1
1. Pendahuluan
Warnet dewa merupakan salah satu instansi yang memiliki dua cabang,
sehingga terdapat banyak pengelola pada warnet tersebut. Pengelola warnet
tersebut meliputi owner, manager, supervisor dan operator. Warnet dewa
menggunakan email dan google drive sebagai sarana pertukaran data dan
informasi. Penggunaan google drive yang belum mendukung fitur untuk
manajerial warnet menjadi kendala dalam optimalisasi kinerja warnet tersebut.
Oleh karena itu proses penyampaian informasi yang berupa dokumen, file laporan
keuangan dan lain-lain dengan throughput 52 kbps yang disebabkan oleh aplikasi
yang digunakan menjadi kendala, sehingga diperlukan aplikasi yang dapat
menyelesaikan permasalahan proses pengiriman data, meeting dan menghasilkan
throughput yang sesuai standar IEEE 802.11n. Sistem dengan menggunakan
openmeetings pada ClearOS server merupakan salah satu jalan keluar yang akan
diimplementasikan. Openmeetings pada server ClearOS bertugas sebagai aplikasi
pendukung untuk memaksimalkan throughput dan mengelola proses pengiriman
data, meeting, chatting dan lain-lain dengan penambahan LDAP security.
Konfigurasi openmeetings diharapkan dapat membantu memaksimalkan
throughput dan mengelola proses pengiriman data, meeting, chatting dan lain-lain
dengan penambahan LDAP sebagai directory service.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang Analisis Performa OpenLDAP Single Server dengan
Single Caching bertujuan untuk merancang dan menganalisis performa
OpenLDAP single server yang dapat meningkatkan performa OpenLDAP server.
Perbandingan antara sistem sebelum menggunakan OpenLDAP dengan sistem
sesudah menggunakan OpenLDAP dilakukan untuk mengetahui pengaruh
directory service yang digunakan untuk menangani dokumen yang kurang tertata,
sebagai autentikasi sistem LDAP dan juga meningkatkan performa LDAP single
server menggunakan single caching. Perbandingan tersebut dilakukan dengan
pengukuran menggunakan tool LDAP tester untuk mengirim request ke server
OpenLDAP, untuk melihat latency/delay dan throughput pada saat client
melakukan banyak request. Penelitian sebelumnya yaitu mengenai Analisis
Performa OpenLDAP Single Server dengan Single Caching bertujuan untuk
merancang dan menganalisis performa OpenLDAP single server yang dapat
meningkatkan performa OpenLDAP server. Penelitian tersebut dilakukan dengan
cara melakukan instalasi, konfigurasi OpenLDAP server, instalasi dan kofigurasi
client dan pengujian sistem yang akan digunakan untuk meningkatkan performa
OpenLDAP single server. Melalui penelitian ini LDAP akan dibangun pada
aplikasi openmeetings menggunakan server ClearOS yang mendukung sebagai
server directory service untuk proteksi keamanan setiap user yang akan
melakukan login pada sistem, sehingga pihak ketiga tidak dapat mengakses
directory service user yang berkepentingan. Gambar 1 menjelaskan tentang
topologi jaringan OpenLDAP. Sebuah PC akan bertindak sebagai OpenLDAP
single server, dengan IP 192.168.1.254. dua buah PC akan bertindak sebagai
2
client, masing-masing dengan IP 192.168.1.10 dan 192.168.1.20 serta sistem
operasi linux CentOS 5.3 dan Windows XP [1].
LDAP Server
192.168.1.0/24
IP : 192.168.1.254
PC 1 (Wind XP)
IP : 192.168.1.10
PC 2 (Linux)
IP : 192.168.1.20
Gambar 1 Topologi jaringan Open LDAP Single Server
Penelitian terdahulu tentang Implementasi aplikasi Video Conference pada
E-Pesantren Berbasis Openmeetings yang bertujuan untuk menguji dan
menganalisa aplikasi video conference yang diimplementasikan dalam e-
Pesantren sehingga dapat diintegrasikan pada metode pendidikan pesantren.
Penelitian tersebut dilakukan dengan cara merancang aplikasi video conference
yang dibangun pada platform LMS Moodle, mengukur dan menganalisis kualitas
video conference secara subyektif menggunakan metode Mean Opinion Score
(MOS) serta pengujian untuk mengetahui kebutuhan bandwith minimum jaringan
[2].
Gambar 2 Topologi jaringan Sistem Video Conference [2]
Gambar 2 menjelaskan tentang topologi jaringan sistem dengan
menggunakan video conference. Sistem video conference merupakan sistem
3
aplikasi berbasis client-server. Aplikasi dioperasikan dengan menggunakan
jaringan LAN (Local Area Network) secara intranet. Melalui penelitian ini
aplikasi openmeetings akan digunakan untuk menyelesaikan kebutuhan
manajerial warnet dewa ambarawa meliputi meeting dengan video conference,
proses pengiriman data, proses chatting dan lain-lain. Penelitian tentang Analisis
Performa OpenLDAP Single Server dengan Single Caching melakukan
pengukuran dengan menggunakan LDAP tester untuk mengukur delay dan
throughput pada saat client melakukan request, sedangkan pada penelitian ini
dilakukan pnegukuran dengan menggunakan wireshark untuk melihat troughput
selama 1 bulan pada saat aplikasi dijalankan. Penelitian tentang Implementasi
aplikasi Video Conference pada E-Pesantren Berbasis Openmeetings dibangun
pada platform LMS Moodle dan dijalankan menggunakan jaringan LAN (Local
Area Network) secara intranet untuk mengetahui bandwith minimum jaringan.
Penelitian ini dibangun pada linux Clear OS server dan dapat dijalankan dengan
jaringan LAN (Local Area Network) dan internet untuk mengukur throughput
yang digunakan.
Salah satu penggunaan teknologi multimedia yang mencolok adalah
penerapan video conference (konferensi video) dalam sistem komunikasi bisnis,
budaya, manajemen, pelatihan kedokteran, professional dan lain-lain. Demikian
juga teknologi tersebut diperkenalkan dalam instansi warnet untuk komunikasi
jarak jauh antara user dan pimpinan. Video Conference merupakan salah satu
jenis aplikasi multimedia yang dapat menghubungkan beberapa titik secara
simultan. Layanan video conference bersifat seketika dengan resolusi yang baik
dan interaktif [3].
Openmeetings merupakan perangkat lunak bebas dan open source berbasis
browser yang memungkinkan penggunanya untuk mengatur langsung sebuah
konferensi di web. Pengguna dapat menggunakan microphone dan webcam,
dokumen pada whiteboard, berbagi layar atau catatan rapat. Aplikasi ini tersedia
dalam layanan host dan paket untuk server dengan tanpa pembatasan dalam
penggunaan dan penggunanya [3]. Throughput adalah jumlah total kedatangan
paket IP sukses yang diamati di MP pada destination selama interval waktu
tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut [4]. ClearOS adalah linux yang
di kostumasi khusus untuk keperluan server [5]. Beberapa keunggulan ClearOS
antara lain adalah open source, dukungan professional dan kemudahan setting [6].
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode PPDIOO yang
dikembangkan oleh CISCO dalam desain sistem jaringan karena dalam penelitian
ini dilakukan pengimplementasian pembangunan sistem yang dapat memberikan
hasil yang maksimal dalam memberikan informasi terhadap client. Fase-fase yang
ada dalam metode PPDIOO adalah Prepare, Plan, Design, Implement, Operate
dan Optimize [7]. Prepare adalah tahap dilakukanya perencanaan kerja dengan
baik, dari segi teknologi yang dibutuhkan maupun strategi untuk membangun
sistem. Perencanaan yang dilakukan adalah dengan cara melakukan evaluasi
4
terhadap proses pertukaran informasi yang sebelumnya. Tujuan bisnis sebelumnya
adalah sistem manajerial dengan memanfaatkan email sebagai sarana pertukaran
informasi antara kantor pusat dan kantor cabang. Evaluasi ini dilakukan untuk
mengetahui dan menganalisis sistem yang masih menggunakan email kemudian
dari analisis tersebut dicari solusi untuk mengatasi masalah sistem tersebut. Solusi
yang akan dilakukan adalah dengan membuat sistem yang menggunakan aplikasi
openmeetings untuk sharing informasi antara kantor pusat dan kantor cabang
secara real time. Sehingga dengan adanya sistem ini bisnis warnet akan lebih
tertata dan dapat melakukan proses pertukaran informasi dengan cepat dan baik,
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan kecepatan sharing menggunakan
email dan openmeetings.
Plan adalah tahap dilakukan analisis kebutuhan yang dijadikan sebagai
parameter sebelum merancang sebuah sistem jaringan menggunakan server
ClearOS dengan menggunakan aplikasi openmeetings untuk membangun dan
memanage sistem. Pada fase ini juga dilakukan analisis kebutuhan perangkat
keras dan perangkat lunak yang akan digunakan dalam perancangan sistem yang
menggunakan aplikasi openmeetings untuk membangun sistem dengan server
ClearOS. Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan dengan cara mengumpulkan
data tentang software yang diperlukan, hardware, brainware dan informasi
mengenai jaringan yang ada. Analisis dilakukan melalui wawancara dan
pengamatan langsung ke lapangan. Analisis diperlukan untuk memperoleh
informasi dan mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan, sehingga
dapat diambil keputusan penanganan masalah secara tepat. Hardware dan
software yang digunakan untuk simulasi perancangan dan implementasi aplikasi
pada sisi server (kantor pusat) dan aplikasi client (kantor cabang) dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1 menjelaskan bahwa server mewakili simulasi untuk kantor pusat.
Server menggunakan ClearOS sebagai application server dan aplikasi
openmeetings untuk proses pertukaran data dan informasi. Client 1 mewakili
simulasi untuk kantor cabang ambarawa dan client 2 mewakili simulasi untuk
kantor cabang bawen. Client 1 dan client 2 hanya bertindak sebagai penerima
informasi dari server atau kantor pusat.
Design adalah tahap dimana terdapat penggambaran tentang pengguna dan
desain topologi yang akan diimplementasikan. Design akan diterapkan pada studi
kasus yang ada yaitu warnet dewa ambarawa. Gambar 3 merupakan struktur
organisasi warnet dewa ambarawa. Gambar 3 merupakan struktur organisasi yang
diterapkan pada warnet dewa ambarawa. Jabatan tertinggi pada warnet tersebut
adalah owner (Pemilik).Owner merupakan pemilik dan penanam modal terbesar.
Manager adalah kepala cabang yang membawahi supervisor dan operator warnet.
Manager bertugas memastikan, monitoring, maintaining, dan mengkoordinasi
jalanya operasional aktifitas warnet. Supervisor bertugas melakukan supervisi
terhadap para operator warnet dan mengontrol pelaksanan aktifitas rutin warnet
setiap hari. Operator bertugas melakukan kontak aktifitas dengan pengguna
warnet dan melayani pengguna. Owner, manager, supervisor dan operator
merupakan pihak-pihak yang berhak mengakses openmeetings.
5
Tabel 1 Spesifikasi Perangkat
Mesin Spesifikasi Fungsi
Server (Mewakili
kantor pusat)
- CPU AMD Athlon(tm)
II X2 245 Processor
RAM 256 MB
- RAM 2.81 GB
- HDD 460 GB
- ClearOS 6.4
- Aplikasi OpenMeetings
- ClearOS sebagai Application
server dan data server
- Openmeetings digunakan
sebagai aplikasi
penghubung dengan client
Client 1 (Mewakili
kantor cabang
ambarawa)
- CPU Pentium(R) Dual-
Core CPU T4300,
2.10 GHz
- RAM 1024 MB
- HDD 320 GB
- OS Windows 7
- Aplikasi Mozilla Firefox
- Bertindak sebagai
penerima informasi atau
data dari server.
- Mozilla Firefox sebagai
aplikasi penghubung
dengan server
Client 2 (Mewakili
kantor cabang
bawen)
- Intel(R) atom(TM) CPU
N570 @ 1.66GHz(4
CPUs)
- RAM 1024 MB
- HDD 256 GB
- Aplikasi Mozilla Firefox
- Bertindak sebagai
penerima informasi atau
data dari server.
- Mozilla Firefox sebagai
aplikasi penghubung
dengan server
Gambar 3 Struktur Organisasi Warnet Dewa Ambarawa
6
Dari plan yang telah direncanakan, dibangunlah sebuah sistem manajerial
dengan menggunakan ClearOS sebagai platform dan openmeetings sebagai
aplikasi pendukung. Perancangan sistem ini akan membangun dua buah aplikasi
yaitu server dan client. Server adalah komputer yang menjalankan program server
dan client adalah computer yang menjalankan program client. Server berfungsi
untuk memberikan perintah kepada client dan kemudian client akan menerima
perintah-perintah yang dimaksud oleh server. Aplikasi client hanya sebatas
menerima perintah-perintah dari server. Berikut merupakan topologi jaringan
warnet dewa ambarawa :
Kantor Pusat
· Server Pusat
· Operator
Accounting
· Operator Finance
· Operator HRD
SPEEDY
NET
Cabang Ambarawa
· Operator Ambarawa
Cabang Bawen
· Operator Bawen
Rumah Owner
· Owner
Gambar 4 Topologi Jaringan Warnet Dewa Ambarawa
Gambar 4 menjelaskan bahwa terdapat 1 server, kantor cabang ambarawa,
kantor cabang bawen dan rumah admin. Garis lurus merupakan koneksi
menggunakan ADSL dan garis putus-putus merupakan koneksi menggunakan
VPN. Setiap server dan masing-masing kantor cabang terdapat 3 PC komponen
utama yaitu accounting, finance dan HRD. Rumah owner digunakan untuk
alternatif kedua apabila administrator tidak mengakses server melalui kantor
pusat. Kedua kantor cabang terhubung dengan server melalui internet. Selain itu
terdapat domain pada LDAP yang digunakan untuk mengenali user yang login
pada setiap kantor. Terdapat 4 domain yang akan dibuat untuk kantor pusat,
kantor cabang ambarawa , rumah owner dan kantor cabang bawen. Keempat
domain tersebut adalah domain kantor pusat, domain cabang ambarawa, domain
rumah admin dan domain cabang bawen. Domain yang dibuat hanya dapat
digunakan oleh user yang menggunakan openmeetings untuk kepentingan
manajerial warnet, sehingga pengguna warnet biasa tidak akan dapat mengakses
openmeetings tersebut. Aplikasi openmeetings yang terdapat pada server dapat
digunakan untuk melihat dan mengatur segala kegiatan yang dilakukan oleh
beberapa client yang terdapat pada suatu jaringan. Server akan menunggu client-
client terhubung. Jika tidak terhubung proses pertukaran informasi tidak akan
dapat berjalan. Kantor pusat dan kantor cabang terhubung dengan jaringan IP
yang berbeda tetapi network yang digunakan untuk client pada masing-masing
7
kantor cabang adalah sama. Pada server di dalamnya terdapat Alamat IP yang
dikonfigurasikan dalam perancangan sistem dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Tabel Alamat IP
Lokasi WAN IP/ADSL LAN IP/VPN Domain
Kantor Pusat 206.123.64.46 192.168.1.123 Kantor pusat
· OP
Accounting
206.123.64.48 192.168.1.86 Kantor Pusat
· OP Finance 206.123.64.51 192.168.1.88 Kantor Pusat
· OP HRD 206.123.64.54 192.168.1.89 Kantor Pusat
Cabang
Ambarawa
203.130.208.18 192.168.1.90 Kantor cabang
ambarawa
Cabang Bawen 203.130.208.20 192.168.1.92 Kantor cabang bawen
Rumah Owner 202.155.30.227 192.168.1.93 Rumah Owner
Dalam sistem menggunakan aplikasi openmeetings ini server berfungsi
sebagai application server dan data server. Application server adalah server yang
digunakan untuk menyimpan berbagai macam aplikasi yang dapat diakses oleh
client. Data server adalah server yang digunakan untuk menyimpan data baik
yang digunakan oleh client secara langsung maupun data yang diproses oleh
application server. Terdapat dua komponen dalam server yaitu ClearOS yang
berfungsi sebagai OS penunjang dan openmeetings sebagai aplikasi yang
menyediakan layanan untuk mempercepat dan mempermudah proses sharing data
dari server ke client atau antar cabang. Semua pengalamatan IP pada setiap kantor
adalah secara DHCP. Kantor pusat mendapat IP DHCP otomatis dari akun
speedy, sedangkan kantor cabang dan rumah owner mendapatkan IP DHCP dari
modem. IP public tidak perlu dituliskan pada setiap kantor karena masing-masing
kantor cabang akan mendapatkan IP DHCP lokal ketika VPN dijalankan. IP
tersebut bersifat DHCP static karena tiap kantor cabang akan mendapatkan IP
yang sama setiap terjadi koneksi VPN ke server. Tiap MAC address LAN Card di
binding ke IP tertentu, sehingga tiap connect akan dapat IP yang sama. Kantor
cabang satu dan dua di dalamnya terdapat browser yang dapat digunakan sebagai
media untuk mengakses aplikasi openmeetings seperti pertukaran data, komplain
dengan menggunakan webcam, mendapatkan pesan broadcast dan melakukan
collaboration pada suatu dokumen dalam waktu yang bersamaan. Komputer
server berfungsi sebagai tempat dimana semua data yang berupa dokumen, file,
job description, job desk, dan lain-lain. Data manajerial yang ada di server di
share ke client dengan kecepatan yang lebih optimal dari sistem yang ada
sebelumnya. Adapun service yang akan digunakan untuk perancangan dan
implementasi dapat dilihat pada Tabel 3.
8
Tabel 3 Tabel Service
Service Fungsi
Httpd Web Server
Mysqld Database Server
OpenOffice Application Server
PPTPd Server VPN Server
Firewall Security
Tabel 3 menjelaskan tentang service-service yang digunakan pada
openmeetings. Implement merupakan fase dimana semua yang telah direncanakan
dan di design dengan hasil analisa. Fase implement merupakan tahapan yang
menentukan berhasil atau gagalnya sistem yang akan dibangun. Koneksi yang
akan digunakan adalah VPN agar dapat mempermudah koneksi antar jaringan.
VPN digunakan karena jaringan yang bersifat private dimana tidak semua orang
bisa mengaksesnya. Data yang dikirimkan terenkripsi sehingga tetap terjaga
kerahasiaanya meskipun melalui jaringan publik. Dalam tahap implementasi dilakukan beberapa konfigurasi yaitu
menghidupkan service mysqld yang akan digunakan sebagai database server.
dengan perintah pada Kode Program 1. Konfigurasi red5 terdapat pada file
usr/src/om/red5.conf seperti pada Kode Program 1.
Kode Program 1 Konfigurasi Red5
1. # HTTP 2. http.host=0.0.0.0 3. http.port=5080 4. https.port=5443
5. # RTMP 6. rtmp.host=0.0.0.0 7. rtmp.port=1935
8. # RTMPS 9. rtmps.host=0.0.0.0 10. rtmps.port=8443
11. # RTMPT 12. rtmpt.host=0.0.0.0 13. rtmpt.port=8088
14. # Debug proxy (needs to be activated in red5-core.xml)
15. proxy.source_host=127.0.0.1 16. proxy.source_port=1936 17. proxy.destination_host=127.0.0.1 18. proxy.destination_port=1935
9
Kode program 1 menjelaskan bahwa konfigurasi standar yang diubah
adalah http.port yang merupakan port yang digunakan untuk openmeetings.
Server ini menggunakan protocol telnet dan HTTP. Berikut merupakan IP dan
port yang digunakan untuk clear OS:
IP yang digunakan : 192.168.1.110
Port : 81
Aplikasi yang digunakan pada implementasi sistem warnet dewa
ambarawa ini adalah openmeetings. Openmeetings adalah software berbasis web
opensource yang dapat digunakan untuk pertukaran data, komplain dengan
menggunakan webcam, mendapatkan pesan broadcast dan melakukan
collaboration pada suatu dokumen dalam waktu yang bersamaan. Warnet dewa
ambarawa mempunyai banyak kantor cabang sehingga diperlukan suatu koneksi
yang aman antar kantor pusat dan kantor cabang supaya dapat diakses dengan
cepat. Aplikasi openmeetings ini diinstall pada server kantor pusat dengan
menggunakan aplikasi putty. Pada Clear OS dilakukan pembukaan incoming
firewall. Incoming firewall yang dibuka adalah 80 (HTTP), 1935 (RTMP), 8088
(RTMP-over HTTP), 5080 (RED5), 4445 (Dekstop Sharing), 8443 (RTMP over
SSL). Setelah itu dilakukan penginstallan OpenMeetings dengan menjalankan
http://192.168.1.110:5080/openmeetings/install pada web browser. Setelah
penginstallan, tahap selanjutnya adalah membuat account baru sebagai
administrator. Administrator dapat membuat user baru, upload file berupa gambar
dan dokumen, sharing layar dan lain-lain. User yang lain berlaku sebagai user
biasa yang hak aksesnya terbatas untuk mengakses fitur-fitur pada openmeetings.
Operate merupakan fase dilakukanya uji coba sistem yang dijalankan yang
dijalankan secara realtime. Pada fase ini juga dapat memecahkan masalah yang
timbul selama proses berlangsung dengan melakukan monitoring pada kinerja
sistem. Maintenance merupakan salah satu cara yang dilakukan apabila terdapat
sistem yang kurang efisien. Dari maintenance sistem ini diharapkan dapat
meningkatkan kinerja menjadi lebih optimal terhadap sistem yang ada. Parameter
yang akan diuji pada sistem ini adalah kecepatan sharing data/informasi, kualitas
data antar server kantor pusat dan client pada kantor cabang. Pada fase ini
dilakukan pengukuran throughput proses sharing data sistem sebelumnya dan
setelah menggunakan aplikasi openmeetings dengan membandingkan proses
sharing data pada sistem sebelumnya.
Optimize adalah tahap dimana setelah melakukan analisis maka akan
diperbarui sistem yang telah dibangun, hal ini bertujuan untuk mencapai
peningkatan kinerja sistem yang optimal dan dapat menyelesaikan masalah.Pada
tahap optimize ini dilakukan penambahan VPN agar data/informasi yang akan
disampaikan melalui jaringan lebih aman (safe) untuk menghindari data/informasi
tidak diakses oleh pihak ketiga. Untuk memulai sebuah koneksi, komputer dengan
aplikasi VPN client mengontak server VPN, VPN server kemudian
memverifikasi username dan password yang dimasukkan. Apabila berhasil maka
VPN server memberikan IP address baru pada komputer client dan selanjutnya
koneksi akan terbentuk. Selanjutnya komputer client bisa digunakan untuk
mengakses berbagai resource (komputer atau LAN) yang berada dibelakang VPN
server misalnya melakukan transfer data, print dokumen, browsing dengan
10
gateway yang diberikan dari VPN Server, melakukan remote desktop dan lain
sebagainya.
Security sistem sebelumnya yang tidak menggunakan LDAP lemah karena
karena acces controlnya berdasarkan database bawaan dan berada di sistem yang
sama. Semua sistem default bisa diakses orang lain untuk mengetahui posisi data
akses. Di dalam sistem ini terdapat filter pembatasan directory service sehingga
tidak sembarang user dapat masuk ke sistem. Directory service yang dibuat
meliputi direktori owner, manager, supervisor dan operator. Owner berhak
mengakses semua direktori dibawahnya yaitu manager, supervisor dan operator.
Manager hanya dapat mengakses direktori dibawahnya kecuali direktori owner.
Supervisor hanya dapat mengakses direktorinya sendiri dan direktori operator.
Operator hanya dapat mengakses direktori miliknya sendiri. Tabel 4 merupakan
tabel LDAP. Tbel 4 menjelaskan tentang hak akses masing-masing user pada
LDAP. Hak akses yang digunakan meliputi u (pengguna yang memilikinya), g
(group yang memilikinya), o (other/pengguna lain yang bukan termasuk dalam
group pemiliknya), r (read – membaca), w (write – menulis) dan x (execute –
menjalankan) sebuah file. Operator untuk + (melakukan setting/menambah), –
(mengurangi hak akses.
Tabel 3 Tabel LDAP
User Hak Akses Path
Owner u+rwx, og-rwx /home/owner
u+rwx, og-rwx /home/manager
u+rwx, og-rwx /home/supervisor
u+rwx, og-rwx /home/operator
Root:\home\owner
Manager u+rwx, og-rwx /home/manager
u+rwx, og-rwx /home/supervisor
u+rwx, og-rwx /home/operator
Root:\home\manager
Supervisor u+rwx, og-rwx /home/supervisor
u+rwx, og-rwx /home/operator
Root:\home\supervisor
Operator u+rwx, og-rwx /home/operator Root:\home\operator
4. Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengimplementasian sistem yang
telah dirancang setelah dilakukan perancangan sistem menggunakan
openmeetings pada bab ketiga. Pembahasan tahap implementasi meliputi hasil
dari perancangan yang telah diterapkan, yaitu sebuah sistem menggunakan
openmeetings. Sistem ini dirancang dengan menambahkan aplikasi openmeetings
pada server ClearOS.
Tahapan awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui
aplikasi dan throughput sistem sebelumnya tanpa menggunakan openmeetings.
Sistem sebelumnya yang terdapat pada warnet dewa ambarawa sudah
menggunakan ClearOS sebagai OS server dan VPN sebagai koneksi antar kantor
cabang. Sebagai institusi bisnis yang bergerak di bidang jasa IT, warnet dewa
11
ambarawa mempunyai sistem yang mampu melakukan fungsi manajerial dengan
baik dan efisien. Sistem sebelumnya belum optimal karena aplikasi yang
digunakan belum mendukung untuk proses conference meeting. Server ClearOS
digunakan untuk melakukan konfigurasi-konfigurasi. Openmeetings dapat diakses
melalui web interface dengan mengetikkan IP openmeetings yaitu 192.168.1.110
dan port 5080 pada web browser komputer client. 192.168.1.110 merupakan IP
default ClearOS. Login pertama kali pada ClearOS menggunakan username: root
dan password: administrator. Konfigurasi yang dilakukan setelah berhasil login
pada web interface Clear OS yaitu mengubah alamat IP yang akan digunakan.
Langkah pertama untuk mengganti IP yaitu dengan mengganti IP eth0 menjadi
192.168.1.123 dengan port 81 dan akan muncul jendela baru config IP seperti
terlihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Konfigurasi IP
Reboot ClearOS untuk menyimpan kofigurasi yang sudah dilakukan. Pada
Username dan password yang digunakan disesuaikan dengan sebelumnya.
Konfigurasi selanjutnya yaitu melakukan penginstallan service yang akan
dibutuhkan untuk menjalankan openmeetings. Penginstallan service dilakukan
dengan cara install manual melalui market place pada ClearOS. Service yang
diinstall adalah Mysql dan webserver. Gambar 6 dan Gambar 7 merupakan
konfigurasi penginstallan service pada ClearOS server. Gambar 6 merupakan
tampilan awal interface Clear OS pada tab market place yang digunakan untuk
memilih service mysql dan web server pada Clear OS. Service mysql dan web
server merupakan service yang harus diaktifkan sebelum melakukan penginstallan
openmeetings. Gambar 7 merupakan tampilan interface app install list yang
digunakan untuk melihat daftar service yang akan di install. Tahap yang akan
dilakukan selanjutnya adalah dengan klik download and install.
12
Gambar 6 Konfigurasi Install Service
Gambar 7 Hasil Install Service
Penginstallan service selesai, maka dilakukan konfigurasi incoming
firewall. Konfigurasi untuk incoming firewall dilakukan dengan klik
[Network][Incoming Firewall][Add]. untuk melakukan konfigurasi incoming
firewall harus dipastikan bahwa data firewall yang akan ditambahkan sesuai
dengan data pada openmeetings. Gambar 8 merupakan jendela untuk melakukan
konfigurasi incoming firewall. Isi kolom name, APN dan port number sesuai
dengan data pada openmeetings.
13
Gambar 8 Konfigurasi Incoming Firewall
Incoming firewall yang dibuka meliputi 80 (HTTP), 1935 (RTMP), 8088
(RTMP-over HTTP), 5080 (RED5), 4445 (Dekstop Sharing), 8443 (RTMP over
SSL). Setelah melakukan semua konfigurasi untuk incoming firewall, maka
dilakukan reboot Clear OS. Tahap selanjutnya adalah melakukan penginstallan
openmeetings. Openmeetings adalah software open source berbasis web yang
digunakan untuk pengiriman data, video conference dan lain-lain. Openmeetings
dapat diakses dengan menggunakan username dan password yang dikonfigurasi
pada step 1 penginstallan openmeetings. Gambar 9 merupakan interface step 1
penginstallan openmeetings dan Gambar 10 merupakan tampilan jendela step 2
penginstallan openmeetings untuk melakukan konfigurasi username dan password
untuk login interface openmeetings. Isikan username, password, user time zone,
domain dan alamat email yang digunakan. Gunakan level administrator untuk
dapat mengakses semua fitur openmeetings secara full.
Gambar 9 Step 1 Install Openmeetings
14
Gambar 10 Step 2 Konfigurasi Username dan Password
Gambar 11 merupakan tampilan jendela selesainya proses penginstallan.
URL yang dapat diakses untuk openmeetings adalah
http://192.168.1.110:5080/openmeetings/install. Alamat tersebut dapat diakses
secara lokal dan internet. Username dan password yang telah dikonfigurasi
digunakan untuk login pada interface openmeetings. Sebelum melakukan proses
login openmeetings harus dipastikan dengan benar port yang digunakan yaitu
5080. Ketikkan http:192.168.1.110:81/openmeetings pada web browser untuk
mengakses openmeetings. Gambar 12 merupakan interface login openmeetings.
Gambar 11 Interface Installation Complete
15
Gambar 12 Interface Login Openmeetings
Gambar 13 merupakan tampilan interface domain organisasi sebelum
proses login dijalankan. Nama organisasi disesuaikan dengan konfigurasi pada
step 2 proses installasi. Apabila domain yang dipilih tidak sesuai maka proses
login tidak dapat diproses. Level user hanya dapat dibuat oleh administrator.
Konfigurasi untuk pembuatan user dilakukan dengan klik [Administrasi][User].
Isikan data login, password, level user, email dan nama organisasi. Gambar 14
merupakan tampilan pembuatan user baru openmeetings.
Gambar 13 Interface Domain Organisasi
16
Gambar 14 Interface Pembuatan User Baru
Penambahan organisasi baru diperlukan untuk proses manajerial yang
dilakukan untuk anak cabang warnet dewa ambarawa. Setiap organisasi akan
berisi beberapa anggota user pada masing-masing anak cabang. Konfigurasi untuk
pembuatan organisasi dilakukan dengan klik [Administrasi][Organisasi]. Gambar
15 merupakan tampilan interface penambahan organisasi baru.
Gambar 15 Interface Penambahan Organisasi Baru
Pembuatan ruang konferensi diperlukan untuk lebih mempermudah proses
meeting/konferensi yang akan dilakukan. Proses pembuatan dilakukan dengan
klik [Administrasi][Ruang Konferensi]. Gambar 16 merupakan tampilan interface
pembuatan ruang konferensi. Salah satu fitur yang dimiliki openmeetings adalah
fitur seperti email yang berfungsi untuk proses pertukaran data. Data yang
dikirimkan dapat diterima secara cepat dan baik dengan fitur tersebut. Proses
pengiriman data akan ditampilkan pada Gambar 17. Openmeetings juga dapat
digunakan untuk proses chatting dengan menggunakan webcam. Gambar 18
merupakan tampilan proses video conference dengan menggunakan webcam antar
17
admin dan user. Video conference dilakukan untuk melakukan meeting jarak jauh
tanpa harus melakukan pertemuan terlebih dahulu.
Gambar 16 Interface Pembuatan Ruang Konferensi
Gambar 17 Proses Share Data
18
Gambar 18 Proses Chatting Webcam
Konfigurasi ClearOS dan openmeetings telah dilakukan. Pengujian
dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh openmeetings terhadap sistem
yang yang sudah dikonfigurasi. Uji coba dilakukan untuk melihat bagaimana
pengaruh perbandingan throughput sistem yang sudah dikonfigurasi dengan
sistem sebelumnya yang masih menggunakan email. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan wireshark untuk menguji throughput dengan tujuan untuk
mengetahui rata-rata throughput data setelah dilakukan implementasi
openmeetings. Hasil dari pengujian tersebut didapatkan melalui pengamatan pada
kecepatan transfer data dengan menggunakan email dan dengan menggunakan
openmeetings.
Pengamatan dilakukan dengan melakukan capture throughput dari kantor
pusat ke kantor cabang ambarawa, kantor pusat ke kantor cabang bawen, kantor
pusat ke rumah owner dan sebaliknya. Hasil pengamatan throughput dengan
menggunakan email (sistem sebelumnya) adalah 52 kbps. Tabel 4 merupakan
rata-rata yang diperoleh dari perhitungan seluruh data throughput.
Tabel 4 Tabel Pengamatan Throughput
No Percobaan Throughput (kbps)
1 Pusat-Ambarawa 172.9
2 Pusat-Bawen 172.56
3 Pusat-Rumah Owner 174.5
4 Ambarawa-Pusat 183.9
5 Bawen-Pusat 190.6
6 Rumah Owner-Pusat 184.5
Rata-rata 179,82
Berdasarkan Tabel 4 diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan
openmeetings proses kecepatan transfer data lebih cepat daripada tanpa
menggunakan openmeetings. Faktor yang mempengaruhi tingginya throughput
adalah bbandwith, aplikasi yang digunakan dan induksi listrik atau cuaca.
Throughput yang digunakan lebih maksimal dibandingkan dengan sistem
19
sebelumnya yang masih menggunakan email. Berikut merupakan hasil
perhitungan persentase hasil penelitian perhitungan seluruh data throughput.
52+179=231
Sistem sebelumnya : 52/231*100% = 22%
Sistem sesudah : 179/231*100% = 78%
Gambar 19 merupakan merupakan grafik hasil perhitungan seluruh data
throughput:
Gambar 19 Grafik Hasil Penelitian Throughput
Optimize adalah tahap dimana setelah melakukan analisis maka akan
diperbarui sistem yang telah dibangun, hal ini bertujuan untuk mencapai
peningkatan kinerja sistem yang optimal dan dapat menyelesaikan masalah. Pada
tahap optimize ini dilakukan penambahan VPN agar data/informasi yang akan
disampaikan melalui jaringan lebih aman (safe) untuk menghindari data/informasi
tidak diakses oleh pihak ketiga. Pada openmeetings ditambahkan LDAP Security
dengan filter pembatasan directory service sehingga tidak sembarang user dapat
masuk ke sistem. Cara kerja LDAP adalah menyimpan directory service pada
LDAP server sehingga directory dapat di manage dengan baik. Gambar 20
merupakan printscreen direktori LDAP pada openmeetings. Dengan adanya
LDAP tersebut setiap user yang menggunakan openmeetings hanya dapat
mengakses direktori masing-masing. Sehingga hanya user yang berhak yang dapat
mengakses direktori masing-masing. Operator tidak dapat mengakses direktori
milik supervisor, manager dan owner.
Berdasarkan dari tahap analisis, konfigurasi dan pengujian yang telah
dilakukan maka dapat dihasilkan beberapa kesimpulan bahwa:
1. Konfigurasi openmeetings pada server ClearOS lebih mudah dan praktis,
kinerja yang dihasilkan pun berjalan lebih optimal karena dapat digunakan
untuk kebutuhan sistem manajerial.
20
2. Sistem dengan menggunakan openmeetings berjalan sesuai dengan yang
diharapkan karena dapat menyelesaikan permasalahan kecepatan transfer
data sistem sebelumnya yang masih menggunakan email.
Gambar 20 Printscreen Direktori LDAP
5. Simpulan
Berdasarkan hasil implementasi sistem dengan menggunakan
openmeetings pada server ClearOS, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa
konfigurasi openmeetings pada server ClearOS lebih mudah dan praktis, dan
kinerja yang dihasilkan pun berjalan lebih optimal karena dapat digunakan untuk
kebutuhan sistem manajerial. Sistem manajerial meliputi Video conference
meeting, chatting, proses transfer data antara kantor pusat dan kantor cabang.
Video conference meeting digunakan untuk melakukan proses meeting antar
kantor cabang tanpa harus melakukan pertemuan langsung. Sistem dengan
menggunakan openmeetings dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan karena
dapat menyelesaikan permasalahan kecepatan transfer data dengan throughput
yang maksimal dibandingkan dengan sistem sebelumnya dengan menggunakan
email. Penambahan LDAP sebagai pembatasan directory service dapat
dimanfaatkan dengan baik karena level operator tidak dapat mengakses direktori
di atasnya dan owner dapat mengakses semua direktori dibawahnya.
21
5. Daftar Pustaka
[1] Mega A, Elisabeth., 2010, “Analisis performa OpenLDAP single server
dengan single caching” Salatiga : Program studi Strata I Teknik Informatka
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
[2] Maruf, Zunaidi., 2011, “Implementasi Aplikasi Video Conference pada E-
Pesantren berbasis Openmeetings” Depok : Program studi Strata I Teknik
Komputer Universitas Indonesia.
[3] Riyanto, R., 2009, “Aplikasi Live Video Conference Over IP pada Jaringan
CATV IT Telkom”
[4] Tianingsih, Kris., 2011, “Analisis Delay dan Throughput pada MPLS L3VPN
(Multi protocol label switching layer 3 virtual private network) PE ke CE
menggunakan EIGRP” Salatiga : Program studi Strata I Teknik Informatka
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
[5] Gartner. (2008). Gartner Says Cloud Computing Will be as Influential As E-
Business.
[6] Miller, M. (2009). Cloud Computing : Web-Based Applications That Change
The Way You Work and Collaborate Online.
[7] Cisco. 2005. “Creating Bussines Value and Operational Exellence with the
Cisco Systems Lifecycle Services Approach”.