Download - Laporan Drainase Perkotaan
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hujan adalah komponen masukan penting dalam proses hidrologi. Karakteristik hujan
antara lain yaitu intensitas, durasi, kedalaman, dan frekuensi. Intensitas yang berhubungan
dengan durasi dan frekuensi yang dapat dihubungkan melalui kurava Intensity-Duration-
Frequency (IDF). Data yang diperlukan berupa data curah hujan dan data karakteristik DAS.
Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan bulanan selama 10 tahun (1993 -
2003) di stasiun kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Riau.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan secara garis besar antara lain :
1) Melakukan pengumpulan data dan informasi berupa besar intensitas hujan,luas
wilayah daerah yang di survey
2) Mengetahui besar intensitas hujan per jam, debit aliran rencana, dan doimensi
penampang saluran.
3) Membuat laporan desain saluran yang diperlukan suatu daerah.
1 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
1.3. Lingkup Pekerjaan
Secara garis besar lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :
Pengumpulan dan penelaahan semua data yang berkaitan dengan pekerjaan
antara lain data curah hujan, peta topografi, tata guna lahan, dan hasil studi
yang telah dilaksanakan dan lain-lain.
Analisis Hujan Rencana
Analisis Banjir Rencana
Analisis Dimensi Saluran
1.4. Sumber Data
Sumber data berasal dari beberapa instansi pemerintah yaitu :
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di kecamatan
Simpang Tiga, kota Pekanbaru.
2 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
BAB 2
GAMBARAN UMUM LOKASI
2.1. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Simpang Tiga
Kelurahan Simpang Tiga termasuk dalam wilayah Kecamatan Bukit Raya, Kota
Pekanbaru, Propinsi Riau. Wilayah Kelurahan Simpang Tiga berbatasan dengan kelurahan-
kelurahan lain yang ada disekitarnya, yaitu:
Sebelah Utara : Kelurahan Simpang Baru
Sebelah Selatan : Kelurahan Tuah Karya
Sebelah Barat : Kelurahan Sidomulyo
Sebelah Timur : Kelurahan Delima
Luas wilayah Kelurahan Simpang Tiga secara keseluruhan adalah 2378 ha. Sebagian
besar wilayah digunakan untuk pemukiman dan industri. Kondisi geografis Kelurahan
Simpang Tiga merupakan daerah dataran rendah dan keadaan suhu maksimum 32,6 sampai
36,5 derajat Celcius.
3 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Gambar 2.1. Foto peta satelit Simpang Tiga
2.2. Peta Daerah Pengaliran Lahan dan Saluran
4 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Garis berwarna hitam menunjukan daerah lokasi yang di tinjau dan garis berwarna
biru merupakan bagan aliran air dari lokasi tersebut.
2.3. Data curah hujan kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya, Kota
Pekanbaru, Propinsi Riau (Tahun 1993-2003)
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
Jan 278 132 302 73 106 248 293 231 310 399 233
Feb 64 214 310 160 151 144 111 63 383 15 158
Mar 161 191 297 240 280 224 212 289 313 226 234
Apr 233 213 292 336 396 103 135 408 297 220 341
Mei 225 116 184 194 190 327 281 139 165 231 124
Jun 100 69 223 91 63 118 226 270 123 133 179
Jul 185 12 229 187 34 298 108 88 112 193 130
5 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Agus 121 51 184 246 96 235 203 108 170 55 190
Sep 236 88 257 256 54 252 291 144 202 149 83
Okt 165 119 265 365 130 134 400 145 443 54 357
Nov 396 319 387 321 311 346 170 170 392 352 169
Des 413 91 236 175 160 420 146 309 383 334 357
BAB 3
DASAR TEORI
3.1. Distribusi Log Pearson III
Parameter penting dalam Log Pearson Type III yaitu harga rata-rata, simpangan baku
dan koefisien kemencengan. Jika koefisien kemencengan sama dengan nol maka distribusi
kembali ke distribusi Log Normal. Tidak seperti konsep yang melatar belakangi pemakaian
6 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
distribusi normal untuk debit puncak, maka probabilitas distribusi Log Pearson III masih
tetap dipakai karena fleksibilitasnya.
Berikut ini langkah-langkah penggunaan distribusi Log Pearson Type III adalah sebagai
berikut :
1. Ubah data ke dalam bentuk logaritmik, X = log X
2. Hitung harga rata-rata :
log X=¿ 1n∑i=1
n
log Xi ¿
3. Hitung harga simpangan baku :
s=¿¿
4. Hitung koefisien kemencengan :
Cs=n∑i=1
n
¿¿¿¿
5. Hitung logaritma hujan dengan periode ulang T :
log Xt=log X+ K . s
3.2. Intensitas Curah Hujan
Menurut Asdak (1995), menyatakan bahwa instensitas hujan adalah jumlah hujan per
satuan waktu. Untuk mendapatkan nilai intensitas hujan di suatu tempat makaalat penakar
hujan yang digunakan harus mampu mencatat besarnya volume hujan dan waktu mulai
berlangsungnya hujan sampai hujan tersebut berhenti. Intensitas hujan atau ketebalan hujan
per satuan waktu lazimnya dalam satuan millimeter per jam. Data intensitas hujan biasanya
7 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
dimanfaatkan untuk perhitungan-perhitungan prakiraan besarnya erosi, debit puncak (banjir),
perencanaan drainase, dan bangunan air lainnya.
Menurut Loebis, dkk (1993), perhitungan debit banjir dengan metode rasional
memerlukan data intensitas curah hujan. Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan
yang terjadi pada kurun waktu dimana air tersebut terkonsentrasi. Intensitas curah hujan
dinotasikan dengan huruf I dengan satuan mm/jam.
Lama waktu hujan adalah lama waktu berlangsungnya hujan, dalam hal ini dapat
mewakili total curah curah hujan atau periode hujan yang singkat dari curah hujan yang
relative seragam. Untuk menentukan nilai intensitas hujan biasanya menggunakan data curah
hujan untuk daerah penelitian yang terdiri atas lama waktu hujan dan interval waktu hujan
(Asdak, 1995).
Untuk melakukan analisis frekuensi kejadian hujan atau banjir besar pada intensitas
dan lama waktu yang berbeda digunakan data curah hujan yang diperoleh dari suatu stasiun
penakar hujan. Pengalaman yang diperoleh dari daerah tropis menunjukkan bahwa curah
hujan yang sangat intensif umumnya berlangsung dalam waktu relative singkat. Sedangkan
presipitasi yang berlangsung cukup lama pada umumnya tidak terlalu deras (Asdak, 1995).
Loebis (1992), menyatakan bahwa Analisis hubungan dua parameter hujan yang
penting berupa intensitas dan durasi dihubungkan secara statistic dengan suatu frekuensi
8 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
kejadiannya. Penyajian secara grafik hubungan ini adalah berupa kurva Intensity-Duration-
Frequency (IDF).
Analaisis IDF memerlukan analisis frekuensi dengan menggunakan seri data yang
diperoleh dari rekaman hujan. Jika tidak tersedia waktu untuk mengamati besarnya intensitras
curah hujan atau disebabkan oleh karena alatnya tidak ada, dapat ditempuh cara-cara empiris
dengan menggunakan rumus-rumus ekperimental seperti rumus Talbot, Mononobe, Sherman
dan Ishigura (Sri Harto, 1993).
Intensitas hujan (mm/jam) dapat diturunkan dari data curah hujan harian (mm)
empiris menggunakan metode mononobe, intensitas curah hujan (I) dalam rumus rasional
dapat dihitung berdasarkan rumus :
I=R24
24 ( 24t )
2 /3
Dimana :
R = curah hujan rancangan setempat (mm)
t = Lamanya curah hujan (jam)
I = Intensitas curah hujan (mm/jam) (Loebis, 1992).
9 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Sifat umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung
makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya (Suripin,
2004).
Hubungan antara intensitas, lama hujann dan frekuensi hujan biasanya dinyatakan
dalam lengkung Intensitas Druasi frekuensi (IDF curve = Intencity-Duration-Frequency
Curve). Lengkung Intensity Duration Frequency (IDF) ini digunakan dalam menghitung debit
puncak dengan metode rasional untuk menentukan intensitas curah hujan rata-rata dari waktu
konsentrasi yang dipilih.
3.3. Waktu Konsentrasi
Menurut Suripin (2004), waktu konsentrasi suatu DAS adalah waktu yang diperlukan
oleh air hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS
(titik control) setelah tanah menjadi jenuh. Dalam hal ini diasumsikan bahwa jika durasi
hujan sama dengan waktu konsentrasi, maka setiap bagian DAS secara serentak telah
menyumbangkan aliran terhadap titik control. Salah satu meotde untuk memperkirakan waktu
konsentrasi adalah sebagai berikut :
t 1=2×3,28× Lo× nd
3×√s
0,167
t 1=L
60× V
Tc=t1+t 2
10 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Dimana :
Tc = waktu konsentrasi (menit)
t1 = waktu inlet (menit)
t2 = waktu aliran (menit)
L = panjang saluran(m)
Lo = jarak dari titik terjauh ke fasilitas drainase (m)
S = kemiringan daerah pengaliran
V = kecepatan air rata-rata (m/detik)
nd = koefisien hambatan
11 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
BAB 4
PENGOLAHAN DATA
4.1. Perhitungan Intensitas curah hujan metode Monobe dengan parameter statistik
Log Pearson III
Tabel 4.1 Data curah hujan Kecamatan Simpang Tiga, Kota Pekanbaru
Bulan 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
1 278 132 302 73 106 248 293 231 310 399 233
2 64 214 310 160 151 144 111 63 383 15 158
3 161 191 297 240 280 224 212 289 313 226 234
4 233 213 292 336 396 103 135 408 297 220 341
5 225 116 184 194 190 327 281 139 165 231 124
6 100 69 223 91 63 118 226 270 123 133 179
7 185 12 229 187 34 298 108 88 112 193 130
8 121 51 184 246 96 235 203 108 170 55 190
9 236 88 257 256 54 252 291 144 202 149 83
10 165 119 265 365 130 134 400 145 443 54 357
12 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
11 396 319 387 321 311 346 170 170 392 352 169
12 413 91 236 175 160 420 146 309 383 334 357
Total 2577 1615 3166 2644 1971 2849 2576 2364 3293 2361 2555
Maksimum 413 319 387 365 396 420 400 408 443 399 357
Tabel 4.2 Hitungan parameter statistik
No. Tahun Data (Xi-Xaverage)2 (Xi-Xaverage)3 (Xi-Xaverage)4
1 1993 413 460,30 9875,47 211873,81
2 1994 319 5262,84 -381795,34 27697516,18
3 1995 387 20,66 -93,91 426,88
4 1996 365 704,66 -18705,55 496547,35
5 1997 396 19,84 88,39 393,74
6 1998 420 809,66 23038,54 655551,19
7 1999 400 71,48 604,33 5109,30
8 2000 408 270,75 4455,10 73306,68
9 2001 443 2647,57 136229,52 7009628,22
10 2002 399 55,57 414,25 3088,05
11 2003 357 1193,39 -41226,15 1424175,94
Total 4307 11516,73 -267115,34 37577617,34
13 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Nilai rerata x :
x=1n∑i=1
n
x i=391,55
Deviasi standar s :
s=√ 1n−1∑i=1
n
( x i−x )2=33,94
Koefisien asimetri (skewness) Cs :
Cs= n(n−1 ) (n−2 ) s3 ∑
i=1
n
( x i−x )3=−0,835
Koefisien variasi Cv :
Cv= sx=0,09
Koefisien kurtosis Ck :
Ck= n2
(n−1 ) (n−2 ) s4 ∑i=1
n
( xi−x)4=4,7
Xmax 443 Xaverage - s (A)
357,6
1
14 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Xmin 319 Xaverage + s (B)
425,4
8
Xaverage 391,55 Xaverage - 2s (C)
323,6
7
s 33,94 Xaverage + 2s (D)
459,4
2
Cv 0,09 byk data < A 2
Cs -0,835 byk data > B 1
Ck 4,76 byk data < C 1
n 11 byk data > D 0
Y1 3
Y2 1
Tabel 4.3 Parameter statistik untuk menentukan jenis distribusi
Distribusi Syarat Hasil
Normal 68,27% 72,73
%
15 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
95,44% 91%
0 -0,84
3 4,76
Log Normal 0,26 -0,84
6,24 4,76
Gumbel 1,14 -0,84
5,4 4,76
Log Pearson Tipe III jika tidak ada
yang memenuhi
syarat
Tabel 4.4 Data hujan dan probabilitas untuk distribusi Log Pearson III
m p (mm) yi=log p (Xi-Xaverage)2
1 413 2,61595 0,000611
2 319 2,50379 0,007644
3 387 2,58771 0,000012
4 365 2,56229 0,000837
5 396 2,5977 0,000042
6 420 2,62325 0,001026
7 400 2,60206 0,000117
16 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
8 408 2,61066 0,000378
9 443 2,6464 0,003045
10 399 2,60097 0,000095
11 357 2,55267 0,001486
Jumlah 4307 28,5035 0,015294
yrata-rata 391,545 2,59122 0,001390
sy 0,03911
Csy 0,01509
Tabel 4.5 Hujan rancangan dengan kala ulang selama 5 tahun
Kala
ulan
g
Nilai log
X
Nilai
SNilai Cs
K
(0,1)
K
(0)Kt
Log
Xt
Hujan
rancangan (Xt)
5 2,5928 0,040,01509
30,836
0,84
2
0,7930
9
2,623
8420,53152
Nilai Kt dihitung dengan cara interpolasi linier :
Kt=0,842+ 0,015093−00,1
(0,836−0,842 )=0,79309
Setelah itu , dilakukan penghitungan curah hujan rancangan pada kala ulang 5 tahun
dengan persamaan :
17 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
log Xt=log X+ K . S
Tabel 4.6 Intensitas hujan jam-jam (mm/jam) untuk kala ulang 5 tahun
Metode yang digunakan dalam perhitungan intensitas hujan adalah
metode Mononobe
T
(menit)
Kala ulang 5
tahun (mm/jam)
5 767,4666081
10 483,4736673
15 368,9594619
30 232,4298963
60 146,4216595
120 92,23986548
180 70,39219183
240 58,10747408
360 44,34430212
480 36,60541488
720 27,93515984
18 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Dari tabel diatas dapat dibuat kurva Intensity Duration Frequency (IDF) :
0 100 200 300 400 500 600 700 8000
100
200
300
400
500
600
700
800
900
f(x) = − 130.263678530682 ln(x) + 782.649900575062
Kurva IDF
Kurva IDFLogarithmic (Kurva IDF)
4.2. Perhitungan Debit Aliran (Q)
Menghitung debit aliran (Q) dengan langkah-langkah berikut :
1) Hitung intensitas curah hujan dalam kurun waktu 4 jam yang didapatkan dari
tabel perhitungan intensitas hujan jam-jaman sebesar 58,108 mm/jam.
2) Tentukan jarak dari titik terjauh ke fasilitas drainase (Lo), panjang saluran
(L), dan kemiringan lahan antara elevasi maksimum dan minimum (S).
19 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Lo = 725 m
L = 175 m
3) Hitung waktu konsentrasi (Tc) dengan menggunakan rumus :
t 1=2×3,28× Lo× nd
3×√s
0,167
=2,298menit
t 1=L
60× V=10 menit
Tc=t1+t 2=12,298 menit
4) Tentukan intensitas curah hujan rencana (Irencana) dengan cara memasukkan
angka waktu konsentrasi (Tc) ke dalam rumus persamaan garis yang telah
didapat dari kurva IDF :
y=−130,3 ln (x )+782,65
y=−130,3 ln (12,298 )+782,65
y=455,673
Dengan begitu maka didapatkan besar intensitas hujan rencana sebesar
I = 455,673 mm/jam
20 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
5) Tentukan luas daerah pengaliran (A), didapatkan luas daerah pengaliran lokasi
yang di tinjau sebesar 0,015425 km2
6) Tentukan koefisien aliran (C) sesuai kondisi permukaan
Tipe daerah aliran C
Rerumputan
Tanah pasir, datar, 2% 0,5-0,10
Tanah pasir, sedang, 2-7% 0,10-0,15
Tanah pasr, curam, 7% 0,15-0,20
Tanah gemuk, datar, 2% 0,13-0,17
Tanah gemuk, sedang, 2-7% 0,18-0,22
Tanah gemuk, curam, 7% 0,25-0,35
Perdagangan
Daerah kota lama 0,75-0,95
Daerah pinggiran 0,50-0,70
21 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Perumahan
Daerah single family 0,30-0,50
Multi unit terpisah 0,40-0,60
Multi unit tertutup 0,60-0,75
Suburban 0,25-0,40
Daerah apartemen 0,50-0,70
Industri
Daerah ringan 0,50-0,80
Daerah berat 0,60-0,90
Taman, kuburan 0,10-0,25
Tempat bermain 0,20-0,35
Halaman kereta api 0,20-0,40
Daerah tidak dikerjakan 0,10-0,30
Jalan : Beraspal 0,70-0,95
Beton 0,80-0,95
Batu 0,70-0,85
Atap 0,75-0,95
Sumber : Buku Hidrologi Terapan, Bambang Triatmodjo
7) Tentukan kecepatan aliran rata-rata yang diizinkan
22 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Kecepatan
aliranJenis Bahan yang diizinkan (m/detik)Pasir halus 0.45Lempung kepasiran 0.5Lanau aluvial 0.6Kerikil halus 0.75Lempung kokoh 0.75Lempung padat 1.1Kerikil kasar 1.2Batu-batu besar 1.5Pasangan batu 1.5Beton 1.5Beton bertulang 1.5
8) Hitung debit air (Q) dengan menggunakan rumus :
Q= 13,6
.C . I . A
Q= 13,6
×0,7 × 455,673 ×0,015425
Q=1,367m3/detik
4.3. Perhitungan dimensi saluran
Menghitung dimensi saluran dengan mengggunakan langkah-langkah berikut :
23 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
1) Dalam mencari nilai b dan d,dapat menggunakan persamaan rumus luas
penampang basah (F) dengan bentuk penampang yaitu trapesium :
Fe=Fd
b+2.m. d2
=d √m2+1
Dari pernyataan tersebut maka dibuatlah persamaan yang menghasilkan nilai
dimensi saluran penampang, yaitu :
b = 0,8694 m
d = 0,8123 m
2) Menghitung tinggi jagaan (W) selokan samping, yaitu :
W =√0,5 . d
W =0,5744 m
4.4. Gambar dimensi penampang saluran
24 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
25 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari perhitungan yang telah dilakukan pada daerah kelurahan Simpang Tiga, nilai
intensitas hujannya sebesar 455,673 mm/jam. Lalu didapatkan besar debit rencana aliran
sebesar 1,135 m³/detik.
Besar dimensi saluran rencana yang dapat digunakan yaitu :
b = 0,8694 m
d = 0,8123 m
w = 0,5744 m
Hasil perhitungan dimensi saluran dapat memenuhi persyaratan dikarenakan
kecepatan aliran yang digunakan tidak melebihi kecepatan maksimum yang diizinkan
(Vultimate) dari persyaratan SNI yang ada.
5.2 Referensi
SNI 03-3424-1994 (Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan)
26 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JUNI 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Triatmodjo,Bambang.2009.Hidrologi Terapan.Yogyakarta : Beta Offset
27 DRAINASE PERKOTAAN
BINUS UNIVERSITY