Download - HPK DR SUTOTO 2013 A
Dr.dr.Sutoto,MKes
HAK PASIEN DAN KELUARGA
Sutoto KARS 1
Curiculum vitae: DR.Dr.Sutoto.,M.Kes
JABATAN SEKARANG:
Ketua KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit ) Th 2011-2014
Ketua umum PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) Th 2009-2012/ 2012-2015
Dewan Pembina MKEK (Majelis Kehormatan Etika Kedokteran) IDI Pusat 2009-2012/2012-2015
Dewan Pembina AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia)
Anggota Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Kementerian Kesehatan R.I
Dewan Pengawas RS Mata Cicendo,Pusat Mata Nasional
PENDIDIKAN:
1. SI Fakultas Kedokteran Univ Diponegoro
2. SII Magister Manajemen RS Univ. Gajahmada
3. S III Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (Cumlaude)
PENGALAMAN KERJA
Staf Pengajar Pascasarjana MMR UGM, UMY, UHAMKA
Surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) sejak 1998
Kepala Puskesmas Purwojati, Banyumas, Jawa Tengah, tahun 1978-1979
Kepala Puskesmas Jatilawang, Banyumas,jawa Tengah., tahun 1979-1992
Direktur RSUD Banyumas Jawa Tengah 1992-2001
Direktur Utama RSUP Fatmawati Jakarta 2001 - 2005
Direktur Utama RS Kanker Dharmais Jakarta 2005-2010
Sesditjen/Plt Dirjen Bina Pelayanan Medis KEMENKES R.I( Feb-Sept 2010)
Sutoto KARS 2
Bab 2. HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
1. Hak pasien
2. Informed consent
3. Penelitian
4. Donasi organ
30 standar, 100 ELEMEN PENILAIAN
Sutoto KARS 3
HAK PASIEN DALAM UURS Bagian Keempat Hak Pasien Pasal 32 Setiap pasien mempunyai hak: 1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit; 2. memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban
pasien 3. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur,
dan tanpa diskriminasi 4. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu
sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional
Sutoto KARS 5
5. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi
6. mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
7. memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
Sutoto KARS 6
8. meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;
9. mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya;
10.mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan
Sutoto KARS 7
11.memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
12.didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
13. menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
14. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit
Sutoto KARS 8
15. mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
16. menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya;
17. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana
18. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sutoto KARS 9
11
Patient's Responsibilities / Tanggung Jawab Pasien
PASIEN W
1. memberikan informasi yg akurat dan lengkap ttg keluhan sakit sekarang,
riwayat medis yg lalu, hospitalisasi, medikasi/pengobatan dan hal-hal lain yg
berkaitan dgn kes pasien.
2. Mengikuti rencana pengobatan yg diadviskan oleh Dr termasuk instruksi
para perawat dan profesional kes yg lain sesuai perintah Dr
3. Memperlakukan staf RS dan pasien lain dgn bermartabat dan hormat serta
tidak melakukan tindakan yg akan mengganggu pekerjaan RS
4. Menghormati privasi orang lain dan barang milik RS
5. Tidak mbawa alkohol, obat2 yg tdk mendpt persetujuan/ senjata ke dlm RS
6. Menghormati bahwa RS adalah area bebas rokok
7. Mematuhi jam kunjungan dari RS
8. Meninggalkan barang berharga di rumah dan membawa hanya barang-
barang yg penting selama tinggal di RS
9. Memastikan bahwa kewajiban finansial atas asuhan pasien dipenuhi
sebagaimana kebijakan RS
10. Bertangg-jwb atas tindakan2nya sendiri bila mereka menolak pengobatan
atau advis Dr nya Sutoto KARS
GAMBARAN UMUM
Untuk meningkatkan hak pasien di RS :
1. mendefinisikan hak tersebut,
2. mendidik pasien dan staf tentang hak tersebut. Pasien diberitahu hak mereka dan bagaimana harus bersikap.
3. Staf dididik untuk mengerti dan menghormati kepercayaan dan nilai-nilai pasien dan memberikan pelayanan dengan penuh perhatian dan hormat sehingga menjaga martabat pasien.
3
Sutoto KARS 12
Elemen Penilaian HPK.1.
1. Para pemimpin rumah sakit bekerjasama untuk melindungi dan mengedepankan hak pasien dan keluarga.
2. Para pemimpin rumah sakit memahami hak pasien dan keluarga sesuai dengan undang-undang dan peraturan dan dalam hubungannya dengan komunitas yang dilayaninya (lihat juga TKP.6, EP 1).
3. Rumah sakit menghormati hak pasien, dan dalam beberapa situasi hak dari keluarganya, untuk mendapatkan hak istimewa dalam menentukan informasi apa saja yang berhubungan dengan pelayanan yang boleh disampaikan kepada keluarga atau pihak lain, dalam situasi tertentu.
4. Staf memahami kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hak pasien dan dapat menjelaskan tanggung jawab mereka dalam melindungi hak pasien.
5. Kebijakan dan prosedur mengarahkan dan mendukung hak pasien dan keluarga dalam pelayanan rumah sakit.
Standar HPK.1
RS bertangg-jwb utk memberikan proses yg mendukung
hak pasien dan keluarganya selama dalam yan.
Sutoto KARS 13
Regulasi RS :
Pedoman/panduan/Kebijakan tentang hak pasien dan keluarga yang mendukung dan melindungi hak pasien dan keluarga
Dokumen
Persetujuan pelepasan informasi apa saja yang berhubungan dengan pelayanan yang boleh diketahui keluarganya/ pihak lain (dapat menjadi bagian dari persetujuan umum/general consent)
Implementasi
1. Pemahaman pimpinan RS tentang hak pasien dan keluarga sesuai peraturan perundang-undangan
2. Pemahaman staf pelayanan atas hak pasien dan keluarga
Standar HPK.1
RS bertangg-jwb utk memberikan proses yg mendukung hak
pasien dan keluarganya selama dalam yan.
Sutoto KARS 14
CONTOH KALIMAT PERSETUJUAN PELEPASAN INFORMASI (HPK 1. EP3) Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent) Saya memahami informasi yang ada didalam diri Saya, termasuk
Diagnosis, hasil laboratorium dan hasil tes diagnostik yang akan di gunakan untuk perawatan medis, Rumah Sakit akan menjamin kerahasiaannya.
Saya memberi wewenang kepada RS untuk memberikan informasi tentang tentang diagnosis, hasil pelayanan dan pengobatan bila diperlukan untuk memproses klaim asuransi/ perusahaan dan atau lembaga pemerintah
Saya memberi wewenang kepada RS untuk memberikan informasi tentang diagnosis, hasil pelayanan dan pengobatan saya kepada anggota keluarga/teman saya yaitu:
__________________
__________________
__________________
Sutoto KARS 15
Standar HPK.1.1.1. Rumah sakit mempunyai proses untuk merespon terhadap permintaan pasien dan keluarganya untuk pelayanan rohani atau sejenisnya berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien. Elemen Penilaian HPK.1.1.
Terdapat proses untuk mengidentifikasi dan menghormati nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan bila mungkin, juga keluarganya (lihat juga PPK.3.1, EP 1 dan PP.7, EP 1) .
Staf mempraktekan proses tersebut dan memberikan pelayanan yang menghormati nilai-nilai dan kepercayaan pasien
Elemen Penilaian HPK 1.1.1.
Rumah sakit mempunyai proses untuk merespon permintaan yang bersifat rutin maupun kompleks yang berkenaan dengan agama atau dukungan spiritual.
Rumah sakit merespon permintaan untuk keperluan dukungan agama dan spiritual pasien
Sutoto KARS 16
Standar HPK.1.1.1. Rumah sakit mempunyai proses untuk berespon terhadap permintaan pasien dan keluarganya untuk pelayanan rohani atau sejenisnya berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien. Regulasi RS :
1. Panduan Pelayanan Kerohanian
2. SPO pelayanan kerohanian
3. Formulir permintaan pelayanan kerohanian
PROSES
1. Proses identifikasi yang menyangkut juga agama dan kepercayaan pasien
2. Proses staf pelayanan menyediakan pelayanan kerohanian sesuai permintaan pasien atau keluarga
3. Bukti bahwa RS telah memberikan pelayanan kerohanian (keagamaan atau spiritual)
Sutoto KARS 17
Contoh : KEBIJAKAN PELAYANAN KEROHANIAN
Pelayanan rohani dan bimbingan kerohanian harus sesuai dengan agama/kepercayaan pasien
Rumah sakit merespon dan memfasilitasi kebutuhan kerohanian pasien
Bimbingan kerohanian pasien harus dilakukan sesuai dengan agama/kepercayaan pasien
Sebelum memberikan bimbingan keagamaan harus melakukan identifikasi agama/kepercayaan pasien
Seluruh staf yang memberikan pelayanan pasien harus meahami dan menjalankan kebijakan ini
Sutoto KARS 18
Elemen Penilaian HPK.1.2.
1. Staf mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi selama pelayanan dan pengobatan.
2. Keinginan pasien untuk privasi dihormati pada setiap wawancara klinis, pemeriksaan, prosedur/pengobatan dan transportasi.
Pelayanan me Standar HPK.1.2.
Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasiennghormati
kebutuhan privasi pasien.
1. Prosedur dan formulir keinginan privasi pasien
2. Pelaksaan yang memperhatikan privasi pasien dlm anamnesis, pemeriksaan fisik, pemberian terapi dan transportasi
Sutoto KARS 19
KEINGINAN PRIVASI Saya mengijinkan/ tidak mengijinkan (coret
salah satu) Rumah Sakit memberi akses bagi: Keluarga dan handai taulan serta orang orang yang akan menengok/menemui saya. (sebutkan nama/profesi bila ada permintaan khusus): ………
Saya menginginkan/tidak menginginkan privasi khusus (coret salah satu). Sebutkan bila ada permintaan privasi khusus :……
CONTOH KALIMAT IDENTIFIKASI PRIVASI Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent)
Sutoto KARS 20
Standar HPK.1.3. Rumah sakit mengambil langkah untuk melindungi barang milik pasien dari pencurian atau kehilangan
Elemen Penilaian HPK.1.3.
1. Rumah sakit telah menentukan tingkat tanggung jawabnya terhadap barang milik pasien.
2. Pasien memperoleh informasi tentang tanggung jawab rumah sakit dalam melindungi barang milik pribadi.
3. Barang milik pasien dilindungi apabila rumah sakit mengambil alih tanggung jawab atau apabila pasien tidak dapat melaksanakan tanggung jawabnya
1. Proses mengkomunikasikan tanggung jawab dan mengambil tanggung jawab milik pasien emergensi, pasien bedah rawat sehari, pasien rawat inap dan pasien yang tidak mampu mengamankan barang miliknya dan mereka yang tidak mampu membuat keputusan mengenai barang pribadinya
2. Proses mencatat nilai barang tersebut dan memastikan barang tersebut tidak akan hilang atau dicuri.
Sutoto KARS 21
Regulasi RS tentang tanggung jawab terhadap barang milik pasien.
SPO dan formulir penyimpanan
Proses Penyampaian informasi tentang tanggung jawab RS terhadap barang milik pasien
Proses perlindungan barang milik pasien pada saat pasien tidak mampu bertanggung jawab atas barang miliknya
Standar HPK.1.3. Rumah sakit mengambil langkah untuk melindungi barang milik pasien dari pencurian atau kehilangan
Sutoto KARS 22
PEMBERIAN PERLINDUNGAN DAN PENGAMBIL ALIHAN TG JAWAB KEPADA PASIEN:
1. Pasien emergensi
2. Pasien bedah rawat sehari
3. Pasien rawat inap
4. Pasien yang tidak mampu mengamankan barang miliknya
5. Mereka yang tidak mampu membuat keputusan mengenai barang pribadinya
Sutoto KARS 23
CONTOH PERNYATAAN DALAM GENERAL CONSENT…..
BARANG BERHARGA MILIK PRIBADI
Saya telah memahami bahwa rumahsakit tidak
bertanggung jawab atas semua kehilangan barang-
barangmilik saya dan saya secara pribadi bertanggung
jawab atas barang-barang berharga yang saya miliki
termasuk namun tidak terbatas pada uang, perhiasan,
buku cek, kartu kredit, handphone atau barang lainnya.
Dan apabila saya membutuhkan maka saya dapat
menitipkan barang barang saya kepada rumah sakit
Saya juga mengerti bahwa saya harus memberitahu/
menitipkan pada RS jika saya memiliki gigi palsu,
kacamata, lensa kontak, prosthetics atau barang lainnya
yang saya butuhkan untuk diamankan
AT
Sutoto KARS 24
Standar HPK.1.4 Pasien dilindungi dari kekerasan fisik
Elemen Penilaian HPK.1.4
1. Rumah sakit mempunyai proses untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik
2. Bayi, anak-anak, manula dan lainnya yang kurangi / tidak mampu melindungi dirinya sendiri menjadi perhatian dalam proses ini.
3. lndividu yang tidak memiliki identitas diperiksa
4. Lokasi terpencil atau terisolasi di monitor
Sutoto KARS 25
Standar HPK.1.4 Pasien dilindungi dari kekerasan fisik
Regulasi RS :
1. Kebijakan/Panduan/SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik
Dokumen implementasi :
1. Daftar pengunjung RS Diluar jam kunjungan
Proses
Cara RS untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik
Cara RS untuk melindungi terutama bayi, anak, manula dan pasien yang tidak mampu melindungi dirinya sendiri
Penggunaan identitas pengunjung RS dan mekanisme pengawasannya
Pengawasan terhadap lokasi pelayanan yang terpencil atau terisolasi
Sutoto KARS 26
Standar HPK.1.5 Anak-anak, individu yang cacat, manula dan lainnya yang berisiko mendapatkan perlindungan yang layak.
Elemen Penilaian HPK.1.5
1. Rumah sakit mengidentifikasi kelompok yang berisiko (lihat juga PP.3.1 s/d PP.3.9).
2. Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan kelompok lain di identifikasi rumah sakit untuk dilindungi (lihat juga PP.3.8).
3. Staf memahami tanggung jawab mereka dalam proses perlindungan.
Regulasi RS : 1. Panduan pelindungan terhadap kekerasan fisik unt kelompok berisiko 2. SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik
Dokumen implementasi : 1. Daftar kelompok yang berisiko
Proses
• Identifikasi RS terhadap kelompok yang berisiko
• Kelompok yang dilindungi RS meliputi anak-anak, individu yang cacat, lansia dan
kelompok lainnya
• Pemahaman dan Tanggung jawab staf dalam memberikan perlindungan Sutoto KARS 27
Standar HPK.1.6 lnformasi tentang pasien adalah rahasia
Elemen Penilaian HPK.1.6
1. Pasien diinformasikan tentang kerahasiaan informasi dan tentang pembukaan dan kerahasiaan informasi mengenai pasien dalam undang-undang dan peraturan
2. Pasien diminta persetujuannya untuk membuka informasi yang tidak tercakup dalam undang-undang dan peraturan.
3. Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan pasien.
Regulasi RS : 1. Regulasi tentang perlindungan terhadap kerahasian informasi pasien
Proses 1. Penjelasan ke pasien tentang rahasia kedokteran dan proses untuk membuka
rahasia kedokteran sesuai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan 2. Permintaan persetujuan pasien untuk membuka informasi yang bukan
merupakan rahasia kedokteran 3. Upaya RS untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien
Sutoto KARS 28
UU No 29 tahun 2004: pembukaan informasi yang tidak memerlukan persetujuan pasien pada
keadaan-keadaan:
a) Untuk kepentingan kesehatan pasien
b) Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, misalnya dalam bentuk visum et repertum
c) Atas permintaan pasien sendiri
d) Berdasarkan ketentuan undang-undang, misalnya UU Wabah dan UU Karantina
Sutoto KARS 29
CONTOH PELEPASAN INFORMASI UNTUK PESERTA ASURANSI
Saya memberi kuasa dan meminta RS memberikan kepada pembayar asuransi, atau apapun yng telah diidentifikasi sebagai bertanggung jawab atas pembayaran untuk rawat inap atau kunjungan rawat jalan, setiap informasi yang diperlukan untuk menentukan apakah masuk awal saya, rawat inap, atau perawatan lainnya secara medis diperlukan, atau yang diperlukan untuk memproses pembayaran tagihan saya, dan secara khusus termasuk rilis informasi untuk keperluan penagihan.Otorisasi ini meluas ke organisasi bertindak atas nama atau di tempat perusahaan asuransi. Saya mengerti bahwa informasi yang dirilis mungkin termasuk seluruh catatan medis saya termasuk referensi untuk laboratorium dan lainnya tes hasil termasuk namun tidak terbatas pada ketergantungan alkohol dan atau obat, hepatitis, HIV/AIDS , perawatan dan pengobatan psikatri dan lainnya
Sutoto KARS 30
Standar HPK.2 Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pelayanan.
Elemen Penilaian HPK.2
1. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung dan mendorong keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses pelayanan (lihat juga APK.2, EP 4; APK.3.5, EP 1; PP.7.1, EP 5; PPK.2, EP 5; PPK.5, EP 2; HPK.2 dan APK.3, EP 3)
2. Kebijakan dan prosedur tentang hak pasien bertujuan untuk tidak menimbulkan rasa takut untuk mencari second opinion dan kompromi dalam pelayanan mereka baik didalam maupun diluar rumah sakit
3. Staf diberikan pelatihan dalam pelaksanaan kebijakan dan prosedur serta peran mereka dalam mendukung partisipasi pasien dan keluarganya dalam proses asuhan.
Sutoto KARS 31
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPOkomunikasi efektif untuk mendorong keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses pelayanan
Kebijakan/Panduan/SPO cara memperoleh second opinion di dalam atau di luar RS
Bukti Pr0ses :
Bukti pelaksanaan pelatihan
Sertifikasi pelatihan staf tentang komunikasi pemberian informasi dan edukasi yang efektif
Standar HPK.2 Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pelayanan.
Sutoto KARS 32
Wawancara DPJP/staf keperawatan
Cara yang dilakukan untuk dapat mendorong keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses pelayanan
Cara yang dilakukan agar pasien dan keluarganya tidak ragu untuk mendapatkan second opinion, serta kompromi dalam pelayanan, baik di dalam maupun di luar rumah sakit
Pelatihan/sosialisasi yang dilaksanakan agar staf RS mampu mendukung partisipasi pasien dan keluarganya dalam proses asuhan
Sutoto KARS 33
PENTINGNYA SECOND OPINION
Kesalahan diagnosis dan penatalaksaan pengobatan dokter sering terjadi di belahan dunia manapun, termasuk di Indonesia
Perbedaan pendapat para dokter dalam mengobati penderita adalah hal yang biasa terjadi, dan hal ini mungkin tidak menjadi masalah serius bila tidak menimbulkan konsekuensi yang berbahaya dan merugikan bagi penderita
Second opinion dianjurkan bila menyangkut ancaman nyawa, kerugian biaya atau dampak finansial yang besar
Sutoto KARS 34
KEPUTUSAN DOKTER DIBAWAH INI DAPAT DIMINTAKAN SECOND OPINION:
Tindakan operasi: appendictomi, tonsilektomi, caesar,dll
Pemberian obat jangka panjang (>2 mg), misalnya pemberian obat TBC jangka panjang, antibiotika jangka panjang dll
Mengadviskan pemberian obat yang sangat mahal : obat, antibiotika, susu mahal. imunisasi yang sangat mahal
Kebiasaan dokter memberikan terlalu sering antibiotika berlebihan pada kasus yang tidak seharusnya diberikan : seperti infeksi saluran napas, diare, muntah, demam virus, dan sebagainya. Biasanya dokter memberikan diagnosis infeksi virus tetapi selalu diberi antibiotika.
Mengadviskan pemeriksaan laboratorium dengan biaya sangat besar
Diagnosis dokter yang meragukan : biasanya dokter tersebut menggunakan istilah “gejala” seperti gejala tifus, gejala ADHD, gejala demam berdarah, gejala usus buntu. Atau diagnosis autis ringan, ADHD ringan dan gangguan perilaku lainnya.
Pemeriksaan dan pengobatan yang tidak direkomendasikan oleh institusi kesehatan nasional atau internasional : seperti pengobatan dan terapi bioresonansi, dll
Sutoto KARS 35
Elemen Penilaian HPK.2.1
1. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan mereka akan dijelaskan tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, bila perlu (lihat juga AP.4.1, EP 2 dan PPK.2 EP 6).
2. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan mereka akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatannya (lihat juga AP.4.1, EP 3 dan APK.2, EP 4).
3. Pasien dan keluarganya memahami kapan persetujuan akan diminta dan proses bagaimana cara memberikannya (lihat juga PPK.2, EP 4).
4. Pasien dan keluarganya memahami hak mereka untuk berpartisipasi dalam keputusan pelayanannya, bila mereka menghendakinya (Lihat juga HPK.2, EP 1; AP.4.1, EP 3; PP.7.1, EP 5; APK.3, EP 3 dan PPK.2, EP 7).
Standar HPK.2.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang
dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang
kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana mereka akan dijelaskan tentang
rencana pelayanan dan pengobatan dan bagaimana mereka dapat
berpartisipasi dalam keputusan pelayanan, bila mereka memintanya
Sutoto KARS 36
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam pelayanan
Kebijakan/Panduan/SPO tentang panduan persetujuan tindakan kedokteran
Dokumen:
Formulir pemberian edukasi
Formulir persetujuan / penolakan tindakan kedokteran
Standar HPK.2.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang dapat
dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang kondisi medis dan
diagnosis pasti, bagaimana mereka akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan
pengobatan dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam keputusan pelayanan, bila
mereka memintanya
Sutoto KARS 37
Elemen Penilaian HPK.2.1.1
1. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana mereka akan diberitahu dan siapa yang akan memberitahu mereka tentang hasil dari pelayanan dan pengobatan (lihat juga PP.2.4, EP 1)
2. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana mereka akan diberitahu dan siapa yang akan memberitahu mereka tentang hasil yang tidak diantisipasi dari pelayanan dan pengobatan (lihat juga PP.2.4, EP 2).
Standar HPK.2.1.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang
bagaimana mereka akan dijelaskan tentang hasil pelayanan dan
pengobatan, termasuk hasil yang tidak diharapkan dan siapa
yang akan memberitahukan
Sutoto KARS 39
Standar HPK.2.1.1
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam pelayanan
Dokumen:
Materi penjelasan
Formulir pemberian penjelasan/edukasi
Materi wawancara
Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui siapa yang menjelaskan tentang hasil pelayanan dan pengobatan
Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui siapa yang menjelaskan tentang hasil pelayanan dan pengobatan yang tidak terduga
Sutoto KARS 40
Standar HPK.2.2 Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang hak dan tanggung jawab mereka yang berhubungan dengan penolakan atau tidak melanjutkan pengobatan
Elemen Penilaian HPK.2.2.
1. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang hak mereka untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan (lihat juga APK.3.5, EP 2).
2. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang konsekuensi dari keputusan mereka (lihat juga APK.3.5, EP 2).
3. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang tanggung jawab mereka berkaitan dengan keputusan tersebut.
4. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.
Sutoto KARS 41
Standar HPK.2.2 Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam pelayanan
Dokumen:
Formulir penolakan pengobatan
MATERI WAWANCARA:
1. Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui tentang hak mereka untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan
2. Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui tentang konsekuensi dari keputusan mereka
3. Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui tentang tanggung jawab mereka terkait dengan keputusan tersebut
4. Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan
Sutoto KARS 42
Standar HPK.2.3 Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien menolak pelayanan resusitasi atau menolak atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar
1. Rumah sakit telah menetapkan posisinya pada saat pasien menolak
pelayanan resusitasi dan membatalkan atau mundur dari
pengobatan bantuan hidup dasar.
2. Posisi rumah sakit sesuai dengan norma agama dan budaya
masyarakat, persyaratan hukum dan peraturan.
Regulasi RS : • Panduan penolakan resusitasi (DNR) • SPO penolakan resusitasi • Formulir penolakan resusitasi
Sutoto KARS 43
Dr Lauren Jodi Van Scoy
DNR tidak berarti tidak mengobati atau tidak peduli. DNR hanya berarti tidak melakukan resusitasi dengan memberikan CPR, electric shock atau obat untuk restart jantung. Jika situasi memburuk, ada peran dalam situasi tertentu untuk membiarkan kerusakan alami dari tubuh terjadi, “
“DNR does not mean do not treat and it does not mean do not care. It just means do not resuscitate by giving CPR, electric shocks or medications to restart the heart. If things go badly, there is a role in certain situations for letting the natural breakdown of the body occur,"
DNR tidak mempengaruhi pengobatan ,pasien dengan DNR dapat terus mendapatkan kemoterapi, antibiotik, dialisis, atau perawatan lain yang sesuai.
Sutoto KARS 44
Sutoto KARS 45
1. Rumah sakit menghormati dan mendukung hak pasien dengan cara
asesmen manajemen nyeri yang sesuai (lihat juga PP.7.1, EP 1).
2. Staf rumah sakit memahami pengaruh pribadi, budaya dan sosial
pada hak pasien untuk melaporkan rasa nyeri, serta pemeriksaan
dan pengelolaan nyeri secara akurat.
Standar HPK.2.4 Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen yang sesuai manajemen nyeri yang tepat
Regulasi RS : 1. Panduan manajemen nyeri 2. SPO asesmen nyeri 3. SPO pelayanan kedokteran tentang manajemen nyeri
Sutoto KARS 46
Manajemen Nyeri Pasien memiliki hak untuk:
1. Informasi dan jawaban atas pertanyaan Anda tentang rasa sakit dan nyeri
2. Meminta staf peduli dan menangani keluhan Anda dengan serius
3. Mendapat respon cepat ketika pasien melaporkan nyeri Perlakuan nyeri terbaik yg tersedia.
4. Mendapat jasa dr Spesialis yg dapat mengatasi nyeri jika diperlukan
Sutoto KARS 47
TG-JAWAB PASIEN DALAM MANAJEMEN NYERI
Untuk berbicara dengan dokter atau perawat tentang:
Apa yang diharapkan
Berbagai jenis pilihan nyeri
Rencana penanganan nyeri untuk setiap rasa sakit yang tidak akan hilang
Untuk meminta untuk menghilangkan rasa sakit segera setelah nyeri dimulai
Untuk membantu dokter dan perawat mengukur rasa sakit Anda.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: • Di mana rasa sakit itu berada? • Apakah rasa sakit itu datang dan pergi atau itu terus menerus? • Apakah Anda menggambarkan rasa sakit sebagai tajam, tumpul, sakit, • Berdenyut, ditusuk jarum, dll? • Apa yang membuat rasa sakit lebih baik? • Apa yang membuat rasa sakit lebih buruk? • Apakah rasa sakit itu menghentikan Anda dari melakukan hal-hal
tertentu seperti Sutoto KARS 48
Sutoto KARS 49
Asesmen nyeri
Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale
Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya.
Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 – 10.
0 = tidak nyeri
1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)3
Sutoto KARS 50
Wong Baker FACES Pain Scale
Indikasi: Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, gunakan asesmen
Instruksi: pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar mana yang paling sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga lokasi dan durasi nyeri 0 - 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali 2 – 3 = sedikit nyeri 4 – 5 = cukup nyeri 6 – 7 = lumayan nyeri 8 – 9 = sangat nyeri 10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)
Sutoto KARS 51
52
Kategori Skor Tanggal / waktu
Kewaspadaan 1 – tidur pulas / nyenyak
2 – tidur kurang nyenyak
3 – gelisah
4 – sadar sepenuhnya dan waspada
5 – hiper alert
Ketenangan 1 – tenang
2 – agak cemas
3 – cemas
4 – sangat cemas
5 – panik
Distress
pernapasan
1 – tidak ada respirasi spontan dan tidak ada batuk
2 – respirasi spontan dengan sedikit / tidak ada
respons terhadap ventilasi
3 – kadang-kadang batuk atau terdapat tahanan
terhadap ventilasi
4 – sering batuk, terdapat tahanan / perlawanan
terhadap ventilator
5 – melawan secara aktif terhadap ventilator, batuk
terus-menerus / tersedak
COMFORT SCALE
Sutoto KARS
53
Menangis 1 – bernapas dengan tenang, tidak menangis
2 – terisak-isak
3 – meraung
4 – menangis
5 – berteriak
Pergerakan 1 – tidak ada pergerakan
2 – kedang-kadang bergerak perlahan
3 – sering bergerak perlahan
4 – pergerakan aktif / gelisah
5 – pergrakan aktif termasuk badan dan kepala
Tonus otot 1 – otot relaks sepenuhnya, tidak ada tonus otot
2 – penurunan tonus otot
3 – tonus otot normal
4 – peningkatan tonus otot dan fleksi jari tangan
dan kaki
5 – kekakuan otot ekstrim dan fleksi jari tangan
dan kaki
Sutoto KARS
54
Tegangan
wajah
1 – otot wajah relaks sepenuhnya
2 – tonus otot wajah normal, tidak terlihat
tegangan otot wajah yang nyata
3 – tegangan beberapa otot wajah terlihat nyata
4 – tegangan hampir di seluruh otot waj ah
5 – seluruh otot wajah tegang, meringis
Tekanan
darah basal
1 – tekanan darah di bawah batas normal
2 – tekanan darah berada di batas normal secara
konsisten
3 – peningkatan tekanan darah sesekali ≥15% di
atas batas normal (1-3 kali dalam observasi
selama 2 menit)
4 – seringnya peningkatan tekanan darah ≥15%
di atas batas normal (>3 kali dalam observasi
selama 2 menit)
5 – peningkatan tekanan darah terus-menerus
≥15%
Denyut
jantung
basal
1 – denyut jantung di bawah batas normal
2 – denyut jantung berada di batas normal secara
konsisten
3 – peningkatan denyut jantung sesekali ≥15% di
atas batas normal (1-3 kali dalam observasi
selama 2 menit)
4 – seringnya peningkatan denyut jantung ≥15%
di atas batas normal (>3 kali dalam observasi
selama 2 menit)
5 – peningkatan denyut jantung terus-menerus
≥15%
Skor total
Sutoto KARS
WHO HAS DEVELOPED A THREE-STEP "LADDER" FOR CANCER PAIN RELIEF.
Non Opioid
+/- Adjuvant
• Opioid for moderate to severe pain
• +/- Non Opioid • +/- Adjuvant
• Opioid for mild to moderate pain
• =/- Non opioid • +/- Adjuvant
Sutoto KARS 55
PENYAKIT YANG MENYERTAI NYERI
•Arthritis •Bursitis •Tendonitis •Cancer •Carpal and tarsal tunnel syndrome •Herniated discs •Low back pain •Arthritis •Back Pain •Knee Pain •Lupus
•Migraine headaches •Post traumatic pain •Raynaud’s Syndrome •Reflex sympathetic dystrophy •Complex regional pain syndromes •Shingles •Strains/sprains of the neck, chest or back •Migrain •Kanker •Alergi dan Asma
Sutoto KARS 56
INTERVENSI NYERI
Obat : Non Opioid,Adjuvant, Opioid
Suntikan anestesi lokal
Blok saraf
Terapi fisik dan air: whirlpool, USG, dan pijat otot
Stimulasi Listrik : stimulasi listrik transkutan (TENS)
Akupunktur
Terapi Psikologis
Teknik relaksasi
Bedah Sutoto KARS 58
Elemen Penilaian HPK.2.5.
1. Rumah sakit mengetahui bahwa pasien yang menghadapi
kematian mempunyai kebutuhan yang unik.
2. Staf rumah sakit menghargai hak pasien yang sedang menghadapai
kematian, memiliki kebutuhan yang unik dan dinyatakan dalam
proses asuhan.
Standar HPK.2.5. END OF LIFE Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapat pelayanan yang menghargai dan penuh kasih sayang pada akhir kehidupannya
Regulasi RS : 1. Panduan pelayanan pasien tahap terminal 2. SPO pelayanan pasien tahap terminal
Bukti dokmentasi 1. Dokumentasi pelayanan dalam rekam medis
Sutoto KARS 59
H. Pengelolaan Akhir Kehidupan 1. Pengelolaan akhir kehidupan meliputi penghentian
bantuan hidup (withdrawing life support) dan penundaan bantuan hidup (withholding life support).
2. Keputusan withdrawing/withholding dilakukan pada pasien yang dirawat di ruang rawat intensif (ICU dan HCU). Keputusan penghentian atau penundaan bantuan hidup adalah keputusan medis dan etis.
3. Keputusan untuk penghentian atau penundaan bantuan hidup dilakukan oleh 3 (tiga) dokter yaitu dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain yang memiliki kompetensi dan 2 (dua) orang dokter lain yang ditunjuk oleh komite medis rumah sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/Menkes/Per/Iii/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi Dan
Terapi Intensif Di Rumah Sakit Sutoto KARS 60
4. Prosedur pemberian atau penghentian bantuan hidup ditetapkan berdasarkan klasifikasi setiap pasien di ICU atau HCU, yaitu:
a. Bantuan total dilakukan pada pasien sakit atau cedera kritis yang diharapkan tetap dapat hidup tanpa kegagalan otak berat yang menetap. Walaupun sistem organ vital juga terpengaruh, tetapi kerusakannya masih reversibel. Semua usaha yang memungkinkan harus dilakukan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas.
b. Semua bantuan kecuali RJP (DNAR = Do Not Attempt Resuscitation), dilakukan pada pasien-pasien dengan fungsi otak yang tetap ada atau dengan harapan pemulihan otak, tetapi mengalami kegagalan jantung, paru atau organ yang lain, atau dalam tingkat akhir penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/Menkes/Per/Iii/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi Dan
Terapi Intensif Di Rumah Sakit Sutoto KARS 61
c. Tidak dilakukan tindakan-tindakan luar biasa, pada pasien-pasien yang jika diterapi hanya memperlambat waktu kematian dan bukan memperpanjang kehidupan. Untuk pasien ini dapat dilakukan penghentian atau penundaan bantuan hidup. Pasien yang masih sadar tapi tanpa harapan, hanya dilakukan tindakan terapeutik/paliatif agar pasien merasa nyaman dan bebas nyeri.
d. Semua bantuan hidup dihentikan pada pasien dengan kerusakan fungsi batang otak yang ireversibel. Setelah kriteria Mati Batang Otak (MBO) yang ada terpenuhi, pasien ditentukan meninggal dan disertifikasi MBO serta semua terapi dihentikan. Jika dipertimbangkan donasi organ, bantuan jantung paru pasien diteruskan sampai organ yang diperlukan telah diambil. Keputusan penentuan MBO dilakukan oleh 3 (tiga) dokter yaitu dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain yang memiliki kompetensi, dokter spesialis saraf dan 1 (satu) dokter lain yang ditunjuk oleh komite medis rumah sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/Menkes/Per/Iii/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi Dan
Terapi Intensif Di Rumah Sakit Sutoto KARS 62
Standar HPK.3 . KOMPLAIN Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keuarganya mengenai proses menerima dan bertindak terhadap keluhan, konflik dan perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien dan hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini
Elemen Penilaian HPK.3
1. Pasien diberitahu tentang proses menyampaikan keluhan, konflik
atau perbedaan pendapat.
2. Keluhan, konflik dan perbedaan pendapat diselidiki rumah sakit
3. Keluhan, konflik, dan perbedaan pendapat yang timbul dalam
proses pelayanan ditelaah rumah sakit
4. Pasien dan bila perlu keluarga ikut serta dalam proses penyelesaian
5. Kebijakan dan prosedur mendukung konsistensi pelayanan.
Sutoto KARS 65
Regulasi RS :
Panduan dan SPO penyelesaian komplain, keluhan, konflik atau perbedaan pendapat pasien dan keluarga
Dokumen implementasi :
Bukti penjelasan dan catatan komplain
Bukti penanganannya dan Laporan penyelesaian komplain
Proses :
1. Proses penyampaian informasi bila pasien akan komplain, keluhan, konflik atau perbedaan pendapat
2. Proses investigasi/.penelitian bila komplain
3. Proses analisis terhadap hasil investigasi/penelitian komplain
4. Keterlibatan pasien/keluarga dalam penyelesaian komplain
5. Bagaiman seluruh proses tersebut tidak mempengaruhi konsistensi pelayanan
Standar HPK.3
Sutoto KARS 66
Standar HPK.4 Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan melindungi hak pasien
Elemen Penilaian HPK.4
1. Staf memahami peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan
kepercayaan pasien maupun keluarganya serta bagaimana nilai dan
kepercayaan tersebut dihormati di dalam proses asuhan.
2. Staff memahami peran mereka dalam melindungi hak pasien dan keluarga.
Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang identifikasi nilai-nilai dan
kepercayaan pasien dalam pelayanan
Proses
Pelaksanaan identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien/keluarga
dan penerapannya dalam pelayanan
Bagaimana peran staf dalam melindungi hak pasien dan keluarga
Sutoto KARS 67
Elemen Penilaian HPK.5
1. Informasi secara tertulis tentang hak dan tanggung
jawab pasien diberikan kepada setiap pasien .
2. Pernyataan tentang hak dan tanggung jawab pasien
juga ditempel atau bisa diperoleh dari staf rumah sakit
pada setiap saat.
3. Rumah sakit mempunyai prosedur untuk menjelaskan
kepada pasien tentang hak dan tanggung jawabnya bila
komunikasi secara tertulis tidak efektif dan tidak sesuai.
Standar HPK.5. PENJELASAN HPK Setiap pasien dijelaskan mengenai hak mereka dengan cara dan bahasa yang dapat mereka pahami.
Sutoto KARS 68
Standar HPK.5 Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian informasi hak dan tanggung jawab pasien
Leaflet hak dan tanggung jawab pasien
Proses
Pelaksanaan pemberian informasi tertulis
tentang hak dan tanggung jawab pasien
sesuai dg bahasa yg dipahami pasien
Sutoto KARS 69
STANDAR HPK.6 . INFORMED CONSENT Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien
Elemen Penilaian HPK.6
1. Rurnah sakit telah menjabarkan dengan jelas proses informed consent
dalam kebijakan dan prosedur.
2. Staf yang ditunjuk dilatih untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur
tersebut.
3. Pasien memberikan informed consent sesuai dengan kebijakan dan
prosedur.
Sutoto KARS 70
Acuan:
UU 29/2004 tentang Praktik Kedokteran
UU 44/2009 tentang Rumah Sakit
PMK 290/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran, KKI, 2006
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO persetujuan tindakan kedokteran
Daftar tindakan yang memerlukan persetujuan tertulis
Dokumen informed consent
Formulir persetujuan/ penolakan
Proses
Proses pasien atau keluarga menyetujui atau menolak tindakan kedokteran
Standar HPK.6
Sutoto KARS 71
PEMBERI INFORMASI:
Tg jawab dokter yg merawat/pemeriksaan/operator memastikan bahwa persetujuan tersebut diperoleh secara
benar dan layak
Dokter memang dapat mendelegasikan proses pemberian informasi dan penerimaan persetujuan tg-jawab tetap berada pada dokter pemberi delegasi unt memastikan bahwa persetujuan diperoleh secara benar dan layak
Sutoto KARS 72
PEMBERI PERSETUJUAN Persetujuan diberikan oleh individu yang kompeten.
Usia 18 tahun atau > atau telah pernah menikah.
Anak-anak usia 16 tahun dan > 18 tahun dapat membuat persetujuan tindakan kedokteran tertentu yang tidak berisiko tinggi
Landasan hukum :
Berdasarkan KUHP umur >= 21 th atau telah menikah dianggap sebagai orang dewasa
Berdasarkan UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak > = 18 tahun dianggap sudah bukan anak-anak.
Sutoto KARS 73
DIANGGAP KOMPETEN APABILA
Mampu memahami informasi yang telah diberikan kepadanya dengan cara yang jelas, menggunakan bahasa yang sederhana dan tanpa istilah yang terlalu teknis
Mampu mempercayai informasi yang telah diberikan
Mampu mempertahankan pemahaman informasi tersebut untuk waktu yang cukup lama dan mampu menganalisisnya dan menggunakannya untuk membuat keputusan secara bebas
Sutoto KARS 74
ORANG YANG DIANGGAP MEMILIKI TANGGUNG JAWAB ORANGTUA:
1. Orang tua si anak, bila si anak lahir sebagai anak dari pasangan suami isteri yang sah.
2. Ibu si anak, bila si anak lahir dari pasangan yang tidak sah hubungan perdata dg si ibu.
3. Wali: orang tua angkat, atau Lembaga Pengasuh yang sah berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Perlindungan Anak.
4. Orang yang secara adat/budaya dianggap sebagai wali si anak, dalam hal tidak terdapat yang memenuhi a, b dan c.
5. Dokter tidak dibebani kewajiban untuk membuktikan hal-hal di atas, bila ragu ragu maka dokter dapat meminta keterangan kepada pihak-pihak yang berwenang
Sutoto KARS 75
Pemberian Informasi Kepada Pasien Pasal 45 UU Praktik Kedokteran batasan
minimal informasi yang diberikan kepada pasien:
a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b. Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c. Alternatif tindakan lain dan risikonya
d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
Sutoto KARS 76
Sutoto KARS 82
Sutoto KARS 83
Standar HPK.6.1. PENJELASAN PENYAKIT, PENGOBATAN DAN PEMBERI PELAYANAN Pasien dan keluarganya menerima penjelasan yang memadai tentang penyakit, saran pengobatan, dan para pemberi pelayanan, sehingga mereka dapat membuat keputusan tentang pelayanan.
Elemen Penilaian HPK.6.1
1. Pasien diberikan penjelasan dan rencana pengobatannya dari elemen a s/d h
2. Pasien mengenal identitas para dokter dan praktisi yang lain yang bertanggung jawab melayani mereka. (lihat juga APK.2.1, EP 1)
3. Ada proses untuk menanggapi permintaan tambahan informasi dari pasien tentang tanggung jawab praktisi untuk pelayanannya.
Sutoto KARS 84
Penjelasan Tentang Penyakit Pasien
1. Kondisi pasien
2. Usulan pengobatan
3. Nama individu yang memberikan pengobatan
4. Potensi manfaat dan kekurangannya
5. Kemungkinan alternatif
6. Kemungkinan keberhasilan
7. Kemungkinan timbulnya masalah selama masa pemulihan
8. Kemungkinan yang terjadi apabila tidak diobati.
Sutoto KARS 85
Standar HPK.6.1. PENJELASAN PENYAKIT, PENGOBATAN DAN PEMBERI PELAYANAN
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian informasi termasuk rencana pengobatan
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penetapan DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)
Dokumen:
Catatan pemberian informasi
Catatan penetapan DPJP dan data diri DPJP (RS harus memiliki data diri DPJP: lamakerja, pendidikan, fellowship, kursus dll)
Sutoto KARS 86
CONTOH DALAM GENERAL CONSENT
Saya mengerti dan memahami bahwa: Saya memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan tentang
pengobatan yang diusulkan (termasuk identitas setiap orang yang memberikan atau mengamati pengobatan) setiap saat.
Saya Saya mengerti dan memahami bahwa memiliki hak untuk persetujuan, atau menolak persetujuan, untuk setiap prosedur/terapi
Saya mengerti bahwa banyak dokter pada staf medis rumah sakit yang bukan karyawan tetapi staf independen/tamu yang telah diberikan hak untuk menggunakan fasilitas untuk perawatan dan pengobatan pasien mereka.
Jika diperlukan RS, saya akan berpartisipasi dalam pemilihan dokter yang akan bertanggung jawab untuk perawatan saya selama saya dalam perawatan di rumah sakit.
Sutoto KARS 87
Standar HPK.6.2 . PENGGANTI PEMBERI PERSETUJUAN Rumah sakit menetapkan suatu proses, dalam konteks undang-undang dan budaya yang ada, tentang orang lain yang dapat memberikan persetujuan
Elemen Penilaian HPK.6.2
1. Rumah sakit mempunyai prosedur untuk informed consent yang diberikan oleh orang lain
2. Prosedur tersebut sesuai dengan undang-undang, budaya dan adat istiadat.
3. Orang lain selain pasien yang memberikan persetujuan dicatat dalam rekam medis pasien.
Sutoto KARS 88
ORANG YANG DIANGGAP MEMILIKI TANGGUNG JAWAB ORANGTUA/ PENGGANTI PEMBERI PERSETUJUAN DALAM KEADAAN PASIEN TIDAK KOMPETEN:
1. Orang tua si anak, bila si anak lahir sebagai anak dari pasangan suami isteri yang sah.
2. Ibu si anak, bila si anak lahir dari pasangan yang tidak sah hubungan perdata dg si ibu.
3. Wali: orang tua angkat, atau Lembaga Pengasuh yang sah berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Perlindungan Anak.
4. Orang yang secara adat/budaya dianggap sebagai wali si anak, dalam hal tidak terdapat yang memenuhi a, b dan c.
5. Dokter tidak dibebani kewajiban untuk membuktikan hal-hal di atas, bila ragu ragu maka dokter dapat meminta keterangan kepada pihak-pihak yang berwenang
Sutoto KARS 89
Standar HPK.6.3. GENERAL CONSENT/PERSETUJUAN UMUM Persetujuan umum untuk pengobatan, bila didapat pada waktu pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau didaftar pertama kali sebagai pasien rawat jalan, harus jelas dalam cakupan dan batas- batasnya.
Elemen Penilaian HPK.6.3
1. Pasien dan keluarganya diberi penjelasan tentang lingkup dari persetujuan umum, apabila cara ini dipakai oleh rumah sakit.
2. Rumah sakit telah menetapkan bagaimana persetujuan umum, bila dipakai, didokumentasikan di dalam rekam medis pasien
Regulasi RS:
•Kebijakan/Panduan/SPO tentang persetujuan umum dan penjelasannya
Dokumen:
•Formulir persetujuan umum Sutoto KARS 90
GENERAL CONSENT (PERSETUJUAN UMUM)
Pasien diberi penjelasan :
1. Ruang lingkup dari persetujuan umum misal tes dan pengobatan mana yg masuk dalam persetujuan umum
2. Tentang tes dan pengobatan mana memerlukan persetujuan khusus (informed consent)
3. Bila ada mahasiswa dan trainees lain terlibat dalam proses pelayanan.
Penetapan dokumentasi persetujuan umum dalam rekam medis pasien
Sutoto KARS 91
CONTOH GENERAL CONSENT
PERSETUJUAN UNTUK PENGOBATAN
Saya mengetahui bahwa saya memiliki kondisi yang membutuhkan perawatan medis, saya mengizinkan dokter dan profesional kesehatan lainnya untuk melakukan prosedur diagnostik dan untuk memberikan pengobatan medis seperti yang diperlukan dalam penilaian profesional mereka. Prosedur diagnostik dan perawatan medis termasuk tetapi tidak terbatas pada electrocardiograms, x-ray, tes darah terapi fisik, dan pemberian obat.
Saya sadar bahwa praktik kedokteran dan bedah bukanlah ilmu pasti dan saya mengakui bahwa tidak ada jaminan atas hasil apapun, terhadap perawatan prosedur atau pemeriksaan apapun yg dilakukan kepada saya.
Sutoto KARS 92
CONTOH GENERAL CONSENT UNTUK RS PENDIDIKAN
Apabila saya terlibat dalam penelitian atau prosedur eksperimental, maka hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan sepengetahuan dan persetujuan saya
Saya setuju untuk mengizinkan medis, keperawatan, dan tenaga kesehatan lainnya dalam pendidikan/pelatihan, kecuali diminta sebaliknya, untuk hadir selama perawatan pasien, atau berpartisipasi dalam perawatan pasien sebagai bagian dari pendidikan mereka.
Sutoto KARS 93
Elemen Penilaian HPK.6.4
1. Persetujuan didapat sebelum operasi atau prosedur invasif (lihat juga PAB.7.1, Maksud dan Tujuan).
2. Persetujuan didapat sebelum anestesia (termasuk sedasi yang moderat dan dalam) (lihat juga PAB.5.1, Maksud dan Tujuan dan EP 1)
3. Persetujuan didapat sebelum penggunaan darah atau produk darah
4. Persetujuan didapat sebelum pelaksanaan tindakan dan pengobatan yang berisiko tinggi.
5. ldentitas petugas yang memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya dicatat di dalam rekam medis pasien (lihat juga HPK.8, EP 2).
6. Persetujuan didokumentasikan di rekam medis pasien disertai tanda tangan atau catatan dari persetujuan lisan (lihat juga HPK.8, EP 2).
Standar HPK.6.4
Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi.
Standar HPK.6.4. SAAT PERMINTAAN INFORMED CONSENT
Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan
darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang
berisiko tinggi.
Sutoto KARS 94
Standar HPK.6.4.
SAAT PERMINTAAN INFORMED CONSENT
TERTULIS 1. Sebelum operasi atau prosedur invasif 2. Sebelum anestesia termasuk sedasi yang
moderat dan dalam 3. Sebelum penggunaan darah atau produk
darah 4. Sebelum pelaksanaan tindakan dan
pengobatan yang berisiko tinggi. Mencatat ldentitas petugas yang memberikan
penjelasanan di dalam rekam medis pasien dan tanda tangannya
Bila informed consent lisan juga harus dicatat
Sutoto KARS 95
Elemen Penilaian HPK.6.4.1
1. Rumah sakit telah menyusun daftar tindakan dan pengobatan yang memerlukan persetujuan terpisah
2. Daftar tersebut dikembangkan atas kerjasama dokter dan profesional lain yang memberikan pengobatan dan melakukan tindakan.
Standar HPK.6.4.1 Rumah sakit membuat daftar semua kategori dan jenis pengobatan dan prosedur yang memerlukan informed consent yang khusus.
DOKUMEN
1. Daftar tindakan dan pengobatan yang perlu informed
consent
2. Dokumentasi rapat pembahasan daftar tersebut
Sutoto KARS 96
Standar HPK.7. PENJELASAN AKSES KE CLINICAL TRIAL Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana cara mendapatkan akses ke penelitian klinik, pemeriksaan/investigasi atau clinical trial yang melibatkan manusia sebagai subjek.
Elemen Penilaian HPK.7
1. Pasien dan keluarganya yang tepat diidentifikasi dan diberi informasi tentang bagaimana
cara mendapatkan akses ke penelitian, pemeriksaan atau clinical trial yang relevan dengan
kebutuhan pengobatan mereka.
2. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang manfaat yang
diharapkan.
3. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang potensi ketidak
nyamanan dan risiko
4. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberi penjelasan tentang altematif lainnya yang
dapat menolong mereka.
5. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang prosedur yang harus
diikuti.
6. Pasien diyakinkan bahwa penolakan berpartisipasi dan pengunduran diri dari partisipasi
tidak mempengaruhi akses terhadap pelayanan rumah sakit.
7. Kebijakan dan prosedur mengarahkan informasi dan proses pengambilan keputusan Sutoto KARS 97
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian informasi termasuk mendapatkan hasil penelitian
Dokumen:
Formulir pemberian informasi dan formulir persetujuan mengikuti penelitian
Sutoto KARS 98
Hak Mendapat Informasi Pasien Bila diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian klinis
INFORMASI Manfaat yang diharapkan Potensi ketidak nyamanan dan risiko. Alternatif yang dapat menolong mereka Prosedur yang harus diikuti Menolak atau berpartisipasi atau
mengundurkan diri Penolakan atau pengunduran diri tersebut tidak
akan menutup akses mereka terhadap pelayanan rumah sakit
RS punya kebijakan dan prosedur informasi tentang hal ini kepada pasien dan keluarga.
Sutoto KARS 99
Standar HPK.7.1. PENJELASAN TENTANG PARTISIPASI DALAM PENELITIAN KLINIS Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana pasien yang berpartisipasi dalam penelitian klinis, pemeriksaan klinis atau percobaan klinis mendapatkan perlindungan. Elemen Penilaian HPK.7.1
1. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk menelaah protokol penelitian.
2. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk menimbang manfaat dan risiko bagi peserta.
3. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk mendapatkan persetujuan.
4. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk mengundurkan diri dari keikutsertaan.
Sutoto KARS 100
Standar HPK.8. INFORMED CONSENT PENELITIAN KLINIS Informed Consent diperoleh sebelum pasien berpartisipasi dalam penelitian klinis, pemeriksaan / investigasi klinis, dan percobaan klinis.
Elemen Penilaian HPK.8 1. lnformed consent diperoleh saat pasien memutuskan
ikut serta dalam penelitian klinis, pemeriksaan atau clinical trial.
2. Keputusan persetujuan didokumentasikan, diberi tanggal dan berdasarkan atas penjelasan yang diidentifikasi dalam HPK 6.4, Elemen Penilaian 5 dan 6.
3. ldentitas petugas yang memberikan penjelasan untuk mendapatkan persetujuan dicatat dalam rekam medis pasien
4. Persetujuan didokumentasikan dalam rekam medis pasien disertai tandatangan atau catatan persetujuan lisan.
Sutoto KARS 101
Standar HPK.9. KOMITE ETIK PENELITIAN Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain untuk melakukan pengawasan atas semua penelitian di rumah sakit tersebut yang melibatkan manusia sebagai subjeknya
Elemen Penilaian HPK.9
1. Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain untuk mengawasi seluruh kegiatan penelitian di rumah sakit.
2. Rumah sakit mengembangkan suatu pernyataan jelas mengenai maksud untuk pengawasan kegiatan.
3. Kegiatan pengawasan mencakup penelaahan prosedur
4. Kegiatan pengawasan mencakup prosedur untuk menimbang risiko relatif dan manfaat bagi subjek.
5. Kegiatan pengawasan mencakup prosedur menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi penelitian.
Sutoto KARS 102
Regulasi RS :
Keputusan penetapan komite /panitia etik penelitian
Kebijkan, Pedoman pengorganisasian dan pedoman pelayanan komite etik penelitian
Program kerja komite etik penelitian
Standar HPK.9. KOMITE ETIK PENELITIAN Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain untuk melakukan pengawasan atas semua penelitian di rumah sakit tersebut yang melibatkan manusia sebagai subjeknya
Sutoto KARS 103
INFORMASI KEPADA PASIEN TTG PENELITIAN
1. tujuan penelitian atau penapisan
2. manfaat penelitian dan penapisan
3. protokol penelitian dan penapisan, serta tindakan medis
4. keuntungan penelitian dan penapisan
5. kemungkinan ketidaknyamanan yang akan dijumpai, termasuk risiko yang mungkin terjadi
6. hasil yang diharapkan untuk masyarakat umum dan bidang kesehatan
7. bahwa persetujuan tidak mengikat dan subyek dapat sewaktu-waktu mengundurkan diri.
8. bahwa penelitian tersebut telah disetujui oleh Panitia Etika Penelitian.
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006
Sutoto KARS 104
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006 Sutoto KARS 105
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006
Sutoto KARS 106
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006
Sutoto KARS 107
Sutoto KARS 108
Standar HPK.10. DONASI ORGAN Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana memilih untuk menyumbangkan organ dan jaringan tubuh lainnya.
Elemen Penilaian HPK.I0
1. Rumah sakit mendukung pilihan pasien dan keluarganya untuk menyumbangkan organ tubuh dan jaringan tubuh lainnya.
2. Rumah sakit menyediakan informasi untuk mendukung pilihan tersebut.
Regulasi RS :
•Kebijakan/Panduan/SPO pelayanan donasi / transplantasi organ
Dokumen
•informasi tentang tata cara untuk menyumbang organ tubuh dan jaringan
tubuh lainnya Sutoto KARS 109
Standar HPK.11. PENGAWASAN TRANSPLANTASI ORGAN
Elemen Penilaian HPK.11
1. Kebijakan dan prosedur yang menjadi acuan dalam proses mendapatkan dan mendonasi.
2. Kebijakan dan prosedur yang menjadi acuan dalam proses transplantasi.
3. Staf dilatih untuk kebijakan dan prosedur tersebut.
4. Staf dilatih mengenai isu dan perhatian tentang donasi organ dan ketersediaan transplan.
5. Rumah sakit mendapat persetujuan dari donor hidup.
6. Rumah sakit bekerjasama dengan organisasi yang relevan dan badan di masyarakat untuk menghormati dan menerapkan pilihan untuk mendonasi.
Sutoto KARS 110
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang donasi/ transplantasi organ
Dokumen:
Formulir persetujuan/penolakan donor/ transplantasi
Kerjasama dengan lembaga kemasyarakatan
Pelatihan
Pelatihan staf agar memahami regulasi tentang transplantasi serta isu dan perhatian tentang donasi organ dan ketersediaan transplan
Pelaksanaan mendapat persetujuan dari donor hidup
Standar HPK.11. PENGAWASAN TRANSPLANTASI ORGAN Rumah sakit menyediakan pengawasan terhadap pengambilan dan transplatasi organ dan jaringan
Sutoto KARS 111
SEKIAN TERIMA KASIH
Sutoto KARS 112