LAMPIRAN
PERATURAN
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 3 TAHUN 2013
TENTANG
PEDOMAN PERTIMBANGAN
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
PEMILIHAN ANGGOTA
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA, 2013
i
DAFTAR ISI
PEDOMAN PERTIMBANGAN
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
PEMILIHAN ANGGOTA
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... .
i
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
B. Maksud dan Tujuan ....................................................................................................................... 1
C. Dasar Hukum ................................................................................................................................
D. Ruang Lingkup .........................................................................................................
2
2
D 2
BAB II TUGAS DAN WEWENANG DPD SERTA MEKANISME PEMBERIAN
PERTIMBANGAN ............................................................................................................................
3
A. Tugas dan Wewenang DPD RI ..................................................................................................... 3
B. Mekanisme Pemberian Pertimbangan ........................................................................................... 3
BAB III PELAKSANAAN PEMBERIAN PERTIMBANGAN CALON ANGGOTA BPK ......................... 5
A. Persyaratan Calon Anggota BPK .................................................................................................. 5
B. Prinsip ........................................................................................................................................... 5
C. Proses Penilaian Calon ................................................................................................................... 6
1. Pengagendaan .......................................................................................................................... 6
2. Pembagian Tugas ..................................................................................................................... 6
D. Pelaksanaan Tugas Tim Kerja A ................................................................................................... 7
1. Penerimaan Berkas dan Verifikasi Administrasi .................................................................... 7
2. Penentuan Kriteria Penilaian dan Pembobotan ...................................................................... 7
3. Pemberian Penilaian Administratif ........................................................................................ 8
E. Pelaksanaan Tugas Tim Kerja B ........................................................................ 8
1. Permintaan Saran dan Masukan Publik ...................................................... 8
2. Verifikasi dan Pengolahan Saran dan Masukan Publik .............................. 8
3. Pemberian Penilaian Kualitas ..................................................................... 9
F. Rapat Pleno Komite IV Penyampaian Hasil Tim Kerja........................................... 9
G. Penyampaian Visi dan Misi Calon Anggota BPK ............................................ 9
BAB IV PENENTUAN CALON DAN PEMBERIAN PERTIMBANGAN .................................................. 11
A. Pengambilan Keputusan Tentang Calon ........................................................................................ 11
B. Penyusunan Naskah Pertimbangan ............................................................................................... 11
BAB V TINDAK LANJUT PEMBERIAN PERTIMBANGAN ................................................................... 13
BAB VI PENUTUP ......................................................................................................................................... 14
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewan Perwakilan Daerah merupakan Lembaga Negara dalam cabang kekuasaan
legislatif yang dibentuk berdasarkan UUD NRI Tahun 1945. Mandat konstitusional DPD
RI termaktub pada Pasal 22D, Pasal 23E, dan Pasal 23F Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu meliputi fungsi legislasi, pengawasan, dan
penganggaran/pertimbangan.
Dalam konteks pemberian pertimbangan, Pasal 23F ayat (1) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa anggota Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia dan diresmikan oleh Presiden. Pelaksanaan fungsi pertimbangan
DPD RI terhadap pemilihan calon anggota BPK diatur lebih lanjut di dalam UU Nomor
27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD.
Sebagai konsekuensi dari amanat Konstitusi tersebut, maka DPD RI perlu
membuat aturan main sebagai pedoman pemberian pertimbangan. Aturan main tersebut
harus menjamin kualitas calon anggota BPK sejalan dengan nilai-nilai tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean
government).
Perlu disampaikan bahwa pelaksanaan fungsi pemberian pertimbangan terhadap
calon anggota BPK RI selama ini sudah dilaksanakan oleh DPD RI, tapi masih
berdasarkan aturan internal yang disusun oleh Komite IV dan belum menjadi standar
kelembagaan DPD RI. Dalam rangka memperkuat pelaksanaan fungsi tersebut, maka
perlu penguatan aturan dengan menstandardisasi pedoman pelaksanaan pemberian
pertimbangan terhadap calon anggota BPK RI menjadi Keputusan DPD RI.
B. Maksud dan Tujuan
Pedoman pemberian pertimbangan DPD RI terhadap calon anggota BPK RI ini
diharapkan dapat menyajikan gambaran umum proses pemberian pertimbangan terhadap
calon anggota BPK RI berdasarkan ketentuan perundang-undangan. Pedoman ini juga
2
memuat mekanisme dan tata cara pemberian pertimbangan terhadap calon anggota BPK
RI sebagai pegangan Alat Kelengkapan DPD RI.
Dengan adanya pedoman ini diharapkan pemberian pertimbangan terhadap calon
anggota BPK dapat dilaksanakan secara profesional sehingga diperoleh calon anggota
BPK yang berkualitas sejalan dengan nilai-nilai tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government).
C. Dasar Hukum
Pemberian pertimbangan DPD RI terhadap calon anggota BPK didasarkan pada
ketentuan perundang-undangan sebagai berikut.
(1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(2) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
(3) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang menjadi muatan naskah pedoman pertimbangan DPD RI
terhadap calon anggota BPK RI meliputi:
(1) Menyajikan pemaparan mengenai kewenangan DPD RI dalam pemberian
pertimbangan terhadap calon anggota BPK RI.
(2) Menyajikan gambaran alur proses pelaksanaan pemberian pertimbangan DPD RI
terhadap calon anggota BPK RI.
(3) Menyajikan pedoman mengenai mekanisme dan tata cara (prosedur) dalam
pelaksanaan pemberian pertimbangan DPD RI terhadap calon anggota BPK RI.
3
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG DPD RI SERTA
MEKANISME PEMBERIAN PERTIMBANGAN
A. Tugas dan Wewenang DPD
Pasal 23F ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 menyebutkan bahwa anggota Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia dan diresmikan oleh Presiden. Proses pemberian pertimbangan
tersebut diatur lebih lanjut di dalam UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan. Pasal 14 ayat (1) menyebutkan bahwa anggota BPK dipilih oleh DPR dengan
memperhatikan pertimbangan DPD RI. Sementara Pasal 14 Ayat (2) yang menyebutkan
bahwa Pertimbangan tersebut disampaikan secara tertulis dengan memuat semua nama
calon secara lengkap dan diserahkan kepada DPR RI dalam jangka waktu paling lama 1
(satu) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya surat permintaan pertimbangan dari
Pimpinan DPR RI.
UU Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD mengatur lebih
rinci perihal pemberian pertimbangan tersebut pada Pasal 171 ayat (1) dan ayat (2). Pasal
258 menyebutkan bahwa Pimpinan DPR RI memberitahukan rencana pemilihan anggota
BPK RI kepada Pimpinan DPD RI dengan disertai dokumen kelengkapan persyaratan
calon anggota BPK sebagai bahan DPD RI untuk memberikan pertimbangan atas calon
anggota BPK paling lambat 1 (satu) bulan sebelum alat kelengkapan DPR RI memproses
pelaksanaan pemilihan anggota BPK RI. Pertimbangan DPD RI tersebut disampaikan
secara tertulis kepada DPR RI paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan pemilihan
dan selanjutnya disampaikan kepada alat kelengkapan DPR RI untuk digunakan sebagai
bahan pertimbangan.
B. Mekanisme Pemberian Pertimbangan
Pemberian pertimbangan DPD RI terhadap calon anggota BPK RI dilaksanakan
oleh Alat Kelengkapan DPD RI yang ruang lingkupnya memberikan pertimbangan, yaitu
Komite IV. Tugas dan wewenang Komite dalam pemberian pertimbangan diatur pada
Pasal 68 ayat (3) huruf b Peraturan DPD RI Nomor 2 Tahun 2012 tentang Tata Tertib
yang menyebutkan bahwa tugas Komite dalam pemberian pertimbangan adalah
4
menyusun pertimbangan DPD RI terhadap calon Anggota BPK RI yang diajukan DPR
RI.
Tatib DPD RI juga mengatur mekanisme pemberian pertimbangan yaitu pada Pasal
157 ayat (3) disebutkan bahwa penyusunan pertimbangan oleh Komite sesuai dengan
bidang tugasnya disusun dengan tahapan:
(1) Penelitian administrasi;
(2) Penyampaian visi dan misi; dan
(3) Penentuan urutan calon.
Hasil pertimbangan sebagaimana dimaksud dilaporkan dalam Sidang Paripurna
untuk ditetapkan sebagai pertimbangan DPD RI. Selanjutnya, Keputusan DPD RI dalam
Sidang Paripurna sebagaimana dimaksud menjadi pertimbangan DPD RI kepada DPR RI
dalam pemilihan Anggota BPK RI.
5
BAB III
PELAKSANAAN PEMBERIAN PERTIMBANGAN CALON ANGGOTA BPK RI
A. Persyaratan Calon Anggota BPK RI
UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan mengatur
persyaratan calon anggota BPK, yaitu pada Pasal 13 yang menyebutkan bahwa untuk
dapat dipilih sebagai Anggota BPK, calon harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
(1) warga negara Indonesia;
(2) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
(3) berdomisili di Indonesia;
(4) memiliki integritas moral dan kejujuran;
(5) setia terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
(6) berpendidikan paling rendah S1 atau yang setara;
(7) tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan hukuman 5 (lima) tahun atau lebih;
(8) sehat jasmani dan rohani;
(9) paling rendah berusia 35 (tiga puluh lima) tahun;
(10) paling singkat telah 2 (dua) tahun meninggalkan jabatan sebagai pejabat di
lingkungan pengelola keuangan negara; dan
(11) tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
B. Prinsip
Peran DPD RI dalam pemberian pertimbangan pemilihan anggota BPK
menunjukkan bahwa jabatan anggota BPK dinilai sangat penting dan strategis. Dari
sekian banyak jabatan publik hanya pemilihan anggota BPK yang mensyaratkan
pertimbangan DPD RI sebelum dipilih oleh DPR RI. Oleh karena itu, proses dan kriteria
pemberian pertimbangan diharapkan dapat berjalan dengan berkualitas.
Dari sisi proses, terdapat prinsip-prinsip yang menjadi pedoman DPD RI sehingga
terjamin proses pemberian pertimbangan berjalan secara berkualitas sejalan dengan
6
semangat good governance. Prinsip-prinsip tersebut adalah transparansi, akuntabilitas,
adil (fairness), dan partisipasi.
(1) Transparansi adalah proses seleksi dan penentuan kriteria harus bersifat terbuka dan
dapat diketahui publik.
(2) Akuntabilitas adalah proses seleksi harus menggunakan metoda dan teknik seleksi
yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Adil adalah setiap kandidat yang ikut seleksi harus melewati proses seleksi yang
sama.
(4) Partisipatif adalah proses seleksi harus membuka peluang bagi masyarakat untuk
memberikan masukan, kritik, dan saran yang konstruktif.
C. Proses Penilaian Calon
1. Pengagendaan
Komite IV DPD RI mengawali pelaksanan proses pemberian pertimbangan
calon anggota BPK dengan melaksanakan Rapat Pleno Komite IV untuk
menyepakati hal-hal sebagai berikut.
a. Jadwal dan agenda pelaksanaan pemberian pertimbangan
b. Mekanisme pelaksanaan pemberian pertimbangan
c. Pembentukan Tim Kerja pemberian pertimbangan
2. Pembagian Tugas
Rapat Pleno Komite IV membentuk dua Tim Kerja yang memiliki tugas
sebagai berikut.
a. Tim Kerja A bertugas melakukan verifikasi data calon disesuaikan dengan
persyaratan undang-undang, menentukan kriteria, dan memberikan pembobotan
(scoring) berdasarkan kriteria yang ditentukan, serta menentukan urutan calon
berdasarkan hasil penilaian.
b. Tim Kerja B bertugas menghimpun (menerima dan proaktif meminta), meneliti,
dan memverifikasi masukan dari seluruh anggota dan Alat Kelengkapan DPD
RI serta masyarakat. Tim Kerja B juga bertugas memberikan penilaian terhadap
calon dengan titik tekan pada aspek kualitas dengan mengacu pada kriteria dan
pembobotan yang disusun oleh Tim Kerja A. Apabila dipandang perlu, Tim
7
Kerja B dapat melakukan uji rekam jejak (background investigation) terhadap
calon tertentu untuk memperkuat penilaian kualitas calon.
Selanjutnya masing-masing Tim Kerja melaksanakan tugasnya secara paralel
dan melaporkan hasil kerja masing-masing kepada Rapat Pleno Komite IV sesuai
jadwal dan agenda yang telah ditetapkan oleh Rapat Pleno Komite IV.
D. Pelaksanaan Tugas Tim Kerja A
1. Penerimaan Berkas dan Verifikasi Administrasi
Tahap ini adalah prosedur administrasi yang dilakukan untuk melihat sejauh
mana kualifikasi minimal sesuai aturan dapat dipenuhi oleh calon anggota BPK yang
dibuktikan dengan pemenuhan persyaratan sebagaimana diatur dalam undang-
undang BPK berikut kelengkapan administratif yang wajib disertakan.
Komite IV menerima berkas-berkas calon anggota BPK RI yang diserahkan
oleh DPR RI untuk dilakukan pendataan administrasi kelengkapan berkas masing-
masing calon oleh Sekretariat. Sekretariat memverifikasi berkas persyaratan calon
anggota BPK sebagai prosedur administrasi. Laporan disajikan dalam bentuk tabel
matrikulasi guna memverifikasi persyaratan sesuai undang-undang.
2. Penentuan Kriteria Penilaian dan Pembobotan
Tim Kerja A menyusun kriteria penilaian dan pembobotan (scoring) atas
kriteria. Kriteria dan pembobotan akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan
penilaian terhadap calon dalam rangka uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper).
Pada dasarnya Fit and Proper secara bahasa merupakan kata yang memiliki
satuan arti yaitu “patut, layak, pantas, cocok”, namun pemaknaan secara umum dan
berdasarkan penggunaan “Fit” adalah penilaian kemampuan dan kompetensi,
“Proper” adalah kepatutan integritas, sebagaimana substansinya Fit and Proper Test
di tujukan kepada calon pemangku jabatan publik dalam institusi pemerintahan,
yang berkaitan dengan tes kompetensi dan kepatutan. Dalam hal ini kriteria
penilaian yang lazim digunakan untuk uji kelayakan dan kepatutan adalah sebagai
berikut:
(1) Pendidikan dan Pengalaman (untuk kriteria kelayakan/kompetensi)
(2) Integritas dan Kepemimpinan (untuk kriteria kepatutan)
Dalam rangka penentuan kriteria dan pembobotan yang digunakan dalam uji
kelayakan dan kepatutan tersebut, Tim Kerja A menghadirkan para pakar di bidang
8
psikologi, SDM, dan statistik untuk mendapatkan masukan dan penguatan. Masukan
pakar sangat penting agar kriteria dapat dipertanggungjawabkan sejalan dengan
prinsip akuntabilitas.
3. Pemberian Penilaian Administratif
Berdasarkan kriteria yang telah disepakati, Tim Kerja A memberikan
penilaian terhadap calon dengan titik tekan pada aspek administratif dengan
mengacu pada berkas administratif sesuai persyaratan calon anggota BPK RI. Atas
dasar penilaian tersebut, sekretariat melakukan kalkulasi pembobotan tiap-tiap
kriteria atas setiap calon anggota BPK RI dan menyajikan hasilnya sesuai urutan
peringkat hasil. Hasil penilaian Tim Kerja A sebagaimana dimaksud dilaporkan
kepada Rapat Pleno Komite IV.
E. Pelaksanaan Tugas Tim Kerja B
1. Permintaan Saran dan Masukan
Dalam rangka menghimpun saran dan masukan terhadap calon anggota BPK
RI, Tim Kerja B menyampaikan surat resmi kepada setiap anggota DPD RI dan
seluruh Alat Kelengkapan DPD RI perihal saran dan masukan terhadap calon
anggota BPK RI. Apabila dipandang perlu, tim kerja dapat secara proaktif meminta
masukan dari Alat Kelengkapan DPD RI lainnya.
Untuk menjaring saran dan masukan masyarakat, Tim Kerja B proaktif
meminta saran dan masukan kepada pihak-pihak terkait dan melakukan publikasi
baik dalam bentuk konferensi pers dan/atau iklan pada media cetak maupun
elektronik dengan dukungan Sekretariat Jenderal.
Pengumuman kepada masyarakat ini sangat penting untuk menjamin prinsip
transparansi dan partisipasi masyarakat.
2. Verifikasi dan Pengolahan Saran dan Masukan
Setelah menerima seluruh saran dan masukan termasuk dari setiap anggota
DPD RI dan seluruh Alat Kelengkapan DPD RI, Tim Kerja B memverifikasi setiap
saran dan masukan, dan menyajikan saran dan masukan tersebut dalam satu format
hasil pengolahan saran dan masukan anggota DPD RI dan Alat Kelengkapan DPD
RI serta masyarakat. Tim Kerja B menjadikan kriteria penilaian yang disusun oleh
9
Tim Kerja A sebagai acuan untuk mengolah saran dan masukan sebagaimana
dimaksud. Diharapkan hasilnya dapat menggambarkan saran dan masukan yang
bersifat positif maupun negatif terhadap calon anggota BPK RI. Keseluruhan hasil
pengolahan saran dan masukan publik tersebut dilaporkan kepada Rapat Pleno
Komite IV.
3. Pemberian Penilaian Kualitas
Tim Kerja B melakukan penilaian terhadap calon dengan titik tekan penilaian
pada aspek kualitas meliputi aspek integritas dan kepemimpinan mengacu pada
kriteria dan pembobotan yang disusun oleh Tim Kerja A. Apabila dipandang perlu,
Tim Kerja B dapat melakukan uji rekam jejak (background investigation) terhadap
calon tertentu untuk memperkuat penilaian kualitas calon. Atas dasar penilaian
tersebut, sekretariat melakukan kalkulasi pembobotan tiap-tiap kriteria atas setiap
calon anggota BPK RI dan menyajikan hasilnya sesuai urutan peringkat hasil. Hasil
penilaian Tim Kerja B sebagaimana dimaksud dilaporkan kepada Rapat Pleno
Komite IV.
F. Rapat Pleno Komite IV Penyampaian Hasil Tim Kerja
Hasil Tim Kerja A dan Tim Kerja B dilaporkan kepada Rapat Pleno Komite IV
sesuai jadwal yang telah ditentukan. Rapat Pleno selanjutnya membahas persiapan fit and
proper calon anggota BPK RI dengan agenda penyampaian visi dan misi.
Rapat Pleno dapat memutuskan bahwa tidak semua calon diundang untuk
menyampaikan visi dan misi, yaitu dalam hal calon jelas-jelas tidak memenuhi
persyaratan administratif sesuai undang-undang dan/atau diberikan catatan serius oleh
anggota DPD RI sehingga dinilai tidak memenuhi syarat sebagai calon anggota BPK RI.
G. Penyampaian Visi dan Misi Calon Anggota BPK RI
Sesuai keputusan Rapat Komite IV dilaksanakan proses uji kelayakan dan
kepatutan calon anggota BPK RI. Uji kelayakan dan kepatutan diikuti oleh calon anggota
BPK RI sejalan dengan prinsip adil (fairness). Proses uji kelayakan dan kepatutan ini
dilaksanakan melalui Rapat Komite IV dengan acara Penyampaian Visi dan Misi Calon
Anggota BPK RI. Bagi anggota Komite IV yang tidak mengikuti penyampaian visi dan
misi calon anggota BPK RI, maka penilaiannya dianggap gugur.
10
Forum penyampain visi dan misi dimanfaatkan oleh anggota Komite IV untuk
melakukan pendalaman dan eksplorasi dengan titik tekan pada aspek kualitas calon.
Selanjutnya, pada forum penyampaian visi dan misi ini, seluruh calon anggota BPK RI
diminta kesediaanya untuk menandatangani pakta integritas.
11
BAB IV
PENENTUAN CALON DAN PEMBERIAN PERTIMBANGAN
A. Pengambilan Keputusan Tentang Calon
Rangkaian proses pemberian pertimbangan terhadap calon anggota BPK RI di
Komite IV diakhiri dengan penentuan calon dan pemberian pertimbangan berdasarkan
penilaian terhadap calon anggota BPK RI. Penilaian dimaksud mengacu pada hasil kerja
Tim Kerja Komite IV sebagaimana dihasilkan sebelumnya serta hasil penilaian atas
penyampaian visi misi calon anggota BPK RI dari anggota Komite IV.
Penentuan urutan calon anggota BPK dilakukan berdasarkan nilai yang diperoleh
calon anggota BPK. Untuk mendukung hasil penilaian dan penentuan calon yang
direkomendasikan oleh BPK disajikan pemetaan kompetensi (competence) dan
kecocokan (acceptability) calon anggota BPK RI dalam bentuk kuadran.
Jumlah calon anggota BPK yang direkomendasikan oleh Komite IV sebanyak
minimal 2 (dua) kali lipat dari calon yang dibutuhkan, namun dapat lebih dari 2 (dua)
kali lipat disesuaikan dengan kebutuhan dan strategi agar calon anggota BPK yang
direkomendasikan nantinya dipilih oleh DPR RI.
Selain itu, penentuan calon yang direkomendasikan oleh DPD RI juga harus
mempertimbangkan kebutuhan spesifik kompetensi posisi yang kosong dan akan diisi
dalam keanggotaan BPK RI pada periode tertentu.
B. Penyusunan Naskah Pertimbangan
Naskah pertimbangan secara tertulis disusun dengan sistematika sebagai berikut.
(1) Pendahuluan
Berisi landasan yuridis yang mengatur kewenangan DPD RI dalam pemberian
pertimbangan terhadap calon anggota BPK. Serta mengintrodusir surat DPR RI
kepada DPD RI yang menyatakan permintaan pertimbangan terhadap calon anggota
BPK.
(2) Maksud dan Tujuan
Berisi penyampaian maksud dan tujuan pemberian pertimbangan terhadap calon
anggota BPK.
12
(3) Metode
Berisi gambaran umum proses, mekanisme kerja, dan kriteria penilaian yang
digunakan DPD RI dalam melaksanakan tugas pemberian pertimbangan terhadap
calon anggota BPK.
(4) Pertimbangan DPD RI
Berisi hasil penilaian DPD RI terhadap calon anggota BPK berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan, termasuk berdasarkan saran dan masukan masyarakat. Nama calon
anggota BPK diurutkan berdasarkan hasil penilaian. Bab ini juga menyajikan
pemetaan kriteria kompetensi (competence) dan kriteria kecocokan (acceptability)
setiap calon anggota BPK dalam bentuk kuadran. Berdasarkan hasil pemetaan
tersebut, DPD RI merekomendasikan kepada DPR RI, nama calon anggota BPK
yang masuk dalam kuadran dengan nilai kecocokan tinggi dan nilai kompetensi
tinggi.
(5) Penutup
Berisi kalimat akhir untuk menutup penyampaian tertulis pertimbangan DPD RI
terhadap calon anggota BPK, tanggal pengesahan, dan tanda tangan Pimpinan DPD
RI.
13
BAB V
TINDAK LANJUT PEMBERIAN PERTIMBANGAN
Naskah tertulis pertimbangan DPD RI terhadap calon anggota BPK yang disusun oleh
Komite IV selanjutnya disampaikan kepada Rapat Paripurna DPD RI untuk ditetapkan
sebagai Keputusan DPD RI. Keputusan DPD RI dalam Sidang Paripurna sebagaimana
dimaksud menjadi pertimbangan DPD RI kepada DPR RI dalam pemilihan Anggota BPK.
Mengingat pelaksanaan pemberian pertimbangan DPD RI terhadap calon anggota
BPK adalah amanat konstitusi, untuk memastikan bahwa pertimbangan tersebut diterima oleh
Alat Kelengkapan DPR RI, maka Pimpinan DPD menyampaikan permintaan tertulis melalui
Pimpinan DPR agar Pimpinan Alat Kelengkapan DPR (Komisi XI) dapat menerima
Pimpinan Alat Kelengkapan DPD (Komite IV) guna menyampaikan pertimbangan dimaksud,
baik secara tertulis maupun lisan, dalam forum Rapat Pleno Alat Kelengkapan DPR.
Peristiwa penyampaian pertimbangan tersebut diliput oleh media untuk diketahui publik
sebagai bentuk pertanggungjawaban DPD kepada rakyat.
Setelah penyampaian pertimbangan DPD RI kepada DPR RI sebagaimana dimaksud,
DPD melaksanakan Konferensi Pers Pertimbangan DPD RI terhadap Calon Anggota BPK RI
untuk diketahui oleh publik.
Diharapkan bahwa calon yang direkomendasikan oleh DPD RI setidak-tidaknya
dimasukkan dalam daftar calon yang akan dicantumkan dalam proses pemilihan di DPR RI.
Namun apabila proses pemilihan dilakukan dengan pemungutan suara secara tertutup oleh
anggota Komisi XI DPR RI, ternyata calon dari DPD RI tidak mendapat perhatian anggota
Komisi XI DPR RI, DPD RI dapat memahaminya. Akan tetapi jika DPR RI menolak
pertimbangan DPD RI, maka Pimpinan DPD RI segera membuat surat resmi untuk meminta
penjelasan kepada DPR RI.
DPD RI menyampaikan penolakan pertimbangan DPD oleh DPR kepada publik
melalui konferensi pers sebagai bentuk pertanggungjawaban publik.
14
BAB VI
PENUTUP
Demikian pedoman pertimbangan DPD RI tentang Pemilihan Anggota BPK RI.
Selanjutnya, hal-hal teknis pelaksanaan pemberian pertimbangan, antara lain format dokumen
dan mekanisme teknis tentang masukan dari anggota DPD RI maupun dari Alat Kelengkapan
DPD RI, diatur lebih lanjut oleh Komite IV.
yu
Timja B
Pengumuman Pendaftaran Peserta Calon Anggota BPK di Media Massa
Nasional oleh DPR
Rapat Pleno KOMITE IV
Pengagendaan & Pembentukan
Timja
Rapat Pleno KOMITE IV
Laporan Timja
Persiapan Fit and Proper
Penyampaian Visi dan Misi
Penyusunan dan Finalisasi
Draft Pertimbangan
Terhadap Calon Angota BPK
Sidang Paripurna DPD
Pertimbangan DPD Terhadap
Calon Anggota BPK
Rapat Pleno
diliput oleh media
Permintaan Pertimbangan dari DPR kepada DPD
terhadap Calon Anggota BPK (daftar nama dan
kelengkapan adminsitrasi seluruh Calon Anggota BPK)
Timja A
Rapat Pleno KOMITE IV
Penyampaian Visi dan Misi dari masing-masing Calon (dilanjutkan
penilaian titik tekan aspek
kualitas) Menyusun
Mekanisme dan Kriteria
Penilaian/ Pembobotan
Melakukan Penilaian
Administratif
Penentuan Rangking/
Urutan Calon berdasarkan
Kriteria Penilaian dan Pembobotan
Penyampaian Pertimbangan DPD terhadap Calon Anggota BPK
kepada DPR *)
(Pimpinan Komite IV kepada Pimpinan Komisi XI dalam Forum
Rapat Pleno Komisi XI)
Keterangan: *) = Pasal 171 ayat (2) dan Pasal 258 ayat (3) UU Nomor 27 Tahun 2009
Menghimpun
masukan internal-eksternal
Melakukan Penilaian
kuliatas dan rekam jejak
Publikasi permintaan
masukan masyarakat
Dalam hal DPR menolak pertimbangan DPD, Pimpinan DPD
meminta penjelasan alasan
penolakan
Konferensi pers DPD penjelasan
penolakan DPR
Mekanisme Pemberian Pertimbangan DPD Terhadap Calon Anggota BPK