I. PENDAHULUAN, KESELAMATAN DAN BERTAHAN HIDUP
1. Petunjuk Keselamatan
Penyelamatan jiwa manusia dilaut merupakan suatu pengetahuan praktis pelaut yang
menyangkut bagaimana cara menyelamatkan diri maupun orang lain dalam keadaan
darurat dilaut akibat kecelakaan kapal seperti :
Terbakar
Tubrukan
Kandas
Bocor
Tenggelam
Bahaya tersebut diatas dapat setiap saat menimpa para pelaut yang sedang berlayar atau
orang-orang yang sedang berlayar. Didalam pross penyelamatan ini, baik para penolong
maupun yang ditolong harus memahami :
Cara bagaimana menggunakan alat-alat penolong yang ada dikapal dan tehnik
pelaksanaannya
Persiapan-persiapan dan tindakan – tindakan yang harus diambil sebelum dan
sesudah terjun dari kapal kelaut.
Tindakan – tindakan pada waktu naik sekoci/ rakit penolong.
Semua tindakan ini dimaksudkan agar setiap orang dalam keadaan bahaya/ darurat dapat :
Menolong dirinya sendiri maupun orang lain secara cepat dan tepat, baik waktu
terjun kelaut ataupun waktu bertahan/terapung dilaut.
Menolong orang lain pada waktu naik ke sekoci atau rakit penolong sebelum
pertolongan datang.
Penyelamatan jiwa manusia menyangkut berbagai aspek, antara lain yang utama adalah
kewajiban dan tanggung jawab memberi pertolongan kepada orang – orang yang berada
dalam keadaan bahaya. Sebagai dasar dari tanggungjawab itu adalah konvensi International
yang telah diberlakukan di Indonesia mengenai keselamatan jiwa manusia dilaut 1974
(SOLAS ’74) Bab V peraturan 10, tentang Berita – berita bahaya, Kewajiban dan Prosedur.
1
2. Keadaan darurat
Keadaan darurat ditinjau dari faktor penyebabnya :
1) Faktor alam
2) Faktor manusia
3) Faktor tehnis
Tindakan – tindakan untuk pencegahan terjadinya keadaan darurat antara lain :
a. Badan kapal dan mesin harus kuat dan memenuhi syarat.
b. Peralatan dan perlengkapan harus yang baik dan dipelihara sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan.
c. Berita cuaca harus dipantau dengan baik setiap saat.
d. Anak buah kapal harus mempunyai kemampuan fisik dan mental yang kuat, terdidik
dan trampil dalam menjalankan tugasnya.
e. Anak buah kapal harus memiliki disiplin yang tinggi dan mampu bekerjasama antar
mereka, sehingga dapat menangani keadaan dengan cepat dan tepat.
2.1. Isyarat darurat
Kebakaran dan keadaan
darurat
Bunyi lonceng kapal dan bunyi alarm terus menerus
untuk jangka waktu 10 menit
Meninggalkan kapal 7 tiup pendek dan satu tiupan panjang dari suling
kapal serta signal yang sama pada bel alarm dan
bunyi alarm terus menerus
Orang jatuh kelaut Berteriak dan katakan orang jatuh kelaut….. orang
jatuh kelaut , kearah anjungan.
Pembatalan Dari situasi keadaan darurat 3 tiup pendek pada
suling kapal dan 3 bunyi pendek pada alarm umum.
2
2.2. Instruksi bagi anak buah kapal dalam menghadapi keadaan darurat
Suatu organisasi keadaan darurat harus disusun untuk operasi keadaan darurat.
Maksud dan tujuan organisasi bagi setiap situasi adalah untuk :
Menghidupkan tanda bahaya.
Menemukan dan menaksir besarnya kejadian serta kemungkinan
bahayanya.
Mengorganisasi tenaga dan peralatan untuk menanggulangi keadaan
darurat.
3. Prinsip Bertahan Hidup Dilaut
Untuk dapat bertahan hidup dilaut maka perlu dilakukan hal berikut :
Berusaha untuk tetap hangat , jika mungin untuk tetap kerig
Jangan berenang kecuali sangat diperlukan
Gunakan peralatan survival yang anda temukan
Jangan makan/ minum bahan – bahan yang mengandung alkohol
Jangan minum Urine atau air laut karena akan menambah kebutuhan air
Untuk mencapai suatu keberhasilan yang maksimal didalam proses penyelamatan dilaut,
selain diperlukan peraturan – peraturan seperti yang telahdisebutkan diatas, juga
diperlukan kesiapsiagaan personil maupun para awak kapal yang dalam keadaan bahaya/
darurat, serta perlengkapan dan alat – alat penolong diatas kapal. Menyangup
kesiapsiagaan para awak kapal, Konvensi International STCW ’78 di dalam resolusi No. 19,
telah memberikan rekomendasi mengenai porsi latihan bagi para pelaut dalam tehnik
penyelamatan manusia di laut. Resolusi tersebut mengharuskan semua pelaut untuk
memahami bahwa sebelum ditempatkan diatas kapal harus diberi latihan ang sungguh –
sungguh mengenai tehnik penyelamatan manusia dilaut. Apabila personil maupun awak
kapal yang berada diatas kapal mendengar alarm meninggalkan kapal dibunyikan, maka
semua orang harus mengetahui tindakan – tindakan yang harus dilakukan, Meliputi :
Kapan mereka dipanggil untuk berkumpul di stasiun pesawat luput maut
Kapan perlunya meninggalkan kapal
3
Kapan harus berada diatas kapal
Kapan harus berada diatas air
Kapan personil dan awak kapal naik keatas sekoci atau pesawat luput maut
Penyelamatan diri dilaut akan memerlukan beberapa hari atau mungkin beberapa minggu
dimana kita harus berusaha untuk tetap hidup dalam keadaan darurat. Oleh sebab itu
pengetahuan tentang bahaya utama terhadap penyelamatan diri harus diketahui.
4. Defenisi Pesawat Luput Maut (Survival Craft) Dan Alat Penolong
a. Pesawat luput maut adalah pesawat yang mempunyai kemampuan untuk
mempertahankan orang – orang yang berada dalam keadaan darurat/ bahaya sejak
orang tersebut meninggalkan kapal.
b. Sekoci penyelamat adalah sekoci yang dirancang bangun untuk menyelamatkan orang –
orang dalam keadaan darurat/ bahaya dan untuk memimpin pesawat luput maut.
c. Pakaian cebur (Immersion Suit) adalah pakaian pelindung yang mengurangi hilangnya
panas tubuh dari orang yang menggunakannya di air yang dingin.
d. Alat penolong kembung adalah alat penolong yang terdiri dari rongga – rongga yang
tidak kaku dan diisi dengan gas untuk pengapungannya dan baiasanya dibiarkan tidak
kembung hingga siap untuk digunakan.
e. Sarana pelindung panas adalah kantong yang terbuat dari bahan yang keda air dengan
tingkat penyerapan panas yang rendah yang berfungsi mengurangi hilangnya panas
tubuh dari orang yang mengunakannya.
4
II. EVAKUASI
1. Meninggalkan Kapal
Perintah “meninggalkan kapal atau Abandon Ship adalah suatu perintah nakhoda yang
diambil bilamana keadaan darurat yang terjadi di atas kapal seperti : terbakar, bocor yang
diakibatkan oleh tubrukan yang tidak dapat diatasi dan akhirnya mengancam pelayar di atas
kapal. Perintah meninggalkan kapal merupakan keputusan terakhir yang diambil oleh
seorang Nakhoda. Apabila ada perintah meninggakan kapal maka seluruh awak kapal harus
menuju stasiun pesawat luput maut untuk melaksanakan tugas sesuai sijil meninggalkan
kapal. Bagi para penumpang ikutilah petunjuk petugas :
Berbaris dengan tertib untk naik ke sekoci penolong maupun rakit penolong
Dahulukan :
o Anak – anak
o Perempuan
o Orang tua
2. Persiapan sebelum Meninggalkan Kapal
Tindakan pertama mendengar isyarat tanda bahaya
1. Gunakan seluruh pakaian sebagai pelindung.
Bila anda harus meningggalkan kapa, pakailah seluruh pakaian sebagai pelindung. Pakaian
akan melindungi diri anda dari dinginnya air laut, teriknya sinar matahari dan ikan – ikan
buas dilaut. Pakaian sebagai pelindung akan memperpanjang waktu hidup anda.
INGAT HAL INI
1) Pakailah pakaian hangat sebanyak mungkin.
2) Kenakan baju penolong ( Life jacket) anda.
3) Pergilah segera ketempat berkumpul yang telah ditentukan.
Walaupun anda trampil berenang, kenakan baju berenang anda ataupun pelampung
penolong karena anda mungkin akan terapung dalam waktu lama. Mungkin anda akan tidak
sadarkan diri, keram/ kejang otot, pelampung akan menyelematkan anda.
5
2. Terjun kelaut pakai baju berenang
Bila terpaksa harus terjun kelaut, lakukan sesuai petunjuk berikut ini :
1) Berdiri tegak di sisi kapal, lihat kepermukaan laut. Kemungkinan ada pusaran air laut
atau benda – benda yang menghalangi.
2) Tutup hidung dan mulut dengan sebelah tangan untuk mencegah air masuk ketika
terjun.
3) Pegang life jacket disatu sisi.
Sebaiknya silangkan kedua sisi tangan anda. Life jacket harus ditekan karena ketika
terjun akan terdorong keatas karena tekanan air.
4) Sekali lagi perhatikan/ lihat permukaan laut.
5) Loncat dengan hati tertutup rapat dan lurus, pandangan kedepan.
6) Jangan loncat langsung ke lifeboat atau liferaft, dan ingat jangan terjun lebih dari
ketinggian 4,5 M.
6
3. Cara bertahan hidup dengan menggunakan baju berenang
Tindakan ketika berada di air :
1) Bila telah meloncat dari kapal usahakan terapung dengan posisi telentang
2) Diam terapung sebelum pertolongan datang
3) Bila dekat dengan kapal penolong atau pesawat luput maut, berenanglah dengan
posisi terlentang dan gunakan kedua tangan sebagai pengayh.
4) Ingat harus berhemat energi agar dapat bertahan hidup hingga pertolongan
datang.
5) Energi dalam tubuh diperklukan untuk menjaga panas tubuh. Kematian dapat
terjadi karena hilangnya panas tubuh secara tidak disadari.
6) Upayakan berkelompok apabila berada dalam air.
7
4. Gunakan pelampung penolong/ life buoy
Apabila tidak sempat mengambil baju berenang, gunakanlah pelampung penolong anda.
1) Jangan meloncat kelaut bila tidak perlu.
2) Jangan terjun lebih dari ketinggian 4,5 M
3) Jangan terjun ke dalam sekoci penolong atau rakit penolong.
Bila terpaksa harus terjun kelaut, lakukanlah sesuai sesuai dengan petunjuk berikut ini :
1) Berdiri tegak di sisi kapal, lihat kepermukaan laut. Kemungkinan ada pusaran air
laut atau benda – benda yang menghalangi.
2) Tutup hidung dan mulut dengan sebelah tangan untuk mencegah air masuk ketika
terjun.
3) Lemparkan dahulu pelampung penolong, usahakan jatuhnya pelampung dekat
dengan tempat anda jatuh kelaut.
4) Lompat dengan kaki tertutup rapat dan lurus serta pandangan kedepan.
3. Penguasaan diri dari Kepanikan
Ada tiga faktor terpenting dalam penguasaan diri dari kepanikan, yaitu :
a. Kemauan yang besar untuk tetap hidup scara phychis dapat timbul dari adana
tanggung jawab moral terhadap keluarga ataupun dinas, disamping dorongan dan
semangat pribadi.
b. Jangan lari dari ketakutan tu. Pelajari apa yang menyebabkan ketakutan itu,
setelah jelas ambilah tindakan atau persiapan untuk mengurangi rasa takut
tersebut.
c. Sembahyang atau berdoa adalah cara yang tepat untuk memperkuat mental
pribadi dan jangan malu mengerjakannya.
4. Tugas Jaga ABK terhadap Penumpang
Tugas jaga ABK harus menunjukkan tugas-tugas khusus yang harus dikerjakan oleh Steward
Departemen (koki, pelayanan, dll), meliputi :
a. Memberikan peringatan kepada penumpang
8
b. Memperhatikan apakah mereka telah berpakaian dengan layak dan teah memakai
pakaian berenang dengan benar.
c. Meng-apel penumpang di pos darurat (situasi darurat)
d. Mengawasi gerakan para penumpang dan memberikan petunjuk di gang-gang
atau di tangga.
e. Yakin persediaan selimut telah dibawa ke sekoci penumpang.
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat peluncuran sekoci :
1. Orang yang berada di muka dan di belakang dewi-dewi harus berhat-hati, karena
kemungkinan sekoci meluncur secara mendadak yang dapat membahayakan.
2. Pada saat sekoci meluncur, semnua orang yang berada di sekoci harus berpegang
pada tali monyet (lifi line) dan tidak berpindah tempat. Apabila sebagian lambung
sekoci telah menyentuh air, hemoasan ombak dapat membahayakan orang-orang
yang berada di sekoci, untk itu harus hati-hati.
3. Sewaktu sekoci sedang meluncur kemnungkinan sekoci dengan kapal saling
berbenturan yang dapat mengakibatkan kerusakan pada sekoci, untuk itu
disediakan daprah.
4. Siapkan tangga monyet dan jala-jala yang dipasang kuat.
5. Peralatan untuk menurunkan sekoci hars dalam kondisi baik.
6. Berikan kesempatan pada penumpang untuk naik lebih dahulu
7. Perhatikan aba-aba dari ABK senior.
PERHATIAN : Tidak boleh lebih dari 2 orang berada di sekoci pada saat sekoci diturunkan.
6. Komunikasi dengan kapal lain atau tim SAR
Berhasilnya suatu keadaan darurat diatasi secara tepat dan cepat adaah tergantung
kerjasama antara penolong dan yang ditolong. Kapal lain atau tim SAR diharapkan datang
memberikan pertolongan dengan mencari lokasi kecelakaan. Untuk mempercepat
ditemukannya lokasi kecelakaan diharapkan bantuan yang aktif dari awak kapal dan
penumpang yang mendapat kecelakaan. Untuk ini buatlah tanda-tanda yang dapat
diapungkan di air atau apa saja yang kiranya dapat menarik perhatian kapal lain atau tim
SAR, misalnya menggunakan isyarat kasat mata atau menggunakan cermin semboyan.
9
III. PESAWAT LUPUT MAUT DAN SEKOCI PENYELAMAT
(SURVIVAL CRAFT AND RESQUE BOAT)
Pesawat luput maut terdiri dari :
1. Sekoci penolong (Life boat)
2. Rakit penolong
- Rakit penolong kembung
- Rakit penolong tegar
1. SEKOCI PENOLONG (LIFE BOAT)
1.1. Syarat-syarat
a. Panjang rata-rata sekoci penolong tidak boleh kurang darii 24 kaki atau 7,3 meter.
b. Harus mempunyai stabilitet yang baik di laut terbuka degan penuh muatan serta
cukup lambung bebas.
c. Harus mempunyai tenaga apung yang terpasang tetap, dan tangki-tangkinya tidak
boleh terpengaruh oleh karat atau minyak.
d. Jika dipasang motor maka harus dipasang pelindung masuknya air dari muka.
e. Berat maksimum dengan segala isinya tidak boleh lebih dari 20 long Ton atau
203320 Kg.
f. Sekoci yang bisa mengangkut lebih dari 60 orang tapi kurang dari 100 orang harus
memakai penggerak baling – baling yang digerakkan dengan tenaga mesin.
g. Bangku yang dipasang melintang dan dipinggir harus serendah mungkin.
1.2. Perlengkapan
a. 1 set dayung apung dengan dua cadangan.
b. Dayung kemudi
c. Dua buah kapak, satu pada masing – masing ujungnya.
d. Lampu beserta minyak cukup untuk 12 jam.
e. Dua kotak korek api dengan kemasan anti air.
f. Kompas beserta penerangannya.
g. Tali keselamatan terikat disekeliling luar sekoci.
10
h. Makanan yang disimpan dalam kemasan anti air.
i. Air tawar 3 liter untuk setiap orang.
j. 4 buah cerawat/ parasut signal
k. 6 buah red hand flare/ suar tangan.
l. 2 semboyan asap orange/ smoke signal.
m. Obat – obatan pada kemasan anti air.
n. Senter yang bisa digunakan untuk pengiriman semboyan morse beserta dengan
cadangan batu baterai beserta lampunya.
o. Cermin semboyan siang hari.
p. Pompa tangan.
q. Satu suling semboyan.
r. Satu set pancing kail.
s. Radio jinjing/ lifeboat radio/ EPIRB pada salah satu sekoci.
2. RAKIT PENOLONG
- Rakit penolong kembung ( Inflated)
- Rakit penolong tegar
2.1 Rakit penolong yang dikembangkan (kembung)
a. Persyaratan
Harus mampu bertahan terapung selama 30 hari.
11
Harus mampu dilemparkan dari ketinggian 18 kaki ( ± 5 M).
Dilengkapi dengan sarana pelindung.
Kapasitas minmal 6 orang.
Dilengkapi dengan 4 roket parasut signal, 6 obor tangan, 2 isyarat asap apung.
Terbuat dari karet.
Harus dilengkapi dengan repair kit.
Harus mempunyai stabilitas yang baik ketika terapung dengan isinya setelah
terbuka.
Alasnya harus kedap air dan harus melindungi terhadap dingin.
Harus sanggup dalam keadaan tidak terlindung selama 30 hari terapung dilaut
dalam segala macam cuaca.
Dalam keadaan darurat harus mudah dilepaskan dari kapal.
b. Perlengkapan
Perlengkapan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
o Alat penolong yang berbentuk gelang dan bsa terapung dilengkapi dengan tali
sepanjang 30 meter.
o Kapasitas < 12 orang, dilengkapi satu pisau dan satu ember.
o Kapasitas > 12 orang, dilengkapi dua pisau dan dua ember.
o Dua busa pengisap air lantai/ Sponge
o Dua jangkar apung, satu terikat dan satu cadangan.
o Tiga pembuka kaleng.
o Obat – obatan pada kemasan anti air.
o Alat pembagi air anti karat
12
o Senter tahan air yang dapat dipakai mengirim semboyan morse dengan cadangan
1 set batu senter dan satu lampu.
o Satu cermin semboyan dan 1 sulng semboyan
o 4 parasut merah
o 6 cerawat tangan
o 2 semboyan asap
o Satu set ancing
o Makanan
o Air tawar 1,5 liter untuk setiap orang
o Pil anti mabuk laut 6 buah untuk tiap orang
2.2 Rakit penolong tegar
o Harus sesuai dengan persyaratan rakt pada umumnya
o Dibuat dari bahan tahan api / dilindungi dengan penutup
o Harus terdapat tanda berupa :
- Nama dan pelabuhan pendaftaran kapal
- Nama pembuat
- Nomor seri
- Nama instansi yang mengesahkan
c. SEKOCI PENYELAMAT
Persyaratan :
1. Jumlah minmum sekoci penyelamat pada kapal penumpang :
a. Kapal dengan isi kotor 500 ton lebih, harus membawa paling sedikit satu sekoci
penyelamat pada setiap sisi kapal.
13
b. Kapal dengan isi kotor kurang dari 500 ton, harus membawa paling sedikit satu
sekoci penyelamat.
2. Kapal-kapal barang harus membawa paling sedikit satu sekosi penyelamat untuk
tiap sisi kapal
3. Sekoci penyelamat harus ditempatkan :
a. Sekoci harus ditempatkan dalam keadaan posisi yang layak untuk peluncuran dan
pengangkatan kembali.
b. Harus dalam keadaan terus-menerus siap diluncurkan dalam waktu tidak lebhdar
5 menit.
c. Penataan sekoci penyelamat tidak boleh mernangi pengoperasian pesawat luput
maut lainnya.
Syarat umum penyimpanan sekoci penolong :
1. Tidak saling mengganggu
2. Mudah terlihat
3. Mudah diluncurkan
4. Bisa diluncurkan paling lama 30 menit.
14
IV. ALAT – ALAT PENOLONG PERORANGANPersyaratan alat-alat penolong :
1. Dibuat dari bahan yang tepat oleh orang yang ahli
2. Harus tahan pada suhu -30oC s.d. +65oC
3. Harus diberi waktu yang menyolok
4. Dilengkapi dengan bahan yang dapat memantulkan cahaya
5. Dapat dioperasikan dengan mudah segala kondisi laut
6. Diberi anda masa berlakunya dengan jelas.
Macam-macam alat penolong :
1. Alat-alat penolong perorangan
2. Isyarat-isyarat visual
3. Pesawat luput maut
4. Sekoci penyelamat
5. Alat-alat eluncuran dan embarkasi
6. Alat-alat penolong lain
Alat-alat Penolong Perorangan dan kegunaannya diatas kapal :
1. Pelampung penolong/ Life Bouy
Gunanya untuk mengapungkan orang yang menggunakannya di atas air.
2. Baju berenang/ Life Jacket
Gunanya untuk mengapungkan orang yang menggunakannya di atas air.
3. Pakaian cebur/ Immersion Suit
Gunanya untuk pelindung/ pencegah suhu tubuh agar tidak hilang oleh dinginnya air
laut.
4. Sarana pelindung panas
Gunanya sebagai pelindun tubuh, mengurangi hilangnya panas tubuh.
15
1. Pelampung Penolong (Life Bouy)
Syarat Pelampung Penolong :
a. Diameter luar 800 mm dan diameter dalam 400mm
b. Dibuat dari bahan apung yang menyatu
c. Dapat mengapung 24 jam di air tawar dengan beban bes 14,5 kg
d. Mampu dilemparkan dari ketinggian 30 m
e. Dilengkap tali pegangan Ф 9,5mm dengan panjang tali 4 x Ф luar
f. Dilengkapi dengan lampu yang dapat menyala sendiri
g. Dilengkapi dengan alat pemantul cahaya
h. Tidak boleh rusak leh pengaruh minyak tanah
i. Harus diberikan warna yang mencolok /orang
j. Harus diberi nama kapal dan pelabuhan induk dengan huruf balok
k. Paling sedikit di tiap lambung ada satu pelampung yang dilengkapi dengan tali
penyelamat.
2. Jaket / Rompi Penolong (Life jacket)
o Satu baju berenang untuk tiap orang di atas kapal
o Di kapal penumpang harus ada cadangan 15% dari seluruhnya disimpan di storage
deck.
16
Syarat-syarat :a. Harus dibuat dari bahan yang bak dan dikerjakan dengan sempurna
b. Harus dbuat sedemikan rupa untuk mengurangi kekeliruan memakai atau terbalik
c. Harus mampu mengangkat muka orang dari dalam air dan menahan di atas air
dengan badan teerlentang dakam suatu sudut mirng
d. Harus mampu membalikkan badan dari segala macam posisi ke posisi terlentang
e. Tidak boleh rusak oleh pengaruh minyak
f. Harus erwarna yang menyolok
g. Baju berenang yang dikembalikan tidak bolh dipakai di kapal tanker dan
penumpang
h. Tidak terbakar/meleleh setelah terkurung api selama 2”
i. Harus mudah dan cepat digunakan (± 1 menit)
j. Enak dipakai
k. Harus tahan dari lomatan pada ketinggian 4,5m
l. Harus memunyai daya apung dan stabiltas yang tinggi
m. Daya apung tidak boleh berkurang lebih dari 5%setelah terendam daam air tawar
selama 24 jam
n. Harus dilengkapi dengan peluit
o. Dilengkapi dengan lampu yang memiliki intensitas 0,75 x cahaya lilin dengan daya
tahan min 8 jam
p. Kerlipan lampu baju berenang paling sedikit harus daat berkelip 50 kali/menit
q. Dilengkapi dengan alat pemantul cahaya.
17
3. Pakaian cebur (Immersion Suit)
Persyaratan umum :
a. Harus dibuat dari bahan tahan air
b. Dapat dilepaskan dari kemasan dan dikembalikan anpa bantuan dalam waktu 2
menit
c. Dapat digunakan bersama-sama dengan baju berenang
d. Tidak mudah terbakar/meleleh setelah terkurung api selama 2”
e. Dapat menutupi seluruh tubuh, kecuali muka
f. Bagian tangan harus dilindungi sarung tangan secara khusus
g. Dilengkapi dengan perangkat mengurangi udara yang terperangkap di bagian kaki
pakaian
h. Dapat digunakan untuk melomat dari ketinggian 4,5 m tanpa dimasuki air.
4. Sarana pelindung panas (Thermal Protective Aid)
a. Dibuat dari bahan tahan air dan memunyai daya serap panas tidak lebih dar
0,25W/mk, dibuat sedemikan rupa sehingga mengurangi panas karena kedinginan
b. Menutupi selruh badan pemakai kecuali muka
c. Mudah dipakai
d. Dapat dibuka di dalam air dalam waktu 2 menit
e. Harus berfungsi dengan baik pada suhu air laut antara -30oC s.d +20oC
f. Harus dapat dipakai dengan baju berenang
g. Untuk kaal penumpang dan kapal barang dengan sekoci penolong tidak tertutup,
sarana pelindung panas harus disediakan untuk orang yang tidak dilengkapi
dengan pakaian cebur
18
V. PENYELAMATAN DIRI DI LAUT
1. Bahaya-bahaya dalam penyelamatan diri di laut
Ada beberapa bahaya yang berpengaruh pada manusia apabila dapat mengatasi situasi dan
kondisi darurat, antara lain :
1.1. Kepanasan
Penambahan temperatur ±2oF yang disebabkan sengatan matahari dapat mempunyai
pengaruh yang mempengaruhi daya fikir dan aday tahan manusia.
1.2. Kedinginan
Pada umunya kedinginan menyebabkan kehilangan kepekaan syaraf, rasa ngantuk,
kehlangan daya gairah kerja.
1.3. Mabuk laut
Cara pencegahan mabuk laut : bagi pil anti mabuk di pesawat luput maut, jangan takut
akan tidur karena pil, dan harus diberi sugesti.
1.4. Kehilangan cairan tubuh (Dehydrasi)
Pengaruh dehydrasi pada tubuh adalah rasa ngantuk ,kehilangan gairah kerja dan
kontrol diri.
1.5. Minum air laut
Jangan minum air laut , karena dapat menyebabkan :
a. Tingkat I : badan lemah
b. Tingkat II : kesadaran berkurang
c. Tingkat III : gila → mati
1.6. Ikan hiu
Petunjuk untuk menghndari ikan hiu dan ikan buas lainnya :
a. Berpakaian selalu, waspada dan perhatikan sekellng rakit
b. Jangan memasukkan anggota badan ke dalam air jika terdapat ikan buas di sektar
rakit
c. Jangan membuang sisa makanan ke luar rakit pada siang hari
d. Jangan bersuara
19