28
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Komunitas merupakan kelompok sosial yang ditentukan oleh keterikatan terhadap nilai-nilai umum dan kepentingan, saling berinteraksi dengan yang lain, fungsifungsi dalam struktur sosial memperlihatkan dan menciptakan normanorma dan nilainilai. Keperawatan komunitas adalah perpaduan antara praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat, penekanan pada peningkatan dan pemeliharaan kesehatan pada seluruh penduduk. Pemberdayaan masyarakat adalah merupakan upaya memfasilitasi agar masyarakat mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi, kondisi dan kebutuhan setempat. Pemberdayaan masyarakat atau suatu komunitas perlu dilakukan untuk meningkat tingkat kesehatan secara mandiri dan optimal.
Salah satu cara yang dapat dilakukan mahasiswa dalam menciptakan pemberdayaan masyarakat dilingkungan sekolah antara lain melalui program Unit Kesehatan Sekolah (UKS). UKS memiliki beberapa ruang lingkup, salah satunya adalah penyelenggaraan pendidikian kesehatan yang dapat dilakukan melalui promosi kesehatan meliputi pengetahuan tentang dasar- dasar hidup sehat, sikap tanggap terhadap persoalan kesehatan, latihan atau demonstrasi cara hidup sehat dan penanaman kebiasaan hidup sehat dan upaya peningkatan daya tangkap terhadap pengaruh buruk dari luar. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini menggunakan beberapa pendekatan yaitu pendekatan proses keperawatan (pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi), dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dilaksanakan di SDN Tanggung 1 Kel. Tanggung Kec. Kepanjen Kidul Kota Blitar. Dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat ini, mahasiswa akan melibatkan seluruh potensi yang ada di sekolahan .1.2 Rumusan masalah
Bagaimanakah tingkat kesehatan komunitas siswa SDN Tanggung 1 Kel. Tanggung Kec. Kepanjen Kidul kelas 1-3 ?1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui tingkat kesehatan komunitas siswa SDN Tanggung 1 Kel. Tanggung Kec. Kepanjen Kidul kelas 1-31.3.2 Tujuan khusus
1. Tidak terjadi masalah gizi kurang pada siswa SDN Tanggung 1 Kel. Tanggung Kec. Kepanjen Kidul kelas 1-3
2. Status kesehatan gigi siswa SDN Tanggung 1 Kel. Tanggung Kec. Kepanjen Kidul kelas 1-3 baik.
3. Terbentuknya kader tiwisada dan berjalannya kegiatan kader tiwisada.1.4 Manfaat
1. Menjadikan suatu pengalaman dalam melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat atau suatu komunitas dalam praktik keperawatan komunitas.BAB IILANDASAN TEORI
A. KONSEP DASAR KOMUNITAS
1. Definisi Anak Usia Sekolah
Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia anak. Menurut UU no 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO yang dikatakan masuk usia anak adalah sebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah. American Academic of Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain tentang batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya. Usia anak sekolah dibagi dalam usia prasekolah, usia sekolah, remaja, awal usia dewasa hingga mencapai tahap proses perkembangan sudah lengkap. (Widodo, 2005 dalam Kumpulan Askep 2012)Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah menengah Atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah. Sayangnya permasalahan tersebut kurang begitu diperhatikan baik oleh orang tua atau para klinisi serta profesional kesehatan lainnya. Pada umumnya mereka masih banyak memprioritaskan kesehatan anak balita. (Widodo, 2005 dalam Kumpulan Askep 2012).
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah
Pertumbuhan dan Perkembangan anak usia pra sekolah dan sekolah dasar:
Jasmani : Periode ini disebut periode memanjang secara fisik fungsi organ otak mulai terbentuk mantap sehingga perkembangan kecerdasannya cukup pesat.
Jiwani : Anak mulai banyak melihat dan bertanya, fantasinya berkurang karena melihat kenyataan, ingatan kuat daya kritis mulai tumbuh, ingin berinisiatif dan bertanggung jawab.
Rohani : Anak mulai memasukkan dalam pikirannya tentang Tuhan mulai memisahkan konsep pikiran tentang Tuhan dengan orangtuanya.
Sosial : Kegiatan anak mulai berkelompok dan mengarah pada tujuan tetapi masih egosentris, kegiatannya hanya satu jenis dan mulai membuat Gang dengan kompetisi tinggi. (Widodo, 2005)
3. Tugas orang tua untuk perkembangan anak usia sekolah
1) Menyediakan aktifitas untuk anak
Untuk membantu kreativitas :
a. Menyediakan perlengkapan sekolah.
b. Mengikutsertakan anak pada ekstrakulikuler, les, kursus, dengan pengarahan/bimbingan orang tua.
c. Memberikan sarana bermain yang sesuai usia.
d. Memberikan bimbingan rohani baik didalam maupun diluar rumah.2) Mempersiapkan biaya, Anak sudah sekolah membutuhkan biaya yang cukup besar anggaran rumah tangga membengkak perlu pengaturan rumah tangga yang baik.
3) Kerjasama untuk penyelesaian kerja anak diajarkan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya (baik tugas sekolah maupun tugas rumah). Penting untuk menumbuhkan kemandirian dan kedisiplinan anak.
4) Memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan pasangan, Keharmonisan keluarga harus terjalin dengan baik, saling mengerti dan perhatian, menghargai kepentingan orang lain dan belajar untuk dapat mengenal orang lain.
5) Sistem komunikasi komunitasa. Diterapkan komunitas yang terbuka.
b. Anak diberi kesempatan untuk berbicara mengungkapkan pendapatnya penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri, sehingga anak tidak takut untuk bergabung dan dengan masyarakat.
6) Mensosialisasikan anak meningkatkan prestasi sekolah memupuk hubungan sebaya. Membina hubungan anak dengan teman akan meningkatkan pola adaptasi anak terhadap lingkugan barunya.7) Memelihara hubungan perkawinan yang memuaskan karena perkawinan dapat menimbulkan konflik-konflik yang dapat menurunkan keharmonisan. Meningkatkan komunikasi yang terbuka dan saling mendukung dalam hubungan suami istri.8) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, Harus mengecek kesehatan anak secara berkala misalnya: fungsi pengliharan, pendengaran kemampuan berbicara. Tujuannya untuk mengantisipasi akibat/keadaan yang mungkin terjadi. (Anonim, 2010)
Cara mencapai tugas perkembangan :
a. Anak diberi motivasi untuk belajar, memperhatikan kebutuhan sosial anak.
b. Meningkatkan komunikasi yang terbuka dan mendukung hubungan suami istri, rekreasi orang tua saja.
c. Mengajarkan dan membiasakan cara hidup sehat.
d. Memberikan tempat aktivitas yang nyaman.(Anonim, 2010)4. Upaya Peningkatan Kesehatan Anak Usia SekolahA. PAMSIMAS
Salah satu kegiatan Kesehatan Sekolah Program PAMSIMAS adalah membangun jamban sekolah dan sarana cuci tangan. Sekolah harus memberikan pengajaran baik kepada guru maupun murid bagaimana cara memelihara jamban sekolah yang akan di bangun dan sarana cuci tangan. Misalnya seorang guru di serahkan tanggung jawab untuk pemeliharaan jamban. Ia akan mengkoordinasi murid dengan cara membuat roster atau jadwal membersihkan jamban dan sarana cuci tangan yang dibagi secara merata antara murid laki-laki dan murid perempuan.
Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya terdiri atas dua unit, yaitu satu untuk guru dan yang lain untuk murid. Sementara kondisi jamban murid sangat berbeda jauh dengan jamban guru. Di mana jamban murid sangat jauh dari kondisi bersih dan terpelihara atau tidak jarang dalam kondisi rusak. Akibatnya banyak murid yang kemudian buang air baik buang air kecil maupun buang air besar di halaman sekolah. Kebiasaan ini membuat sekolah menjadi bau dan sangat rentan untuk menjadi sarang penyakit. Selain itu, seringkali jamban di sekolah tidak dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Murid yang masih duduk di kelas 1 atau 2 akan merasa takut untuk menggunakan jamban yang kondisinya gelap, berbau dan kotor. Kondisi seperti ini harus dihindari dengan cara membuat jamban dengan penerangan yang cukup baik dari lampu ataupun sinar matahari beserta ventilasi yang memadai. (Departemen Kesehatan RI, 2008)
Adapun rincian kegiatan program Promosi Kesehatan di sekolah :
1) Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk pendidikan menjaga kebersihan jamban sekolah
2) Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah
3) Penggalakan cuci tangan dengan sabun
4) Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan individu, dan kesehatan masyarakat
5) Program pemberantasan kecacingan
6) Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL
7) Pelatihan guru dan murid tentang PHAST
8) Kampanye, Sungai Bersih, Sungai Kita Semua
9) Pengembangan tanggungjawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang terlibat di sekolah, mencakup:
a. Pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian tugas guru pembina dan komite sekolah
b. Meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi keluarganya (Departemen Kesehatan RI, 2008)B. Health Promoting School
Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama (a) penciptaan lingkungan sekolah yang sehat,(b) pemeliharaan dan pelayanan di sekolah, dan (c) upaya pendidikan yang berkesinambungan. Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah TRIAS UKS. Strategi Promosi Kesehatan WHO mencanangkan lima strategi promosi kesehatan di sekolah yaitu:
a. Advokasi
Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangat ditentukan oleh dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan kepentingan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan masyarakat sekolah. Guna mendapatkan dukungan yang kuat dari berbagai pihak terkait tersebut perlu dilakukan upaya-upaya advokasi untuk menyadarkan akan arti penting program kesehatan sekolah. Advokasi lebih ditujukan kepada berbagai pihak yang akan menentukan kebijakan program, termasuk kebijakan yang terkait dana untuk kegiatan
b. Kerjasama
Kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait sangat bermanfaat bagi ]alannya program promosi kesehatan sekolah. Dalam ker]asama ini berbagai pihak dapat saling bela]ar dan berbagi pengalaman tentang keberhasilan dan kekurangan program, tentang cara menggunakan berbagai sumber daya yang ada, serta memaksimalkan investasi dalam pemanfaatan untuk melakukan promosi kesehatan.
c. Penguatan kapasitas
Kemampuan ker]a dalam kegiatan promosi kesehatan di sekolah harus dapat dilaksanakan secara optimal. Untuk itu berbagai sektor terkait harus diyakini dapat memberikan dukungan untuk memperkuat program promosi kesehatan di sekolah. Dukungan berbagai sektor ini dapat terkait dalam rangka penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program promosi kesehatan sekolah
d. Kemitraan
Kemitraan dengan berbagai unit organisasi baik pemerintah, LSM maupun usaha swasta akan sangat mendukung pelaksanaan program promosi kesehatan sekolah. Disamping itu, dengan kemitraan akan dapat mendorong mobilisasi guna meningkatkan status kesehatan di sekolah.
e. Penelitian
Penelitian merupakan salah satu komponen dari pengembangan dan penilaian program promosi kesehatan. Bagi sektor terkait, penelitian merupakan akses untuk masuk dalam mengembangkan promosi kesehatan di sekolah baik secara nasional maupun regional, disamping untuk melakukan evaluasi peningkatan PHBS siswa sekolah.
5. Peran Dokter Kecil
Pentingnya pengetahuan akan gizi yang baik dapat disosialisasikan melalui keberadaan dokter kecil. Dokter kecil merupakan siswa yang aktif dalam menangani masalah kesehatan di sekolah, khususnya di tingkat sekolah dasar. Siswa yang menjadi dokter kecil pun merupakan siswa yang berprestasi secara akademik. Mereka ini merupakan penggerak kesehatan di lingkungan sekolah. Peran dokter kecil yang merupakan ujung tombak program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam memperhatikan kesehatan anak sekolah. Dokter kecil membuat anak sekolah jadi sadar sehat. Mulai dari piramida makanan hingga perlunya memperhatikan kebersihan makanan ketika jajan. Bukan hanya itu, para dokter kecil ini juga menjalani penyuluhan ke kantin sekolah, serta memberikan pengetahuan kepada teman sekolahnya mengenai mana jajanan yang sehat dan yang tidak. Jajanan sehat berarti bersih, tidak basi, dan mengandung zat gizi,. Karena kesadaran arti pentingnya kesehatan harus ditanamkan sejak kecil, dokter kecil di tingkat sekolah dasar pun akan direvitalisasi yang nantinya bisa menjadi pahlawan kesehatan Indonesia yang menjadi teladan dan memberi contoh tentang perilaku hidup bersih
dan sehat kepada teman-temannya yang lain di lingkungan sekolah. (menurut Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih )
Menurut penggiat program dokter kecil, dr Handrawan Nadesul, yang pada tahun 1981 membentuk ratusan kader dokter kecil dari siswa SD yang berprestasi ini, menuturkan, peran dokter kecil mempunyai dampak yang cukup besar dalam menggerakkan upaya kesehatan yang meliputi urgensi gizi seimbang. Para dokter kecil ini bukan berarti berperan sebagai dokter, namun lebih tepatnya sebagai promotor untuk menggerakkan teman-temannya untuk mengetahui makanan yang baik dan zat gizi yang dikandungnya serta mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Di samping itu, peran dokter kecil diharapkan mampu membantu guru dan petugas kesehatan di sekolah.
6. Peran dan fungsi perawat di sekolah
Peran perawat di lingkungan sekolah ada 3 hal yaitu : pelaksana asuhan keperawatan di sekolah, pengelola kegiatan di UKS dan sebagai penyuluh di bidang kesehatan (Anna, 2010).
a) Sebagai pelaksana askep di sekolah :
1. Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik.
2. Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama Tim Pembina Usaha Kesehatan di Sekolah (TPUKS)
3. Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana keegiatan
4. Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
b) Sebagai pengelola kegiatan UKS. Koordinator program UKS di Puskesmas.
c) Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan .
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Data inti
Anak usia sekolah adalah anak yang sedang menekuni proses pendidikan mulai pada tingkat pra sekolah (TK), sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama dan menengah atas. Pada tahap ini masalah kesehatan sangat berpengaruh pada kualitas tumbuh kembang anak di kemudian hari pada saat dewasa. Gangguan kesehatan yang sering timbul pada usia sekolah adalah gangguan kesehatan umum, gangguan perilaku, gangguan perkembangan fisiologis hingga gangguan dalam belajar. Untuk mencegah atau mengurangi potensi komplikasi dan permasalahan kesehatan anak, perlu dilakukan deteksi dini gangguan kesehatan agar tidak berkembang menjadi masalah berat. Deteksi dini bisa dilakukan dengan meningkatkan perhatian yang lebih besar terhadap usia sekolah, sama halnya dengan perhatian ketika anak masih balita.Hal ini dilakukan dengan harapan tercipta anak usia sekolah yang sehat, cerdas dan
berprestasi baik.2. Lingkungan fisik
a. Anak dan pembangunan lingkungan
Orang dewasa pada umumnya berpendapat bahwa pembangunan yang cocok bagi dirinya, maka cocok pula bagi anak-anak, sehingga anak dipandang tidak penting untuk didengarkan pendapat dan aspirasinya dalam merencanakan dan menentukan arah pembangunan. Sesungguhnya melalui wadah partisipasi anak, anak dapat diajak bekerjasama dalam mengatasi persoalan-persoalan yang berhubungan dengan (pembangunan) lingkungannya (Adams & Ingham, 1998:51). Pemerintah dapat berkomunikasi dengan mereka, karena mereka mempunyai persepsi, pandangan dan pengalaman mengenai lingkungan kota tempat mereka tinggal, sehingga pemerintah dapat menemukan kebutuhan atau aspirasi mereka.
b. Anak dan lingkungan tempat tinggal
Hal yang perlu dilakukan agar anak akrab dengan lingkungan tempat tinggalnya
antara lain adalah:
1. Keluarga perlu melakukan penerapan kombinasi pola asuh antara otoriter, bebas dan demokratis secara seimbang dan konsisten, supaya kepercayaan diri anak tinggi.2. Rumah yang layak huni adalah rumah yang menjamin keamanan, ketenangan dan kenyamanan penghuni.
c. Anak dan lingkungan masyarakat
Pada lingkungan masyarakat, diharapkan anak dapat lebih menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat, untuk itu perlu dilakukan adalah:
1. Perlu ada inisiatif dan kemauan keras ketua RT dan RW untuk menjalankan organisasi dengan membentuk kegiatan-kegiatan yang berdampak langsung pada warga, khususnya anak-anak, seperti kerja bakti.
2. Menjaga sanitasi lingkungan, karena berdampak langsung pada kesehatan lingkungan, terutama terhadap anak-anak yang rentan terhadap berbagai resiko yang ditimbulkan oleh lingkungand. Anak dan lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah yang diharapkan anak adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai ruang WC yang menjadi salah satu fasilitas yang penting di sekolah.
2. Desain bangunan sekolah bertingkat perlu dilengkapi ruang bermain bagi anak yang aman dan nyaman di setiap lantai.3. Waktu sekolah pagi dan petang dipertimbangkan untuk diterapkan secara bergantian.4. Perlu menggunakan metode Cara Belajar Siswa Aktif.5. Penyusunan peraturan dan tata tertib sekolah, pimpinan sekolah dan guru perlu mengikutsertakan murid-murid.3. Pelayanan kesehatan
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan di Indonesia, yakni Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan sejumlah misi, strategi, pokok-pokok program serta program-programnya. Salah satu program yang dimaksud adalah Program Usaha Kesehatan Sekolah. UU No. 23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa Usaha Kesehatan Sekolah wajib di selenggarakan di sekolah.
Promosi Kesehatan Sekolah dibuat untuk mendukung program peningkatan Sarana Air Bersih dan Sanitasi dan untuk memperluas manfaat kesehatan masyarakat desa dengan cara meningkatkan pengetahuan dan perilaku kesehatan dan sanitasi pada anak-anak sekolah dasar. Selain itu Promosi Kesehatan Sekolah bertujuan agar murid-murid tersebut bertindak sebagai agen perubahan bagi orangtua mereka, saudara-saudara, tetangga dan kawan-kawan mereka.
Program promosi kesehatan di sekolah harus diintegrasikan ke dalam program usaha kesehatan sekolah, melalui koordinasi dengan Tim Pembina UKS di tingkat Kecamatan, Kabupaten, Propinsi dan Pusat. Promosi kesehatan sekolah (dalam Program PAMSIMAS) harus dikoordinasikan dengan program penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh PUSKESMAS, Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Propinsi dan Departemen Kesehatan Pusat.4. Ekonomi
Krisis moneter dan ekonomi yang terjadi di Indonesia yang berkepanjangan dan masih berlangsung hingga kini, jelas berdampak negative terhadap kesehatan dan gizi penduduk. Dampak ini lebih nyata pada ibu hamil dan anak-anak, tidak terkecuali anak usia sekolah dasar (SD) yang merupakan kelompok pendudukyang paling rentan terhadap gangguan gizi dan pelayanan kesehatan, ekonomi yang berkepanjangan ini memicu penurunan daya beli masyarakat dan kalangan hasil produksi pertanian, sehingga makanan yang dikonsumsi penduduk terutama mereka dikelas bawah miskin akan menurun dari segi kuantitas dan kualitas.
5. Keamanan dan transportasi
Pemerintah kota agar menyediakan layanan transportasi yang mempertimbangkan kebutuhan anak. Selain itu pemerintah kota dalam membuat kebijakan mengenai transportasi umum, menurut Jill Swart Kruger dan Louise Chawla (Kruger, 2002) perlu:
a. Memperkenalkan jarak, jenis dan ukuran transportasi umum.
b. Mempertimbangkan pembuatan tiket tunggal untuk semua jenis transportasi umum.
c. Mempertimbangkan penggunaan bus khusus pada hari minggu dan libur untuk anak dan keluarganya ke tempat rekreasi.
6. Politik dan pemerintah
Pada lingkungan masyarakat, diharapkan anak dapat lebih menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat.7. Komunikasi
Hasil survei Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI)5 menunjukkan bahwa acara televisi untuk anak-anak cenderung mengalami peningkatan. Hasil survei ini menunjukkan bahwa alasan yang utama para reponden (anak-anak) untuk menonton televisi adalah hiburan (72%) dan jenis acara yang sering ditonton termasuk infotainmen (gosip, telenovela, sinetron). Televisi adalah seperti pisau yang dapat bermanfaat untuk kebaikan atau bisa berbahaya jika penggunaannya tidak terkendali. Oleh karena itu kuasa negatif televisi ini perlu dikurangi atau dialihkan ke hal-hal yang mendidik dan membangun.
8. Pendidikan
Selain program pembangunan fisik, program pendidikan kesehatan tentang hubungan antara air, jamban, perilaku dan kesehatan juga menjadi kegiatan yang penting dalam program kesehatan sekolah. Di antaranya adalah hubungan antara air-kondisi sanitasi dan penyakit; bagaimana sarana sanitasi dapat melindungi kesehatan kita; bagaimana penyakit dapat timbul dari kondisi sanitasi dan perilaku yang buruk; Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun; Pencegahan Penyakit Kecacingan; dan monitoring kualitas air. Materi-materi pembelajaran bagi siswa dilaksanakan secara partisipatif menggunakan metode PHAST. Guru-guru sebagai tenaga pengajar akan di beri pelatihan terlebih dahulu oleh Dinas Kesehatan setempat dan Tim Fasilitator Masyarakat, khususnya TFM bidang kesehatan.
9. Rekreasi
Menurut Hendricks (Hendricks: 2002) perencanaan taman bermain yang ramah terhadap anak harus mempertimbangkan hasil konsultasi dengan anak, seperti bagaimana mereka menggunakan ruang dan apa yang mereka ingin lakukan, sehingga dalam proses pengembangannya tidak perlu melakukan pengekangan terhadap anak. Proses konsultasi dengan anak harus dilakukan dengan baik seperti yang dilakukan terhadap orang dewasa.
BAB IIIPENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. PENGKAJIANPengkajian dilakukan melalui wawancara dan observasi pada tanggal 24 Februari-1 Maret di SDN Tanggung 1 Kel.Tanggung Kec. Kepanjen Kidul Kota Blitar dengan melibatkan pembina UKS. Hasil pengkajian tersebut dianalisa untuk diidentifikasi masalah kesehatan yang ada di sekolah.
Data yang menunjang masalah kesehatan dan analisanya sebagai berikut :
a. Pengumpulan Data Data Sekolah
1. Identitas Sekolah
a. Nama
: SDN Tanggung 1
b. Alamat Sekolah : Jalan Ciliwung Kelurahan Tanggung Kec. Kepanjen Kidul
c. Jumlah murid
: 176 anak (kelas 1- kelas 3)3.1 Tabel Jumlah Siswa SDN Tanggung 1 Bulan Februari-Maret 2014
SISWAKELASTOTAL
IIIIII
LAKI-LAKI12182151
PEREMPUAN 7151032
JUMLAH19313183
Dari sejumlah 176 anak yang ada di SDN Tanggung 1 ini yang menjadi sasaran dalam asuhan keperawatan komunitas yaitu sebanyak 83 anak yaitu siswa kelas I III. Dari jumlah siswa kelas I-III yang terkaji pada saat dilaksanakan pengkajian sejumlah 78 anak.
d. Staf pengajar
Jumlah guru : 9 orang
Staf
: 6 orang Pendidikan :
S1: 9 orang
D3: - orang
D2: 1 orang
SMA: 5 orang
SMP: - orang
2. Program Pembelajaran
a. Program Kurikuler
- Jumlah jam belajar : Rata rata 7 Jam /hari, mulai jam 07.00 WIB s/d 12.00 WIBb. Ko.Kurikuler3.2 Tabel Kegiatan Ko.Kurikuler SDN Tanggung 1, Bulan Februari-Maret 2014
NoJenis kegiatanKapanBerapa jam
1.LAB MIPASaat Pelajaran IPA1 jam
2.PERPUSTAKAANIstirahat30 menit
3.LAB KOMPUTER--
c. Extra Kurikuler
1. Pramuka: wajib seluruh siswaSetiap hari Sabtu
2. Seni lukis: 107 siswa (kelas IIV) Setiap hari Sabtu
d. Kegiatan lain sebagai penunjang
Selain adanya pendalaman materi dan kegiatan ekstrakurikuler terdapat juga kegiatan lain sebagai penunjang yaitu sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kegiatan UKS
Untuk pelaksanaan kegiatan UKS di SDN Tanggung 1 sudah ada penanggung jawab UKS dari pihak guru, dan untuk pengurus atau kader tiwisada hanya terbentuk sebanyak 4 orang dari kelas IV dan V sehingga program UKS belum dapat berjalan secara maksimal. Beberapa program UKS, diantaranya:
1. Pengukuran tinggi badan dan berat badan
2. Pemeriksaan kebersihan diri
3. Pemeriksaan jentik-jentik nyamuk
4. BIAS campak kelas 1-3, skrining pemeriksaan gigi, dan pemberian obat cacing.
5. Sikat gigi bersama dan cuci tangan memakai sabun.
6. Penambahan kader tiwisada
7. Pembinaaan kader tiwisada
8. Kerja bakti/jumat bersih
9. Pembinaan siswa kelas V dan VI tentang pubertas dan reproduksi10. Pembinaan kelas VI tentang kenakalan remaja
11. Pembinaan kelas VI tentang bahaya dan manfaat internet
12. Mendatangkan narasumber dari puskesmas/ dinas kesehatan.2. Sarana dan prasarana di UKS :
3.3 Tabel Sarana dan Prasarana UKSNoFasilitas UKSAdaTidak ada
1Ruang UKS
2Perabot dan perlengkapan di ruang UKS :
Meja & Kursi
Lemari
Tempat sampah
Tempat tidur
Tirai
Perlak
Sabun dan tempatnya
Handuk
Pengukur BB
Pengukur TB
Kartu snellen
Penlight/senter
Kapas
Plester, kasa dan gunting
Mitela
3Obat-obatan untuk pertolongan pertama, seperti :
Obat merah
Obat tetes mata atau salep mata
Revanol
Alkohol
Minyak kayu putih
3. Sumber Dana: 1. BOS
4. Peraturan Sekolah
a. Tertulis
Tata Tertib Siswa SDN Tanggung 1b. Tidak tertulis
10 K : Keimanan, Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Keindahan, Kekeluargaan, Kerindangan, Kesehatan, Keterbukaan, Keteladanan
5. Kesehatan Lingkungan
a. Sarana gedung sekolah
1. Konstruksi
: Permanen
2. Luas
: 2.437m2 3. Lantai
: Keramik
4. Penerangan : Cukup
5. Pencahayaan : Cukup
6. Ventilasi : Ada (jendela)
7. Suhu ruangan : Cukup (25C-35C)8. Jumlah ruangan
Jumlah kelas
: 6 ruangan
Jumlah lab MIPA
: 1 ruangan
Perpustakaan
: 1 ruangan
Sarana UKS
: 1 ruangan
Sarana ibadah
: 1 ruangan
Sarana kantin
: 1 ruangan
Sarana kantor
: 1 ruangan
Ruang kepala sekolah: 1 ruangan9. Tempat parkir
: 1 buah ( parkir guru)
b. Sarana sumber air bersih asal dari : sumur gali
c. Sarana pembuangan sampah
: terdapat tempat sampah tertutup didalam dan diluar masing-masing kelas. d. Sarana MCK : Siswa:4
Guru:1 f. Sarana SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah) : ada
g. Pekarangan
1. Luas
: 2.437 m22. Keadaan : Cukup
3. Pemanfaatan : Cukup
h. Sarana kantin
1. Di dalam sekolaha. Jenis makanan yang dijual: chiki, mie, sosis, nasi goreng, pop mie dllb. Keadaan makanan: disajikan dalam keadaan tertutup
c. Jenis minuman yang dijual: es lilin, pop ice, jas jus, marimas dlld. Keadaan lingkungan
- Lingkungan dalam kantin : cukup bersih
- Kebersihan peralatan makan: cukup bersih
2. Diluar luar sekolah
a. Jenis makanan yang dijual: chiki, mie, sosis, nasi goreng, pop mieb. Jenis minuman yang dijual : es lilin, pop ice, jas jus, marimas dll.DATA KESEHATAN DI SEKOLAHa. Jumlah seluruh siswa menurut jenis kelaminTabel 3.4 Jumlah seluruh siswa menurut jenis kelaminSISWAKELASTOTAL
IIIIII
Laki-Laki12182151
Perempuan 7151032
Jumlah19313183
b. Masalah kesehatan yang terjadi
IMT (Indeks masa tubuh)
KurusNormal GemukObesitas
55566
c. Kegiatan hidup sehari-hari1. Kebersihan diri
Tabel 3.5 Kebersihan DiriNoKondisiJumlah
BersihKurang
1.Keadaan Rambut78-
2.Kebersihan Telinga699
4.Kebersihan Mulut78-
Tabel 3.6 Frekuensi kebersihan diriNo Kondisi Jumlah
1x2x3x4x5xTak tentu
1. Mandi/hari16512--
2.Cuci tangan/hari--60--4
3.Gosok gigi/hari-4726--6
4.Keramas/minggu-4524--10
5.Memotong kuku/minggu2047---9
6.Ganti baju/hari668---3
Tabel 3.6 Waktu mencuci tanganNo Waktu mencuci tangan
Sebelum dan sesudah makanSesudah dari kamar mandiSesudah bermain
1.7436
Tabel 3.7 Bahan mencuci tanganNo Bahan mencuci tangan
Sabun dan airAir saja
1.1365
Tabel 3.8 Waktu menggosok gigi
No Waktu menggosok gigi
Sewaktu mandiSelesai makanSebelum tidur
1.272644
Tabel 3.9 Keadaan gigi
No Keadaan gigi
BerlubangSering tanggalBaik dan bersih
1.29644
3.10 Tabel kondisi gigi saat pemeriksaan fisik
No Keadaan gigi
BerlubangCaries Baik dan bersih
1.502122
d. Lingkungan
Tabel 3.11 Tempat membuang sampah dan Pembedaan membuang sampah
No Tempat membuang sampahPembedaan membuang sampah
Tempat sampahKolong mejaDi sembarang tempatSampah basahSampah kering
1.78--4929
e. NutrisiTabel 3.12 frekuensi pemenuhan nutrisi
KondisiJumlah
2x / hari3x / hariTidak tentu
Makan dalam sehari45915
Tabel 3.13 jajanan sehari-hari
NoTempat membeli jajanJenis jajanan
KantinBawa dari rumahDi luar sekolahSnackRotiPermenMinuman
6611171321034
f. Aktifitas sehari-hari
Tabel 3.13 aktifitas sehari-hari
No Olahraga 1x/mingguIstirahat/tidurBelajar
Siang/jamMalam/jamMembaca MenulisBerhitung
2 389
17659203542767776
NoBermain
Sepak bolaBonekaMasak-masakan
1.49218
g. Program kerja UKSNoLaporan kegiatan UKSDilaksanakanTidak dilaksanakan
1.Pengukuran tinggi badan dan berat badan
2.Pemeriksaan kebersihan diri
3.Pemeriksaan jentik-jentik nyamuk
4.BIAS campak kelas 1-3, skrining pemeriksaan gigi, dan pemberian obat cacing.
5.Sikat gigi bersama dan cuci tangan memakai sabun.
6.Penambahan kader tiwisada
7.Pembinaaan kader tiwisada
8.Kerja bakti/jumat bersih
9.Pembinaan siswa kelas V dan VI tentang pubertas dan reproduksi
10.Pembinaan kelas VI tentang kenakalan remaja
11.Pembinaan kelas VI tentang bahaya dan manfaat internet
12.Mendatangkan narasumber dari puskesmas/ dinas kesehatan.
h. Sasaran UKSNoPembinaan sasaran UKSDilaksanakanTidak dilaksanakan
1Memberikan pendidikan kesehatan kepada peserta didik tentang PHBS
2Memberikan penyuluhan/ latihan keterampilan tentang pelayanan kesehatan (pembentukan dokter kecil)
3Menatar guru yang sudah ada dalam bidang kesehatan
4Pelaksanaan 7K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, keamanan, kerindangan, kekeluargaan)
5Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan termasuk bebas asap rokok
6Pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah
ANALISA DATA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KELOMPOK KHUSUSNama komunitas: SDN Tanggung 1NOFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGANKORELASI DENGAN MASALAH (RASIONAL)DATA FOKUS
1. Status kesehatan gigi rendahKebiasaan makan-makanan yang menyebabkan gigi berlubang seperti permen dan coklatKeadaan gigi: Sehat: 22
Karies: 21
Berlubang: 50
2. Kurang berjalannya program UKSKurangnya pengurus atau kader tiwisada (dokter kecil) menyebabkan kurang maksimalnya program UKS.1. Pelaksanaan kegiatan UKS di SDN Tanggung 1 sudah ada penanggung jawab UKS dari pihak guru, dan untuk pengurus atau kader tiwisada hanya terbentuk sebanyak 4 orang dari kelas IV dan V sehingga program UKS belum dapat berjalan secara maksimal.2. Program UKS yang belum dilaksanakan adalah pembinaan kader tiwisada dan mendatangkan narasumber dari puskesmas/ dinas kesehatan.
3.Potensial gizi seimbang pada siswa kelas I, II dan IIIIMT dalam batas normalKurus: 5Normal: 55
Gemuk: 6
Obesitas: 6
B. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITASNODIAGOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
1.Status kesehatan gigi rendah
2.Kurang berjalannya program UKS di SDN Tanggung 1
3.Potensial gizi seimbang pada siswa kelas I, II dan III
SKALA PRIORITAS
Diagnosa keperawatan/KriteriaPerhatian masyarakatPoin prevalensiTingkat bahayaKemungkinan untuk dikelolaNilai total
Status kesehatan gigi rendah
Kurang berjalannya program UKS di SDN Tanggung 1
Gizi kurang pada siswa SD kelas I, II, dan III
C. PLANING OF ACTION (RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN)
No.DxTujuan Umum Dan KhususIndikator Pencapaian HasilRencana TindakanPenanggung JawabTempatWaktuMetoda
1.Tujuan:
Siswa memahami tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi.
Status kesehatan gigi baik1. Berikan penyuluhan tentang cara gosok gigi yang benar.
Mahasiswa dan Pembina UKSSDN Tanggung 11. kelas III: hari senin, 10 maret 2013. Pukul : 08.00-08.15
2. kelas I dan II:
Rabu, 12 maret 2013. Pukul : 08.00-08.15Ceramah dan tanya jawab
2. ajak siswa SDN Tanggung 1 untuk demo cara menggosok gigi yang benar.Mahasiswa dan Pembina UKSSDN Tanggung 11. kelas III: hari senin, 10 maret 2013. Pukul : 08.15-09.00
2. kelas I dan II:
Rabu, 12 maret 2013. Pukul : 08.15-09.00Praktik langsung.
2.
Tujuan umum:1. Program UKS dapat berjalan dengan baik
Tujuan khusus:
1. Terlaksananya pembentukan kader tiwisada.
2. Terlaksananya pembinaan kader tiwisada.Berjalannya kegiatan kader tiwisada1. Bentuk kader tiwisada dari siswa kelas 3.2. Bina para kader tiwisada agar dapat memberikan pengetahuan tentang kesehatan kepada teman-temannya.Mahasiswa dan Pembina UKSSDN Tanggung 1Jumat, 14 Maret 2014 pukul 09.00 WIBCeramah , praktik langsung
3. Tujuan :1. Gizi tetap dalam batas IMT normal.
IMT normal (18,5 24,5)1. Beri penyuluhan kepada siswa tentang makanan yang bergizi.2. Pemberian makanan tambahan (PMT)Mahasiswa dan Pembina UKSSDN Tanggung 1Jumat, 14 Maret 2014Ceramah dan tanya jawab
DAFTAR PUSTAKAPanduan Mahasiswa Keperawatan, 2012, Kumpulan Asuhan Keperawatan Komunitas (Askep Komunitas Anak Usia Sekolah), Surabara, Saktyairlangga.
27
29
3
1