-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK MASYARAKAT
DENGAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
YANG DIPEROLEH SECARA BEBAS
DI KOTA MEDAN
Oleh :
MICHELLE HENDRIANI DJUANG
060100010
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK MASYARAKAT
DENGAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
YANG DIPEROLEH SECARA BEBAS
DI KOTA MEDAN
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
MICHELLE HENDRIANI DJUANG
060100010
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan segala rahmat dan karuniaNya sehingga proposal penelitian ini dapat
diselesaikan. Judul dari penelitian ini adalah hubungan antara karakteristik
masyarakat dengan penggunaan antibiotik yang diperoleh secara bebas di Kota
Medan.
Antibiotik merupakan obat yang dapat menghancurkan atau mengganggu
perkembangan dari kehidupan kuman. Untuk memperoleh antibiotik, pembeli
seharusnya menggunakan resep dokter yang akan diserahkan kepada petugas
apotek karena antibiotik merupakan salah satu jenis obat yang tidak boleh dijual
secara bebas. Namun, penjualan bebas antibiotik masih banyak berlangsung di
seluruh negara. Selain dapat menyembuhkan, antibiotik juga memiliki efek
samping yang dapat merugikan masyarakat luas. Penggunaan antibiotik yang
tidak sesuai dengan anjuran dapat mengakibatkan resistensi kuman terhadap
antibiotik tersebut sehingga untuk mengatasi hal ini diperlukan antibiotik dengan
harga yang lebih mahal. Oleh karena itu, diharapkan KTI ini bermanfaat untuk
menambah pengetahuan pembaca.
Dalam penelitian KTI ini, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besamya kepada Prof. Dr. dr. Rozaimah Zain-Hamid, MS, Sp FK yang telah
memberikan bimbingan dalam menyelesaikan KTI ini dan keluarga serta teman-
teman yang telah memberikan dukungan dalam pembuatan proposal penelitian ini.
Peneliti menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempuma, oleh karena
itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
menyempumakan KTI ini. Akhir kata peneliti mengharapkan semoga KTI ini
dapat bermanfaat.
Peneliti
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
ABSTRAK
Penurunan keefektifan berbagai jenis antibiotik semakin meningkat karena banyak mikroorganisme yang sudah menjadi resisten terhadap antibiotik. Hal ini disebabkan oleh karena antibiotik dapat diperoleh tanpa resep dokter sehingga terjadi penggunaan yang tidak tepat seperti tidak teratur makan obat dan tidak menyelesaikan pengobatan, karena sudah merasa sembuh atau tidak mampu membiayai pengobatan sampai selesai. Penggunaan antibiotik dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengetahuan dokter dan pasien tentang antibiotik, status ekonomi, masyarakat dan kondisi karakteristik pelayanan sistem kesehatan, regulasi lingkungan di suatu negara. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara karakteristik masyarakat dengan penggunaan antibiotik yang diperoleh secara bebas tanpa resep dokter di Kota Medan.
Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional dan teknik sampling yang digunakan adalah teknik multistage sampling. Total 380 sukarelawan bersedia melibatkan diri dimasukkan dalam penelitian ini. Seluruh sukarelawan dikehendaki untuk mengisi identitas diri dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner penelitian yang dibagikan. Analisis jumlah dan frekuensi karakteristik masyarakat dan jawaban-jawaban responden menggunakan uji Chi-Square.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak adanya hubungan antara karakteristik masyarakat (jenis kelamin, pendidikan, dan penghasilan) dengan penggunaan antibiotik yang diperoleh secara bebas di kalangan masyarakat di Kota Medan (P-value >0,05). Disarankan kepada pemerintah Kota Medan agar lebih memperhatikan penerapan undang-undang perdagangan obat keras untuk mencegah peningkatan resistensi mikroorganisme terhadap antibiotik. Saran kepada peneliti lainnya, diharapkan penelitian ini dapat diteliti lebih jauh dengan jumlah sampel yang lebih besar atau diteliti mengenai karakteristik masyarakat dari segi faktor-faktor lainnya dengan penggunaaan antibiotik yang diperoleh secara bebas di Kota Medan.
Kata kunci: antibiotik, penggunaan bebas, karakteristik masyarakat
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
ABSTRACT
The decrease of many kinds of antibiotics effectiveness are increasing because many microorganisms have become resistant to antibiotics. This is because antibiotics can be obtained without doctors prescription, as the result inappropriate usages happen. Such as, irregular drug consumption and unfinished drug treatment because of feeling cured or unaffordable to pay for treatment until the end. Antibiotics usages are influenced by some factors, like doctors and patients knowledge of antibiotics, economic status, community and the condition of the health system service characteristics, environmental regulation in a country. This research has the purpose to see the connection between community characteristics with the usages of antibiotics that are obtained freely without doctors prescription in Medan city.
The design of this research is descriptive analytic with cross-sectional approach and the sampling technique that is used is multistage sampling technique. Total of 380 volunteers volunteered to be included in this research. All of the volunteers must fill in their identities and answer the research questionnaire that are distributed. The analysis of the number and frequency of the communitys characteristics and the respondents answers is using the Chi-Square test.
From the result of the research is obtained that there is no connection between the communitys characteristics (gender, education, income) with the usages of antibiotics that are freely obtained in Medan citys community (P-value >0,05). As suggestion to the government of Medan city so that to pay more attention in the application of hard drugs trading laws to avoid the increase of microorganism resistance toward antibiotics. The suggestion for other researchers is hoped that this research can be done further with a larger number of samples or research about the communitys characteristic from other factors with the usage of antibiotics that are obtained freely in Medan city.
Keyword: antibiotics, free usages, communitys characteristic
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN... i
KATA PENGANTAR... ii
ABSTRAK.. iii
ABSTRACT... iv
DAFTAR ISI.. v
DAFTAR TABEL.. vii
DAFTAR SINGKATAN... ix
DAFTAR LAMPIRAN.. x
BAB 1 PENDAHULUAN ..... 1 1.1. Latar Belakang . 1 1.2. Rumusan Masalah .... 2 1.3. Tujuan Penelitian . 3 1.4. Manfaat Penelitian 3 BAB 2 TINJAUN PUSTAKA 4 2.1.Antibiotik ... 4
2.1.1.Definisi ... 4 2.1.2. Mekanisme Kerja .. 4 2.1.3. Resistensi Antibiotik .... 4
2.1.3.1. Epidemiologi Kejadian Resistensi Bakteri terhadap Antibiotik .. 4
2.1.3.2. Penyebab dan Mekanisme Resistensi Bakteri terhadap Antibiotik 5
2.2. Peraturan Mengenai Distribusi Antibiotik ... 5 2.2.1.Pasal 3 6 2.2.2.Pasal 5 6
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI
OPERASIONAL .. .. 8 3.1. Kerangka Konsep Penelitian .. 8 3.2. Definisi Operasional 8
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
3.3. Hipotesis ... 9 BAB 4 METODE PENELITIAN .... 10 4.1. Jenis Penelitian ... 10 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 10
4.2.1. Lokasi Penelitian 10 4.2.2. Waktu Penelitian . 10
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 10 4.3.1. Populasi Penelitian .. 10 4.3.2. Sampel Penelitian ... 10
4.4. Metode Pengumpulan Data 11 4.4.1. Data Primer .. 11 4.4.2. Data Sekunder . 11 4.4.3. Uji Validitas 11 4.4.4. Uji Reliabilitas 12
4.5. Metode Analisis Data 12 4.6. Hail Uji Validitas dan Reliabilitas ..... 13 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 14 5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian. 14 5.2. Karakteristik Individu 14 5.3. Hasil Analisis Data . 17 5.4. Pembahasan 22 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 6.1. Kesimpulan 23 6.2. Saran .. 23 6.2.1. Bagi Lahan Penelitian (Pemerintah Kota Medan) 23 6.2.2. Bagi Peneliti Lain . 23 DAFTAR PUSTAKA .. 24 LAMPIRAN
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Halaman
Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
13
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
15
Tabel 5.2. Analisis Karakteristik Responden terhadap Penggunaan Antibiotik yang Diperoleh Secara Bebas.
15
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
DAFTAR SINGKATAN
Dinkes Dinas Kesehatan
Jateng Jawa Tengah
No Nomor
PBP Penicillin-Binding Protein
POM Pengawasan Obat dan Makanan
SPSS Statistic Package for Social Science
Tgl Tanggal
UMK Upah Minimum Kota
WHO World Health Organization
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2. Lembar Persetujuan dan Penjelasan Subjek Penelitian
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian
Lampiran 5. Master Data dan Output
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Antibiotik merupakan obat yang sering diresepkan dokter untuk mengobati
penyakit infeksi. Namun, penggunaan antibiotik yang tidak tepat indikasi, tidak
tepat dosis dan tidak tepat cara pemberiannya akan meningkatkan kejadian
resistensi kuman terhadap antibiotik, sehingga menyebabkan kegagalan
pengobatan.
Menurut data World Health Organization (WHO) (2002), antibiotik tidak
mengurangi dampak negatif dari berbagai penyakit infeksi yang sebelumnya tidak
dapat diobati. Namun, pada awal abad ke-21 banyak antibiotik yang
keefektifannya mulai menurun, karena banyak mikroorganisme sudah resisten
terhadap antibiotik. Menurut Song (2004), dari sebuah penelitian resistensi bakteri
Streptococcus pneumoniae yang berasal dari 11 negara di Asia terhadap beberapa
jenis antibiotik, Vietnam menempati persentase tertinggi untuk resistensi terhadap
penicillin dan erythromycin, sedangkan tingkat tertinggi dari resistensi terhadap
ciprofloxacin diduduki oleh Hong Kong.
Penggunaan antibiotik dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengetahuan
dokter dan pasien tentang antibiotik, status ekonomi, masyarakat dan kondisi
karakteristik pelayanan sistem kesehatan, regulasi lingkungan di suatu negara.
Antibiotik yang digunakan secara bebas tanpa resep dokter, sering menyebabkan
kesalahan dalam penggunaannya, antara lain sering tidak teratur makan obat dan
tidak menyelesaikan pengobatan, karena sudah merasa sembuh atau tidak mampu
membiayai pengobatan sampai selesai. Kondisi ini menyebabkan tidak tuntasnya
proses eradikasi bakteri, yang terjadinya proses mutasi kuman, sehingga, menjadi
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
kebal/resisten terhadap antibiotik tersebut. Jika pasien terinfeksi kembali oleh
bakteri yang sama yang resisten terhadap antibiotik atau jika bakteri tersebut
menginfeksi individu yang lain, maka pengobatannya menjadi sulit. Untuk
mengatasi hal ini diperlukan antibiotik golongan atau jenis lain, yang biasanya
lebih mahal. (WHO, 2002)
Untuk melawan masalah-masalah yang disebabkan oleh muncul dan menyebarnya
resistensi antibiotik, pada tahun 2001, WHO meluncurkan strategi global pertama
yang dikenal sebagai WHO Global Strategy for Containment of Antimicrobial
Resistance. Hal ini menekankan bahwa resistensi antibiotik merupakan masalah
global yang harus diperhatikan seluruh negara. Strategi tersebut menganjurkan
intervensi yang dapat memperlambat dan mengurangi penyebaran resistensi
antibiotik. Intervensi yang dapat diaplikasikan di seluruh negara tersebut berupa
pengenalan perundang-undangan dan peraturan mengenai perkembangan,
perijinan, distribusi dan perdagangan antibiotik. Namun, meskipun undang-
undang tersebut ada, masih banyak apotek di berbagai negara yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Menurut Volpato
(2005), 74% dan 107 apotek yang dikunjungi di Joinville, Brazil - termasuk 88%
apotek, yang didaftar oleh Municipal Health Secretary - bersedia untuk menjual
antibiotik tanpa resep dokter (BJID).
Di Indonesia, undang-undang yang mengatur penjualan antibiotik tertulis dalam
undang-undang obat keras St. No. 419 tgl. 22 Desember 1949, yang pada pasal 1
melampirkan bahwa salah satu obat keras adalah obat yang mampu mendesinfeksi
seperti antibiotik (Dinkes Jateng, 2007). Penelitian mengenai perdagangan bebas
antibiotik di Indonesia masih sangat sedikit, maka perlu dilakukan penelitian
untuk mengetahui hubungan antara karakteristik masyarakat dengan penggunaan
antibiotik yang diperoleh secara bebas di Kota Medan.
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
1.2. Rumusan Masalah
Tingginya prevalensi infeksi meningkatkan penggunaan antibiotik. Penggunaan
antibiotik secara bebas tanpa resep dokter mengakibatkan penggunaan yang tidak
tepat indikasi, tidak tepat dosis, tidak tepat cara dan waktu pemberiannya oleh
pengguna. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya resistensi
kuman terhadap antibiotik. Oleh karena itu ingin diketahui hubungan antara
karakteristik masyarakat dengan penggunaan antibiotik yang diperoleh secara
bebas di Kota Medan.
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan Umum
Hubungan antara karakteristik masyarakat dengan penggunaan antibiotik yang
diperoleh secara bebas di Kota Medan.
Tujuan Khusus:
A. Untuk mengetahui tingkat pendidikan masyarakat yang menggunakan
antibiotik secara bebas.
B. Untuk mengetahui penghasilan rata-rata golongan masyarakat yang
menggunakan antibiotik.
C. Untuk mengetahui jenis kelamin yang lebih sering menggunakan antibiotik
1.4. Manfaat Penelitian
A. Data atau informasi hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Balai Besar
Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Kota Medan untuk lebih
memperhatikan penjualan antibiotik secara bebas yang tidak sesuai dengan
peraturan undang-undang yang berlaku.
B. Sebagai masukan bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan penerapan
undang-undang obat keras dalam suatu pelayanan kesehatan.
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
C. Sebagai masukan bagi penyusunan/pelaksanaan program terhadap penggunaan
antibiotik yang rasional untuk masyarakat awam.
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Antibiotik
2.1.1. Definisi
Antimikroba yang berasal dari mikroorganisme yang mampu menghancurkan atau
mengganggu perkembangan dan kehidupan organisme lain. (Mosby, 2006).
2.1.2. Mekanisme Kerja
Menurut Katzung (2004) mekanisme kerja setiap antibiotik berbeda-beda. Salah
satu jenis antibiotik, yaitu penicillin bekerja dengan cara menghambat
pertumbuhan bakteri pada tahap spesifik dalam sintesis dinding bakteri.
2.1.3. Resistensi Antibiotik
2.1.3.1. Epidemiologi Kejadian Resistensi Bakteri terhadap Antibiotik
Menurut suatu penelitian di 11 Negara Asia, dan 685 jenis bakteri
Streptococcus pneumoniae yang berasal dan 11 negara di Asia diperoleh
bahwa bakteri dan Vietnam memiliki prevalensi resistensi tertinggi
terhadap penicillin (71,4%), diikuti oleh Korea (54.8%), Hong Kong
(43.2%), dan Taiwan (38.6%). Selain itu prevalensi resistensi terhadap
erythromycin juga sangat tinggi di Vietnam (92.1%), Taiwan (86%),
Korea (80.6%), Hong Kong (76.8%), dan Cina (73.9%). Untuk
ciprofloxacin, prevalensi resistensi terhadap antibiotik menunjukkan Hong
Kong menduduki tingkat tertinggi (11,8%), kemudian Sri Lanka (9.5%),
Filipina (9.1%), dan Korea (6.5%) (Song, 2004). Resistensi kuman
terhadap berbagai jenis antibiotik semakin tinggi di banyak Negara. Hal
ini mengakibatkan meningkatnya jumlah jenis antibiotik yang tidak efektif
untuk membunuh bakteri-bakteri yang sudah resisten.
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
2.1.3.2. Penyebab dan Mekanisme Resistensi Bakteri terhadap
Antibiotik
Resistensi antibiotik merupakan suatu keadaan tidak terganggunya
mikroba oleh antimikroba. Menurut Ballington dan Laughlin (2005)
resistensi antibiotik dapat terjadi karena penyalahgunaan dan penggunaan
antibiotik yang berlebihan, penggunaan antibiotik yang tidak
menyelesaikan pengobatan antibiotik, sehingga bermutasi dan menjadi
resisten.
Mekanisme resistensi bakteri terhadap setiap jenis antibiotik berbeda.
Produksi beta-laktamase merupakan mekanisme resistensi yang paling
umum. Adapun mekanisme dan resistensi agen-agen beta-laktamase
seperti penicillin, yaitu: (1) inaktivasi antibiotik oleh beta-laktamase; (2)
modifikasi PBPs target; (3) kerusakan penetrasi obat dalam PBPs target;
(4) adanya suatu pompa aliran keluar (Katzung, 2004). Akibatnya, bakteri
yang telah resisten akan sulit untuk dieradikasi jika pasien terinfeksi
kembali maupun menginfeksi individu yang lain. Untuk mengobatinya
diperlukan antibiotik golongan atau jenis lain yang umumnya lebih mahal.
2.2. Peraturan Mengenai Distribusi Antibiotik
Peraturan mengenai distribusi antibiotik di Indonesia tertulis dalam undang-
undang St. No. 419 tgl. 22 Desember 1949 tentang obat keras. Antibiotik
termasuk salah satu jenis obat-obat keras, hal ini dijelaskan dalam pasal 1 ayat 1a
yang berbunyi: Obat-obat keras yaitu obat-obatan yang tidak digunakan untuk
keperluan teknik, yang mempunyai khasiat mengobati, menguatkan,
membaguskan, mendesinfeksikan dan lain-lain tubuh manusia, baik dalam
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
bungkusan maupun tidak, yang ditetapkan oleh Secretaris Van Staat, Hoofd van
het Departement van Gesondheid, menurut ketentuan pada Pasal 2. Pada ayat 1k
dilampirkan bahwa obat-obat keras terbagi dalam dua daftar yaitu : daftar obat-
obatan G (berbahaya) dan daftar obat-obatan W (peringatan). Antibiotik termasuk
dalam daftar obat-obatan G di mana pada kemasannya terdapat label lingkaran
merah dengan huruf K di tengahnya.
Peraturan mengenai distribusi obat-obat keras daftar G tertulis dalam pasal 3 dan
5, yaitu:
2.2.1. Pasal 3
2.2.1.1. Penyerahan persediaan untuk penyerahan dan penawaran
untuk penjualan dan bahan-bahan G, demikian pula memiliki bahan-
bahan ini dalam jumlah sedemikian rupa sehingga secara normal tidak
dapat diterima bahwa bahan-bahan ini hanya diperuntukkan
pemakaian pribadi, adalah dilarang. Larangan ini tidak berlaku untuk
pedagang-pedagang besar yang diakui, Apoteker-apoteker, yang
memimpin Apotek dan Dokter Hewan.
2.2.1.2. Penyerahan dan bahan-bahan G, yang menyimpang dan resep
Dokter, Dokter Gigi, Dokter Hewan dilarang, larangan ini tidak
berlaku bagi penyerahanpenyerahan kepada Pedagang - pedagang
Besar yang diakui, Apoteker-apoteker, Dokter-dokter Gigi dan
Dokter-dokter Hewan demikian juga tidak terhadap penyerahan-
penyerahan menurut ketentuan pada Pasal 7 ayat 5.
2.2.1.3. Larang-larang yang dimaksud pada ayat-ayat tersebut diatas
tidak berlaku untuk penyerahan obat-obat sebagaimana dimaksudkan
Pasal 49 ayat 3 dan 4 dan Pasal 51 dan Reglement D.V.D..
2.2.1.4. See.V.St. dapat menetapkan bahwa sesuatu peraturan
sebagaimana dimaksudkan pada ayat 2, jika berhubungan dengan
penyerahan obat- obatan G yang tertentu yang ditunjukan olehnya
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
harus ikut ditandatangani oleh seorang petugas khusus yang ditunjuk.
Jika tanda tangan petugas ini tidak terdapat maka penyerahan obat-
obatan G itu dilarang.
2.2.2. Pasal 5
2.2.2.1. Pemasukan, Pengeluaran, Pengangkutan, atau suruh
mengangkut bahan- bahan G dilarang, terkecuali dalam jumlah yang
sedemikian rupa sehingga secara normal dapat diterima bahwa bahan-
bahan ini hanya diperuntukkan pemakaian pribadi.
2.2.2.2. Larangan ini tidak berlaku jika tindakan ini dijalankan oleh
pemerintah atau Pedagang-pedagang besar yang diakui atau
pengangkutan-pengangkutan oleh Apoteker-apoteker, Dokter-dokter
yang memimpin Apotek dan Dokter Hewan.
2.2.2.3. Dalam soal-soal khusus, Inspektur Farmasi D.V.G. di Jakarta
dapat memberikan kelonggaran penuh atau sebagian terhadap
larangan mi.
Pada pasal 12 tertulis bahwa jika terjadi pelanggaran terhadap pasal-
pasal tersebut maka pelaku akan dikenai hukuman penjara setinggi-
tingginya 6 bulan atau denda uang setinggi-tingginya 5.000 gulden.
(Dinkes Jateng, 2007)
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini
adalah:
Variable Independen Variabel Dependen
3.2. Defenisi Operasional
Variable Definisi Alat ukur Cara ukur Skala ukur
Pendidikan Jenjang pendidikan terakhir dari sampel, yaitu : SD, SMP, SMA, perguruan tinggi
Kuesioner Wawancara Skala ordinal
Status ekonomi
Penghasilan dari sampel yang menunjukkan status ekonominya, status ekonomi dibagi dua sesuai dengan upah minimum kota (UMK) Medan yaitu >Rp.1.020.000 atau >Rp.1.020.000
Kuesioner Wawancara Skala nominal
-Tingkat pendidikan- Penghasilan rata-rata- Jenis kelamin
Tindakan penggunaan bebas antibiotik
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
Tindakan penggunaan bebas antibiotik
Penggunaan antibiotik tanpa resep dokter
Kuesioner Wawancara Skala nominal
3.3. Hipotesis
Adanya hubungan antara karakterisitik masyarakat dengan penggunaan antibiotik
yang diperoleh secara bebas di kalangan masyarakat di Kota Medan.
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-
sectional.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan tersebar merata pada 21 kecamatan yang ada di
Kota Medan.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung sejak bulan Agustus 2009 hingga November 2009.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kota Medan,
sedangkan populasi terjangkau adalah penduduk Kota Medan yang menjadi
sampel penelitian.
4.3.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dan seluruh masyarakat Kota
Medan. Perhitungan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus:
1
=N
nNxn
nxpZxd
Keterangan:
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
d = Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang
diinginkan, biasanya 0,05 atau 0,01.
Z = Standard deviasi normal, biasanya ditentukan pada 1,95 atau 2,0 yang
sesuai dengan derajat kemaknaan 95%.
p = Proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi.
Apabila tidak diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut, maka p 0,5.
q = l,0 - p
N = Besarnya populasi
N = Besarnya sampel
Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat
ketepatan relatif adalah sebesar 10%, maka jumlah sampel yang diperoleh
dengan memakai rumus tersebut adalah sebanyak 380 penduduk Kota Medan
yang akan diteliti. Sampel telah dibagi merata sebanyak 19 penduduk pada
masing-masing kecamatan Kota Medan.
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik multistage
sampling.
4.4. Metode Pengumpulan Data
4.4.1. Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian. Pengumpulan
data dilakukan dengan pedoman kuesioner pada responden yang dilakukan
secara langsung oleh peneliti terhadap sampel penelitian.
4.4.2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dan Dinas Kesehatan Kota
Medan.
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
4.4.3. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita
susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji
dengan uji korelasi antara skor tiap-tiap item dengan skor total kuesioner
tersebut. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi product
moment yang rumusnya sebagai berikut:
{ }{ }2222 )()()()(
YYNXXNYXXYNR
=
X = Skor dan tes pertama (instrumen A)
Y = Skor dan tes kedua (instrumen B)
XY = Hasil kali skor X dengan Y untuk setiap responden
X2 = Kuadrat skor instrumen A
Y2 = Kuadrat skor instumen B
N = Tanda jumlah
4.4.4. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tepat
asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat ukur yang sama. Kuisioner yang telah selesai
disusun akan diuji reabilitasnya dengan menggunakan rumus Alpha, yaitu:
= 22
1)1( t
b
kkr
r = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
2b = jumlah varians butir
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
2b = varians total
4.5. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dari setiap sampel telah dimasukkan ke dalam komputer oleh
peneliti. Data yang diperoleh berupa karakteristik responden, penggunaan bebas
antibiotik dan pengetahuan tentang antibiotik telah dianalisis dengan
menggunakan program SPSS (Statistic Package Social Science) ) for Windows
17.0. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan uji statistik Chi
Square, dikatakan bermakna apabila p
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Kota Medan merupakan salah satu kota di provinsi Sumatera Utara yang terdiri
dari 21 kecamatan, yaitu: Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatam Medan
Johor, Kecamatan Medan Amplas, Kecamatan Medan Denai, Kecamatan Medan
Area, Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan
Polonia, Kecamatan Medan Baru, Kecamatan Medan Selayang, Kecamatan
Medan Sunggal, Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Petisah,
Kecamatan Medan Barat, Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan
Perjuangan, Kecamatan Medan Tembung, Kecamatan Medan Deli, Kecamatan
Medan Labuhan, Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Belawan.
Kota Medan memiliki luas wilayah sebesar 265,10 km dengan kepadatan
penduduk 7.858 jiwa/km. Pada tahun 2007, jumlah penduduk mencapai
2.083.156 jiwa dan mayoritas usia penduduk adalah golongan umur 20-24 tahun
(11,40%).
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
5.1 Karakteristik Individu Dalam penelitian ini diambil 380 responden yang terdiri dari 19 responden dari
setiap kecamatan di Kota Medan. Dari keseluruhan responden karakteristik yang
diamati adalah jenis kelamin, pendidikan dan penghasilan. Dari hasil perhitungan
frekuensi terlihat bahwa dari karakteristik jenis kelamin yang terbanyak adalah
wanita (64,2%), karakteristik pendidikan yang terbanyak adalah SMA (36,1%)
dan karakteristik penghasilan yang terbanyak adalah yang berpenghasilan
dibawah UMK ( 63,7%). Data lengkap bila didistribusikan berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
JK f % Pendidikan f % Penghasilan f %
P 136 35,8 SD 72 18,9 UMK 138 36,3 - - - SMA 137 36,1 - - - - - - Perguruan
Tinggi 123 32,4 - - -
Total 380 100 Total 380 100 Total 380 100
Tabel 5.2. Analisis Karakteristik Responden terhadap Penggunaan Antibiotik yang Diperoleh Secara Bebas
Penggunaan Antibiotik secara
Bebas
Total
P-Value Pernah Tidak
Pernah Jenis Kelamin
0,832 Pria 74 62 136
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
Wanita 130 114 244 Pendidikan SD 39 33 72 SMP 27 21 48 0,180 SMA 64 73 137 Perguruan Tinggi 74 49 123 Penghasilan
0, 845 UMK 75 63 138
Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara karakteristik
responden dengan penggunaan antibiotik yang diperoleh secara bebas
(P-value >0,05).
5.5. Pembahasan
Hubungan Karakteristik Responden dengan Penggunaan Antibiotik
yang Diperoleh Secara Bebas
Dari hasil analisis data dapat dilihat bahwa tidak adanya hubungan antara
karakterisitik masyarakat dengan penggunaan antibiotik yang diperoleh
secara bebas. Menurut hasil penelitian yang dilakukan di kalangan
masyarakat Abu Dhabi oleh Abasaeed et al (2009) dan Yordania oleh Al-
Azzam et al (2007) tidak ditemukan adanya hubungan antara karakteristik
jenis kelamin dengan penggunaan antibiotik yang diperoleh secara bebas
seperti halnya yang diperoleh dalam penelitian ini. Namun, menurut hasil
penelitian di kalangan masyarakat Yordania oleh Al-Azzam et al (2007)
ditemukan adanya hubungan antara karakteristik pendidikan dan penghasilan
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
dengan penggunaan antibiotik yang diperoleh secara bebas. Menurut asumsi
peneliti, kemungkinan hal ini disebabkan oleh sistem pendidikan,
perekonomian dan peraturan negara di Yordania berbeda dengan yang ada di
Indonesia. Selain itu, kemungkinan sampel yang diambil tidak cukup untuk
digeneralisasi dengan seluruh masyarakat Kota Medan.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian mengenai hubungan
antara karakteristik masyarakat dengan penggunaan antibiotik yang diperoleh
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
secara bebas di Kota Medan, tidak ditemukan adanya hubungan tersebut dengan
P-value >0,05.
6.2 Saran 6.2.1.Bagi Lahan Penelitian (Pemerintah Kota Medan)
Disarankan kepada pemerintah Kota Medan agar lebih memperhatikan
penerapan undang-undang perdagangan obat keras untuk mencegah
peningkatan resistensi kuman terhadap antibiotik.
6.2.2.Bagi Peneliti Lain
Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam
melakukan penelitian selanjutnya dan dapat diteliti lebih jauh dengan jumlah
sampel yang lebih besar atau diteliti hubungan karakteristik masyarakat dari
segi faktor-faktor lainnya dengan penggunaan antibiotik yang diperoleh
secara bebas di Kota Medan.
DAFTAR PUSTAKA
Abasaeed, A., Vlcek, J., Abuelkhair, M., Kubena, A., 2009. Self Medication with
Antibiotics by the Community of Abu Dhabi Emirate, United Arab Emirates.
JIDC, 3 (7): 491-497.
Al-Azzam, S.I., Al-Husein, B.A., Alzoubi, F., Masadeh, M.M., Al-Horani,
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
M.A.S., 2007. Self-Medication with Antibiotics in Jordanian Population.
IJOHMEH, 20 (4): 373-380.
Ballington, D.A., Laughlin, M.M., 2005. Antibiotics. In: Pharmacology of
Technicians. 2nd ed. Delhi, India: New Age International,
Chambers, H.F., 2004. Antibiotik Beta-Laktam dan Penghambat Sintesis Dinding
Sel Lainnya. In: Katzung, B.G., 8th ed. Farmakologi Dasar dan Klinik.
Jakarta: Salemba Empat, 3-33.
Dinkes Jateng, 2007. Undang-Undang Obat Keras, St. No. 419 tgl. 22 Desember
1949 Jakarta: Dinkes. Available from:
http://www.dinkesjatengprov.go.id/dinkes07/uuIUU-ObatKeras.pdf.
[Accessed 22 Desember 1949]
Mosby, 2006. Mosby s Pocket Dictionary of Medicine, Nursing and Health
Professions. 5th ed. Missouri, United States: Elsevier.
Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. 3nd ed. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S., 2005. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. In: Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta, 133-149.
Song, J., Jung, S., Kwan, S.K., Na, Y.K., Jun, S.S., Chang, H., et at., 2004. High
Prevalence of Antimicrobial Resistance among Clinical Streptococcus
pneumoniae Isolates in Asia. AAC, 48 (6): 2101-2107.
Volpato, D.E., Souza, B.V., Rosa, L.G.D., Melo, L.H., Daudt, C.A.S., Deboni, L.,
2005. Use ofAntibiotics without Medical Prescription. BJID, 9 (4).
World Health Organization. 2002. Antimicrobial Resistance.
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
I. Data Pribadi
Nama : Michelle Hendriani Djuang
Tempat/tgl lahir : Houston, Texas, USA / 10 Februari 1988
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. P.J.Nehru no. 8
Telepon : 061-4536578
II. Riwayat Pendidikanm
1994 2000 SD Perguruan Kristen Methodist Indonesia 3
2000 2003 SMP Perguruan Kristen Methodist Indonesia 3
2003 2006 SMA Perguruan Kristen Methodist Indonesia 2
2006 sekarang Fakultas Kedojteran Universitas Sumatera Utara
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
Lampiran 2
LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBYEK PENELITIAN
Salam sejahtera.
Saya Michelle Hendriani Djuang yang sedang menjalani pendidikan kedokteran di
Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul Hubungan
antara Karakteristik Masyarakat dengan Penggunaan Antibiotik yang Diperoleh secara
Bebas di Kalangan Masyarakat Kota Medan.
Dalam penelitian ini Anda akan mengisi identitas Anda (nama, umur, jenis kelamin,
agama, pendidikan, penghasilan). Selanjutnya Anda akan menjawab kuesioner yang
terdiri dari 9 pertanyaan sesuai dengan apa yang Anda ketahui mengenai penggunaan
antibiotik.
Partisipasi Anda dalam penelitian ini bersifat sukarela. Pada penelitian identitas Anda
disamarkan. Hanya dokter peneliti, anggota peneliti dan anggota komisi etik yang bias
melihat data Anda. Kerahasiaan data Anda akan dijamin sepenuhnya. Bila data Anda
dipublikasikan kerahasiaan tetap dijaga.
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
batuk/sakit tenggorokan
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN Hubungan antara Karakteristik Masyarakat dengan Penggunaan Antibiotik yang
Diperoleh secara Bebas di Kalangan Masyarakat di Kota Medan
I. Data Pribadi
Jenis kelamin : Pria / Wanita (Lingkari pilihan Anda)
Umur : tahun
Agama :
Pendidikan : SD / SMP / SMA / Perguruan Tinggi
Penghasilan :
II. Pertanyaan
Petunjuk: Untuk soal berupa pilihan berganda dengan pilihan a,b,c dan
seterusnya, pilihlah satu yang paling tepat menurut Anda. Untuk pilihan dengan
berbentuk kotak, Anda boleh memilih lebih dari satu dengan memberi tanda
1. Antibiotik adalah
A. obat untuk membunuh kuman
B. obat untuk membunuh virus
C. obat untuk menurunkan demam
2. Apakah alasan Anda untuk membeli antibiotik?
pilek/flu
sakit kepala
demam
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
untuk mencegah penyakit-penyakit menular seksual
dll, sebutkan:________________________
3. Penggunaan antibiotik dihentikan bila
gejala sudah hilang
obatnya sudah habis
dianjurkan oleh dokter untuk berhenti
4. Apakah Anda pernah membeli antibiotik tanpa menggunakan resep dokter?
A. Ya (lanjutkan ke pertanyaan no. 5)
B. Tidak (langsung ke pertanyaan no. 8)
5. Apakah alasan Anda untuk membeli antibiotik tanpa resep dokter?
proses pembelian lebih mudah
ingin menghemat biaya konsultasi dokter sehingga tidak memiliki resep
dokter
sudah tahu jenis antibiotik yang diperlukan
tidak tahu bahwa antibiotik seharusnya dibeli dengan resep dokter
6. Di manakah Anda biasanya memperoleh antibiotik tanpa resep dokter?
Apotek
Toko obat berizin
Warung
Rumah sakit
Pengecer obat
7. Apakah alasan Anda untuk membeli antibiotik secara bebas di tempat tersebut?
mudah dijangkau
proses pembelian lebih cepat
penjaga toko lebih ramah
harga antibiotik dijual lebih murah di tempat tersebut
sudah biasa berlangganan di tempat tersebut
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
8. Apakah Anda tahu bahwa antibiotik seharusnya HANYA dapat diperoleh
dengan resep dokter?
A.Ya
B. Tidak (lanjutkan ke pertanyaan ke 9)
9. Bagaimana pendapat Anda mengenai hal tersebut?
A. Bagus
B. Merepotkan
C. Tidak peduli
No
Lampiran 5
Master Data
Usia
JK
Agm
Pdk
Phsl
P1
P2
P3
P4
P5,1
P5,2
P5,3
P5,4
P6,1
P6,2
P6,3
P6,4
P6,5
P7,1
P7,2
P7,3
P7,4
P7,5
P8
P9
1 20-24
P Budh
SMA
UMK
B S B Tdk
Ya
3 40-44
W Budh
SMA
UMK
S S S Tdk
Ya
5 30-34
W Budh
PT
>UMK
S S S Ya
Tdk
Tdk
Ya
Tdk
Ya
Tdk
Tdk
Tdk
Tdk
Ya
Tdk
Tdk
Tdk
Tdk
Ya
-
Michelle Hendriani Djuang : Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Dengan Penggunaan Antibiotik Yang Diperoleh Secara Bebas Di Kota Medan, 2010.
6 20-24
W Budh
PT
>UMK
B S S Ya
Tdk
Tdk
Ya
Tdk
Ya
Tdk
Tdk
Tdk
Tdk
Ya
Tdk
Tdk
Tdk
Tdk
Ya
7 20-24
W Islam
SMA
>UMK
S S S Tdk
Ya
8 20-24
W Islam
SMP
UMK
B S S Tdk
Ya
10
25-29
W Budh
PT
>UMK
S B B Tdk
Ya
11
30-34
W Prot
PT
>UMK
B B S Tdk
Ya
12
16-19
W Prot
SMA