Download - Kata pengantar AKBID PARAMATA RAHA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sebagai
tugas mata kuliah Manajemen Umum.
penyusun telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal
mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Harapan penyusun, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari
sebelumnya.
Tak lupa ucapan terimakasih penyusun sampaikan kepada Dosen Pembimbing atas
bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada penyusun sehingga dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insya Allah sesuai yang
diharapkan. Dan kami ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang
terkait dalam penyusunan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus
pengetahuan bagi kita semuanya. Amin.
Kuningan, Maret 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
BAB II PENGORGANISASIAN
A. Pengorganisasian .............................................................................. 5
1. Pengertian ................................................................................... 5
2. Teori-Teori Organisasi ............................................................... 6
B. Struktur Organisasi .......................................................................... 11
1. Pembagian Kerja ........................................................................ 13
2. Bentuk-Bentuk Organisasi ......................................................... 14
C. Departementasi ................................................................................ 15
1. Departementasi Fungsional ........................................................ 15
2. Departementasi Divisional ......................................................... 16
3. Organisasi Proyek dan Matrik ................................................... 18
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 22
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah mahluk sosial yang cenderung untuk hidup bermasyarakat serta
mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai suatu tujuan tetapi karena
keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa
adanya kerjasama. Hal tersebut yang mendasari manusia untuk hidup dalam berorganisasi.
Sebelum organisasi menentukan tujuannya, terlebih dahulu menetapkan misi atau
maksud organisasi. Misi dalam organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang
membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang
lingkup operasi dalam hal produk dan pasar.
Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi sebagai berikut :
1. Suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk
merealisasikan
2. Pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai
kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya
Unsur penting tujuan adalah :
1. Hasil-hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang
2. Usaha-usaha / kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan
Tujuan dapat berupa tujuan umum/khusus, tujuan akhir/tujuan antara. Tujuan Umum
(tujuan strategis) secara operasioanal tidak dapat berfungsi sebelum dijabarkan terlebih
dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai dengan jenjang
manajemen, sehingga membentuk hirarki tujuan.
BAB II
PENGORGANISASIAN
A. Pengorganisasian
1. Pengertian
Organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama
yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi ialah suatu wadah
atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama agar dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama. Jadi secara sederhana, pengorganisasian (Organizing) adalah proses
pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan
memperhatikan lingkungan yang ada.
Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian
didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-
tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah
struktur organisasi.
Pengertian organisasi menurut berbagai para ahli antara lain:
1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah
pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2. James D. Mooney (1974)
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Ralp Currier Davis (1951)
Organisasi adalah sesuatu kelompok orang-orang yang sedang bekerja ke arah tujuan
bersama di bawah kepemimpinan.
4. Daniel E. Griffths (1959)
Organisasi adalah seluruh orang-orang yang melaksanakan fungsi-fungsi yang berbeda tetapi
saling berhubungan dengan yang dikoordinasikan agar sebuah tugas dapat diselesaikan.
5. Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih.
2. Teori-Teori Organisasi
Teori organisasi merupakan teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi.
Salah satu kajian teori organisasi, diantaranya membahas tentang bagaimana sebuah
organisasi menjalankan sebuah fungsi dan mengaktualisasikan visi dan misi organisasi
tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh orang-orang didalamnya maupun lingkungan kerja organisasi tersebut.
Teori organisasi pertama kali muncul pada abad ke-19 karena pengaruh Revolusi
Inggris. Secara umum, teori organisasi merupakan rangkuman konsep, ikhtisar, tinjauan dan
pendapat yang berkaitan dengan metode pemecahan masalah organisasi agar mampu
mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
Berdasarkan perkembangannya yang dialami, teori organisasi selalu mengalami evolusi
dari masa ke masa. Secara garis besar, evolusi teori organisasi bisa dibedakan ke dalam tiga
kelompok, yakni teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik, dan teori organisasi
modern.
1. Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi yang berkembang mulai awal abad ke-19 digolongkan kedalam teori
organisasi klasik atau disebut juga “teori tradisional” atau “teori mesin”. Pada masa ini
organisasi divisualisasikan sebagai sekelompok orang yang membentuk lembaga. Tiap-tiap
bagian organisasi tersebut memiliki spesialisasi dan sentralisasi dalam tugas dan wewenang.
Dalam teori organisasi klasik ini, dinyatakan bahwa sebuah organisasi terdiri atas empat
unsur pokok, yakni sebagai berikut :
1. Kegiatan yang tersistem dan terkoordinasi
2. Adanya sekelompok orang dengan spesialisasi tertentu
3. Kerja sama antara sekelompok orang dengan spesialisasi yang berbeda
4. Adanya kekuasaan dan kepemimpinan yang mengendalikan sistem tersebut.
Para penganut teori organisasi klasik meyakini bahwa organisasi bergantung pada
kekuasaan, saling melayani, doktrin, dan disiplin. Teori organisasi klasik kemudian
berkembang menjadi tiga aliran, yaitu teori birokrasi, administrasi, dan manajemen ilmiah.
a. Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan secara jelas. Model organisasi birokrasi ini mempunyai
karakteristik-karakteristik struktural tertentu yang dapat dikemukakan di setiap organisasi
kompleks dan modern. Weber mengemukakan karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai
berikut :
1. Pembagian kerja yang jelas.
2. Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik.
3. Program rasional dalam pencapaian.
4. Sisitem prosedur bagi penanganan situasi kerja.
5. System aturan yang mencangkup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegang
jabatan.
6. Hubungan-hubungan antar pribadi yang sifatnya “impersonal”.
Jadi birokrasi adalah sebuah model organisasi normative, yang menekankan struktur dalam
organisasi.
b. Teori Administrasi
Teori administrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik. Teori ini sebagian
besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, serta
Mooney dan Reiley di Amerika.
a. Henry Fayol
Henry Fayol seorang industralis dari perancis pada tahun 1916 telah menulis masalah-
masalah tehnik dan administrasi dalam bukunya yang terkenal Administration Industrielle et
Generale (Administrasi Industri dan Umum). Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan-
kegiatan industrial dapat dibagi menjadi enam kelompok :
1. Kegiatan-kegiatan tehnikal
2. Kegiatan-kegiatan komersial
3. Kegiatan-kegiatan finansial
4. Kegiatan-kegiatan keamanan
5. Kegiatan-kegiatan akutansi
6. Kegiatan-kegiatan manajerial
Fayol mengemukakan dan membahas empat belas kaidah manajemen yang menjadi
dasar perkembangan teori adminstrasi, yaitu :
1. Pembagian kerja (division work)
2. Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
3. Disiplin (discipline)
4. Kesatuan perintah (unity of command)
5. Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6. Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi (subordination of
individual interest to general interest)
7. Balas jasa (remuneration of personnel)
8. Sentralisasi (centralization)
9. Rantai scalar (scalar chain)
10. Aturan (order)
11. Keadilan (equity)
12. Kelanggengan personalia (stability of tenure of personnel)
13. Inisiatif (initiative)
14. Semangat korps (esprit de corps)
Disamping itu, fayol memerinci fungsi-fungsi kegiatan administrasi menjadi “elemen-
elemen manajemen” yang juga dikenal dengan Fayol’s Functionalism atau teori
fungsionalisme Fayol , yaitu :
1. Perencanaan (planning),
2. Pengorganisasian (organizing),
3. Pemberian perintah (commanding),
4. Pengkoordinasian (coordinating), dan
5. Pengawasan (controlling)
b. Urwick dan Gulick
Luther Gulick dan Lydall Urwick, menggunakan pengalaman manajerial mereka dalam
menguraikan prinsip-prinsip Fayol, yang tercermin dalam dua makalahnya tehnikal Problem
dan The Function of Administration. Dalam makalah-makalah mereka, Gulick dan Urwick
memperkenalkan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembagian kerja, koordinasi,
penciptaan departemen-departemen yang disusun atas dasar “tujuan, proses, personalia, dan
tempat“ dan penggunaan staff. Urwick terutama melihat kesulitan-kesulitan administrasi,
penerapan kaidah-kaidah organisasi (terutama birokrasi) dalam praktek, sehingga dia
mengembangkan teknik-teknik penerapannya yang kemudian dikenal dengan Urwick’s
Technique.
c. Mooney dan Reilly
Di Amerika Serikat, James D.Mooney dan Allen Reilly dalam tahun 1931 menulis dan
menerbitkan buku mereka,Onward Industry di mana buku ini mempunyai dampak besar pada
praktek manajemen di Amerika. Mereka menekankan 3(tiga) prinsip organisasi yang mereka
teliti dan temukan telah dijalankan dalam organisasi-organisasi pemerintahan, agama, militer,
dan bisnis. Ketiga prinsip tersebut adalah:
1. Prinsip Koordinasi
2. Prinsip Skalar
3. Prinsip Fungsional
c. Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor. Teori manajemen
ilmiah masih banyak dijumpai dalam praktek-praktek manajemen modern. Dalam buku-buku
literature, manajemen ilmiah sering diartikan berbeda. Arti pertama, manajemen ilmiah
merupakan penerapan masalah-masalah organisasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmiah
adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik.
F.W. Taylor menuangkan gagasannya dalam tiga makalah yaitu Shop Management, The
Principles of Scientific yang menghasilkan empat kaidah dasar manajemen yang harus
dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu :
1. Menggantikan metode-metode kerja dalam praktek dengan berbagai metode yang
dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja ilmiah yang benar.
2. Mengadakan seleksi, latiahn-latiahan, dan pengembangan para karyawan secara ilmiah, agar
memungkinkan para karyawan bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan spesialisasinya.
3. Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah
harus diintegrasikan, sehingga para karyawan memperoleh kesempatan untuk, mencapai
tingkat upah yang tinggi, sementara manajemen dapat menekan biaya produksi menjadi
rendah.
4. Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan mental para
karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer sebagai upaya untuk
menimbulkan suasana kerja sama yang baik.
2. Teori Neoklasik
Aliran teori organisasi Neoklasik muncul sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap
teori organisasi klasik, ketiga teori organisasi yang tergabung dalam teori organisasi klasik
tersebut dinilai sangat kaku dan mengabaikan hubungan manusiawi. Teori organisasi
neoklasik memberi perhatian khusus pada aspek psikologis dan sosial pada diri anggota
organisasi, baik sebagai individu maupun kelompok kerja.
Salah satu pencetus teori ini adalah Hugo Munsterberg, tertuang dalam bukunya,
Psychology and Industrial Effeciency yang terbit pada 1913, dan dinilai sebagai rantai
penghubung evolusi teori manajemen ilmiah menuju neoklasik.
3. Teori Modern
Teori organisasi klasik dan teori organisasi neoklasik ternyata dinilai belum
memuaskan untuk tuntunan manajemen modern. Banyak kelemahan dan ketimpangan yang
masih ditemukan sehingga mendorong munculnya teori organisasi modern pada 1950.
Teori organisasi modern ini kemudian dikenal dengan nama “Analisis Sistem” atau
“Teori Terbuka” yang memandang organisasi sebagai satu kesatuan dari berbagai unsur yang
saling bergantung. Beberapa perbedaan mencolok antara teori modern dengan teori klasik
adalah sebagai berikut :
1. Teori organisasi klasik menitikberatkan pada análisis dan deskripsi sementara teori
organisasi modern menekankan pada keterpaduan dan perancangan secara menyeluruh.
2. Teori organisasi klasik terfokus pada konsep, skalar, dan hubungan vertikal, sementara teori
organisasi modern cenderung horizontal, dinamis, dan multidimensi.
Teori Organisasi di Indonesia
Organisasi di Indonesia tidak menekankan análisis dan deskripsi sendiri-sendiri. Selain
itu, konsep dinamis, horizontal dan multidimensi yang ditujukkan sebagian besar organisasi
di Indonesia semakin memperkuat pandangan bahwa teori organisasi yang diterapkan di
Indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh teori organisasi modern.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam
organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan
(koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-
spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur Organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal
organisasi diolah. Struktur organisasi terdiri atas unsur spesialisasi kerja, standarisasi,
koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan
kerja.
Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi
sebagai berikut:
1. Strategi Organisasi untuk mencapai tujuannya. Strategi akan menjelaskan bagaimana
aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun di antara para manajer dan
bawahan. Aliran kerja sangat dipengaruhi strategi, sehingga bila strategi berubah maka
struktur organisasi juga berubah.
2. Teknologi yang digunakan. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi
barang-barang atau jasa akan membedakan bentuk struktur organisasi, sebagai contoh
perusahaan mobil yang mempergunakan teknologi industri massal akan memerlukan
tingkat standarisasi dan spesialisasi yanglebih tinggi dibandingkan perusahaan industri
pakaian jadi yang mengutamakan perubahan mode.
3. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Kemampuan mereka
untuk bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi. Kebutuhan
manajer dalam pembuatan keputusan juga akan mempengaruhi saluran komunikasi,
wewenang dan hubungan di antara satuan-satuan kerja pada rancangan struktur organisasi
seperti pelanggan, supplier dan sebagainya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan
struktur.
4. Ukuran organisasi besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-satuan kerjanya
akan sangat mempengaruhi struktur organisasi akan semakin kompleks dan harus dipilih
bentuk struktur yang tepat.
Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:
1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok
kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi
satuan-satuan kerja (departementalisasi)
2. Standarisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi
untukmenjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan .
3. Koordinasi kegiatan menunjukan prosedur-prosedur yangmengintegrasikan fungsi-fungsi
satuan-satuan kerja dalam organisasi .
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan yangmenunjukan lokasi (letak)
kekuasaan pembuatan keputusan.
5. Ukuran satuan kerja menunjukan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.
1. Pembagian Kerja
Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan dimana individu-individu tidak
dapat mencapai sendiri. Kelompok dua atau lebih orang yang bekerja bersama secara
koopeatif dan dikoordinasikan hasil lebih daripada dilakukan perseorangan. Konsep
ini disebut SYNERGY. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja
(divisi of labor) yang memungkinkan Synergi terjadi.
Sebagai contoh, pembagian kerja dalam team sepak bola : dimana ada manajer tim,
kepala pelatih, asisten pelatih, dokter tim, penjaga gawang, dan pemain lainnya. Pembagian
kerja ini efektif karena hanya bila hanya komponen kecil dari pekerjaan yang
dilaksanakan kualifikasi personalia yang rendah digunakan dan latihan jabatan lebih
mudah. Gerakan-gerakan dan perpindahan yang percuma dari komponen pekerja yang besar
diminimumkan. Lebih dari itu pembagian pekerjaan mengarahkan penanaman pada
peralatan dan mesin-mesin yang efisien untuk meningkatkan produktivitas.
Namun demikian, beberapa penulis telah menunjukan adanya konsekuensi-
konsekuensi pada perilaku karyawan sehubungan dengan pembagian kerja bila hal ini
dilaksanakan secara ekstrim ini akan menimbulkan kebosanan keletihan, monoton dan
kehilangan motivasi yang dapat menghasilkan ketidak efisienan dan bukan efisiensi.
Berikut ini ada beberapa dasar yang dapat dijadikan pedoman untuk mengadakan
pembagian kerja. Pedoman-pedoman tersebut adalah:
1. Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya wilayah timur, barat atau
wilayah kecamatan, kabupaten dan lain sebagainya.
2. Pembagian kerja atas dasar jenis benda yang diproduksi, misalnya pada komponen suatu
kendaraan, bagian pemasangan jok mobil, pemasangan rem mobil dan lainnya.
3. Pembagian kerja atas dasar langganan yang dilayani, misalnya adalah langganan secara
individual atau kelompok, pemerintahan atau non pemerintahan dan sebagainya.
4. Pembagian kerja atas dasar fungsi (rangkaian) kerja, misalnya bagian produksi, bagian
gudang, bagian pengiriman dan lainnya.
5. Pembagian kerja atas dasar waktu, misalnya shif kerja pagi, siang dan malam.
Dari hal tersebut diatas maka akan tergambar atau terlihat pembagian kerja di dalam suatu
organisasi, yakni:
Jumlah unit organisasi yang ada akan disesuaikan dengan kebutuhan dari organisasi tersebut.
Suatu unit organisasi ini harus mempunyai fungsi bulat dan berkaitan dengan yang lainnya.
Pembentukan unit baru hanya dilaksanakan bilamana unit yang ada sudah tidak tepat lagi
untuk menampung kegiatan yang baru baik dari beban kerja maupun hubungan kerja.
Secara garis besar akan berpengaruh pada aktifitas dan sifat dari organisasi tersebut.
2. Bentuk-Bentuk Organisasi
Ada beberapa bentuk berbeda dari struktur organisasi dalam sebuah tim. Tim yang
sudah terorganisir dan tersturktur dengan baik sangatlah penting, karena akan mengarahkan
tim tersebut menjadi sebuah tim yang ahli dan cakap dalam bekerja. Pengambilan keputusan
dalam sebuah tim bergantung pada bagaimana cara tim tersebut akan bekerja bersama.
Ada 4 bagan struktur organisasi menurut Henry G. Hodges, yaitu :
1. Bentuk Piramida, merupakan bentuk yang paling banyak digunakan, sederhana, jelas, dan
mudah dimengerti.
2. Bentuk Vertikal, hampir sama dengan bentuk piramidal dalam pelimpahan kekuasaan.
3. Bentuk Horizontal, aliran wewenang dan tanggung jawab digambarkan dari kiri ke kanan.
4. Bentuk Melingkar, menekankan pada hubungan antara satu jabatan dengan jabatan lainnya.
Bentuk-bentuk organisasi dibedakan atas :
1. Organisasi Fungsional
Suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala
bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang
mempunyai keahlian khusus.
2. Organisasi Fungsional dan Garis
Bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada
kepala bagian dibawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan
kepada pejabat fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian.
3. Organisasi Komite
Bentuk organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara
kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau board dengan
pluralistik manajement.
4. Organisasi Garis dan Staff
Suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal.
Manajer ditempatkan satu atau lebih pejabat staff yang tidak mempunyai wewenang
memerintah tetapi hanya sebagai penasehat.
5. Organisasi Matrix
Organisasi dimana penggunaan struktur organisasi menunjukan dimana para spesialis
yang mempunyai keterampilan dimasing-masing bagian dari bagian perusahaan dikumpulkan
lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan.
C. Departementasi
Departementasi adalah aktivitas untuk menyusun satuan-satuan organisasi yang akan
diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu. Efesiensi kerja tergantung kepada
keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Proses
penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi.
1. Departementasi Fungsional
Departementasi Fungsional adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan
yang sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang
paling umum dan bentuk dasar departementasi. Individu dikelompokkan berdasarkan
keterampilan, pengetahuan, dan tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi
dalam bagian administrasi dan bagian operasi. Pembentukan satuan-satuan organisasi yang
masing masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut
sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan.
Kebaikan :
1. Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama.
2. Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi.
3. Memusatkan keahlian organisasi.
4. Memungkinkan pengawasan manajemen puncak
5. Tugasnya jelas
6. Pengetahuan yang dibutuhkan tidak banyak
7. Hanya membutuhkan manajer saja yang harus berwawasan luas
8. Mudah dijelaskan pada anggota bila ada persoalan
Kelemahan :
1. Menciptakan konflik antar fungsi.
2. Adanya kemacetan pelaksanaan tugas.
3. Umpan balik yang lambat.
4. Memusatkan pada kepentingan tugasnya.
5. Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif
6. Kejenuhan akibat monotonnya aktivitas
7. Komunikasi antar area tidak lancar terutama bila ada problem
8. Individu dalam bekerja hanya memperhatikan struktur hierarki
2. Departementasi Divisional
Departementasi divisional adalah departementasi berdasarkan divisi melihat produk,
layanan, dan klien sebagai faktor dasar pengelompokan. Pola ini digunakan untuk
memudahkan usaha antisipasi ancaman atau oportuniti dari luar organisasi. Misalnya pada
organisasi otomotif, organisasi terbagi atas divisi otomotif, divisi internasional, divisi
keuangan.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses,
dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri. Struktur
organisasinya terdiri dari:
a. Struktur organisasi atas dasar produk
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan.
Struktur ini dipakai bila teknologi pemrosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.
b. Struktur organisasi atas dasar wilayah
Pengelompokan kegiatan atas dasar tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan
usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran,
transportasi dan lain sebagainya.
c. Struktur organisasi atas dasar langganan
Pengelompokan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk, terutama dalam
kegiatan pengelompokan penjualan, pelayanan.
d. Struktur organisasi atas dasar proses
Pengelompokan kegiatan atas dasar proses yang sering dijumpai dalam departemen
produksi. Kegiatan-kegiatan ini dapat dikelompokan menjadi departemen pemboran,
penggilingan, penggergajian, perakitan dan penyelesaian terakhir. Ini digunakan atas dasar
pertimbangan ekonomis.
e. Struktur organisasi atas dasar alphanumerical
Dapat digunakan pada pelayanan telepon, misalnya nomor 000000500000 ditempatkan
dalam satu departemen dan lainnya di tempatkan di departemen yang lain juga.
Kebaikan :
1. Semua kegiatan, ketrampilan, keahlian untuk memproduksi dan memasarkan dikelompokan
menjadi satu dibawah seorang kepala.
2. Semua kegiatan mudah untuk dikoordinasidan prestasi kerja terpelihara.
3. Kualitas dan kecepatan membuat keputusan meningkat.
4. Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi
yang khas
5. Merumuskan tanggung – jawab dengan jelas dan perhatian dipusatkan pertanggungjawaban
atas prestasi kerja.
6. Membebaskan para kepala eksekutif dalam pembuatan keputusan strategi lebih luas.
7. Cocok untuk lingkungan yang cepat berubah.
8. Mempertahankan spesialisasi fungsional dalam setiap divisi.
Kelemahan :
1. Berkembangnya persaingan disfungsional potensial atas sumber daya perusahaan dan konflik
antara tugas dan prioritas.
2. Seberapa besar delegasi wewenang diberikan.
3. Masalah kebijaksanaan dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya overhead perusahaan.
4. Menimbulkan konsistensi kebijaksanaan antar divisi.
5. Masalah duplikasi sumber daya dan perlatan yang tidak perlu
6. Masing-masing divisi bisa menghadapi problem yang sama sehingga terjadi pengulangan
dalam pengatasannya
7. Target divisi bisa mengalahkan target organisasi
8. Konflik antar divisi bisa terjadi, bila terjadi problem organisasi, maka membutuhkan orang
yang sangat ahli dan menguasai banyak hal.
3. Organisasi Proyek dan Matrik
Organisasi proyek dan matrik merupakan bentuk departementasi campuran (hybrid
design). Ini dilakukan dengan mengkombinasikan kebaikan-kebaikan dari sistem fungsional
dan divisional dengan menghindarkan segala kelemahannya. Misalnya, organisasi selain
dibagi menurut divisi, juga ditetapkan suatu organisasi baru semacam proyek akan ditugasi
khusus dengan orang-orang yang berasal dari sejumlah divisi.
Struktur Organisasi Proyek
Menyangkut pembentukan tim-tim, spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Di sini
manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim selama jangka waktu
proyek, jika telah selesai maka tim dibubarkan dan masing-masing anggota kembali ke
departemennya masing-masing. Jika ada proyek baru maka mereka ditarik kembali.
Struktur Organisasi Matriks
Pada prinsipnya sama dengan sistem proyek, tapi disini para karyawan mempunyai dua
atasan, yang tentunya berada di dua wewenang. Rantai perintah pertama yaitu fungsional,
yang wewenangnya mengalir secara vertikal. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau
horisontal, wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek,
sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang.
Kebaikan :
1. Memaksimumkan efisiensi penggunaan manajer fungsional.
2. Mengembangkan ketrampilan dan kreatifitas karyawan serta fleksibilitas kepada organisasi.
3. Melibatkan motivasi dan menantang karyawan serta memperluas pandangan manajemen
terhadap masalah strategi perusahaan yang akhirnya membebaskan manajemen puncak untuk
perencanaan.
4. Menstimulasi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan dan orientasi
proyek.
5. Mampu mengombinasi kelebihan pola fungsional dan divisional
6. Menekankan pada teknik dan pasar
7. Memerlukan sejumlah manager yang mampu menangani personil bidang teknik dan
pemasaran
Kelemahan :
1. Adanya pertanggungjawaban ganda dan kebijaksanaan yang kontradiktif
2. Memerlukan koordinasi vertikal dan horisontal.
3. Memerlukan lebih banyak ketrampilan antar pribadi.
4. Menimbulkan resiko timbulnya perasaan anarki.
5. Sangat mahal untuk di implementasikan.
6. Mendorong pertentangan kekuasaan dan lebih mengarah perdebatan daripada kegiatan.
7. Sangat mahal
8. Kesatuan komando bisa hilang karena individu memiliki lebih dari satu supervisor
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada.
Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian
didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-
tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah
struktur organisasi.
Berdasarkan perkembangannya yang dialami, teori organisasi selalu mengalami evolusi dari
masa ke masa. Secara garis besar, evolusi teori organisasi bisa dibedakan ke dalam tiga
kelompok, yakni teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik, dan teori organisasi
modern.
Bentuk-bentuk organisasi dibedakan atas : organisasi fungsional, organisasi garis, organisasi
komite, organisasi staff dan organisasi matrix.
Ada 3 macam bentuk departementasi yaitu: departementasi fungsional, departementasi
divisional dan organisasi proyek dan matrik.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://andrieardiawan1.blogspot.com/2012/01/organisasi-dalam-manajemen.html
2. http://www.anneahira.com/teori-organisasi.htm
3. http://irvkusuma.blogspot.com/2011/03/teori-teori-organisasi_02.html
4. http://kalisasuhardi.blogspot.com/2010/11/departementasi.html
5. http://setiawandika19.blogspot.com/2011/12/departementasi-fungsional.html
6. http://princessclassy.blogspot.com/2010/01/departementasi.html
Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :
1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat (peranan, prosedur
dan prinsip).
2. Manajemen harus sistematis, pendekatannya harus dengan pertimbangan konservatif.
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk
pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi
sangat dibutuhkan.
BAB IV TEORI ORGANISASI MODERN
Teori organisasi modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sitem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu system terbuka yang harus, bila ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya.
Teori modern adalah multidisiplin dengan sumbangan dari berbagai bidang sisiplin limu pengetahuan. Interaksi dinamis antar proses-proses, bagian-bagian dan fungsi-fungsi dalam suatu organisasi, maupun dengan organisasi lain, dan dengan lingkungan, merupakan inti pembahasan teori modern.
DASAR PEMIKIRAN TEORI ORGANSASI MODERN
Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950, walaupun beberapa tulisan telah di buat sebelumnya.Teori modern dalam banyak hal mendasar berbeda dengan teori klasik..
Pertama : teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi.Teori modern, dengan tekanan pada perpaduan dan perancangan, menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.Kedua : ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi, skalar dan vertical. Teori neoklasik, sebenarnya bukan teori, mengubah teori klasik dengan menekankan pentingnya aspek perilaku manusia dalam organisasi.
Teori modern bisa disebut sebagai teori organisasi dan manajemen umum yang memadukan teori klasik dengan konsep-konsep yang lebih maju.Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sengat kompleks, dinamis, multilevel, multidimentional, multivariable, dan probabilistik.Sebagai suatu system, organisasi terdiri atas 3 unsur :(1) unsure strukturyang bersifat makro (2) unsure proses yang juga bersifat makro dan (3) unsur prilaku naggota organisasi yang bersifat mikro.
Teori Sistem Umum
Teori system umum merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan kaidah-kaidah umum organisasi yang berlaku universal.Tujuan teori sistem umum adalah penciptaan suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan menggunakan elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh system sebagai titik awal.
Ada beberapa tingkatan sistem yang harus diintegrasikan.Kenneth Boulding mengemukakan klasifikasi tingkat-tingkat sistem sebagai berikut :
1. struktur static2. sistem dinamik sederhana3. sistem sibernetik4. sistem terbuka5. sistem genetika social6. sistem hewani7. sistem manusiawi8. sistem transdental
Konsep sistem ini menjadi dasar utama analisa organisasi dalam teori organisasi modern.Teori organisasi modern mempunyai kesamaan dengan teori sistem umum dalam cara memandang organisasi sebagai sesuatu yang terintegrasi. Perbedaannya hanya terletak pada tingkatan yang dicakup dalam bahasanya. Teori sistem umum membicarakan setiap tingkatan sistem, sedangkan teori organisasi modern memusatkan diri terutama pada tingkat organisasi manusia.
Kedua teori ini, teori organisasi modern dan teori sistem umum, mempelajari :
1. bagian-bagian dalam keseluruhan dan pergerakana individu di dalam dan di luar sistem.
2. interaksi individu-individu dengan lingkungan yang terjadi dalam sistem.3. interaksi di antara individu-individu dalam sistem.4. masalah-masalah pertumbuhan dan stabilitas sistem.
A. Sejarah Munculnya Teori ModernPada perkembangan peradaban manusia, ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu :1. Ilmu Eksakta, yaitu ilmu yang mempelajari setiap / seluruh gejala, bentuk dan eksistensinya yang erat hubungannya dengan alam dan isinya secara universal mempunyai sifat yang pasti serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu. Misal Fisika, Kimia, Biologi.2. Ilmu Sosial / Non Eksakta, yaitu ilmu yang memeplajari seluruh gejala manusia dan eksistensinya dalam hubungannya setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Misal ekonomi, psikologi, hokum dan lain-lain.3. Ilmu Humaniora, yaitun kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni. Missal seni tari, lukis, sastra, suara dan lain-lain. Ilmu manajemen merupakan salah satu ilmu social yang mulai berkembang tahun 1800, dengan aliran atau teori klasik yang pertama kali muncul. Berkembangnya teori klasik dengan banyak tokoh dan pandangan, masih memunculkan ketidakpuasan bagi sekelompok dan tokoh yang lain sehingga muncul aliran atau teori baru yaitu Neo-Klasik. Dan seiring perkembangan juga perubahan kebutuhan yang serba cepat, praktis dan efisien, munculahl kembali aliran atau teori baru yaitu manajemen modern. Munculnya teori Modern lebih kepada aliran kuantitatif yang merupakan gabungan dari Operation Research dan Management Science. Aliran ini merupakan berkumpulnya para sarjana matematika, fisika, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Pada awalnya tim sarjana yang berasal dari Inggris dan Amerika Serikat, yang lebih dikenal dengan sebutan “OR Tema” digunakan untuk memecahkan masalah pada saat perang. Dan sesudah perang Dunia II tim ini dimanfaatkan untuk memecahkan masalah yang ruwet dalam bidang industry, seperti bidang transportasi dan komunikasi.Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang member perhatian pada hubungan manusia. Oleh karena itu sangat cocok digunakan untuk bidang perencanaan dan pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah social individu seperti motivasi, organisasi dan kepegawaian.Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur Operation Research lebih diformasikan menjadi aliran IImu Manajemen Modern dan pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, dapat memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional bagi para manajer dalam membuat keputusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya. Meski dengan berkembangnya ilmu ini juga memiliki sisi kelemahan.B. Tokoh-tokoh dalam Aliran ModernManajemen modern berkembang dalam dua aliran. Aliran pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai Perilaku Organisasi.
Aliran kedua dibangun atas dasar ilmiah dikenal sebagai aliran Kuantitatif (Operation Research dan Management Science atau manajemen Operasi).Perkembangan aliran Perilaku Organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang perilaku manusia dan sistem social. Tokoh-tokoh aliran Perilaku Organisasi antara lain :a. Abraham Maslow, yang mengemukakan adanya idquo, yaitu Ego dan Super Ego, dan Hirarki Kebutuhan Manusia, dalama penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika motivasi.b. Douglas McGregor, yang terkenal karena mengemukakan teori X dan teori Y.c. Frederick Herzberg, yang mengemukakan teori motivasi higienis dan teori dua factor.d. Robert Blak dan Jane Mounton, yang membahas lima gaya kepemimpinan dan kisi-kisi manajerial (managerial grid).Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat (peranan, prosedur danprinsip).2. Manajemen harus sistematis, pendekatannya harus dengan pertimbangan konservatif.3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasanharus sesuai dengan situasi.4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasisangat dibutuhkan.c. Chris Argyris, yang memandang organisasi sebagai sistem social atau sistem hubungan antar budaya.d. Edgar Schein, yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi dan lain-lainnya.Prinsip-prinsip Dasar Perilaku Organisasi dalam Manajemen Modern yang dikemukakan oleh beberapa tokoh tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat (peranan, prosedur dan prinsip).2. Manajemen harus sistematis, pendekatannya harus dengan pertimbangan konservatif.3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.Perkembangan aliran Kuantitatif (Operation Research dan Management Science atau manajemen Operasi), ditandai dengan berkembangannya tim riset operasi (operation research) dalam pemecahan masalah-masalah industry di Inggris pada Perang Dunia ke-2. Riset operasi kemudian diformulasikan dan disebut aliran Management Science yang berfungsi untuk Penganggaran Modal, Manajemen aliran kas, Scheduling production, pengembangan strategi produksi, perencanaan pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal dan lain-lain.C. Aplikasi Teori Aliran modern Pada Kehidupan Manusia Pada aplikasi manajemen yang diterapkan pada tiap perusahaan dan organisasi berbeda-beda. Perbedaan mencolok terjadi pada perusahaan berskala besar dengan perusahaan kecil bahkan home industry. Perubahan kondisi ekonomi global disiasati oleh para manajemen dengan menggunakan satu teori atau menggabungkan beberapa teori manajemen yang paling sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi.Banyak perusahaan yang telah mengaplikasikan teori modern dalam sistem manajemennya, terutama untuk berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal,
manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya. Hal ini untuk efisiensi waktu, tenaga dan biaya. Meskipun teori ini memiliki kelemahan karena sisi kemanusiaan yang mulai tergeser.Guna meminimalisir kekurangan dari teori ini, banyak perusahaan menggabungkan beberapa teori manajemen baik klasik, neo klasik maupun modern. Pencapain tujuan bersama organisasi dapat terakomodir, sehingga diharapkan kepuasan dapat dicapai oleh masing-masing anggota dari suatu organisasi atau perusahaan.
Alasan saya memElih teori ini,
karna di dalam teori management ini berkembang berdasarkan dua aliran yaitu aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai Perilaku Organisasi. Aliran kedua dibangun atas dasar ilmiah dikenal sebagai aliran Kuantitatif (Operation Research dan Management Science atau manajemen Operasi).
Ilmu manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan atau tata cara penting dalam meneliti, menganalisa dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan manajer. Pada manfaat yang lebih besar, diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap ruang lingkup dan perkembangan teori manajemen.
banyak menggunakan manajemen sains atau manajemen operasi atau riset operasi sebagai pendekatan ilmu manajemen, yang banyak menggunakan ilmu matematika, fisika, untuk memecahkan masalah oprasional. Pada awalnya ilmu manajemen operasi digunakan dalam ilmu kemiliteran dalam hal-hal operasional militer. Tujuan dari manajemen sains/manajemen ilmu adalah untuk memberikan landasan kuantitatif dalam pengambilan keputusan
Kelebihan Manajemen Modern :Banyak digunakan dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari meliputi penganggaran modal, perencanaan produk, manajemen persediaan, penjadwalan, metode antrian, transportasi.Kelemahan Manajemen Modern :Konsep manajemen modern sulit dipahami karena perhitungannya yang sulit.