Download - Makalah Cyber Crime Dan Cyber Law
MAKALAH
CYBER CRIME DAN CYBER LAW
Nama Penulis :
Nama : Dedi Hermawan
Nim : 12122959
Kelas : 12.4J.04
BINA SARANA INFORMATIKA 2014
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat
yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah
Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada
terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”CYBER
CRIME DAN CYBER LAW”. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan
dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada: Kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis (Pak Bejo,Ibu Sulimah) yang
telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua
kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan
menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini
bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir
kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Bekasi,10 Mei 2014
Penyusun
Dedi Hermawan
Page 1 of 15
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... 1
BAB I ...................................................................................................................................................... 2
1. LATAR BELAKANG ..................................................................................................................... 2
2. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................... 2
3. TUJUAN ..................................................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................................................... 3
1. DEFINISI CYBER CRIME DAN CYBER LAW.................................................................................. 3
3. KARAKTERISTIK CYBER CRIME .................................................................................................. 4
4. JENIS-JENIS CYBER CRIME ......................................................................................................... 5
5. MODUS KEJAHATAN CYBERCRIME ........................................................................................... 5
6. PENYEBAB TERJADINYA CYBER CRIME ..................................................................................... 6
7. CONTOH KASUS DI INDONESIA ................................................................................................. 7
8. PENANGGULANGAN CYBER CRIME .......................................................................................... 9
9. CYBER CRIME DAN PENEGAKAN HUKUM ................................................................................. 9
BAB III ................................................................................................................................................. 14
1. KESIMPULAN .......................................................................................................................... 14
2. SARAN ..................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 15
Page 2 of 15
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kebutuhan akan teknologi jaringan komputer semakin meningkat. Selain sebagai media
penyedia informasi, melalui intenet pula kegiatan komunitas komersial menjadi bagian
terbesar dan pesat pertumbuhannya serta menembus berbagai batas Negara. Bahkan melalui
jaringan ini kegiatan pasar di dunia bisa diketahui selama 24 jam. Melalui dunia internet atau
disebut juga cyber space, apapun dapat dilakukan. Segi positif dari dunia maya ini tentu saja
menambah trend perkembangan teknologi dunia dengan segala bentuk kreatifitas manusia.
Namun dampak negaif pun tidak bisa dihindari. Tatkala pornografi marak dimedia internet,
masyarakat pun tak bisa berbuat banyak. Seiring dengan perkembangan teknologi internet,
menyebabkan munculnya kejahatan yang disebut dengan cyber crime atau kejahatan melalui
jaringan internet. Munculnya beberapa kasus cyber crime di Indonesia, seperti pencurian
kartu kredit, hacking beberapa situs, menyadap transmisi data orang lain, misalnya email dan
memanipulasi data dengan cara menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki ke dalam
programmer Komputer. Sehingga dalam kejahatan computer dimungkinkan adanya delik
formil dan delik materil. Delik formil adalah perbuatan seseorang yang memasuki Komputer
orang lain tanpa ijin, sedangkan delik materil adalah perbuatan yang menimbulkan akibat
kerugian bagi orang lain. Adanya cyber crime telah menjadi ancaman stabilitas, sehingga
pemerintah sulit mengimbangi teknik kejahatan yang dilakukan dengan teknoligo computer,
khususnya jaringan internet dan intranet.
2. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik Cyber crime
2. Jenis cyber crime
3. Modus kejahatan Cyber Crime
4. Penyebab terjadinya Cyber Crime
5. Penanggulangan Cyber Crime dan Hukum yang mengaturnya
3. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik Cyber crime
2. Untuk memahami jenis cyber crime
3. Untuk mengetahui modus kejahatan Cyber Crime
4. Untuk memahami penyebab terjadinya Cyber Crime
5. Untuk mengetahui cara penanggulangan Cyber Crime dan Hukumnya
Page 3 of 15
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI CYBER CRIME DAN CYBER LAW
Cybercrime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang timbul karena pemanfaatan teknologi
internet beberapa pandapat mengasumsikan cybercrime dengan computer crime.the U.S
department of justice memberikan pengertian computer crime sebagai “any illegal act
requiring knowledge of computer technologi for its perpetration,investigation,or
prosecution”pengertian tersebut indentik dengan yang diberikan organization of European
community development,yang mendefinisikan computer crime sebagai “any illegal,unethical
or unauthorized behavior relating to yhe automatic processing and/or the transmission of data
“adapun andi hamzah (1989) dalam tulisannya “aspek –aspek pidana dibidang computer
“mengartikan kejahatan komputer sebagai “Kejahatan di bidang komputer secara umum
dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal”. Dari beberapa pengertian diatas,
secara ringkas dapat dikatakan bahwa cyber crime dapat didefinisikan sebagai perbuatan
melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan internet yang berbasis pada
kecanggihan teknologi, komputer dan telekomunikasi baik untuk memperoleh keuntungan
ataupun tidak, dengan merugikan pihak lain.
Hukum Siber adalah istilah umum yang menyangkut semua aspek legal dan peraturan
Internet dan juga World Wide Web. Hal apapun yang berkaitan atau timbul dari aspek legal
atau hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas para pengguna Internet aktif dan juga yang
lainnya di dunia siber, dikendalikan oleh Hukum Siber.
2. SEJARAH CYBER CRIME
Cyber crime terjadi bermula dari kegiatan hacking yang telah ada lebih dari satu abad. Pada
tahun 1870-an, beberapa remaja telah merusak system telepon baru Negara dengan merubah
otoritas. Berikut akan ditunjukan seberapa sibuknya para hacker telah ada selama 35 tahun
terakhir. Awal 1960 fasilitas universitas dengan kerangka utama computer yang besar, seperti
laboratorium kepintaran buatan (arti ficial intel ligence) MIT, menjadi tahap percobaan bagi
para hacker. Pada awalnya, kata “ hacker” berarti positif untuk seorang yang menguasai
computer yang dapat membuat sebuah program melebihi apa yang dirancang untuk
melakukan tugasnya. Awal 1970 John Draper membuat sebuah panggilan telepon membuat
sebuah panggilan telepon jarak jauh secara gratis dengan meniupkan nada yang tepat ke
dalam telepon yang memberitahukan kepada system telepon agar membuka saluran. Draper
menemukan siulan sebagai hadiah gratis dalam sebuah kotak sereal anak-anak. Draper, yang
kemudian memperoleh julukan “Captain crunch” ditangkap berulangkali untuk pengrusakan
telepon pada tahun 1970-an . pergerakan social Yippie memulai majalah YIPL/TAP (Youth
International Party Line/ Technical Assistance Program) untuk menolong para hacker telepon
(disebut “phreaks”) membuat panggilan jarak jauh secara gratis. Dua anggota dari
California’s Homebrew Computer Club memulai membuat “blue boxes” alat yang digunakan
untuk meng-hack ke dalam system telepon. Para anggotanya, yang mengadopsi pegangan
“Berkeley Blue” (Steve Jobs) dan “Oak Toebark” (Steve Wozniak), yang selanjutnya
mendirikan Apple computer. Awal 1980 pengarang William Gibson memasukkan istilah
“Cyber Space” dalam sebuah novel fiksi ilmiah yang disebut Neurimancer. Dalam satu
penangkapan pertama dari para hacker, FBI menggerebek markas 414 di Milwaukee
(dinamakan sesuai kode area local) setelah para anggotanya menyebabkan pembobolan 60
komputer berjarak dari memorial Sloan-Kettering Cancer Center ke Los Alamos National
Page 4 of 15
Laboratory. Comprehensive Criem Contmrol Act memberikan yuridiksi Secret Service lewat
kartu kredit dan penipuan Komputer.dua bentuk kelompok hacker,the legion of doom di
amerika serikat dan the chaos computer club di jerman.akhir 1980 penipuan computer dan
tindakan penyalahgunaan member kekuatan lebih bagi otoritas federal computer emergency
response team dibentuk oleh agen pertahanan amerika serikat bermarkas pada Carnegie
mellon university di pitt sburgh,misinya untuk menginvestigasi perkembangan volume dari
penyerangan pada jaringan computer pada usianya yang ke 25,seorang hacker veteran
bernama Kevin mitnick secara rahasia memonitor email dari MCI dan pegawai keamanan
digital equipment.dia dihukum karena merusak computer dan mencuri software dan hal itu
dinyatakan hukum selama satu tahun penjara.pada oktober 2008 muncul sesuatu virus baru
yang bernama conficker(juga disebut downup downandup dan kido)yang terkatagori sebagai
virus jenis worm.conficker menyerang windows dan paling banyak ditemui dalam windows
XP.microsoft merilis patch untuk menghentikan worm ini pada tanggal 15 oktober
2008.heinz haise memperkirakan conficker telah menginfeksi 2.5 juta PC pada 15 januari
2009,sementara the guardian memperkiran 3.5 juta PC terinfeksi.pada 16 januari 2009,worm
ini telah menginfeksi hamper 9 juta PC,menjadikannya salah satu infeksi yang paling cepat
menyebar dalam waktu singkat.
3. KARAKTERISTIK CYBER CRIME
Selama ini dalam kejahatan konvensional, dikenal adanya dua jenis kejahatan sebagai
berikut:
• Kejahatan Kerah Biru (Blue Collar Crime)
Kejahatan ini merupakan jenis kejahatan atau tindak criminal yang dilakukan secara
konvensional seperti misalnya perampokan, pencurian, pembunuhan,dll.
• Kejahatan Kerah Putih (White Collar Crime)
Kejahatan jenis ini terbagi dalam empat kelompok kejahatan,yakni kejahatan korporasi,
kejahatan birokrat, malpraktek, dan kejahatan individu. Cyber crime sendiri sebagai
kejahatan yang muncul sebagai akibat adanya komunitas dunia maya di internet, memiliki
karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kedua model diatas. Karakteristik unik dari
kejahatan didunia maya tersebut antara lain menyangkut lima hal berikut :
a. Ruang lingkup kejahatan
b. Sifat kejahatan
c. Pelaku kejahatan
d. Modus kejahatan
e. Jenis-jenis kerugian yang ditimbulkan
Dari beberapa karakteristik diatas, untuk mempermudah penanganannya, maka cyber crime
dapat diclasifikasikan menjadi :
1. Cyberpiracy
Penggunaan teknologi computer untuk mencetak ulang software atau informasi, lalu
mendistribusikan informasi atau software tersebut lewat teknologi komputer.
2. Cybertrespass
Penggunaan teknologi computer untuk meningkatkan akses pada system computer suatu
organisasi atau indifidu.
3. Cybervandalism
Penggunaan teknologi computer untuk membuat program yang menganggu proses transmisi
elektronik, dan menghancurkan data dikomputer.
Page 5 of 15
4. JENIS-JENIS CYBER CRIME
Jenis-jenis cyber crime berdasarkan motifnya dapat tebagi dalam beberapa hal :
1. Cybercrime sebagai tindakan kejahatan murni
Dimana orang yang melakukan kejahatan yang dilakukan secara di sengaja, dimana orang
tersebut secara sengaja dan terencana untuk melakukan pengrusakkan, pencurian, tindakan
anarkis, terhadap suatu system informasi atau system computer.
2. Cybercrime sebagai tindakan kejahatan abu-abu
Dimana kejahatan ini tidak jelas antara kejahatan criminal atau bukan karena dia melakukan
pembobolan tetapi tidak merusak, mencuri atau melakukan perbuatan anarkis terhadap
system informasi atau system computer tersebut.
3. Cybercrime yang menyerang individu
Kejahatan yang dilakukan terhadap orang lain dengan motif dendam atau iseng yang
bertujuan untuk merusak nama baik, mencoba ataupun mempermaikan seseorang untuk
mendapatkan kepuasan pribadi. Contoh : Pornografi, cyberstalking, dll
4. Cybercrime yang menyerang hak cipta (Hak milik) :
Kejahatan yang dilakukan terhadap hasil karya seseorang dengan motif menggandakan,
memasarkan, mengubah yang bertujuan untuk kepentingan pribadi/umum ataupun demi
materi/nonmateri.
5. Cybercrime yang menyerang pemerintah :
Kejahatan yang dilakukan dengan pemerintah sebagai objek dengan motif melakukan terror,
membajak ataupun merusak keamanan suatu pemerintahan yang bertujuan untuk
mengacaukan system pemerintahan, atau menghancurkan suatu Negara.
5. MODUS KEJAHATAN CYBERCRIME
1. Unauthorized Access to Computer System and Service
Kejahatan yang dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam suatu sistem jaringan
komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik system jaringan
komputer yang dimasukinya. Biasanya pelaku kejahatan (hacker) melakukannya dengan
maksud sabotase ataupun pencurian informasi penting dan rahasia. Namun begitu, ada juga
yang melakukan hanya karena merasa tertantang untuk mencoba keahliannya menembus
suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi. Kejahatan ini semakin marak dengan
berkembangnya teknologi internet/intranet.
2. Illegal Contents
Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal
yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu
ketertiban umum. Sebagai contohnya adalah pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang
akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan
pornografi atau pemuatan suatu informasi yang merupakan rahasia negara, agitasi dan
propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah, dan sebagainya.
4. Data Forgery
Merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang
tersimpan sebagai scriptless document melalui internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan
pada dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi “salah ketik”
yang pada akhirnya akan menguntungkan pelaku.
5. Cyber Espionage
Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-
mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer(computer network
system) pihak sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap saingan bisnis yang
Page 6 of 15
dokumen ataupun data-data pentingnya tersimpan dalam suatu system yang computerized.
6. Cyber Sabotage and Extortion
Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap
suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet.
Biasanya kejahatan ini dilakukan dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus komputer
ataupun suatu program tertentu, sehingga data, program komputer atau sistem jaringan
komputer tidak dapat digunakan, tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau berjalan
sebagaimana yang dikehendaki oleh pelaku. Dalam beberapa kasus setelah hal tersebut
terjadi, maka pelaku kejahatan tersebut menawarkan diri kepada korban untuk memperbaiki
data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang telah disabotase tersebut,
tentunya dengan bayaran tertentu. Kejahatan ini sering disebut sebagai cyberterrorism.
7. Offense against Intellectual Property
Kejahatan ini ditujukan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual yang dimiliki pihak lain di
internet. Sebagai contoh adalah peniruan tampilan pada web page suatu situs milik orang lain
secara ilegal, penyiaran suatu informasi di internet yang ternyata merupakan rahasia dagang
orang lain, dan sebagainya.
8. Infringements of Privacy
Kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang sangat
pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang
yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized,yang apabila
diketahui oleh orang lain maka dapat merugikan korban secara materilmaupun immateril,
seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakittersembunyi dan sebagainya.
9. Cracking
Kejahatan dengan menggunakan teknologi computer yang dilakukan untuk merusak system
keamaanan suatu system computer dan biasanya melakukan pencurian, tindakan anarkis
begitu merekan mendapatkan akses. Biasanya kita sering salah menafsirkan antara seorang
hacker dan cracker dimana hacker sendiri identetik dengan perbuatan negative, padahal
hacker adalah orang yang senang memprogram dan percaya bahwa informasi adalah sesuatu
hal yang sangat berharga dan ada yang bersifat dapat dipublikasikan dan rahasia.
10. Carding
Adalah kejahatan dengan menggunakan teknologi computer untuk melakukan transaksi
dengan menggunakan card credit orang lain sehingga dapat merugikan orang tersebut baik
materil maupun non materil.
6. PENYEBAB TERJADINYA CYBER CRIME
Dewasa ini kejahatan computer kian marak, ada beberapa hal yang menyebabkan makin
maraknya kejahatan computer atau cyber crime diantaranya:
1. Akses internet yang tidak terbatas
2. Kelalaian pengguna computer
3. Mudah dilakukan dan sullit untuk melacaknya
4. Para pelaku umumnya orang yang mempunyai kecerdasan tinggi dan rasa ingin tahu
yang besar
Adapun jenis-jenis Kejahatan computer atau cyber crime banyak jenisnya tergantung
motivasidari pelaku tindak kejahatn computer tersebut, seperti pembobolan kartu ATM, kartu
kredit yang membuat nasabah menjadi was-was akan keamanan tabungan merka. Dengan
disain Deklarasi ASEAN tanggal 20 Disember 1997 di manila adalah membahas jenis-jenis
kejahatan termasuk Cyber Crime yaitu :
1. Cyber Terorism ( National Police Agency of Japan (NPA)
Adalah sebagai serangan elektronik melalui jaringan computer yang menyerang prasarana
Page 7 of 15
yang sangat penting dan berpotensi menimbulkan suatu akibat buruk bagi aktifitas social dan
ekonomi suatu Bangsa.
2. Cyber Pornography
Penyebaran abbscene materials termasuk pornografi, indecent exposure dan child
pornography.
3. Cyber Harrasment
Pelecehan seksual melalui email, website atau chat program.
4. Cyber Stalking
Crime of stalkting melalui penggunaan computer dan internet.
5. Hacking
Penggunaan programming abilities dengan maksud yang bertentangan dengan hukum.
6. Carding ( credit card fund)
Carding muncul ketika otang yang bukan pemilik kartu kredit menggunakan kartu kredit
tersebut sebgai perbuatan melawan hukum.
Jenis-jenis lain yang bias dikategorikan kejahatan computer diantaranya:
penipuan financial melalui perangkat computer atau media komunikasi digital
sabotase terhadap perangkkat-perangkat digital,data-data milik orang lain dan jaringan
komunikasi data
pencurian informaasi pribadi seseorang atau organisasi tertentu
penetrasi terhadap system computer dan jaringan sehingga menyebbabkan privacy
terganggu atau gangguan pada computer yang digunakn
para pengguna internal sebuah organisasi melakukan akses akses keserver tertentu atau
ke internet yang tidak diizinkan oleh peraturan organisasi
menyebarkan virus,worm,backdoor dan Trojan
Itulah beberapa jenis kejahatan computer atau cyber crime tentunya harapan saya ketika kita
sudah mengetahui factor penyebab dan jenis-jenis ini untuk lebih berhati-hati sehingga
mampu menghindar dari pelaku-pelaku kejahatan computer.
7. CONTOH KASUS DI INDONESIA
1. Pencurian dan penggunaan account Internet milik orang lain . Salah satu
kesulitan dari sebuah ISP (Internet Service Provider) adalah adanya account
pelanggan mereka yang “dicuri” dan digunakan secara tidak sah. Berbeda dengan
pencurian yang dilakukan secara fisik, “pencurian” account cukup menangkap
“userid” dan “password” saja. Hanya informasi yang dicuri. Sementara itu orang yang
kecurian tidak merasakan hilangnya “benda” yang dicuri. Pencurian baru terasa
efeknya jika informasi ini digunakan oleh yang tidak berhak. Akibat dari pencurian
ini, penggunan dibebani biaya penggunaan acocunt tersebut. Kasus ini banyak terjadi
di ISP. Namun yang pernah diangkat adalah penggunaan account curian oleh dua
Warnet di Bandung.
2. Membajak situs web . Salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh cracker adalah
mengubah halaman web, yang dikenal dengan istilah deface. Pembajakan dapat
dilakukan dengan mengeksploitasi lubang keamanan. Sekitar 4 bulan yang lalu,
statistik di Indonesia menunjukkan satu (1) situs web dibajak setiap harinya. Hukum
apa yang dapat digunakan untuk menjerat cracker ini?
3. Probing dan port scanning . Salah satu langkah yang dilakukan cracker sebelum
masuk ke server yang ditargetkan adalah melakukan pengintaian. Cara yang
dilakukan adalah dengan melakukan “port scanning” atau “probing” untuk melihat
Page 8 of 15
servis-servis apa saja yang tersedia di server target. Sebagai contoh, hasil scanning
dapat menunjukkan bahwa server target menjalankan program web server Apache,
mail server Sendmail, dan seterusnya. Analogi hal ini dengan dunia nyata adalah
dengan melihat-lihat apakah pintu rumah anda terkunci, merek kunci yang digunakan,
jendela mana yang terbuka, apakah pagar terkunci (menggunakan firewall atau tidak)
dan seterusnya. Yang bersangkutan memang belum melakukan kegiatan pencurian
atau penyerangan, akan tetapi kegiatan yang dilakukan sudah mencurigakan. Apakah
hal ini dapat ditolerir (dikatakan sebagai tidak bersahabat atau unfriendly saja)
ataukah sudah dalam batas yang tidak dapat dibenarkan sehingga dapat dianggap
sebagai kejahatan?
Berbagai program yang digunakan untuk melakukan probing atau portscanning ini
dapat diperoleh secara gratis di Internet. Salah satu program yang paling populer
adalah “nmap” (untuk sistem yang berbasis UNIX, Linux) dan “Superscan” (untuk
sistem yang berbasis Microsoft Windows). Selain mengidentifikasi port, nmap juga
bahkan dapat mengidentifikasi jenis operating system yang digunakan.
4. Virus . Seperti halnya di tempat lain, virus komputer pun menyebar di Indonesia .
Penyebaran umumnya dilakukan dengan menggunakan email. Seringkali orang yang
sistem emailnya terkena virus tidak sadar akan hal ini. Virus ini kemudian dikirimkan
ke tempat lain melalui emailnya. Kasus virus ini sudah cukup banyak seperti virus
Mellisa, I love you, dan SirCam. Untuk orang yang terkena virus, kemungkinan tidak
banyak yang dapat kita lakukan. Akan tetapi, bagaimana jika ada orang Indonesia
yang membuat virus (seperti kasus di Filipina)? Apakah diperbolehkan membuat virus
komputer?
5. Denial of Service (DoS) dan Distributed DoS (DDos) attack . DoS attack
merupakan serangan yang bertujuan untuk melumpuhkan target (hang, crash)
sehingga dia tidak dapat memberikan layanan. Serangan ini tidak melakukan
pencurian, penyadapan, ataupun pemalsuan data. Akan tetapi dengan hilangnya
layanan maka target tidak dapat memberikan servis sehingga ada kerugian finansial.
Bagaimana status dari DoS attack ini? Bayangkan bila seseorang dapat membuat
ATM bank menjadi tidak berfungsi. Akibatnya nasabah bank tidak dapat melakukan
transaksi dan bank (serta nasabah) dapat mengalami kerugian finansial. DoS attack
dapat ditujukan kepada server (komputer) dan juga dapat ditargetkan kepada jaringan
(menghabiskan bandwidth). Tools untuk melakukan hal ini banyak tersebar di
Internet. DDoS attack meningkatkan serangan ini dengan melakukannya dari
berberapa (puluhan, ratusan, dan bahkan ribuan) komputer secara serentak. Efek yang
dihasilkan lebih dahsyat dari DoS attack saja.
6. Kejahatan yang berhubungan dengan nama domain . Nama domain (domain
name) digunakan untuk mengidentifikasi perusahaan dan merek dagang. Namun
banyak orang yang mencoba menarik keuntungan dengan mendaftarkan domain nama
perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya dengan harga yang lebih
mahal. Pekerjaan ini mirip dengan calo karcis. Istilah yang sering digunakan adalah
cybersquatting. Masalah lain adalah menggunakan nama domain saingan perusahaan
untuk merugikan perusahaan lain. (Kasus: mustika-ratu.com) Kejahatan lain yang
berhubungan dengan nama domain adalah membuat “domain plesetan”, yaitu domain
yang mirip dengan nama domain orang lain. (Seperti kasus klikbca.com) Istilah yang
digunakan saat ini adalah typosquatting.
7. IDCERT ( Indonesia Computer Emergency Response Team). Salah satu cara
untuk mempermudah penanganan masalah keamanan adalah dengan membuat sebuah
Page 9 of 15
unit untuk melaporkan kasus keamanan. Masalah keamanan ini di luar negeri mulai
dikenali dengan munculnya “sendmail worm” (sekitar tahun 1988) yang
menghentikan sistem email Internet kala itu. Kemudian dibentuk sebuah Computer
Emergency Response Team (CERT). Semenjak itu di negara lain mulai juga dibentuk
CERT untuk menjadi point of contact bagi orang untuk melaporkan masalah
kemanan. IDCERT merupakan CERT Indonesia .
8. Sertifikasi perangkat security . Perangkat yang digunakan untuk menanggulangi
keamanan semestinya memiliki peringkat kualitas. Perangkat yang digunakan untuk
keperluan pribadi tentunya berbeda dengan perangkat yang digunakan untuk
keperluan militer. Namun sampai saat ini belum ada institusi yang menangani
masalah evaluasi perangkat keamanan di Indonesia. Di Korea hal ini ditangani oleh
Korea Information Security Agency.
8. PENANGGULANGAN CYBER CRIME
Untuk menanggulangi kejahatan internet yang semakin meluas maka diperlukan suatu
kesadaran dari masing-masing negara akan bahaya penyalahgunaan internet. maka berikut
adalah langkah ataupun cara penanggulangan secara global :
1. Modernisasi hukum pidana nasional berserta hukum acaranya diselaraskan dengan
konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut.
2. Peningkatan standar pengamanan system jaringan computer nasional sesuai dengan
standar internasional.
3. Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparat hukum mengenai upaya pencegahan,
inventigasi, dan penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan cybercrime.
4. Meningkatkan kesadaran warga Negara mengenai bahaya cybercrime dan pentingnya
pencegahan kejahatan tersebut.
5. Meningkatkan kerja sama antar Negara dibidang teknologi mengenai hukum pelanggaran
cybercrime.
Jadi, secara garis besar untuk penanggulangan secara global diperlukan kerja sama antara
negara dan penerapan standarisasi undang-undang Internasional untuk penanggulangan
Cybercrime.
9. CYBER CRIME DAN PENEGAKAN HUKUM
Penegakan hukum tentang cyber crime terutama di Indonesia sangatlah dipengaruhi oleh lima
factor yaitu Undang-undang, mentalitas aparat penegak hukum, perilaku masyarakat, sarana
dan kultur. Hukum tidak bisa tegak dengan sendirinya selalu melibatkan manusia didalamnya
dan juga melibatkan tingkah laku manusia didalamnya. Hukum juga tidak bisa tegak dengan
sendirinya tanpa adanya penegak hukum. Penegak ukum tidak hanya dituntut untuk
professional dan pintar dalam menerapkan norma hukum tapi juga berhadapan dengan
seseorang bahkan kelompok masyarakat yang diduga melakukan kejahatan.
Dengan seiringnya perkembangan jaman dan perkembangan dunia kejahatan,khususnya
perkembangan cyber crime yang semakin mengkhawatirkan, penegak hukum dituntut untuk
bekerja keras karena penegak hukum menjadi subjek utama yang berperang melawan cyber
crime. Misalnya Resolusi PBB No.5 tahun1963 tentang upaya untuk memerangi kejahatan
penyalah gunaan Teknologi Informasi pada tanggal 4 Desember 2001, memberikan indkasi
bahwasanya ada masalah internasional yang sangat serius, gawat dan harus segera ditangani.
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) masih dijadikan sebagai dasar hukum untuk
menjaring cyber crime, khususnya jenis cyber crime yang memenuhi unsure-unsur dalam
pasal-pasal KUHP. Beberapa dasar hukum dalam KUHP yang digunakan oleh aparat penegak
Page 10 of 15
hukum antara lain:
a. Pasal 167 KUHP
Pasal 167
(1) Barang siapa memaksa masuk ke dalam rumah, ruangan atau pekarangan tertutup yang
dipakai orang lain dengan me- lawan hukum atau berada di situ dengan melawan hukum, dan
atas permintaan yang berhak atau suruhannya tidak pergi dengan segera, diancam dengan
pidana penjara paling lema sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima
ratus rupiah.
(2) Barang siapa masuk dengan merusak atau memanjat, dengan menggunakan anak kunci
palsu, perintah palsu atau pakaian jahatan palsu, atau barang siapa tidak setahu yang berhak
lebih dahulu serta bukan karena kekhilafan masuk dan kedapatan di situ pada waktu malam,
dianggap memaksa masuk.
(3) Jika mengeluarkan ancaman atau menggunakan sarana yang dapat menakutkan orang,
diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan.
(4) Pidana tersebut dalam ayat 1 dan 3 dapat ditambah sepertiga jika yang melakukan
kejahatan dua orang atau lebih dengan bersekutu.
b. Pasal 406 ayat (1) KUHP
Pasal 406
(1) Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusakkan,
membikin tak dapat dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau
sebagian milik orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
c. Pasal 282 KUHP
Pasal 282
(1) Barang siapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan di muka umum tulisan,
gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan, atau barang siapa
dengan maksud untuk disiarkan, dipertunjukkan atau ditempelkan di muka umum, membikin
tulisan, gambaran atau benda tersebut, memasukkannya ke dalam negeri, meneruskannya,
mengeluarkannya dari negeri, atau memiliki persediaan, ataupun barang siapa secara terang-
terangan atau dengan mengedarkan surat tanpa diminta, menawarkannya atau
menunjukkannya sebagai bisa diperoleh, diancam dengan pidana penjara paling lama satu
tahun enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Barang siapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan di muka umum tulisan,
gambaran atau benda yang melanggar kesusilaan, ataupun barang siapa dengan maksud untuk
disiarkan, dipertunjukkan atau ditempelkan di muka umum, membikin, memasukkan ke
dalam negeri, meneruskan mengeluarkannya dari negeri, atau memiliki persediaan, ataupun
barang siapa secara terang-terangan atau dengan mengedarkan surat tanpa diminta,
menawarkan, atau menunjuk sebagai bisa diperoleh, diancam, jika ada alasan kuat baginya
untuk menduga bahwa tulisan, gambazan atau benda itu me!anggar kesusilaan, dengan
pidana paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.
Page 11 of 15
(3) Kalau yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam ayat pertama sebagai pencarian
atau kebiasaan, dapat dijatuhkan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau
pidana denda paling banyak tujuh puluh lima ribu rupiah.
d. Pasal 378 KUHP
Pasal 378
Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat,
ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang diancam karena
penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
e. Pasal 112 KUHP
Pasal 112
Barang siapa dengan sengaja mengumumkan surat-surat, berita-berita atau keterangan-
keterangan yang diketahuinya bahwa harus dirahasiakan untuk kepentingan negara, atau
dengan sengaja memberitahukan atau memberikannya kepada negara asing, diancam dengan
pidana penjara paling lama tujuh tahun
f. Pasal 362 KUHP
Pasal 362
Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang
lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian,
dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak sembilan
ratus rupiah.
g. Pasal 372 KUHP
Pasal 372
Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya
atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan
karena kejahatan diancam karena penggelapan, dengan pidana penjara paling lama empat
tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.
Selain KUHP adapula UU yang berkaitan dengan hal ini, yaitu UU No 11 tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), dimana aturan tindak pidana yang
terjadi didalamnya terbukti mengancam para pengguna internet. Sejak ditetapkannya UU No
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik pada 21 April 2008, telah
menimbulkan banyak korban. Berdasarkan pemantauan yang telah aliansi lakukan paling
tidak telah ada 4 orang yang dipanggil polisi dan menjadi tersangka karena diduga
melakukan tindak pidana yang diatur dalam UU ITE. Para tersangka atau korban UU ITE
tersebut merupakan pengguna internet aktif yang dituduh telah melakukan penghinaan atau
Page 12 of 15
terkait dengan muatan penghinaan di internet.
Orang-orang yang dituduh berdasarkan UU ITE tersebut kemungkinan seluruhnya akan
terkena pasal 27 ayat (3) jo Pasal 45 ayat (1) UU ITE yakni dengan ancaman 6 tahun penjara
dan denda 1 miliar rupiah. UU ITE dapat digunakan untuk menghajar seluruh aktivitas di
internet tanpa terkecuali jurnalis atau bukan. Karena rumusannya yang sangat lentur. (lihat
tabel lampiran).
Tindak pidana yang harus menjadi perhatian serius dalam UU ITE Pasal 27 (1)
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.
Pasal 27 (3)
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.
Pasal 28 (2)
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat
tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Aliansi menghimbau kepada pemerintah agar menarik kembali pasal-pasal tersebut dan
merumuskan ulang sehingga dapat menjamin kebebasan menyatakan pendapat dan ekpresi
para pengguna internet. Memasang kembali rambu-rambu yang lebih jelas mengenai larangan
muatan internet. Aliansi juga meminta para pihak pengguna internet untuk tetap agar
mendorong pemerintah dan Menteri Komunikasi dan Informatika untuk segera merevisi
aturan ini karena pengguna internet merupakan calon korban terbesar dalam kasus-kasus
tersebut. Secara khusus Aliansi meminta kepada pihak kepolisian agar tidak menggunakan
intrumen cacat ini untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Berikut adalah contoh kasusnya :
No Nama Keterangan Pasal dan ancaman
1 Prita Mulyasari Digugat dan dilaporkan ke Polisi oleh Rumah Sakit Omni Internasional
atas tuduhan Pencemaran nama baik lewat millis. Kasus ini bermula dari surat elektronik
yang dibuat oleh Prita yang berisi pengalamannya saat dirawat di unit gawat darurat Omni
Internasional Pasal 27 UU ITE ancaman hukuman 6 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar
02 Narliswandi Piliang wartawan yang kerap menulis disitus Presstalk.com 14 Juli 2008
lalu di laporkan oleh Anggota DPR Alvin lie ke Polda Metrojaya. Kasus Tersebut bermula
dari tuliasn narliswandi Piliang yang berjudul “Hoyak Tabuik Adaro dan Soekanto”, yang
berisikan “PAN meminta uang sebesar Rp 2 Triliun kepada Adaro agar DPR tidak lakukan
hak angket yang akan menghambat IPO Adaro Pasal 27 UU ITE ancaman hukuman 6
tahun penjara dan denda Rp 1 miliar
03 Agus Hamonangan Agus Hamonangan adalah moderator milis FPK. (lihat kasus
02)Diperiksa sebagai saksi perkara pencemaran nama baik di Markas Kepolisian Daerah
Metro Jaya. Pelapor kasus tersebut adalah Anggota DPR Fraksi Partai Amanat Nasional
Alvin Lie, terkait pemuatan tulisan berjudul Hoyak Tabuik Adaro dan Soekanto, karya
Narliswandi Piliang. Pasal 27 UU ITE ancaman hukuman 6 tahun penjara dan denda Rp 1
miliar
04 EJA (38) inisial Atas dugaan pencemaran nama baik dan penyebaran berita bohong
melalui sistem elektronik .EJA Dijadikan sebagai tersangka karena meengirimkan e-mail
kepada kliennya soal lima bank yang dilanda kesulitan likuiditas, EJA telah resmi ditahan.
Informasi EJA itu katanya dikhawatirkan akan menyebabkan rush atau kekacauan. Dikatakan
bahwa EJA mendengar rumor soal sejumlah bank kesulitan likuidasi dari para broker secara
Page 13 of 15
verbal. EJA lalu menginformasikan hal itu kepada para kliennya melalui e-mail dengan
domain perusahaannya. Informasi inilah yang lalu tersebar luas Pasal 27 UU ITE ancaman
hukuman 6 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar.
Page 14 of 15
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang telah dibahas dalam makalah ini, maka dapat kami simpulkan, Cyber
crime merupakan kejahatan yang timbul dari dampak negative perkembangan aplikasi
internet. Sarana yang dipakai tidak hanya komputer melainkan juga teknologi , sehingga yang
melakukan kejahatan ini perlu proses belajar, motif melakukan kejahatan ini disamping
karena uang juga iseng. Kejahatan ini juga bisa timbul dikarenakan ketidakmampuan hukum
termasuk aparat dalam menjangkaunya. Kejahatan ini bersifat maya dimana si pelaku tidak
tampak secara fisik.
2. SARAN
Berkaitan dengan cyber crime tersebut maka perlu adanya upaya untuk pencegahannya, untuk
itu yang perlu diperhatikan adalah :
1. Segera membuat regulasi yang berkaitan dengan cyber law pada umumnya dan cyber
crime pada khususnya.
2. Kejahatan ini merupakan global crime makan perlu mempertimbangkan draft
internasional yang berkaitan dengan cybercrime.
3. Melakukan perjanjian ekstradisi dengan Negara lain.
4. Mempertimbangkan penerapan alat bukti elektronik dalam hukum pembuktiannya.
5. Harus ada aturan khusus mengenai cyber crime.
Page 15 of 15
DAFTAR PUSTAKA
http://adrianestih.wordpress.com/2011/02/13/makalah-cyber-crime/
http://makalahcybercrime.blogspot.com/
http://cumiyu21.blogspot.com/2012/11/makalah-cybercrime.html
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/kuhpidana.htm
http://starbrantas.blogspot.com/2013/01/pasal-154-167-kuhp.html?m=0