IDENTIFIKASI KESULITAN GURU IPA DALAM MERENCANAKANDAN MELAKSANAKAN ASESMEN
(Studi Deskripsi Pada Guru IPASMP Se-Kecamatan Enggal
Bandar Lampung)
(Skripsi)
Oleh
REZA TIHARDILA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ii
ABSTRAK
IDENTIFIKASI KESULITAN GURU IPA DALAM MERENCANAKANDAN MELAKSANAKAN ASESMEN
(Studi Deskripsi Pada Guru IPASMP Se-Kecamatan Enggal
Bandar Lampung)
Oleh
REZA TIHARDILA
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kesulitan guru IPA SMP se-Kecamatan
Enggal Bandar Lampung dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen.
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif sederhana. Sampel
penelitian adalah guru IPA di SMP se-Kecamatan Enggal Bandar Lampung
berjumlah 30 orang yang dipilih dengan teknik total sampling. Data kesulitan guru
dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen diperoleh dari angket,
wawancara dan profil latar belakang guru kemudian dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami guru dalam
merencanakan asesmen dikategorikan tinggi sebesar 63% ± 16. Kemudian
kesulitan guru dalam melaksanakan asesmen memiliki kategori cukup sebesar
47% ± 2. Kesulitan tertinggi dalam merencanakan asesmen yaitu dalam penentuan
iii
teknik (80%) dan bentuk asesmen (78%). Kesulitan tertinggi dalam melaksanakan
asesmen yaitu pada pelaksanaan asesmen ranah psikomotorik (48%). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa guru IPA SMP se-Kecamatan Enggal Bandar
Lampung dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen masih mengalami
kesulitan.
Kata kunci: asesmen, kesulitan, guru IPA, merencanakan, melaksanakan
IDENTIFIKASI KESULITAN GURU IPA DALAM MERENCANAKANDAN MELAKSANAKAN ASESMEN
(Studi Deskripsi Pada Guru IPASMP Se-Kecamatan Enggal
Bandar Lampung)
Oleh
REZA TIHARDILA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan BiologiJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Negara Tulang Bawang, Lampung Utara
pada tanggal 12 November 1994, yang merupakan anak kedua
dari dua bersaudara pasangan Bapak Agus Suharnoko dengan
Ibu Siti Saudah. Alamat penulis yaitu di Jalan Pancasila No.
66 Desa Negara Tulang Bawang, Kecamatan Bunga Mayang, Kabupaten Lampung
Utara 34554. Nomor Telepon 0823-7465-9940.
Penulis mengawali pendidikan formal di SD YP PG Bunga Mayang (2001-2006),
SMP YP PG Bunga Mayang (2007-2009), SMA YP UNILA Bandar Lampung
(2010-2012). Pada tahun 2013, penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa di
Fakulas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi
Pendidikan Biologi melalui jalur undangan SNMPTN.
Penulis pernah aktif di dalam organisasi sebagai anggota bidang AKSPRO BEM F
UNILA tahun (2014/2015). Pada tahun 2016 penulis melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Rumbia Lampung Tengah dan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) Tematik di desa Tugu Pasir, Kecamatan Rumbia, Kabupaten
Lampung Tengah. Tahun 2017 peneliti melakukan penelitian pendidikan di SMP
Negeri dan Swasta se-Kecamatan Enggal Bandar Lampung untuk meraih gelar
sarjana pendidikan (S.Pd).
viii
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN
Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tercurah.Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, semoga kita
senantiasa melaksanakan sunah-sunah beliau.
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:
Ayah dan Bunda, yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik mereka,kesabaran dan limpahan kasih sayang, selalu menguatkanku, mendukung segala langkah ku
menuju keberhasilan dan kebahagian.
Kakak ku satu-satunya dan soccer group yang selalu memberikan bantuanya ketika aku dalamkesulitan, memotivasi ku, meyakinkan ku dan menyayangiku.
Guru, dosen, dan teman-teman atas ilmu, nasihat, dan arahan yang telah diberikan.
ix
MOTTO
”Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum (kecuali) bila
mereka sendiri mengubah keadaannya...”
(Q.S. Ar-Ra’d, 13:11)
Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka, namun terkadang kita melihat dan
menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu lain
yang telah terbuka.
Alexander Graham Bell –
“Demi masa.
Sungguh, manusia berada dalam kerugian,
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling
menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran...”
(Q.S. Al-Ashr : 1- 3)
x
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Reza Tihardila
Nomor pokok mahasiswa : 1313024072
Program studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam
penyusunan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.
Bandar Lampung, November 2018Yang menyatakan
Reza TihardilaNPM 1313024072
xi
SANWACANA
Puji syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA,
FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “IDENTIFIKASI KESULITAN GURU IPA
DALAM MERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN ASESMEN (Studi
Deskripsi Pada Guru IPA SMP Se-Kecamatan Enggal Bandar Lampung)
”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung
dan Pembahas dari penulis;
3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi;
4. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing I atas kesabaran,
arahan dan waktu yang diluangkan untuk membimbing penulis dalam
penyusunan skripsi ini;
5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
xii
6. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran, perbaikan, kesabaran
dan motivasi yang sangat berharga;
7. Segenap guru-guru SMP Se-Kecamatan Enggal Bandar Lampung, selaku guru
mitra yang telah banyak memberikan bantuan dan arahan selama penelitian;
8. Sahabat-sahabatku soccer group dan tim seperjuangan skripsi terima kasih atas
kebersamaan dan canda tawa kita selama ini serta dukungan disaat penulias
terpuruk. Semoga tali persaudaraan ini tetap terjaga selamanya;
Akhir kata, penulis mengucapkan syukur yang sebesarnya karena telah mampu
menyelesaikan penyususnan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, November 2018Penulis
Reza Tihardila
xiii
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 6F. Kerangka Pikir ...................................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Asesmen ............................................................................................... 10B. Kompetensi Guru ................................................................................. 17C. Sikap Kerja Guru................................................................................... 20
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 22B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 22C. Desain Penelitian .................................................................................. 23D. Prosedur Penelitian................................................................................ 23E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ................................................... 24F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 27
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 33B. Pembahasan .......................................................................................... 39
xiv
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 51B. Saran .................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 53
LAMPIRAN
1. Kisi-Kisi Angket .................................................................................. 572. Angket Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen .................................. 583. Rubrik Angket ...................................................................................... 634. Kisi-Kisi Wawancara ............................................................................ 655. Pertanyaan Wawancara ........................................................................ 666. Profil Guru ........................................................................................... 697. Tabulasi Data Angket ........................................................................... 708. Kesimpulan Wawancara ....................................................................... 719. Tabulasi Data Pendidikan Guru ........................................................... 7510. Foto-Foto Penelitian ........................................................................... 81
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Persebaran Populasi dan Sampel Penelitian......................................... 232. Kisi-Kisi Angket Tanggapan Guru ...................................................... 263. Kisi-Kisi Wawancara ........................................................................... 274. Kategori Angka pada Penilaian Angket Tertutup ................................ 285. Kategori Angka pada Penilaian Angket Terbuka................................. 286. Tabulasi Angket Kesulitan Guru IPA dalam Merencanakan dan
Melaksanakan Asesmen ....................................................................... 287. Kriteria Deskriptif Persentase Angket dan Wawancara Kesulitan Guru
IPA dalam Merencanakan dan Melaksanakan Asesmen...................... 298. Kemampuan Guru dalam Merencanakan dan Melaksanakan Asesmen
Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ............................................. 309. Kemampuan Guru dalam Merencanakan dan Melaksanakan Asesmen
Berdasarkan Pengalaman Mengajar ..................................................... 3110. Kemampuan Guru dalam Merencanakan dan Melaksanakan Asesmen
Berdasarkan Keikutsertaan dalam Pelatihan ........................................ 3111. Kemampuan Guru dalam Merencanakan dan Melaksanakan Asesmen
Berdasarkan Sertifikasi ........................................................................ 3212. Kesulitan Guru IPA dalam Merencanakan Asesmen........................... 3413. Kesulitan Guru IPA dalam Melaksanakan Asesmen ........................... 3514. Hasil Kemampuan Guru dalam Merencanakan dan Melaksanakan
Asesmen Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan.............................. 3615. Hasil Kemampuan Guru dalam Merencanakan dan Melaksanakan
Asesmen Berdasarkan Pengalaman Mengajar ..................................... 3716. Hasil Kemampuan Guru dalam Merencanakan dan Melaksanakan
Asesmen Berdasarkan Keikutsertaan dalam Pelatihan ........................ 3717. Hasil Kemampuan Guru dalam Merencanakan dan Melaksanakan
Asesmen Berdasarkan Sertifikasi......................................................... 38
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Struktur Kerangka Pikir Penelitian ...................................................... 9
xvii
DAFTAR FOTO
Contoh Halaman
1. Contoh Jawaban Angket Terbuka Indikator Menentukan Teknik danBentuk Asesmen................................................................................... 41
2. Contoh Jawaban Angket Terbuka Indikator Menetapkan TujuanPembelajaran ........................................................................................ 42
3. Contoh Jawaban Angket Terbuka Indikator Menetapkan TujuanPembelajaran yang Tidak Sesuai.......................................................... 43
4. Contoh Jawaban Angket Terbuka dalam Membuat IndikatorPencapaian Kompetensi Peserta Didik................................................. 45
5. Contoh Jawaban Angket Terbuka dalam Membuat Indikator Asesmenyang Terlalu Luas................................................................................. 46
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru merupakan ujung tombak yang sangat penting dalam kesuksesan
pendidikan sehingga guru harus memiliki empat kompetensi dasar, yaitu
kompetensi paedagogik, profesionalisme, kepribadian dan sosial sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah (Mulyasa, 2009: 52).
Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru, sehingga guru
akan menunjukkan kualitas yang sebenarnya (Suprihatiningrum, 2016: 99).
Guru sangat dianjurkan memiliki keterampilan mengembangkan instrumen
untuk melakukan suatu kegiatan penilaian. Instrumen yang telah digunakan
kemudian dianalsisis dan hasilnya digunakan untuk menentukan program
tindak lanjut penilaian (Oemar, 2006: 36). Pengembangan instrumen
penilaian termasuk kedalam kompetensi paedagogik (Permendiknas4, 2007:
9).
Kompetensi pedagogik tidak hanya merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta didik, melainkan mencakup
aspek-aspek yang mendukung peningkatan kualitas hasil pembelajaran
(Kunandar1, 2009: 76). Salah satu kompetensi pedagogik yang harus
dimiliki oleh guru yaitu berkaitan dengan asesmen (penilaian). Dengan
2
adanya kompetensi tersebut diharapkan guru dapat memotivasi peserta didik
untuk belajar lebih baik, dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran (Wina,
2006: 69).
Penilaian merupakan proses yang sistematis dan mencakup kegiatan
mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi untuk
menentukan sejauh mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan, dari aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan
(Kusaeri dan Suprananto, 2012: 15). Sehingga guru harus merencanakan
penilaian yang akan digunakan sebagai bagian dari pelaksanaan
pembelajaran.
Mengingat pentingnya penilaian, tujuan dari penilaian yang ditetapkan
pemerintah yaitu untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai
seorang atau sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam
pembelajaran remedial dan program pengayaan, menetapkan ketuntasan
penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun waktu tertentu,
yaitu harian, tengah semester, akhir semester, dan kenaikan kelas
(Permendikbud, 2013: 4).
Supaya tujuan penilaian yang diharapkan dapat tercapai, guru harus
menggunakan berbagai metode dan teknik penilaian yang beragam sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik peserta didiknya. Metode
yang digunakan dapat berupa penilaian tertulis (paper-pencil-test) baik soal
pilihan maupun uraian, tes praktek (performance test), penilaian produk,
3
penilaian proyek, peta perkembangan, evaluasi diri siswa, penilaian efektif
dan portofolio (Majid, 2007: 192).
Dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen ada beberapa hal yang
harus dilakukan oleh seorang guru agar penilaian tersebut sesuai dengan
standar penilaian. Standar penilaian pendidikan merupakan upaya yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi kemajuan
belajar peserta didik baik berupa kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Penilaian dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan
pemerintah (Kunandar2, 2013: 49).
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam
merencanaan dan melaksanakan asesmen pada ranah afektif, kognitif dan
psikomotorik, antara lain: guru harus mampu menetapkan tujuan asesmen,
membuat indikator pencapaian kompetensi peserta didik, menentukan
teknik dan bentuk asesmen, menyusun kisi-kisi asesmen, membuat rubrik
asesmen, serta menulis soal berdasarkan kaidah penulisan soal (Suparno,
2002: 47). Setelah guru menyusun perangkat penilaian, guru juga harus
mampu melaksanakannya di kelas dan menilai secara langsung kompetensi
yang sudah dicapai peserta didik dalam pembelajaran (Mardapi, 2012: 15).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Ayuriyanti, 2015: 67)
mengenai Hambatan Guru dalam Perencanaan, Pelaksanaan dan Penilaian
Pembelajaran Kompetensi Keahlian Multimedia pada Penerapan Kurikulum
2013 di SMK se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Hambatan yang dialami oleh
4
guru dalam penilaian pembelajaran yaitu guru jarang memberikan penilaian
secara langsung saat diskusi berlangsung, guru mengalami kesusahan dalam
membuat penilaian keterampilan, selain itu penilaian sikap menjadi
hambatan karena belum ada patokan untuk menilai suatu sikap peserta
didik.
Penelitian yang dilakukan oleh (Kurebwa dan Nyaruwata, 2013: 336)
mengenai Assesment Challenges in The Primary School: A Case of Gweru
Urban School, kesulitan yang dialami oleh guru disebabkan karena
kurangnya kompetensi yang dikuasai guru untuk melaksanakan penilaian
serta pengetahuan yang dimiliki oleh guru tersebut kurang memadai terkait
cara melakukan asesmen secara langsung di kelas. Kemudian, berdasarkan
penelitian (Othman, Norila dan Nurul, 2013: 3) mengenai The
Implementation of School Based Assmensment in Primary School Standard
Curriculum, guru belum sepenuhnya memahami sistem penilaian yang baik,
dan mengalami kesulitan dalam pengembangan instrumen penilain sikap,
penerapan penilaian autentik, merancang penilaian keterampilan dan
mengumpulkan skor dari beberapa penilaian.
Rendahnya kemampuan guru juga terjadi di SMP se Kecamatan Enggal
Bandar Lampung. Terdapat guru yang kesulitan dalam pelaksanaan
asesmen, dilihat dari penyusunan instrumen asesmen hasil belajar,
kemudian pengembangan butir-butir instrumen asesmen. Berdasarkan
uraian di atas, peneliti ingin mengungkap kesulitan-kesulitan yang dialami
guru dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kesulitan guru IPA SMP se-Kecamatan Enggal Bandar
Lampung dalam merencanakan asesmen?
2. Bagaimana kesulitan guru IPA SMP se-Kecamatan Enggal Bandar
Lampung dalam melaksanakan asesmen?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat:
1. Mendeskripsikan kesulitan guru IPA SMP se-Kecamatan Enggal Bandar
Lampung dalam merencanakan asesmen.
2. Mendeskripsikan kesulitan guru IPA SMP se-Kecamatan Enggal Bandar
Lampung dalam melaksanakan asesmen.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Memberikan pengetahuan, pengalaman dan bahan referensi sebagai calon
guru yang profesional dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen
dengan baik.
2. Bagi Guru
Memberikan gambaran dan informasi mengenai kesulitan yang dialami
guru IPA SMP se-Kecamatan Enggal Bandar Lampung dalam
6
merencanakan dan melaksanakan asesmen serta menjadikannya sebagai
bahan refleksi untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan asesmen
selanjutnya.
3. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian berupa informasi guna menjadi masukan bagi kepala
sekolah dalam mengevaluasi pelaksanaan asesmen yang diharapkan
mampu meningkatkan mutu pembelajaran IPA di sekolah.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam upaya menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang
akan dibahas, maka peneliti membatasinya dalam ruang lingkup berikut:
1. Kesulitan yang dihadapi Guru IPA dalam merencanakan dan
melaksanakan penilaian (asesmen) di SMP Negeri dan Swasta se-
Kecamatan Enggal Bandar Lampung meliputi:
a. Kesulitan dalam merencanakan asesmen diidentifikasi dengan
menggunakan indikator sebagai berikut: (a) Menetapkan tujuan
asesmen (b) Membuat indikator asesmen berdasarkan KD; (c)
Menentukan teknik asesmen berdasarkan KD; (d) Menentukan bentuk
asesmen berdasarkan KD; (e) Menyusun kisi-kisi; (f) Menyusun
rubrik; (g) Menulis soal berdasarkan kaidah penulisan soal.
b. Kesulitan dalam melaksanakan asesmen diidentifikasi dengan
menggunakan indikator pelaksanaan asesmen hasil belajar yaitu pada
indikator asesmen kognitif meliputi fasilitas ruang belajar,
membagikan soal; pengawasan tes, alokasi waktu; dan kondisi
pelaksanaan. Indikator pelaksanaan asesmen ranah afektif dan
7
psikomotorik meliputi aspek yang ingin dinilai, optimalisasi fasilitas
ruang belajar; pengawasan kegiatan; alokasi waktu; dan kondisi
pelaksanaan asesmen.
2. Subjek pada penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPA SMP Negeri
dan Swasta se-Kecamatan Enggal Bandar Lampung.
F. Kerangka Pikir
Dalam dunia pendidikan guru menjadi salah satu bagian terpenting dalam
kegiatan pembelajaran, serta bertanggung jawab untuk menentukan arah
pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Mengingat tugasnya sebagai seorang tenaga pengajar, guru harus
membuat perencanaan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran,
melaksanakan hasil perencanaan dan menilai keberhasilan dan ketercapaian
peserta didik dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, peran guru sangat
menentukan kualitas peserta didik untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
Guru diharapkan memiliki komitmen profesional dan memberi teladan
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu bentuk profesional guru
adalah dalam menyelenggarakan asesmen. Asesmen berfungsi untuk melihat
kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seorang peserta didik itu sendiri,
sebagai bahan untuk dapat menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan
dalam pembelajaran. Dalam proses mengimplementasikan asesmen secara
langsung guru dituntut untuk mengembangkan kreativitas berpikir peserta
didiknya serta meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan
sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi
8
pelajaran. Dalam menyelenggarakan asesmen guru juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor pendukung, seperti kompetensi yang dimiliki oleh guru,
latar belakang pendidikan guru, pengalaman mengajar yang sudah dijalani
oleh guru selama ini, dan seringnya guru tersebut mengikuti pelatihan.
Faktor pendukung yang seharusnya dimiliki oleh guru akan mempengaruhi
bagaimana peran guru dalam melaksanakan tugasnya baik dalam
merencanakan maupun melaksanakan penilaian.
Dalam hal ini antara perencanaan dan pelaksanaan asesmen saling berkaitan
satu dengan yang lainnya untuk dapat mengukur masing-masing
kemampuan menyeluruh baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
peserta didik. Dengan adanya perencanaan dan pelaksanaan asesmen
diharapkan guru dapat melihat serta mengukur kompetensi dan ketercapaian
ketuntasan belajar peserta didik terlaksana dengan baik sesuai dengan
ketentuan yang sudah ada. Untuk mengetahui alur kerangka pikir secara
umum, dapat dilihat pada bagan kerangka pikir pada penelitian ini sebagai
berikut:
9
Guru Dipengaruhi oleh:1. Kompetensi
guru2. Latar belakang
pendidikan3. Pengalaman
mengajar4. Mengikuti
pelatihan
Sebagai PendidikProfesional
Pencapaian KompetensiPeserta Didik
Perencanaan Pelaksanaan
kognitif afektif psikomotirik
Gambar 1. Struktur Kerangka Pikir Penelitian
MenyelenggarakanPenilaian
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Asesmen
1. Pengertian Asesmen
Menurut (Uno dan Koni, 2012: 1-2) assessment merupakan istilah
umum yang didefinisikan sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk
mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat
keputusan-keputusan mengenai para peserta didik, kurikulum, program-
program, kebijakan pendidikan, metode atau instrumen pendidikan
lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi atau institusi resmi yang
menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu. Dinyatakan pula oleh Linn
dan Gronlund dalam (Uno dan Koni, 2012: 1-2) bahwa asesmen adalah
suatu istilah umum yang meliputi prosedur yang digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang belajar peserta didik (observasi, rata-
rata pelaksanaan tes tertulis) dan format penilaian kemajuan belajar.
Jadi, dapat dikatakan bahwa asesmen merupakan suatu tindakan atau
suatu proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar peserta didik
setelah ia mengalami proses belajar selama satu periode tertentu.
11
2. Tujuan Asesmen
Menurut (Uno dan Koni, 2012: 4-6) tujuan penilaian adalah secara rinci
dijelaskan sebagai berikut:
1. Dengan melakukan asesmen berbasis kelas pendidik dapat
mengetahui seberapa jauh peserta didik dapat mencapai tingkat
kompetensi yang dipersyaratkan, baik selama mengikuti
pembelajaran atau setelahnya;
2. Saat melaksanakan asesmen, pendidik dapat langsung memberikan
umpan balik kepada peserta didik;
3. Pendidik dapat melakukan pemantauan kemajuan belajar yang
dialami peserta didik;
4. Hasil pantauan kemajuan proses dan hasil pembelajaran yang
dilakukan terus-menerus dapat dipakai sebagai umpan balik untuk
memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan dan sumber belajar yang
digunakan, sesuai dengan kebutuhan materi dan kebutuhan;
5. Hasil asesmen dapat pula memberikan informasi kepada orang tua
dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan.
Sehingga asesmen harus dipandang sebagai salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan dalam proses dan hasil pembelajaran, bukan
hanya sebagai cara untuk menilai keberhasilan belajar peserta didik.
Sebagai subsistem dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan asesmen
harus mampu memberikan informasi yang membantu guru dalam
meningkatkan kemampuan mengajar dan membentuk peserta didik
mencapai perkembangan pendidikan secara optimal.
12
3. Fungsi Asesmen
Menurut (Majid, 2007: 188-189), asesmen kelas yang disusun secara
berencana dan sistematis oleh guru memiliki fungsi:
a. Fungsi motivasi, asesmen yang dilakukan oleh guru di kelas harus
mendorong motivasi peserta didik untuk belajar. Bentuk latihan,
tugas dan ulangan harus dirancang sedemikian rupa sehingga peserta
didik terdorong untuk terus belajar dan merasa kegiatan tersebut
menyenangkan dan menjadi kebutuhan.
b. Fungsi belajar tuntas, asesmen kelas harus diarahkan untuk
memantau ketuntasan belajar peserta didik. Ketuntasan belajar harus
menjadi fokus dalam perancangan materi yang harus dicakup setiap
kali guru melakukan asesmen.
c. Fungsi sebagai indikator efektivitas pengajaran, asesmen kelas juga
dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh proses belajar
mengajar telah berhasil.
d. Fungsi umpan balik, hasil asesmen harus dianalisis oleh guru
sebagai bahan umpan balik bagi peserta didik dan guru itu sendiri.
Umpan balik hasil asesmen harus sangat bermanfaat bagi peserta
didik agar guru mengetahui kelemahan yang dialami peserta didik
dalam mencapai kemampuan yang diharapkan dan peserta didik
diminta melakukan latihan dan atau pengayaan yang dianggap perlu
baik sebagai tugas individu maupun kelompok.
13
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian
kelas ini dapat menggambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah
menguasai suatu kompetensi.
4. Pendekatan-Pendekatan dalam Asesmen
Menurut (Rohani, 2010: 206-208) ada dua pendekatan dalam asesmen
yaitu: asesmen yang bersumber pada kriteria mutlak dan asesmen yang
bersumber pada norma relatif. Penjabaran mengenai kedua jenis
pendekatan tersebut antara lain:
a. Asesmen yang Bersumber pada Kriteria Mutlak
Penelitian ini menitikberatkan kepada pengukuran sampai berapa
jauh keberhasilan/penguasaan seseorang atas unit pelajaran yang
telah diberikan. Adapun yang diukur adalah kecakapan nyata
(penguasaan mutlak) seseorang mengenai bidang pelajaran tertentu
setelah jangka waktu tertentu tanpa membandingkan hasil yang
dicapai dengan kriteria tertentu.
b. Asesmen yang Bersumber pada Norma Relatif (Kelompok)
Penelitian ini menitikberatkan pada status atau kedudukan seseorang
dalam kelompoknya. Hasil yang dicapai seseorang dibandingkan
dengan nilai rata-rata kelompoknya. Status seseorang dalam
kelompok dapat diketahui dengan melihat, apakah nilai seseorang itu
di atas atau di bawah angka rata-rata kelompok. Nilai dicapai oleh
seseorang itu akan menunjukan kecakapan relatif dari orang yang
bersangkutan.
14
5. Asesmen Hasil Pembelajaran
Menurut (Rohani, 2010: 204-206) penilaian hasil belajar bertujuan
untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan
materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan
yang ditetapkan. Penilaian terhadap hasil belajar yang ingin dicapai
mencakup aspek, antara lain:
1. Sasaran penilaian. Sasaran evaluasi hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor
secara seimbang.
2. Alat penilaian. Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif
meliputi tes dan bukan tes sehingga diperoleh gambaran hasil belajar
yang objektif. Penggunaan tes sebagai alat asesmen tidak hanya
membiasakan diri tes objektif dapat diimbangi dengan tes essay.
Sebaliknya kelemahan tes essay dapat ditutupi dengan tes objektif.
3. Prosedur pelaksanaan tes. Asesmen hasil belajar dilakukan dalam
bentuk formatif dan sumatif. Asesmen formatif dilakukan pada
setiap pengajaran berlangsung, dengan tujuan untuk memperbaiki
proses pengajaran selanjutnya dan meningkatkan motivasi serta
usaha peserta didik. Pelaksanaan asesmen bisa dilakukan secara
formal melalui pemberian tes secara tertulis atau secara lisan.
Penilaian sumatif biasanya dilakukan pada akhir suatu program atau
pertengahan program.
15
6. Instrumen Asesmen
Menurut (Daryanto, 2012: 35), instrumen asesmen dalam pendidikan
dapat dikategorikan dalam dua kelompok, sebagai berikut:
1. Tes
Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika
dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini lebih bersifat lebih
resmi karena penuh dengan batasan-batasan.
2. Inventori/ Non tes
Instrumen asesmen dalam bentuk tes maupun dalam bentuk non tes
mempunyai fungsi yang berbeda sesuai dengan jenis yang
digunakan. Akan tetapi, keduanya saling membantu dalam
menyediakan informasi untuk mengungkapkan, menjelaskan
maupun menerangkan suatu kejadian dan kegiatan pendidikan.
Perbedaan yang mendasar antara tes dan non tes, terletak pada jawaban
yang diberikan. Dalam suatu tes hanya ada kemungkinan; benar atau
salah. Adapun non tes, tidak ada jawaban benar atau salah. Semuanya
tergantung pada keadaan seseorang.
7. Asesmen dalam Kelas
Menururt (Uno dan Koni, 2012: 33-34) penilaian dalam kelas
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru berkaitan dengan
pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi dasar setelah
mengikuti proses pembelajaran. Penilaian kelas merupakan suatu proses
yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat
16
asesmen, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang
menujukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan
penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Asesmen
kelas dilaksanakan melalui berbagai teknik/cara, seperti asesmen unjuk
kerja (performance), asesmen tertulis (paper and pencil test) atau lisan,
asesmen proyek, asesmen produk, asesmen melalui kumpulan hasil
kerja/karya peserta didik (portofolio) dan asesmen diri. Asesmen hasil
belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang
menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan
apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya.
8. Prosedur dan Metode Asesmen
Dalam penyusunan rencana mengajar hal-hal yang harus
dipertimbangkan antara lain: rincian kompetensi yang harus dicapai
peserta didik, cakupan dan kedalaman materi, indikator pencapaian
kompetensi, pengalaman belajar yang harus dialami peserta didik, serta
persyaratan untuk menilai ketercapaian kompetensi. Menurut (Majid,
2007: 192-195) agar tujuan penilaian tercapai, guru harus menggunakan
berbagai metode dan teknik penilaian yang beragam sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan karakteristik pengalaman belajar yang
dilaluinya, metode dimaksud dalam penilaian tertulis (paper-pencil-
test) baik soal pilihan maupun uraian, tes praktek (performance test),
penilaian produk, penilaian proyek, peta perkembangan, evaluasi diri
peserta didik, penilaian efektif dan portofolio.
17
B. Kompetensi Guru
1. Pengertian Kompetensi Guru
Menurut (Sariman, 2009: 17) kompetensi guru merupakan seperangkat
pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya. Jadi, kompetensi guru dapat dimaknai sebagai
kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan
cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai
agen pembelajaran.
2. Jenis Kompetensi Guru
Dalam undang-undang RI tentang guru dan dosen No. 14 Tahun 2005
dan Permendiknas3 No. 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi
akademik dan kompetensi guru, dinyatakan bahwa kompetensi guru
terdiri dari empat kompetensi, yaitu:
1. Kompetensi Profesional
Menurut penjelasan Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005, yang
dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan menguasai
pelajaran secara luas dan mendalam. Sedangkan menurut
Permendiknas3 No. 16 Tahun 2007, kompetensi profesional terdiri
dari:
a. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran yang diampu.
18
c. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.
2. Kompetensi Pedagogik
Menurut penjelasan Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005, yang
dimaksud kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik. Sedangkan menurut Permendiknas3 No.
16 Tahun 2007, kompetensi pedagogik terdiri dari:
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual.
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran
yang diampu.
d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran.
f. Memfasiltasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta
didik.
h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
19
i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
3. Kompetensi Kepribadian
Menurut penjelasan Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005, yang
dimaksud kompetensi kepribadian adalah kemampuan pribadi yang
mantap, berakhlak mulia, arif dan bijaksana serta menjadi teladan bagi
peserta didik. Sedangkan menurut Permendiknas3 No. 16 Tahun 2007,
kompetensi kepribadian terdiri dari:
a. Bertidak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial; dan
kebudayaan nasional Indonesia.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan
teladan bagi peserta didik serta masyarakat.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif
dan berwibawa.
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tingi, rasa bangga
menjadi guru dan rasa percaya diri.
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
4. Kompetensi Sosial
Menurut penjelasan Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005, yang
dimaksud kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien kepada
peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, orang tua/wali dan
20
masyarakat sekitar. Sedangkan menurut Permendiknas3 No. 16 Tahun
2007, kompetensi sosial terdiri dari:
a. Bersikap inklusif, bertindak objektif serta tidak diskriminatif
karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar
belakang keluarga dan status sosial ekonomi.
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik
Indoesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain
secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
kompetensi guru adalah kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas sebagai seorang agen pengajar.
C. Sikap Kerja Guru
(Walgito, 2003: 111) mengemukakan bahwa “sikap mengandung tiga
komponen yang membentuk struktur sikap”. Ketiga komponen itu adalah
komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif dengan uraian
sebagai berikut:
1. Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang
21
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap obyek
sikap.
2. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap obyek sikap.
Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang
adalah hal negatif.
3. Komponen konatif (komponen perilaku atau action component), yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak atau
berperilaku terhadap obyek sikap.
Pendidikan yang sesuai dengan pengalaman yang memadai merupakan
faktor yang cukup menentukan keberhasilan menjadi guru. Disamping
kesesuaian pekerjaan dengan kemampuan, kesesuaian pekerjaan dengan
minat merupakan faktor yang dpaat mempengaruhi tingkat kepercayaan
seorang guru terhadap pekerjaannya sebagai seorang pendidik. Kepercayaan
yang tinggi terhadap pekerjaan akan tumbuh bilamana seorang guru
memiliki minat yang tinggi untuk menjalani profesinya sebagai seorang
guru. Guru dapat dikategorikan bisa berperilaku positif bilamana dia
memiliki tanggung jawab, etos kerja yang tinggi, disiplin dan memiliki
kreativitas yang tinggi (Walgito, 2003: 112-114).
22
III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 27 Maret – 31 April 2017 di SMP se-
Kecamatan Enggal Bandar Lampung tahun ajaran 2016/ 2017.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini mencakup guru yang mengajar IPA di SMP
se-Kecamatan Enggal Bandar Lampung. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh populasi, mencakup guru dikelas VII, VIII atau
IX di SMP se-Kecamatan Enggal Bandar Lampung. Menurut Roscue dalam
(Sugiyono, 2010: 131) cara menentukan sampel dalam penelitian ini yaitu
ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500
orang. Berdasarkan pernyataan tersebut maka ukuran sampel yang layak
digunakan dalam penelitian ini minimal 30 orang dan teknik yang
digunakan untuk menentukan banyaknya sampel yang dipakai dalam
penelitian ini menggunakan teknik total sampling.
23
Tabel 1. Persebaran Populasi dan Sampel Penelitian
No. Sekolah Populasi Sampel1 SMP Negeri 1 Bandar Lampung 5 5
2 SMP Negeri 4 Bandar Lampung 5 53 SMP Negeri 12 Bandar Lampung 4 44 SMP Negeri 33 Bandar Lampung 4 45 SMP Negeri 23 Bandar Lampung 3 36 SMP S Arjuna Bandar Lampung 3 37 SMP S Utama 1 Bandar Lampung 3 38 SMP S Utama 3 Bandar Lampung 3 3
Total 30 30
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain
deskriptif sederhana. Karena pada penelitian ini peneliti hanya
mendeskripsikan informasi yang diperoleh dan terjadi di lapangan (sekolah)
mengenai kesulitan yang dihadapi guru IPA SMP se-kecamatan Enggal
Bandar Lampung dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahapan yaitu prapenelitian dan
pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:
a. Melakukan pendataan jumlah SMP di Kecamatan Enggal Bandar
Lampung.
b. Membuat surat izin observasi dari dekanat sebagai surat pengantar ke
sekolah tempat dilaksanakan observasi penelitian.
24
c. Melakukan observasi ke sekolah untuk mengetahui jumlah populasi
guru IPA dan pengetahuannya mengenai asesmen.
d. Mendata jumlah guru mata pelajaran IPA SMP se-Kecamatan Enggal
pada setiap sekolah yang digunakan sebagai sampel penelitian.
2. Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Membuat surat izin penelitian dari Dekanat sebagai surat pengantar ke
sekolah tempat dilaksanakannya penelitian.
b. Melakukan pengumpulan data dengan memberikan angket (Lampiran
2) dan melakukan wawancara (Lampiran 5) kepada guru IPA SMP se-
Kecamatan Enggal mengenai kesulitan yang dihadapi guru IPA dalam
merencanakan dan melaksanakan asesmen.
c. Memberikan skor untuk jawaban angket yang telah diisi oleh guru dan
menyimpulkan hasil wawancara yang telah dilakukan.
d. Mendeskripsikan kesulitan guru IPA SMP se-Kecamatan Enggal
dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen berdasarkan analisis
data angket, hasil wawancara dan latar belakang profil guru.
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data pada penelitian ini adalah data kualitatif. Jenis data pada penelitian
ini terdiri atas data primer, yang diperoleh dari hasil penelitian dengan
menggunakan angket berupa perhitungan data kesulitan guru dalam
merencanaan dan melasanaan asesmen, wawancara berupa data
25
persentase perhitungan kesulitan guru dan teks hasil wawancara terhadap
guru serta . profil latar belakang guru berupa perhitungan data yang
dilihat dari angket berdasarkan sub indikator kesulitan guru dalam
merencanaan dan melasanaan asesmen.
2. Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi
instrumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu:
a. Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe angket
campuran yang terdiri dari tertutup dan terbuka. Bentuk angket
tertutup yang digunakan menggunakan skala likert dan skala
bertingkat (rating scale) dengan 5 alternatif jawaban, dengan interval
skor mulai 1 sampai 5 yang terdiri dari Selalu (SL) memiliki skor 5
yang artinya guru sangat mengalami kesulitan, Sering (S) memiliki
skor 4 yang artinya sering mengalami kesulitan, Kadang- kadang
(KD) memiliki skor 3 yang artinya cukup, Jarang (J) memiliki skor 2
yang artinya sedikit mengalami kesulitan, dan Tidak Pernah (TP)
memiliki skor 1 yang artinya tidak pernah mengalami kesulitan
(Widiyoko, 2009: 152). Sedangkan angket terbuka yang dipakai berisi
pertanyaan yang membutuhkan jawaban uraian dan penjelasan dari
guru yang dijadikan sampel dengan perolehan skor maksimal 2 tiap
item soal. Tabel kisi-kisi angket yang digunakan dalam penelitian
dapat dilihat pada tabel berikut:
26
Tabel 2. Kisi-Kisi Angket Tanggapan Guru
No Variabel Indikator Sub IndikatorNomor
Item AngketTertutup Terbuka
1 MerencanakanAsesmen
Penyusunanperangkatasesmen
Menetapkan tujuanpembelajaran
1
15Membuat indikatorpencapaiankompetensi pesertadidik
2
Menentukan teknikasesmen
316
Menentukan bentukasesmen
4
Menyusun kisi-kisi 5, 6, 7 17Menyusun rubrik 8, 9, 10 18Menulis soalberdasarkan kaidahpenulisan soal
11 19
2 MelaksanakanAsesmen
Pelaksanaanasesmen afektif
Mengamati aspekyang dinilai
12 -Alokasi waktuKondisi pelaksanaan
Pelaksanaanasesmenkognitif
Fasilitas ruangbelajar
13 -Membagikan soalPengawasan tesAlokasi waktuKondisi pelaksanaan
Pelaksanaanasesmenpsikomotorik
Mengamati aspekyang dinilai
14 -
Fasilitas ruangbelajarPengawasankegiatanAlokasi waktuKondisi pelaksanaan
Jumlah 14 5Sumber: dimodifikasi dari (Yuniarti, 2010: 76-77)
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru pada tahap pengumpulan
informasi di sekolah untuk memperoleh data primer. Teknik
wawancara yang digunakan yaitu wawancara terstuktur. Tujuan
dilaksanakannya wawancara untuk membantu peneliti mengetahui
lebih jelas tentang kesulitan guru IPA dalam merencanakan dan
27
melaksanakan asesmen. Kisi-kisi wawancara yang digunakan dalam
penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3. Kisi-Kisi Wawancara
No Variabel Indikator Sub Indikator NomorItem
1 Merencanakan Asesmen
PenyusunanPerangkatAsesmen
Menetapkan tujuan pembelajaran 1
Membuat indikator pencapaiankompetensi peserta didik
2
Menentukan teknik asesmen 3Menentukan bentuk asesmen 4Menyusun kisi-kisi 5Menyusun rubrik 6Menulis soal berdasarkan kaidahpenulisan soal
7
2 Melaksanakan Asesmen
PelaksanaanAsemenafektif
Mengamati aspek yang dinilai 8
Alokasi waktuKondisi pelaksanaan
PelaksanaanAsesmenkognitif
Fasilitas ruang belajar 9Membagikan soalPengawasan tes
Alokasi waktuKondisi pelaksanaan
PelaksanaanAsesmenpsikomotorik
Mengamati aspek yang ingin dinilai 10Fasilitas ruang belajarAlokasi waktuPengawasan kegiatanKondisi pelaksanaan
Jumlah 10Sumber: dimodifikasi dari (Yuniarti, 2010: 76-77)
F. Teknik Analisis Data
1. Angket
Langkah-langkah analisis data angket sebagai berikut:
a. Mengkuatifikasi jawaban item pertanyaan dengan memberikan
tingkat-tingkat skor untuk masing-masing jawaban pada angket.
1. Bobot penilaian pada angket tertutup sebagai berikut:
Tabel 4. Kategori Angka pada Penilaian Angket Tertutup
Kategori Jawaban NilaiSelalu 5Sering 4
28
Sumber: dimodifikasi dari (Yuniarti, 2010: 71)
2. Penilaian pada angket terbuka, jawaban yang diberikan guru
disesuaikan dengan rubrik yang telah disusun oleh peneliti.
Kategori penilaiannya sebagai berikut:
Tabel 5. Kategori Angka pada Penilaian Angket TerbukaKategori Jawaban Nilai
Sesuai 2Kurang Sesuai 1Tidak Sesuai atau Tidak Menjawab 0Sumber: (Riduwan, 2012: 87)
Adapun tabel tabulasi data hasil angket dapat dilihat dalam tabel 6
sebagai berikut:.
Tabel 6. Tabulasi Angket Kesulitan Guru IPA dalam Merencanakan danMelaksanakan Asesmen
No Indikator Angket Tertutup Angket TerbukaPersentase
(%)Kriteria
KesulitanPersentase
(%)Kriteria
Kesulitan123
dst±Sd
b. Menghitung skor yang diperoleh ke dalam bentuk persentase. Teknik
ini disebut dengan analisis deskriptif. Adapun rumus untuk analisis
deskripstif persentase adalah:
P = 100%Keterangan:n = jumlah skor yang diperoleh respondenN = jumlah skor yang semestinya diperoleh respondenp = Persentase
Kadang-kadang 3Jarang 2Tidak Pernah 1
29
(Ali, 2013: 201)
c. Menghitung persentase rata-rata untuk setiap aspek, dengan rumus
sebagai berikut:
Persentase rata-rata = x 100%
(Ali, 2013: 201)
d. Hasil perhitungan dalam bentuk persentase diinterpretasikan dengan
kriteria deskriptif persentase, kemudian ditafsirkan dengan kalimat
bersifat kualitatif. Pembagian kriteria deskriptif dengan
memperhatikan rentang bilangan persentase. Pembagian persentase
100% dibagi rata menjadi lima kategori sesuai dengan skala likert
(Arikunto, 2009: 35). Interval tersebut dapat dilihat pada tabel kriteria
deskriptif persentase dibawah ini.
Tabel. 7 Kriteria Deskriptif Persentase Angket dan WawancaraKesulitan Guru IPA dalam Merencanakan dan MelaksanakanAsesmen
No. Interval Persentase Kategori1 81%-100% Tinggi sekali2 61%-80% Tinggi3 41%-60% Cukup4 21%-40% Rendah5 <20% Rendah Sekali
Sumber: (Arikunto, 2009: 35)
2. Wawancara
Dalam penelitian ini wawancara berguna untuk menyertai dan
melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data angket, kemudian
hasil data yang diperoleh dari wawancara dianalisis secara deskriptif
menggunakan teknik pencocokan (crosscheck) (Widyaningrum, 2015:
82). Pedoman wawancara guru terdiri dari 10 pertanyaan. Adapun
kegiatan dalam teknik analisis data wawancara dilakukan dengan cara:
30
a. Mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokan jawaban
berdasarkan pertanyaan wawancara.
b. Melakukan tabulasi data untuk memberikan gambaran frekuensi dan
kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan
wawancara dan banyaknya sampel.
c. Menghitung banyaknya jawaban tentang kecenderungan jawaban yang
dipilih guru dalam setiap pertanyaan angket.
3. Latar Belakang Guru
Latar belakang guru dianalisis secara deskriptif yang isinya memuat
tentang latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, keikutsertaan
dalam pelatihan dan sertifikasi. Data yang diperoleh mengenai latar
belakang guru dijadikan penunjang untuk mengetahui hambatan yang
ditemui guru dalam merencanakan dan melaksanakan.
Table 8. Tabulasi Data Latar Belakang Pendidikan Guru
1. Kemampuan Guru dalam Merencanakan dan Melaksanakan AsesmenBerdasarkan Latar Belakang Pendidikan
NoIndikator
FKIP MIPA FKIP NON-MIPA NON FKIP
%ATT
%ATB
%Rata-rata
Kategori%
ATT%
ATB
%Rata-rata
Kategori%
ATT%
ATB
%Rata-rata
Kategori
Merencanakan
1 MTA
2 MIA
3 MTeA
4 MBA
5 MKiA
6 MRA
7 MSBKP
Rata-rata Keseluruhan
Sd
Melaksanakan
8 PAK
9 PAA
10 PAP
Rata-rata Keseluruhan
31
Sd
2. Kemampuan Guru dalam Merencanakan dan Melaksanakan AsesmenBerdasarkan Pengalaman Mengajar
No Indikator
Mengajar ≥ 5 Tahun Mengajar ≤ 5 Tahun
%ATT
%ATB
%Rata-rata
Kategori%
ATT%
ATB
%Rata-rata
Kategori
Merencanakan1 MTA2 MIA3 MTeA4 MBA5 MKiA6 MRA7 MSBKP
Rata-rata KeseluruhanSd
Melaksanakan8 PAK9 PAA
10 PAPRata-rata Keseluruhan
Sd
3. Kemampuan Guru dalam Merencanakan dan Melaksanakan AsesmenBerdasarkan Keikutsertaan dalam Pelatihan
No Indikator
Pernah Mengikuti Pelatihan Belum Mengikuti Pelatihan
%ATT
%ATB
%Rata-rata
Kategori
%ATT
%ATB
%Rata-rata
Kategori
Merencanakan1 MTA2 MIA3 MTeA4 MBA5 MKiA6 MRA7 MSBKP
Rata-rata KeseluruhanSd
Melaksanakan8 PAK9 PAA
10 PAPRata-rata Keseluruhan
Sd
32
4. Kemampuan Guru dalam Merencanakan dan Melaksanakan AsesmenBerdasarkan Sertifikasi
No Indikator
Sudah Sertifikasi Belum Sertifikasi
%ATT
%ATB
%Rata-rata
Kategori%
ATT%
ATB% Rata-
rataKategori
Merencanakan1 MTA2 MIA3 MTeA4 MBA5 MKiA6 MRA7 MSBKP
Rata-rata KeseluruhanSd
Melaksanakan8 PAK9 PAA10 PAP
Rata-rata KeseluruhanSd
KeteranganMTA : Menetapkan Tujuan AsesmenMIA : Membuat Indikator AsesmenMTeA : Menentukan Teknik AsesmenMBA : Menentukan Bentuk AsesmenMKiA : Menyusun Kisi-kisi AsesmenMRA : Menyusun Rubrik AsesmenMSBKP : Menulis Soal Berdasarkan Kaidah Penulisan SoalPAK : Pelaksanaan Asesmen ranah KognitifPAA : Pelaksanaan Asesmen ranah AfektifPAP : Pelaksanaan Asesmen ranah PsikomotorikATT : Angket TertutupATB : Angket Terbuka
51
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian kesulitan guru IPA dalam merencanakan dan
melaksanakan asesmen di SMP se-Kecamatan Enggal Bandar Lampung
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Guru IPA se-Kecamatan Enggal Bandar Lampung mengalami
kesulitan dalam merencanakan asesmen dikategorikan tinggi
2. Guru IPA se-Kecamatan Enggal Bandar Lampung mengalami
kesulitan dalam melaksanakan asesmen dikategorikan cukup
3. Faktor pendukung lain kesulitan guru IPA dalam merencanakan dan
melaksanakan asesmen dilihat dari latar belakang pendidikan gru,
pengalaman mengajar, keikutsertaan dalam pelatihan dan sertifikasi
B. Saran
Dalam usaha meminimalisir kesulitan guru IPA dalam melakukan
asesmen, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi pendidik yang masih mengalami kesulitan dalam merencanakan
dan melaksanakan asesmen sebaiknya lebih ditingkatkan lagi
pengetahuannya mengenai asesmen baik itu pada aspek teknik dan
instrumen penilaian kognitif, afektik ataupun psikomotorik dengan
cara mengikuti diklat/pelatihan untuk lebih mengembangkan skill guru.
52
2. Bagi pihak sekolah diharapkan dapat memberikan pelatihan khusus
bagi guru-guru pada perencanaan maupun pelaksanaan dalam
melakukan kegiatan penilaian proses dan hasil belajar serta dapat
meningkatkan fasilitas penunjang laboratorium guna mengoptimalkan
guru untuk meningkatkan kompetensinya.
3. Bagi pembaca yang akan melakukan penelitian serupa, hendaknya
mempertimbangkan penggunaan skala likert untuk krieria “kadang-
kadang” untuk tidak digunakan supaya hasil penelitian yang diperoleh
lebih akurat dalam mendapatkan jawaban responden yang diteliti dan
melakukan observasi secara langsung di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 2013. Prosedur dan Strategi Penelitian Pendidikan. Angkasa.Bandung. 233 hlm
Amiruddin. 2016. Perencanaan Pembelajaran (Konsep dan Implementasi).Parama Ilmu. Yogyakarta. 210 hlm
Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (EdisiRevisi 6) . Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. 324 hlm
Ayuriyanti, Siswi Dewi. 2015 Hambatan Guru dalam Perencanaan, Pelaksanaandan Penilaian Pembelajaran Kompetensi Keahlian Multimedia padaPenerapan Kurikulum 2013 di SMK Se Daerah Istimewa Yogyakarta.(Skripsi). Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 153hlm
Asarina, Rizki. 2014. Studi Eksplorasi Kendala-Kendala Guru dalamPembelajaran IPS di SMP Wilayah Kecamatan Moyudan. UniversitasNegeri Yogyakarta. Yogyakarta. 145 hlm.
Daryanto. 2012. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. 288 hlm
Dewantari, Puspita Mayang. 2015. Identifikasi Kesulitan Guru IPA DalamMelaksanakan Pembelajaran Kurikulum 2013 Di SMP Negeri 1 WonogiriTahun Pelajaran 2014/2015. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. 16 hlm
Direktorat Jendral Pendidikan Islam. 2010. Panduan Teknis PengembanganKurikulum Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta
Hariyatmi dan Ade Fiqri Setyanto. 2015. Kemampuan Guru IPA dalamPenyusunan Penilaian Autentik Di SMP Negeri 1 Pecangan Jepara TahunAjaran. 2014/2015 (SNPS). Universitas Muhammadiyah Surakarta.Surakarta. 124 hlm.
Hidayatulloh, Syarif. 2017. Analisis Kemampuan Guru dalam MelaksanakanPenilaian Kurikulum 2013 di SD-IT Muhammadiyah Al-Kautsar Tahun2016-2017. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UniversitasMuhammadiyah Surakarta. Surakarta. 151 hlm
54
Indrawati, 2017. Korelasi Antara Gaya Mengajar Dengan KeterampilanMengajar Guru Non-Kualifikasi Akademik Pendidikan Fisika SMP/MTs Se-Kecamatan Bajeng. (Skripsi). UIN Alauddin. Makasar. 147 hlm.
Kamil, Mustofa. 2010. Model Pendidikan dan Pelatihan. Alfabeta. Bandung. 178hlm.
Kompri. 2016. Prodesur Assessment. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta. 348 hlm
Kunandar1. 2009. Guru Profesional-Implementasi Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Rajawali Pers.Jakarta. 346 hlm
Kunandar2. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Peserta Didik BerdasarkanKurikulum 2013). Rajawali Pers. Jakarta. 346 hlm
Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. GrahaIlmu. Yogyakarta. 240 hlm.
Kurebwa, Mercy dan Nyaruwata, Leonorah Tendayi. 2013. Assesment Challengesin The Primary School: A Case of Gweru Urban School. Greener JournalOf Educational Research, 3 (7): 336-344
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya.Bandung. 291 hlm
Mardapi, Djemari. 2012. Pengukuran Penilaian dan Evaluasi Pendidikan. NuhaMedika. Yogyakarta. 250 hlm.
Mulyasa, Enco. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. PT RemajaRosdakarya. Bandung. 232 hlm
Neni, Lidia. 2010. Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian Sikap. Jurnal ProfesiPendidikan Dasar 4(1). Universitas Nusantara PGRI Kediri. Kediri. 96 hlm
Othman, Ikhsan, Norila Mohmad Salleh dan Nurul Aida Mohd Norani. 2013. TheImplementation of School Based Assesment in Primary School StandarCurriculum. International Journal of Education and Research, 1 (7): 1-10
Oemar, Hamalik. 2006. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.Bumi Aksara. Jakarta. 188 hlm.
Permendiknas1. 2005. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik IndonesiaNomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.Permendiknas. Jakarta
55
2. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik IndonesiaNomor 14 Tahun 2007 Tentang Standar Isi untuk Program PaketA,Program Paket B, dan Program Paket C. Permendiknas. Jakarta
3. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun2007 Tentang Standar Kualifikai Akademik dan Kompetensi Guru.Permendiknas. Jakarta
4. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik IndonesiaNomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan PendidikanDasar dan Menengah. Permendiknas. Jakarta
Permendikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RepublikIndonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.Permendikbud. Jakarta
Riduwan, Akdon. 2012. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Cetakan I.Alfabeta. Bandung. 268 hlm
Rohani, Ahmad. 2010. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.320 hlm
Sariman, Abdul Malik. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PTRajawali Press. Jakarta. 178 hlm
Suprihatiningrum, J. 2016. Guru Profesional (Pedoman Kinerja, Kualifikasi, danKompetensi Guru). Ar-ruz Media. Yogyakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D). Alfabeta. Bandung. 325 hlm.
Suparno. 2002. Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Pustaka Filsafat.Yogyakarta. 268 hlm.
Undang-Undang Republik Indonesia. 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun2005 Tentang Guru Dan Dosen. Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta
Uno, Hamzah dan Satria Koni1. 2012. Asesmen Pembelajaran. PT Bumi Aksara.Jakarta. 240 hlm
2. 2013. Assessment Pembelajaran. Bumi Aksara.Jakarta. 387 hlm.
Verdianto, Deni. 2014. Kajian Kemampuan Guru Biologi SMA Negeri KabupatenPringsewu dalam Menyusun Perangkat Penilaian pada Tahun Ajaran2011/2012. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Rajawali Press. Jakarta.192 hlm
56
Widiyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrument Penelitian. PustakaPelajar. Yogyakarta. 254 hlm
Widyaningrum, Nia. 2015. Kesulitan Guru dalam Melaksanakan Penilaian HasilBelajar Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 GadingrejoKabupaten Pringsewu, ( Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.92 hlm.
Wina, Sanjaya. 2006. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum BerbasisKompetensi. Kencana Perdana Media Group. Jakarta. 294 hlm
Yuniarti, Laily. 2010. Kompetensi Guru dalam Pelaksanaan EvaluasiPembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Islam Nadirejo Tahun2009/2010. (Skripsi). STAIN. Salatiga. 129 hlm
Zahroh, F. 2012. Problematika Guru Ipa Dalam Pembelajaran IPA Terpadu(Studi Kasus Di MTs Mathalibul Huda Mlonggo Jepara). (Skripsi). InstitutAgama Islam Negeri Walisongo. Semarang. 140 hlm