HUBUNGAN ANTARA STRES AKADEMIS DAN IDE BUNUH DIRI
PADA MAHASISWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Kartika Catharina Ayudanto
149114064
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IIALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
HUBI]NGAN AIYTARA STRESS AKADAMIS DATI II}E BUNUH DIRI PAI}A
MAHASISWA
Disusun oleh :
Kartika Catharina Ayudanto
NIM: 1491ru464
Tnlah disetujui oleh :
I)osen Pembimbing Skripsi
Tanggal ii fllv ?ill$
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NALAMAN PENGOSAHAN SKruPSI
HTIBUNGAI\I A}TTARA STRESS AKAI}EI}fiS DAI\[ INE BI]ITT]E I}IRI PAI}AMAHASISWA
Dipersiapkan dan disusun oleh :
Kartika Catharina Ayudanto
NIM: 149114064
Penguji I
Penguji II
PeneEJi III
Yb$akarta, I I
Fakultas Psikologi
. L. .fuF-wi,M" Si.n l*udf3.u *\ **S grs g'uo,' g
nq ' 'Jdar
"Ir'\}i..F d&.$v..?.* ?
its j'
tl
Telah dipertan Panitia Penguji
Dr. Titik Kristiyani, M.Psi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan
menerimanya. (Matius 21: 22)
For I know the plans I have for you,” declares the Lord, “plans to prosper you
and not to harm you, plans to give you hope and a future. (Jeremiah 29:11)
Success need process. (anonymous)
If you never try, you will never know. (anonymous)
Work hard in silence, let your success be your noise. (Frank Ocean)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada Tuhan Yesus dan kedua orangtua saya
yang telah memberikan dukungan dan support yang sangat berharga untuk saya.
Kepada Tuhan Yesus yang telah menyertai saya selama ini, memberikan berkat-
Nya, kekuatannya, dan melancarkan perjalanan skripsi saya. Saya percaya jika
pencapaian saya saat ini merupakan campur tangan dari Tuhan Yesus.
Kepada orangtua saya yang selalu menyertai saya dan selalu memberikan saya
dukungan, semangat, dan juga percaya kepada saya bahwa saya bisa menyelesaikan
skripsi dengan baik adanya. Je t'aime, Mama dan Papa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta 18 Maret 2019
Peneliti,
Kartika Catharina Ayudanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA STRES AKADEMIS DAN IDE BUNUH DIRI
PADA MAHASISWA
Kartika Catharina Ayudanto
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara stress akademis dengan ide bunuh
diri pada mahasiswa. Hipotesis pada penelitian ini adalah stress akademis memiliki hubungan yang
signifikan dengan ide bunuh diri, sehingga stress akademis menjadi faktor yang mempengaruhi ide
bunuh diri. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Subjek pada penelitian ini
berjumlah 156 mahasiswa yang tersebar diberbagai daerah. Penelitian ini menggunakan skala
stress akademis dan The Suicide Assessment Scale. Skala stress akademis memiliki 15 item dengan
koefisien reliabilitas 0,869. The Suicide Assessment Scale memiliki 20 item dengan koefisien
reliabilitas 0,816. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman’s rho karena persebaran data pada kedua variabel bersifat tidak normal. Hasil penelitian ini
menghasilkan r sebesar 0,529 dan nilai signifikansi p = 0,000 < 0,05. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara stress akademis dengan
ide bunuh diri. Hal ini berarti semakin tinggi stress akademis, maka semakin tinggi juga ide bunuh
diri. Sebaliknya, semakin rendah stress akademis, maka semakin rendah ide bunuh diri.
Kata kunci: stress akademis, ide bunuh diri, mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE CORRELATION BETWEEN ACADEMIC STRESS AND SUICIDE
IDEATION IN COLLEGE STUDENTS
Kartika Catharina Ayudanto
ABSTRACT
This research aims to know the correlation between academic stress and suicide ideation
in college students. The hypothesis in this research was that there was a significant correlation
between academic stress and suicide ideation, so academic stress is a factor that influences
suicidal ideation. This type of research is correlational quantitative research. The subjects in this
study were 156 college students spread across various regions. This study used the academic
stress scale and The Suicide Assessment Scale. The academic stress scale has 15 items with a
reliability coefficient of 0.869. The Suicide Assessment Scale has 20 items with a reliability
coefficient of 0.816. The data analysis technique in this study used the Spearman rho correlation
test because the data distribution on both variables was abnormal. The results of this study
produce r of 0.529 and a significance value of p = 0.000 <0.05. The results of this study indicate
that there is a positive and significant relationship between academic stress and suicide ideation.
This means that the higher the academic stress, the higher the suicide ideation. On the other hand,
the lower academic stress, the lower the suicide ideation.
Keyowords: academic stress, suicide ideation, college students
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Kartika Catharina Ayudanto
Nomor Mahasiswa : 149114064
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN ANTARA STRESS AKADEMIS DENGAN IDE BUNUH DIRI
PADA MAHASISWA
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya
Dibuar di Yogyakarta
Pada tanggal : 22 November 2018
Yang menyatakan,
(Kartika Catharina Ayudanto)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus berkat penyertaan-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih karena telah
memberikan jalan yang terbaik untuk saya dan juga memberikan kelancaran untuk
saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Semua hasil yang saya dapatkan sampai
saat ini berkat penyertaan dari Tuhan Yesus.
Kepada orangtua saya, Mama Yuni dan Papa Tomy, terimakasih selama
ini sudah menjadi support tersebar untukku. Terimakasih karena selalu percaya
dan mendukung apapun keputusan dan pilihan hidupku. Terimakasih atas semua
pengorbanan yang mama dan papa lakukan untuk anakmu, serta doa yang selalu
dipanjatkan demi keberhasilan anakmu. Semoga aku bisa menjadi anak yang
membanggakan mama dan papa. Je t'aime mama papa!!!
Kepada dosen pembimbing saya, Bapak C. Siswa Widyatmoko.
Terimakasih atas bimbingannya. Terimakasih atas waktunya yang sudah diberikan
selama ini. Semua hal tersebut berguna untuk saya dan menjadi pelajaran yang
berharga untuk hidup saya.
Terimakasih untuk teman-teman saya yang sudah membantu saya dan
menemani saya dalam mengerjakan skripsi ini, Irma, Lona, Asty, Chesa, Eta.
Makasih banyak teman-teman karena selama proses mengerjakan skripsi, kita
sama-sama mengerjakan skripsi bersama, saling bertanya, dan memberikan
masukan dan jalan keluar ketika berada di jalan buntu, terutama untuk Lona yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
selalu saya repotkan dengan berbondong-bondong pertanyaan mengenai skripsi.
Terimakasih Lona!!!!! Tidak lupa juga terimakasih pada kakak-kakak alumni
yang membantu saya dan juga kepada Ranty, Tegar, dan Raymond yang
memberikan semangat selama saya mengerjakan skripsi.
Terimakasih untuk teman-teman seperjuangan Psikologi dari awal
semester hingga sekarang ini, Adit, Dito, Danil, Efan, Asty, Galih, Eta, Sandro,
Valen, Chesa, Ruth, Edi. Terimakasih teman-teman karena selalu menjadi teman
disaat suka maupun duka, dan selalu ada dan siap ketika saya membutuhkan,
selalu menghabiskan waktu bersama, dan saling membantu satu sama lain dikala
susah. Semoga kita dapat mewujudkan segala keinginan masing-masing selama
ini. Ayo semangat! Perjuangan hidup masih panjang!
Terimakasih juga untuk support system saya yang sangat jauh namun
selalu memberikan semangat dan dukungan kepada saya, Shelly, Anne, Bitha, you
know I love you. Semoga persahabatan yang sudah kita bangun sejak kecil tidak
pernah berubah dan terus memberikan efek yang positif buat masing-masing dari
kita. Maafkan diriku yang selalu berpindah-pindah kota dan tidak menetap di
Jakarta bersama kalian, janji kok suatu saat nanti bakal balik Jakarta lagi dan
bakal sering main terus nginep dirumah-rumah kalian! Me love ya, Guys!
Terakhir, untuk seseorang yang selalu ada di hati saya, yang membuat saya selalu
berusaha keras untuk menjadi lebih baik, untuk terus bekerja keras demi
mendapatkan yang terbaik dan untuk mencapai keinginan hidup saya, terimakasih.
Terimakasih karena secara tidak langsung, dirimu yang membuatku menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
termotivasi untuk selalu berusaha dan melakukan yang terbaik dalam hal apapun.
Walaupun saat di Korea kemarin kita tidak bisa saling bertemu, namun aku tetap
senang bisa menginjakkan kaki di tanah kamu menimba ilmu. Semoga sukses
menempuh karir di belahan dunia sana, sampai bertemu di lain waktu. Selalu ingat
bahwa doaku selalu menyertaimu.
Saya menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna, oleh sebab itu saya
meminta maaf jika terjadi kesalahan atau apapun tindakan saya yang tidak
berkenan dan lalai baik sikap, tutur kata, atau tulisan. Saya harap skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi siapapun dan saya membuka diri terhadap kritik dan
saran yang membangun demi menjadikan skripsi ini lebih baik. Akhir kata saya
ucapkan terimakasih.
Yogyakarta,
Peneliti
Kartika Catharina Ayudanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................. iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................... viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ................ ix
KATA PENGANTAR ....................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bunuh Diri ………................................................................. 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. Ide Bunuh Diri ……………………..………………………. 12
C. Penyebab Ide Bunuh Diri…………………………………….. 13
D. Skala Ide Bunuh Diri ……………………..…….……………. 14
E. Aspek The Suicide Assessment Scale……………………….... 16
F. Stress Akademis ....................................................................... 16
G. Dampak Stress Akademis ......................................................... 18
H. Aspek Stres Akademis……………………………………….. 19
I. Dewasa Awal …………………................................................ 20
J. Kaitan Stress Akademis Dengan Bunuh Diri............................ 22
K. Skema Hubungan antar Variabel…………………………….. 24
L. Hipotesis ................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 26
B. Variabel Penelitian …………………………………............... 26
C. Definisi Operasional
1. Ide Bunuh Diri …............................................................... 26
2. Stress Akademis ................................................................. 27
D. Subjek Penelitian ..................................................................... 28
E. Prosedur Penelitian …………………….…………………… 28
F. Metode Pengumpulan Data
1. Metode …………………….............................................. 29
2. Alat Pengumpulan Data ………………………………… 30
a. Suicide Assessment Scale (SUAS) ………………. 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
b. Skala Stress Akademis ………………………….. 31
G. Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas Skala ...................................................................... 32
2. Seleksi Item ………………………………………………. 34
3. Reliabilitas ............................................................................ 36
H. Uji Analisa Data
1. Uji asumsi ........................................................................ 38
a. Uji Normalitas ............................................................. 38
b. Uji Linearitas ............................................................... 38
2. Uji Hipotesis ..................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian …………………………….………… 40
B. Deskripsi Subjek Penelitian …………………………………. 41
C. Deskripsi Data Penelitian …………………………………… 46
D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas ............................................................. 49
b. Uji Linearitas .............................................................. 50
2. Uji Hipotesis ..................................................................... 50
E. Pembahasan ............................................................................ 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 56
B. Keterbatasan Penelitian ……………………………...…….. 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
C. Saran ...................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 59
LAMPIRAN ....................................................................................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Skoring pada Skala Stress Akademis........................................... 32
Tabel 2 Seleksi Item ……………...……….............................................. 35
Tabel 3 Blueprint Skala Stress Akademis ................................................ 36
Tabel 4 Blueprint SUAS …………………............................................... 36
Tabel 5 Reliability Statistic SUAS ……………………………............ 37
Tabel 6 Reliability Statistic Stress Akademis ……………….….......... 38
Tabel 7 Deskripsi data subjek berdasarkan jenis kelamin ….…........... 41
Tabel 8 Deskripsi data subjek berdasarkan usia...................,................. 42
Tabel 9 Deskripsi data subjek berdasarkan semester ............................ 43
Tabel 10 Deskripsi data subjek berdasarkan daerah asal ........................ 44
Tabel 11 Data Empiris Skala Stress Akademis ....................................... 47
Tabel 12 Data Empiris Skala Ide Bunuh Diri (SUAS) ............................ 47
Tabel 13 Hasil Uji Normalitas …………………...................................... 49
Tabel 14 Hasil Uji Linearitas …………………........................................ 50
Tabel 15 Hasil Uji Hipotesis …………………......................................... 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran Skala Penelitian Stres Akademis dan Ide Bunuh Diri........... 65
Lampiran Perhitungan Analisis Hasil Penelitian………...…………… 78
Lampiran Reliabilitas Skala ................................................................. 80
Lampiran Uji Asumsi dan Uji Hipotesis ................................................ 81
Lampiran Hasil Uji Mean Teoritis & Empiris ..................................... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Kaitan antar Variabel Stres Akademis dan Ide Bunuh Diri ……………… 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, seorang individu tidak terlepas dari
masalah yang dihadapi yang dapat menimbulkan stres. Stres merupakan
gangguan yang dihadapi seseorang akibat adanya tekanan atau masalah yang
muncul pada individu. Masalah atau tekanan tersebut dapat muncul dari
dalam diri maupun dari luar diri individu. Nilai yang tidak memuaskan, tidak
mendapatkan sesuatu yang diinginkan, tidak maksimal dalam mengerjakan
suatu pekerjaan, tidak dapat bersosialisasi dengan baik, konflik dengan
teman, keluarga, atau rekan kerja, putus cinta, tidak lulus tepat waktu, dan
tuntutan dari keluarga merupakan contoh dari masalah yang dihadapi oleh
individu.
Masalah tersebut membuat individu merasa tertekan secara terus-
menerus dan dapat mengganggu kinerja dari individu itu sendiri. Hal-hal
tersebut juga sering dialami oleh mahasiswa. Mahasiswa banyak
mendapatkan tugas dan pekerjaan dari perkuliahan. Tugas dan pekerjaan
tersebut tidak jarang membuat mahasiswa menjadi tertekan. Selain itu,
ekspektasi dari lingkungan dan orangtua yang menginginkan prestasi, lulus
tepat waktu, mendapatkan pekerjaan dengan cepat, dan juga sukses dalam
segala bidang menjadi salah satu faktor tekanan bagi mahasiswa. Hal tersebut
akan semakin parah jika mahasiswa tidak mendapatkan IPK yang memuaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
atau tidak memenuhi ekspektasi dari orangtua ataupun lingkungan. Oleh
karena itu, tekanan yang dirasakan mahasiswa dari dalam dan luar semakin
bertambah. Masalah-masalah yang dialami tersebut dapat dikatakan sebagai
stressor. Stressor merupakan stimulus yang muncul yang menyebabkan stres
pada individu.
Menurut Adam, Overholser, dan Spirito (1994), stressor seperti
masalah keluarga, masalah dengan teman, masalah dengan pasangan, dan
masalah pendidikan menjadi faktor seseorang melakukan bunuh diri. Selain
itu, beberapa penelitian (dalam Arun dam Chavan, 2009) menemukan bahwa
tekanan akademis memiliki keterkaitan dengan ide untuk bunuh diri dan
tindakan menyakiti diri sendiri. Dapat dilihat bahwa prestasi akademik
menjadi salah satu dari berbagai faktor yang memiliki hubungan dengan ide
bunuh diri. Selain itu, prestasi akademis yang rata-rata juga dapat
memprediksi peningkatan ide atau gagasan untuk bunuh diri (Kang, Hyun,
Choi, Kim, Kim, dan Woo, 2014).
Bunuh diri merupakan suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk
mengakhiri kehidupan, individu secara sadar berhasrat dan berupaya
melaksanakan hasratnya untuk mati (Muhith, 2015). Bunuh diri juga dapat
disebut sebagai suatu perbuatan atau tindakan yang disengaja untuk
menghancurkan atau membunuh diri sendiri. Upaya bunuh diri merupakan
salah satu cara seseorang berteriak meminta tolong kepada orang lain. Maka
dari itu, seseorang yang melakukan upaya bunuh diri memiliki perasaan
ambigu antara keinginan untuk hidup dan keinginan untuk mati atau dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
disebut sebagai ambivalensi. Bunuh diri merupakan kematian yang
disebabkan oleh luka, keracunan, atau mati lemas yang memiliki bukti adanya
cidera yang disebabkan oleh dirinya sendiri dan tindakan tersebut dilakukan
untuk membunuh dirinya sendiri (Nolen-Hoeksema, 2014).
Menurut CDC Web-based Injury Statistic, bunuh diri menjadi
penyebab kematian utama yang ketiga di antara orang-orang muda dengan
rentang usia 15 hingga 24 tahun. Survey lain menemukan bahwa 13% dari
orang dewasa di Amerika Serikat dilaporkan pernah memiliki pikiran untuk
bunuh diri dan 4,6% dilaporkan melakukan percobaan bunuh diri (Kessler,
Borges, dan Walters dalam Nevid, Rathus, dan Greene 2003). Di Amerika,
setiap 16 menit seseorang akan melakukan tindakan bunuh diri dan tercatat
sebanyak 31.000 orang yang melakukan bunuh diri setiap tahunnya.
Menurut data statistik Kesehatan Dunia pada WHO, Korea Selatan
merupakan Negara yang memiliki angka bunuh diri tertinggi yaitu 36,8%. Di
ASEAN, Thailand merupakan Negara yang memiliki angka bunuh diri cukup
tinggi yaitu sebanyak 13,1%. Sebanyak 75% kasus bunuh diri terjadi di
Negara-negara yang memiliki penghasilan rendah dan menengah
(Kompas.com, 2016). Bunuh diri dikalangan remaja Jepang sudah terjadi
sebelum dan setelah perang dunia kedua, dan tetap tidak berubah walaupun
sudah ada perubahan dalam sistem pendidikan (Zeng dan Le Tendre, 1998).
Pada Negara Indonesia, tercatat pada tahun 2005 terdapat 30.000 kasus bunuh
diri dan pada tahun 2010 terdapat 5.000 orang yang melakukan bunuh diri
setiap tahunnya. Pada tahun 2012, tingkat bunuh diri meningkat menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
10.000 orang yang melakukan bunuh diri (Herman, 2014.
www.beritasatu.com).
Terdapat tiga jenis dari perilaku bunuh diri, yaitu completed suicide,
suicide attempt, dan suicide ideation. Completed suicide merupakan perilaku
bunuh diri dimana individu melakukan tindakan bunuh diri secara fatal
sehingga menyebabkan kematian yang cepat. Suicide attempt adalah perilaku
dimana individu melakukan percobaan bunuh diri, namun tidak berakibat
fatal. Individu yang melakukan suicide attempt masih mengalami keadaan
ambivalensi dimana belum ada kejelasan antara keinginan untuk hidup dan
keinginan untuk mati. Suicide ideation atau bisa disebut dengan ide bunuh
diri merupakan ide individu untuk melakukan bunuh diri, namun hal tersebut
hanya sebatas pikiran dan belum dilakukan (Nolen-Hoeksema, 2014).
Sebanyak 11,4% mahasiswa melakukan percobaan bunuh diri dan
7,9% mahasiswa yang memiliki pikiran untuk bunuh diri dalam setahun
belakangan (Garlow, Rosenberg, Moore, Haas, Koestner, Hendin, dan
Nemeroff, 2008). Meehan dkk (dalam Nevid dkk, 2003) terdapat 54% atau
sekitar 694 mahasiswa tahun pertama dilaporkan memiliki pikiran untuk
bunuh diri. Menurut Furr, Westefeld, McConnell, dan Jenkins (dalam Nolen-
Hoeksema, 2014) terdapat 9% mahasiswa yang memiliki pikiran untuk bunuh
diri sejak memasuki Universitas dan 1% mahasiswa yang memiliki pikiran
bunuh diri saat di Universitas.
Stres akademis memiliki korelasi dengan depresi dan ide untuk bunuh
diri (Ang dan Huan, 2006). Menurut Petzel dan Riddle (dalam Wilburn dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Smith, 2005), prestasi akademis yang buruk dapat menyebabkan seorang
individu mengalami stres, depresi, hingga bunuh diri. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Juon, Nam, dan Ensminger (dalam Ang dan Huan, 2006)
mengatakan bahwa pelajar di Korea Selatan memiliki tingkat stres yang
tinggi terkait dengan prestasi akademik sehingga cenderung memiliki pikiran
untuk melakukan bunuh diri.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Agolla dan Ongori (2009)
menjelaskan bahwa kinerja akademis yang buruk dan ekspektasi dari teman
atau keluarga yang tinggi merupakan salah satu faktor yang membuat
mahasiswa menjadi tertekan hingga mengalami stres dan depresi. Hal tersebut
disebabkan karena individu tidak dapat mencapai ekspektasi dari keluarga,
lingkungan, maupun diri sendiri.
Toero, Nagy, Sawaguchi, Sawaguchi, dan Sotonyi (dalam Ang dan
Huan, 2006) mengatakan bahwa terdapat hubungan antara tekanan akademis
dengan perilaku bunuh diri pada remaja dan dewasa awal. Hal tersebut
terlihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa terdapat kasus-kasus
bunuh diri yang terjadi biasanya memuncak selama periode ujian. Selama
periode ujian, tingkat stres pada pelajar atau mahasiswa menjadi lebih
meningkat dari pada biasanya.
Pada tahun 2001, studi yang dilakukan oleh American College Health
Association (Hirsch, Conner, dan Duberstein, 2007) mengungkapkan bahwa
9,5% dari mahasiswa memiliki pikiran serius untuk bunuh diri dan 1,5%
dilaporkan melakukan percobaan bunuh diri. Penelitian lain (Brener, Hassan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Barrios, 1999; Hirsch, Wolford, LaLonde, Brunk, dan Parker-Morris, 2009;
Furr, Westefeld, McConnell, dan Jenkins, 2001 dalam Hirsch dkk, 2007)
mengungkapkan, sekitar 8% - 15% mahasiswa di Amerika Serikat
melaporkan bahwa mereka mengambil tindakan berdasarkan pemikiran
mereka tentang bunuh diri. Sebanyak 14,6% mahasiswa di China diketahui
memiliki ide untuk bunuh diri pada tahun terakhir. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hirsch dkk (2007), sebanyak 46% dari 439 mahasiswa
melaporkan pernah memiliki ide untuk bunuh diri, dimana 124 mahasiswa
tersebut pernah memiliki pikiran untuk bunuh diri pada setahun terakhir.
Indonesia sendiri menduduki peringkat ke-159 di Dunia dalam data
negara dengan angka bunuh diri tertinggi, dan sebanyak 3,7 dari 10.000
populasi di Indonesia melakukan bunuh diri tiap tahunnya (diambil dari
who.int, 2018). Di Indonesia, cukup banyak kasus bunuh diri yang dilakukan
pelajar atau mahasiswa dengan alasan akademik, seperti nilai raport atau
Indeks Prestasi yang tidak memuaskan, masalah Ujian Nasional, hingga
masalah yang berhubungan dengan skripsi. Penelitian yang dilakukan oleh
Benny Prawira Siauw (diambil dari tirto.id, 2019) menjelaskan bahwa 34,5%
dari 284 responden mahasiswa di Jakarta memiliki pikiran untuk bunuh diri.
Kasus mengenai stres akademis yaitu seorang mahasiswa yang berumur 20
tahun ditemukan bunuh diri di rumahnya (diambil dari suara.com, 2018).
Mahasiswa tersebut melakukan bunuh diri dengan alasan skripsi yang terus
ditolak oleh dosen pembimbing. Hal tersebut membuatnya menjadi stres dan
depresi sehingga dirinya memilih untuk melakukan bunuh diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Kasus bunuh diri lain juga terjadi di Bandung, seorang mahasiswa
memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri di kamar kost
(diambil dari news.detik.com, 2018). Mahasiswa tersebut merasa pusing
memikirkan masalah skripsinya, hingga akhirnya memilih untuk bunuh diri.
Kasus-kasus bunuh diri yang terjadi di Indonesia memiliki faktor penyebab
yang beragam. Prestasi yang baik tidak menjamin seseorang tidak akan
melakukan upaya untuk bunuh diri. Dukungan atau tekanan dari orangtua dan
lingkungan juga dapat menjadi faktor penyebab seseorang melakukan
tindakan bunuh diri.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi dan Hamidah
(2013) mengenai kesepian dan ide bunuh diri, memperoleh hasil dimana
kesepian dan ide bunuh diri tidak memiliki hubungan yang signifikan.
Penelitian tersebut juga meneliti remaja dengan rentang waktu bercerai < 5
tahun, sehingga individu tidak merasakan perasaan kesepian. Pada penelitian
ini juga alat ukur yang digunakan tidak melewati uji try out dan terdapat satu
variabel yang muncul namun tidak diukur oleh peneliti, yaitu variabel
depresi.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Mallo dan Ronda (2009)
dilakukan untuk menemukan analisis faktor penyebab utama kecenderungan
bunuh diri pada Remaja di Makasar. Pada penelitian tersebut, didapatkan
bahwa depresi, konsep diri, dan hubungan dengan keluarga menjadi faktor
penyebab dari bunuh diri remaja usia 15-17 tahun. Pada penelitian ini, hanya
terdapat dua sekolah yang dijadikan tempat pengambilan populasi dan sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dan jumlah pengambilan sampel pada kedua sekolah tidak seimbang,
sehingga penelitian tidak dapat digeneralisasikan.
Penelitian mengenai bunuh diri lain yaitu dilakukan oleh Fahrudin
(2012) yang melakukan penelitian mengenai fenomena bunuh diri di Gunung
Kidul. Penelitian tersebut menemukan jika kemiskinan dan mitos mengenai
pulung gantung bukan alasan yang kuat untuk menjadi faktor penyebab
bunuh diri pada masyarakat di Gunung Kidul, melainkan perilaku koping
yang dipelajari. Individu akan mempelajari suatu perilaku dari orang lain,
dimana pada fenomena bunuh diri di Gunung Kidul masyarakat mempelajari
perilaku jika bunuh diri merupakan salah satu cara pelunasan hutang ketika
individu tidak dapat melunasi hutang tersebut. Penelitian ini menggunakan
pengumpulan data melalui polisi, Rumah Sakit, dan kepala wilayah, namun
tidak ada pengumpulan data pada masyarakat, seperti misalnya dengan cara
wawancara.
Berdasarkan data-data yang diperoleh, penelitian ini penting
dilakukan karena minimnya penelitian yang dilakukan di Indonesia mengenai
permasalahan tekanan akademis dengan ide percobaan bunuh diri. Peneliti
terdorong untuk melakukan penelitian ini karena tingkat percobaan bunuh diri
di Indonesia yang semakin meningkat. Kurangnya pengetahuan dan perhatian
dari keluarga, lingkungan sekitar, maupun pemerintah membuat percobaan
bunuh diri di Indonesia semakin bertambah.
Selain itu, tekanan dan ekspektasi yang didapat mahasiswa dari
lingkungan, orangtua, maupun diri sendiri semakin meningkat. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
membuat mahasiswa memiliki stres yang berat dan memungkinkan
mahasiswa memiliki ide untuk bunuh diri. Berdasarkan hal tersebut, hasil
penelitian diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif serta
memberikan pengetahuan mengenai hubungan antara tekanan akademis
dengan ide bunuh diri pada mahasiswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
dirumuskan ke dalam pertanyaan sebagai berikut: apakah stres akademis
memiliki hubungan dengan pikiran atau ide bunuh diri pada mahasiswa?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah stres akademis
memiliki hubungan dengan pikiran atau ide bunuh diri pada mahasiswa.
D. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
pengetahuan dalam bidang psikologi klinis, sosial dan mengenai
hubungan antara stres akademik dengan ide bunuh diri pada mahasiswa.
2) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan kepada
masyarakat mengenai stres dalam tekanan akademis di universitas serta
pentingnya menangani stres yang dialami agar tidak mengambil tindakan
yang singkat untuk mengakhiri hidup. Peneliti berharap hasil penelitian
ini dapat memberikan wawasan serta informasi kepada masyarakat agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
memberikan dukungan sosial kepada anggota keluarga atau orang
disekitar yang mengalami masalah dengan stres akademis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bunuh diri
Bunuh diri merupakan suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk
mengakhiri kehidupan, individu secara sadar berhasrat dan berupaya
melaksanakan hasratnya untuk mati (Muhith, 2015). Bunuh diri juga dapat
dikatakan sebagai tindakan atau perbuatan yang disengaja untuk
menghancurkan atau membunuh diri sendiri (Nolen-hoeksema, 2007).
Menurut CDC (dalam Nolen-Hoeksema, 2014), bunuh diri merupakan
kematian yang disebabkan oleh luka, keracunan, atau mati lemas yang
memiliki bukti adanya cidera yang disebabkan oleh diri sendiri dan tindakan
tersebut dilakukan untuk mengakhiri hidup individu sendiri.
Menurut Freud (dalam Davidson, Neale, dan Kring, 2006; Durand dan
Barlow, 2006; Nolen-Hoeksema, 2007), individu yang memiliki keinginan
untuk bunuh diri memiliki perasaan marah kepada orang lain yang tidak dapat
diungkapkan sehingga perasaan tersebut berbalik ke dalam diri. Sependapat
dengan Freud, teori psikodimanik (Nevid dkk, 2003) mengatakan bahwa
individu dengan perilaku bunuh diri tidak akan mengekspresikan perasaan
marah pada sebuah pesan kematian atau semacamnya, karena individu tidak
bisa mengekspresikan perasaan marah tersebut sehingga perasaan marah akan
berbalik ke dalam diri individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Shneidman (dalam Davidson dkk, 2006) juga berpendapat bahwa
individu yang memiliki keinginan untuk bunuh diri memiliki emosi akan
keputusasaan dan ketidakberdayaan. Linehan (dalam Davidson dkk, 2006)
mengatakan bahwa individu yang melakukan tindakan bunuh diri telah
merasa kehilangan harapan untuk penyelesaian masalah-masalah mereka dan
merasa tidak ada jalan keluar lain selain tindakan bunuh diri.
Dalam proses seseorang melakukan tindakan bunuh diri, terdapat
tahapan ide bunuh diri. Menurut Captain (dalam Dewi dan Hamidah, 2013),
ide bunuh diri merupakan sebuah fase atau proses sebelum terjadinya
tindakan bunuh diri, yang dilalui tanpa melakukan aksi atau tindakan apapun
untuk bunuh diri.
B. Ide Bunuh Diri
Ide bunuh diri merupakan pikiran mengganggu yang dimiliki individu
untuk mengakhiri hidupnya sendiri (Wilburn dan Smith, 2005). Individu yang
memiliki ide bunuh diri memiliki kesulitan untuk mencari bantuan atau
pertolongan kepada orang lain (Deane, Wilson, dan Ciarrochi, 2001).
Individu akan menyimpan pikirannya mengenai bunuh diri dan tidak akan
mengungkapkan pikiran tersebut kepada orang lain. Carlton and Deane
(dalam Deane dkk, 2001) juga mengungkapkan hal yang sama bahwa ide
bunuh diri merupakan prediktor negatif yang signifikan dan unik untuk
menjadi penghalang individu mencari bantuan kepada orang lain.
Beck, Kovacs, dan Weissman (1979) kemudian juga mengungkapkan
bahwa suicide ideators merupakan individu yang saat ini memiliki rencana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dan keinginan untuk melakukan bunuh diri namun belum melakukan upaya
bunuh diri. Suicide ideation atau ide bunuh diri dapat disimpulkan merupakan
pikiran untuk bunuh diri pada individu namun tidak melakukan tindakan
apapun, bahkan individu tidak mengungkapkan ide bunuh diri tersebut
kepada orang lain.
C. Penyebab Ide Bunuh Diri
Terdapat banyak sekali alasan atau penyebab yang membuat
seseorang memiliki pikiran untuk bunuh diri. Freud (Nolen-Hoeksema, 2007)
mengungkapkan bahwa frustasi, ambivalensi, dan perasaan sedih dapat
menyebabkan seorang individu memiliki pikiran untuk bunuh diri. Perilaku
bunuh diri tidak dapat dikatakan sebagai suatu gangguan psikologis, akan
tetap didasari atau disebabkan oleh gangguan psikologis, seperti depresi dan
gangguan mood.
Menurut Mehrabian dan Weinstein (dalam Nevid dkk, 2003), individu
yang melakukan perilaku bunuh diri biasanya merasa bahwa hidupnya
menjenuhkan, kosong, dan membosankan. Hal tersebut biasanya dipicu oleh
suatu peristiwa yang menyakitkan dan tidak dapat diterima oleh individu.
Individu yang memiliki ide bunuh diri kemungkinan kehilangan harapan,
mungkin karena stres yang dialami di perguruan tinggi, individu merasa
seakan mereka tidak berhasil untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi mereka
(Hirsch dkk, 2007). Kegagalan dalam bidang pendidikan, seperti gagal
mendapatkan nilai yang diinginkan, atau gagal mempertahankan nilai yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
sudah dicapai juga menjadi faktor dari mahasiswa memiliki ide atau pikiran
untuk bunuh diri.
Para peneliti mengungkapkan bahwa terdapat beberapa penyebab dari
ide bunuh diri pada mahasiswa, seperti problem sosial, keputusasaan, tidak
ada keinginan atau alasan untuk hidup, permasalahan akademis, dan faktor
interaktif lainnya (Furr, Westefeld, McConnel, dan Jenkins, 2001).
Permasalahan mengenai peringkat atau nilai merupakan salah satu faktor
yang berkontribusi dengan ide bunuh diri atau perilaku bunuh diri.
Perkuliahan menjadi waktu yang penuh tekanan bagi banyak mahasiswa,
dimana mahasiswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan pendidikan
dan lingkungan sosial yang baru (Misram dan Castillo, 2004). Diungkapkan
juga, bahwa pengalaman atau peristiwa yang terjadi di universitas, termasuk
tuntutan akademis, memiliki potensi untuk menjadi faktor dari individu
memiliki ide untuk bunuh diri.
D. Skala Ide Bunuh Diri
Skala untuk mengukur ide bunuh diri cukup banyak dikembangkan
oleh peneliti-peneliti, namun skala-skala hanya berfokus pada salah satu
dimensi (Niméus, Alsén, Träskman-Bendz, 2000). Skala seperti The Beck
Hopelessness Scale (BHS) dan The Scale for Suicide Ideation (SSI) hanya
berfokus pada variabel kognitif yang terkait dengan risiko bunuh diri, seperti
pesimisme dan pikiran untuk bunuh diri (Niméus dkk, 2000).
The Suicidal Intent Scale atau SIS pernah dipakai dalam beberapa
penelitian, mendapatkan skor yang tinggi pada sebagian atau semua skala,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dan mungkin dapat memprediksi bunuh diri pada populasi psikiatris yang
berbeda (Niméus, Stahlfors, Sunnqvist, Stanley, dan Träskman-Bendz, 2006).
Akan tetapi, pada penelitian yang dilakukan oleh Hjelmeland, Stiles, Bille-
Brahe, Ostamo, Salander-Renberg, dan Wasserman (dalam Niméus dkk,
2006) SIS tidak dapat menemukan perbedaan antara perilaku bunuh diri dan
bukan perilaku bunuh diri pada individu yang melakukan suicide attempt.
The Suicide Risk Scale (SR) juga hanya berfokus pada risiko upaya
bunuh diri di masa depan, tetapi tidak untuk bunuh diri (Niméus dkk, 2000).
Melihat skala yang kurang lengkap untuk mengukur ide bunuh diri, Stanley,
Traskman-Bendz, dan Stanley (1986) membuat skala untuk mengukur lebih
spesifik mengenai ide bunuh diri. The Suicide Assessment Scale merupakan
skala yang dibuat oleh Stanley dkk (1986) untuk mengukur perubahan bunuh
diri dari waktu ke waktu (dalam Nimeus dkk, 2006).
Stanley mengungkapkan tiga kriteria dalam menyusun the suicide
assessment scale (Niméus dkk, 2000). Pertama, skala yang akan dibuat harus
mengevaluasi gejala yang diamati dan yang dilaporkan terkait dengan bunuh
diri. Kedua, seharusnya skala tidak memiliki hubungan dengan diagnosis
yang spesifik. Ketiga, skala tersebut harus dirancang untuk mengevaluasi
tingkat bunuh diri dan peka terhadap perubahan gejala terkait bunuh diri dari
waktu ke waktu. Dari ketiga kriteria tersebut, kemudian terbentuk beberapa
aspek pada skala ide bunuh diri atau The Suicide Assessment Scale (SUAS).
Setelah diuji, SUAS mendapatkan hasil validitas dan reliabilitasnya
baik, hal tersebut dilihat dari hasil yang menunjukkan skor yang jauh lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tinggi di antara pelaku percobaan bunuh diri daripada yang bukan pelaku
percobaan bunuh diri. Validitas dari SUAS juga di tes dengan skala SSI dan
item bunuh diri pada the Hamilton Depression Rating Scale, dan SUAS
berkorelasi secara signifikan dengan keduanya.
E. Aspek The Suicide Assessment Scale
Penelitian ini menggunakan The Suicide Assessment Scale sebagai
skala untuk mengukur ide bunuh diri. Aspek-aspek pada The Suicide
Assessment Scale (SUAS) merupakan affect, body states, control and coping,
emotional reactivity, dan suicide thought and behaviour (Niméus dkk, 2000).
Dari kelima aspek tersebut, kemudian dibuat 20 item yang mewakili setiap
aspek untuk mengukur ide bunuh diri. Aspek affect terdiri dari sadness and
despondency, hostility, anxiety, low self-esteem, dan hopelessness. Aspek
bodily states terdiri dari anergia, tension, dan somatic concern.
Aspek control and coping terdiri dari resourcefulness, perceived loss
of control, impulsivity, dan poor frustration tolerance. Aspek emotional
reactivity terdiri dari hypersensitivity, emotional withdrawal, dan inability to
feel. Aspek terakhir yaitu aspek suicidal thought and behaviour terdiri dari
suicidal thoughts, purpose of suicide, wish to die, lack of reasons for living,
dan suicidal actions.
F. Stres Akademis
Stres merupakan gangguan yang dialami seseorang akibat adanya
tekanan atau masalah yang muncul pada individu (Arun dan Chavan, 2009).
Stres juga dapat dikatakan sebagai respon terhadap suatu kondisi lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
yang menyebabkan perubahan fisik dan psikologis. Selain itu, stres
merupakan suatu respon fisik dan psikologis dari dalam diri yang terjadi
akibat stressor. Stressor merupakan stimulus dari luar yang muncul sehingga
menyebebakan stres pada individu. Masalah-masalah seperti pertengkaran,
tuntutan keluarga, perceraian, perpisahan, dan prestasi dapat menimbulkan
stres pada individu.
Masa perkuliahan menjadi salah satu contoh dari stressor pada
mahasiswa. Mahasiswa mendapatkan banyak tugas dan tuntutan dari
lingkungan perkuliahan. Selain itu, mahasiswa juga mendapatkan tekanan
dari orangtua, lingkungan, dan diri sendiri yang menginginkan IPK tinggi,
sukses dalam relasi perkuliahan, mendapatkan prestasi akademik maupun
non-akademik di Universitas, dan sebagainya. Hal tersebut mengakibatkan
stres pada mahasiswa. Tidak jarang stres tersebut menyebabkan mahasiswa
melakukan tindakan bunuh diri.
Sebanyak 10.000 mahasiswa di Amerika melakukan tindakan bunuh
diri, dan perilaku bunuh diri dua kali lebih sering terjadi pada mahasiswa
dibandingkan dengan dewasa muda yang tidak berstatus mahasiswa tetapi
memiliki rata-rata umur yang sama (Coleman, 1972). Stres yang dialami
mahasiswa tersebut dapat dikatakan sebagai stres akademis. Pada beberapa
Negara, stres akademis menjadi penyebab utama dari perilaku bunuh diri.
Menurut Suicide Prevention Resource Center (dalam Simbolon, 2015), satu
dari empat orang yang mengalami stres dan depresi melakukan bunuh diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Stres akademis merupakan suatu respon fisik, perilaku, pikiran, dan
emosi yang negatif disebabkan stressor di lingkungan sekolah atau
pendidikan lainnya dan biasanya dialami oleh pelajar atau mahasiswa (dalam
Barseli dan Ifdil, 2017). Selain itu, stres akademis merupakan respon dari
kondisi atau keadaan di mana terjadi ketidaksesuaian antara tuntutan dan
kemampuan yang dimiliki siswa untuk mencapai tuntutan sehingga mereka
semakin terbebani oleh berbagai tekanan dan tuntutan (Barseli dan Ifdil,
2017). Dapat dikatakan bahwa stres akademis merupakan respon fisik,
perilaku, pikiran, dan emosi negatif yang muncul akibat adanya tekanan di
sekolah atau institusi yang biasanya dialami oleh pelajar dan mahasiswa
karena kurangnya kemampuan untuk mencapai tuntutan.
Beck dan Judith (dalam Azmy, Nurihsan, dan Yudha, 2017)
mengatakan bahwa stres akan berdampak negatif jika individu tidak dapat
mengatasi stres tersebut. Stres akademis juga dapat terjadi secara terus
menerus jika individu tidak berusaha untuk menangani atau mengelola stres
tersebut. Namun, jika tuntutan dan tekanan tersebut dapat dipenuhi, maka
stres dapat dikelola secara positif (Folkman dalam Azmy dkk, 2017).
G. Dampak Stres Akademis
Stres akademis yang dialami oleh pelajar atau mahasiswa memberikan
dampak yang negatif bagi setiap individu. Menurut Marcos dan Tillema
(dalam Simbolon, 2015), stres pada individu dapat menyebabkan terjadinya
gangguan fisik dan mental. Dampak kognitif yang ditimbulkan dapat seperti
menurunnya kemampuan akademis, sulit berkonsentrasi, memiliki daya ingat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
yang kurang baik, individu merasa kurang percaya diri, cemas akan segala
hal, takut akan kegagalan, hingga depresi.
Individu yang mengalami stres akademis juga akan mengalami
perubahan perilaku yang negatif, seperti menarik diri dari lingkungan,
merokok, mengkonsumsi alcohol dan obat-obat terlarang, tidur dan makan
yang terlalu banyak atau terlalu sedikit, menangis tanpa sebab, melarikan diri,
memiliki pikiran dan keinginan untuk bunuh diri (Barseli dan Ifdil, 2017;
Azmy dkk, 2017). Dampak lainnya dari stres akademis adalah dampak fisik,
seperti telapak tangan mudah berkeringat, bibir kering, mudah merasa lelah,
dan rentan terhadap sakit. Individu yang mengalami stres akademis juga akan
menimbulkan emosional yang negatif, sehingga membuat individu menjadi
mudah cemas, mudah marah, murung, dan merasa takut.
H. Aspek Stres Akademis
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Azmy, Nurihsan, dan Yudha
(2017), terdapat empat aspek yang menjelaskan mengenai stres akademis.
Aspek pertama yaitu reaksi fisik yang memiliki indikator seperti sakit kepala,
kelelahan fisik, tubuh tidak mampu beristirahat maksimal, tangan berkeringat,
dan lain-lain. Aspek kedua yaitu reaksi perilaku yang memiliki indikator
seperti berbohong, membolos, menggerutu, menyalahkan orang lain,
berkelahi, gugup, dan suka menyendiri. Aspek ketiga yaitu reaksi proses
berpikir dengan indikator seperti sulit konsentrasi, prestasi menurun,
perfeksionis, kehilangan harapan, tidak memiliki prioritas hidup, berpikir
negative, dan jenuh. Aspek keempat yaitu reaksi emosi dengan indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
seperti cemas, mudah tersinggung, tidak merasakan kepuasan, dan merasa
diabaikan.
I. Dewasa Awal
Penelitian ini mengambil subjek mahasiswa yang memiliki rentang
usia 18 – 24 tahun. Pada rentang usia tersebut, dapat dikatakan jika
mahasiswa sedang berada pada masa dewasa awal. Masa dewasa awal
dimulai pada usia 18 tahun hingga 40 tahun (Santrock, 2009). Peneliti
memilih rentang usia tersebut dengan alasan individu pada dewasa awal dapat
dikatakan sudah memiliki pemikiran pascaformal. Pemikiran pascaformal
adalah pemikiran matang yang didapatkan dari pengalaman, intuisi, dan
logika (Papalia, Wendkos, dan Feldman, 2009). Pemikiran pascaformal
tersebut membantu individu untuk menghadapi hal-hal seperti ambiguitas,
ketidakpastian, dan inkonsistensi. Selain itu, Salovey dan Mayer (Papalia
dkk, 2009) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional juga merupakan
bagian dari perkembangan masa dewasa awal. Kecerdasan emosional ditandai
dengan kemampuan individu untuk mengenali perasaan diri sendiri dan orang
lain serta mampu untuk menghadapi perasaan tersebut (Papalia dkk, 2009).
Menurut Santrock dan Halonen (dalam Santrock, 2009) mengatakan,
masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola
kehidupan dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa dewasa awal, individu
makin mengembangkan sikap, keinginan, pola pikir, relasi sosial,
berkomitmen, kreativitas, dan nilai-nilai baru. Pada masa ini juga, individu
mulai dituntut untuk tidak bergantung kepada orangtua dan berusaha untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menjadi mandiri (Santrock, 2009), sehingga membuat mahasiswa mulai sulit
untuk mencari bantuan ketika mendapatkan suatu permasalahan.
Selain itu, masa dewasa awal merupakan masa dimana individu
mencari kemantapan, mendapatkan banyak masalah emosional, masuk dalam
periode berkomitmen, isolasi sosial, dan masa ketergantungan (Santrock,
2009). Pada masa ini, seorang individu akan mengalami perubahan-
perubahan nilai dalam hidupnya. Individu akan merasa jika pendidikan dan
karir merupakan suatu hal yang penting. Hal tersebut juga disebabkan karena
pengaruh lingkungan sekitar individu, dimana individu akan mengubah nilai
dan pandangannya sesuai dengan pandangan lingkungan sekitar agar dapat
diterima di masyarakat. Oleh sebab itu, individu akan berusaha sebaik
mungkin untuk dapat mencapai prestasi dan karir yang terbaik.
Pada masa dewasa awal, individu sudah dapat memahami harapan-
harapan masyarakat terhadap dirinya, seperti lulus kuliah, mendapatkan
pekerjaan, sukses dalam karir, mendapatkan pasangan hidup, memiliki
keluarga, dan lain-lain. Harapan masyarakat terhadap diri individu menjadi
faktor dorongan untuk mencapai keberhasilan dan juga menjadi penentu akan
kebahagiaan individu (Santrock, 2009). Di sisi lain, hal tersebut dapat
berdampak buruk pada individu, seperti membuat individu menjadi tertekan
dan stres.
Oleh sebab itu, pada masa dewasa awal, individu berada pada masa
krisis kesehatan mental. Individu mulai dituntut akan banyak hal, seperti
prestasi, karir, bersosialisasi dengan lingkungan dan pola pikir yang baru dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
juga diajarkan untuk menjadi mandiri, termasuk untuk mengambil suatu
keputusan. Kenyataan yang terjadi terkadang tidak sesuai dengan harapan dan
tuntutan yang didapatkan oleh individu, sehingga membuat individu memiliki
beban dalam dirinya. Keadaan tersebut dapat menimbulkan efek-efek yang
negatif, seperti stres, depresi, hingga perilaku bunuh diri.
J. Kaitan Stres Akademis dengan Bunuh Diri
Saat ini, banyak sekali pelajar atau mahasiswa yang memiliki pikiran
untuk bunuh diri bahkan melakukan bunuh diri yang disebabkan oleh stres
akademik. Stres akademis merupakan suatu respon fisik, perilaku, pikiran,
dan emosi yang negatif disebabkan stressor di lingkungan sekolah atau
pendidikan lainnya dan biasanya dialami oleh pelajar atau mahasiswa akibat
adanya kesenjangan antara tuntutan akademik dengan kemampuan untuk
mencapainya (Azmi dkk, 2017; Barseli dan Ifdil, 2017).
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, pelajar dan mahasiswa sudah
familiar dengan Ujian. Ujian di lakukan di sekolah atau di Universitas dengan
tujuan untuk melihat performa akademis yang dimiliki individu. Mahasiswa
merasa jika performa akademis merupakan suatu hal yang penting untuk
mencapai sebuah kesuksesan. Ekspektasi yang tinggi terhadap diri sendiri,
kompetisi akademik yang tinggi, atau tekanan dari luar diri mulai muncul dan
dapat menyebabkan individu mengalami stress dan memiliki pikiran untuk
bunuh diri. Mahasiswa yang memiliki pikiran untuk bunuh diri, kebanyakan
memiliki masalah dengan akademis di Universitas (Ang dan Huan, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Teoro (dalam Ang dan Huan, 2006) mengungkapkan bahwa angka dari kasus
bunuh diri meningkat pada periode-periode ujian.
Mahasiswa yang tidak dapat meraih ekspektasi diri sendiri atau
ekspektasi orang lain akan menjadi masalah yang serius dan memiliki potensi
membuat mahasiswa menjadi malu dan akhirnya kehilangan kepercayaan
dirinya dan juga tidak ada lagi dukungan dari keluarga (Yeh dan Huang
dalam Ang dan Huan, 2006). Hal tersebut membuat mahasiswa menjadi
menaruh beban dan tekanan pada dirinya sendiri untuk unggul dalam bidang
akademis, karena mahasiswa merasa perlu untuk memenuhi kewajiban dan
harapan orangtua, keluarga, dan guru.
Terdapat 15 kasus bunuh diri yang terjadi pada mahasiswa strata 1
dengan rentang usia 18 – 24 tahun di Yale University (Parrish, 1957).
Sebagian besar dari kasus bunuh diri tersebut disebabkan oleh penurunan
nilai akademik mahasiswa. Penurunan nilai tersebut membuat keadaan
mahasiswa menjadi gelisah dan stres. Selain itu, terdapat 11% kasus bunuh
diri akibat stres akademik yang terjadi di Singapura (Ho, Hong, dan Kua
dalam Ang dan Huan, 2006). Dapat dikatakan bahwa stres akademik menjadi
salah satu faktor penting yang berhubungan dengan pikiran untuk bunuh diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
K. Skema hubungan antara stres akademis dengan ide bunuh diri pada
mahasiswa
Stres Akademis
Tinggi
Rendah
kognitif, emosi, dan
perilaku individu
yang negatif
Tidak menimbulkan
kognitif, emosi, dan
perilaku individu
yang negatif
Ide bunuh diri
Tinggi
Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
L. Hipotesis
Berdasarkan penjabaran diatas, peneliti menarik hipotesis, yaitu: Stres
akademis memiliki hubungan yang signifikan dengan ide bunuh diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif
korelasional. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya dapat
diukur menggunakan statistik untuk pengujiannya. Sedangkan, penelitian
korelasional adalah penelitian yang dilakukan untuk melihat adanya
hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini ingin melihat apakah
stres akademik pada mahasiswa memiliki hubungan dengan timbulnya ide
untuk bunuh diri.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Stres Akademis
2. Variabel terikat : Ide Bunuh Diri
C. Definisi Operasional
1. Ide Bunuh Diri
Bunuh diri merupakan tindakan atau perbuatan untuk
menghancurkan atau membunuh diri sendiri yang disengaja dan disadari
oleh individu disebabkan oleh luka, keracunan atau mati lemas (Muhith,
2015; Nolen-hoeksema, 2011). Sedangkan ide bunuh diri merupakan
pikiran individu untuk bunuh diri yang muncul sebelum seseorang
melakukan bunuh diri (Clarke dalam Balimulia, 2007). Ide bunuh diri ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
diukur dengan The Suicide Assessment Scale (SUAS). SUAS terdiri dari
lima aspek yaitu affect, bodily states, control and coping, emotional
reactivity, dan suicide thought and behaviour. Skala ini terdiri dari 20
nomor yang masing-masing memiliki lima pernyataan disetiap nomor.
Setiap pernyataan diberikan angka 1 – 5, semakin tinggi angka yang
dipilih oleh responden, semakin tinggi juga ide untuk bunuh diri.
2. Stres Akademis
Stres akademis merupakan suatu respon fisik, perilaku, pikiran,
dan emosi yang negatif disebabkan stressor di lingkungan sekolah atau
pendidikan lainnya dan biasanya dialami oleh pelajar atau mahasiswa
akibat adanya kesenjangan antara tuntutan akademik dengan kemampuan
untuk mencapainya (Azmi dkk, 2017; Barseli dan Ifdil, 2017). Skala stres
akademis ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarakan tiga aspek
menurut Safarino (1994); Azmi, Nurihsan, dan Yudha (2017).
Terdapat tiga aspek untuk mengukur stres akademis yaitu, (1)
Kognitif, (2) Emosi, dan (3) Tingkah laku. Skala stres akademis ini
didesain untuk mengukur stres akademis yang dialami oleh mahasiswa/i.
Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula
stres akademis yang dimiliki. Sebaliknya, semakin rendah skor yang
diperoleh subjek, maka semakin rendah pula stres akademis yang
dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
D. Subyek Penelitian
Subjek penelitian merupakan orang-orang yang menjadi responden
suatu penelitian yang memiliki karakteristik sesuai dengan variable penelitian
untuk memperoleh data hasil penelitian (Azwar, 1997). Subjek penelitian
diambil dengan cara nonprobability sample. Cara tersebut dipilih berdasarkan
kemudahan dan ketersediaan subjek. Subjek pada penelitian ini adalah
mahasiswa dengan rentang usia 18 hingga 24 tahun. Pada rentang usia
tersebut, mahasiswa masih dalam tahap penyesuaian diri dengan pola-pola
kehidupan dan harapan-harapan sosial yang baru (Santrock, 2009).
Harapan itu dapat menjadi faktor dorongan untuk mencapai
keberhasilan dan juga menjadi penentu akan kebahagiaan individu. Di sisi
lain, harapan dan keinginan masyarakat akan diri individu dapat berdampak
buruk, seperti membuat individu menjadi tertekan dan stres.
Selain itu, pada rentang usia 18 – 24 tahun, individu juga mulai
merasa bahwa pendidikan dan karir merupakan suatu hal yang penting untuk
masa depannya (Santrock, 2009). Hal tersebut membuat mahasiswa berusaha
dengan keras untuk mendapatkan prestasi dan karir yang bagus. Selain itu,
tekanan untuk mendapatkan prestasi dan karir yang bagus dapat menjadi
salah satu faktor yang menyebabkan mahasiswa mengalami stres akademis.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan skala yang disebarkan kepada
mahasiswa-mahasiswa yang sedang berkuliah di Indonesia. Penyebaran skala
tersebut dilakukan secara online menggunakan google form. Adapun prosedur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pelaksanaan, subjek akan diberikan sebuah link yang disebarkan melalui
sosial media. Link tersebut terhubung langsung dengan skala penelitian. Pada
halaman pertama, subjek akan diberikan sebuah penjelasan mengenai
penelitian dan subjek diminta kesediaannya untuk memberikan tanda centang
pada lembar persetujuan pengisian skala.
Subjek akan diminta untuk mengisikan identitas pada halaman
berikutnya. Pengisian identitas tersebut berupa nama/inisial, umur, semester,
dan asal universitas. Peneliti juga akan menjaga kerahasiaan identitas dari
subjek yang telah mengisi skala tersebut. Pada halaman selanjutnya, peneliti
memberikan instruksi pengerjaan skala penelitian. Setelah membaca instruksi
pengerjaan skala, subjek diminta untuk mengisi skala tersebut sesuai dengan
keadaan diri subjek. Setelah selesai mengisi skala, subjek diminta untuk
menekan tombol submit pada halaman web tersebut, maka data pengisian
skala akan tersimpan secara otomatis.
F. Metode Pengumpulan Data
1. Metode
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode skala.
Skala merupakan alat ukur psikologis yang berupa pertanyaan atau
pernyataan yang dibuat dengan cara disesuaikan dengan karakteristik
variable (Azwar, 1997). Jawaban dari subjek tidak diklasifikasikan
menjadi jawaban benar atau salah, melainkan hasil proyeksi dari
perasaan dan kepribadian subjek, sehingga diharapkan jawaban diberikan
secara jujur dan sungguh-sungguh (Azwar, 1999). Selain itu, jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dari skala merupakan hasil proyeksi dari perasaan dan kepribadian subjek
juga menjadi alasan dari peneliti untuk memilih menggunakan skala,
sehingga hal tersebut dapat meminimalisir terjadinya faking.
2. Alat Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan skala pengukuran yaitu skala likert.
Skala likert merupakan skala yang diperuntukan untuk mengukur atribut-
atribut psikologis tertentu dengan cara memberikan peryataan atau item-
item kepada subjek/responden (Supratiknya, 2014). Peneliti
menggunakan skala likert karena skala likert karena skala ini memiliki
kemudahan dalam penyusunannya, mampu mengungkapkan atribut-
atribut psikologis, dan juga dapat digunakan pada untuk semua situasi
atau objek.
a) Suicide Assessment Scale (SUAS)
Pada penelitian ini, Suicide Assessment Scale (SUAS) dipakai
untuk mengukur ide bunuh diri pada mahasiswa. Suicide Assessment
Scale ini disusun oleh Stanley dkk. (1986) dan dilakukan proses
back translate sebelum digunakan oleh peneliti. SUAS terdiri dari
lima aspek yaitu affect, bodily states, control and coping, emotional
reactivity, dan suicide thought and behaviour. Kelima aspek tersebut
kemudian disusun menjadi 20 item yang masing-masing memiliki
lima pernyataan disetiap nomer. Aspek affect ditunjukkan pada
nomor item 1, 2, 9, 12, dan 13, aspek bodily states ditunjukkan pada
nomor item 3, 8 dan 10, aspek control and coping ditunjukan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
nomor item 6, 7, 11 dan 15, aspek emotional reactivity ditunjukkan
pada nomor item 4, 5 dan 14, dan aspek suicidal thoughts and
behaviour ditunjukkan pada nomor item 16 hingga 20. Pada setiap
pernyataan diberikan angka 1 – 5. Hal tersebut diartikan sebagai
semakin tinggi angka yang dipilih oleh responden, maka semakin
tinggi juga keinginan atau ide untuk bunuh diri.
18
1. Saya tidak punya pikiran tentang bunuh diri.
2. Saya terkadang mempunyai pikiran untuk bunuh
diri.
3. Pada beberapa kesempatan saya memikirkan
pikiran tentang bunuh diri.
4. Sangat sering saya memiliki pikiran untuk bunuh
diri.
5. Saya selalu berpikir tentang bunuh diri.
b) Skala Stres Akademis
Skala stres akademis pada penelitian ini didesain untuk
mengukur stres akademis yang dialami oleh mahasiswa/i. Skala stres
akademis ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarakan tiga aspek
yang dikemukakan oleh Safarino (1994), Azmi, Nurihsan, dan
Yudha (2017), yaitu kognitif, emosi, dan tingkah laku. Skala stres
akademis merupakan model skala likert yang memiliki item
favourable dan unfavourable. Variabel stres akademis berisi 15 item
yang mengukur 3 aspek stres akademis. 15 item stres akademis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
tersebut terdiri dari 11 item favourable dan empat item unfavourable.
Terdapat empat jenis respon dalam skala ini, yaitu:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Setiap jawaban dari subjek akan diberi skor 1 hingga 4, sehingga
tidak ada nilai netral atau nilai tengah. Hal itu diperuntukan untuk
mengurangi central tendency effect sehingga subjek tidak
memberikan banyak jawaban netral pada setiap item.
Tabel 1
Skoring pada skala Stres Akademis
Respon Favourable Unfavourable
Sangat Tidak Setuju 1 4
Tidak Setuju 2 3
Setuju 3 2
Sangat Setuju 4 1
G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas Skala
Lynn (1986) berpendapat bahwa validitas adalah seberapa jauh
ketepatan suatu alat ukur skala sehingga dapat mengukur atau
mengungkapkan atribut yang hendak diukur (dalam Supratiknya, 2016).
Jika hasil ukur dari alat pengukuran tersebut sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran, maka dapat dikatakan bahwa alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
pengukuran tersebut memiliki validitas yang baik. Dalam penelitian ini,
uji validitas dilakukan pada skala Stres Akademis.
Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana skala
Stres Akademis memiliki ketepatan untuk menggambarkan tingkat stres
akademis yang dialami mahasiswa. Selain itu, uji validitas ini juga
dilakukan pada skala Suicide Assessment Scale untuk mengetahui
sejauh mana skala tersebut memiliki ketepatan untuk menggambarkan
pikiran atau ide bunuh diri individu.
a) Suicide Assessment Scale (SUAS)
Pada skala ini, dilakukan back translate yang dilakukan
oleh 2 orang penerjemah dari Bahasa Inggris ke Bahasa
Indonesia, kemudian dilakukan diskusi untuk menyamakan
persepsi kedua belah pihak. Setelah itu, skala tersebut kembali
diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh 2 orang penerjemah lainnya
dan dilakukan diskusi setelahnya sehingga hasil yang diperoleh
merupakan skala yang memiliki arti dan maksud yang sama.
Validitas Suicide Assessment Scale (SUAS) diuji dengan
cara menghubungkan skor pada SUAS dengan skor wawancara
pada skala SUAS sebelumnya. Hasil yang didapatkan dari
Spearman’s rho adalah 0.82 dengan p < 0.01, sehingga dapat
dikatakan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara hasil
dari kedua skor pada kedua skala ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b) Skala Stres Akademis
Dalam skala ini, peneliti menggunakan metode indeks
validitas isi (IVI). Peneliti menggunakan metode tersebut untuk
mengetahui representasi isi dan relevansi isi dari skala stres
akademis. Menurut Lynn (dalam Supratiknya, 2016),
pemeriksaan validitas isi dilakukan dengan cara expert judgement
yang biasanya dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi. Selain
dengan dilakukannya pemeriksaan oleh dosen pembimbing
skripsi, skala ini juga dilakukan pemeriksaan peer judgement.
Peer judgement dilakukan oleh tiga orang, yaitu dua orang
mahasiswa psikologi semester akhir dan satu orang sarjana
psikologi. Berdasarkan hasil pengujian validitas isi, skala stres
akademis memiliki indeks validitas isi skala (IVI-R) sebesar 0,93.
Maka, skala stres akademis dapat dianggap sebagai skala yang
relevan. Akan tetapi, terdapat 8 item yang memiliki nilai IVI-S
sebesar 0,67. Dilakukan perbaikan pada item-item tersebu dan
kemudian telah kembali dinilai ulang oleh peer judgement
sehingga item-item tersebut menghasilkan nilai 1, sehingga
kedelapan item tidak digugurkan dan dapat digunakan oleh
peneliti.
2. Seleksi Item
Setelah melakukan uji validitas, maka langkah selanjutnya adalah
seleksi item. Seleksi item dilakukan pada skala stres akademis dan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
melakukan seleksi item pada skala SUAS. Seleksi item dilakukan
berdasarkan daya diskriminasi aitem dan dilakukan menggunakan
program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 21.
Pengujian daya diskriminasi aitem ini akan menghasilkan koefisien
korelasi aitem-total (rix).
Adapun kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi aitem-total
menggunakan batas rix ≥ 0,3 untuk setiap itemnya. Jika item memiliki
nilai diatas 0,3, maka item tersebut dapat dikatakan memuaskan.
Kemudian, peneliti akan menggugurkan item yang memiliki nilai rix ≤
0,3. Berdasarkan hasil seleksi item yang dilakukan pada skala stres
akademis di SPSS, terdapat 18 item dari 36 item yang memiliki nilai rix
≤ 0,3. Maka peneliti memutuskan untuk menggugurkan 18 item tersebut.
Setelah 18 item digugurkan, jumlah item pada masing-masing
komponen tidak sama jumlahnya, maka peneliti menggugurkan 3 item
lagi pada komponen tingkah laku agar muatan pada setiap komponen
adalah sama dengan cara menggugurkan item yang memiliki nilai rix
paling rendah pada komponen tingkah laku.
Tabel 2
Seleksi item
No Komponen Nomor item Jumlah
unFav Fav
1. Kognitif 1, 19*, 23*, 10*,
31*, 27*
11, 13*, 21, 28, 2*,
32
5
2. Emosi 16*, 3, 25*, 12*,
34*, 4*
24*, 15, 5, 20, 29,
36*
5
3. Tingkah laku 6, 14, 17*, 35**,
7**, 26*
33*, 8*, 18, 30**,
22, 9
5
Total 4 11 15 *item digugurkan
**item digugurkan oleh peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 3
Blueprint Skala Stres Akademis
No Komponen Nomor item Jumlah
Fav Unfav
1. Kognitif 6, 11, 13, 15 1 5
2. Emosi 3, 8, 10, 14 2 5
3. Tingkah laku 5, 9, 12 4, 7 5
Total 11 4 15
Tabel 4
Blueprint SUAS
No Komponen Nomor item Jumlah
1. Affect 1, 2, 9, 12, 13 5
2. Bodily states 3, 8, 10 3
3. Control and coping 6, 7, 11, 15 4
4. Emotional reactivity 4, 5, 14 3
5. Suicidal thought and
behaviour
16, 17, 18, 19,
20
5
Total 20
3. Reliabilitas Skala
Reliabilitas adalah suatu pengukuran dimana pengukuran tersebut
dapat menghasilkan data yang memiliki konsistensi walaupun dilakukan
penelitian berulang (Azwar, 2012; Supratiknya, 2014). Reliabilitas suatu
skala diukur dengan cara menghitung alpha cronbach. Sebuah skala
dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitasnya mendekati 1. Koefisien
Alpha Cronbach yang memiliki nilai < 0,6 maka reliabilitas dikatakan
kurang baik. Jika koefisien Alpha Cronbach memiliki nilai dengan
rentang 0,6 – 0,8 maka reliabilitas dapat dikatakan memuaskan,
sedangkan jika nilai > 0,8 maka reliabilitas dapat dikatakan sangat baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
a) Suicide Assessment Scale (SUAS)
Hasil reliabilitas Suicide Assessment Scale yang dihitung dengan
menggunakan SPSS menghasilkan koefisien Alpha Cronbach
yaitu α = 0,816. Hasil koefisien Alpha Cronbach tersebut
menunjukkan bahwa item pada skala SUAS memiliki reliabilitas
yang sangat baik.
Tabel 5
Reliability Statistic SUAS
Cronbach's Alpha
N of Items
.816 20
Selain itu, skala ini dapat dikatakan memiliki reliabilitas yang
cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil yang didapatkan
pada penelitian yang dilakukan oleh Nimeus, Alsen, dan
Traskman-Bendz dimana mendapatkan hasil korelasi yang
signifikan. Hasil tersebut memiliki kesamaan dengan hasil yang
diperoleh pada skala original.
b) Skala Stres Akademis
Hasil reliabilitas pada skala stres akademis yang dihitung dengan
menggunakan SPSS menghasilkan koefisien Alpha Cronbach
yaitu α = 0,869. Hasil koefisien Alpha Cronbach tersebut
menunjukkan bahwa item pada skala stres akademis memiliki
reliabilitas yang sangat baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 6
Reliability Statistic Stres Akademis
Cronbach's Alpha
N of Items
.869 15
H. Uji Analisis Data
1. Uji Asumsi
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk
menguji sebaran populasi pada penelitian ini (Santoso, 2010).
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-
Smirnov pada program SPSS. Jika hasil yang didapatkan adalah p
> 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data tersebut terdistribusi
normal (Santoso, 2010). Sebaliknya, jika p < 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa data tersebut tidak terdistribusi normal (Santoso,
2010).
b) Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan
antarvariabel yang dianalisis mengikuti garis lurus (Santoso, 2010).
Pengujian linearitas dilakukan dengan menggunakan program
SPSS versi 21. Jika terjadi peningkatan atau penurunan kuantitas
pada satu variabel, maka akan diikuti secara linear oleh variabel
lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk membuktikan apakah stres
akademis memiliki hubungan yang positif dengan ide bunuh diri. Uji
hipotesis dilakukan menggunakan teknik analisis korelasi pada program
SPSS versi 21. Jika distribusi data bersifat normal, maka pengujian
hipotesis menggunakan metode Product Moment Pearson (Sarwono,
2006). Sedangkan jika distribusi data bersifat tidak normal, maka
pengujian hipotesis menggunakan metode Spearman Rho (Sarwono,
2006). Pada uji korelasi, besarnya koefisien antara -1 hingga +1.
Besarnya koefisien tersebut menentukan arah hubungan yang
negatif maupun positif, maka jika korelasi bersifat positif maka hal
tersebut mengindikasikan kenaikan kuantitas suatu variabel yang diikuti
dengan kenaikan kuantitas dari variabel lainnya. Sedangkan jika korelasi
bersifat negatif, maka hal tersebut mengindikasikan kenaikan kuantitas
suatu variabel diikuti dengan penurunan kuantitas variabel lainnya
(Santoso, 2010). Apabila nilai sig < 0,05 maka hipotesis nol ditolak dan
dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kedua
variabel (Santoso, 2010). Namun, apabila nilai sig > 0,05 maka hipotesis
nol diterima dan dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara kedua variabel (Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan skala yang disebar melalui online
menggunakan google form. Penyebaran skala dilakukan pada tanggal 25
Oktober 2018 – 1 November 2018. Penyebaran skala dilakukan dengan cara
mengirimkan dan mencantumkan link melalui media sosial, group chat dan
personal chat dari satu orang ke orang lain. Subjek penelitian ini merupakan
mahasiswa yang masih aktif berkuliah dan memiliki usia 18 – 24 tahun. Hasil
yang didapatkan dari penyebaran skala online tersebut sebanyak 156
responden. Hasil dari 156 subjek tersebut tidak ada yang digugurkan karena
subjek yang melakukan pengisian skala memiliki kritera yang sesuai dengan
kebutuhan penelitian, sehingga 156 subjek tersebut digunakan dan diolah
untuk data penelitian. Subjek terbanyak berada di daerah Jawa dan Bali,
terutama untuk wilayah Yogyakarta dan Denpasar. Hal tersebut disebabkan
oleh domisili peneliti yang berada di Yogyakarta dan juga berasal dari Bali,
maka penyebaran skala lebih mudah dilakukan untuk wilayah Yogyakarta dan
Denpasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Pada penelitian ini, diperoleh 156 subjek yang melakukan pengisian
skala pada google form. Data demografis yang dicantumkan oleh peneliti
pada google form, yaitu: nama/inisial, usia, jenis kelamin, semester, daerah
asal, dan asal universitas. Deskripsi data demografis ini dilakukan untuk
mengetahui apakah subjek yang mengisi skala penelitian ini sesuai dengan
kriteria yang diberikan. Selain itu, data demografis lain seperti semester,
daerah asal, dan asal universitas diberikan untuk mengetahui tingkatan
semester dan persebaran dari subjek.
Data demografis semester diperuntukan mengetahui rata-rata tingkat
semester dari subjek. Sedangkan data demografis daerah asal dan asal
universitas diperuntukan mengetahui persebaran dan asal dari subjek. Dari
data keseluruhan, dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 7
Deskripsi data subjek berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Perempuan 104 66,7%
Laki-laki 52 33,3%
Jumlah 156 100%
Dari data diatas, terlihat bahwa subjek memiliki jumlah sebanyak 156
subjek. Terlihat bahwa subjek perempuan lebih banyak daripada subjek laki-
laki. Subjek perempuan berjumlah 104 orang dengan persentase 66,7% dan
subjek laki-laki berjumlah 52 orang dengan persentase 33,3%. Sehingga,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dapat dikatakan bahwa perbandingan antara subjek perempuan dan subjek
laki-laki tidak seimbang.
Tabel 8
Deskripsi data subjek berdasarkan usia
Usia Frekuensi Persentase
18 tahun 18 11,54%
19 tahun 20 12,82%
20 tahun 18 11,54%
21 tahun 40 25,64%
22 tahun 43 27,56%
23 tahun 14 8,97%
24 tahun 3 1,92%
Jumlah 156 100%
Dari data diatas, terlihat bahwa subjek memiliki jumlah sebanyak 156
subjek. Terlihat bahwa subjek lebih banyak pada usia 22 tahun yaitu
sebanyak 43 orang dengan persentase 27,56%. Kemudian, diikuti oleh subjek
dengan usia 21 tahun sebanyak 40 orang dengan persentase 25,64%.
Subjek dengan umur 18 dan 20 tahun memiliki jumlah yang sama
yaitu 18 orang dengan persentase 11,54%. Sedangkan, umur subjek dengan
jumlah terendah adalah 24 tahun yaitu sebanyak tiga orang dengan persentase
1,92%. Dari data yang telah dijabarkan, dapat dikatakan bahwa subjek yang
mengisi skala penelitian memiliki rata-rata umur yaitu 21 – 22 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 9
Deskripsi data subjek berdasarkan semester
Semester Frekuensi Persentase
1 15 9,62%
3 28 17,95%
5 17 10,90%
7 56 35,90%
9 37 23,72%
11 2 1,28%
13 1 0,64%
Jumlah 156 100%
Dari data diatas, dapat dilihat bahwa subjek berada pada semester satu
hingga semester 13. Terlihat bahwa subjek terbanyak berada pada semester 7
yaitu sebanyak 56 subjek dengan persentase 35,90%. Subjek terbanyak
kemudian diikuti oleh subjek pada semester 9 yaitu sebanyak 37 subjek
dengan persentase 23,72%. Selanjutnya, terlihat bahwa subjek pada semester
3 memiliki jumlah sebanyak 28 subjek dengan persentase 17,95%.
Sebaliknya, subjek pada semester 11 memiliki jumlah yang paling
sedikit, yaitu 2 subjek dengan persentase 1,28% pada semester 11. Subjek
yang memiliki jumlah paling seedikit yaitu 1 subjek dengan persentase 0,64%
terdapat pada semester 13. Terlihat dari hasil yang didapatkan pada tabel
diatas, dapat dikatakan bahwa perbandingan antara subjek pada setiap
semester memiliki jumlah yang berbeda dan tidak seimbang, dengan jumlah
terbanyak pada semester 7 yaitu 56 subjek dan jumlah paling sedikit terdapat
pada semester 13 yaitu 1 subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 10
Deskripsi data subjek berdasarkan daerah asal
Daerah Asal Frekuensi Persentase
Bali 41 26,28%
Balikpapan 3 1,92%
Banjarnegara 2 1,28%
Batam 1 0,64%
Bekasi 2 1,28%
Bengkulu 1 0,64%
DKI Jakarta 21 13,46%
Jambi 2 1,28%
Jawa Tengah 13 8,33%
Jawa Timur 9 5,77%
Jawa Barat 7 4,49%
Kalimantan 8 5,13%
Lampung 1 0,64%
Lombok 1 0,64%
Manado 4 2,56%
Medan 2 1,28%
NTT 7 4,49%
Palembang 1 0,64%
Papua 2 1,28%
Riau 1 0,64%
Tangerang 4 2,56%
D.I.Y 23 14,74%
Jumlah 156 100%
Pada tabel 10, terdapat deskripsi data subjek berdasarkan daerah asal.
Dapat terlihat bahwa daerah di Bali memiliki jumlah subjek terbanyak yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
41 subjek dengan persentase 26,28%. Selain itu, daerah DKI Jakarta dan
Yogyakarta juga memiliki jumlah subjek cukup bayak. Subjek pada daerah
Yogyakarta sebanyak 23 subjek dengan persentase 14,74% dan subjek pada
daerah DKI Jakarta sebanyak 21 subjek dengan persentase 13,46%. Jumlah
tersebut diiukuti oleh daerah Jawa Tengah yang memiliki subjek sebanyak 13
dengan persentase 7,69%.
Subjek dengan jumlah paling sedikit berada pada daerah Batam,
Bengkulu, Lampung, Lombok, Palembang, dan Riau dengan jumlah subjek 1
dan persentase 0,64%. Sehingga, dapat dikatakan bahwa perbandingan antara
responden pada setiap daerah memiliki jumlah yang berbeda dan tidak
seimbang.
Pada perbedaan data subjek berdasarkan universitas, dapat terlihat
bahwa subjek yang berasal dari Universitas Sanata Dharma memiliki jumlah
subjek terbanyak yaitu 31 subjek dengan persentase 19,87%. Selain itu,
subjek yang berasal dari UAJY dan Udayana juga memiliki subjek yang
cukup banyak yaitu 16 subjek dengan persentase 10,26%. Subjek yang
berasal dari UII sebanyak 13 subjek dengan persentase 8,33%.
Subjek dengan jumlah paling sedikit berasal dari AMIKOM, BINUS,
Denpasar, Dwijendra, IKIP PGRI, ITB, Stikes, STD Bali, Stimik Stikom,
STTKD, STTNAS, Tanjungpura, Telkom Univ, Trisakti, UB, UI, UIN
Jakarta, UMN, UNDIP, Unika Soegijapranata, Univ. Djuanda, Univ.
Lambung Mangkurat, Univ. Mulawarman, Univ. Nasional, Undiksha, UPN,
dan Widya Mandala Surabaya dengan jumlah subjek 1 dan persentase 0,64%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Sehingga, dapat dikatakan bahwa perbandingan antara responden pada setiap
asal universitas memiliki jumlah yang berbeda dan tidak seimbang.
C. Deskripsi Data Penelitian
Pada sub bab deskripsi data penelitian, peneliti akan memaparkan
mengenai gambaran deskripsi data dari 156 responden. Deskripsi data
dilakukan dengan mencari mean empiris dan mean teoretis dari stres
akademis dan ide bunuh diri. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tinggi
rendahnya stres akademis dan ide bunuh diri. Berikut penjabaran mengenai
hasil perhitungan dari mean teoritis dan mean empiris skala stres akademis
dan skala ide bunuh diri (SUAS):
𝑀𝑇 = (𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚) + (𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚)2
Mean Teoritis Stres Akademis
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = (1 × 15) + (4 × 15)2
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = (15) + (60)2
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 752
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 37,5
Mean Teoritis Ide Bunuh Diri
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = (1 × 20) + (5 × 20)2
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = (20) + (100)2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 1202
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 60
Tabel 11
Data Empiris Skala Stres Akademis
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
stres_akademis 156 31.22 6.385 .511
One-Sample Test
Test Value = 37.5
t Df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
stres_akademis -
12.276
155 .000 -6.276 -7.29 -5.27
Tabel 12
Data Empiris Skala Ide Bunuh Diri (SUAS)
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
ide_bunuh_diri 156 37.18 11.196 .896
One-Sample Test
Test Value = 60
T Df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
ide_bunuh_diri -
25.458
155 .000 -22.821 -24.59 -21.05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Dari data diatas, terpaparkan data perhitungan mean teoritis dan mean
empiris. Pada tabel 11, terlihat data empiris skala stres akademik uji beda
mean One-Sample Test memperoleh hasil sig. 0,000. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritis
dan mean empiris. Mean teoritis yang didapatkan pada skala stres akademis
adalah 37,5, sedangkan mean empiris pada skala stres akademis adalah 31,22.
Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai mean empiris lebih kecil dibandingkan
dengan nilai mean teoritik. Sehingga dapat dikatakan bahwa subjek dalam
penelitian ini memiliki tingkat stres akademik yang tergolong rendah.
Pada tabel 12, hasil perhitungan dari data empiris skala ide bunuh diri
(SUAS) uji beda mean One-Sample Test memperoleh hasil sig. 0,000. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean
teoritis dan mean empiris. Kemudian, mean teoritis yang didapatkan pada
skala ide bunuh diri (SUAS) adalah 60 dan mean empiris yang didapatkan
adalah 37,18. Terlihat bahwa nilai mean teoritis lebih tinggi dibandingkan
nilai mean empiris. Hal tersebut menujukkan bahwa subjek dalam penelitian
ini memiliki pikiran atau ide bunuh diri yang tergolong rendah.
D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
Uji asumsi ini dilakukan untuk melihat apakah data suatu
penelitian memenuhi syarat untuk dianalisis menggunakan teknik
korelasi tertentu. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan Kolmogorov-smirnov dan uji linearitas dilakukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
menggunakan test of linearity dengan menggunakan bantuan dari
program SPSS versi 21.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk
menguji sebaran populasi pada penelitian (Santoso, 2010).
Pengujian dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov
pada program SPSS versi 21. Hasil uji normalitas menggunakan
Lilliefors Significance Correction pada Kolmogorov-Smirnov dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 13
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
stres_akademis .073 156 .042
ide_bunuh_diri .107 156 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Dari uji normalitas yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa
data penelitian pada skala stres akademis memiliki nilai sig. 0,042
yang lebih kecil daripada 0,05. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa subjek pada penelitian ini berasal dari populasi yang
memiliki sebaran data tidak normal. Hasil yang sama juga
didapatkan pada skala ide bunuh diri (SUAS) yang memiliki nilai
sig. 0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa subjek pada penelitian ini berasal dari
populasi yang memiliki sebaran data tidak normal. Maka,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
penelitian ini akan menggunakan teknik korelasi non-parametrik
Spearman’s rho.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antar
variabel yang dianalisis mengikuti garis lurus (Santoso, 2010).
Pengujian Linearitas dilakukan menggunakan program SPSS versi
21. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 14
Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
ide_bunuh_diri
*
stres_akademis
Between
Groups
(Combined) 7424.240 29 256.008 2.687 .000
Linearity 4513.903 1 4513.903 47.377 .000
Deviation
from
Linearity
2910.338 28 103.941 1.091 .360
Within Groups 12004.734 126 95.276
Total 19428.974 155
Berdasarkan hasil uji linearitas, dapat dikatakan bahwa data
penelitian memiliki hubungan yang linear karena memiliki nilai
signifikansi kurang dari 0,05. Dapat dilihat pada tabel 8 bahwa nilai
signifikansi hasil uji linearitas adalah 0,000. Hal tersebut
menunjukkan bahwa stres akademik memiliki hubungan yang
linear dengan ide bunuh diri.
2. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji asumsi, diketahui bahwa skala stres
akademik dan skala ide bunuh diri (SUAS) tidak terdistribusi secara
normal. Berdasarkan hasil uji asumsi tersebut, maka pengujian hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penelitian ini menggunakan teknik Spearman’s rho dengan menggunakan
program SPSS versi 21. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 15
Hasil Uji Hipotesis
Correlations
stres_akademis
ide_bunuh_diri
Spearman's rho
stres_akademis Correlation Coefficient
1.000 .529**
Sig. (2-tailed) . .000
N 156 156
ide_bunuh_diri Correlation Coefficient
.529** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 156 156
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan teknik
Spearman’s rho pada program SPSS versi 21, diketahui bahwa kedua
variable memiliki korelasi yang signifikan dengan nilai signifikansi
masing-masing variabel sebesar 0,000 (p < 0,05) dan korelasi bernilai
positif. Hal tersebut dapat diartikan jika terdapat hubungan yang
signifikan antara stres akademis dengan ide bunuh diri, maka jika terjadi
peningkatan pada stres akademis, maka terjadi peningkatan juga pada ide
bunuh diri.
E. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
antara stres akademis dan ide bunuh diri pada mahasiswa. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa stres akademis dan ide bunuh diri pada mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
memiliki korelasi yang positif dan signifikan (r= 0,529; p= 0,000). Hasil
tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi stres akademis yang dialami,
maka semakin tinggi juga ide bunuh diri pada mahasiswa. Hal sebaliknya
terjadi jika semakin rendah stres akademis yang dialami, maka semakin
rendah ide bunuh diri pada mahasiswa. Hasil tersebut menunjukkan jika
hipotesis pada penelitian ini dikatakan diterima.
Hasil tersebut mendukung hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya
yang dilakukan oleh Petzel dan Riddle (dalam Wilburn dan Smith, 2005)
mengatakan bahwa prestasi akademis yang buruk dapat menyebabkan
seorang individu mengalami stres, depresi, hingga bunuh diri. Penelitian lain
yang dilakukan oleh Toero dkk (dalam Ang dan Huan, 2006), terlihat bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara tekanan akademik dengan perilaku
bunuh diri. Penelitian lain juga dilakukan oleh Juon dkk (dalam Ang dan
Huan, 2006) mengungkapkan bahwa pelajar di Korea Selatan memiliki
tingkat stres yang tinggi terkait dengan prestasi akademik sehingga cenderung
memiliki pikiran untuk melakukan bunuh diri. Selain itu, Ang dan Huang
(2006) juga berpendapat bahwa stres akademis memiliki korelasi dengan
depresi dan ide untuk bunuh diri.
Sependapat dengan hasil penelitian lain, penelitian yang dilakukan
oleh Kang dkk (2014) memberikan bukti bahwa tingkat kinerja akademik
yang rendah atau rata-rata memiliki hubungan dengan terjadinya peningkatan
pada bunuh diri di Korea Selatan. Sistem pendidikan di Korea Selatan
semakin tinggi akibat adanya persaingan untuk ujian masuk di Universitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
ternama. Stres akademis tinggi tidak hanya terjadi di Korea Selatan, namun
juga terjadi di Negara Asia lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh sistem
pendidikan di Asia yang mementingkan prestasi akademis dan menganggap
jika prestasi akademis merupakan salah satu jalan untuk mencapai kesuksesan
(Ang dan Huan, 2006).
Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Benny Prawira Siauw
(diambil dari tirto.id, 2019) menjelaskan bahwa 34,5% dari 284 responden
mahasiswa berusia 18 – 24 tahun di Jakarta memiliki pikiran untuk bunuh
diri. Hasil penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa satu dari tiga
responden penelitian memiliki kecenderungan pikiran untuk bunuh diri. Di
sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Peltzer, Yi, dan Pengpid (2017)
menemukan hasil yang lebih rendah yaitu 6,9% mahasiswa di Yogyakarta
memiliki pikiran untuk bunuh diri.
Dalam penelitian ini, mean teoritis yang didapatkan pada stres
akademis sebesar 37,5 dan mean empiris sebesar 31,22. Hasil tersebut
mengindikasikan jika subjek pada penelitian ini memiliki stres akademis yang
tergolong rendah. Perhitungan mean pada skala ide bunuh diri, didapatkan
hasil jika mean teoritis pada skala ide bunuh diri sebesar 60 dan mean empiris
sebesar 37,18. Hasil tersebut terlihat jika mean teoritis lebih besar
dibandingkan dengan mean empiris, sehingga subjek pada penelitian ini
memiliki ide untuk bunuh diri yang tergolong rendah.
Terlihat bahwa subjek pada penelitian ini memiliki stres akademis dan
ide bunuh diri yang rendah. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
faktor yang membuat mahasiswa di Indonesia memiliki stres akademis dan
ide bunuh diri yang rendah. Hal tersebut dapat berhubungan dengan pola asuh
pada orangtua, dimana perasaan secure atau insecure pada diri individu
terbentuk karena pola asuh dari orangtua. Menurut King (2003), pola asuh
orang tua yang membuat individu menjadi secure atau insecure berhubungan
dengan faktor resiko untuk bunuh diri.
Disisi lain, tingkat pendidikan juga dapat menjadi faktor yang
mempengaruhi. Korea selatan menduduki peringkat kedua Negara dengan
sistem pendidikan yang terbaik setelah Finlandia, dan disusul oleh Hongkong,
Jepang, dan Singapura pada urutan ketiga hingga kelima (mbctimes.com,
2012). Pada tahun 2015-2016, Korea Selatan menduduki peringkat pertama
disusul oleh Jepang, Singapura, dan Hongkong, sementara Negara Finlandia
menduduki peringkat kelima dan Negara Indonesia menduduki peringkat
terakhir, yaitu peringkat ke-40 (id.theasianparent.com, 2016). Bersamaan
dengan itu, pernyataan dari Kementrian Kesehatan Korea Selatan
menyebutkan bahwa Korea Selatan mendapatkan peringkat paling bawah
diantara 30 negara dalam tingkat kepuasan hidup anak-anak dengan hidup
mereka (voaindonesia.com, 2014). Hal tersebut disebabkan karena anak-anak
di Korea Selatan merasa terbebani dengan sistem pendidikan yang tinggi di
Negara tersebut.
Jepang, dijelaskan lebih lanjut, juga memiliki tingkat persaingan atau
kompetisi akademis yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan
meningkatnya tingkat bunuh diri pada pelajar (Zeng dan Le Tendre, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Penelitian yang dilakukan oleh Kang dkk (2014) yang memberikan bukti
bahwa tingkat kinerja akademik yang rendah memiliki hubungan dengan
terjadinya peningkatan pada bunuh diri di Korea Selatan. Selain di Korea
Selatan dan Jepang, Negara asia lain yang memiliki sistem pendidikan yang
tinggi yaitu Hongkong, Cina, dan Singapura. Sistem pendidikan yang tinggi
di Asia disebebkan oleh sistem pendidikan yang mementingkan prestasi
akademis dan menganggap jika prestasi akademis merupakan salah satu jalan
untuk mencapai kesuksesan (Ang dan Huan, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan dan positif antara stres akademis dan ide bunuh
diri. Hal tersebut terlihat dari hasil nilai koefisien korelasi (r) 0,529 dengan
nilai p sebesar 0,000. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa hipotesis
penelitian ini diterima. Diindikasikan jika terjadi kenaikan pada variabel stres
akademis, maka akan diikuti kenaikan pada variabel ide bunuh diri,
sebaliknya jika terjadi penurunan pada variabel stres akademis, maka akan
diikuti penurunan pada variabel ide bunuh diri. Dapat dikatakan bahwa jika
stres akademis yang dialami mahasiswa tinggi, maka mahasiswa akan
memiliki ide untuk bunuh diri. Sebaliknya, stres akademis pada mahasiswa
rendah, maka mahasiswa memiliki ide untuk bunuh diri yang rendah.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan penelitian. Penelitian ini
hanya mengambil subjek dengan usia dewasa muda/awal, sehingga hasil dari
penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada usia yang lainnya. Selain itu,
persebaran dari subjek penelitian tidak merata, karena pada penelitian ini
menggunakan metode nonparametrik. Maka hasil penelitian ini juga tidak
dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Metode pengambilan subjek dengan nonparametrik tidak ada
penjelasan mengenai minimal subjek yang akan diambil, sehingga pada
penelitian ini subjek yang dipakai hanya 156 subjek. Hal tersebut membuat
penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian karena
tidak memiliki jumlah subjek yang cukup banyak sehingga dapat mewakili
populasi. Selain itu, terjadi overlap pada skala stres akademis dan skala ide
bunuh diri pada penelitian ini.
C. Saran
1. Bagi Dewasa Muda
Bagi dewasa muda yang masih menempuh pendidikan di
universitas, diharapkan lebih mengenal mengenai diri sendiri dan juga
lebih mengenal mengenai dampak-dampak stres. Hal tersebut
diperuntukan agar mahasiswa dapat menangani stres yang dialami dan
tidak berdampak semakin buruk pada diri sendiri. Sehingga dengan
mengenal lebih jauh tentang stres akademis, diharapkan dapat
mengurangi perilaku-perilaku negatif yang disebabkan oleh stres
akademis.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Pada penelitian ini, hasil dari uji normalitas menunjukkan
bahwa sebaran data tidak terdistribusi dengan normal. Maka, bagi
peneliti selanjutnya yang menginginkan untuk meneliti pada topik yang
sama, diharapkan agar dapat mengambil populasi lebih banyak dan
populasi yang diambil juga memiliki jumlah yang seimbang, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
data pada penelitian dapat terdistribusi dengan normal dan hasil
penelitian dapat digeneralisasikan.
Selain itu, peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk
melakukan penelitian pada variabel-variabel lain yang terkait dengan
ide bunuh diri atau perilaku bunuh diri. Sehingga, penelitian tersebut
dapat memberikan variasi dan informasi yang baru dan berbeda yang
berhubungan dengan ide bunuh diri atau perilaku bunuh diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
DAFTAR PUSTAKA
Adams, D. M., Overholser, J. C., & Spirito, A. (1994). Stressfull Life Events
Associated with Adolescent Suicide Attempts. Canadian Journal of
Psychiatry, 39, 43 – 48. DOI: 10.1177/070674379403900109.
Adam, A. (2019). Satu dari Tiga Mahasiswa Jakarta Punya Suicidal Thought.
Diambil dari https://tirto.id/satu-dari-tiga-mahasiswa-jakarta-punya-
suicidal-thought-deXw.
Agolla, J. E., & Ongori, H. (2009). An assessment of academic stress among
undergraduate students: the case of university of Botswana. Edu Res Rev.
Ang, R. P., & Huan, V. S. (2006). Relationship between academic stress and
suicidal ideation: testing for depression as a mediator using multiple
regression. Child Psychiatry Human Development, 37:133–143. DOI
10.1007/s10578-006-0023-8.
Arun, P., & Chavan, B. S. (2009). Stress and suicidal ideas in adolescent student in
chandigarh. Indian Journal of Medical Sciences, 63, 281 – 287. DOI:
10.4103/0019-5359.55112.
Azmy, A. N., Nurihsan, A. J., & Yudha, E. S. (2017). Deskripsi gejala stres
akademik dan kecenderungan pilihan strategi koping siswa berbakat.
Indonesian Journal of Education Counseling, 1(2), 197 – 208.
Azwar, S. (1997). Metode penelitian jilid I .Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Azwar, S. (1999). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Sigma Alpha.
Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Balimulia. (2007). Peranan tipe kepribadian terhadap munculnya ide bunuh diri
pada remaja di wonosari. Tesis Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada.
Baserli, M., & Ifdil, I. (2017). Konsep stress akademik siswa. Jurnal Konseling dan
Pendidikan, 5(3), 143 – 148. DOI: https://doi.org/10.29210/119800.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Beck, A. T., Kovacs, M., & Weissman, A. (1979). Assessment of suicidal intention:
the scale for suicide ideation. Journal of Consulting and Clinical
Psychology, 47, 343 – 352. DOI: 10.1037/0022-006X.47.2.343.
Coleman, J. C. (1972). Abnormal psychology and modern life: fourth edition.
London: Scott, Foresman and Company.
Davidson, G. C., Neale, J. M., & Kring, A. M. (2006). Psikologi abnormal. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Deane, F. P., Wilson, C. J., & Ciarrochi, J. (2001). Suicidal ideation and help-
negation: not just hopelessness or prior help. Journal of Clinical
Psychology, 57 (7), 901 – 914.
Dewi, L. A.K, dan Hamidah. (2013). Hubungan antara kesepian dengan ide bunuh
diri pada remaja dengan orangtua yang bercerai. Jurnal Psikologi Klinis
dan Kesehatan Mental, 2 (3), 24 – 33.
Durnand, V. M., & Barlow, D. H. (2006). Psikologi abnormal. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Fahrudin, A. (2012). Fenomena bunuh diri di gunung kidul: catatan tersisa dari
lapangan. Jurnal Informasi, 17 (1), 13 – 19.
Furr, S. R., Westefeld, J. S., McCornell, G. N., & Jenkins, J. M. (2001). Suicide and
depression among college student: a decade later. Professional
Psychology: research and practice, 32 (1), 97 – 100, DOI: 10.1037/0735-
7028.32.1.97.
Garlow, S. J., Rosenberg, J., Moore, J. D., Haas, A. P., Koestner, B., Hendin, H., &
Nemeroff, C. B. (2008). Depression, desperation, and suicidal ideation in
college students: results from the american foundation for suicide
prevention college screening project at emory university. Depression and
Anxiety, 25, 482–488. DOI 10.1002/da.20321.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Gunadha, R. (2018). Skripsi Selalu Ditolak Dosen, Mahasiswa Gantung Diri.
Diambil dari https://www.suara.com/news/2018/11/23/143328/skripsi-
selalu-ditolak-dosen-mahasiswa-gantung-diri.
Herman. (2014). WHO: Angka Bunuh Diri di Indonesia Capai 10.000 Per Tahun.
Diambil dari beritasatu.com.
Hirsch, J. K., Conner, K. R., & Duberstein, P. R. (2007). Optimism and suicide
ideation among young adult college students. Archives of Suicide
Research, 11(2), 177 – 185, DOI: 10.1080/13811110701249988.
Nithy, T. (2016). Ini Bedanya Sistem Pendidikan di Indonesia dengan Korsel dan
Finlandia. Diambil dari https://id.theasianparent.com/beda-sistem-
pendidikan-di-indonesia-korea-selatan-finlandia.
Kang, E. H., Hyun, M. K., Choi, S. M., Kim, J. M., Kim, G. M., & Woo, J. M.
(2014). Twelve-month prevalence and predictors of self-reported suicidal
ideation and suicide attempt among Korean adolescents in a web-based
nationwide survey. Australian & New Zealand Journal of Psychiatry, 1, 1
– 7. DOI: 10.1177/0004867414540752.
King, R. A., & Apter, A. (2003) Suicide in children and adolescents. Cambridge:
Cambridge University Press.
Mallo, H., & Ronda, D. (2009). Analisis faktor penyebab utama kecenderungan
bunuh diri di kalangan remaja yang berusia 15-17 tahun di Makassar.
https://media.neliti.com/media/publications/137352-ID-analisis-faktor-
penyebab-utama-kecenderu.pdf.
Mbctime. (2012). 20 best education system in the world. Diambil dari
http://mbctimes.com/english/20-best-education-systems-world/.
Misram, R., & Castillo, L. G. (2004). Academic stress of college students:
comparasion of student and faculty perceptions. International Journal of
Stess Management, 11(2), 132 – 148, DOI: 10.1037/1072-5245.11.2.132.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Niméus, A., Alsén, M., Träskman-Bendz, L. (2000). The suicide assessment scale:
an instrument assessing suicide risk of suicide attempters. Eur Psychiatry,
15, 416 – 423.
Niméus, A., Stahlfors, H., Sunnqvist, C., Stanley, B., Träskman-Bendz, L. (2006).
Evaluation of a modified interview version and of a self-rating version of
the suicide assessment scale. European Psychiatry, 21, 471 – 477.
Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2003). Psikologi Abnormal. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Nolen-Hoeksema, S. (2007). Abnormal Psychology: sixth edition. New York:
McGraw-Hill Education.
Nolen-Hoeksema, S. (2014). Abnormal Psychology: sixth edition. New York:
McGraw-Hill Education.
Papalia, D. E., Wendkos, S., & Feldman, R. D. (2009). Human development.
Jakarta: Salemba Humanika.
Parrish, H. M. (1957). Epidemiology of suicide among college students. Yale
Journal of Biology and Medicine, 29, 585 – 594.
Peltzer, K., Yi, S., & Pengpid, S. (2017). Suicidal behaviors and associated factors
among university students in six countries in the Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN). Asian Journal of Psychiatry, 1, 1 – 19.
Putra, W. (2018). Diduga Stres Skripsi, Mahasiswa Unpad Gantung Diri di
Indekos. Diambil dari https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-
4357539/diduga-stres-skripsi-mahasiswa-unpad-gantung-diri-di-indekos.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi, dari blog menjadi buku. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Santrock, J. W. (2009). Life-span development. New York: McGraw-Hill Higher
Education.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Sarafino. (1994). Health Psychology Biopsychosocial Interaction. USA : John
Wiley & Sons.
Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Simbolon, I. (2015). Gejala stres akademis mahasiswa keperawatan akibat sistem
belajar blok di fakultas ilmu keperawatan x bandung. Jurnal Skolastik
Keperawatan, 1(1), 29 – 37.
Stanley, B., Träskman-Bendz, L., Stanley, M. (1986). The Suicide Assess-ment
Scale: a scale evaluating change in suicidal behavior. Psychopharm
Bulletin, 1, 200 – 205.
Studi: Anak-anak Korea Selatan Paling Tidak Bahagia. (2014). Diambil dari
https://www.voaindonesia.com/a/studi-anak-anak-korea-selatan-paling-
tidak-bahagia/2508745.html.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi validari isi dalam asesmen psikologis.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Supratiknya, A. (1995). Mengenal perilaku abnormal. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Wilburn, V. R., Smith, D. E. (2005). Stress, self-esteem, and suicidal ideation in
late adolescents. Adolescence, 40 (157), 33 – 45.
Who. (2008). Suicide data. Diambil dari
https://www.who.int/mental_health/prevention/suicide/suicideprevent/en/.
Zeng, K. M., & Le Tendre, G. (1998). Adolescent suicide and academic competition
in east asia. Comparative Education Review, 42 (4), 513 – 528.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
10 Negara dengan Angka Bunuh Diri Tertinggi di Dunia. (2016). Diambil dari:
https://lifestyle.kompas.com/read/2016/09/09/140700323/10.negara.dengan.angka
.bunuh.diri.tertinggi.di.dunia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI