangsung sangat baik
untuk mendukung penerapan GCG. Prinsip transparansi,
responsibility dan akuntabilitas juga diterapkan secara
baik dan terus dilakukan peningkatan dalam penerapan.
Dari sisi implementasi kerangka kerja GCG, kekuatan
Angkasa Pura II terletak pada sistem internal yang
terbangun dan penerapannya dalam perusahaan yang
mendukung untuk komitmen penerapan GCG. Aspek
compliance telah berjalan cukup baik yang menunjukkan
Angkasa Pura II cukup memenuhi ketentuan-ketentuan
terkait dengan pengelolaan usaha pada bidang
usahanya dan terus dilakukan optimalisasi dalam kinerja
pengelolaan perusahaan.
Inisiatif penerapan GCG datang dari kesadaran
manajemen. Pentingnya penerapan GCG bagi Angkasa
Pura II adalah meningkatkan nilai dan profit perusahaan
serta pertanggungjawaban kepada pemegang saham.
Angkasa Pura II dalam penerapan GCG telah membentuk
Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko. Pelaksanaan
institutions are also useful as a barometer to measure
the success and progress of GCG implementation within
Angkasa Pura II.
Consistent efforts by the Board of Commissioners and
Board of Directors have helped to create an awareness
among all personnel at Angkasa Pura II towards
supporting and implementing GCG practices within
Angkasa Pura II with encouraging results.
As proof of its commitment to maintain consistent
implementation of GCG practices within Angkasa Pura II,
the Management has engaged in the following initiatives:
a. A management contract between the Shareholder, the
Board of Commissioners, and the Board of Directors.
b. A management contract between the President
Director and the Directors of the company.
c. A management contract between the Directors and
Vice Presidents and General Managers.
d. Signing of a Code of Conduct by all personnel at
Angkasa Pura II.
e. Establishment of the Audit Committee.
f. Enhanced role for SPI (Coso-based Audit).
As a company engaged in the management of facilities
for public use and business purposes, there exist a strong
demand to implement good corporate governance
practices. The formulation of the Code of Conduct and its
implementation also support the implementation of GCG.
Efforts at corruption eradication have been relatively
successful as part of GCG implementation within the
company.
The implementation of the fairness principle represents a
strong point of current GCG practices at Angkasa Pura II.
Meanwhile, the principles of transparency, responsibility
and accountability have also been implemented and
continues to be enhanced in actual practice.
In terms of GCG implementation, a strong point for
Angkasa Pura II is the established internal systems
that have been proven conducive in support of the
implementation of GCG practices. Aspects of compliance
were also quite satisfactory, in which Angkasa Pura II
has adequately complied with applicable regulations
governing its business activities, while continuing to
optimize the performance in managing the company.
The implementation of GCG depends on a top-down
approach, and the Management is fully aware of the
importance of GCG in improving value and profitability
as well as accountability to the shareholders. As part of
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
66 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
penerapan GCG berada di bawah tanggung jawab
Corporate Secretary.
Selain itu dilakukan workshop dan pelatihan GCG yang
bertujuan:
1. Mengungkap fenomena penerapan konsep GCG di
Angkasa Pura II melalui kegiatan pengesahan dalam
regulasi yang terkait dengan pengelolaan bandara.
2. Mendorong jajaran Angkasa Pura II untuk
menerapkan konsep GCG secara konsisten dan
perbaikan yang berkesinambungan.
3. Menumbuhkan partisipasi pemangku kepentingan
stakeholder secara bersama-sama aktif dalam
diseminasi dan mengembangkan praktik GCG.
Aktualisasi diartikan sebagai upaya menjadikan
sesuatu sesuai dengan yang seharusnya, kesungguhan
mengaktualkan sesuatu hal yang telah direncanakan,
dan proses yang benar-benar terjadi. Aktualisasi
GCG menunjukan upaya-upaya dalam mewujudkan
pengaktualisasian prinsip-prinsip GCG dan nilai etika kerja
yang baik dalam setiap keputusan dan proses bisnis yang
dijalankan.
Aktualisasi GCG sebagai sebuah sistem meliputi
pendekatan dan mekanisme yang diterapkan perusahaan
terkait dengan:
1. Aktualisasi yang menunjukan kepatuhan terhadap
peraturan, perundangan, etika bisnis, norma dan nilai
terbaik dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki
dengan memperhatikan kesinambungan usaha dalam
jangka panjang.
2. Aktualisasi penyiapan kelengkapan struktur, sistem,
perangkat pendukung perusahaan dan peningkatan
kualitas pengelola serta pengelolaan sumber daya
yang dimiliki dengan memperhatikan kesinambungan
usaha dalam jangka panjang.
3. Aktualisasi peningkatan kinerja perusahaan dan
pelayanan kepada seluruh stakeholders.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dilaksanakan
2 (dua) kali dalam setahun yaitu RUPS mengenai
persetujuan laporan tahunan dan RUPS mengenai
persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
RUPS merupakan forum bagi Komisaris dan Direksi untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugas serta kinerjanya kepada Pemegang Saham dan/atau
hal lain yang memerlukan persetujuan RUPS.
GCG implementation, Angkasa Pura II has established the
Audit Committee and the Risk Management Committee.
The Corporate Secretary is responsible for the actual
implementation of GCG practices.
GCG training sessions and workshops have been
conducted towards the following objectives:
1. To disclose the concept of GCG implementation at
Angkasa Pura II through the validation of applicable
regulations related to operational activities in airport
management.
2. To motivate all personnel of Angkasa Pura II towards
consistent implementation of GCG and continuous
improvement.
3. To promote the participation of stakeholders in
actively disseminating and developing the practice of
GCG.
Actualization is defined as efforts to make something as it
should be, or a commitment to realize something that has
been planned, or something that is actually in process.
The actualization of GCG refers to efforts undertaken in
implementing the practice of GCG principles and the best
values of ethical conduct in every decision making and
business process.
The actualization of GCG at Angkasa Pura II is a system
that involves the following management approach and
mechanism related to:
1. Compliance with applicable laws and regulations as
well as good business ethics, norms and values in
the management of existing resources and with due
consideration of long-term business sustainability.
2. The preparation of all the necessary structure,
systems and support functions as well as the quality
of management of existing resources with due
consideration of long-term business sustainability.
3. The improvement in company performance and the
level of services to all stakeholders.
GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS
The General Meeting of Shareholders (GMS) is convened
2 (two) times each year, comprising the GMS to ratify the
annual report and the GMS to ratify the Work Plan and
Budget of the Company.
The GMS is a the forum where the Board of
Commissioners and Board of Directors reported and
accounted to the shareholders for their conduct and
performance in the execution of their duties, and/or other
issues that require the approval of a GMS.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Angkasa Pura II Annual Report 2008 67
RUPS mempunyai kekuasaan yang tidak diberikan kepada
Dewan Komisaris atau Direksi dan mempercayakan
pengurusan pada Direksi serta pengawasan sehari-hari
terhadap kinerja Direksi pada Dewan Komisaris selama
masih dalam batas yang diatur dalam Undang-undang
No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan
Anggaran Dasar Angkasa Pura II yang telah diubah
terakhir dengan akta notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH,
SpN No. 38 Tahun 2008.
DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris Angkasa Pura II terdiri dari 5 (lima)
orang, yaitu seorang Komisaris Utama dan 4 (empat)
orang anggota, yang diangkat melalui Keputusan
Kementerian Negara BUMN berdasarkan RUPS.
Komisaris adalah organ perusahaan yang memiliki
kedudukan independen, bertugas melakukan
pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi
dalam menjalankan kegiatan pengurusan perusahaan
termasuk pelaksanaan Rencana Jangka Panjang dan
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, sesuai
Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Secara umum tugas dan tanggung jawab Komisaris adalah:
1. Memberikan pendapat dan saran secara tertulis
kepada RUPS mengenai rencana pengembangan
perusahaan, rencana kerja, anggaran perusahaan,
dan rencana lainnya.
2. Memberikan pendapat dan saran secara tertulis
kepada RUPS mengenai masalah strategis.
3. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran
tahunan, serta menyampaikan penilaian dan
pendapatnya di dalam berbagai rapat yang diikutinya.
4. Mengikuti perkembangan perusahaan, dan segera
melaporkan kepada RUPS dengan disertai saran
langkah tindak lanjut yang harus ditempuh dalam hal
perusahaan menunjukan gejala kemunduran.
5. Memberikan pendapat serta saran kepada Direksi
mengenai persoalan-persoalan yang dianggap
penting bagi kelancaran pengurusan perusahaan.
6. Meneliti dan menelaah laporan manajemen termasuk
laporan tahunan yang disiapkan oleh Direksi. Apabila
laporan tersebut telah dipandang memadai dan
mencerminkan informasi yang obyektif, Komisaris
menandatangani laporan tersebut sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada RUPS.
The GMS holds the powers that are not delegated to
the Board of Commissioners or Board of Directors, and
entrusted the management to the Board of Directors and
the daily supervision of the performance of the Board of
Directors to the Board of Commissioners, within the limits
stipulated in Law No. 40 Year 2007 on Limited Liability
Company and the Articles of Association as last amended
by notary deed No. 38 year 2008 by Silvia Abbas Sudrajat,
SH, SpN.
THE BOARD OF COMMISSIONERS
The Board of Commissioners of Angkasa Pura II comprises
5 (five) members, namely a President Commissioner and
4 (four) Commissioners, which are elected by the GMS
based on a decree of the State Minister for SOE.
The Board of Commissioners is an independent organ
of the company, and is tasked with supervising and
advising the Board of Directors in the management of the
company, including the execution of the company’s long-
term business plan and its annual work plan and budget,
in line with the Articles of Association and the prevailing
laws and regulations.
In general, the duties and responsibilities of the Board of
Commissioners are as follow:
1. To submit written opinion and recommendation
to the GMS concerning the company’s business
development plan, work plan, budget and other
plans.
2. To submit written opinion and recommendation to
the GMS concerning strategic issues.
3. To supervise the execution of the company’s work
and budget plan, and to submit its assessment and
opinion in management meetings.
4. To follow developments of the company, and report
immediately to the GMS along with recommendation
of necessary follow-up steps in the event of a
declining trend happening in the company.
5. To offer opinion and recommendation to the Board of
Directors concerning issues that is significant to the
smooth management of the company.
6. To review and analyze management reports, including
annual reports prepared by the Board of Directors. If
the report is deemed adequate and presents objective
information, the Board of Commissioners signs the
report as a form of accountability to the GMS.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
68 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
7. Mengadakan komunikasi dan bertukar informasi
dengan para pemangku kepentingan (stakeholders)
dalam rangka meningkatkan pemahaman atas esensi
permasalahan manajerial dan operasional yang
dihadapi perusahaan.
8. Menjalin komunikasi yang efektif dengan Direksi
dan jajaran manajemen dalam rangka meningkatkan
pemahaman atas isu-isu strategis yang sedang dan
yang diperkirakan akan dihadapi perusahaan; serta
menindaklanjuti isu-isu yang ditemukan oleh para
Komisaris atau yang dimunculkan oleh Direksi.
9. Mengkaji dan menyetujui skema remunerasi untuk
para Direktur.
10. Mengkaji, menilai, menyetujui atau menolak, serta
memantau kerjasama strategis yang dilakukan
Perusahaan dengan pihak ketiga. Kerjasama strategis
adalah kerjasama untuk menjalankan suatu kegiatan
bisnis dengan jangka waktu pelaksanaan lebih
dari 2 (dua) tahun atau pelaksanaan suatu proyek
utama (major project) yang menimbulkan biaya
modal (capital expenditure) yang besar. Batasan
besarnya biaya modal minimal dari suatu proyek yang
dianggap strategis, akan ditetapkan bersama oleh
Komisaris dan Direksi serta akan dikaji ulang dan
disesuaikan secara periodik.
11. Mengusulkan calon-calon auditor eksternal yang
diajukan oleh Komite Audit setelah melalui proses
seleksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku kepada
RUPS.
12. Komisaris berkewajiban membahas dan mengajukan
rekomendasi tentang pemanfaatan laba bersih
perusahaan dan pembagian dividen interim
maupun dividen final dengan mempertimbangkan
kemampuan perusahaan untuk bertumbuh kembang
yang bertumpu pada sumber dana internal.
13. Memastikan bahwa risiko dan potensi krisis dapat
diidentifikasikan secara dini dan dikelola dengan baik.
14. Memastikan bahwa prinsip-prinsip Tata Kelola
Perusahaan yang baik (the principles of good
corporate governance) dipatuhi secara konsisten.
15. Komisaris berkewajiban untuk merencanakan dan
mempertanggungjawabkan kinerjanya dengan cara:
a. Menyusun pembagian tugas di antara
anggota Komisaris sesuai dengan keahlian dan
pengalaman masing-masing anggota Komisaris;
b. Menyusun program kerja dan target kinerja
Komisaris tiap tahun serta mekanisme review
terhadap kinerja Komisaris;
c. Menyusun mekanisme penyampaian informasi
dari Komisaris kepada pemangku kepentingan;
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
Komisaris kepada RUPS.
7. To engage in communication and information sharing
activities with stakeholders in order to improve
the understanding on essential managerial and
operational issues faced by the company.
8. To engage in effective communication with the Board
of Directors and the management of the company
in order to improve the understanding of current
and expected strategic issues facing the company;
and to follow-up on issues determined by the Board
of Commissioners or brought up by the Board of
Directors.
9. To review and approve the remuneration scheme for
Directors.
10. To review, assess, approve or reject, as well as to
monitor, any strategic arrangements between the
company and third parties. A strategic arrangement
is defined as an arrangement to undertake a business
activity that involves a period of more than 2 (two)
years, or the execution of a major project that
involves a significant amount of capital expenditures.
The defining minimum limit of capital expenditures
for a strategic project is established jointly by the
Board of Commissioners and the Board of Directors,
and is periodically reviewed and re-adjusted as
necessary.
11. To recommend to the GMS on candidates for external
auditors submitted by the Audit Committee, after a
selection process as required by prevailing regulations.
12. To discuss and recommend on the use of the
company’s net income as well as distribution of
interim and final dividends, taking into consideration
the ability of the company to grow and expand by
relying on internally generated cash flows.
13. To ensure that risks and crisis potential have been
identified early on and managed properly.
14. To ensure consistent adherence to the principles of
Good Corporate Governance.
15. To prepare and account for its performance through
the following means:
a. To develop the allocation of duties among
members of the Board of Commissioners in line
with to their respective expertise and experiences;
b. To formulate an annual work program and
performance target, as well as a review
mechanism to evaluate the performance of the
Board of Commissioners;
c. To formulate the mechanism for information
disclosure from the Board of Commissioners to
the stakeholders;
d. To account for the execution of duties of the
Board of Commissioners to GMS.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Angkasa Pura II Annual Report 2008 69
Pembagian Tugas Dewan Komisaris
Sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris
PT Angkasa Pura II (Persero) Nomor KEP.479/OM.006/
APII-2008 tanggal 12 Desember 2008, pembagian tugas
masing-masing Komisaris diatur sebagai berikut:
Sutanto, Komisaris Utama : bertugas mengkoordinasikan
semua pelaksanaan tugas dan kegiatan pengawasan
Dewan Komisaris serta memberikan arahan kepada
Direksi terhadap pengurusan usaha Perusahaan.
Suratto Siswodihardjo, Komisaris : bertugas melaksanakan
tugas pengawasan dan pemberian arahan kepada
Direksi terhadap pengurusan usaha Perusahaan Bidang
Pengembangan Usaha, Komersial dan Hukum.
M. Iksan Tatang, Komisaris: bertugas melaksanakan
tugas pengawasan dan pemberian arahan kepada Direksi
terhadap pengurusan usaha Perusahaan Bidang Operasi,
Teknik, Teknologi Informasi dan Kebijakan Manajemen
Risiko.
Suyatno Harun, Komisaris: bertugas melaksanakan
tugas pengawasan dan pemberian arahan kepada
Direksi terhadap pengurusan usaha Perusahaan Bidang
Keuangan, Akuntansi dan Audit.
Tirta Hidayat, Komisaris: bertugas melaksanakan tugas
pengawasan dan pemberian arahan kepada Direksi
terhadap pengurusan usaha Perusahaan Bidang
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Kebijakan
Nominasi & Remunerasi dan Good Coorporate
Governance (GCG).
Anggota Dewan Komisaris berhak untuk mendapatkan
remunerasi dan fasilitas yang jumlah dan jenisnya
ditetapkan dalam Risalah Rapat RUPS Angkasa Pura II
Nomor : RIS-31/D3-MBU/2008 tanggal 3 Juli 2008
tentang persetujuan laporan tahunan, pengesahan
perhitungan tahunan dan penggunaan laba bersih tahun
buku 2007.
Ditetapkan bahwa sejak tanggal 1 Januari 2008,
remunerasi Dewan Komisaris dan Sekretaris Dewan
Komisaris adalah sebagai berikut: Komisaris Utama 40%,
anggota Komisaris 36% dan Sekretaris Dewan Komisaris
15%, dari gaji Direktur Utama.
Division of duties among Commissioners
In accordance with Decision Letter of the Board of
Commissioners of PT Angkasa Pura II (Persero) No.
KEP.479/OM.006/APII-2008 dated 12 December 2008,
the division of duties among Commissioners are as
follows:
Sutanto, President Commissioner: responsible for the
coordination of all activities related to the supervisory
duties of the Board of Commissioners and to provide
direction to the Board of Directors related to the
management of the Company.
Suratto Siswodihardjo, Commissioner: responsible to
supervise and provide direction to the Board of Directors
in the management of the Company in aspects of
Business Development, Commercial and Legal.
M. Iksan Tatang, Commissioner: responsible to supervise
and provide direction to the Board of Directors in the
management of the Company in aspects of Operations,
Engineering, Information Technology, and Risk
Management policies.
Suyatno Harun, Commissioner: responsible to supervise
and provide direction to the Board of Directors in the
management of the Company in aspects of Finance,
Accounting and Audit.
Tirta Hidayat, Commissioner: responsible to supervise
and provide direction to the Board of Directors in the
management of the Company in aspects of Human
Resources Empowerment, Nomination & Remuneration
policies, and Good Corporate Governance (GCG).
Members of the Board of Commissioners are entitled
to receive remunerations and facilities, in the amount
and type as determined in the Minutes of the GMS of
Angkasa Pura II No. RIS-31/D3-MBU/2008 dated 3 July
2008, concerning the approval of the annual report, the
ratification of the annual accounts, and the appropriation
of net income in fiscal 2007.
It was determined that starting from 1 January 2008,
the remuneration for the Board of Commissioners and
the Secretary of the Board is as follows: the President
Commissioner 40%, Commissioner 36%, and the Secretary
of the Board 15%, of the salary of the President Director.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
70 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Kehadiran Pada Rapat
Selama tahun 2008, Komisaris menyelenggarakan Rapat
Rutin sebanyak 14 kali dan Rapat Gabungan dengan
Direksi sebanyak 14 kali juga. Rapat Komisaris merupakan
forum dan sekaligus mekanisme bagi pengambilan
keputusan Komisaris secara kolektif. Komisaris juga
mengadakan rapat dengan dengan Direksi untuk
membahas kinerja Angkasa Pura II.
Komisaris membentuk Komite Audit dan Komite
Manajemen Risiko yang diketuai oleh seorang Komisaris
yang diangkat oleh Komisaris Utama.
Selama tahun 2008, Dewan Komisaris Angkasa Pura II
mengikuti berbagai pelatihan, seminar, konferensi di
dalam dan luar negeri baik sebagai peserta maupun
sebagai pembicara, diantaranya mengenai Good
Corporate Governance, manajemen, keuangan dan
kebandarudaraan, seperti mengikuti IIA International
Conference 2008 & On Site Learning di San Fransisco,
USA.
Dalam menjalankan tugas, Komisaris dibantu oleh
Sekretaris Komisaris. Sekretaris Komisaris membantu
Komisaris dalam hal penyiapan bahan rapat Komisaris,
pengumpulan bahan dan informasi yang relevan dengan
pelaksanaan tugas Komisaris, dan melakukan koordinasi
dengan Sekretaris Perusahaan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan Komisaris dan Direksi.
DIREKSI
Direksi Angkasa pura II terdiri atas 6 (enam) orang,
seorang Direktur Utama, seorang Wakil Direktur Utama
dan 4 (empat) orang Direktur, yang diangkat melalui
Kementerian Negara BUMN berdasarkan RUPS.
Meeting Attendance
Throughout 2008, the Board of Commissioners
conducted 14 routine meetings as well as 14 joint
meetings with the Board of Directors. Meetings of the
Commissioners represent a forum and mechanism for
collective decision making by the Commissioners. The
Commissioners also meet with the Board of Directors to
discuss the performance of Angkasa Pura II.
The Board of Commissioners establishes the Audit
Committee and the Risk Management Committee,
chaired by a Commissioner appointed by the President
Commissioner.
Throughout 2008, members of the Board of
Commissioners attended a variety of training courses,
seminars and conferences in the country or abroad,
as participants or guest speakers, on aspects of Good
Corporate Governance, management, finance and airport
management, including the IIA International Conference
2008 and On Site Learning at San Fransisco, USA.
In discharging its duties, Commissioners is assisted by
the Secretary of the Board. The Secretary of the Board
assists the Commissioners to prepare the materials for
Commissioner meetings, materials and information
relevant to the duties of the Commissioners, and to
coordinate with the Corporate Secretary on issues
related to the Board of Commissioners and the Board of
Directors.
THE BOARD OF DIRECTORS
The Board of Directors of Angkasa Pura II comprises 6
(six) members, namely one President Director, one Deputy
President Director and 4 (four) Directors, appointed by a
decree of the State Minister for SOE in a GMS.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Nama Name
Rapat Dewan Komisaris Board of Commissioners Meeting
Rapat Dewan Komisaris dan Direksi BoC and BoD Meeting
Jumlah RapatTotal Meeting 14 Jumlah Rapat
Total Meeting 14
Komisaris
Sutanto 8 8
M. Iksan Tatang 14 12
Suyatno Harun 12 9
Suratto Siswodihardjo 13 10
Tirta Hidayat 8 4
Angkasa Pura II Annual Report 2008 71
Direksi merupakan organ perseroan yang bertanggung
jawab penuh atas kepengurusan perusahaan serta
mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar
pengadilan. Mengingat kewenangannya yang luar biasa
itu, maka ada timbal balik dari Direksi kepada RUPS
untuk menjaga keseimbangan yaitu dengan itikad baik
dan penuh tanggung jawab, memimpin dan mengelola
perusahaan sesuai dengan kepentingan dan tujuan
perusahaan.
Tugas dan tanggung jawab Direksi adalah:
1. Menjalankan tugas-tugas sesuai dengan peraturan
dan undang-undang yang berlaku;
2. Menggunakan tenaga, pikiran dan perhatian
secara penuh waktu dalam mengelola perusahaan
dan memikul tanggung jawab penuh terhadap
pencapaian kinerja perusahaan;
3. Mengkoordinasi, mengawasi dan memimpin
manajemen perusahaan di samping tugas dan
tanggung jawab setiap anggota Direksi sesuai dengan
kepentingan dan tujuan perusahaan;
4. Menyusun RJPP dan RKAP untuk meningkatkan
akuntabilitas Direksi dan manajemen dalam
menggunakan sumber daya dan dana perusahaan
ke arah pencapaian hasil serta peningkatan nilai/
pertumbuhan dan produktivitas perusahaan dalam
jangka panjang;
5. Pelaksanaan dan Monitoring RJPP/RKAP;
6. Merumuskan Kehendak Perusahaan (Statement of
Corporate Intent/SCI) yaitu suatu pernyataan yang
menunjukkan komitmen dari manajemen perusahaan
untuk mewujudkan suatu cita-cita bersama yang
diharapkan oleh semua stakeholder, khususnya
para pemegang saham dan anggota perusahaan,
yang selaras dengan visi dan misi perusahaan, serta
direalisasikan dengan cara-cara yang terbaik;
7. Menerapkan kebijakan manajemen risiko;
8. Menetapkan kebijakan operasional perusahaan serta
menetapkan ukuran keberhasilan yang jelas dan
berimbang baik dari aspek keuangan maupun non
keuangan untuk menentukan pencapaian tujuan,
misi dan visi perusahaan;
9. Memperhatikan kepentingan stakeholder sesuai
dengan nilai-nilai etika dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
10. Menetapkan secara jelas tugas, tanggung jawab, dan
wewenang manajemen pada setiap tingkatan/level;
The Board of Directors is the company’s organ with full
responsibility over the management of the company,
as well as to represent the company in and outside the
court of law. With a view to this extraordinary authority,
the Board of Directors is in turn accountable to the GMS
to lead and manage the company with good intention
and full responsibility in the interest and towards the
objectives of the company.
Duties and responsibilities of the Board of Directors:
1. To execute their duties in accordance with prevailing
regulations and laws.
2. To provide their energy, minds and attention at all
times in managing the company and to be fully
responsible for the performance of the company.
3. To coordinate, supervise and lead the management
of the company in addition to the duties and
responsibilities of each respective Director in
accordance with the interest and objectives of the
company.
4. To formulate the Long-Term Business Plan (RJPP) and
the Work Plan and Budget (RKAP) of the company
to increase the accountability of Directors and the
management in the use of resources and company
funds to achieve the intended objectives as well as
the increase in value or growth and productivity in
the long-term horizon.
5. To implement and monitor the RJPP/RKAP
6. To formulate a Statement of Corporate Intent (SCI),
which represents a statement of commitment on the
part of the management of the company towards the
realization of common aspirations of all stakeholders
and especially the shareholders and members of the
organization, in line with vision and mission of the
company, and in the best way possible.
7. To implement risk management policies.
8. To establish operational policies and to determine
a clear and balanced success parameters in terms
of financial and non-financial aspects towards the
achievement of the company’s objectives, vision and
mission.
9. To consider the interests of stakeholders in
accordance with ethical values and prevailing laws
and regulations.
10. To establish clear definition of managerial duties,
responsibilities and authority at each managerial level.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
72 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
11. Memberikan informasi yang relevan dan akurat
mengenai pelaksanaan tugasnya kepada Komisaris
antara lain mengenai mutasi manajer kunci (senior),
program pengembangan SDM, pertanggungjawaban
manajemen risiko, pelaksanaan SMK3, dan kinerja
pemanfaatan teknologi informasi;
12. Membangun dan memanfaatkan teknologi informasi;
13. Melakukan pendalaman pengetahuan dengan
tujuan untuk menjamin agar Direksi tetap mengikuti
perkembangan baru dalam industri penerbangan;
14. Menyiapkan laporan berkala dengan tepat waktu
sesuai peraturan yang berlaku dan pelaporan lainnya
sesuai permintaan dari Pemegang Saham;
15. Direksi wajib menyerahkan laporan tahunan kepada
RUPS dalam waktu 5 (lima) bulan setelah tahun buku
berakhir;
16. Menginformasikan kepemilikan sahamnya dan/atau
keluarganya pada perusahaan lain dalam Laporan
Tahunan;
17. Membantu dan memberi dukungan sepenuhnya
kepada Internal Audit dalam melaksanakan tugasnya,
serta melakukan koreksi ataupun tindak lanjut atas
hasil temuan Internal Audit;
18. Mengkaji, menyepakati dan memantau kesesuaian
perilaku kerja seluruh jajaran perusahaan terhadap
Pedoman Perilaku (Code of Conduct) yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Pedoman
Tata Kelola Perusahaan yang Baik ini;
19. Dengan persetujuan Komisaris, mengajukan kepada
RUPS, calon-calon auditor eksternal yang dipilih
melalui proses seleksi sesuai ketentuan yang berlaku;
20. Mempersiapkan rencana pemanfaatan laba bersih
perusahaan dan menyiapkan rekomendasi pembagian
dividen interim maupun dividen final kepada
Komisaris untuk diteruskan kepada para pemegang
saham dengan mempertimbangkan kemampuan
perusahaan untuk tumbuh dan berkembang dengan
sumber dana internal;
Pembagian Tugas Direksi
Direktur Utama bertugas:
• Menjalankantugas-tugasPerusahaansesuaidengan
Anggaran Dasar Perusahaan dan melakukan tugas lain
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh RUPS.
• MengkoordinasikanpelaksanaankebijakanDireksi
yang dilakukan oleh Direktur dan mengendalikan
pelaksanaan tugas pengawasan internal perusahaan.
11. To provide accurate and relevant information
concerning the execution of its duties to the
Commissioners, including with regards to change
in senior management positions, human resources
development programs, accountability of risk
management, implementation of health, safety and
environment management system, and performance
of information technology infrastructure.
12. To develop and utilize information technology
systems.
13. To engage in knowledge improvement in order to
ensure that the Board of Directors is in step with the
latest developments in the aviation industry.
14. To prepare on time submission of regular reports in
accordance with prevailing regulations, and other
reports as requested by the Shareholders.
15. The Board of Directors shall submit the Annual Report
to the GMS within 5 (five) months after the end of
the fiscal year.
16. To disclose shareownership at other companies by
themselves and/or their family members in the Annual
Report.
17. To assist and support the Internal Audit unit in the
execution of its function, and to perform corrective or
follow-up actions on the findings of the Internal Audit.
18. To review, approve and monitor the work behavior
of the entire organization in terms of the Code of
Conduct that forms an integral part of the Guideline
for Good Corporate Governance.
19. To propose to the GMS, with the approval of the
Board of Commissioners, candidates for external
auditors selected through a selection process in
accordance with prevailing regulations.
20. To prepare plans for net income utilization and
recommendation for distribution of interim and final
dividends to the Commissioners to be forwarded to
the Shareholders, taking into consideration the ability
of the company to grow and expand by relying on
internally generated cash flows.
Division of duties among Directors
Duties of the President Director:
• Performthecorporatedutiesinaccordancewith
the Article of Association and any other duties as
assigned by the resolutions of the General Meeting of
Shareholders.
• Tocoordinatetheimplementationofpoliciesofthe
Board of Directors by its members and to manage the
implementation of internal control mechanism.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Angkasa Pura II Annual Report 2008 73
• Melakukanpembinaankegiatanoperasionalunit
Internal Auditor dan Unit Research, Development,
Planning & Information Technology serta pengambilan
keputusan strategis sesuai kewenangannya dalam
bidang Air Traffic Services, bidang Pengembangan
Usaha, bidang Investasi, dan bidang Pengembangan
Sumber Daya Manusia.
Wakil Direktur Utama bertugas:
• Menjalankantugaspokokperusahaansesuaidengan
Anggaran Dasar Perusahaan dan melakukan tugas lain
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh RUPS.
• MengkoordinasikanpelaksanaankebijakanDireksiyang
dilakukan oleh para Direktur.
• Memberikanbahanmasukan,pertimbanganatau
saran-saran untuk penetapan kebijakan atau keputusan
Direksi yang berlaku secara korporat kepada Direktur
Utama.
• Melakukanpembinaankegiatanoperasionalunit
Corporate Secretary, unit Legal Affairs, unit Corporate
Safety and Risk, serta pengambilan keputusan strategis
sesuai kewenangannya dalam bidang Airport Services,
bidang Pendapatan Rutin, bidang Eksploitasi, serta
bidang Administrasi dan Umum.
Para Direktur bertugas:
• Memberikanmasukan,pertimbanganatausaran-saran
untuk penetapan kebijakan atau keputusan Direksi
yang berlaku secara korporat kepada Direktur Utama
dan Wakil Direktur Utama.
• MenetapkankeputusanatasnamaDireksisesuai
bidang kewenangan masing-masing.
• BertindakatasnamaDireksiuntukbidangnyamasing-
masing.
• Memimpindanmengendalikanseluruhkegiatandan
tata laksana direktorat yang dipimpinnya.
Anggota Direksi berhak untuk mendapatkan remunerasi
dan fasilitas yang jumlah dan jenisnya ditetapkan dalam
Risalah Rapat RUPS Angkasa Pura II Nomor : RIS-31/
D3-MBU/2008 tanggal 3 Juli 2008 tentang persetujuan
laporan tahunan, pengesahan perhitungan tahunan dan
penggunaan laba bersih tahun buku 2007.
Ditetapkan bahwa sejak tanggal 1 Januari 2008,
Remunerasi Direktur Utama sebesar Rp 40.000.000 per
bulan, sedangkan untuk wakil Direktur Utama 95%, dan
anggota Direksi 90%, dari gaji Direktur Utama.
• TosupervisetheoperationalactivitiesoftheInternal
Audit unit and the Research, Development, Planning
& Information Technology unit, and to undertake
strategic decision making in aspects of Air Traffic
Services, Business Development, Investment, and
Human Resources Development.
Duties of the Deputy President Director:
• Performthecorporatedutiesinaccordancewith
the Article of Association and any other duties as
assigned by the resolutions of the General Meeting of
Shareholders.
• Tocoordinatetheimplementationofpoliciesofthe
Board of Directors by its members.
• Toprovideinput,considerationsorsuggestionstothe
President Director regarding any corporate policies or
decisions to be made by the Board of Directors.
• TosupervisetheoperationalactivitiesoftheCorporate
Secretary, Legal Affairs, and Corporate Safety and
Risk units, and to undertake strategic decision making
in aspects of Airport Services, Routine Revenues,
Exploitation, and General and Administration.
Duties of the Directors:
• Toprovideinput,considerationsorsuggestionstothe
President Director and the Deputy President Director
regarding any corporate policies or decisions to be
made by the Board of Directors.
• TomakedecisionsonbehalfoftheBoardofDirectors
in their respective field of authority.
• ToactonbehalfoftheBoardofDirectorsintheir
respective field of authority.
• Toleadandmanageallactivitiesandproceduresat
their respective directorates.
Members of the Board of Directors are entitled to receive
remunerations and facilities, in the amount and type as
determined in the Minutes of the GMS of Angkasa Pura II
No. RIS-31/D3-MBU/2008 dated 3 July 2008, concerning the
approval of the annual report, the ratification of the annual
accounts, and the appropriation of net income in fiscal 2007.
It was determined that starting from 1 January 2008, the
remuneration for the President Director is Rp 40,000,000
per month, while the Deputy President Director receives
95%and the other Directors 90%, of the salary of the
President Director.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
74 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Kehadiran Dalam rapat per 1 Januari 2008
Sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-04/
MBU/2008 tanggal 4 Januari 2008, I Gusti Made Dhordy
diberhentikan dari jabatannya dan untuk sementara
tugas-tugas sehari-hari Direktur Operasi dan Teknik
ditunjuk PH. Direktur Operasi dan Teknik berdasarkan
Instruksi Direksi PT Angkasa Pura II (Persero) Nomor:
INS.01.03.01/00/12/2007/141 tentang Penunjukan
Pejabat Pelaksana Harian Direktur Operasi dan Teknik
PT Angkasa Pura II (Persero).
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Angkasa Pura II Nomor: KEP-70/MBU/2008
tanggal 22 April 2008 bertempat di Jakarta, tentang
Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura II, Menteri Negara
BUMN selaku RUPS PT Angkasa Pura II mengangkat
seorang Wakil Direktur Utama, Rinaldo J. Aziz dan
mengangkat Direktur Komersial dan Pengembangan
Usaha, Robert Daniel Waloni. Dan juga mengalihkan
penugasan S. Tulus Pranowo yang diangkat berdasarkan
keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-25/MBU/2004
tanggal 10 Maret 2004 dari jabatannya sebagai Direktur
Komersial dan Pengembangan Usaha menjadi Direktur
Operasi dan Teknik Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Angkasa Pura II.
Kehadiran Dalam Rapat per 30 April 2008
Meeting Attendance as of 1 January 2008
In accordance with Decree of the Minister for SOE No.
KEP-04/MBU/2008 dated 4 January 2008, I Gusti Made
Dhordy was dismissed from his position, and the duties
of the Director for Operations & Engineering were
temporarily served by the Acting Director for Operations &
Engineering based on Instruction of the Board of Directors
of Angkasa Pura II No. INS.01.03.01/00/12/2007/141
concerning the Appointment of Acting Director for
Operations & Engineering of PT Angkasa Pura II (Persero).
Based on the Decree of the State Minister for SOE No. KEP-
70/MBU/2008 dated 22 April 2008 in its capacity as the
General Meeting of Shareholders of PT Angkasa
Pura II (Persero) in Jakarta, concerning the Appointment of
Members of the Board of Directors of Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Angkasa Pura II, the State Minister for SOE in its
capacity as the General Meeting of Shareholders of
PT Angkasa Pura II has appointed Rinaldo J. Aziz as Deputy
President Director, and appointed Robert Daniel Waloni
as Director for Commercial & Business Development. The
Decree also re-assigned S. Tulus Pranowo from his post as
Director for Commercial & Business Development based on
Decree of the State Minister for SOE No. KEP-25/MBU/2004
dated 10 March 2004, to the post of Director for
Operations & Engineering of PT Angkasa Pura II (Persero).
Meeting Attendance as of 30 April 2008
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Nama Name
Rapat Direksi Board of Directors Meeting
Rapat Dewan Komisaris dan Direksi BoC and BoD Meeting
Jumlah RapatTotal Meeting 12 Jumlah Rapat
Total Meeting 4
Edie Haryoto 12 4
S. Tulus Pranowo 6 4
Tommy Soetomo 9 4
Endang Dwi Suryani 7 4
Nama Name
Rapat Direksi Board of Directors Meeting
Rapat Dewan Komisaris dan Direksi BoC and BoD Meeting
Jumlah RapatTotal Meeting 29 Jumlah Rapat
Total Meeting 10
Edie Haryoto 26 5
Rinaldo J. Aziz 26 4
S. Tulus Pranowo 22 6
Tommy Soetomo 24 4
Robert D. Waloni 24 5
Endang Dwi Suryani 25 4
Angkasa Pura II Annual Report 2008 75
Direksi mengadakan rapat rutin setiap minggu yang
dilaksanakan untuk membahas permasalahan dengan
agenda yang ditetapkan sebelumnya. Rapat Direksi
merupakan wahana dan sekaligus mekanisme bagi
pengambilan keputusan Direksi secara kolektif yang
melibatkan jajaran lain dalam Angkasa Pura II. Direksi
hadir dalam setiap Rapat Gabungan Komisaris dan
Direksi.
Undangan rapat Direksi dilakukan secara tertulis
oleh Sekretaris Perusahaan dan disampaikan dengan
mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan agenda
rapat. Sekretaris Perusahaan menyiapkan agenda rapat
dan dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan,
untuk disampaikan kepada Direksi dan anggota
perusahaan lain yang diundang untuk menghadiri rapat.
Pemegang Saham menilai kinerja Direksi secara keseluruhan
dan masing-masing anggota Direksi melalui mekanisme
RUPS. Penilaian individual untuk tiap anggota Direksi
dilakukan oleh Komisaris dan membahas hasil penilaiannya
dengan anggota Direksi yang bersangkutan serta dilaporkan
kepada RUPS untuk ditelaah dan dipertimbangkan.
Selama tahun 2008, Direksi Angkasa Pura II mengikuti
berbagai pelatihan, seminar, konferensi di dalam dan luar
negeri baik sebagai peserta maupun sebagai pembicara,
diantaranya mengenai Good Corporate Governance,
manajemen, keuangan dan kebandarudaraan. Selain
itu juga melakukan studi banding ke bandara-bandara
internasional di kawasan Eropa dan Asia Pasifik.
The Board of Directors conducts routine meetings each
week with a previously established agenda to discuss
current issues. Meetings of the Directors represent a
forum and mechanism for collective decision making by
the Directors involving other personnel of Angkasa
Pura II. The Directors are also present in joint meetings of
the Board of Commissioners and Directors.
A written notice for a meeting of the Directors is served
by the Corporate Secretary, along with the date, time,
venue and agenda of the meeting. The Corporate
Secretary prepares the agenda and other necessary
support materials for the meeting, to be provided to
the Directors and other personnel invited to attend the
respective meeting.
The Shareholders evaluate the performance of the
Directors, collectively as well as individually, through the
GMS mechanism. Performance evaluation of individual
Director is conducted by the Board of Commissioners who
discusses the results of its evaluation with the respective
Director, and submitted to the GMS for review and
consideration.
Throughout 2008, members of the Board of Directors of
Angkasa Pura II attended a variety of training courses,
seminars and conferences, in the country as well as
abroad, as participant or guest speakers, on aspects of
Good Corporate Governance, management, finance and
airport management. In addition, they also conducted
field comparison studies at international airports in
Europe and Asia-Pacific region.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
76 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
SEKRETARIS PERUSAHAAN
Sekretaris Perusahaan merupakan penghubung antara
Direksi dengan Manajemen, Komisaris dan Pemegang
Saham serta wakil perusahaan dalam berhubungan
dengan stakeholders yang berkaitan dengan perusahaan.
Sekretaris Perusahaan diangkat, diberhentikan dan
bertanggung jawab langsung oleh/kepada Direktur
Utama dan melaporkan kegiatannya kepada Direktur
Utama secara berkala.
Dalam menjalankan aktivitasnya Sekretaris Perusahaan
memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Berkaitan dengan Pemegang Saham
a. Mengkoordinasikan penyelenggaraan Pra RUPS;
b. Melakukan perencanaan dan penyelenggaraan
RUPS baik yang bersifat tahunan maupun yang
bersifat luar biasa atau pertemuan lainnya
dengan Pemegang Saham;
c. Membuat dan mendokumentasikan risalah
RUPS yang mencantumkan dinamika rapat dan
perbedaan pendapat serta menyediakannya bila
diminta oleh Pemegang Saham;
d. Menyiapkan Daftar Pemegang Saham baik
perusahaan, anak perusahaan maupun afiliasinya.
2. Berkaitan dengan kepatuhan terhadap perundang-
undangan
a. Memastikan bahwa perusahaan mematuhi ketentuan
tentang persyaratan keterbukaan dan pengungkapan
yang berlaku dalam laporan tahunan;
b. Menyeleksi jenis-jenis informasi yang relevan
untuk dipublikasikan atau diedarkan di internal
maupun eksternal perusahaan;
c. Mengkoordinasikan kepatuhan atas pelaksanaan
GCG di lingkungan perusahaan.
3. Berkaitan dengan stakeholder
a. Menjadi penghubung antara Direksi dengan
pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan
terhadap perusahaan;
b. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan
pihak lain atas setiap permintaan informasi yang
berkaitan dengan kondisi perusahaan;
c. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan
perusahaan yang melibatkan pihak eksternal
yang bertujuan untuk membentuk citra (image)
perusahaan;
d. Melakukan koordinasi atas program-program
CSR perusahaan;
e. Mengelola dan memutahirkan informasi dalam
website perusahaan melalui koordinasi dengan
unit fungsional terkait.
CORPORATE SECRETARY
The Corporate Secretary serves a liaison function between
the Directors and the management, Commissioners,
and Shareholders, and represents the company in the
communication with stakeholders related to the company.
The Corporate secretary is appointed and dismissed by,
and is directly responsible to, the President Director, and
reports regularly on its activities to the President Director.
In performing its activities, the Corporate secretary has
the following duties and responsibilities:
1. With respect to the Shareholders
a. To coordinate the pre GMS activities;
b. To plan for and to organize the GMS, annual as
well as extraordinary GMS, or other meetings
with the Shareholders;
c. To prepare and to document the minutes of
the GMS, noting all the proceedings as well as
difference in opinion, and to provide them if
required by the Shareholders;
d. To prepare the Register of Shareholders of the
company, its subsidiaries and affiliate companies.
2. With respect to issues of regulatory compliance
a. To ensure that the company has complied
with transparency and information disclosure
requirements in the annual report of the
company;
b. To sort out the relevant information for internal
as well as external publication or circulation;
c. To coordinate issues of compliance to GCG
implementation within the company.
3. With respect to stakeholders
a. To liaise between the Board of Directors and
other stakeholders of the company;
b. To serve the public and other parties regarding
any request for information related to the
condition of the company;
c. To prepare and organize company activities
involving external parties with a view towards
developing the corporate image;
d. To coordinate the company’s CSR programs;
e. To maintain and update the information in the
company’s website through coordination with the
related functional units.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Angkasa Pura II Annual Report 2008 77
4. Sebagai fungsi Sekretariat Perusahaan
a. Mengkoordinasikan Rapat Pemegang Saham,
Komisaris dan Direksi ataupun rapat dengan
pihak lainnya terkait hal strategis perusahaan;
b. Mempersiapkan undangan, jadwal, agenda,
materi dan risalah rapat yang menggambarkan
dinamika rapat dan proses pengesahan risalah
rapat serta mendistribusikannya kepada pihak-
pihak terkait;
c. Mendokumentasikan risalah rapat dan
menyediakannya bila diperlukan oleh Komisaris
atau Direksi;
d. Melakukan koordinasi dengan kantor cabang
perihal informasi yang berkaitan dengan kondisi
kantor cabang terkini;
e. Mengirimkan laporan manajemen dan laporan
lainnya kepada Pemegang Saham dan Komisaris
secara berkala.
Riwayat Hidup Singkat
Sudaryanto – Sekretaris Perusahaan
Lahir pada tahun 1956 di Kebumen – Jawa tengah. Lulus
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas DR. Moestopo
(Beragama) Jakarta pada tahun 1988 dan memperoleh
gelar Master of Science dari Universitas Indonesia pada
tahun 2002. Pernah menduduki sejumlah jabatan penting
diantaranya yaitu Sekretaris Dewan Komisaris pada tahun
2002 dan Kepala Bidang Umum PT Angkasa Pura II
(Persero) Kantor Cabang Bandara Soekarno-Hatta pada
tahun 2004. Menjabat sebagai Corporate Secretary sejak
tahun 2006 sampai sekarang. Pernah mengikuti berbagai
seminar dan konferensi di dalam negeri diantaranya
yaitu Marcus Evans 2nd Annual Corporate Governance
Conference, Indonesian Society of Commissioners di
Jakarta dan Forum Himpunan BUMN di Yogyakarta.
4. With respect to the Corporate Secretariat function
a. To coordinate meetings of the Shareholders,
Commissioners and Directors or meetings
with other parties related to strategic issues
concerning the company;
b. To prepare the notice, schedule, agenda, materials
and minutes of meetings, noting the proceedings
and ratification of the minutes of meetings, and
its distribution to the relevant parties;
c. To document the minutes of meetings and
provide them if requested by Commissioners or
Directors;
d. To coordinate with branch offices regarding
information related to the latest condition in
branch offices;
e. To submit regular management reports and
other necessary reports to the Shareholders and
Commissioners.
Brief Profile
Sudaryanto – Corporate Secretary
Born in 1956 in Kebumen – Central Java. Graduated from
the Faculty of Social and Political Science of DR Moestopo
University (Religious) Jakarta in 1988, and obtained a
Master of Science degree from Indonesia University
in 2002. Previously held several important positions
including as Secretary of the Board in 2002 and Head of
General Affairs at Soekarno-Hatta Airport branch office in
2004, before promoted to the post of Corporate secretary
in 2006 up to the present. Participated in a variety of
seminars and conferences in the country, including
the Marcus Evans 2nd Annual Corporate Governance
Conference, Indonesian Society of Commissioners in
Jakarta, and Forum for SOE Association in Yogyakarta.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
78 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
ETIKA PERUSAHAAN
Kredibilitas dan kepercayaan sangat erat kaitannya
dengan perilaku Insan Angkasa Pura II dalam berinteraksi
dengan para pemangku kepentingan. Pengelolaan
perusahaan selain mengikuti peraturan dan perundangan
yang berlaku juga menjunjung tinggi norma dan nilai
etika. Kesadaran menjalankan etika yang baik akan
meningkatkan dan memperkuat citra positif perusahaan.
Pemikiran tersebut menjadi dasar yang kuat bagi
perusahaan untuk mewujudkan Angkasa Pura II sebagai
salah satu perusahaan yang disegani dan bermartabat
dalam dunia usaha. Wujud dari niat tersebut adalah
perumusan pedoman perilaku (code of conduct) yang
mengatur kebijakan nilai-nilai etis yang dinyatakan
secara eksplisit sebagai suatu standar perilaku yang harus
dipedomani oleh seluruh Insan Angkasa Pura II.
Angkasa Pura II memiliki komitmen yang kuat terhadap
pemangku kepentingan (stakeholder), yang meliputi:
1. Komitmen terhadap Pemegang Saham, dengan
memberikan nilai perusahaan yang terbaik dari aspek
financial dan non financial; memberikan laporan yang
lengkap, akurat dan tepat waktu; serta menerapkan
tata kelola perusahaan yang baik;
2. Komitmen terhadap Pelanggan, dalam rangka
menjaga reputasi, integritas, dan kredibilitas
perusahaan serta meningkatkan keharmonisan
hubungan perusahaan dengan para pelanggan;
3. Komitmen terhadap insan Angkasa Pura II, dalam
rangka mewujudkan hubungan yang berkualitas,
adil serta dapat mendorong intensitas dan kualitas
partisipasi insan Angkasa Pura II perusahaan akan
memperlakukan insan Angkasa Pura II sebagai
anggota perusahaan dengan adil (fair);
4. Komitmen terhadap pemasok/supplier, perusahaan
mengelola hubungan dengan jujur dan fair dalam
berbisnis dengan pemasok/supplier;
5. Komitmen terhadap Mitra Usaha, hubungan antara
perusahaan dengan mitra usaha dilandasi prinsip
kesetaraan, transparan, serta etika bisnis;
6. Komitmen terhadap Mitra Kerja, dengan senantiasa
melakukan kordinasi untuk menjaga kepentingan
perusahaan dan memberikan akses secara proporsional
untuk kelancaran pelaksanaan tugas mitra kerja;
7. Komitmen terhadap Anak perusahaan dan
Perusahaan Afiliasi, dengan senantiasa melakukan
pembinaan dan memberikan penghargaan
serta menjaga kemandirian (independensi)
anak perusahaan dan perusahaan afiliasi dalam
mengembangkan usaha secara keseluruhan;
COMPANY ETHICS
Trust and credibility are very much related to the behavior
of each personnel of Angkasa Pura II in their interaction
with stakeholders. In conducting its activities, the
company observes prevailing rules and regulations as well
as upholds the highest standards of business norms and
ethics. The awareness to abide ethically will contribute
to improve and strengthen the positive image of the
company.
This line of thinking provides a firm base for Angkasa
Pura II to position itself as a leading and respected
company in the business circles. To achieve this, the
company formulates a code of conduct that regulates
policy on ethical values that are stated explicitly as a
standard guideline regulating the behavior of each
personnel of Angkasa Pura II.
Angkasa Pura II has a firm commitment to uphold the
interests of all its stakeholders, comprising the following:
1. Commitment to the Shareholder, to create the best
value for the company in terms of financial and non-
financial aspects; provide comprehensive, accurate,
and timely reports; and implement good corporate
governance practices;
2. Commitment to Customers, in order to maintain
company reputation, integrity and credibility, as
well as in enhancing the relationship between the
company and its customers;
3. Commitment to Employees of Angkasa Pura II, in
which the company strives to treat all of its employees
in a fair manner in order to create a relationship that
will promote the quality and intensity of employee
engagement in the company;
4. Commitment to Suppliers, in which the company
engage in a fair and honest business relationship with
it suppliers;
5. Commitment to Business Partners, in which the
relationship between the company and its business
partners is based on fairness, transparency and good
business ethics;
6. Commitment to Work Partners, through good
coordination to protect the interests of the company
while providing proportional access to facilitate the
duties of work partners;
7. Commitment to Subsidiaries and Affiliates, through
direction and appreciation while maintaining the
independency of subsidiaries and affiliates to develop
their businesses;
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Angkasa Pura II Annual Report 2008 79
8. Komitmen terhadap Pemerintah, dengan
menjalankan bisnis secara profesional dengan
memperhatikan dan mematuhi peraturan perundang-
undangan, dan kebijakan pemerintah yang terkait
dengan aktivitas usaha perusahaan dan berperilaku
etis dalam berhubungan dengan instansi pemerintah;
9. Komitmen terhadap Masyarakat dan Lingkungan,
dengan mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan
sebagai wujud Good Corporate Citizenship.
Dengan komitmen dan konsistensi dalam menerapkan
pedoman perilaku oleh seluruh insan Angkasa Pura II akan
menciptakan suasana yang kondusif bagi pencapaian visi
dan misi perusahaan.
Pada tahun 2007, Angkasa Pura II telah menerbitkan
buku Pedoman Perilaku (Code of Conduct) yang langsung
disosialisasikan ke seluruh karyawan di kantor-kantor
cabang Angkasa Pura II. Buku Pedoman Perilaku yang
memuat pernyataan komitmen seluruh karyawan
Angkasa Pura II tersebut juga telah ditandatangani oleh
seluruh karyawan pada tahun 2008 sebagai komitmen
pribadi untuk mematuhi Code of Conduct yang
didokumentasikan di Unit Corporate Secretary.
INTERNAL AUDITORS
Internal Auditors dibentuk untuk membantu Direktur
Utama dalam melaksanakan pemeriksaan serta menilai
pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya serta
memberikan saran-saran perbaikan, sebagai mitra,
konsultan, dan katalis.
Sebagai mitra, Internal Auditors mempunyai kedudukan
yang sama dengan unit kerja lain dalam mencapai tujuan
organisasi. Sebagai konsultan internal, Internal Auditors
memberi masukan dalam proses penyusunan kebijakan,
sistem dan prosedur, dengan melakukan review, kajian
dan memberikan saran perbaikan setelah melalui diskusi
dengan unit kerja yang terkait secara langsung maupun
tidak langsung. Sebagai katalis, Internal Auditors
berperan sebagai media penghubung antara risk owner
(audittee) dengan unit Pembina, terutama dengan Direksi.
Internal Auditors berada langsung di bawah Direktur
Utama untuk menjamin independensinya dari kegiatan
atau unit kerja yang diaudit. Direktur Utama memberikan
kewenangan penuh dan memadai pada Internal Auditors
untuk melaksanakan tugasnya.
8. Commitment to the Government, by conducting
business in a professional manner, complying with
applicable laws, regulations and government policies
related to the company’s business activities, and
ethical conduct in relationships with government
institutions;
9. Commitment to Society and the Environment,
through the implementation of corporate social
responsibility in the interest of Good Corporate
Citizenship.
These commitments and the consistent implementation
of the code of conduct by all personnel at Angkasa Pura II
will lead to a conducive environment towards achieving
the company’s vision and mission statements.
In 2007, Angkasa Pura II published a Code of Conduct
document that has been presented to employees at
all branch offices of Angkasa Pura II. The Code of
Conduct also contains a statement of intent signed
by all employees in 2008 as documented and kept by
the Corporate Secretary Unit, signifying the personal
commitment of each employee to comply with the Code
of Conduct.
INTERNAL AUDIT
Internal Audit is established to assist the President
Director in performing investigations and assessing the
control, management and its implementation, as well as
providing recommendations for improvement, functioning
as partner, consultant and catalyst.
As partner, Internal Audit has the same position as
other work units towards the achievement of the
company’s objectives. As an internal consultant, Internal
Audit provides input on policy, system and procedure
formulation processes, by carrying out reviews and studies
and suggestion for improvement, following direct as
well as indirect discussion with the respective work unit.
As catalyst, Internal Audit functions as an intermediary
between the risk owner (auditee) and the supervising
unit, especially the Board of Directors.
Internal Audit is placed directly under the President
Director to ensure independency from operating activities
or the work unit being audited. The President Director
provides adequate authority to Internal Audit to carry out
its duties.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
80 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Internal Auditors melaksanakan tugasnya melalui
evaluasi pengendalian internal, pemeriksaan keuangan,
pemeriksaan ketaatan, pemeriksaan operasional,
pemeriksaan manajemen, pemeriksaan kontrak,
pemeriksaan sistem informasi, pengembangan kualitas
internal, dan hubungan dengan entitas luar.
Tugas dan tanggung jawab Internal Auditors meliputi :
1. Menilai kinerja unit kerja dan melakukan pemantauan
untuk memberikan informasi dini (early warning
system) kepada Direktur Utama bila terjadi penurunan
kinerja;
2. Menguji dan menilai kehandalan, kelengkapan dan
penggunaan dari pengendalian akuntansi, keuangan
dan pengendalian lainnya;
3. Memberikan masukan bagi efektivitas penerapan
sistem pengendalian mutu dan peningkatan yang
diperlukan dengan menjadikan sasaran mutu unit
kerja sebagai salah satu kriteria dalam melakukan
audit;
4. Meningkatkan kualitas keterbukaan laporan
keuangan;
5. Menilai kualitas pelaksanaan tugas para pelaksana
dan menegakkan disiplin organisasi dan pengendalian
untuk mencegah kecurangan dan penyimpangan;
6. Mengidentifikasikan kegiatan-kegiatan yang akan
diaudit, mengevaluasi serta menilai tingkat risiko
kegiatan-kegiatan tersebut termasuk dalam kaitannya
dengan biaya dan jadwal audit;
7. Melakukan audit pada semua unit kerja perusahaan
untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan prinsip ekonomis, efisien
dan efektif;
8. Meyakinkan bahwa perusahaan telah
mengidentifikasi dan mengelola risiko-risiko yang
dihadapi perusahaan dengan baik;
9. Meyakinkan bahwa perusahaan telah mematuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
10. Memastikan bahwa semua unit kerja telah mematuhi
kebijakan-kebijakan dan prosedur perusahaan;
11. Melakukan tugas lain yang diberikan Komisaris yang
berkaitan dengan fungsi Komisaris dalam fungsi
sebagai pengawasan;
12. Mengkoordinir pemantauan pelaksanaan tindak
lanjut atas temuan hasil pemeriksaan dan
memastikan tindakan yang tepat telah dilakukan oleh
unit kerja;
13. Melakukan audit khusus (special review) pada unit
kerja yang diperlukan berdasarkan arahan Direktur
Utama;
14. Memfasilitasi audit keuangan yang dilakukan oleh
Auditor Eksternal;
Internal Audit carries out its duties by conducting
evaluation on internal control, financial audit, compliance
audit, operational audit, management audit, contract
audit, information system audit, development of internal
quality, and relations with external entities.
Duties and responsibilities of Internal Audit are:
1. To assess and monitor the performance of work units,
as an early warning system to inform the President
Director in the event of a decline in performance;
2. To analyze and evaluate the reliability, adequacy and
utilization of accounting control, financial control and
other control mechanism;
3. To provide input towards the effective
implementation of internal control systems and their
improvements, using the quality targets of the work
units as a criteria for audit work on the respective
units;
4. To improve the quality of information disclosure in
financial statements;
5. To assess the quality of work of field staff, and
enforce organizational discipline and control to
prevent frauds and deviations;
6. To identify activities to be audited, and to evaluate
and assess the risk level of those activities including in
consideration of audit costs and scheduling;
7. To perform an audit on all work units of the company
to ensure that all activities are carried out in an
economical, efficient and effective manner;
8. To ensure that the company has properly identified
and managed its risk exposures;
9. To ensure that the company has complied with all
relevant laws and regulations;
10. To ensure that all work units have complied with the
company’s policies and procedures;
11. To undertake other duties as assigned by the Board of
Commissioners related to the supervisory function of
the Board of Commissioners;
12. To coordinate the monitoring of follow-up action
on audit findings and to ensure that the appropriate
measures have been taken by the work unit;
13. To conduct a special review on work units as
necessary based on the direction of the President
Director;
14. To facilitate the process of financial audit by external
auditors;
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Angkasa Pura II Annual Report 2008 81
15. Memonitor dan menilai kecukupan pelaksanaan
tindak lanjut laporan hasil audit Internal Auditors
dan Auditor Eksternal serta melaporkannya kepada
Direktur Utama;
16. Memfasilitasi penerapan praktik GCG di lingkungan
perusahaan dan menyediakan informasi dan/atau
laporan pemeriksaan kepada pihak-pihak yang
membutuhkan atas ijin Direktur Utama.
Dalam menjalankan tugasnya Internal Auditors
berpedoman kepada kode etik, norma-norma audit,
Piagam Internal Auditors, peraturan lainnya yang
berkaitan dengan Internal Auditors dan senantiasa
menjunjung tinggi prinsip-prinsip objektivitas,
kerahasiaan, ketelitian dan kehati-hatian.
Untuk menjaga kualitas hasil audit, Internal Auditors
melaksanakan tugas sesuai dengan Standar Profesi
Auditor Internal, Kode Etik Profesional, serta Pedoman
Kerja Internal Auditors, meliputi:
1. Perencanaan audit dan pengendalian anggaran;
2. Penilaian kualitas pengendalian internal;
3. Pelaksanaan pengawasan;
4. Pemantauan pengendalian mutu audit;
5. Pemantauan tindak lanjut hasil audit.
Internal Auditors bersama fungsi terkait melakukan
internal control assessment berbasis risiko yang akan
digunakan sebagai dasar dalam menentukan rencana
perbaikan proses bisnis, metodologi dan prosedur audit.
Internal Auditors melakukan pemantauan secara intensif
atas pelaksanaan tindak lanjut dari temuan hasil audit
Internal Auditors dan Auditor Eksternal dan melaporkan
kepada Direktur Utama dan Komisaris melalui Komite
Audit secara berkala.
Semua Internal Auditors diwajibkan mengikuti pelatihan-
pelatihan profesional untuk melengkapi sertifikasi guna
memenuhi standar yang dibutuhkan Angkasa Pura II.
Head of Internal Auditors dan Supervisor Internal Auditors
memperoleh pelatihan di bidang profesi dan manajerial
yang memadai agar dapat mengelola satuan yang
dipimpinnya dengan baik.
15. To monitor and assess the adequacy of follow-up
measures on the audit findings by Internal Audit
and external auditors, and to make a report to the
President Director;
16. To facilitate the implementation of GCG practices
within the company, and to provide information
and/or inspection reports to such other parties that
requested them, with the permission of the President
Director.
In carrying out its duties, Internal Audit is guided by code
of ethics, auditing norms, the Internal Audit Charter, and
other regulations pertaining to Internal Audit, as well
as upholds the principles of objectivity, confidentiality,
meticulousness, and prudence.
To maintain the quality of audit work, Internal Audit
perform its work on the basis of Internal Audit
Professional Standards, professional code of ethics, and
Internal Audit Work Manual, covering:
1. Audit work plan and budget control plan;
2. Quality assessment on internal control;
3. Implementation of control supervision;
4. Monitoring of audit quality control;
5. Monitoring of follow-up actions on audit findings.
Internal Audit, together with the related functions,
conduct a risk-based internal control assessment that
will be used as a basis in formulating plans for the
improvement of business processes, methodologies and
audit procedures.
Internal Audit conducts intensive monitoring on the
implementation of follow-up measures of audit findings
by Internal Audit and external auditors, and submits
regular reports to the President Directors and the Board of
Commissioners through the Audit Committee.
All internal auditors are required to attend professional
training towards professional certifications to comply
with standards required by Angkasa Pura II. The Head
of Internal Audit and Supervisor of Internal Audit also
receive adequate training in profession and managerial
skills to ensure the capability of managing the Internal
Audit unit.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
82 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
AUDITOR EKSTERNAL
Auditor Eksternal atau Akuntan Publik melakukan audit
laporan keuangan atas laporan keuangan perusahaan
untuk memberikan pendapat yang independen dan
objektif mengenai kewajaran, ketaatazasan dan
kesesuaian laporan keuangan perusahaan dengan
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Tahun 2008, Angkasa Pura II menunjuk Kantor Akuntan
Publik (KAP) Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono & Rekan
- Izin Akuntan Publik Nomor 02.1.0798 serta Izin Usaha
KAP Nomor KEP-276/KM.6/2004 - sebagai Auditor
Eksternal untuk melaksanakan Jasa Audit Umum dan
Audit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan atas
Laporan Keuangan tahun Buku 2008 dengan biaya
sebesar Rp 610 juta. KAP dimaksud telah menyelesaikan
tugasnya dengan tanggal Laporan Audit 16 Maret 2009.
Opini KAP atas Laporan Keuangan Angkasa Pura II
yaitu wajar tanpa pengecualian dan Tingkat Kesehatan
Perusahaan tahun 2008 termasuk dalam kategori AA
(SEHAT) dengan total Score 88,50 dari aspek keuangan,
operasional dan administrasi. Untuk tingkat pencapaian
Key Performance Indicator Perusahaan tahun 2008 adalah
sebesar 93,02%.
KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono & Rekan
melakukan Audit Umum dan Audit Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan serta evaluasi laporan keuangan
tahun buku 2008, selama 1 (satu) periode audit (tahun
buku 2008), yang terdiri atas Audit Umum akhir tahun
atas laporan keuangan, Audit Ketaatan Perusahaan,
Evaluasi atas Kinerja Keuangan, memeriksa Pengelolaan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan
Evaluasi atas Kinerja PKBL.
Tahun 2007, Angkasa Pura II menunjuk KAP Doli,
Bambang, Sudarmadji & Dadang sebagai Auditor
Eksternal untuk melaksanakan Jasa Audit dan Evaluasi
Laporan Keuangan tahun buku 2007 dengan biaya
sebesar Rp 470 juta. Dan tahun 2006, Angkasa Pura II
menunjuk KAP Hendrawinata Gani & Rekan sebagai
Auditor Eksternal untuk melaksanakan Jasa Audit dan
Evaluasi Laporan Keuangan tahun buku 2006 dengan
biaya sebesar Rp 418 juta.
EXTERNAL AUDITOR
The External Auditor or Public Accountant performs
a financial report audit on the Company’s financial
statements and provides and objective and independent
opinion regarding the fairness, accuracy and compliance
of the Company’s financial statements with the accepted
Financial Accounting Standards in Indonesia as well as
other applicable laws and regulations.
In 2008, Angkasa Pura II appointed the Public
Accountant Firm (KAP) Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono
& Partner – Public Accountant License No. 02.1.0798
and KAP Business License No. KEP-276/KM.6/2004 - as
External Auditor to perform a general audit on the
Financial Statements for fiscal 2008 and an audit on
the Partnership and Community Development program
for fiscal 2008 for a fee of Rp 610 million. The KAP has
performed its assignment with its Audit Report dated 16
March 2009.
The KAP gave a fair opinion to the Financial Statements
of Angkasa Pura II. The Company achieved a rating of
AA (Healthy) in the company soundness assessment in
2008 in terms of financial, operating, and administrative
aspects, with a total score of 88.50. Meanwhile, in terms
of Key Performance Indicators (KPI), the Company in
2008 achieved 93.02% of target.
KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono & Partner
performed the general audit and audit on the Partnership
and Community Development (PKBL) program and
evaluation on the financial statements for 1 (one)
audit period (fiscal year 2008), comprising of year-end
general audit on the financial statements, compliance
audit, evaluation on financial performance, audit on
the management of the PKBL, and evaluation of the
performance of PKBL.
In 2007, Angkasa Pura II appointed KAP Doli, Bambang,
Sudarmadji & Dadang as external auditor to perform the
audit and evaluation of financial statements for fiscal
2007 with a fee of Rp 470 million. In 2006, Angkasa
Pura II appointed KAP Hendrawinata Gani & Partner as
external auditor to perform the audit and evaluation of
financial statements for fiscal 2006 with a fee of Rp 418
million.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Angkasa Pura II Annual Report 2008 83
Seleksi Auditor Eksternal dilaksanakan melalui proses
pelelangan sesuai dengan kebijakan perusahaan di bidang
pengadaan barang dan jasa. Auditor Eksternal ditetapkan
dalam RUPS dan diikat dengan kontrak/perjanjian yang
memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Internal Auditors melaksanakan koordinasi dan
memfasilitasi pelaksanaan tugas Auditor Eksternal untuk
terciptanya kelancaran pelaksaan tugas. Komite Audit
memantau efektivitas pelaksanaan tugas dan mereview
kinerja Auditor Eksternal.
KOMITE AUDIT
Komite Audit Angkasa Pura II terdiri dari seorang Ketua
yang berasal dari Anggota Dewan Komisaris yaitu
Suyatno Harun dan 2 (dua) orang tenaga profesional
dari luar Angkasa Pura II, sebagai anggota, yaitu Agung
Suprananto dan Israful Hayat yang diangkat sesuai Surat
Keputusan Dewan Komisaris Nomor KEP.511/KP.1013.3/
AP II-2007 tentang Pengangkatan Ketua Komite Audit
dan Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 351.1/
KP.1013.3/AP II-2007 tentang Keanggotaan Komite Audit
PT Angkasa Pura II (Persero). Anggota komite dari luar
Angkasa Pura II dimaksudkan agar dapat memberikan
penilaian yang objektif, karena tidak mempunyai kaitan
dengan manajemen baik dalam hal kepemilikan maupun
kaitan dengan kegiatan usaha Angkasa Pura II.
Komite Audit adalah sebuah komite tetap yang dibentuk
oleh Dewan Komisaris Angkasa Pura II dengan maksud
untuk membantu Dewan Komisaris memenuhi tanggung
jawabnya dalam melaksanakan fungsi pengawasan atas
kinerja manajemen secara menyeluruh.
Komite Audit dibentuk dengan tujuan untuk dapat
meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas Dewan
Komisaris, terutama yang berhubungan dengan
pengawasan terhadap tata kelola Angkasa Pura II,
yang meliputi pengawasan terhadap sistem dari proses
pelaporan keuangan, proses audit atas laporan keuangan
perusahaan, evaluasi atas pelaksanaan pengawasan
internal (internal control) perusahaan dan evaluasi atas
kinerja Internal Auditors perusahaan, serta pemenuhan
ketentuan dan peraturan perundang-undangan lainnya.
Tugas dan tanggung jawab Komite Audit meliputi:
1. Menilai hasil pelaksanaan audit yang dilaksanakan
oleh Internal Auditor maupun Eksternal Auditor
dalam rangka pencapaian pelaporan sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;
The selection of external auditor was made through a
tender process conforming to the Company’s policies
on the procurement of goods and services. The external
auditor is appointed by the General Meeting of
Shareholders and is bound by a work contract/agreement
containing the rights and responsibilities of the respective
parties. The Internal Audit unit coordinates and facilitates
the work of the external auditor. The Audit Committee
monitors the effectiveness of audit work and evaluates
the performance of the external auditor.
AUDIT COMMITTEE
The Audit Committee of Angkasa Pura II comprises of a
member of the Board of Commissioners, Suyatno Harun,
as Chairman, and 2 (two) independent professionals as
committee members, namely Agung Suprananto and
Israful Hayat, appointed based on Decree of the Board
of Commissioners No. KEP.511/KP.1013.3/AP II-2007
concerning the Appointment of Chairman of the Audit
Committee and Decree of the Board of Commissioners
No. 351.1/KP.1013.3/AP II-2007 concerning the
Membership of the Audit Committee of PT Angkasa
Pura II (Persero). The external committee members are
intended to ensure an objective assessment, having no
relation to the management of the company in terms of
ownership interest or business activities of Angkasa Pura II.
The Audit Committee is a permanent committee
established by the Board of Commissioners of Angkasa
Pura II to assist the Board of Commissioners in its
oversight function over the overall performance of the
management of the company.
The Audit Committee was established to improve the
effectiveness of the duties of the Board of Commissioners,
particularly with regards to the supervision of the
governance at Angkasa Pura II, involving supervision
to systems and process of financial reporting, the audit
process on the company’s financial statements, evaluation
on implementation of internal control, and evaluation on
the performance of the company’s Internal Audit unit, as
well as compliance to other prevailing laws and regulations.
The duties and responsibilities of the Audit Committee:
1. To assess the results of audit work performed by
Internal Audit or the External Auditors to ensure
proper reporting in accordance with generally
accepted standards of accounting in Indonesia;
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
84 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
2. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan
sistem pengendalian manajemen perusahaan serta
pelaksanaannya;
3. Memastikan bahwa telah terdapat prosedur review
yang memuaskan terhadap informasi yang dilakukan
Angkasa Pura II, termasuk brosur kondisi keuangan
perusahaan, laporan keuangan berkala, forecast
dan informasi keuangan lainnya yang disampaikan
kepada pemegang saham;
4. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian
Dewan Komisaris;
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan
Komisaris sepanjang dalam lingkup tugas dan
kewajiban Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;
6. Wajib melaporkan segera hasil evaluasi yang telah
dilakukan kepada Dewan Komisaris;
7. Wajib membuat laporan sekurang-kurangnya setiap 3
(tiga) bulan sekali yang berisi pokok hasil kerjanya;
8. Wajib membuat laporan khusus yang berisi setiap
temuan yang diperkirakan dapat mengganggu
kegiatan Angkasa Pura II dan disampaikan kepada
Dewan Komisaris selambat-lambatnya 10 hari kerja
sejak tanggal temuan diketahui.
Sebagai pedoman pelaksanaan tugasnya, Komite Audit
Angkasa Pura II telah dilengkapi dengan Piagam Komite
Audit yang mengikat semua pihak, antara lain memuat
tujuan, tugas dan tanggung jawab serta kewenangan
Komite Audit. Komunikasi antara Komite Audit dengan
Internal Auditor ataupun Eksternal Auditor telah
dilaksanakan dengan baik. Komite Audit juga telah
melaporkan hasil kerjanya kepada Dewan Komisaris
secara berkala.
Kehadiran dalam Rapat
Rapat-rapat yang dihadiri Komite Audit, yaitu Rapat
dengan Dewan Komisaris, Rapat dengan Manajemen
(rutin setiap bulan), Rapat dengan Auditor Eksternal
(KAP), Rapat dengan Internal Auditor dan Rapat Internal
Komite Audit.
2. To provide recommendations on improvement to
internal control systems and implementation by the
management;
3. To ensure that adequate reviews have been
conducted on information disclosure by Angkasa
Pura II, including information on the company’s
financial condition, periodic financial statements,
forecasts and other financial information submitted to
the shareholder;
4. To identify issues that require the attention of the
Board of Commissioners;
5. To perform any other duties as assigned by the
Board of Commissioners, insofar as it is within the
scope of duties and responsibilities of the Board of
Commissioners in accordance with applicable laws
and regulations;
6. To report immediately the results of its evaluations to
the Board of Commissioners;
7. To submit a report, at least once every 3 (three)
months, on a summary of its activities and results;
8. To submit a special report to the Board of
Commissioners on any finding that might disrupt the
activities of Angkasa Pura II, at the latest within 10
work days following the date of such finding.
In conducting its duties, the Audit Committee is guided
by the Audit Committee Charter that binds every
parties involved, and among other things contain the
objectives, duties, responsibilities and authority of the
Audit Committee. Communication between the Audit
Committee and Internal Audit as well as external auditors
has been properly maintained. The Audit Committee also
submits regular reports of its activities to the Board of
Commissioners.
Meeting Attendance
[The Audit Committee also conducts meetings with the
Board of Commissioners, routine (monthly) Management
meetings, meetings with the External Auditors (KAP),
meetings with the Internal Audit, as well as internal
Committee meetings.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Nama Name
Rapat Komite Audit Audit Committee Meeting
Jumlah RapatTotal Meeting 14
Suyatno Harun 11
Agung Suprananto 10
Israful Hayat 9
Angkasa Pura II Annual Report 2008 85
Selama tahun 2008, Komite Audit telah melakukan
kegiatan seperti:
1. Memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada
Dewan Komisaris;
2. Review program kerja Internal Auditor;
3. Bersama Internal Auditor, Unit Accounting dan
Budgeting melaksanakan persiapan pelaksanaan
seleksi Pengadaan Jasa KAP untuk Audit Umum dan
Audit PKBL Angkasa Pura II tahun buku 2008;
4. Melaksanakan proses pengadaan jasa Audit Umum
dan Audit PKBL Angkasa Pura II tahun 2008;
5. Memantau pelaksanaan Audit Umum dan Audit PKBL
oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono & Rekan;
6. Review atas pelaksanaan Audit Umum dan Audit
PKBL oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono &
Rekan;
7. Review/ mengevaluasi atas laporan Internal Auditor
tahun 2007;
8. Menyusun Program Kerja Komite Audit tahun 2009;
9. Memantau proses pelaksanaan audit oleh Internal
Auditor di kantor-kantor cabang Angkasa Pura II
dengan melakukan kunjungan kerja ke kantor-kantor
cabang Angkasa Pura II;
10. Mengevaluasi Piagam Komite Audit;
11. Mengikuti berbagai seminar;
12. Turut serta dalam perumusan RJPP perusahaan.
Riwayat Hidup Singkat
Agung Suprananto - Anggota Komite Audit
Bergabung sebagai Anggota Komite Audit Angkasa
Pura II pada tahun 2006 sampai sekarang. Lulus Diploma
IV Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada tahun 1991.
Pernah menjadi Direktur Keuangan PT Intama Artha
Indonusa pada tahun 1999 – 2001 dan juga Direktur
Pengembangan Organisasi, Ikatan Akuntan Indonesia
pada tahun yang sama. Memiliki pengalaman dalam
pemeriksaan profesi akuntan publik dan pemantauan
terhadap pelaksanaan audit khusus yang dilakukan oleh
Kantor Akuntan Publik terhadap BUMN.
Throughout 2008, the Audit Committee was engaged in
the following activities:
1. Providing recommendations to the Board of
Commissioners;
2. Reviewing the work program of Internal Audit;
3. Along with the Internal Audit and the Accounting
and Budgeting Unit, preparing the selection of
External Auditor (KAP) to perform the General Audit
and Audit on PKBL of Angkasa Pura II in fiscal 2008;
4. Conducting the procurement process for the services
of General Audit and Audit on PKBL of Angkasa
Pura II in fiscal 2008;
5. Monitoring the implementation of General Audit and
Audit on PKBL by the KAP Paul Hadiwinata, Hidajat,
Arsono & Partners;
6. Reviewing the implementation of General Audit and
Audit on PKBL by the KAP Paul Hadiwinata, Hidajat,
Arsono & Partners;
7. Reviewing and evaluating the report of Internal Audit
for 2007;
8. Preparing the work program of the Audit Committee
for 2009;
9. Monitoring the implementation of audit by Internal
Audit at branch offices by conducting visits to the
respective branch offices of Angkasa Pura II;
10. Evaluating the Audit Committee Charter;
11. Attending a variety of seminars;
12. Participating in the formulation of the company’s
Long-Term Strategic Plan (RJPP).
Brief Profiles
Agung Suprananto – Audit Committee member
Became a member of the Audit Committee in 2006. A
Diploma IV graduate of the State Accounting College
(Sekolah Tinggi Akuntansi negara) in 1991. Served as
Director of Finance at PT Intama Artha Indonusa in
1999-2001 and Director of Organization Development,
the Indonesian Accountant Association, in the same
years. Have work experience in public accountant audit
profession and the monitoring on special review by Public
Accountant Firm for State-Owned Enterprises.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
Agung Suprananto Israful Hayat
86 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Israful Hayat - Anggota Komite Audit
Bergabung sebagai Anggota Komite Audit Angkasa
Pura II pada tahun 2006 sampai sekarang. Lulus Fakultas
Hukum Universitas Bung Hatta, Padang tahun 1993.
Mengikuti berbagai pendidikan di bidang Peraturan
Perundang-undangan dan Kontrak Bisnis serta Air
Law. Menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Peraturan
Perundang-undangan Bagian Hukum, Sekretariat
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Departemen
Perhubungan pada tahun 2002 hingga sekarang.
KOMITE MANAJEMEN RISIKO
Komite Manajemen Risiko Angkasa Pura II terdiri dari
seorang Ketua yang berasal dari Anggota Dewan Komisaris
yaitu M. Iksan Tatang dan 3 (tiga) orang tenaga profesional
dari luar Angkasa Pura II, sebagai anggota, yaitu Sugijanto,
Henry BL Toruan dan Syamsu Rizal yang diangkat sesuai
Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor KEP.512/
KP.1013.3/AP II-2007 tentang Pengangkatan Ketua Komite
Manajemen Risiko dan Surat Keputusan Dewan Komisaris
Nomor KEP.02/KP.1013.3/AP II-2008 tentang Anggota
Komite Manajemen Risiko PT Angkasa Pura II (Persero).
Komite Manajemen Risiko adalah komite tetap yang
dibentuk Dewan Komisaris Angkasa Pura II untuk
membantu Dewan Komisaris memenuhi tanggung
jawabnya dalam melaksanakan kewajibannya melakukan
pemantauan, pengawasan dan penilaian atas efektivitas
manajemen risiko.
Komite Manajemen Risiko dibentuk dengan tujuan
untuk meyakinkan bahwa perusahaan akan dapat terus
beroperasi secara berkelanjutan, termasuk saat terjadi
kejadian yang luar biasa. Selain itu Komite Manajemen
Risiko bertugas melakukan penilaian secara berkala dan
memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
tentang risiko usaha, tata cara meminimasi risiko, dalam
hubungannya dengan risiko usaha.
Tugas dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko
meliputi:
1. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris
dalam menyusun dan memperbaiki kebijakan
manajemen risiko yang berkaitan dengan
pengendalian risiko di bidang pengelolaan asset,
liabilities, financial, investasi, teknik dan operasional
perusahaan;
2. Melakukan diskusi terkait manajemen risiko dengan
Unit Corporate Safety & Risk dan atau unit lain;
Israful Hayat – Audit Committee member
Became a member of the Audit Committee of Angkasa
Pura II in 2006. Graduated from the Faculty of Law, Bung
Hatta University, Padang, in 1993. Attended various
courses in Law and Regulations, Business Contracts
and Air Law. Served as Head of Sub-Bureau of Law and
Regulations, the Secretariat of the Directorate General of
Air Transportation, the Ministry of Transportation, since
2002 up to the present.
RISK MANAGEMENT COMMITTEE
The Risk Management Committee of Angkasa Pura II
comprises of a member of the Board of Commissioners,
M. Iksan Tatang, as Chairman, and 3 (three) independent
professionals as committee members, namely Sugijanto,
Henry BL Toruan and Syamsu Rizal, appointed based
on Decree of the Board of Commissioners No. KEP.512/
KP.1013.3/AP II-2007 concerning the Appointment of
Chairman of the Risk Management Committee and Decree
of the Board of Commissioners No. KEP.02/KP.1013.3/
AP II-2008 concerning the Membership of the Risk
Management Committee of PT Angkasa Pura II (Persero).
The Risk Management Committee is a permanent
committee established by the Board of Commissioners of
Angkasa Pura II to assist the Board in performing its duties
related to the monitoring, control and assessment of the
effectiveness of risk management in the company.
The Risk Management Committee was established to
ensure the sustainability of the company’s operations
including during times of extraordinary circumstances.
The Risk Management Committee also has the duty
of conducting periodic evaluations and providing
recommendations to the Board of Commissioners with
regards to business risks and risk mitigation measures
related to business risks.
Duties and responsibilities of the Risk Management
Committee:
1. To provide recommendations to the Board of
Commissioners for the formulation and improvement
of risk management policies, related to the control
of risks in aspects of asset and liability management,
financial, investment, engineering, and operations of
the company;
2. To conduct discussions related to risk management
with the Corporate Safety & Risk Unit or other units;
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Angkasa Pura II Annual Report 2008 87
3. Melakukan evaluasi terhadap akurasi model dan
validitas data yang digunakan untuk mengukur risiko;
4. Melaporkan hasil evaluasi kepada Dewan Komisaris
tentang kesesuaian antara kebijakan dengan
pelaksanaan manajemen risiko;
5. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
tugas Unit Corporate Safety & Risk;
6. Melakukan evaluasi atas Profil Risiko;
7. Melakukan evaluasi terhadap Sistem Pengendalian
Risiko (Risk Control System).
Kedudukan, tugas dan tanggung jawab Komite
Manajemen Risiko serta hubungan kelembagaan antara
Komite Manajemen Risiko dengan Fungsi Penanggung
Jawab Pelaksanaan Manajemen Risiko Perusahaan
dituangkan dalam Piagam Komite Manajemen Risiko dan
ditandatangani oleh Komisaris Utama dan Direktur Utama.
Kehadiran Dalam Rapat
Selain rapat internal, Komite Manajemen Risiko pada
tahun 2008 telah menghadiri rapat-rapat dengan
beberapa unit terkait di Angkasa Pura II.
Selama tahun 2008, Komite Manajemen Risiko telah
melakukan kegiatan seperti :
1. Memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada
Dewan Komisaris;
2. Bersama unit Corporate Safety & Risk dan Internal
Auditor melaksanakan penyusunan Profil Risiko
Angkasa Pura II;
3. Memonitor sosialisasi Profil Risiko ke kantor-kantor
cabang;
4. Melakukan kunjungan ke kantor-kantor cabang
untuk peningkatan risiko awareness;
5. Mengikuti berbagai seminar dan workshop;
6. Menyusun Program Kerja Komite Manajemen Risiko
tahun 2009;
3. To evaluate the accuracy of models and the validity of
data used in measuring risks;
4. To report to the Board of Commissioners regarding
the evaluation on the alignment of risk management
policies and their implementation;
5. To monitor and evaluate the work of the Corporate
Safety & Risk Unit;
6. To evaluate the company’s Risk Profile;
7. To evaluate the company’s Risk Control Systems.
The position, duties and responsibilities of the Risk
Management Committee and its organizational relation
with functional units responsible for the implementation
of risk management at the company is defined in a Risk
Management Committee Charter signed by the President
Commissioner and the President Director.
Meeting Attendance
In addition to internal committee meetings, the Risk
Management Committee during 2008 was also present in
meetings with other related units at Angkasa Pura II.
Throughout 2008, the Risk Management Committee was
engaged in the following activities:
1. Providing recommendations to the Board of
Commissioners;
2. Formulating the Risk Profile of Angkasa Pura II,
together with the Corporate Safety & Risk unit and
the Internal Audit;
3. Monitoring the socialization of Risk Profile to branch
offices;
4. Conducting visits to branch offices to improve the
quality of risk awareness;
5. Attending a variety of seminars and workshops;
6. Formulating the work program of the Risk
Management Committee for 2009.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
Nama Name
Rapat Komite Manajemen Risiko Risk Management Committee Meeting
Jumlah RapatTotal Meeting 7
M. Iksan Tatang 7
Sugijanto 7
Henry BL Toruan 2
Syamsu Rizal 4
88 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Riwayat Hidup Singkat
Henry BL Toruan - Anggota Komite Manajemen Risiko
Lahir pada tahun 1956 di Pematang Siantar, Sumatera
Utara. Lulus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada tahun
1984. Memperoleh gelar MAcc (Akuntansi) dari The
Wheatherhead School of Management, Case Western
Reserve University, Cleveland, Ohio, USA, pada tahun
1991 dan MA (Ekonomi) University of Colorado at Boulder,
Colorado, USA, pada tahun 1993, serta PhD (Ekonomi)
University of Colorado at Boulder, Colorado, USA, pada
tahun 1996. Pernah menjabat sebagai Kepala Bidang
Perencanaan dan Kebijakan Obligasi, Pusat Manajemen
Obligasi Negara, Departemen Keuangan pada tahun 2000-
2002 dan Assisten Deputi VI Urusan Kerjasama Ekonomi
dan Pembiayaan Multilateral, Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian, pada tahun 2002 hingga sekarang.
Ditunjuk sebagai Anggota Komite Manajemen Risiko
Angkasa Pura II pada tahun 2007.
Sugijanto - Anggota Komite Manajemen Risiko
Lahir pada tahun 1945 di Mojokerto, Jawa Timur.
Lulus Institut Ilmu Keuangan, Departemen Keuangan,
Jurusan Akuntansi pada tahun 1974 dan Magister
Manajemen STIE IPWI BPKP pada tahun 1999. Pernah
mengikuti Workshop Corporate Governance in Banks,
Risk Management Center Indonesia dan Komite Nasional
Kebijakan Governance di Denpasar, Bali pada tahun
2006. Pernah menjabat sebagai Pj Sekretaris Badan
Akuntansi Keuangan Negara pada tahun 2003-2004 dan
Direktur Pengelolaan Kas Negara, Direktorat Jenderal
Perbendaharaan, Departemen Keuangan, pada tahun
2004-2005. Bergabung sebagai Anggota Komite
Manajemen Risiko Angkasa Pura II pada tahun 2007.
Syamsu Rizal - Anggota Komite Manajemen Risiko
Lahir pada tahun 1969 di Bandung, Jawa Barat. Lulus
Sarjana Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung
pada tahun 1993 dan S2 Urban Disain Institut Teknologi
Bandung tahun 1997. Saat ini masih aktif bekerja
di Direktorat Teknik Bandara Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara Departemen Perhubungan dan
bergabung sebagai Anggota Komite Manajemen Risiko
Angkasa Pura II pada tahun 2007.
Brief Profiles
Henry BL Toruan - Committee member
Born in 1956 in Pematang Siantar, North Sumatera.
Graduated from the State Accountancy College (STAN)
in 1984. Obtained an MAcc (Master of Accounting)
degree from Wheatherhead School of Management,
Case Western Reserve University, Clevelend, Ohio, USA,
in 1991, an MA degree in Economics from the University
of Colorado at Boulder, Colorado, USA, in 1996, and a
PhD degree in Economics from the University of Colorado
at Boulder, Colorado, USA, in 1996. Previously served as
Head of Bonds Policy and Management at the Center for
Government Bonds Management, the Ministry of Finance,
in 2002-2002, and since 2002 and up to the present serves
as Deputy Assistant VI for Economic Cooperation and
Multilateral Financing at the office of the Coordinating
Minister for the Economy. Appointed as member of the
Risk Management Committee of Angkasa Pura II in 2007.
Sugijanto - Committee member
Born in 1945 in Mojokerto, East Java. Graduated with
a major in Accountancy from the Financial Sciences
Institute, the Ministry of Finance, in 1974, and obtained
a Magister Management degree from STIE IPWI BPKP in
1999. Attended the Workshop on Corporate Governance
in Banks organized by the Risk Management Center
Indonesia and the National Committee on Governance
Policy in Denpasar, Bali, in 2006. Previously served as
Acting Secretary of the State Financial Accounting
Agency in 2003-2004 and as Director of State Treasury
Management, the Directorate General of Treasury, Ministry
of Finance, in 2004-2005. Appointed as member of the
Risk Management Committee of Angkasa Pura II in 2007.
Syamsu Rizal - Committee member
Born in 1969 in Bandung, West Java. Graduated with a
Bachelor degree in Architecture from Bandung Institute of
Technology in 1993 and a post-graduate degree in Urban
Design from the same institute in 1997. Currently holds
an active position at the Airport Technical Directorate, the
Directorate General of Air Transportation, the Ministry
of Transportation. Appointed as member of the Risk
management Committee of Angkasa Pura II in 2007.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Henry BL Toruan Sugijanto Syamsu Rizal
Angkasa Pura II Annual Report 2008 89
MEDIA PENYEBARAN INFORMASI
Salah satu hal terpenting dalam membina hubungan
yang harmonis antara Angkasa Pura II dengan pemegang
saham, mitra kerja, mitra usaha, pengguna jasa,
karyawan, masyarakat sekitar bandara dan masyarakat
umum adalah melalui informasi.
Angkasa Pura II mengemas informasi perusahaan
secara jelas dan terbuka sehingga dapat diakses oleh
publik dengan mudah dan cepat, demi menciptakan
transparansi dalam pengelolaan perusahaan. Transparansi
informasi tersebut diharapkan dapat menjaga dan
meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan persepsi
positif publik terhadap kebijakan dan operasional usaha
yang dilakukan Angkasa Pura II.
Dalam menginformasikan segala bentuk kebijakan dan
kegiatan usahanya, Angkasa Pura II telah menerbitkan
berbagai media publikasi perusahaan seperti Buku dan
Video Company Profile, Airport Guide, Profil Bandara dan
Annual Report untuk para pemegang saham dan publik
eksternal melalui berbagai kegiatan publikasi dan promosi
yang dilakukan Angkasa Pura II. Selain itu untuk membina
hubungan dengan publik internal atau karyawan, Angkasa
Pura II menerbitkan Majalah Bandara yang terbit triwulanan
dan Buletin Baling-baling yang terbit tiap satu bulan sekali.
Untuk informasi interaktif yang dapat diakses kapan
saja dan dimana saja, Angkasa Pura II menyediakan
informasi aktual perusahaan melalui media online yaitu
website www.angkasapura2.co.id yang link dengan situs
BUMN online. Disamping itu Angkasa Pura II juga telah
menerapkan Sistem Informasi Manajemen berbasis IT
untuk konsumsi internal perusahaan.
Tahun 2008 ini, untuk mendukung program Bersih
Bandara “Road to Clean Airport”, Angkasa Pura II
melakukan publikasi melalui media elektronik seperti
liputan melalui televisi dan wawancara interaktif di radio
juga beriklan di berbagai media cetak nasional dan lokal,
serta melaksanakan press tour ke berbagai bandara yang
dikelola Angkasa Pura II.
INFORMATION DISCLOSURE
Information disclosure is an important aspect related to
efforts of building a harmonious relationship between
Angkasa Pura II and its shareholders, business partners,
service users, employees, community members around
the airports, and the general public.
In order to create transparency in managing the
company, Angkasa Pura II presents clear and transparent
information related to the company to facilitate
convenient and fast access by the general public. The
information disclosure policy is expected to maintain and
help improve the level of understanding, knowledge and
perception by the general public concerning the policies
and business activities undertaken by Angkasa Pura II.
In order to disseminate information on policies and
business activities, Angkasa Pura II publishes a variety of
corporate publications such as Company Profile in print
and video format, Airport Guide, Airport Profiles and
Annual Report, which are distributed to the shareholders
and external audiences during corporate events and
promotional activities undertaken by Angkasa Pura II. In
addition, to maintain relationship with internal audience
or employees, Angkasa Pura II also publishes the quarterly
Majalah Bandara and the monthly Buletin Baling-Baling.
For interactive information that is accessible at anytime
and from anywhere, Angkasa Pura II provides up to date
information on the company through an online medium
at its website www.angkasapura2.co.id that is also linked
with the BUMN Online website. Angkasa Pura II has
also implemented an IT-based Management Information
System for internal company communication.
In 2008, in support of the “Road to Clean Airport”
program, Angkasa Pura II conducted a media campaign,
involving a TV coverage, live interactive interview in
radio stations, and advertorials in various national and
local print media, as well as organizing guided tours
for journalists at the airports under the management of
Angkasa Pura II.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
90 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
KOMITMEN DAN KONTIJENSI
Untuk menunjang kegiatan usaha perusahaan, Angkasa
Pura II telah menjalin kerjasama dengan perusahaan-
perusahaan lain. Bentuk kerjasama meliputi kerjasama
komersial diantaranya adalah pelimpahan hak usaha
(concession right), penyewaan ruang usaha, kerjasama
pengelolaan reklame, kerjasama pemanfaatan tanah dan
lain-lain.
Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan
bandara, Angkasa Pura II juga telah menandatangani
Memorandum of Understanding (MoU) dengan
PT Telekomunikasi Indonesia untuk mengembangkan
Layanan Total Solusi Fasilitas Telekomunikasi pada
bandara yang dikelola Angkasa Pura II. Untuk tahap awal
kerjasama dengan PT Telekomunikasi Indonesia akan
diaplikasikan di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Dalam rangka pengoperasian Bandara Baru Medan –
Kuala Namu pada akhir tahun 2009, Angkasa Pura II
telah mengadakan tender pekerjaan lanjutan dan telah
diperoleh 3 (tiga) pemenang pelaksana pekerjaan yaitu
PT Hutama Karya, PT Nindya Karya serta PT Adhi Karya.
Total nilai pekerjaan berkisar Rp 800 juta.
Sebagai tindak lanjut Undang-undang Nomor 40 Tahun
2007, Angkasa Pura II telah mengadakan penyesuaian
Anggaran Dasar Perusahaan. Anggaran Dasar
dimaksud telah disetujui oleh RUPS dan telah mendapat
pengesahan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-
98879.AH.01.02 Tahun 2008 Tanggal 22 Desember 2008.
COMMITMENT AND CONTINGENCIES
Angkasa Pura II engages in a variety of cooperation
arrangements with other companies in support of
its business activities. These commercial cooperation
undertakings include the granting of concession rights,
commercial space rental, advertising space management,
land utilization management, and others.
As part of service quality improvement in airports,
Angkasa Pura II has signed a Memorandum of
Understanding (MoU) with PT Telekomunikasi Indonesia
to develop Total Solution in Telecommunication Facilities
at airports under the management of Angkasa Pura II.
In the first phase of this cooperation, PT Telekomunikasi
Indonesia will develop the system for application at
Terminal 3 of the Soekarno-Hatta Airport.
Towards the planned operation of the new Medan Airport
at Kuala Namu at year-end 2009, Angkasa Pura II has
conducted an open tender for further construction works
at the airport, in which there were 3 (three) winning
bidders namely PT Hutama Karya, PT Nindya Karya and
PT Adhi Karya, with a total project value of Rp 800
million.
As a follow up to the enactment of Law No. 40 Year
2007, Angkasa Pura II has made some amendments
to its Articles of Association. The amended Articles of
Association has been approved by the GMS and ratified
by the Minister of Justice and Human Right through its
letter No. AHU-98879.AH.01.02 Year 2008 dated 22
December 2008.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Angkasa Pura II Annual Report 2008 91
Pada tahun 2008 juga terjadi deregulasi di sektor
penerbangan dengan telah disahkannya RUU
Penerbangan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. UU
Penerbangan yang baru rencananya akan menggantikan
Undang-undang Nomor 15 Tahun 1992. Beberapa hal
penting yang diatur dalam Undang-undang Penerbangan
yang baru adalah pemisahan (spin off) fungsi
penyelenggaraan navigasi dan pelayanan lalu lintas udara.
Sesuai amanat UU Penerbangan yang baru, pelayanan
navigasi dan lalu lintas udara akan dilaksanakan oleh
badan usaha yang terpisah dari Angkasa Pura, sehingga
nantinya core business Angkasa Pura II hanya sebagai
operator bandar udara.
Kasus hukum yang menonjol pada tahun 2008 antara lain
gugatan Angkasa Pura II kepada PT Asuransi Ramayana
terkait dengan ditolaknya klaim jaminan pelaksanaan
pada pekerjaan pengadaan foam tender vehicle PKP-
PK di Bandara Polonia Medan dan Supadio Pontianak
oleh PT Samamantap. Dalam kasus ini Angkasa Pura II
menang di Putusan Pengadilan Tingkat Pertama dan
jaminan senilai Rp 849 juta telah dibayarkan. Selain itu
sampai saat ini, Angkasa Pura II masih berperkara pada
sengketa TUN atas obyek tanah di lokasi Desa Karangsari
dan Karanganyar, Kecamatan Batuceper, Tangerang.
Pada perkara ini Angkasa Pura II juga menang di Putusan
Pengadilan Tingkat Pertama.
In 2008 there was also a deregulation in the aviation
sector with the ratification of the Aviation Bill by the
House of Representatives. The new Aviation Law will
replace the previous Law No. 15 Year 1992. Among the
more significant issues regulated in the new Aviation Law
is the spin off of the function of air navigation and air
traffic services. Under the new Aviation Law, the function
of air navigation and air traffic services will be provided
by a separate business entity from Angkasa Pura. As a
consequence, the core business of Angkasa Pura II will
ultimately be as an airport operator company.
Among the more significant legal cases involving the
company in 2008 was the legal suit by Angkasa Pura II
against PT Asuransi Ramayana concerning the rejection
of the claim over a work guarantee for the procurement
of foam tender vehicle for the PKP-PK units at Polonia
Airport, Medan and Supadio Airport, Pontianak, by
PT Samamantap. Angkasa Pura II has won the case at the
first level court proceedings, and the guarantee of
Rp 849 million has been paid. At present, Angkasa Pura II
is still involved in the legal proceedings at the State
Administrative Court (TUN) concerning a disputed plot
of land located at Karangsari and Karanganyar villages,
the Batuceper District, Tangerang regency. In this legal
case, Angkasa Pura II has also won at the first level
proceedings.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
92 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Kebijakan Manajemen Risiko Perusahaan
Proses manajemen risiko dalam aktivitas usaha Angkasa
Pura II adalah bagian yang paling mendasar dan sangat
menentukan dalam penyusunan serta perancangan
program manajemen keselamatan. Segala risiko terkait
dengan faktor keselamatan jiwa harus dikelola seoptimal
mungkin, mengingat dampaknya yang sangat luas, baik
bagi pengguna jasa maupun bagi keberlanjutan bisnis
Angkasa Pura II.
Untuk itu, Angkasa Pura II mengelola risiko melalui
penerapan kebijakan, prosedur, dan praktek kerja yang
dilakukan secara sistematis untuk mengidentifikasi,
menganalisa, menilai, menangani dan memonitor risiko.
Risk Management Policy
Risk management processes within the business activities
of Angkasa Pura II represent a basic and key element
in the formulation and design of safety management
programs. Risks related to the safety of human lives
should be managed in an optimum manner in view of its
widespread impact affecting both service users as well as
the business sustainability of Angkasa Pura II.
Accordingly, Angkasa Pura II strives to manage risks
through a systematic implementation of policies,
procedures and work practice in order to identify, analyze,
assess, mitigate and monitor risks.
Risiko adalah bagian dari bisnis, dan mengelola risiko dengan baik adalah bagian dari kesuksesan dalam bisnis. Risk is an inherent part of any business, and a good
risk management is part of every success in business.
Manajemen Risiko
Angkasa Pura II Annual Report 2008 93
Risiko Yang Dihadapi Perusahaan
Aktivitas bisnis utama Angkasa Pura II sampai saat
ini adalah jasa pelayanan lalu lintas udara dan jasa
kebandarudaraan, yang sangat terkait erat dengan
unsur Safety, Security, Service dan Compliance (3S +
1C). Risiko dalam pengelolaan usaha Angkasa Pura II
merupakan risiko yang saling terkait satu sama lainnya,
di mana kejadian yang diakibatkan oleh satu kegiatan
bisa menyebabkan beberapa dampak risiko yang
berbeda. Secara umum risiko-risiko yang dihadapi dapat
diklasifikasikan ke dalam:
Risiko Hukum
Kelalaian ataupun kesalahan dalam pengelolaan
fasilitas dan kegiatan pelayanan di bandara dapat
menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengguna jasa.
Ketika ketidaknyamanan ini berubah menjadi situasi yang
merugikan pengguna jasa bandara maka hal ini dapat
menimbulkan tuntutan hukum dari pihak-pihak yang
merasa dirugikan tersebut.
Risiko Kerusakan/Kehilangan Asset
Kesalahan dalam pemeliharaan dan pengawasan
terhadap fasilitas dan infrastruktur yang dimiliki dapat
mengkibatkan terjadinya risiko kerusakan dan kehilangan
aset penting Angkasa Pura II. Bila hal itu terjadi tentunya
akan sangat merugikan dan mengganggu proses bisnis
Angkasa Pura II secara umum.
Risks Faced by the Company
The core business activities of Angkasa Pura II currently
comprises air traffic services and airport management
services, which are closely related to aspects of Safety,
Security, Service and Compliance (3S+1C). In the course
of its business activities, Angkasa Pura II faces inter-related
risks, in that an impact of a certain activity may have
several different risk consequences. In general, these risks
can be grouped into the following categories:
Legal Risk
Negligence or mistakes made in the management of
airport facilities and provision of airport services may
result in discomfort for airport service users. Should
this discomfort turns into a situation that causes loss or
distress on the part of airport service users, it may leads to
a legal suit brought by the parties so affected.
Risk of Asset Loss/Damage
Mistakes in supervising the use of airport facilities and
infrastructure or neglect in their maintenance may result
in the risk of loss or damage to such assets belonging
to Angkasa Pura II. In turn, this may cause a loss or the
disruption of business processes of Angkasa Pura II in
general.
Risk Management
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
94 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Risiko Reputasi
Reputasi Angkasa Pura II akan sangat tergantung pada
ketersediaan dan kualitas pelayanan yang dirasakan oleh
setiap pengguna jasa bandara. Risiko reputasi ini menjadi
risiko dominan mengingat interaksi yang dinamis antara
Angkasa Pura II sebagai pengelola bandara dengan
pihak-pihak yang berkepentingan di bandara, termasuk
dalam hal ini perusahaan penerbangan, penumpang,
masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
Risiko Lingkungan
Risiko terhadap lingkungan relatif lebih rendah
dibandingkan dengan risiko-risiko lainnya, mengingat
dampak yang diakibatkan kegiatan bandara memiliki
cakupan terbatas.
Risiko Finansial
Kinerja keuangan Angkasa Pura II dipengaruhi oleh
aktivitas operasional, sehingga risiko keuangan
merupakan dampak lanjutan dari risiko-risiko yang telah
disebutkan di atas.
Penerapan Manajemen Risiko
Penerapan manajemen risiko Angkasa Pura II diarahkan
pada tercapainya tujuan perusahaan dalam menjalankan
usahanya serta melindungi perusahaan dari kemungkinan
terjadinya kondisi yang dapat merugikan perusahaan.
Hal ini melibatkan seluruh unit kerja sebagai pelaksana
kegiatan usaha perusahaan, sehingga setiap unit kerja
memahami dampak yang akan dihadapi perusahaan, bila
terjadi kesalahan penanganan aktivitas harian masing-
masing unit kerja.
Reputational Risk
The reputation of Angkasa Pura II is heavily dependent
on the availability and quality of services provided to
airport service users. The reputational risk may become a
dominant risk factor in view of the dynamic interactions
that occur between Angkasa Pura II as an airport operator
and the various airport service users, including airline
companies, airline passengers, the general public, and
other stakeholders.
Environmental Risk
Compared to other types of risks, environmental risk is
relatively less important, in view of the limited scope of
impact on the environment from activities on airports.
Financial Risk
The financial performance of Angkasa Pura II is closely
related to its operational activities, therefore financial
risk may arise as a consequence of other types of risk
described above.
Implementation of Risk Management
The implementation of risk management at Angkasa
Pura II is directed towards the achievement of business
objectives as well as to protect the company against
conditions that may cause losses for the company.
Implementation of risk management involves the active
participation of every work unit performing the business
activities of the company, so that each work unit is aware
of the impact to the company from any mistake made in
its daily activities.
Manajemen Risiko Risk Management
Angkasa Pura II Annual Report 2008 95
Proses manajemen risiko di lingkungan Angkasa Pura II
terdiri atas tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Memahami konteks;
b. Mengidentifikasi risiko;
c. Menganalisa risiko;
d. Menilai risiko;
e. Mengendalikan risiko;
f. Memonitor risiko.
Saat ini Angkasa Pura II menggunakan BowtieXP sebagai
risk management tool dalam pengelolaan risiko di unit-
unit pelayanan. Dengan perangkat ini setiap pemilik
risiko dapat mengidentifikasi risiko di lingkungannya,
mencari penyebab timbulnya risiko dan mengetahui
dampak yang terjadi bila risiko tersebut berkelanjutan.
Sekaligus dalam perangkat tersebut pemilik risiko harus
menyiapkan pengendalian agar risiko tersebut tidak
menjadi kenyataan.
The implementation of risk management at Angkasa
Pura II consists of the following processes:
a. Understanding the context of risk
b. Identifying the risk
c. Analyzing risk
d. Assessing risk
e. Mitigating risk
f. Monitoring risk
At present, Angkasa Pura II uses the BowtieXP method as
a risk management tool in the management of risks at its
work units. With this tool, each risk owner could identify
the potential risks in its work environment, the factors
that causes such risks to arise, and the impact caused by
such risks. Through the use of this tool, each risk owner
can then prepare the necessary risk mitigating measures
in order to avoid the occurrence of the respective risk.
Manajemen Risiko Risk Management
Board of Directors
Corporate Safety & Risk
12 Airports
Board of Commissioners (Risk Committee)
Set Up Risk Mgt. Policy
Company Risk Profile
Review Risk Profile
Writing RMP for Each Hazard in Service Units
Support Resources for Improving Control System & Endore Company
Risk Profiles
Develop All Instrument for Corporate Risk Mgt.
Process
Format Risk Management Plan (RMP)
Evaluate & Recommend to Improve Control System
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
96 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Pengendalian Risiko
Setiap kegiatan usaha selalu mengandung risiko,
sehingga pengendalian risiko merupakan elemen yang
vital bagi Angkasa Pura II dalam menjalankan usahanya.
Aktivitas perusahaan dapat terlaksana dengan lebih baik
apabila unit-unit pelayanan telah memperhitungkan risiko
dan pengendaliannya dalam kegiatannya sehari-hari.
Adapun pengendalian risiko yang dilaksanakan adalah
meliputi hal-hal sebagai berikut:
Kepatuhan pada regulasi dan prosedur operasi
Sebagai penyelenggara bisnis bandara, Angkasa Pura II
terikat dengan aturan-aturan yang diterapkan oleh
organisasi penerbangan internasional (ICAO) maupun
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk menjamin
terciptanya penerbangan yang memenuhi unsur
keselamatan dan keamanan. Untuk itu Angkasa Pura II
terus berupaya agar dalam penyelenggaraan kegiatan
bisnis perusahaan selalu memenuhi ketentuan dan
regulasi yang berlaku.
Selain itu setiap unit pelayanan di lingkungan Angkasa
Pura II telah memiliki prosedur operasi standar dalam
melaksanakan kegiatannya, hal ini dimaksudkan agar
semua kegiatan operasi dan pelayanan terlaksana secara
sistematis dan terstandarisasi.
Salah satu langkah untuk mengawasi proses ini adalah
dilaksanakannya safety audit secara rutin dan penerapan
safety management system di seluruh bandara yang
dikelola Angkasa Pura II.
Pemeliharaan fasilitas dan peningkatan kualitas
pelayanan
Keberhasilan kegiatan usaha Angkasa Pura II sangat
dipengaruhi oleh kehandalan dan ketersediaan fasilitas.
Oleh karenanya, unit-unit pelayanan selalu melaksanakan
pemeliharaan fasilitas sesuai prosedur yang berlaku,
sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kegagalan
operasi akibat penurunan kualitas peralatan dan fasilitas
yang akan berdampak pada terganggunya pencapaian
tujuan Angkasa Pura II.
Selain itu Angkasa Pura II secara terus menerus berupaya
meningkatkan kualitas pelayanan dengan melakukan
peremajaan terhadap fasilitas yang dimilikinya.
Risk Mitigation
As risks are inherent in every business activities, risk
mitigation represents a vital element within the activities
of Angkasa Pura II. Performance of these activities could
be enhanced if service units have taken into consideration
the various risks along with the respective risk mitigation
measures in their daily activities.
Risk mitigation activities involve the following measures:
Compliance to regulations and operational
procedures
As an airport operator, Angkasa Pura II is bound by
various regulations issued by the International Civil
Aviation Organization (ICAO) as well as the Directorate
General of Air Transportation, in order to ensure the
safety and security of flight operations. Accordingly,
Angkasa Pura II strives at all times to maintain compliance
with all applicable regulations and requirements in the
conduct of its business activities.
In addition, each service unit within Angkasa Pura II is
equipped with a variety of standard operating procedures
governing its activities, ensuring that all operational
and service activities are conducted in a standard and
systematic manner.
To monitor the process, a safety audit is conducted
regularly. Angkasa Pura II also implemented a safety
management system at all of its airports.
Facility maintenance and service quality
improvement
Reliability and availability of facilities are important to
ensure successful operational activities by Angkasa Pura II.
Therefore, facility maintenance are carried out according
to established procedures by all service units, in order to
avoid failures in operation due to quality degradation of
equipment and facilities that might result in disruptions to
the operational objectives of Angkasa Pura II.
Angkasa Pura II also strives towards constant
improvement in service quality through the rejuvenation
and upgrade of its facilities.
Manajemen Risiko Risk Management
Angkasa Pura II Annual Report 2008 97
Pelatihan
Salah satu unsur penting untuk mengurangi risiko
terjadinya kegagalan dalam memberikan pelayanan
terhadap pengguna jasa adalah terciptanya personil yang
berkualitas dan sadar akan risiko. Beberapa pelatihan
telah diberikan kepada personil di lingkungan operasi dan
teknik terkait dengan unsur keselamatan dan pengelolaan
risiko, diantaranya: Threat & Error Management
Training, Risk Management Workshop, Advanced Risk
Management Workshop, dan lain-lain.
Asuransi
Untuk menghadapi dan mencegah timbulnya tuntutan
hukum terhadap perusahaan akibat dari kelalaian dalam
memberikan pelayanan kepada pengguna jasa, Angkasa
Pura II telah mengasuransikan seluruh pelayanannya
dalam bentuk Airport Liabilities Insurance. Seluruh aset
fisik juga telah diasuransikan untuk melindungi Angkasa
Pura II dari kerugian akibat kerusakan ataupun kehilangan
asset.
Selain itu, seluruh calon penumpang yang melalui
bandara di lingkungan Angkasa Pura II telah dilindungi
oleh asuransi PJP2U terhadap risiko kecelakaan selama
berada di lingkungan bandara.
Training
The quality of human resources as well as a risk
awareness culture are important elements to reduce
the risk of failure in the provision of airport services to
service users. Accordingly, training in aspects of safety
and risk management is provided to engineering and
operational personnel. Among the training provided are
training in Threat & Error Management, workshop in Risk
Management, workshop in Advanced Risk Management,
and several others.
Insurance
To anticipate the possibility of legal action against the
Company due to negligence in the provision of airport
services to service users, Angkasa Pura II has insured all of
its services in the form of an Airport Liabilities Insurance
coverage. Angkasa Pura II has also insured all of its
physical assets to cover the risk of loss due to damage or
loss of physical assets.
In addition, airline passengers at airports under the
management of Angkasa Pura II are protected by PJP2U
insurance coverage against risk of accidents taking place
at the airports.
Manajemen Risiko Risk Management
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
MANAGEMENT DISCUSSION & ANALYSIS
100 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Pengelolaan Perusahaan tahun buku 2008 berpedoman
pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tentang
Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
PT Angkasa Pura II (Persero) tahun 2008 tanggal 31
Januari 2008.
Secara umum, kondisi ekonomi makro dan keamanan
selama tahun 2008 relatif stabil dan kondusif bagi
pertumbuhan ekonomi. Namun demikian pertumbuhan
penerbangan dalam negeri belum sesuai dengan proyeksi,
dengan adanya beberapa maskapai penerbangan yang
tidak mengoperasikan pesawatnya. Di tengah kondisi
lingkungan usaha ini, Angkasa Pura II terus berupaya
meningkatkan pendapatan aeronautika maupun non-
aeronautika untuk memenuhi target yang ditetapkan oleh
Pemegang Saham.
Realisasi laba sebelum pajak tahun 2008 dapat
direalisasikan di atas target yang ditetapkan Pemegang
Saham, disebabkan pendapatan aeronautika, non-
aeronautika dan kargo chargers tercapai di atas target.
Pada pendapatan Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat
Udara (PJP2U) masih belum mencapai target akibat belum
Management of the Angkasa Pura II in fiscal 2008 is
directed by the resolutions of the General Meeting
of Shareholders on 31 January 2008 concerning the
Endorsement of the 2008 Annual Work Plan and Budget
of PT Angkasa Pura II (Persero).
Macro economic and national security conditions during
2008 were relatively stable, providing a conducive
environment for economic growth. However, growth of
the domestic aviation sector was not up to expectations,
due to the cessation of operation of several domestic
airlines. With this background, Angkasa Pura II continued
with efforts to improve its income from aeronautical and
non-aeronautical services to fulfill the targets set by the
Shareholders.
Realization of net income before taxes in 2008 exceeded
the amount targeted by the Shareholders, driven
mainly by above-target achievements of income from
aeronautical, non-aeronautical and cargo services. Income
from PJP2U (aircraft passenger) services was below target
due to delayed adjustment to PJP2U tariffs that have been
budgeted in August 2008. Income from non-aeronautical
Diskusi & Analisis Manajemen
Dengan kinerja keuangan yang baik pada 2008, Angkasa Pura II kembali meraih predikat ‘AA’ pada kriteria penilaian kesehatan keuangan BUMN. With an excellent financial performance in 2008, Angkasa Pura II once again
was rated ‘AA’ in the financial health rating for State-Owned Enterprises.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 101
disesuaikannya tarif PJP2U yang dianggarkan pada bulan
Agustus 2008. Untuk pendapatan non-aeronautika
secara umum dapat mencapai target kecuali listrik
karena efisiensi pemakainya, parkir mobil dan motor
akibat Adam Air yang menghentikan operasionalnya.
Sedangkan pada beban usaha melebihi dari target yang
telah ditetapkan yang dikarenakan beban piutang ragu-
ragu akibat cadangan piutang konsesioner seperti Garuda
Indonesia dan beban pegawai akibat adanya penyesuaian
beban ini dalam tahun 2008.
Perkembangan Angkutan Udara
services in general was on target, except for income
from electricity charges due to more efficient energy
usage by users, and income from motor vehicle parking
services due to Adam Air discontinuing its operations.
Meanwhile, operational expenses exceeded the target
set, due to higher receivable loss provisioning related to
concessionary receivables such as with Garuda Indonesia,
and higher personnel expenses due to employee
remuneration adjustments in 2008.
Developments in Air Transportation
Management Discussion & Analysis
Pesawat Aircraft
BandaraAirport
KodeCode
InternasionalInternational
DomestikDomestic Sub Total
Sub TotalLokalLocal
JumlahTotalDatang
ArrivalBerangkatDeparture
DatangArrival
BerangkatDeparture
Soekarno-Hatta CGK 23.347 24.895 97.652 104.279 250.173 - 250.173
Polonia MES 5.184 5.200 21.189 21.164 52.737 185 52.922
Sultan Syarif Kasim II PKU 1.211 1.215 8.598 8.624 19.648 2.266 21.914
SM Badaruddin II PLM 469 469 7.328 7.330 15.596 198 15.794
Minangkabau PDG 675 675 5.702 5.702 12.754 - 12.754
Supadio PNK 236 236 6.925 6.938 14.335 3.126 17.461
Halim Perdanakusuma HLP 1.148 1.071 8.729 8.700 19.648 13.628 31.942
Depati Amir PGK - - 3.532 3.532 7.064 - 7.064
Sultan Thaha DJB - - 3.078 3.078 6.156 38 6.194
Sultan Iskandar Muda BTJ 375 370 2.873 2.877 6.495 184 6.744
Husein Sastranegara BDO 771 771 1.546 1.546 4.634 1.277 5.911
Raja Haji Fisabilillah TNJ - - 1.653 1.665 3.318 - 3.318
JumlahTotal
33.416 34.902 168.805 175.435 412.558 20.902 432.191
Statistik Angkutan Udara Tahun 2008Air Transportation Statistics in 2008
Penumpang Passengers
BandaraAirport
KodeCode
InternasionalInternational
DomestikDomestic Sub Total
Sub Total
TransitTransit Total
TotalDatangArrival
BerangkatDeparture
DatangArrival
BerangkatDeparture
InternasionalInternational
DomestikDomestic
Soekarno-Hatta CGK 3.475.713 3.581.833 11.767.082 11.887.056 30.711.684 136.206 1.393.042 32.240.936
Polonia MES 472.952 460.977 1.776.224 1.954.697 4.664.850 48 152.002 4.816.900
Sultan Syarif Kasim II PKU 46.325 49.820 854.628 863.947 1.814.720 87 19.504 1.834.311
SM Badaruddin II PLM 49.543 44.679 758.963 757.278 1.610.463 - 743 1.611.206
Minangkabau PDG 74.263 77.487 733.116 737.152 1.622.018 8.364 23.019 1.653.401
Supadio PNK 15.132 15.758 691.668 668.064 1.390.622 - - 1.390.622
Halim Perdanakusuma HLP 4.233 3.102 104.065 101.891 213.291 - - 213.291
Depati Amir PGK - - 392.078 399.278 791.356 - - 791.356
Sultan Thaha DJB - - 332.490 337.876 670.366 - - 670.366
Sultan Iskandar Muda BTJ 36.652 31.344 244.705 255.952 568.653 - - 568.653
Husein Sastranegara BDO 86.245 79.151 93.518 100.212 359.126 - 134 359.260
Raja Haji Fisabilillah TNJ - - 63.291 60.926 124.217 - 6.726 130.943
JumlahTotal
4.261.058 4.344.151 17.811.828 18.124.329 44.541.366 144.709 1.595.170 46.281.245
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
102 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Kargo (Kg) Cargo (Kg)
BandaraAirport
KodeCode
InternasionalInternational
DomestikDomestic Total
TotalDatangArrival
BerangkatDeparture
DatangArrival
BerangkatDeparture
Soekarno-Hatta CGK 126.792.997 121.559.822 67.880.274 156.263.318 472.385.059
Polonia MES 1.415.648 3.352.832 22.618.814 11.385.412 38.772.706
Sultan Syarif Kasim II PKU 45.694 115.798 9.595.528 3.081.552 12.838.572
SM Badaruddin II PLM 16.618 65.980 7.222.608 1.910.588 9.215.794
Minangkabau PDG 3.155 36.871 7.101.912 5.127.908 12.269.846
Supadio PNK 2.203 - 6.802.493 2.422.283 9.226.979
Halim Perdanakusuma HLP 1.077.218 1.077.690 118.852 485.977 2.774.895
Depati Amir PGK - - 4.373.518 951.935 5.325.453
Sultan Thaha DJB - - 3.138.531 1.278.750 4.417.281
Sultan Iskandar Muda BTJ - - 2.511.271 729.108 3.256.002
Husein Sastranegara BDO - 18.252 125.360 542.555 686.167
Raja Haji Fisabilillah TNJ - - 647.686 292.629 940.315
JumlahTotal
129.353.533 126.227.245 132.136.847 184.391.444 572.109.069
Statistik Angkutan Udara - Perbandingan 2007/2008Air Transportation Statistics - 2007/2008 Comparison
BandaraAirport
KodeCode
PesawatAircraft
PenumpangPassengers
Kargo (Kg)Cargo (Kg)
2007 2008 Chg (%) 2007 2008 Chg (%) 2007 2008 Chg (%)
Soekarno-Hatta CGK 248.482 250.173 0,68 32.458.946 32.240.936 -0,69 464.340.080 472.385.059 1,73
Polonia MES 53.794 52.922 -1,62 5.004.398 4.816.900 -3,75 32.830.711 38.772.706 18,10
Sultan Syarif Kasim II PKU 22.818 21.914 -3,96 1.839.322 1.834.311 -0,27 11.346.153 12.838.572 13,15
SM Badaruddin II PLM 17.059 15.794 -7,42 1.660.013 1.611.206 -2,94 8.558.966 9.215.794 7,67
Minangkabau PDG 14.995 12.754 -14,94 1.752.961 1.653.401 -5,68 10.118.922 12.269.846 21,26
Supadio PNK 17.898 17.461 -2,44 1.378.529 1.390.622 0,88 9.017.302 9.226.979 2,33
Halim Perdanakusuma HLP 27.681 32.609 17,80 168.986 213.291 26,22 3.799.169 2.774.895 -26,96
Depati Amir PGK 7.106 7.064 -0,59 733.458 791.356 7,89 4.612.911 5.325.453 15,45
Sultan Thaha DJB 6.585 6.194 -5,94 704.110 670.366 -4,79 3.901.902 4.417.281 13,21
Sultan Iskandar Muda BTJ 7.231 6.683 -7,58 550.042 568.653 3,38 2.390.557 3.256.002 36,20
Husein Sastranegara BDO 6.397 5.911 -7,60 360.858 359.260 -0,44 623.480 686.167 10,05
Raja Haji Fisabilillah TNJ 2.521 3.318 31,61 43.421 130.943 201,57 135.009 940.315 596,48
JumlahTotal 432.567 432.797 0,05 46.655.044 46.281.245 -0,80 551.675.162 572.109.069 3,70
Angkasa Pura II Annual Report 2008 103
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Statistik Angkutan Udara - Perkembangan dalam 5 Tahun TerakhirAir Transportation Statistics - Developments in the Last 5 Years
2004 Chg 2005 Chg 2006 Chg 2007 Chg 2008 Chg Avg. Chg
PesawatAircraft
InternasionalInternational 59.062 32,38% 59.951 1,51% 61.722 2,95% 60.316 -2,28% 68.318 13,27% 7,86%
DomestikDomestic 324.837 20,48% 351.025 8,06% 336.275 -4,20% 354.287 5,36% 342.906 -3,21% 10,56%
Sub JumlahSub Total 383.899 22,17% 410.976 7,05% 397.997 -3,16% 414.604 4,17% 411.224 -0,82% 9,89%
LokalLocal 23.879 0,70% 32.321 35,35% 22.088 -31,66% 17.944 -18,76% 20.906 16,51% -2,84%
JumlahTotal 407.778 20,66% 443.297 8,71% 420.085 -5,24% 432.567 2,97% 432.130 -0,10% 8,60%
PertumbuhanGrowth 20,7% 8,7% -5,2% 3,0% -0,1%
PenumpangPassengers
InternasionalInternational 6.590.071 20,11% 6.927.902 5,13% 7.354.363 6,16% 8.139.803 10,68% 8.605.209 5,72% 7,38%
DomestikDomestic 27.750.440 37,50% 29.903.801 7,76% 32.994.386 10,34% 36.566.912 10,83% 35.936.157 -1,72% 19,30%
Sub JumlahSub Total 34.340.511 33,78% 36.831.703 7,25% 40.348.749 9,55% 44.706.715 10,80% 44.541.366 -0,37% 15,97%
Transit InternasionalInternational Transit 211.605 49,76% 172.120 -18,66% 160.595 -6,70% 149.045 -7,19% 144.709 -2,91% -1,60%
Transit DomestikDomestic Transit 1.393.185 30,41% 1.472.448 5,69% 1.875.028 27,34% 1.799.284 -4,04% 1.595.170 -11,34% 21,65%
JumlahTotal 35.945.301 33,73% 38.476.271 7,04% 42.384.372 10,16% 46.655.044 10,08% 46.281.245 -0,80% 15,98%
PertumbuhanGrowth 33,7% 7,0% 10,2% 10,1% -0,8%
Kargo (Kg)Cargo (Kg)
InternasionalInternational 174.460.914 -4,41% 168.267.146 -3,55% 199.538.922 18,58% 267.083.267 33,85% 256.554.533 -3,94% 5,37%
DomestikDomestic 208.991.683 17,44% 237.813.941 13,79% 247.629.005 4,13% 276.077.081 11,49% 316.507.587 14,64% 13,05%
JumlahTotal 383.452.597 6,38% 406.081.087 5,90% 447.167.927 10,12% 543.160.349 21,47% 573.062.120 5,51% 8,66%
PertumbuhanGrowth 6,4% 5,9% 10,1% 21,5% 6,7%
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
104 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Domestik Domestic
BandaraAirport
KodeCode
Pesawat *)Aircraft *)
Penumpang **)Passengers **)
Kargo (Kg)Cargo (Kg)
JumlahTotal (%) Jumlah
Total (%) JumlahTotal (%)
Soekarno-Hatta CGK 201.931 55,50% 25.048.503 66,75% 224.380.849 70,79%Polonia MES 42.538 11,69% 3.882.923 10,35% 34.004.226 10,73%Sultan Syarif Kasim II PKU 19.488 5,36% 1.738.079 4,63% 12.677.077 4,00%SM Badaruddin II PLM 14.856 4,08% 1.516.984 4,04% 9.133.196 2,88%Minangkabau PDG 11.404 3,13% 1.493.287 3,98% 12.229.820 3,86%Supadio PNK 16.989 4,67% 1.359.732 3,62% 9.224.776 2,91%Halim Perdanakusuma HLP 29.723 8,17% 196.181 0,52% 599.283 0,19%Depati Amir PGK 7.064 1,94% 791.356 2,11% 5.325.453 1,68%Sultan Thaha DJB 6.194 1,70% 670.366 1,79% 4.417.281 1,39%Sultan Iskandar Muda BTJ 5.953 1,64% 502.107 1,34% 3.354.892 1,06%Husein Sastranegara BDO 4.369 1,20% 193.864 0,52% 667.915 0,21%Raja Haji Fisabilillah TNJ 3.318 0,91% 130.943 0,35% 940.315 0,30%JumlahTotal 363.827 100,00% 37.524.325 100,00% 316.955.083 100,00%
Statistik Angkutan Udara - Persentase Per Bandara Dari Jumlah TotalAir Transportation Statistics - Percentage by Airport from Total Number
Keterangan: *) Pergerakan pesawat termasuk lokal **) Termasuk penumpang transit
Notes: *) Aircraft Movement including local **) Including transit passengers
Internasional International
BandaraAirport
KodeCode
Pesawat *)Aircraft *)
Penumpang **)Passengers **)
Kargo (Kg)Cargo (Kg)
JumlahTotal (%) Jumlah
Total (%) JumlahTotal (%)
Soekarno-Hatta CGK 48.242 70,57% 7.184.990 82,15% 254.661.726 96,88%Polonia MES 10.384 15,19% 933.977 10,68% 4.768.480 1,81%Sultan Syarif Kasim II PKU 2.426 3,55% 96.231 1,10% 161.492 0,06%SM Badaruddin II PLM 938 1,37% 94.222 1,08% 82.598 0,03%Minangkabau PDG 1.350 1,97% 160.114 1,83% 40.026 0,02%Supadio PNK 472 0,69% 30.890 0,35% 2.203 0,00%Halim Perdanakusuma HLP 2.219 3,25% 7.335 0,08% 3.128.663 1,19%Depati Amir PGK 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00%Sultan Thaha DJB 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00%Sultan Iskandar Muda BTJ 791 1,16% 72.755 0,83% 0 0,00%Husein Sastranegara BDO 1.542 2,26% 165.396 1,89% 18.252 0,01%Raja Haji Fisabilillah TNJ 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00%JumlahTotal 68.364 100,00% 8.745.910 100,00% 262.863.440 100,00%
Internasional & Domestik International & Domestic
BandaraAirport
KodeCode
Pesawat *)Aircraft *)
Penumpang **)Passengers **)
Kargo (Kg)Cargo (Kg)
JumlahTotal (%) Jumlah
Total (%) JumlahTotal (%)
Soekarno-Hatta CGK 250.173 57,88% 32.233.493 69,66% 479.042.575 82,62%Polonia MES 52.922 12,25% 4.816.900 10,41% 38.772.706 6,69%Sultan Syarif Kasim II PKU 21.914 5,07% 1.834.310 3,96% 12.838.569 2,21%SM Badaruddin II PLM 15.794 3,65% 1.611.206 3,48% 9.215.794 1,59%Minangkabau PDG 12.754 2,95% 1.653.401 3,57% 12.269.846 2,12%Supadio PNK 17.461 4,04% 1.390.622 3,01% 9.226.979 1,59%Halim Perdanakusuma HLP 31.942 7,39% 203.516 0,44% 3.727.946 0,64%Depati Amir PGK 7.064 1,63% 791.356 1,71% 5.325.453 0,92%Sultan Thaha DJB 6.194 1,43% 670.366 1,45% 4.417.281 0,76%Sultan Iskandar Muda BTJ 6.744 1,56% 574.862 1,24% 3.354.892 0,58%Husein Sastranegara BDO 5.911 1,37% 359.260 0,78% 686.167 0,12%Raja Haji Fisabilillah TNJ 3.318 0,77% 130.943 0,28% 940.315 0,16%JumlahTotal 432.191 100,00% 46.270.235 100,00% 579.818.523 100,00%
Angkasa Pura II Annual Report 2008 105
2004 2005 2006 2007 2008InternasionalInternational 59.062 59.951 61.722 60.316 68.364
DomestikDomestic 348.716 383.346 358.363 372.231 363.933
PertumbuhanGrowth 21% 09% -05% 03% 00%
2004 2005 2006 2007 2008InternasionalInternational 6.801.676 7.100.022 7.514.958 8.288.848 8.745.930
DomestikDomestic 29.143.625 31.376.249 34.869.414 38.366.196 37.524.325
PertumbuhanGrowth 34% 07% 10% 10% -01%
2004 2005 2006 2007 2008InternasionalInternational 174.460.914 168.267.146 199.538.922 267.083.267 262.863.440
DomestikDomestic 208.991.683 237.813.941 247.629.005 276.077.081 316.955.083
PertumbuhanGrowth 06% 06% 10% 21% 07%
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Statistik Angkutan Udara - Perkembangan dalam 5 Tahun TerakhirAir Transportation Statistics - Development in the Last 5 Years
PesawatAircraft
PenumpangPassengers
Kargo (Kg)Cargo (Kg)
450.000
45.000.000
25%
40%
25%
20%
35%
20%
15%
30%
15%
10%
25%
10%
05%
20%
05%
00%
15%
00%
-05%
10%
05%
00%
-10%
-05%
250.000
25.000.000
250.000.000
200.000
20.000.000
200.000.000
150.000
15.000.000
150.000.000
100.000
10.000.000
100.000.000
50.000
5.000.000
50.000.000
0
0
0
300.000
30.000.000
300.000.000
350.000
35.000.000
350.000.000
400.000
40.000.000
Domestik Domestic
Domestik Domestic
Domestik Domestic
Internasional International
Internasional International
Internasional International
16%
19%
45%
84%
81%
55%
Komposisi 2008 Composition 2008
Komposisi 2008 Composition 2008
Komposisi 2008 Composition 2008
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
106 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Pada tahun 2008 lebih dari 46 juta penumpang telah
melakukan penerbangan melalui 12 Bandara yang
dikelola oleh Angkasa Pura II, baik domestik maupun
internasional. Total pergerakan pesawat melampaui
angka 432 ribu sedangkan kargo yang dibongkar muat
menembus rekor tertinggi lebih dari 579 ribu ton.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pertumbuhan
angkutan udara secara total mengalami penurunan sejak
tahun 2004 baik jumlah pergerakan pesawat maupun
penumpang, dimana tahun 2008 terjadi penurunan
pertumbuhan terendah dalam kurun waktu tersebut.
Dibandingkan tahun sebelumnya, pergerakan pesawat total
turun 0,1% yaitu dari 432.567 menjadi 432.098 pergerakan,
total penumpang bergerak turun kurang dari 1% menjadi
46.270.255 dari sebelumnya 46.655.255 penumpang.
Penurunan tersebut terjadi sebagai konsekuensi ditutupnya
maskapai penerbangan Adam Air pada bulan April 2008,
akan tetapi diimbangi dengan penambahan pesawat
sejumlah maskapai seperti Mandala, Lion Air dan Indonesia
Air Asia pada pertengahan sampai akhir tahun 2008. Harga
minyak dunia yang hampir menyentuh level US$ 150 per
barel pada pertengahan 2008 telah menyulut kenaikan tarif
low cost sehingga menurunkan pemakaian pesawat udara
yang sebelumnya cenderung tinggi dalam dunia transportasi
di Indonesia. Namun akibat resesi global dimana permintaan
minyak dunia turun, harga minyak pun turun tajam
sampai akhir tahun 2008 sehingga mendongkrak kembali
pergerakan pesawat dan penumpang.
Sebaliknya angkutan kargo udara tetap tumbuh meskipun
tingkat pertumbuhannya lebih rendah dari tahun 2007
yang mencapai 21,47%. Jumlah total kargo tumbuh dari
sebelumnya 276.077.081 kg menjadi 316.955.083 kg di
tahun 2008 atau mengalami peningkatan sebesar 6,7%.
Dari capaian korporat tahun 2008, kontributor terbesar
adalah pasar domestik, dengan pergerakan pesawat
menyumbangkan 84% dan penumpang 81%. Namun,
untuk kargo komposisi hampir seimbang yaitu domestik
55% dan internasional 45%.
Bandara Soekarno-Hatta sebagai pintu gerbang
internasional Indonesia masih merupakan kontributor
terbesar dari seluruh pergerakan pesawat, penumpang
dan kargo di lingkungan bandara Angkasa Pura II, yaitu
secara berurutan sebesar 57,88%, 69,66% dan 82,62%.
Sedangkan kontributor terkecil adalah Bandara Raja Haji
Fisabilillah, Tanjung Pinang yang masing-masing kurang
dari 1%.
In 2008, more than 46 million passengers in domestic
as well as international flights were handled in the 12
airports under the management of Angkasa Pura II.
Aircraft movements in these airports exceeded 432
thousand, while the amount of cargo handled set a new
record at more than 579 thousand tons.
In the last five-year period, air traffic growth overall
showed a declining trend since 2004, in terms of both
aircraft as well as passenger movements, while 2008
recorded the lowest decline in growth over the previous
five-year period.
Compared to the previous year, the number of aircraft
movement declined 0.1% from 432,567 to 432,098
movements, while total passenger movements declined
by less than 1% to 46,270,255 passengers, from
46,655,255 passengers. The decline was attributable to the
discontinued operations of Adam Air in April 2008 due to
company closure, while compensated by additional aircrafts
operated by several airlines such as Mandala, Lion Air and
Indonesia Air Asia in the second half of 2008. The high
prices of global crude oil that almost touched US$ 150 per
barrel in mid-2008 have forced most low-cost carriers to
raise their air fare, resulting in a reduction of the use of air
transportation in Indonesia that previously has enjoyed a
high rate growth. However, as the onset of global economic
recession resulted in less demand for crude oil and
consequently a sharp drop in oil prices up to year-end 2008,
aircraft and passenger movements have regained growth.
Meanwhile, air cargo production registered a growth
albeit at a lower rate compared to 2007 that saw a
21.47% growth. The amount of air cargo in 2008 grew
by 6.7% to reach a total of 316,955,083 kg, from
276,077,081 kg in the previous year.
Corporate-wide in 2008, the domestic market
contributed the bulk of air traffic production, with aircraft
and passenger movements accounting for 84% and
81%, respectively. For cargo services, the contributions
were almost equal at 55% and 45% for domestic and
international cargo, respectively.
As Indonesia’s international gateway, the Soekarno-Hatta
Airport was the largest contributor of aircraft, passenger
and cargo movements at all of Angkasa Pura II airports,
contributing 57.88%, 69.66%, and 82.62%, respectively.
The least contributor was the Raja Haji Fisabilillah Airport
– Tanjung Pinang, which contributed less than 1% each
of aircraft, passenger, and cargo production.
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Angkasa Pura II Annual Report 2008 107
Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha Angkasa Pura II terdiri dari Pendapatan
Aeronautika dan Pendapatan Non-Aeronautika.
Pendapatan aeronautika terdiri dari pendapatan domestik
dan pendapatan internasional. Pendapatan aeronautika
domestik seluruhnya diterima dalam mata uang Rupiah,
sedangkan pendapatan non-aeronautika internasional
diterima dalam mata uang Dollar AS, kecuali pendapatan
Pelayanan Penumpang Pesawat Udara (PJP2U). Jumlah
pendapatan yang diterima dalam mata uang Rupiah
dipengaruhi volume produksi/penjualan dan tarif, khusus
untuk pendapatan yang diterima dalam mata uang
Dollar AS dipengaruhi dengan kurs nilai tukar Dollar AS
terhadap Rupiah.
Perbandingan realisasi pendapatan usaha tahun 2008
dengan tahun 2007 adalah sebagai berikut :
Pendapatan Aeronautika
1. Jasa Pendaratan
Realisasi pendapatan jasa pendaratan tahun 2008
sebesar Rp 306.763.887 dibandingkan dengan tahun
2007 sebesar Rp 284.813.309, atau meningkat
sebesar 7,71%.
2. Jasa Pelayanan Penerbangan
Realisasi pendapatan jasa penerbangan tahun 2008
sebesar Rp 451.293.705 dibandingkan tahun 2007
sebesar Rp 383.344.988 mengalami peningkatan
sebesar 17,73%. Hal ini dikarenakan penambahan
frekuensi penerbangan dan beroperasinya kembali
beberapa airlines dan juga pengaruh mata uang
Dollar AS menguat terhadap Rupiah.
3. Jasa Pelayanan Penumpang
Realisasi pendapatan jasa pelayanan penumpang
tahun 2008 sebesar Rp 850.653.929 dibandingkan
dengan tahun 2007 sebesar Rp 814.478.428
mengalami peningkatan sebesar 4,44%. Hal ini
disebabkan karena dibukanya rute penerbangan baru
dan penerbangan haji pada bulan November dan
Desember 2008.
4. Pemakaian Counter
Realisasi pendapatan pemakaian counter tahun 2008
sebesar Rp 55.300.629 dibandingkan dengan tahun
2007 sebesar Rp 43.245.752 mengalami peningkatan
sebesar 27,88%. Hal ini disebabkan karena
dibukanya beberapa penerbangan luar negeri, serta
menambahnya rute pada penerbangan dalam negeri.
Operating Revenues
Operating Revenues of Angkasa Pura II comprise of
Aeronautical Revenues and Non-Aeronautical Revenues.
Aeronautical Revenues consist of domestic revenues and
international revenues. Domestic aeronautical revenues
are derived entirely in Rupiah currency, while international
aeronautical revenues are derived in US Dollar currency,
except for revenues from Aircraft Passenger Services
(PJP2U). The amount of revenues in Rupiah currency
is affected by production/sales volume and changes in
tariffs, while revenues in US Dollar currency are also
affected by changes in the exchange rate of US Dollar to
Rupiah.
Realized operating revenues in 2008, as compared with
2007, are as follow:
Aeronautical Revenues
1. Landing Services
Realized revenues from landing services in 2008
amounted to Rp 306,763,887 or increasing by 7.71%
compared with Rp 284,813,309 in 2007.
2. Route Charges
Realized revenues from route charges in 2008
amounted to Rp 451,293,705 representing an
increase of 17.73% compared with Rp 383,344,988
in 2007. This increase was due to the addition in
flight frequencies and the effect from several airlines
recommencing their operations, as well as due to the
strengthening of the US Dollar currency against the
Rupiah.
3. Aircraft Passenger Services
Realized revenues fro aircraft passenger services in
2008 amounted to Rp 850,653,929 representing an
increase of 4.44% compared with Rp 814,478,428 in
2007. The increase was due to the opening of several
new flight routes as well as the Hajj pilgrimage flights
in November and December 2008.
4. Counter Usage
Realized revenues from counter usage in 2008
amounted to Rp 55,300,629 representing an increase
of 27.88% compared with Rp 43,245,752 in 2007.
The increase was due to the opening of several new
international flights as well as additional domestic
flight routes.
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
108 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
5. Pemakaian Aviobridge
Realisasi pendapatan pemakaian aviobridge tahun
2008 sebesar Rp 50.354.620 dibandingkan dengan
tahun 2007 sebesar Rp 47.105.099 mengalami
peningkatan sebesar 6,90%. Hal ini disebabkan karena
beroperasinya beberapa penerbangan luar negeri.
Pendapatan Non-Aeronautika
1. Sewa Ruangan
Realisasi sewa ruangan tahun 2008 sebesar
Rp 135.864.320 dibandingkan tahun 2007 sebesar
Rp 127.873.532 mengalami peningkatan sebesar
6,25%.
2. Konsesi
Realisasi konsesi tahun 2008 sebesar Rp 172.482.965
dibandingkan tahun 2007 sebesar Rp 128.360.187
mengalami peningkatan sebesar 34,37%. Hal ini
disebabkan karena adanya kenaikan MOB dan
prosentase konsesi dalam negosiasi perpanjangan usaha
di Bandara Soekarno-Hatta dan beberapa cabang.
3. Pas Pelabuhan
Realisasi pas pelabuhan tahun 2008 sebesar
Rp 12.703.466 dibandingkan dengan tahun 2007
sebesar Rp 15.181.196 mengalami penurunan
sebesar 16,32% dikarenakan faktor security.
4. Parkir Kendaraan
Realisasi parkir kendaraan tahun 2008 sebesar
Rp 53.855.984 dibandingkan dengan tahun 2007
sebesar Rp 48.496.995 mengalami peningkatan
sebesar 11,05%.
5. Sewa Tanah
Realisasi sewa tanah tahun 2008 sebesar
Rp 26.923.852 dibandingkan dengan tahun 2007
sebesar Rp 31.146.527 mengalami penurunan sebesar
13,56%. Hal ini disebabkan karena belum terealisasinya
hanggar Batavia di Bandara Soekarno-Hatta.
6. Utilitas
Realisasi pendapatan utilitas tahun 2008 sebesar
Rp 63.528.641 dibandingkan dengan tahun 2007
sebesar Rp 63.846.718 mengalami penurunan
sebesar 0,50%. Hal ini disebabkan karena efisiensi
penggunaan listrik dan telepon, pindahnya
terminal pendataan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke
Selapajang, Tangerang, Banten, tidak terealisasinya
pendapatan hanggar Batavia dan penambahan
gudang UNEX Hall B di Bandara Soekarno-Hatta.
5. Aviobridge Usage
Realized revenues from aviobridge usage in 2008
amounted to Rp 50,354,620 representing an
increase of 6.90% compared with Rp 47,105,099 in
2007. The increase was due to the addition of new
international flight operations.
Non-Aeronautica Revenues
1. Space Rent
Realized revenues from space rent in 2008 amounted
to Rp 135,864,320 representing an increase of
6.25% from Rp 127,873,532 in 2007.
2. Commercial Concessions
Realized revenues from commercial concessions in
2008 amounted to Rp 172,482,965 representing
an increase of 34.37% from Rp 128,360,187 in
2007. The increase was due to an increase in MOB
and concession percentage rate in the negotiated
concession contract extension at Soekarno-Hatta
Airport and several other airports.
3. Aiport Pass
Realized revenues from airport pass in 2008
amounted to Rp 12,703,466 representing a decline of
16.32% from Rp 15,181,196 in 2007, due to reasons
of airport security.
4. Vehicle Parking
Realized revenues from vehicle parking in 2008
amounted to Rp 53,855,984 representing an increase
of 11.05% from Rp 48.496,995 in 2007.
5. Land Rent
Realized revenues from land rent in 2008 amounted
to Rp 26,923,852 representing a decline of 13.56%
from Rp 31,146,527 in 2007. The decline was due
to unrealized rent of the Batavia hangar at the
Soekarno-Hatta Airport.
6. Utilities
Realized revenues from utilities provision in 2008
amounted to Rp 63,528,641 representing a slight
decline of 0.50% from Rp 63,846,718 in 2007. The
decline was due to higher efficiency in electricity
and telephone usage by tenants, the re-location
of Indonesian Migrant Worker (TKI) data terminal
building to Selapajang, Tangerang, Banten, as well
as the unrealized use of the Batavia hangar and
additional UNEX Hall B warehouse at the Soekarno-
Hatta Airport.
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Angkasa Pura II Annual Report 2008 109
7. Pemasangan Reklame
Realisasi pendapatan reklame tahun 2008 sebesar
Rp 46.450.794 dibandingkan tahun 2007 sebesar
Rp 41.450.413 mengalami peningkatan sebesar
12,06%. Hal ini disebabkan karena adanya
perusahaan baru di beberapa bandara cabang
yang menyewa tempat reklame, meningkatnya
pendapatan reklame di Bandara Soekarno-Hatta
pada saat negosiasi perpanjangan kontrak, serta
penambahan titik media reklame dengan pola
revenue sharing.
8. Pendapatan AMACS
Realisasi pendapatan AMACS tahun 2008 sebesar
Rp 1.038.120 dibandingkan tahun 2007 sebesar
Rp 982.193 mengalami peningkatan sebesar 5,69%.
9. Pendapatan lainnya
Realisasi pendapatan lainnya tahun 2008 sebesar
Rp 12.059.098 dibandingkan dengan tahun 2007
sebesar Rp 7.317.234 atau 64,80%.
10. Pendapatan Kargo
Realisasi pendapatan kargo tahun 2008 sebesar
Rp 37.250.414 dibandingkan tahun 2007 sebesar
Rp 20.124.399 atau 85,10%. Hal ini terjadi karena
kenaikan tarif dan pengenaan tarif untuk barang
impor.
Beban Usaha
Perbandingan realisasi beban usaha tahun 2008 dengan
tahun 2007 adalah sebagai berikut:
Realisasi beban pegawai pada tahun 2008 meningkat
dari tahun 2007 dikarenakan adanya penyesuaian IHK
yang berpengaruh pada kenaikan tunjangan prestasi
berdasarkan ketentuan dalam PKB.
Realisasi beban pemeliharaan dan persediaan pada
tahun 2008 meningkat dari tahun 2007 akibat adanya
pemeliharaan jalan, pagar, kantor/terminal dalam rangka
peningkatan pelayanan pada pengguna jasa bandara dan
terjadi peningkatan keperluan bahan bakar dikarenakan
sering matinya listrik di wilayah Sumatera seperti Medan,
Pekanbaru, Banda Aceh, dan Padang.
Realisasi piutang tak tertagih tahun 2008 mengalami
peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun
2007. Hal ini disebabkan karena adanya piutang usaha
Dollar AS PT Garuda Indonesia (Persero) sebelum tahun
2007 belum dapat ditagihkan.
7. Advertising Space
Realized revenues from advertising space in 2008
amounted to Rp 46,450,794 representing an increase
of 12.06% from Rp 41,450,413 in 2007. The increase
was due to new customers renting advertising space
at a number of branch airports, higher advertising
space rates at the Soekarno-Hatta Airport at the
newly negotiated contract extensions, and the
addition of new advertising space locations under a
revenue-sharing agreement.
8. AMACS Usage
Realized revenues from AMACS usage in 2008
amounted to Rp 1,038,120 representing an increase
of 5.69% from Rp 982,193 in 2007.
9. Other Income
Realized revenues from other income sources
amounted to Rp 12,059,098 in 2008 representing an
increase of 64.80% from Rp 7,317,234 in 2007.
10. Cargo Services
Realized revenues from cargo services amounted to
Rp 37,250,414 in 2008 representing an increase of
85.10% from Rp 20,124,399 in 2007, due to tariff
increases and tariff imposition on imported goods.
Operating Expenses
Realized operating expenses in 2008, as compared with
2007, are as follow:
Realized employee expenses in 2008 were increased over
those in 2007 due to adjustments in IHK that resulted
in an increase in work incentives in accordance to the
Collective Labour Agreement (PKB).
Realized maintenance and inventory expenses in 2008
showed an increase over those in 2007, due to expenses
for airport road, fence and office or terminal maintenance
to improve services to airport service users, and the
increase in fuel usage due to the prevalence of main-
grid electricity blackouts in Sumatera such as in Medan,
Pekanbaru, Banda Aceh, and Padang.
Realized bad debt expenses in 2008 showed a significant
increase compared to 2007. This increase was due to
the US Dollar-denominated receivables from PT Garuda
Indonesia (Persero) prior to 2007 that have not been paid
yet.
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
110 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Kerjasama Dengan Sesama BUMN
Menindaklanjuti Instruksi Menteri Badan Usaha Milik
Negara No.KEP-109/MBU/2002, tentang Sinergi antar
Badan Usaha Milik Negara, dalam tahun 2008, Angkasa
Pura II telah melakukan kerjasama dengan BUMN lain,
antara lain sebagai berikut:
• PTKimiaFarmauntukpengelolaandanaobat-obatan
bagi karyawan dan keluarganya;
• PTAsuransiJiwasrayauntukpengelolaandanaprogram
THT karyawan yang masuk setelah tahun 1992;
• BankMandiriuntukpenerapanCashManagement
System;
• DenganPTKeretaApi(Persero)telahmembentuk
perusahaan patungan, PT Railink, yang bergerak dalam
bidang usaha pengelolaan Kereta Api Bandara;
• PTAsuransiJasindountukAirportLiabilitiesInsurance
(pertanggungjawaban hukum);
• PTHutamaKarya(Persero)dalamrencanapemanfaatan
lahan di Jl. Kramat Raya, Jakarta. Kerjasama ini
sementara ditunda sesuai dengan surat Menteri BUMN
No: SE.16/MBU/2008 tanggal 15 Agustus 2008.
Kerjasama Dengan Luar Negeri
Untuk mengantisipasi perkembangan dunia usaha
penerbangan yang mengarah kepada globalisasi dan
menyesuaikan dengan perkembangan teknologi, Angkasa
Pura II telah melakukan kerjasama dengan pihak luar negeri
yaitu dengan ARINC dan Aero Thai untuk pengelolaan
VHF Data Link. Pada tahun 2008, dari proyek ini diperoleh
pendapatan sebesar Rp 910.641.669 atau meningkat 10%
dibandingkan tahun 2007 sebesar Rp 826.496.210.
Penyertaan Saham dan Anak Perusahaan
Agar dapat memperluas layanan yang diberikan sehingga
dapat memberikan nilai tambah bagi Perusahaan,
Angkasa Pura II telah menginvestasikan dananya pada
perusahaan di bawah ini:
1. PT Angkasa Pura Schiphol (APS)
APS didirikan pada awalnya untuk bergerak dalam
bidang usaha jasa konsultasi bandara, dan kemudian
menambah jenis usaha yang ditangani. Saat ini,
APS telah melakukan kerjasama pengelolaan titik
iklan dan persiapan pengelolaan lounge di Bandara
Soekarno-Hatta. Penyertaan saham Angkasa Pura II
di APS adalah sebesar 50%. Berdasarkan laporan
keuangan yang disampaikan, sampai dengan akhir
2008 APS masih membukukan rugi sebelum pajak
(belum diaudit) sebesar Rp 5.929.375.911.
Cooperation with Other State-Owned Enterprises
Following up on the Instruction of the State Minister
for State-Owned Enterprises No. KEP-109/MBU/2002
concerning synergy among SOEs, Angkasa Pura II in 2008
has engaged in several initiatives in cooperation with
other SOEs, including the following:
• PTKimiaFarmainthemanagementoffundsfor
medical benefit for employees and employee family
members;
• PTAsuransiJiwasrayainthemanagementofpension
fund program for employees recruited after 1992;
• BankMandiriintheimplementationofaCash
Management System;
• PTKeretaApi(Persero)intheestablishmentofajoint
venture, PT Railink, to operate the Airport Railway
project;
• PTAsuransiJasindointheprovisionofAirportLiabilities
Insurance (legal requirement);
• PTHutamaKarya(Persero)intheplannedutilization
of company land at Jl. Kramat Raya, Jakarta. In
accordance with letter of the State Minister for SOE No.
SE.16/MBU/2008 dated 15 August 2008, this project is
currently pending.
Overseas Cooperation
In anticipation of developments in the aviation industry
that is moving towards globalization as well as to keep up
with progress in technology, Angkasa Pura II has engaged
in cooperation with overseas parties, namely with ARINC
and Aero Thai, in the management of VHF Data Link
services. In 2008, this project generated a revenue of
Rp 910,641,669 representing an increase of 10% over
revenue in 2007 of Rp 826,496,210.
Equity Participation and Subsidiaries
In order to expand its scope of services to add more value
to the company, Angkasa Pura II have invested its funds in
the following companies:
1. PT Angkasa Pura Schiphol (APS)
APS was originally established to provide airport
consultation services, and later expanded its offering
of business services. At present, APS is engaged
in a cooperation project for the management of
advertising spaces and airport lounges at Soekarno-
Hatta Airport. Angkasa Pura II owns 50% of the
shares of APS. Based on the submitted financial
statements, up to year-end 2008 APS still showed
losses before taxes of Rp 5,929,375,911 (unaudited).
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Angkasa Pura II Annual Report 2008 111
2. PT Gapura Angkasa
PT Gapura Angkasa bergerak dalam bidang usaha
ground handling services, dengan penyertaan saham
Angkasa Pura II sebesar 31,25%. Dalam tahun 2008
diperoleh dividen atas kinerja tahun 2008 sebesar
Rp 640,6 juta. Sementara laba bersih setelah pajak
(unaudited) Perseroan tahun buku 2008 sebesar
Rp 25,8 miliar.
3. PT Purantara Mitra Angkasa Dua
PT Purantara Mitra Angkasa Dua mulai beroperasi
pada Juli 2003 dan bergerak dalam bidang pelayanan
jasa boga penerbangan di Bandara Soekarno-
Hatta. Penyertaan Angkasa Pura II sejak tahun 2006
menurun menjadi sebesar 5,38% berupa kompensasi
atas sewa tanah. Sesuai dengan laporan tahunan
2008 yang telah disampaikan, PT Purantara Mitra
Angkasa Dua masih belum mencatat keuntungan dan
untuk tahun buku 2008 mengalami kerugian sebesar
Rp 11.256.932.421.
4. PT Railink
PT Railink bergerak dalam bidang usaha
pembangunan dan pengelolaan kereta api bandara.
Angkasa Pura II telah melakukan penyetoran modal
tunai setara dengan kepemilikan 40% saham di
PT Railink. Saat ini, PT Railink dalam persiapan
mengikuti tender pengelolaan kereta api di Bandara
Soekarno-Hatta dan Bandara Kuala Namu - Medan.
Sesuai laporan keuangan yang disampaikan, sampai
dengan akhir tahun 2008 PT Railink memperoleh
keuntungan (sebelum pajak) sebesar
Rp 1.776.983.556.
Beberapa kondisi dan kejadian penting yang berpengaruh
cukup signifikan terhadap pencapaian kinerja Angkasa
Pura II pada tahun 2008, antara lain:
1. Penerbangan internasional/regional
Dengan adanya beberapa maskapai penerbangan
internasional yang menambah jumlah operasi
pesawatnya berdampak pada meningkatnya jumlah
trafik dan produksi internasional.
2. Pertumbuhan penerbangan domestik
Pertumbuhan pergerakan pesawat udara maupun
penumpang di penerbangan domestik pada beberapa
tahun terakhir ini cenderung melandai (mendekati
maturity). Pada tahun 2008, hal ini juga dipengaruhi
oleh adanya beberapa maskapai penerbangan yang
tidak mengoperasikan pesawatnya dan akibat banjir
di Jakarta pada bulan Februari 2008.
2. PT Gapura Angkasa
PT Gapura Angkasa is engaged in the provision
of ground handling services, with a 31.25%
share participation by Angkasa Pura II. In 2008,
the company reported a net income after taxes
(unaudited) of Rp 25.8 billion. Dividend received by
Angkasa Pura II from 2008 profits amounted to
Rp 640.6 million.
3. PT Purantara Mitra Angkasa Dua
PT Purantara Mitra Angkasa Dua began commercial
operations in July 2003 in the provision of in-flight
catering services at Soekarno-Hatta Airport. Since
2006, the equity participation by Angkasa Pura II in
the form of land use compensation has declined to
5.38%. According to the 2008 financial statements
that has been submitted, PT Purantara Mitra Angkasa
Dua has yet to make a profit, and in 2008 booked a
loss of Rp 11,256,932,421.
4. PT Railink
PT Railink is engaged in the construction and
operation of airport railways. Angkasa Pura II has
made a cash capital participation equivalent to a 40%
shareownership in PT Railink. At present, PT Railink is
making preparations to participate in the bidding for
the provision of airport railway services at Soekarno-
Hatta Airport and Kuala Namu Airport – Medan.
According to the submitted financial statements,
PT Railink as at year-end 2008 has booked net income
(before taxes) amounting to Rp 1,776,983,556.
In 2008, the performance of Angkasa Pura II was affected
by a number of significant conditions and events, as
follow:
1. International/Regional Flights
The amount of aircraft movements on international
routes increased due to the increase in aircrafts
operated by a number of foreign airlines.
2. Domestic Flights
Growth in both aircraft and passenger movements
in domestic flights have shown a flattening curve
(maturity) in recent years. Particularly in 2008, air
traffic/production in domestic flight routes was
affected by a number of airlines discontinuing their
operations, as well as due to the heavy floods in
Jakarta in February 2008.
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
112 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
3. Nilai tukar Rupiah
Dalam RKAP tahun 2008 ditetapkan kurs mata uang
US$ 1,00 = Rp 9.200. Kondisi makro ekonomi dan
moneter internasional menyebabkan melemahnya
nilai tukar Rupiah atas Dollar AS, sehingga
mencapai Rp 10.950 per 31 Desember 2008. Hal ini
berpengaruh pada pendapatan yang diterima dalam
mata uang Dollar AS akibat pengaruh selisih kurs.
4. Suku bunga
Dalam RKAP tahun 2008 diasumsikan tingkat suku
bunga Rupiah sebesar 7% dan Dollar AS sebesar
4,25%, sementara realisasi berkisar 7,5% dan
4,25%. Kontribusi pendapatan suku bunga juga
diperoleh dari portofolio, hingga dapat meningkatkan
pendapatan di luar usaha pada pendapatan bunga
yang cukup signifikan.
5. Perbaikan pelayanan
Peningkatan pergerakan pesawat dan penumpang
mengharuskan peningkatan pelayanan, karena
adanya tuntutan pengguna jasa bandara dan
lembaga pengawas mutu pelayanan atas kualitas
pelayanan yang lebih baik. Peningkatan pelayanan
kepada penguna jasa bandara telah dilakukan
antara lain dengan perbaikan fasilitas toilet, parkir,
pembangunan terminal dan fasilitas/infrastruktur
lainnya yang terkait dengan safety, security, services
dan compliance.
Prospek Usaha
Sebagai perusahaan yang mengelola bisnis kebandaraan
dan pelayanan lalu lintas udara, dalam menjalankan
usaha Angkasa Pura II selain berpedoman pada prinsip-
prinsip bisnis secara umum, harus juga berpedoman pada
berbagai regulasi, baik yang diterbitkan oleh International
Civil Aviation Organization (ICAO) dan regulator
dalam hal ini Departemen Perhubungan/Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara. Dengan berbagai regulasi
tersebut, terdapat kebijakan yang tidak sepenuhnya
berlandaskan konsep bisnis semata, bahkan beberapa
regulasi menyebabkan pengambilan kebijakan harus
mengesampingkan kelayakan bisnis.
Pertumbuhan trafik merupakan faktor pendorong utama
dalam peningkatan kinerja Angkasa Pura II. Namun
di samping itu, pertumbuhan trafik juga menuntut
peningkatan kualitas pelayanan. Manajemen Angkasa
Pura II bertekad senantiasa meningkatkan pelayanan
untuk meningkatkan nilai Perusahaan.
3. Rupiah Exchange Rate
The Rupiah exchange rate used in the 2008 Work
Plan & Budget is Rp 9,200 per US Dollar. However,
due to developments in macro economic and
international financial sector, the Rupiah has
weakened to Rp 10,950 per US Dollar as at 31
December 2008. This impacted on US Dollar-
denominated revenues due to currency translation.
4. Interest Rates
Interest rates used in 2008 Work Plan & Budget
are 7% for Rupiah and 4.25% for US Dollar,
while the realized interest rates are in the range of
7.5% and 4.25%, respectively. Interest income is
also contributed by portfolio investments, which
generated a significant amount of non operating
income.
5. Improved Level of Service
The growth in aircraft and passenger movements
necessitated a corresponding improvement in service
quality to meet the needs of airport service users
as well as requirements of consumer protection
institutions. Improvements to service quality at
airports were undertaken through better public toilet
and parking facilities, and the development of airport
terminal building and other facilities/infrastructure
related to aspects of airport safety, security, services
and compliance.
Business Prospects
As a company engaged in the provision of airport
management and air traffic services, the activities
of Angkasa Pura II are guided not only by common
business principles, but also by a variety of governing
regulations that are issued by the International Civil
Aviation Organization (ICAO) as well as the respective
regulatory body, namely the Directorate General of
Air Transportation at the Ministry of Transportation.
Accordingly, operational policies are made not purely
on the basis of business principles, and some of these
policies must even be made by disregarding aspects of
business feasibility.
Air traffic growth remains as the primary driver in
improving the performance of Angkasa Pura II. At the
same time, this growth also necessitated a corresponding
increase in service quality. The Management of Angkasa
Pura II is committed towards continuing service
improvement to create higher value for the Company.
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Angkasa Pura II Annual Report 2008 113
Kantor Pusat Head Office
PT Angkasa Pura IIJakarta International Airport Soekarno-HattaBuilding 600, PO Box 1001/BUSHJakarta 19120, IndonesiaTel. : (62-21) 550 5079, 550 5074Fax. : (62-21) 550 2141Homepage: www.angkasapura2.co.id
Jakarta International Airport Soekarno-Hatta
Building 601, PO Box 1001/BUSH
Jakarta 19120
Tel. : (62-21) 550 7300
Fax. : (62-21) 550 6823
E-mail : [email protected]
Halim Perdanakusuma Airport
Terminal Building, 2nd Fl.
Jakarta 13610
Tel. : (62-21) 809 1108
Fax. : (62-21) 809 3351
E-mail : [email protected]
Husein Sastranegara Airport
Husein Sastranegara Airport
Bandung 40001
Tel. : (62-22) 604 1222
Fax. : (62-22) 603 3971
E-mail : [email protected]
Polonia Airport
Polonia Airport
Medan 20157
Tel. : (62-61) 456 5777
Fax. : (62-61) 456 1800
E-mail : [email protected]
Alamat-Alamat Kantor Cabang Branch Office Addresses
Sultan Iskandar Muda Airport
Sultan Iskandar Muda Airport
Banda Aceh 23372
Tel. : (62-651) 213 41
Fax. : (62-651) 635 352
E-mail : [email protected]
Sultan Mahmud Badaruddin II Airport
Sultan Mahmud Badaruddin II Airport
Palembang 30761
Tel. : (62-711) 411 778
Fax. : (62-711) 411 840
E-mail : [email protected]
Supadio Airport
Supadio Airport,
Pontianak 78381
Tel. : (62-561) 721 560
Fax. : (62-561) 721 212
E-mail : [email protected]
Sultan Syarif Kasim II Airport
Sultan Syarif Kasim II Airport
Pekanbaru 28284
Tel. : (62-761) 674 694
Fax. : (62-761) 674 827
E-mail : [email protected]
Minangkabau Airport
Minangkabau Airport, Ketaping
Padang Pariaman 25171
Tel. : (62-751) 819123
Fax. : (62-751) 819040
E-mail : [email protected]
Kijang Airport
Kijang Airport
Tanjung Pinang 29125
Tel. : (62-771) 442 434
Fax. : (62-771) 410 34
E-mail : [email protected]
Sultan Thaha Airport
Sultan Thaha Airport, Jambi
Tel. : (62-741) 572 344
Fax. : (62-741) 572 244
Depati Amir Airport
Depati Amir Airport, Bangka
Pangkal Pinang
Tel. : (62-717) 421 041
Fax. : (62-717) 421 042
Untuk memperoleh Laporan Tahunan Angkasa Pura II 2008 dan informasi lainnya, dapat menghubungi Sekretaris Perusahaan di Kantor Pusat PT Angkasa Pura II.
To obtain a copy of Angkasa Pura II 2008 Annual Report and other information, please contact Corporate Secretary at Head Office of PT Angkasa Pura II.
Corporate InformationInformasi Perusahaan
Intr
od
uct
ion
Ou
r Se
rvic
esO
per
atio
nal
Rev
iew
Go
vern
ance
Rep
ort
MD
&A
114 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Kami Direksi dan Komisaris PT Angkasa Pura II (Persero), menyatakan telah menyetujui dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Angkasa Pura II tahun 2008.
DireksiBoard of Directors
Dewan KomisarisBoard of Commissioners
The Board of Directors and Board of Commissioners of PT Angkasa Pura II (Persero) hereby gives its approval and takes full responsibility over the validity of the contents of the 2008 Annual Report.
Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan Responsibility for Financial Reporting
Tirta Hidayat Komisaris
Commissioner
Sutanto Komisaris Utama
President Commissioner
Suratto Siswodihardjo Komisaris
Commissioner
M. Iksan Tatang Komisaris
Commissioner
Suyatno Harun Komisaris
Commissioner
Edie Haryoto Direktur Utama
President Director
Rinaldo J. Aziz Wakil Direktur Utama
Deputy President Director
Robert D. Waloni Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha EVP of Commercial and Business Development
S. Tulus Pranowo Direktur Operasi dan Teknik
EVP of Operations and Engineering
Tommy Soetomo Direktur Keuangan
EVP of Finance
Endang Dwi Suryani Direktur Personalia & Umum
EVP of Personnel & General Affairs
Angkasa Pura II Annual Report 2008 115
LAPORAN KEUANGAN
116 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Angkasa Pura II Annual Report 2008 117
LAPORAN AUDITOR INDEPENDENDAN LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIRPADA 31 DESEMBER 2008 DAN 2007
INDEPENDENT AUDITOR’S REPORTAND THE FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEARS ENDEDDECEMBER 31, 2008 AND 2007
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)
Nomor : A/142/RWS/Ary/09
Laporan Auditor Independen
Pemegang saham, Dewan Komisaris dan DireksiPT ANGKASA PURA II (Persero)
Kami telah mengaudit neraca PT Angkasa Pura II (Persero) tanggal 31 Desember 2008, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Kami juga melakukan pengujian atas kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern. Laporan keuangan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Laporan Keuangan PT Angkasa Pura II (Persero) untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2007 sebelum adanya penyesuaian untuk penyajian kembali sebagaimana dijelaskan dalam catatan 40 telah diaudit oleh auditor independen lain, yang laporannya tertanggal 6 Maret 2008 memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan, dengan paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan tahun 2006 dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern yang dilaporkan secara terpisah.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan Perusahaan terhadap kontrak, persyaratan bantuan dan pasal-pasal tertentu peraturan perundang-undangan serta kepatuhan terhadap pengendalian intern. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Number : A/142/RWS/Ary/09
Independent Auditor’s Report
Shareholders. Board of Commissioners and DirectorsPT ANGKASA PURA II (Persero)
We have audited the accompanying balance sheet of PT Angkasa Pura II (Persero) as of December 31, 2008 and the related statements of income, changes in equity and cash flows for the year then ended. We have also tested the Company’s compliance to the existing laws and internal control. These financial statements and the Company’s compliance to the existing laws and internal control are responsibility of the Company’s management. Our responsibility is to express an opinion on these financial statements based on our audit. The financial statements of PT Angkasa Pura II (Persero) for the year ended on December 31, 2007 before the adjustment in restated report as describred in note 40 were audited by other independent auditor whose report, dated March 6, 2008, expressed an qualified opinion on those statements with additional explanatory paragraph regarding the 2006 restated financial statements and the compliance with laws and regulations, and internal control which was separately reported.
We conducted our audit in accordance with auditing standards established by the Indonesian Institute of Certified Public Accountants and State Financial Auditing Standards established by the State Audit Board (BPK). Those standards require that we plan and perform the audit to obtain reasonable assurance about whether the financial statements are free of material misstatement. An audit includes examining, on a test basis, evidence supporting the amounts and disclosures in the financial statements. An audit also includes assessing the accounting principles used and significant estimates made by management, as well as evaluating the overall financial presentation. Our audit also includes examination of the Company’s compliance to the existing contracts. aids restriction, certain articles of the laws, and internal control. We believe that our audit provides a reasonable basis for our opinion.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Angkasa Pura II (Persero) tanggal 31 Desember 2008, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Kami juga telah mengaudit ayat jurnal penyesuaian sebagaimana dijelaskan di catatan 40 yang digunakan untuk penyajian kembali laporan keuangan tahun 2007. Menurut pendapat kami, ayat jurnal penyesuaian tersebut wajar dan telah diterapkan dengan semestinya.
Laporan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern kami sampaikan secara terpisah kepada manajemen dengan laporan No. A/144/RWS/Ary/09 dan No. A/144-1/RWS/Ary/09 tanggal 16 Maret 2009.
Drs. Sikanto, Ak., MMIzin Akuntan Publik No. 02.1.0798License No. 02.1.0798Izin Usaha KAP No. KEP-276/KM.6/2004Office Business License No. KEP-276/KM.6/2004
16 Maret 2009March 16, 2009
In our opinion, the financial statements referred to above present fairly, in all material respects. The financial position of PT Angkasa Pura II (Persero) as of December 31, 2008, and the results of its operations and its cash flows for the year then ended are in conformity with generally accepted accounting principles applied in Indonesia.
We have audited the adjusment accounts as described in note 40 which are used as the restatement of the 2007 financial statements. In our opinion, the adjustment accounts are fairly applied.
The Company’s compliance with existing laws and internal control are submitted separately to the management in our reports No. A/144/RWS/Ary/09 and No. A/144-1/RWS/Ary/09 dated March 16, 2009.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 121
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
CatatanNotes
2008 2007(disajikan kembali)
(Restated)
Rp Rp
AKTIVA ASSETS
AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS
Kas dan setara kas 2e, 3 1.937.317.150.437 1.573.903.912.024 Cash and cash equivalents
Surat berharga 2f, 2q, 4 234.037.141.408 272.201.053.602 Marketable securities
Piutang usaha (setelah dikurangi cadangan piutang ragu-ragu sebesar Rp 223.146.459.729 untuk tahun 2008 dan Rp 149.021.548.528 untuk tahun 2007) 2g, 2h, 5 333.200.258.371 318.630.846.606
Accounts receivable (net allowance for doubtful accounts amounting to Rp 223,146,459,729 in 2008 and Rp 149,021,548,528 in 2007)
Piutang lain-lain 6 17.915.404.960 20.871.905.540 Other receivables
Persediaan 2i, 7 14.714.870.189 15.616.198.301 Inventory
Biaya dibayar dimuka 8 19.198.087.988 16.321.118.277 Prepaid expense
Pajak dibayar dimuka 9 90.286.535.081 118.208.364.207 Prepaid tax
Pendapatan yang masih harus diterima 10 135.525.908.425 146.812.425.518 Accrued revenues
Jumlah aktiva lancar 2.782.195.356.859 2.482.565.824.075 Total current assets
AKTIVA TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS
Aktiva pajak tangguhan 34 - 8.546.449.088 Deferred tax assets
Penyertaan 2f, 2q, 11 333.586.108.600 326.546.976.703 Investments
Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 1.978.809.975.055 untuk tahun 2008 dan Rp 1.783.867.869.276 untuk tahun 2007) 2j, 2k, 12 3.787.792.437.223 3.240.752.204.307
Fixed assets (net of accumulated depreciation amounting to Rp 1,978,809,975,055 in 2008 and Rp 1,783,867,869,276 in 2007
Aktiva lain-lain 2m, 13 422.892.727.079 308.528.108.576 Others asset
Jumlah aktiva tidak lancar 4.544.271.272.902 3.884.373.738.674 Total non-current assets
JUMLAH AKTIVA 7.326.466.629.761 6.366.939.562.749 TOTAL ASSETS
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NERACAPer 31 Desember 2008 dan 2007
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)BALANCE SHEETS
December 31, 2008 and 2007
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.See the accompanying notes to financial statements which form an integral part of these financial statements.
122 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
CatatanNotes
2008 2007(disajikan kembali)
(Restated)
Rp Rp
KEWAJIBAN DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK SHORT TERM LIABILITIES
Biaya yang masih harus dibayar 14 139.620.731.344 112.719.349.241 Accrued expenses
Hutang pembelian aktiva tetap 15 12.254.258.972 15.563.410.688 Payables on purchase of fixed asset
Hutang dana pensiun 16 3.536.850.228 5.126.841.834 Payables to pension fund
Hutang lain-lain 17 63.826.466.555 125.931.069.420 Others payable
Pendapatan diterima dimuka 18 68.882.551.416 61.884.227.774 Unearned income
Hutang pajak 19 75.847.060.195 53.375.107.760 Taxes payable
Jumlah kewajiban jangka pendek 363.967.918.710 374.600.006.717 Total short term liabilities
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG LONG TERM LIABILITIES
Kewajiban pajak tangguhan 34 8.047.958.261 - Defered tax liabilities
Hutang jaminan 20 11.600.904.838 10.248.281.690 Guarantee payables
Dana titipan program THT 21 68.370.339.852 56.916.241.770 Temporary fund deposit on old age welfare program (THT)
Kewajiban imbalan pasca kerja 22 43.475.718.898 41.271.730.769 Post employment benefit
Jumlah kewajiban jangka panjang 131.494.921.849 108.436.254.229 Total long term liabilities
EKUITAS EQUITY
Modal saham Capital
Modal dasar sebesar 7.600.000 lembar saham, ditempatkan dan disetor penuh sejumlah 1.900.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per lembar saham 1, 23 1.900.000.000.000 1.900.000.000.000
Authorized capital of 7,600,000 shares, issued and fully paid of 1,900,000 shares with par value of
Rp 1,000,000 per share
Modal disetor lainnya 2.133.167.141.520 1.753.814.486.711 Other paid-in capital
Penyertaan modal Pemerintah 118.955.039.293 118.955.039.293 Governments investment capital
Jumlah modal 4.152.122.180.813 3.772.769.526.004 Total capital
Saldo laba 713.966.373.809 519.198.358.066 Retained earnings
Cadangan umum 1.964.915.234.580 1.591.935.417.733 General reserve
Jumlah ekuitas 6.831.003.789.202 5.883.903.301.803 Total equity
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 7.326.466.629.761 6.366.939.562.749 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NERACA (lanjutan)Per 31 Desember 2008 dan 2007
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)BALANCE SHEETS (continued)
December 31, 2008 and 2007
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.See the accompanying notes to financial statements which form an integral part of these financial statements.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 123
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.See the accompanying notes to financial statements which form an integral part of these financial statements.
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
CatatanNotes
2008 2007(disajikan kembali)
(Restated)
Rp Rp
PENDAPATAN USAHA OPERATING REVENUES
Pendapatan aeronautika 2b, 24 1.714.366.769.123 1.572.987.575.664 Aeronautic
Pendapatan non aeronautika 524.907.240.056 464.654.995.352 Non aeronautic
Pendapatan kargo 37.250.413.617 20.124.398.527 Cargo
Jumlah pendapatan usaha 2.276.524.422.796 2.057.766.969.543 Total operating revenues
BEBAN USAHA OPERATING EXPENSES
Beban pegawai 2b, 25 636.542.109.911 610.474.848.240 Employee expenses
Beban pemeliharaan dan persediaan 2b, 26 148.925.940.544 130.651.005.565 Maintenance and inventory expenses
Beban sewa 2b, 27 190.372.984.102 188.274.743.950 Rental expenses
Beban umum dan aktiva dibiayakan 2b, 28 254.896.767.199 305.876.978.348 General expenses and financed assets
Beban piutang tak tertagih 2b, 29 57.456.809.932 27.040.279.634 Bad debts expenses
Beban penyusutan dan amortisasi 2b, 30 211.031.967.655 222.448.209.565 Depreciation and amortization expenses
Jumlah beban usaha 1.499.226.579.343 1.484.766.065.302 Total operating expenses
LABA USAHA 777.297.843.453 573.000.904.241 OPERATING INCOME
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN OTHER INCOME (EXPENSES)
Pendapatan lain-lain 31 285.229.211.255 167.248.124.597 Other income
Beban lain-lain 32 (91.543.147.054) (44.337.645.897) Other expense
Jumlah pendapatan (beban) lain-lain 193.686.064.201 122.910.478.700 Total other Income (Expenses)
LABA SEBELUM POS LUAR BIASA 970.983.907.654 695.911.382.941 PROFIT BEFORE EXTRAORDINARY ITEMS
Pos-pos luar biasa 33 - (8.926.139.133) Extraordinary items
LABA SEBELUM PAJAK 970.983.907.654 686.985.243.808 PROFIT BEFORE TAX
PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK TAX INCOME (EXPENSES)
Pajak kini 34 (261.994.667.715) (208.618.730.150) Current tax
Pajak tangguhan (16.594.407.349) 15.152.171.545 Deferred tax
Jumlah beban (penghasilan) pajak (278.589.075.064) (193.466.558.605) Total tax expense (income)
LABA BERSIH 692.394.832.590 493.518.685.203 NET PROFIT
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)LAPORAN LABA RUGIUntuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)STATEMENT OF INCOME
For the years ended on December 31, 2008 and 2007
124 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
CatatanNotes
ModalNotes
Cadangan UmumNotes
Saldo LabaNotes
Jumlah EkuitasNotes
Saldo per 31 Desember 2006 3.699.155.656.603 1.282.317.451.337 422.598.360.817 5.404.071.468.757 Balance as of December 31, 2006
Pembagian laba Perusahaan dari laba tahun 2006 35 Profit distribution for 2006
Dividen - - (108.756.240.000) (108.756.240.000) Dividend
Bina Lingkungan - - (13.050.750.000) (13.050.750.000) Community development
Tantiem - - (3.600.000.000) (3.600.000.000) Production bonus
Cadangan umum - 309.617.966.396 (309.617.966.396) - General reserves
- 309.617.966.396 (435.024.956.396) (125.406.990.000)
Tambahan modal disetor lainnya 73.613.869.401 - - 73.613.869.401 Other additional paid-in capital
Koreksi laba tahun lalu - - 38.106.268.442 38.106.268.442 Correction to Prior Years’ Profit
Laba bersih - - 493.518.685.203 493.518.685.203 Net Profit
Saldo per 31 Desember 2007 3.772.769.526.004 1.591.935.417.733 519.198.358.066 5.883.903.301.803 Balance as of December 31, 2007
Pembagian laba Perusahaan dari laba tahun 2007 35 - - Profit Distribution for 2007
Dividen - - (124.647.000.000) (124.647.000.000) Dividend
Bina Lingkungan - - - - Community development
Tantiem - - - - Production bonus
Cadangan umum - 372.979.816.847 (372.979.816.847) - General reserves
372.979.816.847 (497.626.816.847) (124.647.000.000)
Tambahan modal disetor lainnya 379.352.654.809 - - 379.352.654.809 Other additional paid-in capital
Laba bersih - - 692.394.832.590 692.394.832.590 Net Profit
Saldo per 31 Desember 2008 4.152.122.180.813 1.964.915.234.580 713.966.373.809 6.831.003.789.202 Balance as of December 31, 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)LAPORAN PERUBAHAN EKUITASUntuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
For the years ended on December 31, 2008 and 2007
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.See the accompanying notes to financial statements which form an integral part of these financial statements.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 125
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
CatatanNotes
2008 2007(disajikan kembali)
(Restated)
Rp Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
LABA BERSIH 692.394.832.590 493.518.685.203 NET PROFIT
Ditambah (dikurangi) pos-pos yang tidak mempengaruhi kas: Add (less) items not affecting cash flows:
Beban penyusutan/amortisasi dan penyisihan 194.942.105.779 222.448.209.565 Depreciation / amortization and depletion
(Keuntungan) kerugian atas penjualan aktiva tetap (198.009.600) (960.844.444) (Gain) loss on sale of fixed assets
887.138.928.769 715.006.050.324
Ditambah (dikurangi) dengan: Add (less) with:
Penurunan (kenaikan) Investasi jangka pendek 38.163.912.194 10.935.951.683 Decrease (increase) in short term investment
Penurunan (kenaikan) piutang usaha (14.569.411.765) (38.111.843.354) Decrease (increase) in account receivables
Penurunan (kenaikan) piutang lain-lain 2.956.500.580 10.937.712.710 Decrease (increase) in other receivables
Penurunan (kenaikan) persediaan 901.328.111 1.319.290.801 Decrease (increase) in inventories
Penurunan (kenaikan) uang muka kontrak - 4.545.000.000 Decrease (increase) in advance to contract
Penurunan (kenaikan) biaya dibayar dimuka (2.876.969.710) 7.371.139.826 Decrease (increase) in prepaid expenses
Penurunan (kenaikan) pajak dibayar dimuka 27.921.829.126 (13.494.265.440) Decrease (increase) in prepaid taxes
Penurunan (kenaikan) pendapatan yang masih harus diterima 11.286.517.094 (27.833.983.631) Decerase (increase) in accrued revenues
(Penurunan) kenaikan (aktiva) kewajiban pajak tangguhan 16.594.407.350 (15.152.171.545) Decrease (increase) in deferred tax assets/liabilities
(Penurunan) kenaikan biaya yang masih harus dibayar 26.901.382.103 (16.032.980.696) (Decrease) increase in accrued expenses
(Penurunan) kenaikan hutang pembelian aktiva tetap (3.309.151.716) 12.752.516.848 (Decrease) increase in payables on purchase of fixed assets
(Penurunan) kenaikan hutang dana pensiun (1.589.991.606) 1.779.076.118 (Decrease) increase in payables pension fund
(Penurunan) kenaikan hutang titipan program THT 11.454.098.082 6.599.072.626(Decrease) increase in temporary fund deposit
on old age welfare program (THT)
(Penurunan) kenaikan hutang lain-lain (62.104.602.866) 32.964.846.749 (Decrease) increase in other payables
(Penurunan) kenaikan pendapatan diterima dimuka 6.998.323.642 36.012.900.587 (Decrease) increase in unearned income
(Penurunan) kenaikan hutang pajak 22.471.952.435 18.910.236.626 (Decrease) increase in taxes payables
Jumlah kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 968.339.051.823 748.508.550.232 Net cash provided from operating activities
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Penurunan (kenaikan) penyertaan (7.039.131.897) 5.776.494.867 Decrease (increase) in investments
Penurunan (kenaikan) aktiva tetap (543.333.452.858) (216.021.053.912) Decrease (increase) in fixed assets
Penurunan (kenaikan) aktiva dalam konstruksi (198.648.885.837) 12.625.941.765 Decrease (increase) in construction in progress
Penurunan (kenaikan) aktiva KSO - (29.257.216.961) Decrease (increase) in joint operation assets
Penurunan (kenaikan) jaminan listrik - 5.346.000 Decrease (increase) in electricity deposits
Penurunan (kenaikan) biaya ditangguhkan (24.627.450.680) 9.286.883.898 Decrease (increase) in deferred charges
Penurunan (kenaikan) aktiva non operasional (89.737.167.823) (7.669.524.035) Decrease (increase) in non operating assets
Jumlah kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi (863.386.089.095) (225.253.128.378) Net cash used in investing activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
(Penurunan) kenaikan hutang jaminan yang akan diperhitungkan 1.352.623.148 1.827.603.115
(Decrease) increase in accountableguarantee payables to be compensated
(Penurunan) kenaikan kewajiban imbalan pasca kerja 2.203.988.129 41.271.730.769 (Decrease) increase in post employment benefit
(Penurunan) kenaikan cadangan umum (124.448.990.401) (107.978.624.152) (Decrease) increase in general reserve
(Penurunan) kenaikan bantuan pemerintah yang belum ditentukan statusnya 379.352.654.809 - (Decrease) increase undertermined Government grant
(Penurunan) kenaikan modal disetor lainnya - 73.613.869.401 (Decrease) increase in other paid-in capital
Jumlah kas bersih diperoleh dari aktivitas pembiayaan 258.460.275.685 8.734.579.133 Net cash provided from financing activities
Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas 363.413.238.413 531.990.000.987 Net Increase (decrease) in cash and cash equivalents
Kas dan setara kas pada awal tahun 1.573.903.912.024 1.041.913.911.037 Cash and cash equivalents at the beginning of the year
Kas dan setara kas pada akhir tahun 1.937.317.150.437 1.573.903.912.024 Cash and cash equivalents at the end of the year
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.See the accompanying notes to financial statements which form an integral part of these financial statements.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)LAPORAN ARUS KASUntuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)STATEMENTS OF CASH FLOWS
For the years ended on December 31, 2008 and 2007
126 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS
1. INFORMASI UMUM
a. Pendirian Perseroan
PT Angkasa Pura II (Persero) (Perseroan) adalah Badan Usaha Milik Negara di Lingkungan Departemen Perhubungan. Perseroan sebelumnya bernama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 20 Tahun 1984. Perubahan nama dari Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng menjadi Perum Angkasa Pura II dilakukan berdasarkan PP No. 26 tahun 1986. Selanjutnya, dengan PP No. 14 tahun 1992, Perum Angkasa Pura II diubah status badan hukumnya menjadi Perseroan, yaitu PT (Persero) Angkasa Pura II. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 31 Juli 2008 nama Perusahaan semula PT (Persero) Angkasa Pura II disesuaikan menjadi PT Angkasa Pura II (Persero).
Perseroan didirikan berdasarkan akta No. 3 tanggal 2 Januari 1993 dari Muhani Salim, SH., notaris di Jakarta. Anggaran Dasar perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta no. 38 tanggal 18 Nopember 2008 dari Silvia Abbas SH., notaris di Tangerang, mengenai maksud dan tujuan. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU 98879AH.01.02 tahun 2008 tanggal 22 Desember 2008.
b. Maksud dan Tujuan
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan didirikannya Perseroan adalah sebagai berikut:
“Melakukan usaha dibidang jasa kebandarudaraan, pelayanan lalu lintas penerbangan serta kebandarudaraan, pelayanan lalu lintas penerbangan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.”
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
1. Penyediaan pengusahaan dan pengembangan fasilitas untuk kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, parkir dan penyimpanan pesawat udara.
2. Penyediaan pengusahaan dan pengembangan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan penumpang kargo dan pos.
3. Penyediaan pengusahaan dan pengembangan jasa pelayanan penerbangan.
1. GENERAL
a. Company’s Establishment
PT Angkasa Pura II (Persero) is a State Owned Enterprise (SOE) of the Ministry of Transportation of theRepublic of Indonesia. Formerly, the name of the Company was Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng that was established based on the Government Regulation (PP) No 20 year 1984. Later, the Company`s name was changed to Perum Angkasa Pura II based on the Government Regulation (PP) No 26 year 1986. Furthermore, through the Government Regulation (PP) No 14 year 1992, the Company`s status was changed to PT (Persero) Angkasa Pura II. Then based on, general shareholders’ meeting dated July 31, 2008 the Company`s name was changed from PT (Persero) Angkasa Pura II to PT Angkasa Pura II (Persero).
The Company was established based on notarial deed No 3 dated January 2, 1993 of Muhani Salim, SH, notary in Jakarta. The Articles of Association have been amended for several times, the lastest amendment was based on notarial deed No 38 dated November 18, 2008 of Silvia Abbas, SH, notary in Tangerang, concerning goals and objectives. The deed was approved by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU 98879 AH.01.02 tahun 2008 dated December 22, 2008.
b. Goals and Objectives
According to the article 3 of the Company`s Articles of Association, the goals and objectives of the Company`s establishment are as follows:
“Doing business in airport services, airline traffic services and using the Company’s human resources with optimal results, which resulting good quality services and can compete with other companies to gain profit as well as increase the company’s value based on limited liability principles.”
To achieve such goals and objectives, the Company conducts the following activities:
1. Providing and developing facilities that support the activities of landing, taking off, parking, and hangar services,
2. Providing and developing terminal facilities to serve passangers, cargo and postage transportation,
3. Providing and developing airline services,
Angkasa Pura II Annual Report 2008 127
4. Penyediaan, pengusahaan dan pengembangan fasilitas elektronika, navigasi, listrik, air dan instalasi limbah buangan.
5. Penyediaan lahan untuk bangunan lapangan dan kawasan industri serta gedung-gedung bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara.
6. Penyediaan jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kebandarudaraan dan pelayanan penerbangan.
7. Penyediaan jasa pelayanan yang secara langsung menunjang kegiatan penerbangan yang meliputi penyediaan hanggar pesawat udara, perbengkelan pesawat udara, pergudangan, jasa boga pesawat udara, jasa ramp, jasa pelayanan penumpang dan bagasi, jasa penanganan kargo dan surat, pelayanan jasa pengawasan muatan, komunikasi dan operasi penerbangan, pelayanan jasa pengamanan, pelayanan jasa pemeliharaan dan perbaikan pesawat udara, pelayanan penyediaan dan pendistribusian bahan bakar pesawat udara.
8. Penyediaan jasa pelayanan yang secara langsung atau tidak langsung menunjang kegiatan bandar udara yang meliputi jasa penyediaan penginapan/hotel, jasa penyediaan toko, penyediaan restoran dan bar (café), jasa penempatan kendaraan bermotor/parkir, jasa perawatan pada umumnya (kegiatan jasa yang melayani pembersihan dan pemeliharaan gedung dan kantor di bandar udara), jasa penyediaan otomatisasi pelaporan keberangkatan penerbangan;
9. Jasa penunjang kegiatan bandar udara lainnya, meliputi penjualan bahan bakar dan pelumas kendaraan bermotor di bandar udara, jasa pelayanan pengangkutan barang, penumpang di terminal kedatangan dan pemberangkatan jasa pelayanan pos, jasa pelayanan telekomunikasi, jasa tempat bermain dan rekreasi, jasa aluan wisata, agen perjalanan, bank untuk pelayanan jasa perbankan di bandar udara, penukaran uang, jasa pelayanan angkutan darat, penitipan barang, jasa advertensi, first class lounge, business class lounge dan VIP room, hairdresser and beauty salon, agrobisnis service, nursery, asuransi, jasa penyediaan ruangan, vending machine, jasa pengolahan limbah buang, jasa pelayanan kesehatan, jasa penyediaan kawasan industri, jasa lainnya yang secara langsung atau tidak langsung menunjang kegiatan bandar udara.
c. Tempat dan Kedudukan Perseroan
Perseroan berkedudukan dan berkantor pusat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Propinsi Banten. Perseroan mempunyai cabang-cabang yang masing-masing berkedudukan di bandara yang dikelola Perseroan, sebagai berikut :
1. Bandar Udara International Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten
2. Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta
4. Providing and developing facilities of electronics, navigation, electricity, water and waste treatment installation,
5. Providing land for field, building and industrial estate, and that connected to the acceleration of buildings supporting air transportion activities,
6. Conducting training and education related to air transportation and airline service,
7. Providing services that directly support airport activities, covering airplane hangar, airplane repair workshop, warehouse, catering for airplane passengers, passengers’ services, cargo and postage handling services, cargo supervision services, airplane communication and operation, security services, airplane maintenance and repair services, providing and distribution services of airplane fuel,
8. Providing services that directly or indirectly support airport activities covering provision of inn/hotel, shops, restaurants and café, parking, maintenance in general (service activities, cleaning and maintenance services for buildings and offices at the airport), providing automatic reporting of airplane departures,
9. Supporting services of other airport activities, covering the sale of fuel and motor oil in airport, luggage loading services, passengers in arrival and departure terminals, postage services, telecommunication services, playground and recreation services, tour services, travel agent, bank for banking services at the airport, money exchange, land transportation services, luggage deposit, advertisement services, first class lounge, business class lounge and VIP room, hairdresser and beauty salon, agribusiness services, nursery, insurance, provision from room services, vending machine, waste treatment services, health services, industrial estate services, other services that directly or indirectly support the airport activities.
c. Location
The Company`s Head Office is located at Soekarno-Hatta Airport, Tangerang, Banten Province, The Company owns branches, which are located at the airports managed by the Company, as follows:
1. Soekarno-Hatta International Airport, Tangerang, Banten,
2. Halim Perdanakusuma Airport, Jakarta
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
128 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
3. Sultan Mahmud Badaruddin II Airport, Palembang 4. Supadio Airport, Pontianak 5. Polonia Airport, Medan 6. Sultan Syarif Kasim II Airport, Pekanbaru 7. Minangkabau Airport, Padang 8. Sultan Iskandar Muda Airport, Banda Aceh 9. Husein Sastranegara Airport, Bandung 10. Kijang/ Raja Haji Fisabililah Airport, Tanjung Pinang 11. Sultan Thaha Airport, Jambi 12. Depati Amir Airport, Pangkal Pinang
d. Board of Commissioners and Directors
Based on notarial deed No 38 dated November 18, 2008 of Silvia Abbas SH, Notary in Tangerang, the Company`s Board of Commissioners and Directors are as follows:
e. Capital
Based on the Company`s Articles of Association documented in the Notarial deed No 3 dated January 2, 1993 by Muhani Salim, SH, notary in Jakarta, the Company`s authorized capital is Rp 8,845,000,000,000 (eight trillion eight hundred and forty five billion rupiah) comprising of 8,845,000 (eight million eight hundred and forty five thousand) shares with par value of Rp 1,000,000 (one million Rupiah) per share, Composition of the shares are 1,769,000 (one million seven hundred and sixty nine thousand) shares of preferred stock or equivalent to Rp 1,769,000,000,000 (one trillion seven hundred and sixty nine billion Rupiah) and 7,076,000 (seven million and seventy six thousand) shares of common stock or equivalent to Rp 7,076,000,000,000 (seven trillion and seventy six billion Rupiah).
3. Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang
4. Bandar Udara Supadio, Pontianak 5. Bandar Udara Polonia, Medan 6. Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru 7. Bandar Udara Internasional Minangkabau, Padang 8. Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh 9. Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung 10. Bandar Udara Kijang/Raja Haji Fisabilillah, Tanjung
Pinang 11. Bandar Udara Sultan Thaha, Jambi 12. Bandar Udara Depati Amir, Pangkal Pinang.
d. Susunan Pengurus Perseroan
Berdasarkan akta No. 38 tanggal 18 Nopember 2008 dari Silvia Abbas, SH., notaris di Kabupaten Tangerang, susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi sebagai berikut :
2008 2007
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Komisaris Utama Sutanto - President Commisioner
Suratto Siswodiharjo Suratto Siswodiharjo
Moch. Iksan Tatang Moch. Iksan Tatang
Suyatno Harun Suyatno Harun
Tirta Hidayat Tirta Hidayat
Dewan Direksi Boards of Directors
Direktur Utama Edie Haryoto Edie Haryoto President Director
Wakil Direktur Utama Rinaldo J. Azis - Vice President Director
Direktur Operasi dan Teknik Sumiyat Tulus Pranowo I Gusti Made DhordyDirector of Operation &
Engineering
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Robert Daniel Waloni Sumiat Tulus Pranowo
Director of Commercial &Business Development
Direktur Keuangan Tommy Soetomo Tommy Soetomo Director of Finance
Direktur Personalia dan umum Endang Dwi Suryani Endang Dwi Suryani Director of Personnel & General Affair
e. Modal
Sesuai dengan akta No. 3 Anggaran Dasar Perseroan tanggal 2 Januari 1993 dari Muhani Salim, SH., notaris di Jakarta, modal dasar Perseroan sebesar Rp 8.845.000.000.000 (delapan triliun delapan ratus empat puluh lima milyar rupiah) yang terbagi dalam 8.845.000 (delapan juta delapan ratus empat puluh lima ribu) lembar saham dengan nominal masing-masing saham sebesar Rp 1.000.000 (satu juta rupiah). Terdiri dari saham prioritas sebanyak 1.769.000 (satu juta tujuh ratus enam puluh sembilan ribu) lembar saham atau sebesar Rp 1.769.000.000.000 (satu milyar tujuh ratus enam puluh sembilan milyar rupiah) dan saham biasa sebanyak 7.076.000 (tujuh juta tujuh puluh enam ribu) lembar saham atau sebesar Rp 7.067.000.000.000 (tujuh triliun enam puluh tujuh milyar rupiah).
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
Angkasa Pura II Annual Report 2008 129
Berdasarkan akta No. 19 perubahan Anggaran Dasar Perseroan dari H. Harjono Moekiran, SH., notaris di Jakarta, tanggal 21 Juli 1998, telah diputuskan dan disetujui penurunan modal dasar Perseroan dari Rp 8.845.000.000.000 (delapan triliun delapan ratus empat puluh lima milyar rupiah) menjadi sebesar Rp 7.600.000.000.000 (tujuh triliun enam ratus milyar rupiah) terbagi atas 7.600.000 (tujuh juta enam ratus ribu) lembar saham dengan nominal masing-masing saham sebesar Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) dan meningkatkan modal yang disetor. Dari modal disetor Perseroan telah ditempatkan sebanyak 1.900.000 (satu juta sembilan ratus ribu) lembar saham atau sebesar Rp 1.900.000.000.000 (satu triliun sembilan ratus milyar rupiah).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 53 tanggal 30 Juni 2007 telah ditetapkan penambahan penyertaan Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perseroan PT Angkasa Pura II (Persero) sebesar Rp 118.955.039.294 (seratus delapan belas milyar sembilan ratus lima puluh lima juta tiga puluh sembilan ribu dua ratus sembilan puluh empat rupiah).
f. Jumlah karyawan
Jumlah karyawan Perusahaan per 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing adalah:
Formasi karyawan 2008 2007 Employee Formation
Karyawan Angkasa Pura I diperbantukan ke Angkasa Pura II 5 5 Employees of Angkasa Pura I assigned for Angkasa Pura II
Karyawan ditugaskaryakan 276 299 Employees assigned
Karyawan masa percobaan - 2 Employees in probation period
Karyawan Depati Amir dan Sultan Thaha 253 269 Employees of Depati Amir and Sultan Thaha
Pegawai Negeri Sipil diperbantukan 453 454 Civil government employees assigned
Karyawan Perusahaan 3.695 3.773 Company`s employees
Karyawan Angkasa Pura II diperbantukan ke Angkasa Pura I 2 3 Employees of Angkasa Pura II assigned for Angkasa Pura I
Karyawan Angkasa Pura II diperbantukan ke Angkasa Pura Schipol 3 3 Employees of Angkasa Pura II assigned for Angkasa Pura Schipol
Karyawan Angkasa Pura II diperbantukan ke Dana Pensiun 6 3 Employees of Angkasa Pura II assigned for Dana Pensiun
Karyawan Angkasa Pura II diperbantukan ke PT Gapura Angkasa 8 10 Employees of Angkasa Pura II assigned for PT Gapura Angkasa
Jumlah 4.701 4.821 Total
Based on the Notarial deed No 19 dated July 21, 1998 of H. Harjono Moekiran, SH. notary in Jakarta, it was agreed and approved the decrease in the Company’s authorized capital from Rp 8,845,000,000,000 (eight trillion eight hundred and forty five billion Rupiah) to Rp 7,600,000,000,000 (seven trillion and six hundred billion Rupiah), comprising of 7,600,000 (seven million and six hundred thousand) shares with par value of Rp 1,000,000 (one million Rupiah) per share. The paid-in capital is increased to Rp 1,900,000,000,000 (one trillion and nine hundred billion Rupiah) or 1,900,000,000 (one million and nine hundred thousand) shares.
Based on the Government Regulation No 53 dated June 30, 2007, it was stated the additional investment of the Government of Republic of Indonesia`s contribution to the authorized capital of PT Angkasa Pura II (Persero) to Rp 118,955,039,294 (one hundred and eighteen billion nine hundred and fifty five million, thirty nine thousand and two hundred ninety four Rupiah).
f. Number of Employees
Number of the Company`s employees as of December 31, 2008 and 2007 consist of:
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
130 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG TERPENTING
Perusahaan menganut kebijakan akuntansi sesuai dengan akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kebijakan akuntansi yang diterapkan secara konsisten dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
a. Dasar penyajian laporan keuangan
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan konsep harga perolehan (acquisition cost) sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Angka yang disajikan dalam penyusunan laporan keuangan adalah dalam Rupiah.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode tidak langsung. Laporan arus kas mengelompokkan penerimaan dan pembayaran ke dalam kegiatan operasi, investasi dan pembiayaan.
b. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan usaha dari aktivitas aeronautika diakui pada saat jasa diserahkan kepada pelanggan. Pendapatan usaha dari aktivitas jasa non aeronautika persewaan tanah dan bangunan konsesi diakui sesuai dengan periode yang sudah berjalan pada tahun yang bersangkutan. Pendapatan atas penggunaan fasilitas peralatan Perseroan oleh pelanggan dan pendapatan jasa non aeronautika lainnya diakui pada saat fasilitas tersebut digunakan dan pada saat jasa diserahkan. Pendapatan persewaan tanah dan bangunan yang diterima dimuka atas periode yang belum berjalan dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka. Pendapatan lainnya diakui atas dasar akrual. Penghasilan bunga diakui atas dasar proporsi waktu, pokok dan tingkat bunga yang berlaku, sedangkan beban dicatat pada saat terjadinya dan diakui sesuai dengan kemanfaatannya pada tahun yang bersangkutan.
c. Transaksi Dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi yang terjadi akan dikreditkan atau dibebankan pada Laporan Laba Rugi periode berjalan.
Kurs tangah Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp 10.950 dan Rp 9.419 setiap USD 1 (Satu Dolar Amerika Serikat).
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
The Company applied accounting policies in accordance with the generally accepted accounting principles applied in Indonesia. The accounting policy applied consistently can be summarized as follows:
a. Basis of Consolidated Financial Statements Presentation
The financial statements are prepared on acquisition cost method complying with the generally accepted accounting principles and reporting practices in Indonesia, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies. The reporting currency used in the preparation of the financial statements is the Indonesian Rupiah (Rp).
The statements of cash flows are prepared using indirect methods with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities.
b. Revenue and expense recognition
Aeronautic revenue is recognized when the service is rendered to customers. Non-Aeronautic revenue including land and building rental, is recognized on the elapsed time for the current year (accrued). Revenue resulting from utilization of the Company`s facilities by customers and from other non-aeronautic services are recognized when such facilities are used and services are rendered. Income from land and building rental received in advance are recorded as unearned revenue. Other revenues are recognized on accrual basis. Interest income is recognized based on the proportion of period, principal value and prevailing interest rate. Expenses are recorded when they occured and are recognized as its usefulness in the current year.
c. Foreign currencies transactions
Transaction in foreign currencies are recorded at their rates prevailing when transactions are made. At balance sheet date, all monetary assets and liabilities in foreign currencies are converted into Rupiah using Bank Indonesia`s middle rate prevailing at that date. Gains or losses resulting from such conversion are charged or credited into the current year profit and loss statement of the current year.
Bank Indonesia`s midlle rate prevailing on December 31, 2008 and 2007 is Rp 10,950 and Rp 9,419 for USD 1 respectively.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
Angkasa Pura II Annual Report 2008 131
d. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan Istimewa adalah :
a. Perseroan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perseroan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
b. Perseroan asosiasi (associated companies); c. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung
maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perseroan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perseroan);
d. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perseroan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perseroan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
e. Perseroan, dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (c) atau (d), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas Perseroan tersebut. Ini mencakup Perseroan-Perseroan yang memiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perseroan dan Perseroan-Perseroan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perseroan.
Seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam laporan keuangan.
e. Kas dan setara kas
Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas dan bank serta deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan tidak digunakan sebagai jaminan hutang serta tidak dibatasi penggunaannya.
d. Transactions with related parties
Related parties consist of the following:
a. Companies that directly or indirectly, through one or more intermediaries, control or are controlled by, or under common control with the company (including holding companies, subsidiaries, and fellow subsidiaries);
b. Associated companies; c. Individuals owning, directly or indirectly, an interest
in the voting powers of the company that gives them significant influence over the company, and close members of the familiy of any such individuals (close members of the family are those who can influence or be influenced by such individuals, in their transaction with the company);
d. Key management personnel who have the authority and responsibility for planning, directing and controlling the company`s activities, including commisioners, directors and managers of the company and close members of their families and;
e. Companies in which a substantial interest in the voting power is owned directly or indirectly, by any person described in (c) and (d) or over which such a person is able to exercise significant influence. This includes companies owned by commisioners, directors or major shareholders of the company and companies which have a common member of key management as the company.
All transactions with related parties, whether or not made at similar term and conditions as those done with third parties, are disclosed in the Financial Statements.
e. Cash and cash Equivalents
Cash and cash equivalents consist of cash on hand and in banks and unrestricted time deposits with maturities of three months or less since placement date.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
132 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
f. Investasi
• DepositoBerjangka Deposito berjangka terdiri dari deposito wajib dan
deposito biasa yang dinyatakan sebesar nilai nominal • Efek-efek Efek-efek terdiri dari obligasi, saham dan investasi
dalam unit penyertaan reksadana.
Efek-efek diklasifikasikan berdasarkan tujuan manajemen pada saat pembelian efek-efek tersebut didasarkan atas klasifikasi sesuai PSAK No. 50 tentang “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” sebagai berikut:
1. Diperdagangkan dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Laba dan rugi yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajarnya disajikan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
2. Tersedia untuk dijual, yang dinyatakan sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajar disajikan sebagai komponen ekuitas. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tersebut dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan pada saat realisasi.
3. Dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi dan atau diskonto yang belum diamortisasi. Jika ada kemungkinan Perusahaan tidak dapat memperoleh kembali seluruh jumlah biaya perolehan yang seharusnya diterima sehubungan dengan persyaratan perjanjian efek hutang, maka penurunan yang bersifat permanen dianggap telah terjadi. Jika penurunan nilai wajar dinilai sebagai penurunan permanen, biaya perolehan efek individual harus diturunkan sebesar nilai wajarnya dan jumlah penurunan nilai tersebut diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Investasi dalam unit penyertaan reksadana disajikan sebesar nilai wajar yaitu nilai aktiva bersih dari reksadana pada tanggal neraca. Pendapatan dari investasi dalam unit penyertaan reksadana meliputi dividen yang diperoleh dari reksadana, keuntungan dari penjualan unit penyertaan, keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai aktiva bersih dari unit penyertaan tersebut.
Investasi dalam efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reserve repo) dicatat sebesar harga jual kembali yang disepakati dikurangi dengan selisih antara harga beli dan harga jual yang disepakati (pendapatan yang ditangguhkan). Selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati tersebut diamortisasi dan diakui sebagai pendapatan bunga selama jangka waktu sejak efek dijual hingga dibeli kembali.
Penyisihan kerugian disajikan sebagai pengurangan dari akun efek-efek.
f. Investments
• TimeDeposits Time deposits consist of the compulsory deposits and
common deposits, and are stated at nominal value. • Securities Securities consist of bonds, stocks, and mutual funds
investments.
Securities are classified based on management intention at the purchasing date in accordance with PSAK No 50 concerning “Accounting for certain investments in Securities”, on the following classifications:
1. Investment in trading securities are stated at fair value. Unrealized gains or losses from the increase or decrease in fair value are reflected in the current operation;
2. Available for sale securities are stated at fair value. Unrealized gains or losses from the increase or decrease in fair value are presented as part of equity. Unrealized gains or losses are recognized in profit and loss upon realization;
3. Held the maturity are stated at cost which are adjusted for the unamortized premiums or discount. There is a possibility that the company will be unable to fully recover the cost of debt securities according to securities contract condition, then a permanent decline in value is considered has been occured. If the decline of fair value is considered as permanent decline, the cost basis of the individual investment is written down to its fair value and the amount of the write down is recognized as realized loss in the current period.
Investments on the unit of mutual funds are stated at their fair values, which represent the net asset values of the mutual fund as per balance sheet date. Income from the unit of mutual funds consists of dividends of mutual finds, gain on sale of unit of mutual funds and unrealized gain or loss on the changes in the net asset value of the unit of mutual funds.
Investments in securities purchased with resell arrangement (reverse repo) are stated at the agreed resale price net of the difference between purchase price and the agreed resale price (deferred income). The difference between agreed purchase price and resale price is amortized and recognized as interest income over the period, commencing from the date these securities are sold until repurchesed.
Allowance for possible losses are presented as a deduction for securities account.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
Angkasa Pura II Annual Report 2008 133
g. Piutang
Piutang disajikan sebesar jumlah bruto piutang diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat diterima. Saldo kredit piutang individual jika jumlahnya material disajikan dalam kelompok kewajiban.
h. Penyisihan piutang ragu-ragu
Penyisihan piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat diterima, dihitung pada akhir periode (akhir tahun buku) dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Piutang yang berumur 1 sampai dengan 2 tahun disisihkan sebesar 25%.
2. Piutang yang berumur 2 sampai dengan 3 tahun disisihkan sebesar 50%.
3. Piutang yang berumur lebih dari 3 tahun disisihkan sebesar 100%.
i. Persediaan
Persediaan disajikan dalam neraca sebesar harga pokok/perolehan yang bersangkutan, yang meliputi seluruh biaya yang secara langsung atau tidak langsung terjadi untuk mendapatkan persediaan tersebut. Penilaian pemakaian persediaan ditentukan dengan menggunakan metode FIFO (First In First Out).
j. Aktiva tetap
Perusahaan memilih model biaya dalam kebijakan akuntansi aktiva tetap dimana aktiva tetap dicatat berdasarkan harga perolehan, setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Aktiva tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:
Jenis aktiva tetapUmur
Useful LifeType of fixed assets
Bangunan Lapangan 10-80 tahun years Fields Construction
Bangunan Gedung 20-40 tahun years Building
Peralatan Terminal dan Gedung 15 tahun years Terminal and Building Equipment
Instalasi dan Jaringan 5-15 tahun years Installation and Networking
Peralatan: Equipments:
Alat Bantu Navigasi 10-15 tahun years Navigation Supporting Equipment
Pengangkutan 5 tahun years Transportation
Kantor 5-15 tahun years Office
Lain-lain 5-15 tahun years Others
Instalasi Pompa Bensin 10 tahun years Gas Station installation
g. Receivables
Receivables are presented at their gross amounts and provided an allowance for doubtful accounts or estimates of uncollectible receivables. Credit balance of individual receivables is presented under liability classification when the amount is material.
h. Allowance for doubtful accounts
Allowance for doubtful accounts or estimates of uncollectible receivables is determined at the end of the period (end of book year) based on the following condition:
1. Allowance for receivable outstanding for one to two years is 25%,
2. Allowance for receivable outstanding for two to three years is 50%,
3. Allowance for receivable outstanding for more than three years is 100%.
i. Inventory
Inventory is presented at its acquisition cost, which includes all direct or indirect expenses, and its consumption is determined based on FIFO method (First In First Out).
j. Fixed Assets
The Company has chosen the cost model for its accounting policy of fixed assets, which are stated at their acquisition cost net of their accumulated depreciation. Fixed assets expcept for land, are depreciated using straight line method based on their estimated useful lifes, as follows:
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
134 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya, pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.
Aktiva tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan, termasuk didalamnya biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari hutang yang digunakan untuk pembangunan aktiva tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap pada saat selesai dan siap digunakan. Kebijakan untuk melakukan penilaian kembali aktiva tetap, hanya dilakukan dengan persetujuan dan atau berdasarkan kebijakan pemerintah. Aktiva yang masih dalam tahap pembangunan dicatat dalam perkiraan aktiva dalam konstruksi sedangkan bunga pinjaman yang ditimbulkan selama masa konstruksi akan diperhitungkan sebagai harga perolehan.
Keputusan Direksi No. KEP 474/KU.20/2002-APII tanggal 17 Desember 2002 tentang Pedoman Akuntansi Keuangan, menetapkan batas biaya yang dapat dikapitalisasi adalah apabila biaya per unitnya melebihi Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah). Pengeluaran untuk aktiva termaksud yang harganya Rp 10.000.000 ke bawah, dibebankan langsung sebagai biaya pada saat terjadinya, tetapi Perseroan menyelenggarakan catatan ekstra komptabel untuk alat pengawasannya.
k. Kerjasama Operasi dan Aktiva Kerjasama Operasi
Kerjasama Operasi (KSO) – Build, Operate and Transfer (BOT)
Kerjasama operasi (KSO) dengan pola BOT merupakan KSO dengan pihak ketiga untuk membangun, mengoperasikan dan menyerahkan aset KSO. Aset KSO dikelola oleh investor yang mendanai pembangunannya sampai akhir masa konsesi. Perusahaan menerima kompensasi berdasarkan persentase yang telah disepakati dengan investor. Di akhir masa konsesi, investor akan menyerahkan aset KSO beserta hak pengelolaannya kepada pemilik aset. Jangka waktu masa konsesi adalah berkisar antara 20 sampai 25 tahun.
Land is stated at the acquisition cost and is not depreciated.
Maintenance and repair expenses are charged to profit and loss statement when they occur. All which extend the useful life of the asset or result in increased future economic benefits such as increase in capacity and improvement in the quality of output or standard of performance are capitilized. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are removed from the accounts. Gains or losses resulting from the sale of fixed assets are charged of credited to profit and loss statement in the current year.
Constructions in progress are stated at their acquisition costs, including interest of the loan during construction used to finance the construction. Accumulated cost will be transferred to the respective fixed assets when they are completed and ready for use. Revaluation of fixed assets is only conducted based on the Government policy. Construction in progress is recorded in asset under construction account while the interest of borrowing cost during construction is accounted for at acquisition cost.
Based on the Board of Director`s Decision Letter No KEP 474/KU.20/2002-AP II dated December 17, 2002, concerning Financial Accounting Policy, it was stated the minimum expenditure that could be capitalized when cost per unit exceeds Rp 10,000,000 (ten million Rupiah). Expenditure for such asset less than Rp 10,000,000 is charged directly as incurred, but the Company conducts an extra compatible note as a control.
k. Joint operation and joint operation assets
Joint operation (KSO) – Build, Operate and Transfer (BOT)
Joint operation (KSO) with the BOT pattern represents a joint operation with third parties to develop, operate and deliver the joint operation assets. Assets managed by the joint operation investors who finance the construction until the end of the concession. The Company receives compensation based on the percentage agreement with the investor. At the end of the concession period, investors will submit its asset and its management rights to the asset owner. The concession period is valid for 20 to 25 year.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
Angkasa Pura II Annual Report 2008 135
Aktiva kerjasama operasi (KSO) – Build, Transfer and Operate (BTO)
Aktiva KSO BTO merupakan aktiva tanah Perusahaan dalam perjanjian KSO yang digunakan oleh investor untuk membangun aset KSO. Tanah tersebut tidak dapat digunakan, atau dialihkan kepemilikannya oleh Perusahaan selama masa konsesi dan akan diserahkan kembali oleh investor kepada Perusahaan pada akhir masa konsesi.
l. Penurunan Nilai dari Aktiva Tetap
Setiap tanggal neraca Perseroan menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva.
Aktiva tetap dan aktiva tidak lancar lainnya, termasuk aktiva tak berwujud ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai atau apakah telah terjadi perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aktiva tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aktiva dengan nilai yang diperoleh kembali dari aktiva tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah yang lebih tinggi diantara harga jual neto dan nilai pakai aktiva. Dalam rangka menguji penurunan nilai, aktiva dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.
m. Biaya Hukum Perolehan Hak atas Tanah
Jumlah biaya hukum yang material yang berkaitan dengan perolehan hak atas tanah dikapitalisasi dan diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah tersebut.
n. Biaya Tangguhan
Biaya-biaya yang terjadi sehubungan pelapisan ulang (overlay) landasan dan bangunan lapangan lainnya ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa manfaat yaitu 10 tahun untuk konstruksi rigid dan 4 tahun untuk konstruksi fleksibel.
o. Penyisihan atau kewajiban diestimasi
Penyisihan atau kewajiban diestimasi untuk restorasi lingkungan, biaya restrukturisasi dan tuntutan hukum diakui ketika:
• Perseroan mempunyai kewajiban hukum ataukonstruksi di masa kini sebagai akibat dari kejadian di masa lalu;
• Terdapat kemungkinan diatas 50% bahwa akanada arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban tersebut;
• Jumlahnyadapatdiestimasisecaraandal.
Joint Operation Assets (KSO) – Build, Transfer and Operate (BTO)
The joint operation asset BTO represents land asset owned by the Company in the KSO agreements used by investors to build KSO assets. The land can not be used, nor its ownership is transferred by the Company during the period of the concession and will be returned to the Company by investors at the end of the concession.
l. Impairment of fixed assets
At balance sheet date, the Company reviews whether there is any indication of assets impairment or not.
Fixed assets and other non-current assets, including intangibles assets, are reviewed for impairment losses or changes in circumstances indicating that the carrying amount may not be recoverable. An impairment loss is recognized for the differences between the carrying amount of the assets and the recoverable amount. The recoverable amount is determined as the higher of net selling price or value in use. In order to test the impairment value, assets are classified into the smallest unit that provide a separate cash flows.
m. Legal costs for landrights acquistion
Material amounts of expenses related to the legal processing of land rights are capitalized and amortized over their useful lives.
n. Deferred charges
Expenses related to overlay of landing road and other field construction are deferred and amortized over ten years for rigid construction and four years for flexible construction using straight line method.
o. Provisions
Provisions for estimate liabilities of enviromental restoration, restructuring cost and legal claims cost are recognized when:
• The company has a present legal or constructiveobligation as a result of past events;
• Thereisprobableover50%ofexpensesoutflowinorder to fulfill the obligation;
• Theamounthasbeenreliablyestimated.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
136 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
p. Pajak penghasilan
Pajak penghasilan pada laporan laba rugi ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan. Pajak penghasilan atas pendapatan dari persewaan tanah dan/atau bangunan, ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak sesuai dengan Peraturan yang berlaku.
q. Imbalan Pasca Kerja
Perseroan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetapnya. Program pensiun dikelola oleh Dana Pensiun Angkasa Pura II (DPAP2). Manfaat pensiun yang akan dibayar dihitung berdasarkan penghasilan dasar pensiun (PhDP) dan masa kerja karyawan. Pendanaan DPAP2 terutama berasal dari kontribusi pemberi kerja sebesar 27,59% dan karyawan 5% dari PhDP. Biaya jasa kini diakui sebagai beban periode berjalan. Biaya jasa lalu, koreksi aktuaria dan dampak perubahan asumsi bagi peserta pensiun yang masih aktif diamortisasi selama estimasi kerja rata-rata karyawan sebagaimana ditentukan oleh aktuaris.
Perusahaan juga menyelenggarakan Program Tunjangan Hari Tua (THT) yang pendanaannya diserahkan kepada PT Asuransi Jiwasraya dan PT Asuransi Bumi Putera. Manfaat imbalan pasca kerja yang diperoleh melalui program dana pensiun dan program THT ternyata telah melebihi manfaat imbalan pasca kerja berdasarkan UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, sehingga Perusahaan tidak perlu lagi mencadangkan kewajiban imbalan pasca kerja pada akhir tahun.
Disamping itu Perusahaan juga menyelenggarakan Program Pemberian Tunjangan Perumahan Akhir Masa Tugas. Program tersebut tidak didanai oleh karena itu dilakukan pencadangan imbalan pasca kerja untuk program tersebut pada akhir tahun.
r. Dividen
Pembagian dividen kepada para pemegang saham Perseroan diakui sebagai sebuah kewajiban dalam laporan keuangan pada periode ketika dividen tersebut disetujui oleh para pemegang saham Perseroan.
p. Income tax
Income tax in the statement of income is determined based on taxable income for current year. Income tax resulting from land or building rental is determined based on taxable income, complying with the effective tax regulation.
q. Post employment benefit
The Company provides defined pension benefit plan for all of its permanent employees. The program is managed by the Dana Pensiun of Angkasa Pura II (DPAP2). This pension benefit that will be paid is calculated based on the basic income of the pension (PhDP) and the employment period of the employees. The financing of DPAP2 mainly derives from the contributions from the employer at 27,59% and employees at 5% of the PhDP. Current service cost is recognized as expenses for the current year, Past service cost, actuary correction and the effect of assumption alteration to the active pension members are amortized based on the estimation of the avarage employment period as determined by the actuary.
The Company conducts old age welfare program (THT) of which the fund is submitted to PT Asuransi Jiwasraya and PT Asuransi Bumiputera. The post employment benefit provided from the pension program and THT exceed the amount stated in the labor Law No 13 year 2003, therefore the Company does not provide allowance for post employment benefit at the end of the year.
The Company also conducts housing allowance program at the end of employment period. The program is unfunded, therefore the Company provides allowance of post employment benefit for the program at the end of year.
r. Dividends
Dividends distributions to the Company`s shareholders are recognized as a liability in the financial statements in the period in which the dividend is approved by the Company`s shareholders.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 137
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
3. KAS DAN SETARA KAS
2008 2007Kas:
Rupiah 245.710.190 367.727.126USD 144.827.352 193.810.774
390.537.542 561.537.900Bank:
Rupiah 19.067.313.314 24.335.574.608Valuta Asing 23.349.299.581 29.800.590.612
42.416.612.895 54.136.165.220
Deposito berjangkaRupiah 1.894.510.000.000 1.519.206.208.904
Jumlah 1.937.317.150.437 1.573.903.912.024
Tingkat bunga deposito berjangka – Rupiah 7% - 13% 4,5% - 8,25%
Rincian kas dan setara kas kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut :Kas:
Kantor Pusat 81.776.850 191.366.247Bandara Internasional Soekarno-Hatta 114.987.175 7.891.635Bandara Halim Perdanakusuma 11.358.257 16.502.455Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 3.783.318 4.873.807Bandara Supadio 888.000 3.482.000Bandara Polonia 69.816.394 2.651.500Bandara Sultan Syarif Kasim II 33.059.573 237.810.932Bandara Internasional Minangkabau 16.333.472 72.226.534Bandara Bandara Sultan Iskandar Muda 43.418.798 4.000.000Bandara Husein Sastranegara 4.396.000 10.135.740Bandara Kijang/Raja Haji Fisabilillah 6.085.041 4.467.003Bandara Sultan Thaha 2.343.064 3.480.211Bandara Depati Amir 2.291.600 2.649.836
Jumlah kas 390.537.542 561.537.900
Bank:Rupiah:PT Bank Mandiri 9.766.860.299 14.529.720.477PT Bank BNI 3.340.613.398 4.951.459.849PT Bank Rakyat Indonesia 2.658.639.003 2.693.771.678Bank Nagari 2.172.607.496 625.067.320Citibank 431.660.687 337.611.027Bank Bukopin 417.749.717 822.320.951PT Bank Jabar 279.182.712 435.509.812PT Bank Danamon - 204.177.660Jumlah dipindahkan 19.067.313.312 24.599.638.774
3. CASH AND CASH EQUIVALENTS
Cash and cash equivalentRupiah
USD
Cash in banks:Rupiah
Foreign Currency
Time DepositRupiah
Total
Time Deposit Interest Rate – Rupiah
Details of cash and cash equivalents in head office and its branches are as follows:
Cash on hand:Head Office
Soekarno-Hatta AirportHalim Perdanakusuma Airport
Sultan Mahmud Badaruddin II AirportSupadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau Airport
Bandara Sultan Iskandar Muda AirportHusein Sastranegara Airport
Kijang/Raja Haji Fisabilillah AirportSultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Total cash on hand
Cash in banks:Rupiah:
PT Bank MandiriPT Bank BNI
PT Bank Rakyat IndonesiaBank Nagari
CitibankBank BukopinPT Bank Jabar
PT Bank DanamonTotal Rupiah
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
138 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2008 2007
Pindahan 19.067.313.312 24.599.638.774Bank:Valuta Asing:Citibank 10.601.588.739 11.298.030.030PT Bank Mandiri 8.638.592.204 10.134.662.320PT Bank BNI 4.109.118.640 8.103.834.096Jumlah bank 42.416.612.895 54.136.165.220
Deposito berjangka (kantor pusat)Rupiah
PT Bank Mandiri 504.600.000.000 348.700.00.000PT Bank Bukopin 453.940.000.000 305.268.208.904PT Bank Rakyat Indonesia 318.100.000.000 598.880.000.000PT Bank BNI 298.600.000.000 72.300.000.000PT Bank Jabar 159.200.000.000 35.000.000.000PT Bank Mega Syariah 97.220.000.000 90.220.000.000PT Bank Niaga 20.000.000.000 20.000.000.000PT Bank Muamalat 10.000.000.000 -PT Bank Permata - 30.000.000.000
Valuta Asing:PT Bank Mandiri 16.425.000.000 9.419.000.000PT Bank BNI 16.425.000.000 -PT Bank Permata - 9.419.000.000
Jumlah deposito berjangka 1.894.510.000.000 1.519.206.208.904
Jumlah kas dan setara kas 1.937.317.150.437 1.573.903.912.024
Rincian saldo bank kantor pusat dan cabang-cabang per 31 Desember 2008 dan 2007 sebagai berikut :
2008 2007Bank:
Kantor Pusat 32.493.987.041 46.929.357.196Bandara Internasional Soekarno-Hatta 3.276.879.674 2.316.367.305Bandara Halim Perdanakusuma 13.139.000 6.069Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 1.000.000 4.298.707Bandara Polonia 2.647.896.525 2.734.029.716Bandara Sultan Syarif Kasim II 36.459.807 35.851.701Bandara Internasional Minangkabau 2.827.295.024 875.188.573Bandara Sultan Iskandar Muda 612.526.579 113.394.888Bandara Kijang/Raja Haji Fisabilillah 306.475.342 253.147.673Bandara Sultan Thaha 141.500.216 308.161.675Bandara Depati Amir 59.453.687 566.361.717
Jumlah bank 42.416.612.895 54.136.165.220
Brought forwardCash in banks:
Foreign Currencies:Citibank
PT Bank MandiriPT Bank BNI
Total cash in banks
Time deposits (Head Office)Rupiah
PT Bank MandiriPT Bank Bukopin
PT Bank Rakyat IndonesiaPT Bank BNI
PT Bank JabarPT Bank Mega Syariah
PT Bank NiagaPT Bank Muamalat
PT Bank Permata
Foreign Currencies:PT Bank Mandiri
PT Bank BNIPT Bank PermataTotal time deposits
Total cash and cash equivalents
Details of cash in banks of head office and its branches offices as of December 31, 2008 and 2007 are as follows:
Cash in banks:Head Office
Soekarno-Hatta AirportHalim Perdanakusuma Airport
Sultan Mahmud Badaruddin II AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau Airport
Sultan Iskandar Muda AirportKijang/Raja Haji Fisabilillah Airport
Sultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Total cash in banks
Angkasa Pura II Annual Report 2008 139
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
4. SURAT BERHARGA
2008 2007Obligasi yang diperdagangkan 175.924.492.500 210.279.539.160Unit Penyertaan Reksadana 54.795.608.908 52.311.854.442Saham yang diperdagangkan di bursa efek 3.317.040.000 9.609.660.000Jumlah surat berharga 234.037.141.408 272.201.053.602
a. Obligasi yang diperdagangkan2008 2007
Obligasi PGN Euro Finance Ltd 55.058.242.500 47.153.868.750Obligasi a/n Medco (USD) 22.173.750.000 18.743.810.000Obligasi a/n Bond Republic of Indonesia RI Seri 2014 19.710.000.000 22.312.755.410Syariah Negara (SBSN) IFR 0001 18.600.000.000 -Obligasi PLN IX Seri A tahun 2007 10.075.000.000 10.050.000.000Obligasi Pemerintah FR0028 9.000.000.000 -Obligasi Perum Pegadaian XII Seri A 7.000.000.000 7.101.500.000Obligasi Danareksa II Tahun 2007 5.512.500.000 5.000.000.000Obligasi Indosat VI Seri A th. 2008 5.000.000.000 -Obligasi Jasa Marga XIII Seri R Tahun 2007 5.000.000.000 5.050.000.000Obligasi Mobile 8 I Tahun 2007 4.895.000.000 5.018.500.000Obligasi Bakrieland dev. Seri A th. 2008 4.430.000.000 -Obligasi Indofood IV Tahun 2007 4.250.000.000 5.000.000.000Obligasi Astra Sedaya Finance IX Seri E 3.700.000.000 -Obligasi Syariah Ijarah PLN II 1.520.000.000 2.009.000.000Obligasi FRN BNI (USD) - 63.955.010.000Obligasi Exelkomindo FIN (USD) - 18.885.095.000Jumlah obligasi yang diperdagangkan 175.924.492.500 210.279.539.160
b. Unit Penyertaan Reksadana2008 2007
Reksadana PS.Uang Sidana Kas Maxima 20.082.851.996 -Reksadana Schroder D.T II 19.992.399.073 24.745.447.409Reksadana Mandiri Investa Berimbang 6.413.743.118 -Reksadana Mandiri Investa Aktif 2.797.664.137 4.876.272.046Reksadana IPB Syariah 2.312.405.104 4.912.094.927Reksadana Syariah Batasa Kombinasi 1.661.040.000 3.646.470.000Reksadana Paramita Platinum 1.535.505.480 2.016.122.399Reksadana Batasa Syariah Bank Niaga - 9.087.869.732Reksadana Big Dana Likuid - 3.027.577.929Jumlah unit penyertaan reksadana 54.795.608.908 52.311.854.442
c. Saham yang diperdagangkan di Bursa Efek2008 2007
Saham Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 3.317.040.000 9.609.660.000Jumlah Surat Berharga 234.037.141.408 272.201.053.602
Semua surat berharga tersebut diatas dinilai berdasarkan nilai wajar efek yang ditentukan dari nilai pasar yang tersedia pada Bursa Efek Indonesia per 31 Desember 2008.
Tingkat Bunga:2008 2007
Tingkat bunga obligasi – Rupiah 10,01% - 12,38% 10,01% - 12,38%Tingkat bunga obligasi – Dollar Amerika 6,75% - 8,75% 6,75% - 8,75%
4. MARKETABLE SECURITIES
Marketable bondsMutual Funds
Securities for trading in Stock ExchangeTotal marketable securities
a. Details of marketable bonds
Bonds of PGN Euro Finance LtdBonds of Medco (USD)
Bonds of Republic of Indonesia RI Seri 2014 BondsSyariah Negara (SBSN) IFR 0001
Bonds of PLN IX Seri A tahun 2007Bonds of Pemerintah FR0028
Bonds of Perum Pegadaian XII Seri ABonds of Danareksa II Tahun 2007Bonds of Indosat VI Seri A th, 2008
Bonds of Jasa Marga XIII Seri R Tahun 2007Bonds of Mobile 8 I Tahun 2007
Bonds of Bakrieland dev, Seri A th, 2008Bonds of Indofood IV Tahun 2007
Bonds of Astra Sedaya Finance IX Seri EBonds of Syariah Ijarah PLN II
Bonds of FRN BNI (USD)Bonds of Excelkomindo FIN (USD)
Total marketable bonds
b. Mutual Funds
Mutual Funds of PS.Uang Sidana Kas MaximaMutual Funds of Schroder D,T II
Mutual Funds of Mandiri Investa BerimbangMutual Funds of Mandiri Investa Aktif
Mutual Funds of IPB SyariahMutual Funds of Syariah Batasa Kombinasi
Mutual Funds of Paramita PlatinumMutual Funds of Batasa Syariah Bank Niaga
Mutual Funds of Big Dana LikuidTotal mutual funds
c. Securities for trading in Stock Exchange
Shares of Bank Negara Indonesia (Persero) TbkTotal marketable securities
All securities are valued based on fair value which is determined from the effects of market value available on the Indonesia Stock Exchange as of December 31, 2008.
Bonds interest:
Bonds interest rate – RupiahBonds interest rate – US Dollar
140 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
5. PIUTANG USAHA
2008 2007Piutang usaha:
Aeronautika 362.259.539.849 331.808.910.364Non Aeronautika 171.118.649.958 119.295.403.607
Piutang PPN Keluaran 22.968.528.293 16.548.081.163Sub jumlah 556.346.718.100 467.652.395.134
Cadangan penyisihan piutang tak tertagih:Saldo awal cadangan piutang usaha (149.021.548.528) (121.981.268.894)Pembentukan selama tahun berjalan (74.124.911.201) (27.040.279.634)Saldo akhir cadangan piutang usaha (223.146.459.729) (149.021.548.528)
Jumlah bersih 333.200.258.371 318.630.846.606
Rincian umur piutang usaha adalah sebagai berikut :2008 2007
Lancar 220.407.267.940 147.453.735.909Lewat jatuh tempo:
Antara 1 sampai 2 tahun 84.704.987.544 176.324.268.165Antara 2 sampai 3 tahun 98.528.499.548 77.867.819.146Lebih dari 3 tahun 152.705.963.068 66.006.571.914
556.346.718.100 467.652.395.134Dikurangi: Penyisihan piutang tak tertagih (223.146.459.729) (149.021.548.528)Jumlah bersih 333.200.258.371 318.630.846.606
Pada cadangan penyisihan piutang tak tertagih, tercatat pembentukan selama tahun berjalan sebesar Rp 74.124.911.201, sedangkan penyisihan piutang tak tertagih selama tahun berjalan sebesar Rp 57.456.809.932 (lihat catatan 29), terdapat selisih sebesar Rp 16.668.101.269. Selisih ini merupakan kurs atas piutang tak tertagih yang sudah terjadi sejak tahun-tahun lalu.
5. ACCOUNTS RECEIVABLES
Accounts receivable:Aeronautic
Non AeronauticPrepaid VAT - Output
Sub total
Allowance for doubtful accounts:Beginning balance
Reserve for current yearEnding balance
Total receivables - net
Details of aging schedule are as follows:
CurrentMaturity:
1 - 2 years2 - 3 years> 3 years
Less: allowance for doubtful accountsTotal receivables - net
Allowance for bad debts accounts is stated in the current year amounting to Rp 74,124,911,201, meanwhile the bad debt accounts in the current year amounting Rp 57,456,809,932 (see note 29). There is difference amounted to Rp 16,668,101,269. This difference represents exchange rate for bad debts account that has been occurred since last year.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 141
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Rincian piutang per debitur per 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut :
2008 2007Garuda Indonesia Airways 251.312.628.303 219.534.373.950Purantara Mitra Angkasa 16.617.408.909 13.668.143.102Singapore Airlines 16.380.607.797 17.981.491.287GMF Aero Asia, PT 11.420.237.128 414.819.687Pertamina/Yos Sudarso 9.668.519.160 1.152.232.129Air Asia 9.376.409.119 2.909.133.663Lion Air 9.103.238.770 6.880.161.820Jasa Angkasa Semesta, PT 8.909.962.046 1.498.047.537Cathay Pacific Airways 8.157.117.407 7.569.389.816Dewata Agung Wibawa 7.182.129.108 4.173.999.143Adam Air, PT 4.553.384.542 3.634.971.098Qantas Airways 4.473.837.864 3.744.954.677Gapura Angkasa 4.173.927.773 560.396.649Wahana Dirgantara, PT 3.979.207.800 4.500.667.182Perum Telekomunikasi 3.014.725.553 234.821.691Inti Dufree Promosindo, PT 2.969.865.112 2.781.847.609Sanggraha Daksa Mitra 2.931.140.354 2.562.463.275Java Jet Jeppesen 2.790.971.040 2.400.744.861KLM Royal Dutch Airlines 2.761.818.535 2.414.683.845Level Delapan Utama, PT 2.724.545.380 2.132.730.524Angkasa Citra Saran /ACS 2.577.185.417 88.441.382Emirat Arab 2.545.454.718 2.012.254.839Thai International A/W 2.201.578.410 2.370.054.906Jetstar Airways 2.183.230.053 3.118.671.213Macau Eagle 2.041.843.762 1.187.479.609Indonesia Airlines, PT 1.872.840.034 1.779.503.983Griya Kaya Kreasi Graha 1.681.873.936 1.526.217.534Gulf Air Company 1.668.172.945 215.907.300Pertamina 1.657.147.544 5.093.742.184Yemen Airways 1.626.780.275 1.335.060.784Air Nuigini 1.603.816.497 1.829.269.641Plasma Inti Media, PT 1.553.645.352 735.765.069Valu Air 1.526.649.876 635.236.763Air Lanca, Ltd 1.524.237.919 1.654.407.491Unex Ainti Indonesia 1.497.625.747 789.541.271Korean Airlines 1.483.554.444 1.437.044.935Metro batavia, PT 1.369.476.478 1.425.324.853Tiger Airways 1.354.415.136 305.734.523Mandara Jasindo Sena 1.244.776.315 7.810.234.524Profita Garda Kencana, PT 1.186.805.417 1.186.805.517Lufthansa GA 1.174.608.977 1.164.243.818Air India 1.156.201.521 2.014.994.094Mitra Karsa Media, PT 1.139.773.717 704.668.485Eva Air 1.123.115.141 5.403.505Bank Central Asia (BCA) 1.079.266.033 189.635.688Jatayu, PT 4.491.853.810 4.066.594.613Silk Air 2.870.301.008 3.292.674.450Malaysia Airlines System 1.149.973.231 6.395.630.465China Airlines 66.066.900 2.164.315.285Merpati Nusantara A/L 8.804.312.696 8.424.661.356Qatar Airways 1.840.717.647 2.259.808.001Lain-lain 115.047.795.445 99.682.595.508Jumlah piutang usaha 556.346.718.100 467.652.395.134
Details of accounts receivable as of December 31, 2008 and 2007 are as follows:
Garuda Indonesia AirwaysPurantara Mitra Angkasa
Singapore AirlinesGMF Aero Asia, PT
Pertamina/Yos SudarsoAir AsiaLion Air
Jasa Angkasa Semesta, PTCathay Pacific Airways
Dewata Agung WibawaAdam Air, PT
Qantas AirwaysGapura Angkasa
Wahana Dirgantara, PTPerum Telekomunikasi
Inti Dufree Promosindo, PTSanggraha Daksa Mitra
Java Jet JeppesenKLM Royal Dutch AirlinesLevel Delapan Utama, PT
Angkasa Citra Saran /ACSEmirat Arab
Thai International A/WJetstar Airways
Macau EagleIndonesia Airlines, PT
Griya Kaya Kreasi GrahaGulf Air Company
PertaminaYemen Airways
Air NuiginiPlasma Inti Media, PT
Valu AirAir Lanca, Ltd
Unex Ainti IndonesiaKorean Airlines
Metro batavia, PTTiger Airways
Mandara Jasindo SenaProfita Garda Kencana, PT
Lufthansa GAAir India
Mitra Karsa Media, PTEva Air
Bank Central Asia (BCA)Jatayu, PT
Silk AirMalaysia Airlines System
China AirlinesMerpati Nusantara A/L
Qatar AirwaysOthers
Total account receivables
142 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PT Garuda Indonesia (Persero)
Saldo piutang usaha PT Garuda Indonesia per 31 Desember 2008 tercatat Rp 251.312.628.303, dan telah disisihkan sebesar Rp 124.105.527.523. Berdasarkan surat dari PT Garuda Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2008, PT Garuda Indonesia berencana melakukan restrukturisasi hutang.
PT Adam Air
PT Adam Air telah dinyatakan pailit pada tanggal 18 Maret 2008. Tagihan yang diajukan oleh PT Angkasa Pura II (Persero) selanjutnya disampaikan kepada Tim Kurator PT Adam Skyconnection Airlines (dalam pailit). Saldo PT Adam Air semula tercatat Rp 7.359.975.532, terdapat pembayaran di bulan Maret dan April 2008 sebesar Rp 2.806.590.990, sehingga saldo per 31 Desember 2008 menjadi sebesar Rp 4.553.384.542, atas saldo ini telah dilakukan penyisihan sebesar 100%.
Rincian piutang kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut:
2008 2007Kantor Pusat 19.030.951.731 18.317.420.867Bandara Internasional Soekarno-Hatta 456.977.763.392 379.807.855.880Bandara Halim Perdanakusuma 10.361.744.950 12.041.633.625Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 5.177.500.585 3.242.818.633Bandara Supadio 2.495.385.112 1.656.469.776Bandara Polonia 48.313.699.448 42.224.593.435Bandara Sultan Syarif Kasim II 4.120.693.657 2.838.672.290Bandara Internasional Minangkabau 5.289.566.672 4.223.944.352Bandara Sultan Iskandar Muda 1.890.429.287 1.416.192.742Bandara Husein Sastranegara 1.415.456.580 1.259.765.725Bandara Kijang/Raja Haji Fisabilillah 225.260.087 102.721.276Bandara Sultan Thaha 495.937.478 338.165.107Bandara Depati Amir 552.329.121 182.141.426
556.346.718.100 467.652.395.134Dikurangi : Penyisihan piutang tak tertagih (223.146.459.729) (149.021.548.528)Jumlah bersih 333.200.258.371 318.630.846.606
Berdasarkan penelaahan terhadap keadaan piutang usaha masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen perseroan berpendapat bahwa penyisihan piutang tak tertagih cukup untuk menutupi kerugian yang timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.
PT Garuda Indonesia (Persero)
Balance of account receivable from PT Garuda Indonesia as of December 31, 2008 is recorded at the amount of Rp 251,312,628,303, which has been set aside amounting to Rp 124,105,527,523. Based on the letter from PT Garuda Indonesia on October 20, 2008, PT Garuda Indonesia is planning for debt restructuring.
PT Adam Air
PT Adam Air was declared bankrupt on March 18, 2008. The invoice submitted by PT Angkasa Pura II (Persero) will be submitted to the Curator team of PT Adam Skyconnection Airlines (in bankruptcy). PT Adam Air`s balance originally was recorded at the amount of Rp 7,359,975,532, there were payments in March and April 2008 amounting Rp 2,806,590,990, so that the balance as of December 31, 2008 amounting to Rp 4,553,384,542, on this balance has been provided 100% allowance for uncollectible amount.
Details of accounts receivable in the head office and branch offices are as follows:
Head OfficeSoekarno-Hatta International Airport
Halim Perdanakusuma AirportSultan Mahmud Badaruddin II Airport
Supadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau Internasional Airport
Sultan Iskandar Muda AirportHusein Sastranegara Airport
Kijang/Raja Haji Fisabilillah AirportSultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Less: allowance for doubtful accountsTotal receivables - net
Based on the review of the status of the individual receivable at the end of the year, the Company’s management believes that the allowance for doubtful account is adequate to cover possible losses from uncollectible accounts.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 143
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
6. PIUTANG LAIN-LAIN
2008 2007Piutang kepada PT Angkasa Pura Schiphol 12.381.887.700 10.650.684.954Piutang pegawai 3.253.193.443 2.525.637.143Lain-lain 2.280.323.817 7.695.583.443Jumlah 17.915.404.960 20.871.905.540
Piutang kepada PT Angkasa Pura Schiphol per 31 Desember 2008 dan 2007 sebesar Rp 12.381.887.700 dan Rp 10.650.684.954 (masing-masing setara USD 1,130,766), merupakan pinjaman untuk proyek pengembangan dan pengoperasian automated border passage system (electronic immigration system) berjangka waktu selama 5 tahun (periode 2 Maret 2007 sampai dengan 2 Maret 2013) dengan tingkat bunga 6% per tahun.
7. PERSEDIAAN
2008 2007Pemeliharaan elektronika 5.422.401.649 5.480.694.553Pemeliharaan listrik dan air 3.894.236.606 4.265.206.763Pemeliharaan peralatan mekanikal & AC 2.095.875.584 2.541.685.421Keperluan PKP PK 1.151.416.185 1.088.130.870Alat angkut, alat-alat berat kendaraan PKP-PK 569.042.589 671.447.782Keperluan elektronika 516.109.436 537.841.411Keperluan ATK dan cetakan umum 393.527.832 315.183.011Keperluan listrik dan air 259.740.800 136.609.750Pemeliharaan bangunan 150.718.000 74.837.000Keperluan bahan bakar pelumas 98.110.291 323.169.060Keperluan mekanik dan AC 77.990.300 52.735.000Keperluan kebengkelan 73.493.280 90.477.480Keperluan lain-lain 12.207.637 38.180.200Jumlah 14.714.870.189 15.616.198.301
Rincian persediaan kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut:
2008 2007Kantor Pusat 108.049.972 139.050.853Bandara Internasional Soekarno-Hatta 7.682.208.839 8.541.793.025Bandara Halim Perdanakusuma 473.796.705 442.064.930Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 135.496.598 156.958.209Bandara Supadio 144.913.258 148.081.508Bandara Polonia 1.222.461.062 1.276.776.635Bandara Sultan Syarif Kasim II 546.967.412 556.488.308Bandara Internasional Minangkabau 91.515.638 77.161.638Bandara Sultan Iskandar Muda 194.825.287 113.374.037Bandara Husein Sastranegara 87.583.693 63.718.808Bandara Kijang/Raja Haji Fisabilillah 4.007.236.650 4.087.901.850Bandara Sultan Thaha 16.111.475 -Bandara Depati Amir 3.703.600 12.828.500Jumlah 14.714.870.189 15.616.198.301
Perusahaan tidak mengasuransikan persediaan yang dimiliki terhadap kemungkinan risiko kebakaran dan risiko lainnya.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap kondisi persediaan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan untuk persediaan barang rusak, barang usang tidak diperlukan.
6. OTHER RECEIVABLES
Loan to PT Angkasa Pura SchipholLoan to employees
OthersTotal
Loan to PT Angkasa Pura Schipol as of December 13, 2008 and 2007 amounting to Rp 12,381,887,700 and Rp 10,650,684,954 (equivalent to USD 1.130.766), represents loan for the project of development and operation of automated boarder passage system (electronic immigration system) with a period of 5 years (March 2, 2007 until March 2, 2013) and interest rate at 6% per annum.
7. INVENTORIES
Electronic maintenanceElectricity and water maintenance
Mechanical tools and AC maintenancePKP-PK purposes
Transportation vehicles, heavy machines PKP-PKElectronic purposes
Office supplies and printing mattersUtilities
Building maintenanceFuel and lubricant
Mechanical and AC purposesWorkshop purposes
OthersTotal
Details of inventories in the head office and branch offices are as follows:
Head OfficeSoekarno-Hatta International Airport
Halim Perdanakusuma AirportSultan Mahmud Badaruddin II Airport
Supadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau International Airport
Sultan Iskandar Muda AirportHusein Sastranegara Airport
Kijang/Raja Haji Fisabilillah AirportSultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Total
The Company does not insure the inventories against possible risks of fire and other risks.
Based on the review of the conditions of iventories at the end of year, the Company`s management believes that allowance for damage and obsolete inventory is not necessary.
144 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
8. BIAYA DIBAYAR DIMUKA
2008 2007Biaya umum 10.674.458.474 6.577.573.651Biaya pegawai 7.587.269.645 8.228.288.758Biaya persediaan 431.843.570 289.074.370Biaya pemeliharaan 98.369.600 118.019.000Lain-lain 406.146.699 1.108.162.498Jumlah 19.198.087.988 16.321.118.277
Rincian biaya dibayar dimuka kantor pusat dan cabang-cabang sebagai berikut:
2008 2007Kantor Pusat 10.621.403.166 7.043.113.888Bandara Internasional Soekarno-Hatta 3.788.736.665 4.315.283.699Bandara Halim Perdanakusuma 425.579.859 395.338.431Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 493.302.737 442.210.903Bandara Supadio 297.099.173 393.026.979Bandara Polonia 1.548.084.226 858.440.027Bandara Sultan Syarif Kasim II 529.163.267 556.578.909Bandara Internasional Minangkabau 294.794.000 1.092.966.553Bandara Sultan Iskandar Muda 372.670.826 652.655.319Bandara Husein Sastranegara 335.279.088 258.871.140Bandara Kijang/Raja Haji Fisabilillah 155.616.693 142.276.010Bandara Sultan Thaha 187.277.742 97.191.292Bandara Depati Amir 149.080.546 73.165.127Jumlah 19.198.087.988 16.321.118.277
9. PAJAK DIBAYAR DIMUKA
2008 2007Lebih Bayar Pajak Penghasilan Badan Tahun 2007
(lihat catatan 34)34.037.672.991 34.037.672.991
Lebih Bayar Pajak Penghasilan Badan Tahun 2006 44.765.486.207 70.069.809.024
SKPLB No. 08/207/05/051/07 tahun 2005 10.518.373.513 10.518.373.513
SKPLB No. 023/206/04/051/06 tahun 2004 300.000.000 300.000.000
SKPLB No. 0131/207/03/051/05 tahun 2003 500.000.000 500.000.000Pajak Penghasilan pasal 21 tahun 2004 165.002.370 165.002.370PPN masukan - 2.617.506.309Jumlah 90.286.535.081 118.208.364.207
• Perseroan memperoleh Surat Ketetapan Pajak KurangBayar (SKPKB) No 08/207/05/051/07 tanggal 28 Juni 2007 atas PPN Dalam Negeri tahun 2005 sebesar Rp 130.533.303.625 atas ketetapan ini Perseroan telah mengajukan keberatan. Sehubungan dengan tagihan pajak tersebut, pada tanggal 28 Juni 2007, KPP BUMN telah melakukan pemindahbukuan sebesar Rp 10.518.373.513 dari SKPLB PPh Badan tahun 2005, dan pada tanggal 12 Agustus 2008 pemindahbukuan sebesar Rp 44.765.486.207 dari SKPLB PPh Badan tahun 2006.
8. PREPAID EXPENSES
GeneralEmployeesInventory
MaintenanceOthersTotal
Details of prepaid expenses in the head office and branch offices are as follows:
Head OfficeSoekarno-Hatta International Airport
Halim Perdanakusuma AirportSultan Mahmud Badaruddin II Airport
Supadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau International Airport
Sultan Iskandar Muda AirportHusein Sastranegara Airport
Kijang/Raja Haji Fisabilillah AirportSultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Total
9. PREPAID TAXES
Overpayment on Corporate income tax of 2007 (see note 34)
Overpayment on Corporate income tax of 2006Tax assesment of overpayment (SKPLB)
No 08/207/05/051/07 in 2005Tax assesment of overpayment (SKPLB)
No 023/206/04/051/06 in 2004Tax assesment of overpayment (SKPLB)
No 0131/207/03/051/05 in 2003Income tax article 21 in 2004
VAT inTotal
• The Company received tax assessment letter ofunderpayment No 08/207/05/051/07 dated June 28, 2007 on domestic VAT year 2005 amounting to Rp 130,533,303,625, on this decision the Company appealed for objection. In connection to the claim for tax refund, on July 28, 2007, KPP (tax office) BUMN has transferred an amount of Rp 10,518,373,513 from the tax assessment letter of overpayment year 2005, and on August 12, 2008 the amount transfered amounted to Rp 44,765,486,207 from the assessment letter of overpayment of corporate income tax year 2006.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 145
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
10. PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA
2008 2007Jasa Aeronautika 98.991.168.136 100.248.100.542Jasa Non Aeronautika 36.475.176.048 46.426.286.421Jasa Kargo 59.564.241 138.038.555
135.525.908.425 146.812.425.518
Rincian pendapatan yang masih harus diterima kantor pusat dan cabang-cabang adalah berikut:
2008 2007Kantor Pusat 10.875.243.976 7.955.806.676Bandara Internasional Soekarno-Hatta 115.235.265.683 130.142.156.470Bandara Halim Perdanakusuma 2.003.822.937 386.319.191Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 2.138.667.861 1.979.840.495Bandara Supadio 329.468.522 298.121.144Bandara Polonia 2.446.479.863 3.776.240.513Bandara Sultan Syarif Kasim II 264.092.353 380.080.853Bandara Internasional Minangkabau 1.461.553.984 1.226.470.643Bandara Sultan Iskandar Muda 21.848.636 4.818.000Bandara Husein Sastranegara 199.952.047 270.608.082Bandara Kijang/Raja Haji Fisabilillah 17.130.908 20.322.009Bandara Sultan Thaha 321.256.724 72.151.771Bandara Depati Amir 211.124.931 299.489.671Jumlah 135.525.908.425 146.812.425.518
11. PENYERTAAN
2008 2007PT Garuda Indonesia Airways (MCB) 201.817.000.000 201.817.000.000PT Gapura Angkasa 89.043.931.940 80.688.023.376PT Railink Indonesia 42.725.176.660 42.014.383.238PT Angkasa Pura Schiphol - 2.027.570.089Jumlah 333.586.108.600 326.546.976.703
Investasi pada PT Gapura Angkasa
Merupakan kepemilikan Perseroan atas 31,25% saham-saham yang dikeluarkan oleh PT Gapura Angkasa, Perseroan yang bergerak dalam bidang ground handling services.
Nilai investasi per 31 Desember 2008 dan 2007 dinyatakan sebagai berikut:
2008 2007Nilai perolehan 67.200.000.000 67.200.000.000Bagian laba bersih kumulatif 14.243.622.584 14.243.622.584Dividen (1.062.500.000) (1.062.500.000)Bagian laba (rugi) tahun buku 2007 306.900.792 306.900.792Bagian laba (rugi) tahun buku 2008 8.355.908.564 -Nilai tercatat akhir tahun 89.043.931.940 80.688.023.376
Sampai dengan laporan ini selesai, laporan keuangan PT Gapura Angkasa per 31 Desember 2008 yang diaudit, belum diterima.
10. ACCRUED REVENUES
Aeronautic ServiceNon-Aeronautic Service
Cargo Service
Details of accrued revenues in the head office and branch offices are as follows:
Head OfficeSoekarno-Hatta International Airport
Halim Perdanakusuma AirportSultan Mahmud Badaruddin II Airport
Supadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau International Airport
Sultan Iskandar Muda AirportHusein Sastranegara Airport
Kijang/Raja Haji Fisabilillah AirportSultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Total
11. INVESTMENTS
PT Garuda Indonesia Airways (MCB)PT Gapura AngkasaPT Railink Indonesia
PT Angkasa Pura SchipholTotal
Investment in PT Gapura Angkasa
Represents Company`s direct ownership interest of 31.25% shares of PT Gapura Angkasa, which core bisnis is ground handling services.
The value of investment as of December 31, 2008 and 2007 is as follows:
Acquisition valueEquity in cummulative net gain
DividendEquity in net gain (losses) in 2007Equity in net gain (losses) in 2008
Carrying amount at the end of year
Up to this report is completed, the audited financial statements of PT Gapura Angkasa for the year ended December 31, 2008 have not been received.
146 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Investasi pada PT Angkasa Pura Schiphol
Merupakan kepemilikan Perseroan atas 50% saham-saham yang dikeluarkan oleh PT Angkasa Pura Schiphol, sebesar USD 1,500,000 dengan kurs Rp 2.308 atau setara dengan Rp 3.462.000.000, sesuai dengan persetujuan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S.688/M.K.016/1995 tanggal 27 Nopember 1995. PT Angkasa Pura Schiphol bergerak dalam bidang jasa konsultan penerbangan.
Kepengurusan (manajemen) PT Angkasa Pura Schiphol merupakan kepengurusan bersama antara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan Schiphol /management Service BV sesuai dengan akta notaris Sutjipto, SH., No. 90 tanggal 8 April 1996.
Nilai investasi per 31 Desember 2008 dan 2007 dinyatakan sebagai berikut :
2008 2007Nilai perolehan 3.462.000.000 3.462.000.000Bagian laba (rugi) bersih kumulatif (591.245.413) (591.245.413)Bagian laba (rugi) tahun 2007 (843.184.498) (843.184.498)Bagian laba (rugi) tahun 2008 (2.027.570.089) -Nilai tercatat akhir tahun - 2.027.570.089
Berdasarkan Laporan Keuangan 2008 (tidak diaudit), atas bagian kerugian PT Angkasa Pura II (Persero) sebesar Rp 2.964.687.955 telah melebihi nilai tercatat penyertaan sehingga nilai tercatat penyertaan pada akhir tahun nihil.
Sampai dengan laporan ini selesai, laporan keuangan PT Angkasa Pura Schiphol per 31 Desember 2008 yang diaudit, belum diterima.
Investasi pada PT Garuda Indonesia Airways
Sertifikat obligasi wajib konversi (Mandatory Convertible Bonds (MCB) PT Garuda Indonesia Airways (PT GIA) sebesar Rp 201.817.000.000, merupakan hasil kompensasi hutang PT GIA kepada Perseroan yang terdiri dari faktur tagihan sebesar Rp 20.103.589.962,38 dan USD 18.938.360,70. Tanggal jatuh tempo sertifikat 2 Nopember 2006 dengan bunga 4% per tahun yang wajib dikonversikan menjadi 201.817 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham dalam Perseroan Penerbangan PT GIA sesuai dengan ketentuan dalam Subscription Agreement tanggal 10 Agustus 2001 antara PT GIA dengan Perseroan. Pada tahun 2008, Perseroan telah menerima dana konpensasi atas penyelesaian rekonsiliasi obligasi wajib konversi untuk periode 2 November 2006 sampai dengan 13 April 2007 sebesar Rp 6.579.234.200.
Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa PT Angkasa Pura II (Persero) No. RIS-02/MBU/2008 tanggal 27 Juni 2008, pemegang saham (pemerintah) menyetujui pelaksanaan konversi sertifikat obligasi wajib konversi menjadi 201.817 lembar saham biasa dengan nilai nominal @Rp 1.000.000 yang dilakukan pada tanggal 1 November 2006.
Investment in PT Angkasa Pura Schiphol
Represents Company`s direct ownership interest of 50% shares of PT Angkasa Pura Schiphol amounting to USD 1,500,000, with exchange rate of Rp 2,308 or equivalent to Rp 3,462,000,000 as approved by the Minister of Finance of The Republic of Indonesia in his Decision Letter No S.688/M.K.016/1995 dated November 27, 1995, PT Angkasa Pura Schiphol core business is flight consultant services.
PT Angkasa Pura II (Persero) Schiphol`s management is under joint management of Schiphol Management Service BV and the Company as stipulated in the notarial deed No 90 dated April 8, 1996 of Sutjipto, SH.
The value of investment as of December 31, 2008 and 2007 is as follows:
Acquisition valueEquity in cumulative net gain
Equity in net gain (losses) in 2007Equity in net gain (losses) in 2008
Carrying amount at the end of year
Based on the unaudited Financial Statements for the year ended December 31, 2008, on loss portion of PT Angkasa Pura II (Persero) amounting to Rp 2,964,687,955 has exceeded the investment carrying amount, so the amount is nil.
Up to this report is completed, the audited financial statements of PT Angkasa Pura Schiphol for the year ended December 31, 2008 have not been received. Investment in PT Garuda Indonesia Airways
Mandatory Convertible Bonds of PT Garuda Indonesia Airways (GIA) amounting to Rp 201,817,000,000 represent a compensation of PT Garuda Indonesia Airways’ payables to the Company, consisting of bills for the amount of Rp 20,103,589,963.38 and USD 18,938,360.70. Its mature date should be on November 2, 2006, with interest rate at 4% per annum and it must be converted into 201,817 shares of common stock with par value of Rp 1,000,000 per share, such conversion is arranged in the Subscription Agreement dated August 10, 2001 between the Company and PT Garuda Indonesia Airways. In 2008, the Company has received the funds on the settlement of reconciliation bonds compensation required for the conversion for the period from November 2, 2006 until April 13, 2007 amounting to Rp 6,579,234,200.
According to Extraordinary General Meeting of Shareholders of PT Angkasa Pura II (Persero) No RIS-02/MBU/2008 dated Juni 27, 2008 the shareholder (Government) had approved the conversion of mandatory Convertible Bonds into 201,817 shares of common stock with par value of Rp 1,000,000 each which was done on November 1, 2006.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 147
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Pada tanggal 11 Maret 2009, PT Angkasa Pura II (Persero) telah menerima asli surat kolektif saham sejumlah 201.817 saham dengan nomor urut 0007950813 sampai dengan 0008152629 yang seluruhnya bernilai nominal Rp 201.817.000.000 yang dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 9 Pebruari 2009 untuk dan atas nama PT Garuda Indonesia (Persero).
Investasi pada PT Purantara Mitra Angkasa Dua
Merupakan kepemilikan Perseroan atas 20% saham-saham yang dikeluarkan PT Purantara Mitra Angkasa Dua sebesar Rp 5.253.280.125, merupakan kompensasi sewa tanah selama periode 11 (sebelas) tahun 3 (tiga) bulan dilaksanakan dimuka sebagai setoran sesuai dengan perjanjian sewa tanah No. SPSW.02.1.A/TU.308/AP II-2002 yang diaddendum dengan perjanjian sewa tanah No. ADD.1.SPSW.02.1.A/TU.308/2002-APII.
Nilai investasi per 31 Desember 2008 dan 2007 dinyatakan sebagai berikut:
2008 2007Nilai Perolehan 5.253.280.125 5.253.280.125Bagian Laba (Rugi) Bersih Kumulatif (5.253.280.125) (5.253.280.125)Nilai tercatat akhir tahun - -
Sampai dengan laporan ini selesai, laporan keuangan PT Purantara Mitra Angkasa Dua per 31 Desember 2008 yang diaudit, belum diterima.
Investasi pada PT Railink Indonesia
Merupakan kepemilikan Perseroan atas 40% saham-saham yang dikeluarkan PT Railink Indonesia, sebesar Rp 40.000.000.000. PT Railink Indonesia merupakan Perseroan Joint Venture (patungan) antara Perseroan dengan PT Kereta Api Indonesia yang bertugas untuk mengelola kegiatan usaha kereta api bandara, yang dibentuk berdasarkan Perjanjian Usaha Patungan antara Perseroan dengan PT Kereta Api Indonesia No. SPKS.023.1/KS.006.2006-APII dan Nomor 98/HK/UM/2006 tanggal 14 Agustus 2006.
Nilai investasi per 31 Desember 2008 dan 2007 dinyatakan sebagai berikut :
2008 2007Nilai perolehan 40.000.000.000 40.000.000.000Bagian laba (rugi) tahun buku 2007 2.014.383.238 2.014.383.238Bagian laba (rugi) tahun buku 2008 710.793.422 -Nilai tercatat akhir tahun 42.725.176.660 42.014.383.238
Sampai dengan laporan ini selesai, laporan keuangan PT Railink Indonesia per 31 Desember 2008 yang diaudit, belum diterima.
On March 11, 2009, PT Angkasa Pura II (Persero) has received share collective letter of 201,817 shares from No 0007950813 until 0008152629 with par value of Rp 201,817,000,000 issued in Jakarta on January 9, 2009 for and under the name PT Garuda Indonesia Airways (Persero).
Investment in PT Purantara Mitra Angkasa Dua
Represents Company`s direct ownership interest at 20% shares of PT Purantara Mitra Angkasa Dua amounting to Rp 5,253,280,125, which is a compensation for land rental for the period of 11 (eleven) years and 3 (three) months paid-in advance as a payment of PT Angkasa Pura II (Persero) according to land rental agreement No Spsw.02.1.a/tu.308/AP II-2000 and its amendment No ADD.1.SPSW.02.1.A/TU.308/2002-APII
The value of investment as of December 31, 2008 dan 2007 is as follows:
Acquisition costEquity in cumulative net gain (losses)
Carrying amount at the end of year
Up to this report is completed, the audited financial statements of PT Purantara Mitra Angkasa II for the year ended December 31, 2008 have not been received. Investment in PT Railink Indonesia
Represents Company`s direct ownership interest of 40% shares of PT Railink Indonesia amounting to Rp 40,000,000,000, PT Railink Indonesia is joint venture company owned by PT Angkasa Pura II (Persero) and PT Kereta Api Indonesia, conducting its business in managing train and airport under joint venture agreement between PT Angkasa Pura II (Persero) and PT Kereta Api Indonesia No SPKS.023.1/KS.006/2006-AP II and No 98/HK/UM/2006 dated August 14, 2006.
The value of investment as of December 31, 2008 dan 2007 is as follows:
Acquisition costEquity in net gain (losses) in 2007Equity in net gain (losses) in 2008
Carrying amount at the end of year
Up to this report is completed, the audited financial statements of PT Railink Indonesia for the year ended December 31, 2008 have not been received.
148 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
12. AKTIVA TETAP
2008
Jenis aktiva tetapSaldo 1 Jan 2008
Balance Jan 01, 2008Penambahan
AdditionPengurangan
Deduction Saldo 31 Des 2008
Balance Dec 31, 2008Biaya perolehanKepemilikan langsungTanah 334.509.923.080 2.035.392.234 - 336.545.315.314Bangunan dan lapangan 1.020.720.433.782 292.212.300.339 - 1.312.932.734.121Bangunan Gedung 1.015.385.848.330 29.464.335.679 - 1.044.850.184.009Peralatan terminal dan gedung 843.919.402.418 - - 843.919.402.418Instalasi dan jaringan 747.402.100.090 97.759.134.886 - 845.161.234.976Alat bantu navigasi 622.506.259.137 97.342.988.967 - 719.849.248.104Alat pengangkutan 164.134.937.365 14.983.632.312 - 179.118.569.677Alat-alat kantor 73.878.700.851 7.549.805.172 - 81.428.506.023Peralatan bengkel 1.388.412.578 1.985.863.269 - 3.374.275.847Lain-lain 86.341.633.899 - - 86.341.633.899
4.910.187.651.530 543.333.452.858 - 5.453.521.104.388Aktiva tetap kerjasama operasi 29.257.216.961 - 29.257.216.961Aktiva tetap dalam konstruksi 85.175.205.092 198.648.885.837 - 283.824.090.929Jumlah harga perolehan 5.024.620.073.583 741.982.338.695 - 5.766.602.412.278
Akumulasi penyusutanKepemilikan langsungBangunan dan lapangan 190.299.490.919 45.285.401.459 - 235.584.892.378Bangunan Gedung 290.030.112.672 23.118.576.579 - 313.148.689.251Peralatan terminal dan gedung 381.652.387.452 15.608.579.281 - 397.260.966.733Instalasi dan jaringan 408.031.297.078 10.931.269.318 - 418.962.566.396Alat bantu navigasi 278.657.669.863 77.401.566.289 - 356.059.236.152Alat pengangkutan 109.994.368.296 10.253.581.017 - 120.247.949.313Alat-alat kantor 57.995.958.193 10.505.143.149 - 68.501.101.342Peralatan bengkel 718.490.588 1.252.666.980 - 1.971.157.568Lain-lain 65.317.450.801 - - 65.317.450.801Jumlah akumulasi penyusutan 1.782.697.225.862 194.356.784.072 - 1.977.054.009.934
Aktiva tetap kerjasama operasi 1.170.643.414 585.321.707 1.755.965.121Jumlah akumulasi penyusutan 1.783.867.869.276 194.942.105.779 - 1.978.809.975.055Nilai buku 3.240.752.204.307 3.787.792.437.223
12. FIXED ASSETS
Type of fixed assetsAcquisition CostDirect ownership
LandField construction
BuildingTerminal & building equipment
Networking & installationNavigation equipment
Transportation equipmentOffice equipment
Workshop toolsOthers
Fixed asstes of joint operationConstruction in progress
Total acquisition cost
Accumulated DepreciationDirect ownership
Field constructionBuilding
Terminal & building equipmentNetworking & installation
Navigation equipmentTransportation equipment
Office equipmentWorkshop tools
OthersTotal accumulated depreciation
Fixed assets of joint operationTotal accumulated depreciation
Book value
Angkasa Pura II Annual Report 2008 149
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2007
Jenis aktiva tetapSaldo 1 Jan 2007
Balance Jan 01, 2007Penambahan
AdditionPengurangan
Deduction Saldo 31 Des 2007
Balance Dec 31, 2007Biaya perolehanKepemilikan langsungTanah 325.438.224.593 12.072.917.168 3.001.218.681 334.509.923.080Bangunan dan lapangan 991.928.746.864 28.791.686.918 - 1.020.720.433.782Bangunan Gedung 1.008.181.966.234 14.603.218.706 7.399.336.610 1.015.385.848.330Peralatan terminal dan gedung 741.869.822.049 109.102.055.812 7.052.475.443 843.919.402.418Instalasi dan jaringan 731.252.244.505 18.605.532.795 2.455.677.210 747.402.100.090Alat bantu navigasi 588.039.109.725 34.486.969.068 19.819.656 622.506.259.137Alat pengangkutan 152.192.924.760 11.988.068.605 46.056.000 164.134.937.365Alat-alat kantor 72.990.779.891 1.550.448.285 662.527.325 73.878.700.851Peralatan bengkel 591.723.628 796.688.950 - 1.388.412.578Lain-lain 81.681.055.369 4.684.558.530 23.980.000 86.341.633.899
4.694.166.597.618 236.682.144.837 20.661.090.925 4.910.187.651.530Aktiva tetap kerjasama operasi - 29.257.216.961 - 29.257.216.961Aktiva tetap dalam konstruksi 97.801.146.857 20.362.896.518 32.988.838.283 85.175.205.092Jumlah harga perolehan 4.791.967.744.475 286.302.258.316 53.649.929.208 5.024.620.073.583
Akumulasi penyusutanKepemilikan langsungBangunan dan lapangan 167.286.225.194 23.013.265.725 - 190.299.490.919Bangunan Gedung 257.689.257.700 34.842.465.603 2.501.610.631 290.030.112.672Peralatan terminal dan gedung 340.152.072.937 45.965.038.668 4.464.724.153 381.652.387.452Instalasi dan jaringan 370.923.866.552 38.174.457.788 1.067.027.262 408.031.297.078Alat bantu navigasi 236.908.010.301 41.767.127.135 17.467.573 278.657.669.863Alat pengangkutan 98.139.059.257 11.901.365.039 46.056.000 109.994.368.296Alat-alat kantor 52.601.525.875 6.007.299.809 612.867.491 57.995.958.193Peralatan bengkel 546.362.798 172.127.790 - 718.490.588Lain-lain 58.812.026.137 6.529.404.664 23.980.000 65.317.450.801Jumlah akum. penyusutan 1.583.058.406.751 208.372.552.221 8.733.733.110 1.782.697.225.862
Aktiva tetap kerjasama operasi - 1.170.643.414 - 1.170.643.414Jumlah akumulasi penyusutan 1.583.058.406.751 209.543.195.635 8.733.733.110 1.783.867.869.276Nilai buku 3.208.909.337.724 3.240.752.204.307
AKTIVA KSO
Aktiva KSO merupakan aktiva tanah Perusahaan yang dikelola oleh investor dalam rangka kerjasama operasi, dengan pola kerjasama per 31 Desember 2008 dan 2007 sebagai berikut : (lihat catatan 38)
2008 2007Built, Operate, Transfer (BOT)PT Sanggraha Daksa Mitra 1.982.182.417 1.982.182.417PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia 575.850.000 575.850.000PT Mandara Jasindo Sena 291.497.414 291.497.414PT Garuda Indonesia 151.688.850 151.688.850Built, Transfer, Operate (BTO)PT Wahana Dirgantara 13.097.219.110 13.097.219.110PT Gapura Angkasa 7.968.685.000 7.968.685.000PT Birotika Semesta 2.843.130.000 2.843.130.000PT Dharma Bandar Mandala 2.346.964.170 2.346.964.170Jumlah 29.257.216.961 29.257.216.961
Type of fixed assetsAcquisition costs
Direct ownershipLand
Field constructionBuilding
Terminal & building equipmentNetwork & InstallationNavigation equipment
Transportation equipmentOffice equipment
Workshop toolsOthers
Fixed assets of joint operationConstruction in progress
Total acquisition cost
Accumulated DepreciationsDirect ownership
Field constructionBuilding
Terminal & building equipmentNetwork & installationNavigation equipment
Transportation equipmentOffice equipment
Workshop toolsOthers
Total accumulated depreciation
Fixed asset of joint operationTotal accumulated depreciation
Book value
Joint Operation Assets
Joint Operation assets represents the Company`s land that is managed by the investor in the framework of joint operations, with the joint cooperation pattern as of December 31, 2008 and 2007 is as follows: (see note 38).
Built, Operate, Transfer (BOT)PT Sanggraha Daksa Mitra
PT Garuda Maintenance Facility Aero AsiaPT Mandara Jasindo Sena
PT Garuda IndonesiaBuilt, Transfer, Operate (BTO)
PT Wahana DirgantaraPT Gapura AngkasaPT Birotika Semesta
PT Dharma Bandar MandalaTotal
150 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Aktiva KSO diatas belum termasuk aktiva yang bersifat tambahan atas interior, renovasi yang melekat pada bangunan terminal disekitarnya atas sewa dan konsesi. Pada tahun 2008 aktiva tetap telah diasuransikan kepada PT Asuransi Jasindo dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 9.999.910.000.000. Manajemen Perusahaan beranggapan bahwa pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi risiko kerugian yang akan terjadi.
Aktiva dalam konstruksi
2008 2007Bangunan gedung dalam pengadaan 209.350.150.892 48.188.710.877Bangunan lapangan dalam pengadaan 39.734.438.244 28.958.633.099Tanah dalam pengadaan 5.076.512.818 3.612.304.720Alat bantu navigasi dalam pengadaan 2.280.284.225 -Instalasi dan jaringan dalam pengadaan 1.086.325.818 3.601.296.379Alat-alat terminal dan gedung dalam pengadaan 471.533.768 402.953.768Alat-alat kantor dalam pengadaan - 411.306.249Lain-lain aktiva dalam pengadaan 25.824.845.164 -Jumlah 283.824.090.929 85.175.205.092
Rincian aktiva dalam konstruksi kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut :
2008 2007Kantor Pusat 5.055.649.931 8.885.604.965Bandara Internasional Soekarno-Hatta 192.174.072.604 44.904.039.827Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 2.465.860.364 108.904.349Bandara Supadio 3.099.363.636 -Bandara Polonia 1.046.848.105 1.634.051.477Bandara Sultan Syarif Kasim II 2.440.047.043 2.162.912.143Bandara Internasional Minangkabau 2.316.947.274 1.829.245.907Bandara Sultan Iskandar Muda 66.010.452.062 25.650.446.424Bandara Kijang/Raja Haji Fisabilillah 1.497.954.545 -Bandara Sultan Thaha 7.371.934.230 -Bandara Depati Amir 344.961.135 -Jumlah 283.824.090.929 85.175.205.092
13. AKTIVA LAIN-LAIN
2008 2007Uang jaminan listrik dan air 2.337.448.530 2.337.448.530Biaya yang ditangguhkan - OverlayBiaya perolehan 63.560.907.277 35.748.608.650Akumulasi amortisasi (16.089.861.877) (12.905.013.930)Bersih 47.471.045.400 22.843.594.720Aktiva non operasional:Proyek Kualanamu 222.084.894.087 154.759.523.502Dana THT 63.224.964.136 48.136.353.239Tanah eks pool PPD 56.088.006.568 56.088.006.568Aktiva non operasional lainnya 31.686.368.358 24.347.716.417Piutang PT Gapura Angkasa - 15.465.600Jumlah aktiva non operasional 373.084.233.149 283.347.065.326Jumlah 422.892.727.079 308.528.108.576
Joint Operation assets stated above excluded additional assets of the interior, renovation attached to the surrounding of the terminal building on lease and concession. In 2008 fixed asset has been insured to PT Asuransi Jasindo with insurance coverage amounting to Rp 9,999,910,000,000. Management believes that the amount is sufficient to cover the risk of loss that will occur.
Construction in progress
Building in progressField construction in progress
Land in progressNavigation equipment in progressNetwork & installation in progress
Terminal and building equipment in progressOffice equipment in progress
Others in progressTotal
Details of construction in progress in the head office and branch offices are as follows:
Head OfficeSoekarno-Hatta International Airport
Sultan Mahmud Badaruddin II AirportSupadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau International Airport
Sultan Iskandar Muda AirportKijang/Raja Haji Fisabilillah Airport
Sultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Total
13. OTHER ASSETS
Electricity and water depositsDeferred charges - overlay
Acquisition costAccumulated amortization
netNon operating assets:
Kualanamu projectTHT (old age welfare) program fund
Land ex PPDOthers
PT Gapura Angkasa`s receivablesTotal non operating assets
Total
Angkasa Pura II Annual Report 2008 151
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Dana THT
Dana THT per 31 Desember 2008 dan 2007 sebesar Rp 63.224.964.136 dan Rp 48.136.353.239, merupakan dana titipan THT Kumpulan Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) yang ditempatkan pada PT Bank Mandiri Cabang Soekarno-Hatta rekening nomor 1160000070665. Pada tanggal 28 Januari 2009 telah dibayar premi PSL dan kekurangan premi bulanan untuk bulan Januari 2008 sampai dengan Juni 2008 akibat perubahan manfaat dari paket gaji ke gaji dasar Asuransi THT Kumpulan Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) sebesar Rp 58.488.347.146. (lihat catatan 21).
Rincian aktiva lain-lain kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut:
2008 2007Kantor Pusat 120.404.667.242 107.004.403.490Bandara Internasional Soekarno-Hatta 4.023.577.164 746.065.106Bandara Halim Perdanakusuma 14.412.985.822 3.017.887.216Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 20.190.677.381 2.461.959.886Bandara Supadio 1.956.951.591 4.792.125.228Bandara Polonia 20.962.029.385 25.260.191.647Bandara Sultan Syarif Kasim II 7.644.163.691 3.478.612.556Bandara Internasional Minangkabau 4.948.383.170 4.952.360.438Proyek Kualanamu 222.084.894.087 154.759.523.502Bandara Husein Sastranegara 786.189.322 2.054.979.507Bandara Sultan Thaha 901.374.890 -Bandara Depati Amir 4.576.833.334 -Jumlah 422.892.727.079 308.528.108.576
14. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
2008 2007Biaya pegawai 70.009.967.321 57.368.147.394Biaya kontrak 32.939.485.893 18.416.489.845Biaya sewa 16.656.706.402 14.353.736.517Biaya umum 8.569.141.200 12.039.660.924Biaya pemeliharaan 6.248.607.628 6.758.646.141Biaya persediaan 3.547.280.299 2.193.201.279Aktiva yang dibayarkan 247.990.550 236.224.782Lain-lain 1.401.552.051 1.353.242.359Jumlah 139.620.731.344 112.719.349.241
THT (old age welfare)
This Program Fund for the years ended December 31, 2008 and 2007 amounting to Rp 63,224,964,136 and Rp 48,136,353,239, represents temporary deposit of old age welfare program fund of the employees Association of PT Angkasa Pura II (Persero) which is placed at PT Bank Mandiri, Soekarno-Hatta branch a/c No 1160000070665. On January 28, 2009 PSL Premium and shortage of monthly Premium of January 2008 to June 2008 have been paid as a result of the changes in benefits from salary package to basic salary of employees insurance of old age welfare program of employees Association of PT Angkasa Pura II (Persero) amounting to Rp 58,488,347,146 (see note 21).
Details of other assets in the head office and branch offices are as follows:
Head OfficeSoekarno-Hatta International Airport
Halim Perdanakusuma AirportSultan Mahmud Badaruddin II Airport
Supadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau International Airport
Kualanamu ProjectHusein Sastranegara Airport
Sultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Total
14. ACCRUED EXPENSES
Employee expensesContract expenses
Rental expensesGeneral expenses
Maintenance expensesInventory expenses
Paid assetsOthersTotal
152 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. HUTANG PEMBELIAN AKTIVA TETAP
2008 2007PT Mobilindo Sumber Karya 3.384.240.000 -PT Waskita Karya 1.909.090.909 -PT Surya Putra 1.046.590.910 -PT Lubuk Minturun KP 897.717.273 -LPPM ITB Bandung 688.636.364 9.227.272.273PT Elektrindo Nusantara 680.385.494 680.385.494PT Asaba Computer Centre 546.779.983 -PT Jaya Trade Indonesia 352.000.000 -PT Dassindo Internusa Semesta 339.204.545 -CV Menara Alam Sakti 268.181.818 -PT Dharma Dimensi 132.849.499 132.849.499PT Angkasa Pura Schiphol - 2.503.080.667PT Abadi Jaya Cemerlang - 750.459.955PT Dian Angkasa Raya - 256.000.000Sunarya & Team - 222.750.000PT Amarta Teknikal Repair - 107.750.000Lain-lain 2.008.582.177 1.682.862.800Jumlah 12.254.258.972 15.563.410.688
Rincian hutang pembelian aktiva tetap kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut:
2008 2007Kantor Pusat 6.004.828.591 11.444.582.988Bandara Internasional Soekarno-Hatta 1.361.187.636 3.540.238.320Bandara Supadio 25.795.543 41.599.453Bandara Polonia 160.472.027 160.472.027Bandara Sultan Syarif Kasim II 54.497.900 317.497.900Bandara Internasional Minangkabau 1.965.741.593 59.020.000Bandara Sultan Iskandar Muda 1.927.272.727 -Bandara Depati Amir 754.462.955 -Jumlah 12.254.258.972 15.563.410.688
Hutang kepada PT Mobilindo Sumber Karya per 31 Desember 2008 sebesar Rp 3.384.240.000 merupakan pengadaan kendaraan dinas Direksi PT Angkasa Pura II (Persero) berdasarkan perjanjian No. PJJ.12.10.06/00/11/2008/181 tanggal 14 Nopember 2008. Hutang ini telah lunas pada tanggal 20 Pebruari 2009.
16. HUTANG DANA PENSIUN
2008 2007Hutang iuran pensiun 2.116.223.953 1.614.327.118Hutang iuran THT 1.420.626.275 3.512.514.716Jumlah 3.536.850.228 5.126.841.834
15. PAYABLES ON FIXED ASSET PUCHASE
PT Mobilindo Sumber KaryaPT Waskita Karya
PT Surya PutraPT Lubuk Minturun KP
LPPM ITB BandungPT Elektrindo Nusantara
PT Asaba Computer CentrePT Jaya Trade Indonesia
PT Dassindo Internusa SemestaCV Menara Alam Sakti
PT Dharma DimensiPT Angkasa Pura SchipholPT Abadi Jaya Cemerlang
PT Dian Angkasa RayaSunarya & Team
PT Amarta Teknikal RepairOthersTotal
Details of payables on fixed assets purchase in the head office and branch offices are as follows:
Head OfficeSoekarno-Hatta International Airport
Supadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau International Airport
Sultan Iskandar Muda AirportDepati Amir Aiport
Total
Payables to PT Mobilindo Sumber Karya as of December 31, 2008 amounting to Rp 3,384,240,000 represent payables for procurement of official vehicles for directors of PT Angkasa Pura II (Persero) based on agreement No PJJ.12.10.06/00/11/2008/181, dated November 14, 2008. The payables had been settled on February 20, 2009.
16. PAYABLES PENSION FUND
Pension contribution payablesTHT contribution payables
Total
Angkasa Pura II Annual Report 2008 153
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
17. HUTANG LAIN-LAIN
2008 2007Titipan debitur 28.025.390.704 30.779.585.495Uang titipan lainnya 25.395.305.847 27.922.441.118Hutang BMG 4.994.200.332 53.710.014.804PT (Persero) Angkasa Pura I 1.559.569.672 9.919.028.005Hutang jangka pendek lainnya 3.852.000.000 3.599.999.998Jumlah 63.826.466.555 125.931.069.420
Titipan debitur per 31 Desember 2008 dan 2007 sebesar Rp 28.025.390.704 dan Rp 30.779.585.495 merupakan setoran debitur yang tidak teridentifikasi namanya.
Uang titipan lainnya sebesar Rp 25.395.305.847 dan Rp 27.922.441.118, terdiri dari:
2008 2007PPN KMK 575 tahun 2005 13.901.432.410 13.901.432.410Koperasi karyawan 3.907.033.786 5.228.744.282Parkir distribusi parkir PEMDA 3.082.881.077 6.108.896.385PNBP pas bandara 2.248.684.000 -Lain-lain 2.255.274.574 2.683.368.041Jumlah 25.395.305.847 27.922.441.118
Hutang kepada PT Angkasa Pura I (Persero) timbul dari konsekuensi Surat Keputusan Bersama antara PT Angkasa Pura I (Persero) dan Perseroan Nomor SP.104/HK.10.5/2005-DU dan SPKS.052/KM.006/2005-AP II tentang pelaksanaan pungutan jasa penerbangan luar negeri oleh PT Angkasa Pura I (Persero) dan Perseroan.
18. PENDAPATAN YANG DITERIMA DIMUKA
2008 2007Sewa ruang 43.534.185.699 41.807.291.117Pemasangan reklame 13.724.552.894 11.548.740.345Sewa tanah 6.298.039.865 5.279.206.797Konsesi dan pas 4.045.197.912 1.538.337.531Pendapatan insidentil 946.860.943 1.481.006.871Pemakaian listrik 295.503.336 89.133.763Sewa telepon 5.225.000 36.426.867Pendapatan pemakaian pair kabel - 100.409.333Jasa pendaratan dan penyimpanan pesawat - 3.675.150Lain-lain 32.985.767 -Jumlah 68.882.551.416 61.884.227.774
17. OTHER PAYABLES
Debtors temporary depositOther temporary deposist
BMG`s payablesPT (Persero) Angkasa Pura I
Other current payablesTotal
Debtors temporary deposits for the years ended December 31, 2008 and 2007 amounting to Rp 28,025,390,704 and Rp 30,779,585,495 represent unidentified debtors payments.
Other temporary deposits amounting to Rp 25,395,305,847 and Rp 27,922,441,118, are as follows:
PPN KMK 575 year 2005Employees cooperation
Parking Distribution to PEMDA (Regional government)Airport pass
OthersTotal
Debt to PT Angkasa Pura I (Persero) arises from the Mutual Agreement between PT Angkasa Pura I (Persero) and PT Angkasa Pura II (Persero) No SP.104/HK.10.5/2005-DU and SPKS.052/KM.006/2005-AP II concerning the execution of overseas air transportation service collection by PT Angkasa Pura I (Persero) and the Company.
18. UNEARNED INCOME
Space rentalAdvertisingLand rental
Concession and passIncidental income
ElectricityTelephone
Income from pair cable usageLanding and airplane parking service
OthersTotal
154 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Rincian pendapatan yang diterima dimuka kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut:
2008 2007Bandara Internasional Soekarno-Hatta 64.254.591.899 59.481.929.581Bandara Halim Perdanakusuma 9.225.457 35.475.457Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 2.043.953.960 267.545.697Bandara Supadio 211.620.711 171.708.666Bandara Polonia 624.120.000 698.740.697Bandara Sultan Syarif Kasim II 529.421.202 495.004.749Bandara Internasional Minangkabau - 74.634.932Bandara Sultan Iskandar Muda 162.245.633 60.366.623Bandara Husein Sastranegara 580.964.530 491.292.162Bandara Kijang/Raja Haji Fisabilillah 22.141.835 8.972.650Bandara Sultan Thaha 258.398.189 98.556.560Bandara Depati Amir 185.868.000 -Jumlah 68.882.551.416 61.884.227.774
19. HUTANG PAJAK
2008 2007Pajak Penghasilan:Pasal 21 26.970.035.090 21.205.750.986Pasal 23 1.196.624.105 694.894.548Pajak Penghasilan pasal 25(bulan Desember yang terhutang)
13.854.909.941 14.430.076.033
Pajak penghasilan pasal 29 (lihat catatan 34) 23.286.032.160 -Pajak Pertambahan NilaiPPN masukan (18.039.764.856) -PPN keluaran 28.579.223.755 8.383.099.019PPN-bersih 10.539.458.899 8.383.099.019Pajak Bumi dan Bangunan - 8.633.350.556
Bunga penagihan SKPKB - 27.936.618Jumlah 75.847.060.195 53.375.107.760
20. HUTANG JAMINAN
2008 2007Sewa ruang 9.257.949.575 8.096.159.974Instalasi listrik dan air 1.245.671.606 1.206.806.020Sewa air 144.776.258 -Sewa tanah 88.345.900 91.018.490Konsesi 44.616.000 -Lainnya 819.545.499 854.297.206Jumlah 11.600.904.838 10.248.281.690
Rincian hutang jaminan kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut:
2008 2007Kantor Pusat 13.014.250 13.014.249BandaraInternasional Soekarno-Hatta 8.137.036.128 7.445.778.128Bandara Halim Perdanakusuma 1.317.326.649 927.698.579Bandara Polonia 1.618.163.488 1.481.103.523Bandara Sultan Syarif Kasim II 277.434.417 159.007.242Bandara Internasional Minangkabau 166.720.154 151.766.010Bandara Husein Sastranegara 32.676.459 32.676.459Bandara Sultan Thaha 5.083.293 37.237.500Bandara Depati Amir 33.450.000 -Jumlah 11.600.904.838 10.248.281.690
Details of unearned income in the head office and brach offices are as follows:
Soekarno-Hatta International AirportHalim Perdanakusuma Airport
Sultan Mahmud Badaruddin II AirportSupadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau International Airport
Sultan Iskandar Muda AirportHusein Sastranegara Airport162
Kijang/Raja Haji Fisabilillah AirportSultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Total
19. TAXES PAYABLE
Income tax:Article 21Article 23
Income tax article 25(payables for December)
Income tax article 29 (see note 34)Value Added Tax
VAT InVAT Out
VAT - NetLand and Building Tax
Interest in the Collection of Underpayment Tax Assessment Letter
Total
20. GUARANTEE PAYABLES
Space rentalElectricity and water installation
Water rentalLand rentalConcession
OthersTotal
Details of guarantee payables in the head office and branch offices are as follows:
Head OfficeSoekarno-Hatta International Airport
Halim Perdanakusuma AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau International Airport
Husein Sastranegara AirportSultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Total
Angkasa Pura II Annual Report 2008 155
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
21. DANA TITIPAN PROGRAM TUNJANGAN HARI TUA (THT)
Per 31 Desember 2008 dan 2007 sebesar Rp 68.370.339.852 dan Rp 56.916.241.770 merupakan dana titipan THT Kumpulan karyawan PT Angkasa Pura II (Persero). Dana tersebut disimpan pada PT Bank Mandiri Cabang Soekarno-Hatta rekening no. 1160000070665. Pada tanggal 28 Januari 2009 telah dibayar premi PSL dan kekurangan premi bulanan untuk bulan Januari 2008 sampai dengan Juni 2008 akibat perubahan manfaat dari paket gaji ke gaji dasar Asuransi THT Kumpulan Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) sebesar Rp 58.488.347.146 kepada PT Asuransi Jiwasraya. (lihat catatan 13)
22. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA
Kewajiban imbalan pasca kerja per 31 Desember 2008 dan 2007 sebesar Rp 43.475.718.898 dan Rp 41.271.730.769 merupakan pencadangan atas program tabungan perumahan akhir masa tugas yang tidak didanai. Kewajiban ini didasarkan pada laporan aktuaris No. 113/PSAK 24/AP II/2009 tanggal 16 Pebruari 2009 dari Bestama Aktuaria.
23. EKUITAS
2008 2007Modal dasar 7.600.000.000.000 7.600.000.000.000Modal belum ditempatkan (5.700.000.000.000) (5.700.000.000.000)Modal ditempatkan dan disetor 1.900.000.000.000 1.900.000.000.000
Modal disetor lainnya 2.133.167.141.520 1.753.814.486.711Penyertaan modal Pemerintah 118.955.039.293 118.955.039.293Jumlah 4.152.122.180.813 3.772.769.526.004
i. Modal ditempatkan
Sesuai akta No. 3 Anggaran Dasar Perseroan dari Muhani Salim, SH., notaris di Jakarta, tanggal 2 Januari 1993, Modal Dasar Perseroan adalah sebesar Rp 8.845.000.000.000 terbagi atas 8.845.000 lembar saham yang terdiri dari 1.769.000 Saham Prioritas dan 7.076.000 Saham Biasa. Dari modal dasar Perseroan tersebut, telah ditempatkan dan disetor penuh secara tunai oleh pemegang saham sebesar Rp 1.769.000.000.000 yang seluruhnya merupakan Saham Prioritas.
21. TEMPORARY DEPOSIT OF OLD AGE WELFARE PROGRAM FUND (THT)
As of December 31, 2008 and 2007 amounting to Rp 68,370,339,852 and Rp 56,916,241,770 represents temporary deposit of old age welfare program fund of employees Association of PT Angkasa Pura II (Persero). The fund is deposited at PT Bank Mandiri of Soekarno-Hatta branch a/c No 1160000070665. On January 28, 2009 the premium of PSL and shortage of monthly premium payment from January 2008 to June 2008 as a result of the benefit changes from salary package into basic salary of employees insurance of old age welfare program of employees Association of PT Angkasa Pura II (Persero) amounting to Rp 58,488,347,146 at PT Asuransi Jiwasraya (see note 13).
22. POST EMPLOYMENT BENEFIT
Post employment benefit for the years ended December 31, 2008 and 2007 amounting Rp 43,475,718,898 and Rp 41,271,730,769 represents allowance on housing saving program at the end of employment period which is unfunded. This liability is based on actuary report of Bestama Aktuaria No 113/PSAK 24/AP II/2009 dated February 16, 2009.
23. CAPITAL
Authorized capitalUnissued capital
Issued and paid-in capital
Additional paid-in capitalGovernment`s capital investment
Total
i. Issued and Paid-in Capital
Based on the Company`s articles of association No 3 dated January 2, 1993 of Muhani Salim SH, Notary in Jakarta, the Company`s authorized capital amounting to Rp 8,845,000,000,000 comprising 8,845,000 shares, consist of 1,769,000 preferred stocks, and 7,076,000 common stocks. From the total amount of the shares, Rp 1,769,000,000,000 which entirely consists of preferred stocks, has been paid by share holders.
156 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Berdasarkan akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. 19 dari H. Harjono Moekiran, SH., notaris di Jakarta tanggal 21 Juli 1998, pemegang saham telah memutuskan dan menyetujui Penurunan Modal Dasar Perseroan dari Rp 8.845.000.000.000 menjadi Rp 7.600.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 1.769.000.000.000 menjadi Rp 1.900.000.000.000, dengan komposisi sebagai berikut:
UraianLembar saham
SharesPersentasePercentage
JumlahAmount (Rp)
Negara Republik Indonesia 1.900.000 100 1.900.000.000.000Jumlah 1.900.000 100 1.900.000.000.000
ii. Modal disetor lainnya
2008 2007Cadangan modal tahun 1998 81.099.573.644 81.099.573.644Bantuan Pemerintah yang belum ditentukan statusnya 2.052.067.567.876 1.672.714.913.067Jumlah 2.133.167.141.520 1.753.814.486.711
a. Cadangan modal tahun 1998
2008 2007Cadangan modal 177.103.463.570 177.103.463.570Tambahan Penyertaan Modal Pemerintah berdasarkan:PP No. 26 tahun 1994 83.308.265.552 83.308.265.552PP No. 10 tahun 1998 91.150.231.722 91.150.231.722Jumlah Tambahan Penyertaan Modal 174.458.497.274 174.458.497.274
Saldo Modal disetor lainnya pada awal tahun 1998 351.561.960.844 351.561.960.844Digunakan untuk setoran modal pada tahun 1998 (351.561.960.844) (351.561.960.844)Cadangan modal tahun 1998 81.099.573.644 81.099.573.644Jumlah 81.099.573.644 81.099.573.644
Based on the amendment of the Company`s articles of Association No 19 dated July 21, 1998 of H. Harjono Moekiran, SH, Notary in Jakarta, the authorized capital is decreased from Rp 8,845,000,000,000 to Rp 7,600,000,000,000 and the paid-in capital is increased from Rp 1,769,000,000,000 to Rp 1,900,000,000,000. The composition of paid-in capital is as follows:
DescriptionThe Republic of Indonesia
Total
ii. Other paid-in Capital
Capital reserve in 1998
Unappropriated Government`s grantTotal
a. Capital reserve in 1998
Capital reserveGovernment`s Additional
investment based on:Government Regulation No 26 in 1994Government Regulation No 10 in 1998
Total additional capital investment
Other paid-in capital balance in 1998
Used for capital in 1998Capital reserve in 1998
Total
Angkasa Pura II Annual Report 2008 157
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
b. Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS)
BPYBDS merupakan aset pemerintah eks Proyek Ditjen Perhubungan Udara yang telah diserahterimakan pada Persero, sebagai berikut:
2008 20071. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin I I- Palembang
63.564.716.173 63.564.716.173
2. Fasilitas Elektronika dan Listrik di Bandara Supadio - Pontianak
6.349.493.728 6.349.493.728
3. Fasilitas Elektronika dan Listrik Bandara Husein Sastranegara-Bandung
1.123.733.251 1.123.733.251
4. Fasilitas Penunjang Lainnya di Bandara Husein Sastranegara-Bandung
1.894.000.000 1.894.000.000
5. Bandara Internasional Minangkabau - Padang
957.208.633.855 813.598.506.313
6. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II - Palembang
848.645.855.963 712.570.594.201
7. Bandara Depati Amir - Bangka 29.513.144.090 25.189.105.0948. Bandara Sultan Thaha - Jambi 26.110.147.231 25.212.032.4729. Fasilitas Keamanan Bandara Soekarno-Hatta-Jakarta
18.801.412.311 18.528.648.477
10. Fasilitas Keamanan Bandara Polonia-Medan
4.684.083.358 4.684.083.358
11. Pekerjaan Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi NAD-NIAS
82.899.042.916 -
12. Pengembangan Bandar Udara Pusat Jakarta pada Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung
11.273.305.000 -
Jumlah 2.052.067.567.876 1.672.714.913.067
Aset nomor 1 sampai 3 telah diaudit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan DKI Jakarta I sesuai Laporan Hasil Audit Nomor LAP-592/PW09/4/2003 tanggal 9 Januari 2004. Proses penetapan status aset butir 1 sampai 3 tersebut diatas saat ini masih dalam proses mendapat persetujuan Presiden Republik Indonesia untuk ditetapkan sebagai Tambahan Penyertaan Modal Negara ke dalam Modal Saham Perseroan melalui Penerbitan Peraturan Pemerintah. Permohonan Persetujuan Presiden Republik Indonesia tersebut telah diajukan melalui Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor S-176/MK.02/2004 tanggal 9 Juni 2004.
Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Operasi Bandar Udara Internasional Minangkabau di Padang, Propinsi Sumatera Barat kepada Perseroan, Nomor AU/3186/KU.298/05 dan Nomor BA.DU.035/PL.04/2005-AP.II tanggal 21 Juli 2005, dilakukan serah terima operasi Bandar Udara Internasional Minangkabau dari Dephub kepada Perseroan. Berdasarkan Hasil Audit BPKP Perwakilan Propinsi DKI Jakarta II sesuai Nomor S-2906/PW.30/4/2008 tanggal 15 Juli 2008 diperoleh Nilai Final Hasil Pelaksanaan Kegiatan pada Satker Pengembangan Bandar Udara Ketaping Padang Sumatera Barat sebesar Rp 957.208.633.855, namun hingga saat ini belum ada kejelasan dari Pemerintah mengenai
b. Unappropriated government`s grantUnappropriated Government`s grant represents governmental assets from Ex Projects of Directorate General of Air Transportation transferred to PT Angkasa Pura II (Persero), with the following details:
1. Sultan Mahmud Badaruddin II Airport-Palembang
2. Electronic and Electricity in Supadio Airport - Pontianak
3. Electronic and Electricity in Husein Sastranegara Airport - Bandung
4. Others Supporting Facilities in Husein Sastranegara Airport - Bandung
5. Minangkabau International Airport - Padang
6. Sultan Mahmud Badaruddin II Airport - Palembang
7. Depati Amir Airport - Bangka8. Sultan Thaha Airport - Jambi
9. Security Facility in Soekarno-Hatta Airport - Jakarta
10. Security Facility in Polonia Airport - Medan
11. Task of Reconstruction and Rehabilitation Board NAD - NIAS
12. Development of Jakarta Centre Airport to Husein Sastranegara Airport -
BandungTotal
Assets in point 1 to 3 have been audited by the Finance and Development Supervisory Agency (BPKP), Jakarta I Regional Representative Office as stated in the Audit Report No LAP-592/PW09/4/2003 dated January 9, 2004. The status determination of the assets in point 1 to 3 is still on the process of approval from the President of the Republic of Indonesia to be determined as the Government`s Additional Capital Investment to the Authorized Capital of PT Angkasa Pura II (Persero), there Government Regulation. This approval request has been proposed through the Minister of Finance of the Republic of Indonesia in his Letter No S-176/MK.02/2004 dated June 9, 2004.
Based on the record of transfer of Operation the Minangkabau Airport in Padang, West Sumatera to the Company No AU/3186/K.298/05 and No BA.DU/035/PL.04/2005-APII dated July 21, 2005, the operation of Minangkabau International Airport has been transferred from the Ministry of Transportation Republic of Indonesia to the Company. Based on audit by the Finance and Development Supervisory Agency (BPKP), Jakarta II Regional Representative Office as stated in audit report No S-2906/PW.30/4/2008 dated July 15, 2008 with a final value of the Working Performance of Unit in Charge for the Development of the Airport of Ketaping Padang, West Sumatera amounting to Rp 957,208,633,855, however, up to
158 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
kejelasan status kepemilikan aset yang digunakan dalam pengoperasian Bandara Internasional Minangkabau dimaksud.
Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Sementara Hasil Proyek Satuan Kerja Pengembangan Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang untuk dipergunakan dalam tugas-tugas operasional PT Angkasa Pura II (Persero), Nomor 356/P.101/P-SMB/X/2005 dan Nomor CSMB.2358/KU.106/2005-APII tanggal 5 Oktober 2005, telah diadakan serah terima sementara Hasil Proyek Satuan Kerja Pengembangan Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang kepada Perseroan. Berdasarkan Hasil Audit BPKP Perwakilan Propinsi DKI Jakarta II sesuai Nomor S-4121/PW.30/4/2008 tanggal 23 Oktober 2008 diperoleh Nilai Final Hasil Pelaksanaan Kegiatan pada Satker Pengembangan Bandar Udara Sultan Mahmud Badarudin II Palembang sebesar Rp 848.645.855.963.
Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Peralatan Keamanan Bandar Udara untuk dipergunakan dalam tugas-tugas operasional PT Angkasa Pura II (Persero) No. AU.872/KU/2007 dan No. BAC.12.03/00/03/2007/302 tanggal 1 Maret 2007, Perseroan menerima pelimpahan (serah terima) sementara sejumlah peralatan keamanan bandar udara yang ditempatkan di Cabang Bandara Soekarno-Hatta dan Cabang Bandara Polonia dengan nilai masing-masing sebesar Rp 18.801.412.311 dan Rp 4.684.083.358. Nilai dimaksud sesuai dengan Laporan Hasil Audit BPKP Perwakilan Propinsi DKI Jakarta II Nomor LHA-5431/PW.30/4/2007 tanggal 19 Desember 2007. Penetapan status kepemilikan peralatan-peralatan keamanan bandar udara dimaksud akan dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Pada tahun 2007, terdapat 2 bandara yang bergabung dengan PT Angkasa Pura II (Persero), yaitu Cabang Depati Amir dan Cabang Bandara Sultan Thaha. Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Pengoperasian/Pengelolaan Sementara Bandara Udara Depati Amir di Propinsi Bangka Belitung dan Bandara Sultan Thaha di Propinsi Jambi kepada Perseroan, No. AU/871/KU.81/2007 dan No. BAC.02.07/00/02/2007/015 tanggal 1 Maret 2007, telah diadakan serah terima pengoperasian dan pengelolaan sementara Bandar Udara Depati Amir-Bangka Belitung dan Bandar Udara Sultan Thaha-Jambi kepada Perseroan. Berdasarkan Laporan Hasil Audit BPKP Perwakilan Propinsi DKI Jakarta II Nomor LHA-3910/PW.30/4/2008 tanggal 23 September 2008 diperoleh Nilai Final Aset Bandar Udara Depati Amir dan Bandar Udara Sultan Thaha masing-masing sebesar Rp 29.513.144.090 dan Rp 26.110.147.231.
the audit report date, the ownership status of assets used in the operation of Minangkabau International Airport is still nuclear from the Government.
Based on the record of temporary transfer of project result of working unit in charge for development of Sultan Mahmud Badaruddin II Airport Palembang to be used in the operations of PT Angkasa Pura II (Persero), No 356/P.101/P-SMB/X/2005 and No CSMB.2358/KU.106/2005-AP II dated October 5, 2005, there has been a temporary transfer upon the project results of the work unit in charge for development of the Airport of Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang to PT Angkasa Pura II (Persero). Based on audit of the Finance and Development Supervisory Agency (BPKP), Jakarta II Regional Office as stated in audit report No S-4121/PW.30/4/2008 dated October 23, 2008. Final value of the working performance of unit in charge for the development of Sultan Mahmud Badarudin II airport Palembang amounting to Rp 848,645,855,963.
Based on the record of Transfer of the Airport Security Equipment used in the operation of PT Angkasa Pura II (Persero) No AU.872/KU/2007 and No BAC.12.03/00/03/2007/302 dated March 1, 2007, the Company had received the temporary transfer of a number airport security equipment placed in Soekarno-Hatta International Airport and Polonia Airport branch offices amounting to Rp 18,801,412,311 and Rp 4,684,083,358. The value based on audit report of the Finance and Development Supervisory Agency (BPKP), Jakarta Regional Office No LHA-5431/PW.30/4/2007 dated December 19, 2007. The ownership status of the said airport security equipment will be legalized in accordance with the prevailing rules and regulations.
In 2007, there were two airports joining with PT Angkasa Pura II (Persero), which are Depati Amir Airport and Sultan Thaha Airport Branch Offices. Based on the record of Temporary Operation Transfer of Depati Amir Airport in Bangka Belitung and Sultan Thaha Airport in Jambi to the Company No AU/871/KU.81/2007 and No BAC.02.07/00/02/2007/015 dated March 1, 2007, the operations of Depati Amir Airport – Bangka Belitung and Sultan Thaha Aiport – Jambi are transferred to PT Angkasa Pura II (Persero). The audit report of the Finance and Development Supervisory Agency (BPKP), Jakarta II Regional Representative Office No LHA-3910/PW.30/4/2008, dated September 23, 2008 with a final value of assets in Depati Amir Airport and Sultan Thaha Airport amounting to Rp 29,513,144,090 and Rp 26,110,147,231.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 159
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Nilai Aset Hasil Proyek Pengembangan Bandar Udara Pusat Jakarta pada Bandar Udara Husein Sastranegara untuk dipergunakan dalam tugas-tugas operasional PT Angkasa Pura II (Persero) Nomor 349/BA-DTBU/XI/2006 tanggal 1 November 2006 berdasarkan Laporan Hasil Audit BPKP Perwakilan Propinsi DKI Jakarta II Nomor LHA-3910/PW.30/4/2008 tanggal 23 September 2008 adalah sebesar Rp 11.273.305.000. Pekerjaan Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi NAD-NIAS sebesar Rp. 82.899.042.916.
Berdasarkan Ketetapan Direktur Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan Republik Indonesia tentang Tata Cara Pelaporan Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Nomor PER-10/PB/2007 tanggal 7 Maret 2007, ditetapkan bahwa Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya, sesuai dengan prinsip substance over form Stándar Akuntansi Pemerintahan, maka Barang Milik Negara yang digunakan oleh BUMN diperlakukan sebagai unsur modal, dan dilaporkan dalam neraca sebagai ekuitas pemerintah pada BUMN dengan pengungkapan yang memadai. Ketetapan ini berlaku tanggal 1 Januari 2007, sehingga sejak tanggal 1 Januari 2007 akun Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya oleh Perseroan dicatat sebagai Modal Disetor Lainnya.
iii. Penyertaan Modal Pemerintah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 53 tanggal 30 Juni 2001 telah ditetapkan penambahan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal saham PT Angkasa Pura II (Persero) sebesar Rp 118.955.039.293, dengan rincian sebagai berikut:
2008 2007Bandara Internasional Soekarno-Hatta 51.003.189.899 51.003.189.899Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 1.583.000.000 1.583.000.000Bandara Supadio 6.485.718.646 6.485.718.646Bandara Sultan Syarif Kasim II 3.566.000.000 3.566.000.000Bandara Sultan Iskandar Muda 5.440.763.020 5.440.763.020Bandara Husein Sastranegara 3.697.500.998 3.697.500.998Bandara Kijang Raja Haji Fisabilillah 47.178.866.730 47.178.866.730Jumlah 118.955.039.293 118.955.039.293
Asset value of Development of Jakarta Centre Airport to Husein Sastranegara project will be used by PT Angkasa Pura II (Persero) operational tasks, No 349/BA-DTBU/XI/2006 on November 1, 2006 based on the results of the audit report of BPKP DKI Jakarta II Regional Representative Office No LHA-3910/PW.30/4/2008 on September 23, 2008 amounting to Rp 11,273,305,000. Task of Reconstruction and Rehabilitation Board NAD-NIAS amounting to Rp 82,899,042,916.
Based on decision of Treasury General Director of Finance Department of the Republic Indonesia regarding the Reporting rules of Government grant which status has not been determined for Government Financial Statements preparation under No PER-10/PB/2007 dated March 7, 2007, it was determined that the unappropriated Governmental grant, according to substance over form of the Government accounting standards that state owned property which is used by State Owned Enterprises is treated as capital and will be reported in balance sheet as a Government equity in State Owned Enterprises with adequate disclosures. These provisions applied since January 1, 2007, so starting from January 1, 2007, the account of unapproproated Government grant is recorded by the Company substance over form of the as other paid-in Capital.
iii. Government`s capital investment
Based on the Government Regulation No 53 dated June 30, 2001 the Government`s additional capital to the Company`s equity amounting to Rp 118,955,039,293, with the following details as follows:
Soekarno-Hatta International AirportSultan Mahmud Badaruddin II Airport
Supadio AirportSultan Syarif Kasim II Airport
Sultan Iskandar Muda AirportHusein Sastranegara Airport
Kijang/Raja Haji Fisabilillah AirportTotal
160 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. PENDAPATAN USAHA
2008 2007Aeronautika:Jasa Pendaratan 289.734.563.255 269.479.893.195Jasa Penempatan 10.789.438.884 9.416.532.527Jasa Pelayanan Penerbangan 246.704.063.717 204.820.522.187Jasa Penerbangan Lintas 204.589.641.120 178.524.466.122Jasa Parking Surcharge 6.239.884.898 5.916.882.757Jasa Pelayanan Penumpang 850.653.928.758 814.478.428.356Pemakaian Counter 55.300.628.941 43.245.751.810Pemakaian Aviobridge 50.354.619.550 47.105.098.710Sub jumlah 1.714.366.769.123 1.572.987.575.664
Non Aeronautika:Sewa ruangan 136.050.799.565 127.873.531.803Konsesi 172.482.964.620 128.360.186.551Pas pelabuhan 12.703.466.039 15.181.195.817Parkir kendaraan 53.855.983.656 48.496.995.283Sewa tanah 26.737.372.397 31.146.527.466Utilitas 63.528.641.262 63.846.717.902Pemasangan reklame 46.450.794.320 41.450.413.059AMACS 1.038.119.939 982.192.714Lainnya 12.059.098.258 7.317.234.757Sub jumlah 524.907.240.056 464.654.995.352
KargoJasa gudang kargo 37.250.413.617 20.124.398.527
Jumlah 2.276.524.422.796 2.057.766.969.543
24. OPERATING REVENUES
Aeronautics:Landing servicesLocating services
Flight servicesOver –flying services
Parking surcharge servicesPassenger services
CounterAviobridge
Sub total
Non Aeronautics:Space rentalConcession
Airport passParking services
Land rentalUtilities
AdvertisingAMACSOthers
Sub total
CargoCargo Services
Total
Angkasa Pura II Annual Report 2008 161
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Rincian pendapatan usaha kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut :
2008 2007Aeronautika:
Bandara Internasional Soekarno-Hatta 1.373.262.096.555 1.259.455.022.915Bandara Halim Perdanakusuma 16.113.594.138 13.986.485.205Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 42.210.834.685 40.803.082.407Bandara Supadio 25.954.051.873 24.413.281.707Bandara Polonia 125.176.427.533 117.594.104.389Bandara Sultan Syarif Kasim II 37.686.017.714 35.109.034.629Bandara Internasional Minangkabau 38.648.540.629 37.786.628.383Bandara Sultan Iskandar Muda 14.244.135.951 10.710.326.126Bandara Husein Sastranegara 15.991.547.881 12.804.326.085Bandara Kijang/Raja Haji Fisabilillah 5.770.373.336 4.559.436.791Bandara Sultan Thaha 9.526.201.396 7.942.946.211Bandara Depati Amir 9.782.947.432 7.822.900.816Sub jumlah 1.714.366.769.123 1.572.987.575.664
Non Aeronautika:Kantor Pusat 910.641.669 798.382.442Bandara Internasional Soekarno-Hatta 433.582.456.117 385.887.901.976Bandara Halim Perdanakusuma 21.874.552.073 18.805.391.061Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 11.216.433.268 9.431.511.241Bandara Supadio 5.955.224.496 4.579.392.852Bandara Polonia 21.282.930.887 22.669.700.129Bandara Sultan Syarif Kasim II 11.675.205.047 9.880.712.070Bandara Internasional Minangkabau 8.793.444.290 6.983.269.643Bandara Sultan Iskandar Muda 2.412.258.036 2.054.609.923Bandara Husein Sastranegara 1.753.832.306 1.755.734.761Bandara Kijang/Raja Haji Fisabilillah 282.588.544 115.209.961Bandara Sultan Thaha 2.058.951.198 683.570.387Bandara Depati Amir 3.108.722.125 1.009.608.906Sub jumlah 524.907.240.056 464.654.995.352
Kargo:Bandara Internasional Soekarno-Hatta 22.853.435.081 9.785.895.679Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 2.952.058.872 2.605.636.754Bandara Supadio 1.577.234.071 822.165.686Bandara Polonia 3.978.581.108 2.160.110.405Bandara Sultan Syarif Kasim II 2.314.585.664 1.591.691.916Bandara Internasional Minangkabau 3.137.962.186 2.843.301.390Bandara Sultan Iskandar Muda 178.736.307 167.106.124Bandara Husein Sastranegara 186.138.860 118.377.029Bandara Kijang/Raja Haji Fisabilillah 71.681.468 12.279.936Bandara Depati Amir - 17.833.608Sub jumlah 37.250.413.617 20.124.398.527
Jumlah 2.276.524.422.796 2.057.766.969.543
Details of operating revenues in the head office and branch offices are as follows:
Aeronautics:Soekarno-Hatta International Airport
Halim Perdanakusuma AirportSultan Mahmud Badaruddin II Airport
Supadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau International Airport
Sultan Iskandar Muda AirportHusein Sastranegara Airport
Kijang/Raja Haji Fisabilillah AirportSultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Sub total
Non Aeronautics:Head Office
Soekarno-Hatta International AirportHalim Perdanakusuma Airport
Sultan Mahmud Badaruddin II AirportSupadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau International Airport
Sultan Iskandar Muda AirportHusein Sastranegara Airport
Kijang/Raja Haji Fisabilillah AirportSultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Sub total
Cargo:Soekarno-Hatta International Airport
Sultan Mahmud Badaruddin II AirportSupadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau International Airport
Sultan Iskandar Muda AirportHusein Sastranegara Airport
Kijang/Raja Haji Fisabilillah AirportDepati Amir Airport
Sub totalTotal
162 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
25. BEBAN PEGAWAI
2008 2007Gaji dan upah 94.517.044.921 95.894.919.617Tunjangan:
Merit 165.639.617.529 152.462.610.070Bonus 85.502.762.780 78.882.650.033Beban pensiun dan THT 48.953.535.079 67.393.650.890Pajak Penghasilan 42.904.455.513 38.624.729.518Pengobatan 37.722.708.878 32.856.263.310Transportasi 29.965.686.012 20.877.148.442Perumahan 27.182.365.000 19.645.334.000Khusus 20.011.462.157 19.874.573.023Cuti pegawai 19.328.472.865 18.538.905.930Uang lembur 16.258.616.708 15.620.899.692Beban pendidikan/diklat 14.523.989.267 16.929.927.265Pangan 14.138.365.236 15.833.638.230Seragam 7.006.910.209 7.855.620.261Lainnya 12.886.117.757 9.183.977.959
Jumlah 636.542.109.911 610.474.848.240
Rincian beban pegawai kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut:
2008 2007Kantor Pusat 215.936.150.778 221.548.364.531Bandara Internasional Soekarno-Hatta 224.674.338.132 216.678.303.271Bandara Halim Perdanakusuma 19.004.132.326 18.210.114.618Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 21.687.510.362 19.433.094.288Bandara Supadio 15.085.316.595 13.112.021.558Bandara Polonia 52.736.356.701 50.218.408.976Bandara Sultan Syarif Kasim II 20.331.895.601 19.226.279.570Bandara Internasional Minangkabau 22.336.930.744 18.805.725.889Bandara Sultan Iskandar Muda 10.419.771.676 8.932.571.567Bandara Husein Sastranegara 11.653.918.358 10.207.953.861Bandara Kijang/Raja Haji Fisabilillah 6.006.089.307 5.381.389.050Bandara Sultan Thaha 9.178.055.487 5.199.906.504Bandara Depati Amir 7.491.643.844 3.520.714.557Jumlah 636.542.109.911 610.474.848.240
26. BEBAN PEMELIHARAAN DAN PERSEDIAAN
2008 2007Pemeliharaan kebersihan 32.267.642.469 27.538.756.292Bangunan lapangan dan tanah 23.938.091.903 18.233.428.352Instalasi dan jaringan 19.813.911.423 18.966.355.834Bangunan gedung 15.826.591.486 15.423.751.931Alat bantu navigasi 15.785.827.855 15.459.499.497Peralatan terminal dan gedung 9.575.109.078 8.218.949.679Alat-alat pengangkutan 5.935.067.602 6.116.983.783Peralatan bengkel dan kantor 1.243.658.393 874.060.753Aktiva tetap lainnya 443.423.198 497.370.246
Sub jumlah 124.829.323.407 111.329.156.367Beban persediaan 24.096.617.137 19.321.849.197
Jumlah 148.925.940.544 130.651.005.564
25. EMPLOYEE EXPENSES
Salary and wagesAllowances:
MarriageBonus
Pension and THT (old age welfare fund) expenseIncome tax
MedicalTransportation
HousingSpecial
Leave allowanceOvertime
Education/trainingMeal
UniformOthers
Total
Details of employee expenses in the head office and branch offices are as follows:
Head OfficeSoekarno-Hatta International Airport
Halim Perdanakusuma AirportSultan Mahmud Badaruddin II Airport
Supadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau International Airport
Sultan Iskandar Muda AirportHusein Sastranegara Airport
Kijang/Raja Haji Fisabilillah AirportSultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Total
26. MAINTENANCE AND INVENTORY EXPENSES
MaintenanceField construction and land
Installation and networkingBuilding
Navigation equipmentTerminal and building equipment
Transportation equipmentWorkshop tools and office equipment
Other fixed assets
Sub totalInventory expenses
Total
Angkasa Pura II Annual Report 2008 163
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Rincian beban pemeliharaan dan persediaan kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut:
2008 2007Kantor Pusat 7.067.506.298 6.555.468.567Bandara Internasional Soekarno-Hatta 95.697.218.643 81.904.910.619Bandara Halim Perdanakusuma 6.446.404.209 7.024.072.571Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 5.182.739.787 5.510.970.427Bandara Supadio 2.786.430.188 2.366.021.485Bandara Polonia 13.256.493.091 12.081.690.563Bandara Sultan Syarif Kasim II 5.127.987.977 3.883.180.797Bandara Internasional Minangkabau 5.811.178.793 4.152.020.470Bandara Sultan Iskandar Muda 1.871.138.976 2.324.829.122Bandara Husein Sastranegara 1.690.964.883 2.011.262.596Bandara Kijang/Raja Haji Fisabilillah 1.408.342.837 1.245.373.858Bandara Sultan Thaha 839.051.074 687.803.298Bandara Depati Amir 1.740.483.788 903.401.191Jumlah 148.925.940.544 130.651.005.564
27. BEBAN SEWA
2008 2007Listrik 152.206.575.062 149.841.662.238Air 17.989.827.065 18.003.210.235Saluran telekomunikasi 8.235.306.041 8.261.097.798Telepon 7.660.383.207 8.595.273.679Lainnya 4.280.892.727 3.573.500.000Jumlah 190.372.984.102 188.274.743.950
Rincian beban sewa kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut:
2008 2007Kantor Pusat 2.031.467.225 1.723.612.171Bandara Internasional Soekarno-Hatta 146.758.935.376 145.917.848.519Bandara Halim Perdanakusuma 9.183.078.830 9.596.923.482Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 6.850.640.706 6.554.281.523Bandara Supadio 1.809.360.013 1.699.530.992Bandara Polonia 10.511.619.104 11.724.507.843Bandara Sultan Syarif Kasim II 2.745.957.410 2.760.697.010Bandara Internasional Minangkabau 6.351.996.296 5.253.460.774Bandara Sultan Iskandar Muda 835.366.768 736.019.226Bandara Husein Sastranegara 816.739.326 950.470.018Bandara Kijang/Raja Haji Fisabilillah 405.642.716 445.473.644Bandara Sultan Thaha 1.110.694.374 434.706.031Bandara Depati Amir 961.485.958 477.212.717Jumlah 190.372.984.102 188.274.743.950
Details of maintenance and inventory expenses in the head office and branch offices are as follows:
Head OfficeSoekarno-Hatta International Airport
Halim Perdanakusuma AirportSultan Mahmud Badaruddin II Airport
Supadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau International Airport
Sultan Iskandar Muda AirportHusein Sastranegara Airport
Kijang/Raja Haji Fisabilillah AirportSultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Total
27. RENTAL EXPENSES
ElectricityWater
Telecommunication lineTelephone
OthersTotal
Details of rental expenses in the head office and branch offices are as follows:
Head OfficeSoekarno-Hatta International Airport
Halim Perdanakusuma AirportSultan Mahmud Badaruddin II Airport
Supadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau International Airport
Sultan Iskandar Muda AirportHusein Sastranegara Airport
Kijang/Raja Haji Fisabilillah AirportSultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Total
164 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. BEBAN UMUM DAN AKTIVA DIBIAYAKAN
2008 2007Pajak bumi dan bangunan 59.543.479.037 66.742.027.572Beban pajak lainnya 27.979.827.012 20.236.058.807Beban keamanan 20.987.997.359 22.665.934.133Gaji direksi dan komisaris 21.973.585.787 16.426.305.734Beban outsourcing 21.456.884.508 12.556.455.655Perjalanan dinas 14.995.679.455 12.522.788.408Beban penagihan 11.270.050.098 11.354.304.701Beban Common use check-in 8.562.105.130 -Asuransi, astek dan jamsostek 8.010.433.514 7.715.042.004Kendaraan/mobilitas di Bandara 7.685.097.522 7.627.808.760Rapat dinas 5.548.996.892 5.395.336.733Jasa konsultan 4.481.280.621 4.404.162.493Iklan dan promosi 4.382.831.555 6.135.524.666Kewajiban imbalan pasca kerja 2.203.988.129 41.271.730.768Beban BMG - 37.944.710.108Beban umum lainnya 31.672.751.034 28.122.462.089Sub jumlah 250.754.987.653 301.120.652.631Aktiva dibiayakan 4.141.779.546 4.756.325.717
Jumlah 254.896.767.199 305.876.978.348
Rincian beban umum dan aktiva dibiayakan kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut:
2008 2007Kantor Pusat 98.285.851.199 156.804.313.750Bandara Internasional Soekarno-Hatta 100.316.028.059 106.262.682.772Bandara Halim Perdanakusuma 3.539.123.451 4.413.944.196Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 4.333.722.124 4.160.177.579Bandara Supadio 3.254.046.419 1.532.770.331Bandara Polonia 25.958.224.673 19.221.416.934Bandara Sultan Syarif Kasim II 3.891.373.155 2.736.640.603Bandara Internasional Minangkabau 7.053.397.954 4.824.409.733Bandara Sultan Iskandar Muda 2.221.284.997 1.970.111.829Bandara Husein Sastranegara 2.226.453.939 1.840.940.855Bandara Kijang/Raja Haji Fisabilillah 912.578.958 717.473.742Bandara Sultan Thaha 1.177.514.691 532.486.267Bandara Depati Amir 1.727.167.580 859.609.757Jumlah 254.896.767.199 305.876.978.348
Pada tanggal 23 Pebruari 2000, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2000 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Departemen Perhubungan dan surat dari Departemen Perhubungan No. HK095/2/5 Phb 2000 tanggal 22 Mei 2000 menetapkan besarnya tarif sebagai berikut :
• Tarif Jasa Informasi Cuaca untuk Penerbangan sebesar4% dari tarif Pelayanan Jasa Penerbangan (PJP);
• TarifPelayananJasaPenerbanganDalamNegeriperunitrute sebesar Rp 350;
• TarifPelayananJasaPenerbanganLuarNegeriperunitrute sebesar US$ 0,65.
28. GENERAL EXPENSES AND FINANSED ASSET
Land and building taxOther tax expenses
Security expensesDirectors and commissioners salary
Outsourcing expensesTravel allowances
Collection expensesCommon use check-in expensesInsurance, Astek and Jamsostek
Vehicle/mobility at the airportOfficial meetings
ConsultantsAdvertising and promotion
Post employment benefit expensesBMG expenses
OthersSub total
Finansed asset
Total
Details of general expenses and financed asset in the head office and branch offices are as follows:
Head OfficeSoekarno-Hatta International Aiport
Halim Perdanakusuma AiportSultan Mahmud Badaruddin II Airport
Supadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau International Airport
Sultan Iskandar Muda AirportHusein Sastranegara Airport
Kijang/Raja Haji Fisabilillah AirportSultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Total On February 23, 2000 the Government issued Government Regulation No 14 year 2000 concerning rates of governmental non-tax revenues, which are applied to the Ministry of Transportation of the Republic of Indonesia and a decision letter from the Minister of Transportation of the Republic of Indonesia No HK 095/2/5/ Phb 2000 dated May 22, 2000 stipulated the rates as follows:• Rateforweatherinformationserviceforflightis4%of
flight service (PJP);• RateofdomesticflightserviceperrouteisRp350;• RateofforeignflightserviceperrouteisUSD0.65.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 165
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Atas kenaikan tarif tersebut, telah diterbitkan SK Direksi Perseroan No. 311/KM.005/AP II-2001 tanggal 22 Mei 2001 dengan memperhatikan Surat Menteri Perhubungan No. PR.303/I/7-PHB-2001 tanggal 8 Mei 2001.
Pengguna Jasa Bandar Udara yaitu beberapa perusahaan penerbangan dan melalui surat IATA Nomor GH/SS01-048/TM tanggal 20 Maret 2001, keberatan atas berlakunya kenaikan penetapan tarif tersebut yang semula US$ 0,55 per unit rute.
Berdasarkan laporan audit dari Badan Pemeriksa Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003, atas piutang-piutang 14 Airlines Asing yang tidak mengakui terhadap Piutang Jasa Pelayanan Pesawat Udara dan Jasa Terbang Lintas sebagai akibat kenaikan tarif dari US$ 0,55 per rute menjadi US$ 0,65 per rute dihapusbuku, sehingga sejak tahun 2003 Perseroan tidak mencatat akrual atas kewajiban kepada BMG.
Pada tanggal 28 Mei 2007, Perseroan menerima surat dari Menteri Keuangan No. S.234/MK.02/2006 sehubungan dengan kewajiban perseroan dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) atas pelayanan meteorologi penerbangan. Berdasarkan risalah rekonsiliasi Jasa Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada tanggal 7 Desember 2007, disetujui bahwa Perseroan memiliki kewajiban (setelah dikurangi tagihan Perseroan) kepada BMG atas jasa pelayanan meteorologi penerbangan dari periode 2003 sampai dengan 2006 sebesar Rp 37.944.710.108.
29. BEBAN PIUTANG TAK TERTAGIH
2008 2007Kantor Pusat - 228.276.274BandaraInternasional Soekarno-Hatta 54.065.806.368 20.213.176.033Bandara Halim Perdanakusuma 516.721.969 765.698.063Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 81.589.165 90.908.301Bandara Supadio 32.959.974 44.368.945Bandara Polonia 1.571.253.472 4.975.566.640Bandara Sultan Syarif Kasim II 139.238.529 130.525.586Bandara Internasional Minangkabau 905.108.852 474.667.984Bandara Sultan Iskandar Muda 51.426.762 -Bandara Husein Sastranegara 86.148.476 117.091.808Bandara Sultan Thaha 3.656.889 -Bandara Depati Amir 2.899.476 -Jumlah 57.456.809.932 27.040.279.634
30. BEBAN PENYUSUTAN DAN AMORTISASI
2008 2007Beban penyusutan 194.942.105.779 209.543.195.635Beban amortisasi 16.089.861.876 12.905.013.930Jumlah 211.031.967.655 222.448.209.565
On that rate increasing, the Company`s Board of Directors had issued a decision letter No 311/KM.005/APII-2001 dated May 22, 2001, considering the letter from the Minister of Transportation of the Republic of Indonesia No PR.3031/1/7-PHB-2001 dated May 8, 2001.
The customers of the Airport which consist of several airline companies and through the letter of IATA No GH/SS01-048/TM dated March 20, 2001 has stated their objection to the increase of rates, which formerly was at USD 0.55 per route unit.
Based on the audit report from the Financial Audit Board for the year ended December 31, 2003, on the receivables of 14 Foreign Airlines were disclaimed the receivables for air transporation services and over-flying services arise because the increase of rates from USD 0.55 per route to USD 0.65 per route, are written off. Therefore, since 2003 the Company had not recorded accrued liability to BMG.
On May 28, 2007, the Company received a letter from the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No S.234/MK.02/2006 concerning the Company`s liability to BMG on the flight meteorology services. Based on the minutes of reconciliation of Governmental Non-Tax Revenue (PNBP) Service on December 7, 2007, it is agreed that the Company has liabilities (less Company`s bills) to BMG for flight metereology services from the period from 2003 up to 2006 amounting to Rp 37,944,710,108.
29. BAD DEBTS EXPENSES
Head OfficeSoekarno-Hatta International Airport
Halim Perdanakusuma AirportSultan Mahmud Badaruddin II Airport
Supadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau International Airport
Sultan Iskandar Muda AirportHusein Sastranegara Airport
Sultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Total
30. DEPRECIATION AND AMORTIZATION EXPENSES
Depreciation expensesAmortization expenses
Total
166 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Rincian beban penyusutan kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut:
2008 2007Kantor Pusat 7.302.735.049 6.628.000.506Bandara Internasional Soekarno-Hatta 65.928.126.612 77.371.735.715Bandara Halim Perdanakusuma 2.443.257.637 2.324.748.053Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 49.105.148.784 48.402.470.270Bandara Supadio 4.824.144.591 3.526.040.674Bandara Polonia 11.340.786.161 9.992.018.684Bandara Sultan Syarif Kasim II 3.943.084.337 3.381.147.933Bandara Internasional Minangkabau 39.220.349.762 48.505.943.290Bandara Sultan Iskandar Muda 3.069.594.000 2.986.177.936Bandara Husein Sastranegara 1.913.104.112 1.615.370.602Bandara Kijang/Raja Haji Fisabilillah 1.260.328.477 1.393.707.271Bandara Sultan Thaha 1.932.260.455 1.419.869.486Bandara Depati Amir 2.659.185.802 1.995.965.215Jumlah 194.942.105.779 209.543.195.635
31. PENDAPATAN LAIN-LAIN
2008 2007Bunga deposito dan jasa giro 147.907.857.360 103.405.505.404Pendapatan selisih kurs – bersih 77.127.904.613 29.539.750.498Bunga obligasi 33.690.059.583 9.892.557.452Bagian laba bersih anak Perseroan 9.707.326.987 2.014.383.238Pendapatan investasi jangka pendek 4.415.438.495 10.550.011.662Pendapatan insidentil 3.597.236.975 6.526.638.023Pendapatan denda 1.847.538.186 1.477.353.462Pendapatan lelang 1.763.605.917 1.154.060.518Keuntungan penjualan aktiva tetap 198.009.600 960.844.444Lain-lain 4.974.233.539 1.727.019.896Jumlah 285.229.211.255 167.248.124.597
Rincian pendapatan lain-lain kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut:
2008 2007Kantor Pusat 237.445.405.290 148.289.903.418Bandara Internasional Soekarno-Hatta 42.159.806.100 13.685.219.824Bandara Halim Perdanakusuma 547.258.388 259.438.434Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 1.138.058.525 953.550.460Bandara Supadio 245.975.286 298.970.926Bandara Polonia 2.943.889.947 2.484.777.171Bandara Sultan Syarif Kasim II 209.750.379 288.760.800Bandara Internasional Minangkabau 1.981.524 316.603.669Bandara Sultan Iskandar Muda 85.560.586 58.586.437Bandara Husein Sastranegara 111.898.685 19.771.087Bandara Kijang/Raja Haji Fisabilillah 54.173.789 81.079.370Bandara Sultan Thaha 163.355.426 388.264.720Bandara Depati Amir 122.097.330 123.198.281Jumlah 285.229.211.255 167.248.124.597
Details of depreciation expenses in the head office and branch offices are as follows:
Head OfficeSoekarno-Hatta International Airport
Halim Perdanakusuma AirportSultan Mahmud Badaruddin II Airport
Supadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau International Airport
Sultan Iskandar Muda AirportHusein Sastranegara Airport
Kijang/Raja Haji Fisabilillah AirportSultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Total
31. OTHER INCOME
Interest income on time deposits and demand depositGains on foreign currency translation - net
Bond interestSubsidiaries – net profit
Short term investmentIncidental income
Penalty incomeAuction income
Gains on sale of fixed assetsOthersTotal
Details of other income in the head office and branch offices are as follows:
Head OfficeSoekarno-Hatta International Airport
Halim Perdanakusuma AirportSultan Mahmud Badaruddin II Airport
Supadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau International Airport
Sultan Iskandar Muda AirportHusein Sastranegara Airport
Kijang/Raja Haji Fisabilillah AirportSultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Total
Angkasa Pura II Annual Report 2008 167
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
32. BEBAN LAIN-LAIN
2008 2007Beban pajak jasa giro/deposito 31.515.450.925 21.394.541.049Kerugian penempatan reksadana 15.511.544.714 -Beban Bina Lingkungan 14.958.000.000 -Kerugian penurunan nilai obligasi 6.963.651.712 20.000.000Kerugian penurunan nilai saham 6.292.620.000 -Bagian rugi bersih anak Perseroan 2.027.570.089 6.853.378.105Beban penyimpanan surat berharga 201.214.852 281.942.781Beban pembinaan (pegel) 200.102.590 39.994.698Beban bunga - 28.650Lain-lain 13.872.992.172 15.747.760.614Jumlah 91.543.147.054 44.337.645.897
Rincian beban lain-lain kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut:
2008 2007Kantor Pusat 84.715.849.474 36.569.309.100Bandara Internasional Soekarno-Hatta 2.643.071.232 2.940.968.203Bandara Halim Perdanakusuma 415.642.453 330.421.593Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 392.674.059 267.227.517Bandara Supadio 212.312.173 42.469.788Bandara Polonia 1.446.944.645 3.082.161.862Bandara Sultan Syarif Kasim II 219.852.735 143.877.139Bandara Internasional Minangkabau 320.320.638 286.943.652Bandara Sultan Iskandar Muda 247.656.004 208.627.717Bandara Husein Sastranegara 192.988.799 188.081.404Bandara Kijang/Raja Haji Fisabilillah 347.867.083 111.900.732Bandara Sultan Thaha 227.239.653 37.153.426Bandara Depati Amir 160.728.106 128.503.764Jumlah 91.543.147.054 44.337.645.897
33. POS LUAR BIASA
Jumlah pos-pos luar biasa tahun 2007 sebesar Rp 8.926.139.133 merupakan kerugian kebakaran di Terminal Keberangkatan Internasional Bandar Udara Polonia, Medan.
34. TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN
2008 2007Perhitungan penghasilan bukan final 247.326.268.400 196.334.230.700Pajak penghasilan final
(Persewaan tanah dan bangunan serta konsesi) 14.668.399.315 12.284.499.450Jumlah 261.994.667.715 208.618.730.150
32. OTHER EXPENSES
Tax expense on demand deposits/time depositsLoss on placement of mutual fund
Environment development expensesLoss on impairment of BondsLoss on imparment of Shares
Subsidiaries – net lossSafe Deposite Box (SDB)
Education and training expensesInterestOthersTotal
Details of other expenses in the head office and branch offices are as follow:
Head OfficeSoekarno-Hatta International Airport
Halim Perdanakusuma AirportSultan Mahmud Badaruddin II Airport
Supadio AirportPolonia Airport
Sultan Syarif Kasim II AirportMinangkabau International Airport
Sultan Iskandar Muda AirportHusein Sastranegara Airport
Kijang/Raja Haji Fisabilillah AirportSultan Thaha AirportDepati Amir Airport
Total
33. EXTRAORDINARY ITEMS
Total of extraordinary item for the year 2007 amounting to Rp 8,926,139,133 represents financial loss due to damage by fire in International Departure terminal of Polonia Airport, Medan.
34. ESTIMATED INCOME TAX
Non final income taxFinal income tax
(land and building rental and concession)Total
168 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut:
2008 2007Laba sebelum pajak penghasilan 970.983.907.654 686.985.243.808
Perbedaan temporer:Penyusutan aktiva tetap (131.349.631.467) (116.251.764.097)Amortisasi (166.875.777) 748.984.414Penyisihan piutang tak tertagih 57.456.809.932 27.040.279.634Kewajiban imbalan pasca kerja 2.203.988.129 41.271.730.768
Sub jumlah (71.855.709.183) (47.190.769.281)Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal:
Beban pegawai 23.697.832.291 25.603.457.679Beban umum 27.116.726.587 48.210.290.817Beban lain-lain 71.983.105.264 42.081.794.352
Penghasilan bunga (186.013.355.438) (113.298.062.856)Pendapatan sewa tanah/bangunan/konsesi (162.788.171.963) (144.651.191.404)Beban berhubungan dengan persewaan 155.928.315.468 164.573.075.547Aktiva tetap yang masa manfaat satu tahun 3.106.334.660 4.756.325.717Kerugian (pendapatan) yang bukan
merupakan obyek pajak-
(10.550.011.662)Bagian laba anak perusahaan (7.679.756.898) (2.014.383.238)Sub jumlah (74.648.970.029) 14.711.294.952
Laba kena pajak 824.479.228.442 654.505.769.479
Pembulatan 824.479.228.000 654.505.769.000
10% x Rp 50.000.000 5.000.000 5.000.00015% x Rp 50.000.000 7.500.000 7.500.00030% x Rp 824.379.228.000 247.313.768.400 -30% x Rp 654.405.769.000 - 196.321.730.700
Jumlah pajak penghasilan 247.326.268.400 196.334.230.700Pajak Penghasilan Final 14.668.399.315 12.284.499.450
261.994.667.715 208.618.730.150Dikurangi pajak dibayar dimuka
PPh pasal 22 - (4.773.126)PPh pasal 23 (72.449.716.263) (69.490.717.619)PPh pasal 25 (166.258.919.292) (173.160.912.396)
Jumlah pajak dibayar dimuka (238.708.635.555) (242.656.403.141)
Kurang (lebih) bayar pajak tahun berjalan 23.286.032.160 (34.037.672.991)
Reconciliation between net profit before income tax as per income statements and taxable income is as follows:
Profit before income tax
Temporary difference:DepreciationAmortization
Allowance for bad debtsPost employment benefit
Sub totalPermanent difference:
Personnel expensesGeneral expenses
OthersInterest Income
Land/building Rental/concession incomeExpenses related to rental
Fixed assets with one year useful life
Non taxable losses (gains)Minority interest of subsidiaries
Sub total
Taxable profit
Rounded off
10% x Rp 50,000,00015% x Rp 50,000,000
30% x Rp 824,379,228,00030% x Rp 654,405,769,000
Total income taxFinal income tax
Less prepaid taxesIncome tax article 22Income tax article 23Income tax article 25
Total prepaid taxes
Under (over) payment of tax in current year
Angkasa Pura II Annual Report 2008 169
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Perhitungan pendapatan (beban) pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
Pendapatan (dibebankan) pada laporan laba rugi
Income (credited to income statement)
Efek ubah tarif The effect of rate
changes2007 2008
Penyusutan aktiva tetap (48.714.276.350) (32.837.407.867) 6.806.462.355 (74.745.221.862)Amortisasi biaya ditangguhkan 172.741.650 (41.718.944) (89.303.762) 41.718.944Penyisihan piutang tak tertagih 44.706.464.558 14.364.202.483 (3.284.052.109) 55.786.614.932Kewajiban imbalan pasca kerja 12.381.519.230 550.997.032 (2.063.586.537) 10.868.929.725
8.546.449.088 (17.963.927.296) 1.369.519.947 (8.047.958.261)
Pendapatan (dikreditkan) pada laporan laba rugi
Income (credited to income statement)
2006 2007Penyusutan aktiva tetap (13.838.747.121) (34.875.529.229) (48.714.276.350)Amortisasi biaya ditangguhkan (51.953.674) 224.695.324 172.741.650Penyisihan piutang tak tertagih 7.284.978.338 37.421.486.220 44.706.464.558Kewajiban imbalan pasca kerja - 12.381.519.230 12.381.519.230
(6.605.722.457) 15.152.171.545 8.546.449.088
35. DIVIDEN TUNAI DAN CADANGAN
Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Angkasa Pura II (Persero) No. RIS-31/D3-MBU/2008 ditetapkan penggunaan laba usaha tahun buku 2007 sebesar Rp 498.587.661.291 setelah dikurangi laba penjualan aktiva tetap sebesar Rp 960.844.444 menjadi sebesar Rp 497.626.816.847 sebagai berikut:
• 25,05% atau sebesar Rp 124.647.000.000 dibagikansebagai dividen tunai kepada pemegang saham.
• 74,95% atau sebesar Rp 372.979.816.847 digunakanuntuk cadangan umum.
Dalam berita acara Rapat Umum Pemegang Tahunan Pemegang Saham No. RIS-02/D3-MBU2007 tanggal 27 Juni 2007 ditetapkan penggunaan laba usaha tahun buku 2006 sebesar Rp 435.024.956.396 sebagai berikut:
• 25%atausebesarRp108.756.240.000dibagikansebagaidividen tunai kepada pemegang saham.
• 3% atau sebesar Rp 13.050.750.000 dibagikan sebagaitambahan dana bina lingkungan
• 0,83%atausebesarRp3.600.000.000dibagikansebagaitantiem dan jasa produksi Direksi dan Komisaris.
• 71,17% atau sebesar Rp 309.617.966.396 digunakanuntuk cadangan umum.
Calculation on deferred tax assets (liabilities) is as follows:
DepreciationDeferred amortization expenses
Allowance for bad debtsPost employment benefit
DepreciationDefered amortization expenses
Allowance for bad debtsPost employment benefit
35. CASH DIVIDEND AND RESERVE
Based on the minutes of Shareholders’ General Meeting of PT Angkasa Pura II (Persero) No RIS-31/D3-MBU/2008 it was stated that the use of operating profit on the 2007 book year amounting to Rp 498,587,661,291 net of sales of fixed assets amounting to Rp 960,844,444 to Rp 497,626,816,847 as follows:• 25.05%orequivalenttoRp124,647,000,000isdistributed
as cash dividend to shareholders,• 74.95%orequivalent toRp372,979,816,847 isusedas
general reserve.
In the minutes of Shareholders’ General Meeting No RIS-02/D3-MBU2007 dated June 27, 2007, it was stated that the use of operating profit on the 2006 book year amounting to Rp 435,024,956,396 is as follows:• 25%orequivalenttoRp108,756,240,000isdistributed
as cash dividend to shareholders,• 3%orequivalenttoRp13,050,750,000isdistributedas
addition to community development fund,• 0.83% or equivalent to Rp 3,600,000,000 is distributed
as production bonus and production service to Directors and Commissioners,
• 71.17%orequivalent toRp309,617,966,396 isusedasgeneral reserve.
170 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
36. INFORMASI PENTING LAINNYA
Program PensiunDana Pensiun Angkasa Pura II (DPAP2) merupakan kelanjutan dari Yayasan Dana Pensiun Bersama Angkasa Pura (YDP-BAP) yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. S-694/MK-13/1989 tanggal 2 Juni 1989. Dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang Dana Pensiun No. 11 Tahun 1992, Perseroan telah menetapkan peraturan DPAP2 dengan Keputusan Direksi No. KAP.549.4/KP.308/AP2-98 tanggal 6 Oktober 1998. Peraturan Dana Pensiun ini telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. KEP 391/KM.17/1999 tanggal 15 Nopember 1999 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 96 tanggal 30 Nopember 1999, Tambahan No. 53
Berdasarkan peraturan DPAP2, Perseroan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan yang telah berusia 18 tahun atau telah menikah. Manfaat pensiun yang akan dibayar dihitung berdasarkan Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP) dan masa kerja karyawan.
Pendanaan DPAP2 terutama berasal dari kontribusi pemberi kerja sebesar 27,59% dan karyawan sebesar 5% dari PhDP.
Aktiva dana pensiun terutama terdiri dari bank dan deposito berjangka, saham dan obligasi.
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan biaya manfaat dana pensiun oleh Bestama Aktuaria, aktuaris independen, adalah sebagai berikut:
Tingkat kematian : Tabel mortalita Indonesia Tahun 1949 Umur Pensiun Normal : 56 tahun Kenaikan PhDP : 1,5% setahun Tingkat Bunga Aktuaria : 10% setahun Biaya pengelolaan : 5% dari PhDP Perhitungan manfaat pensiun : 2,5% x masa kerja x PhDP Metode Aktuaris : Benefit Cost Method
37. TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA
Dalam kegiatan usahanya, Perseroan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai berikut:
a. Perseroan menempatkan dana pada Bank Pemerintah dengan persyaratan dan tingkat bunga normal sebagaimana berlaku untuk nasabah bank pihak ketiga.
b. Perseroan membeli obligasi, wesel tagih dan efek dibeli dengan janji jual kembali yang diterbitkan oleh BUMN lain.
c. Sebagian pekerjaan aktiva tetap Perseroan dilaksanakan oleh BUMN lain.
d. Sejak tanggal 24 Agustus 1998, Perseroan mengadakan kesepakatan bersama dengan PT Angkasa Pura I (Persero) mengenai pembagian pendapatan jasa pelayanan penerbangan internasional (route charge) dan jasa penerbangan lintas
36. OTHER SIGNIFICANT INFORMATION
Pension PlanPension fund of PT Angkasa Pura II (Persero) was established with the name of Yayasan Dana Pensiun Bersama Angkasa Pura (YDP-BAP), which was legalized by the Minister of Finance Republic of Indonesia through his Decision Letter No S-694/MK-13/1989 dated June 2, 1989. Complying with the regulation of Pension Fund No 11 of the year 1992, the Company have stipulated DPAP 2 regulation through the Decision Letter No KAP.549.4/KP.308/AP2-98 dated Oct 6, 1998. The regulations of Dana pensiun (pension fund) has been approved by the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia under decision letter No Kep.549.4/KP.308/AP2-98 dated November 15, 1999 and was published in the State Gazette No 96 dated November 30, 1999, Supplement No 53.
Complying with the DPAP2 regulation, the Company applies fixed benefit pension plan for employees who are 18 years old or are married. The pension will be computed based on the basic retirement income and working period in the Company.
Financing of DPAP2 is mainly derived from contribution of the Company at 27.59% and of employees at 5% of their basic retirement income.
Assets of pension fund mainly consist of cash in banks and time deposits, stocks and bonds.
Main assumptions that are used to determine post employment benefit by PT Bina Putera Jaya Hikmah, an independent actuary, are as follows:
Mortality rate : Indonesia Mortality Table year 1999Normal pension age : 56 yearsSalary increase : 1.5% per annumInterest rate : 10% per annumManagement costs : 5% of basic retirement incomePension benefit : 2.5% x working period x basic retirement incomeActuary method : Benefit Cost Method
37. RELATED PARTIES TRANSACTION
In the course of its business, the Company conducts transactions with related parties as follows:
a. The Company deposits an amount of fund in the governmental Banks with normal conditions and interet rate commonly applied to third parties,
b. The Company bought bonds, promissory notes, and marketable securities with resell arrangement issued by other State Owned Enterprises (SOE),
c. Several contruction projects are conducted by other Stated Owned Enterprises,
d. Starting from August 24, 1998, the Company entered into agreement with PT Angkasa Pura I (Persero) concerning profit sharing of International flight (route charges) and overflying services.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 171
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Saldo yang berhubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:
JumlahTotal
Persentase terhadap total aktiva/kewajiban
Percentage of Total Assets/Liabilities2008 2007 2008 2007
AktivaPiutang usaha:
PT Garuda Indonesia 251.312.629.302 219.618.966.651 3,39 3,45PT Purantara Mitra Angkasa Dua 16.617.408.909 13.668.143.102 0,22 0,21PT Gapura Angkasa 4.089.240.252 560.396.649 0,05 0,01Dharma Wanita 23.559.287 18.019.469 0,00 0,00
Jumlah piutang usaha 272.042.837.750 233.865.525.870 3,66 3,67Piutang non usaha
PT Angkasa Pura Schiphol 10.650.684.954 10.650.684.954 0,14 0,17Jumlah aktiva 282.693.522.704 244.516.210.824 3,80 3,84
KewajibanHutang lain-lain:
PT Angkasa Pura I 1.559.569.672 9.919.028.055 0,02 0,16Jumlah hutang lain-lain 1.559.569.672 9.919.028.055 0,02 0,16Hutang jaminan yang akan diperhitungkan:
PT Garuda Indonesia 60.070.000 60.069.600 0,00 0,00PT Gapura Angkasa 29.119.500 27.713.700 0,00 0,00
Jumlah hutang jaminan yang akan diperhitungkan 89.189.500 87.783.300 0,00 0,00
Jumlah kewajiban 1.648.759.172 10.006.811.355 0,02 0,16
Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang material dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
No.
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewaSifat hubungan
istimewa Perusahaan Transaksi1 PT Garuda Indonesia Perusahaan Afiliasi Jasa Penerbangan2 PT Purantara Mitra
Angkasa DuaPerusahaan Afiliasi Sewa tanah
3 PT Gapura Angkasa Perusahaan Afiliasi Ground handling service
4 Dharma Wanita Perusahaan Afiliasi Kantin5 PT Angkasa Pura
SchipholPerusahaan Afiliasi Konsultan
penerbangan6 PT Angkasa Pura I Perusahaan Afiliasi Jasa penerbangan
38. PERIKATAN
a. Perseroan mengadakan perjanjian kerjasama pemanfaatan lahan Bandara Soekarno-Hatta seluas 150.000 m2 dengan PT Mandara Jasindo Sena (MJS). MJS menggunakan lahan tersebut untuk membangun dan mengusahakan fasilitas hotel, balai sidang dan perkantoran.
Balance connected to related parties on balance sheet date is as follows:
AssetsAccounts receivable:
PT Garuda IndonesiaPT Purantara Mitra Angkasa Dua
PT Gapura AngkasaDharma Wanita
Total accounts receivableOther receivable
PT Angkasa Pura SchipholTotal assets
LiabilitiesOther payable:
PT Angkasa Pura ITotal other payable
Guarantee payables to be compensated:
PT Garuda IndonesiaPT Gapura Angkasa
Total guarantee payables to be compensated
Total liabilities
Details type of relationship and transaction with relatied parties are as follows:
No. Related parties Nature of relationships Transaction1 PT Garuda Indonesia Affiliated Company Airline service2 PT Purantara Mitra
Angkasa DuaAffiliated Company Land rental
3 PT Gapura Angkasa Affiliated Company Ground handling service
4 Periswara Affiliated Company Canteen5 PT Angkasa Pura
SchipholAffiliated Company Airline consultant
6 PT Angkasa Pura I Affiliated Company Air Traffic service
38. COMMITMENTS
a. The Company entered into an agreement with PT Mandara Jasindo Sena (MJS) to utilize land in Soekarno-Hatta International Airport of approximately 150,000 sqm. MJS uses the land for building, and providing facilities such as hotel, convention hall and office space.
172 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
i. Tahap pertama meliputi lahan seluas 50.000 m2 untuk jangka waktu 30 tahun yang berakhir Maret 2021. Perseroan memperoleh kompensasi sebesar Rp 10,8 milyar. Perseroan juga memperoleh konsesi sebesar prosentase tertentu dari pendapatan bersih atas operasi komersial dari fasilitas, terhitung sejak dimulainya operasi komersial dari fasilitas.
ii. Tahap kedua meliputi lahan seluas 100.000 m2 untuk jangka waktu 30 tahun yang berakhir tanggal 8 Pebruari 2026. Perseroan memperoleh kompensasi yang setiap lima tahun meningkat mulai dari Rp 600 hingga Rp 3.226,94 per m2 per bulan atau seluruhnya sebesar Rp 58.765.800.000. Perseroan juga memperoleh pendapatan konsesi sebesar prosentase tertentu dari pendapatan.
iii. Pada akhir periode perjanjian, MJS akan mengembalikan lahan tersebut dan mengalihkan kepemilikan seluruh fasilitas yang telah dibangun diatas lahan tersebut kepada Perseroan.
b. Perseroan mengadakan perjanjian penggunaan tanah di Bandara Soekarno-Hatta seluas 1.020.000 m2 dengan PT Sanggraha Daksamitra (SDM). Perseroan menyewakan tanah tersebut kepada SDM untuk dikelola sebagai fasilitas usaha : lapangan golf, taman niaga dan pusat pertokoan internasional berikut fasilitas penunjangnya. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 20 tahun terhitung sejak fasilitas usaha beroperasi secara komersial dan dapat diperpanjang. Perseroan memperoleh kompensasi atas penggunaan tanah tersebut sebagai berikut:
Kompensasi per tahun (USD) Compensation per year (USD)
Tahun ke 1-2 (USD 0,20/m2 per tahun) 204.000 1st–2nd year (USD 0.20/sqm per year)Tahun ke 3-5 (USD 0,26/m2 per tahun) 265.200 3rd-5th year (USD 0.26/sqm per year)Tahun ke 6-10 (USD 0,34/m2 per tahun) 346.800 6th-10th year (USD 0.34/sqm per year)Tahun ke 11-sampai perjanjian berakhir (USD 0,44/m2 per tahun) 448.000 11th–end of agreement (USD 0.44/sqm per year)
Perseroan juga memperoleh pendapatan konsesi yang dihitung berdasarkan jumlah pendapatan kotor dengan prosentase sebagai berikut:
TahunYear
Persentase(%)Percentage (%)
- 1-3 5- 3-8 6- 8-20 7
Pada akhir periode perjanjian, PT SDM wajib mengembalikan tanah tersebut kepada Perseroan dan Perseroan wajib membayar kepada PT SDM sebesar nilai pasar yang wajar dari bangunan gedung serta kelengkapannya yang melekat termasuk infrastruktur yang terdapat di pusat pertokoan dan taman niaga.
i. The first stage includes land of approximately 50,000 sqm, with period of 30 years, up to March 2021. The Company receives compensation amounting to Rp 10.8 billion. The Company also receives concession up to certain percentage from total net income of commercial facility operation, starting from commercial facility operation is open,
ii. The second stage includes land of approximately 100,000 sqm, with tenor of 30 years, due on February 8, 2026. Company receives compensation every 5 years increasing from Rp 600 to Rp 3,226.94 per sqm per month or in total amounting to Rp 58,765,800,000. The Company also receives concession at certain percentage from total revenue,
iii. In the final stage of agreement period, MJS will return the land and transfer the ownership of facilities built on that land to the Company.
b. The Company entered into agreement with PT Sanggraha Daksamitra (SDM) to use land in Soekarno-Hatta International Airport of approximately 1,020,000 sqm. Company rents the land to managed by PT SDM for facilities such as: golf course, commercial facillities and international stores and the supporting facilities. This agreement is valid for 20 years starting from the commercial facilities are open, and may be extended. The Company receives compensation for land utilization as follows:
The Company also receives concession revenues calculated based on gross income with percentage as follows:
At the end of agreement period, PT SDM is obliged to return the land to the Company, and the Company obliged to pay to PT SDM the amount of fair market value for buildings and their supporting facilities, including equipment in the stores and commercial facilities infrastructure.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 173
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
c. Berdasarkan Perjanjian Pemanfaatan Lahan/Tanah No. DS/PERJ/DZ-3018/2008 atau PJJ.15.02.01/00/02/2008/022 tanggal 15 Pebruari 2008 antara PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Garuda Indonesia (Persero). Adapun isi perjanjian sebagai berikut:
• Lahanyangdimanfaatkanseluas236.865m2 • Tujuan pemanfataan lahan untuk administrasi
perkantoran, penunjang kegiatan operasional penerbangan berikut fasilitas penunjangnya.
• Jangka waktu perjanjian 1 Januari 2007 sampaidengan 31 Desember 2011
• Kompensasi pemanfaatan lahan sampai dengan25.000 m2 sebesar Rp 1.000 per meter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan adalah Rp 25.000.000. Luas lahan 25.001 m2 sampai dengan 100.000 m2 sebesar Rp 795 per meter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan adalah Rp 59.625.000. Sedangkan luas lahan 100.001 m2 sampai dengan 400.000 m2 sebesar Rp 490 per meter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan sebesar Rp 67.063.850. Total kompensasi pemanfaatan lahan sebesar Rp 151.688.850. Pembayaran kompensasi dilaksanakan 1 bulan dimuka.
d. Berdasarkan Perjanjian Pemanfaatan tanah dan konsesi usaha antara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, dengan nomor perjanjian PJJ.15.06/00/01/2008/008 atau No. GMF/PERJ/DT-3011/2008 tanggal 25 Januari 2008, telah disepakati:
• Lahanyangdimanfaatkanseluas900.000m2 • Pemanfaatanlahandigunakanuntukusahaaircraft
maintenance. • Jangkawaktuperjanjian14Juli2005sampaidengan
tanggal 31 Desember 2011. • Tarif kompensasi pemanfaatan tanah per meter
persegi per bulan sebagai berikut: - Terhitung mulai tanggal 14 Juli 2005 sampai dengan
31 Desember 2006 tarif per meter persegi per bulan sebesar Rp 165, sehingga jumlah kompensasi setiap bulannya adalah Rp 148.500.000.
- Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2011, tarif per meter persegi per bulan menggunakan pola degresive, yaitu luas tanah sampai dengan 25.000 m2 sebesar Rp 2.000 per meter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan Rp 50.000.000. Luas tanah 25.001 sampai dengan 100.000 m2 sebesar Rp 1.200 per meter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan sebesar Rp 90.000.000. Luas tanah 100.001 sampai dengan 400.000 m2 sebesar Rp 625 per meter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan sebesar Rp 187.500.000. Luas tanah 400.001 sampai dengan 750.000 m2 sebesar Rp 536 per meter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan sebesar Rp 187.600.000. Dan luas tanah 750.001 sampai dengan 1.000.000 m2 sebesar Rp 405 per meter persegi per bulan sehingga jumlah
c. Based on agreement to utilize land No DS/PERJ/DZ-3018/2008 or PJJ.15.02.01/00/02/2008/022 dated February 15, 2008 between PT Angkasa Pura II (Persero) with PT Garuda Indonesia (Persero). Details of agreement are as follows:
• Landusedis236,865sqm. • Landusedinpurposetoadministrativeoffice,flight
operations supporting activities and supporting facilities
• An agreement is valid from January 1, 2007 toDecember 31, 2011.
• Compensation to utilize land approximately of25,000 sqm amounting to Rp 1,000 per square meter a month, hence accumulated compensation a month amounting to Rp 25,000,000. Land of approximately 25,001 sqm to 100,000 sqm amounting to Rp 795 per square meter a month. Total compensation for a month amounting to Rp 59,625,000. Land of approximately 100,001 sqm to 400,000 sqm amounting Rp 490 per square meter a month. Total compensation for a month amounting to Rp 67,063,850. Total compensation to utilize land amounting to Rp 151,688,850. Compensation payments are paid 1 month in advance.
d. PT Angkasa Pura II (Persero) entered in to agreement with PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, based on agreement letter PJJ.15.06/00/01/2008/008 or No GMF/PERJ/DT-3011/2008 dated January 25, 2008 as follows:
• Landusedofapproximately900,000sqm. • Landisbeingusedforaircraftmaintenance, • AgreementisvalidfromJuly14,2005toDecember
31, 2011, • Compensation rate for land utilization per square
meter per month is as follows: - Starting from July 14, 2005 until December 31, 2006
rate per square meter a month amounting Rp 165, total compensation every month amounting to Rp 148,500,000.
- Starting from January 1, 2007 until December 31, 2011 rate per squre meter a month is using degresive pattern which considered that land with approximately of 25,000 sqm amounting to Rp 2,000 per sqm per month, total compensation per month amounting to Rp 50,000,000, land approximately of 25,001 to 100,000 sqm amounting to Rp 1,200 per square meter per month, total compensation every month amounting to Rp 90,000,000. Land approximately of 100,001 to 400,000 sqm amounting to Rp 625 per square meter per month, total compensation every month amounting to Rp 187,500,000. Land approximately of 400,001 to 750,000 sqm amounting to Rp 536 per square meter per month, and compensation every month amounting to Rp 187,600,000, and land with approximately of 750,001 to 1,000,000 sqm amounting to Rp 405 per square meter per month. Total compensation
174 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
kompensasi setiap bulan sebesar Rp 60.750.000. Sehingga total kompensasi pemanfaatan tanah setiap bulan sebesar Rp 575.850.000.
• Pembayarankompensasipemanfaatantanahadalahterhitung mulai tanggal 14 Juli 2005 sampai dengan 31 Desember 2006 dibayar 1 bulan dimuka, sedangkan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2011 dibayar 3 bulan dimuka.
e. Berdasarkan Perjanjian Sewa Gudang dan Pemanfaatan
Tanah No. SPKS.049/KM.102/2005-AP II tanggal 22 Nopember 2005 antara PT Wahana Dirgantara dengan PT Angkasa Pura II (Persero). Adapun isi perjanjian sebagai berikut:
• Fasilitasgudangseluas2.292m2ditambahruanganperkantoran didalamnya.
• Fasilitasbongkarmuatbarang(stagingarea)seluas2.664 m2
• Fasilitaspelataranparkirkendaraanseluas2.584m2 • Ruangperkantorandalamgudangseluas340m2 Tanah tersebut terletak dan berlokasi di belakang
gudang PT Pos Indonesia Area Kargo Bandar Udara Internasional Jakarta Soekarno – Hatta (Bandara).
• Sewa gudang, sewa ruangan perkantoran dankompensasi pemanfaatan tanah untuk tempat bongkar muat barang (staging area) diatur sebagai berikut:
- Sewa gudang ditetapkan sebesar Rp 16.960 per m2/bulan dan ditinjau setiap 2 tahun
- Sewa ruangan perkantoran (ruangan dalam gudang yang digunakan untuk kegiatan administrasi/perkantoran) seluas 340 m2 ditetapkan sebesar Rp 70.000 per-m2/bulan dan ditinjau setiap 2 tahun
- Besaran kompensasi pemanfaatan tanah untuk tempat bongkar muat barang (staging area) ditetapkan sebesar Rp 10.000 per-m2/bulan dan ditinjau setiap 2 tahun.
- Pembayaran sewa gudang, sewa ruangan perkantoran dan kompensasi pemanfaatan tanah setiap 6 bulan dibayar dimuka.
• Selain membayar sewa gudang, sewa ruanganperkantoran dan kompensasi pemanfaatan tanah, diwajibkan pula untuk membayar konsesi usaha sebesar 8% dari total pendapatan kotor setiap bulannya, dengan jaminan minimum omzet bruto sebesar Rp 150.000.000 setiap bulannya. Besaran konsesi usaha tersebut belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang besarnya sesuai ketentuan peraturan perpajakan.
• PTWahanaDirgantaradiwajibkanmembayaruangkesanggupan (surcharge) sebesar 2 bulan nilai sewa gudang, sewa ruangan perkantoran dan kompensasi pemanfaatan tanah atau sebesar Rp 179.000.000 yang dibayarkan sekaligus selambat-lambatnya 14 hari kalender setelah dikeluarkannya surat ijin prinsip atau sebelum perjanjian ini ditandatangani.
• Perjanjianberlakusejaktanggalditandatanganidanakan berakhir setelah 5 tahun.
every month amounting to Rp 60,750,000. Therefore total land utilization compensation every month amounting to Rp 575,850,000.
• The payment of land utilization compensation isstarting from July 14, 2005 to December 31, 2006 will pay one month in advance, meanwhile starting from January 1, 2007 to December 31, 2011 the payment will be settled 3 months in advance.
e. Based on the agreement of warehouse rental and
land utilization No SPKS.049/KM.102/2005-AP II dated November 22, 2005 between PT Wahana Dirgantara and PT Angkasa Pura II (Persero). The agreement is as follows:
• Warehouse facility approximately 2,292 sqm withoffice space thereon
• Staging area facility for loading and unloadingactivities approximately 2,664 sqm
• Parkingfacilityapproximately2,584sqm • Office space in warehouse area approximately 340
sqm The land was placed at the backyard of
PT Pos Indonesia cargo area at Soekarno – Hatta International airport,
• Warehouse rental, office space rental and landutilization compensation to be used as staging area for loading and unloading activities are arranged as follows:
- Warehouse rental amounting to Rp 16,960 per sqm/month and subject to review every 2 years,
- Office space rental (space inside warehouse are that used for office or administration activities) approximately 340 sqm is determined at Rp 70,000 per-sqm/month and subject to review every 2 years,
- The land utilization compensation used for staging area for loading and unloading activities is determined at Rp 10,000 per-sqm/month and subject to review every 2 years. Payment of warehouse rental, office space rental dan land of utilization compensation is settled 6 (six) months in advance,
• Besidespaymentsofwarehouserental,officespacerental and land utilization compensation. PT WD is also required to pay business concession payment of 8% from total gross income every month, with mínimum gross revenues guarantee amounting to Rp 150,000,000 every month. The business concession payment excluded value added tax (VAT) which amount is in accordance with tax regulations.
• PTWahanaDirgantaraissupposedtopaysurchargepayment, which is 2 month fees of warehouse rental, office space rental and land utilization compensation amounting to Rp 179,000,000 and will be paid all at once at least 14 days after principal permit issued or before this agreement is signed.
• Theagreementisvalidsincethedateofsigningandwill expire after 5 years.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 175
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
• Biaya pembangunan jalan akses menuju ke lokasigudang serta biaya terkait dengan pembangunan, termasuk biaya rancang bangun, perizinan dan lain sebagainya dengan standar biaya yang disepakati setinggi-tingginya sebesar Rp 13.097.219.110.
f. Perseroan mengadakan perjanjian pemanfaatan tanah di Bandara Soekarno-Hatta dengan PT Birotika Semesta/DHL seluas 1.411,20 m2. Tanah tersebut dimanfaatkan untuk mendirikan bangunan gudang dan kantor yang disepakati dengan harga Rp 2.843.130.000. Bangunan tersebut akan digunakan untuk kegiatan usaha jasa pengurusan transportasi dan jasa pengiriman express. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 5 tahun sejak berita acara pengoperasian bangunan tersebut ditandatangani dan dapat diperpanjang sebanyak 3 (tiga) periode (15 tahun) yang berakhir pada tahun 2019.
Perseroan memperoleh kompensasi atas pemanfaatan tanah tersebut dari DHL sebagai berikut:
Periode PerjanjianKompensasi per tahun (Rp)Compensation per year (Rp) Agreements periods
Pertama Rp 10.000/m2 per bulan 169.344.000 First Rp 10,000/sqm per monthKedua Rp 15.000/m2 per bulan 254.016.000 Second Rp 15,000/sqm per monthKetiga Rp 22.500/m2 per bulan 381.024.000 Third Rp 22,500/sqm per monthKeempat Rp 33.750/m2 per bulan 571.536.000 Fourth Rp 33,750/sqm per month
Perseroan juga memperoleh pendapatan konsesi sebesar 5% dari operating cost sebesar Rp 150.000.000 sampai dengan 30 September 2002 dan dimulai 1 Oktober 2002 sampai dengan 30 September 2004 sebesar Rp 233.000.000. Pada akhir periode perjanjian, bangunan berikut dengan perlengkapannya yang didirikan oleh DHL diserahkan kepemilikannya kepada Perseroan tanpa ada ganti rugi.
g. Berdasarkan Perjanjian sewa ruangan No. SPSW.021/KM.102/2005-AP II tanggal 8 Agustus 2005 antara PT Gapura Angkasa dengan PT Angkasa Pura II (Persero). Adapun isi perjanjian adalah sebagai berikut:
• PTAngkasaPuraII(Persero)menyerahkansebidangtanah yang selanjutnya dibangun fasilitas gudang seluas 3.000 m2 ditambah ruangan perkantoran di dalamnya yang terletak dan berlokasi antara gudang 510 dan 520 area kargo Bandar Udara Internasional Jakarta Soekarno Hatta (Bandara).
• Sewagudangdansewaruanganperkantorandiatursebagai berikut:
- Sewa gudang seluas 3.000 m2 ditetapkan sebesar Rp 16.960 per-m2/bulan, dan ditinjau setiap 2 tahun
- Sewa ruangan perkantoran (ruang dalam gudang yang digunakan untuk kegiatan administrasi/ perkantoran) seluas 700 m2 ditetapkan sebesar Rp 70.000 per m2/bulan, dan ditinjau setiap 2 tahun
- Pembayaran sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran dilaksanakan setiap 3 bulan dibayar dimuka
• The entire cost of road access to the warehouselocation and the related costs with the construction, including the cost of project design, licenses, and others with the standard fee at mutual agreementamounting to Rp 13,097,219,110.
f. The Company entered into an agreement with PT Birotika Semesta/DHL to utilize land at Soekarno-Hatta International Airport of approximately 1,411.20 sqm. The land is used to build warehouse and office building as agreed at the price of Rp 2,843,130,000. The building will be used for DHL’s activities such as transportation and express delivery services. The agreement is valid for 5 years since the minutes of building operation was signed and it could be extended for 3 periods (15 years), maturity in 2019.
The Company receives compensation for land utilization from DHL as follows:
The Company also receives concession income of 5% of operating cost amounting to Rp 150,000,000 up to September 30, 2002 and starting from October 1, 2002 to September 30, 2004 amounting to Rp 233,000,000. At the end of agreement period, the ownership status of the building and its equipment, built by DHL, will be handed over to the Company without any compensation.
g. Based on space rental agreement No SPSW.021/KM.102/2005-AP II dated Agustus 8, 2005 between PT Gapura Angkasa and PT Angkasa Pura II (Persero) it was stated as follows:
• PT Angkasa Pura II (Persero) handed over a partof land that will be built as warehouse facilities approximately 3,000 sqm with addition approximately 3,000 sqm office space located in the warehouse area and is located between 510 and 520 area cargo at Soekarno-Hatta International Airport;
• Warehouse rental and office space rental, is set asfollows:
- Warehouse rental approximately of 3,000 sqm amounting to Rp 16,960 per-sqm/month and subject to review every 2 years,
- Office space rental include space inside warehouse that use for office and administration activities is approximately of 700 sqm is stated at Rp 70,000 per sqm/month and subject to review every 2 years,
- Payments of Warehouse rental and office space rental is settled 3 months in advance.
176 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
• Selain membayar sewa gudang dan sewa ruanganperkantoran, diwajibkan pula untuk membayar konsesi usaha sebesar 5% dari total pendapatan kotor (omzet bruto) setiap bulannya, dengan jaminan minimum omzet bruto sebesar Rp 600.000.000 setiap bulannya.
• PT Gapura Angkasa diwajibkan membayar uangkesanggupan (surcharge) sebesar 2 bulan nilai sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran atau sebesar Rp 200.000.000 yang dibayarkan sekaligus sebelum perjanjian ditandatangani.
• Perjanjian berlaku 5 tahun terhitung sejakpenyelesaian pembangunan fisik.
• Biaya pembangunan fasilitas/bangunan gudangdan biaya pembangunan jalan akses menuju ke lokasi gudang serta biaya yang terkait dengan pembangunan, termasuk biaya rancang bangun, perizinan dan lain sebagainya, dengan standar biaya yang disepakati setinggi-tingginya sebesar Rp 7.968.685.000. Kompensasi atas seluruh biaya pembangunan fasilitas/bangunan gudang dikompensasikan dengan sewa gudang
h. Berdasarkan Perjanjian Sewa Gudang dan Pemanfaatan
Tanah No. SPSW.026/KM.102/2005-AP II tanggal 25 Oktober 2005 antara PT Dharma Bandar Mandala (PT DBM) dengan PT Angkasa Pura II (Persero). Isi perjanjian sebagai berikut:
• PT DBM menerima sebidang tanah yang akandibangun:
- Fasilitas gudang seluas 678,4 m2 (84,8 m x 8 m) ditambah ruangan perkantoran didalamnya
- Ruang perkantoran dalam gudang seluas 200 m2.
• Sewagudangdansewaruanganperkantorandiatursebagai berikut:
- Sewa gudang ditetapkan sebesar Rp 25.000 per-m2/bulan
- Sewa ruangan perkantoran ditetapkan sebesar Rp 90.000 per m2/bulan
- Tarip sewa ditinjau setiap 2 tahun • Selain membayar sewa gudang dan sewa ruangan
perkantoran, PT DBM diwajibkan pula untuk membayar konsesi usaha sebesar 8% dari total pendapatan kotor setiap bulannya, dengan jaminan minimum omzet bruto sebagai berikut:
- Tahun I sebesar Rp 200.000.000 per bulan; - Tahun II sebesar Rp 300.000.000 per bulan - Tahun III sebesar Rp 350.000.000 per bulan - Tahun IV sebesar Rp 400.000.000 per bulan - Tahun V sebesar Rp 450.000.000 per bulan • PT DBM diwajibkan membayar uang kesanggupan
(surcharge) sebesar 2 bulan nilai sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran sebesar Rp 70.000.000 yang dibayarkan sekaligus selambatnya 1 minggu setelah ijin prinsip keluar.
• Jangka waktu perjanjian 5 tahun sejak tanggalditandatangani perjanjian.
• Besides payment of warehouse rental and officespace rental, DHL is also required to pay 5% of gross income every month as bussiness concession payment, with mínimum guarantee bruto income every month amounting to Rp 600,000,000.
• PT Gapura Angkasa is required to pay surchargepayment for 2 month rental of warehouse rental, office space rental and land utilization compensation amounting to Rp 200,000,000 that should be paid all at once before this agreement is signed.
• Theagreementisvalidsincethedateofsigningandwill expire after 5 years.
• The entire cost of access road to the warehouselocation and the related costs with construction, such as cost of project design, licenses, and others with the standard fee at mutual agreement amounting to Rp 7,968,685,000.
h. Based on agreement of warehouse rental and land
utilization No SPSW.026/KM.102/2005-AP II dated October 25, 2005 between PT Dharma Bandar Mandala (PT DBM) and PT Angkasa Pura II (Persero), it was stated as follows:
• PTDBMreceivesalandthatwillbebuiltfor: - Warehouse facility approximately of 678.4 sqm
(84,8 m x 8 m) and addition of space to be used as office inside the warehouse
- Office inside the warehouse area approximately of 200 sqm
• Rental warehouse and office rental are set asfollows:
- Warehouse rental amounting to Rp 25,000 per-sqm/month
- Rental of office space amounting to Rp 90,000 per sqm/month
- Rental rate subject to review every 2 years • PT DBM is also required to pay the business
concessions fee of 8% from the total gross income every month, with a mínimum guarantee gross revenues as follows:
- 1st year is amounting to Rp 200,000 per month - 2nd year is amounting to Rp 300,000 per month - 3rd year is amounting to Rp 350,000 per month - 4th year is amounting to Rp 400,000 per month - 5th year is amounting to Rp 450,000 per month • PTDBM is required topay surchargepyment for2
month rental warehouse and rental of office space amounting to Rp 70,000,000 that should be paid all at once at least 1 week after the principle permits released.
• Theagreementperiod isvalidfor5years sincetheagreement signed.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 177
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
• Seluruhbiayapembangunanfasilitas/bangunandanbiaya yang terkait dengan pembangunan tersebut, termauk biaya rancang bangun, perizinan dan lain sebagainya menjadi tanggung jawab PT DBM, dengan standar biaya yang disepakati setinggi-tingginya sebesar Rp 2.346.964.170.
i. Sehubungan dengan aktivitas normalnya, Perseroan mengadakan perjanjian persewaan tanah, bangunan beserta fasilitasnya dan perjanjian konsesi dengan para pihak yang melakukan aktivitas usaha di lingkungan Bandara yang dikelola Perseroan.
39. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA
• Kenaikan tarif Pendapatan Jasa Penumpang PesawatUdara (PJP2U)
Berdasarkan Keputusan direksi PT Angkasa Pura II (Persero) No. KEP.15.01.01/02/2009 tanggal 23 Pebruari 2009 telah ditetapkan besaran Tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) untuk angkutan luar negeri dengan besaran sebagai berikut:
Soekarno-Hatta - Tangerang 150.000Polonia - Medan, Sultan Syarif Kasim II – Pekanbaru, Supadio – Pontianak, Husein Sastranegara – Bandung 75.000SM. Badaruddin II – Palembang, Minangkabau – Padang, Sultan Iskandar Muda - Aceh 100.000Halim Perdanakusuma - Jakarta 80.000Raja Haji Fisabilillah – Tanjung Pinang 50.000
Berdasarkan Keputusan direksi PT Angkasa Pura II (Persero) No. KEP.15.01.01/02/2009 tanggal 23 Pebruari 2009 telah ditetapkan besaran Tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) untuk angkutan dalam negeri dengan besaran sebagai berikut:
Soekarno-Hatta - Tangerang 40.000Polonia - Medan, SM. Badaruddin II – Palembang, Minangkabau – Padang 35.000Sultan Syarif Kasim II – Pekanbaru, Halim Perdanakusuma – Jakarta, Supadio - Pontianak 30.000Sultan Iskandar Muda – Aceh, Husein Sastranegara – Bandung 25.000Raja Haji Fisabilillah – Tanjung Pinang 20.000
• Theentirecostoffacilities/buildingsandrelatedcostwith the construction, including design cost, licenses and others will be done by PT. DBM with maximun agreed upon standard charge amounting to Rp 2,346,964,170.
i. In the normal course of its business, the Company entered into rental agreements of land and building, along with its facilities, and concession agreement with respective parties who perform their commercial activities at the Airport managed by the Company.
39. SUBSEQUENT EVENTS
• Increaseinincomerateofflightservices(PJP2U)
Based on Decision Letter of the Board of Directors of PT Angkasa Pura II (Persero) No KEP.15.01.01/02/2009 dated February 23, 2009 it was stated that rate of flight service (PJP2) to foreign flight services are as follows:
Based on Decision Letter of the Board of Directors of PT Angkasa Pura II (Persero) No KEP.15.01.01/02/2009 dated February 23, 2009 it was stated that rate of flight service (PJP2) to domestic flight services are as follows:
178 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
• Undang-undangRINo.1tahun2009tentangpenerbanganpada bab XII mengenai navigasi penerbangan pasal 271 berbunyi:
- Pemerintah bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan navigasi penerbangan terhadap pesawat udara yang beroperasi di ruang udara yang dilayani
- Untuk menyelenggarakan pelayanan navigasi penerbangan sebagaimana dimaksud diatas, Pemerintah membentuk satu lembaga penyelenggara pelayanan penerbangan.
- Lembaga penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan memenuhi kriteria sebagai berikut:
> Mengutamakan keselamatan penerbangan > Tidak berorientasi kepada keuntungan > Secara finansial dapat mandiri > Biaya yang ditarik dari pengguna dikembalikan
untuk biaya investasi dan peningkatan operasional
- Lembaga penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Menteri
Peraturan Pemerintah RI No. 6 tahun 2009 tentang
jenis dan tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Departemen Perhubungan, berbunyi pelayanan jasa penerbangan dalam negeri yang diselenggarakan oleh PT Angkasa Pura I dan II (Persero), 15% dari tarif PJP Dalam Negeri PT AP I dan PT AP II, merupakan PNBP. Disamping itu pelayanan jasa penerbangan luar negeri yang diselenggarakan oleh PT Angkasa I dan II (Persero), 10% dari tarif PJP Luar Negeri PT AP I dan PT AP II, merupakan PNBP.
Undang-undang dan Peraturan ini berlaku sejak tanggal 16 Pebruari 2009.
• KasMobile8tergerus97%dalam1tahun.
Kas dan setara kas PT Mobile 8 Telecom pada akhir tahun lalu tergerus hebat 97,2% dari Rp 892,67 miliar pada akhir 2007 menjadi hanya Rp 23,73 miliar. Dalam laporan keuangan 2008 Mobile 8 yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia kemarin disebutkan kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi Mobile-8 tahun lalu mencapai Rp 443,99 miliar. Kas bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi Rp 343,38 miliar.
Sekretaris Perusahaan Mobile-8 Chris Taufik mengatakan tergerusnya kas dan setara kas itu karena penambahan jumlah Base Transceiver Station (BTS) sebesar 65% menjadi 1.500 BTS pada tahun lalu. Kas Mobile-8 tergerus disebabkan lonjakan nilai investasi jangka pendek senilai Rp 288,98 miliar dari Rp 198,37 miliar pada 2007. Biaya operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi juga melonjak menjadi Rp 307,94 miliar pada 2008 dari Rp 135,88 miliar pada 2007,” tuturnya pada Bisnis Indonesia. Di sisi lain, utang usaha Mobile-8 pada tahun lalu jumlahnya mencapai Rp 579,25 miliar dan utang lainnya Rp 160,40 miliar.
• LawNo1year2009oftheRepublicofIndonesiaCahpterXII article 271 regarding flight services in the navigation states that:
- Government is responsible for conducting flight navigation services for aircraft which operating in the air area of the Republic of Indonesia.
- To conduct aviation navigation services as mentioned above, the Government established a provider of flight services.
- Institutions of aviation navigation service providers have to meet the following criteria as follows:
> Flight safety concerned > Non profit orientation > Financially independent > Costs from passangers will return as investment
cost and increase operational performance - Institution of aviation navigation service was
established by and responsible to the Minister. Government Regulation No 6 year 2009 concerning kinds
and rates of governmental non-tax revenues, which is applied in the Department of Communication stating that rate of Domestic Flight Services that was managed by PT Angkasa Pura I and II (Persero) at 15% from domestic flights service is non-taxable revenues, Otherwise rate of foreign flight service that was managed by PT Angkasa Pura I and II (Persero) at 10% from rate of foreign flight service is non-taxable revenues.
This law and regulation is valid on February 16,2009.
• Mobile8cashdecrease97%inayear.
PT Mobile 8 Telecom cash and cash equivalents in last year decreased significantly 97.2% from Rp 892.67 billion at the year ended 2007 to Rp 23.73 billion. In the 2008 financial statement of Mobile 8 Telecom which were submitted to Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange), it showed, that net cash which was used for Mobile 8 Telecom operational activities in 2007 amounting to Rp 443,99 billion.
Net cash used for investment activities amounting to Rp 343.38 billion.
Mr. Chris Taufik, the Company`s secretary of PT Mobile 8 Telecom stated decreasing in cash and cash equivalent due to additional Base Transceiver Station (BTS) at 65% or increase 1,500 BTS since the previous year. PT Mobile 8 Telecom cash and cash equivalent decrease because of increasing in the value of short-term investment amounting to Rp 288.98 billion from Rp 198.37 billion in 2007. Operating costs, maintenance and telecommunication services also increased to Rp 307.94 billion in 2008 from Rp 135.88 billion in 2007, “he said in the Bisnis Indonesia. On the other hand, debt of Mobile-8 business of last years, amounting to Rp 579.25 billion and other liabilities amounting to Rp 160.40 billion.
Angkasa Pura II Annual Report 2008 179
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued)
(Dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Operator telepon berbasis Code Division Multiple Access (CDMA) itu juga masih dibebani oleh surat utang senilai total Rp 1,73 triliun yang terdiri dari obligasi Rupiah Rp 675 miliar yang jatuh tempo pada 2012 dan obligasi US$ 100 juta jatuh tempo pada 2013.
Mobile-8 juga masih menunggak pembayaran bunga yang jatuh tempo pada 15 Maret sebesar Rp 20,88 miliar. Pembayaran bunga itu ditunda hingga 7 April 2009.
Obligasi yang ditempatkan pada PT Mobile 8 per 31 Desember 2008 sebesar Rp 5.000.000.000, jatuh tempo tanggal 15 Maret 2012.
40. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN
Pada tahun 2008 Perusahaan melakukan penyesuaian atas akun-akun yang berhubungan dengan laporan keuangan tahun 2007. Sesuai dengan PSAK 25, maka untuk tujuan komparatif dilakukan penyajian kembali laporan keuangan tahun 2007, sebagai berikut :
2007Laporan terdahulu
Previous reportDisajikan kembali
RestatementNERACAAktivaAktiva tetap – tanah 337.511.141.761 334.509.923.080Akumulasi Penyusutan 1.776.027.630.399 1.783.867.869.276Aktiva KSO - 29.257.216.961Pajak dibayar dimuka 115.856.292.207 118.208.364.207Aktiva pajak tangguhan - 8.546.449.088
Kewajiban dan EkuitasPendapatan diterima dimuka 38.235.109.494 61.884.227.774Kewajiban imbalan pasca kerja - 41.271.730.769Kewajiban pajak tangguhan 33.144.472.471 -
LAPORAN LABA RUGIBeban penyusutan 214.607.970.688 222.448.209.565Beban umum dan aktiva dibiayakan 264.605.247.579 305.876.978.348Laba bersih 498.587.661.291 493.518.685.203Penghasilan (beban) pajak:
Pajak kini (210.970.802.150) (208.618.730.150)Pajak tangguhan (26.538.750.015) 15.152.171.545
41. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN
Manajemen Perseroan bertanggung jawab atas penyusuanan laporan keuangan yang telah diuraikan dimuka dan diselesaikan pada tanggal 16 Maret 2009.
The Company is engaged in CDMA services, also still burdened by debt amounting to Rp 1.73 trillion which consist of Rupiah bonds amounting to Rp 675 billion which matures in 2012 and USD bonds of US$ 100 million matures in 2013.
Mobile-8 still has outstanding interest payment that fall due on March 15 amounting to Rp 20.88 billion. Interest payment is delayed until April 7, 2009.
Bonds that are placed at the PT Mobile 8 as of December 31, 2008 of amounting to Rp 5,000,000,000, maturity date on March 15, 2012.
40. RESTATEMENT OF FINANCIAL STATEMENTS
In 2008, the Company make adjustments on the accounts relating to the Financial Statements for the year ended 2007. In accordance with the Statements of Financial Accounting Standard (PSAK) No 25, the Financial Statements for the year ended 2007 have been restated for comparative purposes as follows:
BALANCE SHEETAssets
Fixed asset – landAccumulated depreciation
Joint Operation assetsPrepaid tax
Deferred tax assets
Liabilities and equityUnearned income
Post employment benefitDeferred tax liabilities
INCOME STATEMENTDepreciation expenses
General expenses and finansed assetsNet Income
Tax income (expenses):Current tax
Deferred tax
41. COMPLETION OF FINANCIAL STATEMENTS
The Company`s management is responsible for the financial statements preparation as mentioned before, which was completed on March 16, 2009.
180 Angkasa Pura II Laporan Tahunan 2008
Halaman ini sengaja dikosongkan
This page is intentionally left blank
Head Office:Jakarta International AirportSoekarno - HattaBuilding 600, PO BOX 1001 / BUSHJakarta 19120 Indonesia
PT Angkasa Pura II
Tel : (62-21) 550 5079, 550 5074Fax : (62-21) 550 2141www.angkasapura2.co.id
Laporan Tahunan 2008 Annual Report