Download - Hand Out Sejarah Perkembangan Pnddkn Kebid
HAND HAND OUT
MATA KULIAH : Konsep Kebidanan
TOPIK : Sejirah Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan
Kebidanan
SUB TOPIK : a. Di dalam Negeri
b. Di luar negeri
OBYEKTIF PRILAKU SISWA
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkarn dapat menjelaskan
perkembangan pelayanan dan pendidikan Kehidanan di lndonesia dan secara
Internasional.
SASARAN BELAJAR
a. Menyebutkan dan menceritakan perkembangan yang terjadi di Indnnesia.
b. Menyebutkan dan menceritakan perkebangan yang terjadi lnternasional.
Sejarah perkembangan Kehidanan di dunia
Di Afrika Selatan
Di Amerika
Di Australia
Di Selandia Baru
Di Ontario, Kanada
Di Belanda
DI Inggris
Di Moskow, Uni Soviet
DI Japan
Konsep Kebidanan 1Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
PENDAHULUAN
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan nasional maupun internasional
terjadi begitu cepat. Hal ini menunjukan bahwa perkembangan pelayanan dan
pendidikan kebidanan merupakan hal yang penting untuk dipelajari dan dipahami
oleh bidan yang betugas sebagai bidan pendidik maupun bidan dipelayanan.
Setelah itu paktor yang menyebebkan terus berkembangnya pelayanan dan
pendidikan kebidanan adalah masih tingginya moralitas dan mobilitas pada
wanita hamil dan bersalin, Khususnya dinegara berkembang dan negara miskin
yaitu sekitar 25 – 50%. Untuk lebih memahami topik kita kali ini sebaiknya
saudara lebih banyak membaca, maupun mencari perkembangan yang ada.
Mengingat hal diatas, maka penting bagi bidan untuk mengetahui sejarah
perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan karena bidan sebagai
tenaga terdepan dan utama dalam pelayanan kesehatan Ibu dan bayi diberbagai
catatan pelayanan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu
pengetahuan melalui pendidikan formal dan nonformal dan bidan berhak atas
kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun pelatihan
serta meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai :
Dalam Hand Oit ini saudara akan mempelajari tentang :
a. Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan di Indonesia
b. Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan internasional.
Konsep Kebidanan 2Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
MATERI
Sejarahperkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan di indonesia
Perkembangan pendidikan dan pelayanan kebidanan di idonesia tidak terbatas
dan masa penjajahan Belanda, era kemerdekaan, politik/kebijakan pemerintah
dalam pelayanan dan pendidikan tenaga kesehatan, kebutuhan masyarakan
serta kemajuan ilmu dan tekhnologi.
Perkembangan Pelayanan kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktik
profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan kaum perempuan khususnya Ibu dan anak.
Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan
Ibu dan bayinya, layanan kebidanan/oleh bidan dapat dibedakan meliuputi
a. Layanan kebidanan primer yaitu layanan yang diberikan sepenuhnya ats
tanggung jawab bidan
b. Layanan kolaborasi yaitu layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai
anggota tim secara bersama-sama dengan profesi lain dalam rangka
pemberian lyanan kesehatan.
c. Layanan kebidanan rujukan yaitu merupakan pengalihan tanggung jawab
layanan oleh bidan kepada system layanan yang lebih tinggi atau yang
lebih kompeten ataupun pengambilalihan tanggung jawab
layanan/menerima rujukan dari penolong persalinan lainnya seperti rujukan
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda angka kematian Ibu dan anak sangat
tinggi. Penolong persalinan adalah dukun pada tahun 1870 (jaman gubernur
Jendral Hendrik Wiliam Deandels) para dukun dilatih dalam pertolongan
persalinan, tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya
pelatih kebidanan.
Adapun pelayanan kebidanan hanya diperuntukan bagi orang-orang belanda
yang ada di indonesia. Tahun 1849 dibuka pendidikan Dokter Jawa di Batavia
(dirumah sakit militer belanda sekarang RSPAD Gatot Subroto) saat ini ilmu
kebidanan belum merupakan pelajaran, baru tahun 1880 oleh straat Obsterikus
Austria dan Masland, Ilmu Kebidanan diberikan sukarela. Seiring dengan
dibukanya pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851, dibuka pendidikan bidan
bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang dokter militer belanda (dr. W.
Konsep Kebidanan 3Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
Bosek). Mulai saat itu pelayanan kesehatan Ibu dan anak dilakukan oleh dukun
dan bidan.
Pada tahun 1952 mulai diadakan pelatihan bidan secara pormal agar dapat
meningkatkan kualitas pertolongan persalinan. Perubahan pengetahuan dan
keterampilan tentang pelayanan kebidanan Ibu dan anak secara menyeluruh
dimasyarakat dilakukan melalui kursus tambahan yang dikenal dengan istilah
kursus Tambahan Bidan (KTB) pada tahun 1953 di Yogyakarta yang akhirnya
dilakukan di kota-kota besar lain di nusantara seiring dengan pelatihan tersebut
didirikan balai kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).
Dari BKIA inilah akhirnya suatu pelayanan menjadi terintegrasi kepada
masyarakat yang dinamakan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada
tahun 1957. Puskesmas memberikan pelayanan berorientasi pada wilayah kerja.
Bidan yang bertugas dipuskesmas berfungsi dalam memberikan pelayanan
kesehatan Ibu dan anak termasuk pelayanan keluarga berencana.
Mulai tahun 1990 Pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat
dengan masyarakat. Kebijakan ini melalui instruksi Presiden secara lisan pada
sidang kabinet tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk penempatan
bidan didesa. Adapun tugas pokok bidan didesa adalah sebagai pelaksana
kesehatan KIA, khususnya dalam pelayanan kesehatan Ibu hamil, bersalin dan
nifas serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir termasuk pembinaan dukun bayi.
Dalam melaksanakan tugas pokoknya bidan didesa malaksanakan kunjungan
rumah pada ibu dan anak yang memerlukannya, melakukan pembinaan pada
posyandu diwilayak kerjanya serta mengembangkan pondok bersalin sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Hal tersebut diatas adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan didesa.
Pelayanan yang diberikan berorientasi pada kesehatan masyarakat berbeda
halnya dengan bidan yang bekerja dirumah sakit, dimana pelayanan yang
diberikan berorientasi pada individu. Bidan dirunahsakit memberikan pelayanan
polikklinik keluarga berencan, gangguan kesehatan reproduksi di polikklik
keluarga berencan, senam hamil, pendidikan permatal, kamar bersalin. Kamar
operasi kebidanan, ruang nifaas dan ruang perinatal.
Konsep Kebidanan 4Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
Titik tolak dari konferensi kependudukan dunia dikairo pada tahun 1994 yang
menekankan kepada produktive health (kesehatan reprokusi) memperluas area
garapan pelayanan bidan, area tersebut meliputi :
1. Safe Motherbood, termasuk bayi baru lahir da perawatan abortus
2. Familly planing
3. Penyakit menular seksual termasuk infeksi saluran alat reproduksi
4. Kesehatan reprodiksi remaja
5. Kesehatan reproduksi pada orang tua.
Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dalam tugasnya didasarkan pada
kemampuan dan kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur
melaui Peraturan Menteri Kesehatan (Pemenkes). Pemenkes yang menyangkut
wewenang bidan slalu mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan masyarakat dan kebijakan pemerintahmeningkatkan drajat
kesehatan masyarakat Pamenkes tersebut dimulai dari :
a. Pamenkes No. 5380/IX/1963 wewenang bidan terbatas pada norma secara
mandiri, didampingi tuhas lain.
b. Pkes No. 363/IX/1980, yang kemudian diubah menjadi dua yitu wewenang
umum dan khusu ditetapkan bila bidan melaksanakan tindakan khusus
dibawah pengawasan dokter. Pelaksanaan dan Pamenkes ini, bidan dalam
melaksanakan praktek perorangan dibawah pengawasan dokter.
c. Pamnekes No. 572/VI/1996, wewenang ini mengatur tentang registrasi dan
praktek bidan. Bidan dalam melaksanakan prakteknya diberi kewenangan
yang mandiri. Kewenangan tersebut disertai dengan kemampuan dalam
melaksanakan tindakan. Dalam wewenang tersebut mencakup :
- Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan Ibu dan anak.
- Pelayanan keluarga berencana
- Pelayanan kesehatan masyarakat.
d. Pamenkes No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek
bidan revisi dari Pamenkes No. 572/VI/1996.
Dalam melaksanakan tugasnya bidan melakukan kolaborasi konsultasi dan
merujuk sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan dan kemampuannya.
Dalam keadaan darurat bidan juga diberi wewenang pelayanan kebidanan yang
ditujukan untuk penyelamatan jiwa. Dalam aturan tersebut juga ditegaskan
Konsep Kebidanan 5Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
bahwa bidan dalam menjalankan praktek harus sesuai dengan kewenangan,
kemampuan, pendidikan pengalaman serta berdasarkan standar profesi.
Pencapaian kemampuan bidan sesuai dengan kepmenkes No. 900/2002 tidaklah
mudah karena wewenang yang diberikan oleh Depoartemen kesehatan ini
mengandung tuntutan akan kemampuan bidan sebagai tenaga profesional dan
mandiri.
Perkembangan Pendidikan Bidan
Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan pelayanan
kebidanan. Keduanya berjalan seiring untuk menjawab kebutuhan/tuntutan
masyarakat akan pelayanan kebidanan. Yang dimaksud dalam pendidikan ini
adalah, pendidikan formal dan non formal.
Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan hindu Belanda. Pada tahun
1851 seorang dokter militer Belanda (Dr. W. Bosch) membuka pendidikan bidan
bagi wanita pribumi di Batavia. Pendidikan ini tidak berlangsung lama karena
kurangnya peserta didik yang disebabkan karena adanya larangan ataupun
batasan bagi wanita untuk keluar rumah.
Pada tahun 1902 pendidikan bidan dibuka kembali bagi wanita pribumi di rumah
sakit militer di Batavia pada tahun 1940 pendidikan bidan bagi wanita Indonesia
dibuka dimakasar. Lulusan dari pendidikan ini harus bersedia untuk ditempatkan
dimana saja tenaganya dibutuhkan dan mau menolong masyarakat yang
tidak/kurang mampu secara Cuma-Cuma. Lulusan ini mendapat tunjangan dari
pemerintah kurang lebih 15-25 golden perbulan. Kemudian dinaikan menjadi 40
golden perbula tahun (1922).
Tahun 1911/1912 dimulai pendidikan tenaga keperawatan secara terencana di
(BZ RSUP) Semarang dan Batavia. Calon yang diterima dari HIS (SD 7 tahun)
dengan pendidikan kepwerawatan 4 tahun dan pada awalnya hanya menermia
peserta didik pria. Pada tahun 1914 telah diterima juga peserta didik wanita
pertama dan bagi perawat wanita yang lulus dapat meneruskan ke pendidikan
keperawatan lanjut selama dua tahun juga.
Konsep Kebidanan 6Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
Pada tahun 1935-1938 pemerintah kolonial Belanda mulai mendidik bidan lulusan
Mulo (Setingkat SLTP bagian B) dan hampir bersamaan dibuka sekolah bidan
dibeberapa kota besar antara lain Jakarta di RSB Budi Kemuliaan, RSB Palang
dua dan RSB Mardi Waluyo di semarang. Ditahun yang sama dikeluarkan sebuah
peraturan yang membedakan lulusan bidan berdasarkan latar belakang
pendidikan. Bidan dengan dasar pendidikannya Mulo dan pendidikan kebidanan
selam tiga tahun tersebut bidan kelas satu (Vvreodroufe klas) dan bidan dari
lulusan perawat (mentri) disebut bidan kelas dua (Vedrouw tweede klas).
Perbedaan ini menyangkut ketentuan gaji pokok dan tunjangan bagi bidan. Pada
zaman penjajahan Jepang, pemerintah mendirikan sekolah perawat atau sekolah
bidan dengan nama dan dasar yang berbeda namun memiliki persyaratan yang
sama dengan jaman penjajahan belanda. Peserta didik kuran berminat memasuki
sekolah tersebut dan mereka mendaftar karena terpaksam, karena tidak ada
pendidikan lain.
Pada tahun 1950-1953 dibuka sekolah bidan dari lulusan SMP dengan balasan
usia minimal 17 tahun dan lama pendidikan tiga tahun. Mengingat kebutuhan
tenaga untuk menolong persalinan cukup banyak maka dibuka pendidikan
pembantu bidan yang disebut penjenjang kesehatn B atau pembantu bidan.
Pendidikan ini dilanjutkan sampai tahun 1976 dan setelah itu ditutup. Peserta
didik PK/E adalah lulusan SMP ditambah dua tahun kebidanan dasar/ Lulusan
PK/E sebagian besar melanjutkan pendidikan bidan selama dua tahun.
Tahun 1953 dibuka kursus tambahan bidan (KTB) di yogyakarta, lamanya kursus
selama 7 sampai dengan 12 minggu. Pada tahun 1960 KTB dipindahkan ke
Jakarta. Tujuan dari KTB ini adalah untuk memperkenalkan kepada lulusan bidan
mengenai perkembangan program KIA dalam pelayanan kesehatan masyarakat,
sebelum lulus memulai tugasnya sebagai bidan terutama menjadi bidan di BKIA.
Pada tahun 1967 KTB ditutup (discountinued).
Tahun 1954 dibuka pendidikan guru bidan secara bersama-sama dengan guru
perawat dan perawat kesehatan masyarakatdi Bandung. Pada awalnya
pendidikan ini berlangsung satu tahun, kemudian menjadi dua tahun dan terakhir
berkembang menjadi tiga tahun. Pada awal tahun 1972 institut pendidikan ini
dilebur menjadi Sekolah Guru Perawat (SGP). Pendidikan ini menerima calon
dari lulusan sekolah perawat dan sekolah bidan.
Konsep Kebidanan 7Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
Pada tahun 1970 dibuka program pendidikan pendidikan yag menrima lulusan
dari Sekolah pengatur rawat (SPR) ditambah dua tahun pendidikan bidan yang
disebut Sekolah pendidikan lanjutan Jurusan Kebidanan (SPLJK). Pendidikan ini
tidak dilaksanakan secara merata diseluruh profinsi.
Pada tahun 1974 mengingat jenis tenag akesehatan menengah dan bawah
sangat banyak (24 kategori) Departemen kesehatan melakukan penyederhanaan
pendidik tenaga kesehatan non sarjana. Sekolah pendidikan ditutup dan dibuka
sekolah perawat kesehatan (SPK) dengan tujuan adanya tenaga multi purpose
dilapangan dimana salah satu tugasnya adalah menolong persalinan normal.
Namun karena adanya perbedaan falsafah dan kurikulum terutama yang
berkaitan dengan kemampuan seorang bidan, maka tujuan pemerintah agar SPK
dapat menolong persalinan tidak tercapai atau terbukti tidak berhasil.
Pada tahun 1975 – 1984 institut pendidikan bidan ditutup, sehingga selama 10
tahun tidak menghasilkan bidan. Namun organisasi profesi bidan (IBI) tetap ada
dan hidup secara wajar.
Tahun 1981 untuk meningkatkan kemampuan perawat kesehatan (SPK) dalam
pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk kebidanan dibukja pendidikan
diploma I Kesehatan Ibu dan anak. Pendidikan ini hanya berlangsung 1 tahun
dan tidak dilakukan oleh semua institusi.
Pada tahun 1985 dibuka lahi program pendidikan bidan yang disebut (PPB) yang
menerima lulusan SPR dan SPK. Lama pendidika selama 1 tahun dan lulusannya
dikembalikan pada institut yang mengirim.
Tahun 1989 dibuka crash program pendidikan bidan secara nasional yang
memperbolehkan lulusan SPK untuk langsung masuk program pendidikan bidan.
Program ini dikenal sebagai program pendidikan bidan A (PPB/A). Lama
pendidikan satu tahun dan lulusannya ditempatkan di desa-desa. Untuk itu
pemerintah menempatkan seorang bidan disetiap desa sebagai perawat negeri
sipil (PNS Golongan II). Mulai tahun 1996 status bidan didesa sebagai pegawai
Konsep Kebidanan 8Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
tidak tetap (bidan PTT) dengan kontrak selama 3 tahun dengan pemerintah, yang
kemudian dapat diperpanjang 2 x 3 tahun lagi.
Penempatan BDD ini menyebabkan orentasi sebagai tenaga kesehatan berubah.
BDD harus dipersiapkan dengan sebaik-baikny tidak hanya kemampuan klinik,
sebagi bidan tapi juga kemampuan untuk berkomunkasi, konseling dan
kemampuan untukmengerakag masyarakat desa dalam meningkatkan tarap
kesehatan Ibu dan anak. Progtam pendidikan bidan (A) diselenggarakan dengan
peserta didik cukup besar. Diharpakan pada tahun 19896 sebagian besar desa
sudah memilik minmal seoirang bidan. Lulusan pendidikan ini kenyataannya juga
tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan seperti yang di harapkan sebagai
seorang bidan profesional, karena lama pendidikan yang terlalu singkat dan
jumlah pesert adidik terlalu besar dalam kurun waktu 1 tahun akadmeik, sehingga
kesempatan pesert adidik untuk praktek klinik kebidanan sangat kurang,
sehingga tingkat kemampuan yang dimiliki sebagai seorasng bidan juga kurang.
Pada tahun 1993 dibuka Program Pendidikan Bidan program B yang peserta
didiknya dari lulusan akademik prawat (AKPER) dengan lama pendidikan 1
tahun. Tujuan program ini adalah untuk mempersiapkan tenaga pengajar pada
program pendidikan bidan A. Berdasarkan hasil penelitian terhadap kemampuan
klinik kebidanan dari lulusan ini tidak menunjukan kopetensi yang diharapkan
karena lama pendidikan yang terlalu singkat yaitu 1 tahun. Pendidika ini hanya
berlangsung selama 2 angkatan (1995 dan 1996) kemudian ditutup.
Pada tahun 1993 juga dibuka pendidikan bidan program C (PPBC), yang
menerima masukan dari lulusan SMP. Pendidikan ini dilakukan di 11 propinsi
yaitu : Aceh, Benghkulu, Lampung, dan riau (wilayah sumatera), (kalimantan
Barta, kalimantan Timur dan kalimantan selata (wilayah kalimantan) silawesi
selatan, nusatenggara timur, maluku dan irian jaya. Pendidikan ini memerlukan
kurikulum 3700 jam dan dapat di selesaikan dalam waktu 6 semester.
Selain program pendidikan bidan diatas sejak tahun 1994 sampai 1995
pemerintah juga menyelenggarakan uji coba pendidikan bidan jarak jauh
(distance learbibg) di 3 profinsi yaitu : Jawa barat, jawa tengah, dan jawa timur.
Kebijakan ini dilaksanakan untuk memperluas cakupan upaya peningkatan mutu
tenaga keserhatan yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan peningkatan mutu
Konsep Kebidanan 9Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
pelayanan kesehatan. Pengaturan penyelenggaraan ini telah diatur dalam SK
Menkes No. 1247/Menkes/SK/XII/1994.
Diklat jarak jauh bidan (DJJ) adalah DJJ kesehatan yang ditujukan untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan kerterampilan bidan agar mampu
melaksanakan tugasnya dan berharapkan berdampak pada penurunan AKI dan
AKB. DJJ bidan dilaksnakan dengan menggunakan modul sebanyak 22 buah.
Pendidikan ini dikoordinasikan oleh pusdiklat Depkes dan dilaksnakan oleh
Bapelkes di propinsi. DJJ tahap I (1995-1996) dilaksanakan di 15 propinsi, pada
tahap II (1996-1997) dilaksnakan di 16 propinsi dan pada tahap III (1997-1998)
dilaksanakan di 26 propinsi. Secara kumulatif pada tahap I-III telah diikuti oleh
6.306 orang bidan dan sejumlah 3.439 (55%) dinyatakan lulus pada tahap IV
(1998-1999). DJJ dilaksanakan di 26 propinsi dengan jumlah tiap propinsinya
adalah 60 orang, kecuali propinsi maluku, irian jaya dan sulawesi tengah
masing-masing hanya 40 orang dan propinsi jambi 50 orang. Dari 1490 peserta
belum diketahui jumlah yang luas karena laporan belum masuk.
Selain pelatihan DJJ tersebut pada tahun 1994 juga dilaksnakan pelatihan
pelayanan kegawat daruratan maternal dan neonatal (LSS = Life seving Skill),
dengan materi pembelajaran berbentuk 10 modul koordinatornya adalah
direktorat kesehatan keluarga Ditjen Binkesmas.
Sedang pelaksanaanmya adalah Tumah Sakit propinsi/kanupaten
penyelengaraan ini dinilai tidak efektif ditinjau dari proses.
Pada tahun 1996, IBI bekerja sama dengan Departemen Kesehatan dan
American Collepe of nurse Midwive (ACNM) dan rumah sakit swasta
mengadakan Training of trainer pada anggota IBI. Tim pelatih LSS mengadakan
TOT dan pelatihan baik untuk bidan didesa maupun bidan praktek swasta.
Pelatihan praktek dilaksnakan di 14 propinsi dan selanjtnya melatih bidan praktek
swasta secara swadaya, begitu juga guru/dosen dari D3 Kebidanan.
1995-1998. IBI bekerjasama langsung dengan Mother Care melakukan pelatihan
per review bagi bidan rumah sakit. Bidan puskesmas dan bidan didesa dopropinsi
kalimantan selatan.
Konsep Kebidanan 10Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
Pada tahun 2000 telah ada tim pelatih asuhan persalinan normal (APN) yang
dikoordinasikan oleh maternal neonatal health (MNH) yang sampai saat ini telah
melatih APN dibeberapa proinsi/kabupaten. Pelatihan LSS dan APN tidak hanya
untuk pelatihan pelayanan tetapi juga guru dosen-dosen dari akademni
kebidanan.
Selain melalui pendidikan pormat dan pelatihan, untuk meningkatkan kualitas
pelayanan juga diadakan seminar dan lokakarya organisasi dengan materi
pengembangan organisasi (organization Depelovment = OD) dilaksanakan setiap
tahun sebanyak dua kali mulai tahun 1996 – 2000 demngan biaya dari UNICEP.
Sejarah perkembangan pendidikan dan pelayanan pendidikan kebidanan
internasional
- Sejarah perkembangan kehidupan didunia
A. Sebelum abad 20 (1700-1900)
Wiliam smeli dari scotlandia (1977-1763) mengembangan forceps dengan kurpa
velvic seperti kurpa sevalik. Dia memperkenalkan cara pengukuran konjungata
diagonalis dalam pelpi metri. Menggambarkan metodenya tentang persalinan
lahirnya kepala pada persentasi bokong dan penanganan resusitasi bayi asfiksi
dengan pemompaan paru-paru melalui sebuah metalcaterel.
Ignoz Philip semmelweis. Seorang dokter dari hungaria (1818 – 1865)
pengenalan semelweis tentang cuci tangan yang bersih mengacu pada
pengendalian sepsis werverium.
James Young simpson dair edenbarg, skotlandia (1811 – 1870) memperkenalkan
dan memperhgunakan arastesi umum, tahun 1807. Ergot sejenis cendawan yang
tumbuh pada sejenis gandum hitam, diketahui efektif dalam mengatasi
pendarahan postpartum hal ini merupakan permulaan pengguran
Tahun 1824 james blundel dari inggris yang menjadi orang yang pertama yang
berhasil menanhani pendarahan postpartum dengan menggunakan transpusi
darah.
Konsep Kebidanan 11Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
Jean Lubuncan dari prancis (orang kepercayaan relelaenec, penemu stetoskop
pada tahun 1819) pertama kali mendengan bunyi jantung janin dengan stetoskop
pada tahun 1920.
John carlos weaven dari inggris (1811 – 1859) adalah padatahun 1843, pertama
yang melakukan tes urine pada wanita hamil untuk pemeriksaan dan
menghubungkan kehadirannya dengan eklamsia.
Adolf pinard dari perancis (1844-1934) pada tahun 1878, mengumumkan
kerjanya pada palpasi abdominal.
Carel Crede dari jerman (1819-1892) menggambarkan metodenya stimulasi urine
yang lembut dan lentur untuk mengeluarkan plasenta.
Judul Bandl, dokter obstetric dari jerman (1842-1992) pada tahun 1875,
menggambarkan lingkaran retraksi yang pasti muncul pada pertemuan segmen
atas rahim dan segmen bawah rahim dalam persalinan macet/sulit.
Daun C dari bordeaud pada tahun 1857, memperkenalkan pengguguran
incubator dalam perawatan bayi premature.
B. Abad 20
Postnatal care sejak munculnya ospitalisasi untuk persalinan telah berubah dari
perpanjangan masa perawatan sampai 10 hari “modem” ambulasi diri. Yang pada
kenyataannya, suatupengembalian pada cara yang lebih alami selama beberapa
tahun, pemisahan ibu dan bayi merupakan praktek yang dapat diterima dibanyak
rumah sakit dan alat untuk menyusui bayi buatan menjadi dapat diterima dan
bahkan oleh norma bagaimanapun alami sekalilagi membuktikan dirinay “rooing-
n” dipraktekkan dan menyusui dipromosikan menyusui disemua rumah sakit yang
sudah mendapat penerangan.
Perkembangan tekhnologi yang cepat telam memotnitoring antepartum dan
intrapartum yang tepat menjadi mungkin dengan penggunaan ultrasonografi dan
kardiocograpi dan telah merubah prognosis bagi bayi prmatur secara dramatis
ketika dirawat dineonatal intersipe acara urites. Hal ini memungkinkan
perkembangan yang menakjubkan.
Konsep Kebidanan 12Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
Afrika Selatan
Perusakan Hindia Belanda timur yang membentuk tempat makanan dan minuman
disemenanjung. Mempunyai perakiran-perakiran yang menyakir praktek para
bidan yang dapat diterapkan disemenanjung tersebut. Tetapi mereka menunjuk
bidan pemerintah atau bidan yang sudah diangkat sumpah selama beberapa
tahun peraturan-peraturan tersebut menetapkan bahwa para bidan harus diuji
dan diberi lisensi/izin, dan mereka harus memanggil pertolongan medis bila ada
indikasi.
Saat penempatan diperluas, wanita didesa khususnya harus ditolong oleh wanita
yang lebih tua belum dilatih dari masyarakat. Bidan pemerintah memperoleh
penghargaan yang tinggi salah satu dari mereka Alkta Kaister, ditunjuk pada
tahun 1687 sebagai kepala keperawatan dirumah sakit perusahaan dan menjadi
bidan pertama yang melaksanakan tugas-tugas perawatan umum sebagai mana
tugas-tugas kebidanan.
Pelayanan kebidanan pertama diberikan oleh pegawai pemerintah dan bidan
swasta lebih banyak wilayah berkembang., sementara masyarakat pedesaan
dilayani oleh wanita penuh baya yang belum terlatih dengan pelayanan
kebidanan ”outansi” yang seringkali melaksanakan perawatan umum dan bahkan
pelayanan untuk hewan peliharaan juga dalam beberapa hal keadaan dan situasi
itu masih berlaku.
Terlihat dimana teerdapat ada sedikit perkembangan didalam pelayanan dan
pelatihan kebidanan sampai awal abad ke 19 dibawah pemerintahan batavia
yang mengambil mengambil alih semenanjung dari perusahaan Hindia Belanda
timur yang beban seorang dokter bada bernama Dr. Leishing, mereka
mendasikan dimana telah diberikan sebuah sekolah kebidanan ini untuk
menggandakan sistem magang perusahaan dan menjadi sebelum penduduk
British kedua disemenanjung tersebut. Komite medis tertinggi meninjau kembali
lisensi dokter, bidan dan apoteker menemukan bahwa enam bidan yang sudah
mempunyai lisensi tidak memenuhi kriteria mereka.
Ide pendirian sekolah kebidanan baru terlaksana pada tahun 1808 saat seiring
dokter bedah dari pemerintah batavia terdahulu Dr. Johann Hunrich frederich
Konsep Kebidanan 13Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
carel leopold wehr, mengajuikan permohonan kepada gubernur semenanjung
untuk mendirikan sekolah seperti itu Dr Wehr sangat tertarik pada kebidanan dan
dia mengungkapkan perhatian yang besar pada kurangnya bidan yang
berkualitas bagi cape town dan daerah-daerahnya, dan standar asuhan
kebidanan yang jelek yang diberikan oleh orang-orang yang tidak mempunyai
liseni/izin. Dia ditunjuk sebagai Accoucher kolonial dengan wewenang untuk
melatih sejumlah besar bidan untuk melayani masyarakat. Dia akan membantu
para bidan yang bekerja diantara orang miskin tanpa bayaran, tapi dia meminta
gaji yang sesuai untuk mengimbangi pelayanan disana.
Gubernur Barl caledon menyetujui pendirian sekolah tersebut pada tanggal 1
Nppember 1810 dan Dr Wehr ditunjuk sebagai instruktur kolonial kebidanan.
Dengan demikian lahirlah sekolah profesional pertama dari jurusan Afrika selatan
dan pelatihan para bidan dimulai pada tahun 1811. Tjuh kandidat yang
menyelesaikan pelatihan tersebut dan terkualifikasi pada tahun 1913 merupakn
profesional pertama yang terlatih dan terkualifikasi di Aprikas Selatan. Kode etik
yang dikirakan dipegang teguh saat mereka melakuka ”Sumpah Jabatan” yang
mencakup banyak elemen yang terwujud dalam kode etik/sikap saat ini. Kode ini
meliputi persyaratan untuk prilaku pribadi perorangan, hubungan dengan bidan
yang lain, dengan dokter dan urusan agama rahasia profesi dan meminta
bantuan medis jika diperlukan.
Dua awal penting dalam sejarah kebidanan di Afrika Selatan terjadi selama
periode ini kira-kira pada tahun 1809. Seorang utusan medis dari Misionary
Sociaty London, Dr. Van der kemp, menulis sebuah buku saku tentang kebidanan
bagi pembantnya. Tampaknya ini merupakan buku kebidanan pertama yang
ditulis di Afrika Selatan. Pada tahun 1816, operasi seksio caesare pertama kali
dilakukan pada isteri Mr. Thomas Munnik oleh Dr. Jammes Barry. Anak tersebut
diberi nama James Barry Munnik.
PERMULAAN DAN PELATIHAN MODERA
Konsep Kebidanan 14Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
Saudari Henrietha Stockdule
Tahap penting berikutnya dalam perkembangan pelatihan kebidanan digembor-
gemborkan oleh kedatangan saudari Henrietha Stockdule di Afrika Selatan, yang
pada tahun 1867 dikirim oleh komunitasnya ke Rumah Sakit Camaryon di
Kimberly. Disini Dr. James Prince, seorang dokterkanada , memutuskan untuk
menyusun pelayanan kebidanan daerah dengan bantuan bidan Ella Ruth
terdaftar sebagai perawat umum pada tahun 1919 dan sebagai seorang bidan
pada tahun 1920, sehingga menjadi wanita kulit berwarna pertama yang
mempunyai kualifikasi ganda.
Pelatih kebidanan bagi orang kulit hitam dimulai sesudahnya dan pada tahun
1927 dirumah sakit Mc Card Zulu di Duban. Beatrice Msimang menjadi wanita
kuolit hitam pertama yang menjadi perawat dan bidan yang terdaftar.
Perkembangan-perkembangan pada tahun 20
Usia yang diizinkan masuk
Sebelum ada peraturan-peraturan dewan medis Afrika Selatan, tidak ada
penentuan bata usia. Beberapa sekolah menetapkan bahwa para siswa harus
berusia 24 – 50 tahun, sekolah yang lain menetapkan 21 -45 tahun. Semua
sekolah mewajibkan orang yang sudah dewasa. Kebidanan merupakan profesi
yang diinginkan bagi gadis-gadis yang belum menikah.
Kemudian siswa perawat dan siswa bidan tidak diizinka menikah dan
siapapun yang memutuskan untuk menikah harus berhenti dari pelatihan.
Pada tahun 1960 an, peraturan-peraturan tersebut diperlongar, dan wanita
yang sudah menikah diizinkan untuk melanjutkan pelatihan perawatan dan
kebidanan.
Standar Pendidikan
Pada tahun 1925, sertifikat standar enam telah dapat diterima, kemudian
muncul standar tujuh pada tahun 1959, kemudian standar delapan pada tahun
1949 dan pada tahun 1960, standar sepuluh merupakan standar pendidikan
minimal yang diwajibkan.
Silabus dan Lamanya Pendidikan
Konsep Kebidanan 15Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
Pelatihan kebidanan ditetapkan oleh empat dewan medis (negara bagian
Cape, natal, trabsual dan orange free) setelah dimulai di cafee pada tahun
1892 dan siswa harus menolong minimal 12 persalinan dan merawat 12
wanita pada masa puerbarium pelatihan dilakukan dilapangan dan diruang
[erawatan rumahsakit kalau tersedia/ada.
Sebagian besara pusat pelatihan merasa bahwa masa pelatihan terlalu pendek
dan Pada tahun 1917. Asosiasi perawat terlatih Afrika Selatan juga
mengungkapkan ketidak puasannya dengan kurangnya fasilitas. Sekolah
pelatihan terlalu sedikit, dan kurangnya bed yang tersedia bagi pasien kebidanan
Asosiasi ini merekomendasikan ketentuan rumah sakit kebidanan yang disubsidi
oleh pemerintah yang lebih banyak untuk digunakan sebagai sekolah pelatihan,
diman pelatihan harus diperpanjang sampai minimal 6 bulan, dan diman
ketentuan tersebut harus meliputi pelatihan teoritas dan praktek dilapangan dan
diruang rawat.
Pada tahun 1919, sekolah perawatan kebidanan didirikan di bekas rumah Pal
Kruger, dimana masa pelatihan 12 bulan jika siswanya belum mejadi perawat
yang terdaftar.
Dewan perawatan Afrika Selatan mebngambil kembali pelatihan kebidanan pada
tahun 1945, masa pengajaran lebih lanjut meningkat menjadi 18 bulan bagi
perawat yang belum terdaftar, dan 9 bulan bagi perawat yang sudah terdaftar.
Pada tahun 1960, masa tersebut menjadi 24 bulan dan 12 bulan berturut-turut.
Diwajibkan menolong persalinan sebanyak 30 persalinandan 30 asuhan
postnatal. Perawat yang belum terdaftar mengikuti ujian awal umum dengan
siswa keperawatan umum.
Sekarang ini dan kadang-kadang secara kontrovesi, pengajaran kebidanan
termasuk dalam pengajaran 4 tahun, yang menuntun pada registrasi bagi
seorang perawat (umum, Psikiatrik dan komunitas) dan sebagai seorang bidan.
Pada tahun 1977, laki-laki diizinka mengikuti ajaran kebidanan untuk pertama
kalinya di Afrika Selatan. Bidan yang sudah daftar juga melanjutkan ke Diploma
dalam kebidanan dan ke ilmu keperawatan neonatal intensive. Pellatihan ADM
diadakan dirumah sakit Mowbray pada tahun 1976 dan peraturan-peraturan bagi
Konsep Kebidanan 16Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
pelatihan diumumkan oleh dewan perawatan Afrika Selatan pada bulan Agustus
1979. Kebidanan sebagai jurusan kuliah ditingkat Universitas dapat diperoleh
pada tingkat Dokter.
Amerika
Di Amerika, para bidan berperan seperti dokter, berpengalaman tanpa pendidikan
yanf sfesifik, standar-satandar atau peraturan-peraturan sampai abad ke 20.
Kebidanan, sementara itu dianggap menjadi tidak diakui dalam sebagian besar
yuridiksi (hukum-hukum) dengan istilah ”nenek tua” kebidanan akhirnya padam
profesi bidan hampir mati.
Sekitar tahun 1700, para ahli sejarah memprediksikan bahwa angka kematian Ibu
dia AS sebanyak 95%. Salah satu alasan kenapa dokter banyak terlibat dalam
peralinan adalah untuk menghilangkan praktek sihir yang masih ada pada saat
itu. Dokter memgang kendali dan banyak meberikan obat-obatan tetapi tidak
mengindahkan asfek spiritual sehingga wanita yang menjalani persalinan selalu
dihinggapi perasaan takut terhadap kematian.
Walaupun statistik terperinci tidak menunjukan bahwa pasien-pasien bidan
mungkin tidak sebanyak dari badan pasien dokter untuk kematian demam nifas
atau infeksi puerperans, sebagian besar penting karena kesakitan maternal dan
kematian saat itu.
Tahun 1765 pendidikan formal untuk bidan mulai dibuka pada akhir abad 18
banyak kalangan medis yang berpendapat bahwa secara emosi dan intelektual
wanita tidak dapat belajar dan menerapkan metode obstetric. Pendapat ini
digunakan untuk menjatuhkan profesi bidan, sehingga bidan tidak mempunyai
pendukung, uang tidak terotganisir dan tidak dianggap profesional.
Pada pertenganhan abad antara tahun 1770 dan 1820 para wanita golongan atas
di kota kota Amarika, mulai meminta bantuan “para bidan pria” atau para dokter
sejak awal 1910 setengah persalinan di AS ditangani oleh dokter, bidan hanya
menangani persalinan wabita yang tidak mampu membayar dokter. Dengan
berubahnya kondisi kehidupan dikota, persepsi-persepi baru para wanita dan
Konsep Kebidanan 17Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
kemajuan dalam ilmu edokteran, kelahiran menjadi semakin meningkat
dipandang sebagai suatu masalah medis sehingga dikelola oleh dokter.
Tahun 1915 dikter Joseph de lee mengatakan bahwa kelahiran bayi adalah
proses patologis dan bidan tidak mempunyai peran didalamnya, dan diberlakukan
protap pertolongan persalinan di AS yaitu : memberika sedatif pada awal infartu,
membiarkan serviks berdilatasu memberikan ether pada kala dua, melakukan
episiotomi, melahirkan bayi dengan forcep elstrasi plasenta, memberikan
uteronika serta menjahit efosotomi. Akibat frotap tersebut kematian Ibu mencapai
600 – 700 keamtian per 100.000p kelahiran hidup pada tahun 1900 – 1930, dan
sebanyak 30 – 50% wanita melahirkan dirumah sakit. Dokter Grantly Dicke
meluncurkan buku tentang persalinan alamiah. Hal ini membuat para spesialis
obstetric beusaha memberikan peran tenaga di luar medis, termasuk bidan.
Pada waktu yang sama karena pelatihan para medis yang terbatas bagi para
pria, para wanita keholangan posisinya sebagai pembantu dalam persalinan, dan
suatu peristiwa yang dilaksanakan secara terdisional oleh suatu komunitas
wanita menjadi sebuah pengalaman utama oleh seorang wanita dan dokter.
Tahun 1955 American Collage of Nurse Midwifes (ACNM) dibuka. Pada tahun
1971 seorang bidan di Tennese mulai menolong persalinan secara medis di
institusi kesehatan. Pada tahun 1979 badan pengawasan obat mengatakan
bahwa perawatan ibu bersalin yang menerima anasthesi dalam dosisi tinggi telah
melahirkan anak-anak yang mengalami pengunduran perkembangan psikomotor.
Pernyataan ini membuat masyarakat tertarik pada proses persalinan alamiah,
persalinan dirumah dan memacu para bidan. Pada era 1980an ACNMmembuat
pedoman alternative lain dalam hemobirth. Pada tahun yang sama dibuat
legalisasi tentang opraktek professional bidan, sehingga membuat bidan sebuah
profesi dengan lahan praktek yang spesifik dan membutuhkan organisasi yang
mengatur profesi tersebut.
Pada tahun 1982 MANA (Midweve Alliance Of North America) dibentuk untuk
meningkatkan komunikasi antara bidan serta membuat peraturan sebagian besar
potensi untuk melindungi bidan. Di beberapa Negara seperti Arizona, bidan
mempunyai tugas khusus yaitu melahirkan bayi untuk perawatan selanjutnya
Konsep Kebidanan 18Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
seperti merawat bayi, memberi injeksi, bukan lagi tugas bidan, dia hanya
melakukan jika diperlukan namun jangan terjadi.
Bidan menangani 1,1% persalianan ditahun 1980 : 5,5 % ditahun 1994 angka
section caesaria menurun dari 25% (1988) menjadi 21% (1995). Penggunaan
forcep menurun dari 5,5% (1989) menjadi 3,8% (1994)
Dunia kebidanan berkembang saat ini sesuai peningkatan pemerintah untuk itu
profesi kebidanan tidak mempunyai latihan formal, sehingga ada beberapa
tingkatan kemampuan, walaupun begitu mereka berusaha agar menjadi lebih
percaya, banyak membaca dan pendekatan tradisional dan mengurangi tekhnik
invasive untuk pertolongan seperti penyembuhan ointernasional
Hambatan-hambatan yang dirasakan oleh bidan Amerika saat ini antara lain :
Walaupun ada banyak undang-undang baru, direct entry midwives masih
dianggap legal dibeberapa Negara bagian.
Lisensi praktek berbeda ditiap Negara bagian, tidak ada standar nasional
sehingga tidak ada defenisi yang jelas tentang bidan sebagai seorang yang
telah terdidik dan meiliki standar kopetensi yang sama.
Sedikit sekali data yang akurat tentang direct entry midwives dan jumlah data
persalinan yang mereka tangani.
Tekhnik tajan dan profesi medis kepada direct entry midwives ditambah
dengan isolasi dari system pelayanan kesehatan pokok telah mempersulit
sebagian besar dari mereka yang meperoleh dukungan medis yang kuat bila
terjadi keadaan gawat darurat.
Pendidkan kehidupan biasanya berbentuk praktek lapangan, sampai saat ini
mereka bisa menangani persalinan dengan pengalaman sebagai bidan. Bidan
adalah seorang yang telah menyelesaikan pendidikan selama 4 tahun dan
praktek lapangan selama 2 tahun, yang mana biaya yang sangat mahal.
Kebidanan memiliki sebuah organisasi untuk membentuk standar, membuat
sertifikat dan membuat izin praktek.
Saat ini As merupakan Negara yang menyediakan perawatan maternitas
termahal didunia, tetapi sekaligus merupakan Negara industri yang paling buruk
dalam hasil perawatan natal dinegara-negara industri lainnya.
Konsep Kebidanan 19Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
Australia
Florence Nightiagale adalah plopor kebidanan dan keperawatan yang dimulai
denga tradisi dan latihan-latihan pada abad 19 tahun 1824 kebidanan masih
belum dikenal sebagian dari pendidikan medis di Inggris dan Australia kebidanan
masih didominasi oleh profesi dokter.
Pendidikan bidan pertama kali di Asutralia dimulai pada tahun 1862. Lulusan itu
dikenali dengan pengetahuan teori dan praktek. Pendidikan Diploma kebidanan
dimulai tahun 1893, dan sejak tahun 1899 hanya bidan sekaligus perawat yang
telah terlatih yang boleh bekerja dirumah sakit.
Sebagian besar wanita yang melahirkan tidak dirawat dengan selayaknya oleh
masyarakat. Ketidak seimbangan seksual dan moral di Australia telah membuat
prostitusi berkembang dengan cepat. Hal ini menyebabkan banyak wanita hamil
diluar nikah dan jarang mereka dapat memperoleh pelayanan dari bidan atau
dokter karena pengaruh sosial mereka dan pada komunitas yang terbatas,
meskipun demikian di Australia bidan tidak bekerja sebagai perawat, mereka
bekerja sebagai mana layaknya seorang bidan. Pendapat bahwa seorang bidan
harus reflek menjadi seorang perawat dan program pendidikan serta prakteknya
banyak dibuka dibeberapa tempat dan umumnya dibuka dan disediakan oleh non
bidan.
Pendidikan Bidan
Kebuidanan di Australia telah mengalami perkembangan yang mengalami
pesat sejak 10 tahun terakhir. Dasar pendidikan telah berubah dari tradisional
hospital base programme menjadi tertiary course of stadies menyesuaikan
kebutuhan pelayanan dari masyarakt. Tidak semua institusi pendidikan
kebidanan di Asustralia telah melaksanakan perubahan ini, beberapa masih
menggunakan program pendidikan yang berorientasi pada rumah sakit.
Kurikulum pendidikan disusun oleh staf akademik berdasarkan pada keahlian
dan pengalaman mereka dilapangan kebidanan.
Kekurangan yang dapat dilihat dari pendidikan kebidanan di Australia hampr
sama dengan pelaksanaan pendidikan bidan di Indonesia. Belum ada
persamaan persepsi mengenai pengimplenasian kurikulum pada masing-
masing institusi, sehingga lulusan bidan mempunyai kopetensi klinik yang
Konsep Kebidanan 20Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
berbeda tergantung pada instansi pendidikannya. Hal ini ditambah dengan
kurangnya kebijaksanaan formal dan tidakadanya standar nasional menurut
National Review Of Nurse Education 1994, tidak ada direct entry.
Pada tahun 1913 sebanyak 30% persalinan ditolong oleh bidan. Meskipun ada
peningkatan jumlah dokter yang menangani persalinan antara tahun 1900
sampai 1940, tidak ada penurunan yang berarti pada angka kematian ibu dan
bidanlah yang selalu disalahkan akan hal itu. Kenyataanya wanita jelas
menengah keatas yang ditangani oleh dokter dalam persalinannya mempunyai
resiko infeksi yang lebih besar daripada wanita miskin yang ditangani oleh
bidan.
Masalah Profesional
Tugas pertasma yang sulit adalah meneliti kembali nama bidan itu sendiri, itu
tidak sama dengan ketika latihan dalam praktek kebidanan. Bidan sangat
penting dipelayanan kesehatan sejak perang dunia II dan profesi yang besar
dirumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan untuk daerah sekitar rumah
sakit tersebut. Peningkatan rumah sakit dan persatuan perawat dan
peningkatan ahli kebidanan yang lebih menekan pada tekhnologi
menyebabkan mundurnya kebidanan. Tapi situasi itu berakhir pada saat
Amerika Utara enilai kepemimpinan perawat dan kepemimpinan bidan yang
memutuskan bahwa bidan berhak mendapat penghargaan pertama dan
penghargaan kedua diberikan kepada keperawatan. Penghargaan itu sangat
penting untuk peningkatan profesi kebidanan.
Kita tahu dibeberapa negara mengkombinasikan keperawatan dan kebidanan
dalam seorang tenaga kesehatan, hal itu terjadi dipulau kecil dan pelatihan
klinik sekarang semakin baik menuju standar internasional sedikit lebih baik
daripada masa yang lalu.
Pengembangan Profesi Bidan
Pemerintah melihat adanya pengingkatan kebidanan dengan pemberian
asuhan yang bermanfaat. Sherman Report (NSMI, 1989) telah menemukan
cara awal untuk mengatur strategi perawatan yang berkesinambungan.
Having a baby in Victoria (Depkes Victoria 1990) melaporkan sebuah revie
pelayanan kesehatan di Victoria yang dibutuhkan pada orientasi pelayanan
Konsep Kebidanan 21Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
kesehatan pada wanita dan keluarganya. Maksudnya pemeliharaan kesehatan
yang lebih baik ”CNH dan MRC, 1996 menyimpulkan bahwa perawatan yang
berkesinambungan akan menjadi tujuan perawatan kesehatan ibu.
Masalah Regional
Negara tetanga Australia yaitu Papua Nugini, pulai solomon memiliki angka
kematian yang sangat tinggi. Rosaline Lapar, seorang pemenang piagam
Maria Gibran pada ICM di Oslo yaitu sekarang sedang berada di Universitas
Tekhnologi Sidney menunjukan sebuah video yang dugunakan untuk melihat
sistem bidan didesa dengan cara ibu berbaring setelah melahirkan, kepala
dan bahu dan melahirkan plasenta dengan menarik tali pusat secara
terkendali. Cara ini banyak diakui oleh negara bagian barat yang mengatakan
hal ini tidak hanya berbeda dari biasanya utuk pendidikan bidan di Australia.
Mahasiswa kebidanan harus menjadi perawat dahulu sebelum mengikuti
pendidikan bidan. Sebeb di Australia kebidanan masih menjadi sub spesialis
dalam keperawatan (maternal and child helath). Didalamnya termasuk
pendidikan tentang keluarga berencana, kesehatan wanita, perawatan
ginekologi, perawatan anak, kesehatan anak dan keluarga, serta kesehatan
noenatus dan remaja. Adanya peraturan ini semakin mempersempit peran dan
ruang kerja bidan.
Literatur yang tersedia bagi mahasiswa kebidanan masih kurang. Kurikulum
yang ada dirasakan hanya sesuai untuk mahasiswa pemula atau menengah
saja, sehingga kadang-kadang mahasiswa yang telah terlatih di keperawatan
kebidanan diberikan porsi yang sama seperti pemula atau sebaliknya.
Mahasiswa yang sebelumnya telah mendapatkan pendidikan kebidanan si
keperawatan akan membawa konsep ”sakit” transisi dari pilosofi ”sakit” ke
filosofi ”sehat” dalam kebidanan sedikit banyak menyulitkan mahasiswa.
Beberapa tahun setelah Australia mengadakan pelatihan kebidanan, dengan
para pendidik yang mebuka Universitas yang memiliki cara tersendiri utnuk
menghasilkan tenaga yang berkualitas. Pada waktu yang sama pemerintah
mendukung bidan dalam memperluas peran mereka. Luasnya pengalaman
klinik cukup diterima masyarakat dibeberapa tempat tetapi juga mengurang
resiko yang akan terjadi. Satu hal lagi yang perlu diketahui bahwa persalinan
didesa tersebut Ibu berbaring dalam daun pisang yang bersih atau sprey.
Konsep Kebidanan 22Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
Dinegara barat terdapat peraturan dimana wanita melahirkan tidak boleh
ditemeni oleh keluarganya, tetapi ada beberapa negara yang menganggap
peraturan ini tidak efektif dan mengatakan bahwa ibu bersalin perlu ditemani
oleh suami atau keluarganya.
Penerapan Penilitian Kedalam Praktek
Akhir dari masalah bidan dikawasan ini adalah penerapan penelitian kedalam
praktek, misalnya pada video yang digunakan di Papua Nugini yang berisi
anjuran kepada bidan untuk meninggalkan tradisi mereka dan memandang
pada fakta-fakta yang ada.
Keberadaan bidan dinegara ini dipertanyakan karena adanya pengaruh
medicialisasi. Perawat bidan tidak boleh menolong persalinan.
Pendidikan kebidanan di Australia setingkat Universitas, mahasiswa berasal
dari lulusan dagree perawat dan 2 tahun bidan, sedangkan pada tingkat direct
entry, masih sering dipertanyakan oleh perawat. Pada tahun 2000 di
Universitas og tekhnology of sidney, telah terbentuk S2 Kebidanan (Doctor of
Midwifery)
Selandia Baru
Selandia Baru telah mempunyai peraturan tentang cara kerja kebidanan sejak
tahun 1904, tetapi lebih 100 tahun yang lalu, lingkup praktek bidan telah berubah
secara berarti sebagai hasil dari meningkatnya system perumahsakitan dan
pengobatan atau pertolongan dalam kelahiran. Karena adanya otonomi bagi
pekerja yang bergerak dalam prakteknya dengan lingkup praktek yang penuh
diawal tahun 1900, secara perlahan bidan menjadi “asisten” dokter. Bidan
bekerja dimasyarakat dimulai dengan bekerja dirumah sakit dalam are tertentu,
seperti klinik antenatal, ruang bersalin dan ruang nifas, kehamilan dan persalinan
menjadi terpisah menjadi khusus dan terdiri secara keseluruhan. Dalam proses
ini bidan kehilangan pandangan bahwa persalinan adalah suatu peristiwa yang
normal dan dengan peran mereka sendiripun sebagai pendamping pada persitiwa
normal tersebut. Disamping itu bidan menjadi berpengalaman memberikan
intervensi dan asuhan maternitas yang penuh dengan pengaruh medis diamana
seharusnya para dokter dan rumah sakit secara langsung yang lebih tepat untuk
memberikannya.
Konsep Kebidanan 23Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
Model diatas ditujukan untuk memberikan pelayanan pada maternal dan untuk
mengurangi angka kematian dan kesakitan ibu dan janin hal ini berlangsung pada
tahun 1920 sampai dengan tahu 1980 dimana yang memberlakukan model
tersebut adalah Negara-negara barat seperti selandia baru, Australia, inggris dan
amerika. Tetapi strategi itu tidak mencapai kesuksesan.
Diselandia Baru parawanitalah yang melawan model asuh persalinan tersebut
dan menginginkan kembalinya bidan “tradisional” yaitu seorang yang
berpengalaman dari mulainya kehamilan sampai dengan enam minggu setelah
persalinan. Mereka menginginkan bidan yang bekerja dipercaya kemampuannya
untuk menolong persalinan tanpa intervensi dan memberikan dukungan bahwa
persalinan adalah persitiwa yang normal.
Wanita-wanita selandia Bari menginginkan untuk mengambil alih kembali kontrol
dalam persalinan mereka dan menempatkan diri mereka ditempat yang tepat
sebagai pusat control di dalam memilih apa yang berkenaan dengan diri mereka.
Pada era 80 an, bidan bekerja sama dengan para wanita untuk menegaskan
kembali otonomi bidan dan bersama-sama sebagaipasien mereka telah
membawa kebijakan politik yang diperkuat dengan kualisasi tentang
profesionalisme praktek bidan. Sebagian besar bidan diselandia baru mulai
memilih untuk bekerja secara dramatis. Saat ini 86% wanita mendapatkan
pelayanan dari bidan selama kehamilan sampai nifas, dan asuhan berjalan pada
persalinan dapat dilakukan dirumah ibu. Sekarang disamping dokter 63% wanita
memilih bidan sebagai satu-satunya perawat maternitas, dalam hal ini terus
meningkat. Ada satu keinginan dari para wanita agar dirinya menjadi pusat
pelayanan maternitas. Dirumah sakitpun memberikan pelayanan bagi yang
menginginkan tenaga kesehatan profesional yaitu pusat pelayanan maternitas.
Model kebidanan yang digunakan diselandia baru partnersip antara bidan dan
wanita. Bidan dengan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya dan
wanita dengan pengetahuan tentang kebutuhan diri dan keluarganya. Serta
harapan-harapan terhadap kehamilan dan persalinan. Pada awal kehamilan,
antara bidan dan wanita harus saling mengenal dan menumbuhkan rasa saling
percaya diantara keduanya. Dasar dari model partnership adalah komunikasi dan
negoisasi.
Konsep Kebidanan 24Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan
Ontario, Kanada
Ontario adalah propinsi pertama dikanada yang pertama menerbitkan peraturan
tentang kebidanan, setelah sejarah panjang tentang kebidanan yang ilegal dan
berakibat meningkatnya praktek bidan yang tidak berizin, seperti selandia baru,
wanitalah yang meninginkan perubahan, mereka membuat pilihan asuhan dan
keputusan yang sesuai dengan pengalaman untuk dijadikan model kebidanan
terpadu.
Model kebidanan yang dipakai di Ontario berdasarkan pada defenisi ICM tentang
bidan yaitu seorang tenaga yang mepunyai otonomi praktek yang terbatas pada
persalinan normal. Sasaran dan praktek kebidanan adalah masyarakat. Bidan
memiliki akses kepada rumah sakit maternitas dan wanita mempunyai pilihan
atas persalinan dirumah atau rumah sakit.
Ontario tidak menganut konsep partnership sebagai pusat praktek kebidanan
walaupun terbagi atas dua model. Untuk contoh di selandia baru dan ontario
kanada sama-sama menerapkan model partnership dalam asuhan kebidanan.
Beberapa aspek didalamnya antara lain hubungan antara wanita, asuhan
berkesinambungan, kebebasan memilih dan menyetujui, otonomi praktek
kebidanan terfokus kepada kehamilan dan persalinan normal.
Dalam membangun dunia profesi kebidanan yang baru diselandi baru dan
kanada membuat system baru dalam mempersiapkan bidan-bidan untuk
registrasi. Keduanya memilih dengan suatu keputusan bahwa bidanlah yang
dibutuhkan dalam model ini terdiri hubungan antara wanita dan mahasiswa bidan,
mahasiswa bidan dengan bidan, mahasiswa bidan dengan guru bidan, Guru
bidan dengan bidan, hubungan antara program kebidanan dengan profesi
kebidanan serta program kebidanan dengan wanita.
Konsep Kebidanan 25Sejarah Perkembangan Pelayanan & Pendidikan Kebidanan