Download - Makalah "Taqwa"
BAB II
P E M B A H A S A N
A. Pengertian dan Makna Taqwa
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi dan wiqayah yang berarti takut,
menjaga, memelihara dan melindungi. Maka taqwa dapat diartikan sebagai
sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengalaman ajaran
agama islam. Taqwa secara bahasa berarti penjagaan/ perlindungan yang
membentengi manusia dari hal-hal yang menakutkan dan mengkhawatirkan.
Oleh karena itu, orang yang bertaqwa adalah orang yang takut kepada Allah
berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan perintah-Nya dan tidak melanggar
larangan-Nya kerena takut terjerumus ke dalam perbuatan dosa.
Taqwa adalah sikap mental seseorang yang selalu ingat dan waspada
terhadap sesuatu dalam rangka memelihara dirinya dari noda dan dosa, selalu
berusaha melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar, pantang
berbuat salah dan melakukan kejahatan pada orang lain, diri sendiri dan
lingkungannya.
Termasuk dalam cakupan takwa, yaitu dengan membenarkan berbagai
berita yang datang dari Allah dan beribadah kepada Allah sesuai dengan
tuntunan syari’at, bukan dengan tata cara yang diada-adakan (bid’ah).
Ketakwaan kepada Allah itu dituntut di setiap kondisi, di mana saja dan kapan
saja. Maka hendaknya seorang insan selalu bertakwa kepada Allah, baik
ketika dalam keadaan tersembunyi/sendirian atau ketika berada di tengah
keramaian/di hadapan orang.
Dari berbagai makna yang terkandung dalam taqwa, kedudukannya
sangat penting dalam agama islam dan kehidupan manusia karena taqwa
adalah pokok dan ukuran dari segala pekerjaan seorang muslim.
3
Sebagaimana dengan firman Allah berkenaan dengan takwa tersebut di
atas yaitu : Artinya "Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia di antara
kamu sekalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa".
Rasulullah saw. pernah ditanya oleh seseorang : "Wahai Rasulullah saw.
siapakah keluarga Muhammad itu?”
Rasulullah SAW, menjawabnya : "Orang yang bertakwa kepada Allah
SWT. dan takwa itu merupakan suatu kumpulan perbuatan baik, sedangkan
esensinya adalah selalu taat kepada Allah SWT. Supaya sadar dan terhindar
dari siksa-Nya.”
Hal semacam itu supaya ditaati bukan untuk diingkari, agar diingat tidak
untuk dilupakan, serta supaya disyukuri bukan untuk dikufuri.
Takwa itu adalah membentengi diri dari siksa Allah SWT. dengan jalan
taat kepada-Nya, (menurut pendapat dari para ahli Tashawwuf), sedangkan
menurut pendapat dari Fuqaha (ahli fiqih) Takwa itu berarti bahwa menjaga
diri dari segala sesuatu yang dapat melibatkan diri kepada perbuatan dosa.
Adapun pendapat dari Abdullah Ibnu Abbas ra. menerangkan bahwa
orang yang bertakwa itu ialah :
Orang yang selalu berhati-hati dalam ucapan dan perbuatannya agar
tidak mendapatkan suatu murka dan siksa Allah juga meninggalkan
dorongan hawa nafsu.
Orang yang selalu mengharapkan suatu rahmat dari Allah dengan
jalan meyakini dan juga melaksanakan semua ajaran yang telah
diturunkan Allah.
Takwa itu merupakan satu modal dari persiapan sedangkan sabar itu
adalah merupakan satu dari amal perbuatan baik, dan tidak ada satupun
argumentasi yang benar kecuali Rasulullah saw, sebab itu tidak ada seorang
pun yang dapat menolong kecuali Allah SWT. (menurut pendapat dari Sahal
bin Abdullah).
Agar supaya manusia itu bertakwa maka akhirat diciptakan sedangkan
supaya manusia itu menerima cobaan maka diciptakan dunia, itulah pendapat
dari Al-Kattani. Seseorang dapatlah dikatakan sempurna takwanya jika orang
4
tersebut dapat menjaga diri dari segala perbuatan dosa meskipun seberat biji
sawi atau sekecil atom sekalipun, dan meninggalkan sesuatu yang tidak halal
sebab takut akan tergelincir kepada hal-hal yang dimurkai allah dan dosa,
maka dengan demikian akan terbentuk suatu benteng pengingat kokoh sekali
di antara dirinya dengan sesuatu yang berakibat dosa dan perbuatan yang
dimurkai oleh Allah SWT., itulah pengertian takwa menurut pendapat dari
Abu Darda.
Menurut pendapat Musa bin A'yun menerangkan bahwa bertakwa berarti
membersihkan diri dari bermacam-macam subhat, sebab takut akan jatuh ke
dalam hal yang sama sehingga dari beberapa pendapat di atas dapat diambil
suatu kesimpulan mengenai ciri-ciri dari orang yang bertakwa antara lain
adalah : kecuali tuntunan Allah, maka segala sesuatu haruslah ditinggalkan.
Segala sesuatu yang dapat menjauhkan diri dari Allah SWT., maka haruslah
ditinggalkan.
Menentang hawa nafsu serta meninggalkan segala hasrat jiwa.
Melaksanakan serta memelihara tata cara kehidupan menurut syariat
Islam di dalam segala ucapan juga perbuatan haruslah mengikuti dan
mencontoh tuntunan dari Rasulullah saw.
Ada beberapa arti mengenai kata "Takwa" yang telah dijelaskan oleh Al-
Qur'an, di antaranya adalah sebagai berikut :
Takwa mempunyai makna "Ketaatan dan ibadah", sesuai dengan firman
Allah SWT dalam surat Ali Imran (3 : 102) :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-
benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam.
Takwa berarti "Bersih hati dari dosa", firman Allah SWT dalam surat
An-Nuur (24 : 52) :
5
Artinya : Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan
takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-
orang yang mendapat kemenangan.
Dari ketiga dalil tersebut di atas maka yang dimaksudkan oleh tokoh-
tokoh Shufi adalah yang terakhir, sehingga mereka mengambil sebuah
kesimpulan bahwa Takwa itu adalah terpeliharanya hati dari berbagai dosa,
yang memungkinkan akan terjadi karena adanya keinginan yang kuat untuk
meninggalkannya, maka dengan demikian manusia akan terpelihara dari
segala kejahatan.
Kecuali hanya kepada Allah SWT., maka kepada segala apapun, seorang
hamba tidak akan takut, itulah yang dimaksud dengan takwa menurut Nashr
Abadzi. Di samping itu juga Nashr menerangkan satu hal lagi yaitu :
"Barangsiapa yang selalu bertakwa, maka ia akan merasa keberatan sekali
untuk meninggalkan akhirat" sebagaimana firman Allah sebagai berikut:
Artinya : Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan
senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-
orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?
"Barangsiapa yang selalu menginginkan agar takwanya benar, maka dia
harus meninggalkan semua perbuatan dosa". (Menurut pendapat Sahal).
Allah akan memudahkan hatinya untuk berpaling dari kemewahan dunia,
barangsiapa yang mampu untuk merealisasikan takwa, menurut sebagian dari
para Ulama'.
6
Takwa menurut Abu Bakar Muhammad Ar-Rudzabari adalah
meninggalkan segala sesuatu yang dapat menjauhkan! diri dari Allah SWT.,
sedangkan menurut dari Dzun Nun yang dimaksud dengan takwa ialah: orang
yang tidak mengotori jiwa secara lahir dengan suatu hal-hal yang bertentangan
dan tidak mengotori jiwa batin dengan interaksi sosial di dalam kondisi
demikian, seseorang itu akan selalu kontak dengan Allah SWT. dan dapat
berkomunikasi dengan Allah.
Bertakwa itu dapat dijadikan standar apabila telah memenuhi dalam tiga
hal, menurut pendapat seorang laki-laki, antara lain: Niat yang baik dalam hal
yang tidak mungkin diperolehnya, Ridha yang baik dalam hati yang telah
diperoleh, Sabar dalam hal yang "baik dalam hal yang telah lewat.
Telah dituturkan oleh Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra. bahwa
sebaik-baik orang di dunia ini adalah orang yang dermawan dan juga sebaik-
baik orang di akhirat nanti adalah orang yang takwa.
Adapun dalil-dalil yang menerangkan dan juga memperjelas mengenai
Takwa itu adalah antara lain berdasarkan hadits-hadits Nabi :
Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, adalah: "Aku berpesan
kepadamu dengan takwa kepada Allah dalam segala urusanmu baik yang
tersembunyi ataupun yang terang-terangan".
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad juga, artinya : "Aku
berpesan kepadamu untuk takwa kepada Allah, karena takwa itu pokok
pangkal segala sesuatu". Hadits riwayat Tirmidzi, artinya adalah : "Takwalah
kepada Allah di dalam segala sesuatu yang kamu ketahui",
Di dalam hadits yang telah diriwayatkan oleh Muslim, yakni artinya
adalah : "Ya Allah!. Sesungguhnya aku mohon kepada-Mu bimbingan, takwa,
perlindungan, dari perbuatan haram, dan kecukupan". hadits yang telah
diriwayatkan oleh Thabrani, artinya : "Wajib atas kamu takwa kepada Allah,
sesungguhnya takwa itu mengumpulkan setiap kebaikan dan wajib atasmu
berjihad di jalan Allah, karena sesungguhnya jihad ke jalan Allah kependetaan
dalam Islam. Wajib atas kamu ingat kepada Allah dan membaca kitab-Nya,
maka sesungguhnya Dia itu cahaya bagimu di bumi dan ingatan untuk kamu
di langit. Dan sembunyikanlah lidahmu kecuali dalam kebaikan, karena
7
sesungguhnya dengan demikian itulah kamu mengalahkan setan". hadits
riwayat Ahmad yang artinya adalah sebagai berikut: "Sesungguhnya orang
yang paling utama kepada-Ku adalah orang-orang yang takwa, siapa pun
mereka, dan di mana pun mereka berada".
B. Kedudukan Taqwa
1. Wasiat seluruh Nabi
Q.S An-Nisaa (4 : 131)
Artinya : Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi,
dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi
kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah.
Tetapi jika kamu kafir maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit
dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya
dan Maha Terpuji.
Q.S Asy-Syu’ara (26 : 10-11)
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firman-
Nya): "Datangilah kaum yang zalim itu, (10) (yaitu) kaum Fir'aun.
“Mengapa mereka tidak bertakwa?" (11)
8
Q.S Asy-Syu’ara (26 : 123-124)
Artinya : Kaum 'Aad telah mendustakan para rasul. (123) Ketika saudara
mereka Hud berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?”
(124)
Q.S Ash-Shaffat (37 : 123-124)
Artinya : Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang
rasul-rasul. (123) (ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: "Mengapa
kamu tidak bertakwa?” (124)
2. Taqwa adalah pakaian yang paling baik
Q.S Al-A’raf (7 : 26)
Artinya : Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan
kepadamu pakaian untuk menutup 'auratmu dan pakaian indah untuk
perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu
adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan
mereka selalu ingat.
3. Taqwa adalah sebaik-baiknya bekal
Q.S Al-Baqarah (2 : 197)
9
Artinya : (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi [122],
barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan
haji, maka tidak boleh rafats [123], berbuat fasik dan berbantah-bantahan
di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa
kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya
sebaik-baik bekal adalah takwa [124] dan bertakwalah kepada-Ku hai
orang-orang yang berakal.
4. Taqwa adalah tolak ukur kedudukan manusia disisi Allah
Q.S Al-Hujuraat (49 : 13)
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.
5. Taqwa mendatangkan keselamatan
Q.S An-Naml (27 : 53)
Artinya : Dan telah Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan
mereka itu selalu bertakwa.
10
6. Yang diterima dari amal adalah karena ketaqwaannya
Q.S Al-Hajj (22 : 22)
Artinya : Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran
kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya.
(Kepada mereka dikatakan), "Rasailah azab yang membakar ini".
C. Ruang Lingkup Taqwa
1. Hubungan manusia dengan Allah SWT
2. Hubungan manusia dengan hati nurani dan dirinya sendiri
3. Hubungan manusia dengan sesama manusia
4. Hubungan manusia dengan lingkungan hidup
1. Hubungan Manusia dengan Allah SWT
Seorang yang bertaqwa (muttaqin) adalah seorang yang
menghambakan dirinya kepada Allah SWT dan selalu menjaga hubungan
dengannya setiap saat sehingga kita dapat menghindari dari kejahatan dan
kemunkaran serta membuatnya konsisten terhadap aturan-aturan Allah.
Memelihara hubungan dengan Allah dimulai dengan melaksanakan
ibadah secara sunguh-sungguh dan ikhlas seperti mendirikan shalat dengan
khusyuk sehingga dapat memberikan warna dalam kehidupan kita,
melaksanakan puasa dengan ikhlas dapat melahirkan kesabaran dan
pengendalian diri, menunaikan zakat dapat mendatangkan sikap peduli dan
menjauhkan kita dari ketamakan.
Dan hati yang dapat mendatangkan sikap persamaan, menjauhkan
dari takabur dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Segala perintah-
11
perintah Allah tersebut ditetapkannya bukan untuk kepentingan Allah
sendiri melainkan merupakan untuk keselamatan manusia.
Ketaqwaan kepada Allah dapat dilakukan dengan cara beriman
kepada Allah menurut cara-cara yang diajarkan-Nya melalui wahyu yang
sengaja diturunkan-Nya untuk menjadi petunjuk dan pedoman hidup
manusia, seperti yang terdapat dalam surat Ali-imran ayat 138 :
Artinya : (Al-Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan
petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
Manusia juga harus beribadah kepada Allah dengan menjalankan
shalat lima waktu, menunaikan zakat, berpuasa selama sebulan penuh
dalam setahun, melakukan ibadah haji sekali dalam seumur hidup, semua
itu kita lakukan menurut ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya.
Sebagai hamba Allah sudah sepatutnya kita bersyukur atas segala nikmat
yang telah diberikan-Nya, bersabar dalam menerima segala cobaan yang
diberikan oleh Allah serta memohon ampun atas segala dosa yang telah
dilakukan.
2. Hubungan Manusia dengan Hati Nurani dan Dirinya Sendiri
Selain kita harus bertaqwa kepada Allah dan berhubungan baik
dengan sesama serta lingkungannya, manusia juga harus bisa menjaga hati
nuraninya dengan baik seperti yang telah dicontohkan oleh nabi
Muhammad SAW dengan sifatnya yang sabar, pemaaf, adil, ikhlas, berani,
memegang amanah, mawas diri dll. Selain itu manusia juga harus bisa
mengendalikan hawa nafsunya karena tak banyak diantara umat manusia
yang tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya sehingga semasa
hidupnya hanya menjadi budak nafsu belaka seperti yang tertulis dalam
Al-quran Surat Yusuf ayat 53 :
12
Artinya : Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu
yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyanyang.
Maka dari itu umat manusia harus bertaqwa kepada Allah dan diri
sendiri agar mampu mengendalikan hawa nafsu tersebut. Ketaqawaan
terhadap diri sendiri dapat ditandai dengan ciri-ciri, antara lain :
a. Sabar
b. Tawakal
c. Syukur
d. Berani
Sebagai umat manusia kita harus bersikap sabar dalam menerima
apa saja yang datang kepada dirinya, baik perintah, larangan maupun
musibah. Sabar dalam menjalani segala perintah Allah karena dalam
pelaksanaan perintah tersebut terdapat upaya untuk mengendalikan diri
agar perintah itu bisa dilaksanakan dengan baik. Selain bersabar, manusia
juga harus selalu berusaha dalam menjalankan segala sesuatu dan
menyerahkan hasilnya kepada Allah (tawaqal) karena umat manusia hanya
bisa berencana tetapi Allah yang menentukan, serta selalu bersyukur atas
apa yang telah diberikan Allah dan berani dalam menghadapi resiko dari
seemua perbuatan yang telah ditentukan.
3. Hubungan Manusia dengan Manusia
Agama islam mempunyai konsep-konsep dasar mengenai
kekeluargaan, kemasyarakatan, kebangasaan dll. Semua konsep tersebut
memberikan gambaran tentang ajaran-ajaran yang berhubungan dengan
manusia dengan manusia (hablum minannas) atau disebut pula sebagai
13
ajaran kemasyarakatan, manusia diciptakan oleh Allah terdiri dari laki-laki
dan perempuan. Mereka hidup berkelompok-kelompok, berbangsa-bangsa
dan bernegara. Mereka saling membutuhkan satu sama lain sehingga
manusia dirsebut sebagai makhluk sosial.
Maka tak ada tempatnya diantara mereka saling membanggakan
dan menyombongkan diri., sebab kelebihan suatu kaum tidak terletak pada
kekuatannya, harkat dan martabatnya, ataupun dari jenis kelaminnya
karena bagaimanapun semua manusia sama derajatnya dimata allah, yang
membedakannya adalah ketaqwaannya. Artinya orang yang paling
bertaqwa adalah orang yang paling mulia disisi Allah swt.
Hubungan dengan allah menjadi dasar bagi hubungan sesama
manusia. Hubungan antara manusia ini dapat dibina dan dipelihara antara
lain dengan mengembangkan cara dan gaya hidupnya yang selaras dengan
nilai dan norma agama, selain itu sikap taqwa juga tercemin dalam bentuk
kesediaan untuk menolong orang lain, melindungi yang lemah dan
keberpihakan pada kebenaran dan keadilan. Oleh karena itu orang yang
bertaqwa akan menjadi motor penggerak, gotong royong dan kerja sama
dalam segala bentuk kebaikan dan kebijakan.
Surat Al-baqarah ayat 177 :
14
Artinya : Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu
suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman
kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-
orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar
(imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
Dijelaskan bahwa ciri-ciri orang bertaqwa ialah orang yang
beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat dan kitab Allah. Aspek
tersebut merupakan dasar keyakinan yang dimiliki orang yang bertaqwa
dan dasar hubungan dengan Allah.
Selanjutnya Allan menggambarkan hubungan kemanusiaan, yaitu
mengeluarkan harta dan orang-orang menepati janji. Dalam ayat ini Allah
menggambarkan dengan jelas dan indah, bukan saja karena aspek
tenggang rasa terhadap sesama manusia dijelaskan secara terurai, yaitu
siapa saja yang mesti diberi tenggang rasa, tetapi juga mengeluarkan harta
diposisikan antar aspek keimanan dan shalat.
4. Hubungan Manusia dengan Lingkungan Hidup
Taqwa dapat di tampilkan dalam bentuk hubungan seseorang
dengan lingkungan hidupnya. Manusia yang bertakwa adalah manusia
yang memegang tugas kekhalifahannya di tengah alam, sebagai subjek
yang bertanggung jawab menggelola dan memelihara lingkungannya.
Sebagai penggelola, manusia akan memanfaatkan alam untuk
kesejahteraan hidupnya didunia tanpa harus merusak lingkungan disekitar
mereka. Alam dan segala petensi yang ada didalamnya telah diciptakan
Allah untuk diolah dan dimanfaatkan menjadi barang jadi yang berguna
bagi manusia.
15
Alam yang penuh dengan sumber daya ini mengharuskan manusia
untuk bekerja keras menggunakan tenaga dan pikirannya sehingga dapat
menghasilkan barang yang bermanfaat bagi manusia. Disamping itu,
manusia bertindak pula sebagai penjaga dan pemelihara lingkungan alam.
Menjaga lingkunan adalah memberikan perhatian dan kepedulian kepada
lingkungan hidup dengan saling memberikan manfaat. Manusia
memanfaatkan lingkungan untuk kesejahteraan hidupnya tanpa harus
merusak dan merugikan lingkungan itu sendiri.
Orang yang bertaqwa adalah orang yang mampu menjaga
lingkungan dengan sebaik-baiknya. Ia dapat mengelola lingkungan
sehingga dapat bermanfaat dan juga memeliharanya agar tidak habis atau
musnah. Fenomena kerusakan lingkungan sekarang ini menunjukan bahwa
manusia jauh dari ketaqwaan. Mereka mengeksploitasi alam tanpa
mempedulikan apa yang akan terjadi pada lingkungan itu sendiri dimasa
depan sehingga mala petaka membayangi kehidupan manusia. Contoh dari
mala petaka itu adalah hutan yang dibabat habis oleh manusia
mengakibatkan bencana banjir dan erosi tanah sehingga terjadi longsor
yang dapat merugikan manusia.
Bagi orang yang bertaqwa, lingkungan alam adalah nikmat Allah
yang harus disyukuri dengan cara memenfaatkan dan memelihara
lingkungan tersebut dengan sebaik-baiknya. Disamping itu alam ini juga
adalah amanat yang harus dipelihara dan dirawat dengan baik. Mensyukuri
nikmat Allah dengan cara ini akan menambah kualitas nikmat yang
diberikan oleh Allah kepada manusia. Sebaliknya orang yang tidak
bersyukur terhadap nikmat Allah akan diberi azab yang sangat
menyedihkan. Azab Allah dalam kaitan ini adalah bencana alam akibat
eksploitasi alam yang tanpa batas karena kerusakan manusia.
16
D. Ciri-ciri Orang yang Bertaqwa
Q.S Al-A’raf (7 : 96)
Artinya : Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.
Ciri-ciri orang bertaqwa menurut Al-Qur’an
1. Q.S Al-Baqarah (2 : 2-5)
Artinya : Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa (2) (yaitu) mereka yang beriman kepada yang
ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang
Kami anugerahkan kepada mereka (3) dan mereka yang beriman kepada
Kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang
telah diturunkan sebelummu , serta mereka yakin akan adanya (kehidupan)
akhirat (4) Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan
mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung (5).
17
Surat al baqarah 2 - 5 :Al Kitab ini (Al Quran) adalah petunjuk
buat orang yang bertaqwa, dengan ciri sebagai berikut:
a. Beriman pada yang ghaib
b. Mendirikan salat
c. Menafkahkan sebagaian rezeki yang Allah kurniakan
kepadanya
d. Beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad
saw) dan sebelum mu.
e. Yakin kepada hari akhirat
Setiap manusia tak kira agama apapun memungkinkan untuk
menjadi insan yang taqwa, Mendirikan salat misalnya, Dalam bahasa
melayu "salat" disebutnya juga sembahyang.Setiap agama mengajarkan
sembahyang, Hanya cara, metoda, waktu dan tempat yang berbeda-beda.
2. Q.S Al-Baqarah (2 : 177)
Artinya : Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu
suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman
kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-
orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
18
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar
(imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
Surat Al baqarah 177, Mereka itulah orang-orang yang benar dan
mereka itulah orang-orang yang bertaqwa dengan ciri-ciri sbb :
a. Beriman kepada Allah (Tuhan Yang Maha Esa), hari akhirat,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi
b. Memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (orang dalam perjalanan),
orang yang meminta-minta.
c. Membebaskan perbudakan
d. Mendirikan salat
e. Menunaikan zakat
f. Memenuhi janji bila berjanji
g. Bersabar dalam dalam kesengsaraan, penderitaan dan dalam
waktu peperangan.
3. Q.S Ali Imran (3 : 133-135)
19
Artinya : Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa (133) (yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan (134) Dan (juga) orang-orang yang
apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka
ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan
siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan
mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
mengetahui (135)
Surat Ali 'Imran 133 - 135, "Dan bersegeralah kamu kepada
ampunan dari Tuhan mu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi,
yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa, yaitu :
1. Orang-orang yang menafkahkan (hartanya) pada waktu lapang
maupun sempit
2. Orang-orang yang menahan amarahnya
3. Orang-orang yang memaafkan kesalahan orang lain
4. Dan (juga) orang-orang yang apabila berbuat keji atau zalim
terhadap dirinya, mereka ingat kepada Allah dan memohon
ampun atas dosa-dosanya.
5. Dan Mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu.
20