i
ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH
KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT
(STUDI EMPIRIS PADA AKN VII BPK RI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Ade Maya Saraswati
N.P.M. 1212210289
UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
JAKARTA
2016
ii
UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JAKARTA
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
SEBELUM UJIAN SIDANG SKRIPSI
OLEH DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI
NAMA : ADE MAYA SARASWATI
N.P.M. : 1212210289
KONSENTRASI SKRIPSI : AUDITING
PROGRAM STUDI : S 1 / AKUNTANSI
JUDUL KARYA TULIS : ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS
PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS
TERHADAP AUDIT JUDGMENT (STUDI
EMPIRIS PADA AKN VII BPK RI)
Jakarta, 6 Januari 2016
Pembimbing Metodologi Pembimbing Materi
Shanti Lysandra, SE, MM, Ak, CA Syahril Djaddang, SE, M.Si, Ak, CA
iii
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
SETELAH UJIAN SIDANG SKRIPSI
OLEH DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI
NAMA : ADE MAYA SARASWATI
N.P.M. : 1212210289
KONSENTRASI SKRIPSI : AUDITING
PROGRAM STUDI : S1 / AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS
PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS
TERHADAP AUDIT JUDGMENT (STUDI
EMPIRIS PADA AKN VII BPK RI)
Tanggal : 11 Februari 2016
Pembimbing Metodologi Pembimbing Materi
Shanti Lysandra, SE, MM, Ak, CA Syahril Djaddang, SE, M.Si, Ak, CA
Tanggal : 11 Februari 2016
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pancasila
D e k a n
Prof. Dr. Tri Widyastuti, SE, MM, Ak, CA
iv
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
SETELAH LULUS UJIAN SIDANG SKRIPSI
OLEH DOSEN PENGUJI SKRIPSI
NAMA : ADE MAYA SARASWATI
N.P.M. : 1212210289
KONSENTRASI SKRIPSI : AUDITING
PROGRAM STUDI : S1 / AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS
PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS
TERHADAP AUDIT JUDGMENT (STUDI
EMPIRIS PADA AKN VII BPK RI)
Tanggal : 11 Februari 2016
Team Penguji:
Drs. Sofyan Bantasyam, MM, Ak,CA
Tanggal : 11 Februari 2016
Shanti Lysandra, SE, MM, Ak, CA
v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Pancasila :
Nama : Ade Maya Saraswati
N.P.M : 1212210289
Program Studi : S1 Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat dengan judul :
ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH
KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT (STUDI
EMPIRIS PADA AKN VII BPK RI)
1. Dibuat sendiri, mengadopsi hasil kuliah, tinjauan lapangan, buku-buku dan
referensi acuan, yang tertera didalam referensi pada skripsi saya.
2. Bukan merupakan hasil duplikasi skripsi yang telah dipublikasikan atau pernah
dipakai untuk mendapatkan gelar sarjana di Universitas lain kecuali pada
bagian-bagian sumber informasi dicantumkan berdasar tata cara referensi yang
semestinya.
3. Bukan merupakan karya terjemahan dari kumpulan buku dan referensi acuan
yang tertera dalam referensi pada skripsi saya.
Kalau terbukti saya tidak memenuhi apa yang telah dinyatakan di atas, maka
skripsi ini batal.
Jakarta, 6 Januari 2016
Yang membuat pernyataan,
Ade Maya Saraswat
vi
ABSTRACT
This research was aimed to examine empirically task complexity influence
to audit judgment and task complexity to audit judgment is moderated by gender.
The sample of this research who worked at Auditorat Keuangan Negara (AKN)
VII Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) of RI.
The sample based on purposive sampling method. Collecting data was
conducted by questionnare distributed directly a to auditor as much 237 and only
146 questionnare replayed. Data analysis used simple linear regression and
moderated regression analysis with SPSS 20. The result of this research showed
that task complexity significantly positive affect audit judgment taken by auditors.
On the other hand, gender not as moderated between audit judgment and task
complexity.
Key words: audit judgment, task complexity and gender.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh
kompleksitas tugas terhadap audit judgment, dan pengaruh kompleksitas tugas
terhadap audit judgment dimoderasi dengan gender. Sampel dari penelitian ini
adalah auditor eksternal pemerintah yang bekerja di Auditorat Keuangan Negara
(AKN) VII Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.
Sampel dipilih dengan metode purposive sampling. Data diperoleh dengan
membagikan kuesioner kepada responden sebanyak 237 dan hanya 146 yang
kembali. Analisis data menggunakan regresi sederhana dan analisis regresi
moderat dengan bantuan SPSS 20. Hasil penelitian menunjukan bahwa
kompleksitas tugas berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit judgment
yang diambil oleh auditor. Sedangkan gender bukan sebagai variabel moderasi
antara audit judgment dan kompleksitas tugas.
Kata Kunci : Audit Judgment, Kompleksitas Tugas dan Gender.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya yang berlimpah kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Isu Gender Sebagai
Pemoderasi atas Pengaruh Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment (Studi
Empiris Pada AKN VII BPK RI)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
persyaratan meraih gelar sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Pancasila.
Penulis menyadari bahwa tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Tri Widyastuti, SE, MM, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila atas dukungan dan motivasinya
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik
2. Ibu Dr. Sri Widyastuti,SE,MM,Msi selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila atas dukungan dan motivasinya
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik
3. Ibu Sri Ambarwati, SE, MSM,Ak,CA selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila atas
motivasi dan nasihatnya untuk terus belajar dan belajar menjadi lebih baik.
ix
4. Bapak Syahril Djaddang, SE, M.Si, Ak, CA dan Ibu Shanti Lysandra, SE,
MM, Ak, CA selaku dosen pembimbing, terima kasih atas kesediannya
meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan bimbingannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Orang tua tersayang, kakak-kakakku, kakak ipar serta ponakan-ponakan
kecilku. Yang telah memberikan, doa, kasih sayang, motivasi, nasihat serta
perhatian yang tulus dan tiada henti.
6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila, atas
ilmu pengetahuan dan bantuan yang diberikan sehingga bermanfaat bagi
penulis.
7. Pihak AKN VII BPK RI, terima kasih telah membantu dengan sukarela
demi kelancaran data pada skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat, dan teman-teman seperjuangan angkatan 2012.
9. Seluruh pihak terkait yang tidak mungkin disebutkan satu per satu, atas
doa kalian semua akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, 6 Januari 2015
Penulis
x
DAFTAR ISI
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................. i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................. ii
ABSTRAK ...................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................ v
DAFTAR ISI ...................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................. x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah ............ 5
1. Identifikasi Masalah ................................................. 5
2. Pembatasan Masalah ................................................. 5
3. Rumusan Masalah .................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................... 6
1. Aspek Teoritis .......................................................... 6
2. Aspek Praktis............................................................ 7
3. Aspek Regulasi ......................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka ............................................................... 8
1. Badan Pemeriksa Keuangan ...................................... 8
2. Auditorat Keuangan Negara VII ............................... 14
3. Teori Stakeholder ..................................................... 16
xi
4. Audit Judgment ......................................................... 18
5. Kompleksitas Tugas ................................................. 20
6. Gender ..................................................................... 22
B. Rerangka penelitan Teoritis ................................................. 24
C. Rerangka Penelitian Empiris .......................................... 24
D. Pengembangan Hipotesis................................................ 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Kategori Penelitian ......................................................... 28
B. Desain Penelitian............................................................ 28
1. Populasi dan Sampel ................................................... 28
2. Objek Penelitian ......................................................... 30
3. Operasionalisasi Variabel ............................................ 30
a. Variabel Dependen ................................................ 30
b. Variabel Independen ............................................. 31
c. Variabel Moderasi ................................................. 32
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 34
1. Berdasarkan Jenis Data ............................................. 34
a. Data Primer ........................................................... 34
b. Data Sekunder ...................................................... 34
2. Sumber Data ............................................................. 34
3. Metode Pengumpulan Data ....................................... 35
D. Metode dan Teknik Pengolahan Data ............................. 35
1. Metode Analisis Data ............................................... 35
2. Teknik Analisis Data ................................................ 36
a. Analisis Deskriptif ............................................ 36
b. Uji Kualitas Data ............................................... 36
1) Pengujian Validitas ....................................... 36
2) Pengujian Reliabilitas .................................... 37
c. Uji Asumsi Klasik ............................................. 37
1) Uji Normalitas ............................................... 38
xii
2) Uji Multikolinearitas ..................................... 39
3) Uji Heteroskedastisitas .................................. 40
E. Uji Hipotesis
1. Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................ 42
2. Uji t (Parsial) ............................................................ 42
3. Uji Goodness Of Fit .................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian ............................................. 44
B. Analisis Statistik Deskriptif ............................................ 44
C. Hasil Pengujian Instrumen.............................................. 50
D. Analisis Persepsi Responden .......................................... 57
E. Pengujian Hipotesis Regresi Sederhana dan Moderasi .... 62
F. Pembahasan Hipotesis .................................................... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................... 70
B. Keterbatasan ................................................................. 71
C. Saran ............................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
SURAT KETERANGAN RISET
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3-1 Populasi dan Sampel ..................................................................... 29
Tabel 3-2 Operasionalisasi Variabel .............................................................. 33
Tabel 4-1 Statistik Deskriptif Variabel ......................................................... 45
Tabel 4-2 Distribusi dan Tingkat Pengembalian Kuesioner .......................... 46
Tabel 4-3 Karakteristik Responden .............................................................. 49
Tabel 4-4 Uji Validitas ................................................................................. 51
Tabel 4-5 Uji Reliabilitas ............................................................................. 52
Tabel 4-6 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ........................................ 53
Tabel 4-7 Multikolinearitas .......................................................................... 55
Tabel 4-8 Heteroskedastisitas ....................................................................... 56
Tabel 4-9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kompleksitas Tugas 57
Tabel 4-10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Audit Judgment ..... 59
Tabel 4-11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gender.................. 61
Tabel 4-12 Koefisien Determinasi Persamaan 1 ............................................ 62
Tabel 4-13 Koefisien Determinasi Persamaan 2 ............................................ 63
Tabel 4-14 Statistik t Persamaan 1 ................................................................ 64
Tabel 4-15 Statistik t Persamaan 2 ................................................................ 65
Tabel 4-16 Goodness Of Fit (F) Persamaan 1 ................................................ 66
Tabel 4-17 Goodness Of Fit ( F) Persamaan 2 ............................................... 67
Tabel 4-18 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis .......................................... 68
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2-1 Rerangka Teoritis ..................................................................... 24
Gambar 2-2 Rerangka Empiris ..................................................................... 25
Gambar 4-1 P-Plot ....................................................................................... 54
xv
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sektor publik tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi,
nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara. Pemerintah sebagai
salah satu organisasi sektor publik pun tidak luput dari tudingan ini, padahal
organisasi sektor publik pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan
roda pemerintahan yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat
(Margaret, 2014).
Kondisi ini meningkatkan kesadaran pengguna laporan keuangan
pemerintah untuk menuntut adanya transparansi atas penggunaan dana
dalam penyelenggaraan pemerintahan. Untuk meningkatkan kepercayaan para
pemakai laporan keuangan khususnya pemerintah serta untuk mewujudkan
dan mengaplikasikan prinsip transparansi dan akuntabilitas, maka laporan
keuangan perlu dilakukan pemeriksaan oleh satu badan pemeriksa keuangan
(BPK) yang bebas dan mandiri, seperti telah ditetapkan dalam Pasal 23E
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (Margaret, 2014).
Tugas dan tanggung jawab yang lebih luas menuntut BPK untuk
paham pada prinsip pelayanan kepentingan publik dan menjunjung tinggi
integritas, objektifitas, dan indepedensi. Auditor dituntut untuk profesional
dalam menyediakan jasanya kepada masyarakat umum terutama dalam bidang
2
audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh entitas yang diperiksanya. Sikap
profesional ini telah menjadi isu yang kritis karena dapat menggambarkan
kinerja auditor tersebut. Sikap profesionalisme auditor dapat dicerminkan oleh
ketepatan auditor dalam membuat judgment dalam penugasan auditnya. Dalam
Standar Pekerjaan Lapangan No.1 telah disebutkan bahwa pekerjaan harus
direncanakan sebaik- baiknya. Dimana pekerjaan audit yang dilaksanakan baik
dalam tahap perencanaan maupun dalam tahap suvervisi harus melibatkan
professional judgment. Dengan demikian, hal Ini mengharuskan para auditor
untuk senantiasa menggunakan profesional judgment mereka dalam segala
proses audit. (Margaret, 2014).
Menurut Meyer dalam Siti jamilah, dkk (2007) aspek perilaku
individu, merupakan salah satu faktor yang banyak mempengaruhi audit
judgment, sekarang ini semakin banyak menerima perhatian dari para praktisi
akuntansi ataupun dari akademisi. Namun demikian meningkatnya perhatian
tersebut tidak diimbangi dengan pertumbuhan penelitian di bidang akuntansi
perilaku dimana dalam banyak penelitian tidak menjadi fokus utama. Cara
pandang auditor dalam menanggapi informasi berhubungan dengan tanggung
jawab dan risiko audit yang akan dihadapi oleh auditor behubungan dengan
judgment yang dibuatnya (Siti Jamilah, 2007). Faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi auditor dalam menanggapi dan mengevaluasi
informasi ini antara lain meliputi faktor kompleksitas tugas dan gender.
Kompleksitas tugas merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja seorang auditor dalam mengambil keputusan. Pengujian
pengaruh kompleksitas tugas bersifat penting karena kecenderungan bahwa
3
tugas melakukan audit adalah tugas yang banyak menghadapi persoalan
kompleks.
Bonner dalam Jamilah, dkk. (2007) mengemukakan ada tiga alasan
yang cukup mendasar mengapa pengujian terhadap kompleksitas tugas untuk
sebuah situasi audit perlu dilakukan. Pertama, kompleksitas tugas ini diduga
berpengaruh signifikan terhadap kinerja seorang auditor. Kedua, sarana dan
teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah dikondisikan
sedemikian rupa ketika para peneliti memahami keganjilan pada kompleksitas
tugas audit. Ketiga, pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas
dapat membantu tim manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik
bagi staf audit dan tugas audit.
Hasil penelitian Wijayatri (2010) mengatakan bahwa kompleksitas
tugas yang tinggi berpengaruh terhadap judgment yang diambil auditor. Hal
senada juga ditujukkan dalam penelitian yang dilakukan Yustrianthe (2012)
mengatakan bahwa terdapat perbedaan judgment yang diambil auditor pada
kompleksitas tinggi dan kompleksitas rendah. Tetapi hasil dari kedua
penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan Idris (2012)
yang mengatakan bahwa kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap audit
judgment. Hal yang sama juga ditunjukkan dari hasil penelitian
Praditaningrum (2012) bahwa kompleksitas tugas tidak berpengaruh
signifikan terhadap keakuratan judgment.
Gender merupakan salah satu faktor yang dinilai mempengaruhi audit
judgment. Gender dalam hal ini tidak hanya diartikan perbedaan biologis
antara laki-laki dan perempuan, tetapi lebih dilihat dari segi sosial dan cara
4
mereka dalam menghadapi dan memproses informasi yang diterima untuk
melaksanakan pekerjaan dan membuat keputusan. Dalam hal memberikan
judgment, auditor selalu dihadapkan pada informasi yang nantinya akan
diproses dan melahirkan audit judgment. Chung dan Monroe (2001)
menyatakan bahwa perempuan diduga lebih efisien dan lebih efektif dalam
memproses informasi saat adanya kompleksitas tugas dalam pengambilan
keputusan dibandingkan laki-laki. Hal tersebut diduga karena perempuan
lebih memiliki kemampuan untuk membedakan dan mengintegrasikan kunci
keputusan dibanding laki-laki yang relatif kurang mendalam dalam
menganalisis inti dari suatu keputusan. Hal tersebut diperkuat oleh hasil
penelitian Praditaningrum (2012) menyatakan bahwa gender berpengaruh
secara signifikan terhadap judgment yang diambil auditor. Namun hasil
penelitian Yuslima (2011) justru menunjukkan hasil yang kontradiktif, dimana
gender tidak mempengaruhi pembuatan audit judgment, baik oleh laki-laki
maupun perempuan, menurutnya isu gender tidak berpengaruh terhadap
kemampuan kognitif perempuan dalam membuat judgment, bahkan dalam
dalam penugasan audit yang kompleks.
Pengujian mengenai judgment penting dilakukan karena dalam standar
pemeriksaan BPK, auditor diwajibkan menggunakan pertimbangan
profesionalnya dalam menilai hal-hal yang terkait dengan pemeriksaan.
Semakin tepat audit judgment yang dibuat oleh auditor maka semakin tepat
hasil audit. Selain itu hasil penelitian terdahulu juga belum dapat digeneralisir
untuk seluruh Indonesia, sehingga membutuhkan tambahan bukti empiris
5
mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi auditor dalam membuat
suatu judgment. Hal tersebut mendorong peneliti untuk meneliti “Isu Gender
Sebagai Pemoderasi Atas Pengaruh Kompleksitas Tugas Terhadap Audit
Judgment (Studi Empiris Pada AKN VII BPK RI)”.
B. Identifikasi, Pembatasan Masalah , dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Audit judgment diperlukan karena audit tidak dilakukan terhadap
seluruh bukti. Bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan pendapat
atas laporan keuangan auditan, sehingga dapat dikatakan bahwa audit
judgment ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit. Oleh karena itu,
dibutuhkan tambahan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi auditor dalam membuat suatu judgment.
2. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian maka diperlukan
pembatasan masalah dalam penelitian. Berdasarkan uraian latar belakang
di atas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini mencakup peran
gender sebagai pemoderasi atas pengaruh kompleksitas tugas terhadap
audit judgment. Dengan objek penelitian di AKN VII BPK RI tahun 2015.
3. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diungkapkan
di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
a. Apakah kompleksitas tugas berpengaruh positif terhadap audit
judgment?
6
b. Apakah ada pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit judgment
ketika dimoderasi dengan gender?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah pada poin di atas, maka penelitian
ini mempunyai tujuan :
1. Memberikan bukti empiris pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit
judgment
2. Memberikan bukti empiris pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit
judgment ketika dimoderasi dengan gender.
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan teori terutama yang berkaitan dengan auditing dan
akuntansi.
b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan
perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan audit judgment.
2. Aspek Praktis
a. Bagi auditor diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka
meningkatkan profesionalisme profesi khususnya dalam membuat
audit judgment
7
b. Bagi Ikatan Akuntan Indonesia diharapkan dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam pembuatan aturan-aturan atau kebijakan-
kebijakan yang akan digunakan oleh para anggotanya
c. Memberikan tambahan gambaran tentang dinamika yang terjadi dalam
lingkungan auditor pemerintah, khususnya BPK dalam membuat audit
judgment.
3. Aspek Regulasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
regulator untuk mengevaluasi aturan-aturan atau regulasi pada auditor
pemerintah di BPK RI.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (disingkat BPK RI)
adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang
memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan
mandiri. Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan
oleh Presiden. Anggota BPK sebelum memangku jabatannya wajib
mengucapkan sumpah atau janji menurut agamanya yang dipandu oleh Ketua
Mahkamah Agung .
Pasal 23 ayat (5) UUD Tahun 1945 menetapkan bahwa untuk
memeriksa tanggung jawab tentang Keuangan Negara diadakan suatu Badan
Pemeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan Undang-Undang.
Hasil pemeriksaan itu disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Berdasarkan amanat UUD Tahun 1945 tersebut telah dikeluarkan Surat
Penetapan Pemerintah No.11/OEM tanggal 28 Desember 1946 tentang
pembentukan Badan Pemeriksa Keuangan, pada tanggal 1 Januari 1947 yang
9
berkedudukan sementara di kota Magelang. Pada waktu itu Badan Pemeriksa
Keuangan hanya mempunyai 9 orang pegawai dan sebagai Ketua Badan
Pemeriksa Keuangan pertama adalah R. Soerasno. Untuk memulai tugasnya,
Badan Pemeriksa Keuangan dengan suratnya tanggal 12 April 1947 No.94-1
telah mengumumkan kepada semua instansi di Wilayah Republik Indonesia
mengenai tugas dan kewajibannya dalam memeriksa tanggung jawab tentang
Keuangan Negara, untuk sementara masih menggunakan peraturan
perundang-undangan yang dulu berlaku bagi pelaksanaan tugas Algemene
Rekenkamer (Badan Pemeriksa Keuangan Hindia Belanda), yaitu ICW dan
IAR.
Dengan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Serikat
(RIS) berdasarkan Piagam Konstitusi RIS tanggal 14 Desember 1949, maka
dibentuk Dewan Pengawas Keuangan (berkedudukan di Bogor) yang
merupakan salah satu alat perlengkapan negara RIS, sebagai Ketua diangkat
R. Soerasno mulai tanggal 31 Desember 1949, yang sebelumnya menjabat
sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan di Yogyakarta. Dewan Pengawas
Keuangan RIS berkantor di Bogor menempati bekas kantor Algemene
Rekenkamer pada masa pemerintah Netherland Indies Civil Administration
(NICA).
Dengan kembalinya bentuk Negara menjadi Negara Kesatuan
Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950, maka Dewan Pengawas
Keuangan RIS yang berada di Bogor sejak tanggal 1 Oktober 1950 digabung
10
dengan Badan Pemeriksa Keuangan berdasarkan UUDS 1950 dan
berkedudukan di Bogor menempati bekas kantor Dewan Pengawas Keuangan
RIS. Personalia Dewan Pengawas Keuangan RIS diambil dari unsur Badan
Pemeriksa Keuangan di Yogyakarta dan dari Algemene Rekenkamer di
Bogor.
Pada Tanggal 5 Juli 1959 dikeluarkan Dekrit Presiden RI yang
menyatakan berlakunya kembali UUD Tahun 1945. Dengan demikian Dewan
Pengawas Keuangan berdasarkan UUD 1950 kembali menjadi Badan
Pemeriksa Keuangan berdasarkan Pasal 23 (5) UUD Tahun 1945.
Meskipun Badan Pemeriksa Keuangan berubah-ubah menjadi Dewan
Pengawas Keuangan RIS berdasarkan konstitusi RIS Dewan Pengawas
Keuangan RI (UUDS 1950), kemudian kembali menjadi Badan Pemeriksa
Keuangan berdasarkan UUD Tahun 1945, namun landasan pelaksanaan
kegiatannya masih tetap menggunakan ICW dan IAR.
Dalam amanat-amanat Presiden yaitu Deklarasi Ekonomi dan Ambeg
Parama Arta, dan di dalam Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960 serta
resolusi MPRS No. 1/Res/MPRS/1963 telah dikemukakan keinginan-
keinginan untuk menyempurnakan Badan Pemeriksa Keuangan, sehingga
dapat menjadi alat kontrol yang efektif. Untuk mencapai tujuan itu maka pada
tanggal 12 Oktober 1963, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 7 Tahun 1963 (LN No. 195 Tahun
11
1963) yang kemudian diganti dengan Undang-Undang (PERPU) No. 6 Tahun
1964 tentang Badan Pemeriksa Keuangan Gaya Baru.
Untuk mengganti PERPU tersebut, dikeluarkanlah UU No. 17 Tahun
1965 yang antara lain menetapkan bahwa Presiden, sebagai Pemimpin Besar
Revolusi pemegang kekuasaan pemeriksaan dan penelitian tertinggi atas
penyusunan dan pengurusan Keuangan Negara. Ketua dan Wakil Ketua BPK
RI berkedudukan masing-masing sebagai Menteri Koordinator dan Menteri.
Akhirnya oleh MPRS dengan Ketetapan No.X/MPRS/1966
Kedudukan BPK RI dikembalikan pada posisi dan fungsi semula sebagai
Lembaga Tinggi Negara. Sehingga UU yang mendasari tugas BPK RI perlu
diubah dan akhirnya baru direalisasikan pada Tahun 1973 dengan UU No. 5
Tahun 1973 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
Dalam era Reformasi sekarang ini, Badan Pemeriksa Keuangan telah
mendapatkan dukungan konstitusional dari MPR RI dalam Sidang Tahunan
Tahun 2002 yang memperkuat kedudukan BPK RI sebagai lembaga
pemeriksa eksternal di bidang Keuangan Negara, yaitu dengan dikeluarkannya
TAP MPR No.VI/MPR/2002 yang antara lain menegaskan kembali
kedudukan Badan Pemeriksa Keuangan sebagai satu-satunya lembaga
pemeriksa eksternal keuangan negara dan peranannya perlu lebih
dimantapkan sebagai lembaga yang independen dan profesional.
12
Untuk menunjang tugasnya, BPK RI didukung dengan seperangkat
Undang-Undang di bidang Keuangan Negara, UU No.17 Tahun 2003
Tentang keuangan Negara, UU No.1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara dan UU No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
a. Tugas dan Wewenang
1) Tugas
BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik
Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan
lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.
2) Wewenang
a) Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan, menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta
menyusun dan menyajikan laporan pemeriksaan;
b) Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh
setiap orang, unit organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik
Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan
lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara;
13
c) Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang
milik negara, di tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata
usaha keuangan negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-
perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening koran,
pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan negara;
d) Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang wajib
disampaikan kepada BPK;
e) Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah
konsultasi dengan Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang
wajib digunakan dalam pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara;
f) Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara;
g) Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK
yang bekerja untuk dan atas nama BPK;
h) Membina jabatan fungsional Pemeriksa;
i) Memberi pertimbangan atas Standar Akuntansi Pemerintahan; dan
j) Memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah sebelum ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah.
14
2. Auditorat Keuangan Negara VII
Auditorat Keuangan Negara VII (disingkat AKN VII) adalah salah
satu unsur pelaksana tugas pemeriksaan, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada BPK melalui Anggota VII BPK. AKN VII
dipimpin oleh seorang Auditor Utama. Tugas AKN VII memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada bidang Kekayaan
Negara yang Dipisahkan (BUMN). Dalam melaksanakan tugas, AKN VII
menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi AKN VII dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK;
b. Perumusan rencana kegiatan AKN VII berdasarkan rencana aksi serta
tugas dan fungsi AKN VII;
c. Penyusunan program, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada
lingkup tugas AKN VII, baik yang pemeriksaannya dilaksanakan oleh
AKN VII maupun yang ditugaskan kepada BPK Perwakilan, yang
meliputi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan
dengan tujuan tertentu;
d. Pemantauan penyelesaian kerugian negara pada lingkup tugas AKN VII;
e. Penyusunan bahan penjelasan kepada Pemerintah, DPR, dan DPD tentang
hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN VII;
15
f. Pengevaluasian kegiatan pemeriksaan pada lingkup tugas AKN VII, yang
dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK, pemeriksa yang bekerja untuk dan atas
nama BPK, dan Akuntan Publik berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
g. Pengevaluasian hasil pemeriksaan dalam rangka penyusunan Sumbangan
IHPS pada lingkup tugas AKN VII, baik yang pemeriksaannya
dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK maupun oleh pemeriksa yang bekerja
untuk dan atas nama BPK;
h. Penyampaian hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN VII yang
mengandung unsur tindak pidana dan/atau kerugian negara kepada
Ditama Binbangkum;
i. Penyampaian LHP pada lingkup tugas AKN VII yang mengandung unsur
tindak pidana kepada instansi penegak hukum;
j. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan pada lingkup
tugas AKN VII;
k. Penyiapan bahan perumusan pendapat BPK pada lingkup tugas AKN VII
yang akan disampaikan kepada pemangku kepentingan yang diperlukan
karena sifat pekerjaannya;
l. Pemanfaatan aplikasi SMP dan DEP;
m. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja AKN VII; dan
n. Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada BPK.
16
3. Teori Stakeholders
Menurut Freeman dan Reed (1983) dalam Ulum (2009) stakeholders
adalah sebagai individu-individu dan kelompok-kelompok yang dipengaruhi
oleh tercapainya tujuan-tujuan organisasi dan pada gilirannya dapat
mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan tersebut.
Teori stakeholder merupakan sekelompok orang atau individu yang
diidentifikasi dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan ataupun dapat
dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan (Ulum, 2009). Duran dan Davor (2004)
berpendapat bahwa pemegang saham, para pekerja, suppliers, bank,
customers, pemerintah dan komunitas memegang peran penting dalam
organisasi (berperan sebagai stakeholder), untuk itu perusahaan harus
memperhitungkan semua kepentingan dan nilai-nilai dari para stakeholder
nya.
Perusahaan tidak hanya sekadar bertanggung jawab terhadap para
pemilik (shareholders) sebagaimana terjadi selama ini, namun bergeser
menjadi lebih luas yaitu pada ranah sosial kemasyarakatan (stakeholders),
selanjutnya disebut tanggung jawab social (social responsibility). Fenomena
seperti ini terjadi, karena adanya tuntutan dari masyarakat akibat negative
externalities yang timbul serta ketimpangan sosial yang terjadi (Hadi,
2011,93).
17
Ulum (2009), mengatakan bahwa manajemen sebuah organisasi
diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh para stakeholder
mereka dan kemudian melaporkan kembali aktivitas-aktivitas tersebut kepada
stakeholder. Tujuan utama dari stakeholder adalah untuk membantu
manajemen perusahaan dalam meningkatkan penciptaan nilai sebagai
dampak dari aktivitas-aktivitas yang mereka lakukan dan meminimalkan
kerugian yang mungkin muncul bagi stakeholder mereka, tujuan yang lebih
luas dari stakeholder adalah membantu manajer dalam meningkatkan nilai
dampak kegiatan operasi perusahaan dan meminimalkan kerugian-kerugian
bagi stakeholder.
Menurut The Clarkson Center for business Ethics dalam Magness
(2008) terdapat dua macam stakeholders, yaitu :
a. Primary stakeholders merupakan pihak-pihak yang mempunyai
kepentingan secara ekonomi terhadap perusahaan dan menanggung risiko.
Contohnya seperti investor, kreditor, karyawan, pemerintah, komunitas
lokal.
b. Secondary stakeholders dimana sifat hubungan keduanya saling
mempengaruhi namun kelangsungan hidup perusahaan secara ekonomi
tidak ditentukan oleh stakeholder jenis ini. Contohnya seperti media
dan kelompok kepentingan seperti lembaga sosial masyarakat, serikat
buruh.
18
4. Audit Judgment
Audit judgment merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara
pandang auditor dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi
dokumentasi bukti serta pembuatan keputusan pendapat auditor atas laporan
keuangan suatu entitas (Jamilah,dkk.,2007).
Menurut Jamilah, dkk (2007) audit judgment adalah kebijakan auditor
dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada
pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek,
peristiwa, status, atau jenis peristiwa lainnya. Proses judgment tergantung
pada kedatangan informasi yang terus menerus, sehingga dapat
mempengaruhi pilihan dan cara pilihan tersebut dibuat. Setiap langkah dalam
proses incremental judgment, jika informasi terus menerus datang akan
muncul pertimbangan baru dan keputusan atau pilihan baru.
Judgment sering dibutuhkan oleh auditor dalam melaksanakan audit
atas laporan keuangan suatu entitas (Zulaikha, 2006). Audit judgment
melekat pada setiap tahap dalam proses audit laporan keuangan, yaitu
penerimaan perikatan audit, perencanaan audit, pelaksanaan pengujian audit,
dan pelaporan audit. Contoh penggunaan audit dalam pengambilan keputusan
audit berkait dengan penetapan materialitas, penilaian sistem pengendalian
internal, penetapan tingkat risiko, penetapan strategi audit yang digunakan,
penentuan prosedur audit, evaluasi bukti yang diperoleh, penilaian going
19
concern perusahaan, dan sampai pada opini yang akan diberikan oleh auditor.
American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) menyatakan
bahwa judgment merupakan faktor penting dalam semua tahap pengauditan,
tetapi dalam banyak situasi adalah tidak mungkin secara praktikal untuk
menetapkan standar mengenai bagaimana pertimbangan diterapkan oleh
auditor.
Audit judgment diperlukan karena audit tidak dilakukan terhadap
seluruh bukti. Bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan auditan, sehingga dapat dikatakan bahwa audit judgment
ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit. Rochmawati (2009)
menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat melakukan audit
judgment yaitu merumuskan persoalan, mengumpulkan informasi yang
relevan, mencari alternatif tindakan, menganalisis alternatif yang fleksibel,
memilih alternatif yang terbaik, kemudian pelaksanaan dan evaluasi hasilnya.
Dalam standar pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan dijelaskan
bahwa pemeriksa harus menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk
menentukan hal-hal yang terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan, baik
dalam pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan
tujuan tertentu. Pertimbangan profesional tersebut diantaranya berkaitan
dengan gangguan terhadap independensi, pertimbangan tentang hasil
pemeriksaan sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang berkaitan
20
dengan tujuan pemeriksaan yang dilaksanakan, pertimbangan profesionalnya
terhadap prosedur pemeriksaan yang dirancang untuk menilai salah saji
material dan mempertimbangkan pengendalian intern dari entitas yang
diperiksa (Margaret, 2014).
Pemeriksa dalam mengaudit berpedoman terhadap petunjuk
pelaksanaan pemeriksaan dan petunjuk teknis pemeriksaan. Lingkup petunjuk
pelaksanaan pemeriksaan keuangan ini meliputi tata cara pelaksanaan
pemeriksaan keuangan mulai dari tahap perencanaan hingga ke tahap
pelaporan, sedangkan hal-hal yang bersifat teknis dalam pemeriksaan secara
rinci diuraikan pada petunjuk teknis pemeriksaan keuangan. Namun demikian,
dua petunjuk ini mengatur pemahaman atas sistem pengendalian intern,
pemahaman dan penilaian risiko, penetapan materialitas awal dan kesalahan
tertoleransi dan penentuan metode uji petik untuk melaksanakan pemeriksaan
yang hasil laporannya menjadi patokan bagi pemeriksa dalam pembuatan
judgment.
5. Kompleksitas Tugas
Auditor selalu dihadapkan dengan tugas-tugas yang banyak, berbeda-
beda dan saling terkait satu sama lain. Kompleksitas tugas adalah sulitnya
suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas, dan daya ingat serta
kemampuan untuk mengintegrasikan masalah yang dimiliki oleh seorang
pembuat keputusan (Jamilah, dkk 2007). Tingkat kesulitan tugas dan struktur
21
tugas merupakan dua aspek penyusun dari kompleksitas tugas. Tingkat
sulitnya tugas selalu dikaitkan dengan banyaknya informasi tentang tugas
tersebut, sementara struktur adalah terkait dengan kejelasan informasi
(information clarity).
Kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak terstuktur,
membingungkan, dan sulit (Sanusi dan Iskandar, 2007). Tugas melakukan
audit cenderung merupakan tugas yang banyak menghadapi persoalan
kompleks. Auditor dihadapkan dengan tugas-tugas yang kompleks, banyak,
berbeda-beda dan saling terkait satu dengan lainnya. Kompleksitas audit
didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan suatu tugas audit
(Prasinta, 2010).
Pada tugas-tugas yang membingungkan (ambigous) dan tidak
terstuktur, alternatif-alternatif yang ada tidak dapat didefinisikan, sehingga
data tidak dapat diperoleh dan outputnya tidak dapat diprediksi. Chung dan
Monroe dalam Margaret (2015) mengemukakan argumen yang sama, bahwa
kompleksitas tugas dalam pengauditan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu:
a. Banyaknya informasi yang tidak relevan dalam artian informasi tersebut
tidak konsisten dengan kejadian yang akan diprediksikan.
b. Adanya ambiguitas yang tinggi, yaitu beragamnya outcome (hasil) yang
diharapkan oleh klien dari kegiatan pengauditan.
22
6. Gender
Gender diartikan sebagai peran, fungsi, status dan tanggung jawab
pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil bentukan (konstruksi) sosial
budaya yang tertanam lewat proses sosialisasi dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Dengan demikian gender adalah hasil kesepakatan antar manusia
yang tidak bersifat kodrati. Oleh karenanya gender bersifat bervariasi dari satu
tempat ke tempat lain dan dari satu waktu ke waktu berikutnya. Gender tidak
bersifat kodrati, dapat berubah dan dapat dipertukarkan pada manusia satu ke
manusia lainnya tergantung waktu dan budaya setempat (Puspitawati,
2012,1).
Pandangan gender dihubungkan dengan maskulinitas dan feminitas.
Maskulinitas diidentifikasi sebagai sifat laki-laki, yang superior, keras, kuat,
kurang adaptif dan cenderung mempunyai konotasi positif dalam dunia kerja.
Sifat-sifat kepemimpinan merupakan identifikasi maskulinitas. Feminitas
merupakan kebalikan dari maskulinitas, yang menganggap sifat perempuan
lembut, tekun, lebih emosional, sensitif, fleksibel dan people oriented
(Primawati, 2001).
Perbedaan peran dan perilaku antara laki-laki dan perempuan dapat
disebabkan oleh beberapa hal, seperti sosialisasi, budaya yang berlaku, serta
kebiasaan yang ada. Pandangan tentang gender dapat diklasifikasikan
kedalam dua stereotipe, yaitu Sex Role Stereotypes dan Managerial
Stereotypes. Pengertian klasifikasi Stereotypes merupakan proses
23
pengelompokan individu kedalam suatu kelompok, dan pemberian atribut
karakteristik pada individu berdasarkan kelompok (Ulfa, 2011). Berdasarkan
Sex Role Stereotypes, laki-laki dipandang lebih berorientasi pada pekerjaan,
mampu bersikap objektif, independen dan pada umumnya mempunyai
kemampuan yang lebih dalam pertanggungjawaban manajerial jika
dibandingkan dengan wanita. Sedangkan wanita dipandang lebih pasif, lemah
lembut, memiliki orientasi pada pertimbangan dan posisinya pada
pertanggungjawaban dalam organisasi lebih rendah dibandingkan laki-laki.
Managerial Stereotypes memberikan pengertian manajer yang sukses adalah
seseorang yang memiliki sikap, perilaku, dan temperamen, dimana sikap ini
umumnya lebih dimiliki oleh laki-laki.
Gender mengacu kelompok atribut dan perilaku yang dibentuk secara
sosial yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang
dikonstruksi secara sosial maupun kultural (Humm, 2007:177). Gender sering
diidentikan dengan jenis kelamin, padahal gender berbeda dengan jenis
kelamin. Secara umum jenis kelamin digunakan untuk mengidentifikasi
perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi anatomi biologis, sedangkan
gender lebih mengarah kepada aspek sosial, budaya, dan perilaku
(Yustrianthe, 2012).
24
B. Rerangka Penelitian Teoritis
Sumber : Freeman dan Reed (1983), dimodifikasi kembali (2015)
C. Rerangka Penelitian Empiris
Baik atau buruknya kinerja seorang auditor dapat dilihat dari kualitas
judgment yang dibuat. Auditor membuat judgment sebagai suatu pertimbangan
dalam menanggapi ketidakpastian dan keterbatasan informasi yang didapat
sebelum penetapan opini atas laporan keuangan yang diperiksa. Audit judgment
yang dihasilkan auditor secara umum dipengaruhi oleh aspek-aspek individual
yang meliputi, kompleksitas tugas, dan gender.
Teori Stakeholder
Pemegang Saham Kreditor
AKN (Auditorat
Keuangan Negara )VII
Audit Laporan Keuangan
Pemerintah
Audit judgment
Pemerintah
Gambar 2.1
Rerangka Teoritis
25
Aspek-aspek individual tersebut mempunyai pengaruh yang besar
terhadap perilaku individu. Berdasarkan telaah teoritis yang telah diuraikan
sebelumnya, maka model rerangka penelitian empiris dapat disampaikan dalam
gambar dibawah ini.
Gambar 2.2
Rerangka Empiris
Sumber : Yuslima (2011), dan dimodifikasi kembali (2015)
D. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Kompleksitas Tugas terhadap Audit judgment
Kompleksitas tugas telah menjadi variabel penting dalam penelitian
tentang penetapan tujuan, pengambilan keputusan, dan kinerja (Maynard dan
Hakel, 1997 dalam Sanusi, 2007). Dalam kasus lingkungan audit, penting
untuk mempelajari kompleksitas tugas karena kompleksitas tugas dapat
berdampak pada kinerja audit judgment, dan pemahaman mengenai
kompleksitas tugas-tugas audit yang berbeda dapat membantu para manajer
membuat tugas lebih baik dalam pelatihan pengambilan keputusan (Bonner,
1994 dalam Nadhiroh, 2010).
Kompleksitas Tugas (X)
( x)
Gender (M)
Audit judgment (Y) H1
H2
26
Teori penetapan tujuan oleh Edwin Locke juga menjelaskan bahwa
auditor yang tidak mengetahui tujuan dan maksud dari tugasnya juga akan
mengalami kesulitan ketika harus dihadapkan pada suatu tugas yang kompleks.
Auditor tersebut tidak mengetahui sasaran apa yang harus dia capai dalam
pelaksanaan tugasnya sehingga dapat mempengaruhi keakuratan dari judgment
yang diambilnya.
Hasil penelitian Wijayatri (2010) dan Yustrianthe (2012) yang
menjelaskan bahwa kompleksitas tugas memiliki pengaruh yang paling
dominan terhadap audit judgment. Akibatnya judgment yang diambil oleh
auditor tersebut menjadi tidak sesuai dengan bukti yang diperoleh. Hal serupa
juga ditunjukan dalam penelitian. Septyarini (2015) dan Suci (2013) yang
mengatakan bahwa kompleksitas tugas berpengaruh positif terhadap audit
judgment. Oleh karena itu, hipotesis yang dapat diajukan adalah :
H1: Kompleksitas tugas berpengaruh positif terhadap audit judgment
2. Pengaruh Kompleksitas Tugas terhadap audit judgment Dimoderasi
dengan Gender
Praditaningrum (2012) menyatakan dalam mengambil suatu judgment,
auditor memerlukan informasi yang relevan dan memadai. Pengambilan
judgment seorang auditor pastinya berbeda antara laki-laki dan wanita
mengingat adanya perbedaan secara psikologis.
27
Penelitian yang dilakukan oleh Fairweather and Hutt dalam Yuslima
(2011) dikatakan bahwa perempuan lebih relatif efisien dalam mengolah
informasi ketika beban content nya lebih berat. Semakin kompleks suatu
tugas dalam berbagai kunci penyelesaian, maka laki-laki memerlukan
waktu yang lama dibanding dengan perempuan dalam menyelesaikan
tugas yang bersangkutan.
Rachamawati (2004) menemukan bahwa auditor pria dan auditor
wanita memberikan judgment yang berbeda signifikan saat berada dibawah
tekanan kepatuhan. Zulaikha (2006) mengemukakan gender menjadi salah
satu faktor level individual yang mempengaruhi kinerja yang memerlukan
suatu judgment dalam berbagai kompleksitas tugas.
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Chung dan Monroe (2001)
menguji apakah ada pengaruh interaksi gender dan kompleksitas tugas dalam
konteks auditing. Hasilnya menunjukan bahwa terdapat pengaruh interaksi
antara gender dan kompleksitas tugas terhadap keakuratan judgment dalam
penilaian sebuah asersi dalam laporan keuangan. Hasilnya menunjukan
bahwa perempuan lebih akurat dalam judgment dibanding laki-laki dalam
mengerjakan tugas yang lebih kompleks. Namun ketika kompleksitas tugas
berkurang, laki-laki menunjukan hasil yang lebih baik. Oleh karena itu,
hipotesis yang dapat diajukan adalah :
H2 : Interaksi gender dan kompleksitas tugas berpengaruh terhadap
audit judgment
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kategori Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik serta dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2013:8). Penelitian ini diolah dengan menggunakan
analisis statistik SPSS versi 20.
B. Desain Penelitian
1) Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah auditor eksternal pemerintah yaitu
auditor pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Saat ini dalam BPK
istilah auditor disebut pemeriksa. Namun dalam penelitian ini, penulis tetap
menggunakan istilah auditor untuk menyesuaikan dengan teori auditing.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang
bekerja di Auditorat Keuangan Negara (AKN) VII BPK RI. Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Yaitu
29
metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
auditor yang bekerja di Auditorat Keuangan Negara VII (AKN ) dan sudah
pernah melakukan tugas pemeriksaan.
Agar sampel yang diambil dalam penelitian ini dapat mewakili
populasi, maka dapat ditentukan jumlah sampel yang dihitung dengan
menggunakan rumus Slovin (Umar 2009 :78) sebagai berikut.
n =
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Presentase kelonggaran ketidaktelitian 10 %
Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, diperoleh sampel
sebagai berikut : n =
= 92,29 = 92 Auditor
Dari perhitungan yang didapat, sampel yang harus dipenuhi minimal
92 auditor.
No. Keterangan Jumlah
1. Populasi Auditor BPK RI 1.198
2. Sampel Auditor di AKN VII 237
3. Sampel minimal yang harus dipenuhi *92
* Hasil perhitungan rumus Slovin (2015).
Tabel 3.1
Populasi dan Sampel
30
2) Objek Penelitian
Objek penelitian yang diambil adalah auditor BPK RI bidang
Auditorat Keuangan Negara (AKN) VII. Auditorat Keuangan Negara (AKN)
VII mempunyai tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara pada bidang kekayaan negara yang dipisahkan (BUMN). Seperti PT.
Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT. PLN (Persero), PT. Pertamina (Persero) dll.
3) Operasionalisasi Variabel
a. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:61).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit judgment.
Audit judgment merupakan kebijakan auditor dalam menentukan pendapat
mengenai hasil auditnya yang mengacu ada penentuan suatu gagasan,
pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, status atau peristiwa lainnya
(Jamilah, dkk 2007). Judgment adalah perilaku yang paling berpengaruh
dalam mempersepsikan situasi, dimana faktor utama yang
mempengaruhinya adalah materialitas dan apa yang diyakini sebagai
kebenaran (Arum, 2008).
Instrumen yang digunakan untuk mengukur audit judgment adalah
instrumen yang mengacu pada (Puspitasari,2014) dan (Salehmiko, 2015)
dengan beberapa modifikasi. Variabel audit judgment diukur dengan 8
31
item pernyataan dan dinilai menggunakan skala lima poin. Masing-masing
item pernyataan tersebut kemudian diukur dengan skala likert, yaitu :
1) Sangat Tidak Setuju;
2) Tidak Setuju;
3) Netral;
4) Setuju;
5) Sangat Setuju.
b. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.
(Sugiyono, 2011:61)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah kompleksitas
tugas. Variabel kompleksitas tugas yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah sulitnya suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas,
dan daya ingat serta kemampuan untuk mengintegrasikan masalah yang
dimiliki oleh seorang pembuat keputusan (Jamilah, et al 2007).
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kompleksitas tugas
adalah instrumen yang mengacu pada penelitian (Puspitasari, 2014)
dengan beberapa modifikasi. Variabel kompleksitas tugas diukur dengan 4
item pernyataan dan dinilai menggunakan skala lima poin. Masing-masing
item pernyataan tersebut kemudian diukur dengan skala likert, yaitu :
32
1) Sangat Tidak Setuju;
2) Tidak Setuju;
3) Netral;
4) Setuju;
5) Sangat Setuju.
c. Variabel Moderasi
Variabel moderasi adalah variabel yang mempengaruhi
(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen
dan variabel dependen (Sugiyono, 2011:62).
Variabel pemoderasi pada penelitian ini adalah gender. Gender
dalam penelitian ini merupakan suatu konsep kultural yang berupaya
membuat perbedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan
karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang
dalam masyarakat (Jamilah et al., 2007).
Instrumen yang digunakan untuk mengukur gender adalah
instrumen yang mengacu pada penelitian (Salehmiko, 2015). Variabel
gender diukur dengan 4 item pernyataan dan dinilai menggunakan skala
lima poin. Masing-masing item pernyataan tersebut kemudian diukur
dengan skala likert, yaitu :
1) Sangat Tidak Setuju;
2) Tidak Setuju;
3) Netral;
33
4) Setuju;
5) Sangat Setuju.
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
No Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
1.
Audit
Judgment
(Y)
Audit judgment adalah
kebijakan auditor dalam
menentukan pendapat
mengenai hasil auditnya.
Judgment adalah perilaku
yang paling berpengaruh
dalam mempersepsikan
situasi, dimana faktor utama
yang mempengaruhinya
adalah materialitas dan apa
yang diyakini sebagai
kebenaran.
a. Pembentukan
alternatif dan
asumsi;
b. Bersikap kritis,
dan objektif;
c. Tingkat
Materialitas.
Likert
2.
Gender
(M)
Gender merupakan suatu
konsep kultural yang
berupaya membuat perbedaan
dalam hal peran, perilaku,
mentalitas dan karakteristik
emosional antara laki-laki dan
perempuan yang berkembang
dalam masyarakat.
a. Karakteristik
emosional;
b. Profesionalisme
dalam bekerja.
Likert
3
Kompleksitas
Tugas
Kompleksitas tugas
didefinisikan sebagai tugas
yang kompleks, terdiri atas
bagian-bagian yang banyak,
berbeda-beda dan saling
terkait satu sama lain.
a. Sulitnya tugas;
b. Struktur Tugas.
Likert
Sumber : Puspitasari (2014), dan Salehmiko (2015), dimodifikasi kembali.
34
C. Teknik Pengumpulan Data
1) Berdasarkan Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber atau
tempat dimana penelitian dilakukan secara langsung (Indriantoro dan
Bambang Supeno, 1996:65). Data primer dalam penelitian ini diperoleh
melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber penelitian yang diperoleh secara
tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro dan Bambang
Supeno, 1996:65). Penelitian ini merupakan penelitian empiris maka data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari jurnal, artikel, website, dan
penelitian-penelitian terdahulu.
2) Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah jawaban dari kuesioner yang
sebelumnya telah diserahkan dan diisi oleh para auditor yang bekerja di BPK
RI bidang Auditorat Keuangan Negara (AKN) VII.
35
3) Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab (Sugiyono, 2013:142). Kuesioner yang telah terstruktur
dibagikan secara langsung kepada responden untuk diisi. Sejumlah 237
kuesioner dibagikan ke Auditorat Keuangan Negara (AKN) VII BPK RI.
Kuesioner didesain terdiri dari dua bagian. Bagian pertama, berisi
karakteristik responden, yang berisi pertanyaan mengenai identitas responden.
Bagian kedua, terdiri dari instrumen pernyataan yang mengkonstruksi variabel
penelitian.
D. Metode dan Teknik Pengolahan Data
1. Metode Analisis Data
Model analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear
sederhana dan MRA (Moderated regression analysis). Moderated regression
analysis (MRA) atau uji interaksi merupakan aplikasi khusus regresi
berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur
interaksi (Liana, 2009).
.
36
2. Teknik Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisa yang berupa uraian atau
keterangan untuk membantu mendukung analisa kuantitatif. Analisa
deskriptif adalah analisa data dengan cara mengubah data mentah menjadi
bentuk yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikaan (Zikmund,
2000). Dalam penelitian ini analisis deskriptif digunakan untuk
menganalisis identitas responden dan tanggapan responden terhadap setiap
item pernyataan yang diajukan untuk mendukung penelitian ini.
b. Uji Kualitas Data
1) Pengujian Validitas
Validitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur betul-betul mengukur apa yang diukur. Uji validitas
digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner
(Ghozali, 2005:45). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut. Korelasi antara skor atau nilai setiap
pertanyaan atau pernyataan dan skor atau nilai total haruslah signifikan
berdasarkan ukuran statistik tertentu misalnya dengan menggunakan
Pearson product moment. Hasil perhitungan rxy dengan taraf
kesalahan 5 %, jika rxy > rtabel maka item soal tersebut valid (Arikunto
2000:145) dengan rumus :
37
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang
dikorelasikan. (x= X-X dan y= Y-Y).
N = Jumlah subyek
∑X = Jumlah skor item
∑Y = Jumlah skor total
∑XY = Jumlah perkalian x dan y
X² = Kuadrat dari x
Y² = Kuadrat dari y
2) Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan indikasi mengenai stabilitas dan
konsistensi dimana instrumen mengukur konsep dan membentuk
menilai “Ketetapan” sebuah pengukuran (Sekaran, 2002). Reliabilitas
adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Setiap alat pengukur seharusnya
memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang
mantap atau konsisten. Semakin kecil kesalahan pengukuran, semakin
reliabel alat pengukurnya. Semakin besar kesalahan pengukuran,
semakin tidak reliabel alat pengukur tersebut.
38
Reliabilitas instrumen penelitian diuji menggunakan rumus
koefisien Cronbach’s Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005). Adapun
rumus yang digunakan sebagai berikut :
Keterangan :
r11 = Reliabilitas yang dicari
k = Banyaknya butir
∑ b² = jumlah Varians skor butir
t² = Varians total
c. Uji Asumsi Klasik
Sebelum merlakukan regresi terdapat syarat yang harus dilalui
yaitu melakukan uji asumsi klasik. Model regresi harus bebas dari asumsi
klasik yaitu, bebas multikolinearitas, heterokedastisitas, normalitas.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali,
2005). Untuk menguji normalitas dalam penelitian biasanya digunakan
39
uji one sample Kolmogorov-Smirnov, normal probability plots, dan
grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan
uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov adalah jika nilai
signifikansinya lebih dari 0,05 maka menunjukkan distribusi yang
normal.
2) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol (Ghozali, 2005).
Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas dalam suatu
model regresi salah satunya adalah dengan melihat nilai tolerance dan
lawannya, dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
oleh variabel lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai
VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance) dan menunjukkan adanya
40
kolinearitas yang tinggi. Nilai cut- off yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance > 0.10
atau sama dengan nilai VIF < 10 berarti tidak ada multikolinearitas
antar variabel dalam model regresi (Ghozali, 2005).
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang lebih baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2005). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah
dengan cara uji glejser. Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas
dilakukan dengan melihat nilai signifikansi. Jika variabel independen
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada
indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikansinya
diatas tingkat kepercayaan 0,05 atau yang artinya tidak terdapat
pengaruh terhadap variabel dependen, maka dapat disimpulkan model
regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.
41
E. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan regresi linier sederhana dan MRA.
Pengujian hipotesis menggunakan uji interaksi atau Moderated Regression And
Analysis (MRA). MRA merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier dimana
dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi perkalian dua atau lebih
variabel independen (Ghozali,2001:94).
Persamaan untuk menguji H1 peneliti menggunakan analisis regresi linier
sederhana:
Y = α + β X1+ e
Persamaan untuk menguji H2 peneliti menggunakan analisis regresi
moderasi :
Y= α +β1 X1+ β2 (X*M) + e
Keterangan:
Y = Audit Judgment
a = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X1 = Kompleksitas Tugas
β1-β2 = Koefisien arah regresi
M = Gender
X*M = Interaksi gender dengan kompleksitas tugas
e = Error
42
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Jika dalam suatu model terdapat lebih
dari dua variabel independen, maka lebih baik menggunakan adjusted R2.
(Ghozali, 2005;83).
2. Uji t (Parsial)
Hasil uji signifikansi parameter individual (Uji statistik t) digunakan
untuk mengetahui apakah variabel independen yang terdapat dalam persamaan
regresi secara individual berpengaruh terhadap nilai variabel dependen
(Ghozali, 2005). Kriteria pengujian sebagai berikut :
a. Jika probabilitas (signifikansi) lebih besar dari 0.05 (α), maka variabel
independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
b. Jika probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0.05 (α), maka variabel
independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen.
43
3. Uji Goodness Of Fit (Uji F)
Uji goodness Of Fit atau uji kelayakan model digunakan untuk
mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual.
Secara statistik uji goodness Of Fit dapat dilakukan melalui pengukuran nilai
koefisien determinasi, nilai staistik F dan nilai statistik t. Perhitungan secara
statistik disebut signifikan secara statistik apabila uji statistiknya berada
dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebalikya disebut tidak
signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima
(Ghozali, 2005).
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Responden adalah auditor eksternal pemerintah yang bekerja di BPK RI.
Peran penting BPK tersebut membantu dalam menciptakan akuntabilitas bagi
pemerintah Indonesia. Hal tersebut menjadi alasan penulis memilih BPK RI
menjadi objek penelitian.
Waktu yang digunakan untuk mendistribusikan kuesioner sampai kuesioner
terkumpul kurang lebih selama tiga minggu, waktu yang lama dikarenakan pada
saat yang bersamaan banyak mahasiswa lain yang sedang melakukan penyebaran
kuesioner. Dari keseluruhan kuesioner yang kembali tidak semuanya digunakan
dalam analisis, kuesioner yang tidak memenuhi kriteria pengisian secara lengkap
dianggap gugur.
B. Analisis Statistik Deskriptif
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk memberikan
penjelasan yang memudahkan dalam menginterpretasikan hasil analisis lebih
lanjut. Salah satu caranya dengan mengelompokkan data yang diperoleh dan
45
menyajikannya dalam bentuk tabel. Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan
responden agar dapat diketahui secara keseluruhan berdasarkan karakteristiknya.
Statistik deskriptif menggambarkan tiap variabel dalam penelitian ini.
variabel dependen pada penelitian ini adalah audit judgment, variabel independen
dalam penelitian ini adalah kompleksitas tugas, dan variabel moderasi dalam
penelitian ini adalah gender. Pada statistik deskriptif ini akan dijelaskan mengenai
nilai minimal, maksimal, nilai rata-rata dan standar deviasi.
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel
Keterangan Audit
Judgment Gender
Kompleksitas
Tugas
N
Valid 145 145 145
Missing 0 0 0
Mean 33,99 10,17 16,43
Std. Deviation 4,250 3,277 2,166
Minimum 23 4 11
Maximum 40 20 20
Sumber : Data diolah, 2015
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.1, dari 145 sampel,
menjelaskan bahwa pada variabel audit judgment jawaban minimum responden
sebesar 23 dan maksimum sebesar 40, dengan rata-rata total 33,99 dan standar
deviasi sebesar 4,250.
46
Pada variabel gender jawaban minimum responden sebesar 4 dan
maksimum sebesar 20, dengan rata-rata jawaban 10,17 dan standar deviasi sebesar
3,27.
Pada variabel kompleksitas tugas jawaban minimum responden sebesar 11
dan maksimum sebesar 20, dengan rata-rata jawaban sebesar 16,43 dan standar
deviasi sebesar 2,16.
Analisis kisaran skor jawaban responden berdasarkan data yang
dikumpulkan oleh peneliti. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 237 auditor
eksternal. Adapun distribusi pengembalian kuesioner yang memenuhi syarat dalam
penelitian tercantum dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.2
Distribusi dan Tingkat Pengembalian Kuesioner
No Keterangan Jumlah
1 Kuesioner yang disebarkan 237
2 Kuesioner yang dikembalikan 146
3 Tingkat pengembalian 61,6 %
4 Kuesioner yang gugur 1
5 Kuesioner yang dapat diolah 145
Sumber : Data primer yang diolah, 2015
Hasil perolehan kuesioner yang diisi dan dikembalikan berjumlah 146
kuesioner, sedangkan yang dapat digunakan untuk analisis sebanyak 145
kuesioner dari 237 kuesioner yang disebarkan ke BPK RI Auditorat Keuangan
47
Negara (AKN) VII . Hal ini dikarenakan adanya kuesioner yang tidak lengkap
sehingga dianggap gugur sebanyak 1 kuesioner.
Data karakteristik responden dalam penelitian ini menyajikan beberapa
informasi umum mengenai kondisi responden yang ditemukan di lapangan.
Informasi yang disajikan antara lain: jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,
jabatan pemeriksa / auditor, masa kerja, banyaknya penugasan audit pemeriksaan
yang didapat. Hasil penelitian ini responden terdiri dari 90 responden atau
62,1% merupakan pria dan 55 responden atau 37,2 % merupakan wanita.
Selanjutnya responden dikelompokkan berdasarkan usia diketahui bahwa
responden yang berusia dibawah 25 tahun yaitu sebanyak 2 orang (1,4%),
responden yang berusia 25-35 tahun yaitu sebanyak 90 orang (62,1%),
responden yang berusia 36-45 tahun yaitu sebanyak 48 orang (33,1%) dan
responden yang berusia diatas 45 tahun yaitu sebanyak 5 orang (3,4%).
Berdasarkan pendidikan terakhir yang ditempuhnya, responden yang
berpendidikan D3 yaitu sebanyak 7 orang (4,8%), S1 yaitu sebanyak 90 orang
(62,1%), responden yang berpendidikan S2 sebanyak 46 orang (31,7%), dan S3
sebanyak 2 orang (1,4%).
Selanjutnya responden dikelompokkan berdasarkan jabatan
pemeriksa/auditor, diketahui bahwa sebanyak 41 orang (28,3%) sebagai anggota
tim junior, 58 orang (40%) sebagai anggota tim senior, 35 orang (24,1%) sebagai
48
ketua tim junior, 11 orang (7,6 %) sebagai ketua tim senior, sedangkan sebagai
pengendali teknis dan pengendali mutu tidak ada.
Berdasarkan masa kerja, diketahui bahwa yang memiliki masa kerja
dibawah 5 tahun adalah sebanyak 19 orang (13,1%), yang memiliki masa kerja
5-10 tahun sebanyak 69 orang (47,6%), yang memiliki masa kerja 11-15 tahun
sebanyak 30 orang (20,7 %), dan yang memiliki masa kerja diatas 15 tahun
sebanyak 27 orang (18,6%).
Selanjutnya mengenai banyaknya penugasan audit yang pernah ditangani,
diketahui bahwa kurang dari 3 kali penugasan pernah ditangani oleh 3 orang
(2,1%), 8 orang (5,5%) pernah menangani sebanyak 3-5 kali penugasan, 12
orang (8,3%) pernah menangani sebanyak 6-10 kali penugasan, 14 orang (9,7%)
pernah menangani sebanyak 11-15 kali penugasan, 108 orang (74,5%)
pernah menangani lebih dari 15 kali penugasan. Berikut ini ringkasan tabel
karakteristik responden.
49
Tabel 4.3
Karekteristik Responden
No. Keterangan Jumlah Persentase
1 Jenis Kelamin:
1. Laki-laki 90 62,1 %
2. Perempuan 45 37,9 %
2. Usia :
1. <25 Tahun 2 1,4%
2. 25-35 Tahun 90 62,1%
3. 36-45 Tahun 48 33,1%
4. >45 Tahun 5 3,4%
3. Pendidikan Terakhir :
1. Diploma III 7 4,8 %
2. S1 190 61,3%
3. S2 46 38,7%
4. S3 2 1,4%
4.. Jabatan Pemeriksa/Auditor :
1. Anggota tim junior 41 28,3%
2. Anggota tim senior 58 40%
3. Ketua tim junior 35 24,1%
4. Ketua tim senior 11 7,6%
5. Pengendali teknis - -
6. Pengendali mutu - -
5. Masa Kerja :
1. <5 Tahun 19 13,1%
2. 5-10 Tahun 69 38,7%
3. 11-15 Tahun 30 20,7%
4. >15 Tahun 27 18,6%
7. Banyaknya Penugasan Audit :
1. <3 kali penugasan 3 2,1%
2. 3-5 kali penugasan 8 5,5 %
3. 6-10 kali penugasan 12 8,3%
4. 11-15 kali penugasan 14 9,7%
5. > 15 kali penugasan 108 74,5%
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
50
C. Hasil Pengujian Instrumen
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Salah satu teknik korelasi digunakan adalah pearson product
moment. Validitas dihitung setiap butirnya dengan rumus pearson
product moment. Hasil perhitungan rxy dengan taraf kesalahan 5%,
jika r hitung > r tabel maka item soal tersebut valid (Arikunto,
2000:145).
Pengujian tersebut dilakukan dengan menguji terlebih dahulu tiap-
tiap butir pertanyaan. Setelah semua butir-butir pertanyaan valid untuk
tiap butir pertanyaannya, baru dilakukan uji validitas secara total untuk
setiap faktor. Data yang digunakan untuk pengujian selanjutnya hanya
data yang valid saja. Data yang tidak memenuhi syarat yaitu data yang
tidak valid tidak digunakan untuk pengujian selanjutnya. Hasil uji
validitas data yang disajikan dalam Tabel 4.4 bahwa semua pernyataan
menunjukkan nilai r hitung > r tabel dengan df=n-k, berarti semua
pernyataan dinyatakan valid dan nilai r tersebut ditandai ** dengan
signifikan pada level 0.01. Hasil uji validitas disajikan pada Tabel 4.4
berikut ini.
51
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas
Variabel Item
Pernyataan
Koefisien
Korelasi/ r
hitung
r tabel
(N=30) Keterangan
Audit
Judgment
(Y)
AJ1 0,889 0,3061 Valid
AJ2 0,785 0,3061 Valid
AJ3 0,916 0,3061 Valid
AJ4 0,934 0,3061 Valid
AJ5 0,934 0,3061 Valid
AJ6 0,813 0,3061 Valid
AJ7 0,808 0,3061 Valid
AJ8 1 0,3061 Valid
Kompleksitas
Tugas
(X1)
KT1 0,996 0,3061 Valid
KT2 0,996 0,3061 Valid
KT3 0,935 0,3061 Valid
KT4 0,883 0,3061 Valid
Gender
(M)
Gen1 0,863 0,3061 Valid
Gen2 0,819 0,3061 Valid
Gen3 0,824 0,3061 Valid
Gen4 0,811 0,3061 Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2015.
b. Uji Reliabilias
Reliabilitas menunjukkan kemantapan atau konsistensi hasil
pengukuran. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan
untuk memberikan hasil pengukuran yang mantap atau konsisten.
Semakin kecil kesalahan pengukuran, semakin reliabel alat
pengukurnya. Semakin besar kesalahan pengukuran, semakin tidak
reliabel alat pengukur tersebut. Reliabilitas instrumen penelitian diuji
menggunakan rumus koefisien Cronbach’s Alpha. Uji reliabilitas hanya
52
dilakukan untuk butir pernyataan yang telah dinyatakan valid. Hasil uji
reliabilitas disajikan pada Tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Koefisien Cronbach
Alpha Status
Kompleksitas
Tugas 0,965 Reliabel
Audit Judgment 0,946 Reliabel
Gender 0,841 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2015.
Hasil pengujian reliabilitas pada tabel di atas diketahui bahwa
pada masing-masing variabel yang diteliti memiliki nilai cronbach
alpha > 0,60 yang berarti seluruh instrumen dalam penelitian ini
telah reliabel atau handal.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak (Ghozali 2005:110). Pengujian normalitas
dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 alat ujinya adalah one-
sample Kolmogorov-Smirnov Test. Pengujian ini dengan
membandingkan signifikansi hasil uji (probabilitas) lebih besar dari
taraf signifikansinya 0,05. Apabila signifikansi hasil uji lebih besar
53
dari taraf signifikansinya 0,05 maka data yang diuji berdistribusi
normal dan sebaliknya jika signifikansi hasil uji lebih kecil dari taraf
signifikansinya 0,05 maka data yang diuji tidak berdistribusi normal.
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Normalitas dengan Nonparametric Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Keterangan Unstandardized Residual
N 145
Kolmogorov-Smirnov Z 1,275
Asymp. Sig. (2-tailed) ,078
Sumber : Data primer diolah, 2015
Dapat dilihat pada Tabel 4.6 diatas bahwa diketahui nilai
Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,078 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa seluruh kelompok sampel datanya berdistribusi normal. Kondisi
ini juga didukung dengan Gambar 4.1 grafik, normalitas P-Plot terlihat
titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan arah penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi
layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
54
Sumber : Data primer diolah, 2015.
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Uji Multikolinearitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai toleransi.
Jika VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi gejala
multikolinearitas (Ghozali,2005:92).
Gambar 4.1
Hasil Pengujian Normalitas dengan P-Plot
55
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Variabel Toleransi VIF Status
Kompleksitas Tugas 0,975 1,026 Tidak Multikolinearitas
Gender 0,975 1,026 Tidak Multikolinearitas
Sumber : Data primer diolah, 2015.
Pada Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa variabel kompleksitas
audit, dan gender masing-masing mempunyai nilai toleransinya > 0,10.
Hal ini berarti bahwa tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Hasil serupa dapat dilihat dari nilai VIF yang kurang dari 10 yang berarti
hasilnya konsisten yaitu tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan
dengan cara uji glejser, dengan melihat nilai signifikansi. Jika variabel
independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen,
maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas
signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 0,05 atau yang artinya tidak
terdapat pengaruh terhadap variabel dependen, maka dapat disimpulkan
model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali,
2005).
56
Tabel 4.8
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas dengan Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4,279 1,273 3,362 ,001
Kompleksitas Tugas -,070 ,075 -,078 -,928 ,355
Gender -,051 ,050 -,087 -1,031 ,304
a. Dependent Variable: AbsUt
Sumber : Data primer diolah, 2015.
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel
independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansi diatas tingkat
kepercayaan 0,05. Maka dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
D. Analisis Persepsi Responden
1. Persepsi Responden Terhadap Kompleksitas Tugas
Dalam penelitian ini, kompleksitas tugas dijabarkan ke dalam 4
pernyataan. Masing-masing pernyataan diberikan alternatif pilihan jawaban
yang berkisar antara sangat tidak setuju (dengan skor 1) sampai dengan sangat
setuju (dengan skor 5). Untuk lebih jelasnya tentang persepsi responden
terhadap pernyataan yang berhubungan dengan kompleksitas tugas dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
57
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kompleksitas Tugas
No. Pernyataan
Frekuensi Skor
rata-rata
(N=145) STS TS N S SS
KT1
Saya mengetahui
dengan jelas tugas
yang dikerjakan.
0 1 11 102 31 4,12
0% 0,7% 7,6% 70,3% 21,4%
KT2
Saya mengetahui
dengan jelas bahwa suatu tugas dapat saya
selesaikan.
0 1 20 90 34 4,08
0% 0,7% 13,8% 62,1% 23,4%
KT3
Saya mengetahui dengan jelas bahwa
Saya harus
mengerjakan suatu
tugas khusus.
0 0 22 84 39
4,11
0% 0% 15,2% 57,9% 26,9%
KT4
Saya mengetahui cara
mengerjakan setiap
jenis tugas.
0 0 19 92 34 4,10
0% 0% 13,1% 63,4% 23,4%
Skor rata-rata jawaban responden per variabel 4,10
Sumber : Data primer diolah, 2015.
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai skor rata-rata
jawaban responden sebesar 4,10. Dari besarnya nilai rata-rata dapat diartikan
bahwa auditor pada AKN VII sudah mampu mengatasi dan mengerjakan
tugas audit jika terjadi kompleksitas/kesulitan tugas. Pernyataan responden
mengindikasikan bahwa auditor dalam menjalankan tugas auditnya sudah
dapat mengetahui dengan jelas tugas-tugas mana yang harus dikerjakan dan
juga cara mengerjakan suatu tugas khusus yang dibebankan padanya.
58
2. Persepsi terhadap Audit Judgment
Dalam penelitian ini, audit judgment auditor dijabarkan ke dalam 8
pernyataan. Masing-masing pernyataan diberikan alternatif pilihan jawaban
yang berkisar antara sangat tidak setuju (dengan skor 1) sampai dengan sangat
setuju (dengan skor 5). Jawaban responden terhadap item pernyataan yang
berhubungan dengan audit judgment auditor terlihat dari jawaban masing-
masing responden. Untuk lebih jelasnya tentang persepsi responden terhadap
pernyataan yang berhubungan dengan audit judgment auditor dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
59
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Audit Judgment
No. Pernyataan
Frekuensi Skor rata-
rata
(N=145) STS TS N S SS
AJ1
Dalam melaksanakan tugas
audit, saya
mempertimbangkan
materialitas pada tingkat
laporan keuangan.
0 1 7 88 49
4,27
0% 0,7% 4,8 % 60,7 % 33,8%
AJ2
Dalam melaksanakan audit,
saya mempertimbangkan
materialitas pada tingkat
saldo rekening
0 1 15 75 54
4,25
0% 0,7 10,3 51,7 37,2 %
AJ3
Dalam melaksanakan audit,
saya mempertimbangkan
risiko bawaan yang
berhubungan dengan saldo
akun tersebut.
0 2 9 79 55
4,28
0% 1,4% 6,2% 54,5 % 37,9%
AJ4
Dalam melaksanakan audit,
saya diwajibkan untuk
menetapkan risiko
pengendalian dalam suatu
prosedur atas transaksi.
0 1 9 82 53
4,28
0% 0,7% 6,2% 56,6% 36,6%
AJ5
Dalam melakukan suatu
audit, Saya selalu bersikap
analitis dan logis.
0 1 9 82 53 4,28
0% 0,7% 6,2% 56,6% 36,6%
AJ6
Saya selalu mengungkapkan
hasil temuan dengan
keadaan yang sebenarnya
0 1 9 83 52 4,28
0% 0,7% 62% 57,2% 35,9%
AJ7
Dalam melakukan suatu
audit, Saya sebagai seorang
auditor akan
mempertimbangkan banyak hal dalam suatu analisa
sehingga saya merasa yakin
terhadap analisa tersebut.
0 0 1 11 19
4,16
0% 0% 3,2% 35,5% 61,3%
AJ8
Dalam penentuan pemberian
audit judgment didasarkan
pada kemampuan
manajemen atas menilai
suatu laporan keuangan.
0 0 1 13 17
4,14
0% 0% 3,2% 41,9% 54,8%
Skor rata-rata jawaban responden per variabel 4,24
Sumber : Data primer diolah, 2015.
60
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa nilai skor rata-rata
jawaban responden sebesar 4,24. Dari besarnya nilai rata-rata dapat
diartikan bahwa auditor pada AKN VII dalam memberikan judgment-nya
selalu bersikap kritis dan objektif dan mempertimbangkan segala aspek
yang berkaitan dengan bukti audit sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan.
3. Persepsi Responden Terhadap Gender
Dalam penelitian ini, gender dijabarkan ke dalam 4 pernyataan.
Masing-masing pernyataan diberikan alternatif pilihan jawaban yang
berkisar antara sangat tidak setuju (dengan skor 1) sampai dengan sangat
setuju (dengan skor 5). Untuk lebih jelasnya tentang persepsi responden
terhadap pernyataan yang berhubungan dengan gender dapat dilihat pada
Tabel 4.11 berikut ini.
61
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gender
Sumber : Data primer diolah, 2015.
Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa nilai skor rata-rata
jawaban responden sebesar 2,53. Dari besarnya nilai rata-rata dapat
No Pernyataan
Frekuensi Skor
rata-rata
(N=145) STS TS N S SS
Gen1
Laki-laki cenderung pasti
dan penuh pertimbangan
dalam membuat judgment
sehingga menghasilkan
keputusan yang lebih baik
dari wanita.
23 37 58 22 5
2,64
15,9% 25,5% 40% 15,2% 3,4%
Gen2
Wanita cenderung
menggunakan intuisi dalam
mengambil keputusan
sehingga adanya
kebimbangan untuk
memutuskan.
21 47 65 11 1
2,47
14,5% 32,4% 44,8
% 7,6% 0,7%
Gen3
Dalam bekerja laki-laki
bersikap profesional dalam
membuat judgment karena
tidak ingin kehilangan
reputasi dan sumber
penghasilan untuk
keluarganya.
18 47 64 14 2
2,55
12,4% 32,4% 44,1
% 9,7% 1,4%
Gen4
Dalam bekerja wanita
cenderung membutuhkan
waktu yang lama dalam
membuat keputusan audit
karena perhatiannya
terbagi untuk pekerjaan
kantor dan pekerjaan
rumah sehingga kurang
profesional dalam
pekerjaan.
16 51 69 8 1
2,49
11% 35,2% 47,6
% 35,2% 0,7%
Skor rata-rata jawaban responden per variabel 2,53
62
diartikan bahwa auditor pada AKN VII menyatakan setuju dalam
melakukan tugas audit tidak dipengaruhi dari pertimbangan (judgment)
yang dihasilkan antara laki-laki maupun perempuan. Hal ini disebabkan
judgment yang dihasilkan oleh auditor biasanya bergantung pada penerapan
atau penggunaan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) itu
sendiri.
E. Pengujian Hipotesis Regresi Sederhana dan Moderasi
1. Uji Koefisien Determinasi
Uji R2 digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tingkat
ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien determinasinya (R2)
yang nilainya antara 0-1. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-
variabel independen hampir semua memberikan informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2005: 83).
Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Persamaan 1
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,643a ,413 ,409 3,266
a. Predictors: (Constant), Kompleksitas Tugas
Sumber : Data primer diolah, 2015
63
Tabel persamaan 1 menunjukan nilai R sebesar 0,643 atau 64,3
%. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan atau korelasi antara audit
judgment dengan kompleksitas tugas adalah kuat, karena berada
dikisaran nilai 0,6-0,799 (Riduwan, 2007). Nilai Adjusted R Square
sebesar 0,409 atau 40,9 %. Hal ini menunjukkan bahwa variabel audit
judgment dapat dijelaskan oleh variabel kompleksitas tugas sebesar
40,9%. Sedangkan sisanya sebesar 59,1% dijelaskan oleh faktor-faktor
lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.
Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Persamaan 2
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,646a ,417 ,405 3,278
a. Predictors: (Constant), moderat, Kompleksitas Tugas, Gender
Sumber : Data primer diolah, 2015.
Tabel persamaan 2 menunjukkan nilai R sebesar 0,646 atau
64,6%. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan atau korelasi antara
variabel adalah kuat, karena berada dikisaran nilai 0,6-0,799 (Riduwan,
2007). Nilai Adjusted R Square sebesar 0,405 atau 40,5%. Hal ini berarti
variabel kompleksitas tugas, dan moderat (kompleksitas tugas*gender)
memberikan hampir semua informasi sebesar 40,5% yang dibutuhkan
untuk memprediksi audit judgment, sisanya sebesar 59,5% dipengaruhi
faktor lain diluar model peneliti.
64
2. Uji t (Uji Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel
dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat
signifikansi (α) =5%. Berdasarkan hasil output Statistical Product and
Services Solutions (SPSS), dapat dilihat pengaruh secara parsial dari 2
variabel independen (kompleksitas tugas dan moderat) terhadap variabel
dependen yaitu audit judgment.
Tabel 4.14
Hasil Uji Statistik t
Persamaan 1
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 13,258 2,083 6,365 ,000
Kompleksitas
Tugas 1,262 ,126 ,643 10,041 ,000
a. Dependent Variable: Audit Judgment
Sumber : Data primer diolah, 2015.
Berdasarkan hasil Tabel persamaan 1 variabel kompleksitas tugas
(X1) berpengaruh secara positif signifikan terhadap audit judgment.
Karena memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 dan nilai B sebesar
1,262.
65
Pada penjelasan-penjelasan diatas, persamaan regresi moderasi
dengan toleransi kesalahan (α) yang ditetapkan sebesar 5% adalah sebagai
berikut :
Y = α + β X1+ e
Y= 13,258 + 1,262X1 + e
Berdasarkan hasil tabel persamaan 2 hasil uji regresi moderasi
terhadap interaksi gender dan kompleksitas tugas, diketahui bahwa
variabel gender memang bukan variabel pemoderasi antara kompleksitas
tugas terhadap audit judgment. Karena memiliki tingkat moderat
(gender*kompleksitas tugas) signifikansi lebih besar dari 0,05.
Pada penjelasan-penjelasan diatas, persamaan regresi moderasi
dengan toleransi kesalahan (α) yang ditetapkan sebesar 5% adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.15
Hasil Uji statistik t
Persamaan 2 Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 8,069 5,841 1,381 ,169
Kompleksitas
Tugas 1,587 ,355 ,809 4,464 ,000
Gender ,532 ,568 ,410 ,937 ,350
Moderat (Gen*KT) -,033 ,034 -,479 -,971 ,333
a. Dependent Variable: Audit Judgment
Sumber : Data primer diolah 2015.
66
Y= α +β1 X+ β2 (X*M) + e
Y = 8,069 + 1,587 - 0,033 + e
3. Uji Goodness Of Fit (Uji F)
Hasil Uji statistik F dapat dilihat pada Tabel 4.16 dan Tabel 4.17,
jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak
H0. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima dan menolak Ha (Ghozali, 2011).
Tabel 4.16
Uji F
Persamaan 1
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression 1075,510 1 1075,510 100,819 ,000b
Residual 1525,483 143 10,668
Total 2600,993 144
a. Dependent Variable: Audit Judgment b. Predictors: (Constant), Kompleksitas Tugas
Sumber : Data primer diolah, 2015.
Tabel diatas menunjukkan nilai F hitung sebesar 100,819 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi jauh lebih
kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan model regresi layak untuk
menaksit nilai aktual, atau dapat dikatakan bahwa model dengan data
cocok atau fit.
67
Tabel 4.17
Uji F
Persamaan 2
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 1085,885 3 361,962 33,685 ,000b
Residual 1515,108 141 10,745
Total 2600,993 144
a. Dependent Variable: Audit Judgment b. Predictors: (Constant), moderat, Kompleksitas Tugas, Gender
Sumber : Data primer diolah, 2015.
Tabel diatas menunjukkan nilai F hitung sebesar 33,685 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi jauh lebih
kecil dari 0,05, maka maka dapat disimpulkan model regresi layak untuk
menaksit nilai aktual, atau dapat dikatakan bahwa model dengan data
cocok atau fit.
4. Pembahasan Hipotesis
Pengujian ini menguji tentang pengaruh kompleksitas tugas
terhadap audit judgment dengan adanya gender sebagai variabel
moderasi. Ringkasan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel
4.18 berikut ini.
68
Tabel 4.18
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Hipotesis Regresi Hasil
H1 Kompleksitas tugas berpengaruh
positif terhadap audit judgment Sederhana Diterima
H2
Interaksi gender dan kompleksitas
tugas berpengaruh terhadap audit
judgment
MRA Ditolak
Sumber : Data Primer diolah 2015.
1. Pengaruh Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment
H1: Kompleksitas tugas berpengaruh positif terhadap audit judgment
Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana terhadap
variabel kompleksitas tugas (X1), dapat disimpulkan bahwa kompleksitas
tugas berpengaruh signifikan positif terhadap audit judgment. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Septyarini (2015) dan Suci
(2013) bahwa kompleksitas tugas berpengaruh positif terhadap audit
judgment. Hal ini menunjukan bahwa semakin kompleksnya suatu tugas,
maka pemberian audit judgment akan semakin baik di Auditorat Keuangan
Negara (AKN) VII BPK RI. Dikarenakan pada saat auditor menghadapi
tugas yang kompleks, auditor cenderung membutuhkan waktu yang lebih
banyak untuk memahami dan mempelajari tugas, sehingga auditor akan
lebih akurat dalam pemberian judgment. Namun penelitian ini
bertentangan dengan penelitian Margareth (2014), yang mengatakan bahwa
kompleksitas tugas berpengaruh negatif terhadap audit judgment.
69
2. Pengaruh Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment dimoderasi
dengan Variabel Gender
H2 : Interaksi gender dan kompleksitas tugas berpengaruh terhadap
audit judgment
Berdasarkan hasil analisis regresi moderasi, maka dapat
disimpulkan variabel gender memang bukan variabel pemoderasi atas
pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit judgment. Hal ini membawa
implikasi pada profesi auditor, bahwa isu gender bukan alasan untuk
meningkatkan atau menurunkan profesional auditor, karena secara statistik
isu gender tidak berpengaruh terhadap kemampuan kognitif perempuan
dan laki-laki dalam pembuatan judgment, baik laki-laki maupun
perempuan memiliki kemampuan yang sama dalam mengolah informasi
maupun data yang ada, bahkan dalam penugasan audit yang kompleks.
Penelitian ini sejalan dengan Yuslima (2011), namun penelitian ini
bertentangan dengan hasil penelitian Chung dan Monroe (2001) yang
mengatakan bahwa interaksi antara gender dengan kompleksitas tugas
berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment.
70
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kompleksitas tugas berpengaruh positif terhadap audit judgment, karena
pada saat auditor menghadapi tugas yang kompleks, auditor cenderung
membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk memahami dan
mempelajari tugas, sehingga auditor akan lebih akurat dalam pemberian
judgment.
2. Variabel gender bukan sebagai variabel moderasi atas pengaruh
kompleksitas tugas terhadap audit judgment. Hal ini membawa implikasi
pada profesi auditor, bahwa isu gender bukan alasan untuk meningkatkan
atau menurunkan profesional auditor, karena secara statistik isu gender
tidak berpengaruh terhadap kemampuan kognitif perempuan dan laki-laki
dalam pembuatan judgment. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki
kemampuan yang sama dalam mengolah informasi maupun data yang ada,
bahkan dalam penugasan audit yang kompleks.
71
B. Keterbatasan
Peneliti mengakui bahwa penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat keterbatasan-keterbatasan yang ada.
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Hambatan utama pada penelitian ini adalah rendahnya pengembalian
kuesioner.
2. Jangka waktu pengembalian kuesioner yang terbilang lama, berkisar 3
(tiga) minggu. Hal ini dikarenakan pada saat yang bersamaan banyak
mahasiswa lain yang melakukan penelitian di Auditorat Keuangan
Negara (AKN) VII BPK RI.
3. Kemungkinan timbulnya bias terhadap respon dari responden, karena
kemungkinan adanya ketidakseriusan atau ketidakjujuran responden
dalam menjawab semua pernyataan yang ada dalam kuesioner
sehingga menyebabkan variabel tidak terukur secara sempurna.
72
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka, peneliti
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Pada penelitian ini audit judgment auditor hanya ditinjau dari aspek
gender, dan kompleksitas tugas. Untuk peneliti selanjutnya disarankan
untuk menambah beberapa variabel independen lain sehingga dapat
diketahui bahwa audit judgment auditor juga dipengaruhi oleh variabel-
variabel independen lain yang tidak tercakup dalam penelitian ini seperti
pengalaman, tekanan ketaatan. Dan menjadikan variabel gender sebagai
variabel independen.
2. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan metode penelitian selain
kuesioner, seperti metode wawancara yang dapat digunakan untuk
mendapatkan komunikasi dua arah dengan responden dan mendapatkan
kejujuran jawaban dari responden.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan ditempat lain seperti
KAP, BPKP dan BPK Perwakilan.
4. Penelitian selanjutnya, disarankan membedakan isu gender atas auditor
laki-laki dan perempuan.
73
DAFTAR PUSTAKA
Abdolmohammadi, M. J. and Wright, A. 1987. An Examination of the Effects
Of Experience and Task Complexity on Audit Judgments. Journal The
Accounting Review, 62: 1- 13.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.Edisi
Revisi III. Cetakan Kesepuluh. Jakarta: Rineka Cipta
Arum, Enggar Diah Puspa. (2008). Pengaruh Persuasi atas Preferensi Klien dan
Pengalaman Audit terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mengevaluasi
Bukti Audit (Survey terhadap Auditor yang bekerja pada KAP di kota
Bandung). Tesis, Universitas Padjadjaran,Bandung.
Chung, J. and Monroe, G. S. 2001. A Research Note on the Effects of Gender and
Task Complexity on an Audit Judgment. Behavioral Research in
Accounting, 13: 111-125
Duran,Manuel Balza & Davor Radojicic. 2004. Corporate Social Responsibility and
Non-Governmental Organizations. Thesis. University of Wisconsin.
Swedish.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila. Buku Pedoman Penyusunan
Skripsi. Jakarta : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila.
Freeman, R.E., and Reed. 1983. Stockholders and stakeholders: a new perspective on
corporate governance. Californian Management Review. Vol 25. No. 2.
pp.88-106
Ghozali, Imam . 2005, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS,
Cetakan Keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Hadi, Nor, Corporate Social Responsibility, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
https://id.wikipedia.org/wiki/Auditorat_Utama_Keuangan_Negara_VII
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pemeriksa_Keuangan_Republik_Indonesia
Humm, Maggie. 2007. Ensiklopedia Feminisme. Edisi Bahasa Indonesia
diterjemahkan oleh Mundi Rahayu. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru
74
Idris, S. F. (2012). Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Pengetahuan
dan Persepsi etis terhadap Audit Judgement (studi kasus pada perwakilan
BPKP provinsi DKI Jakarta) (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika
dan Bisnis).
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.1999. Metodologi Penelitian Bisnis (Untuk
Akuntansi dan Manajemen). Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas
Ekonomika dan Bisnis UGM.
Jamilah, Siti, Zaenal Fanani, dan Grahita Chandrarin. 2007. Pengaruh Gender,
Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment.
SimposiumNasional Akuntansi X Unhas Makassar.
Liana, L.(2009). Penggunaan MRA dengan Spss untuk menguji Pengaruh Variabel
Moderating terhadap Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel
Dependen. Dinamik-Jurnal Teknologi Informasi, 14(2).
Listianto, V., Purnamasari, P., & Gunawan, H. (2015). Pengaruh Tekanan Ketaatan
Dan Self Efficacy Terhadapn Audit Judgment Dengan Pengalaman Sebagai
Variabel Moderasi (Survey Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota
Bandung). Prosiding Akuntansi, 466-473.
Margareth, A. N., & Raharja, S. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Audit Judgment Pada Auditor BPK RI (Doctoral dissertation, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis).
Mohd-Sanusi, Z. and Iskandar, T.M. 2007. Audit Judgment Performance:
Assessing the Effect of Performance Incentives, Effort and Task
Complexity. Managerial Auditing Journal, 22: 34-52
Rahmawati dan Honggowati.2004. “Pengaruh Tekanan Kepatuhan, Gender,
Autoritarian dan Pertimbangan Moral Terhadap Judgment Auditor”. Jurnal
Bisnis & Manajemen. Vol 4 Nomor 1.
Rochmawati, Vivi Devi. 2009. “Pengaruh Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan
dan Pengalaman Audit Terhadap Auditor Judgment”. Thesis tidak
dipublikasikan, Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro
Semarang
Praditaningrum, A. S., & Januarti, I. (2012). “Analisis Faktor-Faktor yang
Berpengaruh terhadap Audit Judgment”. Skripsi : Undip.
75
Prasinta, A. (2010). “Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas
Terhadap Audit Judgment” . Skripsi
Puspitasari, N. I. (2014). Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas,
Pengetahuan, Dan Persepsi Etis Terhadap Audit Judgment (Studi Empiris
pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta) (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Puspitawati, H (2012). Gender dan Keluarga: Konsep dan Realita di Indonesia.
Bogor: PT IPB Press.
Salehmiko, M. (2015). Pengaruh Gender, Pengalaman Audit, Tekanan Ketaatan Dan
Kompleksitas Tugas Terhadap Professional Judgment Auditor (Studi Pada
BPK-RI Perwakilan provinsi Aceh) (Doctoral dissertation, Unsyiah).
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1, Jakarta:
Salemba Empat.
SEPTYARINI, K. D. (2015). Pengaruh Pengalaman Auditor, Tekanan Ketaatan, Dan
Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment (Studi Pada Kantor
Akuntan Publik di Surakarta dan Semarang) (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Suci, M. (2013). “ Pengaruh Tekanan Kerja, Kompleksitas Tugas, dan Gender
Terhadap Audit Judgment” ( Studi Kasus Pada BPKP Provinsi Jawa
Timur). Skripsi : UPN Jawa Timur
Sugiyono, (2008), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D, Penerbit
Alfabeta, Bandung.
Tielman, E. M. A., & Pamudji, S. (2012). Pengaruh Tekanan Ketaatan, Tekanan
Anggaran Waktu, Kompleksitas Tugas, Pengetahuan dan Pengalaman
Auditor Terhadap Audit Judgment (Doctoral dissertation, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis).
Nadhiroh, Asih Siti. 2010. “Pengaruh Kompleksitas Tugas, Orientasi Tujuan, dan
Self-Efficacy Terhadap Kinerja Auditor Dalam Pembuatan Audit Judgment
(Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang)”. Skripsi : Undip.
Ulum, I. (2009). Intelectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta: Graha
Ilmu
76
Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian. Edisi Baru, Cetakan keenam. PT. Raja
Grafiondo Persada. Jakarta.
Wijayatri, A. (2010). Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, dan Keahlian
Audit terhadap Audit Judgment. Skripsi : UPN Surabaya
Yuslima, M. T. (2011). Pengaruh Kompleksitas Tugas, Tekanan Ketaatan, Dan
Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment Dengan Variabel
Pemoderasi Gender (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di
Semarang Dan Surakarta) (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
SEBELAS MARET).
Yustrianthe, R. H. (2012). Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Audit Judgment
Auditor Pemerintah. Jurnal Dinamika Akuntansi, 4(2).
Zikmund, William G., Barry J. Babin, Jon C. Carr dan Mitch Griffin. 2009.
Business Research Methods 8th Edition. Ohio : South-Western College
Publishing
Zulaikha. 2006. Pengaruh Interaksi Gender, Kompleksitas Tugas, dan Pengalaman
Auditor terhadap Audit Judgment. Simposium Nasional Akuntansi XI. Padang