HUBUNGAN ANTARA KUALITAS RELASI GURU-SISWA
DAN REGULASI EMOSI PADA ANAK USIA 9-11 TAHUN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Agnes Natasya Wulandari
139114105
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PBR.SETUJUAI\ DOSBN PBMBIMBING
SKRIPSI
HUBIJNGAI{ ANTARA KUALITAS RELASI GURU.SISWA DAN
REGUI.ASI EMOSI PADA ANAK USIA 9-11 TAHUN
Dr. Titik lftistiyani, M.Psi., Psi.
ryuj
1
. *-Adg,*eq&& * -.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAII ANTARA KUALITAS RELASI GURU-SISWA DAN
REGULASI EMOSI PADA ANAK USIA 9-11 TAHUN
Disusun Oleh :
Agnes Natasya Wulandari
139r 14105
Telatr dipe ankan di depan Panitia Penguji
Pada Tanggal l0 Juli 2018 dan dinyatakan memenuhi syarat
Penguji I :
Penguji II :
Penguji III :
Sus an Panitia Penguji
N a Lengkap
Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi.
Dis. H anus Wahyudi, M.Si.
Cornelius Sis Widyatmoko, M.Psi.
at 3 JUL 2019Yogyakarta, :........
Fakultas Psikologi
lll
itas Sanata Dharma
4\B\
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“ Believe you can, then you will ”
-Mulan (Disney)-
“ Nothing is impossible. Yesterday you said
tomorrow. Just Do It. What are you waiting for?
Don’t let your dreams be dreams. If you’re tired
of starting over, stop giving up ”
-Shia LaBeouf-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk :
Allah Bapa di surga,
Bapak Daniel Windriatmoko & Mama Anastasia Puji Wulandari
Adik Metodius Narendra Arda K.,
Serta,
Semua orang yang sudah membantu dan mendukung saya untuk
menyelesaikan karya ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Juli 2018
Peneliti,
Agnes Natasya Wulandari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS RELASI GURU-SISWA DAN
REGULASI EMOSI PADA ANAK USIA 9-11 TAHUN
Agnes Natasya Wulandari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas relasi
guru-siswa dan regulasi emosi pada anak usia 9-11 tahun. Hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kualitas relasi guru-siswa
dan regulasi emosi pada anak usia 9-11 tahun. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Subjek dalam penelitian ini adalah
158 anak usia 9-11 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
skala kualitas relasi guru-siswa yang terdiri dari 20 item dengan koefisien
reliabilitas 0,713 serta skala regulasi emosi yang terdiri dari 14 item dengan
koefisien reliabilitas 0,708. Hasil uji korelasi Spearman’s Rho menunjukkan
koefisien korelasi sebesar 0,608 dengan taraf signifikansi 0,000. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kualitas
relasi guru-siswa dengan regulasi emosi pada anak usia 9-11 tahun.
Kata kunci : kualitas relasi guru-siswa, regulasi emosi, anak usia 9-11 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
A CORRELATION BETWEEN THE QUALITY OF TEACHER-STUDENT
RELATIONSHIP AND EMOTION REGULATION IN CHILDREN
AGED 9-11 YEARS OLD
Agnes Natasya Wulandari
ABSTRACT
This research aimed to determine the relation between the quality of
teacher-student relationship and emotional regulation in children aged 9-11 years
old. The hypothesis of this research was that there was a positive correlation
between the quality of teacher-student relationship and emotional regulation in
children aged 9-11 years old. This research used the quantitative method with
correlational research type. The subjects on this research were 158 children who
are 9 - 10 years age range. The means of measurement used in this research were
quality scale of teacher-student relation which consisted of 20 items with
reliability coefficient of 0.713 and scale of emotional regulation consisted of 14
items with reliability coefficient of 0.708. Spearman’s Rho showed a correlation
coefficient of 0.608 with a significance level of 0.000. The result of this research
showed that there was a positive and significant correlation between the quality of
teacher-student relationship and emotional regulation in children aged 9-11 years
old.
Keyword : quality of teacher-student relationship, emotion regulation, children
aged 9-11 years old
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Agnes Natasya Wulandari
Nomor Mahasiswa : 139114105
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul.
Hubungan antara Kualitas Relasi Guru-Siswa dan Regulasi Emosi Pada
Anak Usia 9-11 Tahun
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau di media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 23 Juli 2018
Yang menyatakan,
(Agnes Natasya Wulandari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa Yang Maha Kasih atas
segala berkat yang diberikan oleh-Nya, sehingga penulis mampu melalui seluruh
proses penulisan skripsi ini hingga selesai. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik karena adanya dukungan,
bantuan, serta doa dari banyak pihak. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Universitas Sanata Dharma yang sudah memberikan banyak pengalaman
dan pelajaran yang sangat berharga bagi penulis.
2. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu
sabar dan memberikan perhatian dengan meluangkan waktunya, serta
selalu memberikan sebuah jalan atau pencerahan ketika penulis mengalami
hambatan dalam menulis skripsi ini. Terima kasih bu, semoga Tuhan
selalu memberkati ibu dan keluarga.
3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si., selaku Wakil Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu M. E. Madyaningrum, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
5. Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S., M.A., selaku Wakil Ketua Program Studi
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
6. Bapak Prof. A. Supratiknya, Ph.D. dan Bapak T. M. Raditya Hernawa,
M.Psi., Psi., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan dukungan serta arahan selama perkuliahan.
7. Bapak/Ibu dosen dan staf karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma, khususnya untuk Bu Nani, Mas Gandung, dan Pak Sidik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat
dan berguna bagi penulis.
8. Ketua Yayasan Budi Utama, Yogyakarta dan Kepala Sekolah SD Budi
Utama, yang telah memberikan izin penelitian di SD Budi Utama,
Yogyakarta.
9. Bapak Hari, selaku guru SD Budi Utama bagian Kesiswaan yang telah
membantu peneliti untuk melakukan penelitian di SD Budi Utama,
Yogyakarta.
10. Bapak dan mama yang selalu mendukung dan mendoakan peneliti. Terima
kasih karena telah mengizinkan dan memberi kepercayaan pada peneliti
untuk mengembangkan diri di kota Yogyakarta tercinta ini. Adik Arda
yang peneliti sayangi. Terima kasih untuk selalu memberikan celotehan
yang lucu untuk menyemangati peneliti serta selalu menunggu peneliti
untuk pulang ke rumah.
11. Sdri. Bernadette Yovita Adriana, sepupu yang peneliti sayangi. Terima
kasih untuk selalu memberikan dukungan kepada peneliti untuk segera
menyelesaikan skripsi ini dan selalu menemani peneliti ketika berada di
Jakarta.
12. Sdra. Yohanes Davin Dwiatmoko. Terima kasih karena sudah berproses
bersama peneliti. Terima kasih juga untuk selalu menyemangati peneliti,
mendengarkan segala keluh kesah peneliti, dan membantu peneliti untuk
menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
13. Sahabat-sahabatku tersayang, Monica Angelina Imaldia A.P., Nia Priscilla
Natasya H., dan Dyah Retno Paramita. Terima kasih atas dinamika,
keseruan, dan curhatan dari semester awal hingga akhir ini. Semoga selalu
diberi kebahagiaan dan tercapai segala hal yang diinginkan.
14. Teman-teman Psikologi angkatan 2013, khususnya classy class (kelas C)
yang peneliti cintai dan banggakan, terima kasih atas segala dinamika,
candaan, kerja sama, dan kekompakan yang diberikan selama ini. Semoga
sukses untuk tahapan selanjutnya dan selalu diberkati untuk setiap langkah
yang kalian lakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
15. Teman-teman bimbingan skripsi, Monica, Mita, Ollyn, Sonya, Putri, Tia,
dan Stephina. Terima kasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan
selama proses penulisan skripsi.
16. Teman-teman organisasi dan kepanitiaan, terima kasih atas segala
pengalaman dan dinamika yang diberikan. Semangat dan sukses untuk
kedepannya!
17. Siswa siswi SD Budi Utama, Yogyakarta, yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk terlibat dalam penelitian skripsi ini.
18. Semua pihak yang sudah membantu penelitian skripsi ini secara langsung
dan tidak langsung. Terima kasih atas segala bantuan, doa, dan dukungan
yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka
dengan terbuka penulis menerima segala benrtuk kritik dan saran dari pembaca
untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca. Terima kasih.
Yogyakarta, 23 Juli 2018
Penulis,
Agnes Natasya Wulandari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ......................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................ vi
ABSTRAK ........................................................................................ vii
ABSTRACT ...................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............. ix
KATA PENGANTAR ........................................................................ x
DAFTAR ISI ...................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................
A. Latar Belakang ..............................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................
C. Tujuan Penelitian .....................................................................
D. Manfaat Penelitian ...................................................................
1
1
7
7
7
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................
A. Kualitas Relasi Guru-Siswa ......................................................
1. Definisi Kualitas Relasi Guru-Siswa ......................................
2. Aspek Kualitas Relasi Guru-Siswa .........................................
B. Regulasi Emosi ..........................................................................
1. Definisi Regulasi Emosi .......................................................
2. Proses Regulasi Emosi .........................................................
3. Strategi Regulasi Emosi ........................................................
4. Faktor-faktor yang memengaruhi Regulasi Emosi ..................
C. Tahapan Perkembangan Anak Usia 9-11 Tahun ...........................
9
9
9
10
11
11
12
13
16
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Perkembangan Sosioemosi Anak Usia 9-11 Tahun .............
D. Dinamika Hubungan antara Kualitas Relasi Guru-Siswa dan
Regulasi Emosi ........................................................................
E. Kerangka Penelitian .................................................................
F. Hipotesis ...............................................................................
19
21
25
26
BAB III METODE PENELITIAN ..........................................................
A. Jenis Penelitian ........................................................................
B. Identifikasi Variabel .................................................................
C. Definisi Operasional ..................................................................
1. Kualitas Relasi Guru-Siswa ...................................................
2. Regulasi Emosi .......................................................................
D. Subjek Penelitian ...............................................................
E. Metode Pengumpulan Data ......................................................
1. Penyusunan Blueprint ............................................................
2. Penulisan Item .......................................................................
3. Review dan Revisi Item .........................................................
4. Pengujian Validitas Isi .........................................................
5. Uji Pendahuluan Alat Ukur ......................................................
6. Uji Coba Alat Ukur .................................................................
7. Pemeriksaan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian ..........................
F. Metode Analisis Data ....................................................................
1. Uji Normalitas ......................................................................
2. Uji Linearitas ......................................................................
27
27
27
27
27
28
29
29
29
31
32
32
34
36
38
39
39
39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................
A. Hasil Penelitian .......................................................................
1. Pelaksanaan Penelitian .......................................................
2. Deskripsi Subjek ................................................................
3. Deskripsi Data Penelitian .....................................................
4. Reliabilitas Data Penelitian .................................................
5. Hasil Uji Asumsi ................................................................
5.1 Uji Normalitas ...............................................................
40
40
40
41
42
45
45
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
5.2 Uji Linearitas ....................................................................
6. Hasil Uji Hipotesis ................................................................
7. Hasil Analisis Tambahan .....................................................
B. PEMBAHASAN ......................................................................
1. Hubungan antara Kualitas Relasi Guru-Siswa dan Regulasi
Emosi ................................................................................
2. Analisis Tambahan ..............................................................
46
47
47
48
48
52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................
C. Saran ........................................................................................
1. Bagi Sekolah .......................................................................
2. Bagi Penelitian Selanjutnya .................................................
54
54
54
55
55
55
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................
LAMPIRAN .......................................................................................
57
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blueprint Skala Kualitas Relasi Guru-Siswa
........................................................................................
30
Tabel 2. Blueprint Skala Regulasi Emosi ......................................... 31
Tabel 3. Skor Berdasarkan Kategori Jawaban ...................................... 32
Tabel 4. Distribusi Item Skala Kualitas Relasi Guru-Siswa (Sebelum
Uji Coba) .........................................................................
33
Tabel 5. Distribusi Item Skala Regulasi Emosi (Sebelum Uji
Coba).................................................................................
34
Tabel 6. Distribusi Item Skala Kualitas Relasi Guru-Siswa (Setelah
Uji Coba) ..........................................................................
37
Tabel 7. Distribusi Item Skala Kualitas Relasi Guru-Siswa (Nomor
Baru) ...............................................................................
37
Tabel 8. Distribusi Item Skala Regulasi Emosi (Setelah Uji Coba)
........................................................................................
38
Tabel 9. Distribusi Item Skala Regulasi Emosi (Nomor Baru)
........................................................................................
38
Tabel 10. Deskriptif Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
........................................................................................
42
Tabel 11. Deskriptif Subjek Berdasarkan Usia ................................... 42
Tabel 12. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ............................... 43
Tabel 13. Statistik Deskriptif Regulasi Emosi ..................................... 44
Tabel 14. Reliabilitas Alat Ukur ......................................................... 45
Tabel 15. Hasil Uji Normalitas ......................................................... 46
Tabel 16. Hasil Uji Linearitas ........................................................... 46
Tabel 17. Hasil Uji Hipotesis ........................................................... 47
Tabel 18. Hasil Uji Korelasi Kualitas Relasi Guru-Siswa dan Strategi
Regulasi Emosi ................................................................
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Kualitas Relasi Guru-Siswa (Uji Coba) .................. 63
Lampiran 2. Skala Regulasi Emosi (Uji Coba) ................................... 72
Lampiran 3. Uji Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Kualitas Relasi
Guru-Siswa (Uji Coba) ..................................................
80
Lampiran 4. Uji Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Regulasi Emosi
(Uji Coba) ....................................................................
85
Lampiran 5. Skala Kualitas Relasi Guru-Siswa dan Regulasi Emosi
untuk Pengambilan Data ..................................................
93
Lampiran 6. Uji Reliabilitas Skala Pengambilan Data .......................... 102
Lampiran 7. Hasil Uji One Sample T-test ........................................... 105
Lampiran 8. Hasil Uji Normalitas ..................................................... 109
Lampiran 9. Hasil Uji Linearitas ....................................................... 111
Lampiran 10. Hasil Uji Korelasi ......................................................... 113
Lampiran 11. Hasil Analisis Tambahan .............................................. 115
Lampiran 12. Surat Penelitian ............................................................ 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maraknya berbagai kasus terkait rendahnya pengelolaan emosi dalam
dunia pendidikan di Indonesia memberikan perhatian yang cukup besar bagi
sebagian besar warganya. Kasus yang memberikan banyak perhatian publik
saat ini adalah bullying (Hamdi, 2016; Setyawan, 2014) serta aksi tawuran
yang dilakukan oleh siswa sekolah dasar di Magelang, Purwakarta, dan
Makassar (Cipto, 2017; Lia, 2018; Widyastuti, 2018). Kedua kasus ini
merupakan bentuk dari perilaku agresif yang disebabkan oleh rendahnya
regulasi emosi yang dimiliki siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya
penelitian yang menyatakan bahwa regulasi emosi yang maladaptif dapat
meningkatkan perilaku agresif seseorang (Bucks, Daffern, & Roberton,
2012). Berdasarkan penelitian tersebut, maka peningkatan regulasi emosi
perlu dilakukan sebagai bentuk tindakan preventif untuk mengurangi perilaku
agresif (Syahadat, 2013).
Regulasi emosi merupakan suatu rangkaian proses yang dimiliki
individu untuk mengatur emosinya, di mana hal tersebut berhubungan dengan
kapan emosi itu dimiliki, serta bagaimana individu merasakan dan
mengekspresikan emosinya (Gross, 1998; Gross, dalam Urry & Gross, 2010;
Gross, 2007; Gross, 2014). Peningkatan regulasi emosi perlu ditingkatkan
sejak dini. Dampak yang dapat diberikan dengan adanya peningkatan regulasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
emosi pada kehidupan anak, yaitu anak akan lebih memperhatikan, mampu
mendengarkan dengan baik atas apa yang orang lain bicarakan, mampu
menyelesaikan konflik dengan teman-temannya, menunjukkan tingkat stres
yang lebih rendah, berperilaku lebih baik, serta lebih peduli terhadap orang
lain (Barish, 2009). Hal ini semakin menambah pentingnya meningkatkan
regulasi emosi.
Berbagai faktor dapat dilakukan untuk meningkatkan regulasi emosi
siswa, seperti memperhatikan pengasuhan orang tua (Karreman, van Tuijl,
van Aken, & Deković, 2006), kelekatan (attachment) yang dimiliki orang tua
dengan siswa (Zimmermann, Maier, Winter, & Grossmann, 2001), serta
kualitas relasi guru-siswa (Thompson, dalam Pianta, 1999). Pada faktor
pengasuhan orang tua, terdapat hubungan antara pengasuhan orang tua
dengan regulasi emosi. Hal ini terlihat dalam penelitian Karreman, Van Tuijl,
van Aken, dan Deković (2006), di mana pengasuhan orang tua dengan
menggunakan strategi kontrol positif memiliki hubungan yang positif dengan
regulasi emosi, sedangkan pengasuhan orang tua dengan menggunakan
strategi kontrol negatif memiliki hubungan yang negatif dengan regulasi
emosi.
Selain itu, faktor kelekatan (attachment) juga berkaitan dengan
regulasi emosi seseorang. Hal ini terdapat dalam penelitian Zimmermann,
Maier, Winter, dan Grossmann (2001), di mana berdasarkan intensitas emosi
yang spesifik, remaja yang memiliki insecure attachment akan menunjukkan
perilaku yang mengganggu pada temannya. Perilaku mengganggu ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
merupakan salah satu bentuk pengelolaan emosi yang buruk. Selain itu,
kelekatan yang dimiliki remaja juga akan memengaruhi keseimbangan antara
otonomi dan kerjasama dalam menyelesaikan masalah dengan temannya.
Pada faktor kualitas relasi guru-siswa, terdapat hubungan antara kualitas
relasi guru-siswa dengan regulasi emosi. Hal ini dibuktikan oleh Thompson (
dalam Pianta, 1999), di mana relasi antara guru dan siswa dapat membantu
siswa dalam meregulasi atau mengatur beberapa aspek perkembangan
emosinya, seperti produksi emosi, meringankan tekanan emosional,
penguatan pada pengalaman emosional tertentu, interpretasi emosi dan isyarat
emosi, serta strategi pengaturan diri.
Faktor pengasuhan orang tua, kelekatan, dan kualitas relasi guru-siswa
memiliki potensi untuk meningkatkan regulasi emosi. Dalam penelitian ini,
peneliti memilih kualitas relasi guru-siswa sebagai variabel yang hendak diuji
hubungannya dengan regulasi emosi. Kualitas relasi guru-siswa merupakan
hasil evaluasi siswa mengenai relasi yang dimilikinya dengan guru di sekolah
(Claessens dkk., 2017; Koplow, 2002; Meece & Eccles, 2010; Pianta, 1999).
Alasan peneliti memilih kualitas relasi guru-siswa karena guru memiliki
peranan penting dalam membentuk kepribadian siswa selain orang tua itu
sendiri. Adanya penelitian yang membuktikan bahwa relasi guru-siswa dapat
memberikan pengaruh terhadap perkembangan emosi siswa sekolah dasar, di
mana apresiasi dan rasa menghargai yang diterapkan guru merupakan hal
yang penting dalam memengaruhi perkembangan emosi tersebut (Allen,
2016). Siswa dan siswi juga lebih sering bertemu dan berkomunikasi secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
langsung dengan guru karena kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan siswi
setiap harinya lebih banyak dilakukan di sekolah. Menurut Pianta (1999),
setiap anak di sekolah dasar berhak untuk memiliki kesempatan dalam
mengembangkan hubungan atau relasinya dengan orang dewasa, khususnya
guru. Relasi ini dapat berfungsi sebagai salah satu sumber yang dapat
memengaruhi perkembangannya dan dapat melindungi diri dari risiko yang
ada.
Selain itu, faktor kualitas relasi guru-siswa juga dapat dikembangkan,
seperti dalam artikel American Psychological Association (Rimm-Kaufman
& Sandilos, 2011) memiliki berbagai cara yang dapat digunakan untuk
mengembangkan hubungan yang positif antara guru dan siswa, seperti dengan
menunjukkan kesenangan saat bersama dengan siswa; berinteraksi secara
responsif dengan siswa; menawarkan bantuan dalam mencapai tujuan
akademis dan sosial; membantu siswa merenungkan pemikiran dan
kemampuan belajar mereka; mengetahui dan menunjukkan pengetahuan
tentang latar belakang, minat, kekuatan emosional, dan tingkat akademis para
siswa; menghindari sikap yang menunjukkan iritabilitas atau kejengkelan
terhadap siswa; serta mendorong siswa untuk saling menghormati dan
menghargai satu sama lain.
Hasil penelitian yang mendukung peneliti untuk menghubungkan
kedua variabel ini, yaitu (1) relasi antara guru dan siswa dapat merefleksikan
tingkat regulasi stres siswa itu sendiri, sehingga saat relasi tersebut memiliki
konflik yang tinggi, maka regulasi stres yang dimiliki siswa rendah (Ahnert,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Harwardt-Heinecke, Kappler, Eckstein-Madry, & Milatz, 2012); (2) siswa
sekolah dasar yang memiliki relasi positif dengan gurunya juga akan
memperoleh skor yang tinggi pada hasil penyesuaian sosial dan emosinya
(Fredriksen & Rhodes, 2004); (3) adanya hubungan yang signifikan antara
kualitas relasi guru-siswa dengan pengalaman emosi yang dialami oleh guru,
di mana saat guru memiliki relasi yang baik atau positif dengan siswa, maka
dirinya akan lebih memiliki rasa gembira serta kurang memiliki rasa cemas
dan amarah (Hagenauer, Hascher, & Volet, 2015); (4) interaksi antara guru
dan siswa sekolah dasar dapat memengaruhi pemahaman emosi siswa, di
mana terdapat emosi positif berupa kedekatan dan kehangatan yang
membantu dalam interaksi tersebut (Hargreaves, 2000); (5) suasana belajar
mengajar yang positif dapat mendukung kompetensi sosial serta regulasi
emosi yang baik bagi siswa (Webster-Stratton, Reid, & Stoolmiller, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa
beberapa penelitian sebelumnya belum secara langsung membahas hubungan
antara kualitas relasi guru-siswa dan regulasi emosi pada anak usia 9-11 tahun
(Ahnert dkk., 2012; Fredriksen & Rhodes, 2004; Hagenauer dkk., 2015;
Hargreaves, 2000; Webster-Stratton dkk., 2008). Meskipun beberapa
penelitian tersebut sudah menggunakan subjek siswa sekolah dasar (Ahnert
dkk., 2012; Fredriksen & Rhodes, 2004; Webster-Stratton dkk., 2008), akan
tetapi belum ada penelitian yang membahas kedua variabel tersebut di
Indonesia. Pada penelitian ini juga menggunakan hasil evaluasi siswa atas
kualitas relasi yang dimilikinya dengan guru, sedangkan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
sebelumnya hanya menggunakan penilaian guru atas kualitas relasi yang
dimilikinya dengan siswa (Ahnert dkk., 2012; Hargreaves, 2000; Hagenauer
dkk., 2015). Hasil evaluasi yang diberikan siswa ini dapat menggambarkan
secara langsung hal yang dirasakan siswa selama berelasi dengan guru dan
hasil dari relasi ini dapat secara langsung berhubungan dengan regulasi emosi
yang dimiliki siswa.
Pemilihan subjek anak usia 9-11 tahun dalam penelitian ini juga
disebabkan oleh adanya berbagai masalah yang timbul dan sulit dikendalikan
pada anak usia tersebut. Salah satunya masalah mengenai kelekatan dan
sosioemosional pada anak usia 9-11 tahun, yaitu agresi, disregulasi perilaku,
depresi, kecemasan, social isolation, withdrawal (Moss & Lecompte, 2015).
Selain itu, pada usia tersebut perkembangan anak juga dipengaruh oleh
lingkungannya, seperti keluarga, teman, dan sekolah (Blazevic, 2016). Ketika
hal ini tidak diatasi dengan segera, maka akan memengaruhi perkembangan
anak selanjutnya.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti ingin
melakukan penelitian yang bertujuan untuk melihat apakah terdapat
hubungan antara kualitas relasi guru-siswa dan regulasi emosi pada anak usia
9-11 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dimiliki dalam penelitian ini adalah apakah
terdapat hubungan antara kualitas relasi guru-siswa dan regulasi emosi pada
anak usia 9-11 tahun.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
kualitas relasi guru-siswa dengan regulasi emosi pada anak usia 9-11 tahun.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memadukan antara psikologi pendidikan dan psikologi
perkembangan. Perpaduan antara kedua bidang psikologi ini dapat
memberikan manfaat teoritis, yaitu penelitian ini dapat menambah atau
memperluas ilmu pengetahuan yang terkait dengan penelitian terdahulu. Hal
ini disebabkan karena subjek yang diteliti berbeda, serta tempat dan waktu
yang digunakan juga berbeda. Selain itu, penelitian ini juga dapat lebih
mempertegas hubungan antara kualitas relasi guru-siswa dengan regulasi
emosi.
Manfaat praktis yang dapat diberikan dari penelitian ini, antara lain
penelitian ini memberikan kontribusi untuk sekolah dasar tersebut dalam
mengetahui hubungan antara kualitas relasi guru-siswa dengan regulasi
emosi. Adanya penelitian ini diharapkan agar guru memiliki relasi yang lebih
baik dengan siswanya. Hal ini dimaksudkan agar guru dapat lebih menyadari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
bahwa relasi yang dimiliki antara dirinya dengan siswa dan siswi dapat
memengaruhi perkembangan regulasi emosi yang dimiliki siswa dan
siswinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kualitas Relasi Guru-Siswa
1. Definisi Kualitas Relasi Guru Siswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kualitas
merupakan tingkat baik buruknya sesuatu. Relasi guru-siswa adalah suatu
hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang saling melekat satu
sama lain (Claessens dkk., 2017). Meece dan Eccles (2010) menjelaskan
bahwa relasi guru-siswa merupakan suatu relasi emosional antara guru
dan siswa yang di dalamnya terdapat rasa percaya, kepedulian, serta
komunikasi.
Selain itu, relasi guru-siswa juga merupakan hubungan antara
orang dewasa, khususnya guru dengan anak yang didasari oleh adanya
perasaan dan kepercayaan dalam berinteraksi satu sama lain (Pianta,
1999). Kualitas interaksi yang dimiliki dalam relasi ini ditunjukkan
dengan adanya timbal balik, kepekaan, koordinasi, dan selaras yang
dianggap penting dan dapat digambarkan sebagai hubungan serta
interaksi antara guru dan anak (Pianta, 1999). Menurut Koplow (2002),
kualitas relasi guru-siswa dapat membentuk kepercayaan diri dan
keterlibatan kelas yang lebih besar dengan cara mendorong rasa aman
dan rasa percaya diri siswa tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa kualitas relasi guru-siswa merupakan hasil evaluasi siswa
mengenai hubungan timbal balik antara dirinya dengan guru di sekolah
(Claessens dkk., 2017; Koplow, 2002; Meece & Eccles, 2010; Pianta,
1999).
2. Aspek Kualitas Relasi Guru Siswa
Menurut Pianta (2001), kualitas relasi guru-siswa memiliki
beberapa aspek, yaitu :
a. Keakraban (Closeness)
Aspek ini merefleksikan derajat pengalaman afeksi, rasa
hangat (warmth), rasa aman (security), serta komunikasi yang
terbuka antara guru dan siswa. Keakraban ini lebih
mengindikasikan adanya sebuah relasi berdasarkan rasa hangat
dan rasa percaya terhadap guru sebagai sumber pendukung bagi
siswa.
b. Konflik (Conflict)
Aspek ini menunjukkan bahwa sebuah relasi antara guru
dan siswa dipandang sebagai sesuatu yang negatif dan penuh
dengan konflik. Konflik ini lebih mengindikasikan sebuah
pergumulan atau perjuangan dalam menghadapi orang yang
pemarah dan tidak terprediksi dan adanya perasaan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
berguna untuk mempercayai orang tersebut, serta adanya emosi
yang terkuras dalam berelasi.
c. Ketergantungan (Dependency)
Aspek ini menunjukkan rasa percaya dan ketergantungan
yang berlebihan dalam berelasi antara guru dan siswa.
Ketergantungan ini lebih mengindikasikan reaksi yang
berlebihan atas sebuah perpisahan, meminta tolong kepada
seseorang meskipun dirinya tidak membutuhkan pertolongan
tersebut, serta perasaan terlalu pecaya kepada guru.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini menggunakan tiga aspek
yang berasal dari Pianta (2001), yaitu keakraban (closeness), konflik
(conflict), dan ketergantungan (dependency).
B. Regulasi Emosi
1. Definisi Regulasi Emosi
Gross (2014) menjelaskan bahwa regulasi emosi tidak berkaitan
dengan cara emosi mengatur yang lain, melainkan cara emosi itu sendiri
diatur. Regulasi emosi juga didefinisikan sebagai sebuah proses dalam
emosi yang dimiliki individu untuk menentukan waktu yang tepat dalam
menggunakannya, serta menentukan cara atau proses yang tepat untuk
dialami dan diekspresikan. (Gross, dalam Urry & Gross, 2010).
Menurut Gross (2007), regulasi emosi mengacu pada serangkaian
proses heterogen yang mengatur emosi. Regulasi emosi adalah sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
proses dinamis yang dimiliki individu untuk memengaruhi emosi yang
individu miliki, di mana hal tersebut berhubungan dengan kapan individu
memiliki emosi tersebut, serta bagaimana individu merasakan dan
mengekspresikan emosi tersebut (Gross, 1998).
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa regulasi emosi adalah serangkaian proses yang dimiliki individu
dalam mengatur emosinya, di mana hal tersebut berhubungan dengan
kapan emosi itu dimiliki, serta bagaimana individu merasakan dan
mengekspresikan emosinya (Gross, 1998; Gross, dalam Urry & Gross,
2010; Gross, 2007; Gross, 2014).
2. Proses Regulasi Emosi
Menurut Gross (2007), regulasi emosi memiliki proses yang
dihasilkan dalam beberapa rangkaian tahapan, yaitu :
a. Situasi (Situation)
Proses ini merupakan tahapan awal dalam regulasi emosi.
Pada tahapan ini, individu akan menghadapi situasi dengan
mengutamakan hal yang berpotensi memicu respon emosional.
Proses situasi ini menghasilkan dua jenis strategi regulasi emosi,
yaitu seleksi situasi (situation selection) dan perubahan situasi
(situation modification).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
b. Atensi (Attention)
Proses ini merupakan tahapan kedua dalam regulasi emosi.
Pada tahapan ini, individu akan memperhatikan atau tidak
memperhatikan ciri-ciri situasi yang berkaitan dengan emosi.
Proses atensi ini menghasilkan jenis strategi regulasi emosi, yaitu
penyebaran atensi (attentional deployment).
c. Penilaian (Appraisal)
Proses ini merupakan tahapan ketiga dalam regulasi emosi.
Pada tahapan ini, individu akan menghasilkan penilaian kognitif
dari situasi yang mungkin atau tidak menimbulkan respon
emosional. Proses penilaian ini menghasilkan jenis strategi regulasi
emosi, yaitu perubahan kognitif (cognitive change).
d. Respon (Response)
Proses ini merupakan tahapan terakhir dalam regulasi
emosi. Pada tahapan ini, individu akan mengekspresikan emosinya
dalam bentuk perilaku. Proses respon ini menghasilkan strategi
regulasi emosi, yaitu response modulation.
3. Strategi Regulasi Emosi
Berdasarkan proses regulasi emosi tersebut, maka terbentuk
strategi regulasi emosi (Gross, 2007). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008), strategi memiliki sebuah arti yaitu rencana cermat
mengenai sebuah kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Maka dari itu,
strategi regulasi emosi adalah suatu cara yang dilakukan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
melaksanakan serangkaian proses dalam mengatur emosi individu, di
mana hal tersebut berhubungan dengan kapan emosi itu dimiliki, serta
bagaimana individu merasakan dan mengekspresikan emosinya. Kelima
strategi yang dimiliki regulasi emosi (Gross, 2007), yaitu:
a. Situation Selection (Seleksi Situasi)
Seleksi situasi merupakan pendekatan paling awal yang
dilihat dalam regulasi emosi. Strategi regulasi emosi ini melibatkan
pengambilan keputusan atas tindakan yang akan dilakukan
berdasarkan pemikiran terlebih dahulu, sehingga berakhir pada
situasi yang diharapkan akan memberi emosi yang diinginkan atau
tidak diinginkan. Seleksi situasi membantu individu dalam
membentuk situasinya.
b. Situation Modification (Perubahan Situasi)
Modifikasi situasi merupakan salah satu strategi regulasi
emosi yang dilakukan dengan adanya kehadiran orang lain yang
mendukung, serta intervensi spesifik dari orang tersebut. Strategi
regulasi emosi ini lebih melibatkan bagian luar, seperti lingkungan
sekitar atau lingkungan fisik. Modifikasi situasi juga membantu
individu dalam membentuk situasi yang dimiliki individu tersebut
dengan mengubah lingkungan luar diri individu.
c. Attentional Deployment (Penyebaran Atensi)
Attentional Deployment merupakan salah satu strategi
regulasi emosi yang mengacu pada cara individu mengarahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
atensi atau perhatiannya dalam situasi tertentu untuk memengaruhi
emosinya. Strategi regulasi emosi ini memiliki bentuk strategi
utama, yaitu distraction dan concentration. Distraction
memberikan perhatiannya pada aspek yang berbeda dalam sebuah
situasi, atau pada umumnya menjauhkan perhatiannya dari situasi
tersebut. Concentration merupakan sebuah bentuk strategi
attentional deployment yang memberikan perhatiannya pada
berbagai situasi emosional.
d. Cognitive Change (Perubahan kognitif)
Cognitive change merupakan salah satu strategi regulasi
emosi yang mengacu pada perubahan cara menilai situasi yang
dihadapi untuk mengubah kepentingan emosional. Fokus utama
dalam strategi regulasi emosi ini dilakukan dengan mengubah cara
pikir atau pandangan mengenai situasi yang bersangkutan.
Bentuk strategi yang dimiliki cognitive change, yaitu
reappraisal atau penilaian kembali. Bentuk strategi ini melakukan
perubahan makna situasi untuk mengubah dampak emosionalnya.
Bentuk strategi penilaian kembali ini mampu mengurangi
pengalaman emosi negatif dalam diri seseorang. Pada anak-anak,
penilaian kognitif berkaitan dengan emosi yang secara signifikan
dipengaruhi oleh representasi emosi anak-anak yang berkembang,
termasuk penyebab dan konsekuensi dari emosi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
e. Response Modulation (Modulasi Respon)
Response Modulation merupakan salah satu strategi
regulasi emosi yang mengacu pada suatu respon yang
memengaruhi fisiologis, pengalaman, atau perilaku saat emosi
dirasakan oleh individu. Bentuk strategi dalam response
modulation, yaitu suppression. Bentuk strategi ini dilakukan
dengan menghambat perilaku ekspresif emosi yang sedang
berlangsung.
Berdasarkan berbagai strategi tersebut, penelitian ini
menggunakan strategi yang dimiliki oleh Gross (2007), yaitu cognitive
change dan response modulation. Hal ini disebabkan karena cognitive
change dan response modulation secara umum digunakan dalam
kehidupan sehari-hari (Gross & John, 2003). Selain itu, kedua strategi ini
dapat dikuantifikasikan. Hal ini ditunjukkan dalam beberapa penelitian
sebelumnya yang menggunakan kedua strategi ini (Gresham & Gullone,
2012; Gullone & Taffe, 2012).
4. Faktor-faktor yang memengaruhi Regulasi Emosi
Faktor-faktor yang memengaruhi regulasi emosi, yaitu :
a. Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi
kesuksesan seseorang dalam meregulasi emosi yang dimilikinya.
Hal ini didukung oleh adanya penelitian yang menyatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
proses regulasi emosi dipengaruhi oleh usia (Silvers dkk., 2012).
Penelitian yang menggunakan subjek remaja ini menjelaskan
bahwa pada usia ini remaja memiliki tuntutan regulasi emosi yang
sangat tinggi karena remaja mengalami peningkatan kemandirian,
perubahan hormonal dan perubahan lingkungan sosial. Selain itu,
keterampilan mengatur emosi yang matang akan membantu
remaja dalam mengatasi stres yang dialaminya, di mana hal ini
penting untuk meningkatkan kehidupan serta mencegah
disfungsional regulasi pada masa dewasa.
b. Budaya
Nilai dalam budaya menjadi salah satu faktor yang dapat
memengaruhi regulasi emosi seseorang. Hal ini didukung oleh
adanya penelitian yang menyatakan bahwa suatu nilai budaya
berhubungan dengan tingkat regulasi emosi di suatu negara. Selain
itu, tingkat regulasi emosi suatu negara berhubungan dengan
tingkat indeks penyesuaian negara (Matsumoto, Yoo, Nakagawa,
& 37 members of the Multinational Study of Cultural Display
Rules, 2008). Penelitian ini memberikan bukti bahwa salah satu
fungsi budaya adalah menciptakan dan menjaga tatanan sosial
dengan menciptakan sistem nilai yang dapat memfasilitasi norma
untuk mengatur emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c. Pengasuhan orang tua
Pengasuhan orang tua merupakan suatu hal yang dapat
memengaruhi regulasi emosi. Menurut Macklem (2008), orang tua
secara langsung mengajarkan, dengan selektif memperkuat, dan
secara jelas menunjukkan regulasi emosi saat berinteraksi dengan
anak. Orang tua juga memengaruhi perkembangan regulasi emosi
melalui induksi dan pemodelan afektif, kontrol lingkungan anak
dalam membatasi atau memperpanjang kesempatan anak untuk
mengalami emosi yang kuat dan mengendalikan ekspresinya, serta
mengajarkan strategi anak untuk mengendalikan emosi
(Thompson, dalam Macklem, 2008).
d. Kelekatan (attachment)
Faktor kelekatan juga dapat memengaruhi regulasi emosi. Hal
ini ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Abtahi dan
Kerns (2017), di mana anak yang memiliki kelekatan aman dapat
meregulasi emosinya dengan cara tidak menunjukkan reaksi
secara langsung atas suatu kejadian. Jika anak tersebut
menunjukkannya maka dirinya akan menunjukkan afeksi atau
perasaan yang positif. Anak yang memiliki kelekatan avoidant
menunjukkan kurangnya reaksi afek negatif, serta mengurangi
respon emosi. Anak yang memiliki kelekatan ambivalent akan
cenderung menunjukkan reaksi dan pemulihat afek negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
e. Kualitas relasi guru-siswa
Kualitas relasi guru-siswa merupakan salah satu faktor yang
dapat memengaruhi regulasi emosi. Hal ini ditunjukkan oleh
Thompson (dalam Pianta 1999) yang menyatakan bahwa relasi
guru-siswa dapat mengatur atau meregulasi beberapa aspek
perkembangan emosi, seperti produksi emosi, meringankan
tekanan emosi, penguatan pada pengalaman emosi tertentu,
interpretasi emosi dan isyarat emosi, serta strategi pengaturan diri.
Selain itu, adanya interaksi antara guru dengan siswa dapat
membantu siswa dalam membentuk regulasi atau pengaturan
dirinya (Pianta, dalam Pianta, 1999)
C. Tahapan Perkembangan Anak Usia 9-11 tahun
1. Perkembangan Sosioemosi Anak Usia 9 – 11 tahun
Anak dengan usia 9 tahun sampai dengan 11 tahun termasuk
dalam perkembangan masa kanak-kanak pertengahan (Berk, 2012). Pada
masa ini, anak sudah lebih sadar akan peraturan. Anak juga sudah mulai
lebih sadar atas ketidaksesuaian antara ekspresi emosional dan
pengalaman internal (Berk, 2012). Selain itu, anak juga lebih terampil
dalam memperhatikan emosi dan mengatur ungkapan perasaannya
(Shields & Cicchetti, 1997).
Peningkatan atas pemahaman emosional dan coping yang adaptif
terjadi pada anak usia ini (Smith & Hart, 2002). Selain itu, pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
anak usia 9-11 tahun juga meningkat karena anak dengan usia ini
menyadari bahwa dalam suatu situasi anak tersebut dapat mengalami
lebih dari satu emosi (Santrock, 2012). Perkembangan emosi lain yang
dialami anak usia 9-11 tahun, yaitu anak lebih menyadari bahwa reaksi
emosi yang dialaminya disebabkan oleh adanya suatu kejadian, anak
lebih mampu untuk menekan atau mengungkapkan reaksi emosi negatif,
anak mulai menggunakan strategi dan lebih reflektif dalam
mengendalikan emosinya, serta anak mulai belajar untuk berempati
secara tulus (Santrock, 2012).
Anak dengan usia ini juga mengalami sebuah emosi sadar-diri
yang diwujudkan dalam bentuk rasa bangga dan rasa bersalah, di mana
kedua perasaan ini diatur oleh rasa tanggung jawab pribadi (Berk, 2012).
Rasa bangga ini dapat memberikan motivasi pada anak untuk
menghadapi berbagai tantangan lain di dalam hidupnya, sedangkan rasa
bersalah mendorong anak untuk menebus kesalahan mereka dan
memperbaikinya (Berk, 2012).
Pada masa kanak-kanak tengah, anak perlu belajar memahami
orang lain. Hal ini didapatkan dari pengambilan perspektif (perspective
taking), yaitu kemampuan untuk membayangkan pikiran dan perasaan
orang lain (Berk, 2012; Santrock, 2012). Adanya pemahaman ini
menyebabkan anak menyadari dengan baik bahwa apa yang mereka
tampilkan memengaruhi respon orang lain (Berk, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
D. Dinamika Hubungan Antara Kualitas Relasi Guru-Siswa dan Regulasi
Emosi
Anak usia 9-11 tahun mulai belajar bersosialisasi dengan membangun
relasi baru selain dengan orang tua atau keluarganya (Santrock, 2012). Pada
awalnya, anak dengan usia ini memiliki relasi utama hanya dengan orang tua
atau keluarganya. Sejak memasuki usia sekolah, anak sudah mulai terbuka
untuk berelasi dengan orang lain, khususnya dengan guru. Relasi antara guru
dengan siswa didefinisikan sebagai suatu relasi emosional antara guru dan
siswa yang di dalamnya terdapat rasa percaya, kepedulian, serta komunikasi
(Meece & Eccles, 2010). Relasi antara guru dan siswa ini memiliki kualitas
yang digunakan untuk melihat hasil evaluasi yang diberikan siswa terhadap
hubungan timbal baliknya bersama dengan guru di sekolah (Claessens dkk.,
2017; Koplow, 2002; Meece & Eccles, 2010; Pianta, 1999).
Ada berbagai hal yang diajarkan dan diberikan guru selama
melakukan interaksi dengan siswa. Guru tidak hanya menjelaskan mengenai
mata pelajaran utama, tetapi guru juga memberikan berbagai pengalaman
untuk siswa dalam membimbing emosinya (Pianta, 1999). Pengalaman ini
membantu siswa untuk belajar mengelola atau meregulasi emosi yang
dimilikinya. Pembelajaran mengenai regulasi emosi ini secara langsung akan
memengaruhi perkembangan sosioemosi siswa, di mana siswa akan lebih
terampil dalam memerhatikan emosinya serta mengatur ungkapan
perasaannya (Shields & Cicchetti, 1997). Selain itu, siswa juga akan
mengalami peningkatan pada pemahaman emosionalnya (Smith & Hart,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2002). Siswa menjadi lebih sadar akan ketidaksesuaian ekspresi emosional
dan pengalaman internal (Berk, 2012). Kemampuan siswa juga meningkat
karena siswa mulai menggunakan strategi serta lebih reflektif dalam
mengendalikan emosi yang dimilikinya (Santrock, 2012).
Guru yang berperan sebagai figur dewasa dapat membangun
penerimaan ekspresi emosi serta pengalaman emosi siswa. Selain itu, guru
merupakan figur aman untuk mengeksplorasi pengalaman emosi siswa. Hal
ini didukung oleh adanya kenyamanan dan komunikasi yang diberikan guru
dalam membangun hal tersebut (Greenberg et al, dalam Pianta, 1999).
Berbagai pengalaman emosi yang diberikan oleh guru akan diingat oleh anak.
Hal ini disebabkan oleh adanya kemampuan kognitif yang berkembang pada
anak usia 9-11 tahun. Pada usia ini, anak memiliki peningkatan pada
konsentrasi (Wilmshurst, 2013) dan daya ingatnya, khususnya ingatan jangka
panjang (Santrock, 2012). Selain itu, kemampuan atensi yang dimiliki anak
usia ini juga berkembang lebih baik, serta lebih selektif dalam memberikan
atensinya (Wilmshurst, 2013). Kemampuan ini sangatlah berguna bagi anak
untuk memberi perhatian lebih pada gurunya, sehingga anak dapat belajar dan
memfokuskan diri pada regulasi emosi tersebut melalui relasi yang dimiliki
dengan gurunya.
Kesimpulan yang dapat diberikan adalah relasi yang baik antara guru
dengan siswa dapat membantu siswa untuk memiliki regulasi emosi yang
baik. Hal ini disebabkan oleh adanya ingatan dan atensi siswa terhadap
pengalaman emosi yang baik selama siswa berinteraksi dengan gurunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Selain itu, adanya kenyamanan dan komunikasi yang baik dari guru juga
mendukung siswa untuk membangun pengalaman emosi tersebut.
Kenyamanan dan komunikasi yang baik ini menunjukkan salah satu aspek
dari kualitas relasi guru-siswa, yaitu keakraban (closeness). Aspek keakraban
(closeness) digambarkan dengan adanya peran guru untuk memberikan
pengalaman afeksi yang berkesan bagi siswa selama proses belajar mengajar
di sekolah. Selain itu, adanya komunikasi yang baik dan terbuka antara guru
dan siswa dalam aspek ini dapat menumbuhkan relasi yang baik antara guru
dan siswa (Pianta, 2001).
Akan tetapi, guru dapat menjadi figur yang tidak aman dalam
mengeksplorasi pengalaman emosi siswa. Perasaan tidak nyaman dan
komunikasi yang buruk dari guru dalam berelasi dapat menghambat siswa
untuk belajar mengenai regulasi emosi. Rasa tidak nyaman dan komunikasi
yang buruk menunjukkan salah satu aspek dari kualitas relasi guru-siswa,
yaitu konflik (conflict). Aspek konflik (conflict) dijelaskan sebagai relasi
negatif, di mana terdapat banyak konflik dan rasa tidak percaya antara guru
dengan siswa (Pianta, 2001). Selain itu, perasaan terlalu nyaman dan
ketergantungan dalam berkomunikasi yang dibangun guru pada siswa untuk
mengeksplorasi pengalaman emosinya menunjukkan salah satu aspek dari
kualitas relasi guru-siswa, yaitu ketergantungan (dependency). Pada aspek
ketergantungan (dependency), terdapat rasa takut akan perpisahan yang
dirasakan siswa terhadap guru, serta adanya rasa tergantung yang berlebihan
antara guru dan siswa (Pianta, 2001). Hal ini menunjukkan bahwa relasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
buruk antara guru dengan siswa yang digambarkan dengan adanya konflik
dan ketergantungan yang dapat menghambat siswa untuk memiliki regulasi
emosi yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
E. Kerangka Penelitian
Bagan 1.
Bagan Hubungan antara kualitas relasi guru-siswa dan regulasi emosi pada
anak usia 9-11 tahun
Kualitas Relasi Guru-Siswa yang Positif :
tingginya keakraban (closeness), serta
rendahnya konflik (conflict) dan
ketergantungan (dependency) yang
ditunjukkan dengan adanya rasa nyaman dan
komunikasi yang baik untuk membangun
pengalaman emosi.
Regulasi Emosi Siswa yang Baik
Lebih sadar atas ketidaksesuaian
ekspresi emosional dan
pengalaman internal
Lebih terampil dalam
memperhatikan emosi dan
mengatur ungkapan perasaan
Pemahaman emosional
meningkat
Mulai menggunakan strategi dan
lebih reflektif dalam
mengendalikan emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
F. Hipotesis
Berdasarkan teori-teori di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini, yaitu
ada hubungan positif antara kualitas relasi guru-siswa dan regulasi emosi
pada anak usia 9-11 tahun. Hubungan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
kualitas relasi guru-siswa, maka semakin tinggi juga regulasi emosi pada
anak usia 9-11 tahun. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah kualitas relasi
guru-siswa, maka semakin rendah juga regulasi emosi pada anak usia 9-11
tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kualitas
relasi guru siswa dan regulasi emosi pada anak usia 9-11 tahun.
B. Identifikasi Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Variabel bebas : Kualitas relasi guru-siswa
2. Variabel terikat : Regulasi emosi
C. Definisi Operasional
1. Kualitas Relasi Guru-Siswa
Definisi operasional dalam kualitas relasi guru siswa, yaitu hasil
evaluasi siswa mengenai hubungan timbal balik antara dirinya dengan
guru di sekolah. Variabel independen ini diukur dengan menggunakan
skala kualitas relasi guru-siswa yang dibuat oleh Wisung dan Wulandari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
(2017), di mana terdapat tiga aspek dalam variabel ini, yaitu konflik,
keakraban, dan ketergantungan.
Kualitas relasi guru-siswa yang baik atau positif ditunjukkan dengan
tingginya tingkat keakraban (closeness), serta rendahnya tingkat konflik
(conflict) dan ketergantungan (dependency). Sebaliknya, kualitas relasi
guru-siswa yang buruk atau negatif ditunjukkan dengan tingginya tingkat
konflik (conflict) dan ketergantungan (dependency), serta rendahnya
tingkat keakraban (closeness).
2. Regulasi emosi
Variabel dependen dalam penelitian ini, yaitu regulasi emosi.
Penelitian ini mengukur regulasi emosi dengan menggunakan strategi
regulasi emosi sebagai alat ukurnya. Definisi operasional yang dimiliki
strategi regulasi emosi adalah suatu cara untuk melakukan serangkaian
proses pengaturan emosi yang berhubungan dengan kapan emosi itu
dimiliki, serta bagaimana individu merasakan dan mengekspresikan
emosi yang dimilikinya. Skala regulasi emosi ini dibuat oleh Imaldia,
Nathania, Paramita, dan Wulandari (2017), di mana terdapat dua strategi,
yaitu cognitive change dan response modulation.
Regulasi emosi yang baik ditunjukkan dengan tingginya tingkat
strategi cognitive change dan strategi response modulation, sedangkan
regulasi emosi yang buruk ditunjukkan dengan rendahnya tingkat strategi
cognitive change dan strategi response modulation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
D. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah teknik purposive sampling. Teknik pengambilan sampel ini dilakukan
dengan menggunakan kriteria pada subjek penelitian. Kriteria subjek yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu anak usia 9-11 tahun (siswa dan siswi
sekolah dasar)
E. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala, yang disusun
melalui beberapa tahap, yaitu :
1. Penyusunan blueprint
Penyusunan blueprint dilakukan pada dua variabel, yaitu :
1.1. Blueprint kualitas relasi guru-siswa
Penyusunan blueprint kualitas relasi guru siswa dilakukan
berdasarkan teori Pianta (2001). Blueprint kualitas relasi guru-
siswa dapat dilihat pada tabel 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel 1.
Blueprint kualitas relasi guru-siswa
Komponen Indikator Jumlah Item yang
Direncanakan
Konflik KO1 33,33%
KO2
KO3
Keakraban KD1 33,33%
KD2
KD3
Ketergantungan KT1 33,33%
KT2
KT3
Total 100%
Keterangan :
KO1 : adanya perasaan tidak nyaman saat berdekatan dengan guru
KO2 : merasa bahwa dirinya kurang mendapat dukungan dari guru
KO3 : merasa guru adalah sosok yang menyulitkan
KD1 : merasa nyaman saat berkomunikasi dengan guru
KD2 : merasa aman ketika berdekatan dengan guru
KD3 : adanya perasaan bahwa dirinya disayangi oleh guru
KT1 : merasa bahwa dirinya harus diperhatikan oleh guru
KT2 : hanya ingin mengerjakan tugas dengan guru
KT3 : merasa khawatir saat guru meninggalkan kelas
1.2. Blueprint regulasi emosi
Penyusunan blueprint regulasi emosi dilakukan
berdasarkan teori Gross (2007). Blueprint regulasi emosi dapat
dilihat pada tabel 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel 2.
Blueprint regulasi emosi
Strategi Indikator
Jumlah Item
yang
Direncanakan
Cognitive Change Reappraisal 50%
Response Modulation Expressive Suppression 50%
Total 100%
2. Penulisan item
Penulisan item pada skala penelitian ini didasarkan pada blueprint
yang telah disusun. Jumlah item yang direncanakan untuk pengambilan
data pada masing-masing skala dikalikan dua untuk mengantisipasi
adanya item mortality, sehingga peneliti menyusun skala kualitas relasi
guru-siswa dengan jumlah 36 item dan skala strategi regulasi emosi
dengan jumlah 32 item. Peneliti juga membuat dua bentuk pernyataan
atau item pada setiap skala penelitian, yaitu pernyataan favorable dan
unfavorable. Jenis skala dalam penelitian ini menggunakan skala model
Likert untuk mengukur kedua variabel, di mana masing-masing skala
menggunakan empat pilihan jawaban atau respon untuk setiap pernyataan,
yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan
Sangat Sesuai (SS). Skor yang diberikan pada pernyataan favorable dan
unfavorable untuk masing-masing kategori dapat dilihat pada tabel 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Tabel 3.
Skor Berdasarkan Kategori Jawaban
Jawaban Pernyataan
Favorable Unfavorable
Sangat Tidak Sesuai 1 4
Tidak Sesuai 2 3
Sesuai 3 2
Sangat Sesuai 4 1
3. Review dan revisi item
Setelah item selesai dibuat, peneliti meminta tanggapan mengenai
aspek, strategi, indikator, dan item kepada dosen pembimbing skripsi.
Kemudian, peneliti merevisi item-item yang dirasa kurang sesuai
berdasarkan tanggapan yang diberikan oleh dosen pembimbing.
4. Pengujian validitas isi
Pengujian validitas isi pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan penilaian yang berasal dari penilai yang berkompeten
(expert judgement) dan peer judgement. Expert judgement dilakukan oleh
dosen pembimbing, sedangkan peer judgement dilakukan oleh teman
peneliti yang berjumlah 5 orang untuk skala kualitas relasi guru-siswa
dan 8 orang untuk skala strategi regulasi emosi. Para penilai memberikan
penilaian mengenai sejauh mana isi item relevan dengan atribut
psikologis yang diukur, baik kualitas relasi guru-siswa maupun strategi
regulasi emosi. Kemudian, peneliti akan menghitung indeks validitas isi-
item dan indeks validitas isi-skala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
4.1.Skala Kualitas Relasi Guru-Siswa
Pada skala kualitas relasi guru-siswa, semua item yang
berjumlah 36 termasuk valid. Hal ini disebabkan karena indeks
validitas isi-item pada masing-masing item memenuhi standar,
yaitu sebesar 1,00 (Indeks Validitas Isi-Item ≥ 0,78). Akan tetapi,
terdapat beberapa saran dari para penilai mengenai kalimat pada
skala ini, sehingga peneliti melakukan perbaikan pada kalimat
item tersebut agar lebih sesuai dengan variabel dan mudah
dipahami oleh subjek. Selain itu, skala ini memiliki indeks
validitas isi-skala sebesar 1,00, di mana indeks validitas isi-skala
dianggap baik jika ≥ 0,90 (Supratiknya, 2016). Distribusi item
pada skala kualitas relasi guru-siswa dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4.
Distribusi Item Skala Kualitas Relasi Guru-Siswa (sebelum uji coba)
Komponen Favorable Unfavorable Total
Konflik 6 16,67% 6 16,67% 12 33,34%
Keakraban 6 16,67% 6 16,67% 12 33,34%
Ketergantungan 6 16,67% 6 16,67% 12 33,34%
Total Item 36 100%
4.2.Skala Regulasi Emosi
Pada skala regulasi emosi, terdapat satu item dari 32 item
yang tidak valid (Indeks Validitas Isi-Item ≤ 0,78). Peneliti
memutuskan untuk memperbaiki satu item tersebut dan juga
memperbaiki beberapa kalimat agar lebih mudah dipahami oleh
subjek. Skala regulasi emosi ini memiliki indeks validitas isi-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
skala sebesar 0,93. Hal ini menunjukkan bahwa skala ini
memenuhi standar indeks validitas isi-skala, yaitu ≥ 0,90
(Supratiknya, 2016). Distribusi item pada skala strategi regulasi
emosi dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5.
Distribusi Item Skala Regulasi Emosi (sebelum uji coba)
Strategi Favorable Unfavorable Total
Cognitive Change 8 25% 8 25% 16 50%
Response
Modulation
8 25% 8 25% 16 50%
Total Item 32 100%
5. Uji pendahuluan alat ukur
Setelah peneliti melakukan pengujian validitas isi pada masing-
masing skala, peneliti melakukan uji pendahuluan alat ukur. Uji
pendahuluan alat ukur ini dilakukan untuk mengukur pemahaman subjek
terhadap setiap item yang ada pada masing-masing skala. Beberapa hal
yang dilakukan untuk melakukan uji pendahuluan alat ukur, yaitu :
1. Peneliti memberikan skala pada anak usia 9-11 tahun (sesuai
dengan kriteria subjek).
2. Peneliti meminta anak-anak tersebut untuk mengerjakan skala
tersebut.
3. Peneliti melakukan observasi saat anak tersebut mengerjakan
skala yang sudah diberikan. Observasi yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
mengenai waktu pengerjaan dan tingkat pemahaman anak saat
mengerjakan skala. Waktu pengerjaan dihitung dengan
menggunakan stopwatch dan tingkat pemahaman didapatkan
dari pertanyaan yang dilontarkan oleh anak saat mengerjakan
atau peneliti bertanya kepada anak tersebut mengenai ada atau
tidaknya kalimat yang tidak dimengerti olehnya.
5.1.Skala Kualitas Relasi Guru-Siswa
Uji pendahuluan skala kualitas relasi guru-siswa dilakukan
pada delapan orang anak yang berusia 9-11 tahun. Pada umumnya,
kedelapan anak tersebut mengerjakan skala ini sekitar 10 sampai
dengan 15 menit. Selain itu, secara keseluruhan kedelapan anak ini
dapat memahami konteks atau arti dari kalimat yang ada pada
masing-masing item.
5.2.Skala Regulasi Emosi
Uji pendahuluan skala regulasi emosi dilakukan pada delapan
orang anak berbeda yang memiliki kesesuaian kriteria pada subjek
penelitian ini. Kedelapan anak tersebut dapat mengerjakan skala ini
selama 10-15 menit. Selain itu, kedelapan anak ini dapat memahami
setiap item yang ada pada skala ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
6. Uji coba alat ukur
Uji coba alat ukur dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal
13 Januari 2018 untuk skala kualitas relasi guru-siswa dan tanggal 3
Februari 2018 untuk skala regulasi emosi. Skala kualitas relasi guru-siswa
dilakukan pada 68 siswa dan siswi SD Percobaan 2 Yogyakarta yang
berusia 9 – 11 tahun, sedangkan skala regulasi emosi dilakukan pada 66
siswa dan siswi SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang berusia 9 – 11 tahun.
Setelah data uji coba terkumpul, peneliti melakukan analisis item dengan
menghitung korelasi skor item pada masing-masing skala. Kemudian,
dilakukan pemilihan item berdasarkan batasan koefisien korelasi item-
total ≥ 0,20 (Azwar, 2015).
Jumlah item yang gugur untuk variabel kualitas relasi guru-siswa
sebanyak 16 item dan tersisa 20 item, sedangkan jumlah item yang gugur
pada variabel regulasi emosi sebanyak 18 item dan tersisa 14 item.
Distribusi item skala kualitas relasi guru-siswa setelah uji coba dapat
dilihat pada tabel 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 6.
Distribusi Item Skala Kualitas Relasi Guru-Siswa (setelah uji coba)
Komponen Indikator Item
Total Fav Unfav
Konflik KO1 4, 10* 1, 7 3
KO2 16, 22* 13*, 19 2
KO3 28, 34* 25, 31* 2
Keakraban KD1 2, 8* 5, 11 3
KD2 14, 20 17*, 23 3
KD3 26, 32 29*, 35 3
Ketergantungan KT1 6, 12* 3*, 9* 1
KT2 18, 24* 15, 21* 2
KT3 30*, 36* 27*, 33 1
Total Item 20
“*” : nomor item yang gugur
Distribusi item skala kualitas relasi guru-siswa dengan nomor baru
dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7.
Distribusi Item Skala Kualitas Relasi Guru-Siswa (nomor baru)
Komponen Indikator Item
Total Fav Unfav
Konflik KO1 4 1,7 3
KO2 10 13 2
KO3 17 15 2
Keakraban KD1 2 5, 11 3
KD2 8, 14 18 3
KD3 16, 19 20 3
Ketergantungan KT1 6 - 1
KT2 12 3 2
KT3 - 9 1
Total Item 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Distribusi item skala regulasi emosi setelah uji coba dapat dilihat
pada tabel 8.
Tabel 8.
Distribusi Item Skala Regulasi Emosi (setelah uji coba)
Komponen Indikator Item
Total Fav Unfav
Cognitive
Change
Reappraisal 1*, 3*, 5, 7, 9*,
11*, 13*, 15*
17*, 19, 21, 23,
25, 27*, 29*, 31
7
Response
Modulation
Expressive
Suppression
18, 20*, 22*, 24*,
26, 28, 30*, 32*
2*, 4*, 6, 8*, 10,
12*, 14, 16
7
Total Item 14
“*” : nomor item yang gugur
Distribusi item skala regulasi emosi dengan nomor baru dapat
dilihat pada tabel 9.
Tabel 9.
Distribusi Item Skala Regulasi Emosi (nomor baru)
Komponen Indikator Item
Total Fav Unfav
Cognitive
Change
Reappraisal 9, 11 1, 3, 5, 7, 13 7
Response
Modulation
Expressive
Suppression
2, 4, 6 8, 10, 12, 14 7
Total Item 14
7. Pemeriksaan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian
Penelitian ini menggunakan program SPSS 21 for windows untuk
mengukur reliabilitas yang dilihat dari Alpha Cronbach pada masing-
masing alat ukur. Koefisien reliabilitas untuk skala kualitas relasi guru-
siswa sebesar 0,803, sedangkan reliabilitas skala regulasi emosi sebesar
0,792.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data untuk menguji hipotesis ini dilakukan dengan
menggunakan analisis parametrik, yaitu teknik korelasi Product Moment
Pearson dengan bantuan program SPSS 21 for windows (Santoso, 2010),
dengan asumsi data normal dan linear. Akan tetapi, jika uji asumsi tidak
terpenuhi, maka akan digunakan uji korelasi Spearman Rho pada uji
hipotesis. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, peneliti melakukan uji
asumsi yang terdiri dari :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data penelitian yang
dimiliki berasal dari persebaran populasi yang normal (Santoso, 2010).
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji one sample
Kolmogorov-Smirnov pada program SPSS 21 for windows. Pada uji
normalitas ini, suatu data dapat dikatakan memiliki sebaran normal
apabila memiliki taraf signifikasi > 0,05 (Santoso, 2010).
2. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah antara kedua
variabel memiliki hubungan yang bersifat linear (Santoso, 2010). Uji
linearitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 21 for windows.
Pada uji ini, data yang dikatakan linear apabila memiliki taraf signifikansi
< 0,05 (Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Penelitian
Peneliti terlebih dahulu memberikan surat izin penelitian yang
ditujukan untuk Sekolah Dasar Budi Utama, Yogyakarta. Kemudian,
peneliti menunggu persetujuan dari Ketua Yayasan Budi Utama,
Yogyakarta. Setelah disetujui, peneliti bertemu dengan kepala sekolah
dan salah satu guru bagian kesiswaan untuk membahas sistem
pengambilan data untuk penelitian tersebut. Pengambilan data
dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2018.
Setiap siswa dan siswi yang berusia 9 – 11 tahun diberikan
skala penelitian yang terdiri dari dua bagian, yaitu skala A yang berisi
skala kualitas relasi guru-siswa, serta skala B yang berisi skala
regulasi emosi. Proses pengambilan data dimulai pada pukul 07.50
WIB sampai dengan 10.25 WIB. Waktu yang diberikan untuk proses
pengambilan data tersebut, yaitu 30 menit pada setiap kelas. Peneliti
juga dibantu oleh peneliti lain dalam menyebarkan skala pada siswa
dan siswi. Pada saat peneliti masuk ke ruang kelas, guru wali kelas
mempersilahkan peneliti untuk menjelaskan kepada siswa dan siswi
mengenai maksud serta tujuan peneliti. Peneliti menjelaskan kepada
siswa dan siswi mengenai hal tersebut, kemudian peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
membagikan skala penelitian yang sudah disiapkan oleh peneliti.
Setelah siswa dan siswi mendapatkan skala tersebut, peneliti meminta
siswa dan siswi untuk membuka serta mengisi identitas pada lembar
pernyataan kesedian secara berurutan di skala tersebut. Ketika siswa
dan siswi sudah selesai mengerjakan lembar tersebut, peneliti
meminta siswa dan siswi untuk membuka lembar petunjuk cara
menjawab. Pada lembar ini, peneliti mulai menjelaskan tentang cara
mengerjakan skala tersebut dengan membacakan instruksi serta
memberikan contoh pengisian skala pada siswa dan siswi. Setelah
semua siswa mengerti, siswa dan siswi mulai mengerjakan skala
penelitian tersebut bersama-sama.
Berdasarkan pengamatan peneliti, siswa dan siswi tampak
memperhatikan saat peneliti menjelaskan instruksi skala penelitian
tersebut. Selain itu, siswa dan siswi juga tampak aktif bertanya ketika
ada hal yang tidak mereka pahami. Situasi kelas selama pengerjaan
skala tersebut cukup kondusif. Hal ini terlihat saat siswa dan siswi
sudah diperbolehkan untuk mengerjakan skala, siswa dan siswi
langsung mengerjakan skala penelitian tersebut, serta siswa dan siswi
tidak diperbolehkan untuk saling mencontek.
2. Deskripsi Subjek
Jumlah subjek dalam penelitian ini, yaitu 158 siswa dan siswi SD
Budi Utama, Yogyakarta. Peneliti mengelompokkan subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
berdasarkan jenis kelamin dan usia. Deskripsi subjek penelitian
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10.
Deskriptif Subjek berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Perempuan 81 51,27%
Laki-laki 77 48,73%
Total 158 100%
Deskripsi subjek penelitian berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel 11.
Tabel 11.
Deskriptif Subjek berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase
9 tahun 42 26,58%
10 tahun 79 50%
11 tahun 37 23,42%
Total 158 100%
3. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data dari variabel kualitas relasi guru-siswa dan regulasi
emosi yang dihitung dengan analisis statistik deskriptif menggunakan
program SPSS 21 for windows dapat dilihat pada tabel 12 dan tabel
13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 12.
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Statistik
Kualitas Relasi Guru-
Siswa Regulasi Emosi
Teoritik Empirik Teoritik Empirik
Skor Minimum 20 40 14 18
Skor Maksimum 80 74 56 53
Mean 50 60,69 35 40,42
SD 10 6,172 7 5,872
Koefisien One
Sample Test
21,772 11,612
Signifikansi One
Sample Test
0,000 0,000
Berdasarkan tabel statistik deskriptif variabel penelitian (tabel 12),
pada variabel kualitas relasi guru-siswa memiliki mean empirik yang
lebih besar daripada mean teoritik (60,69 > 50). Hasil uji one sample
t-test tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara mean teoritik dengan mean empirik (t(50) = 21,772; p = 0,000),
sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa rata-rata subjek
pada penelitian ini memiliki tingkat kualitas relasi guru-siswa yang
tinggi.
Begitu pula dengan variabel regulasi emosi, memiliki mean
empirik yang lebih besar daripada mean teoritik (40,42 > 35). Hasil
uji beda juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara
mean teoritik dengan mean empirik (t(35) = 11,612; p = 0,000),
sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata subjek pada penelitian ini
memiliki tingkat regulasi emosi yang tinggi. Kesimpulan yang dapat
diberikan pada deskripsi data penelitian ini adalah subjek memiliki
kualitas relasi guru-siswa dan regulasi emosi yang tergolong tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 13.
Statistik Deskriptif Regulasi Emosi
Statistik
Regulasi
Emosi
Regulasi Emosi
Laki-laki
Regulasi Emosi
Perempuan
Teoritik Empirik Empirik
Skor Minimum 14 26 18
Skor Maksimum 56 53 53
Mean 35 40,95 39,93
SD 7 5,375 6,300
Koefisien One
Sample Test
9,710 7,037
Signifikansi One
Sample Test
0,000 0,000
Berdasarkan tabel statistik deskriptif regulasi emosi (tabel 13),
pada regulasi emosi laki-laki memiliki mean empirik yang lebih besar
daripada mean teoritik (40,95 > 35). Hasil uji one sample t-test
tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara mean teoritik dengan mean empirik (t(35) = 9,710; p = 0,000),
sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa rata-rata subjek
laki-laki pada penelitian ini memiliki regulasi emosi yang tinggi.
Pada regulasi emosi perempuan, juga memiliki mean empirik yang
lebih besar daripada mean teoritik (39,93 > 35). Hasil uji one sample
t-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
mean teoritik dengan mean empirik (t(35) = 7,037; p = 0,000),
sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata subjek perempuan pada
penelitian ini memiliki regulasi emosi yang tinggi. Kesimpulan yang
dapat diberikan berdasarkan data statistik deskriptif regulasi emosi
adalah subjek laki-laki dan perempuan memiliki regulasi emosi yang
tergolong tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
4. Reliabilitas Data Penelitian
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, didapatkan nilai
reliabilitas dari masing-masing skala dengan menggunakan SPSS 21
for windows. Nilai reliabilitas dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel 14.
Reliabilitas Alat Ukur
Skala Alpha Cronbach Interpretasi
Kualitas Relasi Guru-
Siswa
0,713 Alat ukur reliabel
Regulasi Emosi 0,708 Alat ukur reliabel
Berdasarkan tabel 14 dapat disimpulkan bahawa semua alat ukur
pada penelitian ini reliabel atau dapat dikatakan memiliki tingkat
konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang tinggi.
5. Hasil Uji Asumsi
5.1.Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data
dalam penelitian ini terdistribusi normal atau tidak. Kriteria data
yang terdistribusi normal, yaitu jika data tersebut memiliki taraf
signifikansi (p) lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Hasil uji
normalitas dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov
pada SPSS 21 for windows dapat dilihat pada tabel 15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 15.
Hasil Uji Normalitas
Test of Normality Kolmogorov-Smirnov
Variabel Signifikansi
Kualitas Relasi Guru-Siswa 0,074
Regulasi Emosi 0,006
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa sebaran data kualitas relasi guru-siswa
terdistribusi normal. Akan tetapi, pada sebaran data regulasi emosi
tidak terdistribusi secara normal.
5.2.Uji Linearitas
Uji linearitas memiliki tujuan untuk mengetahui apakah
kedua variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan yang lurus
(linear) atau tidak. Kedua variabel akan memiliki hubungan jika
signifikansi pada Linearity < 0,05. Hasil uji linearitas dengan
menggunakan SPSS 21 for windows dapat dilihat pada tabel 16.
Tabel 16.
Hasil Uji Linearitas
Test of Linearity
Variabel Signifikansi
Kualitas Relasi Guru-Siswa dan Regulasi
Emosi
0,000
Berdasarkan hasil uji linearitas pada tabel 16, maka dapat
disimpulkan bahwa kualitas relasi guru siswa dan regulasi emosi
memiliki hubungan yang linear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
6. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik uji
korelasi non-parametrik dengan menggunakan Spearman’s Rho pada
program SPSS 21 for windows. Hal ini disebabkan karena sebaran
data dalam penelitian ini tidak normal. Uji korelasi ini dilakukan
untuk menguji apakah hipotesis yang dibuat oleh peneliti terbukti atau
tidak. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 17.
Tabel 17.
Hasil Uji Hipotesis
Spearman Correlation Sig
Hubungan kualitas relasi
guru-siswa dan regulasi
emosi
0,608 0,000
Berdasarkan hasil kedua uji korelasi , didapatkan koefisien korelasi
(r) pada masing-masing hipotesis sebesar 0,608 untuk hubungan
kualitas relasi guru-siswa dan regulasi emosi dengan taraf signifikansi
sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif
dan signifikan pada hasil uji korelasi tersebut.
7. Hasil Analisis Tambahan
Selain menguji hubungan antara kedua variabel tersebut, peneliti
juga menguji hubungan antara kualitas relasi guru-siswa dengan kedua
strategi regulasi emosi, yaitu cognitive change dan response
modulation. Hubungan antara kualitas relasi guru-siswa dengan kedua
strategi regulasi ini dapat dilihat pada tabel 18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 18.
Hasil Uji Korelasi Kualitas Relasi Guru-Siswa dan Strategi Regulasi
Emosi
Spearman Correlation Sig
Hubungan kualitas relasi guru-
siswa dan strategi cognitive
change
0,547 0,000
Hubungan kualitas relasi guru-
siswa dan strategi response
modulation
0,517 0,000
Berdasarkan uji korelasi tersebut, maka antara kualitas relasi guru-
siswa dengan strategi cognitive change memiliki hubungan yang
positif dan signifikan. Begitu pula dengan hasil antara kualitas relasi
guru-siswa dengan strategi response modulation, di mana memiliki
hubungan yang positif dan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas relasi guru-siswa memiliki hubungan yang sama baik dengan
strategi cognitive change maupun dengan strategi response
modulation.
B. Pembahasan
1. Hubungan antara Kualitas Relasi Guru-Siswa dengan Regulasi
Emosi
Berdasarkan hasil uji korelasi pada penelitian ini, ditemukan
bahwa hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Artinya,
terdapat hubungan positif dan signifikan antara kualitas relasi guru-siswa
dengan regulasi emosi pada anak usia 9-11 tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi kualitas relasi guru-siswa, maka semakin tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
juga regulasi emosi pada anak usia 9-11 tahun. Begitu juga sebaliknya,
semakin rendah kualitas relasi guru-siswa, maka semakin rendah pula
regulasi emosi yang dimiliki anak usia 9-11 tahun.
Hubungan antara kedua variabel ini didukung oleh adanya peran
penting guru di sekolah yang dapat memengaruhi perkembangan siswa
dan siswinya. Menurut Djiwandono (2008), guru memiliki tugas untuk
mengatur kelas di sekolah. Hal ini terlihat dalam aturan yang diberikan
guru wali kelas pada siswa saat peneliti mengambil data, seperti memberi
salam kepada orang yang lebih tua, menghargai orang yang sedang
berbicara di depan kelas, serta meminta izin ketika harus mengambil
minum atau pergi ke kamar mandi.
Guru juga memiliki tugas atau peran untuk membimbing siswa
dengan berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung (Djiwandono,
2008). Hal ini didukung oleh jumlah siswa yang ada pada setiap
kelasnya, yaitu sekitar 18 sampai 22 siswa. Jumlah siswa ini sangat
berpengaruh pada informasi yang diberikan guru selama berkomunikasi
dan berinteraksi agar dapat tersampaikan dengan baik kepada siswa.
Komunikasi dan interaksi antara siswa dengan gurunya harus berjalan
dengan baik karena hal ini dapat membentuk suatu relasi positif antara
guru dengan siswa. Relasi positif antara guru dengan siswa dibangun
dengan adanya keakraban yang tinggi, serta konflik dan ketergantungan
yang rendah (Pianta, 2001). Relasi positif ini dimiliki oleh SD Budi
Utama, Yogyakarta dan ditunjukkan melalui keramahan yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
guru pada siswa dengan menyambut siswa di pintu gerbang sebelum
siswa masuk ke kelas. Selain itu, ruang kelas, lapangan, serta ruang guru
berada pada satu lingkungan atau tempat yang sama. Hal ini dapat
membantu siswa untuk berinteraksi dengan guru karena siswa dapat
dengan mudah bertemu dengan gurunya.
Relasi positif antara guru dan siswa tentu akan memberikan
kenyamanan bagi siswa untuk lebih dekat dan terbuka dengan guru.
Adanya kedekatan dan komunikasi yang terbuka ini dapat membantu
siswa untuk lebih mengembangkan dirinya karena guru dapat
memberikan berbagai pengalaman positif pada siswa dalam membimbing
emosinya (Pianta, 1999). Menurut Macklem (2008), relasi positif antara
guru dengan siswa yang didukung oleh adanya keterikatan siswa
terhadap lingkungan kelasnya, akan memberikan pengalaman emosi
positif bagi siswa. Pemberian pengalaman positif ini juga didukung oleh
adanya peran guru sebagai role model bagi siswa serta tugas guru untuk
melibatkan siswa dalam memilih alternatif penyelesaian masalah yang
ada di sekolah (Djiwandono, 2008). Hal ini jelas membantu siswa untuk
belajar meregulasi emosinya dan secara langsung juga memengaruhi
perkembangan emosi siswa, seperti siswa menjadi lebih sadar atas
ketidaksesuaian ekspresi emosional dan pengalaman internal, siswa
menjadi lebih terampil dalam memperhatikan emosi dan mengatur
ungkapan perasaan, pemahaman emosional siswa meningkat, serta siswa
mulai menggunakan strategi dan lebih reflektif dalam mengendalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
emosi. Pembelajaran mengenai regulasi emosi tersebut dapat diserap oleh
siswa karena pada usia ini perkembangan kognitif yang dimiliki siswa
meningkat, sehingga siswa dapat lebih memusatkan perhatian pada guru
(Santrock, 2012; Wilmshurst, 2013). Selain itu, adanya gaya penyusunan
kelas juga memengaruhi siswa untuk belajar meregulasi emosinya,
seperti dalam penelitian ini setiap kelas cenderung menggunakan gaya
auditorium (auditorium style) (Santrock, 2009). Gaya penyusunan kelas
ini membantu guru dalam memberikan materi serta pengalaman positif
karena siswa duduk menghadap guru. Selain itu, gaya auditorium juga
mencegah kontak siswa berhadap-hadapan satu sama lain dan membantu
guru untuk bebas bergerak ke mana pun saat berdinamika bersama siswa
di dalam ruang kelas (Santrock, 2009). Hal ini jelas membantu agar siswa
dapat memfokuskan diri pada guru selama berada di kelas, sehingga
siswa dapat belajar untuk meregulasi emosinya dengan baik.
Hasil uji hipotesa juga didukung dengan adanya penelitian yang
menjelaskan bahwa kualitas relasi guru-siswa yang rendah sangat
berhubungan dengan regulasi emosi yang rendah pada siswa (Hughes,
Cavell, & Willson, 2001). Kualitas relasi guru-siswa yang rendah ini
ditunjukkan dengan adanya konflik yang tinggi dalam berelasi. Selain itu,
regulasi emosi yang rendah ditunjukkan dalam bentuk perilaku agresif.
Penelitian ini menjelaskan bahwa siswa yang memiliki banyak konflik
dengan gurunya dengan sering membantah dan melakukan hal yang tidak
disukai oleh gurunya akan menunjukkan perilaku agresif dengan sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
memulai perkelahian, serta memukul atau mendorong siswa lain. Hal ini
diakibatkan oleh interaksi antara guru dan siswa yang tidak baik,
sehingga pola interaksi ini membuat siswa memiliki regulasi emosi yang
buruk.
2. Analisa Tambahan
Berdasarkan hasil analisa tambahan pada penelitian ini, ditemukan
bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kualitas relasi
guru-siswa dengan strategi regulasi emosi (cognitive change) dan strategi
regulasi emosi (response modulation) pada anak usia 9-11 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa kualitas relasi guru-siswa memiliki hubungan pada
kedua strategi regulasi emosi ini.
Hasil analisis tambahan ini didukung oleh adanya penelitian yang
menjelaskan bahwa persepsi relasi antara guru dengan siswa memiliki
hubungan positif dengan strategi cognitive reappraisal, sehingga
semakin tinggi relasi yang dimiliki antara guru dengan siswa, maka
strategi cognitive reappraisal yang digunakan juga meningkat (Ocak
Karabay, 2017). Selain itu, rasa percaya yang ada selama proses belajar
mengajar memiliki hubungan yang bermakna dan positif dengan strategi
cognitive reappraisal dan suppression of expression. Rasa percaya ini
merupakan bagian dalam relasi emosional antara guru dengan siswa
(Meece & Eccles, 2010), sedangkan cognitive reappraisal merupakan
bentuk dari strategi cognitive change serta suppression of expression
merupakan bentuk dari response modulation (Gross, 2007). Penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
juga menjelaskan bahwa cara guru memahami hubungannya dengan
siswa adalah dengan sensitivitas dan partisipasi verbal yang terkait
dengan rasa percaya, di mana hal tersebut memiliki korelasi yang
bermakna dan searah dengan keakraban (closeness) yang dirasakan
dalam berelasi serta regulasi emosi.
Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa kualitas relasi guru-
siswa memberi sumbangan sebesar 36,97% terhadap regulasi emosi pada
anak usia 9-11 tahun. Hal ini mengartikan bahwa persentase sebesar
63,03% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini, seperti pengasuhan orang tua (Karreman dkk., 2006) dan
attachment (Zimmermann dkk., 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kualitas relasi
guru-siswa dan regulasi emosi pada anak usia 9-11 tahun. Hasil uji hipotesis
menyatakan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Hal
tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara kualitas relasi guru-siswa dengan regulasi emosi pada anak usia 9-11
tahun.
Hasil analisis tambahan menunjukkan bahwa kualitas relasi guru-
siswa memiliki hubungan yang positif dan signifikan pada kedua strategi
regulasi emosi (cognitive change dan response modulation). Hal ini
menunjukkan bahwa dengan memiliki kualitas relasi guru-siswa yang baik,
siswa dapat menggunakan strategi regulasi emosi (cognitive change) dan
strategi regulasi emosi (response modulation). Selain itu, kualitas relasi guru-
siswa memberikan sumbangan sebesar 36,97% terhadap regulasi emosi pada
anak usia 9-11 tahun.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah terdapat hal yang tidak dapat
dikontrol oleh peneliti, seperti status sosial ekonomi siswa, serta konsentrasi
atau keseriusan siswa dalam mengerjakan skala tersebut. Selain itu, penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
ini memiliki keterbatasan lain, yaitu informed consent tidak diberikan pada
orang tua subjek dan hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada
anak usia 9-11 tahun karena subjek penelitian ini hanya menggunakan satu
sekolah. Akan tetapi, penelitian ini dapat digeneralisasikan secara terbatas
pada sekolah dengan rasio 1:20 pada guru dan siswa.
C. Saran
1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas relasi guru-siswa
memiliki hubungan positif dengan regulasi emosi pada anak usia 9-11
tahun. Oleh karena itu, pihak sekolah dapat melakukan intervensi pada
siswa yang memiliki regulasi emosi rendah dengan cara meningkatkan
kualitas relasi guru-siswa. Peningkatan kualitas relasi guru-siswa dapat
dilakukan dengan cara memberikan feedback positif pada siswa selama
proses belajar mengajar di sekolah. Selain itu, guru juga dapat
memberikan rasa aman dan hangat pada siswa, sehingga komunikasi
terbuka antara guru dengan siswa dapat lebih berkembang.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa dengan
topik ini, disarankan untuk mencari subjek dengan jumlah yang lebih
banyak dan dilakukan di beberapa sekolah yang memiliki variasi rasio
guru dan siswa yang lebih beragam agar data yang didapatkan semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
menggambarkan populasi yang ada. Selain itu, peneliti lain juga dapat
menggunakan persepsi guru sebagai tambahan dalam menilai kualitas
relasinya dengan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
DAFTAR PUSTAKA
Abtahi, M. M., & Kerns, K. A. (2017). Attachment and emotion regulation in
middle childhood : Changes in affect and vagal tone during a social stress
task. Attachment & Human Development, 19(3), 221-242. Diunduh dari
https://doi.org/10.1080/14616734.2017.1291696
Ahnert, L., Harwardt-Heinecke, E., Kappler, G., Eckstein-Madry T., & Milatz, A.
(2012). Student-teacher relationships and classroom climate in first grade :
How do they relate to students’ stress regulation? Attachment & Human
Development, 14(3), 249-263. Diunduh dari
https://doi.org/10.1080/14616734.2012.673277
Allen, H. (2016). Effects of classroom relationships between students and
teachers on emotional development of elementary school students (Thesis).
Diunduh dari https://digitalcommons.csumb.edu/caps_thes_all/71
Azwar, S. (2015). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Barish, K. (2009). Emotions in Child Psychotherapy: An Integrative Framework.
New York: Oxford University Press.
Berk, L. E. (2012). Development Through The Lifespan : Dari Prenatal sampai
Remaja (Transisi Menjelang Dewasa) (5 ed, Vol. 1). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Blazevic, I. (2016). Family, peer and school influence on children’s social development. World Journal of Education, 6(2). Diunduh dari
https://doi.org/10.5430/wje.v6n2p42
Bucks, R. S., Daffern, M., & Roberton, T. (2012). Emotion regulation and
aggression. Aggression and Violent Behavior, 17(1), 72-82. Diunduh dari
https://doi.org/10.1016/j.avb.2011.09.006
Cipto, H. (2017). Tawuran murid SD di Makassar karena cinta segitiga. Diakses
Rabu, 16 Mei 2018, dari Kompas.com :
https://regional.kompas.com/read/2017/12/08/15280841/tawuran-murid-
sd-di-makassar-karena-cinta-segitiga
Claessens, L. C. A., Tartwijk, J, van, Want, A. C. van der, Pennings, H. J. M.,
Verloop, N., Brok, P. J. den, & Wubbels, T. (2017). Positive teacher-
student relationships go beyond the classroom, problematic ones stay
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
inside. The Journal of Educational Research, 110(5), 478-493. Diunduh
dari https://doi.org/10.1080/00220671.2015.1129595
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa (Edisi 4). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Djiwandono, Sri Esti W. (2008). Psikologi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT
Grasindo
Fredriksen, K., & Rhodes, J. (2004). The role of teacher relationships in the lives
of students. New Directions for Youth Development, 2004(103), 45–54.
Diunduh dari https://doi.org/10.1002/yd.90
Gresham, D., & Gullone, E. (2012). Emotion regulation strategy use in children
and adolescents: The explanatory roles of personality and attachment.
Personality and Individual Differences, 52(5), 616–621. Diunduh dari
https://doi.org/10.1016/j.paid.2011.12.016
Gross, J. J. (1998). The emerging field of emotion regulation: An integrative
review. Review of General Psychology, 2, 271-299.
Gross, J. J. (2007). Handbook of Emotion Regulation (1 ed). New York: The
Guilford Press.
Gross, J. J. (2014). Handbook of Emotion Regulation (Second edition). New York:
The Guilford Press.
Gross, J. J., & John, O. P. (2003). Individual differences in two emotion
regulation processes: Implications for affect, relationships, and well-being.
Journal of Personality and Social Psychology, 85(2), 348-362. Diunduh
dari https://doi.org/10.1037/0022-3514.85.2.348
Gullone, E., & Taffe, J. (2012). The emotion regulation questionnaire for children
and adolescents (ERQ–CA): A psychometric evaluation. Psychological
Assessment, 24(2), 409–417. Diunduh dari
https://doi.org/10.1037/a0025777
Hagenauer, G., Hascher, T., & Volet, S. E. (2015). Teacher emotions in the
classroom: Associations with students’ engagement, classroom discipline and the interpersonal teacher-student relationship. European Journal of
Psychology of Education, 30(4), 385–403. Diunduh dari
https://doi.org/10.1007/s10212-015-0250-0
Hamdi, I. (2016). Diduga korban bullying siswa SD ini kejang-kejang. Diakses
Sabtu, 2 September 2017, dari Tempo.co :
http://metro.tempo.co/read/news/2016/10/18/214813091/diduga-korban-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
bullying-siswa-sd-ini-kejang-kejang
Hargreaves, A. (2000). Mixed emotions: Teachers’ perceptions of their
interactions with students. Teaching and Teacher Education, 16(8), 811–826. Diunduh dari https://doi.org/10.1016/S0742-051X(00)00028-7
Hughes, J. N., Cavell, T. A., & Willson, V. (2001). Further support for the
developmental significance of the quality of the teacher–student
relationship. Journal of School Psychology, 39(4), 289–301. Diunduh dari
https://doi.org/10.1016/S0022-4405(01)00074-7
Karreman, A., van Tuijl, C., van Aken, M. A. G., & Deković, M. (2006). Parenting and self-regulation in preschoolers: A meta-analysis. Infant and
Child Development, 15(6), 561–579. Diunduh dari
https://doi.org/10.1002/icd.478
Koplow, L. (2002). Creating Schools That Heal: Real-life Solutions. New York:
Teachers College Press. Diunduh dari
http://gen.lib.rus.ec/book/index.php?md5=41AD8F63A52DBF4B894C423
35C928587
Lia. (2018). Miris, siswa SD di Purwakarta kedapatan bawa sajam diduga mau
tawuran. Diakses Rabu, 16 Mei 2018, dari Merdeka.com :
https://www.merdeka.com/peristiwa/miris-siswa-sd-di-purwakarta-
kedapatan-bawa-sajam-diduga-mau-tawuran.html
Macklem, G. L. (2008). Practitioner’s Guide to Emotion Regulation in School-
aged Children. Boston, MA: Springer US. Diunduh dari
https://doi.org/10.1007/978-0-387-73851-2
Matsumoto, D., Yoo, S. H., Nakagawa, S., & 37 members of the Multinational
Study of Cultural Display Rules. (2008). Culture, emotion regulation, and
adjustment. Journal of Personality and Social Psychology, 94(6), 925–937. Diunduh dari https://doi.org/10.1037/0022-3514.94.6.925
Meece, J. L., & Eccles, J. S. (2010). Handbook of Research on Schools, Schooling
and Human Development. New York: Routledge. Diunduh dari
https://doi.org/10.4324/9780203874844
Moss, E., & Lecompte, V. (2015). Attachment and socioemotional problems in
middle childhood. New Directions for Child and Adolescent Development,
2015(148), 63–76. Diunduh dari https://doi.org/10.1002/cad.20095
Ocak Karabay, S. (2017). Emotion regulation, teaching beliefs and child–teacher
relationships from the perspectives of pre-school teachers. Education 3-13,
1–15. Diunduh dari https://doi.org/10.1080/03004279.2017.1405057
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Pianta, R. C. (1999). Enhancing Relationships Between Children and Teachers.
Washington, DC, US: American Psychological Association. Diunduh dari
https://doi.org/10.1037/10314-000
Pianta, R. C. (2001). STRS Student-Teacher Relationship Scale: Professional
Manual. Psychological Assessment Resources.
Rimm-Kaufman, S., & Sandilos, L. (2011). Improving students’ relationships with teachers. Diakses Kamis, 31 Mei 2018, dari American Psychological
Association : http://www.apa.org/education/k12/relationships.aspx
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi : Dari Blog menjadi Buku.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Santrock, J. W. (2009). Psikologi Pendidikan : Educational Psychology (Edisi
3/Buku 2). (D. Angelica, Penerj.). Jakarta: Salemba Humanika
Santrock, J. W. (2012). Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup Jilid
1 (13 ed.). Jakarta: Erlangga
Setyawan, D. (2014). KPAI : Kasus bullying dan pendidikan karakter | Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Diakses Kamis, 20 April 2017, dari
KPAI : http://www.kpai.go.id/berita/kpai-kasus-bullying-dan-pendidikan-
karakter/
Shields, A., & Cicchetti, D. (1997). Emotion regulation among school-age
children: the development and validation of a new criterion Q-sort scale.
Developmental Psychology, 33(6), 906–916.
Silvers, J. A., McRae, K., Gabrieli, J. D. E., Gross, J. J., Remy, K. A., & Ochsner,
K. N. (2012). Age-related differences in emotional reactivity, regulation,
and rejection sensitivity in adolescence. Emotion (Washington, D.C.),
12(6), 1235–1247. Diunduh dari https://doi.org/10.1037/a0028297
Smith, P. K., & Hart, C. H. (2002). Blackwell Handbook of Childhood Social
Development. Malden: Blackwell Publishing.
Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi Validitas Isi dalam Asesmen Psikologis.
Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Syahadat, Y. M. (2013). Pelatihan regulasi emosi untuk menurunkan perilaku
agresif pada anak. HUMANITAS: Indonesian Psychological Journal,
10(1), 19–36.
Urry, H. L., & Gross, J. J. (2010). Emotion regulation in older age. Current
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Directions in Psychological Science, 19(6), 352–357. Diunduh dari
https://doi.org/10.1177/0963721410388395
Webster-Stratton, C., Reid, M. J., & Stoolmiller, M. (2008). Preventing conduct
problems and improving school readiness: Evaluation of the incredible
years teacher and child training programs in high-risk schools. Journal of
child psychology and psychiatry, and allied disciplines, 49(5), 471–488.
Diunduh dari https://doi.org/10.1111/j.1469-7610.2007.01861.x
Wilmshurst, Linda (2013). Clinical and Educational Child Psychology: An
Ecological-Transactional Approach to Understanding Child Problems and
Interventions. UK: John Wiley & Sons, Ltd. Diunduh dari
http://libgen.io/book/index.php?md5=DA4E7617332AA5363B74C86A76
BBCB06
Widyastuti, P. R. (2018). Astaga! bocah SD di Magelang tawuran bawa senjata
tajam diamankan polisi, netizen merasa miris. Diakses Rabu, 30 Mei 2018
dari TribunPekanbaru.com :
http://pekanbaru.tribunnews.com/2018/02/18/astaga-bocah-sd-di-
magelang-tawuran-bawa-senjata-tajam-diamankan-polisi-netizen-merasa-
miris
Zimmermann, P., Maier, M. A., Winter, M., & Grossmann, K. E. (2001).
Attachment and adolescents’ emotion regulation during a joint problem-
solving task with a friend. International Journal of Behavioral
Development, 25(4), 331–343. Diunduh dari
https://doi.org/10.1080/01650250143000157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 1.
Skala Kualitas Relasi Guru-Siswa Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
TRY OUT
SKALA KUALITAS RELASI GURU-SISWA
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Dengan hormat,
Kami mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang
beridentitas di bawah ini:
1. Philosophia N. A. Wisung (139114157)
2. Agnes Natasya Wulandari (139114105)
Memohon bantuan dan kesediaan Adik-adik untuk mengisi kuesioner
dalam rangka tugas akhir kami. Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan
kesediaan Adik-adik untuk mengisi kuesioner ini.
Hormat kami,
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
PERNYATAAN KESEDIAAN
Aku yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Dengan ini menyatakan bahwa aku bersedia mengisi kuesioner ini dengan
sukarela tanpa paksaan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya
penelitian.
Yogyakarta, …. Januari 2018
(……………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
PETUNJUK CARA MENJAWAB
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan, baca dan pahami pernyataan tersebut
dengan baik dan berikan centang (√) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia.
Pilihan jawaban tersebut, yaitu :
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang kamu pilih:
Contoh :
Pernyataan STS TS S SS
Saya menyukai bunga √
Jika ingin memperbaiki jawaban, berikan garis pada jawaban pertama, lalu
memberikan jawaban kedua di kolom pilihan.
Contoh :
Pernyataan STS TS S SS
Saya menyukai bunga √ √
Beberapa pernyataan ini tentang hubunganmu dengan guru wali kelasmu di
sekolah. Tidak ada jawaban yang salah dan benar. Semua pernyataan harus diisi.
Setiap orang mempunyai jawaban yang pasti berbeda-beda, maka pilihlah
jawaban yang paling sesuai dengan dirimu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Aku ingin bersembunyi ketika guruku
datang
2. Aku senang berceritera dengan guruku
3. Aku ingin diperhatikan oleh guruku dengan
cara terus bertanya
4. Aku merasa senang saat berada di dekat
guruku
5. Aku takut menyampaikan ideku pada
guruku
6. Aku memberikan kesempatan pada
temanku untuk bertanya pada guru
7. Aku merasa cemas saat guruku
menghampiriku
8. Aku senang saat guruku menanggapi
ceritaku
9. Aku berbicara dengan keras agar
diperhatikan oleh guruku
10. Aku merasa guru mendiamkanku saat aku
meminta bantuannya
11. Aku sedih saat guruku mengabaikanku
12. Aku merasa biasa saja saat guruku
menghibur temanku yang sedang menangis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
No. Pernyataan STS TS S SS
13. Aku merasa tidak diberi kesempatan untuk
berpendapat oleh guruku
14. Aku senang saat guruku menolongku
15. Aku hanya akan menyelesaikan tugas jika
dibantu oleh guruku
16. Aku senang diminta guruku untuk
memberikan pendapat
17. Aku takut melakukan kesalahan di depan
guruku
18. Aku mampu menyelesaikan tugasku
sendiri hingga selesai tanpa bantuan
guruku
19. Aku merasa guruku lebih perhatian pada
temanku
20. Aku merasa aman ketika meminta bantuan
kepada guruku
21. Aku merasa bahwa hanya guruku yang
mampu membantuku mengerjakan tugas
22. Aku senang guruku memberi pujian pada
hasil tugasku
23. Aku takut memberitahu guruku saat aku
mengalami kesulitan di sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
No. Pernyataan STS TS S SS
24. Aku paham bahwa guruku sedang sibuk
sehingga aku akan bertanya tentang tugas
pada temanku
25. Aku kesal saat guru memarahiku tanpa
alasan
26. Aku merasa guruku perhatian kepadaku
27. Aku merasa cemas saat guruku
meninggalkan kelas
28. Guruku mendengarkan alasanku saat aku
berkelahi dengan temanku
29. Aku sedih saat guruku memarahiku di
depan kelas
30. Aku tidak takut ditinggalkan guruku saat di
kelas
31. Aku sedih saat guruku mengkritik hasil
pekerjaanku
32. Aku merasa bersemangat saat guruku
menyemangatiku
33. Aku banyak bertanya agar guruku tidak
meninggalkan kelas
34. Aku senang karena guruku memberikan
tugas yang mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
No. Pernyataan STS TS S SS
35. Aku kesal saat guruku membandingkanku
dengan teman lain
36. Aku merasa tidak khawatir saat guruku
meninggalkan kelas
Terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 2.
Skala Regulasi Emosi Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
TRY OUT
SKALA REGULASI EMOSI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Dengan hormat,
Kami mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang
beridentitas di bawah ini:
1. Ollyn Nathania (139114041)
2. Agnes Natasya W. (139114105)
2. Dyah Retno Paramita R. (139114135)
3. Monica Angelina Imaldia (139114172)
Memohon bantuan dan kesediaan Adik-adik untuk mengisi kuesioner
dalam rangka tugas akhir kami. Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan
kesediaan Adik-adik untuk mengisi kuesioner ini.
Hormat kami,
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PERNYATAAN KESEDIAAN
Aku yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Dengan ini menyatakan bahwa aku bersedia mengisi kuesioner ini
dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya
penelitian.
Yogyakarta, …. Februari 2018
(……………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PETUNJUK CARA MENJAWAB
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan, baca dan pahami pernyataan tersebut
dengan baik dan berikan centang (√) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia.
Pilihan jawaban tersebut, yaitu :
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang kamu pilih:
Contoh :
Pernyataan STS TS S SS
Saya menyukai
bunga √
Jika ingin memperbaiki jawaban, berikan garis pada jawaban pertama, lalu
memberikan jawaban kedua di kolom pilihan.
Contoh :
Pernyataan STS TS S SS
Saya menyukai
bunga √ √
Beberapa pernyataan ini berkaitan dengan bagaimana cara dirimu mengatur
perasaanmu. Tidak ada jawaban yang salah dan benar. Semua pernyataan harus
diisi. Setiap orang mempunyai jawaban yang pasti berbeda-beda, maka pilihlah
jawaban yang paling sesuai dengan dirimu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Aku tidak kecewa mendapat nilai rendah
ketika aku kurang berusaha
2. Aku memarahi teman yang mengangguku
3. Aku tidak merasa sedih ketika ditegur
orangtua karena itu demi kebaikanku
4. Aku langsung menangis ketika dimarahi guru
5. Ketika temanku tidak sengaja menginjak
kakiku, aku tetap tenang
6. Aku terus memikirkan hal yang membuatku
sedih sehingga aku semakin sedih
7. Perasaan malasku berubah menjadi senang
ketika mengerjakan latihan soal karena
membantuku memahami pelajaran.
8. Aku merasa sangat senang sehingga semua
orang harus tahu apa yang kurasakan.
9. Walaupun aku kalah, aku merasa senang
dapat mengikuti lomba karena mendapat
pengalaman.
10. Aku menangis karena merasa kecewa
mendapat nilai ujian yang jelek
11. Aku merasa biasa saja ketika diejek teman,
karena aku tahu ia bercanda
12. Aku menangis ketika temanku tidak sengaja
merusak barangku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
No. Pernyataan STS TS S SS
13. Aku merasa bangga dengan orang tuaku,
karena sudah bekerja keras untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
14. Aku tidak dapat berbicara dengan jelas ketika
guru bertanya kepadaku karena aku merasa
panik
15. Aku tidak merasa malu, melainkan bangga
karena bisa menunjukkan kemampuanku di
depan kelas
16. Aku menunjukkan perasaan marahku dengan
membentak teman yang mengejekku
17. Aku menyalahkan guruku saat kecewa
mendapat nilai yang rendah
18. Ketika merasa marah, aku menarik napas
sejenak agar lebih tenang
19. Aku merasa cemas karena ujian menakutkan
bagiku
20. Ketika dimarahi guru, aku berusaha agar tidak
menangis
21. Aku marah ketika diejek teman, yang
membicarakan kekuranganku
22. Saat merasa sedih, aku mengingat hal yang
menyenangkan agar kesedihanku berkurang
23. Aku tidak berani bertanya karena takut
disalahkan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
No. Pernyataan STS TS S SS
24. Ketika aku mendapatkan nilai yang baik saat
ulangan, aku menunjukkan rasa senangku
hanya dengan tersenyum
25. Aku takut akan kegagalan, karena membuatku
putus asa
26. Ketika aku kecewa mendapat nilai jelek, aku
akan tetap tersenyum
27. Aku merasa kesal, karena pekerjaan rumah
hanya merepotkanku.
28. Aku berusaha untuk tenang ketika waktu
mengerjakan ujian hampir habis
29. Aku merasa sedih karena diabaikan orang
tuaku yang sibuk bekerja
30. Aku berusaha bersikap setenang mungkin
ketika guru memintaku untuk mengerjakan
soal di depan kelas
31. Aku takut tampil di depan kelas, karena hal
itu membuatku malu
32. Aku berusaha tidak mempedulikan ejekan
teman yang membuatku marah
:) Terimakasih (:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 3.
Uji Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Kualitas Relasi Guru-Siswa Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Hasil Uji Reliabilitas dan Analisis Item
Skala Kualitas Relasi Guru-Siswa Uji Coba
Tahap 1 :
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 68 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 68 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,627 36
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Item1 103,24 60,750 ,489 ,603
Item2 104,35 61,187 ,391 ,607
Item3 104,12 67,299 -,228 ,648
Item4 103,97 59,910 ,460 ,600
Item5 104,00 58,149 ,411 ,595
Item6 103,51 62,433 ,238 ,616
Item7 103,87 58,684 ,402 ,597
Item8 103,59 64,455 ,043 ,627
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Item9 103,68 61,864 ,179 ,619
Item10 105,32 71,565 -,465 ,676
Item11 104,57 60,308 ,245 ,612
Item12 104,62 67,881 -,247 ,655
Item13 103,44 62,340 ,199 ,618
Item14 103,54 62,371 ,221 ,617
Item15 103,41 61,738 ,290 ,612
Item16 103,84 62,556 ,228 ,617
Item17 104,84 61,332 ,146 ,623
Item18 104,04 61,416 ,243 ,614
Item19 103,97 55,402 ,602 ,574
Item20 104,06 61,191 ,235 ,614
Item21 104,15 61,799 ,174 ,619
Item22 103,54 63,685 ,094 ,625
Item23 104,19 55,978 ,532 ,580
Item24 103,91 64,022 ,031 ,631
Item25 104,54 56,819 ,427 ,590
Item26 104,03 60,357 ,315 ,607
Item27 104,07 67,562 -,251 ,650
Item28 104,12 59,628 ,339 ,604
Item29 104,91 62,470 ,131 ,623
Item30 104,18 66,506 -,149 ,649
Item31 104,28 62,921 ,108 ,625
Item32 103,44 61,235 ,323 ,609
Item33 103,78 61,906 ,219 ,616
Item34 104,01 66,313 -,138 ,647
Item35 104,50 59,537 ,230 ,613
Item36 104,38 65,404 -,080 ,644
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tahap 2 :
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 68 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 68 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,803 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Item1 57,81 53,948 ,541 ,789
Item2 58,93 55,174 ,342 ,796
Item4 58,54 52,759 ,545 ,786
Item5 58,57 51,233 ,459 ,788
Item6 58,09 56,112 ,218 ,801
Item7 58,44 51,743 ,453 ,789
Item11 59,15 51,680 ,404 ,792
Item14 58,12 55,717 ,237 ,801
Item15 57,99 55,836 ,230 ,801
Item16 58,41 56,126 ,220 ,801
Item18 58,62 55,165 ,225 ,802
Item19 58,54 49,088 ,618 ,777
Item20 58,63 54,206 ,278 ,800
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Item23 58,76 49,526 ,554 ,781
Item25 59,12 49,658 ,491 ,786
Item26 58,60 53,377 ,365 ,794
Item28 58,69 53,321 ,334 ,796
Item32 58,01 54,522 ,352 ,795
Item33 58,35 55,486 ,213 ,802
Item35 59,07 51,890 ,307 ,801
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 4.
Uji Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Regulasi Emosi Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Hasil Uji Reliabilitas dan Analisis Item
Skala Regulasi Emosi Uji Coba
Tahap 1 :
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 66 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 66 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,740 32
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Item1 91,35 84,661 -,074 ,754
Item2 91,02 80,969 ,155 ,739
Item3 90,52 78,746 ,256 ,734
Item4 90,17 82,849 ,061 ,743
Item5 90,56 77,142 ,451 ,723
Item6 90,83 78,049 ,302 ,731
Item7 90,47 75,422 ,496 ,719
Item8 91,06 86,427 -,167 ,761
Item9 90,14 81,689 ,223 ,736
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Item10 90,56 78,896 ,270 ,733
Item11 90,73 79,832 ,215 ,736
Item12 90,30 83,414 ,028 ,744
Item13 89,71 80,577 ,305 ,732
Item14 90,74 79,856 ,259 ,733
Item15 90,61 79,012 ,298 ,731
Item16 90,68 75,913 ,449 ,721
Item17 89,91 83,130 ,065 ,742
Item18 90,35 77,800 ,475 ,723
Item19 90,74 75,948 ,397 ,724
Item20 90,44 81,635 ,123 ,741
Item21 90,89 77,358 ,363 ,727
Item22 90,21 81,524 ,185 ,737
Item23 90,55 77,913 ,424 ,725
Item24 90,18 84,920 -,087 ,750
Item25 90,56 77,296 ,466 ,723
Item26 90,71 78,670 ,295 ,731
Item27 90,38 79,285 ,289 ,732
Item28 90,47 79,945 ,234 ,735
Item29 90,65 77,769 ,292 ,731
Item30 90,48 81,669 ,128 ,740
Item31 90,89 72,681 ,664 ,707
Item32 90,70 81,353 ,124 ,741
Tahap 2 :
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 66 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 66 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,803 21
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Item3 58,17 63,618 ,273 ,801
Item5 58,21 63,093 ,401 ,793
Item6 58,48 63,023 ,317 ,798
Item7 58,12 61,524 ,452 ,790
Item9 57,79 66,724 ,209 ,802
Item10 58,21 64,447 ,241 ,802
Item11 58,38 65,162 ,195 ,805
Item13 57,36 65,343 ,331 ,797
Item14 58,39 64,273 ,309 ,798
Item15 58,26 65,025 ,232 ,802
Item16 58,33 60,995 ,475 ,788
Item18 58,00 62,923 ,490 ,790
Item19 58,39 59,689 ,507 ,786
Item21 58,55 62,006 ,408 ,792
Item23 58,20 62,376 ,493 ,789
Item25 58,21 62,047 ,515 ,788
Item26 58,36 64,727 ,232 ,802
Item27 58,03 64,122 ,310 ,798
Item28 58,12 64,447 ,274 ,800
Item29 58,30 62,584 ,318 ,798
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Item31 58,55 58,498 ,662 ,777
Tahap 3 :
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 66 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 66 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,805 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Item3 55,42 59,848 ,279 ,802
Item5 55,47 59,607 ,387 ,796
Item6 55,74 59,056 ,338 ,799
Item7 55,38 58,239 ,428 ,793
Item9 55,05 63,306 ,171 ,805
Item10 55,47 60,684 ,245 ,804
Item13 54,62 61,808 ,311 ,800
Item14 55,65 60,507 ,315 ,799
Item15 55,52 61,300 ,233 ,804
Item16 55,59 57,692 ,453 ,791
Item18 55,26 59,240 ,493 ,791
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Item19 55,65 55,984 ,517 ,787
Item21 55,80 58,468 ,401 ,795
Item23 55,45 58,744 ,493 ,790
Item25 55,47 58,161 ,538 ,788
Item26 55,62 60,854 ,244 ,804
Item27 55,29 60,270 ,323 ,799
Item28 55,38 60,516 ,292 ,801
Item29 55,56 58,958 ,316 ,801
Item31 55,80 55,022 ,659 ,778
Tahap 4 :
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 66 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 66 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,805 19
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Item3 52,09 57,807 ,296 ,802
Item5 52,14 57,904 ,380 ,796
Item6 52,41 57,230 ,342 ,799
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Item7 52,05 56,567 ,421 ,794
Item10 52,14 58,673 ,260 ,804
Item13 51,29 60,116 ,298 ,801
Item14 52,32 58,651 ,320 ,799
Item15 52,18 59,813 ,208 ,806
Item16 52,26 55,979 ,450 ,792
Item18 51,92 57,486 ,491 ,791
Item19 52,32 54,251 ,517 ,787
Item21 52,47 56,591 ,409 ,794
Item23 52,12 57,000 ,491 ,791
Item25 52,14 56,335 ,544 ,788
Item26 52,29 59,193 ,234 ,805
Item27 51,95 58,383 ,331 ,799
Item28 52,05 58,752 ,290 ,801
Item29 52,23 57,101 ,321 ,801
Item31 52,47 53,391 ,653 ,779
Tahap 5 :
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 66 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 66 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,792 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Item5 36,65 37,154 ,426 ,779
Item6 36,92 36,686 ,369 ,784
Item7 36,56 36,619 ,408 ,780
Item10 36,65 38,046 ,270 ,792
Item14 36,83 38,633 ,274 ,790
Item16 36,77 36,024 ,449 ,776
Item18 36,44 37,973 ,408 ,781
Item19 36,83 34,079 ,564 ,765
Item21 36,98 36,815 ,380 ,782
Item23 36,64 37,158 ,459 ,776
Item25 36,65 36,231 ,557 ,769
Item26 36,80 38,499 ,241 ,794
Item28 36,56 37,850 ,329 ,786
Item31 36,98 34,138 ,636 ,759
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 5.
Skala Kualitas Relasi Guru-Siswa dan Regulasi Emosi untuk Ambil Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
SKALA PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Dengan hormat,
Saya mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang beridentitas
di bawah ini:
Nama : Agnes Natasya Wulandari
NIM : 139114105
Memohon bantuan dan kesediaan Adik-adik untuk mengisi kuesioner dalam
rangka tugas akhir saya. Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan
kesediaan Adik-adik untuk mengisi kuesioner ini.
Hormat saya,
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PERNYATAAN KESEDIAAN
Aku yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan (*lingkari salah satu*)
Umur :
Dengan ini menyatakan bahwa aku bersedia mengisi skala ini dengan sukarela
tanpa paksaan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya penelitian.
Yogyakarta, …. Februari 2018
(……………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PETUNJUK CARA MENJAWAB
Skala penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu Skala A dan Skala B. Pada
masing-masing skala terdapat beberapa pernyataan, baca dan pahami pernyataan
tersebut dengan baik dan berikan centang (√) pada kolom pilihan jawaban yang
tersedia. Pilihan jawaban tersebut, yaitu :
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang kamu pilih:
Contoh :
Pernyataan STS TS S SS
Aku senang bermain
bersama temanku √
Jika ingin memperbaiki jawaban, berikan garis pada jawaban pertama, lalu
memberikan jawaban kedua di kolom pilihan.
Contoh :
Pernyataan STS TS S SS
Aku senang bermain
bersama temanku √ √
Beberapa pernyataan pada skala penelitian ini mengenai hubunganmu dengan
guru wali kelasmu di sekolah dan bagaimana cara dirimu mengatur perasaanmu.
Tidak ada jawaban yang salah dan benar. Semua pernyataan harus diisi. Setiap
orang mempunyai jawaban yang pasti berbeda-beda, maka pilihlah jawaban yang
paling sesuai dengan dirimu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
SKALA A
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Aku ingin bersembunyi ketika guruku datang.
2. Aku senang bercerita dengan guruku.
3. Aku hanya akan menyelesaikan tugas jika
dibantu oleh guruku.
4. Aku merasa senang saat berada di dekat
guruku.
5. Aku takut menyampaikan ideku pada guruku.
6. Aku memberikan kesempatan pada temanku
untuk bertanya pada guru.
7. Aku merasa cemas saat guruku
menghampiriku.
8. Aku senang saat guruku menolongku.
9. Aku banyak bertanya agar guruku tidak
meninggalkan kelas.
10. Aku senang diminta guruku untuk memberikan
pendapat.
11. Aku sedih saat guruku mengabaikanku.
12. Aku mampu menyelesaikan tugasku sendiri
hingga selesai tanpa bantuan guruku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
No. Pernyataan STS TS S SS
13. Aku merasa guruku lebih perhatian pada
temanku.
14. Aku merasa aman ketika meminta bantuan
kepada guruku.
15. Aku kesal saat guru memarahiku tanpa alasan.
16. Aku merasa guruku perhatian kepadaku.
17. Guruku mendengarkan alasanku saat aku
berkelahi dengan temanku.
18. Aku takut memberitahu guruku saat aku
mengalami kesulitan di sekolah.
19. Aku merasa bersemangat saat guruku
menyemangatiku.
20. Aku kesal saat guruku membandingkanku
dengan teman lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
SKALA B
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Aku merasa cemas karena ujian menakutkan
bagiku.
2. Ketika merasa marah, aku menarik napas
sejenak agar lebih tenang.
3. Aku marah ketika diejek teman, yang
membicarakan kekuranganku.
4. Ketika aku kecewa mendapat nilai jelek, aku
akan tetap tersenyum.
5. Aku tidak berani bertanya karena takut
disalahkan guru.
6. Aku berusaha untuk tenang, ketika waktu
mengerjakan ujian hampir habis.
7. Aku takut akan kegagalan, karena membuatku
putus asa.
8. Aku terus memikirkan hal yang membuatku
sedih, sehingga aku semakin sedih.
9. Ketika temanku tidak sengaja menginjak
kakiku, aku tetap tenang.
10. Aku menangis karena merasa kecewa mendapat
nilai ujian yang jelek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No. Pernyataan STS TS S SS
11. Perasaan malasku berubah menjadi senang
ketika mengerjakan latihan soal, karena
membantuku memahami pelajaran.
12. Aku tidak dapat berbicara dengan jelas ketika
guru bertanya kepadaku, karena aku merasa
panik.
13. Aku takut tampil di depan kelas, karena hal itu
membuatku malu.
14. Aku menunjukkan perasaan marahku dengan
membentak teman yang mengejekku.
TERIMA KASIH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 6.
Hasil Uji Reliabilitas Skala Pengambilan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Hasil Uji Reliabilitas Skala Pengambilan Data
1. Data Kualitas Relasi Guru-Siswa
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 158 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 158 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,713 ,730 20
2. Data Regulasi Emosi
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 158 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 158 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,708 ,711 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 7.
Hasil Uji One Sample T-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Hasil Uji One Sample T-test
1. Kualitas Relasi Guru-Siswa
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
RelasiGuruSiswa 158 60,69 6,172 ,491
One-Sample Test
Test Value = 50
t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
RelasiGuru
Siswa
21,772 157 ,000 10,690 9,72 11,66
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
RelasiGuruSiswa 158 40 74 60,69 6,172
Valid N (listwise) 158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
2. Regulasi Emosi
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
RegulasiEmosi 158 18 53 40,42 5,872
Valid N (listwise) 158
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
RegulasiEmosi 158 40,42 5,872 ,467
One-Sample Test
Test Value = 35
t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
RegulasiEmosi 11,612 157 ,000 5,424 4,50 6,35
3. Regulasi Emosi Laki-laki
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
RELaki 77 26 53 40,95 5,375
Valid N (listwise) 77
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
RELaki 77 40,95 5,375 ,613
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
One-Sample Test
Test Value = 35
t df Sig. (2-
tailed)
Mean Difference 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
RELaki 9,710 76 ,000 5,948 4,73 7,17
4. Regulasi Emosi Perempuan
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
REPerempuan 81 18 53 39,93 6,300
Valid N (listwise) 81
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
REPerempuan 81 39,93 6,300 ,700
One-Sample Test
Test Value = 35
t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
REPerempuan 7,037 80 ,000 4,926 3,53 6,32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 8.
Hasil Uji Normalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Hasil Uji Normalitas
1. Kualitas Relasi Guru-Siswa
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
RelasiGuruSiswa ,068 158 ,074 ,987 158 ,146
a. Lilliefors Significance Correction
2. Regulasi Emosi
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
RegulasiEmosi ,087 158 ,006 ,959 158 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 9.
Hasil Uji Linearitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
RegulasiEmosi *
RelasiGuruSiswa
Between
Groups
(Combined) 2595,223 28 92,687 4,244 ,000
Linearity 1849,693 1 1849,693 84,693 ,000
Deviation from
Linearity
745,530 27 27,612 1,264 ,193
Within Groups 2817,366 129 21,840
Total 5412,589 157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 10.
Hasil Uji Korelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Hasil Uji Korelasi
Correlations
RelasiGuruSisw
a
RegulasiEmosi
Spearman's rho
RelasiGuruSiswa
Correlation Coefficient 1,000 ,608**
Sig. (1-tailed) . ,000
N 158 158
RegulasiEmosi
Correlation Coefficient ,608** 1,000
Sig. (1-tailed) ,000 .
N 158 158
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 11.
Hasil Analisa Tambahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Hasil Analisa Tambahan
1. Kualitas Relasi Guru-Siswa dan Strategi Regulasi Emosi (Cognitive
Change)
Correlations
RelasiGuru
Siswa
Cognitive
Change
Spearman's rho
RelasiGuruSiswa
Correlation Coefficient 1,000 ,547**
Sig. (1-tailed) . ,000
N 158 158
CognitiveChange
Correlation Coefficient ,547** 1,000
Sig. (1-tailed) ,000 .
N 158 158
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
2. Kualitas Relasi Guru-Siswa dan Strategi Regulasi Emosi (Response
Modulation)
Correlations
RelasiGuru
Siswa
ResponseM
odulation
Spearman's
rho
RelasiGuruSiswa
Correlation Coefficient 1,000 ,517**
Sig. (1-tailed) . ,000
N 158 158
ResponseModulati
on
Correlation Coefficient ,517** 1,000
Sig. (1-tailed) ,000 .
N 158 158
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 12.
Surat Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Y,TYASAN PENDIDIKAN BUDI U'IANI;\
SEKOLAH DASAR BUDI UTAMATerakreditasi "A"
Jln. Wiiavakusunra 122, Kutu Dukuh, Sinduadi, Mlati, Slcman, Yogyakarta 5521t4
Tclp. (0274) 627030 Fax. (0274) 515974
!\/c bsite : b udiutama-j ogi a.sch.id, cmai I : bu diutama(a: budiutanra-j ogi a.sc h.id
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
Jabatan
Menerangkan bahwa :
Nama
NIM
Fakultas
Judul Skripsi
ST]RAT KETERANGAN
No. 088/SKet/SD-B IJ llIll20 I 8
: Blasius Rastana, S.Pd
: Kepala SD Budi Utama
: Agnes Natasya Wulandari
: 139114105
: Psikologi
: Hubungan antara Kualitas Relasi Guru-Siswa dengan Strategi
Regulasi Ernosi
telah rnelakukan penelitian di SD Budi Utama pada hari .lumat,9 Maret 2018.
Demikian surat keterangan ini karni buat dengan sebenar - benarnya .
Yogyakarta, l2 Maret 2018
Hormat kami,
stana. S.Pd
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI