IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN
DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER RELIGIUS
(Studi Kasus Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi IAIN Salatiga Tahun Periode 2017)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ARSYAD BAGUS SAPUTRA
NIM. 11113074
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017
v
MOTTO
“TIADA SUKSES TANPA PROSES”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Kedua orang tua (Karso Yogi Prasetyo dan Sukaenah) yang senantiasa
memberikan semua dukungan materi maupun non materi, dan senantiasa
memberikan doa terbaik untuk anak-anaknya.
Saudaraku (Tutus Yuga Prasetya dan Nitis Nur Annisa) yang selalu
mengingatkanku akan sebuah tanggungjawab dalam keluarga.
Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dan Brigsus Nagasandhi
IAIN Salatiga yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalamannya.
Keluarga besar Forum Mahasiswa Ngapak IAIN Salatiga yang selalu kompak
menjadi keluarga di perantauan.
Sahabat dan teman seperjuangan (Indri Iswanto dan Denny Arizal Rifanto)
terimakasih telah banyak membantu dan memberikan banyak kesan selama
kuliah.
Orang tersayang (Febri Dwi Fatmawati) yang setia menemani dan memotivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal sampai akhir.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dalam meneliti ddan menyusun
skripsi ini dapat berjalan dengan lancer. Sholawat serta salam penulis haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya kelak di Yaumul
Akhir.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan
yang diterima dari berbagai pihak, baik berupa material maupun spiritual. Dengan
berakhirnya penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
IAIN Salatiga.
4. Bapak Sutrisna, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang senantiasa
membimbing dan mengarahkan dari awal hingga akhir sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
5. Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang
senantiasa membimbing dan mengarahkan dalam proses bimbingan
akademik selama kuliah.
6. Seluruh Dosen dan Staf IAIN Salatiga yang telah membantu proses
penyusunan skripsi.
vii
7. Ayah, ibu, keluarga dan teman-teman yang telah berkontribusi selama
masa studi.
8. Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi dan Brigsus
Nagasandhi IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak ilmu dan
pengalaman serta tempat untuk menampa diri dalam berorganisasi.
9. Keluarga besar Forum Mahasiswa Ngapak IAIN Salatiga yang telah
memberikan warna berbeda di perantauan.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Harapan penulis, semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhir kata, semoga skripsi ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini
Salatiga, 4 Agustus 2017
Penulis
viii
ABSTRAK
Saputra, Arsyad Bagus. (2017). Implementasi Pendidikan Kepramukaan dalam
Menumbuhkan Karakter Religius (Studi Kasus Anggota Racana
Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi IAIN Salatiga Tahun Periode
2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan
Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Sutrisna, M.Pd.
Kata Kunci: Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter Religius.
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui implementasi
Pendidikan Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius di Racana
Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi IAIN Salatiga tahun 2017. Pertanyaan yang
ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah peran dan bentuk-
bentuk Pendidikan Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius
mahasiswa terutama pada anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN
Salatiga?, (2) Faktor-faktor pendukung dan kendala apa sajakah yang ditemui
dalam menumbuhkan karakter religius mahasiswa terutama pada anggota Racana
Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga?. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendeketan kualitatif deskriptif dengan
metode wawancara, observasi dan studi dokumentasi.
Temuan ini menunjukan bahwa Pendidikan Kepramukaan dan nilai-nilai
religius bisa saling beriringan. Pendidikan Kepramukaan dapat menumbuhkan
karakter religius. Alasannya, selain sudah terdapat nilai-nilai religius agamis yang
terdapat di dalamnya juga terdapat pembiasaan-pembiasaan yang mampu
menumbuhkan karakter religius Anggota Pramuka khususnya Anggota Racana
Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga. Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi telah menerapkan Pendidikan Kepramukaan yang berkaitan dengan
pendidikan karakter terutama karakter religius melalui program-progam kerja
yang disusun dan dilaksanakannya, serta terdapat pembiasaan-pembiasaan
ataupun aturan adat yang berlaku.
Setelah dilakukan analisis data penelitian, terdapat kesimpulan bahwa
Pendidikan Kepramukaan dapat menumbuhkan karakter religius anggota Pramuka
secara umumnya dan anggota Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi secara
khususnya, karena didalam Pendidikan Kepramukaan sudah terdapat nilai-nilai
religius yang tertuang jelas dalam Tri Satya dan Dasa Dharma misalnya. Sehingga
harapannya dengan sudah adanya faktor tersebut mampu membantu
menumbuhkan karakter religius secara efektif dan efisien.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………………………………... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..………………………… iii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………... v
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. vi
ABSTRAK ………………………………………………………………… viii
DAFTAR ISI.………………………………………………………………. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………...….. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………..………… 6
C. Tujuan Penelitian …………………………………...………………. 6
D. Manfaat Penelitian …………………………...……………………... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian ……………...…………………………… 8
F. Penegasan Istilah ………………...………………………………….. 8
G. Metode Penelitian ………...…………………………………………. 11
H. Sistematika Penulisan ……………………………………………….. 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Implementasi Pendidikan Kepramukaan ……………………………. 16
1. Implementasi …………………………………………………….. 16
2. Pendidikan ………………………………………...…………….. 17
3. Pendidikan Kepramukaan ……………………………………….. 23
B. Karakter Religius …………………………...……………………….. 38
1. Pendidikan Karakter …………………………………………….. 38
2. Religius ……………………...…………………………………... 40
BAB III PROFIL TEMPAT PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN
A. Profil Tempat Penelitian …...………………………………………... 50
1. Sejarah Berdirinya Racana ………………...……………………. 50
2. Visi dan Misi …………………………………………………….. 52
3. Satuan Khusus dalam Racana …………………………………… 52
x
4. Program Kerja Racana …………………...……………………… 53
5. Struktur Organisasi Racana ………...…………………………… 54
B. Metode Pengumpulan Data ………………………………………….. 56
1. Jenis Pendekatan ………………...………………………………. 57
2. Teknik Pengumpulan Data …………..………………………….. 57
BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN DATA
A. Analisis Data ………………………………………………………… 62
1. Wawancara ………………………………………………...……. 63
2. Observasi …………………………………………...…………… 136
3. Studi Dokumentasi ………………………………………………. 138
B. Temuan Data ………………………………...………………………. 140
1. Penerapan 10 Poin Dasa Dharma ………………………………. 140
2. Penerapan 5 Aspek Karakter Religius …………………………... 141
3. Implementasi Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan
Karakter Religius………………………………………………… 143
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 147
B. Saran …………………………………………………………..…….. 148
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 150
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Daftar Responden Penelitian ……………………………... 12
2. Tabel 3.1 Dewan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi 2017 ...… 54
3. Tabel 3.2 Dewan Brigadhe Khusus ………………………..………... 56
4. Tabel 4.1 Daftar Identitas Informan atau Responden ………...……... 62
5. Tabel 4.2 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 1………...…………. 64
6. Tabel 4.3 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 2...…………………. 67
7. Tabel 4.4 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 3…...………………. 70
8. Tabel 4.5 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 4…...………………. 72
9. Tabel 4.6 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 5……...……………. 75
10. Tabel 4.7 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 6…...………………. 77
11. Tabel 4.8 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 7……...……………. 80
12. Tabel 4.9 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 8……...……………. 82
13. Tabel 4.10 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 9………………….. 85
14. Tabel 4.11 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 10...………………. 87
15. Tabel 4.12 Hasil Wawancara Makna Karakter Religius...…………... 89
16. Tabel 4.13 Hasil Wawancara Dasar Karakter Religius …..…………. 92
17. Tabel 4.14 Hasil Wawancara Arti Aspek Islam dan Wujudnya...…… 93
18. Tabel 4.15 Penerapan Rukun Islam Nomor 1 …..…………………… 96
19. Tabel 4.16 Penerapan Rukun Islam Nomor 2 ……..………………… 98
20. Tabel 4.17 Penerapan Rukun Islam Nomor 3 ..……………………… 100
21. Tabel 4.18 Penerapan Rukun Islam Nomor 4 ..……………………… 102
22. Tabel 4.19 Penerapan Rukun Islam Nomor 5 ..……………………… 104
23. Tabel 4.20 Hasil Wawancara Arti Aspek Iman dan Wujudnya …...… 105
24. Tabel 4.21 Penerapan Rukun Iman Nomor 1 ………………..……… 108
25. Tabel 4.22 Penerapan Rukun Iman Nomor 2 ………..……………… 110
26. Tabel 4.23 Penerapan Rukun Iman Nomor 3 ……..………………… 112
27. Tabel 4.24 Penerapan Rukun Iman Nomor 4 ……..………………… 114
28. Tabel 4.25 Penerapan Rukun Iman Nomor 5 ……..………………… 116
29. Tabel 4.26 Penerapan Rukun Iman Nomor 6 ……..………………… 118
30. Tabel 4.27 Wawancara Arti Aspek Ilmu dan Wujudnya ………...….. 120
xii
31. Tabel 4.28 Wawancara Arti Aspek Ihsan dan Wujudnya ……...……. 123
32. Tabel 4.29 Wawancara Arti Aspek Amal dan Wujudnya ………..…. 125
33. Tabel 4.30 Pengelompokan Aspek Menurut Responden ……...…….. 128
34. Tabel 4.31 Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter
Religius…………………………….………………………………… 129
35. Tabel 4.32 Faktor Pendukung dan Penghambat ……………..……… 132
36. Tabel 4.33 Harapan Karakter Religius Bagi Anggota Racana ..…….. 133
37. Tabel 4.34 Temuan Data Penerapan 10 Poin Dasa Dharma …...……. 140
38. Tabel 4.35 Temuan Data Penerapan 5 Aspek Karakter Religius ..….. 143
39. Tabel 4.36 Perbandingan Penerapan Perilaku dalam Pendidikan
Kepramukaan dan Perilaku Religius dalam Keseharian….………….. 144
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang
terjadi di setiap elemen dan aspek kehidupan memberikan pengaruh yang
besar dalam kehidupan sehari-hari. Setelah merdeka lebih dari 60 tahun,
Indonesia telah banyak meraih kemajuan di bidang politik, ekonomi,
sosial-budaya, dan keagamaan. Hal ini ditunjukkan dengan perkembangan
demokrasi, peningkatan pendapatan per kapita, penguatan integritas sosial,
pemerataan pendidikan, dan kesemarakan kehidupan keagamaan.
Kemajuan tersebut ditandai oleh pengakuan internasional. Stamina
spiritual dan intelektual bangsa ini tidaklah kalah jika dibandingkan
dengan bangsa-bangsa lain. Namun, energi yang positif itu sampai batas
tertentu terbuang sia-sia karena ketidaksungguhan dan berbagai kesalahan
kolektif, yang terkait dengan melemahnya visi dan karakter bangsa.
Kekaburan visi dan kelemahan karakter bangsa menjadi beban
nasional yang berat ketika berakumulasi dengan berbagai persolan internal
kompleks pada tubuh bangsa ini, seperti kemiskinan, pengangguran,
kebodohan, keterbelakangan, korupsi, kerusakan lingkungan, utang luar
negeri, dan perilaku elite yang tidak menunjukkan keteladangan selaku
negarawan. Jika dibiarkan, keadaan tersebut menjadi gumpalan masalah
besar, Indonesia tidak hanya kehilangan peluang untuk tumbuh menjadi
bangsa dan negara yang sukses mengukir kejayaan peradaban, tetapi
2
sebaliknya akan semakin terpuruk di hadapan bangsa-bangsa lain (Anas &
Irwanto, 2013: 29)
Menurut Anif Punto Utomo bahwa membangun karakter tidak
semudah membalikkan telapak tangan, tetapi bukan berarti tidak bisa.
Membangun karakter yang paling baik dimulai dari pemimpinnya. Jika
para pemimpin kita memiliki karakter yang kuat dan bisa diteladani, rakyat
serta-merta akan mengikuti. Solusi dari krisis karakter bangsa Indonesia
tidak cukup hanya menjadi penyesalan. Ikhtiar bangkit untuk kembali
menata karakter bangsa yang unggul dan berjiwa kepemimpinan menjadi
prasyarat bagi kejayaan bangsa. Wujud nyatanya dengan membentuk
karakter bangsa melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang
dimaksudkan adalah pendidikan bagi kaum pelajar, mahasiswa dan
masyarakat umum.
Secara umum jenis-jenis permasalahan pokok pendidikan yang ada
saat ini yaitu: masalah pemerataan pendidikan, masalah mutu pendidikan,
masalah efisiensi pendidikan, dan masalah relevansi pendidikan. Masalah
tersebut berkembang dipengaruhi oleh faktor-faktor didalamnya
diantaranya: perkembangan iptek dan seni, laju pertumbuhan penduduk,
aspirasi masyarakat, keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. (Umar
& Sulo, 2008: 241)
Dalam hal ini pemerintah mengeluarkan berusaha menjawab
tantangan yang sedang dialami oleh bangsa ini dengan mengeluaran
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
3
Nasional. Pendidikan Nasional bertujuan: “Untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab” (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003
Pasal 3).
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 13 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Jalur
pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal” (UU
Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Pasal 13). Berdasarkan hal tersebut, maka
pencapaian pendidikan nasional dapat dicapai melalui tiga jalur, yakni
pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal.
Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang, meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
perguruan tinggi. Pendidikan nonformal merupakan pendidikan luar
formal yang dilakukan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan
pendidikan informal merupakan jalur pendidikan dari keluarga dan
lingkungan.
Salah satu jalur yang dapat ditempuh dalam pendidikan yaitu
pendidikan nonformal, Pendidikan Kepramukaan salah satu contohnya.
Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Pasal 1 Tentang Gerakan
4
Pramuka menyebutkan “Pendidikan Kepramukaan adalah proses
pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka
melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan”.
Pendidikan Kepramukaan saat ini menjadi salahsatu cara untuk
membentuk dan mengadakan pembelajaran dan pendidikan melalui
metode-metode bermainnya namun mengandung unsur pendidikan. Di
dalam Pramuka terdapat jenjang-jenjang atau tingkatan berdasarkan umur
anggotanya, ada Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak,
dan Pramuka Pandega. Untuk tingkatan mahasiswa atau perguruan tinggi
adalah tingkatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
Seperti halnya di kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga memfasilitasi mahasiswanya dalam menyelenggarakan
Pendidikan Kepramukaan melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi. Unit Kegiatan Mahasiswa
Racana begerak dalam bidang kepemimpnan, pertolongan pertama dan
SAR dengan menggunakan sistem bina diri, bina satuan, dan bina
masyarakat. Pendidikan Kepramukaan yang dilaksanakan dalam Racana
Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi ini diselaraskan dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2010 dan dengan lingkungan kampus yang pada
dasarnya adalah Perguruan Tinggi Negeri Islam.
Di dalam Pendidikan Kepramukaan terdapat pelatihan-pelatihan
yang menumbuhkan karakter religius anggota Racana Kusuma Dilaga-
Woro Srikandhi yang berdasarkan atas keimanan, ketakwaan dan
5
berakhlak mulia. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka pasal 4 :
Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar
memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia,
berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-
nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader
bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan
hidup.
Dengan demikian diharapkan anggota Pramuka memiliki karakter
yang sesuai dengan tujuan yang terdapat dalam Gerakan Pramuka dan
mengikuti kegiatan Pramuka dengan sungguh-sungguh agar kegiatan ini
memberikan dampak yang baik bagi kepribadian mahasiswa, terutama
dapat menumbuhkan karakter religius mahasiswa. Karena saat ini kita
dihadapkan dengan tantangan dimana generasi penerus bangsa mengalami
krisis kepribadian dan krisis karakter. Dengan sistem among yang
diterapkan dalam kegiatan kepramukaan ini yaitu asah, asih dan asuh
diharapkan menjadi katalisator dalam terciptamya tujuan dari apa yang
menjadi tantangan saat ini yang sedang menjadi perbincangan rumit dan
sangat urgent untuk segara teratasi oleh pemerintah dan semua elemen
masyarakat.
Dari paparan tersebut, sangat relevan apabila penulis ingin
mengetahui bagaimana pengaruh dari Pendidikan Kepramukaan di tingkat
pendidikan tinggi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengajukan
penelitian tentang “IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KEPRAMUKAAN DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER
6
RELIGIUS (Studi Kasus Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi IAIN Salatiga Tahun Periode 2017”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah peran dan bentuk-bentuk Pendidikan Kepramukaan
dalam menumbuhkan karakter religius mahasiswa terutama pada
anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga?
2. Faktor-faktor pendukung dan kendala apa sajakah yang ditemui dalam
menumbuhkan karakter religius mahasiswa terutama pada anggota
Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga?
C. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian pasti memiliki arah dan tujuan yang ditargetkan.
Tanpa tujuan, maka penelitian yang dilakukan tidak memberikan manfaat
dan penyelesaian dari penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan utama
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana peran dan bentuk-bentuk Pendidikan
Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius mahasiswa
terutama pada anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN
Salatiga.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan kendala yang ditemui
dalam menumbuhkan karakter religius mahasiswa terutama pada
anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga.
7
D. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian tidaklah berarti jika tidak memiliki manfaat yang
dapat diperoleh, oleh karena itu penelitian dikatakan berharga apabila
memiliki manfaat yang dapat diperoleh baik secara teoritis maupun
praktis. Adapun manfaat penelitian ini secara terperinci adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat menambah dan mengembangkan terhadap wawasan ilmu
dalam bidang pendidikan.
b. Memberikan gambaran dan informasi tentang pelaksanaan
Pendidikan Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius
mahasiswa terutama anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi IAIN Salatiga.
c. Sebagai dasar dan referensi untuk melakukan penelitian lain yang
relevan.
2. Manfaat Praktis
a. Mengembangkan penalaran, pola pikir serta kemampuan penulis
dalam penerapan ilmu yang telah diperoleh.
b. Mencari dan meneliti antara teori yang telah diperoleh dengan
kenyataan yang ada didalam lapangan.
c. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat
bagi semua pihak yang terkait didalam penelitian ini, sehingga
mampu memberikan solusi dalam menumbuhkan karakter religius
melalui Pendidikan Kepramukaan.
8
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk mempermudah penulisan laporan skripsi ini dan agar lebih
terarah dan berjalan dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan
masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam
penulisan laporan skripsi ini, yaitu :
1. Peneliti hanya meniliti anggota Racana Kusuma Dilaga – Woro
Srikandhi.
2. Peneliti hanya mengakses aktivitas Pendidikan Kepramukaan yang
berkaitan dengan religius atau agama dalam kegiatan Racana yang
sudah di agendakan dalam Program Kerja Masa Bakti 2017.
3. Perilaku yang diteliti adalah bagaimana penerapan 10 Poin Dasa
Dharma yang kemudian dicari kesusaian dengan perilaku dari
keseharian yang menunjukan karakter religius berdasarkan lima aspek
dimensi religius.
4. Peneliti meneliti dalam jangka waktu tanggal 09 mei sampai dengan
05 juni 2017 selama jam kerja Sanggar Racana yaitu hari senin sampai
sabtu dari pukul 07.00 WIB s/d 17.00 WIB dan dilakukan dalam
kegiatan-kegiatan Racana yang berlangsung.
F. Penegasan Istilah
1. Pendidikan Kepramukaan
Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka
yang pada dasarnya merupakan suatu gerakan kaum muda, suatu
wadah di mana mereka bisa memperlihatkan kemampuan mereka
9
sendiri, bisa berkesperimen, dan menemukan berbagai hal melalui
kegiatan-kegiatan yang mereka nikmati, dan bisa menempatkan diri
mereka di antara kaum muda lainnya, maupun di antara orang dewasa
(Kusumanti, 2008: 13).
Pendidikan Kepramukaan adalah proses pendidikan yang
melengkapi pendidikan di lingkungan sekolah atau akademik dan
lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan,
sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan
prinsip dasar Pendidikan Kepramukaan dan metode Pendidikan
Kepramukaan, dengan sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak
dan budi pekerti luhur. Pendidikan Kepramukaan sebagai proses
pendidikan sepanjang hayat menggunakan tata cara kreatif, rekreatif
dan edukatif dalam mencapai sasaran dan tujuannya. Melalui kegiatan
yang menarik, menyenangkan, tidak menjemukan, penuh tantangan,
serta sesuai dengan bakat dan minatnya diharapkan kemantapan
mental, fisik, pengetahuan, keterampilan, pengalaman, rasa sosial,
spiritual dan emosianal peserta didik dapat berkembang dengan baik
dan terarah (Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah, 2011: 19).
Sistem Among adalah cara pelaksanaan pendidikan di dalam
Gerakan Pramuka. Sistem Among adalah hasil pemikiran Raden Mas
Suwardi Suryaningrat atau dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara, bapak
pendidikan dan pendiri Perguruan Taman Siswa. Kata Among berarti
mengasuh, memelihara atau menjaga. Dan orang yang melakukannya
10
disebut Pamong. Sistem Among berbunyi “Ing Ngarso Sung Tulodo,
Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” mempunyai arti “Di
depan memberikan teladan, di tengah ikut membangun atau
melaksanakan, dan di belakang memberikan dorongan atau bantuan ke
arah kemandirian” (Bob Sunardi, 2010: 62)
Jadi Pendidikan Kepramukaan adalah pendidikan yang dilakukan
diluar lingkungan sekolah yang didalamnya terdapat permainan-
permainan dan metode-metode yang menyenangkan serta dilakukan di
alam terbuka di dalam pelaksanaanya. Selain itu di dalam Pendidikan
Kepramukaan diterapkan Sistem Among yaitu asah, asih, dan asuh
antar sesama anggota Gerakan Pramuka.
2. Karakter Religius
Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Religiusitas
menurut Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum, (Religi : Agama,
kepercayaan), (Religius : Yang bersifat keagamaan) (Sulisman dan
Sudarsono, 1994: 198).
Sumber dasar karakter religius menurut visi Islam yaitu: Al-Quran,
As-Sunnah atau Hadis, teladan para sahabat dan tabiin, ijtihad. Disisi
lain, sebagai bangsa Indonesia juga memiliki empat pilar landasan
yaitu: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia atau NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika (Anas &
11
Irwanto, 2013: 54-56). Menurut Glock & Stark dalam widiyanta, ada
lima dimensi religiusitas, yaitu Religious practice (the ritualistic
dimension), Religious belief (the ideological dimension), Religious
knowledge (the intellectual dimension), Religious Feeling (the
experiental dimension), dan Religious effect (the consequential
dimension).
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan dan jenis penelitian di sini peneliti menggunakan
jenis penelitian kualitatif deskriptif. Untuk mempermudah dalam
pengumpulan data, penggalian data dapat dilakukan melalui observasi,
wawancara maupun angket.
Penelitian secara kualitatif deskriptif ini guna memberi
keterangan yang jelas mengenai implementasi pendidikan
kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius pada Anggota
Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi periode 2017.
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di sini bertindak sebagai instrumen sekaligus
pengumpul data secara langsung. Instrumen selain manusia dapat pula
digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti
sebagai instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan
untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan.
12
3. Lokasi Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Sanggar Bakti Racana
Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Pangkalan IAIN Salatiga terletak
di Jalan Tentara Pelajar 02, Gedung PKM I lantai 1 Kampus I
IAIN salatiga.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai tanggal 09 Mei – 05 Juni 2017.
4. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah langsung di kumpulkan oleh peneliti dari
sumber pertanyaan. Adapun yang terlibat langsung sebagai data
sumber di sini adalah :
Tabel 1.1
Daftar Responden Penelitian
No Nama Jabatan Mahasiswa
Jurusan
1. Khoirul Alfani Ketua Racana Pa PAI
2. Rif‟atul Muna Ketua Racana Pi PGMI
3. Kristina Mayasari Adat Racana Pi TBI
4. Noviana Diah Riza Adat Brigsus PS-S1
5. Metik Fatmasari Bendahara Pi PS-S1
6. Edy Setiyawan Litbang Pa HTN
7. Muhammad Maskuri Operasional Pa HTN
8. Febri Dwi Fatmawati Tekpram Pi PGMI
13
9. Albarra Rifqi Anthony Danka SAR Brigsus PGMI
10. Ridho Maulana A.F Logistik Brigsus HES
11. Indri Iswanto Anggota Racana PAI
12. Denny Arizal Rifanto Anggota Racana PAI
13. Fatkhan Muhimmi Anggota Racana HTN
14. Anggi Astri Rahayu Anggota Racana PGMI
15. Risa Oktavia Anggota Racana PGRA
16. Alfi Hamidatun Nushroh Anggota Racana TBI
17. Imam Aris Jazuli Anggota Racana PAI
18. Fendi Santoso Anggota Racana PAI
19. Fatikhatus Sakdiyah Anggota Racana PAI
20. Nur Inayah Anggota Racana ES
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersusun dan sudah di
jadikan dalam bentuk dokumen-dokumen. Adapun sumber data
sekunder disini adalah buku-buku yang terkait dengan Pendidikan
Kepramukaan, Karakter Religius, arsip-arsip, hasil musyawarah
dan kerja tahunan Racana, dokumen.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian ini,
maka digunakan prosedur pengumpulan data, yaitu:
a. Wawancara
b. Observasi
c. Studi Dokumentasi
14
6. Analisis Data
Sugiyono (2009: 333) mengemukakan bahwa analisis data dalam
penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,
ketika di lapangan dan setelah memasuki lapangan. Namun, dalam
penelitian kualitatif lebih difokuskan selama proses dilapangan
bersamaan dengan pengumpulan data. Peneliti melakukan analisis data
awal yang diperoleh untuk menentukan fokus penelitian yang bersifat
sementara. Analisis data dilakukan menggunakan analisis SWOT dan
dilakukan kembali setelah mendapatkan data tambahan dari berbagai
sumber untuk membuat kesimpulan.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan Keabsahan Data penting untuk dilakukan oleh peneliti.
Hal tersebut dilakukan ketika mendapatkan data awal dan setiap
mendapatkan data tambahan. Teknik pengecekan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan dengan
memanfaatkan suatu yang lain dari data tersebut sebagai bahan
pembanding atau pengecekan dari data itu sendiri.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penyusunan penelitian ini terdiri dari
lima BAB, yaitu:
1. BAB I :Berisi pendahuluan yang terdiri atas Latar Belakang,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Ruang
15
Lingkup Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian dan
Sistematika Penulisan.
2. BAB II :Berisi kajian pustaka yang terdiri atas pendidikan,
kepramukaan, pendidikan kepramukaan, pendidikan karakter dan
karakter religius.
3. BAB III :Berisi tentang gambaran umum Racana Kusuma Dilaga-
Woro Srikandhi IAIN Salatiga, dan penjelasan metode-metode yang
digunakan peneliti serta langkah-langkahnya.
4. BAB IV :Berisi tentang pembahasan yang terdiri atas hasil
penelitian, yaitu analisis data dan temuan data dari Implementasi
Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter Religius
Pada Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga.
5. BAB V :Berisi penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran.
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Implementasi Pendidikan Kepramukaan
1. Implementasi
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.
Implementasi bisaanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap
sempurna. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara
pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem,
implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan terencana
dan untuk mencapai tujuan kegiatan (Usman, 2002: 70).
Menurut Cleaves (Wahab, 2008: 187) menyebutkan bahwa
implemantasi itu mencakup “Proses bergerak menuju tujuan kebijakan
dengan cara langkah administratif dan politik”. Keberhasilan atau
kegagalan implementasi sebagai demikian dapat dievaluasi dari sudut
kemampuannya secara nyata dalam meneruskan atau
mengoperasionalkan program-program yang telah dirancang
sebelumnya.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
implementasi adalah penerapan atau wujud nyata dari sebuah
perencanaan suatu sistem yang memiliki tujuaun tertentu yang
semuanya akan sangat bergantung dengan kemampuan-kemampuan
17
yang dimiliki dalam melaksanakan apa yang telah dirancang melalui
program-program.
2. Pendidikan
a. Pengertian
Pendidikan merupakan suatu kegiatan atau perbuatan yang
hanya dapat dilakukan oleh manusia, memiliki lapangan yang
sangat luas. Perbuatan tersebut mempunyai tujuan atau sesuatu
yang ingin dicapai dengan perbuatan tersebut (Uyoh, 2014: 72).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 263)
menyebutkan pendidikan berasal dari kata dasar “didik”
(mendidik), yaitu “memelihara dan memberi latihan (ajaran,
tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.”
Adapun pendidikan mempunyai pengertian “proses pengubahan
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan,
proses perluasan, dan cara mendidik.”
Ki Hajar Dewantara dalam buku Pendidikan (1962: 4)
menjelaskan bahwa arti pendidikan adalah daya upaya untuk
memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin dan
karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak agar dapat
memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan
penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.
Menurut Zamroni dalam Mulyasa (2007: 5-6) menyebutkan bahwa
18
pendidikan adalah suatu proses menanamkan dan
mengembangkan pada diri peserta didik pengetahuan tentang
hidup dan dikap dalam hidup, agar kelak ia dapat membedakan
yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk, sehingga
kehadirannya ditengah-tengah masyarakat akan bermakna dan
berfungsi secara optimal.
b. Tujuan dan Proses Pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai
yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan.
Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu
memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan
merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan
pendidikan (Umar & Sulo, 2008: 37).
Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi
segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada
pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana proses pendidikan itu
dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan
pendidikan.
Pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup
makro, meso, dan mikro. Pengelolaan proses dalam lingkup makro
berupa kebijakan-kebijakan pemerintah yang lazimnya dituangkan
dalam bentuk UU Pendidikan, Peraturan Pemerintah, SK
Meneteri, SK Dirjen, serta dokumen-dokumen pemerintah tentang
19
pendidikan tingkat nasional yang lain. Pengelolaan dalam ruang
lingkup meso merupakan implikasi kebijakan-kebijakan nasional
ke dalam kebijakan operasional dalam ruang lingkup wilayah di
bawah tanggung jawab Kakanwil Depdikbud. Pengelolaan dalam
ruang lingkup mikro merupakan aplikasi kebijakan-kebijakan
pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah ataupun
kelas, sanggar-sanggar belajar, dan satuan-satuan pendidikan
lainnya dalam masyarakat. Dalam ruang lingkup ini kepala
sekolah, duru, tutor, dan tenaga-tenaga pendidikan lainnya
memegang peranan penting di dalam pengelolaan pendidikan
untuk menciptakan kualitas proses dan pencapaian hasil
pendidikan, misalnya seorang guru wajib menguasai pengelolaan
kegiatan belajar mengajar, termasuk di dalamnya pengelolaan
kelas dan siswa.
c. Unsur-Unsur Pendidikan
Proses pendidikan melibatkan banyak hal, yaitu:
1) Subjek yang dibimbing (peserta didik)
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan
modern cenderung menyebut demikian oleh karena peserta
didik (tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang
otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang
memiliki ciri khas dan otonomi, ia ingin memecahkan
masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya.
20
2) Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud dengan pendidik ialah orang yang
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan
sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya
dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang
beratnggungjawab terhadap pendidikan ialah seorang guru,
pemimpin program pembelajaran, latihan, dan
masyarakat/organisasi.
3) Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi
edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal
balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada
tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara
optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif
dengan memanipulasikan isi, metode serta alat-alat pendidikan.
4) Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyebutkan bahwa
tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
21
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
5) Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu
dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana
pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti maupun
muatan lokal. Materi ini bersifat nasional yang mengandung
misi pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan muatan
lokal misinya adalah mengembangkan kebhinekaan kekayaan
budaya sesuai dengan kondisi lingkungan. Dengan demikian
jiwa dan semangat Bhineka Tunggal Ika dapat
ditumbuhkembangkan.
6) Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
Alat dan metode merupakan dua sisi dari satu mata uang.
Alat melihat jenisnya sedangakan metode melihat efisiensi dan
efektivitasnya. Alat dan metode diartikan sebagai segala
sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja
untum mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan dibedakan
atas yang preventif (pencegahan) dan yang kuratif
(memperbaiki).
7) Tempat di mana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan
pendidikan)
Manusia sepanjang hidupnya selalu akan menerima
pengaruh dari tiga lingkungan (tripusat pendidikan) yang
22
utama yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat (Suparlan, 1984: 110)
d. Jalur Pendidikan
Penyelenggaraan Sisdiknas dilaksanakan melalui dua jalur
yaitu, jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah
yang sering disingkat dengan PLS.
1) Jalur Pendidikan Sekolah
Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar
secara berjenjang dan bersinambungan (pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi). Sifatnya formal,
diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan pemerintah, dan
mempunyai keseragaman pola yang bersifat nasional.
2) Jalur Pendidikan Luar Sekolah
Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang
bersifat kemasyarakatn yang diselenggarakan di luar sekolah
melalu kegiatan belajar mengajar yang tidak berjenjang dan
tidak bersinambungan, seperti keparmukaan, berbagai kursus,
dan lain-lain. PLS memberikan kemungkinan perkembangan
sosial, kultural seperti bahasa dan eksenian, keagamaan, dan
keterampilan yang dapat dimanfaatkan oleh anggota masyarakat
untuk mengembangkan dirinya dan membangun masyarakatnya.
Pendidikan luar sekolah sifatnya tidak formal dalam arti
23
tidak ada keseragaman pola yang bersifat nasional. Modelnya
sangat beragam. Dalam hubungan ini pendidikan keluarga
merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah, yang
diselenggarakan dalam keluarga yang fungsi utamanya
menanamkan keyakinan agama, nilai budaya dan moral, serta
ketrampilan praktis (Umar & Sulo, 2008: 264).
Berdasarkan paparan teori diatas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah proses atau upaya yang dilakukan individu atau
kelompok yang dilakukan secara sadar sehingga nanti akan
memberikan perubahan didalam ataupun sesudah mendapatkan
pendidikan tersebut. Pendidikan memiliki tujuan untuk membuat dan
membentuk kesadaran secara nyata yang diterima langsung dengan
memperhatikan unsur-unsur yang terkait di dalamnya. Pendidikan
tidak selalu harus terjadi di dalam lingkungan sekolah, pendidikan
juga dapat dilakukan di luar lingkungan sekolah salah satu contohnya
adalah Kepramukaan.
3. Pendidikan Kepramukaan
a. Kepramukaan
Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan
pramuka yang pada dasarnya merupakan suatu gerakan kaum
muda, suatu wadah di mana mereka bisa memperlihatkan
kemampuan mereka sendiri, bisa berkesperimen, dan menemukan
berbagai hal melalui kegiatan-kegiatan yang mereka nikmati, dan
24
bisa menempatkan diri mereka di antara kaum muda lainnya,
maupun di antara orang dewasa (Kusumanti, 2008: 13)
Menurut Undang-Undang nomor 12 Tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka menyebutkan :
Gerakan Pramuka bertukjuan untuk membentuk setiap
pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman,
bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum,
disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan
memilii kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam
menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan
lingkungan hidup.
b. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
merupakan ciri khas yang membedakan kepramukaan dari
lembaga pendidikan lain, yang dilaksanakan sesuai dengan
kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi masyarakat. Prinsip
Dasar Kepramukaan adalah :
1) Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan
alam seisinya
3) Peduli terhadap diri pribadinya
4) Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka
Kode Kehormatan Pramuka terdiri dari Satya dan Darma
Sedangkan Metode Kepramukaan merupakan cara belajar
progresif dalam Kepramukaan. Metode Kepramukaan tersebut
melalui :
25
1) Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
2) Belajar sambil melakukan
3) Sistem bekelompok
4) Kegiatan yang menantang dan meningkat serta
mengandung pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan rohani dan jasmani anggota muda dan
anggota dewasa muda
5) Kegiatan di alam terbuka
6) Sistem tanda kecakapan
7) Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri
8) Kiasan dasar (Bob Sunardi, 2010: 61)
Anggaran dasar Kepramukaan pada bab II pasal 6
menegaskan tentang fungsi pramuka, yaitu sebagai lembaga
pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga sebagai wadah
pembinaan dan pengembangan generasi muda, menerapkan
Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta
Sistem Among yang pelaksanaannya disesuaikan dengan
keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa serta masyarakat
Indonesia (Tim Pelatih Kwarda Jateng, 2003: 10). Dari landasan
diatas, Kepramukaan berfungsi sebagai:
1) Kegiatan yang menarik bagi anak dan pemuda.
Kegiatan menarik (game) dimaksudkan kegiatan
yang menyenangkan dan mengandung pendidikan,
26
karena itu dapat diartikan suatu permainan yang
mempunyai tujuan dan aturan permainan, bukan hanya
sekedar main-main yang mengarah pada hiburan
semata.
2) Pengabdian (Job) bagi orang dewasa.
Bagi orang dewasa, Kepramukaan bukan lagi
permainan, ttapi suatu tugas yang memperlukan
keikhlasan dan pengabdian. Orang dewasa ini
mempunyai kewajiban untuk secara sukarela
membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan
organisasi.
3) Alat (Means) bagi masyarakat dan organisasi.
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan dan alat bagi organisasi
untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian,
kegiatan Kepramukaan yang diberikan sebagai latihan
berkala dalam satuan pramuka itu sekedar latihan saja
dan bukan tujuan pendidikannya.
Merujuk dari Resolusi Konferensi Kepramukaan Sedunia
pada bulan Agustus 1942 di Kopenhagen, menyatakan bahwa
Kepramukaan itu mempunyai tiga sifat atau arti khas, yaitu:
1) Kepramukaan Bersifat Nasional.
Kepramukaan diselenggarakan di negara manapun
27
hendaknya menyesuaikan pendidikannya dengan
keadaan dan perkembangan masyarakat, bangsa dan
negara masing-masing.
2) Kepramukaan Bersifat Internasional.
Organisasi Kepramukaan di negara manapun di
Dunia ini harus di bina dan mengembangkan rasa
persaudaraan dan persahabatan untuk mencapai
perdamaian dunia tanpa membedakan sesuatu.
3) Kepramukaan Bersifat Universal.
Kepramukaan itu dapat dilaksanakan dimana saja
untuk mendidik anak dari suku dan bangsa apa saja
yang dalam pelaksanaannya haru selalu menggunakan
Prinsip Dasar Pendidikan Kepramukaan (M.
Soeparman, 1981: 12).
c. Kode Kehormatan Pramuka
Kode etik gerakan pramuka adalah suatu kode kehormatan
di mana kita mengakui adanya Tuhan yang Maha Esa, Negara
Kesatun Republik Indonesia, dan Pancasila sebagai lambang
negara. Setelah itu, kode etik tersebut harus diamalkan untuk
menolong sesama manusia yang dibuktikan dengan membangun
bersama-sama masyarakat. Kode ini ditanamkan untuk mengakui,
menerima secara sukarela serta mampu menjalankan perintah-Nya
28
dan menjauhi larangan-Nya (Sarkonah 2012: 33-34). Kode
kehormatan gerakan pramuka, yaitu sebagai berikut:
1) Tri Satya (Satya Pramuka)
Tri berarti tiga dan satya berarti janji. Tri satya dapat
diartikan sebagai tiga janji yang harus dilakukan oleh setiap
anggota pramuka dalam kehidupan sehari-hari. Sarkonah
(2012: 33) menuliskan di dalam bukunya yang berjudul
Panduan Pramuka (Penggalang) bahwa isi dari Tri Satya,
adalah sebagai berikut:
Tri Satya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-
sungguh:
a) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
b) Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri
membangun masyarakat.
c) Menepati Dasa Dharma.
2) Dasa Dharma (Dharma Pramuka)
Dasa berarti sepuluh, sedangkan dharma berarti bakti. Dasa
dhrma dapat diartikan sebagai sepuluh kebaktian yang harus
diamalkan bagi setiap anggota pramuka dalam kehidupan
sehari-hari (Sarkonah, 2012: 34). Setyawan (2009: 165)
menjelaskan bahwa dasa dharma pramuka adalah ketentuan
29
moral untuk setiap anggota Gerakan Pramuka sehingga
merupakan suatu tuntunan sikap dan laku yang berisi nilai-nilai
yang harus menjadi tolak ukur manusia.
Dasa Dharma terdiri dari 10 poin dimana nanti Dasa
Dharma dijadikan Indikator Inti dari Pendidikan Kepramukaan
yang akan digunakan oleh peneliti sebagai fokus, dimana nanti
peneliti akan meneliti bagaimana penerapan dari 10 poin Dasa
Dharma tersebut.
Berikut 10 poin Dasa Dharma beserta penjelasannya :
a) Taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa
Pada hakikatnya taqwa merupakan usaha seseorang
yang sangat utama dalam pekembangan hidupnya.
Pengertian taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa tidak
dapat dipisahkan dari pengertian moral, budi pekerti dan
akhlak. Moral, budi pekerti dan akhlak adalah sikap yang
digerakkan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan dan
perbuatan manusia terhadap Tuhan, terhadap sesama
manusia, sesama makhluk dan terhadap diri sendiri
(Setyawan, 2009: 169-170). Seperti firman Allah Swt
dalam Q.S Al-Baqarah ayat 233:
.....
“......Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah
bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.”
30
b) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
Seorang pramuka wajar dan pantas secara alamiah
melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya (benda alam,
satwa dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang sesama
manusia dan sesama hidup serta menjaga kelestariannya
(Setyawan, 2009: 174). Dalam hal ini, perlu dibangun
watak utama seperti tidak mementingkan diri sendiri,
menghargai orang lain meskipun tidak sebangsa dan
seagama. Rasa cinta dan kasih sayang tersebut diharapkan
dapat menggugah rasa dekat dengan Tuhan. Seperti firman
Allah dalam Q.S Ar-Rum ayat 41 :
“telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar).”
Dijelaskan juga dalam Q.S Al-Hujurat ayat 10:
“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya
bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
31
c) Patriot yang sopan dan ksatria
Setyawan (2011: 176-177) menjelaskan bahwa
seorang pramuka adalah putra yag baik berbakti, setia,
siap siaga membela tanah airnya, sopan, berani dan jujur.
Seorang pramuka yang mematuhi dharma ini, bersama-
sama satu sikap mempertahankan tanah airnya,
menjunjung tinggi martabat bangsanya.
Seperti firman Allah Swt dalam Q.S Ibrahim ayat 35:
”Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku,
Jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan
jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah
berhala-berhala.”
d) Patuh dan suka bermusyawarah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 768,
837) disebutkan bahwa musyawarah adalah pembahasan
bersama dengan maksud membuat keputusan dalam
menyelesaikan masalah sedangkan patuh adalah suka
menaati sesuatu yang telah disepakati. Orang yan suka
berusyawarah terhindar dari sikap yang otoriter dan semau
sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan yang
menyangkut orang lain, seorang demokrat berbincang
32
dengan orang lain baik dengan orang-orang yang terikat
dalam pekerjaan atau dalam bentuk-bentuk organisasi.
Seperti firman Allah dalam Q.S Ali Imran ayat 132:
“dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi
rahmat.”
e) Rela menolong dan tabah
Rela menolong berarti melakukan perbuatan baik
untuk kepentingan orang lain yang kurang mampu,
sedangkan tabah atau ulet adalah suatu sikap jiwa tahan
uji, artinya meskipun seseorang mengetahui bahwa
menjalankan tugasnya akan menghadapi kesulitan tetapi ia
tidak mundur dan tidak ragu untuk melakukannya
(Setyawan, 2009: 178-179). Seperti firman Allah dalam
Q.S Al-Maidah ayat 2:
.....
“.....dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-
Nya.”
33
f) Rajin, terampil dan gembira
Sarkonah (2012: 40-41) menjelaskan bahwa rajin
yaitu berusaha dengan tekun, tertib mengembangkan diri
dan melaksanakan tugas tanpa merasa terbebani. Terampil
artinya setiap anggota pramuka diharapkan mampu berdiri
sendiri da tidak selalu mengharapkan pertolongan orang
lain. Selain itu, setiap anggota pramuka harus mampu
mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan
hasil yang baik. Gembira artinya setiap anggota pramuka
harus selalu menjaankan kehidupan yag lebih baik. selain
itu, anggota pramuka harus bisa mengatasi segala kesulitan,
rintangan dan hambatan agar cita-cita dapat terwujud.
Seperti firman Allah Swt dalam Q.S Insyirah ayat 5-6:
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan.”
g) Hemat, cermat dan bersahaja
Selanjutnya, Setyawan (2009: 181-184) menjelaskan
bahwa hemat bukan berarti “kikir”, tetapi lebih terarah pada
dapatnya seorang pramuka melakukan dan menggunakan
suatu secara tepat menurut kegunaannya. Cermat lebih
berarti “teliti”. Sikap laku seorang pramuka harus
34
senantiasa teliti baik terhadap dirinya sendiri (intropeksi)
maupun yang datangnya dari luar dirinya sehingga ia
senantiasa waspada. Bersahaja lebih berarti sederhana. Ia
harus dapat menyerasikan antara keinginan dan
kemampuan. Bersahaja juga dapat berarti keberanian untuk
menyatakan sesuatu yang sebenarnya. Seperti firman Allah
Swt dalam Q.S At-takaatsur ayat 1-3 :
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu
masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan
mengetahui (akibat perbuatanmu itu).”
h) Disiplin, berani dan setia
Disiplin berarti patuh dan mengikuti aturan atau
norma yang ada, sedangkan berani merupakan suatu sikap
mental untuk bersedia menghadapi segala sesuatu masalah
dan tantangan yang dihadapi. Adapun setia berarti tetap
pada suatu aturan atau norma Sarkonah (2012: 42). Seperti
firman Allah Swt dalam Q.S Al-„Asyr ayat 1-3:
35
“1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian. 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.”
i) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
Pramuka itu bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang diperbuat baik atas perintah maupun tidak, terutama
secara pribadi bertanggung jawab terhadap Tuhan yang
Maha Esa, negara, bangsa, masyarakat dan keluarga.
Sedangkan yang dimaksud dengan dipercaya adalah
pramuka dapat dipercaya, baik perkataannya maupun
perbuatannya. Seperti firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah
ayat 283:
“ Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak
secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang
penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian
kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya)
dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan
janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian.
dan Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka
Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
36
j) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Lebih jauh, Setyawan (2009: 186-188) menjelaskan
bahwa suci dalam pikiran berarti pramuka tersebut selalu
meihat da memikirkan sesuatu itu pada segi baiknya atau
ada hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke
arah yag tidak baik. Suci dalam perkataan, setiap apa yang
telah dikatakan itu benar, jujur serta dapat dipercaya dengan
tidak menyinggung perasaan orang lain. Suci dalam
perbuatan maka pramuka itu harus sanggup dan mampu
berbuat yang baik dan benar untuk kepentingan negara,
bangsa, agama dan keluarga. Seperti firman Allah Swt
dalam Q.S Al-Hujurat ayat 12:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-
sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan
orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.”
37
d. Pendidikan Kepramukaan
Pendidikan Kepramukaan adalah proses pendidikan yang
melengkapi pendidikan di lingkungan sekolah atau akademik dan
lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di
alam terbuka dengan prinsip dasar Pendidikan Kepramukaan dan
metode Pendidikan Kepramukaan, dengan sasaran akhirnya
pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Pendidikan
Kepramukaan sebagai proses pendidikan sepanjang hayat
menggunakan tata cara kreatif, rekreatif dan edukatif dalam
mencapai sasaran dan tujuannya. Melalui kegiatan yang menarik,
menyenangkan, tidak menjemukan, penuh tantangan, serta sesuai
dengan bakat dan minatnya diharapkan kemantapan mental, fisik,
pengetahuan, keterampilan, pengalaman, rasa sosial, spiritual dan
emosianal peserta didik dapat berkembang dengan baik dan
terarah (Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah, 2011: 19).
Sistem Among adalah cara pelaksanaan pendidikan di
dalam Gerakan Pramuka. Sistem Among adalah hasil pemikiran
Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau dikenal sebagai Ki Hajar
Dewantara, bapak pendidikan dan pendiri Perguruan Taman
Siswa. Kata Among berarti mengasuh, memelihara atau menjaga.
Dan orang yang melakukannya disebut Pamong. Sistem Among
berbunyi “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso,
38
Tut Wuri Handayani” mempunyai arti “Di depan memberikan
teladan, di tengah ikut membangun atau melaksanakan, dan di
belakang memberikan dorongan atau bantuan ke arah
kemandirian” (Bob Sunardi, 2010: 62)
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Kepramukaan adalah proses yang terjadi dalam
Kepramukaan. Pendidikan Kepramukaan terjadi diluar pendidikan
formal yang dilakukan di alam terbuka dengan sistem among
sebagai cara atau alat dalam pelaksanaan pendidikan. Sehingga di
dalam Pendidikan Kepramukaan lebih mendekatkan antara yang
mengajarkan dan diajarkan, karena secara tidak langsung
diajarkan untuk saling berhubung dan terkait diantara kaum muda
dan kaum dewasa.
B. Karakter Religius
1. Pendidikan Karakter
Menurut Undang-Undang Sitem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003 pasal 1 butir 1, pendidikan adalah: “Usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Sebenarnya,
amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional bertujuan
39
membentuk insan Indonesia yang cerdas dan berkepribadian atau
berkarakter sehingga melahirkan generasi bangsa yang tumbuh dan
berkembang dengan karakter yang bernapaskan nilai-nilai luhur
bangsa dan agama. Pendidikan yang bertujuan melahirkan insan
cerdas dan berkarakter kuat pernah dikatakan Martin Luther King,
yaitu “kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan
yang sebenarnya”.
Rumusan dari Kementerian Pendidikan Nasional, khusunya
Direktorat Pendidikan Tinggi menjalaskan bahwa secara umum, arti
karakter adalah karakter mendemonstrasikan etika atau sistem nilai
personal yang ideal (baik dan penting) untuk eksistensi diri dan
berhubungan dengan orang lain. Pengertian secara khusus, karakter
adalah nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat
baik, nyata bekerhidupan baik, dan berdampak baik terhadap
lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam perilaku.
Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang
mengandung nilai, kemampauan, kapasitas moral, dan ketegaran
dalam menghadapi kesulitan dan tantangan (Anas & Irwanto, 2013:
42).
Dalam hubungannya dengan pendidikan, pendidikan karakter dapat
dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan
kemampuan siswa atau peserta didik untuk memberikan keputusan
40
baik buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebar kebaikan
dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Pendidikan
karakter memiliki dua nilai substansial, yakni :
a. Upaya berencana membantu orang untuk memahami, peduli
dan bertindak atas nilai-nilai etika/moral.
b. Mengajarkan kebisaaan berpikir dan berbuat yang membantu
orang hidup dan bekerja sama-sama sebagai keluarga, teman,
tetangga, masyarakat, dan bangsa (Sukro Muhab, 2010: 3).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan karakter adalah proses atau upaya yang dilakukan dalam
membentuk dan menerapkan karakter-karakter mulia kepada mereka
yang melakukan dan menerima pendidikan. Dimana hasil akhirnya
mengarahkan agar bisa membedakan antara yang baik atau buruk,
benar atau salah, sehingga membawa mereka untuk senantiasa ingat
dan kembali kepada ajaran agama yang dianutnya dalam bertindak
dan memutuskan sesuatu.
2. Religius
Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Religiusitas
menurut Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum, (Religi : Agama,
kepercayaan), (Religius : Yang bersifat keagamaan). Nilai religius
merupakan nilai krohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada
41
kepercayaan atau keyakinan manusia (Sulisman dan Sudarsono, 1994:
198).
Sumber dasar karakter religius menurut visi Islam adalah sebagai
berikut :
a. Kitab Suci Al-Quran
Al-Quran adalah firman Allah SWT yang diturunkan-NYA
melalui perantara malaikat jibril kepada Rasul-NYA, Nabi
Muhammad SAW. Dalam Kitab Suci Al-Quran telah
termaktub seluruh aspek pedoman hidup bagi umat Islam,
sehingga Al-Quran merupakan falsafah hidup Muslim, baik di
dunia maupun di akhirat kelak. Kitab Suci Al-Quran
merupakan ajaran Islam yang universal, baik dalam bidang
akidah, syariah, ibadah, akhlak, maupun muamalah. Dengan
luasnya cakupan dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, politik,
pertahanan, keamanan, ataupun aspek pendidikan.
b. Sunnah (Hadis) Rasulullah SAW
Nabi Muhammad SAW merupakan Rasul Allah terakhir
yang mengemban risalah Islam. Segala yang berasal dari
beliau baik perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya
sebagai rasul merupakan sunnah bagi umat Islam yang harus
dijadikan panutan. Hal ini karena sebagai Rasul Allah, Nabi
Muhammad SAW senantiasa dibimbing oleh wahyu Allah
(Anas & Irwanto, 2013: 54).
42
Ramayulis (2006: 123) menjelaskan, konsepsi dasar
pendidikan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW adalah
sebagai berikut:
1) Disampaikan sebagai rahmatan lil’alamin.
2) Disampaikan secara universal.
3) Segala sesuatu yang disampaikan merupakan kebenaran
mutlak.
4) Kehadiran Nabi SAW bagi umat manusia sebagai
evaluator atas segala aktivitas pendidikan.
5) Perilaku Nabi Muhammad SAW merupakan figur
identifikasi (uswatun hasanah) bagi umatnya.
c. Teladan para sahabat dan tabiin
Para sahabat dan tabiin merupakan generasi awal Islam
yang pernah mendapatkan pendidikan langsung dari Rasulullah
SAW. Oleh karena itu, sikap, perkataan, dan tindakan mereka
senantiasa dalam pengawasan Rasulullah SAW. Sebagai kader
awal dakwah Islam, mereka dapat dijadikan contoh dalam hal
perkataan, perbuatan, dan sikapnya selama tidak bersimpangan
dengan Al-Quran dan As-Sunnah.
d. Ijtihad
Ijtihad merupakan totalitas penggunaan pikiran dengan
ilmu yang dimilik untuk menetapkan hukum tertentu apabila
tidak ditemukan dalam Al-Quran, As-Sunnah, ataupun suatu
43
kasus atau peristiwa tidak ditemukan pada masa Rasulullah
SAW, para sahabat ataupun pada masa tabiin. Orang yang
melakukan ijtihad harus mempunyai otoritas dan kualifikasi
sebagai orang yang mampu secara komperehensif dalam
bidang keislaman dan bidang lain yang menjadi
pendukungnya.
Bagi bangsa Indonesia, empat pilar bangsa yang merupakan nilai
budaya bangsa harus dijadikan landasan atau dasar ideal pendidikan
karakter setelah nilai agama di atas, yakni:
a. Pancasila
b. Undang-Undang Dasar 1945
c. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
d. Bhinneka Tunggal Ika
Menurut Glock & Stark dalam widiyanta, ada lima dimensi
religiusitas, yaitu:
a. Religious practice (the ritualisctic dimension) / Aspek Islam
b. Religious belief (the ideological dimension) / Aspek Iman
c. Religious knowledge (the intellectual dimension) / Aspek Ilmu
d. Religious feeling (the experiental dimension) / Aspek Ikhsan
e. Religious effect (the consequential dimension) / Aspek Amal
Lima poin aspek dimensi diatas merupakan indikator inti dari
karakter religius yang hendak peneliti jadikan sebagai fokus penelitian
selain 10 Poin Dasa Dharma. Berikut penjelasan dari masing-masing
44
aspek tersebut:
a. Religious practice (the ritualistic dimension)
Tingkatan sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban
ritual di dalam agamanya. Unsur yang ada dalam dimensi ini
mencakup pemujaan, kultur serta hal-hal yang lebih
menunjukan komitmen seseorang dalam agama yang
dianutnya.
Wujud dari dimensi ini adalah perilaku masyarakat
pengikut agama tertentu dalam menjalankan ritus-ritus yang
berkaitan dengan agama. Dimensi praktek dalam agama islam
dapat dilakukan dengan menjalankan ibadah seperti shalat,
zakat, puasa, haji dan sebagainya.
Konsep ibadah berpusat pada prinsip dasar penting bahwa
manusia diciptakan untuk menjadi khalifah Allah di muka
bumi. Allah berkehendak menciptakan manusia untuk menjadi
khalifahnya yang memikul amanat risalah dan menjalankan
syariatnya. Makna ini dapat disimak dalam Firman allah pada
surah al-Dzariyat ayat 56:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Departemen Agama
RI, 1993: 524)
45
b. Religious belief (the ideological dimension)
Sejauh mana orang menerima hal-hal yang dogmatik di
dalam ajaran agamanya. Misalnya kepercayaan tentang adanya
Tuhan, Malaikat, kitab-kitab, Nabi dan Rasul, hari kiamat,
surga, neraka dan yang lain-lain yang bersifat dogmatik.
Meskipun diakui setiap agama memiliki seperangkat
kepercayaan yang secara doktriner berbeda dengan agama
lainnya, bahkan untuk agamanya saja terkadang muncul paham
yang berbeda dan tidak jarang berlawanan.
Inti dimensi ini dalam ajaran Islam adalah Tauhid atau
mengesakan dan ketaqwaan kepada Allah. Agama Islam
menyeru manusia agar beriman dan bertaqwa (Hery Noer &
Munzier, 2000: 138).
Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat
186 :
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang
Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-
Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
(Departemen Agama RI, 1993: 29).
Pada dasarnya setiap agama juga menginginkan adanya
unsur ketaatan bagi setiap pengikutnya. Dalam begitu adapun
46
agama yang dianut oleh seseorang, makna yang terpenting
adalah kemauan untuk mematuhi aturan yang berlaku dalam
ajaran agama yang dianutnya. Jadi dimensi keyakinan lebih
bersifat doktriner yang harus ditaati oleh penganut agama.
c. Religious knowledge (the intellectual dimension)
Seberapa jauh seseorang mengetahui tentang ajaran
agamanya, terutama yang ada di dalam kitab suci maupun yang
lainnya. Paling tidak seseorang yang beragama harus
mengetahui hal-hal pokok mengenai dasar-dasar keyakinan,
ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi.
Dimensi ini menunjukkan dalam Islam menunjuk kepada
seberapa tingkat pengetahuan dan pemahaman muslim
terhadap ajaran-ajaran agamanya terutama mengenai ajaran
pokok agamanya, sebagaimana yang termuat di dalam kitab
sucinya. Hal ini berhubungan dengan aktivitas seseorang untuk
mengetahui ajaran-ajaran agamanya.
Seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al-Alaq ayat 1-5, yang
menjelaskan bahwasanya kita senantiasa harus berilmu atau
belajar untuk mengetahui sesuatu.
47
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
d. Religious Feeling (the experiental dimension)
Dimensi ini terdiri dari perasaan-perasaan dan pengalaman-
pengalaman keagamaan yang pernah dirasakan dan dialami.
Misalnya seseorang merasa dekat dengan Tuhan, seseorang
merasa takut berbuat dosa, seseorang merasa doanya
dikabulkan Tuhan. Dan lain sebagainya.
Ancok dan Suroso (1994) mengatakan kalau dalam Islam
dimensi ini dapat terwujud dalam perasaan dekat atau akrab
dengan Allah, perasaan bertawakal (pasrah diri dalam hal
positif) kepada Allah, perasaan khusuk ketika melaksanakan
shalat atau berdoa, perasaan bergetar ketika mendengar adzan
atau ayat-ayat Al-Quran, perasaan bersyukur kepada Allah,
perasaan mendapat peringatan atau pertolongan dari Allah.
Dijelaskan dalam Q.S Al-Qashas ayat 77 dijelaskan
manusia bahwasanya untuk selalu berbuat baik sebagaimana
Allah selalu berbuat baik terhadap kita.
48
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
e. Religious effect (the consequential dimension)
Dimensi ini yang mengukur sejauh mana perilaku
seseorang dimotivasikan oleh ajaran agamanya di dalam
kehidupannya. Misalnya ikut dalam kegiatan konservasi
lingkungan, ikut melestarikan lingkungan alam dan lain-lain.
Ancok dan Suroso (1994) mengatakan bahwa dalam Islam,
dimensi ini dapat diwujudkan dengan melakukan perbuatan
atau perilaku yang baik sebagai amalan sholeh sebagai muslim,
yaitu meliputi perilaku suka menolong, bekerjasama,
berderma, mensejahterakan dan menumbuhkembangkan orang
lain, menegaskan kebenaran dan keadilan, berlaku jujur,
memaafkan, menjaga lingkungan hidup, menjaga amanat, tidak
mencuri, tidak korupsi, tidak menipu, tidak berjudi, tidak
meminum minuman yang memabukan, mematuhi norma-
norma Islam dalam perilaku seksual, berjuang untuk hidup
sukses menurut ukuran Islam dan sebagainya.
Perilaku dalam hal ini diartikan bagaimana akhlak atau
perilaku seseorang dengan dilandasi ajaran agama yang
dianutnya. Akhlak sebenarnya adalah buah dari keyakinan dan
49
ibadah seseorang (Husni, 2001: 39). Dimensi ini bisaanya
didahului oleh masalah keimanan, seperti dalam surat Saba‟
ayat 37:
“Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak
kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal
(saleh, mereka Itulah yang memperoleh Balasan yang berlipat
ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan
mereka aman sentosa di tempat-tempat yang Tinggi (dalam
syurga).” (Departemen Agama RI, 1993: 433).
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa karakter
religius adalah karakter atau nilai yang berhubungan dengan agama. Nilai
religius merupakan nilai kerohanian dengan tingkatan tertinggi dan
mutlak dari kebenaran dan keyakinan dirinya kepada Tuhan. Karakter
religius bersumber dari Alqur‟an, Sunnah, Ijtihad, teladan para sahabat
dan tabiin. Karakter religius sangat erat berhubungan dengan nilai
ilahiyah dan nilai insaniyah, sehingga dalam praktik keagamaannya
karakter religius selain berorientasi ibadah kepada Tuhan, karakter
religius juga berorientasi kepada akhlak dan bersikap terhadap sesama di
lingkungan bersmasyarakat. Jadi karakter religius secara singkat adalah
bagaimana individu itu beriman, kemudian mencari tahu akan sebuah
kebenaran serta mempraktikannya dalam kehidupan sehari-harinya.
50
BAB III
PROFIL TEMPAT PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN
A. Profil Tempat Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi
Mengutip dari buku sejarah berdirinya Racana Kusuma Dilaga-
Woro Srikandhi menjelaskan bahwa Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi berdiri pada tanggal 9 Maret 1988. Pada waktu itu status
kampus IAIN Salatiga masih bernama IAIN Walisongo dan pada masa
tersebut nama Racana masih menggunakan nama Racana Walisongo
sebelum mengalami perubahan sampai sekarang ini. Salah satu saksi
sejarah yaitu kakak Abdul Syukur dan kakak Astuti Sakdiyah sebagai
pendiri sekaligus menjadi ketua Racana pertama kali. Beliau sekarang
menjadi berstatus sebagai Dosen di IAIN Salatiga dan merangkap sebagai
Pembina Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi.
Singkatnya, Pada tanggal 27 September 1996 diadakan rapat untuk
pembaharuan nama Racana, karena pada saat itu IAIN Walisongo telah
beralih status menjadi IAIN Salatiga, sehingga nama Racana Walisongo
harus diganti. Pada waktu itu munculah nama-nama yang banyak
diusulkan seperti Damardjati-Sekar Arum, Sunan Bayat-Nyi Sunan Bayat,
Ki Ageng Pandanaran-Nyai Ageng Pandanaran, Kusuma Dilaga-Woro
Srkandhi, dan Damardjati-Robi‟ah Al Adawiyah.
Rapat berikutnya barulah disetujui nama racana yang akan
digunakan. Nama racana yang akan digunakan tersebut adalah Kusuma
51
Dilaga-Woro Srikandhi. Nama tersebut atas usulan kakak Anshori, kakak
Hakim H, dan kakak Hamim, dengan referensi dari buku karangan Ir.
Srimulyono dengan judul ” Wayang Dan Karakter Manusia” halaman101-
103 dan buku karangan Amir Martosedoyo SH dengan judul “Sejarah
Wayang” halaman 64.
Kusuma Dilaga -Woro Srikandhi merupakan tokoh pewayangan
dalam cerita Mahabrata. Kusuma Dilaga adalah nama lain dari
Werkudoro atau Bima yang merupakan salah satu dari Pandawa. Dia
digambarkan sebagi laki-laki yang besar, gagah dan kuat. Senjata pusaka
Werkudoro adalah Godho Rujakpolo, sehingga senjata tersebut digunakan
sebagai pusaka adat bagi racana putranya. Woro Srikandhi adalah istri
dari Arjuna yang juga merupakan salah satu dari Pandawa. Senjata yang
digunakannya adalah Busur Panah, sehingga pusaka adat bagi racana
putri menggunakan busur dan anak panah.
Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan salah satu unit
kegiatan mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang kepramukaan
sebagai wadah bagi mahasiswa yang senang dalam mengikuti kegiatan
kepramukaan. Racana adalah wadah bagi anggota pramuka tingkat
Pandega, yaitu tingkatan setelah penegak. Usia anggota Pandega sesuai
dengan AD dan ART Gerakan Pramuka adalah 21-24 tahun atau yang
sudah berstatus sebagai Mahasiswa. Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi berpangkalan di IAIN Salatiga dan meiliki nomer gugus depan
(Gudep) 02.237-02.238.
52
Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan salah satu dari
satuan Pandega yang berdomisili di IAIN Salatiga. Racana adalah salah
satu organisasi kemahasiswaan yang memiliki struktur pembinaan sampai
tingkat nasional, yaitu kwartir nasional. Racana disini memiliki proses
pendidikan yang mana lebih diarahkan kearah tugas mahasiswa
(tridharma perguruan tinggi). Oleh karena itu agar dapat berjalan dengan
baik antara tugas kuliah dan berorganisasi maka perlunya memanajemen
waktu dengan baik sehingga semua itu dapat berjalan dengan beriringan.
2. Visi dan Misi Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
Visi racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi adalah untuk
melahirkan kader-kader kepanduan yang profesional dan berintegritas
tinggi. Dan misinya adalah untuk membentuk kepribadian mahasiswa
yang berahlakul karimah sesuai dengan satya dan dharma pramuka.
3. Satuan Khusus Dalam Racana (Brigade Khusus)
Mengutip dari arsip Brigsus Naga Sandhi, pada tahun 1993 terbesit
dari seorang pemikir untuk menciptakan sebuah pasukan yang elite. Dari
situ diadakanlah penelitian guna menciptakan pasukan tersebut. Setelah
memperoleh data yang cukup, maka diadakanlah rapat untuk membentuk
pasukan khusus di racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi. Dalam rapat
tersebut munculah nama-nama seperti pasukan khusus (PASSUS),
pasukan inti (PATI) dan brigade khusus (BRIGSUS). Dengan
pertimbangan yang matang maka disepakatilah pasukan tersebut dengan
nama brigade khusus (BRIGSUS).
53
Pada tanggal 16-17 november 1994 diadakan pembrivetan dan
pelantikan yang pertama kali sehingga pada tanggal 17 november 1994
dijadikan hari lahirnya Brigade Khusus Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi (Brigsus Naga Sandhi). Dalam pelaksanaanya brigsus
menggunakan sistem komando dan dipimpin oleh seorang komandan.
Brigsus diberi kekuasaan untuk mengelola corpsnya secara independen.
Untuk dapat menjadi anggota brigsus harus melewati seleksi dan
pendidikan terlebih dahulu. Dalam brigsus terdapat 3 jurusan yaitu
pertolongan pertama (PP), peraturan baris berbaris (PBB) dan search and
rescue (SAR).
4. Progam Kerja Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
Sebagai sebuah organisasi yang aktif, racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi memiliki progam kerja yang sudah disusun untuk dilaksanakan.
Progam kerja itu disusun ketika awal kepengurusan dan akan dilaporkan
sebagai laporan pertanggung jawaban ketika di akhir kepengurusan nanti.
Progam kerja tersebut disusun mulai dari progam kerja tahunan, progam
kerja bulanan, progam kerja mingguan hingga progam kerja harian.
Progam Kerja Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi antara lain :
a. Up Grading dan Raker
b. Gladi Tangguh Brigsus
c. HUT Racana
d. Gladian Pimpinan Pandega
e. Amalan Ramadhan Racana
54
f. Pelatihan Protokoler
g. DIKTARA (Pendidikan Tamu Racana)
h. Penerimaan dan Seleksi Calon Brigsus
i. Gladi Wira Brigsus
j. Pembrivetan dan Pelantikan
k. Musrac-Mussus
l. Konservasi Alam
m. Halal Bihalal
n. Pelolosan dan Penambatan
o. Kerohanian
p. Latian Rutin
q. Donor Darah
r. Latian Gabungan se-Jawa dan NTB
s. Studi Banding
5. Struktur Organisasi Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Masa Bakti
2017
Tabel 3.1
Dewan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Masa Bakti 2017
JABATAN NAMA
Pembina putra Mukti ali, M. Hum.
Pembina putri Dra. Astuti sakdiyah, M.Pd.
Ketua Racana Putra Khoirul Alfani
Ketua Racana Putri Rif‟atul Muna
55
Sekretaris Putra Luzman Rifqie
Sekretaris Putri Dyah Puspitasari
Bendahara Putra M. Rafi Naufal
Bendahara Putri Metik Fatmasari
Pemangku Adat Racana Putra Arsyad Bagus Saputra
Pemangku Adat Racana Putri Kristina Mayasari
SEKSI BIDANG
Giat Operasional 1. Muhammad Maskuri
2. Rizna Dwi Ariani
Giat Tekpram 1. Miftahul Falah
2. Febri Dwi Fatmawati
Kerumah Tanggaan 1. Sirojjudin Ala Al Baihaqi
2. Laini Luthfiati
Penelitian dan Pengembangan 1. Edy Setiawan
2. Diah Ayu Sita Resmi
Pengembangan Sumber Daya 1. Muhamad Fitriantono
2. Faridhotul Ilmiah
Hubungan Masyarakat dan Abdi
Masyarakat
1. Anas Shobirin
2. Ovie Varihat El Vithria
56
Tabel 3.2
Dewan Brigade Khusus Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Periode
2017
JABATAN NAMA
Komandan Brigsus Afif Husein
Sekretaris Amalia Khoirunnisa
Bendahara Zaidatul Aslamiah
Pendidikan Dan Latihan 1. Dina Erawati Kumala
2. Nur Laelatul
Fitrianingrum
Logistik 1. Ridho Maulana A.F
2. Iin Zulianti
Komandan Reka PP Almu‟rismillah Zailani
Komandan Reka PBB Nur Wahyuningsih
Komandan Reka SAR Albarra Rifqi Anthoni
Sumber: Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
B. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis dan Pendekatan
Jenis penelitian yang digunakan peneliti yaitu jenis penelitian
grounded theory. Grounded theory memungkinkan peneliti melakukan
riset prosesual, yaitu riset yang berfokus pada “rangkaian peristiwa,
tindakan, dan aktivitas individual maupun kolektif yang berkembang dari
waktu ke waktu dalam konteks tertentu (Kasali, 2001: 181). Grounded
theory dimulai tanpa hipotesis, dan memungkinkan data serta penarikan
57
sampel teoritis sebagai panduan untuk memilih kerangka konseptual dan
teori yang muncul.
Sedangkan pendekatan dalam penelitian ini adalah melalui
pendekatan kualitatif deskriptif. Dalam Lexy J. Moleong (1988 :4)
Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang adan perilaku yang
dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar
individu tersebut secara holistik (utuh). Sedangkan Dalam Soejono dan
Abdurrahman (2005: 29) Nasution mengemukakan bahwa pendekatan
kualitatif deskriptif yaitu berupa dokumen pribadi, catatan lapangan,
ucapan responden, dokumen dan lain-lain. Selain itu, pendekatan ini juga
tidak didominasi angka sebagaimana yang ada di dalam penelitian
kuantitatif.
Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak didominasi
angka-angka dalam pendekatannya, melainkan melalui deskripsi-
deskripsi narasi dari data yang diperoleh dilapangan baik dari
wawancara, observasi, maupun dari dokumen-dokumen yang terkait.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data disini digunakan untuk memperoleh data
melalui beberapa yang nantinya akan dijadikan hasil penemuan di dalam
penelitian ini. Adapun Teknik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
58
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses
tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan
datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh
yang diwawancara (Fathoni, 2011: 105). Dalam metode ini
peneliti meneliti dengan memberikan instrument atau panduan
wawancara secara terstruktur kepada responden. Wawancara disini
di fokuskan tentang bagaimana implementasi atau wujud nyata
Pendidikan Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius,
yangmana fokusnya adalah dalam 10 Dasa Dharma dan 5 Dimensi
Religius. Peneliti disini menggunakan pedoman wawancara tidak
terstruktur. Namun, responden telah disiapkan pertanyaan-
pertanyaan wawancara yang dicetak dan dibagikan kepada setiap
responden. Bertujuan mempermudah mengarahkan responden
kedalam pokok pembahasan wawancara.
Adapun langkah-langkahnya, peneliti mengawali dengan
menentukan siapa saja responden yang akan diwawancarai yaitu
Anggota Racana sebanyak 20 orang yang terdiri dari pengurus
atau dewan dan anggota bisaa. Setelah itu peneliti melakukan
wawancara terhadap responden satu per satu dengan cara
memberikan lembar pedoman tersebut, disini peneliti melakukan
wawancara secara langsung dan lembar pedoman tersebut sebagai
pendukung atau acuan responden dalam wawancara yang
59
kemudian hasil jawabannya dituliskan secara lengkap dan
dijabarkan melalui lembar pedoman tersebut.
b. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan
terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2011: 104).
Disini peneliti meneliti tentang bagaimana situasi dan kondisi di
dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Racana Kusuma Dilaga-
Woro Srikandhi IAIN Salatiga.
Observasi disini memungkinkan peneliti dalam memahami
dan mengamati setiap perubahan yang terjadi secara langsung
dilapangan. Sehingga, peneliti tidak boleh terlewatkan satupun
peristiwa penting yang bisa dalam observasi.
c. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal
atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya
(Arikunto, 2014: 274). Dalam hal ini peneliti meneliti kondisi atau
gambaran umum Racana melalui notulen rapat, absensi kegiatan,
foto-foto, dan dokumen lain tentang Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi.
60
3. Teknik Analisis Data
Analisis data dari pengumpulan data merupakan tahapan yang
penting dalam menyelesakan suatu kegiatan penelitian ilmiah. Sehingga,
analisis data di sini berfungsi untuk memberi arti, makna dan nilai yang
terkandung dalam data tersebut. Analisis dalam penelitian kualitatif
dimulai sejak peneliti mengumpulkan data di lapangan, sejak akan masuk
ke lapangan, ketika sedang berada di lapangan dan sesudah selesai
mengumpukan data di lapangan (Kasiram, 2008: 351-352).
Analisis data kualiatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, seperti mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan
apa yang dipelajari serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain. Peneliti memulai proses analisis data dengan menelaah
seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari observasi
yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, wawancara maupun
dokumen.
Data yang diperoleh ketika melakukan penelitian banyak sekali
jumlahnya. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah, langkah berikutnya
mengadakan reduksi data, yaitu memilih data yang menarik, penting dan
baru. Sedangkan, data yang sekiranya tidak dipakai dapat dihilangkan.
Langkah selanjutnya, menyusunnya dalam kategori-kategori. Tahap akhir
dari analisis data ini ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.
Setelah selesai tahap ini, mulailah tahap penafsiran data dalam mengolah
62
BAB IV
ANALISIS DAN TEMUAN DATA
A. Analisis Data
Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan beberapa metode,
yaitu metode observasi, metode wawancara, dan metode Studi Dokumentasi.
Peneliti mendapatkan data tentang implementasi Pendidikan Kepramukaan
dalam menumbuhkan Karakter Religius pada anggoa Racana Kusuma Dilaga-
Woro Srikandhi, dengan cara wawancara kepada pengurus atau dewan
Racana serta beberapa anggota yang telah ditunjuk oleh peneliti. Dalam
penelitian ini peneliti memperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.1
Daftar identitas informan atau responden
No Nama Jabatan
Mahasiswa
Jurusan
1. Khoirul Alfani Ketua Racana Pa PAI
2. Rif‟atul Muna Ketua Racana Pi PGMI
3. Kristina Mayasari Adat Racana Pi TBI
4. Noviana Diah Riza Adat Brigsus PS-S1
5. Metik Fatmasari Bendahara Pi PS-S1
6. Edy Setiyawan Litbang Pa HTN
7. Muhammad Maskuri Operasional Pa HTN
8. Febri Dwi Fatmawati Tekpram Pi PGMI
9. Albarra Rifqi Anthony Danka SAR Brigsus PGMI
63
10. Ridho Maulana A.F Logistik Brigsus HES
11. Indri Iswanto Anggota Racana PAI
12. Denny Arizal Rifanto Anggota Racana PAI
13. Fatkhan Muhimmi Anggota Racana HTN
14. Anggi Astri Rahayu Anggota Racana PGMI
15. Risa Oktavia Anggota Racana PGRA
16. Alfi Hamidatun Nushroh Anggota Racana TBI
17. Imam Aris Jazuli Anggota Racana PAI
18. Fendi Santoso Anggota Racana PAI
19. Fatikhatus Sakdiyah Anggota Racana PAI
20. Nur Inayah Anggota Racana ES
Dari wawancara diatas peneliti hendak mengumpulkan data mengenai
bagaimana penerapan dari 10 Poin Dasa Dharma serta bagaimana penerapan
dari Karakter Religius dengan 5 aspek melalui Pendidikan Kepramukaan.
1. Wawancara
a. Penerapan 10 Poin Dasa Dharma
1) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Takwa
Kepada Tuhan Yang Maha Esa? Apa alasannya?
64
Tabel 4.2
Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 1
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya, Takwa kepada Tuhan adalah menjalankan
perintah dan menjauhi laranganNya, dalam
konteks ini saya berusaha untuk menjalankan
perintah Allah dan menjauhi laranganNya.
2. Rif‟atul Muna Ya, karena sudah melaksanakan dan menjauhi
larangan Tuhan Yang Maha Esa seperti
halnya sholat berjamaah, puasa dan lain
sebagainya.
3. Kristina
Mayasari
Ya, saya sudah berusaha melaksanakan
perintah Allah seperti halnya melaksanakan
shalat, puasa dan terus berusaha menjadi
orang yang bermanfaat bagi orang lain.
4. Noviana Diah
Riza
Ya, karena sudah melaksanakan perintah dan
menjauhi laranganNya walaupun belum
sepenuhnya.
5. Metik Fatmasari Ya, dengan melakukan sholat wajib dan
berusaha menjalankan perintahNya serta
menjauhi laranganNya.
6. Edy Setiyawan Ya, karena saya sudah melaksanakan sholat,
dan berusaha menjalankan perintah dan
menjauhi laranganNya.
7. Muhammad
Maskuri
Ya, sudah tapi belum maksimal dalam
menjalankan apa yang diperintahkan Allah
SWT kepada saya.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Ya, karena saya telah menunaikan kewajiban
saya sebagai seorang muslim. Selain itu
dalam berkegiatan Pramuka saya juga selalu
65
menunaikan kewajiban saya untuk beribadah.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Ya, sudah karena Anggota Racana Islam.
10. Ridho Maulana
A.F
Ya, sudah melaksanakan sholat lima waktu,
puasa, dan beribadah yang lainnya.
11. Indri Iswanto Ya, dengan menjalankan segala perintah dan
menjauhi laranganNya.
12. Denny Arizal
Rifanto
Ya, berusaha dan senantiasa ingat perintah
dan kewajiban meskipun sibuk kegiatan
seperti sholat, tadarus dll.
13. Fatkhan
Muhimmi
Tidak, menurut saya, saya belum takwa.
Hakikatnya orang yang takwa itu selalu
menjalankan semua perintah dan
laranganNya, maka dari itu saya mengaku
belum menerapkan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
14. Anggi Astri
Rahayu
Ya, karena sebagai umat Islam kita wajib
bertaqwa kepada Allah.
15. Risa Oktavia Ya, melaksanakan perintahNya.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Ya, karena saya menjalankan perintahNya
dengan baik dan rajin seperti sholat, puasa dll.
17. Imam Aris
Jazuli
Ya, tetapi belum sepenuhnya. Dikarenakan
dalam menerapkan ketakwaan ini masih
sering terkalahkan dengan nafsu duniawi.
18. Fendi Santoso Ya, karena sebagai Anggota Racana kita
harus menjalankan segala perintah Allah agar
hidup kita bisa lebih bersemangat.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Ya, saya senantiasa menjalankan perintah dan
menjauhi laranganNya, melaksanakan sholat
misalnya.
66
20. Nur Inayah Ya, berusaha melaksanakan segala perintah
dan menjauhi laranganYa, contoh
melaksanakan sholat, zakat, haji, tidak
berzina, tidak minum-minuman keras.
67
2) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Cinta
Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia? Apa alasannya?
Tabel 4.3
Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 2
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya, karena saya berusaha menjaga kebersihan
lingkungan dan bersahabat serta menyayangi
orang yang disekitar saya.
2. Rif‟atul Muna Ya, karena didalam Racana juga diadakan
kegiatan konservasi alam yang menanamkan
rasa cinta alam dan kasih sayang sesama
manusia.
3. Kristina
Mayasari
Ya, mencintai alam dengan aplikasi
membuang sampah pada tempatnya,
menghemat penggunaan air, meminimalisir
berpegian dengan sepeda motor, berusaha
bersikap baik terhadap orang lain dan
membantu orang lain.
4. Noviana Diah
Riza
Insyaallah ya, karena saya juga berusaha
menjaga lingkungan, serta berusaha bersikap
baik kepada sesama manusia.
5. Metik Fatmasari Ya, saya sudah melakukan konservasi alam
sebagai wujud nyata peduli lingkungan dan
saya menghargai sesama Anggota Racana
sebagai wujud kasih sayang sesama manusia.
6. Edy Setiyawan Ya, cinta alam masih saya lakukan dengan
cara yang paling kecil buang sampah pada
tempatnya dan saya juga saling menghargai
saling membantu sesama manusia.
68
7. Muhammad
Maskuri
Ya, sudah contoh faktanya adalah merawat
pohon yang berada disekitar rumah kita itu
termasuk cinta alam dan merawat mahluk
hidup Allah SWT.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Ya, karena saya te;ah berusaha menjaga
lingkungan disekitar saya selain itu saya juga
berusaha intuk menghargai orang lain
disekitar saya.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Ya, karena setiap Anggota Pramuka juga
merawat alam dan saling membantu.
10. Ridho Maulana
A.F
Ya, dengan saya tidak membuang sampah
sembarang tempat, bukti saya cinta saya
kepada alam dan sesama manusia.
11. Indri Iswanto Ya, membuang sampah pada tempatnya,
saling menyayangi dan menghormati antar
sesama manusia.
12. Denny Arizal
Rifanto
Ya, adanya konservasi alam, membuang dan
menjaga lingkungan, menghormati dan
menghargai antar sesama.
13. Fatkhan
Muhimmi
Ya, tapi belum maksimal. Kalau sepaham
saya cinta alam berarti menjaga dan
membersihkan saja namun bukan hanya itu
masih banyak lagi wujud akan cinta alam dan
kasih sayang sesama manusia dengan
pandangan agama dengan berakhlak atau
beretika dll.
14. Anggi Astri
Rahayu
Ya, karena dalam Pramuka kita selalu
diajarkan untuk mencintai, menyayangi
siapapun dan selalu menjaga serta tidak
mencemari lingkungan.
69
15. Risa Oktavia Ya, saya tanamkan pada diri saya agar selalu
mencintai alam, menjaga serta melestarikan
alam.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Ya, cinta alam saya tunjukan dengan tidak
membuang sampah sembarangan, dan kasih
sayang sesama manusia saya lakukan dengan
membantu teman atau tetangga.
17. Imam Aris
Jazuli
Ya, pentingnya penerapan cinta ala mini
adalah kewajiban kita untuk menjaga karunia
Allah sedangkan kasih sayang sesama
manusia ini penting bagi kelangsungan hidup
sebagai makhluk sosial.
18. Fendi Santoso Ya, karena saya setiap hari membersihkan
sanggar racana dan tempat tinggal, selain itu
juga saya kerap memberikan senyuman
dengan sesama.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Ya, saya sudah mengikuti konservasi alam,
membuang sampah pada tempatnya, berteman
dan menyayangi sesama.
20. Nur Inayah Ya, karena alam dan kita saling
membutuhkan, apabila lingkungan disekitar
kita bersih maka kita akan sehat, begitu juga
dengan teman apabila kita baik maka akan
membentuk simbiosis mutualisme.
70
3) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Patriot
yang Sopan dan Ksatria? Apa alasannya?
Tabel 4.4
Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 3
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya sudah, karena saya senantiasa berusaha
untuk sopan dalam berperilaku.
2. Rif‟atul Muna Ya, karena sudah menjalankan atau
menerapkan kepribadian yang sopan.
3. Kristina
Mayasari
Ya, saya membedakan antara sikap dan
bahasa terhadap orang yang sepantaran
dengan orang yang lebih tua, berusaha
mementingkan kepentingan orang lain
meskipun tidak setiap hari saya lakukan.
4. Noviana Diah
Riza
Insyaallah ya, karena saya sudah berusaha
menjaga sopan santun dan berjiwa tangguh.
5. Metik Fatmasari Ya, saya menghargai dan menghormati orang
yang lebih tua serta lebih mementingkan
kepentingan orang lain daripada kepentingan
pribadi.
6. Edy Setiyawan Ya, seperti orang jawa selalu mengajarkan
tentang kesopanan insyaallah saya masih
berusaha untuk menjadi orang yang sopan
sesama, kecil maupun tua.
7. Muhammad
Maskuri
Ya sudah, tapi belum maksimal. Contohnya
sopan terhadap orang yang lebih tua dari saya.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Ya, karena saya telah berusaha untuk menjadi
individu yang sopan tidak hanya kepada
orang yang lebih tua tetapi juga kepada teman
71
sebaya dan yang lebih muda.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Ya, Alhamdulillah sudah dengan selalu
bersikap sopan dan ksatria.
10. Ridho Maulana
A.F
Ya, selalu sopan dalam berbicara kepada
orang yang lebih tua dari saya dirumah
maupun dikampus.
11. Indri Iswanto Ya, selalu bertingkahlaku baik.
12. Denny Arizal
Rifanto
Ya, mencoba bijak serta senantiasa mentaat
norma-norma yang berlaku.
13. Fatkhan
Muhimmi
Ya, karena didalam pramuka mengajriku akan
pentingnya jiwa patriot.
14. Anggi Astri
Rahayu
Ya, karena sebagai Anggota Pramuka kita
harus selalu menolong sesama tanpa pamrih
dan selalu menjaga kelakuan dimanapun kita
berada.
15. Risa Oktavia Ya, sopan itu salah satu attitude yang harus
dimiliki setiap orang.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Ya, saya selalu berusaha berpakaian dan
berperilaku yang sopan.
17. Imam Aris
Jazuli
Ya, tetapi belum sepenuhnya. Hal tersebut
terkendala dengan situasi dan kondisi yang
kurang mendukung karena ada dua aspek atau
lebih yang sama-sama penting dan terkadang
menjadi sulit untuk menerapkannya.
18. Fendi Santoso Ya, karena rasa patriotku sudah tertanam
dihati dan penerapannya berupa rasa
semangat dalam membangun dan
mengembangkan Racana.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Ya, senantisa berbuat kebaikan, menerapkan
5S, dan bertingkah semestinya.
72
20. Nur Inayah Ya, ketika dosen sedang mengajar kita
sebagai mahasiswa harus memperhatikan.
4) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Patuh dan
Suka Bermusyawarah?
Tabel 4.5
Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 4
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya sudah, karena dalam organisasi saya
senantiasa menerapkan musyawarah mufakat.
2. Rif‟atul Muna Ya sudah, karena didalam Racana juga
terdapat rapat dan hasilnya dilakukan dengan
cara musyawarah.
3. Kristina
Mayasari
Ya, saya berusaha sebaikmungkin untuk
mematuhi peraturan yang sudah diterapkan
dimapaun saya berada, saya senang
memecahkan sebuah keputusan bersama
dengan yang lainnya untuk mencapai mufakat
dan bermusyawarah bagi saya akan lebih
mudah untuk mendapat titik terang.
4. Noviana Diah
Riza
Insyaallah ya, saya sudah berusaha bersikap
patuh dan juga mengikuti serta berusaha
member masukan yang membangun dalam
kegiatan bermusyawarah.
5. Metik Fatmasari Ya,saya selalu mematuhi setiap perintah yang
baik dan dalam mengambil sebuah keputusan
selalu dilakukan dengan musyawarah
mufakat.
6. Edy Setiyawan Ya, sebagai mahasiswa saya berusaha patuh
73
terhadap orangtua dan dosen saya, dan selaku
anak organisasi saya sering mengikuti agenda
bermusyawarah sesama anggota.
7. Muhammad
Maskuri
Ya, tapi belum maksimal contoh ketika kita
mengikuti rapat rutinan di sanggar dan
menghormati pendapat orang lain.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Ya, salah satu bentuk dari patuh dan suka
bermusyawarah yaitu saya aktif dalam setiap
rapat yang diadakan di Racana sebagai wujud
dari suka bermusyawarah.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Ya, dengan selalu ikut andil dalam rapat
kegiatan.
10. Ridho Maulana
A.F
Ya, saya sebagai anggota selalu patuh pada
atasan organisasi saya,dan selalu ikut
bermusyawarah saat mengikuti rapat.
11. Indri Iswanto Ya, patuh terhadap segala sesuatu yang
diperintahkan asal tidak melanggar,
musyawarah dalam forum rapat atau ketika
sedang ada maslah.
12. Denny Arizal
Rifanto
Ya, patuh dalam beribadah akan perintah
Allah dan patuh terhadap hal baik,
bermusyawarah untuk mufakat
13. Fatkhan
Muhimmi
Ya, tapi belum maksimal. Karena menurut
saya kata patuh masih memiliki tingkatan
setiap manusia, dan suka bermusyawarah
sudah berjalan dengan adanya pendidikan dari
Racana disetiap permaslahan saya selalu
bermusyawarah.
14. Anggi Astri
Rahayu
Ya, karena pada saat akan mengadakan
kegiatan atau mengambil keputusan kita akan
74
melakukan rapat atau musyawrah, dan jika
telah menemukan kata sepakat kita harus
mematuhi kesapakatan tersebut.
15. Risa Oktavia Ya, patuh mentaati aturan, bermusyawarah
untuk mufakat.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Ya, patuh dan suka bermusyawarah saya
aplikasikan dalam kehidupan saya didalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan
keluarga saya, terutama Ayah dan Ibu saya.
17. Imam Aris
Jazuli
Ya, dikarenakan patuh ini bentuk keimanan
yang telah Allah perintahkans edang sebagai
organisatoris musyawarah merupakan hal
terpenting dalam menempuh proses organisasi
yang baik.
18. Fendi Santoso Ya, karena salah satu prinsip saya adalah
selalu patuh terhadap perintah atasan, serta
bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah
didalam Racana.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Ya, patuh akan aturan dan perintah,
musyawarah untuk mufakat.
20. Nur Inayah Ya, patuh dan aturan yang telah ditetapkan,
ketika berorganisasi yang dibutuhkan adalah
bermusyawarah untuk sebuah mufakat.
75
5) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Rela
Menolong dan Tabah? Apa alasannya?
Tabel 4.6
Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 5
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya sudah, berusaha menolong sesama
semampu saya dan berusaha tabah dalam
menghadapi masalah.
2. Rif‟atul Muna Ya sudah, sesama Anggota Pramuka kita
saling tolong menolong baik sesama Pramuka
maupun dengan warga sekitar.
3. Kristina
Mayasari
Ya, saya berusaha menolong siapapun itu,
asal saya mampu menolong dan akan saya
lakukan sebaik mungkin dengan catatan saya
mampu melakukannya, saya lakukan tabah
meskipun kadang masih merasakan
kejengkelan ketika menghadapi masalah.
4. Noviana Diah
Riza
Insyaallah ya, dengan menanamkan jiwa
tolong menolong antar sesama tanpa kenal
pamrih, dan membantu teman dalam
kesusahan.
5. Metik Fatmasari Ya, sebagai seorang Pramuka selalu
melakukan tolong menolong dalam keadaan
apapun dan selalu ikhlas dalam bertindak.
6. Edy Setiyawan Ya, di Pramuka diajarkan tentang saling
menolong tidak membeda-bedakan yang satu
dengan yang lainnya dan selalu tabah disaat
ada hal jelek menimpa saya.
7. Muhammad Ya sudah, contohnya ketika kita menolong
76
Maskuri orang lain ketika susah, kita rela tanpa
mengharapkan imbalan apapun demi orang
yang kita tolong.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Ya, rela menolong dan tabah saya wujudkan
dalam kehidupan seharihari ketika terdapat
orang disekitar saya yang kesusahan saya
akan menolongnya.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Ya, selalu ikhlas melakukan setiap kegiatan
dengan riang dan serius.
10. Ridho Maulana
A.F
Ya, saya menolong kepada orang yang
membutuhkan pertolongan saya, juga ikut
serta menolong saat terjadi bencana alam
didaerah yang terkena musibah.
11. Indri Iswanto Ya, saling menolong antar sesama tanpa
mengharap imbalan ikhlas), selalu tabah
ketika sedang mengalami musibah.
12. Denny Arizal
Rifanto
Ya, menolong antar sesama anggota baik itu
dalam P3K dll.
13. Fatkhan
Muhimmi
Ya, tapi belum sepenuhnya untuk sifat dipoin
5 ini, sudah banyak Pramuka mengajarkan
akan ketabahan kerelaan tapi di dalam diri ini
masih memiliki sifat sebaliknya.
14. Anggi Astri
Rahayu
Ya, karena kita memang sangat dianjukan
untuk ikhlas dalam menolong sesama, selain
itu kita jufa diharuskan untuk selalu tabah
dalam menghadapi masalah.
15. Risa Oktavia Ya, menolong sesama.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Ya, menolong adalah hal mudah tetapi tidak
semua orang memiliki rasa ingin menolong,
saya menyadari bahwa suatu saat saya akan
77
membutuhkan pertolongan juga jadi kenapa
saya harus tidak menolong orang lain.
17. Imam Aris
Jazuli
Ya, adanya intensitas yang tinggi dalam
bersosialisasi dengan orang lain, akan
menumbuhkan rasa simpati dan empati
terhadap sesama.
18. Fendi Santoso Ya, karena dalam organisasi semisal Racana,
saya mesti menolong antar sesama teman jika
ia membutuhkannya dan selalu tabah
meskipun hasilku belum sempurna.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Ya, saya menolong sesama teman yang
membutuhkkan serta tidak banyak mengeluh.
20. Nur Inayah Ya, ketika mendapat sebuah masalah saya
mencoba menyelesaikan masalah tersebut
dengan hati yang tabah dan saling menolong
yang membutuhkan bantuan.
6) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Rajin
Trampil dan Gembira? Apa alasannya?
Tabel 4.7
Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 6
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya sudah, karena saya senantiasa rutin
melaksanakan segala aktivitas, trampil dalam
berkarya dan gembira dalam berkegiatan dan
belajar.
2. Rif‟atul Muna Ya sudah, dengan sering atau rajin mengikuti
acara racana ataupun acara pramuka.
3. Kristina Ya, saya menerapkan hal ini contohnya selalu
78
Mayasari masuk kuliah sesuai jadwal, belajarm dan
melakukan hal hal lain seperti sholat dengan
berkesinambungan dan saya selalu ikhlas
melaksanakan hal itu tentunya dengan
gembira supaya menjadi indah.
4. Noviana Diah
Riza
Insyaallah ya, namun belum sepenuhnya
karena rajin trampil dan gembira merupakan
sebuah keharusan bagi setiap Anggota
Pramuka.
5. Metik Fatmasari Ya, saya sudah melakukan pekerjaan dengan
tepat dan saya dilatih memiliki keterampilan
berbicara serta dalam Pramuka selalu merasa
gembira dimanapun dan kapanpun.
6. Edy Setiyawan Ya, rajin salah satu pegangan saya untuk
menjadikan diri saya berguna selain rajin dan
trampil juga diajarkan untuk bergembira.
7. Muhammad
Maskuri
Ya sudah, contohnya saya orangnya rajin
menabung itu contih saya sudah menerapkan
poin ini dan bergembira ketika bermain.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Ya, sebagai Anggota Pramuka sudah
seharusnya memiliki jiwa rajin, trampil dan
gembira. Begitu pula bagi saya sikap-sikap ini
saya aplikasikan ketika belajar dengan rajin
dan selalu gembira dalam menghadapi setiap
masalah.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Ya, pada dasarnya Pramuka itu harus rajin,
trampil dan gembira.
10. Ridho Maulana
A.F
Ya, belum sepenuhnya. Rajinnya saya belum
sepenuhnya, trampil dan gembiranya saya
selalu.
79
11. Indri Iswanto Ya, rajin menjalankan kewajiban baik itu
sebagai pelajar maupun sebagai umat muslim.
Gembira mah selalu saya tanamkan dalam diri
saya.
12. Denny Arizal
Rifanto
Ya, rajin menabung, rajin beribadah dan
bersosial.
13. Fatkhan
Muhimmi
Ya, karena dari orang tua, kepramukaan
selalu mendidik saya untuk rajin trampil
sehingga saya pribadi sudah bisa menciptakan
karya sendiri walaupun masih dikonsumsi
sendiri.
14. Anggi Astri
Rahayu
Ya, namun belum maksimal. Karena saya
masih belum cukup trampil dan masih butuh
banyak belajar.
15. Risa Oktavia Ya, rajin beribadah, belajar dan berlatih.
Trampil dalam mengerjakan tugas dan selalu
bergembira saat berkegiatan.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Ya, gembira dalam arti mensyukuri apa yang
saat ini saya miliki.
17. Imam Aris
Jazuli
Ya, tetapi belum sepenuhnya. Dikarenakan
banyaknya aktivitas dalam kegiatan sehari-
hari itu dapat menjadikan diri kita membatasi
ruang gerak.
18. Fendi Santoso Ya, karena komponen dalam anggota
organisasi yang baik salah satunya adalah
poin 6 ini.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Ya, saya rajin beribadah dan beramal.
20. Nur Inayah Ya, rajin dalam belajar menghadapi
lingkungan sekitar, bahagia ketika melihat
80
orang lain bahagia.
7) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Hemat
Cermat dan Bersahaja? Apa alasannya?
Tabel 4.8
Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 7
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya sudah, karena senantiasa berusaha untuk
hemat dalam penggunaan uang, cermat dalam
bekerja dan hidup bersahaja.
2. Rif‟atul Muna Ya sudah, dalam pembiayaan kegiatan kita
benarbenar memanage uang dengan baik.
3. Kristina
Mayasari
Ya, contoh realnya tidak menghamburkan
uang untik sesuatu hal yang tidak benar-benar
dibutuhkan saat ini. Saya akan menggunakan
sesuatu jika itu memang perlu.
4. Noviana Diah
Riza
Insyaallah ya, karena saya sudah menerapkan
system menabung dan berinvestasi serta
cermat dalam segala hal.
5. Metik Fatmasari Ya, dalam mengelola keuangan selalu pada
porsinya tidak berlebihan dalam konsumsi,
tidak gegabah dalam menentukan pilihan serta
selalu rendah hati kepada semua manusia.
6. Edy Setiyawan Ya, selain memanfaatkan yang ada saya
diajari untuk selalu hemat dalam keseharian,
cermat dalam pekerjaan dan selalu menerima
apa adanya.
7. Muhammad
Maskuri
Ya sudah, tapi belum maksimal. Contohnya
hemat dalam menggunakan uang, cermat
81
dalam menjawab pertanyaan dan pekerjaan.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Ya, salah satu wujudnya yaitu saya selalu
berusaha untuk menyisihkan uang saya untuk
ditabung dan menggunakan uang saya untuk
hal hal yang memangs aya butuhkan.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Ya, karena diracana diajarkan mengelola
keuangan seperti pengelolaan uang kegiatan.
10. Ridho Maulana
A.F
Ya, sebagai anak Pramuka saya sudah dilatih
untuk hemat cermad dan bersahaja, hemat
dalam pengeluaran, cermat dalam bertindak,
bersahaja kepada sesama.
11. Indri Iswanto Ya, hemat dalam mengatur pengeluaran,
cermat saat dalam situasi dan kondisi apapun.
12. Denny Arizal
Rifanto
Ya, hemat dalam segala hal, cermat ketika
menelaah, tidak berlebihan atau bersahaja.
13. Fatkhan
Muhimmi
Ya, dengan jiwa trampil tumbuh jiwa hemat
dan bersahaja dengan pancingan karya
walaupun masih dikonsumsi sendiri.
14. Anggi Astri
Rahayu
Ya, karena di Racana akan mengadakan
kegiatan akan dibutuhkan biaya, apalagi
kegiatan besar. Untuk itu, agar tidak
membebani orangtua, maka kita harus
berhemat.
15. Risa Oktavia Ya, berpola hidup hemat, tidak
mengahambur-hamburkan uang, cermat
dalam mengelola uang, bersahaja dalam
sehari-hari.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Ya, menghemat pengeluaran setiap hari
dengan tidak melupakan tugas kita untuk
menolong orang lain, bersahaja adalah tidak
82
pelit.
17. Imam Aris
Jazuli
Ya, tetapi belum sepenuhnya.
18. Fendi Santoso Ya, meskipun pada kenyataan untuk cermat
itu susah, namun saya akan berusaha.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Ya, saya bergaya hidup hemat, cermat dan
tidak bermewah-mewahan.
20. Nur Inayah Ya, saya mencoba belajar menabung, dan
membeli sesuatu yang dibutuhkan bukan apa
yang diinginkan.
8) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Disiplin
Berani dan Setia? Apa alasannya?
Tabel 4.9
Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 8
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya sudah, karena saya senantiasa disiplin
dalam berperilaku, berani bertindak jika
benar, dan berusaha setia dalam berkomitmen.
2. Rif‟atul Muna Belum, karena alam kedisiplinan banyak
kendala dari luar sehingga kurang disiplin
dalam kegiatan, akan tetapi berusaha untuk
menjadi disiplin.
3. Kristina
Mayasari
Ya, saya menerapkannya. Berusaha untuk
masuk kedalam kelas, mengajar tepat waktu.
Berani mengatakan pendapat dalam rapat,
selalu berusaha untuk istiqomah dengan apa
yang saya tekuni.
4. Noviana Diah Insyaallah ya, karena saya sangat menghargai
83
Riza waktu, disiplin dalam segala hal, berani dalam
mengemukakan pendapat, dan juga setia
mengabdi dalam Pramuka.
5. Metik Fatmasari Ya, wujud nyata dari disiplin yaitu saya tepat
waktu dalam keadaan tertentu, selalu berani
mengambil reskio dan setia pada orang yang
telah menjadi janjinya.
6. Edy Setiyawan Ya, disiplin adalah salah satu pegangan teguh
untuk menggapai cita-cita dan berani
mengambil keputusan dan selalu pakem
dengan keputusan yang diambil.
7. Muhammad
Maskuri
Ya sudah, contoh ketika kita ke kampus harus
menaati tata tertib yang ada, disiplin tepat
waktu dalam perkumpulan.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Ya, wujud nyata disiplin dapat dilihat juga
dari usaha untuk selalu tepat waktu. Begitu
pula saya selalu berusaha untuk menepati
waktu dan tidak terlambat.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Ya, dengan mengikuti aturan yang ada dan
mentaatinya.
10. Ridho Maulana
A.F
Ya, saya selalu menepati waktu saat kuliah
maupun beribadah, tidak minder saat disuruh
maju dimuka umum.
11. Indri Iswanto Ya, disiplin dalam mengikui perkuliahan dan
pembelajaran, berani mengambil resiko dan
setia menjunjung tinggi Tri Satya dan Dasa
Dharma.
12. Denny Arizal
Rifanto
Ya, disiplin akan peraturan yang ada, berani
menyampaikan pendapat, setia dengan yang
diyakini.
84
13. Fatkhan
Muhimmi
Ya, tapi kurang maksimal dalam
pengamalannya karena di poin ini termasuk
poin yang sulit.
14. Anggi Astri
Rahayu
Ya, namun belum maksimal. Di Pramuka, kita
selalu diajarkan untuk disiplin, berani
menyampaikan pendapat, setia. Dan saya
masih proses belajar.
15. Risa Oktavia Ya, disiplin dalam berilmu, berani
mengambul keputusan, setia dalam janji-
jannji.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Belum,saya merasa belum dapat disiplin
seratus persen dalam hal apapun, namun saya
berusaha untuk disiplin.
17. Imam Aris
Jazuli
Ya, hal tersebut dilaksanakan ketika harus
mengambil sebuah keputusan yang terkadang
diikuti dengan risiko yang besar.
18. Fendi Santoso Ya, karena dalam hidupku juga berdasarkan
hal itu, sehingga tujuan masa depan dapat
tercapai dengan baik.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Ya, saya disiplin akan aturan, berani
berpendapat, setia akan janji.
20. Nur Inayah Ya, disiplin dalam segala hal agar hidup ini
tertata, berani bertanggungjawab atas sefala
tindakan, setia kepada kawan seperjuangan
agar tujuan bersama tercapai.
85
9) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan
Bertanggungjawab dan Dapat Dipercaya? Apa alasannya?
Tabel 4.10
Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 9
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya sudah, saya berusaha bertanggungjawab
dalam bertindak dan berusaha menjaga
amanah.
2. Rif‟atul Muna Ya, bertanggungjawab dalam pra kegiatan
maupun dalam pelaksanaan kegiatan.
3. Kristina
Mayasari
Ya, meskipun belum sepenuhnya.
Bertanggungjawab ketika diberikan tugas
oleh keluarga untuk mencari ilmu, saya
melakukannya sebaik mungkin.
Menyampaikan amanah sebaik mungkin.
4. Noviana Diah
Riza
Insyaallah ya, karena saya berusaha
bertanggungjawab dan dapat dipercaya bagi
sesama manusia.
5. Metik Fatmasari Ya, dalam setiap melakukan suatu pekerjaan
dengan tanggungjawab yang penuh dan selalu
berkata jujur dan menepati janji untuk wujud
dari dapat dipercaya.
6. Edy Setiyawan Ya, di Pramuka diajarkan bertanggjungjawab
sama pekerjaan, dan amanah akan tugas
tugasnya jikalau terlaksana maka dapat
dipercaya.
7. Muhammad
Maskuri
Ya sudah, ketika saya kegiatan saya diberikan
amanah untuk mengkordinir kegiatan
tersebut, itu salah satu fakta saya
86
bertanggungjawab.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Ya, sebagai mahasiswa yang tidak jarang
diberi tugas untuk dikerjakan saya selalu
berusaha untuk bertanggungjawab
menyelesaikan tugas tersebut.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Ya sudah, dengan melakukan sesuatu yang
bermanfaat dan melakukan dengan
tanggungjawab.
10. Ridho Maulana
A.F
Ya, saya selalu mencoba untuk
bertanggungjawab apa yang telah
dipercayakan oleh saya dari teman-teman
maupun dosen dikampus.
11. Indri Iswanto Ya, bertanggungjawab pada diri sendiri,
selalu berusaha untuk selalu menjaga amanah.
12. Denny Arizal
Rifanto
Ya, bertanggungjawab akan amanah dan
dapat dipercaya mengemban amanah.
13. Fatkhan
Muhimmi
Ya, tapi masih kurang maksimal karena
masih berusaha untuk memahami dan
mengamalkannya sehingga diposisi ini maish
mencari dan memahami.
14. Anggi Astri
Rahayu
Ya, saya selalu berusaha untuk terus
bertanggungjawab dalam hal aapun juga
berusaha untuk bisa dipercaya orang lain.
15. Risa Oktavia Ya, berani mempertanggungjawabkan apa
yang sudah diambil, menjaga amanah.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Ya, saya sangat menyukai orang yang
bertanggungjawab dan dapat dipercaya
sehingga saya juga berusaha menerapkan hal
tersebut pada diri saya.
17. Imam Aris Ya, dikarenakan kedua sifat ini sangat
87
Jazuli penting dalam kehidupan berorganisasi, dan
menjadi kunci sukses dalam perjalanan karir.
18. Fendi Santoso Ya, karena jika tidak bertanggungjawab
dalam organisasi membutuhkan hal itu,
sehingga koordinasi anggota biar lebih baik.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Ya, bertanggungjawab akan tugas dan dapat
dipercaya akan amanah.
20. Nur Inayah Ya, bertanggungjawab dengan tugas yang
sudah diberikan, dapat dipercaya.
10) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Suci dalam
Pikiran Perkataan dan Perbuatan? Apa alasannya?
Tabel 4.11
Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 10
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya, tapi belum sepenuhnya, karena hanya
sebagian saja belum tiga keseluruhan.
2. Rif‟atul Muna Ya sudah, karena didalam Pramuka diajarkan
untuk selalu berpikir positif dalam segala hal.
3. Kristina
Mayasari
Ya, berusaha yang baik-baik saja, karena apa
yang diucapkan itu berasal dari pikiran, begitu
juga dengan perbuatan. Menghindari
perbuatan yang tidak baik dan senantiasa
berpikir positif.
4. Noviana Diah
Riza
Insyaallah ya, namun belum sepenuhnya
karena pikiran ini terkadang banyak yang
mempengaruhi dan belum berpikiran yang
suci.
5. Metik Fatmasari Ya, wujudnya yaitu tidak pernah berkata
88
jorok yang tidak pantas dikatakan oleh anak
Pramuka, selalu berpikiran positif dalam
segala hal, selalu melakukan perbuatan baik.
6. Edy Setiyawan Ya, suci dalam pikiran yang membuat tubuh
ini berkembang berfikir. Dan akan
menciptakan perkataan dan perbuatan yang
mulia.
7. Muhammad
Maskuri
Ya sudah, tapi belum maksimal. Ketika kita
berbicara dan berbuat harus menjaga kesucian
dan tidak mengatakan kasar.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Ya, merujuk dari Sembilan poin sebelumnya,
saya selalu berusaha untuk bertutur yang baik,
jujur dan menjaga perilaku saya.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Ya sudah, karena sudah menerapkan kalimat
toyyibah.
10. Ridho Maulana
A.F
Ya, saya selalu mencoba untuk suci dalam
pikiran saya, dan perkataan saya karena
belum sepenuhnya bisa saya lakukan.
11. Indri Iswanto Ya, selalu menjaga perkataan dan pikiran
setiap saat.
12. Denny Arizal
Rifanto
Ya, membatasi diri dari hal yang buruk.
13. Fatkhan
Muhimmi
Ya, tapi kurang maksimal. Dengan berbagai
cara saya lakukan tetapi masih selalu
keceplosan bertingkah dan berfikir yang tidak
baik sehingga dengan ini saya masih
berusaha.
14. Anggi Astri
Rahayu
Ya, saya selalu berusaha menjaga pikiran,
perkataan dan perbuatan saya agar tetap
bersih.
89
15. Risa Oktavia Ya, meskipun belum sepenuhnya. Sudah
berusaha memperbaiki diri baik dalam
berkata, berucap, berbuat dan bertindak.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Ya, suci dalam pikiran dengan tidak berburuk
sangka kepada orang lain, menjaga ucapan
dari perkataan yang kotor.
17. Imam Aris
Jazuli
Ya, tetapi belum sepenuhnya. Sifat ini
penting dalam menjaga solidaritas terhadap
sesama. Tetapi terkadang naik turun, kadang
dilaksanakan kadang juga tidak.
18. Fendi Santoso Ya, karena jika pada hal tersebut terlaksana
maka meningkatkan intelektual Anggota
Pramuka.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Ya, saya berusaha untuk menyelaraskan
antara pikiran, perkataan dan perbuatan yang
baik.
20. Nur Inayah Ya, ketika ada seseorang yang berkata jorok
maka saya mencoba menanggapi dengan
sewajarnya saja.
b. Karakter Religius
1) Apakah Anda mengetahui apa itu Karakter Religius? Apa yang
Anda ketahui?
Tabel 4.12
Hasil Wawancara Makna Karakter Religius
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Karakter Religius adalah watak, paringai
dalam kontaks religius atau tingkat keimanan
dan ketaqwaan kepada Tuhan.
90
2. Rif‟atul Muna Sikap atau watak yang mencerminkan sikap
atau tingkah yang religius.
3. Kristina
Mayasari
Karakter Religius adalah karakter atau jiwa
seseorang yang mengaplikasikan nilai agama
dalam kehidupan sehari-hari menempatkan
iman dan islam yang benar dalam berperilaku.
4. Noviana Diah
Riza
Menurut saya Karakter Religius itu adalah
suatu karakter dan tindakan yang baik dan
bagus menurut agama.
5. Metik Fatmasari Ya, Karakter Religius menurut saya adalah
segala sesuatu karakter ataupun sikap, sifat,
perilaku dll yang menganut Islam dan sesuai
dengan syariat.
6. Edy Setiyawan Iya mengetahui, yang saya ketahui adalah
sesuatu yang berhubungan dengan
keagamaan, watak yang islamis dan perbuatan
yang baik.
7. Muhammad
Maskuri
Suatu hal untuk memperbaiki manusia dalam
bersikap dan beperilaku agar bisa
menjalankan apa yang diperintahkan Allah
kepada kita.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Ya, Karakter Religius adalah segala perbuatan
maupun sikap yang didasarkan oleh syariat
Islam.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Karakter yang agamis, islami.
10. Ridho Maulana
A.F
Yang saya ketahui mengenai Karakter
Religius adalah sikap yang sopan dan santun,
selalu beribadah tepat waktu dan berjamaah,
selalu bersedekah dll.
91
11. Indri Iswanto Karakter Religius adalah karakter yang sesuai
dengan tuntunan Agama.
12. Denny Arizal
Rifanto
Tahu,yaitu karakter tentang nilai-nilai
keagamaan.
13. Fatkhan
Muhimmi
Menurut saya, Karakter Religius adalah
sebuah watak atau perbuatan yang dilakukan
sehari-hari yang sifatnya agamis.
14. Anggi Astri
Rahayu
Menurut saya adalah karakter yang selalu
berpedoman pada ajaran Agama.
15. Risa Oktavia Ya saya mengetahui, katrakter religius adalah
sikap dan perilaku yang didasarkan oleh
pedoman Agama..
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Karakter Religius adalah karakter seseorang
yang sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
Karakter Religius tentu berkaitan dengan
karakter baik yang harus dimiliki seseorang.
17. Imam Aris
Jazuli
Ya, Karakter Religius adalah karakter yang
senantiasa menjunjung tinggi nilai dan norma
agama dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.
18. Fendi Santoso Karakter yang segala perilakunya sehari-hari
mengacu pada nilai dan norma agama.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Ya, Karakter Religius adalah karakter yang
berhubungan dengan nilai-nilai Agama.
20. Nur Inayah Karakter Religius yaitu karakter yang
berhubungan dengan Agama serta
berkesinambungan dengan yang lainnya.
92
2) Menurut Anda apa saja pedoman atau yang mendasari Karakter
Religius dalam Islam?
Tabel 4.13
Hasil Wawancara Dasar Karakter Religius
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Pedomannya yaitu Al-Qur‟an dan
As-Sunnah.
2. Rif‟atul Muna Pedoman yang mendasari adalah Al-
Qur‟an dan Hadis serta kisah-kisah
tentang para nabi maupun sahabat.
3. Kristina Mayasari Aspek Islam dan Iman.
4. Noviana Diah Riza Al-Qur‟an. Hadist, Ijma‟, Qiyas,
pendapat para ulama dan saudara
muslim yang tidak diharamkan.
5. Metik Fatmasari Menurut saya yang mendasari
adanya Karakter Religius yang harus
dilakukan di Islam yaitu jelas Al-
Qur‟an, Sunah atau Hadis nabi, Ijma‟
sahabat dll.
6. Edy Setiyawan Pedoman yang mendasari dalam
karakteristik Religius adalah Rukun
Islam dan Rukun Iman.
7. Muhammad Maskuri Iman, Islam, Ihsan.
8. Febri Dwi Fatmawati Al-Qur‟an dan Sunnah serta Hadis.
9. Albarra Rifqi Anthony Al-Qur‟an, Hadist, Qiyas, Ijma‟.
10. Ridho Maulana A.F Perilakunya yang baik dan ibadahnya
juga baik.
11. Indri Iswanto Pedomannya adalah Al-Qur‟an dan
Hadis.
93
12. Denny Arizal Rifanto Al-Qur‟an, Hadis, Ijma‟, Ijtihad,
Perilaku Sahabat dan Tabiin.
13. Fatkhan Muhimmi Al-Qur‟an, Ijtihad, Hadist, Ilmu
alam, Qiyas.
14. Anggi Astri Rahayu Al-Qur‟an, Hadis dan Ijma‟.
15. Risa Oktavia Al-Qur‟an dan Hadist.
16. Alfi Hamidatun Nushroh Al-Qur‟an, Hadist, Ijma‟, Qiyas.
17. Imam Aris Jazuli Yang mendasari Karakter Religius
dalam Islam adalah Iman, Islam, dan
Ihsan.
18. Fendi Santoso Al-Qur‟an, Hadist, aspek islam dan
iman, serta pengertian dari orang
yang pintar.
19. Fatikhatus Sakdiyah Al-Qur‟an, Hadis, Ijma‟, Ijtihad.
20. Nur Inayah Al-Qur‟an, Hadis, Ijma‟ dan Ijtihad.
3) Menurut Anda apa itu Religious Practice (The Ritualistic
Dimension)/Aspek Islam? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan
Pendidikan Kepramukaan?
Tabel 4.14
Hasil Wawancara Arti Aspek Islam dan Wujudnya
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Wujud nyata yaitu dalam kode kehormatan
Gerakan Pramuka dan dalam Prisnip Dasar
Kepramukaan yang dijadikan pedoman
berperilaku seorang Anggota Gerakan
Pramuka.
2. Rif‟atul Muna Islam adalah Agama yang merupakan
penyempurna dari Agama lain. Aspek Islam
94
adalah Rukun Islam yang ada 5, wujud nyata
adalah Dhamra yang pertama yaitu Taqwa
Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Kristina
Mayasari
Menerapkan jiwa yang taat kepada Allah
SWT, menjalankan kewajiban dan
meninggalkan larangan. Contoh menunaikan
ibadah sholat, mengaji, berbuat baik sesama.
4. Noviana Diah
Riza
Islam adalah suatu agama atau kepercayaan
suatu umat, wujud nyata dalam Pendidikan
Kepramukaan denan mengadakan suatu acara
keislaman seperti ARR, kerohanian dll.
5. Metik Fatmasari Aspek Islam yaitu terdiri dari syahadat,
sholat, zakat, puasa dan haji. Wujudnya yaitu
tertuang pada SKU yang harus diisi oleh
setiap Pramuka.
6. Edy Setiyawan Di dalam Kepramukaan diajarkan bertakwa
kepada Allah dan wujud nyata yang sudah
nyata adalah sholat lima waktu.
7. Muhammad
Maskuri
Islam adalah salah satu agama yang dianut
oleh masyarakat Indonesia secara mayoritas
dan didalamnya terdapat aspek-aspek dalam
Rukun Islam.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Aspek Islam yaitu Rukun Islam yang meliputi
sahadat, sholat, zakat, puasa dan haji.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Kegiatan Islam yang dipraktikan diantaranya
sholat berjamaah.
10. Ridho Maulana
A.F
Islam adala lima hal yaitu Rukun Islam, kita
diwajibkan takwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, juga kita diwajibkan untuk suci dalam
pikiran perkataan dan perbuatan.
95
11. Indri Iswanto Aspek Islam adalah sesuai dengan Rukun
Islam.
12. Denny Arizal
Rifanto
Islam yaitu teriri dari lima hal atau Rukun
Islam itu. Sebagai orang Islam senantiasa
melaksanakan syariat-syariat seperti sholat
secara rutin mesikipun sedang berkemah.
13. Fatkhan
Muhimmi
Aspek Islam yaitu Rukun Islam yang lima,
didalam Kepramukaan seperti Dasa Dharma
poin 1 dan 10 dan di Tri Satya satya ke 1.
14. Anggi Astri
Rahayu
Aspek Islam yaitu Rukun Islam yang lima,
wujudnya membaca kalimat syahadat,
mengerjakan sholat, menjalankan puasa,
membayar zakat, dan naik haji.
15. Risa Oktavia Islam ada lima hal yaitu Rukun Islam, sesuai
dengan Tri Satya dan Dasa Dharma.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Aspek Islam yaitu Rukun Islam, wujud nyata
dalam Pramuka tertera dalam Dasa Dharma
yang pertama.
17. Imam Aris
Jazuli
Penanaman pendidikan Islam yang diujikan
dalam SKU dan SKK sehingga menjadi pra
syarat dalam peningkatan golongan dalam
Kepramukaan.
18. Fendi Santoso Aspek yang mendasar dalam pelaksanaan
Islam. Mengajak para anggota untuk
melaksanakan ibadah sholat.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Islam adalah agama rahmatan lil‟alamin, yang
dibangun akan lima dasar yaitu Rukun Islam.
Wujudnya senantiasa menjalankan syariat
Islam, seperti shalat, puasa dll meskipun
dalam kegiatan.
96
20. Nur Inayah Islam adalah agama yang dikehendaki oleh
Allah, adapun lima Rukun Islam yaitu
syahadat, sholat, zakat, puaa dan haji. Ketika
kegiatan apabila adzan berkumandang maka
kita hentikan sejenak kegiatan kita kemudian
sholat.
4) Religious Practice (The Ritualistic Dimension) atau Aspek Islam
berhubungan erat dengan bagaimana wujud nyata dari Rukun Islam
atau pelaksanaanya.
a) Membaca dua kalimat syahadat
Tabel 4.15
Penerapan Rukun Islam Nomor 1
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, karena itu syarat penting dalam
beragama Islam, dan sudah ada dalam bacaan
Shalat, sehingga sering saya baca ketika
sholat.
2. Rif‟atul Muna Sudah karena syahadat adalah rukun islam
yang pertama.
3. Kristina
Mayasari
Sudah, karena itu adalah rukun Islam yang
pertama yang wajib dilaksanakan oleh orang
Islam.
4. Noviana Diah
Riza
Sudah, sejak kecil karena saya ikut-ikutan
namun setelah memilki ilmu dan mengerti apa
itu syahadat saya bersyahadat sendiri.
5. Metik Fatmasari Sudah sejak lahir saya sudah masuk Islam dan
dengan sendirinya mengucapkan syahadat.
6. Edy Setiyawan Sudah, karena itu kewajiban dan syarat
97
pertama menjadi orang Islam.
7. Muhammad
Maskuri
Sudah, alasannya kita masuk Agama Islam itu
salah satu syarat masuk Islam dan dalam
kehidupan seharipun juga dilaksanakan dalam
sholat.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Sudah, saya bersyahadat setiap kali saya
melakukan sholat. Adapun alasan saya
bersyahadat yaitu untuk kembali keimanan
saya. Selain itu, syahadat juga sebagai bukti
pertama bahwa saya beriman.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Sudah, karena bersyahadat itu syarat masuk
Islam.
10. Ridho Maulana
A.F
Sudah, minimal lima kali sehari saat sholat
saya lakukan.
11. Indri Iswanto Sudah, karena merupakan rukun islam yang
pertama, dan sebagai syarat seorang masuk
Islam.
12. Denny Arizal
Rifanto
Sudah, syarat awal masuk Islam.
13. Fatkhan
Muhimmi
Sudah, karena syahadat itu syarat awal masuk
Islam.
14. Anggi Astri
Rahayu
Sudah, untuk menambah dan mempertahakan
keislaman saya.
15. Risa Oktavia Sudah, karena syarat utama masuk Islam.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Sudah, karena saya meyakini adanya Tuhan
YME yaitu Allah, dan Nabi Muhammad
adalah Rasul Allah.
17. Imam Aris
Jazuli
Sudah, dikarenakan syahadat adalah pembuka
atau pintu terhadap keislaman yang haqiqi
bagi seseorang.
98
18. Fendi Santoso Sudah, karena dalam beberapa hal kita sering
terperosot dalam kekafiran sehingga syahadat
sebagai salah satu pencegahnya.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Sudah, karena syahadat adalah awal untuk
masuk Islam.
20. Nur Inayah Sudah, untuk memperkuat keimanan kita
kepada Allah dan percaya bahwa Rasulullah
adalah utusan Allah.
b) Melaksanakan sholat lima waktu
Tabel 4.16
Penerapan Rukun Islam Nomor 2
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, karena sudah kewajiban saya, karena
urgensi sholat sangat luar biasa, bisa
menjauhkan diri dari perbuatan keji dan
mungkar.
2. Rif‟atul Muna Sudah, alasannya karena sholat adalah
kewajiban seorang muslim untuk
menunaikannya.
3. Kristina
Mayasari
Sudah, dengan itu saya mendekatkan diri
kepada Allah, dan dengan sholat saya telah
memperbaiki akhlak saya.
4. Noviana Diah
Riza
Insyaallah sudah, karena menurut saya sholat
itu adalah kebutuhan bagi setiap umat Islam.
5. Metik Fatmasari Sudah, walaupun baru sholat wajib yang saya
lakukan.
6. Edy Setiyawan Sudah, sholat adalah kewajiban yang utama
dalam Islam.
7. Muhammad Ya, sudah karena sholat adalah kewajiban
99
Maskuri umat Islam untuk patuh dan taat kepada Allah
SWT.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Sudah, saya sudah mendirikan sholat wajib
sebanyak 5 kali sehari. Sebagai salah satu
bentuk keimanan saya kepada Allah.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Sudah, karena sholat kewajiban setiap
muslim.
10. Ridho Maulana
A.F
Sudah, karena sudah menjadi kewajiban kita
semua.
11. Indri Iswanto Sudah,karena sholat merupakan tiang Agama
dan kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan.
12. Denny Arizal
Rifanto
Sudah, karena itu kewajiban.
13. Fatkhan
Muhimmi
Sudah, karena didalam islam sholat itu
sebagai tiangnya agama.
14. Anggi Astri
Rahayu
Sudah, karena sholat bukan hanya kewajiban
seorang muslim. Namun juga merupakan
sebuah kebutuhan.
15. Risa Oktavia Sudah, karena sholat adalah tiang agama dan
kehidupan.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Sudah, karena sholat merupakan kewajiban
juga kebutuhan bagi setiap muslim.
17. Imam Aris
Jazuli
Sudah, karena sholat merupakan kewajiban
seorang muslim terhadap Allah SWT.
18. Fendi Santoso Sudah, karena setiap orang sholat maka ia
menunjukan ekspresi yang sesungguhnya dan
sebaiknya dilaksnakan secepetnya.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Sudah, karena sholat adalah tiang agama.
20. Nur Inayah Sudah, sgolat merupakan tiang agama dan
100
sebagai umat islam, sholat adalah sebuah
kewajiban yang harus dipenuhi.
c) Mengeluarkan zakat
Tabel 4.17
Penerapan Rukun Islam Nomor 3
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, terutama zakat fitrah yang dibayarkan
ketika mendekati hari raya.
2. Rif‟atul Muna Sudah, karena zakat merupakan rukun islam
yang ke 3 dan kewajiban.
3. Kristina
Mayasari
Sudah, karena saya tahu itu adalah rukun
islam dan saya bukan manusia yang luput dari
dosa dan khilaf.
4. Noviana Diah
Riza
Insyaallah sudah, karena dengan berzakat kita
dapat mensucikan diri dan harta kita.
5. Metik Fatmasari Sudah, zakat yang saya lakukan adalah zakat
fitrah yang biasanya dilakukan sebelum idul
fitri.
6. Edy Setiyawan Sudah,walaupun sedikit sudah membayar
zakat, tetapi dibayarkan orangtua.
7. Muhammad
Maskuri
Sudah, karena zakat adalah untuk
membersihkan jiwa agar terhindar dari
penyakit tercela.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Sudah, saya sudah melakukan zakat ketika
bulan puasa tiba. Hal ini saya lakukan selain
sebagai wujud keimanan dan kewajiban
sebagai orang muslim, zakat saya lakukan
sebagai bentuk kepedulian saya kepada
muslim-muslim yang kekurangan dan
101
membutuhkan.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Sudah, karena setiap tahun ada zakat fitrah.
10. Ridho Maulana
A.F
Sudah, bahkan tiap tahun meski hanya
sekedar zakat fitrah.
11. Indri Iswanto Ya, salah satunya adalah zakat fitrah.
12. Denny Arizal
Rifanto
Sudah, penyempurna puasa adalah zakat.
13. Fatkhan
Muhimmi
Sudah, karena disetiap bulan Ramadhan saya
juga diberikan tanggungan zakat fitrah.
14. Anggi Astri
Rahayu
Sudah, untuk membersihkan harta, dan agar
bisa berbagi dengan sesama.
15. Risa Oktavia Sudah, karena zakat adalah penyempurna
puasa.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Sudah, zakat dilakukan agar kita berbagi
dengan orang lain terutama fakir miskin, kita
memikirkan mereka dan mensyukuri apa yang
kita punya.
17. Imam Aris
Jazuli
Sudah karena zakat merupakan sarana
pembersih diri dari dosa-dosa.
18. Fendi Santoso Sudah, karena zakat berfungsi sebagai
pembersih harta kita.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Sudah, karena zakat penyempurna puasa.
20. Nur Inayah Sudah, memenuhi kewajiban dan membantu
orang yang benar-benar membutuhkan zakat.
102
d) Melaksanakan Puasa di bulan Ramadhan.
Tabel 4.18
Penerapan Rukun Islam Nomor 4
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, karena dengan berpuasa melatih
kesabaran, dan sifat qanaah.
2. Rif‟atul Muna Sudah, karena puasa merupakan kewajiban
orang muslim untuk menjalankannya.
3. Kristina
Mayasari
Sudah, karena itu adalah kewajiban seorang
mukmin.
4. Noviana Diah
Riza
Insyaallah sudah, karena dengan berpuasa kita
dapat merasakan kehidupan orang yang
kekurangan serta mendapat pahala dari Allah.
5. Metik Fatmasari Ya, karena umat muslim wajib melakukan
puasa ramadhan dan sunnah untuk puasa yang
sunnah.
6. Edy Setiyawan Sudah, dan Alhamdulillah hari ini saya puasa.
7. Muhammad
Maskuri
Sudah, karena puasa mengajarkan kita apa
artinya menahan hawa nafsu kesabaran dan
untuk merasakan bagaimana susahnya
kehidupan di dunia ini.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Saya sudah menjalankan ibadah puasa,
alasannya saya menjalankan ibadah puasa
yaitu untuk menjalankan kewajiban saya
sebagai seorang muslim selain itu supaya saya
juga dapat merasakan apa yang dirasakan oleh
saudara muslim yang kekurangan.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Sudah, salah satunya ajaran islam itu puasa.
103
10. Ridho Maulana
A.F
Sudah, karena puasa juga kewajiban orang
islam, juga akrena saya sudah baligh dan
sudah diwajibkan.
11. Indri Iswanto Ya, selalu berpuasa penuh saat bulan
ramadhan.
12. Denny Arizal
Rifanto
Sudah, karena sudah diwajibkan puasa
Ramadhan.
13. Fatkhan
Muhimmi
Sudah, karena puasa Ramadhan diwajibkan di
agama Islam sedangkan puasa sunah
Alhamdulillah sudah berjalan dari dulu.
14. Anggi Astri
Rahayu
Sudah, karena puasa akan menjadikan kita
lebih mengerti bagaimana keadaan saudara
kita yang kekurangan pangan. Disamping itu,
puasa juga menyehatkan badan kita.
15. Risa Oktavia Sudah, karena puasa wajib dilaksanakan sama
halnya dengan sholat.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Sudah, selain menjalankan kewajiban untuk
berpuasa, berpuasa memiliki manfaat untuk
tubuh kita.
17. Imam Aris
Jazuli
Sudah, karena dengan puasa umat muslim
dapat mencapai martabat yang hakiki untuk
menjadi manusia yang suci.
18. Fendi Santoso Sudah, karena selalu jadi rutinitasku jika
puasa wajib selain dapat pahala juga
meningkatkan kesehatan.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Sudah, karena puasa itu kewajiban.
20. Nur Inayah Sudah, melaksanakan kewajiban dan apabila
tidak kita laksanakan maka kita akan
menambah dosa.
104
e) Melaksanakan Haji
Tabel 4.19
Penerapan Rukun Islam Nomor 5
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Belum, belum mampu secara financial.
2. Rif‟atul Muna Belum, karena syarat utama menunaikan haji
belum semua terpenuhi.
3. Kristina
Mayasari
Belum, (Insyaallah ingin sekali). Belum bisa
memenuhi syarat haji tapi saya punya harapan
dan ikhtiar untuk berhaji.
4. Noviana Diah
Riza
Belum, karena belum ada uang yang cukup.
5. Metik Fatmasari Belum, karena belum ada rejeki dan
kesempatan untuk melakukannya.
6. Edy Setiyawan Belum, karena saya masih mencari ilmu dan
belum ada dana untuk pergi haji dan suatu
saat Insyaallah akan kesana.
7. Muhammad
Maskuri
Belum, karena haji bagi yang mampu jadi
untuk menunaikan haji kita perlu tekun dan
ulet untuk melaksanakannya agar tercapai
rukun islam yang terakhir ini..
8. Febri Dwi
Fatmawati
Belum, saya belum melaksanakan haji karena
saya belum mampu.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Belum, belum dipanggil oleh Allah.
10. Ridho Maulana
A.F
Belum, karena diri saya belum siap lahir batin
juga di biayanya.
11. Indri Iswanto Belum, belum ada niat dan keterbatasan dana.
12. Denny Arizal Belum, belum mampu.
105
Rifanto
13. Fatkhan
Muhimmi
Belum, karena belum mampu.
14. Anggi Astri
Rahayu
Belum, karena belum cukup bekal.
15. Risa Oktavia Belum, karena belum mampu untuk
melaksanakan.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Belum, haji dilakukan bagi yang mampu
secara financial dan sebagainya saya belum
memenuhinya.
17. Imam Aris
Jazuli
Belum, karena dalam hal ini perlu adanya
iktikad yang kuat serta dalam hal ini adalah
benar-benar orang yang Allah istimewakan.
18. Fendi Santoso Belum, karena kondisi ekonominya serta
fisiknya dirasa belum mampu.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Belum, karena belum mampu finansialnya.
20. Nur Inayah Belum, karena belum mampu dari segi materi.
5) Menurut Anda apa itu Religious Belief (The Ideological
Dimension)/Aspek Iman? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan
Pendidikan Kepramukaan?
Tabel 4.20
Hasil Wawancara Arti Aspek Iman dan Wujudnya
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sama halnya dengan takwa yaitu dalam kode
kehormatan dan Prinsip Dasar Kepramukaan
yang diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari oleh Anggota Pramuka.
106
2. Rif‟atul Muna Iman, mempercayai tentang ketauhidan atau
adanya Tuhan serta menjalankan perintahNya
dan menjauhi laranganNya.
3. Kristina
Mayasari
Percaya bahwa ibadah yang dilakukan akan
menuai kebaikan. Contoh dalam Pendidikan
Kepramukaan adalah mendahulukan
Pendidikan Karakter iman kepada tunas
bangsa.
4. Noviana Diah
Riza
Iman adalah percaya, wujud nyata dalam
lingkungan Pramuka yaitu dengan diteskan
dalam SKU.
5. Metik Fatmasari Aspek Iman yaitu terdiri dari Rukun Iman,
wujud nyata tetap berpegang teguh pada Al-
Qur‟an dalam melakukan segala aktivitas
Kepramukaan.
6. Edy Setiyawan Percaya bahwasanya Allah itu ada dan saya
meyakininya.
7. Muhammad
Maskuri
Melaksanakan Dasa Dharma dan Tri Satya
dalam penempuhan SKU dan SKK.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Aspek Iman yaitu suatu kepercayaan yang
merujuk pada Rukun Iman yang terdiri dari 6
poin.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Melakukan setiap kegiatan dengan hati atau
iman.
10. Ridho Maulana
A.F
Iman adalah percaya, yaitu ada dalam rukun
Iman. Kita diwajibkan rajin dalam beribadah
meskipun Pramuka kita tetap harus beribadah
rajin.
11. Indri Iswanto Aspek Iman adalah sesuai dengan Rukun
Iman.
107
12. Denny Arizal
Rifanto
Iman yaitu percaya, yang tertuang dalam
Rukun Iman. Selalu berhati-hati dalam
bertindak. Tidak mudah goyah imannya,
senantiasa ingat akan Allah.
13. Fatkhan
Muhimmi
Aspek Iman didalam Islam ada enam poin
yaitu Rukun Islam.
14. Anggi Astri
Rahayu
Iman adalah percaya, yaitu Rukun Iman yang
6. Wujud nyatanya ialah selalu percaya pada
Rukun Iman dan menjalankan setiap perintah
Allah.
15. Risa Oktavia Iman adalah percaya, wujudnya adalah Rukun
Iman. Beriman kepada Allah contohnya
seringkali kegiatan Pramuka itu padat bahkan
memakan waktu oleh sebab itu Pendidikan
Kepramukaan juga harus mengajarkan
manajemen waktu agar ibadah tetap
dilaksanakan.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Aspek Iman yaitu Rukun Iman dalam Islam.
Wujud nyata dalam Pendidikan Kepramukaan
contohnya dalam berpramuka kita harus
meyakini bahwa Tuhan selalu bersama kita
dan menjaga kita.
17. Imam Aris
Jazuli
Iman yaitu segala sesuatu yang diyakini
dengan sepenuh hati, dicuapkan dengan lisan
dan diimplementasikan dalam perbuatan.
Aspek Iman dalam Kepramukaan yang
berwujud nyata seperti motivation traning dan
pelatihan ESQ.
18. Fendi Santoso Aspek yang menjadi penyemangat orang
dalam beribadah, penerapan Dharma Pramuka
108
poin ke 1.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Iman yaitu percaya, yaitu ada Rukun Iman.
Wujud nyata yaitu beriman dan mempercayai,
tidak sembrono ingat akan kehidupan akhirat.
20. Nur Inayah Iman yaitu sesuatu yang diyakini dengan hati,
diucapkan dengan lisan dan dilaksanakan
dengan perbuatan.
6) Religious Belief (The Ideological Dimension)/Aspek Iman
berhubungan erat dengan bagaimana wujud nyata dari Rukun Iman
dan penerapannya.
a) Iman kepada Allah SWT
Tabel 4.21
Penerapan Rukun Iman Nomor 1
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, meyakini dalam hati, diucapkan
dengan lisan dan diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari seperti sholat, puasa, dan amalan
ibadah yang lainnya.
2. Rif‟atul Muna Sudah, menjalankan kewajiban dan menjauhi
laranganNYA seperti menjalankan sholat,
puasa, zakat dan sebagainya.
3. Kristina
Mayasari
Sudah, mempercayai bahwa Allah adalah dzat
yang nyata yang menciptakan seluruh alam
dan isinya.
4. Noviana Diah
Riza
Insyaallah sudah, dengan percaya kepada
Allah dan mensyukuri nikmatNYA.
5. Metik Fatmasari Ya, selalu mentaati perintahNYA dan
menjauhi laranganNYA.
109
6. Edy Setiyawan Belum sepenuhnya menjalankan kewajiban
dan menjauhi laranganNYA terkadang ada hal
yang sulit dilakukan.
7. Muhammad
Maskuri
Sudah, karena iman adalah kepercayaan kita
kepada Allah bahwa Allah itu ada dan Allah
itu satu untuk itu kita harus taqwa kepada
Allah.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Sudah, wujud saya beriman kepada Allah
yaitu dengan selalu melaksanakan perintah
dan menjauhi laranganNYA.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Sudah, contohnya sholat.
10. Ridho Maulana
A.F
Sudah, tidak akan menyekutukan Allah,
menjalankan perintah dan menjauhi
laranganNYA.
11. Indri Iswanto Sudah, selalu menjalankan perintah dan
menjauhi laranganNYA.
12. Denny Arizal
Rifanto
Sudah, percaya Allah itu ada, berusaha
menjalankan perintah dan menjauhi
laranganNYA.
13. Fatkhan
Muhimmi
Sudah, sholat lima waktu pada waktunya,
menghormati kedua orangtua selalu berdoa
dan berbuat baik.
14. Anggi Astri
Rahayu
Sudah, saya sudah percaya bahwa Allah ada
dan telah menjalankan setiap perintah-
perintah Allah.
15. Risa Oktavia Insyaallah sudah, salah satunya melaksanakan
tuntunanNYA yaitu berhijab menutup aurat,
istiqomah dalam menjalankan perintahNYA.
16. Alfi Hamidatun Sudah, dengan menjalankan perintah dan
110
Nushroh menjauhi laranganNYA.
17. Imam Aris
Jazuli
Sudah, wujud nyata beriman kepada Allah
adalah senantiasa mengingat Allah dalam
keadaan apapun serta menjalankan perintah
dan menjauhi laranganNYA.
18. Fendi Santoso Sudah, melaksanakan sholat lima waktu
setiap hari.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Sudah, mempercayai Allah dan bertaqwa
20. Nur Inayah Sudah, mempercayai hal-hal yang ghaib.
b) Iman kepada Malaikat Allah
Tabel 4.22
Penerapan Rukun Iman Nomor 2
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, meyakini bahwa Allah menciptakan
malaikat untuk membantu mengatur di dunia.
2. Rif‟atul Muna Sudah, wujudnya dengan mengimani adanya
malaikat dan berhati-hati dalam bertingkah
laku.
3. Kristina
Mayasari
Sudah, percaya bahwa malaikat adalah
makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT.
4. Noviana Diah
Riza
Insyaallah sudah, dengan percaya bahwa
malaikat itu ada dan wahyu yang diturunkan
oleh Allah ke Rasul melalui malaikat.
5. Metik Fatmasari Sudah, selalu meyakini bahwa segala sesuatu
yang dilakukan diawasi oleh malaikat.
6. Edy Setiyawan Sudah, setiap perbuatan saya percaya ada
malaikat yang mencatat entah itu perbuatan
baik ataupun buruk.
111
7. Muhammad
Maskuri
Sudah, contoh percaya bahwa malaikat berada
disamping kita dan selalu mengawasi
perbuatan manusia didunia ini.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Sudah, adapun wujud saya mengimani adanya
malaikat dengan selalu berhati-hati dalam
bertindak karena merasa bahwa setiap
tindakan saya lakukan akan dicatat oleh
Malaikat Allah.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Sudah, selalu berbuat baik.
10. Ridho Maulana
A.F
Sudah, tetap percaya akan adanya malaikat
meskipun belum pernah melihatnya.
11. Indri Iswanto Sudah, wujudnya adalah percaya bahwa
setiap perbuatan yang kita lakukan ada
malaikat yang mencatat perbuatan.
12. Denny Arizal
Rifanto
Sudah, percaya malaikat ada, dan kita diawasi
serta dicatat oleh malaikat.
13. Fatkhan
Muhimmi
Sudah, kaena saya yakin dan mengimani
bahwa malaikat-malaikat Allah itu ada.
14. Anggi Astri
Rahayu
Sudah, saya percaya dan meyakini bahwa
malaikat itu ada.
15. Risa Oktavia Insyaallah, salah satunya yaitu mempercayai
bahwa apapun yang kita lakukan itu dicatat
oleh Malaikat Allah.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Sudah, dengan meyakini bahwa setiap
kebaikan dan keburukan yang kita lakukan
akan dicatat oleh Allah.
17. Imam Aris
Jazuli
Sudah, dengan cara mengenal nama malaikat
serta mengenali tugas-tugasnya dan
meyakininya.
112
18. Fendi Santoso Sudah, selalu menjaga sikap kita afar elalu
dalam jalan kebaikan.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Sudah, mempercayai malaikat dan percaya
selalu mengawasi.
20. Nur Inayah Sudah, mempercayai hal hal ghaib.
c) Iman kepada Kitab-Kitab Allah
Tabel 4.23
Penerapan Rukun Iman Nomor 3
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, mempercayai bahwa Allah
menurunkan kitab-kitab kepada rasul
terdahulu sebagai pedoman, dan saya
mempelajari dan membaca Al-Quran sebagai
wujud beriman kepada kitab-kitab.
2. Rif‟atul Muna Sudah, dengan mengetahui kitab-kitab Allah
dan mengamalkan kitab Al-Quran dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Kristina
Mayasari
Sudah, wujudnya adalah saya mempelajari
dan mengikuti pedoman-pedoman yanga da
dalam kitab-kitab Allah, mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Noviana Diah
Riza
Insyaallah sudah, dengan membaca dan
mengamalkan Al-Quran.
5. Metik Fatmasari Sudah, dengan membaca, memahami dan
mengamalkan isi kitab dalam kehiduoan
sehari-hari.
6. Edy Setiyawan Sudah, dengan membaca dan
mengamalkannya.
7. Muhammad Sudah, contohnya ketika kita membaca Al-
113
Maskuri Quran dan memahami isi dan
mengamalkannya.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Sudah, wujud nyata saya membaca Al-Quran
dan berusaha untuk mempelajari serta
memahami maknanya meudian di aplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Sudah, mengaji Al-Quran.
10. Ridho Maulana
A.F
Sudah, dengan adanya Al-Quran yang sebagai
pelengkap dari kitab sebelumnya dan
kewajiban kita untuk membacanya.
11. Indri Iswanto Ya, selalu membaca, memahami dan
mengamalkan isi dari Al-Quran.
12. Denny Arizal
Rifanto
Ya, membacanya dan tadarus bersama.
13. Fatkhan
Muhimmi
Sudah karena saya selalu mempelajari kitab
Al-Quran, memahami dan mengamalkannya.
14. Anggi Astri
Rahayu
Sudah, saya percaya bahwa kitab Allah ada
dan diturunkan pada Nabi terpilih Allah. Dan
juga dengan membaca dan mengkaji Al-
Quran.
15. Risa Oktavia Insyaallah, mengajarkan kepada penerus atau
anak-anak agar bisa membaca Al-Quran serta
menjalankan yang ada didalamnya.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Sudah, dengan membaca Al-Quran.
17. Imam Aris
Jazuli
Sudah, wujud nyatanya adalah membaca Al-
Quran serta berusaha untuk memahami isinya.
18. Fendi Santoso Sudah, selalu membaca Al-Quran yang mana
berfungsi untuk menambah kepandaian.
114
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Ya, membaca dan mengamalkannya.
20. Nur Inayah Sudah, implementasinya setiap hari kita
membaca Al-Quran.
d) Iman kepada Rasul-Rasul Allah
Tabel 4.24
Penerapan Rukun Iman Nomor 4
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, dengan mengikuti sunah-sunah
Rasulullah SAW.
2. Rif‟atul Muna Sudah, dengan mengetahui kisah-kisah Rasul
dan mengamalkan atau mencerminkan sifat-
sifat Rasul.
3. Kristina
Mayasari
Sudah, wujudnya adalah percaya bahwa Rasul
Allah itu adalah utusan Allah yang menjadi
perantara Allah untuk menunjukan manusia
kejalan yang benar.
4. Noviana Diah
Riza
Insyaallah sudah, dengan percaya bahwa
Rasul Allah itu ada dengan mengamalkan
ajaran-ajaran Rasul.
5. Metik Fatmasari Sudah, dengan mempercayai bahwa Rasul ada
dan setiap perbuatannya menjadi tuntunan
umat Islam.
6. Edy Setiyawan Sudah, saya percaya jika Rasul adalah utusan
Allah.
7. Muhammad
Maskuri
Sudah, contoh percaya bahwa Nabi
Muhammad adalah utusan Allah SWT dan
mencontoh apa yang di perintahkan beliau.
8. Febri Dwi Sudah, saya beriman kepada Rasul Allah
115
Fatmawati yatitu dengan mempelajari kisah kisah Rasul,
mempercayai serta mengambil hikmah dari
kisah-kisah tersebut.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Sudah, dengan belajar sejarah dan
mengucapkan sholawat nabi.
10. Ridho Maulana
A.F
Sudah, kita umat islam selain syahadat tauhid
kita juga bersyahadat rasul dan itu nabi
Muhammad sebagai akhir dari nabi-nabi
sebelumnya.
11. Indri Iswanto Sudah, mempelajari dan mengamalkan kisah-
kisah Rasul serta menjalankan sunah dari
Rasulullah.
12. Denny Arizal
Rifanto
Ya, mengikuti sunahnya dan meneladani
sifatnya.
13. Fatkhan
Muhimmi
Sudah, karena saya pribadi yakin adanya
Rasulullah, wujudnya saya bershalawat selalu
mempelajari kisah-kisah para Rasul Allah.
14. Anggi Astri
Rahayu
Sudah, saya percaya bahwa Rasul-Rasul
Allah itu ada dan senantiasa bersholawat
untuk Rasulullah.
15. Risa Oktavia Meyakini bahwa Rasul-Rasul Allah itu
sebagai utusan Allah untuk memberikan
petunjuk bagi manusia.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Sudah, dengan mengikuti ajaran-ajarannya.
17. Imam Aris
Jazuli
Sudah, wujud nyatanya dengan melafalkan
syahadattain dan menanamkannya dalam hati.
18. Fendi Santoso Sudah, yaitu menirukan eprilaku beliau dalam
sehari-hari.
19. Fatikhatus Ya, percaya dan mengikuti ajaran sunahnya.
116
Sakdiyah
20. Nur Inayah Sudah, caranya dengan membacakan doa dan
membaca sholawat.
e) Iman kepada Hari Akhir
Tabel 4.25
Penerapan Rukun Iman Nomor 5
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, dengan beribadah dan memperbanyak
amalan sebagai bekal di akhirat.
2. Rif‟atul Muna Sudah, mempercayai dan berhati-hati dalam
bertindak di kehidupan sehari-hari.
3. Kristina
Mayasari
Sudah, wujudnya adalah mempercayai hari
akhir lalu terus berusaha melaksanakan hal
yang baik dan benar karena kira percaya ada
kehidupan setalah hari akhir.
4. Noviana Diah
Riza
Insyaallah sudah, dengan percaya bahwa ada
hari akhir.
5. Metik Fatmasari Sudah, saya percaya bahwa adanya hari akhir
setelah hari didunia.
6. Edy Setiyawan Sudah, saya percaya jika suatu saat nanti ada
hari akhir atau kiamat
7. Muhammad
Maskuri
Sudah, saya percaya bahwa dunia ini hanya
sekali jadi untuk itu kita tingkatkan
ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Sudah, saya selalu berusaha untuk melakukan
perintah Allah sebagai bentuk mempersiapkan
diri apabila hari akhir datang.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Sudah, selalu berbuat baik sampai akhirnya
zaman.
117
10. Ridho Maulana
A.F
Sudah, bahwa steelah kita hidup didunia ini
aka nada hari akhir yaitu hari kiamat hadist
dan Al-Quran sudah menerangkannya
mengenai hari kiamat.
11. Indri Iswanto Ya sudah, memulai dari dini menerapkan
amal yang akan kita bawa diakhirat nanti.
12. Denny Arizal
Rifanto
Ya, menyiapkan diri beribadah sebaik
mungkin.
13. Fatkhan
Muhimmi
Sudah, karena saya probadi telah meyakini
bahwa hari akhir ini pasti ada awal dan ada
akhir, selalu berdoa dan selalu menjaga alam,
akhlak dan apa-apa yang mengakibatkan hari
akhir itu cepat datang.
14. Anggi Astri
Rahayu
Sudah, saya percaya bahwa hari akhir itu pasti
akan tiba. Dan sebelum hari itu tiba, saya
harus mempersiapkan bekal.
15. Risa Oktavia Insyaallah, dengan mempercayai bahwa hari
akhir itu akan tiba.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Sudah, dengan mempersiapkan diri menjadi
seorang yang lebih baik sebelum datangnya
hari akhir.
17. Imam Aris
Jazuli
Sudah, wujudnya memahmi tentang hari akhir
dan berupaya untuk selalu berbuat kebaikan.
18. Fendi Santoso Sudah, dalam segala perlakuan dihiasi dengan
kebaikan. Seolah-olah akan mati dikemudian
hari.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Ya, percaya ada kiamat dan mempersiapkan
amal.
20. Nur Inayah Sudah, mempercayai hal-hal yang gaib
mengetahui dandasar adanya tanda-tanda
118
kiamat
f) Iman kepada Qada dan Qadar
Tabel 4.26
Penerapan Rukun Iman Nomor 6
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, senantiasa berusaha ikhtiar dan
tawakal serta tabah atas apa yang menimpa
kita.
2. Rif‟atul Muna Sudah, mempercayai akan qada dan qadr
dengan berusaha dan semangat dalam
menjalankan kehidupan di dunia.
3. Kristina
Mayasari
Sudah, Qanaah dengan segala ketentuan allah
percaya bahwa hanya Allah yang berhak
memutuskan segala ketentuan.
4. Noviana Diah
Riza
Insyaallah sudah, dengan menerima
kenyataan hidup.
5. Metik Fatmasari Sudah, saya percaya bahwa adanya qada dan
qadr.
6. Edy Setiyawan Percaya adanya qada dan qadr karena
bencana bencana kecil itu memang dari Allah
untuk oeringatan kepada hambaNYA.
7. Muhammad
Maskuri
Percaya bahwa takdir itu ada jadi jangan
disesali ketika kita mendapat musibah atau
cobaan dari Allah.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Sudah, wujud nyatanya yaitu saya selalu
berusaha untuk menerima ketentuan-
ketentuan Allah.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Sudah, selalu berprasangka baik dengan
Allah.
119
10. Ridho Maulana
A.F
Sudah, kita selalu disuruh ikhtiar dan berdoa
agar nasib kita bisa berubah menjadi lebih
baik.
11. Indri Iswanto Sudah, selalu menerima dengan ikhlas
ketentuan dan ketetapan Allah.
12. Denny Arizal
Rifanto
Ya sudah, bersyukur dan menjalani kehidupan
dengan semaksimal mungkin.
13. Fatkhan
Muhimmi
Sudah, karena saya yakin ada orang hidup dan
orang mati dan ada orang sekarang kaya
besok miskn, wujudnya saya selalu bersyukur
dan berusaha amal shalih.
14. Anggi Astri
Rahayu
Sudah, saya percaya bahwa qada dan qadr itu
benar adanya.
15. Risa Oktavia Insyaallah, apapun yang sedang terjadi
didalam kehidupan saya sudag dituliskan
Allah. Percaya bahwa A;;ah pasti
memberikan hambanya yang terbaik.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Sudah, dengan bersabar dengan apa yang kita
peroleh.
17. Imam Aris
Jazuli
Sudah, wujud nyatanya adalah menerima
segala ketentuan Allah yang kadang kala
kurang baik menurut kita.
18. Fendi Santoso Sudah, selalu optimis dalam segala hal.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Ya, bersyukur dan selalu tawakal serta ikhtiar.
20. Nur Inayah Sudah, bahwasanya takdir itu ada yang bisa
dirubah dan tidak dapat dirubah. Misal
kebodohan apabila kita belajar maka bisa ajdi
pintar takdir yang tidak bisa dirubah seperti
jenis kelamin.
120
7) Menurut Anda apa itu Religious Knowledge (The Intellectual
Dimension)/Aspek Ilmu? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan
Pendidikan Kepramukaan?
Tabel 4.27
Hasil Wawancara Arti Aspek Ilmu dan Wujudnya
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Aspek Ilmu adalah pengetahuan tentang
keagamaan baik secara teori dan praktik.
Wujudnya praktik-praktik ibadah keagamaan
dalam Kepramukaan, seperti Uji SKU poin 1.
2. Rif‟atul Muna Wujud nyatanya adalah dengan adanya ilmu
kita mampu mengetahui segala hal yang ada
di dunia.
3. Kristina
Mayasari
Pengetahuan tentang keagamaan,
mengajarkan jiwa yang senang sholat
berjamaah dengan menjelaskan bahwa sholat
berjamaah itu pahalanya 27‟ dibandingkan
sholat munfarid.
4. Noviana Diah
Riza
Ilmu adalah suatu gabungan dari
pengetahuan-pengetahuan dengan
mengamalkan Dasa Dharma dan membagikan
pengetahuan yang kita miliki.
5. Metik Fatmasari Ilmu yaitu segala sesuatu yang didapat
melalui berbagai cara. Wujud nyata dalam
lingkungan Kepramukaan yaitu Pramuka
banyak sekali member ilmu dan pengalaman
melalui segala macam kegiatannya.
6. Edy Setiyawan Di dalam Kepramukaan diajarkan tentang
orang yang berilmu itu berguna, dan orang
121
yang berilmu pasti banyak manfaatnya.
7. Muhammad
Maskuri
Seberapa jauh kita mendalami ajaran-ajaran
agama dan bagaimana kita membuktikan
ajaran Allah SWT contohnya sholat sehari-
hari tepat waktu.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Aspek Ilmu adalah pengetahuan akan ajaran-
ajaran agama. Dalam Kepramukaan tidak
hanya diajarkan cara bertahan hidup dialam
terbuka. Tetapi dalam Kepramukaan juga
diajarkan nilai-nilai agama seperti yang sudah
terdapat di SKU poin 1.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Penerapan ilmu agama yang pernah diterima
seperti fiqh, aqidah, akhlak.
10. Ridho Maulana
A.F
Kita mempelajari agama itu dengan ilmu,
tanpa ilmu ibadah kita tidak diterima. Dalam
kepramukaan kita selalu diwajibkan belajar
dalam bidang keagamaan juga jadi Pramuka
berperan penting dalam mendidik anak muda.
11. Indri Iswanto Aspek Ilmu adalah pengetahuan keagamaan,
segala sesuatu membutuhkan ilmu
pengetahuan termasuk dalam mengamalkan
Dasa Dharma dan Tri Satya juga
membutuhkan ilmu untuk mengamalkannya.
12. Denny Arizal
Rifanto
Aspek Ilmu yaitu seberapa jauh kita tahu
tentang ajaran-ajaran agama. Wujud nyata
dalam Pramuka diajarkan tentang navigasi
sehingga dapat membaca tanda-tanda alam
ketika hendak sholat dialam terbuka dll.
13. Fatkhan
Muhimmi
Pengetahuan mengenai ajaran-ajaran agama.
Wujud nyata selalu mempelajari sejarah,
122
mempelajari Dasa Dharma dari poin 1-10,
ilmu alam, mempelajari kepemimpinan.
14. Anggi Astri
Rahayu
Pengetahuan mengenai ajaran-ajaran agama.
Wujud nyatanya adalah mempelajari tata cara
sholat, tata cara naik haji, puasa dll.
Mengujikan SKU poin 1.
15. Risa Oktavia Ilmu adalah seberapa jauh pemahaman
tentang ajaran-ajaran agama. Wujud nyatanya
adalah dengan mengajarkan ilmu Dasa
Dharma kepada Anggota Pramuka dan ilmu
yang lain untuk dipahami dan direalisasikan.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Aspek Ilmu adalah pengetahuan tentang
ajaran-ajaran agama. Isi dan kandungan Dasa
Dharma telah sesuai dengan ajaran-ajaran
agama.
17. Imam Aris
Jazuli
Aspek Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu
hal yang mampu mengantarkan manusia
kepada karakter religius. Wujud nyata dalam
Kepramukaan yaitu adanya Pendidikan
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.
18. Fendi Santoso Aspek yang menjadi pengetahuan, selalu kaya
dalam wawasan dan kerap memecah setiap
masalah.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Ilmu adalah pengetahuan tentang ajaran
agama, menerapkan praktik-praktik nyata,
sholat jenazah dll yang ada dalam SKU poin
1.
20. Nur Inayah Ilmu adalah sesuatu yang harus kita cari,
pelajari dan kita terapkan. Karena dengan
ilmu semuanya akan menjadi lebih mudah.
123
8) Menurut Anda apa itu Religious Feeling (The Experiental
Dimension)/Aspek Ikhsan? Apa wujud nyata dalam lingkungan
Pendidikan Kepramukaan?
Tabel 4.28
Hasil Wawancara Arti Aspek Ikhsan dan Wujudnya
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Yaitu dimana dalam praktik beribadah kepada
Allah kita senantiasa merasa dekat dan
diperhatikan oleh Allah, adanya sifat
sungguh-sunnguh dalam pengamalan Kode
Kehormatan dan Prinsip Dasar Kepramukaan.
2. Rif‟atul Muna Ikhsan selalu berfikir positif dan berbuat baik
dalam kehidupan sehari-hari. Contoh dalam
kegiatan Kepramukaan adalah saling tolong
menolong terhadap sesama.
3. Kristina
Mayasari
Perasaan religius, perasaan yang ingin
menunjukan sikap yang baik, sikap dan
perasaan untuk mengikuti peraturan dan
anjuran Allah. Seperti halnya selalu berbuat
baik kepada orang lain.
4. Noviana Diah
Riza
Ikhsan yaitu selalu berprasangka baik dengan
menyembah Allah seakan-akan melihat kita.
5. Metik Fatmasari Ikhsan yaitu perbuatan atau sifat yang baik.
Wujud nyatanya yaitu dalam berpramuka
selalu bersikap baik sesuai dengan kesepuluh
poin Dasa Dharma.
6. Edy Setiyawan Ikhsan itu perasaan, merasa kalau Allah itu
selalu ada dan selalu berada disampingku, jika
melakukan perbuatan yang jelek merasa takut.
124
7. Muhammad
Maskuri
Ikhsan adalah berpikir positif untuk
berperilaku baik dan berbuat baik.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Aspek Ikhsan yaitu perasaan dan dorongan
akan berbuat dan berpikir baik. Senantiasa
merasa dekat dengan Allah. Wujudnya dalam
Pramuka diajarkan tentang Dasa Dharma
salah satu acuan dalam bertindak.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Selalu berpikir dan berbuat baik.
10. Ridho Maulana
A.F
Ikhsan adalah selalu mendekatkan diri kepada
Allah atau perasaan senantiasa untuk berpikir
positif. Selalu iman dan takwa kepada Allah
juga cinta alam dan kasih sayang sesama
manusia.
11. Indri Iswanto Aspek Ikhsan adalah berbuat baik antar sesama
manusia, didalam Kepramukaan sudah
dicontohkan dalam Dasa Dharma.
12. Denny Arizal
Rifanto
Ikhsan yaitu perasaan yang baik-baik. Selalu
percaya Allah bersama kita meskipun kita
sedang dalam kegiatan.
13. Fatkhan
Muhimmi
Prasangka akan takut atas kuasa Allah,
berprasangka baik kepada sesama manusia
dan ciptaanNya.
14. Anggi Astri
Rahayu
Selalu berprasangka baik kepada Allah
maupun makhlukNya.
15. Risa Oktavia Ihsan adalah perasaan atau dorongan untuk
selalu berbuat dan berpikir baik. Dengan
bertingkah laku menurut landasan agama,
merasa dekat dengan Allah, positif thinking.
16. Alfi Hamidatun Aspek Ikhsan adalah dorongan melakukan
125
Nushroh kebaikan dengan menginat sang pencipta,
yaitu dengan menolong sesama makhluk
hidup, mencintai lingkungan dll.
17. Imam Aris
Jazuli
Aspek Ikhsan yaitu aspek yang berbicara
antara kebenaran lisan, hati dan tingkah laku.
Wujud nyata yaitu adanya signifikansi sikap
anggota Pramuka dalam berbicara dan
bertindak.
18. Fendi Santoso Selalu berprasangka baik terhadap hal-hal yang
meragukan, menjadi penengah masalah jika
terjadi perselisihan pendapat.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Ikhsan adalah perasaan atau prasangka untuk
kebaikan. Percaya Allah selalu bersama kita
disetiap langkah dan waktu, selalu berpikir
positif.
20. Nur Inayah Ikhsan adalah sesuatu yang dianggap baik,
Iman dan Islam tidak akan menjadi lengkap
apabila belum ada Ihsan.
9) Menurut Anda apa itu Religious Effect (The Consequential
Dimension)/ Aspek Amal? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan
Pendidikan Kepramukaan?
Tabel 4.29
Hasil Wawancara Arti Aspek Amal dan Wujudnya
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Aspek Amal adalah praktik atau implementasi
ajaran islam dalam kehidupan. Wujud nyata
yaitu amalan-amalan dalam beribadah baik
ibadah maghdah dan ghairu maghdah.
126
2. Rif‟atul Muna Amal yaitu berbuat baik sesama makhluk
Allah. Contohnya dengan menjaga kelestarian
lingkungan.
3. Kristina
Mayasari
Amal yaitu sifat dan sikap praktik nyata
keagamaan. Bisaanya anak Pramuka
menyisihkan sebagian uang untuk mengisi
kotak amal.
4. Noviana Diah
Riza
Amal adalah implementasi dari islam, iman
dan ihsan dengan mengamalkannya. Dengan
menolong sesama dan mengamalkan Dasa
Dharma.
5. Metik Fatmasari Amal yaitu perbuatan manusia yang
dilakukan secara ikhlas dan ridho. Wujud
nyatanya yaitu beramal baik dalam
berpramuka.
6. Edy Setiyawan Amal dalam bentuk fisik dan dalam bentuk
uang. Amal memang diajarkan untuk
mensucikan diri dan harta yang kita miliki.
Misalnya iuran disanggar, menolong sesama
dll.
7. Muhammad
Maskuri
Aspek Amal dalam kehidupan dan ketika kita
mengamalkan ilmu contohnya, tolong
menolong sesama juga termasuk.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Aspek Amal adalah wujud nyata sosial
dimasyarakat. Wujud nyata kita Pramuka
diajarkan tolong menolong, saling membantu.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Melalu kegiatan bakti sosial.
10. Ridho Maulana
A.F
Amal wujud nyata praktik keagamaan dalam
masyarakat. Agama selalu mengajarkan kita
127
untuk saling berbagi seperti infak dan
sodaqoh. Dalam Pramuka juga ada seperti rela
menolong dan tabah.
11. Indri Iswanto Aspek Amal adalah segala seuatu yang
berhubungan dengan mengamalkan ilmu-ilmu
yang didapat. Dalam Pramuka mengamalkan
Dasa Dharma salah satu yang harus
dilaksanakan.
12. Denny Arizal
Rifanto
Amal adalah wujud implementasi sesama.
Seperti tolong menolong, mengingatkan,
peduli, menyayangi.
13. Fatkhan
Muhimmi
Sebuah perbuatan baik kepada setiap insane,
tolong menolong, takwa kepada Tuhan,
sayang kepada manusia.
14. Anggi Astri
Rahayu
Amalan wujud nyata, misal menolong
sesama.
15. Risa Oktavia Amal adalah implentasi dari semuanya.
Dibidang sosaial misal bersedakah untuk yang
kurang mampu, dan apabila terjadi bencana
anak Pramuka juga turun untuk membantu
dari segi manapun.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Aspek Amal adalah wujud nyata sosial di
masyarakat. Gotong royong, bekerja secara
kelompok, saling membantu satu sama lain.
17. Imam Aris
Jazuli
Aspek Amal yaitu suatu bentuk perbuatan
yang positif yang dilakukan secara spontan
dibawah kendali akal pikiran karena
mengaharapkan ridho Allah. Wujud nyata
konsistensi Anggota Pramuka dalam
bertindak tanpa pamrih dan adanya
128
kepedulian sosial.
18. Fendi Santoso Perbuatan saling tolong menolong sebagai
anggota yang baik, seharusnya selalu
meluangkan waktu dan tenaga demi
organisasi.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Amal adalah implementasi dari ajaran-ajaran
islam dalam keseharian. Tolong menolong,
menyayangi, mengingatkan, membantu, dll
20. Nur Inayah Amal adalah bentuk dari apa yang telah kita
pelajari. Saling membantu dan tolong
menolong misalnya.
10) Dari lima dimensi diatas menurut Anda dimensi mana saja yang
termasuk vertikal dan horizontal?
Tabel 4.30
Pengelompokan Aspek Menurut Responden
No Nama Jawaban
Vertikal Horizontal
1. Khoirul Alfani Iman, Islam Ikhsan, Amal
2. Rif‟atul Muna Iman, Islam Amal, Ikhsan
3. Kristina Mayasari Iman, Islam Ilmu, Amal.
4. Noviana Diah Riza Islam, Iman, Ikhsan Ilmu, Amal
5. Metik Fatmasari Islam, Iman Ikhsan, Ilmu, Amal
6. Edy Setiyawan Islam, Iman Ikhsan, Amal
7. Muhammad Maskuri Iman Amal
8. Febri Dwi Fatmawati Islam, Iman Ilmu, Ikhsan, Amal
9. Albarra Rifqi A Iman, Ikhsan Islam, Ilmu, Amal
10. Ridho Maulana A.F Islam, Iman Amal, Ikhsan
11. Indri Iswanto Islam, Iman Ikhsan, Amal, Ilmu
129
12. Denny Arizal R Islam, Iman Amal, Ikhsan
13. Fatkhan Muhimmi - Amal
14. Anggi Astri Rahayu Islam, Iman, Ikhsan Ilmu, Ikhsan, Amal
15. Risa Oktavia Ilmu, Amal Ikhsan, Iman
16. Alfi Hamidatun N Iman Ikhsan, Amal
17. Imam Aris Jazuli Iman, Islam Ilmu, Ikhsan, Amal
18. Fendi Santoso - -
19. Fatikhatus Sakdiyah Islam, Iman Ikhsan, Amal
20. Nur Inayah Islam, Iman Ikhsan, Amal
11) Apakah Pendidikan Kepramukaan dapat menumbuhkan Karakter
Religius anggotanya, terutama Anggota Racana Kusuma Dilaga-
Woro Srikandhi? Apa alasannya?
Tabel 4.31
Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter Religius
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Dapat, karena dasar pertama dan utama dalam
Pendidikan Kepramukaan adalah karakter
religius yang dibentuk, baru karakter yang
lain.
2. Rif‟atul Muna Sudah, didalam Kepramukaan terutama dalam
Racana mengadakan kegiatan seperti Amalan
Ramadhan Racana serta sering mengadakan
sholat berjamaan di sanggar secara rutin.
3. Kristina
Mayasari
Bisa, alasanya setiap adzan berkumandang
setiap aktifitas di jeda dulu untuk sholat
berjamaah. Dan setiap ramdahan racana
mengadakan Amalan yang diselenggarakan di
desa tertentu, belajar bermasyarakat, ikut
130
tadarus dll.
4. Noviana Diah
Riza
Insyaallah bisa, karena dengan menerapkan
dan mengikuti Pendidikan Pramuka kita juga
dapat menumbuhkan karakter religius.
5. Metik Fatmasari Bisa, dengan adanya Dasa Dharma dan juga
poin-poin SKU yang menuntun untuk
menumbuhkan karakter religius.
6. Edy Setiyawan Sangat yakin bisa, karena di dalam Racana
selalu diajarkan adat dan sopan santun dan
perilaku yang baik dan agamis.
7. Muhammad
Maskuri
Ya, sangat menumbuhkan karena untuk
menumbuhkan hal tersebut kita anggota
Pramuka IAIN Salatiga bersama-sama dalam
mencari kebaikan di agama contohnya ketika
kita kegiatan Amalan Ramadhan Racana.
8. Febri Dwi
Fatmawati
Bisa, Pendidikan Kepramukaan dapat
menumbuhkan karakter religius anggota
Racana, karena di dalam Racana terdapat
program kerja yang mengedepankan nilai
religiusnya. Selain itu di dalam Racana juga
terdapat pembisaaan-pembisaaan yang
bernilai religius.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Sudah, karena Racana juga memiliki program
kerja yang islami.
10. Ridho Maulana
A.F
Bisa, kami di Racana diajarkan dan
diwajibkan selalu beribadah kepada Allah
SWT seperti mengaji, sholat dll.
11. Indri Iswanto Ya, karena dalam Kepramukaan berisi
pendidikan karakter dimana didalamnya
terdapat karakter religius dapat dibuktikan
131
dengan adanya Tri Satya dan Dasa Dharma.
12. Denny Arizal
Rifanto
Ya dapat, dalam Pramuka diajarkan aspek
keagamaan dan penerapan Tri Satya dan Dasa
Dharma poin pertama, serta dalam SKU ada
praktik tentang keagamaan.
13. Fatkhan
Muhimmi
Ya tergantung insannya, karena didalam
Pramuka juga sudah diberikan pendidikan
beragama bertoleransi jadi setiap insan juga
berperan penting dalam religius
14. Anggi Astri
Rahayu
Bisa, karena dalam Pendidikan Kepramukaan
juga diajarkan Pendidikan religius, contoh
Dasa Dharma poin 1, Tri Satya satya ke 1.
15. Risa Oktavia Bisa, karena dalam kegiatannya juga
menerapkan religius kepada anggotanya.
Tadarus misalnya, sholat berjamaah maupun
pengajian bersama.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Ya, karena dalam Pendidikan Kepramukaan
telah diajarkan beberapa karakter.
17. Imam Aris
Jazuli
Ya, karena Pendidikan Kepramukaan juga
memuat pendidikan keagamaan, disamping
itu pendidikan kepramukaan sudah terstruktur
dan kontiunitas dalam pelaksanaan.
18. Fendi Santoso Ya karena didalamnya terdapat banyak nilai
islami yang sesungguhnya, semisal ARR
bergeraj dibidang kemasyarakatan.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Bisa, karena dalam Kepramukaan ada nilai-
nilai religius dalam Dasa Dharma dan Tri
Satya, selain itu program kerja racana seperti
kerohanian, latian rutin, ARR.
20. Nur Inayah Bisa, melalui Pendidikan Kepramukaan bisa
132
meningkatkan keimanan. Dalam kegiatan
Pramukapun kita sering menerapkan rukun
Islam seperti selalu sholat berjamaah.
12) Apa saja faktor pendukung dan penghambat Implementasi
Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter Religius
(Studi Kasus Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
IAIN Salatiga Tahun Periode 2017)?
Tabel 4.32
Faktor Pendukung dan Penghambat
No Nama Jawaban
Pendukung Penghambat
1. Khoirul Alfani UU, Aturan dan
pedoman yang jelas
Kesadaran diri
2. Rif‟atul Muna Landasan Pramuka
yang jelas
Kesadaran kurang
3. Kristina Mayasari Teman, peralatan,
toleransi,
Kesadaran dan acuh
4. Noviana Diah R Lingkungan islami,
Pembina mendukung
Sikap yang berbeda
beda
5. Metik Fatmasari Dasa Dharma Program kerja tidak
full semuanya
religius
6. Edy Setiyawan Lingkungan Kesadaran diri
7. M. Maskuri Pengetahuan Kesadaran diri
8. Febri Dwi F Dasar Kepramukaan
yang menunjang
Kesadaran diri
9. Albarra Rifqi A Program kerja yang
mendukung
Kordinasi yang
susah
133
10. Ridho Maulana Dasar yang jelas dan
menunjang
Kesadaran diri,
situasi yang buruk
11. Indri Iswanto Tri Satya dan Dasa
Dharma
Kurang maksimal
pengamalannya
12. Denny Arizal R Nilai-nilai agama
ada di Pramuka
Kesadaran diri, lelet,
suka menyepelekan
13. Fatkhan
Muhimmi
Pengakuan dan UU Kesadaran diri
14. Anggi Astri
Rahayu
Dasar dan UU Kesadaran diri
15. Risa Oktavia Nilai-nilai religius
ada dalamnya
Kurang kesadaran
dan acuh
16. Alfi Hamidatun N Kerjasama yang baik Kesadaran diri
17. Imam Aris Jazuli Pendampingan
Pembina, program
kerja yang baik
Kebersamaan dan
kesadaran diri yang
kurang.
18. Fendi Santoso Alat ibadah, sarana
lengkap, skill
anggota
Pengetahuan dan
jumlah anggota yang
tidak stabil
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Sudah terdapat nilai
religius
Kesadaran diri, acuh
dan menyepelekan
20.
Nur Inayah
Program kerja yang
terencana
Malas, kesadaran
diri yang kurang
13) Apa harapan Anda tentang Karaker Religius Anggota Racana
Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga?
134
Tabel 4.33
Harapan Karakter Religius Bagi Anggota Racana
No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Semoga karakter religius benar-benar dapat
diimplementasikan dalam Anggota Racana.
2. Rif‟atul Muna Lebih ditingkatkan lagi dan lebih bertakwa
kepada Tuhan yang Maha Esa.
3. Kristina
Mayasari
Semoga kedepannya Racana bisa menjadi
pribadi yang lebih baik lagi, menjalankan
perintah Allah dan mengamalkan Tri Satya
Dasa Dharma dengan sepenuhnya.
4. Noviana Diah
Riza
Lebih ditingkatkan lagi karena akan sangat
perlu bagi kehidupan masyarakat dan
beragama karena kita juga almamater IAIN
Salatiga.
5. Metik Fatmasari Karena Racana berada di kampus Islam maka
karakter religius sangat penting ditingkatkan.
6. Edy Setiyawan Menjadikan Racana menjadi contoh teladan
bagi UKM yang lain, tentang perilaku dan
kebisaaan yang agamis di dalam anggotanya.
7. Muhammad
Maskuri
Agar teman teman bisa sadar apa pentingnya
karakter religius untuk Anggota Racama dan
menumbuhkan karakter yang lebih baik lagi
agar bisa menjadi agent off change .
8. Febri Dwi
Fatmawati
Karakter religius dapat terealisasi dengan
maksimal oleh Anggota Racana.
9. Albarra Rifqi
Anthony
Selalu berkembang ke sisi islami dalam setiap
kegiatannya.
10. Ridho Maulana
A.F
Semakin lebih baik dengan karakter religius
baik sesama taupun dengan penciptaNya.
135
11. Indri Iswanto Dengan semakin dimilikinya karakter religius
maka mudah-mudahan setiap Anggota
Racana mampu menjadi manusia yang
berguna, baik itu bagi bangsa, agama maupun
sekitarnya.
12. Denny Arizal
Rifanto
Jadilah sosok insan yang kamil
13. Fatkhan
Muhimmi
Berakhlakul karimah, khusnudzon kepada
setiap manusia selalu berbenah diri,
introspeksi.
14. Anggi Astri
Rahayu
Anggota Racana dapat lebih memiliki
karakter religius yang baik, selalu memiliki
prasangka yang baik pula, dan selalu
bertakwa kepada Allah.
15. Risa Oktavia Anggota Racana dapat mengamalkan nilai-
nilai Dasa Dharma dan Tri Satya guna
memperbaiki karakter religius Anggota
Racana.
16. Alfi Hamidatun
Nushroh
Para Anggota Racana dapat memahami dan
mengaplikasikan karakter religius yang telah
diperoleh untuk diaplikasikan dalam
kehidupan bermasyarakat tidak hanya ketika
mengikuti kegiatan saja.
17. Imam Aris
Jazuli
Anggota Racana bisa menjadi pilar
pembentuk karakter religius yang mana bisa
dimulai dari kesadaran pentingnya karakter
religius bagi pembangunan bangsa.
18. Fendi Santoso Semoga di masa depan Anggota Racana
melahirkan kader-kader berkarakter islami
yang murni serta sosial tinggi dalam dan luar
136
kampus.
19. Fatikhatus
Sakdiyah
Dapat menjadi garda terdepan perubahan,
aplikasikan Dasa Dharma dan Tri Satya
secara optimal agar karakter terutama
religiusnya matang.
20. Nur Inayah Semoga semua Anggota Racana bisa menjadi
pionir yang baik untuk masyarakat
dilingkungan mereka masing-masing terutama
dalam karakter religius.
2. Observasi
Dalam melakukan observasi, peneliti sangat diuntungkan. Hal
tersebut dikarenakan peneliti melakukan penelitian dalam jangka
waktu tertentu, dan setiap melakukan penelitian didalam Racana
sedang ada kegiatan-kegiatan yang tengah mereka lakukan. Sehingga
sangat mengetahui bagaimana perkembangan yang terjadi
didalamnya.
Dari hasil pengamatan dan pengalaman yang peniliti dapatkan,
tidak jauh berbeda dengan fakta yang diperoleh melalui data-data.
Pendidikan Kepramukaan didalamnya terdapat banyak hal-hal positif
yang terkandungnya, salah satunya adalah Pendidikan Karakter.
Sehubungan peneliti juga meneliti tentang bagaimana Pendidikan
Karakter yang fokusnya dalam Karakter Religius.
Pendidikan Kepramukaan selain ditunjang dengan landasan
hukum yang jelas oleh pemerintah, dalam Kepramukaan juga sudah
terdapat hal-hal atau nilai-nilai religius yang terkandung. Seperti
137
halnya yang tercantum dalam Kode Kehormatan Gerakan Pramuka
yaitu Tri Satya yang bunyi satya pertamanya “Menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia”, selain itu juga terdapat dalam Dasa Dharma salah satunya
poin pertama yang berbunyi “Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa”.
Dari situ sudah sangat jelas sekali bahwasanya Pendidikan
Kepramukaan secara umum sudah sangat mendukung dalam
pembentukan karakter religius anggotanya. Secara khususnya, dalam
program kerja Racana selalu mengandung unsur-unsur religius
didalamnya.
Program kerja Racana dalam praktiknya selalu memperhatikan
nilai-nilai religius dalam pembentukan karakter religius anggotanya.
Dalam latian rutin yang dilakukan Racana sering diadakannya latian
rutin tentang religius atau keagamaan, bagaimana merawat jenazah,
bagaimana mengaji membaca Al-Qur‟an bersama dan lain sebagainya.
Kemudian dalam Racana juga terdapat program kerja Kerohanian,
kerohanian disini selain diadakan setiap adanya perayaan hari besar
Islam juga selalu dirutinkan untuk lebih menekankan terhadap
pendalaman pengetahuan nilai-nilai keagamaan. Ada juga program
kerja konservasi alam, dimana konservasi alam disini juga menjadi
salah satu wujud peduli lingkungan dalam rangka melestarikan
lingkungan. Dan salah satu program yang termasuk unggulan dalam
menumbuhkan karakter religius yaitu Racana memiliki program kerja
138
Amalan Ramadhan Racana, dimana program kerja tersebut bergerak
di bidang bakti atau bina masyarakat. Adanya bakti sosial, bazar,
pasar murah, tarawih keliling, tadarus bersama, pengajian, pembinaan
desa melalui TPA dan ibu-ibu pengajian serta lain sebagainya.
Terlepas dari program kerja yang peneliti sebutkan diatas,
semua program kerja Racana selalu diterapkan nilai-nilai religius dan
pembisaaan-pembisaaan religius. Salah satu contohnya ketika
kegiatan sholat berjamaah pada waktunya. Disisi lain didalam
lingkungan Racana juga terdapat penerapan nilai-nilai religius, seperti
halnya satuan terpisah antara anggota putra dan putri, pelaksanaan
sholat berjamaah bagi setiap anggota, wajib mengucapkan salam
ketika masuk sanggar, tadarus Al-Qur‟an setelah sholat, pembisaaan
menolong antar sesama baik dalam bentuk PP, dan kemanusiaan
lainnya
3. Studi Dokumentasi
Studi Studi Dokumentasi disini peneliti gunakan dalam mencari
data ataupun informasi tentang sejarah dari didirikannya Racana.
Kemudian, peneliti juga mencari informasi terbaru dari Racana. Mulai
dari susunan kepengurusan, program kerja dan bagaimana
perkembangan dari Racana sendiri.
Dari studi Studi Dokumentasi tersebut peneliti, mengetahui
bagaimana sejarah dari Racana dan siapa-siapa tokoh yang berperan,
program-program kerja Racana dimana program kerja tersebut juga
139
dijadikan sebagai acuan dalam penelitian, perkembangan keseharian
dalam Racana baik dari segi tingkah laku, tutur kata dan kebisaaan-
kebisaaan atau adat yang diterapkan didalam Racana sendiri.
140
B. Temuan Data
Dari data yang diperoleh melalui metode wawancara, observasi dan
studi Studi Dokumentasi semuanya saling berkaitan. Dimana data tersebut
menunjukan adanya nilai-nilai religius dalam Pendidikan Kepramukaan
terutama dalam Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga.
1. Wujud Nyata Penerapan 10 Poin Dasa Dharma
Dari data yang telah peneliti dapatkan melalui beberapa metode
diatas tersebut, peneliti telah mendapatkan inti dari penerapan atau
wujud nyata Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN
Salatiga dalam menerapkan 10 Poin Dasa Dharma didalam kehidupan
sehari-harinya.
Tabel 4.34
Temuan Data Penerapan 10 Poin Dasa Dharma
No Dasa Dharma Wujud Nyata Anggota Racana
1. Takwa Kepada Tuhan
yang Maha Esa
Menjalankan perintah dan menjauhi
laranganNya, seperti sholat lima waktu.
Toleransi dan menghargai.
2. Cinta Alam dan Kasih
Sayang Sesama
Manusia
Konservasi Alam, membuang sampah
pada tempatnya, menjaga lingkungan,
saling menyayangi dan menghormati.
3. Patriot yang Sopan
dan Ksatria
Sopan santun terhadap orang lain,
menerapkan budaya 5S.
4. Patuh dan Suka
Bermusyawarah
Patuh terhadap aturan yang ada, baik
aturan sebagai hamba dan sebagai
anggota. Bersmuyawarah untuk mufakat.
5. Rela Menolong dan Menolong sesama, saling mengingatkan
141
Tabah dan memberikan bantuan sosial, tabah
dan tawakal.
6. Rajin Trampil dan
Gembira
Rajin dalam ibadah, rajin belajar, rajin
menabung. Trampil dalam berbicara, dan
selalu gembira ataupun bersyukur.
7. Hemat Cermat dan
Bersahaja
Hemat tidak berfoya-foya, Cermat atau
teliti dalam bertindak, bersahaja
sederhana tidak bermewah-mewahan.
8. Disiplin Berani dan
Setia
Disiplin waktu, disiplin aturan, disiplin
beribadah. Berani dalam berpendapat,
berani dalam kebaikan. Setia dengan
janji-janji yang diucapkan.
9. Bertanggungjawab
dan Dapat Dipercaya
Bertanggungjawab dengan tugas dan
kewajiban baik sebagai hamba dan
anggota, dapat dipercaya ketika diberi
amanah.
10. Suci dalam Pikiran
Perkataan dan
Perbuatan
Senantiasa berpikir positif atau
khuznudhon, berakhlakul karimah dan
berkata jujur apa adanya.
Tabel diatas menunjukan perilaku atau wujud nyata apa saja
yang dilakukan oleh Anggota Racana dalam penerapan 10 poin Dasa
Dharma dalam praktik nyata dikehidupan sehari-hari. Dari perilaku
atau wujud nyata tersebut kemudian nanti akan dipadukan dengan
perilaku atau wujud nyata dari karakter religius.
2. Penerapan 5 Aspek Karakter Religius
Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
142
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk
agama lain. Religiusitas menurut Kamus Pendidikan, Pengajaran dan
Umum, (Religi : Agama, kepercayaan), (Religius : Yang bersifat
keagamaan). Dari data yang diperoleh disebutkan bahwa karakter
religius adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan watak,
tingkah laku, ucapan dan perbuatan tentang nilai-nilai keagamaan.
Dari nilai religius tersebut terbentuk persepsi tentang baik dan buruk,
juga mendasarkan kembali terhadap syariat-syariat agama dalam
bertindak.
Dalam penelitian ini terdapat lima dimensi atau aspek religius
yang menjadi pembahasan inti. Kemudian dari responden membagi
lima aspek tersebut dengan mengelompokan kedalam hubungan
horizontal dan hubungan vertikal.
Vertikal = Iman dan Islam
Horizontal= Ilmu, Ikhsan, dan Amal
Gambar diatas hasil dari pengelompokan responden terhadap
lima aspek religius melalui wawancara yang peneliti lakukan.
TUHAN
ALAM MANUSIA
143
Tabel 4.35
Temuan Data Penerapan 5 Aspek Karakter Religius
No Aspek Religius Wujud Nyata
1. Aspek Islam Melakukan Rukun Islam, seperti sholat lima
waktu, mengaji, berpuasa. Menjalankan
perintah dan menjauhi laranganNya. Disiplin
dan rajin dalam beribadah
2. Aspek Iman Percaya bahwa Allah itu ada dengan
menjalankan segala perintah dan menjauhi
laranganNya, senantiasa berbuat baik karena
merasa selalu diawasi, yakin dengan semua
ciptaanNya, senantiasa berhati-hati dan
memperbaiki diri, memperdalam ilmu agama,
mengaji, dll.
3. Aspek Ilmu Selalu memperdalam ilmu agama, senantiasa
mencari dan menyampaikan ilmu. Disiplin
ilmu, rajin belajar.
4. Aspek Ikhsan Senantiasa berpikir positif, mendorong diri
untuk berbuat baik.
5. Aspek Amal Tolong menolong, membantu, saling
mengingatkan, rajin beribadah.
3. Implementasi Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan
Karakter Religius
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan kemudian peneliti
simpulkan bahwasanya di dalam Pendidikan Kepramukaan dapat
menumbuhkan karakter religius anggotanya. Dimana dalam penelitian
ini dibuktikan melalui beberapa perilaku atau wujud nyata keseharian
144
baik didalam lingkungan Pendidikan Kepramukaan dan praktik aspek
religius di keseharian sebagai umat Islam.
Tabel 4.36
Perbandingan Penerapan Perilaku dalam Pendidikan Kepramukaan
dan Perilaku Religius dalam Keseharian
Perilaku dalam Pendidikan
Kepramukaan
Perilaku Religius dalam
Keseharian
Menjalankan perintah dan
menjauhi laranganNya, seperti
sholat lima waktu. Toleransi dan
menghargai.
Melakukan Rukun Islam, seperti
sholat lima waktu, mengaji,
berpuasa. Menjalankan perintah
dan menjauhi laranganNya.
Disiplin dan rajin dalam
beribadah
Konservasi Alam, membuang
sampah pada tempatnya, menjaga
lingkungan, saling menyayangi
dan menghormati.
Sopan santun terhadap orang lain,
menerapkan budaya 5S.
Percaya bahwa Allah itu ada
dengan menjalankan segala
perintah dan menjauhi
laranganNya, senantiasa berbuat
baik karena merasa selalu diawasi,
yakin dengan semua ciptaanNya,
senantiasa berhati-hati dan
memperbaiki diri, memperdalam
ilmu agama, mengaji, dll.
Patuh terhadap aturan yang ada,
baik aturan sebagai hamba dan
sebagai anggota. Bersmuyawarah
untuk mufakat.
Menolong sesama, saling
mengingatkan dan memberikan
bantuan sosial, tabah dan tawakal.
Selalu memperdalam ilmu agama,
senantiasa mencari dan
menyampaikan ilmu. Disiplin
ilmu, rajin belajar. Rajin dalam ibadah, rajin belajar,
rajin menabung. Trampil dalam
145
berbicara, dan selalu gembira
ataupun bersyukur.
Hemat tidak berfoya-foya,
Cermat atau teliti dalam
bertindak, bersahaja sederhana
tidak bermewah-mewahan.
Senantiasa berpikir positif,
mendorong diri untuk berbuat
baik.
Disiplin waktu, disiplin aturan,
disiplin beribadah. Berani dalam
berpendapat, berani dalam
kebaikan. Setia dengan janji-janji
yang diucapkan.
Bertanggungjawab dengan tugas
dan kewajiban baik sebagai
hamba dan anggota, dapat
dipercaya ketika diberi amanah.
Tolong menolong, membantu,
saling mengingatkan, rajin
beribadah.
Senantiasa berpikir positif atau
khuznudhon, berakhlakul karimah
dan berkata jujur apa adanya.
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwasanya perilaku atau
wujud nyata penerapan 10 Dasa Dharma juga mencerminkan tentang
bagaimana Karakter Religius sebagai seseorang yang beragama Islam,
sehingga dari kesimpulan sementara menurut peneliti bahwasanya
Pendidikan Kepramukaan dapat menumbuhkan Karakter Religius
Anggota Pramuka terutama Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi IAIN Salatiga. Adapun beberapa faktor pendukung dan
penghambat didalamnya yaitu:
146
a. Faktor pendukung :
1) Pramuka telah mempunyai undang-undang yang diakui
pemerintah.
2) Pramuka sudah mengandung nilai-nilai religius didalamnya.
3) Tersedianya sarana-prasarana penunjang seperti alat ibadah dll.
4) Pembina yang senantiasa mengarahkan dan mendampingi.
5) Kerjasama antar anggota yang terjalin baik.
6) Lingkungan yang mendukung karena berada dilingkungan
islami.
b. Faktor penghambat:
1) Tingkat kesadaran diri yang masih kurang.
2) Sifat egois dan acuh yang seringkali muncul.
3) Kondisi alam yang kadang berubah-ubah ketika sedang di
lapangan.
4) Rasa malas dari masing individu.
Dari penelitian ini diharapkan Anggota Pramuka khususnya
mampu memahami dan mengamalkan apa yang ada didalam
Kepramukaan, karena apa yang ada didalamnnya sudah sejalan
dengan ajaran-ajaran agama. Sehingga dalam menumbuhkan karakter
religius dapat tercapai secara optimal, dan mampu menjadikan insan
yang lebih baik lagi dalam kehidupannya.
147
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah tersusun data penelitian, maka tahap selanjutnya yaitu
menarik kesimpulan. Dari paparan di atas, peneliti dapat menyimpulkan
hasil penelitian sebagai berikut:
1. Dalam menumbuhkan karakter religius, Pendidikan Kepramukaan
yang khususnya dilaksanakan dalam lingkungan Racana Kusuma
Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga wujud nyatanya adalah:
a. Penanaman dan pendalaman 10 Poin Dasa Dharma dalam
kehidupan sehari-hari agar selaras dengan 5 aspek religius.
b. Adanya pembiasaan atau norma-norma yang diatur dalam
ketentuan Adat dalam lingkungan Racana Kusuma Dilaga-
Woro Srikandhi IAIN Salatiga.
c. Pengawasan dan pengarahan melalui pola dan metode yang
dilakukan dengan senyaman dan seakrab mungkin agar antara
Pembina, Pengurus, dan Anggota merasa tidak ada jarak
dalam komunikasi dan lain-lain sehingga akan memudahkan
dalam pemberian materi dan hal-hal lainnya.
d. Pembentukan dan tindaklanjut nyata dalam program kerja
yang disusun setiap Up Grading dan Rapat Kerja setiap
tahunnya, seperti adanya program latihan rutin, kerohanian,
148
konservasi alam, donor darah, amalan ramadhan racana dan
lain sebagainya.
2. Dalam menumbuhkan karakter religius Anggota Racana Kusuma
Dilaga-Woro Srikandhi terdapat pendukung dan penghambat.
Adapun faktor pendukung diantaranya:
a. Adanya Undang-Undang No 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan
Pramuka sebagai legalitas Pendidikan Kepramukaan.
b. Adanya nilai-nilai agama atau religius dalam Pendidikan
Kepramukaan, seperti dalam Dasa Dharma Poin 1.
c. Pembina yang selalu memantau, mendampingi dan mengarahkan
Adapun faktor penghambat diantaranya:
a. Kesadaran individu yang masih kurang, seperti acuh, kurang
peduli dan tanggap, dan ego masing-masing.
b. Faktor lingkungan, dimana kegiatan Pendidikan Kepramukaan
dilakukan kebanyakan di alam terbuka, dan alam atau lingkungan
tidak selalu bersahabat situasi dan kondisinya.
B. Saran
Tujuan sebuah penelitian adalah untuk memberikan wawasan baru
terhadap sebuah permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini, saran yang
dapat peneliti berikan yaitu
1. Saran untuk Pengurus Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
149
b. Optimalkan setiap program kerja yang telah dirancang dalam
Raker dan Upgrading dalam rangka memajukan Racana Kusuma
Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga.
c. Karena kita berada dilingkungan islami, terapkan nilai-nilai
religius dalam keseharian baik didalam Pendidikan Kepramukaan
maupun dimanapun berada.
d. Jangan pernah merasa cepat puas dalam belajar, selalu
kembangkan rasa ingin tahu dan untuk tahu.
e. Tingkatkan komunikasi baik secara internal maupun eksternal
guna mencari banyak lagi info-info dan inovasi terbaru.
f. Berikan contoh terbaik bagi Anggota Racana yang lainnya.
g. Berusaha untuk memahami dan mengamalkan Tri Satya dan Dasa
Dharma secara optimal.
2. Saran untuk Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
a. Lebih aktif dalam mengikuti kegiatan yang telah diagendakan.
b. Tingkatkan kerjasama, dan bangun komunikasi antar sesama
Anggota Racana.
c. Tingkatkan kesadaran diri, agar bisa lebih tanggap terhadap
sekitar.
d. Terapkan nilai-nilai religius didalam keseharian kita semua.
e. Berusaha untuk memahami dan mengamalkan Tri Satya dan Dasa
Dharma secara optimal.
150
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab, Solichin. (2008). Pengantar Analisis Kebijakan Publik.
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Aly, Hery Noer. Suparta, Munzier. (2000). Watak Pendidikan Islam.
Jakarta: Friska Agung Insani.
Ancok Djamaluddin dan Suroso, Fuat Nasori. (1994). Psikologi Islam.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Departemen Agama RI. (1993). Al-Quran dan Terjemah. Bandung: CV.
Penerbit J-ART.
Dewantara, Ki Hajar. (1961). Pendidikan. Yogyakarta: Taman Siswa.
Fathoni, Abdurrahmat. (2011). Metodologi Penelitian dan Teknik
Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta
Isna, Mansur. (2001). Diskursus Pendidikan Islam. Yogyakarta: Global
Pustaka Umum.
Kasali, Rhenald. (2001). Riset Kualitatif dalam Public Relations &
Marketing Communications. Yogyakarta: Penerbit Bintang.
Kasiram, Moh. (2008). Metodologi Peelitian Kuantitatif-Kualitatif.
Malang: UIN Malang Press.
Kusumanti, MUN. (2008). Kepramukaan Dalam Praktek Diterjemahkan
dari Buku Ideas For Scout Leaders, Scouting In Practice.
Jakarta: Pustaka Tunasmedia Gerakan Pramuka.
Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah. (2011). Kursus Mahir Dasar Untuk
Pembina Pramuka. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka.
M. Soeparman. (1981). Pedoman Kepramukaan. Jakarta: Kwartir Daerah.
Moleong, Lexy J. (1988). Metodologi Peneitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Muhab, Sukro. (2011). Pendidikan Karakter Berbasis Pendidikan
Terpadu. Jsit Indonesia.
151
Mulyasa. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Poerwadarminta, W.J.S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Rahim, Husni. (2001). Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta:
Logos.
Ramayulis. (2004). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Sadullah, Uyoh. (2014). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta
CV.
Salahudin, Anas. Alkrienciehie, Irwanto. (2013). Pendidikan Karakter,
Pendidikan Berbasis Agama & Budaya Bangsa. Bandung:
Pustaka Setia.
Saliman, Sudarsono. (1994). Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sarkonah. (2012). Panduan Pramuka (Penggalang). Bandung: CV
Nuansa Aulia.
Setyawan. (2009). Dari Gerakan Kepanduan ke Gerakan Pramuka.
Jakarta: Pustaka Tunas Media.
Soejono, M. H. & H. Abdurrahman. (2005). Metode Penelitian suatu
Pemikiran dan Penerapan. Jakarta: PT Rineka Cipta dan
PT Bina Adiaksara.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sunardi, Andri Bob. (2010). Boyman, Ragam Latih Pramuka. Bandung:
Nuansa Muda.
Suparlan, Y.B. (1984). Aliran-aliran Baru dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Andi Offset.
Suroya, Lu‟luk. (2017). Kebijakan Kepala Madrasah dalam Mendukung
Pendidikan Kepramukaan di MTs NU Aswaja Tengaran
Kabupaten Semarang. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga:
Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.
Tim Pelatih Kwarda Jateng. (2003). Panduan KMD. Surakarta: PT.
Pabelan.
152
Tirtarahardja, Umar. La, Sulo. (2008). Penganatar Pendidikan. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka. (2010). Jakarta: Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. (2004). Jakarta: PT Armas
Duta Jaya.
Usman, Nurdin. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum.
Jakarta: Grasindo.
Widiyanta, Ari. (2005). Sikap Terhadap Lingkungan dan Religiusitas.
Psikologia 1 (2): 88-89.
PANDUAN WAWANCARA
“IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM
MENUMBUHKAN KARAKTER RELIGIUS (Studi Kasus Anggota Racana
Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi IAIN Salatiga Tahun Periode 2017)”
Nama : ……………………………………………………..
NIM : ……………………………………………………..
Jurusan : ……………………………………………………..
Tahun Masuk Racana : ……………………………………………………..
A. KEPRAMUKAAN (Fokus dengan 10 butir Dasa Darma)
1. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda
menerapkan Takwa Kepada
Tuhan Yang Maha Esa?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Cinta Alam dan
Kasih Sayang Sesama Manusia?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
3. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Patriot Yang
Sopan Dan Ksatria?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
4. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Patuh Dan Suka
Bermusyawarah?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
5. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Rela Menolong
Dan Tabah?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
6. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Rajin Trampil Dan
Gembira?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
7. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Hemat Cermat
Dan Bersahaja?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
8. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Disiplin Berani
Dan Setia?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
9. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Bertanggungjawab
Dan Dapat Dipercaya?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
10. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Suci Dalam
Pikiran Perkataan Dan Perbuatan?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
B. KARAKTER RELIGIUS
1. Apakah Anda mengetahui apa itu Karakter Religius? Apa yang Anda
ketahui?
Jawab:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. Menurut Anda apa saja pedoman atau yang mendasari Karakter Religius
dalam Islam?
Jawab:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Menurut Glock & Stark dalam widiyanta, ada lima dimensi religiusitas, yaitu:
a. Religius Practice (The Ritualistic Dimension)/Aspek Islam
b. Religius Belief (The Ideological Dimesion)/Aspek Iman
c. Religius Knowledge (The Intellectual Dimension)/Aspek Ilmu
d. Religius Feeling (The Experiental Dimension)/Aspek Ikhsan
e. Religius Effect (The Consequential Dimension)/Aspek Amal
3. Menurut Anda apa itu Religius Practice (The Ritualistic
Dimension)/Aspek Islam? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan
Pendidikan Kepramukaan?
Jawab:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
4. Religius Practice (The Ritualistic Dimension) atau Aspek Islam,
berhubungan erat dengan bagaimana wujud nyata dari Rukun Islam.
a. Sudahkah Anda bersyahadat? Apa Alasannya?
Jawab: …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
b. Sudahkah Anda mendirikan Shalat? Apa Alasannya?
Jawab: …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
c. Sudahkah Anda membayar Zakat? Apa Alasannya?
Jawab: …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
d. Sudahkah Anda menjalankan Puasa? Apa Alasannya?
Jawab: …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
e. Sudahkah Anda menunaikan Haji? Apa Alasannya?
Jawab: …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
5. Menurut Anda apa itu Religius Belief (The Ideological Dimesion)/Aspek
Iman? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan Pendidikan
Kepramukaan?
Jawab:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
6. Religius Belief (The Ideological Dimension) atau Aspek Iman
berhubungan erat dengan bagaimana wujud nyata dari Rukun Iman.
a. Sudahkah Anda beriman kepada Allah SWT? Bagaimana wujud nyata
beriman kepada Allah SWT?
Jawab: …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
b. Sudahkah Anda beriman kepada Malaikat Allah? Bagaimana wujud
nyata beriman kepada Malaikat Allah?
Jawab: …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
c. Sudahkah Anda beriman kepada Kitab-Kitab Allah? Bagaimana
wujud nyata beriman kepada Kitab-Kitab Allah?
Jawab: ………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
d. Sudahkah Anda beriman kepada Rasul-Rasul Allah? Bagaimana
wujud nyata beriman kepada Rasul-Rasul Allah?
Jawab: ………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
e. Sudahkah Anda beriman kepada Hari Akhir? Bagaimana wujud nyata
beriman kepada Hari Akhir?
Jawab: ………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
f. Sudahkah Anda beriman kepada Qada dan Qadar? Bagimana wujud
nyata beriman kepada Qada dan Qadar?
Jawab: ………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
7. Menurut Anda apa itu Religius Knowledge (The Intellectual
Dimension)/Aspek Ilmu? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan
Pendidikan Kepramukaan?
Jawab:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
8. Menurut Anda apa itu Religius Feeling (The Experiental
Dimension)/Aspek Ikhsan? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan
Pendidikan Kepramukaan?
Jawab:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
9. Menurut Anda apa itu Religius Effect (The Consequential
Dimension)/Aspek Amal? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan
Pendidikan Kepramukaan?
Jawab:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
10. Dari lima dimensi diatas, menurut Anda dimensi mana saja yang
menunjukan hubungan vertikal seorang hamba dengan penciptaNYA?
Dan dimensi mana saja yang menunjukan hubungan horisontal seorang
hamba dengan ciptaanNYA yang lain? Jelaskan dan berikan alasannya.
Jawab:
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
11. Apakah Pendidikan Kepramukaan dapat menumbuhkan Karakter Religius
anggotanya, terutama anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi?
Berikan alasan Anda?
Jawab:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
12. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Implementasi Pendidikan
Kepramukaan Dalam Menumbuhkan Karakter Religius (Studi Kasus
Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga Tahun
Periode 2017)?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
......................................................................................................................
13. Apa harapan Anda tentang Karakter Religius Anggota Racana Kusuma
Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................