KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH
SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH
PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
RINGKASAN TEFI HARUMAN HANAFIAH. D24104075. 2009. Kadar Serum Darah Ayam Petelur yang Diberi Air Rebusan Daun Sirih. Skripsi. Program Studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Ir. Dwi Margi Suci, MS. Pembimbing Anggota : Ir. Widya Hermana, M.Si.
Produk utama yang dihasilkan unggas umumnya adalah daging dan telur
yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun dalam kenyataannya banyak faktor yang menjadi kendala di dalam produksinya tersebut, salah satunya adalah tingginya kandungan kolesterol. Kolesterol telah banyak dikenal masyarakat sebagai penyebab utama terjadinya proses arteroklerosis, yaitu proses pengapuran dan pengerasan dinding pembuluh darah terutama di jantung, otak, ginjal, dan mata.
Salah satu upaya mengatasi tingginya kolesterol pada produk hewani adalah dengan penggunaan bahan alami (herbal) sebagai pakan imbuhan ayam petelur. Penggunaan daun sirih diharapkan tidak akan menimbulkan residu yang berbahaya dan tidak memiliki efek samping yang merugikan pada produk ternak sehingga aman dikonsumsi manusia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh pemberian air rebusan daun sirih sebagai pakan imbuhan dengan taraf yang berbeda dalam air minum terhadap profil serum darah ayam petelur.
Penelitian ini menggunakan 30 ekor ayam petelur strain Hysex Brown umur enam bulan yang dialokasikan ke dalam 5 perlakuan dan 3 ulangan terdiri dari 2 ekor ayam petelur. Pemeliharaan ayam dilakukan selama enam minggu menggunakan sistem baterai. Praperlakuan dilakukan selama 2 minggu untuk memulihkan kondisi ayam. Ransum perlakuan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: P1 (ransum kontrol tanpa penambahan air rebusan daun sirih dalam air minum), P2 (P1 + 5 ml air rebusan daun sirih dalam air minum), P3 (P1 + 7,5 ml air rebusan daun sirih dalam air minum), P4 (P1 + 10 ml air rebusan daun sirih dalam air minum), P5 (P1 + 12,5 ml air rebusan daun sirih dalam air minum). Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah kolesterol total serum darah, HDL serum darah, LDL serum darah dan trigliserida serum darah. Data dari rancangan acak lengkap dianalisis menggunakan sidik ragam (Analysis of Variance/ANOVA) dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan.
Hasil analisis ragam memperlihatkan bahwa pemberian air rebusan daun sirih pada level yang berbeda (5; 7,5; 10 dan 12,5%) dalam air minum ayam petelur berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar trigliserida, kolesterol total dan HDL dibandingkan dengan kontrol. Level pemberian air rebusan daun sirih yang efisien adalah pada level 7,5% yang ditunjukkan dengan penurunan kadar kolesterol serum darah sebesar 57,56%; trigliserida sebesar 31,49%; dan LDL serum sebesar 89,18% bila dibandingkan dengan kontrol, walaupun nilai HDL menunjukkan nilai yang lebih rendah sebesar 14,28% dibandingkan kontrol.
Kata-kata kunci : air rebusan daun sirih, kolesterol darah, trigliserida, LDL, HDL.
ABSTRACT
Cholesterol Levels Serum of Laying Hens Used Piper betle Linn. Leaves Boiled Water
T. H. Hanafiah, D. M. Suci and W. Hermana This study was conducted to determine the effect of utilization Piper betle Linn leaves boiled water addition on lipid metabolism in serum of laying hen. The research used thirty laying hens (19 weeks of age). Completely randomized design used in this experiment with 5 treatments and 3 replications, each replication consist of 2 animals. The treatments : P1 (basal diet), P1 + 5 ml Piper betle Linn. leaves boiled water, P1 + 7.5 ml Piper betle Linn. leaves boiled water, P1 + 10 ml Piper betle Linn. leaves boiled water and P1 + 12.5 ml Piper betle Linn. leaves boiled water. The diet contain 17% crude protein and 2915 kcal/kg metabolizable energy. The variables observed were triglyceride, cholesterol, HDL and LDL serum of laying hen. The data obtained were analyzed with analysis of variance (ANOVA). The result showed that the treatment diets had significant effects on cholesterol, triglycerides and HDL of blood serum but not significant on LDL and total cholesterol concentrations of yolk.
Key words : Piper betle Linn. leaves boiled water, blood cholesterol, triglyceride, HDL, LDL
KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH
TEFI HARUMAN HANAFIAH
D24104075
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH
Oleh
TEFI HARUMAN HANAFIAH
D24104075
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 13 Februari 2009
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Ir. Dwi Margi Suci, MS. Ir. Widya Hermana, M.Si. NIP. 131 671 592 NIP. 131 999 586
Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Luki Abdulah, MSc. Agr. NIP. 131 955 531
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 03 Oktober 1986 di Kuningan, Jawa Barat.
Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Mulyana
dan Ibu Sudaeti.
Pendidikan penulis dimulai dari memasuki pendidikan Taman Kanak-kanak
Nurul Huda pada tahun 1991, kemudian melanjutkan ke jenjang sekolah dasar di SD
Negeri Babatan hingga tahun 1998, pendidikan lanjutan menengah pertama
diselesaikan pada tahun 2001 di SLTP Negeri 1 Kadugede dan pendidikan lanjutan
menegah atas diselesaikan pada tahun 2004 di SMA Negeri 3 Kuningan, Jawa Barat.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Nutrisi dan Makanan
Ternak, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada
tahun 2004.
Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Nutrisi
dan Makanan Ternak (HIMASITER), 2005-2006 sebagai staf Biro Informasi dan
Teknologi, dan 2006-2007 wakil ketua staf Biro Informasi dan Teknologi, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor, asisten praktikum teknik formulasi ransum
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan tahun 2007-2008, penulis pernah
menjadi fasilitator dalam berbagai pelatihan formulasi ransum dengan menggunakan
software komputer.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Segala puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan karunia-Nya. Shalawat serta salam selalu terucap
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga serta sahabatnya serta kita
selaku umatnya.
Skripsi ini berjudul “Kadar Kolesterol Serum Darah Ayam Petelur yang
Diberi Air Rebusan Daun Sirih”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penggunaan air rebusan daun sirih dalam air minum dengan level yang
berbeda terhadap metabolisme (kadar triglisrida, kolesterol, LDL dan HDL) serum
darah ayam petelur. Penelitian ini merupakan penelitian kelompok yang didanai oleh
Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) dalam Program Kreativitas Mahasiswa
(PKM).
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian
dilakukan di laboratorium lapang Ilmu Nutrisi Ternak Unggas, Departemen Ilmu
Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor,
dilakukan dari bulan Maret hingga Juni 2007.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam
penulisan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, 13 Februari 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN............................................................................................ ii
ABSTRACT............................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
DAFTAR ISI.............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL...................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. x
PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 Latar Belakang................................................................................ 1 Perumusan Masalah ........................................................................ 2 Tujuan ............................................................................................. 2 Hipotesis ......................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3 Daun Sirih (Piper betle Linn.) ........................................................ 3 Komposisi Daun Sirih........................................................... 4 Kolesterol........................................................................................ 5 Absorbsi dan Ekskresi Kolesterol......................................... 7 Fraksi Lemak Darah ............................................................. 7 Trigliserida...................................................................................... 9
METODE................................................................................................... 11 Lokasi dan Waktu ........................................................................... 11 Materi.............................................................................................. 11 Ternak .................................................................................. 11 Kandang dan Peralatan......................................................... 11 Ransum................................................................................. 11 Daun Sirih ............................................................................ 13 Metode ............................................................................................ 13 Perlakuan.............................................................................. 13 Prosedur .......................................................................................... 13 Pembuatan Air Rebusan Daun Sirih .................................... 13 Pelaksanaan Percobaan ........................................................ 14 Rancangan Percobaan .......................................................... 14 Analisis Data ........................................................................ 14 Peubah yang Diamati ........................................................... 14 Kolesterol Total Serum Darah ................................... 14 Trigliserida................................................................. 15 HDL ........................................................................... 16 LDL............................................................................ 16
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 17 Kolesterol........................................................................................ 18 Trigliserida...................................................................................... 19 LDL................................................................................................. 20 HDL ................................................................................................ 21
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 22 Kesimpulan ..................................................................................... 22 Saran ............................................................................................... 22
UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 24
LAMPIRAN............................................................................................... 26
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Komposisi Kimia Daun Sirih dalam 100 g Bahan Segar...................... 5
2. Susunan dan Zat Nutrisi Ransum Ayam Petelur Umur 21-27 Minggu ............................................................................. 13
3. Kebutuhan Zat Nutrisi Ayam Petelur Umur 21-27 Minggu ................. 14
4. Rataan Hasil Kolesterol, Trigliserida, LDL dan HDL Serum Darah Ayam Petelur ............................................................................. 17
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Daun Sirih (Piper betle Linn.) ........................................................... 3
2. Tahapan Biosintesis Kolesterol ......................................................... 7
3. Grafik Rataan Hasil Kolesterol, Trigliserida, LDL dan HDL Serum Darah Ayam Petelur Umur 21-27 Minggu............................. 17
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Sidik Ragam Kolesterol Darah .......................................................... 28
2. Uji Duncan Kolesterol Darah ............................................................ 28
3. Sidik Ragam Trigliserida ................................................................... 28
4. Uji Duncan Trigliserida ..................................................................... 29
5. Sidik Ragam HDL ............................................................................. 29
6. Uji Duncan HDL................................................................................ 30
7. Sidik Ragam LDL.............................................................................. 30
8. Uji Duncan LDL ................................................................................ 31
9. Rataan Konsumsi Air Minum Ayam Petelur (ml) ............................. 31
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Unggas merupakan salah satu ternak yang umumnya banyak dipelihara di
masyarakat karena harganya yang relatif murah dan mudah penanganannya. Ternak
unggas juga merupakan ternak sebagai sumber protein hewani, sehingga banyak
penduduk di Indonesia mengkonsumsi sumber protein hewani yang berasal dari
ternak unggas ini.
Produk utama yang dihasilkan unggas umumnya adalah daging dan telur
yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun dalam kenyataannya banyak
faktor yang menjadi kendala dalam mengkonsumsi produk tersebut, salah satunya
adalah kandungan kolesterol. Kolesterol hanya terdapat dari sumber makanan yang
berasal dari produk hewani seperti daging, susu dan telur.
Kolesterol telah banyak dikenal masyarakat sebagai penyebab utama
terjadinya penyakit arterosklerosis, yaitu proses pengapuran dan pengerasan dinding
pembuluh darah terutama di jantung, otak, ginjal, dan mata. Akibat penyakit ini
saluran pembuluh darah, khususnya pembuluh darah koroner, menjadi sempit dan
menghalangi aliran darah di dalamnya. Keadaan ini telah terbukti dapat
meningkatkan resiko penyakit jantung koroner dan pada otak bisa menyebabkan
penyakit stroke. Upaya menurunkan kelebihan kolesterol dalam tubuh banyak
dilakukan orang dengan cara merubah pola konsumsi makan, menghindari makanan
berlemak dan berolah raga secara teratur.
Selain itu, untuk mengurangi kelebihan kolesterol dalam tubuh dapat
dilakukan dengan mengkonsumsi makanan rendah kolesterol. Penambahan air
rebusan daun sirih dalam air minum diharapkan dapat menurunkan kadar kolesterol,
low density lipoprotein (LDL) serum darah pada ayam petelur. Penggunaan air
rebusan daun sirih diharapkan tidak akan menimbulkan residu yang berbahaya dan
tidak memiliki efek samping yang merugikan pada produk ternak sehingga aman
dikonsumsi manusia.
Perumusan Masalah
Tingginya kolesterol pada produk hewani sering menjadi masalah pada
konsumen tertentu, oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk menghasilkan
produk ternak yang rendah kolesterol. Salah satu upaya mengatasinya dengan
penggunaan bahan alami (herbal) sebagai imbuhan pakan ayam petelur. Daun sirih
merupakan salah satu tanaman alami yang dapat dijadikan sebagai imbuhan pakan
melalui air minum karena lebih praktis dan mudah dilakukan. Penggunaan daun sirih
diharapkan tidak akan menimbulkan residu yang berbahaya dan tidak memiliki efek
samping yang merugikan pada produk ternak sehingga aman dikonsumsi manusia.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian air rebusan
daun sirih dalam air minum dengan taraf 0; 5; 7,5; 10 dan 12,5% terhadap kandungan
kolesterol, LDL dan HDL serum darah ayam petelur.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penggunaan
air rebusan daun sirih untuk menurunkan kolesterol, LDL dan HDL serum darah
pada ayam petelur.
Hipotesis
Pada level tertentu air rebusan daun sirih dapat menurunkan kandungan
kolesterol, LDL dan HDL serum darah pada ayam petelur.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Daun Sirih (Piper betle Linn.)
Sirih (Piper betle Linn.) sudah dikenal lama dan dimanfaatkan oleh
masyarakat Indonesia. Sirih di Indonesia sudah dikenal sejak tahun 600 SM,
sedangkan di Eropa baru diintroduksi setelah tahun 1295 yaitu setelah Marcopolo
menjelajahi Indonesia. Sirih juga telah tercantum dalam farmakope Inggris, Perancis
dan India (Darwis, 1991). Menurut Syamsu Hidayat dan Putapea (1991), taksonomi
sirih adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle Linn.
Gambar 1. Daun Sirih (Piper betle Linn.)
Daun sirih merupakan tumbuhan berumah dua. Tanaman ini merambat
dengan menggunakan akar tambahan (pembantu) yang pendek dan banyak sekali.
Tinggi pohon sirih dapat mencapai 2-4 m, batang kuat setengah berkayu, batang
yang masih muda licin tidak berbulu. Pada bagian buku membesar dan dari sini
keluar daun yang bentuknya bulat telur melebar, elips melonjong atau bulat telur
melonjong, panjang 6-17,5 cm, dan lebar 3,5-10 cm. Bagian pangkal daun berbentuk
seperti jantung dan belahan daun sering tidak sama besarnya. Ujung daun meruncing
pendek, pinggiran daun rata tetapi agak berombak, helaian daun tebal, telapak dan
punggung daun licin mengkilat, warna hijau terang, biasanya berurat daun 5-7
pasang, tangkai daun kuat, panjang 2-2,5 cm (Darwis, 1991).
Heyne (1987) mengemukakan beberapa genotif sirih dengan ciri khasnya,
yaitu:
1) Sirih Jawa, daun berwarna hijau tua, rasa keras dan sengak, banyak
digunakan di Jawa Tengah dan Jawa Timur;
2) Sirih Kuning, lebih lunak dan bau kurang tajam, banyak disukai di Jawa
Barat;
3) Sirih Banda, daun sirih lebih besar, warna hijau kehitaman, dibudidayakan di
daerah Banda, Seram Timur dan Ambon, tetapi kurang disenangi;
4) Sirih Cengkeh, tumbuh kecil berdaun kecil, berwarna kuning, rasa dan aroma
seperti cengkeh;
5) Sirih Hitam, daun dengan rasa kuat sekali, dibudidayakan untuk keperluan
pengobatan.
Komposisi Daun Sirih
Ditinjau dari sudut komponen, sirih secara umum mengandung minyak atsiri
1-4,2%, hidroksikavikol, kavikol, kabivetol, esragol, eugenol, metil eugenol,
karvakrol, terpena, seskuiterpena, fenilpropana, tanin, enzim diastase 0,8-1,8%,
enzim katalase, gula, pati dan vitamin A, B dan C (Rostiana et al., 1991).
Komposisi daun sirih dalam 100 ml infus encer mengandung leusin 18,3 mg,
fenilalanin 14,2 mg, serine 22,1 mg, asam aspartat 23,0 mg, asam glutamat 29,7 mg,
metionin 13,5 mg, valin 3,8 mg, tirosin 1,2 mg asam amino dan butirat 20,2 mg.
Daun sirih yang lebih muda mengandung minyak atsiri, diastase dan gula yang jauh
lebih banyak dibandingkan daun yang lebih tua, sedangkan kandungan tanin pada
daun muda dan daun tua adalah sama (Darwis, 1991).
Daun sirih mengandung asam amino kecuali lisin, histidin dan arginin.
Asparagin terdapat dalam jumlah yang besar, sedangkan glisin dalam bentuk
gabungan, kemudian prolin dan ornitin. Minyak atsiri daun sirih merupakan
kandungan yang penting yang memberikan bau aromatik dan rasa pedas yang khas
(Darwis, 1991). Komponen-komponen kimia yang terkandung dalam daun sirih
dapat dilihat dalam Tabel 1.
4
Tabel 1. Komposisi Kimia Daun Sirih dalam 100 g Bahan Segar
Komponen kimia Kadar
Kadar air (mg)
Protein (mg)
Lemak (mg)
Karbohidrat (mg)
Serat (mg)
Bahan mineral (mg)
Kalsium (mg)
Fospor (mg)
Besi (mg)
Besi ion (mg)
Karoten (IU)
Tiamin (μg)
Riboflavin (μg)
Asam nikotinat (mg)
Vit. C (mg)
Iodium (μg)
Kalium nitrat (mg)
Gula reduksi: glukosa (%)
Gula non reduksi (%)
Gula total (%)
Minyak atsiri (%)
Tannin (%)
85,40
3,10
0,80
6,10
2,30
2,30
230,00
40,00
7,00
3,50
9600,00
70,00
30,00
0,70
5,00
3,40
0,26-0,42
1,4-3,2
0,6-2,5
2,4-5,6
0,8-1,8
1,0-1,3
Sumber : Rosman dan Suhirman (2006)
Salim (2006) melaporkan bahwa analisis fitokimia yang meliputi uji kualitatif
terhadap tanin, alkaloid dan flavonoid pada air rebusan daun sirih menunjukkan hasil
positif, hal ini berarti bahwa air rebusan daun sirih mengandung alkaloid, flavonoid
dan tanin, sedangkan uji saponin, tripernoid dan steroid menunjukkan hasil negatif.
Pembuatan air rebusan daun sirih dilakukan dengan cara merebus 200 g daun sirih ke
dalam 1 liter air mendidih sampai volumenya menjadi 100 ml. Safithri dan Fahma
5
(2008) melaporkan bahwa zat aktif yang terkandung dalam daun sirih adalah
alkaloid, flavonoid dan tanin.
Kolesterol
Kolesterol adalah sterol yang terpenting dari organ-organ hewan. Sterol
diklasifikasikan ke dalam golongan lipid (lemak). Kolesterol terdapat dalam lemak
hewan, empedu, darah, jaringan urat syaraf, hati, ginjal dan korteks adrenal
(Anggorodi, 1984). Guyton (1961) menyebutkan bahwa kenaikan kadar kolesterol
dalam darah merupakan suatu faktor resiko terjadinya arterosklerosis. Arterosklerosis
merupakan kondisi penebalan pembuluh darah yang bisa mengakibatkan
penyumbatan bahkan penyempitan pada arteri sehingga dapat berakibat fatal.
Manusia membutuhkan rata-rata 1,1 gram kolesterol setiap hari untuk
memelihara dinding sel dan fungsi fisiologis lain. Sekitar 25-40% dari jumlah
tersebut berasal dari makanan dan selebihnya disintesis dalam tubuh (Piliang dan
Djojosoebagio, 1990). Menurut Muchtadi et al. (1993), kolesterol dalam tubuh
manusia dapat berasal dari dua sumber yaitu dari makanan dan biosintesis de novo.
Kolesterol yang berasal dari makanan memegang peranan penting, karena
merupakan sterol utama di dalam tubuh manusia serta komponen permukaan sel dan
membran intraseluler. Kolesterol banyak terdapat pada struktur otak dan sistem
syaraf pusat, tetapi sedikit di bagian dalam membran mitokondria.
Biosintesis de novo kolesterol terjadi pada hampir semua sel (kecuali sel
darah merah yang telah rusak) tetapi terbesar pada hati, usus, korteks adrenal dan
jaringan reproduksi. Jika jumlah kolesterol dari makanan kurang, maka sintesis
kolesterol dalam hati dan usus meningkat untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan
organ lainnya. Kolesterol yang telah disintesis secara de novo diangkat dari hati dan
usus menuju jaringan periferal dalam bentuk lipoprotein. Sebaliknya, jika jumlah
kolesterol di dalam diet meningkat, maka sintesis kolesterol di dalam hati dan usus
menurun. Dengan demikian, laju sintesis kolesterol de novo berhubungan dengan
jumlah kolesterol yang berasal dari makanan.
Biosintesis kolesterol menurut Mayes et al. (1983) meliputi lima tahap,
seperti diperlihatkan pada Gambar 2.
6
Asetil HMGCoA (3-hidroksi-3-methilglutaril-CoA) dan
Mevalonat (3,5-dihidroksi-3-metilpentatonat)
Unit isoprenoid yang aktif (6x)
Skualena
Lanosterol
Kolesterol
Gambar 2. Tahapan Biosintesis Kolesterol
Absorbsi dan Ekskresi Kolesterol
Menurut Mayes et al. (1983) bahwa kolesterol dalam tubuh berupa kolesterol
eksogen dan kolesterol endogen. Kolesterol eksogen yang masuk ke dalam tubuh
berasal dari makanan dan sebaliknya, kolesterol endogenus dibentuk sendiri oleh sel-
sel tubuh, terutama di dalam hati. Di dalam tubuh tidak dapat dibedakan antara
kolesterol yang berasal dari sintesis dalam tubuh dan kolesterol yang berasal dari
makanan. Dinding usus halus akan menyerap kolesterol tersebut. Dalam sel mukosa
usus halus, ester kolesterol, trigliserida dan fosfolipid disintesis kembali dan
dibungkus dengan protein untuk selanjutnya disekresikan dalam bentuk kilomikron.
Sintesis kolesterol yang paling aktif terjadi dalam hati, usus halus, kelenjar adrenal
dan organ reproduksi.
Jalur utama pembuangan kolesterol dari tubuh (200-300 mg/hari) melalui
konversi oleh hati menjadi asam empedu, yaitu asam kholat dan chenodeoxy cholic
yang berikatan dengan glisin dan taurin membentuk garam empedu. Senyawa ini
disekresikan di dalam empedu, bersama-sama dengan kolesterol bebas akan dialirkan
melalui saluran empedu ke dalam duodenum. Sekitar 98% dari asam empedu
diabsorbsi ulang (reabsorbsi) oleh hati melalui sirkulasi. Di dalam hati, asam empedu
diekskresi dan disekresi kembali ke dalam empedu. Di dalam empedu ini terdapat
2.000-3.000 mg asam empedu yang akan selalu mengalami daur ulang. Asam
empedu yang tidak diserap, didegradasi dalam usus besar dan diekskresi di dalam
7
feses. Jalur minor untuk pembuangan kolesterol (40 mg/hari) dilakukan melalui
sintesis hormon steroid. Sekitar 1 mg/hari diekskresi dalam urin dan sekitar 50
mg/hari diekskresi sebagai keringat atau hilang melalui rambut atau kulit (Muchtadi
et al., 1993).
Fraksi Lemak Darah
Lemak dalam darah terdiri atas kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam
lemak bebas. Kolesterol dan trigliserida berikatan dengan protein khusus bernama
apoprotein menjadi kompleks lipid protein/lipoprotein. Ikatan itulah yang
menyebabkan lemak bisa larut, menyatu dan mengalir di peredaran darah.
Menurut Dalimartha (2002) dan Muchtadi et al. (1993) bahwa lipoprotein
terbagi menjadi 5 fraksi sesuai dengan berat jenisnya yang dibedakan dengan cara
ultrasentrifugasi. Kelima fraksi tersebut adalah kilomikron, very low density
lipoprotein (VLDL), intermediate density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein
(LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Lipoprotein juga bisa dibedakan dengan
cara elektroforesis menjadi beta lipoprotein (LDL), pre-beta lipoprotein (VLDL),
broad beta (beta VLDL), dan alpha lipoprotein (HDL).
1. Kilomikron merupakan lipoprotein dengan berat molekul terbesar, untuk
dibawa ke jaringan lemak dan otot rangka. Kilomikron juga mengandung
kolesterol untuk dibawa ke hati. Setelah 8-10 jam sejak makan terakhir,
kilomikron tidak ditemukan lagi di dalam plasma. Adanya kilomikron
sewaktu puasa dianggap abnormal.
2. Lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) dibentuk dari asam lemak bebas
di hati. VLDL mengandung 60% trigliserida endogen dan 10-15% kolesterol.
3. Lipoprotein densitas sedang (IDL) juga mengandung trigliserida dan
kolesterol. IDL merupakan zat antara yang terjadi sewaktu VLDL
dikatabolisme menjadi LDL. IDL juga disebut juga VLDL sisa.
4. Lipoprotein densitas rendah (LDL) merupakan lipoprotein pengangkut
kolesterol terbesar untuk disebarkan ke seluruh endotel jaringan perifer dan
pembuluh nadi. LDL merupakan metabolit VLDL yang disebut juga
kolesterol jahat karena efeknya yang aterogenik, yaitu mudah melekat pada
dinding sebelah dalam pembuluh darah dan menyebabkan penumpukan
8
lemak yang dapat menyempitkan pembuluh darah. Proses tersebut dinamakan
arterosklerosis. Kadar LDL di dalam darah tergantung dari konsumsi
makanan yang tinggi kolesterol dan lemak jenuh, tingginya kadar VLDL,
serta kecepatan produksi, dan eliminasi LDL. Jaringan yang banyak
mengandung LDL adalah hati dan kelenjar adrenal.
5. Lipoprotein densitas tinggi (HDL) merupakan lipoprotein yang mengandung
Apo A dan mempunyai efek antiaterogenik kuat sehingga disebut juga
kolesterol baik. Fungsi utama HDL yaitu mengangkut kolesterol bebas yang
terdapat dalam endotel jaringan perifer, termasuk pembuluh darah, ke
reseptor HDL di hati untuk dikeluarkan lewat empedu. Dengan demikian,
penimbunan kolesterol di perifer berkurang. Kadar HDL diharapkan tinggi di
dalam darah. Namun, kadarnya rendah pada orang gemuk, perokok, penderita
diabetes militus yang tidak terkontrol, dan pemakai pil KB.
Trigliserida
Wahju (1985) menyatakan bahwa lemak dan minyak adalah trigliserida atau
triasilgliserol, kedua istilah ini berarti triester dari gliserol. Menurut Lehninger
(1982), trigliserida adalah komponen utama dari lemak penyimpanan atau depot
lemak pada tumbuhan dan hewan, tapi umumnya tidak dijumpai pada membran.
Fungsi trigliserida yang utama adalah sebagai cadangan energi karena
trigliserida merupakan bentuk lemak yang efisien untuk dipakai sebagai cadangan
energi dan tidak banyak membutuhkan tempat dan dapat menghasilkan energi lebih
besar dibandingkan karbohidrat atau protein dengan jumlah yang sama (Piliang dan
Djojosoebagio, 1990).
Menurut Muchtadi et al. (1993), organ yang paling banyak melakukan
pembentukan trigliserida adalah hati dan jaringan adiposa. Jaringan adiposa adalah
jaringan khusus sintesis, penyimpan dan hidrolisis trigliserida. Trigliserida disimpan
sebagai droplet cair di dalam sitoplasma, tetapi bukan sebagai “simpanan yang mati”
karena waktu paruhnya beberapa hari. Sintesis dan penguraian trigliserida akan
terjadi terus menerus di dalam jaringan adipose yaitu dalam kondisi homeostasis.
Sintesis trigliserida di dalam hati terutama digunakan untuk memproduksi lipoprotein
darah dimana pemenuhan kebutuhan asam lemak dapat berasal dari makanan, dari
9
jaringan adiposa melalui darah atau dari biosintesis hati. Sintesis trigliserida dapat
juga terjadi melalui fosforilasi fragmen yang mengandung tiga atom karbon.
10
METODE
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Juli 2007 di Laboratorium
Nutrisi Unggas, Laboratorium Terpadu, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Materi
Ternak
Penelitian ini menggunakan 30 ekor ayam petelur periode layer umur 6 bulan
yang dialokasikan ke dalam lima perlakuan dengan tiga ulangan yang terdiri dari 2
ekor ayam petelur strain Hysex Brown. Pemeliharaan ayam dilakukan selama enam
minggu menggunakan sistem baterai. Praperlakuan dilakukan selama 2 minggu
untuk memulihkan kondisi ayam.
Kandang dan Peralatan
Selama penelitian ayam dipelihara dalam kandang cage atau baterai yang
terbuat dari kawat dengan ukuran 0,5 x 0,5 x 0,5 m sebanyak 30 buah yang masing-
masing cage diisi oleh 1 ekor ayam. Masing-masing kandang dilengkapi dengan
tempat pakan dan tempat air minum masing-masing satu buah. Peralatan lain yang
digunakan adalah timbangan, plastik ransum, syringe, gelas ukur, termometer, ember
plastik dan kertas label. Peralatan analisis darah yang digunakan diantaranya syringe,
vacutener yang diberi antikoagulan EDTA (Ethilene Dysalisilate Tetraacetic Acid),
termos es, mikro pipet, sentrifuse, apendorf, vortex, cuvet dan spektrofotometer.
Ransum
Ransum penelitian disusun dari jagung kuning, dedak padi, tepung ikan,
DCP, bungkil kedelai, minyak, CaCO3, L-Lisin, DL-Methionin, dan premix (Tabel
3). Ransum disusun berdasarkan kebutuhan zat nutrisi ayam petelur coklat sesuai
rekomendasi National Research Council/NRC (1994) (Tabel 4) kandungan energi
metabolis ransum 2.850 kkal/kg dan kandungan protein sebesar 16%.
Tabel 2. Susunan dan Zat Nutrisi Ransum Ayam Petelur Umur 21-27 Minggu
Bahan Makanan Jumlah (%)
Jagung kuning 55
Dedak padi 10
Minyak 2,5
Tepung ikan 9
Bungkil kedelai 11
Bungkil kelapa 4
DCP 2
CaCO3 6
Premix 0,5
Total 100
Kandungan Zat Nutrisi
Energi (kkal/kg)1 2.915,60
Protein kasar (%)1 17,18
Serat kasar (%)1 4,54
Lemak kasar (%)2 5,22
Calcium (%)1 3,33
Phospor total (%)1 1,00
Phospor tersedia (%)2 0,46
Lisin (%)2 0,92
Methionin (%)2 0,35
Keterangan: 1) Kandungan zat nutrisi berdasarkan analisa proksimat PPSHB (Pusat
Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi) IPB. 2) Kandungan zat nutrisi berdasarkan perhitungan NRC 1994
12
Tabel 3. Kebutuhan Zat Nutrisi Ayam Petelur Umur 21-27 Minggu Zat Nutrisi Jumlah
Energi metabolis (kkal/kg) 2.850
Protein kasar (%) 16
Calsium (%) 1,8
Phospor tersedia (%) 0,35
Lisin (%) 0,69
Methionin (%) 0,2
Sumber : (NRC, 1994)
Daun Sirih
Daun sirih yang digunakan adalah daun sirih hijau yang masih segar, supaya
zat-zat yang terkandung di dalamnya belum rusak dan berkurang. Ciri-ciri daun
yang digunakan adalah daun muda berwarna hijau, pangkal daun berbentuk jantung
dengan ujung meruncing.
Metode
Perlakuan
Ransum perlakuan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
P1 = 100 ml air minum ayam petelur tanpa penambahan air rebusan daun sirih.
P2 = P1 yang ditambah air rebusan daun sirih dengan taraf 5 ml dalam 100 ml air
minum per hari
P3 = P1 yang ditambah air rebusan daun sirih dengan taraf 7,5 ml dalam 100 ml air
minum per hari
P4 = P1 yang ditambah air rebusan daun sirih dengan taraf 10 ml dalam 100 ml air
minum per hari
P5 = P1 yang ditambah air rebusan daun sirih dengan taraf 12,5 ml dalam 100 ml air
minum per hari
Prosedur
Pembuatan Air Rebusan Daun Sirih
Sebanyak 15 g daun sirih segar yang sudah dicuci bersih dimasukkan ke
dalam 2 liter air yang mendidih dan direbus selama 5 menit. Setelah itu, diangkat dan
13
didinginkan. Air rebusan yang dihasilkan ditambahkan ke dalam air minum dengan
level yang berbeda.
Pelaksanaan Percobaan
Ayam yang datang di laboratorium terlebih dahulu diberikan praperlakuan
selama 24 jam, agar mengurangi stress akibat perjalanan. Setelah itu ayam ditimbang
untuk mengetahui bobot ayam (bobot awal). Kemudian ayam dimasukkan ke
kandang cage atau baterai. Pemberian ransum per hari diberikan sebanyak 100 g per
ekor dan pemberian air minum ad libitum. Air rebusan daun sirih dicampur dengan
air minum dengan berbagai level (0 (kontrol); 5; 7,5; 10; dan 12,5%) dalam 100 ml
air minum per hari. Pemberian air rebusan daun sirih dilakukan pada pagi hari.
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan yang masing-masing ulangan terdiri dari 2
ekor ayam. Model matematikannya adalah :
Yij = µ + αi + εij
Keterangan :
Yij = Respon percobaan dari perlakuan ke-i ulangan ke-j
µ = Rataan umum
αi = Pengaruh perlakuan ke-i
εij = Error perlakuan ke-i ulangan ke-j
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (Analysis of
Variance/ANOVA), Dilanjutkan dengan Uji Duncan untuk mengetahui perbedaan
antar perlakuan (Steel dan Torrie, 1993).
Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah:
1. Kolesterol Total Serum Darah
Pengambilan darah dilakukan pada setiap ulangan sebanyak 15 sampel.
Sampel diambil masing-masing satu sampel darah dari satu ekor ayam tiap ulangan.
Pengambilan darah ini dilakukan pada akhir penelitian pada saat enam minggu
14
pemeliharaan. Darah diambil dari vena jugularis yang terdapat di bagian leher ayam
sebanyak 3 ml dengan syringe ukuran 3 ml dan syringe yang digunakan untuk
masing-masing sampel berbeda, kemudian darah sebanyak 15 sampel dimasukkan ke
dalam tabung. Sebelum pengambilan darah, ayam dipuasakan terlebih dahulu selama
2 jam. Sampel darah yang diperoleh disentrifuse dengan kecepatan 3.500 rpm kurang
lebih 10 menit. Supernatan berupa serum diambil dengan pipet steril dan
ditempatkan pada tabung evendorf dan siap untuk dianalisis.
Pengukuran kadar kolesterol total darah dengan menggunakan metoda Kit
(Diagnostic System International, 2005a). Serum diambil satu sampel secara acak
dari setiap perlakuan dan ulangan. Persiapan yang perlu dilakukan yaitu tabung
blangko diisi 10 μl aquades dan 1.000 μl reagen kit, tabung standar diisi 10 μl larutan
standar kolesterol dan 1.000 μl reagen kit tabung sampel diisi 10 μl serum darah dan
1.000 μl reagen kit. Campuran kemudian dihomogenkan dengan vortex kemudian
diinkubasi pada suhu 20o-25oC selama 10-20 menit. Absorbansi dibaca pada panjang
gelombang (λ) 546 nm dalam waktu 1 jam setelah pencampuran dengan alat
spektrofotometer.
Absorbansi sampel Kolesterol
(mg/dl) =
Absorbansi standar x
Konsentrasi standar kolesterol
(mg/dl)
2. Trigliserida
Disiapkan tabung blanko berisi 10μl aquades dan 1.000 μl reagen kit, tabung
standar berisi 10 μl standar trigliserida dan 1.000 μl reagen kit dan tabung sampel
berisi 10 μl plasma dan 1.000 μl reagen kit. Campuran kemudian dihomogenkan
dengan alat vortex, diinkubasi pada suhu 20o-25oC selama 10 menit. Absorbansi
dibaca pada panjang gelombang (λ) 546 nm dalam waktu satu jam dengan
sperktrofotometer.
Absorbansi sampel Trigliserida
(mg/dl) =
Absorbansi standar Trigliseraida x
Konsentrasi standar
Trigliserida (mg/dl)
15
3. HDL
Pengukuran kadar kolesterol-HDL dengan menggunakan metoda Kit
(Diagnostic System International, 2005b). Serum sebanyak 500 μl ditambah dengan
1.000 μl larutan kit, dicampur sampai homogen, kemudian didiamkan selama 10
menit pada suhu 20o-25oC. Sentrifuse selama 10 menit dengan 4.000 putaran
permenit. Serum dipersiapkan dari endapan dalam waktu dua jam setelah
sentrifugasi. Sebanyak 100 μl supernatan ditambah 1.000 μl CHOD-PAP dicampur,
diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20o-25oC. Blangko diisi 100 μl aquades dan
1.000 μl reagen CHOD-PAP, tabung standar diisi 100 μl larutan standar kolesterol
dan 1.000 μl reagen CHOD-PAP. Absorbansi dibaca pada panjang gelombang (λ)
546 nm dalam waktu 1 jam setelah pencampuran dengan alat spektrofotometer.
Absorbansi sampel HDL (mg/dl) =
Absorbansi standar HDL x
Konsentrasi standar
HDL (mg/dl)
4. LDL
Nilai kolesterol-LDL dihitung menggunakan metode perhitungan secara tidak
langsung yang dikenal dengan nama Metode Friedwald (Friedwald et al., 1972)
yaitu:
Trigliserida LDL (mg/dl) = Kolesterol Total - Kolesterol-HDL -
5
16
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil rata-rata pengukuran kolesterol, trigliserida, LDL dan HDL serum ayam
petelur disajikan pada Tabel 5 dan Gambar 3.
Tabel 4. Rataan Hasil Kolesterol, Trigliserida, LDL dan HDL Serum Darah Ayam Petelur Umur 21-27 Minggu
Pemberian Air Rebusan Daun Sirih (per 100 ml/hari) Peubah
0% 5% 7,5% 10% 12,5%
Kolesterol (mg/dL) 126,22 ± 6,69A
64,40 ± 6,17AB
53,57 ± 1,19B
89,68 ± 9,91AB
73,13 ± 13,49AB
Trigliserida (mg/dL) 345,59 ± 35,36A
339,71 ± 14,56A
236,77 ± 39,51B
248,33 ± 20,71B
242,74 ± 10,95B
LDL (mg/dL)* 50,92 ± 8,82a
19,99 ± 10,43b
5,51 ± 4,24b
20,93 ± 6,21b
27,71 ± 19,64ab
HDL (mg/dL) 5,67 ± 3,44BC
12,42 ± 2,04AB
4,86 ± 2,81C
14,04 ± 2,85A
8,18 ± 0,82ABC
Keterangan: Superskrip menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (p<0,01) pada baris yang sama *Superskrip menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05) pada baris yang sama
Gambar 3. Grafik Rataan Hasil Kolesterol, Trigliserida, LDL dan HDL Serum Darah Ayam Petelur Umur 21-27 Minggu
Kolesterol
Kolesterol adalah sterol yang bentuknya seperti lilin terdapat dalam semua sel
hewan dan menyusun 17% bahan kering otak sehingga tersebar luas dalam tubuh dan
terdapat dalam darah dan cairan empedu. Fungsi kolesterol dalam tubuh adalah
prekursor pembentuk asam empedu oleh hati, yang merupakan rute utama untuk
katabolisme kolesterol (Mayes et al., 1997). Guyton (1961) menyatakan bahwa
kolesterol dalam tubuh berasal dari absorpsi saluran pencernaan yang disebut
kolesterol eksogen dan sintesis dalam hati yang disebut kolesterol endogen. Menurut
Mayes et al. (1997), 2/3 kolesterol disintesa di dalam tubuh, sedangkan yang 1/3
berasal dari makanan yang dikonsumsi.
Berdasarkan hasil sidik ragam, pemberian air rebusan daun sirih sebanyak
7,5% (P3) dalam air minum sangat nyata (P<0,01) menurunkan kolesterol serum jika
dibandingkan kontrol (P1) sebesar 57,56%, sedangkan pemberian air rebusan daun
sirih 5% (P2), 10% (P4) dan 12,5% (P5) tidak berbeda nyata dibandingkan dengan
pemberian 7,5% (P3). Menurut Swenson (1984), kadar normal kolesterol darah
ayam berkisar antara 125-200 mg/dL. Pemberian air rebusan daun sirih 5; 7,5; 10 dan
12,5% menghasilkan kadar kolesterol serum lebih rendah dibandingkan hasil
penelitian Swenson (1984) dan hasil penelitian ini masih lebih rendah jika
dibandingkan dengan penelitian Nissa (2005) yaitu sebesar 143,87–183,40 mg/dl
dengan menggunakan tepung sambiloto. Sejalan dengan penelitian Bariyah (2008)
penambahan tepung daun sembung 2% dan 6% yang mengandung zat aktif saponin
dapat menekan kolesterol serum 2,01% dan 12,19% dibanding kontrol.
Penurunan kolesterol pada penelitian ini disebabkan oleh kandungan
flavonoid yang terdapat dalam daun sirih. Safithri dan Fahma (2008) melaporkan
bahwa zat aktif yang terkandung dalam daun sirih adalah alkaloid, flavonoid dan
tanin. Flavonoid termasuk senyawa fenol alami dan merupakan golongan terbesar
(Suradikusumah, 1989). Senyawa fenol dapat menghambat pembentukan micelle
usus tempat terjadinya penyerapan asam empedu yang salah satu fungsinya untuk
melarutkan kolesterol melalui saluran empedu ke dalam usus, sehingga pada
akhirnya kolesterol tubuh menurun (Kusnadi, 2004). Karena ukurannya yang besar
sehingga tidak dapat diserap oleh saluran pencernaan dan langsung dikeluarkan
melalui feses (Abadi, 2004). Selain oleh flavanoid, penurunan kadar kolesterol darah
18
diduga dipengaruhi juga oleh lemak tanaman yang disebut fitosterol. Fitosterol
adalah zat non absorble, tidak dapat diabsorbsi oleh saluran pencernaan. Fitosterol
merupakan saingan dari kolesterol atau berkompetisi memperebutkan asam empedu.
Kolesterol yang berasal dari makanan untuk dapat diabsorbsi oleh dinding usus halus
harus bereaksi lebih dahulu dengan asam empedu. Fitosterol dalam hal ini juga
mengikat sebagian asam empedu, sehingga asam empedu yang tersedia untuk
kolesterol menjadi lebih sedikit (Anwar dan Pilliang, 1992).
Trigliserida
Trigliserida adalah suatu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai
organ dalam tubuh. Trigliserida merupakan substansi yang terdiri dari gliserol dan
asam lemak. Trigliserida dalam darah dapat mempengaruhi kadar kolesterol. Kadar
trigliserida serum ayam petelur yang diberi air rebusan daun sirih berkisar antara
236,77–345,59 mg/dL, namun kisaran ini lebih tinggi dibandingkan dengan kadar
trigliserida pada penelitian Nissa (2005) yang menggunakan tepung daun sambiloto
yaitu sebesar 109,20–135,20 mg/dl.
Berdasarkan hasil sidik ragam, pemberian air rebusan daun sirih sebanyak
7,5% (P3) dalam air minum sangat nyata (P<0,01) menurunkan kadar trigliserida jika
dibandingkan kontrol (P1) sebesar 31,49% dan pemberian air rebusan daun sirih 5%
(P2) sebesar 1,70%. Kadar trigliserida perlakuan pemberian air rebusan daun sirih 5;
7,5; 10; dan 12,5% dapat menekan kadar trigliserida masing-masing 1,70; 31,49;
28,14; dan 29,76%. Hal ini disebabkan oleh rendahnya pasokan asam lemak dari
usus. Pasokan asam lemak yang rendah dari usus disebabkan oleh kerja lipase
pankreas untuk memecah lemak dihambat oleh flavonoid.
Sebelum melakukan tugas membantu penyerapan asam lemak, asam empedu
sudah terikat oleh flavonoid dan dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk kotoran.
Proses digesti lemak dimulai di usus halus oleh lipase pankreas dan garam empedu.
Trigliserida dihidrogenasi menjadi asam lemak bebas, 2-monogliserida dan gliserol.
Monogliserida dan asam lemak serta garam empedu membentuk micelle untuk
diserap melalui brush border pada dinding usus. Micelle yang diserap selanjutnya
mengalami pemecahan lagi menjadi asam lemak yang rantainya 10 dan 2-
monogliserida. Melalui jalur monogliserida atau α-gliserophosphatase, zat ini
19
diresintesis lagi di usus halus menjadi trigliserida. Sebelum melalui membran basal
untuk diteruskan ke sistem limphatikus, dibentuk kilomikron yang merupakan
gabungan trigliserida (86%), protein, kolesterol, phospholipid dan vitamin larut
lemak (Prawirokusumo, 1994).
LDL
LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar untuk disebarkan
ke seluruh endotel jaringan perifer pembuluh nadi yang mempunyai efek aterogenik,
yaitu mudah melekat pada dinding bagian dalam pembuluh darah dan menyebabkan
penumpukan lemak yang dapat menyempitkan pembuluh darah. Menurut Muchtadi
et al. (1993) lebih kurang 65% total kolesterol berada dalam bentuk LDL.
Berdasarkan hasil sidik ragam, pemberian air rebusan daun sirih sebanyak 5;
7,5 dan 10% nyata (P<0,05) menurunkan kadar LDL serum darah ayam petelur
dibandingkan dengan kontrol (0%) namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan
12,5% terhadap LDL serum ayam petelur. Rataan kadar LDL serum ayam petelur
yang diberi air rebusan daun sirih berkisar antara 5,51-50,92 mg/dL dan lebih rendah
jika dibandingkan dengan penelitian Nissa (2005) yang menggunakan tepung
sambiloto yaitu sebesar 65,789–84,193 mg/dl. Perlakuan pemberian air rebusan daun
sirih secara nyata menurunkan kadar LDL serum ayam petelur sebesar 60,74% (P2),
89,18% (P3), 58,90% (P4) dan 45,58% (P5) dibandingkan dengan kontrol. Akan
tetapi, level pemberian secara bertahap mulai dari 5% hingga 12,5% tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Kadar LDL serum terendah terjadi pada
level pemberian air rebusan daun sirih sebanyak 7,5% yaitu 5,51 mg/dL.
Penurunan kadar LDL diduga karena adanya zat aktif yang terdapat pada
daun sirih yaitu flavanoid. Flavanoid merupakan antioksidan polifenol yang mampu
memperkuat dinding sel darah merah dan mengatur permeabilitasnya, mengurangi
kecenderungan trombosit dan menghambat oksidasi LDL sehingga mengurangi
proses arterosklerosis pada pembuluh darah. Flavanoid termasuk senyawa fenol
alami dan merupakan golongan terbesar, sementara beberapa golongan polimer
penting seperti lignin, melanin, dan tanin termasuk polifenol (Suradikusumah, 1989).
Senyawa fenol dapat menghambat pembentukan micelle usus tempat terjadinya
penyerapan asam empedu yang salah satu fungsinya untuk melarutkan kolesterol
20
melalui saluran empedu ke dalam usus, sehingga pada akhirnya kolesterol tubuh
menurun (Kusnadi, 2004).
LDL dapat dikatakan sebagai kolesterol berbahaya yang membawa
lipoprotein dengan kerapatan rendah (low density lipoprotein) karena dapat
menimbulkan timbunan kolesterol dalam dinding pembuluh darah. LDL berfungsi
mentransport kolesterol, yaitu lebih dari setengahnya dalam bentuk kolesterol ester.
HDL
HDL merupakan kolesterol yang membawa lipoprotein dengan kerapatan
tinggi (high density lipoproteins). Berdasarkan hasil sidik ragam, pemberian air
rebusan daun sirih dengan taraf 10% sangat nyata (P<0,01) meningkatkan kadar
HDL jika dibandingkan dengan kontrol dan perlakuan 7,5%, namun tidak terdapat
perbedaan yang nyata dengan perlakuan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa
penambahan air rebusan daun sirih sebesar 10% dalam air minum dapat
meningkatkan HDL. Melihat perananannya, partikel HDL berfungsi mengangkut
kolesterol bebas yang terdapat dalam jaringan perifer, masuk pembuluh darah, ke
reseptor HDL di hati untuk dikeluarkan lewat empedu, sehingga kadar kolesterol
darah menurun. Menurut Mayes et al. (1997) meningkatnya HDL akan menurunkan
kolesterol, karena kolesterol bebas akan dikeluarkan dari jaringan oleh HDL
kemudian diangkut untuk diubah menjadi asam empedu. Partikel HDL berfungsi
mengangkut kolesterol dari jaringan adiposa ke organ hati. Kurang lebih 75-80%
kolesterol dalam partikel HDL akan dikonversi menjadi partikel HDL oleh enzim
lesitin kolesterol asil transferase (LCTA) untuk diangkut ke hati dan disirkulasikan
kembali.
HDL merupakan lipoprotein yang mengandung Apo A dan mempunyai efek
antiarterogenik yang kuat (Muchtadi et al., 1993). Tingginya kadar HDL akibat
pemberian air rebusan daun sirih dalam ransum dapat mengurangi resiko terjadinya
arterosklerosis, penggumpalan darah maupun jantung koroner. HDL yang tinggi
sebagai antiarterogenik mampu mengangkut kolesterol bebas yang terdapat dalam
jaringan perifer, termasuk pembuluh darah ke reseptor HDL di hati untuk
dikeluarkan lewat empedu, sehingga kadar kolesterol darah menurun. Peningkatan
HDL berkolerasi negatif terhadap resiko menderita ateroskleroris.
21
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Level pemberian air rebusan daun sirih yang efisien adalah pada level 7,5%
yang ditunjukkan dengan penurunan kadar kolesterol serum darah sebesar 57,56%;
trigliserida sebesar 31,49%; dan LDL serum sebesar 89,18% bila dibandingkan
dengan kontrol, walaupun nilai HDL menunjukkan nilai yang lebih rendah sebesar
14,28% dibandingkan kontrol.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai zat aktif yang terkandung dalam
air rebusan daun sirih serta pemberian air rebusan daun sirih dengan level yang tepat,
sehingga dapat ditemukan dosis yang efisien untuk menurunkan kadar kolesterol
serum darah ayam petelur.
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, taufik dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian, seminar dan skripsi ini sebagai salah satu syarat penulis
untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan
Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Ibunda Sudaeti
dan Ayahanda Mulyana tersayang atas kasih sayang, nasihat, doa, kesabaran,
pengorbanan dan bimbingannya selama ini serta dukungan moril dan meteril dengan
tulus ikhlas.
Penulis sampaikan terima kasih kepada Ir. Dwi Margi Suci, MS. dan Ir.
Widya Hermana, M.Si., selaku pembimbing skripsi atas segala bimbingan dan
motivasinya, serta Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc. Agr., selaku pembimbing
akademik yang selalu membimbing penulis selama menjalani studi. Tak lupa juga
ucapan terima kasih kepada Ir. Lilis Khotijah, M.Si., selaku penguji seminar serta Ir.
Lidy Herawaty, M.S. dan Ir. Rukmiasih, M.S. selaku dosen penguji sidang yang
memberikan saran dalam penulisan skripsi ini. Teman sepenelitian Riko Yulrahmen
dan Giant Noman Praceka, atas kerjasamanya selama penelitian. Serta semua pihak
yang telah memberikan bantuan, hanya Allah Yang Maha Mengetahui, Pemurah dan
Penyayang yang akan membalasnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amiin...
Bogor, Februari 2009
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, R. 2004. Dog foods and saponins. http//www.pinnaclepetsupplay.com/saponin.htm. [8 Agustus 2007].
Anwar, H.M. dan W.G. Piliang. 1992. Biokimia dan Fisiologi Gizi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Anggorodi, R. 1984. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia. Jakarta.
Bariyah, S. M. 2008. Studi penggunaan tepung daun sembung (Blumea balsamifera) dalam ransum terhadap gambaran metabolisme lemak ayam broiler. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Dalimartha, S. 2002. 36 Resep Tumbuhan Obat untuk Menurunkan Kolesterol. Cetakan 6. Penebar Swadaya. Jakarta.
Darwis, S. N. 1991. Potensi sirih (Piper betle Linn.) sebagai tanaman obat. Warta Tumbuhan Obat Indonesia. 1 (1): 11-12.
Diagnostic System International. 2005a. Cholesterol FS. Diagnostic reagent for quantitative in vitro determination of cholesterol in serum or plasma on photometric system. DiaSys Diagnostic System GmbH Alte Strasse 9 65558 Holzheim. German.
Diagnostic System International. 2005b. HDL-Cholesterol. DiaSys Diagnostic System GmbH Alte Strasse 9 65558 Holzheim. German.
Friedewald, N. T., R. I. Levy, and R. I. Frieddericson. 1972. Estimation of the concentration of low density lipoprotein cholesterol plasma without use of the preparative ultracentrifugation. Clin. Chem. 18 (6): 499-502.
Guyton, A. C. 1961. Medical Physiology. 2nd Edition. W.B. Saunders Company. Philadelphia. United States of America.
Hyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid II. Badan Litbang Kehutanan Jakarta. Hal: 622-627.
Kusnadi, E. 2004. Peranan antanan dan vitamin C sebagai penangkal cekaman panas ayam broiler dalam ransum yang mengandung hidrolisat bulu ayam. Disertasi. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Lehninger, A. L. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid I. Terjemahan: M. Thenawidjaja. Erlangga. Jakarta.
Mayes, P. A., D. W. Martin and V. W. Rodwell (Editor). 1983. Harper’s Review of Biochemistry. 19th Edition. Lange Medical Publications. Maruzen Asia. Ayer Rajah. Singapore.
Mayes, P. A., R. K. Murray, D. K. Granner, and V. W Rodwell. 1997. Biokimia Harper. 24th Edition. Terjemahan: Hartono, A. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Muchtadi, D., N. S. Palupi dan M. Astawan. 1993. Metabolisme Zat Gizi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Nissa, Z. 2005. Evaluasi penggunaan tepung sambiloto (Andrographis paniculata Nees) terhadap kadar kolesterol dan trigliserida serum ayam petelur umur 33-40 minggu. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
National Research Council. 1994. Nutrient Requirements of Poultry 9th Revised Edition. National Academy Press. Washington DC.
Pilliang, W. G. dan S. Djojosoebagio. 1990. Fisiologi Nutrisi Volume I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Prawirokusumo, S. 1994. Ilmu Gizi Komparatif. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Rosman, R dan S. Suhirman. 2006. Sirih tanaman obat yang perlu mendapat sentuhan tekonologi budaya. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Vol 12 (1) : 13-15.
Rostiana, O. , Rosita., dan D. Sitepu. 1991. Keanekaragaman genotipe sirih asal dan penyebaran. Warta Tumbuhan Obat Indonesia. 1 (1) : 16-18.
Safithri dan F. Fahma. 2008. Daun sirih merah obat alternatif. http://nanieku.blogspot.com/2008/06/daun sirih merah obat alternatif. html. [23 Juli 2008]
Salim, A. 2006. Potensi rebusan daun sirih merah (Piper crocatum) sebagai senyawa antihiperglikemia pada tikus putih galur Sparaque-dawley. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Terjemahan: M. Syah. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Suradikusumah, E. 1989. Kimia Tumbuhan, Bahan Pengajaran. Depdikbud – Dirjen Penti – PAU Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Swenson, M. J. 1984. Duke’s Phsiology of Domestic Animals. 10th Edition. Publishing Assocattes a Division of Cornell University. Ithaca and London.
Syamsu Hidayat, S. S. dan Putapea, J. R. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (1). Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Jakarta. Jakarta.
Wahju, J. 1985. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
25
Lampiran 1. Sidik Ragam Kolesterol Darah
ANOVA db JK KT Fhit F0,05 F0,01
Perlakuan 4 6473,73 1618,433 5,721752 3,633089 6,422085
error 9 2545,705 282,8561
total 13
Lampiran 2. Uji Duncan Kolesterol Darah
9,710065
db E 9 0,01 2 3 4 5
JNS 4,6 4,86 4,99 5,08
JNT 44,666 47,1906 48,4529 49,3268
Rataan Xi-P3 Xi-P2 Xi-P5 Xi-P4
P1 126,221 72,65 45,268 40,507 36,539
P4 89,682 36,111 8,729 3,968
P5 85,714 32,143 4,761
P2 80,953 27,382
P3 53,571
P1 P4 P5 P2 P3
126,221 89,682 85,714 80,953 53,571
A AB AB AB B
Lampiran 3. Sidik Ragam Trigliserida
ANOVA db JK KT Fhit F0,05 F0,01
Perlakuan 4 26493,04229 6623,26057 11,2514 4,120312 7,846645
error 7 4120,628709 588,661244
total 11
28
Lampiran 4. Uji Duncan Trigliserida
14,00787
db E 7 0,01 2 3 4 5
JNS 4,95 5,22 5,37 5,45
JNT 69,3396 73,12176 75,22296 76,3436
Rataan Xi-P3 Xi-P5 Xi-P4 Xi-P2
P1 345,588 108,823 102,845 97,256 5,882
P2 339,706 102,941 96,963 91,374
P4 248,332 11,567 5,589
P5 242,743 5,978
P3 236,765
P1 P2 P4 P5 P3
345,588 339,706 248,332 242,743 236,765
A A B B B
Lampiran 5. Sidik Ragam HDL
ANOVA db JK KT Fhit F0,05 F0,01
Perlakuan 4 185,9498 46,48746 7,832115 3,633089 6,422085
error 9 53,41944 5,935493
total 13
29
Lampiran 6. Uji Duncan HDL
1,406591
db E 9 0,01 2 3 4 5
JNS 4,6 4,86 4,99 5,08
JNT 6,47036 6,836076 7,018934 7,145528
Rataan Xi-P3 Xi-P1 Xi-P5 Xi-P2
P4 14,043 9,182 8,371 5,864 1,62
P2 12,423 7,562 6,751 4,244
P5 8,179 3,318 2,507
P1 5,672 0,811
P3 4,861
P4 P2 P5 P1 P3
14,043 12,423 8,179 5,672 4,861
A AB ABC BC C
Lampiran 7. Sidik Ragam LDL
ANOVA db JK KT Fhit F0,05 F0,01
Perlakuan 4 2224,386 556,0966 3,696383 4,120312 7,846645
error 7 1053,104 150,4434
total 11
30
Lampiran 8. Uji Duncan LDL
7,081512
db E 7 0,01 2 3 4 5
JNS 4,95 5,22 5,37 5,45
JNT 35,05343 36,96543 38,02766 38,59418
Rataan Xi-P3 Xi-P2 Xi-P4 Xi-P5
P1 50,92 45,41 30,93 29,99 23,21
P2 27,71 22,2 7,72 6,78
P4 20,93 15,42 0,94
P5 19,99 14,48
P3 5,51
P1 P5 P4 P2 P3
50,92 27,71 20,93 19,99 5,51
A AB AB AB B
Lampiran 9. Rataan Konsumsi Air Minum Ayam Petelur (ml)
Minggu P1 P2 P3 P4 P5
22 335,87 347,45 306,33 321,87 297,85
23 388,63 418,63 319,95 388,40 363,71
24 355,69 339,71 288,07 357,43 331,21
25 336,03 326,20 226,83 317,02 278,76
26 258,74 299,63 249,55 323,83 292,05
27 298,37 311,06 283,26 283,21 306,10
rata-rata 328,89 340,45 279,00 331,96 311,61
31