Download - HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA …
Jurnal Psiko-Edukasi, Oktober 2017 (121-132)
ISSN: 1412-9310 Vol. 15, 2017
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL DAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
KARYAWAN PT UTAMA BAKTI FARMASI
GRACE ZARATYKA Guru BK di Yayasan Asti Darma (BHK Kota wisata)
(Email: [email protected])
Abstrak
Kesejahteraan psikologis karyawan merupakan hal penting yang perlu diperhatikan, yang bertujuan
agar dapat mencerminkan hasil evaluasi kinerja yang bertumbuh dan memiliki kepuasan karyawan dalam
bekerja. Gaya kepemimpinan yang diterapkan menjadi salah satu faktor pendukung kesejahteraan psikologis
pada karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap gaya
kepemimpinan transformasional dan kesejahteraan psikologis karyawan. Subjek penelitian adalah 43 orang
karyawan PT Utama Bakti Farmasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah skala penilaian. Hasil
penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan positif antara persepsi gaya kepemimpinan
transformasional dan kesejahteraan psikologis para karyawan PT Utama Bakti Farmasi.
Kata kunci : kesejahteraan psikologis, persepsi gaya kepemimpinan tranformasional
Abstract
Psychological wellbeing of employees is an important factor to consider, aiming to reflect the
evaluation of performance which is grown and having employees satisfaction in work. The leadership
model applied becomes one among the supporting factors for employees psychological satisfaction.
The aim of this study is to know the correlation between the perception of transformational leadership
style and the employees psychological wellbeing. The subject of this study are 43 employees of PT
Utama Bakti Farmasi. The data collection method was conducted using rating scale. The result of this
study indicates that there is significant and positive correlation between the perception of
transformational leadership model and the employees psychological wellbeing of PT Utama Bakti
Farmasi employees.
Keywords: psychological wellbeing, perception of transformational leadership model
___________________________________________
122 JURNAL PSIKO-EDUKASI VOL. 15 NO. 2, 2017 (121-132)
PENDAHULUAN
Individu memerlukan dan harus memiliki
kesejahteraan psikologis dalam aktivitas
kehidupan yang dijalaninya. Aktivitas yang
dijalani individu salah satunya adalah bekerja
dalam sebuah instansi. Ketika individu
menjalani sebuah pekerjaan dalam instansi,
individu memerlukan perasaan yang nyaman,
aman, damai, dan kesesuai dengan kehidupan
yang diharapkannya. Hal tersebut akan
mencerminkan dan membuat individu
memiliki perasaan positif dan tumbuh
menjadi pribadi yang memiliki kesejahteraan
psikologis yang baik. Kesejahteraan
psikologis karyawan yang baik dapat
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain,
komunikasi dan sosialisasi antar karyawan
atau dengan atasan, lingkungan kerja yang
mendukung dan kondusif, perilaku yang
didapatkan individu selama bekerja, serta
gaya kepemimpian yang diterapkan oleh
pemimpin. Gaya kepemimpinan yang
diterapkan pimpinan di dalam perusahaan
salah satunya adalah gaya kepemimpinan
transformasional. Gaya pemimpinan
transformasional tersebut mencerminkan
bentuk kepemimpinan ideal bagi karyawan
dalam bekerja.
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan, ada beberapa rumusan
permasalahan dan penelitian, antara lain (1)
bagaimana persepsi karyawan terhadap gaya
kepemimpinan transformasional PT Utama
Bakti Farmasi? (2) bagaimana kesejahteraan
psikologis karyawan PT Utama Bakti
Farmasi? (3) ada hubungan antara persepsi
gaya kepemimpinan tranformasional dan
kesejahteraan psikologis karyawan PT Utama
Bakti Farmasi?
Ryff (dalam Lianawati, 2008)
membangun model kesejahteraan psikologis
dengan memadukan teori perkembangan
manusia, teori-teori klinis mengenai
pertumbuhan diri dan literatur-literatur
kesehatan mental.
Ampbell (dalam Rini, 2008)
mendefinisikan kesejahteraan psikologis
sebagai hasil dari evaluasi yang dilakukan
individu terhadap hidupnya, baik evaluasi
secara kognitif maupun evaluasi secara emosi.
Berdasarkan evaluasi secara kognitif,
kesejahteraan adalah sebuah bentuk kepuasan
dalam hidup, sementara berdasarkan hasil
dari evaluasi emosi yaitu berupa afeksi atau
perasaan senang.
Lawton (dalam Rini, 2008)
menjabarkan kesejahteraan psikologis sebagai
suatu skema yang terbentuk mengenai hidup
yang berkualitas sebagai hasil dari evaluasi
terhadap aspek-aspek yang ada pada hidupnya
yang dianggap baik atau memuaskan.
Sementara itu Okun dan Stock (dalam Rini,
2008) juga memperkaya pengertian
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional dan … (Grace) 123
kesejahteraan psikologis sebagai perasaan
bahagia dan kepuasan yang secara subjektif
dialami atau dirasakan oleh seseorang.
Menurut, Deci &Ryan (2001) bahwa
kesejahteraan psikologi dikonseptualisasikan
sebagai beberapa kombinasi pernyataan
afektif positif seperti kebahagiaan dan
berfungsi dengan efektif secara optimal dalam
kehidupam pribadi dan sosial.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kesejahteraan pikologis menurut Ryff &
Singer (1989) sebagai berikut, (1) usia hal ini
ditemukan adanya perbedaan kesejahteraan
psikologispada tiga kelompok umur yaitu
dewasa muda, dewasa menengah, dan dewasa
akhir, khususnya pada dimensi penguasaan
lingkungan, dimensi pertumbuhan pribadi,
dimensi tujuan hidup dan dimensi otonomi,
(2) demografis yaitu faktor- faktor
demografis seperti usia jenis kelamin, budaya
serta kelas sosial ekonomi mempengaruhi
perkembangan kesejahteraan psikologis
seseorang, (3) jenis kelamin hal ini
ditemukan bahwa secara umum tingkat
kesejahteraan psikologis pria dan wanita
hampir sama namun wanita lebih tinggi pada
dimensi hubungan positif dengan orang lain,
dan (4) kelas sosial ekonomi yaitu
menyatakan bahwa status sosial ekonomi
berhubungan dengan pendidikan, penghasilan
dan pekerjaan individu.
Prilleltensky dan Prilleltensky (2006)
menjelaskan terdapat empat karakteristik
kesejahteraan psikologis indvidual di dalam
organisasi sebagai berikut. (1) optimis dan
efikasi diri adalah bahwa pekerja memiliki
keyakinan terhadap diri dan menghilangan
rasa kecemasan, stress dan depresi terhadap
dirinya sendiri; (2) kesadaran untuk
mengontrol dan derterminasi diri adalah
sikap pekerja yang dengan baik dapat
mengontrol dirinya sendiri dalam kehidupan
dan lingkungan kerja; (3) tantangan, tumbuh
dan bermakna adalah pekerja memiliki
perasaan tertantangan dalam melakukan
pekerjaan; (4) kerjasama adalah sikap pekerja
dalam berelasi dan bersosialisasi dengan
karyawan lain sehingga tercapai keuntungan
bersama.
Menurut Kartono (1994) pemimpin
adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan khususnya
kecakapan kelebihan di satu bidang, sehingga
dia mampu mempengaruhi orang–orang lain
untuk bersama-sama melakukan aktifitas
tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa
tujuan.
Menurut Henry Pratt Fairchild(dalam
Kartono,1994) menyatakan bahwa pemimpin
ialah seorang yang memimpin dengan jalan
memprakarsasi tingkah laku sosial dengan
mengatur, megarahkan, mengorganisir atau
124 JURNAL PSIKO-EDUKASI VOL. 15 NO. 2, 2017 (121-132)
mengontrol usaha/upaya orang lain, atau
melalui prestise, kekuasaan atau posisi.
Menurut Burns (dalam Safaria, 2004)
Kepemimpinan transformasional dicirikan
sebagai pemimpin yang berfokus pada
pencapaian perubahan nilai-nilai,
kepercayaan, sikap, perilaku, emosional, dan
kebutuhan bawahan menuju perubahan yang
lebih baik di masa depan. Pemimpin
transformasional merupakan seorang agen
perubahan yang berusaha keras melakukan
transformasi ulang organisasi secara
menyeluruh sehingga organisasi bisa
mencapai kinerja yang lebih maksimal di
masa depan.
Menurut Bass (1990) mengemukakan
ada tiga cara seorang pemimpin
transformasional memotivasi karyawannya,
yaitu dengan: (a) mendorong karyawan untuk
lebih menyadari arti penting hasil usaha;(b)
mendorong karyawan untuk mendahulukan
kepentingan kelompok; (c) meningkatkan
kebutuhan karyawan yang lebih tinggi seperti
harga diri dan aktualisasi diri.
Munandar (2001) mengekemukakan
lima aspek kepemimpinan transformasional
sebagai berikut. (1) karisma sebagai sifat yang
berhubungan (Attribute charisma)yaitu
pemimpin mendahulukan kepentingan
perusahaan dan kepentingan oranglain dari
kepentingan diri, (2) motivasi yang
menimbulkan inspirasi (inspirational
leader/motivation) yaitupemimpin mampu
menimbulkan inspirasi pada bawahannya,
antar lain dengan menentukan standar –
standar tinggi, memberikan keyakinan bahwa
tujuan dapat dicapai, (3) stimulasi intelektual
(intellectual stimulation) yaitu karyawan
merasa bahwa manajer mendorong pegawai
untuk memikirkan kembali cara kerja
karyawan, untuk mencari cara-cara baru
dalam melaksanakan tugas, karyawan merasa
mendapatkan cara baru dalam
mempersepsikan tugas-tugas karyawan, (4)
pertimbangan Individu (individualized
consideration) yaitu bawahan merasa
diperhatikan dan diperlakukan secara khusus
oleh pemimpinnya, dan (5) pengaruh
mencapai nilai idealisme (idealized influence)
yaitu pemimpin berusaha, melalui
pembicaraan, mempengaruhi bawahan dengan
menekankan kepentingan nilai nilai dan
keyakinan, pentingnya keikatan pada
keyakinan, perlu dimiliki tekad mencapai
tujuan, perlu diperhatikan akibat-akibat moral
dan etik dari keputusan yang diambil.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengunakan pendekatan
kuantitatif dengan jenis korelasional. Subjek
penelitian ini adalah 43 karyawan PT Utama
Bakti Farmasi. Variabel independen
penelitian tersebut adalah persepsi terhadap
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional dan … (Grace) 125
gaya kepemimpinan transformasional yaitu
persepsi karyawan terhadap pemimpin yang
berhubungan langsung dengan karyawan yang
mencerminkan karakter pemimpin dalam
perusahaan. Persepsi terhadap gaya
kepemimpinan transformasional yang
dianalisis dalam penelitian ini, meliputi
karisma, motivasi, stimulasi intelektual,
pertimbangan individu, dan pengaruh ideal.
Variabel dependen penelitian tersebut adalah
kesejahteraan psikologis karyawan yaitu
keadaan karyawan yang mencerminkan hasil
evaluasi kinerja yang bertumbuh dan
memiliki kepuasan dalam bekerja. Adanya
karakteristik kesejahteraan psikologis yaitu,
optimis dan efikasi diri, kesadaran untuk
mengontrol dan derterminasi diri, tantangan,
tumbuh, dan bermakna, serta kerjasama.
Data dikumpulkan dengan instrument
skala penilaian, yang terdiri dari skala
persepsi gaya kepemimpinan transformasional
dan kesejahteraan psikologis karyawan. Pada
instrumen kesejahteraan psikologis terdiri dari
45 butir pernyataan dan diperoleh pernyataan
yang valid sebanyak 37 pernyataan.
Pernyataan tersebut valid karena hasil
koefisien korelasi lebih besar dari tabel
korelasi 0,301 dengan taraf signifikansi 5%
dan realibilitas yang diperoleh 0,924.
Pada instrumen persepsi gaya
kepemimpinan transformasional terdiri dari
55 butir pernyataan dan diperoleh pernyataan
valid sebanyak 53 pernyataan. Pernyataan
tersebut valid karena hasil koefisien korelasi
lebih besar dari korelasi 0.301 dengan taraf
signifikansi 5% dan realibilitas yang
diperoleh 0, 976.
HASIL PENELITIAN
Hasil pengelolahan data variabel
kesejahteraan psikologis diklasifikasikan
dengan empat kelompok yaitu, tinggi, cukup
tinggi, sedang, dan rendah. Variabel persepsi
terhadap gaya kepemimpina transformasional
diklasifikasikan dengan empat klasifikasi
yaitu, sangat positif, positif, cukup positif,
dan kurang positif.
Kategori tingkat kesejahteraan
psikologis pada tabel 1 menunjukan bahwa
kesejahteraan psikologis pada klasifikasi
tinggi sebanyak 25 orang (58%), karyawan
yang memiliki tingkat kesejahteraan
psikologis pada klasifikasi cukup tinggi
sebanyak 18 orang (42%), dan tidak ada
karyawan memiliki tingkat kesejahteraan
psikologis sedang dan rendah. Hal ini
menunjukan bahwa kesejahteraan psikologis
karyawa PT Utama Bakti Farmasi terbanyak
berada pada tingkat klasifikasi yang tinggi
sebanyak 25 orang karyawan.
Kategori tingkat persepsi terhadap
gaya kepemimpinan transformasional pada
tabel 2 menunjukan bahwa persepsi terhadap
126 JURNAL PSIKO-EDUKASI VOL. 15 NO. 2, 2017 (121-132)
gaya kepemimpinan transformasional pada
klasifikasi sangat positif sebanyak 12 orang
(28%), karyawan yang memiliki tingkat
persepsi terhadap gaya kepemimpinan
transformasional pada klasifikasi positif
sebanyak 21 orang (49%), karyawan yang
memiliki tingkat persepsi terhadap gaya
kepemimpinan transformasional pada
klasifikasi cukup positif sebanyak 10 orang
(23%) dan karyawan memiliki tingkat
persepsi terhadap gaya kepemimpinan
transformasional pada klasifikasi kurang
positif tidak ada. Hal ini menunjukan bahwa,
sebanyak 21 orang memiliki persepsi positif
terhadap gaya kepemimpinan
transformasional PT Utama Bakti Farmasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil pengelolahan data penelitian
dihitung dengan menggunakan korelasi
Product Moment.
Hasil perhitungan statistik variabel
persepsi terhadap gaya kepemimpinan dan
kesejahteraan psikologis karyawan
menghasilkan korelasi sebesar 0, 560 dan
hasil probabilitas kesalahan (0.000) lebih
kecil dari taraf signifikansi 0,05.
Hal itu menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara
kesejahteraan psikologis karyawan dan
persepsi gaya kepemimpinan
transformasional. Semakin tinggi persepsi
terhadap gaya kepemimpian transformasional
maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis
karyawan tersebut. Begitu juga sebaliknya
apabila persepsi terhadap gaya kepemimpinan
transformasional rendah maka kesejahteraan
psikologis semakin rendah. Koefisien
derterminasi yang didapatkan sebesar 31%.
Hal ini berarti persepsi terhadap gaya
kepemimpinan transformasional memberikan
kontribusi sumbangan sebesar 31% terhadap
kesejahteraan psikologis karyawan dan
sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak diteliti.
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi
antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan
transformasional dan kesejahteraan psikologis
karyawan menunjukan ada hubungan korelatif
yang signifikan dan positif dengan korelasi.
Hasil perhitungan korelasi ini didukung oleh
teori yang dikemukakan oleh Ryff (1989)
yang menjelaskan enam kriteria
Psychological Well Being. Dua dari enam
kriteria tersebut sesuai dengan hasil penelitian
yaitu; (a) hubungan yang positif dengan orang
lain adalah hubungan yang dekat, hangat
dengan orang lain, memperhatikan
kesejahteraan orang lain, berempati dan
mengasihi orang lain. Hasil penelitian yang
ada, menyatakan bahwa kerja sama karyawan
adalah komponen tertinggi sehingga
hubungan sosialisasi yang baik antar
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional dan … (Grace) 127
karyawan dan atasan memiliki hubungan
dengan kesejahteraan psikologis karyawan di
dalam perusahaan; dan (b) perkembangan
kepribadian adalah kemampuan membangun
dan mengembangkan potensi diri, perubahan
yang terjadi sebagai bukti pengembangan diri.
Bass (1990), mengemukakan ada tiga
cara seorang pemimpin transformasional
memotivasi karyawannya, yaitu dengan: (a)
mendorong karyawan untuk lebih menyadari
arti penting hasil usaha; (b) mendorong
karyawan untuk mendahulukan kepentingan
kelompok; (c) meningkatkan kebutuhan
karyawan yang lebih tinggi seperti harga diri
dan aktualisasi diri.
Berdasarkan pendapat para ahli
tersebut (Ryff, 1989; Bass 1990) tentang
persepsi terhadap gaya kepemimpinan
transformasional dan hasil perhitungan
korelasi antara kesejahteraan psikologis
terlihat bahwa semakin tinggi gaya
kepemimpinan transformasional yang
meliputikarisma, motivasi yang menimbulkan
inspirasi, stimulasi intelektual, pertimbangan
individu, dan pengaruh mencapai nilai
idealisme maka semakin tinggi juga
kesejahteraan psikologis karyawan dalam
bekerja. Begitu sebaliknya, apabila gaya
kepemimpinan transformasional yang
meliputi karisma, motivasi yang
menimbulkan inspirasi, stimulasi intelektual,
pertimbangan individu, dan pengaruh
mencapai nilai idealisme memiliki tingkat
rendahmaka kesejahteraan psikologis
karyawan yang didapatkan dalam bekerja pun
juga rendah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data
disimpulkan sebagai berikut.
Pertama, karyawan PT Utama Bakti
Farmasi memiliki kesejahteraan psikologis
karyawan yang baik, karena sebagian besar
karyawan berada pada klasifikasi yang tinggi.
Karyawan yang memiliki kesejahteraan
psikologis yang tinggi sebesar sebanyak 58%,
pada tingkat yang cukup tinggi sebanyak
42%, pada tingkat yang sedang dan pada
tingkat yang rendah tidak ada. Berdasarka
hasil penelitian menunjukkan bahwa
karyawan memiliki kerjasama, perasaan
optimis dan efikasi diri, perasaan tantangan,
tumbuh dan bermakna, kesadaran untuk
pengontrolan dan determinasi diri dalam
bekerja.
Kedua, berdasarkan hasil penelitian
mengenai persepsi gaya kepemimpinan
transformasional, pada umumnya persepsi
terhadap gaya kepemimpinan transformasioal
berada pada tingkat yang positif. Hal tersebut
terlihat dari klasifikasi variabel persepsi
terhadap gaya kepemimpinan
128 JURNAL PSIKO-EDUKASI VOL. 15 NO. 2, 2017 (121-132)
transformasional, karyawan yang memiliki
klasifikasi tingkat sangat positif sebanyak
28%, pada tingkat positif sebanyak 49%,
tingkat cukup positif sebanyak 23% dan
tingkat kurang positif tidak ada. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi
terhadap gaya kepemimpinan
transformasional mencerminkan, pengaruh
ideal, motivasi inspirasi, stimulasi intelektual,
karisma, dan pertimbangan individu yang
positif bagi karyawan.
Ketiga, persespsi terhadap gaya
kepemimpinan transformasional dan
kesejahteraan psikologis berkorelasi positif
dan signifikan. Hal ini berarti semakin positif
persepsi terhadap gaya kepemimpinan maka
semakin tinggi kesejahteraan psikologis yang
dimiliki karyawan PT Utama Bakti Farmasi.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan yang dibuat maka penulis
mengajukan beberapa saran.
Pertama, bagi Kepala divisi PT Utama
Bakti Farmasi disarankan memberikan
pembekalan pelatihan yang berhubungan
dengan keterampilan pengambilan keputusan
untuk karyawan; (b) memberikan kesempatan
kepada karyawan dalam menyampaikan
pandangan karyawan dalam pemberian
pendapat; (c) mencoba untuk memberikan
karyawan tanggung jawab yang besar, yang
bertujuan untuk melatih rasa tanggung jawab
dan pengalaman yang dijalankan oleh
karyawan, dan (d) pemimpin diharapkan
secara berkala (dalam tiga atau enam bulan
sekali) memberikan informasi atau
pengetahuan baru mengenai strategi dalam
bekerja, sehingga karyawan memiliki cara
baru yang lebih kreatif dan lebih baik.
Kedua, bagi karyawan PT Utama
Bakti Farmasi disarankan bersikap tenang
ketika mendapatkan masalah dalam pekerjaan
dan mencoba menyelesaikan permasalahan
dengan tenang dan bertanggung jawab; (b)
mencoba untuk bekerja sungguh-sungguh
untuk mencapai target dalam bekerja; (c)
mencoba dan memberanikan diri dalam
mengungkapkan pendapat sehingga
memunculkan rasa percaya diri; (d) mencoba
memberikan ide atau pendapat untuk
perusahaan dan pimpinan yang menunjang
keberhasilan perusahaan untuk lebih baik.
Ketiga, bagi mahasiswa Bimbingan
dan Konseling disarankan dapat
menggunakan hasil penelitian ini menjadi
salah satu bahan referensi untuk melakukan
penelitian selanjutnya. Peneliti menyarankan
agar mahasiswa Bimbingan dan Konseling
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
faktor lain yang mendukung kesejahteraan
psikologis, seperti komitmen kerja, kepuasan
kerja, rekan kerja, lingkungan kerja, jenjang
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional dan … (Grace) 129
karir, peranan kesulitan ekonomi dan lain-
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Alsa. (2003). Pendekatan Kuantitaif dan
Kualitatif Serta Kombinasinya dalam
Penelitian Psikologi. Yogyakarta: PT
Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2013). Metode Penelitian.
Jakarta: Pustaka Pelajar.
Bass. (1990). Hubungan Antara Persepsi
Gaya Kepemimpinan
Transformasional dan Transaksional
dengan Kepuasan Kerja Karyawan.
Diunggah dari http://repository.ubaya.
ac.id/5889/1/Marselius_Hubungan%2
0Antara%20Persepsi_2004.pdf
Emzir. (2009). Metodologi Penelitian
Pendidikan Kualitatifdan Kuantitatif.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Pergoda.
Hadjam, R.N., & Nasiruddin, A. (2003).
Peranan Kesulitan Ekonomi,
Kepuasan Kerja dan
ReligiusitasTerhadap Kesejahteraan
Psikologis Gadja Mada. Jurnal
Psikologi 2003, No. 2, 72 – 80
Hassan. (2009). Analisis Data Penelitian
Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Kartono, K. (1994). Psikologi untuk
Manajemen, Perusahaan dan
Insdustri. Jakarta: PT Grafindo
Persada.
Priyanto, B. (2013). Makna Kerja bagi
Kehidupan. Kompasiana.
Lianawati. (2008). Kesehatan Mental:
Konsep, Cakupan dan
Perkembangannya. Yogjakarta: Andi
Offset.
Lubis, S.M.,& Huseini, M.(1987). Teori
Organisasi: Suatu PendekatanMakro.
Jakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu-
Ilmu Sosial.
Luthans, F. (Terjemahan. Andika, dkk).
(2006). Perilaku Organisasi.
Yogyakarta : Penerbit Andi
Locke, E.A. (1997). Esensi Kepemimpinan
(Terjemahan). Jakarta: Mitra Utama.
Manullang, M. (2002). Manajemen.
Yogyakarta: UGM Press.
130 JURNAL PSIKO-EDUKASI VOL. 15 NO. 2, 2017 (121-132)
Mulyono. (2009). Educational Leadership
(Mewujudkan Efektivitas
Kepemimpinan Pendidikan). Malang:
UIN Malang Press.
Munandar, A.S. (2001). Psikologi Industri
dan Organisasi. Jakarta: Universitas
Indonesia
Oktaviani, V. (2016). Hubungan antara
Persepsi Terhadap Gaya
Kepemimpinan Transformasional Dan
Komitmen Organisasi Para Karyawan
Bagian Produksi di PT Asia Dwimitra
Industri. Skripsi Sarjana, tidak
diterbitkan. Jakarta: FPB Universitas
Katolik Indonesia Atma Jaya.
Papalia, D, Old, S. W., & Feldman, R. D.
(2008). Psikologi Perkembangan.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup.
Prilleltensky & Prilleltensky. (2006).
Promoting Well-Being: Linking
Personal, Organizational, and
Community Change.Canada: John
Wiley and Son,Inc.
Ramlan., R. (2005). Imbalan dan Gaya
Kepemimpinan Pengaruhnya terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan di Balai
Besar Industri Hasil Pertanian Bogor.
Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol 01 No 1,
2005.
Rees, E. (2001). Seven Principles of
Transformational Leadership:
Creating A Synergy of Energy.
Diunduh pada Maret 6, 2015, dari
http://cicministry.org/commentary/issu
e85_warren_article.pdf
Rini, P.M. (2008). Dinamika Kesejahteraan
Psikologis Survivor Kekerasan
Seksual. Skripsi(diterbitkan).
Yogyakarta:Fakultas Psikologi UIN.
Ryan, R. M & Deci, E. L. (2001). On
happiness and human potentials: A
review of research on hedonic and
eudaimonic wellbeing. Annual
Reviews Psychology, 52, 141-166.
Ryff, C.D., (1989). Journal of Personality
and Social Psychology 57 (6), 1069–
1081.
Safaria, T. (2004). Kepemimpinan. Jakarta:
Graha Ilmu.
Sudarnoto, F.N. (2008). Materi Kuliah
Metodologi Penelitian (diktat).
Jakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional dan … (Grace) 131
Pendidikan Universitas Khatolik
Indonesia Atma Jaya
-------. (2015). Psikologi Organisasi: Kajian
Teoretis dan Riset. Jakarta: Penerbit
Atma Jaya.
Synder, C.R., Lopez, S.J. (2002). Handbook
of Postive Psychology. NewYork:
Oxford University Press.
Tanujaya,W. (2004). Hubungan Kepuasan
Kerja dengan Kesejahteraan
Psikologis (Psychological Well Being)
Pada Karyawan Cleaner (Studi Pada
Karyawan Cleaner Yang Menerima
Gaji Tidak Sesuai Standar UMP Di
PT. Sinergi Integra Services, Jakarta).
E-jurnal.esaunggul.
Tampubolon, B. D. (2007). Analisis Faktor
Gaya Kepemimpinan dan Faktor Etos
Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada
Organisasi yang Telah Menerapkan
SNI 19-9001-2001. Jurnal
Standardisasi. No 9. Hal: 106-115.
Wahyuni.(2001). Pembelajaran Komparatif.
Diunduh pada tanggal 14 Juni 2016
dari http://www.anneahira.com/pem
belajarankomparatif/index.htm
132 JURNAL PSIKO-EDUKASI VOL. 15 NO. 2, 2017 (121-132)
Lampiran
Tabel 1
Klasifikasi kesejahteraan psikologis
Tabel 2
Klasifikasi persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional
Kelas Klasifikasi Frekuensi Persentase
148-185 Tinggi 25 58
111-147 Cukup tinggi 18 42
74-110 Sedang 0 0
37-73 Rendah 0 0
Total 43 100
Kelas Klasifikasi Frekuensi Persentase
212 - 265 Sangat positif 12 28
159 - 211 Positif 21 49
106 - 158 Cukup positif 10 23
53 - 105 Kurang positif 0 0
Total 43 100