Download - FISIKA 1
TUGAS ITJI 105 Fisika 1
Sesi C
Nama Kelompok :
1. Yonathan Gunawan ( 2012-043-021 )
2. Narita Mandela ( 2012-043-031 )
3. Kevin Pratama ( 2012-043-032 )
4. Teofilus ( 2012-043-044 )
5. Dennis ( 2012-043-059 )
6. Jeremy Daryl ( 2012-043-115 )
7. Elbert Lhosari ( 2012-043-146 )
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2015
Metode Horisontal
Pengunaan metode horisontal dalam bidang fisika masih sangat baru. Hal ini karena
metode horisontal merupakan metode hitung dalam bidang aritmetika yang relatif masih
baru. Pada perhitungan formula dalam fisika bila menggunakan bantuan Metris, perhitungan
yang akan dieksekusi dapat relatif lebih m udah karena perhitungan angka-angka menjadi
lebih efektif. Hal ini disebabkan eksekusi angka-angka pada rumus tersebut telah
ditempatkan ke dalam nilai tempat bilangan yang sesuai, berupa nilai tempat bilangan satuan,
puluhan dst.
Metode horisontal mempunyai cara yang unik dalam proses perhitungan aritmetika
dasar, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Metode Horisontal
merupakan metode perhitungan di mana proses penyelesaiannya dilakukan secara mendatar
(horizontal), umumnya dari kanan ke kiri. Adapun cara tradisional penyelesaiannya dilakukan
secara vertikal.
Metode horisontal mempunyai kelebihan mempercepat proses perhitungan, karena
dapat digunakan dalam proses perhitungan mental, yaitu proses perhitungan hanya dengan
menggunakan otak, tanpa dengan bantuan peralatan yang lain. Selain itu, metode ini mampu
menumbuhkan kreativitas, karena Metode Horisontal menggunakan pendekatan pengenalan
pola dalam menyelesaikan persoalan.
Maka dari itu, dengan adanya metode horizontal ini, dapat memudahkan kita dalam
melakukan perhitungan jenis apapun. Untuk itu kami sebagai mahasiswa sangat berterima
kasih kepada Bapak Ivan Goenawan yang telah menemukan metode horizontal ini yang
sangat berguna bagi kami untuk melakukan perhitungan dengan cepat dan tepat.
Soal 1
S = L I + L II + L III
L I = 22 . 52
= 55
L II = (22 + 18)2
(1p – 5)
= 20 (1p – 5)
= 20 ( 1│p – 5)
= 2 ( 1│p – 5) x10
= ( 2│2p – 10) x10
= 2│2p – 10│0
= 1│2p│0
L III = (18 + 20 )2
(20 – 1p)
= 19 (20 – 1p)
= 19 x ( 2│0 - 1│p)
= 19 x ( 1│-p )
1 x ( 1│-p ) = 1│-p
9 x ( 1│-p ) = 9│-9p +
L III = 1 │ 9 – p │-9p
L I = 0 │ 5 │ 5
L II = 1 │ 2p │ 0
L III = 1 │ 9 – p │-9p +
S = 2 │14 + p│5 – 9p
S = 2 │14│5 + p
Contoh Perhitungan :
Bila p = 0 → p = 10
S = L I + L II + L III
= 55 + [(22 + 18)2
(1(10) – 5) ] + [(18 + 20)2
(20 – 1(10))] = 55 + 100 + 190
= 345 meter
Tabel Hasil Perhitungan S
No titik c p Jarak (s)1 10 0 3452 11 1 3463 12 2 3474 13 3 3485 14 4 3496 15 5 3507 16 6 3518 17 7 3529 18 8 35310 19 9 354
Soal 2
Vtotal=Ltotal = L1 + L2 + L3
L1 =
(10+5 P)2
×40=20×(6|P )
L2 =
(10+5 P)2
×40=20×(6|P )
L3 =
(10+30 )2
×40=800
L1 = L2
Rumus umum :
L1 2×(6|P)=12|2 .P
0×(6|P )=0|0 .P
12|0+2 .P|0 .P
L1 12|2. P|0. P
L2 12|2. P|0. P
L3 8│0│0 +
+M
Vtotal 32|4 . P|0 .P
V=
S totalT total
=3|2|4 .P|0100
=3|2|4 .P|0×10−2=3|2,|4 .P|0
Contoh perhitungan :
Bila titik b = 50 maka P = 0
V = 32,00 m/s
Bila titik b = 51 maka P = 1
V = 32,40 m/s
Tabel Hasil Perhitungan V
No Titik b P V(m/s)
1 55 5 34,00
2 54 4 33,60
3 53 3 33,20
4 52 2 32,80
5 51 1 32,40
6 50 0 32,00
7 49 -1 31,60
8 48 -2 31,20
9 47 -3 30,80
10 46 -4 30,40