TEORI EKONOMI MAKRO DAN MIKRO
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu
Ekonomi
Disusun Oleh :
Ahmad Fachrurrozi
Anarita Diana
Agung Joko Ismoyo
Assyifa Muzdalifah
Irfan Nurdiansyah
JURUSAN AGROTEKNOLOGIFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATIBANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Teori Ekonomi Makro dan Mikro” ini. Shalawat dan
salam semoga seantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga amal kebaikan yang telah
diberikan dibalas oleh Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.
Bandung, Februari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB III TEORI EKONOMI MAKRO DAN MIKRO........................................3
3.1. Kompetensi Dasar....................................................................................3
3.2. Pendahuluan.............................................................................................3
3.3. Aspek yang Dianalisis Teori Ekonomi Makro dan Mikro........................4
3.4. Teori Perkembangan Ekonomi Mikro......................................................8
3.4.1.Analisa Ekonomi Mikro.......................................................................12
3.5. Teori Perkembangan Ekonomi Makro....................................................13
3.5.1. Pelaku Makro......................................................................................15
3.5.2.Permasalahan Ekonomi Makro.............................................................18
LATIHAN.............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
BAB III
TEORI EKONOMI MAKRO DAN MIKRO
3.1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti mata kuliah, diharapkan mahasiswa mampu
menjelaskan tentang:
1. Aspek yang Dianalisis Teori Ekonomi Makro dan Mikro
2. Teori Perkembangan Ekonomi Mikro
3. Teori Perkembangan Ekonomi Makro
3.2. Pendahuluan
Teori ekonomi mikro dapat diartikan sebagai “ ilmu ekonomi
kecil”. Teori ekonomi mikro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang
menganalisis mengenai bagian-bagian kecil ari keseluruhan kegiatan
perekonomian, contohnya kegiatan transaksi di pasar antara penjual
(produsen) dan pembeli (konsumen) untuk mendapatkan barang atau jasa
yang dibutuhkan. Teori ekonomi makro adalah analisis keseluruhan kegiatan
perekonomian bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yan
g dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian, contohnya kebijakan-
kebijakan pemerintah baik kebijkan fisikal atau moneter. (Raharja Pratama
dan Mandala Manurung, 2008)
Ilmu ekonomi mikro atau mikro ekonomi adalah cabang dari ilmu
ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahan serta
penentuan harga pasar dan kuantitas faktor input, barang dan jasa yang
diperjual belikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan
perilaku dapat mempengaruhi permintaan barang dan jasa yang akan
menentukan harga, menentukan penawaran dan permintaan.
Ekonomi makro atau makro ekonomi adalah studi tentang ekonomi
secara keseluruhan. Makro ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang
mempengaruhi rumah tangga (houshold), perubahan dan pasar. Ekonomi
makro dapat digunakan untuk menganalisis kebijakan pertumbuhan ekonomi,
stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang
berkesinambungan.
3.3. Aspek yang Dianalisis Teori Ekonomi Makro dan Mikro
3.3.1. Aspek yang Dianalisis Teori Ekonomi Mikroa. Interaksi di pasar barang.
Dilihat dari pandangan ekonomi mikro, suatu
perekonomian merupakan penggabungan dari berbagai jenis
pasar barang. Oleh sebab itu, untuk mengenal corak kegiatan
suatu perekonomian perlu memperhatikan corak operasi suatu
pasar. Pasar dalma pengertian ekonomi tidak berwujud secara
fisik. Pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual
(supply) dan penawaran (demand) untuk melakukan jual beli.
Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah : 275
“.......Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba”.
Contoh pasar barang yaitu: pasar ikan, pasar beras,
pasar komputer, pasar pakaian, pasar mobil dan yang lainnya.
Ekonomi makro tidak menerangkan operasi keseluruhan pasar
tersebut untuk menunjukan bagaimana suatu pasar berfungsi
dan beroperas, teori ekonomi makro hanya menjelaskan
tentang interaksi diantara penjual pembeli.
b. Tingkah laku penjual dan pembeli
Dalam analisis ini teori ekonomi mikro bertitik tolak
dari dua asumsi. Asumsi yang pertama adalha para pembeli
dan penjual menjalankan kegiatan ekonomi mereka secara
rasional. Asumsi yang kedua yaitu para pembeli
memaksimumkan kepuasan mereka yang mungkin
dinikmatinya, sedangkan para penjual berusaha
memaksimumkan keuntungan yang akan diperolehnya.
Berdasarkan asumsi tersebut bahwa seorang pembeli akan
memaksimalkan sebagian dari penghasilannya untuk membeli
barang atau jasa yang dibutuhkanya dan bagaiman seorang
penjual menentukan tingkat produksi yang akan dilakukannya.
c. Interaksi di pasar faktor produksi
Individu-individu dalam perekonomian adalah
pemilik faktor-faktor produksi. Mereka menawarkan faktor-
faktor produksi tersebut untuk memperoleh pendapatan.
Pendapatan tersebut selanjutnya digunakan untuk membeli
barang dan jasa yang mereka butuhkan. Sebaliknya penjual-
penjual membutuhkan faktor-faktor produksi untuk
memproduksikan barang dan jasa. Oleh karena itu, mereka
akan menjadi pembeli faktor-faktor produksi. Interaksi di
antara pembeli dan penjual faktor-faktor produksi diberbagai
pasar faktor produksi menentukan “harga” suatu faktor
produksi tersebut.
Adapun macam-macam faktor produksi :
1.) Tenaga kerja (labour) yang diberikan upah (wages/salary)
2.) Modal (capital) yang diberikan bunga (interest) dan
dividen
3.) Tanah (land) yang diberikan sewa (rent)
4.) Kewirausahan yang diberikan laba (profit)
3.3.2. Aspek yang Dianalisis Teori Ekonomi Makro
a. Penentuan tingkat kegiatan perekonomian negara
Dalam teori ekonomi makro menganalisis mengenai
sejauh mana suatu perekonomian akan menghasilkan barang
dan jasa. Tingkat perekonomian ini akan menghasilkan
barang dan jasa. Tingkat kegiatan perekonomian ini
ditentukan oleh pengeluaran agregat dalam perekonomian,
yang meiputi :
1) Pengeluaran rumah tangga
2) Pengeluaran pemerintahan
3) Pengeluaran perusahaan
4) Ekspor dan import
Analisis dalam teori ekonomi makro juga
memperhatikan perubahan harga- harga pengaruh perubahan
jumlah uang beredar terhadap pengeluaran agregat.
b. Pengeluaran agregat
Masalah akan timbul bila pengeluaran agregat tidak
mencapai tingkat yang ideal. Idelanya, pengeluaran agregat
mencapai tingkat yang diperlukan untuk mewujudkan
kesempatan kerja penuh (full employment) tanpa
menimbulkan inflasi, meskipun dalam praktiknya tujuan ini
sulit dicapai.
c. Mengatasi pengangguran dan inflasi
Perekonomian tidak dapat secara langsung
mengatasi masalah pengangguran dan inflasi. Tindakan
pemerintah diperulukan untuk mengatasi kedua masalah itu,
yaitu melalui serangkaian kebijakan, berupa kebijakan
moneter dan kebijakan fisikal. Kebijakan moneter adalah
langkah pemerintah dalam mempengaruhi jumlah uang
beredar (meney supply) dalam perekonomian atau mengubah
suku bunga dengan tujuan untuk mengatasi masalah
perekonomian yang dihadapi. Sedangkan kebijakan fisikal
adalah langkah-langkah pemerintahan mengubah struktur dan
jumlah pajak serta pengeluarannya dengan maksud untuk
memengaruhi tingkat kegiatan perekonomian.
Serta pemerintah perlu memprioritaskan
penanggulangan pengangguran, antara lain dengan cara:
1) Mengembangkan usaha mandiri dan usaha kecil,
termasuk usaha-usaha keluarga dan kerajinan rakyat.
Usaha-usaha menengah dan besar sudah dapat
dipersilahkan memanfaatkan kemudahan indikator
makro yang sudah relatif baik.
2) Mendorong pengembangan usaha mandiri, usaha kecil
dan usaha keluarga, perlu menyalurkan dana melalui
bank seperti BPR dengan tingkat bunga dibawah 15%
per tahun.
3) Perlu menyediakan dana peminjaman dengan tingkat
bunga yang cukup menutupi biaya administrasi bank,
misalnya 7% dapat diperoleh tanpa adanya agunan.
4) Bantuan kepada keluarga miskin seperti beras untuk si
miskin sedapat mungkin diganti menjadi penciptaan
kesempatan kerja.
5) Sejumlah dana bergulir disediakan dan disalurkan untuk
usaha-usaha keluarga disekitar informal sehingga dapat
menambah penghasilan mereka.
6) Kembangkan program pelatihan kewirausahaan bagi
lulusan SMP atau SMA yang tidak melanjutkan sekolah
sehingga mampu mandiri.
3.4. Teori Perkembangan Ekonomi Mikro
Teori ekonomi mikro sebagai teori ekonomi klasik titik awal
perkembanga ilmu ekonomi modern dianggap dimulai pada saat Adam Smith
(1723-1790) menerbitkan bukunya yang berjudul Art Inquiri into The Nature
and Caues of The Wealth of Nations, yang kemudian dikenal sebagai The
Wealth of Nations (1776). Sebab dalam buku tersebut Smith merintis
pemikiran baru tentang analisis ilmu ekonom dengan melepaskannya dari
belenggu teori moral dan teologis. Dalam arti, untuk memecahkan masalah-
masalah ekonomi diperlukan dasar-dasar iliah sebagai mana halnya para ahli
lmu pengetahuan alam mencoba memahami gejala-gejala alam. Gejala-gejala
ekonomi seperti kenaikan harga barang dan pengangguran menunjukan
adanya gangguan keseimbangan sistem ekonomi. Karenanya, masalah
ekonomi akan teratasi jika ekonomi dikembalikan kepada kondisi
keseimbangan.
Lebih lanjut Adam Smith menyatakan bahwa seperti alam semesta
yang berjalan serba teratur, sistem ekonomi pun akan mampu memulihkan
dirinya sendiri, karena ada kekuatan pengatur yang disebut sebagai tangan-
tangan tidak terlihat (invisible hands). Dalam bahasa yang sederhana, tangan
gaib tersebut adalah mekanisme pasar, yaitu mekanisme alokasi sumber daya
ekonomi berdasarkan interaksi kekuatan permintaan dan penawaran. Adam
Smith percaya bahwa mekanisme pasar menjadi alat alokasi sumber daya
yang efisien, jika pemerintah tidak ikut campur dalam perekonomian.
Kepercayaan terhadap kemampuan mekanisme pasar semakin
menguat ketika seorang ekonom Perancis, Jean Baptise Say (1767-1832)
mematangkan pemikiran Adam Smith dengan melontarkan pendapat yang
sekarang dikenal sebagai hukum Say (Say’s Law) “..supply creates it’s own
demand..” dalam bukunya A Trease on Political Economy (1803). Maksud
dari pernyataan tersebut adalah bahwa barang dan jasa yang diproduksi pasti
terserap oleh permintaan sampai tercapai keseimbangan pasar. Kaum klasik
berpendapat bahwa dalam perekonomian tidak akan timbul masalah
kekurangan permintaan agregat, semua yang dihasilkan oleh perekonomian
pasti akan dibeli oleh masyarakat. Substansi hukum Say adalah memperkuat
keyakinan bahwa pasar mampu menjadi alat alokasi sumber daya yang efisien
lewat proses pertukaran (exchange economics). Keyakinan terhadap
keampuhan mekanisme pasar boleh dikatakan mencapai puncaknya ketika
Leon Walras (1834-1910) berhasil menyusun model ekonom keseimbangan
pasar simultan, yang menjadi dasar analisis model keseimbangan umum
(general equilibrium model). Model Warlas adalah penerjemahan secara
matematis terhadap keyakinan Adam Smith, Say dan ekonom-ekonomi lain
tentang keampuhan mekanisme pasar.
Bila kita menggabungkan pendapat-pendapat para ekonom tersebut
diatas maka dapat disimpulkan bahwa alokasi sumber daya yang efisien akan
tercapai bila individu-ndividu dalam perekonomian telah mencapai efisiensi.
Indikator telah terjadinya efisiensi adalah bila masing-masing individu telah
berada dalam keseimbangan. Dala hal ini efisiensi dan keseimbangan ibarat
dua sisi mata uang logam. Efisiensi tidak mungkin tercapai tanpa
keseimbangan. Sebaliknya tidak ada keseimbangan yang tidak efisien. Sekali
lagi kondisi tersebut hanya akan tercapai lewat mekanisme pasar. Oleh
seorang ekonom Inggris bernama John Maynard Keynes (1883-1946), para
ekonom yang percaya terhadap keampuhan mekanisme pasar dikelompokan
sebagai ekonomi klasik. Sedangkan teori ekonominya dikenal sebagai Teori
Ekonomi Klasik (Classical Economics Theory).
Mungkin yang menjadi pertanyaan adalah mengapa para ekonom
klasik begitu yakin akan keampuhan mekanisme pasar? Jawabannya terletak
pada asumsi-asumsi yang melatar belakangi model meknisme pasar tersebut.
Ketika membahas teori ekonomi mikro, beberapa asumsi pokok mekanisme
pasar telah dibahas. Asumsi-asumsi tersebut adalah:
a. Struktur pasar merupakan persaingan sempurna
b. Informasi sempurna dan simetris input dan output adalah homogen
c. Para pelaku ekonomi bersifat rasional
d. Para pelaku ekonom bertujuan memaksimumkan kegunaan atau
keuntungan.
Untuk memahami lebih dalam pengertian teori ekonomi klasik, ada
dua asumsi penting yang harus ditamabahkan, yaitu:
a) Asumsi pertama adalah proses penyesuaian lewat mekanisme pasar dapat
tercapai seketika itu juga. Kita dapat mengabaikan kendala waktu dan
tempat dalam menganalisis proses pertukaran antara pelaku ekonomi.
Artinya dala proses pertukaran, individu-individu yang terlibat tidak
terbatasi waktu dan tempat. Dengan demikian pasar adalah institusi yang
tidak terbatasi waktu dan tempat (timeless and placeless).
b) Asumsi kedua adalah fungsi uang semata-ata sebagai alat transaksi
(medium of change). Tidak ada penggunaan uang untuk tujuan spekulasi.
Karenanya, uang tidak dapat mempengaruhi jumlah output yang
diproduksi para pelaku ekonomi. Yang dapat dipengaruh oleh uang
hanyalah tingkat harga. Bila jumlah uang bertambah maka harga barang
dan jasa naik, begitu juga sebaliknya.
Asumsi kedua tersebut diatas sebagai asumsi netralisasi uang
(money neutrality) yang mempunyai konsekuensi harga bersifat fleksibel,
dapat berubah seketika itu juga. Asumsi tersebut juga dikenal sebagai
pemisahan antara sector moneter dengan sector riil oleh teori klasik
(classicaldichotomy).
Asumsi-asumsi klasik mempunyai konsekuensi bahwa proses
pertukaran adalah satu-satunya cara untuk saling berinteraksi. Teori klasik
adalah perilaku individu (produsen dan konsumen) dalam rangka mencapai
keseimbangan. Sebab jika setiap individu dalam perekonomian telah
mencapai keseimbangan., maka perekonomian secara total mencapai
keseimbangan. Itulah sebabnya teori klasik identik dengan teori ekonomi
mikro. Karena permintaan relatif tidak terbatas berdasarkan hukum Say,
maka masalah sentral perekonomian adalah penawaran, baik penawaran input
maupun output. Karena itu juga ilmu ekonomi klasik dikenal sebagai ilmu
ekonomi yang sangat menekan sisi penawaran (supply side economics).
3.4.1. Analisa Ekonomi Mikro
Analisa ekonomi mikro terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Teori harga
a) Proses pembentukan harga dipengaruhi oleh interaksi
antara permntaan dan penawaran suatu barang atau jasa
dalam suatu asar
b) Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan
penawaran
c) Bentuk-bentuk pasar
d) Menganalisa konsep elastisitas permintaan dan elastisitas
penawaran
b. Teori produksi
a) Masalah biaya produksi
b) Tingkat produksi yang paling menguntungkan bagi
produsen
c) Kombinasi faktor produksi yang harus dipilih oleh
produsen agar tujuan untuk mencapai laba maksimum
tercapai
c. Teori distribusi
a) Faktor-faktor yang menentukan tingkat upah tenaga kerja
b) Tingkat bunga yang harus dibayar karena penggunaan
modal
c) Tingkat keuntungan yang diperoleh para pengusaha
3.5. Teori Perkembangan Ekonomi Makro
Revolusi Keynes: Lahirnya Teori Ekonomi Makro diawali dengan
adanya Great Depression (1929-1933) perekonomian di berbagai negara besar
menghadapi masalah besar. Angka pengangguran meningkat, output
perekonomian berkurang drastis, investasi merosot tajam. Terjadi kelesuan
ekonomi. Depresi yang berlangsung lama itu membuyarkan keyakinan
terhadap hipotesis ekonomi klasik.
Tahun 1936 terbit buku berjudul “The General Theory of
Employment, Interest and Money” karya ekonom Inggris bernama John
Maynard Keynes, melontarkan pendapat untuk memperbaiki keadaan. The
General Theory menyampaikan dua hal pokok: Pertama, kritik terhadap
kelemahan Teori Klasik yang idealis (utopian) tentang asumsi pasar, dan
terlalu ditekankan masalah ekonomi pada sisi penawaran. Kedua, berupa
usulan pemulihan perekonomian dengan memasukkan peranan Pemerintah
dalam perekonomian dalam rangka menstimulir sisi permintaan.
Kedua pokok pikiran Keynes membawa pembaruan radikal dalam
ilmu ekonomi. Pembaharuan tersebut meliputi :
1. Mulai diperhatikan dimensi global atau AGREGAT (MAKRO) dalam
analisis ilmu ekonomi. Dengan demikian ilmu ekonomi telah berkembang
menjadi ilmu ekonomi Makro.
2. Dimasukkannya peranan pemerintah dalam analisis ilmu ekonomi telah
menimbulkan pentingnya peranan analisi kebijakan (Policies Analysis).
3. Dengan diperlukannya analisis kebijakan, maka perlu pula studi-studi
empiris. Dengan demikian terjadi penyempurnaan metodologi dalam
analisis ekonomi. Dari hanya mengandalkan hanya deduktif saja menjadi
juga menggunakan metode induktif. Keynes menjadi “Bapak” Ilmu
Ekonomi Makro sekaligus ekonom perintis studi induktif.
3.5.1. Pelaku Makro
Dalam teori makro kita menggolongkan orang-orang atau
lembaga-lembaga yang melakukan kegiatan ekonomi
menjadi lima kelompok besar, yaitu:
a. Rumah tangga
Kelompok Rumah Tangga melakukan kegiatan- kegiatan
pokok berupa:
1) Menerima penghasilan dari para produsen dari
“penjualan” tenaga kerja mereka (upah), deviden, dan dari
menyewakan tanah hak milik mereka.
2) Menerima penghasilan dari lembaga keuangan berupa
bunga atas simpanan-simpanan mereka.
3) Membelanjakan penghasilan tersebut di pasar barang
(sebagai konsumen).
4) Menyisihkan sisa dari penghasilan tersebut untuk ditabung
pada lembaga-lembaga keuangan.
5) Membayar pajak kepada pemerintah.
6) Masuk dalam pasar uang sebagai peminta “peminta”
(demanders) karena kebutuhan mereka akan uang tunai
untuk misalnya transaksi sehari-hari.
b. Produsen
Kelompok produsen melakukan kegiatan-kegiatan pokok
berupa:
1) Memproduksikan dan menjual barang-barang/jasa-jasa
(yaitu sebagai supplier di pasar barang);
2) Menyewa/menggunakan fakror-faktor produksi yang
dimilki oleh kelompok rumah tangga untuk proses
produksi;
3) Menentukan pembelian barang-barang modal dan stok
barang-barang lain (selaku investor masuk dalam pasar
barang sebagai peminta atau demander);
4) Meminta kredit dari lembaga keuangan untuk membiayai
investasi mereka (sebagai demander dipasar uang);
5) Membayar pajak
c. Pemerintah
Pemerintah (termasuk di dalamnya bank sentral) melakukan
kegiatan berupa:
1) Menarik pajak langsung dan tak langsung;
2) Membelanjakan penerimaan Negara untuk membeli
barang-barang kebutuhan pemerintah (sebagai demander
dipasar barang);
3) Meminjam uang dari luar negeri;
4) Menyewa tenaga kerja (sebagai demander dipasar tenaga
kerja);
5) Menyedikan kebutuhan uang (kartal) bagi masyarakat
(sebagai supplier dipasar uang).
d. Lembaga-lembaga keuangan
Kelompok Lembaga Keuangan mencakup semua bank-bank
dan lembaga-lembaga keuangan lainnya kecuali bank sentral
(Bank Indonesia). Kegiatan mereka berupa:
1) Menerima simpanan/deposito dari rumah tangga;
2) Menyediakan kredit dan uang giral (sebagi supplier dalam
pasar uang).
e. Negara-negara lain
1) Menyediakan kebutuhan barang impor (sebagai supplier
dipasar barang);
2) Membeli hasil-hasil ekspor kita (sebagai demander dipsar
barang);
3) Menyediakan kredit untuk pemerintah dan swasta dalam
negeri;
4) Membeli dari pasar ntuk kebutuhan cabang
perusahaannya diIndonesia (sebagai investor);
5) Masuk kedalam pasar uang dalam negeri sebagai penyalur
uang (devisa) dari luar negeri (sebagai supplier dana) dan
sebagai peminta kredit dan uang kartal rupiah untuk
kebutuhan cabang-cabang perusahaan mereka di Indonesia
(demander akan dana).
3.5.2. Permasalahan Ekonomi Makro
Secara garis besar, permasalahan kebijaksanaan makro
mencakup dua permasalahan pokok:
a. Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi.
Masalah ini berkaitan dengan bagaimana “menyetir”
perekonomian nasional dan bulan ke bulan, dan triwulan ke
triwulan atau dan tahun ke tahun, agar terhindar dan tiga
“penyakit makro” utama yaitu:
1) Inflasi
2) pengangguran dan
3) ketimpangan dalam neraca pembayaran.
b. Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan.
Masalah ini adalah mengenai bagaimana kita
“menyetir” perekonomian kita agar ada keserasian antara
pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan
tersedianya dana untuk investasi. Pada asasnya masalahnya
juga berkisar pada bagaimana menghindari ketiga penyakit
makro di atas, hanya perpektif waktunya adalah lebih panjang
(lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima
tahun).
Dalam analisa jangka pendek faktor-faktor berikut
ini kita anggap tidak berubah atau tidak bisa kita ubah:
a) Kapasitas total dan perekonomian kita.
Kegiatan investasi dalam jangka pendek, masih mungkin
dilakukan, tetapi hanya dalam arti khusus, yaitu sebagai
pengeluaran investasi berupa penambahan stok barang
jadi, setengah jadi atau pun barang mentah di dalam
gudang para pengusaha, dan pengeluaran oleh
perusahaan-perusahaan untuk pembelian barang-barang
modal (mesin-mesin, konstruksi gedung-gedung dan
sebagainya). Tetapi yang perlu diingat, “jangka pendek”
yang kita maksud di sini adalah begitu pendek sehingga
pengeluaran (pembelian) barang-barang modal tersebut
belum bisa menambah kapasitas produksi dalam
periodesasi tersebut. (Yaitu mesin-mesin sudah dibeli
tapi belum dipasang).
b) Jumlah penduduk dan jurnlah angkatan kerja.
Dalam suatu triwulan misalnya, jumlah-jumlah mi
praktis bisa dianggap tidak berubah.
c) Lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi yang ada.
Selanjutnya dari segi teori, apabila kita ingin
“menyetir” perekonomia kita dalam jangka pendek, kita
harus melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bersifat
jangka pendek pula, misalnya dengan jalan :
1) menambah jumlah uang yang beredar,
2) menurunkan bunga kredit bank,
3) mengenakan pajak import,
4) menurunkan pajak pendapatan atau pajak penjualan,
5) menambah pengeluaran pemerintah,
6) mengeluarkan obligasi negara dan sebagainya.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam ini
mempunyai ciri umum bahwa kesemuanya bisa dilakukan
tanpa harus mengubah ketiga faktor tersebut di atas.
Jadi seandainya kita menginginkan kenaikan
produksi dalam jangka pndek, kita bisa melakukannya
dengan, misalnya: memperlancar distribusi bahan-bahan
mentah kepada para produsen, mendorong pcngusaha untuk
mempergunakan pabrik-pabriknya secara lebih intensif
(menambah giliran kerja/shift), memberikan kerja lembur
kepada para karyawan dan sebagainya.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam ini bisa
menaikkan arus produksi barang/jasa tanpa mengubah ketiga
faktor di atas. Kesemuanya ini adalah kebijaksanaan-
kebijaksanaan jangka pendek. Dan kebijaksanaan-
kebijaksanaan semacam inilah yang sering diandalkan untuk
tujuan stabilisasi.
Meskipun demikian perlu kita catat di sini bahwa
dalam praktek yang berkaitan antara masalah jangka pendek
dan masalah jangka panjang, adalah sangat erat, terutama
bagi negara-negara sedang berkembang. Dengan lain kata,
kita seringkali tidak bisa mengkotakkan secara jelas mana
yang jangka pendek dan mana yang jangka panjang.
Di banyak negara-negara sedang berkembang, kita
tidak bisa melakukan kebijaksanaan stabilisasi yang terlepas
dan kebijaksaanaan pembangunan ekonomi (jangka panjang).
Seringkali kebijaksanaa-kebijaksanaan jangka pendek yang
kita sebutkan di atas, meskipun kita melaksanakan secara
setepat-tepatnyapun, tidak bisa menghilangkan secara tuntas
penyakit makro, seperti inflasi dan pengangguran yang
diderita oleh masyarakat dalam jangka pendek. Sebabnya
adalah bahwa di negara-negara tersebut seringkali penyakit
iniflasi dan pengangguran tersebut berakar pada sebab-sebab
“sturuktural,” yaitu pada faktor-faktor yang hanya bisa
berubah atau diubah dalam jangka panjang dan biasanya
melalui pembangunan ekonomi dan sosial. Bila lembaga-
lembaga sosial/ekonomi yang ada dimasyarakat tidak efisien
dalam melaksanakan tugasnya, misalnya banyak
penyelewengan, cara kerja yang lambat dan apatis serta tidak
menegakan keadilan dalam ekonomi seperti koruptor.
Kebijakan apapun yang akan diambil (baik kebijakan jangka
pendek maupun kebijakan jangka panjang) harus
dilaksanakan melalui lembaga-lembaga sosial/ekonomi yang
tidak melakukan penyelewengan.
QS. Al- Hasyr: 7
Artinya: “Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada
RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka
adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin dan orang-orang dalam perjalanan , supaya harta itu
jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa
yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarang
bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya”.
Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan teori ekonomi mikro dan makro?
2. Aspek apa yang dianalisis dalam teori ekonomi mikro?
3. Aspek apa yang dianalisis dalam teori ekonomi makro?
4. Siapa sajakah yang termasuk pelaku ekonomi makro?
5. Apa yang dilakukan rumah tangga dalam teori ekonomi makro?
6. Masalah apa sajakah yang timbul dalam ekonomi makro?
7. Jelaskan mengenai perkembangan teori ekonomi mikro dan makro!
8. Sebutkan macam-macam factor produksi!
9. Jelaskan yang dimaksud dengan tingkah laku penjual dan pembeli!
DAFTAR PUSTAKA
Boediono. 1982. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No 1 Edisi 2 Ekonomi
Mikro. Yogyakarta : BPFE
Boediono. 1982. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No 1 Edisi 2 Ekonomi
Makro. Yogyakarta : BPFE
Eko, Yuli. 2009. Ekonomi 1 : untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Nurhadi. 2007. Mengembangkan Jaminan Sosial Mengetaskan Kemiskinan,
cetakan pertama. Yogyakarta: Media Wacana.
Sukino, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern Perkembangan dari Pemikiran
Klasik hingga Keynesian Baru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.