STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
i
HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN PEMILIHAN
PENOLONG PERSALINAN DI PUSKESMAS SEWON II BANTUL
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Stikes Achmad Yani Yogyakarta
RIZKI PRATIWI
3211062
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2016
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil Alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT Yang Maha Rahman dan Rahim, karena atas limpahan
Rahmat dan HidayahNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul:
“Hubungan umur dan paritas ibu dengan pemilihan penolong persalinan di
Puskesmas Sewon II Bantul.
Tidak lupa pula shalawat serta salam selalu bermuara kepada penghulu umat
Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabatNya yang telah
mempelopori zaman jahiliyah menuju zaman addin yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti sekarang.
Penulis masih merasa kurang tanpa bimbingan, arahan dan bantuan dari
berbagai pihak untuk menyelesaikan usulan penelitian ini. Oleh karena itu penulis
menyampaikan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan usulan penelitian ini, terutama pada
Bapak/Ibu/Saudara yang penulis hormati yaitu:
1. Kuswantoro, selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Tetra Saktika A.M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.MB selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan.
3. Retno Mawarti M.Kes selaku Penguji yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk menguji, mengoreksi dan memberikan saran serta masukan
terhadap penyusunan usulan penelitian ini.
4. Yanita Trisetyaningsih, S. Kep., Ns., M. Kep selaku Dosen Pembimbing I
yang dengan tulus ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan arahan
dan bimbingan sehingga penulis mampu menyelesaikan usulan penelitian ini.
5. Ida Nursanti, S. Kep., Ns., MPH selaku Dosen Pembimbing II yang dengan
tulus ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan
sehingga penulis mampu menyelesaikan usulan penelitian ini.
6. Puskesmas sewon II Bantul, yang memberikan kesempatan bagi penulis
untuk melakukan studi pendahuluan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
v
7. Ayah, Ibu, Adik, dan seluruh keluarga yang telah memberikan limpahan
cinta, doa dan semangat kepada penulis.
8. Teman-teman seperjuangan di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
yang saling memberikan semangat serta dukungan kepada penulis.
9. Semua pihak yang sudah ikut serta membantu dalam penyelesaian skripsi ini
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya.
Penulis menyadari atas keterbatasan dan kemampuan dalam
menyelesaikan usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak.
Yogyakarta, September 2016
Penulis
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
INTISARI .................................................................................................... xi
ABSTRACT .................................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
E. Keaslian Penelitian............................................................................. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .................................................................................... 7
1. Persalinan ...................................................................................... 7
2. Perilaku Pencarian Pertolongan Persalinan .................................. 11
3. Usia Reproduksi ........................................................................... 17
4. Paritas ............................................................................................ 18
B. Kerangka Teori .................................................................................. 22
C. Kerangka Konsep Penelitian .............................................................. 23
D. Hipotesis ............................................................................................ 23
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ......................................................................... 24
B. Lokasi dan Waktu .............................................................................. 24
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 24
D. Variabel Penelitian ............................................................................. 25
E. Definisi Operasional .......................................................................... 26
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ................................................. 26
G. Etika Penelitian .................................................................................. 28
H. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 29
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 31
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 31
2. Analisis Hasil Penelitian ............................................................... 32
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vii
B. Pembahasan ....................................................................................... 35
1. Umur ............................................................................................ 35
2. Paritas ............................................................................................ 36
3. Pemiliihan Penolong Persalinan ................................................... 36
4. Hubungan umur dengan pemilihan penolong persalinan ............. 38
5. Hubungan Paritas dengan Pemilihan Penolong Persalinan……… 38
C. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 39
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 40
B. Saran .................................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Definisi Operasional ......................................................................... 26
Tabel 2. Distribusi Ibu Bersalin Berdasarkan Tempat Bersalin dan Usia
Kehamilan di Puskesmas Sewon II Bantul......................................... 32
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu
yang Melahirkan di Puskesmas Sewon II Bantul ............................ 32
Tabel 4. Distribusi Frekuensi paritas yang melahirkan................................... 33
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Pemilihan Penolong Persalinan
di Puskesmas Sewon II Bantul........................................................... 33
Tabel 6. Tabulasi Silang dan Hasil chi square Hubungan Umur dengan
PemilihanPenolong Persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul.......... 34
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Teori .......................................................................... 21
Gambar 2. Kerangka Konsep ...................................................................... 23
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Skripsi
Lampiran 2. Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3. Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4. Tabel Pengumpulan Data
Lampiran 5. Surat Ijin Studi Pendahuluan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN PARITAS DENGAN PEMILIHAN
PENOLONG PERSALINAN DI PUSKESMAS SEWON II BANTUL
Rizki Pratiwi1, Yanita Trisetyaningsih2, Ida Nursanti3
INTISARI
Latar Belakang : Menurut laporan WHO (2014) Angka Kematian Ibu (AKI) di
dunia yaitu 289.000 jiwa dan Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih menjadi sangat penting
dalam upaya penurunan angka kematian ibu karena dapat membantu mengenali
kegawatan medis dan membantu keluarga untuk mencari perawatan darurat.
Perilaku pemilihan tenaga penolong persalinan dipengaruhi oleh tiga faktor utama
yaitu faktor predisposisi mencakup pengetahuan dan sikap, tradisi atau
kepercayaan masyarakat, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat
pendidikan, tingkat sosial ekonomi, faktor demografi termasuk karakteristik
pendidikan, pekerjaan, umur dan paritas.
Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan ntara umur dan paritas dengan
pemilihan penolong persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul.
Metode Penelitian : Desain penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan
retrospective study. Sampel diambil dengan teknik random sampling yaitu 97 ibu
bersalin di Puskesmas Sewon II. Instrumen penelitian adalah tabel pengumpulan
data. Hasil penelitian dianalisis dengan uji chi-square.
Hasil penelitian : Umur ibu yang melahirkan di Puskesmas Sewon II Bantul l
adalah kelompok tidak beresiko sebanyak 71 orang (73,2%). Paritas ibu yang
skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong
persalinan sebanyak 78 orang (80,4%). Hasil uji chi-square antar umur dengan
pemilihan penolong persalinan diperoleh ρ = 0,000. Hasil uji chi-square hubungan
antara paritas dengan pemilihan penolong persalinan diperoleh ρ = 0,000.
Kesimpulan : Umur dan paritas berhubungan dengan pemilihan penolong
persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul.
Kata kunci : umur, paritas, pemilihan penolong persalinan
1 Mahasiswa Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Dosen Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 3 Dosen Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xii
The Relation between Age and Parity with Birth Attendant Appointment
in Sewon II Community Health Center of Bantul
Rizki Pratiwi1, Yanita Trisetyaningsih1, Ida Nursanti1
ABSTRACT
Background : WHO (2014) reported global maternal mortality rate (MMR) as
many as 289.000 cases and 214 cases per 100.000 live births in Indonesia. Birth
attendance by trained health workers is essential in the effort of eliminating
maternal mortality rate as birth attendants can help identify medical emergencies
and search emergency care. The behavior of birth attendant appointment is
influenced bt three primary factors such as predisposition factor including
knowledge and attitude, tradition or belief in society, norms system in society,
educational background, socio-economic status, demographic factors such as
educational characteristic, occupation, age, and parity.
Objective : To investigate The Relation between Age and Parity with Birth
Attendant Appointment in Sewon II Community Health Center of Bantul
Method : The study design was descriptive and correlative with retrospective
study approach. Samples were selected through random sampling technique as
many as 97 delivering mothers in Sewon II community health center. Study
instrument was data compilation table. The study result was analyzed by chi-
square test.
Result : The age of delivering mothers in Sewon II community health center of
Bantul was in safe delivery group as many as 71 respondents (73,2%). The parity
of secundipara mothers was as many as 41 respondents (42,3%). Mothers who
appointed midwives as birth attendants were as many as 78 respondents (80,4%).
The result of chi-square test on the relation between age and birth attendant
appointment figured out p value of 0,000. The result of chi-square test on the
relation between parity and birth attendant appointment figured out p value of
0,000.
Conclusion : Age and parity had relation with birth attendant appointment in
Sewon II community health center of Bantul.
Keywords : Age, Parity, Birth Attendant Appointment.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam
menentukan derajat kesehatan masyarakat. Kematian ibu atau maternal death
menurut batasan dari Tenth Revision of The International Classification of
Disease (ICD-10) adalah kematian wanita yang terjadi pada saat kehamilan, atau
dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan (ICD-10, 2012). Menurut laporan
WHO (2014) Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa dan
Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Provinsi DIY
tahun 2014 sebanyak 40 kasus. AKI tertinggi terjadi di Bantul sebanyak 14 kasus
dan kedua disusul Sleman dengan 12 kasus. Sedangkan kasus kematian ibu yang
paling kecil selama 2014 ada di Kota Yogyakarta, yaitu 2 kasus (Dinkes DIY,
2015).
Salah satu faktor yang melatarbelakangi kematian ibu adalah kondisi tiga
terlambat, yakni terlambat dalam memeriksakan kehamilan, mengenal tanda
bahaya dan mengambil keputusan, terlambat dalam memperoleh pelayanan
persalinan dari tenaga kesehatan, dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada
saat dalam keadaan emergensi (Kemenkes RI, 2011). Terdapat tiga jenis area
intervensi yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu
dan neonatal yaitu melalui : 1) peningkatan pelayanan antenatal yang mampu
mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi secara memadai; 2) pertolongan
persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil, pelayanan pasca
persalinan dan kelahiran; serta 3) pelayanan emergensi obstetrik dan neonatal
dasar (PONED) dan komprehensif (PONEK) yang dapat dijangkau secara tepat
waktu oleh masyarakat yang membutuhkan (Kemenkes RI, 2015).
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih menjadi sangat
penting dalam upaya penurunan angka kematian ibu karena dapat membantu
mengenali kegawatan medis dan membantu keluarga untuk mencari perawatan
darurat. Pada tahun 2011 Kementerian Kesehatan telah menetapkan kebijakan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
bahwa semua persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan
memulai program Jampersal (Jaminan Persalinan), yaitu suatu paket program
yang mencakup pelayanan antenatal, persalinan, posnatal dan Keluarga Berencana
(Kemenkes RI, 2012). Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan terbukti
berkontribusi terhadap turunnya risiko kematian ibu (Kemenkes RI, 2015).
Cakupan cakupan pertolongan persalinan secara nasional pada tahun 2014 sebesar
88,68%, angka ini belum dapat memenuhi target Renstra Kementerian Kesehatan
tahun 2014 sebesar 90%. Cakupan pertolongan persalinan di provinsi DI
Yogyakarta sebesar 99,96%. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di Kabupaten Bantul tahun
2014 sebesar 99,8% (Dinkes Bantul, 2015).
Menurut teori Green perilaku kesehatan termasuk perilaku pemilihan
tenaga penolong persalinan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu faktor
predisposisi, faktor penguat, dan faktor pemungkin. Faktor predisposisi mencakup
pengetahuan dan sikap, tradisi atau kepercayaan masyarakat, system nilai yang
dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, faktor demografi
termasuk karakteristik pendidikan, pekerjaan, umur dan paritas (Notoatmodjo,
2012).
Individu dengan umur yang berbeda mempunyai kecenderungan
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang berbeda pula. Ibu usia 20-35 tahun
dianggap ideal untuk melahirkan. Ibu melahirkan dengan usia beresiko yakni > 35
tahun dan < 20 tahun sebaiknya ditolong oleh tenaga kesehatan professional
(Handayani, 2013). Penelitian yang dilakukan Kristiani (2009) menunjukkan
wanita berusia 20-34 tahun mempunyai peluang 1,65 kali untuk memilih
persalinan oleh tenaga kesehatan daripada kelompok umur 15-19 tahun. Begitu
juga dengan wanita usia 35-49 tahun sebesar 3,21 kali lebih mungkin melahirkan
pada tenaga kesehatan.
Selain umur, pengalaman persalinan sebelumnya dapat mempengaruhi ibu
dalam memilih tenaga penolong persalinan. Pengalaman persalinan sebelumnya
dapat menimbulkan persepsi yang positif tentang ancaman persalinan dengan
dukun dan persepsi yang positif tentang manfaat persalinan dengan tenaga
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
kesehatan. Bila ibu telah mempunyai persepsi yang positif, maka ibu akan
memilih tenaga kesehatan sebagai tenaga penolong persalinannya (Yenita, 2011).
Penelitian yang dilakukan Gultom (2013) menunjukkan adanya hubungan paritas
dengan pemilihan penolong persalinan.
Angka persalinan di Indonesia tahun 2013 sebesar 88,66%. Sedangkan
angka persalinan di DIY tahun 2013 sebesar 99,65%. Data dari Dinkes Kabupaten
Bantul tahun 2015, Puskesmas Sewon II memiliki angka persalinan tertinggi yaitu
sebanyak 732 persalinan. Desa Panggungharjo merupakan desa di wilayah kerja
Puskesmas II Sewon yang memiliki angka persalinan tertinggi, yaitu sebanyak
367 persalinan (Dinkes DIY, 2014).
Hasil studi pendahuluan peneliti pada bulan Mei 2016 di Puskesmas
Sewon II terdapat 67 ibu bersalin. Hasil wawancara dengan ibu bersalin di Desa
Panggungharjo, diketahui bahwa ada 31 ibu bersalin yang melakukan pertolongan
persalinan pada bidan dan 7 ibu melakukan pertolongan persalinan pada dokter.
Hasil wawancara dengan 10 ibu yang melakukan pertolongan persalinan pada
bidan, 8 ibu beralasan jauh dari rumah sakit, kultur budaya masyarakat yang
memiliki rasa takut jika masuk di rumah sakit, dan ibu malu jika persalinan di
rumah sakit ditolong oleh tenaga medis laki-laki.
Berdasarkan data di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Hubungan Umur dan Paritas dengan Pemilihan Penolong Persalinan di
Puskesmas Sewon II Bantul”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana hubungan antara
umur dan paritas dengan pemilihan penolong persalinan di Puskesmas Sewon II
Bantul?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan antara umur dan paritas dengan pemilihan penolong
persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran umur ibu yang melahirkan di Puskesmas Sewon II
Bantul.
b. Diketahuinya gambaran paritas ibu yang melahirkan di Puskesmas Sewon
II Bantul.
c. Diketahuinya gambaran pemilihan penolong persalinan di Puskesmas
Sewon II Bantul.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan sebagai
penambah informasi ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan faktor-
faktor yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat di Puskesmas Sewon II Bantul
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam membantu semua ibu bersalin
yang ada pada lingkungannya, agar memilih tenaga kesehatan sebagai
penolong persalinannya.
b. Bagi dinas kesehatan Kabupaten Bantul
Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul diharapkan dapat menjadi masukan
dalam menyusun dan melaksanakan program kesehatan ibu dan anak dalam
upaya meningkatkan cakupan persalinan pada tenaga kesehatan.
c. Bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Sewon II
Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan oleh ibu
bersalin, agar petugas kesehatan dapat meningkatkan pendekatan pada ibu
sejak awal kehamilannya, sehingga semua ibu memilih petugas kesehatan
sebagai penolong persalinannya.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
d. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan masukan untuk penelitian berikutnya tentang pemilihan
penolong persalinan.
E. Keaslian Penelitian
1. Gultom (2013) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas
Leuwigajah Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat Tahun 2013. Metode penelitian
cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random
sampling sebanyak 96 responden. Instrument penelitian kuesioner. Analisis
data menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara umur, pendidikan, paritas,
pengetahuan, sikap, riwayat pemeriksaan kehamilan, dukungan suami dan
keluarga dengan pemilihan penolong persalinan. Perbedaan penelitian yang
dilakukan oleh penulis dengan peneliti sebelumnya adalah pada variabel bebas
dan uji statistik yang digunakan. Persamaan dengan peneliti sebelumnya pada
jenis penelitian, variabel terikat, dan teknik pengambilan sampel.
2. Pratiwi (2014) melakukan penelitian tentang Faktor yang Berhubungan
dengan Pemanfaatan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di
Wilayah Kerja Puskesmas Barebbo Kabupaten Bone. Jenis penelitian survey
analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan
teknik Proportionate Stratified Random Sampling sebanyak 75 orang.
Instrumen penelitian kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi square dan
fisher Exact test. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan
dengan pemanfaatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah
tingkat pendidikan (p=0,000), pekerjaan (p=0,000), pendapatan keluarga
(p=0,000), sikap terhadap pelayanan kesehatan (p=0,000), dan kebutuhan
pelayanan kesehatan (p=0,000). Sedangkan faktor yang tidak berhubungan
dengan pemanfaatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah
umur, kepemilikan jaminan kesehatan, jarak ke fasilitas kesehatan, dan waktu
tempuh ke fasilitas kesehatan. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh
penulis dengan peneliti sebelumnya adalah pada variabel bebas dan uji
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
statistic yang digunakan. Persamaan dengan peneliti sebelumnya pada jenis
penelitian, variabel terikat, dan teknik pengambilan sampel.
3. Karningsih (2015) melakukan penelitian tentang Karakteristik Ibu
Berhubungan dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan. Jenis penelitian
kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Pengembilan sampel
menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 92 responden.
Instrument penelitian kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi square dan
regresi logistic ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
antara pendidikan ibu (p=0,000), pekerjaan ibu (p=0,002), dan riwayat
pemeriksaan (p=0,000) dengan pemilihan tenaga penolong persalinan.
Sedangkan pada usia dan paritas tidak menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan. Perbedaan penelitian
yang dilakukan oleh penulis dengan peneliti sebelumnya adalah pada variabel
bebas dan uji statistik yang digunakan. Persamaan dengan peneliti sebelumnya
pada jenis penelitian, variabel terikat, dan teknik pengambilan sampel.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Sewon II terletak di Dusun Tarudan, Desa Bangunharjo
Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Jarak puskesmas Sewon II dengan ibu
kota kecamatan kurang lebih 0,5 km. Puskesmas Sewon II terletak pada
ketinggian 45 m di atas permukaan laut, sebagian merupakan dataran rendah.
Luas kerja puskesmas Sewon II kurang lebih 1240 Ha. Luas wilayah kerja
Puskesmas Sewon II meliputi 2 desa yaitu Desa Bangungjiwo dan Desa
Panggungharjo, yang secara keseluruhan terdiri dari 31 dusun. Batas wilayah
kerja Puskesmas Sewon II Bantul adalah:
Sebelah utara : Kodya Yogyakarta
Sebelah selatan : Desa Timbulharjo
Sebelah timur : Tamanan
Sebelah barag : Kasihan
Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Sewon II Bantul terdiri dari
dokter umum sebanyak 4 orang, 6 orang perawat, bidan sebanyak 6 orang, 1
petugas rekam medis, dan apoteker sebanyak 1 orang. Program Puskesmas
berkaitan dengan save motherhood meliputi KB, asuhan antenatal, pelayanan
bersih dan aman, dan pelayanan obstetric esensial.
2. Karakteristik Responden
Hasil penelitian terhadap karakteristik responden ibu bersalin di
Puskesmas Sewon II Bantul diuraikan sebagai berikut:
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
32
Tabel 2. Distribusi Ibu Bersalin Berdasarkan Tempat Bersalin dan Usia
Kehamilan di Puskesmas Sewon II Bantul
Karakteristik Frekuensi Prosentase
Pendidikan
SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi
34
15
42
6
35,1
15,5
43,3
6,2
Pekerjaan
PNS
Buruh/tani
Wirausaha
Ibu rumah tangga
5
28
14
50
5,2
28,9
14,4
51,1
Pendapatan
< UMR
> UMR
69
28
71,1
28,9
Tempat Bersalin
Rumah sakit
Puskesmas
Bidan Praktek Swasta
21
3
73
21,6
3,1
75,3
Usia Kehamilan
Aterm
Preterm
94
3
96,9
3,1
Tabel 2 menunjukkan pendidikan responden sebagian besar SMA
sebanyak 42 orang (43,3%). Sebagian besar responden berstatus ibu rumah
tangga sebanyak 50 orang (28,9%). Pendapatan responden sebagian besar <
UMR sebanyak 69 orang (71,1%). Sebagian besar responden bersalin di Bidan
Praktek Swasta sebanyak 73 orang (75,3%). Usia kehamilan responden
sebagian besar aterm sebanyak 94 orang (96,9%).
3. Analisis Univariate
a. Umur ibu
Hasil penelitian umur ibu yang melahirkan di Puskesmas Sewon II
Bantul disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu
yang Melahirkan di Puskesmas Sewon II Bantul
Umur ibu Frekuensi Prosentase (%)
Beresiko
Tidak beresiko
71
26
73,2
26,8
Jumlah 97 100
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
33
Berdasarkan tabel 3 diketahui umur ibu yang melahirkan di
Puskesmas Sewon II Bantul sebagian besar adalah tidak beresiko sebanyak 71
orang (73,2%).
b. Paritas
Hasil penelitian paritas ibu yang melahirkan di Puskesmas Sewon II
Bantul disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Paritas Ibu yang Melahirkan
di Puskesmas Sewon II Bantul
Paritas Frekuensi Prosentase (%)
Primipara
Scundipara
Multipara
Grandemultipara
38
41
12
6
39,2
42,3
12,4
6,2
Jumlah 97 100
Tabel 4 menunjukkan bahwa paritas ibu yang melahirkan di
Puskesmas Sewon II Bantul sebagian besar adalah skundipara sebanyak 41
orang (42,3%).
c. Pemilihan penolong persalinan
Hasil penelitian pemilihan penolong persalinan di Puskesmas Sewon
II Bantul disajikan pada tabel berikut:
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pemilihan Penolong Persalinan
di Puskesmas Sewon II Bantul
Pemilihan penolong persalinan Frekuensi Prosentase (%)
Bidan 78 80,4
Dokter SpOG 19 19,6
Jumlah 97 100
Berdasarkan tabel 5 diketahui sebagian besar ibu di Puskesmas Sewon
II Bantul memilih bidan sebagai penolong persalinan sebanyak 78 orang
(80,4%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
34
4. Analisis Bivariate
a. Hubungan umur dengan pemilihan penolong persalinan
Tabulasi silang dan hasil uji chi square hubungan umur dengan
pemilihan penolong persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul disajikan
pada tabel 6
Tabel 6. Tabulasi Silang dan Hasil Uji Chi Square Hubungan Umur
dengan Pemilihan Penolong Persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul
Pemilihan penolong persalinan
Total
p- Cont
Umur Bidan Dokter SpOG value coeff
f % f % f %
Tidak beresiko 66 68,0 5 5,2 71 73,2 0,000 0,463
Beresiko 12 12,4 14 14,4 26 26,8
Total 78 80,4 19 19,6 97 100
Tabel 6 menunjukkan ibu kelompok umur tidak beresiko sebagian
besar memilih penolong persalinan bidan sebanyak 66 orang (68%).
Sedangkan ibu kelompok umur beresiko sebagian besar memilih penolong
persalinan dokter SpOG sebanyak 14 orang (14,4%).
Hasil uji chi square diperoleh ρ sebesar 0,000, sehingga dapat
disimpulkan ada hubungan antara umur dengan pemilihan penolong
persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul.
b. Hubungan paritas dengan pemilihan penolong persalinan
Tabulasi silang dan hasil uji chi square hubungan paritas dengan
pemilihan penolong persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul disajikan
pada tabel 7.
Tabel 7. Tabulasi Silang dan Hasil Uji Chi Square Hubungan Paritas
dengan Pemilihan Penolong Persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul
Pemilihan penolong persalinan
Total
p- Cont
Paritas Bidan Dokter SpOG value coeff
f % f % f %
Primipara
Skundipara
34
38
35,1
39,2
4
3
4,1
3,1
38
41
39,2
42,3
0,000 0,503
Multipara
Grandemultipara
5
1
5,2
1,0
7
5
7,2
5,2
12
6
12,4
6,2
Total 78 80,4 19 19,6 97 100
Tabel 7 menunjukkan ibu dengan paritas primipara sebagian besar
memilih penolong persalinan bidan sebanyak 34 orang (35,1%). Sedangkan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
35
ibu dengan paritas grandemultipara sebagian besar memilih penolong
persalinan dokter SpOG sebanyak 5 orang (5,2%).
Hasil uji chi square diperoleh ρ sebesar 0,000, sehingga dapat
disimpulkan ada hubungan antara paritas dengan pemilihan penolong
persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul.
B. Pembahasan
1. Umur ibu
Umur ibu yang melahirkan di Puskesmas Sewon II Bantul l sebagian
besar adalah kelompok tidak beresiko sebanyak 71 orang (73,2%). Hasil
penelitian ini sejalan dengan Hutapea (2012) bahwa umur ibu bersalin di
wilayah kerja Puskesmas Cibungbulang Kecamatan Cibungbulang Kabupaten
Bogor sebagian besar adalah kelompok umur tidak beresiko.
Umur ibu sangat menentukan kesehatan maternal dan berkaitan erat
dengan kondisi kehamilan, persalinan, nifas serta dalam mengasuh bayinya. Ibu
yang berumur kurang dari 20 tahun, belum matang dalam hal jasmani maupun
sosial dalam menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas, sedangkan umur 35
tahun atau lebih menghadapi kemungkinan risiko yang akan terjadi berupa
kelainan bawaan pada waktu kehamilan dan penyulit pada waktu persalinan.
Proses reproduksi sebaiknya berlangsung pada saat ibu berumur 20 tahun
sampai dengan 30 tahun (Martaadisoebrata, 2005). Risiko kematian pada
kelompok umur dibawah 20 tahun 2-5 kali lebih tinggi dari kelompok umur
reproduksi sehat (20-30 tahun), demikian juga dengan kelompok umur 35 tahun
keatas (Prawirohardjo, 2006). Ibu usia 20-35 tahun dianggap ideal untuk
melahirkan. Ibu melahirkan dengan usia beresiko yakni > 35 tahun dan < 20
tahun sebaiknya ditolong oleh tenaga kesehatan professional (Handayani,
2013).
2. Paritas
Paritas ibu yang melahirkan di Puskesmas Sewon II Bantul l sebagian
besar adalah skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Hasil penelitian ini sejalan
dengan Setiawan (2013) yang menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin
di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda tahun 2013 mempunyai paritas
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
36
multipara sebanyak 34 orang (59.6%).
Skundipara adalah wanita yang pernah hamil dua kali dengan janin
mencapai titik mampu bertahan hidup (Varney, 2006). Paritas 2-3 merupakan
paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Risiko pada paritas
dapat ditangani dengan asuhan obstetrik yang lebih baik (Prawirohardjo, 2006).
Banyaknya responden yang memiliki paritas skundipara disebabkan
faktor usia responden yang sebagian besar 20-35 tahun (87,3%). Hal ini
didukung teori Prawirohardjo (2009) yang menyatakan salah satu faktor yang
mempengaruhi paritas antara lain usia.
Faktor lain yang mempengaruhi paritas ibu dalam penelitian ini adalah
pendidikan ibu yang dalam penelitian ini sebagian besar adalah SMA (43,3%).
Menurut Friedman (2005) pendidikan seorang wanita akan mempengaruhi
jumlah yang dilahirkan karena kemungkinan para wanita berpendidikan tinggi
akan menggunakan kontrasepsi sebagai cara mengatur jumlah kelahiran.
Status pekerjaan ibu yang sebagian besar ibu rumah tangga (51,5%) juga
merupakan faktor yang menyebabkan banyaknya ibu yang memiliki paritas
skundipara. Ibu yang tidak bekerja tidak ingin memiliki banyak anak karena
takut tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini sesuai
dengan pendapat Friedman (2005) yang menyatakan bahwa banyak anggapan
status pekerjaan seseorang yang tinggi, maka boleh mempunyai anak banyak
karena mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari.
Kondisi ekonomi keluarga yang tinggi mendorong ibu untuk mempunyai
anak lebih karena keluarga merasa mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Latar belakang budaya yang mempengaruhi paritas antara lain adanya anggapan
bahwa semakin banyak jumlah anak, maka semakin banyak rejeki. Ibu yang
tahu dan paham tentang jumlah anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku
sesuai dengan apa yang ia ketahui (Friedman, 2005).
3. Pemilihan penolong persalinan
Ibu di Puskesmas Sewon II Bantul sebagian besar memilih bidan sebagai
penolong persalinan sebanyak 78 orang (80,4%). Hasil penelitian ini sejalan
dengan Hutapea (2012) yang menunjukkan bahwa 71% persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
37
Menurut PP IBI (2003) bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan
program pendidikan bidan yang diakui oleh Negara serta memperoleh
kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan. Bidan
mempunyai tugas untuk memberikan bimbingan asuhan dan penyuluhan kepada
ibu hamil, persalinan, nifas, dan menolong persalinan dengan tanggung
jawabnya sendiri serta memberikan asuhan kepada bayi baru lahir.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan atau linakes
adalah indicator untuk menggambarkan besarnya persentase persalinan yang
aman. Tempat ideal untuk persalinan adalah fasilitas kesehatan dengan
perlengkapan dan tenaga yang siap menolong jika sewaktu-waktu terjadi
komplikasi persalinan. Minimal di fasilitas kesehatan seperti puskesmas yang
mampu memberikan pelayanan obstetric dan neonatal emergensi dasar. Hasil
penelitian ini menunjang program pertolongan persalinan ke tenaga kesehatan.
Menurut Depkes RI (2009) bahwa pertolongan kesehatan oleh tenaga kesehatan
adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang kompeten.
Banyaknya ibu bersalin yang memilih penolong persalinan bidan praktek
swasta dipengaruhi oleh faktor pendidikan ibu yang sebagian besar
berpendidikan menengah (SMA) sebesar 43,3%. Pendidikan berpengaruh pada
cara berfikir, tindakan dan pengambilan keputusan seseorang dalam
menggunakan pelayanan kesehatan, semakin tinggi pendidikan ibu akan
semakin baik pengetahuannya tentang kesehatan (Martaadisoebrata, 2005).
Wanita yang berpendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatan
diri dan keluarganya. Mereka lebih mampu mengambil keputusan dalam
kaitannya dengan kesehatan dirinya, misalnya menentukan dimana akan
melahirkan (Meylanie, 2010).
Faktor lain yang menyebabkan banyaknya ibu memilih penolong
bersalinan bidan adalah status pekerjaan ibu yang sebagian besar ibu rumah
tangga (51,5%). Pekerjaan menggambarkan tingkat sosial ekonomi seseorang,
dan hal ini cukup mempengaruhi pemilihan tempat pelayanan kesehatan oleh
masyarakat tersebut (Notoatmodjo, 2010).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
38
4. Hubungan umur dengan pemilihan penolong persalinan
Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara umur dengan
pemilihan penolong persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul (ρ=0,000). Hasil
penelitian ini sejalan dengan Kristiani (2009) yang menunjukkan wanita berusia
20-34 tahun mempunyai peluang 1,65 kali untuk memilih persalinan oleh
tenaga kesehatan daripada kelompok umur 15-19 tahun. Begitu juga dengan
wanita usia 35-49 tahun sebesar 3,21 kali lebih mungkin melahirkan pada
tenaga kesehatan.
Rentang usia 20-35 tahun dianggap ideal untuk hamil dan melahirkan.
Direntang ini, kondisi fisik wanita dalam keadaan prima, rahim sudah mampu
memberi perlindungan atau kondisi yang maksimal untuk kehamilan.
Pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dokter spesialis kandungan paling
banyak pada usia beresiko (< 20 tahun atau > 35 tahun). Ibu yang berumur
kurang dari 20 tahun, belum matang dalam hal jasmani maupun sosial dalam
menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas, sedangkan umur 35 tahun atau
lebih menghadapi kemungkinan risiko yang akan terjadi berupa kelainan
bawaan pada waktu kehamilan dan penyulit pada waktu persalinan. Proses
reproduksi sebaiknya berlangsung pada saat ibu berumur 20 tahun sampai
dengan 30 tahun (Martaadisoebrata, 2005). Risiko kematian pada kelompok
umur dibawah 20 tahun 2-5 kali lebih tinggi dari kelompok umur reproduksi
sehat (20-30 tahun), demikian juga dengan kelompok umur 35 tahun keatas
(Prawirohardjo, 2006).
Hasil penelitian ini terdapat 12 ibu umur beresiko tetapi memilih bidan
sebagai penolong persalinan, hal ini dapat disebabkan oleh faktor biaya
persalinan dokter spesialis yang mahal, kurangnya dukungan keluarga/suami,
jarak tempuh ke tempat pelayanan dokter spesialis, dan pengalaman keluarga
yang sudah terbiasa menggunakan bidan sebagai penolong persalinan.
5. Hubungan paritas dengan pemilihan penolong persalinan
Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara paritas dengan
pemilihan penolong persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul (ρ=0,000). Hasil
penelitian ini sejalan dengan Gultom (2013) yang menunjukkan adanya
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
39
hubungan paritas dengan pemilihan penolong persalinan.
Faktor resiko yang secara tidak langsung mengancam jiwa ibu dan akan
memperburuk keadaan adalah paritas atau jumlah anak yang pernah dilahirkan
ibu. Ibu dengan paritas tinggi (lebih dari 4 kali) mempunyai risiko lebih besar
untuk mengalami perdarahan (Depkes RI, 2008). Kehamilan dengan paritas 6
keatas (Grandemultipara) mempunyai risiko kematian 8 kali lebih tinggi dari
paritas lainnya (Rustam, 2008). Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman
ditinjau dari sudut kematian maternal. Risiko pada paritas dapat ditangani
dengan asuhan obstetrik yang lebih baik (Prawirohardjo, 2006). Risiko
komplikasi yang ditimbulkan dapat dicegah sedini mungkin, untuk itu
persalinan perlu ditolong oleh tenaga kesehatan yang professional dan
dilakukan di fasilitas kesehatan (Rusnawati, 2012).
Hasil penelitian ini terdapat 1 ibu grandemultipara yang memilih bidan
sebagai penolong persalinan, hal ini disebabkan oleh faktor biaya persalinan
dokter spesialis yang mahal, kurangnya dukungan keluarga/suami, jarak tempuh
ke tempat pelayanan dokter spesialis, dan pengalaman keluarga yang sudah
terbiasa menggunakan bidan sebagai penolong persalinan.
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian adalah belum dilakukan pengontrolan
terhadap faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemilihan penolong persalinan,
seperti pendidikan ibu, pekerjaan, biaya persalinan, dukungan keluarga/suami,
sikap terhadap persalinan oleh tenaga kesehatan, aksesibilitas (jarak tempat
tinggal dan waktu tempuh), pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care), dan riwayat
penolong persalinan keluarga.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan dapat
disimpulkan:
1. Umur ibu yang melahirkan di Puskesmas Sewon II Bantul l adalah kelompok
tidak beresiko sebanyak 71 orang (73,2%).
2. Paritas ibu yang melahirkan di Puskesmas Sewon II Bantul l adalah skundipara
sebanyak 41 orang (42,3%).
3. Ibu di Puskesmas Sewon II Bantul memilih bidan sebagai penolong persalinan
sebanyak 78 orang (80,4%).
4. Ada hubungan antara umur dengan pemilihan penolong persalinan di
Puskesmas Sewon II Bantul dengan ρ = 0,000.
5. Ada hubungan antara umur dengan pemilihan penolong persalinan di
Puskesmas Sewon II Bantul dengan ρ = 0,000.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat di Puskesmas Sewon II Bantul
Masyarakat hendaknya meningkatkan pengetahuan mereka tentang penyulit
persalinan sehingga dapat memberikan saran kepada ibu bersalin untuk
memilih penolong persalinan yang tepat.
2. Bagi dinas kesehatan Kabupaten Bantul
Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul untuk menambah
media promosi tentang persalinan yang aman di wilayah kerja Puskesmas Desa
Baru terutama tentang manfaat persalinan dengan tenaga kesehatan seperti
baliho yang dipasang di pinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis di
wilayah kerja Puskesmas Sewon II Bantul sehingga semua orang bisa melihat
dan membacanya.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
41
3. Bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Sewon II
Tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan antenatal care atau
pemeriksaan ibu hamil secara komprehensif, bila ada ibu hamil dengan umur
beresiko dan paritas tinggi maka segera memberikan rujukan ke rumah sakit
agar persalinannya ditangani oleh dokter SpOG.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti yang akan datang hendaknya menyempurnakan hasil penelitian ini
dengan meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemilihan penolong
persalinan, seperti pendidikan ibu, pekerjaan, biaya persalinan, dukungan
keluarga/suami, sikap terhadap persalinan oleh tenaga kesehatan, aksesibilitas
(jarak tempat tinggal dan waktu tempuh), pemeriksaan kehamilan (Antenatal
Care), dan riwayat penolong persalinan keluarga.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : P.T.
Rineka Cipta.
BKKBN. (2006). Deteksi Dini Komplikasi Persalinan. Jakarta : BKKBN.
Depkes RI. (2008). Pedoman Kemitraan Bidan dan Dukun. Jakarta: Depkes RI.
_________. (2009). Pedoman Pelayanan Antenatal. Jakarta: Depkes RI.
Dinkes Bantul. (2015). Profil Kesehatan Kab. Bantul Tahun 2014. Dinas
Kesehatan Kabupaten Bantul.
Dinkes DIY. (2014). Profil Kesehatan DIY Tahun 2013. Yogyakarta: Dinas
Kesehatan DIY.
__________. (2015). Profil Kesehatan DIY Tahun 2014. Yogyakarta: Dinas
Kesehatan DIY.
Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Depkes-WHO-FKMUI. (2001). Materi Ajar Safe Motherhood. Jakarta: WHO-
Depkes-FKMUI.
Friedman. (2005). Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.
Gultom, E.I. (2013). Faktor – Faktor yang berhubungan dengan Pemilihan
Penolong Persalinan Di wilayah kerja Puskesmas Leuwigajah Kota Cimahi
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013. Skripsi. (Online). http://
lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-09/S47586-Elita%20Ivanna%20Gultom.
Diakses 1 Mei 2016.
Handayani, D.S. (2013). Pemanfaatan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan Profesional pada Ibu Nifas Berdasarkan Health System Model
Anderson di Wilayah Kerja Puskesmas Ba’a Rote. Skripsi. Program Studi
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya.
International classificaton of Diseases (ICD)-10. (2012). Application of ICD-10
to deaths during pregnancy, childbirth and the puerperium: ICD maternal
mortality (ICD-MM). Geneva: World Health Organization.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Jekti, R.P. (2011). Hubungan Antara Kepatuhan Ante Natal Care Dengan
Pemilihan Penolong Persalinan. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1 No 2,
April.
Juariah. (2009). Antara Bidan Dan Dukun. Majalah Bidan Volume XIII. Jakarta.
Karningsih. (2015). Karakteristik Ibu Berhubungan dengan Pemilihan Tenaga
Penolong Persalinan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan Vol. 2. Nomor
2. Maret.
Kemenkes RI. (2011). Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta:
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI 2011.
___________. (2012). Profil Kesehatan Indonesia 2011. Jakarta: Pusat Data dan
Informasi Kementrian Kesehatan RI 2012.
___________. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Pusat
Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI 2015.
Kristiani, S. (2009). Socio Economic and Demografic Determinants of Maternal
Health Care Utilization Indonesia. Thesis. The Flinders University of
South Australia. Adelaide.
Manuaba, I.B.G. (2008). Gawat Darurat Obstetri Ginekologo & Obstetri
Ginekologi Sosial Untuk profesi Bidan. Jakarta : EGC.
______________. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencanan. Jakarta: EGC.
Martaadisoebrata. (2005). Bunga Rampai Obstetri dan Ginekolog Sosial. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono.
Meylanie. (2010). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Tenaga
Penolong Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk Kabupaten Jember
Tahun 2010. Skripsi. Depok: FKM-UI.
Morgan, G dan Hamilton, C. (2009). Obstetri & Ginekologi. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
_____________. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Potter PA & Perry AG. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses dan Praktik Edisi 4, Jakarta: EGC.
Pratiwi, A.A. (2014). Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pertolongan
Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Barebbo
Kabupaten Bone. Jurnal AKK No. 1. Januari.
Prawirohardjo, S. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Rochjati. (2003). Skrining Antenatal Care dan Komplikasi Kehamilan. Surabaya:
Unair Press.
Rustam, M. (2008). Synopsis Obstetric: Obstetric Fisiologi Obstetric Patologi.
Edisi 2. Jakarta: EGC.
Stuart dan Laraia. (2005). Prinsip dan Praktek Keperawatan Psikiatri. Edisi 8. St.
Louis: Mosby Book INC.
Saifudin, A.B. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Syafrudin. (2009). Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.
Ushwaya. (2009). Kehamilan dan Permasalahannya. Jakarta: EGC.
Varney, H. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol 2. Jakarta : EGC
Wiknjosastro H. (2009). Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4 Cetakan ke-2. Jakarta:
Yayaan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wilayat, C. (2006). Hubungan antara Kepemilikan Kartu Sehat Gakin dengan
Pemilihan Penolong Persalinan di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten
Bogor tahun 2005. Tesis. FKM-UI Depok
World Health Organization (WHO). (2014). WHO, UNICEF, UNFPA, The World
Bank. Trends in maternal mortality: 1990 to 2013. Geneva: World Health
Organization.
Yenita, S. (2011). Faktor Determinan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan di
Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun
2011. Artikel. Program Pascasarjana Universitas Andalas Padang.