i
IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
DI SMAN 5 SOPPENG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
Riska
Nim: 105381106416
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
MARET,2021
ii
MOTTO
Jika tidak memaksa diri sendiri,
bagaimana bisa tahu batas kemampuan diri sendiri.
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini sebagai darma baktiku untuk Ayahanda tercinta dan
Ibunda tercinta serta saudari dan seluruh keluarga tersayang yang tak henti-
hentinya selalu memberikan doa dan dukungan .
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Pertama dan yang paling utama tiada untaian kata yang paling indah yang
terucap dari lisan seorang hamba selain pujian syukur kehadirat Allah SWT.
Tuhan pencipta alam semesta dan segala isinya yang telah melimpahkan Taufik
dan hidayah-Nya serta kenikmatan iman, Islam dan kesehatan jasmani
maupun rohani, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam yang penulis anjung agungkan kepada Muhammad
SAW yang telah membawa ajaran yang paling sempurna, dan di antaranya
iaitu mengutamakan kepada manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan agar
dapat di manfaatkan dalam segala aspek kehidupan, dan dari Redha Allah
SWT serta Syafa‟at Rasulullah penulis dapat menyelesaikan skrip si ini yang
berjudul “Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SMAN 5 Soppeng.”
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan
terlaksana tanpa bantuan, bimbingan, petunjuk dari berbagai pihak, baik
berupa moril maupun materi.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran, ilmu pengetahuan,
motivasi beserta doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini tidak hanya terletak pada diri
peneliti semata tetapi tentunya banyak pihak yang memberikan sumbangsi
khususnya kepada orang tua, Ayahanda tercinta Anda dan Ibunda tercinta
Darmawati yang selama ini telah memberikan dukungan dan do’a yang tidak
pernah putus dan hampir tidak mungkin bisa dibalaskan oleh apapun serta saudari
tercinta Reski, yang selalu menghibur serta memberikan dukungan.
iv
Penulis juga ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat Bapak Prof. Dr.H. Ambo Asse., M.Ag. Rektor Universitas Muhammadi
yah Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis menimba
ilmu pengetahuan di kampus tercinta ini. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Bapak Drs. H. Nurdin, M.Pd ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Univers
itas Muhammadiyah Makassar, bapak Kaharuddin,S.Pd.,M.Pd.,Ph.D sekretaris
Jurusan Program Studi Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Bapak Dr.H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum. pembimbing I yang telah
memberikan saran, motivasi dan sumbangan pemikiran kepada penulis
Sehingga tersusunnya skripsi ini.Bapak Syarifuddin, S.Pd., M.Pd pembimbing II
yang dengan penuh ketelitian dan kesabaran membimbing dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Nurul Hasanah,Vivin Vitrina Asnur,Kasmawati,Andi Jusma,Sri Wahyuni,
Firda Efrilia, Nur Annisa, Hamka Sebagai sahabat yang selalu memberikan
dukungan dan semangat kepada peneliti.Semua pihak yang tidak sempat saya
sebutkan satu persatu.
Demikianlah mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi
peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya. Semoga Allah melimpahkan
pahala yang berlipat ganda atas bantuan yang telah diberikan kepada meneliti
dalam menyelesaikan proposal ini, Amin Yarobbal Alamin.
Makassar, 5 Februari 2021
Peneliti
Riska
Nim :105381106416
v
ABSTRAK
Riska, Tahun 2021, Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Di SMAN 5
Soppeng. Skripsi Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh
Pembimbing I Andi. Sukri Syamsuri dan Pembimbing II Syarifuddin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem dan dampak implementasi
manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng . Sumber data yang diolah
merupakan sumber data primer dan data sekunder, teknik pengunpulan data yang
digunakan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi dan metode penelitian
yang digunakan adalah kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan sistem manajemen berbasis sekolah di
SMA Negeri 5 Soppeng dengan cara menerapkan manajemen kurikulum dan
program pengajaran dengan cara menerapkan kurikulum K3, manajemen tenaga
pendidikan seperti pada awal tahun guru menyiapkan SKP di awal tahun sehingga
dalam program pengejaran selama tahun berjalan sesuai dengan SKP yang telah
dibuat kemudian akan tetap di pantau atau dievaluasi dan juga dalam
meningkatkan mutu tenaga pengajar diberi pelatihan khusus seperti MGMP,
MGMPS, seminar, dan juga workshop di awal tahun, manajemen keuangan dan
pembiayaan dengan memberikan bendahara umum untuk melakukan pembagian
dana sesuai dengan opsi masing-masing dan dilakukan dengan transparan
sehingga dalam pengolahan pembiayaan sekolah dapat diketahui oleh seluruh
aspek sehingga mneghindari terjadinya kecurangan, manajemen sarana dan
prasarana pendidikan dengan melengkapi seperti ruangan belajar, lapangan
olahraga, perangkat keras dan perangkat lunak, lap fisika, lap kimia, lap biologi,
mshollah, wc, serta ruangan media, dan manajemen hubungan sekolah dan
masyarakat melakukan kegiatan yang melibatkan masyarakat. Dampak
implementasi manajemen berbasis sekolah terhadap prestasi belajar siswa
semester ganjil 2020/2021 di SMA 5 Negeri Soppeng berdampak baik.
Kata Kunci: Implementasi, Manajemen Sekolah.
vi
ABSTRACT
Riska, Year’s 2021, Implementation of School-Based Management in
Soppeng 5 High School. Thesis of Sociology Education Study Program, Teacher
Training and Education Faculty, Muhammadiyah University of Makassar.
Supervised by Advisor I Andi. Sukri Syamsuri and Supervised by Advisor II
Syarifuddin.
This study aims to determine the system and form implications of school-
based management on student achievement in the 2020/2021 odd semester at
SMAN 5 Soppeng. Sources of processed data are primary data sources and
secondary data, data collection techniques used through interviews, observation,
and documentation and the research method used is qualitative.
The results of this study indicate a school-based management system at Senior
High School 5 Soppeng by implementing curriculum management and teaching
programs by implementing the K3 curriculum, management of education
personnel, such as at the beginning of the year the teacher prepares SKP at the
beginning of the year so that in the pursuit program during the year according to
the SKP that has been made then it will remain monitored or evaluated and also in
improving the quality of the teaching staff are given special training such as
MGMP, MGMPS, seminars, and also a workshop at the beginning of the year,
financial management and financing by providing a general treasurer to distribute
funds according to their respective options and be carried out transparently so that
all aspects of school financing processing can be known so as to avoid fraud,
management of educational facilities and infrastructure by completing such as
study rooms, sports fields, hardware and software, physics wipes, chemical wipes,
biology wipes, mshollah, toilets, and media rooms, The implications of school-
based management on student achievement in the 2020/2021 odd semester at
Senior high school 5 Negeri Soppeng are carried out good.
Keywords: Implication, School Management.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN .................................................... iv
LEMBAR PERJANJIAN ............................................................................. v
MOTTO ......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
ABSTRAK ...................................................................................................viii
ABSTRACT ................................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
E. Defenisi Operasional ......................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP
viii
A. Kajian Pustaka ................................................................................. 10
1. Manajemen Sekolah ................................................................... 12
2. Teori AGIL Talcoot Parsons ....................................................... 31
3. Teori Struktural Fungsional (Robert K.Merton) ......................... 32
4. Penelitian yang Relevan .............................................................. 34
B. Kerangka Konsep ............................................................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian ..................................................... 37
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian .......................................................... 38
C. Fokus penelitian .............................................................................. 40
D. Informan Penelitian .......................................................................... 40
E. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 41
F. Instrumen Penelitian ....................................................................... 42
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 42
H. Analisis Data .................................................................................... 44
I. Uji Keabsahan Data ......................................................................... 47
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 49
B. Letak Geografis ................................................................................ 49
C. Visi Misi........................................................................................... 50
D. Struktur Organisasi SMA Negeri 5 Soppeng .................................. 51
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 54
1. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Di
SMA Negeri 5 Soppeng. ............................................................. 54
2. Dampak Implementasi Sistem Manajemen
Berbasis Sekolah Di SMA Negeri 5 Soppeng. ............................ 62
ix
B. Pembahasan...................................................................................... 65
1. Sistem Manajemen Berbasis Sekolah Di SMA
Negeri 5 Soppeng ........................................................................ 65
2. Damapak Implementasi Sistem Manajemen
Berbasis Sekolah Di SMA Negeri 5 Soppeng ............................. 70
3. Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................ 71
4. Cara Kerja Teori .......................................................................... 79
5. Nilai Kebaharuan......................................................................... 79
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .......................................................................................... 81
B. Saran ................................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
No Halaman
Tabel 4.1 Prestasi Siswa SMA 5 Negeri Soppeng Tahun 2020-2021 ........... 75
Tabel 4.2 Prestasi Sekolah SMA 5 Negeri Soppeng ...................................... 76
Tabel 4.3 Nilau Ujian Nasioanal SMA 5 Negeri Soppeng ............................ 77
xi
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 46
Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA 5 Negeri Soppeng ............................. 61
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
Lampiran 1 Teks Hasil Wawancara Bersama Kepala
Sekolah SMA 5 Negeri Soppeng .............................................. 91
Lampiran 2 Teks Hasil Wawancara Bersama Wakasek
Kesiswaan Dan Guru BK SMA 5 Negeri Soppeng ........................... 95
Lampiran 3 Teks Hasil Wawancara Bersama Wakasek
Sarpras dan guru seni SMA 5 Negeri Soppeng............................... 97
Lampiran 4 Teks Wawancara Bersama Wakasek Kurikulum
SMA 5 Negeri Soppeng ............................................................ 99
Lampiran 4 Teks Wawancara Bersama Kepala TAS SMA 5
Negeri Soppeng ......................................................................... 102
Lampiran 5 Teks Hasil Wawancara Bersama Operator
Sekolah SMA 5 Negeri Soppeng .............................................. 105
Lampiran 6 Teks Hasil Wawancara Bersama Ketua Osis
SMA 5 Negeri Soppeng ............................................................ 106
Lampiran 7 Dokumen Prestasi SMA 5 Negeri Soppeng .............................. 107
Lampiran 8 Foto Wawancara di SMA 5 Negeri Soppeng ............................ 109
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peran yang sangat besar dan sekaligus
merupakan sumber daya yang sangat penting.Khususnya bagi negara yang
sedang berkembang.Karena pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang
sengat penting bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan akan membantu
untuk membentuk kepribadian dan mengembangkan potensi dan
meningkatkan mutu kehidupan yang akan datang untuk mewujudkan tujuan
nasional.
Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap
kemajuan bangsa dan merupakan sarana yang efektif untuk membangun
watak bangsa. Untuk mencapai tujan tersebut perlu dilakukan berbagai
perubahan. Pendidikan menamakan menajemen sekolah sebagai Manajemen
Peningkatan Mutu yang bertujuan untuk mengembangkan prosedur kebijakan
sekolah, memecahkan masalah-masalah umum, memanfaatkan semua
potensi individu yang tergabung dalam kelompok kerja sehingga sekolah
dapat mencetak kandidat intelektual yang cerdas serta emosional tinggi dan
mempersiapkan tenaga yang memiliki SDM yang unggul.
Kepala sekolah dan guru memiliki tanggung jawab besar dalam
peningkatan kualitas hasil belajar siswa menjadi tanggung jawab guru dan
kepala sekolah, karena pemerintah daerah hanya memfasilitasi berbagai
aktivitas pendidikan,baik sarana prasarana, ketenagaan, maupun berbagai
2
program pembelajaran.
Implementasi manajemen sekolah merupakan salah satu wujud
reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah untuk
mengatur kehidupan sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhannya.
Peningkatan mutu pendidikan di sekolah juga perlu didukung kemampuan
manajerial para sekolah.Sekolah perlu berkembang maju dari tahun ke
tahun.Karena itu, hubungan baik antar guru perlu diciptakan agar terjalin
iklim dan suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan.Demikan halnya
penataan penampilan fisik dan manajemen sekolah perlu dibina agar sekolah
menjadi lingkungan pendidikan yang dapat menumbuhkan kreativitas,
disiplin, dan semangat belajar peserta didik.Dalam rangka inilah dirasakan
perlu implementasi.
Untuk mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah secara
efektif dan efesien, kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan
kepemimpinan, perencanaan, dan pandangan yang luas tentang sekolah dan
pendidikan.Wibawa kepala sekolah harus ditumbuh kembangkan dengan
meningkatkan sikap kepedulian, semangat belajar, disiplin kerja, keteladanan
dan hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang
kondusif. Lebih lanjut, kepala sekolah dituntut untuk melakukan fungsinya
sebagai manajer sekolah dalam meningkatkan proses belajar mengajar,
dengan melakukan supervisi kelas, membina dan memberikan saran-saran
positif ke pada guru. Disamping itu, kepala sekolah juga harus melakukan
tukar pikiran, sumbang saran, studi banding antar sekolah untuk menyerap
3
kiat-kiat kepemimpinan dari kepala sekolah yang lain.
Mengimplementasikan manajemen sekolah secara efektif dan efesien,
guru harus berkreasi dalam meningkatkan manajemen kelas. Guru adalah
teladan dan panutan langsung para peserta didik di kelas. Oleh karena itu,
guru perlu siap dengan segala kewajiban, baik manajemen maupun persiapan
isi materi pengajaran, pembagian tugas peserta didik, kebersihan, keindahan
dan ketertiban kelas, pengaturan tempat duduk peserta didik, penempatan
alat-alat dan lain-lain harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Suasana kelas
yang menyenangkan dan penuh disiplin sangat di perlukan untuk mendorong
semangat belajar peserta didik.
Harapan dari kepemimpinan guru yang demikian itu tidaklah mudah
untuk dicapai, karena dalam proses pembelajaran banyak masalah yang harus
diselesikan sehingga tidak sedikit seorang guru dalam melaksanakan tugasnya
kadang terjebak pada suatu tugas yang memiliki tujuan jangka pendek saja,
akibatnya masalah yang lebih esensial bagi guru justru sering terabaikan.
Untuk itu perlu ada penelitian yang lebih mendalam berkaitan dengan
kepemimpinan , sikap dan peri laku guru agar dapat memberikan sumbangan
bagi perilaku kepemimpinan guru dalam proses pembelajaran di sekolah
menegah atas (SMA) sehingga menghasilkan efektivitas yang tinggi.
Dilihat dari segi SDM-nya, kondisi SMAN 5 Soppeng belum berjalan
secara optimal. Hal ini telihat dari adanya hubungan kerjasama yag kurang
erat diantara bidang- bidang yang ada, hubungan yang kurang harmonis antar
individu, banyaknya guru atau pegawai yang kurang memahami rincian
4
tugas, mengajar tanpa mempersiapkan perangkat mengajar, kurangnya
pembinaan di berbagai hal, dan tidak ditegakkannya disiplin kerja seperti :
pulang sebelum waktunya, banyaknya pegawai yang mengabaikan perintah,
kurang mentaati peraturan, kurang cermat dalam melaksanakan tugas,
menunda tugas yang diberikan, sering meninggalkan kantor atau bahkan tidak
masuk kerja tanpa adanya alasan yang jelas. Akibatnya keadaan sekolah tidak
berjalan secara efektif.
Di samping itu telihat dari adanya hubungan kerjasama yag kurang
harmonis, hubungan yang kurang harmonis diantara para guru dan karyawan
seperti masih adanya kelompok individu, banyaknya guru atau pegawai yang
kurang memahami rincian tugas, kurangnya pembinaan di berbagai hal, dan
tidak ditegakkannya disiplin kerja seperti pulang sebelum waktunya,
banyaknya pegawai yang mengabaikan perintah, kurang mentaati peraturan,
kurang cermat dalam melaksanakan tugas, menunda-nunda tugas yang
diberikan, sering meninggalkan kelas atau kantor atau bahkan tidak masuk
kerja tanpa adanya tugas dan alasan yang jelas. Semua hal yang penulis
sebutkan di atas, menyebabkan kinerja di SMAN 5 Soppeng kurang efektif.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan Prestasi Siswa dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan di SMAN 5 Soppeng diperlukan upaya-upaya
perbaikan mutu guru. Berbagai upaya tersebut misalnya banyaknya pelatihan
guru, peningkatan kualitas guru, pengadaan buku dan alat pelajaran,
perbaikan sarana dan prasarana, peningkatan kepemimpinan dan manajemen
5
sekolah, tetapi ironisnya prestasi belajar siswa SMAN 5 Soppeng kurang
maksimal.
Berdasarkan hasil observasi dan survei pendahuluan yang dilaksanakan
melalui wawancara dengan Waka (Wakil Kepala) Kesiswaan, yang
menghasilkan informasi bahwa lembaga pendidikan ini mempunyai
karakteristik yang berbeda yaitu SMAN 5 Soppeng berada di bawah naungan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi selatan. Sekolah
tersebut termasuk sekolah yang berstatus negeri yang menjadi favorit bagi
Soppeng, Dibuktikan dengan pencapaian prestasi sekolah, Sekolah Menegah
Atas (SMA) Negeri 5 Soppeng, menerima penghargaan Akreditasi nilai
tertinggi tingkat Provinsi sulawesi selatan Tahun 2018, dari badan akreditasi
Nasional Penghargaan tersebut di terima langsung kepala sekolah SMAN 5
Soppeng Fatmawati di salah satu hotel yang ada di makassar, dari 8 standar
Nasional Pendidikan (SNP) yg divisitasi pada tahun 2018, SMAN 5 Soppeng
meraih rata rata 94 atau predikat akreditasi A. Diakuinya, Akteditasi itu
merupakan harga diri, harkat, dan martabat sekolah, untuk lima tahun ke
depan.
Dibalik keberhasilan meraih akreditasi tertinggi SMAN 5 Soppeng
tidak terlepas dari manajemen sekolah, merupakan hasil kerja bersama
seluruh warga SMA, Guru, Pengawai OSIS, para siswa komite sekolah, dan
seluruh stake holder, termasuk binaan para pengawas di Kabupaten Soppeng.
sehingga menjadikan suatu nilai plus bagi masyarakat yang hendak
mendaftarkan putra-putrinya bersekolah di SMAN 5 Soppeng. Melihat hal ini
6
sekolah terus berusaha meningkatkan mutu pendidikan, termasuk dalam
pembinaan kesiswaannya. Lembaga ini memiliki strategi dalam manajemen
sekolah, sehingga para siswa mampu mencapai prestasi akademik dan non
akademik, baik tingkat provinsi maupun nasional.
Hal lain yang menjadikan nilai tambahan dari SMAN 5 Soppeng adalah
dalam penerimaan siswa baru telah melalui jalur seleksi online dengan
mengikuti kecanggihan IT dan perkembangan modern. Penjaringan jurusan
kelas ada 2 program kelas, yaitu kelas IPA, dan IPS. Dalam penjaringan
program kelas dilaksanakan melalui seleksi tes tertulis, sehingga hal ini dapat
melihat bakat dan kemampuan siswa.
Dari semua pencapaian yang diraih SMAN 5 Soppeng banyak hal yang
jadi perhatian serius dibidang akademik dimana penerapan manajemen yanga
baik seharusnya menghasilkan output atau prestasi siswa yang baik
pula.Namun SMAN 5 Soppeng masih banyak siswa yang remedial karena
prestasi belajar siswa masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditentukan oleh masing-masing sekolah. Data ini di peroleh dari
SMAN 5 Soppeng hasil ujian semester pada tahun ajaran 2019/2020 ketika
ulangan semester.
Peneliti mencoba melakukan pemahaman keterkaitan manajemen
sekolah dengan prestasi belajar siswa namun yang dinilai bukan sekedar
penerapan dan manajemennya saja. Dengan dasar hal tersebut peneliti
7
pengembangan dengan melalukan penelitian tentang Implemnetasi
Manajemen Berbasis Sekolah di SMAN 5 Soppeng.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya
yaitu:
1. Bagaimanakah implementasi manajemen berbasis sekolah di SMA
Negeri 5 Soppeng ?
2. Bagaimana dampak implementasi manajemen berbasis sekolah di SMA
Negeri 5 Soppeng ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui implementasi manajemen berbasis sekolah di SMA
Negeri 5 Soppeng.
2. Untuk mengetahui dampak implementasi manajemen berbasis sekolah di
SMA Negeri 5 Soppeng.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah
1. Manfaat Teoretis
Bahwa penulisan skripsi ini adalah untuk merumuskan manajemen
sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Guru
8
Hasil eksperimen ini diharapkan dapat memberikan referensi betapa
pentingnya implementasi manajemen sekolah untuk prestasi belajar
siswa.
b. Bagi Siswa
Setelah eksperimen ini diharapkan siswa mendapatkan dampak
positif yaitu meningkatnya prestasi dan hasil belajar yang maksimal.
c. Bagi Sekolah
Setelah eksperimen ini diharapkan dapat menciptakan hubungan
kerja sama yang saling menguntungkan antara peneliti dan sekolah
serta menjadi sarana untuk memperoleh informasi mengenai
peningkatan prestasi.
E. Defenisi Operasional
Untuk menghindari salah pengertian terhadap variabel yang terlibat
dalam penelitian ini, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan
secara operasional sebagai berikut:
1. Implementasi adalah suatu efek atau akibat yang di dapatkan ketika
obyek di berikan suatu perlakuan dengan sengaja atau tidak sengaja dan
dampak ini akan dapat di lihat dalam jangka waktu tertentu. Maka dari
itu istilah ini akan ada di dalam suatu laporan penilitian khususnya
karena akan memberikan hasil yang di inginkan atau yang di harapkan
oleh pembacanya.
2. Manajemen Berbasis Sekolah merupakan suatu penawaran bagi sekolah
menyediakan pendidikan bagi kepala sekolah,guru,dan peserta didik
9
untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah, berkaitan dengan
masalah kurikulum, pembelajaran manajerial dan lain sebagainya yang
tumbuh dari aktivitas, kreativitas, dan profesionalisme yang dimiliki
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP
A. Kajian Pustaka
Penerapan manajemen dalam kegiatan pembelajaran tersebut
mengisyaratkan bahwa manajemen pembelajaran merupakan usaha dan
tindakan kepala sekolah sebagai manajer yang jelas guru terhadap pelayanan
belajar kepada peserta didik.
Pengawasan dalam konteks pembelajaran dilakukan oleh kepala
sekolahterhadap institusional satuan pendidikan maupun proses pembelajaran
ini struksional di sekolah, serta usaha dan tindakan guru sebagai manajer
pembelajaran di kelas yang dilakukan sedemikian rupa untuk memperoleh
hasil dalam rangka mencapai tujuan program sekolah dan program
pembelajaran. Sebagai manejer dalam kelas tentu saja guru mempunyai peran
penting dalam terlaksananya pembelajaran yang sukses sehingga berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa.
Adapun penerapan fungsi pengawasan dalam kegiatan pembelajaran,
didasarkan padatanggung jawab yang didalamnya terkandung norma-norma
etika, sosial, dan scientific sebagai suatu kesanggupan untuk menjalankan
tugas dan kewajiban yang dipikulkan kepadanya dengan sebaik-baiknya.
Dengan demikian, maka kegiatan pembelajaran yang dipertanggung
jawabkan itu baik, dapat diterima orang lain, dan mengandung kebenaran
11
Manajemen yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran, apabila
yang bersifat umum.diterima baik oleh siswa, maka akan berpengaruh hasil
belajar siswa.
Hasil belajar berarti bahwa siswa harus menunjukkan kemampuan-
kemampuan yang dimilikinya setelah menerima pengalaman dari proses
pembelajaran. Karena itu, tingkat penguasaan bahan pelajaran siswa dalam
mata pelajaran setelah mendapat pengalaman belajar dalam proses
pembelajaran dalam kurun waktu tertentu setelah memperoleh hasil tes.
Hubungan siswa dengan guru dalam proses pembelajaran, dibutuhkan
peran guru dalam memajemen pembelajaran seperti adanya tujuan yang ingin
dicapai, bahan atau pesan yang menjadi isi interaksi, pelajar yang aktif
mengalami, guru yang melaksanakan, metode untuk mencapai tujuan, situasi
yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan dengan baik, serta
adanya penilaian terhadap hasil belajar. Komponen tersebut termasuk juga
cara guru memanejemen proses pembelajaran yang berlangsung sehingga
tidak membosankan bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
demikian, mampu mewujudkan berhasilnya tujuan pembelajaran itu sendiri.
Tujuan pembelajaran yang dimaksudkan adalah hasil atau prestasi yang
maksimal dari siswa atau hasil evaluasi selama dalam proses pembelajaran
dalam menjalankan peranannya sebagai seorang pelajar yang menempuh
pendidikan pada jenjang tertentu, dengan harapan apa yang telah di dapatkan
selama proses pembelajaran berlangsung dapat membawa perubahan, baik
12
terhadap dirinya maupun terhadap lingkungan keluarga maupun dengan
lingkungan masyarakat yang berada di sekitarnya.
1. Manajemen Sekolah
a. Pengertian Manajemen
Organisasi atau lembaga pendidikan baik formal maupun non formal
sangat membutuhkan pengelolaan atau manajemen. Sutarto (2014)
menjelaskan bahwa manajemen adalah suatu sistem pola pekerjaan, dengan
pemberian bimbingan dan juga pengarahan kepada suatu individu atau
kelompok dalam mencapai tujuan secara bersama-sama. Fattah (2011: 1)
mengatakan bahwa manajemen diartikan sebagai proses merencana,
mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan
segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Shunhaji (2019) menjelaskan bahwa manajemen suatu ilmu yang
diperuntukkan dlam mengatur, menata, dan mengarahkan sumber daya
dalam mencapai tujuan organisasi sesuai dengan perencanaan. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan serangkaian proses
pengelolaan berbagai komponen yang ada di dalamnya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Banyak para ahli yang mendefinisikan tentang manajemen, seperti
yang dikatakan Terry dan Leslie (Kompri, 2014: 3) mengatakan bahwa
manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri dari tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya
13
manusia dan sumber lainnya. Habib (2016) yang mengatakan bahwa dalam
proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh
seorang manajer atau pimpinan, yaitu: perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pemimpinan (leading), dan pengawasan
(controlling).
Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa konsep
manajemen adalah menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengendalian menjadi suatu rangkaian kegiatan
pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh. Proses
pengambilan keputusan melibatkan pendayagunaan segala sumber daya
secara efisien disertai cara penetapan dan cara pelaksanaan oleh seluruh
jajaran dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen dalam perencanaan perlu untuk melaksanakan analisis SWOT,
yaitu Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang),
Threats (tantangan).
b. Pengertian Manajemen Sekolah
Manajemen dapat dilakukan oleh setiap organisasi diberbagai bidang,
termasuk sekolah. Sagala (2011: 55) mengatakan bahwa manajemen sekolah
adalah proses dan instansi yang memimpin dan membimbing
penyelenggaraan pekerjaan sekolah sebagai suatu organisasi dan
mewujudkan tujuan pendidikan dan tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
Manajemen sekolah merupakan suatu proses. Habib (2016)
mengemukakan bahwa manajemen sekolah adalah melakukan pengelolaan
14
sumber daya yang dimiliki oleh sekolah atau organisasi yang diantaranya
adalah manusia, uang, metode, material, mesin, dan pemasaran yang
dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses.
Pengelolaan manajemen dilakukan untuk mendayagunakan
sumberdaya yang dimiliki secara terintegrasi dan terkoordinasi untuk
mencapai tujuan sekolah.Pengelolaan dilakukan oleh Kepala Sekolah (KS)
dengan kewenangan sebagai manajer sekolah melalui komando atau
keputusan yang telah ditetapkan dengan mengarahkan sumber daya untuk
mencapai tujuan. Menurut Winarsih (2014) mengatakan bahwa pihak
tertinggi suatu organisasi akan melakukan proses atau membentuk suatu
sistem terkait dengan penugasan sesuai oknum dalam melakukan
(perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian).
Manajemen sekolah diartikan sebagai proses pendayagunaan sumber
daya sekolah. Pendayagunaan sumber daya tersebut melalui kegiatan fungsi-
fungsi manajemen.Fungsi tersebut diantaranya adalah fungsi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian secara lebih efektif dan
efisien dengan segala aspeknya menggunakan semua potensi yang tersedia
agar tercapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien serta produktivitas
sekolah yang bermutu.
Terdapat beberapa langkah pelaksanaan manajemen peningkatan mutu
sekolah. Sagala (2011: 55-56) menjelaskan bahwa setiap sekolah
melaksanakan manajemen peningkatan mutu dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
15
1) Merumuskan visi, misi, tujuan dan target peningkatan mutu secara
berkelanjutan;
2) Menyusun perencanaan sekolah menggunakan model perencanaan
strategik;
3) Melaksanakan program sekolah sesuai formulasi perencanaan;
4) Melakukan evaluasi secara terus menerus terhadap program kerja
yang dilaksanakan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan
efektivitas serta kualitas penyelenggaraan program sekolah;
5) Menyusun laporan kemajuan sekolah dan melaporkannya kepada
orang tua siswa kemajuan hasil belajar anak-anaknya di sekolah,
melaporkan kemajuan sekolah kepada masyarakat dan stakeholders
sekolah serta pemerintah daerah;
6) Merumuskan program baru sebagai hasil evaluasi program sekolah
dan kelanjutan dari program yang telah dilaksanakan menggunakan
perencanaan strategik sekolah.
Langkah yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
melaksanakan manajemen peningkatan mutu harus melalui tahapan-tahapan.
Tahapan manejemen dimulai dari proses merumuskan rencana dan tujuan,
penggunaan strategi yang tepat, pelaksanaan dan pelaporan serta ditutup
dengan menentukan langkah baru untuk meningkatkan mutu yang lebih
baik. Langkah ini penting untuk mengukur pencapaian tujuan dan kualitas
sekolah.
16
c. Komponen-komponen dalam Manajemen Sekolah
Manajemen sekolah didalamnya terdapat komponen-komponen yang
mendukung dalam proses pelaksanaannya. Triwiyanto (2013) menjelaskan
unsur-unsur yang terdapat dalam manajemen sekolah antara lain sebagai
berikut:
1) Manajemen Kurikulum
Kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh
seluruh peserta didiknya, baik dilakukan di dalam sekolah maupun diluar
sekolah. Pengalaman peserta didik di sekolah dapat diperoleh melalui
berbagai kegiatan pendidikan antara lain: mengikuti pelajaran di kelas,
praktik keterampilan, latihan-latihan olahraga dan kesenian dan kegiatan
karya wisata atau praktik dalam laboratorium di sekolah. Manajemen
kurikulum di dalamnya terdapat kegiatan yang dititik beratkan kepada
kelancaran pembinaan situasi belajar mengajar.
Kegiatan manajemen dititik beratkan pada usaha pembinaan situasi
belajar di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya. Kegiatan manajemen
kurikulum yang terpenting dibagi menjadi dua kegiatan yaitu sebagai
berikut:
a) Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru
1) Pembagian tugas mengajar
2) Pembagian tugas atau tanggung jawab dalam membina
ekstrakulikuler
3) Koordinasi penyusunan persiapan mengajar
17
b) Kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan belajar
mengajar
1) Penyusunan jadwal pelajaran.
2) Penyusunan program (rencana) berdasarkan satuan waktu tertentu
(caturwulan, semesteran,tahunan).
3) Pengisian daftar kemajuan peserta didik.
4) Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar.
5) Laporan hasil evaluasi.
6) Kegiatan bimbingan penyuluhan.
Kegiatan manajemen kurikulum melibatkan semua komponen mulai
dari tugas pendidik hingga proses pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hal
tersebut dimaksudkan agar pelaksanaan kurikulum dapat berjalan sesuai
dengan arah yang ditentukan.
2) Manajemen Personal Sekolah
Personal dalam sekolah disebut dengan pegawai.Personal di sekolah
meliputi unsur guru dan karyawan.Secara terperinci dapat disebutkan
keseluruhan personal sekolah adalah Kepala Sekolah, guru, pegawai tata
usaha dan pesuruh atau penjaga sekolah.
Kepala sekolah (KS) harus mampu menjadi manajer yang efisien dan
pemimpin yang efektif.Kepala Sekolah harus mencerminkan tampilan
sebagai kekepalasekolahan sejati, yaitu memiliki kemampuan manajemen
dan dapat menampilkan sikap dan sifat sebagai Kepala Sekolah.Istilah
kekepalasekolahan bermakna segala yang berkaitan dengan tugas dan fungsi
18
Kepala Sekolah. Karnati (2017) menjelaskan bahwa fungsi dari seorang
Kepala Sekolah yang baik adalah dengan melahirkan sistem yang sinergi dan
juga melahirkan sustu subtansi yang didasari dari perencanaan, dan
pengolahan yang baik dan efektif dalam mengembangkan pendidikan dan
prestasi belajar siswa, Kinerja Kepala Sekolah dalam kaitannya dengan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah segala upaya yang dilakukan
dan hasil yang dapat dicapai oleh Kepala Sekolah dalam
mengimplementasikan MBS di sekolahnya untuk mewujudkan tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Karnati (2017) menjelaskan
kepemimpinan KS yang efektif dalam MBS dapat dilihat berdasarkan kriteria
sebagai berikut:
1) Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif.
2) Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
3) Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat
sehingga dapat melibatkan masyarakat secara aktif dalam rangka
mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan.
4) Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan
tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain disekolah.
5) Bekerja dengan tim manajemen.
6) Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
19
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kriteria
untuk menjadi Kepala Sekolah yang efektif harus mampu melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya.Pelaksanaan tugas Kepala Sekolah yaitu
dengan memberdayakan semua sumber daya yang ada dan berhasil
mewujudkan tujuan sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya.
3) Manajemen Tatalaksana Sekolah
Prinsip dalam manajemen tatalaksana sekolah adalah bertanggung
jawab mengurusi semua kegiatan yang berlangsung di dalam sekolah.
Beberapa tatalaksana sekolah (ketatausahaan sekolah) yang terpenting
menurut Hamid (2013) adalah:
1) Surat dinas dan buku agenda
2) Buku ekspedisi (bukti surat yang dikirim sudah sampai kepada
alamat atau orang yang diberi tanggung jawab)
3) Buku catatan rapat sekolah (notulen)
4) Buku pengumuman
5) Pemeliharaan gedung (bangunan sekolah)
6) Pemeliharaan halaman sekolah
7) Pemeliharaan perlengkapan sekolah
8) Kegiatan manajemen yang didindingkan.
Manajemen tatalaksana sekolah harus dilaksanakan dengan sebaik
mungkin agar dapat menciptakan sekolah yang memiliki pola manajemen
kegiatan yang tersusun dengan rapi. Kegiatan yang tersusun dan terencana
dengan baik akan berdampak pada peningkatan menuju sekolah yang
20
efektif.
4) Manajemen Sarana Pendidikan
Sarana prasarana merupakan komponen yang penting dalam
pelaksanaan pendidikan. Robe (2015) menjelaskan bahwa Prasarana
merupakan suatu alat bantu dalam lingkup sekolah yang dapat digunakan
dalam kegiatan pembelajaran . Prasarana pendidikan ini juga berperan
dalam proses belajar mengajar walaupun secara tidak langsung. Garis
besarnya manajemen sarana dan prasarana meliputi lima hal yaitu:
penentuan kebutuhan, proses pengadaan, pemakaian, pencatatan atau
pengurusan, dan pertanggung jawaban.
5) Manajemen Keuangan Sekolah
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang
secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan
pendidikan. Manajemen keuangan sekolah akan sangat terasa apabila
diterapkan pada Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Manajemen
keuangan dalam MBS menuntut kemampuan sekolah untuk dapat
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggung
jawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan
pemerintah (Mulyasa, 2011: 47).Persoalan yang menyangkut keuangan
sekolah pada garis besarnya berkisar pada: uang Sumbangan Pembinaan
Pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personel dan gaji serta keuangan
yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah seperti
perbaikan sarana dan sebagainya.
21
6) Organisasi Sekolah (Lembaga Pendidikan Formal)
Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas dan tanggung
jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuan
dibagi secara merata dengan baik sesuai dengan kemampuan, fungsi, dan
wewenang yang telah ditentukan. Hamid (2013) dengan adanya organisasi
sekolah segala komponen didalamnya akan tersusun secara sistematis sesuai
dengan tugas masing-masing seperti Kepala Sekolah, tugas guru, tugas
karyawan sekolah (pegawai tata usaha).
7) Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (Kegiatan Humas)
Hubungan sekolah dengan masyarakat menjadi sangat perlu untuk
menunjang peningkatan mutu dan prestasi sekolah. Winarsih (2014)
mengatakan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat mencakup
hubungan sekolah dengan sekolah-sekolah lain, hubungan sekolah dengan
pemerintah setempat, hubungan sekolah dengan instansi-instansi dan
hubungan sekolah dengan masyarakat pada umumnya. Selanjutnya
diuraikan bahwa hendaknya semua hubungan itu merupakan hubungankerja
sama yang bersifat pedagogis, sosiologis dan produktif yang dapat
mendatangkan keuntungan dan perbaikan serta kemajuan bagi kedua belah
pihak.
Fungsi pokok hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menarik
simpati masyarakat umumnya serta publik khususnya.Fungsi tersebut
membantu sekolah mensukseskan program-programnya sehingga mampu
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.Fungsi hubungan sekolah
22
dengan masyarakat diantaranya adalah mengatur, memelihara,
mengembangkan serta memberi pengertian kepada masyarakat tentang
fungsi sekolah melalui berbagai bentuk komunikasi.
Hubungan sekolah dengan dengan masyarakat juga memiliki tujuan.
Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat dapat ditinjau dari
kepentingan sekolah. Pengembangan penyelenggaraan hubungan sekolah
dan masyarakat bertujuan untuk:
a) Memelihara kelangsungan hidup sekolah.
b) Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
c) Memperlancar proses belajar mengajar.
d) Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang
diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program
sekolah.
Hubungan sekolah dengan masyarakat yang baik dapat menjadi
sebuah dukungan atas penyelenggaraan pendidikan.Dukungan dari
masyarakat diharapkan mampu untuk mencapai tujuan sekolah yang telah
direncanakan.Oleh karena itu, sekolah dan masyarakat harus membangun
kerjasama yang baik agar tercapai sekolah yang bermutu.
8) Manajemen Peserta Didik
Peserta didik merupakan salah satu komponen dalam proses
manajemen sekolah. Menurut Shunhaji (2019) menjelaskan peserta didik
adalah suatu individu yang ikut atau maasuk dalam suatu perguruan
pendidikan dan telah diberi ilmu pengetahuan. Arti peserta didik yang lebih
23
khusus dijelaskan dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional No
20 tahun 2003 yang menyebutkan bahwa peserta didik adalah anggota
masyarakat yang mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Penjelasan
tentang arti peserta didik di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik
adalah orang yang terdaftar dalam suatu proses pembelajaran tertentu.
Manajemen peserta didik memiliki arti yaitu pengelolaan peserta didik
di dalam proses pendidikan di sekolah. Pengelolaan peserta didik tersebut
dimaksudkan agar tercapainya kompetensi peserta didik secara maksimal.
d. Fungsi Manajemen
Manajemen berlangsung dalam suatu proses berkesinambungan secara
sistemik, yang meliputi pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, staffing (penyusunan personalia), pengarahan dan kontrol.
Proses yang berkesinambungan dan yang memiliki fungsi dan masing-
masing fungsi manajemen tersebut mencakup beberapa sub fungsi yang
bekerja secara bergiliran. Manajemen sekolah yang terdiri dari beberapa sub
fungsi yang bekerja secara bergiliran mempunyai karakteristik tersendiri
sebagai bagian dari fungsi manajemen. Sutarto (2014) menjelaskan bahwa
fungsi manajemen merupakan suatu sistem dalam membuat prencanaan,
pengorganisasian, dalam suatu pelaksanaan agar mendorong sumber daya
dalam mencapai tujuan secara bersama-sama.
Terdapat beberapa fungsi dalam manajemen sekolah. Sagala
(2011: 56) menjabarkan fungsi manajemen sekolah dapat diuraikan sebagai
24
berikut:
1) Fungsi Perencanaan
Perencanaan mengutamakan kontinuitas program sebagai lanjutan
bagi terciptanya stabilitas kegiatan belajar mengajar di sekolah. Perencanaan
adalah proses memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan atau program-
program yang akan dilakukan pada masa yang akan datang untuk mencapai
tujuan tertentu. Proses perencanaan dilaksanakan secara kolaboratif atau
kerja sama, yaitu dengan mengikutsertakan personal sekolah dalam semua
tahap perencanaan.
2) Fungsi Pengorganisasian
Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum.Pertama,
organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional,
misalnya sebuah perusahaan, sekolah, perkumpulan, badan-badan
pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu
bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif.
Istilah organisasi dalam menjalankannya dapat disebut sebagai
pengorganisasian, Sutarto (2014) menjelaskan bahwa pengorganisasian
diartikan suatu pembagian tugas-tugas yang disusun secara sistematis yang
diperuntukkan kepada seseorang atau kelompok yang terlibat dalam suatu
organisasi. Tugas-tugas tersebut demikian banyak dan tidak dapat
diselesaikan oleh satu orang saja, tugas-tugas ini dibagi untuk dikerjakan
oleh masing-masing unit organisasi.
25
3) Fungsi Penggerakan(Actuating)
Salah satu fungsi manajemen ialah fungsi penggerakan.Menggerakkan
(actuating) diungkapkan oleh Terry (1977) dalam Sagala (2011: 59) yang
berarti merangsang anggota kelompok melaksanakan tugasnya dengan
antusias dan kemauan yang baik.Tugas menggerakkan dilakukan oleh
pemimpin.Oleh karena itu kepemimpinan Kepala Sekolah mempunyai peran
yang sangat penting dalam menggerakkan personal sekolah melaksanakan
program kerjanya.Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
menggerakkan adalah tugas pemimpin, pemimpin memiliki kemampuan
untuk membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
dengan penuh semangat.
4) Fungsi Pengoordinasian
Fungsi manajemen selanjutnya adalah pengoordinasian.Sagala (2011:
61) berpendapat bahwa koordinasi dalam operasionalnya mengerjakan unit-
unit, orang-orang, lalu lintas informasi, dan pengawasan selektif mungkin,
semuanya harus seimbang dan selaras dengan tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.Sergiovani(1987)dalamSagala(2011:61) mengemukakan bahwa
organisasi yang baik memberikan susunan administratif, aturan, mekanisme
pengkoordinasian yang dibutuhkan untuk memudahkan menjalankan
aktivitas organisasi secara maksimal.
Pengoordinasian mutlak diperlukan dalam organisasi pendidikan
khususnya sekolah.Pengoordinasian dalam organisasi sekolah menurut
Sagala (2011: 62) terdapat pembagian kerja yang amat substansi yaitu
26
pekerjaan mendidik, pekerjaan manajemen sekolah dan manajemen
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai mutu yang
dipersyaratkan.
5) Fungsi Pengarahan
Guru, tenaga kependidikan, dan karyawan sekolah dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya membutuhkan informasi dan
arah yang jelas.Personel sekolah membutuhkan pengarahan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.Sagala (2011: 64) dalam
bukunya mengatakan bahwa pengarahan (directing) dilakukan agar kegiatan
yang dilakukan bersama tetap melalui jalur yang telah ditetapkan, tidak
terjadi penyimpangan yang dapat menimbulkan terjadinya pemborosan.
Karnati (2017) menjelaskan pengarahan adalah bentuk perintah kepada
anggota dalam menjalankan tugas dan kewajiban sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
Pengarahan dilakukan oleh individu yang memiliki jiwa
kepemimpinan.Pengarahan dalam manajemen sekolah dilakukan oleh
Kepala Sekolah.Pengarahan oleh individu yang mempunyai kepemimpinan
diharapkan dapat mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sebaik-
baiknya dalam mencapai tujuan. Kerjasama memerlukan proses pemantauan
(monitoring), yaitu suatu kegiatan mengumpulkan data dalam usaha
mengetahui kegiatan sekolah telah mencapai tujuannya atau tidak, dan
kendala yang ditemui dalam pelaksanaannya. Hasil pemantauan itu menjadi
penjelas bagi Kepala Sekolah dalam memberi arahan dan menyampaikan
27
informasi penting meningkatkan kinerja sekolah.Pemantauan dalam
manajemen yang dilakukan oleh Kepala Sekolah sangat penting untuk
dilakukan karena diharapkan dapat meningkatkan mutu dan prestasi sekolah
tersebut.
6) Fungsi Pengawasan
Pengawasan dapat dilakukan sebagai proses untuk meninjau secara
langsung dari sebuah kegiatan yang dilakukan. Sutisna (1983) dalam Sagala
(2011: 65) mengatakan bahwa mengawasi adalah proses administrasi
melihat yang terjadi di lapangan sesuai dengan yang seharusnya terjadi atau
tidak, jika tidak maka penyesuaian yang perlu dibuatnya.
Pengawasan dalam proses manajemen menjadi sangat perlu untuk
dilakukan. Sagala (2011: 65) mengatakan bahwa pengawasan diartikan
sebagai salah satu kegiatan mengetahui realisasi perilaku personal sekolah
dan tingkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai yang dikehendaki atau
tidak, kemudian dari hasil pengawasan akan dilakukan perbaikan.
Pengawasan meliputi pemeriksaan semua berjalan sesuai rencana yang
dibuat atau tidak, instruksi-instruksi yang dikeluarkan, dan prinsip-prinsip
yang ditetapkan.
a. Indikator Manajemen Berbasis Sekolah
indikatornya adalah sebagai berikut :
1) Partisipasi masyarakat diwadahi melalui komite sekolah
2) Transparasi pengelolaan sekolah ( program dan anggrana).
3) Program sekolah realistis (need assessment)
28
4) Pemahaman stakeholder mengenai visi dan misi sekolah.
5) Lingkungan fisik sekolah nyaman, terawatt.
6) Iklim sekolah kondusif.
7) Berorientasi mutu, penciptaan budaya mutu.
Meningkatkan kinerja professional kepala sekolah dan guru.
b. Peran Guru dalam Pelaksanaan Manajemen Sekolah
Manajemen berbasis sekolah memberi peluang bagi kepala sekolah,
guru, dan peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di
sekolah, berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran, manajerial
dan lain sebagainya yang tumbuh dari aktivitas, kreativitas, dan
profesionalisme yang dimiliki. Pemberian kebebasan yang lebih luas juga
memberikan
kemungkinan kepada guru untuk dapat menemukan jati dirinya dalam me
mbina peserta didik di lingkungan sekolah.peranan guru yang paling
dominan adalah sebagai berikut:
1) Guru sebagai Demonstrator
Guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi
pelajaran yang akan diajarkannya dan senantiasa
mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya
dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan dapat
menentukan hasil belajar yang dicapai siswa.
2) Guru sebagai Pengelola Kelas
Guru hendaknya mampu mengelola kelas, karena kelas
29
merupakan lingkungan belajar dan suatu aspek dari lingkungan
sekolah yang perlu diorganisasi. Pengawasan terhadap
lingkungan menentukan sejauh mana lingkungan tersebut
menjadi lingkungan belajar yang kondusif.
3) Guru sebagai Mediator dan Fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media
merupakan alat komunikasi guru yang berguna untuk lebih
mengefektifkan proses belajar mengajar.
4) Guru sebagai Evaluator
Penilaian perlu dilakukan karena dengan penilaian guru dapat
mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan
metode mengajar.
Kesimpulan yang diperoleh dari uraian diatas adalah guru
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan
kualitas pengajaran yang dilaksanakannya.Oleh sebab itu, guru harus
memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam
meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki
kualitas mengajarnya.
c. Implementasi Manajemen Sekolah
Dalam rangka mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah
secara efektif dan efesien, guru harus berkreasi dalam meningkatkan
30
manajemen kelas. Guru adalah teladan dan panutan langsung para peserta
didik di kelas. Oleh karena itu, guru perlu siap dengan segala kewajiban,
baik manajemen maupun persiapan isi materi pengajaran.Guru juga harus
mengorganisasikan kelasnya dengan baik.Jadwal pelajaran, pembagian
tugas peserta didik, kebersihan, keindahan dan ketertiban kelas, pengaturan
tempat duduk peserta didik, penempatan alat-alat dan lain-lain harus
dilakukan dengan sebaik-baiknya.Suasana kelas yang menyenangkan dan
penuh disiplin sangat diperlukan untuk mendorong semangat belajar
peserta didik.Kreativitas dan daya cipta guru untuk mengimplementasikan
MBS perlu terus menerus di dorong dandikembangkan, Eka Whayu Setiati
(2016).
Menurut Eka Wahyu Setiati. (2016) ada 6 prinsip umum yang patut
menjadi pijakan dalam melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah, yaitu:
1) Memiliki visi ke arah pencapaian mutu pendidikan, khususnya
mutu siswa dengan jenjang masing-masing.
2) Berbijak pada “power sharing” (berbagi kewenangan).
3) Adanya profesionalisme semua lini.
4) Melibatkan partisipasi masyarakat yang kuat.
5) Menuju kepada terbentuknya dewan sekolah.
6) Adanya transparansi dan akuntabilitas.
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa implementasi manajemen
sekolah memerlukan aktifitas semua komponen untuk aktif dan bertanggung
31
jawab sesuai dengan bidang yang telah diberikan agar tidak ada kesenjangan
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.
2. Teori AGIL, Talcoot Parsons
Teori AGIL, atau Talcoot Parsons merupakan suatu teori yang
mendefinisikan Parsons percaya bahwa ada empat imperatif fungsional yang
diperlukan atau menjadi ciri seluruh sistem adaptasi, pencapaian tujuan,
integrasi, dan latency.
Adaptasi merupakan suatu sistem yang harus mengatasi kebutuhan
situasional yang datang dari luar ia harus beradaptasi dengan lingkungan dan
menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya. Pencapaian
tujuan sistem harus mendifinisikan dan mencapai tujuan-tujuan utamanya.
Integrasi yaitu sistem harus mengatur hubungan bagian-bagian yang menjadi
komponennya, dan harus mengatur hubungan antar ketiga imperatif
gungsional tersebut. Selanjutnya yang terakhir adalah latency merupakan
sistem yang melengkapi, memelihara, dan memperbaruhi motivasi individu
dan pola-pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi
tersebut.
Desai skema AGIL parsons digunakan semua tingkat dalam sistem
teorinya dalam bahasa tentang empat sistem tindakan parsons menggunakan
skema AGIL, contohnya:
1. Orgnisasi perilaku, adalah sistem tindakan yang melaksanakan
fungsi adaptasi dengan menyesuaikan diri dan mengibah lingkungan
eksternal
32
2. Sistem kepribadian, melaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan
menetapkan tujuan sistem dan mobilisasi sumber daya yang ada
untuk mencapainya.
3. Sistem sosial, menanggulangi fungsi integrasi dengan
mengendalikan bagian-bagian yang menjadi komponennya.
4. Sistem struktural, melaksanakan fungsi pemeliharaan pola dengan
menyediakan aktor seperangkat norma dan nilai yang memotivasi
mereka untuk bertindak.
Asumsi dasar dari teori struktural fungsionalisme struktural, yaitu
bahwa komponen terimtegrasi atas dasar kesepakatan dari para anggotanya
akan nilai-nilai.
3. Teori Struktural Fungsional (Robert K. Merton)
Robert K.Merton seorang pentolan teori ini berpendapat bahwa objek
analisa sosiologi adalah fakta sosial seperti: peranan sosial, pola-pola
instutional, proses sosial, organisasi kelompok, pengendalian sosial dan
sebagainya. Hampir semua penganut ini perkecendrungan untuk memusatkan
perhatiannya kepada fungsi suatu fakta sosial terhadapa fakta sosial yang lain.
Hanya saja menurut Merton pula, sering terjadi pencampuradukan antara
motif-motif subjektif dengan pengertian fungsi. Padahal perhatian struktural
fungsional harus lebih banyak di tujukan kepada fungsi-fungsi di bandingkan
motif-motif.
Teori ini menekankan kepada keteraturan (order) dan mengabaikan
konflik dan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Konsep – konsep
33
utamanya adalah: fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifest dan
keseimbangan (eguilibrium). Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu
sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling
berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi
dalam satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap perubahan yang
lain. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem sosial,
fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya kalau ada fungsional maka struktur
itu tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya.
Penganut teori ini cendrung untuk melihat hanya kepada sumbangan
suatu sistem yang lain dan karena itu mengabaikan kemungkinan bahwa suatu
peristiwa atau sistem dapat beroperasi menentang fungsi-fungsi lainnya
dalam suatu sistem sosial. Secara ekstrim penganut teori ini beranggapan
bahwa semua peristiwa dan semua struktur adalah fungsional bagi seluruh
masyarakat.
Dengan demikian pada tingkat tertentu umpamanya peperangan,
ketidaksamaan sosial, perbedaan ras, bahkan kemiskinan “ diperlukan” oleh
suatu masyarakat.perubahan dapat terjadi secara perlahan-lahan dalam
masyarakat. Kalau terjadi konflik, penganut teori struktural fungsional
memusatkan perhatiannya kepada masalah bagaimana cara menyelesaikannya
sehingga masyarakat tetap dalam keseimbangaan.
Kendati Merton dan Parsons di kelompokkan ke dalam struktural
fungsional, ada sejumlah perbedaan penting antara keduanya, untuk satu hal,
34
kalau persons mendukung terciptanya teori besar dan mencakup seluruhnya,
Merton lebih memilih teori-teori yang terbatas, dan pada tingkat menengah.
4. Penelitian yang Relevan
1. Khoirul Anam.2019. Implementasi Manajemen Peserta Didik Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Negeri
(MTSN) 2 Surabaya. Data penelitian diperoleh melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1)
manajemen peserta didik di MTs Negeri 2 ini memiliki manajemen yang
mulai dari kegiatan awal masuk peserta didik tersebut melakukan
penyaringan terlebih dahulu sebelum masuk ke tahap tes. Penyaringan ini
dilalukan untuk memilah peserta didik yang berprestasi dan yang tidak.
Hal tersebut bertujuan untuk menilai dan melihat potensi-potensi yang
dimilki oleh siswa. (2) prestasi belajar siswa di MTs Negeri 2 adalah
sebuah hasil yang diperoleh oleh seseorang dengan hasil usahanya, baik itu
dari bidang akademik maupun non akademik. Dan di setiap tahunnya
selalu meningkat. Program yang dilakukan yaitu dengan melakukan dua
kali penilaian dalam satu semester. (3) implementasi manajemen peserta
didik di MtsNegeri 2 yaitu dengan mengadakan penyaringan sejak awal
sebelum masuk ke tahap tes yang bertujuan untuk melihat dan menilai
siswa yang berprestasi dan yang tidak. Yang berprestasi di bidang
akademik di lihat dari rapot, sedangkan yang non akademik harus
melampirkan sertifikat kejuaraannya; merancang program-program yang
berbasis religi; mewajibkan ekstrakurikuler pramuka; memberikan
35
pelayanan yang maksimal; melakukan kerjasama dengan lembaga lain;
melakukan promosi atau publikasi dengan majalah karya siswa siswi.
Semua usaha yang dilakukan tersebut untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa, dan untuk mencapai visi misi sekolah.
2. Yulianingsih, Rahmi. 2012. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
dan Kaitannya dengan Prestasi Belajar Siswa Semester Gasal Tahun
Ajaran 2012/2013 di SDI Surya Buana Malang Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 13 responden guru menyatakan bahwa penerapan
manajemen berbasis sekolah di SDI Surya Buana Malang yaitu sangat baik
dengan perolehan nilai sebesar 93% dan 1 responden guru menyatakan
baik dengan perolehan sebesar 7%. Sedangkan hasil penelitian prestasi
belajar di SDI Surya Buana Malang menunjukkan bahwa 67 siswa
mempunyai prestasi belajar yang sangat tinggi yaitu sebesar 41%, 88 siswa
mempunyai prestasi belajar yang tinggi sebesar 54%, 6 siswa mempunyai
prestasi belajar yang cukup sebesar 4%, dan 1 siswa mempunyai prestasi
belajar yang kurang yaitu 1%.
B. Kerangka Konsep
Manajemen sekolah diharapkan mampu mewujudkan kepala sekolah
yang edukatif, manageriatif, administratif, dan supervisioner, dengan sikap
tersebut agar mampu menumbuhkan kemandirian sekolah dalam
pengelolaannya sehingga proses kegiatan belajar dan akuntabel keuangan
sekolah diproses secara objektif yang mampu menghasilkan prestasi
belajar siswa secara maksimal atau optimal sehingga akan memberikan
36
dampak yang baik di dalam pengelolaan lembaga pendidikan secara
menyeluruh.
Dengan demikian Manajemen Sekolah sangat diharapkan dapat
dilaksanakan di sekolah-sekolah khususnya di Sekolah Menengah Atas
(SMA) dalam rangka meningkatkan hasil atau pencapaian tujuan yang baik
di bidang akademik maupun non akademik. Semua itu dapat terwujud
apabila ketiga komponen di atas saling bekerja sama dan saling
bertanggung jawab terhadap mutu pendidikan. Dengan tercapainya hasil
belajar yang baik akan dapat memberikan dampak positif untuk
peningkatan mutu pendidikan, termasuk pembentukan sikap dan moral.
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
SMAN 5 Soppeng
Sistem Manajemen Berbasis
Sekolah
Hasil Penelitian
Dampak Manajemen
Berbasis Sekolah
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
metode deskriptif. Dengan menggunakan metode tersebut dapat diperoleh
informasi aktual tentang Implikasi manajemen sekolah terhadap prestasi
belajar siswa di SMAN 5 Soppeng.
Menurut Bogdan dan Taylor (2007:4), bahwa penelitian kualitatif
menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku para
aktor yang dapat diamati dalam situasi social.
Oleh sebab itu peneliti menggunakan penelitian deskriptif karena yang
menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan
gambaran nyata tentang manajemen sekolah terhadap prestasi belajar siswa di
SMAN 5 Soppeng.
Jenis pendekatan dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan
pendekatan penelitian yang bersifat kualitatif deskriptif. Data-data yang
terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar sehingga tidak menekankan pada
angka. Dalam penelitian ini , penulis akan langsung masuk ke dalam obyek
sehingga masalah-masalah yang dirumuskan dapat terungkap. Jenis penelitian
ini adalah penelitian kualitatif naturalistik sehingga sumber data utamanya
adalah situasi yang wajar (natural setting). Peneliti mengumpulkan data
berdasarkan observasi situasi yang wajar, sebagaimana adanya, tanpa
38
dipengaruhi dengan sengaja. Penelitian ini menggambarkan keadaan yang
ada di lapangan yaitu manajemen sekolah terhadap prestasi belajar siswa di
SMAN 5 Soppeng. Rancangan penelitian ini sesuai dengan yang
dikemukakan Sugiyono dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan
peneliti adalah instrument kunci.
b. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif.
c. Penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses daripada produk.
d. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.
e. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik teramati).
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunkan dalam penelitian ini adalah studi
kasus yaitu dimana jenis pendekatan studi kasus ini merupakan jenis
pendekatan yang digunkan untuk menyelidiki dan memahami sebuah
kejadian atau masalah yang telah terjadi dengan mengumpulkan berbagai
macam informasi kemudian diolah untuk mendapatkan sebuah solusi agar
masalah dapat diselesaikan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Rancangan kriteria pemilihan Lokasi penelitian
Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di SMAN 5 Soppeng Jl.
Tonronge, Tettikenrarae, Kec. Marioriwawo, Kab.
Soppeng
39
Peristiwa/persoalan
(issu)
Dalam Manajemen sekolah terdapat persoalan
penting untuk peningkatkan mutu pendidikan yang
berkualitas menghasilkan SDM yang unggul
sehingga peneliti tertarik untuk menelitinya
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan selama 2 bulan mulai bulan agustus
sampai dengan september 2020.
No Jenis Kegiatan Bulan
Januari
Bulan
April
Bulan
Mei
Bulan
Juli
Bulan
Agustus
Bulan
September
Bulan
Oktober
Bulan
November
1 Pengusulan
Judul
2 Penyusunan
Proposal
3 Konsultasi
Pembimbing
4 Seminar
Proposal
5 Pengurusan
Surat
Penelitian
6 Observasi
7 Wawancara
8 Pengumpulan
Data
9 Penyusunan
Hasil
Penelitian
40
C. Fokus Penelitian
Untuk menjawab permasalahan diatas, penulis memfokuskan pada
manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng.
D. Informan Penelitian
Informan kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari
hasil penelitiannya. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus
penelitian tidak ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian menjadi
informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama
proses penelitian. Menurut Hendarsono dalam Suyanto (2005: 171-172),
informan penelitian ini meliputi tiga macam yaitu:
1. Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan
memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.
yaitu Wakasek SMAN 5 Soppeng (1 orang) yang menjadi informan kunci.
2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam
interaksi sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah
kepala sekolah (1 orang), Guru-guru (3 orang )dan siswa SMAN 5
Soppeng (2 orang).
3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.
Informan tambahan adalah pegawai sekolah yang bertugas minimal lima
tahun dan aktif dalam proses belajar mengajar (2 orang).
41
Berdasarkan uraian di atas, maka informan ditentukan dengan teknik
purposive sampling yaitu penentuan informan tidak didasarkan pedoman atau
berdasarkan perwakilan populasi, namun berdasarkan kedalaman informasi
yang dibutuhkan, yaitu dengan menemukan informan kunci yang kemudian
akan dilanjutkan dengan informan lainnya dengan tujuan mengembangkan
dan mencari informasi sebanyak- banyaknya yang berhubungan dengan
masalah penelitian. Informan pada penelitian ini adalah yang telah mewakili
dan disesuaikan dengan peranannya mengetahui manajemen sekolah terhadap
prestasi belajar siswa di SMAN 5 Soppeng.
E. Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Apabila penelitian menggunakan kuensioner atau wawancara
dalam pengumpulan datanya, maka sumber data tersebut disebut responden,
yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian,
baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Sumber data yang menjadi bahan baku
penelitian, untuk diolah merupakan data yang berwujud data primer dan
sekunder:
a. Sumber data Primer
Sumber data primer, yaitu data yang langsung di kumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertama atau data yang diambil tanpa perantara, dari
sumbernya, ataupun manusia yang langsung berkaitan dengan penelitian,
data-data primer didapatkan dengan cara menyebarkan kuisioner, melakukan
wawancara atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap sesuatu hal
42
yang berkaitan dengan penelitian. Data ini diperoleh melalui observasi,
wawancara dengan kepala sekolah dan waka kesiswaan di SMAN 5 Soppeng
meliputi manajemen sekolah.
b. Sumber data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diambil tidak secara langsung dari
sumbernya, data sekunder diambil dari berbagai dokumen-dokumen grafis
(Tabel, catatan, notulen rapat, sms dan lain-lain) foto-foto, film , rekaman
vidio, dan benda-benda yang dapat memperkaya data primer seperti
laporan,buku-buku, karya tulis atau majalah ataupun seseorang yang
mendapatkan informasi dari orang lain yang berkaitan dengan penelitian.
Data berasal dari SMAN 5 Soppeng berupa dokumen-dokumen dan hasil
wawancara, hasil prestasi akademik dan non akademik serta arsip-arsip yang
berkaitan dengan Prestasi belajar
F. Instrument Penelitian
1. Pedoman observasi
2. Pedoman wawancara
3. Lembar nilai prestasi siswa
4. Teknik dokumentasi
G. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting
dalam penelitian, sebab data yang terkumpul akan dijadikan sebagai bahan
analisa penelitian. Metode pengumpul data erat dengan masalah penelitian
43
yang akan dipecahkan. Dalam penelitian metode maupun alat pengumpulan
data yang sesuai dapat membantu pencapaian pemecahan masalah.
1. Observasi
Metode observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang
diselidiki dengan menggunakan mata, tanpa ada pertolongan alat standar lain
untuk keperluan tersebut. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil
observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian
atau peristiwa, waktu dan perasaan.Alasan peneliti melakukan observasi
adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk
menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia dan untuk
evaluasi yaitu melakukan pengukuran tersebut. Dalam Proses pelaksanaan
pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi observasi berperan
serta dan observasi tanpa berperan serta atau tanpa partisipasi, Dalam
observasi penelitian ini menggunakan jenis observasi tanpa partisipasi, dalam
observasi ini pengobservasi tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang
diobservasi. Observasi ini untuk mengetahui manajemen sekolah terhadap
prestasi belajar SMAN 5 Soppeng.
2. Wawancara
Wawancara merupakan alat re-checking atau pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.Teknik wawancara
yang digunakan dalm penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.
Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh
44
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,
dengan atau tanpa mengggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
Metode wawancara ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data dan
memperoleh data. Sedangkan obyek yang akan diwawaaancarai waka
kesiswaan dan guru di SMAN 5 Soppeng.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,
dokumen biasanya berbentuk lisan, gambar, atau karya karya monumental
dari seseorang, dokumen yang berbentuk tulisan seperti cerita, biografi,
peraturan atau kebijakan. Dalam penelilitian ini metode yang digunakan
untuk memperoleh data tentang upaya peningkatan prestasi belajar siswa
yang berhubungan dengan penelitian ini. Dokumentasi ini berupa surat
keputusan, arsip sekolah di SMAN 5 Soppeng
H. Analisis Data
Melakukan analisis berarti melakukan kajian untuk memahami struktur
suatu fenomena-fenomena yang berlaku dilapangan.Analisis dilaksanakan
dengan melakukan telaah terhadap fenomena atau peristiwa secara
keseluruhan, maupun terhadap bagian-bagian yang membentuk fenomena-
fenomena tersebut serta hubungan keterkaitannya. Sugiono dalam bukunya,
mengatakan bahwa:
45
“Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil pengamatan (Observasi),
wawancara, catatan lapangan, dan studi dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih
mana yang penting danmana yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang
lain”
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, dan setelah selesai dilapangan.Dalam hal ini Nasution
dalam buku Sugiono, menjelaskan bahwa analisis telah mulai sejak
merumuskan dan menjelaskan masalah.sebelum terjun ke lapangan dan
berlangsung terus sampai penulis hasil penelitian. Namun, dalam penelitian
kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan
dengan pengumpulan data
1. Analisis Sebelum di Lapangan
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti
memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi
pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan
fokus penelitian.
2. Analisis Data di Lapangan
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam
periode tertentu. Milles and Huberman dalam buku Sugiyono, menjelaskan
46
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification.
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data artinya, merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada permasalahan yang penting, dan dicari tema serta pola
yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutya dan mencari bila diperlukan. Dalam mereduksi
data, peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. tujuan utama dari
penelitian kualitatif adalah pada temuan, dalam peelitian ini penulis
memfokuskan masalah pada Implikasi Manajemen Sekolah terhadap Belajar
di SMAN 5 Soppeng.
b. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data.Dalam penelitian Kualitatif, penyajian data bisa dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar katagori, flowchat dan sejenisnya.Yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif.
c. Conclusion Drawing/verification
Langkah ketiga dalam menganalisis data kualitatif menurut Milles dan
Hubberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam
47
penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga menjadi jelas setelah
diteliti.
I. Uji Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari
konsep kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas). Penelitian
merupakan kerja ilmiah, untuk melakukan ini mutlak dituntut secara
objektivita, untuk memenuhi kriteria dalam penelitian ini, maka kesahihan
(validitas) dan keterandalan (reliabilitas) harus dipenuhi, karena kalau tidak
terpenuhi maka proses penelitian perlu dipertanyakan keilmihannya
Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena
beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam
penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan
observasi yang banyak mengandung kelemahan ketika dilakukan secara
terbuka, tanpa kontrol dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan
mempengarui hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa
cara menentukan keabsahan data, yaitu: Krediabilitas.Bermacam-macam cara
pengujian kredibilitas data, bahwa uji kredibilitas data atau kepercayaan
terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan
perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian,
triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member
check. Bermacam-macam cara pengujian kreadibilitas data, salah satu cara
48
kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan
dengan cara triangulasi. Dalam teknik pengumpulan data trianggulasi di
artikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.Bila
peneliti melakukan pengumpulan data dengan trianggulasi, maka sebenarnya
peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data. yaitu
mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan
yang berhubungan dengan Implikasi Manajemen Sekolah terhadap Prestasi
Belajar di SMAN 5 Soppeng.
49
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah SMA Negeri 5 Soppeng
SMA Negeri 5 Soppeng didirikan pada tanggal 2 Januari 1987 dan
diresmikan oleh Dirjen Dikdasmen Prof. Dr. A. Hasan Walimono. Hingga kini
telah tiga kali terjadi pergantian Kepala Sekolah yaitu dari Drs. Hamsah Seng (
tahun 1987 s.d. tahun 1996), Drs. Kawaru (tahun 1996 s.d. tahun 2007)
Naharuddin, S.Pd. (23 April 2007 s.d. 24 Juli 2014) Naharuddin S.Pd.,M.Pd (
25 Juli 2014 s.d. 26 September 2016) Dra. Hj. Fatmawati, M.Pd ( 27 September
2016 sampai sekarang.
B. Letak Geografis
Kondisi Geografis dan Topografis adalah keadaan yang menggambarkan
letak sekolah (jarak sekolah dengan ibu kota kecamatan dan kabupaten,
transportasi yang digunakan). Kondisi Sosial adalah keadaan yang
menggambarkan apakah sekolah berada pada lokasi daerah konflik, miskin dan
atau terpencil. Jarak Sekolah dengan Ibu Kota Kecamatan berjarak Sekolah
dengan ibu kota kecamatan 1,5 kilometer, Kota Kabupaten jarak Sekolah dengan
ibu kota kabupaten : 18 kilometer, transportasi yang digunakan kendaraan
umum. Kondisi sosial
1. Kondisi sosial sekolah berada pada daerah yang aman dan sangat
strategis sebagai lingkungan pendidikan karena jauh dari kebisingan
2. SMA Negeri 5 Soppeng rata-rata kondisi ekonomi orang tua siswa
berada pada tataran ekonomi menengah kebawah
50
3. Lokasi SMA Negeri 5 Soppeng berada pada daerah yang tidak
tergolong daerah terpencil karena sekolah sangat mudah untuk
mengakses berbagai informasi khususnya informasi yang berkaitan
dengan pengembangan sekolah terbukti pihak direktorat
merekomendasikan SMA Negeri 1 Marioriwawo (SMAN 5 Soppeng)
sebagai sekolah model tahun 2010.
A. Visi Misi
Adapun visi misi yang dimiliki oleh SMA Negeri 5 Soppeng adalah
sebagai berikut:
1. Visi : Sekolah Humanis Berkearifan Lokal Berorientasi Global.
2. Misi : Menghasilkan lulusan bermutu yang potensial bagi
perkembangan daerah, bangsa dan negara.
: Mewujudkan perubahan organisasi yang terencana dan tepat
waktu ke arah perbaikan kinerja pada Tingkat sumber daya
manusia, Tingkat sumber-sumber daya fungsional, Tingkat
kemampuan teknologi, Tingkat kemampuan keorganisasian
51
: Mempromosikan dan mendorong terwujudnya nilai-nilai
budaya malu, jujur, disiplin dan siap berkompetisi.
B. Struktur Organisasi SMA Negeri 5 Soppeng
Adapun gambaran struktur organisasi yang dimiliki oleh SMA Negeri 5
Soppeng adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi SMA Negeri 5 Soppeng.
Kepala Sekolah Dra. Hj. Fatmawati, M.Pd.
Kep. TU Hj. Haeriyah, S.Sos.,M.Si.
keuangan. prasar. kesiswaan. .kepegawaia
n .adm
w. kurikulum
w. kesiswaan
w. keuangan
w. prasar
w. humas
w. ketenagaan
Kepala LAB
K. Perpustakaan
l.
Media
l.Kma
l. Bhs
l.
Kmptr
l. Seni
l. Fsk
Perpustakaan
Kor. BK
Wali Kelas
52
Adapun tugas masing-masing dari struktur organisasi SMA Negeri 5
Soppeng adalah sebagai berikut:
a. Kepala Sekolah : memberikan bimbingan, bantuan,
pengawasan dan penilaian pada masalah-
masalah yang berhubungan dengan teknis
pengembangan pendidikan
b. Kepala TU : menyusun program kerja tata usaha
sekolah, pengelolaan keuangan sekolah,
pembinaan dan pengembangan karir
pegawai
c. Wakasek Kurikulum : memahami dan mengkaji pelaksanaan
kurikulum dan pengembangan K13,
menyusun pembagian tugas guru,
mengkoordinasikan dan mengarahkan
kegiatan sekolah
d. Wakasek Kesiswaan : menyusun program pembinaan kesiswaan,
melaksanakan bimbingan dan pengarahan
kegiatan OSIS, membina dan melaksanakan
7K
e. Wakasek Keuangan : bersama bendahara komite sekolah
mengkoordinir dan melaksanakan
pengumpulan sumbangan
53
f. Wakasek Humas : mengatur dan menyelenggarakan hubungan
baik antara sekolah dengan komite sekolah,
menampung saran-saran dan pendapat
masyarakat demi kemajuan sekolah.
g. Wakasek Sarpras : menyusun rencana kebutuhan sarana dan
prasarana sekolah, menyusun program
kebersihan, keindahan, dan keamanan
lingkungan.
h. Kepala LAB : mengkoordinasi kegiatan praktikum dengan
guru, menyusun jadwal kegiatan
laboratorium, dan memantau kegiatan
praktikum di laboratorium.
i. Kepala Perpustakaan : merancang pengadaan buku-buku
perpustakaan, pengurusan pelayanan
perpustakaan, dan memelihara buku-buku
bahan perpustakaan.
54
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Di SMA Negeri 5 Soppeng.
Organisasi atau lembaga pendidikan baik formal maupun non formal
sangat membutuhkan pengelolaan atau manajemen. Begitupun dengan sekolah
karena manajemen sekolah adalah proses dan instansi yang memimpin dan
membimbing penyelenggaraan pekerjaan sekolah sebagai suatu organisasi dan
mewujudkan tujuan pendidikan dan tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
Hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Suyuti, S.Pd,M.Si terkait
penerapan manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng pada tanggal 22
November 2020:
“ Manajemen berbasis sekolah tentunya digunakan di SMAN 5 Soppeng
ini karena itu dapat mengatur operasional pendidikan di SMAN 5 Soppeng
dan kalau untuk penerapannya MBS di SMAN 5 Soppeng itu ada lima
bagian diantaranya manajemen kurikulum dan program pengajaran,
manajemen tenaga pendidikan, manajemen keuangan dan pembiayaan,
manajemen sarana dan prasarana, dan juga manajemen hubungan
masyarakat dengan sekolah. Sehingga dengan hal itu dapat mengatur
mekanisme pendidikan sekaligus dapat mencapai tujuan dari pendidikan di
SMAN 5 Soppeng.
Berdasarkan hasil penelitian di atas mengenai implementasi sistem
manajemen berbasis sekolah di SMA Negeri 5 Soppeng, sistem manajemen
berbasis sekolah terbagi atas 5 bagian diantaranya manajemen kurikulum dan
program pengajaran, manajemen tenaga pendidikan, manajemen keuangan dan
pembiaayaan, manajemen sarana dan prasarana, dan juga manajemen
hubungan masyarakat dan sekolah.
55
a. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran
Manajemen kurikulum merupakan suatu program pengajaran yang
diberikan kepada sekolah dan dibebaskan dalam mengembangkan
kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah namun tidak untuk
mengurangi isi dari kurikulum tersebut, hasil obserfasi yang dilakukan
kurikulum yang digunakan SMAN 5 Soppeng menggunakan K13 hal ini
sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada Ibu
Dra. Hj. Fatmawati, M.Pd.selaku Kepala Sekolah SMA 5 Negeri
Soppeng pada tanggal 22 Oktober 2020 adalah sebagai berikut:
“Kurikulum yang ditetapkan di sekolah kami yaitu tetap KTSP
namanya kurikulum tingkat pendidikan tetapi bernuansa K13
kurikulum 13 setiap awal tahun itu sekolah menyusun
berdasarkan k13 sejak dimulai tahun 2017 diberlakukannya di
sekolah”.
Hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Kepala Sekolah
SMA Negeri 5 Soppeng adalah kurikulum yang berbasis K13 yang sudah
sesuai dengan peraturan kurikulum yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, namun Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Soppeng menemukan
adanya kekurangan dalam kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah
seperti prasarana yang masih kurang, dan juga siswa masih belum terlalu
paham akan penerapan K13, dan juga kepedulian masyarakat atas
pemahaman siswa akan K13 di luar lingkup sekolah, hal ini didapatkan
dari hasil wawancara kepada Wakasek Kurikulum SMA Negeri 5
Soppeng yaitu Pak Drs. Salama pada tanggal 22 Oktober 2020:
56
“Kalau soal keterbatasannya dalam penerapan K13 itu ada
seperti pemahaman guru terkait K13 masih ada yang belum
tertalu paham, bahkan k13 juga dari siswa dan oran tua murid
masihh banyak juga yang tidakk paham sehingga pelatihan dan
sosialisasi sering kali di akukan di SMAN 5 Soppeng ini”.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti
kepada Wakasek Kurikulum SMA Negeri 5 Soppeng terkait Manajemen
Kurikulum dan Program Pengajaran dapat dikatakan sudah baik dimana
SMA Negeri 5 Soppeng menggunakan kurikulum K13 yang sudah sesuai
dengan peraturan pemerintah dan juga adanya usaha dari Sekolah SMA
Negeri 5 Soppeng untuk mengembangkan K13 agar dapat mencapai
tujuan dalam meningkatkan prestasi siswa.
Terkait dengan program pengajaran yang dilakukan oleh guru-
guru SMA Negeri 5 Soppeng Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Soppeng
selalu memonitoring para guru dan perwalian kelas sebagai bentuk
integrasi dari kepala sekolah, sesuai hasil wawancara yang telah
dilakukan oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Soppeng yaitu Ibu Dra.
Hj. Fatmawati, M.Pd pada tanggal 22 Oktober 2020:
:iyah selalu,harus tugas saya sebagai kepala sekolah itu harus
memantau ini sementara mereka membuat semua laporannya
saya pantau itu pembelajarannya,pantau perwalian kelasnya
karena ujungnya nanti hasil itu akan dilaporkan ke atasan,salah
satu syarat untuk menerima tunjangan dari situ dan hasilnya itu
rata-rata baik”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas Kepala Sekolah SMA
Negeri 5 Soppeng, kepala sekolah selalu melakukan integrasi dengan
memantau aktivitas kinerja program pengajaran yang dilakukan oleh
guru dan perwalian kelas dan melaporkannya ke atasan agara tujuan dari
57
manajemen berbasis sekolah dapat tercapai.
b. Manajemen Tenaga Pendidikan
Manajemen tenaga kependidikan merupakan manajemen yang
mencakup perencanaan guru pendidikan, rekrutmen guru pendidikan,
kompensasi dan penilaian guru pendidikan, promosi dan mutasi,
pemberhentian guru pendidikan, kompensasi dan penilaian guru
pendidikan. Hasil observasi yang telah dilakukan dalam mengatur tenaga
pendidik di SMAN 5 Soppeng yaitu dengan cara membuat SKP yang
dijadikan sebagai panutan dalam proses pemebelajaran.
Sesuai dengan penjelasan dari pak Heriyanto, S.Pd.,M.Pd selaku
wakil Kepala Sekolah SMA 5 Negeri Soppeng pada tanggal 21 Oktober
2020 adalah sebagai berikut:
“Kalau gambaran tentang kinerja manajemen pendidikan secara
keseluruhan begini yah itukan apakah dia staf atau guru ataukah
dia kepala sekolah di awal tahun itu memang harus membuat
sasaran kerja pegawai namanya (SKP )jadi seluruh rangkaian
kegiatan yang mau kita lakukan 1 tahun kedepan sampai
desember nanti sudah tertuang dalam SKP (Surat Kerja Pegawai
)nah jadi itu mulai dari bulan januari sampai desember ada
indikator yang sudah dibuat dan itu nanti yang merupakan
gambaran umum kinerja selama 1 tahun dan itu diberikan nilai di
akhir tahun jadi 31 desember itu staf TU itu dinilai oleh KTU
(kepala tata usaha )dan berdasarkan dari sasaran kerja pegawai
yang sudah dibuat,tercapai nda apa yang sudah dibuat dari A-
sekian, guru sasaran kerja pegawainya mengajar
,membimbing,menilai dan seterusnya itu dinilai oleh kepala
sekolah di akhir jadi begitu kalau mau diliat kesatuan bagaimana
kinerja secara umum disini sehingga latency dari manajemen
berbasis sekolah dapat terlaksanakan”.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan kepada Wakil Kepala
Sekolah SMA Negeri 5 Soppeng bahwa di awal tahun staf maupun guru
58
harus membuat sasaran kerja pegawai atau biasa disingkat SKP jadi
seluruh rangkaian kegiatan selama 1 tahun dan akan diberi penilaian
kinerja manajemen pendidikan mereka di akhir tahun berjalan tersebut.
Untuk meningkatkan mutu dalam bidang kependidikan SMA Negeri 5
Soppeng mengikutkan guru dan staf dalam kegiatan workshop, seminar
dan juga MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) dan juga MGMP
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran sekolah), hal ini diambil dari hasil
wawancara kepada Guru Matematika SMA Negeri 5 Soppeng yaitu ibu
Muh. Syarif, S.Pd,M.Pd, pada tanggal 21 Oktober 2020:
“Monitoring kepala sekolah dengan pengawas sudah
terlaksana,beberapa guru telah melaksanakan atau memperbaiki
kinerjanya sesuai dengan saran dari kepala sekolah meskipun
masih ada yang belum menunjukkan perubahan yang
diharapkan, contoh pelatihannya seperti MGMP, MGMPS,
Seminar, dan juga workshop”.
Hasil wawancara di atas mengenai manajemen kependidikan SMA
Negeri 5 Soppeng di awal tahun guru dan staf harus membuat SKP
(Sasaran Kerja Pegawai). Monitoring oleh Kepala Sekolah SMAN 5
Soppeng serta pengawas juga sudah dilakukan agar setiap program
pembelajaran sesuai dengan SKP yang telah dibentuk dan dalam
meningkatkna mutu tenaga pendidikan SMAN 5 Soppeng membuat suatu
pelatihan seperti MGMP, MGMPS, Seminar, dan juga worshop.
c. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
Manajemen keuangan merupakan dan pembiayaan merupakan
alokasi dana keuangan oleh sekolah dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan operasional sekolah dan alokasi dana yang diberi kebebasan
59
kepada sekolah dalam pembiayaan kegiatan sekolah yang menghasilkan
sehingga sumber dari dana sekolah bukan hanya semata-mata dari
sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Ibu Dra.
Hj. Fatmawati, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Soppeng
pada tanggal 22 Oktober 2020:
“Transparan jadi pembiayaan di awal tahun itu dibicarakan
secara bersama apa yang mau dilakukan untuk satu tahun
kedepan kemudian semua dilaksanakan sesuai dengan bidang-
bidangnya dikelola sesuai dengan bidangnya dan itu bisa
menjadi hal untuk mempercepat pengembangan di sekolah ini”
Di tambahkan oleh oleh Pak Heriyanto, S.Pd.,M.Pd selaku Wakil
Kepala Sekolah Kesiswaan dan Guru BK pada tanggal 21 Oktober 2020:
“penyusunan awal tahun RAB (Rancangan Anggaran Belanja )
yang dilakukan awal tahun pelaporan dilakukan setiap 3
bulan”.
Ditambahkan oleh Pak Drs. Salama selaku Wakasek Sarpras dan
Guru Seni pada tanggal 28 Oktober 2020:
“aman karena ada bendahara yang mengatur keuangan sesuai
dengan opsi masing-masing”.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Kepala Sekolah
dan Wakasek SMA Negeri 5 Soppeng diketahui bahwa pengelolaan
manajemen keuangan dan pembiayaan diatur oleh bendahara sekolah
SMA Negeri 5 Soppeng sesuai dengan opsi masing-masing dan di mulai
dari penyusunan RAB yang dilakukan di awal tahun dan melakukan
pelaporan setiap 3 bulan, kemudian pengelolaan keuangan dan
pembiayaan dilakukan secara transparansi dan menjadi program dari satu
60
tahun kedepan agar hal ini dapat berguna dalam hal mengembangkan
segala bidang di sekolah.
d. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Manajemen sarana dan prasarana merupakan komponen yang
penting dalam pelaksanaan pendidikan. Sarana dan prasarana
merupakan fungsi untuk menunjang peningkatan dalam hal pendidikan
sehingga memperbaiki prestasi siswa dalam hal pendidikan. Dari hasil
wawancara yang telah dilakukan kepada kepala sekolah SMA Negeri 5
Soppeng yaitu Ibu Dra. Hj. Fatmawati, M.Pd pada tanggal 22 Oktober
2020:
“kalau sarpras itu banyak,sarana prasarana yah sarana ruang
belajar,olahraga,lapangan upacara,perangkat lunak perangkat
keras semua sarana termasuk komputer,laptop sekolah ini juga
punya ruang komputer lap computer sumber belajar ada
media,ada fasilitas aula,ada serbaguna,perpustakaan lengkap
semua lap lengkap ada lab.fisika,lab kimia,lab.biologi semuanya
lengkap”.
Ditambahkan oleh Pak Heriyanto, S.Pd.,M.Pd selaku wakasek
Kesiswaan dan Guru BK pada tanggal 21 Oktober 2020:
“masih bagus psb,ruang media,ruang serba
guna,musholla,uks,wc,kantin,lapangan”.
Ditambahkan oleh Pak Drs. Salama selaku Wakasek Sarpras dan
guru seni pada tanggal 28 Oktober 2020:
“sarana banyak,sarana olahraga kemudian termasuk
pembelajaran,gedung termasuk perpustakaan,laboratorium”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas manajemen sarana dan
prasarana di SMA Negeri 5 Soppeng sudah lengkap seperti lab. Fisika,
61
lap. Biologi, perpustakaan, ruang media, mushola, dan lapangan
olahraga.
e. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat mencakup hubungan
sekolah dengan sekolah-sekolah lain, hubungan sekolah dengan
pemerintah setempat, hubungan sekolah dengan instansi-instansi dan
hubungan sekolah dengan masyarakat pada umumnya. Hubungan
sekolah dengan masyarakat atau adaptasi sangatlah diperlukan hal ini
dikarenakan untuk menunjang peningkatan mutu dan prestasi sekolah.
Hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Ibu
Hj.Haeriyah,S.Sos.,M.Si selaku Kepala TAS SMA Negeri 5 Soppeng pada
tanggal 09 Noveber 2020:
“Yah kondisi masyarakat dengan sekolah itu melibatkan
anggota masyarakat dalam pengelolaan kegiatan non akademik
seperti undangan penyuluhan bakti sosial,penyuluhan narkoba
dan keagamaan”.
Ditambahkan oleh Pak Drs. Salama selaku Wakasek Sarpras dan
Guru Seni pada tanggal 28 Oktober 2020:
“baik,kalau ada masalah terhadap siswa itu ada harus sekolah
dan orang tua itu ada kerja sama untuk mendidik anak”.
Dari hasil wawancara di atas hubungan sekolah dengan masyarakat
setempat sangatlah baik dimana terjadi kerukunan antara pihak sekolah
dengan masyarakat setempat. Dan jika terdapat masalah terhadap siswa
pihak sekolah dengan orang tua siswa melakukan kerjasama agar dapat
mendidik siswa dengan baik.
62
Hubungan antara sekolah dengan masyarakat sangatlah penting
adapun cara SMA Negeri 5 Soppeng agar tetap menjalin hubungan yang
baik kepada masyarakat yaitu selalu melibatkan masyarakat dalam
kegiatan sekolah hal ini dibuktikan dari hasil wawancara yang telah
dilakukan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Soppeng pada tanggal
22 Oktober 2020:
“yah melalui pelibatan masyarakat di setiap kegiatan,pelibatan
guru juga ketika ada kegiatan di masyarakat misalnya ada
masyarakat di sekitar sini ada hajatan guru-guru dengan warga
sekolah berkunjung ketika ada kegiatan sekolah kita juga
berusaha mengundang, melibatkan, serta orang tua murid,masya
rakat di sekitar”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas hubungan sekolah dengan
masyarakat terjalin dengan baik hal ini dikarenakan SMA Negeri 5 Soppeng
selalu melibatkan masyarakat dalam kegiatan sekolah sehingga menjalin
hubungan yang baik.
2. Dampak Implementasi Sistem Manajemen Berbasis Sekolah Di SMA
Negeri 5 Soppeng.
Dalam rangka mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah
secara efektif dan efisien, guru harus bervariasi dalam meningkatkan
manajemen kelas. Tentunya dalam mengimplemtasikan manajemen berbasis
sekolah pasti menimbulkan dampak.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh Kepala
Sekolah SMAN 5 Soppeng Dra. Hj. Fatmawati, M.Pd pada tanggal 13 November
2020:
63
“Dampak yang dirasakan dari manajemen kurikulum dan program
pengajaran yaitu dampaknya baik karena adanya integrasi dalam bentuk
pemantau yang saya lakukan agar tujuan dari manajemen ini dapat tercapai
dengan baik”.
Dampak yang dirasakan dalam manajemen kurikulum dan program
pengajaran dengan adanya integrasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam
mencapai tujuan dari implementasi manajemen berbasis sekolah khususnya
program pengajaran dampak yang dihasilkan sangatlah baik dikarenakan
adanya kegiatan pemantauan yang dilakukan sehingga proses program
pengajaran dapat berjalan dengan baik.
Adapun hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Pak
Heriyanto,S.Pd.,M.Pd pada tanggal 12 November 2020 terkait dampak dari
manajemen tenaga pendidikan adalah sebagai berikut:
“Dampak yang ditimbulkan dari manajemen tenaga pendidikan itu sangat
baik karena adanya latency yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam
mempertahankan pola pembelajaran dengan membuat SKP sehingga
tersusn secara sistematis dan juga dapat menimbulakan motivasi tersendiri
karena dilakukan penilaian”.
Dampak yang ditimbulkan dalam manajemen tenaga pendidikan juga
menghasilkan dampak yang baik dikarenakan dalam implementasi manajemen
tenaga pendidikan dikarenakan adanya latency yang dilakukan seperti
pembuatan SKP sehingga pola pembelajaran dapat tersusun secara sistematis
dan juga diakan penilaian sehingga mendorong motivasi guru dalam
memperbaiki kinerja mereka.
Dampak yang baik juga di timbulkan dari manajemen keuangan dan
sarana hal ini dikutip dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Pak
Drs. Salama pada tanggal 12 November 2020:
64
“Itu baik yah, karen dampak dari manajemen keuangan dan sarana
siswa dapat mengandalkan sarana yang telah tersedia dan untuk
keuangan dapat dianggarkan sebagaimana mestinya karena adanya
RAB yang telah disusun sebelumya”.
Dampak selanjutnya yang dapat dirasakan dari manajemen keuangan
dan juga manajemen sarana dan prasarana kepala sekolah fokus dalam
pencapaian tujuan dari fungsi manajemen ini seperti manajemen keuangan dan
pembiayaan dibuat RAB sehingga tujuan dari pembiayaan atau pengeluaran
sesuai denga tujuan yang telah direncanakan begitupun dengan saran dan
prasarana mengutamakan tujuan dari sarana tersebut agar lebih memudahkan
proses pembelajaran di SMAN 5 Soppeng.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Ibu Hj.
Haeriyah,S.Sos.,M.Si pada tanggal 12 November terkait dampak manajemen
hubungan masyarakat dengan sekolah adalah sebagai berikut:
“Dampaknya bagus, karena kami melakukan adaptasi untuk menyesuaikan
dengan lingkungan sekitar seperti masyrakat disini dan orang tua murid
kami selalu mengundang mereka dalam kegiatan sekolah seperti rapat
komite”.
Dampak yang ditimbulakn dari manajemen hubungan masyarakat
dengan sekolah untuk dapat memliki hubungan yang harmonis antara sekolah
dengan masyarakat setempat kepala sekolah dan guru SMAN 5 Soppeng
melakukan adaptasi sehingga dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar
seperti yang dilakukan dengan mengundang masyrakat-masyarakat setempat
untuk menghadiri kegiatan-kegiatan sekolah seperti rapat komite.
65
B. Pembahasan
1. Sistem Manajemen Berbasis Sekolah Di SMA Negeri 5 Soppeng.
Sistem manajemen berbasis sekolah terhadap prestasi siswa semester
ganjil 2020/20211 di SMA Negeri 5 Soppeng terbagi atas lima bagian yaitu
manajemen kurikulum dan program pengajaran, manajemen tenaga
pendidikan, manajemen keuangan dan pembiayaan, manajemen sarana dan
prasarana, serta manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.
a. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran
Kurikulum yang digunakan oleh SMA Negeri 5 Soppeng yaitu
KTSP (kurikulum tingkat pendidikan) akan tetapi bernuansa K13 dan setiap
awal tahun disusun berdasarkan K13. Namun Kepala Sekolah SMA Negeri 5
Soppeng melihat adanya keterbatasan atas pemahaman guru, siswa, dan
masyarakat terkait K13 sehingga Kepala Sekolah SMA Negeri 5 akan terus
memantau kinerja dari para guru dan perwalian kelas agar dapat memberikan
motivasi agar dapat mengembangkan prestasi siswa SMA Negeri 5 Soppeng.
Berdasarkan pembahasan di atas penetapan kurikulum dari SMA
Negeri 5 Soppeng menggunakan K13 yang telah sesuai dengan peraturan
pemerintah, dan dalam meningkatkan mutu tenaga pendidikan agar K13 dapat
tercapai dengan maksimal Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Soppeng selalu
melakukan pematauan secara terus menerus sehingga manajemen personal
dari SMA Negeri 5 Soppeng juga sudah terpenuhi.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian diatas hasil temuan peneliti
adalah manajemen kurikulum dan program pengajaran di SMA Negeri 5
66
Soppeng menggunakan kurikulum yang bernuansa K13 yang sudah sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan untuk dalam proses
pembelajaran agar tetap sesuai dengan K13 Kepala Sekolah melakukan
pemantauan secara berkala dan juga memberkan motivasi kepada guru, siswa,
dan juga orang tua siswa agar dapat memahami dan juga meaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan K13, maka dapat di simpulkan manajemen
kurikulum dan program pengajaran SMA Negeri 5 Soppeng sudah efektif.
b. Manajemen Tenaga Pendidikan
Manajemen tenaga pendidikan di SMA Negeri 5 Soppeng di awal
tahun diharuskan membuat SKP (Sasaran Kerja Pegawai), sehingga seluruh
rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh staf maupun guru selama satu tahun
berjalan akan sesuai dengan SKP yang telah dibuat dan hasil kinerja yang
telah dilakukan akan diberikan penilaian kepada atasan masing-masing. Dari
beberapa tahun belakangan hasil SKP yang dibuat oleh para staf dan guru
rata-rata baik, namun ada juga yang belum terlalu maksimal sehingga Kepala
Sekolah memberikan pelatihan-pelatihan seperti MGMP, MGMPS, seminar,
dan juga workshop sehingga tenaga pendidikan di SMA Negeri 5 Soppeng
yang dimiliki dapat berkualitas.
Berdasarkan pembahasan di atas manajemen tenaga pendidikan
sudah baik karena fungsi dari manajemen tenaga pendidikan sudah terpenuhi
dengan mengatur proses pembelajaran dengan membuat SKP sehingga proses
pembelajaran dapat tersistem dengan baik, dan juga dalam meningkatkan
67
kualitas pendidikan Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Soppeng memberikan
pelatihan-pelatihan.
Berdasarkan hasil temuan peneliti yang telah dilakukan di mana
manajemen tenaga pendidikan di SMA Negeri 5 Soppeng dari tahun
belakangan rata-rata baik hal ini dikarenakan adanya SKP yang telah dibuat
dan dinilai oleh atasan masing-masing, dan juga adanya kegiatan-kegiatan
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidikan SMA Negeri
5 Soppeng seperti seminar dan workshop, maka dari itu manajemen tenaga
pendidikan SMA Negeri 5 Soppeng dapat dikatakan sudah baik.
c. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
Manajemen keuangan dan pembiayaan di SMA Negeri 5 Soppeng
dilakukan secara transparan dengan cara dirapatkan secara bersama-sama
mengenai apa yang akan dilakukan untuk satu tahun kedepan sesuai dengan
bidang atau proporsinya masing dan hal ini dilakukan oleh bendahara Sekolah
SMA Negeri 5 Soppeng untuk mengatur keuangan sesuai opsi masing-
masing. SMA Negeri 5 Soppeng juga melakukan penyusunan RAB (Rencana
Anggaran Belanja) yang dilakukan di awal tahun pelaporan setiap 3 bulan.
Berdasarkan pembahasan di atas fungsi dari manajemen keuangan
dan pembiayaan telah terpenuhi karena dimana dalam bidang keuangan dan
pembiayaan dilakukan dengan cara transparan sehingga dan dalam
pertanggungjawabannya telah dibuat RAB untuk satu tahun kedepan oleh
SMA Negeri 5 Soppeng sehingga mengatur pengeluaran atau pembiaayaan
secara efektif dan efesien..
68
Berdasarka hasil temuan peneliti manajemen keuangan dan
pembiayaan di SMA Negeri 5 Soppeng dilakukan secara transparan di mana
di awal tahun SMA Negeri 5 Soppeng telah membuat RAB dan dirapatkan
secara bersama-sama terkait apa yang mesti dilakukan untuk satu tahun
kedepan dan bendahara SMA Negeri 5 Soppeng bertanggung jawab atas
penganggaran yang dilakukan dan mengatur sesuai bidangnya, maka dari itu
manajemen keuangan dan pembiayaan di SMA Negeri 5 Soppeng sudah
dapat dikatakan baik.
d. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di SMA Negeri 5
Soppeng sudah cukup lengkap seperti ruangan belajar, lapangan olahraga,
perangkat keras dan perangkat lunak, lab fisika, lab kimia, lab biologi,
mshollah, wc, serta ruangan media yang dapat dimanfaatkan oleh siswa SMA
Negeri 5 Soppeng dalam meningkatkan prestasi belajar mereka..
Berdasark hasil temuan peneliti sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh SMA Negeri 5 Soppeng sudah cukup lengkap yang berguna untuk
membantu siswa dalam melakukan praktek dari teori yang diterima sehingga
membantu membangun prestasi siswa SMA Negeri 5 Soppeng, maka dari itu
manajemen sarana dan prasarana pendidikan di SMA Negeri 5 Soppeng dapat
dikatakan baik.
e. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat di SMA Negeri 5
Soppeng berjalan baik dikarenakan SMA Negeri 5 Soppeng dalam kegiatan
69
sekolah selalu berusaha melibatkan masyarakat atau mengundang masyarakat
sekitar sehingga terjalin hubungan yang erat, begitu pula dengan adanya
masalah yang dilakukan oleh siswa SMA Negeri 5 Soppeng Kepala Sekolah
SMA Negeri 5 Soppeng akan memanggil orang tua siswa tersebut untuk
mengetahui permasalahan tersebut sehingga terjalin kerjasama antara guru
dan orang tua siswa dalam mendidik sehingga memecahkan masalah secara
baik-baik.
Berdasarkan pembahasan di atas menujukkan hubungan hubungan
sekolah dengan masyarakat sangatlah baik dan teah sesuai dengan fungsi dari
manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat karena dengan menjalin
hubungan yang bai dengan masyarakat dapat menarik simpati sehingga
menyukseskan kegiatan-kegiatan atau program-program sekolah sehingga
mencapai tujan dengan maksimal.
Berdasarkan hasil temuan peneliti manajemen hubungan sekolah
dengan masyarakat di SMA Negeri 5 Soppeng dimana setiap ada kegiatan
sekolah SMA Negeri 5 Soppeng selalu berupaya mengundang masyarakat
sekitar dan orang tua siswa untuk ikut menghadiri dan begitu juga dengan
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat SMA Negeri 5 Soppeng juga
berusaha untuk menghadiri kegiatan tersebut, begitupun jika terjadi masalah
terhadap siswa SMA Negeri 5 Soppeng Kepala Sekolah SMA Negeri 5
Soppeng berusaha untuk memanggil orang tua siswa berguna untuk terjalin
kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua siswa dalam mendidik
sehingga masalah dapat diselesaikan, maka dari itu manajemen hubungan
70
sekolah dengan masyarakat di SMA Negeri 5 Soppeng dapat dikatakan sudah
baik.
2. Dampak Implementasi Sistem Manajemen Berbasis Sekolah Di SMA
Negeri 5 Soppeng.
Dalam rangka mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah
secara efektif dan efisien, guru harus bervariasi dalam meningkatkan
manajemen kelas. Tentunya dalam mengimplemtasikan manajemen berbasis
sekolah pasti menimbulkan dampak.
Dampak pertama yang dirasakan dalam manajemen kurikulum dan
program pengajaran dengan adanya integrasi yang dilakukan oleh kepala
sekolah dalam mencapai tujuan dari implementasi manajemen berbasis
sekolah khususnya program pengajaran dampak yang dihasilkan sangatlah
baik dikarenakan adanya kegiatan pemantauan yang dilakukan sehingga
proses program pengajaran dapat berjalan dengan baik.
Dampak kedua yang ditimbulkan dalam manajemen tenaga
pendidikan juga menghasilkan dampak yang baik dikarenakan dalam
implementasi manajemen tenaga pendidikan dikarenakan adanya latency
yang dilakukan seperti pembuatan SKP sehingga pola pembelajaran dapat
tersusun secara sistematis dan juga diakan penilaian sehingga mendorong
motivasi guru dalam memperbaiki kinerja mereka. Dampak selanjutnya yang
dapat dirasakan dari manajemen keuangan dan juga manajemen sarana dan
prasarana kepala sekolah fokus dalam pencapaian tujuan dari fungsi
manajemen ini seperti manajemen keuangan dan pembiayaan dibuat RAB
71
sehingga tujuan dari pembiayaan atau pengeluaran sesuai denga tujuan yang
telah direncanakan begitupun dengan saran dan prasarana mengutamakan
tujuan dari sarana tersebut agar lebih memudahkan proses pembelajaran di
SMAN 5 Soppeng.
Dampak yang terakhir adalah dampak yang ditimbulakn dari
manajemen hubungan masyarakat dengan sekolah untuk dapat memliki
hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat setempat kepala
sekolah dan guru SMAN 5 Soppeng melakukan adaptasi sehingga dapat
menyesuaikan dengan lingkungan sekitar seperti yang dilakukan dengan
mengundang masyrakat-masyarakat setempat untuk menghadiri kegiatan-
kegiatan sekolah seperti rapat komite.
3. Interpretasi Hasil Penelitian
Interpretasi hasil penelitian merupakan penggabungan hasil penelitian
dari berbagai analisis berbagai pertanyaan, kriteria, maupun pada standar
tertentu guna untuk menciptakan sebuah makna dari adanya sebuah data yang
dimana telah dikumpukan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, adapun
interpretasi hasil penelitian dalam penelitian ini yang dituangkan dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 5.
Interpretasi Hasil Penelitian
No Informan Interview Interpretasi Ket
1. S Bagaimanakah
penerapan manajemen
berbasis sekolah di
SMAN 5 Soppeng?
Jawab : manajemen
penerapan
manajemen
berbasis
sekolah di
SMAN 5
Teori AGIL
72
berbasis sekolah tentunya
digunakan di SMAN 5
Soppeng ini karena itu
dapat mengatur
operasional pendidikan di
SMAN 5 Soppeng dan
kalau untuk penerapannya
MBS di SMAN 5
Soppeng itu ada lima
bagian diantaranya
manajemen kurikulum dan
program pengajaran,
manajemen tenaga
pendidikan, manajemen
keuangan dan
pembiayaan, manajemen
sarana dan prasarana, dan
juga manajemen
hubungan masyarakat
dengan sekolah. Sehingga
dengan hal itu dapat
mengatur mekanisme
pendidikan sekaligus
dapat mencapai tujuan
dari pendidikan di SMAN
5 Soppeng.
Soppeng
dengan
menjalankan 5
bagian
manajemen
diantaranya
adalah,
manajemen
kurikulum dan
program
pengajaran,
manajemen
tenaga
pendidikan,
manajemen
keuangan dan
pembiaayaan,
manajemen
sarana dan
prasarana
pendidikan,
dan juga
manajemen
hubungan
masyarakat
dengan
sekolah.
Sehingga
dapat
mencapai
tujuan dari
pendidikan di
SMAN 5
Soppeng
2. F Berdasarkan kebutuhan sekolah akan program MBS, apa tujuan dari pelaksanaan program MBS? Jawab : yah tujuan pokoknya ialah bagaimana menjalankan program-program pendidikan layanan yang ada di sekolah itu yang sangat penting sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
Kinerja tenaga
pendidik di
SMAN 5
Soppeng yaitu
di awal tahun
membuat
suatu SKP
(Sasaran
Kerja
Pegawai)
sehingga
dalam proses
Teori AGIL
73
sesuai dengan struktur apa namanya kurikulum yang ada jadi itu yang menjadi acuan.
pemelajaran
di tahun
berjalan dapat
tersesusun
secara
sistematis dan
dalam
penyusunan
SKP
sebelumnya
telah
diberikan
indikator
sehingga yang
poin-poin
yang terdapat
dalam SKP
berdasarkan
indikator yang
teah
diberikan,
kemudian
dalam proses
pembelajaran
selama tahun
berjalan akan
tetap di
evaluasi dan
juga di beri
penilaian oleh
masing-
masing atasan,
kemudian
untuk
kurikulum
yang
digunakan di
SMAN 5
Soppeng
adalah K13
3. H Apakah sejauh ini kepala
sekolah sudah
memberikan monitoring
kerja pada pendidik dan
tenaga kependidikan
pada sekolah/ ini? Sejauh
Dalam
manajemen
tenaga
pendidikan
kepala
sekolah
Teori AGIL
74
ini bagaimanakah hasil
dari monitoring yang
sudah diberikan,apakah
sudah sesuai dengan
harapan? Jawab : yah monitoring yang dilakukan kepala sekolah dan pengawas sampai sekarang sudah terlaksana,beberapa guru telah melaksanakannya maupun memperbaiki kinerjanya sesuai dengan saran dari kepala sekolah meskipun masih ada yang belum menunjukkan perubahan yang diharapkan atau perubahan yang secara siknivikanlah.
SMAN 5
Soppeng
selalu
melakukan
monitoring
kepada tenaga
pendidikan
dan juga
siswa SMAN
5 Soppeng hal
ini dilakukan
untuk melihat
sejauh mana
keberhasilan
guru dan
prestasi siswa
selama tahun
pembelajaran.
4. H Bagaimana proses pengelolaan pembiayaan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : iya sejauh ini pengelolaan pembiayaan di sman 5 soppeng itu secara transparan dan akuntabel maksudnya itu dilkasanakan pengelolaannya selalu berdasarkan dengan juknis atau petunjuk, dan juga aman karna ada bendahara yang mengatur keuangan sesuai dengan opsi masing-masing.
Pengelolan
keuagan dan
pembiayaan
yang
dilakukan di
SMAN 5
Soppeng
dilakukan
dengan cara
transparan
sehingga tidak
ada unsur
menutupi
pengeluaran
pembiyaan
dilakukan dan
dikerjakan
sesuai dengan
petunjuk, dan
juga di atur
oleh
bendahara
sesuai dengan
opesi masing-
masing
Teori AGIL
5. F Apa saja sarpras yang ada dan digunakan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo
Sarana dan
prasarana di
SMAN 5
Robe (2015)
75
Kabupaten Soppeng, bagaimana dengan kondisi sarprasnya? Jawab : kalau sarpras itu banyak,sarana prasarana yah sarana ruang belajar,olahraga,lapangan upacara,perangkat lunak perangkat keras semua sarana termasuk computer,laptop sekolah ini juga punya ruang computer lap computer sumber belajar ada media,ada fasilitas aula,ada serba guna,perpustakaan lengkap semua lap lengkap ada lap.fisika,lap kimia,lap.biologi semuanya lengkap, dan hal ini dapat menunjang prestasi siswa dengan memanfaatkan sarpras yang tersedia..
Soppeng
terdiri dari
ruangan
belajar,
mushollahh,
lap komputer,
lap fisika, lap
kimia, lap
fisika dan
lain-lain
penyediaan
srpras yang
segaja
disiapkan
dengan
lengkap
bertujuan
untuk
meningkatkan
prestasi
belajar siswa
SMAN 5
Soppeng
dengan
mengandalkan
sarpras yang
telah di
sediakan.
6. S Bagaimana kondisi hubungan masyarakat dengan sekolah? Jawab : yah hubungan masyarakat dengan sekolah Alhamdulillah cukup berjalan bagus,yah ini juga berkat dari keberadaan komite sekolah sebagai mediator dalam semua hubungan antar sekolah dengan masyarakat termasuk juga dengan hbuugnan pemerintahan jadi lumaayn bagus.
Hubungan
antara
masyarakat
dengan
SMAN 5
Soppeng
sampai saat
ini berjalan
dengan baik
hal in
dikarenakan
adanya rapat
komite yang
diadakan
sehingga rapat
komite ini
dapat
dijadikan
Teori AGIL
76
sebagai
mediator
untuk
mempererat
hubungan
antara
masyarakat
dengan
sekolah
7. S Dalam implementasi program manajemen berbasis sekolah, apakah ada pendukung/hambatannya? Kalau ada, apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat implementasi program manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : hambatannya ialah sumber dayanya yang kurang dan pendukungnya melalui ada motivasi dari pihak sekolah untuk belajar.
Hambatan
dalam
penerapan
manajemen
berbasis
sekolah
adalah sumber
daya atau
tenaga
pendidikan
yang belum
cukup
memadai akan
pengetahuan
dalam
manajemen
berbasis
sekolah
sehingga
upaya yang
dilakukan
adalah dengan
memberikan
pelatihan dan
motivasi
sekolah untuk
belajar
Teori AGIL
8. AH Apakah yang dilakukan
guru sebelum
pembelajaran inti ? Jawab : ehm menanyakan kabar,terus menyuruh kita untuk berdoa ,terus selesai membaca doa terus memberikan pertnyaan mengenai pembahasan minggu lalusetelah itu dia berikan kami
Dalam proses
pembelajaran
selain guru
memberikan
pelajaran inti
guru SMAN 5
Soppeng juga
memberikan
pembelajaran
sosial guna
Teori AGIL
77
pembelajaran inti. untuk
menanamkan
perilaku yang
baik kepada
siswa
Sumber Data : Hasil Wawancara
Berdasarkan interpretasi hasil penelitian di atas menjelaskan
implementasi manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng terdiri dari 5
bagian diantaranya manajemen kurikulum dan program pengajaran,
manajemen tenaga pendidikan, manajemen keuangan dan pembiayaan,
manajemen sarana dan prasana, dan juga manajemen hubungan masyarakat
dan sekolah, manajamene kurikulum dan program pengajaran dilakukan
dengan menggunakan kurikulum K13 dan dalam program pengajaran dengan
cara di awal tahun tenaga pendidikan membuat SKP sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan sistematis dan akan tetap di pantau
sepanjang proses pembelaaran berjalan. Manajemen tenaga pendidikan
dilakukan agar tenaga pendidikan yang dimiliki oleh SMAN 5 Soppeng
dapat berkualitas dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan juga evaluasi
yang dilakukan oleh Kepala Sekolah SMAN 5 Soppeng.
Manajemen keuangan dan pembiayaan dilakukan di SMAN 5
Soppeng dilakukan dengan cara transparansi sehingga terhindar dari fraud
atau kecurangan dalam keuangan di SMAN 5 Soppeng, selanjutnya
manajamen sarana dan prasarana dilakukan agar dapat dimanfaatkan oleh
siswa SMAN 5 Soppeng dalam meningkatkan prestasi belajar yang dimiliki,
kemudian yang terakhir adalah manajemen hubungan masyarakat dengan
78
sekolah dilakukan dengan mengadakan rapat komite sehingga hubungan
masyarakat, pemerintah, dan juga sekolah dapat berjalan dengan baik.
4. Cara Kerja Teori
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan oleh Sagala (2011)
manajemen berbasis sekolah merupakan suatu proses yang memimpin dan
membina penyelenggaraan pekerjaan sekolah agar mencapai tujuan sekolah
atau pendidikan sehingga SMAN 5 Soppeng membentuk beberapa bagian
manajemen yang mampu menunjang prestasi belajar siswa SMAN 5
Soppeng.
Dalam hal ini maka dibutuhkannya manajemen kurikulum dan
program pengajaran yang dapat menyusun proses pembelajaran yang sesuai
dengan peraturan pemerintah, manajemen tenaga pendidikan yang dapat
membantu meningkatkan mutu dan kualitas tenaga pendidik, manajemen
keuangan dan pembiayaan yang mampu mengatur keuangan sekolah secara
transparan, manajemen sarana dan prasarana yang dapat dijadikan alat bantu
untuk siswa meningkatkan prestasi belajar mereka, dan juga manajemen
hubungan masyarakat dengan sekolah sehingga mampu membantu
menyukseskan segala kegiatan dari sekolah.
5. Nilai Kebaharuan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam
implementasi manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng dalam hal ini
setiap manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng Kepala Sekolah
dengan rutin melakukan pemantauan dan juga bersosialisasi serta juga
79
memberikan motivasi kepada guru dan juga siswa serta masyarakat setempat
sehingga dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa SMAN 5
Soppeng.
Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMAN 5 Soppeng hal
yang utama dilakukan adalah dengan menanamkan budaya sosial yang baik
kepada siswa SMAN 5 Soppeng karena dengan budaya hidup sosial yang
baik siswa dapat dengan senang mendengarkan motivasi dan juga saran yang
diberikan oleh guru dan juga orang tua siswa agar mereka dapat
meningkatkan prestasi belajar mereka.
80
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terkait implementasi
manajemen berbasis sekolah terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri 5
Soppeng, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Implementasi manajemen berbasis sekolah di SMA Negeri 5 Soppeng
dengan cara menerapkan manajemen kurikulum dan program pengajaran,
manajemen tenaga pendidikan, manajemen keuangan dan pembiayaan,
manajemen sarana dan prasarana pendidikan, dan manajemen hubungan
sekolah dan masyarakat.
2. Dampak implementasi manajemen berbasis sekolah sangatlah baik karena
didasarri dari AGIL yakni adaptasi dengan masyarakat untuk membantu
menyukseskan kegiatan sekolah, pencapaian tujuan dalam implementasi
manajemen berbasis sekolah integrasi dan lagecy dalam mensistematiskan
pengimplementasian manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng.
B. Saran
1. Diharapkan untuk SMA Negeri 5 Soppeng di bidang tenaga pendidikan
agar lebih memberikan pemahaman terkait k13 untuk dapat
mengembangkan prestasi belajar siswa.
2. Diharapkan untuk guru SMA Negeri 5 Soppeng agar lebih
memperbanyak kreasi untuk mengembangkan K13 dalam metode
mengajar agar lebih meningkatkan prestasi belajar siswa.
81
3. Diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk menambah wawasan
terkait implementasi manajemen berbasis sekolah terhadap prestasi
belajar siswa.
4. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar lebih menambah variabel
dalam penelitian ini agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
82
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Aqib, Zainal., dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan
TK. Bandung: Yrama Widya.
Bloom,Benjamin S. Dkk.Taxonomy of objective: Cognitive Domain, (New
York:David Mc.Kay,1956).
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem
pendidikan nasional.
Eka Wahyu. 2016, Implikasi Manajemen Berbasis Sekolah Dan Keterampilan
Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Di
Kecamatan Pakalibban Kota Cirebon. Eduvisi: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 1(1), 74-88
Fattah, Nanang. (2011). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan
Sekolah. Bandung: CV Pustaka Bani Quraisy.
Febriyani, Elly. 2013. Pengaruh Partisipasi Siswa Di Kelas Dan Lingkungan
Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN
Tempel Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Universitas Yogyakarta.
Habib, A. Q. A., & Machali. 2016, Efektivitas Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah Dalam Perspektif Balanced Scorecard Terhadap Mutu
Pembelajaran Siswa XI dan XII Di MAN Maguwoharjo Sleman. Jurnal
Pendidikan Madrasah, 1(2), 213-232.
Hamid. 2013, Manajemen Berbasis Sekolah. AlL-Khawarizmi: Jurnal Pendidikan
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 1(1) 87-96
Hamzah B. Uno. 2013. Menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan
efektif .Jakarta: Bumi aksara
Karnati. 2017, Implementasi Manajemen Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan
Berbasis Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Di Kota
Bekasi. PARAMETER: Jurnal Pendidikan Universitas Negeri Jakarta,
29(2), 185-191
Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.
Bandung: PT Refika Aditama.
83
Kompri. (2014). Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset
Khoirul Anam.2019. Implementasi Manajemen Peserta Didik Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Negeri
(MTSN) 2 Surabaya.Skripsi
Lembaga Administrasi Negara-LAN.2003.Keputusan Kepala LAN
No.239/IX/6/8/2003.Tentang Pedoman Penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.Jakarta.
Mulyasa. 2011. Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muhaimin, dkk 2011. Manajemen Pendidikan dalam Aplikasinya dalam
penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah /Madrasah, Jakarta :
Kencana Prenada Mulia Group.
Robe, M. 2015, Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Dan Implikasinya
Terhadap Mutu Output Pendidikan (Studi Pada Gugus IV Sekolah Dasar
Di Kec. Langke Rembong). Journal Administrasi Pendidikan
UNDIKSHA, 6 (1), 80106.
Ruhali. 2013. Hubungan Motivasi Berwirausaha dan Prestasi Belajar Mata Kuliah
Kewirausahaan Dengan Minat Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan
Ekonomi di Universitas Jambi. Skripsi. Universitas Jambi.
Sagala, Syaiful. (2011). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung: Alfabeta.
Sagala, Syaiful. (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Shunhaji & Khoirunnisa. 2019, Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) Pada Madrasah Aliyah Unggulan (Studi Kasus MAN 4 Jakarta).
Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam,
1(3), 3680-382.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan – Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutarto, M. 2014, Manajemen Berbasis Sekolah. The Manager Review Jurnal
Ilmiah Manajemen, 13 (3), 343-355
Suyono dan Hariyanto, (2014). Belajar dan Pembelajaran – Teori dan Konsep
Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
84
Syah, Muhibbin. (2013). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Triwiyanto, T. 2013, Pemetaan Mutu Manajemen Berbasis Sekolah Melalui
Audit Manajemen Pendidikan. Jurnal Manajemen Pendidikan, 24(2), 125-
135
Tukiran, Irma dan Nyata. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Alfabeta
Winarsih, T. Y. 2014 Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam
Pengembangan Kurikulum SMP Islam Ma’Arif 02 Malang. Jurnal
Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan, 2(2)
Yulianingsih, Rahmi. 2012. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah dan
Kaitannya dengan Prestasi Belajar Siswa Semester Gasal Tahun Ajaran
2012/2013 di SDI Surya Buana Malang.Skripsi.
85
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1 : Teks Hasil Wawancara Bersama Kepala Sekolah SMA
Negeri 5 Soppeng
Nama : Dra. Hj. Fatmawati, M.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah
Tempat wawancara : Ruang kepala Sekolah
Tanggal wawancara : 13/11/2020
Waktu wawancara : 10.11.04
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah dan Tenaga
Kependidikan (Informan utama)
No. Implementasi Manajemen Berbasis di SMAN 5 Soppeng
Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
1 Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang kinerja ?
Jawab : yah saya pahami tentang kinerja ialah seluruh
rangkaian kegiatan,tugas-tugas pokok,tugas tambahan,baik
itu sebagai guru,tata usaha maupun kepala sekolah itu sendiri
sebagai keseluruhan.
2 Bagaimanakah gambaran program pengajaran yang dilakukan di
SMAN 5 Soppeng?
Jawab : kalau gambaran tentang kinerja secara keseluruhan
begini yah itukan apakah dia staf atau guru ataukah dia
kepala sekolah diawal tahun itu memang harus membuat
sasaran kerja pegawai namanya (SKP )jadi seluruh rangkaian
kegiatan yang mau kita lakukan 1 tahun kedepan sampai
desember nanti sudah tertuang dalam SKP (Surat Kerja
Pegawai )nah jadi itu mulai dari bulan januari sampai
desember ada indicator yang sudah dibuat dan itu nanti yang
merupakan gambaran umum kinerja selama 1 tahun dan itu
diberikan nilai di akhir tahun jadi 31 desember itu staf TU itu
dinilai oleh KTU (kepala tata usaha )dan berdasarkan dari
sasaran kerja pegawai yang sudah dibuat,tercapai nda apa
yang sudah dibuat dari A-sekian, guru sasaran kerja
pegawainya mengajar ,membimbing,menilai dan seterusnya
itu dinilai oleh kepala sekolah di akhir jadi begitu kalau mau
diliat kesatuan bagaimana kinerja secara umum disini
Alhamdulillah bagus rata-rata nilainya baik malah ada yang
baik sekali.
3 Bagaimanakah pandangan Bapak/Ibu tentang (problem solving),
pemecahan masalah yang dilakukan oleh kepala sekolah terkait
tentang kinerja pada lembaga pendidikan ini ?
Jawab : nah itukan kalau problem solving kita dari waktu
kewaktu selalu berbasis masalah selalu menemukan masalah
tidak pernah tidak ada masalah semua pada kondisi tertentu
ada-ada saja seperti misalnya dimasa pandemi ini sebuah
masalah yang harus dituntaskan secara bersama tentu dalam
kondisi tertentu jadi guru ketika menemukan masalah
disiswa,pengurus osis ketika menemukan masalah di
organisasi pengurus ekstra ketika menemukan masalah di
ekstranya itu berusaha untuk mencari solusi apa kira-kira
yang bisa diberikan,menuntaskan masalah yang ada .
4 Apakah sejauh ini kepala sekolah sudah memberikan monitoring
kerja pada pendidik dan tenaga kependidikan pada sekolah/ ini?
Sejauh ini bagaimanakah hasil dari monitoring yang sudah
diberikan,apakah sudah sesuai dengan harapan?
Jawab : iyah selalu,harus tugas saya sebagai kepala sekolah
itu harus memantau ini sementara mereka membuat semua
laporannya saya pantau itu pembelajarannya,pantau
perwalian kelasnya karna ujungnya nanti hasil itu akan
dilaporkan ke atasan,salah satu syarat untuk menerima
tunjangan dari situ dan hasilnya itu rata-rata baik.
5 Bagaimanakah pandangan Bapak/Ibu berkaitan dengan motivasi
yang sudah diberikan kepala sekolah untuk pendidik dan tenaga
kependidikan?
sejauh ini apakah sesuai dengan yang bapak/ibu harapkan
jawab : iyah sesuai, Alhamdulillah setiap memberikan
motivasi itu selalu eh respek respon dari seluruh stek holder
sekolah itu sangat bagus dan itu berujung pada hasil sekolah
yang bagus juga.
6 Sejauh ini bagaimanakah perilaku kepala sekolah untuk
meningkatkan kinerja pada pendidik dan tenaga kependidikan di
lembaga tersebut ? bisakah bapak/ibu menjelaskannya?
Jawab : yang pertama harus memberikan contoh dulu,jadi
supaya guru-guru juga memiliki kinerja yang tinggi kepala
sekolah juga harus punya kinerja yang tinggi supaya siswanya
unya kinerja yang tinggi guru-guru juga harus punya kinerja
yang tinggi jadi ada mata rantai yang tidak bisa putus jadi
semua pendukung stek holder di sekolah ini harus
memberikan teladan,memberikan contoh kapan ada hal
sedikit yang bermasalah itu harus di antisipasi. Kurikulum dan Pembelajaran
7 Kurikulum apa yang digunakan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : tetap KTSP namanya kurikulum tingkat pendidikan tetapi bernuansa K13 kurikuum 13 setiap awal tahun itu sekolah menyusun berdasarkan k13 sejak dimulai tahun 2017 diberlakukannya di sekolah.
Sarana dan prasarana
8 Apa saja sarpras yang ada dan digunakan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng, bagaimana dengan kondisi sarprasnya? Jawab : kalau sarpras itu banyak,sarana prasarana yah sarana ruang belajar,olahraga,lapangan upacara,perangkat lunak perangkat keras semua sarana termasuk computer,laptop sekolah ini juga punya ruang computer lap
computer sumber belajar ada media,ada fasilitas aula,ada serba guna,perpustakaan lengkap semua lap lengkap ada lap.fisika,lap kimia,lap.biologi semuanya lengkap.
Hubungan Masyarakat
9 Bagaimana kondisi hubungan masyarakat dengan sekolah? Jawab : sangat bagus,tadinya saya kira kalau ada masyarakat di sekitar yang membawa semacam buah-buahan kue,saya kira ada anaknya disini ternyata tidak ada mereka hanya respek pada guru warga sekolah untuk berbagi sangat bagus.
Budaya dan Lingkungan Sekolah
10 Apa saja budaya yang ada di Lingkungan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : yah buadaya bugis secara keseluruhan sipakatau sipakainge,sipakalebbi saling sapa saling senyum saling berkomunikasi dengan bahasa yang baik santun. Proses Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah
di SMA 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
11 Bagaimana pengembangan kurikulum di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : emm kalau pengembangan kurikulum kami dari tahun ke tahun Alhamdulillah mengalami peningkatan untuk penandatangani inikan kurikulum harus ditandatangani di dinas pendidikan provinsi setiap tahunnya itu kita selalu mendapat fasilidasi pertama,tercepat ini memang merupakan rangkaian dari kinerja semua team pengembangan kurikulum jadi setiap awal tahun pelajaran itu sudah siap dan difalidasi oleh pengawas sudah tersusun juga secara rapi apa yang mau dilakukan untuk 1 tahun kedepan.
12 Bagaimana cara meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan? Jawab :yah melalui workshop kadang-kadang kita sampai 3 kali workshop dalam lingkungan sendiri,setiap ada kesempatan panggilan keluar pasti kita kirim guru-guru untuk mengikuti diklat,mengikuti pengembangan diri.
13 Bagaimana proses pengelolaan pembiayaan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : transparan jadi pembuayaan di awal tahun itu di bicarakan secara bersama apa yang mau dilakukan untuk satu tahun kedepan kemudian semua dilaksakan sesuai dengan bidang-bidangnya dikelolah sesuai dengan bidangnya dan itu bisa menjadi hal untuk mempercepat pengembangan di sekolah ini .
14 Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : yah diberikan wewenang dan tanggung jawab masing-masing ke penanggung jawab kegiatan itu dibagi oleh wakil kepala sekolah urusan sarpras termasuk pemeliharaan,termasuk perbaikan,termasuk pembenahan-pembenahan,pembersihan itu dikelolah oleh team yang sudah direncanakan di awal tahun .
15 Apa saja cara yang dilakukan untuk menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat? Jawab : yah melalui pelibatan masyarakat di setiap kegiatan,pelibatan guru juga ketika ada kegiatan di masyarakat misalnya ada masyarakat di sekitar sini ada hajatan guru-guru dengan warga sekolah berkunjung ketika
ada kegiatan sekolah kita juga berusaha mengundang,melibatkan,serta orang tua murid,masyarakat di sekitar.
16 Apa saja cara yang dilakukan untuk melaksanakan budaya sekolah di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : di dalam setiap kegiatan budaya itu selalu dimunculkan budaya itu selalu di ingat-ingatkan kepada siswa bahwa kita sekolah kita ini adalah sekolah yang berkarakter,sekolah kita pernah masuk 10 besar sekolah berkarakter tingkat provinsi Sulawesi selatan jadi itu secara terus menerus di goncok melalui pembinaaan kesiswa melalui pembinaan ekstrakulikulum,melalui antara guru-guru sendiri antara staf tu sendiri kita berupaya untuk menanamkan tadi budaya-budaya sipakainge sipakalebbi itu dan it uterus dilakukan bukan hanya satu hari dua hari dilakukan secara terus menerus.
17 Dalam implementasi program manajemen berbasis sekolah, apakah ada pendukung/hambatannya? Kalau ada, apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat implementasi program manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : kalau berbicara tentang pendukung banyak sekali dukungan,dukungan dari pemerintah,pak camat,dari lurah,dari pengurus-pengurus komite dari toko masyarakat toko agama sangat mendukung,secara internal juga bapak dan ibu guru keluarga besar disini juga sangat mendukung pelaksanaan mbs itu, nah kalau dikatakan kendala,kendala itu justru biasa datangnya ketika ada hal yang mau kita lakukan disini tapi bertentangan dengan kebijkaan yang ada jadi itu harus kita selalu disamping kita punya kewengangan untuk mengembangkan diri di dalam lingkungan internal kita selalu harus mengacu kepada aturan perundang-undangan yang ada aturan pendidikan yang ada.
Produk Manajemen Berbasis Sekolah di SMA 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
18 Aspek apa yang bisa dicapai dari pelaksanaan program manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : oh banyak,sekolah ini 2018 menjadi sekolah tertinggi akreditasi tingkat provinsi Sulawesi selatan,banyak capaian prestasi ananak kita siswa yang tadinya hanya mampu sampai tingkat provinsi sekarang ini sejak tahun 2017sampai sekrang ini selalu berkipra di tingkat nasional,banyak sekali aspek yang bisa kita kembangkan dengan adanya mbs ini karna kita punya waktu,kesempatan untuk mengatur merancang sendiri oh tahun depan ada kegiatan seperti ini,kita memang sudah siapkan satu tahun sebelumnya,sudah siap pembimbingnya,sudah siap indicator-indikatornya sudah siap teamnya,sudah siap dananya itu membuat kita lebih leluasa untuk mencari potensi-potensi yang mau dikembangkan.
Lampiran 2 : Teks Hasil Wawancara Bersama Wakasek Kesiswaan Dan
Guru BK SMA Negeri 5 Soppeng
Nama : Heriyanto, S.Pd.,M.Pd
Jabatan : wakasek Kesiswaan dan guru BK
Tempat wawancara : Ruang Guru
Tanggal wawancara : 12 /11/2020
Waktu wawancara : 08.45
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah,pendidik dan
Tenaga Kependidikan (Informan utama)
No. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SMAN 5
Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
1 Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang kinerja ?
Jawab : kinerja hasil kerja atau prestasi yang dicapai
seseorang .
2 Bagaimanakah gambaran umum tentang kinerja? apakah sejauh
ini peran pendidik dan tenaga kependidikan dalam mendukung
kegiatan pendidikan di sekolah/madrasah ini sudah terpenuhi?
Jawab : iya terpenuhi walaupun masih ada yang perlu
diperbaiki
3 Bagaimanakah pandangan Bapak/Ibu tentang (problem solving),
pemecahan masalah yang dilakukan oleh kepala sekolah terkait
tentang kinerja pada lembaga pendidikan ini ?
Jawab :bagus.
4 Apakah sejauh ini kepala sekolah sudah memberikan monitoring
kerja pada pendidik dan tenaga kependidikan pada sekolah/ ini?
Sejauh ini bagaimanakah hasil dari monitoring yang sudah
diberikan,apakah sudah sesuai dengan harapan?
Jawab : iyah
5 Bagaimanakah pandangan Bapak/Ibu berkaitan dengan motivasi
yang sudah diberikan kepala sekolah untuk pendidik dan tenaga
kependidikan?
sejauh ini apakah sesuai dengan yang bapak/ibu harapkan
jawab : iyah karna memberikan kita peluang.
6 Sejauh ini bagaimanakah perilaku kepala sekolah untuk
meningkatkan kinerja pada pendidik dan tenaga kependidikan di
lembaga tersebut ? bisakah bapak/ibu menjelaskannya?
Jawab : paling memvasilitasi untuk mengikuti pelatihan-
pelatihan,memberikan fasilitas kepada guru untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan kepelatihan,termasuk IHT( in house
training ),pembuatan media pembelajaran. Kurikulum dan Pembelajaran
7 Kurikulum apa yang digunakan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : kurikulum 2013.
Sarana dan prasarana
8 Apa saja sarpras yang ada dan digunakan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng, bagaimana dengan kondisi sarprasnya? Jawab: masih bagus psb,ruang media,ruang serba guna,mushallah,uks,wc,kantin,lapangan.
Hubungan Masyarakat
9 Bagaimana kondisi hubungan masyarakat dengan sekolah? Jawab : bagus karna ada wakasek humas yang menangani itu.
Budaya dan Lingkungan Sekolah
10 Apa saja budaya yang ada di Lingkungan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : budaya pembiasaan hari jumat tadarrus sebelum masuk jam pelajaran,buka sepatu sebelum masuk ruangan,tiap hari jabat tangan dengan guru piket. Di depan gerbang. Proses Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah
di SMA 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
11 Bagaimana pengembangan kurikulum di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab :pengembangan kurikulum berbasis lingkungan (rpp),berbasis IMTAK,pengembangan karakter,berbasis muatan local (berkearifan local )
12 Bagaimana cara meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan? Jawab : dengan memberikan pelatihan-pelatihan
13 Bagaimana proses pengelolaan pembiayaan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : penyusunan awal tahun RAB (Rancangan Anggaran Belanja ) yang dilakukan awal tahun pelaporan dilakukan setiap 3 bulan.
14 Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab :pemeliharaan,dan perbaikan dilakukan setiap saat.
15 Apa saja cara yang dilakukan untuk menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat? Jawab: biasa mengundang orang tua siswa untuk pertemuan,biasa mengundang acara untuk isra miraj (keagamaan),sosialisasi penerimaan siswa baru,kerja sama dengan puskesmas,instansi-instansi (PKM,Polisi.TNI).
16 Apa saja cara yang dilakukan untuk melaksanakan budaya sekolah di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : Pembiasaan-pembiasaan karakter,budaya local maccerita (berbicara pakai bahasa bugis),kata-kata mutiara dengan melalui tulisan moral.
17 Dalam implementasi program manajemen berbasis sekolah, apakah ada pendukung/hambatannya? Kalau ada, apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat implementasi program manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : faktor hambatannya MBS masih kurangnya partisipasi masyarakat dan faktor pendukung kemampuan dan motivasi dari pihak sekolah termasuk guru,tenaga kependidikan.
Produk Manajemen Berbasis Sekolah di SMA 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
18 Aspek apa yang bisa dicapai dari pelaksanaan program manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : aspek yang bisa dicapai dari pelaksanaan manajemen sekolah termasuk peningkatan standar mutu sekolah,peningkatan kualitas lulusan,peningkatan kurikulum,peningkatan peserta didik.dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
Lampiran 3 : Teks Hasil Wawancara Bersama Wakasek Sarpras dan guru
seni SMA Negeri 5 Soppeng
Nama : Drs. Salama
Jabatan : Wakasek Sarpras dan guru seni
Tempat wawancara : Ruang guru
Tanggal wawancara : 12/11/2020
Waktu wawancara : 10.25
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ,guru dan Tenaga
Kependidikan (Informan utama)
No. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SMAN 5
Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
1 Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang kinerja ?
Jawab : kinerja,hasil kerja yah.
2 Bagaimanakah gambaran umum tentang kinerja? apakah sejauh
ini peran pendidik dan tenaga kependidikan dalam mendukung
kegiatan pendidikan di sekolah/madrasah ini sudah terpenuhi?
Jawab : sudah terpenuhi.
3 Bagaimanakah pandangan Bapak/Ibu tentang (problem solving),
pemecahan masalah yang dilakukan oleh kepala sekolah terkait
tentang kinerja pada lembaga pendidikan ini ?
Jawab: bagus,aman karna kepala sekolah yang menentu
kebijakan.
4 Apakah sejauh ini kepala sekolah sudah memberikan monitoring
kerja pada pendidik dan tenaga kependidikan pada sekolah/ ini?
Sejauh ini bagaimanakah hasil dari monitoring yang sudah
diberikan,apakah sudah sesuai dengan harapan?
Jawab : iyah sesuai karna ada penilaian prestasi kerja sebagai
bukti penilaiaan guru.
5 Bagaimanakah pandangan Bapak/Ibu berkaitan dengan motivasi
yang sudah diberikan kepala sekolah untuk pendidik dan tenaga
kependidikan?
sejauh ini apakah sesuai dengan yang bapak/ibu harapkan
jawab: sesuai karna banyak siswa yang berhasil,banyak
alumni yang berhasil yang memperoleh juara.
6 Sejauh ini bagaimanakah perilaku kepala sekolah untuk
meningkatkan kinerja pada pendidik dan tenaga kependidikan di
lembaga tersebut ? bisakah bapak/ibu menjelaskannya?
Jawab: baik,kemudian kalau ini selalu diadakan pertemuan
dewan guru. Kurikulum dan Pembelajaran
7 Kurikulum apa yang digunakan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : kurikulum 2013
Sarana dan prasarana
8 Apa saja sarpras yang ada dan digunakan di SMAN 5 Soppeng
Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng, bagaimana dengan kondisi sarprasnya? Jawab : sarana banyak,sarana olahraga kemudian termasuk pembelajaran,gedung termasuk perpustakaan,laboratorium.
Hubungan Masyarakat
9 Bagaimana kondisi hubungan masyarakat dengan sekolah? Jawab : baik,kalau ada masalah terhadap siswa itu ada harus sekolah dan orang tua itu ada kerja sama untuk mendidik anak.
Budaya dan Lingkungan Sekolah
10 Apa saja budaya yang ada di Lingkungan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : budaya silaturahmi dan salam. Proses Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah
di SMA 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
11 Bagaimana pengembangan kurikulum di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab:
12 Bagaimana cara meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan? Jawab : melalui penataran,diklat.atau iht.
13 Bagaimana proses pengelolaan pembiayaan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : aman karna ada bendahara yang mengatur keuangan sesuai dengan opsi masing-masing.
14 Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : yah baik,suasananya selalu bersih.
15 Apa saja cara yang dilakukan untuk menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat? Jawab: kadang menelpon, kadang melalui surat untuk mengikuti pertemuan.
16 Apa saja cara yang dilakukan untuk melaksanakan budaya sekolah di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : budaya jabat tangan,salam,membersihkan,salat berjamaah,senam,apel pagi.
17 Dalam implementasi program manajemen berbasis sekolah, apakah ada pendukung/hambatannya? Kalau ada, apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat implementasi program manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : hambatannya ialah sumber dayanya yang kurang dan pendukungnya melalui ada motivasi dari pihak sekolah untuk belajar.
Produk Manajemen Berbasis Sekolah di SMA 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
18 Aspek apa yang bisa dicapai dari pelaksanaan program manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : peningkatan peserta didik, peningkatan lulusan.
Lampiran 4 : Teks Wawancara Bersama Wakasek Kurikulum SMA
Negeri 5 Soppeng
Nama : Suyuti, S.Pd,M.Si
Jabatan : Wakasek Kurikulum dan guru fisika
Tempat wawancara : Lab.fisika
Tanggal wawancara : 22/10/2020
Waktu wawancara :10.11.04
No. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Prestasi
Belajar Siswa Semester ganjil 2020/2021 di SMAN 5 Soppeng
1 Bagaimanakah penerapan manajemen berbasis sekolah di SMAN
5 Soppeng?
Jawab : manajemen berbasis sekolah tentunya digunakan di
SMAN 5 Soppeng ini karena itu dapat mengatur operasional
pendidikan di SMAN 5 Soppeng dan kalau untuk penerapannya
MBS di SMAN 5 Soppeng itu ada lima bagian diantaranya
manajemen kurikulum dan program pengajaran, manajemen
tenaga pendidikan, manajemen keuangan dan pembiayaan,
manajemen sarana dan prasarana, dan juga manajemen
hubungan masyarakat dengan sekolah. Sehingga dengan hal itu
dapat mengatur mekanisme pendidikan sekaligus dapat mencapai
tujuan dari pendidikan di SMAN 5 Soppeng.
2 Berdasarkan kebutuhan sekolah akan program MBS, apa tujuan dari pelaksanaan program MBS? Jawab : yah tujuan pokoknya ialah bagaimana menjalankan program-program pendidikan layanan yang ada di sekolah itu yang sangat penting sesuai dengan tujuan pendidikan nasional sesuai dengan struktur apa namanya kurikulum yang ada jadi itu yang menjadi acuan.
3 Berdasarkan kebutuhan akan program MBS, apa untung/rugi dari pelaksanaan program MBS? Jawab : iya kalau keuntungannya jelas mendukung keberhasilan sekolah kalau diliat dari kerugiannya saya piker tidak ada dampak negatifnya justru kita melihat dampak posisit yang ada di mbs itu,nah justru kalau tidak ada mbs tidak ada manajemen berbasis sekolah itu eh tidak bisa kita manfaatkan potensi-potensi yang ada di dalam yang mencakup tenaga apa tadi komponen eksternal internal tadi secara umum kita tidak mendapatkan negatifnya atau kerugiannya .
4 Apa saja yang diperlukan dalam program manajemen berbasis sekolah? Jawab : yah, yang diperlukan itu kesiapan proyek sekolah ,kesiapan melibatkan dua tenaga tadi dua komponen tadi bagaimana kita sekolah memediasi supaya dua komponen tadi bisa kita libatkan dalam mengelola pendidikan untuk tujan pendidikan dalam pendidikan itu,jadi itu yang paling penting itu.
Kurikulum dan Pembelajaran
5 Kurikulum apa yang digunakan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : yah kalau disini kurikulum sekarang yah kurikulum
2013 atau ktsp 2013 yang sebelumnya 2006 yah beberapa tahun yah sakira itu.
Peserta Didik
6 Bagaimana kondisi siswa di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : yah kalau kondisi siswanya secara umum itu Alhamdulillah cukup bagus perkembangannya tinggal kendala kita hari ini terkait dengan persoalan BDR (Belajar dari Rumah )itu ini sangat terkendala dalam pembentukan karakter,karna yang paling pokok dalam pembentukan karakter itu adalah bagaimana kita bertatap muka dengan ananak dengan peserta didik karna sangat beda dampkanya jika kita bertemu dengan tidak,jadi itu kendala pada hari ini,dari segi perkembangan siswa bagus Cuma ada bebrapa hal yang perlu kita garis bawahi bahwa semua tenaga yang ada di satuan pendidikan itu harus senantiasa memberikan bimbingan karakter pada peserta didik kita dan kendalanya tadi persoalan tatap muka yang belum jalan, mudah-mudahan kedepan sudah bisa jalan sakira itu.
Pendidik dan tenaga kependidikan
7 Bagaimana kondisi pendidik dan tenaga kependidikan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : yah,kalau tenaga pendidik dan kependidian Alhamdulillah sehat-sehat walafiat bagus-bagus dan secara umum kerja sama berjalan lancar dengan petunjuk dari pimpinan yang sangat kooperatif kepada kami yah alhadulillah semua tenaga pendidikan dan kependidikan berjalan dengan bagus sesuai dengan tugas masing-masing.sakira itu.
Pembiayaan
8 Berasal dari mana pembiayaan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : yah kalau intinya di BOS saja dari dana BOS .
Sarana dan prasarana
9 Apa saja sarana prasarana yang ada dan digunakan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng, bagaimana dengan kondisi sarana prasarananya? Jawab : kalau sarana prasarana yah saya kira sangat mendukung sangat bagus cuman ada beberapa hal yang terkendala di tempat ini yaitu terkait pengadaan air bersih,memang tempatnya agak tinggi sehingga itu kekurangannya di sarana prasarananya itu kekurangan air bersih,walaupun kita sudah punya bor tapi masih belum bisa dimanfaatkan secara maksimal kemudian berikutnya bagaimana persoalan bagaimana kondisi realnya bisa komunikasi dengan wakasek sapres,tapi secara umum Alhamdulillah sarana dan prasarana cukup bagus.
Hubungan Masyarakat
10 Bagaimana kondisi hubungan masyarakat dengan sekolah? Jawab : yah hubungan masyarakat dengan sekolah Alhamdulillah cukup berjalan bagus,yah ini juga berkat dari keberadaan komite sekolah sebagai mediator dalam semua hubungan antar sekolah dengan masyarakat termasuk juga dengan hbuugnan pemerintahan jadi lumaayn bagus.
Budaya dan Lingkungan Sekolah
11 Apa saja budaya yang ada di Lingkungan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng?
Jawab : nah kalau budaya disini kami mengembangkan budaya religius dalam pembelajaran berbasis local itu namanya integrasi IMTAK dengan basic agama religius disini dominan yah 100% eh apa namanya 99,9% itu islam jadi dengan dasar itu lumayan dasar IMTAK ini sudah berjalan dari tahun 2011 sudah cukup lama sejak sekolah ini ditetapkan sebagai sekolah model di 132 sekoah model secara nasional kita masuk di dalamnya,yah sudah ditetapkan itu program sebagai pembelajaran integrasi IMTAK jadi semua guru yah melibatkan istilahnya saya melibatkan Allah dalam belajar,yah dia mengaji dulu,membaca ayat dulu dan ini sangat relevan lagi dengan program gubernur hari ini ,yah mereka menyampaikan mengaji dulu 15 menit sebelum belajar,jadi itu sudah sangat link dengan program kita yang sudah jalan dari tahun 2011 sudah cukup lama . Proses Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah
di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
12 Bagaimana pengembangan kurikulum di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : yah pengembangan kurikulum kita jalankan sesuai dengan perkembangan situasi yang ada ,kita ikuti perkembangan kurikulum yang ada dengan melibatkan semua tenaga internal, yah kurikulum ini disusun oleh tenaga internal juga ada sumbangsi dari tenaga eksternal yang diwakili oleh komite sekolah yang terlibat dalam penyusunan KTSP istilahnya yah kurikulum sekolah.
13 Bagaimana cara meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan? Jawab : yah caranya ada beberapa hal di sekolah ini setiap tahun ajaran kita membuat yang namanya IN HOUSE TRAINING atau kadang WORKSHOP yah bentuk kiat-kiat workshop yang kita libatkan orang-orang berkompoten di dalamnya termasuk beberapa pekan yang lalu itu sebelum pembelajaran berjalan kita jalankan workshop daring,bagaimana pendidik memanfaatkan internet dan lain-lainnya dalam pembelajaran PJJDR (Pembelajaran jarak jauh dari rumah ) atau pembelajaran jarak jauh itu dari rumah,itu yang dilaksanakan jadi melalui workshop,melalui kegiatan-kegiatan seminar apalagi akhir-akhir ini sering sekali dilakukan seminar secara online oleh dinas pendidikan jadi kebanyakan teman-teman itu terlibat,sementara melalui kegiatan webinar di sebelah itu yang di ikuti wakasek kesiswaan tentang karakter,kalau tidak salah 3 hari itu salah satu eh, apa namanay kegiatan yang dilaksanakan di sekolah untuk meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan,seperti itu yah baik melalui seminar workshop-workshop yah itu.
14 Bagaimana proses pengelolaan pembiayaan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : yah kalau pembiayaan disini Alhamdulillah kita berdasarkan rencana program sekolah yah melalui koordinator bos yang lebih tau mengenai rincian pembiayaan karna semua kegiatan yang ada di sekolah harus berdasarkan juknis yang ada di bos.atau juknis untuk dana-dana di sekolah.yang dari bos.
15 Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng?
Jawab : yah sarana prasarana dikelolah secara maksimal sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan kemudian kebutuhan layanan pendidikan kita,jadi kalau disini secara umum setiap kelas itu di pegang secara bertanggung jawab oleh wali kelas penasehat akademik yah.Kemudian semua di dalamnya di pertanggung jawabkan oleh mereka yah dan itu di evaluasi secara bertahap bagaimana perkembangannya yah setiap tahun ajaran.
16 Apa saja cara yang dilakukan untuk menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat? Jawab : yah cara yang dilakukan melalui pertemuan orang tua siswa ,kedua kami di SMAN 5 SOPPENG team BK(Bimbingan konseling ) mempunyai program khusus untuk bahwa setiap orang tua siswa harus bertemu dengan dengan guru bk disini sebagai pendamping anaknya,jadi di undang langsung untuk bertemu.Yah itu berjalannya sebelum BDR (Belajar dari Rumah ) seperti itu sebelum BDR di undang langsung orang tua siswa biasanya 5-10 orang sehingga dalam satu tahun ajaran itu semua orang tua siswa sudah pernah bertemu dengan guru yang ada di sekolah,itu bukan berdasarkan prestasi dan apa yang terjadi di sekolah jadi semua siswa di panggil orangtuanya,jadi kalau ada orang tua siswa yang anaknya berprestasi mungkin sering-sering di panggil, yah kalau ada juga orang tua siswa anaknya ada penanganan khusus sering-sering juga di panggil jadi begitu cara menghubungkan sekolah dengan orang tua siswa yah.
17 Apa saja cara yang dilakukan untuk melaksanakan budaya Sekolah di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : cara yang kita laksanakan melalui pendampingan dari guru BK jadi team humas yang di sekolah itu bekerjasama dengan bagus antara wakasek humas kemudian bergabung dengan BK bekerjasama dengan wali kelas kemudian nanti di dalamnya bekerja sama dengan guru-guru mapel jadi itu dilibatkan dalam membina anak-anak kita disini kemudian kita disiplinkan Salat Berjamaah itu yang pokok,kemudian kita dulu awali apel pagi jam 07.00 kita apel jam 07.15 paling lambat itu apel disitu kita bacakan 1 hadist yah jadi 1 hadist 1 hari dibacakan oleh pengurus rohis seperti itu gambarannya kemudian setiap waktu salat yaitu ananda di istirahatkan untuk salat berjamaah, kemudian berikutnya di tambah kegiatan-kegiatan keagamaan yah ada hari peringatan hari-hari besar kemudian biasa juga di panggilkan ustas untuk kegiatan besar misalnya tabliq akbar sakira itu gambarannya.
18 Dalam implementasi program manajemen berbasis sekolah, apakah ada pendukung/hambatannya? Kalau ada, apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat implementasi program manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : yah kalau pendukungnya Alhamdulillah sangat banyak dan pendukung pokoknya yaitu tadi tenaga internal dan tenaga eksternal dan yang biasa jadi penghambat cuman 1 biasa terjadi diskomunikasi antara komponen-komponen internal eksternal itu.itu saja terjadi biasanya,ada diskomunikasi atau kesalahpahaman antara internal dan eksternal ini dimanfaatkan media humas untuk
menyelesaikan hal seperti itu kalau misalnya ada kendala seperti itu terjadi.kemudian faktor pendukungnya yah itu tadi ke 2 tenaga itu harus bersinergi antara tenaga internal dan tenaga eksternal itu pokoknya untuk membuat sukses semua program mbs itu berjalan yah.
Produk Manajemen Berbasis Sekolah di SMA 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
19 Aspek apa yang bisa dicapai dari pelaksanaan program manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : iya,aspek pokoknya itu ada tiga jadi sebagai tujuan pokok dipendidikan yaitu bagaimana mewujudkan pendidikan itu bisa siswa memiliki kemampuan pengetahuan atau koognitif kemudian siswa bisa memiliki kemampuan untuk keterampilan yah psikomotorik dan yang paling pokok ini lagi ke tiga bagaimaana nilai sikap atau afektiv peserta didik itu bisa minimal bernilai baik dan semua ketiga ini kita usahakan di jalankan di sekolah dengan bantuan MBS itu yah bisa dijalankan disekolah menjadi pokok yah semua tenaga internal harus menjadi teladan terutama dalam persoalan sikap,yah jadi harus teladan kalau sudah teladan Insya Allah bisa berjalan dengan bagus yah kata kuncinya Cuma dua sebenarnya bagaimana mendisplinkan mereka dengan disiplin ibadah dengan disiplin bekerja kalau ini dua-duanya sudah jalan maka insya allah semua sudah bisa berjalan dengan bagus kalau sudah disiplin kerja berarti orang kompoten bisa dipercaya itu kemudian kalau disiplin ibadah itu sudah menjadi kata kunci sehingga apa yang ia kerja bisa bernilai ibadah karna sudah disiplin dua-duanya sudah disiplin di kerjanya disiplin ibadah itu aturan dari atas aturan dari Allah,jadi aturan disiplin kerja di sekolahnya atau dimana kalau ia seorang siswa berarti ia disiplin belajar kalau ia seorang guru berarti ia disiplin mengajar yah kalau ada tenaga lain disana disiplin dalam mengerjakan tugasnya masing-masing itu saja dua kata kuncinya yah bisa disiplin kerja dan bisa disiplin beribadah.
Lampiran 5 : Teks Wawancara Bersama Kepala TAS SMA Negeri 5
Soppeng
Nama : Hj.Haeriyah,S.Sos.,M.Si
Jabatan : Kepala TAS
Tempat wawancara : Ruang Kepala Sekolah
Tanggal wawancara : 12/11/2020
Waktu wawancara : 09.27.29
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah dan Tenaga
Kependidikan (Informan utama)
No. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SMAN 5
Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
1 Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang kinerja ?
Jawab : kinerja itu adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya.
2 Bagaimanakah gambaran umum tentang kinerja? apakah sejauh
ini peran pendidik dan tenaga kependidikan dalam mendukung
kegiatan pendidikan di sekolah/madrasah ini sudah terpenuhi?
Jawab : alhamduillah yah,kalau dilihat harus maksudnya
harus tetap di tidak ada rasa kepuasan yah jadi peran
pendidik itu dan tenaga kependidikan dalam mendukung
kependidikan untuk menciptakan anak yang cerdas dan
bertaqwa kepada tuhan yang maha esa.
3 Bagaimanakah pandangan Bapak/Ibu tentang (problem solving),
pemecahan masalah yang dilakukan oleh kepala sekolah terkait
tentang kinerja pada lembaga pendidikan ini ?
4 Apakah sejauh ini kepala sekolah sudah memberikan monitoring
kerja pada pendidik dan tenaga kependidikan pada sekolah/ ini?
Sejauh ini bagaimanakah hasil dari monitoring yang sudah
diberikan,apakah sudah sesuai dengan harapan?
Jawab : yah Alhamdulillah kepala sekolah telah melaksankan
monitoring dan kepala sekolah telah memberikan monitoring
kerja pada pendidik dan tenaga kependidikan hasil
monitoring yang sudah diberikan kepala sekolah itu kita
anggap sudah sesuai dengan harapan ia telah
mengembangkan sistim penilaiaan dalam memantau
perkembangan belajar siswa.
5 Bagaimanakah pandangan Bapak/Ibu berkaitan dengan motivasi
yang sudah diberikan kepala sekolah untuk pendidik dan tenaga
kependidikan?
sejauh ini apakah sesuai dengan yang bapak/ibu harapkan
jawab : yah menurut kami pandangan kami berkaitan dengan
motivasi yang sudah diberikan kepala sekolah untuk pendidik
dan tenaga kependidikan itu yah Alhamdulillah sudah sesuai
dengan apa yang diharapkan karna kepala sekolah
berkinerja baik dalam melaksanakan tugas kepemimpinan
dengan membantu memberi dan mempertahankan
lingkungan sekolah dan program pembelajaran yang kondusif
bagi pbm peserta didik dan pertumbuhan propesional para
pendidik dan tenaga kependidikan yah.
6 Sejauh ini bagaimanakah perilaku kepala sekolah untuk
meningkatkan kinerja pada pendidik dan tenaga kependidikan di
lembaga tersebut ? bisakah bapak/ibu menjelaskannya?
Jawab : yah menurut ibu prilaku kepala sekolah itu untuk
meningkatkan kinerja pada pendidik dan tenaga
kependidikan itu dia mengikuti kita pada kegiatan in house
training dan kepala sekolah juga menyusun program
kegunaan pendidik dan tenaga kependidikan itu dengan
memperhatikan standar ptk atau memperjelas pembagian
tugas kerja. Kurikulum dan Pembelajaran
7 Kurikulum apa yang digunakan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : kurikulum 2013.
Sarana dan prasarana
8 Apa saja sarpras yang ada dan digunakan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng, bagaimana dengan kondisi sarprasnya? Jawab : sarana yang digunakan sman 5 soppeng yah banyak seperti ruang media kelas,namun kelasnya masih belum terpenuhi, kondisi sarpras belum memadai seperti pagar,wc belum terpenuhi.
Hubungan Masyarakat
9 Bagaimana kondisi hubungan masyarakat dengan sekolah? Jawab : yah kondisi masyarakat dengan sekolah itu melibatkan anggota masyarakat dalam pengelolaan kegiatan non akademik seperti undangan penyuluhan bakti sosial,penyuluhan narkoba dan keagamaan.
Budaya dan Lingkungan Sekolah
10 Apa saja budaya yang ada di Lingkungan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : iyah budaya yang ada di lingkungan sekolah itu pendidik dan tenaga kependidikan itu secara bergiliran menjemput siswa dipagi hari untuk melaksanakan untuk berjabat tangan,kedua tadarrus dilakukan secara bersamaan di lapangan. Proses Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah
di SMA 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
11 Bagaimana pengembangan kurikulum di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : yah pengembangan kurikulum di sman 5 soppeng itu dengan cara meningkatkan kreasi dan inovasi dalam mengembangkan kurikulum.
12 Bagaimana cara meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan? Jawab : cara meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan itu kepala sekolah dengan dukungan penuh dia menyarankan kita lanjut S1 dan S2 dengan melaksanakan diklat peningkatan kemampuan seperti IHT (In house training.)
13 Bagaimana proses pengelolaan pembiayaan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : iya sejauh ini pengelolaan pembiayaan di sman 5 soppeng itu secara transparan dan akuntabel maksudnya itu dilkasanakan pengelolaannya selalu berdasarkan dengan juknis atau petunjuk.
14 Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : pengelolaan sarpras itu saya kira pengelolaannya baik dan teratur .
15 Apa saja cara yang dilakukan untuk menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat? Jawab : iyah yang dilakukan itu sekolah melibatkan anggota masyarakat dalam pengelollan kegiatan non akademik seperti sama hubungan penyuluhan bakti sosial ,dan penyuluhan narkoba,dan keagamaan itu yang dilakukan untuk membina hubungan sekolah dengan masyarakat.
16 Apa saja cara yang dilakukan untuk melaksanakan budaya sekolah di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : caranya yang dilakukan ialah untuk melaksanakan budaya itu dengan cara bergiliran dating lebih awal untuk menjemput siswa dengan berjabat tangan .
17 Dalam implementasi program manajemen berbasis sekolah, apakah ada pendukung/hambatannya? Kalau ada, apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat implementasi program manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : semua stek holder itu memahami pentingnya manajemen berbasis sekolah sehingga guru dan tu itu secara dapat mendukung setiap kebijakan majemen berbasis sekolah .hambatannya itu tidak semua kegiatan dapat terkaper pada penganggaran yang tersedia sehingga kadang-kadang terbengkala dari segi dana.
Produk Manajemen Berbasis Sekolah di SMA 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
18 Aspek apa yang bisa dicapai dari pelaksanaan program manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : iya aspek yang dicapai di dalam berbasis sekolah itu adalah memungkinkan mempercepat pencapaian peningkatan mutu sekolah.
Lampiran 6 : Teks Hasil Wawancara Bersama Operator Sekolah SMA
Negeri 5 Soppeng
Nama : Harfiana,A.Md
Jabatan : Operator Sekolah
Tempat wawancara : Ruang Tata Usaha
Tanggal wawancara : 12/11/2020
Waktu wawancara : 11.58.42
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah,Pendidik dan
Tenaga Kependidikan (Informan utama)
No. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SMAN 5
Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
1 Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang kinerja ?
Jawab : kinerja menurut saya ialah berupa tindakan atau
kegiatan seseorang berdasarkan kemampuan atau kreativitas
yang dimiliki.
2 Bagaimanakah gambaran umum tentang kinerja? apakah sejauh
ini peran pendidik dan tenaga kependidikan dalam mendukung
kegiatan pendidikan di sekolah/madrasah ini sudah terpenuhi?
Jawab :secara standar pendidikan kinerja guru di sman 5
soppeng ini sudah di atas standar namun masih banyak yang
belum memaksimalkan kemampuan yang dimilikinya yaitu
belum mengembangkan kemampuan yang dimilikinya seperti
itu.
3 Bagaimanakah pandangan Bapak/Ibu tentang (problem solving),
pemecahan masalah yang dilakukan oleh kepala sekolah terkait
tentang kinerja pada lembaga pendidikan ini ?
Jawab : menurut saya mengenai kepala sekolah yaitu kepala
sekolah yang pertama sudah melakukan sesuai dengan
ketentuannya,dan yang kedua kepala sekolah sudah
melakukan kegiatan pemecahan masalah baik secara individu
maupun perorangan.
4 Apakah sejauh ini kepala sekolah sudah memberikan monitoring
kerja pada pendidik dan tenaga kependidikan pada sekolah/ ini?
Sejauh ini bagaimanakah hasil dari monitoring yang sudah
diberikan,apakah sudah sesuai dengan harapan?
Jawab : yah monitoring yang dilakukan kepala sekolah dan
pengawas sampai sekarang sudah terlaksana,beberapa guru
telah melaksanakannya maupun memperbaiki kinerjanya
sesuai dengan saran dari kepala sekolah meskipun masih ada
yang belum menunjukkan perubahan yang diharapkan atau
perubahan yang secara siknivikanlah.
5 Bagaimanakah pandangan Bapak/Ibu berkaitan dengan motivasi
yang sudah diberikan kepala sekolah untuk pendidik dan tenaga
kependidikan?
sejauh ini apakah sesuai dengan yang bapak/ibu harapkan
jawab : yah kepalah sekolah sangat memberikan motivasi
kepada pendidik maupun tenaga kependidikan untuk
mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh pendidik
maupun tenaga kependidikan.
6 Sejauh ini bagaimanakah perilaku kepala sekolah untuk
meningkatkan kinerja pada pendidik dan tenaga kependidikan di
lembaga tersebut ? bisakah bapak/ibu menjelaskannya?
Jawab : yaitu kepsek memberikan contoh bagaimana cara
mengembangkan diri dengan berprestasi pada berbagai
lomba ataupun kegiatan yang diikuti. Kurikulum dan Pembelajaran
7 Kurikulum apa yang digunakan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : kurikulum yang dikunakan yaitu k 13.
Sarana dan prasarana
8 Apa saja sarpras yang ada dan digunakan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng, bagaimana dengan kondisi sarprasnya? Jawab : yah yang digunakan yaitu bangunan,peralatan pbm,kondisinya umumnya peralatan umumnya bagus hanya beberapa kondisi infrastrukturnya seperti air masih sangat sangat diperlukan.
Hubungan Masyarakat
9 Bagaimana kondisi hubungan masyarakat dengan sekolah? Jawab : masyarakat di lingkungan sekolah ini sangat mendukunglah semua kegiatan yang ada dilingkungan sekolah melalui komite sekolah.
Budaya dan Lingkungan Sekolah
10 Apa saja budaya yang ada di Lingkungan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab:budaya di sman 5 soppeng itu sebelum ada corona atau covid 19 yaitu setiap pagi sebelum memasuki lingkungan kelas siswa dengan guru itu melakukan jabat tangan,apel ataupun olahraga dan pada saat hari jumat itu dilakukan tadarrus atau zikir di dalam kelas dan jam istirahat dilanjutkan dengan salam duhur secara berjamaah. Proses Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah
di SMA 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
11 Bagaimana pengembangan kurikulum di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : pengembangan kurikulum di sman 5 soppeng itu pastinya kita telah mengikuti aturan dari pemerintah yah dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada di dalam sekolah.
12 Bagaimana cara meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan? Jawab : di sman 5 soppeng ini selalu diadakan kegiatan in house training serta banayak mengikuti pelatihan-pelatihan dan workshop yah seperti itu.
13 Bagaimana proses pengelolaan pembiayaan di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : eh pembiyaan di sman 5 soppeng itu mengikuti juknis yang ada dalam bos atau bantuan operasional sekolah.
14 Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng?
Jawab : pengelolaan sarana dan prasarana di sman 5 soppeng itu alur kerjanya dari pemerintah dan rutin mengupdate kondisi sarana dan prasarana sekolah tiap tahunnya.
15 Apa saja cara yang dilakukan untuk menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat? Jawab : cara yang dilakukan untuk menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat itu dikoordinir oleh humas sehingga sekolah dengan masyarakat itu dapat bekerja sama dengan baik,maupun dengaan masyarakat serta komite sekolah.
16 Apa saja cara yang dilakukan untuk melaksanakan budaya sekolah di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab :cara yang dikunakan untuk melaksanakan budaya yaitu dengan melakukan diskusi yang biasa dilakukan pada kegiatan rapat,teknis penerapan budaya sekolah dan selanjutnya mengevaluasinya.
17 Dalam implementasi program manajemen berbasis sekolah, apakah ada pendukung/hambatannya? Kalau ada, apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat implementasi program manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : yah,apayah,psti adalah pendukung dan ada juga yang menghambat pendukungnya yaitu seluruh warga sekolah sadar akan tanggung jawabnya masing-masing,kedua adanya bantuan sarana dan prasarana dari berbagai pihak dan ketiga terbentuknya system mbs di sekolah.selain dari pendukung adapun penghambatnya yaitu terbatasnya sumber daya yang ada kedua kurangnya anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana dan ketiga yaitu sering ada perbedaan kebutuhan sekolah dengan juknis pengelolaaan anggaran sekolah yah seperti itu.
Produk Manajemen Berbasis Sekolah di SMA 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
18 Aspek apa yang bisa dicapai dari pelaksanaan program manajemen berbasis sekolah di SMAN 5 Soppeng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng? Jawab : aspek yang biasa dicapai yaitu aspek pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan kondisi minimal standar pendidik dan tenaga kependidikan,aspek dari masyarakat ataupun orang tua dapat mendukung pengembangan sekolah melalui komite sekolah,aspek siswa yang meliputi yaitu siswa dapat mengembangkan kompetensinya sesuai dengan bidanya masing-masing yang dimiliki oleh siswa tersebut.
Lampiran 7 : Teks Hasil Wawancara Bersama Ketua Osis SMA Negeri 5
Soppeng
Nama : Andi Hasmitasari
Jabatan : Ketua Osis
Tempat wawancara : Ruang OSIS
Tanggal wawancara : 13/10/2020
Waktu wawancara :09.16
Pedoman Wawancara untuk Siswa
No. Implementasi Manajemen Sekolah di SMAN 5 Soppeng
Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
1 Apakah yang dilakukan guru sebelum pembelajaran inti ?
Jawab : ehm menanyakan kabar,terus menyuruh kita untuk
berdoa ,terus selesai membaca doa terus memberikan
pertnyaan mengenai pembahasan minggu lalusetelah itu dia
berikan kami pembelajaran inti.
2 Tekhnik apa yang digunakan guru didalam proses pembelajaran ?
Jawab : seperti tadi yang saya katakan sebelum memulai
pelajaran yang akan dibahas hari ini guru memebrikan
materi tentang atau menanyakan apa yang kita ketahui
tentang materi minggu lalu.
3 Evaluasi apa yang digunakan guru setelah pembelajaran inti ?
Jawab : yang pertama misalnya menanyakan materi yang
telah dibahas,terus memberikan misalnya beberapa soal terus
kita menjawabnya dengan lisan maupun tertulis.
4 Apa faktor pendukung siswa dalam pelaksanaan pembelajaran ?
Jawab : misalnya ada suatu pelajaran kalau menjelaskan jelas
terus ketika kita tidak mengetahuinya pasti lebih menjelaskan
atau bertanya sebelum dia berikan tugas bertanya bilang
apakah sudah dimengerti atau masih ada yang belum
dimengerti.
5 Apa faktor penghambat siswa dalam pelaksanaan pembelajaran ?
Jawab : misalnya kan sekrang daring sering jelek
jaringan,atau misalnya ulangan terus jaringan jelek yah
sering tidak ikut ulangan terpaksa harus mengikuti ulangan
susulan baru baik.
Lampiran 8 : Dokumen Prestasi SMA 5 Negeri Soppeng
Prestasi Siswa SMA 5 Negeri Soppeng Tahun 2020-2021
NO
Nama
Kegiatan/Nama
Siswa
Tahun Tempat Prestasi
Yang Diraih Bukti Fisik
1
Jejak Tradisi
Daerah/Arfan
Fadhilah
2020 Virtual Peserta Sertifikat
2 Jambore Nasional
Generasi Hijau 2020 Virtual Peserta Sertifikat
3 Duta Genre/Lely
Sumaryani 2020
Kabupaten
Soppeng Juara I Selempang
4 FLS2N/Harun 2020 Virtual
Juara
Harapan Satu
Kategori
Seni Kriya
Surat
Keputusan
5 FLS2N/Arfan
Fadhilah 2020 Virtual
10 Besar
Kategori
Film Pendek
Surat K
Prestasi Sekolah SMA 5 Negeri Soppeng
No. Nama
Kegiatan Tahun Tempat
Tingkat
(Internasional/Nasi
onal/
Provinsi/Kab/Kota
Prestasi Yang
Diraih
1. Akreditasi
Sekolah 2018 Makassar
Provinsi Sulawesi
Selatan
Nilai Tertinggi
se Sulawesi
Selatan
2. PPDB 2018 Soppeng Kabupaten Soppeng Terbaik 1
3.
Intergrity
Yount
Adventure
(IYA)
2019 Gowa Nasional Perwakilan
SulSel
4. UNBK 2019 Soppeng Kabupaten Soppeng
Nilai Rata-Rata
Tertinggi Hasil
UNBK Jurusan
IPS
Nilai Rata-Rata
Tertinggi kedua
Hasil UNBK
Jurusan IPA
5. Bansos 2019 Wajo Cabang Dinas Wil
IV
Pemberian
Bantuan
Bencana Banjir
Nilau Ujian Nasioanal SMA 5 Negeri Soppeng
Jurusan Mata Pelajaran Nilai Rata-Rata
2018-2019
IPA Bahasa Indonesia 8,93
Bahasa Inggris 6,41
Matematika 7,21
Fisika 7,63
Kimia 7,87
Biologi 7,65
Rata-Rata 7,61
Jurusan Mata Pelajaran Nilai Rata-Rata
2018-2019
IPS Bahasa Indonesia 7,45
Bahasa Inggris 6,54
Matematika 6,32
Ekonomi 7,45
Sosiologi 7,89
Geografi 8,54
Lampiran 9 : Foto Wawancara di SMA Negeri 5 Soppeng
Wawancara Ibu Kepala Sekolah (22/10/2020)
Wawancara Wakasek Kurikulum (22/10/2020)
Wawancara Wakasek Kesiswaan (21 /10/2020)
Wawancara Wakasek Sarpras (28/10/2020)
Wawancara Kepala Tata Usaha dan Operator Sekolah (09/11/2020)
Wawancara Operator Sekolah ( 11/11/2020 )
Wawancara Ketua Osis (26/10/2020)
SAPRAS
RIWAYAT HIDUP
Riska, Lahir di Kabupaten Soppeng Kecamatan
Marioriwawo tepatnya di Mallekana, 27 Juni 1998. Anak
pertama dari satu bersaudari pasangan dari Anda dan
Darmawati. Penulis pertama kali masuk pendidikan
formal di TK Pertiwi Takalala pada tahun 2003 dan tamat
2004. Penulis melanjutkan Pendidikan di SDN 135
Salebbo Mario dan Tamat pada tahun 2010. Setelah Tamat
SD, Penulis melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di
SMP Negeri 1 Marioriwawo dan lulus pada tahun 2013.
Kemudian penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah
Atas di SMA Negeri 5 Soppeng dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun yang
sama penulis mendaftar sebagai mahasiswa di Universitas Muhammadiyah
Makassar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada program studi
Pendidikan Sosiologi dan Penulis menyelesaikan kuliah strata satu (SI) pada tahun
2021.