Download - Makalah Reproduksi Ekonomi (Plh)
MAKALAH PLH“REPRODUKSI EKONOMI”
Oleh:KELOMPOK 5Kelas:XI IPA 7
SMAN 1 RSBI PURWAKARTAJl. Siliwangi No. 13 Purwakarta JABAR2011/2012
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT karena berkat segala hidayah dan karunia-
Nya, makalah presentasi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat dan
salam semoga tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW serta para sahabat beliau.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP TENTANG REPRODUKSI EKONOMI,
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang ”AMDAL. ANDAL DAN CARA
PENANGGULANGAN” yang sangat perlu kita ketahui. Walaupun makalah ini
mungkin jauh dari sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi
pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru PLH sang Penyusun
yaitu Ibu Dyah Ayu .A S.pd yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti
tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah atau makalah ini.
Semoga makalah presentasi ini dapat memberikan wawasan yang luas juga
berguna bagi siapa saja yang memerlukannya. Namun, penyusun menyadari bahwa
makalah presentasi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran agar dapat menyusun karya yang lebih baik lagi dan
lebih bermanfaat.
KELOMPOK 5 (POLUSI)
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
I.1 Latar Belakang......................................................................................................
I.2 Rumusan Masalah.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
II.1 Pertumbuhan Ekonomi.......................................................................................
II.2 Cara Mengukur Pertumbuhan Ekonomi.............................................................
II.3 Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi ................................................................... II.4 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi ................................................................ II.5 Dampak-Dampak Pertumbuhan Ekonomi .........................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................................
III.1 Kesimpulan........................................................................................................
SUMBER REFERENSI...................................................................................................
BAB IPENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian
suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama
periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan cara
membandingkan Gross National Product (GNP) tahun yang sedang berjalan dengan
GNP tahun sebelumnya.PANTEK.
I.2 Rumusan Masalah
A. Apakah pengertian dari Pertumbuhan Ekonomi ?
B. Bagaimana cara mengukur Pertumbuhan Ekonomi ?
C. Apa saja Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi ?
D. Apa saja Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi ?
E. Sebutkan Dampak-Dampak Pertumbuhan Ekonomi ?
BAB IIPEMBAHASAN
II.1 Pertumbuhan Ekonomi
Pengertian pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan pembangunan
ekonomi. Dalam makalah pertumbuhan ekonomi ini, penulis ingin menekankan
bahwa pertumbuhan ekonomi hanyalah merupakan salah satu aspek saja dari
pembangunan ekonomi yang lebih menekankan pada peningkatan output agregat
khususnya output agregat per kapita.
Menurut Boediono : Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per
kapita yang terus-menerus dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih
baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai
proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam
bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa
riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar
daripada tahun sebelumnya. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi.
II.2 Cara Mengukur Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan cara
membandingkan Gross National Product (GNP) tahun yang sedang berjalan dengan
GNP tahun sebelumnya.PANTEK.
II.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis
Teori ini dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
Werner Sombart (1863-1947)
Menurut Werner Sombart pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi
menjadi tiga tingkatan:
Masa perekonomian tertutup
Pada masa ini, semua kegiatan manusia hanya semata-mata untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri. Individu atau masyarakat bertindak sebagai
produsen sekaligus konsumen sehingga tidak terjadi pertukaran barang atau
jasa. Masa pererokoniam ini memiliki ciri-ciri:
1. Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan sendiri
2. Setiap individu sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen
3. Belum ada pertukaran barang dan jasa
Masa kerajinan dan pertukangan
Pada masa ini, kebutuhan manusia semakin meningkat, baik secara
kuantitatif maupun secara kualitatif akibat perkembangan peradaban.
Peningkatan kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi sendiri sehingga
diperlukan pembagian kerja yang sesuai dengan keahlian masing-masing.
Pembagian kerja ini menimbulkan pertukaran barang dan jasa. Pertukaran
barang dan jasa pada masa ini belum didasari oleh tujuan untuk mencari
keuntungan, namun semata-mata untuk saling memenuhi kebutuhan. Masa
kerajinan dan pertukangan memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
1. Meningkatnya kebutuhan manusia
2. Adanya pembagian tugas sesuai dengan keahlian
3. Timbulnya pertukaran barang dan jasa
4. Pertukaran belum didasari profit motive
Masa kapitalis
Pada masa ini muncul kaum pemilik modal (kapitalis). Dalam
menjalankan usahanya kaum kapitalis memerlukan para pekerja (kaum
buruh). Produksi yang dilakukan oleh kaum kapitalis tidak lagi hanya sekedar
memenuhi kebutuhanya, tetapi sudah bertujuan mencari laba. Werner Sombart
membagi masa kapitalis menjadi empat masa sebagai berikut:
Tingkat prakapitalis
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
1. Kehidupan masyarakat masih statis
2. Bersifat kekeluargaan
3. Bertumpu pada sektor pertanian
4. Bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri
5. Hidup secara berkelompok
Tingkat kapitalis
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
1. Kehidupan masyarakat sudah dinamis
2. Bersifat individual
3. Adanya pembagian pekerjaan
4. Terjadi pertukaran untuk mencari keuntungan
Tingkat kapitalisme raya
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
1. Usahanya semata-mata mencari keuntungan
2. Munculnya kaum kapitalis yang memiliki alat produksi
3. Produksi dilakukan secara masal dengan alat modern
4. Perdagangan mengarah kepada ke persaingan monopoli
5. Dalam masyarakat terdapat dua kelompok yaitu majikan dan buruh
Tingkat kapitalisme akhir
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu :
1. Munculnya aliran sosialisme
2. Adanya campur tangan pemerintah dalam ekonomi
3. Mengutamakan kepentingan bersama
Friedrich List (1789-1846)
Menurut Friendrich List, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi
menjadi empat tahap sebagai berikut:
1. Masa berburu dan pengembaraan
2. Masa beternak dan bertani
3. Masa bertani dan kerajinan
4. Masa kerajinan, industri, perdagangan
Karl Butcher (1847-1930)
Menurut Karl Bucher, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibedakan
menjadi empat tingkatan sebagai berikut:
1. Masa rumah tangga tertutup
2. Rumah tangga kota
3. Rumah tangga bangsa
4. Rumah tangga dunia
Walt Whiteman Rostow (1916-1979)
W.W.Rostow mengungkapkan teori pertumbuhan ekonomi dalam bukunya yang
bejudul The Stages of Economic Growth menyatakan bahwa pertumbuhan
perekonomian dibagi menjadi 5 (lima) sebagai berikut:
Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)
1. Merupakan masyarakat yang mempunyai struktur pekembangan dalam
fungsi-fungsi produksi yang terbatas.
2. Belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern
3. Terdapat suatu batas tingkat output per kapita yang dapat dicapai
Masyarakat pra kondisi untuk periode lepas landas (the
preconditions for take off)
1. Merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakat sedang
berada dalam proses transisi.
2. Sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern ke dalam fungsi-
fungsi produksi baru, baik di bidang pertanian maupun di bidang
industri.
Periode Lepas Landas (The take off)
1. Merupakan interval waktu yang diperlukan untuk emndobrak
penghalang-penghaang pada pertumbuhan yang berkelanjutan.
2. Kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi
diperluas
3. Tingkat investasi yang efektif dan tingkat produksi dapat meningkat
4. Investasi efektif serta tabungan yang bersifat produktif meningkat atau
lebih dari jumlah pendapatan nasional.
5. Industri-industri baru berkembang dengan cepat dan industri yang
sudah ada mengalami ekspansi dengan cepat.
Gerak Menuju Kedewasaan (Maturity)
1. Merupakan perkembangan terus menerus daimana perekonoian
tumbuh secaa teratur serta lapangan usaha bertambah luas dengan
penerapan teknologi modern.
2. Investasi efektif serta tabungan meningkat dari 10 % hingga 20 % dari
pendapatan nasional dan investasi ini berlangsung secara cepat.
3. Output dapat melampaui pertamabahn jumlah penduduk
4. Barang-barang yang dulunya diimpor, kini sudah dapat dihasilkan
sendiri.
5. Tingkat perekonomian menunjukkkan kapasitas bergerak melampau
kekuatan industri pad masa take off dengan penerapan teknologi
modern
Tingkat Konsumsi Tinggi (high mass consumption)
1. Sektor-sektor industri emrupakan sektor yang memimpin (leading
sector) bergerak ke arah produksi barang-barang konsumsi tahan lama
dan jasa-jasa.
2. Pendapatn riil per kapita selalu meningkat sehingga sebagian besar
masyarakat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan
bahan pangan dasar, sandang, dan pangan.
3. Kesempatan kerja penuh sehingga pendapata nasional tinggi.
4. Pendapatan nasional yang tinggi dapat memenuhi tingkat konsumsi
tinggi
Teori Klasik dan Non Klasik
Teori Klasik
Adam Smith
Teori Adam Smith beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi
sebenarnya bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan
adanya pertambahan penduduk maka akan terdapat pertambahan
output atau hasil. Teori Adam Smith ini tertuang dalam bukunya yang
berjudul An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of
Nations.
David Ricardo
Ricardo berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk
yang semakin besar sampai menjadi dua kali lipat pad suatu saat akan
menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Kelebihan tenaga kerja
akan mengakibatkan upah menjadi turun. Upah tersebut hanya dapat
digunakan untuk membiayai taraf hidup minimum sehingga
perekonomian akan mengalami kemandegan (statonary state). Teori
David Ricardo ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul The
Principles of Political and Taxation.
Teori Neoklasik
Robert Solow
Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi
merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia,
akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau output.
Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif dan dapat
berdampak negatif. Oleh karenanya, menurut Robert Solow
pertambahan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang
positif. b. Harrord Domar Teori ini beranggapan bahwa modal harus
dipakai secara efektif, karena pertumbuhan ekonomi sangat
dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal tersebut. Teori ini juga
membahas tentang pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
II.4 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:
Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi
juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor
terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan
tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek
pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan
proses pembangunan.
Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya
alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian,
sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan
ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya
dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang
dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan
hasil hutan dan kekayaan laut.
Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja
yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin
canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian
aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat
pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan
ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau
pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat
pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya
sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya
yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis,
egois, boros, KKN, dan sebagainya.
Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang
modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan
ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
II.5 DAMPAK NEGATIF PERTUMBUHAN EKONOMI
Bagaikan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan, selain mempunyai
dampak positif, ternyata pembangunan ekonomi juga mempunyai dampak negatif.
Dari segi positif sudah jelas bahwa pembangunan ekonomi akan meningkatkan
kesejahteraan rakyat dan pendapatan nasional. Namun, pembangunan ekonomi juga
berdampak negatif bagi kelestarian alam, diantaranya dengan berkurangnya
sumberdaya alam akibat eksploitasi berlebihan, pencemaran udara akibat polusi
industri dan pembangunan infrastruktur perekonomian yang identik dengan
perusakan alam. Hal tersebut menimbulkan satu pertanyaan, apakah pembangunan
ekonomi selalu identik dengan perusakan alam? Tulisan berikut ini akan mencoba
menjawab pertanyaan tersebut secara lebih mendalam.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perekonomian merupakan sektor penting yang
harus senantiasa dikembangkan karena menyangkut hajat hidup orang banyak.
Namun, di tengah maraknya pembangunan perekonomian dewasa ini, terjadi masalah
dilematis yang cukup pelik, yaitu menyangkut disharmonitas antara pembangunan
perekonomian pada satu sisi dan pelestarian alam pada sisi yang lain. Berkurangnya
sumberdaya alam, polusi pabrik dan alih fungsi lahan hijau menjadi lahan
perekonomian, merupakan contoh akibat dari pembangunan ekonomi yang tidak
selaras dengan pelestarian alam.
Tuntutan percepatan pertumbuhan ekonomi, seperti yang terjadi di negara-
negara sedang berkembang, menuntut semakin banyak pula sumberdaya alam yang
diambil sehingga menyebabkan semakin sedikit jumlah persediaan sumberdaya alam
tersebut. Dengan demikian, ada hubungan yang positif antara jumlah dan kualitas
sumberdaya alam dengan pertumbuhan ekonomis, tetapi sebaliknya ada hubungan
yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan persediaan sumberdaya alam di dalam
bumi.
Pertumbuhan ekonomi juga mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan
karena percepatan pertumbuhan ekonomi biasanya diikuti dengan peningkatan sektor
industri. Dengan meningkatnya sektor industri tingkat pencemaran terhadap
lingkungan akibat limbah proses produksi juga meningkat. Proses industrialisasi tidak
hanya menciptakan jumlah total produksi yang meningkat tetapi juga meningkatkan
jumlah polusi dari sisa produksi. Polusi akibat sisa produksi apabila tidak ditangani
secara baik akan menimbulkan pemcemaran bagi lingkungan.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga secara tidak langsung kerap
mendatangkan masalah bagi masyarakat. Sebagaimana diketahui bahwa pertumbuhan
ekonomi selalu berkorelasi positif dengan pembangunan infrastruktur pendukung
kegiatan perekonomian yang tentu saja membutuhkan lahan. Namun, semakin hari
lahan yang tersedia semakin terbatas, akibatnya banyak lahan yang seharusnya
diperuntukan sebagai hutan lindung atau sebagai daerah resapan air dialihfungsikan
menjadi kawasan perekonomian. Banjir yang ‘rajin’ mengunjungi Jakarta merupakan
salah satu contoh akibat alih fungsi daerah resapan air yang menjadi masalah bagi
masyarakat.
Setelah mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan oleh pembangunan
ekonomi yang berkorelasi negatif dengan pelestarian alam, lantas muncul pertanyaan,
Bisakah terjadi harmonisasi antara pembangunan ekonomi dengan pelestarian alam?
jawabannya adalah bisa. Dampak negatif dari proses pembangunan ekonomi dapat
dicegah salah satunya adalah melalui program pelaksanaan pembangunan ekonomi
yang berwawasan lingkungan.
Pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan adalah pembangunan
berkelanjutan di bidang ekonomi yang tidak hanya berorientasi hasil untuk saat ini
tetapi juga berorientasi pada masa depan dengan titik fokus pada keberlangsungan
pelestarian lingkungan. Sebagaimana diketahui bahwa barometer keberhasilan sebuah
pembangunan adalah keselarasan antara pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
pembangunan berkesinambungan yang ditandai dengan tidak terjadinya kerusakan
sosial dan kerusakan alam. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi berwawasan
lingkungan harus diterapkan demi keberlanjutan kehidupan karena akan menjamin
keberlanjutan eksistensi alam dan lingkungan hidup.
Jadi, secara ringkas dapat dikatakan bahwa pembangunan ekonomi yang
semata-mata ditujukan untuk memperoleh keuntungan tanpa memperhatikan
keberlangsungan alam dan lingkungan akan membawa dampak negatif tidak hanya
bagi alam tetapi juga bagi masyarakat. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan
adalah berkurangnya sumberdaya alam, pencemaran udara akibat polusi industri dan
pembangunan infrastruktur yang identik dengan perusakan alam. Namun, hal tersebut
dapat dicegah dengan menerapkan program pelaksanaan pembangunan ekonomi yang
berwawasan lingkungan.
Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Lingkungan Hidup
Pertumbuhan ekonomi bisa berdampak positif dan berdampak negatif terhadap
lingkungan hidup.
a. Dampak positif pertumbuhan ekonomi terhadap
lingkungan hidup adalah sebagai berikut.
1. dapat meningkatkan taraf hidup
2. dapat memanfaatkan sumber daya alam yang potensial menjadi riil
3. dapat meningkatkan persediaan barang-barang kebutuhan masyarakat
4. dapat membantu mempermudah kehidupan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya
5. dapat menyediakan kebutuhan sesuai dengan tuntutan zaman
b. Dampak negatif pertumbuhan ekonomi terhadap
lingkungan hidup adalah sebagai berikut.
1. pemanfaatan sumber daya alam yang tidak bertanggung jawab akan
mengakibatkan kemusnahan
2. pencemaran lingkungan hidup
3. kerusakan fisik lingkungan hidup
4. penurunan tingkat kesehatan masyarakat akibat pencemaran, dan
pemanfaatan sumber daya alam yang tidak bertanggung jawab akan
mengakibatkan bencana alam
BAB III
KESIMPULAN
Pertumbuhan ekonomi selama kurun 2002-2009 baik pada tingkat nasional
maupun provinsi berdampak pada penyerapan tenaga kerja yang sangat bervariasi
antar provinsi. Beberapa provinsi yang berada pada Kuadran I dapat memanfaatkan
momentum pertumbuhan ekonomi yang lebih berpihak kepada tenaga kerja.
Sementara provinsi-provinsi yang berada di wilayah Kuadran IV sebagian belum
dapat memanfaatkan pertumbuhan yang dicapai untuk dapat menyerapa tenaga kerja
yang signifikan.
Berdasarkan uraian penjelasan pada bab-bab sebelumnya dari hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Terjadi anomali hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan penyerapan
tenaga kerja pada beberapa provinsi, salah satu penyebab adalah kurangnya
kontribusi sektor dalam menyerap tenaga kerja (not friendly growth). Sektor
riil (pertanian, pertambangan dan insustri) tumbuh lambat, sementara sektor
perdagangan, angkutan dan jasa tumbuh cepat. Dengan adanya anomaly ini
mengindikasikan bahwa tidak selamanya teori ekonomi berlaku umum.
2. Terdapat hubungan yang erat antara pertumbuhan ekonomi dengan
penyerapan tenaga kerja. Baik hubungan normal maupun terjadi anomali
menunjukkan pola hubungan yang tidak sederhana, ada lagi.
3. Dalam jangka pendek maupun jangka panjang pertumbuhan ekonomi diyakini
dapat mengungkit penyerapan tenaga kerja, terjadi hubungan timbal balik dan
keduanya dapat saling memperkuat
SUMBER REFERENSI
1. Kontruksi ketidakseimbangan pembangunan dalam telaah harmonisasi
suprastruktur dan infrastruktur kebudayaan, Pengarang: DR. Arif Budi
Wurianto, diakses dari http: http://www.02.246.ne.jp/~semar/ Menggunakan
google! Pada tanggal 25 November,2008,16:30 oleh Najmu Laila.
2. Judul: ‘Bangsa, Negara, dan Lingkungan Hidup di Indonesia’, Pengarang:
Slamet Soemiarno, Hari Kartono, dan Susiani Purbaningsih.
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi