Download - Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap
HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PAYAKUMBUH
ARTOS LIA HENDRI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAJURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS BAHASA DAN SENIUNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode September 2014
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PAYAKUMBUH
Artos Lia Hendri
Artikel ini disusun berdasarkan skripsi Artos Lia Hendri untuk persyaratan wisuda periode September 2014 dan telah diperiksa/disetujui oleh kedua pembimbing
Padang, Agustus 2014
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dra. Emidar, M.Pd. Ena Noveria, M.Pd.NIP. 19620218.198609.2.001 NIP.19751112.200801.2.011
ii
Abstrak Berbahasa Indonesia dan Inggris
Abstrak
Artikel ini ditulis untuk melihat hubungan penguasaan kosakata dan kemampuan menulis narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh. Data penelitian ini adalah hasil tes objektif berbentuk pilihan ganda untuk tes penguasaan kosakata yang terdiri dari 20 butir soal dan data keterampilan menulis karangan narasi siswa diperoleh dengan melakukan tes unjuk kerja. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan tiga hal berikut ini. Pertama, rata-rata tingkat pengetahuan kosakata siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh berada pada kualifikasi lebih dari cukup (68,27) pada rentangan 66-75%. Kedua, rata-rata keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh tergolong lebih dari cukup (74,08) pada rentangan 66 – 75 %. Ketiga, terdapat hubungan positif yang signifikan antara penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh, diperoleh koefisien korelasi nilai t hitung sebesar 15,47 lebih besar dari t tabel dengan derajat kebebasan dan (n-2) dan taraf signifikansi 95% sebesar 0,89.
Abstract
This article was wrote to look at the relationship vocabulary and narrative writing skills of eighth grade students of SMP Negeri 4 Payakumbuh. The data of this study is the result of an objective test for the multiple choice vocabulary test consisting of 20 items of data and narrative essay writing skills students gained by conducting performance tests. Based on the results of the study concluded the following three things. First, the average level of eighth grade students' vocabulary knowledge SMP 4 Payakumbuh be more than enough in qualifying (68.27) in the range of 66-75%. Second, the average narrative essay writing skills of eighth grade students of SMP Negeri 4 Payakumbuh classified more than enough (74.08) in the range of 66-75%. Third, there is a significant positive relationship between mastery of vocabulary with narrative essay writing skills of eighth grade students of SMP Negeri 4 Payakumbuh, the correlation coefficient t value of 15.47 is greater than t table with degrees of freedom and (n-2) and a significance level 95% of 0.89.
iii
HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PAYAKUMBUH
Oleh:
Artos Lia Hendri1, Emidar2, Ena Noveria3
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaFBS Universitas Negeri Padang
Email:[email protected]
ABSTRACT
This article was wrote to look at the relationship vocabulary and narrative writing skills of eighth grade students of SMP Negeri 4 Payakumbuh. The data of this study is the result of an objective test for the multiple choice vocabulary test consisting of 20 items of data and narrative essay writing skills students gained by conducting performance tests. Based on the results of the study concluded the following three things. First, the average level of eighth grade students' vocabulary knowledge SMP 4 Payakumbuh be more than enough in qualifying (68.27) in the range of 66-75%. Second, the average narrative essay writing skills of eighth grade students of SMP Negeri 4 Payakumbuh classified more than enough (74.08) in the range of 66-75%. Third, there is a significant positive relationship between mastery of vocabulary with narrative essay writing skills of eighth grade students of SMP Negeri 4 Payakumbuh, the correlation coefficient t value of 15.47 is greater than t table with degrees of freedom and (n-2) and a significance level 95% of 0.89.
Kata kunci: hubungan, kosakata, menulis narasi
A. Pendahuluan
Bahasa merupakan alat yang digunakan dalam berkomunikasi antar
anggota masyarakat serta pikiran dan perasaan yang menyatukan masyarakatnya.
Bahasa sebagai alat komunikasi tersebut juga mempunyai peranan penting dalam
kehidupan manusia. Komunikasi yang dimaksud dapat dilakukan dengan baik
secara lisan maupun tertulis pada setiap aspek keterampilan bahasa yang
digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa sebagai sarana
1
komunikasi tidak dapat dipisahkan dengan manusia karena peranan penting yang
dimiliki oleh keduanya sangat membantu manusia dalam menjalani kehidupan dan
sebagai pembeda dengan mahkluk lain. Untuk memahami bahasa secara baik,
pembelajaran bahasa Indonesia di SD, SMP, maupun SMA berusa menjadikan
siswa terampil dalam menggunakan bahasa untuk berkomunikasi baik secara
lisan, maupun tulisan. Keterampilan dalam bentuk lisan adalah menggunakan
bahasa yang baik dan benar dalam bertutur atau berbicara. Keterampilan dalam
berbahasa tulis ialah keterampilan memahami dan mengungkapkan perasaan
dalam bahasa tulis. Keterampilan bahasa tulis seseorang dapat dilihat dari
karangannya. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan
satu sama lainnya.
Salah satu keterampilan berbahasa yang terdapat dalam kurikulum
pembelajaran bahasa Indonesia, baik kurikulim 2004 maupun kurikulum 2006
(KTSP) adalah keterampilan menulis. Menurut Nurgiantoro (1996:6) aktivitas
menulis merupakan suatu manifestasi yang paling akhir dikuasai pelajar. Menulis
merupakan cara penting untuk mengekspresikan pikiran, pendapat, dan perasaan
seseorang kepada orang lain.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan tanggal 15 Februari 2013
dengan beberapa orang siswa dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis sangat
membosankan, ditambah lagi kemampuan mereka yang kurang memahami tata
bahasa dan ejaan yang benar, sedangkan wawancara yang dilakukan dengan guru
bidang studi bahasa Indonesia kelas VIII didapatkan bahwa kemampuan menulis
2
siswa masih rendah, hal yang paling sulit untuk dikuasai adalah keterampilan
menulis karena menulis membutuhkan ketelitian, fikiran, waktu serta perhatian
yang sungguh-sungguh. Dalam menulis narasi siswa kurang terampil merincikan
tahapan-tahapan alur sehingga alur tidak menarik, terasa datar, tidak mencapai
klimaks, penggambaran latar, tokoh atau perwatakan, kesesuaian tema dan
amanat, hingga pada gaya bahasa dan tingkat pengguasaan kosakata.
Penguasaan kosakata sangat diperlukan dalam menulis narasi. Siswa
kurang mampu menuangkan ide atau gagasan yang ada dalam pikirannya dalam
bentuk tulisan karena kurangnya penguasaan kosa kata, sehingga pelajaran
menulis yang mereka lakukan kadang sering terhenti, bahkan sering tidak selesai
pada waktu yang telah ditentukan oleh guru mereka. Hal ini akan berpengaruh
terhadap hasil atau nilai belajar siswa. Berdasarkan latar belakang masalah yang
telah diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “ Hubungan Penguasan Kosakata dan Kemampuan Menulis Narasi Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh”.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode
korelasional. Penelitian kuantitatif karena dalam penelitian ini banyak
menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut dan penampilan hasilnya (Sukardi, 2004:166). Menurut Gay penelitian
korelasi atau korelasional merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto
peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari
3
keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam
koefesien korelasi.
Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas yang
dilambangkan dengan X yaitu pemahaman kosakata dan variabel terikat yang
dilambangkan dengan Y yaitu kemampuan menulis narasi. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes, tes objektif digunakan untuk mengukur
penguasaan kosakata dan tes unjuk kerja untuk mengukur keterampilan menulis
narasi. Khusus untuk mengukur penguasaan kosakata, sebelum tes diberikan
secara menyeluruh terlebih dahulu diadakan uji coba instrumen. Uji coba
instrumen dimaksudkan menguji tingkat validitas dan reliabilitas tes sehingga data
yang dikumpulkan dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Keabsahan tes
keterampilan menulis argumentasi diukur dengan keabsahan standar. Keabsahan
yang dimaksud di sini adalah standar tersebut memang benar-benar sesuai atau
relevan dengan indikator yang akan dinilai tersebut.
C. HASIL DESKRIPSI
Data dikumpulkan adalah data pengetahuan kosakata dan keterampilan
menulis karangan narasi di SMP Negeri 4 Payakumbuh Data dalam penelitian ini
diperoleh dengan cara sebagai berikut. Pertama, meneliti pengetahuan kosakata
dengan terlebih dulu melakukan uji coba pada populasi di luar sampel sebanyak
30 orang siswa. Uji coba dilakukan dengan memberikan 60 soal berupa soal
objektif berdasarkan 3 (tiga) indikator, yaitu tentang sinonim kata dengan jumlah
10 butir soal (29, 34, 35, 38, 44, 50, 57, 58, 59, 60), tentang antonim kata dengan
4
jumlah 14 butir soal (17, 19, 22, 27, 31, 32, 33, 37, 41, 47, 48, 49, 53, 54), dan
tentang makna istilah dengan jumlah butir soal 36 buah (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 28, 30, 36, 39, 40, 42, 43, 45, 46,
51, 52, 55, 56). Berdasarkan hasil uji coba, 20 soal dinyatakan valid. Soal yang
dinyatakan valid diberikan sebagai soal tes kepada sampel penelitian yang
berjumlah 66 orang siswa. Kedua, meneliti keterampilan menulis karangan narasi
siswa, dilakukan dengan menggunakan tes yang juga berpedoman pada tiga
indikator yang telah ditentukan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan dapat
diklasifikasikan kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh dari
dua variabel yang diteliti yaitu sebagai berikut. Pertama, pengetahuan kosakata
berada pada kualifikasi lebih dari cukup tingkat penguasaan 66 – 75 % dengan
nilai 68,27 yang terdiri atas menentukan sinonim kata, menentukan antonim kata,
dan menentukan makna istilah. Kedua, keterampilan menulis karangan narasi
berada pada kualifikasi baik tingkat pengusaan 66 – 75 % yang terdiri dari
peristiwa, kronologis cerita, dan bahasa yang informatif sebesar 74,08.
D. Pembahasan
1. Penguasaan Kosakata Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh
Masing-masing Indikator
Penguasaan kosakata dapat dilihat dari 3 indikator yaitu, sinonim kata, antonim
kata, dan makna istilah diuraikan sebagai berikut.
5
a. Penguasaan Kosakata Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh Dilihat
dari Indikator Sinonim Kata
Berdasarkan data yang terdapat pada lampiran, kualifikasi penguasaan kosakata
siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh diperoleh gambaran siswa dalam
menentukan sinonim kata seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4Distribusi Frekuensi Kualifikasi PenguasaanSinonim kata
No. Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase1.2.3.4.5.6.7.
96-10086-9576-8566-7556-6546-5536-45
sempurna (S)baik sekali (BS)
baik (B)lebih dari cukup (LC)
cukup (C)hampir cukup (HC)
kurang (K)
1414241625
1,51%6,06%21,21%36,36%24,24%3,03%7,58%
Jumlah 66 100%
Berdasarkan data Tabel 4 di atas, diperoleh gambaran bahwa penguasaan kosakata
siswa dalam menentukan sinonim kata pada kualifikasi sempurna (1,51%)
sebanyak 1 orang siswa, kualifikasi baik sekali (6,06%) sebanyak 4 orang siswa,
kualifikasi baik (21,21%) sebanyak 14 orang siswa, kualifikasi lebih dari cukup
(36,36%) sebanyak 24 orang siswa, kualifikasi cukup (24,24%) sebanyak 16
orang siswa, kualifikasi hampir cukup (3,03%) sebanyak 2 orang siswa dan
kualifikasi kurang (7,58%) sebanyak 5 orang siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat penguasaan
menentukan sinonim kata siswa berada pada kualifikasi lebih dari cukup (68.48)
berada pada rentangan 66-75%.
b. Penguasaan Kosakata Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh dilihat
dari Indikator Antonim Kata
6
Berdasarkan data yang terdapat pada lampiran 8 tentang skor, nilai, dan
kualifikasi penguasaan kosakata siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh
diperoleh gambaran siswa dalam menentukan antonim kata seperti dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Kualifikasi Penguasaan Antonim kataNo. Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase1.2.3.4.5.6.
86--9576--8566--7556--6546--5536--45
Baik Sekali (BS)Baik (B)
Lebih dari Cukup (LC)Cukup (C)
Hampir Cukup (HC)Kurang (K)
42423443
6,06%36,36%34,85%6,06%6,06%4,54%
Jumlah 66 100%
Berdasarkan data Tabel 6 di atas, diperoleh gambaran bahwa kemampuan siswa
dalam menentukan antonim kata berada pada kualifikasi baik sekali (6,06%)
sebanyak 4 orang siswa, kualifikasi baik (36,36%) sebanyak 24 orang siswa,
kualifikasi lebih dari cukup (34,85%) sebanyak 23 orang siswa, kualifikasi cukup
(6,06%) sebanyak 4 orang siswa, kualifikasi hampir cukup (6,06%) sebanyak 4
orang siswadan kualifikasi kurang (4,54%) sebanyak 3 orang siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat menentukan makna
istilah siswa berada pada kualifikasi lebih dari cukup (72,83) berada pada
rentangan 66-75%.
c. Penguasaan Kosakata Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh Dilihat
dari Indikator Makna Istilah
Berdasarkan data yang terdapat pada lampiran tentang skor, nilai, dan kualifikasi
penguasaan kosakata siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh diperoleh
7
gambaran siswa dalam menentukan makna istilah seperti dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 6Distribusi Frekuensi Kualifikasi Penguasaan Makna Istilah
No. Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase1.2.3.4.5.6.7.
86--9576--8566--7556--6546--5536--4526--35
baik sekali (BS)baik (B)
lebih dari cukup (LC)cukup (C)
hampir cukup (HC)kurang (K)
kurang sekali (KS)
741528552
10,60%6,06%22,73%42,42%7,58%7,58%3,03%
Jumlah 66 100%
Berdasarkan data Tabel 6 di atas, diperoleh gambaran bahwa siswa dalam
menentukan makna istilah berada pada kualifikasi baik sekali (10,60%) sebanyak
7 orang siswa, kualifikasi baik (6,06%) sebanyak 4 orang siswa, kualifikasi lebih
dari cukup (22,73%) sebanyak 15 orang siswa, kualifikasi cukup (42,42%)
sebanyak 28 orang siswa,kualifikasi hampir cukup (7,58%) sebanyak 5 orang
siswa, kualifikasi kurang (7,58%) sebanyak 5 orang siswa, dan kualifikasi kurang
sekali (3,03%) sebanyak 2 orang siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat menentukan makna
istilah siswa berada pada kualifikasi baik (63.5) berada pada rentangan 56 – 65%.
a. Penguasaan Kosakata Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh Masing-masing Indikator
Berdasarkan data yang terdapat pada lampiran, kualifikasi penguasaan kosakata
siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh diperoleh gambaran siswa dalam
menentukan makna istilah seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini.
8
Tabel 7Distribusi Frekuensi Kualifikasi Penguasaan Kosakata
Secara UmumNo. Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase1.2.3.
No.
86—9576--8566--75
Rentangan Nilai
baik sekali (BS)baik (B)
lebih dari cukup (LC)Kualifikasi
81124
Frekuensi
12,12%16,67%36,36%
Persentase4.5.6.
56--6546--5536--45
cukup (C)hampir cukup (HC)
kurang (K)
1625
24,24%3,03%7,58%
Jumlah 66 100%
Berdasarkan data Tabel 7 di atas, diperoleh gambaran bahwa penguasaan kosakata
siswa berada pada kualifikasi baik sekali (12,12%) sebanyak 8 orang siswa,
kualifikasi baik (16,67%) 11 orang siswa, kualifikasi lebih dari cukup (36,36%)
sebanyak 24 orang siswa, kualifikasi hampir cukup (3,03%) sebanyak 2 orang
siswa, kualifikasi kurang (7,58%) sebanyak 5 orang siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat penguasaan
kosakata secara umum siswa berada pada kualifikasi baik (68.27) dengan
rentangan nilai 66-75%.
Selanjutnya untuk menafsirkan data penguasaan kosakata siswa kelas VIII
SMP Negeri 4 Payakumbuh diperlukan mean dari data dan dimasukkan ke dalam
tabel distribusi frekuensi tunggal. Hasil pengolahan data pada distribusi frekuensi.
Maka didapatkan nilai rata-rata dapat ditentukan dengan rumus berikut ini.
9
Tabel 8Distribusi Frekuensi Tunggal Penguasaan Kosakata Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 4 PayakumbuhNo F X FX1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.
1343876111114232
N = 66
94,4491,1185,56
8076,6773,33
7067,7862,2258,9056,6747,78
4038,90
94,44273,33342,24
240613,36513,31
420745,58684,4258,90226,6895,5612077,8
∑FX = 4505,62
M=∑ FX
N
M=4505 ,6266
M = 68,27
Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dilihat dari nilai rata-rata penguasaan kosakata
siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh. Nilai rata-rata (M) yang diperoleh
adalah 68,27 berada pada kualifikasi lebih dari cukup tingkat penguasaan 66 – 75
% pada skala 10.
2. Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh
Untuk mengetahui gambaran tentang keterampilan siswa kelas VIII SMP Negeri 4
Payakumbuh dalam menulis narasi, maka data yang diperoleh dari hasil menulis
10
narasi dianalisis berdasarkan masing-masing indikator penilian yang telah
ditentukan. Penganalisisan data berdasarkan penilaian dapat dijelaskan sebagai
berikut.
a. Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh masing-masing Indikator
Keterampilan menulis karangan narasi dapat dilihat dari tiga indikator
yaitu, peristiwa, kronologis cerita, dan bahasa yang informatif dapat diuraikan
sebagai berikut.
1. Keterampilan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh dilihat dari
indikator peristiwa
Aspek utama yang harus diperhatikan dalam menulis narasi adalah
peristiwa. Peristiwa merupakan kejadian-kejadian yang dilalui tokoh. Rangkaian
kejadian inilah yang dapat membangkitkan emosional pembaca, sehingga
pembaca menjadi tegang, cemas, takut, atau sedih.
Untuk menilai keterampilan menulis narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 4
Payakumbuh dilihat dari peristiwa dalam cerita dilakukan dengan cara melihat
seberapa banyak siswa tersebut mampu menyajikan kejadian-kejadian yang dilalui
tokoh dalam cerita yang ditulisnya atau peristiwa dapat diartikan sebagai
peralihan dari satu keadaan ke keadaan yang lain.
Dari data yang telah dianalisis, dapat diketahui keterampilan menulis
narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh dilihat dari indikator
peristiwa. Berdasarkan data yang terdapat pada lampiran tentang skor, nilai, dan
kualifikasi pengetahuan kosakata siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh
11
diperoleh gambaran siswa dalam menempatkan peristiwa dalam cerita seperti
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 9Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterampilan Menulis Karangan Narasi
dalam Mempersoalkan PeristiwaNo. Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase1.2.3.
96-10066-7526-35
sempurna (S)lebih dari cukup (LC)kurang sekali (KS)
22377
33,33%56,06%10,60%
Jumlah 66 100%
Berdasarkan data Tabel 9 di atas, diperoleh gambaran mengenai
keterampilan siswa dilihat dari mempersoalkan peristiwa dalam menulis narasi
berada pada kualifikasi sempurna (33,33%) sebanyak 22 orang siswa, lebih dari
cukup(56,06%) sebanyak 37 orang siswa, dan kualifikasi kurang sekali (10,60%)
sebanyak 7 orang siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata narasi yang mempersoalkan
peristiwa berada pada kualifikasi baik sekali (74.24) berada pada rentangan 66-
75%. Contoh penempatan unsur peristiwa dapat dilihat pada kutipan berikut ini.
“Sabar tuk menjalani”
Lima tahun yang lalu, saya bersama keluarga bersama keluarga besar saya pergi mengantar ayah da ibu ketanjung pati. Untuk bersiap-siap pergi kebandara. Ayah dan ibu akan pergi naik haji. Ketika sampai disana sudah pukul 7 malam, karena banyak acara yang dilewati sebelumnya kami menginap disana.
Berdasarkan penggalan tulisan siswa tersebut, tergambar bahwa siswa
mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa apa saja yang dia alami. Narasi
12
menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya sebuah peristiiwa, Keraf
(2007:136).
2. Keterampilan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh dilihat dari
indikator kronologis cerita
Kronologis cerita atau urutan yang jelas harus berkaitan antara satu bagian
dengan bagian yang lain, sehingga mudah diikuti pembaca. Runtun kejadian atau
peristiwa yang disajikan itu dimaksudkan untuk menyampaikan informasi untuk
memperluas pengetahuan atau pengertian pembaca, tidak perduli apakah
disampaikan secara tertulis atau secara lisan.
Dari hasil penganalisisan dengan menggunakan rumus presentase, dapat
diketahui keterampilan menulis narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 4
Payakumbuh dilihat dari indikator kronologis cerita. Skor yang diperoleh dari
hasil penganalisisan data, kemudian diubah dalam bentuk nilai. Perhitungan untuk
menentukan nilai dari keterampilan menulis narasi siswa berpedoman kepada
rumus presentase. Nilai tersebut kemudian ditafsirkan ke dalam tabel skala 10,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini,
Tabel 10Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterampilan Menulis Karangan Narasi
dalam Mengurutkan kronologis ceritaNo. Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase1.2.3.
96--10066--7526--35
sempurna (S)lebih dari cukup (LC)kurang sekali (KS)
27390
40,9%59,09%
0%Jumlah 66 100%
Berdasarkan data Tabel 10 di atas diperoleh gambaran bahwa keterampilan
menulis narasi siswa dalam mengurutkan kronologis cerita berada pada kualifikasi
13
sempurna (40,9%) sebanyak 27 orang siswa dan lebih dari cukup (59,09%)
sebanyak 39 orang siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata cerpen siswa yang
menempatkan alur berada pada kualifikasi baik (80.81) berada pada rentangan 76-
85%. Contoh kronologis cerita dapat dilihat pada kutipan berikut ini.
“ Sabar tuk menjalani “
Sekitar jam 05,45 WIB selesai sholat shubuh. Ayah dan ibu berangkat dengan jemaah lainya. Disaat itu saya sangat sedih karena ditinggalkan oleh ayah dan ibu. Tapi disisi lain saya juga bahagia karena ayah dan ibu telah melaksanakan niatnya. Saya menangis dengan tersedu-sedu, tetapi beruntungya disekelililng saya banyak sahabat yang menyayangi dan selalu ada untuk saya
Berdasarkan hasil tulisan siswa di atas, telah mengurutkan kejadian mulai
dari awal hingga akhir. Keterampilan siswa kelas VIII SMP Negeri 4
Payakumbuh dilihat dari indikator bahasa yang informatif
Penilaian keterampilan menulis narasi dilihat dari indikator bahasa yang
informatif dilakukan dengan cara apabila narasi yang dihasilkan siswa bahasanya
lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada penggunaan kata
denotatif, Keraf (2007:139).
Dari hasil penelitian data dengan menggunakan rumus peresentase yang
telah dilakukan, dapat diketahui keterampilan menulis narasi siswa kelas VIII
SMP Negeri 4 Payakumbuh dilihat dari indikator bahasa yang informatif. Nilai
keterampilan menulis narasi siswa indikator bahasa yang informatif tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
14
Tabel 11Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterampilan Menulis Karangan Narasi
dalam Menempatkan Bahasa yang InformatifNo. Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase1.2.3.
96-10066-7526-35
sempurna (S)lebih dari cukup (LC)
kurang sekali (KS)
9507
22,73%66,67%10,60%
Jumlah 66 100%
Berdasarkan data Tabel 11 di atas diperoleh gambaran bahwa keterampilan
menulis narasi siswa dari indikator bahasa yang informatif pada kualifikasi
sempurna (22,73%) sebanyak 9 orang siswa, lebih dari cukup (66,67%) sebanyak
50 orang siswa,dan kurang sekali (10,6%) sebanyak 7 orang siswa. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada histogram berikut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan siswa dalam
menyampaikan bahasa yang informatif berada pada kualifikasi lebih dari cukup
(68.23) berada pada rentangan 66-75%. Contoh hasil penyampaian bahasa yang
informatif dapat dilihat pada narasi sebagai berikut ini.
“ Sabar tuk menjalani “Hari-hari tampa orang tua saya lewati. Hampir satu bulan lamanya, saya tinggal bersama nenek dan kedua kakak saya. Namun, tuhan memang maha penyayang, ia memberikan hamba kekuatan agar mampu menjalaninya semua. 40 hari telah saya lewati dan tiba saatnya ayah dan ibu pulang ke tanah air. Dengan hati yang gembira dan berurai air mata, saya kembali bertemu dengan ayah dan ibu saya tercinta.
Narasi menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya sebuah
peristiwa. Bahasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada
penggunaan kata denotatif.
15
E. Simpulan dan Saran
Berdasarkan deskripsi data, analisis data, dan pembahasan mengenai
hubungan penguasaan kosakata dan keterampilan menulis karangan narasi siswa
kelas, dapat disimpulkan tiga hal sebagai berikut. Pertama, penguasaan kosakata
siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh. Nilai rata-rata (M) yang diperoleh
adalah 68,27 berada pada kualifikasi lebih dari cukup tingkat penguasaan 66 – 75
% pada skala 10 dan berada di atas standar KKM SMP Negeri 4 Payakumbuh.
Kedua, keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 4
Payakumbuh tergolong lebih dari cukup karena M-nya adalah 74,07 berada pada
tingkat pengusaan 66 – 75 % pada skala 10.
Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara penguasaan kosakata
dan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 4
Payakumbuh. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima karena hasil pengujian
membuktikan thitung lebih besar dari ttabel yaitu 15,47 > 2,66.
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, dapat diberikan saran-saran
sebagai berikut. Pertama, bagi siswa sebaiknya lebih meningkatkan penguasaan
kosakata dan kemampuan menulis, khususnya menulis karangan narasi. Kedua,
guru bahasa dan sastra Indonesia di SMP Negeri 4 Payakumbuh, diharapkan
lebih meningkatkan pembelajaran kosakata dan menulis narasi pada proses
pembelajaran di sekolah. Ketiga, bagi pihak sekolah hendaknya menyediakan
sarana dan prasarana yang dapat mengembangkan bakat dan minat siswa dalam
menulis.
16
Catatan: artikel ini disusun berdasarkan hasil penelitian untuk penulisan skripsi
penulis dengan pembimbing I Dra. Emidar M. Pd., dan Pembimbing II Ena
Noveria M. Pd.
Daftar Rujukan
Agustina. 2008. Pembelajaran Keterampilan Membaca. FBS: UNP Press.
Pateda, Mansoer. 1995. Kosakata dan Pengajarannya. Ende-Flores: Nusa Indah.
Tarigan, Hendri Guntur.1985.”Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa”. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Hendry Guntur. 1993. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.
Keraf, Gorys. 2005. “Diksi dan Gaya Bahasa”. Jakarta: Gramedia Pustaka utama.
Manaf, Ngusman Abdul. 2008. “Semantik Teori Dan Terapannya dalam bahasaIndonesia”. Padang: Sukabima Offset.
Agustina,2000. Pembelajaran Membaca.padang: Universitas Negeri Padang.
17