1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kehamilan adalah suatu hal dalam kehidupan yang dapat
membuat keluarga bahagia. Para calon ibu harus sehat dan
mempunyai gizi cukup (berat badan normal) sebelum hamil dan
setelah hamil. Jika ibu tidak mendapat gizi yang cukup selama
kehamilan, maka bayi yang dikandungnya akan menderita kekurangan
gizi. Ibu yang menderita kekurangan gizi juga akan kekurangan ASI
bila kelak menyusui (Paath, 2004).
Diet yang baik mengurangi kemungkinan pembentukan janin
abnormal dan membantu menjamin janin tumbuh sebaik mungkin.
Makan saja makanan sehat, yaitu makanan yang kaya vitamin,
mineral, dan serat tapi tidak terlalu tinggi kadar gula atau lemaknya.
Secara ideal lemak yang diberikan tidak lebih 30% total kalori harian
(Lutfiatus Solihah, 2009).
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori
perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein, zat besi, dan minum cukup cairan
(Yuni Kusmiati, dkk, 2009).
2
Seiring pertambahan usia kandungan, maka kebutuhan gizi ibu
hamil akan meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan
trimester kedua. Sebab saat itu pertumbuhan janin berlangsung pesat
terutama perkembangan otak dan susunan sarafyang membutuhkan
asupan gizi yang optimal (Anonim, 2006).
Tiga bulan pertama, pertumbuhan janin masih lambat dan
penambahan kebutuhan zat-zat gizi pun masih relatif kecil. Tahap ini,
ibu memasuki masa anabolisme, yaitu masa untuk menyimpan zat gizi
sebanyak-banyaknya dari makanan yang disantap setiap hari untuk
cadangan persediaan pada trimester berikutnya
(Mirza Maulana, 2009).
Memasuki trimester kedua, janin mulai tumbuh pesat
dibandingkan dengan sebelumnya. Kecepatan pertumbuhannya
mencapai 10 gram per hari. Tubuh ibu juga mengalami perubahan dan
adaptasi, misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya
rahim serta plasenta. Peningkatan kualitas gizi sangat penting karena
tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk
cadangan sebagai bahan pembentuk ASI (Mirza Maulana, 2009).
Trimester ketiga, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk
mendukung pesatnya pertumbuhan janin dan pembentukan otak.
Kebutuhan energi janin didapat dari cadangan energi yang
disimpan ibu selama tahap sebelumnya (Mirza Maulana, 2009).
3
Gizi sangat berpengaruh pada tumbuh kembang otak.
Pertumbuhan otak yang pesat terjadi 2 fase. Fase pertama pada usia
kehamilan 15-20 minggu dan fase kedua adalah 30 minggu
Sampai 18 bulan setelah bayi lahir (Yuni Kusmiati, dkk, 2009).
Ibu hamil dengan status gizi buruk atau mengalami KEK
(Kurang Energi Kronis) cenderung melahirkan bayi BBLR dan
dihadapkan pada resiko kematian yang lebih besar. Kekurangan
nutrisi selama kehamilan mengakibatkan kelahiran prematur dan efek
negatif jangka panjang terhadap kesehatan janin (Gardosi, 2005)
Data World Health Center (WHO), United Nations International
Chidren Emergency fund (UNICEF), dan Bank Dunia menunjukkan
angka kematian ibu tahun 2005, sebanyak 536.000 perempuan
meninggal dunia akibat masalah persalinan, lebih rendah dari jumlah
kematian ibu tahun 1990 yang sebanyak 576.000. Menurut data WHO,
sebanyak 99 % kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di
negara-negara berkembang (Antaranews, 2009).
Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan
yang tertinggi dengan 450 kematian per 100 ribu kelahiran bayi hidup.
Sementara itu di Asia Tenggara, WHO memperkirakan
sebanyak 37 juta kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap
tahun, sementara total kematian ibu dan bayi baru lahir diperkirakan
berturut-turut 170 ribu dan 1,3 juta per tahun. Sebanyak 98 % dari
4
seluruh kematian ibu dan anak yang terjadi di India, Bangladesh,
Indonesia, Nepal, dan Myanmar (Antaranews, 2009).
Tahun 2002 angka kematian ibu (AKI) di Indonesia
adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup. Dari lima juta kelahiran hidup
di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal
akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Ini merupakan dampak
dari anemia dan kekurangan energi kronik pada ibu
hamil (Mc Carthy dan Maine, 2009).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Sulawesi Selatan telah
mengalami penurunan, hal ini terlihat dari 425 per 100.000 kelahiran
hidup (1992) menurun menjadi 307 per 100.000 kelahiran
hidup tahun 2003 dan menurun lagi pada
tahun 2007 menjadi 248 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007).
Eklampsia, perdarahan, serta penyakit infeksi dianggap sebagai
penyebab kematian pada umumnya. Ketiga penyakit ini terkait erat,
baik langsung maupun tidak langsung dengan status gizi ibu.
Perdarahan pasca partum dan plasenta previa, misalnya, kerap
menyengsarakan penderita anemia defisiensi gizi. Kasus anemia
defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan malnutrisi serta
infestasi parasit (Arisman, 2004).
5
Data di atas memberikan gambaran bahwa masalah gizi ibu
hamil sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin
maka peneliti merasa tertarik untuk mengetahui gambaran status gizi
pada ibu hamil di Puskesmas Batua Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka peneliti
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran asupan zat gizi pada ibu pada hamil
berdasarkan jumlah kebutuhan energi di Puskesmas Batua
Makassar April 2010?
2. Bagaimana gambaran asupan zat gizi pada ibu pada hamil
berdasarkan jumlah kebutuhan protein di Puskesmas Batua
Makassar April 2010?
3. Bagaimana gambaran asupan zat gizi pada ibu pada hamil
berdasarkan jumlah zat besi di Puskesmas Batua Makassar
April 2010?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diperolehnya gambaran asupan zat gizi pada ibu pada hamil di
Puskesmas Batua Makassar bulan April 2010.
6
2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya gambaran asupan zat gizi pada ibu hamil
berdasarkan jumlah kebutuhan energi di Puskesmas Batua
Makassar April 2010.
b. Diperolehnya gambaran asupan zat gizi pada ibu hamil
berdasarkan jumlah kebutuhan protein di Puskesmas Batua
Makassar April 2010.
c. Diperolehnya gambaran asupan zat gizi pada ibu hamil
berdasarkan jumlah kebutuhan zat besi di Puskesmas Batua
Makassar April 2010.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Pengalaman yang sangat berharga yang dapat meningkatkan
khasanah ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta
merupakan acuan bagi penulis.
2. Bagi Instansi tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas dalam pengambilan
kebijakan dalam peningkatan status gizi pada ibu hamil.
3. Bagi Institusi
Sebagai bahan bacaan dan informasi bagi institusi tempat
pendidikan dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang
status gizi pada ibu hamil.
7
Berdasarkan uraian dari BAB I Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian diatas, selanjutnya akan
dibahas Pada BAB II tentang Tinjauan Pustaka.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Gizi
1. Pengertian secara umum
1. Gizi diartikan sebagai suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikomsumsi secara normal melalui proses
pencernaan, penyerapan, transfortasi, penyimpanan, metabolisme,
dan pengeluaran zat gizi (Irianto, 2006).
2. Gizi atau disebut juga nutrisi, merupakan ilmu yang mempelajari
perihal makanan serta hubungannya dengan kesehatan
(Paath, 2004).
3. Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari zat-zat dari pangan yang
bermanfaat bagi kesehatan dan proses yang terjadi pada pangan
sejak dikonsumsi, dicerna, diserap, sampai dimanfaatkan tubuh serta
dampaknya terhadap pertumbuhan, perkembangan dan
kelangsungan hidup manusia serta faktor yang mempengaruhinya
(Depkes RI, 2008).
4. Ilmu gizi adalah (nutrition science) adalah ilmu yang mempelajari
segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan
kesehatan optimal (Almatsier, 2004).
9
Dari beberapa defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
gizi adalah nutrisi makanan yang dikonsumsi, dicerna, diserap sampai
dimanfaatkan tubuh.
B. Tinjauan Khusus Tentang Asupan Gizi pada Ibu Hamil
1. Zat Gizi
Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan
(Almatsier, 2004).
Menurut Moehjie. S (2007) zat gizi berdasarkan struktur
kimianya terdiri dari 5 macam yaitu:
a. Karbohidrat yaitu zat gizi yang terbentuk dari unsure carbon,
oksigen, dan hidrogen.
b. Lipida atau lemak yang terbentuk dari rantai carbon, oksigen dan
nitrogen.
c. Protein yang terbentuk dari senyawa selain mengandung unsur
carbon, oksigen dan hidrogen juga mengandung unsur nitrogen.
d. Mineral yaitu senyawa berbagai garam mineral atau juga terdapat
berbagai unsure bebas.
e. Vitamin yaitu berupa senyawa organic yang fungsinya menyerupai
fungsi hormon.
10
Menurut Moehjie, S (2007) fungsi zat gizi bagi tubuh
dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Zat gizi pemberi energi disebut zat gizi energitika.
Ada 3 macam zat gizi yang jika dioksidasikan dalam tubuh
menghasilkan energi, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Ketiga
zat gizi ini pada proses oksidasi dalam tubuh menghasilkan energi.
b. Zat gizi untuk pembentukan sel jaringan tubuh.
ada 3 macam zat gizi yang digunakan untuk pembentukan sel
jaringan yaitu protein, berbagai macam mineral dan air. Ketiga
macam zat gizi itu secara bersama-sama digunakan untuk
membentuk sel jaringan tubuh.
c. zat gizi sebagai pengatur.
Fungsi dan reaksi biokimia dalam tubuh atau zat gizi
stimulansia yaitu vitamin.
2. Standar Kecukupan Asupan Nutrisi Pada Ibu Hamil
a. Energi
Kebutuhan akan energi pada trimester I meningkat secara
minimal. Setelah itu, sepanjang trimester II dan III, kebutuhan akan
terus membesar sampai pada akhir kehamilan. Energi tambahan
selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu, yaitu
penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara,
serta penumpukan lemak.(Arisman, 2004).
11
Menurut angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan
penambahan energi sebesar 100 Kkal perhari pada ibu hamil
trisimester I, dan 300 Kkal perhari pada ibu hamil trimester II dan III
(Kep Menkes RI, 2005).
Tabel IAngka Kecukupan Energi Rata-Rata Yang Dianjurkan
(Wanita Per Hari)UMUR ENERGI
10-12 tahun 2050 Kkal13-15 tahun 2050 Kkal16-18 tahun 2200Kkal19-29 tahun 1900 Kkal30-49 tahun 1800Kkal50-64 tahun 1750Kkal65+ tahun 1600 Kkal
Sumber: KepMenKes RI, 2005
b. Karbohidrat
karbohidrat merupakan sumber tenaga/energi, kegunaan
lainnya yaitu menjaga kesehatan jaringan saraf dan penting dalam
pembentukan sel darah merah Anonim, 2007).
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serelia, umbi-
umbian, kacang-kacang kering, dan gula. Hasil olah bahan-bahan
ini adalah bihun, mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup, dan
sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah tidak banyak
mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti wortel, bit
serta sayur kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung
karbohidrat daripada sayur daun-daunan (Almatsier, 2001).
12
c. Lemak
Lemak digunakan sebagai cadangan energy tubuh saat ibu
melahirkan. Lemak merupakan zat gizi yang kaya akan
energi,dimana 1 gram lemak setara dengan 9 kalori. Lemak juga
digunakan sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K. asam lemak
omega 3 dan 6 diperlukan untuk perkembangan sistaem saraf,
fungsi penglihatan dan pertumbuhan otak janin (Anonim, 2007).
Makanan sumber lemak baik dari tumbuh-tumbuhan (nabati)
maupun hewani.
1). Berasal dari tumbuh-tumbuhan (nabati) : buah, biji, lembaga biji
kemiri, zaitun, kelapa dan jagung.
2). Berasal dari hewan (hewani) : mentega, susu, keju, kuning telur.
d. Protein
Protein adalah senyawa kimia yang mengandung asam
amino, tersusun atas atom-atom C, H, O dan N. Protein berasal dari
kata Proteos yang berarti menduduki tempat pertama
(Irianto, 2006).
Protein diperlukan sebagai pertumbuhan dan
pemeliharaan,pembentukan ikatan-ikatan esensil tubuh, mengatur
keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pembentukan anti
bodi, mengangkut zat-zat gizi,dan sumber energy (almatsier, 2001).
13
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang
baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti susu, telur, daging,
unggas, ikan, dan kerang.sumber protein nabati adalah kacang
kedele dan hasilnya, seperti temped an tahu serta kacang-kacangan
lainnya. Kacang kedele merupakan sumber protein nabati yang
mempunyai nilai biologi tertinggi ( Almatsier, 2001).
Kebutuhan tambahan protein tergantung kecepatan
pertumbuhan janinnya. Menurut angka kecukupan gizi rata-rata
pada ibu hamil untuk Trimester I, II, dan III memerlukan tambahan
protein sebesar 17 gram perhari ( Kep Menkes RI, 2005).
Tabel IIAngka Kecukupan Protein Rata-Rata Yang Dianjurkan
(Wanita Per Hari)UMUR PROTEIN
10-12 tahun 50 gram13-15 tahun 57 gram16-18 tahun 50 gram19-29 tahun 50 gram30-49 tahun 50 gram50-64 tahun 50 gram65+ tahun 50 gram
Sumber: KepMenKes RI, 2005
Bahan pangan yang dijadikan sumber sebaiknya 2/3-nya
merupakan bahan pangan bernilai biologi tinggi, seperti daging tak
berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein
yang berasal dari tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup 1/3
bagian (Arisman, 2004).
14
e. Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang dibutuhkan oleh
tubuh dalam jumlah sedikit untuk mengatur fungsi-fungsi tubuh yang
spesifik, seperti pertumbuhan normal, memelihara kesehatan dan
reproduksi. Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh sehingga
harus diperoleh dari bahan makanan (Irianto, 2006).
1). Vitamin larut dalam air
Vitamin yang termasuk kelompok larut dalam air adalah
vitamin B dan C. Jenis vitamin ini tak dapat disimpan dalam
tubuh. Kelebihan vitamin ini akan dibuang lewat urin sehingga
kekurangan vitamin B dan C lebih mudah terjadi (Irianto, 2006).
2). Vitamin larut dalam lemak
Vitamin yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin
A, D, E dan K. Jenis vitamin ini dapat disimpan dalam tubuh
dengan jumlah cukup besar, terutama dalam hati (Irianto, 2006).
f. Zat Besi
Zat besi merupakan mineral mikro yang paling banyak
dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram dalam
tubuh manusia dewasa (Almatsier, 2001).
Menurut Almatsier (2001) Zat besi mempunyai beberapa
fungsi essensial dalam tubuh yaitu:
1). sebagai alat angkut oksigen dari paru-oaru kedalam tubuh.
15
2). sebagai alat angkut elektro dalam sel, dan sebagian terpadu
berbagai reaksi enzim dalam jaringan tubuh.
Zat besi dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia.
Kebutuhan wanita hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan
plasenta dan sel darah merah) sebesar 200-300%. Perkiraan
besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg.
Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan
dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg besi ditransfer ke
janin, dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan
plasenta, 450 mg untuk menambah sel darah merah, dan 200 mg
lenyap ketika melahirkan (Arisman, 2004).
Sumber zat besi adalah makanan hewani seperti daging,
ayam, dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serealia tubuh,
kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah.
Umumnya zat besi dalam daging, ayam, dan ikanmempunyai nilai
biologi tinggi, zat besi dalam serealia dan kacang-kacangan
mempunyai nilai biologi sedang, dan besi dalam sebagian besar
sayuran, terutama yang mengandung asm oksalat tinggi seperti
bayam mempunyai nilai biologi rendah (Almatsier, 2001).
Menurut angka kecukupan gizi rata-rata dianjurkan
penambahan zat besi pada ibu hamil pada trimester I sebesar 0 mg,
trimester II sebesar 9 mg, dan trimester III 13 mg
16
( Kep Menkes RI, 2005). Tabel III
Angka Kecukupan Zat Besi Rata-Rata Yang Dianjurkan(Wanita Per Hari)
UMUR ZAT BESI10-12 tahun 20 mg13-15 tahun 20 mg16-18 tahun 26 mg19-29 tahun 26 mg30-49 tahun 26 mg50-64 tahun 12 mg65+ tahun 12 mg
Sumber: KepMenKes RI, 2005
Pada Trimester I, anemia akan meningkatkan resiko
terjadinya keguguran dan pada trimester selanjutnya akan
menuingkatkan resiko terjadinya persalinan premature dan
pertumbuhan janin terhambat. Dalam proses persalinan, jika ibu
kekeurangan zat besi dan mengalami anemia, persalinan menjadi
lebih lama dan rentan terhadap terjadinya perdarahan. Ini
diakibatkan rahim tidak kuat berkontraksi sehingga perdarahan
terus berlangsung (Dwiana, 2009).
g. Asam Folat
Folat adalah nama generik sekelompok ikatan yang secara
kimiawi dan gizi sama dengan asam folat. Ikatan-ikatan ini berperan
sebagai koenzim dalam transportasi pecahan-pecahan karbon
tunggal dalam metabolism asam amino dan sintesis asm nukleat
(Almatsier, 2001).
17
Folat terdapat luas didalam bahan makanan terutama
dalam bentuk poliglutamat. Folat terutama terdapat dalam sayuran
hijau, hati, daging tanpa lemak, sereal utuh, biji-bijian, kacang-
kacangan, dan jeruk. Vitamin c yang ada dalam jeruk menghambat
kerusakan folat. Bahan makanan yang tidak banyak mengandung
folat adalah susu, telur, ubi-ubian, dan buah, kecuali jeruk
(Almatsier, 2001)
Asam folat merupakan vitamin yang sangat penting pada
masa kehamilan, terutama diminggu-minggu awal kehamilan. Asam
folat dapat mencegah terjadinya cacat bawaan di tulang belakang.
Ibu hamil yang menderita kekurangan asm folat akan meningkatkan
resiko bayinya menderita cacat tabung saraf (neural tube
defect/NTD), seperti spina bipida (Mirza Maulana, 2009).
Penambahan kebutuhan asam folat bagi ibu hamil yaitu 200
mg perhari. Kekurangan asam folat pada wanita hamil bisa beresiko
bayi lahir cacat. Kecukupan asam folat sangat penting pada minggu
kedua sampai minggu keempat pertumbuhan janin (Cahanar, 2006).
18
3. standar Tingkat Konsumsi
Untuk klasifikasi dari tingkat konsumsi kelompok/RT atau
perorangan belum ada standar yang pasti. Berdasakan buku pedoman
petugas gizi puskesmas, Depkes RI (1990), klasifikasi masing-masing
tingkat konsumsi dibagi menjadi 4 denga cut of points masing-masing:
Baik : ≥ 100% AKG
Sedang : 80-99% AKG
Kurang : 70-80% AKG
Defisit : <70% AKG
4. Bahan Makanan Penukar
GOLONGAN ISUMBER KARBOHIDRAT
1 satuan penukar = 175 kalori, 4 gram, 40 gram karbohidrat
Bahan Makanan URTBerat
(g)Bihun ½ gls 50
Bubur beras 2 gls 400Biskuit 4 bh, bsr 40
Havermout 51/2 sdm 45Kentang 2 bj sdg 210Krekers 5 bh, bsr 50Makroni ½ gls 50Mi kering 1 gls 50Mi basah 2 gls 200
Nasi ¾ gls 100Nasi tim 1 gls 200
Roti Putih 3 ptg. Sdg 70Singkong 1 ptg 120
Tepung sagu 8 sdm 50Tepung honkwe 10 sdm 50
Tepung 8 sdm 50Ketupat 1 bh 150
19
Singkong 1 ptg, sdg 100Talas 1 ptg 125
Tepung terigu 5 sdm 50Tepung maizena 10 sdm 50
Tepung beras 8 sdm 50Ubi 1 bj 135
Nasi jagung ¾ gls 100GOLONGAN II
SUMBER PROTEIN HEWANIa. Rendah Lemak
1 Satuan Penukar = 50 kalori, 7 g protein, 2 g lemak
Bahan Makanan URTBerat
(g)Ayam tanpa kulit 1 ptg sdg 40Babat 1 ptg sdg 40Daging kerbau 1 ptg sdg 35Dideh sapi 1 ptg sdg 35Ikan 1 ptg sdg 40Ikan asin 1 ptg kcl 15Teri kering 1 sdm 20
b. Rendah Lemak1 Satuan Penukar = 75 kalori, 7 g protein, 5 g lemak
Bahan makanan URTBerat
(g)Bakso 10 bj sdg 170Daging Kambing 1 ptg sdg 40Daging sapi 1 ptg sdg 35Hati ayam 1 bh sdg 30Hati sapi 1 ptg sdg 35Otak 1 ptg bsr 65Telur ayam 1 btr 55Telur bebek 1 btr 55Udang segar 5 ekor sdg 35Usus sapi 1 ptg bsr 50
b. Tinggi Lemak1 Satuan Penukar = 150 kalori, 7 g protein, 13 g lemak
Bahan makanan URTBerat
(g)Ayam dengan kulit 10 bj sdg 170
20
Bebek 1 ptg sdg 40Cornet beef 1 ptg sdg 35Daging babi 1 bh sdg 30Kuning telur ayam 1 ptg sdg 35Sosis 1 ptg bsr 65
GOLONGAN IIISUMBER PROTEIN NABATI
1 Satuan penukar = 75 kalori, 5g protein, 3g lemak, 7g karbohidrat
Bahan Makanan URTBerat
(g)Kacang hijau 2 sdm 20Kacang kedele 21/2 sdm 25Kacang merah segar 2 sdm 20Kacang tanah 2 sdm 15Keju kacang tanah 1 sdm 15Kacang tolo 2 sdm 20Oncom 2 ptg kcl 40Sari kedele bubuk 21/2 sdm 185Tahu 1 bj bsr 110Tempe 1 ptg sdg 50
GOLONGAN IVSAYURAN
Sayuran A
Bebas dimakan. Kandungan Kalori dapat diabaikan
Baligo Lobak
Gambas Lettuce
Jamur kuping sedang Selada air
Ketimun Selada
Labu air Tomat
21
SAYURAN B
1 Satuan Penukar ± 1 gls (100 gram) = 25 kalori, 1g protein, 5g
karbohidrat
Bahan Makanan
Bayam Kangkung
Bit Kucai
Buncis Kacang panjang
Brokoli Kecipir
Caisim Labu siam
Daun pakis Labu wuluh
Daun waluh Pare
Genjer Pepaya muda
Jaung muda Rebung
Jantung pisang Sawi
Kol Toge kacang hijau
Kembang kol Terong
Kapri muda Wortel
SAYURAN C
1 Satuan Penukar ± 1 gls (100 gram) = 50 kalori, 3g protein, 10g
karbohidrat
22
Bahan Makanan
Bayam merah Kacang kapri
Daun katuk Kluwit
Daun melinjo Melinjo
Daun papaya Nangka muda
Daun singkong Toge kacang kedele
Daun tales
GOLONGAN VBUAH DAN GULA
1 Satuan Penukar = 50 kalori, 12 gkarbohidrat
Bahan Makanan URTBerat
(g)Anggur 20 bh sdg 165Apel 1 bh 85Belimbing 1 bh bsr 140Blewah 1 ptg sdg 70Duku 16 bh 80Durian 2 bj bsr 35Gula 1 sdml 13Jeruk manis 2 bh 110Jambu air 2 bh bsr 110Jambu biji 1 bh bsr 100Jambu bol 1 bh bsr 90Kolang-kaling 5 bh sdg 25Kedondong 2 bh sdg 120Kemang 1 bh bsr 105Kurma 3 bh 15Leci 10 bh 75Mangga ¾ bh bsr 90Melon 1 ptg bsr 190Madu 1 sdm 15Nenas ¼ bh sdg 95Nangka masak 3 bj sdg 45Pisang 1 bh 50Papaya 1 ptg bsr 110
23
Peach 1 bh kcl 115Rambutan 8 bh 75Sawo 1 bh sdg 55Semangka 1 bh bsr 180Sirsak ½ gls 60salak 2 bh sdg 65
GOLONGAN VSUSU
1. Satuan tanpa lemak1 Satuan Penukar = 75 kalori, 7g protein, 10 g karbohidrat
Bahan Makanan URTBerat
(g)Susu skim cair 1 gls 200Tepung susu skim 4 sdm 20Yogurt non fat 2/3 gls 120
2. Satuan tanpa lemak1 Satuan Penukar = 125 kalori, 7g protein, 6g lemak, 10 g karbohidrat
Bahan Makanan URTBerat
(g)Keju 1 ptg kcl 35Susu kambing ¾ gls 165Susu sapi 1 gls 200Susu kental tak manis
½ gls 100
Yogurt susu penuh 1 gls 200
3. Satuan tanpa lemak1 Satuan Penukar = 150 kalori, 7g protein, 10g lemak, 10 g karbohidrat
Bahan Makanan URTBerat
(g)Susu kerbau ½ gls 100Tepung susu penuh 6 sdm 30
24
GOLONGAN VIIMINYAK
1 Satuan Penukar = 50 kalori dan 5g lemak1. Lemak tidak jenuh
Bahan Makanan URTBerat
(g)alpukat ½ bh bsr 60Kacang ambon 7 bj 25Margarine jagung 1 sdt 5Minyak bunga matahari
1 sdt 5
Minyak jagung 1 sdt 5Minyak kedele 1 sdt 5Minyak kacang tanah 1 sdt 5Minyak zaitun 1 sdt 5
2. Lemak tidak jenuh
Bahan Makanan URTBerat
(g)Kelapa 1 ptg kcl 15Kelapa parut 2 1/2sdm 15Lemak babi/sapi 1 ptg kcl 5Mentega 1 sdm 15Minyak kelapa 1 sdt 5Minyak inti kelapa sawit
1 sdt 5
santan 1/3 gls 40
GOLONGAN VIMAKANAN TANPA KALORI
Agar-agar Gula alternatif
Air kaldu Kecap
Air mineral Kopi
Cuka Teh
Gelatin
25
C. Kerangka Konsep
1. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti
Untuk memperoleh gambaran asupan zat gizi pada ibu hamil
maka dilakukan dengan wawancara meliputi pengisian formulir recall 24
jam pada ibu hamil.
1 . Energi
Kebutuhan energi pada ibu hamil disesuaikan berdasarkan
umur, dan memerlukan penambahan berdasarkan trimester
kehamilan. Trimester I membutuhkan tambahan energi sebesar 100
Kkal perhari, trimester II dan III membutuhkan tambahan energi
sebesar 300 Kkal perhari ( Kep Menkes RI, 2005).
2 . Protein
Kebutuhan protein pada ibu hamil membutuhkan
penambahan protein sebesar 17 gram pada trimester I,
II, dan III
( Kep Menkes RI, 2005)
3 Zat Besi
Kebutuhan zat besi pada ibu hamil membutuhkan penambahan
zat besi pada trimester I sebesar 0 mg, pada Timester II sebesar 9
mg, dan pada trimester III sebesar 13 mg ( Kep Menkes RI, 2005).
26
2. Bagan Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel dependen
: Variabel independen
: Variabel yang tidak diteliti
: Variabel yang diteliti
Protein
Karbohidrat
Zat Besi
Asupan zat Gizi pada Ibu Hamil
Energi
Lemak
Vitamin
27
D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Asupan kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal.
Setelah itu, sepanjang trimester II dan III, kebutuhan asupan energi
akan terus membesar sampai pada akhir kehamilan.
Kriteria Objektif:
a. Cukup : jika pertambahan energi ibu hamil trimester
II dan III sebesar 300 Kkal perhari.
b. Kurang : jika pertambahan energi ibu hamil trimester
II dan III kurang dari 300 Kkal perhari.
2. Asupan Protein adalah jumlah asupan protein yang dibutuhkan ibu
hamil selama hamil.
Kriteria Objektif :
a. Cukup : jika pertambahan kebutuhan protein ibu hamil
Trimester II dan III sebesar 17 gram perhari.
b. Kurang : jika pertambahan kebutuhan protein ibu hamil
trimester II dan III kurang dari 17 gram perhari.
3. Asupan Kebutuhan zat besi wanita hamil akan Fe meningkat
(untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah) sebesar 200-300%.
Kriteria Objektif :
a. Cukup : jika pertambahan kebutuhan zat ibu hamil
Trimester II adalah 9 mg dan trimester III
28
sebesar 13 mg perhari.
b. Kurang : jika pertambahan kebutuhan zat besi ibu hamil
trimester II < 9 mg dan trimester III <13 mg
perhari.
Setelah membahas tentang Tinjauan Pustaka, berikut akan
dijelaskan tentang Metode Penelitian.
BAB III
29
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan
deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan zat gizi
pada ibu hamil di Puskesmas Batua Makassar April 2010.
B. Lokasi dan Tempat Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Batua Makassar
yang bertempat di jalan Abd. Dg. Sirua No. 388 Makassar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2010.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang
memeriksakan diri di Puskesmas Batua Makassar pada bulan April
2010.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester II dan III yang
datang memeriksakan diri dan bersedia menjadi responden di
Puskesmas Batua Makassar pada bulan April 2010.
D. Teknik Pengambilan Sampel
30
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah secara
purposive sampling yaitu dengan kriteria ibu hamil yang datang melakukan
pemeriksaan kehamilan trimester II dan III di Puskesmas Batua Makassar
April 2010.
E. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dengan melakukan
wawancara pada ibu hamil trimester II dan III yang melakukan
pemeriksaan di puskesmas Batua Makassar bulan April 2010.
F. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual dengan menggunakan
kalkulator dan komputer kemudian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi
disertai dengan penjelasan-penjelasan.
G. Teknik Analisa Data
Data dianalisa dengan menggunakan persentase dengan rumus
(Nursalam, 2004) :
P = x 100%
Keterangan :
P = persentase yang dicari
f = frekuensi faktor variable
n = jumlah Sampel
DAFTAR PUSTAKA
31
Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Antaranews, 2009. Anka Kematian Ibu Di Asia Tenggara Paling Tinggi Di
Dunia, http://akuindonesiana.com. Diakses tanggal 28 Februari 2010.
Arisman, MB, Dr. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC.
Cahanar. 2006. Makan Sehat Hidup Sehat. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.
Eko Budiarto, 2004. Metodoloogi Penelitian Kedokteran, Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Erna francin path, dkk, 2004. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi, Jakarta; Dian Rakyat
Gardosi, 2005. Prematury and Fetal Growth Restrictrion, http://www.gizinet.info/content/view/505. diakses tanggal 01 Maret 2010.
Maulana, Mirza. 2009. Seluk Beluk Reproduksi dan Kehamilan : Sebuah Panduan Tepat Guna untuk Ibu-ibu di Rumah. Jogjakarta : Garailmu
Nursalam. 2004. Metode Riset Keperawatan. Surabaya : Penerbit Salemba Medikal.
Rini, Ayu. 2009. Menu Ibu Hamil : Mencegah Bayi Lahir Cacat. Jakarta : Pustaka Mina.
SDKI, 2007. Derajat Kesehatan Di Sulsel, blog pada wordpress.com. Diakses tanggal 5 Maret 2010.
Solihah, Lutfiatus. 2009. Panduan Lengkap Hamil Sehat. Jogjakarta : DIVA Press.
Supariasa, I Dewa Nyoman. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
proposal penelitian
32
GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI PADA IBU HAMILDI PUSKESMAS BATUA MAKASSAR
APRIL 2010
RISKA HAMID07.017
AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAHMAKASSAR
2010