Download - Lap Titrasi Permanganometri
I. JUDUL : Titrasi Oksidimetri dan Aplikasi Titrasi Permanganometri
II. TUJUAN : 1. Membuat dan menentukan (standarisasi) larutan KMnO4
(permanganometri)
2. Menentukan air Kristal dalam H2C2O4.xH2O
III. TANGGAL : 13 Desember 2012
IV. DASAR TEORI :
Dasar reaksi titrasi oksidimetri adalah reaksi oksodasi reduksi antara zat
penitrasi dan zat yang dititrasi. Permanganometri termasuk titrasi oksidimetri yang
melibatkan KMnO4 dalam suasana asam yang bertindak sebagai oksidator sehingga ion
MnO4- berubah menjadi Mn2+ sesuai dengan reaksi berikut:
Kalium Permanganat telah banyak digunakan sebagai agen pengoksidasi selama
lebih dari 100 tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal, dan tidak
membutuhkan indikator terkecuali untuk larutan yang amat encer. Permanganat bereaksi
cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan reaksi ini, namun beberapa substansi
membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi.
Kalau bukan karena fakta banyak bahwa banyak reaksi permanganat berjalan lambat
akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam reagen ini. Sebagai contoh,
permanganat adalah unsur pengoksidasi yang cukup kuat untuk mengoksidasi Mn (II)
menjadi MnO2 sesuai dengan persamaan berikut :
Penentuan konsentrasi KMnO4 misalnya dapat dilakukan dengan larutan baku Natrium
Oksalat. Pada titik ekivalen
Senyawa Na2C2O4 juga merupakan standar primer yang baik untuk permanganat
dalam larutan asam. Senyawa ini dapat diperoleh dengan tingkat kemurnian yang tinggi,
stabil pada saat pengeringan , dan nonhigroskopik. Reaksinya dengan permanganat
5 e + 8 H+ + MnO4- → Mn2
+ + 4H2O5 e + 8 H+ + MnO4- → Mn2
+ + 4H2O
3Mn2+ + 2MnO4
- + 2H2O MnO2(s) + 4 H+3Mn2+ + 2MnO4
- + 2H2O MnO2(s) + 4 H+
jumlah ekivalen oksidator = jumlah ekivalen reduktor
jumlah ekivalen KMnO4 = jumlah ekivalen Na2C2O4
jumlah ekivalen oksidator = jumlah ekivalen reduktor
jumlah ekivalen KMnO4 = jumlah ekivalen Na2C2O4
agak sedikit rumit, dan meskipun banyak penyelidikan yang telah dilakukan,
mekanisme tepatnya tidak pernah jelas. Reaksinya berjalan lambat dalam suhu ruangan,
sehingga larutan biasanya dipanaskan antara 60º -70ºC. bahkan pada suhu yang lebih
tinggi reaksinya mulai dengan lambat, namun kecepatannya meningkat katika ion
mangan(II) terbentuk. Mangan(II) bertindak sebagai katalis sehingga reaksinya disebut
dengan autokatalitik karena katalisnya diproduksi di dalam reaksi itu sendiri. Ion
tersebut dapat memberikan efek katalitiknya dengan cara bereaksi dengan cepat dengan
permanganat untuk membentuk mangan berkondisi oksidasi menengah (+3 atau +4) di
mana pada gilirannya secara tepat mengoksidasi ion oksalat kembali ke kondisi divalen.
Persamaan reaksi antara oksalat dan permanganat adalah:
Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator, dan umumnya titrasi
dilakukan dalam suasan asam karena karena akan lebih mudah mengamati titik akhir
titrasi-nya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih mudah dioksidasi dalam suasana
netral atau alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, sulfida dan tiosulfat . Reaksi ini
lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral. Karena alasan ini
larutan kalium permanganat jarang dibuat dengan melarutkan jumah-jumlah yang
ditimbang dari zat padatnya yang sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam air,
lebih lazim adalah untuk memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat sampai
mendidih dan mendiamkannya diatas penangas uap selama satu atau dua jam lalu
menyaring larutan itu dalam suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang
telah dimurnikan atau melalui krus saring dari kaca maser.
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan
pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuh-kan pemanasan atau penggunaan
sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Kalau bukan karena fakta bahwa banyak
reaksi permanganat berjalan lambat, akan lebih banyak ke-sulitan lagi yang akan
ditemukan da-lam penggunaan reagen ini sebagai contoh, perma-nganat adalah agen
unsur pengoksi-da, yang cukup kuat untuk mengoksida Mn(II) men-jadi MnO2 sesuai
dengan :
5C2O42- + 2MnO4
- + 16H+ → 2Mn2+ +10CO2 + 8H2O5C2O4
2- + 2MnO4- + 16H+ → 2Mn2
+ +10CO2 + 8H2O
3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O → 5MnO2 + 4H+3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O → 5MnO2 + 4H+
Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi
cukup un-tuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2 . Tindakan
pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan larutan permanganat. Mangan
diok-sidasi mengkatalisis dekomposisi larutan permanganat. Jejak-jejak dari MnO2
yang semula ada dalam permanganat. Atau terbentuk akibat reaksi antara permanganat
dengan jejak-jejak dari agen-agen produksi didalam air, mengarah pada dekompo-sisi.
Tindakan ini biasanya berupa larutan kristal-kristalnya, pemanasan untuk meng-
hancurkan substansi yang dapat direduksi dan penyaringan melalui asbestos atau gelas
yang disinter untuk menghilangkan MnO2. Larutan tersebut kemudian distandarisasi
dan jika disimpan da-lam gelap dan tidak diasamkan konsentrasinya tidak akan banyak
berubah selama bebe-rapa bulan.
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak
pada: Larutan pentiter KMnO4¬ pada buret Apabila percobaan dilakukan dalam waktu
yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2
sehi-ngga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang
seharus-nya adalah larutan berwarna merah rosa. Penambahan KMnO4 yang terlalu
cepat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan
H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan
reaksi antara MnO4- dengan Mn2+.
Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian
KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan
telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk peroksida
yang kemudian terurai menjadi air.
IV. Alat dan Bahan
a. Alat
No. Nama Alat Jumlah Gambar
MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O ↔ 5MnO2 + 4H+MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O ↔ 5MnO2 + 4H+
H2C2O4 + O2 ↔ H2O2 + 2CO2 H2C2O4 + O2 ↔ H2O2 + 2CO2
1. Statif dan klem 1 buah
2. Labu erlenmeyer 250
ml
3 buah
3. Buret 2 buah
4. Corong 1 buah
6. Pipet tetes 4 buah
7. Pipet gondok/pipet
volume
2 buah
8. Pro pipet 1 buah
8. Gelas kimia 100ml 1 buah
9. Spatula 1 Buah
10. Gelas ukur 10 ml 1 buah
11. Tempat rol film 3 buah
12. Labu ukur 100 ml 1 buah
13. Neraca analitis 1 buah
14. Pembakar spirtus 1 buah
15. Kaki tiga 1 buah
16. Kasa 1 buah
17. Korek api
17. Termometer
b. Bahan
No. Nama bahan
1. KMnO4
2. aquades
4. Na2C2O4
5. H2SO4 2N
6. H2C2O4.xH2O
7. H2SO4 4N
- dikocok dengan baik agar tercampur sempurna
- Dilarutkan dengan air suling dan diencerkan sampai tanda batas
- Dipindahkanke dalam labu ukur 250mL
VI. Alur Kerja
1. Penentuan (standarisasi) larutan KMnO4 dengan natrium oksalat sebagai baku
- dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml
- Dipindahkan ke dalam labu ukur 100mL
- Dititrasi dengan larutan KMnO4
- Dihentikan saat terjadi perubahan warna
- Dipanaskan hingga 70oC
- Dihitung volume larutan KMnO4 yang digunakan
- Ditambahkan 25 mL H2SO4 2N
- Titrasi diulangi 3 kali
- Dibilas dengan larutan KMnO4
- Diisi dengan larutan KMnO4
- Dihitung konsentrasi larutan KMnO4
0,067 gram Na2C2O4 ditimbang dengan teliti. Kemudian dipindahkan ke dalam
labu ukur 100mL, dilarutkan dengan aquades dan diencerkan hingga tanda batas.
Setelah itu, dikocok dengan baik agar tercampur sempurna. Dan hasilnya adalah
larutan baku Na2C2O4. Pada buret, dibilas dan diisi dengan larutan KMnO4.
Selanjutnya 25mL larutan Na2C2O4 dipipet dengan pipet seukuran dan dimasukkan ke
dalam erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 25mL larutan H2SO4 2N dan dipanaskan
Larutan baku Na2C2O4
0,067 gram Na2C2O4
Konsenterasi rata-rata larutan KMnO4
Buret
Buret berisi larutan KMnO4
25mL larutan Na2C2O4
- Dilarutkan dalam labu ukur 100mL
- Dipipet 25mL
- Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250mL
- Dititrasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas hingga warna ungu hilang
- Percobaan dilakukan 3 kali
- Ditambahkan 10mL H2SO4 4N dan 25mL aquades
- Dipanaskan hingga 70oC
hingga 70oC. Lalu, dititrasi dengan larutan KMnO4 dan titrasi dihentikan saat terjadi
perubahan warna. Setelah itu, dihitung volume larutan KMnO4 yang digunakan dalam
titrasi dan dihitung konsentrasi larutan KMnO4. Titrasi diulangi 3 kali, kemudian
dihitung konsentrasi rata-rata larutan KMnO4.
2. Penentuan jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O
0,63 gram H2C2O4.xH2O dilarutkan dalam labu ukur 100mL. Kemudian
dipipet 25mL dan dimasukkan dalam erlenmeyer 250mL. Selanjutnya ditambahkan
10mL H2SO4 4N dan 25mL aquades. Lalu dipanaskan hingga 70oC. Setelahn itu,
dititrasi dengan KMNO4 dalam keadaan panas, hingga warna ungu hilang. Titrasi
dilakukan 3 kali, dan dihitung jumlah air Kristal dalam H2C2O4.xH2O.
0,63 gram H2C2O4.xH2O
Jumlah air Kristal dalam H2C2O4.xH2O
VII. Hasil Pengamatan
a. Penentuan (standarisasi) larutan NaOH dengan asam oksalat sebagai baku.
Tindakan Hasil Pengamatan Reaksi Kesimpulan Gambar/Foto
0,6706 gram Na2C2O4
Dimasukkan dalam labu ukur 100 ml, dilarutkan dengan aquades lalu diencerkan hingga tanda batas, dan dikocok hingga larut sempurna.
Na2C2O4(s) : putihNa2C2O4(aq) : Tidak berwarna
5e- + 8H+ + MnO4-
Mn2+ + 2H2O
C2O42- 2CO2 + 2e-
N1 : 0,1335N2 : 0,1335N3 : 0,1335
Konsenterasi rata-rata KMnO4 : 0,1335 N
Larutan baku natrium oksalat
Diambil 10 ml, dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml, kemudian ditambahkan 10 ml larutan asam sulfat 2N
10 ml Na2C2O4 + 10 ml H2SO4 2N : tidak berwarna
5C2O42- + 2MnO4
- + 16H+
2Mn2+ + 10 CO2 + 8H2O
Na2C2O4(aq) + H2SO4 2N
Dipanaskan hingga 70o–90oC, kemudian dititrasi dengan larutan KMnO4
Na2C2O4 + 10 ml H2SO4 dipanaskan : tidak berwarna.Setelah dititrasi : merah muda.
KMnO4
Dihitung volume yang digunakan, titrasi diulangi hingga 3x, dan dihitung konsenterasi KMnO4 rata-rata.
V1 KMnO4 : 7,5 mlV2 KMnO4 : 7,5 mlV3 KMnO4 : 7,5 ml
b. Penentuan jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O
Tindakan Hasil Pengamatan Reaksi Kesimpulan Gambar/Foto
0,63 gram H2C2O4.xH2O
Dimasukkan dalam labu ukur 100 ml, dilarutkan dengan aquades lalu diencerkan hingga tanda batas, dan dikocok hingga larut sempurna.
H2C2O4(s) : putihH2C2O4(aq) : Tidak berwarna
Titrasi IJumlah air kristal : 2,09
Larutan asam oksalatDiambil 10 ml dan dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml, ditambahkan 10 ml H2SO4
dan 25 ml aquades
10 ml H2C2O4 + 10 ml H2SO4 4N + 25 ml aquades : tidak berwarna.
Titrasi IIJumlah air kristal : 2,19
10 ml H2C2O4 + 10 ml H2SO4 4N + 25 ml aquades
Dipanaskan hingga 70o–90oC, kemudian dititrasi dengan larutan KMnO4
Na2C2O4 + 10 ml H2SO4 + 25 ml aquades dipanaskan : tidak berwarna.
Setelah dititrasi : merah muda.
Titrasi III
Jumlah air kristal : 2,01
Rata-rata jumlah air kristal : 2,09
KMnO4
Dihitung volume yang digunakan, titrasi diulangi hingga 3x, dan dihitung jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O
V1 KMnO4 : 7,4 mlV2 KMnO4 : 7,3 mlV3 KMnO4 : 7,5 ml
VIII. Analisis Data
Berdasarkan percobaan titrasi permanganometri yang dilakukan untuk menentukan
standarisasi larutan KMnO4 dan menentukan jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O, pada
percobaan pertama yaitu menentukan standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan natrium
oksalat sebagai baku, 0,6706 gram Na2C2O4 dimasukkan dalam labu ukur 100 ml.
Selanjutnya dilarutkan dengan aquades dan diencerkan hingga tanda batas, kemudian
dikocok dengan baik agar tercampur dengan sempurna. Diperoleh larutan baku natrium
oksalat yang tidak berwarna. Kemudian larutan baku tersebut diambil 10 ml untuk
dimasukkan dalam erlenmeyer, dan ditambahkan 10 ml asam sulfat 2N. Setelah itu larutan
dipanaskan hingga mencapai suhu 70oC. Selanjutnya dititrasi dengan KMnO4 hingga larutan
berubah warna menjadi merah muda. Pada titrasi pertama volume KMnO4 yang digunakan
sebanyak 7,5 ml untuk merubah warna larutan menjadi merah muda. Pada titrasi kedua
volume KMnO4 yang dibutuhkan juga sama, yaitu sebanyak 7,5 ml. Dan pada titrasi yang
ketiga, diperlukan volume KMnO4 yang sama pula, yaitu sebanyak 7,5 ml. Dari 3 kali titrasi
yang dilakukan untuk menentukan standarisasi larutan KMnO4 dengan natrium oksalat
sebagai baku, diperoleh konsenterasi larutan KMnO4 yang sama pada titrasi pertama, kedua,
dan ketiga yaitu sebesar 0,1335 N. Sehingga didapatkan konsenterasi KMnO4 rata-rata
sebesar 0,1335 N dari tiga kali titrasi yang telah dilakukan.
Pada percobaan aplikasi titrasi permanganometri yaitu penentuan jumlah air kristal
dalam H2C2O4.xH2O, 0,63 gram H2C2O4.xH2O dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Lalu
diencerkan hingga mencapai tanda batas. Setelah itu, larutan diambil 10 ml dan dimasukkan
ke dalam erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan 10 ml asam sulfat 4N. Kemudian
ditambahkan 25 ml aquades, larutan tetap tidak berwarna. Setelah itu dititrasi dengan
menggunakan larutan KMnO4 hingga larutan berubah warna menjadi merah muda. Pada
titrasi pertama, diperlukan larutan KMnO4 sebanyak 7,4 ml. Kemudian pada titrasi yang
kedua diperlukan sebanyak 7,3 ml larutan KMnO4. Dan pada titrasi yang terakhir yaitu
titrasi ketiga, dibutuhkan volume KMnO4 7,5 ml. Dari 3 kali titrasi yang dilakukan untuk
menentukan jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O, pada titrasi pertama didapatkan jumlah
air kristal sebanyak 2,09. Kemudian pada tirasi yang kedua diperoleh jumlah air kristal
sebanyak 2,19. Dan pada titrasi ketiga jumlah air kristal yang diperoleh yaitu 2,01.
Sehingga didapatkan rata-rata jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O sebanyak 2,09.
IX. Diskusi dan Pembahasan
Pada percobaan pertama yaitu menentukan standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan
baku natrium oksalat dari hasil percobaan yang telah dilakukan saat KMnO4 yang
digunakan mencapai volume 7,5 ml terjadi perubahan warna larutan menjadi merah muda.
Sehingga diperoleh konsenterasi KMnO4 sebesar 0,1335 N. Selanjutnya pada percobaan
kedua untuk menentukan standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan natrium oksalat
sebagai baku ini terjadi perubahan warna larutan menjadi merah muda setelah KMnO4
mencapai volume yang sama, yaitu 7,5 ml. Dan konsenterasi KMnO4 yang sama pula,
sebesar 0,1335 N. Dan pada percobaan ketiga perubahan warna larutan menjadi merah
muda itu terjadi setelah KMnO4 mencapai volume 7,5 ml juga. Dan memiliki konsenterasi
yang sama dengan titrasi kedua dan pertama yaitu sebesar 0,1335 N. Dari tiga kali
percobaan yang telah dilakukan, volume KMnO4 yang diperlukan dalam titrasi
menunjukkan angka yang sama, sehingga memiliki konsenterasi yang sama pula, yaitu
dengan rata-rata konsenterasi KMnO4 sebesar 0,1335 N.
Percobaan kedua ini, yaitu aplikasi titrasi permanganometri untuk menentukan kadar
jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O , juga dilakukan sebanyak tiga kali titrasi. Pada titrasi
pertama digunakan volume KMnO4 7,4 ml dan didapatkan jumlah air kristal sebesar 2,09.
Selanjutnya pada titrasi kedua diperlukan volume KMnO4 sebanyak 7,3 ml untuk menitrasi
larutan, sehingga diperoleh jumlah air kristal sebanyak 2,19. Kemudian pada titrasi ketiga
digunakan KMnO4 sebanyak 7,5 ml dan diperoleh jumlah air kristal sebanyak 2,01 sehingga
didapatkan rata-rata jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O sebanyak 2,09.
Kesimpulan :
Pada titrasi permanganometri yang bertujuan untuk menentukan standarisasi larutan
KMNO4 dengan larutan baku Na2C2O4, didapatkan konsentrasi KMNO4 rata-rata sebesar 0,1335 N
dari tiga kali titrasi yang dilakukan. Sedangkan pada aplikasi titrasi permanganometri untuk
menentukan jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O, dimana larutan berubah menjadi merah muda.
Dari tiga kali titrasi yang dilakukan diperoleh rata-rata jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O sebesar
2,09 atau bisa dibulatkan menjadi 3 , sehingga terdapat H2C2O4.3H2O.
Jawaban Pertanyaan:
Standarisasi larutan KMNO4 dengan larutan baku Na2C2O4
A.
1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada titrasi permanganometri, jika reduktornya adalah
ion ferro! Setiap mol ion ferro adalah berapa ekuivalen ?
Oksidasi : Fe2+ Fe3+ + e- x 5
Reduksi : MnO4- + 8 H+ + 5 e- Mn2+ + 4 H2O x 1
Reaksi : Fe2+ MnO4- + 8 H+ Fe3+ + Mn2+ + 4 H2O
Satu mol ferro 1 mol ekivalen
2. Mengapa pada titrasi permanganometri tidak perlu ditambah indikator lagi?
Pada titrasi permanganometri tidak perlu ditambah indikator lagi karena 1 tetes
0,1 N ion permanganat dapat memberikan warna merah muda pada sampel yang
dititrasi (setelah itu hilang lagi) dan pada titik akhir titrasi, seluruh sampel akan
berubah warna menjadi merah muda. Dan karena kmno4 bisa berperan sebagai
indikator.
B.
1. Apa perbedaan antara titrasi iodometri dan iodimetri?
Titrasi Iodometri : ion iodida (I-) digunakan sebagai agen pereduksi (oksidator)
Titrasi Iodimetri : iodin (I2) digunakan sebagai agen pengoksidasi (reduktor)
2. Bagaimana reaksi antara kalium iodat + kalium iodida + asam klorida? Setiap 1
mol kalium iodat sama dengan berapa ekivalen?
Jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O
1. Jika pada penentuan normalitas KMnO4 dengan larutan baku natrium oksalat
titrasinya dikerjakan pada temperatur 60oC, hasil normalitasnya terlampau tinggi
atau terlampau rendah?
Jika penentuan normalitas KMnO4 dengan larutan baku natrium oksalat titrasinya
dikerjakan pada temperature lebih rendah dari 60 OC, maka hasil normalitasnya
terlampau tinggi karena volume KMnO4 yang diperlukan lebih banyak disebabkan KMnO4
tidak cepat terurai / terdekomposisi dalam larutan tersebut karena KMnO4 lebih cepat
bereaksi dengan H2C2O4 dalam kondisa asam dan panas.
2. Berapa volume 0,03 M KMnO4 yang diperlukan untuk bereaksi dengan 5 mL H2O2
dalam larutan asam yang mempunyai densitas 1,01 g/L dan mengandung 3,05 berat
H2O? Permanganat direduksi menjadi Mn2+ dan H2O dioksidasi menjadi O2.
Diketahui : M. KMnO4 = 0,03 M
V. H2O2 = 5 m L
= 1,01 g/L mengandung 3,05 berat H2O
Mr H2O2 = 34
Ditanya : V. KMnO4 = .. ?
Penyelesaian :
Persamaan reaksi
2 MnO4- + 6 H+ + 5 H2O2 2 Mn2+ + 5 O2 + 8 H2O
+7 -2 +2 0
1 mol MnO4- ~ 5 ekivalen
1 mol H2O2 ~ 2 ekivalen
Mol ekivalen KMnO4 = mol ekivalen H2O2
-5e
+2e
Daftar Pustaka
J.R.R.Day dan A.L Underwood.1989.Analisis Kimia Kuantitatif.Jakarta:Erlangga
Poedjiastoeti,Sri,dkk.2011.Panduan Praktikum Analitik I Dasar-Dasar Kimia
Analitik.Surabaya:Universitas Negeri Surabaya
http://ratnatox.blogspot.com/2009/11/laporan-praktikum-titrasi.html
diakses tanggal 26 November 2012
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CC0QFjAA&url=http%3A%2F
%2Falchemist08.files.wordpress.com%2F2012%2F05%2Fpercobaan-iiititrasi-
permanganometri.doc&ei=7MbNUPsJhuesB6C-
gOAC&usg=AFQjCNG7GEH04WsvVq_HLQhMsBZo7wfHIg&sig2=EfUtkP6EBavbrZtlMY0tCQ&bvm
=bv.1355325884,d.bmk diakses tanggal 16 Desember 2012 pukul 21.39
LAMPIRAN
Standarisasi larutan KMNO4 dengan larutan baku Na2C2O4
Titrasi 1 Titrasi 2 Titrasi 3
Jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O
Titrasi 1 Titrasi 2 Titrasi 3
PERHITUNGAN
Standarisasi larutan KMNO4 dengan larutan baku Na2C2O4
Titrasi 1 => volume KMNO4 = 7,5 mL
Mol equivalen KMNO4 = Mol equivalen Na2C2O4
V x N = n gr x V
Mr L
N.7,5 mL = 2 0,6760 g 10 mL 1,34g/mol
N = 0,1335 N
Titrasi 2 => volume KMNO4 = 7,5 mL
Mol equivalen KMNO4 = Mol equivalen Na2C2O4
V x N = n gr x V
Mr L
N.7,5 mL = 2 0,6760 g 10 mL 1,34g/mol
N = 0,1335 N
Titrasi 3 => volume KMNO4 = 7,5 mL
Mol equivalen KMNO4 = Mol equivalen Na2C2O4
V x N = n gr x V
Mr L
N.7,5 mL = 2 0,6760 g 10 mL 1,34g/mol
N = 0,1335 N
Konsentrasi rata-rata KMNO4= 0,1335+0,1335+0,1335 N
3
= 0,4005 N
3
= 0,1335 N
Jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O
Titrasi 1 => volume KMNO4 = 7,4 mL
Mol equivalen H2C2O4.xH2O = Mol equivalen KMNO4
N x V = N x V
N. 10 mL = 0,1335 N. 7,4 mL N = 0,0988 N
N H2C2O4.xH2O = n. g Mr.L
0,0988 = 2. 0,6309 g Mr.0,1L
N H2C2O4.xH2O = 127,712 g/mol
Mr H2C2O4.xH2O = 90 g/mol
Mr xH2O = Mr H2C2O4.xH2O – Mr H2C2O4
18x = 127,712-90
18x = 37,712
x = 37,712
18
x = 2,09
Titrasi 1 => volume KMNO4 = 7,3 mL
Mol equivalen H2C2O4.xH2O = Mol equivalen KMNO4
N x V = N x V
N. 10 mL = 0,1335 N. 7,3 mL N = 0,0975 N
N H2C2O4.xH2O = n. g Mr.L
0,0975 = 2. 0,6309 g Mr.0,1L
N H2C2O4.xH2O = 129,415 g/mol
Mr H2C2O4.xH2O = 90 g/mol
Mr xH2O = Mr H2C2O4.xH2O – Mr H2C2O4
18x = 129,415-90
18x = 39,415
x = 39,415
18
x = 2,19
Titrasi 1 => volume KMNO4 = 7,5 mL
Mol equivalen H2C2O4.xH2O = Mol equivalen KMNO4
N x V = N x V
N. 10 mL = 0,1335 N. 7,5 mL N = 0,1001 N
N H2C2O4.xH2O = n. g Mr.L
0,1001 = 2. 0,6309 g Mr.0,1L
N H2C2O4.xH2O = 126,18 g/mol
Mr H2C2O4.xH2O = 90 g/mol
Mr xH2O = Mr H2C2O4.xH2O – Mr H2C2O4
18x = 126,618-90
18x = 36,18
x = 36,18
18
x = 2,00
Rata-rata jumlah air kristal = 2,09+2,19+2,00
3
= 2,09