Download - Handout DAD
PIMPINAN KOMISARIAT
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAHFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTACABANG CIRENDEU Sekretariat: Jl. KH. Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat,
Jakarta Selatan 15419 Telp (021) 7402623
DARUL ARQAM DASAR
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH KOMISARIAT
EKONOMI UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA
”IMM adalah stake holder Universitas Muhammadiyah” (Dekan FE – UMJ)
Darul Arqom Dasar ( DAD )IMM Komisariat Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
JakartaJum’at – Ahad , 11 - 13 desember 2009
KE-IMM-AN
Tentang IMM
Kini Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dihitung dari
kelahirannya pada tanggal 29 Syawal 1384 H bertepatan dengan
tanggal 14 Maret 1964, telah berumur 45 tahun. Sebagai salah satu
organisasi otonom dalam muhammadiyah, IMM menegaskan diri
sebagai organisasi kader yang memiliki peran strategis bagi
keberlangsungan dan penyempurnaan gerakan Muhammadiyah.
Kelahiran dan kehadirannya di pentas gerakan kepemudaan
dan kemahasiswaan bukanlah suatu peristiwa kebetulan dalam
sejarah, melainkan akan pentingnya kaderisasi dalam melanjutkan
visi dan misi perjuangan cita-cita K.H. Ahmad Dahlan. Oleh karena
itu IMM merupakan suatu keharusan sejarah bagi perjalanan
persyarikatan.
A. Pengertian dan sejarah kelahiran IMM
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah salah satu
organisasi otonom Muhamadiyah yang notabene dari kaum
terpelajar yaitu mahasiswa. Tujuannya adalah untuk menyiapkan
kader islam yang khas dalam aspek normatif serta ideologis
Muhammadiyah yaitu amar ma’ruf nahi munkar. Pemikiran untuk
membentuk Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sudah sejak tahun
1958, kemudian pada tahun 1962 diselenggarakan konggres
mahasiswa Muhammadiyah di yogyakarta pada tanggal 26 Syawal
1384 H yang bertepatan dengan tanggal 14 maret 1964 M,
organisasi ini (IMM) resmi berdiri. Kemudian mengadakan
musyawarah nasional ke-1 di Solo, pada tanggal 1 – 5 Maret 1965
dan menegaskan diri sebagai gerakan mahasiswa islam berskala
nasional, yang lebih terkenal dengan Deklarai kota barat.
B.Faktor / Pengaruh Berdirinya IMM
Situasi Sosio Kultural Kehidupan negara yang mengalami
konflik nasional berkepanjangan dengan adanya Dekrit Persiden 5
juli 1959 serta pemberontakan G 30 S PKI, juga berbagai peristiwa
di bidang ekonomi, sosial dan politik yang akhirnya menyebabkan
pola pikir dan pola hidup rakyat Indonesia berubah.
Situasi Kemahasiswaan pada masa itu adalah merupakan kondisi
organisasi mahasiswa yang terkotak-kotak dalam bingkai politik
sehingga orientasi gerakannya sudah tidak murni lagi
(menyimpang). Latar belakang inilah yang mendorong assabiqubal
awwalun IMM seperti Djasman Al-Kindi, Sudibyo Markus, R. Sholeh,
M. Arif, Amin Rais dan lain-lainnya.
C.Identitas IMM
Secara histori-normatif IMM digagas dan disosialisasikan
melalui peranan dan kulturisasi tiga ide dasar sebagai identitas
gerakan yaitu :
1. Intelektualitas Sebagai kaum intelektual yang harus
berpikir secara rasional atau ilmiah maka IMM membangun
tradisi intelektual dan wacana pikiran adalah langkah yang
pertama dan utama. Hal ini dilaksanakan dengan
pencerahan intelektual
(Intelektual enlightment) dengan modal pendekatan
individualisasi
(upaya mengoptimalkan potensi oleh kesadaran dan penyadaran individu).
2. Religiusitas Orang yang berilmu harus punya moralitas yang baik untuk dapat dipertanggungjawabkan pada dirinya sendiri, orang lain, masyarakat dan tuhannya. Agar tidak bebas nilai maka intelektual itu diperkuat dan dipertajam melalui hati nuraninya dengan Quwwatul aqidah (tauhid) secara kontinyu serta terarah dengan dasar tidak merugikan diri sendiri, orang lain dan masyarakat.
3. Humanitas Kebenaran melakukan aktualisasi dari
keduanya diatas adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar
lagi, dengan mengokohkan dan merealisasikan di
masyarakat luas dalam rangka memberikan jawaban
dengan amaliah nyata, dan inilah eksistensinya (Courage
to be). Dalam tatanan praktisnya IMM harus maupun
berhubungan dengan segala pluralitas masyarakat dengan
mengedepankan nilai-nilai kebajikan. Dengan tiga ide
dasar kultur gerakan inilah IMM akan solid esktrabilished
dan terus berkembang secara menyeluruh sesuai
tujuannya.
D.Prinsip IMM
Untuk mengembangkan kedepannya yang semakin banyak
tantangan, maka perlu sebuah prinsip sebagai bekal semangat
(ghiroh) serta dasar atau landasan perjuangannya.
1. IMM adalah merupakan organisasi kader yang bergerak
dibidang
kemahasiswaan, keagamaan dan kemasyarakatan.
2. IMM adalah organisasi kader dan bukan organisasi massa
untuk
kepentingan kelompok tertentu.
3. Landasan berfikir dan bertindak IMM adalah Al Qur’an Assunah
dan
ijtihad.
4. Sebagai semboyan IMM adalah “Fastabiqul Khoirot” yaitu
berlomba
lomba dalam kebajikan.
5. Motto atau jargon IMM adalah :
Anggun dalam moral, unggul dalam intelektual.
Rajin kuliah, aktif dalam organisasi, taat beribadah, dan
sukses dalam berprestasi.
E.Struktur Kepemimpinan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) adalah jenjang kepemimpinan
IMM tingkat Nasional.
2. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) adalah jenjang kepemimpinan
IMM tingkat wilayah Muhammadiyah atau tingkat propinsi.
3. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) adalah jenjang kepemimpinan
IMM tingkat daerah Muhammadiyah atau tingkat Daerah
Kabupaten / Kotamadya (Dati II)
4. Pimpinan Korkom adalah jenjang kepemimpinan IMM ditingkat
perguruan tinggi sebagai pembantu pimpinan cabang, setelah garis
koordinasinya cari cabang langsung ke Komisariat
5. Pimpinan komisariat (PK) adalah jenjang kepemimpinan IMM di
tingkat fakultas atau jurusan diperguruan tinggi.
F.Bentuk dan Arti Lambang
1. Bentuk Lambang
2. Arti lambang
Perisai Pena : Berarti sebagai lambang orang yang menuntut
ilmu,
berlapis tiga makna Iman, Islam dan Ikhsan atau
Iman,
Ilmu dan Alam.
Hitam : Bermakna kekuatan, ketabahan dan keadilan.
Kuning : Bermakna kekuatan, ketabahan dan keadilan
Merah : Bermakna keberanian dalam berpikir, berbuat
dan
bertanggung jawab
Hijau : Bermakna kesejahteraan
Putih : Bermaka kesucian
Gambar :
Sinar matahari : Lambang Muhammadiyah
Melati : Bermakna IMM itu sebagai kader-kader muda
Muhammadiyah (berwarna hijau dalam
pitanya
bertuliskan “fastabiqul khoirot”
Darul Arqom Dasar ( DAD )
IMM Komisariat Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jum’at – Ahad , 11 - 13 desember 2009
MARS IMM
Ayolah.. Ayo.. Ayo..
Derap – derupkan langkah..
dan kibar geleparkan panji – panji..
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
sejarah umat telah menuntut bukti..
Ingatlah.. ingat.. ingat..
Niat t’lah diikrarkan..
kitalah cendikiawan berpribadi..
Susila, cakap, taqwa kepada Tuhan
Pewaris tampuk pimpinan umat nanti..
Immawan dan Immawati..
Siswa teladan putra harapan penyambung hidup generasi..
Umat Islam seribu jaman..
Pendukung cita – cita luhur..
Negeri indah adil dan makmur.
HYMNE IMM
Smoga berkat rahmat illahi..
Melimpahi perjuangan kami..
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Ikhlas beramal dalam bakti..
Gemilang ..
Sinar surya..
Menyinari fajar harapan..
Jayalah…
IMM Jaya..
Abadi Perjuangan Kami …
Darul Arqom Dasar ( DAD )IMM Komisariat Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
JakartaJum’at – Ahad , 11 - 13 desember 2009
TEKNIK SIDANG
1. DASAR PEMIKIRAN
Permusyawaratan dalam MUBES/KONGRES/RAKER
membutuhkan persidangan-persidangan. Hal ini dilakukan secara
fokus dan berimbang untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Keputusan terbaik pada akhirnya akan lahir dari pemahaman dan
ketaatan terhadap aturan didalam sebuah persidangan.
Persidangan didefinisikan sebagai pertemuan formal
organisasi guna membahas masalah tertentu dalam upaya untuk
menghasilkan keputusan yang dijadikan sebagai sebuah Ketetapan.
Keputusan dari persidangan ini akan mengikat kepada seluruh
elemen organisasi selama belum diadakan perubahan atas
ketetapan tersebut. Ketetapan ini sifatnya final sehingga berlaku
bagi yang setuju ataupun yang tidak, hadir ataupun tidak hadir
ketika persidangan berlangsung.
2. JENIS PERSIDANGAN
1)Sidang Pleno
a.Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau
Permusyawaratan
b.Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang
c.Sidang Pleno dipandu oleh Steering Committee
d.Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang
berhubungan dengan Permusyawaratan
2).Sidang Paripurna
a.Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau
Permusyawaratan
b.Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang
c.Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan
yang
berhubungan dengan Permusyawaratan
3).Sidang Komisi
a.Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi
b.Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau
yang
ditentukan oleh Sidang Pleno
c.Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang
Sekretaris Sidang Komisi
d.Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi
dalam
Komisi tersebut
e. Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari
Komisi
yang bersangkutan
3. ATURAN PERSONALIA SIDANG
1.Peserta
Hak peserta:
a.Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan
mengajukan usulan kepada pimpinan baik secara
lisan maupun tertulis
b.Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam
pengambilan
keputusan
c.Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses
pemilihan
d.Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan
Kewajiban peserta:
a.Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
b.Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
2.Peninjau
Hak Peninjau:
-.Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan
mengajukan usulan kepada pimpinan baik secara
lisan maupun tertulis
Kewajiban Peninjau:
a.Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
b.Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
3.Presidium Sidang
a.Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan
melalui
Sidang Pleno yang dipandu oleh Panitia
Pengarah
b.Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur
jalannya
persidangan seperti aturan yang disepakati
peserta
c.Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan
tata tertib
persidangan
Syarat-syarat Presidium Sidang :
a.Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab
b.Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan
c.Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi
kritis
d.Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi
persidangan
Sikap Presidium Sidang :
a.Simpatik, menarik, tegas dan disiplin
b.Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan
c.Adil, bijaksanan dan menghargai pendapat peserta.
4. ATURAN KETUKAN PALU dan kondisi-kondisi lain :
1 kali ketukan
a.Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang.
b.Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang poin perpoin
(keputusan sementara).
c.Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh.
d.Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya
tidak
terlalu lama sehingga peserta sidang tidak perlu
meninggalkan tempat sidang.
e.Mencabut kembali / membatalkan ketukan terdahulu yang
dianggap
keliru.
2 kali ketukan :
Untuk menskorsing atau mencabut skorsing dalam waktu yang
cukup lama, misalnya istirahat, lobying,
sembahyang,makan.
Skorsing ialah penundaan persidangan untuk sementara waktu.
Lobying ialah suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan
perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan
3 kali ketukan :
a.Membuka/menutup sidang atau acara resmi.
b.Mengesahkan keputusan final /akhir hasil sidang.
“Contoh kalimat yang dipakai oleh Presidium Sidang”
1. Membuka sidang
“Dengan mengucap Bismilahirahmanirahim, sidang pleno I saya
nyatakan dibuka. “ tok…….tok…….tok.
2. Menutup sidang
“Dengan mengucap Alhamdulillahriabilalamin, sidang pleno I saya
nyatakan ditutup.” Tok……..tok……..tok
3. Mengalihkan pimpinan sidang
“Dengan ini pimpinan sidang saya alihkan dari presidium ...kepada
presidium...” tok.
4. Mengambil alih pimpinan sidang
“Saya terma pimpinan sidang dari pesidium ...,Dengan ini pimpinan
sidang saya ambil alih “ tok
5. Menskorsing sidang
“Dengan ini sidang saya skorsing selama 15 menit” tok……….tok.
6. Mencabut skorsing
“Dengan ini skorsing 15 menit saya cabut dan saya nyatakan sidang
dilanjutkan“ tok…….tok
7. Memberi peringatan kepada peserta sidang
Tok………. “Peserta sidang harap tenang !”
5. QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya ½ n + 1 dari peserta yang terdaftar
pada Panitia (OC)
2. Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat,
dan jika tidak berhasil diambil melalui suara terbanyak
(½ + 1) dari peserta yang hadir di persidangan
3. Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak
terjadi suara seimbang, maka dilakukan lobbying sebelum
dilakukan pemungutan suara ulang
Catatan: umum teknis (pelaksanaan)
Darul Arqom Dasar ( DAD )IMM Komisariat Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
JakartaJum’at – Ahad , 11 - 13 desember 2009
RETORIKARetorika adalah suatu gaya/seni berbicara baik yang dicapai
berdasarkan bakat alami (Talenta) dan keterampilan teknis. Dewasa
ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang
dipergunakan dalam proses komunikasi antar manusia. Kesenian
berbicara ini bukan hanya berarti berbicara secara lancar tampa
jalan fikiran yang jelas dan tampa isi, melainkan suatu kemampuan
untuk berbicara dan berpidato secara singkat, jelas, padat dan
mengesankan. Retorika modern mencakup ingatan yang kuat , daya
kreasi dan fantasi yang tinggi ,teknik pengungkapan yang tepat dan
daya pembuktian serta penilaian yang tepat. Ber-retorika juga harus
dapat dipertanggung jawabakan disertai pemilihan kata dan nada
bicara yang sesuai dengan tujuan, ruang, waktu, situasi, dan siapa
lawan bicara yang dihadapi.
Titik tolak retorika adalah berbicara. Berbicara berarti
mengucapkan kata atau kalimat kepada seseorang atau
sekelompok orang, untuk mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya
memberikan informasi atau memberi informasi). Berbicara adalah
salah satu kemampuan khusus pada manusia. Oleh karena itu
pembicaraan setua umur bangsa manusia. Bahasa dan pembicaraan
ini muncul, ketika manusia mengucapkan dan menyampaikan
pikirannya kepada manusia lain.
Keterampilan dan kesanggupan untuk menguasai seni
berbicara ini dapat dicapai dengan mencontoh para rektor atau
tokoh-tokoh yang terkenal dengan mempelajari dan
mempergunakan hukum – hukum retorika dan dengan melakukan
latihan yang teratur. dalam seni berbicara dituntut juga penguasaan
bahan dan pengungkapan yang tepat melalui bahasa.
Darul Arqom Dasar ( DAD )IMM Komisariat Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
JakartaJum’at – Ahad , 11 - 13 desember 2009
TEKNIK LOBI DAN NEGOSIASI
1. Teknik Lobi
Lobi merupakan kegiatan yang berupaya agar segala sesuatu
berjalan tidak melalui kekuasaan atau koersi melainkan melalui
persuasi.
Teknik melakukan lobi tidak lepas dari kegiatan lobi memberi
informasi dan mempersuasi. Sebelum sampai pada persoalan
teknis, kita membahas terlebih dulu 4 bentuk organisasi lobi.
Keempat bentuk tersebut adalah :
Perhimpunan,Perusahaan perorangan,Yayasan, dan Koperasi.
Masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun di
Indonesia, kegiatan lobi belum terorganisasikan secara profesional,
melainkan masih dilakukan oleh orang-per orang.
A. Tahapan lobi dimulai dari :
Pengumpulan fakta,
Interpretasi terhadap langkah pemerintah,
Interpretasi terhadap perusahaan,
Membangun posisi,
Melemparkan berita nasional, dan
Mendukung kegiatan pemasaran.
Dari dimensi hubungan manusiawi, teknik lobi tersebut adalah :
a. Menganalisis iklim;
b. Menentukan lawan dan kawan;
c. Mengidentifikasi kelompok kecil yang akan menentukan iklim
opini;
d. Membentuk koalisi ;
e. Menetapkan tujuan ;
f. Menganalisis dan mendefinisikan penyebab kasus ;
g. Menganalisis berbagai macam segmen khalayak ;
h. Memperhitungkan media ;
i. Mengembangkan kasus ;
j. Menjaga fleksibilitas .
Secara teknis langkah-langkah lobi dilakukan dengan :
Mengetahui motif-motif orang yang terlibat dalam lobi,
Mewaspadai jebakan,
Menetralisir sikap lawan,
Memperbesar situasi media dan menyusun rancangan
pendekatan media.
2. Teknik Negosiasi
Negosiasi adalah pembicaraan antara dua pihak atau lebih
baik individual maupun kelompok untuk membahas usulan-usulan
spesifik guna mencapai kesepakatan yang dapat diterima bersama.
Dalam menjalankan teknik negosiasi kita mengenal 4
pendekatan, yakni bargaining, kompromi, kalah menang dan
menang merang. Namun yang paling ideal dalam kegiatan bisnis
adalah negosiasi yang berorientasi pada situasi menang-menang”.
Oleh karena selain berorientasi terhadap pemecahan masalah, juga
berorientasi pada terpenuhinya kepuasan kedua belah pihak dan
tercipta dan terpelihara hubungan jangka panjang yang harmonis.
Dalam “menang-menang” pihak lain tidak dipandang sebagai lawan
melainkan sebagai mitra bisnis.
Akan tetapi, tidak setiap situasi memungkinkan kita untuk
melakukan negosiasi yang berorientasi pada situasi “menang-
menang”. Ini terjadi manakala terjadi konflik kepentingan dengan
pihak lain dan pihak lain berupaya menggunakan pendekatan
negosiasi kalah-menang”. Selain itu, hubungan harmonis jangka
panjang tidak diperhitungkan dan jika kita merasa cukup kuat untuk
melakukan barganing.
Pilihan terhadap pendekatan dan gaya negosiasi bergantung
pada situasi yang dapat dikelompokkan dalam 4 kategori :
Kerjasama VS Kompetisi ;
Kekuasaan VS Kepercayaan ;
Distorsi Komunikasi VS Keterbukaan ;
Egois VS Kepentingan bersama
Darul Arqom Dasar ( DAD )IMM Komisariat Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
JakartaJum’at – Ahad , 11 - 13 desember 2009
MANAJEMEN KONFLIK
PENDAHULUANSetiap kelompok dalam satu organisasi, dimana didalamnya
terjadi interaksi antara satu dengan lainnya, memiliki
kecenderungan timbulnya konflik. Dalam institusi layanan
kesehatan terjadi kelompok interaksi, baik antara kelompok staf
dengan staf, staf dengan pasen, staf dengan keluarga dan
pengunjung, staf dengan dokter, maupun dengan lainnya yang
mana situasi tersebut seringkali dapat memicu terjadinya konflik.
Konflik sangat erat kaitannya dengan perasaan manusia, termasuk
perasaan diabaikan, disepelekan, tidak dihargai, ditinggalkan, dan
juga perasaan jengkel karena kelebihan beban kerja. Perasaan-
perasaan tersebut sewaktu-waktu dapat memicu timbulnya
kemarahan. Keadaan tersebut akan mempengaruhi seseorang
dalam melaksanakan kegiatannya secara langsung, dan dapat
menurunkan produktivitas kerja organisasi secara tidak langsung
dengan melakukan banyak kesalahan yang disengaja maupun tidak
disengaja. Dalam suatu organisasi, kecenderungan terjadinya
konflik, dapat disebabkan oleh suatu perubahan secara tiba-tiba,
antara lain: kemajuan teknologi baru, persaingan ketat, perbedaan
kebudayaan dan sistem nilai, serta berbagai macam kepribadian
individu.
DEFINISI KONFLIK
Situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau
perbedaan cara pandang diantara beberapa orang, kelompok
atau organisasi.
Sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara
dua kelompok, yang memiliki tujuan dan pandangan berbeda,
dalam upaya mencapai satu tujuan sehingga mereka berada
dalam posisi oposisi, bukan kerjasama.
ASPEK POSITIF DALAM KONFLIK
Konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang
positif apabila dikelola dengan baik. Misalnya, konflik dapat
menggerakan suatu perubahan :
Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang
perbedaan pekerjaan dan tanggung jawab mereka.
Memberikan saluran baru untuk komunikasi.
Menumbuhkan semangat baru pada staf.
Memberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi.
Menghasilkan distribusi sumber tenaga yang lebih merata
dalam organisasi.
Apabila konflik mengarah pada kondisi destruktif, maka hal ini dapat
berdampak pada penurunan efektivitas kerja dalam organisasi baik
secara perorangan maupun kelompok, berupa penolakan, resistensi
terhadap perubahan, apatis, acuh tak acuh, bahkan mungkin
muncul luapan emosi destruktif, berupa demonstrasi.
PENYEBAB KONFLIK
Konflik dapat berkembang karena berbagai sebab sebagai berikut:
1. Batasan pekerjaan yang tidak jelas
2. Hambatan komunikasi
3. Tekanan waktu
4. Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal
5. Pertikaian antar pribadi
6. Perbedaan status
7. Harapan yang tidak terwujud
PENGELOLAAN KONFLIK
Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan:
1. Disiplin: Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk
mengelola dan mencegah konflik. Manajer perawat harus
mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ada
dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari
bantuan untuk memahaminya.
2. Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan: Konflik
dapat dikelola dengan mendukung perawat untuk mencapai
tujuan sesuai dengan pengalaman dan tahapan hidupnya.
Misalnya; Perawat junior yang berprestasi dapat dipromosikan
untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang lebih tinggi,
sedangkan bagi perawat senior yang berprestasi dapat
dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
3. Komunikasi: Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan
lingkungan yang terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat
dilakukan manajer untuk menghindari konflik adalah dengan
menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari
yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.
4. Mendengarkan secara aktif: Mendengarkan secara aktif
merupakan hal penting untuk mengelola konflik. Untuk
memastikan bahwa penerimaan para manajer perawat telah
memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan
kembali permasalahan para pegawai sebagai tanda bahwa
mereka telah mendengarkan.
TEKNIK ATAU KEAHLIAN UNTUK MENGELOLA KONFLIK
Pendekatan dalam resolusi konflik tergantung pada :
Konflik itu sendiri
Karakteristik orang-orang yang terlibat di dalamnya
Keahlian individu yang terlibat dalam penyelesaian konflik
Pentingnya isu yang menimbulkan konflik
Ketersediaan waktu dan tenaga
STRATEGI :
Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang
memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi
konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan
ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang
memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk
menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik
dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak
mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan
tanggal untuk melakukan diskusi”
Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi
pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting
bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama
dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat
keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat
mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan
pihak lain di tempat yang pertama.
Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki
lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang
lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai
anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi
merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada
waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta
meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat
menguntungkan semua pihak.
Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
- Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang
terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.
- Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat
untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu
sama lainnya.
PETUNJUK PENDEKATAN SITUASI KONFLIK :
Diawali melalui penilaian diri sendiri
Analisa isu-isu seputar konflik
Tinjau kembali dan sesuaikan dengan hasil eksplorasi diri
sendiri.
Atur dan rencanakan pertemuan antara individu-individu yang
terlibat konflik
Memantau sudut pandang dari semua individu yang terlibat
Mengembangkan dan menguraikan solusi
Memilih solusi dan melakukan tindakan
Merencanakan pelaksanaannya
Darul Arqom Dasar ( DAD )IMM Komisariat Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
JakartaJum’at – Ahad , 11 - 13 desember 2009
KEMUHAMMADIYAHAN
1. Sejarah Lahirnya Muhammadiyah
Bulan Dzulhijjah 8 Dzulhijjah 1330 H atau 18 November
1912 M merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah.
Itulah kelahiran sebuah gerakan Islam modernis terbesar di
Indonesia, yang melakukan perintisan atau kepeloporan
pemurnian sekaligus pembaruan Islam di negeri berpenduduk
terbesar muslim di dunia. Sebuah gerakan yang didirikan oleh
seorang kyai alim, cerdas, dan berjiwa pembaru, yakni Kyai Haji
Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis dari kota santri Kauman
Yogyakarta.
Kelahiran Muhammadiyah sebagaimana digambarkan itu melekat
dengan sikap, pemikiran, dan langkah Kyai Dahlan sebagai
pendirinya, yang mampu memadukan paham Islam yang ingin
kembali pada Al-Quran dan Sunnah Nabi dengan orientasi tajdid
yang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan, sehingga memberi
karakter yang khas dari kelahiran dan perkembangan
Muhammadiyah di kemudian hari. Kyai Dahlan, sebagaimana
para pembaru Islam lainnya, tetapi dengan tipikal yang khas,
memiliki cita-cita membebaskan umat Islam dari
keterbelakangan dan membangun kehidupan yang berkemajuan
melalui tajdid (pembaruan) yang meliputi aspek-aspek tauhid
(‘aqidah), ibadah, mu’amalah, dan pemahaman terhadap ajaran
Islam dan kehidupan umat Islam, dengan mengembalikan
kepada sumbernya yang aseli yakni Al-Quran dan Sunnah Nabi
yang Shakhih, dengan membuka ijtihad. Kyai Dahlan dalam
mengajarkan Islam sungguh sangat mendalam, luas, kritis, dan
cerdas. Menurut Kyai Dahlan, orang Islam itu harus mencari
kebenaran yang sejati, berpikir mana yang benar dan yang salah,
tidak taklid dan fanatik buta dalam kebenaran sendiri,
menimbang-nimbang dan menggunakan akal pikirannya tentang
hakikat kehiduupan, dan mau berpikir teoritik dan sekaligus
beripiki praktik (K.R. H. Hadjid, 2005). Kyai Dahlan tidak ingin
umat Islam taklid dalam beragama, juga tertinggal dalam
kemajuan hidup. Karena itu memahami Islam haruslah sampai ke
akarnya, ke hal-hal yang sejati atau hakiki dengan mengerahkan
seluruh kekuatan akal piran dan ijtihad.
2. Definisi Muhammadiyah
Kata ”Muhammadiyah” secara bahasa berarti ”pengikut Nabi
Muhammad”. Penggunaan kata ”Muhammadiyah” dimaksudkan
untuk menisbahkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak
perjuangan Nabi Muhammad saw. Penisbahan nama tersebut
menurut H. Djarnawi Hadikusuma mengandung pengertian
sebagai berikut: ”Dengan nama itu dia bermaksud untuk
menjelaskan bahwa pendukung organisasi itu ialah umat
Muhammad, dan asasnya adalah ajaran Nabi Muhammad saw,
yaitu Islam. Dan tujuannya ialah memahami dan melaksanakan
agama Islam sebagai yang memang ajaran yang serta
dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, agar supaya dapat
menjalani kehidupan dunia sepanjang kemauan agama Islam.
Dengan demikian ajaran Islam yang suci dan benar itu dapat
memberi nafas bagi kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia
pada umumnya.”
3. Faktor-faktor didirikannya Muhammadiyah
Kelahiran Muhammadiyah dengan gagasan-gagasan cerdas
dan pembaruan dari pendirinya, Kyai Haji Ahmad Dahlan,
didorong oleh dan atas pergumulannya dalam menghadapi
kenyataan hidup umat Islam dan masyarakat Indonesia kala itu,
yang juga menjadi tantangan untuk dihadapi dan dipecahkan.
Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya
Muhammadiyah ialah antara lain:
Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan
Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik,
bid’ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat Islam tidak
merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat,
demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar
kemurniannya lagi;
Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam,
akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan
suatu organisasi yang kuat;
Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam
dalam memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi
dapat memenuhi tuntutan zaman;
Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang
sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada
dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme;
dan Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam
kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung
dengan kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia yang
semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat
3. Organisasi Otonom Muhammadiyah
Organisasi Otonom Muhammadiyah ialah organisasi atau
badan yang dibentuk oleh Persyarikatan Muhammadiyah yang
dengan bimbingan dan pengawasannya diberi hak dan kewajiban
untuk mengatur rumah tangga sendiri, membina warga
Persyarikatan Muhammadiyah tertentu dan dalam bidang-bidang
tertentu pula dalam rangka mencapai maksud dan tujuan
Persyarikatan Muhammadiyah.
Organisasi otonom dalam Persyarikatan Muham-madiyah
mempunyai karakteristik dan spesifikasi bidang tertentu. Adapun
Organisasi otonom dalam Persya-rikatan Muhammadiyah yang
sudah ada ialah sebagai berikut :
1. Aisyiyah (bergerak di kalangan wanita dan ibu-ibu)
2. Pemuda Muhammadiyah (bergerak di kalangan pemuda)
3. Nasyiatul Aisyiyah (bergerak di kalangan perempuan-
perempuan muda)
4. Ikatan Pelajar Muhammadiyah (bergerak di kalangan pelajar
dan remaja)
5. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (bergerak di kalangan
mahasiswa)
6. Tapak Suci Putra Muhammadiyah (bergerak dalam aktivitas
bela diri)
7. Hisbul Wathan (bergerak dalam aktivitas kepanduan).
pandangan James Peacock (1986: 26), seorang antropolog dari
Amerika Serikat yang merintis penelitian mengenai Muhammadiyah
tahun 1970-an, bahwa: ”Dalam setengah abad sejak
berkembangnya pembaharuan di Asia Tenggara, pergerakan itu
tumbuh dengan cara yang berbeda di bermacam macam daerah.
Hanya di Indonesia saja gerakan pembaharuan Muslimin itu menjadi
kekuatan yang besar dan teratur. Pada permulaan abad ke-20
terdapat sejumlah pergerakan kecil kecil, pembaharuan di Indonesia
bergabung menjadi beberapa gerakan kedaerahan dan sebuah
pergerakan nasional yang tangguh, Muhammadiyah. Dengan
beratus-ratus cabang di seluruh kepulauan dan berjuta-juta anggota
yang tersebar di seluruh negeri, Muhammadiyah memang
merupakan pergerakan Islam yang terkuat yang pernah ada di Asia
Tenggara. Sebagai pergerakan yang memajukan ajaran Islam yang
murni, Muhammadiyah juga telah memberikan sumbangan yang
besar di bidang kemasyarakatan dan pendidikan. Klinik-klinik
perawatan kesehatan, rumah-rumah piatu, panti asuhan, di samping
beberapa ribu sekolah menjadikan Muhammadiyah sebagai
lembaga non-Kristen dalam bidang kemasyarakatan, pendidikan
dan keagamaan swasta yang utama di Indonesia. ‘Aisyiah,
organisasi wanitanya, mungkin merupakan pergerakan wanita Islam
yang terbesar di dunia. Pendek kata Muhammadiyah merupakan
suatu organisasi yang utama dan terkuat di negara terbesar
kelima di dunia.”
Darul Arqom Dasar ( DAD )IMM Komisariat Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
JakartaJum’at – Ahad , 11 - 13 desember 2009
ADMINISTRASI IMM
Darul Arqom Dasar ( DAD )IMM Komisariat Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
JakartaJum’at – Ahad , 11 - 13 desember 2009
PROPOSAL
A. Bagian – Bagian Dalam Proposal
I. Dasar Pemikiran : Dasar Pemikiran didalam Proposal menggambarkan tentang atas dasar apakah kegiatan yang akan dibuat.
II. Nama Kegiatan : Nama Kegiatan dibuat untuk menggambarkan Kegiatan yang akan dibuat
III. Tema Kegiatan : Tema Kegiatan dibuat lebih spesifik dari nama kegiatan.
IV. Tujuan Kegiatan : Merupakan sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan tersebut.
V. Sistem Kegiatan : Pemaparan tentang bagaimana kegiatan ini akan dilakukan
VI. Waktu dan Tempat kegiatan : Satu Informasi untuk sang penerima proposal kapan dan dimana kegiatan akan dilaksanakan
VII. Susunan Panitia : Biasanya didalam proposal susunan panitia ini dimasukkan dalam lampiran. Susunan panitia ini dibuat berdasarkan struktural kepanitiaan dari kegiatan tersebut.
VIII. Anggaran Dana : Anggaran dana ini dibuat berdasarkan estimasi dana yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut. Biasanya didalam proposal, bagian ini yang biasa dilihat oleh sponsorship.
IX. Susunan Acara : Susunan Acara dibuat untuk memastikan acara apa saja yang akan dilaksanakan dalam suatu kegiatan tersebut. Dan didalam susunan acara ini, terdapat batasan-batasan waktu untuk masing-masing acara.
X. Penutupan : Berisikan tentangkesimpulan dari kegiatan tersebut. Dan disertakan oleh ucapanterimakasih serta permohonan kerjasama.
Darul Arqom Dasar ( DAD )IMM Komisariat Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
JakartaJum’at – Ahad , 11 - 13 desember 2009
BARANG BAWAAN PESERTA
1. Pakaian Sopan dan rapi
2. Jilbab ( IMMAWATI)
3. Pakaian Olahraga
4. Sepatu + Sandal
5. Alat Tulis Menulis
6. Perlengkapan Pribadi
7. Alat Sholat + Al-Qur’an
8. Peralatan Makan
9. Peralatan Mandi
10. Senter (Per Kelompok)
11. Obat-Obatan Pribadi
12. 3 Indomie
13. 3 gelas Beras
14. 2 butir Telur
15. ID Card (nama & nama Kelompok)
Darul Arqom Dasar ( DAD )IMM Komisariat Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
JakartaJum’at – Ahad , 11 - 13 desember 2009
Darul Arqom Dasar ( DAD )IMM Komisariat Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
JakartaJum’at – Ahad , 11 - 13 desember 2009
Darul Arqom Dasar ( DAD )IMM Komisariat Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
JakartaJum’at – Ahad , 11 - 13 desember 2009