Download - Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 1/28
TUBERCOLUSIS PARU
BATASAN
Infeksi paru yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis. Pada orang dewasa
merupakan tuberkulosis paru pasca primer yang berarti infeksi tuberkulosis pada penderita yang
telah mempunyai imunitas spesifik terhadap tuberkulosis.
Tuberculosis adalah penyakit menular pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh
species Mycobacterium dan ditandai dengan pembentukan tuberkel dan nekrosis kaseosa
pada jaringan-jaringan.Tuberculosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosadan ditandai oleh pembentukan granuloma pada jaringan
yang terinfeksi dan oleh hipersensitivitas yang diperantarai sel (cell-mediated
hypersensitivity)
Tuberculosis iliaris adalah jenis tuberculosis yang bervariasi dari infeksi kronis!
progresif lambat hingga penyakit fulminan akut"ini disebabkan oleh penyebaran hematogen
atau limfogen dari bahan kaseosa terinfeksi ke dalam aliran darah dan mengenai banyak
organ dengan tuberkel-tuberkel mirip benih padi.
Epidemiologi#i Indonesia! prevalensi T$ ke % tertinggi di dunia setelah &hina dan India. 'urvey yang
dilakukan oleh kesehatan rumah tangga *+ dan kesehatan nasional bahwa T$ urutan ke % yang
menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia. Prevalensi nasional terakhir T$ paru diperkirakan
,!/. 'ampai sekarang angka kejadian T$ di Indonesia relative terlepas dari angka pandemic
infeksi 0I1 karena masih relative rendahnya infeksi 0I1! tetapi hal ini akan mungkin berubah!
melihat semakin tinggi laporan infeksi 0I1 dari tahun ke tahun.
Etiologi
Penyakit Tubekulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman T$
(ycobacterium Tuberculosis)! sebagian besar kuman T$ menyerang paru tetapi juga
dapat mengenai organ tubuh yang lainnya.
Tuberkulosis paru (T$) merupakan suatu infeksi kronik yang disebabkan oleh
M.tuberculosis! dengan ciri-ciri yaitu2
• $erbentuk batang dengan ukran panjang - um dan tebal ,.% um
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 2/28
• erupakan bakteri tahan asam ($T3)
• $ersifat dormant (kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan penyakit
T$ aktif lagi)
• Parasit intraseluler! yakni dalam sitoplasma makrofag.
•
$ersifat aerob! kiman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungaoksigennya! dalam hal ini bagian apikal paru yang lebih tinngi daripada
bagian yang lain.
Penyebab Tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman
berbentuk batang dengan ukuran panjang -4 5m. 'pecies lain yang dapat memberikan
infeksi pada manusia adalah M.bovis! M.kansasi! M.intercellulare. sebagian besar kuman
terdiri dari asam lemak (lipid). 6ipid inilah yang membuat kuman lebih tahan asam dan
tahan terhadap trauma kimia dan fisik.
Mycobacterium tuberculosa! basilus tuberkel! adalah satu diantara lebih dari %,
anggota genus Mycobacterium yang dikenal dengan baik! maupun banyak yang tidak
tergolongkan. $ersama dengan kuman yang berkerabat dekat! yaitu M. bovis! kuman ini
menyebabkan tuberculosis. M leprae merupakan agen penyebab penyakit lepra. M
avium dan sejumlah spesies mikrobacterium lainnya lebih sedikit menyebabkan penyakit
yang biasanya terdapat pada manusia. 'ebagian besar micobakterium tidak patogen pada
manusia! dan banyak yang mudah diisolasi dari sumber lingkungan (). 7uman ini dapat
hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun
dalam lemari es). 0al ini terjadi karena kuman dalam sifat dormant . #ari
sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberculosis aktif lagi.
#i dalam jaringan! kuman hidup sebagai parasit intraseluler yakni dalam sitoplasma
makrofag. 'ifat lain kuman ini adalah aerob. 'ifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih
menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. #alam hal ini tekanan oksigen
pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi daripada bagian lain! sehingga bagian apikal ini
merupakan tempat predileksi penyakit Tuberculosis ()
ikrobakterium dibedakan dari lipid permukaannya! yang membuatnya tahan-asam
sehingga warnanya tidak dapat dihilangkan dengan alkohol asam setelah diwarnai.
7arena adanya lipid ini! panas atau detergen biasanya diperlukan untuk
menyempurnakan perwarnaan primer ().
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 3/28
PATOGENESIS
Proses penularan melalui inhalasi droplet nuclei yang berisi kuman Mycobacterium
tuberculosis.
Tuberkulosis paru pasca primer dapat terjadi melalui salah satu dari mekanisme2
. Perkembangan langsung penyakit primer
. 8eaktivasi penyakit primer yang tenang
%. Penyebaran hematogen ke paru
. 8einfeksi eksogen
a. Tuberculosis primer
Penularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan
keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel infeksi ini dapat
menetap dalam udara bebas selama - jam! tergantung pada ada tidaknya sinar 91!
ventilasi yang buruk dan kelembaban. #alam suasana lembab dan gelap kuman dapat
tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. $ila partikel infeksi ini terisap oleh orang
sehat! ia akan menempel pada saluran napas atau jaringan paru. Partikel dapat masuk
ke alveolar bila partikel ukuran :+ mikrometer. 7uman akan dihadapi pertama kali
oleh neutrofil! kemudian baru oleh makrofag. 7ebanyakan partikel ini akan mati atau
dibersihkan oleh makrofag keluar dari percabangan trakeobronkial bersama gerakan
silia dengan sekretnya.
$ila kuman menetap di jaringan paru! berkembang biak dalam sitoplasma
makrofag. #isini ia dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. 7uman akan
berbentuk sarang tuberkulosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer 4 afek
primer4 sarang ;hon. 'arang primer ini dapat terjadi di setiap bagian jaringan paru.
$ila menjalar sampai ke pleura! maka terjadi efusi pleura. $ila masuk ke arteri
pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi T$ milier.
#ari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus
(limfangitis lokal) dan diikuti perbesaran kelenjar getah bening hilus (limfangitis
regional). 'arang primer llimfangitis lokal < limfangitis regional = kompleks primer
(8anke). 7eseluruhan proses ini terjadi dalam kurun waktu %-* minggu. 7ompleks ini
selanjutnya dapat menjadi2
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 4/28
• 'embuh sama sekali tanpa cacat
• 'embuh dengan meninggalkan sedikit bekas! garis-garis fibrosis! kalsifikasidi
hilus. Terdapat pada lesi pneumonia yang luasnya >+mm dan ?, / diantaranya
dapat terjadi reaktivasi lagi akibat kuman yang dormant
• $erkomplikasi dan menyebar secara 2 a. Per kontinuitatum (kesekitarnya)! b.
'ecara bronkogen (pada paru bersangkutan atau sebelahnya! atau tertelan
sehingga menyebar ke usus)! c. 'ecara limfogen ke organ lain! dan d. 'ecara
hematogen ke organ lainnya.
b. Tuberculosis pasca primer
7uman dormant pada tuberkulosis primer akan muncul bertahun-tahun kemudian
sebagai infeksi endogen menjadi tuberkulosis dewasa (tuberkulosis post primer=
tuberkulosis sekunder= tuberkulosis pasca primer). ayoritas reinfeksi ,/.
Tuberkulosis sekunder terjadi karena imunitas menurun seperti malnutrisi! alkohol!
diabetes! 3I#'! gagal ginjal. T$ ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di
regio atas paru (bagian apikal posterior lobus superior atau inferior). Invasinya adalah
ke daerah parenkim paru dan tidak ke nodus hiler paru.
'arang dini ini mula-mula juga berbentuk sarang pneumonia kecil. #alam %-,
minggu sarang ini menjadi turberkel yakni suatu granuloma yang terdiri atas sel-sel
0istiosit dan sel #atia 6anghans yang dikelilingi oleh sel-sel limfosit dan berbagai
jaringan ikat.
T$ pasca primer juga dapat berasal dari infeksi eksogen dari usia muda menjadi
T$ usia tua (elderly tuberculosis). Tergantung dari jumlah kuman! virulensi! imunitas
pasien! sarang dini dapat menjadi2
o #ireabsorbsi kembali dan sembuh tanpa cacat
o 'arang mula-mula meluas! kemudian menyembuh dengan serbukan
jaringan fibrosis. 3da yang membungkus dirinya menjadi keras!
menimbulkan perkapuran. 'arang dini yang meluas sebagai granuloma
berkembang menghancurkan jaringan ikat sekitarnya dan bagian
tengahnya mengalami nekrosis! menjadi lembek membentuk jaringan
keju. $ila jaringan keju dibatukkan keluar akan terjadi kavitas. 7avitas ini
mula-mula berdinding tipis kemudian menebal karena terjadi infiltrasi
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 5/28
jaringan fibroblas dalam jumlah banyak! sehingga menjadi kavitas
sklerotik. Terjadinya kavitas dan pengkejuan adalah karena hidrolisis
protein lipid dan asam nukleat oleh en@im yang diproduksi oleh makrofag!
dan proses yang berlebihan sitokin dan TAB nya. $entuk pengkejuan lain
yang jarang adalah cryptic disseminate T$ yang terjadi pada
imunodefisiensi dan usia lanjut.
#isini lesi sangat kecil tetapi berisi bakteri sangat banyak! kavitas dapat 2 3)
eluas kembali dan menimbulkan sarang pneumonia baru. $ila isi kavitas ini masuk
ke dalam perdaran darah arteri! maka terjadi T$ milier. #apat juga masuk ke paru
sebelahnya atau tertelan masuk ke lambung dan selanjutnya ke usus jadi T$ usus. $)
memadat dan membungkus diri sehingga menjadi tuberkuloma! tuberkuloma ini dapat
mengapur dan menyembuh atau dapat aktif kembali menjadi cair dan kavitas lagi.
7omplikasi kronik kavitas adalah kolonisasi oleh fungus seperti aspergillus dan
kemudian menjadi mycetoma. &) $ersih dan menyembuh! disebut open healed cavity.
#apat juga menyembuh dengan membungkus diri menjadi kecil. 7adang-kadang
menjadi kavitas yang terbungkus! menciut! dan berbentuk seperti bintang disebut
stellate shaped.
'ecara keseluruhan akan terdapat % macam sarangh! yakni2 . 'arang yang sudah
sembuh (tidak perlu pengobatan lagi)! .sarang aktif eksudatif! perlu pengobatan
lenkap dan sempurna! %. 'arang yang berada antara aktif dan sembuh! sarang bentuk
ini dapat sembuh spontan tapi mengingat adanya kemungkinan eksaserbasi lagi
sebaiknya diberi pengobatan sempurna.
Klasifikasi $erdasar hasil pemeriksaan dahak ($T3)! T$ paru dibagi atas2
o Tuberkulosis paru $T3 (<) adalah2
'ekurang-kurangnya dari % spesimen dahak menunjukkan hasil $T3
positif
0asil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan $T3 positif dan
kelainan radiologik menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif
0asil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan $T3 positif dan
biakan positif
o Tuberkulosis paru $T3 (-)
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 6/28
• 0asil pemeriksaan dahak % kali menunjukkan $T3 negatif! gambaran
klinik dan kelainan radiologikmenunjukkan tuberkulosis aktif
• 0asil pemeriksaan dahak % kali menunjukkan $T3 negatif dan biakan M.
tuberculosis positif
$erdasarkan tipe pasien
Tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. 3da beberapa tipe
pasien yaitu 2
a. 7asus baru
3dalah pasien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan C3T atau sudah
pernah menelan C3T kurangdari satu bulan.
b. 7asus kambuh (relaps)
3dalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan
tuberkulosis dan telah dinyatakansembuh atau pengobatan lengkap! kemudian kembali
lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak $T3 positif atau biakan positif. $ila $T3
negatif atau biakan negatif tetapi gambaran radiologik dicurigai lesi aktif 4 perburukan
dan terdapat gejala klinis maka harus dipikirkan beberapa kemungkinan 2
- Infeksi non T$ (pneumonia! bronkiektasis dll) #alam hal ini berikan dahulu
antibiotik selama minggu!kemudian dievaluasi.
- Infeksi jamur
- T$ paru kambuh
c. 7asus defaulted atau drop out
3dalah pasien yang tidak mengambil obat bulan berturut-turut atau lebih sebelum
masa pengobatannya selesai.
d. 7asus gagal
- 3dalah pasien $T3 positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada
akhir bulan ke-+ (satubulan sebelum akhir pengobatan)
- 3dalah pasien dengan hasil $T3 negatif gambaran radiologik positif menjadi $T3
positif pada akhir bulan ke-pengobatan
e. 7asus kronik 4 persisten
3dalah pasien dengan hasil pemeriksaan $T3 masih positif setelah selesai pengobatan
ulang kategori denganpengawasan yang baik
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 7/28
#ari sistem lama diketahui beberapa klasifikasi seperti2
. Tuberculosis primer (&hildhood tuberculosis). Tuberculosis post primer (3dult tuberculosis)
%. Tuberculosis paru (7och Pulmonum) aktif! non aktif dan Duiescent.
. Tuberculosis minimal! terdapat sebagian kecil infiltrat non kavitas pada satu paru
maupun kedua paru! tetapi jumlahnya tidak melebihi satu lobus.
7lasifikasi berikut dititik beratkan pada bidang patologi! mikrobiologi dan radiologi.
. Moderately Advanced Tuberculosis! kavitas dengan diameter tidak lebih dari cm.
Eumlah infiltrat bayangan halus tidak lebih dari satu bagian paru. $ila bayangannya kasar
tidak lebih dari sepertiga bagian satu paru.. Far Advanced Tuberculosis! terdapat infiltrat dan kavitas yang melebihi keadaan
pada moderately advanced tuberculosis.
Pada tahun F American Thoracic Society memberikan klasifikasi baru yang diambil
dari klasifikasi kesehatan masyarakat.
. 7ategori C2 tidak pernah terpapar! dan tidak terinfeksi. 8iwayat kontak
negatif! test tuberculin negatif.
. 7ategori I2 terpapar tuberculosis! tetapi tidak terbukti terinfeksi. 8iwayat
kontak positif! test tuberculin negatif.
%. 7ategori II2 terinfeksi tuberculosis! tapi tidak sakit. Test tuberculin positif!
radiologis dan sputum negatif.. 7ategori III2 terinfeksi tuberculosis dan sakit.
#i Indonesia klasifikasi yang banyak dipakai adalah2
. Tuberculosis paru. $ekas tuberculosis paru%. Tuberculosis paru tersangka! yang terbagi dalam2
a. Tuberculosis paru tersangka yang diobati. #isini sputum $T3 negatif! tapi
tanda-tanda lain positif. b. Tuberculosis paru tersangka tersangka yang tidak diobati. #isini sputum $T3
negatif dan tanda-tanda lain juga meragukan.
PATOLOGI
6esi tuberkulosis dapat dalam bentuk empat lesi dasar2
. 6esi eksudatif2
merupakan reaksi hipersensitif
. 6esi proliferatif2
merupakan kelanjutan lesi eksudatif yaitu timbul nekrosis pengejuan yang dikelilingi oleh
jaringan granulasi tuberkulosis.
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 8/28
%. 7aviti2
bila jaringan keju dari proses proliferasi mencair! dan menembus bronkus! maka jaringan
keju cair akan dikeluarkan! sehingga meninggalkan sisa kaviti. 7aviti ini lebih penting
daripada proses tuberkulosis sendiri! karena merupakan sumber kuman dan sumber batuk
darah profus.
. Tuberkuloma2
bila lesi proliferatif dibungkus kapsul jaringan ikat! maka proses menjadi tidak aktif.
Pada tuberkulosis paru pasca primer selalu terjadi remisi dan eksaserbasi! maka pada
tempat proses selalu terdapat campuran lesi dasar ditambah dengan proses fibrotik
(penyembuhan).
6okasi proses tuberkulosis paru pasca primer adalah2
3pikal atau segmen posterior lobus superior atau segmen superior lobus inferior dan
jarang dijumpai di tempat lain.
Pada penderita diabetes melitus sering dijumpai tuberkulosis pada paru lobus inferior
(lower lung field ).
Penyebaran4perluasan proses tuberkulosis2
. 7e parenkim paru sekitar
. 7e pleura2 menyebabkan pleuritis atau efusi pleura dan empiema
%. 7e saluran nafas2 menimbulkan endobronkial tuberkulosis
. elalui pembuluh darah dan saluran limfe2 menimbulkan penyebaran hematogen dan
limfogen.
GEJALA KLINIS
) #emam
#emam yang terjadi biasanya subfebris menyerupai demam influen@a tetapi kadang
panas dapat mencapai ,-G&. 'erangan ini dapat hilang timbul sehingga pasien
merasa tidak pernah terbebas dari serangan demam. 7eadaan ini sangat dipengaruhi
oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman.) $atuk
$atuk terjadi karena adanya iritasi pada bronchus. $atuk ini diperlukan untuk
membuang produk-produk radang keluar. Pada keadaan yang lanjut! yang terjadi adalah
berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yan pecah.
%) 'esak nafas
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 9/28
Pada penyakit yang baru timbul4masih ringan! belum ditemukan adanya sesak nafas.
'esak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut yang infiltrasinya sudah
meliputi setengah bagian paru-paru.
) Ayeri dada
;ejala ini agak jarang ditemukan. Ayeri dada timbul bila infiltrasi radang sudahsampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
+) alaise
;ejala malaise yang sering ditemukan adalah anoreksia! tidak ada nafsu makan!
badan makin kurus ($$ turun)! sakit kepala! meriang! nyeri oto (myalgia)! keringat
malam! dll. ;ejala ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak
teratur.
PEMERIKSAAN ISIK • 7eadaan umum muncul adanya konjungtiva mata karena anemia! subfebris
• Tidak menunjukkan kelainan yang signifikan
• 7elainan lesi sering pada apeks paru
- $ila ada lesi yang menyebar disana maka akan didapatkan perkusinya redup!
auskultasinya bronchial! napas tambahannya ronchi basah! kasar nyaring
- $ila lesinya dengan penebalan pleuran maka suara napas akan menjadi vesicular
lemah- $ila kavitasnya besar maka perkusinya akan hipersonor4timpani dan
auskultasinya amforik
• $ila T$ mengenai pleura2 efusi pkeura. #idapatkan perkusinya pekak dan
auskultasinya lemah tidak terdengar
PEMERIKSAAN PENUNJANG
!" Radiologis
&ara yang praktis untuk menemukan lesi T$
3walnya sarang pneumoniaHakan terlihat bercak-bercak seperti awan
batasnya tidak tegas
$ila lesinya sudah diliputi jaringan ikat maka terlihat bayangan bulat
dengan batas garis tegas yang disebut tuberculoma
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 10/28
3danya penebalan pleura2 pleuritis. asa cairan dibawah paruHefusi
plura4empiema! bayangan hitam radio-lusen di pinggir
paru4pleuraHpneumothora
$ronkografi2 untuk melihat kerusakan bronkus4paru oleh T$. Ini
dilakukan pada saat akan pembedahan
&T 'can 2 lebih canggih
define air space shadowing
7aviti dengan dinding tebal dikelilingi konsolidasi
Millet seed like appearance4granuler pada tuberkulosis milier
6okasi lesi pada umumnya sesuai dengan lokasi lesi tuberkulosis pasca primer.
Aamun demikian kadang penampakan lesi pada foto toraks tidak spesifik (seperti
tumor)! sehingga sering dikatakan bahwa tuberkulosis merupakan the great imitator .
9ntuk kepentingan klinis maka lesi tuberkulosis berdasarkan foto toraks dibagi
menjadi kategori2
. 6esi minimal (minimal lesion)2
bila proses mengenai sebagian dari satu atau dua paru! dengan luas tidak lebih dari
volume paru yang terletak di atas chondrosternal !unction dari iga kedua dan prosesus
spinosus dari vertebra torakalis I1 atau korpus vertebra torakalis 1 (sela iga II) dan tidak
dijumpai kaviti.
. 6esi luas ( far advanced lesion)2
bila proses lebih luas dari lesi minimal.
#" La$o%ato%i&m
• 'a%a() kurang mendapat perhatian karena hasilnya kadang-kadang meragukan!
hasilnya tidak sensitif dan tidak spesifik. 9mumnya hasil yang didapat 6J#
meningkat! dapat anemia! lekosit normal atau sedikit meningkat! hitung jenis
bergeser ke kanan (peningkatan mononuklear).
Sp&t&m) sangat penting karena dengan ditemukannya kuman $T3 dengan
pengecatan KA! atau fluoresens! diagnosis T$ sudah dapat dipastikan. 7riteria
sputum $T3 positif adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan % batang kuman $T3
pada satu sediaan. #engan kata lain +.,,, kuman dalam m6 sputum.selain itu! juga
dapat diuji kultur untuk identifikasi basil dan uji resistensi obat anti tuberkulosis.
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 11/28
• Tes t&$e%*&li+) biasanya dipakai test montou yakni dengan menyuntikkan ,! cc
tuberkulin purified protein derivative intrakutan berkekuatan + T.9. 'etelah *-F
jam tuberkulin disuntikkan! akan timbul reaksi berupa indurasi kemerahan yang
terdiri dari infiltrat limfosit yakni reaksi persenyawaan antara antibody seluler dan
antigen tuberculin.
7lasifikasi 0asil2
o #iameter indurasi ,-+ mm! mantou negative
o #iameter indurasi L- mm! meragukan
o #iameter indurasi ,-+ mm! mantou positif
o #iameter indurasi >+ mm! mantou positif kuat
," Bakte%iologis
$erperan untuk menegakkan diagnosis. 'pecimen dapat berupa dahak! cairan pleura!
cairan serebro spinalis! bilasan lambung! bronchoalveolar lavage! urin! dan jaringan biopsy.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara mikroskopis dan biakan.
Peme%iksaa+ Biaka+ K&ma+ M.tuberculosis:
o Jgg base media 2 6owenstein-Eensen!Cgawa
o 3gar base media 2 iddle brook
Skala IUATL')
Tidak ada $T3 per,, lapang pandang2 negatif
#itemukan - $T3 per,, lapang pandang2 ditulis jumlah kumannya
#itemukan ,- $T3 per,, lapang pandang2 disebut < (<)
#itemukan -, $T3 dalam lapang pandang2 << (<)
#itemukan >, $T3 dalam lapang pandang 2 <<< (%<)
'IAGNOSIS
. #iagnosis klinis
#iagnosis tuberkulosis ditegakkan berdasarkan anamnesis! pemeriksaan fisik.
. #iagnosis bakteriologik
#itemukan basil tahan asam dalam sputum.
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 12/28
#alam kerangka #CT' (directly observed treatment short course) M0C! maka diagnosis
bakteriologik merupakan komponen penting dalam diagnosis dan penatalaksanaan
tuberkulosis! dengan cara % kali pemeriksaan hapusan basil tahan asam dari sputum
('P'= sewaktu! pagi! sewaktu).
%. #iagnosis radiologis
;ambaran radiologis konsisten sebagai gambaran T$ paru aktif.
#iagnosa
• elihat gejala klinis
• Pemeriksaan radiologis
• Pemeriksaan bakteriologis
• Pemeriksaan imunologis
• 0istopatologis! dilihat dari kerusakan jaringan paru
• 3namnesis! yakni riwayat terpajan dan faktor-faktor demografi (negara asal! usia! etnis4
ras) dan kondisi kesehatan
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 13/28
'IAGNOSIS BAN'ING
. Pneumonia
. 3bses paru
%. 7anker paru
. $ronkiektasis
+. Pneumonia aspirasi
PEN-ULUT
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 14/28
. Pleuritis sika
. Jfusi pleura
%. Jmpiema
. 6aryngitis tuberkulosis
+. Tuberkulosis pada organ lain
L. 7or pulmonale
KOMPLIKASI
. 7omplikasi dini 2 pleuritis! efusi pleura! empiema! laryngitis! usus
. 7omplikasi lanjut 2 obstruksi jalan napas! kerusakan parenkim berat (fibrosis paru! kor
pulmonal! karsinoma paru! kavitas T$)
enurut #epkes 8I (,,)! merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada penderita
tuberculosis paru stadium lanjut yaitu 2
%. 0emoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkan
kematian karena syok hipovolemik atau karena tersumbatnya jalan napas.
. 3telektasis (paru mengembang kurang sempurna) atau kolaps dari lobus akibat retraksi
bronchial.+. $ronkiektasis (pelebaran broncus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada
proses pemulihan atau reaktif) pada paru.L. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak! tulang! persendian! dan ginjal.
PENATALAKSANAAN
. emperbaiki keadaan umum seperti nutrisi! keseimbangan cairan
. 'trategi penatalaksanaan menurut #CT' M0C meliputi2
- komitmen pemerintah dalam mengontrol T$
- deteksi kasus dengan pemeriksaan hapusan $T3 sputum
- kemoterapi standar jangka pendek (L-* bulan) dengan pengawasan minum obat
- kesinambungan ketersediaan obat anti tuberkulosis
- sistem pancatatan dan pelaporan standar
%. Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi fase yaitu
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 15/28
- fase intensif (-% bulan)
Pada tahap intensif ( awal ) penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung
untuk mencegah terjadinyakekebalan terhadap semua C3Tterutama rifampisin . $ila
pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat biasanya penderita menular
menjadi tidak menular dalamkurun waktu minggu sebagian besar penderita T$&
$T3 positif menjadi $T3 negatif ( konversi ) pada akhir pengobatan intensif.
- fase lanjutan atau F bulan.
Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit ! namum dalam jangka
waktu yang lebih lama
P%i+sip Pe+go$ata+ TB
. 7ombinasi beberapa jenis dalam jumlah cukup dan dosis tepat
selama L-* bulan! supaya semua kuman dapat dibunuh.
. #osis tahap intensif dan tahap lanjutan ditelan sebagau dosis
tunggal! sebaiknya pada saat perut kosong. 3pablia panduan obat
ayang digunakan tidak adekuat (jenis! dosis dan jangka waktu
pengobatan)! kuman akan berkembang menjadi resisten.
. Pengobatan dilakukan dengan pengawasan langsung untuk
menjamin kepatuhan penderita menelan obat. (#CT' = #irectlyCbserved Treatment 'hort &ourse) oleh seorang Pengawas enelan
Cbat (PC).
Ca%a Pe+go$ata+ TBC
!" Intensif
Cbat yang diberikan setiap hari. $ila diberikan secara tepat
biasanya penderita yang menular menjadi tidak menular dalam
jangka waktu minggu. 'ebagian penderita dengan $T3 (<)
menjadi (-) pada akhir pengobatan tahap intensif.
#" 6anjutan
Eenis obat lebih sedikit namun dalam jangka waktu lebih lama.
Rekome+dasi %egime+ te%api
7ategori 3lternatif regimen terapi T$
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 16/28
Terapi
T$
Penderita T$ Base inisial
(setiap hari atau
%4minggu)
Base lanjutan
(setiap hari atau
%4minggu)
I - 7asus baru N $T3 positip
- 7asus baru N $T3 negatip dengan
lesi paru luas
- 7onkomintan 0I1 berat atau
- T$ ekstrapulmoner berat
80KJ (80K') 80
L 0J
II 'putum hapusan positip2
- 7ambuh
- ;agal terapi
- Putus berobat
80KJ' <
80KJ
+ 8%0%J%
III - 7asus baru N $T3 negatip selain
kategori I
- T$ ekstrapulmoner tidak berat
80KJO 80
L 0J
I1 7asus kronis erujuk panduan M0C menggunakan
second line drug
OJthambutol dapat dihilangkan pada fase inisial pada penderita nonkavitas! T$ paru $T3 negatif
dengan 0I1 negatif! penderita dengan basil suseptibel obat! anak muda dengan T$ primer.
O$at a+ti t&$e%k&losis ese+sial
Cbat esensial 8ekomendasi #osis (dose range) mg4kg$$
'etiap hari 'eminggu % kali
Isonia@id (0)
8ifampicin (8)
Pyra@inamide (K)
'treptomycin (')
Jthambutol (J)
Thioaceta@one (T)
+ (-L)
, (*-)
+ (,-%,)
+ (-*)
+ (+-,)
!+
, (*-)
, (*-)
%+ (%,-,)
+ (-*)
%, (,-%+)
not applicable
Je+is da+ 'osis OAT
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 17/28
!" Isonia@id4IA0 (0)) $akterisid. Jfektif terhadap kuman dalam keadaan
metabolik aktif. #osis harian = + mg4kg$$. #osis intermitten % kali
seminggu , mg4kg$$
#" 8imfampisin (8)) $akterisida! membunuh kuman semi dormant yang
tidak dapat dibunuh oleh Isonia@id. #osis harian maupun dosis intermitten
% kali seminggu = , mg4kg$$
," Pira@inamid (K)) $akterisida! membunuh kuman di dalam sel dengan
suasana asam. #osis harian = + mg4kg$$! dosis intermitten % kali
seminngu %+ mg4kg$$
/" Jtambutol (J)) $akteriostatik. #osis harian yang dianjurkan + mg4kg$$.
#osis intermiten % kali seminggu = %, mg4kg$$
0" 'treptomisin (')) $akterisida. #osis harian ataupun dosis intermitten %
kali seminggu = + mg4kg$$. Penderita berumur sampai L, tahun!dosisnya ,!F+ mg4kg$$. Penderita berumur > L, tahun dosisnya ,!+
mg4kg$$.
'osis o$at
Aama Cbat#osis 0arian
dosis berkala % seminggu$$ : +, kg $$ > +, kg
Isonia@id %,, mg ,, mg L,, mg
8ifampisin +, mg L,, mg L,, mg
Pira@inamid ,,, mg ,,, mg -% g
'treptomisin F+, mg ,,, mg ,,, mgJtambutol F+, mg ,,, mg - !+ g
Jtionamid +,, mg F+, mg
P3' ,
Pa+d&a+ OAT di I+do+esia
• Panduan C3T di Indonesia
7ategori I 2 8F0FJFKF40%8%
Tahap Intensif 2
bulan2
Isonia@id %,, mg setiap hari8ifampsin +, mg setiap hariPira@inamid % +,, mg setiap hari
Jthambutol % +, mg setiap hari
Tahap lanjutan 2 bulan2
Isonia@id %,, mg % seminggu
8ifampisin +, mg.% seminggu
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 18/28
#iberikan untuk 2- Penderita baru T$& paru $T3 (<)
- Penderita T$& paru $T3 (-) 8ontgen (<) yang sakit berat
- Penderita T$& ekstra paru berat
7ategori II 2 8FFJFKF'F4I8F0FJFKF4+8%0%J%
Tahap intensif 2 bulan2
Isonia@id %,, mg setiap hari
8ifampisin +, mg setiap hariPira@inamid % +,, mg setiap hari
Jthambutol % +, mg setiap hari
'treptomisin Inj. ,!F+ gr setiap hari
bulan2Isonla@id %,, mg setiap hari
8ifampisin +, mg setiap hari
Pira@inamid % +,, mg setiap hari
Jthambutol % +, mg setiap hariTahap lanjutan2
+ bulan2Isonia@id %,, mg % seminggu
8ifampisin +, mg % seminggu
Jthambutol % +, mg % seminggu#iberikan untuk 2- Penderita kambuh
- Penderita gagal
- Penderita dengan pengobatan setelah lalai
7ategori III2 8F0FKF48%0%
Tahap intensif2 bulan2Isonia@id %,, mg setiap hari
8ifampisin +, mg setiap hari
Pira@inamid % +,, mg setiap hariTahap lanjutan2
bulan2
Isonia@id %,, mg % seminggu
8ifampisin +, mg % seminggu#iberikan untuk 2- $T3 (-) dan 8ontgen (<) sakit ringan
- Penderita T$& ekstra ringan! yaitu T$& kelenjar limfe! pleuritiseudativa unilateral! T$& kulit! T$& tulang (kecuali tulang
belakang). sendi dan kelenjar adrenal.
Je+is o$at tam$a(a+ lai++1a 2li+i #"
Q 7anamisin
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 19/28
Q 3mikasin
Q 7uinolonCbat diberikan secara kombinasi dan minimal L bulan untuk menghindari terjadinya
resistensi
7ategori
o 08KJ408
o 08KJ4L08
7ategori
o 08KJ'408KJ4+08J
7ategori %
o 08K408
o 08K4L08
Te%dapat # ma*am sifat3akti4itas o$at te%(adap t&$e%*&losis 1ak+i ()2
.3ktivitas bakterisid
#isini obat bersifat membunuh kuman-kuman yang sedang tumbuh (metabolismenya
masih aktif). 3ktivitas bakteriosid biasanya diukur dengan kecepataan obat tersebut
membunuh atau melenyapkan kuman sehingga pada pembiakan akan didapatkan hasil yang
negatif ( bulan dari permulaan pengobatan).
.3ktivitas sterilisasi
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 20/28
#isini obat bersifat membunuh kuman-kuman yang pertumbuhannya lambat
(metabolismenya kurang aktif). 3ktivitas sterilisasi diukur dari angka kekambuhan setelah
pengobatan dihentikan.
#alam pengobatan penyakit Tuberculosis dahulu hanya dipakai satu macam obat saja.
7enyataan dengan pemakaian obat tunggal ini banyak terjadi resistensi. 9ntuk mencegah
terjadinya resistensi ini! terapi tuberculosis dilskukan dengan memakai perpaduan obat!
sedikitnya diberikan macam obat yang bersifat bakterisid. #engan memakai perpaduan
obat ini! kemungkinan resistensi awal dapat diabaikan karena jarang ditemukan resistensi
terhadap macam obat atau lebih serta pola resistensi yang terbanyak ditemukan ialah
IA0 ().
Sifat 5 Sifat OAT Jntambutol dan Tiasta@on 2 bersifat bakteriostatik dan mencegah terjadinya resistensi kuman
terhadap obat
8ifampisin dan Pira@inamid 2 punya aktivitas sterilisasi yang baik
8ifampisin dan IA0 2 bakterisid yang lengkap dan kedua obat ini dapat masuk ke seluruh
populasi kuman.
Pira@inamid 2 bekerja di lingkungan asam
'treptonisin 2 bekerja di lingkungan basa
8ifampisin 2 dapat segera bekerja bila bergabungan dengan kuman selama , menit untuk
kuman yang bersifat dormant! tapi kadang-kadang aktif
Mekanisme Kerja Obat
. isonia@id bekerja dengan menghambat sintesis asan mikolat!komponen terpenting pada
dinding sel bakteri.
. 8ifampisin menghambat aktivitas polymerase 8A3 yang etrgantung #A3 pada sel-sel
rentan.
%. Pira@inamid adalah analog pira@in dari nikotinamid yang berifat bakteriostati atau
bakterisid micobacretium tuberculois tergantung pada dosis pemberian.mekanisme kerja
pira@inamid belum diketahui secara pasti.
. Jtambutol menghambat sintesis minimal metabolit yang menyebabkan kerusakan pada
metabolisme sel!menghambat multiplikasi dan kematian sel.
+. 'teptomisin adalah antibiotoc bakterisid yang mempengaruhi sintesis protein.
L. Jtionamida bekerja sebagai balteriostatik atau bakterisid tergantung pada konsentrasi
obat.mekanisme kerja belum diketahui secara pasti tetapi etionamida dapat menghambat
sintesis peptida pada organisme yang rentan.
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 21/28
F. 3sam aminosalisilat menghambat pembentukan komponen dinding sel!mikrobatin
dengan menurunkan pengambilan besi oleh m.tuberculosis.*. 8ofapentin memiliki mekanisme kerja yang sama dengan rifampisin.
Efek Sampi+g o$at. IA0 2 hepatotoksik dan neuropati perifer (dapat dicegah dengan pemberian vitamin
$L). 8ifampisin 2 sindrom flu dan hepatotoksik
%. Pira@inamid 2 hepatotoksik dan hiperurisemia
. 'treptonisin 2 nefrotoksik dan gangguan nervus 1III kranial
+. Jtambutol 2 neuritis optic! nefrotoksik! dan dermatitisL. Jtionamid 2 hepatotoksik dan gangguan pencernaan
F. P3' ( Para 3mino 'alicyclic 3cid) 2 hepatotoksik dan gangguan pencernaan E4al&asi pe+go$ata+
o Jvaluasi klinik Pasien dievaluasi setiap " minggu pada bulan pertama pengobatan
selanjutnya setiap bulan
Jvaluasi 2 respons pengobatan dan ada tidaknya efek samping obat serta
ada tidaknya komplikasi penyakit
Jvaluasi klinik meliputi keluhan ! berat badan! pemeriksaan fisik.
o Evaluasi bakteriologik (0 - 2 - 6 /9 bulan pengobatan )
Tujuan untuk mendeteksi ada tidaknya konversi dahak
Pemeriksaan R evaluasi pemeriksaan mikroskopik
- 'ebelum pengobatan dimulai
- 'etelah bulan pengobatan (setelah fase intensif)
- Pada akhir pengobatan
$ila ada fasiliti biakan 2 dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
o Jvaluasi radiologik (, - N L4 bulan pengobatan)
- Pemeriksaan dan evaluasi foto toraks dilakukan pada2
- Q 'ebelum pengobatan
- Q 'etelah bulan pengobatan (kecuali pada kasus yang juga dipikirkan
kemungkinan keganasan dapat dilakukan bulan pengobatan)- Q Pada akhir pengobatan
o Jvaluasi efek samping secara klinik
Q $ila mungkin sebaiknya dari awal diperiksa fungsi hati! fungsi ginjal dan
darah lengkap
Kegagala+ pe+go$ata+
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 22/28
Cbat 2
. Panduan obat tidak adekuat
. #osis obat tidak cukup%. minum obat tidak teratur atau tidak sesuai dengan petunjuk yang diberikan
. jangka waktu pengobatan kurang dari semestinya
+. terjadi resistensi obatL. resistensi obat harus sudah diwaspadai bila pada - bulan pengobatan tahap intensif!
tidak terjadi perbaikan.
#rop out 2 . 7ekurangan biaya pengobatan. merasa sudah sembuh
%. malas berobat atau krang motivasi
Penyakit 2 . 6esi paru yang sakit terlalu luas atau sakit berat. penyakit lain yang menyertai tuberkulosis seperti diabetes melitus
%. adanya gangguan imunoligis
Pasie+ kam$&(
Penanggulangan terhadap pasien kambuh ini adalah2. $erikan pengobatan yang sama dengan pengobatan pertama
. 6akukan pemeriksaan radiologis optimal yakni periksa sputum $T3 mikroskopis langsung %
kali! biakan! dan resistensi
%. Jvaluasi secara radiologis luasnya kelainan paru!. Identifikasi adakah penyakit lain yang memberatkan tuberkulosis seperti diabetes mellitus
+. 'esuaikan obat dengan hasil tes kepekaan atau resitensi
L. Ailai kembali secara ketat hasil pengobatan secara klinis! radiologis! dan bakteriologis tiap-
tiap bulan.
a6 P%og+osiso #engan terapi antibiotic tepatH,/ dari pasien akan meninggal
o 'etelah pengobatan obat selama ,- hari T$ paru tidak menular tetapi untuk
analisis dahak harus ada tindak lanjutnya untuk memastikan tidak ada bahaya
penularan.
o Perawatan harus dilanjutkan selama % bulan setelah kultur sputumHuntuk bakteri
T$ paru
o Cbat yang dikonsumsi untuk T$ paru banyak efek sampingnyaHharus dipantau
o T$ kambuh dikarenakan adanya ketidakteraturannya pengobatan
$6 Pe+*ega(a+
7aksi+asi BCG
#ari beberapa penelitian diketahui bahwa vaksinasi $&; yang telah
dilakukan pada anak-anak hanya memberikan daya proteksi sebagian saja! ,-*,/.
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 23/28
Aamun vaksinasi $&; tetap diberikan karena dapat mengurangi kemungkinan
terhadap tuberkulosis berat dan tuberkulosis ekstra paru.
Kemop%ofilaksis
7emoprofilaksis pada T$ merupakan masalah tersendiri dalam
penanggulangan T$ paru disamping diagnosis yang cepat dan pengobatan yang
adekuat. Isonia@id banyak dipakai karena harganya murah dan efek sampingnya
sedikit. Cbat alternatif lainnya adalah rimfampisin. $eberapa peneliti pada I #3T
(international 9nion 3gainst Tuberculosis) menyataka bahwa profilaksis dengan
IA0 diberikan selama tahun dapat menurunkan insidens T$ sampai ++-*% /
dan yang kepatuhan minum obatnya cukup baik mencapai ,/. Sang kepatuhan
minum obatnya tidak teratur efektivitasnya masih cukup baik.
6ama profilaksis yang optimal belum diketahui! tetapi banyak peneliti
menganjurkan waktu antara L- bulan! antara dari 3merican Thoracic 'ociety
terhadap tersangka dengan uji tuberkulin yang hasilnya lebih dari +-, mm. Sang
mendapatkan profilaksis bulan adalah pasien 0I1 positif dan pasien dengan
kelainan radiologis dada. Sang lain seperti kontak T$ hanya L bulan saja.
*6 'OTS 2'i%e*tl1 O$se%4ed T%eatme+t S(o%t Co&%se"
Crganisasi 7esehatan #unia (M0C) menyatakan bahwa kunci keberhasilan program penanggulangan tuberculosis adalah dengan menerapkan strategi #CT'!
yang juga telah dianut oleh negara kita. Cleh karena itu pemahaman tentang #CT'
merupakan hal yang sangat penting agar T$ dapat ditanggulangi dengan baik.
#CT' mengandung lima komponen! yaitu 2. 7omitmen pemerintah untuk menjalankan program T$ nasional
. Penemuan kasus T$ dengan pemeriksaan $T3 mikroskopik
%. Pemberian obat jangka pendek yang diawasi secara langsung! dikenal dengan
istilah #CT (#irectly Cbserved Therapy)
. Pengadaan C3T secara berkesinambungan+. onitoring serta pencatatan dan pelaporan yang (baku4standar) baik Istilah
#CT diartikan sebagai pengawasan langsung menelan obat jangka pendek setiap
hari oleh Pengawas enelan Cbat (PC)
T&8&a+
- encapai angka kesembuhan yang tinggi
- encegah putus berobat
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 24/28
- engatasi efek samping obat jika timbul
- encegah resistensi
Pe+ga9asa+
Pengawasan terhadap pasien T$ dapat dilakukan oleh2
Pasie+ $e%o$at 8ala+
$ila pasien mampu datang teratur! misal tiap minggu maka paramedis atau
petugas sosial dapat berfungsi sebagai PC. $ila pasien diperkirakan tidak
mampu datang secara teratur! sebaiknya dilakukan koordinasi dengan puskesmas
setempat. 8umah PC harus dekat dengan rumah pasien T$ untuk pelaksanaan
#CT ini$eberapa kemungkinan yang dapat menjadi PC 2
. Petugas kesehatan
. Crang lain (kader! tokoh masyarakat dll)%. 'uami4Istri47eluarga4Crang serumah
Pasie+ di%a9at'elama perawatan di rumah sakit yang bertindak sebagai PC adalah petugas
8'! selesai perawatan untuk pengobatan selanjutnya sesuai dengan berobat jalan.
La+gka( Pelaksa+aa+ 'OT
#alam melaksanakan #CT! sebelum pengobatan pertama kali dimulai! pasien
diberikan penjelasan bahwa harus ada seorang PC dan PC tersebut harus ikut
hadir di poliklinik untuk mendapat penjelasan tentang #CT
Pe%s1a%ata+ PMO
. PC bersedia dengan sukarela membantu pasien T$ sampai sembuh selama pengobatan dengan C3T dan menjaga kerahasiaan penderita 0I143I#'.
. PC diutamakan petugas kesehatan! tetapi dapat juga kader kesehatan! kader
dasawisma! kader PPTI! P77! atau anggota keluarga yang disegani pasien
T&gas PMO
o $ersedia mendapat penjelasan di poliklinik
o elakukan pengawasan terhadap pasien dalam hal minum obat
o engingatkan pasien untuk pemeriksaan ulang dahak sesuai jadwal
yang telah ditentukan
o emberikan dorongan terhadap pasien untuk berobat secara teratur
hingga selesai
o engenali efek samping ringan obat! dan menasehati pasien agar
tetap mau menelan obat
o erujuk pasien bila efek samping semakin berat
o elakukan kunjungan rumah
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 25/28
o enganjurkan anggota keluarga untuk memeriksa dahak bila ditemui
gejala T$
Pe+1&l&(a+
Penyuluhan tentang T$ merupakan hal yang sangat penting! penyuluhan dapat
dilakukan secara 2
Pe%o%a+ga+3I+di4id&
Penyuluhan terhadap perorangan (pasien maupun keluarga) dapat dilakukan di
unit rawat jalan! di apotik saat mengambil obat dll
Kelompok
Penyuluhan kelompok dapat dilakukan terhadap kelompok pasien! kelompok
keluarga pasien! masyarakat pengunjung 8' dll
Ca%a mem$e%ika+ pe+1&l&(a+
- 'esuaikan dengan program kesehatan yang sudah ada- ateri yang disampaikan perlu diuji ulang untuk diketahui tingkat
penerimaannya sebagai bahan untuk penatalaksanaan selanjutnya- $eri kesempatan untuk mengajukan pertanyaan! terutama hal yang
belum jelas- ;unakan bahasa yang sederhana dan kalimat yang mudah dimengerti!
kalau perlu dengan alat peraga (brosur! leaflet dll)
'OTS PLUS
- erupakan strategi pengobatan dengan menggunakan + komponen #CT'
- Plus adalah menggunakan obat antituberkulosis lini
- #CT' Plus tidak mungkin dilakukan pada daerah yang tidak menggunakan
strategi #CT'- 'trategi #CT' Plus merupakan inovasi pada pengobatan #8-T$
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 26/28
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) Emfisema
a6 'efi+isi
Pelebaran permanen dari struktur paru yang melakukan pertukaran gas yaitu distal
dari bronchioles terminalis disertai distruksi alveoli.
$6 Epidemiologi
#i 3merika 'erikat kurang lebih juta orang menderita emfisema. Jmfisema
menduduki peringkat ke- diantara penyakit kronis yang dapat menimbulkan
gangguan aktifitas. Jmfisema terdapat pada L+ / laki-laki dan + / wanita.
#i Indonesia sangat kurang. Penelitian di poliklinik paru 8' Persahabatan Eakarta
dan mendapatkan prevalensi PPC7 sebanyak L /! kedua terbanyak setelah
tuberkulosis paru (L+ /).
*6 Etiologi
Baktor utama 2 asap rokok pasif maupun aktif
Polusi udara 2 partikel! bahan kimiawi! gas toksis
Infeksi virus4bakteri
Baktor genetic 2 bakat timbul emfisema
d6 Pat(oge+esis
o Inhalasi asap rokok atau polutan lainnya yang akan merangsang sel makrofag
maupun neutrofil di paru dimana nantinya akan memproduksi elastase dan
kolagenaseHmerupakan suatu en@im yang akan merusak serat elastin dan
kolagen merupakan langkah awal dari alveoliRasinus supaya tidak kolaps
o erokok juga menghambat kerja alfa--antitripsinHmerupakan en@im yang
melindungi serat elastin terhadap protease
o 3kibat dari kerusakan elastin dan kolagen maka paru akan kehilangan daya
elastic recoilnya
e6 Ge8ala
) 'esak progresif 2 bila bergerak
) udah lelah
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 27/28
%) Jmfisema murni 2 tidak ada batuk
) $ernapas lewat mulut
f6 Peme%iksaa+
!" isik
o #adaHbentuk barrel chest
o 8uang antar iga melebar
o paruHhiperinflasi
o perkusiHhipersonor
o kulit inspirasi
#" Pe+&+8a+g
T(o%a:3: %a1 ) paru tampak hiperaereted! vascular menurun! diafragma
letaknya rendah datar
Tes faal pa%&) menunjukkan adanya kelainan obstruksi
E+;imatik) kadar alfa--antitripsin menurun
A+alisa gas da%a() hipoksia! hiperkapnea! ph menurun
g6 'iag+osis $a+di+g
3sma bronchial
$ronchitis kronik
Pneumothora
(6 Komplikasi
- Pneumothora
- &or pulmonal
- ;agal napas
i6 Te%api
3ntibiotik 2 3moilin dan streptomicin untuk influen@a
3ugmentin ( amoilin<asam klavulonat ) jika kuman memproduksi beta
laktamase
Terapi C
Bisioterapi 2 membantu mengeluarkan sputum
$ronkodilator 2 mengatasi obstruksi jalan napas beta adregenic dan antikolinergik
salbutamol dan iparatropium bromida
7/23/2019 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Kronis
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-saluran-pernafasan-bawah-kronis 28/28
86 P%og+osis
#itentukan oleh 2
o 6ajunya progresivitas proses emfisema
o #erajat obstruksi bronchus
o 3danya komplikasi
o 7etepatan terapi dan penanganan emfisema
k6 Pe+*ega(a+
enghindari asap rokok dan berhenti merokok! karena rokok secara patologis dapat
menyebabkan gangguan pergerakan silia pada jalan nafas! menghambat fungsi
makrofag alveolar! menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus bronkus.