EKONOMI MINGGUAN
Edisi
5 / 2 / 2019 Kementrian Koordinator
Bidang Perekonomian
Date Country Release Current Previous
20-Feb Consumer Confidence Flash FEB -740% -790%21-Feb Markit Manufacturing PMI Flash FEB 49.2 50.521-Feb Markit Services PMI Flash FEB 5230.0% 5120.0%22-Feb Inflation Rate YoY Final JAN 1.40% 1.50%19-Feb Balance of Trade JAN ¥-1415B ¥-57B21-Feb Japan Inflation Rate YoY JAN 0.002 0.00321-Feb Nikkei Manufacturing PMI Flash FEB 4850.00% 5030.00%
Euro Area
PASAR VALAS
Kurs 22-Feb-19 Percentage Change (%wtw) Movement
Indonesia 14,058.00
Eropa 1.13
Inggris 1.31
Jepang 110.69
Tiongkok 6.71
Dollar Index 96.51
-0.20
0.68
0.35
1.27
0.91
0.41
IDR
EUR
GBP
JPY
CNY
DXY
PERINGKAT NILAI TUKAR
-0.17%
0.12%
0.00%
0.41%
0.08%
0.89%
0.21%
0.31%
-0.20%
0.75%
0.65%
Thai Baht
Indian Rupee
Hong Kong Dollar
Singapore Dollar
Taiwanese Dollar
Chinese Renminbi
Malaysian Ringgit
South Korean Won
Japanese Yen
Philippine Peso
Indonesian Rupiah
PASAR SAHAM
Kurs 22-Feb-19 Movement
Indonesia 6,501.38
Tiongkok 26,031.81
Eropa 3,018.94
Inggris 21,425.51
Jepang 2,804.23
1.76
0.57
0.48
2.51
4.54
JCI
DJI
SX5P
NKY
SHCOMP
Percentage Change (wtw)
PERINGKAT INDEKS SAHAM
12.44%
11.49%
9.28%
7.05%
6.64%
6.55%
6.12%
6.10%
4.95%
1.82%
-0.55%
Tiongkok
Hong Kong
Korea Selatan
Jepang
Filipina
Singapura
Taiwan
Thailand
Indonesia
Malaysia
India
Date Country Release Current Previous
21-Feb Indonesia Interest Rate Decision 0.06 0.0618-Feb China Vehicle Sales YoY JAN -15.80% -13.00%16-Feb Overall Net Capital Flows DEC $-33.1B $32.1B21-Feb Markit Manufacturing PMI Flash FEB 5370.0% 5490.0%21-Feb Markit Services PMI Flash FEB 56.2 54.219-Feb Claimant Count Change JAN 14.2K 20.2K20-Feb CBI Industrial Trends Orders FEB 600.00% -100.00%
US
UK
PASAR UANG
Kurs 22-Feb-19 Movement (wtw) Movement (ytd) Movement
Yield 7.95
PUAB 7.00
Overnight 5.78 -1.23
-0.24
-0.63
-0.98
-5.72
-0.91
FOREIGN INVESTMENT
(8.20)
(60.00)
(40.00)
(20.00)
-
20.00
40.00
18
-Fe
b
19
-Fe
b
20
-Fe
b
21
-Fe
b
22
-Fe
b
Foreign Investment on Stocks
(Million USD)
34.08
(500.00) (400.00) (300.00) (200.00) (100.00)
- 100.00
18
-Fe
b
19
-Fe
b
20
-Fe
b
21
-Fe
b
22
-Fe
b
Foreign Investment on Government Bonds (Million USD)
ALIRAN DANA ASING
Saham Obligasi Periode (Saham/Obligasi)
Indonesia 755.8 2,078.5 Per 22 Feb 2019 / 21 Feb 2019
AS -129,543.0 283,818.0 Per 31 Des 2018
Filipina 444.0 4,620.1 Per 22 Feb 2019 / 1 Okt 2018
India 41.5 -607.4 Per 21 Feb 2019
Malaysia 193.9 -422.4 Per 21 Feb 2019 / 31 Jan 2018
Thailand 281.1 -324.0 Per 22 Feb 2019
Tiongkok -11,104.5 66,542.2 Per 31 Des 2018
Vietnam 181.3 Per 22 Feb 2019
PASAR KOMODITAS MINERAL
Kurs 22-Feb-19 Movement Percentage Change (%wtw)
Batu Bara 95.05
Brent 67.12
Emas 1,329.40
Nikel 12,939.50
Tembaga 295.15
WTI 57.26
0.21
1.31
0.52
5.02 5.47
2.29
Brent WTI
PASAR KOMODITAS PERTANIAN
Kurs 22-Feb-19 Movement Percentage Change (%wtw)
Beras 10.40
CPO 2,257.00
Gandum 491.75
Gula 13.30
Kedelai 923.75
-1.04 -1.14 -2.91
1.77
-0.76
Rilis Mingguan (18 Feb - 22 Feb 2019)
Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan
Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian
Is The Trend Your Friend?
Bayangkan jika Anda sedang berjalan
di pinggir jalan raya lalu tiba-tiba ada
sekelompok orang dari arah berlawanan
berlarian ke arah Anda dan berteriak-teriak.
Kira-kira bagaimana reaksi Anda? Secara
spontan biasanya Anda akan berbalik arah
dan mengikuti orang-orang tersebut berlari,
ya kan? Tanpa tahu alasan atau
penyebabnya, orang-orang akan cenderung
mengikuti gerombolan orang tersebut.
Jangan-jangan sebenarnya bermula hanya
satu orang yang iseng berlari dan berteriak,
lalu diikuti satu - dua orang, dan akhirnya
semua orang ikut berlarian. Atau Anda masih
ingat dengan fenomena batu akik yang
menjamur di Indonesia? Atau pada tahun
2007-an, ada tanaman hias yang sempat
booming dan menjadi primadona yang
dinamakan Anthurium atau ‘gelombang
cinta’. Tidak jelas siapakah yang memulai,
namun secara pasti orang-orang kemudian
berburu barang tersebut yang harganya bisa
menyentuh miliaran rupiah.
Mengikuti tren sepertinya sudah
menjadi gaya hidup sebagian orang
meskipun kadangkala pilihannya tidak
rasional. Orang-orang biasanya mengikuti
sesuatu yang dianggap sebagai “kebenaran
umum”. Bahkan, jika sebenarnya “kebenaran
umum” itu salah, perasaan bersalahnya tidak
sebesar jika hanya diri sendiri yang
mengikuti, karena toh ada banyak follower
lainnya.
Ternyata perilaku ini juga terjadi di
pasar keuangan. Ada satu cabang dari ilmu
ekonomi dinamakan Behavioral Economics
yang mempelajari perilaku yang melibatkan
emosi dan sifat irasional manusia dalam
mengambil keputusan. Dengan kata lain,
Behavioral Economics adalah kombinasi dari
ilmu ekonomi, psikologi, dan sosiologi. Salah
satu turunan dari Behavioral Economics
adalah Herding Behaviour.
Apa itu Herding Behaviour?
Kata herding berasal dari kata “herd”
atau kawanan. Kawanan didefinisikan
sebagai perilaku investor yang cenderung
meniru atau mengikuti perilaku investor
lainnya. Perilaku ini dikaitkan dengan orang-
orang yang secara membabi buta mengikuti
keputusan orang lain.
Jika investor bertindak rasional, pada
saat harga saham turun maka akan dibeli
karena harga yang lebih murah dari harga
wajarnya. Sebaliknya jika harga sudah naik
tinggi, investor rasional akan menjual
sahamnya. Namun pada saat krisis atau saat
pasar sedang tren naik, investor akan
cenderung mengikuti investor lainnya tanpa
melakukan analisa terlebih dahulu. Sehingga
saat harga saham terus mengalami
penurunan, saham tersebut terus dijual
karena melihat investor lainnya juga menjual
saham.
Tipe Investor Indonesia
Berdasarkan kepemilikan saham,
investor di Indonesia dibagi menjadi 2, yaitu
lokal dan asing. Sejak tahun 2015,
kepemilikan saham asing mulai
menunjukkan penurunan signifikan dari 64
persen menjadi 52 persen, sebaliknya
kepemilikan investor lokal pada saham naik
dari 36 persen menjadi 48 persen seperti
ditunjukkan pada Grafik 1.
Jika dilihat dari tren kepemilikan
saham lokal pada Grafik 2, terjadi
peningkatan jumlah kepemilikan saham baik
pada investor individu dan institusi.
Sementara pergerakan kepemilikan saham
asing pada Grafik 3 lebih fluktuatif.
Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan
Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian
Perbedaan tren ini diduga karena asimetri
informasi yaitu kondisi dimana pihak tertentu
memiliki informasi yang lebih banyak
daripada yang lain. Asimetri tersebut akan
menghasilkan keputusan investasi yang
berbeda dan akan mengarah pada herding
yang tidak rasional.
Sumber: KSEI
Perilaku Herding di Indonesia
Apakah ada indikasi herding di pasar
modal Indonesia? Kajian yang dilakukan
Putra, et al (2017) menemukan bahwa
perilaku herding terjadi pada investor
Indonesia di periode 1996-2015. Kajian
tersebut juga membandingkan dengan pasar
modal Singapura, yang juga terjadi perilaku
herding pada periode tersebut. Investor di
kedua negara mengabaikan analisis dan
cenderung mengikuti keputusan investor
lainnya di pasar keuangan. Penemuan ini
juga konsisten dengan Chiang dan Zheng
(2010) yang berpendapat ada perilaku
herding dari dampak kondisi pasar negara
lain, karena kegiatan ekonomi antar negara
tidak dapat dipisahkan. Mereka menemukan
bahwa di negara maju kecuali AS dan di Asia,
ada indikasi herding pada saat pasar dalam
keadaan naik atau turun. Krisis yang memicu
herding di negara yang menjadi sumber krisis,
dapat mengakibatkan efek penularan di
negara-negara tetangga.
Lebih lanjut, perilaku herding di
Indonesia sebagai negara berkembang lebih
kuat dibandingkan di Singapura sebagai
negara maju. Hal ini disebabkan beberapa
hal, yaitu (1) lemahnya sistem keuangan dan
regulasi, (2) pasar didominasi oleh investor
institusi dan investor retail yang tidak
kompeten, serta (3) ketergantungan atau
eksposur terhadap aliran pasar global
(Economou et al, 2011).
Penemuan menarik terjadi pada
periode krisis global 2008-2011, dimana
pasar modal Indonesia tidak menunjukkan
perilaku herding, sebaliknya ada perilaku
herding di pasar Singapura. Perilaku ini bisa
dijelaskan karena investor Indonesia lebih
suka menganalisis sendiri daripada mengikuti
keputusan investor lain saat memutuskan
kemana harus berinvestasi. Investor
Indonesia lebih melihat investasi jangka
panjang di pasar saham, sehingga saat ada
penurunan cepat pada harga pasar, para
investor tidak merasa panik. Ini terlihat pada
Grafik 4, dimana tahun 2008 IHSG Indonesia
turun hampir 3 persen, sedangkan STI
Singapura terkoreksi lebih dari 20 persen.
Indeks Produksi Industri Singapura juga jatuh
13,68 persen sementara Indonesia hanya
kehilangan 1,9 persen.
Selain itu, Pemerintah Indonesia pada
saat itu juga mengeluarkan bantalan dalam
mengurangi ketidakpastian dan kepanikan di
pasar saham Indonesia selama krisis
keuangan global 2008, yaitu Peraturan
67.1 63.8
52.2
32.9 36.247.8
30
40
50
60
70
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Grafik 1. Share Kepemil ikan Saham (%)
%Asing %Lokal
500
1000
1500
0
200
400
Grafik 2. Kepemil ikan Saham Lokal (Tri l iun Rupiah)
Individu Institusi - rhs
800
1300
-5
15
35
Grafik 3. Kepemil ikan Saham Asing (Tri l iun Rupiah)
Individu Institusi - rhs
Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan
Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian
Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring
Pengaman Sistem Keuangan.
Sumber: CEIC, diolah
Bagaimana Strategi Investor?
Perilaku herding dapat berdampak
positif maupun negatif pada stabilitas pasar
keuangan. Berdampak positif jika informasi
investor tepat dan dapat membuat
pertumbuhan pasar positif. Sebaliknya,
memiliki dampak negatif jika keputusan salah
investor menyebabkan krisis keuangan
seperti yang terjadi di pasar modal Argentina
tahun 2000 – 2006 dan juga krisis keuangan
Asia tahun 1997 - 1998 di pasar modal
Indonesia.
Oleh karena itu, informasi yang
diterima investor sebaiknya ditelaah dan
dilakukan analisa lebih lanjut, sehingga tidak
salah dalam mengambil keputusan.
Diversifikasi aset bagi investor menjadi salah
satu cara dalam mengelola risiko portofolio
terhadap perilaku herding.
Saat pasar dalam kondisi stress,
investor atau manajer investasi diharapkan
senantiasa berfikir rasional. Herding menjadi
tidak rasional jika kita sengaja mengikuti
sentimen pasar, baik dalam kondisi panik
atau euforia tanpa mempertimbangkan
analisis fundamental. Mungkin jurus Stoic
Philosophy di buku Filosofi Teras karya Henry
Manampiring bisa digunakan dalam
menghadapi emosi negatif dari kondisi pasar
yang tertekan dan penuh ketidakpastian,
yakni S.T.A.R (Stop – Think – Asses –
Respond).
Penulis : Ratih Nokowati
-------------------------------------------------------------****----------------------------------------------------------------
REFERENSI
Chiang, T., & Zheng, D. (2010). An Empirical Analysis of Herd Behaviour in Global Stock Markets.
Journal of Banking & Finance, 1911-1921.
Economou, F., Kostakis, A., & Philippas, N. (2011). Cross-country Effects in Herding Behavior:
Evidence from Four South European Markets. Jurnal of International Financial Markets, Insti-
turion & Money, 443-460.
Fransiska, Maria., Sumani., Willy., Pangestu, Stevanus. (2018). Herding Behavior in Indonesia
Investors. International Research Journal of Business Studies, Vol 11, No.2, 129-143.
Putra, A.A., Rizkianto, Eko., Chalid, D.A. (2017). The Analysis of Herding Behavior in Indonesia
and Singapore Stock Market. Advance in Economics, Business and Management Research,
volume 36, 197-206.
-2.99
-21.76-40.00
-20.00
0.00
20.00
40.00
60.00
1997 1998 2008 2009 2010 2011
Grafik 4. Return Saham JCI dan STI (%)
Indonesia
Singapura