i
IDENTIFIKASI NARKOBA JENIS METAMPHETAMIN (SABU-SABU)
PADA PELAJAR LAKI-LAKI KELAS I DI SMK NEGERI 2 KOTA
KENDARI SULAWESI TENGGARA
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Diploma III Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Oleh :
WA ODE SUMARSIH
P00341015047
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2018
ii
iii
iv
v
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Wa Ode Sumarsih
NIM : P00341015047
Tempat, Tanggal Lahir : Ambon, 17 Mei 1994
Suku/Bangsa : Cia-cia / Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
B. Pendidikan
1. SD Negeri 1 Kahulungaya, tamat tahun 2009
2. SMP Negeri 2 Pasarwajo, tamat tahun 2012
3. SMA Negeri 1 pasarwajo, tamat tahun 2015
4. Sejak tahun 2015 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.
v
vi
MOTTO
Keberhasilan adalah sebuah proses. Niatmu adalah sebuah keberhasilan.
Peluh keringatmu adalah penyedapnya. Tetesan air matamu adalah pewarnanya.
Doamu dan doa orang-orang sekitarmu adalah bara api yang mematangkannya.
Kegagalan disetiap langkahmu adalah pengawetnya. Maka dari itu, bersabarlahǃ
Allah selalu meyertai orang-orang yang penuh kesabaran dalam proses menuju
keberhasilan.
Sesungguhnya kesabaran akan membuatmu mengerti bagaimana cara mensyukuri
arti sebuah keberhasilan
Singgih bersama kesukaran dan keringanan. Karna itu bila kau telah selesai
(mengerjakan yang lain). Dan kepada Tuhan, berharaplah. (Q.S Al Insyirah)
Jangan pernah malu untuk maju, karna malu menjadikan kita takan pernah
mengetahui dan memahami segala sesuatu akan hal hidup ini.
Kupersembahkan untuk almamaterku
Ayah dan ibu tercinta
Keluargaku tersayang
Doa Dan Nashat Untuk Menunjang Keberhasilanku
vi
vii
ABSTRAK
Wa Ode Sumarsih (P00341015047) Identifikasi Narkoba Jenis
Metamphetamin (sabu-sabu) pada remaja di SMK Negeri 2 Kota Kendari
Sulawesi Tenggara. Yang dibimbing oleh Anita Rosanty dan Supiati (xiii + 35
halaman + 11 lampiran + 3 tabel). Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, menghilangkan rasa,
mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Salah satu jenis psikitropika adalah metamphetamin (sabu-sabu).
Metamphetamin (Sabu-sabu) merupakan salah satu jenis narkoba yang berbentuk
kristal bubuk yang bewarna putih yang mengandung metamphetamin. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengguna narkoba jenis metamphetamin (sabu-
sabu) pada anak remaja di SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara.
Metode penelitian ini adalah deskriptif dan dilaksanakan pada tanggal 19 April –
4 Mei 2018. Jumlah populasi sebanyak 383 dengan sampel penelitian yang
berjumlah 39 orang secara non probability sample. Data yang diperoleh dari data
primer dan data sekunder. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan di narasikan. Hasil penelitian menunjukan dari tingkat pengetahuan dan sikap
terhadap metamphetamin (sabu-sabu) yaitu dari 38 pelajar, diperoleh 31 (81,57%)
pelajar berpengetahuan yang baik dan diperoleh 7 (18,42%) pelajar dengan
penetahuan yang kurang baik. Kesimpulan menunjukan dari 39 sampel semua
menunjukan negatif. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian tentang narkoba jenis lainnya dengan menggunakan metode yang
berbeda agar hasil lebih akurat serta populasi yang lebih besar.
Kata kunci : Identifikasi, Metamphetamin (sabu-sabu), Remaja SMK Negeri 2
Kota Kendari.
Daftar pustaka : 28 buah (1997-2017)
vii
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan
judul “Identifikasi Narkoba Jenis Metamphetamin (Sabu-Sabu) pada Remaja di
SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara”. Penelitian ini disusun dalam
rangka melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program
Diploma III (D III) pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis
Kesehatan.
Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terimakasih yang tak ternilai
serta sembah sujud penulis ucapkan kepada kedua orangtua yang amat kucintai,
Ayahanda La Ode Sididi dan Ibunda Wa Ode Maniwa atas bantuan moril maupun
materil, motivasi, dukungan dan cinta kasih yang tulus serta doanya demi
kesuksesan studi yang penulis jalani selama menuntut ilmu sampai selesainya
karya tulis ini. Terimakasih pula kepada saudara-saudaraku tercinta Wa Ode Bida
dan La Ode Sahatiar yang telah mendukung peneliti hingga saat ini.
Proses penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan
penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis juga menghanturkan rasa terimakasih
kepada Ibu Anita Rosanty, SST., M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Supiati
STP.,MPH selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kesabaran
dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran selama
menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada:
1. Askrening,SKM.,M.Kes Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
2. Muh. Syarif Gamoro, S.T. selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Kota
Kendari.
3. Erasmus ET, S.It., M.Kes selaku Kepala kasubag BNN Kota Kendari.
4. Anita Rosanty, S.ST., M.Kes selaku ketua jurusan analis kesehatan.
viii
ix
5. Hj. St. Rachmi Misbah, S.Kp.,M.Kes selaku penguji I dan Satya Darmayani,
S.Si.,M.Eng selaku penguji II yang telah memberikan kritik dan saran dalam
Karya Tulis Ilmiah Ini.
6. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan atas segala
fasilitas dan pelayanan akdemik yang diberikan selama penulis menuntut
ilmu
7. Seluruh teman-teman seperjuangan Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan
Angkatan 2015 yang telah memberikan bantuan dukungan dan motivasinya.
8. Semua pihak yang membantu baik langsung maupun tidak langsung selama
proses penulisan hingga selesainya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Sebagaimana manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan, penulis
menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada,
sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih teradapat kekeliruan dan kekurangan.Oleh karena itu dengan kerendahan
hati peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini. Akhir kata, semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
Kendari, Juli 2018
Peneliti
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ........................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP......................................................................................................... v
MOTTO .......................................................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................................viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitan .................................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Narkoba ....................................................................... 5
B. Tinjauan Umum Tentang Metamphetamin (sabu-sabu) ........................................ 7
C. Tinjauan Umum Tentang Remaja .......................................................................... 9
D. Tinjauan Umum Tentang Urine ........................................................................... 14
E. Tinjauan Umum Tentang Pemerikaan Narkoba (Sabu-Sabu) ............................. 17
BAB III KERANGKA KONSEP
B. Dasar Pemikiran ................................................................................................... 20
C. Kerangka Pikir ..................................................................................................... 21
D. Variabel Penelitian ............................................................................................... 22
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif .......................................................... 22
x
xi
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................................... 23
B. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................................. 23
C. Populasi dan Sampel ............................................................................................ 23
D. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................................ 24
E. Instrumen Penelitian ............................................................................................ 24
F. Prosedur Kerja ..................................................................................................... 25
G. Jenis Data ............................................................................................................. 25
H. Pengolahan Data .................................................................................................. 26
I. Analisis Data ........................................................................................................ 26
J. Penyajian Data ..................................................................................................... 27
K. Etika Penelitian .................................................................................................... 27
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................................... 28
B. Hasil Penelitian ................................................................................................... 29
C. Pembahasan ........................................................................................................ 31
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 35
B. Saran ................................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada
remaja di SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan pengetahuan dan sikap terkait
metamphetamin (sabu-sabu) pada remaja di SMK Negeri 2 Kota
Kendar Sulawesi Tenggara
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Identifikasi Narkoba Jenis
Metamphetamin (sabu-sabu) pada Remaja di SMK Negeri 2 Kota
Kendari Sulawesi Tenggara
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Kuisioner Penelitian
Lampiran 2 : Lembar Hasil Penelitian
Lampiran 3 : Tabulasi Data
Lampiran 4 : Master Tabel
Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Jurusan Analis kesehatan
Lampiran 6 : Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Poltekkes Kemenkes Kendari
Lampiran 7 : Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Badan Riset
Lampiran 8 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 9 : Surat Keterangan Bebas Labolatorium
Lampiran 10 : Surat Keterangan Bebas Pustaka
Lampiran 11 : Dokumentasi Penelitian
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi, liberalisasi serta kemajuan dibidang teknologi dan
komunikasi membuat arus informasi menjadi tidak terbendung. Hal inilah
yang membuat gaya hidup seseorang di perkotaan ikut mengalami perubahan,
pada satu sisi hal tersebut dianggap memberikan manfaat dan memberikan
kemudahan namun di sisi lain dapat pula mendorong seseorang memiliki
kecenderungan berperilaku negatif dengan pola hidup konsumtif (Melati,
2014).
Selain itu rapuhnya tatanan dan nilai-nilai yang ditanamkan pada usia
dini di lingkungan keluarga dan teman sepergaulan dianggap ikut
memberikan kontribusi dan mendorong seseorang terpengaruh ke dalam
lingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang
terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman
sepergaulan dan memilih untuk mengkonsumsi narkoba, sebagai alat untuk
melepaskan diri dari tekanan dan himpitan permasalahan yang sedang mereka
hadapi (Melati, 2014).
Undang-Undang Republik Indonesia No.22/1997, Narkoba adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun
semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
menghilangkan rasa, mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan (Radhian, 2013). Salah satu penggunaan
narkoba yang paling sering ialah golongan psikotropika. Psikotropika adalah
zat atau obat baik alamiah maupun sintetis yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika menurut Undang-
Undang Nomor 5 tahun 1997 meliputi ectasy, sabu-sabu, LSD, obat
penenang/obat tidur, obat anti depresi dan anti psikosis (Julianan, 2017).
1
2
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), sekitar 1,99 % dari
jumlah seluruh penduduk Indonesia merupakan pengguna narkoba dengan
perkiraan pengguna mencapai 2,56 % pada tahun 2013 dan rentang usia
pengguna narkoba tersebut adalah 10-59 tahun. Remaja yang dikategorikan
sebagai pengguna narkoba di Indonesia sekita 14.000 orang yang dilakukan
oleh Badaan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2011 adalah pengguna narkoba
yang paling banyak dan pengguna narkoba yang pertama kali rata-rata pada
usia 16 tahun serta jenis narkoba yang dipakai adalah ganja, ekstasi, sabu, dan
ngelem (Candra, 2015).
Berdasarkan kejadian september 2017 dimana PCC (paracetamol,
cafein dan carisoprodol) marak di Kota Kendari sehingga memicu timbulnya
penggunaan yang lain. Penggunaan selain PCC yang ditemukan ialah
penggunaan narkoba jenis sabu-sabu yang prevalensi terbesarnya adalah
pelajar, sesuai dengan data di BNN Kota Kendari penyalagunaan yang paling
banyak adalah pengunaan PCC yang merupakan obat keras golongan non
narkoba dan sabu-sabu jenis narkoba.
Berdasarkan sumber BNN Provinsi Sulawesi Tenggaraa (Sultra) yang
terdiri dari 15 Kabupaten terdapat 66 pengguna narkoba dari total 137 yang
terjaring operasi penyalagunaan zat adiktif adalah pelajar (BNN, 2017).
Sedangkan menurut data yang diperoleh dari BNN Kota Kendari (2015)
terdapat penggunaan sabu-sabu sebanyak 85 penggunaan, kemudian pada
tahun 2016 terjadi penurunan menjadi 41 penggunaan, sedangkan tahun 2017
penggunaan sabu-sabu meningkat lagi sebanyak 48 penggunaan. Kebanyakan
penggunanya adalah kalangan remaja SMA dengan jenis kelamin terbanyak
ialah laki-laki. (BNN Kota Kendari, 2018).
Kalangan anak muda atau remaja mudah terpengaruh kedalam
penyalahgunaan narkoba, karena pada masa remaja merupakan masa seorang
anak mengalami perubahan cepat dalam segala bidang, menyangkut
perubahan tubuh, perasaan, kecerdasan, sikap mental dan kepribadian.
Mereka cenderung mudah terpengaruh karena dalam dirinya banyak
3
perubahan dan tidak stabilnya emosi yang cenderung menimbulkan perilaku
yang kurang baik (Ahmad, 2012).
Berdasarkan penelitian dari BNN pada tahun 2011 Penyalahguna
Narkoba pada laki-laki empat kali lebih banyak dibandingkan perempuan atau
ada 1 dari 28 orang laki-laki yang menjadi penyalahguna Narkoba, sedangkan
perempuan sekitar 1 dari 120 orang. Rasio penyalahguna laki-laki terhadap
perempuan paling banyak terjadi di kelompok anak jalanan dan pekerja kost,
mencapai 6 kali lipatnya. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini
peneliti lebih konsentrasi untuk menggunakan responden laki-laki untuk
pemeriksaan sabu ketimbang perempuan.
Salah satu lokasi penelitian yang akan dilakukan ialah di SMK Negeri 2
Kota Kendari karena mayoritas pelajarnya laki-laki yang menurut peneliti
rentan dengan pengguna narkoba. Berdasarakan data di SMK Negeri 2 Kota
Kendari jumlah pelajar kelas I sebanyak 552 pelajar, untuk lagi-laki
berjumlah 535 pelajar, sedangkan perempuan berjumlah 17 pelajar.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas sehingga peneliti tertarik
melakukan penelitian tentang Identifikasi Narkoba jenis metamphetamin
(sabu-sabu) pada pelajar kelas I di SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi
Tenggara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka peneliti merumuskan
masalah “Bagaimana identifikasi narkoba (sabu-sabu) pada pelajar kelas I
di SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara”?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengguna narkoba jenis metamphetamin (sabu-
sabu) pada anak laki-laki di SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi
Tenggara.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan pada peneliti bahaya penggunaan narkoba
pada pelajar di SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara,
khususnya pada masyarakat yang menggunakan narkoba.
2. Manfaat Praktisi
a. Dapat menambah ilmu pengetahuan kepada masyarakat.
b. Sebagai bahan informasi tentang bahaya narkoba.
c. Sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Narkoba
1. Pengertian narkoba
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya.
Selain narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang
merupakan ssingkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif.
Semua istilah ini, baik narkoba ataupun napza, mengacu pada kelompok
senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya.
Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-
senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat
hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini
persepsi itu disalah artikan pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang
semestinya (Julianan, 2017).
Pengertian menurut Undang-Undang Republik Indonesia
No.22/1997, Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, menghilangkan rasa,
mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Napza atau narkoba adalah bahan dan zat yang memiliki
fungsi dan kegunaan tersendiri, termasuk bagi dunia pengobatan dan
medis namun bahan dan zat ini telah disalahgunakan oleh individu atau
golongan tertentu untuk tujuan terentu (Radhian, 2013).
2. Jenis dan penggolongan narkoba
Berdasarkan jenis dan penggolongannya narkoba terbagi atas
narkotika, psikotropika dan zat adiktif.
Menurut Undang-Undang RI No. 2 tahun 1997 tentang narkotika:
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan
penurunan dan perubahan kesadaran, hilangnya rasa dan rasa nyeri, dan
5
6
menimbulkan ketergantungan. Bahan tersebut dibedakan dalam beberapa
golongan:
a. Golongan I
Dalam golongan ini narkotika hanya dapat digunakan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan saja (IPTEK), tidak digunakan
untuk terapi. Di samping itu golongan ini mempunyai potensi sangat
tinggi akan terjadinya efek ketergantungan obat atau
adiksi/ketagihan. Contoh seperti : Heroin, ganja, cocain, ekstasi, dan
opium.
b. Golongan II
Narkotika golongan II berkhasiat untuk pengobatan, tetapi
digunakan sebagai pilihan terakhir dalam pengobatan tersebut.
Narkotika golongan ini juga digunakan untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan, tetapi juga berpotensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan; contohnya: morfin, petidin, metadon, opium,
dihidromorfin, dan ekogin. c.
d. Golongan III
Narkotika golongan III adalah jenis narkotika yang berkhasiat
untuk pengobatan, dan banyak digunakan untuk terapi, juga untuk
pengembangan ilmu pengetahuan. Obat ini hanya berpotensi ringan
untuk mengakibatkan ketergantungan. Misalnya: kodein, etil-morfin,
asetil dihidrokodein (Darmono, 2011).
Psikotropika termasuk golongan obat keras tertentu, dalam
Undang-Undang RI No. 5 tahun 1997 mengenai definisi obat
psikotropika ialah zat atau obat alamiah atau sintesis yang bersifat
psikoaktif, dapat menyebabkan perubahan aktivitas mental dan perilaku
serta menimbulkan ketergantungan psikis dan fisik bila tanpa
pengawasan. Menurut Undang-Undang psikotropika dibagi menjadi 4
golongan yaitu:
7
a. Golongan I
Golongan ini hanya digunakan untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan, dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi amat kuat untuk mengakibatkan ketergantungan.
Misalnya: MDMA/ekstasi, Lysergic Acid Diethylamid (LSD),
Methylen dioxi ethyl amphetamin (MDEA), Methylen dioxi
amphetamin (MDA).
b. Golongan II
Golongan ini selain berkhasiat pengobatan juga dapat
digunakan untuk terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan, serta mempunyai potensi kuat untuk menyebabkan
ketergantungan. Misalnya: amphetamin, metamphetamin yang
terkenal dengan nama sabu-sabu, Deksampetamin Fenetilin, PCP
(pensiklidin).
c. Golongan III
Golongan ini dapat digunakan untuk terapai dan tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta berpotensi sedang untuk
menimbulkan ketagihan/ketergantungan. Misalnya: Amobarbital,
butabarbital, flunitazepam, glutemide, pentobarbital, siklobarbital
dan katina.
d. Golongan IV
Golongan ini juga dapat digunakan dalam pengobatan dan juga
untuk keperluan ilmu pengetahuan, serta berpotensi ringan untuk
menyebabkan ketergantungan. Misalnya; Alpazolam, barbital,
klonazepam, diazepam, dan nitrazepam (Darmono, 2011).
Bahan adiktif adalah bahan yang apabila digunakan dapat
menimbulkan ketergantungan kejiwaan (psikis). Contohnya; Rokok,
alkohol thinner, lem kayu, penghapus cair, aseton, cat, dan lain
sebagainya (Julianan, 2017).
8
B. Tinjauan Umum Tentang Metamphetamin (sabu-sabu)
1. Pengertian Metamphetamin (sabu-sabu)
Sabu-sabu merupakan stimulus sistem saraf pusat mengandung
metamphetamin yang merupakan turunan amphetamin. Metamphetamin
intravena atau yang dihisap menyebabkan ketergantungan.
Metamphetamin dengan rumus kimia yaitu (S)-N-methyl-1-
phenylpropan-2-amine (C10H15N). Dalam dunia medis, amphetamin
dan metamphetamin sering digunakan untuk menurunkan berat badan
pada perempuan.
Sabu-sabu berbentuk kristal bubuk, berwarna putih dan di konsumsi
dengan cara dibakar diatas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung
satu ke arah ujung yang lainnya. Kemudian asap yang ditimbulkan
dihisap menggunakan sebuah Bong, sejenis pipa yang didalamnya berisi
air. Air Bong berfungsi sebagai filter karena asap tersaring saat melewati
air tersebut. Sabu-sabu berbentuk kristal dapat digunakan dengan cara
inhalasi atau di ingestik secara oral, tetapi juga diasap atau diinjeksi
(Hanifa, 2013).
2. Mekanisme Kerja Metamphetamin (Sabu-sabu)
Sabu-sabu yang bekerja melalui saluran pernapasan biasanya
dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara dihirup melalui hidung. Sabu-
sabu yang masuk ke saluran pernapasan setelah melalui hidung terus ke
bronkus, kemudian masuk ke paru-paru melalui bronkiolus dan berakhir
di alveolus. Di dalam alveolus, butiran “debu” sabu-sabu diserap oleh
pembuluh darah kapiler, kemudian dibawa melalui pembuluh darah vena
ke jantung. Setelah sampai di jantung, sabu-sabu kemudian disebar ke
seluruh tubuh dan akhirnya berakibat pada rusaknya organ tubuh (hati,
ginjal, paru, usus, limpa, otak, dll). Sabu-sabu yang masuk ke dalam otak
merusak sel otak. Kerusakan pada sel otak menyebabkan kelainan pada
tubuh (fisik) dan jiwa (mental dan moral). Kerusakan sel otak
menyebabkan terjadinya perubahan sifat, sikap, dan perilaku. Kemudian
9
sabu-sabu secara dominan diekresikan melalui cairan urin dan sisanya
melalui keringat dan feses. Sebesar 90% metabolit sabu-sabu diekresikan
melalui urin dalam kurung waktu 2-4 hari paska penggunaan sabu-sabu.
Proses ekresi melalui urin merupakan proses terbesar dalam
mengeluarkan sabu-sabu dari dalam tubuh (Partodiharjo, n.d).
Identifikasi sabu-sabu sebaiknya dilakukan dalam kurun waktu dibawah
satu minggu, sebab bila lebih dari itu maka hasil tes urinnya pun akan
negatif (Yatiman, 2016).
3. Efek Penggunaan Metamphetamin (Sabu-sabu)
Efek yang ditimbulkan oleh orang yang mengkonsumsi sabu-sabu
adalah:
a. Jantung terasa sangat berdebar-debar.
b. Suhu badan naik/demam.
c. Tidak bisa tidur.
d. Merasa sangat bergembira (euforia).
e. Menimbulkan hasutan (agitasi).
f. Banyak bicara (talkativenes).
g. Menjadi lebih berani/agresif.
h. Kehilangan nafsu makan.
i. Mulut kering dan merasa haus.
j. Berkeringat.
k. Tekanan darah meningkat.
l. Mual dan merasa sakit.
m. Sakit kepala, pusing, tremor/gemetar.
n. Timbul rasa letih, takut dan depresi dalam beberapa hari.
o. Gigi rapuh,gusi menyusut karena kekurangan kalsium (Julianan,
2017).
10
C. Tinjauan Umum Tentang Remaja
1. Pengertian remaja
Remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanan ke masa
dewasa dan masa mencari identitas diri. Karakteristik remaja yang sedang
berproses tersebut juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja
(Wilis, 2012). Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti
tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti
yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional
sosial, dan fisik antara 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun
(Hutabarat,n.d).
Menurut World Health Organization (WHO) remaja merupakan
individu dengan periode usia 10-24 tahun (wilis, 2012).Remaja berasal
dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial, dan fisik antara 11 atau
12 tahun sampai dengan 20 tahun (Hutabarat,n.d). Sehingga yang
dikatakan remaja adalah manusia pada usia tertentu yang sedang dinamik,
sehingga dalam usia tersebut remaja banyak dihadapakan oleh masalah
yang timbul baik berasal dari dirinya sendiri maupun dari lingkungannya.
Menghadapi masalah yang terjadi pada dirinya sangat dipengaruhi oleh
banyak faktor yang antara lain tingkat pendidikan dari remaja itu sendiri.
Bagi remaja yang berpendidikan dan berpola pikir luas maka dia akan
menghadapi masalah dengan mengambil langkah-langkah yang kiranya
perlu dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapinya tapi bagi
remaja yang tidak berpikir luas dan sering mengalami jalan buntu untuk
jalan keluarnya dalam menghadapi masalah akan cenderung mencari jalan
tempat pelarian yang dianggap mereka dapat mengurangi masalah
tersebut walau untuk sementara, seperti memakai narkoba. Lingkungan
pergaulan yang ditandai dengan perbedaan-perbedaan yang beragam
sangat memegang peranan penting dalam diri seseorang.
11
Masa remaja adalah usia dimana individu berintergrasi dengan
masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat
orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama,
sekurang-kurangmya dalam masalah hak.Integrasi dalam masyarakat
mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa
puber termasuk juga perubahan yang mencolok.
Masa remaja ditandai oleh perubahan fisik, emosional, intelektual,
seksual dan sosial. Perubahan tersebut dapat mengakibatkan dampak
sebagai berikut : pencarian jati diri, pemberontakan, pendirian yang labil,
minat yang berubah-ubah, mudah terpengaruh mode, konflik dengan
orang tua dan saudara, dorongan ingin tahu dan mencoba yang kuat,
pergaulan Bintens dengan teman sebaya dan membentuk kelompok
sebaya yang menjadi acuannya (Simangunsong, 2015). Faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya kenakalan remaja dikarenakan remaja
identik dengan manusia yang tengah mencari jati diri, adakalanya proses
pencarian jati diri itu berhasil, tetapi tidak menutup kemungkinan dalam
proses pencarian jati diri mengalami kegagalan, sehingga menimbulkan
tindakan yang menyimpang dan sering di anggap sebagai suatu kenakalan
(Winarno, 1997).
2. Faktor-faktor penyalagunaan narkoba pada remaja
Adapun beberapa faktor yang menjadi penyebab penyalagunaan
narkotika pada seseorang terdiri dari:
1. Faktor inividu
Tiap individu memiliki perbedaan tingkat resiko untuk
menyalagukan narkoba. Faktor yang memengaruhi induvidu terdiri
dari faktor kepribadian dan faktor konstitusi. Faktor pribadi antara lain
kurang percaya diri, mudah kecewa, agresif, murung, merasa bosan,
keinginan untuk mencoba dan kurang menghayati imam serta
kepercayaan (Sofyan, 2007). Secara rinci faktor individu yang
mempengaruhi remaja mengonsumsi narkoba adalah sebagai berikut:
12
a. Adanya anggapan bahwa obat yang tergolong narkoba tersebut
dapat mengatasi permasalahn dan problem kehidupan yang
sedang dihadapi.
b. Harapan untuk mendapat kenikmatan dari mengonsumsi narkoba.
c. Adanya kecenderungan untuk mencoba-coba segala hal yang
baru.
d. Trdapat tekanan bahkan ancaman dari teman sebaya.
e. Tingkat keyakinan religius/keagamaan yang rendah.
f. Mengalami stress sehingga tidak dapat mengontrol diri (Abdul,
2006).
2. Coba-coba
Merasa tertarik dengan efek yang ditimbulkan oleh suatu zat yang
dilarang, seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk
mencoba zat terlarang tersebut. Tanpa disadari oleh pengguna yang
awalnya coba-coba itu dia akan menjadi ketagihan dan akan
melakukannya lagi berulang-ulang tanpa bisa berhenti.
3. Ikut-ikutan
Orang yang sudah menjadi korban mungkin akan berusaha
mengajak orang lain yang belum terkontaminasi narkoba agar ikut
merasakan penderitaan yang dirasakannya. Pengedar dan pemakai
biasanya pertama akan memberikan secara gratis barang haram itu.
Seseorang yang melihat orang lain lagi asyek memakai zat terlarang
bisa jadi akan mencoba mengikuti gaya penakai tersebut termasuk
menyalagunakan tempat umum untuk menikmati zat terlarang tersebut
(Hamsumar, 2012)
4. Untuk melupakan masalah
Orang yang dirundung banyak masalah dan ingin lari dari masalah
dapat terjerumus dalam penyalagunaan narkoba, mereka berniat lari
dari masalah meskipun Cuma sesaat. Zat terlarang dapat membantu
seseorang untuk melupakan masalah dan mengejar kenikmatan
13
dengan jalan menggunakan narkoba yang menyebabkan halusinasi
atau khalayan yang menyenangkan.
5. Gaya Hidup
Zat terlarang jenis tertentu dapat membuat pemakainya lebih
berani, keren, percaya diri, kreatif, santai dan sebagainya. Jelas bagi
orang yang ingin disebut gaul oleh golongan atau kelompok dia harus
memakai zat tersebut.
6. Faktot lingkungan sosial
Faktor lingkungan sosial antara lain kondisi keluarga atau orang
tua, pengaruh teman atau kelompok sebaya, faktor sekolah, dan
kehidupan masyarakat modern. Secara lebih rinci beberapa pengaruh
lingkungan yang dapat menyebabkan remaja menyalagunakan
narkoba adalah sebagai berikut:
a. Kondisi keluarga yang berantakan (broken home)
Kondisi keluarga yang berantakan merupakan cerminan
adanya ketidakharmonisan antara induvidu (suami-istri atau orang
tua-anak) dalam lembaga rumah tangga. Hubungan suami yang
tidak sejalan atau seirama yakni di tandai dengan pertengkaran,
percecokan, maupun konflik terus menerus. Selama pertengkaran,
anak-anak akan melihat, mengamati, dan memahami tidak adanya
kedamaian dan ketentraman antara kedua orang tua mereka.
Akibatnya mereka melarikan diri untuk mencari kasih sayang dan
perhatian dari pihak lain dengan cara melakukan kenakalan di luar
rumah.
b. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua
Kebutuhan hidup seorang anak tidak hanya bersifat materi
saja, tetapi lebih dari itu anak juga memerlukan kebutuhan
psikologis untuk pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya.
Dalam memasuki zaman industrialisasi ini, banyak keluarga
modern suami-istri bekerja di luar rumah hanya untuk mengejar
kebutuhan materi yang berkecukupan makin lama ada
14
kecenderungan tugas dan tanggung jawabsebagai orang tua
diserahkan kepada pembantu, akibatnya anak-anak cenderung tidak
betah di rumah, anak melarikan diri dengan cara melakukan
pergaulan bebas. Hal ini memiliki dampak buruk dari
perkembangan pribadi dan prilakunya, mereka melakukan tindakan
yang melanggar norma masyarakat.
c. Status sosial ekonomi orang tua rendah
Kehidupan ekonomi yang terbatas atu kurang, menyebabkan
orang tua tidak mampu memberikan pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan makanan, kesehatan dan pendidikan. Dengan tidak
tersedianya kebutuhan ekonomi yang cukup, anak-anak tidak
mampu menyelesaikan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Rendahnya pendidikan membuat individu bekerja ala kadarnya,
bahkan menjadi pengangguran dan untuk menyalurkan energinya
mereka melakukan hal-hal yang melanggar norma masyarakat.
d. Kondisi keluarga yang kurang tepat
Sebagian dari orang tua beranggapan bahwa penerapan
disiplin terhadap anak-anak berarti harus dilakukan secara tegas,
keras tidak dikenal kompromi serta tidak mengenal belas kasihan
kepada anak. Ketika anak sering memperoleh perlakuan kasar dan
keras dari orang tua, mungkin anak akan patuh dihadapan orang tua
akan tetapi sifat kepatuhan itu hanya sementara. Mereka cenderung
malakukan tindakan-tindakan yang negatif, sebagai pelarian
maupun protes terhadap orang tuanya.
e. Berkawan dengan pengguna narkoba
f. Tempat tinggal remaja yang berada pada lingkungan para
penyalagunaan narkoba dan pengedar narkoba.
g. Lemahnya penegakkan hukum (Abdul, 2006).
15
D. Tinjauan Umum Tentang Urine
1. Pengertian urine
Urine adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urine
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine
disaring didalam ginjal, dibawah melalui ureter menuju kandung kemih,
akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Corwin,2000).
2. Proses pembentukan urine
proses pembentukan urine didalam ginjal melalui tiga tahapan yaitu
filtrasi (penyaringan), reabsorbsi (penyerapan kembali), augmentasi
(penambahan) (Budianto,2013).
a. Filtrasi
Pada filtasi terjadi proses sebagai beriku. Filtrasi darah terjadi di
glomelurus, kapiler darah yang bergelung-gelung di dalam kapsul
bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium sehingga
memudahkan proses penyaringan. Selain itu, diglomerulus juga terjadi
pengikatan sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein
plasma agar tidak ikut dikeluarkan. Hasil proses infiltrasi ini berupa
urine primer yang komposisinya mirip dengan darah, tetapi tidak
mengandung protein. Didalam urine primer dapat ditemukan asam
amino, glukosa, natrium, kalium, ion-ion, dan garam-garam lainnya.
b. Reapsorbsi
Proses reapsorbsi terjadi di dalam tubulus proksimal. Proses ini
terjadi setelah urine primer hasil proses infiltrasi mengalir dalam
tubulus proksimal. Bahan-bahan yang diserap dalam proses reapsorbsi
ini adalah bahan-bahan yang masih berguna, antara lain glokosa,
asam amino, dan sejumlah besar ion-ion anorganik. Selain itu, air
yang terdapat dalam urine primer juga mengalami reapsorbsi melaluui
proses osmosis, sedangkan reapsorbsi bahan-bahan lainya
berlangsung secara transfor aktif. Proses penyerapan air juga terjadi di
16
dalam tubulus distal. Kemudian, bahan-bahan yang telah diserap
kembali oleh tubulus proksimal dikembalikan kedalam darah melalui
pembuluh kapiler yang ada di sekeliling tubulus. Proses reapsorbsi ini
juga terjadi di lengkung henle, khususnya ion natrium. Hasil proses
reapsorbsi adalah urine sekunder yang memiliki komposisi zat-zat
penyusun yang sangat berbeda dengan urine primer. Dalam urine
sekunder tidak ditemukan zat-zat yang masih dibutuhkan tubuh dan
kadar urine meningkat dibandingkan didalam urine primer.
c. Augmentasi
Pada augmentasi, terjadi proses sebagai berikut.urine sekunder
selanjutnya masuk ketubulus kontortus distal dan saluran pengumpul.
Didalam saluran ini terjadi proses penambahan zat-zat yang tidak
bermanfaat bagi tubuh. Kemudian, urine yang sesuungguhnya masuk
kekandung kemih (vesika urinaria) melalui ureter. Selanjutnya, urine
tersebut akan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra. Urine
mengandung urea, asam urine, amonia, dan sisa-sisa pembongkaran
protein. Selain itu, mengandung zat-zat yang berlebihan dalam darah,
seperti vitamin c, obat-obatan, dan hormon serta garam-garam
(Budianto, 2013).
3. Karakteristik urine
Secara umum urine bewarna kuning. Urine yang di diamkan agak
lama akan bewarna kuning keruh. Urine berbau khas yaitu berbau amonia.
PH urine berkisar antara 4,8-7,5 dan akan menjadi lebih asam jika
menkonsumsi banyak protein serta urine akan menjadi lebih basah jika
menkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urine yakni 1,002-1,035 g/ml
(Uliyah, 2008). Urine normal terlihat jernih sedangkan volume urine
normal yang di kumpulkan selama 24 jam adalah 800-1.600 ml/24 jam.
Komposisi urine terdiri dari 95% air dan mengandung zat terlarut.
Didalam urine terkandung bermacam-macam zat antara lain:
a. Zat sisa pembongkaran protein seperti urea, asam urea, dan amoniak,
b. Zat warna empedu yang memberikan warna pada urine,
17
c. Garam, terutama NaCl
d. Zat-zat yang berlebihan dikonsumsi misalnya vitamin c, dan obat-
obatan serta juga kelebuhan zat yang di produksi sendiri oleh tubuh
misalnya hormon (Ethel, 2003).
4. Jenis-jenis spesimen urine
a. Spesimen urine pagi
Sampel urine pagi memiliki konsentrasi yang paling pekat.
b. Spesimen urine sewaktu
Sampel urine sewaktu, yang dapat diambil kapan saja, dapat
digunakan untuk pemeriksaan skrining terhadap zat-zat yang
merupakan indikator infeksi ginjal.
c. Spesimen urine 24 jam
Spesimen urine 24 jam disimpan di dalam botol bening
berkapasitas 2 liter dan bertutup sumbat. Pada hari pertama, setelah
bangun pagi, pasien biasanya akan berkemih, urine ini (urine pertama)
tidak diambil sebagai sampel. Urine yang dikeluarkan sewaktu pasien
berkemih berikutnya, sepanjang hari tersebut, ditampung dalam botol.
Urine pertama pada hari berikutnya dijadikan sampel dan ditampung
dalam botol. Botol berisi sampel urine ini harus segera dikirim ke
laboratorium.
d. Spesimen urine porsi-tengah (midstream)
Pasien menampung kira-kira sebanyak 20 ml urine, ke dalam
suatu wadah terbuka, saat sedang berkemih, wadah ini harus langsung
ditutup sesudahnya.
e. Spesimen urine terminal
Pasien menampung porsi terakhir urine yang dikeluarkannya ke
dalam suatu wadah terbuka.
f. Spesimen urine yang diambil dengan kateter
Pengambilan spesimen urine dengan kateter harus dilakukan
oleh dokter atau perawat terlatih. Spesimen yang diambil dengan
prosedur ini biasanya dipakai untuk uji-uji bakteriologis tertentu,
18
terutama pada pasien wanita. Namun, spesimen yang diambil dengan
prosedur biasa (non-invasif), setelah daerah genital dibersihkan
dengan seksama, biasanya dapat dipakai juga untuk tujuan tersebut
(Chairlan, 2003).
E. Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Narkoba Jenis Metamphetamin
(Sabu-sabu)
1. Jenis-jenis pemeriksaan narkoba
a. Pemeriksaan skrining
Pemeriksaan skrining merupakan pemeriksaan awal pada obat
pada golongan yang besar atau metabolitnya dengan hasil
presumptif positif atau negatif. Secara umum pemeriksaan skrining
merupakan pemeriksaan yang cepat, sensitif, tidak mahal dengan
tingkat presisi dan akurasi yang masih dapat diterima, walaupun
kurang spesifik dan dapat menyebabkan hasil positif palsu karena
terjadinya reaksi silang dengan substansi lain dengan struktur kimia
yang mirip. Salah satu alat yang sering digunakan pada
pemeriksaan skrining ialah strip test. Biasanya strip test yang sering
digunakan ada beberapa macam parameter tergantung dari
kebutuhan pemeriksaan. Pada pemeriksaan skrining, metode yang
sering digunakan adalah immunoassay dengan prinsip pemeriksaan
adalah reaksi antigen dan antibodi secara kompetisi. Hasil nantinya
akan di tunjukan oleh beberapa garis yang tertera pada alat. Jika
hanya berupa 1 garis merah pada area Control (C) itu berarti
hasilnya positif, namun jika terdapat 2 garis merah pada area
Control (C) itu berarti negative. Salah satu kelemahan pengguna
alat ini adalah pembacaan hasil tidak dapat di lihat dalam jangka
waktu yang lama, yakni hanya perlu waktu 5-10 menit setelah
pemeriksaan. Lebih dari 10 menit hasil akan berbentuk positif palsu
(Indrati, 2015). Umumnya pemeriksaan skrining dengan
menggunakan strip test, sampel yang digunakan ialah urine.
19
Urine merupakan spesimen yang paling sering digunakan
untuk pemeriksaan narkoba rutin karena ketersediaannya dalam
jumlah besar dan memiliki kadar obat dalam jumlah besar sehingga
lebih mudah mendeteksi obat dibandingkan pada spesimen lain.
Teknologi yang digunakan pada pemeriksaan narkoba pada urin
sudah berkembang baik. Kelebihan lain spesimen urin adalah
pengambilannya yang tidak invasif dan dapat dilakukan oleh
petugas yang bukan medis. Urine merupakan matriks yang stabil
dan dapat disimpan beku tanpa merusak integritasnya. Obat-obatan
dalam urine biasanya dapat dideteksi sesudah 1-3 hari. Kelemahan
pemeriksaan urine adalah mudahnya dilakukan pemalsuan dengan
cara substitusi dengan bahan lain maupun diencerkan sehingga
mengacaukan hasil pemeriksaan (Indrati, 2015).
b. Pemeriksaan lanjutan (konfirmasi)
Pemeriksaan konfirmasi merupakan pemeriksaan lanjutan dan
digunakan pada pemeriksaan spesimen dengan hasil positif pada
pemeriksaan awal (skrining). Pemeriksaan konfirmasi
menggunakan metode yang sangat spesifik untuk menghindari
terjadinya hasil positif palsu (Indrati, 2015).
2. Mekanisme kerja strip test
Pada strip mengandung konjugat drags IgG anti narkoba, dimana
substrat urine yang mengandung drags akan bereaksi dengan konjugat. Tes
ini, urine yang di teteskan pada zona sampel sekitar 3-4 tetes. Kemudian
tunggu beberapa saat (± 4 – 6 menit), amati garis yang terbentuk. Positif
ditandai dengan garis satu pada kontrol, negatif ditandai dengan garis dua
pada kontrol dan test ( BNN, 2016).
20
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Sabu-sabu merupakan salah satu jenis narkoba yang berbentuk kristal
bubuk yang bewarna putih yang mengandung metamphetamin. Menurut data
yang diperoleh dari BNN Kota Kendari (2015) terdapat penggunaan
metamphetamin (sabu-sabu) sebanyak 85 penggunaan, kemudian pada tahun
2016 terjadi penurunan menjadi 41 penggunaan, sedangkan tahun 2017
penggunaan (metamphetamin) sabu-sabu meningkat lagi sebanyak 48
penggunaan. Kebanyakan penggunanya adalah kalangan remaja SMA dengan
jenis kelamin terbanyak ialah laki-laki.
Remaja adalah laki-laki yang bearanjak dewasa yang usianya mulai
belasan tahun. Kalangan anak muda atau remaja mudah terpengaruh kedalam
penyalahgunaan narkoba, karena pada masa remaja merupakan masa seorang
anak mengalami perubahan cepat dalam segala bidang, menyangkut
perubahan tubuh, perasaan, kecerdasan, sikap mental dan kepribadian.
Sehingga harus dilakukan pemeriksaan narkoba pada kalangan remaja.
Pemeriksaan narkoba pada penyalahgunaan dapat dilakukan dengan
pemeriksaan spesimen salah satunya urine. Urine adalah cairan sisa
pembuangan yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian dikeluarkan dari
dalam tubuh. Cairan dan materi pembentuk urine berasal dari darah. Urine
terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme seperti urea,
garam terlarut dan materi organik (eritrosit, leukosit, spermatozoa dan benang
lendir.
Urine merupakan sampel yang sering digunakan dalam pemeriksaan
salah satunya ialah pemeriksaan narkoba dengan menggunakan strip test.
Strip test adalah pemeriksaan skrining yang menggunakan beberapa jenis
parameter tergantung dari kebutuhan pemeriksaan. Prinsip pemeriksaan
adalah reaksi antigen dan antibodi secara kompetisi. Hasil nantinya akan
ditunjukan oleh beberapa garis yang tertera pada strip. Positif jika terbentuk
20
21
satu garis merah, negative jika terbentuk 2 garis merah dan invalid tidak
terbentuk garis warna pada control dan test.
B. Bagan Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Pengguna sabu-sabu
Pelajar SMKN 2 Kendari
Dilakukan pemeriksaan urine
Pemeriksaan Strip
Test
Hasil Pemeriksaan
Positif (+)
Hasil Pemeriksaan
Positif (-)
Terbentuk 1 garis Terbentuk 2 garis
Perempuan Laki-Laki
22
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas : Sabu-sabu
2. Variabel Terikat : Pelajar yang mengkonsumsi sabu-sabu
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Definisi Operasional
a. Pengguna narkoba adalah pengguna yang mengkonsumsi zat atau
obat yang mengandung narkoba (sabu-sabu) yaitu pelajar yang
diduga di SMK Negri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara.
b. Pengetahuan remaja SMK tentang narkoba jenis metamphetamin
(sabu-sabu).
2. Kriteria Objektif
a. Positif : apabila dalam pemeriksaan sampel urine ditemukan
adanya
antigen (AMP/THC/MOR/MET/BZO/COC) dalam urine
dan antibodi (IgG) yang digabungkan kesuatu enzim yang
ada pada strip sehingga terbentuk satu garis merah pada
Control (C).
b. Negatif : apabila sampel urine tidak mengandung narkoba maka
terbentuk dua garis merah pada Control (C) dan pada
Test (T).
c. Pengetahuan remaja
Baik
Kurang baik
23
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu untuk
memperoleh gambaran pengguna narkoba jenis metamphetamin (sabu-sabu)
pada remaja di SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruangan kelas satu SMK Negeri 2 Kota
Kendari Sulawesi.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 April - 4 Mei 2018
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pelajar SMK Negeri 2 Kota
Kendari Sulawesi Tenggara yang di ambil adalah 13 kelas yakni kelas I
(satu) dengan jumlah pelajarnya yaitu 383 pelajar.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah urine pelajar SMK Negeri 2 Kota
Kendari Sulawesi Tenggara yang merupakan pelajar kelas I. Jika jumlah
populasi >100 maka besar sampel dapat di ambil antara 10-15% atau 20-
55% (Sugiyono, 2013)
a. Besar sampel
Besar sampel yang di ambil dalam penelitian ini yaitu 10% karna
jumlah populasi >100. Besar sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 38 sampel, yang di dapatkan dari hasil perhitungan
menggunakan rumus perhitungan:
Jumlah Sampel = 10% x Jumlah Populasi
= 10/100 x 383 = 38
23
24
Teknik pengambilan sampel yaitu non probability sample adalah
teknik sampling yang memberi peluang atau kesempatan tidak sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, dimana
hasilnya yang diperoleh dari kelas I = 38 pelajar SMK Negeri 2 Kota
Kendari Sulawesi Tenggara.
b. Kriteria Inklusi
1. Pelajar SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara
2. Pelajar laki-laki kelas I, SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi
Tenggara yang bersedia.
c. Kriteria Ekslusi
1. Pelajar kelas II dan III SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi
Tenggara
2. Pelajar perempuan kelas I, SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi
Tenggara.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan mulai dari observasi awal,
pengumpulan jurnal, study literature, pemeriksaan hingga pencatatan hasil
pemeriksaan narkoba jenis metamphetamin (sabu-sabu) pada remaja di SMK
Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara.
E. Instrumen Penelitian
pada penelitian ini instrumen yang digunakan ialah:
1. Alat
a) Strip test narkoba (metamphetamin)
b) Pot sampel
c) Stopwhatch
2. Bahan
a) Label
b) urine
25
F. Prosedur Kerja
1. Pra Analitik
a. Persiapan pasien : Menjelaskan kepada pasien atas
tindakan yang akan dilakukan.
b. Persiapan sampel : Tidak memerlukan persiapan khusus
c. Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1) Strip test narkoba (metamphetamin)
2) Pot sampel
3) Stopwhatch
4) Label
5) Urine
2. Analitik
a. Biarkan strip test dalam suhu kamar.
b. Buka penutup strip test, kemudian celupkan strip test tersebut secara
vertical ke dalam sampel urine selama 10-15 detik.
c. Ketika strip test dicelupkan tidak boleh melewati batas garis yang
paling bawah zona sampel (s).
d. Tempatkan test strip itu pada bidang datar. Lalu baca hasil setelah 5-
10 menit.
3. Pasca Analitik
a. Positif : Hanya terbentuk satu garis merah pada Control (C).
b. Negatif : Terbentuk dua garis pada merah Control (C) dan pada
Test
(T).
G. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu
untuk mengetahui ada tidaknya narkoba jenis metamphetamin (sabu-sabu)
pada hasil pemeriksaan yang dilakukan pada remaja di SMK Negeri 2 Kota
Kendari Sulawesi Tenggara menggunakan strip test narkoba
(metamphetamin).
26
H. Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan akan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Menyunting Data (Data Editing)
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kelengkapan data, sebelum data
dimasukkan ke perangkat lunak untuk diolah.
2. Kode (Coding)
Tahapan ini dilakukan dengan cara memberikan kode pada data yang
dikumpulkan untuk memudahkan proses pemasukan dan pengolahan data
selanjutnya.
3. Cleaning Data
Pengecekkan kembali data yang telah dimasukkan untuk memastikan
data tersebut tidak ada yang salah, baik kesalahan pengkodean maupun
kesalahan dalam , memasukan data yang telah terkumpul kedalam
perangkat lunak komputer yang telah disiapkan.
4. Scoring
Seteleah melakukan pengkodean, maka di lanjutkan dengan tahap
pemberian skor pada masing-masing sampel.
5. Enrty
Data entry merupakan kegiatan memasukan data yang telah terkumpul
kedalam perangkat lunak komputer yang telah disiapkan (Hasan, 2006).
I. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan secara manual, kemudian hasilnya disajikan
dalam bentuk tabel frekuensi disertai penjelasan. Data yang telah diolah
kemudian dianalisa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P=
× 100%
Keterangan:
F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N : Number Of Cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu).
P : Angka presentase (Sugiyono, 2012).
27
J. Penyajian Data
Data yang telah di analisis disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian di
jelaskan dalam bentuk narasi.
K. Etika Penelitian
Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subyek. Dalam
penelitian ini menekankan masalah etika yang meliputi:
1. Ananomiti (Tanpa Nama)
Dilakukan dengan cara tidak memberikan nama responden pada
lembar alat ukur, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.
2. Informed consent (Lembar Persetujuan)
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan
diteliti yang memenuhi kriteria inklusi, bila subyek menolak, maka
peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak subyek.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Confidentiality yaitu menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik
informasi maupun masalah-masalah lainnya. Informasi yang
dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.
28
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak geografis
Sekolah SMK Negeri 2 kota kendari merupakan sekolah yang dibuka
sejak tanggal 2 Januari 1969 dengan jurusan yaitu jurusan mesin umum
dan listrik. Di atas lahan seluas tanah 43.775 M2 (tahun 1973) sertifikat
No. 22/1981. Sekolah SMK Negeri 2 kota Kendari sebelumnya adalah
sekolah STM. Sekolah STM mengalami perubahan pada tanggal 9 Oktober
1996 melalui SK Mendikbud menjadi SMK Negeri 2 kota Kendari saat ini.
2. Visi dan misi SMK Negeri 2 Kota Kendari
a. Visi
Menjadikan SMK Negeri 2 Kendari sebagai salah satu SMK rujukan
berbasis keunggulan lokal dan berwawasan lingkungan di kawasan
Indonesia Timur pada tahun 2019
b. Misi
1) Mengembalikan performa SMKN 2 Kendari sebagai SMK rujukan
di Provinsi Sulawesi Tenggara.
2) Melaksanakan dan mengembangkan manajemen mutu yang
mengacu pada Manajemen Berbasis Sekolah / Total Quality
Management (MBS / TQM )
3) Menerapkan dan Melaksanakan 8 ( delapan ) Standar Nasional
Pendidikan
4) Mengembangkan dan melaksanakan proses pendidikan dan
pelatihan dengan pendekatan Kurikulum SMK Negeri 2
Kendari.yang lebih implementatif pada keunggulan lokal dan
berwawasan lingkungan.
5) Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang
profesional dibidangnya
6) Menerapkan budaya kerja yang aspiratif dan menyenangkan.
28
29
3. Sarana dan prasarana
SMK Negeri 2 Kota Kendari mempunyai sarana dan prasaranan yang
menunjang proses berlangsungnya pembelajaran diantaranya: 30 ruang
kelas, 32 ruangan bengkel/studio, 5 ruang laboratorium, 1 ruang guru, 1
ruang perpustakaan, 1 ruang tata usaha, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang
tata usaha, 1 AULA, 1 ruang osis/uks pramuka, 22 toilet/siswa, 1
musholah, 1 ruang unit produksi, 1 lapangan upacara, 1 bimbingan
konseling dan 8 kolam resapan.
4. Tenaga pendidikan
SMK Negeri 2 Kota Kendari mempunyai tenaga pendidik yaitu: 29
guru mata pelajaran normatif, 44 guru mata pelajaran adaptif, dan 55 guru
mata pelajaran produktif.
5. Tenaga non pendidik
SMK Negeri 2 Kota Kendari mempunyai tenaga non pendidi yaitu:
10 bidang kerja administrasi, 3 bidang kerja keuangan, 10 bidang kerja
toolman & laboran, 3 bidang kerja perpustakaan, 1 bidang kerja satpam
dan 3 bidang kerja cleaning service.
B. Hasil penelitian
1. Karakteristik Responden
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Kota Kendari pada
tanggal 4 Mei 2018, diperoleh sampel sebanyak 38 orang yang berjenis
kelamin laki-laki.
30
a. Umur
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
remaja kelas I SMK Negeri 2 Kota Kendari
No Umur Siswa Frekuensi Persentase (%)
1 14 1 2,6
2 15 4 10,53
3 16 21 55,26
4 17 11 28,9
5 18 1 2,6
Jumlah (n) 38 100
Sumber : Data Primer Diolah 2018
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa dari 38 pelajar,
diperoleh frekuensi umur tertinggi adalah umur 16 tahun (55,26
%) dan frekuensi terendah umur 14 dan 18 tahun sebanyak 1
pelajar (2,6%).
b. Sikap terkait pengetahuan metamphetamin (sabu-sabu)
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
pengetahuan dan sikap terkait metamphetamin (sabu-sabu)
No Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)
1 Baik 31 81,57
2 Kurang baik 7 18,42
Jumlah (n) 38 100
Sumber : Data Primer Diolah 2018
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa dari 38 pelajar,
diperoleh frekuensi responden tentang sikap terkait pengetahuan
metamphetamin (sabu-sabu) yaitu 31 pelajar dengan persentasi
81,57 % dan 7 pelajar dengan persentasi 18,42 %.
31
2. Variabel penelitian
Tabel 5.3 Hasil pemeriksaan narkoba jenis metamphetamin (sabu-sabu)
pada pelajar kelas I di SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara
2018
No Hasil pemeriksaan Frekuensi Persentase (%)
1 Positif - -
2 Negatif 38 100
Jumlah (n) 38 100
Sumber : Data Primer Diolah 2018
Dari tabel 5.3 menunjukan bahwa remaja SMK Negeri 2 Kota
Kendari Sulawesi Tenggara tidak mengonsumsi metamphetamin (sabu-
sabu) atau hasil pemeriksaan negatif yang berjumlah 38 pelajar dengan
persentase 100%. Sedangkan hasil yang positif tidak diperoleh.
C. Pembahasan
Pada penelitian yang telah dilakukan di SMK Negeri 2 Kota Kendari
Sulawesi Tenggara, tentang identifikasi narkoba jenis matamphetamin
(sabu-sabu) pada pelajar laki-laki kelas I di SMK Negeri 2 Kota Kendari
Sulawesi Tenggara menggunakan strip test. Mekanisme kerja pada strip
test yaitu strip test mengandung konjugat drags IgG anti narkoba, dimana
substrat urine yang mengandung drags akan bereaksi dengan konjugat. Tes
ini, urine yang di teteskan pada zona sampel sekitar 3-4 tetes. Kemudian
tunggu beberapa saat (± 4 – 6 menit), amati garis yang terbentuk. Positif
ditandai dengan garis satu pada kontrol, negatif ditandai dengan garis dua
pada kontrol dan test ( BNN, 2016).
Berdasarkan tabel 5.1 tentang karakteristik umur kelas I (satu) SMK
Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara, menunjukan bahwa dari 38
pelajar diperoleh umur terbanyak adalah 16 tahun (55,26%) dan umur
yang sedikit adalah 14 serta 18 tahun sebanyak I (satu) pelajar (2,6%).
Usia pelajar sangat rentan terhadap penyalagunaan narkoba karena pada
usia pelajar tingkat emosi dan mental masih sangat labil, hingga para
pelajar mudah terpengaruh kedalam perilaku menyimpang. Berdasarkan
survei BNN (2016) rata-rata umur remaja pertama kali menggunakan
32
narkoba pada umur 16 tahun dengan kisaran umur terendah 10 tahun dan
tertinggi 27 tahun. Dua alasan terbanyak yang ditemukan adalah ingin tahu
atau coba-coba dan bersenang-senang, baik pada laki-laki maupun
perempuan.
Berdasarkan tabel 5.2 tentang pengetahuan dan sikap pelajar kelas I
(satu) SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara terhadap
metamphetamin (sabu-sabu) yaitu dari 38 pelajar, diperoleh 31 (81,57%)
pelajar berpengetahuan yang baik dan diperoleh 7 pelajar (18,42%)
dengan pengetahuan yang kurang baik. Sehingga diperoleh ada 31 pelajar
(81,57%) yang memiliki kecenderungan sikap dan pengetahuan yang
baik terhadap penyalahgunaan narkoba. Hal tersebut terjadi karena
cukupnya pengetahuan yang dimilik pelajar sehingga adanya kontrol diri
untuk tidak cenderung menyalahgunakan narkoba khususnya
metamphetamin (sabu-sabu).
Pengetahuan mengenai penyalagunaan narkoba terjadi setelah
seseorang melakukan pengindraan terhadap informasi mengenai
penyalagunaan narkoba. Faktor-faktor yang mempengaruhi baik dan
kurangnya pengetahuan seseorang diantaranya yaitu pendidikan dan
pengalaman.
Berdasarkan hasil penelitian Dewi (2014) tentang studi tingkat
penyalagunaan narkotika dan psikotropika pada pelajar SLTA
(SMA/SMK) di Kota Denpasar. Hasil penelitian menunjukan tidak ada
pelajar mengkonsumsi golongan metamphetamin (sabu-sabu).
Penelitian yang lain juga mengatakan bahwa proses ekresi melalui
urine merupakan proses terbesar dalam mengeluarkan sabu-sabu dari
dalam tubuh. Identifikasi sabu-sabu sebaiknya dilakukan dalam kurun
waktu dibawah satu minggu, sebab bila lebih dari itu maka hasil tes
urinnya pun akan negatif (Yatiman, 2016).
33
Penelitian yang telah dilakukan pada pelajar laki-laki kelas I (satu)
SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara, diperoleh hasil semua
sampel terdeteksi negatif dari 38 pelajar (100%). Adapun beberapa faktor
yang mempengaruhi hasil pemeriksaan salah satunyan hilangnya
kandungan narkoba terbilang cepat, pasalnya hanya butuh satu sampai
dua minggu sekitar 90% metabolit metamphetamin (sabu-sabu) di
ekresikan melalui urine 2-4 hari paska penggunaan (Partodiharjo, 2016).
Keterbatasan dalam melakukan penelitian ini adalah kurangnnya
tenaga kerja pada saat pengambilan sampel dan ketegasan dari
pendamping juga dapat menimbulkan kecurangan salah satunya yaitu
adanya penambahan air pada urine, adanya pemakaian yang telah lewat
dari 2 minggu pada saat pemeriksaan akan dapat memberikan hasil
negatif atau positif palsu karena urine yang diperiksa bukan yang
diinginkan sehingga urine tidak dapat dideteksi dengan baik
menggunakan strip. Kemudian tidak adanya pengawasan pada saat
pengumpulan sampel urine yang disebabkan oleh fasilitas dan SDM yang
kurang tersedia yang menjadi faktor dari hasil pemeriksaan negatif
metamphetamine. Kelemahan pemeriksaan urine ini adalah mudah
dilakukan pemalsuan dengan cara substitusi dengan bahan lain maupun
diencerkan sehingga mengganggu hasil pemeriksaan (Indrati, 2015).
Hasil negatif pada pemeriksaan narkoba pada remaja SMK dapat
disebabkan oleh jumlah sampel yang sedikit hanya sekitar 10% dari
jumlah populasi yang ada, serta para pelajar telah menyadari akan
bahaya sabu- sabu tersebut yang tergolong obat berbahaya dan tidak
dapat di konsumsi tanpa resep dokter karena dapat menyebabkan
ketergantungan dan berbahaya bagi tubuh. Peran dan kontrol dari orang
tua, saudara, orang-orang terdekat akan sangat berpengaruh bagi
kesadaran para pelajar untuk tidak mengkonsumsi bahan berbahaya ini.
Kuatnya dorongan agama pun sangat berpengaruh bagi diri pelajar itu
sendiri. Dalam ajaran agama khususnya islam melarang keras
34
menggunakan obat-obat yang berbahaya, yang memabukan, yang
membuat manusia tidak sadar diri, hukumnya dalah haram (Maswardi,
2015).
35
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Identifikasi narkoba jenis metamphetamin (sabu-sabu) pada remaja di
SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara, dengan jumlah sampel
sebanyak 38 siswa, dengan hasil semua negatif.
B. Saran
1. Diharap kepada penelitian selanjutnya untuk meneliti tentang jenis
narkoba lainnya.
2. Diharapkan kepada penelitian selanjutnya untuk meneliti dengan
menggunakan metode kuantitatif agar pemeriksaanya lebih akurat serta
populasi yang lebih besar.
35
36
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Rozak dan Wahdi Suyati. 2006. Remaja dan Bahaya Narkoba. Jakarta:
Prenada Media.
Ahmad Anhari. 2012. “Strategi Pencegahan Penyalagunaan Narkoba Di
Kalangan Remaja”. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Analis Kesehatan. 2010. Uji Narkoba. (Akses senin, 14 Januari 2013).
Budianto. 2013. Proses Pembentukan Urine Pada Ginjal. Tersedia di:
http://Budismas. web. Id materi/sma/biologi-kelas-xi/proses-pembentukan
/urine-pada-ginjal/[Akses tanggal 22 Februari 2016).
Balai Laboratorium Narkotika BNN. 2016
BNN. 2017. ”Pemakai Narkoba Di Sultra Mayoritas Pelajar, Per Maret 66 Orang
Terjaring BNN” (Wawancara). Kendari Pos, 13 Juli 2017.
BNN. 2018. Data Penggunaan Narkoba Jenis Sabu-Sabu Pada Remaja. Kota
Kendari.
Candra. 2015. “Perilaku Ngelem Pada Remaja Di Desa Berlimang Kecamaan
Teluk Keramat Kabupaten Sambas”. Jurnal S-1 Sosiologi. 1 Tempo maret
2015.
Chairlan, Lestari dan Mahode. 2011. Pedoman Teknik Dasar Untuk Lboratorium
Kesehatan. Jakarta : EGC
Corwin, Elisabeth J. 2000. Buku Saku Patofidsiologi. Jakarta : EGC
Darmono. 2011. Toksikologi Narkoba dan Alkohol: Pengaruh Neurotoksisitasnya
Pada Saraf. Jakarta: UI-Press
Ethel. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC
Julianan Lisa dan W Nengah Sutrisna. 2017. Narkoba, Psikotropika dan
Gangguan Jiwa. Yogyakarta: Muha Medik.
37
Hansumar, Mega. 2012. “Penyalagunaan Narkoba Di Kalangan Remaja”.
Dipresentasikan Dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Yang Diselenggarakan
oleh POLRES AL OR.
Hanifa. 2013. “Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Pasien Rawat Inap
Menggunakan Metamphetamin (sabu) Di RSKO Jakarta”. Skripsi. Program
Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hutabarat, Rio. N.d. “Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja (Studi Kasus
Pengguna Narkoba Di Desa Perumnas Simalingkar Kecamatan Pancur
Batu”.
Indrati, Agnes Rengga. 2015. “Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik
Narkoba”. Dept. Patologi Klinik, Fkultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran. Bandung.
Maswardi Muhammad Amin. 2015. Memahami Bahaya Narkoba dan Alternatif
Penyembuhannya. Yogyakarta. Media akademi.
Melati. 2014. “Perilaku Sosial Remaja Putri Penyalaguna Narkoba Perumahan
BTN Manggar Balikpapan Timur”. Kalimantan Timur, Universitas
Mulawarman.
Mirah Kusuma Dewi, Diah Widya Lestari, Gelgel Wirasuta. 2014. “Studi Tingkat
Penyalagunaan Narkotika dan Psikotropika pada pelajar SLTA (SMA/SMK)
di Kota Denpasar”. Denpasar. Indonesian journal of Legal and Forensic.
2014,4.2 1-4. http:/2ojs.Unud.ac.id./index.php/ijlfs.
Parto Diharjo. 2016 “ Kenali Narkoba Dan Musuhi Penyalagunaannya”.
Radhian. 2013. “Analisis Perilaku Sosial Pengguna Narkoba Pada Remaja Di
Kota Makassar”. Dosen Fakultas Dakwah Dan Komunikasi. UIN Alauddin
Makassar.
Simangunsong, Jimmy. 2015. “Penyalagunaan Narkoba Di Kalangan Remaja
(Studi Kasus Pada Badan Narkotika Nasional Kota Tanjungpinang)”.
Sofyan, Ahmadi. 2007. Narkoba mengatur anak anda, panduan bagi orang tua,
Guru dan Badan Narkotika Dalam Penyalagunaan Bahaya Narkoba
Dikalangan Remaja. Jakarta :Prestasi Pustaka
38
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung;
ALFABETA
Wilis SS. 2012. Remaja dan Masalahnya. Edisi 2. Bandung: CV. Alfabeta.
Winarno, Surachman. 1997. Pengantar pendidikan ilmiah. Bandung : PT.
Tarsito.
Yatiman. 2016. “Kandungan sabu dalam urine hilang setelah lewat seminggu”.
Tribun news.com. Palembang. (Akses, 14 Maret 2015).
39
LAMPIRAN
40
KUESIONER PENELITIAN
PEMERIKSAAN URIN (TEST NARKOBA)
Saya memohon bantuan dan kesediaan anda untuk mengisi dan menjawab
pertanyaan yang ada. Kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini merupakan
suatu kehormatan bagi saya.
A. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Jenis kelamin : laki-laki/perempuan
B. Pertanyaan
Data dibawah ini dapat di jawab dengan menyilang (X) sesuai dengan
pilihan jawaban anda.
1. Apakah anda pernah mendengar atau tahu apa itu narkoba?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anda tau jenis narkoba metamphetamin (sabu-sabu)?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda termasuk pecandu narkoba jenis metamphetamin
(sabu-sabu)?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah mengonsumsi narkoba jenis metamphetamin (sabu-sabu)
berbahaya bagi tubuh?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah penyalagunaan narkoba jenis metamphetamin (sabu-sabu)
bisa menyebabkan ketergantungan?
a. Ya
b. Tidak
41
BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA KENDARI
Alamat : Jalan Bunggasi Kelurahan Anduonohu Poasia
Telp. (0401) 3136044 Faks (0401)3136044
Email : [email protected]
LEMBAR HASIL PENELITIAN
Judul Penelitian : Identifikasi Narkoba Jenis Metamphetamin (sabu-sabu)
Pada Pelajar Laki-Laki Kelas I di SMK Negeri 2 Kota
Kendari Sulawesi Tenggara
Tanggal : Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 19 April - 4 Mei
2018
Nama Peneliti : Wa Ode Sumarsih
NIM : P00341015047
No Kode
sampel Umur
Hasil pemeriksaan metamphetamin
(sabu-sabu)
Positif Negatif
1 L1 14 Thn - Negatif
2 L2 15 Thn - Negatif
3 L3 17 Thn - Nagatif
4 L4 16 Thn - Negatif
5 L5 17 Thn - Negatif
6 L6 15 Thn - Negatif
7 L7 16 Thn - Negatif
8 L8 16 Thn - Negatif
9 L9 17 Thn - Negatif
10 L10 16 Thn - Negatif
11 L11 16 Thn - Negatif
12 L12 16 Thn - Negatif
13 L13 16 Thn - Negatif
14 L14 15 Thn - Negatif
15 L15 18 Thn - Negatif
KOTA KENDARI
42
1
TABULASI DATA
IDENTIFIKASI NARKOBA JENIS METAMPHETAMIN (SABU-SABU) PADA PELAJAR LAKI-LAKI KELS I DI SMK
NEGERI 2 KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 18
No Kode sampel Umur Kategori responden Variabel penelitian
P1 P2 P3 P4 P5 % Kategori Positif Negatif
1 L1 14 Thn 2 0 0 0 2 40 % K. baik - Negatif
2 L2 15 Thn 2 0 0 2 2 60 % Baik - Negatif
3 L3 17 Thn 2 0 0 2 2 60% Baik - Negatif
4 L4 16 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif
5 L5 17 Thn 2 0 0 0 2 40% K. baik - Negatif
6 L6 15 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif
7 L7 16 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif
8 L8 16 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif
9 L9 17 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif
10 L10 16 Thn 2 2 0 0 0 40% K. baik - Negatif
11 L11 16 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif
12 L12 16 Thn 2 0 0 2 2 60% Baik - Negatif
13 L13 16 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif
14 L14 15 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif
15 L15 18 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif
16 L16 16 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif
17 L17 17 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif
18 L18 16 Thn 2 0 0 2 0 40% K.baik - Negatif
19 L19 17 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif
20 L20 16 Thn 2 0 0 2 2 60% Baik - Negatif
21 L21 16 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif
22 L22 17 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif
23 L23 16 Thn 2 0 0 2 2 60% Baik - Negatif
2
1
MASTER TABEL
IDENTIFIKASI NARKOBA JENIS METAMPHETAMIN (SABU-SABU) PADA PELAJAR LAKI-LAKI KELAS I DI SMK
NEGERI 2 KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2018
No Kode sampel Umur Hasil pemeriksaan
10-14 15-19 Positif Negatif
1 L1 - Negatif
2 L2 - Negatif
3 L3 - Negatif
4 L4 - Negatif
5 L5 - Negatif
6 L6 - Negatif
7 L7 - Negatif
8 L8 - Negatif
9 L9 - Negatif
10 L10 - Negatif
11 L11 - Negatif
12 L12 - Negatif
13 L13 - Negatif
14 L14 - Negatif
15 L15 - Negatif
16 L16 - Negatif
17 L17 - Negatif
18 L18 - Negatif
19 L19 - Negatif
20 L20 - Negatif
21 L21 - Negatif
22 L22 - Negatif
23 L23 - Negatif
24 L24 - Negatif
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PENELITIAN
Responden mengisi formulir Pelabelan dan pembagian pot sampel
Sampel urine yang akan diperiksa Melakukan pemeriksaan
10
Melakukan pemeriksaan Hasil pemeriksaan