I'rusldlllg Sell/lI"ir 1105111'l'1Il'/0/(1II1':/"/(1<7i1l1/11/ ::00./
ANALISIS PEMILIHAN KEJADIAN PEMICU TERPOSTULASI PADA KONVERSI
BAHAN BAKAR SILISIDA 2,96 g U/ee RSG-GAS
Endiah Puji HastutiPusat Pengembangan Teknologi Reaktor Riset-Batan
ABSTRAKANALISIS PEMILIHAN KEJADIAN PEMICU TERPOSTULASI P ADA KONVERSI
BAHAN BAKAR SILISIDA 2,96 g U/cc RSG-GAS. Pada saat ini teras reaktor RSG-GAS telahdikonversi bahan bakarnya dari jenis oksida menjadi silisida dengan tingkat muat 2,96 glee, beberapaanalisis untuk mendukung pengoperasian RSG-GAS menggunakan elemen bakar silisida dengantingkat muat tersebut telah dilakukan. Untuk melengkapi perij inan teras RSG-GAS berbahan bakarsilisida ini masih diperlukan beberapa analisis keselamatan reaktor sesuai dengan Pemilihan Kejadianpemicu terpostulasi (Postulated Initiating Events = PIE's). Kejadian pemicu terpostulasi yang dipilihberdasarkan panduan dari IAEA Safety Series No. 35-G I. Pengelompokkan jenis kejadian pemicuterpostulasi pada konversi bahan bakar dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh sifat bahan
bakar dan perubahan karakteristika teras reactor. Analisis keselamatan pada LOF A dan RIA telahdikerjakan dengan menggunakan paket program PARET-ANL. Program ini hanya untuk menganalisisteras reaktor dan sistem pendingin primer saja. Untuk dapat berinteraksi dengan sistem sekunder makaanalisis akan dikeljakan dengan menggunakan paket program RELAP-SCDAP.
Kata l\l/lld: PIE'S, LAf(, RSG-GAS, RELAP-SCDAP.
ABSTR\CTPIE's SELECTION ANALYSIS OF THE RSG-GAS FUEL ELEMENT CONVERSION OFSILICIDE 2.96G U/Ce. Fuel element of the RSG-GAS reactor core have been convel1ed from oxide
to silicide with 2,96 glcc fuel loading, concerning to this conversion, there are some analysis weredone. Regarding with the RSG-GAS Postulated Initiating Events = PIE's it was needed some analysisto completed the license. The selection of PIE's was done base on IAEA safety series guide No. 35G I. By consideration of fuel element characteristic and reactor core characteristic modi fy therefore thePIE's grouping of fuel element conversion was complete. From prior LOF A and RIA safety analisiswas done by using PARET-ANL code, where is relevance for reactor core and primalY coolant only.To obtain the interaction between primary and secondary system therefore the PIE's selection will beanalyzed by using RELAP-SCDAP
f(ey words: PIE'S, SAR, RSG-GAS, RELAP-SCDAP
PENDAHULUAN
Pada saat ini teras reaktor RSG-GAS telah dikonversi bahan bakamya dari jenis
oksida menjadi silisida dengan tingkat muat 2,96 glee, beberapa analisis untuk mendukung
pengoperasian RSG-GAS menggunakan elemen bakar silisida dengan tingkat muat terse but
telah dilakukan. Penelitian-penelitian terse but antara lain dari analisis aspek neutronik sepel1i
perhitungan distribusi faktor puncak daya aksial dan radial pad a konfigurasi teras kerja,
354
ISSN OS54-527S:llIa!n!s F(,111/1111011J.:epuf/(/Il
!'-""1II11 !'1/jI J {OSI1/1/
sedangkan dari aspek termohidrolika adalah analisis keselamatan pada kondisi tunak maupun
transien. Untuk melengkapi perijinan teras RSG-GAS berbahan bakar silisida ini masih
diperlukan beberapa analisis sistem reaktor sesuai dengan pemilihan Kejadian pemicu
terpostulasi (Postulated Initiating Events = PIE's). Kejadian pemicu terpostulasi dipilih
berdasarkan saran dari IAEA INSARR-Mission dan panduan dari IAEA Safety Series No. 35
G 1. Jenis analisis kecelakaan dilakukan secara selektif dimana dianggap bahwa kecelakaan
tersebut berakibat cukup nyata (signijikan) terhadap perubahanjenis bahan bakar [I].
Penelitian ini be11ujuan memilih jenis Kejadian pemicu terpostulasi, penyiapan data
dan model perhitungan sistem reaktor RSG-GAS pada konversi bahan bakar silisida RSG
GAS dengan tingkat muat 2,96 g U/cc.
Analisis keselamatan terse but memerlukan program perhitungan tel111ohidrolika dan
keselamatan sistem reaktor pad a kondisi tunak maupun transien. Analisis keselamatan pada
LOFA dan RlA telah dikeljakan dengan menggunakan paket program PARET-ANL.
Program ini hanya untuk menganalisis teras reaktor dan sistem pendingin primer sajal21.
Untuk dapat berinteraksi dengan sistem sekunder maka analisis akan dikerjakan dengan
menggunakan paket program RELAP-SCDAP. Selanjutnya hasil analisis keselamatan ini
selain ditujukan untuk melengkapi analisis yang telah ada, juga akan digunakan sebagai salah
satu data dukung LAK (Laporan Analisis Keselamatan) teras kelja Silisida dengan tingkat
muat 2,96 g U/cc. Analisis ini akan dilakukan secara bertahap hingga seluruh PIE's yang
berkaitan dengan konversi bahan bakar silisida RSG-GAS dapat diselesaikan. Untuk tahap ini
penelitian hanya dilakukan untuk pemilihan jenis kejadian pemicu terpostulasi se11a
pengelompokkannya sampai pada pemodelan dan penyiapan data.
TEORI
Metode Idelltifikasi dall Seleksi Kejadiall pel1liCli terpostlilasPI
Kejadian pemicu terpostulasi yang diperkirakan merupakan peristiwa yang dapat
mengakibatkan rente tan kegagalan reaktor atau skenario kecelakaan. Kejadian pemicu
terpostulasi dapat berasal dari kegagalan komponen, kesalahan fungsi sistem, kesalahan
manusia atau kejadian luar dan kejadian dalam te11entu. Oleh karena itu perlu ditentukan
metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kejadian pemicu terpostulasi yang
diperkirakan dan pemilihan kejadian untuk analisis lebih lanjut.
355
l'rOSldill}; Semillar Ilaslll'ellehlwlIl':!IRR1,,11/111 :!()()-!
ISSN 08~~-~278
Metode yang dipilih harus menjamin bahwa seluruh kejadian pemicu terpostulasi telah
tercakup, kejadian pemicu terpostulasi telah dikelompokkan ke dalam beberapa cara/model
tertentu untuk menyederhanakan analisis, dan bahwa batasan at au ketentuan kejadian
pemicu terpostulasi dalam masing-masing kelompok diseleksi untuk analisis lebih lanjut.
Metode tersebut dapat mencakup satu atau lebih hal-hal berikut :
I. Daftar kejadian pemicu terpostulasi dalam reaktor penelitian.
2. Evaluasi teknis, dengan cara mengidentifikasi potensi sumber dan jenis bahaya
radiologi yang membahayakan fasilitas, dan melakukan penilaian yang sistematis
terhadap desain fasilitas, operasi dan faktor-faktor tapak.
3. Pengalaman Operasi, dalam penyusunan kejadian pemicu terpostulasi dapat
digunakan pengalaman dari fasilitas lain yang serupa, termasuk penilaian laporan
keselamatan.
4. Analisis logic. sebagai contoh analisis ini adalah model logik atas-bawah yang
dikenal sebagai Masler Logic Diagram. yang serupa dengan pohon kegagalan.
Selain metoda untuk memasukkan kejadian pemicu terpostulasi, perlu pula
ditentukan metode untuk menolak kejadian pemicu terpostulasi tertentu dan
mengeluarkannya dari analisis selanjutnya. Metode terse but dapat digunakan untuk
menerima kejadian pemicu terpostulasi berikut :
1. Kejadian pemicu terpostulasi yang tidak konsisten atau tidak sesuai, yaitu kejadian
pemicu terpostulasi yang dinyatakan sebagai kejadian di luar lingkup analisis atau
kejadian pemicu terpostulasi yang tidak signifikan
2. Kejadian pemicu terpostulasi yang tidak mungkin teljadi.
3. Kejadian pemicu terpostulasi yang sangat jarang teljadi, yaitu kejadian pemlcu
terpostulasi dengan frekuensi kejadian yang sangat kecil sehingga dapat ditolak
berdasarkan kemungkinan kejadiannya (misalnya tabrakan pesawat). Hal ini
dilakukan dengan menggunakan data statistik atau perkiraan konservatif. Kombinasi
dari kejadian pemicu terpostulasi yang independenl, dimana masing-masing
mempunyai frekuensi kejadian yang rendah.
356
.·1110!islS fJel1l1lr1WJ1 f:t!.}adJul1
J:nd/(Jh I'llj/I/aslilli
Metode tertentu dapat digunakan untuk mengelompokkan kejadian pemicu
terpostulasi berikut :
1. Kejadian pemicu terpostulasi yang memerlukan fungsi keselamatan serupa, dan
menentukan parameter desain sistem keselamatan;
2. Kejadian pemicu terpostulasi yang mempunyai pengaruh serupa terhadap
karakteristika reaktor atau terhadap struktur atau komponen dimana digunakan
model perhitungan yang serupa;
3. Kejadian pemicu terpostulasi yang dapat membantu dalam pemilihan batasan kasus
untuk analisis dalam masing-masing kelompok.
4. Kejadian pemicu terpostulasi luar yang mempunyai potensi dampak umum terhadap
keseluruhan fasilitas.
Metode yang digunakan untuk memilih kejadian pemicu terpostulasi untuk dianalisis
lebih lanjut harus mencakup kejadian pemicu terpostulasi yang membatasi semua kejadian
pemicu terpostulasi lain dalam kelompoknya.
Paket Program RELAP5
RELAP5 adalah program komputer yang digunakan untuk perhitungan
termohidrolika pad a kondisi tunak maupun transien. program RELAP hingga saat ini masih
terus dikembangkan. RELAP5 Mod2 dan Mod3, tengah dikembangkan untuk
mengakomodasi pemodelan transien represurisasipada sistem PWR, model reflooding dan
model jet pump pad a sistem BWR. Secara umum program RELAP5 dapat digunakan
untuk menganalisis karakteristika termohidrolika sistem dengan tekanan operasi dari 500
Pa hingga mencapai tekanan kritis air [4.5]. RELAP-SCDAP yang saat ini sedang digunakan
oleh kelompok termohidrolika-forum teknologi reaktor memiliki kelebihan antara lain
pembuatan input deck yang lebih mudah dan dapat digunakan untuk simulasi severe
accident (kecelakaan parah).
Program RELAP5 terdiri dari bagian utama adalah hidrodinamika, struktur panas
dan kinetika reaktor. Bagan program utama RELAP5 ditunjukkan pada Gambar 1. Model
hidrodinamik program tersebut dapat menyimulasi karakteristik komponen sistem seperti
pipa-pipa, percabangan, katup, pompa, perubahan luasan tampang lintang, akumulator.
Struktur panas berhubungan dengan cabang hidrodinamik. Respon dari total secara total
357
I',.U.lldll7g Semilla,. //asil l'elll.!/illi1l1 P:!7RR/,1111111 ](){)./
ISSN 085-1-5278
bergantung pada perpindahan panas antara struktur dan tluida. Bagian kinetika digunakan
untuk menyimulasi karakteristik sistem nuklir dengan pendekatan kinetika titik[4].
Model hidrodinamik dibuat berdasarkan persamaan: kekekalan massa, kekekalan
momentum dan persamaan kekekalan energi. Persamaan terse but diselesaikan dengan
menggunakan teknik numeris dengan cara mengganti sistem persamaan differensial dengan
sistem beda hingga (finite-difference) sebagai fungsi \Vaktu.
Korelasi perpindahan panas yang digunakan sesuai dengan rejim aliran yaituforced
con\'ection dan natural convection[4J• Korelasi yang digunakan untuk simulasi perhitungan
di RSG-GAS ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabell. KOI'elasi perpindahan panas pada RELAP5
No. Korelasi Rejim aliran
1.
Dittus-Boelter Konveksi paksa, fase tunggal, dari dinding ke pendingin, pendingin ke
dinding atau uap ke dinding.2.
Chen Pendidihan inti saturated.
3.
Modified Chen Pendidihan inti sub-cooled
4.
Cudie-Bengston Pendidihan film.
Korelasi lain terdiri dari sirkulasi alam untuk tluida dan uap, korelasi pendidihan
inti kolam. Persamaan kinetika sistem menggunakan metoda Runge Kutta yang
dimodifikasi (Cohen), perhitungan kinetika sistem ini berkorelasi dengan perhitungan
RELAP5. Perhitungan hidrodinamik dan perpindahan panas dilakukan terlebih dahulu
sebelum kinetika system dan selanjutnya diikuti dengan perhitungan system kendali[4J.
358
ISSN OX~·I-~27S .·lnall.\/s Pl'IJlIlthal1 A'l~/t"hJll
E/ldwh I'll/I Ilu.HIIII
BAGIAN UTAMA RELAP
~. - HEAT STRUKTUR.~ ... ,t~
RESPON TOTAL '.
!KINETIKA REAKTOR
Gambar 1. Bagan program utama RELAP5.
~ .,.. ,MODEL HIDRODINAMIK: SIMULAsI KARAKTERISTIK
KOMPONEN REAKTOR SEPERTI PIPA-PIPA, PERCABANGAN, KATUP,
PERUBAH~N lUASAN TAr.•tpANG LINTA~G, AKUt:lUlATO~ '.
PENYELESAIAN: PERS; BEDA HINGGA'FUNGSI WAKTU.. ,
Gambar 2. Bagan model hidrodinamika RELAP5.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kejadian pemicu terpostulasi reaktor RSG GAS dapat dikelompokkan sesuai dengan jenis
kecelakaan yang akan dianalisis berdasarkan desain dasar kecelakaan (Design Basis
359
l'ruSldll1g Selllll1ar Haslll'el1ehl/(/11 ?:!TRR7,,111111:!(){)-/
ISSN O~5,1-:':iS
Accidents=DBAi6J. Kecelakaan potensial yang mungkin terjadi ditunjukkan dalal11 Tabel 2.
Urutan dalal11 tabel terse but sengaja dibuat sedel11ikian rupa sehingga dapat diperbandingkan
(tidak berdasarkan urutan seperti acuan 55.35. G-l)
Tabel 2. Pengelompokkan Kejadian pemicu terpostulasi
Pengelompokkan Kejadian pemicu terpostulasi RSG-GASII) Pengelompok~,an Kejadian pemicu terpostulasi Reaktor Riset PI
, k
No.
i
Jenis Kecelakaan Potensi Kecelakaan
ti.O IJenis KecelakaanIPotensi Kecelakaan
I, I
I"'~-,;';1;:::"i :a.;::: rs~;:k
Ke~i:a1ga~ catu dal'a lisi~ik1,I Kpri'--c-n -'-\ - "<", k I Ke~il"ncan daya iistrik no:rr.al: da,i ?LN
I . _d!C::II_'~1 "':=J::: L_I,I
! "2
==~~:..;';:.:"',;:s-:- Be~ku~angnya laju ,'endi1gin2.
I K-h;1-1C-1 -::'-1 I K"gaga'a1 ;:;or.,pa prim"r
. c ,,0 • ..,G. 0.1,:::., 'kar"na keruskan a:au sala~
! ~~~~~a;!e~~~:~,~.;:a ;)encoperasian katuD isolasii
,Kebocoran pendingin primer
II Fengurangan aliran pendingi1I
i
!setela~ katup Isolasi::;w;ler
Kebocoran pi;:;a pencingin
I
I ;:enga~uh ',egaga:an atau
1
1
i
prir.er antara kolam r"a.,iOr II! ~',esaiahan penangar.an e~Sr-=~i;nen
I
da1 pipa iso:asi
I
----.---.--------------- ..,
r<e:a:a'3n s:sie;n pendin:::l ::::"..;ra1 I
?2~ahr.y3 :isiem pendingm ~·""er
: ! perjm~!1 :i Ii! ~:~~r:~\..'sicaya ~'ang tic
, I I ; :eimbacg, "ks;:;erirnen~__ ~ 4 ' • I a:EU :el.1l,,;a!an baha:l L I
1 Kekr!;'5a~ se!ao-,a ;:;e:71l:a:an J : i ;:enC'Jra1Can p"ndingin ak,:atIt'" -
___ ~ ~ __ ele:T.en bakar ~ ! pe~in:zS3r11eraS J
p"ngoperasian shim roo' pad a I I I K,,$a~ahan lungsl pengenda!' :a) a i;)OS:51vana tlcak se~acam rea',1m
-- -- ----- Kebocoran holam reaktor I ' ?enyimpa~gan tekanan sls:,,:-, dall I\ bates norrr,al
; i Kebocoran pada sistem Kehilangan buangan panasI: purifikasi warm-layer (misalnya kegagalan ka:up a:aJ
: i pompa, ;:;"t"snya sislem. da~ :a;n-! I lain).
! i Kebocoran pada sistem I IL I purdikasi spent fuel storaGe
I 3 ::,,-)';$,:ac, ~f,,·t'\":as dan ?enarikan batang kendali 3. I ?e~y:s:pan -eak::vi:as lebih Kfkrltisa~ seiarr,a penangana1 dan
i anD:T,ai' j s:r,b~s; ca)'a secara !idak sengaja pada saat ;:;"mua:an bahan bakar (kesa'ahanI:a'am teras star-up (pad a daerah p,,:rasukan bahan bakar)
penQukuran 1 kanal stan-up) I
I Penarikan batang kendali I i':ecelakaan start up reak,torsecara Mak sengaja pad a saatdaerah operas; day a nominal
360
ISSN 0854-5278.·1/10/1.1'1.1' 1'''111111110/1 }":C/W/W/1
L/1dw/' /'11)1110.1'/1111
Ve~a,ahan ~,e'a\\'atan pera:atan Jrsa¥,~i\'112S
(,en~~it~angkend~iyang I
k"r--~ h-ti ha'i !' •••• QI+~' .::: -, l I
PlJtusr:ya sis1em per,dingin primer
!\'Ics'..;k:,,:'c air din,~;n (,9
Ir~gaga!ai", bata:ig ksndali a~2u
dala:-n ie~as.Hal ini terjajj
pe~dL;kung bata~g "enda'iblia p:x;-p cadangan tiba- tiba dio~e~asikan , sehinggaaoa tac;-::a',an :aju alir ya~g
i
:
r.',€lalui :~~as.I
I
Penyisipa~ e!emen bakarII i<e;;aga!an siste"1 atau penggerakpa:!a sa;: fsaktor krit;s
I ta~ana ke:lca!i
I
I Pen;;:s:a~, can pe~,gc:songant
I i<eca:a!an peraiatan kendaliI
I
I
beam-tut'e selarr,a reaklorI
reaktivllaS lalnnya (moderator,i bero~erasi
I
refiektor, can lain-lain)I
I
IIPosis; batang kendali yang tidakII
! Ise:rr.banoi,
i Vegagalan atau runtuhnyaI
i komponen strukturI
II Ferr,asukan air dingin
iI Perubahan moderator
i
I Pengaruh eksperimen dan fasilitasIeks;.enfT,enI
I
I Reaktivitas shutdcl',n yang tidak II
II II I menC'JkuDI --.J
, I
-·----r-----------l---- i ::er~:U;a;il\-a-----~I-~-e-g-2 ...-:~-'-a--,-~-at-,u-a-:-a-'J-d-u-a----i-~-----Kehi!a;;g 2;"; ~!end;ngin1 ~,.;r-~'JQ",,'~an ~,a"',as ~c::TI~a:~-~i;:gir.~"I~er
i ;:a:a s:s:e~ ~,s~jing:n j
~___1--2€k:J;i~_. .I--------- ~ _! I ?enL;L~ 2-, 'atup ~~ndingln i (,er:.saka~ kolam~ckL);";:~iS~:3r5 >:2~I ~e:l:3;aI!
I i~
II,
"enila-;2"' pendi,,;;n pad a
II
I Fe";;JraSa~i koiam______ ' ______ ---
s:s:eT :2:""j'1Qin 5-e~~licer, II
?eiTl~)'J~,=ai,~:atupby-passII
==f"';'''" '''"°9 b"" """
I,
I pa:Ja ~=secara licakII renetrasi la:nI
L__ ~
c:senca aII
I ,
KerliI2:1;an kema;;>pIJanI
IL- I
Dendi;!:;;) s;s1em ~e(,underI
,
i ;\egag2'a~, satu a:au dua
II
II
I I
,
pomD2 J9;,,::inqin ~rjmeri
II
. ?e:E:;J2S2:1?ele!er,a.1 beberapa pelat: 5Kesa!ahan pen;3ngananKegagalan kelongsong elemen
iradi~akh'l:as darieiemen takar!
atau kesa'ahan lungsibakar
Ikc:;-'po~,en a:au sub peraia:an atau komponenI
IS!Slem
I
Keg2~a:3n s!ste:llI
Kerusakan mekan:s pad a terasI
penaun:kunq
atau bahan bakarr-- Kegaga'an pengendalianIi Kekr:tisan dalam gudang bahani
i:
ekSi)er,~·en a1au bahan
II
bakarI
iradiasi
!
II
Kegagaian pengungkung atausistem ventilasi
iII
Kehilangan pendingin bahan bakar
I
selama pemindahan a1au
penyimpananLL IKehilangan atau pengurangan
perisai yanq memadaiI ,I I
Kegagalan peralatan atau bar,an_I~____
e,;sperimen
361
Pros/dillg Semillar Has" Pellelitiall P2TRRTahIl1l2()()./
,I
6.
I Kesaiahan manusia Kesa:aharl manusia
7. I Kejad!an aiam atauKejadian luar
Ke'adian luar BanjirIII Badai tornado alau hurricane
I
Tabrakan pesawatIi i~ I !
1
I I
]I
0
: ?eGe"tar,an pend:ngin?enambahan pendingin di
13
I r.E:jad:an jr,!ernal khuses
I di calam pengungkung
dalam pengungkun;; reakter.reaklor 9.
I 3e~kurangnya airKehilangan seluruh
pending:n dala~ kJiam
pendingin di calam ~:e!amreak1cr
reakler (loss of coo.'antaccident = LOCA)I
iI
~II
I IIII
I
I
I
ISSN 085-1-5278
Terlampauinya kemampuan bahanbakar
Gempa bumi (termasuk sesar dan
lencsor akiba! seismik)
canjir (Iermasuk kega;;a'an
bendunqan. penyumbatan suncai)Badai dan missil akibat badai
Topan, ana in ribu! dan petirLedakan
Tabrakan pesawa!Kebakaran
Penyebaran racun
Kecelakaan pengangku~an
Pengaruh fasililas yangberdekatan
Kebakaran alau ledakan
i<ehilanoan s:stam penoungkung
I IGsiden pen:1amanan
Kesalahan lungs! eksperimenreekier
LJ.ses ke dae~ah terlarang yanglidak semestinva
Jenis kejadian pemicu terpostulasi pad a reaktor riset secara umum[3] dapat
dikelompokkan menjadi 8 jenis kecelakaan dimana potensi kecelakaan pada setiap kejadian
dapat dirinci. Pengelompokkan jenis kecelakaan ini sedikit berbeda di RSG-GAS, dimana
Jel11S kecelakaannya dikelompokkan menjadi 9 jenis sedangkan rincian potensi
kecelakaannya pun tidak sama. Hal ini disebabkan adanya pertimbangan adanya kejadian
yang tidak perlu dimasukkan atau sebaliknya.
Jenis kecelakaan dan potensi kecelakaan ini telah dianalisis sebelum awal
dibangunnya RSG-GAS yang kemudian disebut Laporan Analisis Kecelakaan. Analisis
keselamatan tidak dilakukan pada semua potensi melainkan kecelakaan yang dapat
dikategorikan sebagai kecelakaan parah saja (severe accident). Analisis kecelakaan parah
ini dianggap telah mencakup/memenuhi persyaratan analisis keselamatan pada tingkat di
bawahnya.
Diagram pengelompokkan kejadian pemicu terpostulasi pada konversi bahan bakar
reaktor RSG-GAS ditunjukkan pada Gambar 3. Konversi bahan bakar RSG-GAS dari jenis
oksida menjadi silisida dengan tingkat muat yang sama yaitu 2,96 g Dice, tidak mengubah
362
ISSN ORS.J-S278 ,IIIOIISIS 1'~IIII"h,1II '~"'I(Jdf(f1l
D,dwh I'Jljl I IllS III II
sistem pendinginnya, hal ini berarti tidak perlu dilakukan analisis mengenai kegagalan
komponen sistem pendingin. Pemilihan kejadian pemicu terpostulasi sebagai akibat
penggantian jenis bahan bakar dipilih dengan mempertimbangkan karakteristika fisika
reaktor seperti faktor kinetika reaktor dan neraca reaktivitas teras, maupun faktor perubahan
sifat material seperti konduktivitas panas dan panas jenis bahan[7]. Perubahan sifat terse but
akan berpengaruh pada hasil analisis keselamatan.
Urutan jenis kecelakaan beragam dari jenis kecelakaan yang sederhana hingga
terparah. Jenis kecelakaan terse but pada awal pembangunan RSG at au pad a LAK awal
telah dilakukan seluruhnya. Untuk perubahan jenis bahan bakar dipilih jenis kecelakaan
terparah (severe) dimana jenis kecelakaan terse but telah mencakup analisis untuk
kecelakaan yang kurang parah.
Jenis kecelakaan yang dipilih pad a analisis ini adalah:
1. Kehilangah aliran pompa pendingin dan penurunan aliran (LOFA amij70w coast
down)
2. Kehilangan aliran pendingin pada sistem pendingin sekunder
3. Kegagalan Pembuang Panas Utama
4. Kecelakaan reaktivitas
5. Kegagalan kelongsong elemen bakar.
6. Kehilangan catu daya listrik
Beberapa analisis mengenai keselamatan teras reaktor telah dikeljakan dengan
menggunakan program perhitungan NATCON, COOLOD-N dan PARET-ANL. Untuk
melengkapi analisis terse but, akan dilakukan analisis yang melibatkan interaksi antara
sistem pendingin primer dan skunder. Pemodelan yang akan dikerjakan untuk jenis
kecelakaan ini akan dicoba terlebih dahulu menggunakan pemodelan untuk RSG-GAS
yang telah dikeljakan oleh Hasto\vo[4], untuk selanjutnya akan diteruskan dengan jenis
kecelakaan yang telah disebutkan di atas. Pemilihan jenis kecelakaan ini merupakan
persiapan analisis kecelakaan yang akan mulai dijalankan pad a tahun anggaran 2005,
dengan memanfaatkan program kerja sama antara BAT AN dan RELAP SCDAP.
363
I'ro.\ullJ1g .\'eJfll11(/r ; JUSt! Pl'I1l'lilwlI ;>_"TRN/;""111 ](}{)-/
Jenis PIE's
ISSN OX~~·~27X
1. Kehil daya listrik
2. Pemasukanreaktivitas lebih
3. Kehilangan Aliran
4. Kehilangan Pendingin
5. KesalahanPenanganarifungsiperalatarVkomponen
6. KejadianInternal Khusus
7. Kejadian Luar8. KesalahanManusia
I PIE's Terseleksi
Gambar3. Diagram pemilihan kejadian pel11icu terpostulasi.
KESIMPULAN
Pad a penelitian ini telah dilakukan pemilihan Kejadian pemicu terpostulasi (PIE"s)
RSG-GAS berbahan bakar silisida yang akan dikeljakan dengan menggunakan program
RELAP-SCDAP secara bertahap.
DAFTAR PUSTAKA
1. IAEA, Safety Series No. 35 G 1, Safety Assessment of Research Reaktors and
Preparation of the Safety Ana/isis Report, Vienna, 1994.
2. WOODRUFF, W.L., 1984, "A User Guide for the Current ANI Version of the
PARET Code ", NESC.
3. IAEA, Safety Series No. 35 G 1, Safety Assessment of Research Reactors and
Preparation of the Safety Analysis Report, Vienna, 1994.
364
,IIIUh\IS /'('1111"11<111 f:,,/udllJlI
ElldllJl1 1'11/1 / /<lSIIIII
4. H. HASTOWO, "Investigation on ATWS and Hypothetical Accidents for the
Indonesian Multipurpose Research Reaktor RSG-GAS", Phd Thesis, Gajah Mada
University, Yogyakarta, 1996.
5. RELAP5/Mod3.2, NUREG/CR-5535-V2.
6. BATAN, Safety AnaIisis Report of the Indonesian Multipurpose Reaktor GA
Siwabessy, Rev.8, Maret 1999.
7. J.E. Matos and J.L. Snelgrove, IAEA Tec.Doc No. 643, Research Reaktor Core
Conversion Guidebook, RERTR Program, Argonne National Laboratory.
365