ii UIN Syarif hidayatullah Jakarta
HALAMAN PERSETUJUAN
ESTIMASI SUMBERDAYA URANIUM MENGGUNAKAN METODE
INVERSE DISTANCE SEKTOR LEMBAH HITAM, KALAN, KALIMANTAN
BARAT
Disusun sebagai salah satu Syarat untuk Memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu Teknik Pertambangan
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh
Ressy Yudo Praharyo
11160980000051
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,
Dr. Ir. Achmad Sarwiyana Sastratenaya Nurmaya Arofah, M.Eng.
NIDK :8854090018 NIP : 1987061020190 3 02016
Mengetahui,
Ketua Prodi Teknik Pertambangan
Dr. Ambran Hartono, M.Si.
NIP: 19710408 2000212 1002
ii UIN Syarif hidayatullah Jakarta
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi berjudul “Estimasi Sumberdaya Uranium Menggunakan Metode Inverse
Distance Sektor Lembah Hitam, Kalan, Kalimantan Barat.” telah diujikan dalam
sidang munaqasyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada 3 Juni 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat memperoleh geral Sarjana Teknik Pertambangan (S.T) pada Program Studi
Teknik Pertambangan.
Jakarta, 3 Juni 2019
Tim Penguji,
Tim Pembimbing,
Mengetahui,
Penguji I Penguji II
Dr. Chairul Nas M.Sc Heri Syaeful, ST, MT
NIDN : 8891470018 NIP: 19760425 200112 1 004
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Ir. Achmad Sarwiyana Sastratenaya Nurmaya Arofah, M.Eng.
NIDK :8854090018 NIP : 1987061020190 3 02016
Ketua Prodi Teknik Pertambangan
Dr. Ambran Hartono, M.Si.
NIP: 19710408 2000212 1 002
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,
Prof. Dr. Lily Surraya E.P., M.Env.Stud.
NIP: 19690404 200501 2 005
iii UIN Syarif hidayatullah Jakarta
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Ressy Yudo Praharyo
NIM : 11160980000051
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Estimasi Sumberdaya
Uranium Menggunakan Metode Inverse Distance Sektor Lembah Hitam, Kalan,
Kalimantan Barat.” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak
melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam
penyusunanan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya
bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat
dari karya orang lain.
Demikian pernyataaan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 3 Juni 2019
Ressy Yudo Praharyo
11160980000051
iv UIN Syarif hidayatullah Jakarta
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
Nama : Ressy Yudo Praharyo
NIM : 11160980000051
Program Studi : Teknik Pertambangan
Fakultas : Sains dan Teknologi
Jenis Karya : Tugas Akhir
Demi kepentingan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Hak Bebas Royalti Nonekslusif
(Non-exclusive Royalty Free Right) atau karya ilmiah saya yang berjudul:
“Estimasi Sumberdaya Uranium Menggunakan Metode Inverse Distance Sektor
Lembah Hitam, Kalan, Kalimantan Barat.”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berhak
menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, 3 Juni 2019
v UIN Syarif hidayatullah Jakarta
Ressy Yudo Praharyo
ABSTRAK
Sumber daya uranium di sektor Lembah Hitam merupakan bagian dari jalur
mineralisasi Cekungan Kalan. Posisi sektor Lembah Hitam terletak di bagian barat
sektor Eko-Remaja dan secara stratigrafi tidak dapat dipisahkan dari Eko-Remaja.
Pada sektor Lembah Hitam lapisan pembawa uranium (U) berasosisasi dengan batuan
induk yaitu metalanau, metapelit sekisan dan metampelit, sebagai sisipan dari
metapelit Jeronang berarah N 280˚E/70˚ E. Estimasi sumberdaya merupakan salah
satu tahapan dalam perencanaan kegiatan pertambangan, untuk mengetahui potensi
sumberdaya yang ada. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui estimasi
sumberdaya uranium (U) di sektor Lembah Hitam, meliputi pemodelan geologi dan
estimasi sumberdaya U. Proses pengerjaan estimasi dan model sumberdaya uranium
dilakukan dengan mengolah data hasil pemboran, menggunakan software Gemcom
Surpac 6.3. Dalam penelitian ini, estimasi dilakukan dengan metode Inverse Distance
dan melalui pendekatan geostatistik Kriging (Geostatistik). Data yang diolah adalah
data hasil pemboran yang telah dilakukan oleh BATAN, berupa data log bor (gamma
ray & tebal mineralisasi). Pada sektor Lembah Hitam didapat sumberdaya uranium
sebesar 53,27 Ton U3O8 dengan kadar rata-rata 0,077 % U3O8 dan ketebalan bidang
mineralisasi 0,1 – 5 meter. Uranium sektor Lembah Hitam diklasifikasikan sebagai
EAR I dan dikatagorikan sebagai sumberdaya terukur berkadar rendah.
Kata kunci : Inverse Distance, Kriging, Lembah Hitam, Surpac, Uranium
vi UIN Syarif hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
Uranium resources in the sector of Lembah Hitam are part of the mineralized
Basins Kalan. The position of the Lembah Hitam Sector is located in the western part
of the Sector of Eko-Remaja and stratigraphy cannot be separated from the Eko-
Remaja. At the Lembah Hitam sector, the carrier layers of uranium (U) association
with host rocks, namely metalanau, metampelit and sekisan as interpolations the
directional Jeronang metapelit N 280˚/70˚ E. Estimation resources is one of the stages
in the planning of the mineral or coal mining activities, are conducted in order to find
out the potential of the existing resources. The research is intended to find out the
estimated resources of uranium (U) in the Lembah Hitam sector, covering geological
modelling and estimation of levels of uranium. Modelling and resources estimation of
uranium is carried out by processing data the results of drilling, use software
Gemcom Surpac 6.3. In this research, estimation metodh will do with Kriging
geostatistical approach and Inverse Distance method. Processed data are the results of
drilling had been done by BATAN, in the form of drill log data (gamma ray &
thickness of mineralisation). At the Lembah Hitam sector resources were obtained at
53.27 tons of U3O8 with an average level of 0.077% U3O8 and the thickness of the
mineralization field 0.1 - 5 meters. Uranium in the Lembah Hitam sector is classified
as EAR I and categorized as a low-grade measurable resource.
Keywords: Inverse Distance, Kriging, Lembah Hitam, Surpac, Uranium
vii UIN Syarif hidayatullah Jakarta
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “Estimasi
Sumberdaya Uranium Menggunakan Metode Inverse Distance Sektor Lembah
Hitam, Kalan, Kalimantan Barat.” Shalawat dan salam semoga selalu tercurah
kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan kita dari
zaman jahiliyah menuju zaman yang berilmu seperti sekarang ini.
Alhamdulillah Penulisan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan seperti sekarang
tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu sudah sepantasnya penulis
mengucapkan rasa terima kasih untuk mereka yang telah berjasa membantu penulis
selama proses pembuatan proposal penelitian tugas akhir ini, antara lain :
1. Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir (PTBGN) - Badan Tenaga Nuklir Nasional
(BATAN).
2. Heri Syaeful, S.T., M.T., selaku Kepala Bidang Eksplorasi Pusat Teknologi Bahan
Galian Nuklir (PTBGN) – BATAN.
3. Suharji, S.T., selaku pembimbing di Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir –
BATAN.
4. Adi Gunawan Muhammad, M.T., selaku pembimbing di Pusat Teknologi Bahan
Galian Nuklir – BATAN.
5. Dhatu Kamajati, S.T., dan Putri Rahmawati, S.T., dan Roni Cahya Ciputra, S.T.,
selaku pembimbing dan rekan perjalanan penelitian serta mentor di Pusat Teknologi
Bahan Galian Nuklir – BATAN.
6. Mas Roni Cahya Ciputra, S.T., selaku pembimbing, mentor serta teman kamar saat
penelitian dan rekan perjalanan penelitian serta di Pusat Teknologi Bahan Galian
Nuklir – BATAN.
7. Dr. Ambran Hartono, M.Si., selaku ketua prodi Teknik Pertambangan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Dr. Ir. Achmad Sarwiyana Sastratenaya, selaku dosen pembimbing I Teknik
Pertambangan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu
membimbing dengan sabar hingga Penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir.
viii UIN Syarif hidayatullah Jakarta
9. Nurmaya Arofah, S.S.T., M.Eng. selaku dosen pembimbing II Teknik Pertambangan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu tabah dalam
membimbing hingga Penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir.
10. Seluruh Staff dan Dosen Prodi Teknik Pertambangan Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang penulis tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.
11. Keluarga tercinta Papa, Mama, Dek Rossy yang senantiasa sabar dan selalu
mendukung apapun baik moril maupun materiil, memberikan doa.
12. Sekar Akhlakul Karimah, wanita yang tak pernah hentinya menemani, mendoakan,
dan mendukung serta menasihati dengan penuh kesabaran dalam menghadapi keluh
kesah untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
13. Pangeran Rahmat ADF, Erlangga Adji, Disya Syaharani, Ahmad Syahal, Rizqy
Mustaqim, Tubagus Reja, Abid Zulfaqor, Rifqi Indra, Havidz Fajar, Farras Al-Yafi,
Abdul Rachmat, Nia Oktaviani dan Adin Yusroni, sebagai teman-teman terdekat
“Hiii Line Conference Chat” Penulis yang selalu memberikan tawa dan kesal selama
perkuliahan.
14. Seluruh teman - teman seperjuangan penulis, yang tidak dapat disebutkan namanya
satu-persatu.
15. Keluarga HITAM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Namun, penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna
yang masih luput dari perhatian penulis baik itu dari bahasa yang digunakan maupun
dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan
hati, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi
perbaikan penulisan dalam penelitian tugas akhir ini kedepannya.
Akhirnya, besar harapan penulis agar kehadiran Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat yang berarti untuk para pembaca dan yang terpenting adalah
semoga dapat turut serta memajukan ilmu pengetahuan.
Jakarta, 3 Juni 2019
ix UIN Syarif hidayatullah Jakarta
Ressy Yudo Praharyo
NIM. 11160980000051
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PERUSAHAAN .................................... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI .................................................... iv
ABSTRAK.....................................................................................................................................v
ABSTRACT.................................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah ............................................................................................................. 4
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 4
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................... 6
2.1 Geologi Regional ............................................................................................................. 6
2.2 Mineralisasi U Cekungan Kalan, Kalimantan Barat ......................................................... 8
2.2.1 Batuan Favorabel .................................................................................................. 8
2.2.2 Zona Permineralan U ........................................................................................... 10
2.3 Geologi Daerah Lembah Hitam ..................................................................................... 10
2.4 Metode Perhitungan Estimasi ...................................................................................... 11
x UIN Syarif hidayatullah Jakarta
2.4.1 Metode Konvensional .......................................................................................... 11
2.4.2 Metode Geostatistik ............................................................................................ 24
2.5 Klasifikasi dan Katagori Sumber Daya Uranium ............................................................ 36
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................................... 40
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................................... 40
3.2 Tahapan Penelitian ....................................................................................................... 40
3.3 Teknik Pengolahan Data ............................................................................................... 43
3.3.1 Pembuatan Database ..................................................................................... 43
3.3.2 Pemodelan Geologi ......................................................................................... 43
3.3.3 Pengolahan Data Secara Statistik ................................................................... 44
3.3.4 Pembuatan Block Model ................................................................................. 44
3.3.5 Pembuatan Elipsoid ........................................................................................ 44
3.3.6 Analisis Estimasi Uranium ............................................................................... 45
3.4 Populasi dan Sampel ..................................................................................................... 45
3.5 Sumber Data dan Instrumen Penelitian ........................................................................ 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................... 48
4.1 Lokasi Penelitian ........................................................................................................... 48
4.2 Validasi Data .................................................................................................................. 50
4.3 Pemodelan Mineralisasi Uranium ................................................................................. 53
4.3.1. Pembuatan Database ......................................................................................... 53
4.3.2. Pemodelan Geologi ............................................................................................. 53
4.4 Pengolahan Data Menggunakan Statistik Dasar ........................................................... 56
4.4.1 Statistik Dasar ...................................................................................................... 56
4.4.2 Top Cut ................................................................................................................. 57
4.5 Pembuatan dan Analisa Block Model ........................................................................... 59
4.6 Pembuatan Elipsoid ...................................................................................................... 61
4.7 Estimasi Sumber Daya Uranium .................................................................................... 62
4.7.1 Metode Kriging .................................................................................................... 62
4.7.2 Metode Inverse Distance ..................................................................................... 65
4.8 Integrasi Hasil ................................................................................................................ 68
BAB V ...................................................................................................................................... 71
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................................... 71
xi UIN Syarif hidayatullah Jakarta
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 71
5.2 Saran ............................................................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 73
LAMPIRAN ............................................................................................................................... 75
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta regional Cekungan Kalan Kalimantan (Williams, dkk., 1988) ....... 6
Gambar 2.2 Stratigrafi Cekungan Kalan, Kalimantan Barat (Williams, dkk., 1988). 9
Gambar 2.3 Pola Sebaran Anomali pemineralan U di Cekungan Kalan Kalimantan
Barat (Soeprapto, dkk., 2005) ....................................................................................... 9
Gambar 2.4 Pembagian daerah dengan metode penampang (Idrus, dkk., 2007). ..... 11
Gambar 2.5 Penampang endapan dengan bentuk dan ukuran relatif sama (Idrus,
dkk., 2007). ................................................................................................................. 12
Gambar 2.6 Keadaan endapan berbentuk piramid/kerucut dan membaji (Idrus, dkk.,
2007). .......................................................................................................................... 14
Gambar 2.7 Keadaan penampang endapan berbentuk kerucut terpancung (Idrus,
dkk., 2007). ................................................................................................................. 14
Gambar 2.8 Keadaan endapan yang berbentuk prismoida (Idrus, dkk., 2007). ........ 15
Gambar 2.9 Keadaan endapan dengan penampang dengan jarak h (Idrus, dkk.,
2007). .......................................................................................................................... 16
Gambar 2.10 Konstruksi dari area R untuk rumus Bauman’s (Idrus, dkk., 2007). ... 17
Gambar 2.11 Sketsa teknik interpolasi pada metode isoline (Idrus, dkk., 2007). ..... 17
Gambar 2.12 Peta kontur dengan kadar tinggi dan rendah (Idrus, dkk., 2007)......... 18
Gambar 2.13 Metode poligon (Idrus, dkk., 2007). .................................................... 20
Gambar 2.14 Triangular grouping (Idrus, dkk., 2007). ............................................. 21
Gambar 2.15 Metoda pembobotan dengan jarak terbalik (Idrus, dkk., 2007)........... 22
Gambar 2.16 Perhitungan pembobotan Inverse Distance (Idrus, dkk., 2007). ......... 23
Gambar 2.17 Ilustrasi peubah regional (atas) dan peubah acak (bawah) (Idrus, dkk.,
2007). .......................................................................................................................... 25
xii UIN Syarif hidayatullah Jakarta
Gambar 2.18 Kondisi data stasioner (atas) dan data yang memiliki dua kondisi
stationer (bawah) (Idrus, dkk., 2007). ......................................................................... 29
Gambar 2.19 Model Matheron (Idrus, dkk., 2007). .................................................. 30
Gambar 2.20 Analisis variogram (Idrus, dkk., 2007). ............................................... 30
Gambar 2.21 Sifat struktur variogram Zona Permineralan U (Idrus, dkk., 2007). ... 31
Gambar 2.22 Semi variogram, misalnya pada ketebalan suatu endapan berlapis
(Idrus, dkk., 2007). ...................................................................................................... 32
Gambar 2.23 Nested Structure suatu contoh teoritis (Idrus, dkk., 2007). ................. 33
Gambar 2.24 Nugget variance dan struktur mikro (Idrus, dkk., 2007). .................... 33
Gambar 2.25 Anisotropi geometri (Idrus, dkk., 2007). ............................................. 34
Gambar 2.26 Bentangan ellipsoid (Idrus, dkk., 2007). ............................................. 35
Gambar 2.27 Anisotropi zonal (Idrus, dkk., 2007). .................................................. 35
Gambar 2.28 Klasifikasi Uranium menurut NEA - IAEA (IAEA 2009) .................. 38
Gambar 4.1 Peta Administrasi Kalimantan Barat. .................................................... 48
Gambar 4.2 Peta lokasi daerah penelitian (kotak merah) yang berada di Sektor
Lembah Hitam, Kalimantan Barat (Ngadenin, dkk., 2005). ....................................... 49
Gambar 4.3 Inti Bor yang Telah Tercampur ............................................................. 50
Gambar 4.4 Pengukuran Radioaktivitas Outcrop Pada Bidang Mineralisasi ........... 51
Gambar 4.5 Mineraliasi Uranium Pada Batuan Metalanau ....................................... 52
Gambar 4.6 Alat spektrometer RS - 125. .................................................................. 52
Gambar 4.7 Bidang Mineralisasi atau orebody Uranium pada Sektor Lembah Hitam
..................................................................................................................................... 54
Gambar 4.8 Ilustrasi Bor CEA yang berasosiasi dengan Bor BATAN dan yang tidak
berasosiasi. .................................................................................................................. 55
Gambar 4.9 Bor CEA yang Berasosiasi dengan Bor BATAN. ................................. 55
Gambar 4.10 Bor CEA yang tidak berasosiasi dengan Bor BATAN. ...................... 56
Gambar 4.11 Grafik Sebaran Data Bedasarkan Kadar Uranium Pada Orebody 12. . 57
Gambar 4.12 Grafik Sebaran Data Bedasarkan Kadar Uranium Pada Orebody 12
Setelah Dilakukan Top Cut. ........................................................................................ 59
Gambar 4.13 Bentuk Elipsoid Orebody 12, Sektor Lembah Hitam. ........................ 62
xiii UIN Syarif hidayatullah Jakarta
Gambar 4.14 Bentuk Variogram Model Orebody 12. ............................................... 63
Gambar 4.15 Parameter Perhitungan Estimasi Kriging Orebody 12. ...................... 64
Gambar 4.16 Atribut dan Parameter Report Estimasi Kriging Orebody 12.............. 64
Gambar 4.17 Report Estimasi Kriging Orebody 12. ................................................. 65
Gambar 4.18 Parameter dalam Pembuatan Constraint pada Estimasi Inverse
Distance. ..................................................................................................................... 66
Gambar 4.19 Perhitungan pembobotan Inverse Distance Orebody 12……………..66
xiv UIN Syarif hidayatullah Jakarta
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Koefisien variasi dari berbagai macam endapan bijih ............................... 27
Tabel 3.1 Tabel data lubang bor Sektor Lembah Hitam ............................................ 46
Tabel 4.1 Topcut Orebody sektor Lembah Hitam...................................................... 58
Tabel 4.2 Parameter Atribut Dalam Pembuatan Block Model sektor Lembah Hitam
..................................................................................................................................... 61
Tabel 4.3 Parameter Elipsoid sektor Lembah Hitam ................................................. 61
Tabel 4.4 Tabel Perhitungan Ton U Pada Orebody 12 .............................................. 68
Tabel 4.5 Tonase U pada sektor Lembah Hitam ........................................................ 69
xv UIN Syarif hidayatullah Jakarta
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Database……………………………………………………………..75
Lampiran B. Model Geologi Uranium Lembah Hitam…………………………..78
Lampiran C. Statistik Dasar dan Top Cut………………………………………. 88
Lampiran D. Bentuk Elipsoid Masing – Masing Orebody…..………………... 103
Lampiran E. Hasil Perhitungan Estimasi Metode Inverse Distance…………. 110
xvi UIN Syarif hidayatullah Jakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Uranium (U) merupakan salah satu unsur kimia dengan simbol U jenis solid
dengan berat atom 92 yang dapat memancarkan radiasi nuklir atau bersifat radioaktif
dan mengandung logam berat. Uranium ditemukan di alam sebagai uranium-238,
uranium-235 dan uranium-234, penggunaan uranium sangat berguna bagi kehidupan
manusia, salah satunya ialah sebagai bahan bakar tenaga nuklir. Dalam tabel periodik
uranium dapat ditemukan pada baris ketujuh dan merupakan anggota dari kelompok
aktinida (Dantje,2015).
Estimasi sumberdaya merupakan salah satu tahapan dalam perencanaan atau
kegiatan pertambangan baik mineral maupun batubara, dimana estimasi dilakukan
guna mengetahui potensi sumber daya uranium yang ada. Dalam perspektif Islam
sumber daya alam adalah segala sesuatu yang diciptakan Allah di bumi ini yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia agar kebutuhan hidupnya tercukupi dan sejahtera.
Sumber daya alam terdapat dimana saja seperti di tanah, air, udara dan
macam-macamnya seperti tumbuhan, hewan, dan segala macam tambang di dalam
tanah. Oleh karena itu dalam penelitian ini pendekatan sumberdaya alam dengan Al-
Quran dijelaskan dalam QS : An-Nahl ayat 14 yang berbunyi :
ر البحر لتأكلوا منه لحما طريا وتستخرجوا منه حلية ت لبسون ها وت رى وهو الذي سخ
الفلك مواخ ر فيه ولتبت غوا من فضله ولعلكم تشكرون
Artinya:
“Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan
daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu
2
perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya
kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur”.
Allah juga menjelaskan barang tambang yang diberikan Allah untuk
dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia mengenai sumber daya alam pertambangan
dalam Al Quran, hal ini dijelaskan dalam beberapa ayat, antara lain dalam QS. Ar
Ra’d (13): 17, yang artinya:
ا ي ب را ا د زب ل ي س ل ا ل م ت ح ا ف ا ره د ق ب ة ي د و أ ت ل ا س ف ء ا م ء ا م س ل ا ن م زل ن أ
ك ل ذ ك ه ل ث م د زب اع ت م و أ ة ي ل ح ء ا غ ت ب ا ر نا ل ا ف ه ي ل ع ون د وق ي وما
ع ف ن ي ا م ا م وأ ء ا ف ج ب ه ذ ي ف د زب ل ا ا م أ ف ل ط ا ب ل وا لق ا له ل ا رب ض ي
ل ا ث لم ا له ل ا رب ض ي ك ل ذ ك لرض ا ف ث ك م ي ف س نا ل ا”Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-
lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan
dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-
alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat
perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang
sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada
manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-
perumpamaan” (QS al-Ra’d [13]:17)
Berdasarkan kedua ayat diatas, Allah SWT menciptakan segalanya sangat
berlimpah akan sumber daya alamnya agar manusia dapat memanfaatkannya dengan
baik. Manusia menfaatkan sumber daya alamnya secara berlebihan dan tidak
menggunakan secara efektif. Perilaku menggunakan sumber daya alam secara
berlebihan tersebut juga akan berakibat fatal bagi orang yang melakukan nya tersebut
seperti tidak akan terpenuhinya lagi kebutuhan-kebutuhan manusia yang amat sangat
banyak dan tidak terbatas (Tafsir Ilmi, 2010).
3
Kegiatan Eksplorasi pada sektor Lembah Hitam telah dilakukan selama 3
periode. Periode pertama dilakukan oleh pihak BATAN dan CEA (Prancis) pada
tahun 1977 – 1978 dengan jumlah 42 lubang bor. Periode kedua dan ketiga dilakukan
oleh BATAN masing-masing pada tahun 1988-1989 dengan jumlah 9 lubang bor dan
pada tahun 2014 sebanyak 2 lubang bor, yang bertujuan untuk mengetahui kondisi
geologi endapan bahan galian. Data yang didapat dari kegiatan eksplorasi digunakan
untuk membentuk model geologi endapan bahan galian yang menjadi dasar dalam
proses estimasi sumberdaya.
Estimasi sumberdaya dilakukan bedasarkan asumsi jarak, lebar dan
kedalaman mineralisasi akan dilaksanakan untuk setiap tahapan. Pada penelitian ini,
dilakukan pemodelan geologi dari mineralisasi dan estimasi sumberdaya uranium
dalam bentuk 3D yang mencangkup volume, tonase serta cakupan bidang
mineralisasi uranium dengan melakukan cross-section pada setiap penampang lubang
bor. Terdapat bermacam-macam metode pendekatan yang dilakukan dalam estimasi
sumberdaya, salah satunya metode Kriging, metode ini memanfaatkan nilai spasial
pada lokasi tersampel dan variogram untuk memprediksi nilai pada lokasi lain yang
belum atau tidak tersampel. Nilai prediksi tersebut tergantung pada kedekatannya
terhadap lokasi tersampel. Metode lain yang digunakan dalam melakukan estimasi
sumberdaya ialah metode Inverse Distance yaitu metode yang dilakukan dengan
memperhatikan jarak pada titik-titik terdekat dengan titik bor dan mineralisasi
uranium yang akan di estimasi adalah yang memiliki bobot terbesar. Akan tetapi
dalam metode Kriging harus diperhatikan beberapa parameter pendekatan apakah
bisa dilakukan perhitungan estimasi dengan pendekatan geostatistik (Kriging) atau
hanya dengan metode Inverse Distance. Hasil akhir dari model estimasi ini adalah
berupa model blok 3D yang mencakup nilai tonase U berdasarkan kadar (grade) nya
(Usman, 2004).
Berdasarkan latar belakang diatas dalam Tugas Akhir ini akan dilakukan
estimasi sumber daya uranium dilakukan dengan pendekatan metode geostatistik
yang menggunakan Kriging dan metode Inverse Distance. Berdasarkan data hasil
4
ekplorasi terdahulu pada tahun 1977 – 1988 yang dilakukan oleh pihak BATAN dan
CEA (Prancis) dengan total 53 lubang bor, proses estimasi sumberdaya uranium pada
sektor Lembah Hitam ini dilakukan dengan menggunakan software Gemcom Surpac
6.3.
1.2 Batasan Masalah
1. Estimasi sumberdaya uranium menggunakan metode geostatistik (Kriging),
dan metode Inverse Distance.
2. Data peta, topografi, log bor, dan kadar diperoleh dari data terdahulu yang
telah disusun oleh BATAN dan CEA (Prancis).
3. Spesific gravity atau densitas batuan sektor Lembah Hitam yang digunakan
dalam parameter estimasi sumberdaya sebesar 3,69 g/cm3.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas meliputi:
1. Mengetahui model mineralisasi dan sebaran sumberdaya uranium sektor
Lembah Hitam.
2. Estimasi potensi sumberdaya uranium melalui pendekatan geostatisik
dengan metode Kriging.
3. Estimasi potensi sumberdaya uranium dengan metode Inverse Distance.
1.4 Tujuan Penelitian
Mengetahui potensi sumberdaya uranium pada Sektor Lembah Hitam, Kalan,
Kalimantan Barat.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Diketahuinya potensi sumberdaya uranium pada sektor Lembah Hitam, Kalan,
Kalimantan Barat.
2. Tersedianya referensi tentang perhitungan estimasi sumberdaya uranium serta
pada sektor-sektor lain yang mempunyai kemiripan kondisi geologi dengan
Lembah Hitam.
5
7
Kondisi geologi pada daerah pegunungan Schwanner, Kalimantan diawali
dari batuan metamorf dan granit yang merupakan batuan alas Kerak Benua (crust).
Batuan metamorfik tersebut terdiri sedimen Paleozoik berfasies marin neritik –
subkontinental berbutir pasir halus – lempung dengan interkelasi material vulkanik
yang mengalami metamorfose regional pada tekanan 2.000 bar dan suhu 540O C
(BATAN-CEA, 1977).
Pada batuan metamorf daerah pegunungan Schwanner terdapat sulfida
sekunder berupa pirit, kalkopirit, bornit dan pirhotit sebagai butiran yang
terkonsentrasi dalam kekar dan sesar. Pada Kalimantan bagian barat laut batuan
metamorf tersebut terintrusi oleh granit biotit yang berumur Perm-Trias Akhir (201 -
320 juta tahun), sedangkan pada pegunungan Schwanner batuan metamorf tersebut
terintrusi oleh tonalit/ granitoid berumur Kapur Awal sebagai kelompok tonalit
Sepauk yang menghasilkan injeksi granitoid tipe monzogranit – granodiorit. Magma
tonalit bersifat kalkalkali dan kejadiannya di identifikasikan sebagai “igneous
process“ . Intrusi selanjutnya berupa granit Sukadana yang terjadi pada Kapur Akhir
(91 - 80 juta tahun) terdiri dari granit monzonit, syenogranit dan alkali granit
(Williams, dkk., 1988; Pieters, dkk., 1990).
Menurut Dahlkamp (2009), secara regional Cekungan Kalan adalah cekungan
sedimenter yang terdiri dari sedimen Permokarbon berbutir kasar - halus yang
termetamorfosa tingkat rendah. Secara stratigrafi litologi Cekungan Kalan dibagi
menjadi tiga seri, yaitu:
a) seri bawah (Lower serie),
Seri bawah atau lower seriedicirikan batuan berbutir kasar dengan
terdapat terobosan - terobosan granit sepanjang perlapisan.
b) seri tengah (intermediate serie)
Seri Tengah atau intermediate serie memiliki ciri batuan kuarsit yang
berukuran kasar – sedang.
8
9
10
2.2.2 Zona Permineralan U
Berdasarkan Gambar 2.3 zona penyebaran mineralisasi U sektor Lembah
Hitam ditandai dengan warna merah. Bentuk mineralisasi uranium pada sektor
Lembah Hitam berupa urat (vein) yang tidak beraturan membentuk bidang
mineralisasi yang berasosisasi dengan batuan induk yaitu metalanau, metapelit
sekisan dan meta ampelit, sebagai sisipan dari metapelit jeronang. Karakteristik
batuan pembawa mineralisasi uranium pada sektor Lembah Hitam ini sama seperti
pada sektor Remaja dan sektor Lemajung. Berdasarkan kemiripan karakteristik
batuan pembawa mineralisasi uranium tersebut, nilai massa batuan atau specific
gravity pada sektor Lembah Hitam sebesar 3,69 g/cm3. Penetapan nilai massa
batuan atau specific gravity bedasarkan hasil analisa laboratorium dan sampel
batuan pada sektor Lemajung (Dahlkamp, 2009; Syaeful, dkk, 2015).
2.3 Geologi Daerah Lembah Hitam
Secara stratigrafi Sektor Lembah Hitam merupakan bagian atas dari
Stratigrafi cekungan Kalan yang termasuk dalam upper serie atau seri atas.
Secara umum litologi Sektor Lembah Hitam terdiri dari metapelit andalusit biotit
(Jeronang atas), metapelit andalusit (Jeronang bawah), metalanau, metapelit,
ampelit, metapelit sekistos (Muhammad, dkk., 2016).
1. Metampelit, warna abu-abu hitam - hitam, kadang-kadang kemerahan akibat
alterasi sangat kompak mengandung kuarsa, serisit, karbon, ukuran pelit.
Dengan penyebaran barat laut – tenggara subvertikal, sekistositas dan
stratifikasi terlihat jelas, serta terdapat urat-urat kuarsa, pirit, pirhotit ukuran
milimetrik sejajar dengan bidang sekistositas, radiometri 150 c/s.
2. Metalanau, warna abu-abu – abu coklat, ukuran lanau, komposisi kuarsa,
felaspar, serisit, biotit, radiometri 150 c/s. Batuan tersebut tersilisifikasi dan
terdapat urat mineralisasi U dengan nilai radioaktivitas 500 – 5.000 c/s.
3. Metapelit andalusit, batuan ini terdapat dibagian utara sektor yang merupakan
lapisan teratas, berwarna abu-abu (segar), coklat kemerahan (lapuk), berbutir
halus, mengandung banyak andalusit dengan bentuk bintik-bintik, radiometri
125 c/s.
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Gambar 2.14 Triangular grouping (Idrus, dkk., 2007).
Pada Gambar 2.14 memperlihatkan bahwa titik 1, 2, dan 3
merupakan penentu besarnya cadangan, jika pembobotan pada titik-titik
tersebut sama untuk setiap perhitungan blok (titik 1 akan dipakai
sebanyak enam kali). Apabila harga titik-titik 1, 2, dan 3 tersebut besar
maka hasil perhitungan akan terlalu besar (over estimate), atau
sebaliknya, terlalu kecil (under estimate).
Volume blok dihitung dengan mengalikan luas penampang prisma
terpancung dengan ketebalan rata-rata blok yaitu :
(14)
Keterangan :
V = volume
L = luas penampang prisma terpancung
t1 = ketebalan bor 1
t2 = ketebalan bor 2
t3 = ketebalan bor 3
Untuk kadar rata-rata blok dihitung dengan rumus:
(15)
Keterangan :
g = kadar rata-rata blok
g1 = kadar bor 1
g2 = kadar bor 2
g3 = kadar bor 3
t1 = ketebalan bor 1
t2 = ketebalan bor 2
t3 = ketebalan bor 3
22
23
24
𝞴2 = 0,176 𝞴3 = 0,109 𝞴5 = 0,056 𝞴6 = 0,117
= (0,53 x 0,464 + 0,69 x 0,176 + 0,64 x 0,109 + 0,48 x 0,078 +
0,43 x 0,056 + 0,75 x 0,117) % Cu
= 0,59 % Cu (kadar blok yang diestimasi)
Yang harus diperhatikan pada metode inverse distance :
a) Memperhitungkan adanya hubungan letak ruang (jarak).
b) Merupakan kombinasi linier atau harga rata-rata tertimbang
(weighting average) dari titik-titik data yang ada di sekitarnya.
c) Pada titik data yang terdekat dengan titik yang ditaksir akan
memberikan bobot yang lebih besar daripada titik data yang lebih
jauh.
d) Efek penghalusan (pemerataan) dilakukan dengan faktor pangkat.
e) Pada pangkat yang sangat besar akan menghasilkan pendekatan
metode poligon.
f) Pangkat semakin besar maka bobot (pengaruh) dari titik terdekat
semakin besar pula.
2.4.2 Metode Geostatistik
Geostatistik adalah metode statistik yang digunakan untuk melihat
hubungan antar variabel yang diukur pada titik tertentu dengan variabel
yang sama diukur pada titik dengan jarak tertentu dari titik pertama (data
spasial) dan digunakan untuk mengestimasi parameter di tempat yang tidak
diketahui datanya (Oliver dan Carol, 2005).
Setelah tubuh bijih ditemukan, perlu dilakukan evaluasi mengenai
kuantitas dan kualitas dari tubuh bijih tersebut. Untuk mengetahui kuantitas
atau besar sumberdaya perlu dilakukan perhitungan sumberdaya atau
cadangan, dan untuk mengetahui kualitas sumber daya atau cadangan, perlu
dilakukan analisis laboratorium (analisis kimia) guna mengetahui kadarnya.
Kedua informasi tersebut sangat penting dan sifatnya saling melengkapi
untuk mengetahui besarnya dan kadar dari tubuh bijih.
25
26
dalam cebakan mineral yang mempunyai kemungkinan sama untuk
dipilih. Hadirnya kemungkinan, zona pengkayaan dan pay shoot pada
mineralisasi akan diabaikan. Pada ilmu kebumian menunjukkan bahwa
dua contoh yang saling berdekatan yang mempunyai nilai yang
menyerupai jika dibandingkan contoh lain yang berjauhan. Sebaliknya,
statistik spasial digunakan apabila nilai contoh merupakan realisasi fungsi
acak. Pada teori ini, nilai contoh merupakan suatu fungsi dari posisi
cebakan, dan posisi relatif contoh dimasukkan dalam pertimbangan.
Kesamaan nilai-nilai contoh yang merupakan fungsi jarak contoh serta
yang saling berhubungan ini merupakan dasar teori statistik spasial
(Alfiana, 2010).
Geostatistik mengaplikasikan ilmu-ilmu statistik untuk
menerangkan fenomena-fenomena ilmu kebumian, terutama pada ilmu
geologi dan pertambangan. Selain itu geostatistik meninjau tentang
heterogenitas (sifat penyebaran, kontinuitas atau menerus) mineralisasi
terhadap pengambilan contoh (Alfiana, 2010).
Fenomena-fenomena perbedaan penyebaran mineralisasi di atas
akan sangat mudah diterangkan dengan (semi) variogram, γ(h), yang
merupakan fungsi jarak (h) dan menyatakan besarnya penyimpangan
sampai sejauh jarak pengaruh (a).
Analisis geostatistik memiliki tiga tahapan utama, yaitu :
1. Analisis statisik klasik
2. Analisis variografi
3. Analisis kriging
A. Parameter Statistik
Parameter-parameter statistik yang dianggap penting untuk dapat
menjelaskan fenomena alam, antara lain : rata-rata, median, modus,
standar deviasi (simpangan baku), variasi, koefisien variasi (CV),
histogram, regresi unit dan multi variat, dan lain-lain. Koefisien variasi
(CV) merupakan perbandingan antara simpangan baku (SD) terhadap rata-
rata hitung. CV digunakan sebagai pendekatan statistik terhadap besaran
variabilitas alami suatu populasi data, dan biasanya juga digunakan
27
sebagai representasi dari kontinuitas berbagai endapan dipandang dari sisi
genesa bahan galiannya seperti Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Koefisien variasi dari berbagai macam endapan bijih
MACAM ENDAPAN BIJIH KOEFISIEN
VARIASI
Emas; kalifornia, USA; placer Tersier
Emas; Loraine, Afrika Selatan; Black Bar
Emas; Norseman, Australia; Princess Royal
Reef *)
Emas; Carlin, USA
Tungsten; Alaska
Emas; Shamva, Rhodesia
Emas; Western Holdings, Afrika Selatan
Uranium; Yeelirrie, Australia
Emas; Mt.Charlotte, Australia **)
Emas; Fimiston, Australia *)
Emas; Vaal Reefs, Afrika Selatan
Seng; Frisco, Meksiko
Emas; Loraine, Afrika Selatan; Basal Reef
Nikel; Kambalda Australia
Tembaga;
Mangan
Timbal; Frisko, Meksiko
Bijih Besi
Bauksit
5,10
2,81
2,22
1,63
1,58
1,56
1,55
1,28
1,19
1,19
1,12
1,02
0,85
0,80
0,74
0,70
0,58
0,57
0,27
0,22
Keterangan :
*) conto bijih dari daerah penambangan
**) conto dari pemboran inti
Koefisien Variasi (CV) = SD/mean
CV : 0 – 1,2 = rendah, sederhana
1,5 – 2 = mulai problem
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Yang berarti pada suatu komponen anisotropi murni yang
diperoleh dari variogram arah tegak lurus bidang perlapisan
sehingga diperoleh : √
(23)
C. Kriging
Analisis kriging dilakukan erdasarkan pada data masukan
parameter-parameter variogram yang dipakai.
Kadar taksiran : (24)
Kriging
Σ Wi x σij + μ = σoi (25)
Keterangan :
Wi = koefisien bobot.
σij = stasioner rata-rata.
μ = variansi
Dalam bentuk matriks
[A] . [x] = [B]
Keterangan :
[A] = Matriks kovariansi antar contoh
[x] = Matriks bobot dan μ yang dicari
[B] = Matriks kovariansi antara blok dengan contoh
Variansi Kriging =
(26)
Pembobot (a) dihitung dengan batasan-batasan :
1) Jumlah keseluruhan pembobot sama dengan satu (Σa = 1)
2) Memenuhi persamaan matriks : [a] = [A]-1 = [B]
Dengan [A] merupakan matriks variogram titik terhadap titik lain, dan
[B] merupakan matriks variogram titik terhadap blok.
2.5 Klasifikasi dan Katagori Sumber Daya Uranium
Menurut IAEA (2018) endapan uranium tipe vein memikili tiga klasifikasi
sumberdaya uranium yang digunakan untuk mencerminkan tingkat kepercayaan
yang berbeda dalam sumber daya yang dilaporkan Gambar 2.27, antara lain:
37
38
Gambar 2.28 Klasifikasi Uranium menurut NEA - IAEA (IAEA, 2018)
Menurut Komite Cadangan Mineral Indonesia (2017), sumberdaya mineral
dapat dikategorikan sebagai berikut, yaitu :
1. Sumberdaya Mineral Tereka, merupakan kategori sumberdaya mineral dimana
kuantitas dan kualitas kadarnya diestimasi berdasarkan bukti-bukti geologi dan
pengambilan contoh yang terbatas. Kategori Tereka dimaksudkan untuk
mencakup situasi, dimana konsentrasi dan keterjadian mineral dapat
diidentifikasi, dan pengukuran serta percontohan terbatas telah diselesaikan.
Akan tetapi data yang diperoleh belum cukup untuk melakukan intepretasi
kemenerusan geologi dan kadarnya secara meyakinkan. Pada umumnya,
sebagian besar sumberdaya mineral tereka dapat diharapkan untuk ditingkatkan
menjadi sumberdaya tertunjuk sejalan dengan berlanjutnya eksplorasi. Tetapi,
karena ketidakpastian dari sumberdaya mineral tereka, peningkatan kategori
sumberdaya tidak selalu akan terjadi.
2. Sumberdaya Mineral Tertunjuk, merupakan kategori sumberdaya mineral
dimana kuantitas, kadar atau kualitas, kerapatan, bentuk, dan karakteristik
fisiknya dapat diestimasi dengan tingkat keyakinan yang cukup untuk
memungkinkan penerapan faktor-faktor pengubah secara memadai untuk
mendukung perencanaan tambang dan evaluasi kelayakan ekonomi cebakan
tersebut. Sumberdaya Mineral Tertunjuk memiliki tingkat keyakinan yang
lebih rendah penerapannya dibandingkan dengan Sumberdaya Mineral
Terukur, tetapi memiliki tingkat keyakinan yang lebih tinggi penerapannya
dibandingkan dengan Sumberdaya Mineral Tereka.
3. Sumberdaya Mineral Terukur, merupakan kategori sumberdaya Mineral
dimana ketika sifat alamiah, kualitas, jumlah dan distribusi datanya sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan keraguan, yang menurut opini CPI yang
menetapkan Sumberdaya Mineralnya, bahwa tonase dan kadar dari
mineralisasinya dapat diestimasikan dengan tingkat ketelitian tinggi, dan
39
40
40
BAB III
METODE PENILITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus 2018 sampai dengan bulan
Januari 2019, yang meliputi :
1. Penelitian lapangan pada sektor Lembah Hitam, Kalan, Kalimantan Barat. (13 –
31 Agustus 2018)
2. Pengolahan dan analisis data log bor serta hasil penelitian lapangan yang
berlokasi di Pusat Tenaga Bahan Galian Nuklir BATAN, Lebak Bulus. (2
September – 27 Januari 2019)
Sektor Lembah Hitam termasuk dalam jalur Pegunungan Schwaner dan
merupakan bagian atas dari Stratigrafi Cekungan Kalan. Secara administratif sektor
ini merupakan bagian dari Kecamatan Ella Illir, Kabupaten Melawi, Kalimantan
Barat.
3.2 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian terdiri dari:
1. Studi Literatur
Mempelajari litertur terkait geologi uranium dan laporan-laporan penelitian
terdahulu di sektor-sektor dalam cekungan Kalan dan sekitarnya serta
mempelajari referensi terkait metode Kriging dan Inverse Distance.
2. Pengumpulan Data
Melakukan pengambilan dan pemilahan data yang dibutuhkan, yaitu meliputi:
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini:
a) Peta topografi dan peta geologi daerah cekungan Kalan dan sekitarnya,
peta dan penampang geologi sektor Lembah Hitam.
b) Log bor eksplorasi dari Sektor Lembah Hitam.
41
3. Konfirmasi Lapangan
Konfirmasi lapangan dilakukan untuk mengamati secara langsung kondisi
geologi dan mineralisasi uranium di lokasi penelitian. Konfirmasi ini berguna
untuk memudahkan pada proses pemodelan geologi uranium pada sektor
Lembah Hitam (korelasi, dll). Sekaligus merupakan validasi data sebelum
dilakukan pengolahan, yaitu melalui observasi dan pengukuran outcrop yang
dilakukan pada permukaan yang merupakan ekstensi dari bidang mineralisasi
bawah permukaan.
4. Pengolahan Data
Tahapan melakukan pengolahan data yang terlah terkumpul dan menganalisis
serta melakukan input pada Ms. Excel untuk kemudian digunakan sebagai
Data Base yang akan dilakukan analisis pada Surpac 6.3.
5. Analisis Data
Melakukan perhitungan geostatistik untuk estimasi uranium sektor Lembah
Hitam, Kalan, Kalimantan Barat.
6. Kesimpulan
Pengambilan kesimpulan dari hasil analisis dan rangkaian penelitian serta
memberikan rekomendasi hasil penelitian.
42
43
3.3 Teknik Pengolahan Data
3.3.1 Pembuatan Database
Pada tahapan awal penelitian tugas akhir ini dilakukan penelitian dengan
cara pembacaan pada logging bor yang kemudian menjadi dasarr dalam
pembuatan database yang meliputi collar, assay, survey dan geologi yang
dilakukan dengan menggunakan microsoft excel dan kemudian disimpan
dalam format file (.csv. comma delimited). Untuk database collar dapat
dilihat pada Tabel 3.1 dan tabel assay, survey dan geologi dapat dilihat pada
lampiran A.
3.3.2 Pemodelan Geologi
Pada penelitian ini database yang telah diperoleh dari hasil eksplorasi di
input kedalam software Surpac 6.3 dan digunakan sebagai basis dalam
pembuatan model geologi yang akan menggambarkan penyebaran uranium
dan presentase kadarnya. Data yang dibutuhkan dalam pemodelan sumber
daya uranium, yaitu :
1. Collar, data yang memberi informasi dari koordinat lubang bor (x,y,z) dan
kedalaman maksimal dari lubang bor tersebut.
2. Assay, data yang memberi informasi nilai kadar pada setiap lubang bor
dengan jarak tertentu.
3. Survey, data yang memberi informasi azimuth, kemiringan, dan inklinasi
setiap kedalaman pengeboran.
4. Geologi, data yang memberi informasi jenis batuan pada kedalaman
tertentu lubang bor.
Bedasarkan database diatas, langkah yang dilakukan adalah pembuatan
string pada setiap orebody atau Bidang Mineralisasi (BM) dari lubang bor dan
dilanjutkan dengan pembuatan penampang orebody atau Bidang Mineralisasi
(BM). Metode yang digunakan pada proses ini adalah dengan menggunakan
cross-section dengan interval jarak atau searching radius sejauh 25 m, metode
44
digunakan untuk mencari korelasi setiap lubang bor dengan lubang bor
lainnya yg tercangkup dengan interval tersebut.
3.3.3 Pengolahan Data Secara Statistik
Pada tahapan ini pemodelan geologi yang telah dibuat dilakukan validasi
data kadar dari Bidang Mineralisasi dan pembuatan domain untuk dapat
diolah secara statistik dasar. Dari statistik dasar ini didapat jumlah sample,
mean, median, koefisien variasi, nilai minimum dan maksimum, standar
deviasi, histogram (kurva sebaran data) yang kemudian digunakan untuk
mencari nilai topcut, guna menyaring data agar tidak terjadi over estimasi.
3.3.4 Pembuatan Block Model
Pembuatan Block Model sangat mempengaruhi estimasi karena orebody
akan diproyeksikan kedalam bentukan blok - blok yang ideal agar fungsi
estimasi dapat dilakukan. Ukuran blok dalam Block Model sangat
mempengaruhi apakah hasil dari suatu estimasi akan valid atau tidak. Pada
umumnya, semakin kecil blok maka akan semakin baik / teliti hasil
estimasinya. Namun dalam pembuatan Block Model ini, perlu diperhatikan
pula kemampuan perangkat yang kita gunakan karena apabila tidak mampu
mengolah blok dengan ukuran kecil, perangkat akan cenderung menjadi
lambat dan rentan terjadi kesalahan.
3.3.5 Pembuatan Elipsoid
Elipsoid berguna sebagai perbandingan dimensi dari orebody dalam
perhitungan Volume. Oleh karena, bentuk serta ketebalan masing-masing ore
berbeda, maka bentuk elipsoid juga akan berbeda masing-masing orebody.
Elipsoid sendiri mewakili suatu besaran range a atau dalam hal ini ore yang
tersebar dengan maksud untuk menentukan jarak pengaruh masing-masing
arah sehingga dapat ditentukan jarak pengaruh terpanjang (homogen) dan
jarak terpendek (heterogen) pada arah tertentu.
45
3.3.6 Analisis Estimasi Uranium
Pada tahapan penelitian ini dilakukan dua metode estimasi sebagai
pembanding dan dilakukan untuk mendapatkan data estimasi uranium sedekat
mungkin. Adapun metode estimasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :.
1. Ordinary Kriging
Metode ini memanfaatkan nilai spasial pada lokasi tersampel dan
variogram untuk memprediksi nilai pada lokasi lain yang belum atau tidak
tersampel dimana nilai prediksi tersebut tergantung pada kedekatannya
terhadap lokasi tersampel. Metode kriging dilakukan untuk mendapatkan
estimasi terbaik berdasarkan informasi dari endapan mineral yang ada.
Faktor pemberatan dipilih untuk mendapatkan varian dari estimasi yang
minimum. Secara umum metode ini memperhatikan korelasi spasial dan
structural serta korelasi geometris relative antara data estimator dengan
volume berdasarkan relasi antar data serta antara data dengan volume.
2. Inverse Distance
Metode ini mengasumsikan terjadi perubahan data secara gradual di antara
dua data. Penaksiran nilai kadar dari suatu titik menggunakan pembobotan
jarak. Metoda ini membagi daerah yang akan dihitung cadangannya atas
blok-blok yang sama luasnya. Blok umumnya berbentuk bujur sangkar
dengan panjang sisi sekitar 1/2 - 1/3 jarak lubang bor. Cadangan dihitung
dengan menjumlahkan tonase masing-masing blok dan kadar rata-rata
blok diperoleh dengan cara perhitungan kadar dengan pembobotan tonase.
3.4 Populasi dan Sampel
Berdasarkan hasil eksplorasi dan pemboran yang telah dilakukan oleh
BATAN pada sektor Lembah Hitam terdapat 53 lubang bor yang tersebar. Adapun
data pengeboran pada sektor Lembah Hitam dapat dilihat pada Tabel 3.1.
46
47
Adapun dalam pengambilan data juga dilakukan suatu pengecekan ulang
sebagai bentuk validasi atau menguji kadar dari beberapa bidang mineralisasi (BM)
yang dilakukan dengan menggunakan alat Radio-spektrometri R-S untuk
mengetahui radioktivitas dari beberapa Bidang Mineralisasi dengan interval jarak ±
25 sampai 50 meter.
Dari hasil pengukuran validasi dengan menggunakan spektrometri RS
didapat nilai laju cacah (count rate) per satuan waktu (cps, count/second). Dalam
pengecekan ulang di lapangan juga dilakukan pengambilan contoh sampel pada
beberapa titik bedasarkan nilai radiometri pada alat Spektrometri RS.
48
49
50
51
52
53
4.3 Pemodelan Mineralisasi Uranium
4.3.1. Pembuatan Database
Database yang telah diperoleh dari eksplorasi yang dilakukan oleh Batan dan
validasi meliputi collar, assay, survey dan litologi yang dilakukan dengan
menggunakan microsoft excel dan kemudian disimpan dalam format file (.csv.
comma delimited). Database didapatkan dari pembacaan logging bor. Rincian
database dapat dilihat pada lampiran.
4.3.2. Pemodelan Geologi
Pada pembuatan model geologi, digunakan database yang telah dibuat
dimasukan ke dalam software Surpac 6.3 yang akan menggambarkan penyebaran
uranium dan presentase kadarnya. Proses ini meliputi pembuatan mineralisasi yang
terdapat pada setiap lubang bor dan dilanjutkan dengan pembuatan bidang
mineralisasi (BM).
Metode yang digunakan pada pemodelan geologi ini menggunakan cross-
section dengan interval jarak atau searching radius sejauh 25 m. Penetapan besaran
interval jarak karena berdasarkan hasil analisa kemenerusan mineralisasi yang ada
pada singkapan dan kemenerusannya bisa mencapai 25 m serta jenis endapan yang
berupa vein, serta menghindari terjadinya over estimate.
Metode cross-section digunakan untuk mencari korelasi antar lubang bor yg
tercakup dengan interval jarak tersebut. Dari pemodelan geologi mineralisasi pada
sektor Lembah Hitam bedasarkan tingkat kompleksitas dan keterdapatannya, 20
bidang mineralisasi yang dikategorikan bedasarkan level (kedalaman) dari pemodelan
tersebut seperti pada Gambar 4.7.
54
55
56
57
58
Rumus perhitungan topcut sebagai berikut:
…………………. (26)
Hasil perhitungan Top Cut untuk orebody adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Topcut Orebody sektor Lembah Hitam Orebody Nilai Top Cut
Orebody 5 0,0644496
Orebody 9 0,341679
Orebody 10 0,1223626
Orebody 11 0,160235
Orebody 12 0,1305176
Orebody 13 0,2211258
Orebody 14 0,2418107
Orebody 15 0,1992165
Orebody 16 0,0933419
Orebody 17 0,1303895
Orebody 18 0,0610927
Orebody 19 0,5864011
Orebody 20 0,17613
Terdapat perubahan sebaran data dan hasil statistik dasar (mean) dan standar
deviasi setelah dilakukan perhitungan topcut, seperti pada grafik statistik dasar dan
seperti pada Gambar 4.12. Pada penelitian ini Orebody 1,2,3,4,6,7 dan 8 tidak
dilakukan perhitungan topcut dikarenakan variasi kadar 0 dan termasuk dalam bidang
mineralisasi bor CEA yang tidak berasosiasi atau diantara bor BATAN.
59
60
korelasi bijih, pembuatan DTM topografi, dan estimasi sumber daya menggunakan
blok model.
Pembuatan block model sangat memengaruhi estimasi karena orebody atau
bidang mineralisasi diproyeksikan kedalam bentukan block-block yang ideal agar
fungsi estimasi dapat dilakukan. Ukuran block dalam block model sangat
mempengaruhi validasi hasil dari suatu estimasi.
Pada umumnya, semakin kecil ukuran block maka akan semakin akurat hasil
estimasi. Di dalam suatu block model, ada beberapa hal yang harus dianalisa, antara
lain:
1. Nilai x, y, z minimum dan maksimum merupakan dimensi yang meliputi
seluruh jangkauan sebaran dari pemodelan uranium.
2. Ukuran dimensi block model dibuat seminimal mungkin dengan ukuran 2,5 m
x 2,5 m x 2,5 m dan sub-block dengan ukuran 0.25 m x 0,25 m x 0,125 m. Hal
ini bertujuan agar cangkupan area yang akan dihitung akan semakin detail.
3. Nilai densitas batuan (specific gravitation) ditentukan bedasarkan hasil analisa
laboratorium dan pendekatan sampel bijih pada sektor Lemajung tahun 2015
yang relatif sama dikarenakan masih dalam satu rangkaian penerusan
mineralisasi uranium dan posisi sektor Lembah Hitam yang bersebelahan
dengan sektor Lemajung, dengan nilai densitas batuan sebesar (3,69 gr/cm3
)..
Nilai densitas batuan menjadi salah satu parameter penting dalam estimasi
sumberdaya uranium.
4. Nilai volume ditentukan dengan rumus perkalian ( y*x*z) yang merupakan
dimensi orebody secara volume.
5. Nilai tonnes uranium dalam block model dirumuskan dengan nilai:
( )…..(27)
6. Nilai u merupakan angka kalkulasi kadar uranium bedasarkan tabel assay dari
masing-masing orebody atau BM.
61
62
63
64
65
66
67
Maka dengan menggunakan persamaan (19) perhitungan pembobotan jarak
(distance weighting) bedasarkan gambar diatas dapat diketahui bobot orebody 12,
yaitu:
∑
Dengan cara yang sama diperoleh :
Kadar blok yang diestimasi, volume bijih dan tonase bijih dapat dihitung dengan
persamaan (16), (14) dan (27), yaitu:
= (0,3 x 0,103 + 0,185 x 0,34 + 0,271 x 0,097 + 0,24 x 0,667) % U3O8
= 0,5581 % U3O8 (kadar blok yang diestimasi)
Volume Bijih = L x
= 56 m3
Tonase Bijih = V x densitas batuan
= 56 x 3.69 = 206,6 Ton
Pada perhitungan estimasi dengan metode Inverse Distance, Nilai Tonase
U3O8 pada orebody tersebut digunakan rumus sebagai berikut:
….. (28)
Tonase U3O8 = 206,6 x (0,5581 :100) = 3,029 Ton
Berikut adalah salah satu hasil perhitungan nilai ton U3O8 orebody 12:
68
Tabel 4.5 Tabel Perhitungan Ton U3O8 Pada Orebody 12
U3O8 (Interval)
(%)
Volume Bijih (Ton)
Tonase Bijih (Ton)
U3O8 (rata-rata) (%)
Tonase
U3O8 (Ton)
0.01 -> 0.02 212.563 784.356 0.0129 0.101182
0.02 -> 0.03 110.32 407.082 0.026 0.105841
0.03 -> 0.04 20.125 74.261 0.0357 0.026511
0.04 -> 0.05 219.141 808.629 0.0456 0.368735
0.05 -> 0.06 214.32 790.842 0.0536 0.423891
0.06 -> 0.07 59.938 221.169 0.064 0.141548
0.07 -> 0.08 30.719 113.352 0.074 0.08388
0.08 -> 0.09 266.797 984.48 0.085 0.836808
0.09 -> 0.1 40.75 150.367 0.0946 0.142247
0.1 -> 0.11 30.398 112.17 0.1049 0.117666
0.11 -> 0.12 22.883 84.438 0.1144 0.096597
0.12 -> 0.13 26.18 96.603 0.1233 0.119111
0.13 -> 0.14 113.273 417.979 0.1305 0.545463
Grand Total 1367.406 5045.729 0.0616 3.109482
Pada Tabel 4.5 diketahui bahwa perhitungan estimasi sumberdaya uranium
pada orebody atau BM 12 dengan menggunakan Inverse Distance adalah sebesar 3,1
Ton U3O8. Untuk perhitungan orebody lain dapat dilihat pada lampiran B.
4.8 Integrasi Hasil
Pada penelitian ini dilakukan analisis estimasi sumberdaya melalui pendekatan
geostatisik yaitu dengan metode Kriging dan pendekatan konvensional dengan
menggunakan Inverse Distance.
Estimasi menggunakan metode Kriging mengalami hambatan, yaitu tidak
adanya hasil yang dikeluarkan dari perhitungan estimasi. Ada faktor kendala yang
menyebabkan hal ini terjadi, terdapat kekurangan jumlah data pada penelitian ini
yang mengakibatkan parameter minimum yang dibutuhkan dalam perhitungan
dengan metode Kriging tidak terpenuhi, yang berakibat pada tidak ditemukannya
bentuk variogram yang terbaik untuk dijadikan perhitungan dalam estimasi kriging.
Sehingga perhitungan estimasi dengan Kriging tidak dapat dilakukan dan perhitungan
estimasi hanya dilakukan dengan metode Inverse Distance.
69
Beberapa bidang mineralisasi (BM) yang berasal dari bor CEA tidak dapat
disertakan dalam perhitungan, dikarenakan tidak dapat dilakukan nya konversi nilai
radiometri (c/s) menjadi kadar (%) yang diakibatkan oleh ketidak-lengkapan nilai K
faktor pada logging-probe logger yang digunakan CEA. Apabila parameter kadar
tidak diisi, maka software tidak dapat melakukan perhitungan estimasi. Untuk itu
parameter kadar di isi dengan nilai, dalam hal ini adalah nilai 0. Sehingga hasil
perhitungan yang akan diperoleh merupakan nilai minimum. Dengan mengisi
parameter kadar tersebut diperoleh juga tambahan mengenai informasi mengenai
orebody atau BM.
Hasil perhitungan estimasi dengan menggunakan Inverse Distance pada
sektor Lembah Hitam adalah sebesar 72,42 Ton U3O8 dengan kadar rata-rata 0,083
% U3O8, berdasarkan perhitungan pada 13 bidang mineralisasi atau orebody seperti
pada Tabel 4.6 yaitu orebody 5,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18, 19 dan 20. Kondisi
sebaran mineralisasi uranium berdasarkan pembacaaan mineralisasi dari kurva
gamma log bor diketahui tebal mineralisasi uranium yang ada berskala metrik,
dengan ketebalan 0,1 – 5 meter mengisi bidang sekistositas pada batuan metalanau.
Tabel 4.6 Tonase U3O8 Pada Sektor Lembah Hitam
INVERSE DISTANCE
Orebody
Tonase Bijih
(Ton)
Kadar U3O8
(%)
Tonnase U3O8
(Ton)
orebody_5 8755.044 0.0644 5.638248336
orebody_9 4322.23 0.1837 6.435741042
orebody_10 4683.994 0.0968 4.534825821
orebody_11 5992.935 0.0879 5.26483302
orebody_12 5045.729 0.0616 3.109481875
orebody_13 5347.444 0.0784 4.193543944
orebody_14 12832.285 0.0877 14.98704093
orebody_15 9997.168 0.0533 7.105299551
orebody_16 6555.544 0.0475 3.112215396
70
orebody_17 6258.413 0.084 5.257677137
orebody_18 10447.774 0.0381 3.982487473
orebody_19 4214.124 0.1722 7.256004949
orebody_20 2062.393 0.0749 1.543723673
Grand Total 86515.077 0.083709251 72.42112315
Berdasarkan hasil perhitungan estimasi sumberdaya uranium menurut
pedoman KCMI tahun 2017, sumberdaya uranium sektor lembah hitam termasuk
kedalam katagori sumberdaya tereka, serta memiliki kadar rendah. Sedangkan
menurut sistem klasifikasi IAEA tahun 2018 sumberdaya uranium sektor Lembah
Hitam termasuk kedalam klasifikasi Inferred Recources, sumberdaya uranium sektor
Lembah Hitam sendiri menjadi penunjang atau additional sumberdaya uranium
sektor Remaja. Hal ini dikarenakan lokasi nya yang menerus dan merupakan ekstensi
geologis secara langsung yang dieksplorasi, dan deposit yang belum ditemukan tetapi
diyakini ada di sepanjang area geologi yang telah ditentukan serta terletak pada
bagian barat dari sektor Remaja yang memiliki karakteristik batuan pembawa
mineralisasi uranium yang sama. Oleh karena itu sumberdaya uranium sektor
Lembah Hitam termasuk kedalam “Identified Resources”
Mengenai keterkaitan klasifikasi keberadaan sumberdaya dengan tingkat
kepercayaan terdapat cost recovery dalam nilai ekonomis dalam pengembangan yang
menggabungkan keduanya. Akan tetapi cost recovery sektor Remaja sebagai sektor
yang ditunjang tidak diketahui, sehingga dengan asumsi bedasarkan sistem pedoman
IAEA melalui “Uranium Resources, Production and Demand” tahun 2018
sumberdaya dengan klasifikasi Inferred Recources diketahui cost recovery sebesar $
80/kg U. Asumsi menggunakan nilai cost recovery tersebut bertujuan agar nilai
ekonomi dari sumberdaya uranium pada sektor Lembah Hitam sebagai penunjang
sektor Remaja lebih konservatif dan kerugian yang diharapkan dari penambangan dan
pemrosesan bijih dapat dikurangi.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam pembuatan database nilai kadar bor CEA di isi dengan 0 dikarenakan
tidak dapat dilakukan nya konversi nilai radiometri (c/s) menjadi kadar (%) yang
diakibatkan ketidak-lengkapan nilai K faktor pada logging-probe logger yang
digunakan CEA. Apabila kadar tidak di isi, maka software tidak dapat melakukan
perhitungan estimasi. Untuk itu dengan mengisi nilai 0 akan menghasilkan informasi
dalam pemodelan sumberdaya uranium.
Model mineralisasi uranium pada sektor Lembah Hitam bedasarkan tingkat
kompleksitas dan keterdapatannya, diperoleh sebanyak 20 bidang mineralisasi atau
orebody yang dikategorikan berdasarkan level (kedalaman) yang memiliki arah dan
kemiringan N 280˚ E / 70˚ dengan ketebalan 0,1 – 5 meter mengisi bidang
sekistositas pada batuan metalanau. Akibat tidak diketahuinya K faktor data bor CEA
maka dari 20 bidang mineralisasi hanya 13 bidang yang dapat dilakukan estimasi.
Penelitian ini metode Kriging mengalami hambatan, yaitu tidak adanya hasil
yang keluar dari perhitungan estimasi. Ada faktor kendala yang menyebabkan hal ini
terjadi, terdapat kekurangan jumlah data pada penelitian ini yang mengakibatkan
parameter minimum yang dibutuhkan dalam perhitungan dengan metode Kriging
tidak terpenuhi, yang berakibat pada tidak ditemukannya bentuk variogram yang
terbaik untuk dijadikan perhitungan dalam estimasi kriging.
Berdasarkan perhitungan estimasi pada 13 bidang mineralisasi, maka
sumberdaya uranium yang diperoleh merupakan nilai estimasi minimum. Jumlah dan
klasifikasi perhitungan suberdaya uranium dengan metode Inverse Distance sebesar
72,42 Ton U3O8 dengan kadar rata-rata 0,083 % U3O8. Berdasarkan hasil
perhitungan estimasi sumberdaya uranium menurut pedoman KCMI tahun 2017,
sumberdaya uranium sektor lembah hitam termasuk kedalam katagori sumberdaya
72
terukur, serta memiliki kadar rendah. Sedangkan menurut sistem klasifikasi IAEA
sumberdaya uranium sektor Lembah Hitam termasuk kedalam klasifikasi Inferred
Recources katagori.
5.2 Saran
Untuk pemboran evaluasi yang akan datang, pada setiap laporan pemboran
mineral radioaktif, sebaiknya dicantumkan nilai K faktor sehingga dapat diakukan
konversi dari radiometri (c/s) menjadi kadar (%) dari alat logger yang digunakan.
Sebaiknya dilakukan pemboran ulang baik pemboran evaluasi atau pemboran
eksplorasi lanjut, dikarenakan dari 53 bor hanya 8 lubang bor yang memiliki data
yang lengkap sehingga menghasilkan nilai minimum dalam estimasi sumberdaya.
73
73
DAFTAR PUSTAKA
Alfiana, N.A. 2010. Metode Ordinary Kriging pada Geostatistika. Universitas Negeri
Yogyakarta. Jogjakarta.
BATAN-CEA. 1977. "Prospect to Develop Uranium Deposits in Kalimantan"
Volume I, "Introduction General Reconnaissance" Volume II. Jakarta. Tidak
dipublikasikan.
Dahlkamp, Franz J. 2009. Uranium Deposits of the World: Asia. Germany.
GEMCOM SURPAC, “Geological Database”, Gemcom Software International Inc.,
Vancouver, 2012.
IAEA. 2009. World Distribution of Uranium Deposits (UDEPO) with Uranium
Deposit Classification. Vienna, Austria.
IAEA-NEA. 2018. Uranium Resources, Production and Demand. OECD: France.
Idrus, Arifudin., Titisari, A.D., Warmada, I Wayan dan Setijadji, L.D. 2007.
EKSPLORASI SUMBERDAYA MINERAL. Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
KCMI. 2017. Kode KCMI. Jakarta: Komite IAGI – PERHAPI.
Muhammad, A.G dan Soetopo, Bambang. 2016. Uranium Resources Modeling and
Estimation In Lembah Hitam Sector, Kalan, West Kalimantan. Eksplorium
Vol.37, No.1, Hlm.1-12.
Pieter, P. E dan Supriatna, S. 1990. Peta Geologi Daerah Kalimantan Barat, Tengah,
dan Timur. P3G Departemen Energi dan Sumber daya Mineral bekerjasama
dengan BMR Australia.
Schabenberger, Oliver dan Gotway, A. Carol. 2005. Statistical Methods for Spatial
Data Analysis. Taylor and Francis Group, LLC. Amerika.
Syaeful, Heri., Suharji dan Sumaryanto, Agus. 2014. Pemodelan Geologi dan
Estimasi Sumberdaya Uranium di Sektor Lemajung, Kalan, Kalimantan Barat.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir. Hlm. 329-342.
Tafsir Ilmi. 2010. Penciptaan Bumi Dalam Perspektif Al - Quran dan Sains. Jakarta.
74
74
Tjokrokardono, Soeprapto., Soetopo, Bambang., Subiantoro, Lilik dan Setiawan,
Kurnia. 2005. Geologi dan Mineralisasi Uranium Kalan, Kalimantan Barat :
Model Termostratigrafi Mineralisasi Uranium. Kumpulan Laporan Hasil
Penelitian. Hlm 27-52.
T. Sembel, Dantje. 2015. Toksikologi Lingkungan. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Usman, D.N. 2004. Perhitungan Cadangan dan Geostatistik. Diklat Perencanaan
Tambang Terbuka. Unisba , Bandung 30 Agustus – 06 September.
Williams, P.R., Johnston, C.R., Almond, C.R., dan Simamora, W. H. 1988. “Late
Cretaceous to Early Teriary Structural Element of West Kalimantan”,
Tectonophysics, 148, 279–297.
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
Lampiran E. Hasil Perhitungan Estimasi Metode Inverse Distance
1. Orebody 5
U (Interval) (%)
Volume (Ton)
Tonase Bijih
(Ton)
U3O8 (rata-rata) (%)
Tonase
U3O8 (Ton)
0.06 -> 0.07 2372.641 8755.044 0.0644 5.638248
Grand Total 2372.641 8755.044 0.0644 5.638248
2. Orebody 9
U (Interval) (%)
Volume (Ton)
Tonase Bijih
(Ton)
U3O8 (rata-rata) (%)
Tonase
U3O8
(Ton)
0.04 -> 0.05 6.758 24.936 0.0444 0.011072
0.05 -> 0.06 11.047 40.763 0.0545 0.022216
0.06 -> 0.07 197.383 728.343 0.0688 0.5011
0.07 -> 0.08 1.977 7.294 0.073 0.005325
0.11 -> 0.12 437.758 1615.326 0.0905 1.46187
0.19 -> 0.2 109.828 405.266 0.118 0.478214
0.34 -> 0.35 219.234 808.975 0.197 1.593681
Grand Total 1171.336 4322.23 0.1489 6.435741
3. Orebody 10
U (Interval) (%)
Volume (Ton)
Tonase Bijih
(Ton)
U3O8 (rata-rata) (%)
Tonase
U3O8
(Ton)
0.05 -> 0.06 392.609 1448.729 0.058 0.840263
0.07 -> 0.08 3.789 13.982 0.079 0.011046
0.09 -> 0.1 1 3.69 0.0979 0.003613
0.1 -> 0.11 86.828 320.396 0.1073 0.343785
111
0.11 -> 0.12 757.117 2793.762 0.1149 3.210033
0.12 -> 0.13 28.031 103.435 0.1219 0.126087
Grand Total 1269.375 4683.994 0.0968 4.534826
4. Orebody 11
U (Interval) (%)
Volume (Ton)
Tonase Bijih
(Ton)
U3O8 (rata-rata) (%)
Tonase
U3O8
(Ton)
0.01 -> 0.02 242.5 894.825 0.0136 0.121696
0.02 -> 0.03 63.023 232.556 0.0236 0.054883
0.03 -> 0.04 32.344 119.348 0.0358 0.042727
0.04 -> 0.05 55.82 205.977 0.0451 0.092896
0.05 -> 0.06 77.367 285.485 0.0554 0.158159
0.06 -> 0.07 84.758 312.756 0.0647 0.202353
0.07 -> 0.08 29.398 108.48 0.0717 0.07778
0.08 -> 0.09 9.859 36.381 0.0841 0.030596
0.09 -> 0.1 104.875 386.989 0.091 0.35216
0.1 -> 0.11 69.555 256.657 0.1065 0.27334
0.11 -> 0.12 373.648 1378.763 0.117 1.613153
0.12 -> 0.13 414.211 1528.438 0.1239 1.893735
0.13 -> 0.14 34.055 125.662 0.1342 0.168638
0.14 -> 0.15 17.063 62.961 0.1439 0.090601
0.15 -> 0.16 0.68 2.508 0.1503 0.00377
Grand Total 1624.102 5992.935 0.0879 5.264833
5. Orebody 12
U (Interval) (%)
Volume (Ton)
Tonase Bijih
(Ton)
U3O8 (rata-rata) (%)
Tonase
U3O8
(Ton)
112
0.01 -> 0.02 212.563 784.356 0.0129 0.101182
0.02 -> 0.03 110.32 407.082 0.026 0.105841
0.03 -> 0.04 20.125 74.261 0.0357 0.026511
0.04 -> 0.05 219.141 808.629 0.0456 0.368735
0.05 -> 0.06 214.32 790.842 0.0536 0.423891
0.06 -> 0.07 59.938 221.169 0.064 0.141548
0.07 -> 0.08 30.719 113.352 0.074 0.08388
0.08 -> 0.09 266.797 984.48 0.085 0.836808
0.09 -> 0.1 40.75 150.367 0.0946 0.142247
0.1 -> 0.11 30.398 112.17 0.1049 0.117666
0.11 -> 0.12 22.883 84.438 0.1144 0.096597
0.12 -> 0.13 26.18 96.603 0.1233 0.119111
0.13 -> 0.14 113.273 417.979 0.1305 0.545463
Grand Total 1367.406 5045.729 0.0616 3.109482
6. Orebody 13
U (Interval) (%)
Volume (Ton)
Tonase Bijih
(Ton)
U3O8 (rata-rata) (%)
Tonase
U3O8
(Ton)
0.02 -> 0.03 88.828 327.776 0.02 0.065555
0.03 -> 0.04 3.992 14.731 0.036 0.005303
0.04 -> 0.05 227.648 840.023 0.0412 0.346089
0.05 -> 0.06 28.898 106.635 0.0563 0.060036
0.06 -> 0.07 362.555 1337.827 0.0632 0.845507
0.07 -> 0.08 101.375 374.074 0.0755 0.282426
0.08 -> 0.09 116.5 429.885 0.0849 0.364972
0.09 -> 0.1 159.148 587.258 0.0948 0.556721
0.1 -> 0.11 125.547 463.268 0.1045 0.484115
0.11 -> 0.12 106.641 393.504 0.1149 0.452136
113
0.12 -> 0.13 72.383 267.093 0.1238 0.330661
0.13 -> 0.14 15.641 57.714 0.1328 0.076644
0.14 -> 0.15 1.133 4.18 0.1471 0.006149
0.22 -> 0.23 38.883 143.478 0.2211 0.31723
Grand Total 1449.172 5347.444 0.0784 4.193544
7. Orebody 14
U (Interval) (%)
Volume (Ton)
Tonase Bijih
(Ton)
U3O8 (rata-rata) (%)
Tonase
U3O8
(Ton)
0.01 -> 0.02 104.453 385.432 0.0184 0.070919
0.02 -> 0.03 859.766 3172.535 0.0261 0.828032
0.03 -> 0.04 1947.898 7187.745 0.0302 2.170699
0.04 -> 0.05 110.359 407.226 0.0446 0.181623
0.05 -> 0.06 30.805 113.669 0.0539 0.061268
0.06 -> 0.07 93.672 345.649 0.0667 0.230548
0.07 -> 0.08 17.953 66.247 0.072 0.047698
0.08 -> 0.09 14.039 51.804 0.0873 0.045225
0.09 -> 0.1 30.43 112.286 0.0941 0.105661
0.1 -> 0.11 26.852 99.082 0.1049 0.103937
0.11 -> 0.12 21.594 79.681 0.1147 0.091394
0.12 -> 0.13 31.984 118.022 0.1243 0.146701
0.13 -> 0.14 22.164 81.785 0.1351 0.110492
0.14 -> 0.15 19.727 72.791 0.1455 0.105911
0.15 -> 0.16 15.609 57.599 0.1522 0.087666
0.16 -> 0.17 24.063 88.791 0.1664 0.147748
0.17 -> 0.18 28.188 104.012 0.1736 0.180565
0.18 -> 0.19 41.023 151.376 0.1849 0.279894
0.19 -> 0.2 62.016 228.838 0.1954 0.447149
114
0.2 -> 0.21 139.688 515.447 0.2042 1.052543
0.21 -> 0.22 118.156 435.997 0.2141 0.93347
0.22 -> 0.23 119.375 440.494 0.2248 0.990231
0.23 -> 0.24 640.781 2364.483 0.2355 5.568357
0.24 -> 0.25 112 413.28 0.2418 0.999311
Grand Total 4632.594 12832.285 0.0877 14.98704
8. Orebody 15
U (Interval) (%)
Volume (Ton)
Tonase Bijih
(Ton)
U3O8 (rata-rata) (%)
Tonase
U3O8
(Ton)
0.01 -> 0.02 755.109 2786.354 0.0171 0.476467
0.02 -> 0.03 107.172 395.464 0.0239 0.094516
0.03 -> 0.04 35.516 131.053 0.0351 0.046
0.04 -> 0.05 468.523 1728.851 0.0455 0.786627
0.05 -> 0.06 158.781 585.903 0.0577 0.338066
0.06 -> 0.07 1881 6940.89 0.0645 4.476874
0.07 -> 0.08 100.711 371.623 0.0729 0.270913
0.08 -> 0.09 15.867 58.55 0.0822 0.048128
0.1 -> 0.11 1.016 3.748 0.1057 0.003962
0.16 -> 0.17 18.18 67.083 0.1663 0.111559
0.17 -> 0.18 29 107.01 0.1752 0.187482
0.18 -> 0.19 25.734 94.96 0.1847 0.175391
0.19 -> 0.2 12.477 46.039 0.194 0.089316
Grand Total 3609.086 9997.168 0.0533 7.1053
115
9. Orebody 16
U (Interval) (%)
Volume (Ton)
Tonase Bijih
(Ton)
U3O8 (rata-rata) (%)
Tonase
U3O8
(Ton)
0.02 -> 0.03 152.641 563.244 0.0291 0.163904
0.03 -> 0.04 359.945 1328.198 0.0334 0.443618
0.04 -> 0.05 859.414 3171.238 0.0449 1.423886
0.05 -> 0.06 213.594 788.161 0.054 0.425607
0.06 -> 0.07 1.109 4.094 0.0664 0.002718
0.07 -> 0.08 0.57 2.104 0.0786 0.001654
0.08 -> 0.09 2.703 9.975 0.0845 0.008429
Grand Total 1776.57 6555.544 0.0475 3.112215
10. Orebody 17
U (Interval) (%)
Volume (Ton)
Tonase Bijih
(Ton)
U3O8 (rata-rata) (%)
Tonase
U3O8
(Ton)
0.02 -> 0.03 179.32 661.692 0.0223 0.147557
0.03 -> 0.04 36.609 135.089 0.0363 0.049037
0.04 -> 0.05 249.656 921.232 0.0442 0.407185
0.05 -> 0.06 78.219 288.627 0.056 0.161631
0.06 -> 0.07 79.625 293.816 0.0662 0.194506
0.07 -> 0.08 75.656 279.172 0.0746 0.208262
0.08 -> 0.09 60.828 224.456 0.085 0.190788
0.09 -> 0.1 121.938 449.949 0.0983 0.4423
0.1 -> 0.11 324.711 1198.183 0.1015 1.216156
0.11 -> 0.12 163.086 601.787 0.1158 0.696869
0.12 -> 0.13 167.313 617.383 0.126 0.777903
116
0.13 -> 0.14 159.086 587.027 0.1304 0.765483
Grand Total 1696.047 6258.413 0.084 5.257677
11. Orebody 18
U (Interval) (%)
Volume (Ton)
Tonase Bijih
(Ton)
U3O8 (rata-rata) (%)
Tonase
U3O8
(Ton)
0.03 -> 0.04 2441.547 9009.308 0.0359 3.234342
0.04 -> 0.05 176.531 651.4 0.0427 0.278148
0.05 -> 0.06 39.383 145.323 0.0536 0.077893
0.06 -> 0.07 173.914 641.743 0.0611 0.392105
Grand Total 2831.375 10447.77 0.0381 3.982487
12. Orebody 19
U (Interval) (%)
Volume (Ton)
Tonase Bijih
(Ton)
U3O8 (rata-rata) (%)
Tonase
U3O8
(Ton)
0.02 -> 0.03 89.719 331.062 0.025 0.082766
0.03 -> 0.04 15.227 56.186 0.0364 0.020452
0.04 -> 0.05 126.859 468.111 0.0445 0.208309
0.05 -> 0.06 82.398 304.05 0.0572 0.173917
0.06 -> 0.07 118.773 438.274 0.0622 0.272606
0.07 -> 0.08 29.75 109.778 0.0732 0.080357
0.08 -> 0.09 8.75 32.288 0.0867 0.027994
0.09 -> 0.1 70.25 259.222 0.091 0.235892
0.11 -> 0.12 0.242 0.894 0.115 0.001028
0.12 -> 0.13 1.914 7.063 0.1267 0.008949
0.13 -> 0.14 87.555 323.077 0.1375 0.444231
117
0.14 -> 0.15 88.172 325.354 0.1432 0.465907
0.16 -> 0.17 0.242 0.894 0.1662 0.001486
0.19 -> 0.2 4.43 16.346 0.1946 0.031809
0.2 -> 0.21 68.773 253.774 0.2093 0.531149
0.21 -> 0.22 119.695 441.676 0.2137 0.943862
0.22 -> 0.23 4.328 15.971 0.2259 0.036078
0.23 -> 0.24 2.523 9.311 0.2361 0.021983
0.24 -> 0.25 0.164 0.605 0.24 0.001452
0.26 -> 0.27 0.742 2.739 0.2658 0.00728
0.27 -> 0.28 9.898 36.525 0.2728 0.09964
0.28 -> 0.29 2.555 9.427 0.2841 0.026782
0.3 -> 0.31 2.531 9.34 0.3067 0.028646
0.31 -> 0.32 0.789 2.912 0.3143 0.009152
0.32 -> 0.33 2.148 7.928 0.3282 0.02602
0.33 -> 0.34 5.086 18.767 0.3357 0.063001
0.34 -> 0.35 5.477 20.209 0.3473 0.070186
0.35 -> 0.36 4.602 16.98 0.3534 0.060007
0.36 -> 0.37 5.891 21.736 0.3646 0.079249
0.38 -> 0.39 3.641 13.434 0.3847 0.051681
0.39 -> 0.4 14.781 54.543 0.397 0.216536
0.4 -> 0.41 11.797 43.53 0.4072 0.177254
0.41 -> 0.42 15.523 57.281 0.416 0.238289
0.42 -> 0.43 18.367 67.775 0.4258 0.288586
0.43 -> 0.44 13.258 48.921 0.4349 0.212757
0.44 -> 0.45 20.617 76.077 0.4458 0.339151
0.45 -> 0.46 12.695 46.846 0.4542 0.212775
0.46 -> 0.47 11.109 40.994 0.4661 0.191073
0.47 -> 0.48 8.156 30.097 0.4743 0.14275
0.48 -> 0.49 1.305 4.814 0.4804 0.023126
0.49 -> 0.5 2.477 9.139 0.4955 0.045284
118
0.58 -> 0.59 48.828 180.176 0.5864 1.056552
Grand Total 1142.039 4214.124 0.1722 7.256005
13. Orebody 20
U (Interval) (%)
Volume (Ton)
Tonase Bijih
(Ton)
U3O8 (rata-rata) (%)
Tonase
U3O8
(Ton)
0.02 -> 0.03 83.82 309.297 0.029 0.089696
0.03 -> 0.04 24.609 90.809 0.037 0.033599
0.04 -> 0.05 74.773 275.914 0.0415 0.114504
0.05 -> 0.06 39.258 144.861 0.0545 0.078949
0.06 -> 0.07 62.82 231.807 0.068 0.157629
0.08 -> 0.09 126.961 468.486 0.082 0.384159
0.09 -> 0.1 21.844 80.603 0.0946 0.07625
0.1 -> 0.11 33.922 125.172 0.1081 0.135311
0.11 -> 0.12 20.383 75.213 0.1146 0.086194
0.12 -> 0.13 22.555 83.227 0.129 0.107363
0.13 -> 0.14 7.297 26.925 0.1372 0.036941
0.16 -> 0.17 40.672 150.079 0.162 0.243128
Grand Total 558.914 2062.393 0.0749 1.543724
119