FUNGSI LANYANAN KESEHATAN MASJID : ANALISIS FUNGSI MANAJEMEN POS SEHAT
MASJID RAYA AL-MUSYAWARAH KELAPA GADING JAKARTA UTARA
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)
Oleh FAHMY ZAKIYUDDIN
NIM : 104053002045
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1429 H./2008 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam menulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 Juni 2008 Fahmy Zakiyuddin
FUNGSI LANYANAN KESEHATAN MASJID : ANALISIS FUNGSI MANAJEMEN POS SEHAT
MASJID RAYA AL-MUSYAWARAH KELAPA GADING JAKARTA UTARA
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)
Oleh Fahmy Zakiyuddin
NIM: 104053002045
Pembimbing,
Dr. Asep Usman Ismail, M.A.
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1429 H./2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul FUNGSI LAYANAN KESEHATAN MASJID: ANALISIS FUNGSI MANAJEMEN POS SEHAT MASJID RAYA AL-MUSYAWARAH KELAPA GADING JAKARTA UTARA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 10 Juli 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.) pada Program Studi Manajemen Dakwah. Jakarta, 10 Juli 2008
Sidang Munaqasyah
Ketua, Sekretaris,
Dr. Arief Subhan, M.A. Drs. Cecep Castrawijaya, M.A. NIP : 150262442 NIP : 150287029
Anggota,
Penguji I, Penguji II, Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, M.A. Drs. Sugiharto, M.A. NIP : 150270815 NIP : 150277690
Pembimbing,
Dr. H. Asep Usman Ismail, M.A. NIP : 150246393
ABSTRAK
Fahmy Zakiyuddin Fungsi Layanan Kesehatan Masjid: Analisis Fungsi Manajemen Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah Kelapa Gading Jakarta Utara Masjid merupakan bangunan yang sengaja didirikan umat Islam untuk melaksanakan shalat berjama’ah dan berbagai keperluan lain yang terkait dengan kemaslahatan umat Islam. Masjid bukan hanya menjadi tempat shalat lima waktu secara berjama’ah, akan tetapi Masjid harus mengedepankan fungsi layanan Masjid, baik itu berupa menyaluran dana zakat secara langsung, donor darah, sunatan missal, pinjaman lunak bahkan adanya layanan kesehatan. Masjid Raya Al-Musyawarah salah satu penerapan fungsi layanan Masjid yaitu mengadakan program layanan kesehatan. Layanan kesehatan yang ada di Masjid Raya Al-Musyawarah dinamakan Pos Sehat. Pos Sehat terletak di lingkungan Masjid Raya Al-Musyawarah, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah adalah upaya yang diselenggarakan secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta pengawasan Pos Sehat dalam menerapkan layanan kesehatan. Melalui wawancara, observasi dan dokumentasi diketahui bahwa perencanaan Pos Sehat mencakup tentang kelembagaan Masjid dan Pos Sehat, sumber daya manusia Pos Sehat, kemitraan Pos Sehat, program Pos Sehat perbulan, obyek sasaran Pos Sehat, pola rekrutmen anggota Pos Sehat, laporan pertanggung jawaban Pos Sehat, jenis layanan Pos Sehat, sumber dana Pos Sehat, rencana lokasi Pos Sehat. Sedangkan dari pengorganisasiannya meliputi bagimana pembagian kerja Pos Sehat, penetapan garis tanggung jawab Pos Sehat, mempersiapkan perlengkapan Pos Sehat, mengatur hubungan kerja kader Pos Sehat. Penggerakan mencakup tentang jadwal Pos Sehat, tim medis Pos Sehat, para kader Pos Sehat, alur pelayanan pasien Pos Sehat. Pengawasan mencakup tentang monitor (Monitoring) dan evaluasi Pos Sehat. Subyek yang diteliti yaitu fungsi-fungsi manajemen layanan kesehatan yang diterapkan Masjid Raya Al-Musyawarah. Obyek sasaran Pos Sehat yaitu masyarakat yang kurang mampu. Untuk menjadi anggota Pos Sehat, harus terlebih dahulu mengisi Form yang berisikan data calon anggota Pos Sehat. Kemudian pengurus Pos Sehat mengadakan survey lapangan dengan berpedoman dengan form yang telah diisi oleh calon anggota. Setelah itu diadakan penilaian calon anggota, apakah layak menjadi anggota Pos Sehat atau tidak layak.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji serta syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah dicurahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini, walaupun dalam penyajiannya masih sangat sederhana. Penulisan skripsi ini
adalah dalam rangka memenuhi persyaratan akademis untuk ujian Strata Satu (S1)
pada program studi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis berusaha semaksimal mungkin
dengan kesabaran dan keikhlasan hati untuk dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini sesuai dengan kemampuan dan pengalaman penulis. Mengingat
kemampuan penulis dalam skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
banyak kekurangan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Asep Usman Ismail,
M.A., yang telah memberikan pengetahuan dan waktunya untuk membimbing
penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Selanjutnya penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Murodi, M.A., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Hasanuddin, M.A., selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, M.A., selaku Sekretaris Jurusan
Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak H. Muhammad Zaelani Zein, Bapak H. Syamhudi, Bapak Drs. H.
Djoko Sutojo Rijadi., selaku Pembina Yayasan Masjid Raya Al-
Musyawarah Kelapa Gading Jakarta Utara.
5. Bapak Dr. Ahmar Abyadh, Bapak H. Dede Darmawan, Bapak H. Indri
Firdianto., selaku Ketua, Sekretaris, Bendahara Masjid Raya Al-
Musyawarah Kelapa Gading Jakarta Utara.
6. Bapak Ustadz. Imam Muslih Ramlan, Lc., Bapak Ustadz. Armawan
Yusuf, S.Ag., Bapak Ustadz. Mangun Pujono, Lc., Bapak Ustadz. MH.
Rukman A. Md., selaku Kepala Sekretariat, Ka. bid. Umum dan
Kepegawaian, Ka. bid. Peribadatan, Pendidikan dan Database, Ka. bid.
Keuangan.
7. Untuk teman-temanku anak-anak Manajemen Dakwah / B angkatan
2004, serta teman seperjuangan bimbingan skripsi yaitu ipin, ummi,
jaka, jipam, rudi, herri, herva, uzi, deby utami, slamet, aji, cris, sumi,
aal, indri.
8. Untuk sobat-sobatku Mardiani, ade, fajar, jajang yang telah memberikan
semangat, doa dan dukungannya yang berarti.
Terima kasih, hormat dan sayangku untuk kedua orang tuaku, Bapak, Drs.
H. Asmu’I Al-Anshary dan Mamaku Hj. Ade Kurniasih dan Kakaku Badru
Zaman, serta adik-adikku tercinta adun, lulu atas pengertian, doa dan
dukungannya.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca sangat
penulis harapkan, agar skripsi ini lebih baik lagi. Penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, Juni 2008 Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI …………………………………………………………………. i KATA PENGANTAR ………………………………………………………..ii DAFTAR ISI ………………………………………………………………….v BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………..1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………………..4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………4 D. Metodologi Penelitian ……………………………………..5 E. Tinjauan Pustaka …………………………………………..7 F. Sistematika Penulisan …………………………………….. 8
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Masjid …………………………………………………….10 1. Pengertian Masjid …………………………………….10 2. Fungsi Masjid ………………………………………...11 3. Ruang Lingkup Masjid ……………………………….14 4. Komponen Pokok Masjid Dalam Pelayanan Umat …..17 5. Macam-Macam Masjid ……………………………….18
B. Fungsi-Fungsi Manajemen ……………………………….19 1. Fungsi Perencanaan …………………………………..22 2. Fungsi Pengorganisasian ……………………………..23 3. Fungsi Penggerakan …………………………………..24 4. Fungsi Pengawasan …………………………………...25
C. Layanan Kesehatan ………………………………………..26 1. Pengertian Layanan Kesehatan ………………………..26 2. Komponen Pokok Layanan Kesehatan ………………..26 3. Institusi Layanan Kesehatan …………………………..26 4. Fungsi Layanan Kesehatan Masjid ……………………27
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG MASJID RAYA AL-
MUSYAWARAH KELAPA GADING JAKARTA UTARA A. Latar Belakang Berdirinya Masjid Raya Al-Musyawarah ……………………………..29 B. Visi, Misi dan Tujuan Masjid Raya Al-Musyawarah ……..31 C. Manajemen Masjid Raya Al-Musyawarah ………………..31 D. Program Kerja Masjid Raya Al-Musyawarah …………….37
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
A. Temuan : Fungsi Manajemen Layanan Kesehatan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah ……………………………64 B. Analisis Fungsi Manajemen Layanan Kesehatan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah …………………80
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………. 85 B. Rekomendasi ………………………………………………86
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...88
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masjid adalah lembaga pembinaan masyarakat Islam yang didirikan atas
dasar ketakwaan dan berfungsi mensucikan masyarakat Islam yang dibina di
dalamnya. Sedemikian pentingnya lembaga Masjid, sehingga Nabi Muhammad
SAW menjadikan program pertamanya yang beliau kerjakan tatkala beliau
mampir di desa Quba, dalam hijrahnya dari Mekkah ke Madinah adalah
mendirikan Masjid Quba. Setibanya di Madinah, beliau bukan membangun rumah
untuk diri dan keluarganya, juga bukan asrama untuk kaum Muhajirin melainkan
membangun Masjid, yaitu Masjid Nabawi.
Penomorsatuan mendirikan Masjid itu tak lain karena sebagaimana
belakangan ini terbukti lembaga Masjid menjadi pusat pembinaan masyarakat
Islam, bahkan pusat pemerintahan Islam. Semua masalah dari ideology, politik,
sosial, budaya, hingga kepersoalan militer dipecahkan di dalam lembaga Masjid.
Lembaga Masjid juga sebagai pusat pendidikan dan penerangan rakyat, disamping
sebagai pusat belajar bagi yang ingin mendalami Islam juga sebagai pusat
pembinaan masyarakat Islam, dari Masjid akan lahir pribadi-pribadi muslim yang
suci, bersih dan berahklak baik.
Masjid sebagai tempat sujud kepada Allah SWT, tempat ibadah Mahdhoh
(ibadah ritual vertical), bukan berarti Masjid tidak bisa melakukan ibadah ghair
mahdhoh (relasi horizontal/sosial), bahkan belakangan ini banyak Masjid yang
mempunyai program untuk mensejahterakan masyarakat di sekitar Masjid
tersebut. Lima waktu dalam sehari semalam, umat Islam dianjurkan mengunjungi
Masjid guna melaksanakan shalat berjama’ah. Masjid juga merupakan tempat
yang paling banyak dikumandangkan nama Allah SWT melalui adzan, iqomat,
tasbih tahmid, tahlil istighfar, dan masih banyak lagi yang dianjurkan dibaca di
Masjid sebagai lafadz pengangungan Asma Allah SWT.
Menurut Sidi Gazalba, “Dilihat dari segi harfiah Masjid memanglah tempat sembahyang. Perkataan Masjid dari bahasa Arab. Kata pokoknya sujudan, fi’il madinya sajada (ia sudah sujud). Fi’il sajada diberi awalan ma, sehingga terjadilah isim makan. Isim makan ini menyebabkan perubahan bentuk sajada menjadi masjidu, Masjid. Jadi ejaan aslinya adalah Masjid (dengan a).”1 Pada masa sekarang banyak sekali Masjid-Masjid yang dibangun dengan
arsitektur yang indah dan mengagumkan. Fungsi-fungsinya telah banyak
direktualisasikan, terutama di lingkungan Masjid yang besar dan syarat kegiatan.
Seperti kegiatan remaja, pembinaan anak-anak, bulletin Masjid, pembinaan
kaderisasi, koperasi Masjid dan masih banyak lagi.
Masjid-Masjid yang telah dibangun dengan megah dan fasilitas yang
memadai tidak jarang kegiatan untuk memakmurkan Masjid sangat minim sekali,
adapun tentang perkataan dari Rasulullah SAW yaitu :
“Tentang kapan terjadinya suatu zaman, mereka saling bermegah-megahan dengan membangun beberapa Masjid, tapi yang memakmurkannya hanya sedikit.” Sabda Rasulullah SAW yang dimaksud “hanya sedikit” itu ? menurut Al-Qur’an Surat At-Taubah 18 :
☺ ☺
☺
“Hanya yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah, orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, mendirikan shalat dan menunaikan
1Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1994), h. 118.
zakat dan tidak takut pada siapapun selain kepada Allah SWT : mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” Salah satu cara memakmurkan Masjid, Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang masuk ke dalam Masjid (-Ku) ini untuk mengajarkan kebaikan atau belajar (mencari ilmu), maka ia bagaikan orang yang berjuang menegakkan Agama Allah.” ( HR Ibnu Majah) Masjid Raya Al-Musyawarah berdiri di kawasan kota satelit Kelapa
Gading, Jakarta Utara. Hal itu berkat perjuangan dan pengorbanan yang dimotori
oleh Bapak Zailani Zein dan Bapak H. Syamhudi selaku Direksi PT. Sumarecon
Agung, maka pada tahun 1991 dibangunlah Masjid Raya Al-Musyawarah di atas
tanah fasos seluas 2,2 Ha yang dicanangkan pengembang sebagai Developer.
Sebagai sebuah Masjid yang ingin mencontoh standar Masjid ideal yang
dibangun oleh Rasulullah yang berdasarkan takwa. Banyak harapan dan tujuan
yang diletakkan pada pembangunan Masjid ini, terutama dalam masalah
pengelolaan dan pengembangan Masjid Raya Al-Musyawarah. Dibutuhkan orang-
orang yang sabar, istiqomah serta mempunyai niat hanya semata-mata
mendapatkan Ridho dari Allah SWT.
Fasilitas yang memadai dan letaknya sangat strategis, yaitu di dekat Mega
Mall Kelapa Gading, perumahan, perkantoran dan dekat dengan penduduk
merupakan suatu keteduhan di tengah-tengah masyarakat yang sangat sibuk
dengan segala kegiatannya. Dan didukung dengan berbagai program yang telah
dirancang oleh badan pengembangan Masjid Raya Al-Musyawarah menjadi
Masjid yang dapat memberikan solusi terhadap semua permasalahan umat dan
sebagai pusat peradaban Islam. Salah satu program yang ada di Masjid ini yaitu
adanya layanan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah.
Berdasarkan paparan di atas, penulis sangat tertarik untuk mengambil
judul “Fungsi Layanan Kesehatan Masjid : Analisis Fungsi Manajemen Pos
Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah Kelapa Gading Jakarta Utara.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk menjelaskan permasalahan dan agar tidak terjadi kesalahpahaman
dalam memahami isi, maka pembahasan dalam skripsi ini penulis membatasi pada
pelaksanaan layanan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah.
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana fungsi perencanaan Pos Sehat Masjid Raya Al-
Musyawarah ?
b. Bagaimana fungsi pengorganisasian Pos Sehat Masjid Raya Al-
Musyawarah ?
c. Bagaimana fungsi penggerakan Pos Sehat Masjid Raya Al-
Musyawarah ?
d. Bagaimana fungsi pengawasan Pos Sehat Masjid Raya Al-
Musyawarah ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah
a. Untuk mengetahui bagaimana analisis fungsi perencanaan Pos Sehat
Masjid Raya Al-Musyawarah.
b. Untuk mengetahui bagaimana analisis fungsi pengorganisasian Pos
Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah.
c. Untuk mengetahui bagaimana analisis fungsi penggerakan Pos Sehat
Masjid Raya Al-Musyawarah.
d. Untuk mengetahui bagaimana analisis fungsi pengawasan Pos Sehat
Masjid Raya Al-Musyawarah.
2. Manfaat penelitian, dalam penulisan ini mempunyai manfaat :
a. Penulis bisa mengetahui bagaimana analisis fungsi manajemen layanan
Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah.
b. Penulis bisa menganalisis antara teori dan aplikasi fungsi manajemen
Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah.
c. Dengan hasil analisis yang dihasilkan, penulis berharap bisa
memberikan sumbangan pemikiran untuk perkembangan fungsi
manajemen Pos Sehat Masjid.
D. Metodologi Penelitian
1. Objek dan Sumber Data Penelitian
a. Objek penelitian ini adalah fungsi layanan kesehatan Masjid : analisis
fungsi manajemen Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah.
b. Sumber data penelitian pada penelitian ini adalah kata-kata para
pengurus Masjid Raya Al-Musyawarah dan masyarakat yang telah
mendapatkan layanan Pos Sehat, data tertulis seperti arsip dan
dokumen Masjid Raya Al-Musyawarah.
2. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif penelitian kualitatif,
menurut Taylor yang dikutip oleh Lexy Moeleong, penelitian kualitatit adalah
prosedur sebuah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang dapat diamati.2
a. Wawancara
Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi secara
langsung dari pengurus Masjid Raya Al-Musyawarah dan beberapa
masyarakat Kecamatan Kelapa Gading. Penulis memberikan beberapa
pertanyaan dan akan dijawab langsung oleh pengurus Masjid Raya Al-
Musyawarah dan pihak-pihak terkait.
b. Observasi
Dalam penelitian ini penulis mengamati langsung objek yang akan
diteliti, adapun hal-hal yang diperlukan dalam observasi ini adalah Tape
Recorder, Kamera, Note Book yang akan digunakan selama observasi
berlangsung.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dapat diartikan sebagai bahan tertulis, film maupun
foto. Penulis menggunakan dokumuntasi untuk memperoleh data yang
tidak didapat melalui catatan hasil wawancara.
3. Teknik Analisis Data
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif,
dengan pendekatan deskriptif-analisis terhadap fungsi layanan kesehatan Masjid :
analisis fungsi manajemen Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah. Penulis
mencoba memaparkan semua data yang diperoleh dari berbagai literature,
2Lexy Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Karya, 1989), h. 3
wawancara langsung yang kemudian data-data yang terkumpul dianalisa
berpedoman pada sumber-sumber tertulis.
4. Waktu dan Tempat Penelitian
a. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Juni
2008.
b. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Masjid Raya Al-Musyawarah
Kelapa Gading Jakarta Utara.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi, penulis telah meneliti skripsi yang judul/materi
pembahasannya sama atau hampir sama dengan skripsi penulis, antara lain.
1. Arianto, Manajemen Masjid As-Sinah Dalam Meningkatkan Aktivitas
Keagamaan Pedagang Di Pusat Grosir Cililitan (PGC) Jakarta
Timur. Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Manajemen Dakwah,
Tahun 1428 H/2007 M. Skripsi ini membahas tentang manajemen
Masjid secara keseluruhan, Aplikasi bidang program, Aplikasi bidang
kepengurusan, Sikap dan perhatian pengurus Masjid, Analisis SWOT
Masjid As-Sinah.
2. Zakiyyah, Manajemen Islamic Centre Kota Bekasi, Fakultas Dakwah
dan Komunikasi, Manajemen Dakwah, Tahun 1427 H/2007 M. Skripsi
ini membahas tentang manajemen Masjid yang meliputi fungsi-fungsi
manajemen, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan.
3. Harun Ar Rosyid, Aplikasi Fungsi Manajemen Dalam kegiatan
Dakwah Pada Badan Pengelola Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Islam Jakarta (JIC), Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Manajemen
Dakwah, Tahun 1427 H/2006 M. Skripsi ini membahas tentang
bagaimana perencanaan dalam kegiatan dakwah Bil-Qolam,
pengorganisasian dalam kegiatan dakwah Bil-Qolam, penggerakan
dalam kegiatan dakwah Bil-Qolam, pengawasan dalam kegiatan
dakwah Bil-Qolam, faktor pendukung dan penghambat.
Dari data-data di atas, materi pembahasannya berbeda dengan pembahasan
skripsi penulis yaitu tentang fungsi manajemen Masjid dalam rangka
meningkatkan layanan kesehatan di Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah
Kelapa Gading Jakarta Utara.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah maka penulis membagi atas lima bab secara rinci
sebagai berikut :
BAB I : Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan
Pustaka, Sistematika Penulisan.
BAB II : Masjid., Pengertian Masjid, Fungsi Masjid, Ruang Lingkup
Masjid, Komponen Pokok Masjid Dalam Pelayanan Umat,
Macam-Macam Masjid, Fungsi Manajemen., Fungsi
Perencanaan, Fungsi Pengorganisasian, Fungsi Penggerakan,
Fungsi Pengawasan, Layanan Kesehatan., Pengertian Layanan
Kesehatan, Komponen Pokok Layanan Kesehatan, Institusi
Layanan Kesehatan, Fungsi Layanan Kesehatan Masjid.
BAB III : Gambaran Umum Tentang Masjid Raya Al-Musyawarah.,
Latar Belakang Berdirinya Masjid Raya Al-Musyawarah, Visi
dan Misi dan Tujuan Masjid Raya Al-Musyawarah, Manajemen
Masjid Raya Al-Musyawarah, Program Kerja Masjid Raya Al-
Musyawarah,
BAB IV : Temuan dan Analisis ., Temuan Fungsi Manajemen Layanan
Kesehatan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah : Pertama,
Perencanaan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah Dalam
Layanan Kesehatan. Kedua, Pengorganisasian Pos Sehat Masjid
Raya Al-Musyawarah Dalam Layanan Kesehatan. Ketiga,
Penggerakan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah Dalam
Layanan Kesehatan. Keempat, Pengawasan Pos Sehat Masjid
Raya Al-Musyawarah Dalam Layanan Kesehatan. Analisis
Fungsi Manajemen Layanan Kesehatan Pos Sehat Masjid Raya
Al-Musyawarah., Pertama, Analisis Perencanaan Pos Sehat
Masjid Raya Al-Musyawarah Dalam Layanan Kesehatan.
Kedua, Analisis Pengorganisasian Pos Sehat Masjid Raya Al-
Musyawarah Dalam Layanan Kesehatan. Ketiga, Analisis
Penggerakan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah Dalam
Layanan Kesehatan. Keempat, Analisis Pengawasan Pos Sehat
Masjid Raya Al-Musyawarah Dalam Layanan Kesehatan.
BAB V : Penutup, Kesimpulan, Rekomendasi.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Masjid 1. Pengertian Masjid
Masjid adalah rumah, seperti makna yang tersirat dalam Firman Allah
SWT dalam surat An-Nuur : 36-37.
☺ ⌧
⌧
“Bertasbih, kepada Allah di Masjid-Masjid yang diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang”. (QS. An-Nuur : 36-37) Dengan demikian, Masjid adalah rumah Allah SWT, yang dibangun agar
mengingat, mensyukuri dan menyembahnya-Nya dengan baik.3 Masjid adalah
rumah atau bangunan tempat bersembahyang orang Islam.4 Masjid adalah suatu
bangunan yang dipergunakan sebagai tempat mengerjakan shalat, baik untuk
shalat lima waktu maupun untuk shalat Jum’at atau Hari Raya.5
3Yusuf Al-Qaradhawi, Tuntunan Membangun Masjid, (Jakarta : Gema Insani Press, 2000), h. 7. 4Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), h. 719. 5Nana Rukmana, D.W, Masjid dan Dakwah, (Jakarta : Al-Mawardi Prima, 2002), h. 41.
Dilihat dari segi harfiah, Masjid memanglah tempat sembahyang.
Perkataan Masjid berasal dari bahasa Arab. Kata pokoknya sujudan, fi’il madinya
sajada (ia sudah sujud). Fi’il sajada diberi awalan ma, sehingga terjadilah isim
Makan. Isim makan ini menyebabkan perubahan bentuk sajada menjadi masjidu,
Masjid. Jadi ejaan aslinya Masjid (dengan a).6
Menurut Rudhy Suharto yang dikutip oleh Drs. H. Ahmad Yani, et al.
Masjid secara etimologis berarti tempat sujud. Sedangkan secara terminologis,
Masjid adalah tempat melakukan kegiatan ibadah dalam makna luas. Dengan
demikian Masjid merupakan bangunan yang sengaja didirikan umat Islam untuk
melaksanakan shalat berjama’ah dan berbagai keperluan lain yang terkait dengan
kemaslahatan umat Islam.7
Jadi Masjid adalah suatu bangunan yang digunakan dalam kegiatan ibadah
dalam makna luas, baik untuk shalat lima waktu maupun shalat Jum’at dan shalat
Hari Raya.
2. Fungsi Masjid
Menurut DR. Yusuf Al-Qaradhawi, fungsi Masjid yaitu mencerdaskan
ummat dan memberikan orientasi dakwah, sebagai pusat cahaya dan petunjuk bagi
masyarakat yang ada disekitarnya, sosial, tempat para penduduk bisa saling
jumpa, saling berkenalan satu sama lain, mendekatkan hati, berjabat tangan,
memperkuat ikatan persaudaraan, bisa saling bertanya tentang kondisi masing-
masing.8
Fungsi utama Masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat
shalat, tempat beribadah kepadanya. Selain itu masjid berfungsi sebagai tempat
kaum muslimin beribadat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, tempat kaum
muslimin beri’tikaf, membersihkan diri, mengembleng batin untuk membina 6Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1994), h. 118. 7Ahmad Yani, Panduan Mengelola Masjid, (Jakarta : Pustaka Intermasa, 2007), h. 3. 8Yusuf Al-Qaradhawi, Tuntunan Membangun Masjid, (Jakarta : Gema Insani Press, 2000), h. 8-9.
kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin/keagamaan sehingga selalu
terpelihara keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian, tempat
bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan-persoalan yang
timbul dalam masyarakat, tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan
kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan.9
Masjid berfungsi sebagai tempat membina keutuhan ikatan jama’ah dan
kegotongroyongan di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama, Masjid dengan
Majelis Taklimnya merupakan wahana untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu
pengetahuan muslimin, tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader
pemimpin ummat, tempat mengumpulkan dana, menyimpan dan membagikannya,
Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan supervise sosial.10
Menurut Drs. H. Ahmad Yani, fungsi Masjid pada masa Rasul inilah yang
sangat penting bagi kita ketahui agar tidak menyimpang dalam memfungsikan
Masjid, Fungsinya antara lain :11
2.1. Tempat Pelaksanaan Peribadatan
Masjid, sebagaimana kita ketahui berasal dari kata sajada-yasjudu yang
berarti “merendahkan diri”, menyembah atau sujud. Dengan demikian, menjadi
tempat shalat dan dzikir kepada Allah SWT merupakan fungsi utama Masjid.
Sesuai dengan Firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Al-Jin ayat 18 :
☺ ⌧
9Moh. E. Ayub, dkk., Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus Manajemen Masjid¸ (Jakarta : Gema Insani Press, 1996), h. 7-8. 10Moh. E. Ayub, dkk., Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus Manajemen Masjid, h. 7-8. 11Ahmad Yani dan Achmad Satori Ismail, Menuju Masjid Ideal, (Jakarta : LP2SI Haramain, 2001), h. 10-18.
“Dan sesungguhnya Masjid-Masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka
janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya disamping (menyembah)
Allah SWT. (QS. Al-Jin : 18).
2.2. Tempat Pertemuan
Salah satu tempat yang paling rutin digunakan oleh Rasulullah SAW dan
para sahabatnya untuk saling bertemu adalah Masjid.
2.3. Tempat Bermusyawarah
Pada masa Rasulullah SAW, masjid juga dijadikan sebagai tempat untuk
bermusyawarah, baik dalam merencanakan suatu masalah maupun memecahkan
persoalan yang terjadi, baik yang berkaitan dengan urusan pribadi, keluarga
maupun urusan ummat secara keseluruhan.
2.4. Tempat Kegiatan Sosial
Manusia disebut juga dengan makhluk sosial, Islam amat menekankan
asas persamaan dalam masyarakat, karenanya hubungan sosial diantara
masyarakat muslim berlangsung secara harmonis sehingga tidak terjadi adanya
kesenjangan sosial, apalagi shalat berjama’ah, prinsip kehidupan sosial itu dibina.
2.5. Tempat Pengobatan Orang Sakit
Ketika terjadi perang, biasanya ada saja pasukan perang yang mengalami
luka-luka dan tentu saja memerlukan perawatan serta pengobatan. Pada masa
Rasul, bila hal itu terjadi, maka perawatan dan pengobatan terhadap pasukan
perang dilakukan di lingkungan Masjid.
2.6. Tempat Latihan dan Mengatur Siasat Perang
Disamping memusyawarahkan pengaturan strategi perang sebagaimana
yang disebutkan diatas, di Masjid, Rasulullah SAW juga langsung melakukan
latihan dalam rangka menerapkan strategi perang yang sudah dimusyawarahkan
itu sehingga dari sini terbentuk prajurit atau mujahidin yang berkepribadian Islami
dan memiliki kemampuan perang yang bisa diandalkan.
2.7. Tempat Penerangan dan Madrasah Ilmu
Rasullah SAW juga menjadikan Masjid sebagai tempat untuk mengajar
ilmu yang telah diperolehnya dari Allah SWT berupa wahyu. Ini berarti Masjid itu
berfungsi sebagai madrasah yang didalamnya kaum muslimin memperoleh ilmu
pengetahuan.
2.8. Tempat Berdakwah
Di Masjid, para sahabat juga saling ta’aruf (berkenalan). Melalui ta’aruf
itu kadangkala ditemukan kekurangan-kekurangan atau hal-hal yang kurang baik,
maka merekapun saling bertaushiyah (menasehati) agar menjadi orang yang lebih
baik lagi. Dengan ta’aruf , bertaushiyah dan kesediaan untuk memperbaiki
kesalahan itu, maka tidak ada kesalahan para sahabat yang sulit diperbaiki, bahkan
dengan ini justru ukhuwah mereka semakin mantap.
Ini berarti, Masjid amat besar fungsinya dalam da’wah, baik da’wah yang
dilakukan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya, maupun antar sesame sahabat.
Oleh karena itu, da’wah merupakan sesuatu yang amat mulia di dalam Islam dan
Masjid menjadi sarana utamanya.
3. Ruang Lingkup Masjid12
3.1. Eksistensi Masjid
Dewasa ini umat Islam terus menerus mengupayakan pembangunan
Masjid. Bermunculan Masjid-Masjid baru diberbagai tempat, disamping renovasi
12Moh. E. Ayub, dkk., Manajemen Masjid¸ (Jakarta : Gema Insani, 1996), h. 15-27.
atas Masjid-Masjid lama. Semangat pembangunan rumah-rumah Allah itu layak
dibanggakan. Hampir seantero tanah air tidak ada yang tidak tersentuh oleh
pembangunan Masjid. Ada yang berukuran kecil tapi mungil, ada yang besar dan
megah. Namun, tidak sedikit pula Masjid yang terkatung-katung
pembangunannya dan tak kunjung rampung, terutama didaerah-daerah yang
solidaritas jama’ahnya belum kuat.
3.1.1. Masjid Sebagai Pelengkap
Tidak sedikit Masjid diadakan pelengkap dalam suatu lingkungan.
Misalnya, di pabrik-pabrik, kantor, perusahaan, pasar, terminal, kampus
atau di tempat rekreasi. Di situ lazim dijumpai masjid kecil atau sekadar
mushala dengan perawatan ala kadarnya, yang keberadaannya mungkin
sekadar mengukuhkan “legitimasi” keislaman bagi lingkungan itu,
tempat ibadah semacam itu takkan mengganggu Masjid lain yang sudah
baik dan lancer kegiatannya.
3.1.2. Mubalig Terbang
Kenapa Masjid terkadang sunyi dari denyut kegiatan? atau
kegiatannya ada tapi acak-acakan, administrasi yang belum terurus, atau
pengurus yang terlalu gandrung memanfaatkan mubalig (penceramah)
dari luar lingkungan dalam mewarnai kegiatan Masjid? hanya agar
jama’ah tidak bosan? Cara-cara demikian tidak dilakukan Rasulullah
SAW. Pada waktu itu, Rasul selalu dekat dan akrab dengan jama’ah
sekitarnya, sehingga jama’ah merasa dikontrol, diawasi dan selalu
diperhatikan. Kalau ada jama’ah yang kesulitan, setiap saat mereka bisa
berkomunikasi dengan Rasulullah SAW.
3.1.3. Mubalig Kurang Dikenal Lingkungannya
Banyak mubalig yang disebut mubalig terbang, mungkin dia sudah
populer di suatu lingkungan masyarakat, Namun, belum merupakan
jaminan bahwa dia juga dikenal dengan baik di lingkungannya sendiri,
apalagi dianggap sebagai pembina jama’ah.
3.2. Dinamika Masjid
Dinamika sebuah Masjid amat ditentukan oleh faktor objektif umat Islam
di sekitarnya. Umat yang dinamis akan menjadikan Masjidnya dinamis. Berbagai
aktivitas dan kreatifitas tentu akan berlangsung di Masjid. Dinamika Masjid juga
dapat berbentuk dengan adanya suara azan yang berkumandang di Masjid, shalat
berjama’ah dan suara ayat-ayat suci Al-Qu’an.
3.3. Problematika Masjid
Masjid tidak luput dari berbagai problematika, baik menyangkut
pengurus, kegiatan maupun yang berkenaan dengan jama’ah. Misalnya, pengurus
tertutup, jama’ah pasif, berpihak pada satu golongan atau paham, kegiatannya
kurang, tempat wudhu kotor.
3.4. Mengatasi Problematika Masjid
Setiap problematika Masjid yang muncul perlu diatasi sesuai dengan
keadaan dan kemampuan pengurus dan jama’ah Masjid. Teknik pemecahan
masalah diantaranya dengan musyawarah, keterbukaan, kerjasama.
3.5. Memelihara Citra Masjid
Pemeliharaan dan pelestarian citra Masjid terpikul sepenuhnya dipundak
umat Islam. Baik sebagai pribadi maupun komunitas, umat harus menjaga agar
citra Masjid tidak buruk dan rusak dalam pandangan dan gangguan pihak luar.
Untuk memelihara citra Masjid dapat dilakukan dengan cara akhlak pengurus
yang baik, akhlak jama’ah, kebersihan Masjid, pelaksanaan ibadah.
4. Komponen Pokok Masjid Dalam Pelayanan Ummat
Masjid dan ummat merupakan unsur yang saling terkait kuat antara yang
satu dengan yang lainnya. Untuk menjalankan fungsi Masjid sebagai penghidupan
atau memakmurkan Masjid, yaitu dengan mengoptimalkan semua program, baik
itu program yang bersifat ibadah ataupun layanan sosial.
Dengan adanya program UPZ (Unit Penggalangan Zakat), zakat yang
diberikan oleh agniyah atau muzakki kepada pihak pengurus Masjid untuk
mengelola dana zakat bagi kaum fakir miskin. Kaum fakir miskin berhak
menerima segala layanan yang disediakan Masjid, baik itu layanan dalam ibadah
maupun layanan yang bersifat sosial. Contohnya dengan program pinjaman lunak,
program ini bertujuan untuk meminjamkan modal usaha tanpa bunga kepada
pedagang kecil yang membutuhkan modal untuk usahanya. Sejalan dengan
pinjaman lunak, pengurus Masjid juga membuat perjanjian dengan pihak fakir
miskin yang telah mendapatkan pinjaman lunak.
Selanjutnya, dengan program layanan kesehatan Cuma-Cuma. Program ini
dikhususkan untuk kaum fakir miskin yang memenuhi syarat dan ketentuan
sebagai penerima layanan kesehatan. Dengan demikian, pinjaman lunak dan
layanan kesehatan merupakan wujud dari Masjid menghidupi (melayani) ummat.
Sebaliknya, dengan diadakan berbagai macam program yang bersifat ibadah atau
layanan sosial, secara tidak langsung ummat akan memakmurkan atau
menghidupkan Masjid, minimal ummat akan shalat lima waktu di Masjid dan
mengikuti berbagai macam kajian tentang Islam.
5. Macam-Macam Masjid13
Ada beberapa Macam Masjid, diantaranya :
5.1. Masjid Kota
Masjid kota ini jelas harus berlokasi di pusat kota. Mengingat pusat kota
ini mempunyai aksesibilitas yang sangat tinggi terhadap penduduk di seluruh
wilayah kota.
5.2. Masjid Wilayah
Masjid wilayah ini berfungsi melayani penduduk di daerah perumahan
dalam skala wilayah dan penduduk yang berada pada pusat-pusat aktivitas untuk
melaksanakan shalat sehari-hari. Shalat Jum’at serta kegiatan keagamaan lainya
yang mencakup kegiatan sosial bagi masyarakat.
5.3. Masjid Kecamatan
Pada prinsipnya Masjid kecamatan ini dibangun untuk melayani
penduduk Islam yang berada di sekitar kecamatan tersebut terutama dalam
melaksanakan shalat Jum’at, shalat hari raya, serta kegiatan-kegiatan sosial
masyarakat.
5.4. Masjid Lingkungan
Lokasi Masjid lingkungan ini lebih berorientasi ke arah perumahan,
karena fungsinya hanya melayani penduduk di dalam daerah pelayanannya untuk
melaksanakan shalat sehari-hari, shalat Jum’at serta kegiatan keagamaan lainya.
5.5. Masjid Lokal (Langgar/Mushalla)
Langgar/ Mushalla ini hanya dipergunakan untuk shalat sehari-hari, tidak
dipergunakan dalam pelaksanaan shalat Jum’at.
13Nana Rukmana, Masjid & Dakwah, (Jakarta : Al-Mawardi Prima, 2002), h. 86-89.
B. Fungsi-Fungsi Manajemen
Fungsi dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai
jenis pekerjaan yang dapat digolongkan dalam satu kelompok sehingga
membentuk suatu kesatuan administrasi.14 Fungsi adalah kegunaan suatu hal.15
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.16
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.
Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-
fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk
mewujudkan suatu tujuan yang diinginkan. Karena manajemen diartikan mengatur
maka timbul pertanyaan bagi kita,
1. Apa yang diatur ? yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang
terdiri dari men, money, methods, materials, machines and market. Yang
disingkat 6M dan semua aktivitas yang ditimbulkannya dalam proses
manajemen itu.
2. Kenapa harus diatur ? agar 6M itu lebih berdaya guna, berhasil guna,
terintegrasi, dan terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal.
3. Siapa yang mengatur ? yang mengatur adalah pemimpin dengan
wewenang kepemimpinannya melalui instruksi atau persuasi, sehingga 6M
dan semua proses manajemen tertuju serta terarah kepada tujuan yang
diinginkannya. 14Yayat M. Herujito, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : Grasindo, 2004), h. 17. 15Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), h. 322. 16Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007), h. 9.
4. Bagaimana mengaturnya ? mengaturnya yaitu melalui proses dari urutan
fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian = Planning, Organizing, Directing and Controlling).
5. Dimana harus diatur ? dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena
organisasi merupakan “alat” dan “wadah” (tempat) untuk mengatur 6M
dan semua aktivitas proses manajemen dalam mencapai tujuan. Tegasnya,
pengaturan hanya dapat dilakukan didalam suatu organisasi
(wadah/tempat). Sebab dalam wadah (organisasi) inilah tempat
bekerjasama, proses manajemen, pembagian kerja, delegation of authority,
koordinasi dan integrasi dilakukan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.17
Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaanya adalah “managing”-
pengelolaan-, sedang pelaksanaannya disebut manager atau pengelola.18
Arti manajemen yaitu asal kata dari manage dan dalam bahasa latin manus
yang berarti : memimpin, menangani, mengatur, atau membimbing. Aktivitas
manajemen pada setiap lembaga atau organisasi yang pada umumnya berkaitan
dengan usaha mengembangkan suatu tim kerjasama atau kelompok orang dalam
suatu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk tujuan
tertentu dalam organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.19
17Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen (Dasar, Pengertian dan Masalah), (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2005), h. 1-2. 18George R. Terry Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 1999), h. 1. 19Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Manajemen Komunikasi (Konsep dan Aplikasi), (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2001), h. 1.
Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manage berarti control. Dalam
bahasa Indonesia dapat diartikan : pengendalian, menangani atau mengelola.20
Manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai
sasaran.21
Berikut beberapa pendapat para ahli tentang fungsi-fungsi manajemen :
Menurut G. R. Terry yang dikutip oleh Yayat M. Herujito, fungsi-fungsi
manajemen adalah Planning, Organizing, Actuating, Controlling.22 Menurut
Joseph L. Massie, fungsi-fungsi manajemen adalah mengambil keputusan
(Decision Making), pengorganisasian (Organizing), pengisian staf (Staffing),
perencanaan (Planning), pengawasan (Controlling), komunikasi
(Communicating), pengarahan (Directing).23
Menurut DRS. Achmad Anwari, fungsi-fungsi manajemen adalah
Planning, Organizing, Staffing (penyusunan), Directing (pengarahan),
Controlling.24 Menurut Prof. DR. Sondang P. Siagian, fungsi-fungsi manajemen
adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, penilaian.25
Menurut DR. Winardi, SE, fungsi-fungsi manajemen adalah Planning,
Organizing, Directing, Controlling.26
Pendapat dari Chuck Williams, fungsi-fungsi manajemen adalah Planning,
Organizing, Leading and Controlling.27 Menurut Hani Handoko, fungsi-fungsi
manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia 20Yayat M. Herujito, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : Grasindo, 2004), h. 1. 21Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), h. 708. 22Yayat M. Herujito, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : Grasindo, 2004), h. 17. 23Joseph L. Massie, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : Erlangga, 1979), h. 7. 24Achmad Anwari, Dasar-Dasar Manajemen¸( Jakarta : Yayasan Pembinaan Keluarga UPN Veteran, 1987), h. 16. 25Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta : Bina Aksara, 1989), h. 44. 26Winardi, Asas-Asas Manajemen, (Bandung : Mandar Maju, 1990), h. 198. 27Chuck Williams, Manajemen, (Jakarta : Salemba Empat, 2001), h. 9.
(Staffing), pengarahan, pengawasan.28 Menurut Harold Koontz, Cyril O’ Donnell,
Heinz Weihrich, fungsi-fungsi manajemen adalah Planning, Organizing, Staffing,
Leading, Controlling.29 Menurut P. Robbins dan Mary Coulter, fungsi-fungsi
manajemen adalah Planning, Organizing, Leading, Controlling.30
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, penulis menggunakan teori
fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan oleh G. R. Terry yaitu Planning
(perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (penggerakan),
Controlling (pengawasan).
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan (Planning) adalah usaha kongkretisasi langkah-langkah yang
harus ditempuh yang dasar-dasarnya telah diletakkan dalam strategi organisasi.31
Perencanaan (Planning) adalah memutuskan di depan tentang apa yang akan
dilakukan, bagaimana melaksanakannya, kapan dilaksanakan, dan siapa yang akan
melaksanakannya.32 Perencanaan (Planning) adalah pemilihan atau penetapan
tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program,
prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan.33
Perencanaan (Planning) adalah memilih suatu tujuan dan mengembangkan
suatu metode atau strategis untuk mencapai tujuan.34 Perencanaan (Planning)
28Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 1991), h. 23-26. 29Harold Koontz, dkk., Intisari Manajemen, (Jakarta : Bina Aksara, 1989), h. 55 -59. 30Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen, (Jakarta : PT. Prenhallindo, 1999), h. 11. 31Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta : Bina Aksara, 1989), h. 49. 32Harold Koontz, dkk., Intisari Manajemen, (Jakarta : Bina Aksara, 1989), h. 56. 33Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 1991), h. 23. 34Chuck Williams, Manajemen, (Jakarta : Salemba Empat, 2001), h. 143.
adalah merupakan sebuah proses dengan apa para manajer menvisualisasi dan
mendeterminasi langkah-langkah masa mendatang yang menuju kea rah realisasi
sasaran-sasaran yang diinginkan.35 Perencanaan adalah proses antisipasi seorang
manajer akan masa depan dan menemukan alternatif-alternatif arah langkah yang
terbuka untuknya.36
Perencanaan (Planning) adalah suatu kumpulan keputusan-keputusan yang
saling kait mengait sehingga sulit perencanaan tersebut dibuat secara mendadak.37
Perencanaan adalah menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama satu
masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-
tujuan itu.38 Perencanaan adalah menetapkan sasaran, merumuskan tujuan,
menetapkan strategi, membuat strategi, dan mengembangkan subrencana untuk
mengkoordinasikan kegiatan.39
2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian (Organizing) adalah pencapaian tujuan dengan
menetapkan orang-orang yang akan melaksanakan tugas pekerjaan/mengadakan
pembagian kerja serta menetapkan pula kedudukan masing-masing dalam
hubungannya antara satu dengan yang lainnya.40 Pengorganisasian (Organizing)
adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugar
serta wewenang dan tanggungjawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
35Winardi, Asas-Asas Manajemen, (Bandung : Mandar Maju, 1990), h. 230. 36Joseph L. Massie, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : Erlangga, 1979), h. 7. 37 Achmad Anwari, Dasar-Dasar Manajemen¸( Jakarta : Yayasan Pembinaan Keluarga UPN Veteran, 1987), h. 39. 38George R. Terry Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 1999), h. 9. 39Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen, (Jakarta : PT. Prenhallindo, 1999), h. 11. 40Achmad Anwari, Dasar-Dasar Manajemen¸( Jakarta : Yayasan Pembinaan Keluarga UPN Veteran, 1987), h. 57.
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.41
Pengorganisasian (Organizing) adalah pengelompokkan dan menentukan
berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan itu.42 Pengorganisasian adalah suatu proses dimana pekerjaan
yang ada dibagi dalam komponen-komponen yang dapat ditangani, dan aktivitas
mengkoordinasi hasil-hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan.43
Pengorganisasian adalah proses penentuan struktur dan alokasi kerja.44
Pengorganisasian (Organizing) adalah penentuan-penentuan sumber daya-
sumber daya dan kegaitan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasi.45 Pengorganisasian adalah menetapkan dimana keputusan akan dibuat,
siapa yang akan melaksanakan tugas dan pekerjaan, serta siapa yang akan
bekerja.46
Pengorganisasian (Organizing) adalah pengelompokkan kegiatan yang
perlu untuk mencapai tujuan, penugasan masing-masing kelompok kepada
seorang manajer dengan wewenang yang perlu untuk mengawasinya, dan
pengadaan koordinasi horizontal dan vertikal dalam struktur perusahaan.47
Pengorganisasian adalah menentukan apa yang perlu dilaksanakan, cara
pelaksanaannya dan siapa yang melaksanakannya.48
3. Fungsi Penggerakan (Actuating) 41Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta : Bina Aksara, 1989), h. 81-82. 42George R. Terry Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 1999), h. 9. 43Winardi, Asas-Asas Manajemen, (Bandung : Mandar Maju, 1990), h. 375. 44Joseph L. Massie, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : Erlangga, 1979), h. 7. 45Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 1991), h. 24. 46Chuck Williams, Manajemen, (Jakarta : Salemba Empat, 2001), h. 9. 47Harold Koontz, dkk., Intisari Manajemen, (Jakarta : Bina Aksara, 1989), h. 242. 48Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen, (Jakarta : PT. Prenhallindo, 1999), h. 11.
Penggerakan (Actuating) adalah keseluruhan usaha, cara, teknik dan
metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja
dengan sebaik mungkin demi terciptanya tujuan organisasi dengan efisien, sfektif
dan ekonomis.49 Penggerakan adalah mengarahkan atau menyalurkan perilaku
manusia ke arah tujuan-tujuan.50
4. Fungsi Pengawasan (Controlling)
Pengawasan (Controlling) adalah suatu proses untuk menetapkan
pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, mengoreksi bila perlu,
dengan maksud supaya pelaksanaannya sesuai dengan rencana semula.51
Pengawasan adalah proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi, guna
lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan sebelumnya.52
Pengawasan (Controlling) adalah memastikan bahwa hasil aktual sesuai
dengan rencana.53 Pengawasan adalah mengukur pelaksanaan dengan tujuan-
tujuan, menentukan sebab-sebab penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan
korektif dimana perlu.54
Pengawasan (Controlling) adalah penemuan dan penerapan cara dan
peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang
telah ditetapkan.55 Pengawasan adalah mengawasi kemajuan pencapaian sasaran
49Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta : Bina Aksara, 1989), h. 128. 50George R. Terry Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 1999), h. 10. 51Achmad Anwari, Dasar-Dasar Manajemen¸( Jakarta : Yayasan Pembinaan Keluarga UPN Veteran, 1987), h. 140. 52Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta : Bina Aksara, 1989), h. 169. 53Winardi, Asas-Asas Manajemen, (Bandung : Mandar Maju, 1990), h. 588. 54George R. Terry Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 1999), h. 10. 55Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 1991), h. 25.
dan mengambil tindakan korektif bilamana dibutuhkan.56 Pengawasan adalah
memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan diselesaikan
seperti yang direncanakan.57
C. Layanan Kesehatan
1. Pengertian Layanan Kesehatan
Menurut pendapat Levey dan Loomba (1973) yang dikutip oleh DR. Azrul
Azwar M.P.H. Maka yang dimaksud dengan layanan kesehatan ialah setiap upaya
yang diselenggarakan sendiri sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga,
kelompok ataupun masyarakat.58
2. Komponen Pokok Layanan Kesehatan
Komponen pokok layanan kesehatan yaitu preventif (mencegah), kuratif
(penyembuhan).59 Promotif artinya bersifat memajukan atau meningkatkan,60
preventif artinya bersifat mencegah (supaya jangan terjadi apa-apa),61 kuratif
artinya menyembuhkan atau mengobati.62
3. Institusi Layanan Kesehatan
3.1. Rumah Sakit
56Chuck Williams, Manajemen, (Jakarta : Salemba Empat, 2001), h. 9. 57Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen, (Jakarta : PT. Prenhallindo, 1999), h. 11. 58Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan, (Jakarta : Binarupa Aksara, 1996), h. 35. 59Soemarno Markan, dkk, Kamus Kedokteran, (Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004), Cet. Ke-4. 60Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), h. 898. 61Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 895. 62Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 617.
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga kerja medis
profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen
menyelenggarakan layanan kedokteran, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleg pasien
(American Hospital Association; 1974).63
Rumah sakit adalah tempat pusat dimana layanan kesehatan masyarakat
pendidikan serta penelitian kedokteran diselenggarakan (Associztion of Hospital
Care, 1947).64
3.2. Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah suatu unit pelaksanaan
fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat
pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan, serta pusat layanan
kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang
bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.65
3.3. Pos Sehat
Pos Sehat adalah upaya pemberdayaan kesehatan masyarakat miskin
melalui upaya promotif dan preventif.66
4. Fungsi Layanan Kesehatan Masjid
Ketika terjadi perang, biasanya ada saja pasukan perang yang mengalami
luka-luka dan tentu saja memerlukan perawatan serta pengobatan. Pada masa
63Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan, (Jakarta : Binarupa Aksara, 1996), h. 82. 64Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan, h. 82. 65 Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan, (Jakarta : Binarupa Aksara, 1996), h. 82. 66Eva Rohila dan Rulli Nasrullah, Mengelola Pelayanan Kesehatan Untuk Dhuafa, (Jakarta : Divisi Hubungan Masyarakat), h. 25.
Rasul, bila hal itu terjadi, maka perawatan dan pengobatan terhadap pasukan
perang dilakukan di lingkungan Masjid sehingga pada waktu itu didirikan sebuah
tenda oleh seorang shahabiyah (sahabat wanita) yang bernama Rafidah sehingga
tenda itu kemudian diberi nama dengan tenda Rafidah. Diantara sahabat yang
dirawat di kemah tersebut adalah Sa’ad bin Mutadh yang akhirnya meninggal
dunia
Dalam konteks sekarang, bisa juga didirikan poliklinik di Masjid untuk
kepentingan memberikan penyuluhan kesehatan dan melayani pemeriksaan,
perawatan dan pengobatan bagi jama’ah Masjid yang memerlukannya. Manakala
hal ini dilakukan, sangat membantu kaum muslimin yang merupakan jama’ah
Masjid dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan jasmani.67
67Ahmad Yani dan Achmad Satori Ismail, Menuju Masjid Ideal, (Jakarta : LP2SI Haramain, 2001), h. 14-15.
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG MASJID RAYA AL- MUSYAWARAH
KELAPA GADING JAKARTA UTARA
A. Latar Belakang Berdirinya Masjid Raya Al-Musyawarah
Merupakan tanda Rahmat Allah SWT, yang wajib disyukuri dimana
Masjid Raya Al-Musyawarah telah dapat berdiri di kawaan kota satelit Kelapa
Gading Jakarta Utara. Hal itu berangkat dari idealisme yang kuat, berkat
perjuangan dan pengorbanan yang dimotori oleh Bapak Zaelani Zein dan Bapak
H. Syamhudi selaku Direksi PT. Sumarecon Agung, maka pada tahun 1991
dibangunlah Masjid Raya Al-Musyawarah di atas tanah fasos seluas 2,2 Ha yang
dicanangkan pengembangan sebagai kewajiban Developer.68
Tepat pada tanggal 27 Februari 1992, syukur Alhamdulillah Masjid Raya
Al-Musyawarah diresmikan leh Bapak Wiyogo Admodarminto selaku Gubernur
DKI Jakarta dan dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat dan pemuka agama
Jakarta Utara.69
Setelah diresmikan hingga saat ini Masjid Raya Al-Musyawarah sudah
melewati perjalanan lebih dari satu dasawarsa. Dimana Pengurus masjid yang
terbentuk sesuai SK Walikotamadya Jakarta Utara, dari periode kepengurusan ke
periode berikutnya senantiasa menunjukan perkembangan yang berkelanjutan.70
Sebagai sebuah Masjid yang ingin mencontoh standar masjid ideal yang
dibangun oleh Rasulallah SAW, atas dasar taqwa maka Masjid Raya Al-
68Imam Muslih Ramlan, “Sejarah Singkat Masjid A- Musyawarah,” Catatan Ringkas 5 Mei 2008,h.1. 69Imam Muslih Ramlan, “Sejarah Singkat Masjid A- Musyawarah,” h. 1. 70Imam Muslih Ramlan, “Sejarah Singkat Masjid A- Musyawarah,” h. 1.
Musyawarah telah menempuh tahapan-tahapan sebagai cirri sebuah dinamika
yang sampai saat ini setidaknya ada 3 (tiga) tahapan:71
Pada kepengurusan periode pertama adalah Marhalah Ta’sis atau periode
perintisan. Dalam periode ini secara alamiah masjid dimulai dikenal oleh
masyarakat dan jama’ah. Eksistensinya telah memberikan keteduhan di tengah
hausnya suasana religius. Kegiatan ritualnya telah menjadi penyeimbang antara
71Imam Muslih Ramlan, “Sejarah Singkat Masjid A- Musyawarah,” h. 1.
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
A. Temuan : Fungsi Manajemen Layanan Kesehatan Pos Sehat Masjid Raya
Al-Musyawarah
1. Perencanaan (Planning) Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah Dalam
Layanan Kesehatan
1.1. Kelembagaan (Pengurus Masjid Raya Al-Musyawarah)
Perencanaan pengurus Masjid bermula dari ide dan rasa kepedulian
pengurus Masjid akan kesehatan masyarakat fakir miskin, di sisi lain
merupakan usaha untuk meredam kegiatan kristenisasi yang dilakukan oleh
pihak Gereja yang berada di Kecamatan Kelapa Gading. Pihak Gereja terus
melaksanakan kristenisasi dengan berbagai program program sosial
diantaranya pembagian sembako dan layanan kesehatan gratis, terutama pada
masyarakat fakir miskin. Oleh karena itu, pengurus Masjid Raya Al-
Musyawarah tergerak hatinya untuk membuat program layanan kesehatan
yang berbentuk Pos Sehat untuk kaum fakir miskin di Kecamatan Kelapa
Gading.72
Pos Sehat adalah suatu pelayanan kesehatan Masjid Raya Al-
Musyawarah yang terbentuk dan operasionalnya dengan kemitraan LKC
(Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) Dompet Dhuafa dan juga Departemen
Kesehatan. Konsep Pos Sehat sendiri adalah pemberdayaan kesehatan yang
berakar dari masyarakat, Oleh karena itu, Pos Sehat akan bersufat
menyesuaikan diri dengan permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakat
72Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 10 Mei 2008.
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
B. Temuan : Fungsi Manajemen Layanan Kesehatan Pos Sehat Masjid Raya
Al-Musyawarah
2. Perencanaan (Planning) Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah Dalam
Layanan Kesehatan
2.1. Kelembagaan (Pengurus Masjid Raya Al-Musyawarah)
Perencanaan pengurus Masjid bermula dari ide dan rasa kepedulian
pengurus Masjid akan kesehatan masyarakat fakir miskin, di sisi lain
merupakan usaha untuk meredam kegiatan kristenisasi yang dilakukan oleh
pihak Gereja yang berada di Kecamatan Kelapa Gading. Pihak Gereja terus
melaksanakan kristenisasi dengan berbagai program program sosial
diantaranya pembagian sembako dan layanan kesehatan gratis, terutama pada
masyarakat fakir miskin. Oleh karena itu, pengurus Masjid Raya Al-
Musyawarah tergerak hatinya untuk membuat program layanan kesehatan
yang berbentuk Pos Sehat untuk kaum fakir miskin di Kecamatan Kelapa
Gading.73
Pos Sehat adalah suatu pelayanan kesehatan Masjid Raya Al-
Musyawarah yang terbentuk dan operasionalnya dengan kemitraan LKC
(Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) Dompet Dhuafa dan juga Departemen
Kesehatan. Konsep Pos Sehat sendiri adalah pemberdayaan kesehatan yang
berakar dari masyarakat, Oleh karena itu, Pos Sehat akan bersufat
menyesuaikan diri dengan permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakat
73Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 10 Mei 2008.
yang bersangkutan.74
Pos Sehat terbentuk pada tanggal 12 Januari 2008. Visi dan Misi Pos
Sehat yaitu Visinya adalah terwujudnya masyarakat yang sehat, peduli dan
tanggap terhadap masalah kesehatan, menciptakan dan meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas. Misinya
adalah mengatasi akses pelayanan dasar pada kelompok masyarakat yang
tidak mampu.75
Kebijakan dasar Yayasan Masjid Raya Al-Musyawarah didirikan dengan
tiga cakupan maksud dan tujuan yaitu bidang sosial, kemanusiaan dan
keagamaan. Untuk mencapai salah satu maksud dan tujuan tersebut, terutama
bidang sosial, Yayasan Masjid Raya Al-Musyawarah menjalankan beberapa
kegiatan diantaranya dengan mendirikan Rumah Sakit, Poliklinik,
Laboratorium serta hal lain. Sasaran program Pos Sehat yaitu sosial ekonomi
(masyarakat miskin) dan spasial (mengalami hambatan jangkauan baik berupa
jarak, biaya, akses pelayanan kesehatan pemerintah).76
2.2. Sumber Daya Manusia Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah
Seluruh pengurus Yayasan Masjid Raya Al-Musyawarah juga merupakan
pengurus Pos Sehat. Pengurus Yayasan Masjid Raya Al-Musyawarah dalam
menjalankan Pos Sehat membentuk kader-kader Pos Sehat. Untuk saat ini
kader-kader Pos Sehat berasal dari pengurus kesekretariatan Masjid Raya Al-
Musyawarah. Berikut ini pembina, pengawas dan kader-Pos Sehat Masjid
Raya Al-Musyawarah.77
74Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008. 75Wawancara Pribadi dengan Imam Muslih Ramlan, Jakarta, 12 Mei 2008. 76Wawancara Pribadi dengan Imam Muslih Ramlan, Jakarta, 12 Mei 2008. 77Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008.
Pembina : Bapak H. Jailani Zaen, Bapak H. Syamhudi dan
dan Bapak Drs. H. Djoko Sutojo Rijadi.
Pengawas : Hj. Novi Mulyarani
Kader Pos Sehat : Ustadz. Armawan Yusuf, S.Ag.
Ustadz. Mangun Pujono, Lc.
Ustadz. MH. Rukman A. Md.
Pos sehat memiliki tenaga kerja yang sedikit, tetapi terampil. Setiap
kader Pos Sehat wajib mengikuti pelatihan yang diadakan oleh LKC (Layanan
Kesehatan Cuma-Cuma) Dompet Dhuafa Republika. Tujuannya untuk
meningkatkan keterampilan kader Pos Sehat dalam pelayanan kesehatan.
Melihat respon masyarakat terhadap Pos Sehat, ini terbukti sudah banyak KK
(Kepala Keluarga), kurang lebih mencapai 500 yang telah terdaftar menjadi
anggota di Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah.78
2.3. Kemitraan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah
Program Pos Sehat adalah program dengan filosofi kemitraan yang
dijalankan oleh LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) dan masyarakat.
Berbentuk balai kesehatan gratis yang dikelola masyarakat untuk memberikan
pelayanan kiratif dengan pengayaan program promotif dan preventif yang
diberikan bagi masyarakat dhuafa di sekitar Pos Sehat. Pos Sehat
menggunakan sistem kepesertaan dan sumber daya dari masyarakat.79
Pos sehat adalah upaya pemberdayaan kesehatan masyarakat miskin
melalui upaya promotif dan preventif. Melengkapi upaya kuratif yang
terselenggara di LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma), Pos Sehat
78Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008. 79Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008.
mengambil tempat di wilayah-wilayah di mana terdapat konsentrasi
masyarakat miskin yang menjadi anggota LKC (Layanan Kesehatan Cuma-
Cuma) di Jakarta, Depok, Bogor, Tanggerang dan Bekasi.80
Pos sehat Masjid Raya Al-Musyawarah sendiri adalah sebuah bentuk
program yang dilakukan oleh LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma)
Dompet Dhuafa Republika. LKC diresmikan pada tanggal 6 November 2001
oleh Wakil Presiden RI Hamzah Haz. Bentuk pelayanan pertama adalah Gerai
Sehat Ciputat (Klinik Gratis), berlokasi di sebuah gedung empat lantai di
Komplek Mega Mall Ciputat.81
Tujuan didirikan Pos Sehat yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan
umumnya yaitu terwujudnya masyarakat yang sehat, peduli dan tanggap
terhadap masalah kesehatan, dan meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan dasar berkualitas. Sedangkan tujuan khususnya yaitu
mengatasi kesenjangan akses pelayanan kesehatan dasar pada kelompok
masyarakat yang tidak mampu, meningkatkan keterampilan sosial masyarakat
dalam mengorganisir diri sendiri, advokasi dan negosiasi, meningkatnya
kemauan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan,
meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap resiko
dan bahaya yang menimbulkan gangguan kesehatan, terwujudnya masyarakat
yang sehat, peduli dan tanggap terhadap masalah kesehatan, dan
meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan.82
80Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008. 81Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008. 82Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008.
Operasionalisasi program Pos Sehat terdiri dari tiga fase,83 yaitu fase
1(satu), fase 2 (dua), fase 3 (tiga). Fase 1 (satu) yaitu assessment dan penilaian
kelayakan calon mitra Pos Sehat, assessment dan penilaian kelayakan wilayah,
pelibatan masyarakat dalam bentuk rekrutmen kader Pos Sehat, pelatihan awal
(materi kepesertaan, manajemen. Koordinasi dengan unit pelayanan kesehatan
setempat, launcing.
Fase 2 (dua) yaitu operasionalisasi program promotif, pendampingan dan
pelatihan, monev berkala, keterampilan melakukan pencatatan dan pelaporan
aktifitas Pos Sehat, keterampilan melakukan advokasi untuk pengurusan
asuransi masyarakat miskin bagi masyarakat, peningkatan keterampilan dan
pengetahuan pengenalan penyakit di masyarakat, keterampilan penyusunan
aktifitas-aktifitas bersifat promotif kesehatan dengan berintergrasi dengan
UKBM (Unit Kesehatan Brbasis Masjid).
Fase 3 (tiga) yaitu kemandirian manajemen dan monev berkala. Pos Sehat
dioperasikan oleh kader Pos Sehat yaitu Ustadz. Armawan Yusuf, S.Ag.,
Ustadz Mangun Pujono, Lc., MH. Rukman A. Md., dan beberapa dokter
diantaranya, dr. Ridho. dr. Bayu, dr. Ahmar Abyadh dibantu dengan relawan
dari Masjid Raya Al-Musyawarah.
2.4. Program Kerja Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah Untuk Bulan Juli
2008
Program kerja Pos Sehat belum memprogram kegiatannya secara setahun
penuh, tetapi memprogramnya perbulan. Program Pos Sehat meliputi
83Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008.
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, sosial, spiritual kepada kaum
dhu’afa.84
Pertama program promotif yang dimaksud dengan program promotif
adalah bersifat memajukan atau meningkatkan pelayanan Pos Sehat. Hal ini
meliputi dari berbagai segi yaitu dari segi pelayanan dokter, penyedian obat
untuk pasien, mengrekrut anggota Pos Sehat lebih banyak lagi dan menambah
tenaga medis serta hari praktek Pos Sehat.85
Kedua program preventif, yang dimaksud dengan program preventif
adalah pencegahan. Dengan ada Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah,
diharapkan dapat berperan mampu mencegah penyakit yang menimpa kaum
dhu’afa.86
Ketiga program kuratif, yang dimaksud dengan program kuratif adalah
menyembuhkan atau mengobati penyakit yang diderita pasien melalui
pelayanan kesehatan Pos Sehat.87
Keempat program rehabilitatif, yang dimaksud dengan program
rehabilitatif sama pengertiannya dengan kuratif yaitu menyembuhkan atau
memperbaiki kondisi si pasien.88
Kelima program sosial, yang dimaksud dengan program sosial adalah
masyarakat fakir miskin yang membutuhkan pelayanan kesehatan di Pos
Sehat.89
84Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008. 85Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008. 86Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008. 87Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008. 88Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008. 89Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008.
Keenam program spiritual, yang dimaksud dengan program spiritual
adalah dengan adanya Pos Sehat di Masjid Raya Al-Musyawarah diharapkan
dapat meningkatkan kualitas iman dan takwa pasien.90
2.5. Objek Sasaran Pos Sehat
Objek sasaran Pos Sehat adalah kaum dhu’afa dengan ketentuan mengisi
form calon anggota Pos Sehat. Pasien mendapat pelayanan kesehatan di Pos
Sehat. Berikut jumlah pasien yang telah mendapatkan layanan kesehatan di
Pos Sehat : Jumlah pasien Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah dibulan
Januari sebanyak 50 orang, bulan februari sebanyak 42 orang, bulan maret
sebanyak 153 orang dan bulan April sebanyak 130 orang.91
2.6. Pola Rekrutmen Menjadi Anggota (Dhuafa Mendapat Pelayanan
Kesehatan).92
2.6.1. Kategori : Kategori yang ditetapkan untuk menjadi anggota Pos Sehat
adalah fakir, miskin dan amilin yang terlebih dahulu mengiri form
calon anggota Pos Sehat. (Lampiran 2).
2.6.2. Survei : Survei yang dilakukan oleh kader Pos Sehat yaitu dengan
meninjau secara langsung ke lapangan dengan berpedoman pada form
yang telah diisi oleh calon anggota. Data yang disurvei secara garis
besar yaitu data tentang keluarga, Wawancara dan pengamatan rumah
calon anggota Pos Sehat. Setelah itu kader Pos Sehat memberikan nilai
sesuai dengan standar nilai yang ditetapkan oleh Pos Sehat Masjid
Raya Al-Musyawarah.
90Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008. 91Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008. 92Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008.
2.6.3. Pos Sehat memiliki anggota untuk saat ini kurang lebih 500 KK
(Kepala Keluarga). Yang mayoritas anggota Pos Sehat tinggal di
Kecamatan Kelapa Gading, namun ada beberapa yang tinggal di luar
dari Kecamatan Kelapa Gading.
2.6.4. Daftar nama-nama anggota Pos Sehat di catat dibuku anggota dan
disimpan di data base. Untuk menjaga keakuratan data anggota. Kader
Pos Sehat menagadakan avaluasi. Tinjauan ulang dan memperbaharui
anggota-anggota yang wafat dan pindah rumah. Kemudian nama-nama
yang teridebtifikasi telah wafat dan pindah segera dihapus dari daftar
anggota. Nama-nama anggota Pos Sehat dimasukkan dalam bagian
laporan Pos Sehat per bulan.
2.7. Laporan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah.93 (Lampiran 3)
Pos Sehat dalam menjalankan program Pos Sehat memberikan laporan
perbulan kepada LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma), yang meliputi :
Daftar hadir dokter atau jumlah hari praktek dokter dalam sebulan, jumlah
kunjungan pasien, jumlah penyakit yang diderita, pasien yang dirujuk, jumlah
pemakaian obat, laporan pertambahan anggota Pos Sehat.
2.8. Jenis Pelayanan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah.94
Pelayanan kesehatan Masjid Raya Al-Musyawarah dalam bentuk Pos
Sehat meliputi, promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, sosial, spiritual.
Tahap penyembuhan pasien adalah sebagai berikut :
1. Jadwal : Hari senin dari pkl 16.00 s/d 18.00 oleh dr. Bayu (penyakit
umum), hari rabu dari pukul 16.00 s/d 18.00 oleh dr. Ridho 93Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008. 94Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008.
(penyakit umum), dan hari kamis dari pukul 16.00 s/d 18.00 oleh
dr. Ahmar Abyadh, S.Ppd,M. Kes. (penyakit dalam)
2. Obat : obat-obat yang banyak terpakai pada bulan Januari s/d Maret 2008,
yakni :95
Bulan Januari 2008 :
Asam Mefenamat 500 mg 95 tab
Captropil 12,5mg 79 tab
Multivitamin tab (spt : Cavipleks) 71 tab
Paracetamol 500mg 66 tab
Captopril 25mg 64 tab
Ranitidine 150 mg 60 tab
Grisefulvin 125mg 60 tab
Antacida tab 55 tab
CTM 51 tab
Amoxcillin 41 tab
Antalgin 40 tab
Neurodex tab 37 tab
Bulan Februari 2008 :
Paracetamol 500mg 173 tab
Amoxcillin 500mg 100 tab
Captopril 12.5mg 91 tab
Ranitidine 150mg 60 tab
Multivitamin tab (seperti : Cavipleks) 60 tab
95Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008.
Piroxicam 10 mg 48 tab
Captopril 25 mg 45 tab
Ambroxol tab 40 tab
Bulan Maret 2008 :
Amoxicillin 500mg 298 tab
Alpara 270 tab
Paracetamol 500mg 266
Nifedipine 186 tab
Captopril 12.5 mg 179 tab
Neorodex 173 tab
Captopril 25 mg 160 tab
CTM 125 tab
Na diklofenak 104 tab
Multivitamin tab ( spt : Cavipleks) 72 tab
3. Jenis Penyakit yang dilayani oleh Pos Sehat.96
Tabel 2
96Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008.
4. Rujukan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah
Rujukan yang diberikan Pos Sehat kepada pasien yaitu jika pasien
yang menderita penyakit jantung, gigi, katarak, TBC, THT dan penyakit
yang dalam pemeriksaannya membutuhkan pemeriksaan laboratorium.
Pasien yang mendapat rujukan ke Rumah Sakit atau ke Puskesmas adalah
pasien yang telah mendapat rujukan dari dokter umum, karena penyakit
yang diderita pasien tidak bisa ditangani oleh dokter umum, kemudian
dokter umum membuat resep kepada dokter spesialis penyakit dalam.
Apabila dokter penyakit dalam juga tidak bisa menangani si pasien, maka
dokter spesialis penyakit dalam membuat rujukan ke Rumah Sakit atau ke
Puskesmas. Biasanya pasien mendapat rujukan ke Rumah Sakit Islam
Sukapura dan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.97
1.9. Sumber Dana Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah
Sumber dana untuk Pos Sehat didapat dari dana zakat maal jama’ah
Masjid Raya Al-Musyawarah.98
1.10. Perencanaan Lokasi Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah
Pos Sehat bertempat di dalam lingkungan Masjid Raya Al-Musyawarah
Kelapa Gading Jakarta Utara. Ruang Pos Sehat cukup besar yaitu dengan
panjang 5 (lima) meter dan lebarnya 4 (empat) meter, dan dilengkapi dengan
tempat tidur pemeriksaan, meja dokter, etalase untuk menyimpan obat,
timbangan, alat pengukur tinggi badan, loker penyimpanan alat-alat Pos Sehat,
westafel, tabung oksigen, dan lain-lainnya.99
97Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008. 98Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008. 99Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008.
2. Pengorganisasian (Organizing) Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah
Dalam Layanan Kesehatan
2.1. Pembagian Kerja Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah
Pengorganisasian Pos Sehat dimulai dari pembagian kerja bagi para kader
Pos Sehat, yang dipimpin oleh Kepala Sekretariat Ustadz Imam Muslih
Ramlan, Lc. Yang menerima pasien yaitu Ustadz. Mangun Pujono, Lc., dan
Ustadz MH. Rukman A, Md. Dengan cara pasien mengisi daftar hadir dan
mengambil nomor urut pasien. Pemeriksaan pasien dan pemberian resep
dilakukan oleh dokter. Penerima resep obat serta memberikan obat kepada
pasien dilakukan oleh Ustadz. Armawan Yusuf, S. Ag.100
2.2. Penetapan Garis Tanggung Jawab Kepada Kader Pos Sehat
Penetapan garis tanggung jawab kader Pos Sehat untuk saat ini masih
dipegang sepenuhnya oleh Kepala Sekretariat Masjid Raya Al-Musyawarah.
Untuk saat ini Pos Sehat belum mempunyai BSO (Badan Struktur Organisasi)
tersendiri. Oleh sebab itu, pos sehat dijalankan secara operasionalnya oleh
Sekretariat.101
Tanggung jawab dari Kepala Sekretariat Masjid Raya Al-Musyawarah
adalah memberikan motivasi, instruksi, koordinasi dan komunikasi, agar
proses pelayanan kesehatan berjalan dengan baik.102
2.3. Mempersiapkan Perlengkapan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah
100Wawancara Pribadi dengan Imam Muslih Ramlan, Jakarta, 12 Mei 2008. 101Wawancara Pribadi dengan Imam Muslih Ramlan, Jakarta, 12 Mei 2008. 102Wawancara Pribadi dengan Imam Muslih Ramlan, Jakarta, 12 Mei 2008.
Sebelum layanan kesehatan dimulai, kade-kader Pos Sehat harus terlebih
dahulu mempersiapkan semua perlengkapan Pos Sehat, seperti : Ruangan Pos
Sehat haruslah bersih dan rapih, kursi untuk menunggu pasien, menyiapkan
daftar nama anggota dan nomor urut pasien, alat-alat pemeriksaan untuk
pasien.103
2.4. Pengaturan Hubungan Kerja Para Kader Pos Sehat Masjid Raya Al-
Musyawarah
Pengaturan hubungan kerja para kader Pos Sehat dilakukan dengan cara
menjalin komunikasi antar kader Pos Sehat dengan dokter. Dengan adanya
komunikasi yang baik antara Kepala Sekretariat, kader Pos Sehat dan dokter,
maka akan tercipta suatu layanan kesehatan yang efektif dan efisien bagi
pasien.104
3. Penggerakan (Actuating) Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah Dalam
Layanan Kesehatan
Tim dokter jaga Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah diperoleh dari
LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma). Untuk saat ini ada tiga orang dokter
yang praktek di Pos Sehat, yaitu :105
Tabel 3
Hari Jam Praktek Kategori Dokter Jaga Keterangan
Senin 16.00 s/d 18.00 Umum dr. Bayu Pasien datang
langsung
Rabu 16.00 s/d 18.00 Umum dr. Ridho Pasien datang
langsung
103Wawancara Pribadi dengan Imam Muslih Ramlan, Jakarta, 12 Mei 2008. 104Wawancara Pribadi dengan Imam Muslih Ramlan, Jakarta, 12 Mei 2008. 105Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008.
Kamis 16.00 s/d 18.00
Spesialis
Penyakit
Dalam
dr. Ahmar
Abyadh, SpPD
Pasien datang
langsung setelah
direkomendasikan
oleh dokter umum
Saat ini Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah memiliki kader tiga
orang yaitu :106
Kader Pos Sehat : Ustadz. Armawan Yusuf, S. Ag.
Ustadz. Mangun Pujono, Lc.
Ustadz. MH. Rukman A. Md.
Pasien yang datang harus sudah menjadi anggota Pos Sehat. Sebelum
pasien di periksa, pasien harus menunjukkan kartu anggota Pos Sehat kepada
kader Pos Sehat yang bertugas sebagai penerima pasien. Kemudian pasien
mendaftarkan diri untuk mendapatkan nomor antrian pasien.107
Berikut ini Alur Layanan Pasien :
106Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008. 107Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008.
3
1 2
4
5
Pemerikasaan dilakukan dengan beberapa tahap yaitu : Pasien datang,
lalu menunggu di ruang tunggu untuk mendaftar dan mengambil nomor urut.
Kemudian pasien langsung menuju ke ruangan dokter. Di ruang dokter, dokter
menanyakan keluhan yang dirasakan pasien, lalu dilakukan pemeriksaan
dokter, kemudian dokter mengambil kesimpulan penyakit yang diderita
pasien, selanjutnya pasien diberikan resep, kemudian pasien menuju
kepenerima resep. Terakhir yaitu pengambilan obat. Apabila ada pasien yang
tidak bisa di obati dan memerlukan peralatan khusus, maka dokter spesialis
penyakit dalam membuat rujukan ke Rumah Sakit dan Puskesmas yang telah
bekerjasama dengan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah.108
Pos sehat dapat berjalan dengan baik, ini tidak terlepas dari Kepala
Sekretariat yang menerapkan motivasi, instruksi, koordinasi yang baik dengan
para kader dan dokter Pos Sehat. Tugas pokok dan fungsi masing-masing
kader dan dokter Pos Sehat berjalan dengan baik, dikarenakan adanya
kerjasama internal yang baik. Kemudian adanya kesamaan presepsi tentang
108Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008.
Ruang Tunggu
Penerima Pendaftaran Pasien
Dokter
Pasien Penerima
Resep
Pasien dapat obat
kerja, bahwa bekerja dalam hal positif yang dilakukan secara bersama-sama
dapat mewujudkan suatu perubahan ke arah yang lebih baik.109
Dengan adanya kesamaan persepsi kerja, para pengurus Pos Sehat dapat
termotivasi untuk melakukan kegiatan yang lebih besar dalam hal pelayanan
kesehatan untuk kaum dhuafa. Yang melatarbelakangi semua itu, para
pengurus Pos Sehat mempunyai nilai/ideology yang kuat, dengan menilai
semua pekerjaan di Pos Sehat merupakan suatu ibadah, pelayanan, kepedulian
terhadap sesame manusia khususnya kaum dhuafa. Semua kegiatan Pos Sehat
tidak akan berjalan tanpa adanya komunikasi yang baik antara Kepala
Sekretariat, pasien, kader Pos Sehat, dokter dan LKC (Layanan Kesehatan
Cuma-Cuma). Baik itu komunikasi verbal maupun nonverbal.110
4. Pengawasan (Controlling) Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah Dalam
Layanan Kesehatan
4.1. Monitor (Monitoring) Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah.
Kepala Sekretariat mempunyai tugas yaitu motivasi, instruksi, koordinasi
dan komunikasi kepada kader dan dokter Pos Sehat, agar layanan kesehatan
Pos Sehat dapat efektif dan efisien. Begitu pila pengawasan yang dilakukan
oleh LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) kepada Pos Sehat, agar layanan
kesehatan yang diterapkan sesuai dengan perencanaan.111
4.2. Evaluasi Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah
Evaluasi Pos Sehat dibagi menjadi tiga yaitu evaluasi awal, evaluasi
proses, evaluasi akhir.112
109Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008. 110Wawancara Pribadi dengan Armawan Yusuf, Jakarta, 13 Mei 2008. 111Wawancara Pribadi dengan Imam Muslih Ramlan, Jakarta, 12 Mei 2008. 112Wawancara Pribadi dengan Imam Muslih Ramlan, Jakarta, 12 Mei 2008.
4.2.1. Evaluasi Awal : Evaluasi awal ini dilakukan sebagai
langkah awal persiapan pelaksanaan layanan kesehatan di Pos Sehat.
Menganalisa apa-apa saja yang diperlukan Pos Sehat dalam layanan
kesehatan, mulai dari ruangan Pos Sehat, daftar nama-nama anggota Pos
Sehat, peralatan yang diperlukan dan obat untuk pasien.
4.2.2. Evaluasi Proses : Evaluasi proses ini dilakukan pada saat
dilaksanakan layanan kesehatan, yang dilakukan oleh Kepala Sekretariat
Masjid Raya Al-Musyawarah. Dengan tujuan agar kader-kader Pos Sehat
dapat berjalan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
4.2.3. Evaluasi Akhir : Evaluasi akhir ini dilakukan pada saat
semua pelaksanaan layanan kesehatan telah selesai. Evaluasi akhir ini
berbentuk laporan dari kader Pos Sehat yang ditujukan kepada Yayasan
Masjid Raya Al-Musyawarah dan LKC (Layanan Kesehatan Cuma-
Cuma). Laporannya meliputi : nama-nama pasien yang berobat maupun
yang mendapat rujukan dari Pos Sehat, jenis penyakit yang diderita
pasien, obat apa saja yang telah diberikan kepada pasien, serta obat apa
saja yang dibutuhkan oleh Pos Sehat.
C. Analisis : Analisis Fungsi Manajemen Layanan Kesehatan Pos Sehat
Masjid Raya Al-Musyawarah
Penulis menganalisis fungsi manajemen layanan kesehatan Pos Sehat
Masjid Raya Al-Musyawarah dengan tiga (tiga) cara, yaitu :
a. Fakta (temuan) sesuai dengan teori.
b. Fakta (temuan) tidak sesuai dengan teori
c. Fakta (temuan) sesuai dengan teori, tetapi sebagian lain belum sesuai dengan
teori.
1. Analisis Perencanaan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah Dalam
layanan Kesehatan.
Perencanaan yang dilakukan oleh Masjid Raya Al-Musyawarah
dalam mewujudkan Pos Sehat yaitu berkenaan dengan kelembagaan, SDM
(Sumber Daya Manusia) Pos Sehat, Program Kerja Pos Sehat, obyek
sasaran Pos Sehat, Pola rekrutmen Pos Sehat, Laporan Pos Sehat, Jenis
layanan Pos Sehat, Sumber dana Pos Sehat, Perencanaan lokasi Pos Sehat.
Menurut teori G.R. Terry Leslie W. Rue, bahwa perencanaan adalah
menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama satu masa yang
akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-
tujuan itu.113
Sedangkan pengertian layanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan,
keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.114
Penulis menganalisis perencanaan layanan kesehatan Pos Sehat
Masjid Raya Al-Musyawarah amat baik dan fakta (temuan) sesuai dengan
teori. Karena perencanaan Pos Sehat telah menentukan tujuan-tujuan yang
hendak dicapai selama satu masa yang akan datang dan apa yang harus
113George R. Terry Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 1999), h. 9. 114Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan, (Jakarta : Binarupa Aksara, 1996), h. 35.
diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.
Prencanaannya meliputi : kelembagaan, SDM (Sumber Daya Manusia)
Pos Sehat, Program Kerja Pos Sehat, obyek sasaran Pos Sehat, Pola
rekrutmen Pos Sehat, Laporan Pos Sehat, Jenis layanan Pos Sehat, Sumber
dana Pos Sehat, Perencanaan lokasi Pos Sehat.
Layanan kesehatan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah
dilakukan sendiri sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan,
keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
2. Analisis Pengorganisasian Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah Dalam
layanan Kesehatan.
Pengorganisasian untuk layanan kesehatan Pos Sehat meliputi :
Pembagian kerja Pos Sehat, penetapan garis tanggung jawab kepada kader
Pos Sehat, mempersiapkan perlengkapan Pos Sehat, pengaturan hubungan
kerja.
Menurut Hani Handoko, pengorganisasian adalah penentuan sumber
daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan organisasi.115
Penulis menganalisis pengorganisasian layanan kesehatan Pos Sehat
Masjid Raya Al-Musyawarah cukup baik, karena penentuan sumber daya-
sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan organisasi. Sebagian fakta (temuan) pengorganisasian sesuai
115Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 1991), h. 24.
dengan teori, akan tetapi sebagaian yang lain belum sesuai dengan teori.
Masih ada tumpangtindih mengenai pembagian kerja. Berdasarkan temuan
di atas, kader Pos Sehat yang bertugas menerima resep dari dokter juga
memberikan obat kepada pasien.
3. Analisis Penggerakan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah Dalam
layanan Kesehatan.
Penggerakan yang dilakukan oleh Pos Sehat amat baik, penggerakan
meliputi : penetapan jadwal praktek Pos Sehat, menentukan alur layanan
pasien, ini terbukti pungurus Pos Sehat dengan keseluruhan usaha, cara,
teknik dan metode untuk mendorong para tim medis agar mau dan ikhlas
bekerja dengan sebaik-baiknya, agar tujuan Pos Sehat dapat tercapai
dengan efektif dan efisien.
Dengan diberikan motivasi, instruksi, koordinasi serta komunikasi
yang bersifat verbal dan nonverbal dari Kepala Sekretariat kepada para
kader Pos Sehat, membuat para kader Pos Sehat mau dan ikhlas bekerja
dengan sebaik mungkin demi terciptanya tujuan organisasi dengan efektif
dan efisien.
Menurut Sondang P. Siagian, bahwa penggerakan adalah keseluruhan
usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi
agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi terciptanya
tujuan organisasi dengan efektif dan efisien.116
Penulis menganalisis penggerakan Pos Sehat amat baik kerena fakta
(temuan) sesuai dengan teori.
116Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta : Bina Aksara, 1989), h. 128.
4. Analisis Pengawasan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah Dalam
layanan Kesehatan.
Pengawasan Pos Sehat meliputi : Monitor dan evaluasi. Monitor
dilakukan oleh pengurus Yayasan Masjid Raya Al-Musyawarah, Kepala
Sekretariat dan LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma). Evaluasi
dilakukan dengan tiga tahap, yaitu evaluasi awal, yang dilakukan sebagai
langkah awal persiapan pelaksanaan layanan kesehatan. evaluasi proses,
evaluasi ini dilakukan pada saat berjalannya layanan kesehatan. Dan
evaluasi akhir, evaluasi ini berkenaan dengan laporan dari Kepala
Sekretariat dan kader Pos Sehat untuk pengurus Yayasan Masjid Raya Al-
Musyawarah dan LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma).
Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, pengawasan adalah
memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan
diselesaikan seperti yang direncanakan.117
Penulis menganalisis pengawasan yang dilakukan oleh pengurus
Yayasan Masjid Raya Al-Musyawarah, Kepala Sekretariat serta LKC
(Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) amat baik. Karena fakta (temuan)
pengawasan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah sesuai dengan teori.
117Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen, (Jakarta : PT. Prenhallindo, 1999), h. 11.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masjid sebagai komponen fasilitas sosial yang ada di masyarakat yang
merupakan kebutuhan umat Islam dalam memenuhi kebutuhan spiritual dan
sebagai pusat sosial kemasyarakatan. Masjid Raya Al-Musyawarah menerapkan
fungsi sosial masjid bukan hanya dalam pelayanan spiritual saja, tetapi berusaha
menjadi pusat sosial masyarakat, salah satu kegiatan sosial Masjid Raya Al-
Musyawarah yaitu program pelayanan kesehatan yang berbentuk Pos Sehat.
Dengan adanya pos sehat di Masjid Raya Al-Musyawarah menjadikan
masjid ini sebagai satu-satunya rujukan dalam masalah kesehatan bagi kaum
dhuafa. Anggota pos sehat Masjid Raya Al-Musyawarah saat ini yang terdaftar
kurang lebih 500 kepala keluarga, ini menandakan pos sehat Masjid Raya Al-
Musyawarah harus diprogram secara baik dan berkelanjutan.
Untuk mengelola pos sehat secara baik dan berkelanjutan harus
menggunakan fungsi manajemen yaitu : Perencanaan, Pengorganisasian,
Penggerakan, Pengawasan.
Dari penelitian yang dilakukan penulis merumuskan beberapa kesimpulan
:
1. Pelayanan Kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri-
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan
BAB V
PENUTUP
B. Kesimpulan
Masjid sebagai komponen fasilitas sosial yang ada di masyarakat yang
merupakan kebutuhan umat Islam dalam memenuhi kebutuhan spiritual dan
sebagai pusat sosial kemasyarakatan. Masjid Raya Al-Musyawarah menerapkan
fungsi sosial masjid bukan hanya dalam pelayanan spiritual saja, tetapi berusaha
menjadi pusat sosial masyarakat, salah satu kegiatan sosial Masjid Raya Al-
Musyawarah yaitu program pelayanan kesehatan yang berbentuk Pos Sehat.
Dengan adanya pos sehat di Masjid Raya Al-Musyawarah menjadikan
masjid ini sebagai satu-satunya rujukan dalam masalah kesehatan bagi kaum
dhuafa. Anggota pos sehat Masjid Raya Al-Musyawarah saat ini yang terdaftar
kurang lebih 500 kepala keluarga, ini menandakan pos sehat Masjid Raya Al-
Musyawarah harus diprogram secara baik dan berkelanjutan.
Untuk mengelola pos sehat secara baik dan berkelanjutan harus
menggunakan fungsi manajemen yaitu : Perencanaan, Pengorganisasian,
Penggerakan, Pengawasan.
Dari penelitian yang dilakukan penulis merumuskan beberapa kesimpulan
:
1. Pelayanan Kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri-sendiri
atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.
Perencanaan : menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama satu
masa yang akan dating dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai
tujuan-tujuan itu.
Pengorganisasian : mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan
penting dan memberikan kekeuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
itu.
Penggerakan : mengarahkan atau menyalurkan perilaku menusia kea rah
tujuan-tujuan.
Pengawasan : mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan
sebab-sebab penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif apabila
diperlukan.
2. Prosedur pendaftaran calan anggota Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah
yaitu :
Pertama : Mengisi form calo anggota.
Kedua : Di survey oleh pengurus Pos Sehat ke lapangan dan terakhir diberi
kartu anggota bagi yang telah lulus seleksi calon anggota.
C. Rekomendasi / Saran-saran
Saya mengharapkan kepada pengurus Pos Sehat Masjid Raya Al-
Musyawarah dalam memberikan pelayana kesehatan dhuafa dapat lebih baik lagi.
Karena Masjid bukan hany tempat spiritual semata melainkan dapat menjadi
kesejahteraan bagi masyarakat di sekitar masjid, baik kebutuhan spiritual maupun
materil.
Oleh karena itu Pos Sehat yang merupakan bagian dari kegiatan masjid ini,
dapat menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada pasien. Disamping itu, pasien
laki-laki akan ditangani oleh dokter laki-laki dan pasien wanita akan ditangani
oleh dokter wanita.
Pada pelayanan kesehatan dhuafa di Masjid Raya Al-Musyawarah dalam
bentuk Pos Sehat diharapkankan dapat menambah jadwal operasinya pada hari
senin, rabu dan kamis sehingga menjadi seminggu penuh. Pos Sehat masjid ini
diharapkan pula bukan hanya melayani masyarakat Kecamatan Kelapa Gading,
tetapi khususnya kaum dhuafa yang berada di wilayah Jakarta Utara. Keberadaan
Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah menjadi sebuah rujukan bagi kaum
dhuafa dalam masalah kesehatannya, sehingga Pos Sehat di beberapa tahun
mendatang dapat menjadi tolak ukur untuk membuka Pos Sehat yang baru di
beberapa Kecamatan khususnya di Kecamatan yang berada di Jakarta Utara.
DAFTAR PUSTAKA Anwari, Achmad, Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta : Yayasan Pembinaan
Keluarga UPN Veteran, 1987. Al-Qaradhawai, Yusuf, Tuntunan Membangun Masjid. Jakarta : Gema Insani
Press, 2000. Ayub, Moh, E, dkk, Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus Manajemen Masjid¸
Jakarta : Gema Insani Press, 1996. Azwar, Azrul, Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : Binarupa Aksara,
1997. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia A. Jakarta :
Balai Pustaka, 2005. Firdaus, Ismet, dan Lisma Dyawati Fuaida, et.al., Pengalaman Al-qur’an Tentang
Pemberdayaan Dhu’afa. Jakarta : Dakwah Press, 2008. Gazalba, Sidi, Mesjid Pusat Ibadat Dan Kebudayaan Islam. Jakarta : Pustaka Al
Husna, 1994. Handoko, Hani, Manajemen. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 1991. Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi
Aksara, 2007. Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen ( Dasar, Pengertian, dan Masalah). Jakarta :
PT. Bumi Aksara, 2005. Koontz, Harold, et.al., Intisari Manajemen. Jakarta : Bina Aksara, 1989. Markan, Soemarno, et.al., Kamus Kedokteran. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2004. Masjid Raya Al-Musyawarah, Rangkuman Laporan dan Kegiatan Pengurus.
Jakarta : Masjid Raya Al Muyawarah, 2007. Massie, Joseph L., Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta : Erlangga, 1979. M. Herujito, Yayat, Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta : Grasindi, 2004. Moeloeng, Lexy, Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : Remaja Karya, 1989. Ramlan, Imam Muslih, Sejarah Singkat Masjid Raya Al-Musyawarah. Jakarta :
Catatan Ringkas, 2008.
Robbins, Stephen P. dan Mary Caulter, Manajemen. Jakarta : PT. Prenhallindo, 1999.
Rohila, Eva, dan Rulli Nasrullah, Mengelola Pelayanan Kesehatan Untuk Dhuafa.
Jakarta : Divisi Hubungan Masyarakat, 2001. Rukamana, D.W, Nana, Masjid dan Dakwah. Jakarta : Al-Maward Prima, 2002. Ruslan, Rosady, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsep dan
Aplikasi). Jakarta ; PT. Raja Grafindo Persada, 2001. Siagian, Sondang P., Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta : Bina Aksara, 1989. Williams, Chuck, Manajemen. Jakarta : Salemba Empat, 2001. Winardi, Asas-Asas Manajemen. Bandung : Mandar Maju, 1990. Yani, Ahmad, Panduan Mengelola Masjid. Jakarta : Pustaka Intermasa, 2007.