Download - Makalah Analisis Anion Halogen
Tugas Kelompok Kimia Unsur
ANALISIS ANION GOLONGAN HALOGEN
Di Susun Oleh:
Widiarsih 24030111120018
M. Fachrizal Sukmana 24030111130028
Abdillah Faiz Naim 24030111130038
Rosihan Azwar 24030111130048
Antonius Tulus M 24030111120004
Riki Mara Sandy J2C008056
Riky Auliawan 24030111150012
Heru Witoyo Putra 24030111150016
Tahun Ajaran 2011/2012
Jurusan Kimia FMIPA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. Soedharto, SH., Tembalang Semarang
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu ciri masyarakat dan Negara yang sedang berkembang adalah dengan
adanya kemajuan dibidang pembangunan baik pembangunan materil maupun pembangunan
spiritual. Pembangunan spiritual salah satunnya adalah dengan meningkatkan kualitas sumber
daya manusianya.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat di lihat dari penggunaan teknologi,
kemajuan di bidang industri, dan banyaknya masyarakat yang mengenyam pendidikan. Saat
ini ilmu pengetahuan yang sedang berkembang adalah ilmu-ilmu di bidang MIPA terutama
ilmu kimia.
Di sadari ataupun tidak ilmu kimia memilki peranan yang sangat penting dalam
kehidupan kita. Dimulai dari penyusun kromosom, pakaian kita, lingkungan kita, bahkan diri
kita merupakan materi kimia.
Salah satu materi kimia yang sering kali di gunakan dalam kehidupan manusia adalah
unsur-unsur halogen. baik di bidang industri, pengobatan, dan lain sebagainya. Hal inilah
yang mendorong penulis untuk mencoba mengungkapkan mengenai unsur halogen dalam
kehidupan.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Memenuhi tugas mata kuliah Kimia Unsur
b. Meningkatkan pengetahuan dengan memperdalam pengetahuan mengenai
unsur halogen dan penggunaannya,
c. Membantu pembaca dalam membangun kepekaan terhadap penerapan ilmu
kimia dalam kehidupan, dan
d. Memperdalam pengetahuan tentang unsur-unsur halogen.
BAB II
ISI
1. Halogen dan Penemunya
Istilah halogen adalah unsur yang menghasilkan garam, bila bergabung dengan logam.
Kata halogen berasal dari tatanama saintifik Perancis pada abad ke-18.
Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 7 (17 atau VIIA
pada sistem lama) di tabel periodik. Halogen merupakan golongan yang sangat reaktif dalam
menerima elektron dan bertindak sebagai elektron kuat.
Halogen tidak menunjukan sifat logam. Jumlah electron pada kulit terluarnya adalah 7
elektron, mampu menerima sebuah electron dalam membentuk ion Halida, atau membentuk
pasangan elektron dengan atom lain membentuk ikatan kovalen tunggal.
Unsur-unsur halogen secara alamiah berbentuk molekul diatomik. Mereka
membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga
cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini disebut ion halida, dan
garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
Halogen merupakan golongan non-logam yang sangat reaktif, sehingga unsur-
unsurnya tidak dijumpai pada keadaan bebas. Pada umumnya ditemukan dialam dalam
bentuk senyawa garam-garamnya. Garam yang terbentuk disebut Halida. Flourin ditemukan
dalam mineral-mineral pada kulit bumi: fluorspar (CaF2) dan kriolit (Na3AlF6). Klorin,
Bromin, dan Iodin terkandung pada air laut dalam bentuk garam-garam halida dari natrium,
magnesium, kalium, dan kalsium. Garam halida yang paling banyak adalah NaCl 2,8% berat
air laut. Banyaknya ion halida pada air laut : 0,53 M Cl - ; 8x10-4 M Br- ; 5x10-7 M I-. Selain
itu, klorin ditemukan di alam sebagai gas Cl2, senyawa dan mineral seperti kamalit dan silvit.
Iodin ditemukan dalam jumlah berlimpah sebagai garan (NaIO3) di daerah Chili,
Amerika Serikat. Iodin yang ditemukan dalam senyawa NaI banyak terdapat pada sumber air
diwatudakon ( Mojokerto).
Selain di alam, ion halida juga terdapat dalam tubuh manusia. Ion clorida merupakan
anion yang terkandung dalam plasma darah, cairan tubuh, air susu, air mata, air ludah, dan
cairan ekskresi. Ion iodida terdapat dalam kelenjar tiroid. Ion flourida merupakan komponen
pembuat bahan perekat flouroaptit [Ca5(PO4)3F] yang terdapat pada lapisan email gigi.
Unsur-unsur ini tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas, melainkan dalam
bentuk garamnya. Oleh karena itu unsur-unsur nonlogam ini dinamakan HALOGEN, yang
berasal dari kata halos: garam; genes: pembentuk jadi artinya pembentuk garam. Unsur
nonlogam yang termasuk ke dalam golongan Halogen yaitu Fluor (F2), Klor (Cl2), Brom
(Br2), Iodium (I2), dan Astatin (At2).
a. Fluor
Ditemukan dalam fluorspar oleh Schwandhard pada tahun 1670 dan baru pada tahun
1886 Maisson berhasil mengisolasinya. Merupakan unsur paling elektronegatif dan paling
reaktif. Dalam bentuk gas merupakan molekul diatom (F2), berbau pedas, berwarna kuning
mudan dan bersifat sangat korosif. Serbuk logam, glass, keramik, bahkan air terbakar dalam
fluorin dengan nyala terang. Adanya komponen fluorin dalam air minum melebihi 2 ppm
dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.
b. Klor
Ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh Davy pada tahun 1810.
Klor ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas Cl2, senyawa dan mineral
seperti kamalit dan silvit. Gas klor berwarna kuning kehijauan, dapat larut dalam air, mudah
bereaksi dengan unsur lain. Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lender dan
dalam wujud cahaya dapat membakar kulit.
c. Brom
Ditemukan oleh Balard pada tahun 1826. merupakan zat cair berwarna coklat
kemerahan, agak mudah menguap pada temperatur kamar, uapnya berwarna merah, berbau
tidak enak dan dapat menimbulkan efek iritasi pada mata dan kerongkongan. Bromin mudah
larut dalam air dan CS2 membentuk larutan berwarna merah, bersifat kurang aktif
dibandingkan dengan klor tetapi lebih reaktif dari iodium.
d. Iodium
Ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Merupakan unsur nonlogam. Padatan
mengkilap berwarna hitam kebiruan. Dapat menguap pada temperatur biasa membentuk gas
berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Di alam ditemukan dalam air laut (air asin)
garam chili, dll. Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3, CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali
larut dalam air. Dikenal ada 23 isotop dan hanya satu yang stabil yaitu 127I yang ditemukan
di alam. Kristal iodin dapat melukai kulit, sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput
lendir.
e. Astatin
Merupakan unsur radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil pemboman Bismuth
dengan partikel-partikel alfa (hasil sintesa tahun 1940) oleh DR. Corson, K.R. Mackenzie dan
E. Segre. Dikenal ada 20 isotop dari astatin, dan isotop At(210) mempunyai waktu paruh 8,3
jam (terpanjang). Astatin lebih logam dibanding iodium. Sifat kimianya mirip iodium, dapat
membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At
dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil
dideteksi adalah HAt dan CH3At.
2. Sifat-Sifat Halogen
X2
Fluor
(F2)
Klor
(Cl2)Brom (Br2)
Iodium
(I2)
1. Molekulnya Diatom
2.Wujud zat (suhu kamar) Gas Gas Cair Padat
3. Warna gas/uap Kuning muda Kuning hijauCoklat
merahUngu
4. Pelarutnya (organik) CCl4, CS2
5. Warna larutan (terhadap
pelarut 4)
Tak
berwarnaTak berwarna Coklat Ungu
6. Kelarutan oksidator
(makin besar sesuai dengan arah panah)7. Kereaktifan terhadap gas
H2
8. Reaksi pengusiran pada
senyawa halogenida
X = Cl, Br, I
F2 + 2KX 2KF
X2
X= Br & I
Cl2 + 2KX
2KCl + X2
X= I
Br2 + KX
2KBr + X2
Tidak dapat
mengusir F, Cl, Br
9. Reaksi dengan logam (M) 2 M + nX2 2MXn (n = valensi logam tertinggi)
10. Dengan basa kuat MOH
(dingin)X2 + 2MOH MX + MXO + H2O (auto redoks)
11. Dengan basa kuat
(panas)3X2 + 6MOH 5MX + MXO3 + 3H2O (auto redoks)
12. Pembentukan asam oksi Membentuk asam oksi kecuali F
3. Sifat Fisika dan Kimia Halogen
a. Sifat Fisik
Sifat-sifat fisik halogen berubah secara berangsur-angsur apabila menuruni kumpulan.
Beberapa sifat fisik halogen ialah seperti:
Semua halogen adalah bukan logam.
Semua halogen wujud sebagai molekul dwiatom pada suhu bilik.
Warna elemen-elemen kumpulan VII semakin gelap apabila menuruni kumpulan.
F = gas kuning pucat
Cl= gas kuning kehijauan
Br= cair merah gelap (dengan asap merah)
I = pejal kelabu kehitaman (menjalani pemejalapan kepada asap ungu)
Ukuran atom (jari-jari atom) halogen semakin bertambah.
Sangat reaktif dan senang menjadi garam. Kereaktifan berkurang menuruni kumpulan.
Semua halogen mempunyai kekuatan yang rendah. Walau bagaimanapun, kekuatan
halogen semakin bertambah apabila semakin menurun dalam sistem periodik unsur.
Semua halogen mempunyai titik lebur dan titik didih yang rendah kerana molekul-
molekul halogen ditarik bersama oleh gaya Van der Waals yang lemah dan hanya
sedikit tenaga diperlukan untuk mengatasinya. Semakin ke bawah, titik lebur dan titik
didih halogen meningkat.
Kekuatan pengoksidaan halogen berkurang menuruni kumpulan.
Semua halogen tidak boleh mengalirkan listrik.
Unsur
F Cl Br I
Jari-iari atom (nm) 0.071 0.099 0.144 0.133
Jari-jari ion (nm) 0.133 0.180 0.195 0.215
Keelektronegatifan 4.0 3.0 2.8 2.5
Titik lebur (oC) -220 -220 -7 114
Titik didih (oC) -188 -35 59 184
No atom 9 17 35 53
Konfigurasi
electron
[He],2S2,2P5 [Ne],3S23P5 [Ar],4S2,4P5 [Kr],5S2,5P5
Potensial pengion 17,42 18,01 11,84 11,84
Potensial reduksi +2,87 +2,86 +1,09 +0,54
Bilok -1;0 -1;0;1;3;5;7 -1;0;1;5 -1;0;1;5
Afinitas electron 19,5 83,4 77,3 70,5
Massa atom relatif 18,9984 35,453 79,904 126,9045
Kerapatan cairan (g
cm-3)
1,1 1,5 3,2 4,9
Entalpi
penguapan(kJmol-1)
3,3 10 15 21
Energi ionisasi 1686 1266 1146 1016
Keelektronegatifan 4 3 2,8 2,5
Jari-jari kovalen/pm 72 99 114 133
Entalpi hidrasi X-
(kJmol-1)
401 279 243 201
Daya hantar
molarion X-
44,4 76,4 78,3 76,8
Kalor disosiasi
(kJ/mol)
158 242 193 151
b. Sifat Kimia
Dalam membincangkan sifat kimia halogen, kadangkala fluorin dan astatin diabaikan.
Hal ini demikian kerana semua isotop astatin adalah bahan radioaktif. Fluorin juga
mempunyai sifat-sifat anomali karena ukurannya yang kecil dan keelektronegatifannya yang
tinggi.
4. Oksida Halogen
Beberapa oksida halogen:
a. Oksida dari fluor: O2F2, OF2
b. Oksida dari klor : Cl2O2, ClO2, Cl2O6, Cl2O7
c. Oksida dari brom : Br2O, BrO2. BrO3
d. Oksida dari yod : I2O4, I4O8, I2O5
Kecuali yod (V) oksida semua senyawa diatas tidak stabil jika dipanaskan. I2O5 hanya
dapat terurai diatas suhu 300oC.
e. Monooksida OF2, Cl2O, dan Br2O.
f. Dioksida , ClO2, BrO2, dan I2O4.
5. Auto Oksidasi Reduksi atau Disdroporsionasi
Auto oksidasi reduksi atau disproporsionasi adalah senyawa halogen yang reaksinya
berlawanan dilingkungan asam dan basa. Iod stabil dilingkungan asam akan tetapi dapat
berubah menjadi iodat dalam suasana basa.
6I2 +12OH 2IO3- + 10I- + 6H2O
Pada reaksi ini iod (I2) dengan bilok= 0 teroksidasi menjadi iodat dengan bilok +5 dan
tereduksi menjadi iodida (I-) dengan bilok = -1.
6. Reaksi Halogen dalam Larutan Air
Semua halogen larut dalam air dan membentuk asam halida dan asam hipohalida.
Fluor bereaksi sempurna dengan air. Berbeda dari Cl2, Br2, dan I2, fluor sangat cepat bereaksi
dengan air menghasilkan O2 dan HF.
Air khlor: Cl2 + H2O HCL + HClO
Air Brom: Br2 +H2O HBr + HBrO
Garam halida larut dalam air kecuali Ag+, Pb+, dan Hg2+.
Bila diteteskan NH4OH, AgCl akan larut , AgBr sedikit larut, tetapi AgI tidak larut.
Brom dan iod dapat larut dalam pelarut non polar, seperti alkohol CCl4, CHCl3, dan CS2.
Salah satu sifat HF yang paling penting adalah HF dalam bentuk gas atau larutan akan
bereaksi dengan SiO2 sehingga dalam penyimpanannya harus disimpan dalam plastik teflon
dan tidak dalam kaca.
4 HF +SiO3 SiF4 + 2H2O
Karena itu HF dipakai untuk mengetes kaca.
No UNSUR HF HCl HBr HI
1 Wujud zat Gas
Air2 Pelarut
3 Sifat reduktor Makin kuat
Makin kuat4 Keasaman
7. SENYAWA ANTAR HALOGEN
Halogen dapat membentuk empat macam senyawa antar halogen. XX1, XX13, XX15,
XX17. senyawa ini dapat dibuat dengan mereaksikan langsung unsur-unsur tersebut dalam
tabung nikel. Contoh senyawa anatar halogen:
CIF gas tidak berwarna,
CIF3 gas tidak berwarna,
CIF5 gas tidak berwarna,
BrF gas berwarna merah,
BrF3 cairan tidak berwarna, dll.
8. HUBUNGAN PERIODIK ANTAR HALOGEN
Hubungan periodik antar halogen dapat dilihat pada tabel berikut.
Energi ionisasi (EI)
(kj/mol)
X(g) X+(g)
+ e
F(1686)>Cl(1262)> Br(1146)>I(1016)
Potensial elektroda
(V)
X2(aq)+2e
2X-(aq)
F2(+2,87)> Cl2(+1,36)> Br2(+1,07)> I(+0,54)
Kereaktifan
terhadap unsur lain
F2> Cl2> Br2> I2
Kebebasan X- F-> Cl-> Br-> I-
Keelektronegatifan F(4)>Cl(3)> Br(2,8)> I(2,5)
9. ASAM OKSI
Asam oksi adalah halogen yang mengandung oksigen. Hanya fluor yang tidak bisa
membentuk asam oksi. Misalnya HClO, HClO2,HClO3, HClO4. Makin banyak atom oksigen
yang terikat pada atom Cl, makin lemah ikatan H-O makin kuat asam tersebut. HClO<
HClO2< HClO3< HClO4
Ion Cl mempunyai bilok yang cukup banyak (hal ini di sebabkan oleh afinitas elektron dari
atom Cl yang sangat tinggi.
10. SENYAWA FLUORIDA
Senyawa fluorida banyak digunakan dalam industri. Fluorospar, CaF2 digunakan
dalam jumlah yang besar di industri baja. Sebagai fluks fluorida dapat berfungsi dengan baik
sehingga oksida leburan lebih efisiensi dan dapat memecah terak polimer yang kental.
Fluorida seperti CaF2 dapat menimbulkan polusi. Polusi udara dari partikel fliorida biasanya
berasal dari industri alumunium, bata, genteng dan bubuk fosfat.
Jika terus menerus untuk waktu yang lama seseorang menyentuh ion F-di atas 6 ppm,
dapat menderita keracunan fluorosis yang merusak tulang dan gigi. Di beberapa Negara ion
F- di tambah kedalam air PAM sehingga ion F- mencapai 1 ppm. Fluorida yang digunakan
adalahNaF, HF, CaF2 (dengan Al3+). Untuk meningkatkan kualitas email gigi pasta gigi di
tambah SnF2, atau NaF. Email gigi mengandung hidroksi apatit 3 Ca3(PO4)2.Ca(OH)2 dan
sebagian melindungi karbonat. Sisa makanan yang membusuk dapat menghasilkan asam
yang dapat merusak OH- dari apatit. Dengan adanya ion F- pada gigi anak-anak terbentuk
fluorapatit yang tahan asam dan kuat. Daun teh dapat mengandung ion F- , sampai 100 ppm,
dan satu cangkir teh dapat mangandung 1 ppm F-.
11. IKATAN OKSIDA
Dalam ikatan pengoksidaan, halogen bertukar dari X2 kepada X-(aq). Oleh kerana
kekuatan pengoksidaan berkurang semakin ke bawah, satu halogen bisa memberikan halogen
yang berada dibawahnya. Sebagai contoh, apabila Cl2 ditambah dalam larutan kalium
bromida, KBr, dan kalium iodida, KI, berikatan yang berlaku adalah seperti berikut:
Cl2(aq) + 2Br-(aq) → 2Cl-(aq) + Br2(aq)
Cl2(aq) + 2I-(aq) → 2Cl-(aq) + I2(aq)
Terdapat satu masalah larutan halida tidak berwarna (larutan halogen yang cair juga
kadang-kadang tidak berwarna). Untuk memudahkan pemerhatian dijalankan, biasanya
sikloheksana ditambahkan. Halogen larut dengan lebih mudah dalam pelarut organik
berbanding dalam bentuk akueus (larutan). dalam sikloheksana, bromin berwarna jingga
terang manakala iodin ungu.
Sebagai contoh, apabila air bromin dilarutkan dalam sikloheksana, warna jingga
terang dapat dilihat. Apabila KI ditambahkan, warna jingga terang bertukar kepada ungu,
tanda bahawa tindak balas penyesaran berlaku.
12. IKATAN DENGAN HIDROGEN
Halogen berikatan dengan hidrogen untuk membentuk hidrogen halida.
H2 + X2 → 2HX (X mewakili satu-satu halogen)
Kereaktifan ikatan berkurang apabila semakin menurun karena ukuran atom yang semakin
besar. Hidrogen klorida meletup jika terkena sinar ultraviolet tetapi H dan Br hanya akan
berikatan dengan perlahan . Iodin juga akan berikatan dengan H jika diberikan energi, namun
ikatan ini tidak lengkap.
Corak kereaktifan ini dapat diterangkan dengan dua cara. Pertama, melalui ukuran
atom halogen. Oleh kerana semua halogen berikatan dengan hidrogen, maka ukuran hidrogen
adalah tetap. Semakin ke bawah, ukuran atom semakin besar dengan pertambahan petala. Hal
ini menyusahkan inti hidrogen berinteraksi dengan inti halogen untuk membentuk ikatan
kovalen.
13. REAKSI PENDESAKAN
Berlangsungnya suatu reaksi tidak hanya ditentukan oleh potensial sel. Tetapi,
berlangsung tidaknya suatu reaksi dapat dilihat dari reaksi pendesakkan halogen. Halogen
yang terletak lebih atas dalam golongan VII A dalam keadaan diatomik mampu mendesak ion
halogen dari garamnya yang terletak dibawahnya.
Contoh: F2 + 2KCl → 2KF + Cl2
Br- + Cl2 → Br2 + Cl-
Br2 + 2I- → Br- + I2
Br2 + Cl- → (tidak bereaksi)
I2 + Br- → (tidak bereaksi)
14. DAYA PENGOKSIDASI
Data potensial reduksi:
F2 + 2e- → 2F- Eo= +2,87 Volt
Cl2 + 2e- → 2Cl- Eo= +1,36 Volt
Br2 + 2e- → 2Br- Eo= +1,06 Volt
I2 + 2e- → 2I- Eo= +0,54 Volt
Potensial reduksi F2 paling besar sehingga akn mudah mengalami reduksi dan disebut
oksidator terkuat. Sedangkan terlemah adalah I2 karena memiliki potensial reduksi terkecil.
Sifat oksidator: F2 > Cl2 > Br2 > I2
Sifat reduktor : I- > Br- > Cl- > F-
Reduktor terkuat akan mudah mengalami oksidasi mudah melepas elektron ion iodida
paling mudah melepas electron sehingga bertindak sebagai reduktor kuat.
15. SIFAT ASAM
Sifat asam yang dapat dibentuk dari unsur halogen, yaitu: asam halida, dan
oksilhalida.
a. Asam halida (HX)
Asam halida terdiri dari asam fluorida (HF), asam klorida (HCl), asam bromida
(HBr), dan asam iodida (HI). Kekuatan asam halida bergantung pada kekuatan ikatan antara
HX atau kemudahan senyawa halida untuk memutuskan ikatan antara HX.
Dalam golongan VII A, semakin keatas ikatan antara atom HX semakin kuat. Urutan
kekuatan asam : HF < HCl < HBr < HI
b. Titik didih Asam Halida
Titik didih dipengaruhi oleh massa atom relatif (Mr) dan ikatan antar molekul :
Semakin besar Mr maka titik didih semakin tinggi.
Semakin kuat ikatan antar molekul maka titik didih semakin tinggi.
Pengurutan titik didih asam halida:
HF > Hi > HBr > HCl
Pada senyawa HF, walaupun memiliki Mr terkecil tetapi memiliki ikatan antar
molekul yang sangat kuat “ikatan hydrogen” sehingga titik didihnya paling tinggi.
16. REAKSI DENGAN LOGAM
Halogen bereaksi dengan sebagian besar logam menghasilkan senyawa garam/halida
logam.
2Na + Cl2 → NaCl
2Fe + 3Cl2 → 2FeCl3
Sn + 2Cl2 → SnCl4
Mg + Cl2 → MgCl2
2Al + 3Cl2 → 2AlCl3
Halida logam yang terbentuk bersifat ionik jika energi ionisasinya rendah dan
logamnya memiliki biloks rendah. Hampir semua halida bersifat ionik. Contoh Na+, Mg2+,
Al3+. Sedangkan yang bersifat semi ionik adalah AlCl3.
17. REAKSI DENGAN NON LOGAM
Halogen bereaksi dengan non-logam membentuk asam halida/senyawa halida.
Halogen dapat bereaksi dengan oksigen, fosfor, dan beberapa unsur lain. Contoh :
Xe + F2 → XeF2
2Kr + 2F2 → KrF4
2P + 3Cl2 → 2PCl3
18. Pembuatan Halogen
Di laboratorium, zat-zat kimia dibuat dalam jumlah seperlunya untuk digunakan
eksperimen/praktikum dengan cara yang cepat dan alat yang sederhana. Klorin, bromin, dan
iodin dapat dihasilkan dari oksidasi terhadap senyawa halida dengan oksidator MnO2 atau
KMnO2 dalam lingkungan asam. Senyawa halida dicampurkan dengan MnO2 atau KMnO2
ditambahkan H2SO4 pekat, kemudian dipanaskan. Reaksi yang berlangsung secara umum :
2X- + MnO2 + 4H+ → X2 + Mn2+ + 2H2O
10X- + 2MnO4- + 16H+ → 5X2 + 2Mn2+ + 8H2O
a. Senyawa klorin juga dapat dibuat dalam skala labooratorium dengan cara :
Proses Weldon
Dengan memanaskan campuran MnO2, H2SO4, dan NaCl
Reaksi : MnO2 + 2H2SO4 + 2 NaCl → Na2SO4 + MnSO4 + H2O + Cl2
Mereaksikan CaOCl2 dan H2SO4
CaOCl2 + H2SO4 → CaSO4 + H2O + Cl2
Mereaksikan KMnO4 dan HCl
KMnO4 + HCl → 2KCl + MnCl2 + 8H2O + 5Cl2
b. Dalam skala laboratorium, bromin dibuat dengan cara :
Mencampurkan CaOCl2, H2SO4, dengan bromida.
CaOCl2 + H2SO4 → CaSO4 + H2O + Cl2
Cl2 + 2Br- → Br2 + 2Cl-
Mencampurkan KMnO4 dan HBr pekat.
Mencampurkan bromida, H2SO4, dan MnO2.
c. Unsur iodin dapat dibuat dengan cara.
Dengan mereaksikan NaIO3 dan natrium bisilfit.
2NaIO3 + 5N4H2SO3 → 3NaHSO4 + 2Na2SO4 + H2O + I2
Dalam skala laboratorium pembuatan iodin analog dengan pembuatan bromin, hanya
saja bromida diganti dengan iodida.
Senyawa HF dan HCl dapat dibuat juga di laboratorium dengan mereaksikan garam
halida (NaF dan CaCl2) dengan asam sulfat pekat dan dipanaskan sesuai dengan persamaan
reaksiberikut :
2NaF + H2SO4 → Na2SO4 + 2HF
CaCl2 + H2SO4 → CaSO4 +2HCl
Senyawa HI dan HBr tidak dapat dibuat seperti itu karena Br- atau I- akan dioksidasi oleh
H2SO4.
2NaBr + H2SO4 → Na2SO3 + Br2 + H2O
MgI2 + H2SO4 → MgSO3 + I2 + H2O
HBr dan HI biasanya dibuat dengan pereaksi H3PO4.
3NaBr +H3PO4 → Na3PO4 + 3HBr
3MgI2 + 2H3PO4 → Mg3(PO4)2 + 6HI
Cl2, Br2 dan I2 dapat di buat dengan mereaksikan suatu halida alkali dengan asam sulfat encer
dan MnO2.
MnO2 + 4 H+ + 2X- Mn2+ + 2 H2O + X2
d. Klor dapat di buat juga dengan reaksi
2 MnO-4 + 10 Cl- + 16 H+ 2 Mn2+ + 8 H2O + Cl2
e. Brom dan yod dapat di buat dengan cara oksidasi bromida dan yodida dengan gas klor.
Cl2 + 2 Br- 2 Cl- + Br2
Cl2 + 2 I- 2 Cl- + I2
19. Pengolahan Halogen
A. Alat dan Bahan
Alat :
- Tabung Reaksi 9 Buah
- Pipet Tetes 7 Buah
- Rak tabung
Bahan :
- Perak Nitrat 0,1 M
- Natrium Klorida 0,1 M
- Natrium Iodida 0,1 M
- Amonia 0,1 M
- Amonia Pekat
- Timbal Nitrat 0,1 M
- Natrium Bromida 0,1 M
B. Langkah Kerja
1. Ambil 1 ml Larutan A, B, C masukkan masing – masing kedalam tabung reaksi 1,2 dan 3
2. Tambahkan masing-masing 1 ml larutan perak nitrat ( AgNO3 )
3. Amati apa yang terjadi
4. Kemudian ambil kembali larutan A, B, C masukkan masing-masing kedalam tabung
reaksi.
5. Tetapi, tambahkan masing-masing 1 ml, menggunakan perekasi timbale nitrat (Pb(NO3)2
6. Amati perubahan yang terjadi.
7. Endapan hasil / hasil reaksi dari penambahan larutan perak nitrat ( AgNO3 ) pada larutan
A, B, C , pisahkan kemudian uji dengan larutan ammonia 0,5 m dan laritan ammonia pekat.
Catat apa yang terjadi.
C. Pengamatan
Zat dan Pereaksi Pengamatan
A + AgNO3 Terdapat endapan putih.
B + AgNO3 Terdapat endapan kuning keabu-abuan
C + AgNO3 Terdapat endapan kuning
A + Pb(NO3)2 Warna berubah menjadi keputih-putihan dan terdapat endapan putih.
B + Pb(NO3)2 Terdapat endapan berwarna kuning muda keabu-abuan dan warna larutan
agak keruh
C + Pb(NO3)2 Warna berubah menjadi kuning dan terdapat endapan berwarna kuning.
Endapan dan Pereaksi Pengamatan
Ag A + Amonia encer Larut
Ag B + Amonia encer Tidak Larut
Ag C + Amonia encer Tidak Larut
Ag A + Amonia pekat Larut
Ag B + Amonia pekat Larut
Ag C + Amonia pekat Tidak Larut
Kesimpulan dan Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan diatas, dan dicocokkan dengan cirri-ciri larutan A, B, dan C dapat
diidentifikasikan sebagai :
Larutan A adalah Cl- (Klorin)
Larutan B adalah Br- (Bromium)
Larutan C adalah I- (Iodium)
20. KEGUNAAN HALOGEN
a. Penggunaan fluor
1. Pembuatan UF6 agar dapat memisahkan 235U dan 238U dengan cara difusi atau
sentrifugasi.
2. Pembuatan Teflon (-CF2-CF-)n , freon (CCl2F2), dan insektisida (CCl3F)
3. Pembuatan sulfur heksafluorida
4. Asam flourida digunakan untuk mengukir (mengetsa) gelas.
Reaksi : CaSiO3 + 8HF → H2SiF6 + CaF2 + 3H2O
5. Natrium heksafluoroksilikat ( Na2SiF6 ) digunakan untuk bahan campuran pasta gigi.
6. Natrium fluorida ( NaF ) untuk mengawetkan kayu.
7. Belerang hexafluorida ( SF6 ) sebagai insulator.
8. Kriolit ( Na3AlF6 ) sebagai bahan pelarut dalam pengolahan bahan alumunium.
9. Freon-12 ( CF2Cl2 ) sebagai zat pendingin pada kulkas dan AC.
10. Teflon digunakan sebagai pada peralatan mesin.
b. Penggunaan klor
1. Pembuatan plastic (PVC)
2. Pembuatan pelarut untuk cat, untuk membersihkan logan dari lemak, dry cleaning,
3. Pembuatan unsur (Mg, Ti, Br2)
4. Pembuatan senyawa organic, insektisida
5. Klorinasi kaleng bekas untuk mendapatkan kembali (recovery) timah.
6. Pembuatan klorat (V) dan klorat (VII) di pakai sebagai bahan peledak dan bahan bajar
roket.
7. Asam klorida ( HCl ) digunakan pada industri logam. Untuk mengekstraksi logam
tersebut.
8. Natrium klorida ( NaCl ) digunakan sebagai garam dapur.
9. Kalium klorida ( KCl ) sebagai pupuk tanaman.
10. Amoniumklorida ( NH4Cl ) sebagai bahan pengisi batu baterai.
11. Natrium hipoklorit ( NaClO ) digunakan sebagai pengelantang ( breaching agent )
untuk kain dan kertas.
ClO- + zat pewarna → Cl- + zat tak berwarna
12. CaOCl2/( Ca2+ )( Cl- )( ClO- ) sebagai serbuk pengelantang atau kapur klor.
13. Kalsium hipoklorit [(Ca( OCl2 )2 ] sebagai zat disenfektan pada air ledeng.
14. Kalium klorat (KCl) bahan pembuat mercon dan korek api.
15. Seng klorida (ZnCl2) sebagai bahan pematri (solder).
c. Penggunaan Brom
1. Pembuatan 1-2 dibromometna untuk ditambah kedalam bensin
2. Pembuatan senyawa organik
3. Obat-obatan
4. Natrium bromida (NaBr )sebagai obat penenang saraf
5. Perak bromida (AgBr) disuspensikan dalam gelatin untuk film fotografi
6. Metil bromida (CH3Br) zat pemadam kebakaran
7. Etilen dibromida(C2H4Br2) ditambahkan pada bensin untuk mengubah Pb menjadi
PbBr2
d. Penggunaan Iod
1. Obat-obatan
2. Pembuatan zat warna
3. Quartz-Yod untuk bola lampu, NH4I untuk lensa Polaroid, AgI intuk fotografi.
4. Mengidentifikasi amilum
5. Kalium Iodat(KIO3)ditambahkan pada garam dapur.
6. Odoform(CHI3)merupakan zat organic
7. Perak Iodida(AgI)digunakan dalam film fotografi.
BAB III
PENUTUP
Istilah halogen adalah unsur yang menghasilkan garam, bila bergabung dengan logam.
Kata halogen berasal dari tatanama saintifik Perancis pada abad ke-18.
Semua halogen wujud sebagai molekul-molekul diatom. Halogen lebih elektronegatif
karena mempunyai 7 elektrovalensi - dua dalam subpetala s dan lima dalam subpetala p. Oleh
karena satu saja lagi elektron diperlukan untuk mencapai susunan oktet, maka halogen
cenderung untuk menerima elektron dari unsur lain untuk memenuhkan petala elektron
luarnya. Ini akan menghasilkan ion bertanda negatif satu, dan dipanggil ion halida; garam
yang mengandungi ion ini dipanggil halida. Namun, klorin mampu menunjukkan nomor
pengoksidaan dari -1 sehingga +7. Halogen boleh membentuk ikatan kovalen maupun ionik
untuk mencapai susunan oktet.
Ion halida juga bisa bereaksi dengan atom hidrogen/air untuk menghasilkan acid.
Contoh reaksinya ialah klorin bereaksi dengan air menghasilkan asid hidroklorik dan asid
hipoklorus (agen peluntur).
Unsur-unsur halogen mempunyai konfigurasi ns2 np5. unsur halogen merupakan
unsur yang paling reaktif diantara unsur non logam. Titik leleh dan titik didih pada halogen
bertambah jika nomor atom bertambah., halogen mempunyai sifat-sifat fisika dan sifat kimia.
DAFTAR PUSTAKA
http://lidengals.blogspot.com/2009/06/makalah-kimia.html
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-universitas/kimia-unsur-
non-logam/halogen-dan-halida/
file://kim%20sur/duniaku%20%20Analisis%20Anion.html