Download - Exum Citarum Tpd
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 1/38
I. PENDAHULUAN
Maksud penyusunan rencana pengelolaan DAS Citarum terpadu adalah
tersedianya acuan, masukan dan pertimbangan bagi para pemangku kepentingan
dalam menyusun rencana tekhnis lebih detil sedangkan tujuan penyusunan
rencana pengelolaan DAS Citarum terpadu adalah sebagai berikut:
1. Berfungsinya DAS Citarum sebagai bentangan lahan yang
mampu mengatur tata air.
2. Mendukung ketersediaan air, pangan dan energi pada saat
sekarang dan akan datang.
3. Memperpanjang umur pakai waduk yang ada di DASCitarum.
4. Mengendalikan pencemaran dan menjaga kualitas air di DAS
Citarum.
5. Memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat baik di hulu
maupun di hilir.
Sasaran penyusunan rencana pengelolaan DAS Citarum
terpadu Tahap 1 adalah Sub DAS yang ada di Citarum bagianhulu seluas 230,802 ha yang meliputi 8 Sub DAS yaitu Sub DAS
Cihaur, Sub DAS Cikapundung-Cipamokolan, Sub DAS Cikeruh,
Sub DAS Cirasea, Sub DAS Cisangkuy, Sub DAS Citarik, Sub DAS
Ciwidey, dan Sub DAS Ciminyak. Secara administrasi semua Sub
DAS tersebut berada di wilayah administrasi Kabupaten
Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten
Sumedang, sebagian kecil di Kabupaten Garut dan Kota Cimahi.Hasil yang diharapkan dari penyusunan rencana
pengelolaan DAS Citarum terpadu adalah adanya arahan dan
pedoman dalam pengelolaan DAS Citarum serta terbentuknya
koherensi kerjasama antar pemangku kepentingan dalam
pengelolan DAS Citarum untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Executive Summary 1
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 2/38
II. METODA PENYUSUNAN RENCANA
2.1.Kerangka Pengelolaan DAS Terpadu
Pengelolaan DAS terpadu merupakan upaya pengelolaan
sumberdaya yang menyangkut berbagai pihak yang mempunyai
kepentingan berbeda-beda, sehingga keberhasilannya sangat
ditentukan oleh banyak pihak, tidak semata-mata oleh pelaksana
langsung di lapangan, tetapi oleh pihak-pihak yang berperan
sejak tahapan perencanaan hingga monitoring dan evaluasinya.
Masyarakat merupakan unsur pelaku utama, sedangkan
pemerintah sebagai unsur pemegang otoritas kebijakan dan
fasilitator. Selain itu masih terdapat pihak-pihak lain, seperti
Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian, LSM yang turut
mendukung keberhasilan pengelolaan DAS.
Batas satuan DAS hampir selalu tidak bersesuaian dengan
batas administrasi pemerintahan, sehingga koordinasi dan
integrasi antar pemerintahan otonom dan instansi sektoral
sangat penting. DAS Citarum bagian Hulu mencangkup 5
pemerintah daerah sehingga koordinasi dan integrasi kegitan
dilakukan antar daerah otonom terkait, yaitu Pemerintah Kab.
Bandung, Kab. Bandung Barat, Kab. Sumedang, Sebagian kecil
Kab. Garut, Kota Bandung dan Kota Cimahi, serta Pemerintah
Propinsi Jawa Barat.
Dalam pelaksanaan otonomi daerah, khususnya untuk
mengkoordinasikan peran pemerintah pusat dengan daerah
propinsi dan kabupaten, instansi seperti BPDAS Citarum -
Ciliwung akan sangat penting menjadi partner “instansi
sejawat”. Kebijakan pengelolaan sumberdaya hutan, air dan
lahan harus dirumuskan dengan memperhatikan isu-isu penting
yang dirasakan oleh masyarakat luas dengan masukan-masukan
dari berbagai pihak.
Executive Summary 2
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 3/38
Standar, kriteria dan indikator kinerja penyelenggaraan
RHL dan perlindungan kualitas air dalam pengelolaan DAS perlu
disusun bersama secara partisipatif oleh pihak-pihak terkait baik
birokrasi pemerintah maupun lembaga lainnya dan disepakati
bersama sebagai rencana tindak yang dapat dituangkan dalam
bentuk Perda propinsi maupun kabupaten / kota sebagai
landasan penilaian akuntabilitas pemerintah kabupaten dan
propinsi.
2.2.Tahapan dan Cara Pelaksanaan Kegitan
Secara skematis langkah-langkah utama kegiatan
penyusunan rencana pengelolaan DAS Citarum Terpadu adalah
(1) kajian karakteristik sumber daya DAS Citarum, (2) Kajian
Instrumen Pengelolaan dan Kelembagaan DAS Citarum dan (3)
Fasilitasi proses Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Citarum
Terpadu.
Proses-proses penyusunan rencana pengelolaan DAS
Citarum Terpadu tersebut dilaksanakan dalam bentuk
Participatory Rural Appraisal (PRA), Diskusi kelompok Terarah
(Focus Discussion Group / FGD) dan Analisis Kerangka Berpikir
Logis ( Logical Framework Analysis, LFA) .
Secara kumulatif ketiga langkah tersebut dijabarkan ke
dalam tahap proses berikut :
1) Tahap ke-satu, melakukan review terhadap dokumen,
kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam dan pengelolaan
sumber daya air di DAS Citarum, para pihak yang terkait,
bentuk dan jenis kelembagaan DAS dalam rangka rehabilitasi
hutan dan lahan di bagian hulu DAS Citarum (catchment
Waduk Saguling), yang meliputi 8 Sub DAS.
2) Tahap ke-dua, yaitu pengolahan data, baik data yang
bersifat spasial maupun non spasial, primer ataupun sekunder
Executive Summary 3
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 4/38
sampai dapat mensintesa karakteristik DAS Citarum bagian
Hulu.
3) Tahap ke-tiga, melakukan perumusan masalah, analisis
solusi dan simulasi untuk menemukan atau memperkuat
rasionalitas atas fokus kebijakan dan program-program yang
berkaitan dengan pengelolaan DAS Citarum serta menyusun
dan merumuskan “Hypothetical Plan”
4) Tahap ke-empat, merinci dan menyajikan masing-masing
strategi, kebijakan dan program kegiatan ke dalam format
perencanaan yang siap dioperasionalisasikan atau
diimplementasikan.
5) Tahap ke-lima, mengkaji pilihan-pilihan pendekatan
teknologi yang mungkin dan melakukan verifikasi lapangan
untuk mengetahui kesesuaian atau kelayakan lapangan atas
kegiatan pemanfaatan sumber daya alam di DAS Citarum
Bagian Hulu. Pada tahap ini dilakukan pembaharuan dan
pelengkapan data serta dilakukan konsultasi dengan para
pihak terkait dan pihak lain yang relevan di lapangan (dengan
FGD atau PRA).
6) Tahap ke-enam, melakukan pembahasan dengan multipihak
tentang rumusan masalah, rencana strategi, kebijakan dan
analisis peran.
III. PERUMUSAN MASALAH
3.1 Permasalahan Biofisik
Hasil identifikasi permasalahan di DAS Citarum bagian Hulu
menghasilkan rumusan permasalahan biofisik sebagai berikut :
1. Erosi yang sangat buruk
Tingkat erosi DAS Citarum bagian Hulu berada dalam
kondisi sangat buruk dengan nilai-rata-rata sebesar 491
Executive Summary 4
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 5/38
ton/ha/tahun. Hal ini berarti bahwa rata-rata pengurangan
lapisan tanah di wilayah ini rata-rata sebesar 4.09 cm/tahun.
Dari 8 subdas yang ada, 3 subdas (Cirasea, Cisangkuy, Ciwidey)
mempunyai kelas erosi sangat buruk dan subdas lain pada kelas
erosi yang buruk. Sebagian besar kelas erosi yang sangat buruk
berada di wilayah hulu masing-masing subdas dengan luas
sekitar 30.9% dari seluruh luas wilayah DAS Citarum bagian
Hulu. Aspek pemanfaatan lahan berupa tegal sayur memberikan
kontribusi yang paling besar dalam memperburuk kondisi erosi di
wilayah ini.
2. Sedimentasi dan Pendangkalan Badan Air
Kondisi erosi yang sudah sampai pada tingkatan sangat
buruk akan memberikan hasil sedimen dalam jumlah yang besar.
Berdasarkan analisis wilayah deposisi hasil sedimen, wilayah DAS
Citarum bagian Hulu dapat dibagi menjadi dua wilayah
pengendapan, yaitu cekungan Bandung dan Waduk Saguling.
Hasil sedimen yang mengendap di Cekungan Bandung berasal
dari subdas Cirasea, Citarik, Cikeruh, Cikapundung-
Cipamonkolan, Cisangkuy dan Ciwidey yang berjumlah sekitar
6.5 juta ton/tahun. Sedangkan waduk saguling menerima hasil
sedimentasi dari Subdas Ciminyak dan Cihaur sebesar 1.99 juta
ton/tahun. Berdasarkan hasil pengukuran, rata-rata waduk
Saguling menerima 3.35 juta ton/tahun. Hal ini berarti sekitar
60% sedimen berasal dari subdas Cihaur dan Ciminyak dan
sisanya berasal dari hasil sedimen terbawa sungai Citarum hulu
yang tidak mengendap di cekungan Bandung.
Sedimentasi yang terjadi di Waduk Saguling akan
menurunkan kemampuan dan umur efektif Waduk Saguling
untuk PLTA. Sedangkan sedimentasi yang terjadi di cekungan
Bandung akan mengakibatkan pendangkalan badan air yang ada
(sungai dan saluran drainase). Dari hasil simulasi pada bagian
kajian dan analisis, pendangkalan badan air tersebut dapat
Executive Summary 5
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 6/38
mencapai 17 cm/tahun, sehingga akan menurunkan kapasitas
dari badan air dan meningkatkan potensi luapan / banjir.
3. Limpasan permukaan yang tinggi
Limpasan permukaan di wilayah DAS Citarum bagian Hulu
ini tergolong tinggi yaitu sekitar 58.3% dari nilai curah hujan
yang terjadi. Selain itu, terdapat sekitar 61.7 % wilayah yang
mepunyai limpasan permukaan hampir sama dengan nilai curah
hujannya. Hal ini berarti, dengan nilai evapotraspirasi sebesar
30.4% dari curah hujan, maka wilayah ini hanya mampu
menginfiltrasikan air hujan sebesar 11.3%. Limpasan permukaan
yang tinggi tersebut lebih banyak disebabkan oleh pemanfaatan
lahan sebagai lahan terbangun, sawah dan tegal sayur.
Berdasarkan analisis sebelumnya, wilayah ini mempunyai luas
prioritas pengendalian limpasan permukaan sekitar 61.6% dari
seluruh luas wilayah. Hal ini berarti, di lahan-lahan yang
mempunyai nilai prioritas tersebut harus terdapat suatu upaya-
upaya untuk menurunkan limpasan permukaan dan
meningkatkan penyimpanan air dalam tanah.
4. Banjir
Kejadian banjir yang terjadi di daerah DAS Citarum bagian
Hulu terjadi di wilayah Bandung Selatan dan Timur terutama di
Kec. Baleendah, Dayeukolot, Bojongsiang dan Majalaya.
Kejadian banjir ini hampir terjadi setiap tahun terutama pada
saat intensitas hujan yang menghasilkan limpasan permukaan
yang tinggi. Dari hasil analisis wilayah potensi banjir didapatkan
luas wilayah yang berpotensi banjir sangat tinggi adalah 3,343.3
ha, berpotensi tinggi 4,871.3 ha dan berpotensi sedang 6,905.6
ha. Untuk wilayah-wilayah yang berpotensi banjir sangat tinggi
terletak di sekitar titik pertemuan sungai seperti Sungai Citarik,
Cikeruh dan Cirasea di Kec Bojongsoang dan S. Cikapundung-
Cisangkuy di Kec. Bojongsoang dan Baleendah serta di
sepanjang bantaran sungai.
Executive Summary 6
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 7/38
5. Defisit Neraca Air
DAS Citarum bagian Hulu mempunyai periode defisit air
selama enam bulan (Mei-Oktober) dan periode surplus terjadi
pada bulan November-April. Meskipun mempunyai lima bulan
kondisi surplus, rata-rata dalam satu tahun wilayah ini
mengalami defisit sampai dengan 85 mm/tahun. Wilayah-
wilayah dengan kondisi defisit sepanjang tahun berada di
cekungan bandung yang mempunyai tutupan lahan terbangun
dan tegalan. Selain itu, dibagian hulu untuk masing-masing
subdas yang mempunyai tutupan lahan pemukiman dan tegalan
juga menunjukkan kondisi defisit air sepanjang tahun terutama
di Cihaur dan Ciminyak, Citarik, dan Cikeruh.
6. Debit dan kualitas air di Waduk Saguling
Apabila membandingkan pola debit maksimum dan
minimum pada periode 10 tahun terakhir terlihat bahwa pola
aliran debit ke Waduk Saguling telah bergeser dari bulan April
pada tahun 1998 ke bulan Oktober di tahun 2008, padahal bulan
Oktober merupakan permulaan musim hujan sehingga dengan
demikian tingkat kerusakan semakin parah karena rasio debitnya
meningkat dari 4.5 menjadi 24 kali lipat. Berdasarkan
perbandingan debit maksimum dan minimum rata-rata dalam 10
tahun terakhir yakni antara tahun 1998 dan 2008 jumlah air
yang masuk ke waduk terjadi pergeseran dari bulan April ke
bulan Oktober padahal pada bulan Oktober adalah puncak hujan,
sehingga data ini menegaskan bahwa kondisi DAS Citarum
bagian Hulu semakin rusak. Demikian juga dengan debit rata-
rata, ternyata jumlah debit yang masuk ke dalam waduk antara
tahun 1998 dan 2008 sudah sangat berkurang, padahal rasio
antara debit dengan Kwh di Waduk Saguling berkisar antara 1.1
m3/Kwh artinya setiap 1 m3/det air yang masuk menghasilkan
energi 1.1 KWh sehingga potensi suplai air di DAS Citarum
Executive Summary 7
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 8/38
sangat erat kaitannya secara langsung dengan ketersediaan
energi yang bersih dan berkelanjutan. Berdasarkan
perbandingan debit rata-rata yang menggambarkan wateryeild di
tahun 1998 dan 2008 terlihat jumlah air yang dihasilkan pada
tahun 1998 jauh lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2008.
Pada kondisi 10 tahun yang lalu, rata-rata debit yang masuk ke
Waduk Saguling sebesar 1,303.63 m3/det di tahun 1998 menjadi
hanya 784.28 m3/det di tahun 2008 sehingga telah berkurang
519.35 m3/det atau setara dengan 39 %. Hal ini menunjukkan
bahwa kondisi DAS Citarum bagian Hulu sangat memprihatinkan.
Selain dari faktor kuantitas air, factor kualitas air di Waduk
Saguling juga perlu diperhatikan. Berdasarkan pengambilan
contoh air pada tanggal 22 dan 26 Mei 2008 oleh Institut
Teknologi Bandung (ITB) menunjukan kadar BOD-nya yang
berada di atas ambang normal (8.4 – 38 mg/L) yang ditandai
dengan tumbuh suburnya Eceng gondok di permukaannya.
Kondisi ini menjadi indikator terjadinya pencemaran dan
penurunan kualitas air di Waduk Saguling
3.2 Permasalahan Non Biofisik
Dari sisi kelembagaan, isu-isu pengelolaan DAS yang
perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut :
1) Lemahnya Kelembagaan pengelolaan DAS
Kelembagaan pengelolaan DAS dirasakan kurang mantap.
Hal ini dicirikan oleh masih lemahnya tingkat koordinasi antar
pihak yang terkait dalam pengelolaan DAS, kebijakan pemerintah
yang tidak konsisten dan pengawasan yang lemah. Koordinasi
tampaknya menjadi titik sentral kelemahan dalam pengelolaan
DAS yang berakibat pada perencanaan dan pelaksanaan
pengelolaan DAS secara terpadu tidak pernah berjalan.
Koordinasi yang lemah ini disebabkan oleh permasalahan yang
cukup mendasar antara lain karena masih kentalnya “ego
Executive Summary 8
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 9/38
sektoral” yang menyebabkan persepsi, visi, dan misi tentang
pengelolaan DAS yang tidak sama.
2) Tata Ruang Yang Tidak Mantap
Permasalahan tidak mantapnya tata ruang wilayah
menyebabkan penggunaan lahan seringkali tidak sesuai atau
tidak mengikuti tata ruang yang ada. Sebagai implikasinya dari
persoalan tersebut menyebabkan sering terjadinya konflik dalam
penggunaan lahan. Tata ruang yang tidak mantap juga
menyebabkan perencanaan dalam program rehabilitasi lahan
dan penghijauan yang dihasilkan tidak mantap pula.
3) Kurangnya Penegakan Hukum
Penegakan hukum adalah dalam rangka untuk
mendapatkan kepastian hukum atas segala aturan yang telah
dibuat dan disepakati bersama. Penegakan hukum yang masih
rendah ini dibuktikan masih besarnya kegiatan illegal logging
dan bentuk-bentuk pelanggaran di bidang lingkungan. Kondisi
ini tentunya dapat menyebabkan berbagai pihak dalam
masyarakat tidak/kurang mempunyai dorongan/insentif untuk
turut serta menjaga dan memperbaiki lingkungan DAS yang
rusak.
4) Kurangnya Pendekatan Sosial Budaya
Kurangnya pendekatan sosial budaya cukup dirasakan oleh
masyarakat dalam perencanaan program rehabilitasi lahan.
Pendekatan program rehabilitasi lahan dan penghijauan bersifat
top-down, di mana aspirasi dari bawah kurang diperhatikan.
Kurangnya masyarakat dilibatkan dalam proses perencanaan
menyebabkan “sense of belonging” masyarakat terhadap
kegiatan rehabilitasi lahan dan penghijauan rendah.
5) Kurangnya Sosialisasi Program
Kurangnya sosialisasi program juga dirasakan oleh
berbagai pihak, khususnya pada level tengah dan level bawah
(masyarakat). Kurangnya sosialisasi ini menyebabkan tidak
Executive Summary 9
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 10/38
adanya kesamaan persepsi, visi, dan misi program di antara para
pihak yang terkait, perencanaan yang tidak padu/selaras dan
kurangnya bahkan tidak adanya pemahaman manfaat pada
tingkat masyarakat tentang kegiatan rehabilitasi lahan dan
penghijauan.
6) Sumberdaya Manusia
Kualitas sumberdaya manusia baik aparat maupun
masyarakat sangat memegang peranan yang sangat penting
dalam setiap kegiatan pembangunan, karena faktor ini sangat
menentukan kualitas setiap kegiatan seperti perencanaan,
koordinasi, dan pengawasan serta rendahnya kesadaran akan
manfaat hutan di DAS yang rendah. Rendahnya kualitas
sumberdaya manusia ini pun dapat menyebabkan permasalahan
yang lainnya muncul.
7) Kurangnya Pertimbangan Ekonomi
Dalam setiap perencanaan program rehabilitasi lahan dan
penghijauan sangat mempertimbangkan masalah-masalah teknis
biologis tetapi kurang mempertimbangkan masalah-masalah
ekonomi. Pertimbangan ekonomi dalam kegiatan rehabilitasi
lahan sangat menentukan dan menjadi pendorong / motivator
bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan rehabilitasi lahan
dan penghijauan dengan baik. Beberapa pertimbangan ekonomi
yang perlu diperhatikan antara lain pemilihan komersial dan
disukai masyarakat, diversifikasi usaha, dukungan pasar untuk
produk / hasil kegiatan penghijauan melalui penyediaan atau
perbaikan infrastruktur pasar dan stabilisasi harga.
IV. RENCANA DAN STRATEGI PENGELOLAAN
4.1 Tujuan
Executive Summary 10
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 11/38
Permasalahan utama DAS Citarum bagian hulu adalah tingkat
erosi dan sedimentasi, limpasan permukaan yang tinggi ,
kejadian banjir dan kondisi neraca air DAS yang deficit serta
masalah penurunan tingkat kulitas air di sungai dan waduk.
Sesuai dengan analisis kondisi pada bagian sebelumnya, maka
perlu dilakukan upaya-upaya yang dapat menurunkan resiko
permasalahan-permasalahan tersebut sehingga kualitas DAS
Citarum bagian Hulu dapat ditingkatkan dan umur pakai Waduk
Saguling lebih panjang.
4.2 Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian tujuan dalam pengelolaan DAS
Citarum bagian hulu meliputi 3 faktor, yaitu :
1. Merumuskan faktor pemungkin dalam pengelolaan DAS
Citarum terpadu, meliputi :
a. Kebijakan dan regulasi ditingkat stakeholder terkai, yang
berwawasan lingkungan (konservasi dan rehabilitasi
sumber daya air dan lahan di DAS Citarum ) sehingga
memiliki kekuatan hukum yang mengikat.
b. Dukungan finansial baik dari APBN, APBD ataupun dari
sumber lain untuk menjamin keberlangsungan program
kegiatan konservasi dan rehabilitasi sumber daya air dan
lahan di DAS Citarum baik bersifat fisik dan non fisik.
2. Merumuskan aturan kelembagaan, dalam pengelolaan DAS
Citarum, harus memiliki :
a. semacam organisasi / forum / lembaga yang bersifat lintas
sektoral dan berperan sebagai koordinator stakeholder
yang ada dalam pengelolaan DAS jika belum ada. Jika
sudah ada, tinggal mereformasi organisasi / forum /
lembaga yang ada dengan meningkatkan kapasitas
kelembagaan dan kapasitas sumberdaya manusia
Executive Summary 11
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 12/38
sehingga dapat berperan lebih optimal dalam pengelolaan
DAS Citarum secara terpadu.
b. Melalui organisasi / forum / lembaga ini dapat ditetapkan
aturan main bagi semua stakeholder yang ada dalam DAS
Citarum sehingga masing-masing stakeholder yang
berkepentingan dengan ekosistem DAS Citarum dapat
berperan lebih jelas, siapa berbuat apa, dimana dan kapan.
3. Merumuskan instrumen pengelolaan DAS Citarum, meliputi :
a. Penilaian sumber daya air dan lahan sebagai alat untuk
memahami antara sumber daya yang ada dengan tingkat
kebutuhannya
b. Perencanaan pengelolaan DAS terpadu yang
mengkombinasikan rencana tata ruang wilayah (RTRW),
pengelolaan dan penilaian resiko lingkungan, ekonomi dan
sosial dengan partisipasi masyarakat dalam menentukan
arah pembangunan.
c. Peningkatan efesiensi penggunaan air di setiap stakeholder
melalui pengelolaan permintaan dan pemasokan air lebih
optimal
d. Instrumen perubahan perilaku sosial melalui perumusan
kurikulum pendidikan yang berbasiskan pengelolaan DAS
sehingga muncul kesadaran dari masyarakat sendiri untuk
menjaga ekosistem DAS tetap lestari.
e. Instrumen Ekonomi, menjadikan DAS memiliki nilai secara
ekonomi melalui mekanisme jasa lingkungan dan
memberlakukan subsidi, incentive dan punishment
f. Instrumen regulasi untuk mengontrol kualitas air, distribusi
jumlah air, perencanaan penggunaan lahan dan
perlindungan lingkungan sehingga memiliki kekuatan
hukum yang mengikat bagi semua pihak.
Executive Summary 12
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 13/38
g. Resolusi konflik melaui manajemen konflik dan kebiasaan
membangun konsensus untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang ada.
h. Pertukaran data dan informasi antar stakeholder melalui
satu sistem manajemen informasi yang berifat terbuka.
Strategi pencapaian tujuan berbasiskan kegiatan RHL yang
digunakan dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :
Vegetatif
4.3 Kebijakan dan Program Kegiatan Sektoral
A. Kegiatan Vegetasi
Kegiatan vegetasi dilakukan di wilayah-wilayah yang telah
ditetapkan sebagai wilayah prioritas dengan tutupan lahan
adalah tegalan, lahan terbuka, semak belukar dan
kebun/perkebunan. Jumlah luas arahan kegiatan vegetasi untuk
seluruh DAS Citarum bagian Hulu adalah 78,011 Ha atau sekitar
33.8% luas total. Sekitar 68.9 % diantaranya berada diluar
kawasan. Luas tersebut adalah luas arahan dan belum dilakukan
optimasi terhadap kebutuhan untuk mengurangi atau menekan
limpasan permukaan dan erosi. Perincian luas arahan kegiatan
vegetasi di dalam kawasan (vegetasi tetap) dan di luar kawasan
(hutan rakyat) disajikan Tabel di bawah ini.
Executive Summary 13
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 14/38
Nama Luas (Ha) Total (Ha) (%)Dalam
Kawasan (Ha)
%Terhadap
Luas Arahan
Luar Kawasan
(Ha)
%Terhadap
Luas Arahan
1 Cihaur 27,981 9,262 33.1 735 7.9 8,526 92.1
2 Cikapundung-Cipamokolan 30,472 10,117 33.2 2,826 27.9 6,646 65.73 Cikeruh 19,029 5,442 28.6 1,521 28.0 3,921 72.0
4 Ciminyak 32,575 14,170 43.5 4,839 34.1 9,332 65.9
5 Cirasea 38,110 12,996 34.1 6,272 48.3 6,723 51.7
6 Cisangkuy 34,159 11,443 33.5 3,148 27.5 8,296 72.5
7 Citarik 22,951 5,531 24.1 1,032 18.7 4,342 78.5
8 Ciwidey 22,169 8,868 40.0 3,036 34.2 5,831 65.8
9 Tubuh Air (Waduk) 3,356 13 0.4 - -
230,802 78,011 33.8 23,483 30.1 53,728 68.9
Arahan Vegetasi
Jumlah
No
Sub DAS
B. Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Lahan
Untuk lahan dengan tipe penutupan / penggunaan lahan
berupa lahan terbangun, kegiatan sipil teknis yang dilakukan
adalah sumur resapan. Luas arahan untuk kegiatan sumur
resapan di wilayah DAS Citarum bagian Hulu adalah 37,852 ha.
Sub DAS yang mempunyai luas arahan kegiatan sumur resapan
yang terluas adalah sub DAS Cikapundung-Cipamokolan dan
Cihaur. Tabel di bawah ini menunjukan Luas arahan kegiatan
sumur resapan di DAS Citarum bagian Hulu.
Nama Luas (Ha) (Ha) (%)
1 Cihaur 27,981 7,443 26.6
2 Cikapundung-Cipamokolan 30,472 10,757 35.3
3 Cikeruh 19,029 3,102 16.3
4 Ciminyak 32,575 5,245 16.1
5 Cirasea 38,110 4,383 11.5
6 Cisangkuy 34,159 2,425 7.1
7 Citarik 22,951 3,007 13.1
8 Ciwidey 22,169 1,463 6.6
9 Tubuh Air (Waduk) 3,356 - 230,802 37,852 16.4
NoSub DAS Arahan Sumur Resapan
Jumlah
C. Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai
C.1 DAM Pengendali (DPi)
Hasil analisis spasial penentuan lokasi DAM Pengendali
(DPi) di DAS Citarum Bagian Hulu didapatkan 280 titik atau lokasi
yang sesuai untuk dibangun DPi dengan luas daerah
tangkapannya adalah 45,057.2 ha. Setiap lokasi DPi mempunyai
Executive Summary 14
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 15/38
luas daerah tangkapan yang berbeda-beda, namun masih dalam
kisaran 100 - 250 Ha. Jumlah tanah yang tererosi dari seluruh
luas daerah tangkapan tersebut adalah 28.1 juta ton/tahun.
Dengan menggunakan konstanta sebesar 0.85 dari total erosi
akan mengendap di sepanjang aliran dan tertahan di DPi serta
sisanya 0.15 material yang melayang dan melewati outlet DPi,
maka secara keseluruhan dari DPi tersebut akan mampu
mengendalikan atau menahan erosi sebesar 23.9 juta ton/tahun.
Tabel di bawah ini menunjukkan jumlah lokasi DPi dan jumlah
erosi yang dapat dikendalikannya.
C.2 DAM Penahan (DPn)
Hasil analisis spasial menunjukan keseluruhan lokasi yang
potensial untuk DPn di DAS Citarum Hulu adalah 2,292 titik/lokasi
dengan luas total daerah tangkapan adalah 40,143 Ha. Dengan
menggunakan nilai konstanta yang sama dengan DPi, maka
jumlah erosi yang dapat dikendalikan oleh DPn tersebut adalah
20.5 juta ton/tahun. Jumlah lokasi DPn yang terbanyak berada di
sub DAS-sub DAS bagian Selatan dan Timur seperti Ciminyak,
Ciwidey, Cirasea dan Cisangkuy. Tabel di bawah ini
menunjukkan jumlah, luas dan erosi yang dapat dikendalikan di
masing-masing sub DAS di DAS Citarum Hulu.
Executive Summary
Nama Luas (Ha) Tanpa DpiDikendalikan Dpi1Cihaur 27,981 26 4,080 3,061,671 2,602,420 2Cikapundung-Cipamokolan 30,472 23 3,278 2,765,365 2,350,560 3Cikeruh 19,029 15 2,438 845,268 718,478 4Ciminyak 32,575 47 7,606 3,107,924 2,641,735 5Cirasea 38,110 49 8,702 6,937,672 5,897,021 6Cisangkuy 34,159 43 6,194 3,308,619 2,812,326 7Citarik 22,951 26 4,265 3,040,475 2,584,404 8Ciwidey 22,169 51 8,495 5,047,149 4,290,077 9Tubuh Air (Waduk) 3,356
230,802 280 45,057 28,114,143 23,897,022
JumlahDpi
Luas DTADPi (Ha)
Erosi (ton/tahun)No
Sub DAS
Jumlah
15
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 16/38
C.3 Efektifitas DPi dan DPn
Dari hasil simulasi, diketahui bahwa jika tanpa DPi dan
DPn, maka jumlah hasil sedimen yang sampai di outlet masing-
masing sub DAS atau ke badan air Waduk Saguling adalah 8.5
juta ton/tahun, dan hasil sedimen yang sampai di outlet waduk
saguling adalah 4.8 juta ton/tahun.
Simulasi efektifitas DPi menghasilkan jumlah erosi yang
dapat ditahan oleh DPi adalah 23.8 juta ton/tahun. Dengan
menahan erosi tersebut, maka DPi telah menurunkan hasil
sedimen di outlet setiap sub DAS rata-rata sampai dengan 21.4%
dan menurunkan hasil sedimen di outlet DAS Citarum Hulu
sampai dengan 21.3%. Dengan demikian, hasil sedimen yang
masuk ke badan air Waduk Saguling dapat dikurangi menjadi 6.6
juta ton/tahun dan yang sampai di outlet Waduk Saguling
menjadi 3.8 juta ton/tahun atau turun sekitar 1 juta ton/tahun.
Tabel di bawah ini menunjukkan hasil simulasi perhitungan
efektifitas 280 unit DPi yang dibangun di DAS Citarum bagian
Hulu.
Executive Summary
Nama Luas (Ha) Tanpa DPnDikendalikan DPn1Cihaur 27,981 248 4,163 3,042,720 2,586,312
2Cikapundung-Cipamokolan 30,472 181 3,177 2,850,936 2,423,296
3Cikeruh 19,029 131 2,253 897,885 763,202
4Ciminyak 32,575 481 8,293 3,478,670 2,956,870 5Cirasea 38,110 367 6,484 4,538,985 3,858,137
6Cisangkuy 34,159 321 5,552 3,135,540 2,665,209 7Citarik 22,951 222 3,966 2,624,767 2,231,052
8Ciwidey 22,169 341 6,254 3,491,683 2,967,931 9 Tubuh Air (Waduk) 3,356
230,802 2292 40,143 24,061,186 20,452,008
NoSub DAS Jumlah
DPn
Luas DTA
DPn (Ha)
Erosi (ton/tahun)
Jumlah
16
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 17/38
Nama Luas (Ha) Total Ditahan Dpi Sisa Non Dpi Dengan Dpi
1 Cihaur 27,981 11,212,448 2,602,420 8,610,028 7.6 857,446 658,432
2 Cikapundung-Cipamokolan 30,472 13,698,610 2,350,560 11,348,050 7.5 1,023,347 847,750
3 Cikeruh 19,029 6,659,086 718,478 5,940,608 8.5 569,293 507,870
4 Ciminyak 32,575 15,443,496 2,641,735 12,801,761 7.3 1,132,739 938,975 5 Cirasea 38,110 24,930,983 5,897,021 19,033,962 7.0 1,755,517 1,340,278
6 Cisangkuy 34,159 18,403,774 2,812,326 15,591,448 7.2 1,332,692 1,129,040
7 Citarik 22,951 9,441,560 2,584,404 6,857,156 8.2 773,001 561,410
8 Ciwidey 22,169 12,556,520 4,290,077 8,266,443 8.2 1,023,891 674,067
9 Tubuh Air (Waduk) 3,356 - - - -
8,467,926 6,657,821
230,802 112,346,477 23,897,022 88,449,455 4.3 4,839,627 3,810,199
Hasil Sedimen
Di outlet Waduk Saguling
(masuk ke badan air Waduk Saguling)
NoSub DAS Erosi (ton/tahun)
SDR (%)
Simulasi dengan pembuatan 2,292 unit DPn di DAS
Citarum Bagian Hulu menunjukkan dapat menahan danmengendalikan erosi sampai dengan 20.4 juta ton/tahun.
Dengan mengendalikan erosi sampai dengan jumlah tersebut,
maka jumlah erosi dapat dikurangi menjadi 91.9 juta ton/tahun
dari 112.3 juta ton/tahun. Sedangkan hasil sedimen yang
sampai di outlet untuk seluruh sub DAS dapat diturunkan
menjadi 6,9 juta ton/tahun atau turun sebesar 18.3%, dan hasil
sedimen yang sampai outlet Waduk Saguling dapat diturunkan
menjadi 3.95 juta ton/tahun atau turun 18.2%. Tabel di bawah
ini menunjukkan hasil simulasi perhitungan efektifitas 2,292 unit
DPn yang dibangun di DAS Citarum Bagian Hulu.
Nama Luas (Ha) Total Ditahan DPn Sisa Non DPN Dengan DPn
1 Cihaur 27,981 11,212,448 2,586,312 8,626,136 7.6 857,446 659,664
2 Cikapundung-Cipamokolan 30,472 13,698,610 2,423,296 11,275,314 7.5 1,023,347 842,316
3 Cikeruh 19,029 6,659,086 763,202 5,895,884 8.5 569,293 504,046
4 Ciminyak 32,575 15,443,496 2,956,870 12,486,627 7.3 1,132,739 915,861
5 Cirasea 38,110 24,930,983 3,858,137 21,072,846 7.0 1,755,517 1,483,846 6 Cisangkuy 34,159 18,403,774 2,665,209 15,738,565 7.2 1,332,692 1,139,693
7 Citarik 22,951 9,441,560 2,231,052 7,210,508 8.2 773,001 590,340
8 Ciwidey 22,169 12,556,520 2,967,931 9,588,589 8.2 1,023,891 781,878
9 Tubuh Air (Waduk) 3,356 - - - -
8,467,926 6,917,644
230,802 112,346,477 20,452,008 91,894,469 4.3 4,839,627 3,958,602
Hasil Sedimen (ton/tahun)
(masuk ke badan air Waduk Saguling)
Di outlet Waduk Saguling
NoSubdas Erosi (ton/tahun)
SDR (%)
Jika dilakukan simulasi dengan menggabungkan DPi dan
DPn, maka jumlah erosi dapat dikurangi menjadi 67 juta
ton/tahun. Pengurangan jumlah erosi tersebut akan
Executive Summary 17
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 18/38
menyebabkan penurunan sedimen yang sampai di badan air
Waduk Saguling sampai dengan 39.6% atau turun menjadi 5.1
juta ton/tahun dari 8.5 juta ton/tahun. Sedangkan hasil sedimen
yang sampai di outlet waduk Saguling menjadi 2.9 juta ton/tahun
dari 4.8 juta ton/tahun atau sekitar 39.4%. Tabel dibawah ini
menunjukkan efektifitas DPi dan DPn dalam mengurangi erosi
dan sedimentasi di DAS Citarum Bagian Hulu.
SDR (%)
Nama Luas (Ha) Total Ditahan DPi+DPn Sisa Non DPi+DPn Dengan DPi+DPn
1 Cihaur 27,981 11,212,448 5,188,732 6,023,716 7.6 857,446 460,650
2 Cikapundung-Cipamokolan 30,472 13,698,610 4,773,856 8,924,754 7.5 1,023,347 666,719
3 Cikeruh 19,029 6,659,086 1,481,680 5,177,406 8.5 569,293 442,623
4 Ciminyak 32,575 15,443,496 5,598,605 9,844,891 7.3 1,132,739 722,096
5 Cirasea 38,110 24,930,983 9,755,158 15,175,825 7.0 1,755,517 1,068,607
6 Cisangkuy 34,159 18,403,774 5,477,535 12,926,239 7.2 1,332,692 936,041
7 Citarik 22,951 9,441,560 4,815,456 4,626,104 8.2 773,001 378,749
8 Ciwidey 22,169 12,556,520 7,258,007 5,298,513 8.2 1,023,891 432,054
9 Tubuh Air (Waduk) 3,356 - - - -
8,467,926 5,107,539
230,802 112,346,477 44,349,030 67,997,447 4.3 4,839,627 2,929,173
(masuk ke badan air Waduk Saguling)
Di outlet Waduk Saguling
NoSub DAS Erosi (ton/tahun) Hasil Sedimen (ton/tahun)
D. Pembagian Fungsi Kawasan
Wilayah DAS Citarum Hulu terbagi untuk kawasan lindung,
kawasan hutan produksi, hutan rakyat dan areal penggunaan
lain. Kawasan Lindung yang terdapat di Wilayah DAS Citarum
Hulu adalah suaka margasatwa (1.59 %), taman buru (0.5 %),
taman wisata alam (0.18 %) dan hutan lindung (7.43 %) yang
keberadaannya tidak diperuntukan untuk penggunaan lahan
yang lain. Kawasan hutan produksi (10.85 %) yang dikelola oleh
institusi tertentu. Sekitar 50.68 % wilayah DAS Citarum Huludiperuntukan masyarakat sebagai areal penggunaan lain seperti
pemukiman, pertanian lahan kering atau basah, perkebunan.
Untuk penyangga daerah imbuhan air, sekitar 23.13 %
masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengelolaan hutan rakyat.
Distribusi penggunaan lahan setiap Sub DAS di DAS Citarum Hulu
disajikan tabel di bawah ini.
Executive Summary 18
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 19/38
CihaurCikapundung-
CipamokolanCikeruh Ciminyak Cirasea Cisangkuy Citarik Ciwidey
Waduk
Saguling(Ha) (%)
Areal Penggunaan Lain 16,420 18,495 12,377 16,024 16,936 15,256 14,066 7,388 116,961 50.68
Cagar Alam 169 4,136 2,156 2,689 9,150 3.96
Waduk Saguling 3,356 3,356 1.45
Hutan Lindung 99 2,334 5,867 4,989 617 3,248 17,154 7.43
Hutan Produksi 1,240 3,262 628 1,681 467 72 3 7,354 3.19
Hutan Produksi Terbatas 1,381 1,483 2,177 3,136 2,711 3,414 450 2,918 17,670 7.66
Hutan Rakyat 8,563 6,657 3,847 9,399 6,666 8,271 4,151 5,823 53,377 23.13
Suaka Margasatwa 3,665 3,665 1.59
Taman Buru 1,148 1,148 0.50
Taman Hutan Rakyat 545 545 0.24
Taman Wisata Alam 109 30 179 103 422 0.18
Jumlah (Ha) 27,981 30,472 19,029 32,575 38,110 34,159 22,951 22,169 3,356 230,802 100.00
RTRW
Sub DAS Jumlah
E. Kegiatan yang telah dikerjakan di DAS Citarum
BPDAS Citarum-Ciliwung telah melakukan kegiatan dalam rangka
pengelolaan DAS Citarum, diantaranya kegiatan GERHAN Tahun 2003 – 2007
(seperti tersaji dalam Tabel dibawah ini), Fasilitasi masyarakat membuat bibit di
desa Mekarmanik Kec. Cimenyan Kab. Bandung seluas 0.25 Ha tahun 2008,
Fasilitasi masyarakat membentuk forum DAS Citarum tahun 2007, model
kolaborasi DTA Cikembang Sub DAS Cirasea (rancangan + agroforestry 1 unit),
model agroforestry di DAS Cikapundung, Fasilitasi pembuatan persemaian di
Desa Cibodas Kec. Pasir Jambu 0.25 Ha (100,000 batang).
Bandung Sumedang Kota Bandung kota CimahiDalam kawasan 4,532.16 728.53 0.00 0.00Luar kawasan 437.00 340.00 0.00 0.00Dalam kawasan 3,080.00 442.00 0.00 0.00Luar kawasan 2,750.00 400.00 175.00 250.00Dalam kawasan 0.00 0.00 0.00 0.00Luar kawasan 2,550.00 0.00 25.00 25.00Dalam kawasan 0.00 0.00 0.00 0.00Luar kawasan 425.00 0.00 0.00 0.00
Dalam kawasan 0.00 0.00 0.00 0.00
Luar kawasan 5,340.00 0.00 0.00 0.007,612.16 1,170.53 0.00 0.00
11,502.00 740.00 200.00 275.00
Dalam kawasanLuar kawasan
2005
2006
2007
Kabupaten / Kota Tahun Lokasi
2003
2004
4.4 Analisis Peran dan Kelembagaan
Stakeholder yang ada terbagi menjadi 3 kelompok
yang memiliki peran dan kepentingan yang signifikan
dalam pengelolaan DAS Citarum bagian Hulu, yaitu:
1. Penyedia jasa lingkungan meliputi: Perkebunan teh (PTPN
Executive Summary 19
Fungsi Kawasan
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 20/38
VIII); BKSDA; Perum Perhutani BKPH Pangalengan;BKPH
Bandung Utara dan BKPH Bandung Selatan; Petani kopi
(peserta PHBM); Pengelola Wisata Alam Situ Cileunca;
Pengelola Wisata Alam Air Panas Cibolang; Pengelola CA Gn.
Tilu; SM. Gn. Calancang; CA. Gn. Malabar; CA. Papandayan;
TWA. Kawah Kemojang; TB. Gn. Mesigit; CA Cigenteng; TWA
Cimanggu; CA dan TWA Tangkuban Perahu
2. Pengguna jasa lingkungan meliputi: Masyarakat umum,
Pedagang sayuran, PDAM (PT Jasa Tirta), Industri hilir,
Petani ikan, Petani di hilir, Petani kentang/sayuran,
Peternak sapi, Koperasi (KPBS), PLTP PT Star Energy, dan
PLTA (Plengan, Lamajang, Cikalong, Saguling).
3. Pengatur jasa lingkungan, meliputi Pemda Prov. Jawa
Barat, Pemda Bandung, Pemda Bandung Barat, Pemda
Sumedang, Pemkot Bandung dan Cimahi, Departemen
Kehutanan, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen
Pertambangan, Kementrian Lingkungan Hidup (BPLHD)
Pengelompokkan stakeholder berdasarkan tingkat peran
dan derajat kepentingannya, disajikan dalam Gambar di bawah
ini.
Executive Summary 20
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 21/38
V. RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM KEGIATAN
Total biaya yang dibutuhkan untuk program Pengelolaan
DAS Terpadu DAS Citarum selama 5 tahun adalah sebesar Rp.
397.47 miliar. Tabel dibawah ini menunjukkan jumlah biaya
untuk setiap program kegiatan yang direkomendasikan.
Program Kegiatan Volume Jumlah Biaya
(Rp)Hutan Rakyat( Agroforestry )
53,728 Ha
62,378,208,000
Dam Pengendali 280 Unit37,548,000,00
0
Dam Penahan
2,29
2 Unit
46,986,000,00
0
Sumur Resapan*75,64
8 Unit226,944,000,00
0
Kelembagaan dan Sosial 16Desa
3,146,000,000
SPAS 8 Unit1,040,000,00
0
Sistem Informasi DAS 1Paket
500,000,000
Jumlah Sub Total378,542,208,
000
Executive Summary 21
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 22/38
Monev (5 % total biaya)18,927,110,
400
Jumlah Total397,469,318,
400
Ket: *) kegiatan inisiasi dengan Jumlah ± 20 % dari jumlah potensi
Ada tiga kemungkinan / skenario dalam belanja konservasi
untuk pengelolaan daerah hulu, yakni tanpa tindakan konservasi,
dengan tindakan konservasi sekali tuntas, dan dengan tindakan
konservasi bertahap. Agar mudah dipahami dan perhatian
tetap fokus pada masalah belanja konservasi, diasumsikan
bahwa biaya operasi dianggap nol, sehingga satu-satunya
pengeluaran adalah belanja untuk konservasi. Perbandingan
kemungkinan / skenario dalam belanja konservasi disajikan
Tabel dibawah ini :
SkenarioSisa
Umur(Tahun)
Present ValueBiaya
Konservasi(Milyar Rupiah)
Present ValueKeuntungan
(Trilyun Rupiah)
TanpaTindakanKonservasi
38 0.00 17.50
Dengan TindakanKonservasi Sekali
Tuntas62 397.00 19.22
Dengan TindakanKonservasiBertahap
59 396.37 19.07
Dari ketiga skenario tersebut, nampaknya skenario
konservasi bertahap merupakan skenario yang paling
realistis. Skenario ini memungkinkan pemantauan apakahtindakan konservasi yang dilaksanakan bekerja dengan efektif
dan sesuai dengan harapan. Jika tindakan konservasi
dipandang kurang efektif atau kurang sesuai dengan yang
diharapkan, maka pengelola dapat mempertimbangkan apakah
tindakan konservasi akan terus dilanjutkan dengan perubahan
rancangan atau dihentikan sama sekali. Dari aspek pengelolaan
resiko, skenario konservasi bertahap lebih aman dibandingkan
Executive Summary 22
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 23/38
skenario konservasi sekali tuntas. Disamping itu, present value
biaya konservasi antara kedua skenario tersebut tidak terpaut
banyak.
Perincian tahapan, organisasi dan mekanisme pelaksanaan
untuk kegiatan RHL dan kegiatan sosial kelembagaan disajikan
tabel di bawah ini.
Executive Summary 23
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 24/38
Tabel. Tahapan, Organisasi dan Mekanisme Pelaksanaan untuk kegiatan RHL
Kabupaten /Kota
Kecamatan
Kegiatan RHL
Waktu
TotalBiaya
SumberBiaya
Stakeholderkunci
Penanggung jawab
Prasyarat/Asumsi
SR DPn Dpi HR
unit unitunit
Ha (Rp.000)
Bandung Arjasari 764 75 8 1,978 2,009 7,198,758 APBN, APBDProp, APBDKab/Kota,Swadaya
masyarakat,CSR Industri
1. Untuk HR :Dinas Hutbun
2. Untuk SR,Dpi dan DPn :BPDASCitarumCiliwung
Ada sosialisasiprogramBaleendah 1,353 21 5 1,112 2,009 6,451,032
Banjaran 874 27 5 823 2,009 4,801,503
Bojongsoang 520 2 0 120 2,009 1,740,320
Cicalengka 1,559 63 7 923 2,009 7,978,803
Cikancung 1,116 45 2 676 2,010 5,323,536
Cileungkrang 985 44 6 680 2,010 5,451,080
Cileunyi 1,537 4 1 491 2,010 5,397,151
Cimaung 454 27 3 1,066 2,010 3,555,426
Cimenyan 1,329 60 4 2,223 2,010 8,334,303
Ciparay 1,286 30 5 1,102 2,011 6,422,922
Ciwidey 1,054 80 15 1,914 2,011 9,035,654
Dayeuhkolot 885 0 0 62 2,011 2,726,982
Ibun 1,388 53 8 337 2,011 6,714,557
Kertasari 756 99 11 1,733 2,011 7,784,613
Ketapang 796 0 0 38 2,012 2,432,118
Majalaya 1,503 1 0 15 2,012 4,546,915Margaasih 1,572 0 0 116 2,012 4,850,676
Margahayu 717 0 0 75 2,012 2,238,075
Nagreg 723 35 6 758 2,012 4,571,138
Pacet 1,356 101 9 1,600 2,013 9,203,000
Pameungpeuk 652 14 4 173 2,013 2,980,253
Executive Summary
24
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 25/38
Kabupaten /Kota
Kecamatan
Kegiatan RHLWakt
u
Total Sumber
BiayaStakeholder
kunciPenanggung
jawabPrasyarat/Asum
siSR DPn Dpi HR
unit unitunit
Ha (Rp.000)
Pangalengan 939 192 25 3,982 2,01314,728,60
2
Paseh 1,400 33 7 87 2,013 5,916,207
Pasirjambu 520 181 22 1,953 2,013 10,488,133
Ranca Bali 79 29 3 21 2,013 1,258,181
Rancaekek 1,391 0 0 68 2,013 4,251,948
Solok Jeruk 722 0 0 73 2,013 2,250,753
Soreang 1,821 56 15 2,479 2,01311,500,61
9
Bandung Total30,0
681,27
2171
26,694
170,202,834
Bandung BaratBatujajar 2,023 77 5 1,558 2,009
10,126,838
APBN, APBDProp, APBDKab/Kota,Swadaya
masyarakat,CSR Industri
1. Untuk HR :Dinas Hutbun
2. Untuk SR,Dpi dan DPn :BPDASCitarumCiliwung
Ada sosialisasiprogram
Cililin 2,792 75 7 3,416 2,00914,818,17
6
Cipatat 430 35 1 1,464 2,009 3,841,304
Cipongkor 2,870 95 6 2,203 2,01013,919,78
3
Cisarua 367 24 3 781 2,010 2,902,041
Gununghalu 1,317 102 15 875 2,011 9,069,375
Lembang 2,046 110 14 4,053 2,01114,975,93
3
Ngamprah 1,233 18 4 1,187 2,012 5,982,507
Padalarang 1,920 19 2 640 2,012 7,160,740
Parongpong 1,575 52 5 1,468 2,013 8,165,848
Rongga 1,102 98 7 1,559 2,013 8,063,699
Sindangkerta 1,872 115 9 1,752 2,013 11,214,47
Executive Summary 25
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 26/38
Kabupaten /Kota
Kecamatan
Kegiatan RHLWakt
u
Total Sumber
BiayaStakeholder
kunciPenanggung
jawabPrasyarat/Asum
siSR DPn Dpi HR
unit unitunit
Ha (Rp.000)
2
Bandung Barat Total19,55
2 820 7820,96
3110,263,8
43
Garut
BluburLimbangan 10 15 4 0 2009 873,900 APBN, APBDProp, APBDKab/Kota,Swadaya
masyarakat,CSR Industri
Ada sosialisasiprogram
Leles 34 6 0 19 2010 247,059
Selaawi 0 2 0 0 2011 41,000
Kadungora 0 0 0 17 2012 19,737
Garut Total 45 23 4 361,184,69
6Kota Bandung Andir 777 0 0 8 2,009 2,340,288 APBN, APBD
Prop, APBDKab/Kota,Swadaya
masyarakat,CSR Industri
1. Untuk HR :Dinas Hutbun
2. Untuk SR,Dpi dan DPn :BPDASCitarumCiliwung
Ada sosialisasiAda sosialisasi
programArcamanik 485 0 0 12 2,009 1,468,932
Astana Anyar 513 0 0 15 2,009 1,556,415
BabakanCiparay 1,158 0 0 23 2,010 3,500,703
Bandung Kidul 241 0 0 35 2,010 763,635
Bandung Kulon 1,167 0 0 33 2,010 3,539,313
BandungWetan 547 0 0 27 2,010 1,672,347
Batununggal 502 0 0 17 2,010 1,525,737
Bojong LoaKaler 526 0 0 12 2,011 1,591,932
Bojong LoaKidul 519 0 0 26 2,011 1,587,186
CibeunyingKaler
758 3 3 65 2,011 2,813,265
CibeunyingKidul
452 0 0 7 2,011 1,364,127
Executive Summary 26
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 27/38
Kabupaten /Kota
Kecamatan
Kegiatan RHLWakt
u
Total Sumber
BiayaStakeholder
kunciPenanggung
jawabPrasyarat/Asum
siSR DPn Dpi HR
unit unitunit
Ha (Rp.000)
Cibiru 522 3 0 118 2,011 1,764,498
Cicadas 542 0 0 11 2,012 1,638,771
Cicendo 1,029 0 0 55 2,012 3,150,855
Cidadap 757 21 5 246 2,012 3,657,606Coblong 1,090 0 0 68 2,012 3,348,948
Kiaracondong 540 0 0 7 2,012 1,628,127
Lengkong 920 0 0 15 2,013 2,777,415
Margacinta 940 0 0 51 2,013 2,879,211
Rancasari 444 0 0 39 2,013 1,377,279
Regol 539 0 0 27 2,013 1,648,347
Sukajadi 984 0 0 12 2,013 2,965,932
Sukasari 1,225 3 2 96 2,013 4,116,156
SumurBandung 612 0 0 11 2,013 1,848,771
Ujung Berung 583 2 1 46 2,013 1,977,506
Kota Bandung Total18,3
84 0 01,09
156,418,6
51
Kota Cimahi
Cimahi Selatan 1,767 6 1 235 2,009 5,830,935APBN, APBDProp, APBD
Kab/Kota,Swadaya
masyarakat,CSR Industri
1. Untuk HR :Dinas Hutbun
2. Untuk SR,Dpi dan DPn :BPDASCitarumCiliwung
Ada sosialisasiprogram
Cimahi Tengah 2,330 0 0 72 2010 7,073,592
Cimahi Utara 1,233 3 1 377 2,011 4,332,297
Kota Cimahi Total
5,330
9 2 68417,236,8
24
Sumedang Cikeruh 560 10 5 752 2,009 3,428,572 APBN, APBDProp, APBDKab/Kota,
1. Untuk HR :Dinas Hutbun
Ada sosialisasiprogramCimanggu 771 48 7 1,763 2,009 6,282,543
Pamulihan 89 7 0 154 2,010 589,294
Executive Summary 27
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 28/38
Kabupaten /Kota
Kecamatan
Kegiatan RHLWakt
u
Total Sumber
BiayaStakeholder
kunciPenanggung
jawabPrasyarat/Asum
siSR DPn Dpi HR
unit unitunit
Ha (Rp.000)
Swadayamasyarakat,CSR Industri
Sukasari 277 30 1 992 2,011 2,731,812
Tanjungsari 567 36 1 594 2,012 3,262,734
Sumedang
Selatan
0 5 0 0 2,013 102,500
Sumedang Total2,26
6 136 144,25
616,404,6
16
Grand Total75,6
482,29
2280
53,728
373,856,208
Tabel. Tahapan, Organisasi dan Mekanisme Pelaksanaan untuk kegiatan sosial kelembagaan
Kegiatan Lokasi Waktu Total Biaya SumberBiaya Stakeholder kunci Penanggung jawab Prasyarat /Asumsi
Executive Summary 28
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 29/38
Kelembagaan dan sosial :- Pelatihan dan pelaksanaan PRA- Pendampingan masyarakat- Pembentukan institusi lokal- Membangun koordinasi dan
monitoring
16 Desayang
tersebar diwilayah
DAS
Citarumhulu
2009-
2013
3,146,000,000
APBN, APBDProp, APBDKab/Kota,Swadaya
masyarakat,CSR Industri
Kelompoktani,anggotaLMDH,sarikattani
perkebunan, KPBS
Pemda,
Perhutani,
Pengadaan SPAS8 Unit (1
unit setiapsub DAS)
2010-2013
1,040,000,000
APBN
BP DASCitarum-Ciliwung
Sistem informasi DAS 1 Paket 2011500,000,00
0APBN
BP DASCitarum-Ciliwung
Executive Summary 29
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 30/38
VI. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
6.1 Standar, Kriteria dan Indikator
Evaluasi rencana yang efektif harus meliputi 5
komponen yaitu: monitoring, penilaian kinerja, adaptif
manajemen, operasional dan prosedur serta menyusun laporan
final kegiatan. Dalam tahapan evaluasi harus dapat diidentifikasi
apakah rencana yang telah ditetapkan dapat tercapai, apa
hambatan yang ditemui serta masukan apa yang diperlukan
untuk perbaikan di kemudian hari
Tahapan - tahapan yang harus dievaluasi antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Input (jumlah dana, staf yang terlibat, kantor, volunteers,
peralatan, bahan dan kelembagaan yang terlibat, dan
mekanisme hubungan antar lembaga),
2. Aktivitas (kegiatan yang dilakukan, perencanaan dan
penerapan dari rencana yang dibuat
3. Target sasaran (multipihak yang terlibat dalam kegiatan
rehabilitasi DAS)
4. Reaksi dari target sasaran terhadap rencana yang dilakukan
5. Perubahan PKS (Pengetahuan, Keterampilan dan
Sikap/Knowledge, Skill, Ability ) terutama perubahan perilaku
masyarakat terhadap lingkungan dan sosial ekonomi
6. Perubahan perilaku melalui perubahan sosial dan
peningkatan kapasitas sosial ekonomi
7. Hasil akhir yang berhubungan dengan tujuan dan sasaran
yang telah direncanakan
Proses evaluasi yang akan dilakukan dapat
menggunakan Tabel Bennet’ Hierarchy dikaitkan dengan proses
evaluasi seperti yang disajikan tabel di bawah ini.
Tabel. Evaluasi untuk pengelolaan DAS Citarum
Executive Summary 30
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 31/38
Level
Komponen Formula
Proses
Outcome
Dampak
7 Hasil Akhir X X X6 Perubahan X X X5 Perubahan PKS X X X
4 Reaksi dari X X X
3 Terget sasaran X X2 Aktivitas X X1 Inputs X X
Tabel. Tahapan dan Komponen Perencanaan dan ImplementasiProses Rehabilitasi DAS Citarum
Leve
l
Komponen Perencanaa
n
Implementa
si
Evaluas
i7 Hasil Akhir X X6 Perubahan X X5 Perubahan PKS X X4 Reaksi dari X3 Terget sasaran X X2 Aktivitas X X1 Inputs X X
6.2 Cara Pengukuran dan Penetapan Kriteria
Rencana pengelolaan DAS memerlukan monitoring untuk
mengukur keberhasilan dari rencana dan tindakan yang telah
dilakukan. Kegiatan monitoring diupayakan dilakukan secara
kuantitatif baik yang menyangkut pelaksanaan kegiatan maupun
hasil dari proses-proses yang dilakukan. Kegiatan monitoring
harus melibatkan alat dan sistem monitoring yang terintegrasi
sehingga para pemangku kepentingan dapat memonitor proses-
proses dan mengukur keberhasilan dan kegagalan dari proses
yang dijalankan. Beberapa kegiatan monitoring yang harus
dilakukan dalam rangka kegiatan pengelolaan DAS Citarum
terpadu secara singkat disajikan pada Tabel di bawah ini.
Executive Summary 31
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 32/38
Tabel.Kegiatan Monitoring dalam Implementasi KegiatanPengelolaan DAS Citarum
Tipe Monitoring Frekuensi Intensitasanalisis data
SkalaMonitoring
• Kondisi Tata air
• Kondisi land use
• Kondisi Sosial
ekonomi(perubahan PKS,dukunganfinancial,dinamikakelompok tani,peraturan yangterkait)
• Harian
• Tahunan
• Tahunan
• Rendah-sedang
• Rendah-
sedang
• Rendah-
sedang
• Sub DAS
• Sub DAS
• Desa,
Kecamatan,Kab / kota(peraturanyang terkait)
• Banjir / Longsor
• Erosi /sedimentasi
• Kualitas Air
• Tata ruang
• Pengelolaan
limbah
• 6 Bulan
• Harian
• Harian
• 1-2 tahun
• Harian
• Sedang-tinggi
• Sedang-Tinggi
• Sedang-tinggi
• Sedang
• Sedang
• Sub DAS/Situ
• Sub DAS/Situ
• Sub DAS/Situ
• DAS,Kabupate
n
• Sub DAS
• Implementasi
kegiatan
• Jejakkemajuan
•
Analisisarahperubahan
• Tergantungkondisi dan
masalah
• Tapak
6.3 Lembaga Monitoring dan Evaluasi
Dari Tabel di atas, komponen monitoring dan evaluasi di
kelompokan menjadi 2, yaitu komponen biofisik dan non biofisik.
Komponen biofisik meliputi kualitas air baik kimia atau fisika
seperti tingkat kekeruhan; kandungan BOD; COD; dll, komponen
yang berkaitan dengan tata air, seperti debit; tinggi muka air
atauvolume air khusus untuk waduk / situ, pola penggunaan atau
penutupan lahan dengan RTRW sebagai acuannya, pengelolaan
limbah industri dan rumah tangga. Komponen non biofisik
meliputi aspek perubahan PKS (pengetahuan, keterampilan dan
sikap) masyarakat setempat, dinamika kelompok tani, dukungan
Executive Summary 32
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 33/38
finansial, peraturan-peraturan yang terkait. Masing-masing
komponen terdapat stakeholder / lembaga tertentu yang ikut
berperan dalam monitoring dan evaluasi, disajikan Tabel di
bawah ini
Executive Summary 33
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 34/38
Tabel. Lembaga Monitoring dan Evaluasi
No Komponen Lokasi StakeholderBiofisik
1 Kualitas air (kimia / fisik)
Sungai (Cihaur, Cikapundung-Cipamokolan, Cikeruh, Citarik,Cirasea, Cisangkuy, Ciwidey,
Ciminyak)
BPLHD, Industri terkait
Situ / Waduk (Saguling, Cileunca,Cipanunjang)
BPLHD, Indopower
2 Tata air (debit, tinggi
muka air, volume air dan jaringan sungai
Sungai (Cihaur, Cikapundung-Cipamokolan, Cikeruh, Citarik,Cirasea, Cisangkuy, Ciwidey,Ciminyak)
BBWS Citarum, BPDAS Citarum
Situ / Waduk (Saguling, Cileunca,Cipanunjang)
Indopower, BKSDA
3 Penggunaan / Penutupanlahan (tata ruang)
Dalam kawasan hutan:1. Kawasan hutan di SelatanBandung
Perhutani (KPH Bandung Selatan)
2. Kawasan hutan di UtaraBandung
Perhutani (KPH Bandung Utara)
Luar Kawasan :Bapeda, Dinas Pemukiman,
Dinas PU
1. Lahan perkebunan (teh, kina)PTPN 8 dan Industri perkebunanswasta
2. Lahan milik Pemerintah Daerah (Dinasterkait)
Executive Summary 34
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 35/38
No Komponen Lokasi Stakeholder3. Bantaran Sungai BBWS Citarum
4 Pengelolaan LimbahDomestik (rumah tangga)
Pemerintah Daerah (Dinaskebersihan) / Warga masyarakat
Industri BPLHD, Pemda (Dinas terkait)Non Biofisik
6Perubahan PKS(Pengetahuan,
Ketrampilan dan Sikap)
Level Kecamatan, TapakKelompok tani, anggota LMDH,sarikat tani perkebunan, KPBS
7 Dinamika kelompok tani Level Kecamatan, Tapak
8 Kontinuitas pendanaan Level KecamatanPemda / Pemkot, BPDAS Citarum- Ciliwung
9 Peraturan yang terkait Level Kabupaten / Kota DPRD II
Executive Summary
35
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 36/38
VII. REKOMENDASI
Beberapa poin penting yang akan menjadi kunci sukses
dalam pengelolaan DAS Citarum Bagian Hulu yang direncanakan
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pelibatan masyarakat sejak dini dalam kegiatan perencanaan
menjadi kunci keberlangsungan projek rehabilitasi sehingga
dari awal tergambar dengan jelas tangungjawab dan peran
masing-masing pihak, sehingga Partisipasi Rural Apraisal
(PRA) pada desa-desa terpilih menjadi kunci dalam
implementasi proyek rehabilitasi
2. Pendekatan bersifat persuasif karena banyak permasalahan
yang terkait lahan milik
3. Permasalahan di dalam kawasan hutan (Perhutani)
diselesaikan secara struktural internal Departemen Kehutanan
dan pelibatan masayarkat yang tergabung dalam LMDH
4. Pendekatan rehabilitasi DAS harus didasari dengan program-
program untuk meningkatkan/menciptakan pendapatan
masyarakat (income generating)
5. Kepemimpinan dan dorongan politik menjadi penentu
keberhasilan kegiatan ini dilapangan sehingga diperlukan
leadership yang kuat dari Bupati, kepala dinas terkait, BPDAS,
Perhutani untuk sama-sama mendorong pelaksanaan secara
menyeluruh dan memahami tangung jawab masing-masing
dengan mengedepankan fungsional dibanding kewenangan
yang dimiliki
6. Rencana yang disusun disepakati sebagai rencana bersama
sehingga dalam pelaksanaanya ada sinergi dan koherensi
yang meliputi penilaian, pelaksanaan kegiatan RHL dan sosial
kelembagaan, monitoring dan evaluasi serta dukungan
pendanaan untuk keberlangsungan kegiatan pengelolaan DAS
Citarum.
Executive Summary 36
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 37/38
a. Jumlah arahan untuk lokasi DAM Penahan (DPn) di DAS
Citarum bagian Hulu sebanyak 2,292 titik dengan total
daerah tangkapan sekitar 40,143 Ha dan mampu
mengendalikan erosi sebanyak 20.4 juta ton/tahun.
b. Jumlah arahan lokasi DAM Pengendali (Dpi) di DAS Citarum
bagian Hulu sebanyak 280 titik yang mampu menahan
atau mengendalikan erosi sebanyak 23.8 juta ton / tahun.
c. Jumlah lahan potensial, untuk arahan kegiatan hutan
rakyat sebanyak 54,528 Ha
d. Jumlah lahan potensial untuk arahan kegiatan sumur
resapan sebanyak 37,852 Ha dengan jumlah unit sebayak
378,240 unit
e. Biaya yang dibutuhkan untuk pengelolaan DAS Citarum
Hulu selama 5 tahun sebesar Rp. 397,47 miliar yang
terbagi menjadi berbagai kegiatan RHL dan sosial
kelembagaan yang direkomendasikan.
f. Skenario belanja konservasi bertahap merupakan skenario
yang lebih realistis untuk implementasi. Skenario ini
memungkinkan pemantauan apakah tindakan konservasi
yang dilaksanakan bekerja dengan efektif dan sesuai
dengan harapan.
7. Ada keberlanjutan kebijakan jangka panjang yang tidak
terpengaruh oleh pergantian personil di lembaga pemangku
kepentingan (menjaga tidak terjadi time in consistensi)
8. Penyadaran publik tentang pola penggunaan lahan yang
lestari, ramah lingkungan dan secara ekonomi
menguntungkan perlu mendapat dukungan yang nyata
sehingga penyuluhan dan penyadaran serta perubahan nilai
di masyarakat menjadi kunci dalam pelaksanaan program
9. Model-model demplot dan Model pendekatan DAS mikro
(Sub DAS) diperlukan sebagai contoh untuk direplikasi oleh
petani
Executive Summary 37
7/23/2019 Exum Citarum Tpd
http://slidepdf.com/reader/full/exum-citarum-tpd 38/38
10. Perlu pendampingan dan pelatihan dengan melibatkan
perguruan tinggi dalam mendampingi pemda dan
masyarakat menjadi salah satu faktor keberhasilan kegiatan
11. Perlu dibentuk Komisi Pengendali DAS Citarum yang
beranggotakan seluruh perwakilan pemangku kepentingan,
yang berfungsi untuk merumuskan pengelolaan DAS Citarum
terpadu.