LAPORAN KINERJA
BALAI PENGKAJIAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
MALUKU UTARA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
MALUKU UTARA
BADAN LITBANG PERTANIAN
2017
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
i
KATA PENGANTAR
Sujud syukur kehadirat Allah SWT karena atas
berkat rahmat-Nya Laporan Kinerja (LAKIN) Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku Utara dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan Kinerja
BPTP Maluku Utara tahun 2017 merupakan bentuk pertanggungjawaban BPTP Maluku Utara atas pencapaian
sasaran strategis seperti yang telah tertuang di dalam
Perjanjian Kinerja sekaligus wujud transparansi dan pertanggungjawaban kepada masyarakat dalam
penggunaan APBN tahun anggaran 2017.
Penyusunan Laporan Kinerja merupakan amanah dari Peraturan
Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan ini menyajikan capaian kinerja BPTP Maluku Utara selama tahun anggaran 2017 dalam pelaksanaan kebijakan dan pengkajian dalam
mendukung pembangunan pertanian di Provinsi Maluku Utara. BPTP Maluku
Utara sebagai lembaga penyedia teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi Maluku Utara akan terus melaksanakan kegiatan pengkajian inovatif dan
berkelanjutan untuk menjawab berbagai tantangan dan kebutuhan para stakeholder.
Keberhasilan capaian kinerja BPTP Maluku Utara selama periode tahun 2017 merupakan hasil kerja keras seluruh jajaran BPTP Maluku Utara serta
dukungan instansi pusat dan daerah dalam turut serta mendukung memajukan
pertanian di Provinsi Maluku Utara. Namun demikian masih terdapat permasalahan yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak untuk
ditindaklanjuti dan dicarikan solusi terbaiknya demi mendukung keberhasilan pembangunan pertanian di Provinsi Maluku Utara untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani.
Sofifi, Januari 2018
Kepala Balai,
Dr. Ir. Bram Brahmantiyo., M.Si.
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Maluku Utara disusun atas dasar penjabaran Rencana Strategis BPTP Maluku Utara sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dalam melaksanakan
pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Implementasi dari rencana strategis BPTP Maluku Utara
dituangkan dalam tujuan yang akan dicapai dalam jangka waktu lima tahun ke
depan, sasaran tahunan maupun sasaran akhir rencana strategis tersebut. Pencapaian sasaran dan tujuan tersebut mengacu pada kebijakan umum
penelitian dan pengembangan pertanian yang telah dirumuskan dalam Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian periode tahun 2015-2019, untuk itu BPTP menetapkan kebijakan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian.
Program BPTP Maluku Utara yang dilaksanakan dalam kurun waktu
2015-2019 dengan satu program yaitu kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian yang dijabarkan dalam beberapa
kegiatan utama. Indikator kinerja tahun 2017 yang merupakan tahun ketiga pelaksanaan Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun
2015-2019, maka secara umum pencapaian indikator kinerja tahun 2017 cukup
baik jika dibandingkan dengan tahun 2016. Pada indikator kinerja “jumlah teknologi spesifik lokasi”, yaitu jumlah teknologi spesifik lokasi sebanyak 2
paket teknologi spesifik Maluku Utara dari target 2 paket teknologi atau tercapai 100%. Pada indikator kinerja “jumlah model pengembangan inovasi teknologi
pertanian bioindustri” dicapai melalui kegiatan model rintisan bioindustri kopi
dan kakao sebanyak 1 (satu) model, sehingga capaian kinerja sebesar 100%.
Pada indikator kinerja “jumlah teknologi yang didiseminasikan”
terdapat peningkatan capaian dibandingkan tahun sebelumnya dan menjadi capaian terbesar dari 7 (tujuh) indikator yang ada, dari target 4 (empat)
tercapai 9 (sembilan) sehingga realisasi sebesar 225% dapat dicapai. Untuk indikator kinerja “jumlah produksi benih sumber padi” dari target 9 ton hanya
tercapai 4,015 ton atau sebesar 44,61%, hal ini disebabkan adanya kendala
serangan hama penyakit pada tanaman padi (tungro) dan curah hujan yang sangat tinggi sehingga produksi benih padi tidak optimal. Untuk indikator
kinerja “jumlah rekomendasi kebijakan Pembangunan Pertanian Wilayah”, terdapat peningkatan capaian dibandingkan tahun sebelumnya sebagai akibat
meningkatnya hasil rekomendasi pada kegiatan Analisis Kebijakan Pertanian
dan kegiatan Inovasi Padi Lahan Kering Mendukung Kemandirian Pangan di Wilayah Perbatasan Morotai Provinsi Maluku Utara sehingga dari target 1 (satu)
rekomendasi tercapai 2 (dua) rekomendasi atau terealisasi sebesar 200%. Pada indikator kinerja “jumlah aksesi sumberdaya genetik yang terkonservasi dan
terdokumentasi”, dapat dicapai melebihi target yang ditetapkan dari target 5 (lima) aksesi yang terdaftar terealisasi 7 (tujuh) aksesi terdaftar sehingga
realisasi mencapai 140%. Hal ini bisa dicapai karena kerjasama yang baik
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
iii
dengan Pemerintah Daerah untuk mendorong sumberdaya genetik spesifik lokasinya untuk didaftarkan menjadi varietas unggul lokal. Untuk capaian
indikator kinerja “jumlah layanan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi
teknologi pertanian” tahun 2017, dapat dicapai dengan baik dengan realisasi 100%.
Dilihat dari hasil tabel indikator kinerja, kinerja BPTP Maluku Utara tahun 2017 secara umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai
keberhasilan sebagaimana telah ditetapkan. Kecuali untuk produksi benih padi yang tidak mencapai target produksi yang ditetapkan dikarenakan force majour. Keberhasilan capaian kinerja pada tahun 2017 tersebut di atas antara
lain disebabkan oleh:
1) Kesiapan dan kelengkapan dokumen perencanaan yang tepat waktu;
2) Intensifnya kegiatan pertemuan masing-masing tim penanggung jawab bersama para pejabat struktural;
3) Keterlibatan petani kooperator dalam penerapan teknologi yang masih
sangat terbuka dalam penerapan inovasi teknologi; dan
4) Dukungan instansi Pemerintah Daerah Provinsi maupun Kabupaten/Kota
khususnya Dinas Pertanian dalam mensinergikan masing-masing kegiatan yang sejalan.
Realisasi keuangan Satker BPTP atas dasar SP2D sampai dengan akhir TA. 2017 mencapai Rp. 11.832.801.746,- (96,22%) dari total anggaran yang
dialokasikan dalam DIPA BPTP Maluku Utara TA. 2017, sedangkan realisasi
pendapatan negara dan hibah pada akhir tahun 2017 adalah sebesar Rp. 81.217.494,- atau mencapai 142,94% dari estimasi pendapatan yang
ditetapkan sebesar Rp. 56.820.000,-.
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ v
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ........................................ 2
2.1. Perencanaan Strategis ............................................................... 2
2.1.1. Visi dan Misi .................................................................... 2
2.1.2. Tujuan dan Sasaran ......................................................... 2
2.1.3. Arah Kebijakan ................................................................ 3
2.1.4. Strategi ........................................................................... 4
2.1.5. Program dan Kegiatan ...................................................... 6
2.1.6. Indikator Kinerja Utama ................................................... 7
2.2. Perencanaan Kinerja .................................................................. 8
2.3. Perjanjian Kinerja ................................................................. ... 11
III. AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................... 13
3.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja ................................................ 13
3.2. Analisis Capaian Kinerja ........................................................... 14
3.3. Akuntabilitas Keuangan ............................................................. 25
3.3.1. Anggaran dan Realisasi .................................................. 25
3.3.2. Estimasi dan Realisasi Pendapatan .................................. 26
IV. PENUTUP ......................................................................................... 27
LAMPIRAN ............................................................................................. 28
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
v
DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan Halaman
2.1
Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Balitbangtan
2015-2019 .............................................................
8
2.2 Rencana Kinerja Tahun 2017 .................................... 9
2.3 Judul Kegiatan dan Alokasi Anggaran BPTP Maluku
Utara Tahun 2017 ...................................................
10
2.4 Perjanjian Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017 ...... 12
3.1 Capaian Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017 ....... 13
3.2 Alokasi dan Realisasi Anggaran BPTP Maluku Utara TA.
2017 ......................................................................
25
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
1
I. PENDAHULUAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
16/Permentan/OT.140/3/2006, tanggal 1 Maret 2006, Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Maluku Utara mempunyai tugas pokok melaksanakan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik
lokasi. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut BPTP Maluku Utara menyelenggarakan fungsi; 1). Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi
kebutuhan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; 2). Pelaksanaan
penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; 3). Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta
perakitan materi penyuluhan; 4). Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan
pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan 5). Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi
pertanian.
BPTP Maluku Utara dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya didukung oleh kelompok pengkaji (Kelji) yang terdiri dari kelji budidaya, kelji sosek
dan kelji pascapanen yang di dalamnya terdapat sumber daya peneliti, penyuluh, tenaga administrasi dan teknisi. Sumber daya manusia dalam kelji tersebut terdiri
atas berbagai disiplin ilmu, yaitu agronomi, hama penyakit, perbenihan, sosial
ekonomi, peternakan, ilmu tanah, penyuluhan, dan teknologi pascapanen yang terpadu untuk mendukung program/kegiatan di BPTP Maluku Utara. Disamping
itu, adanya Kebun Percobaan (KP) Bacan sebagai dukungan sumber daya untuk pelaksanaan pengkajian, pengembangan, perakitan teknologi spesifik lokasi, dan
diseminasi yang dilakukan oleh BPTP; serta mempercepat pemasyarakatan inovasi teknologi yang telah dihasilkan oleh UK/UPT lingkup Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Untuk itu, kegiatan BPTP Maluku Utara adalah menjalankan fungsi pengkajian dan penyebarluasan serta pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan
dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi yang telah dihasilkan oleh UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian, termasuk BPTP.
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
2
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Perencanaan Strategis
2.1.1. Visi dan Misi
Sebagai Bussines Unit Badan Litbang Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) merupakan salah satu unit pelaksana teknis Eselon III
(tiga) Badan Litbang Pertanian yang secara hierarki merupakan Functional Unit dan berada dibawah Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian (BBP2TP). Berdasarkan hierarchical strategic plan, maka BBP2TP menyusun Visi, Misi, Kebijakan, Program, dan Rencana Aksi Badan Litbang
Pertanian, yang selanjutnya pada tataran rencana strategis BPTP/UPT (functional unit) dituangkan menjadi Rencana Operasional. Oleh karena itu visi, misi, kebijakan, strategi, dan program Badan Litbang Pertanian tahun 2015-2019
mengacu pada Visi dan Misi Kementerian Pertanian, yang selanjutnya akan menjadi visi, misi, kebijakan, strategi, dan program seluruh satuan kerja Badan
Litbang Pertanian. Sehingga visi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
adalah:
“Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pertanian Terkemuka di Dunia dalam Mewujudkan Sistem Pertanian Bio-Industri Tropika Berkelanjutan”.
Sedangkan misinya adalah:
1) Merakit, menguji, dan mengembangkan inovasi pertanian tropika unggul
berdaya saing mendukung pertanian bio-industri;
2) Mendiseminasikan inovasi pertanian tropika unggul dalam rangka peningkatan scientific recognition dan impact recognition.
2.1.2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan:
Tujuan pengkajian dan diseminasi hasil penelitian dan pengkajian di BPTP Maluku Utara dalam kurun waktu lima tahun ke depan terdiri atas:
1. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi pertanian tropika unggul berdaya saing mendukung pertanian bio-industri berbasis advance technology dan bio-science, aplikasi IT, dan adaptif terhadap dinamika
iklim;
2. Mengoptimalkan pemanfaatan inovasi pertanian tropika unggul untuk
mendukung pengembangan IPTEK dan pembangunan pertanian nasional.
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
3
Sasaran:
Sasaran yang ingin dicapai oleh BPTP Maluku Utara baik yang dijabarkan
dalam sasaran tahunan maupun sasaran akhir rencana strategis yaitu:
1. Tersedianya varietas dan galur/klon unggul baru adaptif, dan berdaya saing dengan memanfaatkan advance technology dan bio-science;
2. Tersedianya teknologi dan inovasi budidaya, pasca panen, dan prototipe alsintan berbasis bio-science dan bio-enginering dengan memanfaatkan
advance technology, seperti teknologi nano, bio-teknologi, iradiasi, bio-informatika dan bio-prosesing yang adaptif;
3. Tersedianya data dan informasi sumberdaya pertanian (lahan, air, iklim,
dan sumber daya genetik) berbasis bio-informatika dan geo-spasial dengan dukungan IT;
4. Tersedianya model pengembangan inovasi pertanian, kelembagaan dan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian;
5. Tersedia dan terdistribusinya produk inovasi pertanian (benih/bibit)
sumber, prototipe, peta, data, dan informasi) dan materi transfer teknologi;
6. Penguatan dan perluasan jejaring kerja mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka serta meningkatkan HKI.
2.1.3. Arah Kebijakan
Arah kebijakan pengkajian dan diseminasi inovasi teknologi spesifik lokasi
tahun 2015-2019 harus mengacu pada arah kebijakan pembangunan Pertanian Nasional (RPJMN) dan arah kebijakan pembangunan pertanian yang tertuang
dalam Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045, serta arah
kebijakan Badan Litbang Pertanian. Berdasarkan kebijakan Badan Litbang Pertanian untuk pengembangan nilai tambah kegiatan pertanian melalui
penerapan konsep pertanian bio-industri, maka arah kebijakan pengkajian dan diseminasi teknologi dan inovasi pertanian spesifik lokasi adalah mengembangkan
sistem pengkajian dan diseminasi mendukung pertanian bio-industri berbasis
sumberdaya lokal, sesuai dengan Program Badan Litbang Pertanian 2015-2019: Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan.
Secara rinci arah kebijakan Pengembangan pengkajian dan diseminasi
teknologi inovasi pertanian spesifik lokasi ke depan adalah:
1. Mengembangkan kegiatan pengkajian dan diseminasi mendukung
peningkatan produksi hasil pertanian wilayah, sebagai upaya percepatan
penerapan swasembada pangan nasional;
2. Mendorong pengembangan dan penerapan advance technology untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumberdaya lokal sepsifik lokasi, yang jumlahnya semakin terbatas;
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
4
3. Mendorong terciptanya suasana keilmuan dan kehidupan ilmiah yang kondusif sehingga memungkinkan optimalisasi sumberdaya manusia dalam
pengembangan kapasitasnya dalam melakukan pengkajian dan diseminasi
teknologi inovasi pertanian spesifik lokasi;
4. Mendukung terciptanya kerjasama dan sinergi yang saling menguatkan antara
UK/UPT lingkup Balitbangtan dengan berbagai lembaga terkait, terutama dengan stakeholder di daerah.
Adapun sasaran pengembangan pengkajian dan diseminasi teknologi inovasi pertanian spesifik lokasi yang akan dicapai pada periode 2015-2019 adalah
sebagai berikut:
1. Tersedianya inovasi pertanian spesifik lokasi mendukung pertanian bio-industri berkelanjutan;
2. Terdesiminasinya inovasi pertanian spesifik lokasi, serta terhimpunnya umpan balik dari implementasi program dan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi;
3. Tersedianya model-model pengembangan inovasi pertanian bio-industri
spesifik lokasi;
4. Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan mendukung percepatan
pembangunan pertanian wilayah berbasis inovasi pertanian spesifik lokasi; dan
5. Terbangunnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi.
Dalam rangka peningkatan dukungan inovasi dan teknologi sesuai yang
tertuang dalam Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019, maka upaya yang harus dilakukan meliputi:
1. Meningkatkan kapasitas dan fasilitas peneliti di bidang pertanian;
2. Meningkatkan penelitian yang memanfaatkan teknologi terkini dalam rangka
mencari terobosan peningkatan produktivitas benih/bibit/ tanaman/ternak;
3. Memperluas cakupan penelitian mulai dari input produksi, efektivitas lahan, teknik budidaya, teknik pasca panen, teknik pengolahan hingga teknik
pengemasan dan pemasaran;
4. Meningkatkan diseminasi teknologi kepada petani secara luas; dan
5. Membina petani maju sebagai patron dalam pengembangan dan penerapan
teknologi baru di tingkat lapangan.
2.1.4. Strategi
Uraian pada bagian ini mengemukakan berbagai strategi yang
dikembangkan dalam mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan. Prinsip dasar dari strategi ini adalah untuk terjadinya percepatan dalam pencapaian
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
5
sasaran strategis, atau strategi ini menggambarkan upaya unusual yang perlu dikembangkan dalam pencapaian sasaran strategis.
Sasaran 1: Tersedianya teknologi pertanian spesifik lokasi
Strategi untuk mencapai sasaran tersebut adalah melalui penyempurnaan sistem dan perbaikan fokus kegiatan pengkajian yang didasarkan pada kebutuhan
pengguna (petani dan pelaku usaha agribisnis lainnya) dan potensi sumberdaya wilayah. Penyempurnaan sistem pengkajian mencakup metode pelaksanaan
pengkajian serta monitoring dan evaluasi. Strategi ini diwujudkan ke dalam satu sub kegiatan yaitu: Pengkajian inovasi pertanian spesifik lokasi.
Sasaran 2: Tersedianya model pengembangan inovasi teknologi pertanian bioindustri
Strategi untuk mencapai sasaran tersebut adalah melalui peningkatan efektivitas kegiatan tematik di BPTP yang disinergikan dengan UK/UPT lingkup
Balitbangtan, terutama dalam menerapkan hasil-hasil litbang pertanian dalam
super impose model pertanian bio-industri berbasis sumberdaya lokal.
Sasaran 3: Terdiseminasinya inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi
Strategi untuk mencapai sasaran tersebut adalah melalui peningkatan kuantitas dan atau kualitas informasi, media dan lembaga diseminasi inovasi
pertanian. Strategi ini diwujudkan ke dalam satu sub kegiatan yaitu: Penyediaan
dan penyebarluasan inovasi pertanian.
Sasaran 4: Tersedianya benih sumber mendukung sistem perbenihan
Strategi untuk mencapai sasaran tersebut adalah melalui peningkatan
peran dan fungsi Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) BPTP Maluku Utara dalam
memproduksi benih sumber. Strategi ini diwujudkan ke dalam satu sub kegiatan yaitu: Produksi benih padi ES 9 ton.
Sasaran 5: Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan
pembangunan pertanian
Strategi untuk mencapai sasaran tersebut adalah melalui peningkatan kajian-kajian tematik terhadap berbagai isu dan permasalahan pembangunan
pertanian baik bersifat responsif terhadap dinamika kebijakan dan lingkungan strategis maupun antisipatif terhadap pandangan futuristik kondisi pertanian pada
masa mendatang. Strategi ini diwujudkan ke dalam satu sub kegiatan yaitu: analisis kebijakan pertanian mendukung empat sukses Kementerian Pertanian.
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
6
Sasaran 6: Tersedianya sumber daya genetik yang terkonservasi dan terdokumentasi
Strategi untuk mencapai sasaran tersebut adalah melalui peningkatan
identifikasi, karakterisasi, pendaftaran dan pengelolaan sumber daya genetik spesifik lokasi Maluku Utara. Strategi ini diwujudkan ke dalam satu sub kegiatan
yaitu: Pengelolaan sumber daya genetik spesifik lokasi di Maluku Utara.
Sasaran 7: Terbangunnya sinergi layanan internal pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
Strategi untuk mencapai sasaran tersebut adalah melalui peningkatan
efektivitas manajemen institusi. Strategi ini diwujudkan ke dalam delapan sub kegiatan yaitu:
1. Penguatan kegiatan pendampingan model diseminasi dan program strategis kementan serta program strategis Badan Litbang Pertanian;
2. Penguatan manajemen mencakup perencanaan dan evaluasi kegiatan serta
administrasi institusi;
3. Pengembangan kompetensi SDM;
4. Penguatan kapasitas kelembagaan melalui penerapan ISO 9001:2015;
5. Peningkatan pengelolaan kebun percobaan;
6. Peningkatan kapasitas instalasi UPBS;
7. Jumlah publikasi nasional dan internasional; dan
8. Peningkatan pengelolaan data base dan website.
2.1.5. Program dan Kegiatan
Program utama yang dilakukan oleh Balitbangtan dalam kurun waktu 2015-2019 dalah Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan. Program ini dijabarkan lagi dalam kegiatan utama yang dilakukan
untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi BPTP, kegiatan tersebut adalah Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian.
Untuk mengimplementasikan mandatnya, selanjutnya program tersebut dijabarkan dalam beberapa kegiatan utama dan indikator, yaitu :
1. Pengkajian inovasi pertanian unggulan spesifik agroekosistem, dengan
indikator utama jumlah inovasi pertanian.
2. Penyediaan dan penyebarluasan inovasi pertanian, dengan indikator utama
jumlah jenis materi inovasi.
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
7
3. Pendampingan program strategis pembangunan pertanian wilayah, dengan indikator utama jumlah program strategis pembangunan pertanian wilayah
yang mencapai sasaran.
4. Advokasi teknis dan kebijakan operasional pembangunan pertanian wilayah, regional dan nasional, dengan indikator utama jumlah rekomendasi.
5. Pengembangan kerjasama nasional dan internasional dalam pengkajian dan pendayagunaan inovasi pertanian, dengan indikator utama jumlah MoU yang
terimplementasi.
6. Koordinasi dan sinkronisasi operasional pengkajian dan pengembangan
inovasi pertanian, dengan indikator utama jumlah sinergi operasional
pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian.
7. Penyediaan petunjuk pelaksanaan (juklak) /petunjuk teknis (juknis)
pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian, dengan indikator utama jumlah juklak/juknis.
8. Penguatan manajemen, perencanaan dan evaluasi kegiatan serta adminstrasi
institusi, dengan indikator utama jumlah dokumen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta administrasi keuangan, kepegawaian dan sarana prasarana.
9. Peningkatan kualitas manajemen institusi, dengan indikator utama Jumlah dokumen penerapan ISO 9001:2008.
10. Pengembangan kompetensi SDM, dengan indikator utama jumlah SDM yang meningkat kompetensinya.
11. Pengembangan publikasi bertaraf nasional/internasional, dengan indikator
utama jumlah publikasi bertaraf nasional/internasional
12. Peningkatan pengelolaan laboratorium, dengan indikator utama jumlah
laboratorium yang produktif.
13. Peningkatan pengelolaan kebun percobaan, dengan indikator utama jumlah
kebun percobaan yang produktif.
14. Penyebaran benih unggul varietas Badan Litbang Pertanian, dengan indikator utama jumlah unit usaha penangkaran benih sumber yang terfungsikan
secara produktif.
15. Peningkatan pengelolaan website dan database, dengan indikator utama
Jumlah website dan database yang ter-update secara berkelanjutan.
2.1.6. Indikator Kinerja Utama
Kinerja kegiatan lingkup BPTP Maluku Utara, mengacu pada indikator kinerja utama (IKU) Balitbangtan Kementerian Pertanian 2015-2019. Keterkaitan
antara sasaran dan IKU Balitbangtan 2015-2019 dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
8
Tabel 2.1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Balitbangtan 2015-2019
No Sasaran Indikator Kinerja Utama
1 Tersedianya varietas dan galur/klon unggul baru, adaptif dan berdaya saing dengan memanfaatkan advanced technology dan bio-science
1. Jumlah varietas dan galur/klon unggul baru
2 Tersedianya teknologi dan inovasi budidaya, pasca panen, dan prototipe alsintan berbasis bio-science dan bio-enginering dengan
memanfaatkanadvanced techonology, seperti teknologi nano, bioteknologi, iradiasi, bioinformatika dan bioprosesing yang adaptif
1. Jumlah teknologi pengelolaan lahan, air, agroklimat, dan sumberdaya genetik
2. Jumlah teknologi budidaya, 3. Jumlah teknologi spesifik lokasi 4. Jumlah prototipe alsintan 5. Jumlah teknologi pasca panen
dan pengolahan
3 Tersedianya data dan informasi sumberdaya pertanian (lahan, air, iklim dan sumberdaya genetik) berbasis bio-informatika dan geo-spasial dengan dukungan IT
1. Jumlah peta tematik sumberdaya lahan dan genetik
4 Tersedianya model pengembangan inovasi pertanian, dan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian
1. Jumlah model pengembangan inovasi pertanian bio-industri spesifik lokasi
2. Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian
5 Tersedianya dan terdistribusinya produk inovasi pertanian (benih/bibit sumber, prototipe, peta, data, dan informasi) dan materi transfer teknologi
1. Jumlah benih/bibit sumber tanaman/ternak
2. Jumlah teknologi yang diseminasikan ke pengguna
6 Penguatan dan perluasan jejaring kerja mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka serta meningkatkan HKI
1. Jumlah kerja sama 2. Jumlah HKI
2.2. Perencanaan Kinerja
Sesuai dengan anggaran yang telah dialokasikan dalam Rencana Kinerja
Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKA-KL) pada tahun 2017, BPTP akan mengimplementasikan kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian melalui beberapa kegiatan utama. Hal ini seperti yang tercantum dalam tabel 2.2 berikut ini:
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
9
Tabel 2.2. Rencana Kinerja Tahun 2017
No Sasaran Indikator Kinerja Kegiatan Utama Target
1 Tersedianya teknologi dan inovasi budidaya, pasca panen berbasis bio-science dengan memanfaatkan advanced techonology yang adaptif
Jumlah teknologi spesifik lokasi
Teknologi spesifik lokasi
2
Jumlah Aksesi Sumber Daya Genetik (SDG) yang terkonservasi dan
terdokumentasi
SDG yang terkonservasi dan terdokumentasi
1
2 Tersedianya model pengembangan inovasi pertanian, dan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian
Jumlah model pengembangan inovasi pertanian bio-industri spesifik lokasi
Model pengembangan inovasi pertanian bio-industri spesifik lokasi
1
Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian
Rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian
1
3 Tersedianya dan terdistribusinya produk inovasi pertanian (benih/bibit sumber, prototipe, peta, data, dan informasi) dan materi transfer teknologi
Jumlah benih/bibit sumber tanaman/ternak
Benih sumber padi, jagung dan kedelai
1
Jumlah teknologi yang diseminasikan ke pengguna
Teknologi yang terdiseminasi ke pengguna
10
4 Penguatan dan perluasan jejaring kerja mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang
handal dan terkemuka serta meningkatkan HKI
Jumlah kerja sama
Inisiasi kerjasama penelitian
1
5 Meningkatnya kapasitas SDM dan pemanfaatan sarana-prasarana untuk mendukung kegiatan penelitian, pengkajian, dan pendayagunaan inovasi pertanian berkualitas
Jumlah layanan internal
Layanan internal 11
Jumlah layanan perkantoran
Layanan perkantoran
2
Selanjutnya masing-masing kegiatan utama tersebut akan di dicapai melalui beberapa judul kegiatan. Adapun masing-masing judul kegiatan beserta
alokasi anggaran untuk rencana kinerja tahun 2017, yaitu :
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
10
Tabel 2.3. Judul Kegiatan dan Alokasi Anggaran BPTP Maluku Utara Tahun 2017
No Kegiatan Utama Judul Kegiatan Alokasi
Anggaran (Rp.000)
1 Teknologi spesifik lokasi 1. Kajian Model Pengembangan Kawasan Sapi Potong di Maluku Utara
2. Kajian Perbaikan Teknologi Budidaya Kakao di Kabupaten Halmahera Selatan
90.676
146.074
2 SDG yang terkonservasi dan terdokumentasi
1. Pengelolaan sumber daya genetik spesifik lokasi di Maluku Utara
75.000
3 Model pengembangan inovasi pertanian bio-industri spesifik lokasi
1. Model pertanian bioindustri di Maluku Utara 200.000
4 Rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian
1. Analaisis kebijakan pertanian: Responsif dan antisipatif terhadap isu-isu yang berkembang di Maluku Utara
75.000
5 Benih sumber padi, jagung dan kedelai
1. Produksi benih sumber padi ES 9 ton 2. Dukungan perbenihan komoditas sukun
(10.000 Batang) 3. Dukungan perbenihan komoditas kelapa
(5.000 butir) 4. Dukungan perbenihan komoditas pala
(12.750 pohon)
112.050 80.000
57.500
114.750
6 Teknologi yang terdiseminasi ke pengguna
1. Peningkatan kapasitas penyuluh dalam penyebaran inovasi teknologi
2. Pengembangan Taman Agro dan visitor peternakan di Kebun Sofifi
3. Pendampingan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan di Maluku Utara
4. Pendampingan Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura di Maluku Utara
5. Pendampingan Pengembangan Kawasan Tanaman Perkebunan di Maluku Utara
6. Pendampingan Kawasan Peternakan (Sapi) di Maluku Utara
7. Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan, dan Dukungan Teknologi UPSUS PJK dan Komoditas Utama Kementan
8. Inovasi Pertanian Padi Lahan Kering Mendukung Kemandirian Pangan di Wilayah Perbatasan Morotai Provinsi Maluku Utara
9. Pengembangan pola tanam tanaman padi di Maluku Utara
10. Inovasi teknologi pertanian pada lahan kering dan sawah tadah hujan melalui introduksi VUB guna meningkatkan IP Pajale di Maluku Utara
200.000
55.000
60.000
60.000
60.000
60.000
517.500
100.000
75.000
200.700
7 Inisiasi kerjasama penelitian
1. Inisiasi kerjasama penelitian 25.150
8 Layanan internal 1. Belanja modal peralatan dan mesin 2. Pembangunan dan renovasi gedung dan
bangunan 3. Pengelolaan keuangan 4. Administrasi kepegawaian 5. Pelaksanaan kegiatan SPI/WBK
804.000 4.707.000
82.860 44.015 33.630
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
11
Berdasarkan RKA-KL dan POK (Petunjuk Operasional Kinerja) BPTP Maluku Utara Tahun 2017, indikator kinerja kegiatan tersebut ditetapkan oleh
Kepala Balai Besar Pengkajian Teknologi Pertanian melalui Penetapan Kinerja Tahunan pada tahun 2017.
2.3. Perjanjian Kinerja
Komitmen BPTP Maluku Utara untuk mengeksekusi strategi pembangunan
pertanian pada tahun kedua pelaksanaan Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019 diwujudkan melalui Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku Utara. Hal ini sejalan dengan amanah dari
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara
Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Berdasarkan Peraturan Menteri PAN/RB No 53/2014, Perjanjian Kinerja
(PK) adalah lembaga/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi
yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksaakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui PK terwujudlah
komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang
serta sumberdaya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada
kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (Outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumya.
Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dan kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud
kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
6. Peningkatan kapasitas SDM 7. Pengelolaan informasi dan dokumentasi
(PPID, perpustakaan, website, dan database)
8. Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Implementasi ISO 9001:2008
9. Koordinasi penyusunan program dan anggaran teknologi pertanian
10. Dokumentasi MONEV dan pelaporan kegiatan
11. UAPPA/B-W Kementerian Pertanian
75.420 106.335
32.590
174.250
95.000
350.000
9 Layanan perkantoran 1. Gaji dan tunjangan 2. Operasional dan pemeliharaan kantor
2.302.625 1.125.000
Total Anggaran 12.297.125
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
12
Tabel 2.4. Perjanjian Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1 Tersedianya teknologi pertanian spesifik lokasi
Jumlah teknologi spesifik lokasi komoditas strategis
2 Teknologi
2 Tersedianya Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri
Jumlah model pengembangan inovasi teknologi pertanian bioindustri
1 Model
3 Terdiseminasikannya inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi
Jumlah teknologi diseminasi yang didistribusikan ke pengguna
4 Teknologi
4 Tersedianya benih sumber mendukung sistem perbenihan
Jumlah produksi benih sumber padi ES
9 Ton
5 Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan Pembangunan Pertanian
Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian wilayah
1 Rekomendasi
6 Tersedianya sumberdaya genetik yang terkonservasi dan terdokumentasi
Jumlah aksesi sumberdaya genetik yang terkonservasi dan terdokumentasi
5 Aksesi
7 Dihasilkannya sinergi layanan internal pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
Jumlah layanan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian
12 Layanan
Sesuai dengan kedua peraturan yaitu Perpres No. 29/2014 dan Permen
PAN/RB No 53/2014 tersebut, pejanjian kinerja BPTP Maluku Utara tahun 2017
berisikan indikator kinerja utama beserta targetnya, dimana indikator kinerja tersebut memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan, yaitu spesifik (spesific), dapat
diukur (measurable), dapat dicapai (attainable), berjangka(time bound), dan dapat dipantau serta dikumpulkan.
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
13
III. AKUNTABILITAS KINERJA
Dalam tahun anggaran 2017, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian telah
menetapkan 5 (lima) sasaran yang akan dicapai. Ke lima sasaran tersebut
selanjutnya diukur dengan 9 (sembilan) indikator kinerja. Ke lima sasaran tersebut dicapai hanya melalui satu program, yaitu: Program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 12 (dua belas) kegiatan utama. Realisasi sampai akhir tahun
2017 menunjukkan kelima sasaran yang telah ditargetkan dapat ada yang dicapai dengan baik dan ada yang belum tercapai dengan baik dikarenakan kendala dan
permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan.
3.1. Pengukuran Capaian Kinerja
Keberhasilan pencapaian sasaran program dan kegiatan tahun 2017 ditetpkan berdasarkan penilaian melalui skoring yang mengacu pada kriteria
ukuran Kementerian Pertanian dan Badan Litbang Pertanian, yaitu: (1) Sangat Baik
dengan capaian > 100%, (2) Baik dengan capaian 80-100%, (3) Cukup dengan capaian 60-80%, dan (4) Kurang dengan capaian < 60% terhadap sasaran yang
telah ditetapkan.
Tabel 3.1. Capaian Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Tahun
2016 2017
Target Capaian Target Capaian
1 Tersedianya teknologi pertanian spesifik lokasi
Jumlah teknologi spesifik lokasi
3 Tekn.
3 Tekn.
1 Tekn.
2 Tekn.
2 Tersedianya Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri
Jumlah model pengembangan inovasi teknologi pertanian bioindustri
1 Model
1 Model
1 Model
1 Model
3 Terdiseminasikannya inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi
Jumlah inovasi teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna
6 Tekn.
6 Tekn.
4 Tekn.
9 Tekn.
4 Tersedianya benih sumber mendukung sistem perbenihan
Jumlah produksi benih sumber padi
5 Ton
3,6 Ton
9 Ton
4,015 Ton
5 Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan Pembangunan Pertanian
Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian wilayah
2 Rekom.
2 Rekom.
1 Rekom.
2 Rekom.
6 Tersedianya sumberdaya genetik yang terkonservasi dan terdokumentasi
Jumlah aksesi sumberdaya genetik yang terkonservasi dan terdokumentasi
2 Aksesi
2 Aksesi
5 Aksesi
7 Aksesi
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
14
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Tahun
2016 2017
Target Capaian Target Capaian
7 Dihasilkannya sinergi layanan internal pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
Jumlah layanan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian
12 Bulan
12 Bulan
12 Bulan
12 Bulan
Indikator kinerja tahun 2017 yang merupakan tahun ketiga pelaksanaan
Renstra Tahun 2015-2019, maka secara umum pencapaian indikator kinerja tahun 2017 sudah tercapai. Hal ini dapat dilihat dari:
1. Indikator kinerja “Jumlah teknologi spesifik lokasi”, yaitu sebanyak 2 paket
teknologi spesifik Maluku Utara dari target 1 paket teknologi atau tercapai 200%;
2. Indikator kinerja “Jumlah model pengembangan inovasi teknologi pertanian bioindustri”, yaitu sebanyak 1 model pengembangan bioindustri dari target 1
model pengembangan bioindustri atau tercapai 100%;
3. Indikator kinerja “Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna” yaitu sebanyak 9 paket teknologi dari target 4 paket teknologi atau tercapai 225%;
4. Indikator kinerja “Jumlah produksi benih sumber padi” yaitu sebanyak 4,015 ton dari target 9 ton benih padi ES atau hanya tercapai 44,61%;
5. Indikator kinerja “Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian wilayah”, yaitu sebanyak 2 rekomendasi dari target 1 rekomendasi atau
tercapai 200%;
6. Indikator kinerja “Jumlah aksesi sumber daya genetik yang terkonservasi dan terdokumentasi”, yaitu sebanyak 7 aksesi dari target 5 aksesi atau tercapai
140%; dan 7. Indikator kinerja “Jumlah layanan pengkajian dan percepatan diseminasi
inovasi teknologi pertanian”, yaitu sebanyak 12 Bulan dari target 12 Bulan
atau tercapai 100%.
Disamping itu, dilihat dari hasil tabel indikator kinerja, kinerja Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara tahun 2017 secara umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai keberhasilan sebagaimana telah
ditetapkan pada tahun 2017.
3.2. Analisis Capaian Kinerja
Analisis capaian kinerja tahun 2017 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran 1 : Tersedianya teknologi pertanian spesifik lokasi
Sasaran pertama diukur dengan satu indikator tersedianya teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja
tersebut digambarkan sebagai berikut:
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
15
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah teknologi spesifik lokasi 1 2 200
Sasaran ini dicapai melalui 2 kegiatan utama, yaitu 2 kegiatan pengkajian
inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi, dengan indikator kinerja sasaran
“Jumlah teknologi spesifik lokasi”, output dari 2 kegiatan tersebut berupa:
1. Paket teknologi perbaikan budidaya tanaman kakao (Sumber Pengkajian:
Perbaikan Teknologi Budidaya Kakao di Halmahera Selatan) Kajian ini menjawab beberapa permasalahan budidaya Kakao yang
dihadapi petani di Halmahera Selatan, diantaranya adalah: (1) budidaya tanaman belum sesuai SOP, (2) tingginya kelembaban kebun, hal ini menjadi kondisi yang
sesuai bagi hama (C. Cramerella dan Helopeltis spp.) dan penyakit busuk buah
(Phytophtora palmivora), (3) Pengolahan buah kakao belum dilakukan fermentasi, dan (4) pengeringan biji kakao bergantung cahaya matahari. Teknologi yang
dihasilkan dari kajian ini merupakan paket teknologi perbaikan budidaya tanaman kakao melalui: (1) budidaya tanaman kakao sesuai SOP (sanitasi kebun,
pemangkasan produksi, pengurangan pohon peneduh), (2) aplikasi biokaosida
untuk pengendalian hama-penyakit pada kakao yang ramah lingkungan, (3) pemupukan berimbang, (4) penambahan Greemi-G, (5) kotak fermentasi, dan (6)
alat pengering biji kakao skala rumah tangga.
2. Paket teknologi pengembangan agribisnis sapi potong (Sumber Pengkajian: Model Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong
Berbasis Agribisnis Yang Berkelanjutan Di Maluku Utara)
Kendala peningkatan populasi sapi tidak hanya disebabkan faktor teknis (penyakit menular, mortalitas tinggi, gangguan reproduksi) tetapi juga bagaimana
merubah kondisi sosial ekonomi dan motivasi rumah tangga petani untuk dapat meningkatkan jumlah sapi yang dimiliki atau yang dipelihara. Teknologi inseminasi
buatan (IB) diaplikasikan sejak tahun 1976 (nasional). Program IB di Maluku Utara
sudah mulai berkembang sejak tahun 2014. Dari aspek penyuluhan, teknologi IB menggantikan kawin alami sapi potong membutuhkan proses perubahan perilaku
peternak dimana respons terhadap teknologi IB ini berbeda bagi peternak di Maluku Utara. Kajian ini bertujuan untuk Mengevaluasi dan mengidentifikasi
kendala dan peluang peningkatan populasi ternak sapi dari aspek teknis, sosial-
ekonomi, ekologi (sumberdaya lahan), kelembagaan (formal & informal). Hasil dari kajian ini berupa policy brief strategi pengembangan agribisnis sapi potong di
Maluku Utara (Pengendalian penyakit, kawasan perbibitan, intensitas pendampingan, fungsi kelompok, dan efisiensi pemasaran).
Sasaran 2 :
Tersedianya Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
16
Untuk mencapai sasaran di atas, diukur dengan satu indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah model pengembangan inovasi teknologi pertanian
bioindustri
1 1 100
Sasaran ini dicapai melalui 1 kegiatan utama, yaitu model pertanian
bioindustri di Maluku Utara, dengan indikator kinerja sasaran “Jumlah model pengembangan inovasi teknologi pertanian bioindustri”, dicapai melalui 1 (satu)
kegiatan yang outputnya berupa:
1. Model rintisan biondustri kopi dan kakao (Sumber kegiatan: Model Pertanian Bioindustri di Maluku Utara)
Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentfikasi peluang dan kendala pengembangan pertanian bioindustri berbasis kopi-kakao, mengurangi
penggunaan input luar pada usahatani tanaman kopi-kakao, menganalisis model
pengelolaan biomassa terpadu dan meningkatkan pendapatan petani pekebun. Hasil dari kegiatan ini adalah biji kakao terfermentasi, bubuk kopi, Trichoderma untuk penanganan penyakit busuk buah kakao, Introduksi Acetobacter xylinum untuk memanfaatkan kulit buah (pulp) kakao menjadi nata de cacao. Selain itu,
hasil dari kegiatan ini adalah petunjuk teknis (Juknis), diantaranya adalah: (a) Juknis budidaya kakao ramah lingkungan, (b) Juknis budidaya kopi ramah
lingkungan, (c) Juknis pengendalian hama penyakit kakao ramah lingkungan, (d)
Juknis pengendalian hama penyakit kopi ramah lingkungan, (e) Juknis pasca panen dan pengolahan kakao, dan (f) Juknis pasca panen dan pengolahan kopi.
Sasaran 3 :
Terdiseminasikannya inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi
Untuk mencapai sasaran di atas, diukur dengan satu indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna
4 9 225
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
17
Indikator kinerja sasaran ini adalah “Jumlah inovasi teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna”. Sasaran ini dicapai melalui 9 (sembilan) kegiatan
yang outputnya berupa:
1. Teknologi Jarwo Super di Kecamatan Kao Barat (Sumber kegiatan:
Pendampingan Kawasan Tanaman Pangan di Maluku Utara)
Pendampingan kawasan padi dengan pendekatan PTT sesuai Permentan No. 45/2011, menganjurkan untuk menerapkan inovasi teknologi varietas unggul
baru (VUB), pemupukan berimbang, sistem tanam jajar legowo (jarwo), dan
pengendalian hama secara terpadu (PHT). BPTP Maluku Utara bertugas mendiseminasikan inovasi teknologi spesifik lokasi (PTT) pada kawasan padi di
Maluku Utara. Tujuan pendampingan kawasan tanaman pangan (padi) di Maluku Utara adalah: (1) Mempercepat penyebaran dan adopsi inovasi teknologi
usahatani melalui pendekatan PTT pada kawasan pengembangan padi, (2)
Meningkatkan kemampuan petani melalui pembelajaran dalam menerapkan inovasi teknologi baru (PTT), dan (3) Meningkatkan produksi dan produktivitas
tanaman padi sebesar 10 – 20%.
Salah satu kegiatan pendampingan yang dilakukan adalah display VUB
padi sawah Inpari 30, Inpari 32 dan Ciherang (eksisting). Introduksi teknologi Jarwo Super dilakukan pada lokasi display VUB padi sawah tersebut. Komponen
introduksi meliputi: penggunaan agrimeth dalam persemaian, penggunaan M-Dec
dalam aplikasi pengolahn tanah sawah, penggunaan bioprotector sebagai pestisida nabati dan penggunaan alsintan tanam (transplanter) serta panen (combine
harvester). Penanaman dengan teknologi Jarwo Super di lokasi display VUB padi sawah mampu meningkatkan produktivitas padi sebesar 26,97-32,51%.
Sedangkan penerapan paket teknologi introduksi pada lokasi display VUB terjadi
peningkatan produksi sebesar 76,67-106,39% serta peningkatan pendapatan sebesar 49,41-94,96%.
2. Teknologi padi sawah tadah hujan dan diseminasi 13 VUB padi Balitbangtan
di 7 Kabupaten/Kota (Sumber kegiatan: Inovasi Teknologi Pertanian Pada
Lahan Kering dan Lahan Sawah Tadah Hujan Melalui Introduksi VUB Guna
Meningkatkan IP Pajale di Maluku Utara)
Dalam rangka mendorong peningkatan indeks pertanaman (IP) padi di
lahan kering dan lahan sawah tadah hujan, maka introduksi VUB padi diperlukan guna peningkatan produksi dan produktivitas dan pergiliran varietas padi yang
sama dari tahun ke tahun oleh petani. Paket teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi dilakukan melalui penggunaan jarak tanam Jarwo, tanam bibit
muda (<21 HSS), pemupukan berimbang (rekomendasi PUTS), pengelolaan HPT
padi dan panen tepat waktu. Diseminasi VUB yang dilakukan melalui penanaman padi dengan cara PTT padi di lahan sawah tadah hujan mencapai 13 VUB padi,
diantaranya adalah: Inpari 30, Inpari 31, Inpari 32, Inpari 33, Inpari 36, Inpari 37, Inpari 41, Inpari 42, Inpari 43, Cigeulis, Cisantana, Mekongga, dan Cherang.
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
18
3. Teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) budidaya padi gogo di Pulau
Morotai dan diseminasi 4 VUB padi lahan kering Balitbangtan (Sumber
kegiatan: Inovasi Pertanian Padi Lahan Kering Mendukung Kemandirian
Pangan di Wilayah Perbatasan Morotai Provinsi Maluku Utara)
Kabupaten Pulau Morotai adalah salah satu wilayah perbatasan Republik
Indonesia yang menjadi fokus pengembangan kemandirian pangan oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian. Khusus di wilayah Pulau
Morotai, kontribusi padi gogo mencapai 30,43% dari total produksi padi di Pulau Morotai. Dalam rangka mendukug pencapaian kemandirian pangan di wilayah
perbatasan, maka dipelukan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian
padi lahan kering spesifik lokasi di wilayah perbatasan Morotai Provinsi Maluku Utara. Salah satu kegiatan Dukungan Inovasi Pertanian di Kawasan Perbatasan
Pulau Morotai adalah display VUB padi gogo. Kegiatan ini dilakukan dengan menerapkan PTT padi gogo dengan VUB padi gogo adalah Inpago 8, Inpago 9,
Inpago 11, dan Situ Bagendit.
4. Teknologi PTT budidaya jagung di lahan sawah dan diseminasi 4 VUB jagung
komposit di Kabupaten Halmahera Utara (Sumber kegiatan:
Pengembangan Pola Tanam Tanaman Padi di Maluku Utara)
Petani padi sawah di Provinsi Maluku Utara pada umumnya melakukan
penanaman padi secara terus-menerus di lahan yang sama dan pergiliran tanaman padi dengan palawija/kacang-kacangan/hortikultura belum pernah dilakukan.
Dalam rangka penerapan pergiliran tanaman padi dengan jagung (palawija), introduksi penerapan PTT jagung di lahan sawah dilakukan melalui display VUB
jagung di lahan sawah. Kegiatan ini di lakukan di Desa Makarti, Kecamatan Kao
Barat, Kabupaten Halmahera Utara. VUB jagung yang digunakan adalah Bisma, Sukmaraga, Srikandi Kuning, dan Lamuru. Pola tanam lahan sawah dengan
pergiliran tanaman padi-jagung-padi mampu meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp. 3.170.000, - sampai dengan Rp. 5.858.000,- per hektar, secara
analisis finansial usahatani jagung di lahan sawah layak untuk diusahakan.
Penerapan KATAM Terpadu pada enam kecamatan sentra produksi padi rata-rata baru mencapai 27,74%.
5. Teknologi pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) tungro di
Kabupaten Halmahera Selatan dan Halmahera Utara (Sumber kegiatan:
Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukugan Teknologi
UPSUS PJK dan Komoditas Strategis Kementan)
Dalam rangka dukungan inovasi teknologi mendukung Upaya Khusus
(UPSUS) Padi, maka salah satu kegiatan dukungan tersebut adalah Gerakan
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
19
Pengendalian (Gerdal) OPT padi sawah. Kegiatan ini sangat dibutuhkan guna menjaga agar pertanaman padi bisa dipanen atau dengan kata lain mencegah
gagal panen. Salah satu ancaman OPT padi sawah yang dihadapi petani adalah
penyakit tungro, oleh karena itu Gerdal OPT tungro dilakukan pada sentra produksi padi sawah di Kabupaten Halmahera Selatan dan Halmahera Timur. Gerdal OPT
tungro dilakukan melalui monitoring lapangan dan merekomendasikan teknologi pengendaliannya dengan cara: (a) tanam tepat waktu, (b) tanam serempak pada
areal persawahan yang ada, (c) menanam varietas padi yang tahan tungro (seperti: Inpari 36 dan Inapri 37), (d) memusnahkan (eradikasi) tanaman padi
yang terserang tungro, (e) pemupukan N yang tepat berdasarkan pengamatan
dengan Bagan Warna Daun (BWD), dan (f) penggunaan pestisida (insektisida sistemik) untuk pengendalian wereng hijau.
6. Teknologi pengaturan pola tanam di lahan sawah (padi-padi-palawija) di
Kabupaten Halmahera Utara (Sumber kegiatan: Pengembangan Pola
Tanam Tanaman Padi di Maluku Utara)
Rata-rata indeks pertanaman padi di Maluku Utara adalah IP200 dengan
pola tanam padi-padi, sedangkan untuk sisa waktu tanam lainnya lahan pertanian
masih banyak dalam kondisi bera (tidak ditanami). Padahal kondisi lahan pertanian khususnya di lokasi sentra produksi padi di Maluku Utara sebagian besar
didominasi oleh lahan sawah irigasi yaitu sebesar 79,74%. Penanaman komoditas lainnya seperti palawija (jagung dan kacang-kacangan) masih sangat sedikit sekali
dibudidayakan oleh petani. Peningkatan indeks pertanaman menjadi IP300 menggunakan pola pergiliran tanaman dengan palawija perlu diupayakan karena
bersifat ramah lingkungan, dapat berkelanjutan, dan meningkatkan pendapatan
petani. Perubahan pola tanam padi-padi-palawija diharapkan juga dapat membenahi kesuburan tanah, memutus siklus OPT padi serta meningkatkan
produksi padi musim tanam selanjutnya.
7. Teknologi budidaya cabai di Kota Ternate (Sumber kegiatan:
Pendampingan Kawasan Hortikultura di Maluku Utara)
Tujuan dari kegiatan pendampingan kawasan hortikultura adalah
pengembangan komoditas cabai merah di Kota Ternate serta meningkatkan
pengetahuan petani dalam agribisnis cabai merah. Salah satu kegiatan pendampingan ini berupa Gerakan Tanam (Gertam) cabai. Bentuk pendampingan
yang diberikan diantaranya adalah pembibitan cabai, pelatihan budidaya dan pengendalian hama penyakit pada tanaman cabai (PTT cabai) serta penyebaran
bahan diseminasi. Ada 11 kelompok tani cabai dari 9 kelurahan di 2 kecamatan di Kota Ternate yang didampingi oleh tim pendampingan kawasan hortikultura BPTP
Maluku Utara. Hasil pendampingan diantaranya adalah: (a) penyebaran bibit cabai
rata-rata tanaman berjumlah 10-20 pohon cabai per rumah tangga dan telah dipanen 5 kali petik, (b) setiap tanaman menghasilkan rata-rata 200 gr per
tanaman atau sekitar 2-4 kg per rumah tangga, (c) hasil panen dimanfaatkan
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
20
untuk kebutuhan rumah tangga sendiri atau tetangga terdekat. Analisis usahatani cabai di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate sebanyak 5.000
tanaman, dengan hasil mencapai 900 kg dan harga jual Rp. 40.000,-/kg, maka
pendapatan petani cabai sebesar Rp. 36.000.000,- dengan biaya produksi mencapai Rp. 15.000.000,-, sehingga petani memperoleh keuntungan Rp.
21.000.000,-.
8. Teknologi pemanfaatan Trichoderma pada budidaya pala organik di
Kabupaten Halmahera Utara (Sumber kegiatan: Pendampingan Kawasan
Perkebunan di Maluku Utara)
Tujuan dari kegiatan pendampingan kawasan perkebunan di Maluku Utara untuk melaksanakan kegiatan pendampingan kawasan perkebunan pala (Desa
Mandiri Organik) serta mengembangkan budidaya tanaman pala yang ramah
lingkungan. Salah satu introduksi teknologi yang dilakukan pada lokasi pendampingan kawasan perkebunan pala ini adalah pemanfaatan Trichoderma pada budidaya pala organik. Pelatihan yang diberikan adalah perbanyakan Trichoderma sp menggunakan media beras dan aplikasi Trichoderma sp
menggunakan metode infus akar. Potensi jamur Trichoderma sebagai jamur
antagonis yang bersifat preventif terhadap serangan penyakit tanaman telah menjadikan jamur tersebut semakin luas digunakan oleh petani dalam usaha
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Disamping karakternya sebagai antagonis diketahui pula bahwa Trichoderma. Juga berfungsi sebagai
dekomposer dalam pembuatan pupuk organik. Jamur Trichoderma mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, terutama kemampuannya untuk menyebabkan produksi perakaran
sehat dan meningkatkan angka kedalaman akar (lebih dalam di bawah permukaan tanah). Akar yang lebih dalam ini menyebabkan tanaman menjadi lebih resisten
terhadap kekeringan.
9. Teknologi pemanfaatan limbah ternak sapi terpadu (biogas, kompos, dan
bioslury) (Sumber kegiatan: Pendampingan Kawasan Peternakan (Sapi) di Maluku Utara)
Salah satu tujuan pendampingan kawasan peternakan (sapi) di Maluku Utara adalah mempercepat penyebaran dan adopsi inovasi teknologi usaha ternak
sapi potong melalui pendekatan Low External Input Sustainable Agriculture
(LEISA). Bentuk pendampingan pelatihan juga diberikan dengan salah satu topik pemanfaatan limbah ternak sapi bernilai jual bagi petani, diantaranya: biogas,
pupuk kompos, dan bioslury. Pemanfaatan biogas skala rumah tangga dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak di dapur. Produksi pupuk kompos
dan pemanfaatan bioslury untuk budidaya tanaman yang bermutu dan kontinu akan meningkatkan pendapatan peternak selain budidaya ternaknya.
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
21
Sasaran 4 : Tersedianya benih sumber mendukung sistem perbenihan
Untuk mencapai sasaran di atas, diukur dengan satu indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah produksi benih sumber padi 9 4,015 44,61
Indikator kinerja sasaran ini adalah “Jumlah produksi benih sumber padi”.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa:
1. Benih sumber padi sawah (Sumber kegiatan: Produksi benih padi ES 9 ton)
Kegiatan produksi benih benih sumber padi sawah UPBS BPTP Maluku Utara tahun 2017 dilakukan di Desa Akedaga (SP-4), Kecamatan Wasile Timur,
Kabupaten Halmahera Timur dengan petani penangkar kooperator adalah Pak Paito dan Pak Suroyo. Hasil produksi benih padi sawah UPBS BPTP Maluku Utara
tahun 2017 adalah sebesar 4,015 ton yang terdiri dari varietas: Inpari 30 sebanyak
1.061 kg, Inpari 31 sebanyak 838 kg, Inpari 32 sebanyak 1.116 kg, dan Cisantana sebanyak 1.000 kg. Capaian ini jauh dibawah target yang ditentukan yaitu
sebanyak 9 ton / 9.000 kg benih padi. Hal ini dikarenakan adanya kendala serangan hama penyakit pada tanaman padi (tungro) dan curah hujan yang sangat
tinggi sehingga produksi benih padi tidak optimal.
Sasaran 5 : Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan
Pembangunan Pertanian
Untuk mencapai sasaran di atas, diukur dengan satu indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah rekomendasi kebijakan
pembangunan pertanian wilayah
1 2 200
Indikator kinerja sasaran ini adalah “Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian wilayah”. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) kegiatan
yang outputnya berupa:
1. Policy brief peningkatan produktivitas padi sawah melalui adopsi PTT padi
sawah (Sumber kegiatan: Analisis Kebijakan Pertanian: Responsif dan Antisipatif Terhadap Isu-Isu Yang Berkembang di Maluku Utara)
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
22
Melalui kegiatan Analisis Kebijakan (ANJAK) tahun 2017 diketahui bahwa komponen tingkat adopsi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang masih rendah
adalah pada komponen penggunaan 1-3 bibit per rumpun, penggunaan bibit muda
(<21 HSS), dan penyiangan mekanis, sedangkan komponen dengan tingkat adopsi PTT yang sudah tinggi (berhasil) yaitu sistem tanam jajar legowo, pemupukan,
pengairan intermitten, pengolahan tanah, serta panen tepat waktu dan pascapanen cepat. Alternatif terbaik yang dapat direkomendasikan sebagai konsep
dalam peningkatan produktivitas padi sawah di Maluku Utara adalah Model PTT selanjutnya secara berurutan diikut oleh Model Hazton, dan Penggunaan padi
hibrida.
Konsekuensinya, karena secara umum model PTT dapat diterima dan diadopsi petani, kegiatan penyuluhan perlu ditingkatkan, khususnya pada
komponen yang tingkat adopsi yang masih rendah. Lebih dari itu, Model PTT perlu diterapkan seluas mungkin dibandingkan dengan model lainnya. Pemerintah
kabupaten di wilayah Maluku Utara juga perlu mendukung petani dalam
penerapan model PTT pada padi sawah. Selain itu, stakeholder yang terkait juga perlu berkoordinasi demi pencapaian peningkatan produksi padi sawah melalui
model PTT.
2. Policy brief Model Pengembangan Lumbung Pangan di Pulau Morotai (Sumber kegiatan: Inovasi Pertanian Padi Lahan Kering Mendukung
Kemandirian Pangan di Wilayah Perbatasan Morotai Provinsi Maluku Utara)
Pembangunan wilayah perbatasan sebagai lumbung pangan di Provinsi Maluku Utara, fokus pada Kabupaten Pulau Morotai. Dengan segala keterbatasan,
pelaku dituntut untuk dapat mencapai target sesuai dengan peta jalan yang telah disusun. Pencapaian tujuan dapat direalisasikan tentunya dengan suatu sistem
pertanian yang mampu meningkatkan kinerja usahatani ekisting melalui sistem
usahatani berkelanjutan dengan skala luas (economically) dan perenarapan inovasi teknologi dan harus ramah lingkungan (go-green).
Teknologi Pertanian modern adalah usaha pertanian yang memanfaatkan teknologi maju yang sesuai dengan agroekologi dan sosial ekonomi petani serta
lebih produktif, efisien dan menguntungkan petani. Di lain pihak pencapaian tujuan
program tentunya harus didukung oleh perangkat SDM yang handal. Dalam hal ini Balitbangtan, yang direpresentasikan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Maluku Utara dapat mengintroduksi inovasi teknologi pertanian, melalui dukungan inovasi yang diartikan sebagai pendampingan inovasi pertanian yaitu
kegiatan yang dilakukan oleh BPTP terkait dengan penerapan teknologi pertanian inovatif guna meningkatkan pemahaman dan akselerasi adopsi teknologi pertanian
inovatif untuk mendukung keberhasilan pengembangan Lumbung Pangan di
Wilayah Perbatasan Pulau Morotai.
Strategi yang dapat ditempuh dalam mewujudkan lumbung pangan di
Pulau Morotai diantaranya adalah: (1) Peningkatan produktivitas dan indeks pertanaman padi, (2) Ekstensifikasi lahan pengembangan padi, (3) Peningkatan
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
23
SDM dan penguatan kelembagaan petani, (4) Peningkatan kualitas hasil produksi, dan (5) Pengurangan kehilangan hasil panen. Dalam jangka pendek (tahun 2017-
2019) yang paling memungkinkan untuk dilakukan adalah melalui peningkatan
produktivitas dan IP padi. Hal ini dapat ditempuh melalui dukungan kegiatan dan program: (a) Penggunaan VUB padi bersertifikat, berlabel, berproduktivitas tinggi
dan adaptif, (b) Penyuluhan intensif padi kepada petani, (c) Pengendalian hama terpadu yang ramah lingkungan, (d) Penggunaan pupuk organik, dan (e)
Konservasi tanah dan air.
Sasaran 6 : Tersedianya sumberdaya genetik yang terkonservasi dan
terdokumentasi
Untuk mencapai sasaran di atas, diukur dengan satu indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari indikator kinerja ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah aksesi sumberdaya genetik
yang terkonservasi dan terdokumentasi
5 7 140
Indikator kinerja sasaran ini adalah “Jumlah aksesi sumberdaya genetik
yang terkonservasi dan terdokumentasi”. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa:
1. Terdaftarnya 7 aksesi sumberdaya genetik lokal Maluku Utara (Sumber
kegiatan: Pengelolaan Sumber Daya Genetik (SDG) Spesifik Lokasi di Maluku
Utara)
Maluku Utara memiliki banyak keragaman SDG yang belum teridentfikasi secara tertulis, sebagian telah diinventarisasi, dikoleksi dan dikarakterisasi di
kebun plasma nutfah BPTP Maluku Utara. Salah satu tujuan kegiatan pengelolaan
SDG spesifik lokasi di Maluku Utara adalah mendaftarkan 5 aksesi SDG lokal Maluku Utara. Tahun 2017 tim SDG BPTP Maluku Utara bekerja sama dengan
Dinas Pertanian Kabupaten dan Pemerintah Daerah Kabupaten telah berhasil mendaftarkan 7 aksesi SDG lokal di Maluku Utara, yaitu: (a) Ubi kayu Rateen
Sosowomo (Halmahera Tengah), (b) Ubi jalar Loleo (Halmahera Tengah), (c) Ubi jalar ungu Halut-4 (Halmahera Utara), (d) Kacang tanah Kao (Halmahera Utara),
(e) Padi ladang menyan (Halmahera Utara), (f) Duku Bacan (Halmahera Selatan,
dan (g) Pala Patani (Halmahera Tengah).
Sasaran 7 : Dihasilkannya sinergi layanan internal pengkajian dan
pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
24
Untuk mencapai sasaran di atas, diukur dengan satu indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari indikator kinerja ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah layanan pengkajian dan
percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian
12 12 100
Indikator kinerja sasaran ini adalah “Jumlah layanan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian”. Sasaran ini dicapai melalui 14
(empat belas) kegiatan yang outputnya berupa:
1. Pelayananan pengadaan barang dan jasa mendukung pengkajian dan
diseminasi inovasi pertanian (Sumber kegiatan: Belanja modal peralatan
dan mesin).
2. Pelayanan sarana dan prasarana pendukung pengkajian dan diseminasi
inovasi pertanian (Sumber kegiatan: Pembangunan dan renovasi gedung
dan bangunan).
3. Pelayanan keuangan mendukung kegiatan pengkajian dan diseminasi inovasi
pertanian (Sumber kegiatan: Pengelolaan keuangan).
4. Pelayanan administrasi kepegawaian kantor BPTP Maluku Utara (Sumber
kegiatan: Administrasi kepegawaian).
5. Pelayanan pengendalian internal kantor BPTP Maluku Utara (Sumber
kegiatan: Pelaksanaan kegiatan SPI/WBK).
6. Pelayanan peningkatan kapasitas SDM BPTP Maluku Utara (Sumber
kegiatan: Peningkatan kapasitas SDM).
7. Pelayanan informasi publik (Sumber kegiatan: Pengelolaan informasi dan
dokumentasi (PPID, perpustakaan, website, dan database)).
8. Pelayanan kerjasama mendukung pembangunan pertanian di Maluku Utara
(Sumber kegiatan: Inisiasi kerjasama penelitian).
9. Pelayanan kelembagaan terstandarisasi (Sumber kegiatan: Pembinaan dan
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Implementasi ISO 9001:2008).
10. Pelayanan perencanaan kegiatan dan anggaran kantor BPTP Maluku Utara
(Sumber kegiatan: Koordinasi penyusunan program dan anggaran
teknologi pertanian).
11. Pelayanan dokumentasi pelaporan kegiatan pengkajian, diseminasi dan
manajemen BPTP Maluku Utara (Sumber kegiatan: Dokumentasi MONEV
dan pelaporan kegiatan).
12. Pelayanan dokumentasi dan pelaporan Satker Kementerian Pertanian
(Sumber kegiatan: UAPPA/B-W Kementerian Pertanian).
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
25
13. Pelayanan gaji dan tunjangan pengawai (Sumber kegiatan: Gaji dan
tunjangan).
14. Pelayanan oprasional dan pemeliharaan kantor mendukung pengkajian dan
diseminasi inovasi pertanian (Sumber kegiatan: Operasional dan pemeliharaan kantor).
3.3. Akuntabilitas Keuangan
Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku Utara pada umumnya berhasil dalam mencapai
sasaran dengan baik.
3.3.1. Anggaran dan Realisasi
Dalam melaksanakan tupoksinya sebagai unit pelaksana teknis dibidang
pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian Satker BPTP Maluku Utara pada TA. 2017 didukung oleh sumber dana yang berasal dari Dana APBN dalam
bentuk Rupiah Murni (RM) dan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN).
Anggaran Satker BPTP Maluku Utara dicairkan sesuai dengan Surat Pengesahan DIPA Tahun Anggaran 2017 dari Kementerian Keuangan Republik
Indonesia dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, tanggal 07 Desember 2016. Jumlah Pagu DIPA Tahun Anggaran 2017 berdasarkan revisi terakhir adalah
sebesar Rp 12.297.125.000,-. Alokasi dan realisasi anggaran BPTP Maluku Utara
berdasarkan jenis belanja (menurut DIPA tahun 2017) terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2. Alokasi dan Realisasi Anggaran BPTP Maluku Utara TA. 2017
Kode Jenis
Belanja
Uraian Jenis Belanja
Anggaran Setelah Revisi
Realisasi Belanja %
1 2 3 4 5
51 Belanja Pegawai 2.302.625.000,- 2.202.660.386,- 95,66
52 Belanja Barang 4.483.500.000,- 4.368.473.334,- 97,43
53 Belanja Modal 5.511.000.000,- 5.261.668.026,- 95,48
Total 12.297.125.000,- 11.832.801.746,- 96,22
Realisasi belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip
penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL). Realisasi keuangan Satker BPTP Maluku Utara atas dasar SP2D sampai dengan akhir TA. 2017 mencapai Rp.
11.832.801.746,- (96,22%) dari total anggaran yang dialokasikan dalam DIPA
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
26
BPTP Maluku Utara TA. 2017. Realisasi anggaran tertinggi pada belanja barang, yaitu sebesar Rp. 4.368.473.334,- (97,43%). Realisasi anggaran terendah pada
belanja modal sebesar Rp. 5.261.668.026,- (95,48%). Sedangkan realisasi belanja
pegawai, yaitu sebesar Rp. 2.202.660.386,- (95,66%).
3.3.2. Estimasi dan Realisasi Pendapatan
Realisasi pendapatan negara dan hibah pada akhir tahun 2017 adalah
sebesar Rp. 81.217.494,- atau mencapai 142,94% dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp. 56.820.000,-. Keseluruhan Pendapatan Negara dan Hibah
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara adalah merupakan Pendapatan
Negara Bukan Pajak (PNBP) Lainnya.
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
27
IV. PENUTUP
Secara umum hasil analisis evaluasi kinerja dan capaian kinerja
menunjukkan bahwa kinerja kegiatan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku
Utara (BPTP) Tahun 2017 dan secara kumulatif tahun 2015-2019 telah dicapai
dengan cukup baik. Hal ini ditunjukkan oleh capaian indikator kinerja kegiatan
pengkajian, diseminasi, dan manajemen BPTP Maluku Utara tahun 2017, terutama
indikator masukan (input) dan hasil (output)/(outcome), umumnya telah
terealisasi sesuai dengan target atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hanya kegiatan produksi benih padi yang berada di bawah target produksi
dikarenakan serangan hama penyakit dan curah hujan yang tinggi. Dengan kata
lain, kegiatan yang direncanakan telah dapat dilaksanakan dengan cukup baik.
Untuk indikator hasil, evaluasi secara umum menunjukkan bahwa kegiatan BPTP
memiliki hasil yang cukup baik bagi penggunanya.
Namun demikian, ke depan masih diperlukan upaya peningkatan kinerja.
Perbaikan kinerja dapat dilakukan salah satunya melalui peningkatan kualitas
sumber daya manusia, peningkatan peran dan fungsi monitoring dan evaluasi,
peningkatan peran pengkajian mendukung komoditas unggulan daerah,
peningkatan peran Komisi Teknologi, serta kerja sama yang baik dengan instansi
dan stakeholder terkait lainnya, sehingga kualitas kegiatan yang dihasilkan benar-
benar sesuai dengan kebutuhan pengguna, baik bagi pengambil kebijakan maupun
petani, sebagai pengguna akhir paket teknologi yang dihasilkan selama ini.
Dalam pelaksanaan kegiatannya, BPTP Maluku Utara juga menghadapi
berbagai hambatan dan kendala baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Hambatan internal yang dihadapi oleh BPTP Maluku Utara terutama berkaitan
dengan terbatasnya jumlah dan kualitas SDM yang dimiliki, baik dari sisi kualifikasi
maupun bidang keahlian. Selain itu, perimbangan komposisi peneliti dengan
penyuluh belum sesuai kebutuhan. Sedangkan hambatan/kendala eksternal yang
dihadapi BPTP Maluku Utara berkaitan dengan terbatasnya sumber pendanaan
dan instansi terkait di tingkat daerah, khususnya Bappeda, Balitbangda, perguruan
tinggi, dan Unit Teknis di tingkat kabupaten/kota.
Laporan Kinerja BPTP Maluku Utara Tahun 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
28
LAMPIRAN. Struktur Organisasi BPTP Maluku Utara