LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL MELALUI
PEMILAHAN SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS
DI PUSKESMAS POREHU.
KABUPATEN KOLAKA UTARA
Oleh :
IRMA AGUSTINA, A.Md. Keb
NDH : 23
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II
ANGKATAN XXII TAHUN 2021
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2021
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahi robbilalaamiin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan pelaksanaan aktualisasi ini dapat
terselesaikan dengan judul “Pencegahan Infeksi Nosokomial Melalui Pemilahan Sampah Medis
dan Non Medis di Puskesmas Porehu”. Proses penulisan laporan pelaksanaan ini telah melewati
berbagai kendala yang dihadapi oleh penulis. Namun, dengan adanya kerjasama dari berbagai
pihak penulis banyak mendapat petunjuk, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak sehingga
laporan pelaksanaan ini dapat terselesaikan dengan baik, oleh sebab itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada coach, mentor, dan seluruh pemateri. Terkhusus penulis ucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Syahruddin Nurdin, S.E. selaku Kepala BPSDM Provinsi Sultra yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis menjadi peserta dalam penyelenggaraan latsar yang
bekerjasama dengan BPSDM Sultra di Hotel Kubra
2. Bapak Jumadil, S.Pd selaku kepala BKPSDM Kab. Kolaka Utara beserta jajarannya yang
telah memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II di Hotel Kubra
3. Bapak Drs. Sahabuddin, M.Si sebagai penguji kelompok IX angkatan XXII yang telah
memberikan bimbingan serta arahan kepada peserta sehingga laporan pelaksanaan
aktualisasi ini dapat berjalan dengan baik.
4. Bapak Gafaruddin, SE., M.Si selaku coach yang senantiasa sabar, cermat dan sepenuh hati
membimbing penulis dalam menyusun laporan pelaksanaan aktualisasi ini
5. Bapak Ruslan Ruru, SKM selaku mentor yang telah banyak membantu dan memberikan
saran sehubungan dengan program kegiatan dalam pelaksanaan laporan pelaksanaan
aktualisasi ini
6. Bapak/ibu pemateri dari Widyaswara yang telah memberikan materi selama latihan dasar ini
secara khusus tentang ANEKA dan penerapannya dalam menjalankan profesi sebagai
seorang ASN
7. Bapak/ibu panitia pelaksana dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang telah
memfasilitasi kegiatan latihan dasar CPNS ini
8. Orang tua tercinta yang senantiasa memberikan dukungan moril dan materil sehingga
penulis dapat menyelesaikan semua kewajiban pada masa latihan dasar ini
9. Seluruh staf Puskesmas Porehu yang berpartisipasi aktif dalam membantu penulis
menyelesaikan aktualisasi
v
10. Pemilik toko Afgha Building yang turut mendonasikan 1 unit tempat sampah sebagai bentuk
peduli lingkungan
11. Sahabat-sahabat OTJ yang dalam kesibukannya mengikuti seleksi CPNS masih meluangkan
waktunya memberikan dukungan, doa dan semangat untuk penulis. Semoga Allah
merahmati kalian gays.
12. Teman-teman peserta Diklatsar Golongan II angkatan XX, XXI dan XXII atas kekompakan
dan kerja samanya selama kegiatan berlangsung.
Akhir kata, semoga laporan bermanfaat bagi semua pihak dan mendapatkan saran serta
kritik yang membangun dari pihak yang terkait.
Kendari, 28 Oktober 2021
Irma Agustina, A.Md.Keb
NDH : 23
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iv
BAB I ..................................................................................................................................
PENDAHULUAN ..............................................................................................................
Latar Belakang .................................................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................................................. 3
Manfaat ............................................................................................................................... 3
Ruang Lingkup ................................................................................................................. . 4
Tempat dan Waktu Pelaksanaan ......................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI
DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN...................................................................
Gambaran Umum Organisasi .............................................................................................. 5
Nilai-nilai dasar PNS .......................................................................................................... 14
Kedudukan dan peran PNS ................................................................................................. 23
Identifikasi dan Penetapan Isu ............................................................................................ 26
Penetapan Isu ...................................................................................................................... 28
Analisis Isu ......................................................................................................................... 30
Infeksi Nosokomial, Sampah Medis Dan Non Medis ........................................................ 32
BAB III ...............................................................................................................................
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI ........................................................................ 35
Gagasan Kreatif Sebagai Pemecahan Isu
Deskripsi Kegiatan .............................................................................................................. 35
Kegiatan 1 ...................................................................................................................... 36
Kegiatan 2 ...................................................................................................................... 40
Kegiatan 3 ...................................................................................................................... 44
Kegiatan 4 ...................................................................................................................... 47
Kegiatan 5 ...................................................................................................................... 50
Estimasi Biaya Kegiatan ..................................................................................................... 52
Jadwal Rancangan Kegiatan Aktualisasi…………………………………………………. 53
BAB IV ...............................................................................................................................
PELAKSANAAN AKTUALISASI ...................................................................................
Hasil Aktualisasi .......................................................................................................... 56
Analisis Dampak .......................................................................................................... 80
Realisasi Jadwal Kegiatan Aktualisasi……………………………………………………83
Matriks Habituasi…………………………………………………………………………84
Matriks Visi Misi Dan Tata Nilai Organisasi…………………………………………….86
vii
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………………………..88
Rencana Tindak Lanjut………………………………………………………………88
Lampiran………………………………………………………………………………….89
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….95
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Undang-Undang No 5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara
(ASN) adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang diangkat oleh pejabat Pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kehadiran Aparatur Sipil Negara
dalam pembangunan nasional sangatlah penting, sehingga pengembangan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur harus segera dan wajib
dilaksanakanuntuk menjawab penilaian sumbang dari masyarakat terhadap
kualitas kinerja instansi publik, dalam mewujudkan pemerintahan yang baik
(good govermance), sehingga dunia usaha (corporate govermance) dan
masyarakat (civil society) dapat terlayani dengan maksimal dan mampu
meningkatkan pelayanan Kesehatan yang pada akhirnya akan meningkatkan
kemajuan dan kesejahteraan Indonesia.
Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan
yang diakui negaranya telah lulus dari pendidikan tersebut serta memenuhi
kualifikasi untuk didaftarkan serta memiliki izin yang sah untuk
melakukan praktik bidan. Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36
tahun 2014 kewenangan bidan meliputi pelayanan Kesehatan Ibu, Pelayanan
Kesehatan Anak, pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.
Salah satu tugas pokok dan fungsi bidan adalah berperan dalam pencegahan
infeksi.
Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tinginya angka
kesakitan dan kematian di dunia. Salah satu jenis infeksi adalah infeksi
nosokomial. Infeksi nosokomial adalah jenis infeksi yang menyebar di rumah
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang berpotensi menginfeksi
pasien, pengunjung, dan petugas salah satu faktornya karena tidak ada
pemilahan sampah medis dan non medis.
2
Sampah dan limbah Puskesmas adalah semua sampah dan limbah
yang dihasilkan oleh kegiatan Puskesmas dan kegiatan penunjang lainnya.
Secara umum sampah dan limbah di Puskesmas dibagi menjadi dua
kelompok besar yaitu limbah medis dan non medis. Contoh limbah medis
antara lain jarum suntik, pisau bedah, peralatan infus, darah, jaringan tubuh
manusia, janin, kapas, pipet, tabung reaksi, skapel, atau peralatan lain yang
tersentuh pasien yang terinfeksi. Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang
rumah sakit juga menghasilkan sampah non klinis atau non medis. Sampah
ini bisa berasal dari pasien atau keluarga pasien. Limbah Puskesmas,
khususnya limbah medis yang infeksius harus dikelola dengan baik dan tidak
disamakan dengan limbah medis non infeksius. Selain itu, kerap tercampur
limbah medis dan non medis.
Percampuran ini justru memperbesar permasalahan limbah medis karena
limbah medis tersebut kemungkinan besar mengandung mikroorganisme pathogen
atau bahan kimia beracun berbahaya yang menyebabkan penyakit infeksi dan
dapat tersebar ke lingkungan Puskesmas yang disebabkan oleh teknik
pelayanan kesehatan yang kurang memadai, kesalahan penanganan bahan
bahan terkontaminasi dan peralatan serta penyediaan dan pemeliharaan
sarana sanitasi yang buruk.
Puskesmas Porehu merupakan satu-satunya puskesmas di kecamatan
Porehu. Kegiatan puskesmas menghasilkan timbulan limbah medis. Limbah
medis yang tidak tertangani dengan baik akan mencemari lingkungan
puskesmas. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga dikatakan bahwa Pengelola fasilitas lainnya melakukan pemilahan
sampah, pengumpulan sampah, dan pengolahan sampah, kegiatan tersebut
termasuk sebagai penanganan sampah yang merupakan bagian dari
penyelenggaraan pengelolaan sampah.
Berdasarkan pengalaman empiris selama bertugas disana, perlakuan
sampah medis dan non medis di kamar bersalin Puskesmas Porehu belum
terkelola dengan baik sesuai ketentuan yang ada, sehinggaa penulis tertarik
3
menerapkan topik rancangan aktualisasi “Upaya Pencegahan infeksi
nosocomial melalui pemilahan sampah medis dan non medis di kamar
bersalin Puskesmas Porehu”.
Dengan demikian melalui program aktualisasi ini, penulis berharap
mampu memperbaiki kondisi yang ada, sampah medis dan non medis di kamar
bersalin Puskes Porehu dapat dipilah karna adanya sarana dan kesadaran pihak
terkait.
B. TUJUAN
Adapun tujuan diharapkan dalam pelaksanaan aktualisasi ini adalah:
1. Tujuan Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai dasar profesi ASN yang meliputi Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA)
dalam pelaksanan tugas-tugas saya sebagai bidan terampil pada setiap
kegiatan dan tahapan kegiatan aktualisasi dan habituasi serta
terimplementasinya nilai dan peran kedudukan ASN sesuai dengan tugas
dan fungsi Bidan.
2. Tujuan Khusus
Terciptanya perilaku baru tenaga kesehatan dan masyarakat kec. Porehu
dalam membuang sampah dengan memilah sampah medis dan non medis.
C. MANFAAT
1. Bagi Peserta
Peserta mampu menjadi inisiator dalam perubahan perilaku tenaga kesehatan
dan masyarakat dalam pemilahan sampah medis dan non medis dengan tujuan
pencegahan infeksi nosokomial.
2. Bagi Organisasi
Untuk menguatkan visi misi dan nilai-nilai puskesmas sehingga dapat
memberikan pelayanan yang bermutu bagi masyarakat.
3. Manfaat bagi Pasien
4
Meningkatkan derajat kesehatan dengan meminimalkan kemungkinan
terjadinya infeksi nosokomial.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi meliputi pencegahan infeksi nosocomial
melalui pemilahan sampah medis dan non medis di kamar bersalin Puskesmas
Porehu Kabupaten Kolaka Utara, Pengadaan tempat sampah medis dan non
medis, Pembuatan stiker tempat sampah, Pembuatan banner dan Penyuluhan
dengan jargon Gerakan La’biran Sisarak/ Lebih baik berpisah
E. WAKTU DAN TEMPAT
1. Waktu
Waktu pelaksanaan kegiatan di mulai pada tanggal 24 September 2021
sampai dengan 25 Oktober 2021.
2. Tempat
Tempat pelaksanaan kegiatan di lakukan di wilayah kerja Puskesmas Porehu
Kabupaten Kolaka Utara.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR,
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN
A. Gambaran Umum Organisasi
1. Kedudukan Organisasi
Gambar 2.1. Puskesmas Porehu
Puskesmas Porehu merupakan satu-satunya puskesmas yang berada di
Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka Utara. Lokasi Puskesmas Porehu berada
di Desa Bangsala. Kondisi Geografis dari kecamatan Porehu merupakan
wilayah pegunungan. Transportasi antar wilayah dihubungkan dengan jalan
darat. Jalan utama Desa masih minim beraspal dan susah dijangkau dengan
sarana transportasi. Terlebih akses jalan dalam satu desa masih banyak yang
belum beraspal dan masih sulit di jangkau oleh sarana transportasi darat, hal ini
6
akibat kondisi jalan yang menanjak, berliku, sempit dan sebagian besar
jalannya masih berupa jalan krikil/bebatuan.
Luas wilayah kerja Puskesmas Porehu Sekitar 64.724 Km2. Dengan
ketinggian ± 600 m dari permukaan laut, relief permukaan daratan Kecamatan
Porehu ada yang berupa daratan yang merata namun sebagian besar wilayah
berupa bukit berbatu, pegunungan dan lembah yang terjal. Dari luas wilayah
tersebut Kecamatan Porehu memiliki Sungai Larui dan sungai-sungai kecil
lainnya diantaranya Sungai Tobela dan sungai sarambu. Kecamatan Porehu
terdiri dari 8 desa.Wilayah kerja Puskesmas Porehu sebagian besar merupakan
daerah tinggi dan sebagian kecil merupakan dataran rendah. Adapun batas-
batas wilayah Puskesmas Porehu adalah sebagai berikut :
➢ Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Luwu Timur Propinsi
Sulawesi Selatan
➢ Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Uluwoi Kabupaten Kolaka
➢ Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batu Putih
➢ Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Batu Putih.
Gambar 2.2 Peta Kecamatan Porehu
7
2. Data Demografi
Jumlah penduduk wilayah Puskesmas Porehu tahun 2018 adalah 7983 jiwa.
a. Sosial Ekonomi
Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Porehu tidak
terlalu bervariasi, sekitar 80% bekerja sebagai petani
b. Sarana Transportasi
Hampir seluruh wilayah kerja dapat dilalui kendaraan roda dua. Waktu
tempuh dari desa terjauh ke Puskesmas sekitar 30-40 menit dengan kendaraan
roda dua atau roda empat.
c. Pendidikan
Jumlah sarana sekolah Taman Kanak-Kanak dan PAUD adalah 8 buah,
Sekolah Dasar/sederajat 8 buah, Sekolah Menengah Pertama/sederajat 5
buah, Sekolah Menengah Atas/sederajai 1 buah
d. Sarana dan Fasilitas Kesehatan Pendukung Puskesmas
➢ Puskesmas Pembantu
Jumlah Puskesmas pembantu di wilayah kerja Puskesmas Porehu
sebanyak 5 buah.
➢ Posyandu balita
Jumlah Posyandu Balita di wilayah kerja Puskesmas Porehu sebanyak 8
posyandu balta
8
3. Visi,Misi Dan Nilai Organisasi
Puskesmas Porehu memiliki visi, misi dan tata nilai sebagai berikut:
1. Visi
“ Terwujudnya masyarakat Kecamatan Porehu yang sehat dan mandiri”
2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan misi pembangunan
kesehatan pada Puskesmas Porehu, yaitu :
1) Melayani masyarakat secara profesional dan terpadu untuk mendorong
masyarakat hidup sehat, mandiri dan madani.
2) Meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan kesehatan.
3) Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas dan berkomitmen tinggi.
4) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
5) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor.
3. Nilai-Nilai Oranisasi
1) Profesional ; bekerja dengan standar sesuai profesi berdasarkan ketentuan
yang ada.
2) Peduli (empaty) mampu memahami masalah yang dihadapi masyarakat
dan memberi perhatian yang serius dalam melaksanakan tugas dalam
memberikan pelayanan secara optimal.
3) Transparan ; bersikap jujur dan terbuka dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
4) Berkeadilan ; bertindak adil dan berusaha memberikan pelayanan dengan
tulus dan ikhlas.
9
Untuk upaya peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan, maka tenaga
kesehatan yang ada di Puskesmas Porehu harus memadai jumlahnya.
Tabel 2.1 Sumber Daya Manusia Di Puskesmas Porehu
NO Tenaga Medis/Paramedis PNS/PTT Non PNS JUMLAH
1 DOKTER 1 0 1
2 SI KESMAS 4 2 6
3 PROFESI KEPERAWATAN 2 1 3
4 DIII KEPERAWATAN 3 4 7
5 DIII KESLING 1 0 1
6 DIII KEBIDANAN 15 10 25
7 GIZI (NUTRISIONIS) 1 1 2
8 SPK 0 1 1
9 SMA 0 1 1
10
4. Struktur Organisasi Puskesmas Porehu
PROG.LANSIA SUGIATI, S.Kep
NIP: 19900617 201101 2 002 SUGIATI, S.Kep
NIP: 19900617 201101 2 002
NIP: 19820729 200502 1 001
PROG. FARMASI MUHAMMAD ISMAIL
NIP: 19930524 201903 1 002
POLI UMUM ISNAENI, Amd.Kep
NIP:-
PROG.PROMKES SUGIATI, S.Kep
NIP: 19900617 201101 2 002
PROG.THT ITA ROSITA, A.Md.Kep.
NIP: -
PROG.SURVELENCE SYAMSUL ARBAH, S.Kep, Ns
NIP: -
PROG.ISPA ERNAWATI, SKM
NIP: 19910817 201101 2 001
NIP: 19820729 200502 1 001
UGD SYAMSUL ARBAH, S.Kep, Ns
NIP:-
PROG.UKGS MASTIA, Amd.Keb
NIP: 19880906 201001 2 009
PROG.KESLING ANITA ANAS, SKM
NIP: 19870609 201101 2 025
PROG.FILARIASIS NURMIATI, Amd.Kep
NIP: -
PROG.IMUNISASI JABIL, A.Md.Kep
NIP: -
KEPALA PUSKESMAS RUSLAN RURU, SKM
NIP: 19770810 200903 1 004
KEPALA TATA USAHA SURYANTO, SKM
NIP: 19820729 200502 1 001
BENDAHARA OP MUHAMMAD YUSUF
NIP: 19750604 200801 1 001
BENDAHARA BOK SUGIATI, S.Kep
NIP: 19900617 201101 2 002
BENDAHARA JKN ANITA ANAS, SKM
NIP: 19870609 201101 2 025
BEND. BARANG SYAMSUL ARBAH, S.Kep, Ns
NIP: 19900617 201101 2 002
BEND. PAD ERNAWATI, SKM
NIP: 19910817 201101 2 001
PROG.KIA IKA SAFITRI, Amd.Keb
NIP: -
PROG.P2M SURYANTO, SKM
NIP: 19820729 200502 1 001
PROG.GIZI RASMA NURDIN, SKM
NIP: -
PROG.PROMKES NURSIAH, SKM
NIP: 19780925 200502 2 006
DOKTER UMUM Dr.RIOSADIK SALEH AZIKIN
NIP: 19890706 201903 1 003
PUSTU LARUI,SARAMBU,POREHU BANGSALA,PONGGI,TINU
NA,TANGGARURU,TOBELA
PROG.JIWA ISNAENI, Amd.Kep
NIP: - SUGIATI, S.Kep
NIP: 19900617 201101 2 002
NIP: 19820729 200502 1 001
PROG.PERKESMA NURSMIATI, S.Kep
NIP: -
PROG.DIARE TIHANA
NIP: -
PROG.HIV/AIDS YUSTIN YULI, Amd.Keb
NIP: -
PROG.TB HERLINA, Amd.Keb
NIP: 19860913 2017 2 011
PROG.HATRA HUSNAWATI, S.Tr.Keb
NIP: -
Gambar 2.3
11
5. TUGAS POKOK DAN FUNGSI PUSKESMAS
1. Tugas Pokok Puskesmas
Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerja dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan
sehat.
2. Fungsi Puskesmas
Dalam pelaksanaan fungsi puskesmas sesuai dengan Permenkes 75 Tahun 2014 :
Dalam melaksanakan fungsi ini Puskesmas mempunyai kewenangan:
a. Membuat perencanaan sendiri hasil analisis masalah dan kebutuhan yang
diperoleh.
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan
masyarakat
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah.
e. Melaksanakan pembinaan tekhnis terhadap jejaring pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan kompetisi bersumber daya manajemen puskesmas.
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar bernuansa kesehatan.
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan
cakupan pelayanan
i. Memberi rekomendasi tentang masalah kesehatan masyarakat termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
j. Memberikan pelayanan secara komprehensif, berkesinambungan dan
bermutu
k. Memberi pelayanan kesehatan dengan mengutamakan preventif,
mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
l. Memberi pelayanan dengan prinsip koordinatif dan kerjasama internal dan
antar profesi
m. Melaksanakan rekam medis
n. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, evaluasi terhadapa mutu dan akses
pelayanan kesehatan
o. Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan
12
p. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan tupoksi layanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerja.
Penjabaran fungsi Puskesmas ke dalam program terbagi dua yaitu:
1) Upaya Kesehatan Esensial
Adalah upaya kesehatan prioritas utama puskesmas yang dilaksanakan
unuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal (SPM)
Kabupaten / Kota.
2) Upaya Kesehatan pengembangan
Adalah upaya yang sifatnya inovatif yang disesuaikan dengan prioritas
masalah kesehatan dan potensi sumber daya yang tersedia.
6. Tugas Pokok Bidan dan Dasar Hukum
Adapun Tugas pokok Bidan tertuang dalam PERMENPAN RB No. 36 Tahun 2019:
1) melakukan pengkajian pada ibu hamil fisiologis
2) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana pada pelayanan kebidanan
3) Merencanakan asuhan kebidanan kasus fisiologis sesuai kesimpulan
4) Memfasilitasi informed choice dan/atauinformed consent
5) Melakukan tindakan pencegahan infeksi
6) Memberikan nutrisi dan rehidrasi/oksigenisasi/personal hygiene
7) Memberikan vitamin/suplemen pada klien/asuhan kebidanan fisiologis
8) Melaksanakan kegiatan asuhan pada kelas Ibu hamil
9) Memberikan KIE tentang kesehatan ibu pada individu/keluarga sesuai
dengan kebutuhan
10) Melakukan asuhan Kala I persalinan fisiologis
11) Melakukan asuhan Kala II persalinan fisiologis
12) Melakukan asuhan Kala III Persalinan fisiologis
13) Melakukan asuhan Kala IV Persalinan fisiologis
14) Melakukan pengkajian pada ibu nifas
15) Melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6 jam sampai dengan hari ke tiga
pasca persalinan (KF 1)
16) Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 4-28 pasca persalinan (KF2)
17) Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 29-42 pasca persalinan (KF3)
18) Melakukan asuhan kebidanan pada gangguan psikologis ringan
denganpendampingan
19) Melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada persalinan normal
13
20) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal
21) Melakukan penanganan awal kegawatdaruratan pada Bayi Berat Lahir
Rendah(BBLR)
22) Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan anak
pada individu/keluarga sesuai kebutuhan
23) Melakukan pelayanan Keluarga Berencana (KB) oral dan kondom
24) Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan
reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana (KB) pada individu/keluarga
sesuai kebutuhan
25) melakukan promosi dan edukasi tentang perilaku pola hidup sehat untuk
remaja termasuk personal hygiene dan nutrisi
26) Melakukan pendataan sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita) di wilayah kerja
Puskesmas melalui kunjungan rumah
27) Melakukan tabulasi sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga Berencana/Ibu
hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi danbalita)
28) Mengikuti pelaksanaan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) atau Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD)
29) Melaksanakan pelayanan kebidanan di Posyandu/Posbindu/kampung Keluarga
Berencana (KB) atau tempat lain sesuai penugasan
30) Melakukan pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah pada anak
sekolah.
14
B. Nilai-nilai dasar PNS
Dalam materi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III,
disebutkan bahwa PNS yang profesional adalah PNS yang karakternya dibentuk oleh
nila–nilai dasar profesi PNS sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya
secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai–nilai dasar yang dimaksud
adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA).
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang sering kita dengar tetapi tidak mudah untuk
dipahami. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya kedua konsep tersebut
memiliki arti yang berbeda. Responsibilitis adalah kewajiban untuk bertanggung
jawab , sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai
publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu untuk menyediakan
kontrol demokratis (peran demokratis); untuk mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal
(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas
horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi
terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
15
akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum,
akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki sikap
tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bovens menyatakan bahwa
akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Selain itu, akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan
akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut:
a. Akuntabilitas personal
b. Akuntabilitas individu
c. Akuntabilitas kelompok
d. Akuntabilitas organisasi
e. Akuntabilitas stakeholder
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa
indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
b. Jujur : sikap untuk menyatakan sesuai sesuai dengan yang terjadi
c. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
d. Netral : Tidak memihak pada salah satu pihak serta tercipta keseimbangan
antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
e. Mendahulukan kepentingan publik atas kepentingan pribadi atau kelompok
f. Adil : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang.
g. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
h. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
16
i. Partisipatif : semua aspek yang mendukung terlibat tanpa adanya monopoli
oleh sebagian orang
j. Legal : adanya bukti secara formal atas segala tindakan untuk dapat
dipertanggungjawabkan
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan hal mendasar yang harus menjiwai ASN. Bahkan
tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang
kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan
dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme dalam tataran sebagai warga negara Indonesia, diharapkan
seluruh pegawai ASN mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada setiap
kebijakan yang diambil serta dijiwai semangat bhineka tunggal ika sebagai
ruhnya.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah
menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan
dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan
publik yang profesional. ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan segala
peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik untuk
mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala bentuk pelayanan
sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat yang
bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai
17
dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Sebagai pelayan publik seorang ASN dituntut menjadi profesional untuk
menciptakan pelayanan yang prima.
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus memiliki
integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etik perilaku
yang telah diatur dalam Undang-Undang ASN. Etika-etika dalam kode etik
tersebut harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan
kepentingan masyarakat luas dengan dijiwai oleh nilai-nilai yang terkandung
dalam pengamalan Pancasila.
3. Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam
institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk,
benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban
yang baik atau benar. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik
adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik
menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral
dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan,
dimensi-dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh
sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni
sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
18
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN;
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik yang
bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan relevan, dimensi
modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi, dan netralitas, serta dimensi
tindakan integritas publik. Ketiga dimensi tersebut dapat menjadi dasar untuk dapat
menjadi pelayan publik yang beretika.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi
teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu
dipahami etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa memiliki kompetensi etika,
pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali
diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung.
Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai
kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan
diterapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat publik harus berubah dari penguasa
menjadi pelayan, dari wewenang menjadi peranan, dan menyadari bahwa jabatan
publik adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia
namun juga di akhirat.
19
4. Komitmen Mutu
LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam menjamin
mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar yang digunakan untuk
mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan,
baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi
kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu,
tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan
untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Mengenai
inovasi, LAN RI menyatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi secara perlahan
(bersifat evolusioner) atau bisa juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner).
Inovasi akan menjadi salah satu kekuatan organisasi untuk memenangkan
persaingan.
Sebagaimana terkait dengan karakteriktik utama tersebut, setidaknya empat
indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana)
mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga
diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar
alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai
aparatur yang diwujudkan; dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang
20
berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan
tugas rutin.
d. Berorientasi pada Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan
melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital
untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan
dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya;
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan melampaui harapannya.
Manajemen mutu harus dilaksanakan secara terintegrasi, dengan melibatkan
seluruh komponen organisasi, untuk senantiasa melakukan perbaikan mutu agar
dapat memuaskan pelanggan. Bill Creech memperkenalkan lima pilar dalam
manajemen mutu terpadu yaitu produk, proses, organisasi, pemimpin dan
komitmen. Kelima pilar tersebut memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang
tinggi, sehingga target mutu dapat diwujudkan bahkan dapat terus ditingkatkan
secara berkelanjutan
21
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan. Mutu kerja aparatur
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dewasa ini masih banyak
yang tidak mengindahkan peraturan perundang-undangan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. (Widita, 2015)
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk
bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap
godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan.
Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi
tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian
yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya
pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan
22
menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi
mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi
untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu
mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan
pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam
bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai
kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik
demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan
yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan
Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran
seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela
dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan
berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu
tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya
tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah
ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada
habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk
mencari harta sebanyak-banyaknya.
h. Berani
23
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas.
Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega
dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari
hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman
kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya
sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan
kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan
selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan
selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus
dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk anti
korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat yang
baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu
memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan
mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara public.
C. Kedudukan dan peran PNS
1. Whole of Government
WOG (Whole Of Governmen) didefinisikan sebagai 'suatu model
pendekatan intergrative fungsional satu atap” yang di gunakan untuk mengatasi
wicked problems yang sulit di pecahkan dan diatasi karena berbagai
karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain : tidak jelas sebabnya, multi
dimensi, menyangkut perubajhan perilaku.
Salah satu bentuk penerapan WOG pada pelayanan publik adalah
Governmen E- Goverment adalah tata kelola pemerintahan ( governance) yang
di selenggarakan secara integrasi dan interaktif berbasis teknologi IT. Agar
24
hubungan-hubungan antar pemerintah. Pelaku bisnis dan masyarakat dapat
berlangsung lebih efisisen,efektif, produktif, dan responsive. Hasil atau manfaat
yang diperoleh melalui e- government antara lain adalah :
a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good govermance)
efisien dan efektif
b. Hemat anggaran dan tepat waktu
c. Tarnsparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (Fraud), suap dan
korupsi akan banyak berkurang.
d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat
kesalahan berkurang.
2. Pelayanan Publik
Istilah pelayanan dalam bahasa inggris adalah “ service” A.S Moenir
mendefinisikan “ pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat kepuasannya
hanya dapat di rasakan oleh orang yang melayani atau di layani, tergantung
kepada kemampuan penyedia jasa dalam mmemenuhi harapan pengguna”
pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan,karena itu proses
pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh
kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang di maksudkan di lakukan
sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan penerima
layanan. Selanjutnya A.S Moenir menyatakan bahwa proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang berlandung inilah yang dinamakan
pelayanan. Jadi dapat di katakan pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan
untuk membanntu menyiapkan atau mengurus apa yang di perlukan oleh orang
lain.
Dari definisi tersebut dapat memakanai bahwa pelayanan adalah
aktivitas yang dapat di rasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi
layanan yang menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga
perusahaan. Dalam kamus besar Besar Bahasa Indonesia (1990), pelayanan
publik dirumuskan sebagai berikut :
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani
b. Pelayanan adalah kemudahan yang di berikan sehubungan dengan jual beli
barang dan jasa.
25
c. Publik berarti orang banyak ( umum)
Pengertian public menurut Inu Kencana Syafi’ie adalah “Sejumlah
manusia yang memiliki kebersamaan berfikir,perasaan, harapan, sikap dan
tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka
miliki”. Berdasarkan ketentuan Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang pelayanan publik, diatur bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang –Undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, dan jasa, dan/atau pelayanan administrative yang di
sediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Penyelenggaraan publik
berasaskan kepentingan umum; kepastian Hukum ; kesamaan hak,
keseimbangan Hak dan kewajiban; keprofesionalan; partisipatif; persamaan
perlakuan/ tidak diskriminatif; keterbukaan; akuntabilitas; fasilitas dan
perlakuan khusus bagi kelompok rentan; ketepatan waktu dan kecepatan,
kemudahan dan keterjangkauan.
Adapun tujuan dari pelayanan publik adalah sebagai berikut :
a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung
jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan publik;
b. Terwujudnya sitem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai
asas- asas umum pemerintah dan korporasi yang baik;
c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
d. Terwujudnya perlindngan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.
3. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya di singkat ASN adalah profesi bagi
pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah, sedangkan yang di maksud Manajemen Pegawai Negeri
Sipil adalah pengelolaan Pegawai Negeri Sipil untuk menghasilkan pegawai negeri
sipil yang profesional, memiliki nilai dasa, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktek korupsi,kolusi dan nepotisme. Dalam konsep Manajemen
ASN ini di kenal apa yang di sebut dengan sistem merit. Sistem merit adalah
kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan
26
kinerja secara adil, dan wajar tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna
kulit, Agama,asal usul, jenis kelamin, status pernikahan,umur, dan kondisi kecatatan.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya di sebut pegawai ASN
adalah Pegawai Negeri Sipil Dan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian KerjaYang
diangkat Oleh Pejabat Pembina Kepegawaian yang di serahi tugas dalam suatu jaba
tan Pemerintahan atau di serahi tugas Negara lainnyadan di gaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan sedangkan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya di
singkat PNS adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan. Manajemen PNS meliputi : penyusunan dan
penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; pengkajian dan tunjangan; penghargaan;
disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan.
D. Identifikasi dan Penetapan Isu
Sebelum menetapkan judul aktualisasi terlebih dahulu dilakukan identifikasi dan
penetapan isu.Isu-isu ditemukan dari hasil pengamatan ASN di lingkungan instansinya.
Setelah menemukan isu-isu, tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi isu tersebut
terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan oleh penulis. Dari hasil identifikasi
tersebut akan menghasilkan isu yang layak diangkat dan dijadikan rancangan aktualisasi.
Beberapa isu ditemukan oleh penulis di Puskesmas Porehu kecamatan Porehu yaitu
sebagai berikut:
1. Kurangnya peran petugas dalam KIE tentang pentingnya senam nifas untuk
ibu nifas di Puskesmas Porehu kecamatan Porehu
2. Kurangnya tingkat pengetahuan ibu dan keluarga tentang Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) yang baik dan benar di Puskesmas Porehu kecamatan
Porehu
3. Belum adanya pemilahan limbah medis dan non medis di kamar bersalin
PUSKESMAS Porehu .
27
Tabel 2.2
Identifikasi Isu
No Uraian Tugas
Pokok dan Fungsi
Kondisi Saat Ini Deskripsi Keterkaitan
dengan Agenda III
1 Melaksanakan
asuhan kebidanan
pada klien/pasien
kasus fisiologis
bermasalah pada
ibu nifas
Kurangnya peran
petugas dalam KIE
tentang pentingnya
senam nifas untuk
ibu nifas di
Puskesmas Porehu
kecamatan Porehu
Manajemen ASN
ASN bertindak profesional dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara maksimal dalam hal ini ibu nifas.
Whole of Government :
Melibatkan (pelibatan) keluarga memiliki
peran yang besar dalam mewujudkan senam
dan pelayanan ibu nifas yang maksimal
Pelayanan Publik :Dalam rangka
mewujudkan pelayanan ibu nifas yang
maksimal diperlakukan sarana dan prasaran
yang aksesibel
2 Melaksanakan
asuhan kebidanan
pada klien/pasien
kasus fisiologis
bermasalah pada
ibu nifas
Kurangnya tingkat
pengetahuan ibu
dan keluarga
tentang Inisiasi
Menyusui Dini
(IMD) yang baik
dan benar di
Puskesmas Porehu
kecamatan Porehu
Manajemen ASN
Bertanggung jawab dalam keberhasilan
IMD (akuntabilitas)
Whole of Government :
Keberhasilan IMD diperlukan kerja sama
antara ibu nifas dan petugas kesehatan
Pelayanan Publik: Melakukan pelayanan
sesuai dengan Standart pelayanan
kebidanan secara akuntabel
3 Melakukan
tindakan
pencegahan infeksi
Belum adanya
pemilahan limbah
medis dan non
medis di
PUSKESMAS
Porehu
Whole of Government :
Koordinasi dengan pimpinan dan rekan
sejawat dalam pencegahan Infeksi
Nosokomial
Manajemen ASN:
Berperan aktif dalam terciptanya kondisi
lingkungan kerja yang minim infeksi
nosocomial akibat limbah medis
(akuntabilitas)
Pelayanan Publik:
melibatkan pengunjung atau keluarga
pasien dalam melakukan pemilahan sampah
(partisipatif)
28
Penetapan Isu
Berdasarkan identifikasi isu tersebut, 3(tiga) isu yang terjadi dianggap penting namun hanya
satu isu akan dipilih yang dianggap sangat prioritas untuk segera ditangani. Oleh karena itu
diperlukan analisis isu untuk menentukan isu mana yang harus menjadi prioritas.Analisis
kriteria isu yang digunakan dalam penulisan rancangan aktualisasi ini adalam analisis APKL
(Aktual, Problematika,Kekhalayakan,Kelayakan).
Tabel 2.3
Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu APKL
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
Indikator yang digunakan untuk melakukan analisis penerapan program dalam sebuah
instansi adalah indikator A (Aktual), P (Poblematik), K ( Kekhalayakan), L(Layak/
kelayakan). Analisis penetapan isu dengan APKL meliputi kriteria :
1) Aktual Benar-benar terjadi, sedang hangat menjadi pembicaraan di Masyarakat
2) Problematika : Memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu segera
dicarikan solusinya
3) Kekhalayakan : Menyangkut hajat hidup orang banyak
4) Kelayakan : Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya
29
Tabel 2.4
Analisis APKL Terhadap Isu
No
Isu Aktualisasi
Indikator Jumlah Peringkat
A P K L
1 Kurangnya peran petugas dalam KIE
tentang pentingnya senam nifas untuk
ibu nifas di Puskesmas Porehu
kecamatan Porehu
3 3 4 3 13 III
2 Kurangnya tingkat pengetahuan ibu
dan keluarga tentang Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) yang baik dan
benar di Puskesmas Porehu kecamatan
Porehu
4 4 4 3 15 II
3 Belum adanya pemisahan limbah
medis dan non medis di kamar bersalin
PUSKESMAS Porehu
4 4 4 5 17 I
Dari hasil analisis, ditetapkan isu yang dipilih dan ditindaklanjuti dengan gagasan rencana
kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatasi isu tersebut. Hasil perumusan isu yang terpilih
adalah “ Belum adanya pemisahan sampah medis dan non medis di kamar bersalin
PUSKESMAS Porehu“
30
32
F. ANALISIS ISU
Infeksi Nosokomial Pencemaran lingkunganSumber penularan
penyakit
Belum adanya pemilahan sampah medis dan non medis di kamar bersalin
Kebiasaan Sarana dan prasaranakurang memadai
Bukan prioritaspengadaan
Kurangnya kesadaranNakes
belum ada SOP pengelolaan sampahmedis dan non medis
Belum ada petugaskhusus yang
menangani limbahmedis dan non medis
Gambar 2.4
33
Gambar 2.5 Kondisi Tempat Sampah limbah medis bercampur dengan limbah pengunjung di PKM Porehu
34
G. INFEKSI NOSOKOMIAL, SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat oleh penderita, ketika penderita
dalam proses asuhan keperawatan di rumah sakit. Batasan infeksi nosokomial dalam
suatu infeksi dikatakan didapat dari rumah sakit apabila memiliki ciri-ciri yaitu
pada saat penderita mulai dirawat dirumah sakit tidak sedang dalam masa
inkubasi dari infeksi tersebut, saat penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak
didapatkan tanda-tanda klinik dari infeksi tersebut, tanda-tanda infeksi tersebut timbul
sekurang-kurangnya setelah 3x24 jam sejak mulai perawatan, saat dirawat di rumah
sakit tanda-tanda infeksi sudah ada infeksi tersebut terbukti didapat dari rumah
sakit yang sama pada waktu yang lalu, dan belum pernah dilaporkan sebagai
infeksi nosokomial (Darmadi, 2008).
Sampah medis
Menurut Depkes RI (2006) yang disebut sebagai sampah medis adalah
berbagai jenis buangan yang dihasilkan rumah sakit dan unit-unit pelayanan kesehatan
yang dapat membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehataan bagi manusia,
yakni pasien maupun masyarakat, sedangkan menurut Djohan & Halim (2013)
sampah non medis adalah limbah hasil kegiatan rumah sakit di luar kegiatan medis.
Limbah ini bisa berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman,serta unit
pelayanan. Contohnya: karton, kaleng dan botol, serta sampah dari ruangan pasien
yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya. Sampah yang secara
potensial menularkan penyakit memerlukan penanganan dapat pembuangan, dan
beberapa teknologi non-insinerator mampu mendisinfeksi sampah medis ini.
Teknologi-teknologi ini biasanya lebih murah, secara teknis tidak rumit dan rendah
pencemarannya bila dibandingkan dengan insinerator. Banyak jenis sampah yang
secara kimia berbahaya, termasuk obatobatan, yang dihasilkan oleh fasilitas-fasilitas
kesehatan. Sampah-sampah tersebut tidak sesuai diinsinerasi. Beberapa, seperti
merkuri harus dihilangkan dengan cara merubah pembelian bahan-bahan; bahan
lainnya dapat didaur-ulang, selebihnya harus dikumpulkan dengan hati-hati dan
dikembalikan ke pabriknya (Sarwanto, 2009). Jenis limbah medis. Secara umum, jenis
sampah dapat dibagi 2, yaitu sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah)
dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal
dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dan lain-lain. Sampah jenis
ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah
35
kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dan lain-lain. Sampah jenis ini tidak dapat
terdegradasi secara alami (Pruss, 2005).
Limbah klinis berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinary,
farmasi atau yang sejenisnya serta limbah yang dihasilkan rumah sakit pada saat
dilakukan perawatan, pengobatan atau penelitian. Berdasarkan potensi bahaya yang
ditimbulkannya limbah klinis dapat digolongkan dalam limbah benda tajam,
infeksius, jaringan tubuh, citotoksik, farmasi, kimia, radio aktif dan limbah plastik
(Fauziah, 2005).
1. Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung
atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit, misalnya jarum
hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah.
Selain itu meliputi benda-benda tajam yang terbuang yang mungkin terkontaminasi
oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif.
Pengelolaan limbah benda tajam adalah dengan cara harus dikumpulkan dalam satu
wadah tanpa memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus
anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak
berkepentingan tidak dapat membukanya. Jarum harus dipisahkan sehingga tidak
dapat digunakan kembali.
2. Limbah infeksius
Limbah infeksius merupakan limbah yang dicurigai mengandung bahan pathogen.
Limbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan
isolasi penyakit menular serta limbah laboratorium yang berkaitan dengan
pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik, ruang perawatan dan ruang isolasi
penyakit menular. Pengelolaan limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan
persediaan agen infeksius dari laboratorium harus disterilisasi dengan pengolahan
panas dan basah seperti dalam autoclave sedini mungkin. Untuk limbah infeksius
yang lain cukup dengan cara desinfeksi. Semua sampah yang terkontaminasi
dengan cairan tubuh pasien dikatakan sampah medis infeksius, seperti handscoon,
urine bag, kateter, infuse set, kapas swab, dsb
3. Limbah medis noninfeksius
Semua sampah yang dihasilkan oleh kegiatan pelayanan Kesehatan yang erat
kaitannya dengan pelayanan medis tapi tidak terkontaminasi cairan tubuh pasien,
seperti: kemasan obat, kemasan spuit, kemasan handscoon, botol infuse dsb.
36
Bahaya limbah infeksius dan benda tajam. Limbah infeksius dapat mengundang
berbagai macam mikroorganisme patogen. Patogen tersebut dapat memasuki tubuh
manusia melalui beberapa jalur
• Akibat tusukan, lecet, atau luka di kulit
• Melalui membrane mukosa
• Melalui pernafasan
• Melalui ingesti
Contoh infeksi akibat terpapar limbah infeksius adalah infeksi gastroenteritis
dimana media penularnya adalah tinja dan muntahan, infeksi saluran pernafasan
melalui sekret yang terhirup atau air liur dan lain – lain. Benda akibat tajam tidak
hanya dapat menyebabkan luka gores maupun luka tertusuk tetapi juga dapat
menginfeksi luka jika benda itu terkontaminasi patogen. Karena resiko ganda inilah
(cedera dan penularan penyakit), benda tajam termasuk dalam kelompok limbah
yang sangat berbahaya. Kekhawatiran pokok yang muncul adalah bahwa infeksi
yang ditularkan melalui subkutan dapat menyebabkan masuknya agens penyebab
panyakit, misalnya infeksi virus pada darah (Pruss, 2005).
Dampak limbah medis terhadap lingkungan dan kesehatan dapat menimbulkan
berbagai masalah seperti :
1. Gangguan kenyamanan dan estetika. Ini berupa warna yang berasal dari
sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia organik.
2. Kerusakan harta benda
3. Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang Ini dapat disebabkan oleh virus,
senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam tertentu dan fosfor.
4. Gangguan terhadap kesehatan manusia Ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis
bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam seperti Hg, Pb,
dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi.
5. Gangguan genetik dan reproduksi Meskipun mekanisme gangguan belum
sepenuhnya diketahui secara pasti, namun beberapa senyawa dapat
menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik dan sistem reproduksi manusia
misalnya pestisida, bahan radioaktif.
37
BAB III
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
A. Gagasan Kreatif Sebagai Pemecahan Isu
Berdasarkan isu yang telah ditetapkan, beberapa gagasan kreatif terpilih yaitu:
1. Melakukan konsultasi dan meminta dukungan kepala puskesmas selaku mentor
2. Pengadaan tempat sampah medis dan non medis
3. Pembuatan stiker dan banner penggolongan sampah
4. Penyuluhan kepada tenaga kesehatan dan pengunjung untuk membuang sampah
sesuai jenisnya dengan jargon “La’biran Sisarak”
5. Evaluasi
B. Deskripsi Kegiatan
Unit Kerja :Puskesmas Porehu Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka
Utara
Identifikasi Isu : Belum adanya pemilahan limbah medis dan non medis di
kamar bersalin Puskesmas Porehu
Judul yang diangkat : Pencegahan Infeksi Nosokomial Melalui Pemilahan Sampah
di Kamar Bersalin
38
Kegiatan 1
Tabel 3.1 Rencana konsultasi dengan kepala puskesmas selaku mentor
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Keterkaitan
Substansi dengan
Mata Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1
Pelaksanaan konsultasi
dengan kepala puskesmas
selaku mentor
1. Menyiapkan
bahan konsultasi
Tersedianya
bahan
konsultasi
Akuntabilitas: bertanggung
jawab dengan
mempersiapkan
segala sesuatu yang
dibutuhkan
Nasionalisme :
menyiapkan bahan konsultasi
merupakan bentuk
memelihara ketertiban
Etika publik :
mempersiapkan bahan dengan
cermat
Komitmen Mutu:
Menyiapkan bahan konsultasi
yang Efisien
Anti Korupsi:
Mempersiapkan bahan
konsultasi secara Mandiri
Kegiatan ini mendukung misi
puskesmas “Meningkatkan
kemampuan dan
profesionalisme Sumber Daya
Manusia Puskesmas Porehu”
Dan visi puskesmas :
Terwujudnya masyarakat
Kecamatan Porehu yang sehat
dan Mandiri”
Kegiatan ini
mendukung
pelaksanaan Tata
Nilai Puskesmas
yaitu
Profesional;
bekerja dengan
standar sesuai
profesi
berdasarkan
ketentuan yang
ada
39
2. Melaksanakan
pertemuan
dengan Pimpinan
Mendapatkan
arahan dan
bimbingan
Akuntabilitas :
menjelaskan rancangan
aktualisasi dengan Jelas.
Nasionalisme :
Menemui pimpinan sesuai
dengan jadwal yang
telah di buat. (disiplin)
Etika Pulik : menyampaikan
rancangan aktualisasi dengan
ramah dan sopan
Komitmen Mutu :
Dalam melakukan
tahapan kegiatan
menemui atasan,
saya akan
mengefisiensikan
waktu yang ada.
Anti Korupsi :
menyampaikan rancangan
aktualisasi dengan penuh
tanggung jawab
40
3. Membahas
rencana
kegiatan atau
gagasan dengan mentor
Terciptanya
Konsep
Kegiatan
Akuntabilitas:
Rencana kegiatan dibahas
secara transparan
Nasionalisme:
Mengutamakan musyawarah
dalam membuat konsep
kegiatan
Etika Publik:.
menyampaikan rencana
kegiatan secara terbuka
Komitmen Mutu:
Menerima masukan dari
mentor sebagai bentuk
perbaikan berkelanjutan
Anti Korupsi:
membuat konsep kegiatan
secara sederhana
41
4. Meminta
persetujuan
kegiatan ke
Pimpinan untuk
disetujui dan
ditandatangani
Surat
Persetujuan
kegiatan dan
dokumentasi
pertemuan.
Akuntabilitas :
menyetujui kegiatan dengan
penandatanganan surat
persetujuan adalah bentuk
kepercayaan mentor terhadap
rancangan yang akan dibuat
Nasionalisme:
Meminta persetujuan pimpinan
sebelum memulai kegiatan
adalah bentuk dari sikap
hormat kepada atasan.
Etika Pulik :
meminta persetujuan pimpinan
dengan tulus.
Komitmen Mutu :
Dengan mendapatkan
persetujuan dari pimpinan
kegiatan aktualisasi akan
berjalan dengan
efektif.
Anti Korupsi:
Saya akan melaksanakan
aktualisasi yang telah disetujui
pimpinan dengan penuh
tanggung jawab
Prediksi Hambatan Mentor/Atasan tidak ada di tempat
Rencana Antisipasi Membuat jadwal pertemuan Kembali
Dampak Hambatan Tidak adanya izin dari mentor/pimpinan yang diberikan untuk melakukan kegiatan aktualisasi
42
Kegiatan 2.
Tabel 3.2 Pengadaan tempat sampah medis dan non medis
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Keterkaitan
Substansi dengan
Mata Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2
Rencana Pengadaan
tempat sampah medis dan
non medis
1. Berkoordinasi dengan
Pimpinan dan bendahara
Rencana pengadaan
tempat sampah disetujui
Akuntabilitas:
Penggunaan dana untuk
fasilitas Kesehatan secara
transparan
Nasionalisme :
dalam
berkoordinasi penting
untuk menghormati
keputusan orang lain dalm
hal ini Bendahara
Etika publik :
jujur dalam memberikan
informasi terkait harga
temoat sampah
Komitmen Mutu:
Pengadaan sarana
pemilahan sampah
merupakan upaya
perbaikan berkelanjutan
Anti Korupsi:
Menyampaikan estimasi
biaya secara jujur kepada
Bendahara.
Kegiatan ini
mendukung misi
puskesmas Porehu
“Melayani masyarakat
secara professional
dan terpadu untuk
mendorong
masyarakat hidup
sehat, mandiri dan
madani.”
Dan visi
puskesmas :
‘Terwujudnya
masyarakat Kecamatan
Porehu yang sehat dan
Mandiri”
Kegiatan ini
mendukung
pelaksanaan Tata
Nilai Organisasi yaitu
“Peduli (empati)
mampu memahami
masalah yang
dihadapi masyarakat
dan memberi
perhatian yang serius
dalam melaksanakan
tugas dalam
memberikan
pelayanan secara
optimal.
43
2. Mengajak tokoh
masyarakah atau
pengusaha untuk
berpartisipasi dalam
kegiatan pengadaan
tempat sampah
Terjalinnya Kerjasama
dengan tokoh
masyarakat atau
pengusaha dalam hal
pengadaan tempat
sampah
Tempat sampah medis
Akuntabilitas :
Membangun rasa
Kepercayaan antara
masyarakat dan ASN
Nasionalisme : Budaya
Gotong Royong dalam
membenahi fasilitas umum
Etika Pulik : Bersikap
Hormat dalam
menyampaikan maksud
tujuan.
Komitmen Mutu :
Kerjasama dimaksudkan
dalam hal perbaikan
berkelanjutan
Anti Korupsi :
bertanggung jawab dalam
menjalankan Amanah yang
diberikan.
44
3. Memilih dan membeli
sendiri tempat sampah
sesuai kriteria (Memiliki
penutup, tidak bocor,
membukanya tanpa
dipegang dan dapat
dimasukkan plastic
sampah)
dan non medis tersedia Akuntabilitas :
Konsisten memilih sendiri
tempat sampah sesuai
kriteria yang telah
ditetapkan.
Nasionalisme :
Memilih sesuatu dengan
kualitas yang bagus dan
memiliki nilai guna yang
tinggi untuk digunakan
demi kepentingan
bersama
Etika Pulik :
Memilih tempat sampah
sesuai kriteria pencegahan
infeksi dengan cermat
Komitmen Mutu :
Memperhatikan kualitas
barang yang dipilih dan
nilai gunanya (mutu)
Anti Korupsi :
Memilih sendiri dan tidak
merepotkan orang lain
(mandiri)
45
4. Menempatkan tempat
sampah medis dan non
medis di kamar bersalin,
UGD, ruang vaksin, dan
poli KIA bersama-sama
petugas piket
Tersedianya tempat
sampah medis dan non
medis di kamar bersalin
puskesmas Porehu
Akuntabilitas:
Melaksanakan sesuai yang
direncanakan dan tidak
mudah berubah ubah
(konsisten)
Nasionalisme
Menempatkan tempat
sampah bersama-sama
(Gotong royong)
Etika Publik:.
menempatkan tempat
sampah di kamar bersalin
berdasarkan kemudahan
akses oleh pengunjung dan
tenaga kesehatan.
(integritas tinggi)
Komitmen Mutu:
Dengan tersedianya tempat
sampah di kamar bersalin
pemilahan sampah lebih
efektif
Anti Korupsi:
Menempatkan tempat
sampah di kamar bersalin
bentuk (peduli) terhadap
pencegahan infeksi
Prediksi Hambatan Usulan pengadaan tidak disetujui
Rencana Antisipasi Pengadaan menggunakan dana pribadi
Dampak Hambatan Tidak tersedianya sarana dalam pemilahan sampah medis dan non medis
46
Kegiatan 3.
Tabel 3.3 Pembuatan stiker dan banner penggolongan sampah
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Keterkaitan
Substansi dengan
Mata Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3
Pembuatan stiker dan
banner penggolongan
sampah
1. Mendesain stiker dan
banner penggolongan
sampah medis dan non
medis
Stiker dan banner telah
didesain
Akuntabilitas:
bertanggung
jawab dengan
mendesain stiker dan
banner sendiri
Nasionalisme :
mendesain stiker dan
banner agar lebih
menarik
(kerja keras)
Etika publik :
Meluangkan waktu
mendesain stiker dan
banner agar lebih
menarik
(tulus)
Komitmen Mutu:
mendesain stiker dan
banner agar lebih
menarik
(inovatif)
Anti Korupsi
mendesain stiker dan
banner secara mandiri
Kegiatan ini
mendukung misi
puskesmas Porehu
“Meningkatkan
profesionalisme
Sumber Daya
Manusia yang
berkualitas dan
berkomitmen tinggi”
Dan visi
puskesmas :
‘Terwujudnya
masyarakat
Kecamatan Porehu
yang sehat dan mandiri
Kegiatan ini
mendukung
pelaksanaan
Nilai Puskesmas
yaitu Profesional;
bekerja dengan
standar sesuai profesi
berdasarkan ketentuan
yang ada.
47
2. Mencetak stiker dan
banner yang telah
didesain
Stiker telah dicetak Akuntabilitas :
memperhatikan
kejelasan target dalam
kegiatan
Nasionalisme :
membawa desain stiker
dan banner ke tempat
percetakan untuk dicetak
(sosial)
Etika Pulik :
Berterima kasih setelah
menerima stiker dan
banner dari percetakan
(sopan)
Komitmen Mutu :
mencetak stiker dan
banner membuat
kegiatan lebih efektif
Anti Korupsi :
Mencetak stiker dan
banner di percetakan
dekat rumah
(sederhana)
48
3. Menempelkan stiker
pada tempat sampah
sesuai dengan
penggolongannya dan
memasang banner di
dinding dekat tempat
sampah
Stiker telah ditempelkan
di tempat sampah sesuai
dengan penggolongannya
dan banner telah
dipasang
Akuntabilitas:
Menempelkan stiker
pada tempat sampah
sesuai dengan
penggolongannya
(kejelasan target)
Nasionalisme:
Tidak memaksakan
kehendak memilih
tempat pemasangan
banner
Etika Publik:.
Dalam
menempelkan stiker dan
memasang banner secara
cermat
Komitmen Mutu;
Anti Korupsi:
Dalam
menyampaikan
maksud dan tujuan,
penulis akan selalu
berkata jujur.
Prediksi Hambatan Penulis tidak mampu mendesain sendiri
Rencana Antisipasi Meminta bantuan teman
Dampak Hambatan Tidak tersedianya desain stiker yang menarik
49
Kegiatan 4
Tabel 3.4 Penyuluhan kepada tenaga kesehatan dan pengunjung untuk membuang sampah sesuai jenisnya dengan jargon “La’biran Sisarak”
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Keterkaitan
Substansi dengan
Mata Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4
Penyuluhan kepada
tenaga kesehatan dan
pengunjung untuk
membuang sampah
sesuai jenisnya dengan
jargon “La’biran
Sisarak”
1. Mempersiapkan
bahan Penyuluhan Penyuluhan telah
dilaksanakan
Akuntabilitas:
Bertanggung jawab
dalam menyusun bahan
penyuluhan
Nasionalisme :
isi dari bahan
penyuluhan yang
disiapkan bisa
dipertanggung jawabkan
Etika publik :
Menyiapkan bahan
penyuluhan dengan
cermat
Komitmen Mutu:
Dengan membuat bahan
penyuluhan dapat
meningkatkan efektifitas
penyuluhan
Anti Korupsi
Menyusun bahan
penyuluhan sendiri
(mandiri)
Kegiatan ini
mendukung misi
puskesmas Porehu
yaitu
“Meningkatkan
peran serta masyarakat
dalam bidang
kesehatan”
Dan visi
puskesmas :
‘Terwujudnya
masyarakat
Kecamatan Porehu
yang sehat dan mandiri
Kegiatan ini
mendukung
pelaksanaan
Nilai Puskesmas
yaitu Berkeadilan;
bertindak adil dan
berusaha memberikan
pelayanan dengan
tulus dan ikhlas.
50
2. Melaksanakan
penyuluhan kepada
tenaga Kesehatan
puskesmas Porehu dan
pasien beserta
pengunjung puskesmas
Penyuluhan telah
dilakukan
Akuntabilitas :
dengan melaksanakan
penyuluhan penulis
mendapatkan
kepercayaan dari
masyarakat
Nasionalisme :
Tidak diskriminatif
dalam memberikan
penyuluhan
Etika Pulik :
Menggunakan Bahasa
yang ramah dan sopan
Komitmen Mutu :
menggunakan Bahasa
daerah yaitu “La’biran
tosisarak” yang berarti
lebih baik berpisah
sebagai jargon
(inovatif)
Anti Korupsi :
Melaksanakan
penyuluhan dengan
penuh rasa tanggung
jawab
51
3. Memberi kesempatan
kepada tenaga Kesehatan
dan pengunjung untuk
bertanya
Tenaga Kesehatan atau
pengunjung mengajukan
pertanyaan
Akuntabilitas:
bertanggung jawab atas
pertanyaan yang
mungkin ditanyakan
Nasionalisme:
Menghormati tenaga
Kesehatan dan
pengunjung yang
bertanya
Etika Publik:.
memberikan informasi
secara jujur
Komitmen Mutu;
Menjawab pertanyaan
(responsive)
Anti Korupsi:
Peduli akan informasi
yang tenaga Kesehatan
atau pengunjung
butuhkan.
Prediksi Hambatan Penyuluhan tidak bisa dilakukan karena tidak ada pasien dan keluarganya (pengunjung)di kamar bersalin
Rencana Antisipasi Menyesuaikan jadwal penyuluhan dengan keberadaan pengunjung kamar bersalin
Dampak Hambatan Tidak terlaksananya penyuluhan.
52
Kegiatan 5
Tabel 3.5 Evaluasi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi
Terhadap Visi-
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5 Evaluasi a. Menyiapkan bahan
evaluasi laporan
aktualisasi
Adanya bahan
evaluasi
a. Akuntabilitas : Tersedianya
bahan evaluasi yang dapat
dipertanggungjawabkan
b. Nasionalisme : Disiplin dalam
menyiapkan bahan evaluasi
c. Etika Publik : Cermat dalam
menyiapkan bahan evaluasi
d. Komitmen Mutu :
Menyiapakan bahan evaluasi
yang bermutu
e. Anti Korupsi : Menyiapkan
bahan sebagai bentuk
tanggungjawab
Kegiatan ini
mendukung misi
Puskesmas Porehu
yakni “Melayani
masyarakat secara
professional dan
terpadu untuk
mendorong
masyarakat hidup
sehat, mandiri dan
madani”
Kegiatan ini
menguatkan
nilai
Puskesmas,
yakni
“Bersikap jujur
dan terbuka
dalam
memberikan
pelayanan
kepada
masyarakat.”
b. Membuat laporan
hasil kegiatan
aktualisasi
Adanya
laporan hasil
kegiatan
aktualisasi
a. Akuntabilitas : Dalam
penyusunan hasil kegiatan
aktualisasi termuat kejelasan
target sehingga bisa menjadi dasar
dalam pengambilan kebijakan
selanjutnya
b. Nasionalisme : Kerja keras dalam
menyusun hasil kegiatan
aktualisasi
c. Etika Publik : Taat pada
peraturan dalam menyusun hasil
kegiatan aktualisasi
53
d. Komitmen Mutu : Bekerja
secara efektif dalam penyusunan
hasil aktualisasi
e. Anti Korupsi : Menyusun hasil
aktualisasi dengan penuh kerja
keras
c. Melaporkan hasil
evaluasi kepada
pimpinan dan
mentor
Terlaksananya pelaporan hasil
kegiatan
kepada kepala
puskesmas dan
mentor
a. Akuntabilitas : Bertanggung
jawab dalam pelaporan hasil
evaluasi
b.Nasionalisme : Penyerahan hasil
evaluasi kegiatan harus disiplin
waktu
c. Etika Publik : Berintegritas
tinggi dalam melaporkan hasil
evaluasi kepada pimpinan dan
mentor
d.Komitmen Mutu : Melaporakan
hasil evaluasi sebagai bentuk
perbaikan berkelanjutan
e. Anti Korupsi : Penyerahan hasil
evaluasi kegiatan sebagai bentuk
tanggungjawab
Prediksi Hambatan Salah satu rancangan kegiatan tidak terlaksana
Rencana Antisipasi Melaksanakan setiap rancangan kegiatan
Dampak Hambatan Pelaporan hasil evaluasi tidak dapat dilakukan
54
3.1 Estimasi Biaya Kegiatan
Tabel 3.6 Estimasi Biaya Kegiatan Rancangan Aktualisasi
No. Alat/bahan Volume Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)
1 Banner 1 lembar 50.000,- 50.000,-
2 Stiker 4 lembar 10.000,- 40.000,-
3 Tempat sampah 8 Buah 100.000 800.000
Total 890.000,-
55
Keterangan :
Merah = Hari Libur
Kuning = Pelaksanaan Aktualisasi Total hari kerja
NO KEGIATAN SEPTEMBER OKTOBER
24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Melakukan
konsultasi dan
meminta dukungan
kepala puskesmas
selaku mentor
2 Pengadaan tempat
sampah medis dan
non medis
3 Pembuatan stiker
dan banner
penggolongan
sampah
4
Penyuluhan kepada
tenaga kesehatan
dan pengunjung
untuk membuang
sampah sesuai
jenisnya dengan
jargon “La’biran
Sisarak”
5 Evaluasi
JADWAL RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
NAMA : Irma Agutina, A.Md.Keb
Unit Kerja : Puskesmas Porehu, Kolaka Utara
56
BAB IV
PELAKSANAAN AKTUALISASI
A. Hasil Aktualisasi
1. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan aktualisasi telah dilaksanakan sesuai jadwal pelaksanaan
mulai tanggal 24 September sampai dengan tanggal 22 Oktober 2021
untuk dilaksanakan secara keseluruhan. Dalam pelaksanaan aktualisasi
yang dimaksud, diperoleh capaian sebagai mana disajikan pada data tabel
berikut : Tabel capaian aktualisasi
No Uraian Kegiatan/ Tahap
Kegiatan
Output Nilai-Nilai Dasar Waktu
Pelaksanaan
Keterangan/
Evidence
1 Melaksanaan konsultasi
dengan kepala puskesmas
selaku mentor
Terlaksananya
pertemuan dan
rekomendasi
persetujuan
pimpinan.
27
September
2021
Terlaksana/
Dokumentasi,
Laporan,
Surat-surat
Tahap Kegiatan 1: Menyiapkan
bahan konsultasi
1. Tersedianya
bahan konsultasi
Akuntabilitas :
Bertanggungjawab
Nasionalisme :
memelihara
ketertiban
Etika Publik :
Cermat Komitmen
Mutu: efisien
Anti Korupsi :
Mandiri
27
September
2021
Terlaksana/
Dokumentasi,
Laporan,
Surat-surat
Tahap Kegiatan 2:
Melaksanakan
pertemuan
dengan Pimpinan
1.Tersedianya
dokumentasi
berupa foto
2.Tersedianya
lembar
konsultasi
Akuntabilitas :
Jelas.
Nasionalisme :
disiplin
Etika Pulik :
ramah dan sopan
Komitmen Mutu :
Efektif dan efisien
27
September
2021
Terlaksana/
Dokumentasi,
Laporan,
Surat-surat
57
Tahap Kegiatan 3:
Mendapatkan
arahan dan
bimbingan
Terciptanya konsep
kegiatan
Anti Korupsi :
Tanggung Jawab
Akuntabilitas:
transparan
Nasionalisme:
musyawarah
Etika
Publik:terbuka
Komitmen Mutu:
perbaikan
berkelanjutan
Anti Korupsi:
sederhana
27
September
2021
Terlaksana/
Dokumentasi
laporan
Tahap Kegiatan 4: Meminta
persetujuan
kegiatan ke
Pimpinan untuk
disetujui dan
ditandatangani
Surat Persetujuan
kegiatan yang telah
ditandatangani dan
dokumentasi
pertemuan.
Akuntabilitas :
kepercayaan
Nasionalisme:
sikap hormat
Etika Pulik : tulus.
Komitmen Mutu :
efektif.
Anti Korupsi:
tanggung jawab
27
September
2021
Terlaksana/
Dokumentasi,
Laporan,
Surat-surat
2 Kegiatan Pengadaan tempat
sampah medis dan non medis
Pengadaan tempat
sampah disetujui
Tahap Kegiatan 1:
Berkoordinasi dengan
pimpinan dan bendahara
Setelah
berkoordinasi
dengan pimpinan
bendahara merespon
dengan baik,
tersedianya dana
pengadaan tempat
sampah
Akuntabilitas:
transparan
Nasionalisme :
menghormati
keputusan
Etika publik :
jujur dalam
memberikan
28
September
2021
Disetujui/
Dokumentasi,
Laporan,
58
informasi
Komitmen Mutu:
perbaikan
berkelanjutan
Anti Korupsi:
jujur
Tahap Kegiatan 2:
Mengajak tokoh masyarakat
untuk berpartisipasi dalam
kegiatan pengadaan tempat
sampah
Setelah dijelaskan
pentingnya
pengadaan tempat
sampah seorang
pemilik toko pecah
belah mendonasikan
satu buah tempat
sampah
Akuntabilitas :
Kepercayaan
Nasionalisme :
Gotong Royong
Etika Pulik :
Bersikap Hormat
Komitmen Mutu :
perbaikan
berkelanjutan
Anti Korupsi :
bertanggung jawab
1 Oktober
2021
Disetujui/
Dokumentasi,
Laporan,
Tahap Kegiatan 3:
Memilih dan membeli sendiri
tempat sampah sesuai kriteria
(Memiliki penutup, tidak
bocor, membukanya tanpa
dipegang dan dapat
dimasukkan plastic sampah)
Tersedianya tempat
sampah medis dan
non medis
Akuntabilitas :
Konsisten
Nasionalisme :
Kepentingan
bersama
Etika Pulik :
Cermat
Komitmen Mutu :
Mutu
Anti Korupsi :
Mandiri
6 Oktober
2021
Terlaksana,
dokumentasi,
Laporan,
Tempat
sampah
sesuai yang
diinginkan
3 Kegiatan membuat stiker dan
banner penggolongan sampah
Tersedianya Stiker
dan banner
Tahap Kegiatan 1:
Mendesain stiker dan banner
penggolongan sampah medis
dan non medis
Sebagian stiker
diunduh dari
internet, banner
didesain secara
mandiri melalui
aplikasi canva
Akuntabilitas:
Bertanggung
jawab
Nasionalisme :
Kerja keras
Etika publik :
Tulus
Komitmen Mutu:
7 Oktober
2021
Terlaksana,
dokumentasi,
Laporan
59
Inovatif
Anti Korupsi:
Mandiri
Tahap Kegiatan 2: Mencetak
stiker dan banner yang telah
didesain
Stiker siap tempel Akuntabilitas :
Kejelasan target
Nasionalisme :
Sosial
Etika Publik :
Sopan dan santun
Komitmen Mutu:
Efektif
Anti Korupsi:
Sederhana
7 Oktober
2021
Terlaksana,
dokumentasi,
Laporan
Tahap Kegiatan 3:
Menempelkan stiker pada
tempat sampah sesuai dengan
penggolongannya dan
memasang banner di dinding
dekat tempat sampah
Stiker dan banner
telah terpasang
Akuntabilitas:
Kejelasan Target
Nasionalisme:
Tidak memaksakan
kehendak
Etika Publik:
Cermat
Komitmen Mutu:
Efektif, Inovatif
Anti Korupsi:
Jujur
8 Oktober
2021
Terlaksana,
dokumentasi,
Laporan
4 Penyuluhan kepada tenaga
kesehatan dan pengunjung
untuk membuang sampah
sesuai jenisnya dengan jargon
“La’biran Sisarak”
Terlaksananya
penyuluhan atau
sosialisasi kepada
tenaga Kesehatan
dan pengunjung
Tahap Kegiatan 1:
Mempersiapkan bahan
Penyuluhan
Tersedianya
materi
presentasi
yang telah
dibuat, tersedianya
dokumentasi
Akuntabilitas:
Bertanggung jawab
Nasionalisme :
Kerja Keras
Etika publik :
Cermat
Komitmen Mutu:
Efektifitas
Anti Korupsi:
Mandiri
10 Oktober
2021
Terlaksana,
dokumentasi,
Laporan
60
Tahap Kegiatan 2:
Melakukan penyuluhan kepada
rekan kerja (tenaga kesehatan)
di Puskesmas, pasien dan
pengunjung puskesmas
Sosialisasi telah
dilaksanakan
Akuntabilitas :
Kepercayaan
Nasionalisme :
Tidak diskriminatif
Etika Publik :
Ramah dan sopan
Komitmen Mutu :
Inovatif
Anti Korupsi :
Tanggung jawab
11 - 15
Oktober
Terlaksana,
dokumentasi,
Laporan
Tahap Kegiatan 3:
Memberi kesempatan kepada
tenaga Kesehatan dan
pengunjung untuk bertanya
Tenaga Kesehatan
atau pengunjung
mengajukan
pertanyaan
Akuntabilitas:
Bertanggung jawab
Nasionalisme:
Menghormati
Etika Publik:
Jujur
Komitmen Mutu;
Responsive
Anti Korupsi:
Peduli
11 - 15
Oktober
Terlaksana,
dokumentasi,
Laporan
5 Evaluasi
Evaluasi terlaksana
Tahap Kegiatan 1:
Menyiapkan bahan evaluasi
laporan aktualisasi
Adanya bahan
evaluasi
Akuntabilitas
tanggungjawab
Nasionalisme
Disiplin
Etika Publik
Cermat
Komitmen Mutu
bermutu
Anti Korupsi
tanggungjawab
16-18
Oktober
Terlaksana,
dokumentasi,
Laporan
Tahap Kegiatan 2:
Membuat laporan hasil
kegiatan aktualisasi
Adanya laporan hasil
kegiatan aktualisasi
Akuntabilitas:
Kejelasan target
Nasionalisme:
Kerja keras
Etika Publik : Taat
pada peraturan
19-22
Oktober
Terlaksana,
dokumentasi,
Laporan
61
Komitmen Mutu :
Bekerja secara
efektif
Anti Korupsi :
Kerja keras
Tahap Kegiatan 3:
Melaporkan hasil evaluasi
kepada pimpinan dan mentor
Terlaksananya pelaporan hasil
kegiatan kepada
kepala puskesmas
dan mentor
Akuntabilitas:
Bertanggung jawab
Nasionalisme:
Disiplin
Etika Publik :
Berintegritas tinggi
Komitmen Mutu :
Perbaikan
berkelanjutan
Anti Korupsi :
Tanggungjawab
22 Oktober Terlaksana,
dokumentasi,
Laporan
Tabel 4.1 Realisasi pelaksanaan kegiatan
62
Hasil Pelaksanaan Aktualisasi
Daftar hasil kegiatan aktualisasi ‘Pencegahan Infeksi Nosokomial Melalui Pemilahan
Sampah Medis dan Non Medis” di Puskesmas Porehu tersaji dalam tabel dibawah ini
Kegiatan 1 Melaksanaan konsultasi dengan kepala puskesmas
selaku mentor
Waktu Pelaksanaan 27 September
Output Kegiatan Terlaksananya pertemuan dengan pimpinan dan
menghasilkan :Foto Kegiatan menghadap kepada
Kepala Instalasi, Dokumen Surat
Persetujuan dari Kepala Instalasi, Dokumen Catatan
Rekomendasi Pimpinan
Tahap Kegiatan 1. Menyiapkan bahan konsultasi
2. Melaksanakan pertemuan dengan Pimpinan
3. Membahas rencana kegiatan atau gagasan dengan
mentor
4. Meminta persetujuan kegiatan pimpinan untuk
disetujui dan ditandatangani
Deskripsi kegiatan 1
Tahap 1 : Menyiapkan bahan konsultasi
➢ Karakteristik Nilai-Nilai Dasar
• Akuntabilitas: Bertanggung jawab dengan mempersiapkan
segala sesuatu yang dibutuhkan
• Nasionalisme : Menyiapkan bahan konsultasi merupakan bentuk memelihara
ketertiban
• Etika publik : Mempersiapkan bahan dengan cermat
• Komitmen Mutu: Menyiapkan bahan konsultasi yang Efisien
• Anti Korupsi: Mempersiapkan bahan konsultasi secara Mandiri
Tahap 2: Melaksanakan pertemuan dengan Pimpinan
➢ Karakteristik Nilai-Nilai Dasar
• Akuntabilitas : Menjelaskan rancangan aktualisasi dengan Jelas.
• Nasionalisme : Menemui pimpinan sesuai dengan jadwal yang
63
telah di buat. (disiplin)
• Etika Publik : menyampaikan rancangan aktualisasi dengan
ramah dan sopan
• Komitmen Mutu : Dalam melakukan tahapan kegiatan
menemui atasan, saya akan mengefisiensikan waktu yang ada.
• Anti Korupsi : menyampaikan rancangan aktualisasi dengan penuh tanggung
jawab
Tahap 3: Membahas rencana kegiatan atau gagasan dengan mentor
➢ Karakteristik Nilai-Nilai Dasar
• Akuntabilitas: Rencana kegiatan dibahas secara transparan
• Nasionalisme: Mengutamakan musyawarah dalam membuat konsep kegiatan
• Etika Publik: Menyampaikan rencana kegiatan secara terbuka
• Komitmen Mutu: Menerima masukan dari mentor sebagai bentuk perbaikan
berkelanjutan
• Anti Korupsi: Membuat konsep kegiatan secara sederhana
Tahap 4: Meminta persetujuan kegiatan pimpinan untuk disetujui dan ditandatangani
➢ Karakteristik Nilai-Nilai Dasar
• Akuntabilitas : Menyetujui kegiatan dengan penandatanganan surat persetujuan
adalah bentuk kepercayaan mentor terhadap rancangan yang akan dibuat
• Nasionalisme: Meminta persetujuan pimpinan sebelum memulai kegiatan adalah
bentuk dari sikap hormat kepada atasan.
• Etika Pulik : Meminta persetujuan pimpinan dengan tulus
• Komitmen Mutu : Dengan mendapatkan persetujuan dari pimpinan kegiatan
aktualisasi akan berjalan dengan efektif.
• Anti Korupsi: Saya akan melaksanakan aktualisasi yang telah disetujui pimpinan
dengan penuh tanggung jawab
Kontribusi Terhadap Visi dan
Misi Organisasi
Kegiatan ini mendukung misi puskesmas
“Meningkatkan kemampuan dan profesionalisme
Sumber Daya Manusia Puskesmas Porehu”
Dan visi puskesmas :
Terwujudnya masyarakat Kecamatan Porehu yang
64
sehat dan Mandiri”
Penguatan Nilai
Organisasi
Kegiatan ini mendukung pelaksanaan Tata
Nilai Puskesmas yaitu Profesional; bekerja dengan
standar sesuai profesi berdasarkan ketentuan yang ada
Analisis Dampak Dampak Positif
Kegiatan konsultasi kepada pimpinan akan membuat
kegiatan aktualisasi ini berjalan dengan lancar dan
terkordinasi. Hal ini dikarenakan adanya dukungan
penuh dari pimpinan dan komunikasi yang selalu
dilakukan sehingga rancangan kegiatan menjadi lebih
baik.
Dampak Negatif
Jika pertemuan dengan pimpinan tidak dilakukan,
maka akan menimbulkan kesan yang kurang baik dan
kegiatan terkesan cenderung
dipaksakan. Kekurangan ini akan berdampak pada
sistem koordinasi dan hubungan dengan atasan
menjadi kurang baik dan secara tidak langsung berarti
bahwa penulis tidak profesional dan tidak menghargai
atasan
Hambatan Kegiatan pertemuan yang dijadwalkan pada 24
September ditunda karena pimpinan sedang ada
kepentingan di luar.
Penyelesaian Pertemuan dilaksanan pada 27 September setelah
membuat janji via telepon.
65
66
Gambar 4.1 Konsultasi dengan Mentor sekaligus meminta dukungan selaku kepala puskesmas
Kegiatan 2 Pengadaan tempat sampah medis dan non medis
Waktu Pelaksanaan 28 September- 08 Oktober
Output Kegiatan Pengadaan tempat sampah disetujui, tempat sampah
tersedia
Tahapan Kegiatan 1. Berkoordinasi dengan pimpinan dan bendahara
2. Mengajak tokoh masyarakat untuk
berpartisipasi dalam kegiatan pengadaan
tempat sampah
3. Memilih dan membeli sendiri tempat sampah
sesuai kriteria (Memiliki penutup, tidak bocor,
membukanya tanpa dipegang dan dapat
dimasukkan plastic sampah)
4. Menempatkan tempat sampah medis dan non
medis di kamar bersalin, UGD, ruang vaksin,
dan poli KIA bersama-sama petugas piket
67
Deskripsi Kegiatan 2
Tahap Kegiatan 1: Berkoordinasi dengan pimpinan dan bendahara
➢ Karakteristik Nilai-Nilai Dasar
• Akuntabilitas: Penggunaan dana untuk fasilitas Kesehatan secara transparan
• Nasionalisme : dalam berkoordinasi penting untuk menghormati keputusan orang
lain dalm hal ini Bendahara
• Etika publik : jujur dalam memberikan informasi terkait harga temoat sampah
• Komitmen Mutu: Pengadaan sarana pemilahan sampah merupakan upaya
perbaikan berkelanjutan
• Anti Korupsi: Menyampaikan estimasi biaya secara jujur kepada Bendahara.
Tahap Kegiatan 2: Mengajak tokoh masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengadaan tempat
sampah
➢ Karakteristik Nilai-Nilai Dasar
• Akuntabilitas : Membangun rasa Kepercayaan antara masyarakat dan ASN
• Nasionalisme : Budaya Gotong Royong dalam membenahi fasilitas umum
• Etika Pulik : Bersikap Hormat dalam menyampaikan maksud tujuan.
• Komitmen Mutu : Kerjasama dimaksudkan dalam hal perbaikan berkelanjutan
• Anti Korupsi : bertanggung jawab dalam menjalankan Amanah yang diberikan.
Tahap Kegiatan 3: Memilih dan membeli sendiri tempat sampah sesuai kriteria (Memiliki penutup,
tidak bocor, membukanya tanpa dipegang dan dapat dimasukkan plastic sampah)
➢ Karakteristik Nilai-Nilai Dasar
• Akuntabilitas : Konsisten memilih sendiri tempat sampah sesuai kriteria yang telah
ditetapkan.
• Nasionalisme : Memilih sesuatu dengan kualitas yang bagus dan memiliki nilai guna
yang tinggi untuk digunakan demi kepentingan Bersama
• Etika Pulik : Memilih tempat sampah sesuai kriteria pencegahan infeksi dengan
cermat
• Komitmen Mutu : Memperhatikan kualitas barang yang dipilih dan nilai gunanya
(mutu)
• Anti Korupsi :Memilih sendiri dan tidak merepotkan orang lain (mandiri)
Tahap Kegiatan 4: . Menempatkan tempat sampah medis dan non medis di kamar bersalin, UGD, ruang
vaksin, dan poli KIA bersama-sama petugas piket
➢ Karakteristik Nilai-Nilai Dasar
• Akuntabilitas: Melaksanakan sesuai yang direncanakan dan tidak mudah berubah
ubah (konsisten)
68
• Nasionalisme: Menempatkan tempat sampah bersama-sama (Gotong royong)
• Etika Publik:. menempatkan tempat sampah di kamar bersalin berdasarkan
kemudahan akses oleh pengunjung dan tenaga kesehatan. (integritas tinggi)
• Komitmen Mutu: Dengan tersedianya tempat sampah di kamar bersalin pemilahan
sampah lebih efektif
• Anti Korupsi: Menempatkan tempat sampah di kamar bersalin bentuk (peduli)
terhadap pencegahan infeksi
Kontribusi Terhadap Visi dan
Misi Organisasi
Kegiatan ini mendukung misi puskesmas Porehu
“Melayani masyarakat secara professional dan terpadu
untuk mendorong masyarakat hidup sehat, mandiri dan
madani.”
Dan visi puskesmas :
‘Terwujudnya masyarakat Kecamatan Porehu yang
sehat dan Mandiri”
Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini mendukung pelaksanaan Tata
Nilai Organisasi yaitu “Peduli (empati) mampu
memahami masalah yang dihadapi masyarakat dan
memberi perhatian yang serius dalam melaksanakan
tugas dalam memberikan pelayanan secara optimal.
Analisis Dampak Dampak Positif
Pencegahan infeksi nosocomial melalui pemilahan
sampah medis dan non medis harus didukung sarana
dan prasarana yang memadai, salah satunya dengan
pengadaan tempat sampah yang sesuai.
Dampak Negatif
Petugas dan pengunjung akan tetap membuang sampah
di tempat yang sama dan akan mengakibatkan infeksi
nosocomial, pencemaran lingkungan dan gangguan
kenyamanan/estetik.
69
Hambatan Tidak didapatkan hambatan dalam pelaksanaan
kegiatan ini
Gambar 4.2 Pengadaan tempat sampah dan penerimaan sumbangan tempat sampah
70
Gambar 4.2 pengadaan tempat sampah
Kegiatan 3 Pembuatan stiker dan banner penggolongan sampah
Waktu Pelaksanaan 07-08 Oktober
Output Kegiatan Tersedianya stiker dan banner
Tahap Kegiatan 1. Mendesain stiker dan banner penggolongan sampah
medis dan non medis
2. Mencetak stiker dan banner yang telah didesain
3. Menempelkan stiker pada tempat sampah sesuai
dengan penggolongannya dan memasang banner di
dinding dekat tempat sampah
Deskripsi Kegiatan 3
Tahap Kegiatan 1: Mendesain stiker dan banner penggolongan sampah medis dan non medis
➢ Karakteristik Nilai-Nilai Dasar
• Akuntabilitas: bertanggung jawab dengan mendesain stiker dan banner sendiri
• Nasionalisme : mendesain stiker dan banner agar lebih menarik (kerja keras)
71
• Etika publik : Meluangkan waktu mendesain stiker dan banner agar lebih
menarik (tulus)
• Komitmen Mutu: Mendesain stiker dan banner agar lebih menarik (inovatif)
• Anti Korupsi: Mendesain stiker dan banner secara mandiri
Tahap Kegiatan 2: Mencetak stiker dan banner yang telah didesain
➢ Karakteristik Nilai-Nilai Dasar
• Akuntabilitas : Memperhatikan kejelasan target dalam kegiatan
• Nasionalisme : Membawa desain stiker dan banner ke tempat percetakan untuk
dicetak (sosial)
• Etika Pulik : Berterima kasih setelah menerima stiker dan banner dari percetakan
(sopan)
• Komitmen Mutu : Mencetak stiker dan banner membuat kegiatan lebih efektif
• Anti Korupsi : Mencetak stiker dan banner di percetakan dekat rumah (sederhana)
Tahap Kegiatan 3: Menempelkan stiker pada tempat sampah sesuai dengan penggolongannya dan
memasang banner di dinding dekat tempat sampah
➢ Karakteristik Nilai-Nilai Dasar
• Akuntabilitas: Menempelkan stiker pada tempat sampah sesuai dengan
penggolongannya (kejelasan target)
• Nasionalisme: Tidak memaksakan kehendak memilih tempat pemasangan banner
• Etika Publik: Dalam menempelkan stiker dan memasang banner secara cermat
• Komitmen Mutu;
• Anti Korupsi: Dalam menyampaikan maksud dan tujuan, penulis akan selalu
berkata jujur.
Kontribusi Terhadap Visi dan
Misi Organisasi
Kegiatan ini mendukung misi puskesmas Porehu yaitu
“Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya
Manusia yang berkualitas dan berkomitmen tinggi”
Dan visi puskesmas : ‘Terwujudnya masyarakat
Kecamatan Porehu yang sehat dan mandiri
Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini mendukung pelaksanaan Nilai Puskesmas
yaitu Profesional; bekerja dengan standar sesuai
profesi berdasarkan ketentuan yang ada.
72
Analisis Dampak Dampak Positif
Pembuatan stiker dan banner menjadi media edukasi
sekaligus motivasi bagi tenaga kesehatan dan
pengunjung dalam memilah sampah
Dampak Negatif
Jika tidak tersedia stiker dan banner penggolongan
sampah tenaga kesehatan dan pengunjung akan mudah
lupa, dan kembali menggabungkan sampah medis dan
nonmedis.
Hambatan Tidak ada hambatan dalam kegiatan ini
73
Gambar 4.3 Mendesain dan memasang stiker dan banner
Kegiatan 4 Penyuluhan kepada tenaga kesehatan dan pengunjung
untuk membuang sampah sesuai jenisnya dengan
jargon “La’biran Sisarak”
Waktu Kegiatan 10-15 Oktober
Output Kegiatan Terlaksananya penyuluhan atau sosialisasi kepada
tenaga Kesehatan dan pengunjung
Tahap Kegiatan 1. Mempersiapkan bahan Penyuluhan
2. Melakukan penyuluhan kepada rekan kerja
(tenaga kesehatan) di Puskesmas, pasien dan
pengunjung puskesmas
3. Memberi kesempatan kepada tenaga Kesehatan
dan pengunjung untuk bertanya
Deskipsi Kegiatan 4
Tahap Kegiatan 1: . Mempersiapkan bahan Penyuluhan
➢ Karakteristik Nilai-Nilai Dasar
• Akuntabilitas: Bertanggung jawab dalam menyusun bahan penyuluhan
• Nasionalisme : Isi dari bahan penyuluhan yang disiapkan bisa dipertanggung
jawabkan
• Etika publik : Menyiapkan bahan penyuluhan dengan cermat
• Komitmen Mutu: Dengan membuat bahan penyuluhan dapat meningkatkan
74
efektifitas penyuluhan
• Anti Korupsi: Menyusun bahan penyuluhan sendiri (mandiri)
Tahap Kegiatan 2: Melaksanakan penyuluhan kepada tenaga Kesehatan puskesmas Porehu dan pasien
beserta pengunjung puskesmas
➢ Karakteristik Nilai-Nilai Dasar
• Akuntabilitas : Dengan melaksanakan penyuluhan penulis mendapatkan
kepercayaan dari masyarakat
• Nasionalisme : Tidak diskriminatif dalam memberikan penyuluhan
• Etika Pulik : Menggunakan Bahasa yang ramah dan sopan
• Komitmen Mutu : Menggunakan Bahasa daerah yaitu “La’biran tosisarak” yang
berarti lebih baik berpisah sebagai jargon (inovatif)
• Anti Korupsi : Melaksanakan penyuluhan dengan penuh rasa tanggung jawab
Tahap Kegiatan 3: Memberi kesempatan kepada tenaga Kesehatan dan pengunjung untuk bertanya
➢ Karakteristik Nilai-Nilai Dasar
• Akuntabilitas: bertanggung jawab atas pertanyaan yang mungkin ditanyakan
• Nasionalisme: Menghormati tenaga Kesehatan dan pengunjung yang bertanya
• Etika Publik: Memberikan informasi secara jujur
• Komitmen Mutu; Menjawab pertanyaan (responsive)
• Anti Korupsi: Peduli akan informasi yang tenaga Kesehatan atau pengunjung
butuhkan.
Kontribusi Terhadap Visi dan
Misi Organisasi
Kegiatan ini mendukung misi puskesmas Porehu yaitu
“Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan” Dan visi puskesmas : ‘Terwujudnya
masyarakat Kecamatan Porehu yang sehat dan
mandiri”
Penguatan Nilai Organisasi Kegiatan ini mendukung pelaksanaan Nilai Puskesmas
75
yaitu Berkeadilan; bertindak adil dan berusaha
memberikan pelayanan dengan tulus dan ikhlas.
Analisis Dampak Dampak Positif:
Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan
masyarakat dalam memelihara kesehatan khususnya
pencegahan infeksi nosokomial melalui pemilahan
sampah
Dampak Negatif
Informasi yang diterima masyarakat dan tenaga
kesehatan sangat minim sehingga sulit untuk terjadi
perubahan perilaku
Hambatan 1. Tenaga kesehatan beberapa bekerja secara shift
atau tidak hadir saat penyuluhan
2. Jadwal kegiatan tidak bertepatan dengan adanya
pasien dan keluarganya di Puskesmas
Penyelesaian 1. Selain penyuluhan secara langsung, penyuluhan
juga dilakukan melalui grup whatsapp
2. Mengatur ualng jadwal kegiatan aktualisasi
76
Gambar 4.4 Sosialisasi dan Penyuluhan kepada tenaga kesehatan dan pengunjung Puskesmas Porehu
77
Kegiatan 5 Evaluasi
Waktu Kegiatan 16-22 Oktober
Output Kegiatan Tersedianya laporan hasil aktualisasi sesuai dengan
rancangan kegiatan
Tahap Kegiatan 1. Menyiapkan bahan evaluasi laporan aktualisasi
2. Membuat laporan hasil kegiatan aktualisasi
3. Melaporkan hasil evaluasi kepada pimpinan dan
mentor
Deskripsi Kegiatan 5
Tahap Kegiatan 1: Menyiapkan bahan evaluasi laporan aktualisasi
➢ Karakteristik Nilai-Nilai Dasar
• Akuntabilitas : Tersedianya bahan evaluasi yang dapat dipertanggungjawabkan
• Nasionalisme : Disiplin dalam menyiapkan bahan evaluasi
• Etika Publik : Cermat dalam menyiapkan bahan evaluasi
• Komitmen Mutu : Menyiapakan bahan evaluasi yang bermutu
• Anti Korupsi : Menyiapkan bahan sebagai bentuk tanggungjawab
Tahap Kegiatan 2: Membuat laporan hasil kegiatan aktualisasi
➢ Karakteristik Nilai-Nilai Dasar
• Akuntabilitas: Dalam penyusunan hasil kegiatan aktualisasi termuat kejelasan
target sehingga bisa menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan selanjutnya
• Nasionalisme: Kerja keras dalam menyusun hasil kegiatan aktualisasi
• Etika Publik: Taat pada peraturan dalam menyusun hasil kegiatan aktualisasi
• Komitmen Mutu: Bekerja secara efektif dalam penyusunan hasil aktualisasi
• Anti Korupsi: Menyusun hasil aktualisasi dengan penuh kerja keras
78
Tahap Kegiatan 3: Melaporkan hasil evaluasi kepada pimpinan dan mentor
➢ Karakteristik Nilai-Nilai Dasar
• Akuntabilitas : Bertanggung jawab dalam pelaporan hasil evaluasi
• Nasionalisme : Penyerahan hasil evaluasi kegiatan harus disiplin waktu
• Etika Publik : Berintegritas tinggi dalam melaporkan hasil evaluasi kepada
pimpinan dan mentor
• Komitmen Mutu : Melaporakan hasil evaluasi sebagai bentuk perbaikan
berkelanjutan
• Anti Korupsi : Penyerahan hasil evaluasi kegiatan sebagai bentuk
tanggungjawab
Kontribusi Terhadap Visi dan
Misi Organisasi
Kegiatan ini mendukung misi Puskesmas Porehu yakni
“Melayani masyarakat secara professional dan terpadu
untuk mendorong masyarakat hidup sehat, mandiri dan
madani”
Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini menguatkan nilai Puskesmas, yakni
“Bersikap jujur dan terbuka dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.”
Analisis Dampak
Dampak Positif
Evaluasi diperlukan dalam menilai keberhasilan
kegiatan dan sebagai bahan perbaikan berkelanjutan
Dampak Negatif
Jika tidak dilaksanakan evaluasi pada akhir kegiatan,
penulis tidak dapat mengukur keberhasilan dan
mengetahui kekurangan kegiatan.
Hambatan
Tidak ada hambatan dalam pelaksanaan kegiatan ini.
79
Sebelum Kegiatan Aktualisasi Setelah Kegiatan Aktualisasi
Gambar 4.5 Evaluasi
Pengiriman limbah medis untuk
dikelola oleh pihak ke-3
80
Analisis Dampak
Analisis dampak kegiatan aktualisasi di Puskesmas Porehu
Kegiatan 1 Melaksanaan konsultasi dengan kepala puskesmas selaku
mentor
Karakteristik Nilai-nilai dasar
• Akuntabilitas: Jika dalam berkonsultasi dengan pimpinan tidak memiliki target yang
jelas dalam rancangan, maka dukungan pimpinan akan sulit diperoleh.
• Nasionalisme : Jika dalam berkonsultasi tidak menunjukkan rasa hormat kepada
pimpinan, maka dukungan akan sulit diperoleh.
• Etika Publik : Jika selama berkonsultasi dengan pimpinan tidak menunjukkan sikap
yang sopan, maka dapat menimbulkan ketersinggungan pribadi dan mengakibatkan
komunikasi sulit untuk berlanjut.
• Komitmen Mutu : Jika selama konsultasi tidak menerapkan efisiensi dan efektivitas,
proses konsultasi dapat berjalan tidak sesuai dengan waktu yang diharapkan.
• Anti Korupsi : Jika dalam berkonsultasi tidak memedulikan arahan pimpinan,
kegiatan aktualisasi tidak dapat berjalan lancar dan nilai loyalitas akan berkurang.
Kegiatan 2 Kegiatan Pengadaan tempat sampah medis dan non medis
Karakteristik Nilai-nilai dasar
• Akuntabilitas: Jika dalam kegiatan pengadaan tempat sampah tidak ada transparansi,
maka akan sulit memperoleh kepercayaan pimpinan
• Nasionalisme: Kerjasama diperlukan dalam setiap Tindakan, termasuk dalam hal
pengadaan tempat sampah. Jika tidak ada kerja sama antar berbagai pihak maka
kegiatan akan sulit berjalan
• Etika Publik : Jika tidak ada rasa bertanggung jawab dalam memakai dan menjaga
barang public, maka pengadaan barang dalam bentuk apapun tidak bertahan lama.
• Komitmen Mutu : Jika tidak memperhatikan efektifitas dan efisiensi dalam
pengadaan tempat sampah, maka nilai dan fungsi kurang optimal
• Anti Korupsi : Jika kegiatan tidak dilakukan secara mandiri, maka akan
81
menghambat waktu dan efektifitas kegiatan.
Kegiatan 3 Kegiatan membuat stiker dan banner penggolongan sampah
Karakteristik Nilai-nilai dasar
• Akuntabilitas: Jika tidak ada Kejelasan target dalam membuat stiker dan banner,
maka pemberian informasi akan kurang optimal
• Nasionalisme: Jika dalam membuat stiker dan banner tidak menggunakan Bahasa
yang santun, maka orang lain enggan menerima informasi yang diberikan.
• Etika Publik : Jika dalam membuat stiker dan banner tidak cermat, informasi
penggolongan sampah akan tertukar
• Komitmen Mutu : Jika stiker tidak didesain secara kreatif, maka kurang memiliki
minat untuk dibaca dan diketahui informasi yang disampaikan
• Anti Korupsi : Jika dalam membuat stiker dan banner tidak sederhana, maka
kegiatan bisa saja tertunda karna alas an jarak dan biaya.
Kegiatan 4 Penyuluhan kepada tenaga kesehatan dan pengunjung untuk
membuang sampah sesuai jenisnya dengan jargon “La’biran
Sisarak”
Karakteristik Nilai-nilai dasar
• Akuntabilitas: Jika tidak ada keseimbangan dalam kegiatan penyuluhan informasi
yang disampaikan hanya tersampaikan kepada kelompok tertentu
• Nasionalisme: Jika dalam memberikan penyuluhan tidak dilandasi sikap hormat
menghormati maka orang lain tidak akan mendengar apa yang kita sampaikan
• Etika Publik : Jika dalam penyulihan tidak bersikap sopan, kita akan kehilangan
kepercayaan pendengar
• Komitmen Mutu : Jika dalam penyuluhan tidak memperhatikan efektifitas waktu
dalam menyampaikan materi, maka lama-kelamaan pendengar merasa bosan dan
informasi yang sampai kurang optimal
• Anti Korupsi : Jika dalam kegiatan tidak didasari rasa peduli untuk perbaikan ke
depan maka kegiatan yang dilakukan tidak sepenuh hati dan hasil kurang maksimal.
82
Kegiatan 5 Evaluasi
Karakteristik Nilai-nilai dasar
• Akuntabilitas: Tidak dilandasi rasa tanggung jawab maka evaluasi yang dilakukan
tidak menuju perbaikan di masa mendatang
• Nasionalisme: Evaluasi dilakukan karena rasa peduli, karna jika tidak maka
kegiatan akan sulit diterapkan secara terus menerus
• Etika Publik : Jika tidak cermat dalam melakukan evaluasi, keberhasilan kegiatan
akan sulit dinilai
• Komitmen Mutu : Jika tidak bertujuan menjadikan kegiatan sebagai sesuatu yang
perlu diterapkan atau adaptif maka tidak dapat perrbaikan berkelanjutan
• Anti Korupsi : Jika tidak jujur dalam melakukan evaluasi keberhasilan kegiatan
akan sulit diukur.
83
NO KEGIATAN SEPTEMBER OKTOBER
24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Melakukan
konsultasi dan
meminta dukungan
kepala puskesmas
selaku mentor
2 Pengadaan tempat
sampah medis dan
non medis
3 Pembuatan stiker
dan banner
penggolongan
sampah
4
Penyuluhan kepada
tenaga kesehatan
dan pengunjung
untuk membuang
sampah sesuai
jenisnya dengan
jargon “La’biran
Sisarak”
5 Evaluasi
REALISASI JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI
NAMA : Irma Agutina, A.Md.Keb
Unit Kerja : Puskesmas Porehu, Kolaka Utara
84
MATRIKS HABITUASI
Nilai Dasar Indikator Nilai
Kegiatan I Kegiatan II Kegiatan
III
Kegiatan IV Kegiatan V
Total I II III IV I II III IV I II III I II III I II III
Akuntabilitas
Kepemimpinan 0
Transparansi 2
Integritas 0
Tanggungjawab 6
Keadilan 0
Kepercayaan 3
Keseimbangan 0
Kejelasan 4
Konsistensi 2
Nasionalisme
Kerjasama 1
Saling menghormati 3
Tidak memaksakan
kehendak
1
Disiplin 3
Musyawarah 1
Tidak diskriminatif 1
Gotong Royong 2
Penghargaan 0
Kepentingan bersama 2
Religius 0
Kerja keras 2
Tertib 1
Etika Publik Sopan 2
85
Santun 0
Ramah 2
Peduli 0
Tekun 0
Tulus 2
Taat aturan 1
Jujur 2
Terbuka 1
Cermat 6
Hormat 2
Integritas tinggi 4
Komitmen
Mutu
Efisien 2
Kreatif 1
Inovatif 2
Mutu 2
Efektif 5
Perbaikan berkelanjutan 4
Responsif 1
Anti Korupsi
Peduli 2
Mandiri 4
Tanggungjawab 7
Sederhana 2
Berani 0
Adil 0
Jujur 2
86
MATRIKS VISI MISI DAN TATA NILAI ORGANISASI
Keterkaitan Terhadap Visi Misi dan Tata Nilai Organisasi Kegiatan
I
Kegiatan
II
Kegiatan
III
Kegiatan
IV
Kegiatan
V
Total
Visi Terwujudnya masyarakat Kecamatan Porehu
yang sehat dan mandiri”
5
Misi Melayani masyarakat secara profesional dan
terpadu untuk mendorong masyarakat hidup
sehat, mandiri dan madani.
2
Meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan
Kesehatan
0
Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas dan
berkomitmen tinggi
2
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam
bidang Kesehatan
1
Meningkatkan kerjasama lintas program dan
lintas sector
0
Nilai
Organisasi
Profesional ; bekerja dengan standar sesuai
profesi berdasarkan ketentuan yang ada
2
Peduli (empati) mampu memahami masalah yang 1
87
dihadapi masyarakat dan memberi perhatian yang
serius dalam melaksanakan tugas dalam
memberikan pelayanan secara optimal
Transparan ; bersikap jujur dan terbuka dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
1
Berkeadilan ; bertindak adil dan berusaha
memberikan pelayanan dengan tulus dan ikhlas
1
88
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Laporan aktualisasi ini mengangkat isu “Belum adanya pemisahan
limbah medis dan non medis di PUSKESMAS Porehu sehingga berpotensi
terjadinya infeksi nosokomial. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut ialah
dengan kegiatan aktualisasi “Pencegahan infeksi nosokomial melalui
pemilahan sampah medis dan non medis”
Dalam pelaksanaan evaluasi sebagai tahap akhir, didapati bahwa
ternyata penyediaan tempat sampah, pemberian stiker, pengadaan banner dan
penyuluhan pemilahan sampah medis dan non medis di Puskesmas Porehu
berdampak positif terhadap sikap, perilaku dan kesadaran baik pasien maupun
tenaga medis di lingkungan Puskesmas Porehu.
2. Rencana Tindak Lanjut
Setelah pelaksanaan aktualisasi ”Pencegahan Infeksi Nosokomial Melalui
Pemilahan Sampah Medis dan non Medis” dilaksanakan dari tanggal 27
September sampai dengan 22 Oktober 2021 maka rencana tindak lanjut yang
akan dilakukan yaitu:
1. Menjadikan pemilahan sampah medis dan non medis sebagai sikap
perilaku yang harus dilanjutkan dan ditetapkan dalam membuang sampah
di Puskesmas Porehu, baik petugas maupun pengunjung
2. Memberikan sanksi teguran jika masih ada tenaga kesehatan yang
membuang sampah medis tidak pada tempatnya
3. Mengusulkan pengadaan tempat sampah secara berkala, mengingat
tempat sampah sewaktu-waktu dapat rusak ataupun hilang
89
LAMPIRAN KEGIATAN 1
90
91
LAMPIRAN KEGIATAN 2
92
LAMPIRAN KEGIATAN 3
93
LAMPIRAN KEGIATAN 4
94
LAMPIRAN KEGIATAN 5
Sebelum kegiatan
Setelah kegiatan
95
DAFTAR PUSTAKA
Budiansyah. 2019. Peranan aparatur sipil negara (asn) mengenai Pemberantasan tindak
pidana korupsi menurut uu no. 5 tahun 2014 tentang aparatur sipil negara. Jurnal
Administrasi Negara, Universitas Sriwijaya.
Lembaga Administrasi Negara. 2016. Peraturan kepala lembaga administrasi negara nomor
21 tahun 2016 tentang penyelenggaraan pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil
golongan II, Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2015, Akuntabilitas, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan II, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2015, Nasionalisme, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan II, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2015, Etika Publik, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan II, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2015, Komitmen Mutu, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan II, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2015, Anti Korupsi, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan II, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
Undang – undang Republik Indonesia, nomor 5, Tahun 2014, Tentang Aparatur Sipil Negara.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan No
1087/Menkes/Sk/VII/2010.
Yogi,Suwarnodkk.2017.“WHOLE OF GOVERNMENT” Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS”. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.