Download - Laporan Pbl Edited
TUGAS PBL
ILMU KEDOKTERAN TERINTEGRASI
SKENARIO 1
Disusun oleh : KELOMPOK 18
No Nama NPM
1. Bella Mega Sutjipto Putri 127004112. Dewangga Darruning Jagat 127004133. Moch. Syaiful Khabi 127004154. Riza Olivia Permata Sari 127004175. Ni Ketut Miramasari 127004196. Moch. Firman Ali Ghozein 127004217. Hikayat Wahyu Ramadani 127004238. Made Emy Fajarwati 127004259. Andy Satrio Mashuri 1270042710. Achmad Ikhsan 1270042911. Edwin Yanuar Widjaja 1270043112. Gede Ngurah Prasetya Adhitama 12700433
PEMBIMBING TUTOR : drg. Wahyuni Diah P.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………. 2
Daftar Isi …………………………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN
Skenario ……………………………………………………………………………. 4
BAB II ISI
Kata Kunci ................................................................................................................. 5
Problem ...................................................................................................................... 6
Tinjauan pustaka ........................................................................................................11
Pembahasan ................................................................................................................12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan akhir ........................................................................................................14
Saran ...........................................................................................................................15
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
kelimpahanya, akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah ini, yang tanpa petunjuk-nya tidak
satu kata pun bisa dihasilkan dan dituliskan di makalah ini.
Tidak ada kemampuan dan kekuatan yang dapat diperoleh manusia kecuali atas izin
dan kehendak Allah Yang Maha Esa. Oleh karena itu kami sekali lagi mengucapkan syukur
kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang atas izin dan kehendak nya maka makalah ini dapat
terselesaikan. Ucapan terima kasih kami hanturkan kepada tutor kami, para dosen yang telah
menambah wawasan dan pengetahuan kami, teman-teman mahasiswa, dan orang lain yang
mungkin tidak disebutkan disini.
Kami tahu bahwa makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan itu hanya milik
Allah belaka. Akan tetapi kami harapkan dengan adanya makalah kami ini, bisa berguna dan
member bagi para pembacanya.
Kelompok 18
BAB I PENDAHULUAN
SKENARIO 1
Kiat Belajar Sebagai Mahasiswa Kedokteran
1. SKENARIO 1
Andi adalah lulusan SLTA yang baru lulus tahun ini, oleh Orang Tuanya
didaftarkan masuk di kampus Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya,
dan lolos ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru. Andi memiliki kakak kandung yang
berstatus sebagai mahasiswa semester 5 di Fakultas Kedokteran Swasta di kota lain, dimana
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, dan lolos ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru.
Andi memiliki kakak kandung yang berstatus sebagai mahasiswa semester 5 di Fakultas
Kedokteran Swasta di kota lain, dimana Y ditinggal karena tidak cukup SKS yang akan
diambil mengacu pada Indeks Prestasi semester yang lalu. Hal ini membuat gelisah hati Andi:
apakah yang terjadi terhadap Kakaknya, sehingga tidak dapat sukses belajar mengejar
prestasi yang maksimal ?
Lokasi mereka berdua berbeda kota dan berjarak jauh dari tempat tinggal
Orang Tua mereka, tetapi Orang Tua mereka mendukung segala keperluan belajar di Fakultas
Kedokteran dengan kiriman dana yang berlebihan kepada Y-Kakaknya.
Lingkungan baru bagi Y tanpa pengawasan melekat dari Orang Tua serta
dukungan dana yang berlebih menyebabkan perubahan gaya hidup Y, ia telah lupa terhadap
status Mahasiswa-nya, Y lebih suka berfoya-foya dengan teman pergaulannya, bergaya hidup
mewah dan ikut pesta dunia malam, mabuk-mabukkan. Bagaimana cara Andi mencegah hal
ini terjadi pada dirinya ?
2. KATA KUNCI
a) Perubahan status dari siswa SLTA ke Mahasiswa.
b) Pengambilan jumlah mata kuliah semester depan dengan Indeks Penilaian
Komulatif ( IPK ).
c) Penghalang belajar Mahasiswa Baru.
d) Pengawasan Orang Tua.
e) Kiat-kiat belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran.
3. PROBLEM
a) Apa perubahan status dari Siswa SLTA ke Mahasiswa ?
Perubahan yang terjadi ialah Siwa SLTA beradaptasi dengan kondisi
statusnya yang menjadi seorang Mahasiswa dengan cara menjadwalkan kegiatan
belajar sehari-harinya secara terjadwal, contohnya yaitu dengan mempersiapkan diri
sebelum masuk kelas, aktif dalam pelajaran, dan memberikan masukan-masukan yang
membangun kepada dosen. Persiapan yang matang akan menjadi bekal dalam
mencapai kesuksesan. Kemudian harus mandiri dengan semua kepentingannya
sebagai Mahasiswa. Selain itu sifatnya harus berubah seperti berfikir kritis, logis dan
rasional, analistik, skeptis serta sistematis terhadap suatu permasalahan baru yang di
hadapi. Seorang Siswa yang berganti statusnya menjadi seorang Mahasiswa harus
siap menjadi agen perubahan ( agent of change ) bagi lingkungannya.
b) Bagaimana cara dari pengambilan mata kuliah semester depan dengan
mengacu pada Indeks Penilaian Komulatif ( IPK ) ?
Pengambilan mata kuliah dari semester 1 berlanjut ke semester 2 yaitu dengan
cara melihat Indeks Penilaian Komulatif ( IPK ) yang telah di raih seorang Mahasiswa
melalui kegiatan belajarnya di semester 1. Dari situ dapat di pastikan apakah seorang
Mahasiswa bisa mengambil paket SKS ( Satuan Kredit Semester ) sesuai yang di
tentukan oleh peraturan di Universitas ataukah tidak bisa mengambil paket karena
IPKnya kurang memenuhi syarat dan harus menguranginya bisa juga IPK lebih di atas
rata-rata Mahasiswa tersebut bisa mengambil SKS lebih untuk semester kedepannya.
c) Apakah yang menjadi penghalang belajar Mahasiswa Baru ( MABA) ?
Pertama yang menjadi penghalang belajar yang di hadapi seorang mahasiswa
baru adalah bingung mengatur jadwal ( transisi SMA – Mahasiswa ) disebabkan
karena sifat dari SMA yang masih di arahkan oleh guru.
Kedua karena waktu yang terlalu padat di kampus ini yang menyebabkan
Mahasiswa Baru malas dalam belajar disebabkan sifat dari SMA yang belum bisa
mandiri dalam mengatur waktu belajar secara terjadwal.
Ketiga dari kegiatan-kegiatan yang padat di kampus menjadikan Mahasiswa
Baru letih ini juga bisa menjadi faktor penghalang untuk belajar.
Keempat adanya juga kurangnya motivasi dari Orang Tua yang
membiarkannya tanpa di beri dukungan dalam proses belajar dari beberapa opini
Mahasiswa Baru.
Kelima sifat Mahasiswa Baru yang masih membawa sifat SMAnya kurang
mengerti saat memahami dosen mengajar mata kuliah. Cara dosen yang mengajar
kurang inovatif menurut beberapa opini dari Mahasiswa Baru seperti halnya
menjelaskan slide dari power point dengan cara hanya membaca tanpa menjelaskan
secara detail jadi Mahasiswa kurang memahami apa maksud dari penjelasan dosen
tentang mata kuliah tersebut. Ada juga hanya ceramah dengan contoh-contoh di
kehidupan sehari-hari tanpa membuat inti dari semua yang di jelaskan, itu juga yang
menjadikan Mahasiswa kurang mengerti dalam memahaminya.
d) Bagaimana peran Orang Tua dalam memberi pengawasan terhadap
Mahasiswa ?
Dalam kasus ini ada beberapa yang sering di bicarakan oleh seorang Mahasiswa
tentang pengawasan Orang Tuanya yaitu :
Pertama Orang Tua jauh dan berbeda kota dengan anaknya yang sedang
berkuliah di Fakultas Kedoteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, dengan
demikian Orang Tua hanya mensuport atau mendukung dengan cara mengirim dana
berlebih agar semua kebutuhan anaknya terpenuhi. Kemudian di sertai dengan
memantau dari jauh melalui alat komunikasi.
Kedua Orang Tua berada di dekatnya karena tinggal di kota yang sama dengan
anaknya yang berkuliah di Fakultas kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya, dengan demikian Orang Tua memantau secara ketat untuk kegiatan
belajarnya dengan meminta target nilai sesuai keinginan Orang Tua ada juga yang
menuntut tanggung jawab dari anaknya yang telah di beri kepercayaan menuntut ilmu
di perguruan tinggi terutama di jurusan kedokteran.
Ketiga Orang Tua hanya meminta keseriusan anaknya dalam kuliah di
Fakultas Kedokteran Wijaya Kusuma Surabaya termasuk nilai yang bagus tetapi
menurut kesadaran Mahasiswa tersebut tanpa harus memarahinya karena Orang Tua
sudah menganggap anaknya telah menjadi Mahasiswa dengan kata lain sudah dewasa
dalam bersikap terhadap sesuatu.
Keempat ini adalah permasalahan yang tidak konektif karena Orang Tua
memaksakan anaknya untuk belajar di Fakultas Kedokteran tetapi anaknya ingin di
Fakultas lain. Hal ini juga membuat permasalahan yang rumit karena mental anaknya
telah di paksa sesuai dengan keinginan Orang Tuanya. Intinya anaknya menjalankan
keinginan Orang Tuanya tetapi tidak di dasari oleh keinginannya sendiri yang bisa
berakibat fatal seperti nilai akademiknya bisa jelek serta lama kelamaan bila nilai
terus menerus tidak memenuhi syarat kelulusan akan di Drop Out atau di keluarkan.
Hal ini bisa menjadikan mental anaknya terganggu serta Orang Tua juga rugi dalam
usaha yang dilakukannya yang berharap membawakan hasil yang memuaskan tetapi
sebaliknya membawa hasil yang mengecewakan karena tidak di dasari oleh point
awal yaitu peran Orang Tua hanya mendukung apa yang di inginkan anaknya bukan
memaksa kehendaknya yang kurang sesuai dengan pemikiran anaknya.
e) Bagaimana cara belajar efektif dan efisien yang sesuai karakter Mahasiswa
Fakultas Kedokteran ?
Pertama kiat-kiat belajar yang dilakukan oleh seorang Mahasiswa Fakultas
Kedokteran adalah membuat jadwal secara terperinci untuk belajar sehari-hari.
Kedua ada juga dengan cara belajar kelompok yang menurut beberapa opini
dari Mahasiswa itu cara yang efektif karena bisa saling sharing dengan permasalahan-
permasalahan baru serta pengetahuan baru yang di miliki oleh individu dari
Mahasiswa tersebut.
Ketiga cara belajar menurut opini dari Mahasiswa salah satunya yaitu dengan
cara belajar dengan suasana yang ramai karena apabila suasananya sepi dan tenang
membuat tertidur dan susah berkonsentrasi.
Keempat cara belajar yang efektif dan efisien bisa juga dengan memberi
warna di setiap point penting dalam suatu mata pelajaran seperti stabilo, spidol,
ataupun bulpoint warna-warni. Ini juga bisa membuat balance otak kanan dan kiri
karena otak kanan lebih suka hal-hal yang imajinasi serta yang berbau kesenangan
sedangkan otak kiri lebih berbau keseriusan seperti berfikir analitik. Dari perbedaan
sifat otak kanan dan kiri kita mencoba membuat balance keduanya ini juga bisa
membantu dalam kiat-kiat belajar Mahasiswa. Selain itu sifat dari otak kanan yaitu
sebagai penyimpanan ingatan jangka panjang ( long term memory ) sedangkan otak
kiri hanya ingatan jangka pendek ( short term memory ). Oleh sebab itu bisa lebih
efisien dan efektif dengan memfungsikan keduanya dalam belajar.
Kelima dengan cara membuat catatan yang ditempel di dinding-dinding
ruangan secara terdaftar agar lebih mudah mengingat karena lebih sering terlihat. Hal
ini juga membantu dalam membuat daftar belajar secara teratur.
4. TINJAUAN PUSTAKA
Indeks Prestasi Kumulatif
IPK singkatan dari Indeks Prestasi Kumulatif merupakan ukuran kemampuian
mahasiswa sampai pada periode tertentu yang dihitung berdasarkan jumklah SKS
(Satuan Kredit Semester ) tiap mata kuliah yang telah ditempuh. Ukuran nilai tersebut
akan dikalikan dengan nilai bobot tiap mata kuliah kemudian dibagi dengan jumlah
SKS mata kuliash yang telah ditempuh dalam periode tersebut.
A. IPK dapat diperoleh dengan adanya kerjasama antara dosen dan mahasiswa.
Dosen akan memberikan nilai kepada mahasiswa sebelum kuliah dimulai pada
awal semester. Biasanya para dosen menetapkan atuaran selama kuliah
berlangsung yang akan disepakati keduanya pada semester tersebut. Aturan itu
bisa terdiri dari:Attendance
Kehadiran mahasiswa tiap jam pekuliahan ini tidak hanya kehadiran yang dinilai
oleh dosennya tetapi juga adanya keaktifan mahasiwa selama jam perkuliahan
berlangsung
B. Tugas Dosen akan memberi tugas kepada mahasiswa. Tugas bisa dikerjakan tiap
individu atau kelompok tergantung dosen pengampu.
C. Nilai UTS ( Ujian Tengah Semester )
Ini dilaksanakan tiap tengah semester. Beberapa dosen ada yang memberikan soal
UTS tapi ada juga yang tidak.
D. Nilai UAS ( Ujian Akhir Semester )
Nilai ini akan diperoleh mahasiwa pada akhir asemester dengan mengikuti ujian
yang dilaksanakan oleh masing – masing dosen.
IPK kadang menjadi penilaian dasar atau pintu masuk dalam memasuki
jenjang pendidikan selanjutnya atau untuk memasuki dunia kerja. Namun apabila
“hanya” IPK yang di utamakan tanpa di imbangi dengan kemampuan teknis dan
kemampuan berorganisasi, pastinya tidak akan dirasa kurang mendukung. Nilai ujian
bagus, tugas dan kehadiran yang bagus, akan mendukung untuk mendapatkan IPK
yang bagus.
Dari analogi di atas, dapat disimpulkan bahwa IPK harus diimbangi dengan
kemampuan teknis dan juga kemampuan berorganisasi agar bisa bersaing dengan
pesaing-pesaing kita.
Masa Transisi
Masa-masa transisi dari seorang siswa menjadi mahasiswa adalah masa yang
penuh kejutan sekaligus menegangkan karena menghadapkan kita pada berbagai
perbedaan. Dari namanya saja jelas sudah berbeda, segala sesuatu yang berimbuhan
kata maha maka menjadi sesuatu yang ‘lebih tinggi’ dan ‘lebih terhormat’. Disebut
lebih tinggi karena dari jenjang pendidikan, seseorang yang disebut mahasiswa maka
sudah pasti duduk di sebuah universitas. Begitupun disebut lebih terhormat karena
tidak semua siswa memiliki kesempatan untuk mengganti gelarnya menjadi seseorang
yang maha. Tentu, untuk mencapai yang lebih-lebih tersebut (lebih tinggi, lebih
terhormat, lebih pintar, lebih gaya, lebih bebas, dll), seorang siswa hendaknya
membutuhkan usaha untuk mempertahankan gelar maha-nya.
Pengalaman setiap mahasiswa yang ditemui di berbagai universitas berbeda-
beda. Ada yang sejak awal merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan gelar maha-nya
tersebut, ada pula yang santai-santai saja tapi mereka bisa bertahan menjadi
mahasiswa yang baik bahkan yang terbaik. Banyak hal menarik juga yang ditemukan
sejak masa OSPEK maupun pasca OSPEK. Tidak sedikit mahasiswa yang semangat
pada waktu OSPEK lantas hilang pada semester berikutnya, menjadi korban dropped
out atau megundurkan diri. Ataupun sebaliknya, mahasiswa yang tidak mengikuti
OSPEK tapi lantas setahun kemudian sibuk menjadi anggota himpunan dan aktif di
kampus. Adapun mahasiswa yang sama sekali acuh dengan kegiatan kampus, tetapi
pada akhirnya ia lulus dengan predikat magna cum laude. Lantas, muncul pertanyaan
bagaimanakah figur ideal seorang mahasiswa? Yang lebih jago beradaptasi dengan
lingkungan kampus atau yang lebih jago menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
dosen pada waktu UAS?
Butuh waktu panjang untuk menemukan jawabannya. Pertama, ada beberapa
standard yang harus dipenuhi oleh seorang mahasiswa. Yaitu, mahasiswa harus
memaksimalkan kemampuan calistung (baca, tulis, dan hitung). Yang beda dari
calistung mahasiswa dengan calistung siswa SD adalah seorang mahasiswa setidaknya
harus membaca empat puluh halaman buku per minggu, menghasilkan tulisan-tulisan
akademik yang berkualitas, dan mahasiswa bertindak berdasarkan perhitungan yang
rasional. Ketiga hal tersebut akan sangat mempengaruhi performa mahasiswa di kelas.
Kedua, mahasiswa dituntut untuk kritis dan mampu berargumen. Hal ini berlaku
untuk semua mahasiswa, bukan hanya untuk mahasiswa FISIP atau Fakultas Hukum.
Terkadang kita masih terlena dengan budaya text-bookjaman SMA, tapi sayang sekali
hal itu tidak akan berguna di universitas. Mahasiswa diharapkan mau untuk
menjadikan koran dan media lainnya sebagai suplemen harian mereka. Terakhir,
mahasiswa dituntut untuk aktif. Sebagian dari mahasiswa, ada yang pernah menjabat
sebagai aktifis sekolah waktu di SMA nya dulu dan ingin pensiun di masa kuliah.
Sangat disayangkan, kesempatan untuk meraih apapun jauh lebih terbuka di tingkat
universitas. Baik itu beasiswa, konferensi-konferensi, kerja praktek, semuanya akan
sangat menguntungkan apabila mahasiswa mau memanfaatkan kesempatan itu.
Hal-hal (tuntutan,red.) yang saya sebutkan sebelumnya memang sekilas
terdengar sulit tapi menyenangkan terutama untuk para mahasiswa baru. Tapi ternyata
untuk memenuhi standard tersebut, mahasiswa pun harus menghadapi banyak
tantangan. Yang paling mendasar adalah rasa malas. Seringkali rasa malas ini muncul
karena warisan jaman SMA, atau mungkin bawaan orok.
Mahasiswa mengemban tugas yang banyak dan tantangan yang berat.
Mahasiswa adalah orang sibuk bak selebritis, yang memiliki segudang kegiatan. Tidak
perlu menjadi seorang mahasiswa yang ideal, tapi jadilah mahasiswa yang sukses.
Seorang mahasiswa yang sukses tau bagaimana cara menikmati setiap masa, dan tau
kemana harus memanfaatkan energinya.
Penghalang Belajar Mahasiswa Baru
Awal tahun ajaran baru, awal semangat baru. Memasuki tahun ajaran baru,
kita dihadapkan pada mata kuliah atau mata pelajaran baru, bahkan lingkungan
(teman, dosen / guru / kelas) juga terkadang baru. Dan yang pasti jenjang pendidikan
kita bertambah tinggi, seharusnya pulalah kedewasaan kita pun ikut meningkat seraya
meningkatnya jenjang pendidikan kita. Yang tadinya kelas VI naik menjadi kelas VII,
atau bagi yang lulus SMP sekarang melanjutkan ke SMA dan yang lulus SMA
melanjutkan ke Perguruan Tinggi sekarang menyadang status sebagai Mahasiswa.
Bagi mahasiswa yang tadinya semester 2 sekarang mulai memasuki semester 3, dan
seterusnya.
Semangat belajar masing-masing orang berbeda di awal tahun ajaran. Ada
yang semangat belajarnya menurun atau ogah-ogahan karena masih terkena
“demam”liburan. Tetapi ada juga yang semangat belajarnya justru membara seperti
kobaran api. Nah, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karena
sudah terlalu jenuh liburan yang kegiatannya monoton, atau karena semangat
memasuki lingkungan baru, dan juga bisa disebabkan karena hasil prestasi belajar
yang baik jadi akan lebih bersemangat meningkatkan prestasi belajar di tahun
selanjutnya.
Tahun ajaran baru sudah didepan mata, rutinitas menuntut ilmu sudah
menanti. Jika persiapan kita tahun lalu belum maksimal sehingga hasil yang kita
perolehpun kurang memuaskan. Nah, sekarang lah waktunya mulai mempersiapkan
diri memasuki tahun ajaran baru untuk mencapai hasil yang memuaskan.
Terkadang kita mengeluhkan hasil prestasi yang menurun, karena kesulitan
dalam memahami atau menghapal sebuah ilmu, atau keteteran kita dalam
menyelesaikan tugas-tugas. Satu hal yang sering terlupakan adalah bahwa dalam
menuntut ilmu ternyata ada beberapa hal yang dapat menjadi penghalang dalam
menuntut ilmu. Dan parahnya hal itu sudah menjadi hal yang lazim dan terkadang
tidak disadari ada didalam diri seorang penuntut ilmu.
Itulah sebabnya, pada kesempatan kali ini akan kita kupas beberapa hal yang
menjadi penghalang dalam menuntut ilmu. Yang pertama adalah, Keliru Niat. Bagi
teman-teman yang selama ini menjadikan rutinitas menuntut ilmu hanya sebatas
rutinitas yang wajib dilaksanakan oleh seorang penuntut ilmu, yuk mulai sekarang
perbaharui niat kita. Niatkan rutinitas menuntut ilmu sebagai amalan ibadah kita.
Jika niat kita sudah salah atau rusak maka amal yang dikerjakan pun ikut
salah. Jangan biarkan niat buruk yang selama ini tidak kita sadari terus-terusan
menggerogoti niat baik yang ada dalam diri kita dalam menuntut ilmu. Jika niat kita
baik maka perhatian kita terhadap materi atau isi buku akan bisa lebih focus. Hati pun
lebih tenang dalam menuntut ilmu.
Adapun niat-niat yang keliru berhubungan dengan penghalang
yang kedua yaitu ingin terkenal dan ingin tampil. Tak jarang dalam hati seorang
penuntut ilmu terbersit keinginan untuk tampil atau keinginan agar namanya
terkenal dan dihormati dimana saja. Nah, pada situasi ini seorang penuntut ilmu telah
meracuni niat baiknya dengan penyakit yang sering dialami manusia. Keinginan untuk
dipuji atau dihormati manusia dapat menghilangkan fokus kita dalam memahami
sebuah ilmu, karena perhatian kita akan lebih terfokus pada bagaimana usaha kita
agar orang menghormati dan memuji kita. Dan yang lebih parah apabila untuk
mendapatkan hal tersebut terkadang seorang penuntut ilmu rela melakukan cara-cara
yang tidak halal.
Penghalang yang ketiga adalah lalai / malas menghadiri tempat menuntut
ilmu. Alasan kebanyakan penuntut ilmu adalah karena terlalu banyak aktifitas atau
banyak kesibukan. Ada sebuah cerita, bahwa ada seseorang yang merasa iri ketika
melihat seorang pemuda yang bersemangat dalam menuntut ilmu dan datang ke
majelis paling awal. Ia iri karena ia menyesali masa kecilnya yang telah berlalu yang
tidak ia gunakan untuk menuntut ilmu dan menghapal, akibatnya ketika sekarang ia
memiliki banyak kesibukan, pikirannya sudah bertumpuk dengan permasalahan-
permasalahan. Oleh karena itu sebelum kita dililit berbagai kesibukan, manfaatkanlah
waktu muda untuk mencari ilmu. Dan gunakan seluruh umur untuk mencari ilmu
karena mencari ilmu adalah ibadah.
Penghalang yang keempat adalah terbiasa menunda-nunda dan putus asa
serta rendah diri dalam menuntut ilmu. Sebagian penuntut ilmu yang menunda-
nunda akan mengatakan : “ saya akan membaca buku A setelah saya melakukan itu,
dan saya akan mulai menghapal materi ini besok.”. Yahya bin Hubairah menjelaskan
tentang makna waktu :“Waktu lebih berharga daripada apa yang Anda
pelihara. Saya rasa ia adalah sesuatu yang paling cepat hilang darimu”. Menurut
Samuel Johnson“Orang yang menunda segera melakukan hal baik tidak akan pernah
melakukan apapun”.
Kita dianugrahi penglihatan, pendengaran dan hati. Ketika pertama kali kita
dilahirkan adalah dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Kemudian dengan anugerah yang
telah diberikan Tuhan kita bisa merasakan nikmatnya menuntut ilmu. Nikmat
kesempurnaan tubuh dan berbagai sarana yang disediakan merupakan alasan kita
untuk tidak putus asa dan rendah diri dalam menuntut ilmu. Ikhlas dan bersungguh-
sungguhlah dalam menuntut ilmu. Tinggalkan kebiasaan menunda-nunda dan jangan
berputus asa dalam mengamalkan kebaikan.
Dan penghalang yang terakhir adalah tidak mengamalkan ilmu. Tidak
mengamalkan ilmu merupakan penyebab hilangnya keberkahan ilmu. Mengamalkan
ilmu dapat lebih memperkuat tersimpannya ilmu. Contohnya ketika kita
menghapalkan doa sehari-hari, jika setelah kita menghapalkannya kemudian tidak
mempraktekkannya langsung maka hapalan doa itu akan cepat terlupa dalam ingatan
kita.
Setelah mengetahui beberapa hal yang dapat menjadi penghalang dalam
menuntut ilmu, berlomba-lombalah mengoreksi diri dan membuang jauh penghalang-
penghalang yang masih melekat pada diri kita. Bersihkan diri dan kembalikan niat
baik dalam menuntut ilmu. Masuki rutinitas menuntut ilmu dengan semangat baru,
hati yang baru dan carilah keberkahan ilmu dengan mengamalkannya. Siapkan pribadi
kita untuk menuntut ilmu dan mengukir prestasi yang lebih baik.
Pengawasan Orang Tua
Anak adalah anugerah dari sang pencipta, orang tua yang melahirkan anak
harus bertangung jawab terutama dalam soal mendidiknya, baik ayah sebagai kepala
keluarga maupun ibu sebagai pengurus rumah tangga. Keikutsertaan orang tua dalam
mendidik anak merupakan awal keberhasilan orang tua dalam keluarganya apabila
sang anak menuruti perintah orang tuanya terlebih lagi sang anak menjalani didikan
sesuai dengan perintah agama.
Bobroknya moral seorang anak dan remaja bisa diakibatkan salah satu
kesalahan dari orangtuanya seperti dalam hal mendidik anak terlalu keras. keluarga
yang sedang bermasalah (broken home). Hal tersebut dapat membuat anak menjadi
orang yang temperamental. Kebanyakan dari orang tua tidak memikirkan hal ini,
mereka berasumsi jika mereka menjalani hidup sebagaimana yang sedang mereka
jalani, peran pengasuhan akan terus dengan sendirinya.
Dalam era modernisasi sekarang ini, peran penting orang tua sangat
dibutuhkan. Berkenaan dengan perkembangan kecanggihan teknologi. Sesuatu yang
tidak dapat dihindari bahwa teknologi berkembang dengan pesat sehingga
penggunaannya banyak digunakan tidak semestinya, Teknologi IT yang paling sering
digunakan para anak muda sekarang adalah akses internet yang mudah ditemui,
padahal pemerintah sudah mengeluarkan undang-undang anti pornoaksi dan
pornografi tapi masih saja mereka kerap mengakses konten yang berbau negatif. Yang
jelas dapat merusak moral sang anak. Teknologi canggih yang semestinya diciptakan
untuk menambah wawasan malah berakibat pada moral yang jelek.
Pergaulan merupakan interaksi antara beberapa orang baik berupa
kekeluargaan, organisasi, ataupun masyarakat. Melalui pergaulan kita akan
berkembang karena jadi tahu tentang tata cara bergaul. Sehingga menjadikan individu
yang bersosial karena pada dasarnya manusia memang makhluk sosial. Namun
pergaulan di era modernisasi ini telah banyak disalah artikan terutama dikalangan
anak muda. Sekarang kata-kata pergaulan bebas sudah tidak asing lagi didengar oleh
siapapun dan jelas termasuk dalam kategori pergaulan yang negatif.
Pergaulan yang negatif adalah salah satu dari sekian banyak penyebab
kehancuran sang anak. Saat ini dapat kita lihat banyaknya sistem pergaulan kawula
muda yang mengadopsi gaya ala barat (westernisasi) dimana etika pergaulan
ketimuran telah pupus, mungkin anda pernah atau bahkan sering mendengar kata-kata
MBA (married by accident). MBA tampaknya sudah menjadi tren dikalangan remaja
dimana melakukan hubungan seks sebelum menikah banyak dilakukan pada saat
pacaran. Anak-anak muda sudah menganggap tradisi ini hal yang biasa dilakukan
pada saat pacaran bahkan ada yang tidak segan-segan untuk merekam adegan mesum
tersebut untuk disebarkan dan ditonton dikhalayak ramai. Apakah ini bukan
kehancuran bagi sang anak?. Jawabannya tentu saja iya.
Satu lagi permasalahan yang sering ditakuti oleh orang tua yaitu narkoba,
sudah jelas barang haram ini dikategorikan sebagai barang berbahaya dan terlarang
yang bisa merusak generasi muda. Narkoba menjadi jurang kehancuran bagi sang
anak. Ironisnya memakai barang haram ini juga sudah menjadi tren remaja sekarang
dengan anggapan bila mengkonsumsi barang ini akan menjadi senang atau yang
dikenal dengan bahasa gaulnya (fly). Padahal sudah jelas menurut kesehatan
mengkonsumsi barang-barang sejenis narkoba sangat merusak kesehatan terutama
pada sistem syaraf apalagi dengan mengkonsumsi barang ini akan membuat ketagihan
dan ketergantungan, ini sungguh menakutkan.
Apakah kita sebagai orang tua ingin melihat anak hancur masa depannya
karena kesalahan yang tidak semestinya terjadi? Di sinilah peran penting orang tua
dalam mengontrol dan mengawasi sang buah hati. Menjadi orang tua bukan soal siapa
kita, tetapi apa yang dilakukan. Pengasuhan tidak hanya mencakup tindakan tetapi
mencakup pula apa yang kita kehendaki agar sang buah hati kita mengerti akan hidup.
Apa artinya hidup dan bagaimana menjalani kehidupan ini dengan baik.
Semua pasti ingin menghendaki hal yang terbaik untuk anak-anaknya. Orang
tua ingin mendisiplinkan, mendorong, dan menasihati agar mereka berhasil menjalani
kehidupan sedari kanak-kanak hingga sampai dewasa. Orang tua harus menjadi yang
terbaik dalam hal apapun. Banyak orang tua ingin mendorong anaknya untuk
melakukan hal yang terbaik dalam kehidupannya. Termasuk ingin membuat buah
hatinya untuk bebas mengeluarkan dan menggali bakat dan minat yang dimiliki sang
anak.
Hal yang semestinya dipahami adalah banyak anak mengalami kesulitan untuk
membedakan antara menerima atau menolak tindakan atas apa yang mereka lakukan.
Misalnya saja penerimaan orang tua terhadap prestasi yang dimiliki atau dicapai anak
bisa dianggap anak sebagai rasa cinta orangtua kepadanya,tetapi penolakan yang
dilakukan orang tua terhadap tindakan yang dilakukan anak membuat anak
beranggapan mereka tidak dicintai dan disayangi lagi. Setiap anak perlu tahu kalau
mereka disayangi dan dicintai orang tua dengan sepenuh hati, meskipun sebaliknya,
setiap orang tua harus mencintai dan menyayangi sang buah hati tanpa syarat apapun,
baik buruknya sifat maupun sikap yang dimiliki sang buah hati, mereka harus
menerima kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh anak.
Semua anak ingin diperhatikan kedua orang tuanya. Pernyatan ini sangat
sederhana bagi kita semua, tetapi sifatnya fundamental bagi kedua orang dalam
mengasuh buah hati mereka. Karenanya dalam pola pengasuhan sebaiknya setiap
orang tua tidak boleh membedakan anak satu sama lain.
Kita juga tidak semestinya membedakan buah hati mereka, baik dalam
mendidik maupun memberikan perhatian kepada sang anak. Harus ada rasa keadilan,
tidak boleh pilih kasih, karena akan menimbulkan kecemburuan diantara anak. Yang
ditakutkan nanti akan membuat anak menjadi rusak, bahkan berpikir kalau mereka
tidak disayangi lagi, bahkan ada anak yang beranggapan kalau mereka itu bukan anak
dari orang tua mereka sendiri, karena selalu dibeda-bedakan dengan yang lainnya.
Orang tua tidak seharusnya memperlihatkan emosi yang negatif kepada anak-
ananya. Ketidakmampuan setiap orang tua dalam mengontrol emosi membuat anak
menjadi temperamental dan mempunyai sifat maupun sikap yang buruk yaitu mudah
emosional. Akibatnya orang tua yang demikian tidak bisa menjadi model atau peran
yang baik untuk anak-anaknya dalam mengontrol anak dan mengasuh buah hatinya.
Tujuan orang tua sebenarnya untuk mengkomunikasikan kepada buah hatinya
bahwa mereka memiliki hak untuk merasakan apapun yang mereka rasakan,
Mengajari sang buah hati untuk menghargai dan menikmati setiap saat dalam
kehidupan sehingga mampu memberi motivasi kepada anak dalam mencegah serta
menghadapi masalah yang mereka hadapi kedepan.
Terkadang orang tua sering lupa untuk berinteraksi dengan anak- anaknya.
Ada diantara mereka yang lebih mementingkan pekerjaan dari pada melakukan hal
itu. Bagi mereka hal itu tidak perlu dilakukan. Mereka beranggapan bahwa materi
yang dibutuhkan anak, Padahal seorang anak tidak hanya membutuhkan materi namun
juga perhatian dan interaksi dengan orangtuanya. Mereka membutuhkan komunikasi
dengan orang tuanya, mereka juga ingin bertukar pikiran dengan orang tuanya.
Mereka ingin menceritakan pegalaman apa yang mereka rasakan sehari-hari baik itu
pangalaman yang baik maupun pengalaman yang buruk.
Sekali lagi yang perlu diingat oleh kedua orang tua adalah jika seorang anak
atau remaja kurang mendapatkan perhatian dari orang tua, besar kemungkinan dia
akan menjadi seorang anak dan remaja yang temperamental. Sang anak menjadi bebas
dalam melakukan segala hal, baik itu dalam hal kebaikan maupun keburukan. Sebagai
orangtua seharusnya memiliki kemampuan untuk memusatkan perhatian pada perilaku
positif serta tak lupa pada perilaku buruk sang anak.
Sebagai orang tua yang baik, jangan melihat keburukan atau kebaikan. Namun
lihatlah dari tata cara bergaul sang anak, dengan siapa bergaul, bagaimana luas
pergaulannya. Bukan sekedar untuk membatasi sang anak dalam bergaul namun
diharapkan impian melihat anak sukses mengarungi kehidupan tanpa mengalami
kesalahan dalam pergaulan baik dilingkungan keluarga, atau lingkungan luar menjadi
sebuah kenyataan. Manfaatnya kembali ke orang tua, sebab sang anak lalu menjadi
orang yang menghargai kedua orang tua
Kiat Belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Bagaimana caranya agar anda dapat bertahan di fakultas kedokteran? Dari
awal, prioritaskanMANAJEMEN WAKTU. Jika anda sukses mengatur waktu, anda
masih bisa menikmati hidup untuk hal lain. Belajar di FK, berbeda dengan di
perkuliahan yang lain. Ini adalah dunia baru yang perlu anda jelajahi dan temukan hal
apa yang terbaik untuk anda. Di Fakultas Kedokteran, yang dibutuhkan
adalah BELAJAR CERDAS bukan BELAJAR KERAS. Jika anda tidak memulai hal ini
dari awal, langkah anda berikutnya akan lebih susah.
Mempelajari ilmu kedokteran adalah suatu proses panjang, yang menuntut
kedisiplinan dan pengorbanan. Tetapi nanti hasilnya takkan ternilai. Dan harapan
tujuan memilih kedokteran adalah seperti ini: Membuka lebar peluang untuk
menolong sesama, dan nantinya jalan akan terbuka untuk membuat perbedaan di
dunia.
Dan berikut ini adalah beberapa tips dapat diterapkan:
1. Mengurus Diri Sendiri dengan Baik
Kebiasaan buruk akan menghadapkan anda pada konsekuensi negatif,
kesehatan anda memburuk dll. Makanlah makanan yang segar. Jangan merusak tubuh
anda dengan junk-food dan menghindari olahraga. Jangan terbiasa memaksakan diri
untuk belajar sampai larut, dapat melelahkan tubuh dan otak; terlalu berat untuk
belajar yang mungkin hanya efektif dalam 15menitan. Otak anda membutuhkan
makanan bergizi, air, sayur dan buah. Sedangkan tubuh anda membutuhkan tidur dan
olahrga
2. Lebih baik hindari persaingan dan membandingkan nilai dengan yang lain.
Kita jelas berkompetisi mati-matian untuk masuk ke fakultas kedokteran. Tapi
ketika anda sudah masuk, levelnya sekarang berubah menjadi ladang permainan anda.
Fokuslah pada apa yang harus anda raih. Meskipun masih ada teman-teman anda yang
saling bersaing dalam nilai. Mendapat nilai A pada ujian patologi tidak menjamin
anda menjadi seorang pathologist atau clinican yang hebat.
Segera setelah selesai ujian, coba lihat sekeliling, teman-teman anda terobsesi
untuk mencari jawaban yang benar pada suatu soal. Lebih baik menghindar, dan cari
teman yang berfilosofi sama dengan anda.
3. Jawab soal-soal saat anda belajar
"Belajar catatan 10x adalah cara terbaik dalam menghadapi ujian" SALAH !
Satu-satunya cara untuk mengecek kompetensimu dalam belajar adalah mengerjakan
soal. Contohnya: Setelah anda belajar textbook tentang fisiologi, pastikan anda sudah
menjawab semua soal di tiap chapter. Ini akan memperkuat konsep yang anda dapat.
Mempelajari hal yang sama berulang-ulang takkan membuatmu lebih pandai, tetapi
mengerjakan soal yang sulit akan mengajarimu perlahan.
4. Pelajari Gambar yang Besar
Anda mungkin akan memulai hari pertama anda dengan menyelidiki biokimia,
anatomi, fisiologi atau histologi. Sejak awal biasanya dosen akan berbicara tentang sel
kolumnar, transmisi impuls dan glikolisis dengan detail yang umum. Hari berikutnya
anda akan mempelajari bracialis plexus dan cardiac output. Ini adalah materi dengan
jumlah yang besar, sehingga seringkali mahasiswa tak siap. Untuk memudahkan
menghafal, maka pelajarilah gambar yang besar.
5. Belajarlah dalam Kelompok
"Saya lebih memilih belajar sendiri, karena saya tidak butuh orang lain"
SALAH! Kedokteran adalah tentang kerjasama dan berbagi informasi. Anda harus
bisa bekerjasama dengan orang lain. Bentuk kelompok kecil yang mempunyai
kebiasaan dan filosofi yang sama dengan anda (suka berolahraga, tidak suka
membicarakan nilai, dan mempunyai attitude yang baik). Ketika sudah terbentuk grup
yang benar, rencanakan pertemuan mingguan dalam rangka membahas tentang materi
yang tidak anda paham untuk beberapa jam. Bentuk sesi pertemuan malam sebelum
ujian, hanya untuk last minute-tweaking saja.
6. Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas melepas stres
Setiap mahasiswa kedokteran menghadapi tekanan yang sama, bahkan di
antara mereka ada yang lebih dari yang lain. Ingatkan teman anda yang sukanya
mengerutkan dahi, ajarilah untuk selalu tersenyum. Sekali lagi, time management
sangat membantu kita dalam menghindari stres. Luangkan sebagian waktu anda untuk
melakukan aktivitas yang membuat perasaan anda lebih baik (kumpul dengan teman,
berolahraga atau mendengarkan musik). Jangan biarkan stres mempengaruhi studi,
hubungan dan tentunya kesehatan anda.
5. PEMBAHASAN
Dalam semua permasalahan-permasalahan di atas dengan topik yang telah kita
bahas yaitu Kiat Belajar sebagai Mahasiswa Kedokteran pembahasan ini menjelaskan
tentang cara belajar seorang mahasiswa yang berpengaruh dengan melalui beberapa
problem.
Pertama yaitu transisi status dari siswa SLTA menjadi Mahasiswa baru yang
mengalami banyak perubahan. Paling umum adalah beradaptasi dengan cara sifat merubah
sifat-sifat anak SMA menjadi seorang Mahasiswa yang lebih mandiri serta tanggung
jawab dalam semua permaslahan yang di hadapi.
Kedua cara mengambil mata kuliah dengan mengacu pada sistem Indeks Penilaian
Komulatif ( IPK ) yang bawasannya masih asing di dengar oleh seorang mahasiswa baru.
Hal ini juga menjadi bahasan dalam topik ini, Mahasiswa baru harus belajar secara
maksimal agar mendapatkan nilai IPK yang cukup di bidang akademiknya agar dapat
mengambil paket dari jumlah mata kuliah ( SKS ) yang di tentukan.
Ketiga penghalang belajar Mahasiswa Baru yang kebanyakan adalah susah
mengatur jadwal belajar karena menghadapi sesuatu yang baru serta sifat dari Mahasiswa
baru masih membawa sifat Siswa SMA yang masih di jadwalkan oleh guru.
Keempat peran Orang Tua dalam mengawasi kegiatan belajar seorang Mahasiswa
baru. Bermacam-macam cara yang digunakan oleh Orang Tua dalam menjalankan
perannya seperti mendorong serta memotivasi anaknya dengan cara memfasilitasi
kebutuhannya secara berlebih tetapi dalam hal ini ada dua kemungkinan yang akan terjadi
pertama anak tersebut bisa menyalahgunakan dana yang berlebihan dengan berhura-hura
karena memilih salah pergaulan serta lingkungannya. kedua anak tersebut mengerti bahwa
Orang Tua memfasilitasi secara berlebihan ialah untuk kepentingan yang diperlukan
karena dia tahu bahwa Orang Tua telah berkorban untuk mendaftarkan anakanya ke
Fakultas Kedokteran hanya agar masa depannya sukses dan dia akan menggunakannya
sebaik-baiknya agar Orang tuanya bangga.
Kelima cara belajar yang efisien serta efektif untuk Mahasiswa Kedokteran,
definisi umumnya ialah belajar secara terjadwal dan teratur dalam membagi waktu serta
belajar secara bersama-sama atau biasa disebut kerja kelompok karena bisa mendapatkan
ilmu pengetahuan dari beberapa anggota kelompok dengan cara saling tukar pikiran
(sharing) terhadap suatu permasalahan yang baru untuk dapat diambil kesimpulannya agar
dapat diterima oleh semua serta dimengerti. Ada kalanya seperti belajar menggunakan
media musik karena menurut opini bisa lebih konsentrasi ataupun membuat notes-notes
penting yang di tempel di dinding-dinding ruangan dan lain sebagainya adalah tergantung
dari individu masing-masing kelompok tersebut tidak bisa dinyatakan sebagai acuan
umum agar bisa di contoh oleh semua Mahasiswa khususnya Kedokteran.
BAB III
PENUTUP
6. KESIMPULAN AKHIR
Dari problem-problem yang di permasalahkan serta pembahasan yang menarik
semua peryataan dari problemnya kesimpulan semua di atas adalah bahwa kiat-kiat belajar
sebagai mahasiswa kedokteran mempunyai banyak hal-hal yang rumit dalam mengatur
cara belajar yang dialami oleh semua individu mahasiswa kedokteran dan perlu di
pecahkan permasalahannya dengan cara berdiskusi antar anggota kelompok. Mahasiswa
dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan adanya bekal dan
pengalaman semasa menjadi siswa terdahulu.
Hal ini banyak menampung opini-opini dari keseluruhan anggota kelompok dan dari
opini-opini tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwasannya inti dari semua yang di bahas
adalah sama atau satu tujuan yang akan di raih oleh semua mahasiswa kedokteran.
Oleh karena itu, peran penting dari orang tua juga sangat diperlukan dalam
mengontrol pergaulan dan juga mengawasi proses pembelajaran demi terwujudnya
seorang mahasiswa yang berkompeten.
7. SARAN
Sebagai mahasiswa, harus lebih berkonsentrasi ke perkuliahan dari pada mencari
kesenangan. Karena proses pembelajaran saat mahasiswa ini akan sangat menentukan
masa depan kita.
Bagaimanapun kita sendiri yang nantinya akan menikmati hasil dari kerja keras
menuntut ilmu dikemudian hari .
DAFTAR PUSTAKA
Diskusi sesama anggota Small Group Discussion ( SGD ) serta di dampingi oleh tutor
yang bertugas mengarahkan setiap diskusi kita atau sebagai fasilitator.
Literatur buku Ilmu Kedokteran Terintegrasi berjudul Bioetik dan Humaniora yang di
susun oleh dr. Ibrahim Njoto, M.Ked, PA , dr. Meivy Isnoviana, SH , dr. Akmarawita
Kadir, M.Kes
http://wangtry.wordpress.com/2010/11/05/ipk-indeks-prestasi-kumulatif-pentingkah/
http://edukasi.kompasiana.com/2011/07/18/waspadai-penghalang-menuntut-ilmu/
http://sibtufadil.blogspot.com/2008/11/renungan-masa-transisi-dari-siswa.html
http://drhoki.blogspot.com/2012/04/tips-agar-survive-di-fakultas.html
http://aday717.student.umm.ac.id/2010/07/28/pentingnya-perhatian-orang-tua-terhadap-
anak/