Download - Isi Makalah New
BAB 2
ORIENTASI UMUM LAPANGAN
2.1 Identifikasi Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara XII ( Persero ) kebun Wonosari Lawang
Malang merupakan salah satu kebun dari sejumlah kebun milik PT.
Perkebunan Nusantara XII (Persero). Perusahaan ini pertama kali didirikan
pada tahun 1875–1919 oleh NV. Culture Maatschappy Wonosari. Sekitar
tahun 1910-1942 perusahaan hanya membudidayakan tanaman teh dan kina.
Perkembangan selanjutnya dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahun1942 : Pada masa penjajahan pemerintahan jepang
memerintahkan agar tanaman teh sebagian diganti dengan tanaman
pangan.
2. Tahun 1945 : Perkebunan diambil oleh pemerintah
indonesia dengan nama Pusat Perkebunan Nasional (PPN).
3. Tahun 1950 : Sebagian kebun yang ditanami kina diganti
dengan tanaman teh.
4. Tahun 1957 : Kebun Wonosari bergabung dengan PPN
kesatuan Jatim.
5. Tahun 1963 : Kebun Wonosari bergabung dengan PPN
ANTAN XII.
6. Tahun 1968 : Masuk PPN XXII.
7. Tahun 1972 : Masuk PT. Perkebunan (Persero).
8. Tahun 1995 : Masuk PTP. Group Jawa Timur.
9. Tahun 1996 : Masuk PT. Perkebunan Nusantara XII
(Persero) dengan kedudukan direksi di Surabaya.
PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Wonosari terletak di desa
gubug Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, dan merupakan salah satu
kebun yang dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) di Jl.
Rajawali No. 44 Surabaya. Luas kebun seluruhnya 1.44,31 Ha yang
terbagi atas 3 bagian kebun, yaitu :
1. Afdelling Wonosari, yang terletak di desa toyomarto Kecamatan
Page | 1
Singosari Kabupaten Malang dengan luas 340,31 Ha.
2. Afdelling Gebug Lor, yang terletak di desa Wonorejo kecamatan
Lawang Kabupaten Malang dengan luas 344,11 Ha.
3. Afdelling Randu Agung, yang terletak di desa Ambal – Ambil
Kecamatan dengan Luas 429,89 Ha.
Luas budidaya tanaman teh berkisar antara 628,86 Ha dengan produksi teh
± 1000 ton\tahun dengan produksi hariannya ± 3000 kg teh kering. Tanaman teh
dapat bertumbuh subur di ketinggian 600 – 1800 mdpl dengan curah hujan
kisaran 110-4500 mm/tahun.
Faktor yang menjadi pertimbangan dipilih lokasi ini sebagai daerah
pembudidayaan tanaman teh adalah sebagai berikut :
1. Iklim
Lokasi PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) berada di daerah
pegunungan memiliki suhu rata-rata 26-30˚C pada siang hari
dengan kelembaban 40-70% dan memiliki suhu rata-rata 10-24˚C
pada malam hari dengan kelembaban udara 70-90%. Suhu dan
kelembaban udara yang sesuai sangat mendukung pertumbuhan
tanaman teh.
2. Jenis tanah
Macam tanah untuk budidaya teh ada 2 yaitu latosol dan endosol.
3. Mata air
Air untuk perkebunan didapat dari sumber mata air dan air hujan.
4. Tenaga kerja
Kebutuhan tenaga kerja mudah didapat karena lokasi perkebunan
tidak jauh dari pemukinan penduduk yang cukup padat.
5. Bahan baku
Adanya produksi teh yang melimpah karena suhu dan kelembaban
yang sesuai untuk pertumbuhan teh selain itu dengan adanya bahan
baku yang tidak jauh dari pabrik juga menunjang pengolahan
sehingga pada saat pengolahan pucuk teh masih dalam keadaan
segar.
Page | 2
6. Tenaga listrik
Adanya tenaga listrik memudahkan dalam melakukan proses
pengolahan listrik juga digunakan untuk mengoperasikan peralatan
dan mesin-mesin yang ada sehingga dapat berjalan sesuai
fungsinya.
7. Keadaan lingkungan
Lingkungan masyarakat mendukung berjalannya perusahaan yaitu
menjadi sumber tenaga kerja bagi perusahaan sehingga dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan
kerja.
2.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi dari PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero)
berbentuk lini atau garis.pada jalur lini suatu garis komando wewenang dan
tanggung jawab yang pada tiap-tiap tingkatan fungsi mulai dari pimpinan yang
paling atas sampai tingkatan yang paling bawah.
Susunan organisasi yang ada di PT.Perkebunan Nusantara XII dibagi menjadi 3
bagian yaitu :
1. Organisasi Pusat
Organisasi pusat yang terletak dikanto direksi,terdiri dari :
a) Direktur Utama
b) Direktur Keuangan
c) Direktur Produksi
d) Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
e) Direktur Pemasaran
2. Organisasi Perwakilan Pusat
Dipimpin oleh seorang koordinator wilayah (Menejer Wilayah) kebun
wonosari termasuk dalam koordinasi wilayah II Malang.
3. Organisasi Perkebunan
Dipimpin oleh seorang meneger kebun yang langsung membawahi wakil
meneger.assatum,asstekpol dan menteri kesehatan.
Page | 3
Kata tea atau teh berasal dari bangsa cina yaitu tay. Teh berasal dari wilayah
perbatasan negara Cina Selatan, Laos Barat Laut, Burma Timur dan India
Timur Laut. Jepang mulai mengembangkan penanaman sekitar 800 Masehi
dan merupakan salah satu negara yang mengembangkan tea ceremony.
2.2 Komposisi Teh
Dalam pucuk teh terkandung komponen kimia yang menentukan mutu teh
yang dihasilkan. Komposisi kimia teh yaitu :
1. Substansi fenol
2. Substansi bukan fenol
3. Substansi aromatis
4. Enzim
2.3 Jenis- jenis Teh
Di Indonesia terdapat dua jenis produk teh yaitu teh hitam dan teh hijau.
Teh hitam memerlukan proses oksidasi enzimatis yang cukup, sedangkan
teh hijau teh hijau tidak memerlukan sama sekali.
2.4 Manfaat Minum Teh
Senyawa yang terkandung dalam teh dan manfaat bagi kesehatan menurut
Yudha dan Luzie ( 1998 ) :
1. Katekin : Mengurangi munculnya tumor dan kanker,
Menurunkan kadar kolesterol darah, tekanan darah
tinggi dan kadar gula dalam darah, membunuh
bakteri dan virus influenza, melawan bakteri
penyebab flague,mengobati penyakit ginjal.
Page | 4
2. Kafein : Memiliki aktivitas antioksidan dan mengurangi
kelelahan.
3. Vitamin C : Membantu mengurangi efek stress, melawan
influenza,memiliki aktifitas antioksidan.
4. Vitamin B : Membantu metabolisme karbohidrat.
5. Flafonoid : Menguatkan pembuluh darah, Mencegah halitosis,
memiliki aktifitas antioksidan.
6. Polifenol :Memiliki efek astrisen, Membunuh bakteri disentri,
difeteri dan kolera.
7. Flouride : Mencegah kerusakan gigi.
8. Vitamin E : Memiliki aktivitas antioksidan.
Page | 5
BAB 3
METODELOGI
Page | 6
Gambar 1. Flow Chart
A. Studi literatur
Untuk memperkuat ide pembuatan laporan kerja praktek yang sudah
ada, maka dilakukan studi literatur. Studi literatur yang digunakan
berupa jurnal, artikel-artikel baik dari internet serta beberapa data
penelitian dan percobaan yang telah dilakukan sebelumnya.
B. Pengumpulan data
Pengumpulan data sesuaidengan tingkatkebutuhansehinggahasil yang
dicapainantinyasesuaidengantujuan penelitian.
C. Penelitian
Penelitian inidimaksudkanuntuk menunjang hasil penelitian
sesuaidengan yang diharapkandan
untukmemastikanbahwakinerjamasing-
masingsistemdanalatberjalanselarasdanberfungsidenganbaik.
D. Hasil penelitian
Padatahapinipengambilan data hasilpenelitian
padasaatpengujiandigunakansebagaiacuanuntukpembuatan laporan
kerja praktek.
E. Pembuatan laporan
Pembuatan laporan kerja praktek ini didasari dari beberapa kumpulan
referensi dan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Page | 7
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 PROSES PENGOLAHAN TEH HITAM CTC
Penanaman
Pemetikan
Penerimaan & Analisa Pucuk
Pelayuan
Pengayakan
Penggilingan
Oksidasi Enzimatis (Fermentasi)
Pengeringan
Sortasi
Pengemasan
4.1.1 Penanaman
- Penanaman teh dilakukan dengan metode stek
- Pemupukan tanaman teh dianjurkan setiap bulan Maret &
Oktober (6 bulan sekali)
- Pengembangan stek, meliputi :
Persiapan lahan (60 x 120)
Page | 8
Perawatan centering setiap 1 sampai 2 tahun
Tanaman teh dibending dengan menggunakan bambu agar tanaman teh
bisa merunduk sehingga bentuknya bisa menyebar rata ke samping.
4.1.2 Pemetikan
Dalam pemetikan ada 2 teknik , yaitu :
Gambar 1. Peko
Peko : Pucuk terdapat jarum (P + 3m)
Gambar 2. Burung
Burung : Pucuk tidak terdapat jarum (B + 2m)
4.1.3 Penerimaan & Analisa Pucuk
Page | 9
Penerimaan : Proses penerimaan pucuk dari kebun yang diangkut
menggunakan truck berkapasitas 1-2 ton (15 kg/kantong)
yang selanjutnya akan dilakukan proses penimbangan di
pabrik setelah ditimbang pucuk diangkut menggunakan
monorail conveyor.
Analisa Pucuk : Untuk mengetahui hasil petikan sesuai criteria MS ≥
60% dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel
pucuk sebanyak 250 gram disetiap trough secara acak.
Gambar 3. Monorail Conveyor
4.1.4 Pelayuan
Pelayuan merupakan usaha untuk menurunkan kadar air dalam pucuk
hingga pada batas yang ditentukan, pelayuan dimulai saat teh sudah berada
dalam withering trough dan fan trough yang telah dinyalakan. Proses
pelayuan pada teh hitam CTC membutuhkan waktu 8 – 12 jam sebanyak
600 – 750 kg dengan mengalirkan udara menggunakan blower.
Pembalikan pucuk dilakukan setelah 6 jam dengan syarat mendekati
kondisi layu 80% hal ini diketahui dari tanda- tanda pucuk sudah tampak
lemas, warna daun merata hampir kekuning – kuningan, tangkai waktu
dibengkokkan hanya bagian pangkal saja yang bisa patah.
Page | 10
Adapun tujuan pelayuan, yaitu :
1. Menguapkan kadar air sampai prosentase layu 69 – 71%.
2. Melayukan pucuk agar dapat digiling dengan baik.
3. Mendapatkan aroma.
Gambar 4. Withering Trough
4.1.5 Pengayakan
Pengayakan merupakan tahap pengolahan setelah proses pelayuan agar
terjadinya pembentukan mutu, baik fisika maupun kimia. Secara kimia
terjadi fermentasi yang merupakan ciri pengolahan teh hitam dan secara
fisika terjadi penggulungan daun sehingga terjadi pengecilan fraksi daun.
Sebelum proses penggilingan pucuk layu dipisahkan dari kotoran dengan
menggunakan mesin pengayak GLS (Green Leaf Shilter). Proses
pengayakan berfungsi untuk memisahkan pucuk dari pasir, krikil dan
benda asing lain yang dapat menyebabkan pisau potong tumpul atau
memacetkan proses putaran roll CTC, selain itu pengayakan juga
berfungsi untuk mencegah pengumpalan pucuk.
Page | 11
Gambar 5. Green Leaf Shilter (GLS)
4.1.6 Penggilingan
Setelah dari ayakan GLS (Green Leaf Shilter) masuk pada penggilingan
rotor vane 15”. Penggilingan ini bertujuan agar pucuk dengan mudah cepat
mengalami proses enzimatis dengan oksigen yang dikenal dengan proses
oksidasi enzimatis. Setelah dari rotor vane 15” pucuk masuk ke CTC
triplek yang berfungsi membentuk partikel – partikel teh menjadi hancur
dan mengecil ukurannya. Setelah itu hasil size reducing yang masih agak
kasar menuju mesin CTC triplex dengan kisaran suhu hasil penggilingan
26-28˚C. Pada mesin CTC I bubuk kasar akan digiling dengan roll TPI 8
dimana roll memiliki 50 alur milling sedangkan pada CTC II dan CTC III
menggunakan roll TPI 10 yang memiliki 60 alur milling. Bubuk hasil
giling dari CTC III akan lebih halus dan kecil partikelnya dibandingkan
dengan CTC I dan CTC II. Pada setiap mesin CTC terdapat 2 roll yang
salingberlawanan arah dengan perbedaan kecepatan 70 dan 700 rpm. Suhu
hasil penggilingan tiap CTC pun berbeda, dimana pada CTC I berkisar
(26˚- 29˚C), CTC II (29˚-31˚C) dan CTC III (30˚-33˚C). Untuk
mempertahankan kelembaban ruang pengolahan basah dengan
menggunakan humidifier yang dapat menghasilkan kabut lewat air. Jarak
antar roll pada mesin CTC triplex 0,1-0,25 mm. Setelah keluar dari roll
CTC triplex bubuk masuk ke mesin googie yang berfungsi untuk
memisahkan serat dan memperpadat partikel.
Page | 12
Adapun tujuan penggilingan, yaitu :
1) Memecahkan dinding sel daun agar cairan sel daun keluar.
2) Menggulung daun agar menjadi keriting dalam pengeringan.
3) Mengecilkan daun teh sehingga secara fisik dibentuk sesuai jenis
mutu yang dikehendaki pasar.
4) Memperoleh bubuk sesuai ukuran yang dikehendaki.
Gambar 6. Rotter Vane
Gambar 7. Mesin Googie
4.1.7 Oksidasi Enzimatis
Page | 13
Proses oksidasi Enzimatis merupakan salah satu proses dalam pembentukan
rasa,warna,dan aroma.Proses oksidasi enzimatis dimulai saat pemecahan sel
daun layu di rotor vane 15” yang dihentikan pada saat proses pengeringan di
VFBD (Vibro Fluid Bed Dryer ). Pada proses enzimatis menghendaki suhu
ruangan yang dingin dengan selisih dry and wet maksimal 1˚ C dengan
tempratur 20-21 ˚C dengan kelembaban 90 %.
Proses oksidasienzimatis menggunakan alat fermenting machine. Bubuk teh
yang masuk lewat conveyor akan di hamparkan diatasnya.Sedangkan
spindel yang ada di setiap tepi mesin berfungsi untuk mengatur hamparan
bubuk teh agar teratur ketebalannya (Ketebalan bubuk pada proses
fermentasi adalah 5-7 cm),selain itu untuk mencegah pengumpalan teh dan
mendapatkan kesempatan untuk kontak dengan udara (Oksigen). Lama
proses oksidasi enzimatis 60-90 Menit.Apabila proses OksidasiEnzimatis
kurang lama dapat mengakibatkan warna teh seduhan menjadi
pucat,rasannya mentah dan sepat serta ampasnya bewarna kehijauan.Namun
apabila waktu oksidasi enzimatis terlalu lama dapat mengakibatkan warna
air suram.
Perubahan yang terjadi saat proses oksidasi enzimatis, seperti :
Perubahan fisik → Perubahan warna dan bau teh
Perubahan kimia → Perubahan karena oksidasi antara senyawa
polifenol
Page | 14
Gambar 8. Mesin Oksidasi Enzimatis
4.1.8Pengeringan
Pengeringan teh hitam CTC bertujuan untuk menghentikan proses oksidasi
enzimatis teh,dan juga untuk menurunkan kadar air teh,mencapai 3-4,5
%.Dalam pengeringan teh hitam CTC menggunakan mesinVFBD (Vibro
Fluid Bed Dryer) yang memiliki kapasitas sekitar 300 kg.VFBD memiliki
keuntungan yaitu teh tidak langsung bersinggungan dengan mesin karena
udara panas langsung terkena pada partikel teh sehingga menghentikan
reaksi oksidasi enzimatis dan pada tempat pengeringan tidak terjadi polusi
udara karena terdapat alat yaitu CYCLONE yang dipasang pada VFBD teh
yang dikeringkan harus masuk agar mutu tetap terjaga dan jangan sampai
over fired (kosong) bahan bakar untuk pengeringan menggunakan BBK
(Bahan Bakar Kayu) yang berkalor tinggi dengan standart 4,0–4,5 m3 / ton
kering.
Untuk hasil pengeringan optimal pada pengoperasian mesin pengeringan
perlu diperhatikan beberapa hal antara lain :suhu inlet dan outlet harus
dijaga stabil,panas sejak awal harus diperiksa baunnya untuk menjaga
kemungkinan adannya kebocoran heater kecepatan pengeringan sesuai
yang dikehendaki dan keberhasilan mesin pengeringan.
Page | 15
Suhu udara panas masuk dryer (inlet) 120-130˚C,suhu udara keluar (outlet)
80-90˚C,untuk control ketebalan ke dryer 40-45˚C.Lama pengeringan 20
menit,kadar air bubuk teh outlet berkisar 3-4 %.Bilamana dalam
pengukuran kadar air bubuk teh yang akan dilakukan tiap jam
menunjukkan lebih rendah atau lebih dari ketentuan,maka segera dalam
pengeringan berikutnya dilakukan tindakan-tindakan diantara lain:
1. Merubah ketebalan hamparan
2.Merubah Kecepatan Pengeringan
3. Memeriksa suhu panas
4.Pemeriksaan udara yan dihembuskan
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas pengeringan
sebagai berikut :
1. Tingkat Kelayuan Pucuk
Bila pucuk kurang layu,kandungan airnya cukup banyak
menyebabkan bubuk lebih lama matang sebaliknya bila pucuk
terlalu layu maka bubuk akan cepat matang.
2. Tebal Hamparan
Pengaturan ketebalan hamparan sangat berpengaruh terhadap
efektifitas penetrasi panas diantara partikel bubuk. Apabila
hamparan terlalu tebal, resiko matang tidak merata cukup besar
namun apabila hamparan terlalu tipis bubuk akan terlalu cepat
matang.
3. Kecepatan Hembusan Udara
Makin cepat aliran udara maka bubuk makin cepat terdorong
keluar dan panas yang dihantarkan tidak merata sehingga ada
kemungkinan bubuk yang keluar belum matang.
Page | 16
4. Suhu Pemanasan
Suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan over fired (Gosong)
atau disebut juga case hardening (Bagian luar kering, bagian dalam
mentah) sedangkan jika suhu terlalu rendah akan menurunkan daya
simpan produk.
5. Kondisi Mesin
Pengecekan kebocoran mesinpenting dilakukan apabila terjadi
kebocoran maka bubuk teh yang dihasilkan akan berbau asap dan
menimbulkan rasa serta aroma teh yang berbau asap (smoky).
Gambar 9. Mesin VFBD (Vibro Fluid Bed Dryer)
4.1.9 Sortasi
Sortasi merupakan memisahkan partikel teh berdasarkan ukuran,sehingga
diperoleh partikel teh yang seragam sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.Tujuan sortasi meliputi :
1. Memisahkan bubuk teh kering menjadi menjadi beberapa
gradeyang sesuai dengan standar yag berlaku.
2. Menyeragamkan dan mengelompokkan bubuk teh berdasar ukuran
dan warna pada masing – masing jenis/grade.
3. Membersihkan teh dari serat merah,tangkai dan bahan lain.
Page | 17
Dimana sortasi dilakukan dengan pengayakan berdasarkan ukuran dan
pemisahan kotoran berupa serat berdasarkan beratnya dimana serat akan
lebih ringan dari bubuk teh dan terikat di silinder ebonite, bubuk yang
lolos mesh 8 masuk ke holding tank sedangkan yang tidak lolos di proses
ke CTC ball breaker untuk di haluskan/dihancurkan dan terikat di roll
ebonite digunakan sebagai bahan mutu II yang akan diproses lagi
selanjutnya.
Bubuk dari holding tank menuju midleton sifter untuk memisahkan bubuk
teh,bubuk kecil/halus belt conveyor menuju trinic I sedangkan yang
medium menuju trinic II,bubuk kasar yang tidak lolos ayakan akan di
proses lagi (dihaluskan).
Bubuk teh dari Trinic I digunakan sebagai bahan teh mutu PF1,PD,D1,D2,
sedangkan trinik II akan didapatkan mutu BP1,PF1,D1,D2.Teh yang tidak
lolos trinik I dan II seperti FANN dan D2.Ex roll ebonite mutu II sebagai
mutu lokal (TW).Adapun hasil sortasi :
1. Mutu I : BPI,PFI,PD,D1
2. Mutu II : D2,FANN
3. LOKAL : TW
Teh hasil dari Trinik I adalah :
1. Dust 2 (D2),lolos ayakan 30 mesh dan tertahan ayakan 50 mesh.
Sama dengan Dust 3 tetapi ukuran ayakan agak besar.
2. Dust 1 (D1), lolos ayakan 16 mesh dan tertahan ayakan 24 mesh.
Mempunyai partikel yang agak bulat sampai bulat.
3. Pekoe Dust (PD),lolos ayakan 16 mesh dan tertahan 20 mesh.
Mempunyai partikel yang agak bulat sampai bulat.
4. Pekoe Fanning 1 (PF1),lolos ayakan 12 mesh dan tertahan ayakan
20 mesh.Mempunyai partikel yang agak bulat sampai bulat.
5. Dust 2 (D2),lolos ayakan 10 mesh dan tertahan 12 mesh,.
Mempunyai partikel yang agak bulat sampai bulat.
Page | 18
Teh hasil dari Trinik II adalah :
1. Dust 2 (D2),dengan partikel lolos ayakan 30 mesh.
2. Dust 1 (D1),dengan partikel lolos ayakan 24 mesh.
3. Pokoe Dust (PD),dengan ukuran partikel lolos ayakan 20 mesh.
4. Pokoe fanning1 (PF1),dengan ukuran partikel lolos ayakan 16
mesh.
5. Broken pokoe1(BP1),dengan ukuran partikel lolos ayakan 12 mesh.
6. Broken pokoe 1 (BPI),dengan ukuran partikel lolos ayakan 10
mesh.
Setelah sortasi selesai,bubuk teh yang sesui mutu masing – masing
ditimbang dan di masukkan ke dalam peti miring sesuai dengan mutu
teh.Tiap-tiap mutu teh tersebut disimpan didalam tea binhingga jumlahnya
memenuhi syarat untuk dikemas,yaitu 1 chop (20 kemasan)untuk masing-
masing mutu.
Untuk mengevaluasi dan mengetahui kualitas teh yang di hasilkan maka
dilakukan pengujian untuk mengevaluasi,Menganalisa teh,menilai
kekuatan seduhan,Kenampakan mutu teh hasil sortasi kering di ambil
sempel secara acak untuk di uji penampakan,ukuran partikel dan
orgonoleptik oleh tester.
Tujuan dari pengambilan sempel tersebut untuk mengetahui kualitas teh
hitam hasil sortasi sebelum dikemas. Analisa meliputi appreance
(kenampakan kering),liqior (air seduhan) dan infused leaf (ampas).Adapun
syarat-syarat penyimpanan antara lain :
Ruang tempat peti miring harus bersih.
Udara tempat peti miring harus cukup kering (RH 60-70%).
Ruang dalam peti miring harus kedap udara.
4.1.10 Pengemasan
Page | 19
Proses akhir dari pengolahan teh yaitu pengemasan. Setelah dari proses
sortasi, bubuk teh masuk ke tea bin hingga jumlahnya memenuhi syarat
untuk dikemas, yaitu 1 chop (20 kemasan) untuk masing-masing mutu.
Setelah itu tehmenuju pre packeryang berfungsi untuk mengikat debu dan
fluff agar mendapat jenis mutu yang diinginkan. kemudian bubuk teh akan
dicampur dengan hasil sortasi yang sejenis menggunakan tea bulking yang
bergerak memutar, lalu bubuk teh menuju ke packer vibratoruntuk
dikemas.
Tujuan dilakukan pengemasan antara lain :
1. Melindungi produk dari kerusakan
2. Memudahkan transpotasi
3. Efisiensi dalam penyimpanan di gudang
4. Dapat digunakan dalam media promosi
5. Menjaga mutu dan aroma teh hitam
6. Memperpanjang masa penyimpanan bubuk teh yang dihasilkan
7. Mencegah terjadinya kenaikan kadar air
Faktor – faktor yang berpengaruh pada pengemasan :
1. Jenis dan kondisi bubuk yang dikemas
2. Jenis bahan kemasan
3. Waktu penyimpanan dan pengemasan
4. Suhu dan kelembaban ruangan
5. Kebersihan gudang dan alat transportasi
Page | 20
Gambar 10. Pengemasan
4.2 Maintenance
Maintenance yaitu tindakan yang dilakukan terhadap suatu alat atau
produk agar produk tersebut tidak mengalami kerusakan. Tindakan yang
dilakukan berupa penyetelan,pelumasan,pengecekan pelumas dan
penggantian spart-spart yang tidak layak dipakai lagi.
4.2.1 Pemeliharaan Mesin GLS
1) Periksa Instalasi listrik dan Elektromotor
2) Periksa ketegangan V-Belt, jika kendor segera stel
3) Periksa Lager bila diperlukan tambahkan pelumas stenfet
4) Periksa As eksentrik apakah ada kelaianan
5) Operasikan mesin tanpa beban, amati jika ada kelainan segera ambil
tindakan
6) Buat Laporan Pemeliharaan dengan mengisi FORM PM – SAR - 03
Page | 21
4.2.2 Pemeliharaan Mesin Googie
1) Periksa Instalasi listrik dan Elektromotor
2) Periksa pelumasan pada lager roda
3) Pastikan V-Belt tidak kendor
4) Pastikan mesin dalam keadaan bersih dan siap pakai
5) Operasikan mesin tanpa beban, amati dan lakukan tindakan perbaikan
jika ada kelainan
6) Buat Laporan Pemeliharaannya dengan mengisi FORM PM – SAR – 06
4.2.3 Pemeliharaan Mesin Oksidasi Enzimatis
1) Periksa Instalasi listrik dan Elektromotor
2) Pastikan rantai penggerak dalam kondisi baik
3) Pastikan Belt Conveyor dalam keadaan bersih dan siap operasi
4) Pastikan semua V-Belt tidak kendor
5) Periksa Gear Box tambahkan olie pelumas bila perlu
6) Operasikan mesin tanpa beban, amati dan jika ada kelainan segera
lakukan perbaikan
7) Buat Laporan Pemeliharaannya dengan mengisi FORM PM – SAR – 07
Page | 22
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Teh merupakan salah satu jenis minuman yang dibuat dengan cara
menyeduh daun,tangkai dan pucuk daun yang dikeringkan dari
tanaman teh camellia sinensis yang mampu memberikan efek
kesehatan yang baik.
2. Pengolahan teh hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero)
kebun wonosari,menggunakan metode CTC.
3. Organisasi di pabrik wonosari dipimpin oleh Asstekpol yang
membawahi beberapa mandor dan karyawan.
4. Secara umum pengolahan teh hitam CTC ini terdiri atas penyediaan
bahan baku,pelayuan,penggilingan,oksidasi
enzimatis,pengeringan,sortasi, dan pengemasan.
5. Penataan mesin dan peralatan yang digunakan sudah sesuai dengan
kebutuhan dan alur proses yang baik sehingga mampu menunjang
proses produksi yang efektif dan efisien.
6. Produk teh yang dihasilkan atas tiga mutu I (BP1,PF1,PD dan
D1),mutu II (D2 dan FANN),dan mutu lokal (TW).Mutu I dan II
ditunjukkan keperluan exsport,sedangkan mutu lokal ditunjukkan
pada pasar lokal.
7. Proses sanitasi pabrik telah dilakukan secara menyeluruh mulai dari
bahan baku,ruang pengolahan,pekerja dan air dengan menggunakan
sistem SSOP yang mampu menjamin keamanan produk.Proses
pengolahan teh hitam tidak menghasilkan limbah yang berbahaya.
5.2 Saran
Page | 23
Berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan Kerja Praktek di
PT.Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Wonosari, maka saran-
saran yang dapat diberikan sebagai upaya peningkatan mutu produk akhir
adalah sebagai berikut :
1. Diperlukan adanya pelatihan/training untuk peningkatan
pengetahuan dan kualitas kerja bagi para karyawan tentang proses
pengolahan teh secara menyeluruh mulai dari penyediaan bahan
baku hingga produk akhir.
2. Perlunya adannya perhatian khusus terhadap system penanganan
pucuk segar dari kebun sampai ke pabrik agar kerusakan pucuk
secara mekanis dapat diperkecil.Misalnya dengan mengurangi
frekuensi penginjakan pucuk.
3. Mempertahankan pencapaian kualitas saat ini dan berusaha
meningkatkan kualitas seperti yang diinginkan konsumen.
Page | 24