Download - jtptunimus-gdl-s1-2008-santifirda-347-2-babi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberculosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman Myiobakterium Tuberculosis. WHO mencanangkan keadaan darurat
global untuk penyakit Tuberculosis pada tahun 1993 karena diperkirakan
sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman Tuberculosis. Sampai saat ini
Tuberculosis paru masih merupakan masalah kesehatan masyrakat di Negara
yang sedang berkembang.
Di Indonesia, berdasarkan penelitian Departemen Keshatan, diketahui
bahwa penyakit ini merupakan penyebab kematian yang kedua (2)
memduduki urutan kesepuluh (10) dari penyakit yang sering di jumpai di
masyarakat (Wanjoyo,1997).
Diperkirakan saat ini ada 25 penderita Tuberculosis Paru menular di
antara setiap 10.000 penduduk negara kita. Selanjutnya diketahui juga bahwa
75 % penderita Tuberculosis Paru berasal dari golongan umur produktif (15 –
60 tahun ) dan golongan ekonomi lemah (Wanjoyo,1997).
Kasus drop out menjadi salah satu kendala keberhasilan program
pemberantasan Tuberculosis Paru. Penderita yang diobati tidak lagi adekuat
ini tidak meninggal dunia namun juga tidak sembuh dan tetap merupakan
sumber penularan bagi masyarakat sekitarnya. Banyak faktor yang
mempengaruhi konversi dahak penderita Tuberculosis Paru antara lain umur,
sosial ekonomi, keteraturan minum obat, penyakit kronis yang menyertai
1
pemakaian obat anti tuberculosis sebelumnya dan resistensi, efek samping
obat (Zulkifli, 2001).
Dari hasil penemuan jumlah penderita Tuberculosis paru yang drop out
di seluruh Kabupaten Demak pada tahun 2004 - 2005 sebesar 629 jumlah
kasus , dari jumlah diatas diketahui bahwa puskesmas Karang Tengah
merupakan peringkat kedua dari 26 puskesmas se-Kabupaten Demak, jumlah
kasus sebanyak 30 orang dibandingkan dengan pukesmas yang lain.
Beberapa kemungkinan penyebab terjadinya drop out pada fase awal
adalah karena timbul efek samping obat yang diminum setiap hari dirasakan
terlalu banyak, serta biaya yang tidak sedikit pada fase awal tersebut untuk
memeriksakan laboratorium, radiologi, dan biaya kunjungan. Disamping itu
penderita kesulitan meninggalkan pekerjaannya untuk datang berobat pada
pagi hari (Rreviono, 1999).
Harga obat yang tinggi membuat pasien tidak mampu berobat.
Pengobatan dihentikan sendiri karena kehabisan dana. Pasien yang demikian
membuat kuman Tuberculosis di badannya menjadi kebal terhadap obatnya.
Dan akan demikian seterusnya. (Handrawan Nadesul, 1996).
Kurangnya tingkat pengetahuan penderita tentang penyakit Tuberculosis
paru masih kurang karena kebanyakan sebagian besar yang putus berobat
hanya tamatan SD ke bawah (Heryanto, 2002).
Kurangnya informasi dari perawat dan dokter sebagai petugas kesehatan
kepada penderita perihal pentignya berobat secara teratur (Felly Philipus,
2002) ikut menentukan tingkat keberhasilan pengobatan penyakit TB Paru di
2
masyarakat Serta jarak yang jauh antara rumah dengan pelayanan kesehatan
yang membutuhkan waktu lama, transportasinya juga sulit dan mahal (Felly
Philipus, 2002).
Sebagai bahan pertimbangan pengambilan lokasi penelitian di
puskesmas Karang Tengah Kabupaten Demak belum pernah dilakukan
penelitian dengan kasus drop out pada penderita Tuberculosis Paru, pada
daerah tersebut juga masih banyak masyarakat yang belum memahami tentang
penyakit ini, wilayah tersebut juga banyak yang menderita penyakit
Tuberculosis Paru.
Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan pebnelitian untuk mengetahui
dan menganalisa faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian Drop out
di puskesmas Karang Tengah Kabupaten Demak tahun 2005. Adapun faktor –
faktor yang dimaksud adalah besarnya pendapatan keluarga, tingkat
pengetahuan,efek samping obat.
A. Pertanyaan penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan pada penelitian ini adalah:
“Apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian drop out
pengobatan Tuberculosis Paru pada penderita Tuberculosis Paru di Puskesmas
Karang Tengah Kabupaten Demak?”
3
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian drop
out pengobatan Tuberculosis Paru di Puskesmas Karang Tengah
Kabupaten Demak tahun 2006.
1. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan pendapatan keluarga penderita TB Paru
b. Mendiskripsikan tingkat pengetahuan penderita TB Paru
c. Mendiskripsikan efek samping obat penderita TB Paru
d. Mendiskripsikan kejadian Drop out penderita TB Paru
e. Menganalisa hubungan pendapatan keluarga terhadap
kejadian drop out pengobatan TB Paru pada penderita TB Paru
f. Menganalisa hubungan efek samping obat terhadap kejadian
drop out pengobatan TB Paru pada penderita TB Paru
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Institusi Kesehatan (Puskesmas) memberikan informasi tambahan
untuk meningkatkan pengelolaan program-program pemberantasan
Tuberculosis paru terutama di Puskesmas Karang Tengah Kabupaten
Demak, sehingga jumlah penderita yang drop out bisa menurun dan
tingkat kesembuhan penderita lebih meningkat.
4
b. Bagi penulis dapat mengembangkan pola pikir dalam melaksanakan riset,
mengaplikasikan mata kuliah yang diterima di bangku kuliah ke dalam
praktek lapangan.
c. Bagi Ilmu Keperawatan, dapat menambah ilmu pengetahuan faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian drop out pengobatan Tuberculosis
Paru pada penderita Tuberculosis Paru.
E. Ruang Lingkup Ilmu
Skripsi ini dibatasi hanya pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian drop out pada penderita Tuberculosis Paru. Dalam hal ini penulis
ingin meneliti apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian drop
out pengobatan Tuberculosis paru pada penderita Tuberculosis paru di as
Puskesmas Karang Tengah Kabupaten Demak dengan kasus drop out.
5